BAB 4. TI berdasarkan PM BOK (Project Management Body of Knowledge). Adapun langkahlangkah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4. TI berdasarkan PM BOK (Project Management Body of Knowledge). Adapun langkahlangkah"

Transkripsi

1 BAB 4 ANALIS IS HAS IL PENGUKURAN RIS IKO MAN AJEMEN PROYEK 4.1 Latar Belakang Pembahasan Dalam proses pengukuran risiko pada manajemen proyek teknologi informasi perusahaan, telah dilakukan wawancara dengan pihak yang terlibat dalam proyek TI di PT Mitra Solution Infokom (MSI) dan juga pengisian kuisioner terhadap manajer proyek TI serta anggota tim yang terlibat dalam proyek sehingga telah diperoleh data untuk mengevaluasi kinerja manajemen risiko di perusahaan. Untuk melakukan pengukuran risiko terhadap manajemen proyek TI perusahaan, menyangkut proses umum yang berhubungan dengan manajemen proyek serta proses-proses manajemen risiko proyek TI berdasarkan PM BOK (Project Management Body of Knowledge). Adapun langkahlangkah proses manajemen risiko proyek TI yang digunakan penulis bersumber dari Schwalbe (2007), yaitu: 1. Perencanaan Manajemen Risiko Proyek Berdasarkan hasil pengumpulan data yang diperoleh dari MSI, perusahaan belum pernah melakukan perencanaan manajemen risiko proyek. Dalam penelitian ini, penulis ingin meninjau perencanaan proyek yang telah dibuat oleh MSI selaku kontraktor proyek TI. Adapun hasil dari perencanaan manajemen risiko proyek yaitu dengan melakukan identifikasi risiko, menentukan dampak dan probabilitas risiko serta menentukan strategi untuk merespon risiko yang berhubungan dengan proyek. 67

2 68 2. Identifikasi Risiko Dalam identifikasi risiko, penulis menentukan risiko-risiko yang berpotensi mempengaruhi proyek dan mendokumentasikan tiap-tiap karakteristik risiko. 3. Analisis Risiko Kualitatif Setelah mengidentifikasi risiko pada proyek, proses selanjutnya adalah memprioritaskan risiko berdasarkan probabilitas dan dampak risiko yang terjadi dengan menggunakan teknik pemetaan risiko dalam matrix analis risiko kualitatif. 4. Pengembangan Tanggapan Terhadap Risiko Pada proses ini dilakukan langkah-langkah untuk merespon risiko yang paling diprioritaskan dan mengurangi ancaman terhadap proyek. 4.2 Overview Proyek Jardiknas Latar Belakang Proyek Jardiknas Selain mengelola Jardiknas, PUSTEKOM sebagai Pengelola TIK Departemen juga mengelola LAN Depdiknas Senayan Jakarta. LAN Depdiknas memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam mendukung kinerja Depdiknas yang secara bertahap berbasis TIK. LAN Depdiknas juga merupakan Node Jardiknas dengan beban kerja yang cukup berat, oleh karena itu Node Depdiknas Senayan sebagai IDC melalui kontrak sewa bandwith dan kelengkapannya yang akan didukung oleh bandwith internet domestik selebar 100 Mbps dan bandwith internasional selebar 3 Mbps (khusus gedung A dan gedung C)

3 69 Beberapa perangkat IDC (Pusat Data Internet) yang semula berada di Gedung C lantai 7 (Biro PKLN) telah dipindahkan ke gedung C lantai 2 untuk optimasi pengawasan dan pengendalian LAN Depdiknas. Adapun secara teknis LAN Depdiknas terdiri atas: 1 IDC (Internet Data Center) di gedung C lantai 2. 5 ring backbone fiber optik dari: gedung C ke gedung A, dari gedung C ke gedung B, dari gedung C ke gedung C, dari gedung C ke gedung D dan dari gedung C ke gedung E 5 titik pusat distribusi koneksi di: gedung C lantai 2, gedung E lantai 5, gedung B lantai 5, gedung A lantai 2 dan gedung D lantai titik penyebaran dan akses koneksi hotspot: 3 lantai di gedung A, 6 lantai di gedung B, 20 lantai di gedung C, 20 lantai di gedung D dan 20 lantai di gedung E. Untuk memenuhi kebutuhan layanan akses intranet dan internet yang berkualitas di Komplek Depdiknas yang terdiri atas gedung A, gedung B, gedung C, gedung D dan gedung E, maka Pustekkom mengadakan penataan LAN Jardiknas di Depdiknas Senayan untuk mendukung program-program pendidikan Kebutuhan Proyek Jardiknas Kebutuhan sehari-hari para pejabat dan staf Depdiknas terhadap internet semakin meningkat, namun demikian hingga saat ini LAN yang dibangun oleh masing-masing unit belum menunjukkan adanya kesatuan jejaring yang diperlukan dalam mendukung layanan Depdiknas kepada publik. Oleh karena itu, Pustekkom sebagai pengelola TIK

4 70 Depdiknas memandang penting untuk melakukan penataan LAN di seluruh gedung di dalam komplek Depdiknas agar komunikasi data dan informasi antar unit-unit utama dapat berjalan lancar dan efektif Ruang Lingkup Proyek Jardiknas Penataan LAN Pendidikan Jardiknas Senayan adalah kegiatan pengadaan, instalasi, dan penataan perangkat switch dan wireless controler di lima unit gedung di lingkungan Depdiknas pusat, dimana ketentuan yang diharuskan adalah : Perangkat berlisensi yang mampu melayani akses internet dan komunikasi data di lingkungan Jardiknas Depdiknas Senayan Solusi yang diberikan dapat beroperasi, terintegrasi dan interoperability dengan sistem pengelolaan dan monitoring Jardiknas. Pelatihan kepada pengelola Jardiknas secara tatap muka beserta dokumentasi pekerjaan dan manual penggunaan Setelah dilakukan pemasangan perangkat, testing dan integrasi ke jaringan Jardiknas dilakukan di masing-masing lokasi. Hasil uji terima ini merupakan dasar penerimaan barang yang diterima dalam kondisi beroperasi.

5 Struktur Organisasi Proyek Jardiknas Struktur Organisasi Pada Proyek Jardiknas adalah : Steering Comitee Manajer Proyek Proyek Admin Team Leader Team Leader Logistik Team Leader Teknisi Teknisi Kurir Gambar 4.1 Struktur Organisasi Proyek Jardiknas (Sumber: Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak MSI) 1. Eksekutifif Proyek Kesuksesan implementasi dari pekerjaan ini membutuhkan komitmen dari senior manajemen dari kedua belah pihak yaitu klien dan MSI. Untuk memastikan hal ini, maka dibentuklah eksekutif proyek (steering committee) yang memantau secara keseluruhan pelaksanaan program ini dan bilamana perlu mengambil tindakan-tindakan efektif demi tercapainya kesuksesan proyek.

6 72 Meskipun demikian eksekutif proyek tidak akan terlibat secara detail pada setiap kegiatan di proyek yang mana menjadi tanggung jawab manager proyek. Fungsi dari eksekutif proyek : Memberi petunjuk yang lebih bersifat strategis pada tingkat eksekutif. Meninjau setiap kemajuan proyek yang dicapai secara periodik. Memberi persetujuan atas rencana implementasi proyek. Memastikan bahwa seluruh kewajiban yang harus diselesaikan telah dipenuhi. Menyelesaikan masalah yang mungkin timbul yang tidak bisa diselesaikan oleh manager proyek klien Depdiknas maupun manager proyek MSI. 2. Project Manager Project manager memiliki tanggung jawab secara menyeluruh untuk menyelesaikan seluruh permintaan klien, sesuai fungsi dan spesifikasi sistem yang dimaksud, dengan tepat waktu dan sesuai anggaran yang ada. Jika rencana dan metodologi yang dibuat telah disepakati bersama, maka manajer proyek akan menyusun secara lebih rinci kegiatan utama dan sumber daya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap detail kegiatan untuk penyelesaian proyek.

7 73 Tanggung jawab Project Manager secara khusus adalah : Perencanaan Bersama dengan manager proyek klien membangun suatu rencana kerja yang disepakati bersama. Dokumentasi Estimasi Membantu dalam prosedur pelaksanaan uji terima. Membuat daftar aktivitas dan estimasi waktu dan usaha untuk menyelesaikan kegiatan yang ada. Penjadwalan Mempersiapkan jadwal implementasi yang sesuai dengan kebutuhan penyelesaian dan merencanakan anggota tim kerja yang sesuai untuk dapat menyelesaikan jadwal yang ditentukan. Pemilihan staf Implementasi Memilih dan mengelola anggota tim yang sesuai. Melakukan kegiatan supervise dari setiap kegiatan implementasi seperti : pengadaan, kedatangan material di lokasi dan instalasi Uji terima Melakukan kegiatan supervise berdasarkan rencana yang ada dan mendokumentasikan kendala-kendala yang terjadi berikut solusi hingga hasil dari pelaksanaan uji terima. Laporan status proyek Membuat dan menyerahkan laporan secara berkala secara tertulis atas kegiatan proyek dan dokumen pendukung lain yang terkait. Tabel 4.1 Tanggung jawab project manager secara khusus

8 74 3. Proyek Admin Proyek admin berfungsi membantu project manager dalam proses administrasi yang terjadi di lapangan. Mulai dari proses izin, schedule meeting dan kebutuhan dokumen-dokumen. 4. Trainer Trainer akan dilakukan oleh pihak MSI selama dua hari dalam 2 kali. Tugas trainer disini adalah : Memberikan penjelasan dan pemahaman mengenai fitur-fitur yang ada pada peralatan yang dipasang. Ini akan dilakukan pada training pertama. Bekerja sama dengan team leader untuk penyusunan module training setelah proses integrasi dengan jaringan Jardiknas selesai. 5. Team Leader Team leader akan menjalankan fungsi sebagai berikut : Membantu melaksanakan fungsi monitoring manager proyek Memimpin pelaksanaan pekerjaan teknis Menyiapkan informasi kemajuan perkerjaan dan kelengkapannya Menyiapkan informasi mengenai masalah dalam pekerjaan dan rekomendasi penangannya Melakukan rapat untuk menentukan standar operasional dan kebijakan dari sistem yang dibuat 6. Teknisi/Engineer Engineer akan menjalankan fungsi berikut :

9 75 Membantu melaksanakan fungsi monitoring team leader sesuai bidangnya. Pelaksanaan pekerjaan teknis sesuai bidangnya. Menyiapkan informasi kemajuan pekerjaan dan kelengkapannya sesuai bidangnya. Menyiapkan informasi mengenai masalah dalam perkerjaan dan rekomendasi penanganan sesuai bidangnya. Turut menghadiri pertemuan regular tim proyek jika dibutuhkan. Membantu teknisi atau admin yang ada di daerah untuk proses installasi. 7. Logistik Logistik akan menjalankan fungsi berikut : Membuat laporan terhadap barang-barang yang sudah dikirim dan telah diterima di lokasi proyek Mengatur jadwal pengiriman supaya barang sampai tepat waktu Memimpin pelaksanaan proses pengiriman Memberikan informasi terhadap masalah garansi dan kerusakan atas barang yang dikirimkan Pada bagian logistik ini akan terdapat tiga orang. Dimana satu orang sebagai kepala logistik, dan dua orang pada bagian pengiriman yang akan membantu kepala logistik. 8. Kurir Kurir akan menjalankan fungsi berikut :

10 76 Membantu logistik untuk menjalankan proses pengiriman Bekerja sama dengan pihak ekspedisi untuk proses pengiriman Supplier Proyek Jardiknas Alcatel-Lucent Alcatel-Lucent merupakan perusahaan untuk memberikan layanan data, suara dan komunikasi video hingga ke end-user. Sebagai market leader dalam dunia fixed, mobile dan broadband access, carrier dan enterprise IP technology, aplikasi dan sevices, Alcatel-Lucent menawarkan solusi end-to-end yang memungkinkan masyarakat berkomunikasi baik dari rumah, kantor maupun dalam mobilitas yang tinggi. Bergabungnya Alcatel-Lucent menciptakan suatu penyedia komunikasi yang mendunia dengan portofolio yang lengkap dari end-to-end Metodologi Pelaksanaan Proyek Jardiknas Metodologi pekerjaan pemasangan penataan pendidikan Jardiknas dijabarkan sebagai berikut : Gambar 4.2 Metodologi Pekerjaan Pada Proyek Jardiknas

11 77 1. Tahap Persiapan Tahap ini merupakan fase awal yang menentukan sehingga perlu disiapkan metode deployment yang komprehensif dan efektif. Dalam tahap ini semua pihak yang terlibat akan membahas mengenai kondisi jaringan Jardiknas yang telah berjalan. Diharapkan dari tahap akan dihasilkan informasi dalam bentuk dokumen sebagai berikut : Kondisi jaringan Jardiknas Alamat IP yang akan dialokasikan untuk device OmniAccess Wireless Controler 6000, Captive portal dan Access Switch OS-6400 Fitur fitur dan kebijakan yang akan dijalankan pada device wireless switch access Proses integrasi dengan peralatan yang ada di jaringan Jardiknas 2. Tahap Deployment Tahap ini merupakan fase pengerjaan konfigurasi dari peralatan wireless yang ditawarkan. Pada tahap ini akan dilakukan proses sebagai berikut : Installasi dan konfigurasi Wireless Controler OAW-6000 yang berfungsi sebagai pusat konfigurasi terhadap OmniAccess Point 41 yang dipasang di setiap gedung. Konfigurasi fitur fitur dan kebijakan sesuai dengan data yang telah disetujui pada tahap persiapan.

12 78 Installasi dan konfigurasi Captive portal sebagai user controller dari setiap user di Depdiknas Melakukan test terhadap integrasi OmniAccess Wireles controler, Access Point dan captive portal yang telah dikonfigurasi. Proses pengemasan terhadap barang yang telah dikonfigurasi untuk masuk ke dalam tahap pengiriman. Pada tahap ini diharapkan peralatan peralatan dalam proyek penataan pendidikan Jardiknas Senayan ini telah siap dari sisi konfigurasi dan telah dilakukan test dan integrasi untuk semua peralatan yang ada. 3. Tahap Pengiriman MSI akan mengirimkan peralatan ke lokasi yaitu gedung Depdiknas Senayan. Sebagai tanda penerimaan barang di lokasi adalah dokumen bernama Delivery Order (DO), yang ditandatangani pelanggan di tempat penerimaan barang yang menunjukkan bahwa pelanggan telah menerima barang peruntukannya dengan lengkap dan kondisi baik. Pelanggan akan memegang satu tembusan DO tersebut sebagai bukti penerimaan di lokasi. 4. Tahap Uji Fungsi dan Uji Terima Pada tahap ini dilakukan untuk memeriksa bahwa peralatan yang dipasang berfungsi dengan baik. Uji fungsi akan menghasilkan Berita Acara Uji Fungí, sedangkan Uji terima untuk menunjukkan bahwa perangkat yang sudah terpasang dan berfungsi dengan baik.

13 79 Dalam hal ini kedua uji tersebut harus ditetapkan criteria kelolosannya, dalam bentuk check-listnya terlebih dahulu. Dengan pembakuan checklist ini berarti ada kesamaan persepsi terhadap proses dam materi Uji fungsi maupun Uji terima. Dengan demikian bisa menghindari kesalahpahaman dalam pelaksanaannya. 5. Tahap Training Pada tahap ini akan dilakukan proses training atas penggunaan peralatan security yang dipasang. Pada tahap ini akan dilakukan proses training secara formal yang diikuti oleh admin dari pihak PUSTEKKOM Depdiknas yang ditunjuk. Dari uji training ini diharapkan admin dari pihak PUSTEKKOM Depdiknas dapat melakukan konfigurasi dan pemeriksaan jika ada perubahan/masalah yang timbul setelah proses installasi selesai.

14 Jadwal Tenaga Kerja Proyek Jardiknas Jadwal Tenaga Kerja pelaksanaan proyek Jardiknas akan dikerjakan dengan jumlah tenaga kerja sebagaimana yang ditunjukkan pada tabel dibawah : Jadwal Tenaga Kerja Proyek Jardiknas Pekerjaan Jumlah Tenaga Kerja I Preparation a. Assessment Network Jardiknas 2 b. Standarisasi fitur dan Kebijakan peralatan 2 II Deployment a. Instalasi & Konfigurasi OAW b. Instalasi & Konfigurasi Akses Point AP 41 3 c. Instalasi & Konfigurasi Captive Portal 1 d. Instalasi & konfigurasi OS e. Test dan Integrasi 3 III Delivery a. Pengiriman Barang 2 b. Laporan pengiriman 2 IV Acceptance Test a. Uji Test dan Uji Fungsi 2 b. Dokumentasi 3 V Training 2 Tabel 4.2 Jadwal Tenaga Kerja Pada Proyek Jardiknas (Sumber : Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak MSI) Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Proyek Jardiknas Jadwal pelaksanaan pekerjaaan pada proyek Jardiknas ini adalah sebagai berikut :

15 81 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Proyek Jardiknas Jadwal Estimasi Minggu No. Deskripsi Pekerjaan Durasi I II Preparation a. Assessment Network Jardiknas b. Standarisasi fitur dan Kebijakan peralatan Delivery 2 hari 2 hari a. Pengiriman Barang 1 minggu b. Laporan pengiriman 1 hari III Deployment a. Installasi sistem kabel 1 minggu b. Installasi & Konfigurasi OAW minggu c. Installasi & Konfigurasi Access Point AP 2 minggu 41 d. Installasi & Konfigurasi Captive Portal 2 minggu e. Installasi & Konfigurasi Akses Switch OS- 2 minggu f. Test dan Integrasi 2 hari IV Acceptance test a. Uji Test & Uji Fungsi 3 hari b. Dokumentasi 2 hari V Training 2 hari Tabel 4.3 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Pada Proyek Jardiknas (Sumber : Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak MSI)

16 Aktifitas Pelaksanaan Kerja Proyek Jardiknas Perencanaan aktifitas pelaksanaan pekerjaan pada proyek Jardiknas dilakukan dalam beberapa tahap adalah sebagai berikut : Perencanaan Aktifitas Pelaksanaan Kerja Proyek Jardiknas Aktifitas Deskripsi Lama Persiapan Assessment Network Persiapan dokumen jaringan 2 hari Jardiknas Jardiknas. Standarisasi fitur dan Persiapan dokumentasi standart 2 hari kebijakan peralatan untuk fitur dan kebijakan yang akan diterapkan Pengiriman Barang Proses pengiriman peralatan ke 7 hari lokasi Depdiknas Pengiriman Laporan pengiriman Laporan data pengiriman peralatan 1 hari yang telah terkirim Deployment Installasi sistem kabel Instalasi dan konfigurasi untuk manajemen wireless secara terpusat. 14 hari Installasi & konfigurasi OAW-6000 Installasi & konfigurasi Akses Point AP 41 Installasi dan konfigurasi untuk manajemen wireless secara terpusat. Installasi dan konfigurasi untuk akses point 14 hari 14 hari

17 83 Aktifitas Deskripsi Lama Installasi & Konfigurasi Captive Portal Installasi& Konfigurasi Akses Switch OS Test dan Integrasi Installasi dan konfigurasi fitur dan kebijkan yang sudah disetujui pada tahap persiapan Installasi dan konfigurasi akses data distribusi Integrasi terhadap peripheral OAW dan AP hari 14 hari 2 hari Uji Test Uji Test & Uji Fungsi Uji test dan Uji Fungsi terhadap 3 hari Dokumentasi peralatan yang terpasang pada jaringan Jardiknas Dokumentasi terhadap peralatan yang terpasang pada jaringan jardiknas 2 hari Pelatihan Pelatihan terhadap admin Jardiknas 2 hari Tabel 4.4 Perencanaan Aktifitas Pelaksanaan Kerja Pada Proyek Jardiknas (Sumber : Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak MSI)

18 Overview Proyek Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPDHK) PT Mitra Solusi Infokom belum terlibat secara keseluruhan dalam proyek Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPDHK). Pada penelitian ini, penulis menganalisis proyek RSJPDHK yang difokuskan pada pengukuran risiko proyek berdasarkan proposal proyek Latar Belakang Proyek RSJPDHK Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPDHK) adalah rumah sakit pemerintah UPT Departemen Kesehatan RI, rumah sakit ini didirikan oleh pada tanggal 9 November 1985 di Jl. S. Parman kaveling 87 Slipi, Jakarta Barat. Diharapkan infrastruktur teknologi informasi yang dibangun dapat mendukung komunikasi data, suara dan gambar di RSJPDHK. Jaringan pada komputer yang lama telah dibangun sejak tahun 1999, pengembangan selanjutnya terjadi secara bertahap Kebutuhan Proyek RSJPDHK Trend kebutuhan infrastruktur jaringan komputer kedepan bukan hanya untuk kebutuhan Sistem Informasi Rumah Sakit, tetapi juga harus mampu digunakan untuk berbagai hal, seperti jalur telepon, medical equipment dan lain-lain. Jaringan yang trafiknya kredit seperti sekarang tidak akan mampu mengakomodir kebutuhan tersebut. Dengan diimplementasikannya infrastruktur jaringan kornputer dengan baik maka diharapkan jaringan yang akan datang mampu mengakomodir kebutuhan penggunaan Teknologi Informasi 15 tahun kedepan untuk kebutuhan Sistem Informasi Rumah Sakit, Medical Equipment dan sejenisnya yang menggunakan jaringan komputer.

19 Ruang Lingkup Proyek RSJPDHK Pekerjaan pengembangan jaringan komunikasi data ini harus tercapai dengan baik, termasuk pemasangan dan pemeliharaannya dengan mutu pekerjaan dan implementasi yang bertaraf international dan sesuai dengan prosedur standart yang ditetapkan oleh RSJPDHK. Berikut ruang lingkup pekerjaan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut : Mengadakan perangkat sesuai dengan daftar perangkat yang diajukan dalam kontrak. Melakukan installasi kabel jaringan komunikasi data beserta perangkat utama dan pendukungnya. Melakukan testing atas kabel yang terpasang. Membuat dokumentasi dari sistem yang dipasang Mengkonfigurasi sistem operasi jaringan. Melakukan pemeliharaan terhadap sistem yang terpasang selama 3 tahun, termasuk penggantian perangkat yang mengalami kerusakan atau tidak dapat berjalan dengan normal Struktur Organisasi Proyek RSJPDHK Susunan struktur organisasi pada proyek RSJPDHK adalah sebagai berikut :

20 86 Steering Committe Project Manager Ass Project Manager Wakil Principal Documentator Designer HSE Trainer Proyek Admin Team Leader Team Leader Team Leader Anggota Anggota Anggota Gambar 4.3 Struktur Organisasi Pada Proyek RSJPDHK ( Sumber: Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak MSI)

21 87 1. Eksekutif Proyek (Steering Committee) Steering committee tersusun atas sekumpulan manajemen eksekutif perusahaan dari RSJPDHK sebagai pemilik proyek dan MSI selaku pelaksana kerja proyek dan melakukan supervisi terhadap project manager. Steering committe memegang tanggung jawab tertinggi dalam pelaksanaan pekerjaan proyek. Steering committe mendelegasikan tugas pelaksanaan dan implementasi pekerjaan kepada project manager. Fungsi dari Eksekutif proyek adalah : Memberikan petunjuk yang lebih bersifat strategis pada tingkat eksekutif. Meninjau setiap kemajuan proyek yang dicapai secara periodik. Memberi persetujuan atas rencana implementasi proyek. Memastikan bahwa semua kewajiban telah diselesaikan dan terpenuhi dengan baik. Menyelesaikan masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh Project manager. 2. Project manager Project manager memiliki tanggung jawab secara menyeluruh untuk menyelesaikan semua permintaan Pemilik Proyek dalam hal ini RSJHK sesuai dengan spesifikasi sistem, dengan tepat waktu dan sesuai dengan anggaran yang ada. Tanggung jawab project manager secara khusus diantaranya :

22 88 Tanggung jawab Project Manager adalah : Perencanaan : Bersama RSJPDHK akan membangun suatu rencana kerja yang disepakati bersama Dokumentasi : Estimasi : Membantu dalam prosedur pelaksanaan uji terima Membuat daftar aktivitas dan estimasi waktu dan usaha yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan yang ada Penjadwalan : Mempersiapkan jadwal implementasi yang sesuai dengan kebutuhan penyelesaian. Merencanakan anggota tim kerja yang sesuai untuk dapat menyelesaikan jadwal secara tepat waktu Pemilihan Staf : Implementasi : Memilih dan mengelola staf proyek yang sesuai Melakukan kegiatan supervisi dari setiap kegiatan implementasi seperti pengadaan kedatangan material di lokasi Proyek Uji Terima : Melakukan kegiatan supervisi berdasarkan rencana yang ada dan merekam/mendokumentasikan kendala-kendala yang terjadi berikut solusi hingga hasil dari uji terima Laporan Status : Membuat dan menyerahkan laporan berkala secara tertulis atas kegiatan proyek dan dokumen pendukung terkait. Tabel 4.5 Tanggung jawab Project Manager

23 89 3. Project Admin Project Admin berfungsi membantu project manager dalam proses administrasi yang terjadi di lapangan. Mulai dari proses izin, schedule meeting dan kebutuhan dokumen-dokumen. 4. Wakil Principal Wakil Principal adalah salah satu kunci dalam suksesnya proyek. Dengan adanya dukungan dari pihak principal, maka support baik secara hardware maupun software dapat digaransi. 5. Dokumentator Dokumentator adalah pihak yang membantu dalam proses pencatatan progress dan konfigurasi yang ada di lapangan. Dengan adanya dokumentator, semua hasil pekerjaan nantinya dapat di dokumentasikan dengan baik untuk diserah terimakan pada akhir proyek. 6. Designer Designer adalah pihak yang membantu bagian dokumentator untuk proses dokumentasi. 7. HSE HSE adalah pihak yang membantu dalam hal safety terhadap pekerjaan. Dengan adanya ini diharapkan tidak ada terjadi incident pada waktu proses pengerjaan di lapangan.

24 90 8. Trainer Trainer adalah pihak yang nantinya akan memberikan pengetahuan mengenai proses installasi dan proses maintenance terhadap semua barang yang sudah terpasang. Dengan adanya trainer diharapkan dapat menurunkan pengetahuan kepada pihak internal IT customer sehingga nantinya dapat berfungsi sebagai level 1 support. 9. Team Leader Team Leader adalah PIC yang bertanggung jawab atas selesainya suatu pekerjaan dengan baik. Team leader memimpin tim implementasi dalam melakukan pekerjaannya. Adapun fungsi dari team leader dapat dijabarkan sebagai berikut : Membantu melaksanakan fungsi monitoring project manager. Memimpin pelaksanaan pekerjaan teknis. Menyiapkan informasi kemajuan pekerjaan dan kelengkapannya. Menyiapkan informasi mengenai masalah dalam pekerjaan dan rekomendasi penanganannya. 10. Implementation Team Implementation team adalah eksekutor pekerjaan di lapangan. Adapun fungsi kerja dari implementation team dapat dijabarkan sebagai berikut : Membantu melaksanakan fungsi monitoring team leader sesuai bidangnya. Melaksanakan pekerjaan teknis sesuai dengan bidangnya.

25 91 Menyiapkan informasi kemajuan pekerjaan dan kelengkapan sesuai dengan bidangnya. Menyiapkan informasi mengenai masalah dalam pekerjaan dan rekomendasi penanganan sesuai dengan bidangnya Supplier Pada Proyek RSJPDHK Fortinet Fortinet adalah pioneer dan leading provider multi-threat security system yang memungkinkan komunikasi bisnis berjalan dengan aman dan juga mewujudkan keamanan jaringan yang terbaik, performansi yang handal dan total cost of ownersihip (TCO) yang menarik. Markas besar dari Fortinet terletak di Sunnyvale, California, dengan customer support, development dan sales facitilies terletak di Amerika Utara, Eropa dan Asia untuk menjamin kepuasan pelanggan yang terus menerus CommScope Produk Systimax memenuhi kebutuhan jaringan baru era industri menetapkan standar kinerja yang bisa diandalkan pada kemampuan beradaptasi dan fleksibilitas, termasuk kemampuan untuk skala bandwidth, mengoptimalkan hardware dan keseimbangan kinerja jaringan dengan kinerja PC klien dan server Metodologi Pelaksanaan Proyek RSJPDHK berikut : Metodologi pekerjaan pemasangan peralatan di data center dijabarkan sebagai

26 92 Gambar 4.4 Metodologi Pelaksanaan Pada Proyek RSJPDHK 1. Tahap Persiapan Tahap ini merupakan fase awal yang menentukan sehingga perlu disiapkan metode deployment yang komprehensif dan efektif. Dalam tahap ini semua pihak yang terlibat akan membahas mengenai proses design yang nantinya akan digunakan. Diharapkan dari tahap akan dihasilkan informasi dalam bentuk dokumen sebagai berikut : Ordering peralatan yang dilakukan oleh MSI kepada principal. Survey lapangan mengenai infrastruktur yang nantinya akan dipasang pada data center. Fitur fitur dan kebijakan yang akan diterapkan pada peralatan yang nantinya akan dipasang di data center. 2. Tahap Pengiriman Pihak MSI akan melakukan pengiriman barang yang sudah datang ke data center RSJPDHK. MSI akan mengirimkan peralatan ke lokasi yang ditentukan. Sebagai tanda penerimaan barang di lokasi adalah dokumen bernama Delivery Order (DO), yang ditandatangani pelanggan di tempat penerimaan barang yang

27 93 menunjukkan bahwa pelanggan telah menerima barang peruntukannya dengan lengkap dan kondisi baik. Pelanggan akan memegang satu tembusan DO tersebut sebagai bukti penerimaan di lokasi. 3. Tahap Deployment Tahap ini merupakan fase pengerjaan konfigurasi dari peralatan yang ditawarkan. Pada tahap ini akan dilakukan proses sebagai berikut : Installasi Rack untuk keperluan peralatan yang nantinya akan dipasang di RSJPDHK Penarikan cabling fiber antar gedung RSJPDHK. Installasi dan konfigurasi Core dan distribution yang ditawarkan. Installasi Distribution, dan Access Switch untuk tiap gedung Installasi Internet Router dan Internet Security Konfigurasi fitur fitur dan kebijakan sesuai dengan data yang telah disetujui pada tahap persiapan. 4. Tahap Migrasi Tahap ini merupakan fase perpindahan dari sistem yang lama ke sistem yang baru. Pada tahap ini akan dilakukan proses sebagai berikut : Koordinasi dengan pihak IT RSJPDHK untuk mengenai time schedule yang sudah ditentukan. Integrasi sistem lama dengan sistem baru yang telah terinstal. Pada tahap ini diharapkan proses migrasi tidak mengganggu terhadap operational sehari-hari yang terjadi.

28 94 5. Tahap Uji Terima & Training Pada tahap ini dilakukan untuk memeriksa bahwa peralatan yang dipasang berfungsi dengan baik. Uji fungsi akan menghasilkan Berita Acara Uji Fungsi. Sedangkan Uji terima untuk menunjukkan bahwa perangkat yang sudah terpasang dan berfungsi dengan baik. Dalam hal ini kedua Uji tersebut harus ditetapkan kriteria kelolosannya, dalam bentuk check-listnya terlebih dahulu. Dengan pembakuan checklist ini berarti ada kesamaan persepsi terhadap proses dam materi Uji fungsi maupun Uji terima. Dengan demikian bisa menghindari kesalahpahaman dalam pelaksanaannya. Setelah proses uji terima, akan dilanjutkan dengan proses training atas penggunaan peralatan yang dipasang. Pada tahap ini akan dilakukan proses training secara formal yang diikuti oleh admin dari pihak RSJPDHK yang ditunjuk. Dari uji training ini diharapkan admin dari pihak RSJPDHK dapat melakukan konfigurasi dan pemeriksaan jika ada perubahan yang timbul setelah proses installasi selesai. 6. Tahap Pemeliharaan Tahap pemeliharaan akan dilakukan setelah proses installasi selesai. PT MSI akan memberikan support selama 3 tahun sesuai dengan yang diminta oleh pihak RSJPDHK. PT MSI juga akan memberikan layanan portal untuk keperluan helpdesk baik by web, maupun phone. Dengan adanya proses ini diharapkan proses pemeliharaan dapat berjalan dengan baik dan peralatan dapat berfungsi optimal.

29 Jadwal Tenaga Kerja Proyek RSJPDHK Jadwal tenaga kerja pada proyek RSJPDHK akan dikerjakan dengan jumlah tenaga kerja adalah sebagai berikut : Jadwal Tenaga Kerja Pekerjaan Jumlah Tenaga Kerja I Preparation a. Ordering peralatan 3 b. Survey lapangan 3 c. Fitur fitur dan kebijakan 3 II Delivery a. Pengiriman barang 2 b. Laporan pengiriman 2 III Deployment a. Installasi Cabling & Rack 1 team leader, 6 group b. Installasi Core Switch 4 c. Installasi Distribution&Access Switch 4 d. Installasi Internet Router & Security 1 IV Migration a. Assessment Kondisi Existing 2 b. POC (Proof of Concept) 2 c. Migration 2

30 96 Jadwal Tenaga Kerja Pekerjaan Jumlah Tenaga Kerja V Uji Terima & Pelatihan a. User Acceptance Test (UAT) 5 b. Dokumentasi 5 c. Training 5 VI Pemeliharaan 2 Tabel 4.6 Jadwal Tenaga Kerja Proyek RSJPDHK (Sumber : Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak MSI) Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Proyek RSJPDHK Jadwal pelaksanaan pekerjaaan jaringan ini akan dilakukan sebagaimana yang ditunjukkan pada tabel dibawah : Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Proyek RSJPDHK Jadwal Estimasi Minggu No. Deskripsi Pekerjaan Durasi I Persiapan a. Ordering peralatan ke principal 4 minggu b. Survey lapangan data center 4 minggu c. Fitur fitur dan kebijakan 2 minggu

31 97 Jadwal Estimasi Minggu No. Deskripsi Pekerjaan Durasi II Delivery a. Pengiriman barang 2 hari b. Laporan pengiriman 1 hari III Deployment a. Installasi Cabling & Rack 6 minggu b. Installasi Core Switch 2 hari c. Installasi Distribution&Access Switch 7 hari d. Installasi Internet Router & Security 1 hari IV Migration Plan a. Assessment kondisi yang ada 7 hari b. POC (Proof of Concept) 2 hari c. Migration 1 hari IV Acceptance Test a. User Acceptance Test (UAT) 1 hari b. Dokumentasi 3 hari c. Training 3 hari Tabel 4.7 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Pada Proyek RSJPDHK (Sumber : Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak MSI)

32 Aktifitas Pelaksanaan Pekerjaan Proyek RSJPDHK Aktifitas pelaksanaan pekerjaan jaringan ini akan dilakukan dalam beberapa tahap sebagaimana yang ditunjukkan pada tabel dibawah : Aktifitas Pelaksanaan Pekerjaan Proyek RSJPDHK Tahap Aktifitas Deskripsi Lama Persiapan a. Ordering Ordering peralatan yang 4 minggu peralatan ke dilakukan oleh PT MSI ke principal principal b. Survey lapangan Survey lapangan mengenai 4 minggu data center infrastruktur yang nantinya akan dipasang pada proyek ini c. Fitur-fitur dan Fitur-fitur dan kebijakan yang 2 minggu kebijakan akan diterapkan pada peralatan yang nantinya akan dipasang dan didiskusikan dengan klien Pengiriman a. Pengiriman barang Pihak MSI akan melakukan 2 hari pengiriman barang yang sudah datang ke RSJPDHK b. Laporan Pihak logistik akan 1 hari pengiriman memberikan tanda terima untuk proses dokumentasi Deployment a. Installasi kabel & Installasi kabel untuk 6 minggu rak interfloor dan interbuilding baik berupa kabel fiber & UTP

33 99 Tahap Aktifitas Deskripsi Lama b. Installasi Core Installasi dan konfigurasi Core 2 hari Switch Switch c. Installasi Pemasangan, dan konfigurasi 7 hari Distribution & distribution dan access switch Access Switch d. Installasi internet Pemasangan dan konfigurasi 1 hari router & security internet router dan security Migration a. Assesment kondisi Melakukan analisa terhadap 7 hari akhir kondisi akhir untuk proses migrasi b. POC (Proof of Melakukan test demo untuk 2 hari Concept) proses pemindahan, sehingga tidak ada masalah pada proses migration c. Migration Proses ini akan dilakukan 1 hari setelah mendapat persetujuan dari pihak klien Uji Terima & Training a. User Acceptance Test (UAT) User Acceptance Test (UAT) terhadap peralatan yang 1 hari terpasang pada RSJPDHK b. Dokumentasi Dokumentasi terhadap 3 hari peralatan dan konfigurasi yang ada di RSJPDHK

34 100 Tahap Aktifitas Deskripsi Lama c. Training PT MSI memberikan training 3 hari mengenai konfigurasi yang telah terpasang dan proses untuk maintenace Pemeliharaan Support & service PT MSI memberikan training 3 tahun mengenai konfigurasi yang telah terpasang dan proses untuk maintenance berupa: Penjelasan dan training konfigurasi yang ada Training operational penambahan jaringan Backup dan restore seluruh komponen aktif Memonitoring jaringan Tabel 4. 8 Aktifitas Pelaksanaan Pekerjaan Proyek RSJPDHK (Sumber : Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak MSI)

35 Identifikasi Risiko Proyek Dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan, penulis melakukan wawancara serta pengisian kuisioner oleh project manager dan teknisi PT Mitra Solusi Infokom. Dalam identifikasi risiko, penulis menggunakan faktor-faktor risiko proyek TI yang diadaptasi dari hasil study Zhang ian Lu dan Lee Jia Pei (2008) yang mengelompokkan risiko proyek TI menjadi 3 kategori umum, yaitu economic risk, organizational risk dan technological risk Risiko Ekonomi (Economic Risk) 1. Risiko ukuran (Size risk) a. Kurangnya analisa kebutuhan user Kurang analisa kebutuhan user bisa disebabkan survey yang dilakukan tidak rinci atau perolehan data yang kurang lengkap. Perlindungan yang sudah dilakukan oleh perusahaan dengan memahami terlebih duhulu kebutuhan user dan melakukan survey. b. Kurangnya anggota tim dalam menjalankan proyek Kurangnya anggota tim dalam proyek dapat menyebabkan pekerjaan tiap anggota tim menjadi overload. Dalam hal ini, MSI sudah melakukan perencanaan dengan baik mengenai jumlah anggota tim proyek untuk menangani proyek tersebut. c. Kesalahan estimasi terhadap anggaran proyek Kesalahan estimasi anggaran ini dapat terjadi karena adanya perubahan situasi di lapangan dan pengaruh ekonomi yang tidak menentu yang dapat mengakibatkan perubahan dari estimasi yang telah dilakukan. Perlindungan

36 102 yang dilakukan oleh MSI adalah melakukan pendugaan keuntungan yang relevan dengan memperhitungkan biaya yang mungkin terjadi. d. Jadwal proyek yang kurang realistis Jadwal proyek yang kurang realistis dapat disebabkan oleh pihak klien maupun pihak MSI sehingga dapat mengakibatkan mundurnya pengerjaan proyek yang dapat mempengaruhi penjadwalan proyek secara keseluruhan. 2. Risiko sumber daya (Resource risk) a. Kurang tersedianya sumber daya material Penyediaan sumber daya material yang kurang memadai dapat terjadi karena kesalahan dalam menganalisa kebutuhan user atau adanya perubahan kebutuhan user. Pada saat ini penyediaan sumber daya MSI sudah memadai, di mana perusahaan selalu melakukan estimasi jumlah sumber daya material yang dibutuhkan dalam proyek dengan manganalisa terlebih dahulu kebutuhan user. b. Keterlambatan pengiriman sumber daya material Jika barang terlambat dialokasikan ke lokasi proyek, maka perkerjaan proyek akan mengalami penundaan karena harus menunggu sumber daya material tiba terlebih dahulu di lokasi proyek. Untuk mengatasi hal ini perusahaan melakukan negosiasi dengan klien. c. Kerusakan hardware Kerusakan hardware dapat terjadi sewaktu-waktu, karena sumber daya material yang dikirimkan ada kemungkinan mengalami kerusakan. Untuk mengatasi hal ini perusahaan melakukan pengecekan ulang terlebih dahulu pada saat penerimaan barang.

37 Risiko Organisasi (Organizational Risk) 3. Luas perubahan yang terjadi (Extent of changes brought) a. Terjadi perubahan tugas anggota tim Perubahan dalam menjalankan tugasnya anggota tim biasanya terpaku pada rencana jadwal tugas yang telah disepakati diawal perencanaan proyek, namun kadangkala bisa terjadi tindakan pembaharuan yang menyebabkan terjadinya perubahan, hal ini bisa disebabkan oleh permintaan dari klien itu sendiri maupun oleh kesalahan definisi tugas yang telah diberikan oleh manajer proyek. Dalam proyek MSI tidak terjadinya perubahan tugas pada tiap tiap anggota tim proyek, karena sebelumnya telah terorganisasi dalam struktur organisasi yang tepat, dimana tugas-tugas dari tiap-tiap anggota tim telah disusun sesuai dengan fungsinya masing-masing, sehingga pada pelaksanaan proyek dilapangan telah disesuaikan dengan apa yang didefinisikan pada tugas yang ada. b. Turnover anggota tim dalam proyek Turnover dapat berdampak negatif, akibatnya dapat berpengaruh pada produktivitas tim proyek bahkan perusahaan dapat kehilangan anggota tim yang handal. Perusahaan telah memberikan gaji yang relevan untuk setiap karyawannya dan perusahaan menetapkan kebijakan jika karyawan ingin resign maka harus ada informasi terlebih dahulu, apabila tidak diinformasikan maka karyawan akan dikenakan penalti oleh perusahaan.

38 Intensitas terjadi konflik (Intensity of conflicts) a. Konflik pada anggota tim proyek Konflik pada anggota tim dapat terjadi karena masalah personalitas, masalah penugasan yang tidak jelas antara anggota tim proyek, ataupun perbedaan pendapat di antara anggota tim proyek. Konflik yang terjadi terusmenerus dapat berpengaruh pada pengerjaaan proyek menjadi terhambat. Dalam hal ini, maka project manager MSI memberikan definisi tugas dan tanggung jawab kepada anggota tim proyek secara jelas. 5. Kompleksitas Lingkungan (Environmental complexity) a. Lokasi yang kurang mendukung Lokasi yang kurang mendukung menyebabkan pengerjaan proyek menjadi sulit untuk dilaksanakan, hal ini dapat dikarenakan kondisi bangunan yang kurang mendukung dalam pelaksanaan proyek. Dalam hal ini MSI melakukan survey ke lokasi proyek dan membuat design implementasi. b. Sulitnya mendapatkan informasi dari klien Informasi dari klien merupakan bagian yang berperan penting dalam menentukan arus pelaksanaan proyek, di mana perlu adanya perolehan informasi yang jelas dari klien. Informasi dibutuhkan agar pengerjaan proyek menjadi lebih terarah, dalam hal ini perusahaan merencanakan jadwal pertemuan terlebih dahulu dengan pihak klien. c. Komunikasi yang tidak efektif Komunikasi yang tidak efektif dapat menghambat jalannya proyek. Hal ini bisa disebabkan karena adanya kesalahan informasi yang diberikan atau kesalahpahaman yang terjadi antara klien dan proyek manager, serta anggota

39 105 tim yang lain. Dalam hal Untuk mengurangi terjadinya hal diatas, maka MSI melakukan antisipasi yang dilakukan dengan cara meminta informasi yang sejelas-jelasnya dan merespon dari setiap informasi yang telah diberikan. 6. Kurangnya komitmen (Lack of commitment ) a. Kurangnya komitmen klien dalam pelaksanaan proyek Kurangnya komitmen klien berarti klien kurang memberikan kontribusi pada proyek yang akan dijalankan. Komitmen dapat berupa kesepakatan antara klien dengan pihak proyek manager mengenai apa yang akan dikerjakan pada proyek, waktu pelaksanaan proyek, biaya yang akan dikeluarkan pada pelaksanaan proyek, dan pengalokasiaan sumber daya untuk proyek tersebut. Untuk menghindari hal ini, maka pihak MSI membuat persetujuan kontrak mengenai kesepakatan apa yang akan dikerjakan dalam pelaksanaan proyek dan apabila terjadi perubahan maka perlu dibuatnya perencanaan perubahan yang harus disepakati antara kedua belah pihak. b. Kurangnya dukungan project manager dalam pelaksanaan proyek. Kurangnya dukungan project manager baik dalam segi pengetahuan, kemampuan managerial dan teknis, kemampuan berkomunikasi serta kemampuan project manager dalam memberikan motivasi kepada anggota tim proyek dapat berpengaruh pada hasil suatu proyek. Dalam hal ini MSI menunjuk Project Manager yang memenuhi kualifikasi dalam bekerja dengan baik. c. Kurangnya dukungan di antara para anggota tim proyek Kurang dukungan di antara anggota tim proyek akan menghambat jalannya pelaksanaan proyek itu sendiri, akibatnya penyelesaian sebuah

40 106 proyek dapat menjadi terhambat, bahkan bisa terjadi penundaan. Untuk menghindari hal di atas, maka project manager membentuk koordinasi anggota tim yang memenuhi kualifikasi dalam bekerja dengan baik Risiko Teknologi (Technological Risk) 7. Resiko Kurangnya Keahlian (Lack of expertise) a. Kurangnya keahlian managerial dan teknis Keahlian yang kurang memadai dari tim proyek dapat menjadi kendala dalam pengerjaan proyek sehingga anggota tim proyek yang dipilih oleh MSI untuk mengerjakan proyek adalah orang-orang yang profesional yang dapat bekerja dengan baik dan memberikan training kepada karyawan. b. Kurangnya pengetahuan anggota tim proyek Kurangnya pengetahuan pada anggota tim proyek berarti anggota tim proyek kurang memahami apa yang harus dikerjakan dalam proyek. MSI telah memberikan training bagi anggota tim proyeknya dan adanya prosedur operasional untuk pengerjaan proyek c. Kurang pengalaman anggota tim dalam pengerjaan proyek Jika dalam pelaksanaan suatu proyek di kerjakan oleh staff yang tidak berpengalaman, maka akan membawa risiko bagi pelaksanaan proyek yang dikerjakan. Namun dalam pengerjaan proyek MSI telah dikerjakan oleh tim proyek yang sudah berpengalaman. d. Kurangnya keahlian Project Manager Kurangnya keahlian seorang project manager sangat berpengaruh pada kesuksesan suatu proyek, karena proyek manager memiliki tanggung jawab yang

41 107 menyeluruh untuk mengelola suatu proyek. Project manager di MSI adalah orang yang memiliki keahlian dalam manajemen proyek dan memiliki pengalaman dalam mengelola proyek. 8. Risiko Kepegawaian (Staffing risk) a. Kurang jelasnya tugas-tugas yang diberikan kepada anggota tim proyek Kurang jelasnya tugas yang diberikan biasanya terjadi pada proyek yang masih baru, sehingga anggota tim di dalamnya tidak jelas apa yang harus dikerjakan dan apa yang anggota tim lain harapkan kepadanya. Akibatnya pekerjaan menjadi tertunda, dan jika ini dibiarkan pekerjaan akan menjadi terhambat penyelesaian proyeknya. Untuk menghindari hal di atas, project manager telah merancang struktur organisasi yang memuat susunan tim proyek beserta jabatannya masing-masing anggota tim proyek. Selain itu dari setiap anggota tim yang terlibat dalam pelaksanaan proyek telah diuraikan tugasnya secara jelas.. 9. Kompleksitas teknologi (Complexity technology) a. Kesulitan dalam instalasi hardware Instalasi hardware menjadi hal yang berisiko karena instalasi jaringan sendiri merupakan pekerjaan yang kompleks, jika proses instalasi terdapat kesalahan maka hasilnya sistem tidak berfungsi dengan baik. Untuk keperluan instalasi ini, MSI memberikan training dan adanya Standard Operational Procedure. b. Kesulitan dalam konversi sistem lama ke sistem baru Dalam implementasi sistem pada lingkungan kerja yang masih menggunakan sistem lama, dimana sistem baru yang sudah diimplementasi

42 108 ternyata tidak berfungsi dengan baik maka dapat mengganggu aktivitas kerja suatu organisasi. Untuk mengantisipasi hal ini, MSI telah membuat migration plan yang juga mencakup POC (Proof of Concept) atas desain yang diajukan dan juga uji peralatan bahwa peralatan yang akan dipasang dapat berjalan dengan baik. c. Kurangnya sistem keamanan teknologi Jaringan sangat rentan pada masalah keamanan. Kurangnya sistem keamanan teknologi berarti tidak adanya sistem yang baik untuk melindungi jaringan dari berbagai bentuk kejahatan komputer, seperti hacker, cracker, dan virus. Untuk mengatasi hal ini, MSI menggunakan peralatan yang teruji dalam sistem keamanan jaringannya. 10. Risiko pengguna (User risk) a. Kurangnya keterlibatan user Kurangnya keterlibatan user berarti user yang tidak sepenuhnya memantau suatu proyek. Keterlibatan user penting untuk memenuhi user requirement. Dalam hal ini MSI meminta pihak klien untuk tetap memantau perkembangan proyek yang dikerjakan. b. Kurangya pemahaman user Kurangnya pemahaman user akan sistem yang dibangun biasa mencakup masalah teknis. Dimana anggota tim yang mengerjakan proyek harus mampu mendeskripsikan kebutuhan user akan kebutuhan teknis secara terinci. Jika klien kurang memahami akan sistem yang akan dibangun maka MSI akan mengadakan pertemuan berulang dengan klien sampai terjadi persamaan persepsi untuk sistem yang akan dibangun.

43 109 c. Klien yang tidak puas dengan hasil proyek Klien yang tidak puas dengan hasil proyek yang telah dikerjakan akan berpengaruh pada kualitas perusahaan vendor yang mengerjakan proyek. Untuk menghindari hal itu, maka setelah sistem diinstalasi MSI akan melakukan User Acceptance Testing untuk menguji sistem, pengujian ini secara langsung dilakukan oleh user untuk memutuskan apakah sistem sudah berjalan dengan baik dan memenuhi kriteria dari klien. Tabel Skala Identifikasi Risiko Proyek : Skala Probabilitas Skala Dampak Very Low (1) Tidak mungkin 1 Dapat diabaikan dampaknya terjadi Low (2) Sangat jarang terjadi 2 Dampak kecil pada biaya, waktu dan kualitas proyek Medium (3) Mungkin terjadi 3 Dampak penting bagi biaya waktu dan kualiatas High risk (4) Sangat mungkin untuk terjadi 4 Dampak substansial pada waktu, biaya dan kualitas Very high risk (5) Hampir pasti terjadi 5 Mengancam kesuksesan proyek Tabel 4.9 Identifikasi Risiko Proyek

44 Pengukuran Risiko Proyek Jardiknas Questionare Pengukuran Risiko Proyek Jardiknas adalah sebagai berikut: Proyek Jardiknas No Risiko Probability Impact Kurangnya analisa kebutuhan user 2. Kurangnya anggota tim dalam menjalankan proyek 3. Kesalahan estimasi biaya terhadap anggaran proyek 4. Jadwal proyek yang kurang realistis 5. Kurang tersedianya sumber daya material 6. Keterlambatan pengiriman sumber daya material 7. Kerusakan hardware 8. Terjadi perubahan tugas anggota tim 9. Turnover anggota tim dalam proyek 10. Konflik pada anggota tim proyek 11. Lokasi proyek yang kurang mendukung 12. Sulitnya mendapatkan informasi dari klien

45 111 Proyek Jardiknas No Risiko Probability Impact 13. Komunikasi yang tidak efektif Kurangnya komitmen klien dalam pelaksanaan proyek 15. Kurangnya dukungan project manager dalam pelaksanaan proyek. 16. Kurangnya dukungan di antara para anggota tim proyek 17. Kurangnya keahlian managerial dan teknis 18. Kurangnya pengetahuan anggota tim proyek 19. Kurang pengalaman anggota tim dalam proyek Kurangnya keahlian project manager 21. Kurang jelasnya tugastugas yang diberikan kepada anggota tim proyek 22. Kesulitan dalam instalasi hardware 23. Kesulitan dalam konversi sistem lama ke sistem baru 24. Kurangnya sistem keamanan teknologi 25. Kurangnya keterlibatan user

46 112 Proyek Jardiknas No Risiko Probability Impact Kurangya pemahaman user 27. Klien yang tidak puas dengan hasil proyek Tabel 4.10 Tabel Identifikasi Risiko Proyek Jardiknas Pengukuran probabilitas dan dampak pada proyek Jardiknas: Proyek Jardiknas No. Risiko Probability Impact A1. Kurangnya analisa kebutuhan user 1 4 A2. Kurangnya anggota tim dalam menjalankan proyek A3. Kesalahan estimasi biaya terhadap anggaran proyek A4. Jadwal proyek yang kurang realistis 3 4 Risiko ukuran A5. Kurang tersedianya sumber daya material 1 4 A6. Keterlambatan pengiriman sumber daya material 2 3 A7. Kerusakan hardware 1 3 Risiko sumber daya A8. Terjadi perubahan tugas anggota tim 1 1

47 113 Proyek Jardiknas No. Risiko Probability Impact A9. Turnover anggota tim dalam proyek 1 2 Risiko luas perubahan yang terjadi A10 Konflik pada anggota tim proyek 1 4 Risiko intensitas terjadi konflik A11 Lokasi proyek yang kurang mendukung 2 5 A12 Sulitnya mendapatkan informasi dari klien 2 3 A13 Komunikasi yang tidak efektif 1 4 Risiko kompleksitas lingkungan A14 Kurangnya komitmen klien dalam pelaksanaan proyek A15 Kurangnya dukungan project manajer dalam pelaksanaan proyek A16 Kurangnya dukungan di antara para anggota tim proyek Risiko kurangnya komitmen A17 Kurangnya keahlian managerial dan teknis A18 Kurangnya pengetahuan anggota tim proyek A19 Kurang pengalaman anggota tim dalam proyek A20 Kurangnya keahlian project manager 1 4 Risiko kurangnya keahlian

48 114 Proyek Jardiknas No. Risiko Probability Impact A21 Kurang jelasnya tugas-tugas yang diberikan kepada anggota tim proyek 1 3 Risiko kepegawaian A22 Kesulitan dalam instalasi hardware 2 4 A23 Kesulitan dalam konversi sistem lama ke sistem baru 1 3 A24 Kurangnya sistem keamanan teknologi 2 3 Risiko kompleksitas teknologi A25 Kurangnya keterlibatan user 1 4 A26 Kurangnya pemahaman user 2 3 A27 Klien yang tidak puas dengan hasil proyek 1 4 Risiko pengguna

49 115 Probability Impact Very Low (1) Low (2) Medium (3) High (4) Very High (5) Very High (5) High (4) Medium ( 3) A4 Low (2) A6 A3 Very Low (1) A2 A7 A1 A5 Tabel Matrix Berdasarkan Kategori Risiko Ekonomi Proyek Jardiknas Keterangan: : Low Risk : Medium Risk : High Risk : Risiko ukuran (Size risk) : Risiko Sumber daya (Resource risk)

50 116 Probability Impact Very Low (1) Low (2) Medium (3) High (4) Very High (5) Very High (5) High (4) Medium ( 3) Low (2) A12 A11 Very Low (1) A8 A9 A10 A13 A14 A15 A16 Tabel 4.12 Matrix Berdasarkan Kategori Risiko Organisasi Proyek Jardiknas Keterangan: : Low Risk : Medium Risk : High Risk : Risiko luas perubahan yang terjadi (Extent of changes brought) : Risiko intensitas terjadi konflik (Intensity of conflicts) : Risiko kompleksitas lingkungan (Environmental complexity) : Risiko Kurangnya komitmen (Lack of commitment )

51 117 Probability Very Low (1) Impact Low (2) Medium (3) High (4) Very High (5) Very High (5) High (4) Medium ( 3) Low (2) A24 A26 A18 A22 Very Low (1) A21 A17 A19 A23 A27 A25 A20 Tabel Matrix Berdasarkan Kategori Risiko Teknologi Proyek Jardiknas Keterangan: : Low Risk : Medium Risk : High Risk : Risiko Kurangnya keahlian (Lack of expertise) : Risiko Kepegawaian (Staffing risk) : Risiko Kompleksitas Teknologi (Complexity technology) : Risiko Pengguna (User risk)

Bab 4. Hasil dan Pembahasan Pengukuran Risiko Manajemen Proyek

Bab 4. Hasil dan Pembahasan Pengukuran Risiko Manajemen Proyek Bab 4 Hasil dan Pembahasan Pengukuran Risiko Manajemen Proyek 4.1 Latar Belakang Pembahasan Dalam mengumpulkan data data yang dibutuhkan pada penelitian ini, maka telah dilakukan wawancara dengan pihak

Lebih terperinci

PENGUKURAN RESIKO MANAJEMEN PROYEK TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT MSI

PENGUKURAN RESIKO MANAJEMEN PROYEK TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT MSI PENGUKURAN RESIKO MANAJEMEN PROYEK TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT MSI Henny Hendarti; Firman A.; Desy Deviaty Computerized Accounting Department, School of Information Systems, Binus University Jl. K.H. Syahdan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam melakukan pengukuran risiko terhadap proyek teknologi informasi,

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam melakukan pengukuran risiko terhadap proyek teknologi informasi, BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam melakukan pengukuran risiko terhadap proyek teknologi informasi, meliputi proses perusahaan secara umum serta proses proses dalam manajemen risiko proyek teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. dalam bidang penyedia jaringan infrastruktur Wireless. Dengan layanan Wireless

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. dalam bidang penyedia jaringan infrastruktur Wireless. Dengan layanan Wireless BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1 Profil Perusahaan PT. Quantum Tera Network adalah perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang penyedia jaringan infrastruktur Wireless. Dengan layanan Wireless

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. PT Triasta Integrasi Teknologi memiliki bisnis utama (core business) yaitu

BAB 4 PEMBAHASAN. PT Triasta Integrasi Teknologi memiliki bisnis utama (core business) yaitu 73 BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Manajemen Risiko Teknologi Informasi PT Triasta Integrasi Teknologi memiliki bisnis utama (core business) yaitu pengerjaan proyek-proyek teknologi informasi dari perusahaan lain.

Lebih terperinci

SPESIFIKASI TEKNIS NAMA PROYEK : PERPANJANGAN LISENSI FIREWALL NETWORK SECURITY UNTUK KANTOR PUSAT SKK MIGAS

SPESIFIKASI TEKNIS NAMA PROYEK : PERPANJANGAN LISENSI FIREWALL NETWORK SECURITY UNTUK KANTOR PUSAT SKK MIGAS SPESIFIKASI TEKNIS NAMA PROYEK : PERPANJANGAN LISENSI FIREWALL NETWORK SECURITY UNTUK KANTOR PUSAT SKK MIGAS I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan pekerjaan Perpanjangan Lisensi Firewall Security

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI PADA PT PRIMA CIPTA INSTRUMENT

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI PADA PT PRIMA CIPTA INSTRUMENT BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI PADA PT PRIMA CIPTA INSTRUMENT 4.1 Prosedur Evaluasi Evaluasi terhadap sistem informasi distribusi pada PT Prima Cipta Instrument merupakan suatu proses evaluasi

Lebih terperinci

Proposal. Sistem Informasi Manajemen Perusahaan (SIMPRUS) ~ 1 ~

Proposal. Sistem Informasi Manajemen Perusahaan (SIMPRUS) ~ 1 ~ Proposal Sistem Informasi Manajemen Perusahaan (SIMPRUS) ~ 1 ~ Daftar Isi 1. Pendahuluan... 3 2. Tujuan... 4 3. Tinjauan Sistem Informasi... 4 3.1. Berbasis Teknologi VB.NET... 4 3.2. Keamanan Sistem...

Lebih terperinci

LAMPIRAN. J: Pelaksanaan proyek berjalan sesuai dengan kebutuhan user. dikeluarkan saat pelaksanaan proyek?

LAMPIRAN. J: Pelaksanaan proyek berjalan sesuai dengan kebutuhan user. dikeluarkan saat pelaksanaan proyek? L1 LAMPIRAN Hasil wawancara dengan PT Mitra Solusi Infokom mengenai proyek Jardiknas: 1. P: Apakah dalam pelaksaaan proyek berjalan sesuai dengan kebutuhan user? J: Pelaksanaan proyek berjalan sesuai dengan

Lebih terperinci

KOMPETENSI DAN PELATIHAN SDM PENGAMPU TI. 10 Urusan. Layanan E-Government

KOMPETENSI DAN PELATIHAN SDM PENGAMPU TI. 10 Urusan. Layanan E-Government KOMPETENSI DAN PELATIHAN SDM PENGAMPU TI 10 Urusan Layanan E-Government Administrator Server Administrator Server Mengelola komponen (server, workstation, sistem operasi) sistem informasi sesuai kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu tuntutan untuk menciptakan layanan yang berkualitas ataupun dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu tuntutan untuk menciptakan layanan yang berkualitas ataupun dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada Era modernisasi saat ini pemanfaatan teknologi informasi sudah menjadi suatu tuntutan untuk menciptakan layanan yang berkualitas ataupun dalam mengoptimalisasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Project Performance Management merupakan salah satu komponen dalam Project Management yang berfungsi sebagai controller dan monitoring terhadap pengerjaan project yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN A KUESIONER. Menetapkan Dan Mengatur Tingkatan Layanan (DS1)

LAMPIRAN A KUESIONER. Menetapkan Dan Mengatur Tingkatan Layanan (DS1) L1 LAMPIRAN A KUESIONER Menetapkan Dan Mengatur Tingkatan Layanan (DS1) 1 Setiap penggunaan sistem informasi harus melaksanakan aturan yang ditetapkan perusahaan 2 Pimpinan masing-masing unit organisasi

Lebih terperinci

Chapter 4 SOFTWARE QUALITY ASSURANCE - REVIEW

Chapter 4 SOFTWARE QUALITY ASSURANCE - REVIEW Chapter 4 SOFTWARE QUALITY ASSURANCE - REVIEW Komponen Software quality assurance 1. Pre Project Component 2. Software Project life cycle Component 3. Infrastructure component for error prevention and

Lebih terperinci

COVER BAB III.

COVER BAB III. COVER BAB III 1 BAB III ANALISA SISTEM BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan PT XYZ adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang IT Consultant penyedia layanan Jasa Sistem Integrator khusus nya bagi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan Faktor sukses adalah suatu bagian penting, dimana prestasi yang memuaskan diperlukan untuk suatu organisasi agar dapat mencapai

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil evaluasi penerapan manajemen pengendalian proyek South

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil evaluasi penerapan manajemen pengendalian proyek South BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Dari hasil evaluasi penerapan manajemen pengendalian proyek South Sumatra NGL Project PT. Tripatra dapat dilihat dari aspek lingkungan pengendalian dan proses pengendalian.

Lebih terperinci

PROPOSAL PENAWARAN. Jasa Teknologi Informasi Dan Telekomunikasi

PROPOSAL PENAWARAN. Jasa Teknologi Informasi Dan Telekomunikasi PROPOSAL PENAWARAN Jasa Teknologi Informasi Dan Telekomunikasi Office : Jl. RTM Raya Kelapa dua-depok Telp : 085693072261 / 0816103048 website : http://www.cmpsolution.webs..com email : Cakramandiri@windowslive.com

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 66 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 Sejarah PT. Sinar Mutiara Indah Perusahaan konstruksi CV Sinar Mutiara (SMI) didirikan pada tahun 1970, dengan tujuan utama

Lebih terperinci

PROJECT MANAGEMENT PLAN RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENERIMAAN DAN SELEKSI PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE MANAGEMENT BY OBJECTIVE

PROJECT MANAGEMENT PLAN RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENERIMAAN DAN SELEKSI PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE MANAGEMENT BY OBJECTIVE MY QUALITY SOFTWARE PROJECT MANAGEMENT PLAN RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENERIMAAN DAN SELEKSI PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE MANAGEMENT BY OBJECTIVE Hastin Istiqomah N 08.41010.0148 Nur Aini Maya Sari

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3. 1 Riwayat Perusahaan PT Hipernet IndoData yang lebih dikenal dengan HyperNet yang berarti "jaringan yang melebihi layanan jaringan biasa", merupakan perusahaan

Lebih terperinci

Project IT Organization

Project IT Organization Project IT Organization Building the Project Team Langkah pertama dalam mencari semua sumber daya yang dibutuhkan untuk proyek Anda adalah untuk menentukan sumber daya apa yang dibutuhkan dalam proyek

Lebih terperinci

Pertemuan 2 Manajemen Proyek & Microsoft Project 2007

Pertemuan 2 Manajemen Proyek & Microsoft Project 2007 Pertemuan 2 Manajemen Proyek & Microsoft Project 2007 Tujuan : 1. Memahami konsep manajemen proyek. 2. Memahami siklus manajemen proyek. 3. Memahami struktur organisasi team proyek pengembangan sistem.

Lebih terperinci

BUSINESS CASE. Pembuatan Sistem Informasi SAU2 ( Simple Aplikasi Untuk User )

BUSINESS CASE. Pembuatan Sistem Informasi SAU2 ( Simple Aplikasi Untuk User ) BUSINESS CASE Pembuatan Sistem Informasi SAU2 ( Simple Aplikasi Untuk User ) 1.0.LATAR BELAKANG PT. ABC merupakan perusahaan produsen susu terkenal di Indonesia. Selain memiliki perusahaan yang memproduksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi di era globalisasi ini, penggunaan jaringan komputer sudah menjadi hal yang sangat penting. Jaringan tidak lagi sebatas menghubungkan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. dibidang usaha jasa pengecekan dan maintenance VSAT dan perangkat jaringan. PT

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. dibidang usaha jasa pengecekan dan maintenance VSAT dan perangkat jaringan. PT 24 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Singkat Perusahaan PT Cakrawala Lintas Media didirikan di Jakarta pada bulan Agustus 2008. Perusahaan ini beralamat di Kompleks Mutiara Taman Palem Blok

Lebih terperinci

Critical Success Factor (CSF) Pemahaman atas sasaran strategis Komitmen yang kuat dari manajemen dan organisasi Manajemen proyek implementasi yang han

Critical Success Factor (CSF) Pemahaman atas sasaran strategis Komitmen yang kuat dari manajemen dan organisasi Manajemen proyek implementasi yang han IMPLEMENTASI SISTEM ERP JURUSAN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Critical Success Factor (CSF) Pemahaman atas sasaran strategis Komitmen yang kuat dari manajemen dan organisasi Manajemen

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI 4.1 Latar Belakang Pembahasan Dalam pengukuran risiko yang dilakukan pada PT Informasi Komersial Bisnis, kami mengolah data berdasarkan wawancara kepada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai pihak, baik dari sisi developer, manajemen perusahaan, operasional

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai pihak, baik dari sisi developer, manajemen perusahaan, operasional BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah memberikan sumbangan besar terhadap peradaban manusia, salah satunya adalah pada kegiatan bisnis dan organisasi.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. menggunakan media gelombang mikro, serat optik, hingga ke model wireless.

BAB II DASAR TEORI. menggunakan media gelombang mikro, serat optik, hingga ke model wireless. BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Jaringan Komputer Kecepatan perkembangan teknologi menjadikan proses transformasi informasi sebagai kebutuhan utama manusia yang akan semakin mudah didapatkan dengan cakupan

Lebih terperinci

SOP Penyediaan Bandwidth

SOP Penyediaan Bandwidth SOP Penyediaan Bandwidth 1. Pimpinan unit kerja mengirimkan surat permohonan pengubahan bandwidth kepada ketua UPT TIK. 2. Ketua UPT TIK mendisposisikan surat tersebut kepada Koordinator Divisi Infastruktur

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN. 1. Apakah kebutuhan pemakai / end-user (dalam kasus ini divisi penjualan) telah

DAFTAR PERTANYAAN. 1. Apakah kebutuhan pemakai / end-user (dalam kasus ini divisi penjualan) telah DAFTAR PERTANYAAN EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT Studi Kasus Pada PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA UNIT JATENG AI1 : Identify Automated Solutions 1. Apakah

Lebih terperinci

IT Maintenance Proposal [ Client]

IT Maintenance Proposal [ Client] IT Maintenance Proposal [--------Client] Salinan ke Versi Tanggal Abstrak Dibuat oleh Proposal ini merepresentasikan penawaran flip_nine dalam rangka memberikan penawaran IT Maintenance Proposal. flip_nine

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Kuesioner. Domain Bisnis. untuk penyusunan skripsi dengan judul Analisis Investasi Sistem Informasi dengan

LAMPIRAN 1. Kuesioner. Domain Bisnis. untuk penyusunan skripsi dengan judul Analisis Investasi Sistem Informasi dengan L1 LAMPIRAN 1 Kuesioner Domain Bisnis Kuesioner ini dibuat dan disebarkan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk penyusunan skripsi dengan judul Analisis Investasi Sistem Informasi dengan Menggunakan

Lebih terperinci

BAB VI DIRECTION Gambar 6.1 rincian fase direction

BAB VI DIRECTION Gambar 6.1 rincian fase direction BAB VI DIRECTION Fase direction merupakan fase ketiga dalam pengembangan rencana strategis teknologi informasi Indonesian Creative School Pekanbaru menggunakan framework Anita Cassidy setelah fase sebelumnya

Lebih terperinci

LOGO Manajemen Proyek Teknologi Informasi

LOGO Manajemen Proyek Teknologi Informasi LOGO Manajemen Proyek Teknologi Informasi BAB II Proyek TI PLC vs SDLC Aktifitas dalam SDLC Tahapan siklus hidup SDLC 1. Analisa kebutuhan 2. Spesifikasi 3. Disain 4. Coding 5. Verifikasi dan validasi

Lebih terperinci

PEMBUATAN APLIKASI MANAJEMEN PROYEK DALAM MENGELOLA PROYEK DI PT. X

PEMBUATAN APLIKASI MANAJEMEN PROYEK DALAM MENGELOLA PROYEK DI PT. X PEMBUATAN APLIKASI MANAJEMEN PROYEK DALAM MENGELOLA PROYEK DI PT. X Silvia Rostianingsih 1, Arlinah Imam Raharjo 2, & Basuki Setiawan 3 1,2,3 Jurusan Teknik Informatika, Universitas Kristen Petra, Siwalankerto

Lebih terperinci

3.1 STRUKTUR ORGANISASI LAPANGAN Gambar.3.1 Struktur Organisasi Lapangan (Sumber : Proyek Lexington Residence PT. PP (Persero), Tbk) III -1 3.1.1 Project Manager (PM) Project manager adalah pihak yang

Lebih terperinci

BAB 4 Pembahasan 4.1 Context

BAB 4 Pembahasan 4.1 Context BAB 4 Pembahasan 4.1 Context Penggunaan Teknologi Informasi pada saat ini memiliki peran yang sangat penting bagi perusahaan dalam membantu proses bisnis terutama dalam menghasilkan informasi yang bermanfaat

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN PAJAK ASLI DAERAH (PAD)

KERANGKA ACUAN KERJA SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN PAJAK ASLI DAERAH (PAD) KERANGKA ACUAN KERJA SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN PAJAK ASLI DAERAH (PAD) Dinas Pendapatan Daerah Pemerintah Kabupaten/Kota TAHUN ANGGARAN 2014 1 I. PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Sesuai yang diamanatkan

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2 MANAJEMEN PROYEK DENGAN PENGGUNAAN MICROSOFT PROJECT

PERTEMUAN 2 MANAJEMEN PROYEK DENGAN PENGGUNAAN MICROSOFT PROJECT PERTEMUAN 2 MANAJEMEN PROYEK DENGAN PENGGUNAAN MICROSOFT PROJECT TUJUAN : 1. Memahami konsep manajemen proyek. 2. Memahami siklus manajemen proyek. 3. Memahami struktur organisasi team proyek pengembangan

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. bidang supplier Silica Sand dan Pasir Kwarsa. PT. PADUCANDI LESTARI

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. bidang supplier Silica Sand dan Pasir Kwarsa. PT. PADUCANDI LESTARI BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT. PADUCANDI LESTARI adalah perseroan terbatas yang bergerak di bidang supplier Silica Sand dan Pasir Kwarsa. PT. PADUCANDI LESTARI didirikan pada

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SISTEM INFORMASI

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SISTEM INFORMASI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SISTEM INFORMASI BAGIAN INFORMASI BIRO INFORMASI DAN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NU SURABAYA 2015 1 UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031)

Lebih terperinci

KONEKSI JARINGAN KECAMATAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

KONEKSI JARINGAN KECAMATAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KONEKSI JARINGAN KECAMATAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ICON+ COMPANY PROFILE PROFILE ICON+ Berdiri 3 Oktober 2000 Anak perusahaan PT PLN ( Persero ) : 84. 858. 999 saham milik PT PLN

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA. kematangan penerapan sistem informasi pada PT. Bangunan Jaya.

BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA. kematangan penerapan sistem informasi pada PT. Bangunan Jaya. BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA 4.1 Prosedur Evaluasi Evaluasi terhadap sistem informasi penjualan pada PT. Bangunan Jaya adalah merupakan suatu proses evaluasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN. 1. Sejak kapan PT. DSB Solusi didirikan? ini sudah berdiri selama 3 tahun. 2. Bergerak dalam bidang apa PT. DSB Solusi?

LAMPIRAN. 1. Sejak kapan PT. DSB Solusi didirikan? ini sudah berdiri selama 3 tahun. 2. Bergerak dalam bidang apa PT. DSB Solusi? L1 LAMPIRAN 1. Wawancara 1. Sejak kapan PT. DSB Solusi didirikan? PT. DSB Solusi berdiri sejak tanggal 17 Juli 2009. Jadi, perusahaan ini sudah berdiri selama 3 tahun. 2. Bergerak dalam bidang apa PT.

Lebih terperinci

PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang

PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang mengkhususkan diri pada pengembangan manajemen proyek. PMBOK merupakan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI 4.1 Latar Belakang Pembahasan Dalam pengukuran risiko yang dilakukan pada PT National Label, kami telah mengumpulkan dan mengolah data berdasarkan kuisioner

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dari sejumlah rangkaian analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan dan saran. 5.1 Kesimpulan Hasil akhir penelitian

Lebih terperinci

Tujuan pembelajaran Mendefinisikan batasan manajemen proyek perangkat lunak (MPPL) Membedakan pengembangan proyek perangkat lunak dengan lainnya Memah

Tujuan pembelajaran Mendefinisikan batasan manajemen proyek perangkat lunak (MPPL) Membedakan pengembangan proyek perangkat lunak dengan lainnya Memah Manajemen Proyek TI /Perangkat Lunak (MPPL) Materi 1 Pengenalan MPPL The McGraw-Hill Companies/Software Project Management (second edition) / Bob Hughes and Mike Cotterell Tujuan pembelajaran Mendefinisikan

Lebih terperinci

IV - 6. Kualifikasi Level 1. Kualifikasi Level 2. Pengembangan Implementasi Perawatan Level Kualifikasi

IV - 6. Kualifikasi Level 1. Kualifikasi Level 2. Pengembangan Implementasi Perawatan Level Kualifikasi IV - 6 Kualifikasi Level 1 Pengembangan Implementasi Perawatan Level Kualifikasi 1 TIK.JK01.001.01 Melakukan komunikasi ditempat kerja SMK IT 2 TIK.JK01.008.01 Membuat laporan tertulis SMK IT 3 TIK.JK02.005.01

Lebih terperinci

PROPOSAL PROGRAM APLIKASI. System Payroll & General Ledger PT MCS Internasional

PROPOSAL PROGRAM APLIKASI. System Payroll & General Ledger PT MCS Internasional PROPOSAL PROGRAM APLIKASI System Payroll & General Ledger PT MCS Internasional JNC Computer Ruko Acropolis Blok C10/16, Legenda Wisata Jl.Alternative Transyogi Cibubur, Jakarta Hp. 0823-1293-9889, 0878-7465-5097

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari Tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN SWOT. Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan nilai yang nantinya berpengaruh terhadap

LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN SWOT. Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan nilai yang nantinya berpengaruh terhadap LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN SWOT Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan nilai yang nantinya berpengaruh terhadap strategi di dalam perusahaan. Petunjuk Bobot : Berilah bobot antara 0-1 dengan

Lebih terperinci

BAB V RENCANA AKSI. dilakukan pembagian beberapa kegiatan sebagai berikut: 1. Pengembangan produk low cost & acquirer platform

BAB V RENCANA AKSI. dilakukan pembagian beberapa kegiatan sebagai berikut: 1. Pengembangan produk low cost & acquirer platform BAB V RENCANA AKSI Dalam menindaklanjuti strategi dan rencana yang di bahas pada bab IV, perlu disusun rencana aksi yang perlu dilakukan oleh perusahaan. Penjabaran rencana aksi mencakup tata waktu kegiatan,

Lebih terperinci

Buku Panduan INFRASTRUKTUR JARINGAN KOMPUTER DAN KOMUNIKASI DATA DEPARTEMEN PERHUBUNGAN

Buku Panduan INFRASTRUKTUR JARINGAN KOMPUTER DAN KOMUNIKASI DATA DEPARTEMEN PERHUBUNGAN Buku Panduan INFRASTRUKTUR JARINGAN KOMPUTER DAN KOMUNIKASI DATA DEPARTEMEN PERHUBUNGAN SUBBIDANG PERANGKAT KERAS TAHUN 2008 PENDAHULUAN Pada era globalisasi ini sudah membawa manusia pada suatu dunia

Lebih terperinci

BAB II PROSES BISNIS

BAB II PROSES BISNIS BAB II PROSES BISNIS 2.1. Proses Bisnis Utama PT Rahadjasa Media Internet (RadNet) merupakan perusahaan penyedia jasa layanan internet (Internet Service Provider-ISP). Seiring dengan berkembangnya waktu,

Lebih terperinci

r o a d m a p PENGEMBANGAN SDM KOMINFO MAKASSAR BRANCH Jl. Nikel I Blok A No.18 Makassar 90222

r o a d m a p PENGEMBANGAN SDM KOMINFO MAKASSAR BRANCH Jl. Nikel I Blok A No.18 Makassar 90222 SDM KOMINFO MAKASSAR BRANCH Jl. Nikel I Blok A No.18 Makassar 90222 0411 445944 0811 445944 salesmks@inixindo.co.id LEVEL SDM TEKNOLOGI INFORMASI EIS MANAGEMENT Project Management IT Governance IT Service

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Teknologi Informasi khususnya jaringan computer pada saat ini telah menjadi hal yang mendasar dalam semua segi. Sulit dibayangkan pada era teknologi informasi seperti

Lebih terperinci

Pertemuan 3. Dedy Hermanto/Jaringan Komputer/2010

Pertemuan 3. Dedy Hermanto/Jaringan Komputer/2010 Pertemuan 3 Local Area Network (LAN) Metropolitan Area Network (MAN) Wide Area Network (WAN) Jaringan Tanpa Kabel (Wireless) LAN Adalah : Suatu jaringan komputer yang terbatas dalam jarak atau area setempat

Lebih terperinci

SOFTWARE QUALITY ASSURANCE

SOFTWARE QUALITY ASSURANCE SOFTWARE QUALITY ASSURANCE SQA Component TKB5351 Penjaminan Mutu Perangkat Lunak Chalifa Chazar www.script.id chalifa.chazar@gmail.com Review Dokumen spesifikasi kebutuhan dibuat untuk memastikan kebutuhan

Lebih terperinci

MANAGEMENT TRAFFIC ECMP (EQUAL-COST MULTI- PARTH) LOAD BALANCE BANDWITH DENGAN MIKROTIK ROUTER PADA PT. SKYE MOBILE MONEY. Abstrak

MANAGEMENT TRAFFIC ECMP (EQUAL-COST MULTI- PARTH) LOAD BALANCE BANDWITH DENGAN MIKROTIK ROUTER PADA PT. SKYE MOBILE MONEY. Abstrak MANAGEMENT TRAFFIC ECMP (EQUAL-COST MULTI- PARTH) LOAD BALANCE BANDWITH DENGAN MIKROTIK ROUTER PADA PT. SKYE MOBILE MONEY Indra Priyandono ipriyandono@bundamulia.ac.id Program Studi Sistem Informasi Universitas

Lebih terperinci

Muhlis Tahir PTIK A 09 UNM

Muhlis Tahir PTIK A 09 UNM Muhlis Tahir PTIK A 09 UNM BAB 4 Manajemen proyek Pengorganisasian, perencanaan dan penjadwalan proyek perangkat lunak Tujuan Untuk memperkenalkan perangkat lunak manajemen proyek dan menggambarkan karakteristik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era data digital saat ini teknologi informasi merupakan hal yang sangat penting dalam memberikan dukungan operasional bagi perusahaan yang mana itu adalah

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. serta petunjuk arah yang terbuat dari neon sign maupun billboard.

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. serta petunjuk arah yang terbuat dari neon sign maupun billboard. BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT. Mega Cipta Mandiri didirikan pada tanggal 6 Februari 1996 di Jakarta. PT. Mega Cipta Mandiri bergerak pada bidang periklanan yaitu billboard. Banyak

Lebih terperinci

Manajemen Proyek Minggu 2

Manajemen Proyek Minggu 2 Project Management Process Manajemen Proyek Minggu 2 Danny Kriestanto, S.Kom., M.Eng Initiating / Requirement :...awal siklus! Planning : perencanaan... Executing : Lakukan! Monitoring and Controlling

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. System Integrator yang bergerak di beberapa bidang komputer salah satunya adalah

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. System Integrator yang bergerak di beberapa bidang komputer salah satunya adalah BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan Perusahaan PT. Mastersystem Infotama merupakan salah satu perusahaan System Integrator yang bergerak di beberapa bidang komputer salah satunya

Lebih terperinci

P267. Alamat: Sudirman TG Jakarta. Tugas 5. Network Development. Anggota : M Kasfu Hammi Iik Wilarso

P267. Alamat: Sudirman TG Jakarta. Tugas 5. Network Development. Anggota : M Kasfu Hammi Iik Wilarso P267 Alamat: Sudirman TG Jakarta Tugas 5 Network Development Anggota : M Kasfu Hammi Iik Wilarso 5 Daftar Isi 5.1 Fase Requirement Gathering & Analysis Latar Belakang Perusahaan P267 merupakan perusahaan

Lebih terperinci

BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI. permintaan terhadap produk juga meningkat.

BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI. permintaan terhadap produk juga meningkat. BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI 4.1 Pengembangan sistem yang diusulkan Dengan memperkirakan terhadap trend bisnis di masa yang akan datang untuk bisnis dibidang pendistribusian

Lebih terperinci

Ibnu Muakhori, S.Kom (WA)

Ibnu Muakhori, S.Kom (WA) Disampaikan Oleh: Ibnu Muakhori, S.Kom 0852 851 222 57 08380 736 1504 (WA) www.ibnu-muakhori.id ibnu0176@gmail.com SURAT PENAWARAN MAINTENANCE Kepada Yth, Bapak / Ibu Pimpinan PT Jakarta Konsultindo di

Lebih terperinci

STANDAR PENGEMBANGAN APLIKASI

STANDAR PENGEMBANGAN APLIKASI LAMPIRAN IV PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN

Lebih terperinci

SI, Organisasi, Manajemen

SI, Organisasi, Manajemen APK D3/IT/MIS/E1/0806 Manajemen Sistem Informasi SI, Organisasi, Manajemen Jurusan Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Pokok Bahasan Sistem Informasi Pengertian SI, Tujuan dan Manfaat SI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Profil dan Sejarah PT Telkom Akses PT. Telkom Akses merupakan anak perusahaan dari PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom) yang sahamnya dimiliki sepenuhnya oleh Telkom.

Lebih terperinci

BAB 3 DESKRIPSI UMUM SISTEM PEMANTAUAN PROYEK

BAB 3 DESKRIPSI UMUM SISTEM PEMANTAUAN PROYEK BAB 3 DESKRIPSI UMUM SISTEM PEMANTAUAN PROYEK 3.1 Sejarah Perusahaan. PT. Fujitsu didirikan pertama kali pada tahun 1923 dengan nama Fuji Electric Co., Ltd. Pada awalnya Fuji Electric Co., Ltd. didirikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah semua perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan koordinasi suatu proyek dari awal (gagasan) hingga berakhirnya proyek untuk menjamin

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Standard Operating Procedure (SOP) 2.1.1 Pengertian SOP Setiap organisasi perusahaan memiliki pola dan mekanisme tersendiri dalam menjalankan kegiatannya, pola dan mekanisme itu

Lebih terperinci

Kerangka Acuan Kerja

Kerangka Acuan Kerja Kerangka Acuan Kerja Proyek Pembuatan Sistem Informasi Sidang Kabinet Republik Indonesia Oleh: Ilham Gurat Adillion (5113100077) MPPL A Dosen Fajar Baskoro, S.Kom., M.T. JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

PROPOSAL IMPLEMENTASI JARINGAN ANTAR KOTA MENGGUNAKAN PROTOKOL VPN DAN DYNAMIC ROUTING OSPF

PROPOSAL IMPLEMENTASI JARINGAN ANTAR KOTA MENGGUNAKAN PROTOKOL VPN DAN DYNAMIC ROUTING OSPF PROPOSAL IMPLEMENTASI JARINGAN ANTAR KOTA MENGGUNAKAN PROTOKOL VPN DAN DYNAMIC ROUTING OSPF 1 PENDAHULUAN Jaringan komputer merupakan kumpulan komputer yang terhubung secara fisik dan dapat berkomunikasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN CORPORATE VALUE. 0 Tidak berhubungan sama sekali. 1 Sangat sedikit hubungannya. 2 Sedikit berhubungan

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN CORPORATE VALUE. 0 Tidak berhubungan sama sekali. 1 Sangat sedikit hubungannya. 2 Sedikit berhubungan LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN CORPORATE VALUE Petunjuk: Berilah skor antara dimana: Tidak berhubungan sama sekali Sangat sedikit hubungannya Sedikit berhubungan Cukup berhubungan Memiliki hubungan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. A. Hasil kuisioner Proses TI PO2 Menentukan Arsitektur Informasi

LAMPIRAN. A. Hasil kuisioner Proses TI PO2 Menentukan Arsitektur Informasi LAMPIRAN Lampiran A. Hasil kuisioner Proses TI PO Menentukan Arsitektur Informasi Responden Adanya kesadaran bahwa arsitektur informasi penting bagi organisasi Pengetahuan untuk mengembangkan arsitektur

Lebih terperinci

LAMPIRAN KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TOYOTA ASTRA MOTOR

LAMPIRAN KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TOYOTA ASTRA MOTOR LAMPIRAN KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TOYOTA ASTRA MOTOR Petunjuk: Berilah skor antara - dimana: Tidak berhubungan sama sekali Sangat sedikit hubungannya Sedikit berhubungan Cukup berhubungan 4 Memiliki

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Kuesioner Portfolio Domain Bisnis

LAMPIRAN 1. Kuesioner Portfolio Domain Bisnis L1 LAMPIRAN 1 Kuesioner Portfolio Domain Bisnis Kuesioner ini dibuat dan disebarkan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk penyusunan skripsi dengan judul Evaluasi Investasi Sistem dan Teknologi

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN PENGEMBANGAN APLIKASI KEPEGAWAIAN TAHUN ANGGARAN 2012

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN PENGEMBANGAN APLIKASI KEPEGAWAIAN TAHUN ANGGARAN 2012 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN PENGEMBANGAN APLIKASI KEPEGAWAIAN TAHUN ANGGARAN 2012 A. LATAR BELAKANG 1. Berkembangnya kebutuhan akan informasi kepegawaian yang belum mampu diakomodasi oleh sistem

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROYEK TEKNOLOGI INFORMASI. Oleh : Dr. R. Rizal Isnanto, S.T., M.M., M.T. MAGISTER SISTEM INFORMASI UNDIP

MANAJEMEN PROYEK TEKNOLOGI INFORMASI. Oleh : Dr. R. Rizal Isnanto, S.T., M.M., M.T. MAGISTER SISTEM INFORMASI UNDIP 1 MANAJEMEN PROYEK TEKNOLOGI MAGISTER SISTEM INFORMASI UNDIP INFORMASI Oleh : Dr. R. Rizal Isnanto, S.T., M.M., M.T. Latar belakang (1) 2 The Standish Group research shows a staggering 31.1% of projects

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada jaman sekarang ini, perkembangan teknologi sudah semakin pesat. Hampir semua sistem perhitungan manajemen input output barang di perusahaan berkembang dilakukan

Lebih terperinci

Pengembangan Sistem Informasi Secara Outsourcing dan Insourcing

Pengembangan Sistem Informasi Secara Outsourcing dan Insourcing Pengembangan Sistem Informasi Secara Outsourcing dan Insourcing Pengembangan sistem informasi di suatu organisasi diperlukan dalam rangka mencapai keungulan kompetitifnya. Melihat persaingan yang begitu

Lebih terperinci

PROPOSAL PENAWARAN KONEKSI INTERNET

PROPOSAL PENAWARAN KONEKSI INTERNET PROPOSAL PENAWARAN KONEKSI INTERNET PT. Putra Alam Semesta Alamat : Jl. Pal Putih No.191 Rt 001/02 kel keramat Kec Senen Jakarta Pusat Phone : 081388704126 ( M Djafar Nasution ) 085214059661 ( Ijun Wahyudin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil PT. Telkom Akses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil PT. Telkom Akses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil PT. Telkom Akses PT. Telkom Akses (PTTA) merupakan anak perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom) yang sahamnya dimiliki sepenuhnya

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI. mengumpulkan data dan mengolah data berdasarkan hasil dari wawancara dengan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI. mengumpulkan data dan mengolah data berdasarkan hasil dari wawancara dengan BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI 4.1 Latar Belakang Dalam melakukan manajemen risiko pada PT Saga Machie, penulis mengumpulkan data dan mengolah data berdasarkan hasil dari wawancara dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini, kebutuhan akan aplikasi sebagai sarana penunjang dalam berjalannya suatu sistem dalam perusahaan terlihat semakin meningkat, baik secara nasional maupun

Lebih terperinci

TI-S1-3SKS PENGANTAR MANAJEMEN PROYEK

TI-S1-3SKS PENGANTAR MANAJEMEN PROYEK TI-S1-3SKS PENGANTAR MANAJEMEN PROYEK Latar Belakang Mempelajari Manajemen Proyek Tahun 2001, Project Management Institute (PMI) melaporkan: Setiap tahun US menghabiskan dana proyek sebesar $2.3 trilyun,

Lebih terperinci

FASE PERENCANAAN. MPSI sesi 4

FASE PERENCANAAN. MPSI sesi 4 FASE PERENCANAAN MPSI sesi 4 PERENCANAAN PROYEK BAGIAN DARI MANAJEMEN PROYEK Pembagian Pengalokasian penjadwalan (schedulling) Pekerjaan dalam lingkup proyek PEOPLE 4+1 P PRODUCT PROCESS PROJECT Sistem

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. teknis yang dikosentrasikan untuk produk atau layanan yang spesifik. Helpdesk

BAB II LANDASAN TEORI. teknis yang dikosentrasikan untuk produk atau layanan yang spesifik. Helpdesk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Helpdesk Menurut Donna Knapp (2004), definisi helpdesk adalah sebuah alat untuk mengatasi persoalan yang didesain dan disesuaikan untuk menyediakan layanan teknis yang dikosentrasikan

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan pesatnya perubahan teknologi informasi telah mengakibatkan perubahan dan cara pandang kehidupan manusia dan suatu organisasi. Pesat nya perubahan tersebut telah

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. piranti lunak (software), kebutuhan perangkat keras (hardware) dan kebutuhan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. piranti lunak (software), kebutuhan perangkat keras (hardware) dan kebutuhan BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Kebutuhan Pengembangan Sistem Pada tahap implementasi sistem, hal-hal yang dibutuhkan dalam implementasi sistem aplikasi Call Center berbasis web terdiri atas kebutuhan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TELKOM DOMAIN BISNIS

LAMPIRAN 1. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TELKOM DOMAIN BISNIS LAMPIRAN. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TELKOM DOMAIN BISNIS Kuesioner ini dibuat untuk mengevaluasi nilai dan Risiko dalam investasi teknologi informasi (TI) yang diterapkan di PT TELKOM. Petunjuk:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan dan penerapan teknologi telekomunikasi berkembang dengan pesat, secara langsung ataupun tidak langsung akan mempengaruhi perkembangan sistem

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk chating. Layanan-layanan yang sebelumnya sulit berkembang, seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk chating. Layanan-layanan yang sebelumnya sulit berkembang, seperti BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan akan akses internet dewasa ini sangat tinggi sekali. Baik untuk mencari informasi, artikel, pengetahuan terbaru atau bahkan hanya untuk chating. Layanan-layanan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROYEK DALAM PRAKTEK

MANAJEMEN PROYEK DALAM PRAKTEK MANAJEMEN PROYEK DALAM PRAKTEK Pengertian Umum Stakeholder Stakeholder merupakan individu, sekelompok manusia, komunitas atau masyarakat baik secara keseluruhan maupun secara parsial yang memiliki hubungan

Lebih terperinci

Chapter 5. Contract Review

Chapter 5. Contract Review Chapter 5 Contract Review 5.2 Review kontrak proses dan tahapannya Beberapa situasi dapat memimpin perusahaan perangkat lunak ("pemasok") untuk menandatangani kontrak dengan pelanggan. Yang paling umum

Lebih terperinci