METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian"

Transkripsi

1 51 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Desain Penelitian Berdasarkan tujuannya, penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggambarkan kesejahteraan keluarga di wilayah pesisir. Penelitian deskriptif adalah studi untuk menemukan fakta dengan interpretasi yang tepat. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir 1999; Babbie 2004). Ditinjau dari jenis masalah yang diselidiki, teknik dan alat yang digunakan, serta tempat dan waktu penelitian, penelitian ini termasuk dalam metode survei (Nazir 1999). Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil contoh dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok (Singarimbun 1989; Touliatos dan Compton 1988). Adapun menurut dimensi waktu, desain penelitian ini merupakan crosssectional survey. Dalam hal ini informasi dikumpulkan pada satu waktu untuk menggambarkan karakteristik umum dari contoh, mengidentifikasi perbedaan antar kelompok, atau untuk menaksir hubungan antar variabel dalam contoh pada saat penelitian dilakukan (Touliatos dan Compton 1988). Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah pesisir Provinsi Jawa Barat. Jawa Barat memiliki dua wilayah pesisir, yaitu pesisir Pantai Utara dan Pantai Selatan. Wilayah pesisir Pantai Utara (pantura) Jawa Barat meliputi lima kabupaten dan satu kota, yaitu: Kabupaten Bekasi, Karawang, Subang, Indramayu, Cirebon, dan Kota Cirebon. Sedangkan wilayah pesisir Pantai Selatan (pansela) mencakup lima kabupaten, yaitu: Kabupaten Sukabumi, Cianjur, Garut, Tasikmalaya, dan Ciamis, Sebagai representasi dari kedua wilayah pesisir tersebut, dipilih masingmasing dua kabupaten sebagai lokasi penelitian. Kabupaten yang mewakili karakteristik pantura dipilih Kabupaten Indramayu dan Cirebon. Sedangkan Kabupaten Sukabumi dan Ciamis mewakili karakteristik pansela. Kabupatenkabupaten tersebut dipilih sebagai lokasi penelitian karena alasan sebagai berikut:

2 52 1) Memiliki banyak desa pesisir. Kabupaten yang memiliki banyak desa pesisir diasumsikan memiliki banyak nelayan dan aktivitas perikanan. Kabupaten yang memiliki persentase desa pantai terbanyak di Jawa Barat berturut-turut adalah: Kabupaten Indramayu (11,94 persen), Cirebon (8,25 persen), Sukabumi (6,71 persen), dan Ciamis (4,93 persen). 2) Terdapat aktivitas perikanan laut yang cukup besar. Aktivitas perikanan laut dapat diketahui dari volume produksi penangkapan ikan laut. Berdasarkan data dari Dinas Perikanan Provinsi Jawa Barat, produksi perikanan laut di pantai utara pada Tahun 2005 paling tinggi dikontribusi oleh Kabupaten Indramayu dengan volume produksi ton atau 43,35 persen dari total produksi perikanan laut Jawa Barat yaitu ,60 ton. Produksi perikanan terbesar kedua adalah Kabupaten Cirebon yang memberikan kontribusi sebesar 26,11 persen (40.554,70 ton) terhadap total produksi perikanan laut Jawa Barat. Di wilayah pesisir pantai selatan Jawa Barat, Kabupaten Sukabumi memberikan kontribusi paling besar terhadap produksi perikanan laut Jawa Barat. Pada Tahun 2005 Kabupaten Sukabumi memberikan kontribusi sebesar 6,38 persen atau 8.736,72 ton dan Kabupaten Ciamis memberikan kontribusi sebesar 1.205,68 ton atau 0,78 persen terhadap produksi perikanan laut Jawa Barat (Dinas Perikanan Provinsi Jawa Barat, 2007). Selanjutnya dari setiap kabupaten dipilih satu kecamatan yang memiliki rumah tangga nelayan relatif banyak. Kecamatan yang terpilih masing-masing adalah: Kecamatan Gebang untuk Kabupaten Cirebon, Kandanghaur untuk Kabupaten Indramayu, Pelabuhanratu untuk Sukabumi, dan Pangandaran untuk Ciamis. Dari setiap kecamatan tersebut dipilih dua desa, masing-masing mewakili desa nelayan dan desa bukan nelayan. Lokasi penelitian selengkapnya disajikan pada Tabel 6 dan peta lokasi dapat dilihat pada Lampiran 1. Tabel 6 Lokasi Penelitian No. Wilayah Pesisir Kabupaten Kecamatan Desa 1. Pantai Utara Cirebon Gebang Gebang Mekar dan Gebang (Pantura) Indramayu Kandanghaur Eretan Wetan dan Kertawinangun 2. Pantai Selatan (Pansela) Ciamis Pangandaran Pangandaran dan Wonoharjo Sukabumi Pelabuhanratu Pelabuhanratu dan Citarik

3 53 Waktu Penelitian Pengumpulan data dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama adalah pengambilan data melalui wawancara langsung dengan responden yang mewakili keluarga contoh yang sudah terpilih. Pengumpulan data ini dilaksanakan pada Bulan Januari Selanjutnya tahap kedua adalah focus group discussion (FGD) yang dilakukan satu tahun kemudian, yaitu pada Bulan Februari Teknik Pengambilan Contoh Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga di wilayah pesisir Jawa Barat. Dalam penelitian ini keluarga di wilayah pesisir dibedakan atas dua kelompok, yaitu kelompok keluarga nelayan dan bukan nelayan. Keluarga nelayan adalah keluarga yang menggantungkan hidupnya pada kegiatan penangkapan ikan di laut atau mata pencaharian utama kepala keluarganya adalah nelayan. Keluarga bukan nelayan adalah keluarga yang menggantungkan hidupnya pada kegiatan di luar perikanan tangkap atau kepala keluarganya memiliki mata pencaharian selain nelayan. Pembagian populasi ke dalam dua kelompok dilakukan untuk membandingkan kualitas sumberdaya manusia dan tingkat kesejahteraan keluarga antara keluarga nelayan dan bukan nelayan. Contoh keluarga nelayan maupun bukan nelayan diambil secara acak sederhana (simple random sampling) dari seluruh keluarga yang ada di salah satu RW di setiap desa terpilih. Alur penentuan lokasi dan contoh disajikan pada Gambar 4. Penentuan jumlah contoh mengikuti rumus Slovin sebagai berikut: N n = 2 (1 + Ne ) Keterangan: n = jumlah contoh N = jumlah populasi e = error Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga yang tinggal di empat kecamatan terpilih. Adapun jumlah keluarga yang ada di empat kecamatan terpilih adalah sebagai berikut: 1. Kecamatan Gebang : KK 2. Kecamatan Kandanghaur : KK 3. Kecamatan Pelabuhanratu : KK 4. Kecamatan Pangandaran : KK

4 54 Sehingga jumlah populasi adalah KK dan jumlah contoh menurut rumus Slovin adalah sebagai berikut: n = (1 + N Ne = = ) ( x6% ) Berdasarkan rumus Slovin tersebut, jumlah minimal contoh dengan jumlah populasi sebanyak keluarga dan error enam persen adalah 276 keluarga. Guna mengantisipasi adanya kesalahan atau kekurangan data, maka contoh diambil sebanyak 280 keluarga. Dari setiap desa nelayan diambil contoh sebanyak 40 keluarga nelayan dan dari setiap desa bukan nelayan diambil contoh sebanyak 30 keluarga bukan nelayan. Dengan demikian setiap kecamatan terdapat 70 contoh keluarga, sehingga jumlah seluruh contoh dalam penelitian ini adalah 280 keluarga. Provinsi Jawa Barat Pantai utara Pantai selatan Kabupaten Cirebon Kabupaten Indramayu Kabupaten Sukabumi Kabupaten Ciamis Purposif Kecamatan Gebang Kecamatan Kandanghaur Kecamatan Palabuhanratu Kecamatan Pangandaran Purposif Desa Gebang Desa Gebang Mekar Desa Eretan Wetan Desa Kertawina ngun Kel. Palabuhan ratu Desa Citarik Desa Pangan daran Desa Wonoharjo Purposif RW RW RW RW RW RW RW RW Purposif Keluarga nelayan Keluarga bukan nelayan Keluarga nelayan Keluarga bukan nelayan Keluarga nelayan Keluarga bukan nelayan Keluarga nelayan Keluarga bukan nelayan random Gambar 4 Alur penentuan lokasi dan contoh penelitian Jumlah contoh ini telah memenuhi ketentuan untuk analisis statistik baik korelasi maupun SEM (structural equation modelling). Menurut Mantra dan

5 55 Kasto (1989), agar data dapat dianalisis dengan statistik parametrik, maka jumlah contoh harus besar atau jumlahnya lebih besar dari 30 kasus. Jika analisis yang dipakai adalah teknik korelasi, contoh yang diambil minimal 30 kasus. Namun bilamana teknik analisis yang digunakan adalah untuk membandingkan antar kelompok, maka jumlah contoh untuk setiap sel dalam rancangan analisis harus 30 kasus. Sementara itu Sugiyono (2007) menyatakan bahwa ukuran contoh untuk menganalisis data dengan SEM minimal 100. Adapun menurut Solimun (2002), penentuan besarnya contoh untuk analisis SEM mengikuti pedoman sebagai berikut: a. Bila pendugaan parameter menggunakan metode kemungkinan maksimum, jumlah contoh yang disarankan adalah , dan minimum absolutnya adalah 50. b. Sebanyak 5 10 kali jumlah parameter yang ada dalam model c. Sama dengan 5 10 kali jumlah variabel manifest (indikator) dari keseluruhan variabel laten. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer meliputi: 1. Karakteristik keluarga yang terdiri dari karakteristik sosio demografi dan karakteristik sosial ekonomi. Karakteristik sosio demografi mencakup: besar, tipe, dan struktur keluarga, jenis kelamin anggota keluarga, serta umur orang tua dan anggota keluarga. Sedangkan karakteristik sosial ekonomi mencakup: pendidikan suami-istri dan anggota keluarga, pekerjaan suamiistri, pendapatan, dan aset keluarga) 2. Karakteristik usaha penangkapan (khusus untuk keluarga nelayan). 3. Struktur pengeluaran keluarga, terdiri dari pengeluaran untuk pangan dan bukan pangan 4. Kerjasama relasi gender dalam pengambilan keputusan keluarga, yang terdiri atas pengambilan keputusan dalam kegiatan domestik dan kegiatan publik/kemasyarakatan. 5. Kualitas sumberdaya manusia keluarga (tingkat pendidikan dan status kesehatan seluruh anggota keluarga).

6 56 6. Tingkat pendidikan keluarga (rata-rata lama sekolah anggota keluarga yang berumur di atas 15 tahun, persentase anggota keluarga yang melek huruf, dan angka partisipasi sekolah anak usia 6 15 tahun). 7. Kesehatan suami-istri dan anggota keluarga (jenis penyakit yang pernah diderita serta lama sakit dan upaya penanggulangannya). 8. Tingkat kesejahteraan keluarga. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara: 1. Wawancara terstruktur dengan kepala keluarga (suami dan atau isteri). Wawancara ini dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah dipersiapkan. Data dan informasi yang diperoleh dalam wawancara ini meliputi karakteristik keluarga yang mencakup kondisi sosio demografi dan ekonomi keluarga, yang dirasakan responden tentang kesejahteraan keluarganya, dan pola pengambilan keputusan dalam aktivitas keluarga. Observasi dilakukan untuk mengetahui secara langsung kondisi perumahan dan lingkungan keluarga di wilayah pesisir. 2. Focus group discussion (FGD) atau diskusi dengan nara sumber yang mengerti betul tentang kondisi modal sosial di lokasi penelitian serta kebijakan tentang peningkatan kualitas sumberdaya manusia dan kesejahteraan keluarga. Kegiatan FGD mellibatkan tokoh masyarakat di lokasi penelitian dan diikuti oleh orang yang terpilih. Sementara itu data sekunder diperlukan untuk memperkaya dan menunjang analisis data primer. Data sekunder diperoleh dari instansi terkait, yaitu Kantor Badan Pusat Statistik, Dinas Perikanan dan Kelautan, Kantor Kecamatan, dan Kantor Desa di lokasi penelitian. Adapun data sekunder yang dikumpulkan mencakup data keadaan umum daerah penelitian yang meliputi kondisi geografis, administratif, kependudukan, sosial budaya, prasarana dan sarana, keadaan umum perikanan tangkap, serta kebijakan pemerintah dalam hal peningkatan kesejahteraan keluarga. Kontrol Kualitas Data Pada pengambilan data primer, peneliti dibantu oleh delapan enumerator. Dalam rangka meminimalisir perbedaan pengisian kuesioner sebelunya dilakukan kouching untuk menyamakan persepsi. Selanjutnya dilakukan uji coba kuesioner terhadap 20 keluarga di sekitar Kampus IPB Darmaga. Uji coba ini dilakukan untuk mengevaluasi kesulitan pengisian kuesioner dan mengetahui reliabilitas dan validitas butir pertanyaan yang diajukan.

7 57 Menurut Uyanto (2006), kuesioner sebagai suatu instrumen pengukuran dikatakan reliabel bila memberikan hasil skor yang konsisten pada setiap pengukuran. Kegunaan dari analisis reliabilitas adalah sebagai berikut: 1) Dapat mengetahui hubungan antar butir-butir pertanyaan dalam kuesioner, 2) Mendapatkan nilai alpha Cronbach yang merupakan indeks konsistensi internal dari skala pengukuran secara keseluruhan, 3) Mengidentifikasi butir-butir pertanyaan dalam kuesioner yang bermasalah dan harus direvisi atau harus dihilangkan. Pada penelitian ini analisis reliabilitas menggunakan koefisien alpha Cronbach. Skala pengukuran yang reliabel sebaiknya memiliki nilai Alpha Cronbach minimal 0,70 (Nunnaly 1978; Nunnaly & Bernstein 1994, diacu dalam Uyanto 2006). Alpha Cronbach dapat diinterpretasikan sebagai korelasi dari skala yang diamati dengan semua kemungkinan pengukuran skala lain yang mengukur hal yang sama dan menggunakan jumlah butir pertanyaan yang sama. Butir pertanyaan yang dilakukan analisis Alpha Cronbach hanya meliputi pertanyaan tentang relasi gender dan kesejahteraan keluarga. Lampiran 2 memperlihatkan hasil uji reliabilitas dari pertanyaan mengenai relasi gender yang memberikan nilai Alpha Cronbach sebesar 0,893 untuk pengambilan keputusan kegiatan domestik dan 0,692 untuk pengambilan keputusan kegiatan publik serta hasil uji reliabilitas dari indikator kesejahteraan yang bersifat kualitatif dengan kisaran nilai 0,286 sampai dengan 0,645. Pengukuran Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini ditetapkan berdasarkan atas kerangka pemikiran penelitian. Pengukuran variabel penelitian disesuaikan untuk menjawab tujuan penelitian. Variabel penelitian dan pengukurannya dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Relasi gender atau kerjasama dalam pengambilan keputusan keluarga dibedakan atas pengambilan keputusan dalam kegiatan domestik dan kegiatan publik/kemasyarakatan. Pengambilan keputusan dalam kegiatan domestik terdiri atas 12 butir pertanyaan yang menyangkut siapa pengambil keputusan dalam berbagai kegiatan keluarga. Setiap butir pertanyaan disediakan lima jawaban yakni: (1) Istri saja, (2) Dominan istri, (3) Istri dan suami bersama-sama, (4) Dominan suami, dan (5) Suami saja. Selanjutnya jawaban responden diberikan skor sebagai berikut:

8 58 a. Skor 1 = jika jawaban nomor (1) istri saja atau (5) suami saja. b. Skor 2 = jika jawaban nomor (2) dominan istri atau (4) dominan suami c. Skor 3 = jika jawaban nomor (3) atau keputusan diambil bersama-sama oleh istri dan suami Kemudian skor dijumlahkan dan diperoleh skor total minimal 12 dan maksimal 36. Hasil skor total tersebut dikelompokkan menjadi tiga kategori dengan menggunakan rumus interval kelas sebagai berikut: skor tertinggi skor terendah Interval kelas = jumlah kelas yang diinginkan Sehingga diperoleh kelompok sebagai berikut: Berdasarkan rumus tersebut, kerjasama gender dalam pengambilan keputusan kegiatan domestik dikategorikan menjadi: a. Kerjasama rendah dengan skor < 20 b. Kerjasama sedang, dengan skor = c. Kerjasama tinggi, dengan skor > Pola pengambilan keputusan dalam kegiatan publik/kemasyarakatan, hanya diukur dengan menggunakan enam butir pertanyaan, dengan lima jawaban seperti pada pola pengambilan keputusan dalam kegiatan domestik. Oleh karena jumlah pertanyaan hanya enam butir, maka skor yang dapat diperoleh oleh contoh minimal enam dan maksimal 18. Dengan menggunakan kelas interval, pengelompokan pola pengambilan keputusan dalam kegiatan publik/ kemasyarakatan adalah sebagai berikut: a. Kerjasama rendah, dengan skor < 10 b. Kerjasama sedang, dengan skor = c. Kerjasama tinggi, dengan skor > Relasi gender dalam pengambilan keputusan keluarga merupakan komposit dari tingkat kerjasama dalam pengambilan keputusan domestik dan publik/ kemasyarakatan. Oleh karena kedua ukuran tersebut tidak sama, maka masing-masing skor ditransformasikan ke dalam bentuk indeks, dengan rumus sebagai berikut: Indeks = skor yang dicapai skor terendah x 100 skor tertinggi skor terendah Dengan demikian dihasilkan dua indeks yaitu indeks kerjasama kegiatan domestik dan indeks kerjasama kegiatan publik/kemasyarakatan.

9 59 Selanjutnya indeks relasi gender diperoleh dari rata-rata indeks kerjasama dalam pengambilan keputusan domestik dan publik/kemasyarakatan. Indeks relasi gender dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu: a. Kerjasama rendah, dengan indeks < 33,3 b. Kerjasama sedang, dengan indeks 33,3 66,6 c. Kerjasama tinggi, dengan indeks > 66,6 4. Kualitas sumberdaya manusia dalam keluarga, diukur dari dua parameter, yaitu parameter pendidikan dan kesehatan. Kualitas sumberdaya manusia dalam keluarga dinyatakan dengan merata-ratakan indeks pendidikan keluarga dan indeks kesehatan keluarga. 5. Indeks pendidikan keluarga, diukur dengan tiga hal, yaitu angka melek huruf dalam keluarga, rata-rata lama sekolah anggota keluarga yang berumur di atas 15 tahun, dan angka partisipasi sekolah anggota keluarga usia 6 15 tahun. Angka melek huruf diukur dari persentase jumlah anggota keluarga berusia lebih dari 15 tahun yang bisa membaca dan menulis huruf latin. Sementara itu rata-rata lama sekolah (RLS) diukur dari rata-rata lama tahun sekolah seluruh anggota keluarga yang dinyatakan dalam tahun. Selanjutnya rata-rata lama sekolah dijadikan indeks RLS dengan cara sebagai berikut: RLS 0 IRLS = x Indeks kesehatan diukur dari persentase lama hari sehat yang dimiliki oleh seluruh anggota keluarga dalam waktu satu bulan. 7. Tingkat kesejahteraan keluarga diukur dengan menggunakan enam indikator, yaitu a) Indikator yang dikeluarkan oleh World Bank yaitu pendekatan pendapatan per kapita US$1 per hari dan US$2 per hari, b) Indikator garis kemiskinan yang dikeluarkan oleh BPS (kecukupan pangan dan non pangan), c) Kriteria rumah tangga miskin yang digunakan untuk menentukan sasaran BLT, d) Indikator keluarga sejahtera menurut BKKBN, e) Indikator miskin alasan ekonomi (Alek) yang juga dikeluarkan oleh BKKBN, dan f) Indikator kemiskinan sosial metrik yang dipergunakan oleh The Foundation for International Community Assistance (FINCA). a. Indikator BPS (kecukupan kalori: pangan dan bukan pangan). Dalam mengukur kemiskinan dengan indikator ini menggunakan pendekatan pengeluaran per kapita perbulan dibandingkan dengan garis kemiskinan yang sudah ditetapkan. Garis kemiskinan Provinsi Jawa Barat pada

10 60 Bulan Maret 2008 untuk daerah perdesaan menurut BPS dalam Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) dan Universitas Padjadjaran (2008) adalah Rp ,00 per kapita per bulan. Garis kemiskinan ini terdiri dari garis kemiskinan makanan Rp ,00 per kapita per bulan dan garis kemiskinan non makanan Rp ,00 per kapita per bulan. Selanjutnya keluarga dibedakan atas tiga kategori menurut tingkat kemiskinan, yaitu: i. Miskin, jika pengeluaran per kapita per bulan < garis kemiskinan ii. Hampir miskin jika pengeluaran per kapita antara persen garis kemiskinan iii. Hampir tidak miskin jika pengeluaran per kapita lebih besar dari persen garis kemiskinan iv. Tidak miskin jika pengeluaran per kapita lebih besar dari 150 persen garis kemiskinan. b. Kriteria rumah tangga miskin penerima BLT menurut BPS terdiri dari 14 kriteria. Jika keluarga memenuhi satu kriteria maka mendapatkan skor 1, sebaliknya jika tidak memenuhi memperoleh skor nol. Dengan demikian skor yang memungkinkan untuk diperoleh keluarga contoh adalah antara nol sampai dengan 14. Berdasarkan kriteria tersebut, keluarga dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu: i. Sangat miskin, jika skor > 13 ii. Miskin, jika skor iii. Hampir miskin, jika skor 9 10 iv. Tidak miskin, jika skor < 9 c. Berdasarkan indikator keluarga sejahtera menurut BKKBN, keluarga dikelompokkan menjadi: i. Keluarga pra sejahtera, jika tidak memenuhi kriteria keluarga sejahtera I (pra KS) ii. Keluarga sejahtera I (KS I) jika memenuhi enam kriteria KS I iii. Keluarga sejahtera II (KS II) jika memenuhi kriteria KS I plus delapan kriteria KS II iv. Keluarga sejahtera III (KS III) jika memenuhi 14 kriteria KS II plus lima kriteria KS III

11 61 v. Keluarga sejahtera III plus (KS III plus) jika memenuhi 19 kriteria KS III plus dua kriteria (Lampiran 4). Dengan pengelompokan tersebut, keluarga dikatakan miskin jika termasuk dalam keluarga pra KS dan KS I. Keluarga pra KS dan KS I merupakan keluarga miskin ditinjau dari segi ekonomi maupun sosial (pendidikan, keagamaan, kesehatan). Disamping itu BKKBN juga menyusun kriteria keluarga miskin karena alasan ekonomi, yakni keluarga yang memenuhi enam kriteria yang terkait dengan masalah ekonomi. d. Indikator sosial metrik. Indikator ini meliputi delapan butir pernyataan, yang masing-masing pernyataan memiliki empat pilihan jawaban dengan skor 1 sampai dengan 4. Oleh karenanya minimal total skor adalah 8 dan maksimal 32. Selanjutnya berdasarkan skor yang diperoleh, keluarga dikelompokkan menjadi 3 kategori, yaitu: i. Sangat miskin, dengan skor ii. Miskin, dengan skor iii. Tidak miskin, dengan skor 8-15 Indikator kesejahteraan keluarga selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3 sampai dengan Lampiran 5. Secara ringkas variabel penelitian dan pengukurannya disajikan pada Tabel 7. Analisis Data Sebelum dilakukan analisis, dilakukan editing dan koding terhadap data yang sudah dikumpulkan. Selanjutnya data dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun analisis yang digunakan adalah: 1. Analisis deskriptif digunakan untuk menjelaskan karakteristik keluarga nelayan dan bukan nelayan di wilayah pantura dan pansela. 2. Perbedaan antara karaketristik keluarga nelayan dan bukan nelayan diuji dengan menggunakan uji-t dua sampel independen (independent-samples t test) untuk data-data rasio seperti: umur, besar keluarga, pendapatan dan pengeluaran keluarga. Uji ini juga digunakan untuk menganalisis perbedaan antara karakteristik keluarga nelayan di pantura dan pansela Jawa Barat. Sementara untuk membedakan karakteristik keluarga antar kelompok (empat kelompok), yaitu kelompok nelayan pantura, bukan nelayan pantura, nelayan pansela, dan bukan nelayan pansela digunakan uji Anova. Karakteristik keluarga yang menggunakan data ordinal, uji beda dilakukan dengan Mann-Whitney U-test dan Kruskall Wallis. Uji-t dua sampel

12 62 independent dan Mann-Whitney U-test dioperasikan dengan menggunakan software SPSS versi Tabel 7 Variabel penelitian dan pengukurannya No Variabel Ukuran Skala data 1. Karakteristik - Jenis kelamin kepala keluarga (1= laki-laki, 2= sosial perempuan) nominal demografi - Umur ayah dan ibu (tahun) rasio keluarga - Besar keluarga (orang) rasio Tipe keluarga (0= keluarga inti, 1= keluarga luas) nominal Pendidikan ayah dan ibu (tahun) rasio 2. Karakteristik sosial ekonomi keluarga - Pekerjaan ayah dan ibu nominal - Aset keluarga (jenis dan nilai rupiah) rasio - Pendapatan keluarga (Rp/bulan) rasio Pendapatan per kapita keluarga (Rp/kapita/bulan) rasio 3. Pola - Pengeluaran keluarga (Rp per bulan) rasio pengeluaran Pengeluaran perkapita keluarga keluarga (Rp/kapita/bulan) rasio 4. Relasi gender Pengambil keputusan dalam aktivitas domestik (skor dari 12 butir pertanyaan) Interval - Pengambil keputusan dalam aktivitas publik/ kemasyarakatan (skor dari enam butir Interval pertanyaan) Indeks relasi gender rasio 5. Tingkat - Jumlah anggota keluarga yang melek huruf pendidikan (persentase) rasio keluarga - Rata-rata lama sekolah seluruh anggota keluarga yang berusia 15 tahun ke atas (tahun) rasio - Tingkat pendidikan keluarga (indeks) rasio 6. Tingkat Jumlah anggota keluarga yang pernah kesehatan menderita sakit selama sebulan terakhir (orang) rasio keluarga Jumlah hari sakit seluruh anggota keluarga selama satu bulan terakhir (hari) rasio Tingkat kesehatan (indeks) rasio 7. Kesejahteraan Indikator World Bank US$1 per hari dan US$2 keluarga per hari rasio Indikator BPS (garis kemiskinan kecukupan pangan dan non pangan) rasio Indikator BPS (kriteria rumah tangga miskin BLT) (skor dari 14 butir pertanyaan) interval Indikator BKKBN (skor dari 21 butir pertanyaan) interval Miskin alasan ekonomi BKKBN (skor dari enam butir pertanyaan) interval Indikator sosial metrik (skor dari delapan butir pertanyaan) interval 3. Kualitas SDM keluarga dianalisis dengan menggabungkan indikator kesehatan dan pendidikan. Indikator kesehatan diukur dari tingkat kesehatan suami, istri, anak dan anggota keluarga lain. Tingkat kesehatan diukur dari

13 63 rata-rata lama hari sehat seluruh anggota keluarga selama satu bulan terakhir. Indikator pendidikan diukur dari ada tidaknya anggota keluarga yang buta huruf, rata-rata lama sekolah anggota keluarga yang berumur 15 tahun ke atas, dan angka partisipasi sekolah dari anak usia sekolah. 4. Tingkat kesejahteraan keluarga dianalisis dengan menggunakan indikator BPS (garis kemiskinan berdasarkan kecukupan pangan dan non pangan serta kriteria rumah tangga miskin penerima BLT), BKKBN, dan socio metric. 5. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap relasi gender dan kualitas sumberdaya manusia dalam keluarga. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap relasi gender: α Keterangan: Y = Indeks relasi gender α = Konstanta β 1-9 = Koefisien regresi X 1 = Besar keluarga (jiwa) X 2 = Umur istri (th) X 3 = Pendidikan istri (tahun) X 4 = Pendapatan keluarga (Rp/bulan) X 5 = Kontribusi istri terhadap pendapatan keluarga (%) X 6 = Aset (Rp juta) X 7 = Pengeluaran keluarga X 8 = Persepsi peran gender (nominal) = Koefisien dummy D 1 = Wilayah tempat tinggal: D 1 = 0 untuk pantura D 1 = 1 untuk pansela D 2 = mata pencaharian kepala keluarga: D 2 = 0 untuk nelayan D 2 = 1 untuk bukan nelayan D 3 = Tipe keluarga D 3 = 0 untuk keluarga inti D 3 = 1 untuk keluarga luas ε = Error b. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kualitas SDM: α Keterangan: Y = Indeks kualitas SDM α = Konstanta = Koefisien regresi β 1-9

14 64 X 1 = Besar keluarga (jiwa) X 2 = Umur istri (th) X 3 = Pendidikan istri (tahun) X 4 = Aset keluarga (Rp) X 5 = Pendapatan keluarga (Rp/bulan) X 6 = Persentase pengeluaran keluarga untuk kesehatan X 7 = Persentase pengeluaran keluarga untuk pendidikan X 8 = Persepsi peran gender (nominal) X 9 = Indeks kerjasama dalam kegiatan domestik X 10 Indeks kerjasama dalam kegiatan publik/kemasyarakatan = Koefisien dummy D 1 = Wilayah tempat tinggal: D 1 = 0 untuk pantura D 1 = 1 untuk pansela D 2 = Mata pencaharian kepala keluarga: D 2 = 0 untuk nelayan D 2 = 1 untuk bukan nelayan D 3 = Tipe keluarga D 3 = 0 untuk keluarga inti D 3 = 1 untuk keluarga luas ε = Error 6. Analisis regresi logistik digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesejahteraan keluarga. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: 1 Keterangan: p = Peluang untuk sejahtera (sejahtera=1, tidak sejahtera =0) β 1-9 = Koefisien regresi X 1 = Besar keluarga (jiwa) X 2 = Umur suami (th) X 3 = Pendidikan suami (tahun) X 4 = Aset keluarga (Rp) X 5 = Pendapatan keluarga (Rp/bulan) X 6 = Pengeluaran keluarga (Rp/bulan) X 7 = Persepsi peran gender (nominal) X 8 = Indeks kerjasama dalam kegiatan domestik X 9 = Indeks kerjasama dalam kegiatan publik/kemasyarakatan X 10 = Indeks pendidikan X 11 = Indeks kesehatan = Koefisien dummy D 1 = Wilayah tempat tinggal: D 1 = 0 untuk pantura D 1 = 1 untuk pansela D 2 = Mata pencaharian kepala keluarga: D 2 = 0 untuk nelayan D 2 = 1 untuk bukan nelayan

15 65 D 3 = Tipe keluarga D 3 = 0 untuk keluarga inti D 3 = 1 untuk keluarga luas ε = Error 7. Analisis Structural Equation Model (SEM) untuk menganalisis pengaruh baik langsung maupun tidak langsung dari wilayah, karakteristik keluarga, dan relasi gender terhadap kualitas sumberdaya manusia dan tingkat kesejahteraan keluarga. Analisis SEM dioperasikan dengan software LISREL 8.8 for student (Wijanto 2008). Berikut adalah persamaan SEM: η = βη + Γξ +ζ Keterangan: η = Eta, yaitu vektor dari variabel endogenous β = Beta, matriks koefisien yang menggambarkan efek dari variabel endogenous ke variabel endogenous lainnya Γ = Gamma, matriks koefisen yang menggambarkan efek dari variabel eksogenous ke variabel eksogenous lainnya ξ = Xi vektor dari variabel eksogenous, ζ = Zeta, yaitu vektor dari residual atau error Model yang dibangun dalam penelitian ini disajikan pada Gambar 5. Selanjutnya model diuji kecocokannya dengan ukuran seperti pada Tabel 8. Wilayah ξ 1 X 1 λx 11 γ 41 γ 31 γ 51 Relasi Gender η 3 β 31 β 53 ψ 11 λy 11 φ 21 Sos-dem keluarga η 1 β 32 Y 6 β 51 Ksejahteraan Keluarga η 5 φ 21 λy 11 λy 21 Y 1 Y 2 Y 3 Ekonomi keluarga η 2 λy 31 β 42 β 41 Kualitas SDM η 4 Y 7 λy 22 β 52 β 54 λy33 Y 8 Y 9 λy 43 λy 42 λy 52 Y 4 Y 5 Gambar 5 Model Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Kesejahteraan Keluarga di wilayah Pesisir

16 66 Keterangan: X 1 = Wilayah (0= Pantura; 1= Pansela) Y 1 = Besar keluarga (jiwa) Y 2 = Pendidikan kepala keluarga (tahun) Y 3 = Matapencaharian KK (0=nelayan; 1=bukan nelayan) Y 4 = Aset keluarga (Rp) Y 5 = Pendapatan keluarga (Rp/bulan) Y 6 = Indeks relasi gender Y 7 = Indeks relasi gender Y 8 = Indikator BPS (0=Miskin; 1=tidak miskin) Y 9 = Indikator Sosial metrik (0=Miskin; 1=tidak miskin) Tabel 8 Uji Kecocokan model dalam SEM No. Ukuran Good of Fit Target-tingkat kecocokan 1. Chi-square Nilai yang kecil 2. Root Mean Square Error of RMSEA 0,08 Approximation (RMSEA) 3. p (close fit) p 0,50 4. Normed Fit Index (NFI) NFI 0,90 5. Goodness of Fit Index (GFI) GFI 0,90 6. Adjusted Goodness of Fit Index AGFI AGFI 0,90 Sumber: Wijanto (2008). Definisi Operasional Istilah-istilah yang dipakai dalam penelitian ini antara lain: 1. Keluarga adalah sekelompok orang yang mendiami sebagian atau keseluruhan bangunan yang memiliki hubungan darah atau hubungan akibat perkawinan. Dalam penelitian ini keluarga juga sekaligus merupakan rumah tangga, 2. Nelayan adalah orang yang matapencahariannya melakukan penangkapan ikan. 3. Nelayan pemilik (juragan) adalah nelayan yang memiliki perahu atau alat tangkap. 4. Nelayan buruh adalah nelayan yang bekerja pada nelayan pemillik karena tidak memiliki peralatan (perahu atau alat tangkap) sendiri. 5. Keluarga nelayan adalah keluarga yang menggantungkan hidupnya pada kegiatan penangkapan ikan. 6. Keluarga bukan nelayan adalah keluarga yang menggantungkan hidupnya pada kegiatan selain penangkapan ikan di laut. 7. Aset keluarga adalah nilai asset yang dimiliki oleh keluarga yang dinilai dengan harga asset sekarang (pada saat penelitian dilakukan), dinyatakan dalam rupiah.

17 67 8. Sumberdaya manusia (SDM) dalam keluarga adalah seluruh anggota keluarga yang terdiri dari suami, istri, anak, atau anggota keluarga yang lain. 9. Angka melek huruf adalah angka yang menunjukkan proporsi anggota keluarga usia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis huruf latin atau lainnya (dinyatakan dalam persen). 10. Rata-rata lama sekolah menunjukkan jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk berusia 15 tahun ke atas untuk menempuh semua jenis pendidikan formal yang pernah dijalani (dinyatakan dalam tahun sekolah). 11. Status kesehatan keluarga dihitung dari jumlah seluruh hari sehat selama satu bulan dari seluruh anggota keluarga (dinyatakan dalam skor). 12. Pendapatan keluarga adalah penjumlahan dari pendapatan seluruh anggota keluarga baik dari kegiatan perikanan maupun yang lainnya (dinyatakan dalam rupiah per bulan). 13. Pendapatan per kapita adalah pendapatan keluarga dibagi dengan besar keluarga (dinyatakan dalam rupiah per kapita per bulan). 14. Pengeluaran keluarga adalah penjumlahan dari seluruh pengeluaran baik untuk pangan maupun untuk keperluan lainnya yang dikeluarkan rumah tangga selama satu bulan (dinyatakan dalam rupiah per bulan). 15. Pengeluaran per kapita merupakan rata-rata pengeluaran untuk setiap orang anggota rumah tangga atau hasil bagi dari pengeluaran rumah tangga dengan jumlah anggota rumah tangga (dinyatakan dalam rupiah per kapita per bulan). 16. Pengeluaran untuk pangan adalah proporsi pengeluaran yang dipergunakan untuk mengkonsumsi makanan dibandingkan dengan total pengeluaran rumah tangga (dinyatakan dalam rupiah per bulan dan persentase terhadap total pengeluaran). 17. Pengeluaran untuk bukan pangan adalah proporsi pengeluaran yang dipergunakan untuk mengkonsumsi barang dan jasa selain pangan dibandingkan dengan total pengeluaran rumah tangga (dinyatakan dalam rupiah per bulan dan persentase terhadap total pengeluaran). 18. Relasi gender adalah kerjasama antara suami dan istri dalam pengambilan keputusan keluarga yang terbagi atas kegiatan domestik dan kegiatan publik/kemasyarakatan (dinyatakan dengan indeks). Semakin tinggi indeks relasi gender menunjukkan semakin besar kerjasama antara suami dan istri

18 68 dalam pengambilan keputusan artinya pengambilan keputusan dibuat bersama-sama antara suami dan istri. 19. Modal sosial di dalam penelitian ini merupakan hubungan sosial yang terjadi dalam masyarakat di lingkungan keluarga contoh. 20. Tingkat kesejahteraan keluarga adalah kondisi keluarga dibandingkan dengan indikator kemiskinan dan atau kesejahteraan yang sudah ditentukan (World Bank, BPS, BKKBN, dan social metric). Kategori kesejahteraan mengikuti aturan dari indikator tersebut. 21. Indikator kesejahteraan menurut World Bank yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari indikator World Bank US$1 per hari dan US$2 per hari. Dalam hal ini kesejahteraan diukur melalui pendekatan pendapatan. Jika pendapatan perkapita keluarga kurang dari US$1 per hari maka keluarga tersebut termasuk miskin. Pada penelitian ini menggunakan kurs pada tahun 2008 yaitu Rp 9.000,00 per US$ Indikator kesejahteraan BPS yang digunakan dalam penelitian ini mencakup garis kemiskinan yang ditetapkan BPS berdasarkan kebutuhan kalori dan 14 kriteria rumah tangga miskin yang dikeluarkan oleh BPS untuk menentukan sasaran penerima bantuan langsung tunai (BLT). Kriteria selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran Indikator BKKBN terdiri dari dua jenis, yaitu indikator keluarga sejahtera dan indikator miskin alasan ekonomi (alek). Indikator keluarga sejahtera dan miskin alasan ekonomi (alek) dari BKKBN disajikan pada Lampiran Indikator sosial metrik terdiri atas delapan butir pertanyaan. Matrik sosial metrik yang digunakan dalam penelitian ini disajikan pada Lampiran 5.

METODE PENELITIAN. Populasi dan Teknik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN. Populasi dan Teknik Pengambilan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan desain cross sectional study, yaitu data dikumpulkan pada satu waktu untuk memperoleh gambaran

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh 19 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study, yaitu penelitian yang dilakukan pada satu waktu tertentu. Lokasi penelitian adalah Desa

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu dan Lokasi Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu dan Lokasi Penelitian 39 METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Lokasi Penelitian Desain dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan desain cross sectional study, yaitu penelitian yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Contoh dan Metode Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Contoh dan Metode Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 21 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional Study yaitu penelitian yang dilakukan pada satu waktu dan menggunakan metode survei. Lokasi penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Jenis dan Teknik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Jenis dan Teknik Pengambilan Contoh 20 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study, karena data dikumpulkan pada satu waktu dan tidak berkelanjutan dengan sampel yang dipilih khusus

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai bulan Agustus 2016. Tempat pelaksanaan kegiatan penelitian berada di Kecamatan Getasan, Kabupaten

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik dan Cara Pemilihan Sampel

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik dan Cara Pemilihan Sampel 15 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross-sectional study yaitu suatu teknik pengambilan data yang dilakukan melalui survey lapang

Lebih terperinci

Gambar 2 Metode Penarikan Contoh

Gambar 2 Metode Penarikan Contoh 17 METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan disain Cross Sectional Study, yaitu data dikumpulkan pada satu waktu untuk memperoleh gambaran karakteristik contoh

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study dengan metode survey di Kelurahan Kertamaya, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Pemilihan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh 25 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Data dikumpulkan untuk meneliti suatu fenomena dalam satu kurun waktu tertentu (Umar 2006).

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Sampel Penentuan jumlah sampel PKB dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin (Sevilla et al., 1993: 161) sebagai berikut:

METODE PENELITIAN. Sampel Penentuan jumlah sampel PKB dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin (Sevilla et al., 1993: 161) sebagai berikut: 76 METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi Penelitian ini dilaksanakan di tiga kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat yakni Kabupaten Bogor, Kabupaten Cianjur dan Kota Depok yang perilaku ber- KBnya

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. = λ 14 X 2 + δ. X2.6 = λ 15 X 2 + δ 15

METODE PENELITIAN. = λ 14 X 2 + δ. X2.6 = λ 15 X 2 + δ 15 68 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah ex post facto, yaitu bentuk penelitian yang menilai peristiwa yang telah terjadi atau penilaian kondisi faktual di lapangan.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh 32 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian interaksi keluarga yang memfokuskan pada interaksi suami istri. Variabel yang diteliti pada penelitian interaksi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian. Keterangan: 1. Kecamatan Gebang 2. Kecamatan Kandanghaur 3. Kecamatan Pelabuhanratu 4. Kecamatan Pangandaran

Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian. Keterangan: 1. Kecamatan Gebang 2. Kecamatan Kandanghaur 3. Kecamatan Pelabuhanratu 4. Kecamatan Pangandaran 224 LAMPIRAN 225 Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian 2 3 1 4 Keterangan: 1. Kecamatan Gebang 2. Kecamatan Kandanghaur 3. Kecamatan Pelabuhanratu 4. Kecamatan Pangandaran 226 Lampiran 2 Hasil uji reliabilitas

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu dan Lokasi Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu dan Lokasi Penelitian 46 METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini merupakan studi cross-sectional karena data dikumpulkan pada satu waktu tidak berkelanjutan (Singarimbun dan Effendi 1991). Penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. N 1+ Ne 2. n =

METODE PENELITIAN. N 1+ Ne 2. n = 27 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross-sectional dengan metode survei. Penelitian cross-sectional adalah penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi 3.2. Jenis Penelitian 3.3. Teknik Pengambilan Sampel

3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi 3.2. Jenis Penelitian 3.3. Teknik Pengambilan Sampel 3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi Penelitian dilaksanakan pada 12 Februari 2016 hingga13 April 2016 di Desa Kenteng, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang. Pemilihan lokasi dilakukan

Lebih terperinci

Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian 37 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan disain cross sectional study yaitu data dikumpulkan pada satu waktu tidak berkelanjutan untuk memperoleh karakteristik

Lebih terperinci

Karakteristik Keluarga : Besar Keluarga Pendidikan Suami Pekerjaan Suami Pendapatan Keluarga Pengeluaran Keluarga. Persepsi Contoh terhadap LPG

Karakteristik Keluarga : Besar Keluarga Pendidikan Suami Pekerjaan Suami Pendapatan Keluarga Pengeluaran Keluarga. Persepsi Contoh terhadap LPG KERANGKA PEMIKIRAN Program konversi minyak tanah ke LPG dilakukan melalui pembagian paket LPG kg beserta tabung, kompor, regulator dan selang secara gratis kepada keluarga miskin yang jumlahnya mencapai.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Oktober 2013, pengambilan sampel sudah dilaksanakan di Pantai Patra Sambolo, Kecamatan Anyer Kabupaten

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Teknik Pemilihan Responden

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Teknik Pemilihan Responden 23 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari objek dalam satu waktu tertentu, tidak berkesinambungan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh 17 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross sectional study, yaitu penelitian yang dilakukan pada satu waktu. Pemillihan tempat dilakukan dengan cara pupossive, yaitu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Keluarga petani yang merupakan anggota Kelompok Tani Padajaya. RW 4 = 7 orang. RW 5 = 23 orang. Gambar 2 Teknik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN. Keluarga petani yang merupakan anggota Kelompok Tani Padajaya. RW 4 = 7 orang. RW 5 = 23 orang. Gambar 2 Teknik Pengambilan Contoh 24 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study, yaitu suatu penelitian dengan teknik pengambilan data dalam satu titik dan waktu tertentu.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 22 III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Kota Depok Jawa Barat. Depok sebagai penyangga DKI Jakarta dihuni oleh masyarakat yang sangat heterogen dengan tingkat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian 8 METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian Disain yang digunakan dalam penelitian ini adalah disain cross sectional study. Disain ini dipilih karena ingin mendapatkan data pada saat yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder.

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder. 40 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Data ini dikumpulkan dari berbagai sumber, antara lain data Survey Demografi dan

Lebih terperinci

VIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS

VIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS VIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS Faktor faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen dapat diidentifikasi dengan melihat faktor eksternal dan internak yang mempengaruhi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Kerangka Penarikan Contoh Penelitian. Purposive. Kecamatan Bogor Barat. Purposive. Kelurahan Bubulak

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Kerangka Penarikan Contoh Penelitian. Purposive. Kecamatan Bogor Barat. Purposive. Kelurahan Bubulak 25 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Disain yang digunakan dalam penelitian ini adalah kombinasi antara cross sectional study, yaitu penelitian yang hanya dilakukan pada satu waktu

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN 47 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kabupaten Takalar dan Sidenreng Rappang Provinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi ditentukan secara sengaja (purpossive),

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh Jenis dan Cara Pengambilan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh Jenis dan Cara Pengambilan Data 15 METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian ini dilakukan dengan metode cross sectional study. Lokasi penelitian bertempat di Desa Sukajadi, Sukaresmi, Sukaluyu, dan Sukajaya, Kecamatan Taman

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian Populasi dan Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian Populasi dan Teknik Penarikan Contoh METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian Disain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional study, artinya data penelitian dikumpulkan pada satu periode waktu tertentu. Penelitian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Perkembangan teknologi komunikasi informasi membuat konsumen semakin kritis memilih produk untuk memenuhi kebutuhannya. Hal tersebut memaksa dunia usaha

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 19 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Disain penelitian adalah cross sectional study, yakni data dikumpulkan pada satu waktu (Singarimbun & Effendi 1995. Penelitian berlokasi di Kota

Lebih terperinci

Strategi Koping Fungsi Ekonomi: Strategi penghematan Strategi penambahan pendapatan. Dukungan Sosial: Keluarga Besar Tetangga. Input Throughput Output

Strategi Koping Fungsi Ekonomi: Strategi penghematan Strategi penambahan pendapatan. Dukungan Sosial: Keluarga Besar Tetangga. Input Throughput Output 34 KERANGKA PEMIKIRAN Kemiskinan yang melanda bangsa Indonesia selama bertahun-tahun menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat Indonesia. Salah satunya adalah meningkatnya harga kebutuhan pokok yang mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian adalah sesuatu yang akan menjadi pusat penelitian. Objek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian adalah sesuatu yang akan menjadi pusat penelitian. Objek BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian adalah sesuatu yang akan menjadi pusat penelitian. Objek penelitian dalam hal ini adalah Mahasiswa, Dosen, dan Operator SIAT Universitas

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Lokasi Teknik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Lokasi Teknik Pengambilan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Lokasi Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian yang berjudul Analisis Konsumsi Beras Merah (Oryza nivara) dengan Pendekatan Theory of Planned Behavior (TPB).

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Visi PT Indofood CBP Sukses Makmur Cabang Makassar yang juga merupakan Visi PT Indofood Sukses Makmur Tbk adalah Perusahaan Total Food Solutions. Diperlukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 23 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ini dimulai dari pemikiran tentang peremajaan es krim Wall s Magnum, merubah konsep menjadi blow me away dengan pengalaman yang kompleks dan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Deskriptif 1. Analisis secara deskriptif Bagian ini akan membahas hasil pengolahan data yang telah dikumpulkan dari lapangan berdasarkan karakteristik

Lebih terperinci

II LANDASAN TEORI Definisi 1 (Prestasi Belajar) b. Faktor Eksternal Definisi 2 (Faktor-Faktor yang mempengaruhi prestasi) a.

II LANDASAN TEORI Definisi 1 (Prestasi Belajar) b. Faktor Eksternal Definisi 2 (Faktor-Faktor yang mempengaruhi prestasi) a. II LANDASAN TEORI Definisi 1 (Prestasi Belajar) Prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.

Lebih terperinci

Motivasi. Persepsi. Sikap Keyakinan perilaku Evaluasi konsekuensi. Norma subjektif Keyakinan normatif Motivasi mematuhi

Motivasi. Persepsi. Sikap Keyakinan perilaku Evaluasi konsekuensi. Norma subjektif Keyakinan normatif Motivasi mematuhi 19 KERANGKA PEMIKIRAN Schiffman dan Kanuk (2004) menyatakan bahwa niat merupakan satu faktor internal (individual) yang memengaruhi perilaku konsumen. Niat merupakan bentuk pikiran yang nyata dari rencana

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS STRUCTUAL EQUATION MODEL (SEM)

VIII. ANALISIS STRUCTUAL EQUATION MODEL (SEM) Atribut yang ditetapkan pada variabel kepuasan merupakan atribut mengenai kepuasan konsumen secara keseluruhan (overall satisfaction). Berdasarkan sebaran pilihan responden, lebih dari setengah dari jumlah

Lebih terperinci

diketahui masalah fungsional utama yang merupakan proses yang terjadi dalam keluarga nelayan. Pada gilirannya, maka dapat diukur output keluarga

diketahui masalah fungsional utama yang merupakan proses yang terjadi dalam keluarga nelayan. Pada gilirannya, maka dapat diukur output keluarga KERANGKA PEMIKIRAN Kesejahteraan merupakan suatu hal yang bersifat subjektif, sehingga setiap keluarga atau individu di dalamnya yang memiliki pedoman, tujuan, dan cara hidup yang berbeda akan memberikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dapat diyakini kebenarannya secara ilmiah. Studi penelitian ini menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. dapat diyakini kebenarannya secara ilmiah. Studi penelitian ini menggunakan 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk menguji hipotesis mengenai hubungan antar variabel berdasarkan fakta empiris dan dapat diyakini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh persepsi atas suatu harga (price

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 41 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain dalam bentuk metode survei yang bersifat explanatory research, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan peubah-peubah yang diamati,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini memaparkan metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Di dalam bab ini akan diuraikan prosedur dan langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan..1.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data Pada bagian ini dilakukan proses pengumpulan dan pengolahan data tahap awal serta pengumpulan data tahap akhir. Pengumpulan data pada penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu Penelitian 31 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi cross sectional, karena data dikumpulkan pada satu waktu tidak berkelanjutan (Singarimbun dan Efendi 1995). Penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh 2 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan disain cross sectional study, yaitu suatu penelitian dengan teknik pengambilan data melalui survei lapang dalam satu titik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Untuk mengetahui keinginan konsumen akan minuman kesehatan, kepuasan konsumen merupakan salah satu faktor terpenting yang harus diperhatikan oleh perusahaan.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Restoran Pia Apple Pie yang berlokasi di jalan Pangrango 10 Bogor. Penentuan lokasi penelitian ini dengan pertimbangan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel 31 METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Lokasi penelitian di RW 08 Kelurahan Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Lokasi ini dipilih secara purposif (sengaja). Adapun pertimbangan memilih

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. komprehensif mengenai hubungan hubungan antar variabel variabel yang

BAB IV METODE PENELITIAN. komprehensif mengenai hubungan hubungan antar variabel variabel yang BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan dan Ruang Lingkup Penelitian Rancangan penelitian merupakan suatu rencana yang terstruktur dan komprehensif mengenai hubungan hubungan antar variabel variabel yang

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian mengenai persepsi dan sikap responden terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin serta faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi Populasi adalah kelompok subyek yang hendak digeneralisasikan oleh hasil penelitian (Sugiyono, 2014). Sedangkan Arikunto (2010) menjelaskan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. SMP Negeri 1 Dramaga. Siswa kelas 8 (9 kelas) Siswa kelas 8.4 dan 8.6 n= siswa laki-laki 30 siswa perempuan

METODE PENELITIAN. SMP Negeri 1 Dramaga. Siswa kelas 8 (9 kelas) Siswa kelas 8.4 dan 8.6 n= siswa laki-laki 30 siswa perempuan 18 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian interaksi keluarga yang memfokuskan pada interaksi antara ibu dengan anak. Desain yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

tingkat kepentingan dan kepuasan sasaran serta keluaran atribut yang harus ditingkatkan pemerintah dan instansi terkait dalam pelaksanaan program

tingkat kepentingan dan kepuasan sasaran serta keluaran atribut yang harus ditingkatkan pemerintah dan instansi terkait dalam pelaksanaan program 22 KERANGKA PEMIKIRAN Program konversi minyak tanah ke LPG yang dilakukan sejak tahun 2007 telah mengubah pola perilaku keluarga dari menggunakan minyak tanah menjadi menggunakan LPG. Sebagai suatu kebijakan,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. N Ne = 780. n = 780( = 106, N = Jumlah populasi mahasiswa S1 FEMA IPB Tahun e = error (9%)

METODE PENELITIAN. N Ne = 780. n = 780( = 106, N = Jumlah populasi mahasiswa S1 FEMA IPB Tahun e = error (9%) 19 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Desain Penelitian ini adalah cross sectional study, karena data yang dikumpulkan hanya pada satu waktu dan tidak berkelanjutan (Nazir 2009). Lokasi penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh 31 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survei dengan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data utama.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Spesifikasi Model Berbagai model dalam pemodelan persamaan struktural telah dikembangkan oleh banyak peneliti diantaranya Bollen

TINJAUAN PUSTAKA Spesifikasi Model Berbagai model dalam pemodelan persamaan struktural telah dikembangkan oleh banyak peneliti diantaranya Bollen 4 TINJAUAN PUSTAKA Spesifikasi Model Berbagai model dalam pemodelan persamaan struktural telah dikembangkan oleh banyak peneliti diantaranya Bollen (1989). Namun demikian sebagian besar penerapannya menggunakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang dengan metode survei deskriptif-korelasional. Menurut Kerlinger dan Lee (2000), penelitian survei mengkaji populasi (universe) yang besar dengan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan oleh peneliti yaitu sebagai berikut: suatu keputusan pembelian.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan oleh peneliti yaitu sebagai berikut: suatu keputusan pembelian. BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Tahapan Pelaksanaan Penelitian Di dalam penelitian ini terdapat tahapan pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu sebagai berikut: 1. Peneliti melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. dalam mencapai maksudnya. Dalam penelitian ini, metode menjadi alat bantu

BAB III METODA PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. dalam mencapai maksudnya. Dalam penelitian ini, metode menjadi alat bantu BAB III METODA PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metodologi merupakan pengetahuan atau uraian mengenai metode. Metode itu sendiri merupakan cara kerja yang sistematis untuk mempermudah suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB 3 DESAIN PENELITIAN

BAB 3 DESAIN PENELITIAN BAB 3 DESAIN PENELITIAN Bab ini akan menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan desain yang dipergunakan dalam penelitian antara lain : jenis penelitian, populasi dan sampel, pengukuran konsep, jenis data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang mempunyai karakteristik tertentu yang telah ditetapkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Salah satu merek es krim PT Unilever, Magnum kini hadir dengan varian baru. Magnum bukanlah merek produk es krim yang baru bagi masyarakat. Diluncurkannya

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Data yang Digunakan

METODE PENELITIAN Data yang Digunakan METODE PENELITIAN Data yang Digunakan Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007. Riskesdas 2007 diselenggarakan oleh Badan Penelitian dan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian

METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian METODE PENELITIAN Penelitian ini akan memberikan gambaran secara menyeluruh dan mendalam terhadap fenomena strategi nafkah rumah tangga miskin dan pilihan strategi nafkah yang akan dijalankannya. Penelitian

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian lapangan dilaksanakan di Desa Karang Song, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, yaitu tempat yang ditetapkan pemerintah sebagai lahan pemukiman

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 44 BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Pelaksanaan Pre-test Untuk menguji konstruk pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner, peneliti melakukan pre-test kepada 30 responden

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Cara Pemilihan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yakni data yang dikumpulkan pada suatu waktu dan tidak berkelanjutan (Singarimbun & Efendi 1995). Penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM)

ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM) VII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM) Strutural Equation Model (SEM) merupakan suatu teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara variabel laten dengan variabel teramati sebagai

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Populasi, Contoh, dan Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Populasi, Contoh, dan Teknik Penarikan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study. Penelitian dilakukan di 6 sekolah yang terdiri dari SMA dan SMK negeri dan swasta di Kota Bogor.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam 51 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya, data yang dikumpulkan berupa data primer dan data

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian causal method yaitu

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian causal method yaitu 3.1 Jenis Penelitian BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian causal method yaitu merupakaan jenis penelitian untuk mendapatkan penjelasan hubungan antar variabel

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Mengacu kepada tujuan penelitian ini yakni untuk mengetahui hubungan faktor-faktor yang terkait dengan kinerja KUD dan tingkat pengembangan kapasitas KUD dalam meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Lopez (2010). Rancangan penelitian ini menggunakan metode hypothesis testing,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Lopez (2010). Rancangan penelitian ini menggunakan metode hypothesis testing, BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Camison dan Lopez (2010). Rancangan penelitian ini menggunakan metode hypothesis testing,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum Dasar hukum penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016, adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu sifat-sifat, ciri-ciri, atau hal-hal yang dimiliki oleh suatu elemen. Sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu sifat-sifat, ciri-ciri, atau hal-hal yang dimiliki oleh suatu elemen. Sedangkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah kumpulan dari seluruh elemen beserta karakteristiknya yang menjadi objek penyelidikan atau penelitian secara menyeluruh. Karakteristik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1.Objek Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel independen yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1.Objek Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel independen yaitu BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Objek Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel independen yaitu Pengetahuan Kewirausahaan (X 1 ), Lingkungan Sekolah (X ) dan Pengalaman Praktek

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Variabel-variabel penelitian dan definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 3.1.1.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Kerangka pengambilan contoh penelitian. Purposive. Proporsional random sampling. Mahasiswa TPB-IPB 2011/2012 (N=3494)

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Kerangka pengambilan contoh penelitian. Purposive. Proporsional random sampling. Mahasiswa TPB-IPB 2011/2012 (N=3494) 19 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional karena pengumpulan data hanya dilakukan pada satu waktu dan tidak berkelanjutan, serta retrospektif karena

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan obyek

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA. mengetahui pengaruh literasi keuangan yang mempengaruhi terciptanya

BAB IV GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA. mengetahui pengaruh literasi keuangan yang mempengaruhi terciptanya BAB IV GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Gambaran Subyek Penelitian Subyek pada penelitian ini adalah responden yang merupakan keluarga di wilayah Surabaya, Sidoarjo dan Mojokerto. Tujuan

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. Komprehensif terhadap Kesejahteraan Masyarakat serta Kemandirian Masyarakat

BAB 4 METODE PENELITIAN. Komprehensif terhadap Kesejahteraan Masyarakat serta Kemandirian Masyarakat 107 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1.Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh Perbaikan Kampung Komprehensif terhadap Kesejahteraan Masyarakat serta Kemandirian Masyarakat di

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 19 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan disain cross sectional study. Penelitian ini dilaksanakan di dua sekolah menengah atas yaitu Sekolah Menengah Atas Negeri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan dalam suatu penelitian, turut menentukan keberhasilan tujuan penelitian yang ingin dicapai. Dalam penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang menggunakan data yang sama dimana peneliti menjelaskan hubungan

III. METODE PENELITIAN. yang menggunakan data yang sama dimana peneliti menjelaskan hubungan III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji dua variabel sehingga menggunakan tipe penelitian kuantitatif dengan metode eksplanatori, yang artinya penelitian yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN 5.1. Pelaksanaan dan Hasil Survei Penelitian ini menggunakan data primer yaitu kuisioner sebagai sumber data. Kuisioner dikirim ke masing masing responden disertai surat permohonan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan ditempat penelitian, melakukan perumusan masalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam suatu penelitian ilmiah diperlukan adanya metode penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam suatu penelitian ilmiah diperlukan adanya metode penelitian. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam suatu penelitian ilmiah diperlukan adanya metode penelitian. Metode penelitian merupakan suatu cara untuk memperoleh pemecahan terhadap berbagai permasalahan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder tersebut merupakan data cross section dari data sembilan indikator

Lebih terperinci

dimana: n1= jumlah sampel dalam tiap kecamatan

dimana: n1= jumlah sampel dalam tiap kecamatan IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah Kota Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan Kota Bogor merupakan kota

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode survei. Menurut Remenyi (1995), Survei adalah prosedur pengumpulan informasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di Pusat Traing Perbankan (PTP) Yogyakarta dengan alamat Perum Candi Gebang Permai Blok T. No. 1,3,4,5 Wedomartani Sleman Yogyakarta.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif adalah metode yang berlandaskan pada filsafat positivism,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif adalah metode yang berlandaskan pada filsafat positivism, 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah metode yang berlandaskan pada filsafat positivism,

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. uji instrumen penelitian, analisis data dan pembahasan. Statistik deskriptif data,

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. uji instrumen penelitian, analisis data dan pembahasan. Statistik deskriptif data, BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Bab V akan membahas statistik deskriptif data, gambaran umum responden, uji instrumen penelitian, analisis data dan pembahasan. Statistik deskriptif data, gambaran umum responden,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe explanatory

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe explanatory III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe explanatory research. Singarimbun dan Effendi (2006:4) menjelaskan explanatory research yaitu penelitian

Lebih terperinci

Holland Bakery merupakan salah satu pelopor dalam usaha modern bakery yang. dikenal dengan Holland Bakery. Holland Bakery selalu berusaha untuk

Holland Bakery merupakan salah satu pelopor dalam usaha modern bakery yang. dikenal dengan Holland Bakery. Holland Bakery selalu berusaha untuk IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Singkat Perusahaan (Holland Bakery) Holland Bakery merupakan salah satu pelopor dalam usaha modern bakery yang dikenal dengan Holland Bakery. Holland Bakery selalu

Lebih terperinci