BAB V ANALISA PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V ANALISA PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 79 BAB V ANALISA PEMBAHASAN Setelah melakukan tahap pengumpulan dan pengolahan data, maka tahap selanjutnya adalah analisa pembahasan. Pada tahap ini akan dilakukan pengurutan terhadap Risk Priority Number (RPN), nilai tersebut akan di jadikan acuan untuk melakukan perbaikan. 5.1 Peta Kendali P Peta kontrol ini digunakan untuk mengetahui apakah data masih berada dalam batas-batas kontrol pengendalian statistik dengan menghitung nilai-nilai Upper Central Limit (UCL) dan Lower Central Limit (LCL). Dalam hal ini digunakan peta kontrol p karena data produksi dan data cacat merupakan data atribut yang hanya mengasumsikan dua nilai, yaitu baik atau buruk, cacat atau tidak, dan seterusnya. Untuk melihat cacat saat ini dan target dimasa yang akan datang menggunakan peta kendali jenis data atribut yaitu cacat terhadap produk front bracket selama bulan Maret 2011 Juli Berdasarkan pengolahan data pada bab 4, dapat dilihat total cacat yang terjadi pada kondisi saat ini adalah sebesar unit dari total produksi sebesar unit dengan rata-rata proporsi cacat sebesar atau 6.85%.

2 80 Artinya setiap unit front bracket yang diproduksi, terdapat cacat sebanyak 685 unit selama bulan Maret 2011 Juli Kemudian untuk menentukan target cacat dimasa yang akan datang, digunakan data cacat yang memiliki nilai di bawah nilai rata-rata proporsi cacat (CL) saat ini (pada perhitungan awal). Alasan dipilihnya data yang diambil di bawah nilai rata-rata awal adalah karena data tersebut merupakan performansi terbaik yang pernah dicapainya kembali dalam hal menghasilkan jumlah cacat. Kemudian dari data tersebut ditentukan batas kontrol atas (UCL) dan batas kontrol bawah (LCL) yang baru. Dari perhitungan target cacat tersebut diperoleh proporsi cacat yang baru sebesar atau 6.15%. Artinya setiap unit front bracket yang diproduksi, target cacat di masa datang sebanyak 615 pcs. Dengan didapat nilai proporsi cacat yang baru sebesar , berarti target penurunan cacat dari pcs menjadi pcs. Dengan kata lain, target penurunan proporsi cacat yang dapat dilakukan sebesar 502 pcs dari total cacat yang terjadi pada kondisi saat ini sebesar pcs. Untuk pencapaian kondisi seperti ini diperlukan usaha yang sangat keras. Usaha tersebut bisa meliputi: kondisi mesin harus selalu dalam kondisi baik, skil karyawan/ operator yang terlatih dan stabil, material yang lebih baik dan berkualitas, metode yang digunakan sesuai dengan prosedur yang ada sekarang ini. Sehingga untuk menunjang upaya penurunan jumlah cacat tersebut, perlu dilakukan analisa penyebab-penyebab potensial yang mempengaruhi tingginya cacat yang terjadi saat ini.

3 Analisa Penyebab Defect Dengan Metode Diagram Sebab-Akibat ( Fish Bone Diagram ) Untuk menganalisa penyebab terjadinya defect metode yang akan digunakan adalah dengan metode Diagram Fish bone. Pada bab IV nilai RPN dari hasil FMEA yang tertinggi akan dilakukan analisa sebab akibat untuk menemukan faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan didalam menentukan kualitas Output produksi. Dan mencari penyebab terjadinya defect. Dari fishbone diagram dapat dilihat bahwa faktor-faktor yang menyebabkan produk defect adalah : Material, Man, Method, dan Machines, yang dapat diuraikan sebagai berikut: Faktor material : bahan baku yang kotor, adanya penggunaan bahan baku campuran bijih plastik baru dengan bahan baku hasil daur ulang (recycle). Faktor man : operator tidak mengerti tentang proses injeksi plastik dan kualitas produk yang diharapkan. Dan untuk petugas setting mesin belum menguasai tahapan pengoperasian mesin dan konstruksi mold. Faktor method : tahap setting mesin tidak memperhatiakan material yang digunakan sehingga suhu panas yang dibutuhkan terlalu tinggi dan terlalu rendah, Penyesuaian pengaturan udara pada suhu nozzel, suhu barel terlalu tinggi. Faktor machines : Terlalu tingginya suhu mold, injection presure, dan Speed injection yang berakibatnya material terlalu panas, dan bila terlalu rendah suhu nozzel dan hot runner akan mengakibatkan aliran material tersendat. Tekanan terhadap udara juga dapat mempengaruhi kualitas produk.

4 82 Gambar 5.1 Fish Bone Diagram Cacat Cover Front Bumper 5.2 Urutan Risk Priority Number (RPN) Nilai RPN yang telah didapat nantinya akan diurutkan dari fungsi proses yang memiliki nilai terbesar sampai yang terkecil. Penentuan besarnya RPN (Risk Priority Number) berdasarkan 3 kriteria, yaitu: severity, occurrence, dan detection. Angka-angka bobot merupakan hasil perhitungan dan diskusi subyektif pihak-pihak terkait antara lain: Produksi, QC, dan Engineering. Kriteria tersebut antara lain: 1. Severity, yaitu mengidentifikasi tingkat keseriusan akibat sebuah kerusakan yang dilihat dari sudut pandang keseluruhan sistem yang ada. 2. Occurrance, yaitu mengidentifikasi tingkat frekuensi terjadinya kerusakan. 3. Detection, yaitu mengidentifikasi kemungkinan atau probabilitas bahwa suatu kerusakan dapat ditemukan.

5 83 Tabel 5.1 Urutan Risk Priority Number No. Fungsi Proses 1 Motor dan transmission gear unit 2 Hopper Potensial Failure Mode Severity Occurrenc e Detection RPN Rank Tidak dapat mengatur suhu panas dengan baik Material kotor atau terlalu basah Cylinder screw ram Terlalu tingginya suhu nozzle,suhu barrel,atau injection speed atau screw speed Finishing part dan packing 5 Barrel 6 Screw 7 Clamping unit 8 Molding unit Kurang pengetahuan spesifikasi produk Tidak seimbangnya setting temperature di barrel Aliran material tersendat Mold tidak bisa dibuka, Part terjepit Core tidak berfungsi, ejektor macet, part menempel Nonretrun Valve Plastik yang meleleh kembali membeku Berdasarkan pengurutan nilai RPN pada Tabel 5.1 dapat dilihat bahwa fungsi Motor dan transmission gear unit dengan bentuk kegagalan potensial masih banyak menghasilkan Silver yang berakibat produk rijek, memiliki nilai RPN yang terbesar. Motor dan transmission gear memiliki potensi kegagalan yang paling besar, baik itu menyangkut nilai keseriusan dari sebuah kerusakan dengan point 9, frekuensi terjadinya kerusakan dengan point 8, dan kemampuan mendeteksi suatu

6 84 kerusakan dengan point 7 sehingga pada fungsi proses tersebut harus diberikan perhatian lebih untuk penanganan kegagalan proses. 5.4 Analisa Penyebab Potensial Dengan Metode FMEA Setelah penyebab-penyebab timbulnya cacat pada proses pembuatan cover front bumper spoiler teridentifikasi dengan diagram sebab akibat, maka langkah analisa yang dilakukan berikutnya adalah menganalisa kegagalan proses yang potensial, dan mengevaluasi prioritas resiko untuk nantinya membantu menentukan tindakan yang sesuai pada tahap implementasi. Data-data yang digunakan untuk membuat Failure Modes and Effect Analysis (FMEA) ini diambil dari hasil analisia akar permasalahan yang didokumentasikan dalam fish bone diagram. Angka-angka bobot yang digunakan pada Failure Modes and Effect Analysis (FMEA) ini didapat dari tabel pengolahan FMEA yang merupakan hasil perhitungan dan diskusi subyektif pihak-pihak terkait antara lain: NPD, Produksi, QC, dan Engineering. Untuk hasil analisa penyebab potensial cacat. 5.5 Usulan Perbaikan Sebagai Action Planning For Failure Mode Cacat merupakan permasalahan utama yang harus dihadapi oleh perusahaan (terutama untuk masalah proses produksi dalam perusahaan), oleh karena itu perusahaan selalu berupaya untuk mencari penyebab kegagalan utama dan memberikan solusi untuk melakukan perbaikan pada proses yang memiliki bentuk kegagalan potensial. Dengan mengetahui penyebab kegagalan dan usulan tindakan perbaikan yang dibuat, diharapkan jumlah cacat yang terjadi pada proses produksi front bumper spoiler dapat semakin berkurang dan tentunya hal tersebut

7 85 akan memberikan keuntungan bagi perusahaan (profit yang didapatkan semakin bertambah). Dari tabel FMEA terdapat bentuk kegagalan potensial yang nilainya sanagat tinggi dan perlu mendapat perhatian lebih untuk dilakukan perbaikan. Penentuan usulan perbaikan masalah cacat pada front bumper Spoiler dengan tabel Action Planning for Failure Mode berdasarkan urutan prioritas (rank). Usulan tindakan perbaikan ini akan diberikan pada semua bentuk potensi kegagalan yang ada. 1. Silver Silver, adalah jenis cacat yang disebabkan oleh pengeringan material kurang cukup, Aliran material tercampur dengan udara, Penguraian dan penurunan panas, yang mengakibatkan ada bercak pada produk dan penyerapan pada part setelah painting. Analisa faktor penyebab sebagai berikut : A. Pengeringan material kurang cukup Faktor penyebab: 1. Suhu dan waktu pengeringan material kurang. 2. Volume udara Panas pengeringan di dryer kurang 3. Saringan udara panas tertutup 4. Regulator pengatur suhu tidak berfungsi.

8 86 Tindakan pencegahan: 1. Optimalisasi pengeringan material sesuai dengan standart yang tertera di material properties. 2. Penyesuain pengaturan udara panas yang masuk kedalam dryer. 3. Pembersihan Saringan udara 4. Perbaikan Regulator pengatur suhu apabila ditemu kan ketidak normalan fungsi. B. Tercampur dengan udara Faktor penyebab: a. Dari masalah mesin Injection: 1. Suhu nozzle dan hot runner mold terlalu rendah. 2. Saat Nozzle bersentuhan dengan molding terdapat pembekuan material plastik di area luban nozzle. 3. Terlalu banyaknya pendingin. 4. Masuknya udara ke barrel 5. Terlalu tingginya suhu mold,injection presure,dan Speed injection. 6. Tidak seimbangnya setting temperature di barrel. 7. Terlalu tingginya back presure b. Permasalahan Pada Mold : 1. Tercampurnya udara dingin saat injeksi.

9 87 2. Tidak adanya cold slug. 3. Terlalu kecilnya volume sprue,runner dan gate. 4. Tercampurnya gas diarea gate misalnya dipembatas untuk tunnel gate. Tindakan pencegahan: Injection: 1. Pengaturan suhu di barrel sesuai dengan kriteria material properties 2. Periksa kecepatan inject,injection presure,such dan such back. Faktor penyebab: a. Jika terjadi pembetukan bubble 1. Penurunan panas pada heater band nozzle. 2. Terlalu tingginya suhu nozzle,suhu barrel,atau injection speed atau screw speed. 2. Pegendapan material di barrel terlalu lama. b. Jika tidak terjadi pembetukan bubble 1. Teralu kecilnya sprue,runner dan gate 2. Pemilihan posisi gate tidak tepat. 3. Penrunan panas di hot runners. Lokasi : Terjadi di area gate,terlihat tipis dan membentuk lingkaran texture. Tindakan pencegahan: a. Jika terjadi pembetukan bubble

10 88 1. Perbaikan atau penggantian heater band di nozzle. 2. Optimalis Suhu nozzle,suhu barrel dan injection speed atau screw speed. 3. Optimalisasi penyeimbangan antara kapasi tas mesin terhadap mold. b. Jika tidak terjadi pembetukan bubble 1. Penambahan dimensi sprue,runner dan gate 2. Periksa kembali pemilihan gate 3. Periksa kembali pemanasan hot runner dan sesuaikan dengan material properties. 2. Bending adalah jenis cacat yang timbul ketika produk mengalami tekanan dalam waktu yang lama, sehingga kondisi part tidak bisa dipasang di unit. Untuk menghindari masalah tersebut produk dipastikan dalam kondisi aman dari keluar mesin maupun dari penempatannya di area packing sampai delivery. 3. Scratch adalah jenis cacat yang timbul akibat goresan benda lain, hal ini sering terjadi akibat material yang tidak sesuai, permukaan part yang halus dan handling yang tidak hati-hati. Untuk penanganan masalah tersebut harus direwok atau dibuang. 4. Weld line Istilah Weld line untuk menjelaskan masalah penampilan diatas surface produk yang dikarenakan pertemuan dua aliran material. Fenomena ini selalu terjadi ketika menggunakan insert, kisi-kisi, atau multi point gate dan tidak ada teori untuk

11 89 menghilangkanya.akan tetapi masalah tersebut bisa diminimalkan ataupun dipidahkan ke area yang lain. Tindakan pencegahan adalah sebagai berikut : a. Faktor pernyebab: Shape produk.(hole, kisi-kisi, square hole) -Perbedaan ketebalan produk. -Fluiditas atau viskositas produk. -Suhu mold -Jumlah dan lokasi gate. -Method dan lokasi air vent. -Saluran pendingin (cooling) -kondisi mesin, setting dan material plastik. b. Tindakan Minimize. -Tingkatkan suhu material dan mold. -Turunkan injection speed. -Tingkatkan holding presure. 5. Short Mold, Istilah short shot" atau short mold" digunakan untuk kepada sebuah fenomena dimana injeksi yang tidak mencapai bagian tertentu dari bagian dalam

12 90 setelah selesai proses injeksi sehingga part tidak penuh. Beberapa faktor yang mempengaruhi khas jenis masalah ini adalah sebagai berikut: 1.Fluiditas dan viscocity dari karakter material plastic 2.Mold design (meliputi: Design gate,konstruksi rib dan bush dan keberadaan ventilasi udara. 3.Design dan kondisi injection 4.Kondisi injection mesin. Fluiditas plastik yang mencukupi yaitu viscositas yang tinggi, meliputi : a. Ketebalan yang tidak sama, menyamakan ketebalan disetiap ronggga di masing masing cavity,perlu diketahui bahwa hal ini dapat menyebabkan masalah sink mark di rib atau bush,perhatian khusus perlu di pertim bangkan dalam hal ini. b. Rib dan boss design (Apabila terjadi terus di spesifik rib dan boss) Gunakan bentuk bushing untuk memastikan kelancaran pembuangan gas dan sebaiknya membuat insert system untuk rib rib yang panjang. c. Jika letak antara airvent dan get terlalu jauh dan padaposisi yang kurang baik. Modifikasi gate pada metode,dimensi,lokasi dan dimensi. d. Kesalahan design cooling,distribusi pendinginan tidak rata. Periksa condisi cooling beserta design cooling serta kinerja dari cooling, modifikasi cooling apabila terdapat kinerja cooling yang kurang bagus.

BAB V ANALISA HASIL. permukaan material terlihat bercak atau noda keputih-putihan. Bercak atau

BAB V ANALISA HASIL. permukaan material terlihat bercak atau noda keputih-putihan. Bercak atau BAB V ANALISA HASIL 5.1 Definisi Cacat a. Belang Dari hasil pengolahan data sebelumnya terlihat bahwa jenis cacat belang merupakan jenis cacat terbanyak. Jenis cacat belang merupakan jenis cacat dimana

Lebih terperinci

ANALISIS DATA. Universitas Indonesia. Peningkatan kualitas..., Wilson Kosasih, FT UI, 2009

ANALISIS DATA. Universitas Indonesia. Peningkatan kualitas..., Wilson Kosasih, FT UI, 2009 ANALISIS DATA 4.1 FASE ANALISA Fase ini merupakan fase mencari dan menentukan akar sebab dari suatu masalah. Kemudian, dilakukan brainstroming dengan pihak perusahaan untuk mengidentifikasi akar permasalahan

Lebih terperinci

BAB III PROSES DESIGN MOLDING PLASTIK DAN JENIS-JENIS CACAT PADA PRODUK INJECTION MOLDING

BAB III PROSES DESIGN MOLDING PLASTIK DAN JENIS-JENIS CACAT PADA PRODUK INJECTION MOLDING BAB III PROSES DESIGN MOLDING PLASTIK DAN JENIS-JENIS CACAT PADA PRODUK INJECTION MOLDING 3.1 Proses Design Molding Plastik 3.1.1 Flow Chart Proses Design Molding Plastik Untuk mempermudah pembahasan dan

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN

BAB III PROSES PERANCANGAN BAB III PROSES PERANCANGAN 3.1 Pembuatan Section Planing Section planing adalah proses pembuatan konsep yang akan diterapkan pada suatu part, seperti konsep pemasangan part ke unit mobil, konsep part-part

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi percetakan koran Lampung Post pada PT. Masa Kini Mandiri yaitu dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia industri saat ini diikuti oleh pembaruan penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia industri saat ini diikuti oleh pembaruan penggunaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia industri saat ini diikuti oleh pembaruan penggunaan bahan dasar produksi. Logam yang dahulu banyak digunakan dalam proses industri kini mulai ditinggalkan.

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Pembuatan Diagram Sebab Akibat. Diagram sebab akibat memperlihatkan hubungan antara permasalahan

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Pembuatan Diagram Sebab Akibat. Diagram sebab akibat memperlihatkan hubungan antara permasalahan BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa 5.1.1 Pembuatan Diagram Sebab Akibat Diagram sebab akibat memperlihatkan hubungan antara permasalahan yang dihadapi dengan kemungkinan penyebabnya serta faktor-faktor yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 55 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Diagram Alir Penelitian Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian 56 3.2 Langkah-langkah Penelitian Dalam melakukan penelitian, terdapat beberapa kegiatan untuk dapat

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. terbanyak dari Transmission Case (XCR) adalah sebagai berikut :

BAB V ANALISA HASIL. terbanyak dari Transmission Case (XCR) adalah sebagai berikut : BAB V ANALISA HASIL 5.1 Jenis Cacat Dari pengolahan data yang telah dilakukan, maka diambil 3 jenis cacat terbanyak dari Transmission Case (XCR) adalah sebagai berikut : a. Bocor (35,8%) Jenis cacat bocor

Lebih terperinci

PROSES INJECTION MOLDING PADA PEMBUATAN FRONT FENDER SPIN 125 DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR. : Achmad Muttaqin NPM :

PROSES INJECTION MOLDING PADA PEMBUATAN FRONT FENDER SPIN 125 DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR. : Achmad Muttaqin NPM : PROSES INJECTION MOLDING PADA PEMBUATAN FRONT FENDER SPIN 125 DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR Nama : Achmad Muttaqin NPM : 20410081 Jurusan : Teknik mesin ABTRAKSI Pada umumnya, di PT. Suzuki Indomobil Motor

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Bab ini memuat sejarah singkat PT. Surya Plastindo Utama, pengumpulan data dan pengolahan data dengan menggunakan QFD (Quality Function Deployment) dan DFMEA (Design

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI

BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI 56 BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI Pada Bab ini dibahas tahap Analyze (A), Improve (I), dan Control (C) dalam pengendalian kualitas terus menerus DMAIC sebagai langkah lanjutan dari kedua tahap sebelumnya.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Kualitas produk textile merupakan suatu hal yang sangat penting yang mampu membuat perusahaan semakin berkembang dan unggul di pasar komoditi textile ini. Perusahaan yang memiliki kualitas produk

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Jenis Cacat Berdasarkan hasil dari diagram pareto yang telah dibuat, dapat dilihat persentase masing-masing jenis cacat, yaitu cacat Haze dengan persentase sebesar

Lebih terperinci

MICROCELLULAR INJECTION MOLDING SEBAGAI ALTERNATIF DALAM PEMBUATAN PRODUK PLASTIK

MICROCELLULAR INJECTION MOLDING SEBAGAI ALTERNATIF DALAM PEMBUATAN PRODUK PLASTIK TUGAS AKHIR LABORATORIUM PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK MICROCELLULAR INJECTION MOLDING SEBAGAI ALTERNATIF DALAM PEMBUATAN PRODUK PLASTIK AJUN HAKIKI 2105 100 147 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN PRODUK BERBAHAN PLASTIK DENGAN JENIS MATERIAL HDPE UNTUK TUTUP GALON AIR MINERAL DI PT. DYNAPLAST

PROSES PEMBUATAN PRODUK BERBAHAN PLASTIK DENGAN JENIS MATERIAL HDPE UNTUK TUTUP GALON AIR MINERAL DI PT. DYNAPLAST PROSES PEMBUATAN PRODUK BERBAHAN PLASTIK DENGAN JENIS MATERIAL HDPE UNTUK TUTUP GALON AIR MINERAL DI PT. DYNAPLAST PENULISAN ILMIAH Nama : Dede Kurniadi NPM : 21410739 Program Studi : Teknik Mesin Pembimbing

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 TAHAP ANALISIS (ANALYSE) Setelah di lakukan pengukuran maka dilakukan analisis permasalahan. Aktivitas utama tahap analisis adalah menentukan faktor penyebab cacat dengan

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define,

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi Percetakan Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah proses produksi di PT. XY, sedangkan objek penelitian ini adalah perbaikan dan meminimalisir masalah pada proses produksi

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 131 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengumpulan Data Selama studi kasus di PT. OneJect ini, dilakukan pengumpulan data data baik soft information (perkiraan maupun pendapat dari staff QC) maupun hard information

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAKUAN... ii SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu

BAB 4 PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu 48 BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu dilakukan. Data-data yang dikumpulkan selama masa observasi adalah sebagai berikut : Data jumlah

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisa Penyebab Kegagalan Produk Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan dengan menggunakan metode Failure Mode And Effect Analysis (FMEA) didapatkan hasil

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengambilan data yang dilakukan penulis menggunakan data primer dan sekunder yang didapatkan pada Lini 2 bagian produksi Consumer Pack, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri atau perindustrian merupakan sebuah kegiatan ekonomi yang tidak hanya melakukan pengolahan bahan baku menjadi produk yang memiliki nilai lebih dalam penggunaannya

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Untuk mendapatkan sebuah penelitian yang baik harus didukung tidak hanya dari latar belakang dan penjelasan peneitian masalah saja, melainkan juga metodolgi yang terstruktur

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Semester Genap tahun 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Semester Genap tahun 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Semester Genap tahun 2007/2008 Peningkatan kualitas untuk produk keranjang baju menggunakan SPC di PT. Surya Millinia Abadi Vicky 0800735993

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS PRODUK PADA MESIN PRODUKSI NONWOVEN SPUNBOND DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEVEN TOOLS DAN FMEA

PENINGKATAN KUALITAS PRODUK PADA MESIN PRODUKSI NONWOVEN SPUNBOND DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEVEN TOOLS DAN FMEA PENINGKATAN KUALITAS PRODUK PADA MESIN PRODUKSI NONWOVEN SPUNBOND DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEVEN TOOLS DAN FMEA Mochammad Damaindra, Atikha Sidhi Cahyana Program studi Teknik Industri Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Tahap Define Adapun persentase produk cacat terbesar periode September 2012 s/d Desember 2012 terdapat pada produk Polyester tipe T.402 yaitu dengan persentase

Lebih terperinci

BAB 3 Metodologi Penelitian

BAB 3 Metodologi Penelitian BAB 3 Metodologi Penelitian Penelitian yang baik didukung metodologi yang baik selain latar belakang dan penjelasan mengenai pentingnya masalah yang diteliti. Penelitian dilakukan secara benar dan cermat

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tahap Pendahuluan Tahap pendahuluan terdiri dari empat langkah utama yaitu pengamatan awal, perumusan masalah, menentukan tujuan penelitan dan menentukan batasan masalah.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu ilmu pengetahuan yang memuat berbagai cara kerja di dalam melaksanakan penelitian dari awal hingga akhir. Metode penelitian juga merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi penelitian merupakan bagian penting dalam sebuah penelitian. Dengan metodologi penelitian, dapat dijelaskan tahapan-tahapan yang akan dilakukan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analisa hasil data Berdasarkan hasil pengumpulan dan pengolahan data maka akan dianalisa untuk menentukan prioritas perbaikan item dari problem sehingga akan diperoleh

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI ABSTRAK PT Kandakawana Sakti bergerak pada bidang pengecatan yang berspesialisasi pada pengecatan body motor Honda. Penelitian ini diawali dengan masalah tingginya produk cacat yang dihasilkan dan kegagalan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Prosedur Penelitian Prosedur penelitian digunakan untuk mempersempit permasalahan yang diteliti, sehingga dapat membahas dan menjelaskan permasalahan secara tepat. Pada

Lebih terperinci

4 BAB V ANALISIS. Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis

4 BAB V ANALISIS. Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis 4 BAB V ANALISIS 4.1 Analisa Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis melakukan analisa dan hasil dari laporan skripsi, dan menguraikan tentang data-data yang telah dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. lima kategori produk cacat, yaitu Filling Height, No Crown, Breakage Full, Out of Spec,

BAB V PEMBAHASAN. lima kategori produk cacat, yaitu Filling Height, No Crown, Breakage Full, Out of Spec, BAB V PEMBAHASAN 5.1 Tahap Define Aktivitas proses produksi di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Semarang Plant Central java ini dianalisis menggunakan diagram SIPOC (Supplier-Input-Proccess-Output- Customer).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahapan Persiapan Sebelum melakukan penelitian ada beberapa tahapan yang harus dilakukan diantaranya: 1. Studi pustaka mengenai mesin injeksi, metode DoE, material plastik,

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Sejarah Umum Perusahaan PT Tirta Agung Wijaya (TAW) merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pembuatan air minum dalam kemasan (AMDK). Dimulai pada

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjau Pustaka

BAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjau Pustaka BAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjau Pustaka Sugondo (2008) melakukan penelitian tentang pengaruh ketebalan pada kualitas produk plastik dan mampu bentuk dengan menggunakan simulasi pada proses injeksi. Penelitian

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. fokus di dalam program peningkatan kualitas Lean Six Sigma sehingga cacat

BAB V ANALISA HASIL. fokus di dalam program peningkatan kualitas Lean Six Sigma sehingga cacat BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Hasil Pengolahan Data Untuk mencari akar penyebab masalah maka data harus dianalisa untuk menghasilkan perbaikan yang tepat. Hasil pengolahan data pada bab IV dijadikan

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan di awal yang kemudian diolah dan diproses menjadi informasi yang berguna. Sebelum dilakukan pengumpulan data langkah pertama yang

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 37 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan dalam pembuatan skripsi ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer bertujuan untuk membuktikan adanya

Lebih terperinci

BAB V PENGOLAHAN DATA DAN PERBAIKAN. pada define dan hasil pengukuran (measure) pada permasalahan yang telah

BAB V PENGOLAHAN DATA DAN PERBAIKAN. pada define dan hasil pengukuran (measure) pada permasalahan yang telah BAB V PENGOLAHAN DATA DAN PERBAIKAN Pembahasan pada bab ini menanalisa hasil pendefinisian permasalahan pada define dan hasil pengukuran (measure) pada permasalahan yang telah ditetapkan. 5.1 Analyze Dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi tertentu

Lebih terperinci

BAB V ANALISA / PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA / PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA / PMAHAN MASALAH Dari hasil pengolahan data yang dilakukan untuk produk Botol itra Lasting White 250 ml diketahui bahwa adanya tingkat pengukuran atau indikator dalam mengatasi berbagai cacat

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 28 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES INJEKSI PLASTIK Gambar 4.1 Proses pencetakan pada mesin injeksi 29 Pada Proses Injeksi Plastik (Plastic Injection Molding Process) terdapat 2 bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Injection molding adalah proses pembentukan plastik dengan. cara melelehkan material plastik yang kemudian diinjeksikan ke

BAB I PENDAHULUAN. Injection molding adalah proses pembentukan plastik dengan. cara melelehkan material plastik yang kemudian diinjeksikan ke BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Injection molding adalah proses pembentukan plastik dengan cara melelehkan material plastik yang kemudian diinjeksikan ke dalam sebuah cetakan (mold). Dengan teknik

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pemilihan Produk Pada penulisan Tugas Akhir ini penulis memilih meneliti Botol Citra Lasting White 250 ml. Botol Citra 250 ml merupakan botol yang berisikan cairan

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA 4.1. Menentukan Nilai Severity, Occurrence, Detection dan RPN 4.1.1 Oli dan Filter Hidrolik Kotor Kerusakan pada oli dan filter hidrolik dapat menyebabkan kenaikan temperature

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN BOTOL OLI EVALUBE DENGAN EXTRUSION MOLDING DI PT.DYNAPLAST. NAMA : Ismul Hardiyansyah NPM : KELAS : 4IC04

PROSES PEMBUATAN BOTOL OLI EVALUBE DENGAN EXTRUSION MOLDING DI PT.DYNAPLAST. NAMA : Ismul Hardiyansyah NPM : KELAS : 4IC04 PROSES PEMBUATAN BOTOL OLI EVALUBE DENGAN EXTRUSION MOLDING DI PT.DYNAPLAST NAMA : Ismul Hardiyansyah NPM : 23410668 KELAS : 4IC04 ABSTRAKSI Salah satu pembuatan produk botol oli di PT. Dynaplast ini adalah

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH Berdasarkan proses pengumpulan data dan pengolahannya diperoleh data dalam bentuk diagram pareto, dari diagram pareto tersebut dapat diketahui bahwa orhanisasi/perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proses Injection Molding Injection molding dapat membuat part yang memiliki bentuk yang kompleks dengan permukaan yang cukup baik. Variasi bentuk yang sangat banyak yang dapat

Lebih terperinci

Bab III. Metodologi Penelitian. digunakan dalam penyelesaian masalah pada PT. Calvin Metal Products.

Bab III. Metodologi Penelitian. digunakan dalam penyelesaian masalah pada PT. Calvin Metal Products. 40 Bab III Metodologi Penelitian 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka berpikir adalah rangkaian urutan-urutan langkah yang disusun secara sistematis dan dijadikan pedoman dalam melakukan penelitian, berikut

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 77 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengolahan Hasil Pengumpulan Data Bagian ini merupakan tahapan dimana semua data-data hasil observasi lapangan di CV. Panca Karya Utama, dengan demikian dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Cahyadi (2010) penelitian yang berjudul Analisis Parameter Operasi pada Proses Plastik Injection Molding untuk Pengendalian Cacat Produk meneliti

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN ANALISA BAB V HASIL DAN ANALISA 5.1 Analisa Hasil Perhitungan Data Berdasarkan hasil dari pengumpulan dan pengaolahan data menggunakan metode peta kendali P di atas, maka diperoleh hasil dari data yang telah diproses

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi penelitian perlu ditentukan terlebih dahulu, agar di dalam mencari solusi untuk memecahkan masalah lebih terarah dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Mold Review Mold lama yang digunakan dalam memproduksi Bobbin A K25G adalah jenis injection molding. Mold lama ini menggunakan system hot runner. Mold ini sendiri

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Hasil Pengumpulan Data Sebelum dilakukan pengolahan data, dalam melakukan penelitian ini data yang berhasil dikumpulkan dalam penelitian pada PT. FEDERAL KARYATAMA dalam periode

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISIS. Penyebab dari kegagalan yang dialami oleh APU unable to start atau tak bisa

BAB V HASIL DAN ANALISIS. Penyebab dari kegagalan yang dialami oleh APU unable to start atau tak bisa BAB V HASIL DAN ANALISIS 5.1 Pembahasan FTA (Fault Tree Analysis) Penyebab dari kegagalan yang dialami oleh APU unable to start atau tak bisa dinyalakan. Dari beberapa penyebab yaitu: Test cell power lost

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi tertentu yang

Lebih terperinci

BAB IV STANDART OPERASI PROSEDUR

BAB IV STANDART OPERASI PROSEDUR BAB IV STANDART OPERASI PROSEDUR 4.1 Standar Operasi Pembuatan Lampu Motor Untuk mengoptimalkan proses pada pembuatan Lampu Motor maka, maka PT.INDONESIA STANLEY ELECTRIC membuat suatu standar operasi

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA 68 BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan di awal yang kemudian diolah dan diproses untuk menjadi informasi yang berguna. Pengumpulan data dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DATA DAN INTERPRETASI HASIL. menjelaskan arti dari hasil pengolahan yang telah dilakukan dan melakukan

BAB V ANALISA DATA DAN INTERPRETASI HASIL. menjelaskan arti dari hasil pengolahan yang telah dilakukan dan melakukan BAB V ANALISA DATA DAN INTERPRETASI HASIL 5.1 Analisa Data Bab ini akan menganalisa hasil pengolahan data dengan menguraikan serta menjelaskan arti dari hasil pengolahan yang telah dilakukan dan melakukan

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan I-1

BAB I Pendahuluan I-1 BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Kualitas menjadi salah satu faktor terpenting dalam pengambilan keputusan oleh konsumen baik dalam produk atau jasa (Monthgomery : 2009). Kepuasan konsumen

Lebih terperinci

4 BAB V ANALISIS. Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis

4 BAB V ANALISIS. Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis 4 BAB V ANALISIS 4.1 Analisa Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis melakukan analisa dan hasil dari laporan skripsi, dan menguraikan tentang data-data yang telah dikumpulkan

Lebih terperinci

Tabel dan Grafik Pengukuran Sigma

Tabel dan Grafik Pengukuran Sigma Tabel dan Grafik Pengukuran Sigma 3 2.6771 2.5 2.2074 2.3429 2.4171 2 No. Jenis Komponen %Defect DPO DPMO Nilai Sigma 1 Plate 0.48 0.24 240000 2.2074 2 Bracket 0.40 0.2 200000 2.3429 3 Stiffener 0.24 0.12

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan Sanggar Pusaka

BAB III METODE PENELITIAN. dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan Sanggar Pusaka BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian. Penelitian ini akan dilakukan pada proses bahan baku, proses produksi, dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK...i. KATA PENGANTAR ii. DAFTAR ISI..iv. DAFTAR TABEL viii. DAFTAR GAMBAR.ix. DAFTAR LAMPIRAN..x. 1.1 Latar Belakang Masalah..

DAFTAR ISI. ABSTRAK...i. KATA PENGANTAR ii. DAFTAR ISI..iv. DAFTAR TABEL viii. DAFTAR GAMBAR.ix. DAFTAR LAMPIRAN..x. 1.1 Latar Belakang Masalah.. ABSTRAK Usaha untuk tetap menjaga kualitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan merupakan salah satu hal yang penting yang harus diperhatikan oleh pihak CV.X agar produknya dapat bersaing di pasaran.

Lebih terperinci

USULAN PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK STANG ENGKOL DI PRODUSEN SENJATA MENGGUNAKAN METODE FAILURE MODE EFFECT ANALYSIS DAN FAULT TREE ANALYSIS (FTA)

USULAN PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK STANG ENGKOL DI PRODUSEN SENJATA MENGGUNAKAN METODE FAILURE MODE EFFECT ANALYSIS DAN FAULT TREE ANALYSIS (FTA) Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas.02 Vol.4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Aprili 2016 USULAN PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK STANG ENGKOL DI PRODUSEN SENJATA MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil dari Pengumpulan Data Untuk mempermudahkan identifikasi masalah langkah pertama yang harus dilakukan adalah melakukan pengumpulan data. Pengumpulan data ini penulis

Lebih terperinci

Tabel 4.1 Hasil Skor RPN. No. Moda Kegagalan (Failure Mode) Skor RPN

Tabel 4.1 Hasil Skor RPN. No. Moda Kegagalan (Failure Mode) Skor RPN 25 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengolahan data dengan menggunakan Metode FMEA dilakukan dengan melalui beberapa tahap, yaitu: 1. Mengidentifikasi moda kegagalan potensial

Lebih terperinci

Cindy Puspita Sari / 4ID01

Cindy Puspita Sari / 4ID01 Mempelajari Manajemen Perawatan Mesin Injeksi Plastik pada Produksi Kaca Spion Tipe KZRA di PT Astra Komponen Indonesia Cindy Puspita Sari 31413929 / 4ID01 Latar Belakang Permasalahan Solusi Penyelesaian

Lebih terperinci

INTEGRASI METODE QFD DAN DFMEA DALAM PERBAIKAN DESAIN MOLD PADA MOLD BODY SEALPACK DI PERUSAHAAN INJECTION

INTEGRASI METODE QFD DAN DFMEA DALAM PERBAIKAN DESAIN MOLD PADA MOLD BODY SEALPACK DI PERUSAHAAN INJECTION INTEGRASI METODE QFD DAN DFMEA DALAM PERBAIKAN DESAIN MOLD PADA MOLD BODY SEALPACK DI PERUSAHAAN INJECTION Muhammad Kholil 1*, Suryanto 2 1,2 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan dalam penulisan skipsi ini merupakan data sekunder, dimana data tersebut berasal dari proses observasi serta wawancara

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA HASIL PENGOLAHAN DATA. Dari hasil pengamatan langsung dan dokumen maintenance didapat datadata

BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA HASIL PENGOLAHAN DATA. Dari hasil pengamatan langsung dan dokumen maintenance didapat datadata BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA HASIL PENGOLAHAN DATA 4.1 Data dan Analisa Hasil Pengamatan Dari hasil pengamatan langsung dan dokumen maintenance didapat datadata sebagai berikut: Tabel 4.1 Data Hasil

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN Seminar Nasional IENACO 204 ISSN 2337-4349 PENGENDALIAN KUALITAS PADA MESIN INJEKSI PLASTIK DENGAN METODE PETA KENDALI PETA P DI DIVISI TOSSA WORKSHOP Much. Djunaidi *, Rachmad Adi Nugroho 2,2 Jurusan

Lebih terperinci

STRATEGI PENINGKATAN MUTU PART BENING MENGGUNAKAN PENDEKATAN METODE SIX SIGMA (STUDI KASUS: DEPARTMENT INJECTION DI PT. KG)

STRATEGI PENINGKATAN MUTU PART BENING MENGGUNAKAN PENDEKATAN METODE SIX SIGMA (STUDI KASUS: DEPARTMENT INJECTION DI PT. KG) STRATEGI PENINGKATAN MUTU PART BENING MENGGUNAKAN PENDEKATAN METODE SIX SIGMA (STUDI KASUS: DEPARTMENT INJECTION DI PT. KG) Lithrone Laricha Salomon, Ahmad dan Nickholaus Denata Limanjaya Program Studi

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. perbaikan. Usulan perbaikan terhadap proses produksi JK-6050 dapat dilihat pada. Tabel 5. 1 Urutan Risk Priority Number

BAB V ANALISA HASIL. perbaikan. Usulan perbaikan terhadap proses produksi JK-6050 dapat dilihat pada. Tabel 5. 1 Urutan Risk Priority Number BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Berdasarkan penilaian RPN yang telah didapat, perbaikan yang akan dilakukan berdasarkan penyebab kegagalan yang telah dianalisis berdasarkan FMEA sehingga diketahui permasalahan

Lebih terperinci

Bab 3 Metodologi Pemecahan Masalah

Bab 3 Metodologi Pemecahan Masalah Bab 3 Metodologi Pemecahan Masalah 3.1. Flowchart Pemecahan Masalah Agar penelitian ini berjalan dengan sistematis, maka sebelumnya penulis membuat perencanaan tentang langkah-langkah pemecahan masalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian ini menggambarkan langkah-langkah atau kerangka pikir yang akan dijalankan pada penelitian ini. Tujuan dari pembuatan metodologi penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Hasil Data Dari pengolahan data pada bab sebelumnya di peroleh hasil bahwa data yang telah di kumpulkan layak untuk di olah dalam proses pengolahan data, dan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN HASIL. Dalam bab ini akan dibahas tentang analisis hasil pengamatan proses yang

BAB V ANALISA DAN HASIL. Dalam bab ini akan dibahas tentang analisis hasil pengamatan proses yang BAB V ANALISA DAN HASIL Dalam bab ini akan dibahas tentang analisis hasil pengamatan proses yang sebelumnya telah dibahas pada bab IV. Dimana ditemukannya adanya kemungkinan terjadinya penyebab khusus

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) DAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DI PABRIK ROTI BARITON 1

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) DAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DI PABRIK ROTI BARITON 1 Anugrah, dkk USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) DAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DI PABRIK ROTI BARITON 1 Ninda Restu Anugrah, Lisye Fitria, Arie Desrianty

Lebih terperinci

Implementasi Metode Six Sigma DMAIC untuk Mengurangi Paint Bucket Cacat di PT X

Implementasi Metode Six Sigma DMAIC untuk Mengurangi Paint Bucket Cacat di PT X Implementasi Metode Six Sigma DMAIC untuk Mengurangi Paint Cacat di PT X Hanky Fransiscus 1, Cynthia Prithadevi Juwono 2, Isabelle Sarah Astari 3 1,2,3) Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

BAB IIIPROSES PEMBUATAN MOLD GRAB RAIL K15A PROSES PEMBUATAN MOLD GRAB RAIL K15A

BAB IIIPROSES PEMBUATAN MOLD GRAB RAIL K15A PROSES PEMBUATAN MOLD GRAB RAIL K15A BAB IIIPROSES PEMBUATAN MOLD GRAB RAIL K15A PROSES PEMBUATAN MOLD GRAB RAIL K15A 3.1 Deskripsi Molding Injection Mold (cetakan) terdiri dari dua bagian pelat bergerak (core plate) dan pelat diam (cavity

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO... KATA PENGANTAR..... ABSTRAK..... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya dan faktor penyebab banyaknya re-work dari proses produksi kursi pada PT. SUBUR MANDIRI, yang merupakan

Lebih terperinci

Oleh : Miftakhusani

Oleh : Miftakhusani USULAN MINIMASI CACAT PRODUK PERALATAN MAKANAN GARPU ART 401 DENGAN METODE SIX SIGMA DI PT. INDOMETAL SEDJATI ENT. LTD. JAKARTA Oleh : Miftakhusani 2010-21-012 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisa dan Pembahasan Produksi dan Defect Produk Dari data yang diambil, diketahui bahwa defect yang terjadi pada proses filling liquid produk obat sirup penurun panas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1. Alat Penelitian Berikut adalah peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: A. Mesin Injeksi Gambar 3.1 Mesin Injection Molding

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini dijabarkan tentang tinjauan pustaka yang digunakan sebagai acuan dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. II.1 Sejarah FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) Didalam

Lebih terperinci

Shrinkage pada Plastik Bushing dengan Variabel Temperatur Injeksi Plastik

Shrinkage pada Plastik Bushing dengan Variabel Temperatur Injeksi Plastik Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 2, No.1, Novemberi 2010 65 Shrinkage pada Plastik Bushing dengan Variabel Temperatur Injeksi Plastik Toto Rusianto, Ellyawan, S.A. & Arif Rahmanto Jurusan Teknik Mesin, Institut

Lebih terperinci

BAB3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 57 BAB3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Metodologi Penelitian Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Terdapat empat kata

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pengertian metodologi penelitian secara umum adalah metode yang menjelaskan bagaimana urutan suatu penelitian yang dilakukan, yaitu dengan menggunakan alat ukur dan lanngkah

Lebih terperinci

Tugas Akhir. Perancangan Cetakan Bagasi Sepeda Motor (Honda) Untuk Proses Injection Molding. Oleh : FIRMAN WAHYUDI

Tugas Akhir. Perancangan Cetakan Bagasi Sepeda Motor (Honda) Untuk Proses Injection Molding. Oleh : FIRMAN WAHYUDI Outline: JUDUL LATAR BELAKANG RUMUSAN MASALAH BATASAN MASALAH TUJUAN PERANCANGAN METODOLOGI PERANCANGAN SPESIFIKASI PRODUK DAN SPESIFIKASI MESIN PERENCANAAN JUMLAH CAVITY DIMENSI SISTEM SALURAN PERHITUNGAN

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Slide Bracket, Kualitas, Six Sigma, DMAIC, DPMO, Usulan Peningkatan Kualitas

ABSTRAK. Kata Kunci: Slide Bracket, Kualitas, Six Sigma, DMAIC, DPMO, Usulan Peningkatan Kualitas ABSTRAK Peningkatan kualitas produk ataupun jasa yang dihasilkan merupakan sesuatu yang mutlak perlu dilakukan oleh setiap perusahaan untuk dapat bertahan di era yang semakin kompetitif ini. Penelitian

Lebih terperinci