IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSI PRODUK Sabun Madu Mutiara termasuk dalam golongan sabun mandi transparan berkhasiat atau bisa disebut juga sebagai sabun mandi transparan untuk kesehatan. Kelebihan dari jenis sabun mandi kesehatan adalah bahan tambahan yang memiliki manfaat atau kegunaan yang baik bagi kesehatan. Bahan tambahan yang digunakan pada sabun Madu Mutiara adalah minyak zaitun dan madu. Kedua bahan ini telah lama dikenal oleh masyarakat dan terbukti sangat baik untuk kesehatan. Selain kedua bahan tambahan tersebut, bahan baku yang digunakan pada sabun mandi kesehatan transparan merek Madu Mutiara seperti yang tertera pada kemasan adalah minyak kelapa, stearic acid, sodium hydroxide, glyserol, propylene glycol, air terdestilasi, succrosa dan fragrance (pewangi). Warna yang dominan terdapat pada kemasan produk sabun Madu Mutiara adalah warna kuning, merah, dan putih. Warna transparan dari sabun Madu Mutiara seperti yang terlihat pada gambar 5 adalah kekuning-kuningan. Ini mungkin disesuaikan dengan warna madu yang kuning. Pada bagian permukaan sabun tercetak tulisan SABUN MADU Mutiara, LPPM-IPB. Informasi yang terdapat pada kemasan adalah merek dari produk itu sendiri, keterangan bahan baku, nama perusahaan yang memproduksi, berat bersih produk, slogan dari produk, gambar lebah yang merupakan logo dari perusahaan, serta logo Institut Pertanian Bogor (dikarenakan produk ini diproduksi dibawah binaan LPPM-IPB). Madu merupakan bahan alami berkhasiat yang sangat baik untuk kesehatan. Sejak dahulu madu sudah banyak digunakan oleh para ahli kedokteran untuk menyembuhkan beberapa penyakit. Penyakit-penyakit yang berhasil disembuhkan antara lain : luka (pasca pembedahan), penyakit saluran pernapasan bagian atas, flu, penyakit paru (TBC pulmonary), penyakit jantung, penyakit perut dan usus, penyakit hati, penyakit syaraf dan penyakit kulit. Penggunaan madu sebagai bahan tambahan pada sabun dapat menjaga kelembutan kulit, mencegah 28

2 dan mengobati penyakit kulit, memperhalus kulit, dan membunuh bakteri yang menempel serta mencegah bau badan. Gambar 5. Produk Sabun Madu Mutiara Dan Kemasannya B. PENGUJIAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS Uji Validitas dilakukan untuk megukur kesahihan kuesioner sebagai alat ukur penelitian, sedangkan uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui konsistensi isi kuesioner. Kedua uji ini dilakukan untuk menguji pertanyaan yang menyangkut atribut-atribut produk yang merupakan dasar dari penelitian mengenai sabun transparan ini. Sebelum penelitian dilakukan, kuesioner disebarkan kepada responden untuk menguji validitas dan reliabilitasnya. Pertanyaan yang diuji dikelompokkan menjadi dua variabel, yaitu variabel tingkat kepercayaan dan variabel evaluasi. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan menggunakan Bivariate Correlations pada program SPSS, tiap atribut dikorelasikan dengan kedua variabel penelitian nilai sehingga menghasilkan nilai Pearson Correlation. Nilai Pearson Correlation dari setiap butir pertanyaan adalah positip dan mempunyai tanda bintang semua (bintang dua : signifikan pada 0,01 dan bintang satu : signifikan pada 0,05), artinya bahwa setiap butir pertanyaan tersebut mempunyai korelasi yang signifikan terhadap pembentukan nilai suatu variabel atau dengan kata lain setiap butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid (sahih). Dengan menetapkan tingkat kepercayaan sebesar 95% pada penelitian ini maka seluruh butir pertanyaan dapat digunakan. Nilai Pearson Correlation dari setiap butir pertanyaan adalah sebagai berikut: 29

3 Tabel 2. Nilai Pearson Correlation Atribut Variabel Evaluasi Variabel Kepercayaan Daya bersih 0,461* 0,531** Aroma 0,428* 0,535** Warna 0,640** 0,439* Label 0,749** 0,794** Harga 0,624** 0,731** Kemasan 0,489** 0,898** Merek 0,526** 0,855** Iklan 0,377* 0,840** Kesehatan 0,437* 0,453* Prestige 0,544** 0,664** Keterangan: ** : signifikan pada 0,01 * : signifikan pada 0,05 Setelah semua butir-butir pernyataan dalam suatu variabel dinyatakan valid, maka selanjutnya dilakukan uji reliabilitas dengan mencari nilai Alpha Cronbach. Perhitungan nilai Alpha (koefisien reliabilitas) masing-masing variabel dapat dilihat pada Lampiran 7. Nilai yang dihasilkan oleh pengolahan SPSS dari data yang ada yaitu sebesar 0,725 untuk variabel evaluasi (ei) dan 0,766 untuk variabel keyakinan (bi). Menurut kriteria indeks reliabilitas Arikunto (1992) pada Tabel 1, nilai Alpha Cronbach tersebut termasuk dalam kriteria reliabilitas yang tinggi karena berada di rentang 0,60 0,799 (tinggi). Berdasarkan hasil uji validitas dan uji reliabilitas maka dapat diketahui kuesioner yang diujikan kepada responden adalah valid dan dapat diandalkan sehingga dapat digunakan lebih lanjut untuk penelitian yang akan dijalankan. C. PROFIL RESPONDEN Di bawah ini akan disajikan profil responden yang didapat dari hasil penyebaran kuesioner. Profil responden ini diantaranya adalah jenis kelamin, pendapatan, pernah atau tidaknya menggunakan sabun mandi kesehatan transparan, serta alasan tidak pernah menggunakan sabun mandi kesehatan transparan. 30

4 Tabel 3. Jenis Kelamin Responden Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Laki-Laki 10 33,3 33,3 33,3 Perempuan 20 66,7 66,7 100,0 Total ,0 100,0 Hasil survei yang dilakukan menunjukkan bahwa diantara 30 orang responden, 10 orang (33,3%) diantaranya adalah laki-laki dan 20 orang (66,7%) adalah perempuan. Tabel 4. Pendapatan Atau Uang Saku Responden Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid <Rp ,7 16,7 16,7 Rp Rp ,7 56,7 73,3 Rp Rp ,0 20,0 93,3 Rp Rp ,7 6,7 100,0 Total ,0 100,0 Berdasarkan tabel di atas dapat kita lihat bahwa 5 orang (16,7%) dari total responden memiliki pendapatan atau uang saku kurang dari Rp , 17 orang (56,7%) memiliki pendapatan atau uang saku sekitar Rp Rp , 6 orang (20%) memiliki pendapatan atau uang saku sekitar Rp Rp dan 2 orang (6,7%) memiliki pendapatan atau uang saku sebesar Rp Tabel 5. Pernah Menggunakan Sabun Mandi Kesehatan Transparan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid pernah 18 60,0 60,0 60,0 tidak pernah 12 40,0 40,0 100,0 Total ,0 100,0 31

5 Dari hasil survei terhadap 30 orang responden diketahui bahwa 18 orang (60%) pernah menggunakan sabun transparan sedangkan 12 orang lainnya (40%) tidak pernah menggunakan sabun mandi kesehatan transparan. Hasil survei responden yang terdapat pada bagian kedua dari kuesioner diolah untuk mendapatkan gambaran mengenai preferensi konsumen terhadap produk sabun mandi kesehatan transparan. Preferensi konsumen ini diantaranya adalah sumber informasi yang membuat responden mengenali dan menyukai produk sabun mandi kesehatan transparan, bentuk promosi yang menarik bagi responden, manfaat yang diperoleh ketika menggunakan produk sabun mandi kesehatan transparan dan lokasi dimana responden berharap dapat membeli sabun mandi kesehatan transparan Pernah 12 Tidak Pernah Gambar 6. Pernah Menggunakan Produk Sabun Mandi Kesehatan Transparan Berdasarkan tabel keterkaitan antara variabel pendapatan, variabel pernah menggunakan, dan variabel jenis kelamin yang terdapat pada lampiran 5 dapat diketahui bahwa dari 10 orang responden laki-laki, 6 orang (60%) diantaranya mengaku pernah menggunakan sabun mandi kesehatan transparan. Sama halnya dengan responden laki-laki, 60% dari responden perempuan atau sejumlah 12 orang mengaku pernah menggunakan sabun mandi kesehatan transparan. Hal ini menunjukkan bahwa baik responden laki-laki maupun responden perempuan yang pernah mencoba untuk menggunakan sabun mandi kesehatan transparan lebih banyak dibandingkan dengan responden yang tidak pernah menggunakan. Dengan jumlah proporsi yang sama yaitu 60% dari masing-masing kelompok responden laki-laki dan perempuan maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara konsumen laki-laki dan konsumen perempuan yang menggunakan produk sabun mandi kesehatan transparan. 32

6 Jika dilihat berdasarkan tingkat pendapatan atau uang saku dari responden, dapat dilihat bahwa kelompok responden laki-laki dan perempuan dengan pendapatan atau uang saku dibawah Rp memiliki jumlah responden yang paling sedikit yaitu sebesar 16,7% dari total responden yang pernah menggunakan baik laki-laki maupun perempuan pada kelompok ini. Dan diketahui pula bahwa 50% dari responden laki-laki yang pernah menggunakan dan 50% dari responden perempuan yang pernah menggunakan memiliki pendapatan atau uang saku pada rentang Rp Rp Hal ini menunjukkan bahwa sabun mandi transparan lebih banyak digunakan oleh konsumen dengan kelas ekonomi sedang/menengah keatas. D. PREFERENSI RESPONDEN Menurut hasil penelitian, alasan dari sebagian besar responden yang tidak pernah menggunakan produk sabun Madu Mutiara atau produk sejenisnya disebabkan karena kurangnya informasi yang mereka peroleh mengenai produk tersebut. Sedangkan alasan yang paling sedikit dipilih oleh responden adalah karena harganya yang mahal. Alasan dari 12 orang responden yang tidak pernah menggunakan sabun transparan menurut hasil survei adalah sebagai berikut. Kurangnya informasi yang diperoleh mengenai produk sabun transparan bagi 6 orang (50%) merupakan alasan utama mengapa mereka tidak pernah menggunakan produk ini. Selain itu 4 orang (33,33%) dari total responden yang tidak pernah menggunakan sabun transparan memilih lebih menyukai sabun jenis lain Harga Mahal Tidak Praktis Lebih Menyukai Sabun Lain 4 6 Kurangnya Informasi Gambar 7. Alasan Tidak Pernah Menggunakan Sabun Mandi Kesehatan Transparan 33

7 Kurangnya informasi yang diberikan kepada konsumen mengenai produk sabun transparan sangat berpengaruh terhadap keputusan pembelian bagi konsumen. Dengan kurangnya informasi yang diperoleh konsumen maka keunggulan produk tidak dapat tersampaikan dengan baik ke pasar. Sebagai produk premium yang ditujukan kepada nieche market atau ceruk pasar, produk sabun Madu Mutiara harus dapat menunjukkan segala ciri-ciri yang membedakan produk tersebut dari produk sabun mandi biasa. Produk sabun Madu Mutiara yang merupakan sabun mandi kesehatan transparan berbeda dengan produk sabun mandi biasa yang terdapat di pasaran. Dengan kurangnya promosi sebagai bentuk penyampaian informasi kepada konsumen maka segala kelebihan yang dimiliki oleh produk sabun Madu Mutiara tidak dapat tersampaikan. Hal ini tentu saja sangat berpengaruh terhadap kegiatan pemasaran produk tersebut Gambar 8. Sumber Informasi Yang Diharapkan Melalui gambar di atas dapat kita lihat bahwa sumber informasi yang paling diharapkan oleh responden adalah teman atau keluarga yang dipilih oleh 12 orang (40%) dari total responden. Sumber informasi lain yang juga menarik bagi responden adalah event tertentu yang dipilih oleh 9 orang (30%). Selain itu 5 orang responden (16,66%) memilih iklan televisi, 3 orang (10%) memilih iklan majalah dan 1 orang (3,33%) memilih leaflet atau brosur sebagai sumber informasi yang menarik. Data mengenai sumber informasi yang mempengaruhi konsumen sabun madu transparan dapat dilihat pada Lampiran 5. 34

8 Sumber informasi yang paling banyak dipilih oleh responden adalah teman atau keluarga. Ini berarti pengaruh teman dan keluarga sangat berpengaruh dalam memberikan informasi untuk menggunakan sabun madu transparan. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Izhar (2002) bahwa referensi dari keluarga menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap pemilihan sabun mandi dimana faktor keluarga merupakan faktor yang lebih dominan dalam menyampaikan informasi yang mempengaruhi keputusan pembelian produk sabun mandi bagi responden Potongan Harga Hadiah Langsung Promosi Pada Event Gambar 9. Jenis Promosi Yang Diharapkan Jenis promosi pada event-event tertentu terbukti efektif dalam menyampaikan keunggulan-keunggulan produk sabun transparan kepada konsumen. Ini ditunjukkan dengan banyaknya jumlah responden yang memilih promosi pada event sebagai bentuk promosi produk sabun transparan yang paling diminati. Jumlah responden yang memilih promosi pada event adalah sejumlah 15 orang (46,87%). Sedangkan 9 orang (28,12%) memilih hadiah langsung sebagai bentuk promosi yang menarik. Jenis promosi lain yang juga cukup menarik bagi 8 orang (25%) adalah potongan harga pada pembelian. Promosi pada event merupakan alat promosi yang termasuk dalam bauran promosi dengan jenis personal selling. Menurut Tjiptono (1997) personal selling adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan 35

9 mencoba dan membelinya. Metode ini mempunyai kelebihan antara lain operasinya lebih fleksibel karena penjual dapat mengamati reaksi pelanggan dan menyesuaikan pendekatannya, usaha yang sia-sia dapat diminimalkan Aroma Yang Wangi Menjaga Kesehatan Sebagai gift Pengobatan Gambar 10. Manfaat Yang Diharapkan Manfaat yang diharapkan oleh responden ketika menggunakan sabun Madu Mutiara berbeda-beda. Berdasarkan hasil survei, 16 orang responden (45,7%) menggunakan sabun madu transparan untuk menjaga kesehatan kulit mereka. 11 orang memilih untuk menggunakan sabun Madu Mutiara untuk memperoleh aroma yang wangi. Konsumen yang memperoleh manfaat sabun Madu Mutiara sebagai gift dan pajangan sebanyak 3 orang (8,57%) dan 2 orang lainnya menggunakan sabun ini untuk pengobatan Warung Mini Mart Super Market Apotek Gambar 11. Lokasi Penjualan Yang Diharapkan 36

10 Lokasi penjualan produk sabun Madu Mutiara yang paling banyak dipilih oleh responden adalah mini mart (16 orang atau 49% dari total responden). Lokasi penjualan produk sabun Madu Mutiara kedua yang paling banyak dipilih responden adalah super market (8 orang atau 24,5% dari total responden). Tempat penjualan ini dipilih oleh responden mungkin dikarenakan mereka merasa lebih nyaman untuk membeli kebutuhan sehari-hari mereka di mini mart dan super market. Selain itu banyaknya mini mart dan super market di daerah tempat mereka tinggal mungkin juga mempengaruhi pilihan responden untuk lokasi penjualan sabun Madu Mutiara. E. ANALISIS MULTIATRIBUT FISHBEIN Sebelum responden melakukan uji organoleptik yang melibatkan panca indera mereka terhadap produk sabun Madu Mutiara, responden terlebih dahulu diminta mengevaluasi tingkat kepentingan sepuluh buah atribut pada produk sabun Madu Mutiara yang disebut sebagai komponen evaluasi (e i ) pada model sikap multiatribut Fishbein. Setelah mengevaluasi tingkat kepentingan maka responden diminta menyatakan tingkat kepercayaan bahwa produk sabun Madu Mutiara memiliki atribut tersebut, yang disebut dengan komponen kepercayaan (b i ). Kedua komponen ini diperlihatkan oleh tabel 6 dan tabel 7. Setelah komponen evaluasi atribut (e i ) dan komponen kepercayaan atribut (b i ) diperoleh, maka selanjutnya akan dicari nilai sikap responden (A o ) dan nilai sikap responden maksimum (A o Max). Posisi nilai sikap responden terhadap nilai sikap responden maksimum akan menggambarkan posisi sikap responden terhadap produk sabun transparan. 37

11 1. Nilai Evaluasi Tabel 6. Nilai Evaluasi Responden (e i ) Atribut Skor Evaluasi Atribut Rata-rata (ei ) n= Daya Bersih ,70 Kesehatan ,60 Kemasan ,53 Aroma ,47 Iklan ,47 Harga ,37 Label ,27 Merek ,27 Warna Prestige ,87 Keterangan: -2: Sangat Tidak Penting -1: Tidak Penting 0: Netral 1: Penting 2: Sangat Penting Keseluruhan atribut-atribut yang dievaluasi tingkat kepentingannya pada kuesioner beserta peringkat berdasarkan nilai evaluasinya dapat dilihat pada gambar dibawah ini Gambar 12. Peringkat Atribut Berdasarkan Nilai Evaluasi 38

12 Berdasarkan hasil survei kepada responden, nilai komponen evaluasi (ei) dari seluruh atribut bernilai positif. Hasil ini menunjukkan bahwa responden merasa atribut-atribut produk sabun Madu Mutiara yang ditanyakan pada kuesioner adalah penting. Dari sepuluh atribut yang ditanyakan pada kuesioner, atribut daya bersih memiliki nilai evaluasi terbesar, ini berarti responden menganggap atribut daya bersih pada produk sabun Madu Mutiara merupakan atribut yang paling penting. Atribut yang juga dianggap sangat penting setelah daya bersih adalah kesehatan. Kesehatan merupakan atribut terbaik kedua pada sabun Madu Mutiara. Hal ini mungkin dikarenakan kesehatan yang merupakan ciri dari masyarakat yang berpendidikan memiliki pengaruh yang juga cukup besar bagi responden dalam memilih produk sabun Madu Mutiara. Atribut penting yang berada pada peringkat ketiga berdasarkan nilai komponen evaluasi adalah atribut kemasan. Hal ini mungkin disebabkan karena kemasan diyakini responden dapat memberi persepsi yang baik, selain itu kemasan juga dapat membuat mereka tertarik karena dapat memberikan informasi produk dan manfaat yang dapat mereka peroleh. Atribut aroma, iklan, harga, merek, label, warna dan prestige memiliki nilai evaluasi yang lebih kecil. Hal ini berarti responden lebih menganggap penting atribut daya bersih, kesehatan dan kemasan dibandingkan atribut-atribut tersebut. 2. Nilai Kepercayaan Dari tabel 7 di bawah dapat kita lihat bahwa nilai kepercayaan responden terhadap sepuluh atribut yang terdapat pada produk sabun Madu Mutiara semuanya bernilai positif. Ini menunjukkan bahwa atribut-atribut produk sabun Madu Mutiara tersebut memiliki nilai yang baik di mata responden. 39

13 Tabel 7. Nilai Kepercayaan Responden (b i ) Atribut Skor Kepercayaan Responden Rata-rata (bi ) n= Kesehatan ,27 daya bersih ,13 Aroma ,07 Warna ,07 Label ,77 Kemasan ,67 Harga ,63 Merek ,63 Prestige ,57 Iklan ,43 Keterangan: -2: Sangat Tidak Baik -1: Tidak Baik 0: Netral 1: Baik 2: Sangat Baik Gambar 13. Peringkat Atribut Berdasarkan Nilai Kepercayaan Atribut dengan nilai kepercayaan terbesar berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan adalah atribut kesehatan (b i = 1,27). Ini berarti responden sangat meyakini bahwa produk sabun Madu Mutiara memiliki atribut kesehatan yang baik. Sesuai dengan tag-line yang terdapat pada kemasan produk yaitu Sabun Untuk Kesehatan Kulit, kandungan madu, minyak zaitun dan bahan-bahan alami lain yang berguna untuk menjaga kelembaban kulit, memperhalus kulit dan mencegah penyakit kulit. 40

14 Responden juga meyakini bahwa sabun Madu Mutiara dapat membersihkan kulit mereka dengan baik. Ini terlihat dari nilai kepercayaan (b i ) terhadap atribut daya bersih produk sabun Madu Mutiara berada di posisi kedua dengan nilai kepercayaan (b i ) sebesar 1,13. Atribut warna dan aroma berada pada posisi yang sama dengan nilai kepercayaan (b i ) sebesar 1,07. Ini menunjukkan bahwa responden mempercayai bahwa produk sabun Madu Mutiara memiliki warna yang cukup menarik dan aroma yang cukup wangi. Responden juga merasa bahwa atribut label pada produk sabun Madu Mutiara cukup baik bagi mereka. Nilai kepercayaan responden terhadap atribut label sebesar 0,77 dan atribut ini berada di peringkat ke 5 dari seluruh atribut yang ada pada kuesioner. Atribut kemasan, merek, harga, prestige dan iklan merupakan atributatribut yang memiliki nilai kepercayaan yang lebih kecil dibandingkan atribut yang telah disebutkan di atas. Ini berarti tingkat kepercayaan responden terhadap atribut-atribut ini sangat kecil. Sebagai contoh atribut prestige atau kebanggaan pada produk sabun Madu Mutiara memiliki nilai kepercayaan kedua terkecil (b i = 0,57). Ini berarti responden meyakini bahwa mereka akan memperoleh sedikit perasaan bangga atau prestige dengan menggunakan sabun Madu Mutiara. Begitu juga dengan atribut iklan yang memiliki nilai kepercayaan terkecil (b i = 0,43) dibandingkan dengan atribut-atribut lainnya. Dengan nilai kepercayaan yang kecil berarti responden meyakini bahwa iklan sebagai salah satu bentuk promosi terhadap produk sabun Madu Mutiara yang dilakukan oleh perusahaan dinilai cukup baik. 41

15 3. Nilai Sikap Responden Tabel 8. Nilai Sikap Responden (Ao) Atribut Skor Evaluasi Atribut Skor Kepercayaan Nilai Sikap Responden (ei) (bi) (Ao) = bi ei kesehatan 1,60 1,27 2,03 daya bersih 1,70 1,13 1,92 aroma 1,47 1,07 1,57 warna 1,00 1,07 1,07 kemasan 1,53 0,67 1,03 label 1,27 0,77 0,98 harga 1,37 0,63 0,86 merek 1,27 0,63 0,80 iklan 1,47 0,43 0,63 prestige 0,87 0,57 0,50 bi ei 11,39 Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan analisis multiatribut Fishbein, sikap responden terhadap produk sabun Madu Mutiara adalah sebesar 11,39. Untuk mengetahui nilai sikap responden (A o ) 11,39 berada pada skala penilaian yang mana, maka dihitung terlebih dahulu nilai sikap responden maksimum yang diperoleh dengan cara memberikan nilai maksimum (+2) pada nilai keyakinan ideal untuk setiap atribut kemudian dikalikan dengan nilai evaluasi masing-masing atribut. Tabel 9. Nilai Sikap Responden Maksimum (Ao Maksimum) Atribut Kepercayaan Ideal Evaluasi Total (1) (2) (1) x (2) daya bersih 2 1,70 3,40 kesehatan 2 1,60 3,20 kemasan 2 1,53 3,06 aroma 2 1,47 2,94 iklan 2 1,47 2,94 harga 2 1,37 2,74 label 2 1,27 2,54 merek 2 1,27 2,54 warna 2 1,00 2,00 prestige 2 0,87 1,74 Jumlah 27,10 42

16 Oleh karena skor -2 adalah sangat tidak baik dan +2 adalah sangat baik, maka rentang nilai sikap minimum dan maksimum adalah -27,10 dan 27,10. Dalam rentang ini terdapat lima kategori yang akan menunjukkan kategori sangat tidak baik, tidak baik, netral, baik, dan sangat baik yang diwakilkan dengan skor - 2 hingga ,10-13, ,55 27,10 Gambar 14. Rentang Nilai Sikap Responden Berdasarkan skala di atas, dapat dilihat bahwa nilai sikap responden (A o ) sebesar 11,39 mendekati kategori baik. Peringkat sikap responden terhadap masing-masing atribut-atribut produk sabun mandi kesehatan berikut pembahasannya ditunjukkan melalui gambar dibawah ini Gambar 15. Peringkat Atribut Berdasarkan Nilai Sikap Responden Berdasarkan hasil analisis, nilai sikap responden (A o ) terbesar terdapat pada atribut kesehatan. Nilai A o sebesar 2,03 menunjukkan bahwa responden merasa kesehatan merupakan faktor yang sangat penting dalam memiliki sabun Madu Mutiara. Hal ini sesuai dengan fungsi yang ditawarkan oleh sabun Madu Mutiara yaitu sebagai sabun mandi transparan untuk kesehatan. 43

17 Sikap responden yang baik terhadap atribut kesehatan sudah didukung dengan keterangan yang terdapat pada kemasan sabun Madu Mutiara, responden dapat melihat adanya informasi yang menyatakan bahwa dengan menggunakan sabun Madu Mutiara dapat menjaga kelembutan kulit, mencegah dan mengobati penyakit kulit, memperhalus kulit, baik untuk mencuci muka, dan mampu membunuh bakteri yang menempel serta mencegah bau badan. Keteranganketerangan tersebut mendukung kualitas dari produk sabun Madu Mutiara sebagai sabun mandi kesehatan transparan sehingga lebih disukai oleh responden. Dikarenakan semakin tingginya tingkat pendidikan seseorang, maka kesadaran mereka terhadap pentingnya kesehatan pun akan semakin tinggi. Dalam beberapa tahun terakhir, kesadaran untuk memakai bahan natural seperti essential oil/minyak atsiri, ekstrak tanaman, dan bahan natural/herbal lain untuk meningkatkan kualitas kesehatan tubuh semakin meningkatkan tren akan bahan kosmetik dan toiletris alami/natural. Sabun herbal atau natural atau organik adalah sabun yang bahan dasarnya dibuat dari bahan alami tanpa deterjen sintetik, demikian pula dengan bahan aktifnya, juga dari bahan organik yaitu buah-buahan, dedaunan, bunga, akar, biji, minyak, yang berasal dari tumbuhan yang bermanfaat bagi kesehatan kulit. Berita mengenai pasta gigi, sabun, dan sampo merek terkenal yang ditarik dari peredaran meningkatkan kesadaran responden akan kesehatan perihal adanya produk yang mengandung bahan-bahan yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Hal ini memberikan peluang yang sangat baik terhadap produk sabun mandi kesehatan dengan kandungan alami seperti produk sabun Madu Mutiara. Konsumen yang dibidik perusahaan adalah konsumen yang memiliki kesadaran tinggi akan pentingnya arti kesehatan. Dengan mengetahui bahwa atribut kesehatan memiliki nilai sikap yang tinggi maka perusahaan harus benarbenar memfokuskan kepada atribut kesehatan produk sabun Madu Mutiara agar dapat mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar sabun transparan. Daya bersih dengan nilai 1,92 merupakan atribut kedua dengan nilai sikap responden terbesar. Ini menunjukkan bahwa daya bersih pada sabun Madu Mutiara juga merupakan atribut yang sangat penting dan merupakan faktor kedua 44

18 yang sangat mempengaruhi pertimbangan responden dalam memiliki sabun Madu Mutiara. Menurut Jongko (2009) daya bersih sebuah sabun diukur berdasarkan kemampuannya mengikat atau menghilangkan lemak dan kotoran pada kulit. Kemampuan ini sangat berhubungan dengan bahan baku yang digunakan dalam sabun tersebut, terutama jenis minyak yang digunakan. Tabel 10. Karakteristik Asam Lemak Jenis Asam Lemak Kepadatan / kekerasan Daya bersih (ikat lemak) Daya pelembut/ penghalus Busa buih Busa krim Laurat Ya Ya Ya Myristat Ya Ya Ya Palmitrat Ya Ya Stearat Ya Ya Ricinoleat Ya Ya Ya Oleat Ya Linoleat Ya Linolenat Ya Sumber: diolah dari Jongko (2009) Bahan baku utama dari produk sabun Madu Mutiara adalah minyak zaitun dan minyak kelapa. Menurut Hambali (2006), asam lemak yang terkandung dalam minyak zaitun adalah asam oleat atau omega 9 (79%), sedangkan asam lemak dominan yang terkandung dalam minyak kelapa adalah adalah asam laurat (44-53%). Dengan menggunakan kedua jenis minyak ini maka akan menghasilkan sabun dengan busa gelembung banyak sehingga memiliki daya bersih yang baik serta kemampuan untuk melembabkan kulit. Selain itu responden yang baik terhadap atribut daya bersih mungkin juga disebabkan karena selain dapat digunakan untuk sabun mandi, sabun Madu Mutiara juga sangat baik digunakan untuk membersihkan muka. Hal ini merupakan salah satu kelebihan jika dibandingkan dengan sabun mandi biasa, karena kebanyakan masyarakat cenderung menggunakan sabun mandi hanya untuk membersihkan tubuh saja. Tentunya dengan kandungan alami pada sabun Madu Mutiara, maka konsumen dapat merasa aman ketika menggunakan sabun 45

19 Madu Mutiara untuk membersihkan muka. Manfaat ini dapat menjadi nilai tambah bagi responden. Untuk atribut aroma, nilai sikap responden sebesar 1,57 menunjukkan bahwa sikap responden terhadap atribut aroma pada sabun Madu Mutiara juga memiliki nilai yang cukup baik. Hal ini menandakan bahwa responden merasa bahwa aroma merupakan faktor yang cukup mempengaruhi pertimbangan responden dalam memiliki sabun Madu Mutiara. Nilai sikap responden terhadap atribut aroma ini juga menandakan bahwa aroma produk sabun Madu Mutiara dinilai cukup wangi dan tahan lama. Meskipun aroma sabun Madu Mutiara tidak bermacam-macam dan hanya memiliki satu jenis aroma saja, tetapi sikap responden yang diperoleh cukup baik. Ini berarti untuk sebuah sabun mandi kesehatan transparan responden merasa bahwa aroma sabun Madu Mutiara sudah cukup baik. Atribut warna yang sebenarnya merupakan atribut yang cukup diunggulkan oleh produsen ternyata berada pada peringkat keempat dengan nilai sikap responden sebesar 1,07. Warna transparan pada sabun Madu Mutiara merupakan salah satu atribut yang membedakan sabun ini dengan sabun mandi batangan biasa yang terdapat di pasaran, maka dari itu produsen harus lebih meningkatkan kualitas dari atribut warna produk sabun Madu Mutiara. Kemasan produk juga harus diperhatikan karena memiliki keterkaitan langsung dengan atribut-atribut lainnya. Menurut Tjiptono (1997) pengemasan (packaging) merupakan proses yang berkaitan dengan perancangan dan pembuatan wadah (container) atau pembungkus (wrapper) untuk suatu produk. Tujuan penggunaan kemasan antara lain meliputi: 1. Sebagai pelindung isi (protection), misalnya dari kerusakan, kehilangan, berkurangnya kadar/isi, dan sebagainya. 2. Untuk memberikan kemudahan dalam penggunaan (operating), misalnya supaya tidak tumpah, sebagai alat pemegang, mudah menyemprotkannya, (seperti obat nyamuk, parfum), dan lain-lain. 3. Bermanfaat dalam pemakaian ulang (reuseable), misalnya untuk diisi kembali (refill) atau untuk wadah lain. 46

20 4. Memberikan daya tarik (promotion), yaitu aspek artistik, warna, bentuk, maupun desainnya. 5. Sebagai identitas (image) produk, misalnya berkesan kokoh/awet, lembut, dan mewah. 6. Distribusi (shipping), misalnya mudah disusun, dihitung dan ditangani. 7. Informasi (labelling), yaitu menyangkut isi, pemakaian, dan kualitas. 8. Sebagai cermin inovasi produk, berkaitan dengan kemajuan teknologi atau daur ulang. Pemberian kemasan pada suatu produk bisa memberikan tiga manfaat utama, yaitu manfaat komunikasi, manfaat fungsional, dan manfaat perseptual (Berkowitz et al. dalam Tjiptono, 1997). 1. Manfaat Komunikasi Manfaat utama kemasan adalah sebagai media pengungkapan informasi produk kepada konsumen. Informasi tersebut meliputi cara menggunakan produk, komposisi produk, dan informasi khusus (efek sampingan, frekuensi pemakaian yang optimal, dan sebagainya). Informasi lainnya berupa segel atau simbol bahwa produk tersebut halal dan telah lulus pengujian/disyahkan oleh instansi pemerintah yang berwenang. 2. Manfaat Fungsional Kemasan seringkali pula memastikan peranan fungsional yang penting, seperti memberikan kemudahan, perlindungan, dan penyimpanan. Contohnya pasta gigi Colgate mengubah kemasannya menjadi pump dispensers untuk memudahkan penggunaannya. 3. Manfaat Perseptual Kemasan juga bermanfaat dalam menanamkan persepsi tertentu dalam benak konsumen. Air mineral seperti Aqua diberi kemasan yang berwarna biru muda untuk memberikan persepsi bahwa produknya segar dan sehat. Kemasan yang baik adalah kemasan yang dapat memberikan sedikitnya satu dari tiga manfaat yang telah disebutkan di atas. Nilai sikap responden terhadap atribut kemasan produk sabun Madu Mutiara adalah 1,03 dan berada pada urutan kelima. Ini berarti atribut kemasan cukup memberikan pengaruh terhadap responden dalam memilih produk sabun Madu Mutiara. 47

21 Pemberian kemasan yang lebih baik pada produk sabun Madu Mutiara penting untuk diperhatikan oleh produsen karena selain memberikan manfaat fungsional seperti melindungi produk, kemasan tersebut juga dapat memberikan manfaat komunikasi sebagai media untuk menampilkan informasi mengenai kelebihan-kelebihan produk sabun Madu Mutiara sehingga dapat memberikan manfaat perseptual dengan mendukung produk sabun Madu Mutiara sebagai produk sabun mandi transparan kesehatan. Nilai sikap responden terhadap atribut label, harga, merek, iklan dan prestige pada produk sabun mandi transparan kesehatan merek Madu Mutiara juga menunjukkan sikap yang cukup baik. Akan tetapi atribut-atribut ini memiliki nilai sikap yang lebih kecil bila dibandingkan dengan atribut lainnya. Ini berarti atribut-atribut tersebut kurang penting dan hanya memiliki pengaruh yang sedikit terhadap keputusan responden dalam memiliki produk sabun Madu Mutiara. Karena alasan tersebut maka sikap responden terhadap atribut-atribut tersebut tidak dibahas lebih lanjut. Hasil dari analisis pendapat responden terhadap atribut produk sabun Madu Mutiara dan sikap responden yang terbentuk ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi para peneliti yang ingin meneliti lebih jauh mengenai sikap dan atribut produk sabun mandi kesehatan transparan. 48

Sabun Madu Mutiara (80 gram) Harga Sabun untuk kesehatan kulit dengan pewangi alami

Sabun Madu Mutiara (80 gram) Harga Sabun untuk kesehatan kulit dengan pewangi alami Lampiran 1. Deskripsi Produk Sabun Madu Mutiara (80 gram) Harga 15.000 Sabun untuk kesehatan kulit dengan pewangi alami Fungsi : Menjaga kelembutan kulit Mencegah penyakit kulit Menghaluskan kulit Membunuh

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. KERANGKA PEMIKIRAN Teori Penelitian Terdahulu Analisis Pendapat Responden menggunakan Multi Atribut Fishbein Atribut-atribut Produk Yang Dipertimbangkan Responden Sikap Responden

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN III. METODELOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup semua pengertian dan pengukuran yang dipergunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 39 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan gaya hidup sehat dan masuknya trend mengkonsumsi frozen yoghurt sejak tahun 2008 di Indonesia

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 14 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Persaingan produk pangan semakin meningkat dengan timbulnya berbagai macam produk pangan organik. Permintaan akan produk pangan organik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian peluang pasar menurut Kotler (2008) adalah suatu bidang

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian peluang pasar menurut Kotler (2008) adalah suatu bidang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Peluang Pasar Pengertian peluang pasar menurut Kotler (2008) adalah suatu bidang kebutuhan pembeli dimana perusahaan dapat beroperasi secara menguntungkan. Sedangkan menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa pada pasar yang telah ada, juga harus mampu merebut daerah

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa pada pasar yang telah ada, juga harus mampu merebut daerah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini semakin diyakini bahwa setiap kemajuan usaha selalu membawa masalah-masalah dan kesempatan bagi perusahaan. Dengan semakin besarnya perusahaan maka semakin

Lebih terperinci

III.METODOLOGI PENELITIAN

III.METODOLOGI PENELITIAN 28 III.METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Perusahaan merupakan suatu organisasi yang memiliki tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Tujuan perusahaan tersebut

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. TAHAPAN PENELITIAN Penelitian dibagi menjadi lima tahap, yaitu (1) penyusunan kuesioner, (2) pembuatan kuesioner online, (3) uji coba kuesioner, (4) pengumpulan data, dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian. Dalam penelitian ini subjeknya adalah nasabah yang menerima fasilitas

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian. Dalam penelitian ini subjeknya adalah nasabah yang menerima fasilitas BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah responden yang terlibat langsung di dalam penelitian. Dalam penelitian ini subjeknya adalah nasabah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat, khususnya di bidang industri. Hal ini terbukti dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat, khususnya di bidang industri. Hal ini terbukti dengan semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian di Indonesia akhir-akhir ini telah berkembang dengan pesat, khususnya di bidang industri. Hal ini terbukti dengan semakin banyak berdirinya perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 35 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek dan Subyek Penelitian 1. Gambaran Obyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah smartphone Samsung. Samsung merupakan salah satu produk smartphone

Lebih terperinci

VI. ANALISIS SIKAP DAN PREFERENSI KONSUMEN MINUMAN PROBIOTIK (YAKULT DAN VITACHARAM)

VI. ANALISIS SIKAP DAN PREFERENSI KONSUMEN MINUMAN PROBIOTIK (YAKULT DAN VITACHARAM) VI. ANALISIS SIKAP DAN PREFERENSI KONSUMEN MINUMAN PROBIOTIK (YAKULT DAN VITACHARAM) Analisis sikap dan preferensi konsumen diukur dengan menggunakan analisis multiatribut fisbhein. Model ini mencakup

Lebih terperinci

Nama : Arindasari Npm : Kelas : 3EA01

Nama : Arindasari Npm : Kelas : 3EA01 Analisis Sikap Konsumen dan Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Keputusan Pembelian Rokok Sampoerna A Mild di Depok. Nama : Arindasari Npm : 11211157 Kelas : 3EA01 Latar Belakang Rokok merupakan salah

Lebih terperinci

VI ANALISIS SIKAP KONSUMEN BERAS ORGANIK SAE

VI ANALISIS SIKAP KONSUMEN BERAS ORGANIK SAE VI ANALISIS SIKAP KONSUMEN BERAS ORGANIK SAE 7.1. Analisis Tingkat Kepentingan Atribut Beras Analisis tingkat kepentingan atribut berguna untuk mengetahui tingkat kecenderungan atribut yang dianggap paling

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 24 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Saat ini diprediksi lebih dari 1 miliar lebih unit ponsel yang beredar secara global. Dari angka itu jumlah pemakai Nokia menguasai 36,4% market share ponsel

Lebih terperinci

Universitas Kristen Maranatha

Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Saat ini persaingan yang dihadapi perusahaan-perusahaan baik perusahaan industri maupun non industri sangat tinggi. Jenis sabun sudah banyak beredar di pasaran, seiring dengan meningkatnya perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis sekarang sudah sangat pesat dan dapat menembus batasan batasan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis sekarang sudah sangat pesat dan dapat menembus batasan batasan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan peningkatan teknologi informasi dalam kondisi bisnis sekarang sudah sangat pesat dan dapat menembus batasan batasan geografis sehingga informasi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Konsumen

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Konsumen HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Konsumen Karakteristik konsumen RM Wong Solo yang diamati dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan penerimaan per bulan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 16 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Menurut Syamsir (2011), salah satu industri pengolahan minuman yang memiliki prospek yang semakin baik adalah industri yoghurt. Hal ini terkait nilai tambah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat, semua produsen baik barang maupun jasa dituntut untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat, semua produsen baik barang maupun jasa dituntut untuk terus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kondisi persaingan sekarang ini yang terus mengalami perubahan dan semakin ketat, semua produsen baik barang maupun jasa dituntut untuk terus menerus

Lebih terperinci

Kuesioner Brand Image

Kuesioner Brand Image Reliability Statistics Kuesioner Brand Image No item Spearman Diterima/Ditolak 1. 0,762 diterima 2. 0,465 diterima 3. 0,535 diterima 4. 0,718 diterima 5. 0,406 diterima 6. 0,6 diterima 7. 0,311 diterima

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 27 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Maraknya persaingan industri sampo di Indonesia, membuat perusahaan berlomba-lomba untuk mempromosikan produknya dengan melakukan berbagai kegiatan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI...iii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI...iii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR ISI DAFTAR ISI....iii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 6 1.3 Tujuan Penelitian... 9 1.4 Manfaat Penelitian... 9 1.5

Lebih terperinci

5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data pada penelitian tentang Faktor-

5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data pada penelitian tentang Faktor- 5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data pada penelitian tentang Faktor- Faktor Strategi Bauran Pemasaran Jasa yang Memengaruhi Mahasiswa Memilih Program

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 25 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perkembangan teknologi dan informasi dewasa ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Salah satu alat komunikasi yang mempunyai peran vital dalam memenuhi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian 1. Objek Penelitian Converse merupakan salah satu merek di bidang fashion yang memfokuskan bisnisnya di industri sepatu.

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS KUESIONER Kuesioner sebagai alat ukur dalam rangka mengumpulkan data harus mampu menghasilkan data yang valid dan reliabel. Untuk itu dilakukan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu Evaluasi Aktivitas Promosi

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu Evaluasi Aktivitas Promosi II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu mengenai perumusan dan penetapan strategi promosi dilakukan oleh Simorangkir (2009) yang meneliti strategi promosi produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memahami perilaku kualitas. Pemasaran adalah proses sosial dimana. bentuk oleh kultur serta kepribadian individu.

BAB I PENDAHULUAN. memahami perilaku kualitas. Pemasaran adalah proses sosial dimana. bentuk oleh kultur serta kepribadian individu. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemasaran dewasa ini bukanlah sekedar pertempuran produk, melainkan juga pertempuran persepsi. Persepsi konsumen salah satunya dapat dibangun melalui jalur merek

Lebih terperinci

BAB VIII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA

BAB VIII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA BAB VIII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA 8.1 Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Produk Sarimurni dan Sosro Pada bab ini akan dijelaskan analisis tingkat kepentingan dan kinerja atribut produk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat membuat perusahaan harus berkompetisi

I. PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat membuat perusahaan harus berkompetisi I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis yang semakin ketat membuat perusahaan harus berkompetisi pada berbagai hal antara lain merek, harga, dan juga pelayanan dari suatu produk. Agar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian Menurut Sugiyono (2015) objek penelitian merupakan suatu atribut atau penilaian orang, subjek atau kegiatan yang mempunyai variasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 18 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Meningkatnya kesadaran konsumen akan pentingnya kesehatan turut berimplikasi pada naiknya permintaan akan produk-produk yang dinilai memiliki gizi tinggi,salah

Lebih terperinci

IV. ANALISIS PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KERUPUK PALEMBANG

IV. ANALISIS PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KERUPUK PALEMBANG 52 IV. ANALISIS PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KERUPUK PALEMBANG Analisis yang digunakan dalam pembahasan ini meliputi analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 40 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik. Menurut Surakhmad (2004), deskriptif analitik, yaitu metode yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama memasuki abad 21 ini, menuntut setiap perusahaan untuk selalu inovatif dalam mengembangkan usahanya.

Lebih terperinci

BAB VII ANALISIS MULTIATRIBUT FISHBEIN

BAB VII ANALISIS MULTIATRIBUT FISHBEIN BAB VII ANALISIS MULTIATRIBUT FISHBEIN Analisis sikap dan kepuasan konsumen dengan menggunakan model sikap Multiatribut Fishbein terhadap minuman teh celup merupakan suatu gambaran penilaian konsumen terkait

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan antar pasar industri perawatan pribadi dan kosmetik semakin kompetitif. Hal ini terbukti semakin banyaknya jenis kosmetik diproduksi dalam negeri maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat terlebih tingkat persaingan antar perusahaan satu dengan yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat terlebih tingkat persaingan antar perusahaan satu dengan yang lainnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha diindonesia telah mengalami kemajuan yang sangat pesat terlebih tingkat persaingan antar perusahaan satu dengan yang lainnya. Persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama memasuki

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama memasuki BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama memasuki abad 21 ini, yang menuntut setiap perusahaan untuk selalu inofatif dalam mengembangkan usahanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bervariasi dan semakin selektif. Melihat hal ini perusahaan pun berlomba

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bervariasi dan semakin selektif. Melihat hal ini perusahaan pun berlomba 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman yang perkembangannya begitu cepat seperti saat ini banyak perusahaan yang berlomba - lomba menghasilkan produk yang berkualitas, hal ini terjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kota Gorontalo Kecamatan Kota Timur Kelurahaan Ipilo dan Heledulaa Utara selama 2 bulan yaitu bulan Mei sampai Juni tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan kerja dan target yang ditetapkan oleh perusahaan harus dapat

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan kerja dan target yang ditetapkan oleh perusahaan harus dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Perusahaan akan selalu berusaha agar tujuannya dapat tercapai secara maksimal serta dapat mempertahankan kelangsungan usahanya. Tuntutan kerja dan target

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dan industri saat ini semakin ketat dan penuh

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dan industri saat ini semakin ketat dan penuh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha dan industri saat ini semakin ketat dan penuh persaingan. Dalam keadaan seperti ini pelaku bisnis dituntut berusaha menciptakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Tunas Mekar Indonesia yang beralamat di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Tunas Mekar Indonesia yang beralamat di 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Tunas Mekar Indonesia yang beralamat di Jalan Arief Rahman Hakim No.36, Sukabumi. Bandar Lampung. Data yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 22 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Meningkatnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat akan pentingnya teknologi berdampak pada peningkatan penggunaan alat komunikasi. Masyarakat cenderung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan tidak boleh menganggap hal ini menjadi ketakutan, tetapi akan lebih

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan tidak boleh menganggap hal ini menjadi ketakutan, tetapi akan lebih 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan merupakan suatu hal yang biasa terjadi di dalam dunia bisnis. Perusahaan tidak boleh menganggap hal ini menjadi ketakutan, tetapi akan lebih baik

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. dengan membentuk identitas produk yang kuat melalui persaingan merek,

I.PENDAHULUAN. dengan membentuk identitas produk yang kuat melalui persaingan merek, I.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kondisi persaingan yang semakin ketat, perusahaan dituntut untuk melakukan berbagai upaya guna meraih pangsa pasar terbesar dan mendapatkan loyalitas pelanggan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Uraian berikut berisi hasil dari pengujian (try-out) dari kuesioner dalam penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Uraian berikut berisi hasil dari pengujian (try-out) dari kuesioner dalam penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Hasil Pengujian Kuesioner Penelitian Uraian berikut berisi hasil dari pengujian (try-out) dari kuesioner dalam penelitian ini. Pengujian ini meliputi analisis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Data yang penulis berhasil dikumpulkan kemudian akan diolah dengan metode regresi linier berganda untuk menguji pengaruh variabel independen yaitu persepsi kualitas

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di wilayah Malang Raya. Waktu dilaksanakan

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di wilayah Malang Raya. Waktu dilaksanakan BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di wilayah Malang Raya. Waktu dilaksanakan pada pertengahan bulan November 2016 hingga awal bulan Desember 2016. 1.2 Materi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Identifikasi dan Definisi Konseptual Variabel. menampilkan dua variabel terperinci sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Identifikasi dan Definisi Konseptual Variabel. menampilkan dua variabel terperinci sebagai berikut : BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi dan Definisi Konseptual Variabel Dalam penelitian ini akan menganalisis hubungan sebab akibat yang menampilkan dua variabel terperinci sebagai berikut : 1. Identifikasi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kebutuhan konsumen akan selalu mengalami perubahan dalam hidupnya sejalan dengan perubahan keadaan sosial ekonomi dan budaya yang terjadi pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di antara berbagai perusahaan yang sejenis. Oleh karena itu semua perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di antara berbagai perusahaan yang sejenis. Oleh karena itu semua perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini dunia bisnis sedang mengalami keterpurukan. Persaingan yang ketat terjadi di antara berbagai perusahaan yang sejenis. Oleh karena itu semua perusahaan baik

Lebih terperinci

BAB 4. ANALISIS dan HASIL PENELITIAN

BAB 4. ANALISIS dan HASIL PENELITIAN 58 BAB 4 ANALISIS dan HASIL PENELITIAN 4.1 Faktor Internal-Eksternal Perusahaan PT. Unilever Indonesia Tbk dalam kegiatannya memiliki beberapa faktor baik faktor internal maupun faktor eksternal yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan atau instansi kepada konsumen. dibidang kesehatan banyak bermunculan di kota-kota di Indonesia, baik dari

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan atau instansi kepada konsumen. dibidang kesehatan banyak bermunculan di kota-kota di Indonesia, baik dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Dalam masa pertumbumbuhan dan kondisi masyarakat sekarang ini, faktor yang akan berperan penting bagi perusahaan atau instansi dapat dinilai baik oleh konsumen adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk atau merek produk baru bermunculan. Pesatnya persaingan pasar yang

BAB I PENDAHULUAN. produk atau merek produk baru bermunculan. Pesatnya persaingan pasar yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini perekonomian makin maju dan berkembang dengan pesat, banyak produk atau merek produk baru bermunculan. Pesatnya persaingan pasar yang sejenis dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan dapat mencapai kesuksesan apabila semua komponennya berusaha

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan dapat mencapai kesuksesan apabila semua komponennya berusaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan dapat mencapai kesuksesan apabila semua komponennya berusaha semaksimal mungkin menciptakan dan mempertahankan produknya, sehingga konsumen senantiasa

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dewasa ini persaingan yang dihadapi perusahaan-perusahaan baik perusahaan industri maupun non industri sangat tinggi. Untuk itu, maka setiap perusahaan, dimana salah satunya adalah CV. Bintang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 26 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Usaha restoran saat ini dinilai sebagai bisnis yang berprospek tinggi. Perkembangan usaha restoran di Kota Bogor telah menimbulkan persaingan dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. ATRIBUT PRODUK Atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. Atribut produk meliputi merek,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian 36 \ III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian komparatif kuantitatif. Penelitian komparatif menurut Nazir (2003) adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 27 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Erhaclinic adalah kelompok usaha yang bergerak dalam bidang Personal Care (Skin, Hair & Body). Nama Erha diambil dari kependekan nama

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, yaitu dari pengumpulan data, analisis data sampai dengan pembahasan, maka penulis menarik beberapa kesimpulan

Lebih terperinci

MUHAMMAD IYAS F

MUHAMMAD IYAS F ANALISIS PENDAPAT RESPONDEN (30 MAHASISWA DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN - FATETA, IPB) TERHADAP ATRIBUT PRODUK SABUN MANDI KESEHATAN TRANSPARAN MEREK MADU MUTIARA Oleh: MUHAMMAD IYAS F34102118

Lebih terperinci

PENGARUH HARGA, MEREK, DAN NEGARA ASAL TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA PRODUK SUSU FORMULA BALITA DI PURWOREJO

PENGARUH HARGA, MEREK, DAN NEGARA ASAL TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA PRODUK SUSU FORMULA BALITA DI PURWOREJO PENGARUH HARGA, MEREK, DAN NEGARA ASAL TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA PRODUK SUSU FORMULA BALITA DI PURWOREJO Puput Arim Nurjanah Email:arumpuput@yahoo.com ABSTRAK Evaluasi alternatif merupakan aktivitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Objek dan Subjek Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Objek dan Subjek Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian Objek penelitian difokuskan kepada masalah yang diteliti yaitu pengaruh pemasaran hijau terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang digunakan untuk mengetahui nilai variabel X yakni keunggulan asosiasi merek,

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan. hubungan antara variabel (Nursalam, 2003)

BAB III METODA PENELITIAN. 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan. hubungan antara variabel (Nursalam, 2003) BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan motivasi pasien kusta dengan kepatuhan melakukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 19 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan disain cross sectional study. Penelitian ini dilaksanakan di dua sekolah menengah atas yaitu Sekolah Menengah Atas Negeri

Lebih terperinci

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Karakteristik Responden Karakteristik responden yang dilihat dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, jenis pekerjaan dan pendapatan dari masing- masing responden.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. identitas responden dalam penelitian ini. Identitas responden yang menjadi sampel

HASIL DAN PEMBAHASAN. identitas responden dalam penelitian ini. Identitas responden yang menjadi sampel IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Identitas Responden Deskripsi karakteristik responden dapat memberikan gambaran mengenai identitas responden dalam penelitian ini. Identitas responden yang menjadi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perekonomian di Indonesia pada saat ini masih berjalan dengan berbagai ketidakpastian dan persaingan yang ketat. Hal ini menyebabkan perusahaan memikirkan berbagai langkah dan strategi yang tepat

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Profil Konsumen Emping Jagung KWT Tri Manunggal

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Profil Konsumen Emping Jagung KWT Tri Manunggal V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Konsumen Emping Jagung KWT Tri Manunggal Profil konsumen merupakan gambaran identitas yang dapat menonjolkan karakteristik dari seseorang yang membedakan dirinya dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. saat ini tidak hanya membutuhkan produk yang sekedar untuk memenuhi

I. PENDAHULUAN. saat ini tidak hanya membutuhkan produk yang sekedar untuk memenuhi 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kebutuhan manusia akan berbagai macam produk semakin meningkat. Manusia saat ini tidak hanya membutuhkan produk yang sekedar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,

Lebih terperinci

BABIV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BABIV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BABIV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Setelah melakukan penelitian di lapanga, maka diperolen data prjmer yang diperlukan guna me guji hipotesis yang te ah dikemukakan ^ ^.ersebu, diperoleh dari 100 responden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cukup besar, karena mobil Mitsubishi Kuda saat ini merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. cukup besar, karena mobil Mitsubishi Kuda saat ini merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di Indonesia peluang industri mobil untuk dapat berkembang cukup besar, karena mobil Mitsubishi Kuda saat ini merupakan salah satu sarana transportasi bagi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai analisis keputusan dan kepuasan konsumen dalam mengkonsumsi jeruk medan dilakukan di Pasar Baru Bogor. Penentuan lokasi ini dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH CITRA MEREK, HARGA, DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MEREK AQUA

ANALISIS PENGARUH CITRA MEREK, HARGA, DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MEREK AQUA ANALISIS PENGARUH CITRA MEREK, HARGA, DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MEREK AQUA Nama: Nur Eviyana Mutiara Agustina NPM : 18211023 Kelas : 3EA01 Dosen Pembimbing:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman yang serba modern ini kedatangan teknologi yang tak terbendung dan begitu pula perkembangannya membawa angin segar dalam upaya pengembangan produk

Lebih terperinci

BAB 4. Analisis Data dan Penyajian. korelasional, dimana penelitian yang dilakukan untuk menguji hubungan antara

BAB 4. Analisis Data dan Penyajian. korelasional, dimana penelitian yang dilakukan untuk menguji hubungan antara BAB 4 Analisis Data dan Penyajian 4.1 Penyajian data penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kuantitatif korelasional, dimana penelitian yang dilakukan untuk menguji hubungan

Lebih terperinci

PRESENTASI TUGAS AKHIR FINAL PROJECT TK Dosen Pembimbing : Ir. Sri Murwanti, M.T. NIP

PRESENTASI TUGAS AKHIR FINAL PROJECT TK Dosen Pembimbing : Ir. Sri Murwanti, M.T. NIP PRESENTASI TUGAS AKHIR FINAL PROJECT TK 090324 Dosen Pembimbing : Ir. Sri Murwanti, M.T. NIP. 19530226 198502 2 001 INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011 I.1. Latar Belakang Bab I Pendahuluan

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI BAURAN PEMASARAN JASA TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN

PENGARUH STRATEGI BAURAN PEMASARAN JASA TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PENGARUH STRATEGI BAURAN PEMASARAN JASA TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN Heru Hermawan email : Heruhermawan1990@gmail.com ABSTRAK Heru Hermawan. Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Kepuasan Konsumen.

Lebih terperinci

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN PERANTARA TERHADAP DAGING ITIK (Kasus Pedagang Olahan Daging Itik Di Kecamatan Coblong Kota Bandung)

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN PERANTARA TERHADAP DAGING ITIK (Kasus Pedagang Olahan Daging Itik Di Kecamatan Coblong Kota Bandung) ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN PERANTARA TERHADAP DAGING ITIK (Kasus Pedagang Olahan Daging Itik Di Kecamatan Coblong Kota Bandung) Evan Adiyoga, Sondi Kuswaryan, Linda Herlina (evagelion_el90@yahoo.co.id)

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian melalui penyebaran kuesioner kepada konsumen, pembahasan dan analisa yang telah dikemukan pada bab-bab terdahulu mengenai pengaruh

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karakteristik Responden Penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui penyebaran kuesioner

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karakteristik Responden Penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui penyebaran kuesioner 48 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden Penelitian Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui penyebaran kuesioner kepada 34 responden, yang merupakan pengguna produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersendiri bagi setiap orang. Untuk itu yang selalu ingin berpenampilan menarik,

BAB I PENDAHULUAN. tersendiri bagi setiap orang. Untuk itu yang selalu ingin berpenampilan menarik, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kecantikan dan keindahan wajah merupakan dambaan dan daya tarik tersendiri bagi setiap orang. Untuk itu yang selalu ingin berpenampilan menarik, perawatan wajah

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 33 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan dalam skripsi ini ditunjukkan untuk menganalisis faktor internal dan eksternal dalam perusahaan, serta untuk memperbaiki strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan antar merek produk kategori Consumer goods semakin meningkat. Kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan antar merek produk kategori Consumer goods semakin meningkat. Kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Persaingan antar merek produk kategori Consumer goods semakin meningkat. Kebutuhan konsumen akan produk tersebut hampir tidak dapat dilepaskan sehingga menjadi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Limboto Barat Desa Daenaa selama ± 1 minggu. Sampel dihitung dengan menggunakan tabel penentuan besarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya produk yang ditawarkan sebuah perusahaan mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya produk yang ditawarkan sebuah perusahaan mengakibatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Banyaknya produk yang ditawarkan sebuah perusahaan mengakibatkan konsumen akan semakin selektif dan bersifat kritis terhadap suatu produk yang ditawarkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menawan sangat penting bagi wanita. Hal ini dapat dibuktikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang menawan sangat penting bagi wanita. Hal ini dapat dibuktikan dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, produk kosmetik khususnya kosmetik wanita memberikan suatu peluang bisnis. Kulit wajah dan tubuh yang menawan sangat penting

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 LANDASAN BERFIKIR Persaingan antar perusahaan untuk mendapatkan konsumen semakin ketat. Oleh karena itu, setiap perusahaan harus menempatkan kepuasan sebagai tujuan utama

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KEMASAN PRODUK TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN PADA MASYARAKAT UMUM DI BEKASI ( Studi Kasus pada UKM Putri Bakery ) Oleh : Kopita Komal

ANALISIS PENGARUH KEMASAN PRODUK TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN PADA MASYARAKAT UMUM DI BEKASI ( Studi Kasus pada UKM Putri Bakery ) Oleh : Kopita Komal ANALYSIS OF THE INFLUENCE OF PRODUCT PACKAGING ON CONSUMER BUYING INTEREST IN PUBLIC BEKASI (Case Study on Puteri Bakery SMEs) Kopita Komalasari Undergraduate Program, Faculty of Economics, 2010 Gunadarma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa berkualitas yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa berkualitas yang mampu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini, persaingan bisnis menjadi sangat tajam. Hanya perusahaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa berkualitas yang mampu menghadapi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Konsumen

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Konsumen II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Konsumen Karakteristik konsumen dapat mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian atau mengkonsumsi suatu barang. Karakteristik konsumen dapt dilihat beradasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perubahan lingkungan bisnis seperti globalisasi dan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perubahan lingkungan bisnis seperti globalisasi dan perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perubahan lingkungan bisnis seperti globalisasi dan perkembangan teknologi membuat keinginan konsumen berubah seiring dengan waktu. Perubahan - perubahan

Lebih terperinci

KUESIONER ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP KOPI INSTAN KOPIKO BROWN COFFEE DI KOTA DEPOK

KUESIONER ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP KOPI INSTAN KOPIKO BROWN COFFEE DI KOTA DEPOK 77 Lampiran 1. KUESIONER Kuesioner ini merupakan salah cara pengumpulan data dalam rangka penyusunan skripsi dengan judul: ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP KOPI INSTAN KOPIKO BROWN COFFEE DI KOTA DEPOK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hasil penelitiannya adalah: Memorable, Easy to read, dan Visual

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hasil penelitiannya adalah: Memorable, Easy to read, dan Visual BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu oleh: Penelitian mengenai harga, kemasan, dan iklan sebelumnya telah dilakukan 1. Siska Aprilia Sitompul (2008) dengan judul penelitian: Pengaruh Kemasan

Lebih terperinci