IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV. HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 23 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan Marbella Bakery merupakan salah satu produsen roti di Jakarta Timur khususnya di sekitar kelurahan Pekayon. Usaha ini didirikan oleh Bapak J. Hoeru Afandi pada tahun 1990 bersama rekan kerja dengan bermodalkan resep keluarga yang dimiliki. Kemudian usaha ini mengalami perkembangan hingga mendirikan cabang baru dengan seorang kakaknya atas nama bersama. Seiring berjalannya waktu pada tahun 1994 usaha roti inipun mengalami perkembangan dan membuka cabang yang kedua, dan didirikan atas nama pribadi dengan merk jual lain yaitu Marbella Bakery dan Sake. Untuk mendukung pemasaran produk Marbella Bakery, khususnya dalam meyakinkan pembeli bahwa produk yang dijualnya tersebut aman dikonsumsi, pihak Marbella Bakery mengajukan nomor PIRT ke Dinas Kesehatan. Awalnya nomor PIRT yang digunakan untuk usaha roti ini masih bergabung dengan cabang sebelumnya, hingga akhirnya Marbella Bakery memiliki nomor PIRT sendiri. Jenis roti yang diproduksi oleh Marbella Bakery termasuk dalam kategori roti sobek manis. Saat ini jenis roti yang diproduksi oleh Marbella Bakery ada tiga bentuk, ukuran, dan rasa yang berbeda. Disamping jenis roti yang diproduksi oleh Marbella Bakery semakin beragam, maka saat ini Marbella Bakery juga telah memiliki beberapa agen atau sales untuk memasarkan produknya. Selain itu,berbeda dengan saat awal berdirinya Marbella Bakery yang masih menggunakan peralatan sederhana dan tradisional, maka saat ini untuk menunjang proses produksinya, Marbella Bakery telah menggunakan beberapa peralatan modern yang cara kerjanya tidak menggunakan tenaga manusia, misalnya mesin mixer untuk mengaduk adonan, mesin pembagi adonan, serta oven yang memiliki kapasitas besar Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan Pada dasarnya, Marbella Bakery belum memiliki pernyataan secara tertulis mengenai visi, misi, dan tujuan perusahaan. Akan tetapi secara umum ketiga hal tersebut telah tersirat dalam wawancara dengan anak pemilik Marbella Bakery yang menjadi penanggungjawab atas proses

2 24 produksi disana. Visi merupakan apa yang ingin kita capai, apa yang ingin kita peroleh, dan kita ingin menjadi apa di masa depan. Sedangkan misi menyatakan langkah apa yang harus dilakukan atau dikerjakan. Visi akan dilengkapi dengan misi perusahaan yang menyatakan tujuan perusahaan. Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik Marbella Bakery, visi Marbella Bakery adalah menjadi produsen roti yang memiliki kualitas terbaik sehingga mampu menciptakan loyalitas di hati pelanggan. Sedangkan misi Marbella Bakery adalah mengutamakan kualitas baik dari segi rasa, variasi bentuk, variasi ukuran, serta kualitas pelayanan terhadap pelanggan. Berdasarkan visi dan misi Marbella Bakery tersebut, maka tujuan perusahaan adalah dapat memperbaiki perekonomian keluarga pada khususnya dan mampu menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar pada umumnya Struktur Organisasi Struktur organisasi suatu perusahaan menggambarkan suatu hubungan tanggung jawab dan wewenang yang ada pada suatu perusahaan. Selain itu, struktur organisasi juga menggambarkan pembagian kerja dari suatu aktifitas tertentu guna kelancaran usaha yang sedang dijalankan oleh suatu perusahaan. Berdasarkan hasil observasi di lapangan, Marbella Bakery belum memiliki struktur organisasi secara tertulis, akan tetapi secara umum gambaran mengenai struktur organisasi Marbella Bakery telah tersirat dalam wawancara dengan pemilik usaha.gambaran umum mengenai struktur organisasi Marbella Bakery dapat dilihat pada Gambar 3. PEMILIK BAG. PRODUKSI BAG. PENJUALAN Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Gambar 3. Struktur organisasi Marbella Bakery

3 25 Gambar 3 menunjukkan bahwa struktur organisasi Marbella Bakery termasuk tipe organisasi fungsional, dimana pihak Marbella Bakery telah melakukan pembagian tugas dalam operasionalisasinya meskipun pembagian kerja tersebut masih terlihat sederhana. Pemilik Marbella Bakery adalah Bapak J. Hoeru Afandi yang bertugas sebagai pengelola utama dan bertanggung jawab terhadap pengambilan keputusan. Sedangkan yang terkait dengan seluruh aktivitas produksi dipercayakan kepada anaknya untuk mengawasi dan mengatur dilapangan yaitu Rizal. Selain sebagai pengelola utama, Rizal juga bertanggung jawab terhadap pemasaran produk Marbella Bakery sehingga hal-hal yang berkaitan dengan agen atau sales Marbella Bakery menjadi tanggung jawab Rizal. Karyawan pada Marbella Bakery hampir sebagian besar bertugas dalam proses produksi pembuatan roti, hal ini karena bidang produksi adalah bagian yang paling banyak membutuhkan tenaga kerja manusia, meskipun ada beberapa bagian pada bidang produksi yang telah menggunakan peralatan modern, yaitu proses penggilingan dan pencampuran adonan. Biasanya dalam menjalankan aktivitas perusahaan, hubungan antara pemilik Marbella Bakery dengan karyawannya lebih bersifat hubungan kekeluargaan sehingga hubungan yang terbentuk antara pemilik dan karyawan lebih cenderung ke arah hubungan yang informal Proses Produksi Untuk menunjang proses produksi dalam pembuatan roti, saat ini pihak Marbella Bakery telah memiliki beberapa peralatan modern yang tidak dikerjakan secara manual, misalnya mixer listrik, mesin pembagi adonan, dan mesin pemanggangan. Selain itu, peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan roti adalah alat pengepres, timbangan, loyang, pisau, gunting, dan baki. Untuk menjaga loyalitas pelanggaannya, pihak Marbella Bakery sangat mengutamakan kualitas rasa dan melakukan sortasi terhadap roti yang diproduksinya sehingga pelanggan benar-benar memperoleh produk yang berkualitas. Berikut ini akan diperlihatkan proses produksi pembuatan roti pada Marbella Bakery, yaitu :

4 26 a) Penimbangan Bahan Baku Siapkan bahan baku yang akan digiling, seperti tepung terigu, telur, gula,mentega, susu, ragi, garam, dan air. Masing-masing bahan baku tersebut sebelum diproses akan dilakukan penimbangan terlebih dahulu. b) Pengadukan Proses pengadukan tidak dilakukan secara manual tetapi menggunakan mesin pengaduk adonan (Mixer) dengan kapasitas 50 kg. c) Penimbangan adonan Adonan yang telah kalis dan tidak lengket di tangan menunjukkan bahwaadonan roti ini siap untuk diproses selanjutnya, yaitu proses penimbangan. Pada proses penimbangan, besarnya ukuran adonan yang ditimbang harus disesuaikan dengan jenis roti yang akan dibuat. d) Pembagian Adonan Proses pembagian bertujuan untuk menyeragamkan berat adonan rotisebelum proses pencetakan. Adapun hasil pengepresan adonan juga akan berbeda karena disesuaikan dengan jenis roti yang akan dibuat. e) Pencetakan Adonan Adonan yang telah dipres kemudian dicetak sesuai dengan jenis roti yang diinginkan. f) Pengovenan Setelah adonan selesai dicetak kemudian diletakkan pada loyang dan siap untuk dioven. Lamanya proses pengovenan tergantung dengan jenis roti yang dibuat. Biasanya semakin besar ukuran roti maka proses pengovenan juga akan semakin lama. g) Pengemasan Setelah roti selesai dioven kemudian dipindahkan ke rak roti untuk menungguroti tersebut dingin. Selanjutnya dilakukan proses pengemasan dengan menggunakan plastik Pemasaran Pemasaran roti di Marbella Bakery dilakukan dengan dua cara yaitu penjualan langsung di Marbella Bakery dan penjualan melalui distributor yang bekerjasama dengan Marbella Bakery dengan sistem kontinyasi.

5 27 Sistem kontinyasi adalah sebuah sistem penjualan dimana pembayaran dilakukan setelah barang terjual. Saat ini Marbella Bakery telah melakukan distribusi se-jabodetabek dengan menggunakan kendaraan mobil dan motor melalui tim penjualan yang berjumlah 10 orang. Agen Pedagang Konsumen Marbella Bakery Pedagang Konsumen Konsumen Gambar 4. Saluran distribusi Marbella Bakery 4.2. Perumusan Model Linear Programming Perumusan model program linear terdiri dari perumusan variabel keputusan, perumusan fungsi tujuan perusahaan, dan perumusan fungsi kendala perusahaan. Adapun kendala yang menjadi pembatas dalam kegiatan produksi roti Marbella Bakery adalah kendala bahan baku utama, jam tenaga kerja langsung, kapasitas kerja mesin, dan permintaan pasar untuk setiap produk Perumusan Variabel Keputusan Jenis roti yang dihasilkan oleh perusahaan adalah roti manis dan roti sobek dengan bermacam rasa dengan ukuran yang berbeda. Kuantitas produksi per hari untuk roti ukuran besar, roti ukuran sedang, dan roti ukuran kecil merupakan variabel keputusan dari model linear programming sehingga dalam penyusunan model dapat terbentuk delapan variabel keputusan yang akan dicari kombinasi produksi optimalnya, yaitu : X 1 = Produksi roti rasa cokelat (unit) X 2 = Produksi roti rasa strawberry (unit) X 3 = Produksi roti rasa keju (unit) X 4 = Produksi roti rasa mocca (unit) X 5 = Produksi roti sobek bulat 3 rasa (unit) X 6 = Produksi roti sobek bulat 4 rasa (unit) X 7 = Produksi roti sobek kotak 3 rasa (unit) X 8 = Produksi roti sobek kotak 4 rasa (unit)

6 Perumusan Fungsi Tujuan Fungsi tujuan yang dirumuskan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat produksi dankombinasi optimal sehingga mampu menghasilkan keuntungan kotor yang maksimal dari produksi roti di Marbella Bakery. Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan harus memiliki perencanaan produksi yang baik. Salah satu bagian yang penting dari perencanaan produksi adalah perencanaan kuantitas unit keluaran. Perencanaan kuantitas tersebut dapat ditentukan dengan mengetahui kombinasi tingkat produksi yang optimal dari kedelapan produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Salah satu dari kelebihan linier programming adalah pada fungsi tujuan (objective function) dapat difleksibelkan (disesuaikan dengan data yang tersedia di lapangan). Seperti diketahui sebelumnya, bahwa dalam linier programming untuk mencapai suatu keadaan hasil yang optimal atas penggunaan berbagai sumberdaya, dapat dilakukan dengan menggunakan maksimisasi keuntungan atau dengan minimisasi biaya. Bila data di lapangan yang diperoleh adalah tingkat keuntungan kotor (contribution margin) dari masing-masing variabel fungsi tujuan, maka fungsi tujuan yang digunakan adalah maksimisasi keuntungan, namun apabila data yang diperoleh dari lapangan adalah berupa tingkat biaya maka yang digunakan adalah minimisai biaya (Soekartawi,1996). Koefisien fungsi tujuan merupakan keuntungan per unit dari tiap-tiap jenis roti yang diperoleh dari hasil penjualan perusahaan. Nilai keuntungan diperoleh dari selisih antara harga jual dengan biaya total per unit tiap jenis roti yang dihasilkan. Biaya total diperoleh dari pengelola Marbella Bakery dimana perhitungan biaya tersebut secara rinci tidak dapat diberikan oleh perusahaan. Komponen biaya total diperoleh dengan menjumlahkan seluruh biaya produksi dan biaya non produksi untuk setiap jenis roti, termasuk biaya resiko kerusakan roti dan resiko tidak terjual. Adapun harga jual, biaya total, dan keuntungan per unit dari setiap jenis roti dapat dilihat pada Tabel 2.

7 29 Tabel 2. Harga jual per unit, biaya total per unit, dan keuntungan per unit produk roti pada Marbella Bakery Variabel Jenis Roti Keuntungan Harga Jual per Biaya Total per Unit Unit (Rp) per Unit (Rp) (Rp) X 1 Rasa Cokelat X 2 Rasa Strawberry X 3 Rasa Keju X 4 Rasa Mocca X 5 Sobek Bulat 3 Rasa X 6 Sobek Bulat 4 Rasa X 7 Sobek Kotak 3 Rasa X 8 Sobek Kotak 4 Rasa Kombinasi produksi yang optimal dari delapan jenis roti berdasarkan keuntungan per unit roti dapat diketahui dengan merumuskan model fungsi tujuannya. Model perumusan fungsi tujuan dari model program linear sebagai berikut : Max Z = 450X X X X X X X X Perumusan Fungsi Kendala Bahan Baku Marbella Bakery menggunakan bahan baku untuk memproduksi roti sobek berdasarkan standar pemakaian yang telah ditetapkan. Penggunaan bahan baku yang sesuai standar pemakaiannya merupakan nilai koefisien dari fungsi kendala bahan baku. Ketersediaan bahan baku merupakan nilai ruas kanan dari fungsi kendala bahan baku. Ketersediaan bahan baku dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Ketersedian bahan baku per hari No. Bahan Baku Ketersediaan Satuan 1. Tepung Terigu 5000 Gr 2. Susu Bubuk 300 Gr 3. Gula 1000 Gr 4. Garam 100 Gr 5. Mentega 450 Gr

8 30 Lanjutan Tabel 3 No. Bahan Baku Ketersediaan Satuan 6. Ragi 150 Gr 7. Telur 35 Butir 8. Keju 350 Gr 9. Cokelat 170 Gr 10. Selai Strawberry 250 Gr 11. Air mineral 2000 Ml Berdasarkan data Tabel 3 dan data penggunaan bahan baku utama (Lampiran 3), maka dapat dirumuskan fungsi kendala bahan baku dari program linear adalah : Tepung terigu : 1.64X X X X X X X X Susu bubuk : 0.11X X X X X X X X8 300 Gula:.39X X X X X X X X Garam : 0.03X X X X X X X X8 100 Mentega : 0.18X X X X X X X X8 450 Ragi : 0.06X X X X X X X X8 150 Telur : 0.01X X X X X X X X8 35 Keju : 0.12X X X X8 350 Cokelat : 0.07X X X X X8 170 Selai strawberry : 0.04X X X X8 150 Air mineral : 0.72X X X X X X X X8 2000

9 Perumusan Fungsi Kendala Jam Tenaga Kerja Produksi Tenaga kerja yang digunakan dalam fungsi kendala jam tenaga kerja bagian produksi adalah tenaga kerja yang berkaitan langsung dengan proses produksi roti pada Marbella Bakery. Jumlah tenaga kerja bagian produksi pada Marbella Bakery adalah 12 orang yang bekerja selama delapan jam per hari. Ketersediaan jam tenaga kerja bagian produksi yang tersedia selama satu hari merupakan nilai ruas kanan pada fungsi kendala jam tenaga kerja bagian produksi. Jam kerja bagian produksi untuk memproduksi satu unit roti diperoleh dari total waktu yang diperlukan dalam satu kali produksi dibagi dengan total roti yang dihasilkan dalam satu kali produksi (Lampiran 4). Kebutuhan jam tenaga kerja bagian produksi untuk memproduksi satu unit roti merupakan koefisien pada fungsi kendala jam tenaga kerja bagian produksi. Kebutuhan jam tenaga kerja bagian produksi untuk menghasilkan satu unit roti dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Kebutuhan jam tenaga kerja bagian produksi untuk menghasilkan satu unit roti Kebutuhan Jam Tenaga Variabel Jenis Roti Kerja Bagian Produksi (Jam) X 1 Roti isi Cokelat 0,02 X 2 Roti isi Strawberry 0,04 X 3 Roti isi Keju 0,03 X 4 Roti isi Mocca 0,03 X 5 Roti Sobek Bulat 3 Rasa 0,02 X 6 Roti Sobek Bulat 4 Rasa 0,02 X 7 Roti Sobek Kotak 3 Rasa 0,02 X 8 Roti Sobek Kotak 4 Rasa 0,04 Ketersediaan 96,00 Berdasarkan data pada Tabel 4, makadapat dirumuskan fungsi kendala jam tenaga kerja bagian produksi dari model program linear sebagai berikut:

10 X X X X X X X X Perumusan Fungsi Kendala Jam Kerja Mesin Berikut ini adalah jumlah mesin yang digunakan untuk memproduksi roti sobek. Tabel 5. Pengunaan mesin untuk pembuatan roti No Nama Mesin Jumlah (unit) 1. Mesin Pengaduk/pencampur (Mixer) 3 2. Mesin Pembagi Adonan 3 3. Mesin Pemanggangan (Oven) 2 1. Mesin Pengaduk (Mixer) Jam kerja mesin untuk menghasilkan satu unit roti diperoleh dari total jam kerja mesin yang dibutuhkan untuk satu kali produksi dibagi dengan total produksi roti dalam satu kali produksi. Ketersediaan jam kerja mesin merupakan nilai ruas kanan, sedangkan koefisien fungsi kendala jam kerja mesin adalah jam kerja mesin yang dibutuhkan untuk memperoleh satu unit roti untuk setiap jenis, kebutuhan jam kerja mesin untuk menghasilkan roti per unit untuk setiap jenis dapat dilihat pada Lampiran 5. Marbella Bakery menggunakan tiga mesin pengaduk yang memiliki kapasitas maksimum sebanyak 50 kg untuk tiap mesin. Jam kerja mesin pengaduk tersebut adalah 8 jam per hari sehingga dapat diketahui bahwa jumlah jam kerja mesin yang tersedia untuk mencampur adonan per hari adalah sebesar 24 jam (8 jam/hari x 3 mesin). Adapun fungsi kendala jam mesin pengaduk dari model linear programming dapat dirumuskan sebagai berikut : 0,0013X 1 + 0,0025X 2 + 0,0017X 3 + 0,0019X 4 + 0,0014X 5 + 0,0013X 6 + 0,0014X 7 + 0,0024X Mesin Pembagi Adonan Marbella Bakery menggunakan tiga mesin pembagi adonan yang memiliki kapasitas maksimum sebanyak 20 kg untuk tiap mesin. Jam

11 33 kerja mesin pengaduk tersebut adalah 8 jam per hari sehingga dapat diketahui bahwa jumlah jam kerja mesin yang tersedia untuk mencampur adonan per hari adalah sebesar 24 jam (8 jam/hari x 3 mesin). Adapun fungsi kendala jam mesin pengaduk dari model linear programing dapat dirumuskan sebagai berikut : 0,0009X 1 + 0,0017X 2 + 0,0011X 3 + 0,0012X 4 + 0,0009X 5 + 0,0008X 6 + 0,0009X 7 + 0,0016X Mesin Pemanggangan (Oven) Marbella Bakery menggunakan 2 mesin pemanggangan yang memiliki kapasitas maksimum sebanyak 75 kg untuk tiap mesin. Jam kerja mesin pengaduk tersebut adalah 8 jam per hari sehingga dapat diketahui bahwa jumlah jam kerja mesin yaang tersedia untuk mencampur adonan per hari adalah sebesar 16 jam (8 jam/hari x 2 mesin). Adapun fungsi kendala jam mesin pengaduk dari model linear programing dapat dirumuskan sebagai berikut : 0,0013X 1 + 0,0025X 2 + 0,0017X 3 + 0,0019X 4 + 0,0018X 5 + 0,0021X 6 + 0, ,0040X Perumusan Fungsi Kendala Permintaan Minimum Untuk mempertahankan pangsa pasarnya maka jumlah produksi Marbella Bakery minimal harus memenuhi permintaan pasar dari masingmasing produk yang dihasilkan. Dengan adanya kendala ini akan dihindari hilangnya pangsa pasar akibat kekurangan produksi. Dalam penelitian ini kendala permintaan minimum adalah rata-rata jumlah penjualan masingmasing produk roti dalam satuan unit selama penelitian dilakukan.rata-rata jumlah penjualan roti di Marbella Bakery dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Rata-rata penjualan roti di Marbella Bakery per hari Variabel Jenis Roti Penjualan (Unit) X 1 Roti isi Cokelat 384 X 2 Roti isi Strawberry 185

12 34 X 3 Roti isi Keju 300 X 4 Roti isi Mocca 253 X 5 Roti Sobek Bulat 3 Rasa 345 X 6 Roti Sobek Bulat 4 Rasa 373 X 7 Roti Sobek Kotak 3 Rasa 338 X8 Roti Sobek Kotak 4 Rasa 207 Ketersediaan 2385 Maka fungsi kendala permintaan minimum dapat dirumuskan sebagai berikut : X X X X X X X X Tingkat Produksi Optimal Marbella Bakery dalam melakukan kegiatan produksi roti sobek akan selalu dibatasi oleh berbagai kendala. Kendala tersebut adalah bahan baku, jam tenaga kerja bagian produksi, jam tenaga kerja mesin, dan permintaan minimum. Olahan data dengan menggunakan LINDO memperlihatkan hasil olahan optimalisasi produksi yang diperoleh Marbella Bakery. Berdasarkan hasil olahan optimalisasi produksi yang memperlihatkan solusi optimal yang terdiri dari kombinasi produk, status sumberdaya, dan analisis sensitivitas. Variabel keputusan yang ingin diketahui pada penelitian ini adalah kombinasi roti sobek yang seharusnya dihasilkan oleh Marbella Bakery untuk mencapai keuntungan yang maksimal. Hasil olahan model optimalisasi produksi menunjukkan bahwa produksi yang dilakukan Marbella Bakery pada kondisi aktual sudah mendekati optimal. Hal ini ditunjukkan oleh total produksi dan laba

13 35 kotor yang diterima pada kondisi aktual tidak jauh berbeda dengan kondisi optimalnya (Lampiran 6). Tabel 7. Produksi roti sobek pada kondisi aktual dan kondisi optimal di Marbella Bakery Jenis Roti Variabel Tingkat produksi Aktual Optimal Rasa Cokelat X Rasa Strawberry X Rasa Keju X Rasa Mocca X Sobek Bulat 3 Rasa X Sobek Bulat 4 Rasa X Sobek Kotak 3 Rasa X Sobek Kotak 4 Rasa X Jumlah Berdasarkan Tabel 7 produksi roti pada kondisi aktual Marbella Bakery adalah 2500 unit. Berdasarkan hasil olahan optimalisasi produksi, tingkat produksi juga menunjukkan tingkat produksi yang sama yaitu sebesar 2500 unit. Pada Tabel 7, dapat dilihat bahwa jumlah produksi roti rasa keju sudah berproduksi secara optimal karena produksi aktualnya menunjukkan jumlah yang sama dengan tingkat produksi optimalnya. Untuk jumlah produksi tertinggi pada kondisi optimal yaitu roti sobek kotak 3 rasa, hal ini disebabkan karena keuntungan per unit pada roti sobek kotak 3 rasa paling tinggi dibandingkan dengan jenis roti lainnya yang di produksi oleh Marbella Bakery, sedangkan untuk produksi terendah pada kondisi optimal yaitu roti rasa strawberry, hal ini disebabkan karena biaya total per unit pada roti sobek strawberry paling rendah dibandingkan jenis roti lainnya. Apabila Marbella bakery ingin berproduksi sesuai dengan kondisi optimalnya, sebaiknya memproduksi roti rasa cokelat, rasa strawberry, roti rasa keju, rasa mocca, roti sobek bulat 3 rasa, roti sobek bulat 4 rasa, roti soek kotak 3

14 36 rasa, dan roti sobek kotak 4 rasa di produksi masing-masing 384 unit, 185 unit, 300 unit, 253 unit, 345 unit, 373 unit, 453 unit dan 207 unit. Dengan asumsi seluruh produk dapat terjual pada tingkat harga seperti pada Tabel 2, maka keuntungan yang dapat diperoleh pada kondisi optimal sebesar Rp ,00 sedangkan pada kondisi aktualnya sebesar Rp ,00. Hal ini menunjukkan bahwa keuntungan pada kondisi optimal dan aktualnya tidak jauh berbeda, namun untuk meningkatkan keuntungannya maka Marbella Bakery harus mengalokasikan sumber dayanya sesuai dengan kondisi optimal untuk menghasilkan roti keju dan roti sobek kotak 3 rasa dan mengurangi produksi roti lainnya. Laba kotor pada kondisi aktual dan kondisi optimal dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Laba kotor tiap jenis roti pada kondisi aktual dan kondisi optimal Jenis Roti Variabel Aktual (Rp) Optimal (Rp) Rasa Cokelat X Rasa Strawberry X Rasa Keju X Rasa Mocca X Sobek Bulat 3 Rasa X Sobek Bulat 4 Rasa X Sobek Kotak 3 Rasa X Sobek Kotak 4 Rasa X Jumlah Hasil Optimasi Penggunaan Sumber Daya Sumber daya merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi produksi roti pada setiap kali berproduksi. Tingkat produksi roti sangat dipengaruhi oleh ketersedian sumber daya yang ada, maka perusahaan harus dapat memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai tingkat produksi optimal. Hasil dari optimasi terdapat analisis dual. Analisis dual tersebut untuk memberikan penilaian terhadap sumber daya dengan melihat nilai slack/surplus dan nilai dual price. Bila slack/surplus sama dengan nol, maka hasil tersebut menunjukan bahwa sumber daya bersifat terbatas. Sedangkan nilai dual price

15 37 merupakan nilai harga sumber daya yang menunjukan besarnya pengaruh terhadap nilai fungsi tujuan. Nilai dual price pada sumber daya terbatas menunjukan bahwa setiap penambahan sumber daya sebesar satu-satuan, maka akan meningkatkan nilai fungsi tujuan sebesar nilai dari hasil dual price. Jika nilai dual price negatif pada sumber daya terbatas menunjukan bahwa setiap penambahan sumber daya sebesar satu-satuan akan menurunkan nilai fungsi tujuan nilai dual price tersebut. Untuk sumber daya dengan nilai sama dengan nol menunjukan bahwa sumber daya tersebut berstatus kendala tidak aktif atau berlebih, dimana penambahan atau pengurangan persediaan pada sumber daya tidak akan mempengaruhi nilai dari fungsi tujuan. Rinciannya sebagai berikut : 1. Penggunaan Bahan Baku (gr /Unit) Penggunaan bahan baku selama satu periode produksi setelah dilakukan optimasi dapat dilihat pada Tabel 9. Hasil optimasi bahan bakumenunjukkan beberapa bahan baku yang digunakan dalam proses produksi pada Tabel 9 berstatus berlebih, hal tersebut menunjukan ketersediaan bahan baku belum sepenuhnya dimanfaatkan.melihat hasil tersebut, maka jika ketersediaan bahan baku ditambah tidak akan meningkatkan keuntungan, maka nilai dual price secara keseluruhan bernilai sama dengan nol. Sedangkan pada bahan baku mentega dan ragi yang menunjukkan nilai slack/surplus-nya bernilai 0, hal tersebut menunjukkan bahwa mentega dan ragi telah digunakan seluruhnya. Tabel 9. Hasil optimasi penggunaan bahan baku Bahan Baku Slack/Surplus Dual Prices Status Tepung Terigu 900,00 0 Berlebih Susu Bubuk 25,00 0 Berlebih Gula 25,00 0 Berlebih Garam 25,00 0 Berlebih Mentega ,44 Langka Ragi 0 0 Langka Lanjutan Tabel 9 Bahan Baku Slack/Surplus Dual Prices Status Telur 10,00 0 Berlebih

16 38 Keju 190,03 0 Berlebih Cokelat 46,66 0 Berlebih Selai Strawberry 105,60 0 Berlebih Air Mineral 200,00 0 Berlebih 2. Penggunaan Jam Tenaga Kerja Langsung Faktor produksi yang kedua adalah sumber daya tenaga kerja, karena dapat menimbulkan biaya. Faktor produksi yang kedua adalah sumber daya tenaga kerja, karena dapat menimbulkan biaya. Hasil optimasi ketersediaan tenaga kerja mengalami kelebihan, hal ini dapat dilihat dari nilai Slack/surplus sebesar 32,63 jam, hal tersebut menunjukan ketersediaan jam tenaga kerja langsung belum sepenuhnya dimanfaatkan. Melihat hasil tersebut, maka jika ketersediaan jam tenaga kerja ditambah tidak akan meningkatkan keuntungan, maka nilai dual price secara keseluruhan bernilai sama dengan nol. 3. Peggunaan Jam Kerja Mesin Sama seperti jam tenaga kerja langsung, status ketersediaan jam mesin secara keseluruhan pada Tabel 10 berstatus berlebih. Hal tersebut menunjukan bahwa penggunaan ketersediaan jam mesin sepenuhnya masih belum dimanfaatkan dengan optimal. Melihat status berlebih pada jam mesin, maka meskipun ketersediaan jam mesin di tambah tidak akan menambah tingkat keuntungan, karena nilai dual price menunjukan sama dengan nol. Tabel 10. Hasil optimasi penggunaan jam mesin Mesin Slack/Surplus Dual Price Status Pengaduk 19,95 Pembagi adonan 20,40 Oven 11,04 0 Berlebih 4. Permintaan Minimum

17 39 Permintaan minimum roti sobek merupakan jumlah penjualan yang dicapai oleh Marbella Bakery. Hasil olahan optimalisasi produksi menunjukkan bahwa permintaan minimum untuk roti sobek kotak 3 rasa terdapat sisa 115 unit. Hal ini disebabkan adanya batasan permintaan minimum untuk roti sobek kotak 3 rasa. Sehingga apabila ditambahkan satu satuan unit roti, tidak akan mempengaruhi nilai fungsi tujuan. Namun untuk roti lainnya berstatus langka dan nilai dual price-nya bernilai negatif. Nilai ini berarti bahwa jika ditambahkan ke pasar sebanyak satu satuan maka akan mengurangi nilai fungsi tujuan atau keuntungan sebesar nilai dual pricenya. Hal ini dikarenakan permintaan minimum roti sobek kotak 3 rasa adalah jumlah penjualannya sehingga perlu adanya perluasan pasar. Tabel 11. Hasil optimasi permintaan minimum Variabel Slack/Surplus Dual price Status X Langka X Langka X Langka X Langka X Langka X Langka X Berlebih X Langka 4.5. Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kepekaan model setelah hasil optimasi ada, disamping berfungsi mengetahui hasil optimasi untuk diperlakukan pada kondisi dan situasi berbeda. Pada analisis sensitivitas dapat melihat pengaruh dari selang kepekaan yang terdiri dari batas minimum dan maksimum. Batas minimum (allowable decrease), yaitu batas dari penurunan kendala yang tidak mempengaruhi model, sedangkan batas minimum (allowable increase) adalah batas kenaikan kendala yang tidak merubah model. Jika perubahan masih dalam selang increase dan decrease, maka tidak akan terjadi perubahan pada kombinasi produk optimal. Semakin kecil selang kepekaan, maka semakin peka terhadap perubahan nilai optimal.

18 40 Analisis sensitivitas terbagi dalam dua, yaitu analisis sensitivitas koefisien fungsi tujuan dan analisis sensitivitas ruas kendala. 1. Analisis Sensitivitas Koefisien Fungsi Tujuan Analisis sensitivitas nilai koefisien fungsi tujuan merupakan selang perubahan harga terhadap koefisien fungsi tujuan yang tidak berpengaruh terhadap nilai optimal dari peubah. Perubahan pada koefisien fungsi tujuan yang masih mempertahankan kondisi optimal semula ditunjukkan dalam selang tertentu antara nilai minimum dan nilai maksimum. Perubahan pada selang tersebut tidak akan mengubah nilai fungsi tujuan semula. Koefisien fungsi tujuan pada analisis ini merupakan nilai sumbangan keuntungan per unit produk yang dihasilkan Marbella Bakery. Perubahan koefisien tersebut menggambarkan perubahan selisih antara harga jual dengan biaya produksi per unit produk. Hasil analisis sensitivitas nilai koefisien fungsi tujuan model LP pada kondisi optimal selama periode yang dianalisis untuk produksi roti pada Marbella Bakery dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Analisis sensitivitas nilai koefisien fungsi tujuan Peubah Current Coef. Allowable Increase Allowable Decrease X Infinity X Infinity X Infinity X Infinity X Infinity X Infinity X Infinity 100 X Infinity Hasil analisis sensitivitas koefisien fungsi tujuanmemperlihatkan batas keuntungan per unit produk yang boleh ditingkatkan dan diturunkan dengan syarat masih dalam range yang diijinkan. Nilai koefisien keuntungan per unit roti cokelat yang masih boleh diijinkan untuk dinaikkan sebesar Rp. 350,00 artinya selama keuntungan dari roti cokelat naik tidak melebihi Rp. 350,00 maka Marbella Bakery sebaiknya tetap memproduksi roti cokelat sebanyak yang diproduksi pada tingkat optimal. Sedangkan nilai penurunan koefisien

19 41 keuntungan yang tak terhingga dibatasi oleh harga pokok penjualan roti tersebut, dan jika lebih kecil dari harga pokok penjualan maka akan menyebabkan kerugian. Roti sobek kotak 3 rasa mempunyai batasan kenaikan koefisien keuntungan yang tak terhingga dan koefisien keuntungan yang diijinkan mengalami penurunan dalam besaran tertentu sebesar Rp. 100,00. Batasan kenaikan koefisien keuntungan yang tak terhingga tidak akan mempengaruhi kombinasi produksi optimal, namun apabila meningkatkan keuntungan yang tinggi akan menyebabkan harga jual yang tinggi kepada konsumen. Informasi analisis sensitivitas koefisien keuntungan ini membantu untuk mengetahui produksi optimal dan batas kenaikan dan penurunan keuntungan dalam menetapkan kebijakan harga yang sesuai dengan konsumen. 2. Analisis Sensitivitas Nilai Ruas Kanan (RHS) Kendala Analisis sensitivitas ruas kanan kendala menunjukkan selang perubahan nilai ruas kanan yang disebut Right Hand Side (RHS), yang tetapmempertahankan kondisi optimal dan tidak mengubah nilai dual price kendala bersangkutan. Selang perubahan ditunjukkan oleh nilai kenaikan yang diperbolehkan (allowble increase) dan penurunan yang diperbolehkan (allowable decrease). Jika perubahan nilai ruas kanan masih berada dalam selang tersebut maka perubahan tidak akan merubah nilai dual price, sebaliknya perubahan diluar selang akan merubah nial dual price. Semakin sempit selang perubahan suatu sumberdaya, maka semakin peka sumberdaya tersebut terhadap perubahan ketersediaan. Hal ini menunjukkan bahwa sumberdaya tersebut merupakan sumberdaya yang penting dalam proses produksi karena perubahan ketersediaannya akan sangat mempengaruhi solusi optimal. Analisis sensitivitas nilai ruas kanan kendala berkaitan dengan status sumberdaya. Jika suatu sumberdaya merupakan sumberdaya pembatas, maka sumberdaya tersebut memiliki nilai kenaikan dan penurunan sebesar nilai tertentu. Jika sumberdaya merupakan kendala bukan pembatas maka sumberdaya tersebut akan memilikinilai kenaikan tidak terbatas (infinity) dan nilai penurunan sebesar nilaislack/surplus. Analisis sensitivitas ruas kanan ini mencakup seluruh kendala yang terdiri dari kendala bahan baku, kendala jam

20 42 tenaga kerja produksi langsung, jam kerja masin produksi, dan kendala permintaan minimum. Selengkapnya analisis sensitivitas ini dapat dilihat pada Tabel 13. Bahan baku yang berlebih persediaannya, besar batas penurunan yang diijinkan adalah sebesar nilai slack-nya dan hasilnya seperti pada Tabel 9. Sebagai contoh, bahan baku tepung terigu yang tersedia adalah gr. Batas minimum ketersediaan tepung terigu adalah sebesar 900,00 gr, sedangkan batas maksimum ketersediaannya adalah tak terhingga. Kondisi ini menunjukkan bahwa Marbella Bakery belum perlu menambah tepung terigu. Untuk kendala jam tenaga kerja produksi langsung memiliki batas berhingga menunjukkan adanya batas peningkatan sampai nilai tertentu (sesuai nilai pada tabel). Pada kendala jam kerja mesin, batas penurunan yang diijinkan menunjukkan adanya batas hingga nilai tertentu, sedangkan untuk batas peningkatan yang diijinkan memiliki batas yang tak terhingga. Permintaan minimum untuk seluruh variabel memiliki batas peningkatan dan penurunan sampai tingkat tertentu kecuali pada variabel X7, yang memiliki batas peningkatan sebesar 115 dan batas penurunannya tak berhingga. Tabel 13. Analisis sensitivitas ruas kanan kendala Sumberdaya Current Coef. Allowable Allowable Increase Decrease Tepung Terigu INFINITY 900,00 Susu Bubuk INFINITY 25,00 Gula INFINITY 25,00 Garam INFINITY 25,00 Mentega INFINITY 0 Ragi INFINITY 0 Telur INFINITY 10,00 Keju INFINITY 190,03 Cokelat INFINITY 46,66 Selai Strawberry INFINITY 105,60 Lanjutan Tabel 13

21 43 Sumberdaya Current Coef. Allowable Allowable Increase Decrease Air Mineral INFINITY 200,00 Jam Tenaga Kerja Produksi ,63 Mesin Pengaduk INFINITY 19,95 Mesin Pembagi 20, INFINITY adonan Mesin Oven INFINITY 11,04 X X X X X X X INFINITY X Implikasi Manajerial Optimasi yang dilakukan pada Marbella Bakery menghasilkan tingkat produksi yang tidak jauh berbeda dari kondisi aktualnya dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel 14. Perbandingan aktual produksi, aktual penjualan, dan optimal produksi Jenis Roti Aktual Produksi (a) Aktual Penjuala n (b) Selisih (gap) produksi dengan penjualan (a-b) Produksi optimal (c) Selisih (gap) produksi optimal dengan penjualan (c-b) Rasa Cokelat Rasa Strawberry Lanjutan Tabel 14

22 44 Jenis Roti Aktual Produksi (a) Aktual Penjuala n (b) Selisih (gap) produksi dengan penjualan (a-b) Produksi optimal (c) Selisih (gap) produksi optimal dengan penjualan (c-b) Rasa Keju Rasa Mocca Sobek Bulat 3 Rasa Sobek Bulat 4 Rasa Sobek Kotak 3 Rasa Sobek Kotak 4 Rasa Total Dari hasil optimasi produksi terlihat adanya sisa roti yang terjual ketika perusahaan berproduksi pada kondisi aktual, hal tersebut menujukkan produksi roti melebihi permintaan akan roti di Marbella Bakery, maka sebaiknya Marbella bakery berproduksi pada tingkat produksi optimalnya agar sisa roti yang diproduksi tidak menjadi kerugian bagi perusahaan. 2. Ketika Marbella Bakery berproduksi pada tingkat produksi optimal juga terlihat adanya sisa roti yaitu pada roti sobek kotak 3 rasa sebesar 115 unit, namun hal ini dapat diatasi dengan menggunakan strategi pemasaran yang menarik untuk menjual kelebihan akan produk roti tersebut, yaitu dengan menggunakan strategi penjualan bundling. Strategi penjualan bundling adalah strategi untuk menggabungkan penjualan beberapa produk menjadi satu paket penjualan. Sebagai contoh, untuk pembelian roti rasa coklat dengan harga Rp. 1000,00 ditambah dengan pembelian roti sobek kotak 3 rasa dengan harga Rp. 6000,00, konsumen hanya membayar dengan total harga Rp. 6500,00 yang seharusnya total harga kedua produk sebesar Rp. 7000,00. Dengan menggunakan strategi penjualan bundling, konsumen mendapatkan potongan harga ketika membeli roti coklat ditambah dengan roti sobek kotak 3 rasa.

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

VI HASIL DAN PEMBAHASAN VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Perumusan Fungsi Tujuan Berdasarkan metode penelitian, perumusan model program linear didahului dengan penentuan variabel keputusan, fungsi tujuan, dan kendala. Fungsi tujuan

Lebih terperinci

VII. KEPUTUSAN PRODUKSI AKTUAL DAN OPTIMAL

VII. KEPUTUSAN PRODUKSI AKTUAL DAN OPTIMAL VII. KEPUTUSAN PRODUKSI AKTUAL DAN OPTIMAL 7.1 Keputusan Produksi Aktual Keputusan produksi aktual adalah keputusan produksi yang sudah terjadi di P4S Nusa Indah. Produksi aktual di P4S Nusa Indah pada

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Teori Produksi Produksi adalah suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran (output) yang berupa

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rinadya Yoghurt yang berlokasi di Bukit Asri Ciomas Blok A5 No. 9, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PRODUKSI MENGGUNAKAN MODEL LINEAR PROGRAMMING (Studi Kasus : Usaha Kecil Menengah Kue Semprong)

OPTIMALISASI PRODUKSI MENGGUNAKAN MODEL LINEAR PROGRAMMING (Studi Kasus : Usaha Kecil Menengah Kue Semprong) OPTIMALISASI PRODUKSI MENGGUNAKAN MODEL LINEAR PROGRAMMING (Studi Kasus : Usaha Kecil Menengah Kue Semprong) Ai Nurhayati 1, Sri Setyaningsih 2,dan Embay Rohaeti 2. Program Studi Matematika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

Nisaa Aqmarina EB10

Nisaa Aqmarina EB10 ANALISIS AKUNTANSI DIFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENERIMA ATAU MENOLAK PESANAN KHUSUS PADA PERUSAHAAN ROTI LESTARI BOGOR Nisaa Aqmarina 25211190 3EB10 Latar Belakang Masalah Usaha Perencanaan,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Adolina PTPN IV Medan, Sumatera Utara. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL LINEAR PROGRAMMING

ANALISIS MODEL LINEAR PROGRAMMING VII ANALISIS MODEL LINEAR PROGRAMMING 7.1. Penentuan Model Linear Programming Produksi Tempe Dampak kenaikan harga kedelai pada pengrajin tempe skala kecil, menengah, dan besar dianalisis dengan menggunakan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Puyuh Bintang Tiga (PPBT) yang berlokasi di Jalan KH Abdul Hamid Km 3, Desa Situ Ilir Kecamatan Cibungbulang,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Sub Terminal Agribisnis (STA) Rancamaya yang berlokasi di Jl. Raya Rancamaya Rt 01/01, Kampung Rancamaya Kidul, Desa Rancamaya,

Lebih terperinci

MAKSIMALISASI KEUNTUNGAN USAHA ROTI DAN BROWNIS PADA INDUSTRI SYARIAH BAKERY DI KELURAHAN TANAMODINDI KECAMATAN PALU SELATAN KOTA PALU

MAKSIMALISASI KEUNTUNGAN USAHA ROTI DAN BROWNIS PADA INDUSTRI SYARIAH BAKERY DI KELURAHAN TANAMODINDI KECAMATAN PALU SELATAN KOTA PALU e-j. Agrotekbis 5 (1) : 36-45, Februari 217 ISSN : 2338-311 MAKSIMALISASI KEUNTUNGAN USAHA ROTI DAN BROWNIS PADA INDUSTRI SYARIAH BAKERY DI KELURAHAN TANAMODINDI KECAMATAN PALU SELATAN KOTA PALU Maximization

Lebih terperinci

MAKSIMALISASI KEUNTUNGAN USAHA ROTI DAN BROWNIS PADA INDUSTRI SYARIAH BAKERY DI KELURAHAN TANAMODINDI KECAMATAN PALU SELATAN KOTA PALU

MAKSIMALISASI KEUNTUNGAN USAHA ROTI DAN BROWNIS PADA INDUSTRI SYARIAH BAKERY DI KELURAHAN TANAMODINDI KECAMATAN PALU SELATAN KOTA PALU e-j. Agrotekbis 4 (2) :217-226, April 216 ISSN : 2338-311 MAKSIMALISASI KEUNTUNGAN USAHA ROTI DAN BROWNIS PADA INDUSTRI SYARIAH BAKERY DI KELURAHAN TANAMODINDI KECAMATAN PALU SELATAN KOTA PALU Maximization

Lebih terperinci

ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL MENGGUNAKAN METODE COST PLUS PRICING PADA HOME INDUSTRI SHERINA BAKERY

ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL MENGGUNAKAN METODE COST PLUS PRICING PADA HOME INDUSTRI SHERINA BAKERY ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL MENGGUNAKAN METODE COST PLUS PRICING PADA HOME INDUSTRI SHERINA BAKERY Nama : Rindi Tri Cahyani NPM : 26212406 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Haryono, SE., MM. LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Dalam setiap perusahaan berusaha untuk menghasilkan nilai yang optimal dengan biaya tertentu yang dikeluarkannya. Proses penciptaan nilai yang optimal dapat

Lebih terperinci

LINDO. Lindo dapat digunakan sampai dengan 150 kendala dan 300 variabel

LINDO. Lindo dapat digunakan sampai dengan 150 kendala dan 300 variabel LINDO Pegertian: Lindo (Linear Interactive Discrete Optimize) adalah paket program siap pakai yang digunakan untuk memecahkan masalah linear, integer dan quadratic programming. Kemampuan: Lindo dapat digunakan

Lebih terperinci

Nama : WENY ANDRIATI NPM : Kelas : 3 EB 18

Nama : WENY ANDRIATI NPM : Kelas : 3 EB 18 ANALISIS PENERAPAN BIAYA STANDAR SEBAGAI PENGENDALI BIAYA PRODUKSI PADA PERUSAHAAN ROTI BUTRI CABANG TAMBUN Nama : WENY ANDRIATI NPM : 28210479 Kelas : 3 EB 18 BAB I. PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Kebutuhan

Lebih terperinci

ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL PADA UKM RASA BAKERY DENGAN MENGGUNAKAN METODE COST PLUS PRICING DENGAN PENDEKATAN FULL COSTING PADA BULAN AGUSTUS,

ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL PADA UKM RASA BAKERY DENGAN MENGGUNAKAN METODE COST PLUS PRICING DENGAN PENDEKATAN FULL COSTING PADA BULAN AGUSTUS, ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL PADA UKM RASA BAKERY DENGAN MENGGUNAKAN METODE COST PLUS PRICING DENGAN PENDEKATAN FULL COSTING PADA BULAN AGUSTUS, SEPTEMBER, DAN OKTBER 2016 Nama : Ellin Taufanny NPM :

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Cirasa Bakery merupakan usaha pembuatan roti yang didirikan pada tahun 1991 oleh bapak M. Ali yang juga merupakan pemilik usaha tersebut. Kemudian

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Metode Penelitian 3.3 Metode Pengumpulan Data

3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Metode Penelitian 3.3 Metode Pengumpulan Data 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2010. Lokasi penelitian berada di PT Perikanan Nusantara Cabang Benoa, Bali (Peta lokasi kantor PT Perikanan

Lebih terperinci

Penentuan Harga Pokok Produksi Roti Coklat dan Roti Keju Menurut Metode Full Costing Pada Pabrik Roti Shania Bakery

Penentuan Harga Pokok Produksi Roti Coklat dan Roti Keju Menurut Metode Full Costing Pada Pabrik Roti Shania Bakery Penentuan Harga Pokok Produksi Roti Coklat dan Roti Keju Menurut Metode Full Costing Pada Pabrik Roti Shania Bakery NAMA : Adisti Pamula Siwi NPM : 20210173 PENDAHULUAN Latar Belakang Harga pokok produksi

Lebih terperinci

Dualitas Dalam Model Linear Programing

Dualitas Dalam Model Linear Programing Maximize or Minimize Z = f (x,y) Subject to: g (x,y) = c Dualitas Dalam Model Linear Programing Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi KONSEP

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Usaha, Mikro, Kecil dan Menengah

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Usaha, Mikro, Kecil dan Menengah 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Usaha, Mikro, Kecil dan Menengah Dalam perekonomian Indonesia Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar. Selain

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Cirasa Bakery merupakan usaha pembuatan roti yang didirikan oleh bapak M. Ali yang juga merupakan pemilik usaha tersebut pada tahun 1991. Kemudian

Lebih terperinci

Dasar-dasar Optimasi

Dasar-dasar Optimasi Dasar-dasar Optimasi Optimasi Linier Interpretasi Hasil Lindo diambil dari buku Introduction to Operations Research, Sixth Edition, Frederick S. Hillier, Gerald J. Lieberman, McGraw-Hill, Inc., International

Lebih terperinci

Dualitas Dalam Model Linear Programing

Dualitas Dalam Model Linear Programing Maximize or Minimize Z = f (x,y) Subject to: g (x,y) = c Dualitas Dalam Model Linear Programing Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi KONSEP

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Operation Research (OR) digunakan dalam penyelesaian masalahmasalah manajemen untuk meningkatkan produktivitas, atau efisiensi. Metode dalam Teknik

Lebih terperinci

Formulasi dengan Lindo. Dasar-dasar Optimasi. Hasil dengan Lindo 1. Hasil dengan Lindo 2. Interpretasi Hasil. Interpretasi Hasil.

Formulasi dengan Lindo. Dasar-dasar Optimasi. Hasil dengan Lindo 1. Hasil dengan Lindo 2. Interpretasi Hasil. Interpretasi Hasil. Formulasi dengan Lindo Dasar-dasar Optimasi Optimasi Linier Interpretasi Hasil Lindo diambil dari buku Introduction to Operations Research, Sixth Edition, Frederick S Hillier, Gerald J Lieberman, McGraw-Hill,

Lebih terperinci

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PADA PABRIK ROTI DEE- DEE BAKERY DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PADA PABRIK ROTI DEE- DEE BAKERY DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PADA PABRIK ROTI DEE- DEE BAKERY DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING Nama : Nur Amelia NPM : 25210114 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Istichanah,

Lebih terperinci

BAB III OBYEK PENELITIAN. melakukan penelitian, yang meliputi dari awal suatu penelitian sampai pada akhir

BAB III OBYEK PENELITIAN. melakukan penelitian, yang meliputi dari awal suatu penelitian sampai pada akhir BAB III OBYEK PENELITIAN III.1 Metodologi Penelitian III.1.1 Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara atau prosedur yang digunakan dalam melakukan penelitian, yang meliputi dari awal suatu

Lebih terperinci

Analisis Sensitifitas DALAM LINEAR PROGRAMING

Analisis Sensitifitas DALAM LINEAR PROGRAMING Maximize or Minimize Z = f (x,y) Subject to: g (x,y) = c Analisis Sensitifitas DALAM LINEAR PROGRAMING Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Magister Agribisnis Universitas Jambi Suatu analisis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan diuraikan mengenai metode-metode ilmiah dari teori-teori yang digunakan dalam penyelesaian persoalan untuk menentukan model program linier dalam produksi.. 2.1 Teori

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Sistem Produksi Secara umum produksi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM. produksi dan prosedur persediaan bahan baku pada Perusahaan Roti Morning

BAB III ANALISIS SISTEM. produksi dan prosedur persediaan bahan baku pada Perusahaan Roti Morning 42 BAB III ANALISIS SISTEM Bab ini akan menjelaskan tentang deskripsi permasalahan sistem, proses produksi dan prosedur persediaan bahan baku pada Perusahaan Roti Morning Bakery, analisis kebutuhan sistem,

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kelangkaan merupakan hal yang tidak bisa dihindari. Hal ini menjadi masalah utama ketika keinginan manusia yang tidak terbatas berhadapan dengan

Lebih terperinci

CARA PEMBUATAN ROTI MANIS

CARA PEMBUATAN ROTI MANIS CARA PEMBUATAN ROTI MANIS Tahap persiapan - Semua peralatan dan bahan yang dibutuhkan di sediakan dalam jumlah dan takaran masing- masing (sehingga tidak memperlama proses pembuatan nanti), timbang terigu

Lebih terperinci

Optimalisasi Pengadaan Tandan Buah Segar (TBS) Sebagai Bahan Baku Produksi Crude Palm Oil dan Palm Kernel PT. Ukindo-Palm Oil Mill

Optimalisasi Pengadaan Tandan Buah Segar (TBS) Sebagai Bahan Baku Produksi Crude Palm Oil dan Palm Kernel PT. Ukindo-Palm Oil Mill Petunjuk Sitasi: Pasaribu, M. F., & Puspita, R. (2017). Optimalisasi Pengadaan Tandan Buah Segar (TBS) Sebagai Bahan Baku Produksi Crude Palm Oil dan Palm Kernel PT. Ukindo-Palm Oil Mill. Prosiding SNTI

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan ragi (Saccharomyces cerevisiae) dan bahan pengembang lainnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan ragi (Saccharomyces cerevisiae) dan bahan pengembang lainnya II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Roti Roti adalah produk makanan yang terbentuk dari fermentasi terigu dengan menggunakan ragi (Saccharomyces cerevisiae) dan bahan pengembang lainnya yang kemudian dipanggang

Lebih terperinci

OPTIMALISASI USAHA AGROINDUSTRI TAHU DI KOTA PEKANBARU

OPTIMALISASI USAHA AGROINDUSTRI TAHU DI KOTA PEKANBARU OPTIMALISASI USAHA AGROINDUSTRI TAHU DI KOTA PEKANBARU Akhmad Sarifudin, Djaimi Bakce, Evy Maharani Fakultas Pertanian Universitas Riau Hp: 085271968335; Email: akhmad_agb08@yahoo.com ABSTRACT The purpose

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan Pengusahaan Yoghurt di Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan Pengusahaan Yoghurt di Indonesia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan Pengusahaan Yoghurt di Indonesia Industri pengolahan susu baik berskala kecil maupun berskala besar memiliki peranan penting dan strategis bagi perkembangan agribisnis

Lebih terperinci

OPTIMALISASI KEUNTUNGAN PADA PERUSAHAAN ANEKA KUE DENGAN METODE SIMPLEKS. Nama : Reza Rizki Akbar NPM :

OPTIMALISASI KEUNTUNGAN PADA PERUSAHAAN ANEKA KUE DENGAN METODE SIMPLEKS. Nama : Reza Rizki Akbar NPM : OPTIMALISASI KEUNTUNGAN PADA PERUSAHAAN ANEKA KUE DENGAN METODE SIMPLEKS Nama : Reza Rizki Akbar NPM : 1529919 Latar Belakang Masalah Semua perusahaan yang memproduksi lebih dari satu produk biasanya memiliki

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Produksi Menurut Salvatore (2002), produksi merujuk pada transformasi dari berbagai input atau sumberdaya menjadi output berupa barang atau

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 29 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Singkat Perusahaan PD. Galuh Sari merupakan perusahaan yang didirikan oleh Bapak Amir dan Istrinya yang bernama Ibu Maemunah pada tahun 2001 yang berlokasi di Jl.

Lebih terperinci

ANALISIS OPTIMALISASI PRODUKSI ROTI PADA MARBELLA BAKERY. Oleh SHANTY OCTAVIANI H

ANALISIS OPTIMALISASI PRODUKSI ROTI PADA MARBELLA BAKERY. Oleh SHANTY OCTAVIANI H ANALISIS OPTIMALISASI PRODUKSI ROTI PADA MARBELLA BAKERY Oleh SHANTY OCTAVIANI H24104039 PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada. Hal ini tentu saja

I. PENDAHULUAN. ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada. Hal ini tentu saja I. PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Dunia perekonomian sekarang ini telah berkembang dengan begitu pesatnya yang ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada. Hal ini tentu saja mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. produksi makanan berupa pia dan roti saronde. Kata Saronde diambil karena

BAB III PEMBAHASAN. produksi makanan berupa pia dan roti saronde. Kata Saronde diambil karena BAB III PEMBAHASAN 3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan Pia Saronde merupakan sebuah perusahaan yang melakukan aktifitas produksi makanan berupa pia dan roti saronde.

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Produksi Menurut Salvatore (2001), produksi merujuk pada transformasi dari berbagai input atau sumberdaya menjadi output berupa barang atau

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transformasi sektor pertanian ke sektor industri bagi negara berkembang seperti Indonesia tidaklah dapat dihindarkan, karena Indonesia beranjak dari negara agraris menuju

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN ROTI DI PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO Tbk. PASURUAN LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN OLEH : MELISA KUNCORO (6103010071) STEFANIE VIVIAN W. (6103010098) PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Business Plan JAR CAKE. Oleh : Nony Prasmiari Fitri Kusumawati

Business Plan JAR CAKE. Oleh : Nony Prasmiari Fitri Kusumawati Business Plan JAR CAKE An Innovative Way To Eat Cake Oleh : Nony Prasmiari Fitri Kusumawati EXECUTIVE SUMMARY Visi dan Misi Perusahaan Visi: Selalu memberikan inovasi terbaru dalam dunia pastry atau

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA 2014

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA 2014 PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI IKM D LIA CAKE & BAKERY DENGAN METODE ABC DAN ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) Nama : Sutrisno Adityo NPM : 36410767 Jurusan Pembimbing : Teknik Industri : Dr. Ir. Budi

Lebih terperinci

1. MOCCA ANGEL CAKE A. RESEP

1. MOCCA ANGEL CAKE A. RESEP 1. MOCCA ANGEL CAKE A. RESEP Teknik pengolahan Memanggang Bahan: 90 gram Terigu 1 cangkir putih telur (12 butir) 150 gram gula halus yang sudah di ayak 1½ sdt cream of tar tar ½ sdt garam ½ sdt vanili

Lebih terperinci

PENERAPAN BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI BAKERY. Nama : Dalila Rahmawati Ester Kelas : 3 EB 19 NPM :

PENERAPAN BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI BAKERY. Nama : Dalila Rahmawati Ester Kelas : 3 EB 19 NPM : PENERAPAN BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA NIE NIE BAKERY Nama : Dalila Rahmawati Ester Kelas : 3 EB 19 NPM : 212 10 647 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Mulatsih SE., MM. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB IV. METODE PENELITIAN

BAB IV. METODE PENELITIAN BAB IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di milk treatment (MT) Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) Pangalengan, jalan Raya Koperasi No.1 Pangalengan, Kab.

Lebih terperinci

VI ANALISIS OPTIMALISASI PRODUKSI TANAMAN HIAS UNTUK VEGA PADA PT GODONGIJO ASRI

VI ANALISIS OPTIMALISASI PRODUKSI TANAMAN HIAS UNTUK VEGA PADA PT GODONGIJO ASRI VI ANALISIS OPTIMALISASI PRODUKSI TANAMAN HIAS UNTUK VEGA PADA PT GODONGIJO ASRI 6.1 Perumusan Model Analisis optimalisasi produksi tanaman hias untuk VEGA pada penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Usaha Kecil Menengah

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Usaha Kecil Menengah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Usaha Kecil Menengah Pengertian Usaha Kecil Menengah (UKM) menurut Keputusan Presiden RI No. 99 tahun 1998, yaitu kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang

Lebih terperinci

VI. ANALISIS OPTIMALISASI PRODUKSI BENIH IKAN HIAS AIR TAWAR PADA TAUFAN S FISH FARM

VI. ANALISIS OPTIMALISASI PRODUKSI BENIH IKAN HIAS AIR TAWAR PADA TAUFAN S FISH FARM VI. ANALISIS OPTIMALISASI PRODUKSI BENIH IKAN HIAS AIR TAWAR PADA TAUFAN S FISH FARM 6.1 Perumusan Model Untuk merumuskan model interger programming, tahap awal yang dilakukan adalah merumuskan fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. apa yang dibutuhkan untuk mendapatkan produk yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. apa yang dibutuhkan untuk mendapatkan produk yang telah ditetapkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan produksi adalah suatu kegiatan yang berkenaan dengan penentuan apa yang harus diproduksi, berapa banyak diproduksi dan sumber daya apa yang dibutuhkan

Lebih terperinci

ANALISIS MAKSIMALISASI KEUNTUNGAN PADA MARTABAK ALIM FRANCHISE DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLEKS NAMA

ANALISIS MAKSIMALISASI KEUNTUNGAN PADA MARTABAK ALIM FRANCHISE DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLEKS NAMA ANALISIS MAKSIMALISASI KEUNTUNGAN PADA MARTABAK ALIM FRANCHISE DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLEKS NAMA : ARINA AZKA NPM : 11210095 KELAS : 3EA20 Latar Belakang Pada dasarnya setiap perusahaan baik perusahaan

Lebih terperinci

PANDUAN WAWANCARA PENELITIAN OPTIMASI PENGADAAN SAYURAN ORGANIK. : Optimasi Pengadaan Sayuran Organik

PANDUAN WAWANCARA PENELITIAN OPTIMASI PENGADAAN SAYURAN ORGANIK. : Optimasi Pengadaan Sayuran Organik LAMPIRAN 98 99 Lampiran 1. Panduan Wawancara PANDUAN WAWANCARA PENELITIAN OPTIMASI PENGADAAN SAYURAN ORGANIK Nama Mahasiswa : Prestilia Ningrum NPM : 150310080098 Jurusan Hal Sumber Informasi : Agribisnis

Lebih terperinci

Pemrograman Linier (1)

Pemrograman Linier (1) Bentuk umum dan solusi dengan metode grafis Ahmad Sabri Universitas Gunadarma, Indonesia 2 Komponen pada Pemrograman Linier (PL) Model PL memiliki tiga komponen dasar: Variabel keputusan yang akan dicari

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Fungsi Produksi Produksi dan operasi dalam ekonomi menurut Assauri (2008) dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang berhubungan dengan usaha

Lebih terperinci

: 1. Mengetahui cara pembuatan roti standart dan roti wortel serta untuk. 2. Mengetahui volume adonan roti standart dan adonan roti wortel

: 1. Mengetahui cara pembuatan roti standart dan roti wortel serta untuk. 2. Mengetahui volume adonan roti standart dan adonan roti wortel Acara Sub acara : Praktikum Food Processing & Technology : Praktikum teknologi baking Hari / tanggal : Selasa / 25 Maret 2014 Tempat Prinsip Tujuan : Lab Gizi STIKes Widya Cipta Husada Malang : Prinsip

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Optimalisasi Distribusi Sistem distribusi adalah cara yang ditempuh atau digunakan untuk menyalurkan barang dan jasa dari produsen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peranan sektor pertanian di dalam pembangunan nasional sangat penting karena sektor ini mampu menyerap sumber daya yang paling besar dan memanfaatkan sumber daya yang

Lebih terperinci

OPTIMASI BAURAN PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLEX. Optimasi Bauran Produk (Kuncorosidi) 109

OPTIMASI BAURAN PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLEX. Optimasi Bauran Produk (Kuncorosidi) 109 OPTIMASI BAURAN PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLEX Oleh : Kuncorosidi*) dan Dhany Bachtiar ABSTRAK Masalah dasar yang sering dihadapi oleh perusahaan yang berskala kecil atau home industry adalah

Lebih terperinci

Manajemen Operasional

Manajemen Operasional Linear Programming (LP) Dosen Febriyanto, SE. MM. www.febriyanto79.wordpress.com Linear Programming Linear programing (LP) adalah salah satu metode matematis yang digunakan untuk membantu manajer dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan UKM dalam negeri didominasi oleh industri makanan, salah satunya produk roti yang menunukan bahwa minat masyarakat terhadap produk ini terus bertambah.

Lebih terperinci

Jurnal Agri Sains Vol, 1 No.02 (2017) Optimasi Produksi Crude Palm Oil (cpo) Dan Inti Sawit (Kernel) Studi Kasus PT. Mega Sawindo Perkasa

Jurnal Agri Sains Vol, 1 No.02 (2017) Optimasi Produksi Crude Palm Oil (cpo) Dan Inti Sawit (Kernel) Studi Kasus PT. Mega Sawindo Perkasa JAS Jurnal Agri Sains Vol, 1 No.02 (2017) e-issn :2581-0227 http://ojs.umb-bungo.ac.id/index.php/jas/index Optimasi Produksi Crude Palm Oil (cpo) Dan Inti Sawit (Kernel) Studi Kasus PT. Mega Sawindo Perkasa

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. = tujuan atau target yang ingin dicapai. = jumlah unit deviasi yang kekurangan ( - ) terhadap tujuan (b m )

BAB III PEMBAHASAN. = tujuan atau target yang ingin dicapai. = jumlah unit deviasi yang kekurangan ( - ) terhadap tujuan (b m ) BAB III PEMBAHASAN A. Penyelesaian Perencanaan Produksi dengan Model Goal Programming Dalam industri makanan khususnya kue dan bakery, perencanaan produksi merupakan hasil dari optimisasi sumber-sumber

Lebih terperinci

MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 2 [KODE/SKS : IT / 2 SKS]

MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 2 [KODE/SKS : IT / 2 SKS] MATA KULIAH MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 2 [KODE/SKS : IT011215 / 2 SKS] LINIER PROGRAMMING Formulasi Masalah dan Pemodelan Pengertian Linear Programming Linear Programming (LP) adalah salah satu teknik

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PRODUKSI OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT

OPTIMALISASI PRODUKSI OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT 1 OPTIMALISASI PRODUKSI OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT Oleh : NUR HAYATI ZAENAL A14104112 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

PROGRAM LINIER : ANALISIS POST- OPTIMAL. Pertemuan 6

PROGRAM LINIER : ANALISIS POST- OPTIMAL. Pertemuan 6 PROGRAM LINIER : ANALISIS POST- OPTIMAL Pertemuan 6 Pengantar Biasanya, setelah solusi optimal dari masalah program linier ditemukan maka peneliti cenderung untuk berhenti menganalisis model yang telah

Lebih terperinci

penggunaan dari minyak tanah, LPG, briket batubara, listrik dan kayu bakar, yang dapat dirumuskan sebagai berikut: HASIL DAN PEMBAHASAN

penggunaan dari minyak tanah, LPG, briket batubara, listrik dan kayu bakar, yang dapat dirumuskan sebagai berikut: HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi Persoalan Penggunaan Energi Memasak Dari komposisi penggunaan energi yang ditampilkan pada Gambar 1, terlihat energi yang paling banyak digunakan dalam rumah tangga untuk

Lebih terperinci

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Produksi Produksi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang mentransformasi masukan (input) menjadi hasil keluaran

Lebih terperinci

Ardaneswari D.P.C., STP, MP.

Ardaneswari D.P.C., STP, MP. Ardaneswari D.P.C., STP, MP. Materi Bahasan Pengantar pemrograman linier Pemecahan pemrograman linier dengan metode grafis PENGANTAR Pemrograman (programming) secara umum berkaitan dengan penggunaan atau

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA CV MAR DONUTS

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA CV MAR DONUTS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA CV MAR DONUTS Nama : Balintang NPM : 24209828 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Sri Supadmini, SE, MM Latar Belakang Perusahaan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI DAN PEMODELAN MASALAH PEMAKSIMALAN KEUNTUNGAN DI PT MCD

BAB III DESKRIPSI DAN PEMODELAN MASALAH PEMAKSIMALAN KEUNTUNGAN DI PT MCD BAB III DESKRIPSI DAN PEMODELAN MASALAH PEMAKSIMALAN KEUNTUNGAN DI PT MCD 3.1 Sumber dan Waktu Pengambilan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari wawancara dengan pihak yang berwenang

Lebih terperinci

RISET OPERASIONAL MINGGU KE-2. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si. Linier Programming: Formulasi Masalah dan Model

RISET OPERASIONAL MINGGU KE-2. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si. Linier Programming: Formulasi Masalah dan Model RISET OPERASIONAL MINGGU KE- Linier Programming: Formulasi Masalah dan Model Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si Pengertian Linear Programming Linear Programming (LP) adalah salah satu teknik riset operasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sekilas Mengenai Bakpia Bakpia adalah makanan yang terbuat dari campuran kacang hijau dengan gula, yang dibungkus dengan tepung, lalu dipanggang. Istilah bakpia sendiri adalah

Lebih terperinci

Resep kue lapis lengkap

Resep kue lapis lengkap Resep kue lapis lengkap Resep kue lapis kali ini komplit banget dari kue basah sampai kue kering. Kue lapis bisa dibilang jajanan pasar tradisional sampai jajanan mall. Kue lapis yang sering dijumpai sebagai

Lebih terperinci

OPTIMASI PROFIT PADA PRODUKSI GULA SEMUT FORTIFIKASI VITAMIN A DENGAN TIGA TINGKATAN KUALITAS GRADE DI PT. XYZ

OPTIMASI PROFIT PADA PRODUKSI GULA SEMUT FORTIFIKASI VITAMIN A DENGAN TIGA TINGKATAN KUALITAS GRADE DI PT. XYZ JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 2 No.1 ; Juni 2015 OPTIMASI PROFIT PADA PRODUKSI GULA SEMUT FORTIFIKASI VITAMIN A DENGAN TIGA TINGKATAN KUALITAS GRADE DI PT. XYZ NINA HAIRIYAH Jurusan Teknologi Industri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha. Kegiatan memproduksi barang dan jasa merupakan ciri khas dari adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha. Kegiatan memproduksi barang dan jasa merupakan ciri khas dari adanya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perindustrian merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam dunia bisnis dan usaha. Kegiatan memproduksi barang dan jasa merupakan ciri khas dari adanya kegiatan ekonomi,

Lebih terperinci

TUGAS MATA KULIAH LINGKUNGAN BISNIS Peluang Bisnis Roti

TUGAS MATA KULIAH LINGKUNGAN BISNIS Peluang Bisnis Roti TUGAS MATA KULIAH LINGKUNGAN BISNIS Peluang Bisnis Roti Disusun Oleh: Nama: Aji Muhammad Nur NIM: 11.12.5470 KLS: 11-S1SI-02 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011/2012 Abstrak Artikel ini menceritakan tentang bagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perencanaan produksi pada perusahaan manufaktur merupakan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perencanaan produksi pada perusahaan manufaktur merupakan aktivitas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan produksi pada perusahaan manufaktur merupakan aktivitas yang sangat penting dalam menentukan kontinuitas operasional produksi. Di dalam praktek, manajer

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN ALOKASI SUMBER DAYA PRODUKSI MENGGUNAKAN LINEAR PROGRAMMING (Studi Kasus Pada Perusahaan Karim Bakery)

PENGAMBILAN KEPUTUSAN ALOKASI SUMBER DAYA PRODUKSI MENGGUNAKAN LINEAR PROGRAMMING (Studi Kasus Pada Perusahaan Karim Bakery) Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi - Vol. 4 No. 1 Maret 213 PENGAMBILAN KEPUTUSAN ALOKASI SUMBER DAYA PRODUKSI MENGGUNAKAN LINEAR PROGRAMMING (Studi Kasus Pada Perusahaan Karim Bakery) Liya Asrina

Lebih terperinci

BAB VII MESIN DAN PERALATAN

BAB VII MESIN DAN PERALATAN BAB VII MESIN DAN PERALATAN 7.1. Jenis dan Spesifikasi Mesin Dalam proses produksi diperlukan peralatan yang dapat mempermudah proses produksi yang dilakukan. Mesin merupakan peralatan yang digerakkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Daftar Pertanyaan Pengusaha. Nama : Umur : Jenis Kelamin : Pendidikan : Berkaitan dengan sifat produk

LAMPIRAN. Daftar Pertanyaan Pengusaha. Nama : Umur : Jenis Kelamin : Pendidikan : Berkaitan dengan sifat produk LAMPIRAN Daftar Pertanyaan Pengusaha Nama : Umur : Jenis Kelamin : Pendidikan : Berkaitan dengan sifat produk 1. A. Dalam memproduksi roti bakery, apakah anda lebih mengutamakan tenaga kerja manusia daripada

Lebih terperinci

OPTIMIZATION PRODUCTION SYSTEM CATCHING AND FISH PROCESSING AT KUB (KELOMPOK USAHA BERSAMA) SINAR ROHIL

OPTIMIZATION PRODUCTION SYSTEM CATCHING AND FISH PROCESSING AT KUB (KELOMPOK USAHA BERSAMA) SINAR ROHIL OPTIMIZATION PRODUCTION SYSTEM CATCHING AND FISH PROCESSING AT KUB (KELOMPOK USAHA BERSAMA) SINAR ROHIL Ciary Jannah Mangkay, Fajar Restuhadi, Jum atri Yusri Fakultas Pertanian Universitas Riau Ciary_agb09pbud@yahoo.com

Lebih terperinci

Pemrograman Linier (6)

Pemrograman Linier (6) Pemrograman Linier (6) Analisa Sensitivitas Ahmad Sabri Universitas Gunadarma, Indonesia Analisa sensitivitas: pengertian Dalam PL, parameter (data input) dari model dapat diubah dalam batasan tertentu,

Lebih terperinci

PROGRAM LINEAR. tersebut. Dua macam fungsi Program Linear: tujuan perumusan masalah

PROGRAM LINEAR. tersebut. Dua macam fungsi Program Linear: tujuan perumusan masalah PROGRAM LINEAR Program linear adalah salah satu model matematika yang digunakan untuk menyelesaikan masalah optimisasi, yaitu memaksimumkan atau meminimumkan fungsi tujuan yang bergantung pada sejumlah

Lebih terperinci

LINIER PROGRAMMING Formulasi Masalah dan Pemodelan. Staf Pengajar Kuliah : Fitri Yulianti, MSi.

LINIER PROGRAMMING Formulasi Masalah dan Pemodelan. Staf Pengajar Kuliah : Fitri Yulianti, MSi. LINIER PROGRAMMING Formulasi Masalah dan Pemodelan Staf Pengajar Kuliah : Fitri Yulianti, MSi. Tahap-tahap Pemodelan dalam RO (Riset Operasional): 1. Merumuskan masalah 2. Pembentukan model 3. Mencari

Lebih terperinci

BAHAN KULIAH TEKNIK RISET OPERASI

BAHAN KULIAH TEKNIK RISET OPERASI BAHAN KULIAH TEKNIK RISET OPERASI JURUSAN FAKULTAS KOMPUTER UNDA - SAMPIT 28 Materi : SILABUS Matakuliah :Riset Operasional (Operation Research) 1 PENDAHULUAN Perkembangan Riset Operasi Arti Riset Operasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian 58 3.2 Alur Pemecahan Masalah Dalam menyelesaikan permasalahan tingkat retur di Mr. Bread,

Lebih terperinci

BAB 3 LINEAR PROGRAMMING

BAB 3 LINEAR PROGRAMMING BAB 3 LINEAR PROGRAMMING Teori-teori yang dijelaskan pada bab ini sebagai landasan berpikir untuk melakukan penelitian ini dan mempermudah pembahasan hasil utama pada bab selanjutnya. 3.1 Linear Programming

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Meningkatnya persaingan perusahaan tepung terigu baik secara lokal maupun global akhir-akhir ini mengharuskan perusahaan memiliki keunggulan kompetitif. Di Indonesia persaingan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Biaya Produksi Biaya produksi merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu produk dengan penambahan biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap (fixed cost) adalah

Lebih terperinci

KAJIAN OPTIMISASI KOMBINASI PRODUK PADA IKM ROTI JOGJA DI BEKASI NUGRAHA DANU KUSUMA

KAJIAN OPTIMISASI KOMBINASI PRODUK PADA IKM ROTI JOGJA DI BEKASI NUGRAHA DANU KUSUMA KAJIAN OPTIMISASI KOMBINASI PRODUK PADA IKM ROTI JOGJA DI BEKASI NUGRAHA DANU KUSUMA PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2014

Lebih terperinci

Resep Kue. Resep kue nastar

Resep Kue. Resep kue nastar Resep kue nastar Resep kue nastar memang paling banyak dicari dan dipraktekan pada hari raya idul fitri. Pada lebaran tahun 2012 ini admin masakanmama.com pun tidak ketinggalan untuk membuat kue nastar

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MODEL LINEAR PROGRAMMING SECARA MATEMATIK (METODE SIMPLEKS)

PENYELESAIAN MODEL LINEAR PROGRAMMING SECARA MATEMATIK (METODE SIMPLEKS) Maximize or Minimize Subject to: Z = f (x,y) g (x,y) = c S1 60 4 2 1 0 S2 48 2 4 0 1 Zj 0-8 -6 0 0 PENYELESAIAN MODEL LINEAR PROGRAMMING SECARA MATEMATIK (METODE SIMPLEKS) Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diraih apabila suatu perusahaan bisa mengambil keputusan secara

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diraih apabila suatu perusahaan bisa mengambil keputusan secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendistribusian adalah salah satu kegiatan pemasaran yang bertujuan untuk mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen sehingga penggunaannya

Lebih terperinci