FORMULASI RANCANGAN KEBIJAKAN KETENAGAAN DOKTER UMUM DI KABUPATEN BLITAR. Agung Dwi Laksono Widodo J. Pudjirahardjo Iwan M.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FORMULASI RANCANGAN KEBIJAKAN KETENAGAAN DOKTER UMUM DI KABUPATEN BLITAR. Agung Dwi Laksono Widodo J. Pudjirahardjo Iwan M."

Transkripsi

1 FORMULASI RANCANGAN KEBIJAKAN KETENAGAAN DOKTER UMUM DI KABUPATEN BLITAR Agung Dwi Laksono Widodo J. Pudjirahardjo Iwan M. Mulyono

2 Jumlah Kunjungan Rawat jalan Latar Belakang 600, , ,87 400, ,000 00,000 00,000 54,50 57,843 66,79 0, Tahun Gambar. Trend Kunjungan Rawat Jalan di Puskesmas se Kabupaten Blitar Tahun

3 TREND TENAGA DOKTER UMUM Tabel. Trend Jumlah Tenaga Dokter Umum di 4 Puskesmas Kabupaten Blitar pada Tahun Jenis Tenaga Dokter Umum

4 Tabel.. Rasio Tenaga Dokter Umum (Jumlah Dokter Umum : Jumlah Penduduk) di Kab. Blitar Tahun 006 Kecamatan.Bakung.Wonotirto 3.Panggungrejo 4.Wates 5.Binangun 6.Sutojayan 7.Kademangan 8.Kanigoro 9.Talun 0.Selopuro.Kesamben.Selorejo 3.Doko 4.Wlingi 5.Gandusari 6.Garum 7.Nglegok 8.Sanankulon 9.Ponggok 0.Srengat.Wonodadi.Udanawu Puskesm as 3 Jumlah Dokter Umum RS/RB/B P Praktek Swasta Jumlah Jumlah Penduduk (estimasi th. 006) Rasio (Jumlah Dokter () : Jumlah Penduduk) Total

5 Tabel.3 Distribusi Sarana Pelayanan Kesehatan Pengguna Tenaga Dokter Umum di Kab. Blitar Tahun 006. Bakung. Wonotirto 3. Panggungrejo 4. Wates 5. Binangun 6. Sutojayan 7. Kademangan 8. Kanigoro 9. Talun 0. Selopuro. Kesamben. Selorejo 3. Doko 4. Wlingi 5. Gandusari 6. Garum 7. Nglegok 8. Sanankulon 9. Ponggok 0. Srengat. Wonodadi. Udanawu Kecamatan Jumlah Penduduk (Riil 006) Sarana Pelayanan Kesehatan Pengguna Tenaga Dokter Umum Jenis Sarana Puskesmas Bakung, DPS Puskesmas Wonotirto, DPS Puskesmas Panggungrejo, BP, DPS Puskesmas Wates, DPS Puskesmas Binangun Puskesmas Sutojayan, RB, DPS () Puskesmas Kademangan, RB, DPS (3) Puskesmas Kanigoro, RB, DPS (3) Puskesmas Talun, RS An Nisa Puskesmas Selopuro, DPS Puskesmas Kesamben, DPS Puskesmas Selorejo, DPS Puskesmas Doko Pusk. Wlingi, RS Ngudi Waluyo, RS Asy Syifa, RB, DPS (7) Pusk. Gandusari, Pusk. Slumbung () Puskesmas Garum, Poliklinik, DPS () Puskesmas Nglegok, DPS (3) Puskesmas Sanankulon, DPS Pusk. Ponggok, Pusk. Bacem, DPS () Puskesmas Srengat, RSI, DPS (7) Puskesmas Wonodadi, RSI Yashmar, DPS (5) Puskesmas Udanawu, RB, DPS () Jumlah Total

6 Pernyataan Masalah jumlah tenaga dokter umum di Kabupaten Blitar kurang dengan rasio :.5 (rasio normatif :500) dan distribusinya tidak merata.

7 Tujuan Penelitian Tujuan Umum Membuat rancangan formulasi kebijakan ketenagaan tenaga dokter umum di Kabupaten Blitar, berdasarkan kebijakan yang berhubungan di tingkat nasional dan kabupaten, karakteristik demografis penduduk, jumlah kunjungan, jumlah institusi pelayanan kesehatan, karakteristik geografis-administratif, infrastruktur pendukung, program kesehatan yang ditetapkan serta produksi tenaga dokter umum dan kesesuaiannya dengan kemampuan dan potensi Kabupaten Blitar (pendapatan daerah, pendapatan perkapita, pertumbuhan ekonomi, serta persentase anggaran untuk bidang kesehatan).

8 Tujuan Khusus. Melakukan perumusan isu publik berdasarkan kondisi daerah, review kebijakan tentang tenaga dokter umum di tingkat nasional, dan review kebijakan tingkat kabupaten. Kondisi daerah meliputi karakteristik demografis penduduk, karakteristik geografis-administratif, jumlah sarana pelayanan kesehatan, infrastruktur pendukung dan jumlah kunjungan, serta produksi tenaga dokter umum.. Memutuskan alternatif dasar penghitungan kebutuhan tenaga dokter umum. Dasar perhitungan meliputi karakteristik demografis penduduk, karakteristik geografis-administratif, jumlah sarana pelayanan kesehatan, infrastruktur pendukung dan jumlah kunjungan.

9 Tujuan Khusus...() 3. Melakukan peramalan kebutuhan tenaga dokter umum dan peramalan kemampuan Kabupaten Blitar. Kemampuan Kabupaten Blitar dalam hal pendapatan daerah, pendapatan perkapita, pertumbuhan ekonomi dan persentase anggaran untuk bidang kesehatan. 4. Menentukan tujuan dan prioritas berdasarkan penilaian kesesuaian kebutuhan tenaga dokter umum dengan kemampuan Kabupaten Blitar. 5. Menyusun rancangan kebijakan ketenagaan dokter umum di Kabupaten Blitar.

10 Kerangka Konsep Kebijakan Nasional. Kesehatan. Tenaga Kesehatan 3. Pembiayaan Kesehatan 4. Desentralisasi 5. Kepegawaian 6. Perencanaan SDM Kesehatan 7. Desa siaga 8. Revitalisasi Puskesmas 9. Penyelenggaraan praktek dokter Kondisi Daerah. Karakteristik Demografis. Karakteristik Geografis 3. Karakteristik Sarana kesehatan 3. Karakteristik Infrastruktur pendukung 4. Karakteristik Epidemiologi Tenaga dokter umum. Produksi tenaga. Kemauan dan motivasi 3. Perilaku Kemampuan Daerah. Pendapatan Daerah. Pendapatan Perkapita 3. Pertumbuhan Ekonomi 4. Persentase Anggaran untuk bidang kesehatan Gambar 3. Kerangka Konsep Penelitian Kebijakan Daerah. Renstra Kabupaten a. Prioritas Pembangunan b. Pengembangan infrastruktur. Renstra Dinas Kesehatan a. Prioritas Pembangunan Kesehatan b. Perencanaan SDM Kesehatan c. Perencanaan Sarana Kesehatan d. Pembiayaan Kesehatan Standar atau Rasio SDM Kesehatan terhadap nilai tertentu Kebutuhan Tenaga Dokter Umum Kesesuaian Kebutuhan Tenaga Dokter Umum dengan Kemampuan dan Potensi Daerah Rancangan Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum

11 METODE PENELITIAN 4. Rancang Bangun Penelitian penelitian analisis kebijakan (formulasi) yang terdiri dari tahap identifikasi isu publik, perumusan isu publik, analisis isu publik, memutuskan alternatif dan kriteria, peramalan dan menentukan tujuan dan prioritas. pendekatan kuantitatif dan kualitatif 4. Lokasi dan Waktu Penelitian Kab. Blitar. 5 (lima) bulan. Maret-Juli 007

12 4.3 Sumber Informasi. Dokumen atau data sekunder a. Dokumen kebijakan b. Dokumen sasaran. Aktor kebijakan a. Tingkat Propinsi a. Tingkat Kabupaten

13 Kerangka Operasional. Perumusan & Analisis Isu Publik a. Kondisi Daerah b. Review Kebijakan Nasional i. Renstra Depkes ii. Tenaga kesehatan iii. Pembiayaan Kesehatan iv. Otonomi Daerah v. Kepegawaian vi. Perencanaan SDM Kesehatan vii. Desa siaga viii. Revitalisasi Puskesmas ix. Penyelenggaraan praktek dokter b. Review Kebijakan Daerah i. Renstra Kab.Blitar ii. Renstra Dinkes Kab. Blitar Gambar 4. Bagan Kerangka Operasional Penelitian. Memutuskan alternatif & kriteria, melalui metode scoring berdasarkan standar atau rasio tenaga dokter umum terhadap karakteristik demografis penduduk, karakteristik geografis - administratif, jumlah sarana pelayanan kesehatan, dan jumlah kunjungan. 3. Peramalan a. Melakukan peramalan kuantitatif untuk menilai Kebutuhan Tenaga Dokter Umum b. Menilai Kemampuan Kabupaten Blitar melalui FGD oleh aktor kebijakan ) Pendapatan daerah ) Pendapatan perkapita 3) Pertumbuhan Ekonomi 4) Persentase anggaran untuk bidang kesehatan 4. Menentukan tujuan & prioritas FGD oleh aktor kebijakan untuk menilai kesesuaian kebutuhan tenaga dokter umum dengan kemampuan Kabupaten Blitar 5. Menyusun rancangan kebijakan ketenagaan dokter umum di Kab. Blitar

14 HASIL PENELITIAN Karakteristik Demografis Gambar 5. Trend Jumlah Penduduk Riil di Kabupaten Blitar Tahun (Sumber : Kabupaten Blitar dalam Angka Tahun 007, diolah peneliti) Densitas terrendah 58/km (wonotirto), tertinggi.777/km (sanan kulon), rata-rata 87/km

15 Karakteristik Sarana Pelayanan Kesehatan jumlah - sarana/kec Karakteristik Infrastruktur Pendukung jalan +, telepon +, transport + Karakteristik Tenaga Dokter Umum Tabel 5. 4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Tenaga Dokter Umum di Kabupaten Blitar Tahun 008. Kriteria Frekuensi Persentase. Jenis Kelamin a.laki-laki b.perempuan. Daerah asal a.dari Kabupaten atau Kota Blitar b.dari kabupaten atau kota lain di Jatim c.dari kabupaten atau kota lain di luar Jatim 3. Masa Kerja di Kabupaten Blitar a.< tahun b. < 3 tahun c.3 < 7 tahun d.> 7 tahun ,% 45,8% 70,8% 9,% 0% 8,3% 54,%,5% 5%

16 FAKTOR MOTIVATOR Tabel 5.5 Faktor Motivator Tenaga Dokter Umum di Kab. Blitar Tahun 008 FAKTOR MOTIVATOR. Putra daerah asli Blitar, mau mengabdi di daerah asal. Dekat dengan tempat tinggal 3. Dekat dengan keluarga 4. Karakter dan budaya masyarakat mendukung atau kondusif 5. Biaya hidup murah 6. Geografis dan iklim nyaman, bebas polusi 7. Kondisinya tenang 8. Faktor pendidikan masyarakat yang cukup, walaupun ada di daerah perifer tetapi interaksi dengan masyarakat bisa terjalin baik 9. Kultur tidak jauh berbeda dengan daerah asal (Kab. atau Kota Malang) 0.Pemda mendukung program-program kesehatan.rasio jumlah penduduk dengan jumlah dokter kurang.kondisi yang cukup maju 3.Potensi masyarakat yang kooperatif 3.Tenaga dokter umum sangat diperlukan 4.Blitar adalah daerah terbuka (tidak terpencil) yang mudah dijangkau berbagai transportasi N

17 FAKTOR DEMOTIVATOR Tabel 5.6 Faktor Demotivator Tenaga Dokter Umum di Kab. Blitar Tahun 008 FAKTOR DEMOTIVATOR. Kotanya kurang HIDUP, fasilitas pendidikan dan hiburan kurang. Kota atau kabupaten kecil 3. Faktor kesejahteraan minim, reward atau insentif kurang 4. Medan kerja luas dan sulit dijangkau, ada beberapa kecamatan yang lumayan terpencil 5. Pendapatan per kapita penduduk masih kurang, kemampuan atau daya beli masyarakat masih rendah 6. Seringnya rotasi dokter tanpa mempertimbangkan faktor domisili, kondisi dan lain-lain 7. Sistem kerja kurang sitematis 8. Bukan kawasan perindustrian atau perdagangan 9. Dinkes kurang bagus & transparan dalam pengelolaan program & manaj. kepegawaian puskesmas 0. Kurangnya perhatian Pemda thd jenjang karir dokter umum. Arus ekonomi kurang bagus dibanding kota lain N Dilanjutkan

18 Lanjutan FAKTOR DEMOTIVATOR. Kondisi kinerja yang kurang maksimal 3. Faktor sosial ekonomi banyak menengah ke bawah shg jika perlu terapi obat dng harga mahal banyak hambatan 4. Dukungan lintas sektor kurang 5. Kepala puskesmas merangkap tenaga fungsional 6. Fasilitas terbatas 7. Beberapa kecamatan transportasinya masih sulit 8. Penyebaran penduduk yang tidak merata 9. Faktor budaya masyarakat yang masih kolot 0. Kultur masyarakat kurang antusias thd keberadaan dokter. Bidan dan perawat (paramedis) yang masih mendapat kepercayaan dari masyarakat. Faktor persaingan yang ketat 3. Praktek kurang berjalan 4. Jauh dari pusat pendidikan kedokteran N

19 HARAPAN Tabel 5.7. Harapan Tenaga Dokter Umum di Kab. Blitar Th. 008 HARAPAN TENAGA DOKTER Perbaikan Sistem. Rotasi dipertimbangkan disesuaikan dng domisili, kondisi dan kemampuan. Puskesmas dan balai pengobatan perlu perbaikan dalam menjalankan peranannya agar terjadi interaksi yang baik dengan masyarakat 3. Posisi yang jelas antara tenaga fungsional atau struktural 4. Sistem remunerasi yang memadai 5. Dipermudah untuk pengurusan dokter PTT atau honorer 6. Merancang konsep rotasi yg mengutamakan kenyamanan dokter dlm bekerja 7. Sosialisasi di internet bahwa Kabupaten Blitar butuh dokter 8. Manajemen tenaga yang lebih transparan Tambahan Insentif 9. Peningkatan kesejahteraan tenaga dokter 0. Diberikan mobil dinas. Memberikan insentif dan sarana prasarana sebagai penunjang. Reward system bagi yang berprestasi 3. Pemberian insentif diluar gaji bagi dokter yang bersedia di tugaskan di daerah terpencil N Dilanjutkan

20 Lanjutan HARAPAN TENAGA DOKTER Pengembangan Karier 4. Kesempatan yang luas untuk mengembangkan diri, misalnya untuk meneruskan studi tidak dipersulit 5. Punya kesempatan meningkatkan karier 6. Kemudahan kenaikan penunjang karier 7. Kejelasan dan kepastian jenjang karir dokter 8. Meningkatkan kegiatan ilmiah Penegakkan Hukum 9. UU Praktik Kedokteran ditegakkan 0. Perlindungan hukum dan rasa aman dalam bekerja. Penertiban ijin praktek dokter dan paramedis. Konsistensi di pihak hukum utk menertibkan ijin praktek &praktek ilegal 3. Penertiban dari Dinkes dan ketegasan dari organisasi profesi (IDI) 4. IDI diaktifkan untuk menampung keluhan teman-teman seprofesi Perbaikan Infrastruktur 5. Perbaikan infrastruktur 6. Fasilitas hiburan untk menghilangkan stress perlu diadakan 7. Pembangunan fasilitas di segala bidang secara menyeluruh dan merata 8. Mobilisasi transportasi yang mudah N

21 Determinan Distribusi Tenaga Dokter Umum Tabel 5.7 Hasil Uji Statistika Rho Spearman Determinan Distribusi Jumlah Tenaga Dokter Per Kecamatan di Kabupaten Blitar Tahun 008. Jumlah Penduduk Luas Wilayah Kecamatan Kepadatan Penduduk Jumlah Sarana Yankes Distribusi Jml Dokter Koefisien Korelasi Sig. (- arah) 0,605(**) -0,84 0,489(*) 0,809(**) 0,00 0,06 0,00 0,000 N

22 Produksi Tenaga Dokter Umum Tabel 5.9 Produksi Tenaga Dokter Umum di Provinsi Jawa Timur Tahun 008 No. Perguruan Tinggi Lokasi Status Jml Lulusan Universitas Airlangga Universitas Hangtuah Universitas Wijaya Kusuma Universitas Brawijaya Universitas Negeri Jember Universitas Islam Malang Universitas Muhammadiyah Malang Surabaya Surabaya Surabaya Malang Jember Malang Malang Negeri Swasta Swasta Negeri Negeri Swasta Swasta Total Provinsi Jawa Timur 930 Sumber : Data primer dari setiap universitas yang memproduksi tenaga dokter umum Rata-rata yang bisa diserap sebesar 4-5 orang per tahun per kabupaten

23 Kemampuan Pendapatan Daerah meningkat 7,08% Produk Domestik Regional Bruto trend meningkat Pertumbuhan Ekonomi trend meningkat Persentase Anggaran untuk Bidang Kesehatan 4,3% (007) menjadi 7,8% (008)

24 ISU KEBIJAKAN TERKAIT KONDISI DAERAH. Variasi densitas penduduk antar kecamatan sangat besar, antara 58/km sampai dengan.777/ km.. Keberadaan tenaga dokter umum di Kabupaten Blitar didominasi putra daerah. 3. Faktor determinan jumlah dan distribusi tenaga dokter umum di Kabupaten Blitar adalah jumlah penduduk, kepadatan penduduk, dan jumlah sarana pelayanan kesehatan.

25 ISU KEBIJAKAN TK NASIONAL. Pengadaan tenaga dokter umum oleh pusat hanya untuk kab atau kota di luar Jawa dan kab atau kota yang terpencil atau sangat terpencil atau kurang diminati serta kab atau kota yang pemdanya belum dapat mengangkat secara mandiri tenaganya sebagai PTT daerah.. Tenaga dokter umum merupakan salah satu tenaga kesehatan strategis yang wajib mengabdi setelah lulus, tetapi saat ini menjadi hampir tidak wajib lagi karena adanya peluang mengabdi dengan cara lain. 3. Bidang kesehatan merupakan salah satu urusan wajib kabupaten yang menjadi kewenangan pemerintah daerah yang berskala kabupaten atau kota.

26 ISU KEBIJAKAN TK KABUPATEN. Bidang kesehatan merupakan salah satu yang menjadi prioritas pembangunan di Kabupaten Blitar selain bidang pendidikan.. Kabupaten Blitar tidak bisa melakukan pengadaan pegawai dengan cara honorer atau kontrak.

27 Memutuskan Alternatif & Kriteria Dasar Penghitungan. Berdasarkan karakteristik demografis jml penduduk. Berdasarkan jumlah sarana pelayanan kesehatan jml puskesmas 3. Berdasarkan karakteristik geografisadministratif jml kecamatan 4. Berdasarkan peningkatan beban pelayanan kesehatan jml kunjungan

28 Scoring Peserta. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Badan Kepegawaian Daerah 3. Dinas Pendapatan Daerah 4. Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah 5. Dinas Kesehatan Hasil Scoring Ranking Berdasarkan karakteristik demografis Ranking Berdasarkan peningkatan beban pelayanan kesehatan Ranking 3 Berdasarkan jumlah sarana pelayanan kesehatan Ranking 4 Berdasarkan karakteristik geografis-administratif

29 Hasil Peramalan Penilaian Kebutuhan Tenaga Dokter Umum Tabel 5.9 Perbandingan Jumlah Tenaga Dokter Umum Antara Kebutuhan dan yang Tersedia di Kabupaten Blitar Tahun TAHUN TENAGA DOKTER UMUM KEBUTUHAN TERSEDIA KEKURANGAN

30 Hasil FGD Peramalan Kemampuan dan Potensi Kabupaten Blitar. Pro kontra pesimis dan optimis dengan kemampuan Kabupaten Blitar. Pendapatan daerah, pendapatan perkapita maupun pertumbuhan ekonomi akan tetap menunjukkan trend positif. 3. Potensi Kabupaten Blitar dalam sektor perikanan dan peternakannya merupakan unggulan dan terbesar di Jatim akan mampu memberi sumbangan besar. 4. Persentase anggaran untuk bidang kesehatan akan meningkat seiring dengan komitmen pemkab terhadap bidang kesehatan yang ditunjukkan dengan kebijakan pembiayaan kesehatan rawat jalan 5. Keyakinan akan kemampuan Kabupaten Blitar bila kebersamaan antara eksekutif dan legislatif dan antar eksekutif bisa lebih baik.

31 Hasil FGD Penilaian Kesesuaian Kebutuhan Tenaga Dokter Umum dengan Kemampuan dan Potensi Daerah. Pemerintah Kabupaten Blitar tidak bisa memenuhi seratus persen kebutuhan tenaga dokter umum tersebut. Hal ini disampaikan sebagian peserta.. Berdasarkan kemampuan dan potensi Kabupaten Blitar pada saat ini, sebagian besar peserta memperkirakan hanya akan bisa menambah 0 tenaga dokter umum baru setiap tahunnya 3. Tetapi bila lembaga baru KPTSP yang dibentuk bisa mempercepat pembangunan ekonomi, para peserta memprediksikan akan bisa menambah tenaga dokter umum lebih dari 0 orang setiap tahunnya.

32 TELAAH PENELITI. BENTUK KEBIJAKAN PERDA. Strategi Pengadaan PTT daerah PNS daerah 3. Pola Insentif Pemetaan berdasarkan 3 determinan dan tingkat kesulitan geografis (komposit dari luas wilayah, topografi dan akses jalan ke wilayah kerja)

33 POLA INSENTIF BERDASARKAN HASIL PEMETAAN WILAYAH a. Wilayah I : kecamatan (Rp ,-) b. Wilayah II : 3 kecamatan (Rp ,-) c. Wilayah III : 7 kecamatan (Rp ,-)

34 PEMBAHASAN Dokter Umum di Kabupaten Blitar Blitar kurang menarik bagi dokter umum Didominasi dokter baru Penegakan hukum tidak ada Review Kebijakan Nasional Terkait SDM Kesehatan Pengabdian nakes strategis Kriteria daerah terpencil Review Kebijakan di Kabupaten Blitar Terkait Bidang Kesehatan Kebijakan pembiayaan di Blitar tidak diikuti kebijakan peningkatan jumlah nakes

35 Kemampuan Fiskal Kabupaten Blitar Trend positif Persentase anggaran kesehatan masih bisa ditingkatkan Rasio Dokter Umum nilai tengah Insentif Pengembangan insentif non materi

36 KESIMPULAN (). Ada empat metode penghitungan kebutuhan tenaga dokter umum yang bisa diaplikasi di Kabupaten Blitar. Disepakati oleh semua aktor kebijakan bahwa metode penghitungan kebutuhan tenaga dokter umum yang dipakai adalah rasio jumlah penduduk. 3. Kebutuhan tenaga dokter umum berdasarkan rasio jumlah penduduk mencapai 454 tahun 009 sampai dengan 470 orang tahun 08. Kemampuan atau potensi Kabupaten Blitar diprediksi oleh aktor kebijakan akan terus meningkat sesuai trend lima tahun terakhir, termasuk didalamnya persentase anggaran untuk bidang kesehatan.

37 KESIMPULAN () 4. Berdasarkan kesepakatan aktor kebijakan melalui FGD hanya 0 orang tenaga dokter umum baru setiap dua tahun yang mampu disediakan oleh Pemerintah Kabupaten Blitar. 5. Rekomendasi formulasi kebijakan ketenagaan dokter umum di Kabupaten Blitar merupakan kebijakan yang bersifat fasilitatif, menggunakan rasio ideal yang disesuaikan dengan kondisi saat ini dan kemampuan fiskal kabupaten, menggunakan strategi pengadaan PTT daerah, serta pola insentif dengan pemetaan kembali wilayah Kabupaten Blitar.

38 Saran. Dinas Kesehatan mensosialisasikan rancangan kebijakan ini ke seluruh elemen masyarakat di Kabupaten Blitar.. Dinas Kesehatan berkoordinasi dengan DPRD, BKD, Dipenda, Bappeda dan perencana anggaran di kabupaten untuk memperoleh komitmen yang dibutuhkan. 3. Mengadakan pengumuman secara terbuka melalui media cetak dan internet untuk penjaringan tenaga dokter umum.

39 Sekian, terima kasih

ANALISIS KEBIJAKAN KETENAGAAN

ANALISIS KEBIJAKAN KETENAGAAN ANALISIS KEBIJAKAN KETENAGAAN Sebuah Formulasi Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum Agung D. Laksono Widodo J. Pudjirahardjo Iwan M. Mulyono Diterbitkan oleh; Health Advocacy Yayasan Pemberdayaan Kesehatan

Lebih terperinci

ANALISIS KEBIJAKAN KETENAGAAN

ANALISIS KEBIJAKAN KETENAGAAN ANALISIS KEBIJAKAN KETENAGAAN Sebuah Formulasi Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum Agung D. Laksono Widodo J. Pudjirahardjo Iwan M. Mulyono Diterbitkan oleh; Health Advocacy Yayasan Pemberdayaan Kesehatan

Lebih terperinci

Sekapur Sirih. Blitar, Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Blitar, Bagus Sunggono, SE.MM.

Sekapur Sirih. Blitar, Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Blitar, Bagus Sunggono, SE.MM. Sebagai pengemban amanat Undang undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan sejalan dengan rekomendasi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengenai Sensus Penduduk dan Perumahan Tahun 2010 (Population

Lebih terperinci

DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR Tahun Anggaran 2016

DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR Tahun Anggaran 2016 DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Formulir DPPA SKPD 2.2 PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR Tahun Anggaran 2016 Urusan Pemerintahan : 1 Urusan Wajib Bidang Pemerintahan : 1. 02 Kesehatan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR Anggaran : 204 Formulir RKA SKPD 2.2 Urusan Pemerintahan :. 02 URUSAN WAJIB KESEHATAN Organisasi :. 02. 0 DINAS KESEHATAN

Lebih terperinci

KERTAS KERJA RENSTRA OPD

KERTAS KERJA RENSTRA OPD KERTAS KERJA RENSTRA OPD 2018-2021 Sasaran RPJMD OPD Target Sasaran (Impact) Target Tahunan Sasaran SKPD Tahun Awal Tahun Akhir 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PROGRAM / KEGIATAN INDIKATOR PROGRAM (outcome)

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 No. 01/06/3505/Th. I, 13 Juni 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BLITAR Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR,

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR, BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR, Menimbang : a. bahwa untuk pelaksanaan lebih lanjut Peraturan

Lebih terperinci

JURNAL KEBIJAKAN KESEHATAN INDONESIA FORMULASI RANCANGAN KEBIJAKAN KETENAGAAN DOKTER UMUM DI KABUPATEN BLITAR

JURNAL KEBIJAKAN KESEHATAN INDONESIA FORMULASI RANCANGAN KEBIJAKAN KETENAGAAN DOKTER UMUM DI KABUPATEN BLITAR JURNAL KEBIJAKAN KESEHATAN INDONESIA VOLUME 01 No. 02 Juni 2012 Halaman 84-92 Agung Dwi Laksono, dkk.: Formulasi Rancangan Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum Artikel Penelitian FORMULASI RANCANGAN KEBIJAKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Ikan hias selain dinikmati dari segi estetika juga memiliki nilai keuntungan yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Ikan hias selain dinikmati dari segi estetika juga memiliki nilai keuntungan yang tinggi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan hias selain dinikmati dari segi estetika juga memiliki nilai keuntungan yang tinggi dari segi pengembangbiakannya. Indonesia sebagai negara kepulauan dan memiliki

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR 4.5.4. Penjelasan Perubahan Anggaran Pada tahun anggaran 2014 terjadi perubahan atas penjabaran perubahan anggaran pendapatan dan belanja daerah Tahun Anggaran 2014 yang ditetapkan dalam Peraturan Bupati

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK KELUARGA YANG MEMPUNYAI ANAK TIDAK MELANJUTKAN SEKOLAH KE TINGKAT SMA DI KECAMATAN PANGGUNGREJO KABUPATEN BLITAR. Galuh Perdana Rahmanto

KARAKTERISTIK KELUARGA YANG MEMPUNYAI ANAK TIDAK MELANJUTKAN SEKOLAH KE TINGKAT SMA DI KECAMATAN PANGGUNGREJO KABUPATEN BLITAR. Galuh Perdana Rahmanto KARAKTERISTIK KELUARGA YANG MEMPUNYAI ANAK TIDAK MELANJUTKAN SEKOLAH KE TINGKAT SMA DI KECAMATAN PANGGUNGREJO KABUPATEN BLITAR Galuh Perdana Rahmanto Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KEGIATAN TAHUN 2018 DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KABUPATEN BLITAR

RENCANA AKSI KEGIATAN TAHUN 2018 DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KABUPATEN BLITAR RENCANA AKSI KEGIATAN TAHUN 2018 DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KABUPATEN BLITAR No. Tujuan Sasaran Program/ Kegiatan Program/ Kegiatan Target Anggaran (Rp) Rencana Aksi Jadwal Kegiatan Program

Lebih terperinci

ANALISIS TIPOLOGI WILAYAH DALAM PERSPEKTIF PEMBANGUNAN PERDESAAN BERBASIS SUMBERDAYA LOKAL PENDAHULUAN

ANALISIS TIPOLOGI WILAYAH DALAM PERSPEKTIF PEMBANGUNAN PERDESAAN BERBASIS SUMBERDAYA LOKAL PENDAHULUAN P R O S I D I N G 118 ANALISIS TIPOLOGI WILAYAH DALAM PERSPEKTIF PEMBANGUNAN PERDESAAN BERBASIS SUMBERDAYA LOKAL Oki Wijaya 1 1 Program Studi Agribisnis, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Email: okiwijaya.umy@gmail.com

Lebih terperinci

PENGUMUMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) MELALUI JALUR OFFLINE DAN ONLINE Nomor: 425/464/ /2018 TAHUN PELAJARAN 2018/2019

PENGUMUMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) MELALUI JALUR OFFLINE DAN ONLINE Nomor: 425/464/ /2018 TAHUN PELAJARAN 2018/2019 PENGUMUMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) MELALUI JALUR OFFLINE DAN ONLINE Nomor: 425/464/101.6.11.10/2018 TAHUN PELAJARAN 2018/2019 I. Dasar Hukum 1. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Lebih terperinci

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN Lampiran III Peraturan Daerah Nomor Tanggal : : 6 29 December 2015 PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR Tahun Anggaran 2016

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR Tahun Anggaran 2016 DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Formulir DPA SKPD 2.2 PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR Tahun Anggaran 206 Urusan Pemerintahan :. Urusan Wajib Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUTUSAN & IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGOBATAN GRATIS DI KAB. SUMBAWA BARAT PROPINSI NTB TAHUN 2008

ANALISIS KEPUTUSAN & IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGOBATAN GRATIS DI KAB. SUMBAWA BARAT PROPINSI NTB TAHUN 2008 ANALISIS KEPUTUSAN & IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGOBATAN GRATIS DI KAB. SUMBAWA BARAT PROPINSI NTB TAHUN 2008 Hartati * Chriswardani Suryawati ** Septo Pawelas Arso ** * Rumah Sakit Jiwa Mataram, NTB **

Lebih terperinci

Realisasi Pendapatan - LO

Realisasi Pendapatan - LO 5.3 Penjelasan Akun-Akun Laporan Operasional (LO) Laporan Operasional (LO) disajikan sebagai bagian dari laporan keuangan tahun 2015. LO tahun 2015 tidak disajikan dengan perbandingan laporan tahun sebelumnya

Lebih terperinci

CV. ES HA ENGINEERING

CV. ES HA ENGINEERING B.A.JK-024 : 050/11/PnL-20/9/B.A.JK-024/409.108/2016 : Pengumuman Penetapan Pelaksana Pengadaan Langsung Jasa Konsultansi Pegawasan Wilayah UPT Wlingi (Kec. Wlingi, Kec. Gandusari, Kec. Doko, Kec. Talun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya yang dilaksanakan dengan sasaran meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap

Lebih terperinci

SKPD : BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BLITAR

SKPD : BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BLITAR SKPD : BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BLITAR KODE Capaian Kerja /Pagu 1. Program Pelayanan. 500,000,000 Administrasi Perkantoran - Penyediaan dan Peningkatan Pembelian ATK, Administrasi Perkantoran pembayaran

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG KESEHATAN ADALAH HAK ASASI MANUSIA DAN INVESTASI KEBERHASILAN PEMBANGUNAN BANGSA VISI KEMENTERIAN KESEHATAN

LATAR BELAKANG KESEHATAN ADALAH HAK ASASI MANUSIA DAN INVESTASI KEBERHASILAN PEMBANGUNAN BANGSA VISI KEMENTERIAN KESEHATAN LATAR BELAKANG KESEHATAN ADALAH HAK ASASI MANUSIA DAN INVESTASI KEBERHASILAN PEMBANGUNAN BANGSA VISI KEMENTERIAN KESEHATAN MASYARAKAT SEHAT YANG MANDIRI DAN BERKEADILAN SALAH SATU STRATEGI PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

bimbingannya akhirnya kami dapat menyelesaikan penyusunan naskah Laporan

bimbingannya akhirnya kami dapat menyelesaikan penyusunan naskah Laporan KATA PENGANTAR Puji Syukur Kami Panjatkan Kepada Allah SWT, karena hanya atas petunjuk dan bimbingannya akhirnya kami dapat menyelesaikan penyusunan naskah Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS. Identifikasi permasalahan menjadi hal penting dalam proses analisa

BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS. Identifikasi permasalahan menjadi hal penting dalam proses analisa BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Identifikasi permasalahan menjadi hal penting dalam proses analisa isu-isu strategis yang sangat

Lebih terperinci

Pembuatan WebGIS Untuk Pemetaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Di Kabupaten Blitar

Pembuatan WebGIS Untuk Pemetaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Di Kabupaten Blitar JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-373 Pembuatan WebGIS Untuk Pemetaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Di Kabupaten Blitar Amelia Fadhila dan Agung Budi Cahyono

Lebih terperinci

INOVASI PENEMPATAN TENAGA KESEHATAN DI PONKESDES DI PROVINSI JAWA TIMUR. OLEH Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

INOVASI PENEMPATAN TENAGA KESEHATAN DI PONKESDES DI PROVINSI JAWA TIMUR. OLEH Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur INOVASI PENEMPATAN TENAGA KESEHATAN DI PONKESDES DI PROVINSI JAWA TIMUR OLEH Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur VISI MISI GUBERNUR JAWA TMUR 2 PROGRAM PRIORITAS GUBERNUR BIDANG KESEHATAN 3 Kepadatan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Minahasa Selatan merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara dengan ibu Kota Amurang. Kabupaten Minahasa Selatan mempunyai topografi wilayah

Lebih terperinci

2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Bab II Gambaran Pelayanan SKPD 2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Pembentukan Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tingkat kesejahteraan masyarakat secara rata-rata di suatu daerah

I. PENDAHULUAN. Tingkat kesejahteraan masyarakat secara rata-rata di suatu daerah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat kesejahteraan masyarakat secara rata-rata di suatu daerah dicerminkan oleh besar kecilnya angka PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) dan PDRB Per Kapita. Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang

Lebih terperinci

Rapat Kerja Kesehatan Nasional Regional Timur Makassar, 9 12 Maret 2015

Rapat Kerja Kesehatan Nasional Regional Timur Makassar, 9 12 Maret 2015 Rapat Kerja Kesehatan Nasional Regional Timur Makassar, 9 12 Maret 2015 1 GAMBARAN KEADAAN TENAGA KESEHATAN DI INDONESIA 1. Jumlah masih kurang, dari 9.655 Puskesmas (Data 2014): 804 puskesmas tanpa dokter

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN ANGGARAN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR Kata Pengantar D engan memanjatkan Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan Rahmat,

Lebih terperinci

- 1 - PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENETAPAN KELAS JALAN DAN PENGATURAN LALU LINTAS

- 1 - PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENETAPAN KELAS JALAN DAN PENGATURAN LALU LINTAS - 1 - PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENETAPAN KELAS JALAN DAN PENGATURAN LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLITAR, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II SISTEM PEMERINTAH DAERAH & PENGUKURAN KINERJA. Daerah. Reformasi tersebut direalisasikan dengan ditetapkannya Undang

BAB II SISTEM PEMERINTAH DAERAH & PENGUKURAN KINERJA. Daerah. Reformasi tersebut direalisasikan dengan ditetapkannya Undang 10 BAB II SISTEM PEMERINTAH DAERAH & PENGUKURAN KINERJA Semenjak krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia, Pemerintah Indonesia melakukan reformasi di bidang Pemerintahan Daerah dan Pengelolaan Keuangan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG WAJIB KERJA DOKTER SPESIALIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG WAJIB KERJA DOKTER SPESIALIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG WAJIB KERJA DOKTER SPESIALIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka peningkatan

Lebih terperinci

Dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes. KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDMK 1

Dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes. KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDMK 1 Dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes. KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDMK 1 STRATEGI RENSTRA KEMKES 2010-2014 Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta dan masyarakat madani dalam pembangunan

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KEGIATAN TAHUN 2018 DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR (10) (11) PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

RENCANA AKSI KEGIATAN TAHUN 2018 DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR (10) (11) PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN RENCANA AKSI KEGIATAN TAHUN 2018 DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR Lampiran II Surat Edaran Sekretaris Daerah Nomor : SE- 050/482.2/409.201.4/2017 Tanggal 19 Juli 2017 Jadwal Kegiatan Program Indikator

Lebih terperinci

2017, No Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072); 4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lem

2017, No Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072); 4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lem No.13, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESRA. Dokter Spesialis. Wajib Kerja. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG WAJIB KERJA DOKTER SPESIALIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PENGALAMAN PENGEMBANGAN KESEHATAN DI DINKES PROV DIY

PENGALAMAN PENGEMBANGAN KESEHATAN DI DINKES PROV DIY PENGALAMAN PENGEMBANGAN SISTEM REGULASI PELAYANAN KESEHATAN DI DINKES PROV DIY Disampaikan pada seminar dan workshop regulasi mutu pelayanan kesehatan Ruang senat FK UGM, 20 Mei 2011 LATAR BELAKANG Badan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana kerja adalah dokumen rencana yang memuat program dan kegiatan yang diperlukan untuk mencapai sasaran pembangunan, dalam bentuk kerangka regulasi dan kerangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persebaran tenaga kesehatan di wilayah-wilayah Indonesia masih menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Persebaran tenaga kesehatan di wilayah-wilayah Indonesia masih menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persebaran tenaga kesehatan di wilayah-wilayah Indonesia masih menjadi permasalahan yang utama. Kekurangan tenaga kesehatan/dokter di daerah yang sulit merupakan hal

Lebih terperinci

PROGRAM PENATAAN SDM APARATUR. Oleh : DEPUTI SDM APARATUR Dalam Sosialisasi Reformasi Birokrasi Pemerintah Daerah Tanggal, 24 April

PROGRAM PENATAAN SDM APARATUR. Oleh : DEPUTI SDM APARATUR Dalam Sosialisasi Reformasi Birokrasi Pemerintah Daerah Tanggal, 24 April PROGRAM PENATAAN SDM APARATUR Oleh : DEPUTI SDM APARATUR Dalam Sosialisasi Reformasi Birokrasi Pemerintah Daerah Tanggal, 24 April 2012 1 AGENDA 1.PROGRAM PERCEPATAN REFORMASI BIROKRASI BIDANG SDM APARATUR

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Kab. Blitar 2015

Laporan Kinerja Kab. Blitar 2015 Kata Pengantar D engan memanjatkan Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan Rahmat,Taufik dan Hidayah-Nya semata, sehingga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Blitar Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat menyebabkan pendapatan perkapita sebuah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR REKAPITULASI PERUBAHAN BELANJA MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH ORGANISASI, PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2015

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR REKAPITULASI PERUBAHAN BELANJA MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH ORGANISASI, PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2015 Lampiran IV Peraturan Daerah Nomor Tanggal : : 4 7 October 2015 PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR REKAPITULASI PERUBAHAN BELANJA MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH ORGANISASI, TAHUN ANGGARAN 2015 KODE 1 Urusan

Lebih terperinci

Jaringan Kebijakan Kesehatan. Indra Darmanto Dumilah Ayuningtyas Disampaikan pada Forum Nasional IV

Jaringan Kebijakan Kesehatan. Indra Darmanto Dumilah Ayuningtyas Disampaikan pada Forum Nasional IV Implementasi Kebijakan Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws) Di Rsud Prof.Dr.M.Ali Hanafiah Sm Batusangkar Provinsi Sumatera Barat Tahun 2013 Indra Darmanto Dumilah Ayuningtyas Disampaikan

Lebih terperinci

B a b I I G a m b a r a n P e l a y a n a n S K P D Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

B a b I I G a m b a r a n P e l a y a n a n S K P D Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Bab II Gambaran Pelayanan SKPD 2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Pembentukan Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BLITAR

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BLITAR Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Blitar Tahun 2013 sebanyak 208.872 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Blitar Tahun 2013 sebanyak 32 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR : 26 TAHUN 2011

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR : 26 TAHUN 2011 PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR : 26 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PERHITUNGAN JUMLAH KEBUTUHAN PEGAWAI NEGERI SIPIL UNTUK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membangun manusia Indonesia yang tangguh. Pembangunan dalam sektor kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. membangun manusia Indonesia yang tangguh. Pembangunan dalam sektor kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan hal yang sangat penting dalam rangka membangun manusia Indonesia yang tangguh. Pembangunan dalam sektor kesehatan merupakan faktor

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 55 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Sumber daya manusia merupakan elemen organisasi yang sangat penting. Sumber daya manusia merupakan pilar utama sekaligus penggerak roda organisasi dalam upaya

Lebih terperinci

INTEGRASI PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN. Usman Sumantri Kepala Badan PPSDM Kesehatan Surabaya, 23 November 2016

INTEGRASI PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN. Usman Sumantri Kepala Badan PPSDM Kesehatan Surabaya, 23 November 2016 INTEGRASI PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN Usman Sumantri Kepala Badan PPSDM Kesehatan Surabaya, 23 November 2016 Tantangan Pembangunan Kesehatan Derajat kesehatan rakyat yg setinggitingginya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Dalam rangka

Lebih terperinci

(Steers, 1985) FAKTOR-FAKTOR MANAJEMEN KEPEGAWAIAN

(Steers, 1985) FAKTOR-FAKTOR MANAJEMEN KEPEGAWAIAN FAKTOR-FAKTOR MANAJEMEN KEPEGAWAIAN (Steers, 1985) 1. Tujuan Strategis 2. Pemanfaatan sumberdaya 3. Lingkungan kerja 4. Proses komunikasi 5. Kepemimpinan dan pengambilan keputusan 6. Adaptasi dan inovasi

Lebih terperinci

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA PERBATASAN KABUPATEN ALOR

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA PERBATASAN KABUPATEN ALOR BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA PERBATASAN KABUPATEN ALOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR 4.5. Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan 4.5.1. Rincian Penjelasan Atas Pos-Pos Neraca 31 Desember 2014 31 Desember 2013 4.5.1.1. Aset 3.389.722.001.590,02 2.874.156.423.723,10 Saldo Aset Pemerintah Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Bappeda Kota Bogor Berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan yang dilaksanakan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR INSPEKTORAT Jalan A.Yani Nomor 44 Telp ( 0342) Fax. ( 0342 ) BLITAR

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR INSPEKTORAT Jalan A.Yani Nomor 44 Telp ( 0342) Fax. ( 0342 ) BLITAR PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR INSPEKTORAT Jalan A.Yani Nomor 44 Telp ( 0342) 801925 Fax. ( 0342 ) 801276 BLITAR KEPUTUSAN INSPEKTUR KABUPATEN BLITAR NOMOR : 700/01/409.207/2015 T E N T A N G PROGRAM KERJA

Lebih terperinci

HASIL KAJIAN INSENTIF TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS DAN SELF ASSESSMENT TIM NUSANTARA SEHAT BATCH 1 DAN 2

HASIL KAJIAN INSENTIF TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS DAN SELF ASSESSMENT TIM NUSANTARA SEHAT BATCH 1 DAN 2 HASIL KAJIAN INSENTIF TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS DAN SELF ASSESSMENT TIM NUSANTARA SEHAT BATCH 1 DAN 2 Oleh: Kepala Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDMK LATAR BELAKANG Kekurangan Tenaga Kesehatan

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TENAGA KESEHATAN DI INDONESIA

PENGEMBANGAN TENAGA KESEHATAN DI INDONESIA PENGEMBANGAN TENAGA KESEHATAN DI INDONESIA DR. BAMBANG GIATNO RAHARDJO, MPH KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI PERTEMUAN NASIONAL LINTAS PROGRAM DAN LINTAS

Lebih terperinci

Rakerkesnas Regional Tengah Bali, Februari 2015

Rakerkesnas Regional Tengah Bali, Februari 2015 Rakerkesnas Regional Tengah Bali, 15-18 Februari 2015 MATRIKS PENYAJIAN 1 Ketersediaan nakes dari jumlah, jenis dan penyebaran, serta kompetensi nakes 1. Institusi pendidikan harus terakreditasi 2. Institusi

Lebih terperinci

Lustrum ke-13 FK-UGM Yogyakarta, 4 Maret 2011

Lustrum ke-13 FK-UGM Yogyakarta, 4 Maret 2011 REPUBLIK INDONESIA STRATEGI DAN KEBIJAKAN KEAN MENUJU UNIVERSAL COVERAGE DAN PEMENUHAN SERTA PEMERATAAN FASILITAS DAN TENAGA Oleh: Menteri Kesehatan RI dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH Lustrum

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN TAHUN ANGGARAN 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN TAHUN ANGGARAN 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN TAHUN ANGGARAN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN TAHUN 2017 DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam rangka penyelenggaraan kepemerintahan yang baik (good governance) memiliki 3 (tiga) landasan utama yaitu : transparansi, akuntabilitas dan partisipasi. Akuntabilitas

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA PALU DT - TAHUN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA PALU DT - TAHUN DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Luas Wilayah Kota Palu Menurut Kecamatan Tahun 2015.. II-2 Tabel 2.2 Banyaknya Kelurahan Menurut Kecamatan, Ibu Kota Kecamatan Dan Jarak Ibu Kota Kecamatan Dengan Ibu Kota Palu Tahun

Lebih terperinci

Desentralisasi dan Otonomi Daerah:

Desentralisasi dan Otonomi Daerah: Desentralisasi dan Otonomi Daerah: Teori, Permasalahan, dan Rekomendasi Kebijakan Drs. Dadang Solihin, MA www.dadangsolihin.com 1 Pendahuluan Diundangkannya UU 22/1999 dan UU 25/1999 merupakan momentum

Lebih terperinci

CH.TUTY ERNAWATI UPTD BKIM SUMBAR

CH.TUTY ERNAWATI UPTD BKIM SUMBAR CH.TUTY ERNAWATI UPTD BKIM SUMBAR - UU 40/ 2004 tentang SJSN, UU BPJS, PP 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan. - Masih banyak masyarakat yang belum tertampaung dalam kuota jamkesmas. -

Lebih terperinci

PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN KEBUTUHAN SDM KESEHATAN. Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan Badan PPSDM Kesehatan Tahun 2013

PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN KEBUTUHAN SDM KESEHATAN. Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan Badan PPSDM Kesehatan Tahun 2013 PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN KEBUTUHAN SDM KESEHATAN Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan Badan PPSDM Kesehatan Tahun 2013 1. LANDASAN HUKUM LANDASAN HUKUM Undang-undang No. 17 Tahun 2007

Lebih terperinci

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN LALU

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN LALU BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN LALU 2.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja Tahun Lalu dan Capaian Renstra Evaluasi pelaksanaan RENJA tahun lalu ditujukan untuk mengidentifikasi sejauh mana kemampuan

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. III.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan OPD

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. III.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan OPD BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI III.1. Identifikasi Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan OPD Aspek Kajian Dalam melaksanakan tugas dan fungsi Biro Organisasi terdapat beberapa

Lebih terperinci

B. Maksud dan Tujuan Maksud

B. Maksud dan Tujuan Maksud RINGKASAN EKSEKUTIF STUDI IDENTIFIKASI PERMASALAHAN OTONOMI DAERAH DAN PENANGANANNYA DI KOTA BANDUNG (Kantor Litbang dengan Pusat Kajian dan Diklat Aparatur I LAN-RI ) Tahun 2002 A. Latar belakang Hakekat

Lebih terperinci

: CV. ES HA ENGINEERING : Jl. Raya Simandara V/6A-38, RT 9/RW 16, Ds. Sekarpuro, Kec. Pakis,

: CV. ES HA ENGINEERING : Jl. Raya Simandara V/6A-38, RT 9/RW 16, Ds. Sekarpuro, Kec. Pakis, A.E.JK-028 : 050/11/PnL-4/09/A.E.JK-028/409.108/2017 Perencanaan Kegiatan Pembangunan Jalan dari lingkup Kegiatan Pembangunan Jalan Direktur CV. ES HA ENGINEERING di Jl. Raya Simandara V/6A-38, RT 9/RW

Lebih terperinci

RANGKUMAN HASIL KONFERENSI

RANGKUMAN HASIL KONFERENSI RANGKUMAN HASIL KONFERENSI Memberikan Pelayanan Terbaik Bagi Masyarakat Miskin: Isu Strategis dan Rekomendasi Menteri Negara PPN/ Kepala Bappenas Jakarta, 28 April 2005 KONFERENSI NASIONAL PENANGGULANGAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adanya tekanan terhadap organisasi sektor publik, khususnya organisasi pemerintah baik pusat dan daerah serta perusahaan milik pemerintah, dan organisasi

Lebih terperinci

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hirarki Wilayah di Kabupaten Blitar Penentuan hirarki didasarkan atas tingkat perkembangan dan kapasitas pelayanan yang dapat disediakan oleh suatu wilayah. Tingkat hirarki ini

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 BIRO KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN KATA PENGANTAR Segala puji dan rasa syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat, bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan dan tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang optimal dari rumah sakit cenderung terus meningkat. Fenomena ini menuntut pihak rumah sakit

Lebih terperinci

PELAYANAN KESEHATAN KERJA DI PUSKESMAS

PELAYANAN KESEHATAN KERJA DI PUSKESMAS PELAYANAN KESEHATAN KERJA DI PUSKESMAS Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah Blok 22 Tahun Ajaran 2013 / 2014 Program Studi Pendidikan Dokter FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berpijak dari kesehatan merupakan kebutuhan pokok setiap manusia, dimana hal tersebut merupakan indikator bagi pengukuran kesejahteraan manusia. Maka dengan

Lebih terperinci

GUBERNUR SULAWESI UTARA

GUBERNUR SULAWESI UTARA GUBERNUR SULAWESI UTARA PERATURAN GUBERNUR SULAWESI UTARA NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN PENGELOLA PERBATASAN PROVINSI SULAWESI UTARA Menimbang Mengingat GUBERNUR SULAWESI UTARA; : bahwa

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) Tegal BAB I

PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) Tegal BAB I PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) 351191 Tegal - 52111 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sektor Kelautan dan Pertanian secara kontinyu dan terarah

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2013. Rencana Tingkat Ket Indikator Kinerja. Satuan Capaian (Target)

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2013. Rencana Tingkat Ket Indikator Kinerja. Satuan Capaian (Target) Meningkatnya pelayanan 1 Persentase pemenuhan kebutuhan SDM 85% Dukungan Manajemen dan 1. Penyelenggaraan Pengadaan Pegawai Inputs : adminitrasi kepegawaian Aparatur (CPNS, PTT dan Penugasan Khusus), Pelaksanaan

Lebih terperinci

POTRET BELANJA PUBLIK ACEH TENGAH TAHUN Public Expenditure Analysis & Capacity Strengthening Program (PECAPP) Takengon, 19 Desember 2013

POTRET BELANJA PUBLIK ACEH TENGAH TAHUN Public Expenditure Analysis & Capacity Strengthening Program (PECAPP) Takengon, 19 Desember 2013 POTRET BELANJA PUBLIK ACEH TENGAH TAHUN 2013 Public Expenditure Analysis & Capacity Strengthening Program (PECAPP) Takengon, 19 Desember 2013 PENERIMAAN DAERAH 2 Penerimaan Aceh Tengah meningkat secara

Lebih terperinci

SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN (SDMK) DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN

SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN (SDMK) DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN (SDMK) DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN Peningkatan Kualifikasi SDM Kesehatan POKOPK BAHASAN 1) KETENAGAAN DI BANTEN DAN TANTANGAN SDM KESEHATAN KEDEPAN 2) PERAN DAN TANGGUNG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dasar-dasar atau prinsip pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah nilai

BAB I PENDAHULUAN. Dasar-dasar atau prinsip pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah nilai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dasar-dasar atau prinsip pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah nilai kebenaran dan aturan pokok sebagai landasan untuk berpikir atau bertindak dalam pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA SUKABUMI. Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada

BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA SUKABUMI. Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada 4.1. Profil Wilayah BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA SUKABUMI Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 49 29 Lintang Selatan dan 6 0 50 44

Lebih terperinci

UPAYA PEMENUHAN JUMLAH, JENIS DAN KUALIFIKASI TENAGA KESEHATANDI FASYANKES MELALUI PERENCANAAN

UPAYA PEMENUHAN JUMLAH, JENIS DAN KUALIFIKASI TENAGA KESEHATANDI FASYANKES MELALUI PERENCANAAN UPAYA PEMENUHAN JUMLAH, JENIS DAN KUALIFIKASI TENAGA KESEHATANDI FASYANKES MELALUI PERENCANAAN DAN PENDAYAGUNAAN SDMK Kepala Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDMK Batam, 16 Oktober 2012 SUPPLY SIDE

Lebih terperinci

PENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN TAHUN ANGGARAN 2014 KABUPATEN BLITAR

PENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN TAHUN ANGGARAN 2014 KABUPATEN BLITAR PENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN TAHUN ANGGARAN 2014 KABUPATEN BLITAR SATUAN KERJA : DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BLITAR Jenis No Nama Paket Jenis Belanja 1 Belanja jasa kebersihan kantor Jasa Lainnya x

Lebih terperinci

BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR

BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR A. KONDISI UMUM Sebagai motor penggerak (prime mover) pertumbuhan ekonomi, sektor industri khususnya industri pengolahan nonmigas (manufaktur) menempati

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat melalui beberapa proses dan salah satunya adalah dengan

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS TINGKAT PERTAMA

PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS TINGKAT PERTAMA PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS TINGKAT PERTAMA DRG LILI APRILI ANT I KEPAL A SEKS I KESE H ATAN DASAR DAN PENUNJAN G Pertimbangan Penyusunan

Lebih terperinci

Pada akhir 2027 (Otonomi Khusus), Aceh akan menerima lebih dari Rp 650 T

Pada akhir 2027 (Otonomi Khusus), Aceh akan menerima lebih dari Rp 650 T Belanja Publik Aceh 2013; Mengulang Kekeliruan www.belanjapublikaceh.org Prof. Raja Masbar Banda Aceh, 28 November 2013 Pada akhir 2027 (Otonomi Khusus), Aceh akan menerima lebih dari Rp 650 T Diperkirakan

Lebih terperinci

Chriswardani S. Anneke Suparwati & L.Ratna Kartikawulan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

Chriswardani S. Anneke Suparwati & L.Ratna Kartikawulan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Chriswardani S. Anneke Suparwati & L.Ratna Kartikawulan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Jumlah kematian ibu (bersalin) di Kabupaten Brebes tertinggi di Jawa Tengah (2010) dan urutan

Lebih terperinci