6 Daftar Pustaka. Antal, M. et.al., (2005), Papermaking Additive, WIPO, WO 2005/

Transkripsi

1 6 Daftar Pustaka Antal, M. et.al., (2005), Papermaking Additive, WIPO, WO 2005/ Austin, P. R., (1977), Chitin Solution, US Patent, Nov Aziz, S. et.al. (1987), Solvent Pulping - Promise and Problems, IPC, Nov.1987, 3 Catalyst, How We Make Paper, 28 Mei 2008 Chaplin, M., Agar, 12 Mei 2008, 14 Mei 2008 Chaplin, M., Carrageenan, 25 April 2008, 9 Mei 2008 Chaplin, M., Cellulose, 25 April 2008, 12 Mei 2008 Chaplin, M., Pektin, 12 Mei 2008, 14 Mei 2008 Departemen Pertanian, Pusat Data dan Informasi Pertanian, Oktober 2007 Dinas Perindustrian & Perdagangan Jawa Barat, Industri Pulp dan Kertas, 26 September 2007 Doree, C., (1947), The Methods of Cellulose Chemistry, D. van Nostrand Company Inc., New York, Fessenden, Fessenden, Kimia Organik, Pudjaatmaka, A.H. (Penerjemah), (), edisi 3, Penerbit Erlangga, Jakarta, Fisheries and Aquaculture Department, A guide to the seaweed industry, Oktober 2007 Froass, P.M., et.al., (1996), Chemical Structure of Residual Lignin from Kraft Pulp, J. Wood Chem Tech, 16 (4), (1996). Kyoei Konnyaku. Inc, What s Konjac Flour, Mei

2 Lehninger, A.L, Dasar-Dasar Biokimia Jilid 1. Thenawijaya, M. (Penerjemah), (1982), Penerbit Erlangga, Jakarta, 329, Li, H., et.al., (2004), Adsorption and Complexation of Chitosan Wet-End Additives in Papermaking Systems, J Appl Polym Sci, 91 (4), Nishiyama, M. et.al., (1983), Paper-Making Process with Regenerated Chitin Fibers, US Patent, Dec Paper Online, Paper and Board, 2 Oktober 2007 Seshadri, R., (1998), Chitosan-Coated Pulp, A Paper Using The Pulp, And A Process For Making Them, Europian Patent, EP09581 Universitas Indonesia, Kertas, Pendamping/Praweda/Kimia/0205%20Kim%202-6h.htm, 2 Oktober 2007 Wisastra, R., (2007), Skripsi, Institut Teknologi Bandung, Bandung,

3 Lampiran A Data Pengamatan Proses Pembuatan Kertas 1. Penghilangan Air data ke massa albedo awal (g) massa albedo setelah penjemuran (g) pengurangan massa (%) 81,11 82,14 80,44 79,71 78,82 Pengurangan massa rata-rata setelah penjemuran = 80,44 % 2. Pulping data ke massa albedo sampel (g) 2,00 2,00 2,01 4,00 4,02 massa pulp kering setelah pulping (g) 1,35 1, 1,48 2, 2,72 massa pulp (%) 67,50 65,00 73,63 61,25 67,66 Massa pulp kering rata-rata setelah pulping = 67,01% 3. Uji ketahanan terhadap air waktu (menit) jenis kertas data ke- data ke- data ke- data ke- data ke rata-rata HVS ,6 kertas tanpa aditif ,2 kertas dengan aditif 1% jalur C ,2 kertas dengan aditif 2% jalur C ,2 kertas dengan aditif 5% jalur C ,8 Data berdasarkan waktu saat masing-masing kertas menjadi rusak dalam air. 44

4 Lampiran B Uji Tarik Hasil yang diperoeh merupakan nilai stress, strain, dan modulus elastisitas pada saat kertas putus. Nilai stress, strain, dan modulus elastisitas dihitung menurut penurunan hukum Hooke, yaitu δ = Dengan uji tarik, dapat diperoleh Stress = = Strain = ε = = Modulus elastisitas = E =

5 jenis kertas HVS tanpa aditif 1%, jalur A 0,5%, jalur B 1%, jalur B 1,5%, jalur B 1%, jalur C 2%, jalur C 5%, jalur C data ke- lebar (mm) tebal (mm) A (mm 2 ) KGF l (mm) stress (N/ mm 2 ) strain (%) modulus elastisitas (N/mm 2 ) 1 3,5 0,12 0,42 1,2 0, , ,08 2 3,5 0,12 0,42 1 0,72 23,33 1,8 1296,29 3 3,5 0,12 0,42 0,5 0,3 11,67 0, ,55 rata-rata 3,5 0,12 0,42 0,9 0,5 21 1, , ,06 0,24 0,7 0,47 28,58 1, , ,07 0,28 0,7 0,37 24,5 0, , ,07 0,28 0,7 0,4 24, rata-rata 4 0,07 0,27 0,7 0,41 25,41 1, , ,05 0,2 0,2 0,54 9,8 1,35 725, ,05 0,2 0,5 0,35 24,5 0, , ,05 0,2 0,2 0,25 9,8 0, ,64 rata-rata 4 0,05 0,2 0,3 0,38 14,7 0, , ,06 0,24 0,2 0,17 8,17 0, , ,07 0,28 0,5 0,32 17,5 0,8 2187, ,06 0,24 0,5 0,35 20,42 0, ,74 rata-rata 4 0,06 0,25 0,4 0,28 15,68 0, ,5 0,05 0,22 0,2 0,25 8,91 0, , ,05 0,2 0,2 0,2 9,8 0, ,05 0,2 0,5 0,55 24,5 1, ,32 rata-rata 4,17 0,05 0,21 0,3 0, , , ,06 0,24 0,5 0,3 20,42 0, , ,05 0,2 0,2 0,17 9,8 0, , ,05 0,2 0,2 0,22 9,8 0, ,82 rata-rata 4 0,05 0,21 0,3 0, ,57 26,14 1 3,5 0,04 0,14 0,5 0, , ,81 2 3,5 0,04 0,14 0,5 0, , ,92 3 3,5 0,04 0,14 0,5 0, , ,32 rata-rata 3,5 0,04 0,14 0,5 0, , ,70 1 3,5 0,05 0,17 0,5 1,27 28,82 3,17 909,26 2 3,5 0,04 0,14 0,5 0, ,3 1521,74 3 3,5 0,05 0,17 0,5 0,8 28, ,18 rata-rata 3,5 0,05 0,16 0,5 1,62 2, ,92 1 3,5 0,05 0,17 0,5 0,72 28,82 1,8 1601,31 2 3,5 0,06 0,21 0,5 0,7 23,33 1, ,33 3 3,5 0,05 0,17 0,5 0,8 28, ,18 rata-rata 3,5 0,05 0,18 0,5 0,74 27,22 1, ,47 46

6 47 Lampiran C Spektrum Inframerah Spektrum inframerah kitin kitin

7 Spektrum inframerah Khitosan Udang 2 1 Dari spektrum IR kitin dan dapat ditentukan derajat deasetilasi masing-masing. Pertama, dengan menarik garis dasar secara manual, ditentukan absorbansi pada ~1650 cm -1 yang mewakili daerah serapan gugus -NH 2 amina primer dan pada ~3400 cm -1 yang mewakili daerah serapan gugus hidroksi sebagai pembanding. Selanjutnya, derajat deasetilasi dihitung berdasarkan rumus: % derajat deasetiasi = Derajat deasetilasi kitin adalah 51,13% Derajat deasetilasi adalah 77.44% 48

8 Spektrum inframerah kertas tanpa aditif Selulosa konyal 2 1 Spektrum inframerah kertas dengan aditif 1% jalur C Kitosan pulping

9 Spektrum inframerah kertas dengan aditif agar-agar 1% jalur C agar Spektrum inframerah kertas dengan aditif karagenan 1% jalur C nutrijel