IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 digilib.uns.ac.id 29 IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Home Industry Shasa 1. Sejarah Home Industry Produk Egg Roll Ubi Ungu saat ini telah dikenal sebagai salah satu ikon produk oleh-oleh khas Yogyakarta. Yogyakarta terkenal dengan sebutan sebagai kota pelajar dan kota gudeg. Disamping itu selaras dengan perkembangan kuliner di Yogyakarta dapat dimanfaatkan sebagai pendukung pariwisata yang ada di Yogyakarta. Produk kuliner egg roll sudah banyak beredar, tetapi sepengetahuan pemilik home industry Shasa saat itu egg roll dengan bahan baku ubi ungu belum pernah ada. Sehingga pemilik home industry Shasa berinovasi menciptakan produk egg roll dari bahan baku ubi ungu yang kemudian diberi nama Egg Roll Ubi Ungu Shasa. Egg Roll Ubi Ungu Shasa adalah industri rumah tangga yang berdiri sejak bulan Desember tahun 2010, di Dusun Bedukan, Desa Pleret, Kecamatan Pleret, Kabupten Bantul Yogyakarta. Home industry ini dikelola oleh sepasang suami istri yang bernama Muhammad Luthfi Yuniarto dan Almunafasah. Keduanya merupakan tamatan Sarjana (S1). Pada awal pendirian industri ini, hanya memiliki 4 tenaga kerja yang berasal dari luar home industry dan merupakan warga sekitar home industry Shasa tersebut. Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya usaha, maka pada saat ini Home Industry Shasa sudah memiliki 23 tenaga kerja yang terdiri dari 21 tenaga kerja luar dan 2 tenaga kerja dalam. 2. Kondisi Home Industry Home industry ini didirikan oleh pasangan suami istri Bapak M. Luthfi Yuniarto dan Ibu Almunafasah. Egg Roll Ubi Ungu Shasa, dirintis sebagai usaha keluarga yang dikelola dengan semangat dan manajemen kekeluargaan. Awal mulanya produk ini diperkenalkan kepada masyarakat dari mulut ke mulut melalui commit acara to pengajian, user arisan, rapat, dll. Sejak awal 29

2 digilib.uns.ac.id 30 berdiri hingga saat ini home industry ini sudah mampu memiliki 23 karyawan tetap yang bekerja dibagian produksi dan pengemasan dan puluhan marketing lepas/freelance. Karyawan Egg Roll Ubi Ungu Shasa pada umumnya adalah ibu rumah tangga yang berasal dari keluarga kurang mampu serta rata-rata berpendidikan lulusan Sekolah Dasar. Tenaga kerja ini bekerja dari pukul 8 pagi hingga 16 sore dengan rata-rata upah tenaga kerja sebesar Rp ,00 per harinya. 3. Produksi dan Keunikan Produk Egg Roll Ubi Ungu Shasa diproses secara kombinasi manual dan mesin. Proses mesin meliputi pengolahan bahan baku dan pengepresan kemasan plastik. Pembuatan adonan dengan mencampur bahan baku dengan bahan tambahan dilakukan dengan bantuan mixer. Mixer yang digunakan mempunyai kapasitas 20 kg adonan. Sedangkan pengepresan kemasan plastik menggunakan alat yang disebut sealer. Sedangkan untuk proses manual meliputi proses pematangan, pembentukan serta pengemasan produk yang memanfaatkan tenaga manusia. Masing-masing proses dijaga kualitas serta dijamin kebersihannya agar hasil sesuai dengan yang diharapkan. Kapasitas Produksi Egg Roll Ubi Ungu Shasa adalah sebesar 700 kemasan per hari dengan memperkerjakan 23 tenaga kerja. Kapasitas produksi ini selalu stabil setiap bulannya. Permintaan produk akan meningkat apabila mendekati Bulan Ramadhan, Hari Raya Natal serta liburan sekolah. Apabila permintaan bertambah, maka pemilik perusahaan menambah tenaga kerja lagi demi mencukupi permintaan konsumen. Perbedaan produk egg roll yang ada dan beredar di masyarakat dengan Egg Roll Ubi Ungu Shasa adalah pada bahan baku. Untuk egg roll yang sering muncul di pasaran hanya berbahan baku telur dan tepung terigu, sedangkan untuk Egg Roll Ubi Ungu Shasa selain terdiri dari telur dan tepung terigu juga terdapat bahan baku utama yaitu ubi ungu. Keunggulan ubi ungu dibandingkan bahan baku lainnya adalah hasil produk lebih awet, padat dan renyah (tidak mudah hancur). Egg Roll ubi

3 digilib.uns.ac.id 31 ungu ini juga mempunyai kandungan gizi yang lebih tinggi dibanding egg roll biasa, antara lain mengandung lebih banyak protein, vitamin A dan antioksidan yang terkandung dalam bahan bakunya yaitu ubi ungu. Rasa yang ditawarkan lebih enak dibandingkan dengan egg roll yang berada di pasaran, karena egg roll ini tidak begitu amis dibandingkan dengan egg roll yang biasa. Selain itu bahan baku ubi harganya relatif murah dan mudah didapat. Dari segi penampilan kemasan egg roll ubi ungu ini memiliki daya tarik tersendiri. Tampilan kemasan yang cerah dengan memanfaatkan warna ungu dari bahan bakunya, dapat menarik minat konsumen untuk membelinya. Kualitas dari kemasan yang bagus dapat menjaga kualitas dari isinya. Harga yang ditawarkan egg roll ubi ungu ini sangat murah diabndingkan dengan harga egg roll yang ada di pasaran. Proses produksi home industry sudah melalui proses standar baku dan telah mendapatkan sertifikasi Produksi Industri Rumah Tangga (PIRT) dengan No oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Khususnya bagi produsen, untuk mendapatkan Sertifikat Produk Pangan Industri Rumah Tangga (SPP IRT) beserta persyaratannya dapat dilihat sebagai berikut : a. Pengajuan Permohonan : Kepada Pemerintah Daerah Cq. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota. b. Persyaratan : Pemilik / Penanggung Jawab Memiliki SIUP / TDI dari Diperindag Memiliki Sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan dari Dinkes & Kabupaten / Kota atau Minimal 1(satu) orang memiliki Sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan (PKP). Bila tidak memiliki Sertifikat PKP, perusahaan menunjuk tenaga yang sesuai dengan tugasnya mengikuti Pelatihan Penyuluhan Keamanan Pangan. Syarat permohonan izin : a) Mengikuti Penyuluhan Keamanan Pangan b) Mengisi formulir permohonan izin PIRT c) Foto copy KTP, 1 lembar

4 digilib.uns.ac.id 32 d) Pas foto 3 x 4, 3 lembar e) Menyertakan rancangan label Makanan / Minuman Sarana Produksi yang sudah diperiksa oleh Dinas Kesehatan kabupaten / kota, maka laporan hasil pemeriksaan sarana PP IRT dengan hasil minimal Cukup. Pangan yang diproduksi tidak boleh berupa : Susu dan hasil olahannya; daging, ikan, unggas dan hasil olahannya yang memerlukan proses dan atau penyimpanan beku; pangan kaleng berasam rendah (PH>4,5); pangan bayi; minuman beralkohol; Air Minum Dalam Kemasan (AMDK); pangan lain yang wajib memenuhi persyaratan SNI Pangan lain yang ditetapkan oleh Badan POM. c. Prosedur perizinan : a) Mengajukan permohonan untuk mendapatkan Sertifikasi Produksi Pangan Industri Rumah Tangga kepada Kepala Dinas Kesehatan. Akan dilakukan Pemeriksaan berkas (1 hari) b) Persetujuan Kadinkes (1 hari) c) Menunggu waktu pelaksanaan penyuluhan keamanan pangan yang dilaksanakan setiap 3 bulan sekali (1 hari s/d 3 bulan) d) Pemohon diwajibkan mengikuti penyuluhan keamanan pangan dan diperiksa sarana produksinya e) Mengikuti Acara Penyuluhan Keamanan Pangan (1 hari) f) Pemeriksaan sarana (1 hari s/d 14 hari) g) Pemohon membayar retribusi. Sertifikat Pangan Industri Rumah Tangga diserahkan (1 hari) h) Total waktu 6 hari s/d 3 bulan (Ulfah, 2011). 4. Kemasan dan Pemasaran Egg Roll Ubi Ungu Shasa adalah produk yang diharapkan dapat bersaing dengan produk kuliner lain dan dapat diterima oleh masyarakat. Pemilik home industry berupaya untuk membuat desain dan kemasan yang khas dengan harapan dapat menjadi ikon kemasan produk Egg Roll Ubi

5 digilib.uns.ac.id 33 Ungu Shasa. Inti utama pembuatan kemasan tersebut adalah agar produk tersebut tetap dapat terjaga kualitas dan kebersihannya. Home Industry Shasa menerapkan sistem marketing lepas, sehingga Home Industry Shasa hanya bersifat memproduksi saja. Selebihnya dilakukan oleh distributor yang ingin berbisnis dengan Home Industry Shasa. Pemilik Home Industry Shasa tidak membatasi jumlah distributor, artinya siapapun dapat bergabung untuk menjadi distributor Egg Roll Ubi Ungu Shasa. Dengan sistem pemasaran seperti ini, produk Egg Roll Ubi Ungu dapat lebih mudah tersebar keseluruh wilayah Yogyakarta hingga ke luar propinsi, seperti Jawa Tengah, Jakarta, Jawa Barat, dll. B. Karakteristik Home Industry Shasa 1. Identitas Home Industry Shasa Responden pada penelitian ini adalah Home Industry Shasa yang masih aktif melakukan kegiatan produksi, yaitu memproduksi Egg Roll Ubi Ungu. Home industry Shasa ini terletak di Desa Pleret, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Home industry ini didirikan oleh sepasang suami istri yang bernama Muhammad Luthfi Yuniarto dan Almunafasah Alfarifah. Identitas keluarga dari pemilik home industry Shasa akan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2. Identitas Keluarga Pemilik Home Industry Shasa No. Nama Jenis kelamin Umur (th) Pendidikan Status dalam Keluarga Keaktifan dalam Usaha 1 M. Luthfi L 40 S1 KK Aktif Yuniarto 2 Almunafasah P 39 S1 Istri Aktif Alfarifah 3 Sahira Sajadiya P 14 SMP Anak Tidak aktif 4 Afrah Syakira P 9 SD Anak Tidak aktif 5 Aga Farser L 8 SD Anak Tidak aktif Sumber : Analisis Data Primer (2013) Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa usaha yang dijalankan oleh Home Industry Shasa merupakan usaha keluarga. Home Industry Shasa dikepalai oleh M. Luthfi Yuniarto dan dibantu oleh istri yang bernama Almunafasah. Keduanya masih tergolong dalam umur produktif,

6 digilib.uns.ac.id 34 yaitu berumur 40 tahun dan 39 tahun. Selain itu keduanya mempunyai riwayat pendidikan formal, yaitu tamatan S1. Latar belakang pemilik Home Industry Shasa dengan tingkat pendidikan yang tergolong tinggi tersebut pemilik mampu menciptakan sebuah inovasi yaitu dengan menciptakan hasil olahan dari ubi ungu menjadi egg roll ubi ungu. Dengan pola pikir yang kreatif dan inovatif ini pemilik dapat terus mengembangkan usaha ini dan mampu bersaing di pasaran. Jumlah anggota keluarga ini adalah 5 orang yang terdiri dari kepala keluarga, istri dan 3 orang anak. Anggota keluarga yang aktif ikut menjalankan usaha ini adalah 2 orang yaitu kepala keluarga dan istri saja. Anggota keluarga yang lain yaitu ketiga anaknya tidak aktif dalam mengembangkan usaha ini, karena masih harus menempuh pendidikan formal. Usaha ini tidak mungkin dapat berjalan hanya dengan menggunakan tenaga kepala keluarga dan istri saja. Oleh karena itu pemilik home industry ini mengambil tenaga kerja dari luar. Usaha ini tergolong dalam usaha yang baru. Pemilik home industry ini baru sekitar 2 tahun menjalankan usaha Egg Roll Ubi Ungu Shasa ini. Namun hanya dengan kurun waktu 2 tahun usaha ini bisa disebut usaha yang sangat menguntungkan karena omset yang diperoleh sangat tinggi. Hal ini terjadi karena belum banyak pesaing yang mengusahakan usaha sejenis. 2. Karakteristik Usaha Home Idustry Shasa a. Alasan Mengusahakan Egg Roll ubi ungu Alasan pemilik mengusahakan usaha ini yaitu adanya tuntutan ekonomi karena tidak ada pekerjaan lain. Sebelum mendirikan usaha ini pemilik mempunyai usaha kerajinan kayu yaitu mebel, namun karena banyaknya persaingan usaha yang sama kemudian beralih mengusahakan egg roll ubi ungu. Sehingga hal ini mendorong pemilik home industry memutar otak untuk menghidupi keluarganya dengan menciptakan sebuah inovasi baru. Inovasi baru tersebut adalah dengan menciptakan commit egg roll to yang user berbahan baku ubi ungu, karena

7 digilib.uns.ac.id 35 menurut pemilik home industry masih belum ada egg roll yang berbahan baku dari ubi ungu. Keuntungan yang diperoleh dari usaha ini saat ini sangat mampu mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. b. Status Usaha Home Industry Shasa Pemilik Home Industry ini menjadikan usaha ini sebagai pekerjaan utama. Hal ini dikarenakan tidak ada pekerjaan lainnya. Selain itu usaha ini tetap dijalankan karena dirasa sangat menguntungkan bagi pemiliki dan keluarga. Sehingga seluruh waktu yang dimiliki dicurahkan terhadap usaha yang sedang dijalankan hingga saat ini. Kegiatan produksi dalam usaha ini dilakukan setiap hari, karena berdasarkan permintaan pasar melalui distributor. Permintaan pasar akan meningkat pada waktu liburan sekolah dan perayaan hari raya keagaamaan. Peningkatan permintaan ini bisa mencapai hingga kemasan perharinya. Namun apabila bukan pada waktu liburan, produksi akan stabil setiap harinya yaitu sebanyak 700 kemasan perharinya. c. Modal Usaha Home Industry Shasa Modal merupakan investasi awal untuk menjalankan sebuah usaha. Tanpa adanya modal sebuah usaha tidak akan bisa berjalan. Modal usaha di Home Industry Shasa ini berasal dari modal sendiri yaitu sebesar Rp ,00. Modal ini dimanfaatkan untuk membeli perlengkapan utama seperti kompor gas, mixer, cetakan serta untuk membeli bahan baku dan bahan tambahan. d. Bahan Baku Home Industry Shasa Bahan baku utama di Home Industry Shasa ini adalah ubi ungu. Bahan baku ini diperoleh dengan cara membeli sendiri secara langsung di Pasar Telo di daerah Karangkajen, Propinsi Yogyakarta. Artinya pemilik home industry ini datang sendiri ke pasar dan melakukan kegiatan pembelian secara langsung dengan pembayaran secara kontan. Hal ini dilakukan langsung oleh pemilik bertujuan agar dapat memperoleh bahan commit baku to user dengan kondisi yang baik dan untuk

8 digilib.uns.ac.id 36 menjaga hubungan baik dengan penjual. Pembayaran secara kontan bertujuan agar dapat memperoleh bahan baku secara berkelanjutan, artinya dengan pembayaran secara kontan maka tidak akan terjadi penundaan ketersediaan bahan baku. e. Peralatan Pembuatan Egg Roll Ubi Ungu Pembuatan egg roll ubi ungu selain menggunakan bahan baku utama juga dibutuhkan beberapa peralatan penunjang. Peralatan penunjang ini berfungsi untuk mengolah bahan baku dan bahan tambahan lainnya. Peralatan penunjang yang digunakan terdiri dari berbagai jenis peralatan yang mempunyai fungsi berbeda-beda. Peralatan yang digunakan dalam memproduksi Egg Roll ubi ungu pada Home Industry Shasa yaitu : i. Mixer, yaitu alat yang digunakan untuk mencampur bahan baku dengan semua bahan tambahan. Mixer pada home industry ini mempunyai kapasitas yang besar yaitu 20 kg dalam sekali proses. ii. Kompor gas, yaitu alat yang digunakan untuk mematangkan adonan menjadi egg roll. iii. Tabung gas, yaitu alat pendukung bagi kompor gas. iv. Pengukus, yaitu alat yang digunakan untuk mengukus ubi ungu, dengan cara memberikan uap panas dari air yang dididihkan. v. Cetakan, yaitu alat yang digunakan untuk mencetak adonan menjadi egg roll. vi. Timbangan digital, yaitu alat yang digunakan untuk menimbang bahan baku dan bahan tambahan. vii. Sealer, yaitu alat yang digunakan untuk menutup kemasan plastik. viii. Baskom, yaitu alat yang digunakan untuk menampung adonan yang siap untuk dicetak. ix. Loyang, yaitu alat yang digunakan untuk menampung egg roll yang selesai dicetak. x. Pisau, yaitu alat yang digunakan untuk mengupas bahan baku dan membuka kemasan commit bahan tambahan. to user

9 digilib.uns.ac.id 37 xi. Sendok, yaitu alat yang digunakan untuk mengambil adonan saat akan dicetak, bahkan menjadi takaran untuk pencetakan. Keseluruhan alat ini dibeli sendiri oleh pemilik home industry. Pembelian alat di awal usaha jumlahnya tidak sebanyak saat ini. Pemilik home industry menambah jumlah peralatan seiring dengan berkembangnya usaha yang dijalankannya. f. Proses Produksi Egg Roll Ubi Ungu Proses produksi egg roll ubi ungu ada 2 jenis proses, yaitu menggunakan mesin dan tenaga manusia. Proses yang mengggunakan mesin adalah pada saat pembuatan adonan dan pengepresan kemasan. Sedangkan secara manual pada saat proses pembentukan serta pengemasan. Proses produksi egg roll ubi ungu di Home Industry Shasa ini dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu sebagai berikut : i. Pencucian ubi ungu, dilakukan dengan cara mencuci ubi ungu yang dalam kondisi belum dikupas. Dilakukan dengan menggunakan air mengalir, agar kotoran yang berada dikulit ubi ungu dapat ikut hanyut bersama air. ii. Pengukusan ubi ungu, dilakukan dengan tujuan mematangkan ubi ungu. Hal ini dilakukan dengan cara dikukus di dalam alat pengukus dengan memberikan uap panas yang berasal dari air yang mendidih. iii. Pengupasan ubi ungu, dilakukan dengan cara membuang bagian kulit luar dari ubi ungu yang telah dikukus. iv. Pencampuran adonan, dilakukan dengan cara mencampur ubi ungu yang telah dikupas bersih dengan bahan tambahan lainnya dengan menggunakan bantuan mixer. Mixer yang digunakan mempunyai kapasitas mesin untuk menampung adonan sebanyak 20 kg. Bertujuan agar semua bahan dapat tercampur dengan rata. Bahan tambahan lainnya meliputi telur, tepung terigu, gula, santan, mentega, susu bubuk, commit pewarna to user makanan, sagu dan ovalet.

10 digilib.uns.ac.id 38 v. Pencetakan egg roll, dilakukan dengan cara mencetak adonan ke dalam alat cetakan sampai adonan menjadi pipih dengan ukuran satu sendok makan untuk satu cetakan. Proses pencetakan selanjutnya yaitu menggulung adonan pipih tersebut menjadi egg roll yang dilakukan secara manual menggunakan tangan. vi. Pendinginan egg roll, dilakukan dengan cara mendiamkan hasil cetakan selama kurang lebih 2 jam. Bertujuan agar egg roll menjadi lebih renyah sebelum dilakukan proses pengemasan. Karena apabila egg roll ubi ungu yang selesai dicetak dan masih dalam kondisi panas kemudian langsung dimasukkan ke dalam kemasan plastik, maka akan mengurangi bahkan dapat menghilangkan kerenyahan dari egg roll ubi ungu. vii. Pengemasan, dilakukan dengan memasukkan egg roll ubi ungu ke dalam kemasan plastik dengan isi setiap kemasan plastik sebanyak 20 batang egg roll ubi ungu, kemudian baru dimasukkan ke dalam kemasan kardus. Proses produksi di Home Industry Shasa ini tergolong semi modern, karena tidak semua proses dikerjakan dengan menggunakan tenaga mesin. Tetapi juga menggunakan tenaga manusia. Beberapa proses yang menggunakan mesin adalah saat proses pencampuran adonan menggunakan mixer dan pengepakan ke dalam kemasan plastik menggunakan sealer. Selain dari proses tersebut memanfaatkan tenaga kerja manusia. Pemanfaatan tenaga kerja manusia terjadi pada proses pencetakan, memasukkan egg roll ke dalam plastik maupun kardus. Proses produksi egg roll ubi ungu ini dilakukan setiap hari kecuali pada hari minggu. Pembuatan adonan tidak dilakukan sekali saja, tetapi dilakukan dalam beberapa kali pembuatan adonan. Home industry ini dalam satu hari dapat membuat adonan sebanyak 25 adonan. Pembuatan adonan ini dilakukan oleh 2 orang tenaga kerja yang sama, sehingga commit takaran to dan user pemilihan bahan yang digunakan

11 digilib.uns.ac.id 39 akan mempunyai kualitas yang sama. Masing-masing proses produksi dikerjakan oleh tenaga kerja yang sama, diilakukan untuk menjaga kualitas dan kuantitas dari Egg Roll ubi ungu. g. Pemasaran Egg Roll Ubi Ungu Pemilik Home Industry Shasa ini mempunyai sistem pemasaran marketing lepas. Sehingga pihak home industry hanya bersifat memproduksi Egg Roll ubi ungu saja. Selebihnya dilakukan oleh penjual (distributor) yang membutuhkan atau yang menginginkan untuk berbisnis menjual Egg Roll Ubi Ungu Shasa. Kebanyakan penjual adalah teman sendiri dari pemilik home industry. Hal ini dilakukan pemilik karena pemilik home industry selain tidak ingin terlalu pusing juga ingin memberi kesempatan kepada masyarakat luar untuk bergabung dalam memasarkan hasil produksi dari Home Industry Shasa. Manfaat dari sistem pemasaran yang bersifat marketing lepas ini adalah produk-produk dari Home Industry Shasa ini dapat tersebar ke seluruh wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta bahkan dapat tersebar hingga ke Propinsi Jawa Tengah. Di wilayah Yogyakarta produk ini sudah tersedia di seluruh toko pusat oleh-oleh khas Yogyakarta. Berdasarkan pengalaman yang ada produk Home Industry Shasa ini belum ada saingan dari produk sejenis. C. Analisis Nilai Tambah Home Industry Shasa Dalam penelitian ini dilakukan analisis nilai tambah di Home Industry Shasa. Analisis nilai tambah ini dapat dilihat melalui analisis biaya, penerimaan, keuntungan, dan analisis usaha. 1. Analisis Biaya Perhitungan biaya dalam usaha di Home Industry Shasa ini menggunakan dua macam biaya, yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap ini terdiri dari biaya penyusutan alat, biaya bunga modal sendiri. Sedangkan biaya variabel ini terdiri dari biaya bahan baku, biaya

12 digilib.uns.ac.id 40 bahan tambahan, biaya pengemasan, gas elpigi, biaya tenaga kerja, biaya transportasi dan biaya listrik. a. Biaya Tetap Biaya tetap merupakan biaya yang dikeluarkan dalam jumlah yang tetap selama proses produksi Egg Roll ubi ungu tanpa dipengaruhi oleh jumlah produk yang dihasilkan oleh Home Industry Shasa. Rata-rata biaya tetap yang dikeluarkan oleh Home Industry Shasa dalam satu bulan dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3. Rata-rata Biaya Tetap per Bulan Home Industry Shasa No. Macam Biaya Rata-rata (Rp) Persentase(%) 1. Penyusutan Peralatan ,84 25, Bunga Modal Sendiri Sewa Bangunan , ,00 30,06 44,70 Jumlah ,44 100,00 Sumber : Analisis Data Primer (2013) Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa rata-rata biaya tetap yang dikeluarkan oleh Home Industry Shasa setiap bulan adalah sebesar Rp ,44. Biaya tetap merupakan penjumlahan dari penyusutan peralatan, bunga modal sendiri dan sewa bangunan. Dari ketiga biaya yang dikeluarkan ini, sewa bangunan merupakan biaya tetap yang tertinggi yang dikeluarkan setiap bulannya, yaitu sebesar Rp ,00 (44,70%). Sewa bangunan di daerah ini tergolong tinggi karena daerah ini tergolong daerah perkotaan yang jaraknya sangat dekat dengan kantor-kantor pemerintahan, seperti Kantor Kecamatan, Kantor Badan Penyuluhan Pertanian dan beberapa Rumah Sakit Swasta. Besar biaya modal sendiri yang dikeluarkan setiap bulan adalah Rp ,60 (30,06%). Biaya modal sendiri dapat dihitung dengan menggunakan rumus: Bunga modal sendiri = Nilai aset x suku bunga

13 digilib.uns.ac.id 41 Nilai suku bunga yang digunakan adalah menurut data suku bunga Bank Rakyat Indonesia pada bulan April tahun 2013 yaitu sebesar 22% pertahun. Biaya tetap yang paling kecil dikeluarkan setiap bulannya adalah biaya penyusutan alat yaitu sebesar Rp ,84 (25,24%). Biaya penyusutan peralatan diperoleh dengan menggunakan perhitungan depresiasi metode garis lurus, yaitu: Nilai Awal- Nilai Akhir Penyusutan per Bulan = Umur Teknis Peralatan yang digunakan selama proses produksi didominasi oleh peralatan yang mempunyai umur teknis rendah. Penjabaran penyusutan peralatan terdapat pada tabel berikut: Tabel 4. Penjabaran Biaya Penyusutan Peralatan per Bulan Home Industry Shasa No. Nama Alat Jumlah Nilai Awal (Rp) Nilai Akhir Umur Teknis (Bulan) Penyusutan (Rp) 1 Mixer ,62 2 Kompor Gas ,00 3 Tabung Gas ,00 4 Pengukus ,78 5 Cetakan ,56 6 Timbangan Digital ,33 7 Sealer ,33 8 Baskom ,22 9 Loyang ,00 10 Pisau ,00 11 Sendok ,00 Jumlah ,84 Sumber : Analisis Data Primer 2013 Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa biaya penyusutan dari masing-masing peralatan yang digunakan berbeda-beda. Alat yang mempunyai nilai awal yang tinggi cenderung mempunyai umur ekonomis yang lama yaitu lebih dari 3 tahun. Hal ini terjadi pada beberapa alat yaitu mixer, kompor gas, tabung gas, timbangan digital, sealer. Sebaliknya apabila nilai awal suatu alat rendah maka umur

14 digilib.uns.ac.id 42 teknnis alat tersebut juga lebih cepat yaitu kurang dari 3 tahun. Hal ini terjadi pada cetakan, baskom, loyang, pisau dan sendok. b. Biaya Variabel Biaya variabel merupakan biaya yang dikeluarkan selama proses pengolahan yang besarnya sesuai dengan produk yang dihasilakan. Biaya variabel di Home Industry Shasa terdiri dari biaya bahan baku, biaya bahan tambahan, biaya pengemasan, gas elpigi, biaya tenaga kerja, biaya transportasi dan biaya listrik. Semakin besar jumlah produk yang dihasilkan, maka biaya variabel yang harus dikeluarkan juga akan semakin besar. Rata-rata biaya variabel yang dikeluarkan oleh Home Industry Shasa dalam satu bulan dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 5. Rata-rata Biaya Variabel per Bulan Home Industry Shasa No. Macam Biaya Fisik Harga Satuan (Rp) Biaya (Rp) Persentase (%) 1. Bahan Baku (Kg) ,20 2. Bahan Tambahan (Kg) - Telur - Tepung Terigu - Gula Pasir - Margarin - Susu Bubuk - Santan - Sagu - Pewarna Makanan - Ovalet , , ,86 3. Gas Elpigi (3Kg) ,27 4. Tenaga Kerja (JKO) ,94 5. Transportasi (Lt) ,03 6. Listrik (kwh) 444, ,44 7. Pengemasan (Biji) ,25 - Plastik Kardus Jumlah Sumber : Analisis Data Primer (2013) Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa rata-rata biaya variabel yang dikeluarkan oleh commit Home to user Industry Shasa setiap bulan adalah

15 digilib.uns.ac.id 43 sebesar Rp ,00. Dengan biaya bahan baku yang dikeluarkan tiap bulannya sebesar Rp ,00 (5,20%). Harga satu kilogram bahan baku relatif stabil yaitu Rp kg. Biaya bahan tambahan yang dibutuhkan adalah sebesar Rp ,00 (52,86%). Bahan tambahan yang digunakan sangat beragam dan jumlah yang digunakanpun tidak sedikit. Bahan tambahan tersebut antara lain telur, gula pasir, tepung terigu, margarin, susu bubuk, sagu, ovalet, santan dan pewarna makanan. Sehingga biaya yang dikeluarkan sangat besar. a) Telur, merupakan bahan tambahan utama yang dibutuhkan dalam jumlah yang besar. Telur berfungsi untuk menciptakan kerenyahan pada hasil olahan. b) Gula pasir, berfungsi memberikan rasa manis pada egg roll. c) Tepung terigu, berfungsi untuk membuat adonan mejadi berisi. d) Margarin, berfungsi memberikan rasa gurih pada egg roll dan membuat adonan agar tidak lengket pada cetakan. e) Susu bubuk, berfungsi memberikan tambahan gizi pada egg roll. f) Ovalet, berfungsi sebagai pengembang volume adonan. g) Santan, berfungsi memberikan rasa gurih pada egg roll. h) Sagu, berfungsi sebagai pengental adonan. i) Pewarna makanan, berfungsi menciptakan warna pada makanan. Warna makanan ini tetap digunakan karena apabila tidak menambahkan pewarna makanan, maka akan mengurangi kecantikan dari penampilan Egg Roll Ubi Ungu. Karena warna alami dari ubi ungu akan tertutup dengan campuran bahan tambahan lainnya. Warna dari pewarna makanan yang digunakan adalah ungu. Dalam melakukan proses produksi dibutuhkan media bahan bakar yaitu gas elpigi. Dengan biaya perbulan sebesar Rp ,00 (2,27%) untuk 8 tabung gas elpigi 3Kg. Tenaga kerja yang digunakan sebanyak 23 tenaga kerja, dengan total biaya upah tenaga kerja per bulan sebesar Rp ,00 (15,94%) dengan rincian masingmasing tenaga kerja memperoleh upah sebesar Rp ,00 setiap

16 digilib.uns.ac.id 44 bulannya atau Rp ,00 per harinya. Tenaga kerja dalam selain bertugas, membeli bahan baku mengamati dan memberikan perintah kepada pekerja luar, tenaga kerja dalam mempunyai tugas utama yaitu mengembangkan Home Industry Shasa dengan cara mempromosikan produk Egg Roll Ubi Ungu. Distrubutor yang ingin membeli produk Egg Roll Ubi Ungu Shasa ini akan dilayani langsung oleh pemilik Home Industry Shasa. Sistem pekerjaan bagi tenaga kerja luar khususnya dibidang produksi adalah bersistem tetap, yang artinya bahwa tidak ada perputaran kegiatan pekerjaan antara tenaga kerja satu dengan tenaga kerja yang lain. Ada 3 jenis pekerjaan yaitu pembuatan adonan, pematangan adonan menjadi Egg Roll dan pengemasan Egg Roll. Ketiga kegiatan ini dilakukan oleh tenaga kerja yang sama. Untuk membeli bahan baku digunakan alat transportasi yang mengeluarkan biaya Rp ,00 (0,03%) setiap bulan. Bahan baku dibeli 3 kali dalam satu bulan produksi. Listrik sangat berpengaruh selama proses produksi. Karena sebagian alat membutuhkan listrik untuk beroperasi. Peralatan tersebut antara lain mixer dan sealer. Biaya untuk listrik selama perbulan adalah sebesar Rp ,00 (0,44%). Demi menunjang kecantikan tampilan produk, maka dibutuhkan pengemasan yang menarik dan harus kedap udara demi ketahanan Egg Roll ubi ungu. Biaya kemasan yang dikeluarkan sebesar Rp ,00 (23,25%). Biaya ini terdiri dari dua jenis kemasan yaitu kemasan plastik untuk bagian dalam dan kemasan kardus untuk bagian luar. c. Biaya Total Biaya total merupakan jumlah dari keseluruhan biaya yang dikeluarkan selama proses produksi. Biaya total yang dikeluarkan oleh Home Industry Shasa setiap bulan dapat dilihat dalam tabel berikut :

17 digilib.uns.ac.id 45 Tabel 6. Rata-rata Biaya Total per Bulan Home Industry Shasa No. Macam Biaya Rata-rata (Rp) Persentase(%) 1. Biaya Tetap ,44 1,23 2. Biaya Variabel ,00 98,77 Jumlah ,44 100,00 Sumber : Analisis Data Primer (2013) Tabel 6 menunjukkan bahwa besar rata-rata biaya total yang dikeluarkan adalah Rp ,44. Biaya total merupakan penjumlahan dari biaya tetap dan biaya variabel. Dari kedua biaya tersebut yang paling tinggi pengeluarannya adalah pada biaya variabel yaitu sebesar Rp ,00 (98,77%). Hal ini terjadi karena biaya variabel merupakan biaya dari keseluruhan bahan produksi yang digunakan selama proses produksi yang jumlahnya sangat besar dan tergantung oleh produksi yang akan dilakukan. Sedangkan untuk biaya tetap membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengalami perubahan, bahkan besar biaya tetap cenderung tetap setiap bulannya. 2. Penerimaan Penerimaan merupakan hasil perkalian dari jumlah produk yang dihasilkan dengan harga satuan produk yang dinyatakan dalam satuan rupiah. Pemilik Home Industry Shasa menjual seluruh hasil produksi setiap harinya kepada pembeli, sehingga tidak ada sistem pengembalian. Besar Rata-rata penerimaan tiap bulan di Home Industry Shasa dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 7. Rata-rata Penerimaan per Bulan Home Industry Shasa No. Variabel Nilai 1. Volume Nilai/unit (Rp) 9.000,00 Penerimaan (Rp) ,00 Sumber : Analisis Data Primer (2013) Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahuibahwa besar penerimaan yang diperoleh tiap bulan di Home Industry Shasa adalah Rp ,00. Jumlah tersebut diperoleh dari jumlah produksi tiap bulan Egg Roll ubi ungu sebesar kemasan commit dengan to user harga per kemasan Rp 9.000,00.

18 digilib.uns.ac.id 46 Jumlah ini cenderung tetap tiap bulannya, kecuali dalam bulan-bulan yang terdapat liburan sekolah atau hari raya keagamaan. Besar penerimaan akan meningkat apabila terdapat pesanan untuk kegiatan liburan sekolah, hari raya keagamaan, dan event-event besar lainnya. 3. Keuntungan Keuntungan merupakan selisih antara penerimaan total dengan biaya total yang telah dikeluarkan. Keuntungan tiap bulan di Home Industry Shasa dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 8. Rata-rata Keuntungan per Bulan Home Industry Shasa No. Macam Biaya Rata-rata (Rp) 1. Penerimaan Total ,00 2. Biaya Total ,44 Keuntungan ,56 Sumber : Analisis Data Primer (2013) Tabel 8 menunujukkan bahwa rata-rata keuntungan yang diperoleh tiap bulan oleh Home Industry Shasa adalah sebesar Rp ,56. Hasil tersebut merupakan hasil pengurangan dari penerimaan total sebesar Rp ,00 dengan biaya total sebesar Rp ,44. Semakin tinggi penerimaan total yang didapat dengan biaya total yang dikeluarkan rendah maka keuntungan yang diperoleh Home Industry Shasa akan semakin tinggi. 4. Profitabilitas Profitabilitas merupakan hasil perbandingan antara keuntungan dengan total biaya yang dikeluarkan kemudian dikalikan 100%. Profitabilitas bertujuan untuk mengetahui apakah Home Industry Shasa sudah mengalami keuntungan. Besar profitabilitas tiap bulan di Home Industry Shasa dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 9. Profitabilitas per Bulan Home Industry Shasa No. Uraian Jumlah 1. Keuntungan Rp ,56 2. Biaya Total Rp ,44 Profitabilitas 79,73% Sumber : Analisis Data Primer commit (2013) to user

19 digilib.uns.ac.id 47 Tabel 9 menunjukkan bahwa profitabilitas yang diperoleh tiap bulan di Home Industry Shasa sebesar 79,73%. Berarti bahwa usaha yang dijalankan Home Industry Shasa selama ini sudah menguntungkan. Hal ini menunjukkan bahwa Home Industry Shasa sudah mengalami keuntungan yang cukup tinggi. Home Industry ini tergolong dalam home industry yang masih baru, umur usaha ini baru sekitar 3 tahun, namun mampu menghasilkan keuntungan yang tinggi. Hal ini terjadi karena home industry ini memproduksi egg roll ubi ungu setiap hari dengan kapasitas produksi per harinya sebanyak 700 kemasan dan tidak ada sistem pengembalian produk. 5. Efisiensi Efisiensi merupakan hasil perbandingan antara penerimaan total dengan biaya total yang dikeluarkan. Besar efisiensi dari Home Industry Shasa ditunjukkan pada tabel berikut : Tabel 10. Efisiensi Usaha per Bulan Home Industry Shasa No. Macam Biaya Rata-rata (Rp) 1. Penerimaan Total ,00 2. Biaya Total ,44 Efisiensi 1,80 Sumber : Analisis Data Primer (2013) Berdasarkan Tabel 10 dapat diketahui bahwa besar efisiensi usaha di Home Industry Shasa dalam satu bulan adalah 1,80. Berarti bahwa Home Industry Shasa yang dijalankan dalam kurun waktu 2 tahun ini tergolong dalam kategori efisien, dimana nilai R/C rasionya lebih besar dari 1. Nilai 1,80 berarti bahwa setiap Rp 1,00 yang dikeluarkan memberikan penerimaan sebesar 1,80 kali dari biaya yang telah dikeluarkan. Dengan nilai profitabilitas sebesar 1,80 ini berarti home industry sudah efisien, hal ini terjadi dikarenakan pembelian input yang dilakukan dalam jumlah banyak setiap kali pembelian akan menekan biaya input yang dikeluarkan. Biaya input yang dikeluarkan minimal dapat menghasilkan output yang maksimal, sehingga akan mendapatkan keuntungan yang besar dan profitabilitasnya pun juga tinggi yaitu 79,73%.

20 digilib.uns.ac.id Analisis Nilai Tambah Nilai tambah merupakan selisih rupiah yang dihasilkan oleh produk pertanian sebelum terjadi pengolahan hingga menjadi sebuah produk baru. Pada tabel berikut akan disajikan nilai tambah dari proses pengolahan ubi ungu menjadi Egg Roll Ubi Ungu di Home Industry Shasa. Tabel 11. Nilai Tambah Bruto, Nilai Tambah Netto, Nilai Tambah per Bahan Baku dan Nilai Tambah per Tenaga Kerja per Bulan Home Industry Shasa No. Variabel Perhitungan Nilai 1. Nilai Produk Akhir (Rp/bln) ,00 2. Bahan Baku (Rp/bln) ,00 3. Sumbangan Input Lain (Rp/bln) ,00 -Bahan Tambahan (Rp/bln) ,00 -Gas Elpigi (Rp/bln) ,00 -Tenaga Kerja (Rp/bln) ,00 -Transportasi (Rp/bln) ,00 -Listrik (Rp/bln) ,00 -Pengemasan (Rp/bln) ,00 4. Nilai Tambah Bruto (Rp/bln) (1) (2+3) ,00 5. Penyusutan Peralatan (Rp/bln) ,84 6. Bunga Modal Sendiri (Rp/bln) ,60 7. Sewa Bangunan (Rp/bln) ,00 8. Nilai Tambah Netto (Rp/bln) (4) (5+6+7) ,56 9. Jumlah Bahan Baku (Kg/bln) Nilai Tambah per Bahan Baku (Rp/Kg) (4)/(9) , Jumlah Jam Kerja (JKO/bln) Nilai Tambah per Tenaga Kerja (Rp/JKO) (4)/(11) ,39 Sumber : Analisis Data Primer (2013) Berdasarkan Tabel 11 menunjukkan nilai tambah bruto yang dihasilkan dari pengolahan ubi ungu menjadi Egg Roll ubi ungu sebesar Rp ,00. Hal ini menunjukkan bahwa usaha dari Home Industry Shasa mampu memberikan nilai tambah sebesar Rp ,00. Nilai tambah bruto ini diperoleh dari hasil pengurangan antara nilai akhir dengan jumlah biaya bahan baku ditambah dengan sumbangan input lain yang berhubungan dengan proses produksi. Besar kecilnya nilai tambah bruto tergantung oleh besar kecilnya biaya antara yang diperoleh. Apabila biaya antara yang diperoleh besar, maka nilai tambah bruto yang diperoleh semakin kecil, begitu pula keuntungan yang didapat juga kecil.

21 digilib.uns.ac.id 49 Nilai tambah netto yang diperoleh dari Home Industry Shasa ini adalah sebesar Rp ,56. Nilai tambah netto diperoleh dari hasil pengurangan antara nilai tambah bruto dengan nilai penyusutan peralatan ditambah dengan bunga modal sendiri dan sewa bangunan. Nilai tambah per bahan baku yang diperoleh adalah sebesar Rp ,34. Artinya setiap satu kilogram ubi ungu mempunyai nilai tambah sebesar Rp ,34. Besar nilai tambah per bahan baku diperoleh dari pembagian nilai tambah bruto dengan jumlah bahan baku yang digunakan. Nilai tambah per tenaga kerja yang diperoleh adalah sebesar Rp ,39/JKO. Artinya selama proses pengolahan ubi ungu menjadi Egg Roll ubi ungu menghasilkan nilai tambah Rp ,39 tiap jumlah jam kerja. Nilai tambah per tenaga kerja merupakan hasil pembagian antara nilai tambah bruto dengan jumlah jam kerja. Lama jam kerja bagi tenaga kerja di Home Industry Shasa ini adalah 8 jam kerja tiap harinya. Dalam satu minggu tenaga kerja diberi kesempatan libur pada hari minggu. D. Ekonomi Kreatif Home Industry Egg Roll Ubi Ungu Shasa ini tergolong industri yang kreatif. Industri ini mampu menciptakan sebuah inovasi dan kreasi baru dalam mengolah ubi ungu, sehingga terjadi diversifikasi produk olahan dari ubi ungu. Kreatifitas ini timbul karena dipengaruhi oleh pemikiran pemilik yang pada dasarnya mempunyai ilmu pengetahuan tinggi karena merupakan lulusan S1. Inovasi dan kreatifitas yang dihasilkan adalah berupa pengolahan ubi ungu menjadi Egg Roll ubi ungu. Dengan adanya pengolahan ini popularitas komoditas lokal khususnya ubi ungu ini dimata masyarakat akan meningkat. Dengan adanya adanya produk baru hasil olahan ubi ungu ini pemikiran masyarakat mengenai ubi ungu yang merupakan makanan masyarakat kalangan bawah ternyata sekarang dapat dinikmati oleh masyarakat semua kalangan terutama menengah ke atas.

22 digilib.uns.ac.id 50 Selain meningkatkan harga ubi ungu, dengan adanya usaha ini dapat memberikan pekerjaan kepada masyarakat sekitar. Sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Selain itu juga dapat meningkatkan perekonomian bagi wilayah Kabupaten Bantul dan wilayah lain yang menjual produk tersebut. E. Kendala yang Dihadapi Selama menjalankan usaha pengolahan ubi ungu menjadi egg roll ubi ungu ini kendala yang dihadapi adalah pada masalah ketersediaan bahan baku. Hal ini terjadi karena bahan baku ubi ungu ini lebih banyak terserap pada usaha pengolahan bakpia ubi ungu. Usaha bakpia ubi ungu relatif banyak membutuhkan ubi ungu tersebut. Kendala yang lain adalah tempat produksi yang terlalu sempit. Karena seiring bertambahnya permintaan, maka pemilik berencana untuk menyewa bangunan yang kapasitasnya lebih besar yang nantinya akan digunakan untuk tempat produksi saja. Kemudian tempat produksi yang lama akan digunakan sebagai outlet hasil produksi Home Industry Shasa. Selain kendala-kendala tersebut terdapat satu kendala lagi yaitu belum adanya pembukuan mengenai usaha ini. Sehingga pemilik perusahaan belum dapat mengetahui dengan pasti biaya apa saja yang dikeluarkan selama proses produksi berjalan setiap bulannya. Karena pemilik beranggapan bahwa usaha ini sudah menguntungkan dan sudah dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari sehingga tidak perlu membuat pembukuan. Permasalahan persaingan usaha saat ini belum menjadi persoalan. Karena belum ada pesaing yang mengusahakan usaha sejenis di daerah Pleret ini. Karena home industry ini merupakan usaha pertama dan satu-satunya di Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul.

ANALISIS NILAI TAMBAH EGG ROLL UBI UNGU DI HOME INDUSTRY SHASA KECAMATAN PLERET KABUPATEN BANTUL

ANALISIS NILAI TAMBAH EGG ROLL UBI UNGU DI HOME INDUSTRY SHASA KECAMATAN PLERET KABUPATEN BANTUL ANALISIS NILAI TAMBAH EGG ROLL UBI UNGU DI HOME INDUSTRY SHASA KECAMATAN PLERET KABUPATEN BANTUL Winda Desmawati Laksita, Minar Ferichani, Aulia Qonita Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PERIZINAN PIRT (PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA)

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PERIZINAN PIRT (PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA) 1. Dasar Hukum a. Undang-Undang RI mor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah; b. Undang-Undang RI mor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; c. Undang-Undang RI mor 7 Tahun 1996 tentang Pangan; d. Undang-Undang

Lebih terperinci

Usaha Untung Besar, Dari Cookies Aneka Rasa

Usaha Untung Besar, Dari Cookies Aneka Rasa Usaha Untung Besar, Dari Cookies Aneka Rasa Imut, lezat, dan renyah!!! Paduan inilah yang berhasil membuat camilan cookies aneka rasa diminati konsumen di berbagai belahan dunia. Bila dulunya cookies diciptakan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Palu setelah usaha pengolahan bawang goreng khas Palu. Pengusaha olahan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Palu setelah usaha pengolahan bawang goreng khas Palu. Pengusaha olahan 46 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Usaha Pengolahan Pisang Di Kota Palu Usaha pengolahan pisang merupakan usaha pengolahan kedua terbanyak di Kota Palu setelah usaha pengolahan bawang goreng khas Palu.

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN AGROINDUSTRI GETUK GORENG DI KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS

STUDI KELAYAKAN AGROINDUSTRI GETUK GORENG DI KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS 121 STUDI KELAYAKAN AGROINDUSTRI GETUK GORENG DI KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS Siti Mutmainah, Dumasari, dan Pujiharto Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jl. Raya Dukuhwaluh

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu digilib.uns.ac.id 5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Untuk mendukung penelitian ini dibutuhkan beberapa penelitian terdahulu yang relevan. Penelitian terdahulu yang diambil berdasarkan persamaan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Profil Industri Rumah Tangga olahan Salak Pondoh. Kegiatan pengolahan Salak Pondoh sudah dilakukan oleh warga masyarakat

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Profil Industri Rumah Tangga olahan Salak Pondoh. Kegiatan pengolahan Salak Pondoh sudah dilakukan oleh warga masyarakat V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Industri Rumah Tangga olahan Salak Pondoh Kegiatan pengolahan Salak Pondoh sudah dilakukan oleh warga masyarakat Desa Donokerto selama 10 tahun terakhir. Pengolahan Salak

Lebih terperinci

Analisis kelayakan Usaha Kue Semprong (kasippi) di Mega Rezky Skala Rumah Tangga Desa Lagi-Agi Kecamatan Campalagian Kabupaten Polewali Mandar

Analisis kelayakan Usaha Kue Semprong (kasippi) di Mega Rezky Skala Rumah Tangga Desa Lagi-Agi Kecamatan Campalagian Kabupaten Polewali Mandar Analisis kelayakan Usaha Kue Semprong (kasippi) di Mega Rezky Skala Rumah Tangga Desa Lagi-Agi Kecamatan Campalagian Kabupaten Polewali Mandar Ishak Manggabarani 1, Baharuddin 2 Program Studi Agribisnis,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya 2.1 Komposisi Kimia Udang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Udang merupakan salah satu produk perikanan yang istimewa, memiliki aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya lebih

Lebih terperinci

VI. ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU. A. Analisis Biaya Industri Rumah Tangga Tahu di Desa Karanganayar

VI. ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU. A. Analisis Biaya Industri Rumah Tangga Tahu di Desa Karanganayar VI. ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU A. Analisis Biaya Industri Rumah Tangga Tahu di Desa Karanganayar Biaya dalam industri tahu meliputi biaya eksplisit dan biaya implisit. Biaya

Lebih terperinci

III. METODE PELAKSANAAN. bulan April 2013 sampai dengan pertengahan Juni 2013.

III. METODE PELAKSANAAN. bulan April 2013 sampai dengan pertengahan Juni 2013. III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Pengalaman kerja praktek mahasiswa (PKPM) ini dilakukan di perusahaan bakpia pathok 25 Yogyakarta, dan dilakukan selama 2,5 bulan yaitu dimulai

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Profil Industri Rumah Tangga Olahan Salak. kegiatan pengolahan salak ini merupakan salah satu program dari

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Profil Industri Rumah Tangga Olahan Salak. kegiatan pengolahan salak ini merupakan salah satu program dari V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Industri Rumah Tangga Olahan Salak Pengolahan salak menjadi keripik salak dan manisan salak sudah lama dilakukan oleh beberapa masyarakat terutama di Kecamatan Turi dan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. Tiga Bawang merupakan sebuah industri kecil menengah yang bergerak dibidang pembuatan keripik dengan bahan baku ubi kayu. UD. Tiga Bawang adalah

Lebih terperinci

Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan

Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan Kerupuk merupakan salah satu makanan ringan yang banyak diburu para konsumen. Rasanya yang gurih dan teksturnya yang sangat renyah, menjadikan kerupuk sebagai

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi dikembangkannya sektor pertanian yang cukup besar dan dapat berkontribusi terhadap pembangunan dan ekonomi nasional.

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. umur. Karakteristik umur berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas gula semut

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. umur. Karakteristik umur berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas gula semut V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Anggota KUB Gendis Manis 1. Umur Kinerja anggota dalam mengelola gula semut dipengaruhi oleh karakteristik umur. Karakteristik umur berpengaruh terhadap kualitas dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Produk Kue cubit ubi jalar ungu adalah salah satu produk diversifikasi dari makanan tradisional kue cubit.kue berukuran kecil ini berdiameter sekitar 4cm. Kue cubit

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 29 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Singkat Perusahaan PD. Galuh Sari merupakan perusahaan yang didirikan oleh Bapak Amir dan Istrinya yang bernama Ibu Maemunah pada tahun 2001 yang berlokasi di Jl.

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM TOKOL (PENTOL BROKOLI) SEBAGAI JAJANAN KAYA GIZI BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM TOKOL (PENTOL BROKOLI) SEBAGAI JAJANAN KAYA GIZI BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM TOKOL (PENTOL BROKOLI) SEBAGAI JAJANAN KAYA GIZI BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN Diusulkan oleh: Qorina Andriyani 13030234013 / 2013 Dewi Firdausi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Cirasa Bakery merupakan usaha pembuatan roti yang didirikan oleh bapak M. Ali yang juga merupakan pemilik usaha tersebut pada tahun 1991. Kemudian

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Pedagang 1. Identitas Responden V. HASIL DAN PEMBAHASAN Responden dalam penelitian ini adalah pengusaha keripik belut yang pada masa penelitian masih aktif berproduksi dan berdomisili di Kecamatan

Lebih terperinci

Bisnis Keripik Singkong, Labanya Penuhi Kantong

Bisnis Keripik Singkong, Labanya Penuhi Kantong Bisnis Keripik Singkong, Labanya Penuhi Kantong Gurih dan renyahnya keripik singkong begitu banyak digemari masyarakat. Tak heran bila belakangan ini banyak pemula maupun pelaku bisnis camilan yang saling

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM Penyusun: Haikal Atharika Zumar 5404416017 Dosen Pembimbing : Ir. Bambang Triatma, M.Si Meddiati Fajri Putri S.Pd, M.Sc JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN

Lebih terperinci

PENGOLAHAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PANGAN. Agus Sutanto

PENGOLAHAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PANGAN. Agus Sutanto PENGOLAHAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PANGAN Agus Sutanto PENDAHULUAN Kebutuhan pangan selalu mengikuti trend jumlah penduduk dan dipengaruhi oleh peningkatan pendapatan per kapita serta perubahan pola konsumsi

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA. BAGOR SANDWICH Bakpao Goreng dengan Isi Sandwich,

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA. BAGOR SANDWICH Bakpao Goreng dengan Isi Sandwich, USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BAGOR SANDWICH Bakpao Goreng dengan Isi Sandwich, BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN Diusulkan Oleh: Ketua : Theng, Anita C. C12.2011.00343 Angkatan 2011 Anggota :

Lebih terperinci

PROPOSAL BISNIS USAHA KUE BROWNIES COKLAT

PROPOSAL BISNIS USAHA KUE BROWNIES COKLAT PROPOSAL BISNIS USAHA KUE BROWNIES COKLAT 1 Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar belakang Perkembangan pada bidang ekonomi dan teknologi yang begitu pesat di dunia dan masyarakat kita saat ini telah merubah pola

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 DAFTAR TABEL

LAMPIRAN 1 DAFTAR TABEL LAMPIRAN 77 78 LAMPIRAN 1 DAFTAR TABEL Tabel 1. Analisis ekonomi sampel 1 Jenis Produk Kuantitas Harga / potong Tahu 1. Mentah (4 kotak) 6600 potong Rp. 1000 2. Goreng Bahan (8 kotak) Baku Kuantitas 26400

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN. investasi dari perusahaan Saru Goma. Proyeksi keuangan ini akan dibuat dalam

BAB VI ASPEK KEUANGAN. investasi dari perusahaan Saru Goma. Proyeksi keuangan ini akan dibuat dalam BAB VI ASPEK KEUANGAN Dalam aspek ini akan menjelaskan tentang kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi dari perusahaan Saru

Lebih terperinci

Mengemas Laba Usaha Kacang Mete Di Musim Lebaran

Mengemas Laba Usaha Kacang Mete Di Musim Lebaran Mengemas Laba Usaha Kacang Mete Di Musim Lebaran Peluang bisnis musiman yang menjanjikan untung besar bagi para pelakunya, salah satunya saja seperti bisnis camilan kacang mete yang labanya semakin gurih

Lebih terperinci

Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian maupun perikanan. mempunyai peranan yang sangat besar dalam meningkatka pertumbuhan ekonomi

Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian maupun perikanan. mempunyai peranan yang sangat besar dalam meningkatka pertumbuhan ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian maupun perikanan mempunyai peranan yang sangat besar dalam meningkatka pertumbuhan ekonomi negara. Pengaruh agroindustri

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI KECAP (Studi Kasus pada Pengusaha Kecap Cap Jago di Desa Cibenda Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran)

ANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI KECAP (Studi Kasus pada Pengusaha Kecap Cap Jago di Desa Cibenda Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran) ANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI KECAP (Studi Kasus pada Pengusaha Kecap Cap Jago di Desa Cibenda Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran) Oleh: 1 Nurul Fitry, 2 Dedi Herdiansah, 3 Tito Hardiyanto 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

KULIAH LINGKUNGAN BISNIS

KULIAH LINGKUNGAN BISNIS KARYA ILMIAH KULIAH LINGKUNGAN BISNIS BUTELA BOLU KUKUS TEPUNG KETELA DISUSUN OLEH: DINA NAPITA 10.11.3721 S1 TI-2C SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2010 /2011 A. ABSTRAK

Lebih terperinci

IPTEKS BAGI MASYARAKAT ( IbM ) HOME INDUSTRI NATA DE COCO ( SARI KELAPA) Setia Iriyanto. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang

IPTEKS BAGI MASYARAKAT ( IbM ) HOME INDUSTRI NATA DE COCO ( SARI KELAPA) Setia Iriyanto. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang IPTEKS BAGI MASYARAKAT ( IbM ) HOME INDUSTRI NATA DE COCO ( SARI KELAPA) Setia Iriyanto Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang Eny Winaryati Fakultas MIPA Universitas Muhammadiyah Semarang

Lebih terperinci

MODUL 2 NUGGET IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu nugget ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang kenyal dan rasa khas ikan.

MODUL 2 NUGGET IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu nugget ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang kenyal dan rasa khas ikan. MODUL 2 NUGGET IKAN Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu mengolah nugget ikan yang bertekstur kenyal, lembut dan bercita rasa enak. Indikator Keberhasilan: Mutu nugget

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Usaha 1. Sejarah Perusahan (UKM) Usaha pembuatan keripik ubi kayu dengan menggunakan nama UKM Barokah telah dirintis oleh Ibu Nano Botutihe sejak tahun 2008.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Cookies Tepung Beras 4.1.1 Penyangraian Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan pada wajan dan disangrai menggunakan kompor,

Lebih terperinci

Nisaa Aqmarina EB10

Nisaa Aqmarina EB10 ANALISIS AKUNTANSI DIFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENERIMA ATAU MENOLAK PESANAN KHUSUS PADA PERUSAHAAN ROTI LESTARI BOGOR Nisaa Aqmarina 25211190 3EB10 Latar Belakang Masalah Usaha Perencanaan,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Cirasa Bakery merupakan usaha pembuatan roti yang didirikan pada tahun 1991 oleh bapak M. Ali yang juga merupakan pemilik usaha tersebut. Kemudian

Lebih terperinci

INOVASI PRODUK OLAHAN BERBASIS UBI JALAR

INOVASI PRODUK OLAHAN BERBASIS UBI JALAR INOVASI PRODUK OLAHAN BERBASIS UBI JALAR Oleh : Gusti Setiavani, STP. MP Ubi Jalar merupakan tanaman yang banyak tumbuh di Provinsi Sumatera Utara. Ubi jalar merupakan salah satu jenis makanan yang mampu

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 23 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan Marbella Bakery merupakan salah satu produsen roti di Jakarta Timur khususnya di sekitar kelurahan Pekayon. Usaha ini didirikan oleh Bapak J. Hoeru

Lebih terperinci

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM. SEMAR CETAR (Selimut Mangga Rasa Cepat Antar) BIDANG KEGIATAN PKM KEWIRAUSAHAAN DIUSULKAN OLEH:

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM. SEMAR CETAR (Selimut Mangga Rasa Cepat Antar) BIDANG KEGIATAN PKM KEWIRAUSAHAAN DIUSULKAN OLEH: PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM SEMAR CETAR (Selimut Mangga Rasa Cepat Antar) BIDANG KEGIATAN PKM KEWIRAUSAHAAN DIUSULKAN OLEH: Ketua : Ranti Ayu Mustikawati F0215090 / Angkatan 2015

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Sejarah dan Perkembangan Rinadya Yoghurt Rinadya Yoghurt merupakan usaha rumahtangga yang bergerak dalam bidang pengolahan susu segar yaitu memproduksi yoghurt. Usaha ini

Lebih terperinci

APPENDIX A NERACA MASSA. Kapasitas bahan baku: 415 kg tepung terigu/hari Satuan massa : kg Satuan waktu : hari Formulasi opak wafer stick

APPENDIX A NERACA MASSA. Kapasitas bahan baku: 415 kg tepung terigu/hari Satuan massa : kg Satuan waktu : hari Formulasi opak wafer stick APPENDIX A NERACA MASSA Kapasitas bahan baku: 415 kg tepung terigu/hari Satuan massa : kg Satuan waktu : hari Formulasi opak wafer stick Bahan % bahan Tepung terigu 38 Tapioka 3,61 Air 42,71 Minyak 0,83

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Keripik Pisang Mocca Tahapan-tahapan proses pengolahan keripik pisang mocca di UKM FLAMBOYAN terdiri atas : 1. Penyiapan bahan baku Adapun jenis pisang

Lebih terperinci

DIVERSIFIKASI NILAI TAMBAH DAN DISTRIBUSI KEREPIK UBI KAYU DI KECAMATAN SARONGGI KABUPATEN SUMENEP

DIVERSIFIKASI NILAI TAMBAH DAN DISTRIBUSI KEREPIK UBI KAYU DI KECAMATAN SARONGGI KABUPATEN SUMENEP 1 DIVERSIFIKASI NILAI TAMBAH DAN DISTRIBUSI KEREPIK UBI KAYU DI KECAMATAN SARONGGI KABUPATEN SUMENEP Ribut Santosa (1) ; Awiyanto (2) ; Amir Hamzah (3) Alamat Penulis :(1,2,3) Program Studi Agribisnis

Lebih terperinci

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN 50 BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1 Faktor Internal Faktor internal dalam penelitian ini merupakan karakteristik individu yang dimiliki responden yang berbeda satu sama lain. Responden dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB II GAMABARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Usaha Keripik Cabe Bintang dan Keripik Cabe Mai

BAB II GAMABARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Usaha Keripik Cabe Bintang dan Keripik Cabe Mai BAB II GAMABARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Sejarah Singkat Usaha Keripik Cabe Bintang dan Keripik Cabe Mai Satun di Kota Dumai 1. Keripik Cabe Bintang Usaha industri keripik cabe rumahan di Kelurahan Purnama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup saja, tetapi seberapa besar kandungan gizi

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup saja, tetapi seberapa besar kandungan gizi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan bahan pangan bagi manusia bukan hanya sekedar untuk mempertahankan kelangsungan hidup saja, tetapi seberapa besar kandungan gizi bahan makanan yang

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN:

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: ANALISIS NILAI TAMBAH, KEUNTUNGAN DAN EFISIENSI PENGOLAHAN TEPUNG UMBI GARUT, UBI UNGU DAN UBI KAYU KELOMPOK WANITA TANI (KWT) MELATI DI KABUPATEN KULON PROGO Siti Hamidah 1, Vini Arumsari 2 Prodi Agribisnis

Lebih terperinci

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG PIU KABUPATEN KUBU RAYA TAHUN 2014 BUSINESS PLAN INFRASTRUKTUR KOMPONEN 2 RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG A. LATAR BELAKANG Business Plan merupakan suatu usulan

Lebih terperinci

PELUANG BISNIS MAKANAN TENTANG KRIPIK TEMPE

PELUANG BISNIS MAKANAN TENTANG KRIPIK TEMPE NAMA : JOKO NUR CAHYANTO NIM : 10.12.4486 KELAS : S1,SI,2B PELUANG BISNIS MAKANAN TENTANG KRIPIK TEMPE Pernah berkunjung ke kota Cilacap????????? Pasti pernah mencicipi penganan khas kota ini. ya, sudah

Lebih terperinci

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU Oleh: Gusti Setiavani, S.TP, M.P Staff Pengajar di STPP Medan Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keripik Ubi kayu Keripik singkong adalah sejenis makanan ringan berupa irisan tipis dari umbiumbian yang mengandung pati. Biasanya keripik singkong melalui tahap penggorengan,

Lebih terperinci

CARA PEMBUATAN ROTI MANIS

CARA PEMBUATAN ROTI MANIS CARA PEMBUATAN ROTI MANIS Tahap persiapan - Semua peralatan dan bahan yang dibutuhkan di sediakan dalam jumlah dan takaran masing- masing (sehingga tidak memperlama proses pembuatan nanti), timbang terigu

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL TERHADAP PROFITABILITAS INDUSTRI RUMAH TANGGA ANEKA KUE KERING (STUDI KASUS: INDUSTRI RUMAH TANGGA ONI COOKIES )

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL TERHADAP PROFITABILITAS INDUSTRI RUMAH TANGGA ANEKA KUE KERING (STUDI KASUS: INDUSTRI RUMAH TANGGA ONI COOKIES ) ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL TERHADAP PROFITABILITAS INDUSTRI RUMAH TANGGA ANEKA KUE KERING (STUDI KASUS: INDUSTRI RUMAH TANGGA ONI COOKIES ) Nama : Sonny Suryadi NPM : 36410653 Jurusan : Teknik Industri

Lebih terperinci

I. PE DAHULUA Latar Belakang Masalah Donat meupakan salah satu jenis jajanan yang sangat digemari masyarakat. Makanan ini sangat popular di semua

I. PE DAHULUA Latar Belakang Masalah Donat meupakan salah satu jenis jajanan yang sangat digemari masyarakat. Makanan ini sangat popular di semua 1 I. PE DAHULUA Latar Belakang Masalah Donat meupakan salah satu jenis jajanan yang sangat digemari masyarakat. Makanan ini sangat popular di semua kalangan baik anak-anak, remaja, maupun orang dewasa

Lebih terperinci

Business Plan JAR CAKE. Oleh : Nony Prasmiari Fitri Kusumawati

Business Plan JAR CAKE. Oleh : Nony Prasmiari Fitri Kusumawati Business Plan JAR CAKE An Innovative Way To Eat Cake Oleh : Nony Prasmiari Fitri Kusumawati EXECUTIVE SUMMARY Visi dan Misi Perusahaan Visi: Selalu memberikan inovasi terbaru dalam dunia pastry atau

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan yaitu, wajan, kompor, pisau, pengaduk, gilingan daging dan siler.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan yaitu, wajan, kompor, pisau, pengaduk, gilingan daging dan siler. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengolahan Stik Ubi Jalar Hasil produksi yang di UKM Teratai dalam pembuatan stik ubi jalar perbulannya berkisar 4 kali produksi selama satu bulan. Pembuatan stik ubi jalar

Lebih terperinci

PENGOLAHAN BUAH-BUAHAN

PENGOLAHAN BUAH-BUAHAN 1 DAFTAR ISI I. Kata Pengantar II. Daftar Isi III. Pendahuluan...1 IV. Bahan Tambahan 1. Pemanis...1 2. Asam Sitrat...1 3. Pewarna...1 4. Pengawet...2 5. Penstabil...2 V. Bentuk Olahan 1. Dodol...2 2.

Lebih terperinci

PENGUATAN USAHA PRODUKSI KEMBANG GOYANG DI NGAMPIN AMBARAWA

PENGUATAN USAHA PRODUKSI KEMBANG GOYANG DI NGAMPIN AMBARAWA PENGUATAN USAHA PRODUKSI KEMBANG GOYANG DI NGAMPIN AMBARAWA Suwardiyono 1*, Indah Hartati 1, Helmy Purwanto 2 1 Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang 1 Jurusan Teknik Mesin

Lebih terperinci

APLIKASI PANGAN LOKAL DI DUNIA INDUSTRI PANGAN Oleh Bambang Hariyanto Disampaikan pd Kuliah Umum di Jurusan Gizi Fak. Kedokteran Unibraw Malang, 17

APLIKASI PANGAN LOKAL DI DUNIA INDUSTRI PANGAN Oleh Bambang Hariyanto Disampaikan pd Kuliah Umum di Jurusan Gizi Fak. Kedokteran Unibraw Malang, 17 APLIKASI PANGAN LOKAL DI DUNIA INDUSTRI PANGAN Oleh Bambang Hariyanto Disampaikan pd Kuliah Umum di Jurusan Gizi Fak. Kedokteran Unibraw Malang, 17 Mei 2017 Bahan Pangan Karbohidrat Sebagai bahan baku

Lebih terperinci

USAHA KECIL MENENGAH KERIPIK UBI HUMOR DI KABUPATEN SUMEDANG. Diajukan untuk Memenuhi Matakuliah Marketing Prodi Desain Komunikasi Visual

USAHA KECIL MENENGAH KERIPIK UBI HUMOR DI KABUPATEN SUMEDANG. Diajukan untuk Memenuhi Matakuliah Marketing Prodi Desain Komunikasi Visual USAHA KECIL MENENGAH KERIPIK UBI HUMOR DI KABUPATEN SUMEDANG Diajukan untuk Memenuhi Matakuliah Marketing Prodi Desain Komunikasi Visual oleh: Sadam husen 1401100105 Dosen : Gema Arifrahara FAKULTAS INDUSTRI

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH, KEUNTUNGAN, DAN TITIK IMPAS PENGOLAHAN HASIL RENGGINANG UBI KAYU (RENGGINING) SKALA RUMAH TANGGA DI KOTA BENGKULU

ANALISIS NILAI TAMBAH, KEUNTUNGAN, DAN TITIK IMPAS PENGOLAHAN HASIL RENGGINANG UBI KAYU (RENGGINING) SKALA RUMAH TANGGA DI KOTA BENGKULU ANALISIS NILAI TAMBAH, KEUNTUNGAN, DAN TITIK IMPAS PENGOLAHAN HASIL RENGGINANG UBI KAYU (RENGGINING) SKALA RUMAH TANGGA DI KOTA BENGKULU Andi Ishak, Umi Pudji Astuti dan Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Analisis finansial dilakukan untuk melihat sejauh mana Peternakan Maju Bersama dapat dikatakan layak dari aspek finansial. Untuk menilai layak atau tidak usaha tersebut

Lebih terperinci

JUDUL PROGRAM. Pempek Instant Barracuda- Inovasi Kudapan Tradisional Palembang Sebagai Alternaltif Pangan Instant Tradisional yang Bergizi Komplit

JUDUL PROGRAM. Pempek Instant Barracuda- Inovasi Kudapan Tradisional Palembang Sebagai Alternaltif Pangan Instant Tradisional yang Bergizi Komplit JUDUL PROGRAM Pempek Instant Barracuda- Inovasi Kudapan Tradisional Palembang Sebagai Alternaltif Pangan Instant Tradisional yang Bergizi Komplit BIDANG KEGIATAN Kewirausahaan Disusun oleh : Diki Patra

Lebih terperinci

BAB III METODE PELAKSAANAN

BAB III METODE PELAKSAANAN BAB III METODE PELAKSAANAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Proses produksi kue cubit subtitusi ubi jalar ungu dilaksanakan mulai bulan Maret-April 2016 di Laboratorium Pangan dan Gizi ITP, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

KEBON BINATANG (Kerupuk Puli Bentuk Obat Nyamuk Buatan Tangan Sendiri) ABSTRAK

KEBON BINATANG (Kerupuk Puli Bentuk Obat Nyamuk Buatan Tangan Sendiri) ABSTRAK KEBON BINATANG (Kerupuk Puli Bentuk Obat Nyamuk Buatan Tangan Sendiri) Rohmatulloh, Irfan Adrianto, Sutrisno, Novin Mayang Arum, Safina Istighfarin Mahasiswa Program studi Teknologi Industri Pertanian,

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. produksi makanan berupa pia dan roti saronde. Kata Saronde diambil karena

BAB III PEMBAHASAN. produksi makanan berupa pia dan roti saronde. Kata Saronde diambil karena BAB III PEMBAHASAN 3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan Pia Saronde merupakan sebuah perusahaan yang melakukan aktifitas produksi makanan berupa pia dan roti saronde.

Lebih terperinci

MISS GEPENG (MIE SUKUN SEHAT GEPENG): INOVASI PRODUK MIE BERBAHAN BAKU SUKUN SEBAGAI PENGGANTI GANDUM UNTUK MENINGKATKAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL

MISS GEPENG (MIE SUKUN SEHAT GEPENG): INOVASI PRODUK MIE BERBAHAN BAKU SUKUN SEBAGAI PENGGANTI GANDUM UNTUK MENINGKATKAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL MISS GEPENG (MIE SUKUN SEHAT GEPENG): INOVASI PRODUK MIE BERBAHAN BAKU SUKUN SEBAGAI PENGGANTI GANDUM UNTUK MENINGKATKAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL Rohmatul Ummah Tsani 1, Fitri Sari 2, Widya Ayu Pradani

Lebih terperinci

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi Bawang merah merupakan komoditas hortikultura yang memiliki permintaan yang cukup tinggi dalam bentuk segar. Meskipun demikian, bawang merah

Lebih terperinci

Written by Administrator Sunday, 06 September :45 - Last Updated Sunday, 06 September :56

Written by Administrator Sunday, 06 September :45 - Last Updated Sunday, 06 September :56 Variasi Kue Kering Yang Tak Ada Habisnya (1) Kue kering sudah akrab di lidah penikmatnya karena kue mungil yang satu ini sudah sangat mudah dan bahkan sering kita jumpai baik di toko-toko kue atau bakery

Lebih terperinci

Lampiran 1. Daftar Biaya Untuk Alat Pengolahan Kue Bawang Mangrove 1 kali produksi dalam Seminggu di Setiap Saluran dan Nilai Penyusutan

Lampiran 1. Daftar Biaya Untuk Alat Pengolahan Kue Bawang Mangrove 1 kali produksi dalam Seminggu di Setiap Saluran dan Nilai Penyusutan 48 Lampiran 1. Daftar Biaya Untuk Alat Pengolahan Kue Bawang Mangrove 1 kali produksi dalam Seminggu di Setiap Saluran dan Nilai Penyusutan Nama Jumlah Harga Satuan Nilai Awal (Rp) Nilai Akhir (Rp) Umur

Lebih terperinci

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden Usaha Pengolahan Ikan Asin

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden Usaha Pengolahan Ikan Asin V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Usaha Pengolahan Ikan Asin Karakteristik responden usaha pengolahan ikan asin memberikan gambaran mengenai responden atau pemilih usaha ikan

Lebih terperinci

Nama : WENY ANDRIATI NPM : Kelas : 3 EB 18

Nama : WENY ANDRIATI NPM : Kelas : 3 EB 18 ANALISIS PENERAPAN BIAYA STANDAR SEBAGAI PENGENDALI BIAYA PRODUKSI PADA PERUSAHAAN ROTI BUTRI CABANG TAMBUN Nama : WENY ANDRIATI NPM : 28210479 Kelas : 3 EB 18 BAB I. PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Kebutuhan

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS MEMILIH COKELAT SEBAGAI USAHA BARU Indah Puspita Purna Bhayangkara 11 S1-TI 04 11.11.4879 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012 Abstrak Minat konsumen akan cokelat, memang tidak perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Perumusan Masalah 1.3 Tujuan Program

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Perumusan Masalah 1.3 Tujuan Program 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Donat merupakan salah satu makanan yang digemari masyarakat Indonesia. Sejak tahun 1968 donat mulai dijadikan makanan siap saji dan praktis oleh mereka yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kacang tanah. Ketela pohon merupakan tanaman yang mudah ditanam, dapat tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. kacang tanah. Ketela pohon merupakan tanaman yang mudah ditanam, dapat tumbuh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ketela pohon (Manihot utilissima) adalah salah satu komoditas pangan yang termasuk tanaman penting di Indonesia selain tanaman padi, jagung, kedelai, dan kacang

Lebih terperinci

Lampiran I Wawancara Dengan Pemilik Kue Bawang Bu Ani. 1. Berapa modal. merintis usaha. sebelum. melakukan. 2. Apa bentuk. investasi.

Lampiran I Wawancara Dengan Pemilik Kue Bawang Bu Ani. 1. Berapa modal. merintis usaha. sebelum. melakukan. 2. Apa bentuk. investasi. Lampiran I Wawancara Dengan Pemilik Responden Terbagi Atas Pertanyaan 1. Berapa modal Jawaban 1. Modal ketika merintis miliki ketika mengawali Ani dari mulut kemulut sebelum untuk pemasaran, melakukan

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar merupakan pengertian yang digunakan untuk memperoleh

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar merupakan pengertian yang digunakan untuk memperoleh 22 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar Konsep dasar merupakan pengertian yang digunakan untuk memperoleh dan menganalisis data sehubungan dengan tujuan penelitian. Agroindustri gula aren dan

Lebih terperinci

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. yang awalnya dirasa dapat mencukupi menjadi tidak optimal lagi. Dalam keadaan

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. yang awalnya dirasa dapat mencukupi menjadi tidak optimal lagi. Dalam keadaan II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Industri Rumah Tangga Nata De Coco a. Industri Sektor pertanian merupakan salah satu sektor di Indonesia yang sangat berperan dalam penyediaan lapangan

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PKM-K. Oleh:

LAPORAN AKHIR PKM-K. Oleh: LAPORAN AKHIR PKM-K BISKUIT KANG TULALIT Biskuit Cangkang Telur Coklat Vanila Elit Kaya Akan Kalsium Bagi Masyarakat Lansia Sebagai Bisnis Pangan Fungsional Yang Inovatif Oleh: N.A. Shofiyyatunnisaak I141200101

Lebih terperinci

IbM PENGUSAHA KERIPIK SINGKONG RUMAH TANGGA

IbM PENGUSAHA KERIPIK SINGKONG RUMAH TANGGA ARTIKEL ILMIAH Ipteks Bagi Masyarakat (IbM) IbM PENGUSAHA KERIPIK SINGKONG RUMAH TANGGA Oleh Yuni Retnaningtyas, M.Si., Apt. 0009067806 Ema Desia Prajitiasari SE. MM. 0021127901 UNIVERSITAS JEMBER November

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN terdiri dari : Tahapan-tahapan proses pengolahan stick singkong di UKM Flamboyan 4.1 Persiapan Bahan Baku Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENINGKATAN NILAI JUAL IKAN NON EKONOMIS MELALUI USAHA CEMILAN CFC CRISPY FISH CARAAGE

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENINGKATAN NILAI JUAL IKAN NON EKONOMIS MELALUI USAHA CEMILAN CFC CRISPY FISH CARAAGE LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENINGKATAN NILAI JUAL IKAN NON EKONOMIS MELALUI USAHA CEMILAN CFC CRISPY FISH CARAAGE BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN Disusun oleh: Ketua : Cholifah C34090047

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAM BUPATI PURWOREJO NOMOR 49 TAHUN 2009

BUPATI PURWOREJO PERATURAM BUPATI PURWOREJO NOMOR 49 TAHUN 2009 BUPATI PURWOREJO PERATURAM BUPATI PURWOREJO NOMOR 49 TAHUN 2009 TENTANG SERTIFIKASI PRODUKSI PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA BUPATI PURWOREJO, Menimbang: a. bahwa dalam rangka pelaksanaan tugas "pokok dan

Lebih terperinci

BAB III. A. Pasal 43 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Keamanan, Mutu Dan Gizi Pangan

BAB III. A. Pasal 43 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Keamanan, Mutu Dan Gizi Pangan 30 BAB III SERTIFIKAT PRODUKSI PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA PADA KETENTUAN PASAL 43 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG KEAMANAN, MUTU DAN GIZI PANGAN A. Pasal 43 Peraturan Pemerintah Nomor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu

I. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor industri merupakan komponen utama dalam pembangunan ekonomi nasional. Sektor industri mampu memberikan kontribusi ekonomi yang besar melalui nilai tambah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi makanan beranekaragam yang dapat memberikan sumbangan zat gizi yang cukup bagi tubuh, dengan adanya

Lebih terperinci

Bisnis Sampingan Untung Besar dari Kreasi Cake 3D

Bisnis Sampingan Untung Besar dari Kreasi Cake 3D Bisnis Sampingan Untung Besar dari Kreasi Cake 3D Memanfaatkan skill, kreativitas, hobi, dan waktu luang untuk merintis bisnis sampingan, memang menjanjikan keuntungan cukup besar. Peluang inilah yang

Lebih terperinci

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan 1 Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan Pengertian Abon Abon merupakan salah satu jenis makanan awetan berasal dari daging (sapi, kerbau,

Lebih terperinci

BAB III METODE PELAKSANAAN

BAB III METODE PELAKSANAAN BAB III METODE PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktik produksi pembuatan nugget patin wortel dilaksanakan bulan Maret 2016 sampai selesai di Laboratorium Rekayasa Proses dan Pengolahan Hasil

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam perekonomian nasional melalui pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), perolehan devisa,

Lebih terperinci

MODUL 7 STICK IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu stick ikan yang dihasilkan berwarna kekuningan dan memiliki tekstur yang renyah.

MODUL 7 STICK IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu stick ikan yang dihasilkan berwarna kekuningan dan memiliki tekstur yang renyah. MODUL 7 STICK IKAN Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu membuat stick ikan yang gurih, renyah dan enak. Indikator Keberhasilan: Mutu stick ikan yang dihasilkan berwarna

Lebih terperinci

LUMPIA L.A ( LUMPIA LUAR ANGKASA )

LUMPIA L.A ( LUMPIA LUAR ANGKASA ) USULAN PROGRAM KREATIF MAHASISWA JUDUL PROGRAM LUMPIA L.A ( LUMPIA LUAR ANGKASA ) BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN Disusun oleh : 1. Friski Tri Cahyono A11.2010.05770 2. Yosoa Putra Raharja A11.2010.05623

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional meliputi pengertian yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional meliputi pengertian yang digunakan 38 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional meliputi pengertian yang digunakan untuk memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

VIII. PENDAPATAN USAHA PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR

VIII. PENDAPATAN USAHA PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR VIII. PENDAPATAN USAHA PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR 8.1 Pendapatan Usaha Martabak Kaki Lima di Kota Bogor Analisis pendapatan usaha bertujuan untuk mengetahui besarnya

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang mempunyai kekayaan alam yang salah satunya berupa hasil pertanian yang melimpah. Kekayaan alam dari sektor pertanian ini menjadi salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. upaya untuk menyelamatkan harga jual buah jambu getas merah terutama

BAB I PENDAHULUAN. upaya untuk menyelamatkan harga jual buah jambu getas merah terutama 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah jambu getas merah merupakan buah-buahan tropis yang mudah sekali mengalami kerusakan dan secara nyata kerusakannya terjadi pada saat penanganan, transportasi,

Lebih terperinci

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM. KERUPUK RUMPUT LAUT SERASI (Sehat dan Bernutrisi) BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM. KERUPUK RUMPUT LAUT SERASI (Sehat dan Bernutrisi) BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN HALAMAN JUDUL PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM KERUPUK RUMPUT LAUT SERASI (Sehat dan Bernutrisi) BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN Diusulkan oleh : 1. Ruli Nurmala (1201413055) 2013

Lebih terperinci

Menimbang : Mengingat :

Menimbang : Mengingat : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.00.5.1.2569 TENTANG KRITERIA DAN TATA LAKSANA PENILAIAN PRODUK PANGAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN, Menimbang : Mengingat

Lebih terperinci