BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Produk Kue cubit ubi jalar ungu adalah salah satu produk diversifikasi dari makanan tradisional kue cubit.kue berukuran kecil ini berdiameter sekitar 4cm. Kue cubit menggunakan campuran susu, telur, tepung terigu dan ubi ungu sebagai komponen utamanya. Untuk menambah rasa dan aroma ditambahkan mentega, gula, dan vanili bubuk. Praktek produksi ini dilakukan pembuatan kue cubit ubi jalar ungu dengan menggunakan tiga formulasi berdasarkan komposisi bahan baku yaitu tepung terigu dan ubi ungu. Untuk formulasi yang pertama kue cubit dengan tepung terigu 150 gram dan pasta ubi ungu 100 gram, formulasi yang kedua kue cubit dengan tepung terigu 100 gram dan pasta ubi ungu 150 gram, formulasi yang ketigakue cubit dengan tepung terigu 50 gram dan pasta ubi ungu 200 gram. Manfaat kue cubit ubi jalar ungu sangat besar untuk kesehatan karena kandungan antioksidan (antosianin) yang tinggi sehingga bisa dikatakan kue cubit ubi ungu termasuk makanan fungsional. Makanan fungsional didefinisikan sebagai makanan yang berpengaruh positif terhadap kesehatan dan kebugaran tubuh. Proses pembuatan kue cubit ubi jalar ungu dengan kandungan antioksidan (antosianin) yang tinggi sebagai potensi makanan fungsional adalah sebagai berikut : 1. Sortasi bahan Bahan baku merupakan faktor utama yang menentukan dalam proses produksi atau pembuatan bahan makanan. Bahan baku berupa ubi ungu dipilih langsung dari penjual yang berada di Pasar Legi. Pemilihan bahan dilakukan untuk mendapatkan ubi ungu yang berkualitas baik (layak untuk diproses). Proses sortasi ubi jalar ungu dapat dilihat pada Gambar 4.1.

2 Gambar 4.1 Sortasi Ubi Jalar Ungu 2. Pencucian bahan Pencucian ubi ungu menggunakan air yang mengalir tanpa menggunakan bahan apapun, pencucian ubi ungu bertujuan untuk menghilangkan benda asing dan kotoran yang menempel pada ubi ungu. Jika ubi ungu sudah bersih untuk kemudian dapat dilakukan proses selanjutnya. Berikut adalah gambar pencucian ubi jalar ungu pada Gambar 4.2. Gambar 4.2 Pencucian Ubi Jalar Ungu 3. Pengukusan

3 Proses pengukusan dilakukan selama 60 menit sampai ubi jalar menjadi lunak. Proses pengukusan bertujuan untuk melunakkan ubi jalar ungu dengan tidak merusak karakteristik bahan. Pengukusan ubi jalar ungu dilakukan agar ubi jalar ungu mudah dihancurkan dan dapat tercampur rata saat proses pencampuran bahan. Berikut adalah gambar penghalusan ubi jalar ungu pada Gambar 4.3. Gambar 4.3 Pengukusan Ubi Jalar Ungu 4. Pengupasan Proses pengupasan dilakukan setelah proses pengukusan. Tujuan dari proses pengupasan adalah agar terhindar dari kulit ubinya yang bersifat pahit. Pengupasan dilakukan dengan cara manual menggunakan tangan dan pisau. 5. Penghalusan Penghalusan bahan dilakukan supaya ubi jalar ungu menjadi halus sehingga dalam proses pencampuran dapat berjalan dengan baik. Berikut adalah gambar penghalusan ubi jalar ungu pada Gambar 4.4.

4 Gambar 4.4 Penghalusan Ubi Jalar Ungu 6. Penimbangan Bahan Sebelum menuju ke pengolahan terlebih dahulu melakukan penimbangan berat bahan yang akan dibuat menjadi kue cubit ubi jalar ungu. Penimbangan bahan bertujuan untuk membuat kue cubit dapat menyesuaikan dengan formula yang dibuat. Penimbangan bahan kue cubit ubi jalar ungu dapat dilihat pada Gambar 4.5 dan Gambar 4.6. Gambar 4.5 Penimbangan bahan tepung terigu

5 Gambar 4.6 Penimbangan bahan pasta ubi ungu 7. Pencampuran dan Pengkocokkan Bahan Pertama Pencampuran bahan pertama dengan mencampurkan telur dan gula terlebih dahulu dikarenakan agar telur mudah mengembang dan gula perlahan-lahan dapat larut dan menyatu dengan telur. Pengocokan pertama dilakukan selama 2 menit agar telur dan gula dapat mengembang dan larut dengan sempurna. Pencampuran dan pengkocokkan bahan pertama dapat dilihatpada Gambar 4.7. Gambar 4.7 Pencampuran dan pengkocokkan bahan pertama

6 8. Pencampuran dan Pengkocokan bahan kedua Pencampuran kedua adalah penambahan tepung terigu, pasta ubi ungu, vanili, susu, margarine, baking powder. Pencampuran kedua dilakukan dengan perlahan/ bertahap dikarenakan sifat tepung terigu yang ringan dan mudah tercecer oleh mixer sehingga bisa merubah takaran timbangan awal tepung. Pengkocokan yang kedua berfungsi agar bahan tercampur rata dan mengembang. Pada tahap pengkocokan kedua dilakukan pengurangan kecepatan putaran mixer. Pengurangan kecepatan mixer bertujuan untuk mencegah tercecernya tepung terigu, karena bisa merubah takaran timbangan awal tepung. Pencampuran dan pengkocokan bahan kedua dapat dilihat pada Gambar 4.8. Gambar 4.8Pencampuran dan pengkocokan bahan kedua 9. Pengembangan/ Proofing Setelah proses pengkocokan, adonan didiamkan dalam suhu ruang selama 10 menit dan ditutup dengan kain agar adonan mengembang. Pendiaman berfungsi agar adonan dapat mengembang dengan baik sewaktu proses pemasakan.

7 10. Pemanggangan Sebelum tahap pemanggangan terlebih dahulu mengoleskan margarine pada wajan teflon bertujuan agar adonan tidak terlalu lengket dan mudah diambil. Proses pemanggangan dilakukan dengan menggunakan api kecil agar adonan tidak terlalu gosong dan ditutup dengan kaca penutup wajan agar panas yang ditimbulkan dapat merata. Penutupan dengan penutup kaca dilakukan setelah adonan kue cubit yang dipanggang mulai mengembang. Pemberian toping dilakukan sebelum adonan ditutup oleh kaca penutup. Kue cubit dikatakan matang jika sudah muncul lubang- lubang kecil pada permukaanya. Proses pemanggangan dapat dilihatpada Gambar 4.9. Gambar 4.9 Proses pemanggangan. B. Analisis Sensori Uji sensori merupakan cara pengujian dengan menggunakan indra manusia sebagai alat utama untuk pengukuran daya penerimaan terhadap produk. Pengujian sensori produk ini menggunakan uji kesukaan. Uji rangking digunakan untuk mengetahui tanggapan panelis mengenai tingkat kesukaan dari tiap produk, seperti tingkat kenampakan pada sampel. Pada uji kesukaan panelis diminta untuk mengurutkan sampel yang diuji menurut perbedaan tingkat mutu sensorik. Skala yang digunakan yaitu 1

8 menyatakan sangat suka, 2 menyatakan suka, 3 agak suka, 4 menyatakan tidak suka, 5 menyatakan sangat tidak suka. Uji organoleptik dilakukan oleh 25 orang panelis dengan parameter berupa meliputi warna, tekstur, warna, aroma, dan overall terhadap kue cubit ubi jalar ungu. Hasil SPSS kue cubit subtitusi ubi ungu dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1Hasil SPSS Kue Cubit Subtitusi Ubi Ungu Kode Sampel Warna Rasa Tekstur Aroma Overall a 3.52 a 3.36 a 3.52 a 3.44 a a 3.48 a 3.32 a 3.40 a 3.44 a a 3.44 a 3.72 a 3.64 a 3.52 a Keterangan : Kode 234 : Subtitusi tepung 60% (150 gr) dan ubi ungu 40% (100 gr) Kode 441 : Subtitusi tepung 40% (100 gr) dan ubi ungu 60% (150 gr) Kode 113 : Subtitusi tepung 20% (50 gr) dan ubi ungu 80% (200 gr) Dari Tabel 4.1 dapat diketahui kue cubit ubi jalar ungu dengan variasi bahan baku tepung terigu dan ubi ungu memiliki nilai yang berbeda-beda. 1. Warna Pada Tabel 4.1dapat dilihat bahwa tingkat kesukaan warna kue cubit ubi jalar ungu dengan kode 234, 441 dan 113 tidak berbeda nyata. Dari ketiga formulasi ini kue cubit ubi jalar ungu tidak terdapat perbedaan dalam warna, dikarenakan bahan yang digunakan sama sehingga tidak terdapat perbedaan warna yang signifikan. Dari ketiga formulasi warna kue cubit ubi jalar ungu yang paling disukai adalah formulasi dengan kode 441 yaitusubtitusi tepung 40% (150 gr) dan ubi ungu 60% (100 gr).

9 2. Rasa Pada Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa tingkat kesukaan rasa kue cubit ubi jalar ungu dengan kode 234, 441 dan 113 tidak berbeda nyata. Dari ketiga formulasi ini kue cubit ubi jalar ungu tidak terdapat perbedaan dalam rasa, dikarenakan bahan yang digunakan sama sehingga tidak terdapat perbedaan rasa yang signifikan. Dari ketiga formulasi rasa kue cubit ubi jalar ungu yang paling disukai adalah formulasi dengan kode 234 yaitusubtitusi tepung 60% (150 gr) dan ubi ungu 40% (100 gr). 3. Tekstur Pada Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa tingkat kesukaan tekstur kue cubit ubi jalar ungu dengan kode 234, 441 dan 113 tidak berbeda nyata. Dari ketiga formulasi ini kue cubit ubi jalar ungu tidak terdapat perbedaan dalam tekstur, dikarenakan bahan yang digunakan sama sehingga tidak terdapat perbedaan tekstur yang signifikan. Dari ketiga formulasi tekstur kue cubit ubi jalar ungu yang paling disukai adalah formulasi dengan kode 113 yaitu subtitusi tepung 20% (150 gr) dan ubi ungu 80% (100 gr). Kode 113 mempunyai tekstur yang lebih lembut dikarenakan kandungan pasta ubi jalar ungu yang lebih banyak. 4. Aroma Pada Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa tingkat kesukaan aroma kue cubit ubi jalar ungu dengan kode 234, 441 dan 113 tidak berbeda nyata. Dari ketiga formulasi ini kue cubit ubi jalar ungu tidak terdapat perbedaan dalamaroma, dikarenakan bahan yang digunakan sama sehingga tidak terdapat perbedaan aromayang signifikan. Dari ketiga formulasi aromakue cubit ubi jalar ungu yang paling disukai adalah formulasi dengan kode 113 yaitu subtitusi tepung 20% (150 gr) dan ubi ungu 80% (100 gr). 5. Overall Pada Tabel 4.1dapat dilihat bahwa keseluruhan kue cubit ubi jalar ungu dengan kode 234, 441 dan 113 tidak berbeda nyata. Dari

10 ketiga formulasi ini kue cubit ubi jalar ungu tidak terdapat perbedaan dalam overall. Dari ketiga formulasi keseluruhan kue cubit ubi jalar ungu yang paling disukai adalah formulasi dengan kode 113 yaitu subtitusi tepung 20% (150 gr) dan ubi ungu 80% (100 gr). Kode 113 lebih disukai karena lebih lembut dan memiliki kandungan pasta ubi jalar ungu yang lebih banyak. Dari ketiga formulasi keseluruhan kue cubit ubi jalar ungu adalah tidak berbeda nyata, maka formulasi terbaik dipilih formulasi 133 karena mempunyai biaya produksi lebih kecil dibandingkan formulasi yang lain. C. Analisis Kimia Setelah diketahui produk yang paling disukai, maka produk dengan formulasi terpilih yang akan dibuat sebagai produk kue cubit ubi jalar yang akan dipasarkan. Di dalam kue cubit ubi jalar terdapat zat-zat gizi yang memiliki banyak manfaat, maka dari itu dilakukan pengujian untuk mengetahui dan menganalisis kandungan gizinya. Kandungan gizi yang terdapat pada kue cubit ubi jalar ungu dilakukan pengujian terhadap kandungan aktivitas antioksidan. Hasil pengujian tersebut ditunjukkan pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Hasil Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode DPPH. No Sampel Parameter Metode Hasil Uji Satuan 1 Pasta Ubi Ungu Antioksidan Dpph 77,90 % 2 Kue Cubit Ubi Jalar Ungu Antioksidan Dpph 12,78 % Tabel 4.2 Hasil Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode DPPH. Antosianin dapat rusak akibat suhu tinggi (pemanasan) yang biasa digunakan dalam pembuatan sejumlah produk olahan ubi jalar. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengurangan/kehilangan antosianin pada produk olahan ubi jalar. Penelitian disusun dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial 2 faktor, yaitu jenis ubi jalar ungu dan jenis produk olahan ubi jalar. Parameter analisis utama adalah kandungan

11 antosianin dan aktivitas antioksidan. Ubi jalar ungu pekat mengandung antosianin 61,85 mg/100 g, 17 kali lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan antosianin ubi jalar ungu muda 3,51 mg/100 g. Ubi jalar ungu pekat memiliki aktivitas antioksidan 59,25 %, lebih besar dibandingkan dengan ubi jalar ungu muda 56,64 %. Penurunan kandungan antosianin pada produk olahan dari kedua jenis ubi jalar menunjukkan kecenderungan yang sama. Produk olahan ubi jalar ungu yang paling mampu mempertahankan kandungan antosianin diperoleh pada ubi kukus yaitu 34,14 % (ungu pekat) dan 42,16 % (ungu muda), sedangkan tingkat penurunan tertinggi diperoleh pada produk keripik yaitu 95,21 % (ungu pekat) dan 88,47% (ungu muda). Dari Tabel 4.2 dapat dilihat aktivitas antioksidan pada kue cubit ubi jalar ungu dengan bahan dasar tepung terigu dan pasta ubi ungu mengandung aktivitas antioksidan sebesar 12,78 %. Bisa dikatakan kue cubit ubi jalar ungu ini mempunyai aktivitas antioksidan yang kecil. Pada pasta ubi ungu mengandung aktivitas antioksidan sebesar 77,90%, lebih besar dari pada aktivitas antioksidan dari kue cubit ubi jalar ungu. Semakin besar prosentase penangkapan radikal DPPH, semakin besar pula aktivitas antioksidannya. Aktivitas antioksidan kue cubit ubi jalar ungu lebih kecil dari pada aktivitas antioksidan pasta ubi ungu karena pada saat proses pengolahan mengalami penurunan kadar aktivitas antioksidan. Meskipun kandungan senyawa antosianin di dalam ubi jalar ungu cukup besar, perlakuan pengolahan yang kurang tepat dapat mengurangi jumlah kandungan antosianin di dalam produk olahan. Pengolahan ubi jalar yang biasa dilakukan masih sangat sederhana antara lain digoreng, direbus, dikukus, dibuat menjadi bubur, keripik, dan makanan tradisional lainnya. Semua proses pengolahan tersebut melibatkan penggunaan panas. Pemanasan mengakibatkan kehilangan sejumlah zat gizi terutama yang bersifat labil seperti asam askorbat, antosianin dan betakaroten (Budhiarto, 2003). D. Desain Kemasan

12 1. Kemasan Bahan pengemasan pada kue cubit ubi jalar ungu menggunakan mika berwarna coklat dengan tutup bening. Alasan menggunakan pengemasan mika dengan tutup bening supaya konsumen dapat melihat langsung produk tanpa harus membuka tutupnya terlebih dahulu. Selain itu mika ini bersifat ringan, tahan terhadap air dan minyak dan tidak mudah robek. Sehingga mudah dibawa kemanamana. Bahan mika lebih dipilih dikarenakan lebih tahan lama. Kemasan kue cubit ubi jalar ungu pada Gambar Gambar Kemasan Kue Cubit Ubi Jalar Ungu 2. Label Label pada pengemasan kue cubit ubi jalar ungu ini sendiri terdiri dari judul produk, komposisi, ijin produksi dari dinas kesehatan, kehalalan produk, dan netto. Adanya labeling bertujuan untuk mempromosikan dan mengenalkan produk yang sudah siap dipasarkan kepada konsumen. Lebel pada kue cubit ubi jalar ungu dapat dilihat pada Gambar

13 Gambar Lebel pada Kue Cubit Ubi Jalar Ungu. E. Analisis Ekonomi Setelah diketahui formula mana yang paling disukai, selanjutnya dilakukan perhitungan kelayakan usaha produk kue cubit ubi jalar ungu untuk mengetahui harga jual dari produk ini. Perhitunganya adalah sebagai berikut: 1. Biaya Tetap/FixedCost (FC) a. Tabel 4.3 Tabel Biaya Tetap No Uraian Rp Per Bulan 1 Gaji pemilik Gaji karyawan Biaya sewa

14 4 Biaya produksi Biaya administrasi Jumlah b. Amortisasi Tabel 4.4 Tabel Amortisasi No Harta tak berwujud Rp/bln 1 Biaya trial dan eror Pajak Reklame Jumlah c. Penyusutan Tabel 4.5 Tabel Penyusutan No Uraian Jumlah Nilai (Rp) Nilai awal (P) (Rp) Nilai sisa (S) (Rp) Umur (N) Depresiasi (Rp/thn) Depresiasi (Rp/bln) 1 Timbangan , Mixer Baskom buah 4 Pisau 1 set ,33 5 Wajan/cetakan Solet/kuas buah 7 Gelas takar ,50 buah 8 Dandang buah 9 Kompor

15 buah 10 Lampu Watt 5 buah Jumlah , ,61 d. Dana sosial Dana sosial = Rp ,00/bulan Total Biaya Tetap = a + b + c + d = Rp Rp Rp ,61+ Rp = Rp ,61/ bulan 2. Biaya Tidak Tetap a. Bahan Baku dan Bahan Pembantu Tabel 4.5 Tabel Bahan Baku dan Bahan Pembantu No Uraian kebutuhan Rp/hari Rp/bln 1 Tepung trigu 2,5 kg (Rp 9.000/kg) Ubi jalar ungu (10 Rp , Gula pasir (6,6 Rp Vanili 25 sheet (Rp 1000/sheet) Baking powder 50 gr (Rp /100gr) 6 Soda kue 50 gr (Rp 6.500/100gr) Margarin 2 kg (Rp /kg) Telur 3 kg (Rp /kg) Susu 2,5 liter Meses 750 gr (Rp ) Jumlah

16 b. Biaya bahan bakar dan energy Tabel 4.6 Tabel Biaya Bahan Bakar dan Energy No Uraian Rp per Bulan 1 Listrik Air PDAM Sabun (Cuci tangan, cuci alat, cuci lantai) Gas LPG 12 Kg 12 Buah Jumlah c. Biaya perawatan dan perbaikan Tabel 4.7Tabel Biaya Perawatan dan Perbaikan No Uraian Harga beli (P) (Rp) %FPP Jam/ hari Hari/ bln Rp/ bln 1 Timbangan 55, Mixer 2,685, ,370 3 Baskom 6 buah 90, Pisau 1 set 125, Wajan/cetakan 504, ,520 6 Solet/kuas 8 buah 36, Gelas takar 9 buah 153, ,836 8 Dandang 3 buah 180, ,700 9 Kompor 3 buah 954, , Lampu 24 Watt 5 210, ,100 buah Jumlah 4,992,000 27,026 d. Biaya pengemasan Tabel 4.8 Tabel Biaya Pengemasan

17 No Kemasan Jumlah/bulan satuan Rp/bulan 1 Mika Label (Press) kertas Minyak Solasi Jumlah Biaya Tidak Tetap (VC) = a + b + c + d = Rp Rp Rp 27,023 + Rp = Rp Biaya Produksi Biaya Produksi = Biaya Tetap (FC) + Biaya Tidak Tetap (VC) = Rp ,61+ Rp = Rp Kapasitas Produksi Dalam 1 hari menghasilkan = 1500 biji kue 1 kemasan = 6 biji Kapasitas 1 hari = 250 kemasan Kapasitas per bulan (26 hari) = kemasan 5. Harga Pokok Penjualan (HPP) HPP = =

18 = Rp 5.424,980 = Rp Harga Jual Harga kue cubit per kemasan (Kue Cubit Bitten Bogor) = Rp Harga kue cubit per kemasan (CubitKoe Solo) = Rp Harga kue cubit per kemasan yang dijual = Rp Hasil Penjualan Hasil Penjualan = Harga Jual Kapasitas Produksi = Rp = Rp /Bulan 8. Biaya Tidak Tetap (VC/kemasan) Biaya Tidak Tetap (VC/kemasan) = = = Rp 4.102, Laba a. Laba Kotor = Hasil Penjualan Biaya Produksi = Rp Rp = Rp b. Laba Bersih = Laba Kotor Pajak = Rp (5% Rp ) = Rp ( ) = Rp BEP (Break Event Point) BEP adalah suatu titik kesetimbangan pada titik tersebut jumlah dari hasil penjualan sama dengan jumlah biaya yang

19 dikeluarkan atau perusahaan tersebut tidak mengalami laba atau rugi. Jika penjualan berjumlah kerang dari jumlah yang ditentukan oleh titik ini, maka akan diperoleh kerugian bersih (Astawan, 1999). BEP Produksi = BEP Harga = Analisis Titik Impas (Break Event Point) sering juga disebut dengan cost volume profit analysis. Analisis ini diperlukan untuk mengetahui hubungan antara volume produksi, volume penjualan, harga jual, biaya produksi, biaya lainya dan juga laba atau rugi. Suatu perusahaan dalam keadaan impas (break event), apabila telah disusun laporan perhitungan laba rugi untuk periode tertentu tersebut tidak mendapatkan keuntungan atau sebaliknya tidak menderita kerugian. Hasil penjualan yang diperoleh untuk periode tertentu sama besarnya dengan keseluruhan biaya yang telah dikeluarkan sehingga perusahaan tidak memiliki keuntungan atau menderita kerugian (Catari, 2009). ( ) ( ) = 2.967, Artinya, titik impas akan tercapai pada tingkat produksi Kue Cubit Ubi Jalar Ungu sebanyak pcs.

20 = 5.424, ROI (Return On Investment) Return on Investment (ROI) adalah perbandingan antara besarnya laba per tahun dengan besarnya modal, yang dinyatakan persen per tahun. ROI = 100% per tahun ROI dapat dihitung berdasarkan laba kotor yaitu selisih antara hasil penjualan dengan biaya produksi keseluruhan (belum dikurangi pajak pendapatan) atau berdasarkan laba bersih yaitu dikurangi pajak pendapatan. Demikian besar modal dapat dinyatakan sebagai modal tetap atau modal keseluruhan modal tetap dan modal kerja (Sutanto, 1994). ROI sebelum pajak = 100% per bulan = 100% per bulan = 0, % per bulan = 29 % per Bulan ROI sesudah pajak = 100% per bulan = 100% per bulan = 0, % per bulan = 27,5 % per Bulan 12. POT

21 POT merupakan waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk mendapatkan modal dan mendapatkan keuntungan bersih. = 3,4445 = 3,5 Bulan 13. B/C Ratio (Benefit Cost Ratio) = 1,290 Pada proses produksi Kue Cubit Ubi Jalar Ungu memiliki nilai B/C sebesar 1,290 sehingga usaha ini layak untuk dijalankan atau dilaksanakan.

BAB III METODE PELAKSAANAN

BAB III METODE PELAKSAANAN BAB III METODE PELAKSAANAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Proses produksi kue cubit subtitusi ubi jalar ungu dilaksanakan mulai bulan Maret-April 2016 di Laboratorium Pangan dan Gizi ITP, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Produk Es krim jambu merah adalah es krim yang terbuat dari susu cair full cream, susu skim, whipping cream, kuning telur, gula halus serta buah jambu biji merah.

Lebih terperinci

BAB III METODE PELAKSANAAN

BAB III METODE PELAKSANAAN BAB III METODE PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan Proses Produksi yang berjudul Proses Produksi Flakes Bekatul dilaksanakan mulai bulan April 2016 sampai bulan Mei 2016 di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktek Produksi Kopi Biji Salak dengan Penambahan Jahe Merah dilaksanakan pada bulan Maret-April 2016 di Laboratorium Rekayasa Proses dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PELAKSANAAN

BAB III METODE PELAKSANAAN BAB III METODE PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktik produksi pembuatan nugget patin wortel dilaksanakan bulan Maret 2016 sampai selesai di Laboratorium Rekayasa Proses dan Pengolahan Hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PELAKSANAAN

BAB III METODE PELAKSANAAN BAB III METODE PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan Proses Produksi yang berjudul Proses Pembuatan Es Krim Wortel dilaksanakan mulai bulan Maret 2016 sampai bulan Mei 2016 di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. jewawut, pencampuran bahan-bahan, mencetak/membentuk choco chip,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. jewawut, pencampuran bahan-bahan, mencetak/membentuk choco chip, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.1 Hasil.1.1 Proses pembuatan choco chip jewawut Pembuatan Choco chip jewawut diawali dengan pembuatan tepung jewawut, pencampuran bahan-bahan, mencetak/membentuk choco chip,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 22 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Produk Kerupuk ikan sayur merupakan makanan yang berasal dari bahan utama yaitu ikan tenggiri dan tepung tapioka dengan penambahan sayur yang dapat meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanan Praktek Produksi Proses Pembuatan Teh Herbal Daun Sirsak dengan Campuran Kayu Manis, Daun Stevia dan Secang dalam Kemasan Celup dilaksanakan mulai

Lebih terperinci

BAB III METODE PELAKSANAAN

BAB III METODE PELAKSANAAN BAB III METODE PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktek produksi Pembuatan Kerupuk Kulit Pisang dilaksanakan di Universitas Sebelas Maret. Pelaksanaan praktek produksi dilakukan pada bulan februari-juni

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Cookies Tepung Beras 4.1.1 Penyangraian Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan pada wajan dan disangrai menggunakan kompor,

Lebih terperinci

METODE. Bahan dan Alat

METODE. Bahan dan Alat 22 METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan mulai bulan September sampai November 2010. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Analisis Makanan serta Laboratorium

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses pencampuran adonan diawali dengan gula 200gr dan 3 biji telur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses pencampuran adonan diawali dengan gula 200gr dan 3 biji telur BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Proses Pengolahan kue bangke 4.1.1 Pencampuran adonan Pada proses pencampuran adonan diawali dengan gula 00gr dan 3 biji telur dicampur sampai terbentuk krim homogen, kemudian

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DAN UJI ORGANOLEPTIK PRODUK OLAHAN MAKANAN DENGAN BAHAN DASAR KENTANG DAN UBI JALAR

PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DAN UJI ORGANOLEPTIK PRODUK OLAHAN MAKANAN DENGAN BAHAN DASAR KENTANG DAN UBI JALAR PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DAN UJI ORGANOLEPTIK PRODUK OLAHAN MAKANAN DENGAN BAHAN DASAR KENTANG DAN UBI JALAR NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan 30 November Mei 2016

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan 30 November Mei 2016 16 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan 30 November 2015 13 Mei 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro Semarang

Lebih terperinci

Kue Kering Tradisional yang Selalu Hadir saat Lebaran

Kue Kering Tradisional yang Selalu Hadir saat Lebaran Tuesday, 22 September 2009 21:05 Last Updated Tuesday, 22 September 2009 21:14 Kue Kering Tradisional yang Selalu Hadir saat Lebaran Berbagai macam hidangan disajikan di Hari Raya Lebaran, tidak ketinggalan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI A.

BAB III METODOLOGI A. BAB III METODOLOGI A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Pelaksanaan praktik produksi enting-enting kacang tanah, kacang kedelai dan kedondong ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.3.1 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemanas listrik, panci alumunium, saringan, peralatan gelas (labu Erlenmayer, botol vial, gelas ukur,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis pelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis pelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis pelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan. B. Tempat Dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat pembuatan

Lebih terperinci

PENGARUH PROPORSI TEPUNG TERIGU : PISANG TANDUK KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR TERHADAP KUALITAS CAKE SKRIPSI. Oleh :

PENGARUH PROPORSI TEPUNG TERIGU : PISANG TANDUK KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR TERHADAP KUALITAS CAKE SKRIPSI. Oleh : PENGARUH PROPORSI TEPUNG TERIGU : PISANG TANDUK KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR TERHADAP KUALITAS CAKE SKRIPSI Oleh : PRAPTI AKHIRININGSIH NPM : 0533010001 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya 2.1 Komposisi Kimia Udang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Udang merupakan salah satu produk perikanan yang istimewa, memiliki aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya lebih

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan melakukan eksperimen, metode ini ditempuh dalam pembuatan Chiffon cake dengan subtitusi tepung kulit singkong 0%, 5%, 10%,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen di bidang Teknologi Pangan. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat pembuatan cake rumput laut dan mutu organoleptik

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan IV. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Percobaan Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan penelitian utama dilaksanakan bulan Maret Juni 2017 di Laboratorium Teknologi

Lebih terperinci

OLAHAN PANGAN DARI UBI JALAR UNGU

OLAHAN PANGAN DARI UBI JALAR UNGU OLAHAN PANGAN DARI UBI JALAR UNGU 1. Kupas,cuci, lalu kukus ubi ungu. Setelah matang, haluskan. 2. Siapkan bahan kering, terigu, gula 3sdm, susu bubuk,ragi, lalu tuang SKM yg sudah dicairkan dgn 100 ml

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Gorontalo. 3.2 Bahan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

Resep kue basah : kue lumpur, tips dan variasinya

Resep kue basah : kue lumpur, tips dan variasinya Resep kue basah : kue lumpur, tips dan variasinya Kue lumpur merupakan salah satu jajanan pasar yang sangat populer. Jika anda berkunjung ke berbagai wilayah di Indonesia anda akan menemukan dengan mudah

Lebih terperinci

Usaha Untung Besar, Dari Cookies Aneka Rasa

Usaha Untung Besar, Dari Cookies Aneka Rasa Usaha Untung Besar, Dari Cookies Aneka Rasa Imut, lezat, dan renyah!!! Paduan inilah yang berhasil membuat camilan cookies aneka rasa diminati konsumen di berbagai belahan dunia. Bila dulunya cookies diciptakan

Lebih terperinci

sampai matang 10. Tuang kembali adonan hijau sampai separuh adonan

sampai matang 10. Tuang kembali adonan hijau sampai separuh adonan Aneka Olahan Kue Tepung Kasava Tepung singkong dapat digunakan dalam pembuatan tepung campuran (composite flour), yakni tepung campuran antara tepung singkong dan tepung terigu. Tepung campuran tersebut

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan dan eksperimen pembuatan mousses dengan penambahan tape ketan hitam dan melakukan uji organoleptik kepada panelis ahli serta uji daya

Lebih terperinci

A. JUDUL Pemanfaatan Ubi Jalar Sebagai Bahan Baku Pembuatan Nugget B. LATAR BELAKANG MASALAH

A. JUDUL Pemanfaatan Ubi Jalar Sebagai Bahan Baku Pembuatan Nugget B. LATAR BELAKANG MASALAH A. JUDUL Pemanfaatan Ubi Jalar Sebagai Bahan Baku Pembuatan Nugget B. LATAR BELAKANG MASALAH Industri makanan dan minuman di indonesia memiliki potensi yang cukup bagus untuk dikembangkan. Selain untuk

Lebih terperinci

Modul. Modul 20 BAB I PENDAHULUAN

Modul. Modul 20 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Pada umumnya bolu adalah kue berbahan dasar tepung biasanya menggunakan tepung terigu, gula dan telur. Kue bolu umumnya dimatangkan dengan 2 cara dipanggang di dalam oven

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian. dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan bernilai gizi tinggi seperti kacang

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian. dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan bernilai gizi tinggi seperti kacang I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai : Latar Belakang, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kerangka Pemikiran, Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian.

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Umumnya dalam sebuah penelitian diawali dengan identifikasi masalah. hipotesis dan sekaligus untuk menjawab permasalahan penelitian.

I PENDAHULUAN. Umumnya dalam sebuah penelitian diawali dengan identifikasi masalah. hipotesis dan sekaligus untuk menjawab permasalahan penelitian. I PENDAHULUAN Umumnya dalam sebuah penelitian diawali dengan identifikasi masalah berdasarkan latar belakang tertentu. Dengan maksud dan tujuan yang sudah jelas selanjutnya dikembangkan kerangka pemikiran

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. BAHAN DAN ALAT Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain talas bentul, gula pasir, gula merah, santan, garam, mentega, tepung ketan putih. Sementara itu, alat yang

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Roti tawar merupakan salah satu produk turunan dari terigu yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia khususnya masyarakat perkotaan, namun tepung terigu yang

Lebih terperinci

Resep Kastengel Bawang Merah

Resep Kastengel Bawang Merah MEMBUAT RANCANGAN DAN KARYA TEKNOLOGI DIVERSIVIKASI TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN BERBASIS BAWANG MERAH YANG TIDAK DIPATENKAN; TINGKAT INTERNASIONAL Resep Kastengel Bawang Merah Bahan Adonan: 1 kg Tepung

Lebih terperinci

III. METODE PELAKSANAAN. bulan April 2013 sampai dengan pertengahan Juni 2013.

III. METODE PELAKSANAAN. bulan April 2013 sampai dengan pertengahan Juni 2013. III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Pengalaman kerja praktek mahasiswa (PKPM) ini dilakukan di perusahaan bakpia pathok 25 Yogyakarta, dan dilakukan selama 2,5 bulan yaitu dimulai

Lebih terperinci

BAB III METODE PELAKSANAAN

BAB III METODE PELAKSANAAN BAB III METODE PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Proses pembuatan dari Tape Ketan Beta karoten ini akan dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 1 Mei 2015 pukul 09.00-17.00 di Jln. Gombang alas

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. hidup dan konsumsinya agar lebih sehat. Dengan demikian, konsumen saat ini

I PENDAHULUAN. hidup dan konsumsinya agar lebih sehat. Dengan demikian, konsumen saat ini I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk - digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk - Kompor gas - Sendok - Cetakan plastik A.2Bahan

Lebih terperinci

PENGOLAHAN UBI KAYU. Kue Pohong Keju

PENGOLAHAN UBI KAYU. Kue Pohong Keju PENGOLAHAN UBI KAYU Ubi kayu segar adalah bahan pangan yang mudah rusak, oleh sebab itu setelah pemanenan petani segera menjual atau mengolah ubikayu segar sebelum menjadi rusak dan busuk. Ubikayu dapat

Lebih terperinci

PEMBUATAN MIE SUKUN (KAJIAN SUBTITUSI SUKUN KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR) SKRIPSI. Oleh : INDARTY WIJIANTI

PEMBUATAN MIE SUKUN (KAJIAN SUBTITUSI SUKUN KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR) SKRIPSI. Oleh : INDARTY WIJIANTI PEMBUATAN MIE SUKUN (KAJIAN SUBTITUSI SUKUN KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR) SKRIPSI Oleh : INDARTY WIJIANTI 0533010013 JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

Lebih terperinci

111. BAHAN DAN METODE

111. BAHAN DAN METODE 111. BAHAN DAN METODE 3.1 Tern pat dan Waktu Pcnclilian ini telah dilaksanakan di Laboiatorium Pcngolahan llasil Pertanian dan Analisis Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Riau dan Laboratorium

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pemasok utama kakao dunia dengan persentase 13,6% (BPS, 2011). Menurut

I. PENDAHULUAN. pemasok utama kakao dunia dengan persentase 13,6% (BPS, 2011). Menurut I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kakao merupakan salah satu komoditas ekspor yang dapat memberikan kontribusi untuk peningkatan devisa negara. Indonesia merupakan salah satu negara pemasok utama kakao

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM Penyusun: Haikal Atharika Zumar 5404416017 Dosen Pembimbing : Ir. Bambang Triatma, M.Si Meddiati Fajri Putri S.Pd, M.Sc JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN

Lebih terperinci

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU Oleh: Gusti Setiavani, S.TP, M.P Staff Pengajar di STPP Medan Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Produk Snack bars tepung bekatul dengan substitusi tepung maizena merupakan jenis snack bars dengan bahan baku bekatul dan tepung maizena sebagai bahan pengikat.

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK DAN UJI PENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP DONAT SUBSTITUSI TEPUNG JALEJO HINGGA 50 PERSEN

KARAKTERISTIK DAN UJI PENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP DONAT SUBSTITUSI TEPUNG JALEJO HINGGA 50 PERSEN KARAKTERISTIK DAN UJI PENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP DONAT SUBSTITUSI TEPUNG JALEJO HINGGA 50 PERSEN Muflihani Yanis, Noveria Sjafrina, Syarifah Aminah BPTP DKI Jakarta Jl raya ragunan no.30 ABSTRAK Tepung

Lebih terperinci

INOVASI PRODUK OLAHAN BERBASIS UBI JALAR

INOVASI PRODUK OLAHAN BERBASIS UBI JALAR INOVASI PRODUK OLAHAN BERBASIS UBI JALAR Oleh : Gusti Setiavani, STP. MP Ubi Jalar merupakan tanaman yang banyak tumbuh di Provinsi Sumatera Utara. Ubi jalar merupakan salah satu jenis makanan yang mampu

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Pembuatan tepung tulang Jangilus, biskuit dan pengujian organoleptik dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Industri Hasil Perikanan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ubi jalar atau ketela rambat ( Ipomoea batatas ) adalah sejenis tanaman

BAB I PENDAHULUAN. Ubi jalar atau ketela rambat ( Ipomoea batatas ) adalah sejenis tanaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Ubi jalar atau ketela rambat ( Ipomoea batatas ) adalah sejenis tanaman budidaya. Bagian yang dimanfaatkan adalah akarnya yang membentuk umbi dengan kadar gizi berupa

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PROSES PRODUKSI NUGGET PATIN WORTEL

LAPORAN TUGAS AKHIR PROSES PRODUKSI NUGGET PATIN WORTEL LAPORAN TUGAS AKHIR PROSES PRODUKSI NUGGET PATIN WORTEL Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Guna Mencapai Gelar Ahli Madya Teknologi Hasil Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, salah satu industri yang berkembang sangat pesat adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, salah satu industri yang berkembang sangat pesat adalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini, salah satu industri yang berkembang sangat pesat adalah industri kuliner atau makanan. Salah satu makanan yang sedang digemari oleh masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN terdiri dari : Tahapan-tahapan proses pengolahan stick singkong di UKM Flamboyan 4.1 Persiapan Bahan Baku Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

Lebih terperinci

PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN BROWNIES UBI CILEMBU DENGAN KAPASITAS PRODUKSI g PER HARI TUGAS PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN PANGAN

PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN BROWNIES UBI CILEMBU DENGAN KAPASITAS PRODUKSI g PER HARI TUGAS PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN PANGAN PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN BROWNIES UBI CILEMBU DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 96 KEMASAN @ 250 g PER HARI TUGAS PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN PANGAN OLEH: LAWONO, FELICIANA NATALI 6103013055 LUCIANA HENDRIKA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 24 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Produkss Minuman Instan Kacang Hijau dengan Penambahan Jahe CANGHE merupakan minuman instan yang terbuat dari kacang hijau dan jahe. Kenapa di katakan minuman

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Maret 2017 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Maret 2017 di 16 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Maret 2017 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang. 3.1. Materi

Lebih terperinci

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Teknologi Hasil Pertanian

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Teknologi Hasil Pertanian TUGAS AKHIR PROSES PRODUKSI SELAI MARKISA (Passiflora edulis) Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Teknologi Hasil Pertanian DISUSUN OLEH : MUHSININ H3110026 PROGRAM

Lebih terperinci

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM PURPLE DOUGHNUT : DIVERSIFIKASI PANGAN DARI UBI JALAR YANG KAYA MANFAAT DAN RAMAH KANTONG

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM PURPLE DOUGHNUT : DIVERSIFIKASI PANGAN DARI UBI JALAR YANG KAYA MANFAAT DAN RAMAH KANTONG PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM PURPLE DOUGHNUT : DIVERSIFIKASI PANGAN DARI UBI JALAR YANG KAYA MANFAAT DAN RAMAH KANTONG BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN Diusulkan Oleh : Siti

Lebih terperinci

23. HASlL OLAHAN TEPUNG UBI JALAR

23. HASlL OLAHAN TEPUNG UBI JALAR Kararnel Susu, Yoghurt Olahan Tepung Ubi Jalac Ebi (udang kering). Keju 23. HASlL OLAHAN TEPUNG UBI JALAR Tepung ubi jalar dapat digunakan sebagai bahan campuran pembuatan kue dan roti gandum. Adapun proses

Lebih terperinci

III METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan noga kacang hijau adalah

III METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan noga kacang hijau adalah III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini akan menjelaskan mengenai : (3.1) Bahan dan Alat, (3.2) Metode Penelitian, dan (3.3) Prosedur Penelitian. 3.1. Bahan dan Alat 3.1.1. Bahan-bahan yang Digunakan Bahan-bahan

Lebih terperinci

Mengemas Laba Usaha Kacang Mete Di Musim Lebaran

Mengemas Laba Usaha Kacang Mete Di Musim Lebaran Mengemas Laba Usaha Kacang Mete Di Musim Lebaran Peluang bisnis musiman yang menjanjikan untung besar bagi para pelakunya, salah satunya saja seperti bisnis camilan kacang mete yang labanya semakin gurih

Lebih terperinci

Resep Kue. Resep kue nastar

Resep Kue. Resep kue nastar Resep kue nastar Resep kue nastar memang paling banyak dicari dan dipraktekan pada hari raya idul fitri. Pada lebaran tahun 2012 ini admin masakanmama.com pun tidak ketinggalan untuk membuat kue nastar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Keripik Pisang Mocca Tahapan-tahapan proses pengolahan keripik pisang mocca di UKM FLAMBOYAN terdiri atas : 1. Penyiapan bahan baku Adapun jenis pisang

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PROSES PRODUKSI KERUPUK KULIT PISANG

LAPORAN TUGAS AKHIR PROSES PRODUKSI KERUPUK KULIT PISANG LAPORAN TUGAS AKHIR PROSES PRODUKSI KERUPUK KULIT PISANG Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Guna Mencapai Gelar Ahli Madya Teknologi Hasil Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian melalui eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian melalui eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian melalui eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan. B. Waktu dan Tempat Penelitian a. Waktu Penelitian dilakukan mulai

Lebih terperinci

METODE. Waktu dan Tempat

METODE. Waktu dan Tempat 13 METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2012 hingga Mei 2012 bertempat di Laboratorium Analisis makanan, Laboratorium pengolahan pangan, Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kue Cubit Dalam dunia kuliner ada berbagai macam jenis kue, dari bermacam-macam jenis kue salah satunya adalah kue cubit. Kue cubit merupakan jajanan popular yang berasal dari

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai : (1) Bahan yang Digunakan, (2) Alat yang

III BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai : (1) Bahan yang Digunakan, (2) Alat yang III BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai : (1) Bahan yang Digunakan, (2) Alat yang Digunakan, (3) Metode Penelitian, (4) Deskripsi Percobaan. 3.1 Bahan yang Digunakan Bahan yang digunakan

Lebih terperinci

SUBTITUSI TEPUNG UBI JALAR PADA TEPUNG BERAS DALAM PEMBUATAN APEM DAN KUE MANGKOK

SUBTITUSI TEPUNG UBI JALAR PADA TEPUNG BERAS DALAM PEMBUATAN APEM DAN KUE MANGKOK SUBTITUSI TEPUNG UBI JALAR PADA TEPUNG BERAS DALAM PEMBUATAN APEM DAN KUE MANGKOK SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Teknologi

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. substitusi gula fruktosa dilaksanakan pada bulan Oktober 2015 hingga Januari

BAB III MATERI DAN METODE. substitusi gula fruktosa dilaksanakan pada bulan Oktober 2015 hingga Januari 19 BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Materi Penelitian Penelitian analisis nilai kalori dan uji sensori roti gula sukrosa dengan substitusi gula fruktosa dilaksanakan pada bulan Oktober 2015 hingga Januari

Lebih terperinci

Business Plan JAR CAKE. Oleh : Nony Prasmiari Fitri Kusumawati

Business Plan JAR CAKE. Oleh : Nony Prasmiari Fitri Kusumawati Business Plan JAR CAKE An Innovative Way To Eat Cake Oleh : Nony Prasmiari Fitri Kusumawati EXECUTIVE SUMMARY Visi dan Misi Perusahaan Visi: Selalu memberikan inovasi terbaru dalam dunia pastry atau

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-April 2013 di Laboratorium Teknologi Industri Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Lebih terperinci

PERENCANAAN USAHA PENGOLAHAN BROWNIES KUKUS DENGAN KAPASITAS BAHAN BAKU 151,2 KG TEPUNG TERIGU PER TAHUN ( SLICES)

PERENCANAAN USAHA PENGOLAHAN BROWNIES KUKUS DENGAN KAPASITAS BAHAN BAKU 151,2 KG TEPUNG TERIGU PER TAHUN ( SLICES) PERENCANAAN USAHA PENGOLAHAN BROWNIES KUKUS DENGAN KAPASITAS BAHAN BAKU 151,2 KG TEPUNG TERIGU PER TAHUN (20.160 SLICES) TUGAS PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN PANGAN OLEH: FEBRIANA SUBAGIO 6103013030 ERIKA

Lebih terperinci

Lampiran 1. Produksi dan Nilai Ikan Jangilus per Bulan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu Tahun 2012

Lampiran 1. Produksi dan Nilai Ikan Jangilus per Bulan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu Tahun 2012 45 Lampiran 1. Produksi dan Nilai Ikan Jangilus per Bulan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu Tahun 01 No Bulan Produksi (kg) Nilai (Rp) 1 Januari 137 3.083.000 Februari.960 67.737.000 3 Maret

Lebih terperinci

Gambar 36. Selai sebagai bahan olesan roti

Gambar 36. Selai sebagai bahan olesan roti MODUL 6 SELAI RUMPUT LAUT Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu mengolah selai rumput laut dengan baik dan benar. Indikator Keberhasilan: Mutu selai rumput laut yang

Lebih terperinci

KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK NUGGET FORMULAS IKAN TONGKOL DAN JAMUR TIRAM PUTIH YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI. Program studi pendidikan biologi

KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK NUGGET FORMULAS IKAN TONGKOL DAN JAMUR TIRAM PUTIH YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI. Program studi pendidikan biologi KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK NUGGET FORMULAS IKAN TONGKOL DAN JAMUR TIRAM PUTIH YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI Program studi pendidikan biologi Disusun oleh: Arif Rachmad Hakim A420100085 PENDIDIKAN BIOLOGI

Lebih terperinci

CARA PEMBUATAN ROTI MANIS

CARA PEMBUATAN ROTI MANIS CARA PEMBUATAN ROTI MANIS Tahap persiapan - Semua peralatan dan bahan yang dibutuhkan di sediakan dalam jumlah dan takaran masing- masing (sehingga tidak memperlama proses pembuatan nanti), timbang terigu

Lebih terperinci

BAB III METODE PELAKSANAAN

BAB III METODE PELAKSANAAN BAB III METODE PELAKSANAAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian dalam pelaksanaan kegiatan Tugas Akhir ini termasuk penelitian deskriptif.penelitian deskriptif menurut Etna Widodo dan Mukhtar (2000)

Lebih terperinci

PROPOSAL BISNIS USAHA KUE BROWNIES COKLAT

PROPOSAL BISNIS USAHA KUE BROWNIES COKLAT PROPOSAL BISNIS USAHA KUE BROWNIES COKLAT 1 Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar belakang Perkembangan pada bidang ekonomi dan teknologi yang begitu pesat di dunia dan masyarakat kita saat ini telah merubah pola

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kue bolu merupakan kue berbahan dasar tepung terigu dengan penambahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kue bolu merupakan kue berbahan dasar tepung terigu dengan penambahan 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bolu Kukus Kue bolu merupakan kue berbahan dasar tepung terigu dengan penambahan telur dan gula. Terdapat banyak macam kue bolu, misalnya kue tart yang biasa dihidangkan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. BAHAN DAN ALAT Bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas bahan-bahan untuk persiapan bahan, bahan untuk pembuatan tepung nanas dan bahan-bahan analisis. Bahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Proses dan Pengolahan Pangan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Gunung Kidul, Yogyakarta; Laboratorium

Lebih terperinci

1. MOCCA ANGEL CAKE A. RESEP

1. MOCCA ANGEL CAKE A. RESEP 1. MOCCA ANGEL CAKE A. RESEP Teknik pengolahan Memanggang Bahan: 90 gram Terigu 1 cangkir putih telur (12 butir) 150 gram gula halus yang sudah di ayak 1½ sdt cream of tar tar ½ sdt garam ½ sdt vanili

Lebih terperinci

LOGO BAKING TITIS SARI

LOGO BAKING TITIS SARI LOGO BAKING TITIS SARI PENGERTIAN UMUM Proses pemanasan kering terhadap bahan pangan yang dilakukan untuk mengubah karakteristik sensorik sehingga lebih diterima konsumen KHUSUS Pemanasan adonan dalam

Lebih terperinci

PENGOLAHAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PANGAN. Agus Sutanto

PENGOLAHAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PANGAN. Agus Sutanto PENGOLAHAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PANGAN Agus Sutanto PENDAHULUAN Kebutuhan pangan selalu mengikuti trend jumlah penduduk dan dipengaruhi oleh peningkatan pendapatan per kapita serta perubahan pola konsumsi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Produk Menurut Ismayasari (2014), enting-enting merupakan makanan khas dari daerah Jawa Tengah yang terbuat dari campuran kacang tanah yang telah disangrai dan

Lebih terperinci

TEPUNG MOCAF SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI TEPUNG TERIGU Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama

TEPUNG MOCAF SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI TEPUNG TERIGU Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama TEPUNG MOCAF SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI TEPUNG TERIGU Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama I. PENDAHULUAN Untuk mengurangi ketergantungan terhadap terigu dan pengembangan pangan yang berbasis

Lebih terperinci

TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT. Dr. Sri Handayani

TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT. Dr. Sri Handayani TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT Dr. Sri Handayani Tim PPM Jurusan Pendidikan Kimia FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2013 1 TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT Dr. Sri Handayani

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Lebih terperinci

METODE. Waktu dan Tempat

METODE. Waktu dan Tempat 14 METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini berlangsung pada bulan Juni sampai September 2010. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Analisis Pangan, Laboratorium Percobaan Makanan, dan Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan. B. Waktu dan Tempat Tempat penelitian untuk pembuatan kue

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g Kacang hijau (tanpa kulit) ± 1

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Syarbini ( 2013 : 15 ), tepung terigu adalah hasil dari

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Syarbini ( 2013 : 15 ), tepung terigu adalah hasil dari BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tepung Terigu 2.1.1 Pengertian Tepung Terigu Menurut Syarbini ( 2013 : 15 ), tepung terigu adalah hasil dari penggilingan biji gandum. Gandum merupakan salah satu tanaman biji-bijian

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, Laboratorium Analisis Kimia Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENINGKATAN NILAI JUAL IKAN NON EKONOMIS MELALUI USAHA CEMILAN CFC CRISPY FISH CARAAGE

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENINGKATAN NILAI JUAL IKAN NON EKONOMIS MELALUI USAHA CEMILAN CFC CRISPY FISH CARAAGE LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENINGKATAN NILAI JUAL IKAN NON EKONOMIS MELALUI USAHA CEMILAN CFC CRISPY FISH CARAAGE BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN Disusun oleh: Ketua : Cholifah C34090047

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Maenggunakan Pewarna Buatan dan Pewarna Alami Kulit Buah Naga

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Maenggunakan Pewarna Buatan dan Pewarna Alami Kulit Buah Naga BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari Hasil penelitian Uji Kesukaan Hasil Jadi Macaron Maenggunakan Pewarna Buatan dan Pewarna Alami Kulit Buah Naga Merah, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN DAUN KELOR (Moringa oleifera Lamk.) SEBAGAI BAHAN CAMPURAN NUGGET IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis C.)

PEMANFAATAN DAUN KELOR (Moringa oleifera Lamk.) SEBAGAI BAHAN CAMPURAN NUGGET IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis C.) PEMANFAATAN DAUN KELOR (Moringa oleifera Lamk.) SEBAGAI BAHAN CAMPURAN NUGGET IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis C.) NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

Lebih terperinci