BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA"

Transkripsi

1 29 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Perusahaan ini didirikan pada tahun 1982 dengan nama PT. Dharma Sarana Perdana yang bertempat di Sunter. Produk pertama kali yang dihasilkan adalah Clutch atau kopling mobil. Pada waktu itu, perusahaan hanya dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang serba minim dan manual. Namun kondisi ini tidak pernah menyurutkan semangat untuk terus berkembang, justru menjadi pemicu untuk terus melangkah maju. Pada tahun-tahun berikutnya macam produk yang dihasilkan bertambah yaitu Window Regulator dan juga berpindah lokasi perusahaan ke Pulogadung. Dengan kualitas yang dihasilkan dan karena kepercayaan yang diberikan akhirnya perusahaan bergabung dengan Aisin Seiki sebagai pemegang saham terbesar sampai sekarang ini, PT. Dharma Sarana Perdana berganti nama menjadi PT. Aisin Indonesia dan pada tahun 1996 berpindah lokasi di EJIP, Cikarang. Barang yang diproduksi oleh perusahaan saat ini adalah beberapa komponen kendaraan roda empat umumnya mobil.

2 Sejarah Perusahaan A. Era PT. Dharma Sarana Perdana (DSP) PT. Aisin Indonesia bermula dari suatu perusahaan manufaktur komponen otomotif yaitu Clutch dan Window regulator yang bernama PT. DHARMA SARANA PERDANA yang didirikan pada tahun perusahaan ini didirikan dengan akte notaris Ny. Rukmasanti Hardjasatya S.H tanggal 25 juni 1982 no. 46 (persetujuan menteri kehakiman tanggal 17 Desember 1984, no. C HT ). didaftarkan dikantor pengandilan Negeri Jakarta Timur dengan NO. 133/leg/1985 tanggal 25 April dan dimuat dalam tambahan NO. 1004, pada berita Negara NO. 64 tanggal 9 Agustus lingkup usaha PT.DSP ini adalah bidang perindustrian, terutama industri komponen kendaraan bermotor dan memjalankan perdagangan impor dan ekspor. Pada tanggal 24 September 1985 terjadi pengalihan kepemimpinan dari pihak yang lama ke Ir. Theodore Permadi Rachmat, yang mengalihkan sahamnya ke PT. Multi Astra. Selanjutnya PT. Multi Astra menjual kembali sebagian sahamnya kepada Okke Widodo S.H dan PT. Bimantara Citra, sehingga pemegang saham pada akhir 1986 menjadi sebagai berikut: Tabel 4.1 Pemegang saham pada akhir PT. Multi Astra 75% 2. PT. Bimantara Citra 10% 3. Privat 15% Mulai tahun 1986, DSP mulai memproduksi Clutch untuk pertama kalinya. DSP beroprasi dengan lingkup kerja yang masih kecil dan

3 31 sederhana, jumlah tenaga kerjanya punya hanya 118 orang. Struktur Organisasinya juga masih simple dengan tenaga staff dan administrasi, termasuk direksi dan manajemen hanya berjumlah 23 orang. Selama priode DSP ini, lini produksi yang berjalan terdiri atas : Tabel 4.2 Proses produksi dari tahun Proses Produksi Tahun Clutch Disc Assembly 1986 Clutch Cover Assembly 1986 Stamping 1988 Heat Treatment 1988 Window Regulator 1989 Clutch Facing 1992 Pada awal produksi PT. Dharma Sarana Perdana (tahun 1986) hanya memasok produknya ke PT. Toyota Astra Motor, PT. Kramayudha Tiga Berlian, PT. Indomobil Suzuki International dan PT. Nasional Astra Motor untuk sigma replacement market. Berikut adalah daftar pelanggan dan produk. Tabel 4.3 Daftar customer tahun 1990-an Pelanggan PT. Toyota Astra Motor Produk Clutch disc, Clutch Cover, Window Regulator Merk Kendaraan Toyota

4 32 PT. Kramayudha Tiga Berlian PT. Indomobil Suzuki International PT. Nasional Astra Motor Clutch disc, Clutch Cover Clutch disc, Clutch Cover Clutch disc, Clutch Cover Mitsubishi Suzuki Daihatsu Toyota Astra Motor adalah pelanggan utama dengan kontribusi penjualan terbesar, kemudian diikuti oleh Kramayudha Tiga Berlian, Indomobil Suzuki Internasional, dan Nasional Astra Motor. PT. Dharma Sarana Perdana berada pada PT. TAM Sunter tada tanun 1989, pada tahun 1986 mulai memproduksi clutch dan mulai memproduksi produk baru Window Regulator pada tahun Pada pertengahan tahun 1990-an terjadi pertumbuhan yang sangat cepat dalam ekonomi global. Beberapa penjanjian perdagangan antara Negara dilakukan, antara lain Nourth American Free Trade Agreement (NAFTA) Amerika Utara yang di tanda tangani pada tahun 1992, European Union (EU) di Eropa pada tahun 1992 dan ASEAN Free Trade Area (AFTA) di Asia Tenggara pada tahun 1992 yang beroprasi secara penuh pada tahun Inti dari kerjasama antar Negara ini adalah penghilangan atau penurunan tarif bea masuk antar negara anggota sehingga secara ekonomi dapat mempengaruhi nilai perdagangan antar negara. Dampaknya adalah kompetisi perdagangan global diantara perusahaan-perusahaan dari negara yang berbeda menjadi semakin ketat. Konsekuensinya adalah bagaimana memanfaatkannya situasi yang ada untuk meningkatkan nilai kompetitif

5 33 perusahaan. Aisin seiki Co. Ltd adalah pemain dalam industri komponen otomotif yang sudah sangat dikenal secara internasional. Reputasinya sebagai pemasok kendaraan kelompok Toyota sudah di akui sejak dulu. Pada pertengahan tahun 1990-an Aisin Seiki melakukan beberapa kebijakan strategi yang inovatif dalam mengantisipasi dampak ekonomi global. Dengan industri otomotif nasional yang memasuki tinggkat kematangan dan kebutuhan akan kendaraan yang menjurus ke arah stagnasi, Aisin Seiki mulai memikirkan kemungkinan untuk meningkatkan operasionalnya di luar negeri. Beberapa kawasan yang mempunyai potensi ekonomi yang prospektif mulai dilirik. China, negara-negara kawasan Asia Tenggara, dan India merupakan Negara-negara industri dan ekonominya semakin berkembang. Indonesia menjadi salah satu pilihan Aisin Seiki untuk meningkatkan kinerjanya secara global. Pasar yang besar, serta kestabilan politik dan ekonomi menjadi bagian dan pertimbangan-pertimbangan yang dilakukan. B. Era PT. Aisin Indonesia Sebuah kerja sama yang baik dan saling melengkapi terjadi pada tanggal 10 mei 1995, ketika PT. Senantiasa Makmur yang merupakan anak perusahaan PT. Astra Otoparts tbk pemegang saham PT. Dharma sarana Perdana melakukan pendatatanganan perjanjian Joint Venture dengan Aisin Seiki Co.,Ltd. PT. Senantiasa Makmur sebagai mitra lokal sudah memiliki beberapa modal. Mulai dari pengetahuan pasar lokal, persyaratan pemerintah, mekanisme rantai-nilai lokal, kemempuan menjalankan manajemen manufactur dan administrasi yang baik serta

6 34 biaya produksi yang murah. Sebagai mitra asing Aisin Seiki datang dengan membawa teknologi modern, manajemen handal dan pasar global. Pada tanggal 3 juli 1995 dilakukan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang menghasikan penandatanganan akte pendirian perusahaan. Pada saat inilah tonggak sejarah PT. Aisin indonesia dimulai, dengan Susunan pemegang saham berdasarkan kepemilikan meyoritas sebagai berikut : Tabel 4.4 Susunan pemegang saham PT. Aisin Indonesia tahun 1995 PT. Senantiasa Makmur 50% Aisin Seiki Co.,Ltd 40.1% Aisin Chemical co.,ltd 3.3% Aisin Takaoka Co.,Ltd 3.3% Toyota Tsusho corp. 3.3% Pada tanggal 7 september 1995 dilakukan penanaman tiang pancang dan peletakan batu pertama untuk pabrik baru di Cikarang. Pada tanggal 3 september 1996 peresmian pembukaan pabrik baru dan mulai beroprasi dengan produksi Door Frame dan Door Lock. Pada tahun 2002 mulai memproduksi Outside Handle, Door Check, dan Hood Lock dan di tahun yang sama mendapatkan sertifikat QS-9000 dan ISO Kemudian pada tahun 2003 mulai memproduksi Striker dan mendapat sertifikat dari ISO dan OSHAS dan pada tahun 2004 mulai memproduksi Intake Mainifold, Inside Door Handle, Door Hinge. Memasuki tahun 2005 dengan kondisi perekonomian di Indonesia yang

7 35 makin stabil dan membaik, Bapak Yuji Obata dipercaya oleh Aisin Seiki untuk memegang Posisi sebagai Peresiden Direktur Sampai sekarang menggantikan Bapak Minoru Ishihara. Diakhir Februari 2006 terjadi perubahan atas komposisi susunan pemegang saham PT. Aisin Indonesia menjadi sebagai berikut: Tabel 4.5 Susunan pemegang saham PT. Aisin Indonesia tahun 2006 Aisin Seiki Co.,Ltd 56.1% PT. Senantiasa Makmur 34% Aisin Chemical Co.,Ltd 3.3% Aisin Takaoka Co.,Ltd 3.3% Toyota Tsusho corp. 3.3% Perubahan susunan pemegang saham ini juga diikuti dengan perubahan susunan pimpinan perusahaan Aisin Seiki Co. Ltd diwakili oleh Bapak Yuji Obata, Bapak P.B Ariawan Purwonugroho dan ibu Helina Trisnawati, yang masing-masing menjabat sebagai Presiden Direktur dan Direktur. Sedangkan PT. Senantiasa Makmur diwakili oleh Bapak Ir. Adrian Sugih Dan Bapak Gunardi Hadi Atmodjo sebagai presiden Direktur dan Direktur. Sejarah singkat PT. Aisin Indonesia adalah sebagai berikut The company established as PT DHARMA SARANA PERDANA at TAM s Sunter Plant 1986 The company started production of Clutch 1989 The company started production of Window Regulator

8 The company built Pulogadung Factory 1992 The company started production of Clutch Facing 1996 The company Joint Venture with Aisin Seiki Co Ltd and become P.T Aisin Indonesia 1997 The company started production of Door Frame and Door Lock 2002 The company started production of Outside Handle, Door Check, Hood Lock and implementation and Certification of QS 9000 and ISO The company started production of Striker and Implementation and Certification of ISO and OHSAS The company expanded 2 nd Plant and started production of Intake manifold, Inside Door Handle, Door Hinge, Door Lock D 21 type 2005 Implementation and Certification of ISO / TS (Up grading QS 9000 to ISO / TS 16949) 2006 The company started production New Door Lock D 21 VA 2009 Implementation and Certification of OHSAS version The company started production of D01N and YL8 project

9 Ruang Lingkup Bidang Usaha PT. Aisin Indonesia bergerak pada bidang industri manufaktur otomotif untuk roda empat yang pada umumnya memproduksi komponen mobil. Beberapa produk yang dihasilkan adalah sebagai berikut: Gambar 4.1 Produk Clutch (kopling) Gambar 4.2 Produk Door Handle (gagang pintu)

10 38 Gambar 4.3 Produk Door Frame (rangka pintu) Gambar 4.4 Produk Body Part

11 39 Gambar 4.5 Produk Door Lock & Striker (pengunci pintu dan pengaitnya) Gambar 4.6 Produk Intake Manifold

12 40 Gambar 4.7 Produk Window Regulator Lokasi Perusahaan PT. Aisin Indonesia terletak di kawasan industri EJIP (East Jakarta Indstrial Park) Cikarang dengan alamat lengkap: East Jakarta Industrial Park (EJIP) Plot 5J Cikarang Selatan, Bekasi Jawa Barat, Indonesia Phone: Fax:

13 Daerah Pemasaran PT. Aisin Indonesia menghasilkan produk untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik maupun internasional. Pangsa pasar yang paling besar adalah Indonesia. Dengan beberapa customer besar seperti Toyota, Daihatsu, Mitsubishi, Suzuki, dan lainnya serta untuk Aisin Group. Tujuan ekspor terbesarnya adalah di Asia dan Australia juga beberapa negara di Amerika seperti digambarkan berikut: Gambar 4.8 Beberapa tujuan ekspor dan grafik pemasaran PT. Aisin Indonesia

14 Struktur Organisasi Gambar susunan struktur organisasi PT. Aisin Indonesia dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 4.9 Struktur Organisasi PT. Aisin Indonesia

15 Pengumpulan Data Mesin atau peralatan yang menjadi obyek penelitian ini adalah pada Line Sub Assy Door Lock Mechanic pada PT. Aisin Indonesia. Mesin-mesin yang digunakan dalam improvement ini adalah sebagai berikut: Tabel 4.6 Mesin yang digunakan dalam improvement No Nama Mesin Satuan Jumlah 1 Riveting Machine unit 2 2 Part Detection Machine unit 1 3 Grease Application Machine unit 2 4 Screw Driver (include feeder) unit 1 5 Grease Pump unit 1 6 Preparation Body Jig unit 7 7 Konveyor (aktif) set 1 Sasaran dari improvement ini adalah mengurangi total cycle time yang digunakan untuk menghasilkan satu buah produk Mechanic Door Lock sehingga terciptanya line balancing atau waktu siklus yang dihasilkan pada setiap pos proses adalah sama (rata-rata sama untuk setiap posnya). Pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran kerja secara langsung berdasarkan data waktu gerakan manual tangan operator dan waktu proses mesin. Data yang digunakan adalah data sebelum pelaksanaan improvement.

16 Data Flow Process Urutan proses produksi Sub Assy Mechanic Door Lock dimulai dari proses Spinning Pin Pawl dan diakhiri oleh Initial Lift Lever Position Check atau Last Man Check. Jelasnya digambarkan dalam Tabel 3.2 berikut. Tabel 4.7 Flow Process Sub Assy Mechanic Door Lock Data Analisa Standar Kerja (Sebelum Improvement) Proses pertama yang dilakukan pada line Sub Assy Door Lock Mechanic sebelum improvement adalah sebagai berikut (proses dibagi

17 45 menjadi tiga bagian karena sebelum improvement terdapat tiga operator atau tiga pos proses). Gambar 4.10 Pembagian Pos Proses Sebelum Improvement A. Spinning Pin Pawl Tabel 4.8 SWS (Standard Work Sheet) Proses Spinning Pin Pawl (sebelum) Target cycle time 9 detik belum bisa dicapai (plan & aktual). Sebagian besar kerja pada operator 1 merupakan kerja manual yang kecepatannya dipengaruhi oleh posisi dan tata letak komponen/part yang

18 46 digunakan. Banyaknya komponen yang terlibat (7 komponen) menimbulkan potensi kegagalan proses akibat tidak terpasangnya komponen (miss) sangat mungkin terjadi, karena pengecekan masih dilakukan secara visual oleh operator. Berikut ini data customer claim terkait dengan masalah tersebut : Tabel 4.9 List Claim Customer yang terjadi di Proses Spinning Pin Pawl No. Claim Waktu Counter Measure 1. Stopper block tidak terpasang Oktober Gerakan Open Lift sebelum Gap Check (InDirect Check) -Gerakan Open Lift sebelum Gap 2. Stopper block tidak terpasang Juli 2010 Check (InDirect Check) -Gerakan Latch pada saat Function Check (Indirect Check) B. Preparation Body, Install Latch dan Spinning Pin Latch Tabel 4.10 SWS (Standard Work Sheet) Proses Preparation Body dan Spinning Pin Latch (sebelum)

19 47 Dari tabel di atas terlihat bahwa operator 2 hampir sepenuhnya melakukan kerja manual dan terjadi ambil - pasang produk sub assy sebanyak 2 kali. Tentunya hal ini menjadi salah satu penghalang untuk mencapai cycle time 9 detik. C. Install Screw, Gap Check dan Last Man Check Tabel 4.11 SWS (Standard Work Sheet) Install Screw, Gap Check dan Last Man Check (sebelum) Semua urutan kerja operator 3 merupakan kerja manual. Termasuk proses pemasangan screw hingga proses pengencangan screw dilakukan secara manual. Proses ini memiliki potensi untuk digantikan dengan screw driver yang bisa meroperasi secara auto mulai dari screw feeding hingga proses screw tightening.

20 48 Dari uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Unbalance terjadi karena adanya perbedaan (variasi) cycle time pada masing-masing operator yaitu (MP 1 = 22, MP 2 = 15, MP 3 =17), ketidak-seimbangan ini menyebabkan operator 2 menunggu. Tentunya hal ini tidak diinginkan karena merupakan kegiatan yang dikelompokan dalam muda (kegiatan yang tidak memberi nilai tambah). 2. Tujuan untuk dapat mensuplai 2 line assy sekaligus tidak dapat dicapai karena cycle time line adalah 22 detik (bottle neck = operator 1). 3. Masih terdapat potensi terjadinya komponen tidak terpasang (bab 4.2.1), karena pengecekan dilakukan secara visual oleh operator (nilai kemampuan deteksi buruk). 4.3 Pengolahan Data Dari data-data yang diperoleh pada line Sub Assy Door Lock Mechanic yang harus diperhatikan adalah tingginya cycle time pada pos pertama dan tidak seimbangnya cycle time antar pos proses prsoduksi. Untuk itu perlu dilakukan perubahan pada pos pertama untuk memperbaiki keseimbangan kerja dalam pos tersebut dan keseimbangan line. A. Pembagian Kerja di Proses Spinning Pin Pawl Proses Spinning Pin Pawl memiliki siklus kerja yang paling lama yaitu 22 detik, dan sebagian besar terdiri dari kerja manual. Untuk improvement yang dilakukan, kerja manual belum bisa digantikan dengan kerja auto karena terhalang oleh pemasangan part yang memerlukan

21 49 gerakan tidak sederhana. Akan tetapi perbaikan yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut dengan tujuan memperbaiki keseimbangan kerja. 1. Merubah tata letak tempat kerja. Perubahan tata letak tempat kerja yang dilakukan lebih kepada posisi komponen yang akan dipasang pada produk didekatkan kepada operator sehingga untuk menjangkau komponen untuk dipasangkan pada produk tidak terlalu jauh. Dan juga dilakukan pembagian proses pemasangan komponen agar tidak terlalu dibebankan pada operator pos pertama sedangkan operator pos lain hanya menunggu. Komponen yang dibagi ke proses berikutnya atau operator kedua terdapat dalam data analisa standar kerja setelah improvement. 2. Mengatur kembali gerakan-gerakan kerja. Sebagai solusi perbaikan keseimbangan kerja dilakukan pengaturan langkah-langkah kerja, dimana item part mana saja yang diletakkan di sebelah kanan dan diambil oleh tangan kanan serta item part yang diletakkan di sebelah kiri dan diambil oleh tangan kiri. Untuk membentuk sel one piece flow dengan waktu total 9 detik, dilakukan pengaturan ulang standar kerja. Dimana jumlah gerakan tangan kiri dan kanan operator dibuat berimbang agar tidak terjadi kelelahan yang berlebihan pada operator. 3. Merancang kembali mesin dan peralatan Pembuatan sistem semi auto pada mesin spinning, sehingga operator tidak lagi mendorong jig produk lalu menekan tombol start mesin.

22 50 Prosesnya adalah dari awal operator menekan tombol start lalu jig bergerak masuk ditarik silinder dan mesin spinning memproses produk. 4. Menambah pekerja bagi sebuah mesin atau sebaliknya, menambah mesin bagi seorang pekerja. Pada pos pertama ini dilakukan pembagian proses kerja sehingga jumlah operator menjadi bertambah menjadi operator pos proses kedua dan beban kerja operator pos pertama menjadi berkurang karena beberapa item pekerjaan dipindahkan ke operator kedua dan otomatis cycle time proses juga berkurang. B. Penambahan pos Preparation Body (Pos 2) Sebelumnya pada line Sub Assy Door Lock Mechanic hanya terdiri dari 3 operator dan 3 pos proses produksi, untuk tujuan perbaikan dilakukan penambahan operator pada pos kedua ini dan dilakukan pembagian proses kerja pada pos pertama sehingga beban kerja pada pos pertama bisa berkurang. Yang dilakukan pada pos kedua ini adalah pertama produk dari pos Spinning Pin Pawl diletakkan pada chute dan akan diambil oleh operator di pos Preparation Body. Pada pos tersebut produk dipasangkan empat komponen yaitu yaitu stopper block, spring latch, cushion dan Rubber T. Sebelum dilakukan improvement proses pemasangan tersebut dilakukan pada pos pertama yang menjadikan cycle time pada pos pertama menjadi lebih lama. Produk dari pos Preparation Body selanjutnya akan diletakkan pada jig konveyor mekanis untuk

23 51 diproses part detection dan apply grease secara otomatis setelah operator pada pos ketiga menekan tombol start proses. C. Instal Latch, Base Plate dan Start Auto Proses Pada pos 3 dilakukan pemasangan latch dan juga pemasangan base plate. Operator pada pos 3 juga menekan tombol start mesin semi auto dan proses yang akan berjalan secara otomatis yang sebelumnya masih dioperasikan secara manual oleh operator adalah Spinning Pin Latch, Instal Screw dan Gap Check selain Part Detection dan Apply Grease pada pembahasan sebelumnya. Pada pos 3 ini tidak lagi terjadi ambil - pasang produk sub assy sebanyak 2 kali karena sudah dibuatkan mekanisme seperti konveyor berjalan sehingga proses bisa kontinu atau berkelanjutan. D. Last Man Check dan Gap Check Setiap output produk yang dihasilkan akan dicek oleh last man. Walaupun dari mesin sendiri sudah terdapat gap check tetapi untuk lebih memastikan lagi kerja mekanik dari produk tidak NG (latch tidak terhambat gerakannya ataupun terkunci), maka dilakukan lagi pengetesan terhadap gap produk secara manual menggunakan dial indicator manual dan juga gerakan mekaniknya seperti kerja spring terhadap latch di dalam produk. Yang dimaksud gap check adalah produk Door Lock Mechanic mempunyai batasan gerakan dari kerja spring dan fungsi gap check untuk

24 52 melihat apakah gerakan dari kerja spring di dalam produk masih berada dalam batasan yang diijinkan atau tidak. E. Pembuatan Mekanisme Pendukung Aliran One Piece Flow Dengan tujuan meringankan kerja operator dan menghilangkan proses manual yang tidak memiliki nilai tambah maka pada perancangan perbaikan dibuatkan mekanisme pendukung dengan sistem semiauto. Perancangan awalnya adalah produk dapat bergeser secara otomatis seperti konveyor aktif dan beberapa proses permesinan yang sebelumnya diproses manual dirubah menjadi otomatis seperti proses Spinning Pin Latch, Instal Screw, pemberian Grease dan juga proses deteksi komponen produk. Gambaran awal sistem pendukung sebagai berikut. Gambar 4.11 Rancangan Awal Mekanisme Pendukung

25 Data Analisa Standar Kerja (Setelah Improvement) Setelah improvement yang dilakukan yaitu implementasi one piece flow dengan merubah proses produksi di line Sub Assy Door Lock Mechanic yang pada awalnya hanya proses manual gerakan tangan operator dan proses permesinan menjadi proses semiauto untuk bagian pergeseran produk dari pos satu ke pos lain. Pembuatan mesin semiauto melalui proses desain, pembuatan komponen, perakitan, wiring hingga pembuatan program untuk mesin. Tujuannya pembuatan sistem semiauto adalah untuk menghilangkan proses manual yaitu beberapa gerakan tangan operator yang tidak memiliki nilai tambah (added value), misalkan meletakkan produk ke proses berikutnya, sehingga mendukung tujuan awal meningkatkan produktivitas dengan mengurangi cycle time proses yang nantinya berhubungan dengan banyaknya produk yang dihasilkan per jamnya. Setelah pelaksanaan improvement pembagian kerja lebih merata tetapi memang terdapat penambahan operator menjadi empat orang. Gambar 4.12 Pembagian Pos Proses Setelah Improvement Data-data standar kerja setelah improvement juga ikut berubah, berikut adalah data standar kerja yang baru per bagian pos proses.

26 54 Tabel 4.12 SWS (Standard Work Sheet) setelah improvement di pos Spinning Pin Pawl Pada tabel standar kerja yang baru dapat dilihat sudah terdapat pembagian proses kerja yang dilakukan tangan kanan atau kiri. Dan ada beberapa proses yang sebelumnya dikerjakan pada pos ini diubah menjadi pada pos kedua atau Preparation Body. Langkah-langkah proses kerja sudah dibuat berurutan dan waktu pengerjaan juga sudah ditetapkan. Pada bagian mesin berproses, operator tetap melakukan proses pemasangan komponen (yang berupa time chart garis-garis). Bagian irregular proses adalah pekerjaan yang tidak rutin dilakukan oleh operator, contohnya

27 55 yaitu memindahkan box yang sudah kosong ke chute box kosong lalu menggeser box yang terisi penuh komponen ke posisi sebelumnya dari box kosong. Untuk cycle time yang dihasilkan setelah diambil rata-ratanya adalah 9.2 detik, masih mendekati target yang ditetapkan. Berikutnya untuk standar kerja baru pada penambahan pos Preparation Body, tidak terlalu banyak langkah proses, tetapi ada beberapa irregular proses. Tabel 4.13 SWS (Standard Work Sheet) setelah improvement di pos Preparation Body

28 56 Proses kerja pada pos Preparation Body semuanya adalah kerja manual operator tanpa ada proses permesinan. Dengan adanya penambahan pos ini, cycle time pada pos pertama menjadi jauh berkurang walaupun cycle time pada pos Preparation Body masih sama dengan target yang ditetapkan yaitu 9 detik. Pada pos ini dapat dilihat lebih banyak kerja tangan kanan daripada tangan kiri karena tangan kiri memegang produk dan tangan kanan bekerja memasangkan komponen-komponen pada produk yang dipegang tangan kiri. Untuk bagian irregular proses, angka yang ditulis merupakan kisaran untuk sekali pengambilan menggunakan tangan. Dan berikutnya standar kerja untuk pos Instal Latch & Base Plate. Tabel 4.14 SWS setelah improvement di pos Install Latch & Base Plate

29 57 Beberapa proses kerja pada bagian pos Instal Latch & Base Plate terbantukan oleh mekanisme pendukung berupa proses semiauto untuk bagian detection part, pemberian grease, spinning pin latch, dan install screw, akan tetapi pos ini cycle time rata-ratanya menjadi yang paling besar sekitar 9.4 detik karena proses pemasangan latch dan base plate memang agak rumit dan hasil cycle time-nya memang masih mendekati target yang ditetapkan. Berikutnya standar kerja untuk Last Man. Tabel 4.15 SWS (Standard Work Sheet) setelah improvement di pos Last Man

30 58 Semua produk yang dihasilkan akan dicek oleh Last Man. Di sini produk akan dipastikan fungsinya OK atau NG (Not Good). Pada saat pengecekan gerakan Latch dicek berulang-ulang, apabila gerakannya terhambat maka hasilnya berarti NG. Tetapi apabila produk dipastikan hasilnya baik maka operator akan memberikan marking sebagai bukti bahwa produk sudah benar-benar dicek.

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA TUGAS AKHIR ANALISA PENERAPAN ONE PIECE FLOW PADA LINE SUB ASSY DOOR LOCK MECHANIC PT. AISIN INDONESIA Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam Mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi perkembangan zaman yang kian cepat dan kompleks persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi perkembangan zaman yang kian cepat dan kompleks persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadapi perkembangan zaman yang kian cepat dan kompleks persaingan dunia industri akan semakin ketat maka setiap industri akan terus dituntut untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berkedudukan di Jepang dengan PT. Astra Honda Motor yang berkedudukan di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berkedudukan di Jepang dengan PT. Astra Honda Motor yang berkedudukan di 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan PT. Showa Indonesia Manufacturing adalah perusahaan swasta asing (PMA) yang merupakan joint venture antara Showa Manufacturing Co.Ltd yang berkedudukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. atau tidak maka dibutuhkan suatu kelayakan proyek. diukur dengan mempertimbangkan untung dan ruginya suatu investasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. atau tidak maka dibutuhkan suatu kelayakan proyek. diukur dengan mempertimbangkan untung dan ruginya suatu investasi. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi yang dilakukan perusahaan dimaksudkan untuk memperoleh manfaat atau hasil dalam beberapa periode atau beberapa tahun di masa yang akan datang. Karena itu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Keseimbangan Lini (Line Balancing) Keseimbangan lini adalah pengelompokan elemen pekerjaan ke dalam stasiun-stasiun kerja yang bertujuan membuat seimbang jumlah pekerja yang

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN (INDUSTRI)

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN (INDUSTRI) BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN (INDUSTRI) 2.1 Sejarah Perusahaan A. Sejarah Aisan Nasmoco Industri di Indonesia Pada tahun 1997, Aisan Co. Ltd mendirikan manufaktur anak perusahaan di Indonesia bekerjasama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. Kayaba Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam

BAB I PENDAHULUAN. PT. Kayaba Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi Indonesia memiliki dampak yang besar dalam pertumbuhan industri otomotif, hal tersebut berimbas ke sektor komponen. PT. Kayaba Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan pasar otomotif di kelas sepeda motor sangatlah ketat. Setiap produsen berusaha memberikan kualitas dan mutu yang baik, ketersediaan produk dan spare part

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan berkembang semakin ketat. Masing masing

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan berkembang semakin ketat. Masing masing BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan antar perusahaan berkembang semakin ketat. Masing masing perusahaan berupaya untuk menguasai pangsa pasar sebesar-besarnya guna memperoleh keuntungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN PT Federal Motor merupakan salah satu anak perusahaan PT Astra International yang bergerak di bidang perakitan sepeda motor Honda. Pada 1990 PT Federal

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN SIMULASI MESIN PRES SIL OLI

BAB IV PEMBUATAN SIMULASI MESIN PRES SIL OLI BAB IV PEMBUATAN SIMULASI MESIN PRES SIL OLI 4.1 Identifikasi dan Perumusan Masalah Telah dirumuskan di Bab 1.2 yaitu : Dengan melihat keadan line produksi sekarang dan data waktu (kosu) produksi saat

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Multikarya Sinardinamika berdiri pada Desember 1990 dan mulai beroperasi pada Januari 1991. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Sejarah perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat Berdiri PT. Inti Pantja Press Industri merupakan salah satu perusahaan yang tergabung dalam group Astra Motor

Lebih terperinci

BAB 4 PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

BAB 4 PENGOLAHAN DATA PENELITIAN 44 BAB 4 PENGOLAHAN DATA PENELITIAN 4.1 Sejarah Singkat PT. TMMIN Casting Plant dalam Memproduksi Camshaft Casting plant merupakan pabrik pengecoran logam untuk memproduksi komponen-komponen mobil Toyota.

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PT. ASTRA DAIHATSU MOTOR

BAB II PROFIL PT. ASTRA DAIHATSU MOTOR BAB II PROFIL PT. ASTRA DAIHATSU MOTOR 2.1 Profil Perusahaan 2.2 Sejarah Singkat PT. Astra Daihatsu Motor PT. Astra Daihatsu Motor (ADM) mengawali sejarahnya pada tahun 1973. Pada tahun 1973, Astra mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu Kebijakan Mutu PT. Kayaba Indonesia adalah mewujudkan produk

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu Kebijakan Mutu PT. Kayaba Indonesia adalah mewujudkan produk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Salah satu Kebijakan Mutu PT. Kayaba Indonesia adalah mewujudkan produk yang dihasilkan dengan kualitas yang lebih baik dan dengan terus bertambah ketatnya persaingan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Industri Otomotif merupakan salah satu jenis bisnis yang berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN. Industri Otomotif merupakan salah satu jenis bisnis yang berkembang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Balakang Industri Otomotif merupakan salah satu jenis bisnis yang berkembang pesat di Indonesia. Laju perkembangan industri Otomotif masyarakat Indonesia saat ini relatif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kegiatan industri khususnya industri otomotif, ujung tombak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kegiatan industri khususnya industri otomotif, ujung tombak yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kegiatan industri khususnya industri otomotif, ujung tombak yang sangat berperan dalam memberikan input yang signifikan terhadap perusahaan adalah bagian produksi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN masih dirasakan oleh semua sektor kehidupan tidak terkecuali sektor riil

BAB I PENDAHULUAN masih dirasakan oleh semua sektor kehidupan tidak terkecuali sektor riil BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah Pengaruh krisis moneter yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan 1997 masih dirasakan oleh semua sektor kehidupan tidak terkecuali sektor riil khususnya

Lebih terperinci

Bab 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

Bab 2 GAMBARAN UMUM OBJEK Bab 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 PT Astra Otoparts Tbk Astra Intenational Tbk. adalah salah satu perusahaan otomotif terbesar di Indonesia dengan karyawan lebih dari 75.000 orang. Bisnis utama yang dijalankan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. selalu berusaha meningkatkan daya saingnya melalui peningkatan. efisiensi, kualitas dan produktivitas perusahaannya dalam rangka

BAB 1 PENDAHULUAN. selalu berusaha meningkatkan daya saingnya melalui peningkatan. efisiensi, kualitas dan produktivitas perusahaannya dalam rangka BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini persaingan di dunia industri makin ketat. Permintaan pasarpun sering berubah-ubah. Kenyataan ini membuat para pengusaha selalu berusaha meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. Krama Yudha Ratu Motor (KRM) merupakan salah satu perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. PT. Krama Yudha Ratu Motor (KRM) merupakan salah satu perusahaan yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Permasalahan PT. Krama Yudha Ratu Motor (KRM) merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri otomotif yang memproduksi kendaraan-kendaraan niaga

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A.

BAB I. PENDAHULUAN A. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri otomotif di Indonesia semakin hari semakin meningkat, terutama di segmen kendaraan ringan roda empat atau mobil. Pertumbuhan tersebut akan didukung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tingginya sepeda motor di Indonesia. Sehingga membuat permintaan Alloy

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tingginya sepeda motor di Indonesia. Sehingga membuat permintaan Alloy BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kendaraan sepeda motor di Indonesia semakin berkembang sejalan dengan tingginya sepeda motor di Indonesia. Sehingga membuat permintaan Alloy Wheel For Motorcycle

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Meningkatnya pasar otomotif nasional dalam hal mobil compact, membuat

BAB 1 PENDAHULUAN. Meningkatnya pasar otomotif nasional dalam hal mobil compact, membuat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkatnya pasar otomotif nasional dalam hal mobil compact, membuat PT. Astra Daihatsu Motor meningkatkan kapasitas produksi di beberapa jalur produksinya, diantaranya

Lebih terperinci

MEKANISME KERJA MESIN TOE TESTER DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PLANT TAMBUN II

MEKANISME KERJA MESIN TOE TESTER DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PLANT TAMBUN II MEKANISME KERJA MESIN TOE TESTER DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PLANT TAMBUN II PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Mesin Toe Tester misalnya, penyetelan seperti ini banyak sekali digunakan umumya pada pabrik

Lebih terperinci

Disusun Oleh : Taruna Jaya JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2013

Disusun Oleh : Taruna Jaya JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2013 Analisis Sistem Material Requirement Planning Pada Proses Perakitan Front Door RH Kijang Innova Di PT. TOYOTA Motor Manufacturing Indonesia Karawang Plant Disusun Oleh : Taruna Jaya 3040818 JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ADM merupakan perusahaan Joint Venture antara Daihatsu Motor Company Ltd

BAB I PENDAHULUAN. ADM merupakan perusahaan Joint Venture antara Daihatsu Motor Company Ltd BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Astra Daihatsu Motor atau biasa dikenal dengan ADM adalah Agen Tunggal Pemegang Merek ( ATPM ) kendaraan Daihatsu di Indonesia. Sebagai ATPM, Astra Daihatsu Motor merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era yang perkembanganya sangat cepat ini dimana semua dituntut untuk menciptakan suatu proses kerja yang efektif dan effisien dengan tidak mengurangi standard kualitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Industri otomotif di Indonesia saat ini berkembang cukup pesat. Perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Industri otomotif di Indonesia saat ini berkembang cukup pesat. Perkembangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Industri otomotif di Indonesia saat ini berkembang cukup pesat. Perkembangan industri ini dapat dilihat dari mulai banyaknya merek dunia yang masuk ke pasar Indonesia.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. otomotif kendaraan bermotor, khususnya mobil. Yang memproduksi component

BAB 1 PENDAHULUAN. otomotif kendaraan bermotor, khususnya mobil. Yang memproduksi component BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT.Inti Pantja Press Industri merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang otomotif kendaraan bermotor, khususnya mobil. Yang memproduksi component press part seperti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dari dunia industri menimbulkan persaingan yang kompetitif

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dari dunia industri menimbulkan persaingan yang kompetitif 1 BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dari dunia industri menimbulkan persaingan yang kompetitif antar industri-industri didalamnya. Diantaranya dengan adanya peluncuran berbagai

Lebih terperinci

MEMPELAJARI KESEIMBANGAN LINI PADA PROSES COUNTER LINE MESIN TIPE XD833 CD3 MOTOR SATRIA F150 DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PLANT CAKUNG

MEMPELAJARI KESEIMBANGAN LINI PADA PROSES COUNTER LINE MESIN TIPE XD833 CD3 MOTOR SATRIA F150 DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PLANT CAKUNG MEMPELAJARI KESEIMBANGAN LINI PADA PROSES COUNTER LINE MESIN TIPE XD833 CD3 MOTOR SATRIA F150 DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PLANT CAKUNG Nama : Syaiful Ma arif NPM : 37412250 Jurusan : Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia antara lain adalah produk yang mereka produksi selalu tidak

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia antara lain adalah produk yang mereka produksi selalu tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Beberapa masalah yang biasa dihadapi oleh sebagian industri manufaktur di Indonesia antara lain adalah produk yang mereka produksi selalu tidak sempurna atau

Lebih terperinci

Strategi Penetapan Harga Dies Dengan Metode Menekan Biaya Dan Memaksimumkan Keuntungan

Strategi Penetapan Harga Dies Dengan Metode Menekan Biaya Dan Memaksimumkan Keuntungan JURNAL ADMINISTRASI KANTOR P-ISSN: 2337-6694 E-ISSN: 2527-9769; 199-208 199 Strategi Penetapan Harga Dies Dengan Metode Menekan Biaya Dan Memaksimumkan Keuntungan Sri Rahayu 1, Apriani Simatupang 1,* 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangannya industri otomotif di Indonesia dan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangannya industri otomotif di Indonesia dan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring berkembangannya industri otomotif di Indonesia dan untuk meningkatkan daya saing di pasar lokal dan internasional, semua industri otomotif di Indonesia berlomba-lomba

Lebih terperinci

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 32/KPPU/PDPT/XI/2013 TENTANG PENILAIAN TERHADAP PENGAMBILALIHAN SAHAM PERUSAHAAN

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 32/KPPU/PDPT/XI/2013 TENTANG PENILAIAN TERHADAP PENGAMBILALIHAN SAHAM PERUSAHAAN Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 32/KPPU/PDPT/XI/2013 TENTANG PENILAIAN TERHADAP PENGAMBILALIHAN SAHAM PERUSAHAAN PT PAKOAKUINA OLEH PT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT. XST adalah perusahaan PMA yang bergerak dibidang produksi komponen elektronik konektor & terminal yang berorientasi ekspor. Agar tetap eksis menghadapi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Pada tanggal 20 Februari Tjian Kian Tie dan William Soeryadjaya

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Pada tanggal 20 Februari Tjian Kian Tie dan William Soeryadjaya BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat PT Astra Internasional Tbk Pada tanggal 20 Februari 1957. Tjian Kian Tie dan William Soeryadjaya mendirikan sebuah perusahaan dagang dan ekspor impor

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kualitatif. Analisis

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kualitatif. Analisis 26 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kualitatif. Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan cara menjelaskan fakta yang ada dilapangan

Lebih terperinci

VI. TOYOTA PRODUCTION SYSTEM. A. Pengertian Toyota Production System (TPS)

VI. TOYOTA PRODUCTION SYSTEM. A. Pengertian Toyota Production System (TPS) VI. TOYOTA PRODUCTION SYSTEM A. Pengertian Toyota Production System (TPS) Perusahaan berupaya untuk meningkatkan taraf kehidupan keryawan melalui usaha yang berkelanjutan untuk menghasilkan laba, sekaligus

Lebih terperinci

Analisis Line Efficiency Produk Wall Fan pada Proses Final Assembly (Studi Kasus di PT Panasonic Manufacturing Indonesia)

Analisis Line Efficiency Produk Wall Fan pada Proses Final Assembly (Studi Kasus di PT Panasonic Manufacturing Indonesia) Analisis Line Efficiency Produk Wall Fan pada Proses Final Assembly (Studi Kasus di PT Panasonic Manufacturing Indonesia) Carinda Adistiara *1), Susy Susmartini *2) 1,2) Program Studi Teknik Industri,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENULISAN

BAB III METODE PENULISAN 34 BAB III METODE PENULISAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penulis melakukan pengamatan dengan melakukan praktik kerja lapangan (PKL) selama 2 bulan di PT Tunas Dwipa Matra Bandar Lampung yang beralamat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang ingin memenangkan kompetisi dalam dunia industri akan memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang ingin memenangkan kompetisi dalam dunia industri akan memberikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam era industrialisasi yang semakin kompetitif sekarang ini, setiap pelaku bisnis yang ingin memenangkan kompetisi dalam dunia industri akan memberikan perhatian

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 28 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Identifikasi masalah Pada bagian produksi di Stamping Plant PT. Astra Daihatsu Motor, banyak masalah yang muncul berkaitan dengan kualitas yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Dalam 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Data Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis kualitatif, karena analisis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHLUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHLUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHLUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Toyota merupakan industri otomotif terbesar di dunia saat ini, raksasa industri otomotif yang berasal dari jepang ini juga menjadi pemimpin industri otomotif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri otomotif adalah salah satu industri yang berkembang begitu cepat. Industri otomotif dipandang memiliki prospek yang sangat menjanjikan kedepannya

Lebih terperinci

Struktur Perusahaan PT. Astra Honda Motor

Struktur Perusahaan PT. Astra Honda Motor BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Astra Honda Motor merupakan pelopor industri sepeda motor di Indonesia. Didirikan pada 11 Juni 1971 dengan nama awal PT. Federal Motor yang sahamnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN unit. Pertumbuhan penjualan produsen-produsen mobil utama di. dengan pangsa pasar sebesar 11.3%.

BAB I PENDAHULUAN unit. Pertumbuhan penjualan produsen-produsen mobil utama di. dengan pangsa pasar sebesar 11.3%. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri otomotif di Indonesia semakin hari semakin meningkat, terutama di segmen kendaraan ringan roda empat atau mobil. Pertumbuhan tersebut akan didukung

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN IV. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. TMMIN (Toyota Motor Manufacturing Indonesia) diresmikan pada tanggal 12 April 1971. Pada saat itu PT. TMMIN (Toyota Motor Manufacturing

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA. General Assy. Stay Body Cover. Permanent 1. Permanent 2. Permanent 3. Permanent 4. Inspeksi. Repair.

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA. General Assy. Stay Body Cover. Permanent 1. Permanent 2. Permanent 3. Permanent 4. Inspeksi. Repair. BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Diagram Proses Pembuatan Frame Body Comp Marking Front Frame Rear Frame General Assy Stay Body Cover Permanent 1 Permanent 2 Permanent 3 Permanent

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kebutuhan masyarakat akan kendaraan sebagai sarana transportasi semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini disebabkan karena fungsi kendaraan

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Data-data di dalam tulisan ini yang akan digunakan sebagai dasar perhitungan di pengolahan dan analisis data terdiri dari : 1. Data Total

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Thailand, Indonesia, Malaysia, dan Vietnam. Angka produksi dan angka

BAB 1 PENDAHULUAN. Thailand, Indonesia, Malaysia, dan Vietnam. Angka produksi dan angka 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri otomotif di Asia Tenggara didominasi oleh empat negara yang tercatat sebagai basis produksi kendaraan bermotor, yaitu Thailand, Indonesia, Malaysia,

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Sejarah Perusahaan (Sumber: Company Profil PT.IGP) Gambar 4.1 Layout IGP Group IGP Group dimulai dengan berdirinya PT.GKD pada tahun 1980 dengan frame

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 HASIL WAWANCARA

LAMPIRAN 1 HASIL WAWANCARA LAMPIRAN 1 HASIL WAWANCARA 1. Sudah berapa lama APP berdiri? APP sudah berdiri selama 16 tahun, didirikan pada tanggal 25 April 1997 yang dibuat di hadapan notaris Rachmat Santoso, S.H agar dapat memproduksi

Lebih terperinci

1 BAB 1 PENDAHULUAN. kompetitif. Banyaknya pemain baru bermunculan yang handal dan kompeten di

1 BAB 1 PENDAHULUAN. kompetitif. Banyaknya pemain baru bermunculan yang handal dan kompeten di 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam lima tahun terakhir persaingan di dunia otomotif semakin ramai dan kompetitif. Banyaknya pemain baru bermunculan yang handal dan kompeten di industri otomotif.

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT. Akita Jaya Mobilindo berawal pada tahun 1974 dengan nama CV. Sumber Jaya Motor yang bergerak dalam bidang usaha jual beli kendaraan bermotor di

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 PT. DENSO INDONESIA PT. Denso Indonesia adalah Perusahaan Joint Venture antara Denso Coorperation Jepan dan PT. ASTRA INTERNATIONAL yang di setujui oleh badan koordinasi

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. 1976, yang bergerak di perdagangan otomotif, perakitan mesin dan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. 1976, yang bergerak di perdagangan otomotif, perakitan mesin dan BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan PT Astra Otoparts Tbk adalah perusahaan komponen otomotif terkemuka Indonesia yang memproduksi dan mendistribusikan suku cadang kendaraan bermotor baik kendaraan

Lebih terperinci

BAB II HASIL SURVEY. seperti Stamping, Casting, Engine dan Assembly di area industri Sunter Jakarta.

BAB II HASIL SURVEY. seperti Stamping, Casting, Engine dan Assembly di area industri Sunter Jakarta. BAB II HASIL SURVEY 2.1 Gambaran Umum PT. Toyota-Astra Motor PT. Toyota-Astra Motor yang didirikan pada tahun 1971 merupakan perusahaan joint venture antara PT. Astra International Tbk (saham 51%) dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini mendominasi pasar otomotif di Indonesia. Kiprahnya di dunia otomotif

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini mendominasi pasar otomotif di Indonesia. Kiprahnya di dunia otomotif 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Toyota merupakan perusahaan manufaktur kendaran niaga dan penumpang yang saat ini mendominasi pasar otomotif di Indonesia. Kiprahnya di dunia otomotif Indonesia merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan dunia usaha, terutama sektor Industri otomotif, PT

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan dunia usaha, terutama sektor Industri otomotif, PT BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam menghadapi persaingan dunia usaha, terutama sektor Industri otomotif, PT ADM (Astra Daihatsu Motor) sebagai ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merk) terus berupaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internasional semakain meningkat. Hal tersebut menuntut perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. internasional semakain meningkat. Hal tersebut menuntut perusahaan-perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi sekarang ini, persaingan antara perusahaanperusahaan industri manufaktur baik di pasar nasional maupun di pasar internasional semakain

Lebih terperinci

PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan II. PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia adalah bagian dari perusahaan besar yaitu Toyota Motor Corporation (TMC), Jepang. Diawali dengan berdirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi industri manufaktur dalam beberapa dekade terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi industri manufaktur dalam beberapa dekade terakhir ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi industri manufaktur dalam beberapa dekade terakhir ini turut menyumbangan kemudahan dalam menciptakan inovasi-inovasi produk baru yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas manusia terutama di beberapa negara berkembang (Wikipedia.org).

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas manusia terutama di beberapa negara berkembang (Wikipedia.org). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Peningkatan jumlah penduduk di dunia mempengaruhi peningkatan aktivitas manusia terutama di beberapa negara berkembang (Wikipedia.org). Aktivitas ini perlu

Lebih terperinci

MEMPELAJARI KESEIMBANGAN LINI PERAKITAN CABIN TIPE SL PADA BAGIAN WELLDING DI PT. KRAMA YUDHA RATU MOTOR

MEMPELAJARI KESEIMBANGAN LINI PERAKITAN CABIN TIPE SL PADA BAGIAN WELLDING DI PT. KRAMA YUDHA RATU MOTOR MEMPELAJARI KESEIMBANGAN LINI PERAKITAN CABIN TIPE SL PADA BAGIAN WELLDING DI PT. KRAMA YUDHA RATU MOTOR Nama : Neneng Suryani NPM : 35412283 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Emirul Bahar, ACSI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berhubungan erat dengan kepuasan pelanggan, dan akhirnya, mempengaruhi kesuksesan

BAB 1 PENDAHULUAN. berhubungan erat dengan kepuasan pelanggan, dan akhirnya, mempengaruhi kesuksesan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pangsa pasar merupakan faktor kritis dari kesuksesan suatu bisnis. Pangsa pasar berhubungan erat dengan kepuasan pelanggan, dan akhirnya, mempengaruhi kesuksesan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL

BAB V ANALISIS HASIL BAB V ANALISIS HASIL Berdasarkan pengumpulan dan pengolahan data yang ada pada bab sebelumnya, maka akan dilakukan analisis guna mengetahui hasil yang lebih optimal. Pembahasan ini dilakukan untuk memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di kawasan Indonesia sendiri telah diberlakukan perdagangan bebas ASEAN-

BAB I PENDAHULUAN. Di kawasan Indonesia sendiri telah diberlakukan perdagangan bebas ASEAN- BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perdagangan bebas semakin meningkat dalam sepuluh tahun terakhir ini. Di kawasan Indonesia sendiri telah diberlakukan perdagangan bebas ASEAN- China (ACFTA, ASEAN-China

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 : Penjualan Kendaraan Domestik Kuartal I 2011

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 : Penjualan Kendaraan Domestik Kuartal I 2011 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Memasuki tahun 2011 ini, perkembangan perekonomian Indonesia menunjukkan perkembangan. Hal ini ditandai dengan semakin kompetitifnya dunia bisnis di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kemampuan bersaing (competitive advantages). Strategi bisnis

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kemampuan bersaing (competitive advantages). Strategi bisnis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aspek paling fundamental dari manajemen ilmiah adalah adanya pemisahan antara perencanaan dan pelaksanaan. Meskipun pembagian tugas telah menimbulkan peningkatan besar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan dalam dunia bisnis terjadi dengan cepatnya. Persaingan antar

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan dalam dunia bisnis terjadi dengan cepatnya. Persaingan antar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan dalam dunia bisnis terjadi dengan cepatnya. Persaingan antar perusahaan meningkat pesat, era globalisasi semakin menambah ketatnya persaingan. Meningkatnya

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Astra Honda Motor merupakan pelopor industri sepeda motor di Indonesia. Didirikan pada 11 Juni 1971 dengan nama awal PT. Federal Motor yang sahamnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang PT. IRC INOAC INDONESIA adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang manufactur komponen karet untuk otomotif dan juga industrial parts. Untuk tahun 2009

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini mendominasi pasar otomotif di Indonesia. Kiprahnya di dunia otomotif Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini mendominasi pasar otomotif di Indonesia. Kiprahnya di dunia otomotif Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Toyota merupakan perusahaan manufaktur kendaran niaga dan penumpang yang saat ini mendominasi pasar otomotif di Indonesia. Kiprahnya di dunia otomotif Indonesia merupakan

Lebih terperinci

BAB II SEJARAH DAN PROFIL PERUSAHAAN

BAB II SEJARAH DAN PROFIL PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan BAB II SEJARAH DAN PROFIL PERUSAHAAN PT.Krama Yudha Ratu Motor Persetujuan usaha patungan (Joint Venture) terjadi pada tanggal 18 Januari 1973 antara PT. Krama Yudha (KY), Mitsubishi

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN LAYOUT PRODUKSI OBLONG PADA DIVISI GARMEN LOKAL DI PT MKF, LTD.

USULAN PERBAIKAN LAYOUT PRODUKSI OBLONG PADA DIVISI GARMEN LOKAL DI PT MKF, LTD. USULAN PERBAIKAN LAYOUT PRODUKSI OBLONG PADA DIVISI GARMEN LOKAL DI PT MKF, LTD. Fendi Staf Produksi, Industri Manufaktur, PT ASTRA DAIHATSU MOTOR HEAD OFFICE, Jln. Gaya Motor III No. 5, Sunter II, Jakarta

Lebih terperinci

DISAIN OTOMATISASI PROSES BVC (BASE VALVE COMPLETE) ASSEMBLY PRESS BERBASIS KENDALI PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

DISAIN OTOMATISASI PROSES BVC (BASE VALVE COMPLETE) ASSEMBLY PRESS BERBASIS KENDALI PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER ISSN: 1410-2331 DISAIN OTOMATISASI PROSES BVC (BASE VALVE COMPLETE) ASSEMBLY PRESS BERBASIS KENDALI PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER Syahril Ardi, Rika Kusuma Program Studi Teknik Produksi & Proses Manufaktur,

Lebih terperinci

MEMPELAJARI PERSEDIAAN BAHAN BAKU ALUMUNIUM INGOT AC4B DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PABRIK CAKUNG

MEMPELAJARI PERSEDIAAN BAHAN BAKU ALUMUNIUM INGOT AC4B DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PABRIK CAKUNG MEMPELAJARI PERSEDIAAN BAHAN BAKU ALUMUNIUM INGOT AC4B DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PABRIK CAKUNG Disusun Oleh: Nama : Anda Daniel Siallagan NPM : 30412733 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara, Uni Eropa (UE) di Eropa dan NAFTA di Amerika Utara

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara, Uni Eropa (UE) di Eropa dan NAFTA di Amerika Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya laju globalisasi ekonomi dunia, terbentuklah blok ekonomi dan perdagangan regional disejumlah wilayah di dunia seperti pembentukan integrasi-integrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap industri otomotif, salah satu sektor industri yang saat ini

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap industri otomotif, salah satu sektor industri yang saat ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi yang semakin maju memberikan pengaruh yang besar terhadap industri otomotif, salah satu sektor industri yang saat ini mengalami pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (subsidiary) dari PT. Pertamina (Persero). Ada dua sektor yang menjadi target

BAB I PENDAHULUAN. (subsidiary) dari PT. Pertamina (Persero). Ada dua sektor yang menjadi target BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelumas Pertamina adalah produk pelumas yang diproduksi oleh perusahaan Indonesia yaitu PT. Pertamina Lubricants yang merupakan anak perusahaan (subsidiary)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan penduduk Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat, dan Indonesia masih tetap menduduki urutan ke empat terbanyak di dunia setelah Cina,

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 37 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 4.1 Sejarah Perusahaan IGP Group dimulai dengan berdirinya PT.GKD pada tahun 1980 dengan Frame Chassis dan Press Part sebagai bisnis utamanya. Menjawab

Lebih terperinci

PENULISAN ILMIAH MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK HOUSING CLUTCH DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PLANT CAKUNG

PENULISAN ILMIAH MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK HOUSING CLUTCH DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PLANT CAKUNG PENULISAN ILMIAH MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK HOUSING CLUTCH DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PLANT CAKUNG Disusun Oleh : Nama : Mochammad Brananta Arya Lasmono NPM : 34412653 Jurusan : Teknik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem dimana faktor-faktor semacam tenaga kerja dan modal/kapital (mesin,

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem dimana faktor-faktor semacam tenaga kerja dan modal/kapital (mesin, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Produktivitas pada dasarnya berkaitan erat dengan sistem produksi, yaitu sistem dimana faktor-faktor semacam tenaga kerja dan modal/kapital (mesin, peralatan

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERAKITAN KOMPRESOR SHARK L.1/2 HP. mesin dan metode. Sistem manufaktur terbagi menjadi 2, yaitu :

BAB III PROSES PERAKITAN KOMPRESOR SHARK L.1/2 HP. mesin dan metode. Sistem manufaktur terbagi menjadi 2, yaitu : BAB III PROSES PERAKITAN KOMPRESOR SHARK L.1/2 HP 3.1. SISTEM MANUFAKTUR 3.1.1. JENIS SISTEM MANUFAKTUR Proses manufaktur merupakan suatu proses perubahan bentuk dari bahan baku atau bahan setengah jadi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. prospek jangkauan masa depan yang cukup baik.

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. prospek jangkauan masa depan yang cukup baik. 4.1 Profile PT. PETRONIKA BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT Petronika adalah perusahaan penghasil Dioctyl Phthalate (DOP) sebagai bahan baku pembuatan plastik. PT Petronika merupakan perusahaan Joint

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PT. TOYOTA AUTO BODY - TOKAI EXTRUSION 2.1 Gambaran Umum PT. Toyota Auto Body - Tokai Extrusion PT. Toyota Auto Body - Tokai Extrusion merupakan perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kunci yang membawa keberhasilan bisnis, pertumbuhan dan peningkatan posisi

BAB I PENDAHULUAN. kunci yang membawa keberhasilan bisnis, pertumbuhan dan peningkatan posisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia industri baik industri produk maupun jasa, kualitas adalah faktor kunci yang membawa keberhasilan bisnis, pertumbuhan dan peningkatan posisi bersaing

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Dimulai pada tahun 2001 sebagai perusahaan assembly, PT Pro Tec Indonesia

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Dimulai pada tahun 2001 sebagai perusahaan assembly, PT Pro Tec Indonesia BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Latar Belakang Perusahaan Dimulai pada tahun 2001 sebagai perusahaan assembly, PT Pro Tec Indonesia (Pro Tec) merupakan perusahaan perakit komponen-komponen untuk perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia (PT. TMMIN) merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia (PT. TMMIN) merupakan salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia (PT. TMMIN) merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur mobil. Perusahaan ini memproduksi beberapa tipe

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Industri otomotif merupakan salah satu industri nasional yang ikut berperan dalam pengembangan perekonomian Indonesia. industri ini memiliki mata rantai

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Agustus 2014, neraca perdagangan Thailand dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap industri manufaktur membutuhkan gerak yang optimal pada keseluruhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap industri manufaktur membutuhkan gerak yang optimal pada keseluruhan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap industri manufaktur membutuhkan gerak yang optimal pada keseluruhan sistemnya agar dapat meningkatkan kualitas produk dan pelayanannya untuk mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri manufaktur saat ini saling berkompetisi untuk menjadi industri yang terbaik dari segala segi. Baik kualitas maupun kuantitas dari produk

Lebih terperinci