Daftar Pustaka. Morimoto, M. et al, (2002), Control of Functions of Chitin and Chitosan by Chemical Modification, 14(78),

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Daftar Pustaka. Morimoto, M. et al, (2002), Control of Functions of Chitin and Chitosan by Chemical Modification, 14(78),"

Transkripsi

1 Daftar Pustaka Bilmeyer, F. W., (1971), Textbook of Polymer Science.2 nd New York, , Edition, Wiley-Interscience Inc., Chen, S.L. et al., (2004), Ion exchange resin/polystyrene sulfonate composite membranes for PEM fuel cells, J.Membrane Sci, 243, , 330 Cui, Z. et al., (2007), Polyelectrolyte complexes of chitosan and phosphotungstic acid as proton-conducting membranes for direct methanol fuel cells. Journal of Power Sources, 167, 94 96, 98 Fessenden, R. J., & Fessenden, J. S., Kimia Organik, Aloysius Hadyana Pudjaatmaka (Penterjemah) (1986), Jilid I edisi 3, Penerbit Erlangga, Jakarta, h ,480 Focher, B. et al., (1992). Structural Differences Between Chitin Polymorphs and Their Precipitates from Solution Evidence from CP-MAS 13 C-NMR, FT-IR and FT-Raman Spectroscopy, Carbohidrat Polymer, 17 (2), Fu, R.Q. et al, (2008). Sulfonated polystyrene/polyvinyl chloride composite membranes for PEMFC applications. Journal of Membrane Science Khan, T. A. et al.,(2002), Reporting Degree of Deacetylation Values of Chitosan:The Influence of Analytical Methods, J.Pharm Pharmaceut Sci, 5 (3), Makowski, H.S et.al., 1975, US pat, 3.870, 841 Martins, C.R. et al, (2003), Synthesis in Pilot Plant Scale and Physical Properties of Sulfonated Polystyrene, J. Braz. Chem. Soc., Vol. 14(5), Morimoto, M. et al, (2002), Control of Functions of Chitin and Chitosan by Chemical Modification, 14(78), Rahmawati, F., (2007), Skripsi, Institut Teknologi Bandung, Bandung, 10,13,14-15 Smitha, B. et al., (2003), Synthesis and characterization of proton conducting polymer membranes for fuel cells.j.membrane Sci,225,63 65.

2 Won, J. et al., (2003) Structural characterization and surface modification of sulfonated polystyrene (ethylene butylene) styrene triblock proton exchange membranes. J. Membrane Sci, 214, Zubir, N.A., Physico-chemical study of sulfonated polystyrene pore-filled electrolyte membranes by electrons induced grafting

3 Lampiran Lampiran A Sintesis Polistiren dan Kitosan 1. Rendemen polistiren Tabel A. 1 Data sintesis polistiren Vol stiren (ml) Massa Stiren (g) Massa PS hasil sintesis (g) Rendemen (%) 15 13,63 12,84 90, ,27 21,71 79,61 Contoh perhitungan : ρ stiren = 0,909 g/ml Rendemen = 100% = 100% = 90,97 % 2. Penentuan derajat sulfonasi Tabel A. 2 Data penentuan derajat sulfonasi Massa PSS awal Vol NaOH titran % derajat sulfonasi (g) rata-rata (ml) 0,1511 2,15 24,19 0,1508 2,05 23,11 0,1512 2,60 29,23 Derajat sulfonasi rata-rata 25,33 % Contoh perhitungan : mol PSS massa PSS = mol NaOH = (2,15x 10-3 ) L x 0,0924 M = 1,9866x10-4 mol = mol PSS x Mr (unit ulang PSS) = (1,9866x10-4 ) mol x 184 g/mol = 0,03655 g % derajat sulfonasi = 100%

4 = 100% = 24,19% 51

5 Lampiran B Penentuan Massa Molekul Rata-Rata Viskositas (Mv) 1. Penentuan Mv Kitosan Tabel B. 1 Waktu alir asam asetat dan larutan kitosan Asam asetat 2% Kitosan 1000 ppm Kitosan 2000 ppm Kitosan 3000 ppm Kitosan 4000 ppm Kitosan 5000 ppm t 1 3,82 14,02 31,16 50, ,1 t 2 3,82 14,06 31,17 50,4 69,3 99,2 t 3 3,82 14,07 31,17 50,5 69,4 99,4 t 4 3,82 14,08 31,02 50,7 68,7 99,9 t 5 3,82 14,15 31,08 50,8 68,4 98,4 t ratarata 3,82 14,076 31,12 50,56 68,96 99,2 Tabel B. 2 Viskositas larutan kitosan t rata-rata C (g/ml) η r (t/t 0 ) η sp (η r -1) η red (η sp /C) 3,82 14,076 0,001 3,68 2, ,82 31,12 0,002 8,14 7, ,30 50,56 0,003 13,23 12, ,53 68,96 0,004 18,05 17, ,09 99,2 0,005 25,97 24, ,72 Gambar B. 1 Kurva η red terhadap konsetrasi kitosan 52

6 Cara perhitungan : η ( Mv) red [ η] a = 0.83 [ η] = k' R² = 0,957 = [ η] C + [ η] y = 53075x K = = K. Mv 2326 = a 2 2 ml / g ml / g 2326 = ml / g Mv = ,98g / mol ( Mv) 0.83 = , Penentuan Mv Polistiren Tabel B. 3 Waktu alir toluen dan larutan polistiren Larutan t 1 t 2 t 3 t 4 t 5 t rata-rata Toluen 3,08 3,08 3,06 3,07 3,06 3,07 PS1 3,19 3,18 3,18 3,20 3,17 3,18 PS2 3,30 3,30 3,27 3,27 3,26 3,28 PS3 3,38 3,39 3,37 3,37 3,38 3,38 PS4 3,48 3,47 3,47 3,48 3,47 3,47 PS5 3,52 3,57 3,57 3,57 3,50 3,55 Tabel B. 4 Viskositas larutan polistiren t rata-rata C (g/ml) η r (t/t 0 ) η sp (η r -1) η red (η sp /C) ,001 1,04 0,037 37, ,002 1,07 0,068 34, ,003 1,10 0,100 33, ,004 1,13 0,131 32, ,005 1,15 0,155 31,01 53

7 Gambar B. 2 Kurva phi red terhadap konsentrasi larutan polistiren Cara perhitungan : ( Mv) 2 [ η] C + [ η] η red = k' y = -1011, x + 36,43 R² = 0,920 [ η] = 36,43 K = 0,0105mL / g a = 0.73 a [ η] = K. Mv ,43 = 0,0105mL / g ( Mv) ,43 = = 3469,5238 0,0105mL / g Mv = ,21g / mol 54

8 Lampiran C Data dan Perhitungan Analisis Polyblend 1. Derajat swelling Tabel C. 1 Data analis swelling Membrannn m o (g) m t (g) DSw 1 (%) m o (g) m t (g) D Sw 2 (%) m o (g) m t (g) DSw 3 (%) PS 0,0688 0,0703 2,18 0,0689 0,0707 2,61 0,0691 0,0691 0, ,0464 0, ,5 0,0464 0,0494 6,47 0,0472 0,0472 0, ,0504 0, ,9 0,0516 0, ,2 0,0515 0, , ,0746 0, ,2 0,0751 0,0818 8,92 0,0756 0,0756 5, ,0511 0, ,2 0,0513 0,056 9,16 0,0516 0,0516 6, ,0492 0, ,0506 0,0552 9,09 0,0511 0, ,17 2. Ion Exchange Capacity [NaOH] = [HCl] Vol NaOH blanko 1 Vol NaOH blanko 2 Vol NaOH blanko rata-rata = 0,0972 M = 5,55 ml = 5,60 ml = 5,575 ml Tabel C. 2 Data analisis IEC V NaOH rata-rata Membran Massa (g) (ml) IEC (m ekiv/g) ,04 5,45 1, ,55 0, ,2 3, ,2 2, ,5 0,55 IEC = 55

9 3. Konduktivitas Tabel C. 3 Data konduktivitas Membran 1/Rtotal (µs) Rtotal (Ω) R blanko (Ω) R membran (Ω) Tebal (cm) σ (µs/cm) σ rata-rata (µs/cm) ,67 156, ,42 0,02 1,94 5, ,67 156, ,41 0,02 8, ,33 156, ,08 0,05 9,93 7, ,00 156, ,75 0,04 5, ,31 156, ,06 0,03 4,27 8, ,60 156, ,35 0,04 12, ,71 156, ,46 0,04 4,14 3, ,43 156, ,18 0,03 1, ,17 156, ,92 0,05 31,045 3, ,20 156, ,95 0,05 47,54 4. Analisis Mekanik Tabel C. 4 Data analisis mekanik Membran Tebal (mm) Lebar (mm) Gaya (Kgf) ΔL (mm) Tegangan saat putus (Kgf/mm 2 ) Regangan saat putus (%) PS press 0,29 3,2 2 0,67 2,16 1,68 0,34 3,49 2 0,55 1,69 1,38 0,31 3,73 2,7 1,2 2, ,36 3,42 1,2 0,4 0,97 1 0,26 3,29 1 0,37 1,17 0,93 0,29 3,69 1,5 0,47 1,4 1, ,32 3,49 0,7 0,4 0,63 1 0,33 3,51 1,5 0,47 1,3 1,18 0,42 3,51 1,2 0,37 0,81 0, ,35 3,05 1 0,27 0,94 0,68 0,32 3,26 1,2 0,3 1,15 0,75 0,3 3,47 0,9 0,22 0,86 0, ,24 3,35 0,7 0,4 0,

10 0,41 3,06 0,7 0,35 0,56 0,88 0,35 3,16 1 0,37 0,9 0, ,27 3,34 1 0,25 1,11 0,63 0,37 3,26 0,7 0,47 0,58 1,18 Tabel C. 5 Hasil uji tarik Membran Tegangan saat Putus rata-rata (Kgf/mm 2 ) Regangan saat putus rata-rata (%) Modulus Young saat putus PS press 2,06 2,02 1, ,18 1,03 1, ,91 1,03 0, ,98 0,66 1, ,78 0,93 0, ,69 1,02 0,68 Modulus Young saat putus = 57

11 Lampiran D Percobaan Pembuatan Polyblend Sebelum melakukan pembuatan membran secara mekanik, penulis telah melakukan pengujian dan metode lain pembuatan membran, yaitu : 1. Dengan pelarut DMF Massa polistiren Massa kitosan Volume DMF Massa polistiren tersulfonasi Massa kitosan Volume DMF = 0,8005 g = 0,1118 g = 3,2 ml = 0,8029 g = 0,1055 g = 3,2 ml Penggunaan pelarut DMF berdasarkan kelarutan polistiren tersulfonasi dalam DMF. Cara kerjanya yaitu, campuran polistiren-kitosan-dmf dimasukkan dalam gelas kimia dan pada gelas kimia yang lain dimasukkan campuran polistiren tersulfonasi-kitosan-dmf. Keduanya kemudian diaduk dengan magnet stirrer selama beberapa jam. Hasilnya dalam percobaan ini DMF tidak dapat melarutkan polistiren-kitosan, dan polistiren tersulfonasi-kitosan karena perbedaan sifat kepolaran polistiren dan kitosan. Kitosan bersifat polar, polistiren bersifat non polar serta polistiren tersulfonasi dalam percobaan ini bersifat cenderung non polar. 2. Penggunaan surfaktan (polietilen glikol) Berdasar sifat kitosan yang polar dan sifat polistiren tersulfonasi yang cenderung non polar,dilakukan percobaan menggunakan surfaktan sebagai pelarut kedua molekul polimer ini. Pertama-tama, masing-masing bahan dilarutkan ke dalam pelarutnya terlebih dahulu, PSS dengan DMF dan kitosan dengan asam asetat 2 % lalu setelah kedua larutan polimer terbentuk dilakukan penambahan polietilen glikol (PEG), dengan perbandingan PSS:kitosan:PEG 80:10:10. Larutan kemudian diaduk dan ditempatkan di cawan petri. Setelah satu minggu telah terbentuk padatan namun bersifat seperti gel dan basah sehingga padatan ini tidak dapat diangkat dari cawan karena lengket. Kemudian ditambahkan aquades ke dalam cawan sehingga padatan terendam dan supaya padatan dapat lepas dari cawan karena PSS dan kitosan tidak larut dalam air. Namun setelah berminggu-minggu padatan tetap tidak dapat terangkat dari cawan. Surfaktan yang digunakan hendaknya diuji kompatibilasnya dan pada penambahan berapa surfaktan dalam membantu dalam pembentukan membran PSS-kitosan. 58

12 3. Uji titik leleh Uji titik leleh polimer dilakukan untuk menentukan suhu yang diperlukan untuk pembuatan membran dengan metode hotpress. Suhu yang dipakai polimer dalam metode hotpress yaitu berada sedikit di bawah titik leleh polimer tersebut. Alat yang digunakan yaitu electrothermal melting point apparatus. Hasilnya, polistiren leleh pada suhu 184 o C, sementara kitosan tidak memiliki titik leleh namun langsung hancur (hangus) pada suhu 216 o C. 4. Metode hotpress dengan perbandingan PSS-kitosan=2:8 Massa polistiren tersulfonasi Massa kitosan = 0,4073 g = 1,6174 g Kedua bahan dicampur dan dihaluskan dengan blender, kemudian dilakukan hotpress dengan suhu 120 o c dan tekanan 200 kgf selama 5 menit. Hasilnya, kedua bahan tidak homogen, dan masih berbentuk hancuran (tidak saling menempel). Lalu dilakukan pengulangan hotpress dengan menaikkan suhu dan tekanan menjadi 130 o c dan 250 kgf. Hasil yang didapat kedua bahan terlihat lebih menempel namun tetap tidak homogen (Gambar D. 1). Gambar D. 1 Membran dengan komposisi 20% PSS-80% kitosan 5. Dengan pelarut tolen-n butanol = 7:3 PSS larut baik dalam tolen-n butanol = 7:3 namun ternyata kurang baik untuk menghasilkan membran PSS. Pada penelitian tersebut sulfonasi dilakukan selama 1 jam sedangkan pada tugas akhir ini sulfonasi dilakukan selama 20 menit sehingga produk yang dihasilkan berbeda. Pada penelitian ini membran yang dihasilkan berpori besar dan memiliki permukaan yang kasar. Hal ini mungkin terjadi karena kurang cocoknya pelarut dengan polimer serta perbedaan kecepatan menguap antara pelarut toluen dan butanol. 6. Metode perendaman membran PSS dalam larutan kitosan Berdasar sifat kelarutan polistiren dengan diklorometana, dilakukan percobaan kelarutan PSS dengan diklorometana. Hasilnya, PSS larut baik dalam diklorometana dan cocok sebagai pelarut dalam pembuatan membran karena diklorometana dengan cepat menguap. Membran PSS (6% b/v dalam 10 ml) terbentuk dan kering dalam waktu dua malam sehingga 59

13 namun hasilnya sedikit berpori, karena kemungkinan terlalu cepatnya diklorometana menguap. Membran PSS kemudian dicelupkan ke dalam larutan kitosan dengan konsentrasi bervariasi. Setelah sekitar lima hari membran kering namun kitosan tidak dapat menempel sempurna pada PSS karena terbentuk lapisan kitosan diatas PSS dengan warna sedikit kekuningan dan hanya menempel di bagian pinggir saja. Hal ini mungkin karena perbedaan kepolaran kedua polimer dan sifat film kitosan yang mudah mengkerut dalam keadaan kering. 7. Metode press membran kitosan dengan PSS Metode ini dilakukan karena pada metode 6 kitosan bersifat mengkerut sehingga tidak menempel sempurna pada PSS. Asumsi jika membran kitosan terlebih dahulu dibuat dengan cara pelarutan, kemudian di press dengan PSS kedua polimer akan lebih tercampur karena bentuk kitosan yang tetap rata (tidak mengkerut). Namun karena sifat pengkerutan membran kitosan sangat kuat, hasil membran PSS-kitosan yang dihasilkan memiliki permukaan kasar karena besarnya sifat pengkerutan kitosan. 60

14 Lampiran E Penentuan Derajat Deasetilasi Kitosan 55 F %T C 1 E B Khitosan 3500 A D Gambar E. 1 Spektrum IR Kitosan /cm = [1-61

6. Daftar Pustaka. Cowd, M., (1982), Kimia Polimer, Harry Firman (Penterjemah) (1991), Penerbit ITB, Bandung, 1,

6. Daftar Pustaka. Cowd, M., (1982), Kimia Polimer, Harry Firman (Penterjemah) (1991), Penerbit ITB, Bandung, 1, 6. Daftar Pustaka Acosta, J.L., Gonzales, L., Ojeda, M.C., Rio, C., (2003). Proton Conducting Materials Based on Thermoplastic Elastomer Silica Composites, J. Applied. Polymer Sci., 90, 2715-2720. Atkins,

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Polistiren Polistiren disintesis melalui polimerisasi dari monomer (stiren). Polimerisasi ini merupakan polimerisasi radikal, dengan pusat aktif berupa radikal bebas.

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat 1. Pada tahap sintesis, pemurnian, dan sulfonasi polistiren digunakan peralatan gelas, alat polimerisasi, neraca analitis, reaktor polimerisasi, oil

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Polistiren Polistiren disintesis dari monomer stiren melalui reaksi polimerisasi adisi dengan inisiator benzoil peroksida. Pada sintesis polistiren ini, terjadi tahap

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Kimia Fisik Material dan Laboratorium Kimia Analitik Program Studi Kimia ITB, serta di Laboratorium Polimer Pusat Penelitian

Lebih terperinci

4. Hasil dan Pembahasan

4. Hasil dan Pembahasan 4. Hasil dan Pembahasan 4.1. Sintesis Polistiren Sintesis polistiren yang diinginkan pada penelitian ini adalah polistiren yang memiliki derajat polimerisasi (DPn) sebesar 500. Derajat polimerisasi ini

Lebih terperinci

Sintesis Membran Polistiren dan Polyblend-nya dengan Kitosan untuk Aplikasi Sel Bahan Bakar (Fuel Cell)

Sintesis Membran Polistiren dan Polyblend-nya dengan Kitosan untuk Aplikasi Sel Bahan Bakar (Fuel Cell) Sintesis Membran Polistiren dan Polyblend-nya dengan Kitosan untuk Aplikasi Sel Bahan Bakar (Fuel Cell) SKRIPSI Mutiara Febryani 10504004 PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

4. Hasil dan Pembahasan

4. Hasil dan Pembahasan 4. Hasil dan Pembahasan 4.1. Sintesis Polistiren (PS) Pada proses sintesis ini, benzoil peroksida berperan sebagai suatu inisiator pada proses polimerisasi, sedangkan stiren berperan sebagai monomer yang

Lebih terperinci

15. Silverstein. RM., Bassler. GC dan Morill. TC., (1991), Spectrometric Identification of Organic Compound, Jhon willey & sons, Inc, New York, 5.

15. Silverstein. RM., Bassler. GC dan Morill. TC., (1991), Spectrometric Identification of Organic Compound, Jhon willey & sons, Inc, New York, 5. DAFTAR PUSTAKA 1. Malcolm. P. S, (2001), Kimia Polimer, Alih bahasa : Lis Sofyan, Pradyana Paramita, Jakarta, 6 2. Munakshi, P, (2001), Mechanical and Microstructure Studies on the Modification of CA Film

Lebih terperinci

Pengaruh Waktu Sulfonasi terhadap Karakteristik Polistiren dan Polyblend-nya dengan Kitosan

Pengaruh Waktu Sulfonasi terhadap Karakteristik Polistiren dan Polyblend-nya dengan Kitosan Pengaruh Waktu Sulfonasi terhadap Karakteristik Polistiren dan Polyblend-nya dengan Kitosan SKRIPSI Lelly Dwi Ambarini NIM 10504018 PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

3. Metodologi Penelitian

3. Metodologi Penelitian 3. Metodologi Penelitian 3.1. Tahapan Penelitian Secara Umum Secara umum, diagram kerja penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut : Monomer Inisiator Limbah Pulp POLIMERISASI Polistiren ISOLASI

Lebih terperinci

3. Metode Penelitian

3. Metode Penelitian 3. Metode Penelitian 3.1. Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1. Alat Umumnya peralatan yang digunakan pada penelitian ini berada di Labotaorium Kimia Fisik Material, sedangkan untuk FTIR digunakan peralatan

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian Prosedur penelitian ini terdiri dari beberapa tahap, tahap pertama sintesis kitosan yang terdiri dari isolasi kitin dari kulit udang, konversi kitin menjadi kitosan. Tahap ke dua

Lebih terperinci

3. Metodologi Penelitian

3. Metodologi Penelitian 3. Metodologi Penelitian 3.1 Alat dan bahan 3.1.1 Alat Peralatan gelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah gelas kimia, gelas ukur, labu Erlenmeyer, cawan petri, corong dan labu Buchner, corong

Lebih terperinci

Hasil dan Pembahasan

Hasil dan Pembahasan Bab 4 asil dan Pembahasan 4.1 Pembuatan dan Kitosan Kulit udang yang digunakan sebagai bahan baku kitosan terdiri atas kepala, badan, dan ekor. Tahapan-tahapan dalam pengolahan kulit udang menjadi kitosan

Lebih terperinci

Daftar Pustaka. 2. Haile, S. M., (2003), Fuel cell materials and components, Acta Materialia, 51,

Daftar Pustaka. 2. Haile, S. M., (2003), Fuel cell materials and components, Acta Materialia, 51, Daftar Pustaka 1. Wikipedia, http://en.wikipedia.org/wiki/industrial_revolution, tanggal akses 26 Juni 28 2. Haile, S. M., (23), Fuel cell materials and components, Acta Materialia, 51, 5981 6 3. Wikipedia,

Lebih terperinci

Metode Penelitian. 3.1 Alat dan Bahan Penelitian Daftar alat

Metode Penelitian. 3.1 Alat dan Bahan Penelitian Daftar alat Bab 3 Metode Penelitian Penelitian ini terdiri atas tahap pembuatan kitin dan kitosan, sintesis karboksimetil kitosan dari kitin dan kitosan, pembuatan membran kitosan dan karboksimetil kitosan, dan karakterisasi.

Lebih terperinci

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Proton Exchange Membrane Fuel Cell (PEMFC)

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Proton Exchange Membrane Fuel Cell (PEMFC) 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Proton Exchange Membrane Fuel Cell (PEMFC) Proton Exchange Membrane Fuel Cell (PEMFC) merupakan salah satu jenis fuel cell, yaitu sistem penghasil energi listrik, yang bekerja berdasarkan

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 asil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Polistiren Sintesis polistiren dilakukan dalam reaktor polimerisasi dengan suasana vakum. al ini bertujuan untuk menghindari terjadinya kontak dengan udara karena stiren

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Alat Alat Adapun alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: Alat-alat Gelas.

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Alat Alat Adapun alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: Alat-alat Gelas. 18 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Alat Alat Adapun alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: Nama Alat Merek Alat-alat Gelas Pyrex Gelas Ukur Pyrex Neraca Analitis OHaus Termometer Fisher Hot Plate

Lebih terperinci

3. Metodologi Penelitian

3. Metodologi Penelitian 3. Metodologi Penelitian 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian telah dilakukan di Laboratorium Kimia Fisik Material, Kelompok Keilmuan Kimia Anorganik dan Fisik, Program Studi Kimia ITB dari bulan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN KITIN DARI CANGKANG RAJUNGAN SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN KITOSAN SULFONAT UNTUK MEMBRAN

PEMANFAATAN KITIN DARI CANGKANG RAJUNGAN SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN KITOSAN SULFONAT UNTUK MEMBRAN 73 PEMANFAATAN KITIN DARI CANGKANG RAJUNGAN SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN KITSAN SULFNAT UNTUK MEMBRAN Utilization Chitin In Shell f Crab Is Used For Producing Chitosan Sulfonate For Membrane Riniati (Staf Pengajar

Lebih terperinci

2. Tinjauan Pustaka Polymer Electrolyte Membran Fuel Cell (PEMFC) Gambar 2.1 Diagram Polymer Electrolyte Membrane Fuel Cell (PEMFC)

2. Tinjauan Pustaka Polymer Electrolyte Membran Fuel Cell (PEMFC) Gambar 2.1 Diagram Polymer Electrolyte Membrane Fuel Cell (PEMFC) 2. Tinjauan Pustaka 2.1. Polymer Electrolyte Membran Fuel Cell (PEMFC) Polymer Electrolyte Membran Fuel Cell (PEMFC) adalah salah satu tipe fuel cell yang sedang dikembangkan. PEMFC ini bekerja mengubah

Lebih terperinci

6 Daftar Pustaka. Antal, M. et.al., (2005), Papermaking Additive, WIPO, WO 2005/

6 Daftar Pustaka. Antal, M. et.al., (2005), Papermaking Additive, WIPO, WO 2005/ 6 Daftar Pustaka Antal, M. et.al., (2005), Papermaking Additive, WIPO, WO 2005/118952 20051215 Austin, P. R., (1977), Chitin Solution, US Patent, Nov.22 1977 Aziz, S. et.al. (1987), Solvent Pulping - Promise

Lebih terperinci

3 Percobaan. 3.1 Tahapan Penelitian Secara Umum. Tahapan penelitian secara umum dapat dilihat pada diagram alir berikut :

3 Percobaan. 3.1 Tahapan Penelitian Secara Umum. Tahapan penelitian secara umum dapat dilihat pada diagram alir berikut : 3 Percobaan 3.1 Tahapan Penelitian Secara Umum Tahapan penelitian secara umum dapat dilihat pada diagram alir berikut : Gambar 3. 1 Diagram alir tahapan penelitian secara umum 17 Penelitian ini dibagi

Lebih terperinci

Pembuatan Membran Poliblend PSS-lignin dan Karakterisasinya untuk Aplikasi Sel Bahan Bakar

Pembuatan Membran Poliblend PSS-lignin dan Karakterisasinya untuk Aplikasi Sel Bahan Bakar Pembuatan Membran Poliblend PSS-lignin dan Karakterisasinya untuk Aplikasi Sel Bahan Bakar SKRIPSI Luchana Lamierza Yusup 10504037 PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dimulai sejak Februari sampai dengan Juli 2010.

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dimulai sejak Februari sampai dengan Juli 2010. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Pelaksanaan penelitian dimulai sejak Februari sampai dengan Juli 2010. Sintesis cairan ionik, sulfonasi kitosan, impregnasi cairan ionik, analisis

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap yaitu, tahap isolasi kitin yang terdiri dari penghilangan protein, penghilangan mineral, tahap dua pembuatan kitosan dengan deasetilasi

Lebih terperinci

Pengaruh Komposisi Kitosan, dan Pemlastis Gliserol terhadap Sifat Edible Film dari Pati Singkong (Manihot utilisima) ABSTRAK

Pengaruh Komposisi Kitosan, dan Pemlastis Gliserol terhadap Sifat Edible Film dari Pati Singkong (Manihot utilisima) ABSTRAK Pengaruh Komposisi Kitosan, dan Pemlastis Gliserol terhadap Sifat Edible Film dari Pati Singkong (Manihot utilisima) Tokok Adiarto, Siti Wafiroh, Ahmadi Jaya Permana Departemen Kimia, Fakultas Sains dan

Lebih terperinci

Pengaruh Derajat Sulfonasi terhadap Degradasi Termal Polistirena Tersulfonasi

Pengaruh Derajat Sulfonasi terhadap Degradasi Termal Polistirena Tersulfonasi ISSN:2089 0133 Indonesian Journal of Applied Physics (2012) Vol.2 No.2 halaman 157 Oktober 2012 Pengaruh Derajat Sulfonasi terhadap Degradasi Termal Polistirena Tersulfonasi Edi Pramono, Aris Wicaksono,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium Kimia Lingkungan Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI yang beralamat

Lebih terperinci

3.1 Alat dan Bahan Alat

3.1 Alat dan Bahan Alat Bab III Metodologi 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi peralatan gelas yang umum digunakan di laboratorium kimia. Adapun peralatan lain yang khusus digunakan

Lebih terperinci

4. Hasil dan Pembahasan

4. Hasil dan Pembahasan 4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Metoda Sintesis Membran Kitosan Sulfat Secara Konvensional dan dengan Gelombang Mikro (Microwave) Penelitian sebelumnya mengenai sintesis organik [13] menunjukkan bahwa jalur

Lebih terperinci

4 Hasil dan pembahasan

4 Hasil dan pembahasan 4 Hasil dan pembahasan 4.1 Sintesis dan Pemurnian Polistiren Pada percobaan ini, polistiren dihasilkan dari polimerisasi adisi melalui reaksi radikal dengan inisiator benzoil peroksida (BPO). Sintesis

Lebih terperinci

Rendemen APG dihitung berdasarkan berat APG yang diperoleh setelah dimurnikan dengan berat total bahan baku awal yang digunakan.

Rendemen APG dihitung berdasarkan berat APG yang diperoleh setelah dimurnikan dengan berat total bahan baku awal yang digunakan. Lampiran 1 Prosedur analisis surfaktan APG 1) Rendemen Rendemen APG dihitung berdasarkan berat APG yang diperoleh setelah dimurnikan dengan berat total bahan baku awal yang digunakan. % 100% 2) Analisis

Lebih terperinci

2. Tinjauan Pustaka Sel Bahan Bakar (Fuel Cell)

2. Tinjauan Pustaka Sel Bahan Bakar (Fuel Cell) 2. Tinjauan Pustaka 2.1 2.1 Sel Bahan Bakar (Fuel Cell) Sel bahan bakar merupakan salah satu solusi untuk masalah krisis energi. Sampai saat ini, pemakaian sel bahan bakar dalam aktivitas sehari-hari masih

Lebih terperinci

2 Tinjauan Pustaka. Gambar 2. 1 Struktur stiren

2 Tinjauan Pustaka. Gambar 2. 1 Struktur stiren 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Stiren Stiren atau vinyl benzen merupakan senyawa organik yang dapat disintesis dari benzena dan etena. Stiren merupakan monomer yang paling banyak digunakan karena memiliki kestabilan

Lebih terperinci

Hasil dan Pembahasan

Hasil dan Pembahasan Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Polimer Benzilkitosan Somorin (1978), pernah melakukan sintesis polimer benzilkitin tanpa pemanasan. Agen pembenzilasi yang digunakan adalah benzilklorida. Adapun

Lebih terperinci

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL B

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL B MAKALAH PENDAMPING : PARALEL B SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA IV Peran Riset dan Pembelajaran Kimia dalam Peningkatan Kompetensi Profesional Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. melakukan uji morfologi, Laboratorium Teknik Kimia Ubaya Surabaya. mulai dari bulan Februari 2011 sampai Juli 2011.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. melakukan uji morfologi, Laboratorium Teknik Kimia Ubaya Surabaya. mulai dari bulan Februari 2011 sampai Juli 2011. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Laboratorim Fisika Material Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga, Laboratorium Metalurgi ITS Surabaya

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Distanoksan Sintesis distanoksan dilakukan dengan mencampurkan dibutiltimah(ii)oksida dan dibutiltimah(ii)klorida (Gambar 3.2). Sebelum dilakukan rekristalisasi, persen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi merupakan suatu kebutuhan dasar bagi masyarakat modern. Tanpa energi, masyarakat akan sulit melakukan berbagai kegiatan. Pada era globalisasi seperti sekarang

Lebih terperinci

LAMPIRAN 0,5 M 0,75 M 1 M 30 0,6120 % 1,4688 % 5,0490 % 45 2,2185 % 4,7838 % 2,9197 % 60 1,1016 % 0,7344 % 3,3666 %

LAMPIRAN 0,5 M 0,75 M 1 M 30 0,6120 % 1,4688 % 5,0490 % 45 2,2185 % 4,7838 % 2,9197 % 60 1,1016 % 0,7344 % 3,3666 % LAMPIRAN LAMPIRAN 1. DATA PERCOBAAN L.1.1 Data Percobaan Kadar Gula Reduksi Sebelum Inversi Tabel L.1 Data Percobaan Kadar Gula Reduksi Sebelum Inversi Waktu Hidrolisis (Menit) Konsentrai HCl 0,5 M 0,75

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan yang ekstensif pada bahan bakar fosil menyebabkan terjadinya emisi polutan-polutan berbahaya seperti SOx, NOx, CO, dan beberapa partikulat yang bisa mengancam

Lebih terperinci

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab IV asil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Isolasi Kitin dari Limbah Udang Sampel limbah udang kering diproses dalam beberapa tahap yaitu penghilangan protein, penghilangan mineral, dan deasetilasi untuk

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Mensintesis Senyawa rganotimah Sebanyak 50 mmol atau 2 ekivalen senyawa maltol, C 6 H 6 3 (Mr=126) ditambahkan dalam 50 mmol atau 2 ekivalen larutan natrium hidroksida,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bulan agustus tahun 2011 sampai bulan Januari tahun Tempat penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. bulan agustus tahun 2011 sampai bulan Januari tahun Tempat penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Rancangan kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan dimulai pada bulan agustus tahun 2011 sampai bulan Januari tahun 2012. Tempat penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Anorganik, Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas

BAB III METODE PENELITIAN. Anorganik, Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Fisik dan Kimia Anorganik, Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan Januari 2011. Penelitian dilakukan di Laboratorium Fisika Material jurusan

Lebih terperinci

KETAHANAN MEMBRAN KOMPOSIT KHITOSAN/ POLISULFON TERHADAP PELARUT ABSTRAK. Kata kunci: Membran komposit, khitosan, persentase swelling, Waktu operasi

KETAHANAN MEMBRAN KOMPOSIT KHITOSAN/ POLISULFON TERHADAP PELARUT ABSTRAK. Kata kunci: Membran komposit, khitosan, persentase swelling, Waktu operasi KETAHANAN MEMBRAN KOMPOSIT KHITOSAN/ POLISULFON TERHADAP PELARUT Maria Erna dan Sri Haryati Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau Universitas Riau, Kampus Binawidya km 12 Pekanbaru ABSTRAK

Lebih terperinci

Indonesian Journal of Chemical Science

Indonesian Journal of Chemical Science Indo. J. Chem. Sci. 6 (2) (2017) Indonesian Journal of Chemical Science http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ijcs Pengaruh Penambahan Abu Layang Termodifikasi terhadap Karakteristik Membran Elektrolit

Lebih terperinci

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL B

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL B MAKALAH PENDAMPING : PARALEL B SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA IV Peran Riset dan Pembelajaran Kimia dalam Peningkatan Kompetensi Profesional Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II ENERGI KESETIMBANGAN FASA Sabtu, 19 April 2014

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II ENERGI KESETIMBANGAN FASA Sabtu, 19 April 2014 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II ENERGI KESETIMBANGAN FASA Sabtu, 19 April 2014 Di Susun Oleh: Ipa Ida Rosita 1112016200007 Kelompok 2 Widya Kusumaningrum 1112016200005 Nurul mu nisa A. 1112016200008

Lebih terperinci

4. Hasil dan Pembahasan

4. Hasil dan Pembahasan 4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Analisis Sintesis PS dan Kopolimer PS-PHB Sintesis polistiren dan kopolimernya dengan polihidroksibutirat pada berbagai komposisi dilakukan dengan teknik polimerisasi radikal

Lebih terperinci

Kata Kunci : styrofoam, polistyren, polistyren tersulfonasi, amilosa, polibled

Kata Kunci : styrofoam, polistyren, polistyren tersulfonasi, amilosa, polibled KAJIAN FISIKA KIMIA LIMBAH STYROFOAM DAN APLIKASINYA Ni Ketut Sumarni 1, Husain Sosidi 2, ABD Rahman R 3, Musafira 4 1,4 Laboratorium Kimia Fisik Fakultas MIPA, Universitas Tadulako 2,3 Laboratorium Kimia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Jurusan Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Jurusan Pendidikan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI yang beralamat di Jl. Dr. Setiabudi No.229 Bandung. Untuk keperluan

Lebih terperinci

Adsorpsi Fenol pada Membran Komposit Khitosan Berikatan Silang

Adsorpsi Fenol pada Membran Komposit Khitosan Berikatan Silang Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan Vol. 6, No., hal. 28-34, 2007 ISSN 42-5064 Adsorpsi Fenol pada Membran Komposit Khitosan Berikatan Silang Rahmi Jurusan Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Syiah Kuala

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian 3.1 Alat Peralatan yang digunakan dalam tahapan sintesis ligan meliputi laboratory set dengan labu leher tiga, thermolyne sebagai pemanas, dan neraca analitis untuk penimbangan

Lebih terperinci

BATERAI BATERAI ION LITHIUM

BATERAI BATERAI ION LITHIUM BATERAI BATERAI ION LITHIUM SEPARATOR Membran polimer Lapisan mikropori PVDF/poli(dimetilsiloksan) (PDMS) KARAKTERISASI SIFAT SEPARATOR KOMPOSIT PVDF/POLI(DIMETILSILOKSAN) DENGAN METODE BLENDING DEVI EKA

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Kelompok Keilmuan (KK) Kimia Analitik, Program Studi Kimia FMIPA Institut Teknologi Bandung. Penelitian dimulai dari

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian Hidrolisis Kitosan A dengan NaOH

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian Hidrolisis Kitosan A dengan NaOH BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-April 2011 di Laboratorium Kimia Organik, Departemen Kimia, Institut Pertanian Bogor (IPB), Laboratorium Kimia Pusat Studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Lingkungan Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Lingkungan Jurusan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Lingkungan Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI yang beralamat di Jl. Jaya Perkasa No.9 Bandung. Waktu

Lebih terperinci

EFEK KECEPATAN PENGADUKAN TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BIOPLASTIK SORGUM ABSTRAK

EFEK KECEPATAN PENGADUKAN TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BIOPLASTIK SORGUM ABSTRAK KELOMPOK A EFEK KECEPATAN PENGADUKAN TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BIOPLASTIK SORGUM Yuli Darni, Garibaldi,, Lia Lismeri, Darmansyah Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung Jl Prof.

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap diantaranya tahap sintetis, karakterisasi serta uji kinerja. Tahap sintesis dan uji kinerja

Lebih terperinci

Pengaruh Medium Perendam...(Senny W dan Hartiwi D) PENGARUH MEDIUM PERENDAM TERHADAP SIFAT MEKANIK, MORFOLOGI, DAN KINERJA MEMBRAN NATA DE COCO

Pengaruh Medium Perendam...(Senny W dan Hartiwi D) PENGARUH MEDIUM PERENDAM TERHADAP SIFAT MEKANIK, MORFOLOGI, DAN KINERJA MEMBRAN NATA DE COCO Pengaruh Medium Perendam...(Senny W dan Hartiwi D) PENGARUH MEDIUM PERENDAM TERHADAP SIFAT MEKANIK, MORFOLOGI, DAN KINERJA MEMBRAN NATA DE COCO Senny Widyaningsih, Hartiwi Diastuti Program Studi Kimia,

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 29 METODOLOGI PENELITIAN Bahan dan Alat Penelitian Bahan baku yang digunakan pada pembuatan skin lotion meliputi polietilen glikol monooleat (HLB12,2), polietilen glikol dioleat (HLB 8,9), sorbitan monooleat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI. 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian dilakukan di Laboratorium Riset dan Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI. 3.2 Alat dan Bahan

Lebih terperinci

4. Hasil dan Pembahasan

4. Hasil dan Pembahasan 4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Isolasi Kitin dan Kitosan Isolasi kitin dan kitosan yang dilakukan pada penelitian ini mengikuti metode isolasi kitin dan kitosan dari kulit udang yaitu meliputi tahap deproteinasi,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut Lampung untuk pengambilan biomassa alga porphyridium

Lebih terperinci

Jurusan Kimia, FMIPA, UNS, Surakarta *Korespondensi: Abstract

Jurusan Kimia, FMIPA, UNS, Surakarta *Korespondensi: Abstract PEMANFAATAN POLISTIRENA LIMBAH BUNGKUS MAKANAN DAN ZEOLIT ALAM SEBAGAI MEMBRAN KOMPOSIT POLISTIRENA TERSULFONASI/KITOSAN VANILIN/ZEOLIT UNTUK APLIKASI MEMBRAN POLIMER ELEKTROLIT DALAM SEL BAHAN BAKAR (FUEL

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI Vol. 2, No. 1, (2013) ( X Print) 1

JURNAL SAINS DAN SENI Vol. 2, No. 1, (2013) ( X Print) 1 JURNAL SAINS DAN SENI Vol. 2, No. 1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 1 PENGARUH PERBANDINGAN JUMLAH POLI(VINIL ALKOHOL) DAN PATI JAGUNG DALAM MEMBRAN POLI(VINIL FORMAL) TERHADAP PENGURANGAN ION KLORIDA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i ii iii v vi BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 3 1.3 Batasan Masalah...

Lebih terperinci

MEMBRAN KOMPOSIT POLISTIRENA TERSULFONASI (PST) BERPENGISI LEMPUNG SEBAGAI MEMBRAN POLIMER ELEKTROLIT UNTUK APLIKASI SEL BAHAN BAKAR (FUEL CELL)

MEMBRAN KOMPOSIT POLISTIRENA TERSULFONASI (PST) BERPENGISI LEMPUNG SEBAGAI MEMBRAN POLIMER ELEKTROLIT UNTUK APLIKASI SEL BAHAN BAKAR (FUEL CELL) digilib.uns.ac.id MEMBRAN KOMPOSIT POLISTIRENA TERSULFONASI (PST) BERPENGISI LEMPUNG SEBAGAI MEMBRAN POLIMER ELEKTROLIT UNTUK APLIKASI SEL BAHAN BAKAR (FUEL CELL) Disusun oleh : PRIYADI M0307076 SKRIPSI

Lebih terperinci

SINTESIS DAN KARAKTERISASI MEMBRAN SELULOSA ASETAT DARI AIR KELAPA UNTUK APLIKASI BATERAI ION LITHIUM

SINTESIS DAN KARAKTERISASI MEMBRAN SELULOSA ASETAT DARI AIR KELAPA UNTUK APLIKASI BATERAI ION LITHIUM SINTESIS DAN KARAKTERISASI MEMBRAN SELULOSA ASETAT DARI AIR KELAPA UNTUK APLIKASI BATERAI ION LITHIUM SYNTHESIS AND CHARACTERIZATION OF CELLULOSE ACETATE MEMBRANE FROM COCONUT WATER FOR ION LITHIUM BATTERY

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Jurusan Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Jurusan Pendidikan 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI yang beralamat di Jl. Dr. Setiabudi No.229 Bandung. Untuk

Lebih terperinci

A = log P dengan A = absorbans P 0 = % transmitans pada garis dasar, dan P = % transmitans pada puncak minimum

A = log P dengan A = absorbans P 0 = % transmitans pada garis dasar, dan P = % transmitans pada puncak minimum LAMPIRAN 12 Lampiran 1 Prosedur pencirian kitosan Penelitian Pendahuluan 1) Penentuan kadar air (AOAC 1999) Kadar air kitosan ditentukan dengan metode gravimetri. Sebanyak kira-kira 1.0000 g kitosan dimasukkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium Kimia Lingkungan Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI yang beralamat

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Pembuatan Membran 4.1.1 Membran PMMA-Ditizon Membran PMMA-ditizon dibuat dengan teknik inversi fasa. PMMA dilarutkan dalam kloroform sampai membentuk gel. Ditizon dilarutkan

Lebih terperinci

BAB 3 RANCANGAN PENELITIAN

BAB 3 RANCANGAN PENELITIAN BAB 3 RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap: 1. Pembuatan (sintesis) material. Pada tahap ini, dicoba berbagai kombinasi yaitu suhu, komposisi bahan, waktu pemanasan dan lama pengadukan.

Lebih terperinci

2. Tinjauan Pustaka Fuel Cell (Sel Bahan Bakar) Polymer Electrolyte Membrane Fuel Cell (PEMFC)

2. Tinjauan Pustaka Fuel Cell (Sel Bahan Bakar) Polymer Electrolyte Membrane Fuel Cell (PEMFC) 2. Tinjauan Pustaka 2.1. Fuel Cell (Sel Bahan Bakar) Fuel cell (sel bahan bakar) merupakan alat pengkonversi energi elektrokimia. Sel ini menghasilkan energi listrik dari berbagai macam jenis sumber bahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Polistiren adalah salah satu contoh polimer adisi yang disintesis dari monomer stiren. Pada suhu ruangan, polistirena biasanya bersifat termoplastik padat dan dapat

Lebih terperinci

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat Bab III Metodologi Penelitian ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu isolasi selulosa dari serbuk gergaji kayu dan asetilasi selulosa hasil isolasi dengan variasi waktu. Kemudian selulosa hasil isolasi dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini diawali dengan mensintesis selulosa asetat dengan nisbah selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

Lebih terperinci

LAMPIRAN. I. SKEMA KERJA 1. Pencucian Abu Layang Batubara

LAMPIRAN. I. SKEMA KERJA 1. Pencucian Abu Layang Batubara LAMPIRAN I. SKEMA KERJA 1. Pencucian Abu Layang Batubara 87 2. Proses Leaching dari Abu Layang Batubara 10,0028 gr abu Layang yang telah dicuci - dimasukkan ke dalam gelas beker - ditambahkan 250 ml larutan

Lebih terperinci

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN Membran komposit dibuat cara teknik pengendapan-pencelupan. Pertama polisulfon dilarutkan dalam N-N-dimetilasetamida (DMAC) dan dituangkan pada penyokong yang sesuai lalu dicelupkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu untuk sintesis di antaranya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu untuk sintesis di antaranya BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu untuk sintesis di antaranya adalah gelas kimia 100 ml (Pyrex), corong Buchner (Berlin), Erlenmeyer

Lebih terperinci

Laboratorium Teknologi Pengolahan Limbah Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh November

Laboratorium Teknologi Pengolahan Limbah Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh November PENGARUH PENAMBAHAN KHITOSAN DAN PLASTICIZER GLISEROL PADA KARAKTERISTIK PLASTIK BIODEGRADABLE DARI PATI LIMBAH KULIT SINGKONG Disusun oleh : 1. I Gede Sanjaya M.H. (2305100060) 2. Tyas Puspita (2305100088)

Lebih terperinci

Lampiran 1. Pohon Industri Turunan Kelapa Sawit

Lampiran 1. Pohon Industri Turunan Kelapa Sawit LAMPIRAN Lampiran 1. Pohon Industri Turunan Kelapa Sawit 46 Lampiran 2. Diagram alir proses pembuatan Surfaktan Metil Ester Sulfonat (MES) Metil Ester Olein Gas SO 3 7% Sulfonasi Laju alir ME 100 ml/menit,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium Kimia Lingkungan Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI yang

Lebih terperinci

SINTESIS DAN KARAKTERISASI MEMBRAN PENUKAR PROTON POLISTIRENA TERSULFONASI SEBAGAI BAHAN PERANGKAT DIRECT METHANOL FUEL CELL HANY FITRI SUSIYANTI

SINTESIS DAN KARAKTERISASI MEMBRAN PENUKAR PROTON POLISTIRENA TERSULFONASI SEBAGAI BAHAN PERANGKAT DIRECT METHANOL FUEL CELL HANY FITRI SUSIYANTI SINTESIS DAN KARAKTERISASI MEMBRAN PENUKAR PROTON POLISTIRENA TERSULFONASI SEBAGAI BAHAN PERANGKAT DIRECT METHANOL FUEL CELL HANY FITRI SUSIYANTI DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT DI SUSUN OLEH : NAMA : IMENG NIM : ACC 109 011 KELOMPOK : 2 ( DUA ) HARI / TANGGAL : SABTU, 28 MEI 2011

Lebih terperinci

PENGARUH PVA TERHADAP MORFOLOGI DAN KINERJA MEMBRAN KITOSAN DALAM PEMISAHAN PEWARNA RHODAMIN-B

PENGARUH PVA TERHADAP MORFOLOGI DAN KINERJA MEMBRAN KITOSAN DALAM PEMISAHAN PEWARNA RHODAMIN-B PENGARUH PVA TERHADAP MORFOLOGI DAN KINERJA MEMBRAN KITOSAN DALAM PEMISAHAN PEWARNA RHODAMIN-B Indah F. Farha, Nita Kusumawati Jurusan Kimia Fmipa Universitas Negeri Surabaya Abstrak Pada penelitian ini,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan penelitian ini maka dipilih

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan penelitian ini maka dipilih 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan penelitian ini maka dipilih metode eksperimen. 3.2 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

Percobaan pendahuluan dilakukan pada bulan Januari - Maret 2012 dan. pecobaan utama dilakukan pada bulan April Mei 2012 dengan tempat percobaan

Percobaan pendahuluan dilakukan pada bulan Januari - Maret 2012 dan. pecobaan utama dilakukan pada bulan April Mei 2012 dengan tempat percobaan IV. BAHAN DAN METODE PERCOBAAN 4.1. Waktu dan Tempat Percobaan Percobaan pendahuluan dilakukan pada bulan Januari - Maret 2012 dan pecobaan utama dilakukan pada bulan April Mei 2012 dengan tempat percobaan

Lebih terperinci

3 Metodologi penelitian

3 Metodologi penelitian 3 Metodologi penelitian 3.1 Peralatan dan Bahan Peralatan yang digunakan pada penelitian ini mencakup peralatan gelas standar laboratorium kimia, peralatan isolasi pati, peralatan polimerisasi, dan peralatan

Lebih terperinci

PERCOBAAN 2 KONDENSASI SENYAWA KARBONIL DAN REAKSI CANNIZARO

PERCOBAAN 2 KONDENSASI SENYAWA KARBONIL DAN REAKSI CANNIZARO PERCOBAAN 2 KONDENSASI SENYAWA KARBONIL DAN REAKSI CANNIZARO Septi Nur Diana 10510036 K-02 Kelompok J septinurdiana92@yahoo.com Abstrak Pada percobaan ini telah dilakukan sintesis senyawa organik dengan

Lebih terperinci

DATA PENGAMATAN. Volume titran ( ml ) ,5 0,4 0,5 6

DATA PENGAMATAN. Volume titran ( ml ) ,5 0,4 0,5 6 DATA PENGAMATAN Data uji gugus karboksil ph Waktu ( menit ) Uji Gugus Karboksil Volume titran ( ml ) 1 2 3 30 0,5 0,4 0,5 6 60 0,3 0,5 0,7 90 0,5 0,6 0,6 120 0,5 0,5 0,6 30 0,5 0,5 0,6 7 60 0,6 0,5 0,7

Lebih terperinci

EFEK KECEPATAN PENGADUKAN DAN JENIS IMPELLER TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BIOPLASTIK SORGUM

EFEK KECEPATAN PENGADUKAN DAN JENIS IMPELLER TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BIOPLASTIK SORGUM EFEK KECEPATAN PENGADUKAN DAN JENIS IMPELLER TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BIOPLASTIK SORGUM Yuli Darni, Garibaldi,, Lia Lismeri, Darmansyah Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung

Lebih terperinci

Polisulfon tersulfonasi dan Pengembangannya sebagai membrane penukar proton

Polisulfon tersulfonasi dan Pengembangannya sebagai membrane penukar proton Polisulfon tersulfonasi dan Pengembangannya sebagai membrane penukar proton B. Piluharto 1, T. Haryati 1, C.L.Radiman 2, Ciptati 2, V. Suendo 2 1Jurusan Kimia FMIPA Universitas Jember Jl. Kalimantan III/25

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIKA TEGANGAN PERMUKAAN

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIKA TEGANGAN PERMUKAAN LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIKA TEGANGAN PERMUKAAN Tanggal Praktikum : 17 November 2014 Tanggal Pengumpulan : 24 November 2014 Disusun oleh Grup F - Kelompok 5 1. Hilwa Lutfia (1143050023) (Hasil dan

Lebih terperinci