PERBANDINGAN SKALA KONTINU DAN SKALA DISKRET DAVID PERMADI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERBANDINGAN SKALA KONTINU DAN SKALA DISKRET DAVID PERMADI"

Transkripsi

1 PERBANDINGAN SKALA KONTINU DAN SKALA DISKRET DAVID PERMADI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

2

3 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Perbandingan Skala Kontinu dan Skala Disket adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Maret 2014 David Permadi NIM G

4

5 ABSTRAK DAVID PERMADI. Perbandingan Skala Kontinu dan Skala Diskret. Dibimbing oleh BUDI SUHARJO dan SISWANDI. Dalam penelitian sosial, para peneliti sering mengukur karakteristik objek yang bersifat kontinu dengan menggunakan skala diskret. Sejauh ini skala diskret dianggap paling populer diantara metode yang biasa digunakan dalam penelitian karena penggunaannya yang dianggap relatif lebih mudah dan sederhana. Untuk itu, diperlukan skala yang tepat untuk menempatkan jawaban responden pada sebuah pilihan tertentu namun memiliki nilai bias yang relatif kecil. Penelitian ini difokuskan pada pengukuran besarnya bias yang ditimbulkan dari beberapa jumlah skala yang dikaitkan dengan jumlah sampel, sebaran data dan hubungan korelasi antar peubah dan akan disimulasikan menggunakan skala kontinu kemudian mentransformasikannya menjadi enam skala diskret, yaitu skala 2-7. Untuk setiap skala, besarnya ukuran contoh tidak berpengaruhi secara signifikan terhadap biasnya. Diindikasikan bahwa semakin banyak skala maka semakin kecil bias yang ditimbulkan. Kategori skala yang memiliki bias paling kecil berada pada skala 7. Rataan nilai bias yang ditimbulkan sebesar 3.32%. Kata kunci: Skala, data kategori, korelasi, bias. ABSTRACT DAVID PERMADI. Comparison of Continuous and Discrete Scales. Supervised by BUDI SUHARJO and SISWANDI. In social studies, researchers often measure the characteristics of coutinuously measured objects by using discrete scales. So far the discrete scale are considered among the most popular methods used in the study because it is easy and simple. For this purpose, we need scale which can put respondents answers into a particular option, but has a relatively small bias. This study focused on the measurement of the magnitude of the bias arising from the multiple scale number associated with the number of samples, the distribution of the data and the correlation between variables. We than simulated using a continuous scale and then transformed into a discrete scale with six categories, namely scale 2-7. For each category, the magnitude of the sample size did not significantly affect the bias. The magnitude of the bias due to the categorization of the scale in this study indicates that the more categories used the smaller the bias. Category scale that has the smallest of bias was 7 with the average value of the bias 3.32%. Keywords: Scale, categories, correlation, bias.

6 PERBANDINGAN SKALA KONTINU DAN SKALA DISKRET DAVID PERMADI Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Departemen Matematika DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

7

8 Judul Skripsi : Perbandingan Skala Kontinu dan Skala Diskret Nama : David Permadi NIM : G Disetujui oleh Dr Ir Budi Suharjo, MS Pembimbing I Drs Siswandi, MSi Pembimbing II Diketahui oleh Dr Toni Bakhtiar, MSc Ketua Departemen Tanggal Lulus:

9 Judul Skripsi:... ' andingan Skala Kontinu dan Skala Diskl'et Nama : D.:!',, Permadi NIM : G5 - :6-+5 Disetujui oleh Dr Ir Budi Suharjo, MS Pembimbing I ~ Drs Sis-wandi, MSi Pembimbing II // Dr Toni Bakhtiar, MSc KetuaVDepartemen Tanggal Lulus: ( 05 MAR 2014

10 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta ala atas segala karunia-nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak 2011 ini ialah pemodelan matematika, dengan judul Perbandingan Skala Kontinu dan Skala Diskret. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Budi Suharjo, MS selaku dosen pembimbing pertama skripsi yang telah meluangkan waktu dalam memberikan ide, dukungan dan bimbingan yang bermanfaat serta Bapak Drs Siswandi, MSi dan Bapak Ir Ngakan Komang Kutha Ardana, MSC. Selaku dosen pembimbing kedua dan dosen penguji atas waktu, ilmu, masukan dan bimbingannya. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ibu serta seluruh anggota keluarga, atas segala doa, dukungan, dan kasih sayangnya. Selain itu, penulis ucapkan terima kasih kepada Shinta Kurniawati yang sudah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini serta teman-teman Matematika M Fardan, Razon, Devi, Akil, Ibu Susi dan teman-teman yang tidak bisa Penulis sebutkan satu persatu atas segala dukungan dan bantuannya selama penulis mengerjakan skripsi. Semoga karya ilmiah ini memberikan manfaat bagi para pembaca. Bogor, Maret 2014 David Permadi

11 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL ii DAFTAR GAMBAR iii DAFTAR LAMPIRAN iii PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 2 Tujuan Penelitian 3 TINJAUAN PUSTAKA 3 Percobaan Acak 3 Ruang Contoh dan Kejadian 3 Ukuran Peluang 3 Peubah Acak 3 Peubah Acak Normal 4 Koofisien Korelasi 4 Koofisien Korelasi Pearsen 5 Dekomposisi Cholesky 5 Algoritma Dekomposisi Cholesky 5 Nilai Rata-rata Kesalahan Persentase Absolut (MAPE). 5 Jenis Pengukuran 6 METODE PENELITIAN 7 HASIL DAN PEMBAHASAN 9 Transformasi Data Skala Kontinu Menjadi Skala Diskret 9 Hasil dan Perbandingan 9 SIMPULAN DAN SARAN 13 Simpulan 13 Saran 13 DAFTAR PUSTAKA 14 RIWAYAT HIDUP 15 LAMPIRAN 16

12 DAFTAR TABEL 1 Simpangan sudut antar 2 peubah (%) data kontinu dengan data diskret 10 DAFTAR GAMBAR 1 Tahapan Penelitian 8 2 Grafik pergerakan besarnya rata-rata bias pada jumlah sampel contoh untuk skala kategori yang berbeda 11 3 Grafik pergerakan besarnya rata-rata bias pada skala kategori untuk jumlah sampel contoh yang berbeda 12 DAFTAR LAMPIRAN 1 Transformasi data skala kontinu menjadi skala diskret dengan batas atas 10 dan batas bawah Grafik pergerakan simpangan sudut antar 2 peubah (%) data kontinu dengan data diskret dengan ukuran sampel Grafik pergerakan simpangan sudut antar 2 peubah (%) data kontinu dengan data diskret dengan ukuran sampel Grafik pergerakan simpangan sudut antar 2 peubah (%) data kontinu dengan data diskret dengan ukuran sampel

13

14 PENDAHULUAN Latar Belakang Secara umum, penskalaan merupakan suatu prosedur penempatan atau pemberian angka (kuantifikasi) terhadap atribut atau karakteristik objek pada titiktitik tertentu sepanjang suatu garis kontinum. Jika angka-angka itu diperoleh dari pengukuran yang menggunakan skala fisik (misalnya: timbangan, meteran, dan stopwatch) maka kontinumnya disebut kontinum fisik. Jika angka-angka itu diperoleh dari skala-skala psikologis atau dari proses perkiraan subjektif, seperti intelegensi, minat, sikap, harga diri, motivasi, dan lain-lain, maka kontinumnya disebut kontinum psikologis. Pendekatan metodologis dalam penskalaan dikelompokkan menjadi dua, yaitu pendekatan psikofisik dan pendekatan psikometri. Dalam arti luas yang dipelajari adalah hubungan antara stimulus dan respons. Pendekatan psikofisik mempelajari hubungan kuantitatif antara kejadian-kejadian fisik dan kejadiankejadian psikologis. Metode psikofisik berusaha mempelajari hubungan antara sifat-sifat fisik suatu objek atau stimulus dengan sensasi atau rasa yang ditimbulkannya. Pendekatan psikometri lebih memusatkan perhatiannya pada masalah perbedaan individual pada karakteristik-karakteristik yang murni bersifat psikologis. Torgerson (1993) menjelaskan bahwa ada tiga pendekatan dalam proses penskalaan psikologis, yaitu penskalaan yang berorientasi pada subjek, penskalaan yang berorientasi pada stimulus, dan penskalaan yang berorientasi pada respons. Penskalaan yang berorientasi pada stimulus bertujuan meletakkan stimulus pada kontinum atribut yang bersangkutan. Prosedur penskalaan berdasarkan stimulus ini angka sekornya ditentukan lewat penskalaan stimulusnya. Dalam interpretasinya hasil penskalaan dapat bersifat evaluatif apabila disandarkan pada suatu norma atau suatu kriteria. Hasil tes psikologi seringkali tidak memiliki satuan ukur maka perlu dinyatakan secara normatif. Penulisan jawaban yang tidak mengikuti kaidah yang sukar dimengerti oleh responden karena terlalu panjang ataupun susunan tata bahasanya yang kurang tepat sehingga mendorong responden memilih jawaban tertentu saja dihasilkan dari proses penulisan jawaban yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah standar. Jawaban seperti itu tidak akan berfungsi sebagaimana yang diharapkan. Dalam penelitian sosial, seperti bidang pemasaran dimana, konsumen sering menjadi sumber informasi (responden) dalam mendapatkan informasi terhadap suatu kepuasan atau prilaku dalam menggunakan skala psikologis, para peneliti sering menggunakan skala pengukuran ordinal dan nominal (skala diskret). Sejauh ini skala diskret dianggap paling populer di antara metode yang biasa digunakan dalam penelitian karena penggunaannya yang dianggap relatif lebih mudah dan sederhana dalam penyusunan interpretasinya serta bersifat fleksibel dalam arti skala yang digunakan dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Telah dijelaskan di atas bahwa atribut psikologis sangat berbeda dengan atribut fisik. Atribut fisik dapat diukur secara langsung, sedang atribut-atribut psikologis karena bersifat laten, tidak memiliki eksistensi riil dan tidak dapat diamati secara langsung, oleh karena itu tak dapat diukur secara langsung. Pengukuran atribut psikologis harus dilakukan melalui respons yang dibuat oleh subjek pada saat ia dihadapkan pada stimulus tertentu.

15 2 Apabila seseorang ditanya seberapa puas ia terhadap suatu produk, maka ia akan menjawab tidak puas, puas, sangat puas atau lainnya. Pada proses penempatan nilai jawaban ini terdapat sebuah tata bahasa sebagai perwakilan kata untuk mewakili yang dirasa, maka dari itu terdapat kata sangat puas, puas, tidak puas dan sebagainya. Kita dihadapi dengan beragam karakteristik seseorang sehingga memiliki perbedaan kosakata dalam menjawab serta cenderung tidak dapat menerapkan jawaban kontinu secara pasti jadi lebih memilih menjawab secara diskret. Di sisi lain, kebutuhan akan data yang akurat dan relatif lebih mudah dalam penyusunan interprestasinya, maka dibutuhkan sebuah konversi jawaban perasaan seseorang ke sebuah perkiraan pilihan jawaban pada suatu interval atau kategori. Banyaknya kategori penskalaan yang disediakan untuk meletakan jawaban, membuat responden sulit untuk memilih respons yang sesuai dengan keinginannya. Semakin banyak kategori yang digunakan responden akan cenderung semakin sulit untuk bisa menentukan pilihannya. Untuk itu, diperlukan skala kategori yang tepat untuk bisa menempatkan jawaban responden pada sebuah pilihan tertentu namun memiliki nilai bias yang relatif kecil. Artinya peneliti harus memiliki acuan pengukuran kategori yang tepat dengan pilihan yang relatif sedikit sehingga diharapkan bisa mendapatkan data yang mampu mencerminkan data skala kontinu atau data yang sebenarnya. Pada penelitian ini penulis akan mencoba mensimulasikan proses pengukuran menggunakan skala kontinu kemudian mentransformasikannya menjadi skala diskret dengan beberapa pilihan kategori. Transformasi ini untuk menginterpresentasikan kondisi respons seseorang secara kontinu menjadi diskret, kemudian membandingkan perilaku keduanya untuk mencoba melihat bias yang mungkin terjadi. Penulis akan mencoba membandingkan bias dari korelasi antar peubah yang ditimbulkan oleh respons seseorang yang didapat secara diskret. Hasil penelitian mengenai perbandingan skala kontinu dan skala diskret ini diharapkan dalam sebuah penelitian dapat memiliki acuan pengukuran kategori dengan pilihan atau kategori yang relatif sedikit serta mampu mencerminkan data skala kontinu atau data yang sebenarnya. Perumusan Masalah Menurut Dunn-Rankin et al. (2004), para peneliti telah membuat konsensus tentang banyaknya kategori atau skala pilihan jawaban yaitu 3 sampai 9 dengan 5 dan 7 adalah banyaknya kategori atau skala yang paling dianjurkan. Namun belum ada yang menyatakan secara eksplisit bahwa anjuran tersebut berlaku untuk setiap parameter, sebaran data, maupun jenis uji statistik. Dengan kata lain, belum terdapat informasi berapakah besarnya bias yang ditimbulkan akibat pemilihan banyaknya kategori terkait parameter, sebaran data, jenis uji statistik, serta pengaruhnya terhadap kesimpulan uji statistik yang dilakukan. Dengan demikian permasalahan dalam karya ilmiah ini adalah berapakah besarnya bias yang ditimbulkan dari beberapa jumlah pilihan jawaban yang dikaitkan dengan jumlah sampel, sebaran data dan hubungan korelasi antar peubah.

16 3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk menghitung besarnya bias dari beberapa jumlah skala yang dikaitkan dengan jumlah sampel, dan hubungan korelasi antar peubah. TINJAUAN PUSTAKA Percobaan Acak Suatu percobaan yang dapat diulang dalam kondisi yang sama dan semua kemungkinan hasil yang muncul dapat diketahui, tetapi hasilnya tidak dapat ditentukan dengan tepat disebut percobaan acak. (Ross 2000) Ruang Contoh dan Kejadian Himpunan semua kemungkinan hasil dari suatu percobaan acak disebut ruang contoh, dinotasikan dengan. Suatu kejadian A adalah himpunan bagian dari. (Ghahramani 2005) Ukuran Peluang Suatu ukuran peluang P pada (,F ) adalah suatu fungsi P : F 0,1 yang memenuhi syarat-syarat berikut. 1. P 0 dan PΩ 1 ; 2. Jika A1, A2 F adalah himpunan yang saling lepas, yaitu A A i j, untuk setiap i, j dengan i j, maka PU A PA i 1 i i 1 i. Pasangan, F, P disebut ruang peluang (probability space). (Ghahramani 2005) Peubah Acak Misalkan, F, P adalah ruang peluang. Peubah acak (Random variable) merupakan fungsi Χ : Ω dimana {ω Ω : Χω x } F untuk setiap. Peubah acak dinotasikan dengan huruf besar, sedangkan nilai dari peubah acak tersebut dinotasikan dengan huruf kecil. (Grimmet & Stirzaker 2001)

17 4 Peubah Acak Normal Peubah acak X disebut normal, dengan parameter dan, jika fungsi kepekatan peluangnya adalah 1 x μ 2 f x,, 2 exp, x σ 2π 2 2σ (Ghahramani 2005) Ragam dan Simpangan Baku Jika X adalah peubah acak yang kontinu dengan E 2 Var dan, maka yang merupakan ragam dan simpangan baku dari, berturut-turut didefinisikan oleh 2 VarΧ EΧ μ, 2 σ X E Χ μ (Bain 1992) Peragam Jika X dan Y adalah peubah acak yang memiliki nilai harapan berturutturut E(X) dan E(Y), maka didefinisikan peragam antara peubah acak X dan peubah acak Y adalah: cov(x, Y) E{[X E(X)][Y E(Y)]} atau cov(x, Y) E(XY) E(X)E(Y) (Bain 1992) Koefisien Korelasi Jika X dan Y adalah peubah acak yang memiliki simpangan baku berturutturut σ X dan σ Y, serta peragam antara peubah acak X dan peubah acak Y adalah cov X, Y, maka didefinisikan koefisien korelasi antara peubah acak X dan peubah acak Y adalah: covx,y ρ XY σ Xσ Y (Bain 1992)

18 5 Koefisien Korelasi Pearson Misalkan contoh acak berukuran n berupa data berpasangan x, y,, x n, y n 1 1 maka keeratan hubungan linear antara kedua peubah dapat diukur oleh koefisien korelasi Pearson bila kedua peubahnya bersifat kontinu dan dapat dihitung dengan rumus, x r i x y i y 2 x x y y 2, i 1,2,, n i i dalam keadaan salah satu x atau y bernilai konstan maka koefisien korelasi r tidak didefinisikan. (Aunuddin 2005) Dekomposisi Cholesky Dekomposisi cholesky merupakan proses suatu matriks menjadi 2 buah matriks yang salah satunya adalah matriks segitiga bawah dengan elemen-elemen diagonal positif. Jika A adalah matriks definit positif simetrik, maka A dapat difaktorkan menjadi T A CC dimana C adalah matriks segitiga bawah dengan elemen-elemen diagonal positif. (Leon 2001) Algoritma Dekomposisi Cholesky Partisi di dalam matriks T A CC sebagai berikut: a A A A T c C c11 C c11 c11c 21 C Algoritma untuk orde n-1 : 21 C c 11 T 21 C C C T 21 T 22 T 21 C 1. Cari C11 a 11 dan C 21 A 21 c11 T T 2. Hitung C 22 dengan A 22 C 21C 21 C 22 C 22 1 C T (Leon 2001) Nilai Rata-rata Kesalahan Persentase Absolut (MAPE). Nilai rata-rata kesalahan persentase absolute (Mean Absolute Percentage Error) adalah ukuran kesalahan yang termasuk salah satu ukuran standar statistik untuk menghitung Ketepatan metode peramalan. Berikut adalah rumus untuk menghitung MAPE:

19 6 100% n M e, n t t 1 dimana, e t merupakan besarnya bias pada percobaan ke-t. Semakin kecil nilai MAPE maka nilai ramalan dan ketepatan model dikatakan semakin baik. (Makridakis 1995) Jenis Pengukuran Skala pengukuran dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu: 1. Skala nominal Skala nominal merupakan pengukuran yang menyatakan kategori atau kelompok suatu subyek. Skala nominal mengelompokkan objek-objek ke dalam beberapa kelompok yang memiliki kemiripan ciri akan berada dalam satu kelompok. Hasil pengukuran skala nominal tidak dapat diurutkan tetapi bisa dibedakan. Contoh umum yang biasa dipakai, yaitu jenis kelamin. Dalam hal ini hasil pengukuran tidak dapat diurutkan (wanita lebih tinggi dari pada laki-laki atau sebaliknya), tetapi lebih pada perbedaan keduanya. Contoh lainnya yaitu nomor punggung pemain sepak bola dan nomor STNK. 2. Skala ordinal Hasil pengukuran skala ini dapat menggambarkan posisi atau peringkat tetapi tidak mengukur jarak antar peringkat. Statusnya lebih tinggi dari pada skala nominal. Ukuran pada skala ordinal tidak memberikan nilai absolut pada objek, tetapi hanya urutan relatif saja. Jarak antara peringkat 1 dan 2 tidak harus sama dengan jarak peringkat 2 dan 3. Dalam skala ordinal, peringkat yang ada tidak memiliki satuan ukur. Contoh: status sosial (tinggi, rendah, sedang), hasil pengukuran yang mengelompokkan masyarakat-masyarakat masuk pada status sosial tinggi, rendah atau sedang. Dalam hal ini, kita dapat mengetahui tingkatannya, tetapi perbedaan antar status sosial (tinggi-rendah, rendah-sedang, tinggi-sedang) belum tentu sama. 3. Skala interval Skala interval memberikan ciri angka kepada objek yang mempunyai skala nominal dan ordinal, dilengkapi dengan jarak yang sama pada urutan objeknya. Skala interval bisa dikatakan tingkatan skala ini berada diatas skala ordinal dan nominal. Ciri penting dari skala ini yaitu datanya bisa ditambahkan, dikurangi, digandakan, dan dibagi tanpa mempengaruhi jarak relatif skor-skornya. Selanjutnya skala ini tidak mempunyai nilai nol mutlak sehingga tidak dapat diinterpretasikan secara penuh besarnya skor dari rasio tertentu. Pada skala pengukuran interval, rasio antara dua interval sembarang tidak tergantung pada nilai nol dan unit pengukuran. Contoh: pengukuran suhu dalam skala Celcius. Bila bak air berisi penuh dengan suhu 0 o C, 50 o C, dan 100 o C, maka perbedaan antara (0-50) o C dan (50 100) o C itu sama, tetapi tidak bisa dikatakan bahwa air bersuhu 100 o C dua kali lebih panas daripada air bersuhu 50 o C. 4. Skala rasio Skala rasio mempunyai semua sifat skala interval ditambah satu sifat yaitu memberikan keterangan tentang nilai absolut dari objek yang diukur. Skala rasio merupakan skala pengukuran yang ditujukan pada hasil pengukuran yang bisa

20 dibedakan, diurutkan, mempunyai jarak tertentu, dan bisa dibandingkan (paling lengkap, mencakup semuanya dibanding skala-skala di bawahnya). Contoh: bila kita ingin membandingkan berat dua orang yaitu A dan B. Berat A 50 kg dan B 100 kg. Kita dapat tahu bahwa A dua kali lebih berat daripada B, karena nilai variabel numerik berat mengungkapkan rasio dengan nilai nol sebagai titik bakunya. Contoh lain: umur, nilai uang, dan tinggi badan. (Stevens 1946) 7 METODE PENELITIAN Data simulasi disusun berdasarkan besarnya nilai korelasi antar 2 peubah yang saling bebas dan memiliki sebaran normal baku sebanyak 100 percobaan. Karena peubah yang disimulasikan saling bebas maka nilai korelasi antar keduanya bernilai 0. Untuk mendapatkan 2 peubah yang memiliki korelasi ( ρ) yang bernilai - ; -0.5; -0.1; 0.1; 0.5 dan, penulis melakukan transformasi data dengan rumusan sebagai berikut : Untuk mensimulasikan korelasi peubah acak bersebaran normal dengan Y ~ 2 μ, Σ dimana Y Y 1, Y T 2 adalah vektor yang ingin disimulasikan, T 1, 2 adalah vektor rata-rata dan diberikan matriks peragam Maka diperlukan peubah Z sebaran normal baku yang saling bebas sehingga, T Y C Z nilai C dapat dihitung dengan Dekomposisi cholesky didapat C C T C maka Y1 σz 1 μ dan Y2 ρσz 1 σ ρσ Z 2 μ Ukuran sampel yang dipakai terdapat 3 jenis yaitu sebesar 30, 50, dan 100 sedangkan simpangan baku yang dipakai berada pada nilai 1.5. Korelasi antar peubah yang dipakai terdiri dari 6 kondisi yaitu -; -0.5; -0.1; 0.1; 0.5 dan. Dengan adanya sampel dan nilai korelasi antar peubah yang berbeda-beda maka terdapat 1800 kombinasi (3 jenis ukuran sampel x 6 jenis korelasi antar peubah x 100 percobaan = 1800 kombinasi) data simulasi pada tiap-tiap model pengukuran. Untuk menyusun data simulasi, penulis menggunakan program Microsoft Excel melalui menu Random Number Generation. Tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Membangkitkan data contoh acak sederhana menyebar normal sebanyak 2 pasang data, berukuran 30, 50 dan 100, simpangan baku 1 sebanyak 100 kali percobaan.

21 8 2. Transformasi data untuk mendapatkan nilai korelasi antar dua peubah sebesar -; -0.5; -0.1; 0.1; 0.5 dan 3. Setiap data dikonversi menjadi 2 hingga 7 kategori. Kategorisasi dilakukan menggunakan panjang interval yang sama, kemudian di plotkan ke dalam grafik untuk melihat perubahan data yang didapat dari pengkategorian data kontinu. 4. Menghitung korelasi antar peubah antara data kontinu dengan data diskret dan menggambarkannya ke dalam grafik untuk setiap ukuran data. 5. Membandingkan nilai korelasi antar peubah yang didapat dari setiap nilai yang dihasilkan oleh tiap kategori skala. Pembangkitan 100 pasang data kontinu (Pembangkitan contoh acak menyebar normal, berukuran 30, 50 dan 100, simpangan baku 1.5) menggunakan Software Microsoft Office Excel 2007 Transformasi data untuk mendapatkan nilai korelasi antar dua peubah sebesar -; -0.5; -0.1; 0.1; 0.5 dan Konversi data menjadi 2 sampai 7 kategori Penguraian nilai korelasi dan sudut antar peubah untuk setiap kategori Hasil berupa tabel dan grafik Membandingkan tabel dan grafik Gambar 1. Tahapan Penelitian

22 9 HASIL DAN PEMBAHASAN Transformasi Data Skala Kontinu Menjadi Skala Diskret Dalam karya ilmiah ini data skala kontinu ditransformasikan menjadi data skala diskret dengan beberapa kategori, yaitu : 1. Data dengan 2 kategori skala 2. Data dengan 3 kategori skala 3. Data dengan 4 kategori skala 4. Data dengan 5 kategori skala 5. Data dengan 6 kategori skala 6. Data dengan 7 kategori skala Pengkategorian data ini menggunakan jarak antar data yang sama dengan batas atas dan bawah yaitu nilai maksimum dan minimum dari data kontinunya. Pengelompokan data yang digunakan dalam proses konversi data kontinu menjadi data diskret dengan beberapa kategori dapat dilihat pada Lampiran 1. Hasil dan Perbandingan Menggunakan program Microsoft Excel melalui menu data analysiscorrelation, penulis menghitung nilai korelasi antar peubah sehingga diperoleh hasil nilai korelasi antar peubah antara data kontinu dan data kategori. Setelah mendapatkan nilai korelasi antar peubah kemudian dilakukan penguraian nilai untuk mendapatkan sudut antar peubah sehingga bisa hitung bias antara data kontinu dengan kategori dari selisih besarnya sudut antara keduanya. Simpangan sudut peubah antar data kontinu dengan kategori menunjukkan bias yang semakin kecil maka akan mendekati data kontinu. Cos r ij θ merupakan sudut antara vektor h i dengan vektor h j dan r ij merupakan korelasi antara peubah ke-i dengan peubah ke-j. Untuk mencari besar sudut antar peubah digunakan rumus: Arc cos(r ) ij Sudut antar peubah memberikan gambaran tentang korelasi antar dua peubah. Makin kecil sudut yang dibentuk memberikan gambaran bahwa korelasi antar dua peubah tersebut makin kuat dan sebaliknya. Posisi individu secara tumpang tindih dengan peubahnya dapat memberikan gambaran: jika posisi individu searah dengan arah vektor-vektor menggambarkan bahwa nilai yang tinggi untuk peubah tersebut, sebaliknya jika berlawanan dengan arah vektorvektor peubah menggambarkan bahwa nilai peubahnya rendah. Apabila posisi individu di sekitar titik nol menunjukkan bahwa nilai peubahnya di sekitar rataan. Simpangan sudut antar 2 peubah data kontinu dengan data kategori menunjukkan bias yang semakin kecil maka akan mendekati data kontinu. Nilai dari simpangan sudut antar peubah dihitung berdasarkan nilai mutlak selisih sudut antara sudut antar peubah data yang didapat dari skala kontinu dengan sudut antar

23 10 peubah tiap data kategori dari skala 2 hingga skala 7 yang dibagi dengan sudut antar peubah data yang didapat dari skala kontinu. Perbandingan besarnya bias yang diperoleh dari masing-masing kategori skala dihitung dengan menggunakan nilai rata-rata kesalahan persentase absolut (MAPE), dimana besarnya nilai kesalahan didapat dari besarnya simpangan sudut antar 2 peubah data kontinu dengan data kategori. Tabel 1. Nilai rata-rata kesalahan persentase absolut (MAPE) data kontinu dengan data diskret N 30 Kategori r r0.5 r0.1 r-0.1 r-0.5 r- Skala Skala Skala Skala Skala Skala N 50 Skala Skala Skala Skala Skala Skala N 100 Skala Skala Skala Skala Skala Skala Untuk mempermudah dalam mengetahui besarnya bias, penulis memplot nilai rata-rata kesalahan persentase absolut (MAPE) ke dalam grafik berdasarkan tiap kategori skala dan jumlah sampelnya. Dengan mengelompokkan nilai korelasi awal dan ukuran sampel berdasarkan besarnya bias pada jumlah sampel contoh, besarnya bias dari tiap skala kategori terlihat dari Gambar 2.

24 11 N 30 K K0.5 K0.1 K-0.1 K-0.5 K N 50 K K0.5 K0.1 K-0.1 K-0.5 K N 100 K K0.5 K0.1 K-0.1 K-0.5 K Gambar 2. Grafik pergerakan besarnya rata-rata bias pada jumlah sampel contoh untuk skala kategori yang berbeda. Berdasarkan Gambar 2 di atas dapat dijelaskan bahwa untuk ukuran sampel 30, 50 dan 100 relatif memiliki rataan besar bias yang relatif sama untuk setiap skala kategori. Besarnya rataan bias untuk seluruh skala kategori dalam penelitian ini dengan ukuran sampel 30; 50; dan 100 berturut-turut adalah 8.21%; 8.14%; dan 8.29%. Dengan mengelompokkan nilai korelasi awal dan ukuran sampel berdasarkan tiap skala kategori, besarnya bias dari setiap ukuran contoh terlihat dari Gambar 3. Pada Gambar 3, untuk kategori skala 2 besarnya bias memiliki bias terbesar dibandingkan skala kategori lainnya yaitu dengan rataan besarnya bias 17.99%, kemudian untuk kategori skala 3 terjadi kenaikan rataan besarnya bias dari skala sebelumnya yaitu sebesar 17%. Rataan besarnya bias untuk kategori skala 4 yaitu sebesar 7.42%, sedangkan untuk kategori skala 5 dan 6 berturut adalah 5.16% dan 4.09%. Besarnya bias untuk kategori skala 7 ternyata memiliki bias yang paling kecil dibandingkan dengan skala kategori sebelumnya yaitu sebesar 3.32%.

25 12 Skala 2 Skala 3 N 30 N 50 N 100 N 30 N 50 N R R0.5 R0.1 R-0.1 R-0.5 R R R0.5 R0.1 R-0.1 R-0.5 R- Skala 4 Skala 5 N 30 N 50 N 100 N 30 N 50 N R R0.5 R0.1 R-0.1 R-0.5 R R R0.5 R0.1 R-0.1 R-0.5 R- Skala 6 Skala 7 N 30 N 50 N 100 N 30 N 50 N R R0.5 R0.1 R-0.1 R-0.5 R R R0.5 R0.1 R-0.1 R-0.5 R- Gambar 3. Grafik pergerakan besarnya rata-rata bias pada skala kategori untuk jumlah sampel contoh yang berbeda. Pergerakan grafik besarnya bias mulai dari skala 2 hingga skala 7 terlihat bahwa mulai dari skala 4 besarnya bias mengalami penurunan dibandingkan dengan skala sebelumnya hingga untuk skala 7 memiliki besar bias yang paling kecil dibandingkan skala lainnya. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin banyak kategori maka besarnya bias yang ditimbulkan relatif semakin kecil. Bias yang ditimbulkan oleh data diskret terlihat dari peragaan grafik pada Gambar 2 dan Gambar 3, kedua gambar ini mengindikasikan bahwa semakin banyak kategori maka besarnya bias yang ditimbulkan relatif semakin kecil. Semakin banyak jumlah kategori yang digunakan, maka hasilnya akan mendekati data kontinu atau data yang sebenarnya.

26 13 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan mengenai perbandingan skala kontinu dengan skala diskret. Kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Besarnya bias akibat pengkategorian skala pada penelitian ini mengindikasikan bahwa semakin banyak kategori maka besarnya bias yang ditimbulkan relatif semakin kecil. Kategori skala yang memiliki besarnya bias yang paling kecil berada pada skala 7 dengan rataan nilai bias yang ditimbulkan sebesar 3.32%. 2. Berdasarkan perbedaan jumlah sampel dengan batasan nilai korelasi dalam penelitian ini, semakin banyak jumlah sampel maka besarnya bias yang ditimbulkan relatif sama untuk setiap skala kategori dari 3 jenis ukuran sampel yang dipakai yaitu sebesar 30, 50, dan Berdasarkan perbandingan besarnya nilai korelasi dengan tiap skala maka besarnya bias yang ditimbulkan relatif sama untuk setiap skala kategori. Saran Dalam penelitian ini, untuk sebaran data dan simpangan baku memiliki jenis dan nilai yang sama yaitu kedua peubahnya menyebar normal dan simpangan bakunya sebesar 1.5. Penelitian selanjutnya dapat dikembangkan terhadap perbedaan sebaran data dan sebaran data peubah campurannya. Simulasi dalam penelitian ini masih menggunakan simulasi sederhana menggunakan program Microsoft Excel sehingga kurang efisien (memerlukan proses pengerjaan yang lama). Untuk pemrograman yang lebih efisien, penelitian selanjutnya disarankan menggunakan Software Mathematica berbasis fungsional sehingga dapat diterapkan pula pengerjaannya.

27 14 DAFTAR PUSTAKA Aunuddin Statistika (Rancangan dan Analisis Data). Bogor (ID): Departemen Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IPB. Azwar S Penyusunan skala psikologis (2 nd Edition). Yogyakarta (ID): Pustaka Pelajar Offset. Bain JL, Engelhardt M Introduction to Probability and Mathematical Statistics (2 nd Edition). Boston (USA): PWS-Kent. Ghahramani S Fundamental of Probability dengan Stochastic Process. New Jersey (USA): Pearson Prentice Hall. Golub, Gene H, et al Calculating the singular values and pseudo-inverse of a matrix. Journal of the Society for Industrial and Applied Mathematics: Series B, Numerical Analysis 2 (2): [Jurnal] Gower JC, DJ Hand Biplot. London (EN): Chapman & Hall. Grimmet GR, Stirzaker DR Probability and Random Processes (3 rd Edition). Oxford (EN): University Press. Makridakis S, Wheelwright SC, McGee VE Metode dan Aplikasi Peramalan. Adriyanto US dan Basith A, penerjemah. Jakarta (ID): Erlangga. Terjemahan dari: Forecasting 2nd Edition. Purcell EJ, Verberg D Kalkulus dan Geometri Analisis (2 nd Edition). Jakarta (ID): Erlangga. [Terjemahan Calculus With Analytic Geometry] Rankin D, et al Scaling Methods (2 nd Edition). New Jersey (USA): Lawrence Erlbaum Associates, Publisher. Ross SM Stochastic Process. New York (USA): Macmillan Publishing Company. Sharma S Applied Multivariate Techniques. Canada (AS): John Wiley & Sons Inc. Siswadi dan Suharjo B Analisis Eksplorasi Data Peubah Ganda dan SPSS 7.5. Bogor (ID): Departemen Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IPB. Stevens SS On the Theory of Scales of Measurement. Science by American Association for the Advancement of Science: Vol. 103 ( ). [Jurnal] Torgerson WS Theory and Methods of Scaling. New York (USA): John Willey.

28 15 RIWAYAT HIDUP Penulis lahir di Jakarta tanggal 15 April 1988, merupakan putra ke empat dari lima bersaudara pasangan Alm. Bapak Wahyudi Santoso dan Ibu Sri Windari. Pendidikan sarjana ditempuh di Program Studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IPB, lulus pada tahun Pada tahun 2003 Penulis melakukan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMAN 47 Jakarta dan menamatkannya pada tahun Kesempatan untuk melanjutkan kuliah di IPB didapatkan dengan cara PMDK pada tahun Selama mengikuti program sarjana penulis menjadi anggota Ikatan Alumni SMA Se-jakarta Selatan dan menjadi salah satu pengurusnya pada periode Selain itu, penulis juga merupakan salah satu anggota kegiatan Gugusan Matematika (GUMATIKA) pada tahun

29 16 Lampiran 1. Transformasi data skala kontinu menjadi skala diskret dengan batas atas 10 dan batas bawah 0. 2 skala skala skala skala skala skala Formula untuk fungsi pada program Microsoft Excel untuk setiap kategori dengan ukuran sampel 30: 2 Kategori =IF('N30'!A2<(AVERAGE(N$2:N$3)),AVERAGE(N$3,N$3+(N$1*(1/2))),AVE RAGE(N$3+(N$1*(1/2)),N$2)) 3 Kategori =IF('N30'!A2<((N$1*(1/3)+N$3)),AVERAGE(N$3,N$3+(N$1*(1/3))),IF('N30'! A2<((N$1*(2/3)+N$3)),AVERAGE(N$3+(N$1*(1/3)),N$3+(N$1*(2/3))),AVER AGE(N$3+(N$1*(2/3)),N$3+(N$1*(3/3))))) 4 Kategori IF('N30'!A2<((N$1*(1/4)+N$3)),AVERAGE(N$3,N$3+(N$1*(1/4))),IF('N30'!A 2<((N$1*(2/4)+N$3)),AVERAGE(N$3+(N$1*(1/4)),N$3+(N$1*(2/4))),IF('N30'! A2<((N$1*(3/4)+N$3)),AVERAGE(N$3+(N$1*(2/4)),N$3+(N$1*(3/4))),AVER AGE(N$3+(N$1*(3/4)),N$3+(N$1*(4/4)))))) 5 Kategori =IF('N30'!A2<((N$1*(1/5)+N$3)),AVERAGE(N$3,N$3+(N$1*(1/5))),IF('N30'! A2<((N$1*(2/5)+N$3)),AVERAGE(N$3+(N$1*(1/5)),N$3+(N$1*(2/5))),IF('N3

30 0'!A2<((N$1*(3/5)+N$3)),AVERAGE(N$3+(N$1*(2/5)),N$3+(N$1*(3/5))),IF(' N30'!A2<((N$1*(4/5)+N$3)),AVERAGE(N$3+(N$1*(3/5)),N$3+(N$1*(4/5))),A VERAGE(N$3+(N$1*(4/5)),N$3+(N$1*(5/5))))))) 6 Kategori =IF('N30'!A2<((N$1*(1/6)+N$3)),AVERAGE(N$3,N$3+(N$1*(1/6))),IF('N30'! A2<((N$1*(2/6)+N$3)),AVERAGE(N$3+(N$1*(1/6)),N$3+(N$1*(2/6))),IF('N3 0'!A2<((N$1*(3/6)+N$3)),AVERAGE(N$3+(N$1*(2/6)),N$3+(N$1*(3/6))),IF(' N30'!A2<((N$1*(4/6)+N$3)),AVERAGE(N$3+(N$1*(3/6)),N$3+(N$1*(4/6))),I F('N30'!A2<((N$1*(5/6)+N$3)),AVERAGE(N$3+(N$1*(4/6)),N$3+(N$1*(5/6))),AVERAGE(N$3+(N$1*(5/6)),N$3+(N$1*(6/6)))))))) 7 Kategori =IF('N30'!A2<((N$1*(1/7)+N$3)),AVERAGE(N$3,N$3+(N$1*(1/7))),IF('N30'! A2<((N$1*(2/7)+N$3)),AVERAGE(N$3+(N$1*(1/7)),N$3+(N$1*(2/7))),IF('N3 0'!A2<((N$1*(3/7)+N$3)),AVERAGE(N$3+(N$1*(2/7)),N$3+(N$1*(3/7))),IF(' N30'!A2<((N$1*(4/7)+N$3)),AVERAGE(N$3+(N$1*(3/7)),N$3+(N$1*(4/7))),I F('N30'!A2<((N$1*(5/7)+N$3)),AVERAGE(N$3+(N$1*(4/7)),N$3+(N$1*(5/7))),IF('N30'!A2<((N$1*(6/7)+N$3)),AVERAGE(N$3+(N$1*(5/7)),N$3+(N$1*(6/7) )),AVERAGE(N$3+(N$1*(6/7)),N$3+(N$1*(7/7))))))))) dimana: baris pertama menyatakan lebar skala (selisih nilai maksimum dengan nilai minimum), baris kedua menyatakan nilai maksimum untuk setiap peubah, baris ketiga menyatakan nilai minimum untuk setiap peubah, 'N30' menyatakan lembar worksheet untuk data kontinu dengan baris kedua adalah data pertama dan seterusnya. 17

31 18 Lampiran 2. Grafik pergerakan simpangan sudut antar 2 peubah (%) data kontinu dengan data diskret dengan ukuran sampel 30. N 30 R N 30 R 0.5 N 30 R 0.1 N 30 R 0.1 N 30 R 0.5 N 30 R

32 Lampiran 3. Grafik pergerakan simpangan sudut antar 2 peubah (%) data kontinu dengan data diskret dengan ukuran sampel N 50 K N 50 K 0.5 N 50 K 0.1 N 50 K 0.1 N 50 K 0.5 N 50 K

33 20 Lampiran 4. Grafik pergerakan simpangan sudut antar 2 peubah (%) data kontinu dengan data diskret dengan ukuran sampel 100. N 100 K N 100 K 0.5 N 100 K 0.1 N 100 K 0.1 N 100 K 0.5 N 100 K

SENSITIVITAS SKALA DATA TERHADAP PENGUJIAN NILAI TENGAH WAHYU HARTONO

SENSITIVITAS SKALA DATA TERHADAP PENGUJIAN NILAI TENGAH WAHYU HARTONO SENSITIVITAS SKALA DATA TERHADAP PENGUJIAN NILAI TENGAH WAHYU HARTONO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 13 i PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT MENGGUNAKAN METODE TIPE KERNEL

PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT MENGGUNAKAN METODE TIPE KERNEL PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT MENGGUNAKAN METODE TIPE KERNEL Ro fah Nur Rachmawati Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, Binus University Jl.

Lebih terperinci

ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA

ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Analisis Gerombol

TINJAUAN PUSTAKA Analisis Gerombol 3 TINJAUAN PUSTAKA Analisis Gerombol Analisis gerombol merupakan analisis statistika peubah ganda yang digunakan untuk menggerombolkan n buah obyek. Obyek-obyek tersebut mempunyai p buah peubah. Penggerombolannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini dijelaskan beberapa definisi dan teorema yang digunakan dalam pembahasan berikutnya. 2.1 Teori Peluang Definisi 2.1.1 (Percobaan Acak) (Ross 2000) Suatu percobaan

Lebih terperinci

MODEL EPIDEMI STOKASTIK SUSCEPTIBLE INFECTED SUSCEPTIBLE (SIS)

MODEL EPIDEMI STOKASTIK SUSCEPTIBLE INFECTED SUSCEPTIBLE (SIS) MODEL EPIDEMI STOKASTIK SUSCEPTIBLE INFECTED SUSCEPTIBLE (SIS) oleh SILVIA KRISTANTI M0109060 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika

Lebih terperinci

MATRIKS PASCAL DAN SIFAT-SIFATNYA YOGIE BUDHI RANTUNG

MATRIKS PASCAL DAN SIFAT-SIFATNYA YOGIE BUDHI RANTUNG MATRIKS PASCAL DAN SIFAT-SIFATNYA YOGIE BUDHI RANTUNG DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS

PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN

Lebih terperinci

OPTIMASI PARAMETER α DAN γ DALAM PEMULUSAN EKSPONENSIAL DUA PARAMETER DENGAN METODE MODIFIKASI GOLDEN SECTION

OPTIMASI PARAMETER α DAN γ DALAM PEMULUSAN EKSPONENSIAL DUA PARAMETER DENGAN METODE MODIFIKASI GOLDEN SECTION OPTIMASI PARAMETER α DAN γ DALAM PEMULUSAN EKSPONENSIAL DUA PARAMETER DENGAN METODE MODIFIKASI GOLDEN SECTION NILA YUWIDA 1208100015 Dosen Pembimbing : Dra. Nuri Wahyuningsih, M.Kes Drs. Lukman Hanafi,

Lebih terperinci

RELIABILITAS ORDINAL PADA METODE TEST-RETEST

RELIABILITAS ORDINAL PADA METODE TEST-RETEST RELIABILITAS ORDINAL PADA METODE TEST-RETEST Yaqozho Tunnisa 1, Rianti Setiadi 2 Departemen Matematika, FMIPA UI, Kampus UI Depok 16424 tunnisa.yaqozho@gmail.com 1, ririnie@yahoo.com.sg 2 Abstrak Dalam

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN METODE K-MEANS, FUZZY K-MEANS, DAN TWO STEP CLUSTER

PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN METODE K-MEANS, FUZZY K-MEANS, DAN TWO STEP CLUSTER PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN METODE K-MEANS, FUZZY K-MEANS, DAN TWO STEP CLUSTER LATHIFATURRAHMAH SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN SUMBER

Lebih terperinci

METODE LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS) PADA ANALISIS REGRESI DENGAN PENCILAN AMIR A DALIMUNTHE

METODE LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS) PADA ANALISIS REGRESI DENGAN PENCILAN AMIR A DALIMUNTHE METODE LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS) PADA ANALISIS REGRESI DENGAN PENCILAN AMIR A DALIMUNTHE DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN

Lebih terperinci

STATISTIKA DASAR MAF Dosen: Dr. Lutfi Rohman Wenny Maulina, M.Si

STATISTIKA DASAR MAF Dosen: Dr. Lutfi Rohman Wenny Maulina, M.Si STATISTIKA DASAR MAF 1212 Dosen: Dr. Lutfi Rohman Wenny Maulina, M.Si Pokok Bahasan Pokok Bahasan KONTRAK PERKULIAHAN UTS 35% UAS 35% TUGAS/QUIZ 20% KEHADIRAN 10% REFERENSI: Walpole, Ronald E. 2011. Probability

Lebih terperinci

PERBANDINGAN UJI RELIABILITAS CRONBACH ALPHA UNTUK DATA BERSKALA RASIO DAN ORDINAL MUHAMMAD NUR AQIL KHOIRI

PERBANDINGAN UJI RELIABILITAS CRONBACH ALPHA UNTUK DATA BERSKALA RASIO DAN ORDINAL MUHAMMAD NUR AQIL KHOIRI PERBANDINGAN UJI RELIABILITAS CRONBACH ALPHA UNTUK DATA BERSKALA RASIO DAN ORDINAL MUHAMMAD NUR AQIL KHOIRI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Berikut ini adalah beberapa definisi dan teorema yang menjadi landasan dalam penentuan harga premi, fungsi permintaan, dan kesetimbangannya pada portfolio heterogen. 2.1 Percobaan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan hipotesis nolnya adalah antar peubah saling bebas. Statistik ujinya dihitung dengan persamaan berikut:

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan hipotesis nolnya adalah antar peubah saling bebas. Statistik ujinya dihitung dengan persamaan berikut: . Menyiapkan gugus data pencilan dengan membangkitkan peubah acak normal ganda dengan parameter µ yang diekstrimkan dari data contoh dan dengan matriks ragam-peragam yang sama dengan data contoh. Proses

Lebih terperinci

Kata Kunci: Analisis Regresi Linier, Penduga OLS, Penduga GLS, Autokorelasi, Regresor Bersifat Stokastik

Kata Kunci: Analisis Regresi Linier, Penduga OLS, Penduga GLS, Autokorelasi, Regresor Bersifat Stokastik Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 4 Hal. 168 176 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PERBANDINGAN PENDUGA ORDINARY LEAST SQUARES (OLS) DAN GENERALIZED LEAST SQUARES (GLS) PADA MODEL REGRESI

Lebih terperinci

KOMPARASI ANALISIS GEROMBOL (CLUSTER) DAN BIPLOT DALAM PENGELOMPOKAN

KOMPARASI ANALISIS GEROMBOL (CLUSTER) DAN BIPLOT DALAM PENGELOMPOKAN E-Jurnal Matematika Vol. 2, No.4, Nopember 2013, 17-22 ISSN: 2303-1751 KOMPARASI ANALISIS GEROMBOL (CLUSTER) DAN BIPLOT DALAM PENGELOMPOKAN I MADE ANOM ARIAWAN 1, I PUTU EKA NILA KENCANA 2, NI LUH PUTU

Lebih terperinci

PEMODELAN REGRESI TIGA LEVEL PADA DATA PENGAMATAN BERULANG. Indahwati, Yenni Angraeni, Tri Wuri Sastuti

PEMODELAN REGRESI TIGA LEVEL PADA DATA PENGAMATAN BERULANG. Indahwati, Yenni Angraeni, Tri Wuri Sastuti S-25 PEMODELAN REGRESI TIGA LEVEL PADA DATA PENGAMATAN BERULANG Indahwati, Yenni Angraeni, Tri Wuri Sastuti Departemen Statistika FMIPA IPB Email : Indah_stk@yahoo.com Abstrak Pemodelan multilevel adalah

Lebih terperinci

PENENTUAN PELUANG BERTAHAN DALAM MODEL RISIKO KLASIK DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI LAPLACE AMIRUDDIN

PENENTUAN PELUANG BERTAHAN DALAM MODEL RISIKO KLASIK DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI LAPLACE AMIRUDDIN PENENTUAN PELUANG BERTAHAN DALAM MODEL RISIKO KLASIK DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI LAPLACE AMIRUDDIN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE PENDUGAAN PARAMETER DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL LA MBAU

PERBANDINGAN METODE PENDUGAAN PARAMETER DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL LA MBAU v PERBANDINGAN METODE PENDUGAAN PARAMETER DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL LA MBAU Tesis Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Departemen Matematika SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA DIAGRAM KONTROL MULTIVARIAT UNTUK VARIABILITAS BERDASARKAN MATRIKS KOVARIANSI DAN MATRIKS KORELASI. Abstrak

PERBANDINGAN KINERJA DIAGRAM KONTROL MULTIVARIAT UNTUK VARIABILITAS BERDASARKAN MATRIKS KOVARIANSI DAN MATRIKS KORELASI. Abstrak PERBANDINGAN KINERJA DIAGRAM KONTROL MULTIVARIAT UNTUK VARIABILITAS BERDASARKAN MATRIKS KOVARIANSI DAN MATRIKS KORELASI Dwi Yuli Rakhmawati, Muhammad Mashuri 2,2) Institut Teknologi Sepuluh Nopember dwiyuli_rakhmawati@yahoo.com,

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE INTERPOLASI ABRIDGED LIFE TABLE

PERBANDINGAN METODE INTERPOLASI ABRIDGED LIFE TABLE PERBANDINGANN METODE INTERPOLASI ABRIDGED LIFE TABLE DAN APLIKASINYA PADA DATAA KEMATIAN INDONESIA VANI RIALITA SUPONO SEKOLAH PASCASARJANAA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS

Lebih terperinci

KEKONVERGENAN MSE PENDUGA KERNEL SERAGAM FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT

KEKONVERGENAN MSE PENDUGA KERNEL SERAGAM FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT KEKONVERGENAN MSE PENDUGA KERNEL SERAGAM FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT Ro fah Nur Rachmawati Mathematics & Statistics Department, School of Computer Science, Binus

Lebih terperinci

Jurnal Gradien Vol. 10 No. 1 Januari 2014 : 957-962 Analisis Model Regresi Linear Berganda dengan Metode Response Surface * Henoh Bayu Murti, Dian Kurniasari, Widiarti Jurusan Matematika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER MODEL AUTOREGRESSIVE PADA DERET WAKTU

PENDUGAAN PARAMETER MODEL AUTOREGRESSIVE PADA DERET WAKTU Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 4 Hal. 28 37 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PENDUGAAN PARAMETER MODEL AUTOREGRESSIVE PADA DERET WAKTU NELFA SARI Program Studi Matematika, Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI TERPOTONG BEBERAPA NILAI AMATAN NURHAFNI

ANALISIS REGRESI TERPOTONG BEBERAPA NILAI AMATAN NURHAFNI ANALISIS REGRESI TERPOTONG DENGAN BEBERAPA NILAI AMATAN NOL NURHAFNI SEKOLAH PASCASARJANAA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

SIMULASI PENGUKURAN KETEPATAN MODEL VARIOGRAM PADA METODE ORDINARY KRIGING DENGAN TEKNIK JACKKNIFE

SIMULASI PENGUKURAN KETEPATAN MODEL VARIOGRAM PADA METODE ORDINARY KRIGING DENGAN TEKNIK JACKKNIFE ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 333-342 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian SIMULASI PENGUKURAN KETEPATAN MODEL VARIOGRAM PADA METODE ORDINARY

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dianalisis dan hasilnya ditransformasi menjadi matriks berukuran??

TINJAUAN PUSTAKA. dianalisis dan hasilnya ditransformasi menjadi matriks berukuran?? TINJAUAN PUSTAKA Data Disagregat dan Agregat Berdasarkan cara pengumpulannya, data dapat dibedakan atas data internal dan data eksternal. Data internal berasal dari lingkungan sendiri sedangkan data eksternal

Lebih terperinci

(α = 0.01). Jika D i > , maka x i atau pengamatan ke-i dianggap pencilan (i = 1, 2,..., 100). HASIL DAN PEMBAHASAN

(α = 0.01). Jika D i > , maka x i atau pengamatan ke-i dianggap pencilan (i = 1, 2,..., 100). HASIL DAN PEMBAHASAN 4 karena adanya perbedaan satuan pengukuran antar peubah. 1.. Memastikan tidak adanya pencilan pada data dengan mengidentifikasi adanya pencilan pada data. Pengidentifikasian pencilan dilakukan dengan

Lebih terperinci

Pendugaan Selang Kepercayaan Persentil Bootstrap Nonparametrik untuk Parameter Regresi

Pendugaan Selang Kepercayaan Persentil Bootstrap Nonparametrik untuk Parameter Regresi Statistika, Vol. No., Mei Pendugaan Selang Kepercayaan Persentil Bootstrap Nonparametrik untuk Parameter Regresi MARZUKI, HIZIR SOFYAN, ASEP RUSYANA Jurusan Matematika FMIPA Universitas Syiah Kuala Jl.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Implementasi Biplot Kanonik dan Analisis Procrustes dengan Mathematica Biplot biasa dengan sistem perintah telah terintegrasi ke dalam beberapa program paket statistika seperti SAS,

Lebih terperinci

MODIFIKASI METODE RELE UNTUK MODEL PENDUDUK QUASI-STABIL CECEP A.H.F. SANTOSA

MODIFIKASI METODE RELE UNTUK MODEL PENDUDUK QUASI-STABIL CECEP A.H.F. SANTOSA MODIFIKASI METODE RELE UNTUK MODEL PENDUDUK QUASI-STABIL CECEP A.H.F. SANTOSA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 Hak Cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2008 Hak Cipta dilindungi

Lebih terperinci

(Studi Kasus Siswa SMP Kelas VIII di SMPN 1 Tajinan Malang) *Wuri Graita Gayuh Palupi *Abadyo

(Studi Kasus Siswa SMP Kelas VIII di SMPN 1 Tajinan Malang) *Wuri Graita Gayuh Palupi *Abadyo PERBANDINGAN REGRESI MODEL LOGISTIK BINER DENGAN REGRESI MODEL PROBIT TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP SISWA SMP PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA (Studi Kasus Siswa SMP Kelas VIII di SMPN 1

Lebih terperinci

PENERAPAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT PADA DISTRIBUSI UJIAN NASIONAL 2014 (Pada Studi Kasus Nilai Ujian Nasional 2014 SMP Negeri 1 Sayung)

PENERAPAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT PADA DISTRIBUSI UJIAN NASIONAL 2014 (Pada Studi Kasus Nilai Ujian Nasional 2014 SMP Negeri 1 Sayung) ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015, Halaman 697-704 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PENERAPAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT PADA DISTRIBUSI UJIAN NASIONAL

Lebih terperinci

Analisis Model Regresi Linear Berganda dengan Metode Response Surface

Analisis Model Regresi Linear Berganda dengan Metode Response Surface Jurnal Gradien Vol. 10 No. 1 Januari 2014 : 957-962 Analisis Model Regresi Linear Berganda dengan Metode Response Surface * Henoh Bayu Murti, Dian Kurniasari, Widiarti Jurusan Matematika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

PEMODELAN HUBUNGAN PELANGGAN DAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN RANTAI MARKOV ADITYA PRAYUDANTO

PEMODELAN HUBUNGAN PELANGGAN DAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN RANTAI MARKOV ADITYA PRAYUDANTO PEMODELAN HUBUNGAN PELANGGAN DAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN RANTAI MARKOV ADITYA PRAYUDANTO DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 PERNYATAAN

Lebih terperinci

PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI

PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

KONSEP DASAR STATISTIK

KONSEP DASAR STATISTIK KONSEP DASAR STATISTIK PENGERTIAN STATISTIKA Kata Statistik secara etimologis berasal dari bahasa latin yaitu STATUS yang memiliki persamaan arti dengan kata STATE (bahasa Inggris) yang diterjemahkan dalam

Lebih terperinci

Metode Regresi Ridge dengan Iterasi HKB dalam Mengatasi Multikolinearitas

Metode Regresi Ridge dengan Iterasi HKB dalam Mengatasi Multikolinearitas Vol. 14, No. 1, 93-99, Juli 2017 Metode Regresi Ridge dengan Iterasi HKB dalam Mengatasi Multikolinearitas Nurhasanah Abstrak Regresi berganda dengan peubah bebas saling berkorelasi (multikolinearitas)

Lebih terperinci

STATISTIKA INDUSTRI 2 TIN 4004

STATISTIKA INDUSTRI 2 TIN 4004 STATISTIKA INDUSTRI 2 TIN 4004 Pertemuan 8 Outline: Simple Linear Regression and Correlation Multiple Linear Regression and Correlation Referensi: Montgomery, D.C., Runger, G.C., Applied Statistic and

Lebih terperinci

PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI

PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

METODE ITERASI BARU BERTIPE SECANT DENGAN KEKONVERGENAN SUPER-LINEAR. Rino Martino 1 ABSTRACT

METODE ITERASI BARU BERTIPE SECANT DENGAN KEKONVERGENAN SUPER-LINEAR. Rino Martino 1 ABSTRACT METODE ITERASI BARU BERTIPE SECANT DENGAN KEKONVERGENAN SUPER-LINEAR Rino Martino 1 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MAGIC SQUARE SEBAGAI PERMASALAHAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR (SPL) RISMANTO FERNANDUS SIRINGO-RINGO

PENYELESAIAN MAGIC SQUARE SEBAGAI PERMASALAHAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR (SPL) RISMANTO FERNANDUS SIRINGO-RINGO PENYELESAIAN MAGIC SQUARE SEBAGAI PERMASALAHAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR (SPL) RISMANTO FERNANDUS SIRINGO-RINGO DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER µ DAN σ 2 PADA DISTRIBUSI EKSPONENSIAL TERGENERALISIR DUA VARIABEL MENGGUNAKAN FUNGSI PEMBANGKIT MOMEN SKRIPSI

ESTIMASI PARAMETER µ DAN σ 2 PADA DISTRIBUSI EKSPONENSIAL TERGENERALISIR DUA VARIABEL MENGGUNAKAN FUNGSI PEMBANGKIT MOMEN SKRIPSI ESTIMASI PARAMETER µ DAN σ 2 PADA DISTRIBUSI EKSPONENSIAL TERGENERALISIR DUA VARIABEL MENGGUNAKAN FUNGSI PEMBANGKIT MOMEN SKRIPSI GHAZALI WARDHONO 090823040 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN

Lebih terperinci

PERBANDINGAN RESIKO INVESTASI BANK CENTRAL ASIA DAN BANK MANDIRI MENGGUNAKAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (GARCH)

PERBANDINGAN RESIKO INVESTASI BANK CENTRAL ASIA DAN BANK MANDIRI MENGGUNAKAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (GARCH) Jurnal Matematika UNAND Vol. 5 No. 4 Hal. 80 88 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PERBANDINGAN RESIKO INVESTASI BANK CENTRAL ASIA DAN BANK MANDIRI MENGGUNAKAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE

Lebih terperinci

Penggunaan Kernel PCA Gaussian dalam Penyelesaian Plot Multivariat Non Linier. The Use of Gaussian PCA Kernel in Solving Non Linier Multivariate Plot

Penggunaan Kernel PCA Gaussian dalam Penyelesaian Plot Multivariat Non Linier. The Use of Gaussian PCA Kernel in Solving Non Linier Multivariate Plot Penggunaan Kernel PCA Gaussian dalam Penyelesaian Plot Multivariat Non Linier Bernhard M. Wongkar 1, John S. Kekenusa 2, Hanny A.H. Komalig 3 1 Program Studi Matematika, FMIPA, UNSRAT Manado, bernhard.wongkar2011@gmail.com

Lebih terperinci

S 10 Studi Simulasi Tentang Penerapan Grafik Pengendali Berdasarkan Analisis Komponen Utama (Principal Component Analysis)

S 10 Studi Simulasi Tentang Penerapan Grafik Pengendali Berdasarkan Analisis Komponen Utama (Principal Component Analysis) PROSIDING ISBN : 978 979 6353 6 3 S 0 Studi Simulasi Tentang Penerapan Grafik Pengendali Berdasarkan Analisis Komponen Utama (Principal Component Analysis) Wirayanti ), Adi Setiawan ), Bambang Susanto

Lebih terperinci

Peranan Statistika. Disusun oleh Putriaji Hendikawati, S.Si., M.Pd., M.Sc. Dr. Scolastika Mariani, M.Si.

Peranan Statistika. Disusun oleh Putriaji Hendikawati, S.Si., M.Pd., M.Sc. Dr. Scolastika Mariani, M.Si. Peranan Statistika Disusun oleh Putriaji Hendikawati, S.Si., M.Pd., M.Sc. Dr. Scolastika Mariani, M.Si. 1. Pengertian Statistika Statistika banyak dimanfaatkan dalam berbagai aspek dan bidang kehidupan

Lebih terperinci

Hukum Iterasi Logaritma

Hukum Iterasi Logaritma Hukum Iterasi Logaritma Sorta Purnawanti 1, Helma 2, Dodi Vionanda 3 1 Mathematics Department State University of Pag, Indonesia 2,3 Lecturers of Mathematics Department State University of Pag, Indonesia

Lebih terperinci

PENAKSIRAN PARAMETER REGRESI LINIER DENGAN METODE BOOTSTRAP MENGGUNAKAN DATA BERDISTRIBUSI NORMAL DAN UNIFORM

PENAKSIRAN PARAMETER REGRESI LINIER DENGAN METODE BOOTSTRAP MENGGUNAKAN DATA BERDISTRIBUSI NORMAL DAN UNIFORM BIAStatistics (2015) Vol. 9, 2, hal. 28-32 PENAKSIRAN PARAMETER REGRESI LINIER DENGAN METODE BOOTSTRAP MENGGUNAKAN DATA BERDISTRIBUSI NORMAL DAN UNIFORM Munawar Jurusan Matematika FMIPA Universitas Syiah

Lebih terperinci

SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT RO FAH NUR RACHMAWATI

SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT RO FAH NUR RACHMAWATI SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT RO FAH NUR RACHMAWATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN

Lebih terperinci

STK 511 Analisis statistika. Materi 3 Sebaran Peubah Acak

STK 511 Analisis statistika. Materi 3 Sebaran Peubah Acak STK 511 Analisis statistika Materi 3 Sebaran Peubah Acak 1 Konsep Peluang 2 Peluang Peluang dapat diartikan sebagai ukuran kemungkinan terjadinya suatu kejadian Untuk memahami peluang diperlukan pemahaman

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Analisis Biplot Biasa

TINJAUAN PUSTAKA Analisis Biplot Biasa TINJAUAN PUSTAKA Analisis Biplot Biasa Analisis biplot merupakan suatu upaya untuk memberikan peragaan grafik dari matriks data dalam suatu plot dengan menumpangtindihkan vektor-vektor dalam ruang berdimensi

Lebih terperinci

ANALISIS KORELASI KANONIK PERILAKU BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMP (STUDI KASUS SISWA SMPN I SUKASARI PURWAKARTA)

ANALISIS KORELASI KANONIK PERILAKU BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMP (STUDI KASUS SISWA SMPN I SUKASARI PURWAKARTA) Prosiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika ISBN: 978-60-61-0-9 hal 693-703 November 016 ANALISIS KORELASI KANONIK PERILAKU BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMP (STUDI KASUS SISWA SMPN

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL PELUANG BERTAHAN HIDUP DAN APLIKASINYA SUNARTI FAJARIYAH

ANALISIS MODEL PELUANG BERTAHAN HIDUP DAN APLIKASINYA SUNARTI FAJARIYAH ANALISIS MODEL PELUANG BERTAHAN HIDUP DAN APLIKASINYA SUNARTI FAJARIYAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 2 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

PENDUGA RASIO PADA PENGAMBILAN SAMPEL ACAK SEDERHANA MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI, KURTOSIS, DAN KORELASI

PENDUGA RASIO PADA PENGAMBILAN SAMPEL ACAK SEDERHANA MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI, KURTOSIS, DAN KORELASI PENDUGA RASIO PADA PENGAMBILAN SAMPEL ACAK SEDERHANA MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI, KURTOSIS, DAN KORELASI oleh EKO BUDI SUSILO M0110022 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

Didin Astriani P, Oki Dwipurwani, Dian Cahyawati (Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya)

Didin Astriani P, Oki Dwipurwani, Dian Cahyawati (Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya) (M.2) ANALISIS BIPLOT UNTUK MENGETAHUI KARAKTERISTIK PUTUS SEKOLAH PENDIDIKAN DASAR PADA MASYARAKAT MISKIN ANTAR WILAYAH KECAMATAN DI KABUPATEN OGAN ILIR Didin Astriani P, Oki Dwipurwani, Dian Cahyawati

Lebih terperinci

PENDUGAAN TURUNAN PERTAMA DAN TURUNAN KEDUA DARI FUNGSI INTENSITAS SUATU PROSES POISSON PERIODIK SYAMSURI

PENDUGAAN TURUNAN PERTAMA DAN TURUNAN KEDUA DARI FUNGSI INTENSITAS SUATU PROSES POISSON PERIODIK SYAMSURI PENDUGAAN TURUNAN PERTAMA DAN TURUNAN KEDUA DARI FUNGSI INTENSITAS SUATU PROSES POISSON PERIODIK SYAMSURI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

(M.9) PEMODELAN MELEK HURUF DAN RATA-RATA LAMA STUDI DENGAN PENDEKATAN MODEL BINER BIVARIAT

(M.9) PEMODELAN MELEK HURUF DAN RATA-RATA LAMA STUDI DENGAN PENDEKATAN MODEL BINER BIVARIAT Univeitas Padjadjaran, 3 November 00 (M.9) PEMODELAN MELEK HURUF DAN RATA-RATA LAMA STUDI DENGAN PENDEKATAN MODEL BINER BIVARIAT Vita Ratnasari, Purhadi, Ismaini, Suhartono Mahasiswa S3 Jurusan Statistika

Lebih terperinci

METODE STATISTIKA (Pendahuluan)

METODE STATISTIKA (Pendahuluan) METODE STATISTIKA (Pendahuluan) Kode: STK211 SKS: 3(2-3) Dr. Ir. Kusman Sadik, M.Si Dept. Statistika IPB, 2015 1 Pokok Bahasan Minggu Ke I II-III IV V VI-VII VIII IX-X XI-XII XIII-XIV XV XVI Pokok Bahasan

Lebih terperinci

METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM PENENTUAN PRIORITAS PELAYANAN PADA PERUSAHAAN ASURANSI MARLINE SOFIANA PAENDONG

METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM PENENTUAN PRIORITAS PELAYANAN PADA PERUSAHAAN ASURANSI MARLINE SOFIANA PAENDONG METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM PENENTUAN PRIORITAS PELAYANAN PADA PERUSAHAAN ASURANSI MARLINE SOFIANA PAENDONG SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 SURAT PERNYATAAN

Lebih terperinci

PENAKSIR RASIO UNTUK VARIANSI POPULASI MENGGUNAKAN KOEFISIEN VARIASI DAN KURTOSIS PADA SAMPLING ACAK SEDERHANA

PENAKSIR RASIO UNTUK VARIANSI POPULASI MENGGUNAKAN KOEFISIEN VARIASI DAN KURTOSIS PADA SAMPLING ACAK SEDERHANA PENAKSIR RASIO UNTUK VARIANSI POPULASI MENGGUNAKAN KOEFISIEN VARIASI DAN KURTOSIS PADA SAMPLING ACAK SEDERHANA Erpan Gusnawan 1, Arisman Adnan 2, Haposan Sirait 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematika

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN NILAI PARAMETER TERHADAP NILAI ERROR PADA METODE RUNGE-KUTTA ORDE 3

PENGARUH PERUBAHAN NILAI PARAMETER TERHADAP NILAI ERROR PADA METODE RUNGE-KUTTA ORDE 3 PENGARUH PERUBAHAN NILAI PARAMETER TERHADAP NILAI ERROR PADA METODE RUNGE-KUTTA ORDE 3 Tornados P. Silaban 1, Faiz Ahyaningsih 2 1) FMIPA, UNIMED, Medan, Indonesia email: tornados.p_silaban@yahoo.com 2)

Lebih terperinci

PENENTUAN UKURAN CONTOH DAN REPLIKASI BOOTSTRAP UNTUK MENDUGA MODEL REGRESI LINIER SEDERHANA

PENENTUAN UKURAN CONTOH DAN REPLIKASI BOOTSTRAP UNTUK MENDUGA MODEL REGRESI LINIER SEDERHANA Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 2 Hal. 53 61 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PENENTUAN UKURAN CONTOH DAN REPLIKASI BOOTSTRAP UNTUK MENDUGA MODEL REGRESI LINIER SEDERHANA OLIVIA ATINRI,

Lebih terperinci

PERAN TRANSFORMASI TUSTIN PADA RUANG KONTINU DAN RUANG DISKRET SAMSURIZAL

PERAN TRANSFORMASI TUSTIN PADA RUANG KONTINU DAN RUANG DISKRET SAMSURIZAL PERAN TRANSFORMASI TUSTIN PADA RUANG KONTINU DAN RUANG DISKRET SAMSURIZAL SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Peluang Definisi 2.1.1 Percobaan Acak (Ross 2000) Suatu percobaan yang dapat diulang dalam kondisi yang sama dan semua kemungkinan hasil yang muncul dapat diketahui tetapi

Lebih terperinci

Metode Statistika (STK 211) Pertemuan ke-5

Metode Statistika (STK 211) Pertemuan ke-5 Metode Statistika (STK 211) Pertemuan ke-5 rrahmaanisa@apps.ipb.ac.id Memahami definisi dan aplikasi peubah acak (peubah acak sebagai fungsi, peubah acak diskrit dan kontinu) Memahami sebaran peubah acak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Universitas Pendidikan Indonesia yang beralamat di Jl. Dr. Setiabudhi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada sub bab ini akan diberikan beberapa definisi dan teori yang mendukung rancangan Sequential Probability Ratio Test (SPRT) yaitu percobaan dan ruang sampel, peubah acak dan fungsi

Lebih terperinci

PEMAKAIAN VARIABEL INDIKATOR DALAM PEMODELAN. Mike Susmikanti *

PEMAKAIAN VARIABEL INDIKATOR DALAM PEMODELAN. Mike Susmikanti * PEMAKAIAN VARIABEL INDIKATOR DALAM PEMODELAN Mike Susmikanti * ABSTRAK PEMAKAIAN VARIABEL INDIKATOR DALAM PEMODELAN. Pemodelan dalam penelitian berbagai bidang khususnya bidang industri, merupakan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. landasan pembahasan pada bab selanjutnya. Pengertian-pengertian dasar yang di

BAB II LANDASAN TEORI. landasan pembahasan pada bab selanjutnya. Pengertian-pengertian dasar yang di 5 BAB II LANDASAN TEORI Bab ini membahas pengertian-pengertian dasar yang digunakan sebagai landasan pembahasan pada bab selanjutnya. Pengertian-pengertian dasar yang di bahas adalah sebagai berikut: A.

Lebih terperinci

KAJIAN MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY DAN APLIKASINYA PADA HARGA GABAH KERING PANEN T A M U R I H

KAJIAN MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY DAN APLIKASINYA PADA HARGA GABAH KERING PANEN T A M U R I H KAJIAN MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY DAN APLIKASINYA PADA HARGA GABAH KERING PANEN T A M U R I H SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

PERBANDINGAN DISTRIBUSI BINOMIAL DAN DISTRIBUSI POISSON DENGAN PARAMETER YANG BERBEDA SKRIPSI RAINI MANURUNG

PERBANDINGAN DISTRIBUSI BINOMIAL DAN DISTRIBUSI POISSON DENGAN PARAMETER YANG BERBEDA SKRIPSI RAINI MANURUNG 1 PERBANDINGAN DISTRIBUSI BINOMIAL DAN DISTRIBUSI POISSON DENGAN PARAMETER YANG BERBEDA SKRIPSI RAINI MANURUNG 110823011 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

E-Jurnal Matematika Vol. 2, No.2, Mei 2013, ISSN:

E-Jurnal Matematika Vol. 2, No.2, Mei 2013, ISSN: E-Jurnal Matematika Vol., No., Mei 013, 37-41 ISSN: 303-1751 PENERAPAN REGRESI QUASI-LIKELIHOOD PADA DATA CACAH (COUNT DATA) YANG MENGALAMI OVERDISPERSI DALAM REGRESI POISSON (Studi Kasus: Jumlah Kasus

Lebih terperinci

RATA-RATA KUADRAT SESATAN PENDUGA REGRESI DENGAN KOMBINASI LINIER DUA VARIABEL BANTU PADA SAMPEL ACAK SEDERHANA

RATA-RATA KUADRAT SESATAN PENDUGA REGRESI DENGAN KOMBINASI LINIER DUA VARIABEL BANTU PADA SAMPEL ACAK SEDERHANA RATA-RATA KUADRAT SESATAN PENDUGA REGRESI DENGAN KOMBINASI LINIER DUA VARIABEL BANTU PADA SAMPEL ACAK SEDERHANA oleh INTAN LISDIANA NUR PRATIWI NIM. M0110040 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV HASIL DAN PEMBAHASAN 5 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembangkitan Data Hipotetik Data dibangkitkan dengan bantuan software Mathematica yaitu dengan cara mencari solusi numerik dari model dinamik dengan memberikan nilai parameter

Lebih terperinci

STATISTIKA I. Ari Wibowo, MPd Prodi PAI Jurusan Tarbiyah STAIN Surakarta. Kode Matakuliah: PAI111, 2sks Tujuan Instruksional Umum:

STATISTIKA I. Ari Wibowo, MPd Prodi PAI Jurusan Tarbiyah STAIN Surakarta. Kode Matakuliah: PAI111, 2sks Tujuan Instruksional Umum: STATISTIKA I Ari Wibowo, MPd Prodi PAI Jurusan Tarbiyah STAIN Surakarta Kode Matakuliah: PAI111, 2sks Tujuan Instruksional Umum: Setelah mengikuti mata kuliah ini selama satu semester, mahasiswa akan dapat

Lebih terperinci

Statistika Psikologi 2

Statistika Psikologi 2 Modul ke: Statistika Psikologi 2 Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi Sampling, Sampling Distribution, Confidence Intervals, Effect Size, dan Statistical Power SAMPLING Teknik menentukan sampel dari

Lebih terperinci

PENGGUNAAN REGRESI SPLINE ADAPTIF BERGANDA UNTUK DATA RESPON BINER AZWIRDA AZIZ SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005

PENGGUNAAN REGRESI SPLINE ADAPTIF BERGANDA UNTUK DATA RESPON BINER AZWIRDA AZIZ SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005 1 PENGGUNAAN REGRESI SPLINE ADAPTIF BERGANDA UNTUK DATA RESPON BINER AZWIRDA AZIZ SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005 2 SURAT PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul

Lebih terperinci

Resume Regresi Linear dan Korelasi

Resume Regresi Linear dan Korelasi Rendy Dwi Ardiansyah Putra 7410040018 / 2 D4 IT A Statistika Resume Regresi Linear dan Korelasi 1. Regresi Linear Regresi linear merupakan suatu metode analisis statistik yang mempelajari pola hubungan

Lebih terperinci

Metode Statistika (STK211)

Metode Statistika (STK211) Metode Statistika (STK211) Peubah Acak dan Sebaran Peluang (Random Variable and Probability Distribution) Dr. Ir. Kusman Sadik, M.Si Dept. Statistika IPB, 2015 1 Konsep Peubah Acak (Random Variable) Peubah

Lebih terperinci

PERBANDINGAN REGRESI KOMPONEN UTAMA DAN ROBPCA DALAM MENGATASI MULTIKOLINEARITAS DAN PENCILAN PADA REGRESI LINEAR BERGANDA

PERBANDINGAN REGRESI KOMPONEN UTAMA DAN ROBPCA DALAM MENGATASI MULTIKOLINEARITAS DAN PENCILAN PADA REGRESI LINEAR BERGANDA E-Jurnal Matematika Vol. 2, No.4, Nopember 2013, 1-5 ISSN: 2303-1751 PERBANDINGAN REGRESI KOMPONEN UTAMA DAN ROBPCA DALAM MENGATASI MULTIKOLINEARITAS DAN PENCILAN PADA REGRESI LINEAR BERGANDA NI WAYAN

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS FAKTOR. berfungsi untuk mereduksi dimensi data dengan cara menyatakan variabel asal

BAB III ANALISIS FAKTOR. berfungsi untuk mereduksi dimensi data dengan cara menyatakan variabel asal BAB III ANALISIS FAKTOR 3.1 Definisi Analisis faktor Analisis faktor adalah suatu teknik analisis statistika multivariat yang berfungsi untuk mereduksi dimensi data dengan cara menyatakan variabel asal

Lebih terperinci

Pertemuan 8 STATISTIKA INDUSTRI 2 08/11/2013. Introduction to Linier Regression. Introduction to Linier Regression. Introduction to Linier Regression

Pertemuan 8 STATISTIKA INDUSTRI 2 08/11/2013. Introduction to Linier Regression. Introduction to Linier Regression. Introduction to Linier Regression Pertemuan 8 STATISTIKA INDUSTRI 2 TIN 4004 Outline: Regresi Linier Sederhana dan Korelasi (Simple Linier Regression and Correlation) Referensi: Montgomery, D.C., Runger, G.C., Applied Statistic and Probability

Lebih terperinci

Pengantar Pengolahan Data Statistik Menggunakan SPSS 22. Isram Rasal ST, MMSI, MSc

Pengantar Pengolahan Data Statistik Menggunakan SPSS 22. Isram Rasal ST, MMSI, MSc Pengantar Pengolahan Data Statistik Menggunakan SPSS 22 Isram Rasal ST, MMSI, MSc Statistika Statistika Statistika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan, mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi,

Lebih terperinci

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

KEAKURATAN PENDUGA RASIO MENGGUNAKAN KOEFISIEN VARIASI SELURUH STRATA VARIABEL BANTU PADA SAMPEL ACAK STRATIFIKASI

KEAKURATAN PENDUGA RASIO MENGGUNAKAN KOEFISIEN VARIASI SELURUH STRATA VARIABEL BANTU PADA SAMPEL ACAK STRATIFIKASI KEAKURATAN PENDUGA RASIO MENGGUNAKAN KOEFISIEN VARIASI SELURUH STRATA VARIABEL BANTU PADA SAMPEL ACAK STRATIFIKASI oleh ATIKA OKTAFIANA M0110010 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

PERAN TRANSFORMASI TUSTIN PADA RUANG KONTINU DAN RUANG DISKRET SAMSURIZAL

PERAN TRANSFORMASI TUSTIN PADA RUANG KONTINU DAN RUANG DISKRET SAMSURIZAL PERAN TRANSFORMASI TUSTIN PADA RUANG KONTINU DAN RUANG DISKRET SAMSURIZAL SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE PEMULUSAN BROWN DAN HOLT PADA PERAMALAN GEMPA BUMI SE-JAWA BARAT-BANTEN IVONNE RENITA ARLEEN

PERBANDINGAN METODE PEMULUSAN BROWN DAN HOLT PADA PERAMALAN GEMPA BUMI SE-JAWA BARAT-BANTEN IVONNE RENITA ARLEEN PERBANDINGAN METODE PEMULUSAN BROWN DAN HOLT PADA PERAMALAN GEMPA BUMI SE-JAWA BARAT-BANTEN IVONNE RENITA ARLEEN DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

oleh WAHYUNI PUTRANTO NIM. M SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika

oleh WAHYUNI PUTRANTO NIM. M SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika PERBANDINGAN METODE GRADIENT DESCENT DAN GRADIENT DESCENT DENGAN MOMENTUM PADA JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DALAM PERAMALAN KURS TENGAH RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA oleh WAHYUNI PUTRANTO NIM.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode Bootstrap

HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode Bootstrap Metode Bootstrap Setelah didapatkan hasil dari pengukuran sensitivitas harga, lalu diamati perilaku dari APR dan diduga selang kepercayaan dengan menggunakan metode bootstrap nonparametrik, dengan pengulangan

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN DAN TITIK KESETIMBANGANNYA DALAM PORTOFOLIO HETEROGEN

PENENTUAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN DAN TITIK KESETIMBANGANNYA DALAM PORTOFOLIO HETEROGEN PENENTUAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN DAN TITIK KESETIMBANGANNYA DALAM PORTOFOLIO HETEROGEN (PREMIUM PRICING BASED ON DEMAND FUNCTION AND EQUILIBRIUM POINT IN HETEROGENOUS PORTOFOLIO) Usep

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan jenis penelitian eksplanatif dan metode penelitian kuantitatif.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan jenis penelitian eksplanatif dan metode penelitian kuantitatif. BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis dan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan jenis penelitian eksplanatif dan metode penelitian kuantitatif.

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIKA RUNTUN WAKTU DENGAN METODE FEEDBACK CONTROL DI PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) TBK.

PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIKA RUNTUN WAKTU DENGAN METODE FEEDBACK CONTROL DI PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) TBK. PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIKA RUNTUN WAKTU DENGAN METODE FEEDBACK CONTROL DI PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) TBK. SKRIPSI oleh: ADJI ACHMAD RINALDO FERNANDES 0001100233-95 PROGRAM STUDI STATISTIKA JURUSAN

Lebih terperinci

BEBERAPA METODE PENDUGAAN JUMLAH KOMPONEN DALAM CAMPURAN SENYAWA KIMIA MURDAN ALFA SATYAWAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008

BEBERAPA METODE PENDUGAAN JUMLAH KOMPONEN DALAM CAMPURAN SENYAWA KIMIA MURDAN ALFA SATYAWAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 i BEBERAPA METODE PENDUGAAN JUMLAH KOMPONEN DALAM CAMPURAN SENYAWA KIMIA MURDAN ALFA SATYAWAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 ii PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Data Data adalah bentuk jamak dari datum, yang dapat diartikan sebagai informasi yang diterima yang bentuknya dapat berupa angka, kata-kata, atau dalam bentuk lisan dan tulisan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KEPEKAAN UJI KENORMALAN UNIVARIAT PADA KATEGORI MOMEN MELALUI SIMULASI MONTE CARLO

PERBANDINGAN KEPEKAAN UJI KENORMALAN UNIVARIAT PADA KATEGORI MOMEN MELALUI SIMULASI MONTE CARLO PERBANDINGAN KEPEKAAN UJI KENORMALAN UNIVARIAT PADA KATEGORI MOMEN MELALUI SIMULASI MONTE CARLO oleh SITI NURJANAH M0109061 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER BEBERAPA SEBARAN POISSON CAMPURAN DAN BEBERAPA SEBARAN DISKRET DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITME EM ADE HARIS HIMAWAN

PENDUGAAN PARAMETER BEBERAPA SEBARAN POISSON CAMPURAN DAN BEBERAPA SEBARAN DISKRET DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITME EM ADE HARIS HIMAWAN PENDUGAAN PARAMETER BEBERAPA SEBARAN POISSON CAMPURAN DAN BEBERAPA SEBARAN DISKRET DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITME EM ADE HARIS HIMAWAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN

Lebih terperinci

HUKUM ITERASI LOGARITMA. TUGAS AKHIR untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar sarjana sains SORTA PURNAWANTI NIM.

HUKUM ITERASI LOGARITMA. TUGAS AKHIR untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar sarjana sains SORTA PURNAWANTI NIM. HUKUM ITERASI LOGARITMA TUGAS AKHIR untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar sarjana sains SORTA PURNAWANTI NIM. 00290 PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci