BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perusahaan Kabel Terbesar Di Dunia Pada Tahun Nama Perusahaan. Nexans Perancis $7.3

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perusahaan Kabel Terbesar Di Dunia Pada Tahun Nama Perusahaan. Nexans Perancis $7.3"

Transkripsi

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kabel merupakan salah satu industri yang berperan penting dalam pembangunan infrastruktur listrik di suatu negara. Salah satu perusahaan kabel tertua di dunia adalah AEI Cables (Inggris) yang memiliki pengalaman selama 175 tahun dalam menyediakan kabel untuk sektor industri yang bergerak dalam bidang konstruksi, minyak dan gas, pertahanan dan rel di berbagai negara seperti Amerika, China, Jepang, negara-negara Eropa. (AIE Cables,2015) Tabel 1.1 Perusahaan Kabel Terbesar Di Dunia Pada Tahun 2010 Nama Perusahaan Negara Jumlah Karyawan Jumlah Pendapatan (Trilliun Dollar) Prysmian Group Italia $9.0 Nexans Perancis $7.3 Sumitomo Electric Industries Jepang $5.8 LS Cable & System Korea Selatan $5.1 General Cable Amerika Serikat $4.9 Furukawa Electric Jepang $4.6 Southwire Amerika $3.9 Fujikura Jepang $3.1 1

2 2 Tabel 1.1 Perusahaan Kabel Terbesar Di Dunia Pada Tahun 2010 (Lanjutan) Nama Perusahaan Negara Jumlah Karyawan Jumlah Pendapatan (Trilliun Dollar) Walsin Lihwa Taiwan $2.5 Far East Holding China $2.05 Polycab Group India $0.79 (Sumber: Integer Research,2015) Dapat dilihat dari Tabel 1.1, terdapat 11 (sebelas) perusahaan kabel terbesar di dunia yang diurutkan berdasarkan segi pendapatan perusahaan-perusahaan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa industri kabel menjadi salah satu industri yang dapat bersaing dengan industri-industri sektor lainnya. Seiring dengan jumlah pemakaian listrik yang berfluktuasi di setiap negara maka permintaan terhadap kabel mengalami fluktuasi juga tiap tahunnya. Negara China merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat konsumsi kabel yang tinggi. Tabel 1.2 Pemakaian Kabel Di Negara China Pada Tahun (Sumber: Wirecablein,2015)

3 3 Dapat dilihat dari Tabel 1.2 bahwa pemakaian kabel di negara China sepanjang tahun secara umum mengalami kenaikan tiap tahunnya. Pada jenis kabel tegangan rendah, power cables, kabel data internal dan winding wires selalu mengalami kenaikan pemakaian setiap tahunnya. Namun pada jenis kabel eksternal selalu mengalami penurunan setiap tahunnya. Dari segi jumlah konsumsi kabel negara China pada tahun mengalami peningkatan hampir sebesar 11%. Pada tahun terjadi peningkatan juga lebih dari 12%. Lalu pada tahun mengalami jumlah peningkatan pemakaian kabel sebesar 9,3%. Sedangkan pada tahun mengalami peningkatan sebesar lebih dari 4%. Dan pada tahun , tingkat pemakaian kabel di negara tersebut mengalami kenaikan sebesar hampir 5%. Peningkatan pemakaian kabel terbesar di negara China terjadi pada tahun yaitu meningkat hampir 12%. Perusahaan yang bergerak dalam industri kabel umumnya memproduksi berbagai jenis kabel seperti kabel listrik, kabel telepon, kabel fiber optik, kabel kontrol dan lainnya. Kabel listrik merupakan media penghantar tenaga listrik dari sumber tenaga listrik ke peralatan yang menggunakan listrik atau menghubungkan suatu peralatan listrik ke peralatan listrik lainnya (APKABEL,2015). Di Indonesia, pembangunan pabrik kabel pertama didirikan pada tahun 1952 dan terus mengalami perkembangan hingga tahun Pada tanggal 10 Februari 1973, Asosiasi Pabrik Kabel Listrik Indonesia (APKABEL) dibentuk dan disahkan pada tanggal 26 Juni APKABEL berada dalam pembinaan Direktorat Jenderal Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka (ILMTA) Departemen Perindustrian dan Perdagangan dan menjadi anggota luar biasa Kadin Indonesia (APKABEL, 2015). Anggota APKABEL terdiri dari Perusahaan Modal Asing (PMA) dan Perusahaan Modal Dalam Negeri (PMDN) baik dalam sudah bentuk Perusahaan Terbuka (Tbk) maupun belum. Beberapa perusahaan adalah merupakan anak perusahaan atau kepemilikannya terkait dengan MNC seperti Pirelli, Furukawa, Fujikura, Sumitomo, Showa, Siemens/Corning yang cukup potensial baik dari segi financial, jaringan maupun teknologi.

4 4 Tabel 1.3 Jumlah Anggota Asosiasi Pabrik Kabel Listrik Indonesia (APKABEL) Tahun Jumlah Perusahaan Perusahaan Perusahaan Perusahaan Perusahaan Perusahaan Perusahaan Perusahaan Perusahaan (Sumber: APKABEL,2009) Kabel listrik dikelompokkan kepada jenis tegangannya yaitu tegangan tinggi (High Voltage/HV), Medium Voltage (MV), dan Low Voltage (LV). Berdasarkan penggunaan isolasi nya kabel listrik dibagi menjadi kabel telanjang yang terdiri dari kawat aluminium (Bare Alluminium Conductor) dan Bare Cooper Conductor. Umumnya kabel telanjang ini adalah kabel udara bertegangan ekstra tinggi, tinggi atau menengah. Hampir semua pabrik kabel besar memproduksi semua jenis kabel baik kabel listrik, telepon maupun fiber optic. Seperti PT Sucaco, dan PT. Sumi Indo Kabel. Setiap kabel memiliki kode pengenal yang menunjukkan jenis konduktor, jenis isolator, jenis pelindung. Misalnya kabel berkode NYY adalah kabel dengan konduktor jenis tembaga (kode N), jenis bahan isolasinya PVC yang terdiri dari 2 lapis (kode YY) (Indonesian Commercial Newsletter,2009) Perkembangan industri kabel listrik di Indonesia selalu mengalami pasang surut. Industri kabel pasca krisis moneter tahun 1998 sangat terpuruk. Sampai tahun 2004, pemanfaatan kapasitas produksi hanya sekitar 25-30% dari kapasitas produksi terpasang. Pada tahun , industri kabel mulai mengalami peningkatan pertumbuhan. Dari kapasitas terpasang sebesar 445 ribu ton/tahun, produksi kabel

5 5 tahun 2007 hampir mencapai 300 ribu ton atau sekitar 65% dari kapasitas produksi. Maraknya pembangunan proyek pembangkit listrik dan peningkatan pasar ekspor mampu mendukung pulihnya industri kabel (APKABEL,2015). Pasar kabel juga mulai merambah ke pasar ekspor. Negara tujuan ekspor utama adalah wilayah Timur Tengah, yang sedang giat melakukan pembangunan akibat harga minyak naik pada tahun Pembangunan kota baru tersebut pada gilirannya membutuhkan pasokan daya listrik termasuk jaringan transmisi dan distribusinya. Pertumbuhan pasar kabel sepanjang tahun 2007 dan 2008 terlihat dari kinerja keuangan pabrik kabel yang telah go public. Perusahaan go public merupakan perusahaan kabel yang sudah berdiri lama, memproduksi lebih dari 1 (satu) jenis kabel. Selama tiga tahun terakhir penjualan dan keuntungan pabrik kabel meningkat pesat. PT Sumi Kabel pada tahun 2004 nilai penjualannya hanya mencapai Rp. 97 milyar, kemudian meningkat pesat mencapai Rp. 1,914 milyar tahun PT Supreme Cable (SUCACO) penjualan pada tahun 2007 meningkat pesat menjadi Rp 2,281 milyar dari Rp. 1,483 milyar tahun Konsumsi kabel pada tahun 2007 terus meningkat pesat. Pada tahun 2004, konsumsi mencapai 65,4 ribu ton dan kemudian meningkat menjadi 227,7 ribu ton tahun 2007 atau meningkat lebih dari 3 kali lipat. Kenaikan konsumsi di dalam negeri tahun 2007 sejalan dengan mulai dibangunnya proyek percepatan pembangunan pembangkit listrik PLTU batubara MW, dan juga selesainya beberapa pembangunan pembangkit listrik di Jawa dan luar Jawa yang dibangun untuk mengatasi krisis kekurangan listrik di kawasan tersebut. Namun memasuki akhir tahun 2008, pasar kabel mulai melambat pertumbuhan nya. Pasar ekspor mengalami penurunan karena banyaknya proyek infrastrukur dan pembangunan kota baru yang ditunda akibat krisis finansial global. Di dalam negeri pasar kabel juga mendapat gangguan yang diakibatkan melambatnya pembangunan kelistrikan sebagai imbas krisis finansial global, kenaikan harga bahan baku seperti tembaga juga menyebabkan margin penjualan dari pabrik kabel semakin menyusut.

6 6 Tabel 1.4 Data Pertumbuhan Industri Kabel dan Telepon Indonesia Tahun Tahun Unit Usaha Tenaga Kerja Nilai Produksi Nilai Tambah (Ribuan Rupiah) Bruto (Ribuan Rupiah) (Sumber: Kementerian Perindustrian,2015) Dari Tabel 1.4 dapat dilihat bahwa pertumbuhan industri kabel di Indonesia sepanjang tahun mengalami naik turun. Jumlah unit usaha dari tahun mengalami penurunan tiap tahun. Dari tahun , jumlah unit usaha mengalami penurunan hampir 3%. Kemudian pada tahun , mengalami penurunan jumlah unit usaha hampir 1,3%. Tahun kembali mengalami penurunan jumlah unit usaha sebesar 2,6%. Tahun terjadi penurunan jumlah unit usaha yang drastis yaitu sekitar 7,8%. Jadi penurunan terbesar dalam jumlah unit usaha industri kabel di Indonesia terjadi pada tahun yaitu sekitar 7,8%. Dari segi jumlah tenaga kerja juga mengalami naik turun sepanjang tahun Jumlah tenaga kerja tahun mengalami peningkatan sebesar 7,4%. Tahun mengalami penurunan hampir 19%. Tahun mengalami peningkatan signifikan hampir 29%. Dan tahun , jumlah tenaga kerja mengalami penurunan hampir 5%. Jumlah nilai produksi industri kabel di Indonesia sepanjang tahun juga mengalami naik turun tiap tahun nya. Tahun , jumlah produksi dari industri kabel mengalami peningkatan hampir 6%. Tahun mengalami peningkatan kembali sebesar hampir 15%. Tahun mengalami penurunan

7 7 hampir 5,5%. Dan pada tahun peningkatan signifikan hampir mencapai 39%. Dan dari segi pertumbuhan jumlah nilai tambah bruto industri kabel di Indonesia sepanjang selalu mengalami peningkatan setiap tahun nya. Tahun terjadi peningkatan hampir sebesar 30%. Tahun mengalami peningkatan hampir 24%. Kemudian tahun kembali mengalami peningkatan hampir 11%. Dan tahun terjadi peningkatan siginifikan yaitu hampir 36%. Jadi peningkatan terbesar dalam nilai tambah bruto industri kabel di Indonesia terjadi pada tahun yaitu hampir 36%. Jumlah perusahaan kabel listrik yang terdaftar di Kementerian Perindustrian pada tahun 2015 adalah 92 (sembilan puluh dua) perusahaan (Kemenperin.com,2015). Jumlah perusahaan kabel yang menjadi anggota Asosiasi Pabrik Kabel Kabel Listrik Indonesia (APKABEL) hingga tahun 2009 berjumlah 33 (tiga puluh tiga) perusahaan. Namun hanya ada 5 (lima) perusahaan kabel listrik yang tercatat sudah go public dalam bisnis kabel listrik yaitu: PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk atau juga yang dikenal sebagai PT. SUCACO, PT Sumi Indo Kabel Tbk, PT Voksel Electric Tbk, PT Jembo Cable Company Tbk, dan PT Kabelindo Murni Tbk. Berikut ditampilkan tingkat penjualan perusahaanperusahaan tersebut tahun Tabel 1.5 Data Penjualan Perusahaan-Perusahaan Listrik Go Public Penjualan tahun 2006 Penjualan tahun 2007 Nama Perusahaan (Rupiah) (Rupiah) PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk 1.5 trilliun 2.3 trilliun PT Sumi Indo Kabel Tbk miliar PT Voksel Electric Tbk miliar miliar 1.358,64 miliar PT Jembo Cable Company Tbk 448 miliar miliar

8 8 Tabel 1.5 Data Penjualan Perusahaan-Perusahaan Listrik Go Public Penjualan tahun 2006 Penjualan tahun 2007 Nama Perusahaan (Rupiah) (Rupiah) PT Kabelindo Murni Tbk miliar miliar (Sumber: APKABEL,2009) Berdasarkan Tabel 1.5, dapat dilihat bahwa PT Kabelindo Murni Tbk mengalami peningkatan penjualan terbesar yaitu sebesar 175%. PT Jembo Cable Company Tbk mengalami peningkatan penjualan sebesar 64.2%. PT. Supreme Cable Manufacturing & Commerce mengalami peningkatan penjualan 53.85%. PT. Voksel Electric Tbk mengalami peningkatkan penjualan sebesar 48%. PT. Sumi Indo Kabel Tbk mengalami penurunan penjualan sebesar 16.93% pada tahun PT. XYZ merupakan salah satu perusahaan kabel listrik di Indonesia. PT XYZ didirikan pada 19 Agustus 1992 dan beroperasi pada bulan Desember PT. XYZ memiliki 1 (satu) kantor pusat dan 1 (satu) pabrik di daerah Serang. PT. XYZ menggunakan 3 (dua) tipe bahan baku kabel yaitu kabel tembaga, kabel alumunium, dan bahan PVC. PT. XYZ memproduksi 4 tipe produk dengan 28 (dua puluh delapan) jenis kabel hingga tahun PT. XYZ sudah memperoleh 2 (dua) standarisasi Indonesia dan 5 (lima) standardisasi internasional. Perusahaan ini pernah melakukan ekspor kabel listrik ke China pada tahun 1997 namun hanya berlangsung hingga tahun Hal ini disebabkan oleh persaingan yang ketat dengan produsen China yang dapat menjual kabel listrik dengan kualitas yang sama dengan harga lebih murah dan krisis yang melanda Indonesia pada tahun tersebut. Di Indonesia, PT. XYZ menjual produk kabel listrik ke PLN (Perusahaan Listrik Negara) dan sektor-sektor swasta. Permasalahan yang dihadapi oleh PT XYZ adalah PT.XYZ ingin memperluas wilayah penjualan produk perusahaan di dalam semakin tingginya tingkat kompetisi dalam bidang perkabelan di Indonesia. Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat dan banyaknya kompetitor di Indonesia, maka PT XYZ harus memiliki strategi bisnis agar dapat bersaing dengan perusahaan sejenis. Strategi bisnis adalah bisnis yang strategi dirumuskan, dilaksanakan dan dievaluasi dengan asumsi kompetisi (David dan David, 2015:53). Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka peneliti terdorong untuk mengangkat permasalahan ini dalam bentuk penelitian dengan judul Analisis Strategi Bisnis Industri Kabel Listrik Pada PT.XYZ.

9 9 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat disajikan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kondisi internal dan eksternal pada produk kabel listrik PT. XYZ? 2. Bagaimana merumuskan alternatif strategi yang dijalankan oleh produk kabel listrik PT. XYZ pada tahap pemasukan, tahap pencocokan dan tahap keputusan? 3. Apakah strategi bisnis yang paling efektif bagi produk kabel listrik PT. XYZ? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka dapat disajikan tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui kondisi internal dan eksternal produk kabel listrik PT. XYZ.(T-1) 2. Untuk merumuskan alternatif strategi yang dijalankan oleh produk kabel listrik PT. XYZ pada tahap pemasukan, tahap pencocokan dan tahap keputusan.(t-2) 3. Untuk mengetahui strategi bisnis yang paling efektif bagi PT. XYZ.(T-3) 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian yang penulis lakukan adalah: 1. Bagi Perusahaan, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi pengambilan keputusan strategi bisnis yang tepat untuk meningkatlkan daya saing dan daya jual perusahaan tersebut. 2. Bagi Penulis,dapat membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi PT. XYZ. 3. Bagi Pembaca,sebagai referensi dan acuan yang bisa digunakan untuk penelitian lanjutan serta dapat menjadi suatu wawasan tambahan. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah:

10 10 1. Menganalisa kelebihan, kelemahan PT XYZ serta peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaaan. 2. Keempat hal tersebut akan dianalisa untuk memilih beberapa strategi-strategi bisnis yang dipakai oleh perusahaan tersebut dengan menggunakan Matriks IFE, Matriks EFE, Matriks TOWS, Matriks IE, Matriks SPACE, Matriks CPM, Matriks Grand Strategy. 3. Beberapa strategi-strategi bisnis yang telah ditetapkan oleh metode-metode diatas akan dipilih strategi bisnis yang paling tepat dan akurat dengan Matrix QSPM (Perencanaan Strategis Kuantitatif). 1.6 State Of Art (Tinjauan Pustaka) Tabel 1.6 State Of Art (Tinjauan Pustaka) Jurnal Metode Kesimpulan Mohammad Reza Shojaee, Soheila karimi. Strategic Planning for Parsa Chemical Industry Company Using SWOT Analysis, QSPM model (one of the Top companies of Iranian paint). Public Policy and Administration Research Vol.3, No.12, Maryam Saghaei, Leila Fazayeli, Mohammad Reza Shojaee. Analisis SWOT, Matriks EFE, Matriks IFE, dan Matriks QSPM. Analisa SWOT, Matriks EFE, Matriks IFE, Matriks QSPM Penelitian empirikal mengenai perencanaan strategi bagi sebuah perusahaan print manufacturing di Iran menunjukkan bahwa strategi bisnis yang tepat dan mendapatkan nilai tertinggi dan menjadi priorotas utama adalah memperoleh sertifikasi mutu. Penelitian empirikal mengenai perencanaan strategi bagi sebuah Tabel 1.6 State Of Art (Tinjauan Pustaka) (Lanjutan)

11 11 Jurnal Metode Kesimpulan Strategic Planning for a Lubricant Manufacturing Company Using SWOT Analysis, QSPM model (one of the Top companies of Iranian Oil, Gas and Petrochemical Products Exporters' Association). Australian Journal of Business and Management Research. Vol.1, No.10 (18-24, January Ahmad Reza Ommani. Strengths, weaknesses, opportunities and threats (SWOT) analysis for farming system businesses management: Case of wheat farmers of Shadervan District, Shoushtar Township, Iran. African Journal of Business Management Vol. 5(22), pp , 30 September, 2011 Analisa SWOT, Matriks EFE, Matriks IFE, Matriks SPACE dan Matriks QSPM perusahaan dan pabrik bensin di Iran menunjukkan bahwa strategi bisnis yang tepat dan mendapatkan nilai tertinggi dan menjadi prioritas utama adalah merekrut staff yang berkualitas dan memperkenalkan produk ke pelanggan. Penelitian empirikal mengenai strategi yang tepat bagi manajemen bisnis sistem pertanian gandum di Iran menunjukkan bahwa strategi yang mendapatkan nilai tertinggi dan menjadi priorotas utama adalah membangun pasar lokal dan infrastruktur, membangun tanamantanaman yang memiliki nilai ekonomi tinggi, peran pemerintah dalam pengembangan, Tabel 1.6 State Of Art (Tinjauan Pustaka) (Lanjutan)

12 12 Jurnal Metode Kesimpulan mempersiapkan strategi dan rencana untuk membangun perkebunan organik, memperhatikan kualitas tanaman, memperhatikan indeks keberlanjutan perkebunan, membuat aturan mengenai penggunaan air, membangun program jangka panjang berdasarkan kebutuhan. Hasan Givarian, Ali Samani, Roghieh Ghorbani, Rokhsareh Samani. Formulating Strategy Of Iran Post Company Using Strategic Management Matrix and SWOT Analysis. Sci.Int(Lahore), Vol. 25, No. 3 ( ), Seyed Fathollah Amiri Aghdaie. A SWOT Analysis of Persian Handmade Carpet Exports. International Journal of Business and Matriks EFE, Matriks IFE, Matriks SWOT, Matriks SPACE, Matriks IE, Matriks QSPM. Analisa SWOT Penelitian empirikal mengenai strategi yang tepat bagi sebuah perusahaan post di Iran menunjukkan bahwa strategi yang mendapatkan nilai tertinggi dan menjadi prioritas utama adalah menerapkan strategi kompetitif. Penelitian empirikal mengenai ekspor karpet asal Persia dengan metode SWOT menunjukan hasil kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Tabel 1.4 State Of Art (Tinjauan Pustaka) (Lanjutan)

13 13 Jurnal Metode Kesimpulan Management Vol. 7, No. 2; January yang dimiliki industri tersebut dalam mengekspor karpet Persia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan dan keinginan serta nilai kualitas jasa sangat ditentukan oleh tingkat kepentingan maupun kepuasan pelanggan sebagai pemakainya. Pelayanan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesaingan bisnis di Indonesia pada jaman ini semakin ketat dan berkembang dengan pesat antara perushaan satu dengan perusahaan lain nya. Pada perusahaan flexible packaging

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagaimana telah kita ketahui bersama, bahwa sampah, khususnya sampah plastik saat ini telah menjadi momok yang sangat menakutkan bagi masyarakat pada umumnya dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kaca di Indonesia tumbuh seiring dengan meningkatnya industri otomotif dan properti di Indonesia. Dalam industri otomotif, produk kaca digunakan dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1. 1 Konsumsi Makanan Ringan Global 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1. 1 Konsumsi Makanan Ringan Global 2014 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan manusia terdiri dari tiga kebutuhan pokok, yaitu sandang, pangan, dan papan. Pangan atau makanan adalah kebutuhan yang sangat erat hubungannya dengan kelangsungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Grafik Laju Pertumbuhan Industri Percetakan Sumber: kementrian perindustrian 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Grafik Laju Pertumbuhan Industri Percetakan Sumber: kementrian perindustrian 2014 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Percetakan merupakan teknologi atau seni yang memproduksi salinan dari sebuah image dengan sangat cepat, seperti kata-kata atau gambar di atas kertas, kain, dan permukaan

Lebih terperinci

Paparan Publik Tahunan. Jakarta, 11 Agustus 2015

Paparan Publik Tahunan. Jakarta, 11 Agustus 2015 Paparan Publik Tahunan Jakarta, 11 Agustus 2015 KAPASITAS PRODUKSI 2015 Produk Peleburan Metric Ton/Tahun Kawat Tembaga 15,000 MT Kawat Aluminium 12,000 MT Produk Kabel Kabel Listrik Tembaga 26,000 MT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Pelanggan Listrik di Indonesia. Sumber: website PT. PLN (2013)

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Pelanggan Listrik di Indonesia. Sumber: website PT. PLN (2013) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, listrik di Indonesia dikelola oleh PLN sebagai Badan Usaha Milik Negara. Sumber pembangkit tenaga listrik yang diusahakan oleh PT. PLN (Persero) sampai sekarang

Lebih terperinci

Jumlah Persentase Nama Pemegang Saham Saham Kepemilikan Pengendali : Javas Premier Venture Capital Limited, Malaysia

Jumlah Persentase Nama Pemegang Saham Saham Kepemilikan Pengendali : Javas Premier Venture Capital Limited, Malaysia Public Expose 2013 Jakarta, 27 Juni 2013 1 PEMEGANG SAHAM Jumlah Persentase Nama Pemegang Saham Saham Kepemilikan Pengendali : Javas Premier Venture Capital Limited, Malaysia 1.991.145.000 49,7% Non Pengendali

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan bisnis jasa terus meningkat pesat, menurut Badan Pusat Statistik pertumbuhan perekonomian tahun 2013 pada sektor jasa 5,46 persen dibandingkan

Lebih terperinci

PRESS RELEASE PAPARAN PUBLIK 2015 PT KMI WIRE AND CABLE Tbk 11 AGUSTUS 2015

PRESS RELEASE PAPARAN PUBLIK 2015 PT KMI WIRE AND CABLE Tbk 11 AGUSTUS 2015 PRESS RELEASE PAPARAN PUBLIK 2015 PT KMI WIRE AND CABLE Tbk 11 AGUSTUS 2015 PENJUALAN TAHUN 2014 Pada tahun 2014 Perusahaan membukukan penjualan sebesar Rp. 2.384 milyar, turun sebesar 7% dari penjualan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dalam dunia bisnis dewasa ini semakin meningkat. Hal ini menyebabkan setiap perusahaan mendapat tantangan untuk berusaha secara kompetitif menghadapi pesaingnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penurunan yang fluktuatif. Hal tersebut dipengaruhi adanya globalisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. penurunan yang fluktuatif. Hal tersebut dipengaruhi adanya globalisasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian Indonesia pada saat ini sedang mengalami kenaikan dan penurunan yang fluktuatif. Hal tersebut dipengaruhi adanya globalisasi dan kegiatan perekonomian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi sekarang ini, sebuah perusahaan harus mampu mengikuti perkembangan dan dituntut untuk memiliki daya saing yang kompetitif. Hal ini penting karena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bisnis digital printing memenuhi kebutuhan dunia periklanan di Indonesia dengan cepat dan instan menjadikan usaha printing konvensional mulai ditinggalkan.

Lebih terperinci

PAPARAN PUBLIK TAHUN 2017 PT KMI Wire and Cable Tbk

PAPARAN PUBLIK TAHUN 2017 PT KMI Wire and Cable Tbk PAPARAN PUBLIK TAHUN 2017 PT KMI Wire and Cable Tbk Perusahaan Berdiri Tahun 1972 Sebagai PMA Jerman Luas Pabrik 10 ha Perusahaan Terbuka 8 Juni 1992 Jumlah Karyawan Per 31 Maret 2017 877 Ekuitas Per 31

Lebih terperinci

Paparan Publik Tahun 2016 PT KMI WIRE AND CABLE Tbk Jakarta, 10 Agustus 2016

Paparan Publik Tahun 2016 PT KMI WIRE AND CABLE Tbk Jakarta, 10 Agustus 2016 Paparan Publik Tahun 2016 PT KMI WIRE AND CABLE Tbk Jakarta, 10 Agustus 2016 Profil Perusahaan 1. PT KMI Wire and Cable Tbk didirikan tahun 1972 2. Kantor dan pabrik terletak di atas tanah seluas ± 10

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri kontraktor pada beberapa tahun terakhir ini memang menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Menurut observasi yang dilakukan oleh BUMN,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebangkitan kembali sektor manufaktur, seperti terlihat dari kinerja ekspor maupun

BAB I PENDAHULUAN. kebangkitan kembali sektor manufaktur, seperti terlihat dari kinerja ekspor maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Prospek industri manufaktur tahun 2012, pada tahun 2011 yang lalu ditandai oleh kebangkitan kembali sektor manufaktur, seperti terlihat dari kinerja ekspor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu sektor yang berperan penting dalam perekonomian Indonesia adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu sektor yang berperan penting dalam perekonomian Indonesia adalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu sektor yang berperan penting dalam perekonomian Indonesia adalah industry garment, pengembangan garmen atau pakaian jadi merupakan kunci dari peningkatan

Lebih terperinci

PAPARAN PUBLIK TAHUN 2017 PT KMI Wire and Cable Tbk

PAPARAN PUBLIK TAHUN 2017 PT KMI Wire and Cable Tbk PAPARAN PUBLIK TAHUN 2017 PT KMI Wire and Cable Tbk 1 Perusahaan Berdiri Tahun 1972 Sebagai PMA Jerman Luas Pabrik 10 ha Perusahaan Terbuka 8 Juni 1992 Jumlah Karyawan Per 31 Maret 2017 877 Ekuitas Per

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berjalannya waktu, kondisi persaingan dalam dunia bisnis terus meningkat. Tentunya setiap perusahaan mendapat tantangan untuk memliki keunggulan kompetitif

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi dunia akan semakin besar seiring dengan pesatnya perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap terpenuhi agar roda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari peningkatan kesejahteraan tersebut adalah adanya pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari peningkatan kesejahteraan tersebut adalah adanya pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, menganut sistem perekonomian terbuka dimana lalu lintas perekonomian internasional sangat penting dalam perekonomian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang. Perkembangan industri di Indonesia dari tahun ke tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang. Perkembangan industri di Indonesia dari tahun ke tahun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara kita merupakan salah satu negara industri yang masih berkembang. Perkembangan industri di Indonesia dari tahun ke tahun berkembang dengan pesat, seiring

Lebih terperinci

ANALISA STRENGTH, WEAKNESSES, OPPORTUNITIES, THREATS (SWOT) PADA CV. REJEKI MAPAN LESTARI

ANALISA STRENGTH, WEAKNESSES, OPPORTUNITIES, THREATS (SWOT) PADA CV. REJEKI MAPAN LESTARI ANALISA STRENGTH, WEAKNESSES, OPPORTUNITIES, THREATS (SWOT) PADA CV. REJEKI MAPAN LESTARI Juwita Gautama 1 dan Ir. Teguh Sriwidadi, MM 2 Universitas Bina Nusantara, Waru Raya No. 18, Cengkareng-Jakarta

Lebih terperinci

VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KARET ALAM OLAHAN PT ADEI CRUMB RUBBER INDUSTRY

VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KARET ALAM OLAHAN PT ADEI CRUMB RUBBER INDUSTRY VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KARET ALAM OLAHAN PT ADEI CRUMB RUBBER INDUSTRY 7.1. Tahapan Masukan Tahapan masukan terdiri dari matriks EFE (External Factors Evaluation) dan IFE (Internal

Lebih terperinci

PT KMI Wire and Cable Tbk

PT KMI Wire and Cable Tbk PAPARAN PUBLIK TAHUN 2018 PT KMI Wire and Cable Tbk Perusahaan Berdiri Tahun 1972 Sebagai PMA Jerman Luas Pabrik 10 ha Perusahaan Terbuka 8 Juni 1992 Jumlah Karyawan Per 31 Maret 2018 895 Ekuitas Per 31

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan perusahaan adalah sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan perusahaan adalah sumber 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan perusahaan adalah sumber daya manusia nya. Keberhasilan perusahaan diukur oleh kemampuan perusahaan mencapai sasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penentuan harga pokok harus diusahakan untuk mendapatkan harga pokok yang

BAB I PENDAHULUAN. penentuan harga pokok harus diusahakan untuk mendapatkan harga pokok yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagian besar dari jenis-jenis perusahaan menghadapi persoalan penentuan harga pokok. Masalah harga pokok ini amat penting. Baik dalam perusahaan yang bersifat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang paling besar di dunia. Menurut Wikipedia, negara Indonesia adalah negara

BAB 1 PENDAHULUAN. yang paling besar di dunia. Menurut Wikipedia, negara Indonesia adalah negara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat jumlah penduduk yang paling besar di dunia. Menurut Wikipedia, negara Indonesia adalah negara berpenduduk

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri JUNI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Juni 2017 Pendahuluan Membaiknya perekonomian dunia secara keseluruhan merupakan penyebab utama membaiknya kinerja ekspor Indonesia pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan dunia usaha berkembang dengan pesat, hal ini dapat kita

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan dunia usaha berkembang dengan pesat, hal ini dapat kita BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini persaingan dunia usaha berkembang dengan pesat, hal ini dapat kita lihat dengan banyaknya bermunculan usaha-usaha sejenis yang pada dasarnya mereka mendirikan

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu Bab 1 PENDAHULUAN negara yang mulai berkembang. Hal itu di buktikan berdasarkan data dari Bappenas untuk tahun 2011, Indonesia berada di peringkat 82 sebagai

Lebih terperinci

ABSTRAK DAFTAR ISI. Kata kunci : analisis, perancangan strategi

ABSTRAK DAFTAR ISI. Kata kunci : analisis, perancangan strategi ABSTRAK Selama krisis ekonomi yang bermula pada tahun 1997, bisnis yang berbasis bahan baku lokal adalah bisnis yang paling bertahan di tengah krisis. Salah satunya adalah sektor agrobisnis yang termasuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi sekarang ini terus meningkat. Banyak bisnis dan perusahaanperusahaan baru yang terus tumbuh secara pesat dan memasuki persaingan. Perusahaan

Lebih terperinci

!. Nama : Hendri Dari : UOB Kay Hian. 2. Nama : I Gede Kukuh Adi Dari : lnvestor Perorangan. PT. KMI Wire and Cable Tbk.

!. Nama : Hendri Dari : UOB Kay Hian. 2. Nama : I Gede Kukuh Adi Dari : lnvestor Perorangan. PT. KMI Wire and Cable Tbk. PT. KMI Wire and Cable Tbk Pertanyaan dan Jawaban Dalam Kegiatan Paparan Publik Tahunan Tanggal 23 Mei 2O\7!. Nama : Hendri Dari : UOB Kay Hian Kenapa margin laba bersih tahun 2017 diperkirakan lebih rendah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) diketahui sebagai kekuatan strategis

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) diketahui sebagai kekuatan strategis 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) diketahui sebagai kekuatan strategis dan penting untuk mempercepat pembangunan daerah. Strategi pengembangan usaha merupakan

Lebih terperinci

Perencanaan Strategi Bisnis Pada UKM Mebel Bambu Di Kabupaten Purworejo

Perencanaan Strategi Bisnis Pada UKM Mebel Bambu Di Kabupaten Purworejo Perencanaan Strategi Bisnis Pada UKM Mebel Bambu Di Kabupaten Purworejo Achmad Farizal Imanudin 1, Susatyo Nugroho W.P 2, Diana Puspitasari 3 1,2,3 Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Baja merupakan bahan baku penting dalam proses industri sehingga

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Baja merupakan bahan baku penting dalam proses industri sehingga I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Baja merupakan bahan baku penting dalam proses industri sehingga konsumsi baja dapat digunakan sebagai indikasi kemajuan suatu negara (Hudson, 2010). Kecenderungan konsumsi

Lebih terperinci

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI Juli 2007 INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI Pada Juli 2007, secara tahunan, pertumbuhan tertinggi terjadi pada produksi kendaraan non niaga, sedangkan kontraksi tertinggi terjadi pada penjualan minyak diesel.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri tersebut sangat membutuhkan informasi dan kreativitas dengan

BAB I PENDAHULUAN. industri tersebut sangat membutuhkan informasi dan kreativitas dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ekonomi merupakan salah satu aspek penting dalam perkembangan Negara Indonesia. Faktanya, faktor penentu kemajuan perekonomian suatu Negara tidak lagi semata-mata

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada masa era globalisasi sekarang ini, setiap perusahaan ditantang untuk mampu beradaptasi dengan lingkungan yang ada di sekitarnya dan dengan kata lain

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada produksi karet remah di PT ADEI Crumb Rubber Industry yang berlokasi di Jalan Imam Bonjol, Kel. Satria, Kec. Padang Hilir,

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Wisata Agro Tambi yang terletak di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja

Lebih terperinci

PERUMUSAN STRATEGI KORPORAT PERUSAHAAN CHEMICAL

PERUMUSAN STRATEGI KORPORAT PERUSAHAAN CHEMICAL PERUMUSAN STRATEGI KORPORAT PERUSAHAAN CHEMICAL Mochammad Taufiqurrochman 1) dan Buana Ma ruf 2) Manajemen Industri Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya diyakini relatif akan mampu bertahan dari dampak krisis keuangan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya diyakini relatif akan mampu bertahan dari dampak krisis keuangan dan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat persaingan bisnis di dunia global yang sedianya mengalami peningkatan tibatiba terpuruk diterpa badai krisis keuangan global. Emerging economies Asia yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini, peranan desain grafis dalam bidang usaha sangat di butuhkan berdasarkan data dari Kementrian Pariwisata dan Ekonomi (Kemenparekaf) pada tahun 2013 tercatat

Lebih terperinci

3.1. Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN Industri farmasi merupakan salah satu industri besar dan berpengaruh di Indonesia, karena Indonesia merupakan pasar obat potensial (Pharos, 2008) Hingga saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa pembangunan Indonesia dimulai, perdagangan luar negeri

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa pembangunan Indonesia dimulai, perdagangan luar negeri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada awal masa pembangunan Indonesia dimulai, perdagangan luar negeri Indonesia bertumpu kepada minyak bumi dan gas sebagai komoditi ekspor utama penghasil

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi sekarang ini, sebuah perusahaan harus mampu untuk mengikuti perubahan yang terjadi baik di dalam maupun di luar perusahaan. Untuk mengikuti perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ukuran pasar dalam sektor industri tertentu mengindikasikan potensi pasar dan tingkat kompetisi dalam industri tersebut. Jika pertumbuhan ukuran

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Kaliduren Estates yang berlokasi di Perkebunan Tugu/Cimenteng, Desa Langkap Jaya, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Jumlah Perusahaan Hak Pengusahaan Hutan

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Jumlah Perusahaan Hak Pengusahaan Hutan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada saat ini, jumlah perusahaan yang bergerak dalam industri yang memanfaatkan hasil hutan jumlahnya menurun, tercatat pada gambar 1.1 bahwa jumlah perusahaan hak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, setiap perusahaan dihadapkan pada persaingan yang ketat dimana perusahaan harus memiliki kelebihan dari para pesaingnya sehingga mendorong

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar merupakan tempat bertemunya pembeli dan penjual untuk melakukan transaksi. Pasar dibedakan menjadi dua yaitu, pasar modern (supermarket dan hypermarket) dan pasar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu keunggulan daerah tropis adalah kelimpahan sinar matahari yang melalui berbagai reaksi biologis dalam tanaman menghasilkan produk yang bermanfaat bagi umat

Lebih terperinci

PUBLIC EXPOSE. PT SUPREME CABLE MANUFACTURING & COMMERCE Tbk. 31 Mei 2016

PUBLIC EXPOSE. PT SUPREME CABLE MANUFACTURING & COMMERCE Tbk. 31 Mei 2016 PUBLIC EXPOSE PT SUPREME CABLE MANUFACTURING & COMMERCE Tbk 31 Mei 2016 TENTANG PERSEROAN 9 November 1970 : Perseroan didirikan 2 Oktober 1972 : Perseroan memulai produksi komersial dengan memproduksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian di Indonesia pada saat ini telah menciptakan suatu persaingan yang ketat antar perusahaan dalam industri manufaktur. Persaingan membuat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, setiap perusahaan dihadapkan pada persaingan yang sangat ketat. Sejalan dengan peningkatan industri modern saat ini, teknologi serta

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Pengertian Strategi Menurut David (2009, p18) Strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang hendak dicapai. Strategi bisnis mencakup ekspansi

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara. Analisis Strategi Pemasaran Untuk Pengembangan Pasar Pada PT. Padang Digital Indonesia

Universitas Bina Nusantara. Analisis Strategi Pemasaran Untuk Pengembangan Pasar Pada PT. Padang Digital Indonesia Universitas Bina Nusantara Analisis Strategi Pemasaran Untuk Pengembangan Pasar Pada PT. Padang Digital Indonesia Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Skripsi Strata 1 Semester Ganjil tahun 2006/2007 Yuyun

Lebih terperinci

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI Oktober 2008 INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI Pada Oktober 2008, pertumbuhan tertinggi secara tahunan terjadi pada produksi kendaraan niaga, sementara secara bulanan terjadi pada produksi kendaraan non niaga

Lebih terperinci

PT SUPREME CABLE MANUFACTURING & COMMERCE Tbk. Public Expose 23 Mei 2017

PT SUPREME CABLE MANUFACTURING & COMMERCE Tbk. Public Expose 23 Mei 2017 PT SUPREME CABLE MANUFACTURING & COMMERCE Tbk Public Expose 23 Mei 2017 Tentang Perseroan 9 November 1970 : Perseroan didirikan 2 Oktober 1972 : Perseroan memulai produksi komersial dengan memproduksi

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN OBAT HERBAL BIOMUNOS PADA PT. BIOFARMAKA INDONESIA, BOGOR

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN OBAT HERBAL BIOMUNOS PADA PT. BIOFARMAKA INDONESIA, BOGOR ANALISIS STRATEGI PEMASARAN OBAT HERBAL BIOMUNOS PADA PT. BIOFARMAKA INDONESIA, BOGOR Oleh : Surya Yuliawati A14103058 Dosen : Dr. Ir. Heny K.S. Daryanto, M.Ec PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik 96 BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik Analisis lingkungan membantu perusahaan dalam menentukan langkah strategi yang tepat dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini terus meningkat. Hal ini mengakibatkan pengusaha-pengusaha harus bisa mengembangkan pola pikir yang kritis dalam menentukan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. Studi Pendahuluan. Identifikasi Masalah. Pengumpulan Data. Analisa Faktor Internal dan Eksternal

BAB 3 METODOLOGI. Studi Pendahuluan. Identifikasi Masalah. Pengumpulan Data. Analisa Faktor Internal dan Eksternal BAB 3 METODOLOGI Studi Pendahuluan Studi Pustaka Identifikasi Masalah Pengumpulan Data Analisa Faktor Internal dan Eksternal Pengolahan data Analisa Strategi dengan metode SWOT, IE Matrix, dan QSPM Penetapan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang menggambarkan kondisi eksternal dan internal PT. Padang Digital Indonesia saat ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan membutuhkan strategi sebagai salah satu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi merupakan proses manajemen yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terpuruk. Konsekuensi dari terjadinya krisis di Amerika tersebut berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. terpuruk. Konsekuensi dari terjadinya krisis di Amerika tersebut berdampak pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kredit macet sektor perumahan di Amerika Serikat menjadi awal terjadinya krisis ekonomi global. Krisis tersebut menjadi penyebab ambruknya pasar modal Amerika

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu metode

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu metode BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu metode yang bertujuan membantu memecahkan masalah yang bertujuan membantu memecahkan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT

V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT 5.1 Produk Kelapa Sawit 5.1.1 Minyak Kelapa Sawit Minyak kelapa sawit sekarang ini sudah menjadi komoditas pertanian unggulan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian deskriptif, jenis penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana faktor faktor internal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang tangguh dalam perekonomian dan memiliki peran sebagai penyangga pembangunan nasional. Hal ini terbukti pada saat Indonesia

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3 IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3 4.1 Perkembangan Harga Minyak Dunia Pada awal tahun 1998 dan pertengahan tahun 1999 produksi OPEC turun sekitar tiga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembangnya teknologi saat ini, banyak perusahaan semakin memanfaatkan teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembangnya teknologi saat ini, banyak perusahaan semakin memanfaatkan teknologi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan antar perusahaan pada saat ini semakin ketat. Dimana semakin berkembangnya teknologi saat ini, banyak perusahaan semakin memanfaatkan teknologi yang ada

Lebih terperinci

PLANNING DEVELOPMENT STRATEGY IN HOTEL (INN) AMURA PRATAMA GUEST HOUSE IN BANDUNG USING SWOT ANALYSIS AND IE MATRIX METHOD

PLANNING DEVELOPMENT STRATEGY IN HOTEL (INN) AMURA PRATAMA GUEST HOUSE IN BANDUNG USING SWOT ANALYSIS AND IE MATRIX METHOD PERENCANAAN PENGEMBANGAN STRATEGI BISNIS PADA HOTEL (PENGINAPAN) AMURA PRATAMA GUEST HOUSE DI KOTA BANDUNG DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALISA SWOT MATRIKS DAN IE MATRIKS PLANNING DEVELOPMENT STRATEGY IN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dalam BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dalam upaya peningkatan devisa Indonesia. Ekspor Karet Indonesia selama 0 tahun terakhir terus menunjukkan

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI BISNIS PADA PT. INDOVICKERS FURNITAMA SKRIPSI

ANALISIS STRATEGI BISNIS PADA PT. INDOVICKERS FURNITAMA SKRIPSI ANALISIS STRATEGI BISNIS PADA PT. INDOVICKERS FURNITAMA Oleh TIARA YUNIANDARI 1200996404 ISMANINGTIAS 1201002381 SKRIPSI PROGRAM SARJANA EKONOMI MANAGEMENT DEPARTMENT SCHOOL OF BUSINESS MANAGEMENT BINUS

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Peresmian Pabrik Pelapisan Pipa Dan Laboratorium Services PT. Bakrie Pipe Industries.

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Peresmian Pabrik Pelapisan Pipa Dan Laboratorium Services PT. Bakrie Pipe Industries. SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Peresmian Pabrik Pelapisan Pipa Dan Laboratorium Services PT. Bakrie Pipe Industries 21 Mei 2015 Yang Saya Hormati: 1. Walikota Bekasi; 2. CEO dan Direksi PT. Bakrie

Lebih terperinci

BAB I. peranan yang sangat penting dengan memberikan benefit secara langsung pada

BAB I. peranan yang sangat penting dengan memberikan benefit secara langsung pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perekonomian Indonesia sektor perdagangan internasional mempunyai peranan yang sangat penting dengan memberikan benefit secara langsung pada sektor perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan pada harga minyak mentah dunia pada tahun Pergerakan

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan pada harga minyak mentah dunia pada tahun Pergerakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Harga minyak mentah dunia (crude oil) mengalami penurunan yang signifikan dibandingkan pada harga minyak mentah dunia pada tahun 2014. Pergerakan harga minyak

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang pertambangan batu bara (PT Bumi Resources Tbk), perkebunan (PT Bakrie

BAB I PENDAHULUAN. bidang pertambangan batu bara (PT Bumi Resources Tbk), perkebunan (PT Bakrie BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) adalah salah satu perusahaan perdagangan Indonesia yang terkemuka. BNBR didirikan pada tahun 1942 oleh Achmad Bakrie, ayah Menko Kesra

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan bagian penting dalam kehidupan perekonomian suatu negara, sehingga merupakan harapan bangsa dan memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Badan Pusat Statistik, mencapai 6,23%. Meskipun turun dibandingkan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Badan Pusat Statistik, mencapai 6,23%. Meskipun turun dibandingkan pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2012, sesuai data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik, mencapai 6,23%. Meskipun turun dibandingkan pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan masyarakat demokratis, yang

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada CV Salim Abadi (CV SA), yang terletak di Jalan Raya Punggur Mojopahit Kampung Tanggul Angin, Kecamatan Punggur,

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI BISNIS PADA KEDAI BIBI BANDUNG

FORMULASI STRATEGI BISNIS PADA KEDAI BIBI BANDUNG FORMULASI STRATEGI BISNIS PADA KEDAI BIBI BANDUNG 2014-2017 THE BUSINESS STRATEGY FORMULATION OF KEDAI BIBI IN BANDUNG 2014-2017 Syadza Afina 1) dan Dodie Tricahyono 2) Prodi S1 Manajemen Bisnis Telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara umum, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia memiliki daya saing yang relatif baik di pasar internasional. Hal ini disebabkan Indonesia memiliki

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Komoditi perkebunan pada saat krisis ekonomi telah mampu. memberikan kontribusi melalui peningkatan kegiatan bersifat padat karya,

1. PENDAHULUAN. Komoditi perkebunan pada saat krisis ekonomi telah mampu. memberikan kontribusi melalui peningkatan kegiatan bersifat padat karya, 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditi perkebunan pada saat krisis ekonomi telah mampu memberikan kontribusi melalui peningkatan kegiatan bersifat padat karya, diversifikasi usahatani perkebunan dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hingga kini masih memperhatikan perkembangan cukup baik. Jumlah pabrik

BAB 1 PENDAHULUAN. hingga kini masih memperhatikan perkembangan cukup baik. Jumlah pabrik 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kemasan kaleng tinplate di Indonesia telah dirintis sejak lama, dan hingga kini masih memperhatikan perkembangan cukup baik. Jumlah pabrik kaleng tidak banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomensa globalisasi dalam bidang ekonomi mendorong perkembangan ekonomi yang semakin dinamis antar negara. Dengan adanya globalisasi, terjadi perubahan sistem ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Resiko adalah sesuatu yang penting untuk diketahui oleh semua orang.

BAB I PENDAHULUAN. Resiko adalah sesuatu yang penting untuk diketahui oleh semua orang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Resiko adalah sesuatu yang penting untuk diketahui oleh semua orang. Dalam kehidupan sehari hari, semua kegiatan yang kita lakukan juga memiliki resiko. Resiko

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MARET 2008

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MARET 2008 BADAN PUSAT STATISTIK No. 22/05/Th. XI, 2 Mei PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MARET A. Perkembangan Ekspor Nilai ekspor Indonesia mencapai US$ 11,90 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 12,96

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diproduksi oleh PT Pertamina (Persero). Pada awalnya produk LPG ini hanya dikemas

BAB I PENDAHULUAN. diproduksi oleh PT Pertamina (Persero). Pada awalnya produk LPG ini hanya dikemas BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang LPG (Liquid Petrolium Gas) adalah salah satu komoditas sektor migas yang diproduksi oleh PT Pertamina (Persero). Pada awalnya produk LPG ini hanya dikemas dalam bentuk

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini membahas tentang dayasaing minyak sawit dengan menganalisis faktor internal dan faktor eksternal industri minyak sawit di Indonesia,

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kajian

III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kajian III. METODE KAJIAN 3.. Kerangka Pemikiran Kajian Sinergi yang saling menguntungkan antara petani dan perusahaan (PT ATB) dalam pengusahaan perkebunan merupakan faktor penting dalam usaha pengembangan perkebunan

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN I. Ekonomi Dunia Pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia. Sejak tahun 2004, ekonomi dunia tumbuh tinggi

Lebih terperinci