HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI PENARI BALI REMAJA DI KABUPATEN GIANYAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI PENARI BALI REMAJA DI KABUPATEN GIANYAR"

Transkripsi

1 HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI PENARI BALI REMAJA DI KABUPATEN GIANYAR Fransiska Febby Petriani Dosen Pembimbing : Wing Ispurwanto Binus University : Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Kebon Jeruk, Jakarta Barat Telp. (62-21) Fax. (62-21) ABSTRAK Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang menarik untuk dinikmati. Salah satunya adalah seni tari Bali. Tari Bali tidak lepas dari peran penari Bali dalam menampilkan tarian Bali yang khas. Penari Bali mengukir prestasi dalam pementasan skala Nasional dan skala Internasional. Eksistensi penari bali ditandai oleh padatnya jadwal pementasan dan kompetisi tari Bali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara self efficacy dan motivasi berprestasi penari Bali remaja di Kabupaten Gianyar. Penelitian ini mengacu pada teori self efficacy Albert bandura (1997) dan motivasi berprestasi David McClelland (1987). Populasi dalam penelitian ini adalah penari Bali remaja di Kabupaten Gianyar. Peneliti mengambil sampel penelitian sebanyak 60 penari Bali remaja di Kabupaten Gianyar dengan menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian ini menggunakan alat ukur berupa kuesioner dengan validitas di atas 0,30. Reliabiltas alat ukur self efficacy sebesar 0,911 dan motivasi berprestasi sebesar 0,933. Analisa data penelitian menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment. Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan antara self efficacy dan motivasi berprestasi penari Bali remaja di Kabupaten Gianyar sebesar 0,968 dengan nilai signifikansi (2-tailed) 0,000. Hubungan yang terjadi di antara dua variabel adalah searah. Semakin tinggi self efficacy, maka semakin tinggi motivasi berprestasi penari Bali remaja di Kabupaten Gianyar. Kata Kunci: Self efficacy, Motivasi Berprestasi, Penari Bali Remaja ABSTRACT Indonesia has interesting culture diversity to be enjoyed. One of the art is Balinese dance. Balinese dance cannot be separeted from Balinese dancer s role who perform the particular Balinese dance. Balinese dancer reach achievement in National and International performance. Existence of Balinese dancer marked by full performance and competition schedules. The purpose of this reseach ascertains there is or not correlation between self-efficacy and achievement motivation the young Balinese dancer in Kabupaten Gianyar. This reseacrh refers to Albert Bandura s self-efficacy theory (1997) and David McClelland s achievement motivation theory (1987). The young Balinese dancer in Kabupaten Gianyar as research s population. This research has involved 60 samples of the young Balinese dancer in Kabupaten Gianyar by using purposive sampling technique. The measuring tools in this research was used self-efficacy questionnaire which has reliability 0,911 and achievement motivation questionnaire which has reliability 0,933. Both of questionnaire

2 has validiy above 0,30. The data analysis was used Pearson Correlation Coefficient analysis method. Research s result shows there is correlation between self-efficacy and achievement motivation the young Balinese dancer in Kabupaten Gianyar amounted to 0,968 with sig (2-tailed) 0,000. Correlation between two variabel is positive and significant. If self-efficacy increase, achievement motivation of the young Balinese dancer in Kabupaten Gianyar will increase. Keyword: Self-efficacy, Achievement Motivation, The Young Balinese Dancer PENDAHULUAN Bali memiliki daya tarik yang kuat dalam dunia pariwisata, baik dinikmati oleh wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Hasil beberapa penelitian dan survei menunjukkan bahwa sebagian besar wisatawan berkunjung ke Bali termotivasi oleh keunikan budaya Bali (Ardika, 2004). Para peneliti mengemukakan ada dampak positif dan negatif pariwisata terhadap kebudayaan Bali (Ruastiti, 2005). Dampak negatif yang terjadi seperti adanya komersialisasi, komodifikasi dan profanisasi yang mengarah pada penggerusan. Sedangkan, dampak positif tampak pada semakin tingginya kreativitas seni budaya penduduk lokal untuk memenuhi kepentingan pariwisata (Ruastiti, 2005). Salah satu kesenian Bali yang paling sering ditampilkan di hadapan wisatawan adalah pementasan tari Bali. Tari Bali merupakan suatu wujud apresiasi seni dan ekspresi kebudayaan yang dijiwai oleh kekuatan nilai budaya Hindu Bali. Tari Bali erat dengan aspek kehidupan sosial dan spiritual masyarakat Bali. Eksistensi tari Bali memiliki tempat yang istimewa di kalangan masyarakat Bali. Seni tari dan musik Bali ditampilkan pertama kali di hadapan penonton Barat pada tahun 1930 an. Sejak saat itu, kesenian Bali bersaing dengan beragam kesenian etnis dari belahan dunia lainnya. Salah satu kabupaten di Provinsi Bali yang dikenal sebagai daerah kesenian dan kebudayaan yang tinggi adalah kabupaten Gianyar (Kabupaten Gianyar, 2012). Hampir setiap wilayah di Kabupaten Gianyar menyajikan tarian Bali untuk dinikmati oleh wisatawan. Wisatawan dapat berkunjung ke tempat pementasan tari Bali pada pagi, siang, sore dan malam hari. Intensitas pementasan tari Bali dapat dikatakan tinggi dan memerlukan banyak penari Bali remaja yang siap untuk menampilkan tari Bali. Penari Bali remaja berasal dari beberapa sanggar di Kabupaten Gianyar. Sosok penari Bali remaja menarik untuk diteliti. Selama pementasan tari Bali, wisatawan kagum pada penampilan penari Bali remaja yang energik dan ekspresif. Penari Bali remaja harus melalui perjuangan yang cukup berat untuk meraih prestasi dalam skala Nasional dan skala Internasional. Tidak heran jika banyak kendala dan tantangan yang dihadapi oleh penari Bali remaja. Padatnya jadwal pementasan dan kompetisi tari Bali dapat menurunkan keyakinan diri dan motivasi berprestasi penari Bali remaja. Waktu latihan yang padat dan singkat, kondisi fisik cepat menurun karena kelelahan, rasa grogi dan kurang yakin dengan kemampuan menari Bali yang dimiliki dapat mempengaruhi kondisi psikis penari Bali remaja yang hendak menghadapi pementasan dan kompetisi tari Bali. Bandura (dalam Baron dan Byrne, 2004), self efficacy mengarah pada keyakinan individu pada kemampuannya dalam mengatur dan melaksanakan serangkaian tindakan dalam mencapai hasil yang harus digapai. Sebuah tarian Bali dikemas menarik dalam beragam gerakan dan alunan musik gamelan yang mengiringi tarian tersebut. Oleh karena itu, penari Bali remaja dituntut untuk mampu mengatur gerakan tari yang tepat sehingga menghasilkan gerakan yang memukau penonton. Self efficacy dapat mempengaruhi pilihan tugas, usaha yang dikeluarkan, ketekunan dan pencapaian seseorang (Bandura dan Locke, 2003; Schunk dan Zimmerman, 2006). Untuk mencapai hasil yang memuaskan, penari Bali remaja berlatih tari Bali dengan tekun dan berusaha untuk memperbaiki gerakan yang belum tepat. Bandura (1997) mendefinisikan self-efficacy sebagai keyakinan seseorang terhadap kemampuannya untuk mengatur dan melaksanakan tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, dan berusaha untuk menilai tingkatan dan kekuatan di seluruh kegiatan. Self efficacy dapat diperoleh, diubah, ditingkatkan atau diturunkan, melalui salah satu atau kombinasi empat sumber (Bandura dalam Alwisol, 2009): Pengalaman performansi, Pengalaman vikarius, Persuasi Sosial dan Keadaan Emosi. Bandura (1997)

3 mengemukakan tiga dimensi self efficacy yang digunakan sebagai dasar dalam pengukuran self efficacy seseorang: Level, Generality dan Strength Motivasi berprestasi adalah dorongan seseorang untuk sukses atau berhasil dalam kompetisi dengan ukuran keunggulan berupa prestasi orang lain atau prestasi sebelumnya (McClelland dan Atkinson dalam Beck, 2000). Penari Bali remaja terdorong untuk terus berkarya. Lingkungan yang kompetitif dapat memacu motivasi penari Bali remaja dalam mencapai prestasi. McClelland (dalam Santrock, 2003) mengemukakan motivasi berprestasi adalah suatu motif untuk menyelesaikan sesuatu, untuk mencapai suatu standar kesuksesan dan melakukan suatu usaha dengan tujuan untuk melakukan suatu kesuksesan. Penari Bali remaja dihadapkan pada jadwal pementasan yang padat, dituntut untuk sukses dalam menampilkan tarian yang tepat dan tekun berlatih agar hasil pementasan memuaskan. Beberapa peneliti mengemukakan bahwa individu yang mencerminkan motivasi berprestasi tinggi memiliki harapan untuk sukses yang lebih besar daripada ketakutan akan kegagalan, lebih memilih tugas dengan resiko sedang dan tekun dalam usahanya ketika menghadapi tugas yang semakin sulit (Atkinson dan Raynor dalam Santrock, 2003). Dalam setiap pementasan dan kompetisi tari Bali, penari Bali remaja berharap untuk unggul. Tentunya hal ini didukung oleh kemauan keras untuk terus mengasah keterampilan menari Bali. McClelland (1987) mendefinisikan motivasi berprestasi sebagai dorongan seseorang untuk berusaha mencapai suatu standar atau ukuran keunggulan. McClelland (dalam Hasibuan, 2005) mengemukakan beberapa karakteristik seseorang yang memiliki motivasi berprestasi tinggi: Pemilihan aktivitas yang menantang, Tanggungjawab, Ketekunan, Umpan balik, Inovatif dan kreatif. McClelland (1987) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang untuk memiliki motivasi berprestasi tinggi: Faktor intrinsik dan Faktor ekstrinsik Masa remaja dapat menjadi titik yang penting terutama dalam motivasi berprestasi dan motivasi sosial (Henderson dan Dweck, 1990). Penari Bali remaja dihadapkan pada kesempatan untuk berprestasi baik dalam skala Nasional maupun skala Internasional. Hal terpenting adalah bagaimana cara meningkatkan motivasi berprestasi penari Bali remaja agar dapat mencapai prestasi yang gemilang dan berkesinambungan. Masa remaja merupakan peralihan masa perkembangan antara masa kanak kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan besar pada aspek fisik, psikososial dan kognitif (Papalia, olds dan Feldman, 2009). Menurut Thornburg (1982), remaja dibagi ke dalam tiga tahap: remaja awal (usia tahun), remaja tengah (15 17 tahun) dan remaja akhir (18 21 tahun). Fenomena penari Bali remaja yang cukup unik diwarnai dengan tantangan dan kendala membuat mereka terpacu untuk mengembangkan keterampilan menari Bali dan meningkatkan motivasi berprestasi. Penari Bali remaja yang identik dengan gerakan energik dan ekspresif mampu menjadi sumber daya manusia yang kuat untuk terus berkarya baik dalam skala Nasional maupun skala Internasional. Berdasarkan fenomena penari Bali remaja yang telah diuraikan dalam latar belakang, peneliti membuat sebuah rumusan masalah penelitian yang menarik untuk diteliti, yaitu: Apakah ada hubungan antara self efficacy dan motivasi berprestasi penari Bali remaja di Kabupaten Gianyar. Penelitian ini memiliki sebuah tujuan, yaitu mengetahui apakah ada hubungan antara self efficacy dan motivasi berprestasi penari Bali remaja di Kabupaten Gianyar. METODE PENELITIAN Subjek Penelitian dan Teknik Sampling Subjek dalam penelitian ini memiliki karakteristik sampel yaitu penari Bali remaja dan berdomisili di Kabupaten Gianyar. Penelitian ini melibatkan 80 penari Bali remaja dengan proporsi 20 penari Bali remaja untuk uji coba alat ukur dan 60 penari Bali remaja untuk penelitian. Peneliti menggunakan teknik sampling berupa non probability sampling dengan metode purposive sampling.

4 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif. Mujis (dalam Suharsaputra, 2012) mendefinisikan penelitian kuantitatif sebagai penelitian yang ditujukan untuk menjelaskan fenomena dengan menggunakan data-data numerik, kemudian dianalisa yang umumnya menggunakan statistik. Dalam penelitian kuantitatif, terdapat dua jenis penelitian, yaitu: penelitian eksperimental dan penelitian non eksperimental (Seniati, ddk, 2009). Penelitian ini menggunakan penelitian non eksperimental karena tidak ada observasi yang objektif terhadap suatu fenomena yang dibuat agar terjadi dalam suatu kondisi yang terkontrol ketat, dimana satu atau lebih faktor divariasikan dan faktor yang lain dibuat konstan (Zimney dalam Christensen, 2001). Selain itu, penelitian ini tidak mengandung unsur manipulasi terhadap variabel penelitian (Solso dan Maclin, 2002). Selanjutnya, penelitian non eksperimental ini menggunakan metode penelitian korelasional. Penelitian korelasional merupakan istilah umum yang mengacu pada sekelompok teknik dalam statistik bivariat yang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel (Sarwono, 2012). Penelitian korelasional sangat bermanfaat karena semakin kuat dua peristiwa berkorelasi, semakin efektif kita dapat memprediksi satu dari yang lain (Sprinthall, 2007). Melalui penelitian ini, peneliti ingin mengetahui apakah ada hubungan antara self-efficacy dan motivasi berprestasi penari Bali remaja di Kabupaten Gianyar. Alat Ukur Penelitian Penelitian ini menggunakan alat ukur berupa kuesioner. Kuesioner merupakan alat ukur penelitian dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan yang biasanya dimaksudkan untuk mendapatkan informasi berkaitan dengan pendapat, aspirasi, persepsi, keinginan, keyakinan dan lainnya secara tertulis (Suharsaputra, 2012). Kuesioner yang bagus mencakup pernyataan yang konkret, spesifik dan tidak ambigu, serta beberapa cara untuk memastikan keaslian jawaban responden (Rosnow dan Rosenthal, 2005). Pemberian kuesioner dilakukan secara langsung dengan responden. Responden diminta untuk mengisi seluruh pertanyaan yang tertera di dalam kuesioner. Pada umumnya pertanyaan berisi dua hal utama yaitu identitas responden dan pertanyaan-pertanyaan pokok terkait dengan permasalahan yang diteliti (Sarwono, 2012). Peneliti menyusun kuesioner dengan memperhatian dua hal diatas: Identitas responden meliputi usia, domisili, lama menari Bali, kompetisi tari Bali dan pementasan tari Bali; pernyataan meliputi item-item yang dikonstruk dari teori self-efficacy Bandura (1997) dan motivasi berprestasi McClelland (dalam Hasibuan, 2005). Penelitian ini menggunakan skala likert untuk mengukur sikap responden dalam memberikan tanggapan terhadap pertanyaan yang diberikan kepada yang bersangkutan dalam suatu penelitian (Sarwono, 2012). Peneliti menggunakan skala Likert lima tingkatan sebagai berikut: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Skala Likert dalam penelitian ini mencantumkan pilihan jawaban Netral karena peneliti ingin memberikan kesempatan kepada subjek penelitian dalam memilih jawaban sesuai kehendaknya. Selain itu, pilihan jawaban Netral dapat mengakomodir pilihan subjek penelitian yang cenderung tidak memilih jawaban Sangat Setuju, Setuju, Tidak Setuju dan Sangat Tidak Setuju. Alat Ukur Self-efficacy Penelitian ini menggunakan alat ukur Self efficacy yang dikonstruk sendiri oleh peneliti dengan mengacu pada teori Self efficacy dari Albert Bandura (1997). Alat ukur ini disesuaikan dengan kondisi penari Bali remaja di Kabupaten Gianyar. Berikut ini merupakan dimensi dan indikator yang melandasi pembuatan alat ukur Self efficacy: Tabel 3.1 Dimensi dan Indikator Self efficacy Dimensi Indikator Total Item Level Keyakinan yang positif pada diri Penari Bali 5 dalam melakukan aktivitas menari.

5 Keyakinan Penari Bali bahwa ia mampu 5 menyelesaikan aktivitas menari Bali sesuai tingkatannya. Generality Keyakinan Penari Bali bahwa ia mampu 5 melakukan aktivitas menari Bali yang bervariasi. Penari Bali memanfaatkan pengalaman menari 5 Bali untuk proses pembelajaran. Strength Keyakinan Penari Bali pada kemampuan menari 5 Bali yang ia miliki. Ketekunan Penari Bali dalam melakukan aktivitas 5 menari Bali. Total Item 30 Alat Ukur Motivasi Berprestasi Penelitian ini menggunakan alat ukur motivasi berprestasi yang dikonstruk sendiri oleh peneliti dengan mengacu pada teori motivasi berprestasi dari McClelland (dalam Hasibuan, 2005). Alat ukur ini disesuaikan dengan kondisi penari Bali remaja di Kabupaten Gianyar. Berikut ini merupakan dimensi dan indikator yang melandasi pembuatan alat ukur motivasi berprestasi: Tabel 3.2 Dimensi dan Indikator Motivasi Berprestasi Dimensi Indikator Total Item Pemilihan Aktivitas menari Bali yang menantang 4 aktivitas yang menantang bagi Penari Bali Penari Bali memilih aktivitas menari Bali 6 yang lebih sulit tingkatannya. Tanggungjawab Penari Bali bertanggungjawab atas 3 aktivitas menari Bali yang dilakukannya. Penari Bali disiplin dalam melakukan 3 aktivitas menari Bali Ketekunan Penari Bali tekun dan pantang menyerah 7 dalam melakukan aktivitas menari Bali. Penari Bali berusaha menyelesaikan 3 aktivitas menari Bali yang diberikan oleh pelatih Tari Bali. Umpan Balik Penari Bali meminta umpan balik atas 4 aktivitas menari Bali yang ia lakukan. Evaluasi keberhasilan dan kegagalan 4 Penari Bali dalam melakukan aktivitas menari Bali. Inovatif dan Penari Bali menghasilkan gerakan dan 3 Kreatif penampilan yang baru dalam aktivitas menari Bali. Penari Bali melakukan cara yang kreatif 3 untuk menunjang aktivitas menari Bali. Total Item 40

6 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Validitas atau kesahihan menunjukkan pada kemampuan suatu instrument (alat ukur) mengukur apa yang harus diukur (Suharsaputra, 2012). Suatu skala pengukuran dikatakan valid apabila skala tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur dan inferensi yang dihasilkan mendekati kebenaran (Sarwono, 2012). Pengujian validitas dilakukan pada dua alat ukur penelitian yaitu self-efficacy dan motivasi berprestasi. Masing-masing variabel memiliki dimensi, indikator dan item pernyataan. Item dikatakan valid jika koefisien korelasi sama dengan atau lebih dari 0,30 (Sugiyono, 2006). Penelitian ini menggunakan dua jenis validitas yaitu face validity dan content validity. Face validity menunjukkan apakah alat ukur atau instrumen penelitian dari segi rupanya tampak mengukur apa yang ingin diukur (Suharsaputra, 2012). Content Validity berkaitan dengan kemampuan suatu alat ukur mengukur isi (konsep) yang harus diukur (Suharsaputra, 2012). Reliabilitas berarti keajegan suatu instrumen pengukuran dikatakan reliabel apabila instrumen tersebut dipergunakan secara berulang memberikan hasil ukur yang sama (Suharsaputra, 2012). Uji reliabilitas menggunakan metode Cronbach s Alpha untuk melihat konsistensi internal dan tepat digunakan pada skor yang berbentuk skala (Sarwono, 2012). Sebuah alat ukur yang memiliki konsistensi internal antara 0,70 hingga 0,80 dapat dikatakan cukup baik untuk penelitian (Kaplan dan Saccuzzo, 2005). Tabel 3.3 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Self-efficacy Sebelum Dilakukan Penghapusan Item Reliability Statistics Alpha Based on Alpha Standardized Items N of Items Tabel 3.4 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Self-efficacy Setelah Dilakukan Penghapusan Item Reliability Statistics Alpha Based on Alpha Standardized Items N of Items Tabel 3.5 Alat Ukur Self-efficacy Sebelum Penghapusan Item Tidak Valid Dimensi Indikator Nomor Item Level Keyakinan yang positif pada diri Penari Bali dalam 1, 2, 5, 6, 7 melakukan aktivitas menari. Keyakinan Penari Bali bahwa ia mampu menyelesaikan 3, 4, 8, 9, 10 aktivitas menari Bali sesuai tingkatannya. Generality Keyakinan Penari Bali bahwa ia mampu melakukan aktivitas 11, 12, 15, 16, 17 menari Bali yang bervariasi. Penari Bali memanfaatkan pengalaman menari Bali untuk 13, 14, 18, 19, 20 proses pembelajaran. Strength Keyakinan Penari Bali pada kemampuan menari Bali yang ia miliki. 21, 22, 25, 26, 27

7 Ketekunan Penari Bali dalam melakukan aktivitas menari 23, 24, 28, 29, 30 Bali. Total Item 30 Tabel 3.6 Alat Ukur Self-efficacy Setelah Penghapusan Item Tidak Valid Dimensi Indikator Nomor Item Level Keyakinan yang positif pada diri Penari Bali dalam 1, 2, 5, 7 melakukan aktivitas menari. Keyakinan Penari Bali bahwa ia mampu menyelesaikan 3, 4, 8, 9 aktivitas menari Bali sesuai tingkatannya. Generality Keyakinan Penari Bali bahwa ia mampu melakukan aktivitas 11, 12, 15, 16, 17 menari Bali yang bervariasi. Penari Bali memanfaatkan pengalaman menari Bali untuk 13, 18, 19 proses pembelajaran. Strength Keyakinan Penari Bali pada kemampuan menari Bali yang ia 21, 25, 26, 27 miliki. Kegigihan Penari Bali dalam melakukan aktivitas menari 23, 24, 29, 30 Bali. Total Item 24 Tabel 3.7 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Motivasi Berprestasi Sebelum Dilakukan Penghapusan Item Reliability Statistics Alpha Based on Alpha Standardized Items N of Items Tabel 3.8 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Motivasi Berprestasi Setelah Dilakukan Penghapusan Item Reliability Statistics Alpha Based on Alpha Standardized Items N of Items Tabel 3.9 Alat Ukur Motivasi Berprestasi Sebelum Penghapusan Item Tidak Valid Dimensi Indikator Nomor Item Pemilihan Aktivitas menari Bali yang menantang bagi Penari 1, 2, 7, 8 aktivitas yang menantang Bali Penari Bali memilih aktivitas menari Bali yang lebih 3, 4, 5, 6, 9, 10 sulit tingkatannya. Tanggungjawab Penari Bali bertanggungjawab atas aktivitas menari 11, 12, 15 Bali yang dilakukannya. Penari Bali disiplin dalam melakukan aktivitas 13, 14, 16

8 menari Bali Ketekunan Penari Bali tekun dan pantang menyerah dalam melakukan aktivitas menari Bali. 17, 18, 19, 20, 23, 24, 25 Penari Bali berusaha menyelesaikan aktivitas menari 21, 22, 26 Bali yang diberikan oleh pelatih Tari Bali. Umpan Balik Penari Bali meminta umpan balik atas aktivitas 27, 28, 31, 32 menari Bali yang ia lakukan. Evaluasi keberhasilan dan kegagalan Penari Bali 29, 30, 33, 34 dalam melakukan aktivitas menari Bali. Inovatif dan Penari Bali menghasilkan gerakan dan penampilan 35, 36, 39 Kreatif yang baru dalam aktivitas menari Bali. Penari Bali melakukan cara yang kreatif untuk 37, 38, 40 menunjang aktivitas menari Bali. Total Item 40 Tabel 3.9 Alat Ukur Motivasi Berprestasi Sebelum Penghapusan Item Tidak Valid Dimensi Indikator Nomor Item Pemilihan Aktivitas menari Bali yang menantang bagi Penari 1, 2, 7, 8 aktivitas yang menantang Bali Penari Bali memilih aktivitas menari Bali yang lebih 3, 4, 5, 6, 9, 10 sulit tingkatannya. Tanggungjawab Penari Bali bertanggungjawab atas aktivitas menari 11, 12, 15 Bali yang dilakukannya. Penari Bali disiplin dalam melakukan aktivitas 13, 14, 16 menari Bali Ketekunan Penari Bali tekun dan pantang menyerah dalam melakukan aktivitas menari Bali. 17, 18, 19, 20, 23, 24, 25 Penari Bali berusaha menyelesaikan aktivitas menari 21, 22, 26 Bali yang diberikan oleh pelatih Tari Bali. Umpan Balik Penari Bali meminta umpan balik atas aktivitas 27, 28, 31, 32 menari Bali yang ia lakukan. Evaluasi keberhasilan dan kegagalan Penari Bali 29, 30, 33, 34 dalam melakukan aktivitas menari Bali. Inovatif dan Penari Bali menghasilkan gerakan dan penampilan 35, 36, 39 Kreatif yang baru dalam aktivitas menari Bali. Penari Bali melakukan cara yang kreatif untuk 37, 38, 40 menunjang aktivitas menari Bali. Total Item 40 Prosedur Penelitian Peneliti memilih topik penelitian yang sesuai dengan minat peneliti dalam bidang Psikologi Industri dan Organisasi. Setelah peneliti menentukan judul penelitian yang menarik untuk diteliti, peneliti membuat rumusan masalah, tujuan, manfaat, teori, kerangka berfikir, definisi operasional, hipotesis, karakteristik subjek penelitian, teknik sampling, desain penelitian, alat ukur penelitian, validitas alat ukur, reliabilitas alat ukur dan teknik pengolahan data dalam penelitian ini. Peneliti menyiapkan alat ukur berupa kuesioner yang dikonstruk sendiri oleh peneliti. Kuesioner ini mengacu pada teori self efficacy Bandura (1997) dan motivasi berprestasi McClelland (dalam Hasibuan, 2005). Uji coba dilaksanakan pada hari Jumat, 7 Desember 2012 di Kabupaten Gianyar. Uji coba hanya berlangsung selama 30 menit dan data langsung diolah serta diuji tingkat reliabilitas dan validitasnya. Hasil menunjukkan validitas minimun 0,30 dan item ini valid (Sugiyono, 2006). Sedangkan, tingkat reliabilitas alat ukur self-efficacy sebesar 0,911 dan alat ukur motivasi berprestasi sebesar

9 0,933. Kedua alat ukur tersebut memiliki reliabiltas yang baik karena lebih besar dari 0,80 (Sarwono, 2012). Peneliti menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitas. Kuesioner diberikan kepada subjek penelitian, yaitu 60 penari Bali di Kabupaten Gianyar pada tanggal 8 Desember Desember HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian dilaksanakan pada tanggal 8 Desember 2012 hingga 9 Desember 2012 di Kabupaten Gianyar, Bali. Jumlah responden sebanyak 60 penari Bali remaja di Kabupaten Gianyar. Uji normalitas data digunakan untuk melakukan pengujian data observasi apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak (Sarwono, 2012). Berdasarkan data di bawah ini, nilai signifikansi (2-tailed) self efficacy sebesar 0,190 dan motivasi berprestasi sebesar 0,279. Kedua nilai signifikansi (2-tailed) alat ukur tersebur berada di atas 0,05 sehingga data dikatakan berdistribusi normal (Sarwono, 2012). Nilai Kolmogorov-Smirnov self efficacy sebesar 1,085 dan motivasi berprestasi sebesar 0,992. Tabel 4.9 Hasil Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Total Total Self Efficacy Motivasi Berprestasi N Normal Parameters a,b Mean Std. Deviation Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. *Sumber: Pengolahan Data SPSS Versi 19 Analisa utama penelitian ini berfokus pada apakah ada hubungan antara self-efficacy dan motivasi berprestasi penari Bali remaja di Kabupaten Gianyar. Peneliti menggunakan metode analisa data korelasi Pearson Product Moment. Tabel 4.10 Hasil Uji Korelasi Pearson Product Moment Self Efficacy Motivasi Berprestasi Self Efficacy Pearson Correlation ** Sig. (2-tailed).000 N Motivasi Berprestasi Pearson Correlation.968 ** 1 Sig. (2-tailed).000 N ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *Sumber: Pengolahan Data SPSS Versi 19

10 Berdasarkan data di atas, hipotesis penelitian terjawab melalui uji korelasi Pearson Product Moment. Hasil statistika menunjukkan Ho ditolak sehingga ada hubungan yang antara self efficacy dan motivasi berprestasi penari Bali remaja di Kabupaten Gianyar sebesar 0,968 atau sangat tinggi karena mendekati angka 1 (Suharsaputra, 2012). Hubungan kedua variabel signifikan karena angka signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,001 (Sarwono, 2012). Arah korelasi menunjukkan hasil positif yaitu 0,968 sehingga korelasi kedua variabel bersifat searah (Sarwono, 2012). Jika self efficacy penari Bali remaja di Kabupaten Gianyar meningkat, maka motivasi berprestasi penari Bali remaja di Kabupaten Gianyar akan meningkat sebesar 96,8%. Begitupun sebaliknya, jika self efficacy penari Bali remaja di Kabupaten Gianyar menurun, maka motivasi berprestasi penari Bali remaja di Kabupaten Gianyar akan menurun sebesar 96,8% (Sarwono, 2012). Sebagai tambahan, gambaran self-efficacy dan motivasi berprestasi ditinjau dari aspek demografi seperti usia, lama menari, kompetisi dan pementasan responden. Hasil uji ANOVA dan T-Test menunjukkan tidak ada perbedaan pada masing-masing aspek dikarenakan nilai F dan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (Sarwono, 2012). SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Hasil dari penelitian menunjukkan Ho ditolak sehingga ada hubungan yang antara self-efficacy dan motivasi berprestasi penari Bali remaja di Kabupaten Gianyar. Korelasi yang terjadi di antara kedua variabel sebesar 0,968 atau sangat tinggi karena mendekati angka 1 (Suharsaputra, 2012). Hubungan kedua variabel signifikan karena angka signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,001 (Sarwono, 2012). Saran Saran Teoritis Peneliti selanjutnya dapat menambahkan variabel penelitian seperti sikap penari Bali remaja terhadap akulturasi budaya, kepuasan terhadap insentif yang diterima selama menari Bali, kepercayaan diri dan lainnya; jumlah sampel penelitian; dilakukan minimal lima hari agar peneliti dapat menjangkau daerah yang lebih luas; mengembangkan alat ukur Self Efficacy dan Motivasi Berprestasi yang telah dikonstruk oleh peneliti. Pengembangan alat ukur tersebut dapat berupa penambahan jumlah item pada masing masing indikator; lebih menguasai program pengolahan data SPSS agar data yang disajikan dapat lebih bervariasi. Kebervariasian data dapat diperoleh dari penambahan data demografi penari Bali remaja di Kabupaten Gianyar; desain penelitian kualitatif atau melakukan penelitian eskperimental. Saran Praktis Sebagai upaya untuk meningkatkan self efficacy penari Bali remaja di Kabupaten Gianyar, Pihak terkait dapat melaksanakan beberapa program, sebagai berikut: Penari Bali remaja diberikan kesempatan untuk berkolaborasi dengan penari Bali senior yang sudah terlebih dahulu terkenal dan memiliki pengalaman menari di Mancanegara minimal 10 tahun; Penari Bali remaja diwajibkan untuk menguasai minimal dua tari Bali dalam waktu satu bulan; Memanfaatkan fasilitas banjar yang ada di setiap desa guna mempererat tali persahabatan sesama penari Bali remaja, media untuk saling berbagi pengalaman secara langsung dan menyampaikan aspirasi terkait perkembangan kesenian tari Bali khususnya di Kabupaten Gianyar; Di era teknologi seperti saat ini, terobosan yang dapat ditempuh adalah menciptakan sebuah grup atau blog khusus penari Bali remaja dengan menggunakan media sosial seperti Facebook. Harapannya adalah penari Bali remaja dapat saling berbagi cerita dan pengalaman dengan sesama penari Bali remaja di lingkungan yang lebih luas. Selain itu, Pihak Pemerintah Provinsi Bali dan Pemerintah Kabupaten Gianyar dapat memanfaatkan media tersebut untuk memberikan pengumuman atau publikasi terkait pelaksanaan kompetisi dan pementasan tari Bali. Sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi berprestasi penari Bali remaja di Kabupaten Gianyar, Pihak terkait dapat melaksanakan beberapa program, sebagai berikut: Penari Bali remaja ditargetkan untuk dapat mencapai prestasi berupa kompetisi dan pementasan secara bertahap dalam kurun waktu satu tahun (Bulan ke-1 hingga bulan ke-2 pada tingkat Desa setempat, Bulan ke-3 hingga bulan ke-4 pada tingkat Kabupaten, Bulan ke-5 hingga bulan ke-7 pada tingkat Provinsi Bali, Bulan ke-8 hingga bulan ke-10 pada

11 tingkat Nasional, Bulan ke-11 hingga bulan ke-12 pada tingkat Internasional); Setiap penari Bali remaja memiliki sebuah buku catatan pemberian feedback dari pelatih tari Bali; Penari Bali remaja diberikan kesempatan untuk menciptakan tarian Kreasi Bali dan hasil dari tarian tersebut dapat diikutsertakan dalam sebuah kompetisi. REFERENSI Alwisol. (2009). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press. Ardika, I. W. (2004). Pariwisata Bali: Membangun Pariwisata-Budaya dan Mengendalikan Budaya- Pariwisata. I Nyoman Darma Putra (ed.), Bali Menuju Jagaditha: Aneka Perspektif, Pustaka Bali Post, Denpasar-Bali, Indonesia, hal Bandura, A. (1997). Self efficacy: The exercise of control. New York: W.H. Freeman. Bandura, A. (2005). The primacy of self efficacy in health promotion. Applied Psychology: An International Review, 54, Bandura, A. (2006). Going global with social cognitive theory: From prospect to pay dirt. In S. I. Donalson, D. E. Berger, & K. Pezdek (Eds.), The Rise of Applied Psychology. Marwah, NJ: Erlbraum. Bandura, A. & Locke, E.A. (2003). Negative self efficacy and goals revisited. Journal of Applied Psychology, 88, Baron, R. A. & Byrne, D. (2004). Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga. Beck, R. C. (2000). Motivation: Theories and Principle (4th ed.). New Jersey: Prenctice Hall. Blanchard, P. N. & Thacker, J. W. (2010). Effective Training : fourth edition. New Jersey: Pearson Education,Inc,. Christensen, L.B. (2001). Experimental Methodology (8th ed). Boston: Allyn dan Bacon. Depdiknas. (2003). Pedoman penyelenggaraan program percepatan belajar SD, SMP dan SMA. Jakarta: Dirjen Dikdasmen. Fraenkel, J.E. & Wallen, N.E. (1993). How to design and evaluate research in education. New York: McGraw Hill. Gay, L.R. (2003). Educational Research (7th ed). New Jersey: Merril Prentice Hall. Gea, A.A., Wulandari, A.P.C, & Babari, Y. (2002). Relasi dengan Diri Sendiri.Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Kabupaten Gianyar. (2012). Penduduk dan Perkembangan. Retrieved on October 2, 2012, from perkembangannya/ Hasibuan, M. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara. Henderson, V.L. & Dweck, C.S. (1990). Motivation and achievement. In S.S. Feldman & G.R. Elliot (Eds.), At the threshold: The developing adolescent. Cambridge, MA: Harvard University Press. Iryanti, V.E. (2000). Tari Bali: Sebuah Telaah Historis. Harmonia: Jurnal Pengetahuan dan Pemikiram Seni, 1, 2. Jurnas.com. (2012). Tari Bali Berkembang di Mancanegara. Retrieved on October 5, 2012, from Kaplan, R.M. & Saccuzzo. (2005). Psychological testing: Principles, application and issues (6 th ed). Belmont: Thomson Wadsworth. Kompas.com. (2012). Tari Antarkan AA Ayu Sasih ke mancanegara. Retrieved on October 2, 2012, from Lodewyk, K.R & Winne, P.H. (2005). Relations among the structure of learning tasks, achievement and changes in self efficacy in secondary students. Journal of Educational Psychology, 97, Maddux, J. (2002). The power of believing you can. In C.R. Snyder & S.J. Lopez (Eds.), Handbook of positive psychology. New York: Oxford University Press. Mangkunegara, A. P. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. McClelland, C. D. (1987). Human motivation. New York : Cambridge University Press. Morgan, C.T., King, R.A, & Robinson, N.M. (1984). Introduction to Psychology. Tokyo: McGraw Hill, International Book Company.

12 Pajares, F. (1996). Self Efficacy Beliefs in Achievement Settings. Review of Educational Research, 66, Papalia, D.E., Olds, S.W., & Feldman, R.D. (2008). Human Development (10 th ed). Boston: McGraw Hill. Rosnow, R.L. & Rosenthal, R.L. (2005). Beginning behavioral research (5 th ed). Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall. Ruastiti, N, M. (2005). Seni Pertunjukan Bali dalam Kemasan Pariwisata, Bali Mangsi Press, Denpasar-Bali, Indonesia. Santrock, J. W. (2003). Adolescence: Perkembangan Remaja ( 6th Ed). Jakarta: Erlangga. Santrock, J. W. (2009). Psikologi Pendidikan (3rd Ed). Jakarta: Salemba Humanika. Sarwono, J. (2012). Metode Riset Skripsi: Pendekatan Kuantitatif (Menggunakan Prosedural SPSS). Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Schunk, D.H. & Zimmerman, B.J. (2006). Competence and control beliefs: Distinguishing the means and ends. In P.A. Alexander & P.H. Winne: (Eds.), Handbook of educational psychology (2 nd ed.). Mahwah, NJ: Erlbaum. Seniati, L., Yulianto, A. & Setiadi, B.N. (2005). Psikologi Eksperimen. Jakarta: PT. Indeks. Solso, R.L. & MacLin, M.K. (2002). Experimental Psycology: A Case Approach (5th Ed). Boston: Allyn dan Bacon. Sprinthall, R.C. (2007). Basic statistical analysis (8 th ed). Boston: Allyn & Bacon. Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Suharsaputra, U. (2012). Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif dan Tindakan. Bandung: PT. Refika Aditama. Thornburg, H.D. (1982). Development in Adolescence (2 nd ed). Monterey, California: Brooks / Cole Publishing Company. Walgito, B. (2004). Pengantar Psikologi Umum (4 th ed). Yogyakarta: Andi. Yudhawati, R. & Haryanto, D. (2011). Teori Teori Dasar Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya. RIWAYAT HIDUP PERSONAL DETAILS Name : Fransiska Febby Petriani fransiska.febby@ymail.com Birth Place / Date : Jakarta, 7 February 1989 Nationality : Indonesia

13 EDUCATIONAL BACKGROUND Sep 2009 Mar 2013 Sep 2009 Mar 2013 Sep 2009 Mar 2013 Binus University, Jakarta, Indonesia Barchelor (S1), Psychological, GPA: 3.72 Binus University, Jakarta, Indonesia Barchelor (S1), Information System And Industrial, GPA: 3.45 SMA Negeri 1, Jakarta, Indonesia Senior High School, Science. ORGANIZATION EXPERIENCE Jan 2012 Feb 2013 Jan 2009 Nov 2009 Jan 2006 Jan 2007 Jan 2003 Jan 2004 HIMPSIKO (Himpunan Mahasiswa Psikologi), Binus University Teach For Indonesia OSIS SMA Negeri 1 Jakarta OSIS SMP Negeri 5 Jakarta WORKING EXPERIENCE Sep 2012 Present Jul 2012 Sep 2012 Feb 2012 Jun 2012 Merpati Nusantara Airlines, PT. Harrisma Technology, PT. Gajah Tunggal, Tbk. (Freelance) PT. Samudera Indonesia, Tbk. (Internship) Department of Psychology, Binus University (Assistant of Psychology Laboratory)

BAB 1 PENDAHULUAN. Bali memiliki daya tarik yang kuat dalam dunia pariwisata, baik dinikmati

BAB 1 PENDAHULUAN. Bali memiliki daya tarik yang kuat dalam dunia pariwisata, baik dinikmati BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali memiliki daya tarik yang kuat dalam dunia pariwisata, baik dinikmati oleh wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Hasil beberapa penelitian dan survei

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 8 Desember 2012 hingga 9

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 8 Desember 2012 hingga 9 BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian dilaksanakan pada tanggal 8 Desember 2012 hingga 9 Desember 2012 di Kabupaten Gianyar, Bali. Jumlah responden sebanyak 60 penari Bali remaja

Lebih terperinci

KUESIONER HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI PENARI BALI REMAJA DI KABUPATEN GIANYAR

KUESIONER HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI PENARI BALI REMAJA DI KABUPATEN GIANYAR KUESIONER HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI PENARI BALI REMAJA DI KABUPATEN GIANYAR OLEH: FRANSISKA FEBBY PETRIANI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS HUMANIORA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Setelah peneliti menguraikan teori-teori yang digunakan dalam penelitian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Setelah peneliti menguraikan teori-teori yang digunakan dalam penelitian BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Setelah peneliti menguraikan teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini, selanjutnya peneliti akan memaparkan hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian. Pada bab

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai hubungan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai hubungan BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai hubungan antara tingkat self-esteem dengan normative social influence pada remaja di SMA X yang meliputi hasil

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang akan digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang akan digunakan dalam 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang akan digunakan dalam penelitian ini, yang meliputi: desain penelitian, variabel penelitian, definisi konseptual dan operasional

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Variabel merupakan karakteristik objek kajian (konsep) yang mempunyai

BAB 3 METODE PENELITIAN. Variabel merupakan karakteristik objek kajian (konsep) yang mempunyai BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis Variabel merupakan karakteristik objek kajian (konsep) yang mempunyai variasi nilai, baik itu kejadian, situasi, perilaku maupun karakteristik

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan mengenai desain dari penelitian, subjek penelitian (populasi, sampel, dan metodologi pengambilan sampel), definisi operasional variabel penelitian, setting

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini, maka permasalahan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini, maka permasalahan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Desain penelitian menggunakan metode kuantitatif yang dibuat ke dalam pendekatan penelitian korelasional, melalui pendekatan yang dilakukan dalam penelitian

Lebih terperinci

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI KOMITMEN TERHADAP ORGANISASI PADA TENAGA KEPENDIDIKAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI KOMITMEN TERHADAP ORGANISASI PADA TENAGA KEPENDIDIKAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN STUDI DESKRIPTIF MENGENAI KOMITMEN TERHADAP ORGANISASI PADA TENAGA KEPENDIDIKAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN DWI NINGSIH ARIANI Dr. Maya Rosmayati Ardiwinata, M. Si 1 Fakultas Psikologi Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukannya pencatatan data hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Arikunto penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Arikunto penelitian kuantitatif 64 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pada penelitian ini peneliti mengajukan metode penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Arikunto penelitian kuantitatif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian populasi. Arikunto (2010) menjelaskan bahwa penelitian populasi hanya dapat dilakukan bagi populasi terhingga dan subjeknya

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu proses pengambilan keputusan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana penelitian ini ditujukan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi pada penelitian ini adalah di Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. 2. Populasi Penelitian Populasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Unsur yang paling penting di dalam suatu penelitian adalah metode penelitian, karena

BAB 3 METODE PENELITIAN. Unsur yang paling penting di dalam suatu penelitian adalah metode penelitian, karena BAB 3 METODE PENELITIAN Unsur yang paling penting di dalam suatu penelitian adalah metode penelitian, karena melalui proses tersebut dapat ditentukan apakah hasil dari suatu penelitian dapat dipertanggung

Lebih terperinci

Kata Kunci : Emotional Intelligence, remaja, berpacaran

Kata Kunci : Emotional Intelligence, remaja, berpacaran Studi Deskriptif Mengenai Emotional Intelligence Pada Siswa dan Siswi SMA Negeri X yang Berpacaran Muhamad Chandika Andintyas Dibimbing oleh : Esti Wungu S.Psi., M.Ed ABSTRAK Emotional Intelligence adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. suatu sebaran dikatakan tidak normal apabila p<0,05.

BAB IV PEMBAHASAN. suatu sebaran dikatakan tidak normal apabila p<0,05. BAB IV PEMBAHASAN A. Pengujian Hipotesis Hipotesis dapat didefinisikan sebagai pernyataan mengenai populasi yang diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian. Berdasarkan variabel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas tentang orientasi kancah penelitian, subjek penelitian, prosedur penelitian, hasil uji coba, hasil uji asumsi, hasil uji hipotesa dan pembahasan.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN tahun yang duduk di kelas 7-12 dan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler

BAB 3 METODE PENELITIAN tahun yang duduk di kelas 7-12 dan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Subyek Penelitian & Teknik Sampling 3.1.1 Karakteristik Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa dan siswi Pesantren X dengan rentang usia 13-17 tahun yang duduk di

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA PSIKOLOGI FAKULTAS HUMANIORA BINUS UNIVERSITY TAHUN AJARAN GENAP

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA PSIKOLOGI FAKULTAS HUMANIORA BINUS UNIVERSITY TAHUN AJARAN GENAP HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA PSIKOLOGI FAKULTAS HUMANIORA BINUS UNIVERSITY TAHUN AJARAN GENAP 2011 2012. Alwin Nobel Harapan Indah Jl. Dahlia Indah 2 Blok GD no.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Variabel penelitian dan definisi operasional

BAB III METODE PENELITIAN Variabel penelitian dan definisi operasional BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel penelitian dan definisi operasional Variabel yang akan diteliti pada penelitian ini adalah prokrastinasi akademik sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana variasi pada satu atau lebih faktor lain

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI PENARI BALI REMAJA DI KABUPATEN GIANYAR SKRIPSI. Oleh: Fransiska Febby Petriani

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI PENARI BALI REMAJA DI KABUPATEN GIANYAR SKRIPSI. Oleh: Fransiska Febby Petriani HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI PENARI BALI REMAJA DI KABUPATEN GIANYAR SKRIPSI Oleh: Fransiska Febby Petriani 1301022440 Jurusan Psikologi Fakultas Humaniora Universitas Bina Nusantara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN Bab III membahas mengenai lokasi, populasi, sampel, desain penelitian, metode penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian Penelitian ini dilakukan di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang asuransi jiwa, yaitu PT. Prudential Life Assurance (Prudential

Lebih terperinci

Bab 3 Desain Penelitian

Bab 3 Desain Penelitian Bab 3 Desain Penelitian Bab ini akan menjabarkan variabel penelitian (definisi operasional dan hipotesis), responden penelitian, desain penelitian, alat ukur penelitian, dan prosedur penelitian. 3.1 Variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode korelasional yaitu suatu cara untuk menemukan hubungan antara variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. masing-masing akan dijelaskan dalam sub bab berikut.

BAB III METODE PENELITIAN. masing-masing akan dijelaskan dalam sub bab berikut. 25 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini menjelaskan tentang metodologi penelitian dalam penelitian ini, terdiri dari: pendekatan penelitian, variabel penelitian, definisi operasional variabel, subjek

Lebih terperinci

BAB 4. Analisis Data dan Penyajian. korelasional, dimana penelitian yang dilakukan untuk menguji hubungan antara

BAB 4. Analisis Data dan Penyajian. korelasional, dimana penelitian yang dilakukan untuk menguji hubungan antara BAB 4 Analisis Data dan Penyajian 4.1 Penyajian data penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kuantitatif korelasional, dimana penelitian yang dilakukan untuk menguji hubungan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Data penelitian ini diolah dengan menggunakan software program SPSS (Statistical

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Data penelitian ini diolah dengan menggunakan software program SPSS (Statistical BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Data penelitian ini diolah dengan menggunakan software program SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 20 for windows. 4.1 Profil Responden Responden berasal dari

Lebih terperinci

Prathita Ramaniya ABSTRACT

Prathita Ramaniya ABSTRACT HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP EFEKTIVITAS MENGAJAR GURU FISIKA DENGAN SELF-EFFICACY BELAJAR SISWA DI KELAS PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 JAKARTA Prathita Ramaniya thitapramudji@yahoo.com Dosen

Lebih terperinci

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA ANGAKATAN 2013 DIPLOMA III FAKULTAS TEKNIK JURUSAN KIMIA DAN SIPIL UNIVERSITAS DIPONEGORO FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

BAB V ANALISA. Pada penelitian yang dilakukan di restoran Nasi Uduk Kebon Kacang Hj.

BAB V ANALISA. Pada penelitian yang dilakukan di restoran Nasi Uduk Kebon Kacang Hj. BAB V ANALISA Pada penelitian yang dilakukan di restoran Nasi Uduk Kebon Kacang Hj. Ellya, penulis mengajukan seperangkat kuesioner kepada responden yang berjumlah 100 orang, kuesioner ini terdiri dari

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KREATIVITAS DAN INOVASI TERHADAP KEBERHASILAN USAHA INDUSTRI KREATIF DI KOTA MEDAN. : Laki-Laki Perempuan

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KREATIVITAS DAN INOVASI TERHADAP KEBERHASILAN USAHA INDUSTRI KREATIF DI KOTA MEDAN. : Laki-Laki Perempuan Lampiran KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KREATIVITAS DAN INOVASI TERHADAP KEBERHASILAN USAHA INDUSTRI KREATIF DI KOTA MEDAN IDENTITAS RESPONDEN NAMA : JENIS KELAMIN : Laki-Laki Perempuan USIA : Tahun PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI SUMBER DAYA MANUSIA DI HOTEL BOROBUDUR JAKARTA

PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI SUMBER DAYA MANUSIA DI HOTEL BOROBUDUR JAKARTA PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI SUMBER DAYA MANUSIA DI HOTEL BOROBUDUR JAKARTA Felicia Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 7, felicia_fc@ymail.com Agung Gita Subakti,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. berkaitan langsung dengan dirinya. Karakteristik individu memiliki sifat yang unik

BAB 4 HASIL PENELITIAN. berkaitan langsung dengan dirinya. Karakteristik individu memiliki sifat yang unik BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Responden Karakteristik individu adalah kondisi atau keadaan spesifik individu yang berkaitan langsung dengan dirinya. Karakteristik individu memiliki sifat yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. analisis data kuantitatif dengan menggunakan pendekatan kolerasional. dengan pendekatan korelasional adalah

BAB 3 METODE PENELITIAN. analisis data kuantitatif dengan menggunakan pendekatan kolerasional. dengan pendekatan korelasional adalah BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metodologi Terdapat banyak macam metode yang dapat digunakan untuk mendapatkan hasil penelitian yang akurat. Penelitian ini menggunakan analisis data kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Pendidikan Indonesia, yang beralamat di Jalan Setiabudhi No. 229 Bandung, Jawa

Lebih terperinci

EFIKASI DIRI, DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA KELAS VIII. Abstract

EFIKASI DIRI, DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA KELAS VIII. Abstract EFIKASI DIRI, DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA KELAS VIII Nobelina Adicondro & Alfi Purnamasari Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Jalan Kapas No. 9 Yogyakarta alfi_purnamasari@yahoo.com.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan mengenai lokasi penelitian, populasi, sampel, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen,

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Surat Keterangan Ijin Penelitian

LAMPIRAN 1. Surat Keterangan Ijin Penelitian 51 LAMPIRAN 1 Surat Keterangan Ijin Penelitian 52 LAMPIRAN 2 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian 53 LAMPIRAN 3 Angket Penelitian ANGKET PENELITIAN Identitas Siswa Nama :... Pendidikan Orang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bandung, yang terletak di Jalan Pasir Kaliki Nomor 51. Pemilihan lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. Bandung, yang terletak di Jalan Pasir Kaliki Nomor 51. Pemilihan lokasi BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri 6 Bandung, yang terletak di Jalan Pasir Kaliki Nomor 51. Pemilihan lokasi tersebut

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN Bab ini membahas mengenai persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan yang terdiri dari uji validitas, uji reliabilitas, serta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian 1. Lokasi penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Perpustakaan Pusat Institut Teknologi Nassional (ITENAS) yang terletak di Jl.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005: 247). Penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005: 247). Penelitian dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional kuantitatif. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya

Lebih terperinci

PERBEDAAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS V DI SDSN BENDUNGAN HILIR 09 PAGI JAKARTA DENGAN SISWA KELAS V DI SDN 30/IX TEMPINO

PERBEDAAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS V DI SDSN BENDUNGAN HILIR 09 PAGI JAKARTA DENGAN SISWA KELAS V DI SDN 30/IX TEMPINO PERBEDAAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS V DI SDSN BENDUNGAN HILIR 09 PAGI JAKARTA DENGAN SISWA KELAS V DI SDN 30/IX TEMPINO Dwi Anggun Herdyan Partiwi & Antonina Pantja Juni Wulandari Universitas Bina

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Subyek penelitian yang dipakai adalah para mahasiswa Binus yang bekerja di. Center) di Binus University

BAB 3 METODE PENELITIAN. Subyek penelitian yang dipakai adalah para mahasiswa Binus yang bekerja di. Center) di Binus University BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Subyek Penelitian Subyek penelitian yang dipakai adalah para mahasiswa Binus yang bekerja di Binus University dengan kriteria: 1. Bekerja sebagai asisten laboratorium SLC (Software

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai penyebab stres

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai penyebab stres BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai penyebab stres kerja dan kepuasan kerja yang meliputi hasil penelitian data, hasil pembahasan penelitian yang

Lebih terperinci

Item-Total Statistics Scale Variance if Item Deleted

Item-Total Statistics Scale Variance if Item Deleted L-1 LAMPIRAN UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS Case Processing Summary N % Cases Valid 63 80.8 Excluded a 15 19.2 Total 78 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai masalah penelitian, variabel penelitian,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai masalah penelitian, variabel penelitian, BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai masalah penelitian, variabel penelitian, hipotesis, serta metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini. Metode penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Setelah peneliti menguraikan teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini,

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Setelah peneliti menguraikan teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini, BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Setelah peneliti menguraikan teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini, selanjutnya peneliti akan memaparkan hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian. Pada bab

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR DI SDN KEBON KACANG 01 PAGI

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR DI SDN KEBON KACANG 01 PAGI HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR DI SDN KEBON KACANG 01 PAGI An-nisa Rizki Pertiwi Universitas Bina Nusantara, annisa_129@yahoo.com (An-nisa Rizki Pertiwi, Inez Taniwangsa)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah dijelaskan di atas, maka penelitian ini dapat diklasifikasikan ke dalam penelitian kuantitatif.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Data-data yang diolah dalam penelitian ini adalah kuesioner yang

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Data-data yang diolah dalam penelitian ini adalah kuesioner yang BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Data Responden Data-data yang diolah dalam penelitian ini adalah kuesioner yang desebarkan kepada pengguna website Kreavi.com melalui email admin. Dari kuesioner diperoleh data

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam metode penelitian ini akan diuraikan mengenai identifikasi variable

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam metode penelitian ini akan diuraikan mengenai identifikasi variable BAB 3 METODE PENELITIAN Dalam metode penelitian ini akan diuraikan mengenai identifikasi variable penelitian, definisi operasional variable penelitian, populasi dan sampel, metode pengambilan sampel, desain

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut ini akan dipaparkan hasil pengolahan data dari penelitian

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut ini akan dipaparkan hasil pengolahan data dari penelitian BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengolahan Data Berikut ini akan dipaparkan hasil pengolahan data dari penelitian mengenai hubungan antara cara mengajar guru dengan self-efficacy siswa pada pemerolehan

Lebih terperinci

KEVIN HENDRO. (Universitas Bina Nusantara) ABSTRAK

KEVIN HENDRO. (Universitas Bina Nusantara) ABSTRAK PENGARUH SOSIALISASI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK TERHADAP PENGETAHUAN MASYARAKAT UNTUK MEMBANTU MEMENUHI KEWAJIBAN PERPAJAKAN WAJIB PAJAK DI DAERAH KPP PRATAMA JAKARTA KEBON JERUK SATU KEVIN HENDRO (Universitas

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU-SISWA DENGAN SELF-REGULATED LEARNING PADA SISWA SMAN 9 SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU-SISWA DENGAN SELF-REGULATED LEARNING PADA SISWA SMAN 9 SEMARANG HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU-SISWA DENGAN SELF-REGULATED LEARNING PADA SISWA SMAN 9 SEMARANG Lucky Rianatha 1, Dian Ratna Sawitri 2 1,2 Fakultas Psikologi,Universitas Diponegoro Jl. Prof.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 1.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis Definisi Operasional variable ini bertujuan untuk menjelaskan tentang variable operasional yang ada pada penelitian ini agar variabel dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Menurut Sugiyono (2007:3) variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karakteristik Responden Penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui penyebaran kuesioner

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karakteristik Responden Penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui penyebaran kuesioner 48 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden Penelitian Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui penyebaran kuesioner kepada 34 responden, yang merupakan pengguna produk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian yang akan dilakukan adalah dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan berdasarkan pada filsafat positivisme, yang digunakan untuk meneliti

Lebih terperinci

KUESIONER KEPUASAN KERJA GURU

KUESIONER KEPUASAN KERJA GURU KUESIONER KEPUASAN KERJA GURU Petunjuk Pengisian: 1. Berilah tanda chek ( ) pada kolom tanggapan di belakang pernyataan yang tersedia sesuai dengan permintaan pada setiap sub variabel yang ada. 2. Setiap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. numerik dan diolah dengan metode statistika serta dilakukan pada

BAB III METODE PENELITIAN. numerik dan diolah dengan metode statistika serta dilakukan pada BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Hijabers Community Bandung.

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Hijabers Community Bandung. 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Hijabers Community Bandung. 2. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini merupakan anggota

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Hipotesis

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Hipotesis BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian Di dalam penelitian ini terdapat dua variabel, namun dikarenakan penelitian ini bukan bertujuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Penelitian Penelitian ini melakukan kajian tentang perbedaan tingkat learned helplessness siswa yang memiliki prestasi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 2 CAMPURDARAT TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 2 CAMPURDARAT TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Artikel Skripsi HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI CAMPURDARAT TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 014/015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Penulisan Skripsi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Peneliti menggunakan dua variabel dalam penelitian ini, yaitu:

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Peneliti menggunakan dua variabel dalam penelitian ini, yaitu: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Peneliti menggunakan dua variabel dalam penelitian ini, yaitu: A. Variabel X: academic locus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Theresiana Salatiga yang terletak di jalan Kemiri Raya II Salatiga dengan akreditasi A. SMA Theresiana merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif jenis korelasional, menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif jenis korelasional, menggunakan 58 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif jenis korelasional, menggunakan metode exposed facto. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sugiyono (2009:115).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. inferensial atau dalam rangka pengujian hipotesis sehingga diperlukan. kuantitatif maupun kualitatif (Azwar, 2004).

BAB III METODE PENELITIAN. inferensial atau dalam rangka pengujian hipotesis sehingga diperlukan. kuantitatif maupun kualitatif (Azwar, 2004). BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Sugiyono (00:07) mengemukakan bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS HASIL. (10%); 31, 34, dan 35 tahun berjumlah 3 orang (7,5%); 27 tahun. tahun masing-masing 1 orang (2,5%).

BAB 4 ANALISIS HASIL. (10%); 31, 34, dan 35 tahun berjumlah 3 orang (7,5%); 27 tahun. tahun masing-masing 1 orang (2,5%). BAB 4 ANALISIS HASIL 4.1 Paparan Demografis Responden 4.1.1 Gambaran Usia Rentang usia responden pada penelitian ini adalah 21-39 tahun dengan mean usai 31,5 tahun. Jumlah responden terbanyak ada pada

Lebih terperinci

LAMPIRAN A SKALA KEMATANGAN EMOSI DAN PENYESUAIAN AKADEMIK

LAMPIRAN A SKALA KEMATANGAN EMOSI DAN PENYESUAIAN AKADEMIK DATA LAMPIRAN 60 61 LAMPIRAN A SKALA KEMATANGAN EMOSI DAN PENYESUAIAN AKADEMIK 62 Selamat Pagi Saya mahasiswi Fakultas Psikologi yang saat ini sedang melakukan penelitian sebagai tugas akhir guna merampungkan

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 25 3. METODE PENELITIAN Pada bagian ketiga ini, peneliti akan menjelaskan mengenai permasalahan penelitian, hipotesis penelitian, variabel-variabel penelitian, tipe dan desain penelitian, partisipan penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Pada penelitian eksperimen, terdapat dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 VALIDITAS ITEM SKALA SIKAP PERSEPSI SISWA TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN GURU DAN MOTIVASI BELAJAR

LAMPIRAN 1 VALIDITAS ITEM SKALA SIKAP PERSEPSI SISWA TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN GURU DAN MOTIVASI BELAJAR LAMPIRAN 1 VALIDITAS ITEM SKALA SIKAP PERSEPSI SISWA TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN GURU DAN MOTIVASI BELAJAR Validitas Item Skala Sikap Motivasi Belajar Variabel Corrected Item Total Keterangan Correlation

Lebih terperinci

Hubungan Antara Konflik Kerja dengan Etos Kerja Pegawai di PDAM Kabupaten Malang

Hubungan Antara Konflik Kerja dengan Etos Kerja Pegawai di PDAM Kabupaten Malang Hubungan Antara Konflik Kerja dengan Etos Kerja Pegawai di PDAM Kabupaten Malang Dewasa ini banyak perusahaan-perusahaan yang muncul, semakin banyak perusahaan yang muncul, semakin banyak pula persaingan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian diferensial. Penelitian diferensial adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian diferensial. Penelitian diferensial adalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Rancangan penelitian dan prosedur penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian diferensial. Penelitian diferensial adalah membandingkan dua atau lebih kelompok

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran secara umum dan spesifik mengenai persepsi penerapan Student Centered Learning serta keduabelas prinsipnya pada mahasiswa fakultas psikologi Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan merupakan penelitian deskriptif yang merupakan suatu bentuk penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan karakteristik atau fenomena

Lebih terperinci

JURNAL Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Teknik Diskusi Kelompok Terhadap Regulasi Diri Siswa Dalam Belajar Di SMP N 1 Semen Tahun Ajaran

JURNAL Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Teknik Diskusi Kelompok Terhadap Regulasi Diri Siswa Dalam Belajar Di SMP N 1 Semen Tahun Ajaran JURNAL Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Teknik Diskusi Kelompok Terhadap Regulasi Diri Siswa Dalam Belajar Di SMP N 1 Semen Tahun Ajaran 2016-2017 The Effects Of Discussion Group Guidance Service To

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA N 1 Banyudono yang beralamat di Jembungan, Banyudono, Boyolali adapun alasan dalam pemilihan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini berjudul hubungan learning approach dan prestasi belajar pada mahasiswa fakultas ekonomi akuntansi yang berasal dari jurusan IPA dalam menghadapi mata kuliah pengantar akuntansi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian deskriptif korelasional. Deskriptif digunakan untuk melukiskan secara sistematis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1 Ngadirejo Kabupaten Temanggung sebagai tempat penelitian sedangkan untuk menguji validitas

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS VII DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 8 JAKARTA BARAT

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS VII DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 8 JAKARTA BARAT Hubungan Antara Dukungan Sosial Dan Motivasi Berprestasi Siswa Kelas VII... Jakarta Barat HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS VII DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 8 JAKARTA

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah konsumen di rumah makan Mie Ayam Oplosan Kedai Shoimah. Responden yang menjadi objek penelitian

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 5.1 Karakteristik Responden Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk melihat kuat pengaruh

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 5.1 Karakteristik Responden Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk melihat kuat pengaruh BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk melihat kuat pengaruh MSDM, motivasi terhadap kinerja Karyawan dengan melakukan penyebaran

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KORELASI ANTARA NILAI BTQ DENGAN PRESTASI BELAJAR MAPEL PAI DI SD KANDANG PANJANG 01 PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS KORELASI ANTARA NILAI BTQ DENGAN PRESTASI BELAJAR MAPEL PAI DI SD KANDANG PANJANG 01 PEKALONGAN BAB IV ANALISIS KORELASI ANTARA NILAI BTQ DENGAN PRESTASI BELAJAR MAPEL PAI DI SD KANDANG PANJANG 01 PEKALONGAN A. Analisis Data tentang Nilai BTQ SD Kandang Panjang 01 Pekalongan Setelah dikumpulkan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh signifikansi antar variabel yang diteliti (Azwar, 1998).

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh signifikansi antar variabel yang diteliti (Azwar, 1998). BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

Abstrak. v Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. v Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini berjudul Studi Korelasional Antara Culture Shock dan Penyesuaian Diri Bidang Akademik pada Mahasiswa Papua Tahun Pertama di Universitas X Kota Bandung. Tujuan dari penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode ini bertujuan untuk mendeskripsikan gambaran karier peserta didik. Sugiyono menjelaskan

Lebih terperinci

HUBUNGAN RASA PERCAYA DIRI DAN KEBIASAAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 16 BATAM TAHUN PELAJARAN 2016/2017

HUBUNGAN RASA PERCAYA DIRI DAN KEBIASAAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 16 BATAM TAHUN PELAJARAN 2016/2017 HUBUNGAN RASA PERCAYA DIRI DAN KEBIASAAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 16 BATAM TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Riska Novia Sari 1, Gustina Ningsih 2 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci