Kesimpulan: kualitas adalah karakteristik produk yang dapat memberikan. segenap kemampuannya dalam hasil proses produksi pada nilai-nilai kebutuhan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kesimpulan: kualitas adalah karakteristik produk yang dapat memberikan. segenap kemampuannya dalam hasil proses produksi pada nilai-nilai kebutuhan"

Transkripsi

1

2 8 Kesimpulan: kualitas adalah karakteristik produk yang dapat memberikan segenap kemampuannya dalam hasil proses produksi pada nilai-nilai kebutuhan dan nilai-nilai kepuasan konsumen Prinsip Kualitas Menurut Evans and Lindsay Pengantar Six Sigma (2007, P15), manajemen kualitas didasari oleh tiga prinsip dasar, antara lain: 1. Fokus pada pelanggan Pelanggan adalah penilai utama kualitas. Persepsi mengenai nilai dan kepuasan dipengaruhi oleh banyak faktor yang terjadi selama waktu pembelian, kepemilikan, dan jasa pelayanan pelanggan tersebut. Untuk memenuhi tuntutan tersebut, upaya sebuah perusahaan harus lebih dari sekedar mematuhi spesifikasi produk, mengurangi kecacatan dan kesalahan, atau melayani keluhan pelanggan. Meskipun demikian, fokus terhadap pelanggan sangat menentukan disetiap tahap proyek six sigma. Salah satu aspek dasar dari metodologi six sigma adalah mengidentifikasikan hal-hal yang bersifat penting untuk kualitas (Critical to Quality CTQ) yang menentukan kepuasan. 2. Partisipasi dan kerja sama semua individu di dalam perusahaan Six sigma tergantung pada partisipasi dan kerja sama karyawan pada setiap tingkatan, dari garis depan hingga manajemen tingkat atas, guna untuk memahami masalah-masalah bisnis, menemukan sumber permasalahan, menghasilkan solusi perbaikan, dan mengimplementasikannya. Satu dari beberapa karakter unik six sigma

3 9 adalah terciptanya hierarki perbaikan proses menggunakan analogi ilmu bela diri seperti sabuk hijau, sabuk hitam dan master sabuk hitam. 3. Fokus pada proses yang didukung oleh perbaikan dan pembelajaran secara terus menerus. Proses adalah serangkaian aktivitas yang ditujukan untuk mencapai beberap hal. Proses dalam konteks produksi adalah sekumpulan aktivitas dan operasi yang terlibat dalam perubahan input (fasilitas fisik, material, modal, peralatan, manusia dan energi) menjadi output (produk atau jasa). Fokus pada proses mendukung upaya perbaikan secara terus-menerus dengan cara memahami sinergi dan mengenali sumber masalah yang sebenarnya. Perbaikan besar-besaran terhadap waktu respons memerlukan penyederhanaan proses kerja yang signifikan dan sering kali mendorong perbaikan simultan dalam kualitas dan produktivitas.

4 Dimensi Kualitas Tabel 2.1 Dimensi Kualitas Dimensi Performance Maksud dan contoh Karakteristik utama produk, misalnya gambar jernih pada layar televisi Features Karakteristik tambahan, fasilitas atau fitur tambahan, misalnya remote control Conformance Reliability Durability Spesifikasi industri dan standar industri Konsistensi kinerja Masa daya guna/ ketahanan produk, mencakup masa garansi dan perbaikan Service Pertanggungjawaban atas permasalahan produk dan berbagai keluhan konsumen terhadap produk Response Aesthetics Hubungan produk konsumen produsen, termasuk peranan dealer Berbagai karakteristik yang berhubungan dengan psikologis produsen, penyalur, dan konsumen Reputation Kinerja yang telah tercapai dan berbagai kesuksesan yang diraih, seperti pencapaian target penjualan, kepuasan konsumen. Sumber: Anang H. Strategi Six Sigma (2007, P04)

5 Metode Kualitas Tabel 2.2 Daur Hidup Produk dan Metode Kualitas Tahapan Daur Hidup Produk Tahap 0: Impetus/Ideation Tahap 1: Studi kebutuhan konsumen dan bisnis Tahap 2: Pengembangan konsep Metode Kualitas Meningkatkan pengembangan teknologi Quality Function Deployment (QFD) Taguchi method/ robust design TRIZ Axiomatic design dan DOE Simulation/ optimization Reliability-based design Tahap 3: Desain produk/pelayanan, prototype Taguchi method/ robust design DOE Reliability-based design Simulation/ optimization Testing and estimation Tahap 4: Persiapan proses manufaktur dan peluncuran produk DOE Taguchi method/ robust design Troubleshooting and diagnosis Tahap 5: Produksi SPC Troubleshooting and diagnosis Inspection Tahap 6: Konsumsi produk/jasa pelayanan Tahap 7: Diaposal Quality in after sale service method Service quality method Sumber: Anang H. Strategi Six Sigma (2007, P12)

6 Statistical Process Control (SPC) Statistical Process Control (SPC) adalah sebuah perangkat kerja untuk memonitor berbagai proses operasional. SPC dapat mengidentifikasikan dan membedakan sebuah proses dalam keadaaan variasi normal atau status fluktuasi abnormal. Seven Tool of Quality adalah metode yang digunakan untuk membantu memahami fungsi-fungsi organisasi kerja sebagai factor-faktor peningkatan proses operasional industrilisasi. Ketujuh perangkat kerja antara lain diagram cause and effect, check sheet, diagram control, flow chart, histogram, diagram pareto, diagram scatter Design of Experiment (DOE) Design of Experiment (DOE) adalah sebuah perangkat kualitas yang sangat sering digunakan di dalam inisiatif six sigma. DOE merupakan metode statistika generik yang berfungsi sebagai pedoman dalam fungsi-fungsi aktivitas perencanaan, desain, dan sebagai perangkat kerja analisis dalam mencari hubungan-hubungan kausalitas (sebab dan akibat) antara respons (output) dan faktor-faktor input. DOE juga dapat digunakan untuk mendefinisikan berbagai parameter eksperimen dalam aktivitas perencanaan yang akan bermanfaat mengidentifikasikan berbagai varian variabel yang ada serta memastikan peringkat faktor-faktor penting dalam sebuah aktivitas eksperimen.

7 Robust Engineering (Metode Taguchi) Taguchi quality engineering juga dapat disebut dengan istilah robust design method dengan mengedepankan prinsip-prinsip dasar, antara lain: 1. Fokus pada tahap awal daur hidup produk dengan menyertakan desaindesain konsep, desain produk, desain proses manufaktur, dan berbagai persiapannya. Tahap pertama daur hidup produk yang disebut dengan impetus/ ideation diawali dengan aktivitas proses pengembangan dari teknologi yang diadopsi, 2. Fokus pada design of the engineering system yang mampu menghasilkan fungsi-fungsi dan ketahanan sistem yang diharapkan. Ketahanan sistem adalah ketahanan variabel-variabel proses terhadap faktor-faktor pengganggu (noise factor) yang biasanya terjadi karena kondisi lingkungan, operator, dan ketidakpastian yang sering timbul seiring dengan kepentingan pemasok/ penyalur, 3. Menegaskan Taguchi system s of experimental design dalam proses desain merupakan pendekatan desain berbasis kualitas yang paling ideal Quality Function Deployment (QFD) Quality Function Deployment (QFD) adalah konsep pendekatan struktur dalam mendefinisikan apa yang menjadi kebutuhan kebutuhan, keinginan, dan ekspektasi konsumen dan menerjemahkannya ke dalam perencanaan yang spesifik untuk proses produksi/ manufaktur. Suara konsumen atau Voice of the Custumer (VOC), adalah istilah yang sering digunakan dalam menguraikan kebutuhan-kebutuhan konsumen yang tidak terdefinisi. Informasi VOC dapat diperoleh dengan berbagai pendekatan, misalnya menyelenggarakan berbagai

8 14 diskusi langsung atau wawancara, survey, fokus kelompok, spesifikasi dan segmentasi konsumen, onservasi, dan data-data laporan kegiatan penjualan. Proses pemahaman dari apa yang menjadi kebutuhan, keinginan, dan ekspektasi konsumen dapat dirangkum kedalam matriks-matriks perencanaan produk atau disebut dengan house of quality. Matriks-matriks tersebut digunakan untuk menerjemahkan tingkat tertinggi dari kebutuhan What s dan tingkat terendah dari nilai-nilai kebutuhan How s dari daur hidup sebuah produk. Selain itu, matriks berguna untuk menerjemahkan karakteristik-karakteristik teknis dari upaya pemenuhan tingkat kepuasan konsumen terhadap kebutuhan Desain Axiomatic Prinsip dasar dari metode desain Axiomatic adalah perencanaan dengan menggunakan pendekatan pendekatan struktur tugas. Desain dibangun dalam bentuk model-model yang akan memetakan dengan jelas berbagai fungsi dari perbedaaan dan wilayah kerjanya (domain). Desain Axiomatic merupakan salah satu metode kualitas dan sistem penjaminan kualitas dengan penekanan pada empat prinsip, antara lain: 1. Proses dimulai dengan metode SPC dan acceptance sampling yang efektif berfungsi penuh pada tahap produksi sampai dengan proses akhir, atau sebagai fungsi turunan dari siklus pengembangan produk. 2. QFD dan metode Taguchi digunakan pada tahap pengembangan produk. 3. Metode kualitas dan sistem proses terintegrasi penuh dengan aktivitas korporasi/perusahaan, dimulai dari fungsi manajemen puncak hingga pelaksanaan dengan menggunakan prinsip-prinsip dan metode TQM.

9 15 4. Pelayanan pasca penjualan dapat ditingkatkan dengan memperhatikan faktor-faktor yang terkait dengan segenap kepentingan korporasi TRIZ (Teoriya Resheniya IzobreatateIskikh Zadatch) TRIZ adalah sebuah perangkat kerja dalam strategi pengembangan dan peningkatan kualitas desain produk dan sistem secara praktis dan sistematis. TRIZ didasarkan pada metode pemecahan masalah yang sistematis dengan dukungan daya kreativitas, inovasi, dan pemanfaatan teknologi yang difungsikan untuk mengembangkan dan meningkatkan efiisiensi, kecepatan dalam upaya pemecahan masalah produksi dan masalah pendukung proses produksi. 2.2 Six Sigma Pengertian Six Sigma Berdasarkan Anang H. strategi six sigma (2007, P90-91) Six sigma adalah sebuah pendekatan Quality System Model (QSM) dalam kepentingan industri baik manufaktur maupun jasa yang difokuskan pada : 1. Pendekatan pada sistem pengembangan bisnis, penghubung berbagai perangkat keras, desain fungsi operasional dan desain pelayanan, yang terkendali dari atas ke bawah dengan tujuan: a. Persepsi konsumen terhadap mutu dan keandalan b. Perencanaan dan implementasi produktivitas 2. Pendekatan pada struktur a. Berdasarkan fakta yang ada, kepastian, pendekatan perhitungan statistika, dalam kepentingan pengambilan keputusan strategis

10 16 b. Membangun keterampilan dan pengertian karyawan terhadap nilai tambah pada program/ proyek pengembangan. 3. Pendekatan pada bahasa fungsi perintah dan perangkat-perangkat kerja yang akan meningkatkan kualitas komunikasi dan proses belajar dalam kepentingan perencanaan, produk dan fungsi-fungsi produksi 4. Pendekatan pada aplikasi statistika, untuk kepentingan pelacakan, prediksi, pengambilan keputusan, dan memastikan konsistensi nilai kritis dan common language cacat per unit, normalisasi cacat-cacat produk, level sigma, Cp, Cpk. Menurut Gaspersz Lean Six Sigma (2007, P91) six sigma dapat didefinisikan sebagai suatu metodologi yang menyediakan alat-alat untuk peningkatan proses bisnis dengan tujuan menurunkan varaisi proses dan meningkatkan kualitas produk. Dari Wikipedia, the free encyclopedia. Htm. Menyatakan bahwa six sigma adalah rangkaian alat praktis yang dibangun oleh Motorola secara sistematik untuk memperbaiki proses dengan menghilangkan kecacatan. Pendapat Evans and Lindsay Pengantar Six Sigma (2007, P03), six sigma didefinisikan sebagai metode peningkatan proses bisnis yang bertujuan untuk menemukan dan mengurangi faktor-faktor penyebab kecacatan dan kesalahan, mengurangi waktu siklus dan biaya operasi, meningkatkan produktivitas, memenuhi kebutuhan pelanggan dengan lebih cepat, mencapai tingkat pendaya gunaan asset yang lebih tinggi, serta mendapatkan imbal hasil atas investasi yang lebih baik dari segi produksi maupun pelayanan. Sedangkan menurut Tri H. Statistik Six Sigma Dengan Minitab (2007, P02) six sigma merupakan proses disiplin tinggi yang membatu kita

11 17 mengembangkan dan menghantarkan produk mendekati sempurna dengan ide sentral dapat mengatasi bagaimana menekan dan menempatkan diri dekat dengan zero defected. Dalam pemahaman statistik, menurut Singgih S. Total Quality Management (TQM) dan Six Sigma (2007, P84) six sigma secara umum dapat diartikan untuk setiap * unit kesempatan, dengan memiliki tingkat kerusakan tidak lebih dari 3.4 unit. Kesimpulan : six sigma merupakan satu kesatuan system yang memiliki banyak pendekatan untuk menghilangkan kecacatan produksi, meningkatkan kualitas dimana informasi harus tersalurkan secara tepat dari hierarki atas kebawah Tujuan Six Sigma Menurut Anang H. strategi six sigma (2007, P28), tujuan six sigma adalah meningkatkan kinerja bisnis dengan mengurangi berbagai variasi proses yang merugikan, mereduksi kegagalan-kegagalan produksi atau proses, menekan cacat-cacat produk, meningkatkan keuntungan, mendongkrak moral personil atau karyawan dan meningkatkan kualitas produk pada tingkat yang maksimal Persepsi Yang keliru Mengenai Six Sigma Ada beberapa persepsi yang keliru mengenai six sigma, antara lain: 1. Six sigma bukan sebuah ramuan ajaib. Six sigma bukan sebuah program perbaikan yang cepat. Proses tidak akan improve secara ajaib dalam satu malam. Sebuah pendekatan yang sistematis digunakan untuk memperbaiki proses secara terus menerus, dari waktu ke waktu.

12 18 2. Six sigma bukan perbaikan untuk proses manufacturing saja. Memang pada awalnya six sigma didesain untuk memperbaiki proses di manufacturing, tapi saat ini six sigma sudah terbukti dapat diterapkan disemua proses dalam organisasi. 3. Six Sigma tidak membutuhkan 1 juta data untuk menghitung sigma. Perhitungan sigma memang membandingkan defect yang terjadi dengan satu juta unit/ opportunity. 4. Six sigma bukan sebuah standar yang harus dipenuhi. Standar cenderung merangsang respon yang reaktif. Tidak akan ada tindakan yang dilakukan sampai performance proses turun hingga dibawah standar minimum. 5. Six sigma bukan sebuah gosip. Six sigma adalah sebuah visi untuk memperbaiki cara kita melakukan bisnis dalam jangka panjang, bukan seperti sebuah gosip hari ini dan keesokan harinya hilang. 6. Six sigma bukan sesuatu yang sulit. Orang tidak perlu ahli dibidang statistik untuk mengerti dan menerapkan konsep six sigma, karena fokusnya adalah bagaimana mengurangi defect, sebuah subyek yang sudah familiar bagi semua orang. 7. Six sigma bukan sesuatu yang baru. Seperti sudah dibicarakan sebelumnya, bahwa konsep six sigma sudah ada sejak lebih dari satu decade yang lalu. 8. Six sigma bukan sebuah program zero defect. six sigma berjuang untuk mengurangi defect sebanyak mungkin, tapi dalam beberapa kasus tidak ada cukup resource data untuk menghilangkan semua defect.

13 Manfaat Pencapaian Beberapa Six Sigma Table 2.3 Manfaat Pencapaian Beberapa Six Sigma Tingkat pencapaian sigma DPMO COPQ sebagai persentase dari nilai penjualan 1-sigma (sangat tidak kompetitif) Tidak dapat dihitung 2-sigma (rata-rata industri Tidak dapat dihitung Indonesia) 3-sigma % dari penjualan 4-sigma (rata-rata industri USA) 15-25% dari penjualan 5-sigma 233 (rata-rata industri Jepang) 5-15% dari penjualan 6-sigma 3.4 (industri kelas dunia) < 1% dari penjualan Sumber: Gaspersz Lean Six Sigma (2007, P38) Setiap peningkatan atau pergeseran 1-sigma akan memberikan peningkatan keuntungan sekitar 10% dari penjualan.

14 Tiga Strategi Six Sigma Gambar 2.1 Tiga Strategi Six Sigma Target Utama Six Sigma, yaitu: 1. Meningkatkan kepuasan pelanggan 2. Mengurangi Waktu Siklus 3. Mengurangi Defect ( Cacat) Tolak Ukur Keberhasilan Penerapan Six Sigma Tolok Ukur Keberhasilan Penerapan Six Sigma diantaranya adalah: 1. Tingkat keberhasilan kepuasan pelanggan. 2. Tingkat perubahan pola lama dengan pola baru. 3. Keputusan untuk berubah. 4. Tingkat akurasi atas semua Standar Operating Procedure (SOP).

15 Tools Six Sigma Diagram SIPOC SIPOC menurut Anang H. Strategi Six Sigma (2007, P32) adalah diagram kotak atau alur kerja yang merupakan singkatan dari Suppliers, Input, Process, Output, Customers dimana peta tingkat tinggi menentukan batasan proyek six sigma dengan cara mengidentifikasikan proses yang sedang dipelajari, input dan output proses tersebut, serta pemasok dan pelanggannya. Gambar 2.2 Diagram SIPOC Sumber: Continuous Process Improvement (CPI)

16 SPC Run Chart Run chart merupakan diagram yang menguji apakah data yang didistribusikan dengan berbasis waktu (time series) memang terdistribusi dengan pola tertentu. Walaupun ada variasi, namun sebuah proses produksi dari waktu ke waktu seharusnya menghasilkan produk bervariasi secara random SPC Control Chart Kegunaan dari control chart yang akan mendistribusikan data dalam rentang kendali tertentu, sehingga data yang ada diluar garis kendali yag ada dapat langsung dikenali sebagai variable tidak normal yang harus diperhatikan dan dicari penyebabnya. UCL = X + (A x R) LCL = X (A x R) UCL adalah Upper Control Limit LCL adalah Lower Control Limit X adalah rata-rata keseluruhan A adalah angka dari subgroup R adalah jarak antara interval dari angka terbesar dan terkecil U Chart Diagram control U Chart digunakan apabila data yang diamati adalah atribut dan perhitungannya berdasarkan jumlah cacat. cacat atau lebih tepatnya ketidaksesuaian produk dari spesifikasi dihitung jumlahnya. Penggunaan U chart dan C chart adalah sama tetapi yang membedakan adalah apabila jumlah sampel pad setiap pengamatan tetap maka menggunakan

17 23 C Chart, sebaliknya bila tidak tetap jumlah sampelnya maka menggunakan U chart. Untuk C chart: CL = ( Pi)/k CL = c UCL = c + 3 c LCL = p - 3 c Untuk U chart: UCL = u + 3 u /n LCL = u - 3 u /n CL = Contol Limit UCL = Upper Contol Limit LCL = Lower Control Limit Peta Kendali (P Chart) Menurut Tri H. Statistik Six Sigma Dengan Minitab (2007, P169), Diagram kontrol P digunakan apabila data yang diamati adalah atribut dan perhitungannya berdasarkan proporsi cacat. Proporsi cacat pada suatu pengamatan merupakan perbandingan sampel cacat dengan jumlah sampel pengamatan.

18 24 Perhitungannya adalah: CL = ( Pi)/k CL = p UCL = p + 3 p (1 - p) ni LCL = p - 3 p(1 - p) ni CL = Contol Limit UCL = Upper Contol Limit LCL = Lower Control Limit Kekurangan dari P-chart : 1. Jumlah produksi terlalu sedikit untuk jangka waktu tertentu. Misalnya hanya satu atau dua unit produk dihasilkan dalam waktu satu bulan. 2. Untuk proses produksi yang kompleks, kesalahan baru dapat diidentifikasi setelah produk akhir tersedia. Penggunaan P chart dan NP chart adalah sama tetapi yang membedakan adalah apabila jumlah sampel pada setiap pengamatan bersifat tetap maka menggunakan NP Chart, sebaliknya bila jumlah sampelnya tidak tetap maka menggunakan P chart.

19 Cause and Effect Diagram Pendapat dari Tri H. Statistik Six Sigma dengan Minitab (2007, P45) menyatakan Diagram sebab akibat digunakan untuk melihat seluruh potensial atau hasil tiap barang yang diproduksi dari input. Diagram ini sering disebut juga dengan diagram fishbone atau Ishikawa. Cause dalam C&E diagram terdiri dari 4 kategori utama. Antara lain: 1. Kekuatan, metode, bahan baku, mesin mesin (untuk pabrik) 2. Peralatan, prosedur, masyarakat, pajak (untuk administrasi atau jasa) Gambar 2.3 Diagram fish bone Sumber: Continuous Process Improvement (CPI).

20 Pareto Chart Menurut Singgih S. Total Quality Management (TQM) dan Six Sigma (2007, P14) diagram pareto adalah grafik yang mengurutkan data dari yang terbesar sampai yang terkecil, dengan yang terbesar ada di paling kiri, kemudian berurutan sampai yang terkecil terus kekanan. Manfaat utama diagram pareto adalah kemampuan mengidentifikasikan satu persatu dari penyebab utama kegagalan kualitas, dan memberi pesan kepada pengguna untuk lebih baik berkonsentrasi menangani beberapa penyebab utama daripada melihat semua variabel yang ada. Gambar 2.4 Pareto Chart Sumber: Continuous Process Improvement (CPI)

21 Flow Chart Diagram flow proses adalah gambaran atau ilustrasi yang mempresentasikan urutan dari langkah-langkah proses. Dalam diagram flow proses, tim kerja dipersyaratkan sudah memahami proses-proses kerja secara penuh. Gambar 2.5 Flow Chart Sumber: Continuous Process Improvement (CPI)

22 Potensial Failure Mode and Effect Analysis (PFMEA) PFMEA adalah sistematika dari aktivitas yang mengidentifikasi dan mengevaluasi tingkat kegagalan potensial yang ada pada sistem, produk, atau proses terutama pada bagian akar-akar fungsi produk atau proses pada faktor faktor yang mempengaruhi produk atau proses. Tujuan PFMEA adalah mengembangkan, meningkatkan, dan mengendaliakn nilai atau harga probabilitas dari failure yang terdeteksi dari sumber (input), dan juga mereduksi efek-efek yang ditimbulkan oleh kejadian failure tersebut. 2.3 Metode Six Sigma Pendekatan Six sigma Dalam inisiatif Six Sigma dikenal dua pendekatan praktis, yaitu: 1. Six Sigma Process Improvement (SSPI) Berdasarkan pendapat Anang H. Strategi Six Sigma (2007, P51) SSPI adalah metode kualitas dengan pendekatan pada strategi pengembangan dan peningkatan produk/proses tanpa harus melakukan berbagai perubahan pada desain proses atau pada fundamental struktur proses yang sudah ada. Metode tersebut hanya mencari solusi dari permasalahan-permasalahan yang muncul pada proses dan variasi-variasi kinerja proses. 2. Design For Six Sigma (DFSS) DFSS menurut pendapat Anang H. Strategi Six Sigma (2007, P51) adalah metode kualitas dengan pendekatan strategi yang secara tegas melakukan berbagai perubahan pada desain dan pada fundamental struktur proses. Tujuan DFSS adalah mencari jawaban desain proses maksimal berdasarkan

23 29 pada nilai-nilai kepuasan konsumen (internal- eksternal) yang berlaku secara konsisten dengan fungsi-fungsi proses kerja Six Sigma Process Improvement (SSPI). Dalam program/proyek pengembangan dan peningkatan Six Sigma, tim kerja yang ditunjuk akan menyeleksi berbagai strategi peningkatan proses six sigma yang bersifat regular. Kemudian kelima tahapan prose diterapkan dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan proses yang sudah ada. Berbagai upaya peningkatan menuju target six sigma dapat dilakukan menggunakan metodologi six sigma-dmaic, antara lain: Gambar 2.6 DMAIC Sumber: www. Lean Six Sigma and Process Improvement.htm

24 Define Langkah pertama didalam proses DMAIC adalah perumusan yang mencakup pemilihan masalah yang harus diatasi, menemukan kesempatan untuk melakukan perbaikan, menggalang komitmen dari semua pihak yang berkepentingan, serta pemahaman proses proses yang terlibat dan kebutuhan pelanggan dengan perspektif tingkat tinggi. Penjelasan dari Gaspersz Lean Six Sigma (2007, P50) bahwa Define mendefinisikan secara formal sasaran peningkatan proses yang konsisten dengan permintaan atau kebutuhan pelanggan dan strategi perusahaan. Pengertian define menurut pendapat Tri H. statistik Six Sigma Dengan Minitab (2007, P12) adalah fase menentukan masalah, menetapkan persyaratanpersyaratan pelanggan dan membangun tim Measure Langkah kedua pada proses DMAIC adalah pengukuran, yang berfokus pada pemahaman kinerja proses yang dipilih untuk diperbaiki pada saai ini, serta pengumpulan semua data yang dibutuhkan untuk analisis. Menurut pendapat Anang H. Strategi Six Sigma (2007, P55) pengukuran adalah salah satu tahap yang paling penting dalam program atau proyek pengembangan dan peningkatan six sigma. Dalam tahap ini adalah tahap pengumpulan data data kuantitatif maupun kualitatif melalui berbagai analisis dan evaluasi pada tingkat kinerja proses yang sedang berjalan. Berdasarkan pendapat Gaspersz Lean Six Sigma (2007, P50) measure adalah mengukur kinerja proses pada saat sekarang agar dapat dibandingkan

25 31 dengan target yang ditetapkan. Lakukan pemetaan proses dan mengumpulkan data yang berkaitan dengan indikator kinerja kunci Analysis Setelah data selesai dikumpulkan, maka tahap analisis dapat dilakukan untuk mendapatkan jawaban jawaban dari kenyataan proses kerja yang ada. Tujuannya adalah untuk menemukan berbagai formulasi dalam pemecahan masalah yang ada didalam berbagai aktivitas proses dan dirumuskannya berbagai solusi dalam meningkatkan proses kerjanya. Fase analisis merupakan fase mencari dan menentukan akar sebab dari suatu masalah. Diagram pareto dapat digunakan untuk memprioritaskan masalah yang harus ditangani dengan aturan pengelompokkan selanjutnya akar utama suatu permasalahan dapat dianalisis menggunakan diagram cause and effect yang akan mem-break down secara detail sebab sebab suatu masalah. Pendapat Gaspersz Lean Six Sigma (2007, P50) menyatakan bahwa dapat menganalisis hubungan sebab akibat berbagai faktor yang dipelajari untuk mengetahui faktor faktor dominan yang perlu dikendalikan. Menurut Evans and Lindsay Pengantar Six Sigma (2007, 160), analisis adalah pemeriksaan terhadap proses, fakta dan data untuk mendapatkan pemahaman mengenai mengapa suatu permasalahan terjadi dan dimana terdapat kesempatan untuk melakukan perbaikan.

26 Improve Tujuan six sigma adalah untuk mempercepat perbaikan dan mencapai tingkat kinerja yang belum pernah terbayangkan sebelumnya dengan cara berfokus pada karakteristik yang terpenting bagi pelanggan serta mengidentifikasi dan mengeliminasi penyebab kesalahan atau kecacatan didalam proses proses. Akar permasalahan yang ada pada kinerja proses dapat diidentifikasikan dengan menggunakan metode analisis proses. Solusi untuk kasus ini adalah menyederhanakan proses kerja, pengelolaan paralel, memangkas hambatan, dan mereduksi timbulnya berbagai kemungkinan bottleneck Control Pengendalian merupakan langkah terakhir dalam proses DMAIC six sigma, dan merupakan aktivitas untuk memastikan agar perbaikan proyek terjaga melalui pemantauan tolak ukur kinerja utama dan CTQ. Pengendalian dibutuhkan karena dua alasan diantaranya adalah karena pengendalian merupakan dasar bagi manajemen kerja harian yang efektif bagi semua tingkatan organisasi. Dan yang terakhir adalah perbaikan jangka panjang tidak dapat diterapkan pada suatu proses kecuali jika proses tersebut terkendali dengan baik. Tujuan dari tahap control adalah untuk memastikan adanya peningkatan proses dari tahapan tahapan proses sebelumnya. Apa yang diperlukan dalam tahap ini adalah aktivitas dokumentasi dari setiap perubahan positif yang terjadi. Alat yang paling umum digunakan adalah diagram kontrol. Fungsi umum diagram kontrol adalah:

27 33 1. Membantu mengurangi variabilitas 2. Memonitor kinerja setiap saat 3. Memungkinkan proses koreksi untuk mencegah penolakan 4. Trend dan kondisi diluar kendali terdeteksi secara tepat 2.4 Lean Six Sigma Pengertian Lean Menurut pendapat Gaspersz Lean Six Sigma (2007, P01) lean adalah suatu upaya terus menerus untuk menghilangkan pemborosan (waste) dan meningkatkan nilai tambah (value added) produk agar memberikan nilai kepada pelanggan (customer value). Lean berdasarkan pendapat Gaspersz Lean Six Sigma (2007, P01) yang dikutip dari APICS Dictionary (2005) mendefinisikan lean sebagai suatu filosofi bisnis yang berlandaskan pada minimalisasi penggunaan sumber sumber daya (termasuk waktu) dalam berbagai aktivitas perusahaan. Lean berfokus pada identifikasi dan eliminasi aktivitas aktivitas tidak bernilai tambah ( non value adding activities) dalam desain, produksi, dan supply chain management yang berkaitan langsung dengan pelanggan. Kesimpulan, lean dapat didefinisikan sebagai suatu pendekatan sistematik untuk mengidentifikasi dan menghilangkan pemborosan (waste) atau aktivitas aktivitas yang tidak bernilai tambah melalui peningkatan terus menerus secara radikal dengan cara mengalirkan produk (material, work in process, output), dan informasi menggunakan sistem tarik dari pelanggan internal dan eksternal untuk mengejar keunggulan dan kesempurnaan.

28 Lean Manufacturing Lean manufacturing diterapkan keseluruhan operasional proses produksi. Lean manufacturing hanya melihat dari input, proses dan output saja Tujuan Lean Menurut pendapat Gaspersz Lean Six Sigma (2007, P01) lean six sigma bertujuan untuk meningkatkan terus menerus customers value melalui peningkatan terus menerus rasio antara nilai tambah terhadap waste (the value to waste ratio) Prinsip Dasar Lean Menurut Gazpersz Lean Six Sigma (2007, P04) terdapat lima prinsip dasar lean, antara lain: 1. Mengidentifikasikan nilai produk (barang / jasa) berdasarkan perspektif pelanggan, dimana pelanggan menginginkan produk (barang/jasa) berkualitas superior, dengan harga yang kompetitif dan penyerahan yang tepat waktu. 2. Mengidentifikasikan value stream proses mapping (pemetaan proses pada value stream) untuk setiap produk (barang/jasa ). 3. Menghilangkan pemborosan yang tidak bernilai tambah dari semua aktivitas sepanjang proses value stream. 4. Mengorganisasikan agar material, informasi, dan produk mengalir secara lancar dan efisien sepanjang value stream menggunakan sistem tarik (pull system)

29 35 5. Terus menerus mencari berbagai teknik dan alat peningkatan untuk mencapai keunggulan dan peningkatan terus menerus Kategori Pemborosan Dua Kategori Pemborosan Gambar 2.7 Dua Kategori Pemborosan Non Value Added Terdapat delapan pemborosan yang tidak bernilai tambah, diantaranya: 1. Kecacatan produk. Dimana produk mengalami kecacatan sehingga harus dilakukan pengerjaan ulang atau menjadi barang yang sia-sia dibuang. 2. Kelebihan dalam produksi. Kelebihan produk akan menjadikan penumpukan material yang mengakibatkan kerugian.

30 36 3. Transportasi. Dalam proses produksi haruslah memperhitungkan tiap tahapan yang akan dilakukan. Untuk menghindari pemborosan waktu sehingga harus memperhatikan denah lokasi. 4. Menunggu. Dari tahapan tiap produksi tidak dikehendaki untuk menunggu tahapan sebelumnya. Harus dilakukan pada saat bersamaan sehingga tidak mengakibatkan pemborosan waktu. 5. Persediaan. Material yang disimpan terus menerus akan menjadi pemborosan serta produk yang sudah jadi apabila disimpan di warehouse akan mendapatkan kerugian. 6. Pergerakan. Terlalu banyak pergerakan pada operator akan men sia siakan waktu. Maka harus dibuat perencanaan tentang bagaimana cara bekerja secara efektif. 7. Proses. Proses yang tidak teratur akan menjadi kacau dan memakan waktu lama dalam proses produksi maka proses produksi harus jelas tahapannya. 8. Tidak menggunakan kreativitas.

31 Perbedaan Six Sigma Dengan Lean Sigma Table 2.4 Perbedaan Six Sigma Dengan Lean Sigma Six Sigma Kualitas, biaya dan explicit infrastruktur Tujuannya adalah peningkatan kualitas Lean Sigma Kecepatan, tidak ada pemborosan, implicit infrastruktur Tujuannya adalah mengurangi pemborosan dan menambah kecepatan dalam proses produksi Focus pada penggunaan DMAIC dengan six sigma tools untuk Fokus pada bias untuk aksi atau implementasi Toyota tools mengeliminasi variasi Metode yang digunakan adalah dedicated champions dan black belt serta management engagement Metode yang digunakan adalah value stream mapping, process balancing, constraint identification, mistake proofing. Mengurangi kecacatan Mempercepat siklus pelatihan atau pembelajaran Sumber: Gaspersz Lean Six Sigma (2007,P134) S Pada Lean Sigma Perusahaan perusahaan Lean Sigma melakukan program peningkatan terus menerus melalui prinsip 7S, antara lain: 1. Seiri (Sort), secara tegas memisahkan item yang dibutuhkan dari item yang tidak dibutuhkan, kemudian menghilangkan atau membuang item yang tidak diperlukan dari tempat kerja.

32 38 2. Seiton (Stabilize), menyimpan item yang diperluan ditempat yang tepat agar mudah diambil jika akan digunakan. 3. Seiso (Shine), mempertahankan area kerja agar tetap bersih dan rapi. 4. Seiketsu (Standardize), melakukan standarisasi terhadap praktek 3S (Seiri, Seiton, dan Seiso) diatas. 5. Safety, memberikan suatu pembelajaran praktek kerja yang aman dan prosedur-prosedur yang memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja utnuk mencegah kecelakaan kerja. 6. Six sigma, melakukan proses produksi dengan memperhatikan kualitas produk dengan standar zero defect. 7. Shitsuke (Sustain), membuat agar kedisiplinan menjadi suatu kebiasaan melalui mengikuti prosedur - prosedur yang telah ditetapkan Kapabilitas Pada Lean Six Sigma Kapabilitas proses menurut Evans and Lindsay Pengantar Six Sigma (2007, P140), adalah kisaran dimana variasi alami suatu proses terjadi akibat penyebab umum suatu sistem, atau dengan kata lain, pencapaian suatu proses dalam kondisi stabil. Pada umumnya perhitungan kapabilitas sebuah proses produksi untuk data (variabel) yang bersifat kontinyu serta terdistribusi normal. Disebut kontinyu karena data diukur dengan skala interval atau rasio, dan dimungkinkan adanya desimal. Namun tidak semua data bersifat kontinyu dan berskala interval atau rasio. Seperti data jenis mesin, ya atau tidak, atau jumlah komplain pelanggan adalah data yang dicatat dengan cara menghitung dan tidak mungkin

33 39 mempunyai desimal. Dalam pemahaman manajemen kualitas sering disebut dengan data atribut. Untuk membantu dalam perhitungan, beberapa informasi dapat digunakan sebagai referensi penentuan indeks kapabilitas proses dalam pengendalian kualitas menuju target lean six sigma, diantaranya: Indeks Kapabilitas Proses Cp. Menurut Gaspersz Lean Six Sigma (2007, P297-P298), indeks kapabilitas proses produksi ini memiliki persyaratan bahwa distribusi proses harus berdistribusi normal dan nilai rata rata proses harus tetap sama dengan nilai target, yang berarti nilai rata rata proses harus tepat berada ditengah interval nilai USL dan LSL.

34 40 Table 2.5 Hubungan antara Cp dan Kapabilitas Proses Cp Kapabilitas Proses sigma sigma sigma sigma sigma sigma sigma sigma sigma sigma sigma sigma sigma Sumber: Gaspersz Lean Six Sigma (2007, P297-P298) Dengan Ms. Excel dapat dilakukan perhitungan level sigma: = NORMSINV(1-DPMO/ )+SHIFT SHIFT merupakan angka pergeseran dari titik tengah: Dengan pergeseran sigma dari target sebanyak 0.5 dan kualitas 5 sigma Dengan pergeseran sigma dari target sebanyak 1.0 dan kualitas 5.5 sigma Dengan pergeseran sigma dari target sebanyak 1.5 dan kualitas 6 sigma

35 41 Indeks kapabilitas proses Cp memiliki keterbatasan, antara lain: 1. Indeks Cp tidak dapat digunakan apabila CTQ proses yang akan dikendalikan hanya memiliki satu batas spesifikasi (hanya memiliki USL atau LSL saja). Dengan kata lain, indeks Cp hanya dapat digunakan apabila CTQ proses yang akan dikendalikan itu memiliki dua nilai batas spesifikasi (USL dan LSL). 2. Indeks Cp tidak mampu mendeteksi Process centering, dimana jika nilai ratarata proses tidak sama dengan nilai target, maka indeks Cp akan memberikan misleading results (hasil yang salah dalam pembuatan keputusan) Indeks Kapabilitas Proses Cpk. Untuk mengatasi kekurangan indeks Cp, dapat digunakan indeks Cpk. Indeks Cpk digunakan apabila memenuhi persyaratan asumsi bahwa proses yang dikendalikan harus berdistribusi normal. Pada dasarnya, nilai indeks Cp dan Cpk adalah sama pada berbagai tingkat sigma, kecuali indeks Cpk mampu mendeteksi process centering Indeks Kapabilitas Proses Cpm. Untuk mengatasi persyaratan asumsi yang ketat, seperti data harus berdistribusi normal dan nilai rata-rata proses harus tepat sama dengan nilai target (berada ditengah-tengah dari nilai USL dan LSL), maka penggunaan angka indeks Cpm lebih disukai. Ada beberapa keuntungan dari penggunaan Cpm, diantaranya: 1. Indeks Cpm dapat diterapkan pada suatu interval spesifikasi yang tidak simetris, dimana nilai spesifikasi target kualitas tidak berada tepat ditengah

36 42 nilai USL dan LSL. Dengan demikian indeks Cpm sesuai dengan konsep fungsi kerugian Taguchi. 2. Indeks Cpm dapat dihitung untuk tipe distribusi apa saja dan tidak mensyaratkan data harus berdistribusi normal. Hal ini berarti perhitungan Cpm adalah bebas dari persyaratan distribusi data, serta tidak memerlukan lagi uji normalitas untuk mengetahui apakah data yang dikumpulkan dari proses itu berdistribusi normal. Hal ini juga akan menghindarkan pertanyaan-pertanyaan tentang distribusi apa yang digunakan. Pada dasarnya nilai indeks Cpm dan Cp adalah sama pada berbagai tingkat sigma, kecuali perbedaan dalam persyaratan asumsi dan formula Indeks Kapabilitas Proses Cpmk. Indeks kapabilitas proses Cpmk digunakan untuk mendeteksi process centering dan dipakai sebagai pengganti Cpk apabila persyaratan asumsi tentang distribusi normal tidak dapat dipenuhi. Pada dasarnya nilai indeks Cpmk dan Cpk adalah sama pada tingkat sigma, kecuali perbedaan dalam persyaratan asumsi dan formula Total Productive Maintenance (TPM) Total Productive Maintenance (TPM) merupakan suatu proses untuk memaksimumkan produktivitas peralatan dan mesin sepanjang masa pakai peralatan dan mesin tersebut. Sasaran TPM adalah memaksimumkan Overall Equipment Effectiveness (OEE) untuk menurunkan downtime yang tidak terencana sehingga kapasitas peralatan itu meningkat dan biaya menurun.

37 43 Beberapa manfaat sistem TPM: 1. Reduksi dalam Unplanned downtime 2. Meningkatkan kapasitas produksi 3. Reduksi biaya-biaya perawatan dan memperpanjang umur atau masa pakai peralatan 4. Operator-operator mesin terlibat aktif dalam memaksimumkan kinerja peralatan 5. Menetapkan rencana perawatan, termasuk perawatan preventif (perawatan yang dilakukan pada interval yang ditentukan oleh waktu atau penggunaan) dan perawatan prediktif (perawatan yang dilakukan pada peralatan berdasarkan sinyal atau teknik diagnostic yang mengindikasikan kemunduran atau penurunan kinerja peralatan itu) 6. Meningkatkan kualitas produk 7. Meningkatkan Overall Equipment Effectiveness (OEE) Takt Time Takt time merupakan waktu efektif untuk memproduksi satu unit produk dimana waktu kerja efektif dibagi dengan permintaan pelanggan. Takt time = total daily operation time Total daily requirement Poka Yoke Poka yoke atau dengan nama lain anti kesalahan merupakan suatu pendekatan untuk menguji proses agar bebas dari kesalahan dengan

38 44 menggunakan peralatan atau metode otomatis untuk mencegah kesalahan manusia. Kesalahan manusia dapat muncul dari faktor lupa karena kurangnya konsentrasi, kesalahpahaman mengenai proses atau prosedur, identifikasi yang buruk karena kurangnya perhatian, kurangnya pengalaman, lupa, kurangnya penilaian pada proses yang otonomis, kegagalan peralatan. Poka yoke berfokus pada dua aspek, antara lain: 1. Prediksi, atau menyadari bahwa suatu cacat akan terjadi dan memberikan peringatan. 2. Deteksi, atau pengenalan bahwa cacat telah terjadi dan penghentian proses tersebut. Adanya tiga tingkat pemeriksaan antikesalahan dengan biaya yang meningkat, antara lain: 1. Mendesain potensi kesalahan proses atau produk. Merupakan bentuk pemeriksaan antikesalahan yang paling berguna karena pendekatan ini menghilangkan kesempatan suatu kesalahan atau cacat untuk terjadi dan tidak menghasilkan biaya langsung baik dalam bentuk waktu atau pengerjaan ulang atau barang sisa. 2. Identifikasi potensi cacat dan penghentian proses sebelum kecacatan terjadi. Meskipun pendekatan ini meniadakan biaya yang dapat terjadi jika cacat terjadi, pendekatan ini membutuhkan waktu untuk menghentikan proses dan melakukan perbaikan. 3. Menemukan Cacat yang memasuki atau meninggalkan proses. Pendekatan ini mengurangi sumber daya yang terbuang yang akan menambah nilai pada hasil kerja yang tidak sesuai dengan spesifikasi, tapi menghasilkan barang sisa atau pengerjaan ulang.

39 Value Stream Mapping Metode pemetaan proses dapat digunakan dalam mengembangkan metode pemetaan lintasan nilai dalam fungsinya untuk menganalisis bagaimana suatu proses dilakukan, arus produk atau jasa, material, informasi keuangan, dan waktu yang teruraikan. Salah satu dasar analisis dalam pemetaan lintasan nilai ideal adalah membuang seluruh fungsi dan faktor yang bersifat menghambat dan merugikan proses kerja. 2.5 Software Minitab 15 Salah satu kunci sukses usaha six sigma adalah penyelesaian masalah menggunakan statistik. Minitab merupakan paket software statistik terkemuka yang telah digunakan pada banyak usaha peningkatan kualitas six sigma. Minitab sangat powerful dan memiliki kumpulan tools yang menyeluruh untuk diimplementasikan pada setiap tahap proyek six sigma: measure, Analyze, Improve, Control.

40 Kerangka Pemikiran START Studi pustaka Penelitian pendahuluan Identifikasi dan perumusan masalah DEFINE (D) Pengumpulan data awal Pengidentifikasian IPO Diagram Pareto untuk mengidentifiksikan produk Pengidentifikasian CTQ MEASURE (M) Pengumpulan data cacat Pembuatan DPMO Pembuatan peta kendali P chart tidak Revisi Terkendali? ya Perhitungan EOO Perhitungan takt time 2

41 47 2 Pembuatan Fishbone diagram ANALYZE ( A ) Poka yoke IMPROVE ( I ) Value stream mapping CONTROL ( C ) Gambar 2.7 Kerangka Pemikiran Keterangan dari kerangka pemikiran diatas, antara lain: 1. Penelitian Pendahuluan dan Studi Pustaka Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengidentifikasikan masalah yang dihadapi oleh perusahaan yaitu dengan memperhatikan kondisi pabrik secara keseluruhan. Penelitian pendahuluan ini dilakukan dengn cara mengamati secara langsung ke bagian produksi untuk mengetahui secara langsung jalannya proses produksi yang ada, dan juga dengan wawancara dapat didefinisikan masalah yang dihadapi perusahaan. Studi pustaka merupakan landasan teori yang sesuai dengan masalah yang sedang diteliti sehingga dapat menunjang dalam melakukan pemecahan masalah. Studi pustaka dilakukan dengan membaca, mengumpulkan, mencatat serta mempelajari sumber-sumber data lainnya yang berhubungan dengan masalah yang dihadapinya.

42 48 2. Identifikasi dan Perumusan Masalah Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan yang telah dilakukan di PT.DULMISON INDONESIA, setelah diidentifikasikan masalahnya mulai dari mengklasifikasikan data produksi Dogbone vibration damper DB2B24SSC perbulannya selama kurun waktu 2 tahun, jenis kecacatan yang terjadi, penyebab- penyebab dari kecacatan yang terjadi, sehingga didapatlah masalahmasalah yang dihadapi oleh PT.DULMISON INDONESIA adalah perlunya peningkatan efektivitas dan efisiensi untuk meningkatkan kualitas produk. 3. Pengumpulan Data Awal Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengumpulan data histories perusahaan, pengamatan langsung dan wawancara dengan beberapa orang pihak perusahaan. Selama pengumpulan data tersebut dilakukan pencatatan data yang diperlukan dalam penelitian, adapun data yang dikumpulkan sebagai berikut: a. Penelitian Lapangan (Field Research). Penelitian lapangan ini akan diperoleh data primer yaitu dengan: - Wawancara. Dengan mewawancarai pihak-pihak perusahaan yang berhubungan dengan penelitian sehingga data yang diperoleh merupakan data yang dapat dipertanggung jawabkan - Observasi atau pengamatan. Dengan cara mengumpulkan data-data dengan tujuan dan melihat langsung kelapangan, terhadap objek yang diteliti. Dapat dilakukan dengan penelusuran literature yaitu dengan cara mengumpulkan data dengan

43 49 menggunakan sebagian atau seluruh data yang telah ada atau laporan data dari peneliti sebelumnya. - Dokumentasi. Yaitu meneliti dokumen-dokumen dan catatan-catatan di dalam perusahaan untuk menunjang penelitian, antara lain sejarah umum perusahaan, teknologi yang digunakan, alur data, data penjualan, data input, dan data output. - Laporan rutin. Data dikumpulkan secara rutin dan periodik, seperti laporan input, output, penjualan dan permintaan tiap hari selama kurun waktu hampir 2 tahun selama proses produksi. b. Penelitian Kepustakaan (Library Research). Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data sekunder dengan membaca, mengumpulkan data, mencatat, mempelajari text books dan buku buku pelengkap atau referensi, seperti: jurnal, dan media cetak lainnya diperpustakaan atau tempat lainnya. 4. Pengidentifikasian IPO SIPOC merupakan salah satu diagram kotak atau alur kerja yang sangat penting dalam fungsi-fungsi operasional. Dimana SIPOC (Supply, Input, Process, Output, Customer) ringkasan dari jalannya proses operasional. SIPOC memberikan garis besar elemen-elemen penting didalam suatu proses serta membantu menjelaskan siapa pelaku utama proses tersebut, bagaimana cara mendapatkan input, siapa yang dilayani oleh proses tersebut, serta bagaimana cara proses tersebut meningkatkan nilai.

44 50 Sedangkan dalam lean six sigma manufacturing tidak perlu sampai mencari supply dan customer. Cukup dari aliran proses produksi dari input. Process, dan output. 5. Pengidentifikasian CTQ Critical To Quality (CTQ) merupakan unsur-unsur dari suatu proses yang dapat mempengaruhi hasil produksi karena berkaitan dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. 6. Pengumpulan Data Cacat Data dikumpulkan mulai dari Januari tahun 2006 sampai bulan September data diambil berdasarkan jenis cacat, jumlah cacat, jumlah produksi. Adapun beberapa komponen dari produk dogbone vibration damper DB2B24SSC tersebut yang diambil data produksi diantaranya DB Damper 2kg, AL DB Keeper, AL DB Hook, Weight 2kg, AL DB Collet 2kg, dan Hel M/Cable 2kg. 7. Pembuatan Peta Kendali Peta kendali dibuat untuk mengendalikan proporsi kesalahan dari unitunit yang tidak memenuhi syarat spesifikasi kualitas yang dihasilkan dalam suatu proses. Dengan pengendalian statistical dihasilkan batas-batas yaitu UCL, CL dan LCL. Jika proses berada pada batas-batas tersebut maka peta dapat digunakan untuk memantau proses terus menerus, tapi jika berada diluar batas maka proses harus diperbaiki dahulu dengan cara mengeliminasi proses produksi yang berada diluar batas kendali. 8. P Chart P-diagram atau disebut dengan proses diagram adalah model proses umum yang dikembangkan dari metode taguchi. Dimana terdapat komponen

45 51 x, y, z. Y adalah satuan output yang pada umumnya berbentuk satu set karakteristik proses kerja yang berhubungan dengan kinerja atau fungsi fungsi kerja misalnya kepuasan konsumen. X adalah satuan parameter desain, atau dapat berupa faktor control. Z adalah satuan pengganggu. Diagram control P chart digunakan apabila data yang diamati adalah atribut dan perhitungannya berdasarkan proporsi cacat. Proporsi cacat pada suatu pengamatan merupakan perbandingan sampel cacat dengan jumlah sampel pengamatan. 9. OEE Untuk membuat OEE dilakukan perhitungan waktu istirahat, waktu kerja dan mencari down time serta menghitung kecacatan dan produk. OEE digunakan untuk idikator dengan perbandingan perusahaan yang sudah menggunkan Lean six sigma. 10. Takt time Takt time digunakan untuk mengetahui waktu yang digunakan dalam memproduksi satu unit produk. 11. Pembuatan Fishbone Diagram Membuat diagram Fishbone untuk membantu mengetahui penyebab masalah yang terjadi sehingga dapat diambil tindakan untuk memperbaikinya. 12. Poka Yoke Poka yoke atau disebut dengan mistake proofing digunakan untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang lebih kepada human error. Cara penggunaan adalah dengan perencanaan untuk mengganti pekerjaan manusia dengan teknologi.

46 Value stream mapping Value stream mapping digunakan untuk menghitung waktu current dan future yang akan direncanakan nantinya dengan membuat jalur proses yang lebih jelas dan menghilangkan non value added. 14. Control Pada tahap terakhir dari DMAIC adalah control dimana setelah dilakukan implementasi akan dilakukan pengontrolan tiap hari agar tidak kehilangan dari pantauan.

PENDEKATAN METODE LEAN SIX SIGMA UNTUK MENGANALISIS PROSES PRODUKSI PADA PT. DULMISON INDONESIA

PENDEKATAN METODE LEAN SIX SIGMA UNTUK MENGANALISIS PROSES PRODUKSI PADA PT. DULMISON INDONESIA PENDEKATAN METODE LEAN SIX SIGMA UNTUK MENGANALISIS PROSES PRODUKSI PADA PT. DULMISON INDONESIA Titi Jayati 0800775012 ABSTRAK Operational excellent didasari oleh banyak perusahaan sebagai salah satu cara

Lebih terperinci

Damper DB2B24SSC, diantaranya adalah:

Damper DB2B24SSC, diantaranya adalah: BAB III. METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT.Dulmison Indonesia merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang hardware energi yang memproduksi alat-alat berat dan aksesoris

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Fase atau tahapan yang banyak menghasilkan produk yang cacat adalah di bagian proses stripping, terlihat dari diagram Pareto nya dari ketiga tahapan di area produksi Produk X. 2.1

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk

Lebih terperinci

Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Partici

Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Partici Topik Khusus ~ Pengantar Six Sigma ~ ekop2003@yahoo.com Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Participative

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tidak ada yang menyangkal bahwa kualitas menjadi karakteristik utama

BAB I PENDAHULUAN. Tidak ada yang menyangkal bahwa kualitas menjadi karakteristik utama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tidak ada yang menyangkal bahwa kualitas menjadi karakteristik utama dalam perusahaan agar tetap survive. Buruknya kualitas ataupun penurunan kualitas akan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya dan faktor penyebab banyaknya re-work dari proses produksi kursi pada PT. SUBUR MANDIRI, yang merupakan

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi percetakan koran Lampung Post pada PT. Masa Kini Mandiri yaitu dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi Sampel Penelitian Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan suatu prosedur tertentu dan diharapkan dapat mewakili suatu populasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep SPC dan Pengendalian Kualitas Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dalam dunia industri manufaktur adalah kualitas dari produk maupun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT SEI Bogor pada Bulan September 2016 sampai dengan Bulan Desember 2016. PT SEI Bogor merupakan perusahaan yang bergerak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, persaingan antara perusahaan-perusahaan tidak hanya terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, persaingan antara perusahaan-perusahaan tidak hanya terjadi di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini, persaingan antara perusahaan-perusahaan tidak hanya terjadi di wilayah lokal saja, akan tetapi sudah meluas sampai kawasan nasional bahkan internasional.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Dalam mengelolah suatu perusahaan atau organisasi dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi dapat tercapai. Manajemen

Lebih terperinci

BAB III SIX SIGMA. Six Sigma pertama kali digunakan oleh perusahaan Motorola pada tahun

BAB III SIX SIGMA. Six Sigma pertama kali digunakan oleh perusahaan Motorola pada tahun 34 BAB III SIX SIGMA 3.1 Sejarah Six Sigma Six Sigma pertama kali digunakan oleh perusahaan Motorola pada tahun 1980-an oleh seorang engineer bernama Bill Smith. Hal ini dilatarbelakangi oleh hilangnya

Lebih terperinci

Statistical Process Control

Statistical Process Control Statistical Process Control Sachbudi Abbas Ras abbasras@yahoo.com Lembar 1 Flow Chart (dengan Stratifikasi): Grafik dari tahapan proses yang membedakan data berdasarkan sumbernya. Lembar Pengumpulan Data:

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN LITERATUR

BAB II KAJIAN LITERATUR BAB II KAJIAN LITERATUR 2.1 PENGENDALIAN KUALITAS 2.1.1 Pengertian Kualitas Keistimewaan atau keunggulan suatu produk dapat diukur melalui tingkat kepuasan pelanggan. Salah satunya dapat dilihat dari sisi

Lebih terperinci

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data 21 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Ikan Tuna (Thunnus sp.) merupakan salah satu komoditas perikanan Indonesia yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan mampu menembus pasar internasional. Salah satu

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAKUAN... ii SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 38 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Untuk mendukung perhitungan statistikal pengendalian proses maka diperlukan data. Data adalah informasi tentang sesuatu, baik yang bersifat kualitatif

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar dari Kualitas Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 94 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi pemecahan masalah (flow diagram) merupakan diagram yang menggambarkan pola berpikir serta menjelaskan tahap-tahap penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan-tahapan yang dilakukaan oleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan-tahapan yang dilakukaan oleh BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan-tahapan yang dilakukaan oleh penulis dalam proses penelitian. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Untuk mengelola suatu perusahaan atau organisasi selalu dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi tersebut dapat tercapai.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi adalah suatu proses berpikir yang dilakukan dalam penulisan suatu laporan, mulai dari menentukan judul dan permasalahan, melakukan pengumpulan data yang akan digunakan

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan kriteria optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi kualitas produksi pipa pada perusahaan ini yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure, Analyze,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Sejarah Pengendalian Kualitas Pada tahun 1924, W.A. Shewart dari Bell Telephone Laboratories mengembangkan diagram atau grafik statistik untuk mengendalikan

Lebih terperinci

3.1 Persiapan Penelitian

3.1 Persiapan Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Persiapan Penelitian Dalam mengerjakan Tugas Akhir ini dilakukan langkah-angkah perancangan yang jelas agar tujuan dari Tugas Akhir ini dapat tercapai. Pada bab ini akan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Waktu siklus Pengukuran waktu adalah kegiatan mengamati pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja atau oleh operator serta mencatat waktu-waktu kerjanya baik waktu setiap elemen maupun

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. kuantitatif dan kualitatif. Desain Penelitian ini adalah deskriptif eksploratif yaitu

BAB IV METODE PENELITIAN. kuantitatif dan kualitatif. Desain Penelitian ini adalah deskriptif eksploratif yaitu BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis /Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan kualitatif. Desain Penelitian ini adalah deskriptif eksploratif

Lebih terperinci

METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian Start Penelitian Pendahuluan Identifikasi Masalah Studi Pustaka Tujuan Penelitian Pengumpulan Data : -Data Data Pengolahan Data

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. setiap ahli memiliki teori sendiri-sendiri mengenai hal ini. Menurut (Davis, 1994)

BAB II LANDASAN TEORI. setiap ahli memiliki teori sendiri-sendiri mengenai hal ini. Menurut (Davis, 1994) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian kualitas Kualitas memiliki kaitan yang sangat erat dengan dunia perindustrian, baik industri barang maupun jasa. Definisi dari kualitas sendiri bermacam-macam, karena

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengendalian Kualitas. Menurut (Douglas C. Montgomery, 2009:4) mutu atau kualitas sudah menjadi faktor paling penting didalam konsumen mengambil keputusan dalam memilih antara

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO... KATA PENGANTAR..... ABSTRAK..... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI

BAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI BAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI 4.1 Tahap Perancangan Sistem Terintegrasi Setelah dilakukan brainstorming dan studi pustaka, maka langkah selanjutnya adalah membuat sistem terintegrasi dari metode

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kualitas Kualitas merupakan aspek yang harus diperhatikan oleh perusahaan, karena kualitas merupakan aspek utama yang diperhatikan oleh para konsumen dalam memenuhi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 61 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi penelitian menggambarkan proses atau tahap tahap penelitian yang harus ditetapkan dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang sedang dibahas sehingga

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahapan yang dilalui, mulai dari identifikasi masalah sampai pada tahap penyelesaian masalah dalam penyelesaian tugas akhir. Metodologi bertujuan

Lebih terperinci

TUGAS BESAR III LEAN SIX SIGMA JOURNAL REVIEW SISTEM PENGUKURAN KINERJA DEDE SUDRAJATTULLOH

TUGAS BESAR III LEAN SIX SIGMA JOURNAL REVIEW SISTEM PENGUKURAN KINERJA DEDE SUDRAJATTULLOH TUGAS BESAR III LEAN SIX SIGMA JOURNAL REVIEW SISTEM PENGUKURAN KINERJA DEDE SUDRAJATTULLOH 411110023 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS MA CHUNG MALANG 2013 JOURNAL

Lebih terperinci

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data 30 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Tunamerupakan komoditas komersial tinggi dalam perdagangan internasional. Salah satu bentuk olahan tuna adalah tuna loin, tuna steak, dan tuna saku. Tuna loin merupakan

Lebih terperinci

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang 27 2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan Walaupun telah diadakan pengawasan kualitas dalam tingkat-tingkat proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang rusak

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...iii. HALAMAN MOTTO.. v. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL xiv. DAFTAR GAMBAR...xv. 1.1 Latar Belakang Masalah.

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...iii. HALAMAN MOTTO.. v. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL xiv. DAFTAR GAMBAR...xv. 1.1 Latar Belakang Masalah. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING...ii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...iii HALAMAN PERSEMBAHAN...iv HALAMAN MOTTO.. v KATA PENGANTAR vi DAFTAR ISI..... viii DAFTAR TABEL xiv DAFTAR

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian. Setiap tahapan dalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 23 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi mengenai Kualitas Saat kata kualitas digunakan, kita mengartikannya sebagai suatu produk atau jasa yang baik yang dapat memenuhi keinginan kita. Menurut ANSI/ASQC Standard

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan gambaran dari tahapan yang dilalui dalam menyelesaikan suatu masalah yang ditemui dalam sebuah penelitian, dimana dibuat berdasarkan latar belakang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. mencapai suatu tujuan penelitian. Oleh karena itu, agar suatu penelitian berhasil,

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. mencapai suatu tujuan penelitian. Oleh karena itu, agar suatu penelitian berhasil, BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Metode Penelitian Metode dalam suatu penelitian merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan penelitian. Oleh karena itu, agar suatu penelitian

Lebih terperinci

Evaluasi Sistem Bisnis Lean Oleh: Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma master Black Belt

Evaluasi Sistem Bisnis Lean Oleh: Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma master Black Belt 1. Apa Itu Lean? Evaluasi Sistem Bisnis Lean Oleh: Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma master Black Belt Lean adalah suatu upaya terus-menerus (continuous improvement efforts) untuk: menghilangkan pemborosan

Lebih terperinci

ABSTRAK Kata Kunci: Six Sigma, Sigma Level, Kualitas Produk, DMAIC, Quality Control.

ABSTRAK Kata Kunci: Six Sigma, Sigma Level, Kualitas Produk, DMAIC, Quality Control. ABSTRAK Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin signifikan, membuat banyak bermunculan industri-industri baru yang sejenis dengan industri yang sudah ada sebelumnya. Hal ini tentunya merupakan

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori

Bab 2 Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1. Pengertian Kualitas Kualitas memiliki pengertian yang luas, setiap sudut pandang yang mendefinisikannya pasti memiliki perbedaan. Sebagaian besar orang mempunyai konsep pemahaman

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian start Studi Pendahuluan - Survey ke Perusahaan Konsultasi Identifikasi Masalah Tinjauan Pustaka - Literatur - Jurnal - Buku - Website - dll Tujuan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu

BAB 4 PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu 48 BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu dilakukan. Data-data yang dikumpulkan selama masa observasi adalah sebagai berikut : Data jumlah

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang memproduksi kemeja pria dewasa dengan harga Rp. 41.000 Rp. 42.500 perkemeja.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN KUALITAS Kualitas merupakan faktor dasar yang mempengaruhi pilihan konsumen untuk berbagai jenis produk dan jasa yang berkembang pesat dewasa ini. Kualitas secara langsung

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI Kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers) (Gasperz, 2006). Pengendalian kualitas secara statistik dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Total Productive Maintenance Total Productive Maintenance (TPM) adalah teknik silang fungsional yang melibatkan beberapa bagian fungsional perusahaan bukan hanya pada Bagian

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define,

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi Percetakan Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 69 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode Penelitian dilakukan dengan mengadakan pengamatan/observasi secara langsung dengan mengunjungi PT.Delident Chemical Indonesia untuk melihat secara

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Lean Definition 2.2 A House of Lean

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Lean Definition 2.2 A House of Lean BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Lean Definition Lean Manufacturing adalah sistem yang membantu mengidentifikasi dan mengeliminasi dari pemborosan, meningkatkan kualitas, dan mengurangi waktu produksi dan biaya.

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Tahap Define Adapun persentase produk cacat terbesar periode September 2012 s/d Desember 2012 terdapat pada produk Polyester tipe T.402 yaitu dengan persentase

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Statistic Quality Control (SQC) Statistik merupakan teknik pengambilan keputusan tentang suatu proses atau populasi berdasarkan pada suatu analisa informasi yang terkandung di

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode dapat diartikan sebagai cara yang tepat. Kemudian, penelitian merupakan kegiatan ilmiah untuk memperoleh pengetahuan yang benar tentang suatu masalah. Langkah langkah

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang.

1.1 Latar Belakang. BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan yang ingin berkembang dan bertahan harus dapat memberikan kepada para pelanggan produk baik barang maupun jasa yang bermutu lebih baik dan memberikan kepuasan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ABSTRAK Six Sigma adalah sebuah disiplin kualitas yang memfokuskan diri pada produk dan pelayanan yang lebih baik untuk menciptakan sebuah kebudayaan yang menyempurnakan permintaan sebagai target setiap

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian di bawah ini: Langkah-langkah penelitian dapat dilihat pada diagram alir penelitian Mulai Studi Pendahuluan Identifikasi Masalah Tinjauan Pustaka

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 6.1. AnalisisTahap Define Adapun persentase produk cacat terbesar periode September 2012 s/d Desember 2012 terdapat pada produk Polyester tipe T.402 yaitu dengan persentase

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikir Permasalahan yang timbul dalam perusahaan merupakan indikasi bahwa terdapat penyimpangan terhadap proses bisnis yang ada, sehingga menghasilkan kinerja

Lebih terperinci

memuaskan pelanggan dan memenangkan persaingan PT. ITS selalu berasaha mengurangi adanya aktivitas tambahan atau pemborosan yang disebabkan karena

memuaskan pelanggan dan memenangkan persaingan PT. ITS selalu berasaha mengurangi adanya aktivitas tambahan atau pemborosan yang disebabkan karena BABV PEMBAHASAN 5.1 Tahap Define (Pendefinisian) PT. Indonesia Toray Synthetics (PT. ITS) merupakan perusahaan manufaktur dengan sistem produksi make to order, dimana proses produksi dilakukan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan, diperlukan adanya desain atau skema langkah penelitian sebagai acuan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Pendekatan Six Sigma yang digunakan dalam peningkatan produktivitas terdiri dari 5 (lima) fase yang disebut DMAIC (Define, Measure, Analize, Improve

Lebih terperinci

deduktif. Kajian induktif adalah kajian pustaka yang bermakna untuk menjaga

deduktif. Kajian induktif adalah kajian pustaka yang bermakna untuk menjaga BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendahuluan Langkah-langkah penelitian perlu disusun secara baik untuk mempermudah penyusunan laporan penelitian. Adapun langkah-langkah penelitian dapat dipresentasikan seperti

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Pengendalian Pengendalian merupakan suatu proses dalam mengarahkan sekumpulan variabel untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Dasar

Lebih terperinci

BAB 1 LANDASAN TEORI

BAB 1 LANDASAN TEORI 5 BAB 1 LANDASAN TEORI 1.1 Produktivitas Menurut Sinungan (2003, P.12), secara umum produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang-barang atau jasa) dengan masuknya yang

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 37 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan dalam pembuatan skripsi ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer bertujuan untuk membuktikan adanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Kualitas Kualitas/mutu penting artinya dan merupakan salah satu faktor keunggulan yang kompetitif. Kualitas adalah sebuah pendekatan strategis yang merupakan kebangkitan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS SEPATU DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA DI PT. ECCO INDONESIA SIDOARJO

PENINGKATAN KUALITAS SEPATU DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA DI PT. ECCO INDONESIA SIDOARJO PENINGKATAN KUALITAS SEPATU DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA DI PT. ECCO INDONESIA SIDOARJO SKRIPSI Disusun oleh : SABRINA DWI C 0632010035 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flowchart Metodologi Penelitian Metode Penelitian merupakan deskripsi dari seluruh rangkaian kegiatan yang dilaksanakan selama proses penelitian dilaksanakan yakni

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. berkenan memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat ANALISA PENERAPAN KONSEP LEAN THINKING

KATA PENGANTAR. berkenan memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat ANALISA PENERAPAN KONSEP LEAN THINKING KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah berkenan memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul : ANALISA

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA Moh. Umar Sidik Daryanto (Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri, Universitas Gunadarma) ABSTRAK PT. Teknik Makmur

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Pengendalian Mutu Industri Gula Kelapa (Kasus UD.

METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Pengendalian Mutu Industri Gula Kelapa (Kasus UD. III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian mengenai Pengendalian Mutu Industri Gula Kelapa (Kasus UD. Ngudi Lestari 1 Kecamatan Kebasen, Banyumas) ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 39 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah merupakan gambaran dari langkahlangkah sistematis yang akan menjadi pedoman dalam penyelesaian masalah. Melalui pembuatan flowchart penelitian

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. fokus di dalam program peningkatan kualitas Lean Six Sigma sehingga cacat

BAB V ANALISA HASIL. fokus di dalam program peningkatan kualitas Lean Six Sigma sehingga cacat BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Hasil Pengolahan Data Untuk mencari akar penyebab masalah maka data harus dianalisa untuk menghasilkan perbaikan yang tepat. Hasil pengolahan data pada bab IV dijadikan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Tisnowati, et al (2008) memfokuskan penelitiannya pada analisis pengendalian mutu produksi roti dengan menggunakan metode SQC dalam mengamati

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. research) yaitu penelitian yang melakukan pemecahan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. research) yaitu penelitian yang melakukan pemecahan BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Berdasarkan sifatnya, maka penelitian ini digolongkan sebagai penelitian deskriptif (descriptif research) yaitu penelitian yang melakukan pemecahan terhadap

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Definisi Konsep Kunci 2.1.1.1 Definisi Kualitas Kualitas adalah sebuah ukuran relatif dari kebaikan suatu produk atau jasa yang terdiri atas kualitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian ini menggambarkan langkah-langkah atau kerangka pikir yang akan dijalankan pada penelitian ini. Tujuan dari pembuatan metodologi penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Umum Pada penelitian ini dilakukan pengamatan langsung terhadap aliran proses produk dan pengumpulan data-data yang dibutuhkan di PT XYZ. Data-data tersebut kemudian

Lebih terperinci

B A B 5. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T. JUR TEK INDUSTRI FT UB MALANG 1

B A B 5. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T. JUR TEK INDUSTRI FT UB MALANG 1 B A B 5 1 VSM adalah suatu teknik / alat dari Lean berupa gambar yg digunakan untuk menganalisa aliran material dan informasi yg disiapkan untuk membawa barang dan jasa kepada konsumen. VSM ditemukan pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian merupakan landasan agar proses penelitian berjalan secara sistematis, terstruktur, dan terarah. Metodologi penelitian merupakan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Slide Bracket, Kualitas, Six Sigma, DMAIC, DPMO, Usulan Peningkatan Kualitas

ABSTRAK. Kata Kunci: Slide Bracket, Kualitas, Six Sigma, DMAIC, DPMO, Usulan Peningkatan Kualitas ABSTRAK Peningkatan kualitas produk ataupun jasa yang dihasilkan merupakan sesuatu yang mutlak perlu dilakukan oleh setiap perusahaan untuk dapat bertahan di era yang semakin kompetitif ini. Penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. metodologi penelitian yang merupakan urutan atau langkah-langkah yang sistematis

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. metodologi penelitian yang merupakan urutan atau langkah-langkah yang sistematis BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Untuk menyelesaikan permasalahan yang ada dengan baik dibutuhkan suatu metodologi penelitian yang merupakan urutan atau langkah-langkah yang sistematis yang harus dilakukan

Lebih terperinci

BAB III SIX SIGMA. Gambar 3.1 Jarak nilai rata-rata terhadap salah satu batas toleransi

BAB III SIX SIGMA. Gambar 3.1 Jarak nilai rata-rata terhadap salah satu batas toleransi BAB III SIX SIGMA 3.1 Kajian Teori Six Sigma 3.1.1 Pengertian Six Sigma (Dasar Statistika) Ditinjau dari perspektif statistik, six sigma ( 6 σ ) memiliki tinjauan grafis sebagai berikut. Gambar 3.1 Jarak

Lebih terperinci

Lean Thinking dan Lean Manufacturing

Lean Thinking dan Lean Manufacturing Lean Thinking dan Lean Manufacturing Christophel Pratanto No comments Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste (pemborosan) di dalam proses, atau dapat juga dikatakan sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Gambar 3.1 Diagram alir 37 3.2 Langkah Langkah Penelitian Dalam metode penelitian ini merupakan tahapan tahapan yang dibuat untuk memudahkan dan mengarahkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan disajikan kerangka toritis yang dipakai dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dalam penelitian ini. Landasan teori ini sangat penting sebagai acuan dasar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian yang dilakukan dalam penyusunan tugas akhir ini mencakup langkah-langkah sebagai berikut :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian yang dilakukan dalam penyusunan tugas akhir ini mencakup langkah-langkah sebagai berikut : III-1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian yang dilakukan dalam penyusunan tugas akhir ini mencakup langkah-langkah sebagai berikut : 3.1 Studi Pendahuluan Sebelum melakukan penelitian lebih

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada: Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur.

KATA PENGANTAR. mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada: Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. KATA PENGANTAR Segala puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan InayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Analisa

Lebih terperinci

Tabel 4.29 Cara Memperkirakan DPMO dan Kapabilitas Sigma Variabel L. Pergelangan.. 90 Tabel 5.1 Kapabilitas Proses produksi Sarung Tangan Golf...

Tabel 4.29 Cara Memperkirakan DPMO dan Kapabilitas Sigma Variabel L. Pergelangan.. 90 Tabel 5.1 Kapabilitas Proses produksi Sarung Tangan Golf... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERNYATAAN... ii SURAT KETERANGAN SELESAI... iii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN MOTTO... vii

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau kualitas. Dalam dunia industri, kualitas barang yang dihasilkan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. atau kualitas. Dalam dunia industri, kualitas barang yang dihasilkan merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi yang semakin kompetitif ini, setiap pelaku bisnis yang ingin memenangkan persaingan akan memberikan perhatian penuh pada mutu atau kualitas.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Lead Time Istilah lead time biasa digunakan dalam sebuah industri manufaktur. Banyak versi yang dapat dikemukakan mengenai pengertian lead time ini. Menurut Kusnadi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 2.1.1 Penelitian Ravishankar (2011) Penelitian yang dilakukan Ravishankar (2011) bertujuan untuk menganalisa pengurangan aktivitas tidak bernilai tambah

Lebih terperinci

PENGUKURAN KUALITAS PRODUK FURNITURE DENGAN METODE SIX SIGMA UNTUK MEMINIMUMKAN KACACATAN PRODUK DI CV. TIGA PUTRA MALANG SKRIPSI OLEH :

PENGUKURAN KUALITAS PRODUK FURNITURE DENGAN METODE SIX SIGMA UNTUK MEMINIMUMKAN KACACATAN PRODUK DI CV. TIGA PUTRA MALANG SKRIPSI OLEH : PENGUKURAN KUALITAS PRODUK FURNITURE DENGAN METODE SIX SIGMA UNTUK MEMINIMUMKAN KACACATAN PRODUK DI CV. TIGA PUTRA MALANG SKRIPSI OLEH : SOLYKHUL ANWAR 0532015018 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci