BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
|
|
- Ratna Salim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Define Phase Pareto Diagram Penentuan masalah didasarkan atas data market claim yang diperoleh selama periode bulan Juni 2006-Juni Kemudian data tersebut disajikan menggunakan diagram pareto (gambar 4.1). Dari diagram pareto tersebut tampak bahwa masalah terbesar atau dominan terjadi dalam kurun waktu Juni 2006-Juni 2007 pada area Produksi 1.2.A adalah kasus cover handle rear tipe KVL pecah/retak pada area lubang screw center. Jumlah kasus cover handle rear tipe KVL pecah/retak sebanyak 12 pcs atau menyumbang 44,44 % dari keseluruhan 5 besar kasus market claim di Produksi 1.2.A. Sehingga kasus tersebut perlu mendapat perhatian dan prioritas utama dalam penanganan masalah. 59
2 Qty Cover Stripe tidak Handle Rear terpasang Pecah 4 Front Fender Bintik Cover Front Cover Front Top Bintik Top Pecah % Cover Handle Rear (KVL) Crack is the Biggest Market Claim In Jun'06-Jun'07 for Prod 1.2.A Gambar 4. 1 Diagram Pareto 5 Besar Kasus Market Claim Produksi 1.2.A Periode Juni 2006 Juni Matrix Correlation Diagram Matrix correlation diagram digunakan untuk mencari korelasi atau hubungan antara aspek yang menjadi poin kritis terhadap kualitas (CTQ) bagi konsumen, seperti hubungan antara jenis kasus market claim yang diterima oleh perusahaan, dengan proses internal di PT. Astra Honda Motor Departemen Produksi 1.2.A yang menjadi tempat sumber masalah. Dimana Departemen Produksi 1.2.A meliputi proses : plastic injection, packing, material handling, painting plastic, stripping, gensub assy, unit assy, shipping. 60
3 Gambar 4. 2Matrix Correlation Diagram Pemberian nilai pada matrix correlation diagram (gambar 4.2) diperoleh melalui hasil brainstorming/diskusi diantara anggota tim proyek. Kriteria pemberian nilainya adalah : 1. Nilai 9, jika hubungannya/korelasinya kuat. 2. Nilai 3, jika hubungan/korelasinya sedang. 3. Nilai 1, jika hubungan/korelasinya lemah. Pada matrix correlation diagram, tampak bahwa kasus cover handle rear dan cover front top pecah memiliki bobot/porsi terbesar dibandingkan dengan kasus lainnya, sedangkan internal proses yang memiliki bobot terbesar adalah proses plastic injection, painting plastic dan unit assy. Namun jika melihat korelasinya terhadap cover handle rear pecah (digram pareto), maka proses 61
4 Plastic Injection memiliki korelasi yang paling kuat terhadap terjadinya pecah pada cover handle rear. Karena cover handle rear merupakan komponen plastik yang tidak mengalami proses lanjut berupa pelapisan cat (painting) dan cover handle rear juga tidak langsung assembling di seksi Assy Unit namun terlebih dahulu assembling di seksi Gensub Problem Statement Berdasarkan pareto diagram dan matrix correlation diagram yang telah dibahas sebelumnya, maka ditetapkan bahwa masalah yang dipilih dan diangkat untuk menjadi obyek pemecahan masalah adalah improvement cover handle rear tipe KVL crack di area Plastik Injeksi Team Charter Setelah masalah didefinisikan dan diangkat untuk menjadi proyek improvement, maka perlu dibentuk tim untuk menjalankan proyek tersebut. Tim yang terbentuk, seperti yang terlihat pada gambar 4.3, terdiri atas individu dari perwakilan beberapa bagian terkait. Masing-masing anggota memiliki kompetensi khusus sesuai dengan bagiannya. Sehingga diharapkan akan tercipta kolaborasi dan cross function antar bagian dalam upaya memecahkan masalah. Disamping itu dalam struktur tersebut terbagi atas personil-personil yang memiliki fungsi berbeda sesuai peran dan tanggung jawabnya. 62
5 Gambar 4. 3 Team Charter Proyek Six Sigma Project Timeline Setelah terbentuk tim untuk melaksanakan poyek improvement cover handle rear tipe KVL, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan jadwal rencana aktivitas perbaikan (gambar 4.4). Hal ini dimaksudkan agar pelaksaanaan proyek dapat berlangsung secara tertib dan tepat waktu sesuai dengan batasan waktu yang telah ditetapkan. Gambar 4. 4 Jadwal Rencana Aktivitas Perbaikan 63
6 4.1.6 Process Mapping Pemetaan proses (process mapping) dilakukan untuk mengetahui alur proses secara keseluruhan. Pemetaan secara detil akan memudahkan menganalisa sebuah proses. Tujuan dilakukan pemetaan proses cover handle rear adalah untuk mengetahui di proses apa saja yang dapat berpotensi terhadap timbulnya keretakan atau pecah pada komponen plastik cover handle rear. Pada gambar 4.5 pemetaan proses dilakukan dengan menggunakan SIPOC diagram yang terdiri atas supplier, input, process, output, customer (next process). Gambar 4. 5 Process Mapping Cover Handle Rear Tipe KVL 64
7 Keterangan : 1. Supplier Bagian yang men-supply kebutuhan bahan baku bijih plastik. Dalam hal ini bagian yang bertanggung jawab terhadap penyediaan bahan baku bijih plastik adalah seksi warehouse. 2. Input Bahan baku yang akan diproses berupa bijih plastik. Jenis bijih plastik yang diproses adalah ABS compound, yang merupakan paduan antara ABS natural dengan masterbatch black. 3. Process Melalui proses plastik injeksi, ABS compound akan diubah menjadi komponen plastik cover handle rear menggunakan mesin plastic injeksi, dengan melalui tahapan proses : a. Material preparation, yaitu proses penyiapan material (ABS compound) yang akan diproduksi. Material yang telah disiapkan ditempatkan pada suatu wadah (bin). b. Material loading, yaitu proses pemasukan material ke dalam hopper yang merupakan tempat penampungan bijih plastik di dalam mesin plastik injeksi. c. Drying, yaitu proses pemanasan awal material ABS compound pada temperature 80±10 C selama 3 jam di dalam hopper. Pemanasan ini bertujuan untuk menghilangkan kadar air pada material ABS compound, karena sifat material ABS bersifat higroskopis yaitu 65
8 memiliki kemampuan untuk menyerap uap air. Jika pemanasan awal tidak dilakukan maka hasil produk injeksi akan mengalami cacat silver streak. d. Injection, yaitu proses injeksi material plastik kedalam mould (cetakan). e. Unloading, yaitu proses pengambilan produk hasil injeksi. f. Visual check, yaitu proses pengecekan produk plastik hasil injeksi secara visual sesuai point pengecekan (standar kualitas). Pengecekan terhadap produk dilakukan secara 100% atau keseluruhan produk yang dihasilkan. g. Finishing dan marking. Finishing merupakan proses menghilangkan bagian produk yang tidak diperlukan seperti gate dan perapihan pada area tepi produk (parting line) terhadap flash. Selesai finishing, proses selanjutnya adalah pemberian marking yaitu dengan memberikan tanda dengan pensil warna (dermatograph) berupa tanggal produksi. Ketentuan warna pensil adalah, merah untuk shift 1, warna putih untuk shift 2, dan warna kuning untuk shift 3. h. Labelling, yaitu proses pemasangan label/sticker pada cover handle rear. i. Packing, yaitu proses pengemasan cover handle rear kedalam box yang telah ditentukan. 66
9 4. Output Hasil proses plastik injeksi adalah berupa komponen plastik cover handle rear tipe KVL. 5. Customer Cover handle rear yang sudah OK, selanjutnya akan dikirim ke konsumen/proses selanjutnya yaitu seksi Gensub Assy untuk dilakukan proses assembling Part Identification Cover handle rear merupakan komponen plastik yang berfungsi sebagai penutup (cover) bagian belakang steering handle unit. Pada steering handle unit, cover handle rear di-assembling bersama-sama dengan cover handle front (gambar 4.6). Cover Handle Front Steering Handle Cover Handle Rear Gambar 4. 6 Posisi Pemasangan Cover Handle Rear Pada Steering Handle Unit 67
10 Untuk keperluan mampu telusur (traceability) jika terjadi masalah di waktu mendatang, maka setiap komponen harus memiliki identitas berupa sejumlah keterangan atau informasi mengenai komponen yang di produksi, termasuk salah satunya adalah komponen plastik cover handle rear tipe KVL. Identifikasi komponen cover handle rear tipe KVL dapat dilihat pada bagian belakang/balik komponen, dimana keterangan atau informasi yang diberikan meliputi: 1. Nama komponen plastik. 2. Tipe/model komponen plastik. 3. Nomor mould. 4. Nama perusahaan yang memproduksi komponen plastik. 5. Jenis material plastik yang digunakan. 6. Informasi bulan dan tahun produksi komponen plastik. Pada gambar 4.7 tampak bahwa komponen plastik tersebut memliki sejumlah keterangan atau informasi, diantaranya : 1. Nama komponen plastik tersebut adalah cover handle rear. 2. Tipenya adalah KPHZ yang juga digunakan untuk tipe KVL (common part). 3. Nomor mould #1. Hal tersebut menunjukkan bahwa mould tersebut digunakan untuk produksi di AHM1. 4. Pemilik mould atau yang memproduksi komponen plastik tersebut adalah PT Astra Honda Motor. 5. Material yang digunakan adalah ABS (Acronitryl Butadiene Styrene). 68
11 6. Untuk lot produksi atau bulan produksi komponen plastik tersebut sesuai dengan tanda titik terakhir yang tertera pada kotak-kotak didalamnya. Gambar 4. 7 Identifikasi Komponen Cover Handle Rear 4.2 Measure Phase Sigma Level Data yang digunakan dalam perhitungan merupakan data diskrit, karena data yang diperoleh merupakan data jumlah market claim. (tabel 4.1). Sehingga pengukuran untuk mengetahui kemampuan proses (performance) cover handle rear adalah melalui sigma quality level. 69
12 Tabel 4. 1Data Market Claim Cover Handle Rear Bulan Juni 2006-Juni 2007 MARKET CLAIM COV. HANDLE RR, KVLCRACK Tahun Produksi Bulan Bulan Masuk Claim Qty Jumlah Lot Produksi Jun Feb Nov-' Nov-' Mar Feb Mar Mar Feb Mei Apr TOTAL DPMO = 12 X = 45,66 ppm Sigma Level = 5,41σ Disamping itu pengukuran sigma quality level juga dapat digunakan untuk melakukan pembandingan (benchmark) terhadap proses terbaik (world classs) dan juga sebagai data terukur untuk menetapkan target perbaikan. Dengan adanya ukuran / metrik yang telah diketahui, maka kita akan dapat melihat besarnya progress yang dicapai setelah dilakukan improvement dan hasilnya apakah telah sesuai dengan target atau tidak. Pengukuran sigma quality level dapat dilakukan melalui hasil konversi dari jumlah cacat dalam satuan DPMO mengunakan tabel konversi (lampiran 2). Dengan jumlah market claim sebesar 12 pcs selama bulan Juni 2006-Juni 2007, 70
13 maka DPMO (Defect Per Million Opportunity) adalah sebesar 45,66 ppm. Sehingga jika 45,66 ppm dikonversikan menjadi sigma qulity level menggunakan tabel hasilnya adalah 5,41σ. Jika dilakukan benchmarking dapat diketahui bahwa kemampuan proses cover handle rear yang dicapai berdasarkan sigma quality level adalah menempati kualitas perusahaan dengan level operational excellences (gambar 4.8). World Class Company Operational Excellences Good Company Average Company Poor Company Dead Company Gambar 4. 8 Penetapan Target Proyek Dengan melihat kemampuan perusahaan tersebut yang berada pada level operational excellence, maka target perbaikan yang akan dicapai adalah dengan mengurangi tingkat cacat (jumlah market claim) sebesar 50% atau meningkatkan sigma quality level menjadi 5,58σ. Dimana besarnya target tersebut juga merupakan target dari bagian top management. 71
14 4.3 Analyze Phase Fishbone Diagram Analisa faktor-faktor yang menjadi akar penyebab masalah keretakan atau pecah pada cover handle rear dapat menggunakan fishbone diagram. Pembuatan fishbone diagram dilakukan dengan memasukkan semua faktor yang mungkin menjadi penyebab masalah dengan cara brainstorming dan diskusi dari para anggota proyek. Hasil brainstorming adalah seperti yang tampak pada gambar 4.9. Faktor penyebab dalam fishbone diagram secara umum digolongkan atas faktor manusia (man), metode (method), mesin (machine), dan bahan baku (material). Man Operator baru/ pergantian operator Operator kurang terampil Operator kurang pelatihan Method Posisi lubang steering Setting assy i part NG Operator baru/ pergantian Operator Kurang terampil Tekanan Angin Impact Over Torsi Impact Over Pengencangan terlalu lama Tipe & Jenis Tdk Standar Machine Variasi kondisi mesin Terdapat weldline pada CHR Disain part/mould Setting mesin tidak optimal Material Dimensi Stay A&B NG Dimensi Steering Pipe NG Dimensi Stay Rear NG Cover Handle Rear Crack Gambar 4. 9 Fish Bone Diagram Cover Handle Rear Pecah Dari faktor manusia, penyebabnya dapat berasal dari operator kurang terampil. Kemudian penyebab dari operator kurang terampil diantaranya adalah 72
15 karena operator baru bekerja atau terjadi pergantian operator (rolling) dan operator kurang mendapat pelatihan. Dari faktor metode kerja, penyebabnya dapat berasal dari setting cover handle rear dengan steering pipe yang tidak tepat pada saat proses assembling. Kemudian setting assy. tidak tepat disebabkan oleh posisi lubang steering pipe tidak tepat atau tidak satu sumbu (center) dan operator yang kurang terampil. Kemudian penyebab operator kurang terampil adalah karena operator baru bekerja atau terjadi pergantian operator (rolling). Dari faktor mesin, penyebabnya dapat berasal dari impact yang digunakan untuk proses assembing torsi yang bekerja over. Kemudian peyebab torsi impact over adalah karena jenis dan tipe impact tidak sesuai dengan peruntukannya, pengaturan tekanan angin impact over, dan waktu pengencangan yang terlalu lama. Dari faktor material, penyebabnya dapat berasal dari dimensi steering pipe NG (not good) dan terdapat cacat weldline lubang screw center cover handle rear. Kemudian penyebab steering pipe NG adalah karena stay (penopang) A- B dan stay rear yang kontak dengan cover handle rear dimensinya NG. Kemudian cacat weldline pada cover handle rear adalah karena disain komponen atau mould dan setting parameter mesin plastik injeksi tidak optimal. Kemudian penyebab dari setting parameter mesin tidak optimal adalah karena variasi kondisi mesin. Dari beberapa hasil verifikasi terhadap faktor-faktor penyebab terjadinya pecah atau keretakan pada cover handle rear diantaranya adalah : 73
16 1. Faktor penggunaan impact yang over torsi tidak significant. Hal tersebut dibuktikan dengan capability process torsi impact sebesar 0,7 dan penyebaran datanya yang justu kearah standar minimum (gambar 4.10). Capability Process of Torque Screw M5 Process Data LS L 45 Target * USL 60 Sample Mean Sample N 25 StDev (Within) StDev (O v erall) LSL USL Within Overall Potential (Within) C apability Cp 0.70 CPL 0.52 CPU 0.88 Cpk 0.52 O v erall C apability Pp 0.59 PPL 0.44 PPU 0.74 Ppk 0.44 Cpm * Observed Performance PPM < LSL PPM > USL 0.00 PPM Total Exp. Within Performance PPM < LSL PPM > USL PPM Total Exp. O v erall Performance PPM < LSL PPM > USL PPM Total Gambar Capability Process Torsi Impact Pada Proses Assy Screw M5. 2. Faktor stay rear dan stay A-B pada steering pipe tidak ada, karena dari hasil verifikasi terhadap steering pipe yang diassembling bersama-sama dengan cover handle rear yang pecah menunjukan data ukur yang standar/ok (Lampiran 3) 3. Faktor operator pun tidak significant, karena operator yang bekerja telah diberikan pelatihan terlebih dahulu sebelum masuk ke proses produksi, termasuk pengetahuan standar kualitas visual part hasil injeksi dan proses assembling. 74
17 4. Begitu pula dengan setting assy part tidak signifikan, karena hal ini terkait dengan operator produksi. Sehingga penanganan masalah cover handle rear tipe KVL difokuskan terhadap faktor penyebab utama berupa: disain Part/mould yang memungkinkan terjadinya cacat weldline pada cover handle rear. 4.4 Improve Phase FMEA (Failure Mode Effect Analysis) Pembuatan FMEA ditujukan untuk mengetahui besarnya potensi masalah berdasarkan tingkat kepelikan masalah (severity), frekuensi terjadinya masalah (occurance), dan tingkat kontrol yang ada (detection). Dengan menemukan proses/faktor apa yang paling beresiko menimbulkan kegagalan, maka penyelesaian masalah akan lebih terfokus dan terarah. Pemberian nilai severity, Occurance, dan detection dilakukan berdasarkan tabel (lampiran 4). Hasil analisa fisbone diagram menunjukkan bahwa penyebab utama terjadinya pecah atau retak pada cover handle rear adalah adanya cacat weldline. Untuk itu pembuatan FMEA ditujukan terhadap faktor cacat weldline (gambar 4.11). 75
18 Gambar FMEA Cacat Weldline Pada Cover Handle Rear Seperti yang terlihat pada gambar 4.11, bahwa beberapa upaya perbaikan telah dilakukan selama masa proyek pembuatan komponen cover handle rear tipe KVL (KTM awal masspro) diantaranya : 1. Setting parameter mesin injeksi. 2. Dibuatkan airvent /overflow pada area yang diindikasikan terjadi weldline. 3. Penghalusan bagian core mould. 4. Penggunaan satu buah gate (gate atas ditutup). 5. Memperbesar gate bawah. Namun seluruh upaya tersebut belum maksimal karena masih muncul market claim berupa cover handle rear retak/pecah. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya perbaikan lainnya atau improvement terhadap komponen cover handle rear untuk meminimumkan resiko terjadinya pecah yang diakibatkan oleh cacat weldline. 76
19 4.4.2 Alternative Solution Perbaikan lain yang dapat dilakukan untuk menangulangi permasalahan cacat weldline pada area lubang screw center, yaitu dengan membuat rib (penguat) tambahan pada area yang sering timbul weldline (gambar 4.12), agar area yang terindikasi weldline menjadi lebih kuat dan tahan terhadap keretakan ataupun pecah. Karena dengan membuat ketebalan lebih, maka akan memperbesar area yang terjadi good cohesion, yang merupakan ikatan antar partikel yang paling kuat. Gambar Modifikasi Rib Hole Center, Cover Handle Rear Improvement Activity Setelah rencana perbaikan dibuat, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan jadwal rencana perbaikan, sebagaimana yang disajikan melalui gambar
20 Gambar Rencana Pelaksanaan Perbaikan Cover Handle Rear Untuk pelaksanaan awal proyek, mould yang akan digunakan adalah mould cover handle rear #4. Karena status mould tersebut sudah tidak digunakan kembali atau statusnya sebagai back up terhadap mould cover handle rear yang lain. Pada gambar 4.11 tampak hasil perbaikan yang telah dilakukan dan perbandingannya dengan kondisi komponen sebelum perbaikan. Gambar Perbandingan Cover Handle Rear Sebelum dan Sesudah Perbaikan 78
21 Setelah perbaikan dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan percobaan (trial) terhadap cover handle rear yang meliputi : 1. Pengukuran dimensi cover handle rear #4. 2. Matching part atau keterkaitan fungsi dengan komponen lainnya seperti cover handle front, cover speedometer, Semua switch, dan sebagainya.(lampiran.5) 3. Tes getar atau endurance terhadap pengaruh luar yang merusak (tes HFST). 4.5 Control Phase Monitoring and Evaluation Setelah trial dilaksanakan dan hasilnya OK, maka cover handle rear yang telah di improve dapat segera diproduksi massal. Pada masa awal produksi cover handle rear yang telah di improve, harus dilakukan monitoring. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui efektivitas dari hasil perbaikan yang telah dilakukan dan evaluasi terhadap hasil yang diperoleh. Pada gambar 4.15 disajikan histogram yang menggambarkan jumlah data market claim yang masuk selama masa monitoring (setelah improvement), dimana selama kurun waktu Desember 2007-Mei 2008 tidak timbul market claim atau kasus serupa berulang, sehingga dapat dinyatakan bahwa perbaikan yang telah dilakukan berhasil. Bahkan hasilnya pun melampaui target yang telah ditetapkan semula. 79
22 Gambar Monitoring Market Claim Cover Handle Rear Setelah Perbaikan Review QCDSM Dengan melihat hasil perbaikan yang telah dilakukan, maka ada beberapa keuntungan yang diperoleh dari aspek kualitas (quality), biaya (cost), moral (morale). Dari aspek kualitas keuntungan yang diperoleh adalah berupa peningkatan kualitas dan performa komponen cover handle rear, yang ditandai dengan menurunnya jumlah kasus market claim dari 45,66 ppm menjadi 0 ppm. Dari aspek kualitas terjadi penghematan biaya, yang disebabkan oleh komponen yang mengalami penggantian akibat claim dari konsumen, sebesar Rp Dari segi moral adalah peningkatan kepuasan pelanggan terhadap unit motor Honda secara umum dan komponen cover handle rear secara khusus, sehingga citra perusahaan di mata konsumen akan dikenal baik. 80
23 Gambar QCDSM Standardization Jika hasil improvement yang dilakukan telah berhasil, maka perlu untuk menstandarisasikan hasil improvement yang telah dilakukan, diantaranya adalah dengan melakukan perubahan drawing, yang merupakan acuan dalam pembuatan komponen/produk. Sehingga setiap komponen/produk yang dibuat sesuai dengan drawing yang telah direvisi. Perubahan drawing ditandai dengan tambahan keterangan C1 pada akhir tulisan drawing no pada bagian kepala gambar. Artinya drawing tersebut telah mengalami sekali perubahan. 81
24 Gambar Perubahan Drawing 82
BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA
37 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan dalam pembuatan skripsi ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer bertujuan untuk membuktikan adanya
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
94 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi pemecahan masalah (flow diagram) merupakan diagram yang menggambarkan pola berpikir serta menjelaskan tahap-tahap penelitian
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahapan yang dilalui, mulai dari identifikasi masalah sampai pada tahap penyelesaian masalah dalam penyelesaian tugas akhir. Metodologi bertujuan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi adalah suatu proses berpikir yang dilakukan dalam penulisan suatu laporan, mulai dari menentukan judul dan permasalahan, melakukan pengumpulan data yang akan digunakan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian di bawah ini: Langkah-langkah penelitian dapat dilihat pada diagram alir penelitian Mulai Studi Pendahuluan Identifikasi Masalah Tinjauan Pustaka
Lebih terperinciBAB V ANALISA DAN INTEPRETASI
56 BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI Pada Bab ini dibahas tahap Analyze (A), Improve (I), dan Control (C) dalam pengendalian kualitas terus menerus DMAIC sebagai langkah lanjutan dari kedua tahap sebelumnya.
Lebih terperinci3.1 Persiapan Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Persiapan Penelitian Dalam mengerjakan Tugas Akhir ini dilakukan langkah-angkah perancangan yang jelas agar tujuan dari Tugas Akhir ini dapat tercapai. Pada bab ini akan
Lebih terperinciMETODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian Start Penelitian Pendahuluan Identifikasi Masalah Studi Pustaka Tujuan Penelitian Pengumpulan Data : -Data Data Pengolahan Data
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan berkembang semakin ketat. Masing masing
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan antar perusahaan berkembang semakin ketat. Masing masing perusahaan berupaya untuk menguasai pangsa pasar sebesar-besarnya guna memperoleh keuntungan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAKUAN... ii SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya dan faktor penyebab banyaknya re-work dari proses produksi kursi pada PT. SUBUR MANDIRI, yang merupakan
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. fokus di dalam program peningkatan kualitas Lean Six Sigma sehingga cacat
BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Hasil Pengolahan Data Untuk mencari akar penyebab masalah maka data harus dianalisa untuk menghasilkan perbaikan yang tepat. Hasil pengolahan data pada bab IV dijadikan
Lebih terperinciABSTRAK Kata Kunci: Six Sigma, Sigma Level, Kualitas Produk, DMAIC, Quality Control.
ABSTRAK Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin signifikan, membuat banyak bermunculan industri-industri baru yang sejenis dengan industri yang sudah ada sebelumnya. Hal ini tentunya merupakan
Lebih terperinciUNIVERSITAS BINA NUSANTARA USULAN PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BUSHING FUTURA PADA PT. NUSA INDOMETAL MANDIRI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 USULAN PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BUSHING FUTURA PADA PT. NUSA INDOMETAL MANDIRI DENGAN MENGGUNAKAN
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
61 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi penelitian menggambarkan proses atau tahap tahap penelitian yang harus ditetapkan dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang sedang dibahas sehingga
Lebih terperinciSejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Partici
Topik Khusus ~ Pengantar Six Sigma ~ ekop2003@yahoo.com Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Participative
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT SEI Bogor pada Bulan September 2016 sampai dengan Bulan Desember 2016. PT SEI Bogor merupakan perusahaan yang bergerak
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
39 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah merupakan gambaran dari langkahlangkah sistematis yang akan menjadi pedoman dalam penyelesaian masalah. Melalui pembuatan flowchart penelitian
Lebih terperinciBAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan kriteria optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi kualitas produksi pipa pada perusahaan ini yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure, Analyze,
Lebih terperinciBAB 4 PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu
48 BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu dilakukan. Data-data yang dikumpulkan selama masa observasi adalah sebagai berikut : Data jumlah
Lebih terperinciBAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH Tahap analisis pemecahan masalah merupakan tahap untuk menemukan root cause, memberikan ide dan melakukan perbaikan terhadap cacat yang terjadi dengan adanya perubahan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
17 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Penelitian ini terpusat di departemen produksi 2 tempat berlangsungnya proses polishing. Dalam departemen produksi 2 terdapat empat line yaitu
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMBAHASAN
79 BAB V ANALISA PEMBAHASAN Setelah melakukan tahap pengumpulan dan pengolahan data, maka tahap selanjutnya adalah analisa pembahasan. Pada tahap ini akan dilakukan pengurutan terhadap Risk Priority Number
Lebih terperinciBAB I PENDAHAHULUAN I.1
BAB I PENDAHAHULUAN I.1 Latar Belakang Setiap perusahaan tentunya ingin selalu meningkatkan kepuasan pelanggan dengan meningkatkan hasil produksinya. Produk yang berkualitas merupakan produk yang memenuhi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep SPC dan Pengendalian Kualitas Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dalam dunia industri manufaktur adalah kualitas dari produk maupun
Lebih terperinciBAB V PENGOLAHAN DATA DAN PERBAIKAN. pada define dan hasil pengukuran (measure) pada permasalahan yang telah
BAB V PENGOLAHAN DATA DAN PERBAIKAN Pembahasan pada bab ini menanalisa hasil pendefinisian permasalahan pada define dan hasil pengukuran (measure) pada permasalahan yang telah ditetapkan. 5.1 Analyze Dengan
Lebih terperinciBAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH
BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH
BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Tahap Define Adapun persentase produk cacat terbesar periode September 2012 s/d Desember 2012 terdapat pada produk Polyester tipe T.402 yaitu dengan persentase
Lebih terperinciANALISIS DATA. Universitas Indonesia. Peningkatan kualitas..., Wilson Kosasih, FT UI, 2009
ANALISIS DATA 4.1 FASE ANALISA Fase ini merupakan fase mencari dan menentukan akar sebab dari suatu masalah. Kemudian, dilakukan brainstroming dengan pihak perusahaan untuk mengidentifikasi akar permasalahan
Lebih terperinciBAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi percetakan koran Lampung Post pada PT. Masa Kini Mandiri yaitu dengan menggunakan metode
Lebih terperinciUNIVERSITAS BINA NUSANTARA
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Semester Ganjil 2007/2008 ANALISA PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN METODE DMAIC UNTUK MENGURANGI CACAT PADA PART CRANK CASE L TIPE KVL PROSES
Lebih terperinciDiajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarajana Strata Satu (S1)
USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK PENYANGGA AKI MOTOR HONDA VARIO TECHNO PART STAY D ECCU MENGGUNAKAN METODE DMAIC PADA PT. ADHI WIJAYACITRA Nama : Muhammad Robiesa Npm : 30409301 Jurusan : Teknik Industri
Lebih terperinciBAB 4 Analisis Data. Grafik 4-1 : Jumlah produksi selama periode Januari~Desember 2006.
BAB 4 Analisis Data 4.1. Pengumpulan data 4.1.1. Data produksi bulanan Adapun jumlah produksi selama periode tahun 2006 adalah sebagai berikut : 5000000 4500000 4000000 3500000 3000000 2500000 2000000
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian ini menggambarkan langkah-langkah atau kerangka pikir yang akan dijalankan pada penelitian ini. Tujuan dari pembuatan metodologi penelitian ini adalah
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
69 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode Penelitian dilakukan dengan mengadakan pengamatan/observasi secara langsung dengan mengunjungi PT.Delident Chemical Indonesia untuk melihat secara
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian start Studi Pendahuluan - Survey ke Perusahaan Konsultasi Identifikasi Masalah Tinjauan Pustaka - Literatur - Jurnal - Buku - Website - dll Tujuan
Lebih terperinciBAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 6.1. AnalisisTahap Define Adapun persentase produk cacat terbesar periode September 2012 s/d Desember 2012 terdapat pada produk Polyester tipe T.402 yaitu dengan persentase
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gilirannya akan mengakibatkan meningkatnyapersaingan di pasair internasional. Oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini, setiap perusahaan dihadapkan pada suatu persaingan yang semakin ketat. Hal ini dikarenakan munculnya pasar bebas dunia yang
Lebih terperinciANANALISIS EFISIENSI SISTEM PEMBAKARAN PADA BOILER DI PLTU UNIT III PT.PJB UP GRESIK DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC)
ANANALISIS EFISIENSI SISTEM PEMBAKARAN PADA BOILER DI PLTU UNIT III PT.PJB UP GRESIK DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) Oleh: INTAN ALIFIYAH ILMI NRP. 2406 00 063 Pembimbing: Ir. Ya umar,
Lebih terperinciLAPORAN PRODUKSI BULAN JANUARI - APRIL 2008
LAPORAN PRODUKSI BULAN JANUARI - APRIL 2008 PROSES No JENIS DEFECT JAN FEB MAR APR 1 Tidak Sempurna 5,614 5,582 5,839 6,397 2 Coating NG 1,903 2,141 1,943 2,538 3 Pinhole 892 901 289 3,548 4 Misrun (Bolong)
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS PRODUK NIGHT STAND (PROGRESSIVE 1416) DENGAN METODE SIX SIGMA DI PT. IGA ABADI - PASURUAN
ANALISIS KUALITAS PRODUK NIGHT STAND (PROGRESSIVE 1416) DENGAN METODE SIX SIGMA DI PT. IGA ABADI - PASURUAN SKRIPSI Oleh : YONATHAN KURNIAWAN 0532015003 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
Lebih terperinciDamper DB2B24SSC, diantaranya adalah:
BAB III. METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT.Dulmison Indonesia merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang hardware energi yang memproduksi alat-alat berat dan aksesoris
Lebih terperinciANALISIS REJECT PART TYPE KYL PADA PROSES ASSEMBLY UNIT SEPEDA MOTOR DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS DAN SIX SIGMA (Study Kasus Pada PT.
ANALISIS REJECT PART TYPE KYL PADA PROSES ASSEMBLY UNIT SEPEDA MOTOR DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS DAN SIX SIGMA (Study Kasus Pada PT.XYZ) Priyanto Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia
Lebih terperinci2.2 Six Sigma Pengertian Six Sigma Sasaran dalam meningkatkan kinerja Six Sigma Arti penting dari Six Sigma...
ABSTRAK Persaingan dunia industri semakin ketat, mendorong para pelaku industri untuk makin giat melakukan berbagai hal untuk tetap bertahan. Salah satu yang terpenting adalah kualitas produk yang merupakan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN ANALISIS
BAB V HASIL DAN ANALISIS 5.1 Hasil Penelitian Hasil dari pengolahan data pada metode DMAIC dalam tahap penentuan (Define) dan tahap pengukuran (Measure) adalah terungkapnya faktor-faktor yang menjadi sumber
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI MESIN POMPA PADA RUMAH POMPA PDAM SURABAYA UNIT X DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) Oleh: Resty Dwi S.
ANALISIS EFISIENSI MESIN POMPA PADA RUMAH POMPA PDAM SURABAYA UNIT X DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) Oleh: Resty Dwi S. 240905022 Ir.Ya umar,mt Dosen Pembimbing: Ir.Ali Musyafa, MSc Diperlukan
Lebih terperinciBAB III SOLUSI BISNIS
BAB III SOLUSI BISNIS Untuk meminimasi tingginya frekuensi sejumlah cacat pada stasiun kerja Winding dalam pembuatan produk Ballast TB 210, maka diperlukan suatu alat pengendalian kualitas yang mampu meminimasi
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. Peningkatan produksi unit sepeda motor oleh PT. Astra Honda Motor di tahun
29 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penjelasan Peningkatan produksi unit sepeda motor oleh PT. Astra Honda Motor di tahun 2007 untuk semua tipe produk dan beberapa produk model baru yang mampu mendominasi
Lebih terperinciANALISIS PERBAIKAN POWER QUALITY UNTUK PENCAPAIAN EFISIENSI ENERGI DI RS. X
ANALISIS PERBAIKAN POWER QUALITY UNTUK PENCAPAIAN EFISIENSI ENERGI DI RS. X Nur Yulianti Hidayah 1, Desi Rahmawaty 2 1,2) Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Pancasila 1) nur.yulianti@univpancasila.ac.id,
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. permukaan material terlihat bercak atau noda keputih-putihan. Bercak atau
BAB V ANALISA HASIL 5.1 Definisi Cacat a. Belang Dari hasil pengolahan data sebelumnya terlihat bahwa jenis cacat belang merupakan jenis cacat terbanyak. Jenis cacat belang merupakan jenis cacat dimana
Lebih terperinciKATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI
ABSTRAK PT Kandakawana Sakti bergerak pada bidang pengecatan yang berspesialisasi pada pengecatan body motor Honda. Penelitian ini diawali dengan masalah tingginya produk cacat yang dihasilkan dan kegagalan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Chart Metode Pemecahan Masalah Flow Chart metodologi pemecahan masalah merupakan diagram alir yang menggambarkan pola berpikir serta menjelaskan tahap-tahap penelitian
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO... KATA PENGANTAR..... ABSTRAK..... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. lima kategori produk cacat, yaitu Filling Height, No Crown, Breakage Full, Out of Spec,
BAB V PEMBAHASAN 5.1 Tahap Define Aktivitas proses produksi di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Semarang Plant Central java ini dianalisis menggunakan diagram SIPOC (Supplier-Input-Proccess-Output- Customer).
Lebih terperinciBAB3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
57 BAB3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Metodologi Penelitian Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Terdapat empat kata
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Deskripsi Tahapan Penelitian 3.1.1 Identifikasi Dan Perumusan Masalah Langkah ini merupakan langkah awal untuk melakukan penelitian dengan melakukan observasi ke unit
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK PT. X merupakan perusahaan yang bergerak di bidang tekstil benang jahit. Saat ini perusahaan memiliki permasalahan kualitas benang jahit pada bagian twisting, di mana diketahui terjadi cacat benang.
Lebih terperinciPENINGKATAN KUALITAS PRODUK KERTAS DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SIX SIGMA DI PABRIK KERTAS Y
PENINGKATAN KUALITAS PRODUK KERTAS DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SIX SIGMA DI PABRIK KERTAS Y Moses L. Singgih dan Renanda Email: moses@ie.its.ac.id Jurusan Teknik Industri FTI, Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KUALITAS PRODUK GENTENG BETON DENGAN METODE DMAIC DI UD.PAYUNG SIDOARJO. Dedy Ermanto Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur
1 IDENTIFIKASI KUALITAS PRODUK GENTENG BETON DENGAN METODE DMAIC DI UD.PAYUNG SIDOARJO Dedy Ermanto Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur ABSTRAK Adanya persaingan antar produk yang semakin
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian. Metode ini digunakan
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA. PT. XYZ merupakan pelopor industri sepeda motor di Indonesia. Didirikan
BAB IV PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Sejarah Perusahaan PT. XYZ adalah salah satu perusahan terbesar di Indonesia yang bergerak dalam bidang otomotif alat transportasi roda dua yaitu sepeda
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. 5.1 Temuan Utama Temuan utama dari Penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB V PEMBAHASAN Tujuan dari penelitian dengan judul Analisis Pengendalian Dan Perbaikan Kualitas Proses Produksi Dengan Metode Statistical Process Control (SPC) di PT. Surya Toto Indonesia, Tbk. adalah
Lebih terperinciREDUCING DEFECTS AND COSTS OF POOR QUALITY OF WW GRAY ROYAL ROOF USING DMAIC AND FMEAP (FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS PROCESS)
TUGAS AKHIR RI 1592 MENGURANGI JUMLAH CACAT DAN BIAYA KERUGIAN PADA PRODUK GENTENG WW ROYAL ABU-ABU DENGAN PENDEKATAN DMAIC DAN FMEAP (FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS PROCESS) NOVEMIA PRANING H NRP 2502
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, dunia automotive di Indonesia menunjukkan perkembangan yang signifikan. Menurut harian Bisnis Indonesia pada 29 Maret 2012, peningkatan penjualan kendaraan
Lebih terperinciBAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define,
BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi Percetakan Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure,
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah yang digunakan untuk penelitian penurunan hasil Fabric Width Utilization adalah dengan menggunakan metode Penyelesaian Masalah Six Sigma,
Lebih terperinciUNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Semester Genap tahun 2007/2008
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Semester Genap tahun 2007/2008 PEMANFAATAN PENDEKATAN SIX SIGMA UNTUK MEREDUKSI CACAT DAN MENINGKATKAN KUALITAS PRODUKSI OUTER TUBE Ahmad
Lebih terperinciBAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI
BAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI 4.1 Tahap Perancangan Sistem Terintegrasi Setelah dilakukan brainstorming dan studi pustaka, maka langkah selanjutnya adalah membuat sistem terintegrasi dari metode
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Penentuan Sampel dan Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang Plant, dan difokuskan pada jumlah cacat produk yang
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Perusahaan Collection Shoes merupakan perusahaan sepatu yang sudah berdiri cukup lama. Dalam penelitian saat ini pengamatan dilakukan pada produksi sepatu pantofel. Masalah utama dari bagian produksi
Lebih terperinciPengukuran Kapabilitas Proses produksi kacang garing Cont d.
Pengukuran Kapabilitas Proses produksi kacang garing Cont d. Langkah Tindakan Persamaan Hasil 1 Proses apa yang ingin diketahui? Produk kacang garing 2 Berapa jumlah Standart inventory (safety stock )?
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Berikut ini adalah metode yang digunakan dalam melakukan penelitian dan pengolahan data: Mula i Observasilapangan / studi awal Studipusta ka Identifikasi dan perumusan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pengendalian dan Kualitas Pengendalian adalah bekerjanya suatu sistem sebab-sebab acal yang stabil yakni bawaan (inherent) dalam suatu skema produksi dan pemeriksaan
Lebih terperinciBAB III SOLUSI BISNIS
BAB III SOLUSI BISNIS 3.1 Alternatif Solusi Bisnis Alternatif solusi bisnis dari isu bisnis merupakan eksplorasi hasil isu bisnis dari berbagai informasi berupa evaluasi kinerja PT. XYZ Logistik yang diusulkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Umum Pada penelitian ini dilakukan pengamatan langsung terhadap aliran proses produk dan pengumpulan data-data yang dibutuhkan di PT XYZ. Data-data tersebut kemudian
Lebih terperinci: defect, six sigma, DMAIC,
ABSTRAK PD.Langgeng adalah perusahaan yang memproduksi berbagai macam part mesin seperti carbon brus. Untuk meningkatkan daya saing perusahaan maka perusahaan harus memiliki keunggulan. Salah satu faktor
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian PT. Abdi Juang Investama bergerak di bidang pembuatan Trolly Shopping Cart berdiri pada tahun 2014. PT Abdi Juang Investama ini sudah mengembangkan bisnisnya
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DATA. DMAIC yaitu tahap Define dan Measure sebagai kerangka untuk mendefinisikan
BAB IV PENGUMPULAN DATA Pada bab ini membahas pengumpulan data dengan langkah-langkah proses DMAIC yaitu tahap Define dan Measure sebagai kerangka untuk mendefinisikan masalah serta tujuan dari penelitian
Lebih terperinciUniversitas Bina Nusantara
Universitas Bina Nusantara Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Skripsi Strata 1- semester genap 2006/2007 USULAN PERBAIKAN SISTEM PENGENDALIAN KUALITAS PADA PROSES PRODUKSI WALL PANEL STANDART (118X315)
Lebih terperinciPENERAPAN ALAT BANTU UNTUK MEMINIMASI PRODUK DEFECT PADA PROSES PRODUKSI RUBBER BELLOW DI PT AGRONESIA (DIVISI INDUSTRI TEKNIK KARET)
ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2900 PENERAPAN ALAT BANTU UNTUK MEMINIMASI PRODUK DEFECT PADA PROSES PRODUKSI RUBBER BELLOW DI PT AGRONESIA (DIVISI INDUSTRI
Lebih terperinciDAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii SURAT PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI...
ABSTRAK PT Wahana Pancha Nugraha, Bandung adalah perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan Parts Manufacturing. Salah satu produk yang dihasilkan dari perusahaan ini adalah Dies mesin tablet untuk pharmaceutical
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Kualitas produk textile merupakan suatu hal yang sangat penting yang mampu membuat perusahaan semakin berkembang dan unggul di pasar komoditi textile ini. Perusahaan yang memiliki kualitas produk
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMBAHASAN
BAB V ANALISA PEMBAHASAN 5.1 Tahap Analyze Pada tahap analyze ini dilakukan analisa faktor faktor penyebab kecacatan dengan menggunakan fishbone diagram, diagram pareto dan yang terakhir teknik 5 why analysis.
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
52 BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah adalah langkah-langkah sistematis yang akan menjadi pedoman dalam penyelesaian masalah. Dengan berdasarkan pada metodologi ini, penelitian
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
03 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Pengumpulan Data Pada tahap pengumpulan data ini, akan disampaikan informasi-informasi mengenai situasi dan kondisi yang terjadi di lapangan selama kegiatan proses pengemasan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada: Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur.
KATA PENGANTAR Segala puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan InayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Analisa
Lebih terperinciANALISIS DEFECT RATE PENGELASAN DAN PENANGGULANGANNYA DENGAN METODE SIX SIGMA DAN FMEA DI PT PROFAB INDONESIA
ANALISIS DEFECT RATE PENGELASAN DAN PENANGGULANGANNYA DENGAN METODE SIX SIGMA DAN FMEA DI PT PROFAB INDONESIA Decky Antony Kifta Program Studi Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknik Ibnu Sina Batam Email:
Lebih terperinciEVALUASI PERBAIKAN KUALITAS DENGAN PENDEKATAN SIX SIGMA DI PT. SINAR SANATA ELECTRONIC INDUSTRY
EVALUASI PERBAIKAN KUALITAS DENGAN PENDEKATAN SIX SIGMA DI PT. SINAR SANATA ELECTRONIC INDUSTRY TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Mengikuti Seminar Sarjana Teknik Oleh LIEVIS
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikir Permasalahan yang timbul dalam perusahaan merupakan indikasi bahwa terdapat penyimpangan terhadap proses bisnis yang ada, sehingga menghasilkan kinerja
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN ANALISA
BAB V HASIL DAN ANALISA 5.1 Analisa Hasil Perhitungan Data Berdasarkan hasil dari pengumpulan serta pengolahan data yang sudah dilakukan menggunakan peta kendali p sebelumnya maka diperoleh hasil dari
Lebih terperinciPENERAPAN METODE SIX SIGMA DALAM ANALISIS KUALITAS PRODUK (Studi Kasus Produk Batik Handprint Pada PT XYZ di Bali)
E-Jurnal Matematika Vol. 6 (2), Mei 2017, pp. 124-130 ISSN: 2303-1751 PENERAPAN METODE SIX SIGMA DALAM ANALISIS KUALITAS PRODUK (Studi Kasus Produk Batik Handprint Pada PT XYZ di Bali) Tri Alit Tresna
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Pembuatan Diagram Sebab Akibat. Diagram sebab akibat memperlihatkan hubungan antara permasalahan
BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa 5.1.1 Pembuatan Diagram Sebab Akibat Diagram sebab akibat memperlihatkan hubungan antara permasalahan yang dihadapi dengan kemungkinan penyebabnya serta faktor-faktor yang
Lebih terperinciAPLIKASI PENDEKATAN LEAN SIX SIGMA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS KUE MALKIST DI PT.X
APLIKASI PENDEKATAN LEAN SIX SIGMA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS KUE MALKIST DI PT.X Oleh: Lilla Ayu Dyawara Pembimbing: 1. Prof.Ir.Suparno,MSIE,PhD Penguji: 1. Prof.Ir.Moses L.Singgih,Msc,Ph.D 2. Dr.Ir.Bambang
Lebih terperinciMENURUNKAN CACAT PADA PRODUKSI TV DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA DI PT. LG ELECTRONICS INDONESIA
MENURUNKAN CACAT PADA PRODUKSI TV DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA DI PT. LG ELECTRONICS INDONESIA Sachbudi Abbas Ras, Aripin Dosen Jurusan Teknik Industri Universitas INDONUSA Esa Unggul, Jakarta Mahasiswa
Lebih terperincixiii BAB VI PENUTUP Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xi DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN... ii LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... iii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... iv SURAT KETERANGAN PENELITIAN... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN MOTTO... vii KATA
Lebih terperinciANALISA KUALITAS PRODUK SEPEDA PHOENIX DENGAN METODE SIX SIGMA UNTUK MEMINIMUMKAN KECACATAN PRODUK DI PT RODA LANCAR ABADI - SIDOARJO SKRIPSI.
ANALISA KUALITAS PRODUK SEPEDA PHOENIX DENGAN METODE SIX SIGMA UNTUK MEMINIMUMKAN KECACATAN PRODUK DI PT RODA LANCAR ABADI - SIDOARJO SKRIPSI Oleh : EVI MARINA P 0832010023 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS
Lebih terperinciUPAYA PERBAIKAN KUALITAS PRODUK KAIN KATUN TIPE PADA PROSES PENCELUPAN DI PT ARGO PANTES,TBK. DENGAN MENGGUNAKAN METODE DMAIC
UPAYA PERBAIKAN KUALITAS PRODUK KAIN KATUN TIPE 41166 PADA PROSES PENCELUPAN DI PT ARGO PANTES,TBK. DENGAN MENGGUNAKAN METODE DMAIC Disusun Oleh: Juli Evelina/33412985 Pembimbing: Dr. Ir. Rakhma Oktavina,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan menerapkan berbagai macam cara agar produk-produk mereka dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam menghadapi persaingan pasar bebas yang semakin ketat, setiap perusahaan menerapkan berbagai macam cara agar produk-produk mereka dapat terus bertahan. Untuk
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Kualitas produk menjadi salah satu topik yang menjadi perhatian utama bagi setiap industri. Setiap industri baik yang berskala kecil maupun skala besar memiliki perhatian khusus
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian. Setiap tahapan dalam
Lebih terperinci