III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN"

Transkripsi

1 III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Pabrik roti seperti PT Nippon Indosari Corpindo merupakan salah satu contoh industri pangan yang memproduksi produk berdasarkan nilai permintaan, dengan ciri produk memiliki waktu siklus penyimpanan yang pendek, sangat memerlukan perancangan sistem produksi yang tepat untuk mendukung kelancaran sistem produksinya. Kelancaran sistem produksi memiliki pengaruh terhadap tinggi rendahnya produktivitas dari suatu industri. Tingginya produktivitas dapat membantu industri untuk memenuhi permintaannya dengan tepat waktu. Kelancaran sistem produksi umumnya dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor ini merupakan komponen-komponen proses produksi itu sendiri yang dapat mendukung lancarnya aliran bahan bila diterapkan secara tepat. Beberapa komponen yang memiliki pengaruh terhadap kelancaran sistem produksi yaitu, pelayanan operator/mesin, tata letak, penanganan bahan, dan lainnya. Operator merupakan komponen penting dalam suatu sistem produksi. Semakin tinggi kinerja operator yang diberikan maka akan semakin baik bagi tingkat produktivitas bahan yang dihasilkan. Pengukuran tingkat kinerja operator dapat dilakukan dengan melakukan pengukuran kerja. Pengukuran waktu kerja merupakan metode penetapan keseimbangan antara jalur manusia yang dikontribusikan dengan unit output yang dihasilkan. Hal ini berimplikasi pada pemanfaatan sumber daya manusia dan juga efisiensi waktu yang dapat meningkatkan produktivitas. Kinerja operator juga ditentukan oleh keadaan ruang produksi tersebut yang dapat memberikan tingkat kenyamanan tertentu bagi operator, hal ini dapat diberikan melalui strategi tata letak yang tepat. Selain itu, pengefisiensian waktu juga dapat didapatkan melalui penerapan strategi tata letak yang baik juga. Tata letak yang merupakan salah satu strategi dalam pengefisiensian operasi dalam jangka panjang, dapat memberikan kemudahan dan kelancaran dalam proses 29

2 produksi bila diterapkan secara tepat. Tata letak yang baik akan memberikan kontribusi terhadap peningkatan produktivitas perusahaan. Pabrik roti umumnya menerapkan tata letak berdasarkan produk (product layout), yaitu dimana tata letak mesin dan peralatan akan disusun berdasarkan urutan proses produksinya. Salah satu permasalahan yang sering ditemukan pada tata letak tipe produk (product layout) pada industri pengolahan roti adalah yang berkaitan dengan keseimbangan lini produksi (line balancing). Kapasitas keluaran dan masukan dari stasiun satu ke stasiun lainnya yang tidak sama dapat mengakibatkan ketidakseimbangan aliran bahan, bottleneck, dan antrian. Menurut Apple (1990), salah satu metode yang dapat digunakan untuk melakukan analisis keseimbangan lini adalah dengan menggunakan teori antrian. Menurut Siagian (1987), dalam menganalisis keseimbangan lini dengan teori antrian, yang menjadi dasar pertimbangannnya adalah kecepatan kedatangan bahan dan kecepatan pelayanan server pada tiap stasiun kerja dengan menggunakan teori antrian. Solusi yang dihasilkan dari analisis antrian dapat berupa pengembangan model antrian dengan kinerja sistem produksi yang lebih baik, dapat diindikasikan oleh kondisi proses produksi yang mendekati tercapainya keseimbangan lini antara stasiun kerja yang satu dengan stasiun kerja lainnya. B. PENYELESAIN PERMASALAHAN Menurut Sutalaksana et. al. (1979), terdapat 5 langkah sistematis untuk memecahkan suatu masalah yaitu : 1. Pendefinisian Masalah Pada tahapan ini, tujuan yang akan dicapai dinyatakan secara umum, artinya ditentukan dahulu kriteria-kriterianya, hasil yang diinginkan, waktu yang tersedia dan lain-lain. 2. Penganalisaan Masalah Berdasarkan fakta-fakta yang ada, dibuat spesifikasi dan batasanbatasannya, menyajikan fakta-fakta secara sistematis, melakukan pengujiian kembali atas persoalam dan kriteria-kriterianya. 30

3 3. Pencarian Alternatif-Alternatif Berdasarkan kriteria-kriteria dan batasan-batasan yang telah ditentukan, maka dibuatlah berbagai alternatif pemecahan permasalahan. 4. Mengevaluasi Alternatif-Alternatif yang Diusulkan Alternatif-alternatif yang diperoleh pada langkah 3, dipilih yang paling baik dengan menggunakan prinsip-prinsip dan teknik-teknik yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. 5. Pengambilan Keputusan Satu alternatif yang terpilih dari berbagai alternatif yang ada merupakan keputusan yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak manajemen perusahaan. Jika pelaksana analisa bukan merupakan pelaksana keputusan, maka harus silakukan upaya komunikasi hasil analisa. Diperlukan cara-cara komunikasi yang sistematis dan jelas agar tidak terjadi salah pengertian. C. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Bagian Produksi PT Nippon Indosari Corpindo, Cikarang yang terletak pada Kawasan Industri Jababeka Jalan Jababeka XVIIB, Blok U No. 33, Cikarang, Bekasi Perusahaan ini bergerak di bidang pangan, yaitu roti tawar dan roti manis. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan yaitu dimulai pada tanggal 20 April sampai 19 Juni D. TATA LAKASANA 1. Kajian Pustaka dan Observasi Lapang Kajian pustaka dilakukan untuk mempelajari terlebih dahulu mengenai pengukuran kerja, tata letak, dan keseimbangan lini. Observasi lapang merupakan pengamatan langsung yang dilakukan pada industri yang bersangkutan untuk mengetahui kondisi lapang sebenarnya. 31

4 2. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah merupakan observasi terhadap gejala permasalahan yang ada pada kinerja operator, tata letak, adanya bahan yang menunggu, idle time, kecepatan kedatangan bahan, dan kecepatan pelayanan mesin/operator yang berpengaruh terhadap keseimbangan lini produksi antar stasiun. 3. Formulasi Masalah Formulasi masalah dilakukan berdasarkan identifikasi masalah yang telah dilakukan. Studi waktu, analisis tata letak dan keseimbangan lini produksi dikembangkan untuk menganalisis dan memperbaiki produktivitas perusahaan. Formulasi masalah dilakukan secara heuristik maupun prosedural yang bertujuan untuk mengetahui kebutuhan data. 4. Pengumpulan Data Data-data yang dipakai dan dibutuhkan pada penelitian ini adalah : a. Data primer diperoleh melalui : 1) Pengamatan langsung di perusahaan Pengamatan langsung di perusahaan yang dilakukan yaitu pengukuran secara langsung terhadap tata letak pabrik yang ada, proses produksinya, mesin dan peralatan yang digunakan, pengukuran waktu siklus dari setiap proses, kecepatan kedatangan bahan, kecepatan pelayanan operator pada setiap stasiun kerja, dan pengukuran jam henti dengan menggunakan stopwatch. 2) Wawancara Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai kegiatan-kegiatan dan proses yang terjadi, serta mengenai permasalahan yang timbul dan upaya untuk mengatasinya kepada pihak-pihak terkait, seperti asisten manajer produksi, dan pekerja pabrik. 32

5 b. Data sekunder diperoleh melalui : 1) Studi Pustaka Studi pustaka dilakukan untuk mencari literatur dan referensi yang berhubungan dengan Tata Letak Pabrik dan Keseimbangan Lini pada Industri Roti. 2) Laporan internal perusahaan Laporan internal perusahaan seperti data umum perusahaan, data kapasitas produksi yang ingin dicapai, data jadwal produksi, dan data lainnya. 5. Metode Pengukuran Waktu Kerja Metode pengukuran waktu yang dilakukan adalah metode pengukuran jam henti dengan menggunakan stopwatch. Langkah-langkah pengukuran kerja dapat diuraikan sebagai berikut : a. Pendefinisian pekerjaan yang akan diukur waktunya. b. Pencatatan semua informasi yang berkaitan dengan pekerjaan, seperti layout, spesifikasi mesin, dan lain-lain. c. Pembagian operasi kerja ke dalam elemen-elemen kerja sedetail mungkin namun masih dalam batas-batas kemudahan untuk mengukurnya. d. Lakukan pengamatan, pengukuran dan pencatatan waktu yang dibutuhkan oleh operator untuk menyelesaikan elemen-elemen kerja tersebut. e. Lakukan pengujian kelayakan data terhadap data yang telah diperoleh. Pengukuran waktu dapat dilanjutkan apabila data yang diperoleh telah melalui 3 tahap pengujian kelayakan data, 3 (tiga) tahapan itu adalah sebagai berikut 1) Uji Kenormalan Data Dari data yang didapat dilakukan uji kenormalan data dengan uji Kolmogorv Smirnov. Uji ini digunakan untuk menentukan berasal dari distribusi apakah suatu sampel (Chakravart, 1967). Untuk pengujian distribusi normal, uji hipotesa yang digunakan adalah : 33

6 Ho : Data berdistribusi normal H1 : Data tidak berdistribusi normal Dengan tolak Ho jika P value < α sebesar 5 %. Jika data yang diambil berdistribusi normal, maka dapat dilanjutkan dengan pengujian selanjutnya. 2) Uji Keseragaman Data Pengujian keseragaman data dilakukan dengan menggunakan peta kontrol (control chart). Peta kontrol dibatasi oleh dua batas yaitu batas kontrol atas (BKA) dan batas kontrol bawah (BKB). Data yang dikatakan seragam, yaitu bila nilai rata-rata data tiap subgrup berada di antara dua batas kontrol, dan dikatakan tidak seragam, yaitu bila nilai rata-rata data tiap subgrupnya berada di luar dua batas kontrol. Berikut tahapan-tahapan dalam menganalisa keseragaman data : a) Rata-rata subgrup (X ) X = Dimana : X = data waktu pada subgrup ke-i k = jumlah data waktu pada tiap subgrup b) Rata-rata dari rata-rata subgrup (X ) X = Dimana : X = rata-rata subgrup ke-i c) Standar deviasi (σ) σ = ( ) n = jumlah subgrup Dimana : X = rata-rata dari rata-rata subgrup N = jumlah data waktu pengamatan X = waktu ke-j yang teramati selama pengamatan 34

7 d) Standar deviasi dari distribusi harga rata-rata subgrup (σ ) σ = Dimana : σ = standar deviasi n = jumlah subgrup e) Batas kontrol atas (BKA) BKA = X + 3. σ f) Batas kontrol bawah (BKB) BKB = X 3. σ Dimana : X = rata-rata dari rata-rata subgrup σ = standar deviasi dari distribusi harga rata-rata subgrup 3) Uji Kecukupan data Uji kecukupan data digunakan untuk mengetahui pada tingkat kepercayaan dan ketelitian berapa, data tersebut dapat mewakili populasi yang diamati. Data yang dapat dikatakan telah cukup untuk mewakili populasi yang diamati atau belum, yaitu apabila nilai N > N. Menurut Barnes (1980), rumus uji kecukupan data yang digunakan pada tingkat kepercayaan 95 % dan ketelitian 10 %, adalah sebagai berikut : N = ( ) Dimana : N = jumlah pengamatan yang dibutuhkan N = jumlah data waktu pengamatan X = nilai tiap pembacaan stopwatch atau individul observation f. Penentuan nilai penyesuaian terhadap sikap kerja dari operator yang diamati. Nilai penyesuain didapat dengan menjumlahkan nilai dari masing-masing faktor penyesuaian. Berikut kriteria penyesuaian menurut Westinghouse yang dapat dilihat pada Tabel 2. 35

8 Tabel 2. Kriteria Penyesuaian Menurut Westinghouse Faktor Kelas Lambang Penyesuaian Superskill A A Excellent B B C Good Keterampilan C Average D 0.00 Fair E E Poor F F Excessive A A Excellent B B C Good Usaha C Average D 0.00 Fair E E Poor F F Ideal A Excellently B Kondisi Kerja Good C Average D 0.00 Fair E Poor F Perfect A Excellent B Konsistensi Good C Average D 0.00 Fair E Poor F Sumber : Sutalaksana et. al., g. Penentuan nilai kelonggaran (allowance factor) terhadap sikap kerja dari operator yang diamati. Nilai kelonggaran didapat dengan menjumlahkan semua nilai dari masing-masing faktor kelonggaran. Berikut kriteria kelonggaran yang dpat dilihat pada Tabel 3. 36

9 Tabel 3. Kriteria Kelonggaran Faktor Kriteria Nilai Kelonggaran (%) Bagi Pria Bagi Wanita 1. Dapat diabaikan Sangat ringan Ringan Tenaga yang 4. Sedang dikeluarkan 5. Berat Sangat berat Luar biasa berat Duduk Berdiri di atas dua kaki Sikap Kerja 3. Berdiri di atas satu kaki Berbaring membungkuk Normal 0 2. Agak terbatas Sulit Gerakan Kerja 4. Sebagian anggota badan terbatas 5. Seluruh anggota badan terbatas Pandangan Mata Cahaya Cahaya Cukup Kurang Kelelahan Mata 1. Pandangan terputus-putus Pandangan terus-menerus Fokus berubah-ubah Fokus tetap Temperatur ( o C) Lembab Lembab Normal Berlebihan 1. < Keadaan Temperatur > Baik 0 Keadaan 2. Cukup 0-5 Atmosfer 3. Kurang baik Buruk Bersih, sehat, tidak bising 0 2. Lama siklus 5-10 detik lama siklus 0-5 detik 1-3 Keadaan 4. Sangat bising 0-5 Lingkungan 5. Dapat menurunkan mutu Terasa adanya getaran lantai Keadaan yang luar biasa 5-15 Sumber : Sutalaksana et. al.,

10 h. Penghitungan waktu baku (standard time), dapat dilihat pada rumus perhitungan di bawah ini : 1) Waktu Siklus (Ws) Ws = 2) Waktu Normal (W ) W = Ws (1 + penyesuaian) 3) Waktu Baku (Wb) Wb = W ( (%)) 6. Metode Analisis Tata Letak Metode analisis tata letak yang digunakan yaitu dengan pembuatan diagram keterkaitan. Diagram keterkaitan digunakan untuk membuat perencanaan penentuan mesin-mesin dengan memperhatikan hubungan kedekatan antara mesin dan keterkaitan antara kegiatan produksi. Bagan keterkaitan aktivitas tersusun atas sejumlah belah ketupat, dengan masing-masing belah ketupat menunjukkan hubungan keterkaitan aktifitas. Bagian atas dari masing-masing belah ketupat menunjukkan simbol kedekatan sedangkan pada bagian bawah menunjukan alasan kedekatan. peta aktifitas tersebut kemudian dianalisis menggunakan TCR (Total Closeness Rating). TCR menunjukkan pusat aktifitas menjadi center dari semua aktifitas yang ada dan seberapa besar keterkaitan pusat aktifitas terhadap sejumlah pusat aktifitas lainnya. Penetuan pusat aktifitas dilakuakan secara kuantitatif mengikuti perhitungan sebagai berikut : M Dimana : r ij TCR = V (r ij ) j=1,j j = hubungan pusat aktifitas ke-i dan ke-j V(r ij ) = fungsi nilai yang ditetapkan untuk rij, setiap simbol tersebut memiliki besaran yang berbeda-beda yaitu: V (rij=a) = 81 V (rij=i) = 9 V (rij=u) = 1 V (rij=e) = 27 V (rij=o) = 3 V (rij=x) = 0 38

11 Hasil analisis keterkaitan antar departemen dilaporkan dalam bentuk peta keterkaitan kegiatan, lembar kerja untuk diagram keterkaitan, dan diagram keterkaitan antar departemen. 7. Metode Analisis Keseimbangan Lini Data-data yang diperlukan dalam analisis keseimbangan lini yaitu data kedatangan bahan, waktu pelayanan mesin/operator, jumlah operator/mesin dan disiplin antrian yang diterapkan pada perusahaan. Datadata yang melibatkan kerja operator di dalamnya harus diuji distribusi terlebih dahulu melalui uji kecukupan data dan uji distribusi data. Hal ini untuk memastikan bahwa data yang telah dimiliki telah cukup untuk mewakili populasi yang diamati atau tidak, serta untuk melihat sebaran peluang yang akan terjadi di dalam sistem antrian. Metode uji kecukupan data yang digunakan sama seperti uji kecukupan data pada data pengukuran waktu baku dengan selang kepercayaan yang digunakan yaitu pada tingkat kepercayaan 95% dan ketelitian 10%. Setelah itu dilakukan uji distribusi data dengan bantuan perangkat lunak EasyFit 5.1 Professional. Populasi data yang telah diuji distribusi datanya dan memiliki distribusi Poisson atau eksponensial dianalisa dengan menggunakan rumusrumus baku model antrian, sedangkan bila terdistribusi normal, maka model diselesaikan melalui teknik simulasi. Teknik simulasi dilakukan dengan menggunakan bantuan perangkat lunak QSS Output dari hasil uji distribusi data dengan menggunakan software EasyFit 5.1 Professional merupakan salah satu data input yang akan dimasukkan saat mengoperasikan perangkat lunak QSS Output tersebut berupa parameter-parameter dari tiap distribusi yang berada pada ranking 1 pada setiap stasiun yang dikerjakan oleh operator. Data lain yang diinputkan ke dalam software QSS yaitu jumlah operator, kapasitas antrian, disiplin antrian, tipe komponen, dan nama komponen yang telah dibuat sendiri sebelumnya sesuai dengan kondisi nyata di perusahaan. Objek yang diperhatikan (entity) sebagai output dari analisa sistem antrian adalah customer analysis, server analysis, dan queue analysis, dimana 39

12 customer analysis terdiri dari jumlah bahan yang dihasilkan (number of finished), rata-rata waktu menunggu (Wq), dan rata-rata waktu siklus (W); server analysis terdiri dari utilitas pelayanan (server utilization); dan queue analysis terdiri dari rata-rata panjang antrian (Lq), dan rata-rata waktu menunggu (Wq). Verifikasi model dilakukan dengan membandingkan waktu pelayanan historis dengan waktu pelayanan hasil simulasi. Apabila nilai tengah hasil simulasi tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan nilai tengah waktu pelayanan historisnya, maka model simulasi antrian yang dikembangkan telah mewakili kondisi sebenarnya. Diagram alir penelitian secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 6. 40

13 Gambar 6. Diagram Alir Penelitian Keseluruhan 41

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Industri pengolahan roti (bakery) seperti PT Nippon Indosari Corpindo merupakan industri ng memiliki bank tuntutan untuk selalu menyediakan produk tepat waktu

Lebih terperinci

Lampiran Perhitungan Uji Keseragaman dan Kecukupan Data

Lampiran Perhitungan Uji Keseragaman dan Kecukupan Data 96 Lampiran Perhitungan Uji Keseragaman dan Kecukupan Data Uji keseragaman data 1. waktu setup bagian pencetakan Subgroup No (i) Waktu (detik) (detik) (detik) BKA BKB 1 712 2 564 1 3 534 603,4 4 602 5

Lebih terperinci

Lampiran A. Tabel Westinghouse, Kelonggaran dan MTM

Lampiran A. Tabel Westinghouse, Kelonggaran dan MTM 121 Lampiran A Tabel Westinghouse, Kelonggaran dan MTM 122 Tabel Penyesuaian Metode Westinghouse Faktor Kelas Lambang Penyesuaian Ketrampilan Superskil A1 +0,15 A2 +0,13 Excelent B1 +0,11 B2 +0,08 Good

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. pekerjaan yang dijalankan dalam sistem kerja terbaik.

BAB III LANDASAN TEORI. pekerjaan yang dijalankan dalam sistem kerja terbaik. 20 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengukuran Waktu Kerja Menurut Sutalaksana dkk. (2006), Pengukuran waktu kerja ditujukan untuk mendapatkan waktu baku penyelesaian suatu pekerjaan, yaitu waktu yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI Jurnal dan referensi diperlukan untuk menunjang penelitian dalam pemahaman konsep penelitian. Jurnal dan referensi yang diacu tidak hanya dalam negeri namun juga

Lebih terperinci

LAMPIRAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

LAMPIRAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Tabel Rating Factor Westinghouse Faktor Kelas Lambang Penyesuaian Superskill A1 + 0,15 A + 0,13 Excellent B1 + 0,11 B + 0,08 C1 + 0,06 Good Keterampilan C + 0,03 Average D 0,00 Fair

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Waktu Kerja Pengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati pekerja dan mencatat waktu kerjanya baik setiap elemen maupun siklus dengan menggunakan alat-alat yang diperlukan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Perancangan Sistem Kerja Perancangan sistem kerja adalah suatu ilmu yang terdiri dari teknik - teknik dan prinsip - prinsip untuk mendapatkan rancangan terbaik dari sistem

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Peringkat Kinerja Operator (Performance Rating) Perancangan sistem kerja menghasilkan beberapa alternatif sehingga harus dipilih alternatif terbaik. Pemilihan alternatif rancangan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Rating Factor Kriteria rating factor, keterampilan dibagi menjadi enam kelas dengan ciri-ciri setiap kelas seperti yang dikemukakan berikut ini : Super Skill: 1. Bekerja dengan sempurna 2. Tampak

Lebih terperinci

PENGUKURAN WAKTU KERJA

PENGUKURAN WAKTU KERJA PENGUKURAN WAKTU KERJA Usaha untuk menentukan lama kerja yg dibutuhkan seorang Operator (terlatih dan qualified ) dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yg spesifik pada tingkat kecepatan kerja yg NORMAL

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Produksi dan Proses Produksi 2.1.1 Pengertian Produksi Dari beberapa ahli mendifinisikan tentang produksi, antara lain 1. Pengertian produksi adalah suatu proses pengubahan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Tabel Rating Factor Westinghouse Faktor Kelas Lambang Penyesuaian Superskill A1 + 0,15 A2 + 0,13 Excellent B1 + 0,11 B2 + 0,08 C1 + 0,06 Good Keterampilan C2 + 0,03 Average D 0,00 Fair

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Penelitian Terdahulu Apriana (2009) melakukan penelitian mengenai penjadwalan produksi pada sistem flow shop dengan mesin parallel (flexible flow shop) sehingga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI Keseimbangan lini produksi bermula dari lini produksi masal, dimana tugas-tugas yang dikerjakan dalam proses harus dibagi kepada seluruh operator agar beban kerja dari para operator

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 STRUKTUR ORGANISASI PT. KARYA DELI STEELINDO

LAMPIRAN 1 STRUKTUR ORGANISASI PT. KARYA DELI STEELINDO LAMPIRAN 1 STRUKTUR ORGANISASI PT. KARYA DELI STEELINDO LAMPIRAN 2 URAIAN TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB UNTUK MASING-MASING JABATAN DI PT. KARYA DELI STEELINDO MEDAN. 1. Direktur Direktur merupakan

Lebih terperinci

Analisis Efisiensi Operator Pemanis CTP dengan Westing House System s Rating

Analisis Efisiensi Operator Pemanis CTP dengan Westing House System s Rating Petunjuk Sitasi: Cahyawati, A. N., & Pratiwi, D. A. (2017). Analisis Efisiensi Operator Pemanis CTP dengan Westing House System s Rating. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. B211-216). Malang: Jurusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Studi Gerak dan Waktu Studi gerak dan waktu terdiri atas dua elemen penting, yaitu studi waktu dan studi gerakan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Studi Gerak dan Waktu Studi gerak dan waktu terdiri atas dua elemen penting, yaitu studi waktu dan studi gerakan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Gerak dan Waktu Studi gerak dan waktu terdiri atas dua elemen penting, yaitu studi waktu dan studi gerakan. 2.1.1. Studi Waktu Menurut Wignjosoebroto (2008), pengukuran

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA SAMPLING PEKERJAAN (WORK SAMPLING)

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA SAMPLING PEKERJAAN (WORK SAMPLING) Times New Roman, 16, Bold, Centre LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA SAMPLING PEKERJAAN (WORK SAMPLING) Times New Roman, 12, Centre Disusun Oleh : Nama / NPM : 1.. / NPM 2.. / NPM Kelompok

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengukuran Kerja Menurut Sritomo, pengukuran kerja adalah : metoda penetapan keseimbangan antara kegiatan manusia yang dikontribusikan dengan unit output yang dihasilkan. Salah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 20 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Teknik Pengukuran Data Waktu Jam Henti Di dalam penelitian ini, pengukuran waktu setiap proses operasi sangat dibutuhkan dalam penentuan waktu baku setiap

Lebih terperinci

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analitis. Menurut Suryabrata (1983), metode deskriptif dilakukan dengan membuat deskripsi secara sistematis,

Lebih terperinci

pekerja normal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang dijalankan dalam sistem

pekerja normal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang dijalankan dalam sistem 24 pekerja normal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang dijalankan dalam sistem kerja terbaik. Pengertian dari waktu baku yang normal,wajar, dan terbaik dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa waktu baku

Lebih terperinci

Rating Factor Masing-masing Stasiun Kerja

Rating Factor Masing-masing Stasiun Kerja Lampiran 1 Rating Factor Masing-masing Stasiun Kerja WC 1 (Laminating) Faktor Kelas Lambang Penyesuaian Sub Total Keterampilan Good C2 +0.03 Usaha Good C2 +0.02 Kondisi Fair E -0.03 Konsistensi Average

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1 Pembahasan Pekerjaan yang diamati pada praktikum kali ini adalah produktifitas kasir hypermart oleh dua operator. Proses kinerja kasir tersebut adalah kasir tersebut

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN KERJA

ANALISIS PENGUKURAN KERJA ANALISIS PENGUKURAN KERJA Disusun oleh: Subodro (135060700111043) Siti Astrid Meidiani (135060700111044) Armelynda Beverly S (135060701111056) Andini Sulviana (135060701111065) Dzaky Falakhi (135060701111082)

Lebih terperinci

practicum apk industrial engineering 2012

practicum apk industrial engineering 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman modern seperti saat ini, sebagai pekerja yang baik harus mampu menciptakan suatu sistem kerja yang baik dalam melakukan pekerjaan agar pekerjaan tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Jika dalam suatu organisasi atau perusahan telah diterapkan sistem kerja yang baik dengan diperhatikannya faktor-faktor kerja serta segi-segi ergonomis,tentunya perusahaan tersebut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Penelitian cara kerja atau yang dikenal juga dengan nama methods analysis merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan metode kerja yang akan dipilih untuk melakukan suatu pekerjaan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Waktu Kerja Di dalam sebuah sistem kerja unsur manusia, mesin, peralatan kerja dan lingkungan fisik pekerjaan harus diperhatikan dengan baik secara sendirisendiri maupun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI Jika dalam suatu organisasi atau perusahan telah diterapkan sistem kerja yang baik dengan diperhatikannya faktor-faktor kerja serta segi-segi ergonomis, tentunya perusahaan tersebut

Lebih terperinci

PERENCANAAN JUMLAH OPERATOR PRODUKSI DENGAN METODE STUDI WAKTU (STUDI KASUS PADA INDUSTRI PENGOLAHAN PRODUK LAUT)

PERENCANAAN JUMLAH OPERATOR PRODUKSI DENGAN METODE STUDI WAKTU (STUDI KASUS PADA INDUSTRI PENGOLAHAN PRODUK LAUT) PERENCANAAN JUMLAH OPERATOR PRODUKSI DENGAN METODE STUDI WAKTU (STUDI KASUS PADA INDUSTRI PENGOLAHAN PRODUK LAUT) Kelvin Teknik Industri, Sekolah Tinggi Teknik Surabaya kelvin@stts.edu ABSTRAK Aliran produksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Studi Gerak dan Waktu ( Barnes h.257 ) Studi Gerak dan Waktu merupakan suatu ilmu yang terdiri dari teknik-teknik dan prinsip-prinsip untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Line Balancing Line Balancing adalah serangkaian stasiun kerja (mesin dan peralatan) yang dipergunakan untuk pembuatan produk. Line Balancing (Lintasan Perakitan) biasanya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perancangan Sistem Kerja Suatu ilmu yang terdiri dari teknik-teknik dan prinsip-prinsip untuk mendapatkan rancangan terbaik dari sistem kerja yang bersangkutan. Teknikteknik dan

Lebih terperinci

PENGUKURAN WAKTU. Nurjannah

PENGUKURAN WAKTU. Nurjannah PENGUKURAN WAKTU Nurjannah Pengukuran waktu (time study) ialah suatu usaha untuk menentukan lama kerja yang dibutuhkan seorang operator (terlatih dan qualified) dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Permasalahan Umum PT. Multi Makmur Indah Industri adalah perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur, khususnya pembuatan kaleng kemasan produk. Dalam perkembangan teknologi

Lebih terperinci

practicum apk industrial engineering 2012

practicum apk industrial engineering 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurang diperhatikannya produktivitas pekerja pada suatu proyek konstruksi dapat menghambat pekerjaan konstruksi tersebut. Ada berbagai macam faktor yang dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Time and Motion Study Time and motion study adalah suatu aktivitas untuk menentukan waktu yang dibutuhkan oleh seorang operator (yang memiliki skill rata-rata dan terlatih) baik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 4 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perancangan Kerja Dari penelitian menerangkan bahwa, Perancangan kerja merupakan suatu disiplin ilmu yang dirancang untuk memberikan pengetahuan mengenai prosedur dan prinsip

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Penelitian yang akan dilakukan dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu mengukur waktu produktif, menganalisis faktor faktor penyebab rendahnya

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data gerakan kerja dilakukan dengan cara merekam proses perakitan resleting polyester dengan handycam / kamera video. Setelah itu data

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Penelitian Terdahulu Manusia merupakan salah satu elemen utama pada sistem industri dalam menjalankan aktivitas. Tanpa adanya campur

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 PENDAHULUAN Penentuan waktu standar akan mempunyai peranan yang cukup penting didalam pelaksanaan proses produksi dari suatu perusahaan. Penentuan waktu standar yang tepat dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... ABSTRACT...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... ABSTRACT... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... ABSTRAK... ABSTRACT... i ii iii v viii ix xii xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada dasarnya pengumpulan data yang dilakukan pada lantai produksi trolly

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada dasarnya pengumpulan data yang dilakukan pada lantai produksi trolly BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Ekstrasi Hasil Pengumpulan Data Pada dasarnya pengumpulan data yang dilakukan pada lantai produksi trolly adalah digunakan untuk pengukuran waktu dimana pengukuran waktu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Interaksi Manusia dan Mesin Dalam bukunya, Wignjosoebroto (2003: 58) menjelaskan bahwa kata Mesin dapat diartikan lebih luas yaitu menyangkut semua obyek fisik berupa peralatan,

Lebih terperinci

ERGONOMI & APK - I KULIAH 8: PENGUKURAN WAKTU KERJA

ERGONOMI & APK - I KULIAH 8: PENGUKURAN WAKTU KERJA ERGONOMI & APK - I KULIAH 8: PENGUKURAN WAKTU KERJA By: Rini Halila Nasution, ST, MT PENGUKURAN WAKTU KERJA Pengukuran kerja atau pengukuran waktu kerja (time study) adalah suatu aktivitas untuk menentukan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah diagram alir yang digunakan dalam penyelesaian studi kasus ini: Mulai

BAB 3 METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah diagram alir yang digunakan dalam penyelesaian studi kasus ini: Mulai BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Flowchart Metode Penelitian Berikut ini adalah diagram alir yang digunakan dalam penyelesaian studi kasus ini: Mulai Studi Pendahuluan: Pengamatan flow process produksi Assembly

Lebih terperinci

PENYESUAIAN DAN KELONGGARAN TEKNIK TATA CARA KERJA II

PENYESUAIAN DAN KELONGGARAN TEKNIK TATA CARA KERJA II PENYESUAIAN DAN KELONGGARAN TEKNIK TATA CARA KERJA II PENYESUAIAN Maksud melakukan penyesuaian : menormalkan waktu siklus karena kecepatan tidak wajar oleh operator Konsep wajar : seorang operator yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kerja Studi kerja adalah penelaahan secara sistematik terhadap pekerjaan, dengan maksud untuk : (Barnes, 1980, Halaman 6) 1. Mengembangkan sistem dan metode kerja yang lebih

Lebih terperinci

Perhitungan Waktu Baku Menggunakan Motion And Time Study

Perhitungan Waktu Baku Menggunakan Motion And Time Study Perhitungan Waktu Baku Menggunakan Motion And Time Study ABIKUSNO DHARSUKY Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN Untuk memperoleh prestasi kerja dan hasil kerja yang optimum diperlukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Penelitian Cara Kerja Pada laporan skripsi ini penelitian cara kerja menggunakan metode penelitian yang dilakukan melalui operation process chart. Dan dalam perhitungan untuk

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 66 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Dari seluruh data yang telah dikumpulkan, dilakukan pengolahan data yang dapat dilihat secara keseluruhan pada lampiran. 4.2 Analisis Data 4.2.1 OPC (Operation

Lebih terperinci

Lampiran-1. Perhitungan Kapasitas Normal

Lampiran-1. Perhitungan Kapasitas Normal Lampiran-1. Perhitungan Kapasitas Normal Untuk menghitung kapasitas normal dari proses yang menggunakan manusia, maka terlebih dahulu harus diketahui lama waktu baku proses yang dikerjakan dan kemudian

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Selain teori-teori yang telah dijabarkan sebelumnya, maka pada bab ini akan pula dijabarkan tentang metodologi dari penelitian yang dilakukan. Untuk mencapai penelitian yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN LAMPIRAN-. URAIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB Uraian tugas dari masing-masing jabatan pada PD Aneka Industri dan Jasa Sumatera Utara adalah sebagai berikut :. Direktur Direktur PD. Aneka Industri

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Pengukuran Waktu Kerja Sistem kerja yang baik merupakan faktor yang penting dalam suatu manajemen operasional suatu perusahaan. Dalam merancang suatu sistem kerja yang baik dibutuhkan

Lebih terperinci

Pengukuran Kerja Langsung (Direct Work Measurement)

Pengukuran Kerja Langsung (Direct Work Measurement) Pengukuran Kerja Langsung (Direct Work Measurement) Pengukuran Kerja (Studi Waktu / Time Study) Perbaikan postur Perbaikan proses Perbaikan tata letak Perbaikan metode /cara kerja Data harus baik, representasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 1 Pemilihan Operator Normal pada Work Centre Pemotongan Plat, Gerinda, dan Polish 1. Pemilihan Operator Normal pada Work Centre Pemotongan Plat Work centre

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Manajamen Operasi dan Produksi Menurut Prasetya dan Lukiastuti (2011:2) manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan

Lebih terperinci

Dalam menjalankan proses ini permasalahan yang dihadapi adalah tidak adanya informasi tentang prediksi kebutuhan material yang diperlukan oleh produks

Dalam menjalankan proses ini permasalahan yang dihadapi adalah tidak adanya informasi tentang prediksi kebutuhan material yang diperlukan oleh produks BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Permasalahan Umum PT. Sinar Inti Electrindo Raya adalah perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur, pemasaran panel Tegangan Menengah (TM) dan panel Tegangan Rendah (TR).Dalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 29 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Perancangan Tata Letak Salah satu kegiatan rekayasa industri yang paling tua adalah menata letak fasilitas. Dan tata letak yang baik selalu mengarah kepada perbaikan-perbaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara yang dilakukan perusahaan adalah dengan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara yang dilakukan perusahaan adalah dengan meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Pada era globalisasi sekarang ini, dimana persaingan dunia usaha semakin ketat dan perusahaan dituntut untuk selalu menghasilkan produk berkualitas. Salah

Lebih terperinci

By: Amalia, S.T., M.T. PENGUKURAN KERJA: FAKTOR PENYESUAIAN DAN ALLOWANCE

By: Amalia, S.T., M.T. PENGUKURAN KERJA: FAKTOR PENYESUAIAN DAN ALLOWANCE By: Amalia, S.T., M.T. PENGUKURAN KERJA: FAKTOR PENYESUAIAN DAN ALLOWANCE PENYESUAIAN Maksud melakukan penyesuaian : menormalkan waktu siklus karena kecepatan tidak wajar oleh operator Konsep wajar : seorang

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Model Diagram Metodologi Gambar 4.1 Metodologi Penelitian 47 Gambar 4.2 Metodologi Penelitian (lanjutan) 48 4.2 Penelitian Pendahuluan Penelitian dilakukan di PT. Refconindo

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Proses pengumpulan dilakukan untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam perancangan Stasiun penyemiran sepatu. Meliputi data antro pometri

Lebih terperinci

Analisis Efisiensi Karyawan untuk Meningkatkan Produktivitas pada Divisi Pengemasan Line Box di PT. MAK

Analisis Efisiensi Karyawan untuk Meningkatkan Produktivitas pada Divisi Pengemasan Line Box di PT. MAK Seminar dan Konferensi Nasional IDEC 017 ISSN: 579-649 Surakarta, 8-9 Mei 017 Analisis Efisiensi Karyawan untuk Meningkatkan Produktivitas pada Divisi Pengemasan Line Box di PT. MAK Rendy Dwi Septian *1),

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISIS PENINGKATAN EFISIENSI LINTASAN PADA LINE PRODUKSI SHORT SIZE V-BELT TIPE A-JGG-B SIZE 60 DI PT.

TUGAS AKHIR ANALISIS PENINGKATAN EFISIENSI LINTASAN PADA LINE PRODUKSI SHORT SIZE V-BELT TIPE A-JGG-B SIZE 60 DI PT. TUGAS AKHIR ANALISIS PENINGKATAN EFISIENSI LINTASAN PADA LINE PRODUKSI SHORT SIZE V-BELT TIPE A-JGG-B SIZE 60 DI PT. BANDO INDONESIA Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB VI PENENTUAN JUMLAH TENAGA KERJA. Pada Stasiun Kerja Pemotongan dan Sortasi CV. Agrindo Suprafood. Menggunakan Studi Waktu

BAB VI PENENTUAN JUMLAH TENAGA KERJA. Pada Stasiun Kerja Pemotongan dan Sortasi CV. Agrindo Suprafood. Menggunakan Studi Waktu BAB VI PENENTUAN JUMLAH TENAGA KERJA Pada Stasiun Kerja Pemotongan dan Sortasi CV. Agrindo Suprafood Menggunakan Studi Waktu A. Pendahuluan 1. Latar belakang Pada era globalisasi ini, persaingan antar

Lebih terperinci

III. TINJAUAN PUSTAKA

III. TINJAUAN PUSTAKA III. TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas tenaga kerja merupakan salah satu hal yang sangat menentukan keberhasilan suatu proyek dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan. Hal

Lebih terperinci

BAB 4. PENGUMPULAN, PENGOLAHAN dan ANALISA DATA

BAB 4. PENGUMPULAN, PENGOLAHAN dan ANALISA DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN dan ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Waktu siklus Stasiun Kerja Stik (Jahit) Tabel 4.1 Data Waktu Siklus Stasiun Kerja Stik (Jahit) Per 1 pasang Pengamatan Waktu

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1. Pembahasan Proses pembuatan magnet kimono ini, praktikan mencari Waktu Aktual, Performance Rating, Performance Estimasi, dan %Error. Pembahasan yang dijelaskan pada

Lebih terperinci

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA. tutorial 7. work sampling

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA. tutorial 7. work sampling FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA tutorial 7 work sampling Prodi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia Tahun Ajaran 2016/2017 www.labdske-uii.com Pengukuran Kerja: Metode

Lebih terperinci

Lamp n (menit) x/n

Lamp n (menit) x/n BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Data Hasil Pengukuran Waktu Dibawah ini merupakan hasil pengukuran langsung (menggunakan stopwatch) waktu rakit panel. Box n (menit) x/n 1 2 3 4 5 1 11.9 12.5

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Ekstraksi Hasil Pengumpulan Data 5.1.1 Data Umum Produk Perusahaan menggunakan batch sebagai satuan dalam produksi, dimana 1 batch adalah sebesar : 1. Spon untuk ukuran 9

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. (Tabel Pengujian Kenormalan Data)

LAMPIRAN 1. (Tabel Pengujian Kenormalan Data) LAMPIRAN 1 (Tabel Pengujian Kenormalan Data) Tabel Pengujian Kenormalan Data Stasiun Forming A Tabel Pengujian Kenormalan Data Stasiun Forming B Tabel Pengujian Kenormalan Data Stasiun Machining Pengujian

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI ACARA 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN JAM HENTI

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI ACARA 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN JAM HENTI LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI ACARA 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN JAM HENTI OLEH: Marianus T. Dengi 122080139 LABORATORIUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA & ERGONOMI JURUSAN

Lebih terperinci

Lampiran 2. Flow Process Chart Pembuatan Matras Spring Bed

Lampiran 2. Flow Process Chart Pembuatan Matras Spring Bed Lampiran. Flow Process Chart Pembuatan Matras Spring Bed Kain blacu Kain polos bag. atas & bawah Busa SII bag. atas & bawah Busa AII bag. atas & bawah Hardpadd bag. atas & bawah Per pinggir Kawat lis Kawat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengukuran waktu ini akan berhubungan dengan usaha-usaha untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Pengukuran waktu ini akan berhubungan dengan usaha-usaha untuk Laporan Tugas Akhir BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Waktu Kerja Pengukuran waktu ini akan berhubungan dengan usaha-usaha untuk menetapkan waktu baku yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suati pekerjaan.

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 URAIAN TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB UNTUK MASING MASING JABATAN DI PT. KARYA DELI STEELINDO MEDAN.

LAMPIRAN 1 URAIAN TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB UNTUK MASING MASING JABATAN DI PT. KARYA DELI STEELINDO MEDAN. 20 LAMPIRAN 1 URAIAN TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB UNTUK MASING MASING JABATAN DI PT. KARYA DELI STEELINDO MEDAN. 1. Direktur Direktur merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan sekaligus pemilik

Lebih terperinci

ANALISA PENYEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI CELANA NIKE STYLE X BERDASARKAN PENGUKURAN WAKTU BAKU PADA PT. XYZ. Benny Winandri, M.

ANALISA PENYEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI CELANA NIKE STYLE X BERDASARKAN PENGUKURAN WAKTU BAKU PADA PT. XYZ. Benny Winandri, M. ANALISA PENYEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI CELANA NIKE STYLE X BERDASARKAN PENGUKURAN WAKTU BAKU PADA PT. XYZ Benny Winandri, M.Sc, MM ABSTRAK: PT. XYZ adalah industri yang memproduksi pakaian jadi. Seperti

Lebih terperinci

Penjadwalan Produksi Job Shop dengan Menggunakan Metode Shifting Bottleneck Heuristic (SHB)

Penjadwalan Produksi Job Shop dengan Menggunakan Metode Shifting Bottleneck Heuristic (SHB) doi: https://doi.org/10.581/zenodo.106337 JURITI PRIMA (Junal Ilmiah Teknik Industri Prima) Vol. 1, No. 1, Juni 017 e-issn: 581-057X Penjadwalan Produksi Job Shop dengan Menggunakan Metode Shifting Bottleneck

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 1 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Adapun uraian tugas dan tanggung jawab setiap bagian pada PT. Tjipta Rimba Djaja dapat dilihat sebagai berikut: 1. Direktur a. Memberikan garis besar kebijaksanaan

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO ISSN PENGELOMPOKAN STASIUN KERJA UNTUK MENYEIMBANGKAN BEBAN KERJA DENGAN METODE LINE BALANCING

Seminar Nasional IENACO ISSN PENGELOMPOKAN STASIUN KERJA UNTUK MENYEIMBANGKAN BEBAN KERJA DENGAN METODE LINE BALANCING PENGELOMPOKAN STASIUN KERJA UNTUK MENYEIMBANGKAN BEBAN KERJA DENGAN METODE LINE BALANCING Joko Susetyo, Imam Sodikin, Adityo Nugroho Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI. pengukuran kerja ( work measurement ) yang meliputi teknik-teknik pengukuran waktu

BAB 3 LANDASAN TEORI. pengukuran kerja ( work measurement ) yang meliputi teknik-teknik pengukuran waktu BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Pengukuran Waktu Untuk mengukur kebaikan suatu sistem kerja diperlukan prinsip-prinsip pengukuran kerja ( work measurement ) yang meliputi teknik-teknik pengukuran waktu psikologis

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Keseimbangan Lini

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Keseimbangan Lini BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Keseimbangan Lini engolahan data Gambar 4.1 Skema Metodologi Penelitian 79 A Perancangan Keseimbangan Lini Metode

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan tujuan rancang fasilitas Wignjosoebroto (2009; p. 67) menjelaskan, Tata letak pabrik adalah suatu landasan utama dalam dunia industri. Perancangan tata letak pabrik

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Di era globalisasi ini, fashion merupakan tuntutan dari gaya hidup berbagai kalangan di masyarakat. Oleh karena itu, perusahaan yang bergerak di industri pakaian berlomba untuk menghasilkan produk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam penulisan ini, diperlukan teori teori yang mendukung, yang didapat dari mata kuliah yang pernah diajarkan dan dari referensi referensi sebagai bahan pendukung. Untuk mencapai

Lebih terperinci

USULAN PENYEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI PADA LINE FINAL ASSEMBLING KWH OB91Z GUNA MENINGKATKAN EFISIENSI LINTASAN PRODUK

USULAN PENYEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI PADA LINE FINAL ASSEMBLING KWH OB91Z GUNA MENINGKATKAN EFISIENSI LINTASAN PRODUK Usulan Penyeimbangan Lintasan Produksi pada Line Final Assembling KWH... USULAN PENYEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI PADA LINE FINAL ASSEMBLING KWH OB91Z GUNA MENINGKATKAN EFISIENSI LINTASAN PRODUK 1) Siti

Lebih terperinci

Nama : Johanes Susanto NIM : Tugas online #4 TKT313 Metodologi Penelitian. Work Sampling

Nama : Johanes Susanto NIM : Tugas online #4 TKT313 Metodologi Penelitian. Work Sampling Nama : Johanes Susanto NIM : 2012-21-046 Tugas online #4 TKT313 Metodologi Penelitian Work Sampling Sampling Pekerjaan (Work Sampling) adalah suatu teknik untuk mengadakan sejumlah besar pengamatan terhadap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengukuran Waktu Pengukuran waktu kerja (work measurement atau Time Study) merupakan suatu usaha-usaha untuk menetapkan waktu baku yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah mengurangi pemborosan (waste) ataupun segala sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah mengurangi pemborosan (waste) ataupun segala sesuatu yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan industri manufaktur yang terus meningkat mengakibatkan persaingan sengit dalam memenuhi permintaan pelanggan akan produk yang berkualitas dan diterima

Lebih terperinci

Tabel Uji Keseragaman Data Pada Work Center Pengukuran dan Pemotongan

Tabel Uji Keseragaman Data Pada Work Center Pengukuran dan Pemotongan Uji Keseragaman Data Tabel Uji Keseragaman Data Pada Work Center Pengukuran dan Pemotongan Pengamatan (Menit) No Kegiatan Rata rata sigma (Xirata)^2 S BKA BKB Keterangan 1 Plat MS di ukur, digambar dan

Lebih terperinci

PERTEMUAN #13 UJI PETIK PEKERJAAN (WORK SAMPLING) TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

PERTEMUAN #13 UJI PETIK PEKERJAAN (WORK SAMPLING) TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA UJI PETIK PEKERJAAN (WORK SAMPLING) PERTEMUAN #13 TKT207 ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Manajemen Operasi 2.1.1.1 Pengertian Manajemen operasi telah mengalami perubahan yang cukup drastis sejalan dengan perkembangan inovasi

Lebih terperinci

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT Multi Garmenjaya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri garment. Penulis melakukan pengamatan pada lini produksi produk celana jeans yang diproduksi secara mass production. Masalah

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran yang menjadi landasan dalam penyusunan dan penyelesaian masalah dalam pembuatan laporan skripsi ini adalah sebagai berikut

Lebih terperinci

Lampiran 1: Pembagian Tugas dan Tanggungjawab. Direktur merupakan jabatan tertinggi dari struktur organisasi PT. Bintang

Lampiran 1: Pembagian Tugas dan Tanggungjawab. Direktur merupakan jabatan tertinggi dari struktur organisasi PT. Bintang LAMPIRAN Lampiran 1: Pembagian Tugas dan Tanggungjawab Berikut adalah pembagian tugas dan tanggungjawab dari setiap bagian dan jabatan pada PT.Bintang Persada Satelit: 1. Direktur Direktur merupakan jabatan

Lebih terperinci