Laporan Kinerja Kab. Blitar 2015

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Laporan Kinerja Kab. Blitar 2015"

Transkripsi

1

2 Kata Pengantar D engan memanjatkan Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan Rahmat,Taufik dan Hidayah-Nya semata, sehingga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Blitar Tahun 2015ini dapat diselesaikan tepat waktu, dengan harapan semoga nilai yang diperoleh akan lebih baik dari tahun sebelumnya. Penyajian LKjIP Kabupaten Blitar Tahun 2015 ini didasarkan pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Reviu Atas Laporan Kinerja yang di dalamnya memuat pernyataan visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan serta program kegiatan. Selanjutnya dilakukan analisis akuntabilitas kinerja yang menggambarkan pencapaian kinerja indikator sasaran dalam mendukung tercapainya visi dan misi yang telah ditetapkan. Sebagai salah satu bentuk komitmen Pemerintah Kabupaten Blitar dalam mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, berdaya guna, berhasil guna dan bertanggungjawab serta bebas dari kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN) maka disusunlah LkjIP ini. Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban untuk mengukur tingkat keberhasilan pembangunan daerah yang telah direncanakan dan dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Blitar Tahun Melalui LKjIP ini akan dievaluasi sejauh mana tingkat keberhasilan atau kegagalan terhadap pelaksanaan pembangunan yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Kabupaten Blitar Tahun 2015 atau yang sebelumnya dikenal dengan Penetapan Kinerja. LkjIP i

3

4 KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR HAL i iii v vii BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG KONDISI KABUPATEN BLITAR Kondisi Geografis Kondisi Demografis Jumlah Penduduk Komposisi Penduduk Kondisi Ekonomi GAMBARAN UMUM PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR ISU USTRATEGIS YANG DIHADAPI 1-23 BAB II PERENCANAAN KINERJA PERENCANAAN STRATEGIS Visi dan Misi Tujuan dan Sasaran Target Indikator Kinerja Makro Tahun INDIKATOR KINERJA UTAMA 2-7 PERENCANAAN KINERJA KABUPATEN BLITAR TAHUN Arah Kebijakan Pembangunan Sasaran dan Prioritas Pembangunan Daerah Perjanjian Kinerja Tahun BAB III AKUNTABILITAS KINERJA CAPAIAN INDIKATOR KINERJA MAKRO KABUPATEN 3-2 BLITAR TAHUN CAPAIAN DAN EVALUASI KINERJA SASARAN STRATEGIS REALISASI ANGGARAN 3-62 iii

5 BAB IV PENUTUP 4-1 LAMPIRAN iv

6 HAL Tabel 1.1 Produksi Ikan Hias di Kabupaten Blitar Tahun Tabel 1.2 Tabel 1.3 Tabel 1.4 Tabel 1.5 Tabel 1.6 Tabel 2.1 Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Kabupaten Blitar Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Tahun 2015 Pertumbuhan Sektoral PDRB Kabupaten Blitar ADHK 2010 Tahun (%) Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Blitar Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Sektor (%) Tahun Jumlah PNS yang Menduduki Jabatan Struktural Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Golongan Tahun 2015 Jumlah PNS yang Menduduki Jabatan Fungsional Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Golongan Tahun 2015 Misi, Tujuan dan Sasaran Pembangunan Kabupaten Blitar Target Indikator Kinerja Makro Kabupaten Blitar Tahun Tabel 2.3 Prioritas Pembangunan Daerah Tahun Tabel 2.4 Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Perjanjian Kinerja Pemerintah Kabupaten Blitar Tahun 2015 Capaian Indikator Kinerja Makro Kabupaten Blitar Tahun 2015 Panjang Jalan Kabupaten Berdasarkan Konstruksi dan Kondisi Tahun 2015 (Km) Jumlah Jembatan Kabupaten Blitar Berdasarkan Jenis dan Kondisi Tahun 2015 Produksi Ikan Budidaya Kabupaten Blitar Tahun Tabel 3.5 Produksi Hasil Hutan Rakyat Kabupaten Blitar Tabel 3.6 Tabel 3.7 Perkembangan Industri Kecil di Kabupaten Blitar Perkembangan Koperasi di Kabupaten Blitar Tahun Tabel 3.8 Kondisi BUM Desa di Kabupaten Blitar Tahun Tabel 3.9 Jumlah Penyaluran Dana Hibah dan Bantuan Sosial Perkembangan Tempat Ibadah Tahun v

7 Tabel 3.10 Jumlah Grup Kesenian yang Dibina Tahun Tabel 3.11 Tabel 3.12 Tabel 3.13 Perkara yang Ditangani di Kabupaten Blitar Tahun 2015 Luas Lahan Kritis dan Luas Rehabilitasi Hutan dan Lahan (Ha) Menurut Kecamatan Tahun 2015 Anggaran dan Realisasi Keuangan per Misi Pembangunan Kabupaten Blitar vi

8 Gambar 1.1 Peta Kabupaten Blitar 1-3 Gambar 1.2 Jumlah Penduduk Kabupaten Blitar Tahun (jiwa) HAL 1-5 Gambar 1.3 Komposisi Jumlah Penduduk Laki-laki dan 1-7 Perempuan di Kabupaten Blitar Tahun (jiwa) Gambar 1.4 Piramida Penduduk Kabupaten Blitar Tahun Gambar 1.5 Persentase Penduduk Kabupaten Blitar Tahun 2015 Menurut Golongan Usia Gambar 1.6 Gambar 1.7 Gambar 1.8 Gambar 1.9 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur, dan Nasional Tahun Sumber Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Blitar Tahun 2015 PDRB Kabupaten Blitar ADHB dan ADHK (milyar rupiah) Tahun Persentase Penduduk 15 tahun ke Atas di Kabupaten Blitar yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2015 (persen) Gambar 1.10 Kontribusi Sektor Tradeable dan Non Tradeable (%) dalam Perekonomian Kabupaten Blitar Tahun Gambar 1.11 Gambar 2.1 Nilai PDRB Perkapita dan Pertumbuhannya, serta Inflasi Kabupaten Blitar Tahun Hubungan Antara Perencanaan Strategis dan Perencanaan Kinerja Gambar 3.1 Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten Blitar 3-4 (%) Tahun Gambar 3.2 Kondisi Jalan Kabupaten Blitar Tahun Gambar 3.3 Jumlah Kunjungan Wisatawan Tahun (orang) Gambar 3.4 Gambar 3.5 Gambar 3.6 Nilai PAD sektor Pariwisata Kabupaten Blitar Tahun (Rupiah) Perbandingan Hasil Produksi Perikanan Tangkap Tahun 2014 dan 2015 Perbandingan Kontribusi Produksi Perikanan Budidaya dan Tangkap di Kabupaten Blitar Tahun vii

9 Gambar 3.7 Produksi Padi Tahun (Ton) 3-31 Gambar 3.8 Gambar 3.9 Gambar 3.10 Produksi Telor di Kabupaten Blitar Berdasarkan Jenis Unggas Tahun 2015 Omset Produk Unggulan Daerah Kabupaten Blitar Tahun Perkembangan Jumlah Kelompok Tani di Kabupaten Blitar Tahun viii

10 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG U ntuk mewujudkan negara yang bersih dan berwibawa (Good Governance and Clean Government) sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme, kepatuhan terhadap asas umum penyelenggaraan negara perlu ditegakkan. Dalam UU Nomor 28 Tahun 1999 pasal 3 disebutkan bahwa asas umum penyelenggaraan negara meliputi asas kepastian hukum, asas tertib penyelenggaraan negara, asas kepentingan umum, asas keterbukaan, asas proporsionalitas, asas profesionalitas dan asas akuntabilitas. Asas akuntabilitas yang dimaksud adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan Penyelenggara Negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sejalan dengan hal tersebut, dikeluarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, yang mengamanatkan Bupati/Walikota menyusun Laporan Kinerja tahunan pemerintah kabupaten/kota dan menyampaikan kepada Gubernur, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, dan Menteri Dalam Negeri paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir. 1-1

11 Dengan kata lain, Laporan Kinerja yang disusun secara periodik setiap akhir tahun anggaran merupakan perwujudan kewajiban instansi pemerintah serta menjadi media instansi pemerintah yang bersangkutan dalam mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan dalam rangka pencapaian misi organisasi secara terukur melalui sasaran dan target kinerja yang telah ditetapkan. Laporan tersebut sekaligus digunakan sebagai alat kendali, alat penilai kinerja dan alat pendorong terwujudnya Good Governance. Lebih luas, laporan pertanggungjawaban kepada publik. tersebut berfungsi sebagai media 1.2 KONDISIKABUPATEN BLITAR KONDISI GEOGRAFIS Kabupaten Blitar yang secara geografis terletak antara ' ' Bujur Timur dan ' 8 0 9'5'' Lintang Selatan, berbatasan dengan Kabupaten Kediri dan Kabupaten Malang di sebelah utara, Kabupaten Malang di sebelah timur, Samudera Indonesia di sebelah selatan serta Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Kediri di sebelah barat. Letak yang cukup strategis tersebut menjadikan perkembangan salah satu kabupaten di bagian selatan Propinsi Jawa Timur ini layak diperhitungkan. Dengan ketinggian ± 167 meter dan luas wilayah 1.588,79 km² yang terbagi menjadi 22 kecamatan, 220 desa dan 28 kelurahan, kondisi alam Kabupaten Blitar sangat beragam. Keragaman tersebut ditunjukkan dengan adanya wilayah pegunungan, dataran rendah, daerah aliran sungai, maupun pesisir. Secara spesifik, kondisi topografi Kabupaten Blitar adalah sebagai berikut: 1. Bagian utara memiliki kemiringan yang bervariasi, yaitu 2% - 15%, 15% - 40% dan diatas 40%, dengan relief bergelombang hingga berbukit. Daerah ini merupakan bagian dari wilayah Gunung Kelud dan Gunung Butak. 2. Bagian tengah merupakan daerah yang relatif datar dengan kemiringan 0-20%. Sisi timur bagian ini agak bergelombang dengan kemiringan rata-rata 2-15%. 3. Bagian selatan merupakan wilayah yang sebagian besar berupa perbukitan dengan kemiringan 15% - 40%. Terdapat sebagian kecil dari daerah ini yang 1-2

12 berada di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas dengan kontur agak landai antara 0-20%. Gambar 1.1 Peta Kabupaten Blitar Sungai Brantas yang mengalir di tengah-tengah Kabupaten Blitar merupakan sungai terpanjang kedua di Jawa Timur setelah Bengawan Solo (yang sebagian alirannya terdapat di Propinsi Jawa Tengah). Sungai ini sekaligus merupakan muara dari sungai-sungai utama yang mengalir dari bagian utara Kabupaten Blitar seperti Sungai Lekso dan Sungai Putih. Bentangan sungai tersebut membuat wilayah Kabupaten Blitar terkenal dengan adanya istilah Blitar Utara dan Blitar Selatan. Adanya daerah aliran sungai di bagian tengah ini ditambah dengan kondisi alam berupa dataran rendah yang membentang sampai ke bagian barat membuat Kabupaten Blitar mengandalkan dan menggantungkan diri pada sektor pertanian. Kabupaten Blitar bagian utara mencakup 56,6% dari total luas wilayah yang ada. Bagian ini meliputi empat belas kecamatan, antara lain Kecamatan Kanigoro, 1-3

13 Talun, Selopuro, Kesamben, Selorejo, Doko, Wlingi, Gandusari, Garum, Nglegok, Sanankulon, Ponggok, Srengat, Wonodadi, dan Udanawu. Blitar utara merupakan daerah pegunungan alluvial yang sangat subur. Disamping karena banyaknya aliran sungai yang melintas, Gunung Kelud yang baru saja meletus pada Februari 2014 menjadi salah satu faktor suburnya wilayah tersebut. Dengan aliran air yang mencukupi setiap tahunnya, wilayah ini juga sesuai untuk budidaya perikanan, baik perikanan konsumsi maupun ikan hias yang salah satu jenisnya merupakan komoditas unggulan Kabupaten Blitar yaitu ikan Koi. No Tabel 1.1 Produksi Ikan Hias di Kabupaten Blitar Tahun Jenis Ikan Produksi (ekor) Nilai (Rp) Produksi (ekor) Nilai (Rp) 1 Koi Akara Barbir Gapi Cupang Lalia Manvis Moli Koki Oskar Plati Rainbow Lainnya JUMLAH Sumber: DKP Kab. Blitar, 2016 Kondisi ini berbanding terbalik dengan wilayah bagian selatan Kabupaten Blitar yang mencakup Kecamatan Bakung, Wonotirto, Panggungrejo, Wates, Binangun, Sutojayan, dan Kademangan. Pegunungan kapur yang membentang di sepanjang pesisir pantai selatan menjadikan wilayah Blitar Selatan ini kurang subur. Namun begitu, masyarakat di daerah ini tidak pantang menyerah. Tanaman tahunan seperti jati, maupun tanaman lain seperti cabai dan ketela pohon terus dibudidayakan. 1-4

14 1.2.2 KONDISI DEMOGRAFIS Pada bagian ini akan disajikan penjelasan tentang jumlah dan komposisi penduduk Kabupaten Blitar JUMLAH PENDUDUK Penduduk merupakan bagian penting dari modal pembangunan, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Jumlah penduduk yang besar dapat menjadi sumber daya (input) produksi sekaligus menciptakan demand barang dan jasa hasil produksi. Namun demikian, jumlah penduduk harus dikendalikan agar tidak menimbulkan masalah kependudukan seperti pengangguran, kemiskinan, dan lain-lain serta perlu ditingkatkan kualitasnya terutama di era pasar bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) seperti saat ini. Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Blitar mencatat bahwa di tahun 2015 jumlah penduduk Kabupaten Blitar sebanyak jiwa dengan laju pertumbuhan sebesar 0,51 persen sejak Sensus Penduduk 2010 (SP 2010) lalu. Dengan luas wilayah 1.588,79 km 2 maka rata-rata kepadatan penduduk adalah sebesar 721 jiwa per km Sumber: BPS Kabupaten Blitar, 2016 (diolah) *)Data Tahun 2010 Hasil SP 2010 *)Data Tahun Hasil Proyeksi Gambar 1.2 Jumlah Penduduk Kabupaten Blitar Tahun (jiwa) 1-5

15 Dilihat dari persebaran penduduknya, Tabel 1.2 menunjukkan bahwa Ponggok merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak yaitu sebesar jiwa, sementara Kecamatan Bakung memiliki jumlah penduduk paling sedikit, yaitu sejumlah jiwa. Kecamatan yang memiliki tingkat kepadatan tertinggi adalah Sanankulon dengan jumlah penduduk sebesar jiwa per km 2, sedangkan kecamatan dengan tingkat kepadatan paling rendah adalah Wonotirto dengan jumlah penduduk 216 jiwa per km 2. Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Kabupaten Blitar Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Tahun 2015 No. Kecamatan Luas Wilayah (km 2 ) % Jumlah Penduduk (jiwa) L P Total Sex Ratio Kepadatan (jiwa/km 2 ) 1. Bakung 111,24 7, , Wonotirto 164,54 10, , Panggungrejo 119,04 7, , Wates 68,76 4, , Binangun 76,79 4, , Sutojayan 44,2 2, , Kademangan 105,28 6, , Kanigoro 55,55 3, , Talun 49,78 3, , Selopuro 39,29 2, , Kesamben 56,96 3, , Selorejo 52,23 3, , Doko 70,95 4, , Wlingi 66,36 4, , Gandusari 88,23 5, , Garum 54,56 3, , Nglegok 92,56 5, , Sanankulon 33,33 2, , Ponggok 103,83 6, , Srengat 53,98 3, , Wonodadi 40,35 2, , Udanawu 40,98 2, , Kab. Blitar 1.588, , Sumber: BPS Kabupaten Blitar,

16 KOMPOSISI PENDUDUK Komposisi penduduk Kabupaten Blitar berdasarkan jenis kelamin selama lima tahun terakhir sejak SP 2010 disajikan dalam Gambar 1.3. Dari gambar tersebut terlihat bahwa selama kurun waktu tersebut populasi penduduk laki-laki lebih besar dibanding populasi perempuan Laki-Laki Perempuan Sumber: BPS Kabupaten Blitar, 2016 (diolah) *)Data Tahun 2010 Hasil SP 2010 *)Data Tahun Hasil Proyeksi Gambar 1.3 Komposisi Jumlah Penduduk Laki-laki dan Perempuan di Kabupaten Blitar Tahun (jiwa) Perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan perempuan berpengaruh pada nilai sex ratio. Nilai sex ratio Kabupaten Blitar dari tahun ke tahun tidak mengalami perubahan yang signifikan. Pada tahun 2015, sex ratio Kabupaten Blitar sebesar 100,35. Artinya, dalam jiwa penduduk perempuan terdapat jiwa penduduk laki-laki. Angka sex ratio digunakan sebagai dasar perencanaan pembangunan berwawasan kesetaraan gender maupun sebagai informasi untuk kepentingan mengakomodir tingkat keterwakilan perempuan dalam lembaga legislatif. Sementara itu, untuk mengetahui penduduk menurut kelompok usia, dapat digambarkan dalam bentuk piramida penduduk. Piramida penduduk tersebut 1-7

17 mampu menunjukkan komposisi penduduk menurut kelompok umur sekaligus menurut jenis kelamin ,0 5,0 0,0 5,0 10,0 Perempuan Laki-laki Sumber: BPS Kabupaten Blitar, 2016 (diolah) Gambar 1.4 Piramida Penduduk Kabupaten Blitar Tahun 2015 Piramida penduduk di atas menunjukkan bahwa mayoritas penduduk Kabupaten Blitar berada pada rentang usia produktif (15-64 tahun) dengan persentase sebesar 66,62% ( jiwa). Sisanya merupakan usia non produktif ( jiwa) yang terdiri dari penduduk usia muda dibawah 15 tahun sebesar 23,51% dan penduduk usia lanjut 65 tahun keatas sebesar 9,87%. 1-8

18 9,87 23,51 66,62 Usia Muda (< 15) Usia Produktif (15-64) Usia Lanjut (65+) Sumber: BPS Kabupaten Blitar, 2016 (diolah) Gambar 1.5 Persentase Penduduk Kabupaten Blitar Tahun 2015 Menurut Golongan Usia Melalui informasi di atas, dapat diketahui bahwa Kabupaten Blitar memiliki potensi besar dalam hal penyediaan tenaga kerja yang ditunjukkan dengan besarnya persentase usia produktif. Hal tersebut perlu diimbangi dengan tingginya kualitas sumber daya manusia agar mampu bersaing di pasar tenaga kerja. Selain itu, diperoleh informasi pula bahwa dependency ratio atau rasio ketergantungan yang merupakan perbandingan antara jumlah penduduk usia non produktif dan usia produktif Kabupaten Blitar sebesar 0,50. Angka tersebut memiliki arti bahwa setiap 100 orang yang berusia kerja (dan dianggap produktif) menanggung kurang lebih sebanyak 50 orang yang belum produktif dan dianggap tidak produktif lagi. Rasio ketergantungan ini merupakan salah satu indikator demografi penting yang menunjukkan bahwa semakin kecil rasio tersebut maka semakin baik pula kondisi penduduknya. Suatu daerah akan memperoleh bonus demografi saat nilai depedency ratio-nya kurang dari 0,5 atau saat 100 orang usia kerja menanggung tidak lebih dari 50 orang usia nonproduktif. Namun, hal yang tidak kalah penting adalah berapa persen dari jumlah penduduk usia kerja (angkatan kerja) tersebut yang benar-benar aktif bekerja pada usia produktifnya. 1-9

19 1.2.3 KONDISI EKONOMI Prediksi para ekonom yang menyatakan perekonomian dunia akan membaik di tahun 2015, ternyata tidak tercapai sepenuhnya. Tercatat, pertumbuhan ekonomi global di tahun 2015 hanya menyentuh angka 2,4%, meleset jauh dari perkiraan. Bisa dikatakan, tahun 2015 adalah tahun ketidakpastian, apalagi ditambah dengan fenomena menurunnya harga minyak dunia, yang mengindikasikan bahwa kondisi ekonomi memang tidak sehat. Implikasinya jelas, berbagai negara di seluruh dunia turut terkena imbas, termasuk Indonesia. BPS RI mencatat, pada tahun 2015 perekonomian nasional hanya bergerak 4,74%, sedikit lebih lambat dibanding tahun 2014 yang mampu tumbuh sebesar 5,02%. Setali tiga uang, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pun hanya mampu mencapai level 5,4 persen, setelah sebelumnya sukses bertengger di angka 5,9%. Dari semua kategori, Industri Pengolahan tampaknya menjadi salah satu pemicu perlambatan ekonomi di Jawa Timur, mengingat kontribusi kategori ini cukup besar. 7 6,5 6 6,44 6,49 6,64 6,26 6,08 5,86 5,5 5,43 5,62 5,78 5,44 5 4,5 5,04 5,02 5,01 5,06 4, Kab. Blitar Jatim Nasional Sumber: BPS Kab. Blitar, BPS Provinsi Jatim, BPS RI, 2016 Gambar 1.6 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur, dan Nasional Tahun

20 Kondisi sebaliknya terjadi di Kabupaten Blitar. Sempat melemah di tahun 2014, perekonomian Kabupaten Blitar tumbuh lebih cepat pada tahun 2015, meskipun pertambahannya tidak terlalu signifikan. Dari Gambar 1.6 dapat diketahui bahwa pada tahun 2015 laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Blitar mencapai 5,06%.Pertumbuhan sektoral PDRB Kabupaten Blitar secara rinci dapat dilihat pada berikut. Tabel 1.3 Pertumbuhan Sektoral PDRB Kabupaten Blitar ADHK 2010 Tahun (%) Kategori Lapangan Usaha/Industry * 2015** (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. SektorTradable/Riil A Pertanian, Kehutanan, danperikanan B PertambangandanPenggalian C IndustriPengolahan SektorNon Tradable/Finansial D PengadaanListrikdan Gas E Pengadaan Air, PengelolaanSampah, LimbahdanDaurUlang (0.32) F Konstruksi G PerdaganganBesardanEceran;Reparasi Mobil dansepeda Motor H TransportasidanPergudangan I PenyediaanAkomodasidanMakanMinum J InformasidanKomunikasi K JasaKeuangandanAsuransi L M,N O Real Estat 6.83 Jasa Perusahaan 4.70 AdministrasiPemerintahan,PertahanandanJaminanSosial Wajib

21 Kategori Lapangan Usaha/Industry * 2015** P JasaPendidikan Q JasaKesehatandanKegiatanSosial R,S,T,U Jasalainnya ProdukDomestik Regional Bruto Sumber: BPS KabupatenBlitar, 2016 Tampak sekilas bahwa kategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor memiliki pertumbuhan ekonomi tertinggi. Namun apabila ditelisik lebih seksama, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Blitar sebesar 5,06 persen di tahun 2015, utamanya justru bersumber dari kategori Pertanian, Kehutanan dan Perikanan yaitu berkisar 1,30 persen, baru kategori Perdagangan Besar dan Eceran dengan kontribusi terhadap pertumbuhan total sebesar 1,21 persen. Sumber pertumbuhan diperoleh dari pertumbuhan ekonomi masing-masing kategori, yang dibobot oleh peran dari kategori-kategori itu sendiri. 1,40 1,20 1,00 0,80 0,60 0,40 0,20-1,30 1,21 0,83 0,39 0,28 0,25 0,15 0,15 0,11 0,10 0,08 0,07 0,05 0,05 0,02 0,00 0,00 Sumber: BPS Kabupaten Blitar, 2016 (diolah) Gambar 1.7 Sumber Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Blitar Tahun

22 Sementara itu, secara nominal PDRB Kabupaten Blitar pada tahun 2015 yaitu sebesar 26,8 triliyun rupiah (ADHB). Maknanya, di tahun tersebut seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk yang berdomisili di wilayah Kabupaten Blitar bernilai 26,8 triliyun rupiah. Sedangkan jika ditinjau dari harga konstan 2010, PDRB yang dihasilkan berkisar 20,9 triliyun rupiah ADHB ADHK Sumber: BPS Kabupaten Blitar, 2016 (diolah) Gambar 1.8 PDRB Kabupaten Blitar ADHB dan ADHK (milyar rupiah) Tahun Ditinjau dari struktur perekonomiannya, hingga tahun 2015 Kabupaten Blitar masih bercorak agraris. Hal ini tercermin dari besarnya pangsa kategori lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan yang menyumbang 35,89% terhadap PDRB Kabupaten Blitar di tahun tersebut. Kategori berikutnya yang juga tidak kalah penting dalam membentuk wajah perekonomian Kabupaten Blitar adalah Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, yang memiliki kontribusi sekitar 17,01% terhadap total PDRB. 1-13

23 Tabel 1.4 Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Blitar Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Sektor (%) Tahun Kategori Lapangan Usaha/Industry * 2015** (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Sektor Tradable/Riil 53,18 52,29 52,20 53,01 53,05 A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 35,00 35,08 35,27 35,84 35,89 B Pertambangan dan Penggalian 4,60 4,27 4,11 4,42 4,30 C Industri Pengolahan 13,59 12,95 12,81 12,75 12,86 2. Sektor Non Tradable/Finansial 46,82 47,71 47,80 46,99 46,95 D Pengadaan Listrik dan Gas 0,07 0,07 0,06 0,05 0,05 E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,04 0,04 0,03 0,03 0,03 F Konstruksi 8,67 8,89 8,96 9,14 8,99 G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 16,47 17,06 17,19 16,74 17,01 H Transportasi dan Pergudangan 1,18 1,15 1,16 1,19 1,20 I Penyediaan Akomodasi dan Makan 0,82 0,87 0,85 0,86 0,87 Minum J Informasi dan Komunikasi 5,31 5,15 5,21 4,94 4,89 K Jasa Keuangan dan Asuransi 2,00 2,26 2,29 2,33 2,30 L Real Estat 1,89 1,83 1,81 1,74 1,79 M,N Jasa Perusahaan 0,36 0,35 0,35 0,33 0,33 O Administrasi Pemerintahan, 3,85 3,84 3,64 3,32 3,25 Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib P Jasa Pendidikan 3,96 4,05 4,12 4,18 4,11 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,71 0,74 0,75 0,77 0,76 R,S,T,U Jasa lainnya 1,49 1,42 1,37 1,37 1,37 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber: BPS Kabupaten Blitar,

24 Sesuatu yang cukup menarik untuk diamati adalah, dari tahun ke tahun kontribusi kategori Pertanian, Kehutanan dan Perikanan semakin meningkat. Hal ini merupakan kabar baik, karena bagaimanapun lapangan usaha pertanian menjadi tumpuan harapan bagi hampir sebagian penduduk Kabupaten Blitar. Upaya pengembangan usaha pertanian senantiasa terus dipacu, misalnya melalui mekanisasi alat pertanian dan dukungan infrastruktur lain. Pertanian, perkebunan, kehut anan, perburuan, dan 46,89 perikanan 50,00 Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan 40,00 Pertambangan dan penggalian 14,03 30,00 1,41 Lembaga keuangan, real estate, usaha persewaan, dan Jasa Perusahaan 1,39 20,00 10,00 - Industri 8,08 Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi 1,83 Listrik, gas, dan air minum 0,07 Perdagangan,rumah makan, dan jasa akomodasi 19,57 Konstruksi 6,73 Sumber: BPS Kab. Blitar, 2016 (diolah) Gambar 1.9 Persentase Penduduk 15 tahun ke Atas di Kabupaten Blitar yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2015 (persen) Apabila dikelompokkan menjadi dua sektor, yaitu sektor tradable/riil, atau sektor yang memproduksi barang dan jasa, dan sektor nontradable, atau sektor jasajasa, tampak bahwa sektor tradable/riil cukup mendominasi. Sekilas, sektor Tradable/Riil merupakan sektor yang banyak menyerap tenaga kerja. Sedangkan SektorNon-Tradable/Finansial adalah sektor yang sangat membutuhkan modal dan 1-15

25 keahlian.bisa dikatakan bahwa selama lima tahun terakhir, belum terjadi pergeseran struktur perekonomian secara signifikan. Peran sektor Tradablebahkan semakin besar. 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 46,82 47,71 47,8 46,99 46,95 53,18 52,29 52,2 53,01 53, Sektor Tradable Sektor Non Tradable Sumber: BPS Kab. Blitar, 2016 (diolah) Gambar 1.10 Kontribusi Sektor Tradable dan Non Tradable (%) dalam Perekonomian Kabupaten Blitar Tahun Sementara itu, untuk melihat secara kasar tingkat kemakmuran rakyat suatu daerah dapat didekati dari PDRB per kapita. Selama kurun waktu , PDRB per kapita masyarakat Kabupaten Blitar terus mengalami peningkatan. PDRB per kapita pada tahun 2013 sebesar Rp.19,14 juta sedangkan pada tahun 2014 dan tahun 2015 masing-masing sebesar Rp.21,14 juta dan Rp. 23,39 juta. Pada tahun 2013, laju pertumbuhan PDRB per kapita sebesar 8,92%, tahun ,47% sedangkan pada tahun 2015 sebesar 10,60%. 1-16

26 ,47 10,60 12, ,92 10, ,03 8,00 6,01 6, , ,71 2, PDRB Perkapita Pertumbuhan Inflasi - Sumber: BPS Kab. Blitar, 2016 (diolah) Gambar 1.11 Nilai PDRB Perkapita dan Pertumbuhannya, serta Inflasi Kabupaten Blitar Tahun Dari gambar di atas, dapat dipastikan bahwa angka laju pertumbuhan PDRB Per Kapita, yang dalam hal ini didasarkan pada harga berlaku, jauh berada di atas angka laju inflasi. Hal tersebut menjelaskan bahwa secara umum masyarakat Kabupaten Blitar tidak mengalami kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan hidup karena angka inflasi jauh lebih kecil dibanding nilai pendapatan perkapita masyarakat yang diwakili oleh PDRB per kapita. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kemampuan daya beli masyarakat Kabupaten Blitar cukup tinggi, dan secara riil, masyarakat mampu memenuhi kebutuhan sehari-harinya. 1-17

27 1.3 GAMBARAN UMUM PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR Dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah dan implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, kelembagaan pemerintah Kabupaten Blitar dituangkan dalam beberapa Peraturan Daerah antara lain: 1. Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 18 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Kabupaten Blitar; 2. Peraturan Daerah Nomor 19 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-dinas Daerah Kabupaten Blitar; 3. Peraturan Daerah Nomor 20 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, dan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Blitar; 4. Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan; 5. Peraturan Daerah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Blitar; 6. Peraturan Daerah Nomor 04 Tahun 2009 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Blitar. Dalam menyelenggarakan pemerintahan, Bupati dibantu oleh Wakil Bupati. Selain itu, Bupati dibantu pula oleh Sekretaris Daerah yang memimpin Sekretariat Daerah yang mempunyai tugas dalam menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan dinas daerah dan lembaga teknis daerah. Sekretaris Daerah dibantu oleh: 1. Asisten Sekretaris Daerah Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, yang mengkoordinir : a. Bagian Pemerintahan b. Bagian Hukum c. Bagian Kesra 2. Asisten Sekretaris Daerah Bidang Ekonomi dan Pembangunan, yang mengkoordinir : a. Bagian Pembangunan b. Bagian Perekonomian 1-18

28 3. Asisten Sekretaris Daerah Bidang Administrasi Umum, yang mengkoordinir : a. Bagian Organisasi b. Bagian Umum dan Perlengkapan c. Bagian Humas dan Protokol Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 19 Tahun 2008 tentang susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Blitar yang kemudian diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Nomor 19 Tahun 2008 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Blitar, maka dibentuklah dinas-dinas Kabupaten Blitar yang terdiri dari : 1. Dinas Pendidikan Daerah 2. Dinas Sosial 3. Dinas Pemuda, Olah Raga Kebudayaan dan Pariwisata 4. Dinas Kesehatan 5. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 6. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 7. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika 8. Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pengairan 9. Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang 10. Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) 11. Dinas Perindustrian dan Perdagangan 12. Dinas Pertanian 13. Dinas Kehutanan dan Perkebunan 14. Dinas Kelautan dan Perikanan 15. Dinas Peternakan 16. Dinas Pendapatan Daerah Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 20 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, dan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Blitar yang kemudian diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Blitar 1-19

29 Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Bappeda dan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Blitar, maka dibentukklah badan-badan dan kantor-kantor serta Lembaga Teknis Daerah sebagai berikut : 1. Inspektorat Kabupaten 2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 3. Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat 4. Badan Pemberdayaan Masyarakat 5. Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana 6. Badan Kepegawaian Daerah 7. RSUD Ngudi Waluyo Wlingi 8. Badan Lingkungan Hidup 9. Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah 10. Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi 11. Kantor Ketahanan Pangan Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan, maka ditetapkan susunan organisasi 22 kecamatan dan 28 kelurahan yang baru sesuai dengan yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Derah. Berdasarkan Peraturan Derah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Blitar diatur Susunan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Blitar. Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 04 Tahun 2009 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Pelaksana Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Blitar diatur Susunan Tata Kerja Badan Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP4K) Kabupaten Blitar. Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Blitar diatur Susunan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar. Untuk melaksanakan 1-20

30 tugas pokok dan fungsinya, disusun Peraturan Bupati No 6 Tahun 2011 tentang Penjabaran Tugas dan Fungsi BPBD Kabupaten Blitar. Dalam rangka melaksanakan kegiatan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat, tahun 2015 Kabupaten Blitar didukung oleh sumber daya aparatur pemerintah yang terdiri dari : a. Jabatan Struktural yang terdiri dari Esselon II 36 orang, Esselon III 197 orang, Esselon IV 855 orang dan Esselon V 53 orang b. Jabatan Fungsional yang terdiri dari: 1) Jabatan fungsional umum sejumlah orang 2) Jabatan fungsional pendidik sejumlah orang 3) Jabatan fungsional kesehatan sejumlah 822 orang 4) Jabatan fungsional lain sejumlah 472 orang Tabel 1.5 Jumlah PNS yang Menduduki Jabatan Struktural Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Golongan Tahun 2015 Tingkat Pendidikan Gol I Eselon II Eselon III Eselon IV Eselon V Gol II Gol III Gol IV Gol I Gol II Gol III Gol IV Gol I Gol II Gol III Gol IV Gol I Gol II Gol III Gol IV JUMLAH S S D D D SLTA Sederajat JUMLAH JUMLAH KESELURUHAN Sumber: BKD Kabupaten Blitar,

31 Tabel 1.6 Jumlah PNS yang Menduduki Jabatan Fungsional Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Golongan Tahun 2015 Tingkat Pendidikan Gol I Eselon II Eselon III Eselon IV Eselon V Gol II Gol III Gol IV Gol I Gol II Gol III Gol IV Gol I Gol II Gol III Gol IV Gol I Gol II Gol III Gol IV JUMLAH S S D D D SLTA Sederajat SLTP Sederajat SD JUMLAH JUMLAH KESELURUHAN Sumber: BKD Kabupaten Blitar, Dalam upaya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia Aparatur, pada tahun 2015 Pemerintah Kabupaten Blitar melakukan berbagai program dan kegiatan dalam bentuk diklat, bimbingan teknis, pemberian penghargaan, serta pemberian bantuan tugas belajar dan ikatan dinas. a. Pendidikan dan Pelatihan serta Bimbingan Teknis 1. Pendidikan dan Pelatihan Sertifikasi Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah 70 orang. 2. Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan IV : 80 orang, II : 3 orang dan fungsional sebanyak 50 orang. 3. Pendidikan dan Pelatihan Pengelola Asset Daerah sebanyak 40 orang. 4. Pendidikan dan Pelatihan Analisis Kebutuhan Diklat sebanyak 40 orang. 5. Pendidikan dan Pelatihan Sasaran Kinerja Pegawai sebanyak 40 orang. b. Pemberian penghargaan 1. Satya Lencana dengan masa kerja 10 tahun sebanyak 375 orang, masa kerja 20 tahun sejumlah 523 orang, dan masa kerja 30 tahun sejumlah 307 orang. 2. Pemberian Penghargaan Kenaikan Pangkat sejumlah orang. c. Pemberian bantuan tugas belajar dan ikatan dinas yang diberikan kepada 113 orang. 1-22

32 1.4. ISU STRATEGIS YANG DIHADAPI Permasalahan Pemerintah Kabupaten Blitar serta kemungkinan permasalahan yang timbul di tahun-tahun selanjutnya dalam menghadapi peluang dan tantangan baik lokal maupun global perlu mendapat perhatian dalam rangka pencapaian visi dan misi yang telah ditetapkan. Dengan mengetahui permasalahan yang ada, diharapkan semua program dan kegiatan yang disusun mampu mengatasi permasalahan tersebut atau paling tidak dapat meminimalisir dampak permasalahan yang ada. Adapun isu strategis berdasarkan Rencana Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Blitar tahun yaitu: 1. Peningkatan peran kehidupan umat beragama dan kearifan budaya lokal dalam pembangunan 2. Pembangunan kehidupan politik dan penegakan hukum 3. Perbaikan birokrasi dan tata pemerintahan 4. Peningkatan produktivitas tenaga kerja dan daya saing daerah 5. Pengentasan kemiskinan dan pengangguran 6. Keterjangkauan pendidikan yang berkualitas bagi seluruh masyarakat 7. Kemudahan layanan kesehatan masyarakat 8. Pertumbuhan ekonomi melalui revitalisasi sektor pertanian, agroindustri, UMKM dan industri kreatif 9. Infrastruktur penunjang ekonomi dan investasi 10. Pembangunan ekonomi berkelanjutan 1-23

33 2 Perencanaan Kinerja D alam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar mampu menjawab tuntutan lingkungan strategis lokal, nasional, global dan tetap berada dalam tatanan Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan pendekatan perencanaan strategis yang jelas dan sinergis, instansi pemerintah lebih dapat menyelaraskan visi dan misinya dengan potensi, peluang dan kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan akuntabilitas kinerjanya. Perencanaan Strategis Perencanaan Kinerja Perjanjian Kinerja Pelaporan Kinerja Pengukuran Kinerja Gambar 2.1 Hubungan Antara Perencanaan Strategis dan Perencanaan Kinerja Sesuai skema di atas, penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Kabupaten Blitar Tahun 2015 mengacu pada Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 09 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Blitar Tahun Dengan kata lain, LKj IP Kabupaten Blitar tahun ini merupakan pengukuran tahun kelima dari RPJMD Kabupaten Blitar. LKj IP tahun 2015 ini disusun 2-1

34 berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PERENCANAAN STRATEGIS RPJMD Kabupaten Blitar Tahun merupakan dokumen perencanaan strategis yang disusun dan dirumuskan setiap lima tahun yang menggambarkan visi, misi, tujuan, sasaran, program daerah. RPJMD secara sistematis mengedepankan isu-isu lokal, yang diterjemahkan kedalam bentuk strategi kebijakan dan rencana pembangunan yang terarah, efektif dan berkesinambungan sehingga dapat diimplementasikan secara bertahap sesuai dengan skala prioritas dan kemampuan anggaran. RPJMD Kabupaten Blitar tahun digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembangunan karena telah menjadi kontrak sosial dan politik yang harus dilaksanakan oleh semua unsur pemangku kepentingan Kabupaten Blitar dalam mewujudkan visi dan misi yang ditetapkan. Selanjutnya RPJMD tersebut dijadikan acuan dalam penyusunan kebijakan, program dan kegiatan serta sebagai pedoman dan pengendalian kinerja dalam pelaksanaan program dan kegiatan Pemerintah Kabupaten Blitar dan perangkat kerja daerah dalam dokumen perencanaan tahunan yang disebut Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Dengan semangat dan komitmen untuk menghasilkan kinerja yang optimal serta mewujudkan good and clean governance, visi dan misi Pemerintah Kabupaten Blitar, serta tujuan dan sasaran pembangunan telah dirumuskan dan akan diuraikan pada sub bab di bawah ini VISI DAN MISI Berdasarkan kondisi Kabupaten Blitar dan tantangan yang dihadapi, serta mempertimbangkan sumber daya yang dimiliki maupun amanat pembangunan yang tercantum dalam RPJP Kabupaten Blitar tahun , visi Pemerintah Kabupaten Blitar sebagaimana tertuang dalam RPJMD Kabupaten Blitar Tahun adalah: 2-2

35 TERWUJUDNYA KABUPATEN BLITAR YANG SEJAHTERA, RELIGIUS DAN BERKEADILAN Untuk mewujudkan masyarakat yang Sejahtera perlu penerapan nilai-nilai keagamaan atau ketaqwaan terhadap TYME (masyarakat relegius) dan pemerintahan yang berkeadilan sehingga tercipta ketentraman, keamanan dan ketertiban. Dengan ketentraman, keamanan, ketertiban, maka akan mendorong masyarakat maju yang ditandai dengan jiwa enterpreneurship dan produktif Adapun makna visi tersebut adalah sebagai berikut : Sejahtera Sejahtera dimaknai sebagai suatu kondisi daerah yang masyarakatnya memiliki kemandirian secara sosial dan ekonomi sehingga mampu melangsungkan kehidupan individu maupun kemasyarakatan secara layak. Kemandirian secara sosial dapat ditunjukkan dengan kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain dengan tidak tergantung atau menunggu aksi dari orang lain. Dengan kata lain, kemampuan seseorang untuk melakukan fungsi sosialnya berarti kemampuan untuk berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungan tanpa hambatan yang berarti. Sedangkan kemandirian secara ekonomi ditunjukkan dengan kemampuan mengatur ekonomi dan tidak menggantungkan kebutuhan ekonomi pada orang lain serta memiliki pendapatan yang cukup untuk membiayai kebutuhannya. Religius Religius merupakan suatu kondisi dimana semua aktivitas kemasyarakatan dilandaskan pada nilai-nilai religi atau agama yang diyakini sehingga terwujud suatu kehidupan bermasyarakat yang berbudaya dan bermartabat. Berkeadilan Adil dimaknai sebagai terwujudnya pembangunan yang merata, yang dilakukan oleh seluruh masyarakat secara aktif, yang hasilnya dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat dalam rangka menciptakan masyarakat yang religius, demokratis, berbudaya dan bermartabat di Kabupaten Blitar. Dalam pelaksanaannya, 2-3

36 pembangunan berkeadilan dilandasi oleh nilai-nilai kebenaran, tidak bersifat sewenang-wenang, bersifat proporsional namun tetap memiliki keberpihakan terhadap elemen yang lemah. Visi Kabupaten Blitar di atas dijabarkan lebih lanjut dalam misi yang akan menjadi tanggungjawab seluruh lapisan masyarakat Kabupaten Blitar yang terdiri dari aparatur pemerintahan daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, organisasi politik, organisasi sosial kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat, organisasi profesi, lembaga pendidikan, dunia usaha, dan masyarakat, yaitu: 1. Mewujudkan kesejahteraan, keberdayaan, kesempatan kerja dan partisipasi masyarakat; 2. Mewujudkan peningkatan kualitas infrasrtuktur dan pelayanan publik serta akses masyarakat terhadap sumber daya ekonomi, pelayanan kesehatan dan pendidikan; 3. Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan dengan didukung penguatan Sistem Inovasi Daerah; 4. Mewujudkan penerapan nilai-nilai kehidupan beragama dalam perilaku kehidupan bermasyarakat yang memiliki kepekaan dan kepedulian sosial berdasarkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Yang Maha Kuasa; 5. Mewujudkan ketentraman dan ketertiban di lingkungan masyarakat serta penegakan hukum dan HAM; 6. Mewujudkan optimalisasi pengendalian sumberdaya alam, pelestarian lingkungan hidup dan penataan ruang yang berkelanjutan; 7. Mewujudkan revitalisasi proses desentralisasi dan otonomi daerah melalui reformasi birokrasi yang profesional dan bersih dari KKN TUJUAN DAN SASARAN Untuk mewujudkan misi pembangunan Kabupaten Blitar , maka ditetapkan tujuan dan sasaran yang merupakan penjabaran makna dari setiap misi seperti ditunjukkan pada tabel di bawah ini. 2-4

37 Tabel 2.1 Misi, Tujuan dan Sasaran Pembangunan Kabupaten Blitar NO M1 MISI-TUJUAN-SASARAN Mewujudkan kesejahteraan, keberdayaan, kesempatan kerja dan partisipasi masyarakat T1 Membentuk sumber daya manusia yang berkualitas dalam kesehatan, pendidikan dan kompetensi kerja S1 Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan S2 S3 S4 S5 S6 Meningkatnya Usia Harapan Hidup Menurunnya prevalensi anak balita kurang gizi Meningkatnya akses dan mutu pendidikan Berkurangnya angka buta huruf Meningkatnya kualitas dan produktivitas kerja S7 Meningkatnya kesejahteraan dan perlindungan tenaga kerja M2 Mewujudkan peningkatan kualitas infrasrtuktur dan pelayanan publik serta akses masyarakat terhadap sumber daya ekonomi, pelayanan kesehatan dan pendidikan T2 Tersedianya infrastruktur wilayah yang mampu mendukung aktivitas ekonomi, sosial dan budaya S8 Tersedianya infrastruktur Jalan dan jembatan, transportasi serta teknologi informasi dan komunikasi (TIK) S9 Tersedianya infrastruktur pertanian, peternakan, perikanan dan kelautan yang memadai untuk peningkatan produksi dan pemasaran produk S10 Tersedianya infrastruktur kesehatan yang makin luas jangkauannya S11 Tersedianya infrastruktur pendidikan yang layak dan memenuhi standar S12 Meningkatnya akses masyarakat terhadap sarana dan prasarana dasar pemukiman S13 Meningkatnya kualitas objek dan sarana pariwisata M3 Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan dengan didukung penguatan Sistem Inovasi Daerah T3 Terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan, dan dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat, terutama melalui pengembangan agroindustri yang berdaya saing dan ekonomi pedesaan serta penerapan Iptek S14 Menurunnya persentase penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan S15 Terpenuhinya kecukupan pangan yang bermutu dan terjangkau S16 Meningkatnya daya beli dan ketahanan masyarakat melalui pengembangan aktivitas ekonomi berbasis potensi lokal S17 Meningkatnya peran kelembagaan dan permodalan UMKM dalam pengembangan ekonomi lokal yang berdaya saing S18 Meningkatnya investasi yang mendorong penciptaan lapang kerja S19 Meningkatnya peran dan kontribusi kawasan pedesaan sebagai basis pertumbuhan ekonomi M4 Mewujudkan penerapan nilai-nilai kehidupan beragama dalam perilaku kehidupan bermasyarakat yang memiliki kepekaan dan kepedulian sosial berdasarkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Yang Maha Kuasa T4 Membentuk masyarakat yang berakhlak mulia dan berkesholehan sosial, mematuhi aturan hukum, menerapkan nilai-nilai budaya luhur dalam rangka memantapkan 2-5

38 M5 M6 M7 landasan spiritual, dan etika pembangunan S20 Meningkatnya ketaqwaan masyarakat kepada Tuhan Yang Maha Esa S21 Berkembangnya penerapan nilai budaya dalam rangka peningkatan modal sosial Mewujudkan ketentraman dan ketertiban di lingkungan masyarakat serta penegakan hukum dan HAM T5 Terciptanya iklim kondusif bagi pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan serta memenuhi hak-hak asasi manusia S22 Menurunnya pelanggaran hukum dan kriminalitas Mewujudkan optimalisasi pengendalian sumberdaya alam, pelestarian lingkungan hidup dan penataan ruang yang berkelanjutan T6 Terwujudnya keseimbangan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam dengan pemeliharaan kualitas dan fungsi lingkungan hidup S23 Pengelolaan Sumber daya alam yang ramah lingkungan S24 Mencegah meluasnya areal lahan kritis Mewujudkan revitalisasi proses desentralisasi dan otonomi daerah melalui reformasi birokrasi yang profesional dan bersih dari KKN T7 Membentuk birokrasi yang profesional dalam melayani masyarakat sehingga terwujud birokrasi yang efisien dan efektif, bebas KKN S25 Meningkatnya profesionalisme birokrasi S26 Meningkatnya kinerja dan disiplin aparatur S27 Terwujudnya kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintah yang efektif dan efisien S28 Meningkatnya kualitas pelayanan publik S29 Menguatnya peran masyarakat dalam kehidupan politik Sumber: RPJMD Kabupaten Blitar TARGET INDIKATOR KINERJA MAKRO TAHUN 2015 Target indikator kinerja makro Kabupaten Blitar tahun 2015 sebagaimana telah ditetapkan dalam RPJMD adalah sebagai berikut : Tabel 2.2 Target Indikator Kinerja Makro Kabupaten Blitar Tahun 2015 NO. INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TARGET KINERJA TAHUN 2015 I ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 1 Pertumbuhan Ekonomi (%) 6,97 2 Laju inflasi (%) 5,00 3 PDRB perkapita ADHB (Rupiah) ,41 4 Angka Harapan Hidup (Tahun) 72,09 5 Angka Melek Huruf (%) 91,98 2-6

39 NO. INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TARGET KINERJA TAHUN Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) 7,5 7 IPM 74,40 8 Tingkat Pengangguran Terbuka / TPT (%) 1,85 9 Nilai Tukar Petani (NTP) 122,15 II ASPEK PELAYANAN UMUM 1 Angka kematian bayi per 1000 kelahiran 13,4 2 Persentase balita Gizi buruk (%) 0,05 3 Rasio puskesmas per penduduk 1 : Cakupan Palayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat 15 Miskin (1,5% X Jumlah Maskin) 5 Cakupan Kunjungan Bayi (%) 99 III ASPEK DAYA SAING 1 Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita per bulan (Ribu Rupiah) 660,25 2 Pengeluaran konsumsi non pangan perkapita per bulan (Ribu Rupiah) 323,79 3 Panjang Jalan yang dibangun (Aspal) km 95 4 Cakupan layanan air bersih (%) 60 5 lama proses perijinan usaha (SIUP/TDP) hari 3 Sumber: RPJMD Kabupaten Blitar INDIKATOR KINERJA UTAMA Diterbitkannya Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah merupakan salah satu upaya untuk memperkuat akuntabilitas dalam penerapan tata pemerintahan yang baik di Indonesia. Indikator Kinerja Utama merupakan ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis instansi pemerintah. Untuk meningkatkan akuntabilitas kinerjanya, Pemerintah Kabupaten Blitar telah menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk tingkat Pemerintah Daerah melalui Peraturan Bupati Nomor 30 Tahun 2014 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kabupaten Blitar. Kemudian ditindaklanjuti oleh masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah dengan penetapan Indikator Kinerja Utama masing-masing. 2-7

40 2.3 PERENCANAAN KINERJA KABUPATEN BLITAR TAHUN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN Berdasarkan isu strategis yang telah dibahas pada bab sebelumnya, dan setelah diidentifikasi dari berbagai kekuatan dan kelemahan termasuk resources yang dimiliki dan kondisi yang ada di Kabupaten Blitar yang telah dibahas sebelumnya, pembangunan Kabupaten Blitar Tahun 2015 berdasarkan RKPD Perubahan Tahun 2015 diarahkan pada: a. Pemerataan infrastruktur ekonomi, b. Pengembangan wajib belajar 12 tahun dan peningkatan pendidikan, c. Peningkatan cakupan pelayanan dan kualitas kesehatan, d. Pengurangan kemiskinan daerah dan penyandang masalah penanggulangan kemiskinan, e. Peningkatan pelayanan sarana dan prasarana dasar wilayah, f. Peningkatan kemudahan bagi pelaku KUMKM, g. Pengembangan produk unggulan, h. Rehabilitasi kerusakan lingkungan, i. Pemantapan pembangunan daerah dan wilayah perdesaan, j. Tatakelola pemerintahan yang baik, k. Pembangunan PPI Tambakrejo SASARAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH Dalam menjawab isu-isu strategis yang diprediksikan akan berkembang dan mempengaruhi kinerja pembangunan Kabupaten Blitar sebagaimana telah dibahas pada bab I serta berdasarkan arah kebijakan pembangunan tahun 2015, maka sasaran pembangunan kabupaten blitar tahun 2015 antara lain: 1. Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan 2. Meningkatnya Usia Harapan Hidup 3. Menurunnya prevalensi anak balita kurang gizi 4. Meningkatnya akses dan mutu pendidikan 5. Berkurangnya angka buta huruf 2-8

41 6. Meningkatnya kualitas dan produktivitas kerja 7. Meningkatnya kesejahteraan dan perlindungan tenaga kerja 8. Tersedianya infrastruktur Jalan dan jembatan, transportasi serta teknologi informasi dan komunikasi (TIK) 9. Tersedianya infrastruktur pertanian, peternakan, perikanan dan kelautan yang memadai untuk peningkatan produksi dan pemasaran produk 10. Tersedianya infrastruktur kesehatan yang makin luas jangkauannya 11. Tersedianya infrastruktur pendidikan yang layak dan memenuhi standar 12. Meningkatnya akses masyarakat terhadap sarana dan prasarana dasar pemukiman 13. Meningkatnya kualitas objek dan sarana pariwisata 14. Menurunnya persentase penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan 15. Terpenuhinya kecukupan pangan yang bermutu dan terjangkau 16. Meningkatnya daya beli dan ketahanan masyarakat melalui pengembangan aktivitas ekonomi berbasis potensi lokal 17. Meningkatnya peran kelembagaan dan permodalan UMKM dalam pengembangan ekonomi lokal yang berdaya saing 18. Meningkatnya investasi yang mendorong penciptaan lapangan kerja 19. Meningkatnya peran dan kontribusi kawasan pedesaan sebagai basis pertumbuhan ekonomi 20. Meningkatnya ketaqwaan masyarakat kepada Tuhan Yang Maha Esa 21. Berkembangnya penerapan nilai budaya dalam rangka peningkatan modal sosial 22. Menurunnya pelanggaran hukum dan kriminalitas 23. Pengelolaan Sumber daya alam yang ramah lingkungan 24. Mencegah meluasnya areal lahan kritis 25. Meningkatnya profesionalisme birokrasi 26. Meningkatnya kinerja dan disiplin aparatur 27. Terwujudnya kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintah yang efektif dan efisien 28. Meningkatnya kualitas pelayanan publik 29. Menguatnya peran masyarakat dalam kehidupan politik 2-9

42 Berdasarkan program prioritas yang telah ditetapkan dalam RPJMD, maka prioritas pembangunan Kabupaten Blitar untuk dilaksanakan pada tahun 2015 ditabulasikan sebagai berikut: Tabel 2.3 Prioritas Pembangunan Daerah Tahun 2015 No. Program Prioritas RPJMD Peningkatan pelayanan pendidikan dan memperluas akses masyarakat dalam memperoleh pendidikan Prioritas Pembangunan Daerah (RKPD) 2015 Peningkatan pelayanan pendidikan dengan sasaran prioritas 1 adalah: Pertama, penyediaan sarana prasarana pendidikan dasar, menengah dan pendidikan kejuruan yang lebih memadai yang diarahkan kepada pendidikan kejuruan Kedua, Pemenuhan pendidikan dasar meliputi: a) Tersedia satuan pendidikan dalam jarak yang terjangkau dengan berjalan kaki yaitu maksimal 3 km untuk SD/MI dan 6 km untuk SMP/MTs dari kelompok permukiman permanen di daerah terpencil; b) Jumlah peserta didik dalam setiap rombongan belajar untuk SD/MI tidak melebihi 32 orang, dan untuk SMP/MTs tidak melebihi 36 orang. Untuk setiap rombongan belajar tersedia 1 (satu) ruang kelas yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru, serta papan tulis; c) Di setiap SMP dan MTs tersedia ruang laboratorium IPA yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk 36 peserta didik dan minimal satu set peralatan praktek IPA untuk demonstrasi 1 Isu strategis urusan bidang pendidikan merujuk pada Standart Pelayanan Minimal (SPM), sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 15 tahun 2010 tentang Standar pelayanan Minimal Pendidikan Dasar di Kabuapten/ Kota khususnya bab II tentang SPM 2-10

43 dan eksperimen peserta didik; d) Di setiap SD/MI dan SMP/MTs tersedia satu ruang guru yang dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap orang guru, kepala sekolah dan staf kependidikan lainnya, dan di setiap SMP/MTs tersedia ruang kepala sekolah yang terpisah dari ruang guru; e) Di setiap SD/MI tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap 32 peserta didik dan 6 (enam) orang guru untuk setiap satuan pendidikan, dan untuk daerah khusus 4 (empat) orang guru setiap satuan pendidikan; f) Di setiap SMP/MTs tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap mata pelajaran, dan untuk daerah khusus tersedia satu orang guru untuk setiap rumpun mata pelajaran; g) Di setiap SD/MI tersedia 2 (dua) orang guru yang memenuhi kualifikasi akademik S1 atau D-IV dan 2 (dua) orang guru yang telah memiliki sertifikat pendidik; h) Di setiap SMP/MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S-1 atau D-IV sebanyak 70% dan separuh diantaranya (35% dari keseluruhan guru) telah memiliki sertifikat pendidik, untuk daerah khusus masing-masing sebanyak 40% dan 20%; i) Di setiap SMP/MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik masingmasing satu orang untuk mata pelajaran Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris; j) Di setiap Kabupaten/Kota semua kepala SD/MI berkualifikasi akademik S-1 atau 2-11

44 D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik; k) Di setiap kabupaten/kota semua kepala SMP/MTs berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik; l) Di setiap kabupaten/kota semua pengawas sekolah dan madrasah memiliki kualifikasi akademik S-1 atau D- IV dan telah memiliki sertifikat pendidik; m) Pemerintah kabupaten/kota memiliki rencana dan melaksanakan kegiatan untuk membantu satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum dan proses pembelajaran yang efektif; dan n) Kunjungan pengawas ke satuan pendidikan dilakukan satu kali setiap bulan dan setiap kunjungan dilakukan selama 3 jam untuk melakukan supervisi dan pembinaan. 2 Peningkatan pelayanan kesehatan dasar dan jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin. Peningkatan pelayanan kesehatan di tingkat puskesmas khususnya dalam memberikan layanan kesehatan dasar dan upaya pemenuhan target MDG s, dengan sasaran prioritas 2 adalah: Pertama, Pelayanan Kesehatan Dasar: a) Cakupan kunjungan Ibu hamil K4 95 % pada Tahun 2015; b) Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 80 % pada Tahun 2015; c) Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan 90% pada Tahun 2015; d) Cakupan pelayanan nifas 90% pada Tahun 2015; 2 Isu strategis Kesahatan merujuk pada Peraturan Menteri Kesehatan RI No.741 /MENKES/PER/VII/2008 tentang Standar Peyananan Minimal Bidang Kesehatan dalam negeri di Kabupaten/ Kota 2-12

45 e) Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani 100% pada Tahun 2015; f) Cakupan kunjungan bayi 100%, pada Tahun 2015; g) Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) 100% pada Tahun 2015; h) Cakupan pelayanan anak balita 100% pada Tahun 2015; i) Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 24 bulan keluarga miskin 100 % pada Tahun 2015; j) Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 100% pada Tahun 2015; k) Cakupan Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat 100 % padatahun 2015; l) Cakupan peserta KB aktif 100% pada Tahun 2015; m) cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit 100% pada Tahun 2015; n) Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin 100% pada Tahun Kedua, Pelayanan Kesehatan Rujukan a) Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin 100%pada Tahun 2015; b) Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikansarana kesehatan (RS) di Kabupaten Blitar 100 % pada Tahun Ketiga, Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa /KLB Cakupan Desa/ Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam 100% pada Tahun Keempat, promosi Kesehatan dan 2-13

46 Pemberdayaan Masyarakat Cakupan Desa SiagaAktif 80% pada Tahun Peningkatan Penanggulangan kemiskinan, pengangguran dan perbaikan iklim ketenagakerjaan 4 Peningkatan kualitas dan penyediaan infrastruktur daerah serta optimalisasi pemanfaatan infrastruktur yang telah terbangun dan upaya pemeliharaannya. Mengurangi tingkat kemiskinan melalui pemberdayaan masyarakat di bidang koperasi dan UMKM, dengan sasaran prioritas adalah : a) Sinkronisasi dan efektivitas koordinasi penanggulangan kemiskinan serta harmonisasi antar pelaku. b) Pembinaan keterampilan bagi calon wirausahawan baru. Sasaran prioritasnya adalah meningkatnya pengembangan kelembagaan, produktivitas dan pelatihan kewirausahaan. c) Peningkatan investasi yang mendorong penciptaan lapangan kerja. Penyediaan Infrastruktur wilayah untuk mengurangidisparitas antar wilayah dengan prioritas pada rehabilitasi serta peningkatan jalan dan jembatan adalah : (a) meningkatnya keterhubungan antar wilayah untuk memperlancar arus distribusi barang dan jasa 3, (b) Rehabilitasi jalan untuk meningkatkan memperlancar arus distribusi barang dan jasa, (c) pengurangan jumlah Rumah Tidak layak Huni (RTLH) 4, (d) lingkungan yang sehat dan aman yang didukung prasarana, saran dan utilitas(psu), (e) peningkatan akses penduduk terhadap air minum dalam rangka pencapaian target 3 Isu ini mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.14/Prt/M/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang 4 Iisu strategis ini mengacu pada Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Republik Indonesia No. 22/Permen/M/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Perumahan Rakyat Daerah Provinsi Dan Daerah Kabupaten/Kota 2-14

47 MDG s 5, (f) meningkatnya infrastruktur dikawasan wisata. 5 Pemanfaatan sumber daya alam dengan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup berdasarkan tata ruang wilayah. Meningkatkan upaya ketahanan pangan melalui program prioritas dibidang pertanian, peternakan, perikanan, kelautan, dan kehutanan serta perkebunan dengan sasaran prioritas adalah: (a) Upaya pengembangan pembinihan tanaman pangan. (b) Peningkatan produksi hasil ternak dan penanganan penyakit ternak. (c) Peningkatan intensisifikasi pertanian. (d) Perlindungan dan konservasi hutan sebagai pelindung mata air. (e) Pengembangan perikanan tangkap. Meningkatnya kualitas lingkungan hidup melalui konservasi lahan kritis, sumber mata air dan penanganan sampah dengan sasaran prioritas adalah : (a) Pelayanan pencegahan pencemaran air; (b) Pelayanan pencegahan pencemaran udara dari sumber tidak bergerak; (c) Pelayanan informasi status kerusakan lahan dan/atau tanah untuk produksi biomassa; (d) pelayanan tindak lanjut pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup; (e) meningkatnya kegiatan penghijauan khususnya pada lahan kritis dan pemeliharaan sumber mata air; (f) menurunnya pencemaran air dan tanah khususnya akibat limbah rumah tangga; 5 Disamping infrastruktur jalan isu-isu strategis dalam bidang infrastruktur juga mencakup penyedian air baku dan air bersih, jaringan drainase, dan bangunan serta lingkungan, serta infrastruktur ekonomi utama yakni pertanian dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Kabupaten Blitar 2-15

48 (g) berkurangnya penangkapan ikan atau satwa illegal; (h) diraihnya kembali penghargaan Adipura. 6 Peningkatan kapasitas kelembagaan, penyempurnaan tugas pokok dan fungsi, penyempurnaan norma standar pelayanan SKPD, peningkatan kesejahteraan aparatur pemerintah dan penegakan disiplin pegawai Sumber : RKPD Perubahan Kabupaten Blitar Tahun PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 a) meningkatnya kinerja dan disiplin aparatur, b) tercapainya peningkatan pengelolaan keuangan daerah dengan opini WTP, c) penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintah daerah yang efektif dan efisien, d) Penguatan kelembagaan dalam rangka paduserasi perencanaan pembangunan dengan RTRW Kab. Blitar. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014, perjanjian kinerja merupakan lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Target kinerja Kabupaten Blitar tahun 2015 adalah sebagai berikut: Tabel 2.4 Perjanjian Kinerja Pemerintah Kabupaten Blitar Tahun 2015 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) (4) 1 Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan 1 Angka Kematian Ibu (AKI) 118 per kelahiran hidup 2 Angka Kematian Bayi (AKB) 13,4 per 1000 kelahiran hidup 3 Cakupan pertolongan persalinan 100% oleh tenaga kesehatan 4 Cakupan pelayanan kesehatan 15% rujukan pasien masyarakat miskin 5 Persentase masyarakat miskin yang 100% terlayani (tercover) jaminan 2-16

49 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) (4) pelayanan kesehatan (semua jaminan kesehatan) 2 Meningkatnya Usia Harapan Hidup 3 Menurunnya prevalensi anak balita kurang gizi 4 Meningkatnya akses dan mutu pendidikan 5 Berkurangnya angka buta huruf 6 Meningkatnya kualitas dan produktivitas kerja 7 Meningkatnya kesejahteraan dan perlindungan tenaga kerja 8 Tersedianya infrastruktur Jalan dan jembatan, transportasi serta teknologi informasi dan komunikasi (TIK) 1 Angka Harapan Hidup 72,09 tahun 1 Cakupan Balita gizi buruk mendapat perawatan 1 Angka Partisipasi Kasar (APK) Jenjang SD/MI Jenjang SMP/MTs Jenjang SMA/SMK/MA 2 Angka Partisipasi Murni (APM) Jenjang SD/MI Jenjang SMP/MTs Jenjang SMA/SMK/MA 3 Angka Kelulusan (AL) Jenjang SD/MI Jenjang SMP/MTs Jenjang SMA/SMK/MA 4 Pendidik yang memiliki sertifikat pendidik 100% 99,5% 99,1% 55,25% 91,23% 82,35% 42,12% 100% 100% 100% 80% 1 Angka Melek Huruf 91,98 1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 63% 1 Persentase tenaga kerja yang ikut Jamsostek 2 Persentase perusahaan yang menerapkan Upah Minimum Kabupaten 1 Persentase panjang jalan Kabupaten yang kondisinya baik 2 Persentase jembatan yang kondisinya baik 3 Persentase saluran drainase di jalan Kabupaten yang berfungsi baik 4 Persentase Panjang Jalan Kabupaten yang dilengkapi PJU 5 Persentase terpenuhinya rambu lalin di jalan kabupaten 27% 51% 75% 84% 84% 15% 60% 2-17

50 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) (4) 9 Tersedianya infrastruktur 1 Cakupan pemenuhan jaringan 90% pertanian, peternakan, irigasi sekunder perikanan dan kelautan 2 Persentase panjang jalan 68% yang memadai untuk lingkungan yang kondisinya baik peningkatan produksi dan 3 Persentase saluran drainase 75% pemasaran produk lingkungan yang berfungsi baik 10 Tersedianya infrastruktur kesehatan yang makin luas jangkauannya 11 Tersedianya infrastruktur pendidikan yang layak dan memenuhi standar 12 Meningkatnya akses masyarakat terhadap sarana dan prasarana dasar pemukiman 13 Meningkatnya kualitas objek dan sarana pariwisata 14 Menurunnya persentase penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan 15 Terpenuhinya kecukupan pangan yang bermutu dan terjangkau 16 Meningkatnya daya beli dan ketahanan masyarakat melalui pengembangan aktivitas ekonomi berbasis potensi lokal 1 Akses Rumah Tangga terhadap sanitasi dasar 1 Ruang kelas yang kondisinya baik Jenjang SD/MI Jenjang SMP/MTs Jenjang SMA/SMK/MA 1 Persentase Rumah Tangga pengguna air bersih 75% 89% 93% 95% 60% 1 Persentase peningkatan kunjungan 3,5% wisata 2 Persentase PAD sektor Pariwisata terhadap seluruh PAD Kabupaten Blitar 1,1% 1 Persentase keluarga miskin 39,34% 1 Persentase ketersediaan bahan pangan 100% 1 Persentase produksi perikanan 14,38% tangkap 2 Persentase produksi ikan budidaya 85,61% 3 Persentase sumbangan PDRB dari sektor Pertanian terhadap seluruh PDRB di Kabupaten Blitar 43,23% 4 Persentase peningkatan produksi 3% padi 5 Produksi Daging ton 6 Produksi Telor ton 7 Produksi Susu ton 8 Persentase sumbangan PDRB dari 0,65% 2-18

51 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) (4) sektor Kehutanan terhadap seluruh PDRB di Kabupaten Blitar 17 Meningkatnya peran kelembagaan dan permodalan UMKM dalam pengembangan ekonomi lokal yang berdaya saing 18 Meningkatnya investasi yang mendorong penciptaan lapangan kerja 19 Meningkatnya peran dan kontribusi kawasan pedesaan sebagai basis pertumbuhan ekonomi 20 Meningkatnya ketaqwaan masyarakat kepada Tuhan Yang Maha Esa 21 Berkembangnya penerapan nilai budaya dalam rangka peningkatan modal sosial 22 Menurunnya pelanggaran hukum dan kriminalitas 23 Pengelolaan Sumber daya alam yang ramah lingkungan 24 Mencegah meluasnya areal lahan kritis 25 Meningkatnya profesionalisme birokrasi 9 Jumlah Industri (IKM) yang dibina Persentase sumbangan PDRB dari 2,7% sektor Industri terhadap seluruh PDRB di Kabupaten Blitar 11 Omset produk unggulan Daerah 39,67 milyar rupiah 1 Persentase peningkatan koperasi yang mendapatkan penilaian baik 2 Persentase UMKM tangguh dan UMKM mandiri 1 Persentase peningkatan PMDN di daerah 79,14% 98% 100% 1 Pertumbuhan Kelompok Tani 94,64% 2 Persentase Unit Usaha Gapoktan 100% di tingkat Desa, yang dibentuk 3 Jumlah BUM Desa yang dikembangkan di pedesaan 1 Persentase Penyaluran Dana Hibah dan Bantuan Sosial Pembangunan Tempat Ibadah 1 Persentase grup kesenian/ kebudayaan yang dibina 1 Persentase penanganan kasus pelanggaran perda 2 Rasio jumlah satpol pp per penduduk 3 Persentase Perkara yang ditangani dalam setahun 1 Persentase perusahaan yang memilliki Dokumen (HO, UKL/UPL, AMDAL) dan Ijin Lingkungan % 90% 100% 2 100% 100% 1 Luas lahan kritis 3,5% 1 Persentase SKPD yang memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) 100% 2-19

52 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) (4) 2 Persentase Sertifikasi tanah aset Pemerintah Kabupaten 70% 26 Meningkatnya kinerja dan disiplin aparatur 27 Terwujudnya kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintah yang efektif dan efisien 3 Persentase Ketepatan penerbitan dokumen & Laporan Keuangan oleh SKPD 4 Persentase Dokumen kepegawaian yang diselesaikan tepat waktu (sesuai kewenangan) 5 Persentase kegiatan DPRD yang dapat dilaksanakan 6 Persentase penyelesaian Tindak Lanjut temuan audit 7 Persentase Penanganan Pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti 8 Ketepatan waktu penyelesaian ijin usaha sesuai SOP 9 Persentase Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang miliki tata kearsipan yang baik 10 Persentase realisasi penerimaan PAD 11 Persentase peningkatan penerimaan PAD 1 Persentase Pelayanan administrasi persuratan di tingkat Sekretariat Daerah 2 Persentase peningkatan penyediaan sarana dan prasarana aparatur 3 Persentase Jumlah SKPD yang dilakukan pembinaan dan pengawasan oleh inspektorat 4 Persentase pengadaan barang/jasa melalui Unit Layanan Pengadaan 70% 100% 80% 100% 100% 100% 5% 100% 5% 100% 100% 100% 100% 1 Persentase Kegiatan yang di muat 80% dalam dokumen perencanaan (RKPD) yang direalisasikan dalam dokumen penganggaran (APBD) 2 Persentase SKPD yang memiliki 100% 2-20

53 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) (4) Renstra dengan baik 28 Meningkatnya kualitas pelayanan publik 1 Persentase layanan publik yang menggunakan Teknologi Informasi (TI) 2 Persentase masalah pertanahan yang difasilitasi 3 Persentase lokasi rawan bencana yang telah di pasang rambu-rambu 4 Jumlah Press Release yang diadakan dalam rangka pelayanan informasi yang akurat, transparan dan akuntabel 5 Persentase kunjungan masyarakat ke perpustakaan 29 Menguatnya peran 1 Persentase partisipasi perempuan masyarakat dalam di lembaga legislatif, dan lembaga kehidupan politik pemerintah Sumber : Perjanjian Kinerja Pemerintah Kabupaten Blitar Tahun % 80% 13% % 86,14% 2-21

54 3 Akuntabilitas Kinerja P eraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 menyebutkan bahwa akuntabilitas kinerja merupakan perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan Program dan Kegiatan yang telah diamanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran/target kinerja yang telah ditetapkan melalui laporan kinerja instansi pemerintah yang disusun secara periodik. Melalui penyajian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, Pemerintah Kabupaten Blitar selaku pengemban amanah masyarakat Kabupaten Blitar berupaya untuk membangun akuntabilitas kinerjanya. Laporan kinerja ini disusun berdasarkan ketentuan yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan ini memberikan gambaran penilaian tingkat pecapaian target masingmasing indikator sasaran srategis yang ditetapkan dalam dokumen RPJMD Tahun maupun RKPD Tahun Sesuai dengan ketentuan tersebut, pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang ditetapkan demi mewujudkan misi dan visi pemerintah. Pengukuran kinerja yang dilakukan masih didasarkan pada Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Capaian indikator kinerja makro diperoleh berdasarkan pengukuran atas indikator kinerjanya masing-masing, sedangkan capaian kinerja sasaran diperoleh berdasarkan pengukuran atas indikator kinerja 3-1

55 sasaran strategis. Penghitungan capaian kinerja perlu memperhatikan karakteristik indikator kinerja yang memiliki kondisi: 1. Semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin baik Persentase capaian = 2. Semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendah pencapaian kinerja Persentase capaian = Cara penyimpulan hasil pengukuran kinerja pencapaian sasaran strategis dilakukan dengan membuat capaian rata-rata atas capaian indikator kinerja sasaran. Predikat nilai capaian kinerjanya dikelompokan dalam skala pengukuran ordinal sebagai berikut : 85 s/d 100 : Sangat Berhasil 70 s/d <85 : Berhasil 55 s/d <70 : Cukup Berhasil 0 s/d< 55 : Kurang Berhasil Penetapan angka capaian kinerja terhadap hasil persentase capaian indikator kinerja sasaran yang mencapai lebih dari 100% termasuk pada angka capaian kinerja sebesar 100. Selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi kinerja dilakukan analisis pencapaian kinerja untuk memberikan informasi yang lebih transparan mengenai sebab-sebab tercapai atau tidak tercapainya kinerja yang diharapkan. 3.1 CAPAIAN INDIKATOR KINERJA MAKRO KABUPATEN BLITAR TAHUN 2015 Indikator Kinerja Makro Kabupaten Blitar yang tertuang dalam dokumen RPJMD Kabupaten Blitar Tahun mencakup tiga aspek yaitu aspek kesejahteraan masyarakat yang diukur dengan sembilan indikator, aspek pelayanan umum yang dilihat melalui lima indikator serta aspek daya saing yang diwakili oleh lima indikator. Capaian 3-2

56 kinerja kesembilan belas indikator kinerja tersebut secara lengkap disajikan pada tabel di bawah ini. Tabel 3.1 Capaian Indikator Kinerja Makro Kabupaten Blitar Tahun 2015 NO I INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT TARGET REALISASI CAPAIAN PREDIKAT 1 Pertumbuhan Ekonomi (%) 6,97 5,06* 2 Laju inflasi (%) 5,00 1,71 165,8% Sangat Berhasil 3 PDRB perkapita ADHB (Rupiah) , ,3* 4 Angka Harapan Hidup (Tahun) 72,09 5 Angka Melek Huruf (%) 91, ,54% Sangat Berhasil 6 Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) 7,5 7 IPM 74,40 8 Tingkat Pengangguran Terbuka / TPT 1,85 2,79 49,19% Kurang Berhasil (%) 9 Nilai Tukar Petani (NTP) 122,15 II 1 ASPEK PELAYANAN UMUM Angka kematian bayi per 1000 kelahiran Rata-Rata Capaian Kinerja Aspek I 107,18% Sangat Berhasil 13,4 10,5 121,64% Sangat Berhasil 2 Persentase balita Gizi buruk (%) 0,05 0,1 0% Kurang Berhasil 3 Rasio puskesmas per penduduk 1 : : ,19% Kurang Berhasil 4 Cakupan Pelayanan Kesehatan 15 9,77 65,13% Cukup Berhasil Rujukan Pasien Masyarakat Miskin (1,5% X Jumlah Maskin) 5 Cakupan Kunjungan Bayi (%) 99 97,68 98,67% Sangat Berhasil Rata-Rata Capaian Kinerja Aspek II 62,93% Cukup Berhasil III ASPEK DAYA SAING 1 Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita per bulan (Ribu Rupiah) 660,25 2 Pengeluaran konsumsi non pangan perkapita per bulan (Ribu Rupiah) 323,79 3 Panjang Jalan yang dibangun (Aspal) 95 95,27 100,2% Sangat Berhasil (km) 4 Cakupan layanan air bersih (%) ,67% Sangat Berhasil 5 lama proses perijinan usaha ,67% Cukup Berhasil (SIUP/TDP) (hari) Rata-Rata Capaian Kinerja Aspek III 104,51% Sangat Berhasil Rata-Rata Capaian Kinerja 91,54% Sangat Berhasil *) Penghitungan PDRB menggunakan Tahun Dasar

57 Dari kesembilan indikator yang mewakili aspek I terdapat enam indikator yang tidak dapat diukur yaitu Angka Harapan Hidup (AHH), rata-rata lama sekolah, IPM dan NTP yang disebabkan karena nilai keempat indikator tersebut belum dirilis oleh BPS. AHH serta ratarata lama sekolah merupakan komponen pembentuk dari IPM itu sendiri. Sementara dua indikator yang lain tidak dapat diukur capaiannya seperti Pertumbuhan Ekonomi dan PDRB per kapita ADHB yang disebabkan perbedaan tahun dasar penghitungan antara angka yang ditargetkan dan angka realisasi. Hal ini menyebabkan target dan realisasi kedua indikator tersebut incomparable. Dari tiga indikator yang dapat diukur, secara umum capaian kinerja aspek I dapat dikatakan Sangat Berhasil dengan nilai rata-rata 107,18%. Dari ketiga indikator tersebut, satu indikator berupa Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menunjukkan kinerja Kurang Berhasil. Target TPT di tahun terakhir RPJMD sebesar 1,85 sulit untuk diwujudkan. Selama kurun waktu lima tahun terakhir, angka TPT Kabupaten Blitar selalu berada di atas 2,5% seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Sumber: BPS Kabupaten Blitar, 2016 (diolah) Gambar 3.1 Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten Blitar (%) Tahun Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa TPT Kabupaten Blitar pada tahun 2015 turun 0,29% dibanding tahun sebelumnya. Turunnya TPT mengindikasikan munculnya 3-4

58 kesempatan kerja baru yang menyerap sejumlah angkatan kerja sehingga menurunkan tingkat penangguran. Ditinjau dari aspek pelayanan umum, Kabupaten Blitar mendapatkan predikat Cukup Berhasil dengan rata-rata capaian kinerja sebesar 62,93%. Aspek pelayanan umum yang diukur diwakili oleh indikator yang berhubungan dengan kesehatan. Dari lima indikator dalam aspek pelayanan umum, dua diantaranya berkinerja kurang berhasil yaitu persentase balita gizi buruk dan rasio puskesmas per penduduk. Balita gizi buruk di Kabupaten Blitar selalu mendapat perhatian serius dari Pemerintah Daerah melalui Dinas Kesehatan yaitu dengan selalu melakukan perawatan bagi seluruh balita gizi buruk (100%), dimana setiap balita gizi buruk mendapatkan makanan tambahan (PMT Pemulihan) berupa susu formula selama minimal 90 hari makan anak. Sedangkan rasio puskesmas per jumlah penduduk di Kabupaten Blitar sebesar 1: menunjukkan bahwa 1 Puskesmas melayani jiwa penduduk. Angka tersebut memberikan arti bahwa kebutuhan akan sarana pelayanan kesehatan (Puskesmas) di Kabupaten Blitar belum mencapai kondisi ideal. Ditinjau dari aspek daya saing, secara umum kinerja aspek III memiliki predikat Sangat Berhasil dengan capaian sebesar 104,51%. Serupa dengan aspek I, terdapat dua dari lima indikator yang tidak dapat diukur yaitu Pengeluaran konsumsi rumah tangga perkapita per bulan dan Pengeluaran konsumsi non pangan perkapita per bulan. Nilai dari kedua indikator tersebut belum dipublikasikan oleh BPS. Dari tiga indikator yang tersisa, dua indikator yang menunjukkan ketersediaan infrastruktur di Kabupaten Blitar yaitu Panjang Jalan yang dibangun serta Cakupan layanan air bersih berpredikat Sangat Berhasil. Satu indikator berupa lama proses perijinan usaha memiliki kinerja Cukup Berhasil. Pada tahun kelima berjalannya RPJMD Kabupaten Blitar, KPTSP yang menangani perijinan usaha menargetkan proses penyelesaian ijin usaha dalam tiga hari, namun realisasi sampai saat ini proses tersebut membutuhkan waktu selama empat hari kerja. Hambatan tidak tercapainya target indikator tersebut antara lain: 1. Pada tahap validasi, masih sering dijumpai data yang tidak sesuai dengan bidang usaha yang diajukan; 3-5

59 2. Setelah dilakukan konfirmasi kepada pemohon, pemohon tidak segera menindaklanjutinya (melakukan perbaikan/pembetulan permohonan/data pendukung); 3. Meningkatnya kesadaran masyarakat terkait legalitas usaha berpengaruh pada peningkatan volume permohonan yang masuk, sehingga akan berpengaruh pula pada waktu pelayanan. Hambatan di atas diminimalisir dengan layanan One Day service yang segala proses perijinan usaha dapat diselesaikan dalam satu hari kerja apabila segala syarat dan ketentuan telah dilengkapi. Secara keseluruhan, capaian kinerja dari seluruh indikator kinerja makro Kabupaten Blitar berpredikat Sangat Berhasil dengan rata-rata capaian kinerja sebesar 91,54%. 3.2 CAPAIAN DAN EVALUASI KINERJA SASARAN STRATEGIS Pada sub bab ini akan dijelaskan capaian hasil pengukuran kinerja seluruh indikator kinerja pada setiap sasaran strategis beserta analisisnya. SASARAN STRATEGIS 1 : MENINGKATNYA AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN Indikator Kinerja Realisasi Pengukuran Kinerja Target Realisasi Capaian (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Angka Kematian Ibu 125,04 104,25 96,65 139, ,12 116,85% (AKI) (per kelahiran hidup) 2 Angka Kematian Bayi 14,09 14,3 13,4 10,64 13,4 10,50 121,64% (AKB) (per kelahiran hidup) 3 Cakupan pertolongan 98,32 96,6 86,52 99, ,93 94,93% persalinan oleh tenaga kesehatan (%) 4 Cakupan pelayanan 12,08 8,2 25, ,77 65,13% kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin (%) 5 Persentase masyarakat % miskin yang terlayani (tercover) jaminan pelayanan kesehatan 3-6

60 Realisasi Pengukuran Kinerja 2015 Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (semua jaminan kesehatan) (%) 99,71% Rata-Rata Capaian Kinerja (Sangat Berhasil) Hasil kinerja sasaran pertama dengan lima indikator kinerja mencapai angka 99,71% dengan predikat Sangat Berhasil. Masing-masing indikator kinerja diuraikan sebagai berikut: 1. Angka Kematian Ibu (AKI) per kelahiran hidup AKI sebesar 98,12 pada tahun 2015 menunjukkan bahwa terdapat 17 orang ibu yang meninggal dari kelahiran hidup. Untuk menekan kasus Angka Kematian Ibu, Pemerintah Kabupaten Blitar melalui Dinas Kesehatan terus melakukan upaya seperti meningkatkan kompetensi bidan, melaksanakan rujukan dini terencana, melakukan deteksi resti melalui pemeriksaan kehamilan atau ANC (Ante Natal Care), melibatkan kader dan meningkatkan pengetahuan kader dalam pendampingan bumil resti. 2. Angka Kematian Bayi (AKB) per kelahiran hidup AKB tahun 2014 menunjukkan angka terendah sejak lima tahun terakhir. AKB sebesar 10,50 menunjukkan terdapat 182 bayi meninggal usia di bawah 1 tahun dari kelahiran hidup. Keberhasilan dalam menurunkan AKB didorong oleh meningkatnya kompetensi bidan mulai dari deteksi dini resiko tinggi pada ibu hamil, pendampingan, sampai dalam hal persalinan, meningkatnya pengetahuan kader dalam hal pendampingan ibu hamil resiko tinggi, serta adanya gerakan penyelamatan ibu maternal dan bayi baru lahir melalui program EMAS (Expanding Maternal Neonatal Survival). 3. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan Dari seluruh sasaran ibu bersalin di tahun 2015 sejumlah orang, sebagian besar (sekitar 94,93%) atau sejumlah orang melakukan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan dan sisanya ditolong oleh Dukun Bersalin. Angka tersebut tidak mencapai target, pun berada dibawah capaian tahun 3-7

61 sebelumnya. Hal tersebut disebabkan oleh kurang tertibnya administrasi seperti ibu hamil yang mau melahirkan berpindah ke kota lain dan tidak melapor sehingga tidak tercatat. Oleh karenanya, di tahun selanjutnya perlu dilakukan penertiban administrasi, penertiban pendataan bumil, serta pelibatan kader dalam upaya untuk meningkatkan cakupan pertolongan persalinan nakes. 4. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin Dari total orang masyarakat miskin yang memiliki fasilitas jaminan kesehatan, di tahun 2015 terdapat pasien miskin yang dirujuk ke fasilitas kesehatan lanjutan atau sekitar 9,77%. 5. Persentase masyarakat miskin yang terlayani (tercover) jaminan pelayanan kesehatan (semua jaminan kesehatan) Pada tahun 2015, 100% masyarakat miskin atau sejumlah orang sudah tercover jaminan pelayanan kesehatan. Jaminan tersebut antara lain: 1. PBI (Penerima Bantuan Iuaran)/JKN. Iuran premi JKN dibayar oleh Pemerintah Pusat. 2. Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) yang biaya pelayanan kesehatan dibayar melalui mekanisme dana sharing antara Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah (50:50). 3. SPM (Surat Pernyataan Miskin) yang seluruh biaya pelayanan kesehatan ditanggung oleh Pemerintah Daerah. SASARAN STRATEGIS 2 : MENINGKATNYA USIA HARAPAN HIDUP Realisasi Pengukuran Kinerja 2015 Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Angka Harapan 71,09 71,30 71,46 72,09 N/A Hidup (tahun) Capaian sasaran kedua dengan indikator berupa Angka Harapan Hidup (AHH) belum dapat diukur. AHH merupakan salah satu komponen pembentuk Indeks Pembangunan 3-8

62 Manusia (IPM) yang sampai saat laporan ini disusun, angka indeks tersebut beserta komponen pembentuknya belum dirilis oleh Badan Pusat Statistik. SASARAN STRATEGIS 3 : MENURUNNYA PREVALENSI ANAK BALITA KURANG GIZI Indikator Kinerja Realisasi Pengukuran Kinerja Target Realisasi Capaian (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Cakupan Balita gizi % buruk mendapat perawatan (%) Rata-Rata Capaian Kinerja 100% (Sangat Berhasil) Kinerja sasaran ketiga berpredikat Sangat Berhasil dengan capaian 100%. Sasaran tersebut ditunjukkan dengan indikator berupa Cakupan Balita gizi buruk yang mendapat perawatan sebesar 100%. Di tahun 2015 terdapat 73 orang balita penderita gizi buruk yang seluruhnya mendapatkan perawatan melalui program pada Dinas Kesehatan yaitu Penanggulangan Kekurangan Energi Protein (KEP), Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY), kurang vitamin A dan kekurangan zat mikro lainnya. SASARAN STRATEGIS 4 : MENINGKATNYA AKSES DAN MUTU PENDIDIKAN Indikator Kinerja Realisasi Pengukuran Kinerja Target Realisasi Capaian (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Angka Partisipasi Kasar (APK) (%) 1. Jenjang SD/MI , ,6% 2. Jenjang SMP/MTs 3. Jenjang SMA/SMK/MA ,1 55, ,25 108,98% 74,7% 2 Angka Partisipasi Murni (APM) (%) 1. Jenjang SD/MI 2. Jenjang SMP/MTs 3. Jenjang SMA/SMK/MA 3 Angka Kelulusan (AL) (%) 1. Jenjang SD/MI 2. Jenjang SMP/MTs 3. Jenjang SMA/SMK/MA ,31 80, ,23 82,35 42, ,22 32, ,74% 86,5% 75,99% 100% 100% 100% 3-9

63 Indikator Kinerja Realisasi Pengukuran Kinerja Target Realisasi Capaian (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 4 Pendidik yang memiliki sertifikat pendidik (%) ,8% Rata-Rata Capaian Kinerja 97,33% (Sangat Berhasil) 1. Angka Partisipasi Kasar (APK) APK Kabupaten Blitar di tahun 2015 secara umum mampu mencapai angka yang ditargetkan serta mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya kecuali pada jenjang SMA/SMK/MA. Dari total penduduk usia sekolah tahun, 41,25 persen diantaranya telah memasuki jenjang sekolah. 2. Angka Partisipasi Murni (APM) Selain APK, peningkatan akses pendidikan juga diikuti dengan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang ditandai dengan meningkatnya Angka Pertisipasi Murni (APM). Capaian APM Kabupaten Blitar tahun 2015 belum sesuai dengan target yang ditetapkan. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal diantaranya : Pola pikir sebagian besar masyarakat Kabupaten Blitar yang beranggapan bahwa kualitas lembaga pendidikan di luar Kabupaten Blitar lebih baik, sehingga sebagian besar masyarakat Kabupaten Blitar menyekolahkan putra putrinya di luar Kabupaten Blitar. Adanya pola pikir anak-anak usia sekolah yang beranggapan bahwa sekolah di luar Kabupaten Blitar lebih prestise dari pada sekolah di Kabupaten Blitar. Adanya kebijakan pendidikan gratis di luar Kabupaten Blitar, sehingga secara tidak langsung berpengaruh terhadap keputusan orang tua untuk menyekolahkan anakanaknya di luar Kabupaten Blitar. Untuk meningkatkan APM di Kabupaten Blitar, Pemerintah Kabupaten Blitar melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar terus membenahi dan melengkapi sarana dan prasarana pendidikan di Kabupaten Blitar serta mensosialisasikan prestasi-prestasi sekolah yang ada di Kabupaten Blitar. 3-10

64 3. Angka Kelulusan (AL) AL di Kabupaten Blitar sejak 2011 menunjukkan pencapaian yang konsisten yaitu semua siswa baik SD/MI, SMP/MTS maupun SMA/SMK/MA selalu dapat menyelesaikan pendidikan siswa pada tingkat tertinggi pada setiap jenjang pendidikan dari tahun ke tahun. Program kegiatan yang telah dilakukan guna mendukung kelulusan siswa antara lain : Pengadaan Perlengkapan Sekolah Rehabilitasi sedang/berat bangunan sekolah Rehabilitasi sedang/berat bangunan sekolah Olimpiade Matematika dan IPA (MIPA) SD Pengadaan Alat Praktek dan Peraga Siswa Peningkatan Mutu SMK Workshop film pendek tingkat SMP,SMA dan SMK Seleksi Pengawas,Kepala Sekolah dan Tenaga Pendidik Berprestasi dan lainlain 4. Pendidik yang memiliki sertifikat pendidik 83 persen dari ketersediaan pendidik yang ada ( orang) di Kabupaten Blitar telah memiliki sertifikat pendidik. Hal ini tidak lepas dari adanya aturan yang mewajibkan pendidik harus memiliki sertifikat pendidik. SASARAN STRATEGIS 5 : BERKURANGNYA ANGKA BUTA HURUF Indikator Kinerja Realisasi Pengukuran Kinerja Target Realisasi Capaian (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Angka Melek Huruf (%) 87,68 87,21 85,92 91, ,8% Rata-Rata Capaian Kinerja 106,8% (Sangat Berhasil) Di tahun 2015, hampir seluruh penduduk usia 15 tahun ke atas (98%) mampu membaca dan menulis. Data dari Dinas Pendidikan menyebutkan bahwa masih terdapat dari jiwa yang tidak dapat baca tulis. Angka tersebut meningkat dibanding 3-11

65 tahun sebelumnya serta melampaui target yang ditetapkan. Hal tersebut dikarenakan adanya program penuntasan buta aksara yang dilakukan secara berkesinambungan bekerjasama dengan mitra organisasi, saling bahu membahu untuk dapat menuntaskan buta aksara di Kabupaten Blitar. Program dan kegiatan pendukung pencapaian angka melek huruf ini adalah Program pendidikan non formal dilaksanakan antara lain meliputi : (1) Penuntasan Buta Aksara/ Keaksaraan Usaha Mandiri, (2) Sosialisasi Penguatan PKBM selain itu juga disebabkan karena kesadaran masyarakat untuk menyekolahkan anaknya semakin tinggi yang didukung program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dari Pemerintah Pusat sehingga Program Wajib Belajar 9 Tahun dapat berjalan dengan optimal dan telah dapat menyelesaikan Program tersebut. SASARAN STRATEGIS 6 : MENINGKATNYA KUALITAS DAN PRODUKTIVITAS KERJA Indikator Kinerja Realisasi Pengukuran Kinerja Target Realisasi Capaian (%) (1) (2) (3) (4) (5) 1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 75, ,57 107,3% Rata-Rata Capaian Kinerja 107,3% (Sangat Berhasil) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Kab. Blitar tahun 2015 sebesar 67,57 persen menunjukkan bahwa terdapat orang angkatan kerja dari total penduduk usia kerja (Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Blitar, 2016). SASARAN STRATEGIS 7 : MENINGKATNYA KESEJAHTERAAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA Indikator Kinerja Realisasi Pengukuran Kinerja Target Realisasi Capaian (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Persentase tenaga kerja yang ikut Jamsostek (%) 39 41, ,38 101,4% 2 Persentase perusahaan yang menerapkan Upah Minimum Kabupaten (%) 51 61, ,67 75,82% Rata-Rata Capaian Kinerja 88,61% (Sangat Berhasil) 3-12

66 1. Persentase tenaga kerja yang ikut Jamsostek Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kab. Blitar melaporkan bahwa di tahun 2015 terdapat sekitar 27,38 persen tenaga kerja yang terdaftar sebagai peserta Jamsostek atau dari jiwa. Angka tersebut lebih kecil dibanding tahun sebelumnya karena dipengaruhi oleh adanya peraturan perundang-undangan baru yang mengatur tentang jaminan sosial ketenagakerjaan yaitu Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Sejak saat itu, PT. Jamsostek berubah menjadi Badan Hukum Publik yaitu BPJS Ketenagakerjaan mulai tanggal 1 Januari Untuk meningkatkan keikut sertaan tenaga kerja pada Jamsostek, Pemerintah Kabupaten Blitar berupaya untuk terus meningkatkan kerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan serta mengadakan sosialisasi ke perusahaan-perusahaan tentang arti pentingnya jamsostek. 2. Persentase perusahaan yang menerapkan Upah Minimum Kabupaten (UMK) Dari data Disnakertrans Kab. Blitar, pada tahun 2015 hanya terdapat 275 dari 711 perusahaan yang menerapkan UMK atau sebesar 38,67 persen. Untuk memperluas penerapan UMK di wilayah Kabupaten Blitar, dilakukan peningkatan keterlibatan perwakilan beberapa perusahaan di Kabupaten Blitar untuk ikut berpartisipasi aktif dalam penentuan UMK melalui sidang pengupahan. Selain itu, upaya sosialisasi ke perusahaan juga semakin digiatkan. SASARAN STRATEGIS 8 : TERSEDIANYA INFRASTRUKTUR JALAN DAN JEMBATAN, TRANSPORTASI SERTA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) Hasil pengukuran kinerja sasaran 8 yang ditunjukkan dengan lima indikator kinerja memperlihatkan capaian kinerja sebesar 98,46% dengan predikat Sangat Berhasil. Hasil pengukuran masing-masing indikator ditunjukkan oleh tabel berikut: Indikator Kinerja Realisasi Pengukuran Kinerja Target Realisasi Capaian (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Persentase panjang 43,54 46,65 49,76 47, ,4 45,9% jalan Kabupaten 3-13

67 Indikator Kinerja Realisasi Pengukuran Kinerja Target Realisasi Capaian (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) yang kondisinya baik (%) 2 Persentase ,3 67,2% jembatan yang kondisinya baik (%) 3 Persentase saluran ,08 62% drainase di jalan Kabupaten yang berfungsi baik (%) 4 Persentase Panjang ,02 93,5% Jalan Kabupaten yang dilengkapi PJU (%) 5 Persentase terpenuhinya rambu lalin di jalan kabupaten (%) ,2 88,66% Rata-Rata Capaian Kinerja 71,5% (Berhasil) 1. Persentase panjang jalan Kabupaten yang kondisinya baik Panjang jalan kabupaten sesuai SK Bupati Blitar Nomor 188/351/ /KPTSP/2011 adalah 1.383,3 km. Pada akhir 2015, kondisi jalan kabupaten secara detail ditunjukkan pada tabel berikut : No Tabel 3.2 Panjang Jalan Kabupaten Berdasarkan Konstruksi dan Kondisi Tahun 2015 (Km) Uraian Kondisi Baik Sedang Rusak Ringan Rusak Berat Total 1 Jalan Aspal 421,72 645,76 105,43 144, ,88 2 Jalan konstruksi Rabat/Beton 53,63 11, ,4 Sumber: Dinas PU Bina Marga dan Pengairan, 2016 Dari beragam konstruksi jalan di atas, kondisi jalan secara umum di Kabupaten Blitar 34,4% dalam keadaan baik dan hanya 18,1% berada dalam kondisi rusak, baik ringan maupun berat. Secara detail, kondisi tersebut ditunjukkan oleh gambar berikut : 3-14

68 Sumber: Dinas PU Bina Marga dan Pengairan, 2016 (diolah) Gambar 3.2 Kondisi Jalan Kabupaten Blitar Tahun 2015 Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, jalan yang berkondisi baik tidak mencapai target disebabkan karena tidak mencukupinya anggaran yang ada untuk melakukan perawatan jalan, sehingga terdapat lack sebesar 41% antara target dengan realisasi yang ada. 2. Persentase jembatan yang kondisinya baik Sesuai SK Bupati Blitar Nomor 188/351/ /KPTSP/2011 di Kabupaten Blitar terdapat 606 unit jembatan, Pada akhir tahun 2015 kondisi jembatan kabupaten secara detail ditunjukkan pada tabel berikut : Tabel 3.3 Jumlah Jembatan Kabupaten Berdasarkan Jenis Dan Kondisi Tahun 2015 Kondisi Jumlah No Jenis Jembatan Rusak Rusak Jembatan Baik Sedang Berat Ringan 1 Kerangka Baja Gelagar Beton Komposit Jembatan Long Jumlah

69 Dari beragam jenis jembatan di atas terdapat 341 unit (56,3%) diantaranya berada pada kondisi baik, dan 97 unit (16%) dalam kondisi sedang, sedangkan 168 unit (27,7%) pada posisi rusak baik rusak berat maupun rusak ringan. 3. Persentase saluran drainase di jalan Kabupaten yang berfungsi baik Pada tahun 2014 Terdapat saluran drainase sepanjang 83 km yang dapat berfungsi dengan baik dari total 96 km. Angka tersebut meningkat 3 km dibanding tahun sebelumnya, sedangkan pada tahun 2015 saluran drainase yang berfungsi baik menurun menjadi 50 Km dari total 96 Km, hal tersebut disebabkan pola hidup masyarakat yang masih kurang sadar akan kebersihan dan pentingnya saluran drainase, selain itu terbatasnya anggaran untuk melaksanakan perawatan drainase yang ada di Kabupaten Blitar. Upaya-upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Blitar agar saluran drainase berfungsi baik adalah : Memberikan sosialisasi kepada masyarakat akan arti pentingnya kebersihan saluran drainase melalui 5 (lima) UPTD yang ada di Kabupaten Blitar (Srengat, Wlingi, Sutojayan, Kesamben, Garum) Berusaha menambah anggaran untuk perawatan saluran drainase yang ada 4. Persentase Panjang Jalan Kabupaten yang dilengkapi PJU Pada tahun 2015 dari seluruh jalan kabupaten yang ada, hanya 14,02% yang dilengkapi penerangan atau sepanjang 194 km. Berarti terdapat peningkatan panjang jalan yang dilengkapi PJU sepanjang 44 Km dari tahun sebelumnya yaitu 150 Km. 5. Persentase terpenuhinya rambu lalin di jalan kabupaten Untuk memenuhi kebutuhan rambu lalu lintas di sepanjang jalan kabupaten (1.383,3 km), diperkirakan terdapat pemasangan buah rambu lalu lintas. Di tahun 2015, kondisi ideal tersebut dapat direalisasikan sebesar 53,2% atau terdapat buah rambu lalu lintas yang telah dipasang. Selama tahun 2015 terdapat pemasangan 164 buah rambu lalu lintas baru melalui kegiatan Pengadaan Rambu Lalu Lintas pada Dinas Perhubungan, Komunikasi 3-16

70 dan Informatika. Untuk merealisasikan kegiatan tersebut, dana yang bersumber dari mekanisme DAK sebesar Rp (98,55%) mampu diserap. SASARAN STRATEGIS 9 : TERSEDIANYA INFRASTRUKTUR PERTANIAN, PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN YANG MEMADAI UNTUK PENINGKATAN PRODUKSI DAN PEMASARAN PRODUK Indikator Kinerja Realisasi Pengukuran Kinerja Target Realisasi Capaian (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Cakupan pemenuhan ,47 98,3% jaringan irigasi sekunder (%) 2 Persentase panjang ,06% jalan lingkungan yang kondisinya baik (%) 3 Persentase saluran drainase lingkungan yang berfungsi baik (%) % Rata-Rata Capaian Kinerja 98,78% (Sangat Berhasil) 1. Cakupan pemenuhan jaringan irigasi sekunder Pada tahun 2015 Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan pengairan mencatat terdapat jaringan irigasi sekunder sepanjang 284 km. Ketersediaan jaringan irigasi tersebut dapat direalisasikan 88,47% dari kebutuhan yang diperkirakan mencapai 321 km. Pemenuhan jaringan ini sangat penting mengingat perekonomian Kabupaten Blitar memiliki ketergantungan yang cukup tinggi pada sektor pertanian. 2. Persentase panjang jalan lingkungan yang kondisinya baik Melalui program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan yang berada di bawah Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Blitar, 66% atau km jalan lingkungan berada pada kondisi baik dari total km jalan lingkungan di seluruh wilayah Kabupaten Blitar. 3-17

71 3. Persentase saluran drainase lingkungan yang berfungsi baik Saluran drainase yang berfungsi baik semakin meningkat sejak Dari 744 km saluran drainase lingkungan yang ada, terdapat 566,17 km yang berfungsi baik atau sekitar 76%. Kondisi tersebut naik 6,17 km dari tahun sebelumnya. SASARAN STRATEGIS 10 : TERSEDIANYA INFRASTRUKTUR KESEHATAN YANG MAKIN LUAS JANGKAUANNYA Indikator Kinerja Realisasi Pengukuran Kinerja Target Realisasi Capaian (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Akses Rumah , ,1 93,47% Tangga terhadap sanitasi dasar (%) Rata-Rata Capaian Kinerja 93,47% (Sangat Berhasil) Pada tahun 2015, jumlah rumah tangga di Kabupaten Blitar yang memiliki akses terhadap sanitasi dasar dicatat oleh Dinas Kesehatan sebesar dari rumah tangga. Sanitasi dasar yang dimaksud berupa sarana air bersih, jamban keluarga, sarana pembuangan air limbah serta sarana pembuangan sampah secara sehat. Secara umum, hal yang paling sulit adalah mengupayakan hidup sehat melalui kepemilikan jamban sehat di rumah tangga. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk membuat jamban sendiri menyebabkan masyarakat masih enggan untuk membuat jamban sehat sendiri. Untuk itu melalui event Kabupaten Sehat, Dinas Kesehatan dan jajarannya terus berupaya melakukan sosialisasi/penyuluhan kepada masyarakat akan pentingnya BAB di Jamban sehat. 3-18

72 SASARAN STRATEGIS 11 : TERSEDIANYA INFRASTRUKTUR PENDIDIKAN YANG LAYAK DAN MEMENUHI STANDAR Indikator Kinerja Realisasi Pengukuran Kinerja Target Realisasi Capaian (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Ruang kelas yang kondisinya baik (%) 1. Jenjang SD/MI ,4% 2. Jenjang SMP/MTs ,5% 3. Jenjang SMA/ SMK/MA ,2% Rata-Rata Capaian Kinerja 98,03% (Sangat Berhasil) Di tahun 2015, terdapat 84 persen atau sekitar dari ruang kelas SD/MI sederajat yang kondisinya baik; 86 persen atau sekitar dari ruang kelas SMP/MTS sederajat yang ada kondisinya dalam keadaan baik; 98 persen atau sekitar 536 dari 546 ruang kelas SMA/SMK/MA sederajat. SASARAN STRATEGIS 12 : MENINGKATNYA AKSES MASYARAKAT TERHADAP SARANA DAN PRASARANA DASAR PEMUKIMAN Melalui program yang dilaksanakan oleh Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang yang mengemban urusan wajib Perumahan di Kabupaten Blitar berupa Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan lainnya, sekitar 88% rumah tangga di Kabupaten Blitar yang dapat mengakses air bersih, yaitu dari rumah tangga. Pencapaian tersebut meningkat dari tahun ke tahun seperti ditunjukkan pada tabel berikut: Indikator Kinerja Realisasi Pengukuran Kinerja Target Realisasi Capaian (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Persentase Rumah ,67% Tangga pengguna air bersih (%) Rata-Rata Capaian Kinerja 147,67% (Sangat Berhasil) 3-19

73 SASARAN STRATEGIS 13 : MENINGKATNYA KUALITAS OBJEK DAN SARANA PARIWISATA Indikator Kinerja Realisasi Pengukuran Kinerja Target Realisasi Capaian (%) (1) (3) (4) (5) 1 Persentase peningkatan 8,37 3,2 3,5 4,2 120% kunjungan wisata (%) 2 Persentase PAD sektor Pariwisata terhadap seluruh PAD Kabupaten Blitar (%) 0,95 0,79 1,1 0,71 64,54% Rata-Rata Capaian Kinerja 92,27% (Sangat Berhasil) 1. Indikator peningkatan kunjungan wisata Pada tahun 2015, laporan dari Dinas Pemuda, Olah Raga, Budaya dan Pariwisata (Disporbudpar) Kab. Blitar menunjukkan terjadinya kenaikan jumlah kunjungan wisata dari kunjungan di tahun 2014 menjadi kunjungan di tahun Sumber: Dinas Pemuda, Olah Raga, Budaya, dan Pariwisata Kab. Blitar, 2016 (diolah) Gambar 3.3 Jumlah Kunjungan Wisatawan Tahun (orang) 3-20

74 Peningkatan jumlah kunjungan wisata tersebut dikarenakan beberapa hal antara lain : Animo masyarakat yang meningkat, dengan kata lain masyarakat sudah peduli dengan kebutuhan untuk berwisata, Keberhasilan pemerintah dalam pengembangan pariwisata di Kabupaten Blitar melalui Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata dan Program Pengembangan Destinasi Pariwisata yang dilaksanakan oleh Disporbudpar Kab. Blitar. Upaya tersebut antara lain: 1. Meningkatkan sarana dan prasarana di kawasan wisata, sehingga kebutuhan pengunjung wisata dapat terpenuhi. 2. Penataan kawasan wisata yang menarik, sehingga membuat pengunjung merasa nyaman. 3. Penambahan wahana di tempat wisata, sehingga memberikan daya tarik tersendiri bagi pengunjung wisata. 4. Promosi pariwisata baik melalui media massa, kegiatan pementasan seni budaya dan event-event pameran. 5. Pengembangan dan penambahan destinasi pariwisata, sehingga masyarakat mempunyai banyak alternatif dalam berwisata. 2. Indikator Persentase PAD sektor Pariwisata terhadap seluruh PAD Kabupaten Blitar Di tahun 2015, sektor pariwisata memberikan sumbangan sebesar 0,71 persen terhadap total pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Blitar atau Rp ,- dari Rp ,-. Realisasi tersebut masih belum sesuai dengan persentase yang ditargetkan meskipun secara nominal terdapat kenaikan nilai PAD sektor pariwisata dari tahun sebelumnya yaitu Rp ,-. Hal tersebut dipengaruhi oleh adanya beberapa lokasi wisata yang masih dalam proses pembangunan baik penambahan wahana baru maupun pemugaran dalam rangka pengembangan objek wisata. 3-21

75 Sumber: Dinas Pemuda, Olah Raga, Budaya, dan Pariwisata Kab. Blitar, 2016 (diolah) Gambar 3.4 Nilai PAD sektor Pariwisata Kabupaten Blitar Tahun (Rupiah) Beberapa program kegiatan melalui Disporbudpar telah dilaksanakan untuk meningkatkan kontribusi sektor pariwisata terhadap PAD Kabupaten Blitar antara lain program pengembangan pemasaran pariwisata melalui kegiatan promosi pariwisata dan program pengembangan destinasi pariwisata melalui kegiatan : Intensifikasi pengelolaan daya tarik dan kawasan wisata Pengembangan/Rehab Sarana dan prasarana Wisata Rambut Monte Pembangunan/Rehab Sarana dan Prasarana Wisata Penataran Pengembangan Wisata Budaya, Hiburan dan Kuliner Rehab pagar dan Taman Museum Penataran Pembangunan dry pool dan Penataran Taman Kolam Renang Penataran Pembangunan gedung Aula Pujasera/Perkantoran Kolam Renang Penataran Pembangunan vocal point Kawasan Wisata Penataran Pembangunan Portal Wisata 3-22

76 SASARAN STRATEGIS 14 : MENURUNNYA PERSENTASE PENDUDUK YANG BERADA DIBAWAH GARIS KEMISKINAN Realisasi Pengukuran Kinerja Target Realisasi Capaian (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Indikator Kinerja 1 Persentase keluarga miskin (%) 41,96 34,22 36,2 39,34 26,7 132,13% Rata-Rata Capaian Kinerja 132,13% (Sangat Berhasil) Di tahun 2015, terdapat keluarga miskin dari keluarga yang ada di Kabupaten Blitar. Untuk menentukan jumlah keluarga miskin tersebut, Dinas Sosial mengacu pada kriteria keluarga miskin pada Pendataan Program Perlindungan Sosial tahun 2011 yang ditetapkan oleh BPS yaitu : Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 M² per orang Jenis lantai bangunan tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/kayu murahan Jenis dinding tempat tinggal terbuat dari bambu/rumbia/kayu berkualitas rendah/tembok tanpa diplester Tidak memiliki fasilitas buang air besar/bersama dengan rumah tangga lain Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik Sumber air minum berasal dari sumur/mata air tidak terlindung/sungai/air hujan Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar/arang/minyak tanah Hanya mengkonsumsi daging/susu/ayam satu kali dalam seminggu Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun Hanya sanggup makan sebanyak satu/dua kali dalam sehari Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas/poliklinik Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah : petani dengan luas lahan 0,5 ha, buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan, atau pekerjaan lainnya dengan pendapatandi bawah rata-rata Rp ,- per bulan Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga : tidak sekolah/tidak tamat SD/hanya SD Tidak memiliki tabungan/barang yang mudah dijual dengan nilai Rp ,- seperti : sepeda motor (kredit/non kredit), emas, ternak, kapal motor, atau barang modal lainnya. 3-23

77 SASARAN STRATEGIS 15 : TERPENUHINYA KECUKUPAN PANGAN YANG BERMUTU DAN TERJANGKAU Realisasi Pengukuran Kinerja Target Realisasi Capaian (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Indikator Kinerja 1 Persentase ketersediaan bahan pangan (%) 146,76 246,58 369, % Rata-Rata Capaian Kinerja 2.467% (Sangat Berhasil) Ketersediaan bahan pangan di Kabupaten Blitar selalu mengalami kenaikan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2015, jumlah ketersediaan bahan pangan utama ( ton) dapat memenuhi kebutuhan konsumsi riil pangan utama sebesar ,07 ton. Keberhasilan dalam memenuhi ketersediaan bahan pangan utama dari tersebut dipengaruhi oleh: Sumber Daya Manuasia (SDM) dari petani yang tergabung dalam kelompok tani/gabungan kelompok tani sudah terbuka dalam menerima teknologi pertanian Perhatian Pemerintah Daerah dalam memberikan sarana dan prasarana produksi pertanian yang sangat besar, misalnya dalam bentuk hibah barang pertanian ataupun bantuan sosial. Sedangkan program kegiatan untuk menunjang indikator Persentase ketersediaan bahan pangan dari perjanjian kinerja tersebut di atas antara lain adalah : Pengembangan Cadangan Pangan Daerah (BK Prop) Pengembangan Desa Mandiri Pangan Pengembangan Lumbung Pangan Desa (DAK) Peningkatan Produksi, Produktifitas dan Mutu Produk Perkebunan dan Produk Pertanian Pemantapan Kelembagaan Pangan Tingkat Kabupaten. 3-24

78 SASARAN STRATEGIS 16: MENINGKATNYA DAYA BELI DAN KETAHANAN MASYARAKAT MELALUI PENGEMBANGAN AKTIVITAS EKONOMI BERBASIS POTENSI LOKAL Indikator Kinerja Realisasi Pengukuran Kinerja Target Realisasi Capaian (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Persentase 12,92 15,76 16,77 12,46 14,38 13,2 91,79% produksi perikanan tangkap (%) 2 Persentase 87,08 84,24 83,23 87,54 85,61 86,8 102,4% produksi ikan budidaya (%) 3 Persentase sumbangan PDRB dari sektor Pertanian terhadap seluruh 45,54 46,94 43,74 43,02 43,23 30,12* PDRB di Kabupaten Blitar (%) 4 Persentase 0,23-4,09 3,21 3,66 3 6,53 217,66% peningkatan produksi padi (%) 5 Produksi Daging (ton) ,57% 6 Produksi Telor ,7% (ton) 7 Produksi Susu ,71% (ton) 8 Persentase 0,62 0,63 0,62 0,61 0,65 1,11* sumbangan PDRB dari sektor Kehutanan terhadap seluruh PDRB di Kabupaten Blitar (%) 9 Jumlah Industri ,6% (IKM) yang dibina 10 Persentase sumbangan PDRB dari sektor Industri terhadap seluruh PDRB di 2,44 2,40 2,40 2,39 2,7 12,86* 3-25

79 Indikator Kinerja Kabupaten Blitar (%) 11 Omset produk unggulan Daerah (milyar rupiah) Realisasi Pengukuran Kinerja Target Realisasi Capaian (%) 29,87 32,41 34,81 37,17 39, ,8% Rata-Rata Capaian Kinerja 106,15% (Sangat Berhasil) 1. Persentase produksi perikanan tangkap Perikanan tangkap bersumber dari hasil tangkapan di laut maupun di perairan umum darat (PUD). Secara detail, perolehan tangkapan ikan baik laut maupun PUD ditunjukkan oleh gambar berikut. Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan, 2016 (diolah) Gambar 3.5 Perbandingan Hasil Produksi Perikanan Tangkap Tahun 2014 dan 2015 Secara umum, hasil produksi perikanan tangkap sangat dipengaruhi oleh kondisi alam mulai dari cuaca, besarnya gelombang, overfishing, rusaknya habitat terumbu karang sampai pada naiknya harga BBM. Beberapa upaya telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Blitar melalui Dinas Kelautan dan Perikanan untuk meningkatkan produksi perikanan tangkap yang mendukung keberlanjutan lingkungan, antara lain : 3-26

80 Memberikan pembinaan peningkatan kesadaran perundang-undangan yang berlaku tentang penangkapan ikan antara lain larangan penggunaan kompresor dan potas untuk menangkap ikan. Memasang papan peringatan penggunaan alat bantu yang dilarang untuk menangkap ikan. Memberikan bantuan alat tangkap dan perahu kepada nelayan. Upaya di atas dilaksanakan melalui kegiatan pada Program Pengembangan Perikanan Tangkap, yaitu : Pengembangan Sarana dan Perasarana Pendukung Perikanan Tangkap Pendataan dan Pelaporan Produksi Perikanan Tangkap dan Potensi Pesisir dan PUD 2. Persentase produksi ikan budidaya Perikanan budidaya memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap produksi perikanan di Kabupaten Blitar. Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan, 2016 (diolah) Gambar 3.6 Perbandingan Kontribusi Produksi Perikanan Budidaya dan Tangkap di Kabupaten Blitar Tahun

81 Tabel 3.4 Produksi Ikan Budidaya Kabupaten Blitar Tahun No Media Jenis Ikan Produksi (Ton) Produksi (Ton) 1 Kolam Mas 14,4 15,5 Nila 2.916,0 76,1 Mujair 3,9 0,4 Gurami 2.501, ,0 Tawes 4,4 0,3 Lele 3.767, ,0 2 Sawah (Mina Padi) Nila 4,7 4,1 Mas - 0,2 3 Karamba Nila 0,4 0,4 4 Jaring Apung Mas 6,4 3,2 Nila 20,3 17,6 5 Tambak Udang Vaname ,7 Sumber: DKP Kab. Blitar, 2016 Jumlah 9.733, ,4 Untuk terus mendongkrak produksi perikanan budidaya di Kabupaten Blitar seperti ditunjukkan oleh tabel di atas, dilaksanakan program Pengembangan Budidaya Perikanan dengan beberapa kegiatan diantaranya: a) Pembangunan Balai Benih Ikan (DAK dan Pendampingan DAK) b) Pendampingan Sertifikasi hak atas Tanah pembudidaya ikan c) Pengadaan Sarana Perbenihan Untuk Balai Benih Ikan (Silpa DAK 2014) d) Pendampingan Pelestarian dan Pengembangan Program Anti Kemiskinan (APP) e) Pemantauan dan Temu Teknis Pengendalian Serangan Penyakit Ikan f)optimalisasi Balai Benih Ikan 3. Persentase sumbangan PDRB dari sektor Pertanian terhadap seluruh PDRB di Kabupaten Blitar Konsekuensi yang ditimbulkan akibat perubahan tahun dasar penghitungan PDRB, serta belum dilakukannya penyesuaian terhadap angka yang ditargetkan yang masih menggunakan tahun dasar 2000, maka capaian dari indikator yang berhubungan dengan 3-28

82 PDRB tidak dapat diperbandingkan. Namun demikian, secara garis besar kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian di Kabupaten Blitar dapat dijelaskan melalui deskripsi di bawah ini. Sebagai daerah yang berbasis pertanian, hasil produksi pertanian terutama tanaman pangan, memegang peranan penting bagi perkembangan ekonomi masyarakat Kabupaten Blitar. Sebagai leading sector perekonomian Kabupaten Blitar seperti yang telah dibahas pada bab I, pergerakan sektor Pertanian memerlukan perhatian ekstra. Penurunan kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Blitar menunjukkan bahwa peranan sektor tersebut diambil alih oleh sektor yang lain. Di satu sisi hal tersebut cukup menggembirakan karena terdapat suatu teori yang mengatakan bahwa salah satu ciri daerah yang maju adalah jika daerah tersebut lebih didominasi oleh sektor yang tidak bergantung pada keberadaan sumber daya alam. Di sisi lain, penurunan kontribusi sektor pertanian merupakan sinyal melemahnya kegiatan pertanian yang ada. Hal ini pada dasarnya dapat diselesaikan dengan upaya peningkatan produktivitas baik dari sisi lahan maupun dari sisi petani itu sendiri. Namun demikian, hal yang perlu menjadi perhatian bahwa di era pasar bebas (Masyarakat Ekonomi ASEAN) ini, dimana arus barang dan jasa bebas keluar-masuk pada suatu wilayah, selain mempersiapkan human capital yang berkualitas, Kabupaten Blitar perlu tetap menjaga kontinuitas kontribusi sektor pertanian sekaligus mendorong kemajuan industri pengolahannya di Kabupaten Blitar. Hal ini dikarenakan, sektor pertanian yang didukung dengan industri pengolahan yang memadai dapat menghasilkan tradable goods yang mampu mendatangkan pendapatan/ devisa bagi daerah. Oleh karenanya Pemerintah Kabupaten Blitar akan terus berupaya mengambil kebijakan yang pro terhadap petani diantaranya: 1. Program peningkatan kesejahteraan petani melalui kegiatan Pendamping Anti Poverty Program (APP) pertanian. 2. Program peningkatan ketahanan pangan dengan output berupa terbangunnya prasarana pertanian yaitu jalan usaha tani (JUT), jaringan irigasi tersier (JIT), sumur pantek dalam, pipanisasi, embung. 3-29

83 3. Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan melalui kegiatan Pengadaan sarana dan prasarana teknologi pertanian/perkebunan tepat guna. 4. Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan Dalam implementasi program-program tersebut di atas, ditemukan beberapa kendala antara lain : 1. Belum sinkronnya Program peningkatan ketahanan pangan yang dilakukan antar instansi terkait. 2. Belum tertibnya administrasi kelompok tani sehingga pendistribusian benih, pupuk, obat-obatan dan juga pinjaman sering menemui hambatan. 3. Masih adanya beberapa permasalahan yang terkait dengan teknis pengadaan bantuan peralatan pertanian menyangkut pihak ketiga. 4. Masih kurangnya kesadaran petani untuk ikut memelihara jaringan irigasi sehingga banyak petani di daerah hilir yang kekurangan air. Solusi yang dilakukan untuk meminimalisir kendala-kendala di atas yaitu : 1. Meningkatkan koordinasi antar SKPD terkait, sehingga pelaksanaan program dan kegiatan menjadi selaras dan menghasilkan output yang maksimal. 2. Melakukan pendekatan dan dialog serta pendampingan oleh tenaga penyuluh agar dapat terwujud tertib administrasi sehingga kegiatan kelompok tani dapat berjalan dengan lancar. 3. Lebih selektif dalam menunjuk rekanan pelaksana kegiatan dan mengajukan klaim atas kerugian yang terlanjur terjadi. 4. Membentuk kelompok-kelompok petani pemakai air dan meningkatkan kesadaran petani akan pentingnya menjaga jaringan irigasi. 4. Persentase Produksi padi Produksi padi tahun 2015 di Kabupaten Blitar mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Secara detail hal tersebut ditunjukkan oleh gambar berikut. 3-30

84 Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Blitar, 2016 (diolah) Gambar 3.7 Produksi Padi Tahun (Ton) Peningkatan tersebut sangat dipengaruhi oleh pelaksanaan kegiatan UPSUS padi yang bekerjasama dengan TNI AD dalam Program Swasembada Beras 2017 serta peningkatan dukungan sarana dan prasarana pertanian yang dilakukan. Beberapa langkah lain yang telah dilakukan untuk meningkatkan produksi padi sebagai sumber pangan utama di Kabupaten Blitar yaitu: 1. Indeks penanaman padi dari satu kali panen menjadi dua kali lebih panen dalam setahun; 2. Peningkatan sarana irigasi dari setengah teknis ke teknis penuh, dari sederhana ke teknis dan dari irigasi desa menjadi irigasi teknis PU; 3. Peningkatan mutu intensifikasi lahan sawah. 5. Produksi Daging Produksi daging tahun 2015 mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Beberapa upaya telah dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Blitar melalui Dinas peternakan di tahun 2015 diantaranya: 1) Pemeliharaan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit Menular Ternak 2) Monitoring, evaluasai dan pelaporan dan pemantauan hewan qurban 3-31

85 3) Pengembangan Agribisnis peternakan (PIK) 4) Sosialisasi, Monitoring, Pengawasan Peredaran dan Penggunaan Obat Hewan 5) Sosialisasi Kredit dan kemitraan Usaha Peternakan serta Monitoring Bantuan Pemerintah (Kredit, Hibah ) 6) Peningkatan kapasitas dalam Rangka Pengembangan Agribisbis di Bidang Peternakan 7) Monitoring Pelaksanakan UKL/UPL bidang Peternakan 8) Pengawasan Mutu Pakan Ternak 9) Pelatihan Penyusunan Ransum Unggas dan Ruminansia 10) Pembangunan Sarana dan prasarana pasar produksi hasil peternakan 11) Promosi atas hasil produksi peternakan unggulan daerah 12) Fasilitasi Tempat Pengumpulan Susu (DAK dan Pendamping DAK ) 13) Penelitihan dan Pengembangan teknologi peternakan tepat guna 14) Pemeriksaan Kebuntingan Sapi Betina produktif 15) Kegiatan Sosialisasi Pemotongan ternak dan Pemeriksaan Produk Pangan dan Non Pangan Asal Hewan 16) Sosialisasi, Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Inseminasi Buatan 17) Pemberdayaan Laboratorium Pakan Ternak 6. Produksi Telor Produksi telor di Kabupaten Blitar tahun 2015 meningkat 20,75 persen dibanding tahun sebelumnya. Hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya populasi unggas penghasil telor baik populasi ayam ras petelor, ayam buras, puyuh, maupun itik. Selain telor ayam ras yang merupakan produk unggulan Kabupaten Blitar ( ton), terdapat pula telor ayam buras (1.489 ton), itik (5.700 ton), entok (138 ton), dan puyuh (570 ton) dengan komposisi produksi seperti ditunjukkan oleh gambar berikut. 3-32

86 Sumber: Dinas Peternakan Kabupaten Blitar, 2016 (diolah) Gambar 3.8 Produksi Telor di Kabupaten Blitar Berdasarkan Jenis Unggas Tahun Produksi Susu Berbeda dengan daging dan telor, dibanding tahun sebelumnya, produksi susu di Kabupaten Blitar mengalami penurunan sekitar 8 ton, dari ton menjadi ton di tahun Disamping itu realisasi produksi susu pada tahun 2015 juga masih belum mencapai angka yang ditargetkan. Sebenarnya jumlah populasi sapi perah pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebanyak 128 ekor. Namun peningkatan tersebut terjadi pada sapi perah anakan (belum produksi) sehingga belum dapat menghasilkan susu. Selain itu, semakin banyak pula sapi perah yang awalnya berproduksi menghasilkan susu menjadi kurang produktif karena faktor usia. 8. Persentase sumbangan PDRB dari sektor Kehutanan terhadap seluruh PDRB di Kabupaten Blitar Sama seperti halnya indikator yang terkait dengan PDRB (indikator 3), perubahan tahun dasar penghitungan PDRB dari 2000 ke 2010, serta belum dilakukannya penyesuaian 3-33

87 terhadap angka yang ditargetkan yang masih menggunakan tahun dasar 2000, menyebabkan capaian dari indikator yang berhubungan dengan PDRB tidak dapat diperbandingkan. Berikut ini disajikan perkembangan produksi hutan rakyat Kabupaten Blitar tahun : No. Tabel 3.5 Produksi Hasil Hutan Rakyat Kabupaten Blitar Jenis Kayu Produksi (m 3 ) Produksi (m 3 ) 1. Jati , , Rimba , ,100 Jumlah , ,600 Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Blitar, Jumlah Industri (IKM) yang dibina Pembinaan yang diberikan melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Blitar di tahun 2015 meliputi pemberian pelatihan manajemen pemasaran, pelatihan produksi, pelatihan kemasan produk baik kepada kelompok industri baru maupun kelompok industri existing. Sayangnya, jumlah kelompok industri yang dibina pada tahun 2015 mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya. Hal ini dipengaruhi oleh terbitnya Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 900/4627/SJ tentang Penajaman Ketentuan Pasal 298 ayat (5) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah. Dalam surat edaran tersebut disebutkan bahwa belanja Hibah dapat diberikan kepada Badan, Lembaga, dan Organisasi Kemasyarakatan yang berbadan hukum lndonesia. Oleh karenanya di tahun 2015 Pemerintah Kabupaten Blitar tidak dapat melakukan pembinaan terhadap IKM yang ada melalui hibah barang. Jumlah industri khususnya industri kecil di Kabupaten Blitar mengalami perkembangan positif. Pada tahun 2015 terjadi peningkatan jumlah industri kecil sebesar 448,8% dari tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa iklim usaha di Kabupaten Blitar cukup bagus. Tidak hanya dari sisi jumlah industri, dalam hal penyerapan tenaga kerja terjadi peningkatan yang sangat signifikan dibanding tahun

88 Tabel 3.6 Perkembangan Industri Kecil di Kabupaten Blitar NO URAIAN Peningkatan/ (Penurunan) 1 Jumlah Industri Kecil ,8% 2 Jumlah Tenaga Kerja ,4 % Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Blitar, 2016 Total jumlah IKM di Kabupaten Blitar yang dicatat oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan yang tersebar di 220 desa dan 28 kelurahan pada tahun 2015 adalah sebesar yang sebagian besar bergerak di industri makanan dan minuman. Beberapa industri di Kabupaten Blitar juga telah memiliki komoditas ekspor antara lain minyak atsiri, kerajinan topeng indian, dan sambel pecel. Pasar ekspor untuk ketiga komoditas ini sebagian besar di wilayah Eropa. Sayangnya, komoditas tersebut tidak diekspor langsung oleh produsen dari Kabupaten Blitar, melainkan melalui eksportir kota lain. Selain tiga komoditas ekspor di atas, terdapat pula komoditas yang langsung diekspor oleh produsen asli Kabupaten Blitar yaitu produk mebel kayu berupa meja, kursi, almari dan buffet dengan negara tujuan Belanda dan Amerika. Adapun program kegiatan kegiatan untuk mendukung perolehan realisasi ataupun capaian dari Indikator Jumlah Industri (IKM) yang dibina adalah kegiatan Pelatihan pelaku usaha kecil dan menengah dalam rangka penguatan ekonomi masyarakat di lingkungan IHT untuk mengurangi pengangguran dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. 10. Persentase sumbangan PDRB dari sektor Industri terhadap seluruh PDRB di Kabupaten Blitar Serupa dengan indikator sebelumnya (indikator 3 dan 8), perubahan tahun dasar penghitungan PDRB dari 2000 ke 2010, serta belum dilakukannya penyesuaian terhadap angka yang ditargetkan yang masih menggunakan tahun dasar 2000, menyebabkan capaian dari indikator yang berhubungan dengan PDRB tidak dapat diperbandingkan. Namun dapat dilaporkan bahwa untuk meningkatkan geliat perekonomian Kabupaten Blitar melalui sektor industri, Dinas Perindustrian dan Perdagangan melaksanakan program antara lain: 1) Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah 3-35

89 2) Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri 3) Program Peningkatan Kapasitas IPTEK Sistem Produksi 4) Program Pengembangan Sentra-sentra Industri 5) Program Pembinaan Lingkungan Sosial. 11. Omset produk unggulan Daerah Realisasi omset produk unggulan Kabupaten Blitar selalu menunjukkan peningkatan setiap tahunnya, termasuk pada tahun 2015 yang realisasinya melebihi angka yang ditargetkan. Hal ini tidak lepas dari pertumbuhan jumlah IKM baru yang telah dibahas pada indikator 9 di atas. Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Blitar, 2016 (diolah) Gambar 3.9 Omset Produk Unggulan Daerah Kabupaten Blitar Tahun Produk unggulan daerah yang dimaksud berupa: - Batik tulis - Garmen - Kerajinan dari tempurung kelapa - Meubelair - Bubut kayu 3-36

90 - Senapan angin - Mainan anak-anak dari kayu - Gerabah Seni - Amerika Indian Art - Makanan ( Roti kering, Kripik buah, Sambel Pecel, Enteng-Enteng kacang wijen, Gula merah kelapa) SASARAN STRATEGIS 17 : MENINGKATNYA PERAN KELEMBAGAAN DAN PERMODALAN UMKM DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL YANG BERDAYA SAING Realisasi Pengukuran Kinerja 2015 Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Persentase peningkatan 3,21 2,06 2,15 79,14 9,97 12,6% koperasi yang mendapatkan penilaian baik (%) 2 Persentase UMKM tangguh dan UMKM mandiri (%) ,02% Rata-Rata Capaian Kinerja 56,81% (Cukup Berhasil) 1. Persentase peningkatan koperasi yang mendapatkan penilaian baik Realisasi indikator ini di tahun 2015 jauh dari angka yang ditargetkan. Hal tersebut sebagai dampak dari belum menyeluruhnya penilaian yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UKM Propinsi Jawa Timur terhadap koperasi yang ada di Kabupaten Blitar. Di tahun 2015, hanya 95 dari 902 koperasi yang dinilai atau hanya sekitar 10,53 persen. Penilaian koperasi yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UKM Propinsi Jawa Timur didasarkan pada kategori berikut: Sehat : Nilai lebih dari 80 S/d 100 Cukup sehat : Nilai lebih dari 60 dan kurang dari 80 Kurang sehat : Nilai lebih dari 40 dan kurang dari

91 Tidak sehat : Nilai lebih dari 20 dan kurang dari 40 Sangat tidak sehat : Nilai kurang dari 20 Koperasi dinilai baik apabila termasuk dalam kategori Sehat atau Cukup Sehat. Di Kabupaten Blitar, dari 95 koperasi yang dinilai, 90 koperasi berpredikat sehat (baik). Jumlah koperasi yang dinilai oleh Dinas Koperasi dan UKM Propinsi Jawa Timur di Kabupaten Blitar dari tahun 2012 sampai dengan 2015 ditunjukkan oleh tabel di bawah ini. Tabel 3.7 Perkembangan Koperasi di Kabupaten Blitar Tahun Tahun 2012 Jumlah Koperasi 839 Jumlah Koperasi yang Dinilai 27 Penilaian Baik Tahun 2013 Jumlah Koperasi 871 Jumlah Koperasi yang Dinilai 18 Penilaian Baik Tahun 2014 Jumlah Koperasi 881 Jumlah Koperasi yang Dinilai 19 Penilaian Baik Tahun 2015 Jumlah Koperasi 902 Jumlah Koperasi yang Dinilai 95 Penilaian Baik (90 Koperasi) Sumber: Dinas Koperasi dan UMKM, 2016 Pemerintah Kabupaten Blitar melakukan beberapa upaya agar koperasi di Kabupaten Blitar dapat dimonitor secara keseluruhan sehingga seluruh koperasi yang ada merupakan koperasi yang berkategori sehat, yaitu: Menambah jumlah personil di Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Blitar agar mampu melakukan monitoring ke seluruh koperasi di wilayah Kabupaten Blitar. Menambah anggaran monitoring koperasi di Kabupaten Blitar. 2. Persentase UMKM tangguh dan UMKM mandiri UMKM tangguh dan mandiri didefinisikan sebagai UMKM yang sudah bisa mencukupi kebutuhannya sendiri dan sudah tidak membutuhkan bantuan untuk mencukupi/melangsungkan usahanya lagi. Di tahun 2015 terdapat UMKM tangguh 3-38

92 dan mandiri dari UMKM yang ada. Untuk meningkatkan ketangguhan dan kemandirian UMKM di Kabupaten Blitar, di tahun 2015 Pemerintah Kabupaten Blitar menyediakan klinik konsultasi bisnis di Dinas Koperasi dan UMKM serta memberikan pelatihan baik ketrampilan, managerial, maupun motivasi bisnis. Upaya-upaya tersebut terealisasi melalui program kegiatan antara lain: Peningkatan Ketrampilan Usaha Masyarakat Penumbuhan Wira Usaha Baru (WUB) Pengembangan sarana pemasaran produk UMKM Penyelenggaraan promosi produk UMKM Gelar Produk Unggulan UMKM Kabupaten Blitar, SASARAN STRATEGIS 18 : MENINGKATNYA INVESTASI YANG MENDORONG PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA Indikator Kinerja Realisasi Pengukuran Kinerja Target Realisasi Capaian (%) (1) (2) (3) (4) (5) 1 Persentase peningkatan PMDN di Daerah (%) 8, % Rata-Rata Capaian Kinerja 520% (Sangat Berhasil) Di tahun 2015, terjadi lonjakan yang luar biasa atas nilai investasi di Kabupaten Blitar. PMDN 2015 yang sedianya ditargetkan meningkatkan 100%, mampu terealisasi lima kali lipat lebih. Secara umum, lonjakan tersebut dipengaruhi oleh investasi di bidang property. Secara detail nilai investasi di Kabupaten Blitar ditunjukkan oleh tabel di bawah ini. Nilai Investasi PMDN Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Rp ,- Rp ,- Rp ,- 3-39

93 Nilai investasi PMDN di atas merupakan gabungan nilai investasi yang dikucurkan baik oleh investor yang berasal dari dalam maupun dari luar Kabupaten Blitar. Nilai Investasi PMDN dari Investor Kab. Blitar Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Rp ,- Rp ,- Rp ,- Peningkatan investasi PMDN tersebut dipengaruhi oleh: 1. Keterbukaan Pemerintah Kabupaten Blitar kepada investor dalam berinvestasi di Kabupaten Blitar 2. Naiknya pertumbuhan ekonomi masyarakat Kabupaten Blitar Dengan adanya peningkatan investor yang menanamkan modalnya di Kabupaten Blitar diharapkan dapat mendorong terciptanya lapangan kerja baru. Program kegiatan yang mendukung peningkatan investasi PMDN antara lain adalah : Peningkatan Manajemen Investasi Daerah Monitoring dan evaluasi pelaksanaan penanaman modal SASARAN STRATEGIS 19 : MENINGKATNYA PERAN DAN KONTRIBUSI KAWASAN PEDESAAN SEBAGAI BASIS PERTUMBUHAN EKONOMI Indikator Kinerja Realisasi Pengukuran Kinerja Target Realisasi Capaian (%) (1) (2) (3) (4) (5) (5) (6) (7) 1 Pertumbuhan Kelompok Tani (%) 69,89 0,17 1,74 7,58 94,64 16,59 17,52% 2 Persentase Unit Usaha Gapoktan di tingkat Desa yang dibentuk (%) 3 Jumlah BUM Desa yang dikembangkan di pedesaan % % Rata-Rata Capaian Kinerja 72,5% ( Berhasil) 3-40

94 1. Pertumbuhan kelompok tani Kecilnya angka pertumbuhan kelompok tani di tahun 2015 yang tidak sebanding dengan target yang telah ditetapkan dipengaruhi oleh adanya isue bahwa kelompok tani harus berbadan hukum agar kelompok tersebut dapat menerima bantuan/dana hibah. Hal tersebut mengakibatkan keengganan para petani untuk membentuk kelompok tani. Sementara itu, terbitnya Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 900/4627/SJ tentang Penajaman Ketentuan Pasal 298 ayat (5) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah yang menjelaskan bahwa pembentukan kelompok tani cukup melalui Surat Keterangan Terdaftar (SKT) yang diterbitkan oleh Bupati belum dapat dijadikan acuan/landasan hukum yang kuat. Oleh karenanya, Pemerintah Kabupaten Blitar terus berupaya melakukan konsultasi ke Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Hukum dan HAM terkait pembentukan kelompok tani. Sumber: BP4K Kabupaten Blitar, 2016 (diolah) Gambar 3.10 Perkembangan Jumlah Kelompok Tani di Kabupaten Blitar Tahun Persentase unit usaha Gapoktan di tingkat desa yang dibentuk Sampai tahun 2015, di setiap Desa/Kelurahan terdapat 1 unit usaha Gapoktan. keberlanjutan Gapoktan yang ada tidak luput dari peran Pemerintah Kabupaten Blitar dalam menjalankan program kegiatan yang ada antara lain adalah : Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik Pelatihan Teknologi Pengendalian OPT Tanaman Lombok 3-41

95 Pelatihan Pemasaran Hasil Pertanian Pelatihan dan bimbingan pengoperasian teknologi pertanian/perkebunan tepat guna Dem Farm Usaha Tani Terpadu Pelatihan Teknologi Terapan Tanaman Padi Sistem SRI dan lain-lain 3. Jumlah BUM Desa yang dikembangkan di pedesaan Untuk mengetahui jumlah BUM Desa yang dikembangkan di pedesaan seluruh Kabupaten Blitar tahun 2015, Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) melakukan pendataan dan verifikasi di lapangan bekerja sama dengan Universitas Brawijaya. Hasil pendataan tersebut menyebutkan dari 220 BUM Desa yang ada, 101 diantaranya merupakan BUM Desa yang berkembang. Dalam pendataan tersebut, BUM Desa diklasifikasikan ke dalam empat kategori, yaitu: Sehat : Nilai 65 S/d 100 Cukup Sehat : Nilai 50 S/d 64 Tidak Sehat : Nilai 10 S/d 49 Tidak Aktif : Tidak ada aktifitas sama sekali ( 0 ) BUM Desa disebut sebagai BUM Desa yang berkembang apabila termasuk ke dalam kategori Sehat atau Cukup Sehat. Secara detail, kondisi BUM Desa di Kabupaten Blitar tahun 2015 ditunjukkan pada tabel di bawah. Tabel 3.8 Kondisi BUM Desa di Kabupaten Blitar Tahun 2015 NO KATEGORI JUMLAH 1 SEHAT 62 2 CUKUP SEHAT 39 3 TIDAK SEHAT 97 4 TIDAK AKTIF 22 TOTAL 220 Sumber: Bapemas Kabupaten Blitar, 2016 (diolah) 3-42

96 Minimnya BUM Desa yang berkembang di pedesaan disebabkan oleh beberapa hal, antara lain: Kurangnya pengetahuan pengurus BUM Desa. Mayoritas BUM Desa bergerak dibidang simpan pinjam dan tidak mengembangkan usaha sektor riil. Banyaknya kredit macet pada bidang simpan pinjam BUM Desa yang dikarenakan kurang adanya dukungan dari Pemerintah Desa. Kurangnya pengawasan BUM Desa oleh Pemerintah Desa. Aktifitas kegiatan pelayanan tidak sepenuhnya dilaksanakan setiap hari. Serangkaian upaya telah dilakukan untuk meningkatkan jumlah BUM Desa yang berkembang di Kabupaten Blitar. Melalui program fasilitasi pengembangan BUM Desa serta Bimtek peningkatkan kapasitas SDM pengelola BUM Desa, upaya-upaya yang dilakukan yaitu: Meningkatkan kapasitas SDM pengelola BUM Desa. Memberikan pembinaan terhadap BUM Desa. Menyusun Petunjuk Teknis Operasional ( PTO ) BUM Desa oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Blitar bekerja sama dengan Universitas Brawijaya Malang. SASARAN STRATEGIS 20 : MENINGKATNYA KETAQWAAN MASYARAKAT KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA Indikator Kinerja Realisasi Pengukuran Kinerja Target Realisasi Capaian (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Persentase Penyaluran Dana Hibah dan Bantuan Sosial Pembangunan Tempat Ibadah (%) % Rata-Rata Capaian Kinerja 0% (Kurang Berhasil) Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, di tahun 2015 sama sekali tidak terdapat penyaluran dana hibah dan bantuan sosial pembangunan tempat ibadah. Hal ini disebabkan karena Pemerintah Kabupaten Blitar belum dapat memenuhi amanat yang tertuang dalam 3-43

97 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan yang pada pasal 171 ayat (2) disebutkan bahwa besar anggaran kesehatan pemerintah daerah provinsi, kabupaten/kota dialokasikan minimal 10% (sepuluh persen) dari anggaran pendapatan dan belanja daerah di luar gaji. Sehingga penyaluran dana hibah dan bantuan sosial pembangunan tempat ibadah belum dapat direalisasikan. Oleh karenanya, Pemerintah Kabupaten Blitar berupaya secara konsisten untuk mengurangi belanja pegawai dan secara bertahap meningkatakan belanja pembangunan termasuk yang dialokasikan untuk kesehatan. Tabel 3.9 Jumlah Penyaluran Dana Hibah dan Bantuan Sosial Pembangunan Tempat Ibadah Tahun Rp ,- Rp ,- Rp ,- Rp ,- Sumber: Bagian Kesra Sekretariat Daerah Kab. Blitar, 2016 SASARAN STRATEGIS 21 : BERKEMBANGNYA PENERAPAN NILAI BUDAYA DALAM RANGKA PENINGKATAN MODAL SOSIAL Indikator Kinerja Realisasi Pengukuran Kinerja Target Realisasi Capaian (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Persentase grup kesenian/ kebudayaan yang dibina (%) ,5 93, ,44% Rata-Rata Capaian Kinerja 104,44% (Sangat Berhasil) Secara konsisten, jumlah grup kesenian/kebudayaandi Kabupaten Blitar yang dibina setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan. Dari total 200 grup kesenian/kebudayaan, terdapat 187 grup yang dibina di tahun

98 Tabel 3.10 Jumlah Grup Kesenian yang Dibina Tahun Grup 170 Grup 175 Grup 187 Grup 188 Grup Sumber: Dinas Pemuda, Olah Raga, Budaya, dan Pariwisata Kab. Blitar, 2016 Untuk meningkatkan gairah kesenian/kebudayaan di Kabupaten Blitar, Pemerintah berperan dalam hal: Pelestarian dan pengembangan budaya daerah melalui pembinaan dan fasilitasi kepada grup kesenian yang ada. Peningkatan sarana dan prasarana kesenian. Pemenuhan akan tempat kesenian. Pementasan kesenian untuk apresiasi seni dan misi kesenian. Sementara itu, grup kesenian/kebudayaan yang telah mendapatkan pembinaan diberikan kesempatan untuk turut berpartisipasi dalam beberapa event seperti Gelar seni budaya unggulan di Jawa Timur, Pengiriman festival seni dan budaya, serta Even Purnama Seruling Penataran. SASARAN STRATEGIS 22 : MENURUNNYA PELANGGARAN HUKUM DAN KRIMINALITAS Indikator Kinerja Realisasi Pengukuran Kinerja Target Realisasi Capaian (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Persentase penanganan kasus pelanggaran perda (%) % 2 Rasio jumlah satpol pp per penduduk 3 Persentase Perkara yang ditangani dalam setahun (%) ,3 15% % Rata-Rata Capaian Kinerja 71% (Berhasil) 3-45

99 1. Persentase penanganan kasus pelanggaran perda Pada tahun 2015 terdapat 88 kasus pelanggaran Perda yang dapat ditangani dan diselesaikan dari total 90 kasus. Dua kasus yang belum tersentuh di tahun 2015 ditargetkan dapat diselesaikan di tahun Rasio jumlah satpol pp per penduduk Dengan jumlah penduduk sebanyak jiwa di tahun 2015, anggota Satpol PP Kabupaten Blitar tercatat berjumlah 69 orang yang artinya setiap personil Satpol PP menangani hampir 17 ribu penduduk. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 60 Tahun 2012 tentang Pedoman Penetapan Jumlah Polisi Pamong Praja, idealnya Kabupaten Blitar memiliki 2 personil per penduduk. Dengan demikian, masih ada gap yang cukup banyak untuk memenuhi kondisi ideal tersebut. Kekurangan tersebut salah satunya disebabkan karena minimnya personil PNS yang ditempatkan di Satpol PP. 3. Persentase Perkara yang ditangani dalam setahun Sejak tahun 2011, seluruh perkara sengketa hukum yang diajukan ke pengadilan selalu mendapat penanganan/bantuan hukum dari Pemerintah Kabupaten Blitar. Pada tahun 2015 terdapat lima perkara letigasi yang mendapat bantuan hukum/ditangani oleh Pemerintah Kabupaten Blitar dan kelima perkara tersebut telah diajukan ke Pengadilan Tata Usaha Negara. Perkara-perkara tersebut yaitu : Tabel 3.11 Perkara yang Ditangani di Kabupaten Blitar Tahun 2015 No Nomor Perkara Tingkat Persidangan Posisi Dalam Perkara Keterangan 1 32/G/2014/PTUN.SBY23 5/B/2014/PT.TUN.SBY Peninjauan Kembali Mahkamah Agung 2 29/G/2015/PTUNSBY Gugatan di PTUN Surabaya Sdr. Mujiono : Pemohon PK Bupati Blitar : Termohon PK Penggugat : Bupati Kediri Gubernur Jatim : Tergugat Bupati Blitar : Tergugat II Intervensi Pengajuan kontra memori peninjauan kembali dan Perkara sedang dalam Proses Putusan No : 29/G/2015/PT UNSBY dan dimenangkan oleh Penggugat 3-46

100 3 61/G/2015/PTUN.SBY Gugatan di PTUN Surabaya 4 29/G/2015/PTUNSBY Banding di PT.TUN Surabaya 5 61/G/2015/PTUN.SBY Banding di PT.TUN Surabaya Sumber: Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kab. Blitar, 2016 Sdr. Ngateno Gatot Sugito, BA : Penggugat Kakan Pertanahan Kab. Blitar : Tergugat Bupati Blitar : Sebagai tergugat II Intervensi Gubernur Jatim : Sebagai Pembanding Bupati Blitar : Pembanding Bupati Kediri : Terbanding Sdr. Ngateno Gatot Sugito, BA : Pembanding Kakan Pertanahan Kab. Blitar : Terbanding Bupati Blitar : Terbanding Dimenangkan oleh Kantor Pertanahan Blitar dan Bupati Blitar Masih dalam proses Masih dalam proses SASARAN STRATEGIS 23 : PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM YANG RAMAH LINGKUNGAN Indikator Kinerja Realisasi Pengukuran Kinerja Target Realisasi Capaian (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Persentase perusahaan yang memilliki Dokumen (HO, UKL/UPL, AMDAL) dan Ijin Lingkungan (%) % Rata-Rata Capaian Kinerja 100% (Sangat Berhasil) Capaian indikator di atas menunjukkan bahwa seluruh perusahaan yang ada di Kabupaten Blitar telah memiliki dokumen (HO, UKL/UPL, Amdal) dan ijin lingkungan. Penerbitan dokumen (HO, UKL/UPL, Amdal) dan ijin lingkungan yang dimaksud terbit atas adanya rekomendasi dari Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Blitar setelah perusahaan yang mengajukan dokumen ke Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Blitar dinyatakan lolos verifikasi sesuai SOP yang telah ditentukan. Pada tahun 2015 terdapat 201 perusahaan yang mengajukan dokumen dan kemudian mendapatkan rekomendasi. Beberapa program dilaksanakan untuk mendukung usaha yang ramah lingkungan, diantaranya : 3-47

101 Peningkatan Standart Pelayanan Minimum (SPM) Pengendalian Pencemaran Air, Udara dan Pengaduan Masyarakat dengan anggaran sebesar Rp ,- dan terealisasi sebesar Rp ,- (97,27%). Penyusunan Ranperda Izin Gangguan (HO) dan Ijin Lingkungan dengan anggaran sebesar Rp ,- dan terealisasi sebesar Rp ,- (99,8%). SASARAN STRATEGIS 24 : MENCEGAH MELUASNYA AREAL LAHAN KRITIS Indikator Kinerja Realisasi Pengukuran Kinerja Target Realisasi Capaian (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Luas lahan kritis (%) 9,95 9,09 9,81 6,72 3,5 3,66 95,42% Rata-Rata Capaian Kinerja 95,42% (Sangat Berhasil) Lahan kritis yang dimaksud merupakan luas areal lahan kritis yang berada di luar kawasan hutan. Kinerja indikator ini berpredikat Sangat Berhasil dengan realisasi sebesar 3,66%. Kawasan hutan di Kabupaten Blitar mencapai 36% dari total luas wilayah Kabupaten Blitar atau ,1 ha dari ha. Sampai tahun 2015 luas lahan kritis di wilayah Kabupaten Blitar sebesar ha yang secara detail disajikan pada Tabel Untuk terus meminimalisir luasan lahan kritis tersebut, Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Blitar terus berupaya untuk merehabilitasi hutan melalui pembangunan hutan rakyat dan kebun bibit rakyat (KBR). Tabel 3.12 Luas Lahan Kritis dan Luas Rehabilitasi Hutan dan Lahan (Ha) Menurut Kecamatan Tahun

102 Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Blitar, 2016 SASARAN STRATEGIS 25 : MENINGKATNYA PROFESIONALISME BIROKRASI Indikator Kinerja Realisasi Pengukuran Kinerja Target Realisasi Capaian (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Persentase SKPD 15,21 26,08 39,13 43, ,11 91,11% yang memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) (%) 2 Persentase Sertifikasi tanah aset Pemerintah Kabupaten (%) 41,92 41,52 41, ,42% 3 Persentase Ketepatan penyampaian Laporan Keuangan oleh SKPD (%) 4 Persentase Dokumen kepegawaian yang diselesaikan tepat waktu (sesuai kewenangan) (%) 5 Persentase kegiatan DPRD yang dapat dilaksanakan (%) ,85% 75,56 62, ,67% 76,67% ,6 124,5% 3-49

103 Indikator Kinerja Realisasi Pengukuran Kinerja Target Realisasi Capaian (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 6 Persentase penyelesaian Tindak Lanjut temuan audit (%) 95,41 97,22 98,46 81, % 7 Persentase Penanganan Pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti (%) 8 Ketepatan waktu penyelesaian ijin usaha sesuai SOP (%) 9 Persentase Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang miliki tata kearsipan yang baik (%) 10 Persentase realisasi penerimaan PAD (%) 11 Persentase peningkatan penerimaan PAD (%) , % 92,65 92, ,91 92,91% 60,2 12 4, % 104,02 111,55 113,71 112, ,24 111,24% 19,26 25,71 20,76 62, ,98 299,6% Rata-Rata Capaian Kinerja 119,84% (Sangat Berhasil) 1. Persentase SKPD yang memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) Sebagai bentuk tanggung jawab dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Bagian Organisasi Sekretariat Daerah telah berupaya untuk mengkoordinasikan seluruh SKPD untuk menyusun SOP. Namun pada tahun 2015, masih terdapat 8 SKPD yang belum menyusun SOP, meskipun angka tersebut menurun dari tahun ke tahun. Dengan kata lain, terdapat 82 dari 90 SKPD di Kabupaten Blitar yang telah memiliki dan melaksanakan SOP. 3-50

104 2. Persentase Sertifikasi tanah aset Pemerintah Kabupaten Di tahun 2015, tanah aset Pemerintah Kabupaten Blitar yang telah bersertifikat baru mencapai 50 persen atau sejumlah 862 bidang tanah dari tanah aset yang dimiliki. Untuk memperlancar proses penyelesaian sertifikasi yang telah diajukan, Pemerintah Kabupaten Blitar terus melakukan koordinasi secara intensif dengan Badan Pertanahan Nasional. Telah disediakan anggaran sebesar Rp ,- untuk memperlancar proses dimaksud melalui Program Pensertifikatan Tanah dan Pengamanan Asset Pemda pada BPKAD Kabupaten Blitar, yang di akhir tahun anggaran 2015 dapat diserap sekitar 61,25 persen. 3. Persentase ketepatan penyampaian Laporan Keuangan oleh SKPD Dari tahun ke tahun, seluruh SKPD dilingkup Pemerintah Kabupaten Blitar selalu menyampaikan laporan keuangan tepat waktu kepada BPKAD selaku. Sebagai upaya untuk memastikan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan dari seluruh SKPD, Bagian Akuntansi pada BPKAD selalu melakukan rekonsiliasi Laporan Realisasi Anggaran (LRA) setiap triwulan. Disamping itu, seluruh SKPD di Kabupaten Blitar juga secara aktif melakukan konsultasi dengan BPKAD selaku SKPD yang membidangi laporan keuangan terkait dengan persiapan pencatatan akuntansi. Adapun Program kegiatan yang mendukung efektifitas penyampaian laporan keuangan antara lain: Penyusunan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah dengan anggaran sebesar Rp ,- dan terealisasi sebesar Rp ,- (92,63%) Penatausahaan Akuntansi atas Pelaksanaan APBD Tahun 2015 dengan anggaran sebesar Rp ,- dan terealisasi sebesar Rp ,- (72,59%) Penyusunan Penatausahaan Pelaksanaan APBD dengan anggaran sebesar Rp ,- dan terealisasi sebesar Rp ,- (98,35%) Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Penatausahaan Pengelolaan Keuangan di Wilayah dengan anggaran sebesar Rp ,- dan terealisasi sebesar Rp ,- (49,97%). 3-51

105 4. Persentase Dokumen kepegawaian yang diselesaikan tepat waktu (sesuai kewenangan) Dari total dokumen kepegawaian yang diterbitkan di tahun 2015 ( dokumen), 76,67 persen diantaranya selesai tepat waktu ( dokumen). Sisanya merupakan dokumen yang salah satunya terkait dengan proses Pendataan Ulang Pegawai Negeri Sipil (PUPNS). Untuk mengatasi hal tersebut, Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Blitar melakukan pengkajian terhadap data kepegawaian PNS yang ada. Beberapa program telah dilaksanakan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi dokumen kepegawaian dilingkup Pemerintah Kabupaten Blitar, antara lain: Penataan Sistem Administrasi Kenaikan Pangkat PNS dengan anggaran sebesar Rp ,- dan terealisasi sebesar Rp ,- (72,62%) Proses Pengusulan Kartu Pegawai, Kartu Istri/Kartu Suami, Taspen, Bapertarum dan Konversi NIP dengan anggaran sebesar Rp ,- dan terealisasi sebesar Rp ,- (90,71%) Pelaksanaan Pendataan Ulang PNS dengan anggaran sebesar Rp ,- dan terealisasi sebesar Rp ,- (69,9%) Pemindahan Tugas PNS dengan anggaran sebesar Rp ,- dan terealisasi sebesar Rp ,- (90,2%). 5. Persentase kegiatan DPRD yang dapat dilaksanakan Secara umum, kegiatan DPRD yang telah diagendakan dapat dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan. Di tahun 2015, 523 kegiatan dapat dilaksanakan dari 525 yang diagendakan. Kegiatan yang telah terjadwal namun belum dapat dilaksanakan akan dijadwal ulang pada tahun berikutnya. 6. Persentase penyelesaian Tindak Lanjut temuan audit Dari temuan audit Inspektorat, temuan atau sekitar 88 persen temuan tersebut ditindaklanjuti. Hal ini disebabkan karena belum sepenuhnya SKPD/obyek pemeriksaan memahami pentingnya menindaklanjuti rekomendasi hasil pemeriksaan Inspektorat Kabupaten Blitar. Oleh karenanya dilaksanakan rapat koordinasi pengawasan antara Inspektorat dan SKPD di lingkup Pemerintah Kabupaten Blitar yang cukup intens. 3-52

106 Untuk mendukung permorma kinerja Pemerintah Kabupaten Blitar melalui penyelesaian tindak lanjut temuan audit, maka dilaksanakan Program Evaluasi Tindak Lanjut Hasil Temuan Pemeriksaan Internal dengan anggaran sebesar Rp ,- dan terealisasi sebesar Rp ,- (88,48%). 7. Persentase Penanganan Pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti Di tahun 2015 terdapat 69 kasus yang diadukan oleh masyarakat kepada Pemerintah Kabupaten Blitar yang seluruhnya dapat ditangani untuk ditindaklanjuti. Melalui Inspektorat Kabupaten Blitar, seluruh aduan tersebut ditindaklanjuti sesuai dengan Standart Operasional Prosedur (SOP) yang telah ditetapkan. Hal tersebut didukung dengan anggaran sebesar Rp ,- yang terealisasi sebesar 69,26 persen atau sejumlah Rp ,- melalui kegiatan Pelaksanaan Pengawasan Khusus di Lingkungan Pemerintah Daerah. 8. Ketepatan waktu penyelesaian ijin usaha sesuai SOP Pada tahun 2015, terdapat ijin usaha yang diterbitkan Pemerintah Kabupaten Blitar yang mencakup SIUP sejumlah ijin dan TDP sebanyak ijin. Dari seluruh ijin usaha tersebut hampir seluruhnya dapat diselesaikan secara tepat waktu (92,91%), baik SIUP (1.605 ijin selesai tepat waktu) maupun TDP (1.714 ijin selesai tepat waktu). Ketepatan waktu penyelesaian ijin usaha ini masih dipengaruhi oleh volume permohonan ijin yang pada saat tertentu mengalami lonjakan yang cukup signifikan, yang pada akhirnya di titik tersebut ijin usaha tidak mampu diselesaikan pada waktu yang tepat meskipun penambahan personil telah dilakukan. Untuk meningkatkan pelayanan publik di bidang perijinan, dilaksanakan beberapa kegiatan antara lain: a) Pelaksanaan kegiatan one day service perijinan b) Monitoring dan evaluasi pelaksanaan perijinan c) Pelaksanaan survey/tinjau lokasi d) Sosialisasi pelaksanaan perijinan. 3-53

107 9. Persentase Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang miliki tata kearsipan yang baik Setelah mengalami beberapa evaluasi oleh Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah (KPAD) Kabupaten Blitar, di tahun 2015 diketahui bahwa hanya 5 SKPD yang memiliki tata kearsipan yang baik. Hal ini disebabkan karena hampir semua SKPD belum siap untuk menyerahkan arsip statisnya. Untuk itu, di tahun 2015 dilaksanakan Bimbingan Teknis Kearsipan serta asistensi kearsipan untuk meningkatkan pengetahuan terkait dengan tata arsip yang baik dan sesuai dengan ketentuan yang ada. 10. Persentase realisasi penerimaan PAD Penerimaan PAD Kabupaten Blitar pada tahun 2015 berada di atas angka yang ditargetkan. Berikut merupakan detail target serta realisasi penerimaan PAD Kabupaten Blitar sejak tahun 2011: 1. Tahun 2011 Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Blitar ditargetkan sebesar Rp ,- dan terealisasi sebesar Rp ,- 2. Tahun 2012 Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Blitar ditargetkan sebesar Rp ,- dan terealisasi sebesar Rp ,- 3. Tahun 2013 Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Blitar ditargetkan sebesar Rp ,- dan terealisasi sebesar Rp ,- 4. Tahun 2014 Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Blitar ditargetkan sebesar Rp ,- dan terealisasi sebesar Rp ,- 5. Tahun 2015 Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Blitar ditargetkan sebesar Rp ,66,- dan terealisasi sebesar Rp ,99,- 11. Persentase peningkatan penerimaan PAD Dari realisasi penerimaan PAD yang telah diuraikan sebelumnya, diketahui bahwa peningkatan penerimaan PAD di tahun 2015 (14,98%) berada di atas angka yang ditargetkan (5%). Beberapa hal yang telah dilakukan Kabupaten Blitar melalui Dinas Pendapatan untuk terus meningkatkan PAD yang diterima antara lain: Pemeliharaan data PBB P2 dan SISMIOP Pengelolaan dan pemeliharaan Software NPWPD 3-54

108 Pemeliharaan Software Aplikasi Penerimaan Pendapatan Bimtek Implementasi Perundang-Undangan peningkatan kapasitas SDM Pengelolaa Pendapatan Pelatihan dan Pendidikan Formal peningkatan SDM Pengelolaa Pendapatan Sosialisasi-Publikasi dan Advetorial melalui LPPD Radio Persada, televisi lokal, koran dan majalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat membayar pajak; Sosialisasi Pajak dan Retribusi Daerah melalui media luar ruang; Optimalisasi pengelolaan tanah eks Bengkok Optimalisasi Gedung/Tanah/bangunan/Rumah dinas milik pamerintah daerah dan lainlainnya Adapun program kegiatan untuk menunjang peningkatan penerimaan PAD antara lain : Intensifikasi dan Ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan daerah dengan anggaran sebesar Rp ,- dan terealisasi sebesar Rp ,- (99,23%) Pendataan dan pemeliharaan data Obyek Pajak dengan anggaran sebesar Rp ,- dan terealisasi sebesar Rp ,- (99,57%) Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan anggaran sebesar Rp ,- dan terealisasi sebesar Rp ,- (97,5%) Sosialisasi publikasi pendapatan daerah melalui mass media dengan anggaran sebesar Rp ,- dan terealisasi sebesar Rp ,- (95,72%) Intensifikasi peningkatan penerimaan PBB P2 dengan anggaran sebesar Rp ,- dan terealisasi sebesar Rp ,- (97,65%) Pengembangan system informasi pendataan pajak daerah dengan anggaran sebesar Rp ,- dan terealisasi sebesar Rp ,- (98,71) Optimalisasi pengelolaan dan pengembangan sumber-sumber pendapatan daerah dengan anggaran sebesar Rp ,- dan terealisasi sebesar Rp ,- (99,45%) 3-55

109 SASARAN STRATEGIS 26 : MENINGKATNYAKINERJA DAN DISIPLIN APARATUR Indikator Kinerja Realisasi Pengukuran Kinerja Target Realisasi Capaian (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Persentase Pelayanan administrasi persuratan di tingkat Sekretariat Daerah (%) 99,55 99,55 99,67 99, ,81 99,81% 2 Persentase peningkatan penyediaan sarana dan prasarana aparatur (%) 3 Persentase Jumlah SKPD yang dilakukan pembinaan dan pengawasan oleh inspektorat (%) 4 Persentase pengadaan barang/jasa melalui Unit Layanan Pengadaan (%) ,94 102,94% , % Rata-Rata Capaian Kinerja 97, % 100,68% (Sangat Berhasil) 1. Persentase Pelayanan administrasi persuratan di tingkat Sekretariat Daerah Secara umum setiap tahunnya termasuk di tahun 2015, seluruh administrasi persuratan dapat ditindaklanjuti sesuai dengan prosedur yang ada. Masih adanya surat yang belum dapat ditindaklanjuti sampai akhir tahun 2015 disebabkan masih menunggu disposisi dari pimpinan, sehingga belum dapat didistribusikan ke bagian yang menangani. 2. Persentase peningkatan penyediaan sarana dan prasarana aparatur Lampauan realisasi penyediaan sarana dan prasarana aparatur di tahun 2015 yang mencapai 102,94 persen dipengaruhi oleh penambahan anggaran pengadaan kain seragam 3-56

110 PNS pada Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) tahun 2015, yang sedianya pengadaan kain tersebut diperuntukkan bagi PNS bertambah menjadi PNS. 3. Persentase Jumlah SKPD yang dilakukan pembinaan dan pengawasan oleh inspektorat Inspektorat Kabupaten Blitar melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap seluruh SKPD (90 SKPD) dilingkup Kabupaten Blitar melalui PKPT (Program Kerja Pemeriksaan Tahunan) yang telah dijadwalkan di setiap awal tahun. Kegiatan pengawasan dan pembinaan tersebut didukung oleh program kegiatan: Pelaksanaan Pengawasan Internal secara berkala dengan anggaran sebesar Rp ,- dan terealisasi sebesar Rp ,- (95,82%) Evaluasi LAKIP SKPD dengan anggaran sebesar Rp ,- dan terealisasi sebesar Rp ,- (98,31) 4. Persentase pengadaan barang/jasa melalui Unit Layanan Pengadaan Pengadaan barang/jasa sampai tahun 2013 masih menggunakan istilah LPSE (Layanan Pengadaan Secara Elektronik). Sejak tahun 2014, pengadaan barang/jasa dilakukan melalui Unit Layanan Pengadaan (ULP). Di tahun 2015, terdapat 282 paket permintaan pengadaan barang/jasa yang seluruhnya dilakukan melalui mekanisme lelang di e-proc. Efektifnya e- proc dalam penentuan lelang tersebut didukung oleh: 1. Meningkatnya pengetahuan para pengelola kegiatan di masing-masing SKPD terkait pengadaan barang/jasa pemerintah. 2. Terjalinnya komunikasi dan koordinasi PA/KPA, PPK dengan ULP. 3. Meningkatnya APBD yang berdampak pada meningkatnya belanja langsung pemerintah, baik belanja barang dan jasa maupun belanja modal. Dalam rangka meningkatkan pemahaman tentang pengadaan barang/jasa dilakukan beberapa hal diantaranya : 1. Bagian Pembangunan setiap tahun mendatangkan Narasumber dari LKPP dan mengundang SKPD dalam rangka sosialisasi pengadaan barang/jasa pemerintah. 2. Memberikan fasilitasi konsultasi bagi SKPD dengan LKPP apabila dijumpai permasalahan terkait pengadaan barang/jasa. 3-57

111 yang dilaksanakan melalui program kegiatan antara lain: Fasilitasi Unit Layanan Pengadaan (ULP) dengan anggaran sebesar Rp ,- dan terealisasi sebesar Rp ,- (94,19%) Pendampingan Penyusunan RUP dengan anggaran sebesar Rp ,- dan terealisasi sebesar Rp ,- (32,22%) Pendampingan Pengadaan Barang/jasa di Desa dengan anggaran sebesar Rp ,- dan terealisasi sebesar Rp ,- (87,33%) SASARAN STRATEGIS 27 : TERWUJUDNYA KELEMBAGAAN DAN KETATALAKSANAAN PEMERINTAH YANG EFEKTIF DAN EFISIEN Indikator Kinerja Realisasi Pengukuran Kinerja Target Realisasi Capaian (%) (1) (2) (3) (4) (5) 1 Persentase Kegiatan yang dimuat 88, ,87 109,8% dalam dokumen perencanaan (RKPD) yang direalisasikan dalam dokumen penganggaran (APBD) (%) 2 Persentase SKPD yang memiliki Renstra dengan baik (%) Rata-Rata Capaian Kinerja 97, ,6 97,6% 103,7% (Sangat Berhasil) 1. Persentase Kegiatan yang dimuat dalam dokumen perencanaan (RKPD) yang direalisasikan dalam dokumen penganggaran (APBD) Pada tahun 2015, dari kegiatan yang dilaksanakan di Kabupaten Blitar terdapat kegiatan yang selaras antara RKPD dengan APBD. Melalui Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten Blitar, ketidakselarasan yang terjadi diminimalisir melalui penyelenggaraan Bimtek Penyusunan Renja kepada SKPD sesuai dengan Peraturan Perundangan yang berlaku. Dalam Bimtek tersebut, SKPD diberikan arahan dan pedoman yang jelas dan terperinci untuk menjamin keselarasan antara kegiatan yang dilaksanakan dengan Visi/Misi Kepala Daerah. 3-58

112 2. Persentase SKPD yang memiliki Renstra dengan baik Dari 83 SKPD di lingkup Kabupaten Blitar, sampai tahun 2015 hanya dua SKPD yang diniliai tidak memiliki Renstra SKPD yang baik. Kedua SKPD tersebut kurang maksimal dalam menyusun Renstra karena tingginya volume pekerjaan. Oleh karenanya, di akhir tahun 2015 dilakukan pendampingan dan evaluasi SAKIP SKPD dengan Renstra SKPD sebagai salah satu entitasnya. SASARAN STRATEGIS 28 : MENINGKATNYA KUALITAS PELAYANAN PUBLIK Indikator Kinerja Realisasi Pengukuran Kinerja Target Realisasi Capaian (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Persentase layanan publik yang menggunakan Teknologi Informasi (TI) (%) ,3 99,12% 2 Persentase masalah pertanahan yang difasilitasi (%) 3 Persentase lokasi rawan bencana yang telah di pasang rambu-rambu (%) 4 Jumlah Press Release yang diadakan dalam rangka pelayanan informasi yang akurat, transparan dan akuntabel 5 Persentase kunjungan masyarakat ke perpustakaan (%) % 1, ,4% ,5% 13,75 9, % Rata-Rata Capaian Kinerja 107,6% (Sangat Berhasil) 3-59

113 1. Persentase layanan publik yang menggunakan Teknologi Informasi (TI) Pada tahun 2015, terdapat 121 layanan publik yang diselenggarakan oleh SKPD dilingkup Kabupaten Blitar. Dari seluruh layanan tersebut, 96 diantaranya telah menggunakan Teknologi Informasi (TI). Untuk mendukung layanan tersebut, dilaksanakan Program Pengembangan Infrastruktur Jaringan TIK Terintegrasi (E-Gov) dengan anggaran sebesar Rp ,- dan terealisasi sebesar Rp ,- (99,66%). 2. Persentase masalah pertanahan yang difasilitasi Terdapat enam masalah pertanahan yang terjadi di Kabupaten Blitar pada tahun 2015 yang keseluruhannya difasilitasi oleh Pemerintah Kabupaten Blitar melalui Bagian Pemerintahan. Keenam masalah pertanahan tersebut antara lain: 1. Perkebunan Karangnongko 2. Perkebunan Jurang Banteng 3. Perkebunan Rotorejo Kruwuk 4. Perkebunan Eks- Gunung Nyamil 5. Perkebunan Gondangtapen 6. IP4T 3. Persentase lokasi rawan bencana yang telah di pasang rambu-rambu Menurut hasil penelitan yang dilakukan, semua wilayah kecamatan di Kabupaten Blitar memiliki lokasi rawan bencana. Di tahun 2015, hanya terdapat 4 kecamatan (Panggungrejo, Wates, Bakung, dan Wonotirto) yang telah dipasang rambu rawan bencana dalam hal ini rambu-rambu tsunami. 4. Jumlah Press Release yang diadakan dalam rangka pelayanan informasi yang akurat, transparan dan akuntabel Terdapat 198 press release yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Blitar melalui Kegiatan Fasilitasi Publikasi dan Advertorial Pembangunan Daerah di Media Masa dengan anggaran sebesar Rp ,- dan terealisasi sebesar Rp ,- (99,65%). 3-60

114 5. Persentase kunjungan masyarakat ke perpustakaan Beberapa upaya telah dilakukan Pemerintah Kabupaten Blitar untuk meningkatkan kunjungan masyarakat ke perpustakaan seperti menggiatkan perpustakaan keliling, menyediakan fasilitas internet, serta memfasilitasi pengadaan buku bacaan (bahan pustaka) yang update. Hal tersebut dilaksanakan melalui program kegiatan Pengembangan minat dan budaya baca, Penyediaan bahan pustaka perpustakaan umum daerah, dan Perpustakaan keliling. SASARAN STRATEGIS 29 : MENGUATNYA PERAN MASYARAKAT DALAM KEHIDUPAN POLITIK Indikator Kinerja Realisasi Realisasi Pengukuran Kinerja Target Realisasi Capaian (%) (1) (2) (3) (4) (5) 1 Persentase partisipasi perempuan di lembaga legislatif, dan lembaga pemerintah 8,99% 9,27% 86,14% 85,63% 99,4% Rata-Rata Capaian Kinerja 99,4% (Sangat Berhasil) Data menunjukkan bahwa di Kabupaten Blitar terdapat jiwa wanita bekerja yang 85,63 persen diantaranya bekerja di lembaga legislatif dan pemerintah atau sejumlah jiwa. Program peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan dianggarkan sebesar Rp ,- dan terealisasi sebesar Rp ,- (94%) telah dilaksanakan sebagai upaya mengawal porsi wanita dalam pembangunan. 3-61

115 3.3 REALISASI ANGGARAN Berikut disajikan jumlah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan Kabupaten Blitar Tahun 2015: 1. Realisasi pendapatan : Rp ,99,- 2. Realisasi belanja : Rp ,98,- Realisasi pendapatan tersebut bersumber dari: a) Pendapatan Asli Daerah (PAD) : Rp ,99,- b) Pendapatan Transfer : Rp ,- c) Lain-lain pendapaatan yang sah : Rp ,- Sedangkan realisasi belanja dipergunakan untuk: a) Belanja Operasional : Rp ,19,- b) Belanja modal : Rp ,79,- c) Belanja tak terduga : Rp. 0,- d) Transfer : Rp ,- Realisasi belanja dibedakan menjadi belanja langsung dan tidak langsung yang secara rinci disajikan sebagai berikut: Belanja langsung Belanja modal : Rp ,79,- Belanja barang dan jasa : Rp ,19,- Belanja pegawai : Rp ,- + Rp ,98,- Belanja tidak langsung Belanja Pegawai : Rp ,- Belanja hibah : Rp ,- Belanja Bansos : Rp ,- Belanja bagi hasil : Rp ,- Belanja bantuan keuangan : Rp ,- Belanja tak terduga : Rp. 0,- Rp ,- 3-62

116 Sehingga : Belanja langsung : Rp ,98,- Belanja tidak langsung : Rp ,- Total : Rp ,98,- Dari penghitungan di atas didapatkan surplus antara pendapatan dan belanja sebesar Rp ,01,-. Secara ringkas, realisasi anggaran yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian dari MISI yang telah dibiayai dari belanja langsung disajikan sebagai berikut: Tabel 3.13 Anggaran dan Realisasi Keuangan per Misi Pembangunan Kabupaten Blitar MISI % 1. Mewujudkan kesejahteraan, keberdayaan, kesempatan kerja dan partisipasi masyarakat. Rp ,- Rp ,- 87,79 2. Mewujudkan peningkatan kualitas infrastruktur dan pelayanan publik serta akses masyarakat terhadap sumber daya ekonomi, pelayanan kesehatan dan pendidikan Rp ,- Rp ,- 97,48 3. Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan dengan didukung penguatan Sistem Innovasi Daerah Rp ,- Rp ,- 43,41 4. Mewujudkan penerapan nilai-nilai kehidupan beragama dalam perilaku kehidupan bermasyarakat yang memiliki kepekaan dan kepedulian sosial berdasarkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Yang Maha Kuasa 5. Mewujudkan ketentraman dan ketertiban di lingkungan masyarakat serta penegakan hukum dan HAM 6. Mewujudkan optimalisasi pengendalian sumber daya alam, pelestarian lingkungan hidup dan penataan ruang yang berkelanjutan Rp ,- Rp ,- 97,25 Rp ,- Rp ,- 79,63 Rp ,- Rp ,- 84,

117 MISI % 7. Mewujudkan revitalisasi proses desentralisasi dan otonomi daerah melalui reformasi birokrasi yang profesional dan bersih dari KKN Rp ,- Rp ,- 89,06 Pada tahun 2015 anggaran untuk belanja langsung sebesar Rp ,50,- dan terealisasi sebesar Rp ,98,- (89,26%). Dan dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pada tahun 2015 ini terdapat 84,54 persen (Rp ,-) program-program yang dilaksanakan dan direalisasikan untuk mendukung pencapaian misi Kabupaten Blitar. Selain program-program tersebut Kabupaten Blitar juga melaksanakan program-program lain yang diperlukan untuk pembangunan dan kemajuan Kabupaten Blitar sebesar 15,45 persen (Rp ,98,-). 3-64

118 4 Penutup L KjIP disusun sebagai wujud pertanggung jawaban dalam pencapaian misi dan tujuan Instansi Pemerintah, serta dalam rangka perwujudan good governance. Tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran tingkat pencapaian sasaran maupun tujuan Instansi Pemerintah sebagai jabaran dari visi, misi dan strategi Instansi Pemerintah yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan. Penyelenggaraan pemerintahan yang baik, pada hakikatnya adalah proses perencanaan dan pelaksanaan kebijakan publik berdasarkan prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, partisipasif, adanya kepastian hukum, kesetaraan, efektif dan efisien. Prinsiprinsip penyelenggaraan pemerintahan demikian merupakan landasan bagi penerapan kebijakan yang demokratis yang dilandasi dengan menguatnya kontrol dari masyarakat terhadap kinerja pelayanan publik. Berdasarkan LKjIP Kabupaten Blitar Tahun 2015 ini, secara umum Pemerintah Kabupaten Blitar telah memperlihatkan pencapaian kinerja yang baik atas sasaran-sasaran strategisnya. Dua puluh sembilan sasaran strategis sebagaimana tertuang dalam dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2015, sebagian besar telah dapat direalisasikan dengan Sangat Berhasil. Berdasarkan hasil pengukuran kinerja terhadap dua puluh sembilan sasaran, disimpulkan bahwa 23 sasaran (79,3%) tercapai dengan predikat Sangat Berhasil, 3 sasaran (10,3%) tercapai dengan predikat Berhasil, 1 sasaran (3,4%) tercapai dengan predikat Cukup berhasil, dan 1 sasaran (3,4%) tercapai dengan predikat Kurang Berhasil yaitu Meningkatnya Ketaqwaan Masyarakat Kepada Tuhan Yang Maha Esa dikarenakan Pemerintah Kabupaten Blitar belum dapat memenuhi amanat yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor

119 Tahun 2009 tentang Kesehatan sehingga penyaluran dana hibah dan bantuan sosial pembangunan tempat ibadah belum dapat direalisasikan dan 1 sasaran belum diketahui hasilnya di tahun Sasaran yang belum diketahui hasilnya tersebut adalah Meningkatnya Usia Harapan Hidup dikarenakan saat laporan ini disusun Angka Harapan Hidup belum dirilis oleh Badan Pusat Statistik. Namun secara series, AHH Kabupaten Blitar menunjukkan peningkatan setiap tahunnya. Dari dua puluh sembilan sasaran tersebut telah ditetapkan pula indikator kinerja sasaran sebanyak tujuh puluh tujuh indikator kinerja yang dapat disimpulkan bahwa 32 (tiga puluh dua) indikator kinerja atau 41,55% melebihi target yang telah ditetapkan; 12 (dua belas) indikator kinerja atau 15,6% sesuai target yang telah ditetapkan, dan 32 (tiga puluh dua) indikator kinerja atau 41,55% kurang dari target yang telah ditetapkan, serta terdapat 1 (satu) indikator kinerja yaitu AHH yang belum dapat diukur sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya. Akhirnya secara umum dapat disimpulkan bahwa pencapaian target terhadap beberapa indikator kinerja yang tercantum dalam Peraturan Bupati Blitar nomor 30 Tahun 2014, yang juga dituangkan dalam Perjanjian Kinerja Kabupaten Blitar Tahun 2015 dapat dipenuhi sesuai dengan harapan. Terhadap indikator kinerja yang realisasinya belum memenuhi target yang telah ditetapkan akan menjadi perhatian dan bahan evaluasi untuk memperbaiki kinerja Pemerintah Kabupaten Blitar serta akan diupayakan untuk dicapai pada periode selanjutnya sesuai dengan prioritas pembangunan yang akan datang. Pemerintah Kabupaten Blitar pada tahun 2015 telah menerima beberapa penghargaan sebagai bukti bahwa Pemerintah Kabupaten Blitar telah menjalankan programprogramnya dengan baik. Adapun beberapa penghargaan tersebut disertakan pada lampiran laporan ini. 4-2

120 Lampiran 1) Perjanjian Kinerja Tahun 2015 Pemerintah Kabupaten Blitar 2) Matriks RPJMD Kabupaten Blitar Tahun disesuaikan 3) Matriks Pengukuran Kinerja Tahun 2015 Pemerintah Kabupaten Blitar 4) Pernyataan Telah Direviu dari Inspektorat 5) Prestasi dan Penghargaan yang diterima Kabupaten Blitar

121

122 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2015 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 1 Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan 1 Angka Kematian Ibu (AKI) 118 per kelahiran hidup 2 Angka Kematian Bayi (AKB) 13,4 per 1000 kelahiran hidup 3 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan 4 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin 5 Persentase masyarakat miskin yang terlayani (tercover) jaminan pelayanan kesehatan (semua jaminan kesehatan) 100% 15% 100% 2 Meningkatnya Usia Harapan Hidup 1 Angka Harapan Hidup 72,09 tahun 3 Menurunnya prevalensi anak balita kurang gizi 4 Meningkatnya akses dan mutu pendidikan 1 Cakupan Balita gizi buruk mendapat perawatan 1 Angka Partisipasi Kasar (APK) Jenjang SD/MI Jenjang SMP/MTs Jenjang SMA/SMK/MA 2 Angka Partisipasi Murni (APM) Jenjang SD/MI Jenjang SMP/MTs Jenjang SMA/SMK/MA 3 Angka Kelulusan (AL) Jenjang SD/MI Jenjang SMP/MTs 100% 99,5% 99,1% 55,25% 91,23% 82,35% 42,12% 100% 100% 1

123 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Jenjang SMA/SMK/MA 100% 4 Pendidik yang memiliki sertifikat 80% pendidik 5 Berkurangnya angka buta huruf 1 Angka Melek Huruf 91,98 6 Meningkatnya kualitas dan produktivitas kerja 1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 63% 7 Meningkatnya kesejahteraan perlindungan kerja dan tenaga 1 Persentase tenaga kerja yang ikut Jamsostek 2 Persentase perusahaan yang menerapkan Upah Minimum Kabupaten 27% 51% 8 Tersedianya infrastruktur Jalan dan jembatan, transportasi serta teknologi informasi dan komunikasi (TIK) 9 Tersedianya infrastruktur pertanian, peternakan, perikanan dan kelautan yang memadai untuk peningkatan produksi dan pemasaran produk 1 Persentase panjang jalan Kabupaten yang kondisinya baik 2 Persentase jembatan yang kondisinya baik 3 Persentase saluran drainase di jalan Kabupaten yang berfungsi baik 4 Persentase Panjang Jalan Kabupaten yang dilengkapi PJU 5 Persentase terpenuhinya rambu lalin di jalan kabupaten 1 Cakupan pemenuhan jaringan irigasi sekunder 2 Persentase panjang jalan lingkungan yang kondisinya baik 3 Persentase saluran drainase lingkungan yang berfungsi baik 75% 84% 84% 15% 60% 90% 68% 75% 10 Tersedianya infrastruktur 1 Akses Rumah Tangga terhadap 75% 2

124 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target kesehatan yang makin luas jangkauannya 11 Tersedianya infrastruktur pendidikan yang layak dan memenuhi standar 12 Meningkatnya akses masyarakat terhadap sarana dan prasarana dasar pemukiman 13 Meningkatnya kualitas objek dan sarana pariwisata sanitasi dasar 1 Ruang kelas yang kondisinya baik Jenjang SD/MI Jenjang SMP/MTs Jenjang SMA/SMK/MA 1 Persentase Rumah Tangga pengguna air bersih 1 Persentase peningkatan kunjungan wisata 2 Persentase PAD sektor Pariwisata terhadap seluruh PAD Kabupaten Blitar 89% 93% 95% 60% 3,5% 1,1% 14 Menurunnya persentase penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan 1 Persentase keluarga miskin 39,34% 15 Terpenuhinya kecukupan pangan yang bermutu dan terjangkau 16 Meningkatnya daya beli dan ketahanan masyarakat melalui pengembangan aktivitas ekonomi berbasis potensi lokal 1 Persentase ketersediaan bahan pangan 1 Persentase produksi perikanan tangkap 2 Persentase produksi ikan budidaya 3 Persentase sumbangan PDRB dari sektor Pertanian terhadap seluruh PDRB di Kabupaten Blitar 4 Persentase Peningkatan produksi padi 100% 14,38% 85,61% 43,23% 3% 3

125 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 5 Produksi Daging ton 6 Produksi Telor ton 7 Produksi Susu ton 8 Persentase sumbangan PDRB dari sektor Kehutanan terhadap seluruh PDRB di Kabupaten Blitar 9 Jumlah Industri (IKM) yang dibina 10 Persentase sumbangan PDRB dari sektor Industri terhadap seluruh PDRB di Kabupaten Blitar 0,65% 45 2,7% 11 Omset produk unggulan Daerah IDR 17 Meningkatnya peran kelembagaan dan permodalan UMKM dalam pengembangan ekonomi lokal yang berdaya saing 18 Meningkatnya investasi yang mendorong penciptaan lapangan kerja 1 Persentase peningkatan koperasi yang mendapatkan penilaian baik 2 Persentase UMKM tangguh dan UMKM mandiri 1 Persentase peningkatan PMDN di daerah 79,14% 98% 100% 19 Meningkatnya peran dan kontribusi kawasan pedesaan sebagai basis pertumbuhan ekonomi 1 Pertumbuhan Kelompok Tani 94,64% 2 Persentase Unit Usaha Gapoktan di tingkat Desa, yang dibentuk 3 Jumlah BUM Desa yang dikembangkan di pedesaan 100% Meningkatnya ketaqwaan masyarakat kepada 1 Persentase Penyaluran Dana Hibah dan Bantuan Sosial 80% 4

126 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Tuhan Yang Maha Esa 21 Berkembangnya penerapan nilai budaya dalam rangka peningkatan modal sosial 22 Menurunnya pelanggaran hukum dan kriminalitas 23 Pengelolaan Sumber daya alam yang ramah lingkungan Pembangunan Tempat Ibadah 1 Persentase grup kesenian/ kebudayaan yang dibina 1 Persentase penanganan kasus pelanggaran perda pada tahun ybs 2 Rasio jumlah satpol pp per penduduk 3 Persentase Perkara yang ditangani dalam setahun 1 Persentase perusahaan yang memilliki Dokumen (HO, UKL/UPL, AMDAL) dan Ijin Lingkungan 90% 100% 2 100% 100% 24 Mencegah meluasnya areal lahan kritis 1 Luas lahan kritis 3,5% 25 Meningkatnya profesionalisme birokrasi 1 Persentase SKPD yang memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) 2 Persentase Sertifikasi tanah aset Pemerintah Kabupaten 3 Persentase Ketepatan penerbitan dokumen & Laporan Keuangan oleh SKPD 4 Persentase Dokumen kepegawaian yang diselesaikan tepat waktu (sesuai kewenangan) 5 Persentase kegiatan DPRD yang dapat dilaksanakan 100% 70% 70% 100% 80% 5

127 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 26 Meningkatnya kinerja dan disiplin aparatur 27 Terwujudnya kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintah yang efektif dan efisien 6 Persentase penyelesaian Tindak Lanjut temuan audit 7 Persentase Penanganan Pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti 8 Ketepatan waktu penyelesaian ijin usaha sesuai SOP 9 Persentase Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang miliki tata kearsipan yang baik 10 Persentase realisasi penerimaan PAD 11 Persentase peningkatan penerimaan PAD 1 Persentase Pelayanan administrasi persuratan di tingkat Sekretariat Daerah 2 Persentase peningkatan penyediaan sarana dan prasarana aparatur 3 Persentase Jumlah SKPD yang dilakukan pembinaan dan pengawasan oleh inspektorat 4 Persentase pengadaan barang/jasa melalui Unit Layanan Pengadaan 1 Persentase Kegiatan yang di muat dalam dokumen perencanaan (RKPD) yang direalisasikan dalam dokumen penganggaran (APBD) 100% 100% 100% 5% 100% 5% 100% 100% 100% 100% 80% 2 Persentase SKPD yang memiliki 100% 6

128 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Renstra dengan baik 28 Meningkatnya kualitas pelayanan publik 29 Menguatnya peran masyarakat dalam kehidupan politik 1 Persentase layanan publik yang menggunakan Teknologi Informasi (TI) 2 Persentase masalah pertanahan yang difasilitasi 3 Persentase lokasi rawan bencana yang telah di pasang rambu-rambu 4 Jumlah Press Release yang diadakan dalam rangka pelayanan informasi yang akurat, transparan dan akuntabel 5 Persentase kunjungan masyarakat ke perpustakaan 1 Persentase partisipasi perempuan di lembaga legislatif, dan lembaga pemerintah 80% 80% 13% % 86,14% NO PROGRAM ANGGARAN 1 Pelayanan Administrasi Perkantoran Rp Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Rp Peningkatan disiplin aparatur Rp Fasilitasi pindah/purna tugas PNS Rp Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Rp Peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan Rp Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi Rp Peningkatan Pelayanan Perijinan Rp Pembinaan Lingkungan Sosial Rp Pelayanan Kontrasepsi Rp Kesehatan Reproduksi Remaja Rp Keluarga Berencana Rp

129 13 Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan Rp Obat dan Perbekalan Kesehatan Rp Pembangunan jalan dan jembatan Rp Pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir Rp Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat 17 Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Rp Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya 18 Pembinaan dan pengawasan bidang pertambangan Rp Penataan Administrasi Kependudukan Rp Penciptaan iklim usaha Usaha Kecil Menengah yang konduksif Rp Pendidikan Anak Usia Dini Rp Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan Rp Pengembangan data/informasi Rp Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Rp Pengembangan Nilai Budaya Rp Pengembangan pemasaran pariwisata Rp Program pengembangan wilayah transmigrasi Rp Peningkatan kapasitas iptek sistem produksi Rp Peningkatan kapasitas lembaga perwakilan rakyat daerah Rp Peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan Rp Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan Rp Peningkatan Kesejahteraan Petani Rp Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja Rp Perencanaan Tata Ruang Rp Perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan Rp Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial Rp Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong Rp Pengelolaan Kekayaan Budaya Rp Pengembangan destinasi pariwisata Rp Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah Rp Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan Rp Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup Rp Program Peningkatan Kesempatan Kerja Rp Peningkatan Ketahan Pangan (pertanian/perkebunan) Rp

130 45 Peningkatan pelayanan kedinasan kepala daerah/wakil kepala daerah Rp Peningkatan peran serta kepemudaan Rp Penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerah Rp Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ Rp Rehabilitasi hutan dan lahan Rp Upaya Kesehatan Masyarakat Rp ,50 51 Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Rp Perlindungan dan konservasi sumber daya hutan Rp Peningkatan pelayanan angkutan Rp Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Desa Rp Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa Rp Partisipasi masyarakat dalam membangun kelurahan Rp Pendidikan Menengah Rp Pengawasan Obat dan Makanan Rp Pengelolaan Keragaman Budaya Rp Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah Rp Pengembangan wawasan kebangsaan Rp Pengendalian Pemanfaatan Ruang Rp Peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah Rp Peningkatan kesadaran dan penegakan hukum dalam pendayagunaan sumberdaya laut Rp Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan Rp Peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan Rp Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam Rp Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan Rp Transmigrasi regional Rp Pembinaan Lingkungan Sosial Rp Pengembangan dan Pengendalian BUMD Rp Kemitraan pengembangan wawasan kebangsaan Rp Pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan kabupaten/kota Rp Pembinaan para penyandang disabilitas dan trauma Rp Pendidikan Non Formal Rp Peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri Rp Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa Rp

131 78 Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi Rp Peningkatan kualitas pelayanan informasi Rp Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan Rp Peningkatan peran serta dan kesetaraan jender dalam pembangunan Rp Rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan Rp Pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan Rp Pembinaan panti asuhan /panti jompo Rp Pengembangan sentra-sentra industri potensial Rp Pembinaan pedagang kakilima dan asongan Rp Pengembangan Kebijakan dan Manajemen Olah Raga Rp Pengendalian dan pengamanan lalu lintas Rp Penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak Rp Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Rp Peningkatan produksi pertanian/perkebunan Rp Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Rp Pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan lapangan Rp Pembinaan dan Pemasyarakatan Olah Raga Rp Pembinaan eks penyandang penyakit sosial (eks narapidana, PSK, narkoba dan penyakit sosial Rp lainnya) 96 Pengelolaan Pasar Daerah Rp Pengembangan budidaya perikanan Rp Peningkatan kapasitas kelembagaan perencanaan pembangunan daerah Rp Peningkatan kelaikan pengoperasian kendaraan bermotor Rp Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Rp Peningkatan pemberantasan penyakit masyarakat (pekat) Rp Peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH Rp Perbaikan Gizi Masyarakat Rp Perencanaan dan pengembangan hutan Rp Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial Rp Pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak Rp Pendidikan politik masyarakat Rp Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Rp

132 Media Massa 109 Pengembangan Lingkungan Sehat Rp Pengembangan perikanan tangkap Rp Program Peningkatan Kualitas Bahan Baku Rp Peningkatan Penanggulangan Narkoba, HIV/AIDS termasuk PMS Rp Peningkatan profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan Rp Peningkatan Sarana dan Prasarana Olah Raga Rp Perencanaan pembangunan daerah Rp Tanggap darurat jalan dan jembatan Rp Manajemen Pelayanan Pendidikan Rp Penataan dan penyempurnaan kebijakan sistem dan prosedur pengawasan Rp Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Rp Pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam Rp Pengembangan sistem penyuluhan perikanan Rp Pengembangan Usaha Koperasi Rp Peningkatan Pelayanan Keselamatan Pengguna Jalan Rp Peningkatan produksi hasil peternakan Rp Perencanaan pembangunan ekonomi Rp Kedaruratan dan logistik Rp Kerjasama Informasi dengan Mas media Rp Optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi Rp Optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan Rp Peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan Rp Peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan Rp Perencanaan sosial dan budaya Rp Standarisasi Pelayanan Kesehatan Rp Pembinaan Peran Serta Masyarakat dalam Pelayanan KB/KR Yang Mandiri Rp Pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH) Rp Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan lainnya Rp Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan Rp Perancanaan prasarana wilayah dan sumber daya alam Rp Rehabilitasi dan rekonstruksi Rp Pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/ puskemas pembantu dan jaringannya Rp

133 141 Pengelolaan Sumberdaya Laut Pesisir dan Pulau Pulau Kecil Rp Pengembangan Pusat Pelayanan Informasi dan Konseling KRR Rp Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah Rp Peningkatan Kualitas Bahan Baku Rp Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku Rp Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja SPM Bidang Lingkungan Hidup Rp Penataan Peraturan Perundang-Undangan Rp Penelitan dan Pengembangan Rp Pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/ rumah sakit jiwa/ rumah sakit Rp paru-paru/ rumah sakit mata 150 Pengembangan Usaha Dan Lembaga Perdagangan Rp Pengembangan, Pengelolaan, dan Konservasi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air Lainnya Rp Pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit/ rumah sakit jiwa/ rumah sakit paru-paru/ Rp rumah sakit mata 153 Penataan Daerah Otonomi Baru Rp Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah Rp Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial Rp Pengendalian Banjir Rp Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh Rp Pembinaan dan Pengembangan Aparatur Rp Pembangunan infrastruktur perdesaan Rp Peningkatan pelayanan kesehatan lansia Rp Pengembangan Data/Informasi Rp Pembangunan Gedung Perkatoran Rp Pengawasan dan pengendalian kesehatan makanan Rp Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Pusat Rp Perumusan Kebijakan Pengelolaan Asset Daerah Rp Pengembangan Data/Informasi Pegawai Rp Peningkatan Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Pada BLUD RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Rp Peningkatan Efektifitas Kelembagaan dan Ketatalaksanaan Perangkat Daerah Rp Peningkatan Sumber Daya Alam Rp Perencanaan Pembangunan Ekonomi Rp Sosialisasi Ketentuan Di Bidang Cukai Rp

134

135

136

137

138

139

140

141

142

143

144

145

146

147

148

149

150

151

152

153

154

155

156

157

158

159

160

161

162

163

164 Piala Penghargaan Kabupaten/Kota Sehat Swasti Saba Padapa Tingkat Nasioanal Th 2015 Piala dan Piagam Penghargaan Kabupaten/Kota Sehat oleh Kepala Bappeda Kab. Blitar (kiri), Bupati Blitar (tengah), dan Ketua Forum Kabupaten Sehat (kanan)

165 Piala dan Piagam Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Award 2015 sebagai Badan Publik dengan Meja Layanan Informasi Terbaik Kabupaten se-jawa Timur

166 Piala dan Piagam Peringkat 1 PPID Terbaik Kabupaten se-jawa Timur

167 Piala dan Piagam Wahana Tata Nugraha (WTN) Kategori Kota Kecil Bidang lalu Lintas Tingkat Nasional diberikan untuk Kota Wlingi, Kabupaten Blitar

168 PPID Inspirasional Terbaik Pertama Kategori Kabupaten Tingkat Nasional dalam The 1st Indonesia Government Public Relations Awards and Summit (INGPRAS) 2015 Peringkat I Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara Kategori Pelopor Ketahanan Pangan dari Kementerian Pertanian RI

169 Peringkat I Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara Kategori Pemangku Ketahanan Pangan dari Gubernur Jawa Timur Peringkat II Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara Kategori Pelaku Pembangunan Ketahanan Pangan dalam Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dari Gubernur Jawa Timur

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN ANGGARAN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR Kata Pengantar D engan memanjatkan Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan Rahmat,

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR HAL i iv vi vii BAB I PENDAHULUAN I - 1 1.1 DASAR HUKUM I - 4 1.2 GAMBARAN UMUM DAERAH I - 3 1. Kondisi Geografis Daerah I - 5 2. Batas Administrasi

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Kabupaten Blitar adalah suatu daerah yang telah mulai terbentuk sistem kepemerintahannya sejak lebih dari 650 tahun lalu, atau lebih tepatnya sejak 5 Agustus 1324,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IIV.1 Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Ngawi saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi lima tahun ke depan perlu mendapat

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi merupakan cara pandang ke depan tentang kemana Pemerintah Kabupaten Belitung akan dibawa, diarahkan dan apa yang diinginkan untuk dicapai dalam kurun

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 Oleh: BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN MALANG Malang, 30 Mei 2014 Pendahuluan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 6 BAB II PERENCANAAN KINERJA Laporan Kinerja Kabupaten Purbalingga Tahun mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Lebih terperinci

bimbingannya akhirnya kami dapat menyelesaikan penyusunan naskah Laporan

bimbingannya akhirnya kami dapat menyelesaikan penyusunan naskah Laporan KATA PENGANTAR Puji Syukur Kami Panjatkan Kepada Allah SWT, karena hanya atas petunjuk dan bimbingannya akhirnya kami dapat menyelesaikan penyusunan naskah Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)

Lebih terperinci

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-nya kegiatan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010-2015 dapat diselesaikan

Lebih terperinci

BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN

BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2005-2025 4.1 VISI PEMBANGUNAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2005-2025 Mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional, Rencana

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. LATAR BELAKANG Sesuai dengan amanat Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor: XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BANGKA SELATAN NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA

Lebih terperinci

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

A. Gambaran Umum Daerah

A. Gambaran Umum Daerah Pemerintah Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Daerah K ota Bandung terletak di wilayah Jawa Barat dan merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat, terletak di antara 107º Bujur Timur dan 6,55 º

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN I. VISI Pembangunan di Kabupaten Flores Timur pada tahap kedua RPJPD atau RPJMD tahun 2005-2010 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum Dasar hukum penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016, adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013 PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013 TANJUNGPANDAN, MARET 2014 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan Puji Syukur Kehadirat

Lebih terperinci

Analisis Isu-Isu Strategis

Analisis Isu-Isu Strategis Analisis Isu-Isu Strategis Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang ada pada saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi 5 (lima) tahun ke depan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Bangkalan perlu

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 69 mengamanatkan Kepala Daerah untuk menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2015 dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyampaian laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD merupakan amanah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR DAERAH Untuk mengukur tingkat keberhasilan atau pencapaian visi dan misi bupati dan wakil bupati pada akhir periode masa jabatan, maka ditetapkanlah beberapa indikator kinerja

Lebih terperinci

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RPJMD KOTA LUBUKLINGGAU 2008-2013 VISI Terwujudnya Kota Lubuklinggau Sebagai Pusat Perdagangan, Industri, Jasa dan Pendidikan Melalui Kebersamaan Menuju Masyarakat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2015 Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2015 Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2014 dapat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2011-2015 Diperbanyak oleh: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Pembangunan Daerah adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 VISI Dalam periode Tahun 2013-2018, Visi Pembangunan adalah Terwujudnya yang Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, Berwawasan Lingkungan dan Berakhlak Mulia. Sehingga

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : Tgk.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, semakin membuka kesempatan yang cukup luas bagi daerah untuk mewujudkan otonomi daerah yang nyata dan bertanggung jawab,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI LANDAK, : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 Prioritas Misi Prioritas Meningkatkan infrastruktur untuk mendukung pengembangan wilayah 2 1 jalan dan jembatan Kondisi jalan provinsi mantap

Lebih terperinci

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT 1.1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) beserta Komponennya Angka Partisipasi Kasar (APK) SLTP meningkat di tahun 2013 sebesar 1.30 persen dibandingkan pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan umum dari penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Dengan terbitnya Undang-undang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

D A F T A R I S I Halaman

D A F T A R I S I Halaman D A F T A R I S I Halaman B A B I PENDAHULUAN I-1 1.1 Latar Belakang I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan I-2 1.3 Hubungan RPJM dengan Dokumen Perencanaan Lainnya I-3 1.4 Sistematika Penulisan I-7 1.5 Maksud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1 BAB I PENDAHULUAN Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi dan tuntutan masyarakat dalam rangka mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara.

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Lingga Tahun 2013 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Lingga Tahun 2013 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Kabupaten Lingga Tahun 2013 ini mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 15 Tahun 2014 Tanggal : 30 Mei 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dokumen perencanaan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG WALIKOTA TANGERANG Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (ILPPD) Kota Tangerang Tahun 2012 Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah memberikan kewenangan kepada

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 17 Tahun 2015 Tanggal : 29 Mei 2015 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah 3.1.1 Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2011 dan Perkiraan Tahun 2012 Kerangka Ekonomi Daerah dan Pembiayaan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA Sebagai langkah awal untuk melakukan pengukuran kinerja Pemerintah Kota Depok, diperlukan perumusan suatu perencanaan strategik yang merupakan integrasi antara keahlian sumber

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi, BAB VI. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komperhensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien.

Lebih terperinci

BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA

BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN 8.1 Program Prioritas Pada bab Indikasi rencana program prioritas dalam RPJMD Provinsi Kepulauan Riau ini akan disampaikan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi didefinisikan sebagai suatu kondisi ideal masa depan yang ingin dicapai dalam suatu periode perencanaan berdasarkan pada situasi dan kondisi saat ini.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KATA PENGANTAR

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati Lombok Utara tentang

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS RPJMD ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2012 yang disusun dengan berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 20122

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada umumnya pembangunan ekonomi selalu diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada umumnya pembangunan ekonomi selalu diartikan sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada umumnya pembangunan ekonomi selalu diartikan sebagai proses kenaikan pendapatan perkapita penduduk dalam suatu daerah karena hal tersebut merupakan kejadian

Lebih terperinci

IKU Pemerintah Provinsi Jambi

IKU Pemerintah Provinsi Jambi Pemerintah Provinsi Jambi dalam menjalankan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan senantiasa memperhatikan visi, misi, strategi dan arah kebijakan pembangunan. Untuk itu, dalam mewujudkan capaian keberhasilan

Lebih terperinci

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI BUTON UTARA NOMOR : 53 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI BUTON UTARA NOMOR : 53 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI BUTON UTARA NOMOR : 53 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kota Mungkid, 25 Maret a.n. BUPATI MAGELANG WAKIL BUPATI MAGELANG H.M. ZAENAL ARIFIN, SH.

KATA PENGANTAR. Kota Mungkid, 25 Maret a.n. BUPATI MAGELANG WAKIL BUPATI MAGELANG H.M. ZAENAL ARIFIN, SH. KATA PENGANTAR Syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayahnya, sehingga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Magelang Tahun 2014 dapat diselesaikan tepat waktu. Laporan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH 5.1 VISI Visi Kabupaten Bintan Tahun 2011-2015 adalah sebagai berikut : Menuju Bintan Yang Maju, Sejahtera dan Berbudaya A. Bintan Yang Maju : Bahwa

Lebih terperinci

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan BAB I PENDAHULUAN. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 I - 1

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan BAB I PENDAHULUAN. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 I - 1 BAB I PENDAHULUAN Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 I - 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang erselenggaranya Tata Pemerintahan yang baik good governance merupakan prasyarat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i iii x xi BAB I PENDAHULUAN... I - 1 A. Dasar Hukum... I - 1 B. Gambaran Umum Daerah... I - 4 1. Kondisi Geografis Daerah...

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH 5.1 Sasaran Pokok dan Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Untuk Masing masing Misi Arah pembangunan jangka panjang Kabupaten Lamongan tahun

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Kabupaten Rembang Tahun II-1. Kecamatan di Kabupaten Rembang Tahun II-12. Kelamin Kabupaten Rembang Tahun

DAFTAR TABEL. Kabupaten Rembang Tahun II-1. Kecamatan di Kabupaten Rembang Tahun II-12. Kelamin Kabupaten Rembang Tahun DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Wilayah Administratif Menurut Kecamatan/Desa di Kabupaten Rembang Tahun 2015... II-1 Tabel 2.2. Jumlah dan Rasio Jenis Kelamin Penduduk menurut Kecamatan di Kabupaten Rembang Tahun

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 130 TAHUN 2016 T E N T A N G POLA KOORDINASI PERANGKAT DAERAH

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 130 TAHUN 2016 T E N T A N G POLA KOORDINASI PERANGKAT DAERAH WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 130 TAHUN 2016 T E N T A N G POLA KOORDINASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG 1 BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palembang Tahun BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palembang Tahun BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Perumusan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan menegaskan tentang kondisi Kota Palembang yang diinginkan dan akan dicapai dalam lima tahun mendatang (2013-2018).

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN... 1

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN... 1 1 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Dasar Hukum...... 2 1.3. Hubungan Antar Dokumen... 5 1.4. Sistematika Dokumen RKPD... 5 1.5. Maksud dan Tujuan... Hal BAB II EVALUASI HASIL

Lebih terperinci

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) A. Visi dan Misi 1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2010-2015 menetapkan

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 5.1 Visi 2014-2018 adalah : Visi pembangunan Kabupaten Bondowoso tahun 2014-2018 TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI DAFTAR ISI...... i DAFTAR TABEL...... iii DAFTAR GAMBAR...... viii BAB I PENDAHULUAN... 2 1.1 Latar Belakang... 3 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... 5 1.3 Hubungann antara Dokumen RPJMD dengan Dokumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Magelang Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Magelang Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i vii xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-2 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4 1.3.1 Hubungan RPJMD

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Kabupaten Toba Samosir Kabupaten Toba Samosir dimekarkan dari Kabupaten Tapanuli Utara sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1998 tentang Pembentukan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Lumajang, 20 Maret 2015 WAKIL BUPATI LUMAJANG. ttd. Drs. H. A S A T, M Ag. Laporan Kinerja Kabupaten Lumajang Tahun 2014 i

KATA PENGANTAR. Lumajang, 20 Maret 2015 WAKIL BUPATI LUMAJANG. ttd. Drs. H. A S A T, M Ag. Laporan Kinerja Kabupaten Lumajang Tahun 2014 i KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah Swt, atas segala rahmat dan hidayahnya Penyusunan Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Lumajang Tahun 2014 dapat diselesaikan. Tersusunnya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi...

DAFTAR ISI. Daftar Isi... DAFTAR ISI Daftar Isi.... Daftar Tabel... Daftar Grafik... Bab I Pendahuluan. 1.1. Latar Belakang... 1.2. Dasar Hukum Penyusunan 1.3. Hubungan Antar Dokumen.. 1.4. Sistematika Dokumen RKPD 1.5. Maksud

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Administrasi Kabupaten Majalengka GAMBAR 4.1. Peta Kabupaten Majalengka Kota angin dikenal sebagai julukan dari Kabupaten Majalengka, secara geografis terletak

Lebih terperinci

PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun Wates, 27 September 2017

PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun Wates, 27 September 2017 PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun 2017-2022 Wates, 27 September 2017 1 PDRB PER KAPITA MENURUT KABUPATEN/ KOTA DI D.I. YOGYAKARTA ATAS DASAR HARGA BERLAKU, 2012-2016 (JUTA RUPIAH) 1 PERSENTASE PENDUDUK

Lebih terperinci

Pendahuluan. Bab. A. Latar Belakang

Pendahuluan. Bab. A. Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1 Bab 1 Pendahuluan A. Latar Belakang Pemerintah Kabupaten Sanggau sebagai salah satu penyelenggara pemerintahan di daerah, berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xix BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen RPJMD

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 No. 10, 2008 LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Terwujudnya Masyarakat Bengkulu Utara yang Mandiri, Maju, dan Bermartabat Visi pembangunan Kabupaten Bengkulu Utara Tahun 2011-2016 tersebut di atas sebagai

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJM-D) KOTA PANGKALPINANG TAHUN 2008-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N

BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N Assalamu alaikum Wr. Wb. Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena pada tanggal 30 Desember 2013 Peraturan Daerah Nomor 23 Tahun 2013 tentang

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 25 TAHUN 2015

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 25 TAHUN 2015 PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PENGANTAR

DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum B. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi 3. Status Pembangunan Manusia 4. Kondisi Ekonomi a. Potensi Unggulan

Lebih terperinci

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah merupakan rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Berisi: 1.1 Pemerintahan 1.2 Kepegawaian 1.3 Kondisi Geografis Daerah 1.4 Gambaran Umum Demografi 1.

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Berisi: 1.1 Pemerintahan 1.2 Kepegawaian 1.3 Kondisi Geografis Daerah 1.4 Gambaran Umum Demografi 1. BAB I PENDAHULUAN Bab I Berisi: 1.1 Pemerintahan 1.2 Kepegawaian 1.3 Kondisi Geografis Daerah 1.4 Gambaran Umum Demografi 1.5 Sistematika Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten

Lebih terperinci

BUPATI ACEH TENGAH بوفاتي ا چیھ تثھ PERATURAN BUPATI ACEH TENGAH NOMOR 04 TAHUN 2016

BUPATI ACEH TENGAH بوفاتي ا چیھ تثھ PERATURAN BUPATI ACEH TENGAH NOMOR 04 TAHUN 2016 BUPATI ACEH TENGAH بوفاتي ا چیھ تثھ PERATURAN BUPATI ACEH TENGAH NOMOR 04 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2012 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Sekapur Sirih. Blitar, Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Blitar, Bagus Sunggono, SE.MM.

Sekapur Sirih. Blitar, Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Blitar, Bagus Sunggono, SE.MM. Sebagai pengemban amanat Undang undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan sejalan dengan rekomendasi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengenai Sensus Penduduk dan Perumahan Tahun 2010 (Population

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintahan Daerah telah diberikan kewenangan untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N A. LATAR BELAKANG DAERAH Pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan daerah Tahun 2016, merupakan pelaksanaan tahun ketiga dari masa jabatan pasangan Drs. H. M. BAMBANG SUKARNO

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013- BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi 2017 adalah : Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013- ACEH TAMIANG SEJAHTERA DAN MADANI MELALUI PENINGKATAN PRASARANA DAN SARANA

Lebih terperinci