KARAKTERISTIK KELUARGA YANG MEMPUNYAI ANAK TIDAK MELANJUTKAN SEKOLAH KE TINGKAT SMA DI KECAMATAN PANGGUNGREJO KABUPATEN BLITAR. Galuh Perdana Rahmanto

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KARAKTERISTIK KELUARGA YANG MEMPUNYAI ANAK TIDAK MELANJUTKAN SEKOLAH KE TINGKAT SMA DI KECAMATAN PANGGUNGREJO KABUPATEN BLITAR. Galuh Perdana Rahmanto"

Transkripsi

1 KARAKTERISTIK KELUARGA YANG MEMPUNYAI ANAK TIDAK MELANJUTKAN SEKOLAH KE TINGKAT SMA DI KECAMATAN PANGGUNGREJO KABUPATEN BLITAR Galuh Perdana Rahmanto Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang bence_mania@yahoo.co.id ABSTRAK Fenomena anak tidak melanjutkan sekolah setelah lulus SMP cukup banyak di daerah pinggiran. Anak usia sekolah yang seharusnya belajar untuk menuntut ilmu di sekolah malah tidak sekolah atau bekerja seadanya, untuk itu pula diungkap kondisi sebenarnya tentang keluarga yang mempunyai anak tidak melanjutkan sekolah ke tingkat SMA. Tingginya anak yang tidak melanjutkan sekolah pada tingkat SMA banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal. Faktor internal diantaranya pendapatan kepala keluarga dan tingkat pendidikan kepala keluarga. Faktor eksternal diantaranya jarak antara tempat tinggal dengan sekolah dan budaya masyarakat. Faktor-faktor tersebut di duga menjadi faktor penyebab besar terhadap paradigma orangtua tentang pentingnya pendidikan. Selain itu terdapat faktor lain yang juga berperan untuk meningkatkan perkembangan pendidikan anak yaitu tingkat kesadaran kepala keluarga dalam hal pendidikan. Apabila semakin rendah tingkat kesadaran kepala keluarga dalam hal pendidikan maka semakin besar anak untuk tidak melanjutkan pendidikan ke tingkat SMA. Kata kunci: Karakter social ekonomi keluarga, anak tidak melanjutkan sekolah ke tingkat SMA Pendahuluan Pendidikan sangatlah penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia untuk masa-masa sekarang dan masa-masa yang akan datang. Pendidikan merupakan usaha sebagai penunjang keberhasilan pembangunan bangsa baik dari pendidikan formal, pendidikan informal,dan pendidikan nonformal (Dimyati, 1986: 1). Manusia yang tidak memiliki latar belakang pendidikan tidak akan mengembangkan kebudayaan yang dimilikinya. 1

2 Banyaknya jumlah anak yang tidak melanjutkan sekolah akan menyebabkan masalah baru, baik itu berkaitan dengan dunia pendidikan maupun permasalahan di luar dunia pendidikan. Salah satu contoh permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh pemerintah adalah tingginya anak yang tidak melanjutkan sekolah pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Anak yang tidak melanjutkan sekolah sudah pasti akan menyebabkan putus sekolah. Anak tidak melanjutkan sekolah adalah berhentinya siswa setelah selesai menempuh lembaga pendidikan formal.anak yang tidak melanjutkan sekolah sudah pasti akan menyebabkan anak putus sekolah. Dalam penelitian ini di fokuskan anak yang lulus dari sekolah tingkat SMP dan tidak melanjutkan ke tingkat SMA. Di kabupaten Blitar terdapat beberapa permasalahan pendidikan yang cukup kompleks diantaranya banyaknya anak tidak melanjutkan sekolah ke tingkat SMA. Hal itu disebabkan tidak meratanya sarana pendidikan berkelanjutan di daerah terpencil yang minim sarana transportasi. Tidak meratanya pendidikan di Kabupaten Blitar juga karena adanya 2 kawasan wilayah yang berbeda yaitu kawasan Blitar bagian utara dan kawasan Blitar bagian selatan. Kawasan blitar bagian utara mempunyai aksesbilitas dan daya dukung transportasi yang baik sedangkan kawasan Blitar bagian selatan daya dukung transportasinya masih minim. Minimnya sarana transportasi berdampak terhadap menambahnya biaya pendidikan sehari hari sehingga menurunkan minat orang tua untuk menyekolahkan anak ke tingkat yang lebih tinggi. Tabel 1.1 Jumlah anak yang tidak melanjutkan sekolah per kecamatan di Kabupaten Blitar No Kecamatan Lulus SMP Masuk SMA Tidak Melanjutkan Sekolah Persentase ( % ) 1 Bakung Wonotirto Panggungrejo Wates Binangun Sutojayan Kademangan Kanigoro Talun Selopuro Kesamben Selorejo

3 1 Doko Wlingi Gandusari Garum Nglegok Sanankulon Ponggok Srengat Wonodadi Udanawu Jumlah 2595 Sumber : Depdiknas Kabupaten Blitar 2010 Menurut data Kabupaten Blitar dalam angka tahun 2010 Kecamatan Panggungrejo memiliki jumlah anak yang lulus sekolah pada tingkat SMP sebesar 450 jiwa. Sedangkan jumlah anak yang baru masuk sekolah setingkat SMA sebesar 244 jiwa. Secara kuantitas ada beberapa kecamatan yang memiliki jumlah anak yang tidak melanjutkan sekolah ke Tingkat SMA lebih tinggi tetapi secara prosentase Kecamatan Panggungrejo memiliki jumlah persentase yang paling tinggi yaitu 46 %. Dari data ini dapat diketahui bahwa di Kecamatan Panggungrejo banyak remaja yang memiliki pendidikan terakhir sampai tingkat SMP. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kondisi social ekonomi dan persepsi kepala keluarga yang mempunyai anak tidak melanjutkan sekolah di Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar. Metodologi Penelitian Ditinjau dari permasalahan yang ada, penelitian ini bersifat deskripif karena bertujuan untuk memperoleh gambaran dan jawaban atas pertanyaan penelitian yang dirumuskan dalam rumusan masalah. Berdasarkan metode pelaksanaannya penelitian ini tergolong penelitian survey. Dalam penelitian survey sampel diambil dari satu populasi dan menggunakan daftar pertanyaan sebagai alat pengumpul data. Metode penelitian survey dilakukan karena tidak semua anggota populasi dijadikan contoh atau sampel, sehingga hanya sebagian anggota populasi yang dijadikan sampel. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive random sampling.

4 Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga yang memiliki anak tidak melanjutkan sekolah ke tingkat SMA di Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar. Data dari Diknas Kabupaten Blitar anak yang tidak melanjutkan sekolah dari tingkat SMP ke sekolah setingkat SMA di Kecamatan Panggungrejo, Kabupaten Blitar mencapai 204 anak. Agar sampel dalam penelitian ini mewakili populasi maka digunakan pengambilan sampel dengan menggunakan confidence limit dengan confidence limit 5 % dengan tingkat kesalahan 5 % dan tingkat kepercayaan (confidence level) 95 %. Penggunaan teknik ini dimaksudkan untuk memperoleh sampel yang representative dalam hal ini makin besar jumlah sampel yang di ambil maka akan semakin mendekati nilai populasi yang benar ( Pabundu,2005:25). Sampel yang di ambil dari populasi anak tidak melanjutkan sekolah dari tingkat SMP ke sekolah setingkat SMA di Kecamatan Panggungrejo, Kabupaten Blitar mencapai 100 jiwa. Hasil Penelitian 1. Pendidikan Terakhir Orang Tua Tingkat pendidikan orang tua ditentukan berdasarkan pendidikan terakhir yang di tempuh. Pendidikan terakhir orang tua dapat mempengaruhi tingkat pendidikan anak untuk melanjutkan ke tingkat sekolah yang lebih tinggi. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui jumlah dan persentase pendidikan terakhir orang tua. Adapun rincian pendidikan terakhir orang tua tersebut dapat dilihat pada tabel 5.1 dibawah ini. Tabel 5.1 Pendidikan Terakhir Orang tua Yang Mempunyai Anak Tidak Melanjutkan Sekolah Ke Tingkat SMA Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase SD SMP SMA Jumlah

5 Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa orang tua yang mempunyai anak tidak melanjutkan sekolah ke tingkat SMA mengenyam pendidikan terakhir sampai kelas SD sebesar 85 responden ( 85 % ), sedangkan SMP sebesar 14 ( 14%), Orang tua yang memiliki pendidikan terakhir tertinggi yaitu SMA 12 atau lulus SMA sebesar 1 responden ( 1 %). 2. Jenis Pekerjaan Orang tua Jenis pekerjaan orang tua dapat mempengaruhi tingkat pendapatan keluarga yang secara langsung mempengaruhi kelanjutan pendidikan anak. Jenis pekerjaan orang tua berupa pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan. Adapun rincian pekerjaan pokok orang tua yang mempunyai anak tidak melanjutkan sekolah ke tingkat SMA dapat dilihat dalam tabel 5.2 di bawah ini. Tabel 5.2 Pekerjaan Pokok Keluarga Yang Mempunyai Anak Tidak Melanjutkan Sekolah Ke Tingkat SMA Pekerjaan Pokok Frekuensi Persentase Petani Buruh Pedagang Nelayan Mayoritas pekerjaan pokok orang tua yang memiliki anak tidak melanjutkan sekolah ke tingkat SMA sebagai petani mencapai 94 responden ( 94%). Orang tua yang memiliki pekerjaan pokok menjadi pedangang sebesar 4 responden ( 4%), nelayan responden ( %), dan buruh 1 responden ( 1%). Tingkat pendapatan keluarga juga dipengaruhi oleh pekerjaan sampingan yang bertujuan untuk menambah pendapatan dari pekerjaan pokok. Adapun rincian pekerjaan sampingan responden dapat di lihat pada tabel 5. di bawah ini. Tabel 5. Pekerjaan Sampingan orang tua Pekerjaan sampingan Frekuensi Persentase Ternak Buruh Nelayan Pedagang Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa mayoritas pekerjaan sampingan yang dilakukan orang tua yaitu ternak sebesar 57 responden ( 57%). Pekerjaan sampingan lainnya yaitu buruh (8%), nelayan (%), dan pedagang ( 2%). Berdasarkan hasil penelitian diatas anak yang tidak melanjutkan sekolah ke 5

6 tingkat SMA di dominasi oleh orang tua yang memiliki pekerjaan pokok sebagai petani dan mempunyai pekerjaan sampingan sebagai peternak.. Pendapatan Orang tua Pendapatan keluarga dalam hasil penelitian ini merupakan pendapatan total dari pendapatan pokok dan pendapatan sampingan dalam satu bulan. Untuk mengetahui pendapatan responden dapat dilihat pada Tabel 5.4 dibawah ini. Tabel 5.4 Pendapatan Orang tua Pendapatan (Rp / bln) Frekuensi Persentase < Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa orang tua yang memiliki anak tidak melanjutkan sekolah ke tingkat SMA memiliki pendapatan dalam rentang < Rp mencapai 8 responden (8%), Rp Rp mencapai 52 responden (52 %), Rp Rp mencapai 5 responden (5%), Rp mencapai 5 responden ( 5%). Upah Minimum Regional Kabupaten Blitar tahun 2012 sebesar Rp (BPS Kabupaten Blitar tahun 2012). Berdasarkan data tersebut pendapatan responden yang berada di bawah Upah Minimum Regional Kabupaten Blitar mencapai 65 responden (65%). 4. Aksesbilitas Aksesbilitas merupakan keterjangkauan atau kemudahan untuk menuju sekolah yang di tuju dari tempat tinggal. Adapun cara untuk menuju ke sekolah mempunyai beberapa cara seperti naik sepeda motor, bersepeda, dan jalan kaki. Perbedaan cara tersebut secara langsung dipengaruhi jarak yang di tempuh menuju sekolah. a. Jarak Jarak tempuh ke sekolah secara langsung berpengaruh terdapat biaya yang harus di keluarkan orang tua dalam hal pendidikan. Hal itu dapat mengurangi minat orang tua untuk melanjutkan sekolah anaknya ke jenjang yang lebih tinggi. Akan tetapi dalam penelitian ini terjadi perbedaan yaitu anak yang tidak melanjutkan sekolah di dominasi oleh anak yang jarak antara rumah dengan 6

7 sekolah antara 7 12 km. Untuk mengetahui jarak tempat tinggal responden dengan sekolah yang di tuju dapat di lihat pada tabel 5.5 di bawah ini. Tabel 5.5 Jarak Sekolah Dengan Tempat Tinggal Jarak ( Km ) Frekuensi Persentase Berdasarkan hasil penelitian tersebut mayoritas jarak tempat tinggal responden dengan sekolah terdapat pada rentang 7 12 km sebanyak 46 responden ( 46%). Jarak terdekat responden terdapat pada rentang 1 6 km sebanyak 11 responden ( 11%) dan terjauh terdapat pada rentang 1 18 km sebanyak 4 responden (4%). b. Cara Tempuh Cara tempuh untuk menuju sekolah sangat bergantung terhadap topografi tempat tinggal masing masing responden. Hal itu menyebabkan perbedaan alat transportasi yang digunakan. Untuk mengetahui cara tempuh yang digunakan dapat di lihat pada Tabel 5.6 di bawah ini. Tabel 5.6 Cara Tempuh Yang Di Gunakan Untuk Menuju Sekolah Cara Tempuh Frekuensi Persentase Jalan kaki Sepeda Sepeda motor Berdasarkan hasil penelitian tersebut mayoritas cara tempuh yang paling efektif dari tempat tinggal masing masing responden menuju sekolah menggunakan sepeda motor sebanyak 88 responden ( 88%). Responden lainnya memilih menggunakan sepeda sebanyak 9 responden ( 9%) dan yang menggunakan cara jalan kaki sebanyak responden ( %). 5. Persepsi Orang Tua dalam Pendidikan Orang tua berperan penting dalam hal pendidikan khususnya terhadap kelanjutan pendidikan anak ke jenjang yang lebih tinggi. Persepsi orang tua dalam 7

8 pendidikan merupakan faktor penting dan utama dalam hal pengambilan keputusan terhadap pendidikan anak. Karena dalam usia anak yang tidak melanjutkan sekolah tersebut masih dalam tanggung jawab orang tua sehingga keputusan yang dilaksanakan oleh anak merupakan keputusan yang diberikan oleh orang tua mereka. Untuk mengetahui persepsi orang tua dalam pendidikan dapat dilihat dalam Tabel 5.7 di bawah ini. Tabel 5.7 Pendapat orang tua terhadap anak yang tidak melanjutkan sekolah ke tingkat SMA Pendapat orang tua Frekuensi Persentase Setuju Tidak setuju Ragu ragu Jumlah Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa mayoritas persepsi orang tua terhadap anak tidak melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi adalah setuju sebanyak 8 responden ( 8%). Persepsi orang tua terhadap anak tidak melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi sebagian kecil menyatakan tidak setuju sebanyak 8 responden ( 8%), sedangkan yang menyatakan ragu ragu sebanyak 9 responden ( 9%). 6. Kegiatan anak setelah tidak melanjutkan sekolah Kegiatan anak setelah tidak melanjutkan sekolah turut mempengaruhi dalam pengambilan keputusan untuk tidak melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Untuk mengetahui kegiatan anak setelah tidak melanjutkan sekolah dapat di lihat pada Tabel 5.8 di bawah ini. Tabel 5.8 Kegiatan Anak Setelah Tidak Melanjutkan Sekolah Jenis Kegiatan Frekuensi Persentase Bekerja Menikah Membantu di Rumah Berdasarkan hasil penelitian kegiatan anak setelah tidak melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi adalah membantu di rumah sebanyak 5 responden (5%). Kegiatan anak yang lain adalah bekerja jumlahnya 41 responden ( 41%), sedangkan sisanya memilih untuk menikah setelah tidak melanjutkan sekolah sebesar 6 responden (6%). 8

9 Pembahasan Kondisi Pendidikan Tingkat pendidikan orang tua ditentukan berdasarkan pendidikan terakhir yang di tempuh. Pendidikan terakhir orang tua dapat mempengaruhi tingkat pendidikan anak untuk melanjutkan ke tingkat sekolah yang lebih tinggi. Bahar (1989: 127) menyatakan Keterlibatan orang tua dalam mendorong anaknya dalam pendidikan tergantung pada tingkat pendidikan orang tua. Jadi dapat dikatakan bahwa keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak tidak terbatas pada persoalan fisik saja, melainkan bagaimana orang tua memberikan dorongan atau motivasi belajar pada anak-anaknya agar memperoleh pendidikan yang lebih tinggi. Tingkat pendidikan orang tua yang mempunyai anak tidak melanjutkan sekolah ke tingkat SMA di Kecamatan Panggungrejo termasuk tergolong rendah. Mayoritas pendidikan terakhir orang tua mencapai lulus sekolah dasar atau SD dari seluruh orang tua yang mempunyai anak tidak melanjutkan sekolah ke tingkat SMA. Oleh sebab itu rendahnya pendidikan terakhir orang tua menyebabkan rendahnya kepedulian orang tua untuk memberikan pendidikan yang tinggi dan berkualitas untuk masa depan anak. Kondisi Pendapatan Pendapatan Orang tua yang mempunyai anak tidak melanjutkan sekolah berkaitan erat terhadap pekerjaan yang di milikinya. Semakin baik pekerjaan yang dimiliki orang tua maka pendapatan yang di peroleh semakin besar, sehingga kesempatan untuk memberikan pendidikan yang tinggi dan berkualitas menjadi semakin besar. Dalam kajian pustaka dinyatakan bahwa pada umumnya, orang tua yang memiliki pekerjaan yang layak akan memberikan kesempatan dan dorongan pada anaknya dalam menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Orang tua yang mempunyai anak tidak melanjutkan sekolahke tingkat SMA di Kecamatan Panggungrejo mayoritas memiliki pekerjaan pokok sebagai petani. Pekerjaan tersebut termasuk dalam pekerjaan rendah karena di lihat dari segi pendapatan yang di peroleh kurang bisa memenuhi kebutuhan keluarga. Adapun Orang tua tersebut juga memiliki pekerjaan sampingan sebagai peternak. 9

10 Pekerjaan berkaitan erat terhadap pendapatan yang diperoleh sehingga secara langsung akan mempengaruhi keberlangsungan pendidikan anak. Pendidikan merupakan hal yang sarat akan biaya, sehingga kecilnya pendapatan akan menghambat pendidikan seorang anak. Di dalam penelitian ini di temukan bahwa orang tua yang memiliki anak yang tidak melanjutkan sekolah ke tingkat SMA mayoritas mempunyai pendapatan di bawah Upah Minimum Regional (UMR) Kabupaten Blitar tahun 2012 sebesar Rp Tentunya dengan pendapatan tersebut akan sulit untuk memenuhi kebutuhan anak dalam hal pendidikan. Oleh karena itu kondisi pendapatan dapat menentukan keberlangsungan pendidikan seorang anak. Kondisi Aksesbilitas Aksesbilitas merupakan keterjangkauan atau kemudahan untuk menuju sekolah yang di tuju dari tempat tinggal. Aksesbilitas yang akan di bahas meliputi jarak rumah dengan sekolah dan cara tempuh yang digunakan. Permasalahan aksesibilitas jika tidak ditangani dapat memunculkan masalah pendidikan yang lain seperti menurunnya minat belajar siswa hingga berujung pada penurunan mutu pendidikan dan banyaknya anak putus dan tidak sekolah. Mayoritas jarak tempat tinggal responden dengan sekolah terdapat pada rentang 7 18 km sebanyak 86 responden ( 86%). Berdasarkan pola responden menunjukan semakin jauh jarak rumah dari sekolah maka semakin besar anak tidak melanjutkan sekolah. Hal tersebut disebabkan biaya yang dibutuhkan untuk transportasi setiap hari cukup besar. Sehingga orang tua memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah bagi anaknya. Selain itu fisik anak untuk melakukan aktifitas setiap hari ke sekolah yang cukup jauh juga menjadi pertimbangan untuk melanjutkan sekolah. Oleh sebab itu faktor jarak menjadi salah satu latar belakang untuk mengambil keputusan pendidikan bagi anaknya. Walaupun begitu melihat topografi di Kecamatan Panggungrejo yang merupakan daerah perbukitan alat transportasi yang paling efisien yaitu menggunakan sepeda motor. Oleh sebab itu mayoritas cara tempuh yang paling efisien dan memungkinkan anak untuk melanjutkan sekolah adah dengan menggunakan sepeda motor yaitu sebanyak 88 %. Sehingga apabila anak ingin 10

11 melanjutkan sekolah orang tua harus menyediakan alat transportasi sepeda motor. Oleh sebab itu orang tua memilih untuk tidak melanjutkan sekolah anaknya ke tingkat yang lebih tinggi. Jadi variabel aksebilitas dapat menjadi latar belakang anak tidak melanjutkan sekolah ke tingkat SMA walaupun menjadi latar belakang tidak penuh. Persepsi Orang Tua Orang tua berperan penting dalam hal pendidikan khususnya terhadap kelanjutan pendidikan anak ke jenjang yang lebih tinggi. Karena dalam usia anak yang tidak melanjutkan sekolah tersebut masih dalam tanggung jawab orang tua sehingga keputusan yang dilaksanakan oleh anak merupakan keputusan yang diberikan oleh orang tua mereka. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa mayoritas persepsi orang tua terhadap anak tidak melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi adalah setuju sebanyak 8 responden. Orang tua beranggapan bahwa sekolah itu penting tetapi hanya sekedar sudah bisa membaca, menulis, dan berhitung sudah cukup. Sehingga orang tua lebih memilih anaknya untuk tidak melanjutkan sekolah ke tingkat SMA karena lulus dari SMP sudah cukup. Anak lebih disarankan untuk bekerja dan membantu pekerjaan orang tua yang jelas dapat menghasilkan uang. Berdasarkan hasil penelitian kegiatan anak setelah tidak melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi adalah membantu di rumah sebanyak 5 responden (5%). Selain itu lingkungan masyarakat juga mempengaruhi keputusan untuk tidak melanjutkan sekolah ke tingtat SMA. Oleh sebab itu persepsi orang tua dan lingkungan masyarakat dapat mempengaruhi keputusan anak dalam keberlangsungan pendidikan. Kesimpulan Kondisi kepala keluarga yang mempunyai anak yang tidak melanjutkan ke tingkat SMA cukup memprihatinkan. Kondisi pendidikan kepala keluarga yang mempunyai anak tidak melanjutkan ke tingkat SMA di Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar mayoritas hanya lulusan sekolah dasar ( SD ). Rendahnya pendidikan berdampak terhadap pekerjaan dan pendapatan secara langsung. Pendapatan yang di dapat kepala keluarga di bawah upah minimum regional 11

12 (UMR) Kabupaten Blitar tahun 2012 sebesar Rp ,00. Selain itu topografi Kecamatan Panggungrejo yang berbukit bukit menyebabkan aksesbilitas dari rumah anak untuk berangkat sekolah menjadi semakin sulit. Banyaknya permasalahan tersebut menyebabkan keengganan kepala keluarga untuk menyekolahkan anak ke tingkat SMA. Saran Pemerintah daerah diharapkan terus melakukan pendataan mengenai anak yang tidak melanjutkan ke Tingkat SMA setiap daerah secara merata. Data ini, kemudian dijadikan landasan dalam merumuskan suatu kebijakan yang menjadi pedoman untuk meningkatkan pendidikan di daerah pelosok. Selain itu pemerintah daerah perlu terus mengadakan sosialisasi dalam meningkatkan kesadaran masayarakat mengenai pentingnya bersekolah hingga ke pelosok pegunungan serta daerah yang terpencil secara berkelanjutan. Daftar Rujukan Anisah, Siti Karakteristik Demografi dan Pendidikan Wanita Buruh Tani dan Buruh Industri Di Kecamatan Batu Kota Batu. Malang: Universitas Negeri Malang Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Geografi Astina, I Komang Pegantar Filsafat Geografi. Malang: Universitas Negeri Malang Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Geografi Badan Pusat Statistik Kabupaten Blitar Kabupaten Blitar Dalam Angka Blitar. Blitar: BPS. Badan Pusat Statistik Kabupaten Blitar Kecamatan Panggungrejo Dalam Angka Blitar. Blitar: BPS. Bahar, Aswadi Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: P2LPTK. Bintarto, R Buku Penuntun Geografi Desa. Yogjakarta : UP SPRING 12

13 Dimyanti, Mujiono Belajar Dan Pembelajaran. Bandung: Usaha Nasional. Hamalik, Oemar Metode Belajar dan Kesulitan Belajar. Surabaya: Usaha Nasional Hanifah, Hayiatul Pengaruh Ekonomi Keluarga Terhadap Motivasi Berprestasi Siswa Di Mi al-fattah Curah Kalak Jangkar-Situbondo. (Online) ( di akses tanggal 1 Mei 2012) Hendarni, Deti Pengantar Geografi. Malang: PPPG IPS dan PMP Kurniati, Koriah Hubungan Antara Partisipasi Orang Tua Dalam Pendidikan Anak Di Rumah Dengan Peningkatan Prestasi Belajar Siswa SDN Karang Besuki III Malang. Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang: FIP UM Marbun, BN Kota Indonesia Masa Depan. Jakarta: Erlangga Prasetyo, Bambang dan Jannah Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT. Raya Grafindo Persada Putri, Siti Nuraini Utami. Keberlanjutan Pendidikan Anak Nelayan Muara Angke, Kota Jakarta Utara, Provinsi DKI Jakarta. (online) Razak, Firiani Sari Handayani, Analisis Peranan Pemerintah Daerah Dalam Pemberdayaan Masyarakat di Kabupaten Pinrang (Studi Kasus: Pengentasan Anak Putus Sekolah di Kecamatan Lembang)(online) ( diakses tanggal 1 mei 2012) Sumardi, dkk Sumber Pendapatan Kebutuhan Pokok dan Perilaku Menyimpang. Jakarta: CV Rajawali Suumaatmadja, Nursid Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan. Bandung : Penerbit Alumni Tika, Moh. Pabundu Metode Penelitian Geografi. Jakarta: Sinar Grafika Offset Tirtarahardja, Umar Pengantar Pendidikan. Jakarta:PT Asdi Mahasatya Turmardi (ED) Dasar-Dasar Kependidikan. Malang:FIP IKIP Malang 1

Sekapur Sirih. Blitar, Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Blitar, Bagus Sunggono, SE.MM.

Sekapur Sirih. Blitar, Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Blitar, Bagus Sunggono, SE.MM. Sebagai pengemban amanat Undang undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan sejalan dengan rekomendasi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengenai Sensus Penduduk dan Perumahan Tahun 2010 (Population

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 No. 01/06/3505/Th. I, 13 Juni 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BLITAR Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

ANALISIS TIPOLOGI WILAYAH DALAM PERSPEKTIF PEMBANGUNAN PERDESAAN BERBASIS SUMBERDAYA LOKAL PENDAHULUAN

ANALISIS TIPOLOGI WILAYAH DALAM PERSPEKTIF PEMBANGUNAN PERDESAAN BERBASIS SUMBERDAYA LOKAL PENDAHULUAN P R O S I D I N G 118 ANALISIS TIPOLOGI WILAYAH DALAM PERSPEKTIF PEMBANGUNAN PERDESAAN BERBASIS SUMBERDAYA LOKAL Oki Wijaya 1 1 Program Studi Agribisnis, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Email: okiwijaya.umy@gmail.com

Lebih terperinci

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN Lampiran III Peraturan Daerah Nomor Tanggal : : 6 29 December 2015 PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR Tahun Anggaran 2016

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR Tahun Anggaran 2016 DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Formulir DPA SKPD 2.2 PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR Tahun Anggaran 206 Urusan Pemerintahan :. Urusan Wajib Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Ikan hias selain dinikmati dari segi estetika juga memiliki nilai keuntungan yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Ikan hias selain dinikmati dari segi estetika juga memiliki nilai keuntungan yang tinggi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan hias selain dinikmati dari segi estetika juga memiliki nilai keuntungan yang tinggi dari segi pengembangbiakannya. Indonesia sebagai negara kepulauan dan memiliki

Lebih terperinci

FORMULASI RANCANGAN KEBIJAKAN KETENAGAAN DOKTER UMUM DI KABUPATEN BLITAR. Agung Dwi Laksono Widodo J. Pudjirahardjo Iwan M.

FORMULASI RANCANGAN KEBIJAKAN KETENAGAAN DOKTER UMUM DI KABUPATEN BLITAR. Agung Dwi Laksono Widodo J. Pudjirahardjo Iwan M. FORMULASI RANCANGAN KEBIJAKAN KETENAGAAN DOKTER UMUM DI KABUPATEN BLITAR Agung Dwi Laksono Widodo J. Pudjirahardjo Iwan M. Mulyono Jumlah Kunjungan Rawat jalan Latar Belakang 600,000 500,000 503,87 400,000

Lebih terperinci

DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR Tahun Anggaran 2016

DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR Tahun Anggaran 2016 DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Formulir DPPA SKPD 2.2 PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR Tahun Anggaran 2016 Urusan Pemerintahan : 1 Urusan Wajib Bidang Pemerintahan : 1. 02 Kesehatan

Lebih terperinci

PENGUMUMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) MELALUI JALUR OFFLINE DAN ONLINE Nomor: 425/464/ /2018 TAHUN PELAJARAN 2018/2019

PENGUMUMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) MELALUI JALUR OFFLINE DAN ONLINE Nomor: 425/464/ /2018 TAHUN PELAJARAN 2018/2019 PENGUMUMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) MELALUI JALUR OFFLINE DAN ONLINE Nomor: 425/464/101.6.11.10/2018 TAHUN PELAJARAN 2018/2019 I. Dasar Hukum 1. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR Anggaran : 204 Formulir RKA SKPD 2.2 Urusan Pemerintahan :. 02 URUSAN WAJIB KESEHATAN Organisasi :. 02. 0 DINAS KESEHATAN

Lebih terperinci

ANALISIS KEBIJAKAN KETENAGAAN

ANALISIS KEBIJAKAN KETENAGAAN ANALISIS KEBIJAKAN KETENAGAAN Sebuah Formulasi Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum Agung D. Laksono Widodo J. Pudjirahardjo Iwan M. Mulyono Diterbitkan oleh; Health Advocacy Yayasan Pemberdayaan Kesehatan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR 4.5.4. Penjelasan Perubahan Anggaran Pada tahun anggaran 2014 terjadi perubahan atas penjabaran perubahan anggaran pendapatan dan belanja daerah Tahun Anggaran 2014 yang ditetapkan dalam Peraturan Bupati

Lebih terperinci

CV. ES HA ENGINEERING

CV. ES HA ENGINEERING B.A.JK-024 : 050/11/PnL-20/9/B.A.JK-024/409.108/2016 : Pengumuman Penetapan Pelaksana Pengadaan Langsung Jasa Konsultansi Pegawasan Wilayah UPT Wlingi (Kec. Wlingi, Kec. Gandusari, Kec. Doko, Kec. Talun,

Lebih terperinci

Pemetaan Animo Peserta Didik SLTP yang Melanjutkan ke SLTA di Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri

Pemetaan Animo Peserta Didik SLTP yang Melanjutkan ke SLTA di Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri Pemetaan Animo Peserta Didik SLTP yang Melanjutkan ke SLTA di Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri Risa Novita Sari Bambang Setyadin Sunarni Risans994@gmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk: (1)

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BLITAR

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BLITAR Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Blitar Tahun 2013 sebanyak 208.872 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Blitar Tahun 2013 sebanyak 32 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KEGIATAN TAHUN 2018 DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KABUPATEN BLITAR

RENCANA AKSI KEGIATAN TAHUN 2018 DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KABUPATEN BLITAR RENCANA AKSI KEGIATAN TAHUN 2018 DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KABUPATEN BLITAR No. Tujuan Sasaran Program/ Kegiatan Program/ Kegiatan Target Anggaran (Rp) Rencana Aksi Jadwal Kegiatan Program

Lebih terperinci

SKPD : BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BLITAR

SKPD : BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BLITAR SKPD : BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BLITAR KODE Capaian Kerja /Pagu 1. Program Pelayanan. 500,000,000 Administrasi Perkantoran - Penyediaan dan Peningkatan Pembelian ATK, Administrasi Perkantoran pembayaran

Lebih terperinci

ANALISIS KEBIJAKAN KETENAGAAN

ANALISIS KEBIJAKAN KETENAGAAN ANALISIS KEBIJAKAN KETENAGAAN Sebuah Formulasi Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum Agung D. Laksono Widodo J. Pudjirahardjo Iwan M. Mulyono Diterbitkan oleh; Health Advocacy Yayasan Pemberdayaan Kesehatan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. (1999:63), adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek,

III METODE PENELITIAN. (1999:63), adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif yaitu metode yang bertujuan menggambarkan suatu keadaan secara objektif. Menurut

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR,

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR, BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR, Menimbang : a. bahwa untuk pelaksanaan lebih lanjut Peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermaksud menjelaskan hubungan antara lingkungan alam dengan penyebarannya

BAB I PENDAHULUAN. bermaksud menjelaskan hubungan antara lingkungan alam dengan penyebarannya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Geografi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang ekologi manusia yang bermaksud menjelaskan hubungan antara lingkungan alam dengan penyebarannya dan aktivitas

Lebih terperinci

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hirarki Wilayah di Kabupaten Blitar Penentuan hirarki didasarkan atas tingkat perkembangan dan kapasitas pelayanan yang dapat disediakan oleh suatu wilayah. Tingkat hirarki ini

Lebih terperinci

KERTAS KERJA RENSTRA OPD

KERTAS KERJA RENSTRA OPD KERTAS KERJA RENSTRA OPD 2018-2021 Sasaran RPJMD OPD Target Sasaran (Impact) Target Tahunan Sasaran SKPD Tahun Awal Tahun Akhir 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PROGRAM / KEGIATAN INDIKATOR PROGRAM (outcome)

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Hubungan Kondisi Sosial Ekonomi dengan Tingkat Kesejahteraan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Hubungan Kondisi Sosial Ekonomi dengan Tingkat Kesejahteraan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Hubungan Kondisi Sosial Ekonomi dengan Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga

Lebih terperinci

PENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN TAHUN ANGGARAN 2014 KABUPATEN BLITAR

PENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN TAHUN ANGGARAN 2014 KABUPATEN BLITAR PENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN TAHUN ANGGARAN 2014 KABUPATEN BLITAR SATUAN KERJA : DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BLITAR Jenis No Nama Paket Jenis Belanja 1 Belanja jasa kebersihan kantor Jasa Lainnya x

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP ANAK PUTUS SEKOLAH TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) DI KECAMATAN BONDOWOSO. Nevy Farista Aristin

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP ANAK PUTUS SEKOLAH TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) DI KECAMATAN BONDOWOSO. Nevy Farista Aristin FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP ANAK PUTUS SEKOLAH TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) DI KECAMATAN BONDOWOSO Nevy Farista Aristin Universitas Lambungmangkurat Email: nepharistin@gmail.com Abstrak:

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini berbatasan dengan Desa Bantarjati

Lebih terperinci

NOMOR : 72 TAHUN 2016 TANGGAL : 08 NOPEMBER Tentang RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH PERUBAHAN PERUBAHAN (RKPD-P) TAHUN 2017 KATA PENGANTAR

NOMOR : 72 TAHUN 2016 TANGGAL : 08 NOPEMBER Tentang RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH PERUBAHAN PERUBAHAN (RKPD-P) TAHUN 2017 KATA PENGANTAR LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR : 72 TAHUN 2016 TANGGAL : 08 NOPEMBER 2016 Tentang RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH PERUBAHAN PERUBAHAN (RKPD-P) TAHUN 2017 KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan

Lebih terperinci

bimbingannya akhirnya kami dapat menyelesaikan penyusunan naskah Laporan

bimbingannya akhirnya kami dapat menyelesaikan penyusunan naskah Laporan KATA PENGANTAR Puji Syukur Kami Panjatkan Kepada Allah SWT, karena hanya atas petunjuk dan bimbingannya akhirnya kami dapat menyelesaikan penyusunan naskah Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program wajib belajar sembilan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program wajib belajar sembilan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Semua data yang telah berhasil dikumpulkan oleh peneliti selama melakukan penelitian akan disajikan pada bab ini. Data tersebut merupakan data tentang partisipasi

Lebih terperinci

Survei Tanah dan Evaluasi Lahan. SUDARTO Laboratorium Pedologi dan Sistem Informasi Sumberdaya Lahan Jurusan Tanah FP-UB

Survei Tanah dan Evaluasi Lahan. SUDARTO Laboratorium Pedologi dan Sistem Informasi Sumberdaya Lahan Jurusan Tanah FP-UB Survei Tanah dan Evaluasi Lahan SUDARTO Laboratorium Pedologi dan Sistem Informasi Sumberdaya Lahan Jurusan Tanah FP-UB Materi Minggu 14: Kesimpulan Hasil Evaluasi Lahan Hasil evaluasi kesesuaian lahan

Lebih terperinci

Swara Bhumi. Volume 04 Nomor 04 Tahun 2017, Hal 62-67

Swara Bhumi. Volume 04 Nomor 04 Tahun 2017, Hal 62-67 Swara Bhumi. Volume 04 Nomor 04 Tahun 2017, Hal 6267 POLA KEMITRAAN PETANI COKLAT DALAM MENDUKUNG EKSISTENSI KAMPUNG COKLAT DI DESA PLOSOREJO KECAMATAN KADEMANGAN KABUPATEN BLITAR Siti Al Mukaromah Mahasiswa

Lebih terperinci

Pembuatan WebGIS Untuk Pemetaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Di Kabupaten Blitar

Pembuatan WebGIS Untuk Pemetaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Di Kabupaten Blitar JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-373 Pembuatan WebGIS Untuk Pemetaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Di Kabupaten Blitar Amelia Fadhila dan Agung Budi Cahyono

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS SMP DI KECAMATAN WONOSOBO KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN 2017 (JURNAL) Oleh HERLI ANDIKA PUTRA

ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS SMP DI KECAMATAN WONOSOBO KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN 2017 (JURNAL) Oleh HERLI ANDIKA PUTRA ANALISIS KEBUTUHAN GURU IPS SMP DI KECAMATAN WONOSOBO KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN 2017 (JURNAL) Oleh HERLI ANDIKA PUTRA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017 2 ABSTRAK

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. baik, yang sesuai dengan martabat manusia. Oleh karena itu setiap warga negara

I. PENDAHULUAN. baik, yang sesuai dengan martabat manusia. Oleh karena itu setiap warga negara I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah aset penting bagi kemajuan sebuah bangsa. Pendidikan merupakan segala bidang penghidupan dalam memilih dan membina hidup yang baik, yang sesuai

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR. Manusia sebagai individu maupun golongan

II. LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR. Manusia sebagai individu maupun golongan 8 II. LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR A. Landasan Teori 1. Pengertian Geografi Sosial Ilmu Geografi Sosial sebagai ilmu yang mempelajari tata laku manusia terhadap lingkungannya, terdiri dari unsur-unsur:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang lebih tinggi dari pada yang tidak berpendidikan. mengembangkan, dan atau menciptakan ilmu pengetahuan teknologi dan

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang lebih tinggi dari pada yang tidak berpendidikan. mengembangkan, dan atau menciptakan ilmu pengetahuan teknologi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi, yang mempunyai tujuan lebih tinggi dari sekedar untuk tetap hidup,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMAKASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... xi

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMAKASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR ISI ABSTRAK..... i KATA PENGANTAR..... ii UCAPAN TERIMAKASIH..... iii DAFTAR ISI..... v DAFTAR TABEL..... viii DAFTAR GAMBAR..... xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang... 1 B. Rumusan Masalah.

Lebih terperinci

Realisasi Pendapatan - LO

Realisasi Pendapatan - LO 5.3 Penjelasan Akun-Akun Laporan Operasional (LO) Laporan Operasional (LO) disajikan sebagai bagian dari laporan keuangan tahun 2015. LO tahun 2015 tidak disajikan dengan perbandingan laporan tahun sebelumnya

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN MINAPOLIS DAN HINTERLAND KAWASAN MINAPOLITAN

PEMBANGUNAN MINAPOLIS DAN HINTERLAND KAWASAN MINAPOLITAN 1 PEMBANGUNAN MINAPOLIS DAN HINTERLAND KAWASAN MINAPOLITAN Ratna Wahyu Utami 1, Satti Wagistina 2, Bagus Setiabudi Wiwoho 3 1 Mahasiswa Geografi Universitas Negeri Malang 2 dan 3 Dosen Geografi Universitas

Lebih terperinci

BAB II EVALUASI HASIL DAN PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU SERTA CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH

BAB II EVALUASI HASIL DAN PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU SERTA CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH BAB II EVALUASI HASIL DAN PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU SERTA CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH Penyusunan RKPD Tahun 2015 ini pada hakekatnya didasarkan pada evaluasi hasil pelaksanaan RKPD 2013

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu sarana untuk membentuk sumber daya manusia yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu sarana untuk membentuk sumber daya manusia yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu sarana untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan berperan untuk mencerdaskan dan memajukan kehidupan masyarakat.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan Berikut ini simpulan dari seluruh hasil penelitian terhadap empat keluarga pra sejahtera di Kampung Kudang Uyah Kelurahan Cipedes Kota Tasikmalaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan tugas pemerintah untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan tugas pemerintah untuk menciptakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional merupakan tugas pemerintah untuk menciptakan keadilan (Pembukaan UUD 1945 alinea IV). Pembangunan nasional diwujudkan melalui berbagai

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. pemerintahan dalam memberikan pelayanan publiknya wilayah ini dibagi kedalam

HASIL DAN PEMBAHASAN. pemerintahan dalam memberikan pelayanan publiknya wilayah ini dibagi kedalam IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Wilayah Penelitian Desa Mekarjaya merupakan salah satu dari 13 (tiga belas desa) yang berada di Kecamatan Bungbulang. Kecamatan Bungbulang merupakan salah satu

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian 26 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian deskriptif. Menurut Moh. Pabundu Tika (2005:4) bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian

Lebih terperinci

Pada gambar 2.3 diatas, digambarkan bahwa yang melatarbelakangi. seseorang berpindah tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor non pertanian

Pada gambar 2.3 diatas, digambarkan bahwa yang melatarbelakangi. seseorang berpindah tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor non pertanian 31 Pada gambar 2.3 diatas, digambarkan bahwa yang melatarbelakangi seseorang berpindah tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor non pertanian dilatar belakangi oleh alih fungsi lahan. Lalu, perpindahan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN ANGGARAN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR Kata Pengantar D engan memanjatkan Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan Rahmat,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penduduk yang tinggi disebabkan oleh tingkat fertilitas yang tinggi yang

I. PENDAHULUAN. penduduk yang tinggi disebabkan oleh tingkat fertilitas yang tinggi yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah kependudukan merupakan masalah umum yang dimiliki oleh setiap negara di dunia ini. Secara umum masalah kependudukan di berbagai negara dapat dibedakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONDISI INTERNAL INDIVIDUAL DAN AKSESIBILITAS SISWA SMP NEGERI 3 KRADENAN GROBOGAN TERHADAP KEPUTUSAN MELANJUTKAN SEKOLAH

HUBUNGAN KONDISI INTERNAL INDIVIDUAL DAN AKSESIBILITAS SISWA SMP NEGERI 3 KRADENAN GROBOGAN TERHADAP KEPUTUSAN MELANJUTKAN SEKOLAH HUBUNGAN KONDISI INTERNAL INDIVIDUAL DAN AKSESIBILITAS SISWA SMP NEGERI 3 KRADENAN GROBOGAN TERHADAP KEPUTUSAN MELANJUTKAN SEKOLAH Rita Agus Sulistyawati 1, Puguh Karyanto 2, Moh. Gamal Rindarjono 2 Email:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern

BAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern dewasa ini, maka banyak terjadi perubahan diberbagi aspek kehidupan. Demikian pula dengan

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) TAHUN 2014

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) TAHUN 2014 BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BLITAR, Menimbang a. bahwa Rencana Kerja Pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bangsa Indonesia bisa maju maupun juga tidak itu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bangsa Indonesia bisa maju maupun juga tidak itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan bangsa Indonesia bisa maju maupun juga tidak itu tergantung pada kualitas warganya dalam kepemilikan sumber daya manusia yang baik. Terutama bagi para pemuda

Lebih terperinci

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) Geo Image 2 (2) (2013) Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/geoimage HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG BENCANA ABRASI DENGAN PENANGGULANGANNYA DI DESA

Lebih terperinci

BAB III METODE PELITIAN. Pengadilan Agama Blitar merupakan Pengadilan tingkat pertama kelas 1 A dengan

BAB III METODE PELITIAN. Pengadilan Agama Blitar merupakan Pengadilan tingkat pertama kelas 1 A dengan BAB III METODE PELITIAN A. LOKASI PENELITIAN Pengadilan Agama Blitar merupakan Pengadilan tingkat pertama kelas 1 A dengan Nomor: KMA/004/SK/II/1999. Pengadilan Agama Blitar merupakan lembaga pengadilan

Lebih terperinci

Kata Kunci: Kelas Bilingual, Kelas Reguler, Prestasi Belajar

Kata Kunci: Kelas Bilingual, Kelas Reguler, Prestasi Belajar PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN ANTARA KELAS BILINGUAL DAN KELAS REGULER KELAS VIII DI SMP NEGERI 19 MALANG DEDY IRAWAN Prodi Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan,

Lebih terperinci

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model 1 PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KONVENSIONAL DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI BIOSFER KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 PANCUR BATU G. Lian Y. Nababan. NIM. 06110005

Lebih terperinci

: CV. ES HA ENGINEERING : Jl. Raya Simandara V/6A-38, RT 9/RW 16, Ds. Sekarpuro, Kec. Pakis,

: CV. ES HA ENGINEERING : Jl. Raya Simandara V/6A-38, RT 9/RW 16, Ds. Sekarpuro, Kec. Pakis, A.E.JK-028 : 050/11/PnL-4/09/A.E.JK-028/409.108/2017 Perencanaan Kegiatan Pembangunan Jalan dari lingkup Kegiatan Pembangunan Jalan Direktur CV. ES HA ENGINEERING di Jl. Raya Simandara V/6A-38, RT 9/RW

Lebih terperinci

A.Q.JK-048. Blitar, 4 Februari 2016

A.Q.JK-048. Blitar, 4 Februari 2016 A.Q.JK-048 : 050/11/PnL-5/2/A.Q.JK-048/409.108/2016 : Pengumuman Penetapan Pelaksana Pengadaan Langsung Jasa Konsultansi Perencanaan Wilayah Blitar Barat Kegiatan Rehabilitasi/Pemeliharaan Jaringan Irigasi

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 2, No.1 : 87 91, Agustus 2016

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 2, No.1 : 87 91, Agustus 2016 PERAN ORANG TUA DALAM PENCAPAIAN PRESTASI ATLET PANAHAN KABUPATEN BADUNG PADA PORPROV XI TAHUN 2015 Kadek Dian Vanagosi, S.Pd., M.Pd. Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan IKIP PGRI Bali Program Studi

Lebih terperinci

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi 23 PROFIL DESA Pada bab ini akan diuraikan mengenai profil lokasi penelitian, yang pertama mengenai profil Kelurahan Loji dan yang kedua mengenai profil Kelurahan Situ Gede. Penjelasan profil masingmasing

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KONSEP DIRI SISWA YANG MEMILIKI PRESTASI BELAJAR RENDAH DI KELAS VIII SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI

IDENTIFIKASI KONSEP DIRI SISWA YANG MEMILIKI PRESTASI BELAJAR RENDAH DI KELAS VIII SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI IDENTIFIKASI KONSEP DIRI SISWA YANG MEMILIKI PRESTASI BELAJAR RENDAH DI KELAS VIII SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI Rabiatun Nurhasanah Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi E-mail : rabiatunnurhasanah@gmail.com

Lebih terperinci

Pengaruh Frekuensi Penggunaan Media Pembelajaran LKS Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Pelajaran IPS

Pengaruh Frekuensi Penggunaan Media Pembelajaran LKS Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Pelajaran IPS Pengaruh Frekuensi Penggunaan Media Pembelajaran LKS Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Pelajaran IPS Suyanti (09130037-ST) Mahasiswa Pendidikan Geografi IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Masalah penelitian

Lebih terperinci

JPG (Jurnal Pendidikan Geografi) Volume 1, No 1, JULI 2014 Halaman e-issn :

JPG (Jurnal Pendidikan Geografi) Volume 1, No 1, JULI 2014 Halaman e-issn : JPG (Jurnal Pendidikan Geografi) Volume 1, No 1, JULI 2014 Halaman 33-43 e-issn : 2356-5225 http://ppjp.unlam.ac.id/journal/index.php/jpg PENGETAHUAN GURU IPS TERPADU SMP/SEDERAJAT DI KECAMATAN BANJARMASIN

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. daerah transit kegiatan perekonomian antara Pulau Sumatera dan Jawa, B. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Barat

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. daerah transit kegiatan perekonomian antara Pulau Sumatera dan Jawa, B. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Barat IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kota Bandar Lampung 1. Keadaan umum Kota Bandar Lampung merupakan ibu kota Provinsi Lampung. Kota Bandar Lampung terletak di wilayah yang strategis karena

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisik a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian Kecamatan Mojotengah merupakan salah satu dari 15 kecamatan di Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, meningkatkan kemampuan profesional para pendidik (guru),

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, meningkatkan kemampuan profesional para pendidik (guru), 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pemerintah telah melakukan banyak hal dalam meningkatkan mutu pendidikan seperti, penyempurnaan kurikulum, penyediaan sarana dan prasarana pendidikan, meningkatkan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif menurut Muhammad Ali (1984:120) adalah: Metode deskriptif

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisiografis a. Letak, Luas dan Batas Wilayah Desa Punduh Sari merupakan bagian dari wilayah administratif di Kecamatan Manyaran

Lebih terperinci

PERSEPSI TENTANG JAM PELAJARAN TAMBAHAN HUBUNGANNYA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS UNGGULAN DAN REGULER

PERSEPSI TENTANG JAM PELAJARAN TAMBAHAN HUBUNGANNYA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS UNGGULAN DAN REGULER PERSEPSI TENTANG JAM PELAJARAN TAMBAHAN HUBUNGANNYA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS UNGGULAN DAN REGULER Christella Mustiningsih Sunarni E-mail: ellachris38@yahoo.co.id Universitas Negeri Malang, Jl.

Lebih terperinci

ANALISIS SWOT DAYA DUKUNG DAERAH TERHADAP PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI KABUPATEN BLITAR

ANALISIS SWOT DAYA DUKUNG DAERAH TERHADAP PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI KABUPATEN BLITAR EKUITAS ISSN 1411-0393 Akreditasi No.55a/DIKTI/Kep/2006 ANALISIS SWOT DAYA DUKUNG DAERAH TERHADAP PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI KABUPATEN BLITAR Drs.Ec. Khuzaini, MM Drs. Suwitho, M.Si. Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

Dosen Prodi PPKn IKIP PGRI Madiun Dosen Prodi PPKn IKIP PGRI Madiun Mahasiswa Prodi PPKn IKIP PGRI Madiun. Soenarjo Siska Diana Sari Dwijayanto

Dosen Prodi PPKn IKIP PGRI Madiun Dosen Prodi PPKn IKIP PGRI Madiun Mahasiswa Prodi PPKn IKIP PGRI Madiun. Soenarjo Siska Diana Sari Dwijayanto PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 BARAT SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Soenarjo Siska Diana Sari Dwijayanto

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar berperan aktif dan positif dalam hidupnya sekarang dan yang akan datang, dan pendidikan

Lebih terperinci

Pengaruh Penggunaan Media Tanam Hidroponik Terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Terong (Solanum melongena) Fahruddin

Pengaruh Penggunaan Media Tanam Hidroponik Terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Terong (Solanum melongena) Fahruddin Korelasi Antara Kemampuan Merespon Pelajaran Dengan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Terpadu Kelas VII SMP Negeri 2 Monta Tahun Pelajaran 2013/2014 Fahruddin Abstrak: Tujuan penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DESA LEBAKWANGI. kuantitas maupun kualitas masyarakat itu. Banyak sedikit jumlah penduduk di suatu tempat

BAB III PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DESA LEBAKWANGI. kuantitas maupun kualitas masyarakat itu. Banyak sedikit jumlah penduduk di suatu tempat BAB III PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DESA LEBAKWANGI A. Perkembangan Pendidikan di Desa Lebakwangi Berdirinya sekolah berkait erat dengan masyarakat atau penduduk, baik dari segi kuantitas maupun kualitas masyarakat

Lebih terperinci

PERAN SERTA SUAMI DALAM PROSES MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JOGONALAN KLATEN. Sugita Dosen Poltekkes Surakarta Jurusan Kebidanan ABSTRAK

PERAN SERTA SUAMI DALAM PROSES MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JOGONALAN KLATEN. Sugita Dosen Poltekkes Surakarta Jurusan Kebidanan ABSTRAK PERAN SERTA SUAMI DALAM PROSES MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JOGONALAN KLATEN Sugita Dosen Poltekkes Surakarta Jurusan Kebidanan ABSTRAK Latar Belakang Menyusui adalah suatu proses alamiah. Anak

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN PETANI KARET YANG ANAKNYA TIDAK MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI (JURNAL) Oleh. Susi Novela

ANALISIS PENDAPATAN PETANI KARET YANG ANAKNYA TIDAK MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI (JURNAL) Oleh. Susi Novela ANALISIS PENDAPATAN PETANI KARET YANG ANAKNYA TIDAK MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI (JURNAL) Oleh Susi Novela FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017 Analisis Pendapatan

Lebih terperinci

Jurnal CITIZENSHIP Volume 00 Nomor

Jurnal CITIZENSHIP Volume 00 Nomor PENGARUH SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP MINAT ANAK MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI (STUDI KASUS KELAS XI SEMESTER GENAP DI SMA SINAR HUSNI MEDAN HELVETIA KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Manusia tidak bisa dilepaskan dari aktivitas sehari-hari yang secara rutin

I. PENDAHULUAN. Manusia tidak bisa dilepaskan dari aktivitas sehari-hari yang secara rutin 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia tidak bisa dilepaskan dari aktivitas sehari-hari yang secara rutin dilakukan, mulai dari bangun tidur, menyapu rumah, mencuci, memasak, sekolah ataupun bekerja.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. keadaan sebagaimana adanya dan pengungkapan fakta-fakta yang ada, walaupun

III. METODOLOGI PENELITIAN. keadaan sebagaimana adanya dan pengungkapan fakta-fakta yang ada, walaupun 23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif lebih mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau

Lebih terperinci

Karakteristik Orang Tua Pada Siswa Lulusan SD Yang Tidak Melanjutkan Ke SMP di Kecamatan Sumberbaru Kabupaten Jember

Karakteristik Orang Tua Pada Siswa Lulusan SD Yang Tidak Melanjutkan Ke SMP di Kecamatan Sumberbaru Kabupaten Jember KARAKTERISTIK ORANG TUA PADA SISWA LULUSAN SD YANG TIDAK MELANJUTKAN KE SMP DI KECAMATAN SUMBERBARU KABUPATEN JEMBER Fitriana Sudiyono Mahasiswa S1 Pendidikan Geografi, fitrianasudiyono@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATERI TRIGONOMETRI UNTUK SISWA SMA KELAS X DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING SKRIPSI OLEH TANTRI IKA YULANDARI

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATERI TRIGONOMETRI UNTUK SISWA SMA KELAS X DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING SKRIPSI OLEH TANTRI IKA YULANDARI PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATERI TRIGONOMETRI UNTUK SISWA SMA KELAS X DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING SKRIPSI OLEH TANTRI IKA YULANDARI NIM 209311420840 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penduduk di Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar Menjadi TKI ke Taiwan

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penduduk di Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar Menjadi TKI ke Taiwan FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDUDUK DI KECAMATAN PONGGOK KABUPATEN BLITAR MENJADI TKI KE TAIWAN Ratna Naluri Mahasiswa S1 Pendidikan Geografi, ratnanaluri@gmail.com Dra. Hj. Srimurtini, M. Si Dosen

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN SISWA PENGGUNA LAYANAN TRANSPORTASI BUS SEKOLAH DI KABUPATEN TULUNGAGUNG

ANALISIS KEPUASAN SISWA PENGGUNA LAYANAN TRANSPORTASI BUS SEKOLAH DI KABUPATEN TULUNGAGUNG ANALISIS KEPUASAN SISWA PENGGUNA LAYANAN TRANSPORTASI BUS SEKOLAH DI KABUPATEN TULUNGAGUNG ANALYSIS OF STUDENT S SATISFACTION OF SCHOOL BUS SERVICE IN TULUNGAGUNG DISTRICK Yuniar Rifqoh Na imy Agus Timan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK KELUARGA ANAK PUTUS SEKOLAH DASAR SUKU TENGGER (STUDI KASUS DESA RANU PANI KECAMATAN SENDURO KABUPATEN LUMAJANG)

KARAKTERISTIK KELUARGA ANAK PUTUS SEKOLAH DASAR SUKU TENGGER (STUDI KASUS DESA RANU PANI KECAMATAN SENDURO KABUPATEN LUMAJANG) KARAKTERISTIK KELUARGA ANAK PUTUS SEKOLAH DASAR SUKU TENGGER (STUDI KASUS DESA RANU PANI KECAMATAN SENDURO KABUPATEN LUMAJANG) Eriska Alvia Pertiwi 1 I Nyoman Ruja 2 Budijanto 3 ABSTRAK: Ketidakmeratanya

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS. Identifikasi permasalahan menjadi hal penting dalam proses analisa

BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS. Identifikasi permasalahan menjadi hal penting dalam proses analisa BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Identifikasi permasalahan menjadi hal penting dalam proses analisa isu-isu strategis yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Formal Latar Belakang Material

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Formal Latar Belakang Material BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang Formal Geografi adalah salah satu disiplin ilmu pengetahuan yang memperhatikan aspek-aspek geografi yang mendukung dalam pembangunan wilayah

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI WANITA SEBAGAI KEPALA KELUARGA DI KECAMATAN TANJUNG KARANG PUSAT (JURNAL) Oleh NANDA FITRIANI

KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI WANITA SEBAGAI KEPALA KELUARGA DI KECAMATAN TANJUNG KARANG PUSAT (JURNAL) Oleh NANDA FITRIANI KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI WANITA SEBAGAI KEPALA KELUARGA DI KECAMATAN TANJUNG KARANG PUSAT (JURNAL) Oleh NANDA FITRIANI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. situasi-situasi atau kejadian-kejadian (Sumadi Surya Brata, 2000: 18).

III. METODOLOGI PENELITIAN. situasi-situasi atau kejadian-kejadian (Sumadi Surya Brata, 2000: 18). III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian yang digunakan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian ini bermaksud untuk membuat pencandraan (deskripsi)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Pemerintah sudah mencanangkan pendidikan gratis namun dalam kenyataanya di lapangan, pendidikan tidak sepenuhnya gratis. Hal ini membuat kalangan tertentu sulit untuk

Lebih terperinci

KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP/ MTs DI KECAMATAN PREMBUN

KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP/ MTs DI KECAMATAN PREMBUN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP/ MTs DI KECAMATAN PREMBUN Erni Puji Astuti FKIP, Universitas Muhammadiyah Purworejo erni_umpwr@mail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui deskripsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Cipatat dan Kecamatan Padalarang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Cipatat dan Kecamatan Padalarang 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Cipatat dan Kecamatan Padalarang yang secara administratif saat ini termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Bandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tantangan yang harus dihadapi. Melalui pendidikanlah seseorang dapat memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tantangan yang harus dihadapi. Melalui pendidikanlah seseorang dapat memperoleh BAB I PENDAHULUAN I. 1. LATAR BELAKANG Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak dituntut seseorang untuk membekali diri dengan ilmu pengetahuan agar dapat bersaing dari semakin kerasnya kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan serta teknologi, tuntutan kebutuhan pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan serta teknologi, tuntutan kebutuhan pelayanan kesehatan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin bertambahnya angka pertumbuhan penduduk dan kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi, tuntutan kebutuhan pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan

Lebih terperinci

Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Tentang Jurnal Khusus Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw Kelas XII IPS 2 SMA Negeri I Jogorogo

Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Tentang Jurnal Khusus Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw Kelas XII IPS 2 SMA Negeri I Jogorogo Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Tentang Jurnal Khusus Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw Kelas XII IPS 2 SMA Negeri I Jogorogo Oleh : Siti Mutomimah Guru SMAN Negeri I Jogorogo mutomimah_siti@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Keefektifan Manajemen Layanan Khusus Sekolah dan Pengaruhnya terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Peserta Didik di SMA Negeri Se Kota Malang

Keefektifan Manajemen Layanan Khusus Sekolah dan Pengaruhnya terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Peserta Didik di SMA Negeri Se Kota Malang Keefektifan Manajemen Layanan Khusus Sekolah dan Pengaruhnya terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Peserta Didik di SMA Negeri Se Kota Malang Diah Agustine Burhanuddin e-mail: diahagustine36634@gmail.com

Lebih terperinci

STUDI KESESUAIAN LAHAN POTENSIAL UNTUK TANAMAN KELAPA SAWIT DI KABUPATEN BLITAR. Oleh : Purnomo Edi Sasongko 1)

STUDI KESESUAIAN LAHAN POTENSIAL UNTUK TANAMAN KELAPA SAWIT DI KABUPATEN BLITAR. Oleh : Purnomo Edi Sasongko 1) Studi Kesesuaian Lahan Potensial untuk Tanaman Kelapa Sawit... (Purnomo Edi Sasongko) 137 STUDI KESESUAIAN LAHAN POTENSIAL UNTUK TANAMAN KELAPA SAWIT DI KABUPATEN BLITAR Oleh : Purnomo Edi Sasongko 1)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. parameter yang ditanyakan kepada responden yaitu: lama

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. parameter yang ditanyakan kepada responden yaitu: lama BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah akseptor KB suntik yang pernah suntik ulang minimal 2 kali penyuntikan sebanyak 38 orang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses menyiapkan individu untuk mampu menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting

Lebih terperinci