MUHAMMAD IYAS F

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MUHAMMAD IYAS F"

Transkripsi

1 ANALISIS PENDAPAT RESPONDEN (30 MAHASISWA DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN - FATETA, IPB) TERHADAP ATRIBUT PRODUK SABUN MANDI KESEHATAN TRANSPARAN MEREK MADU MUTIARA Oleh: MUHAMMAD IYAS F DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2 ANALISIS PENDAPAT RESPONDEN (30 MAHASISWA DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN - FATETA, IPB) TERHADAP ATRIBUT PRODUK SABUN MANDI KESEHATAN TRANSPARAN MEREK MADU MUTIARA SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Pada Departemen Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor Oleh MUHAMMAD IYAS F DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

3 Judul Skripsi :Analisis Pendapat Responden (30 Mahasiswa Departemen Teknologi Industri Pertanian - FATETA, IPB) Terhadap Atribut Produk Sabun Mandi Kesehatan Transparan Merek Madu Mutiara Nama : Muhammad Iyas NIM : F Menyetujui, Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II Ir. Lien Herlina, M.Sc. Dr. Ir. Jono M.Munandar, M.Sc. NIP: NIP: Mengetahui, Ketua Departemen Prof. Dr. Ir. Nastiti Siswi Indrasti NIP Tanggal Lulus : 16 Desember 2009

4 LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul Analisis Pendapat Responden (30 Mahasiswa Departemen Teknologi Industri Pertanian - FATETA, IPB) Terhadap Atribut Produk Sabun Mandi Kesehatan Transparan Merek Madu Mutiara adalah hasil karya sendiri dengan arahan dosen pembimbing akademik, dan semua sumber yang dikutip telah saya nyatakan dengan benar Jakarta, Januari Nama : Muhammad Iyas NRP : F

5 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena hanya berkat rahmat, hidayah dan karunia-nya penulis berhasil menyelesaikan skripsi dengan judul Analisis Pendapat Responden (30 Mahasiswa Departemen Teknologi Industri Pertanian - FATETA, IPB) Terhadap Atribut Produk Sabun Mandi Kesehatan Transparan Merek Madu Mutiara. Skripsi ini dibuat sebagai hasil laporan dari penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi atribut produk sabun mandi kesehatan transparan yang dapat mempengaruhi responden dan menganalisis pendapat responden terhadap atribut produk sabun mandi kesehatan transparan merek Madu Mutiara menggunakan analisis sikap multiatribut Fishbein. Selain itu penulisan skripsi ini dibuat untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan Program Sarjana (S-1) pada Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Pada Kesempatan ini saya menyampaikan terima kasih setulus-tulusnya atas segala dukungan, bantuan, dan bimbingan dari beberapa pihak selama proses studi dan juga selama proses penyusunan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Ir. Lien Herlina, MSc. dan Bapak Dr. Ir. Jono M.Munandar, MSc. selaku Dosen Pembimbing atas ketulusan hati dan kesabarannya dalam membimbing penulis dan memberikan masukan dalam menyelesaikan skripsi. 2. Ibu Dr. Hj. Indah Yuliasih, S.TP, M.Si. selaku dosen penguji skripsi yang telah memberikan banyak masukan dan nasihat kepada saya. 3. Bapak dan Mama tercinta, serta seluruh keluarga yang telah sabar, memberikan dorongan, doa dan kasih sayang yang tulus. 4. Seluruh Dosen-Dosen yang telah mengajar dan memberikan ilmu yang tak ternilai selama masa perkuliahan. 5. Sahabat-sahabat penulis : Frans (Jerry), Adriel, Amin, Monyong, dan temanteman lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terimakasih banyak atas dorongan dan kebersamaan yang tidak terlupakan. 6. Semua rekan-rekan TIN. Terimakasih atas semuanya

6 7. Seluruh staf Departemen TIN terutama Bapak Mul dan Ibu Nina yang selalu memberikan dukungan untuk saya. 8. Semua Pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu, terima kasih. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan di masa mendatang. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi banyak pihak terutama untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Jakarta, Januari 2010 Penulis, Muhammad Iyas

7 Muhammad Iyas. F Analisis Pendapat Responden (30 Mahasiswa Departemen Teknologi Industri Pertanian - FATETA, IPB) Terhadap Atribut Produk Sabun Mandi Kesehatan Transparan Merek Madu Mutiara. Di bawah bimbingan Lien Herlina dan Jono M.Munandar. ABSTRAK Saat ini sabun mandi transparan belum banyak dijual kepada konsumen akhir melainkan lebih banyak diminati untuk digunakan sebagai gift, souvenir atau sebagai sabun hotel yang lebih ditujukan untuk konsumen industrial, konsumen antara, konsumen bisnis. Sebenarnya sabun transparan batangan masih berpeluang besar masuk ke pasar retail yang ditujukan kepada konsumen akhir, dengan memposisikan diri sebagai sabun mandi kesehatan (contohnya sabun merek Madu Mutiara. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi atribut produk sabun mandi kesehatan transparan yang dapat mempengaruhi responden serta menganalisis sikap responden terhadap atribut produk sabun mandi kesehatan transparan merek Madu Mutiara menggunakan analisis sikap multiatribut Fishbein. Atribut produk sabun mandi adalah ciri-ciri yang melekat dari produk inti dan faktor-faktor pendukung yang berkaitan dengan produk sabun mandi. Model sikap multiatribut Fishbein digunakan untuk mengukur sikap responden dan mengetahui pengetahuan produk yang dimiliki oleh responden. Selain itu model ini juga digunakan untuk mengidentifikasi bagaimana konsumen merangkai kepercayaan (belief) mereka terhadap atribut suatu produk, sehingga membentuk sikap (attitude) tentang berbagai objek. Hasil analisis sikap multiatribut Fishbein mengidentifikasi atribut daya bersih, aroma, warna, label, harga, kemasan, merek, iklan, kesehatan, prestige pada produk sabun mandi kesehatan transparan merek Madu Mutiara sebagai faktor yang penting dan memberikan pengaruh yang yang cukup besar terhadap pemilihan produk sabun mandi kesehatan transparan. Atribut kesehatan merupakan atribut dengan nilai sikap tertinggi, yang berarti responden menganggap bahwa kesehatan sebagai faktor yang paling penting dalam memilih sabun Madu Mutiara. Sedangkan atribut prestige mempunyai nilai sikap terendah, yang berarti responden merasa bahwa prestige atau rasa bangga merupakan faktor yang paling kecil pengaruhnya dalam memilih produk sabun mandi kesehatan transparan merek Madu Mutiara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden memiliki nilai total sikap terhadap seluruh atribut produk sebesar 11,39 yang berarti sikap responden terhadap produk sabun mandi kesehatan transparan adalah cukup baik. Ini menunjukkan bahwa produk sabun mandi kesehatan transparan merek Madu Mutiara yang merupakan sabun mandi batangan masih cukup diminati oleh responden. Kata kunci: Fishbein, multi atribut, sabun mandi, kesehatan, transparan

8 Muhammad Iyas. F Analysis Respondent Opinions (30 Students from Department of Agroindustrial Technology - FATETA, IPB) Toward Attributes of Transparent Health Bath Soap Madu Mutiara. Supervised by Lien Herlina and Jono M.Munandar. ABSTRACT In these recent days transparent soaps are more popular as gift, souvenir and hotel soap. These kinds of soaps are sold to organizational consumer not for end user consumer. Actually transparent soap still potential to enter the retail market as soap that were intended for end user consumer, for example Madu Mutiara Soap which is positioned as health bath soap. The purpose of this research is for identifying attributes of transparent health bath soap Madu Mutiara which is important and influence respondent. This research is also purposed to analyze respondent opinion by using Fishbein Multi Attributes Model. Attributes of transparent health bath soap are the characteristics by which products are identified and differentiated. Product attributes usually comprise features, functions, benefits, and uses. Fishbein Multi Attributes Model is used to measure respondent attitude toward attributes of toilet transparent health soap Madu Mutiara. The result of this research indicates that cleansing power, aroma, colour, label, price, package, brand, advertisement, health and prestige are important factor and have quite influence for respondent in choosing transparent health bath soap product. Health is attribute that has the highest attitude value, which means that respondent think that health is the most important factor in choosing the product. On the contrary, prestige is attribute that has the lowest attitude value, this mean respondent think that prestige is the least important factor in choosing the product. This research also indicates that the total attitude value toward all attributes is 11,39 which means that respondent attitude toward transparent health bath soap Madu Mutiara is quite good. It shows that respondent still interest and keen on transparent health bath soap Madu Mutiara. Key words: Fishbein, multi attributes, bath soap, health, transparent

9 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... I. PENDAHULUAN... A. Latar belakang... B. Tujuan Penelitian... II. TINJAUAN PUSTAKA... A. Sabun Secara Umum... B. Sabun Transparan... C. Pemasaran... D. Strategi Pemasaran... E. Bauran Pemasaran... F. Pelanggan... G. Kepuasan... H. Keyakinan dan Sikap Konsumen Definisi Sikap Komponen Sikap... I. Preferensi Konsumen... J. Landasan Teori Pengambilan Sampel Pengujian Kuesioner Model Sikap Multiatribut Fishbein Atribut Kepercayaan (Belief) Evaluasi Atribut... Halaman i iii v vii viii ix

10 III. METODOLOGI PENELITIAN... A. Kerangka Pemikiran... B. Desain Penelitian... C. Tahapan Pelaksanaan Penentuan Judul dan Tujuan Penelitian Studi Pustaka Identifikasi Atribut Pemilihan Responden Teknik Pengumpulan Data Uji Validitas dan Realibilitas Kuesioner Metode Analisis Data Model Sikap Multiatribut Fishbein Analisis Deskriptif... IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... A. Deskripsi Produk... B. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Kuisioner... C. Profil Responden... D. Preferensi Responden... E. Analisis Multiatribut Fishbein Nilai Evaluasi Nilai Kepercayaan Nilai Sikap Responden... V. KESIMPULAN DAN SARAN... A. Kesimpulan... B. Saran... DAFTAR PUSTAKA... LAMPIRAN

11 DAFTAR TABEL Tabel 1. Kriteria Indeks Reliabilitas... Tabel 2. Nilai Pearson Correlation... Tabel 3. Jenis Kelamin Responden... Tabel 4. Pendapatan Atau Uang Saku Responden... Tabel 5. Pernah Menggunakan Sabun Mandi Kesehatan Trannsparan.. Tabel 6. Nilai Evaluasi Responden (e i )... Tabel 7. Nilai Kepercayaan Responden (b i )... Tabel 8. Nilai Sikap Responden (Ao)... Tabel 9. Nilai Sikap Responden Maksimum (Ao Maksimum)... Tabel 10. Karakteristik Asam Lemak... Halaman

12 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Jenis-Jenis Sabun Mandi... Gambar 2. Komponen Sikap... Gambar 3. Kerangka Pemikiran... Gambar 4. Tahapan Pelaksanaan... Gambar 5. Produk Sabun Madu Mutiara Dan Kemasannya... Gambar 6. Pernah Menggunakan Produk Sabun Mandi Kesehatan Transparan... Gambar 7. Alasan Tidak Pernah Menggunakan Sabun Mandi Kesehatan Transparan... Gambar 8. Sumber Informasi Yang Diharapkan... Gambar 9. Jenis Promosi Yang Diharapkan... Gambar 10. Manfaat Produk Yang Diharapkan... Gambar 11. Lokasi Penjualan Yang Diharapkan... Gambar 12. Peringkat Atribut Berdasarkan Nilai Evaluasi... Gambar 13. Peringkat Atribut Berdasarkan Nilai Kepercayaan... Gambar 14. Rentang Nilai Sikap Responden... Gambar 15. Peringkat Atribut Berdasarkan Nilai Sikap Responden... Halaman

13 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Deskripsi Produk... Lampiran 2. Form Kuesioner Responden... Lampiran 3. Nilai Tingkat Kepentingan Responden... Lampiran 4. Nilai Keyakinan Responden... Lampiran 5. Profil Responden... Lampiran 6. Keterkaitan Pendapatan, Pernah Menggunakan dan Jenis Kelamin Responden... Lampiran 7. Uji Validitas... Lampiran 8. Uji Reliabilitas... Lampiran 9. Skema Proses Produksi Sabun Mandi Transparan... Lampiran 10. Brosur Produk Mutiara Tugu Ibu... Halaman

14 I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hidup bersih dan sehat merupakan salah satu dari ciri-ciri manusia modern. Untuk menjaga agar dapat tetap bersih dan sehat maka membersihkan seluruh anggota badan (mandi) secara teratur. Kenyataan sehari-hari memperlihatkan bahwa kebutuhan mandi dengan menggunakan sabun mandi merupakan ciri manusia modern yang berpendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang biasanya diikuti pula dengan semakin tingginya tingkat kesadaran akan pentingnya kebersihan, oleh karena itu kebutuhan sabun mandi akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dan berkembangnya tingkat pendidikan. Dalam kehidupan masyarakat modern ini maka penggunaan sabun untuk mandi menjadi hal yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia, maka pasar untuk produk ini juga akan terus bertambah. Industri sabun mandi mengalami perkembangan yang cukup pesat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia. Selain itu meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat telah mendorong peningkatan daya beli. Dengan semakin besarnya permintaan sabun mandi dalam negeri, maka jumlah perusahaan yang memproduksi sabun mandi juga semakin bertambah. Industri sabun mandi tumbuh subur di Indonesia, dimana pada tahun 2000 tercatat telah ada 82 (delapan puluh dua) perusahaan pembuat sabun mandi (Izhar, 2002). Sabun mandi sebagai alat pembersih yang juga sekaligus memperindah kulit, banyak beredar di pasar dengan berbagai ragam merek dan jenisnya. Hal ini menyebabkan tingkat persaingan yang ketat baik menyangkut merek maupun jenis produk. Untuk itu maka perusahaan pembuat sabun mandi perlu melakukan inovasi baik dalam hal promosi, diversifikasi produk maupun strategi pemasaran lainnya. Banyaknya perusahaan yang memproduksi sabun mandi menyebabkan konsumen menjadi lebih bebas memilih merek atau jenis produk yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya, namun kebebasan ini dapat menyebabkan 1

15 sikap konsumen yang positif dan negatif terhadap produk yang ditawarkan oleh produsen. Dengan kondisi persaingan yang ketat tersebut, hal utama yang harus diprioritaskan oleh perusahaan yang memproduksi sabun mandi adalah kepuasan konsumen/pelanggan agar dapat bertahan, bersaing dan menguasai pangsa pasar. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh PT. Corinthian Infopharma Corpora pada tahun 2003, rata-rata pertumbuhan permintaan akan produk sabun mandi cair di Indonesia tiap tahunnya dalam periode 1996 hingga 2002 adalah sebesar 16,6 persen, sedangkan untuk produk sabun mandi padat yaitu sebesar 4,58 persen. Demikian juga dengan produksi sabun mandi cair yang terus meningkat mencapai 16,09 persen per tahun dan 8,34 persen per tahun untuk produksi sabun mandi padat (Yupiter, 2005). Hal tersebut menunjukkan bahwa meskipun ada kecenderungan konsumen lebih memilih sabun mandi cair dibanding sabun mandi padat, namun pasar untuk produk sabun mandi padat atau batangan masih cukup menjanjikan. Sabun padat (batangan) menurut Hambali (2006) dapat dibedakan menjadi sabun opaque, sabun translucent, dan sabun transparan. Perbedaan masingmasing sabun terletak pada tingkat transparansinya. Sabun transparan memiliki kelebihan-kelebihan terutama di sisi estetika bila dibandingkan dengan sabun batangan lainnya. Sabun mandi kesehatan transparan adalah jenis sabun mandi transparan yang memiliki bahan tambahan bermanfaat bagi kesehatan. Sabun jenis ini memiliki potensi pasar yang cukup besar jika dibandingkan sabun mandi batangan lainnya. Hal ini dikarenakan selain manfaat yang sangat baik untuk kesehatan, jenis sabun mandi ini memiliki tampilan yang lebih berkilau dibandingan jenis sabun opaque serta mampu menghasilkan busa yang lebih lembut di kulit. Menurut Hambali (2006) tampilan dari sabun transparan yang menarik, berkelas dan mewah membuat sabun transparan dijual dengan harga yang relatif lebih mahal dan biasanya dikonsumsi oleh kalangan masyarakat ekonomi menengah ke atas. Agar dapat memuaskan pelanggan, perusahaan harus mengetahui atributatribut sabun mandi kesehatan transparan yang dianggap penting oleh para konsumen seperti daya bersih, aroma, warna, label, harga, kemasan, merek, iklan, 2

16 kesehatan, dan prestige yang diperoleh ketika menggunakan produk tersebut. Hal ini perlu diketahui oleh produsen agar dapat menghasilkan produk sabun mandi kesehatan transparan yang benar-benar sesuai dengan apa yang diinginkan konsumen dan merancang strategi pemasaran yang tepat dalam rangka keberhasilan produknya. Berdasarkan pada latar belakang masalah yang sudah diuraikan di atas maka penulis merasa perlu diteliti lebih lanjut mengenai atribut-atribut produk sabun mandi kesehatan transparan dan sikap yang terbentuk terhadap produk sabun mandi kesehatan transparan. B. TUJUAN PENELITIAN 1. Mengidentifikasi atribut produk sabun mandi kesehatan transparan yang dapat mempengaruhi responden. 2. Menganalisis pendapat responden terhadap atribut produk sabun mandi kesehatan transparan merek Madu Mutiara menggunakan analisis sikap multiatribut Fishbein. 3

17 II. TINJAUAN PUSTAKA A. SABUN SECARA UMUM Pembuatan sabun sudah dikenal sejak dahulu kala, lebih dari 2000 tahun yang lalu, namun hingga saat ini prinsip pembuatannya belum berubah. Sabun secara umum dikenal sebagai bahan pembersih, sedangkan ditinjau dari ilmu kimia sabun terbatas pada persenyawaan garam dan asam lemak atau senyawa asam lemak yang terbentuk dari unsur organik tertentu. Sabun didefinisikan sebagai produk dari proses saponifikasi atau netralisasi lemak, minyak, lilin, resin dengan basa organik tertentu atau yang anorganik. Tidak semua sabun merupakan bahan pembersih, hanya sabun yang larut dalam air lah yang dapat dikatakan pembersih, sedangkan sabun yang tidak larut dalam air dinamakan sabun logam (metallic soap) (Jongko, 2009). Menurut Jongko (2009) sabun yang paling banyak digunakan untuk pembersihan adalah sabun sodium yang memiliki kontribusi besar pada sabun mandi (toilet) dan sabun cuci (laundry). Sabun sodium merupakan kombinasi antara garam sodium dan asam laurat, myristat, palmitat, stearat, oleat atau dengan asam lemak yang lain. Di pasaran sabun sodium dijual dalam bentuk batangan, lempengan, bubuk, butiran, chip, serpih atau soap noodle. Agar menjadi sabun, minyak harus diolah melalui sebuah proses yang disebut saponifikasi, yakni bereaksinya asam lemak dengan basa atau alkali, dalam hal ini adalah NaOH (di pasaran disebut soda api) untuk sabun padat, atau KOH untuk membuat sabun cair. Masing-masing jenis minyak mempunyai angka saponifikasi yang berbeda satu sama lain. Angka saponifikasi menunjukkan seberapa banyak soda yang diperlukan agar minyak tersebut berubah menjadi sabun. Berarti, semakin banyak jenis minyak yang dipakai akan semakin rumit untuk menghitung angka saponifikasinya. Reaksi dasar pembuatan sabun adalah saponifikasi yaitu: 3Na OH + ( C 17 H 35 COO) 3 C 3 H 5 3C 17 H 35 COONa + C 3 H 5 (OH) 3 Untuk menghasilkan sabun mandi yang diinginkan, perlu diperhatikan jenis minyak serta komposisi bahan-bahan lainnya. Jenis minyak yang digunakan akan sangat mempengaruhi mutu dari sabun yang dihasilkan (Jongko, 2009). 4

18 Saat ini sabun sebagai alat membersihkan dan alat mandi semakin beragam jenisnya. Hal ini bisa dilihat dari keragaman sabun yang dijual di pasaran dengan berbagai jenis, warna, aroma, serta manfaat yang ditawarkan. Menurut jenis sabun berdasarkan kepadatannya dibedakan atas dua macam yaitu sabun padat (batangan) dan sabun cair (Hambali, 2006). Sabun padat (batangan) dapat dibedakan menjadi sabun opaque, sabun translucent, dan sabun transparan. Perbedaan masing-masing sabun terletak pada tingkat transparansinya. Sabun opaque memiliki tampilan yang tidak transparan, sabun translucent agak transparan, sementara sabun transparan sesuai dengan penyebutannya memiliki tampilan yang transparan. Tentu saja tingkat transparasi sabun sangat dipengaruhi oleh komposisi formula dan proses produksinya (Hambali, 2006). Sabun Opaque Sabun Batangan Sabun Translucent Sabun Mandi Sabun Cair Sabun Transparan Gambar 1. Jenis-Jenis Sabun Mandi (Hambali, 2006) B. SABUN TRANSPARAN Secara umum sabun transparan dibuat dengan cara melarutkan sediaan minyak dan basa untuk membentuk stok sabun. Selanjutnya stok sabun dilarutkan dengan alkohol pada kondisi panas untuk membentuk larutan yang jernih. Kemudian ditambahkan pewarna dan pewangi, dan sabun transparan siap dicetak (Hambali, 2006). Sabun transparan seringkali disebut sebagai sabun gliserin. Disebut demikian karena pada proses pembuatan sabun transparan ditambahkan sekitar 10-15% gliserin. Jenis sabun ini berbentuk batangan dengan tampilan yang 5

19 transparan, menghasilkan busa lebih lembut di kulit dan penampakannya lebih berkilau dibandingkan jenis sabun lainnya (Hambali, 2006). Sabun transparan memiliki kelebihan-kelebihan terutama di sisi estetika bila dibandingkan dengan sabun batangan lainnya. Dengan tampilan transparan yang menarik, mewah dan berkelas maka sabun transparan dilepas ke pasar dengan harga yang relatif lebih mahal bila dibandingkan dengan sabun batangan lainnya (Hambali, 2006). Perlu diketahui bahwa pengrajin pada umumnya berusaha untuk mendapatkan sabun yang translucent, jernih, bening daripada sabun yang buram atau opaque. Sabun opaque bila dicampur dengan alcohol dalam kondisi tertentu dapat berubah menjadi transparan. Dan sebaliknya sabun transparan dapat dibuat menjadi opaque dengan dipanaskan kemudian didinginkan secara perlahan. Dalam kondisi tertentu sabun transparan dapat dilelehkan dan kemudian didinginkan dengan cepat untuk menahan transparansinya. Hal ini dikarenakan laju pendinginan mempengaruhi transparansi sabun (Jongko, 2009). Pada kondisi ultra mikroskopi terlihat bahwa sabun sodium umumnya opaque mengandung fiber putih yang mempunyai panjang bervariasi. Kondisi ideal untuk membuat fiber tersebut perlu pendinginan yang lambat dari sabun yang meleleh. Apabila pendinginan berlangsung cepat maka pembentukan fiber tidak dapat terjadi. Untuk mendapatkan warna transparan maka sabun harus didinginkan dengan cepat (Jongko, 2009). Faktor lain yang mempengaruhi transparansi sabun adalah kandungan alcohol, gula, dan glyserin dalam sabun. Ketika sabun akan dibuat jernih dan bening maka hal yang paling esensial adalah kualitas gula, alcohol dan glyserin. Oleh karena itu pemilihan material dipertimbangkan dengan warna dan kemurniannya (Jongko, 2009). C. PEMASARAN Pemasaran adalah suatu proses sosial di mana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka inginkan dan butuhkan melalui proses menciptakan, menawarkan, dan menukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain (Kotler, 1997). 6

20 Konsep inti pemasaran terdiri dari kebutuhan (needs), keinginan (wants), dan permintaan (demand); produk (products), dan jasa (services); nilai (value), kepuasan (satisfaction), dan kualitas (quality); pertukaran (exchange), transaksi (transactions), dan relasional (relationships); dan pasar (markets). (Kotler, 2001) Berikut adalah penjelasan mengenai konsep inti pemasaran menurut Kotler (2001): 1. Kebutuhan, keinginan dan permintaan. Kebutuhan manusia adalah keadaan di mana manusia merasa kekurangan. Kebutuhan meliputi kebutuhan dasar akan makanan, pakaian, keamanan dan kehangatan; kebutuhan sosial akan kebersamaan dan perhatian; kebutuhan individu akan pengetahuan dan ekspresi diri. Keinginan adalah bentuk kebutuhan manusia yang di bentuk oleh budaya dan kepribadian individu. Permintaan adalah keinginan yang di dukung oleh daya beli. 2. Produk Produk adalah segala yang ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi yang bisa memuaskan kebutuhan atau keinginan. Itu mencakup obyek fisik, jasa, orang, tempat, organisasi dan ide. 3. Nilai, Kepuasan, dan Kualitas Nilai bagi pelanggan (customer value) adalah perbedaan antara nilai yang dinikmati pelanggan karena memiliki serta menggunakan suatu produk dan biaya untuk memiliki produk tersebut. Kepuasan pelanggan (customer satisfaction) adalah tingkatan di mana tingkatan kinerja produk akan sesuai dengan harapan seorang pembeli. Kualitas dalam arti sempit adalah tanpa cacat bila dilihat dari segi pelanggan. 4. Pertukaran, Transaksi, dan Relasional Pertukaran adalah tindakan memperoleh obyek yang didambakan dari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai penggantinya. 7

21 Transaksi adalah perdagangan yang terjadi antara dua pihak yang setidaknya mencakup dua barang yang bernilai, persyaratan yang disetujui, waktu dan juga tempat persetujuan. Relasional adalah proses penciptaan, pemeliharaan dan penguatan hubungan antara perusahaan dengan pihak-pihak lain yang mendukung. Pasar adalah kumpulan pembeli dan penjual yang potensial yang memiliki kebutuhan atau tanpa keinginan tertentu yang sama, yang mungkin bersedia dan mampu untuk melaksanakan pertukaran untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan itu. D. STRATEGI PEMASARAN Strategi pemasaran adalah kegiatan menyeleksi dan penjelasan mengenai satu atau beberapa target pasar dan mengembangkan serta memelihara suatu bauran pemasaran yang akan menghasilkan kepuasan bersama dengan pasar yang akan dituju (Lamb, 2001). Sedangkan menurut Kotler (2005) strategi pemasaran terbagi atas penjelasan mengenai ukuran, struktur dan perilaku pasar sasaran, rencana posisi produk, tujuan penjualan, pangsa pasar, dan laba yang diinginkan dalam beberapa tahun ke depan. Kegiatan pemasaran hendaknya dilakukan menurut filosofi pemasaran yang efisien, efektif dan bertanggung jawab sosial yang telah dipikirkan secara matang. Untuk mencapai kesuksesan dalam persaingan saat ini, perusahaan harus berorientasi kepada pelanggan utuk memenangkan pelanggan dari pesaing dan mempertahankan mereka dengan memberikan nilai yang lebih besar. Menurut Corey dalam Dolan (1991), strategi pemasaran terdiri atas lima elemen yang saling berkait. Kelima elemen tersebut adalah: 1. Pemilihan pasar, yaitu memilih pasar yang akan dilayani. Keputusan ini didasarkan pada faktor-faktor (Jain, 1990): a) Persepsi terhadap fungsi produk dan pengelompokan teknologi yang dapat diproteksi dan didominasi. b) Keterbatasan sumber daya internal yang mendorong perlunya pemusatan (fokus) yang lebih sempit. 8

22 c) Pengalaman kumulatif yang didasarkan pada trial-and-error di dalam menanggapi peluang dan tantangan. d) Kemampuan khusus yang berasal dari akses terhadap sumber daya langka atau pasar terproteksi. Pemilihan pasar dimulai dengan melakukan segmentasi pasar dan kemudian memilih pasar sasaran yang paling memungkinkan untuk dilayani oleh perusahaan. 2. Perencanaan produk, meliputi produk spesifik yang dijual, pembentukan lini produk, dan desain penawaran individual pada masing-masing lini. Produk itu sendiri menawarkan manfaat total yang dapat diperoleh pelanggan dengan melakukan pembelian. Manfaat tersebut meliputi produk itu sendiri, nama merek produk, ketersediaan produk, jaminan atau garansi, jasa reparasi, dan bantuan teknis yang disediakan penjual, serta hubungan personal yang mungkin terbentuk di antara pembeli dan penjual. 3. Penetapan harga, yaitu menentukan harga yang dapat mencerminkan nilai kuantitatif dari produk kepada pelanggan. 4. Sistem distribusi, yaitu saluran perdagangan grosir dan eceran yang dilalui produk hingga mencapai konsumen akhir yang membeli dan menggunakannya. 5. Komunikasi pemasaran (promosi), yang meliputi periklanan, personal selling, promosi penjualan, direct marketing, dan public relations. E. BAURAN PEMASARAN Strategi pemasaran sendiri terdiri dari campuran unsur-unsur yang dinamakan bauran pemasaran (marketing mix). Para pemasar menggunakan sejumlah alat atau media untuk mendapatkan tanggapan yang diinginkan dari pasar sasaran mereka. Alat-alat tersebut membentuk suatu bauran pemasaran. Perusahaan juga harus memutuskan bagaimana mengalokasikan seluruh anggaran biaya pemasaran untuk berbagai alat dalam bauran pemasaran (Tjiptono, 1997). Bauran pemasaran adalah seperangkat alat yang digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran. Variabelvariabel yang terkandung dalam bauran pemasaran dikombinasikan dan 9

23 dikoordinir agar perusahaan dapat melakukan tugas pemasaran seefektif mungkin (Kotler, 1997). Sedangkan menurut Kartajaya (2004) marketing mix merupakan taktik dalam mengintegrasikan tawaran, logistik dan komunikasi produk dan jasa perusahaan kepada konsumen. Dengan marketing mix, perusahaan tidak hanya perlu membuat tawaran yang menarik mengenai produknya, tetapi juga harus memikirkan taktik yang tepat dalam mendistribusikan dan mempromosikan produknya. Hal ini penting karena marketing mix merupakan aspek yang paling terlihat (tangible) dari sebuah perusahaan dalam aktifitas pemasarannya. Apabila perusahaan mempunyai tawaran bagus tetapi tidak bisa mempromosikannya kepada pelanggan, maka tawaran perusahaan tidak akan diminati oleh pelanggan. Keputusan bauran pemasaran harus diambil untuk mempengaruhi saluran perdagangan dan juga konsumen akhir. Bauran pemasaran menggambarkan pendangan penjual tentang alat-alat pemasaran yang dapat digunakan untuk mempengaruhi pembeli dalam rangka meningkatkan volume penjualan untuk meningkatkan laba. Menurut Philip Kotler (2005) alat-alat pemasaran dibagi menjadi empat kelompok yang disebut dengan istilah 4P, yaitu: a. Product Konsep produk ini dapat ditunjukkan melalui wujudnya baik secara langsung maupun tidak langsung dapat dirasakan oleh konsumen. b. Price Harga adalah yang amat sensitif bagi konsumen, karena harga akan menimbulkan image tertentu dari produk yang akan di konsumsi. c. Place Perusahaan harus memperhatikan masalah kemudahan produk tersebut dalam menjangkau konsumennya dan meminimalkan usaha konsumennya dalam memperoleh produk yang ingin dikonsumsi. d. Promotion Produk yang telah dibuat harus diperkenalkan dan diinformasikan kepada masyarakat sehingga mereka dapat merasakan dan mengetahui kehadiran produk itu. 10

24 F. PELANGGAN Pelanggan didefinisikan sebagai pemanfaat tetap barang atau jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan; konsumen merupakan sekelompok orang yang memiliki suatu selera, kebiasaan dan nilai-nilai budaya tertentu (Anonim, 2001). Berdasarkan tujuan pembelian, konsumen dapat diklarifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu konsumen akhir (individual) dan konsumen organisasional (konsumen industrial, konsumen antara, konsumen bisnis). Konsumen akhir terdiri atas individu dan rumah tangga yang tujuan pembeliannya adalah untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau untuk dikonsumsi. Sedangkan konsumen organisasional terdiri atas organisasi, pemakai industri, pedagang, dan lembaga non profit yang tujuan pembeliannya adalah untuk keperluan bisnis (memperoleh laba) atau meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Sejalan dengan dua tipe konsumen tersebut, maka akan dijumpai pula dua macam produk/barang, yaitu barang konsumen dan barang industrial (Tjiptono, 1997). Kegagalan suatu perusahaan berinti dari kegagalan mengenali bahwa konsumen adalah raja. Mereka bukan budak yang tidak dapat berpikir, yang dapat dimanipulasi semaunya oleh pembujuk komersial. Produk dan jasa diterima ataupun ditolak berdasarkan sejauh mana keduanya dipandang relevan dengan kebutuhan dan gaya hidup konsumen (Engel et al., 1994). G. KEPUASAN Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja/hasil yang dirasakannya dengan harapannya. Jadi tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. Apabila kinerja di bawah harapan, maka pelanggan akan kecewa. Bila kinerja sesuai dengan harapan, pelanggan akan puas. Sedangkan bila kinerja melebihi harapan, pelanggan akan sangat puas. Pelanggan yang puas akan setia lebih lama, kurang sensitif terhadap harga dan memberi komentar yang baik terhadap perusahaan (Supranto, 1997). Untuk menciptakan kepuasan pelanggan, perusahaan harus menciptakan dan mengelola suatu sistem untuk memperoleh pelanggan yang lebih banyak dan kemampuan untuk mempertahankan pelanggannya. 11

25 Kepuasan pelanggan menurut Kotler (1997) adalah perasaan senang atau kecewa seseorang sebagai hasil dari perbandingan antara prestasi atau produk yang dirasakan dan yang diharapkan. Atau sebagai respon pelanggan terhadap ketidaksesuaian antara tingkat kepentingan sebelumnya dan kinerja aktual yang dirasakannya setelah pemakaian. Pada dasarnya pengertian kepuasan pelanggan mencakup perbedaan antara tingkat kepentingan dan kinerja atau hasil yang dirasakan. H. KEYAKINAN DAN SIKAP KONSUMEN Keyakinan dan sikap konsumen merupakan komponen psikologi konsumen yang mempengaruhi perilaku konsumen baik dalam proses pengambilan keputusan pembelian maupun perilaku dalahm hal keputusan untuk tidak lagi menggunakan suatu produk. Secara sadar maupun tidak, tindakan konsumen dipengaruhi oleh sikap dan keyakinannya. Ketika konsumen memiliki sikap negatif pada merek tertentu maka secara sadar maupun tidak sadar akan cenderung menghindari merek tersebut bahkan merek tersebut bisa jadi tidak menjadi salah satu alternatif yang dipertimbangkan (Erna, 2008). 1. Definisi Sikap Sikap adalah proses pengorganisasian motivasi, emosi, persepsi dan kognitif yang bersifat jangka panjang dan berkaitan dengan aspek lingkungan di sekitarnya (Hawkins dalam Erna, 2008). Sikap bersifat menetap karena sikap memiliki kecenderungan berproses dalam kurun waktu panjang yang merupakan hasil dari pembelajaran. Dapat dikatakan bahwa sikap merupakan respon yang konsisten baik itu respon positif maupun negatif terhadap suatu objek sebagai hasil dari proses belajar (Schiffman dan Kanuk, 2000). Dalam ungkapan yang lebih sederhana sikap adalah bagaimana kita berpikir, merasa dan bertindak terhadap objek tertentu dalam lingkungan, misalkan toko, iklan produk tertentu atau bahkan terhadap jasa. Sebagian konsumen cenderung memiliki keyakinan bahwa mereka akan berhadapan dengan situasi yang sama di masa yang akan datang. Sikap menjadi 12

26 wujud dari antisipasi mereka ketika mereka harus berada dalam situasi tersebut. Sikap merupakan suatu kondisi psikologis yang mendahului tindakan dan setiap orang memiliki sikap yang berbeda untuk sebuah objek yang sama (Erna, 2008). Menurut Solomon (2002) hal ini disebabkan karena sikap merupakan fungsi dari: 1. Utilitarian Function Fungsi utilitarian merupakan fungsi sikap yang berhubungan erat dengan prinsip reward dan punishment. Pada beberapa kejadian, sering konsumen mengembangkan sikap terhadap produk hanya didasarkan pada apakah produk tersebut memberikan kenyamanan atau penderitaan. 2. Value Express Sikap juga dapat berfungsi sebagai alat untuk menunjukkan konsep dirinya. Konsumen dapat memiliki perasaan suka atau tidak suka terhadap suatu produk bukan karena manfaat yang ditawarkan melainkan karena dapat mewakili mereka. 3. Ego-defensive Function Sudah menjadi naluri manusia untuk bersikap bertahan ketika mereka merasa terancam dengan situasi atau objek tertentu. Sikap yang terbentuk untuk melindungi diri baik dari ancaman eksternal maupun internal (perasaan bersalah) menjalankan fungsi perlindungan diri. 4. Knowledge Function Sikap dapat terbentuk karena adanya kebutuhan akan keteraturan, struktur dan makna. Ketika konsumen berada dalam keadaan yang membingungkan, seringkali terjadi pada saat konsumen ditawari produk terbaru, maka sikap yang terbentuk berfungsi sebagai pengetahuan. Keempat fungsi di atas secara unik dapat terjadi secara bersamaan dalam suatu objek atau situasi yang dihadapi oleh konsumen. Meskipun demikian umumnya hanya ada satu fungsi saja yang dominan. 2. Komponen Sikap Sikap menurut Erna (2008) memiliki beberapa komponen yaitu kognitif, afektif dan konatif. Ketiga komponen tersebut akan berputar dan saling 13

27 mendahului. Artinya untuk setiap konsumen titik awal terbentuknya sikap terlihat seperti pada gambar Komponen Kognitif Menurut Erna (2008) komponen koginitif terdiri atas keyakinan dan pengetahuan konsumen mengenai suatu produk. Keyakinan dan pengetahuan ini berbeda antara satu konsumen dengan konsumen lainnya. Keyakinan (belief) dan pengetahuan (knowledge) konsumen terhadap suatu produk dapat menggambarkan bagaimana atribut-atribut produk tersebut di mata konsumen. Benar atau salahnya jawaban konsumen tidaklah menjadi masalah, karena yang terpenting adalah eksistensi atribut tersebut. Semakin positif keyakinan konsumen terhadap suatu produk maka semakin positif pula sikap konsumen terhadap produk tersebut (Erna, 2008). Affective Cognitive Conative Gambar 2. Komponen Sikap (Erna, 2008) 2. Komponen Afektif Komponen afektif merupakan perasaan atau emosi seseorang terhadap objek tertentu. Perasaan atau emosi ini biasanya diungkapkan dalam bentuk rasa suka atau tidak suka. Umumnya keyakinan konsumen akan suatu produk melekat erat dengan perasaannya (Erna, 2008). Jelasnya, perasaan suka atau tidak suka ini banyak ditentukan oleh keyakinan konsumen, namun belum tentu setiap konsumen yang memiliki keyakinan yang sama akan menunjukkan emosi yang sama pula. Hal ini 14

28 disebabkan karena masing-masing individu memliki situasi latar belakang yang berbeda. Perasaan yang mempengaruhi hasil evaluasi atribut produk ini dapat juga mempengaruhi keyakinan konsumen bahkan bisa merubah keyakinannya (Erna, 2008). 3. Komponen Konatif Konatif adalah komponen ketiga dari sikap yang menggambarkan kecenderungan seseorang untuk melakukan tindakan tertentu yang berkaitan dengan objek sikap (produk atau merek tertentu). Konatif juga bisa meliputi perilaku yang sesungguhnya terjadi. Komponen konatif dalam riset konsumen biasanya mengungkapkan keinginan membeli dari seorang konsumen (Sumarwan, 2004). I. PREFERENSI KONSUMEN Preferensi konsumen adalah nilai-nilai bagi konsumen yang diperhatikan dalam menentukan sebuah pilihan. Dalam kaitan dengan preferensi ini, maka konsumen akan menggunakan harapannya sebagai standar atau acuan. Dengan demikian, harapan pelangganlah yang melatarbelakangi mengapa dua organisasi pada bisnis yang sama dapat dinilai berbeda oleh pelanggannya. Dalam konteks preferensi konsumen, umumnya harapan merupakan perkiraan atau keyakinan pelanggan tentang apa yang akan diterimanya. Sesuai dengan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya pengertian preferensi konsumen mencakup penilaian atau keinginan terbaik dari konsumen. Preferensi konsumen menentukan pilihan konsumen jika konsumen dihadapkan pada banyak ragam pilihan produk yang sejenis. Suatu proses pembelian tidak sesederhana yang terlihat. Masyarakat tidak begitu saja pergi ke toko dan membeli sebuah produk maupun jasa yang mereka inginkan. Sebelum memutuskan untuk membeli atau menggunakan suatu produk dan jasa, konsumen mengalami proses pengambilan keputusan yang tidak sederhana (Jefkins, 1993). Assael (1992) membagi proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh konsumen menjadi lima tahap yaitu pengenalan kebutuhan, pengolahan informasi, 15

29 penilaian merek-merek yang ada, pembelian dan yang terakhir adalah penilaian setelah melakukan pembelian. Proses pengambilan keputusan yang dilakukan konsumen dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu pengaruh konsumen sebagai individu, pengaruh lingkungan dan strategi pemasaran terhadap produk atau jasa yang dilakukan oleh pihak perusahaan. Pengaruh konsumen sebagai individu dalam pengambilan keputusan meliputi kebutuhan konsumen, persepsi konsumen terhadap karakteristik pada produk atau jasa, faktor demografi, gaya hidup dan karakteristik pribadi konsumen, pengaruh lingkungan meliputi kebudayaan (norma sosial, norma agama dan kelompok etnik), kelas sosial dan kekerabatan. Strategi pemasaran yang mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen adalah bauran pemasaran produk atau jasa yang dievaluasi oleh konsumen (Assael, 1992) Menurut Schiffman dan Kanuk (2000) keputusan adalah seleksi dari dua pilihan alternatif atau lebih. Jadi keputusan adalah memilih satu atau dua alternatif atau lebih untuk menyeleksi tindakan yang ada. J. LANDASAN TEORI 1. Pengambilan Sampel Pengambilan sampel (sampling) merupakan suatu cara pengumpulan data yang bersifat tidak menyeluruh, artinya tidak mencakup seluruh obyek penelitian tetapi hanya sebagian populasi saja yang diambil dari populasi tersebut (Singarimbun dan Effendi, 1989) Pemilihan responden dalam penelitian ini, dilakukan secara nonprobabilitas. Dengan cara ini, maka semua elemen populasi belum tentu memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi responden. Cara ini menurut Umar (2003) juga sering disebut sebagai pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan, karena dalam pelaksanaannya digunakan pertimbangan tertentu. Teknik pengambilan sampel atau biasa disebut sampling yang digunakan adalah cara keputusan (purposive sampling) yaitu suatu teknik pengambilan sampel di mana elemen populasi dipilih secara sengaja dengan kriteria-kriteria sampel yang telah ditentukan sebelumnya dalam rangka memperoleh informasi yang tepat. 16

30 Secara umum, besarnya konsumen dari suatu merek produk jarang diketahui dengan pasti. Oleh karenanya maka dalam penelitian ini digunakan sampel. Sampel menurut Sugiarto (2003) adalah sebagian dari populasi yang ingin diteliti, yang ciri-ciri dan keberadaannya diharapkan mampu mewakili atau menggambarkan ciri-ciri dan keberadaan populasi yang sebenarnya. 2. Pengujian Kuesioner Pada penelitian ini kuesioner diuji terlebih dahulu melalui pre test untuk memperoleh nilai validitas dan reliabilitas. Dengan cara ini akan dapat diketahui apakah pertanyaan tertentu perlu dihilangkan atau ditambah, apakah responden dapat mengerti arti pertanyaan tersebut, apakah urutan pertanyaan perlu diubah, apakah pertanyaan yang sensitif dapat diperhalus dengan mengubah bahasa dan berapa lama waktu yang diperlukan dalam survei. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir, menggunakan rumus Pearson Product Moment, yaitu: Keterangan : ρ = koefisien korelasi X i = jumlah skor item Y i = jumlah skor total n = jumlah sampel Uji reliabilitas bertujuan mengetahui kekonsistenan, keterandalan dan kestabilan alat ukur di dalam mengukur gejala yang sama (Umar, 2003). Pengukuran dilakukan dengan uji reliabilitas teknik Alpha Cronbach, yaitu dengan menggunakan koefisien alpha ( ) dari Cronbach. Nilai koefisien alpha ( ) dari Cronbach dari variabel yang diujikan diperoleh dengan menggunakan program SPSS. Kriteria indeks reliabilitas yang digunakan adalah sebagai berikut: 17

31 Tabel 1. Kriteria indeks reliabilitas No Interval Kriteria 1 0,200 Sangat rendah 2 0,200 0,399 Rendah 3 0,400 0,599 Sedang 4 0,600 0,799 Tinggi 5 0,800 1,000 Sangat Tinggi Sumber: Arikunto (1992) 3. Model Sikap Multiatribut Fishbein Teori-teori sikap mengemukakan bahwa sikap konsumen terhadap suatu produk akan mempengaruhi perilaku atau tindakan konsumen terhadap produk tersebut. Para pemasar berkepentingan untuk mengetahui sikap konsumen terhadap produk yang dipasarkannya, dan kemudian merumuskan strategi untuk mempengaruhi sikap konsumen tersebut. Riset pasar atau riset konsumen merupakan salah satu kegiatan penting untuk mengetahui sikap konsumen terhadap suatu produk (Sumarwan, 2004). Pengukuran sikap yang paling populer digunakan oleh para peneliti konsumen adalah Model Multi Atribut Sikap dari Fishbein, yang terdiri atas tiga model: model sikap terhadap objek, model sikap terhadap perilaku, dan teori tindakan yang beralasan (Sumarwan, 2004). Model sikap multiatribut Fishbein digunakan untuk mengidentifikasi bagaimana konsumen merangkai kepercayaan (belief) mereka terhadap atribut suatu produk, sehingga membentuk sikap (attitude) tentang berbagai objek. Apabila konsumen memiliki sikap yang mendukung terhadap suatu merek, maka merek tersebut yang akan dipilih dan dibeli. Model ini mempunyai asusmi bahwa konsumen menggunakan pendekatan standar hirarki efek dimana kepercayaan dapat membentuk suatu sikap (Mowen, 1993). Banyak penelitian di bidang pemasaran telah memfokuskan pada pengembangan model untuk memprediksikan sikap yang dihasilkan oleh proses integrasi dari salient belief dan attitude konsumen. Model ini disebut model sikap multiatribut dikarenakan model ini menitikberatkan pada kepercayaan konsumen terhadap beberapa produk atau atribut suatu merek. Dalam hal ini, model yang 18

32 ditemukan oleh Martin Fishbein menjadi model yang sangat berpengaruh di dalam pemasaran (Olson, 2005). Model Fishbein diekspresikan sebagai berikut: A o = b i e i Dimana: Ao = sikap terhadap objek b i e i = kekuatan kepercayaan bahwa objek memiliki atribut I = evaluasi mengenai atribut ke-i 1. Atribut Atribut merupakan karakteristik dari objek sikap (A O ). Salient belief adalah kepercayaan konsumen bahwa produk memiliki berbagai atribut, sering juga disebut sebagai attribute-object beliefs. Para peneliti sikap harus mengidentifikasi berbagai atribut yang akan dipertimbangkan konsumen ketika mengevaluasi suatu objek sikap (A 0 suatu produk) (Sumarwan, 2004). Atribut produk dikemukakan oleh Tjiptono (1997) sebagai unsur-unsur produk yang dianggap penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. Menurut Engel et al. (1994), atribut produk merupakan karakteristik suatu produk yang berfungsi sebagai atribut evaluatif selama pengambilan keputusan. Penilaian terhadap atribut produk menggambarkan sikap konsumen terhadap produk tersebut. Selain itu, dapat mencerminkan perilaku konsumen dalam membelanjakan dan mengkonsumsi produk tertentu. 2. Kepercayaan (Belief) Kepercayaan adalah kekuatan kepercayaan bahwa suatu produk memiliki atribut tertentu. Konsumen akan mengungkapkan kepercayaan terhadap berbagai atribut yang dimiliki suatu merek dan produk yang dievaluasinya, langkah ini digambarkan oleh (b i ) yang mengukur kepercayaan konsumen terhadap atribut yang dimiliki oleh masing-masing merek. Kepercayaan tersebut sering disebut sebagai object-attribute linkages, yaitu kepercayaan konsumen tentang kemungkinan adanya hubungan antara sebuah objek dengan atributnya yang relevan (Sumarwan, 2004). 19

33 3. Evaluasi Atribut Evaluasi atribut merupakan evaluasi baik atau buruknya suatu atribut (evaluation of the goodness or badness of attribute-i atau importance weigh, yaitu menggambarkan pentingnya suatu atribut bagi konsumen. Konsumen akan mengidentifikasi atribut-atribut atau karakteristik yang dimiliki oleh objek yang akan dievaluasi. Konsumen akan menganggap atribut produk memiliki tingkat kepentingan yang berbeda. Kemudian konsumen akan mengevaluasi kepentingan atribut tersebut. Komponen e i mengukur evaluasi kepentingan atribut-atribut yang dimiliki oleh objek tersebut. Konsumen belum memperhatikan merek dari suatu produk ketika mengevaluasi tingkat kepentingan tersebut (Sumarwan, 2004). 20

34 III. METODOLOGI PENELITIAN A. KERANGKA PEMIKIRAN Teori Penelitian Terdahulu Analisis Pendapat Responden menggunakan Multi Atribut Fishbein Atribut-atribut Produk Yang Dipertimbangkan Responden Sikap Responden Terhadap Atribut Produk Sabun Mandi Kesehatan Transparan Gambar 3. Kerangka Pemikiran B. DESAIN PENELITIAN Tipe desain dalam penelitian ini adalah riset deskriptif sesuai dengan tujuan penelitian untuk mengidentifikasi atribut yang mempengaruhi responden dan menganalisis pendapat responden terhadap atribut produk sabun mandi kesehatan transparan merek Madu Mutiara menggunakan analisis sikap multiatribut Fishbein. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, penelitian dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Menurut Singarimbun dan Effendi (1989) penelitian dengan metode survei dapat digambarkan sebagai suatu proses untuk mentransformasikan lima komponen informasi ilmiah dengan menggunakan enam kontrol metodologis. 21

35 Komponen-komponen informasi ilmiah yaitu (1) teori, (2) hipotesa, (3) observasi, (4) generalisasi empiris dan (5) penerimaan atau penolakan hipotesa. C. TAHAPAN PELAKSANAAN Penelitian ini dimulai dengan penetapan judul dan tujuan penelitian, studi pustaka, identifikasi atribut, penyusunan kuesioner, uji validitas dan realibilitas kuesioner, survei terhadap responden, analisis data dan penarikan kesimpulan. Tahapan pelaksanan dari penelitian ini dapat dilihat pada diagram alir dibawah ini. Penentuan Judul dan Tujuan Penelitian Studi Pustaka Identifikasi Atribut Penyusunan Kuesioner Valid Uji Validitas Dan Realibilitas Survei Terhadap Responden Tidak Valid Analisis Data Kesimpulan Gambar 4. Tahapan Pelaksanaan 1. Penentuan Judul dan Tujuan Penelitian Penentuan judul dan tujuan penelitian merupakan landasan utama dan acuan yang akan dijadikan pedoman selama dilakukannya penelitian. Judul yang dipilih dalam penelitian ini adalah Analisis Pendapat Responden (30 Mahasiswa Teknologi Industri Pertanian FATETA, IPB) Terhadap Atribut Produk Sabun 22

36 Mandi Kesehatan Transparan Merek Madu Mutiara dikarenakan sabun transparan yang tersedia di pasaran saat ini cukup banyak ragam dan jenisnya dan pertumbuhan industri sabun transparan tumbuh subur di Indonesia. Sebagai sabun mandi kesehatan dengan berbagai kelebihan dibandingkan dengan sabun opaque sabun transparan memiliki peluang yang cukup besar di pasar. Oleh karena itu, pemasar harus dapat terus mengembangkan strategi pemasaran yang tepat supaya dapat bersaing dengan perusahaan lain dan merebut pangsa pasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi berbagai atribut produk sabun transparan yang dapat mempengaruhi responden dan menganalisis sikap responden terhadap produk sabun Madu Mutiara menggunakan analisis sikap multiatribut Fishbein. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini harus selalu diingat dan digunakan sebagai pedoman dalam melakukan penelitian. 2. Studi Pustaka Studi pustaka dilakukan untuk memperoleh teori-teori dan hasil penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan judul dan tujuan penelitian. Pada penelitian ini studi pustaka dilakukan dengan membaca dan mengumpulkan literatur di perpustakaan Institut Pertanian Bogor, perpustakaan Departemen Teknologi Industri Pertanian, PT. Adev Prima Mandiri, PT. Madu Mutiara Tugu Ibu, perpustakaan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia serta melalui internet. Teori-teori serta hasil penelitian yang sebelumnya yang ada kemudian dikaitkan dengan data empiris yang diperoleh di lapangan. 3. Identifikasi Atribut Atribut produk sabun mandi adalah ciri-ciri yang melekat dari produk inti dan faktor-faktor pendukung yang berkaitan dengan produk sabun mandi. Berdasarkan kepada penelitian sebelumnya mengenai sikap konsumen terhadap atribut sabun mandi yang dilakukan oleh Izhar (2002) dan juga atribut sabun transparan yang terdapat pada buku yang ditulis oleh Hambali (2006), maka peneliti menentukan atribut-atribut yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Daya Bersih : kemampuan untuk membersihkan badan dari kotoran yang melekat pada kulit. 23

37 b. Aroma : keawetan dari keharuman aroma yang dimiliki oleh suatu sabun mandi. c. Warna : jenis warna yang dimiliki oleh produk sabun mandi. d. Label : bagian dari produk yang membawa informasi verbal tentang produk. e. Harga : jumlah yang harus dikeluarkan oleh konsumen untuk mendapatkan Sabun Transparan. f. Kemasan : bentuk tempat yang berfungsi untuk melindungi produk, memperindah produk, membuat lebih praktis, lebih ekonomis yang dimiliki oleh sabun mandi. g. Merek : nama, istilah inisial atau kombinasi unsur-unsur tersebut yang dirancang untuk mengidentifikasi produk sabun mandi. h. Iklan : salah satu jenis promosi dengan menggunakan media. i. Kesehatan : bagian dari produk berkaitan dengan kandungan vitamin dan gizi yang baik untuk kesehatan. j. Prestige : rasa bangga konsumen dalam mengkonsumsi sabun mandi. 4. Pemilihan Responden Responden yang diambil berasal dari mahasiswa Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Hal ini didasari pertimbangan-pertimbangan oleh peneliti, yaitu sampel memiliki tingkat pendidikan yang cukup serta memiliki kesadaran yang tinggi terhadap kesehatan. Sampel yang diambil berusia minimal 15 tahun, karena menurut Stanton (1996), pada usia tersebut seseorang umumnya lebih eksperimental (cenderung mencoba atau berganti-ganti merek produk), lebih sadar akan penampilan dan mode, lebih aktif dalam mengejar kenikmatan (hura-hura atau sekedar kumpul-kumpul dengan teman-teman) dan lebih sensitip pada status sosial. Dikarenakan jumlah mahasiswa Teknologi Industri Pertanian yang menggunakan sabun mandi kesehatan transparan tidak dapat diketahui secara pasti, maka dalam penelitian ini ditetapkan jumlah responden sebanyak 30 orang. Menurut Singarimbun (1989) jumlah yang diambil ini sesuai dengan jumlah sampel minimum yang diperlukan untuk melakukan sebuah penelitian. 24

38 5. Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan survei menggunakan daftar pertanyaan yang telah disusun guna mendapatkan informasi yang dibutuhkan (kuesioner) terhadap responden dengan memberikan sabun Madu Mutiara sebagai sampel dari sabun mandi kesehatan transparan untuk diujikan. Seluruh jawaban responden yang terkumpul adalah jawaban yang telah diberikan nilai skornya untuk setiap item jawaban. Dalam rangka memperoleh data yang sesuai dalam keperluan penelitian ini, serta agar data kualitatif dapat dikuantitatifkan maka peneliti menggunakan skala dengan lima angka dimana responden diminta memberikan penilaian terhadap atribut-atribut produk sabun mandi kesehatan transparan pada kuesioner. 6. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Uji validitas dilakukan dengan menggunakan menggunakan Bivariate Correlations pada program SPSS, tiap atribut dikorelasikan dengan kedua variabel penelitian nilai sehingga menghasilkan nilai Pearson Correlation. Setelah semua butir-butir pernyataan dalam suatu variabel dinyatakan valid, maka selanjutnya dilakukan uji reliabilitas dengan mencari nilai Alpha Cronbach juga dengan menggunakan program SPSS. 7. Metode Analisis Data Data yang diperoleh dari hasil pengisian kuesioner akan dianalisis menggunakan model sikap multiatribut Fishbein dan metode analisis deskriptif. Pengujian statistik dilakukan menggunakan bantuan program Microsoft Excel dan SPSS. Statistik digunakan untuk mengetahui apakah pengukuran yang kita dilakukan dapat diandalkan. 1. Model Sikap Multiatribut Fishbein Model ini berguna untuk mengetahui sikap konsumen terhadap atribut yang dimiliki produk. Adapun tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut: a. Responden diminta untuk mengevaluasi tingkat kepentingan masing-masing atribut sabun mandi kesehatan transparan dengan skor -2, -1, 0, +1, +2. Dari pernyataan sangat tidak penting, tidak penting, netral, penting, sangat penting. 25

39 b. Responden diminta merespon atau menanggapi kepercayaan terhadap atribut produk sabun mandi kesehatan transparan yang ada pada kuesioner dengan skor -2, -1, 0, +1, +2. Dari pernyataan, sangat tidak baik, tidak baik, netral, baik, sangat baik. c. Apabila skor kepercayaan dan skor evaluasinya sudah didapat, maka untuk mengetahui sikap responden secara keseluruhan adalah dengan cara mengalikan kedua skor tersebut secara berturut-turut kemudian dijumlahkan. Rumus multi-atribut adalah: Ao = b i e i ; i = 1 to n; dimana : A 0 = Sikap terhadap obyek b i e i n = Kekuatan kepercayaan bahwa obyek memiliki atribut i = Evaluasi mengenai atribut i = Jumlah atribut Responden dikatakan mempunyai sikap yang positif terhadap produk adalah jika nilai A 0 = positif (+), begitu juga sebaliknya jika nilai A 0 = negatif (-) maka sikap responden terhadap produk adalah negatif. Setelah mengetahui nilai sikap responden maka selanjutnya akan dihitung skor maksimum untuk nilai sikap responden untuk mengetahui posisi sikap responden sabun madu transparan berada pada skala penilaian yang mana. 2. Analisis Deskriptif (descriptive analysis) Peneliti melakukan analisis deskriptif dengan menggunakan bantuan program Excel dan SPSS, yang terdiri dari: Frequencies; digunakan untuk menampilkan dan mendeskripsikan data atas satu variabel. Descriptives; digunakan untuk menampilkan besaran statistik yang akan dideskriptifkan pada sebuah variabel. Crosstab; digunakan untuk menampilkan keterkaitan antar variabel dalam bentuk tabulasi silang. Menurut Indriantoro (2002), statistik deskriptif dalam penelitian pada dasarnya merupakan proses transformasi data penelitian dalam tabulasi sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan. Tabulasi menyajikan ringkasan, pengaturan, dan penyusunan data dalam bentuk tabel numerik dan grafik. 26

40 Deskriptif atau penggambaran sekumpulan data secara visual dapat dilakukan dengan 2 (dua) bagian, yaitu: Deskripsi dalam bentuk tulisan atau teks; terdiri atas bagian-bagian penting yang menggambarkan isi data secara keseluruhan, seperti rata-rata, standar deviasi, varians dan sebagainya. Deskripsi dalam bentuk gambar atau grafik; grafik sebuah data biasanya disajikan untuk melengkapi deskripsi berupa teks, agar data tampak lebih impresif dan komunikatif dengan para penggunanya. 27

41 IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSI PRODUK Sabun Madu Mutiara termasuk dalam golongan sabun mandi transparan berkhasiat atau bisa disebut juga sebagai sabun mandi transparan untuk kesehatan. Kelebihan dari jenis sabun mandi kesehatan adalah bahan tambahan yang memiliki manfaat atau kegunaan yang baik bagi kesehatan. Bahan tambahan yang digunakan pada sabun Madu Mutiara adalah minyak zaitun dan madu. Kedua bahan ini telah lama dikenal oleh masyarakat dan terbukti sangat baik untuk kesehatan. Selain kedua bahan tambahan tersebut, bahan baku yang digunakan pada sabun mandi kesehatan transparan merek Madu Mutiara seperti yang tertera pada kemasan adalah minyak kelapa, stearic acid, sodium hydroxide, glyserol, propylene glycol, air terdestilasi, succrosa dan fragrance (pewangi). Warna yang dominan terdapat pada kemasan produk sabun Madu Mutiara adalah warna kuning, merah, dan putih. Warna transparan dari sabun Madu Mutiara seperti yang terlihat pada gambar 5 adalah kekuning-kuningan. Ini mungkin disesuaikan dengan warna madu yang kuning. Pada bagian permukaan sabun tercetak tulisan SABUN MADU Mutiara, LPPM-IPB. Informasi yang terdapat pada kemasan adalah merek dari produk itu sendiri, keterangan bahan baku, nama perusahaan yang memproduksi, berat bersih produk, slogan dari produk, gambar lebah yang merupakan logo dari perusahaan, serta logo Institut Pertanian Bogor (dikarenakan produk ini diproduksi dibawah binaan LPPM-IPB). Madu merupakan bahan alami berkhasiat yang sangat baik untuk kesehatan. Sejak dahulu madu sudah banyak digunakan oleh para ahli kedokteran untuk menyembuhkan beberapa penyakit. Penyakit-penyakit yang berhasil disembuhkan antara lain : luka (pasca pembedahan), penyakit saluran pernapasan bagian atas, flu, penyakit paru (TBC pulmonary), penyakit jantung, penyakit perut dan usus, penyakit hati, penyakit syaraf dan penyakit kulit. Penggunaan madu sebagai bahan tambahan pada sabun dapat menjaga kelembutan kulit, mencegah 28

42 dan mengobati penyakit kulit, memperhalus kulit, dan membunuh bakteri yang menempel serta mencegah bau badan. Gambar 5. Produk Sabun Madu Mutiara Dan Kemasannya B. PENGUJIAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS Uji Validitas dilakukan untuk megukur kesahihan kuesioner sebagai alat ukur penelitian, sedangkan uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui konsistensi isi kuesioner. Kedua uji ini dilakukan untuk menguji pertanyaan yang menyangkut atribut-atribut produk yang merupakan dasar dari penelitian mengenai sabun transparan ini. Sebelum penelitian dilakukan, kuesioner disebarkan kepada responden untuk menguji validitas dan reliabilitasnya. Pertanyaan yang diuji dikelompokkan menjadi dua variabel, yaitu variabel tingkat kepercayaan dan variabel evaluasi. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan menggunakan Bivariate Correlations pada program SPSS, tiap atribut dikorelasikan dengan kedua variabel penelitian nilai sehingga menghasilkan nilai Pearson Correlation. Nilai Pearson Correlation dari setiap butir pertanyaan adalah positip dan mempunyai tanda bintang semua (bintang dua : signifikan pada 0,01 dan bintang satu : signifikan pada 0,05), artinya bahwa setiap butir pertanyaan tersebut mempunyai korelasi yang signifikan terhadap pembentukan nilai suatu variabel atau dengan kata lain setiap butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid (sahih). Dengan menetapkan tingkat kepercayaan sebesar 95% pada penelitian ini maka seluruh butir pertanyaan dapat digunakan. Nilai Pearson Correlation dari setiap butir pertanyaan adalah sebagai berikut: 29

43 Tabel 2. Nilai Pearson Correlation Atribut Variabel Evaluasi Variabel Kepercayaan Daya bersih 0,461* 0,531** Aroma 0,428* 0,535** Warna 0,640** 0,439* Label 0,749** 0,794** Harga 0,624** 0,731** Kemasan 0,489** 0,898** Merek 0,526** 0,855** Iklan 0,377* 0,840** Kesehatan 0,437* 0,453* Prestige 0,544** 0,664** Keterangan: ** : signifikan pada 0,01 * : signifikan pada 0,05 Setelah semua butir-butir pernyataan dalam suatu variabel dinyatakan valid, maka selanjutnya dilakukan uji reliabilitas dengan mencari nilai Alpha Cronbach. Perhitungan nilai Alpha (koefisien reliabilitas) masing-masing variabel dapat dilihat pada Lampiran 7. Nilai yang dihasilkan oleh pengolahan SPSS dari data yang ada yaitu sebesar 0,725 untuk variabel evaluasi (ei) dan 0,766 untuk variabel keyakinan (bi). Menurut kriteria indeks reliabilitas Arikunto (1992) pada Tabel 1, nilai Alpha Cronbach tersebut termasuk dalam kriteria reliabilitas yang tinggi karena berada di rentang 0,60 0,799 (tinggi). Berdasarkan hasil uji validitas dan uji reliabilitas maka dapat diketahui kuesioner yang diujikan kepada responden adalah valid dan dapat diandalkan sehingga dapat digunakan lebih lanjut untuk penelitian yang akan dijalankan. C. PROFIL RESPONDEN Di bawah ini akan disajikan profil responden yang didapat dari hasil penyebaran kuesioner. Profil responden ini diantaranya adalah jenis kelamin, pendapatan, pernah atau tidaknya menggunakan sabun mandi kesehatan transparan, serta alasan tidak pernah menggunakan sabun mandi kesehatan transparan. 30

44 Tabel 3. Jenis Kelamin Responden Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Laki-Laki 10 33,3 33,3 33,3 Perempuan 20 66,7 66,7 100,0 Total ,0 100,0 Hasil survei yang dilakukan menunjukkan bahwa diantara 30 orang responden, 10 orang (33,3%) diantaranya adalah laki-laki dan 20 orang (66,7%) adalah perempuan. Tabel 4. Pendapatan Atau Uang Saku Responden Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid <Rp ,7 16,7 16,7 Rp Rp ,7 56,7 73,3 Rp Rp ,0 20,0 93,3 Rp Rp ,7 6,7 100,0 Total ,0 100,0 Berdasarkan tabel di atas dapat kita lihat bahwa 5 orang (16,7%) dari total responden memiliki pendapatan atau uang saku kurang dari Rp , 17 orang (56,7%) memiliki pendapatan atau uang saku sekitar Rp Rp , 6 orang (20%) memiliki pendapatan atau uang saku sekitar Rp Rp dan 2 orang (6,7%) memiliki pendapatan atau uang saku sebesar Rp Tabel 5. Pernah Menggunakan Sabun Mandi Kesehatan Transparan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid pernah 18 60,0 60,0 60,0 tidak pernah 12 40,0 40,0 100,0 Total ,0 100,0 31

45 Dari hasil survei terhadap 30 orang responden diketahui bahwa 18 orang (60%) pernah menggunakan sabun transparan sedangkan 12 orang lainnya (40%) tidak pernah menggunakan sabun mandi kesehatan transparan. Hasil survei responden yang terdapat pada bagian kedua dari kuesioner diolah untuk mendapatkan gambaran mengenai preferensi konsumen terhadap produk sabun mandi kesehatan transparan. Preferensi konsumen ini diantaranya adalah sumber informasi yang membuat responden mengenali dan menyukai produk sabun mandi kesehatan transparan, bentuk promosi yang menarik bagi responden, manfaat yang diperoleh ketika menggunakan produk sabun mandi kesehatan transparan dan lokasi dimana responden berharap dapat membeli sabun mandi kesehatan transparan Pernah 12 Tidak Pernah Gambar 6. Pernah Menggunakan Produk Sabun Mandi Kesehatan Transparan Berdasarkan tabel keterkaitan antara variabel pendapatan, variabel pernah menggunakan, dan variabel jenis kelamin yang terdapat pada lampiran 5 dapat diketahui bahwa dari 10 orang responden laki-laki, 6 orang (60%) diantaranya mengaku pernah menggunakan sabun mandi kesehatan transparan. Sama halnya dengan responden laki-laki, 60% dari responden perempuan atau sejumlah 12 orang mengaku pernah menggunakan sabun mandi kesehatan transparan. Hal ini menunjukkan bahwa baik responden laki-laki maupun responden perempuan yang pernah mencoba untuk menggunakan sabun mandi kesehatan transparan lebih banyak dibandingkan dengan responden yang tidak pernah menggunakan. Dengan jumlah proporsi yang sama yaitu 60% dari masing-masing kelompok responden laki-laki dan perempuan maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara konsumen laki-laki dan konsumen perempuan yang menggunakan produk sabun mandi kesehatan transparan. 32

46 Jika dilihat berdasarkan tingkat pendapatan atau uang saku dari responden, dapat dilihat bahwa kelompok responden laki-laki dan perempuan dengan pendapatan atau uang saku dibawah Rp memiliki jumlah responden yang paling sedikit yaitu sebesar 16,7% dari total responden yang pernah menggunakan baik laki-laki maupun perempuan pada kelompok ini. Dan diketahui pula bahwa 50% dari responden laki-laki yang pernah menggunakan dan 50% dari responden perempuan yang pernah menggunakan memiliki pendapatan atau uang saku pada rentang Rp Rp Hal ini menunjukkan bahwa sabun mandi transparan lebih banyak digunakan oleh konsumen dengan kelas ekonomi sedang/menengah keatas. D. PREFERENSI RESPONDEN Menurut hasil penelitian, alasan dari sebagian besar responden yang tidak pernah menggunakan produk sabun Madu Mutiara atau produk sejenisnya disebabkan karena kurangnya informasi yang mereka peroleh mengenai produk tersebut. Sedangkan alasan yang paling sedikit dipilih oleh responden adalah karena harganya yang mahal. Alasan dari 12 orang responden yang tidak pernah menggunakan sabun transparan menurut hasil survei adalah sebagai berikut. Kurangnya informasi yang diperoleh mengenai produk sabun transparan bagi 6 orang (50%) merupakan alasan utama mengapa mereka tidak pernah menggunakan produk ini. Selain itu 4 orang (33,33%) dari total responden yang tidak pernah menggunakan sabun transparan memilih lebih menyukai sabun jenis lain Harga Mahal Tidak Praktis Lebih Menyukai Sabun Lain 4 6 Kurangnya Informasi Gambar 7. Alasan Tidak Pernah Menggunakan Sabun Mandi Kesehatan Transparan 33

47 Kurangnya informasi yang diberikan kepada konsumen mengenai produk sabun transparan sangat berpengaruh terhadap keputusan pembelian bagi konsumen. Dengan kurangnya informasi yang diperoleh konsumen maka keunggulan produk tidak dapat tersampaikan dengan baik ke pasar. Sebagai produk premium yang ditujukan kepada nieche market atau ceruk pasar, produk sabun Madu Mutiara harus dapat menunjukkan segala ciri-ciri yang membedakan produk tersebut dari produk sabun mandi biasa. Produk sabun Madu Mutiara yang merupakan sabun mandi kesehatan transparan berbeda dengan produk sabun mandi biasa yang terdapat di pasaran. Dengan kurangnya promosi sebagai bentuk penyampaian informasi kepada konsumen maka segala kelebihan yang dimiliki oleh produk sabun Madu Mutiara tidak dapat tersampaikan. Hal ini tentu saja sangat berpengaruh terhadap kegiatan pemasaran produk tersebut Gambar 8. Sumber Informasi Yang Diharapkan Melalui gambar di atas dapat kita lihat bahwa sumber informasi yang paling diharapkan oleh responden adalah teman atau keluarga yang dipilih oleh 12 orang (40%) dari total responden. Sumber informasi lain yang juga menarik bagi responden adalah event tertentu yang dipilih oleh 9 orang (30%). Selain itu 5 orang responden (16,66%) memilih iklan televisi, 3 orang (10%) memilih iklan majalah dan 1 orang (3,33%) memilih leaflet atau brosur sebagai sumber informasi yang menarik. Data mengenai sumber informasi yang mempengaruhi konsumen sabun madu transparan dapat dilihat pada Lampiran 5. 34

48 Sumber informasi yang paling banyak dipilih oleh responden adalah teman atau keluarga. Ini berarti pengaruh teman dan keluarga sangat berpengaruh dalam memberikan informasi untuk menggunakan sabun madu transparan. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Izhar (2002) bahwa referensi dari keluarga menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap pemilihan sabun mandi dimana faktor keluarga merupakan faktor yang lebih dominan dalam menyampaikan informasi yang mempengaruhi keputusan pembelian produk sabun mandi bagi responden Potongan Harga Hadiah Langsung Promosi Pada Event Gambar 9. Jenis Promosi Yang Diharapkan Jenis promosi pada event-event tertentu terbukti efektif dalam menyampaikan keunggulan-keunggulan produk sabun transparan kepada konsumen. Ini ditunjukkan dengan banyaknya jumlah responden yang memilih promosi pada event sebagai bentuk promosi produk sabun transparan yang paling diminati. Jumlah responden yang memilih promosi pada event adalah sejumlah 15 orang (46,87%). Sedangkan 9 orang (28,12%) memilih hadiah langsung sebagai bentuk promosi yang menarik. Jenis promosi lain yang juga cukup menarik bagi 8 orang (25%) adalah potongan harga pada pembelian. Promosi pada event merupakan alat promosi yang termasuk dalam bauran promosi dengan jenis personal selling. Menurut Tjiptono (1997) personal selling adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan 35

49 mencoba dan membelinya. Metode ini mempunyai kelebihan antara lain operasinya lebih fleksibel karena penjual dapat mengamati reaksi pelanggan dan menyesuaikan pendekatannya, usaha yang sia-sia dapat diminimalkan Aroma Yang Wangi Menjaga Kesehatan Sebagai gift Pengobatan Gambar 10. Manfaat Yang Diharapkan Manfaat yang diharapkan oleh responden ketika menggunakan sabun Madu Mutiara berbeda-beda. Berdasarkan hasil survei, 16 orang responden (45,7%) menggunakan sabun madu transparan untuk menjaga kesehatan kulit mereka. 11 orang memilih untuk menggunakan sabun Madu Mutiara untuk memperoleh aroma yang wangi. Konsumen yang memperoleh manfaat sabun Madu Mutiara sebagai gift dan pajangan sebanyak 3 orang (8,57%) dan 2 orang lainnya menggunakan sabun ini untuk pengobatan Warung Mini Mart Super Market Apotek Gambar 11. Lokasi Penjualan Yang Diharapkan 36

50 Lokasi penjualan produk sabun Madu Mutiara yang paling banyak dipilih oleh responden adalah mini mart (16 orang atau 49% dari total responden). Lokasi penjualan produk sabun Madu Mutiara kedua yang paling banyak dipilih responden adalah super market (8 orang atau 24,5% dari total responden). Tempat penjualan ini dipilih oleh responden mungkin dikarenakan mereka merasa lebih nyaman untuk membeli kebutuhan sehari-hari mereka di mini mart dan super market. Selain itu banyaknya mini mart dan super market di daerah tempat mereka tinggal mungkin juga mempengaruhi pilihan responden untuk lokasi penjualan sabun Madu Mutiara. E. ANALISIS MULTIATRIBUT FISHBEIN Sebelum responden melakukan uji organoleptik yang melibatkan panca indera mereka terhadap produk sabun Madu Mutiara, responden terlebih dahulu diminta mengevaluasi tingkat kepentingan sepuluh buah atribut pada produk sabun Madu Mutiara yang disebut sebagai komponen evaluasi (e i ) pada model sikap multiatribut Fishbein. Setelah mengevaluasi tingkat kepentingan maka responden diminta menyatakan tingkat kepercayaan bahwa produk sabun Madu Mutiara memiliki atribut tersebut, yang disebut dengan komponen kepercayaan (b i ). Kedua komponen ini diperlihatkan oleh tabel 6 dan tabel 7. Setelah komponen evaluasi atribut (e i ) dan komponen kepercayaan atribut (b i ) diperoleh, maka selanjutnya akan dicari nilai sikap responden (A o ) dan nilai sikap responden maksimum (A o Max). Posisi nilai sikap responden terhadap nilai sikap responden maksimum akan menggambarkan posisi sikap responden terhadap produk sabun transparan. 37

51 1. Nilai Evaluasi Tabel 6. Nilai Evaluasi Responden (e i ) Atribut Skor Evaluasi Atribut Rata-rata (ei ) n= Daya Bersih ,70 Kesehatan ,60 Kemasan ,53 Aroma ,47 Iklan ,47 Harga ,37 Label ,27 Merek ,27 Warna Prestige ,87 Keterangan: -2: Sangat Tidak Penting -1: Tidak Penting 0: Netral 1: Penting 2: Sangat Penting Keseluruhan atribut-atribut yang dievaluasi tingkat kepentingannya pada kuesioner beserta peringkat berdasarkan nilai evaluasinya dapat dilihat pada gambar dibawah ini Gambar 12. Peringkat Atribut Berdasarkan Nilai Evaluasi 38

52 Berdasarkan hasil survei kepada responden, nilai komponen evaluasi (ei) dari seluruh atribut bernilai positif. Hasil ini menunjukkan bahwa responden merasa atribut-atribut produk sabun Madu Mutiara yang ditanyakan pada kuesioner adalah penting. Dari sepuluh atribut yang ditanyakan pada kuesioner, atribut daya bersih memiliki nilai evaluasi terbesar, ini berarti responden menganggap atribut daya bersih pada produk sabun Madu Mutiara merupakan atribut yang paling penting. Atribut yang juga dianggap sangat penting setelah daya bersih adalah kesehatan. Kesehatan merupakan atribut terbaik kedua pada sabun Madu Mutiara. Hal ini mungkin dikarenakan kesehatan yang merupakan ciri dari masyarakat yang berpendidikan memiliki pengaruh yang juga cukup besar bagi responden dalam memilih produk sabun Madu Mutiara. Atribut penting yang berada pada peringkat ketiga berdasarkan nilai komponen evaluasi adalah atribut kemasan. Hal ini mungkin disebabkan karena kemasan diyakini responden dapat memberi persepsi yang baik, selain itu kemasan juga dapat membuat mereka tertarik karena dapat memberikan informasi produk dan manfaat yang dapat mereka peroleh. Atribut aroma, iklan, harga, merek, label, warna dan prestige memiliki nilai evaluasi yang lebih kecil. Hal ini berarti responden lebih menganggap penting atribut daya bersih, kesehatan dan kemasan dibandingkan atribut-atribut tersebut. 2. Nilai Kepercayaan Dari tabel 7 di bawah dapat kita lihat bahwa nilai kepercayaan responden terhadap sepuluh atribut yang terdapat pada produk sabun Madu Mutiara semuanya bernilai positif. Ini menunjukkan bahwa atribut-atribut produk sabun Madu Mutiara tersebut memiliki nilai yang baik di mata responden. 39

53 Tabel 7. Nilai Kepercayaan Responden (b i ) Atribut Skor Kepercayaan Responden Rata-rata (bi ) n= Kesehatan ,27 daya bersih ,13 Aroma ,07 Warna ,07 Label ,77 Kemasan ,67 Harga ,63 Merek ,63 Prestige ,57 Iklan ,43 Keterangan: -2: Sangat Tidak Baik -1: Tidak Baik 0: Netral 1: Baik 2: Sangat Baik Gambar 13. Peringkat Atribut Berdasarkan Nilai Kepercayaan Atribut dengan nilai kepercayaan terbesar berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan adalah atribut kesehatan (b i = 1,27). Ini berarti responden sangat meyakini bahwa produk sabun Madu Mutiara memiliki atribut kesehatan yang baik. Sesuai dengan tag-line yang terdapat pada kemasan produk yaitu Sabun Untuk Kesehatan Kulit, kandungan madu, minyak zaitun dan bahan-bahan alami lain yang berguna untuk menjaga kelembaban kulit, memperhalus kulit dan mencegah penyakit kulit. 40

54 Responden juga meyakini bahwa sabun Madu Mutiara dapat membersihkan kulit mereka dengan baik. Ini terlihat dari nilai kepercayaan (b i ) terhadap atribut daya bersih produk sabun Madu Mutiara berada di posisi kedua dengan nilai kepercayaan (b i ) sebesar 1,13. Atribut warna dan aroma berada pada posisi yang sama dengan nilai kepercayaan (b i ) sebesar 1,07. Ini menunjukkan bahwa responden mempercayai bahwa produk sabun Madu Mutiara memiliki warna yang cukup menarik dan aroma yang cukup wangi. Responden juga merasa bahwa atribut label pada produk sabun Madu Mutiara cukup baik bagi mereka. Nilai kepercayaan responden terhadap atribut label sebesar 0,77 dan atribut ini berada di peringkat ke 5 dari seluruh atribut yang ada pada kuesioner. Atribut kemasan, merek, harga, prestige dan iklan merupakan atributatribut yang memiliki nilai kepercayaan yang lebih kecil dibandingkan atribut yang telah disebutkan di atas. Ini berarti tingkat kepercayaan responden terhadap atribut-atribut ini sangat kecil. Sebagai contoh atribut prestige atau kebanggaan pada produk sabun Madu Mutiara memiliki nilai kepercayaan kedua terkecil (b i = 0,57). Ini berarti responden meyakini bahwa mereka akan memperoleh sedikit perasaan bangga atau prestige dengan menggunakan sabun Madu Mutiara. Begitu juga dengan atribut iklan yang memiliki nilai kepercayaan terkecil (b i = 0,43) dibandingkan dengan atribut-atribut lainnya. Dengan nilai kepercayaan yang kecil berarti responden meyakini bahwa iklan sebagai salah satu bentuk promosi terhadap produk sabun Madu Mutiara yang dilakukan oleh perusahaan dinilai cukup baik. 41

55 3. Nilai Sikap Responden Tabel 8. Nilai Sikap Responden (Ao) Atribut Skor Evaluasi Atribut Skor Kepercayaan Nilai Sikap Responden (ei) (bi) (Ao) = bi ei kesehatan 1,60 1,27 2,03 daya bersih 1,70 1,13 1,92 aroma 1,47 1,07 1,57 warna 1,00 1,07 1,07 kemasan 1,53 0,67 1,03 label 1,27 0,77 0,98 harga 1,37 0,63 0,86 merek 1,27 0,63 0,80 iklan 1,47 0,43 0,63 prestige 0,87 0,57 0,50 bi ei 11,39 Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan analisis multiatribut Fishbein, sikap responden terhadap produk sabun Madu Mutiara adalah sebesar 11,39. Untuk mengetahui nilai sikap responden (A o ) 11,39 berada pada skala penilaian yang mana, maka dihitung terlebih dahulu nilai sikap responden maksimum yang diperoleh dengan cara memberikan nilai maksimum (+2) pada nilai keyakinan ideal untuk setiap atribut kemudian dikalikan dengan nilai evaluasi masing-masing atribut. Tabel 9. Nilai Sikap Responden Maksimum (Ao Maksimum) Atribut Kepercayaan Ideal Evaluasi Total (1) (2) (1) x (2) daya bersih 2 1,70 3,40 kesehatan 2 1,60 3,20 kemasan 2 1,53 3,06 aroma 2 1,47 2,94 iklan 2 1,47 2,94 harga 2 1,37 2,74 label 2 1,27 2,54 merek 2 1,27 2,54 warna 2 1,00 2,00 prestige 2 0,87 1,74 Jumlah 27,10 42

56 Oleh karena skor -2 adalah sangat tidak baik dan +2 adalah sangat baik, maka rentang nilai sikap minimum dan maksimum adalah -27,10 dan 27,10. Dalam rentang ini terdapat lima kategori yang akan menunjukkan kategori sangat tidak baik, tidak baik, netral, baik, dan sangat baik yang diwakilkan dengan skor - 2 hingga ,10-13, ,55 27,10 Gambar 14. Rentang Nilai Sikap Responden Berdasarkan skala di atas, dapat dilihat bahwa nilai sikap responden (A o ) sebesar 11,39 mendekati kategori baik. Peringkat sikap responden terhadap masing-masing atribut-atribut produk sabun mandi kesehatan berikut pembahasannya ditunjukkan melalui gambar dibawah ini Gambar 15. Peringkat Atribut Berdasarkan Nilai Sikap Responden Berdasarkan hasil analisis, nilai sikap responden (A o ) terbesar terdapat pada atribut kesehatan. Nilai A o sebesar 2,03 menunjukkan bahwa responden merasa kesehatan merupakan faktor yang sangat penting dalam memiliki sabun Madu Mutiara. Hal ini sesuai dengan fungsi yang ditawarkan oleh sabun Madu Mutiara yaitu sebagai sabun mandi transparan untuk kesehatan. 43

57 Sikap responden yang baik terhadap atribut kesehatan sudah didukung dengan keterangan yang terdapat pada kemasan sabun Madu Mutiara, responden dapat melihat adanya informasi yang menyatakan bahwa dengan menggunakan sabun Madu Mutiara dapat menjaga kelembutan kulit, mencegah dan mengobati penyakit kulit, memperhalus kulit, baik untuk mencuci muka, dan mampu membunuh bakteri yang menempel serta mencegah bau badan. Keteranganketerangan tersebut mendukung kualitas dari produk sabun Madu Mutiara sebagai sabun mandi kesehatan transparan sehingga lebih disukai oleh responden. Dikarenakan semakin tingginya tingkat pendidikan seseorang, maka kesadaran mereka terhadap pentingnya kesehatan pun akan semakin tinggi. Dalam beberapa tahun terakhir, kesadaran untuk memakai bahan natural seperti essential oil/minyak atsiri, ekstrak tanaman, dan bahan natural/herbal lain untuk meningkatkan kualitas kesehatan tubuh semakin meningkatkan tren akan bahan kosmetik dan toiletris alami/natural. Sabun herbal atau natural atau organik adalah sabun yang bahan dasarnya dibuat dari bahan alami tanpa deterjen sintetik, demikian pula dengan bahan aktifnya, juga dari bahan organik yaitu buah-buahan, dedaunan, bunga, akar, biji, minyak, yang berasal dari tumbuhan yang bermanfaat bagi kesehatan kulit. Berita mengenai pasta gigi, sabun, dan sampo merek terkenal yang ditarik dari peredaran meningkatkan kesadaran responden akan kesehatan perihal adanya produk yang mengandung bahan-bahan yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Hal ini memberikan peluang yang sangat baik terhadap produk sabun mandi kesehatan dengan kandungan alami seperti produk sabun Madu Mutiara. Konsumen yang dibidik perusahaan adalah konsumen yang memiliki kesadaran tinggi akan pentingnya arti kesehatan. Dengan mengetahui bahwa atribut kesehatan memiliki nilai sikap yang tinggi maka perusahaan harus benarbenar memfokuskan kepada atribut kesehatan produk sabun Madu Mutiara agar dapat mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar sabun transparan. Daya bersih dengan nilai 1,92 merupakan atribut kedua dengan nilai sikap responden terbesar. Ini menunjukkan bahwa daya bersih pada sabun Madu Mutiara juga merupakan atribut yang sangat penting dan merupakan faktor kedua 44

58 yang sangat mempengaruhi pertimbangan responden dalam memiliki sabun Madu Mutiara. Menurut Jongko (2009) daya bersih sebuah sabun diukur berdasarkan kemampuannya mengikat atau menghilangkan lemak dan kotoran pada kulit. Kemampuan ini sangat berhubungan dengan bahan baku yang digunakan dalam sabun tersebut, terutama jenis minyak yang digunakan. Tabel 10. Karakteristik Asam Lemak Jenis Asam Lemak Kepadatan / kekerasan Daya bersih (ikat lemak) Daya pelembut/ penghalus Busa buih Busa krim Laurat Ya Ya Ya Myristat Ya Ya Ya Palmitrat Ya Ya Stearat Ya Ya Ricinoleat Ya Ya Ya Oleat Ya Linoleat Ya Linolenat Ya Sumber: diolah dari Jongko (2009) Bahan baku utama dari produk sabun Madu Mutiara adalah minyak zaitun dan minyak kelapa. Menurut Hambali (2006), asam lemak yang terkandung dalam minyak zaitun adalah asam oleat atau omega 9 (79%), sedangkan asam lemak dominan yang terkandung dalam minyak kelapa adalah adalah asam laurat (44-53%). Dengan menggunakan kedua jenis minyak ini maka akan menghasilkan sabun dengan busa gelembung banyak sehingga memiliki daya bersih yang baik serta kemampuan untuk melembabkan kulit. Selain itu responden yang baik terhadap atribut daya bersih mungkin juga disebabkan karena selain dapat digunakan untuk sabun mandi, sabun Madu Mutiara juga sangat baik digunakan untuk membersihkan muka. Hal ini merupakan salah satu kelebihan jika dibandingkan dengan sabun mandi biasa, karena kebanyakan masyarakat cenderung menggunakan sabun mandi hanya untuk membersihkan tubuh saja. Tentunya dengan kandungan alami pada sabun Madu Mutiara, maka konsumen dapat merasa aman ketika menggunakan sabun 45

59 Madu Mutiara untuk membersihkan muka. Manfaat ini dapat menjadi nilai tambah bagi responden. Untuk atribut aroma, nilai sikap responden sebesar 1,57 menunjukkan bahwa sikap responden terhadap atribut aroma pada sabun Madu Mutiara juga memiliki nilai yang cukup baik. Hal ini menandakan bahwa responden merasa bahwa aroma merupakan faktor yang cukup mempengaruhi pertimbangan responden dalam memiliki sabun Madu Mutiara. Nilai sikap responden terhadap atribut aroma ini juga menandakan bahwa aroma produk sabun Madu Mutiara dinilai cukup wangi dan tahan lama. Meskipun aroma sabun Madu Mutiara tidak bermacam-macam dan hanya memiliki satu jenis aroma saja, tetapi sikap responden yang diperoleh cukup baik. Ini berarti untuk sebuah sabun mandi kesehatan transparan responden merasa bahwa aroma sabun Madu Mutiara sudah cukup baik. Atribut warna yang sebenarnya merupakan atribut yang cukup diunggulkan oleh produsen ternyata berada pada peringkat keempat dengan nilai sikap responden sebesar 1,07. Warna transparan pada sabun Madu Mutiara merupakan salah satu atribut yang membedakan sabun ini dengan sabun mandi batangan biasa yang terdapat di pasaran, maka dari itu produsen harus lebih meningkatkan kualitas dari atribut warna produk sabun Madu Mutiara. Kemasan produk juga harus diperhatikan karena memiliki keterkaitan langsung dengan atribut-atribut lainnya. Menurut Tjiptono (1997) pengemasan (packaging) merupakan proses yang berkaitan dengan perancangan dan pembuatan wadah (container) atau pembungkus (wrapper) untuk suatu produk. Tujuan penggunaan kemasan antara lain meliputi: 1. Sebagai pelindung isi (protection), misalnya dari kerusakan, kehilangan, berkurangnya kadar/isi, dan sebagainya. 2. Untuk memberikan kemudahan dalam penggunaan (operating), misalnya supaya tidak tumpah, sebagai alat pemegang, mudah menyemprotkannya, (seperti obat nyamuk, parfum), dan lain-lain. 3. Bermanfaat dalam pemakaian ulang (reuseable), misalnya untuk diisi kembali (refill) atau untuk wadah lain. 46

60 4. Memberikan daya tarik (promotion), yaitu aspek artistik, warna, bentuk, maupun desainnya. 5. Sebagai identitas (image) produk, misalnya berkesan kokoh/awet, lembut, dan mewah. 6. Distribusi (shipping), misalnya mudah disusun, dihitung dan ditangani. 7. Informasi (labelling), yaitu menyangkut isi, pemakaian, dan kualitas. 8. Sebagai cermin inovasi produk, berkaitan dengan kemajuan teknologi atau daur ulang. Pemberian kemasan pada suatu produk bisa memberikan tiga manfaat utama, yaitu manfaat komunikasi, manfaat fungsional, dan manfaat perseptual (Berkowitz et al. dalam Tjiptono, 1997). 1. Manfaat Komunikasi Manfaat utama kemasan adalah sebagai media pengungkapan informasi produk kepada konsumen. Informasi tersebut meliputi cara menggunakan produk, komposisi produk, dan informasi khusus (efek sampingan, frekuensi pemakaian yang optimal, dan sebagainya). Informasi lainnya berupa segel atau simbol bahwa produk tersebut halal dan telah lulus pengujian/disyahkan oleh instansi pemerintah yang berwenang. 2. Manfaat Fungsional Kemasan seringkali pula memastikan peranan fungsional yang penting, seperti memberikan kemudahan, perlindungan, dan penyimpanan. Contohnya pasta gigi Colgate mengubah kemasannya menjadi pump dispensers untuk memudahkan penggunaannya. 3. Manfaat Perseptual Kemasan juga bermanfaat dalam menanamkan persepsi tertentu dalam benak konsumen. Air mineral seperti Aqua diberi kemasan yang berwarna biru muda untuk memberikan persepsi bahwa produknya segar dan sehat. Kemasan yang baik adalah kemasan yang dapat memberikan sedikitnya satu dari tiga manfaat yang telah disebutkan di atas. Nilai sikap responden terhadap atribut kemasan produk sabun Madu Mutiara adalah 1,03 dan berada pada urutan kelima. Ini berarti atribut kemasan cukup memberikan pengaruh terhadap responden dalam memilih produk sabun Madu Mutiara. 47

61 Pemberian kemasan yang lebih baik pada produk sabun Madu Mutiara penting untuk diperhatikan oleh produsen karena selain memberikan manfaat fungsional seperti melindungi produk, kemasan tersebut juga dapat memberikan manfaat komunikasi sebagai media untuk menampilkan informasi mengenai kelebihan-kelebihan produk sabun Madu Mutiara sehingga dapat memberikan manfaat perseptual dengan mendukung produk sabun Madu Mutiara sebagai produk sabun mandi transparan kesehatan. Nilai sikap responden terhadap atribut label, harga, merek, iklan dan prestige pada produk sabun mandi transparan kesehatan merek Madu Mutiara juga menunjukkan sikap yang cukup baik. Akan tetapi atribut-atribut ini memiliki nilai sikap yang lebih kecil bila dibandingkan dengan atribut lainnya. Ini berarti atribut-atribut tersebut kurang penting dan hanya memiliki pengaruh yang sedikit terhadap keputusan responden dalam memiliki produk sabun Madu Mutiara. Karena alasan tersebut maka sikap responden terhadap atribut-atribut tersebut tidak dibahas lebih lanjut. Hasil dari analisis pendapat responden terhadap atribut produk sabun Madu Mutiara dan sikap responden yang terbentuk ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi para peneliti yang ingin meneliti lebih jauh mengenai sikap dan atribut produk sabun mandi kesehatan transparan. 48

62 V. KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Hasil analisis sikap multiatribut Fishbein mengidentifikasi atribut daya bersih, aroma, warna, label, harga, kemasan, merek, iklan, kesehatan, prestige pada produk sabun mandi kesehatan transparan merek Madu Mutiara sebagai faktor yang penting bagi responden dan memberikan pengaruh yang yang cukup besar terhadap pemilihan produk sabun mandi kesehatan transparan. Atribut kesehatan merupakan atribut dengan nilai sikap tertinggi, yang berarti responden menganggap bahwa kesehatan sebagai faktor yang paling penting dalam memilih sabun Madu Mutiara. Sedangkan atribut prestige mempunyai nilai sikap terendah, yang menandakan responden merasa bahwa prestige atau rasa bangga merupakan faktor yang paling kecil pengaruhnya dalam memilih produk sabun mandi kesehatan merek Madu Mutiara. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa responden memiliki total nilai sikap terhadap seluruh atribut produk sebesar 11,39 yang berarti sikap responden terhadap produk sabun mandi kesehatan transparan adalah cukup baik. Ini juga menunjukkan bahwa produk sabun mandi kesehatan transparan merek Madu Mutiara yang merupakan sabun mandi batangan masih cukup diminati oleh responden. B. SARAN Untuk penelitian lebih lanjut diperlukan produk sabun mandi kesehatan transparan lain sebagai produk pembanding dan responden yang berasal dari berbagai lapisan masyarakat sehingga mewakili target pasar produk sabun mandi kesehatan transparan. 49

63 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsini Prosedur Penelitian. PT Rineka Cipta, Jakarta. Assael, H Consumer Behaviour and Marketing Action. Di dalam Meivita, Amelia Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen Produk Air Minum Dalam Kemasan Di Bogor. Skripsi. TIN. Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor, Bogor. Berkowitz, E.N. et al Marketing. Di dalam Tjiptono, F Strategi Pemasaran. Andi Offset. Yogyakarta. Dolan, R.J Strategic Marketing Management. Di dalam Tjiptono, F Strategi Pemasaran. Andi Offset. Yogyakarta. Engel, J.F., R.D. Blackwell dan P.W. Miniard Perilaku Konsumen Di dalam Meivita, Amelia Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen Produk Air Minum Dalam Kemasan Di Bogor. Skripsi. TIN. Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor, Bogor. Ferrinadewi, Erna Merek dan Psikologi Konsumen. Edisi Pertama. Graha Ilmu, Yogyakarta. Hambali, Erliza Membuat Sabun Transparan. Cetakan 2. Penerbit Swadaya, Depok. Indriantoro, Nur, Bambang Supomo Metode Penelitian Bisnis: Untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi Pertama. BDFE, Yogyakarta. Izhar, Hence Analisis Sikap Konsumen Terhadap Atribut Sabun Mandi (Studi Pada Sabun Mandi Merek Lux dan Giv Di Kota Malang). [Doc], ( diakses tanggal 20 September 2008). Jain, S.C Marketing Planning and Strategy. Di dalam Tjiptono, F Strategi Pemasaran. Andi Offset. Yogyakarta. Jefkins, Frank Modern Marketing Handbook Third Edition. Di dalam Meivita, Amelia Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen Produk Air Minum Dalam Kemasan Di Bogor. Skripsi. TIN. Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor, Bogor. Jongko Membuat Sabun Transparan Di Rumah. [Ebook, Pdf], ( diakses tanggal 10 Januari 2009). Kartajaya, Hermawan Hermawan Kartajaya on brand Seri 9 Elemen Marketing. PT Mizan Pustaka, Bandung. Kotler, Philip Manajemen Pemasaran (Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Kontrol). Jilid 1 dan 2. PT. Prenhallindo, Jakarta. 50

64 Kotler, Philip Dasar-dasar Pemasaran. Jilid 1. PT Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta. Kotler, Philip Manajemen Pemasaran Edisi Kesebelas Jilid 2. PT INDEKS, Jakarta. Lamb, Charles W, Jr, Hair, Joseph F, Jr dan McDaniel, Carl Pemasaran. Edisi 5. Penerjemah David Octarevia. Salemba empat, Jakarta. Meivita, Amelia Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen Produk Air Minum Dalam Kemasan Di Bogor. Skripsi. TIN. Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor, Bogor. Mowen, J.C Consumer Behaviour. Di dalam Meivita, Amelia Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen Produk Air Minum Dalam Kemasan Di Bogor. Skripsi. TIN. Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor, Bogor. Olson, Peter Consumer Behaviour & Marketing Strategy. Seventh Edition. McGraw-Hill/Irwin, New York. Schiffman, Leon, Leslie Lazar Kanuk Consumer Behaviour. Seventh Edition. Prentice Hall International, Inc, New Jersey. Singarimbun, M dan S. Effendi Metode Penelitian Survey. LP3ES, Jakarta. Solomon, Michael R Consumer Behaivour. Edisi 5. Di dalam Ferrinadewi, Erna Merek dan Psikologi Konsumen. Edisi Pertama. Graha Ilmu, Yogyakarta. Stanton, J. William Prinsip-prinsip Pemasaran. Erlangga. Jakarta. Sugiarto, Dergibson, S. Lasmono, T.S dan Deny, S.Oetomo Teknik Sampling. Cetakan kedua, PT. Gramedia Pustaka utama, Jakarta. Sumarwan, Ujang Perilaku Konsumen : Teori dan Penerapannya Dalam Pemasaran. Cetakan Kedua, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta. Supranto, Johannes Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan. Cetakan Pertama, PT Rineka Cipta, Jakarta. Tjiptono, F Strategi Pemasaran. Andi Offset. Yogyakarta. Umar, Husein Metode Riset Perilaku Konsumen Jasa. Cetakan Pertama, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta. Yupiter, Daniel Telaumbanua Analisis Perilaku Konsumen Terhadap Produk Sabun Mandi Cair. Thesis. MB-IPB. Institut Pertanian Bogor, Bogor. 51

65 Lampiran 1. Deskripsi Produk Sabun Madu Mutiara (80 gram) Harga Sabun untuk kesehatan kulit dengan pewangi alami Fungsi : Menjaga kelembutan kulit Mencegah penyakit kulit Menghaluskan kulit Membunuh bakteri Mencegah bau badan Baik untuk mencuci muka Komposisi : Minyak Zaitun Madu Minyak kelapa Stearic Acid Sodium Hydroxide Glyserol Proplyene Glycol Destilated Water Succrosa Fragrance 52

66 Lampiran 2. Form Kuesioner KUESIONER KONSUMEN Nama Responden : Tanggal : Alamat : Kuesioner ini digunakan untuk penelitian mengenai sikap konsumen terhadap atribut produk sabun mandi kesehatan transparan. Hasil kuesioner ini akan digunakan untuk data penulisan skripsi di jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor oleh Muhammad Iyas (F ) PETUNJUK PENGISIAN Responden diharapkan dapat memberikan jawaban seluruh pertanyaan dengan memberikan tanda silang (X) pada kolom yang tersedia. Bagian I (Informasi Umum Responden) 1. Jenis kelamin Anda : ( ) Laki-laki ( ) Perempuan 2. Usia anda saat ini : ( ) <16 tahun ( ) tahun ( ) >45 tahun ( ) tahun ( ) tahun 3. Pendidikan terkahir Anda : ( ) SD ( ) SMU ( ) Sarjana (S1/S2/S3) ( ) SMP ( ) Akademi (D1/D2/D3) 4. Pekerjaan anda saat ini : ( ) Pelajar/mahasiswa ( ) Karyawan swasta ( ) Ibu rumah tangga ( ) Pegawai Negri ( ) Wiraswasta ( ) Lainnya, sebutkan 5. Rata-rata pendapatan atau uang saku Anda per bulan saat ini : ( ) <Rp ( ) Rp Rp ( ) Rp Rp ( ) Rp Rp ( ) Rp Rp ( ) >Rp

67 Bagian II (Informasi Produk) 6. Apakah anda pernah menggunakan sabun madu mutiara? ( ) Pernah ( ) Tidak Pernah Apabila Anda menjawab Pernah maka lanjutkan ke pertanyaan no Jika Anda menjawab Tidak pernah, maka alasannya adalah : ( ) Harganya mahal ( ) Tidak Praktis ( ) Lebih menyukai jenis sabun lain ( ) Lainnya, sebutkan. 8. Sumber informasi apa yang dapat membuat anda tertarik untuk menggunakan sabun madu mutiara? ( ) Koran ( ) Radio ( ) Leaflet/brosur ( ) Majalah ( ) Teman/keluarga ( ) Iklan TV ( ) Event tertentu ( ) Iklan Internet ( ) Lainnya, sebutkan 9. Bentuk promosi apakah yang dapat membuat anda tertarik untuk membeli produk sabun madu mutiara? ( ) Potongan harga ( ) Hadiah langsung ( ) Undian berhadiah ( ) Promosi pada event ( ) Lainnya, sebutkan 10. Manfaat apakah yang akan anda peroleh dengan menggunakan sabun madu mutiara? ( ) Aroma sabun yang wangi ( ) Menjaga kesehatan kulit ( ) Sebagai gift/cinderamata ( ) Pengobatan ( ) Lainnya, sebutkan 11. Dimanakah anda mengharapkan dapat membeli sabun madu mutiara? ( ) Warung ( ) Mini mart ( ) Super market ( ) Apotek ( ) Event tertentu ( ) Lainnya, sebutkan. 54

68 Bagian III (Tingkat Kepentingan) (Berikan tanda silang untuk tingkat kepentingan Anda terhadap masing-masing atribut pada Produk Sabun Madu Mutiara yang dimaksud dalam peryataan berikut.) Sangat Tidak Penting Sangat Penting 12. Seberapa pentingkah atribut daya bersih untuk produk Sabun Madu Mutiara? ( -2 ) (- 1 ) ( 0 ) ( 1 ) ( 2 ) 13. Seberapa pentingkah atribut aroma untuk produk Sabun Madu Mutiara? ( -2 ) (- 1 ) ( 0 ) ( 1 ) ( 2 ) 14. Seberapa pentingkah atribut warna untuk produk Sabun Madu Mutiara? ( -2 ) (- 1 ) ( 0 ) ( 1 ) ( 2 ) 15. Seberapa pentingkah atribut label untuk produk Sabun Madu Mutiara? ( -2 ) (- 1 ) ( 0 ) ( 1 ) ( 2 ) 16. Seberapa pentingkah atribut harga untuk produk Sabun Madu Mutiara? ( -2 ) (- 1 ) ( 0 ) ( 1 ) ( 2 ) 17. Seberapa pentingkah atribut kemasan untuk produk Sabun Madu Mutiara? ( -2 ) (- 1 ) ( 0 ) ( 1 ) ( 2 ) 18. Seberapa pentingkah atribut merek produk untuk produk Sabun Madu Mutiara? ( -2 ) (- 1 ) ( 0 ) ( 1 ) ( 2 ) 19. Seberapa pentingkah atribut iklan tv/radio/media untuk produk Sabun Madu Mutiara? ( -2 ) (- 1 ) ( 0 ) ( 1 ) ( 2 ) 20. Seberapa pentingkah atribut kesehatan untuk produk Sabun Madu Mutiara? ( -2 ) (- 1 ) ( 0 ) ( 1 ) ( 2 ) 21. Seberapa pentingkah atribut prestise/gengsi untuk Sabun Madu Mutiara? ( -2 ) (- 1 ) ( 0 ) ( 1 ) ( 2 ) Pertanyaan terbuka: 22. Sebutkan atribut selain diatas yang dianggap penting untuk produk Sabun Madu Mutiara! 55

69 Bagian IV (Tingkat Kepercayaan) (Berikan tanda silang untuk tingkat keyakinan Anda terhadap masing-masing atribut pada Produk Sabun Madu Mutiara yang dimaksud dalam peryataan berikut.) Sangat Tidak Baik Sangat Baik 23. Bagaimanakah atribut daya bersih produk Sabun Madu Mutiara? ( -2 ) (- 1 ) ( 0 ) ( 1 ) ( 2 ) 24. Bagaimanakah atribut aroma untuk produk Sabun Madu Mutiara? ( -2 ) (- 1 ) ( 0 ) ( 1 ) ( 2 ) 25. Bagaimanakah atribut warna untuk produk Sabun Madu Mutiara? ( -2 ) (- 1 ) ( 0 ) ( 1 ) ( 2 ) 26. Bagaimanakah atribut label untuk produk Sabun Madu Mutiara? ( -2 ) (- 1 ) ( 0 ) ( 1 ) ( 2 ) 27. Bagaimanakah atribut harga untuk produk Sabun Madu Mutiara? ( -2 ) (- 1 ) ( 0 ) ( 1 ) ( 2 ) 28. Bagaimanakah atribut kemasan untuk produk Sabun Madu Mutiara? ( -2 ) (- 1 ) ( 0 ) ( 1 ) ( 2 ) 29. Bagaimanakah atribut merek produk untuk produk Sabun Madu Mutiara? ( -2 ) (- 1 ) ( 0 ) ( 1 ) ( 2 ) 30. Bagaimanakah atribut iklan tv/radio/majalah/koran untuk produk Sabun Madu Mutiara? ( -2 ) (- 1 ) ( 0 ) ( 1 ) ( 2 ) 31. Bagaimanakah atribut kesehatan untuk produk Sabun Madu Mutiara? ( -2 ) (- 1 ) ( 0 ) ( 1 ) ( 2 ) 32. Bagaimanakah atribut prestise yang didapat menggunakan produk Sabun Madu Mutiara? ( -2 ) (- 1 ) ( 0 ) ( 1 ) ( 2 ) Pertanyaan terbuka: 33. Sebutkan atribut selain diatas yang saudara percaya sebagai keunggulan produk Sabun Madu Mutiara! 56

70 Lampiran 3. Nilai Tingkat Kepentingan Responden Nomer Daya Bersih Aroma Warna Label Harga Kemasan Merek Iklan Kesehatan Prestise Responden

71 Lampiran 4. Nilai Tingkat Kepercayaaan Responden Nomer Daya Bersih Aroma Warna Label Harga Kemasan Merek Iklan Kesehatan Prestise Responden

72 Lampiran 5. Profil Responden dan Preferensi Responden Jenis Kelamin Pendapatan Pernah Menggunakan Alasan Sumber Informasi Bentuk Promosi Manfaat Diharapkan Lokasi

73 Frequency Table Jenis Kelamin Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Laki-Laki Perempuan Total Pendapatan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid <Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Total Pernah Menggunakan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid pernah tidak pernah Total

74 Alasan Tidak Pernah Menggunakan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid harganya mahal lebih suka jenis sabun lain tidak praktis alasan lainnya Total Missing System Total Sumber Informasi Yang Menarik Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Majalah Event tertentu Radio Teman/Keluarga Leaflet/Brosur Iklan TV Lainnya Total

75 Bentuk Promosi Yang Menarik Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Potongan Harga Promosi pada Event Hadiah Langsung Lainnya Total Manfaat Yang Dicari Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Aroma sabun yang wangi Digunakan sebagai gift/cinderamata menjaga kesehatan kulit Pajangan Total Lokasi Pembelian Yang Diharapkan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Warung Apotek Minimart super market Total

76 Lampiran 6. Keterkaitan Pendapatan, Pernah Menggunakan dan Jenis Kelamin Crosstabs : Case Processing Summary Pendapatan * Pernah Menggunakan * Jenis Kelamin Cases Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent % 0.0% % Pendapatan * Pernah Menggunakan * Jenis Kelamin Crosstabulation Jenis Kelamin Pernah Menggunakan pernah tidak pernah Laki-Laki Pendapatan <Rp Count % within Pernah 16.7% 50.0% 30.0% Menggunakan Rp Rp Count % within Pernah Menggunakan Total 50.0% 50.0% 50.0% Rp Rp Count % within Pernah 33.3%.0% 20.0% Menggunakan Total Count % within Pernah Menggunakan 100.0% 100.0% 100.0% Perempuan Pendapatan <Rp Count % within Pernah Menggunakan 16.7%.0% 10.0% Rp Rp Count % within Pernah Menggunakan 50.0% 75.0% 60.0% Rp Rp Count % within Pernah Menggunakan 25.0% 12.5% 20.0% Rp Rp Count % within Pernah 8.3% 12.5% 10.0% Menggunakan Total Count % within Pernah Menggunakan 100.0% 100.0% 100.0% 63

77 Lampiran 7. Uji Validitas Correlations : Uji Validitas Variabel Kepentingan Atribut Pearson Correlation Daya Aroma Warna Label Harga Kemasa Merek Iklan Kesehatan Prestige Evaluasi Bersih n daya bersih Pearson Correlation ** * Sig. (2-tailed) N aroma Pearson Correlation * * Sig. (2-tailed) N warna Pearson Correlation ** *.640** Sig. (2-tailed) N label Pearson Correlation ** *.443* *.749** Sig. (2-tailed) N harga Pearson Correlation.609** *.370* ** Sig. (2-tailed) N kemasan Pearson Correlation *.440* ** Sig. (2-tailed) N

78 Lampiran 7 (lanjutan) Daya Aroma Warna Label Harga Kemasan Merek Iklan Kesehatan Prestige Evaluasi Bersih merek Pearson Correlation *.370* ** Sig. (2-tailed) N iklan Pearson Correlation * Sig. (2-tailed) N kesehatan Pearson Correlation * * Sig. (2-tailed) N prestige Pearson Correlation *.390* ** Sig. (2-tailed) N Evaluasi Pearson Correlation.461*.428*.640**.749**.624**.489**.526**.377*.437*.544** 1 Sig. (2-tailed) N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). 65

79 Lampiran 7 (lanjutan) Correlations : Uji Validitas Variabel Kepercayaan Atribut Pearson Correlation Daya Aroma Warna Label Harga Kemasan Merek Iklan Kesehatan Prestige Kepercayaan Bersih Daya Bersih Pearson Correlation **.570**.482**.505** ** Sig. (2-tailed) N Aroma Pearson Correlation * * ** Sig. (2-tailed) N Warna Pearson Correlation * * * Sig. (2-tailed) N Label Pearson Correlation *.743**.762**.647** **.794** Sig. (2-tailed) N Harga Pearson Correlation.562** * 1.601**.637**.648** *.731** Sig. (2-tailed) N Kemasan Pearson Correlation.570** **.601** 1.831**.821** **.898** Sig. (2-tailed) N

80 Lampiran 7 (lanjutan) Daya Bersih Aroma Warna Label Harga Kemasan Merek Iklan Kesehatan Prestige Kepercayaan Merek Pearson Correlation.482** *.762**.637**.831** 1.785** *.855** Sig. (2-tailed) N Iklan Pearson Correlation.505**.402* **.648**.821**.785** ** Sig. (2-tailed) N Kesehatan Pearson Correlation **.453* Sig. (2-tailed) N Prestige Pearson Correlation **.430*.519**.376* ** 1.664** Sig. (2-tailed) N Kepercayaan Pearson Correlation.531**.535**.439*.794**.731**.898**.855**.840**.453*.664** 1 Sig. (2-tailed) N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). 67

81 Lampiran 8. Uji Reliabilitas Scale: Realibilitas Variabel Tingkat Kepentingan Case Processing Summary N % Cases Valid Excluded a 0.0 Total a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items Item Statistics Mean Std. Deviation N Daya Bersih Aroma Warna Label Harga Kemasan Merek Iklan Kesehatan Prestige Tingkat Kepentingan Atribut

82 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item- Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted Daya Bersih Aroma Warna Label Harga Kemasan Merek Iklan Kesehatan Prestige Tingkat Kepentingan Atribut

83 Scale: Realibilitas Variabel Tingkat Kepercayaan Case Processing Summary N % Cases Valid Excluded a 0.0 Total a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items Item Statistics Mean Std. Deviation N Daya Bersih Aroma Warna Label Harga Kemasan Merek Iklan Kesehatan Prestige Tingkat Kepercayaan Atribut

84 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item- Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted Daya Bersih Aroma Warna Label Harga Kemasan Merek Iklan Kesehatan Prestige Tingkat Kepercayaan Atribut

85 Lampiran 9. Skema Proses Produksi Sabun Mandi Transparan Bahan Baku Penimbangan Asam Stearat Pemanasan/pelelehan Minyak (kelapa sawit, jarak, jagung, kedelai) Pencampuran NaOH Penyiapan stok sabun Pencampuran Etanol, coco- DEA, NaCL, gula, asam sitrat, air Sediaan 1 Pewarna Pencampuran Sediaan 2 Pewangi Pencampuran Pencetakan Pengemasan 72

86 Lampiran 10. Brosur Produk Mutiara Tugu Ibu 73

II. TINJAUAN PUSTAKA A. SABUN SECARA UMUM

II. TINJAUAN PUSTAKA A. SABUN SECARA UMUM II. TINJAUAN PUSTAKA A. SABUN SECARA UMUM Pembuatan sabun sudah dikenal sejak dahulu kala, lebih dari 2000 tahun yang lalu, namun hingga saat ini prinsip pembuatannya belum berubah. Sabun secara umum dikenal

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. KERANGKA PEMIKIRAN Teori Penelitian Terdahulu Analisis Pendapat Responden menggunakan Multi Atribut Fishbein Atribut-atribut Produk Yang Dipertimbangkan Responden Sikap Responden

Lebih terperinci

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSI PRODUK Sabun Madu Mutiara termasuk dalam golongan sabun mandi transparan berkhasiat atau bisa disebut juga sebagai sabun mandi transparan untuk kesehatan. Kelebihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula keanekaragaman produk yang dihasilkan. Produk dengan jenis, kemasan, manfaat, rasa, dan tampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan kerja dan target yang ditetapkan oleh perusahaan harus dapat

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan kerja dan target yang ditetapkan oleh perusahaan harus dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Perusahaan akan selalu berusaha agar tujuannya dapat tercapai secara maksimal serta dapat mempertahankan kelangsungan usahanya. Tuntutan kerja dan target

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis sekarang sudah sangat pesat dan dapat menembus batasan batasan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis sekarang sudah sangat pesat dan dapat menembus batasan batasan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan peningkatan teknologi informasi dalam kondisi bisnis sekarang sudah sangat pesat dan dapat menembus batasan batasan geografis sehingga informasi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran adalah proses untuk merencanakan dan melaksanakan perancangan, penetapan harga, promosi, dan distribusi dari ide, barang, dan layanan untuk menimbulkan

Lebih terperinci

ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP PONSEL NOKIA DI KOTA JAMBI

ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP PONSEL NOKIA DI KOTA JAMBI ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP PONSEL NOKIA DI KOTA JAMBI (THE ANALYIS OF CONSUMER ATTITUDE ON CELLULER PHONE IN JAMBI CITY) 2) Oleh: Tri Rahayu Aguswindi 2) Lulus dari Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen,

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha saat ini telah membawa para pelaku dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan konsumen. Berbagai pendekatan dilakukan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 39 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan gaya hidup sehat dan masuknya trend mengkonsumsi frozen yoghurt sejak tahun 2008 di Indonesia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran mengandung arti luas karena membahas mengenai masalah yang terdapat dalam perusahaan dan hubungannya dengan perdagangan barang dan jasa. Menurut

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN III. METODELOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup semua pengertian dan pengukuran yang dipergunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama memasuki abad 21 ini, menuntut setiap perusahaan untuk selalu inovatif dalam mengembangkan usahanya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Kegiatan pemasaran merupakan salah satu dari hal terpenting bagi perusahaan untuk membantu organisasi mencapai tujuan utamanya adalah mendapatkan laba atau

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. teknologi, dan perubahan gaya hidup manusia modern, maka jenis dan tingkat

LANDASAN TEORI. teknologi, dan perubahan gaya hidup manusia modern, maka jenis dan tingkat II. LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran Kegiatan pemasaran adalah kegiatan penawaran suatu produk sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Seiring dengan perkembangan jaman, teknologi,

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Definisi Konsumen Konsumen adalah seseorang yang terlibat secara langsung dalam kegiatan dan penggunaan dari suatu produk dalam rangka memenuhi tujuan penggunaan, kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cukup besar, karena mobil Mitsubishi Kuda saat ini merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. cukup besar, karena mobil Mitsubishi Kuda saat ini merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di Indonesia peluang industri mobil untuk dapat berkembang cukup besar, karena mobil Mitsubishi Kuda saat ini merupakan salah satu sarana transportasi bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan tidak boleh menganggap hal ini menjadi ketakutan, tetapi akan lebih

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan tidak boleh menganggap hal ini menjadi ketakutan, tetapi akan lebih 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan merupakan suatu hal yang biasa terjadi di dalam dunia bisnis. Perusahaan tidak boleh menganggap hal ini menjadi ketakutan, tetapi akan lebih baik

Lebih terperinci

Sabun Madu Mutiara (80 gram) Harga Sabun untuk kesehatan kulit dengan pewangi alami

Sabun Madu Mutiara (80 gram) Harga Sabun untuk kesehatan kulit dengan pewangi alami Lampiran 1. Deskripsi Produk Sabun Madu Mutiara (80 gram) Harga 15.000 Sabun untuk kesehatan kulit dengan pewangi alami Fungsi : Menjaga kelembutan kulit Mencegah penyakit kulit Menghaluskan kulit Membunuh

Lebih terperinci

MARKETING MIX (BAURAN PEMASARAN) PERTEMUAN KEDUA

MARKETING MIX (BAURAN PEMASARAN) PERTEMUAN KEDUA MARKETING MIX (BAURAN PEMASARAN) PERTEMUAN KEDUA PRODUK / JASA Jasa adalah : setiap tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak

Lebih terperinci

III.METODOLOGI PENELITIAN

III.METODOLOGI PENELITIAN 28 III.METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Perusahaan merupakan suatu organisasi yang memiliki tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Tujuan perusahaan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang cukup besar, karena sepeda motor saat ini telah menjadi salah

BAB I PENDAHULUAN. berkembang cukup besar, karena sepeda motor saat ini telah menjadi salah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di Indonesia peluang industri sepeda motor untuk dapat berkembang cukup besar, karena sepeda motor saat ini telah menjadi salah satu sarana transportasi utama

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 14 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Persaingan produk pangan semakin meningkat dengan timbulnya berbagai macam produk pangan organik. Permintaan akan produk pangan organik

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II. LANDASAN TEORI 9 BAB II. LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2011) pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka

Lebih terperinci

BAB II Landasan Teori

BAB II Landasan Teori BAB II Landasan Teori 2.1 Pemasaran 2.1.1 Kebutuhan, Keinginan dan Permintaan Pembahasan konsep pemasaran dimulai dari adanya kebutuhan manusia. Kebutuhan dasar manusia bisa dibedakan berupa fisik seperti

Lebih terperinci

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Perilaku Konsumen Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk

Lebih terperinci

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN 9 BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Perilaku Konsumen Perilaku konsumen menurut Engel et al (simamora 2004, p1) adalah tindakan yang langsung terlibat untuk mendapatkan, mengkonsumsi, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan dalam dunia usaha semakin ketat, terlebih dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan dalam dunia usaha semakin ketat, terlebih dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Dewasa ini persaingan dalam dunia usaha semakin ketat, terlebih dengan semakin meningkatnya kebutuhan dan keinginan konsumen. Hal ini menyebabkan perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di bidang jasa boga, maka setiap perusahaan perlu menciptakan konsep

BAB I PENDAHULUAN. di bidang jasa boga, maka setiap perusahaan perlu menciptakan konsep 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam persaingan bisnis yang semakin ketat dewasa ini dan seiring dengan semakin banyaknya perusahaan pesaing yang bermunculan khususnya di bidang jasa boga, maka

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Penjualan Pribadi (Personal Selling) Menurut Kotler (2010: 29), pemasaran adalah suatu proses sosial-manajerial yang membuat seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cepat. Salah satunya adalah ilmu pengetahuan. Hal tersebut dapat dilihat bahwa

BAB I PENDAHULUAN. cepat. Salah satunya adalah ilmu pengetahuan. Hal tersebut dapat dilihat bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi, berbagai aspek kehidupan berkembang begitu sangat cepat. Salah satunya adalah ilmu pengetahuan. Hal tersebut dapat dilihat bahwa perkembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran saat ini di anggap menjadi bagian terpenting dalam kegiatan yang di lakukan oleh sebuah perusahaan, hal ini di karenakan pemasaran merupakan cara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pemasaran menurut American Marketing Association (AMA) merupakan. mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi.

BAB II LANDASAN TEORI. Pemasaran menurut American Marketing Association (AMA) merupakan. mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi. BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pemasaran Pemasaran menurut American Marketing Association (AMA) merupakan suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep, harga, promosi, dan distribusi sejumlah ide,

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Penelitian ini mengambil kerangka pemikiran dari berbagai penelusuran teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian, serta metode-metode atau

Lebih terperinci

MOTIVASI BERBELANJA KONSUMEN PADA PASAR TRADISIONAL DAN PASAR SWALAYAN DI KOTA MADIUN. Rindyah Hanafi

MOTIVASI BERBELANJA KONSUMEN PADA PASAR TRADISIONAL DAN PASAR SWALAYAN DI KOTA MADIUN. Rindyah Hanafi MOTIVASI BERBELANJA KONSUMEN PADA PASAR TRADISIONAL DAN PASAR SWALAYAN DI KOTA MADIUN Rindyah Hanafi Abstract : The purpuse of this study is to examine motivation shopping in traditional market and supermarket

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Penelitian ini dilakukan untuk melihat perilaku konsumen yang melakukan aktivitas pembelian di DKI Jakarta khususnya. Aktivitas pembelian yang dilakukan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi Konsumen Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen menyatakan bahwa konsumen adalah setiap orang pemakai barang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif. Selain itu, Indonesia merupakan negara dengan pasar potensial. dengan kemasan, rasa, dan harga yang bervariasi.

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif. Selain itu, Indonesia merupakan negara dengan pasar potensial. dengan kemasan, rasa, dan harga yang bervariasi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era modern sekarang ini, Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang dan memiliki penduduk cukup besar serta bersifat konsumtif. Selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Pada era globalisasi ini, perkembangan dunia usaha di Indonesia yang semakin ketat membuat perusahaan perlu meningkatkan dan mengembangkan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat terlebih tingkat persaingan antar perusahaan satu dengan yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat terlebih tingkat persaingan antar perusahaan satu dengan yang lainnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha diindonesia telah mengalami kemajuan yang sangat pesat terlebih tingkat persaingan antar perusahaan satu dengan yang lainnya. Persaingan

Lebih terperinci

Entrepreneurship and Inovation Management

Entrepreneurship and Inovation Management Modul ke: 10 Entrepreneurship and Inovation Management Berisi : SEGMENTATION TARGETING - POSITIONING Fakultas Ekonomi Dr. Tukhas Shilul Imaroh,MM Program Studi Pasca Sarjana www.mercubuana.ac.id Pengertian

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Menurut Phillip Kotler (2002:9): Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di

II. LANDASAN TEORI. Menurut Phillip Kotler (2002:9): Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di II. LANDASAN TEORI A. Strategi Pemasaran 1. Pengertian Manajemen Pemasaran Menurut Phillip Kotler (2002:9): Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini, persaingan di dalam dunia usaha menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini, persaingan di dalam dunia usaha menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi sekarang ini, persaingan di dalam dunia usaha menjadi semakin ketat dan terbuka. Mengingat kondisi persaingan yang dihadapi sekarang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut karena Universitas Mercu Buana Jakarta merupakan salah satu universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat, khususnya di bidang industri. Hal ini terbukti dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat, khususnya di bidang industri. Hal ini terbukti dengan semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian di Indonesia akhir-akhir ini telah berkembang dengan pesat, khususnya di bidang industri. Hal ini terbukti dengan semakin banyak berdirinya perusahaan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Perilaku Konsumen Pemahaman tentang perilaku konsumen berkaitan dengan segala cara yang dilakukan orang untuk mendapatkan barang konsumsi

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis BAB III KERANGKA PEMIKIRAN Penelitian ini dilakukan untuk melihat perilaku masyarakat khususnya vegetarianisme yang berada di Kota Bogor dalam pembelian produk yang akan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kualitas Pelayanan Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berpengaruh dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian

BAB III. Metode Penelitian BAB III Metode Penelitian A. Obyek/Subyek Penelitian Obyek yang digunakan adalah kartu pra bayar IM3 Indosat. Subyek yang digunakan adalah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, yang beralamat,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TABLOID BETHANY PADA BETHANY PUBLISHING HOUSE

ANALISIS PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TABLOID BETHANY PADA BETHANY PUBLISHING HOUSE ANALISIS PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TABLOID BETHANY PADA BETHANY PUBLISHING HOUSE (Study kasus pada Jemaat Gereja Bethany Indonesia jalan Manyarrejo) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsumen dan Perilaku Konsumen Konsumen adalah orang yang melakukan tindakan menghabiskan nilai barang dan jasa setelah mengeluarkan sejumlah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 25 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perkembangan teknologi dan informasi dewasa ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Salah satu alat komunikasi yang mempunyai peran vital dalam memenuhi

Lebih terperinci

PENGARUH VARIABEL RETAIL MIX TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN DI RITA PASARAYA KEBUMEN. Oleh: Didik Darmanto Manajemen

PENGARUH VARIABEL RETAIL MIX TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN DI RITA PASARAYA KEBUMEN. Oleh: Didik Darmanto Manajemen PENGARUH VARIABEL RETAIL MIX TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN DI RITA PASARAYA KEBUMEN Oleh: Didik Darmanto Manajemen didix_11maret@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji: 1) Pengaruh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pemasaran dan biaya lainnya yang terkait dengan delivery layanan.

BAB II LANDASAN TEORI. pemasaran dan biaya lainnya yang terkait dengan delivery layanan. 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bundling Bundling merupakan pengelompokan beberapa layanan telekomunikasi jadi satu paket untuk meningkatkan pelanggan potensial dan mengurangi biaya iklan, pemasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kepuasan kepada konsumen. Untuk memenuhi kepuasaan konsumen

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kepuasan kepada konsumen. Untuk memenuhi kepuasaan konsumen 20 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat perusahaan harus dapat memberikan kepuasan kepada konsumen. Untuk memenuhi kepuasaan konsumen perlu dilakukan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Memahami keinginan konsumen dan mempelajari perilaku konsumen sangat penting untuk diperhatikan oleh perusahaan untuk mengetahui bagaimana perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Peningkatan taraf hidup masyarakat dan perkembangan zaman telah mempengaruhi banyak hal, salah satunya gaya hidup dan kebutuhan yang semakin meningkat dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan semakin meningkatnya kebutuhan dan keinginan konsumen. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. dengan semakin meningkatnya kebutuhan dan keinginan konsumen. Hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini persaingan dalam dunia usaha semakin ketat, terlebih dengan semakin meningkatnya kebutuhan dan keinginan konsumen. Hal ini menyebabkan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang bernilai dengan orang lain (Kotler, 2008). Oleh karena itu, kegiatan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang bernilai dengan orang lain (Kotler, 2008). Oleh karena itu, kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan dalam dunia usaha semakin ketat, terlebih dengan semakin meningkatnya kebutuhan dan keinginan konsumen. Perkembangan zaman yang sangat pesat secara

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsumen dan Perilaku Konsumen Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen, mendefinisikan bahwa konsumen adalah setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa pada pasar yang telah ada, juga harus mampu merebut daerah

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa pada pasar yang telah ada, juga harus mampu merebut daerah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini semakin diyakini bahwa setiap kemajuan usaha selalu membawa masalah-masalah dan kesempatan bagi perusahaan. Dengan semakin besarnya perusahaan maka semakin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Sikap Konsumen Setiap orang mempunyai kecenderungan untuk bersikap dengan cara yang menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap suatu objek tertentu. Sikap merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini antar perusahaan bersaing ketat memperebutkan perhatian konsumen

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini antar perusahaan bersaing ketat memperebutkan perhatian konsumen BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Indonesia adalah negara yang sedang berkembang, dimana pada saat kondisi sekarang ini antar perusahaan bersaing ketat memperebutkan perhatian konsumen agar

Lebih terperinci

ANALISIS POSISI PRODUK SUSU BUBUK WYETH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BAURAN PEMASARAN (Kasus Tiga Supermarket di Kota Bogor)

ANALISIS POSISI PRODUK SUSU BUBUK WYETH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BAURAN PEMASARAN (Kasus Tiga Supermarket di Kota Bogor) ANALISIS POSISI PRODUK SUSU BUBUK WYETH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BAURAN PEMASARAN (Kasus Tiga Supermarket di Kota Bogor) Oleh: NAOMI MUTIARA ERITA S. A14103571 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bentuk dunia bisnis dalam persaingan yaitu bisnis yang bergerak dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bentuk dunia bisnis dalam persaingan yaitu bisnis yang bergerak dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bentuk dunia bisnis dalam persaingan yaitu bisnis yang bergerak dalam bidang produksi dan penjualan barang-barang konsumsi (consumer goods). Bisnis ini menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mempergunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemasaran Sehubungan dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan penjelasan. Dalam banyak perusahaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 18 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Meningkatnya kesadaran konsumen akan pentingnya kesehatan turut berimplikasi pada naiknya permintaan akan produk-produk yang dinilai memiliki gizi tinggi,salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnis karena kebutuhan dan keinginan konsumen yang pada

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnis karena kebutuhan dan keinginan konsumen yang pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perkembangan jaman yang semakin maju dan modern, ketatnya persaingan dalam dunia industri menuntut setiap perusahaan untuk peka dalam mengantisipasi segala kemungkinan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat membuat perusahaan harus berkompetisi

I. PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat membuat perusahaan harus berkompetisi I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis yang semakin ketat membuat perusahaan harus berkompetisi pada berbagai hal antara lain merek, harga, dan juga pelayanan dari suatu produk. Agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di negara manapun di dunia ini termasuk di Indonesia apabila perekonomian bangsa dikelola secara jujur, adil dan profesional, maka pertumbuhan ekonomi akan

Lebih terperinci

PENGARUH CUSTOMER SATISFACTION TERHADAP BRAND TRUST SERTA DAMPAKNYA PADA BRAND LOYALTY PRODUK SUSU CAIR FRISIAN FLAG DI GIANT MARGOREJO SURABAYA

PENGARUH CUSTOMER SATISFACTION TERHADAP BRAND TRUST SERTA DAMPAKNYA PADA BRAND LOYALTY PRODUK SUSU CAIR FRISIAN FLAG DI GIANT MARGOREJO SURABAYA PENGARUH CUSTOMER SATISFACTION TERHADAP BRAND TRUST SERTA DAMPAKNYA PADA BRAND LOYALTY PRODUK SUSU CAIR FRISIAN FLAG DI GIANT MARGOREJO SURABAYA SKRIPSI Diajukan Oleh : Valencia Dwiamanta 0612010121/FE/EM

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. pertukaran peroduksi yang bernilai satu sama lain. berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, baik manusia secara individual,

II. LANDASAN TEORI. pertukaran peroduksi yang bernilai satu sama lain. berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, baik manusia secara individual, 13 II. LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran Kotler dan Amstrong (2008 : 7) Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu atau kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi perubahaan gaya hidup. Manusia selalu berusaha untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi perubahaan gaya hidup. Manusia selalu berusaha untuk memenuhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia yang tidak terbatas semakin berkembang dari waktu ke waktu, kemajuan teknologi dan informasi telah membawa dampak besar bagi perubahaan gaya

Lebih terperinci

Bab II Landasan Teori. atau jasa untuk dikonsumsi pribadi.

Bab II Landasan Teori. atau jasa untuk dikonsumsi pribadi. Bab II Landasan Teori 2.1. Definisi 2.1.1. Definisi Konsumen Dalam dunia marketing konsumen adalah hal yang perlu diperhatikan, jika suatu pedagang tidak memiliki konsumen, maka akan sia sia barang yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan pemasaran yaitu membuat agar penjualan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan kebutuhan konsumen maka produsen perlu memahami perilaku

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan kebutuhan konsumen maka produsen perlu memahami perilaku 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku pembelian seseorang dapat dikatakan sesuatu yang unik, karena preferensi dan sikap terhadap obyek setiap orang berbeda. Semakin beragamnya keinginan dan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Produk merupakan salah satu aspek penting dalam variabel marketing mix.

BAB II LANDASAN TEORI. Produk merupakan salah satu aspek penting dalam variabel marketing mix. BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Produk Produk merupakan salah satu aspek penting dalam variabel marketing mix. Produk juga merupakan salah satu variabel yang menentukan dalam kegiatan usaha,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen Pasar konsumen terdiri dari seluruh individu dan rumah tangga yang membeli atau mendapatkan barang dan jasa untuk keperluan pribadi. Konsumen itu sendiri terdiri

Lebih terperinci

PENGARUH BAURAN RITEL TERHADAP CITRA TOKO (STUDI PADA KONSUMEN TOSERBA LARIS PURWOREJO)

PENGARUH BAURAN RITEL TERHADAP CITRA TOKO (STUDI PADA KONSUMEN TOSERBA LARIS PURWOREJO) PENGARUH BAURAN RITEL TERHADAP CITRA TOKO (STUDI PADA KONSUMEN TOSERBA LARIS PURWOREJO) Oleh: Agus Prio Budiman Manajemen satriobungsu@rocketmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan konsumen sebanyak-banyaknya guna mengkonsumsi produk

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan konsumen sebanyak-banyaknya guna mengkonsumsi produk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perubahan yang terjadi sekarang ini, banyak perusahaan yang bersaing untuk mempertahankan kualitas produknya dan menarik konsumen serta

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian, jenis penelitian yang

III. METODE PENELITIAN. Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian, jenis penelitian yang III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Lokasi Penelitian Untuk membatasi permasalahan dan penelitian maka ditetapkan jenis dan lokasi penelitian yang akan dilakukan. 1. Jenis Penelitian Berdasarkan perumusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perilaku Konsumen Ada beberapa macam definisi spesifik mengenai perilaku konsumen, diantaranya sebagai berikut: Perilaku konsumen adalah aktifitas aktifitas individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini di mana perubahan teknologi dan arus informasi

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini di mana perubahan teknologi dan arus informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian semakin maju, terlebih pada masa globalisasi seperti sekarang ini di mana perubahan teknologi dan arus informasi yang sangat cepat,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Produk Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan penyajiannya (Kotler, 2001:126). Produk adalah suatu sifat yang kompleks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keras untuk mempertahankan pangsa pasarnya. Dalam persaingan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. keras untuk mempertahankan pangsa pasarnya. Dalam persaingan yang semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketatnya persaingan antar perusahaan membuat produsen harus berfikir lebih keras untuk mempertahankan pangsa pasarnya. Dalam persaingan yang semakin kompetitif ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian Menurut Sugiyono (2015) objek penelitian merupakan suatu atribut atau penilaian orang, subjek atau kegiatan yang mempunyai variasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pemasaran Pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan

Lebih terperinci

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Definisi Konsumen Sumarwan (2004) menyatakan bahwa konsumen terdiri dari dua yaitu konsumen individu dan konsumen organisasi. Konsumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan sabun mandi di indonesia dewasa ini berkembang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan sabun mandi di indonesia dewasa ini berkembang cukup BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan sabun mandi di indonesia dewasa ini berkembang cukup pesat,berbagai perusahaan yang ada berlomba-lomba menawarkan produk mereka.oleh karena itu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian. Dalam penelitian ini subjeknya adalah nasabah yang menerima fasilitas

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian. Dalam penelitian ini subjeknya adalah nasabah yang menerima fasilitas BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah responden yang terlibat langsung di dalam penelitian. Dalam penelitian ini subjeknya adalah nasabah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SI SANTRI. (Simpanan Masyarakat Kota Santri)

BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SI SANTRI. (Simpanan Masyarakat Kota Santri) BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SI SANTRI (Simpanan Masyarakat Kota Santri) A. Urgensi Strategi Pemasaran bagi BMT dalam Meningkatkan Produk Si Santri Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) merupakan suatu

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Konsumsi dan Konsumen Konsumsi berasal dari bahasa Belanda consumptie. Pengertian konsumsi secara tersirat dikemukakan oleh Holbrook

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian tentang perilaku berpindah merek telah dilakukan oleh Purwanto Waluyo dan Pamungkas dan Agus Pamungkas (2003) dengan judul Analisis Perilaku Brand

Lebih terperinci

Bab 4 Pengumpulan dan Pengolahan Data

Bab 4 Pengumpulan dan Pengolahan Data 47 Bab 4 Pengumpulan dan Pengolahan Data Bab ini berisi pengumpulan data dan hasil pengolahan data yang dilakukan berdasarkan metodologi yang telah disusun pada Bab 3. 4.1. Data Umum Perusahaan Data yang

Lebih terperinci

PENGARUH CITRA MEREK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA RAMAI SWALAYAN PETERONGAN SEMARANG

PENGARUH CITRA MEREK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA RAMAI SWALAYAN PETERONGAN SEMARANG PENGARUH CITRA MEREK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA RAMAI SWALAYAN PETERONGAN SEMARANG Dessy Amelia Fristiana Abstract Beragam faktor dapat mempengaruhi konsumen dalam mempercayakan tempat

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMASARAN. Disusun oleh Tim Pengampu: Sulistiyono Ahmad Nasrulloh

MANAJEMEN PEMASARAN. Disusun oleh Tim Pengampu: Sulistiyono Ahmad Nasrulloh MANAJEMEN PEMASARAN Disusun oleh Tim Pengampu: Sulistiyono Ahmad Nasrulloh (ahmadnasrulloh@yahoo.co.id) BAGIAN I MEMAHAMI MANAJEMEN PEMASARAN BAB I PEMASARAN & MANAJEMEN PEMASARAN A. Pengertian Pemasaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kota Gorontalo Kecamatan Kota Timur Kelurahaan Ipilo dan Heledulaa Utara selama 2 bulan yaitu bulan Mei sampai Juni tahun

Lebih terperinci

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PELANGGAN. (Studi Pada: Bengkel Mandiri Tekhnik Klaten)

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PELANGGAN. (Studi Pada: Bengkel Mandiri Tekhnik Klaten) ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PELANGGAN (Studi Pada: Bengkel Mandiri Tekhnik Klaten) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci