BAB IV PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA. PT. XYZ merupakan pelopor industri sepeda motor di Indonesia. Didirikan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA. PT. XYZ merupakan pelopor industri sepeda motor di Indonesia. Didirikan"

Transkripsi

1 BAB IV PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Sejarah Perusahaan PT. XYZ adalah salah satu perusahan terbesar di Indonesia yang bergerak dalam bidang otomotif alat transportasi roda dua yaitu sepeda motor. PT. XYZ merupakan pelopor industri sepeda motor di Indonesia. Didirikan pada 11 Juni 1971 dengan nama awal PT Federal Motor, yang sahamnya secara mayoritas dimiliki oleh PT Astra International. Saat itu, PT Federal Motor hanya merakit, sedangkan komponennya diimpor dari Jepang dalam bentuk CKD (completely knock down). Tipe sepeda motor yang pertama kali di produksi Honda adalah tipe bisnis, S 90 Z bermesin 4 tak dengan kapasitas 90 cc. Jumlah produksi pada tahun pertama selama satu tahun hanya 1500 unit, namun melonjak menjadi sekitar 30 ribu pada tahun berikutnya dan terus berkembang hingga saat ini. Sepeda motor terus berkembang dan menjadi salah satu moda transportasi andalan di Indonesia. Kebijakan pemerintah dalam hal lokalisasi komponen otomotif mendorong PT Federal Motor memproduksi berbagai komponen sepeda motor Honda tahun 2001 di dalam negeri melalui beberapa anak perusahaan, diantaranya PT Honda Federal (1974) yang memproduksi komponen-komponen

2 45 dasar sepeda motor Honda seperti rangka, roda, knalpot dan sebagainya, PT Showa Manufacturing Indonesia (1979) yang khusus memproduksi peredam kejut, PT Honda Astra Engine Manufacturing (1984) yang memproduksi mesin sepeda motor serta PT Federal Izumi Mfg.(1990) yang khusus memproduksi piston. Seiring dengan perkembangan kondisi ekonomi serta tumbuhnya pasar sepeda motor terjadi perubahan komposisi kepemilikan saham di pabrikan sepeda motor Honda ini. Pada tahun 2000 PT Federal Motor dan beberapa anak perusahaan di merger menjadi satu dengan nama PT XYZ, yang komposisi kepemilikan sahamnya menjadi 50% milik PT Astra International Tbk dan 50% milik Honda Motor Co. Japan. Saat ini PT XYZ memiliki 3 fasilitas pabrik perakitan, pabrik pertama berlokasi Sunter, Jakarta Utara yang juga berfungsi sebagai kantor pusat. Pabrik ke dua berlokasi di Pegangsaan Dua, Kelapa Gading. Pabrik ke 3 yang sekaligus pabrik paling mutakhir berlokasi di kawasan MM 2100 Cikarang Barat, Bekasi. Pabrik ke 3 ini merupakan fasilitas pabrik perakitan terbaru yang mulai beroperasi sejak tahun 2005, serta pabrik ke 3A yang satu lokasi dengan pabrik ke 3 yang mulai beroperasi pertengahan tahun Dengan keseluruhan fasilitas ini PT XYZ saat ini memiliki kapasitas produksi 4 juta unit sepeda motor per-tahunnya, untuk permintaan pasar sepeda motor di Indonesia yang terus meningkat.

3 46 Salah satu puncak prestasi yang berhasil diraih PT XYZ adalah pencapaian produksi ke 30 juta pada tahun Prestasi ini merupakan prestasi pertama yang berhasil diraih oleh industri sepeda motor di Indonesia bahkan untuk tingkat ASEAN. Secara dunia pencapaian produksi sepeda motor Honda 30 juta unit adalah yang ke tiga, setelah pabrik sepeda motor Honda di Cina dan India. Guna menunjang kebutuhan serta kepuasan pelanggan sepeda motor Honda, saat PT XYZ di dukung oleh kurang lebih showroom dealer penjualan yang diberi kode H1, layanan service atau bengkel AHASS (Astra Honda Authorized Service Station) dengan kode H2, serta gerai suku cadang atau H3, yang siap melayani jutaan penggunaan sepeda motor Honda di seluruh Indonesia. Industri sepeda motor saat ini merupakan suatu industri yang besar di Indonesia. Karyawan PT XYZ saja saat ini berjumlah sekitar orang, ditambah 130 vendor dan supplier serta ribuan jaringan lainnya, yang kesemuanya ini memberikan dampak ekonomi berantai yang luar biasa. Keseluruhan rantai ekonomi tersebut diperkirakan dapat memberika kesempatan kerja kepada sekitar 500 ribu orang. PT XYZ akan terus berkarya menghasilkan sarana transportasi roda 2 yang menyenangkan, aman dan ekonomis sesuai dengan harapan dan kebutuhan masyarakat Indonesia.

4 Visi Dan Misi Perusahaan PT XYZ merupakan perusahaan yang menjalankan fungsi produksi, penjualan dan pelayanan purna jual yang lengkap untuk kepuasan pelanggan dan memiliki: 1. Visi yaitu, kami senantiasa berusaha untuk mencapai yang terbaik dalam industri sepeda motor di Indonesia, untuk memberi manfaat bagi masyarakat luas, dalam menyediakan alat transportasi yang berkualitas tinggi, sesuai kebutuhan konsumen, dengan harga yang terjangkau, serta didukung oleh fasilitas manufaktur terpadu, teknologi mutakhir, jaringan pemeliharaan, suku cadang dan manajemen kelas dunia. 2. Misi yaitu, kami bertekad untuk menyediakan sepeda motor berkualitas tinggi dan handal sebagai sarana transportasi bagi masyarakat yang sesuai kebutuhan konsumen, pada tingkat harga yang terjangkau Profil Perusahaan Nama Perusahaan : PT XYZ Status Perusahaan : Perseroan Terbatas Status Investasi : PMA (Penanaman Modal Asing)

5 48 Alamat : Kantor Pusat & Plant 1 (Sunter) Jl. Laksda Yos Sudarso - Sunter I Jakarta 14350, Indonesia Tel , (Hunting) Fax , Dies & Mould Division Jl. Pulo Ayang Raya, Blok FF No. 2 Kawasan Industri Pulogadung Jakarta Timur, Indonesia Tel Fax Plant 2 (Pegangsaan Dua) Jl. Raya Pegangsaan Dua KM 2,2 Kelapa Gading Jakarta 14250, Indonesia Tel Fax AHM Training Centre Jl. Agung Timur IX Blok O1 Kav , Sunter II Jakarta 14350, Indonesia Tel Fax

6 49 Plant 3 (Cikarang Barat) Jl. Raya Kalimantan Blok AA Kawasan Industri MM2100 Cikarang Barat, Jawa Barat Tel Fax AHM Parts Centre Jl. Tipar Inspeksi Cakung Drain Cakung Barat, Jakarta Tel Fax Jam Kerja: Kantor : WIB Pabrik : Shift I : WIB Shift II : WIB Shift III : WIB Produk Produk Perusahaan PT XYZ telah memproduksi beberapa jenis sepeda motor diantaranya ada tipe bebek, sport, dan matic. Ketiga tipe tersebut telah di produksi di 3 plant yang ada di PT XYZ. Adapun detail dari masing masing tipe sepeda motor adalah sebagai berikut :

7 50 Tipe Bebek 1. Honda Absolut Revo 2. Honda Supra X 125 R 3. Honda Supra X 125 R Fuel Injection 4. Honda Supra X 125 R Helm In 5. Honda Supra X 125 R Helm In Fuel Injection 6. Honda New Blade 7. Honda Revo AT Tipe Sport 1. Honda New Mega Pro 2. Honda Tiger 3. Honda City Sport 1 Tipe Matic 1. Honda Beat 2. Honda Scopy 3. Honda Spacy Helm In 4. Honda Spacy Helm In Fuel Injection 5. Honda Vario Series

8 Hasil Observasi Lapangan (Genba) Dalam tahap observasi penulis melakukan penelitian di PT XYZ. Observasi dilakukan pada proses produksi sepeda motor yaitu proses assembly unit dan proses terkait baik sebelum dan sesudah proses assembly unit. Dari observasi tersebut telah banyak ditemukan beberapa masalah yang belum terselesaikan dengan baik sehingga sering kali mempengaruhi pencapaian target performa dari produksi. Adapun hasil dari observasi yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut : 1. Masalah 10 besar data reject tipe KYL yang terjadi di proses assembly unit. 2. Voice of customer dalam hal ini adalah final inspection. 3. Keterkaitan antar proses satu dengan proses yang lain pada proses assembly unit.

9 52 Masalah 10 besar data reject tipe KYL yang terjadi di proses assembly unit Data reject tipe KYL yang didapat berdasarkan observasi lapangan adalah sebagai berikut : Tabel 4.1 Data 10 besar reject proses assembly unit NO JENIS REJECT JUMLAH 1 BRAKE PEDAL NGAYUN MAIN PIPE SIDE COVER R CACAT VISUAL MAIN PIPE SIDE COVER L CACAT VISUAL STEERING HANDLE SERET 99 5 HANDLE COVER FRONT CACAT VISUAL FRONT TOP COVER CACAT VISUAL 78 7 COVER BODY R CACAT VISUAL 71 8 REAR WHEEL OLENG HORIZONTAL AUTOMATIC STARTER NOISE VISOR CACAT VISUAL 56 TOTAL 2124 Sumber : data reject assembly unit 2011

10 53 JUMLAH BRAKE PEDAL NGAYUN MAIN PIPE SIDE COVER R CACAT VISUAL MAIN PIPE SIDE COVER L CACAT VISUAL REAR WHEEL OLENG HORIZONTAL HANDLE COVER FRONT CACAT VISUAL STEERING HANDLE SERET FRONT TOP COVER CACAT VISUAL COVER BODY R CACAT VISUAL JENIS REJECT AUTOMATIC STARTER NOISE VISOR CACAT VISUAL Gambar 4.1 Pareto data reject assembly unit Sumber : data reject assembly unit 2011 Berdasarkan data temuan masalah terbesar yang sedang terjadi pada proses assembly unit untuk tipe KYL adalah brake pedal ngayun. Yang dimaksud dengan brake pedal ngayun adalah ketika rem belakang difungsikan dengan cara menginjak pedal setengah pengereman maka akan dirasakan pedal naik turun. Hal ini yang tidak diharapkan oleh pengendara sepeda motor dan tidak di ijinkan berdasarkan motorcycle specification standard.

11 54 Voice of customer Keluhan yang didapatkan pada saat melakukan langkah observasi lapangan ditemukan pada saat pengecekan 100% sepeda motor oleh final inspection. Final inspection menurut diagram SIPOC merupakan customer dari proses assembly unit. Final inspection disini bertugas melakukan inspection unit motor setelah proses assembly unit sepeda motor selesai. Data 10 besar temuan reject juga berdasarkan temuan hasil dari final inspection. Keterkaitan antar proses satu dengan proses yang lain pada proses assembly unit sepeda motor Proses assembly unit sepeda motor adalah merakit beberapa komponen dari sepeda motor sehingga menjadi sebuah sepeda motor. Komponen utama dari sepeda motor ini terbagi menjadi tiga besar yaitu : frame, engine, dan system kelistrikan. 1. Komponen frame terdiri dari : Rangka sepeda motor Roda Sistem pengereman Cover sepeda motor

12 55 2. Komponen engine terdiri dari : Engine sebelah kanan Terdiri dari beberapa komponen sistem kelistrikan seperti ac generator untuk pengapian, penerangan, dll. Engine sebelah kiri Terdiri dari beberapa komponen sistem perpindahan daya yaitu clutch. Engine sebelah atas Terdiri dari beberapa komponen dari motor bakar seperti piston, cylinder, cylinder head dll. Engine sebelah tengah Terdiri dari sistem perpindahan daya seperti sistem transmisi. 3. Komponen kelistrikan terdiri dari : Sistem kelistrikan pada sepeda motor terbagi menjadi tiga sistem yaitu sistem pengapian, sistem penerangan, dan sistem pengisian. Proses dalam assembly unit sepeda motor dimulai dari merakit komponen sistem kelistrikan pada frame sepeda motor. Langkah selanjutnya adalah memasang engine dan cover sepeda motor. Berdasarkan hasil observasi lapangan ditemukan masalah brake pedal ngayun pada tipe KYL yang mempunyai tingkatan terbesar. Brake pedal ngayun umumnya terjadi pada sepeda motor type spoke pada rem belakang

13 56 sepeda motor. Adapun part part yang terkait dengan sistem pengereman roda belakang adalah sebagai berikut : 1. Roda belakang yang meliputi : Rim Berfungsi sebagai landasan pada tire. Hub Berfunsgi sebagai tempat kampas rem. Spoke Berfungsi sebagai penghubung antara rim dengan hub. 2. Sistem pengereman yang meliputi : Pedal rem Berfungsi sebagai tuas rem untuk pengendara sepeda motor. Kampas rem Berfungsi sebagai penahan gesekan pada saat rem difungsikan. Arm rem Berfungsi sebagai penghubung antar pedal dengan kampas rem. Keterkaitan proses dari semua part tersebut telah dibagi menjadi beberapa bagian untuk menyuplai proses assembly unit agar menjadi sebuah unit sepeda motor.

14 57 Data yang diperlukan untuk mendukung pembuatan skripsi ini meliputi : 1. Data rekap hasil produksi dan jumlah reject dari proses assembly unit. 2. Data flow process dari hasil temuan observasi dan proses terkait yang menjadi sumber masalah 3. Diagram SIPOC untuk proses assembly unit sepeda motor dan proses terkait yang menyebabkan masalah tersebut. 4.3 Pengumpulan dan Pengolahan Data Define (Definisi Masalah) Penentuan point CTQ ( Critical To Quality ) adalah langkah awal dalam pendefinisian masalah. Yang menjadi latar belakang dari penelitian ini adalah terjadinya jumlah reject dan repair pada kasus brake pedal ngayun yang selalu menempati peringkat 10 besar temuan masalah assembly unit dari final inspection. Hal ini sangat mengganggu performa produksi dan image customer terhadap kualitas produk yang dihasilkan.

15 58 Gambar 4.2 Ilustrasi posisi brake pedal ngayun Gambar diatas adalah memperlihatkan ilustrasi posisi pemasangan wheel assembly yang diindikasikan sebagai penyebab terjadinya masalah brake pedal ngayun pada sepeda motor SIPOC Diagram Untuk mendefinisikan proses dari assembly unit serta bagian bagian terkait dengan brake pedal ngayun dari suplay material, assembly wheel, aseembly unit, sampai final inspection maka dibuatkan supplier, input, process, output,dan costumer (SIPOC) diagram. Adapun diagram SIPOC adalah sebagai berikut :

16 59 Gambar 4.3 SIPOC diagram assembly unit Sumber : Assembly unit manufacturing process Jika dilihat dari SIPOC diagram assembly unit sumber penyebab masalah mengenai brake pedal ngayun berada pada prose assembly wheel (perakitan roda). Hal ini dikarenakan karena komponen roda belakang telah dirakit di assembly wheel (perakitan roda)..

17 60 berikut : Adapun Diagram SIPOC dari assembly wheel adalah sebagai Gambar 4.4 SIPOC diagram assembly wheel Sumber : Assembly wheel manufacturing process Pada SIPOC diagram aseembly wheel beberapa part komponen roda telah dikirim dari beberapa subcont. Kemudian pada proses assembly wheel bertugas merakit komponen komponen roda tersebut sampai menjadi sebuah wheel assembly. Langkah selanjutnya adalah mengirim hasil produksi assembly wheel kepada assembly unit yang menjadi customer untuk dirakit menjadi sebuah sepeda motor.

18 61 Gambar 4.5 Flow process assembly wheel Sumber : Assembly wheel manufacturing process

19 Data Repair Assembly Unit Berdasarkan hasil rekapan data repair dari proses assembly unit dari bulan Januari 2011 sampai dengan Juni 2011, jumlah unit repair yang diakibatkan brake pedal ngayun paling tinggi dibandingkan dengan jenis repair unit lainnya. Data repair unit dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.2 Data repair unit sepeda motor NO JENIS REJECT JUMLAH 1 BRAKE PEDAL NGAYUN MAIN PIPE SIDE COVER R CACAT VISUAL MAIN PIPE SIDE COVER L CACAT VISUAL STEERING HANDLE SERET 99 5 HANDLE COVER FRONT CACAT VISUAL FRONT TOP COVER CACAT VISUAL 78 7 COVER BODY R CACAT VISUAL 71 8 REAR WHEEL OLENG HORIZONTAL AUTOMATIC STARTER NOISE VISOR CACAT VISUAL 56 TOTAL 2124 Sumber : Data repair assembly unit

20 63 Tingginya jumlah repair ini berdampak pada terganggunya kelancaran proses produksi yang pada akhirnya menyebabkan target produksi harian yang tidak tercapai. Selain itu juga dengan tingginya repair unit yang terjadi maka membutuhkan tambahan man power untuk melakukan repair brake pedal ngayun yang pastinya akan berdampak pada cost produksi. Berikut adalah rekapan data repair yang disebabkan brake pedal ngayun dari Januari 2011 sampai dengan Juni Tabel 4.3 Data repair brake pedal ngayun BULAN JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI TOTAL Brake Pedal Ngayun Produksi Unit % Claim Sumber : Data repair dan jumlah produksi assembly unit

21 \ JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI TOTAL Gambar 4.6 Repair unit akibat brake pedal ngayun Sumber : Data repair dan jumlah produksi assembly unit Tree Diagram (Fault Tree Analysis) Brake pedal Ngayun Beberapa kemungkinan yang menjadi penyebab terjadinya gangguan pada brake pedal ngayun dapat dilihat pada tree diagram dibawah ini.

22 65 Gambar 4.7 Tree diagram brake pedal ngayun Dari gambar tree diagram diatas dapat dilihat ada beberapa kemungkinan penyebab terjadinya brake pedal ngayun diantaranya proses assembling yang tidak sempurna dimana bisa menyebabkan terjadinya reject dan disfungsi pada part, selain itu juga terjadinya kelainan pada part-part lain yang berhubungan dengan brake pedal ngayun yaitu run out hub, run out rim, dan pengencangan dari spoke. Kemungkinan-kemungkinan ini merupakan analisa awal dari penyebab terjadinya brake pedal ngayun. Analisa awal ini akan dijadikan patokan fokus untuk pengembangan analisa selanjutnya.

23 Indikasi Penyebab Terjadinya Brake Pedal Ngayun Berdasarkan data yang ada, secara teknis beberapa kemungkinan yang menyebabkan terjadinya brake pedal ngayun adalah part part yang berhubungan dengan sistem pengereman yang ada di roda, adapun part-part tersebut adalah seperti pada tabel : No Part Indikasi Masalah 1 Hub ~ Run out keluar dari batas spesifikasi 2 Rim ~ Run out keluar dari batas spesifikasi 3 Spoke ~ Pengencangan spoke keluar dari batas spesifikasi Measure Pada tahapan yang kedua ini yaitu tahap pengukuran ( measure ) kegiatan utama yang dilakukan adalah menghitung kondisi kemampuan proses ( capability process ) dimana output yang dihasilkan adalah nilai, Cp, Cpk, PPM dan sigma level. Namun sebelum melakukan perhitungan terlebih dahulu dilakukan pemetaan proses guna menentukan critical point dari proses yang akan dihitung kemampuan prosesnya. Adapun kemampuan proses yang akan dihitung adalah : 1. Run out dari hub 2. Run Out rim 3. Pengencangan spoke

24 Run Out Hub Pada pengukuran run out dari hub ini aktivitas yang dilakukan adalah menghitung kondisi kemampuan proses ( capability proses ) yang mempengaruhi terhadap dimensi dari hub. Adapun langkah langkah yang akan dilakukan adalah sebagai berikut. 1. Penentuan critical point yang berhubungan dengan dimensi hub. 2. Perhitungan kemampuan proses. Penentuan critical point yang berhubungan dengan dimensi hub Critical point yang sangat berhubungan dengan sistem pengereman adalah diameter dalam dari hub. Dimana pada proses penjagaan kualitas pada part tersebut di ukur run out nya. Gambar 4.8 Critical point pada hub Sumber : Critical point aseembly wheel

25 68 Perhitungan kemampuan proses Pengukuran kemampuan proses yang dilakukan adalah pada dimensi diameter dalam dari hub. Besarnya run out pada hub yang diijinkan sesuai dengan spesifikasi adalah maksimal 0.1 mm ( 0 ~ 0.1 mm) dan pengukuranya menggunakan alat dial gauge. Keterangan hasil berdasarkan nilai Cp dan Cpk adalah berikut: Proses tidak baik : Cp atau Cpk < 0,67 Proses cukup : 0,67 < Cp atau Cpk < 1 Proses baik : 1 < Cp atau Cpk < 1,33 Proses sangat baik : Cp atau Cpk > 1,33 Gambar 4.9 Ilustrasi pengukuran run out pada hub Sumber : Critical point aseembly wheel

26 69 Perhitungan Cp dan Cpk hasil proses pengukuran run out pada hub dengan menggunakan rumus matematik.

27 70 Perhitungan Cp run out hub pada proses assembly wheel : Diketahui : n = 30 ΣX =1.55 mm = mm Standard spesifikasi = 0 ~ 0.1 mm USL = 0.1 mm LSL = 0 mm USL LSL Cp = >>> 6σ Cp = Cp = 6( (0.016) Cp =1.07 σ = Σ( Xi X )2 n 1 Sedangkan untuk perhitungan Cpk adalah sebagai berikut : USL Mean( X ) Cpk = 3σ atau Mean( X ) LSL Cpk = 3σ

28 Cpk = 3(0.016) Cpk = Cpk = 1 (kanan) atau Cpk = 3(0.016) Cpk = Cpk = 1.08 (kiri) Jika dilihat dalam grafik dibawah maka bisa disimpulkan proses hasil pengukuran run out pada hub cenderung baik dimana kanan dan kiri nilainya hampir seimbang, dalam hal ini nilai proses center terhadap nilai spesifikasi pada part yang diijinkan.

29 72 Proses perhitungan Cp dan Cpk menggunakan software minitab 14 dan hasilnya terlihat seperti dibawah ini. Berdasarkan grafik diatas didapat nilai : Cp : 1.32 Cpk : 1.28 PPM total : Hasil : Proses baik

30 Run Out Rim Dalam mengukur kemampuan proses dari rim adalah dengan cara mengukur besarnya run out pada rim. Besarnya run out pada rim yang diijinkan sesuai dengan spesifikasi adalah maksimal 1,0 mm ( 0 ~ 1,0 mm). Proses pengukuran yang berkaitan dengan brake pedal ngayun adalah secara vertikal terhadap rim.dilakukan dengan menggunakan alat dial gauge. Gambar 4.10 critical point pada rim Sumber : Critical point aseembly wheel Keterangan hasil berdasarkan nilai Cp dan Cpk adalah sebagai berikut: Proses tidak baik : Cp atau Cpk < 0,67 Proses cukup : 0,67 < Cp atau Cpk < 1 Proses baik : 1 < Cp atau Cpk < 1,33

31 74 Proses sangat baik : Cp atau Cpk > 1,33 Perhitungan Cp dan Cpk hasil proses pengukuran run out pada rim dengan menggunakan rumus matematik.

32 75 Perhitungan Cp run out rim pada proses assembly wheel : Diketahui : n = 30 ΣX =19.5 = 0.65 Standard spesifikasi = 0 ~ 1.0 mm USL = 1.0 mm LSL = 0 mm USL LSL Cp = >>> 6σ Cp = Cp = 6( ) (0.16) Cp =1.04 σ = Σ( Xi X )2 n 1 Sedangkan untuk perhitungan Cpk adalah sebagai berikut : USL Mean( X ) Cpk = 3σ atau Mean( X ) LSL Cpk = 3σ

33 Cpk = 3(0.16) Cpk = Cpk = 0.73 (kanan) atau Cpk = 3(0.16) Cpk = Cpk = 1.35 (kiri) Jika dilihat dalam grafik dibawah maka bisa disimpulkan proses pengukuran run out pada rim cenderung ke arah kanan, dimana Cpk nya adalah Proses perhitungan Cp dan Cpk menggunakan software minitab 14 dan hasilnya terlihat seperti dibawah ini.

34 77 Berdasarkan grafik diatas didapat nilai : Cp : 1,15 Cpk : 0.81 PPM total : 16933,10 Hasil : Proses baik.

35 Pengencangan Spoke Prose assembly spoke pada rim dan hub merupakan critical point yang akan diukur kemampuan prosesnya. Kemampuan proses yang akan diukur disini adalah besarnya torsi pada masing masing spoke dengan cara pengambilan datanya dilkukan secara sampling atau acak. Keterangan hasil berdasarkan nilai Cp dan Cpk adalah sebagai berikut: Proses tidak baik : Cp atau Cpk < 0,67 Proses cukup : 0,67 < Cp atau Cpk < 1 Proses baik : 1 < Cp atau Cpk < 1,33 Proses sangat baik : Cp atau Cpk > 1,33 Perhitungan Cp dan Cpk hasil proses pengencangan spoke dengan menggunakan rumus matematik.

36 79 Data hasil sampling dari besarnya torsi spoke pada proses pengencangan spoke :

37 80 Perhitungan Cp pengencangan spoke pada proses assembly unit : Diketahui : n = 5 ΣX = = 25.2 ΣR = 578 = Standard spesifikasi = 25 ~ 50 kgf.cm USL = 50 kgf.cm LSL = 25 kgf.cm USL LSL Cp = >>> 6σ σ = R D2 pada table besarnya D2 dengan jumlah sample 5 = Cp = Cp = Cp = 0.60 Sedangkan untuk perhitungan Cpk adalah sebagai berikut : USL Mean( X ) Cpk = 3σ atau Mean( X ) LSL Cpk = 3σ

38 Cpk = 3(6.90) Cpk = Cp = 0.59 (kanan) atau Cpk = 3(6.90) Cpk = Cpk = 0.01 (kiri) Jika melihat grafik dibawah ini maka bisa disimpulkan proses pengencangan spoke cenderung ke kiri, dimana lebih dominan pada torsi under. Proses perhitungan Cp dan Cpk menggunakan software minitab 14 dan hasilnya terlihat seperti dibawah ini.

39 82 Berdasarkan grafik diatas didapat nilai : Cp : 0,63 Cpk : 0,01 PPM total : ,69 Hasil : Proses tidak baik

40 Pengukuran Defect Per Million Opportunities (DPMO) Perhitungan DPMO ini akan menunjukkan level sigma suatu perusahaan, dimana level sigma dari reject brake pedal ngayun pada proses assembly unit akan terukur di PT. XYZ. Adapun tahap-tahap perhitungannya adalah sebagai berikut : Unit (U) Jumlah produk unit motor tipe KYL yang diproduksi dari Januari ~ juni 2011 adalah sebanyak unit. Opportunities (OP) Karakteristik yang kritis (Critical to Quality) yang ditentukan dalam masalah ini adalah berjumlah 1 karakteristik, yakni tidak boleh terjadi reject brake pedal ngayun pada proses assembly unit tipe KYL.. Defect (D) Temuan masalah brake pedal ngayun untuk tipe KYL pada proses assembly unit dari Januari ~ juni 2011 yaitu sebanyak 462 reject. Defect Per Unit (DPU) D DPU = U DPU = =

41 84 Total Opportunities (TOP) TOP = U x OP TOP = x 1 = Defect Per Opportunities (DPO) DPO = D TOP DPU = = Defect per Million Opportunities (DPMO) DPMO = DPO x DPMO = x = Dari tabel konversi six sigma, yang tercantum dalam lampiran, nilai DPMO sebesar 1795 berada di antara 968 DPMO (4.6 sigma) dan 1870 DPMO (4.4 sigma). Dengan menggunakan interpolasi linier, maka didapatkan : ( ) y =.( ) ( ) y = ( 75) y = ( ) x( 75) = =

42 85 Dari perhitungan menggunakan interpolasi menunjukkan bahwa level sigma berada pada tingkat 4.42 dengan DPMO sebesar Apabila dilihat dari pencapaian level sigma tersebut, maka dapat dikatakan bahwa tingkat pencapaian kualitas produk tipe KYL yang berkaitan dengan ditemukannya reject brake pedal ngayun masih perlu ditingkatkan. Karena untuk perusahaan yang lebih kompetitif dan untuk menjadikan proses assembly unit tersebut lebih berkualitas maka angka level sigma di atas masih harus ditingkatkan hingga mendekati level kesempurnaan 6 sigma (6σ). 4.4 Analisis Hasil Pengolahan Data Analysis Pada tahap analisa ini aktivitas utama yang dilakukan adalah menentukan faktor-faktor penyebab terjadinya brake pedal ngayun pada sepeda motor berdasarkan data-data yang didapat dari tahap sebelumnya yaitu tahapan measurement. Berikut ini adalah analisa teknis berdasarkan hasil pengukuran dan pengecekan komponen part yang menyebabkan brake pedal ngayun.

43 86 Tabel 4.4 Analisa teknis penyebab brake pedal ngayun Untuk menyelesaikan permasalahan brake pedal ngayun pada sepeda motor berdasarkan pada tabel analisa teknis diatas, maka pada tahap analyze ini tools utama yang akan digunakan adalah Fault Tree Analysis (FTA) Analisa Proses pengencangan Spoke Berdasarkan hasil pengukuran pada tahapan measurement faktor yang bermasalah pada pengencangan spoke adalah besarnya torsi pengencangan spoke yang berada pada posisi rata kiri ( under torque ). Pengencangan pada spoke dilakukan dengan menggunakan impact angin.

44 87 Dimana pada proses tersebut rim dan hub dirakit dengan menggunakan alat centering. Proses pengencanagan spoke sangat dipengaruhi oleh konsistensi dari masing masing operator dan tools itu sendiri Fault Tree Analysis Proses pengencangan Spoke Gambar 4.11 Fault Tree Analysis pengencangan spoke

45 88 Berdasarkan analisa diatas pengencangan spoke diluar batas standard dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : 1. Operator yang over loading terhadap pekerjaanya 2. Kurangnya minat operator untuk mengetahui standard torsi. 3. Setting tools yang bervariasi yaitu terlalu besar atau terlalu kecil Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) Proses pengencangan Spoke Failure Mode and Effect Analysis ( FMEA ) digunakan untuk melihat proses bagian mana yang paling dominan mengasilkan kegagalankegagalan proses pengencangan spoke. Berdasarkan data dan analisa yang telah dilakukan, perhitungan FMEA dari proses pengencangan spoke. adalah sebagai berikut : RPN = SEV x OCC x DET RPN (risk priority number ) : kalkulasi angka resiko untuk suatu failure mode, nomor ini digunkan untuk menempatkan prioritas pada hal yang memerluka rencana kualitas tambahan. SEV (severity) kegawatan : seberapa penting pengaruh dari akibat ( effect ) terhadap pelanggan ( internal ataupun eksternal ).

46 89 OCC (occurrence) kejadian : bagaimana kemungkinan sebab (cause) dari failure mode akan terjadi. DET (detection)/ deteksi : bagaimana sistem yang ada mendeteksi sebab ( cause ) atau failure mode apabila kejadian berlangsung. Tabel 4.5 Cause Failure Mode Effect untuk pengencangan spoke Efek Kegagalan Potensial Modus Kegagalan Potensial Penyebab Potensial Tools (impact)terjadi variasi tekanan Operator Tekanan Over Tekanan Under Konsistensi kerja dari Operator Pengetahuan Operator ~ Setting Impact terlalu besar ~ Setting regulator terlalu besar ~ Setting Impact terlalu kecil ~ Setting regulator terlalu besar ~ Kelelahan ~ Kurangnya minat terhadap standard torsi Hasil pembuatan CFME yang berupa urutan akar penyebab masalah-modus kegagalan-efek dirangkum dalam tabel FMEA sebagai berikut:

47 90 Tabel 4.6 Failure Mode and Effect Analysis untuk pengencangan spoke Dari pembuatan FMEA untuk pengencangan spoke diluar standard, angka Risk Priority Number (RPN) tertinggi sebesar 252 dan tertinggi kedua sebesar 216, angka ini berada pada setting impact, setting regulator angin dan operator yang mengalami kelelahan. Hal-hal yang harus dilakukan terhadap penanganan masalah tersebut adalah, dilakukan control tools dan equipment sebelum bekerja dan pengaturan jadwal over time pada masing masing operator disarankan tidak melakukan over time setiap hari dan setiap minggu.

48 Improve Fokus utama dalam tahap improve ( perbaikan ) adalah membuat ide-ide perbaikan terhadap faktor-faktor penyebab masalah yang dijelaskan pada tahap analisa. Berdasarkan hasil analisa dengan metode fault tree analysis pada proses pengencangan spoke yang dianggap paling berpeluang menyebabkan brake pedal ngayun adalah sebagai berikut : 1. Setting tools yang bervariasi yaitu terlalu besar atau terlalu kecil 2. Operator yang over loading terhadap pekerjaanya dan kurangnya minat untuk mengetahui standard torsi. Adapun langkah langkah perbaikan yang direncanakan untuk mengatasi masalah tersebut adalah sebagai berikut : Setting tools yang bervariasi yaitu terlalu besar atau terlalu kecil 1. Pembuatan checkseet untuk pengecekan kondisi tools dan equipment yang nantinya akan dilakukan setiap sebelum melakukan aktivitas kerja.

49 92 Gambar 4.12 Contoh checksheet control tools dan equipment 2. Penggantian tools dan equipment yang terjadwal. 3. Preventif maintenance terhadap tools dan equipment di assembly wheel yang berkaitan dengan pengencangan spoke. 4. Dibuatkan indicator lamp pada regulator jika setting / kran angin yang dibuka operator tidak sesuai dengan standard yang diijinkan.

50 93 Gambar 4.13 Contoh Standard operational procedure pengencangan spoke Operator yang kelelahan, over loading terhadap pekerjaanya dan kurangnya minat untuk mengetahui standard torsi. 1. Dilakukan balancing man power terhadap pekerjaanya. Dalam proses balancing man power sudah diberlakukan rotasi man power secara berkala dan periodiknya akan dikurangi dari sekali dalam sebulan menjadi 2 minggu sekali dilakukan rotasi

51 94 man power baik dari stasion kerja maupun waktu kerjanya dan diharapkan dapat mengurangi kebosanan dari masing masing operator. Selain itu dilakukan pengaturan jadwal over time pada setiap operator agar tidak terjadi over time yang berlebihan dan berakibat pada stamina dan konsistensi pekerjaannya. 2. Refreshmen training terhadap operator agar bekerja hanya berdasarkan standard operational procedure yang sudah ada. Pada refreshmen training akan dilakukan secara berkala dan dijadwalkan secara khusus untuk meningkatkan kompetensi dari masing masing operator. Selain itu dibuatkan standard operational procedure (SOP) untuk pengencangan spoke Control Aktivitas utama dalam tahap control (kontrol) adalah menjaga dan mempertahankan kondisi dari hasil perbaikan. kontrol proses yang dilakukan menggunakan tools dari SPC (Statistical Process Control), dengan menggunakan X-R Control Chart. Point yang akan dikontrol meliputi besarnya variasi torsi terhadap hasil kerja proses assembly wheel.

ANALISIS REJECT PART TYPE KYL PADA PROSES ASSEMBLY UNIT SEPEDA MOTOR DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS DAN SIX SIGMA (Study Kasus Pada PT.

ANALISIS REJECT PART TYPE KYL PADA PROSES ASSEMBLY UNIT SEPEDA MOTOR DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS DAN SIX SIGMA (Study Kasus Pada PT. ANALISIS REJECT PART TYPE KYL PADA PROSES ASSEMBLY UNIT SEPEDA MOTOR DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS DAN SIX SIGMA (Study Kasus Pada PT.XYZ) Priyanto Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan dalam dunia bisnis terjadi dengan cepatnya. Persaingan antar

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan dalam dunia bisnis terjadi dengan cepatnya. Persaingan antar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan dalam dunia bisnis terjadi dengan cepatnya. Persaingan antar perusahaan meningkat pesat, era globalisasi semakin menambah ketatnya persaingan. Meningkatnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan pasar bebas yang semakin ketat, setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan pasar bebas yang semakin ketat, setiap 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menghadapi persaingan pasar bebas yang semakin ketat, setiap perusahaan menerapkan berbagai macam cara agar produk-produk mereka dapat terus bertahan. Untuk

Lebih terperinci

Struktur Perusahaan PT. Astra Honda Motor

Struktur Perusahaan PT. Astra Honda Motor BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Astra Honda Motor merupakan pelopor industri sepeda motor di Indonesia. Didirikan pada 11 Juni 1971 dengan nama awal PT. Federal Motor yang sahamnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan berkembang semakin ketat. Masing masing

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan berkembang semakin ketat. Masing masing BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan antar perusahaan berkembang semakin ketat. Masing masing perusahaan berupaya untuk menguasai pangsa pasar sebesar-besarnya guna memperoleh keuntungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. khususnya sepeda motor mengalami peningkatan penjualan yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. khususnya sepeda motor mengalami peningkatan penjualan yang sangat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada akhir dekade ini, dunia industri otomotif di Indonesia khususnya sepeda motor mengalami peningkatan penjualan yang sangat signifikan. Hal ini dapat dibuktikan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Data Umum Perusahaan 4.1.1. Sejarah Perusahaan PT. Astra Honda Motor merupakan pelopor industri sepeda motor di Indonesia. Didirikan pada tanggal 11 Juni 1971

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 37 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan dalam pembuatan skripsi ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer bertujuan untuk membuktikan adanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENULISAN

BAB III METODE PENULISAN 34 BAB III METODE PENULISAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penulis melakukan pengamatan dengan melakukan praktik kerja lapangan (PKL) selama 2 bulan di PT Tunas Dwipa Matra Bandar Lampung yang beralamat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Dalam 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Data Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis kualitatif, karena analisis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kualitatif. Analisis

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kualitatif. Analisis 26 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kualitatif. Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan cara menjelaskan fakta yang ada dilapangan

Lebih terperinci

BAB IV PROFIL PERUSAHAAN. pekanbaru maka PT. Global Jaya membuka cabang di kota Pekanbaru

BAB IV PROFIL PERUSAHAAN. pekanbaru maka PT. Global Jaya membuka cabang di kota Pekanbaru 36 BAB IV PROFIL PERUSAHAAN 4.1 Sejarah Perusahaan PT. Global Jaya Perkasa Didirikan pada tahun2004 dan merupakan cabang dari PT. Global Jaya Medan seiring berkembangnya pasar sepeda motor di kota pekanbaru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkat tajam. Sebagai salah satu perusahaan otomotif terbesar yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. meningkat tajam. Sebagai salah satu perusahaan otomotif terbesar yang bergerak di bidang 1 BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Meningkatnya kebutuhan masyarakat akan kendaraan bermotor terutama sepeda motor sebagai alat transportasi membuat persaingan industri manufaktur perusahaan otomotif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Belum pulihnya kondisi perekonomian yang melanda bangsa Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Belum pulihnya kondisi perekonomian yang melanda bangsa Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Belum pulihnya kondisi perekonomian yang melanda bangsa Indonesia mengakibatkan harga kebutuhan bahan baku produksi langsung maupun tidak langsung belum stabil bahkan

Lebih terperinci

PENULISAN ILMIAH MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK STEP FLOOR BEAT K25 DI PT. ASTRA HONDA MOTOR

PENULISAN ILMIAH MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK STEP FLOOR BEAT K25 DI PT. ASTRA HONDA MOTOR PENULISAN ILMIAH MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK STEP FLOOR BEAT K25 DI PT. ASTRA HONDA MOTOR Nama : Ichsan Saputro NPM : 33411449 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Ainul Haq Parinduri, ST.,MMSI

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Astra Honda Motor merupakan pelopor industri sepeda motor di Indonesia. Didirikan pada 11 Juni 1971 dengan nama awal PT. Federal Motor yang sahamnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan di dunia industri pada saat ini tidak dapat dihindari, dan setiap pesaing

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan di dunia industri pada saat ini tidak dapat dihindari, dan setiap pesaing BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan di dunia industri pada saat ini tidak dapat dihindari, dan setiap pesaing berusaha untuk mencari suatu metode yang lebih baik untuk memanfaatkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. CKD (complete knock down). Tipe sepeda motor yang pertama kali diproduksi Honda

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. CKD (complete knock down). Tipe sepeda motor yang pertama kali diproduksi Honda 35 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian PT Astra Honda Motor (AHM) merupakan pelopor industri sepeda motor di indonesia. Didirikan pada 11 juni 1971 dengan nama awal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam produksi dan manufaktur sepeda motor setiap proses saling berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam produksi dan manufaktur sepeda motor setiap proses saling berkaitan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam produksi dan manufaktur sepeda motor setiap proses saling berkaitan antara satu proses dengan proses yang lain. Mulai dari raw material sampai dengan menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pertumbuhan industri otomotif di Indonesia, salah satunya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pertumbuhan industri otomotif di Indonesia, salah satunya adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mulai membaik, berdampak pula dalam pertumbuhan industri otomotif di Indonesia, salah satunya adalah industri sepeda motor.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Gambaran Umum Objek dan Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Gambaran Umum Objek dan Subjek Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek dan Subjek Penelitian 3.1.1 Sejarah PT Astra Honda Motor PT Astra Honda Motor (AHM) merupakan pelopor industri sepeda motor di Indonesia. PT AHM didirikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kunci yang membawa keberhasilan bisnis, pertumbuhan dan peningkatan posisi

BAB I PENDAHULUAN. kunci yang membawa keberhasilan bisnis, pertumbuhan dan peningkatan posisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia industri baik industri produk maupun jasa, kualitas adalah faktor kunci yang membawa keberhasilan bisnis, pertumbuhan dan peningkatan posisi bersaing

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 1. Sejarah singkat PT. AHASS Indonesia. komponennya diimpor dari Jepang dalam bentuk CKD (completely knock

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 1. Sejarah singkat PT. AHASS Indonesia. komponennya diimpor dari Jepang dalam bentuk CKD (completely knock BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Perusahaan 1. Sejarah singkat PT. AHASS Indonesia PT Astra Honda Motor (AHM) merupakan pelopor industri sepeda motor di Indonesia. Didirikan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi industri manufaktur dalam beberapa dekade terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi industri manufaktur dalam beberapa dekade terakhir ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi industri manufaktur dalam beberapa dekade terakhir ini turut menyumbangan kemudahan dalam menciptakan inovasi-inovasi produk baru yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Gambar Umum Objek Observasi PT. Astra Honda Motor (AHM) merupakan pelopor industri sepeda motor di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Gambar Umum Objek Observasi PT. Astra Honda Motor (AHM) merupakan pelopor industri sepeda motor di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum 1.1.1 Gambar Umum Objek Observasi PT. Astra Honda Motor (AHM) merupakan pelopor industri sepeda motor di Indonesia. Didirikan pada 11 Juni 1971 dengan nama awal PT.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia, menyebabkan biaya pokok produksi menjadi naik. Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia, menyebabkan biaya pokok produksi menjadi naik. Untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kenaikan harga material langsung ataupun tak langsung, akibat kondisi makro ekonomi Indonesia, menyebabkan biaya pokok produksi menjadi naik. Untuk mengantisipasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin menambah ketatnya persaingan antar perusahaan atau industri untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin menambah ketatnya persaingan antar perusahaan atau industri untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan dalam dunia bisnis terjadi dengan begitu cepatnya. Era globalisasi semakin menambah ketatnya persaingan antar perusahaan atau industri untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK OBSERVASI Profil Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK OBSERVASI Profil Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK OBSERVASI 1.1.1 Profil Perusahaan PT Astra Honda Motor (AHM) merupakan pelopor industri sepeda motor di Indonesia. Didirikan pada 11 Juni 1971 dengan nama awal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap industri manufaktur membutuhkan gerak yang optimal pada keseluruhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap industri manufaktur membutuhkan gerak yang optimal pada keseluruhan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap industri manufaktur membutuhkan gerak yang optimal pada keseluruhan sistemnya agar dapat meningkatkan kualitas produk dan pelayanannya untuk mempertahankan

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Astra Honda Motor sebagai satu-satunya perusahaan manufacturing

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Astra Honda Motor sebagai satu-satunya perusahaan manufacturing BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. Astra Honda Motor sebagai satu-satunya perusahaan manufacturing dan Distributor resmi sepeda motor merk Honda sejak didirikan pada tahun 1971, sampai saat ini

Lebih terperinci

MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PART PLASTIK GS0 BK DI PT ASTRA HONDA MOTOR

MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PART PLASTIK GS0 BK DI PT ASTRA HONDA MOTOR MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PART PLASTIK GS0 BK DI PT ASTRA HONDA MOTOR Nama : Eko Prastia NPM : 32412436 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Ainul Haq Parinduri ST., MMSI Latar Belakang Aktifitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Gambar 3.1 Diagram alir 37 3.2 Langkah Langkah Penelitian Dalam metode penelitian ini merupakan tahapan tahapan yang dibuat untuk memudahkan dan mengarahkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 61 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi penelitian menggambarkan proses atau tahap tahap penelitian yang harus ditetapkan dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang sedang dibahas sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa fungsi sepeda motor sangat bermanfaat bagi setiap orang,

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa fungsi sepeda motor sangat bermanfaat bagi setiap orang, BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Sepeda motor saat ini sudah menjadi barang yang penting bagi setiap orang, berarti sepeda motor merupakan sebuah kebutuhan yang tergolong primer. Hal ini menunjukkan

Lebih terperinci

BAB II SEJARAH dan STRUKTUR PT. ASTRA HONDA MOTOR DIVISI TECHINCAL SUPPORT

BAB II SEJARAH dan STRUKTUR PT. ASTRA HONDA MOTOR DIVISI TECHINCAL SUPPORT BAB II SEJARAH dan STRUKTUR PT. ASTRA HONDA MOTOR DIVISI TECHINCAL SUPPORT 2.1 Sejarah Singkat PT. Astra Honda Motor PT Astra Honda Motor (AHM) merupakan pelopor industri sepeda motor di Indonesia. Didirikan

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi percetakan koran Lampung Post pada PT. Masa Kini Mandiri yaitu dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 44 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tinjauan Umum Perusahaan PT. XYZ adalah salah satu perusahaan yang begerak di bidang manufaktur pembuatan sepeda motor di Indonesia dengan kepemilikan saham

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada segmen roda dua (sepeda motor), karena masyarakat Indonesia masih

BAB I PENDAHULUAN. pada segmen roda dua (sepeda motor), karena masyarakat Indonesia masih 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan bisnis di dunia otomotif dewasa ini semakin ketat, khususnya pada segmen roda dua (sepeda motor), karena masyarakat Indonesia masih meyakini bahwa sepeda

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahapan yang dilalui, mulai dari identifikasi masalah sampai pada tahap penyelesaian masalah dalam penyelesaian tugas akhir. Metodologi bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi adalah suatu proses berpikir yang dilakukan dalam penulisan suatu laporan, mulai dari menentukan judul dan permasalahan, melakukan pengumpulan data yang akan digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. roda dua dan merupakan pabrikasi alat transportasi roda dua di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. roda dua dan merupakan pabrikasi alat transportasi roda dua di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan PT. XYZ adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang otomotif roda dua dan merupakan pabrikasi alat transportasi roda dua di Indonesia. Tingginya

Lebih terperinci

Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Partici

Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Partici Topik Khusus ~ Pengantar Six Sigma ~ ekop2003@yahoo.com Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Participative

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii SURAT PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii SURAT PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI... ABSTRAK PT Wahana Pancha Nugraha, Bandung adalah perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan Parts Manufacturing. Salah satu produk yang dihasilkan dari perusahaan ini adalah Dies mesin tablet untuk pharmaceutical

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Subyek Penelitian Dalam bab ini, peneliti akan memaparkan subjek penelitian dan hasil penelitian. Subjek dari penelitian ini adalah iklan TVC Honda Supra X 125 Helm In serta

Lebih terperinci

ANALISIS DEFECT RATE PENGELASAN DAN PENANGGULANGANNYA DENGAN METODE SIX SIGMA DAN FMEA DI PT PROFAB INDONESIA

ANALISIS DEFECT RATE PENGELASAN DAN PENANGGULANGANNYA DENGAN METODE SIX SIGMA DAN FMEA DI PT PROFAB INDONESIA ANALISIS DEFECT RATE PENGELASAN DAN PENANGGULANGANNYA DENGAN METODE SIX SIGMA DAN FMEA DI PT PROFAB INDONESIA Decky Antony Kifta Program Studi Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknik Ibnu Sina Batam Email:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum Astra Honda Motor

BAB 1 PENDAHULAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum Astra Honda Motor BAB 1 PENDAHULAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Gambaran Umum Astra Honda Motor PT Astra Honda Motor (AHM) merupakan pelopor industri sepeda motor di Indonesia. Didirikan pada 11 Juni 1971 dengan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Slide Bracket, Kualitas, Six Sigma, DMAIC, DPMO, Usulan Peningkatan Kualitas

ABSTRAK. Kata Kunci: Slide Bracket, Kualitas, Six Sigma, DMAIC, DPMO, Usulan Peningkatan Kualitas ABSTRAK Peningkatan kualitas produk ataupun jasa yang dihasilkan merupakan sesuatu yang mutlak perlu dilakukan oleh setiap perusahaan untuk dapat bertahan di era yang semakin kompetitif ini. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dari waktu ke waktu yang menuntut semua instansi industri untuk

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dari waktu ke waktu yang menuntut semua instansi industri untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan kemajuan jaman yang semakin pesat, dunia industri semakin berkembang dari waktu ke waktu yang menuntut semua instansi industri untuk memperbaiki

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAKUAN... ii SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan kriteria optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi kualitas produksi pipa pada perusahaan ini yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure, Analyze,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah Perusahaan industri sepeda motor Honda yang berlokasi di Jl. Plaza Merdeka Mas 7,8A Tangerang

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah Perusahaan industri sepeda motor Honda yang berlokasi di Jl. Plaza Merdeka Mas 7,8A Tangerang 38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian 3.1.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam menyusun skripsi ini, penulis mengadakan penelitian pad PT. Astra Honda

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian PT. Abdi Juang Investama bergerak di bidang pembuatan Trolly Shopping Cart berdiri pada tahun 2014. PT Abdi Juang Investama ini sudah mengembangkan bisnisnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT SEI Bogor pada Bulan September 2016 sampai dengan Bulan Desember 2016. PT SEI Bogor merupakan perusahaan yang bergerak

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Tahap Define Adapun persentase produk cacat terbesar periode September 2012 s/d Desember 2012 terdapat pada produk Polyester tipe T.402 yaitu dengan persentase

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define,

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi Percetakan Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure,

Lebih terperinci

3.1 Persiapan Penelitian

3.1 Persiapan Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Persiapan Penelitian Dalam mengerjakan Tugas Akhir ini dilakukan langkah-angkah perancangan yang jelas agar tujuan dari Tugas Akhir ini dapat tercapai. Pada bab ini akan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya dan faktor penyebab banyaknya re-work dari proses produksi kursi pada PT. SUBUR MANDIRI, yang merupakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian di bawah ini: Langkah-langkah penelitian dapat dilihat pada diagram alir penelitian Mulai Studi Pendahuluan Identifikasi Masalah Tinjauan Pustaka

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO... KATA PENGANTAR..... ABSTRAK..... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep SPC dan Pengendalian Kualitas Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dalam dunia industri manufaktur adalah kualitas dari produk maupun

Lebih terperinci

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarajana Strata Satu (S1)

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarajana Strata Satu (S1) USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK PENYANGGA AKI MOTOR HONDA VARIO TECHNO PART STAY D ECCU MENGGUNAKAN METODE DMAIC PADA PT. ADHI WIJAYACITRA Nama : Muhammad Robiesa Npm : 30409301 Jurusan : Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu

BAB 4 PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu 48 BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu dilakukan. Data-data yang dikumpulkan selama masa observasi adalah sebagai berikut : Data jumlah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dari dunia industri menimbulkan persaingan yang kompetitif

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dari dunia industri menimbulkan persaingan yang kompetitif 1 BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dari dunia industri menimbulkan persaingan yang kompetitif antar industri-industri didalamnya. Diantaranya dengan adanya peluncuran berbagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. faktor-faktor, unsur-unsur bentuk, dan suatu sifat dari fenomena di masyarakat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. faktor-faktor, unsur-unsur bentuk, dan suatu sifat dari fenomena di masyarakat. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif karena dalam pelaksanaannya meliputi data, analisis dan interpretasi tentang arti dan data yang diperoleh. Penelitian

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Kualitas produk textile merupakan suatu hal yang sangat penting yang mampu membuat perusahaan semakin berkembang dan unggul di pasar komoditi textile ini. Perusahaan yang memiliki kualitas produk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai metode yang digunakan dalam penelitian untuk pemecahan masalah dimana setiap pembahasan diuraikan dalam bentuk tahapan terstruktur. Tahapan penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. PT Astra Honda Motor (AHM) merupakan pelopor industri sepeda motor di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. PT Astra Honda Motor (AHM) merupakan pelopor industri sepeda motor di BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1 Sejarah honda PT Astra Honda Motor (AHM) merupakan pelopor industri sepeda motor di Indonesia. Didirikan pada 11 Juni 1971

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 55 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Diagram Alir Penelitian Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian 56 3.2 Langkah-langkah Penelitian Dalam melakukan penelitian, terdapat beberapa kegiatan untuk dapat

Lebih terperinci

BAB III. FAILURE MODE and EFFECT ANALYSIS

BAB III. FAILURE MODE and EFFECT ANALYSIS FMEA Pada Sepeda Motor Honda Absolute Revo Produksi Tahun 2009 39 BAB III FAILURE MODE and EFFECT ANALYSIS 3.1 Pengertian FMEA Adalah sebuah proses analisa untuk mengetahui penyebab terjadinya kegagalan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 94 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi pemecahan masalah (flow diagram) merupakan diagram yang menggambarkan pola berpikir serta menjelaskan tahap-tahap penelitian

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan di awal yang kemudian diolah dan diproses menjadi informasi yang berguna. Sebelum dilakukan pengumpulan data langkah pertama yang

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT KHI Pipe Industry bergerak pada produksi pipa. Penelitian ini diawali dengan bahwa masih terdapat keterlambatan pengiriman pada pelanggan yang mencapai 15% dari total pengiriman yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 54 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan dalam melakukan penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya masalah, data untuk mengukur kinerja saat ini (saat pengamatan

Lebih terperinci

ANALISIS PENYEBAB KECACATAN PADA SAAT PROSES ASSEMBLY PEMASANGAN KOMPONEN MESIN MOTOR BERJENIS K15 DENGAN METODE FMEA PADA PT XYZ

ANALISIS PENYEBAB KECACATAN PADA SAAT PROSES ASSEMBLY PEMASANGAN KOMPONEN MESIN MOTOR BERJENIS K15 DENGAN METODE FMEA PADA PT XYZ Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer ANALISIS PENYEBAB KECACATAN PADA SAAT PROSES ASSEMBLY PEMASANGAN KOMPONEN MESIN MOTOR BERJENIS K15 DENGAN METODE FMEA PADA PT XYZ CAUSES OF DEFECT ANALYSIS IN THE ASSEMBLY

Lebih terperinci

ABSTRAK Kata Kunci: Six Sigma, Sigma Level, Kualitas Produk, DMAIC, Quality Control.

ABSTRAK Kata Kunci: Six Sigma, Sigma Level, Kualitas Produk, DMAIC, Quality Control. ABSTRAK Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin signifikan, membuat banyak bermunculan industri-industri baru yang sejenis dengan industri yang sudah ada sebelumnya. Hal ini tentunya merupakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Berikut ini adalah metode yang digunakan dalam melakukan penelitian dan pengolahan data: Mula i Observasilapangan / studi awal Studipusta ka Identifikasi dan perumusan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. X merupakan perusahaan yang bergerak di bidang tekstil benang jahit. Saat ini perusahaan memiliki permasalahan kualitas benang jahit pada bagian twisting, di mana diketahui terjadi cacat benang.

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI

BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI 56 BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI Pada Bab ini dibahas tahap Analyze (A), Improve (I), dan Control (C) dalam pengendalian kualitas terus menerus DMAIC sebagai langkah lanjutan dari kedua tahap sebelumnya.

Lebih terperinci

ANALISA DAMPAK KEGAGALAN PROSES PRODUKSI TERHADAP KERUSAKAN PRODUK BAN DENGAN METODE FMEA ( FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS

ANALISA DAMPAK KEGAGALAN PROSES PRODUKSI TERHADAP KERUSAKAN PRODUK BAN DENGAN METODE FMEA ( FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS ANALISA DAMPAK KEGAGALAN PROSES PRODUKSI TERHADAP KERUSAKAN PRODUK BAN DENGAN METODE FMEA ( FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS ) DI PT. GAJAH TUNGGAL, Tbk TANGERANG PROPOSAL SKRIPSI Diajukan Oleh : AGUNG

Lebih terperinci

PENDEKATAN METODE LEAN SIX SIGMA UNTUK MENGANALISIS PROSES PRODUKSI PADA PT. DULMISON INDONESIA

PENDEKATAN METODE LEAN SIX SIGMA UNTUK MENGANALISIS PROSES PRODUKSI PADA PT. DULMISON INDONESIA PENDEKATAN METODE LEAN SIX SIGMA UNTUK MENGANALISIS PROSES PRODUKSI PADA PT. DULMISON INDONESIA Titi Jayati 0800775012 ABSTRAK Operational excellent didasari oleh banyak perusahaan sebagai salah satu cara

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 39 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah merupakan gambaran dari langkahlangkah sistematis yang akan menjadi pedoman dalam penyelesaian masalah. Melalui pembuatan flowchart penelitian

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Semester Ganjil 2007/2008 ANALISA PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN METODE DMAIC UNTUK MENGURANGI CACAT PADA PART CRANK CASE L TIPE KVL PROSES

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Punch, Kualitas, DMAIC, Upaya Menekan Variasi Kualitas Produk

ABSTRAK. Kata Kunci: Punch, Kualitas, DMAIC, Upaya Menekan Variasi Kualitas Produk ABSTRAK PT Wahana Pancha Nugraha merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang penyediaan permesinan dan sparepart untuk industri farmasi. Salah satu produk yang dihasilkan dari perusahaan ini

Lebih terperinci

BAB III SOLUSI BISNIS

BAB III SOLUSI BISNIS BAB III SOLUSI BISNIS 3.1 Alternatif Solusi Bisnis Alternatif solusi bisnis dari isu bisnis merupakan eksplorasi hasil isu bisnis dari berbagai informasi berupa evaluasi kinerja PT. XYZ Logistik yang diusulkan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT Kereta Api Indonesia sebagai perusahaan pelayanan publik penyedia jasa transportasi kereta api turut terkena imbas goncangan perekonomian. Dalam kondisi persaingan bisnis transportasi yang sangat

Lebih terperinci

BAB3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 57 BAB3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Metodologi Penelitian Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Terdapat empat kata

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 69 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode Penelitian dilakukan dengan mengadakan pengamatan/observasi secara langsung dengan mengunjungi PT.Delident Chemical Indonesia untuk melihat secara

Lebih terperinci

Oleh : ERLANGGA PUTRANDIE W JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2010

Oleh : ERLANGGA PUTRANDIE W JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2010 ANALISIS TINGKAT KECACATAN (DEFECT) PADA PRODUK BENANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA DI PT SEGORO ECOMULYO TEXTIL, DRIYOREJO GERSIK SKRIPSI Oleh : ERLANGGA PUTRANDIE W 0432010174 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia antara lain adalah produk yang mereka produksi selalu tidak

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia antara lain adalah produk yang mereka produksi selalu tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Beberapa masalah yang biasa dihadapi oleh sebagian industri manufaktur di Indonesia antara lain adalah produk yang mereka produksi selalu tidak sempurna atau

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. 2.Meningkatnya pasar Ban Motor di dalam negeri

BAB I. PENDAHULUAN. 2.Meningkatnya pasar Ban Motor di dalam negeri BAB I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Ada beberapa faktor yang melatar belakangi dalam penyusunan tesis ini melihat berbagai pandangan baik dari internal serta ekternal, seperti: 1.Faktor pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. atau tidak maka dibutuhkan suatu kelayakan proyek. diukur dengan mempertimbangkan untung dan ruginya suatu investasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. atau tidak maka dibutuhkan suatu kelayakan proyek. diukur dengan mempertimbangkan untung dan ruginya suatu investasi. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi yang dilakukan perusahaan dimaksudkan untuk memperoleh manfaat atau hasil dalam beberapa periode atau beberapa tahun di masa yang akan datang. Karena itu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, dunia automotive di Indonesia menunjukkan perkembangan yang signifikan. Menurut harian Bisnis Indonesia pada 29 Maret 2012, peningkatan penjualan kendaraan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI ABSTRAK PT Kandakawana Sakti bergerak pada bidang pengecatan yang berspesialisasi pada pengecatan body motor Honda. Penelitian ini diawali dengan masalah tingginya produk cacat yang dihasilkan dan kegagalan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Sekumpulan objek penelitian, bisa berupa kumpulan orang (individu, kelompok, komunitas, masyarakat, dll); benda (jumlah gedung/bangunan, tempat,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Fase atau tahapan yang banyak menghasilkan produk yang cacat adalah di bagian proses stripping, terlihat dari diagram Pareto nya dari ketiga tahapan di area produksi Produk X. 2.1

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA. General Assy. Stay Body Cover. Permanent 1. Permanent 2. Permanent 3. Permanent 4. Inspeksi. Repair.

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA. General Assy. Stay Body Cover. Permanent 1. Permanent 2. Permanent 3. Permanent 4. Inspeksi. Repair. BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Diagram Proses Pembuatan Frame Body Comp Marking Front Frame Rear Frame General Assy Stay Body Cover Permanent 1 Permanent 2 Permanent 3 Permanent

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI

BAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI BAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI 4.1 Tahap Perancangan Sistem Terintegrasi Setelah dilakukan brainstorming dan studi pustaka, maka langkah selanjutnya adalah membuat sistem terintegrasi dari metode

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini, sarana transportasi merupakan suatu kebutuhan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini, sarana transportasi merupakan suatu kebutuhan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini, sarana transportasi merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Tingginya aktivitas masyarakat perkotaan

Lebih terperinci

BAB V PENGOLAHAN DATA DAN PERBAIKAN. pada define dan hasil pengukuran (measure) pada permasalahan yang telah

BAB V PENGOLAHAN DATA DAN PERBAIKAN. pada define dan hasil pengukuran (measure) pada permasalahan yang telah BAB V PENGOLAHAN DATA DAN PERBAIKAN Pembahasan pada bab ini menanalisa hasil pendefinisian permasalahan pada define dan hasil pengukuran (measure) pada permasalahan yang telah ditetapkan. 5.1 Analyze Dengan

Lebih terperinci