BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Usaha 1. Sejarah Perusahan (UKM) Usaha pembuatan keripik ubi kayu dengan menggunakan nama UKM Barokah telah dirintis oleh Ibu Nano Botutihe sejak tahun Berbekal pengetahuan cara pembuatan keripik ubi kayu yang didapatkan secara otodidak. Ibu Nano Botutihe bekerja keras untuk mendapatkan konsumen/pembeli produk olahan ubikayu yang sedang Ia kembangkan. Usaha ini memusatkan diri di Desa Lamahu Kecamatan Bulango Selatan, Kabupaten Bonebolango. Alhamdulillah bulan berganti bulan perkembangan UKM Barokah semakin baik, konsumen semakin banyak seiring dengan kemampuan menjaga kepercayaan yang diberikan oleh konsumen. Usaha yang dimulai dengan skala rumah tangga dengan kapasitas 5kg bahan ubi kayu dalam satu kali proses produksi kini mencapai 45 kg dalam satu kali proses produksi. Hasil produksi yang dahulu hanya dipasarkan sendiri secara langsung kekonsumen kini tidak lagi secara langsung yaitu dengan adanya agen-agen yang yang telah menampung hasil produksi. Usaha yang dirintis oleh Ibu Nano Botutihe ini berawal dengan ingin menambah nilai pendapatan dalam keluarga kini telah menjadi sumber lapangan pekerjaan sehingga dapat mengurangi jumlah pengangguran. Usaha agroindustri Ibu Nano merupakan agroindustri berskala kecil menengah yang berlokasi di Desa Lamahu, Kecamatan Bulango Selatan, Kabupaten Bonebolango. Usaha Ibu Nano tersebut mulai berdiri pada tahun 2008 yang awalnya terdir hanya memliki 3 (tiga) orang tenaga kerja, dan sekarang sudah beranggotakan 10 (sepulu) orang tenaga kerja yang terdiri dari 1

2 7 (tujuh) orang tenaga tetap pada bagian produksi dan 3(tiga) orang tenaga kerja harian sebagai penunjang. Bahan baku yang digunakan berasal dari sekitar wilayah Gorontalo salah satunya di Kecamatan Kabila. Sekali melakukan produksi keripik sebanyak 45 kg/hari, bahan baku yang digunakan. Adapun Modal yang pertama kali dirintis oleh Ibu Nano dengan modal yang tidak cukup besar, modal awal saat pendirian usaha pembuatan keripik ubi kayu ini adalah sebesar Rp ,00 pada tahun Dengan penghasilan Rp ,00/bulan. Berkat keuletan dan system manajemen yang baik, sehingga saat ini modal yang dimiliki oleh ibu Nano sebesar Rp Kini UKM Barokah yang dirintis oleh Ibu Nano Botutihe telah mendapatkan Surat ijin dan Sertifikat dari Kantor Perizinan Terpadu. 2. Struktur Organisasi UKM Barokah. UKM Barokah memiliki susunan struktur organisasi sehingga pembagian tugas dari setiap anggota jelas. 2

3 Adapun struktur organisasi dari UKM Barokah adalah sebagai berikut: Ketua Nano Botutihe Sekertaris Nina Suleman Bendahara Arman Utina Seksi Produksi Nano Botutihe Seksi Pemasaran Nano Botutihe Gambar 1. Struktur Organisasi UKM Barokah Di Desa Lamahu, Kecamatan Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango. 3. Tenaga Kerja UKM Barokah milik Ibu Nano saat ini telah memiliki 10 orang tenaga kerja atau kariawan, dimana dalam usaha ini ibu nano memiliki 7 orang karyawan tetap dan 3 orang karyawan harian. Secara umum usaha Keripik Barokah berdiri sejak tahun 2008 dimana dalam usaha ini terdapat 10 anggota kerja diantaranya: Ketua : Nano botutihe Anggota: 1. Samirah 2. Nina Sulaiman 3. Arman Utina 4. Yuli Wiyanti 5. Suyatmi 6. Lena 3

4 7. Dedi Abdullah 8. Mulyani 9. Hasan Dalam usaha agroindustri ibu Nani agroindustri bersekala kecil menengah yang berlokasi di Desa Lamahu Kecamatan Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango bergerak dibidang bisnis utamanya dengan cara pengolahan keripik ubi kayu. Pengenalan identitas responden dirasakan perlu karena responden yang ditunjuk tersebut telah dianggap mewakili keadaan tersebut, dimana ibu Nano mengusahakan satu cabang usaha yaitu UKM Barokah. Adapun responden yang diwawancarai identitasnya dapat dilihat pada Tabel berikut: Tabel 1. Identitas Tenaga Kerja Menurut Umur UKM Barokah Di Desa Lamahu Kecamatan Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango, Tahun No. Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%) 1. < > Jumlah Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2013 Berdasarkan Tabel 1. diatas dapat dilihat bahwa identitas tenaga kerja mernurut umur di UKM Barokah yaitu berkisar antara umur tahun. Berdasarkan kriteria umur tenaga kerja menyatakan bahwa umur tenaga kerja produktif adalah antara umur tahun. Maka tenaga kerja yang dimiliki oleh UKM Barokah merupakan tenaga kerja yang memiliki umur produktif dan memiliki kondisi fisik yang baik untuk melakukan pekerjaan. 4

5 Tabel 2. Identitas Tenaga Kerja Menurut Tingkat Pendidikan UKM Barokah di Desa Lamahu, Kecamatan Bulango Selatan, Kabupaten Bone Bolango, Tahun No. Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%) 1. SD SMP SMA SI - - Jumlah Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2013 Berdasarkan Tabel 2. Dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan tenaga kerja dari UKM Barokah cukup menunjang karena sebagian besar tenaga kerja yang berada di UKM Barokah telah mengenyam pendidikan secara formal. Karena pendidikan pada umumnya mempengaruhi pengetahuan dan cara berfikir petani. Pendidikan yang relatif lebih tinggi menyebabkan petani lebih dinamis. Tingkat pendidikan yang di peroleh petani berasal dari dua sumber, yaitu pendidikan formal dan informal. Pendidikan formal adalah pendidikan yang pernah ditempuh oleh tenaga kerja di UKM Barokah mulai dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Sedangkan pendidikan informal adalah pengetahuan yang diperoleh tenaga kerja tanpa melalui sekolah seperti pengalaman, informasi dari tetangga, petani lain, pamong desa, petugas penyuluh, dan lain-lain. Tingkat pendidikan tenaga kerja menggambar daya pikir dalam mengelola usahanya. B. Keuntungan Usaha Keripik Ubi Kayu Di Ukm Barokah Perencanaan pengadaan peralatan dari bahan baku yang efektif dan efisien dapat menjadikan kegiatan produksi berjalan lancar dan dapat meningkatkan hasil dan keuntungan bagi agroindustri pengolahan keripik ubi kayu di UKM keripik Barokah meliputi: 5

6 1. Penggunaan Peralatan Perencanaan penggunaan peralatan dari bahan baku yang efektif dan efisien dapat menjadikan kegiatan produksi berjalan lancar dan dapat meningkatkan hasil dan keuntungan bagi agroindustri pengolahan keripik ubi kayu Ibu Nano. Rincian penggunaan peralatan pada agroindustri pengolahan keripik ubi Ibu Nano Botutihe tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini: Tabel 3. Rincian Penyusutan Peralatan Pada Agroindustri Keripik Ubi Kayu Desa Lamahu Kecamatan bulango Selatan Kabupaten Bonebolango, Tahun No. Jenis Peralat an Jumla h Satuan Jumlah Biaya (Rp) Harga Lama (Rp) Agroindustri keripik Harga Baru (Rp/@ ) 1. Blender 1 Unit Lama Pemaka ian (Tahun) Nilai Penyusuta n (Rp/Tahun ) Pisau 13 Buah Wajan 4 Buah Ember 3 Buah Mesin Perajang Siler Kompor 1 Unit Unit Unit Jumlah Sumber : Data primer diolah, Tabel 3 di atas memperlihatkan bahwa total biaya penyusutan peralatan yang dikeluarkan oleh agroindustri pengolahan keripik ubi kayu ibu nano di Desa Lamahu Kecamatan Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango adalah Rp Biaya 6

7 penyusutan peralatan yang terbesar untuk pembelian wajan yaitu Rp /buah dan biaya terendah yang dikeluarkan untuk pembelian pisau dengan harga Rp /buah. Secara keseluruhan nilai penyusutan peralatan sebesar Rp /tahun. 2. Penyediaan bahan baku Bahan baku merupakan bahan mentah yang diolah dan dapat dimanfaatkan sebagai sarana produksi dalam suatu agroindustri. Ketersediaan bahan baku secara cukup dan berkelanjutan akan menjamin suatu perusahaan untuk bisa berproduksi dalam waktu yang relatif lama. Dalam melakukan pengolahan kripik ubi kayu, bahan baku utama yang digunakan adalah ubi kayu, sedangkan bahan baku penolong lain yang digunakan adalah minyak goreng, garam, gula dan minyak tanah. Ketersediaan bahan baku yang terbatas dalam setiap pengembangan usaha agroindustri keipik ubi kayu hal ini disebabkan karena ketersediaan bahan baku yang tidak mencukupi dikarenakan jumlah petani ubi kayu yang sedikit dan disebabkan juga faktor curah hujan tinggi membuat ubi kayu cepat busuk sehingga membuat harga ubi kayu sering melambung tinggi hingga mencapai Rp /Kg, sehingga membuat agroindustri Ibu Nano tidak dapat berproduksi setiap harinya. Bahan baku dan bahan penolong dapat diperoleh dengan mudah karena ketersediaan maupun harga yang terjangkau sehingga tidak menjadi suatu hambatan bagi agroindustri keripik ubi kayu. 7

8 Tabel 4. Penggunaan Bahan Baku Untuk Pengolahan Ubi Kayu Menjadi Keripik Ubi Kayu Dalam Satu Kali Proses Produksi di UKM Barokah, Tahun No. Jenis bahan baku Jumlah Satuan Harga satuan 1. Bahan baku a. Ubi kayu b. Minyak goreng c. Garam d. Gula Kg Kg Kg Kg (Rp) Jumlah (Rp) Jumlah Bahan baku 3. penolong a. minyak tanah b. Plastik c. Tali rapia Liter Pak Gulung Jumlah Total Sumber : Data primer diolah, Pada tabel 4 diatas menjelaskan bahwa bahan baku yang terbesar digunakan dalam satu kali proses produksi keripik ubi kayu adalah untuk pembelian bahan baku utama yaitu sebesar Rp Sedangkan biaya terendah yang dikeluarkan untuk pembelian garam sebesar Rp Jumlah bahan baku penolong yang dikeluarkan sebesar Rp Dengan total keseluruhan biaya bahan baku yang digunakan untuk pengolahan keripik ubi kayu adalah Rp Jumlah biaya yang dikeluarkan untuk pembelian bahan baku terjadi fluktuasi terutama untuk pembelian bahan baku utama yaitu ubi kayu. 8

9 3. Proses Produksi Keripik Ubi kayu Kegiatan produksi dilakukan dengan menggunakan alat pengerajang ubi yang dirancang khusus yaitu dinamo yang dihubungkan dengan listrik, dan menggunakan tenaga manusia pada saat pengupasan kulit ubi serta dan penggorengan. Uraian kegiatan dilakukan dalam proses pengolahan keripik ubi kayu adalah sebagai berikut: a. Pengadaan Bahan Baku Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan keripik ubi kayu ini pada dasarnya adalah sama pada tiap-tiap agroindustri lainnya, yaitu ubi kayu, garam dan gula sebagai bahan baku, pemakaiannya sebagai berikut: Misalkan dalam setiap satu kali proses produksi untuk 45 Kg ubi kayu,bahan tambahan (gula dan garam) yang dibutuhkan adalah 3 kg gula, dan 1 kg garam dan jumlah bahan tambahan atau penolong ini bisa disesuaikan menurut selera serta dari bahan baku yang digunakan. b. Proses Produksi Dalam melakukan proses produksi pengolahan keripik ubi kayu pada dasarnya memiliki tahapan tersebut adalah sebagai berikut: Adapun diagram dalam proses produksi pengolahan keripik ubi kayu yaitu sebagai berikut. Pengupasan Pencucian Perajangan Penggorengan Pengemasan 9

10 1) Pengupasan Ubi kayu yang telah dipilih dikupas tetapi sebelumnya dipotong terlebih dahulu pada masing-masing ujungnya. Kemudian pengupasan ubi kayu dilakukan di garit dengan ujung pisau, kemudian kulit tersebut mulai dikelupas sampai bersih. 2) Pencucian Ubi kayu yang teah dikupas kemudian dicuci dengan air sehingga bersih dari seluruh kotoran. Kemudian dibilas dengan air bersih sehingga kotoran yang melekat pada ubi kayu benar-benar bersih. 3) Perajangan/pengirisan Ubi kayu yang telah dicuci bersih diiris (dirajang) tipis dengan memakai alat perajangan sehingga diperoleh ukuran irisan yang sama tebalnya. 4) Penggorengan Ubi kayu yang telah dirajang dapat langsung dilakukan penggorengan, dengan menggunakan minyak goreng yang sudah panas pada temperature C. Untuk proses penggorengan dalam tiap 3 kg keripik ubi kayu membutuhkan membutuhkan 1 kg minyak goreng, atau dengan perbandingan 3:1, penggorengan dilakukan sampai irisan ubi kayu berwarna kuning atau selama 10 menit. Selanjutnya ubi yang telah digoreng dimasukkan kedalam kuali yang berisi gula dan garam agar keripik memiliki cita rasa manis dan asin. Kualitas minyak sangat berpengaruh pada hasil keripik ubi kayu yang bermutu dan tahan lama, Minyak goreng yang sudah hitam dan berbau tidak bisa digunakan kembali karena akan mengurangi rasa yang dihasilkan. 5) Pengemasan Sebelum dikemas keripik ubi kayu diangin-anginkan sampai dingin kemudian dimaksukkan kedalam plastik polyetillen dengan ketebalan 0,8 mm, dengan ukuran 10cmx20cm. Dengan harga Rp /gantung. Daya tahan keripik ubi kayu yang telah digoreng dapat bertahan ± selama dua setengah bulan dan 10

11 paling lama sampai tiga setengah bulan dan dalam keadaan masih baik serta tidak berbau dengan catatan proses penyimpanan dilakukan dengan baik. Tabel 5. Rincian Pengeluaran Biaya Produksi, Keripik Ubi Kayu Dalam Lima Kali Proses Produksi, tahun No. Jenis Pengeluaran 1. Bahan baku Volume Satuan Harga satuan Rp Jumlah Rp Presentasi (%) a. Ubi kayu 225 Kg ,94 b. Minyak goreng 75 Kg ,94 c. Garam 5 Kg ,26 d. Gula 15 Kg ,59 Jumlah Bahan baku penolong a. minyak tanah 35 Liter ,18 b. Plastik 15 Pak ,59 c. Tali rapia 5 Gulung ,99 Jumlah Biaya tenaga kerja a. Tenaga kerja 35 Hari ,95 tetap b. Tenaga kerja 15 Hari ,23 harian Jumlah

12 Sumber : Data primer diolah, Jumlah Biaya % tabel berikut. Adapun rincian tenaga kerja pembuatan keripik ubi kayu dapat dilihat pada Tabel 6. Rincian Biaya Tenaga Kerja Keripik Ubi Kayu diolah dalam satu bulan (lima kali proses) Di Desa Lamahu Kecamatan Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango No 1 2. Tenaga Kerja Tenaga Kerja Tetap Tenaga Kerja Harian Jumlah Tenaga Jumlah Nilai Biaya UMR Kerja (Org) Hari (Rp) Jumlah Sumber: Data Primer Diolah Tabel 6 diatas menjelaskan bahwa jenis tenaga kerja dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu tenaga kerja tetap dan tenaga kerja harian, dan tenaga kerja tetap terdiri dari 7 orang sedangkan tenaga kerja harian terdiri dari 3 orang. Adapun kegiatan yang dilakukan oleh karyawan tetap mendapat pengolahan proses produksi bahan baku seperti pengupasan, pencucian, pengirisan, dan penggorengan, selain itu juga sebagian karyawan melakukan pengemasan yang sudah jadi. Sedangkan tenaga kerja harian berjumlah 3 orang dapat melakukan kegiatan diluar yaitu seperti mencari bahan baku untuk diolah. 12

13 Dengan memiliki tenaga kerja tetap dan tenaga kerja harian maka jumlah total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp Produksi dan Nilai Produksi Produksi adalah segala kegiatan yang ditujukan untuk menciptakan dan menambahkan keragaman makanan atau barang dan jasa. Produksi merupakan pendapatan kotor dalam bentuk fisik dari suatu proses produksi. Sedangkan nilai produksi merupakan pendapatan kotor yang diperoleh dari hasil perkalian jumlah dan harga jual yang berlaku dipasaran.produksi, harga jual dan nilai roduksi dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 7. Rincian Produksi, Harga Jual Dan Nilai Tambah Keripik Ubi Kayu Agroindustri Pengolahan Keripik Ubi Kayu Di Desa Lamahu, Kecamatan Bulango Selatan, Kabupaten Bonebolango. Produksi Pendapatan/Bulan No Harga jual Rp/kg kg/bulan (Rp) Sumber : Data primer diolah, Tabel 7 diatas menunjukkan bahwa selama melakukan proses produksi, selama dua tahun pertengahan (2012), pada tahun 2012 produksi keripik ubi mengalami penurunan yang diakibatkan dari ketersediaan bahan baku yang terbatas sehingga membuat agroindustri tidak mampu berproduksi setiap harinya, agroindustri ini hanya mampu berproduksi kg /tahun dengan harga jual Rp /kg. 5. Biaya Produksi dan Pendapatan. Tujuan dari analisis biaya usaha pengolahan keripik ubi kayu adalah untuk menggolongkan biaya menurut fungsi dalam usaha dan menurut perilakunya dalam 13

14 perubahan volume kegiatan usaha. Untuk lebih jelasnya dikelompokkan sebagai berikut: Biaya tetap usaha pengolahan keripik ubi kayu terdapat pada biaya produksi yaitu biaya penyusutan pada alat-alat yang digunakan dalam proses produksi serta penyusutan bangunan yang dihitung berdasarkan umur ekonomis. Pada saat peneliti melakukan pengamatan pengusaha keripik ubi kayu masih menggunakan alat-alat yang sederhana dalam melakukan proses produksi. Tabel 8. Biaya Produksi Pendapatan dan Keuntungan Agroindustri. No. Keterangan Harga (Rp) 1. Pendapatan Agroindustri Total produksi/560 Kg (TR) Biaya agroinsudustri a. biaya bahan baku b. biaya penyusutan c. biaya bahan penolong d. biaya tenaga kerja Total Keuntungan (TR-TC) Sumber : Data primer diolah, Tabel 8 diatas menjelaskan bahwa biaya pembelian bahan baku ubi kayu merupakan komponen biaya terbesar dalam usaha pengolahan keripik ubi kayu yang kemudian diikuti oleh biaya pembelian minyak goreng. Hal ini terlihat dari presentase didalam tabel di atas sebesar 14,94 dari keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi keripik ubi kayu. Tingkat upah tenaga kerja ditentukan pada tingkat upah yang berlaku, lama kerja dan jumlah hari kerja. Secara keseluruhan jumlah 14

15 biaya yang harus dikeluarkan oleh agroindustri pengolahan keripik ubi kayu adalah sebesar Rp Dengan penggunaan bahan baku utama ubi kayu sebanyak 225 Kg maka agroindustri memperoleh nilai produksi pengolahan keripik sebesar Rp dan pendapatan bersih yang diterima Ibu Nano Botutihe dalam satu bulan lima kali proses produksi sebanyak Rp Agroindustri ini termasuk usaha yang masuk kategori padat modal, dibuktikan dengan biaya yang dikeluarkan mencapai Rp untuk pengadaan bahan baku ubi kayu dalam lima kali proses. C. Analisis Efesiensi Pengolahan keripik Ubi Kayu di UKM Barokah. Efisiensi usaha pengolahan ubi kayu menjadi keripik singkong dilakukan dengan menggunakan analisis perhitungan R/C Ratio, yaitu dengan membandingkan antara penerimaan dengan total biaya. Perhitungan analisis efisiensi tersebut dapat dilihat pada Tabel berikut: Tabel 9. Efisiensi Usaha Pengolahan Ubi Kayu Menjadi Keripik Ubi Kayu Di Desa Lamahu, Kecamatan Bulango Selatan, Kabupaten Bone Bolango Dalam Lima Kali Proses Bulan November No Uraian Jumlah 1. Penerimaan (R) Total biaya (C) Efisiensi (R/C) 2,20 Sumber. Analisis Data Primer Tabel 9 menunjukan pada efisiensi usaha keripik ubi kayu menjadi keripik ubi kayu di Kabupaten Bone Bolango dengan penerimaan sebesar dan biaya total sebesar , sehingga memperoleh nilai R/C ratio sebesar 2,20. hal ini 15

16 berarti bahwa pengolahan keripik ubi kayu menjadi keripik ubi kayu dikabupaten bone bolango menunjukan sudah efisien. D. Analisis Nilai Tambah Keripik Ubi Kayu Di UKM Barokah. Analisis nilai tambah usaha kengolahan ubi kayu menjadi keripik ubi kayu dilakukan untuk mengetahui besarnya nilai yang ditambahkan pada bahan baku yang digunakan dalam memproduksi keripik ubi kayu, analisis nilai tambah terdiri dari nilai tambah bruto, nilai tambah netto, nilai tambah perbahan baku dan nilai tambah pertenaga kerja dapat dilihat sebagai berikut Tabel 10. Analisis Nilai Tambah Ubi Kayu Menjadi Keripik Ubi Kayu Ukm Keripik Barokah Kabupaten Bone Bolango, Tahun No. Agroindustri kripik ubi kayu Nilai(Rp) Nilai produksi akhir (Rp) Nilai bahan baku (Rp) Jumlah bahan baku (Kg) Biaya penolong (Rp) Biaya penyusutan (Rp) Biaya antara (Rp) Nilai tambah bruto (Rp) Nilai tambah neto (Rp) Nilai tambah per bahan baku (Rp/Kg) ,55 Jumlah Sumber : Data primer diolah, 2013 Tabel 10. Menjelaskan analisis nilai tambah yang meliputi nilai tambah bruto, nilai tambah netto, nilai tambah per bahan baku, rincian tabel diatas dapat dilihat pada lampiran I. a. Nilai tambah bruto 16

17 Nilai tambah bruto merupakan salah satu parameter ekonomi yang menggambarkan selisih antara nilai produksi (output) dan biaya antara (biaya yang habis di pakai selama proses produksi) dari suatu produk baik barang maupun jasa. NTB adalah total dari pendapatan, keuntungan, dan pajak tidak langsung. Tabel 11. Analisis Nilai Tambah Bruto Ubi Kayu Menjadi Keripik Ubi Kayu Di UKM Keripik Barokah Kabupaten Bone Bolango, Tahun No Uraian Nilai (Rp) 1. Nilai produk akhir keripik ubi kayu (Rp) 2. Biaya bahan baku keripik ubi kayu (Rp) Biaya bahan penolong (Rp) Nilai tambah bruto(1-2-3) Sumber: data primer yang diolah Tabel 11 diatas dapat menjelaskan bahwa nilai tambah bruto memperoleh nilai sebesar Rp merupakan dasar dari perhitungan nilai produk akhir keripik ubi kayu dikurangi dengan biaya bahan baku keripik ubi kayu dan biaya penolong, produk akhir yang diterima oleh agroindustry keripik ubi kayu adalah nilai yang diberikan atau dijual dari agroindustry kepada konsumen. Besarnya nilai produk akhir keripik ubi kayu adalah sebesar Rp sedangkan biaya bahan baku dari penjumlahan antara biaya bahan baku, dan biaya bahan baku dan biaya penolong, yang masing masing sebesar Rp dan Rp Semakin besar nilai tambah maka semakin besar keuntungan yang diperoleh dan juga sebaliknya. b. Nilai Tambah Netto 17

18 Nilai tambah netto merupakan harga pasar yang dihitung dari nilai tambah bruto atas harga pasar dikurangi pajak tidak langsung dalam penyusutan. Tabel 12. Analisis Nilai Tambah Netto Pengolahan Ubi Kayu Didesa Lamahu, Kecamatan Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango No Uraian Nilai (Rp) 1. Nilai tambah bruto(rp) Nilai penyusutan (Rp) Nilai tambah netto (1-2) Sumber: data primer diolah Nilai tambah netto yang diperoleh pada pengusaha keripik ubi kayu sebesar Rp diperoleh dari selisih antara nilai bruto sebesar Rp dan biaya penyusutan sebesar Rp c. Nilai Tambah per Bahan Baku Nilai tambah perbahan baku adalah untuk mengethui produktifitas bahan baku yang dimanfaatkan untuk menghasilkan produk keripik ubi kayu. Tabel 13. Analisis Nilai Tambah Perbahan Baku Dalam Pengolahan Keripik Ubi Kayu Di Desa Lamahu, Dikecamatan Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango No Uraian Nilai (Rp) 1. Nilai tambah bruto (Rp) Nilai tambah bahan baku yang digunakan (Kg) 3. Nilai Tambah Per Bahan Ba ku Yang Digunakan (1:2) Sumber: Data Primer Diolah ,55 18

19 Nilai tambah per bahan baku merupakan untuk mengetahui produktivitas bahan baku yang dimanfaatkan untuk menghasilkan produk keripik ubi kayu. Nilai tambah per bahan baku keripik ubi kayu pada agroindustry di Desa Lamahu, Kecamatan Bulango Selatan, Kabupaten Bone Bolango yaitu sebesar Rp ,55/Kg, artinya untuk setiap satu kilogram bahan baku ubi kayu yang digunakan dalam produksi dapat memberikan nilai tambah bahan baku sebesar Rp 225/kg. Besarnya nilai tambah tersebut diperoleh dari nilai tambah bruto sebesar Rp dibagi dengan jumlah bahan baku yang digunakan yaitu sebanyak 225kg. d. Nilai Tambah Per Tenaga Kerja Nilai tambah pertenaga kerja merupakan produk mampu meningkatkan kesempatan kerja, salah satu cara mengukur produk sebagai karyanya dengan berbagai investasi(nilai tambah bruto/jumlah tenaga kerja) dengan jumlah tenaga kerja yang terlibat sehingga dapat didapat nilai nilai investasi pertenaga kerjanya. Tabel 14. Analisis Nilai Tambah Per Tenaga Kerja Ubi Kayu Menjadi Keripik Ubi Didesa Lamahu, Kecamatan Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango No Uraian Nilai (Rp) 1. Nilai tambah bruto(rp) Jumlah tenaga kerja(jko) Nilai tambah per TK (1:2) Sumber: Data Primer Yang Diolah Pada tabel 14 analisis nilai tambah per tenaga kerja dari pengolahan keripik ubi kayu di hitung dari besar nilai tambah bruto sebesar Rp , dan dibagi dengan jumlah jam kerja adalah 250 jam yang diperoleh dari 10 orang tenaga kerja dikali 5 jam kerja dalam satu hari dan dikali 5 kali proses dalam satu bulan, jadi besarnya jumlah nilai tambah pertenaga kerja sebesar Rp /JKO. 19

20 20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keripik Ubi kayu Keripik singkong adalah sejenis makanan ringan berupa irisan tipis dari umbiumbian yang mengandung pati. Biasanya keripik singkong melalui tahap penggorengan,

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN AGROINDUSTRI GETUK GORENG DI KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS

STUDI KELAYAKAN AGROINDUSTRI GETUK GORENG DI KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS 121 STUDI KELAYAKAN AGROINDUSTRI GETUK GORENG DI KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS Siti Mutmainah, Dumasari, dan Pujiharto Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jl. Raya Dukuhwaluh

Lebih terperinci

Analisis Nilai Tambah Keripik Ubi Kayu di UKM Barokah Kabupaten Bone Bolango

Analisis Nilai Tambah Keripik Ubi Kayu di UKM Barokah Kabupaten Bone Bolango Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah Vol. 1 No. 4, April-Juni 2014 ISSN: 2338-4603 Analisis Nilai Tambah Keripik Ubi Kayu di UKM Barokah Kabupaten Bone Bolango Supriyo Imran, Amelia Murtisari,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian ini di lakukan di Desa Lamahu Kecamatan Bulango Selatan, Kabupten Bone Bolango, kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan selama kurang

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH PADA AGROINDUSTRI JAGUNG DI KOTA GORONTALO (Studi Kasus pada UKM Qalifa)

ANALISIS NILAI TAMBAH PADA AGROINDUSTRI JAGUNG DI KOTA GORONTALO (Studi Kasus pada UKM Qalifa) ANALISIS NILAI TAMBAH PADA AGROINDUSTRI JAGUNG DI KOTA GORONTALO (Studi Kasus pada UKM Qalifa) Ria Indriani Universitas Negeri Gorontalo Jl.Jend.Sudirman No.6 Kota Gorontalo Email :ria.s_imran@yahoomail.com

Lebih terperinci

DIVERSIFIKASI NILAI TAMBAH DAN DISTRIBUSI KEREPIK UBI KAYU DI KECAMATAN SARONGGI KABUPATEN SUMENEP

DIVERSIFIKASI NILAI TAMBAH DAN DISTRIBUSI KEREPIK UBI KAYU DI KECAMATAN SARONGGI KABUPATEN SUMENEP 1 DIVERSIFIKASI NILAI TAMBAH DAN DISTRIBUSI KEREPIK UBI KAYU DI KECAMATAN SARONGGI KABUPATEN SUMENEP Ribut Santosa (1) ; Awiyanto (2) ; Amir Hamzah (3) Alamat Penulis :(1,2,3) Program Studi Agribisnis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Daerah Penelitian 1. Letak Geografis Daerah Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kota Gorontalo terletak antara 00 0 28 17-00 0 35 56 lintang Utara dan antara 122 0 59 44-123 0 051 59

Lebih terperinci

Magrobis Journal 1 ANALISIS USAHA KERIPIK SINGKONG MERK PEDAS GILA PADA KECAMATAN TENGGARONG KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA. Oleh : Arista Damayanti *)

Magrobis Journal 1 ANALISIS USAHA KERIPIK SINGKONG MERK PEDAS GILA PADA KECAMATAN TENGGARONG KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA. Oleh : Arista Damayanti *) Magrobis Journal 1 ANALISIS USAHA KERIPIK SINGKONG MERK PEDAS GILA PADA KECAMATAN TENGGARONG KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Oleh : Arista Damayanti *) ABSTRACT Analysis of Income in the Business Cassava Chips

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN terdiri dari : Tahapan-tahapan proses pengolahan stick singkong di UKM Flamboyan 4.1 Persiapan Bahan Baku Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

Lebih terperinci

BAB II GAMABARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Usaha Keripik Cabe Bintang dan Keripik Cabe Mai

BAB II GAMABARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Usaha Keripik Cabe Bintang dan Keripik Cabe Mai BAB II GAMABARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Sejarah Singkat Usaha Keripik Cabe Bintang dan Keripik Cabe Mai Satun di Kota Dumai 1. Keripik Cabe Bintang Usaha industri keripik cabe rumahan di Kelurahan Purnama

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Keripik Pisang Mocca Tahapan-tahapan proses pengolahan keripik pisang mocca di UKM FLAMBOYAN terdiri atas : 1. Penyiapan bahan baku Adapun jenis pisang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadan Umum Daerah Penelitian 4.1.1 Letak Dan Keadaan Geografis Kecamatan Telaga berjarak 6 km dari ibukota Kabupaten Gorontalo. Daerah ini bertofografi rendah dengan luas

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. Tiga Bawang merupakan sebuah industri kecil menengah yang bergerak dibidang pembuatan keripik dengan bahan baku ubi kayu. UD. Tiga Bawang adalah

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Pedagang 1. Identitas Responden V. HASIL DAN PEMBAHASAN Responden dalam penelitian ini adalah pengusaha keripik belut yang pada masa penelitian masih aktif berproduksi dan berdomisili di Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Lokasi Penelitian Kecamatan Telaga berjarak 6 Km dari ibu kota Kabupaten Gorontalo. Daerah ini bertofografi rendah dengan

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN KOPERASI INSAN FATHONAH MELALUI PRODUKSI ANEKA OLAHAN KETELA. Oleh : Edy Legowo. Abstrak

PEMBERDAYAAN KOPERASI INSAN FATHONAH MELALUI PRODUKSI ANEKA OLAHAN KETELA. Oleh : Edy Legowo. Abstrak PEMBERDAYAAN KOPERASI INSAN FATHONAH MELALUI PRODUKSI ANEKA OLAHAN KETELA Oleh : Edy Legowo Abstrak Koperasi merupakan organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang-seorang demi kepentingan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Palu setelah usaha pengolahan bawang goreng khas Palu. Pengusaha olahan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Palu setelah usaha pengolahan bawang goreng khas Palu. Pengusaha olahan 46 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Usaha Pengolahan Pisang Di Kota Palu Usaha pengolahan pisang merupakan usaha pengolahan kedua terbanyak di Kota Palu setelah usaha pengolahan bawang goreng khas Palu.

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH BUAH PISANG MENJADI KERIPIK PISANG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA DI DESA DIMEMBE KECAMATAN DIMEMBE

ANALISIS NILAI TAMBAH BUAH PISANG MENJADI KERIPIK PISANG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA DI DESA DIMEMBE KECAMATAN DIMEMBE Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907 4298, Volume 13 Nomor 2A, Juni 2017 : 83-90 ANALISIS NILAI TAMBAH BUAH PISANG MENJADI KERIPIK PISANG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA DI DESA DIMEMBE KECAMATAN DIMEMBE Vinny

Lebih terperinci

Bisnis Keripik Singkong, Labanya Penuhi Kantong

Bisnis Keripik Singkong, Labanya Penuhi Kantong Bisnis Keripik Singkong, Labanya Penuhi Kantong Gurih dan renyahnya keripik singkong begitu banyak digemari masyarakat. Tak heran bila belakangan ini banyak pemula maupun pelaku bisnis camilan yang saling

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. Kreasi Lutvi merupakan sebuah perusahaan yang memproduksi makanan ringan keripik singkong. UD. Kreasi Lutvi berdiri pada tahun 1999. Sejarah

Lebih terperinci

ABSTRAK. PENDAHULUAN Latar Belakang. GaneÇ Swara Vol. 10 No.1 Maret 2016 IDA BGS. EKA ARTIKA, 2) IDA AYU KETUT MARINI

ABSTRAK. PENDAHULUAN Latar Belakang. GaneÇ Swara Vol. 10 No.1 Maret 2016 IDA BGS. EKA ARTIKA, 2) IDA AYU KETUT MARINI ANALISIS NILAI TAMBAH (VALUE ADDED) BUAH PISANG MENJADI KRIPIK PISANG DI KELURAHAN BABAKAN KOTA MATARAM (Studi Kasus Pada Industri Rumah Tangga Kripik Pisang Cakra ) 1) IDA BGS. EKA ARTIKA, 2) IDA AYU

Lebih terperinci

ANALISIS KEUNTUNGAN USAHA PENGOLAHAN UBI KAYU ABSTRACTS

ANALISIS KEUNTUNGAN USAHA PENGOLAHAN UBI KAYU ABSTRACTS ANALISIS KEUNTUNGAN USAHA PENGOLAHAN UBI KAYU Regia Indah Kemala Sari 1) dan Mega Amelia Putri 1) ABSTRACTS Payakumbuh is the center of the largest agro-industrial cassava in West Sumatra Province. Some

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan yaitu, wajan, kompor, pisau, pengaduk, gilingan daging dan siler.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan yaitu, wajan, kompor, pisau, pengaduk, gilingan daging dan siler. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengolahan Stik Ubi Jalar Hasil produksi yang di UKM Teratai dalam pembuatan stik ubi jalar perbulannya berkisar 4 kali produksi selama satu bulan. Pembuatan stik ubi jalar

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. umur. Karakteristik umur berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas gula semut

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. umur. Karakteristik umur berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas gula semut V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Anggota KUB Gendis Manis 1. Umur Kinerja anggota dalam mengelola gula semut dipengaruhi oleh karakteristik umur. Karakteristik umur berpengaruh terhadap kualitas dan

Lebih terperinci

PENGOLAHAN BUAH-BUAHAN

PENGOLAHAN BUAH-BUAHAN 1 DAFTAR ISI I. Kata Pengantar II. Daftar Isi III. Pendahuluan...1 IV. Bahan Tambahan 1. Pemanis...1 2. Asam Sitrat...1 3. Pewarna...1 4. Pengawet...2 5. Penstabil...2 V. Bentuk Olahan 1. Dodol...2 2.

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH KERIPIK PISANG PADA INDUSTRI CAHAYA INDI DI DESA TANAMEA KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS NILAI TAMBAH KERIPIK PISANG PADA INDUSTRI CAHAYA INDI DI DESA TANAMEA KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA J. Agroland 21 (2) : 115-121, Agustus 2014 ISSN : 0854-641X E-ISSN : 2407-7607 ANALISIS NILAI TAMBAH KERIPIK PISANG PADA INDUSTRI CAHAYA INDI DI DESA TANAMEA KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik yaitu metode yang memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang

Lebih terperinci

VI. ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU. A. Analisis Biaya Industri Rumah Tangga Tahu di Desa Karanganayar

VI. ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU. A. Analisis Biaya Industri Rumah Tangga Tahu di Desa Karanganayar VI. ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU A. Analisis Biaya Industri Rumah Tangga Tahu di Desa Karanganayar Biaya dalam industri tahu meliputi biaya eksplisit dan biaya implisit. Biaya

Lebih terperinci

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden Usaha Pengolahan Ikan Asin

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden Usaha Pengolahan Ikan Asin V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Usaha Pengolahan Ikan Asin Karakteristik responden usaha pengolahan ikan asin memberikan gambaran mengenai responden atau pemilih usaha ikan

Lebih terperinci

MAKALAH STUDI KASUS MANAJEMEN PRODUKSI KERIPIK PISANG SEBAGAI PRODUK OLAHAN BUAH PISANG

MAKALAH STUDI KASUS MANAJEMEN PRODUKSI KERIPIK PISANG SEBAGAI PRODUK OLAHAN BUAH PISANG MAKALAH STUDI KASUS MANAJEMEN PRODUKSI KERIPIK PISANG SEBAGAI PRODUK OLAHAN BUAH PISANG Disusun untuk memenuhi nilai Ujian Tengah Semester (UTS) Mata Kuliah Manajemen Perusahaan Dosen Pengajar: Drs. Achmad

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH BAWANG MERAH LOKAL PALU MENJADI BAWANG GORENG DI KOTA PALU

ANALISIS NILAI TAMBAH BAWANG MERAH LOKAL PALU MENJADI BAWANG GORENG DI KOTA PALU e-j. Agrotekbis 1 (4) : 353-360, Oktober 2013 ISSN : 2338-3011 ANALISIS NILAI TAMBAH BAWANG MERAH LOKAL PALU MENJADI BAWANG GORENG DI KOTA PALU Analysis Added Value Of Local Palu Onions To Become Fried

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI KECAP (Studi Kasus pada Pengusaha Kecap Cap Jago di Desa Cibenda Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran)

ANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI KECAP (Studi Kasus pada Pengusaha Kecap Cap Jago di Desa Cibenda Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran) ANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI KECAP (Studi Kasus pada Pengusaha Kecap Cap Jago di Desa Cibenda Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran) Oleh: 1 Nurul Fitry, 2 Dedi Herdiansah, 3 Tito Hardiyanto 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH PENGOLAHAN NANAS MENJADI KERIPIK DAN SIRUP (Kasus: Desa Sipultak, Kec. Pagaran, Kab. Tapanuli Utara)

ANALISIS NILAI TAMBAH PENGOLAHAN NANAS MENJADI KERIPIK DAN SIRUP (Kasus: Desa Sipultak, Kec. Pagaran, Kab. Tapanuli Utara) ANALISIS NILAI TAMBAH PENGOLAHAN NANAS MENJADI KERIPIK DAN SIRUP (Kasus: Desa Sipultak, Kec. Pagaran, Kab. Tapanuli Utara) Haifa Victoria Silitonga *), Salmiah **), Sri Fajar Ayu **) *) Alumni Program

Lebih terperinci

IbM PENGUSAHA KERIPIK SINGKONG RUMAH TANGGA

IbM PENGUSAHA KERIPIK SINGKONG RUMAH TANGGA ARTIKEL ILMIAH Ipteks Bagi Masyarakat (IbM) IbM PENGUSAHA KERIPIK SINGKONG RUMAH TANGGA Oleh Yuni Retnaningtyas, M.Si., Apt. 0009067806 Ema Desia Prajitiasari SE. MM. 0021127901 UNIVERSITAS JEMBER November

Lebih terperinci

CURAHAN WAKTU KERJA DAN ANALISIS USAHA INDUSTRI KARAK SKALA RUMAH TANGGA DI KABUPATEN SUKOHARJO

CURAHAN WAKTU KERJA DAN ANALISIS USAHA INDUSTRI KARAK SKALA RUMAH TANGGA DI KABUPATEN SUKOHARJO CURAHAN WAKTU KERJA DAN ANALISIS USAHA INDUSTRI KARAK SKALA RUMAH TANGGA DI KABUPATEN SUKOHARJO Umi Barokah Jurusan Agrobisnis/Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian UNS e-mail : har_umi10@yahoo.com

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH BUAH PISANG MENJADI KERIPIK PISANG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA SOFIE DI KOTA PALU

ANALISIS NILAI TAMBAH BUAH PISANG MENJADI KERIPIK PISANG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA SOFIE DI KOTA PALU e-j. Agrotekbis 2 (5) : 510-516, Oktober 2014 ISSN : 2338-3011 ANALISIS NILAI TAMBAH BUAH PISANG MENJADI KERIPIK PISANG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA SOFIE DI KOTA PALU Added Value Analysis of Banana Fruit

Lebih terperinci

V. PROFIL INDUSTRI TEMPE. responden yang diambil adalah 31 pengrajin yang semuanya termasuk dalam

V. PROFIL INDUSTRI TEMPE. responden yang diambil adalah 31 pengrajin yang semuanya termasuk dalam V. PROFIL INDUSTRI TEMPE A. Identitas Pengrajin Identitas pengrajin diperlukan untuk mengetahui latar belakang dari kondisi sosial ekonomi sosial pengrajin. Dalam penelitian ini keseluruhan jumlah responden

Lebih terperinci

C.3. AGROINDUSTRI TEPUNG CABE I. PENDAHULUAN

C.3. AGROINDUSTRI TEPUNG CABE I. PENDAHULUAN C.3. AGROINDUSTRI TEPUNG CABE I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cabe berasal dari Amerika Tengah dan saat ini merupakan komoditas penting dalam kehidupan masyarakat di Indonesia. Hampir semua rumah tangga

Lebih terperinci

KAJIAN USAHA PENGOLAHAN HASIL SAYURAN PRODUKSI MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (MKRPL) KABUPATEN BOYOLALI

KAJIAN USAHA PENGOLAHAN HASIL SAYURAN PRODUKSI MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (MKRPL) KABUPATEN BOYOLALI KAJIAN USAHA PENGOLAHAN HASIL SAYURAN PRODUKSI MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (MKRPL) KABUPATEN BOYOLALI Qanytah dan Trie Reni Prastuti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah Bukit Tegalepek,

Lebih terperinci

V. PROFIL INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU. pemilik usaha industri tahu yang ada di Desa Karanganyar Kecamatan Weru

V. PROFIL INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU. pemilik usaha industri tahu yang ada di Desa Karanganyar Kecamatan Weru V. PROFIL INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU A. Identitas Pengrajin Identitas pengrajin merupakan gambaran umum tentang keadaan dan latar belakang pengrajin yang berkaitan dan berpengaruh terhadap kegiatan dalam

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Profil Industri Rumah Tangga olahan Salak Pondoh. Kegiatan pengolahan Salak Pondoh sudah dilakukan oleh warga masyarakat

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Profil Industri Rumah Tangga olahan Salak Pondoh. Kegiatan pengolahan Salak Pondoh sudah dilakukan oleh warga masyarakat V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Industri Rumah Tangga olahan Salak Pondoh Kegiatan pengolahan Salak Pondoh sudah dilakukan oleh warga masyarakat Desa Donokerto selama 10 tahun terakhir. Pengolahan Salak

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH OLAHAN DODOL SALAK DI DESA TAMARENJA KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS NILAI TAMBAH OLAHAN DODOL SALAK DI DESA TAMARENJA KABUPATEN DONGGALA ANALISIS NILAI TAMBAH OLAHAN DODOL SALAK DI DESA TAMARENJA KABUPATEN DONGGALA Ni Kade Widiani 1 Max Nur Alam, dan Abdul Muis 2 1 Mahasiswa Program Studi Magister Agribisnis Pascasarjana Universitas Tadulako

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional meliputi pengertian yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional meliputi pengertian yang digunakan 38 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional meliputi pengertian yang digunakan untuk memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Wilayah Kabupaten Lampung Barat pada bulan Januari

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Wilayah Kabupaten Lampung Barat pada bulan Januari 47 BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Wilayah Kabupaten Lampung Barat pada bulan Januari sampai dengan Februari 2011. 3.2 Bahan dan alat Bahan yang di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi a. Letak Geografis BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kota Gorontalo merupakan ibukota Provinsi Gorontalo. Secara geografis mempunyai luas 79,03 km 2 atau 0,65 persen dari luas Provinsi

Lebih terperinci

VI ANALISIS STRUKTUR BIAYA USAHA TEMPE

VI ANALISIS STRUKTUR BIAYA USAHA TEMPE VI ANALISIS STRUKTUR BIAYA USAHA TEMPE Setiap kegiatan produksi tidak terlepas dari biaya, begitu pula kegiatan produksi tempe. Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi tempe meliputi biaya pembelian

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA KERIPIK UBIKAYU PADA INDUSTRI PUNDI MASDI KOTA PALU

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA KERIPIK UBIKAYU PADA INDUSTRI PUNDI MASDI KOTA PALU e-j. Agrotekbis 3 (3) : 402-408, Juni 2015 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA KERIPIK UBIKAYU PADA INDUSTRI PUNDI MASDI KOTA PALU Analysis of IncomeAnd Business Feasibility Potato

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Sumenep. Usaha ini terletak di jalan Monumen Kuda sakti No. 97 RT.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Sumenep. Usaha ini terletak di jalan Monumen Kuda sakti No. 97 RT. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan UKM Rengginang sari ikan merupakan salah satu produsen Rengginang di Kabupaten Sumenep. Usaha ini terletak di jalan Monumen Kuda sakti No.

Lebih terperinci

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA PENGOLAHAN KEDELAI PADA IRT TASIK GARUT DI KABUPATEN LEBONG

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA PENGOLAHAN KEDELAI PADA IRT TASIK GARUT DI KABUPATEN LEBONG ANALISIS PROFITABILITAS USAHA PENGOLAHAN KEDELAI PADA IRT TASIK GARUT DI KABUPATEN LEBONG (PROFITABILITY ANALISYS OF SOYBEANS PROSSESING IN HOUSEHOLD INDUSTRY OF TASIK GARUT IN LEBONG DISTRICT) Reswita

Lebih terperinci

VIII. PENDAPATAN USAHA PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR

VIII. PENDAPATAN USAHA PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR VIII. PENDAPATAN USAHA PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR 8.1 Pendapatan Usaha Martabak Kaki Lima di Kota Bogor Analisis pendapatan usaha bertujuan untuk mengetahui besarnya

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. Rezeki Baru merupakan usaha pembuatan keripik ubi dengan merek Rumah Adat Minang yang dikelola oleh Bapak Misli. Pada awalnya UD. Rezeki Baru

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Tinjauan Teknologi Teknologi merupakan sumberdaya buatan manusia yang kompetitif dan selalu mengalami perkembangan

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN OBSERVASI PEMBUATAN KRIPIK SALAK

LAPORAN KEGIATAN OBSERVASI PEMBUATAN KRIPIK SALAK LAPORAN KEGIATAN OBSERVASI PEMBUATAN KRIPIK SALAK Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keterampilan Dosen Pengampu: Dra. Y. Flori Setiarini, M.Pd. Disusun Oleh: 1. Desi Muji H (14144600178) 2. Arif Rahman

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN:

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: ANALISIS NILAI TAMBAH, KEUNTUNGAN DAN EFISIENSI PENGOLAHAN TEPUNG UMBI GARUT, UBI UNGU DAN UBI KAYU KELOMPOK WANITA TANI (KWT) MELATI DI KABUPATEN KULON PROGO Siti Hamidah 1, Vini Arumsari 2 Prodi Agribisnis

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH, KEUNTUNGAN, DAN TITIK IMPAS PENGOLAHAN HASIL RENGGINANG UBI KAYU (RENGGINING) SKALA RUMAH TANGGA DI KOTA BENGKULU

ANALISIS NILAI TAMBAH, KEUNTUNGAN, DAN TITIK IMPAS PENGOLAHAN HASIL RENGGINANG UBI KAYU (RENGGINING) SKALA RUMAH TANGGA DI KOTA BENGKULU ANALISIS NILAI TAMBAH, KEUNTUNGAN, DAN TITIK IMPAS PENGOLAHAN HASIL RENGGINANG UBI KAYU (RENGGINING) SKALA RUMAH TANGGA DI KOTA BENGKULU Andi Ishak, Umi Pudji Astuti dan Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar merupakan pengertian yang digunakan untuk memperoleh

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar merupakan pengertian yang digunakan untuk memperoleh 22 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar Konsep dasar merupakan pengertian yang digunakan untuk memperoleh dan menganalisis data sehubungan dengan tujuan penelitian. Agroindustri gula aren dan

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH TORTILA RUMPUT LAUT PADA INDUSTRI RISQA MULIA DI DESA OLAYA KABUPATEN PARIGI MOUTONG

ANALISIS NILAI TAMBAH TORTILA RUMPUT LAUT PADA INDUSTRI RISQA MULIA DI DESA OLAYA KABUPATEN PARIGI MOUTONG e-j. Agrotekbis 3 (4) : 547-554, Agustus 2015 ISSN : 2338-3011 ANALISIS NILAI TAMBAH TORTILA RUMPUT LAUT PADA INDUSTRI RISQA MULIA DI DESA OLAYA KABUPATEN PARIGI MOUTONG Analysis of Value Added Tortilla

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisik a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian Kecamatan Mojotengah merupakan salah satu dari 15 kecamatan di Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran sektor pertanian dalam pembangunan di Indonesia tidak perlu diragukan lagi. Sesuai dengan amanat garis Garis Besar Haluan Negara (GBHN) bahwa prioritas pembangunan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Karakteristik Sampel Pengusaha Pengolahan Minyak Goreng Bahan Mentah Kelapa

Lampiran 1. Karakteristik Sampel Pengusaha Pengolahan Minyak Goreng Bahan Mentah Kelapa Lampiran 1. Karakteristik Pengusaha Pengolahan Minyak Goreng Bahan Mentah Kelapa Produksi/sekali Olah (Kg) Umur (Tahun) Lama Berusaha (Tahun) Luas Tempat Usaha (m 2 ) Tingkat Pendidikan (Tahun) Tenaga

Lebih terperinci

KINERJA USAHA AGROINDUSTRI KELANTING DI DESA KARANG ANYAR KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN

KINERJA USAHA AGROINDUSTRI KELANTING DI DESA KARANG ANYAR KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN KINERJA USAHA AGROINDUSTRI KELANTING DI DESA KARANG ANYAR KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN (Business Performance of Kelanting Agroindustry in Karang Anyar Village, Gedongtataan District, Pesawaran

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Cirasa Bakery merupakan usaha pembuatan roti yang didirikan pada tahun 1991 oleh bapak M. Ali yang juga merupakan pemilik usaha tersebut. Kemudian

Lebih terperinci

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA Super Kripik Sukun Psikologi (SKRIPSI) BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA Super Kripik Sukun Psikologi (SKRIPSI) BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA Super Kripik Sukun Psikologi (SKRIPSI) BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN DIUSULKAN OLEH : MH Amin Mardhatillah G0113064 / 2013 Galih Ratna P.P G0113044 / 2013 Nanda

Lebih terperinci

PENGOLAHAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PANGAN. Agus Sutanto

PENGOLAHAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PANGAN. Agus Sutanto PENGOLAHAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PANGAN Agus Sutanto PENDAHULUAN Kebutuhan pangan selalu mengikuti trend jumlah penduduk dan dipengaruhi oleh peningkatan pendapatan per kapita serta perubahan pola konsumsi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGGORENGAN HAMPA TERHADAP MUTU DAN ORGANOLEPTIK KERIPIK IKAN LEMURU Penelitian tahap satu ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh suhu dan lama penggorengan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Cirasa Bakery merupakan usaha pembuatan roti yang didirikan oleh bapak M. Ali yang juga merupakan pemilik usaha tersebut pada tahun 1991. Kemudian

Lebih terperinci

Analisis Pendapatan Usaha Pengrajin Gula Aren Di Desa Tulo a Kecamatan Bulango Utara Kabupaten Bone Bolango

Analisis Pendapatan Usaha Pengrajin Gula Aren Di Desa Tulo a Kecamatan Bulango Utara Kabupaten Bone Bolango Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah Vol. 1 No. 4, April-Juni 2014 ISSN: 2338-4603 Analisis Pendapatan Usaha Pengrajin Gula Aren Di Desa Tulo a Kecamatan Bulango Utara Kabupaten Bone Bolango

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA BAWANG GORENG PADA UMKM USAHA BERSAMADI DESA BOLUPOUNTU JAYA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA BAWANG GORENG PADA UMKM USAHA BERSAMADI DESA BOLUPOUNTU JAYA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI e-j. Agrotekbis 1 (3) : 301-306, Agustus 2013 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA BAWANG GORENG PADA UMKM USAHA BERSAMADI DESA BOLUPOUNTU JAYA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nama latin Carica pubescens atau Carica candamarcencis. Tanaman ini masih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nama latin Carica pubescens atau Carica candamarcencis. Tanaman ini masih 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Komoditas Tanaman Carica Tanaman carica atau biasa disebut papaya dieng atau gandul dieng memiliki nama latin Carica pubescens atau Carica candamarcencis. Tanaman ini masih

Lebih terperinci

Analisis Pendapatan Agroindustri Aneka Keripik Putri Tunggal di Kecamatan Bangko Kabupaten Merangin

Analisis Pendapatan Agroindustri Aneka Keripik Putri Tunggal di Kecamatan Bangko Kabupaten Merangin JSAI Analisis Pendapatan Agroindustri Aneka Keripik Putri Tunggal di Kecamatan Bangko Kabupaten Merangin Sabaruddin Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Muara Bungo, Jambi ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Umum Perusahaan UD. Rezeki Baru merupakan usaha pembuatan keripik ubi dengan merek Rumah Adat Minang yang dikelola oleh Bapak Misli. Pada awalnya UD. Rezeki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penetapan Daerah Penelitian Penetapan daerah penelitian dilakukan secara sengaja (purposive sampling), purposive maksudnya dalam hal ini pengambilan daerah penelitian

Lebih terperinci

KELAYAKAN USAHA AGROINDUSTRI KERIPIK DAN SALE PISANG GORENG. Agus Muharam 1 )

KELAYAKAN USAHA AGROINDUSTRI KERIPIK DAN SALE PISANG GORENG. Agus Muharam 1 ) KELAYAKAN USAHA AGROINDUSTRI KERIPIK DAN SALE PISANG GORENG Agus Muharam 1 ) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi agusmuharam@studdent.unsil.ac.id M. Iskandar Mamoen 2 ) Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses pertumbuhannya yaitu berkisar antara ºc dan baik di tanam pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses pertumbuhannya yaitu berkisar antara ºc dan baik di tanam pada 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Singkong Singkong merupakan tumbuhan umbi-umbian yang dapat tumbuh di daerah tropis dengan iklim panas dan lembab. Daerah beriklim tropis dibutuhkan singkong untuk

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN BPTP KARANGPLOSO

PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN BPTP KARANGPLOSO Prosiding BPTP Karangploso No. - ISSN: - PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN BPTP KARANGPLOSO BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN PUSAT PENELITIAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. ditanam di lahan kering daerah pengunungan. Umur tanaman melinjo di desa ini

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. ditanam di lahan kering daerah pengunungan. Umur tanaman melinjo di desa ini V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Usahatani Tanaman Melinjo Tanaman melinjo yang berada di Desa Plumbon Kecamatan Karagsambung ditanam di lahan kering daerah pengunungan. Umur tanaman melinjo di desa ini

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Umum Perusahaan CV. Makmur Palas merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pendaur ulangan sampah plastik menjadi kantong plastik. Perusahaan ini

Lebih terperinci

KELAYAKAN FINANSIAL DAN NILAI TAMBAH USAHA AGROINDUSTRI KERIPIK UBI KAYU DI KECAMATAN SARONGGI KABUPATEN SUMENEP

KELAYAKAN FINANSIAL DAN NILAI TAMBAH USAHA AGROINDUSTRI KERIPIK UBI KAYU DI KECAMATAN SARONGGI KABUPATEN SUMENEP KELAYAKAN FINANSIAL DAN NILAI TAMBAH USAHA AGROINDUSTRI KERIPIK UBI KAYU DI KECAMATAN SARONGGI KABUPATEN SUMENEP Ribut Santosa* ) *) Departemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Wiraraja Sumenep

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. BAHAN DAN ALAT Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain talas bentul, gula pasir, gula merah, santan, garam, mentega, tepung ketan putih. Sementara itu, alat yang

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA BAWANG PUTIH GORENG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA SOFIE DI KOTA PALU

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA BAWANG PUTIH GORENG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA SOFIE DI KOTA PALU e-j. Agrotekbis 2 (5) : 500-504, Oktober 2014 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA BAWANG PUTIH GORENG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA SOFIE DI KOTA PALU Analysis of Revenue and Feasibility

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Usaha Bersama Jagung Goreng Gurih di Kelurahan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Usaha Bersama Jagung Goreng Gurih di Kelurahan BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Usaha Bersama Jagung Goreng Gurih di Kelurahan Labuhbaru Barat Pekanbaru 1. Latar Belakang Berdirinya Usaha Bersama Jagung Goreng Gurih Usaha

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. buah dan sayur termasuk produk yang cepat rusak (perishable).

1. PENDAHULUAN. buah dan sayur termasuk produk yang cepat rusak (perishable). 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seperti yang kita ketahui bersama, kita kaya sekali akan berbagai macam buah dan sayur. Hampir di setiap daerah menghasilkan komoditas ini, bahkan di beberapa daerah mempunyai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 38 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian 1) Usahatani Karet Usahatani karet yang ada di Desa Retok merupakan usaha keluarga yang dikelola oleh orang-orang dalam keluarga tersebut. Dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dan di Ruang Gudang Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

III. METODE PENELITIAN. dan di Ruang Gudang Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen dan di Ruang Gudang Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C PADA AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Suatu Kasus di Desa Bantar Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap) ABSTRAK

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C PADA AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Suatu Kasus di Desa Bantar Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap) ABSTRAK ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C PADA AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Suatu Kasus di Desa Bantar Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap) Oleh: Waris 1, Dedi Herdiansah S 2, Tito Hardiyanto 3 1,2,3 Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

PEMBUATAN ABON MANDAI SEBAGAI ALTERNATIF TAMBAHAN PENDAPATAN MASYARAKAT

PEMBUATAN ABON MANDAI SEBAGAI ALTERNATIF TAMBAHAN PENDAPATAN MASYARAKAT PEMBUATAN ABON MANDAI SEBAGAI ALTERNATIF TAMBAHAN PENDAPATAN MASYARAKAT Uswatun Chasanah dan Hikma Ellya Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Hasnur hikmapolihasnur@gmail.com ABSTRAK Tujuan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Daftar Biaya Untuk Alat Pengolahan Kue Bawang Mangrove 1 kali produksi dalam Seminggu di Setiap Saluran dan Nilai Penyusutan

Lampiran 1. Daftar Biaya Untuk Alat Pengolahan Kue Bawang Mangrove 1 kali produksi dalam Seminggu di Setiap Saluran dan Nilai Penyusutan 48 Lampiran 1. Daftar Biaya Untuk Alat Pengolahan Kue Bawang Mangrove 1 kali produksi dalam Seminggu di Setiap Saluran dan Nilai Penyusutan Nama Jumlah Harga Satuan Nilai Awal (Rp) Nilai Akhir (Rp) Umur

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Profil Industri Rumah Tangga Olahan Salak. kegiatan pengolahan salak ini merupakan salah satu program dari

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Profil Industri Rumah Tangga Olahan Salak. kegiatan pengolahan salak ini merupakan salah satu program dari V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Industri Rumah Tangga Olahan Salak Pengolahan salak menjadi keripik salak dan manisan salak sudah lama dilakukan oleh beberapa masyarakat terutama di Kecamatan Turi dan

Lebih terperinci

Uji kualitas. - - (plastik besar, isi 35 kg) - - (plastik besar, isi 35 kg) - - (plastik besar, isi 35 kg) - - (plastik besar, isi 35 kg)

Uji kualitas. - - (plastik besar, isi 35 kg) - - (plastik besar, isi 35 kg) - - (plastik besar, isi 35 kg) - - (plastik besar, isi 35 kg) Tabel 1. Produk Nama Pengusaha Jumlah produk / hari Faktor Utama Produk Pengendalian Mutu Sarji 1 ½ kw Bentuk Memakai Wagiyo 1 kw Rasa Mempertahan kan rasa Mardi Aji 2 kw Bentuk, warna Nur Kholis 2 kw

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bekerja adalah aktivitas atau kegiatan yang dilakukan seseorang dengan tujuan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bekerja adalah aktivitas atau kegiatan yang dilakukan seseorang dengan tujuan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bekerja adalah aktivitas atau kegiatan yang dilakukan seseorang dengan tujuan ekonomi yaitu memperoleh pendapatan atau penghasilan. Bekerja yang dimaksud adalah

Lebih terperinci

BAB VI. KARAKTERISTIK PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR

BAB VI. KARAKTERISTIK PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR BAB VI. KARAKTERISTIK PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR 6.1 Karakteristik Pedagang Martabak Kaki Lima di Kota Bogor Martabak merupakan salah satu jenis makanan yang

Lebih terperinci

ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Suatu Kasus di Desa Sindangangin Kecamatan Lakbok Kabupaten Ciamis)

ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Suatu Kasus di Desa Sindangangin Kecamatan Lakbok Kabupaten Ciamis) ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Suatu Kasus di Desa Sindangangin Kecamatan Lakbok Kabupaten Ciamis) Oleh: Yuri Tiara 1, Yus Rusman 2, Cecep Pardani 3 1) Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

Bahan Baku daging ikan 500 g. tepung tapioka 50 g. merica halus 1/2 sendok teh. bawang merah 7,5 g. bawang putih 1,5 g. jahe 0,5 g.

Bahan Baku daging ikan 500 g. tepung tapioka 50 g. merica halus 1/2 sendok teh. bawang merah 7,5 g. bawang putih 1,5 g. jahe 0,5 g. SOSIS IKAN Sosis adalah salah satu produk olahan dari bahan hewani. Secara umum sosis diartikan sebagai makanan yang dibuat dari daging yang telah dicincang, dihaluskan, dan diberi bumbubumbu, dimasukkan

Lebih terperinci

SARLAN, MUHAMAD. Dosen Fakultas Pertanian Universitas Gunung Rinjani Selong Lombok Timur

SARLAN, MUHAMAD. Dosen Fakultas Pertanian Universitas Gunung Rinjani Selong Lombok Timur ANALISIS NILAI TAMBAH UBI KAYU SEBAGAI BAHAN BAKU KERIPIK SINGKONG DI KECAMATAN LABUHAN HAJI KABUPATEN LOMBOK TIMUR (Kasus Agroindustri Keripik Singkong ) SARLAN, MUHAMAD Dosen Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Analisis kelayakan teknis meliputi : aspek bahan baku, aspek peralatan dan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Analisis kelayakan teknis meliputi : aspek bahan baku, aspek peralatan dan 73 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Kelayakan teknis Analisis kelayakan teknis meliputi : aspek bahan baku, aspek peralatan dan tenaga kerja serta uji organoleptik keripik talas. 5.1.1 Bahan baku Analisis bahan

Lebih terperinci

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id 29 IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Home Industry Shasa 1. Sejarah Home Industry Produk Egg Roll Ubi Ungu saat ini telah dikenal sebagai salah satu ikon produk oleh-oleh

Lebih terperinci

Lampiran 1. Analisis Biaya Produksi Pala Menjadi Sirup Pala Dalam Sebulan (3x produksi) di Kabupaten Bireuen

Lampiran 1. Analisis Biaya Produksi Pala Menjadi Sirup Pala Dalam Sebulan (3x produksi) di Kabupaten Bireuen 58 Lampiran 1. Analisis Biaya Produksi Pala Menjadi Sirup Pala Dalam Sebulan (3x produksi) di Kabupaten Bireuen No Biaya Item 1. Biaya Tetap - Ongkos transportasi PP (Bireuen-Medan) - Biaya akomodasi Harga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Ubi Kayu Singkong (Manihot esculenta) pertama kali dikenal di Amerika Selatan, kemudian dikembangkan

Lebih terperinci

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN 50 BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1 Faktor Internal Faktor internal dalam penelitian ini merupakan karakteristik individu yang dimiliki responden yang berbeda satu sama lain. Responden dalam penelitian

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 DAFTAR TABEL

LAMPIRAN 1 DAFTAR TABEL LAMPIRAN 77 78 LAMPIRAN 1 DAFTAR TABEL Tabel 1. Analisis ekonomi sampel 1 Jenis Produk Kuantitas Harga / potong Tahu 1. Mentah (4 kotak) 6600 potong Rp. 1000 2. Goreng Bahan (8 kotak) Baku Kuantitas 26400

Lebih terperinci