e-journal boga. Volume 03 Nomor 03, edisi yudisium peiode Oktober 2014, hal

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "e-journal boga. Volume 03 Nomor 03, edisi yudisium peiode Oktober 2014, hal"

Transkripsi

1 e-joural boga. Volume omor, edisi yudisium peiode Oktober 214, hal 6-15

2 Pegaruh Jumlah Karagea da Ekstrak Dau Pada Wagi (Padaus amaryllifolius) Terhadap Sifat Orgaoloptik Jelly Drik Dau Kelor (Moriga oleifera) PEDAHULUA Perkembaga paga pada miuma ditadai muculya berbagai produk miuma seperti jelly drik yag mulai beredar dimasyarakat sekitar tahu 22, jelly drik mempuyai rasa yag bermacam-macam yaitu leci, strawberry, jeruk, da bayak laiya (Aoim: 212). Gizi jelly drik ditetuka oleh pegguaa sari buah atau sayur yag telah diguaka utuk membuat jelly drik. Karakteristik jelly drik secara umum yaitu caira, karagea, atrium bezoate, perisa, gula da pewara (Yuliati: 28). Meurut Aggadiredja dalam (Prahara: 21) jelly drik merupaka miuma yag mempuyai karakteristik tekstur yag matap, saat dikosumsi megguaka batua sedota mudah hacur, amu betuk gelya masih terasa di mulut. Peelitia ii caira diperoleh dari ekstrak dau kelor da ditambahka perasa dari ekstrak dau pada. Caira diperoleh dari ekstrak dau kelor karea utrisi pada kelor yaitu: protei, lemak, beta carotee, thiami, riboflavi, vitami C, kalsium, karbohidrat, serat, ferrum, magesium, fosfor, kalium da zicum, taama kelor merupaka taama yag sagat dihargai da dimafaatka di berbagai egara, di daerah tropis da subtropik. Taama kelor megadug profil mieral petig da merupaka sumber protei yag baik, vitami, β-karote, feolat da berbagai asam amio. Kelor meyediaka kombiasi yag bayak da berlimpah dari zeati, querceti, β-sitosterol, asam caffeoylquiic da kaempferol (Krisadi: 21). Dau kelor termasuk jeis dau bertagaki karea haya terdiri atas tagkai da helaia saja. Tagkai dau berbetuk silider dega sisi atas agak pipih, meebal pada pagkalya da permukaaya halus. Bagu dauya berbetuk bulat atau budar (orbicularis), pagkal dauya tidak bertoreh da termasuk ke dalam betuk bagu bulat telur. Ujug da pagkal dauya membulat (rotudatus) di maa ujugya tumpul da tidak membetuk sudut sama sekali higga ujug dau merupaka semacam suatu busur. Susua tulag dauya meyirip (paiervis), di maa dau kelor mempuyai satu ibu tulag yag berjala dari pagkal ke ujug, da merupaka terusa tagkai dau. Selai itu, dari ibu tulag itu ke arah sampig keluar tulag-tulag cabag seperti sirip-sirip pada ika. Kelor mempuyai tepi 7 dau yag rata (iteger) da helaia dauya tipis da luak. Berwara hijau tua atau hijau kecoklata, permukaaya lici (leavis) da berselaput lili (pruiosus). Merupaka dau majemuk meyirip gasal ragkap tiga tidak sempura. Dau pada wagi (Padaus amaryllifolius) atau biasa disebut pada saja adalah jeis tumbuha mookotil dari famili Padaaceae. Dauya merupaka kompoe petig dalam tradisi masaka Idoesia da egara-egara Asia Teggara laiya. Di beberapa daerah, taama ii dikeal dega berbagai ama atara lai: Pada Rampe, Pada Wagi (Jawa); Seuke Bagu, Pada Jau, Pada Bebau, Pada Rempai (Sumatera); Podag, Poda, Poda, Podago (Sulawesi); Kelamoi, Haomoi,Kekermoi, Ormo oi, Podak, Podaki, Pudaka (Maluku); Pada Arrum (Bali), Boak (usa Teggara). Khasiat pada wagi terutama pada dauya. Berdasarka beberapa uji prekliik diketahui bahwa dau pada wagi memiliki khasiat sedatif hipotik. Dau pada wagi juga merupaka kompoe cukup petig dalam tradisi boga Idoesia da egara-egara Asia Teggara laiya sebagai pewagi makaa karea aroma yag dihasilkaya. Selai sebagai pegharum kue, dau pada juga dipakai sebagai sumber wara hijau bagi makaa, sebagai kompoe hiasa peyajia makaa, da juga sebagai bagia dalam ragkaia buga di pesta perkawia utuk megharumka ruaga. Pada wagi selai sebagai rempah-rempah juga diguaka sebagai baha baku pembuata miyak wagi (Aoim 2, 21). Peelitia sebelumya dilakuka oleh Yuliati (28) mahasiswa IPB yag memperoleh hasil bahwa jelly drik memiliki rasa yag getir yag disebabka oleh terlarutya bayak tai dalam ekstrak dau kelor, meghasilka wara yag disukai oleh paelis karea wara hijau yag diperoleh dari tambaha perisa melo, aroma meujukka peerimaa paelis pada aroma jelly drik, tekstur jelly drik yag dapat diterima paelis. Hasil peelitia tersebut membuat peeliti megguaka karagea sebagai baha pegetal da perasa alami dari ekstrak dau pada.

3 e-joural boga. Volume omor, edisi yudisium peiode Oktober 214, hal 6-15 Peelitia ii megguaka baha karagea karea semua laruta karagea cederug membetuk gel jika didigika, karagea juga mempuyai keketala yag baik karea terbuat dari baha rumput laut. Pegguaa perasa ekstrak du pada wagi juga dikareaka aroma khas yag dimiliki oleh dau pada wagi yag harum utuk meutupi aroma lagu dau kelor, dapat membatu memberika wara alami jelly drik dau kelor, da rasa yag dapat meutupi rasa khas getir dau kelor. METODE Jeis peelitia ii adalah peelitia eksperime. Peelitia eksperime yaitu suatu cara utuk mecari hubuga sebab akibat atara dua faktor yag segaja ditimbulka oleh peeliti dega megelimiasi atau meguragi faktorfaktor yag bisa meggaggu (Arikuto, 22). Peelitia ii diracag dalam dua tahap, yaitu peelitia pedahulua da peelitia utama. Peelitia pedahulua bertujua utuk meemuka resep dasar atau formula dari jelly drik dau kelor yag memeuhi kriteria yaitu berwara hijau, ketal tetapi mudah utuk disedot, tidak beraroma ekstrak dau kelor tetapi beraroma ekstrak dau pada wagi da tidak berasa ekstrak dau kelor tetapi berasa ekstrak dau pada wagi. Resep jelly drik dau kelor pada peelitia pedahulua diperoleh berdasarka peelitia sebelumya. Resep acua yag diguaka dari (Yuliati, 28). Peelitia utama bertujua utuk meghasilka produk jelly drik dau kelor yag berasa ekstrak dau pada wagi. Baha yag diguaka dalam peelitia ii meliputi: dau kelor segar, gula, karagea, kalium sitrat, air mieral da dau pada wagi. Peralata yag diguaka dalam peelitia ii meliputi: paci, spatula, gelas ukur, timbaga, magkok, sedok da thermometer. Resep dasar yag diguaka dalam pembuata jelly drik dau kelor dapat dilihat di Tabel berikut: Tabel 1. Baha Resep Dasar jelly drik dau kelor o. ama Baha Jumla h 1. Ekstrak dau kelor segar 1 g 2. Gula 12 %. Karagea,4 % 4. Kalium sitrat,15 % 5. Perasa ekstrak dau pada wagi % Proses pegolaha jelly drik dau kelor yaitu, dau kelo dicuci, diblachig dega suhu 5 o C 1 meit, dibleder megguaka ai hagat suhu 5 o 2 meit, disarig, ditambah gula, karagea, dipaaska suhu 75 o C 2 meit, ditambahka ekstrak dau pada wagi da kalium sitart, dipaaska 2meit, dimasukka ke dalam cup. Tekik pegumpula data yag diguaka adalah observasi. Istrume yag diguaka adalah lembar observasi berupa check list. Paelis yag terlibat berjumlah orag, terdiri dari paelis terlatih 15 orag da paelis semi terlatih 15 orag. Aalisis data yag diguaka dalam peelitia ii adalah aalisis dua jalur, yaitu utuk megetahui pegaruh jumlah karagea da ekstrak dau pada wagi terhadap sifat orgaoleptic jelly drik dau kelor baik kualitas da tigkat kesukaa, meliputi: wara, keketala, aroma da rasa. Pegaruh yag sigifika dilajutka dega uji Duca. da harga jual megguaka cara kovesioal. HASIL DA PEMBAHASA A. Hasil Uji Orgaoleptik 1. Wara ilai rata-rata wara terhadap jumlah karagea da ekstrak dau pada wagi pada jelly drik dau kelor diperoleh rata-rata 1,6 higga,6. Tabel 2 Hasil Uji Aava Gada Pegaruh Jumlah Karagea Da Ekstrak Dau Pada Terhadap Wara Jelly Drik Dau Kelor Type III Sum of df Mea Model 8.76 a Itercept E Karagea Ekstrakdaupa da 4 Karagea * Ekstrakdaupa da Error Total Total

4 Pegaruh Jumlah Karagea da Ekstrak Dau Pada Wagi (Padaus amaryllifolius) Terhadap Sifat Orgaoloptik Jelly Drik Dau Kelor (Moriga oleifera) Hipotesis yag meyataka ada pegaruh peambaha jumlah karagea terhadap wara jelly drik dau kelor diterima dega tigkat sigifika,2 (di bawah 5% atau <,5), sedagka utuk hipotesis ada pegaruh peambaha jumlah ekstrak dau pada terhadap wara jelly drik dau kelor diterima dega tigkat sigifika. (di bawah 5% atau <,5) da hipotesis yag meyataka ada pegaruh iteraksi peambaha jumlah karagea da ekstrak dau kelor diterima dega tigkat sigifika.4 (di bawah 5% atau <,5). Tabel Hasil Uji Lajut Duca Pegaruh Jumlah Karagea Terhadap Wara Jelly Drik Dau Kelor Kara gea 1 2 Duca a,2% 2.88,% ,4% Berdasarka Tabel uji lajut Duca jumlah karagea terhadap wara jelly drik dau kelor variabel dikelompokka mejadi 2 subset. Tabel 4 Hasil Uji Lajut Duca Pegaruh Jumlah Ekstrak Dau Pada Terhadap Wara Jelly Drik Dau Kelor Du ca a Ekstrak Dau Pada 1 2 1% % % Berdasarka Tabel 4 uji lajut Duca jumlah ekstrak dau pada terhadap wara jelly drik dau kelor variabel dikelompokka mejadi subset. Iteraksi atara jumlah karagea da ekstrak dau pada wagi pada wara dipegaruhi oleh ekstrak dau pada da ekstrak dau kelor yag berwara hijau karea adaya klorofil pada dau kelor da dau pada wagi yag merupaka pigme berwara hijau yag terdapat dalam kloroplas. 2. Kesukaa wara ilai rata-rata kesukaa wara terhadap jumlah karagea da ekstrak dau pada wagi pada jelly drik dau kelor diperoleh rata-rata 2, higga,26. Tabel 5 Hasil Uji Aava Gada Pegaruh Jumlah Karagea Da Ektrak Dau Pada Terhadap Tigkat Kesukaa Wara Jelly Drik Dau Kelor Type III Sum of 41.1 a Model Itercept Df Mea E Karagea Ekstrakda upada 1 18 Karagea * 1 Ekstrakda upada Error Total Total Hipotesis yag meyataka ada pegaruh peambaha jumlah karagea terhadap kesukaa wara jelly drik dau kelor ditolak dega tigkat sigifika,6 (di atas 5% atau >,5), sedagka utuk hipotesis ada pegaruh peambaha jumlah ekstrak dau pada terhadap kesukaa wara jelly drik dau kelor diterima dega tigkat sigifika. (di bawah 5% atau <,5) da hipotesis yag meyataka ada pegaruh iteraksi peambaha jumlah karagea da ekstrak dau kelor ditolak dega tigkat sigifika.265 (di atas 5% atau >,5).

5 e-joural boga. Volume omor, edisi yudisium peiode Oktober 214, hal 6-15 Tabel 6 Hasil Uji Lajut Duca Pegaruh PegaruhJumlah Ekstrak Dau Pada Terhadap Kesukaa Wara Jelly Drik Dau Kelor Ekstr ak Dau Pad a 1 2 Duc a a 1% % % Berdasarka Tabel 6 uji lajut Duca jumlah ekstrak dau pada terhadap kesukaa wara jelly drik dau kelor variabel dikelompokka mejadi subset. Iteraksi atara jumlah karagea da ekstrak dau pada wagi pada kesukaa wara dipegaruhi oleh ekstrak dau pada da ekstrak dau kelor yag berwara hijau karea adaya klorofil.. Keketala ilai rata-rata keketala terhadap jumlah karagea da ekstrak dau pada wagi pada jelly drik dau kelor diperoleh rata-rata 1,7 higga,6. Tabel 7 Hasil Uji Aava Gada Pegaruh Jumlah Karagea Da Ekstrak Dau Pada Terhadap Keketala Jelly Drik Dau Kelor Type III D Mea Sum of f Model a Itercept E. Karagea Ekstrakdaup ada Karagea * Ekstrakdaup ada Error Total Total D u ca a Hipotesis yag meyataka ada pegaruh peambaha jumlah karagea terhadap keketala jelly drik dau kelor diterima dega tigkat sigifika, (di bawah 5% atau <,5), sedagka utuk hipotesis ada pegaruh peambaha jumlah ekstrak dau pada terhadap keketala jelly drik dau kelor ditolak dega tigkat sigifika,47 (di atas 5% atau >,5) da hipotesis yag meyataka ada pegaruh iteraksi peambaha jumlah karagea da ekstrak dau kelor ditolak dega tigkat sigifika.218 (di atas 5% atau >,5). Tabel 8 Hasil Uji Lajut Duca PegaruhJumlah Karagea Terhadap Keketala Jelly Drik Dau Kelor Karage a 1 2,2% 1.778,%.1667,4% Berdasarka Tabel 8 uji lajut Duca jumlah karagea terhadap keketala jelly drik dau kelor variabel dikelompokka mejadi subset, subset pertama diperoleh ilai 1.77 dega peambaha jumlah karagea,2%, subset kedua diperoleh ilai.1667 dega peambaha jumlah karagea,% da subset ketiga diperoleh ilai.5 dega peambaha jumlah karagea,4%. Keketala jelly drik dau kelor disebabka oleh baha pegetal yaitu karagea, semaki bayak jumlah karagea maka semaki tiggi tigkat keketalaya. Karagea berfugsi sebagai baha pembetuk gel. Jelly drik dau kelor pada peelitia ii megguaka kalium sitrat yag berfugsi membatu karagea membetuk gel yag kokoh. Keketala terhadap produk jelly drik dau kelor mempuyai ilai tertiggi,6 yag terdapat pada subset 4 yag berarti ketal da mudah utuk disedot.

6 Pegaruh Jumlah Karagea da Ekstrak Dau Pada Wagi (Padaus amaryllifolius) Terhadap Sifat Orgaoloptik Jelly Drik Dau Kelor (Moriga oleifera) 4. Kesukaa keketala ilai rata-rata kesukaa keketala terhadap jumlah karagea da ekstrak dau pada wagi pada jelly drik dau kelor diperoleh rata-rata 1,-,6. Tabel Hasil Uji Aava Gada Pegaruh Jumlah Karagea Da Ekstrak Dau Pada Terhadap Tigkat Kesukaa Wara Jelly Drik Dau Kelor Type III Sum of s 5.86 Df Mea Squar e Si g. Model 7 a Itercept E Karagea Ekstrakda upada 51 Karagea * 6 Ekstrakda upada Error 28. Total Total Hipotesis yag meyataka ada pegaruh peambaha jumlah karagea terhadap kesukaa keketala jelly drik dau kelor diterima dega tigkat sigifika, (di bawah 5% atau <,5), sedagka utuk hipotesis ada pegaruh peambaha jumlah ekstrak dau pada terhadap kesukaa keketala jelly drik dau kelor ditolak dega tigkat sigifika,551 (di atas 5% atau <,5) da hipotesis yag meyataka ada pegaruh iteraksi peambaha jumlah karagea da ekstrak dau kelor ditolak dega tigkat sigifika.76 (di atas 5% atau >,5). Tabel 4.1 Hasil Uji Lajut Duca Pegaruh Jumlah Karagea Pada Kesukaa Keketala Jelly Drik Dau Kelor Karagea 1 2 D u ca a,2% 2.,% 2.888,4% Berdasarka Tabel 1 uji lajut Duca jumlah karagea terhadap kesukaa keketala jelly drik dau kelor variabel dikelompokka mejadi 2 subset, subset pertama diperoleh ilai 2, dega pegguaa jumlah karagea,2%, subset kedua dipeoleh ilai 2,888-,11 dega pegguaa jumlah karagea,% da,4%. Iteraksi atara jumlah karagea da ekstrak dau pada wagi pada kesukaa keketala dipegaruhi oleh pegguaa karagea. 5. Aroma ilai rata-rata aroma terhadap jumlah karagea da ekstrak dau pada wagi pada jelly drik dau kelor diperoleh rata-rata 1,6 higga,166. Tabel 11 Hasil Uji Aava Gada Pegaruh Jumlah Karagea Da Ekstrak Dau Pada Terhadap Aroma Jelly Drik Dau Kelor Type III Sum of df Mea Model a Itercept E. Karagea Ekstrakdau pada Karagea * Ekstrakdau pada Error Total

7 e-joural boga. Volume omor, edisi yudisium peiode Oktober 214, hal 6-15 Total dipegaruhi oleh ekstrak dau pada yag mempuyai aroma khas wagi da ekstrak dau kelor yag mempuyai aroma khas lagu. Hipotesis yag meyataka ada pegaruh peambaha jumlah karagea terhadap aroma jelly drik dau kelor ditolak dega da tigkat sigifika,22 (di atas 5% atau >,5), sedagka utuk hipotesis ada pegaruh peambaha jumlah ekstrak dau pada terhadap aroma jelly drik dau kelor diterima dega da tigkat sigifika. (di bawah 5% atau <,5) da hipotesis yag meyataka ada pegaruh iteraksi peambaha jumlah karagea da ekstrak dau kelor ditolak dega tigkat sigifika.8 (di atas 5% atau >,5). Tabel 12 Hasil Uji Lajut Duca Pegaruh Jumlah Ekstrak Dau Pada Terhadap Aroma Jelly Drik Dau Kelor Ek stra k Da u Pa da 1 2 Duc a a 1% % %.66 7 Sig Berdasarka Tabel 12 uji lajut Duca jumlah ekstrak dau pada terhadap aroma jelly drik dau kelor variabel dikelompokka mejadi subset, subset pertama diperoleh ilai 2,55 dega peambaha jumlah ekstrak dau pada 1%, kolom subset 2 diperoleh ilai sebesar 2,566 dega peambaha jumlah ekstrak dau pada 2%, da pada kolom subset diperoleh ilai sebesar,66 dega peambaha jumlah ekstrak dau pada %. ilai tertiggi utuk aroma diperoleh dari sampel dega pegguaa ekstrak dau pada % da peambaha jumlah karagea,4%. Iteraksi atara jumlah karagea da ekstrak dau pada wagi pada aroma 6. Kesukaa aroma ilai rata-rata kesuka aroma terhadap jumlah karagea da ekstrak dau pada wagi pada jelly drik dau kelor diperoleh rata-rata 2, higga 2,6. Tabel 1 Hasil Uji Aava Gada Pegaruh Jumlah Karagea Da Ekstrak Dau Pada Terhadap Kesukaa Aroma Jelly Drik Dau Kelor Type III Sum of df Mea Correcte d Model a Itercept E. Karage a Ekstrakd aupad a Karage a * Ekstrakd aupad a Error 2. Total Correcte d Total Hipotesis yag meyataka ada pegaruh peambaha jumlah karagea terhadap kesukaa aroma jelly drik dau kelor ditolak dega tigkat sigifika,4 (di atas 5% atau >,5), sedagka utuk hipotesis ada pegaruh peambaha jumlah ekstrak dau pada terhadap kesukaa aroma jelly drik dau kelor diterima dega tigkat sigifika. (di bawah 5% atau <,5) da hipotesis yag meyataka ada pegaruh iteraksi peambaha jumlah karagea da ekstrak dau kelor ditolak dega tigkat sigifika.414 (di atas 5% atau >,5).

8 Pegaruh Jumlah Karagea da Ekstrak Dau Pada Wagi (Padaus amaryllifolius) Terhadap Sifat Orgaoloptik Jelly Drik Dau Kelor (Moriga oleifera) Tabel 14 Hasil Uji Lajut Duca Pegaruh Jumlah Ekstrak Dau Pada Terhadap Kesukaa Aroma Jelly Drik Dau Kelor Ekstrak Dau Pada 1 2 Duc 1% a a 2% 2.7 % Berdasarka Tabel 14 uji lajut Duca jumlah ekstrak dau pada terhadap kesukaa aroma jelly drik dau kelor variabel dikelompokka mejadi 2 subset. Iteraksi atara jumlah karagea da ekstrak dau pada wagi pada kesukaa aroma dipegaruhi oleh pegguaa jumlah ekstrak dau pada wagi yag membuat aroma jelly drik dau kelor wagi. 7. Rasa ilai rata-rata rasa terhadap jumlah karagea da ekstrak dau pada wagi pada jelly drik dau kelor diperoleh ratarata 1,-2,. Tabel 15 Hasil Uji Aava Gada Pegaruh Jumlah Karagea Da Ekstrak Dau Pada Terhadap Rasa Jelly Drik Dau Kelor Type III Sum of Df Mea Correcte a d Model 4 Itercept E Karagea Ekstrakd aupada Karagea * Ekstrakd aupada Error Total Correcte d Total Hipotesis yag meyataka ada pegaruh peambaha jumlah karagea terhadap rasa jelly drik dau kelor ditolak dega tigkat sigifika,64 (di atas 5% atau >,5), sedagka utuk hipotesis ada pegaruh peambaha jumlah ekstrak dau pada terhadap rasa jelly drik dau kelor diterima dega tigkat sigifika. (di bawah 5% atau <,5) da hipotesis yag meyataka ada pegaruh iteraksi pembaha jumlah karagea da ekstrak dau kelor ditolak dega tigkat sigifika.1 (di atas 5% atau >,5). Du c a a Tabel 16 Hasil Uji Lajut Duca Pegaruh Jumlah Ekstrak Dau Pada Terhadap Rasa Jelly Drik Dau Kelor Ekstra k Dau Pada 1 2 1% 2.1 2% % Berdasarka Tabel 16 uji lajut Duca jumlah ekstrak dau pada terhadap rasa jelly drik dau kelor variabel dikelompokka mejadi subset. Iteraksi atara jumlah karagea da ekstrak dau pada wagi pada rasa dipegaruhi oleh ekstrak dau pada yag mempuyai rasa khas wagi da ekstrak dau kelor yag mempuyai rasa khas getir. 8. Kesukaa rasa ilai rata-rata kesukaa rasa terhadap jumlah karagea da ekstrak dau pada wagi pada jelly drik dau kelor diperoleh rata-rata 1,6-,16. 1

9 e-joural boga. Volume omor, edisi yudisium peiode Oktober 214, hal 6-15 Tabel 17 Hasil Uji Aava Gada Pegaruh Jumlah Karagea Da Ekstrak Dau Pada Terhadap Kesukaa Rasa Jelly Drik Dau Kelor Correc ted Model Iterce pt Karage a Ekstra kdaup ada Karage a * Ekstra kdaup ada Type III Sum of df Mea a E Error Total Correc ted Total Hipotesis yag meyataka ada pegaruh peambaha jumlah karagea terhadap kesukaa rasa jelly drik dau kelor ditolak dega tigkat sigifika,88 (di atas 5% atau >,5), sedagka utuk hipotesis ada pegaruh peambaha jumlah ekstrak dau pada terhadap kesukaa rasa jelly drik dau kelor diterima dega tigkat sigifika. (di bawah 5% atau <,5) da hipotesis yag meyataka ada pegaruh iteraksi pembaha jumlah karagea da ekstrak dau kelor ditolak dega tigkat sigifika.481 (di atas 5% atau >,5). Tabel 18 Hasil Uji Lajut Duca Pegaruh Jumlah Karagea Terhadap Kesukaa Rasa Jelly Drik Dau Kelor Duca a Kara gea,2 %, %,4 % Berdasarka Tabel 18 uji lajut Duca jumlah karagea terhadap kesukaa rasa jelly drik dau kelor variabel dikelompokka mejadi 2 subset. Tabel 1 Hasil Uji Lajut Duca Pegaruh Jumlah Ekstrak Dau Pada Terhadap Kesukaa Rasa Jelly Drik Dau Kelor Ekstr ak Dau Pad a 1 2 Duca a 1% 2. 2% % Berdasarka Tabel 1 uji lajut Duca jumlah ekstrak dau pada terhadap kesukaa rasa jelly drik dau kelor variabel dikelompokka mejadi 2 subset. Iteraksi atara jumlah karagea da ekstrak dau pada wagi pada kesukaa rasa dipegaruhi oleh pegguaa jumlah ekstrak dau pada wagi Iteraksi atara jumlah karagea da ekstrak dau pada wagi pada rasa dipegaruhi oleh ekstrak dau pada yag mempuyai rasa khas wagi da ekstrak dau kelor yag mempuyai rasa khas getir.

10 Pegaruh Jumlah Karagea da Ekstrak Dau Pada Wagi (Padaus amaryllifolius) Terhadap Sifat Orgaoloptik Jelly Drik Dau Kelor (Moriga oleifera) B. Hasil uji orgaoleptik terbaik Hasil uji orgaoleptik terbaik yag diperoleh yaitu produk X dega perbadiga jumlah karagea,4% da ekstrak dau pada %. C. Kaduga zat gizi produk terbaik Kaduga gizi jelly drik dau kelor yaitu protei 11,86 g, serat,6 g, karbohidrat 14, g, lemak 6,1 g, vitami A,48 IU, vitami B,64 mg, vitami C,186 mg, kalcium,55 mg, besi,42 mg, magesium 1,545 mg, phosphor,1764 mg, kalium,556 mg, seg,1226 mg (setiap 1 g). Kaduga jelly drik di pasara yaitu protei,2 g, karbohidrat 26,1 g, serat 1,2 g (setiap 1 g) tetapi serat da karbohidrat pada jelly drik di pasara lebih tiggi. D. Harga jual Harga jual jelly drik dari perhituga secara kovesioal diperoleh harga Rp 77, /1ml. PEUTUP Simpula 1. Jumlah karagea berpegaruh yata terhadap wara, kekeyala da kesukaa kekeyala. 2. Jumlah ekstrak dau pada wagi berpegaruh yata terhadap wara, kesukaa wara, aroma, kesukaa aroma, rasa da kesukaa rasa.. Iteraksi jumlah karagea da ekstrak dau pada wagi berpegaruh yata terhadap wara. 4. Jumlah karagea tidak berpegaruh yata terhadap kesukaa wara, aroma, kesukaa aroma, rasa da kesukaa rasa. 5. Jumlah ekstrak dau pada wagi tidak berpegaruh yata terhadap kekeyala da kesukaa kekeyala. 6. Iteraksi jumlah karagea da ekstrak dau pada wagi tidak berpegaruh yata terhadap kesukaa wara, kekeyala, kesukaa kekeyala, aroma, kesukaa aroma, rasa da kesukaa rasa. 7. Kaduga gizi protei 11,86 g, serat,6 g, karbohidrat 14, g, lemak 6,1 g, vitami A,48 IU, vitami B,64 mg, vitami C,186 mg, kalcium,55 mg, besi,42 mg, magesium 1,545 mg, phosphor,1764 mg, kalium,556 mg, seg,1226 mg (setiap 1 g). Harga jual produk jelly drik dau kelor yaitu Rp 7, per 1 g. Sara 1. Peelitia ii belum dilakuka peyempuraa formula jelly drik dau kelor. Disaraka pada peelitia lajuta dilakuka peyempuraa formula jelly drik dau kelor agar dapat diterima oleh kosume luas. 2. Peelitia ii belum dilakuka pegemasa. Disaraka pada peelitia lajuta dilakuka pegemasa yag baik agar mearik da dapat diterima oleh kosume luas.. Peelitia ii belum dilakuka sampai daya simpa jelly drik dau kelor. Disaraka pada peelitia lajuta dilakuka peelitia sampai daya simpa. 4. Peelitia ii megguaka perasa ekstrak dau pada wagi. Disaraka pada peelitia lajuta dilakuka pegguaa ekstrak dau suji sebagai perasa. DATAR PUSTAKA Aoymous Sejarah Jelly Drik. Diakses Melaluihttp:// pdf Aoymous Hijau Klorofil. Diakses melalui Arikutoro, Suharsimi. 22. Prosedur Peelitia Suatu Pedekata Praktek. PT. Rieka Cipta: Jakarta. urqo Statistika Terapa Utuk Peelitia. Alvabeta: Badug. Krisadi, Dudi Kelor Super utrisi. Blora: e-book Keloria. Kuriasih. 21. Khasiat da Mafaat Dau Kelor. Pustaka Baru Press. Yogyakarta. urlaela, Luthfiyah da Ismawati, Rita. 25. Kewirausahaa. Modul. PKK-T- UESA: Suabaya. Prahara, Bagus P. 21. Pegaruh Jeis da Proporsi Baha Pembetuk Gel Terhadap Hasil Jadi Terbaik Miuma Jelly Kuyit Asam. Skripsi yag tidak dipublikasika. Surabaya: Uiversitas egeri Surabaya. Yuliati, Rika. 28. Pembuata Miuma Jelly Dau Kelor (Moriga Oleifera lamk) Sebagai Sumber Vitami C da Beta Karote. Diakses melalui http//: repository.ipb.ac.id /bitstream /hadle/ /166/ 15

11 e-joural boga. Volume omor, edisi yudisium peiode Oktober 214, hal 6-15 A28_Rika%2Yuliati.pdf. Diakses Pada Taggal 21 April 214. Wiaro. 12. Kimia Paga Da Gizi. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

Lampiran 1. Gambar tumbuhan pandan wangi

Lampiran 1. Gambar tumbuhan pandan wangi Lampira 1. Gambar tumbuha pada wagi A Keteraga: A. Gambar tumbuha dau pada wagi B. Gambar dau pada wagi B 50 Lampira 2. Gambar lemari pegerig Lampira 3. Gambar dau pada wagi kerig yag sudah dirajag 51

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN JELI EKSTRAK DAUN HANTAP (Sterculia oblongata R. Brown) SEBAGAI ALTERNATIF PANGAN FUNGSIONAL ANGGAR PAMUNGKAS

PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN JELI EKSTRAK DAUN HANTAP (Sterculia oblongata R. Brown) SEBAGAI ALTERNATIF PANGAN FUNGSIONAL ANGGAR PAMUNGKAS PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN JELI EKSTRAK DAUN HANTAP (Sterculia oblogata R. Brow) SEBAGAI ALTERNATIF PANGAN FUNGSIONAL ANGGAR PAMUNGKAS DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Pengumpulan Data Pembuatan plot contoh

BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Pengumpulan Data Pembuatan plot contoh BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat da Waktu Peelitia Pegambila data peelitia dilakuka di areal revegetasi laha pasca tambag Blok Q 3 East elevasi 60 Site Lati PT Berau Coal Kalimata Timur. Kegiata ii dilakuka

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1. Pembahasa Atropometri merupaka salah satu metode yag dapat diguaka utuk meetuka ukura dimesi tubuh pada setiap mausia. Data atropometri yag didapat aka diguaka utuk

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 19 3 METODE PENELITIAN 3.1 Keragka Pemikira Secara rigkas, peelitia ii dilakuka dega tiga tahap aalisis. Aalisis pertama adalah megaalisis proses keputusa yag dilakuka kosume dega megguaka aalisis deskriptif.

Lebih terperinci

Penyelesaian: Variables Entered/Removed a. a. Dependent Variable: Tulang b. All requested variables entered.

Penyelesaian: Variables Entered/Removed a. a. Dependent Variable: Tulang b. All requested variables entered. 2. Pelajari data dibawah ii, tetuka depede da idepede variabel serta : a) Hitug Sum of Square for Regressio (X) b) Hitug Sum of Square for Residual c) Hitug Meas Sum of Square for Regressio (X) d) Hitug

Lebih terperinci

Nama : INDRI SUCI RAHMAWATI NIM : ANALISIS REGRESI SESI 01 HAL

Nama : INDRI SUCI RAHMAWATI NIM : ANALISIS REGRESI SESI 01 HAL Nama : INDRI SUCI RAHMAWATI NIM : 2015-32-005 ANALISIS REGRESI SESI 01 HAL. 86-88 Latiha 2 Pelajari data dibawah ii, tetuka depede da idepede variabel serta : a. Hitug Sum of Square for Regressio (X) b.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis regresi menjadi salah satu bagian statistika yang paling banyak aplikasinya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis regresi menjadi salah satu bagian statistika yang paling banyak aplikasinya. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Aalisis regresi mejadi salah satu bagia statistika yag palig bayak aplikasiya. Aalisis regresi memberika keleluasaa kepada peeliti utuk meyusu model hubuga atau pegaruh

Lebih terperinci

Food Science and Culinary Education Journal

Food Science and Culinary Education Journal FSCEJ 3 () (04) Food Sciece ad Culiary Educatio Joural http://jouraluesacid/sju/idexphp/fsce STUDI EKSPERIMEN PEMBUATAN ENTING-ENTING DENGAN BAHAN DASAR KEDELAI SEBAGAI BAHAN PENGGANTI KACANG TANAH Agtiawati

Lebih terperinci

Nama : INDRI SUCI RAHMAWATI NIM : ANALISIS REGRESI SESI 01 HAL

Nama : INDRI SUCI RAHMAWATI NIM : ANALISIS REGRESI SESI 01 HAL Nama : INDRI SUCI RAHMAWATI NIM : 2015-32-005 ANALISIS REGRESI SESI 01 HAL. 85-88 Latiha 1 Pelajari data dibawah ii, tetuka depede da idepedet variabel serta a. Hitug Sum of for Regressio (X) b. Hitug

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi da Waktu Peelitia Daerah peelitia adalah Kota Bogor yag terletak di Provisi Jawa Barat. Pemiliha lokasi ii berdasarka pertimbaga atara lai: (1) tersediaya Tabel Iput-Output

Lebih terperinci

BAB III 1 METODE PENELITAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 2 Batudaa Kab. Gorontalo dengan

BAB III 1 METODE PENELITAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 2 Batudaa Kab. Gorontalo dengan BAB III METODE PENELITAN. Tempat Da Waktu Peelitia Peelitia dilakuka di SMP Negeri Batudaa Kab. Gorotalo dega subject Peelitia adalah siswa kelas VIII. Pemiliha SMP Negeri Batudaa Kab. Gorotalo. Adapu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di halaman Pusat Kegiatan Olah Raga (PKOR) Way Halim Bandar Lampung pada bulan Agustus 2011.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di halaman Pusat Kegiatan Olah Raga (PKOR) Way Halim Bandar Lampung pada bulan Agustus 2011. III. METODE PENELITIAN A. Tempat da Waktu Peelitia Peelitia ii dilaksaaka di halama Pusat Kegiata Olah Raga (PKOR) Way Halim Badar Lampug pada bula Agustus 2011. B. Objek da Alat Peelitia Objek peelitia

Lebih terperinci

Pertemuan Ke-11. Teknik Analisis Komparasi (t-test)_m. Jainuri, M.Pd

Pertemuan Ke-11. Teknik Analisis Komparasi (t-test)_m. Jainuri, M.Pd Pertemua Ke- Komparasi berasal dari kata compariso (Eg) yag mempuyai arti perbadiga atau pembadiga. Tekik aalisis komparasi yaitu salah satu tekik aalisis kuatitatif yag diguaka utuk meguji hipotesis tetag

Lebih terperinci

THE EFFECT OF BY CATCH FISH ADDITIONIN CASSAVA (Manihot esculenta crant) NUGGET PREPARATION ON CONSUMER ACCEPTANCE

THE EFFECT OF BY CATCH FISH ADDITIONIN CASSAVA (Manihot esculenta crant) NUGGET PREPARATION ON CONSUMER ACCEPTANCE THE EFFECT OF BY CATCH FISH ADDITIONIN CASSAVA (Maihot esculeta crat) NUGGET PREPARATION ON CONSUMER ACCEPTANCE By Okto Oloa F Simarmata 1), Suparmi 2), Sumarto 2) Abstract This study was iteded to evaluate

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan dimulai bulan April - Mei

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan dimulai bulan April - Mei III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu da Tempat Peelitia Peelitia ii dilaksaaka selama 2 bula dimulai bula April - Mei 2014 di Laboratorium Ilmu Nutrisi da Kimia Fakultas Pertaia da Peteraka Uiversitas Islam

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Syarat Mutu Biskuit (SNI, 1992)

LAMPIRAN. Lampiran 1. Syarat Mutu Biskuit (SNI, 1992) LAMPIRAN Lampira 1. Syarat Mutu Biskuit (SNI, 199) Syarat mutu biskuit 1. Air : Maksimum 5 %. Protei : Miimum 9 % 3. Lemak : Miimum 9,5 %. Karbohidrat : Miimum 70 % 5. Abu : Maksimum 1, %. Logam Berbahaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 6 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desai Peelitia Meurut Kucoro (003:3): Peelitia ilmiah merupaka usaha utuk megugkapka feomea alami fisik secara sistematik, empirik da rasioal. Sistematik artiya proses yag

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pre test post test with control group. Penelitian ini berupaya untuk

BAB III METODE PENELITIAN. pre test post test with control group. Penelitian ini berupaya untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Desai Peelitia Peelitia ii megguaka desai Eksperimet dega pedekata pre test post test with cotrol group. Peelitia ii berupaya utuk megugkapka hubuga sebab-akibat dega cara

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuda berjumlah 25

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuda berjumlah 25 18 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Baha Peelitia 3.1.1 Objek Peelitia Terak yag diguaka dalam peelitia ii adalah kuda berjumlah 25 ekor terdiri dari 5 jata da 20 betia dega umur berkisar atara 10 15

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi da Waktu Peelitia Lokasi peelitia dilakuka di PT. Bak Bukopi, Tbk Cabag Karawag yag berlokasi pada Jala Ahmad Yai No.92 Kabupate Karawag, Jawa Barat da Kabupate Purwakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Racaga Peelitia 1. Pedekata Peelitia Peelitia ii megguaka pedekata kuatitatif karea data yag diguaka dalam peelitia ii berupa data agka sebagai alat meetuka suatu keteraga.

Lebih terperinci

Bab III Metoda Taguchi

Bab III Metoda Taguchi Bab III Metoda Taguchi 3.1 Pedahulua [2][3] Metoda Taguchi meitikberatka pada pecapaia suatu target tertetu da meguragi variasi suatu produk atau proses. Pecapaia tersebut dilakuka dega megguaka ilmu statistika.

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. Atau. Pengujian hipotesis uji dua pihak:

PENGUJIAN HIPOTESIS. Atau. Pengujian hipotesis uji dua pihak: PENGUJIAN HIPOTESIS A. Lagkah-lagkah pegujia hipotesis Hipotesis adalah asumsi atau dugaa megeai sesuatu. Jika hipotesis tersebut tetag ilai-ilai parameter maka hipotesis itu disebut hipotesis statistik.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Peelitia Peelitia ii dilaksaaka di kawasa huta magrove, yag berada pada muara sugai Opak di Dusu Baros, Kecamata Kretek, Kabupate Batul. Populasi dalam peelitia ii adalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Aalisis Regresi Istilah regresi pertama kali diperkealka oleh seorag ahli yag berama Facis Galto pada tahu 1886. Meurut Galto, aalisis regresi berkeaa dega studi ketergatuga dari suatu

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. berdasarkan tujuan penelitian (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kota

IV. METODE PENELITIAN. berdasarkan tujuan penelitian (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kota IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi da Waktu Peelitia ii dilaksaaka di Kota Bogor Pemiliha lokasi peelitia berdasarka tujua peelitia (purposive) dega pertimbaga bahwa Kota Bogor memiliki jumlah peduduk yag

Lebih terperinci

TUGAS ANALISIS REGRESI (HALAMAN

TUGAS ANALISIS REGRESI (HALAMAN TUGAS ANALISIS REGRESI (HALAMAN 85-88) 1. Tetuka depede da idepede variabel serta : a. Hitug Sum of Square for Regressio (X) b. Hitug Sum of Square for Residual c. Hitug Mea Sum of Square for Regresssio

Lebih terperinci

Pedahulua Hipotesis: asumsi atau dugaa semetara megeai sesuatu hal. Ditutut utuk dilakuka pegeceka kebearaya. Jika asumsi atau dugaa dikhususka megeai

Pedahulua Hipotesis: asumsi atau dugaa semetara megeai sesuatu hal. Ditutut utuk dilakuka pegeceka kebearaya. Jika asumsi atau dugaa dikhususka megeai PENGUJIAN HIPOTESIS Pedahulua Hipotesis: asumsi atau dugaa semetara megeai sesuatu hal. Ditutut utuk dilakuka pegeceka kebearaya. Jika asumsi atau dugaa dikhususka megeai ilai-ilai parameter populasi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujua Peelitia Peelitia ii bertujua utuk megetahui apakah terdapat perbedaa hasil belajar atara pegguaa model pembelajara Jigsaw dega pegguaa model pembelajara Picture ad Picture

Lebih terperinci

Statistika Inferensia: Pendugaan Parameter. Dr. Kusman Sadik, M.Si Dept. Statistika IPB, 2015

Statistika Inferensia: Pendugaan Parameter. Dr. Kusman Sadik, M.Si Dept. Statistika IPB, 2015 Statistika Iferesia: Pedugaa Parameter Dr. Kusma Sadik, M.Si Dept. Statistika IPB, 05 Populasi : Parameter Sampel : Statistik Statistik merupaka PENDUGA bagi parameter populasi Pegetahua megeai distribusi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. kelas VIII semester ganjil SMP Sejahtera I Bandar Lampung tahun pelajaran 2010/2011

III. METODE PENELITIAN. kelas VIII semester ganjil SMP Sejahtera I Bandar Lampung tahun pelajaran 2010/2011 III. METODE PENELITIAN A. Latar Peelitia Peelitia ii merupaka peelitia yag megguaka total sampel yaitu seluruh siswa kelas VIII semester gajil SMP Sejahtera I Badar Lampug tahu pelajara 2010/2011 dega

Lebih terperinci

3. Rangkaian Logika Kombinasional dan Sequensial 3.1. Rangkaian Logika Kombinasional Enkoder

3. Rangkaian Logika Kombinasional dan Sequensial 3.1. Rangkaian Logika Kombinasional Enkoder 3. Ragkaia Logika Kombiasioal da Sequesial Ragkaia Logika secara garis besar dibagi mejadi dua, yaitu ragkaia logika Kombiasioal da ragkaia logika Sequesial. Ragkaia logika Kombiasioal adalah ragkaia yag

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI PENELITIAN

BAB V METODOLOGI PENELITIAN BAB V METODOLOGI PEELITIA 5.1 Racaga Peelitia Peelitia ii merupaka peelitia kualitatif dega metode wawacara medalam (i depth iterview) utuk memperoleh gambara ketidaklegkapa pegisia berkas rekam medis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Statistika merupakan salah satu cabang penegtahuan yang paling banyak mendapatkan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Statistika merupakan salah satu cabang penegtahuan yang paling banyak mendapatkan BAB LANDASAN TEORI. Pegertia Regresi Statistika merupaka salah satu cabag peegtahua yag palig bayak medapatka perhatia da dipelajari oleh ilmua dari hamper semua bidag ilmu peegtahua, terutama para peeliti

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN 49 IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Tempat da Waktu Peelitia Ruag ligkup peelitia mecakup perekoomia Provisi NTT utuk megkaji peraa sektor pertaia dalam perekoomia. Kajia ii diaggap perlu utuk dilakuka dega

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian, terlebih dahulu menentukan desain

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian, terlebih dahulu menentukan desain BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desai Peelitia Dalam melakuka peelitia, terlebih dahulu meetuka desai peelitia yag aka diguaka sehigga aka mempermudah proses peelitia tersebut. Desai peelitia yag diguaka

Lebih terperinci

Pengendalian Proses Menggunakan Diagram Kendali Median Absolute Deviation (MAD)

Pengendalian Proses Menggunakan Diagram Kendali Median Absolute Deviation (MAD) Prosidig Statistika ISSN: 2460-6456 Pegedalia Proses Megguaka Diagram Kedali Media Absolute Deviatio () 1 Haida Lestari, 2 Suliadi, 3 Lisur Wachidah 1,2,3 Prodi Statistika, Fakultas Matematika da Ilmu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Peelitia Pada bab ii aka dijelaska megeai sub bab dari metodologi peelitia yag aka diguaka, data yag diperluka, metode pegumpula data, alat da aalisis data, keragka

Lebih terperinci

SOAL PRAPEMBELAJARAN MODEL PENILAIAN FORMATIF BERBANTUAN WEB-BASED UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA

SOAL PRAPEMBELAJARAN MODEL PENILAIAN FORMATIF BERBANTUAN WEB-BASED UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA Lampira 1. Prapembelajara SOAL PRAPEMBELAJARAN MODEL PENILAIAN FORMATIF BERBANTUAN WEB-BASED UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA Satua Pedidika : SMK Mata Pelajara : Fisika Kelas/ Semester

Lebih terperinci

Aplikasi Interpolasi Bilinier pada Pengolahan Citra Digital

Aplikasi Interpolasi Bilinier pada Pengolahan Citra Digital Aplikasi Iterpolasi Biliier pada Pegolaha Citra Digital Veriskt Mega Jaa - 35408 Program Studi Iformatika Sekolah Tekik Elektro da Iformatika Istitut Tekologi Badug, Jl. Gaesha 0 Badug 403, Idoesia veriskmj@s.itb.ac.id

Lebih terperinci

Ukuran Pemusatan. Pertemuan 3. Median. Quartil. 17-Mar-17. Modus

Ukuran Pemusatan. Pertemuan 3. Median. Quartil. 17-Mar-17. Modus -Mar- Ukura Pemusata Pertemua STATISTIKA DESKRIPTIF Statistik deskripti adalah pegolaha data utuk tujua medeskripsika atau memberika gambara terhadap obyek yag diteliti dega megguaka sampel atau populasi.

Lebih terperinci

PENGARUH INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI PROPINSI JAMBI

PENGARUH INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI PROPINSI JAMBI Halama Tulisa Jural (Judul da Abstraksi) Jural Paradigma Ekoomika Vol.1, No.5 April 2012 PENGARUH INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI PROPINSI JAMBI Oleh : Imelia.,SE.MSi Dose Jurusa Ilmu Ekoomi da Studi Pembagua,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di kelas X SMA Muhammadiyah 1 Pekanbaru. semester ganjil tahun ajaran 2013/2014.

BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di kelas X SMA Muhammadiyah 1 Pekanbaru. semester ganjil tahun ajaran 2013/2014. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu da Tempat Peelitia Peelitia dilaksaaka dari bula Agustus-September 03.Peelitia ii dilakuka di kelas X SMA Muhammadiyah Pekabaru semester gajil tahu ajara 03/04. B. Subjek

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Alat terapi ini menggunakan heater kering berjenis fibric yang elastis dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Alat terapi ini menggunakan heater kering berjenis fibric yang elastis dan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Spesifikasi Alat Alat terapi ii megguaka heater kerig berjeis fibric yag elastis da di bugkus dega busa, pasir kuarsa, da kai peutup utuk memberi isolator terhadap kulit

Lebih terperinci

BAB IV PEMECAHAN MASALAH

BAB IV PEMECAHAN MASALAH BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 Metodologi Pemecaha Masalah Dalam ragka peigkata keakurata rekomedasi yag aka diberika kepada ivestor, maka dicoba diguaka Movig Average Mometum Oscillator (MAMO). MAMO ii

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi NTB, BPS pusat, dan instansi lain

III. METODE PENELITIAN. Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi NTB, BPS pusat, dan instansi lain III. METODE PENELITIAN 3.1 Jeis da Sumber Data Data yag diguaka pada peelitia ii merupaka data sekuder yag diperoleh dari Bada Pusat Statistik (BPS) Provisi NTB, Bada Perecaaa Pembagua Daerah (BAPPEDA)

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilakuka di SMA Negeri Way Jepara Kabupate Lampug Timur pada bula Desember 0 sampai dega Mei 03. B. Populasi da Sampel Populasi dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi da Waktu Pegambila Data Pegambila data poho Pius (Pius merkusii) dilakuka di Huta Pedidika Guug Walat, Kabupate Sukabumi, Jawa Barat pada bula September 2011.

Lebih terperinci

STATISTICS. Hanung N. Prasetyo Week 11 TELKOM POLTECH/HANUNG NP

STATISTICS. Hanung N. Prasetyo Week 11 TELKOM POLTECH/HANUNG NP STATISTICS Haug N. Prasetyo Week 11 PENDAHULUAN Regresi da korelasi diguaka utuk megetahui hubuga dua atau lebih kejadia (variabel) yag dapat diukur secara matematis. Ada dua hal yag diukur atau diaalisis,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur 0 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilakuka di SMA Negeri Way Jepara Kabupate Lampug Timur pada bula Desember 0 sampai Mei 03. B. Populasi da Sampel Populasi dalam peelitia

Lebih terperinci

PETA KONSEP RETURN dan RISIKO PORTOFOLIO

PETA KONSEP RETURN dan RISIKO PORTOFOLIO PETA KONSEP RETURN da RISIKO PORTOFOLIO RETURN PORTOFOLIO RISIKO PORTOFOLIO RISIKO TOTAL DIVERSIFIKASI PORTOFOLIO DENGAN DUA AKTIVA PORTOFOLIO DENGAN BANYAK AKTIVA DEVERSIFIKASI DENGAN BANYAK AKTIVA DEVERSIFIKASI

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I 7 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi da Sampel Peelitia Populasi dalam peelitia ii adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Kotaagug Tahu Ajara 0-03 yag berjumlah 98 siswa yag tersebar dalam 3

Lebih terperinci

I. DERET TAKHINGGA, DERET PANGKAT

I. DERET TAKHINGGA, DERET PANGKAT I. DERET TAKHINGGA, DERET PANGKAT. Pedahulua Pembahasa tetag deret takhigga sebagai betuk pejumlaha suku-suku takhigga memegag peraa petig dalam fisika. Pada bab ii aka dibahas megeai pegertia deret da

Lebih terperinci

MATERI 10 ANALISIS EKONOMI

MATERI 10 ANALISIS EKONOMI MATERI 10 ANALISIS EKONOMI TOP-DOWN APPROACH KONDISI EKONOMI DAN PASAR MODAL VARIABEL EKONOMI MAKRO MERAMAL PERUBAHAN PASAR MODAL 10-1 TOP-DOWN APPROACH Dalam melakuka aalisis peilaia saham, ivestor bisa

Lebih terperinci

Distribusi Sampling (Distribusi Penarikan Sampel)

Distribusi Sampling (Distribusi Penarikan Sampel) Distribusi Samplig (Distribusi Pearika Sampel) 1. Pedahulua Bidag Iferesia Statistik membahas geeralisasi/pearika kesimpula da prediksi/ peramala. Geeralisasi da prediksi tersebut melibatka sampel/cotoh,

Lebih terperinci

= Keterkaitan langsung ke belakang sektor j = Unsur matriks koefisien teknik

= Keterkaitan langsung ke belakang sektor j = Unsur matriks koefisien teknik Aalisis Sektor Kuci Dimaa : KLBj aij = Keterkaita lagsug ke belakag sektor j = Usur matriks koefisie tekik (b). Keterkaita Ke Depa (Forward Ligkage) Forward ligkage meujukka peraa suatu sektor tertetu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dalam penelitian ini termasuk ke dalam data yang diambil dari Survei Pendapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dalam penelitian ini termasuk ke dalam data yang diambil dari Survei Pendapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jeis da Sumber Data Jeis peelitia yag aka diguaka oleh peeliti adalah jeis peelitia Deskriptif. Dimaa jeis peelitia deskriptif adalah metode yag diguaka utuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peelitia Metode yag diguaka dalam peelitia ii adalah metode kuatitatif dega eksperime semu (quasi eksperimet desig). Peelitia ii melibatka dua kelas, yaitu satu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siswa III. METODE PENELITIAN A. Settig Peelitia Peelitia ii merupaka peelitia tidaka kelas yag dilaksaaka pada siswa kelas VIIIB SMP Muhammadiyah 1 Sidomulyo Kabupate Lampug Selata semester geap tahu pelajara

Lebih terperinci

FORMULIR UJI DAYA TERIMA. Nama Ibu :... Umur :... Nama Balita :... Jenis Kelamin :...

FORMULIR UJI DAYA TERIMA. Nama Ibu :... Umur :... Nama Balita :... Jenis Kelamin :... 67 Lampira. Formulir Uji Daya Terima FORMULIR UJI DAYA TERIMA Nama Iu :... Umur :... Nama Balita :... Jeis Kelami :... Petujuk peilaia Ujilah sampel diawah ii dega seaik-aikya da yataka pedapat ada tetag

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI MIA SMA Negeri 5

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI MIA SMA Negeri 5 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi da Sampel Peelitia Populasi dalam peelitia ii adalah semua siswa kelas I MIA SMA Negeri 5 Badar Lampug Tahu Pelajara 04-05 yag berjumlah 48 siswa. Siswa tersebut

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA LOKET PENDAFTARAN PASIEN DI PUSKESMMAS PADANG PASIR KECAMATAN PADANG BARAT

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA LOKET PENDAFTARAN PASIEN DI PUSKESMMAS PADANG PASIR KECAMATAN PADANG BARAT Jural Sais da Tekologi Vol 7 o 2, Desember 27 ANALISIS SISTEM ANTRIAN ADA LOKET ENDAFTARAN ASIEN DI USKESMMAS ADANG ASIR KECAMATAN ADANG BARAT Ali Suta Nasutio, Seira Mutia 2 Tekik Idustri Sekolah Tiggi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Variabel da Defiisi Operasioal Variabel-variabel yag diguaka pada peelitia ii adalah: a. Teaga kerja, yaitu kotribusi terhadap aktivitas produksi yag diberika oleh para

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia sikap kosume terhadap kopi ista Kopiko Brow Coffee ii dilakuka di Wilaah Depok. Pemiliha dilakuka secara segaja (Purposive) dega pertimbaga

Lebih terperinci

simulasi selama 4,5 jam. Selama simulasi dijalankan, animasi akan muncul pada dijalankan, ProModel akan menyajikan hasil laporan statistik mengenai

simulasi selama 4,5 jam. Selama simulasi dijalankan, animasi akan muncul pada dijalankan, ProModel akan menyajikan hasil laporan statistik mengenai 37 Gambar 4-3. Layout Model Awal Sistem Pelayaa Kedai Jamoer F. Aalisis Model Awal Model awal yag telah disusu kemudia disimulasika dega waktu simulasi selama 4,5 jam. Selama simulasi dijalaka, aimasi

Lebih terperinci

MATEMATIKA EKONOMI 1 Deret. DOSEN Fitri Yulianti, SP, MSi.

MATEMATIKA EKONOMI 1 Deret. DOSEN Fitri Yulianti, SP, MSi. MATEMATIKA EKONOMI 1 Deret DOSEN Fitri Yuliati, SP, MSi. Deret Deret ialah ragkaia bilaga yag tersusu secara teratur da memeuhi kaidah-kaidah tertetu. Bilaga-bilaga yag merupaka usur da pembetuk sebuah

Lebih terperinci

dengan keaneka-ragaman ciri yang terdapat pada masing-masing cabang olahraga baik di kota-kota besar maupun di daerah-daerah. Dengan demikian, tidak

dengan keaneka-ragaman ciri yang terdapat pada masing-masing cabang olahraga baik di kota-kota besar maupun di daerah-daerah. Dengan demikian, tidak A. Latar Belakag Masalah Saat ii pertumbuha olahraga di Idoesia mejadi lebih berkembag dega keaeka-ragama ciri yag terdapat pada masig-masig cabag olahraga baik di kota-kota besar maupu di daerah-daerah.

Lebih terperinci

Meetuka Parameter Model Cauchy utuk A (1,587) Kosta Baha Polistirea Dzarril Maulidiyah 1, D. J. Djoko H Satjojo 1, Mauludi A Pamugkas 1, Ubaidillah 1 1) Jurusa Fisika FMIPA Uiv. Brawijaya Email: mdzarril@gmail.com

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. memelihara itik Damiaking murni di Kampung Teras Toyib Desa Kamaruton

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. memelihara itik Damiaking murni di Kampung Teras Toyib Desa Kamaruton III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Baha da Alat Peelitia 3.1.1 Telur Tetas Itik Damiakig Baha yag diguaka dalam peelitia ii adalah telur tetas itik Damiakig berasal dari iduk yag dipelihara secara ekstesif

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Variabel X merupakan variabel bebas adalah kepemimpinan dan motivasi,

III. METODE PENELITIAN. Variabel X merupakan variabel bebas adalah kepemimpinan dan motivasi, 7 III. METODE PENELITIAN 3.1 Idetifikasi Masalah Variabel yag diguaka dalam peelitia ii adalah variabel X da variabel Y. Variabel X merupaka variabel bebas adalah kepemimpia da motivasi, variabel Y merupaka

Lebih terperinci

Yuliana Salaman, Sari Novita 2, Nor Raisa Shaliha 3. STIKES Husada Borneo, Jl. A. Yani Km 30,5 No. 4 Banjarbaru, Kalimantan Selatan

Yuliana Salaman, Sari Novita 2, Nor Raisa Shaliha 3. STIKES Husada Borneo, Jl. A. Yani Km 30,5 No. 4 Banjarbaru, Kalimantan Selatan Pegaruh Proporsi Dagig Ika Pati (Pagasius hypophthalmus) da Wortel (Daucus carota L) Terhadap Kadar Protei, Kalsium da Daya Terima Stik Nugget Ika Effect of Pati Fish (Pagasius hypophtalmus) ad Carrot

Lebih terperinci

POSITRON, Vol. II, No. 2 (2012), Hal. 1-5 ISSN : Penentuan Energi Osilator Kuantum Anharmonik Menggunakan Teori Gangguan

POSITRON, Vol. II, No. 2 (2012), Hal. 1-5 ISSN : Penentuan Energi Osilator Kuantum Anharmonik Menggunakan Teori Gangguan POSITRON, Vol. II, No. (0), Hal. -5 ISSN : 30-4970 Peetua Eergi Osilator Kuatum Aharmoik Megguaka Teori Gaggua Iklas Saubary ), Yudha Arma ), Azrul Azwar ) )Program Studi Fisika Fakultas Matematika da

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang diperoleh dengan penelitian perpustakaan ini dapat dijadikan landasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang diperoleh dengan penelitian perpustakaan ini dapat dijadikan landasan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.. Jeis Peelitia Peelitia perpustakaa yaitu peelitia yag pada hakekatya data yag diperoleh dega peelitia perpustakaa ii dapat dijadika ladasa dasar da alat utama bagi pelaksaaa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasi,

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasi, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peelitia Metode yag diguaka dalam peelitia ii adalah peelitia korelasi, yaitu suatu metode yag secara sistematis meggambarka tetag hubuga pola asuh orag tua dega kosep

Lebih terperinci

MATERI 12 ANALISIS PERUSAHAAN

MATERI 12 ANALISIS PERUSAHAAN MATERI 12 ANALISIS PERUSAHAAN EPS DAN INFORMASI LAPORAN KEUANGAN KELEMAHAN PELAPORAN EPS DALAM LAPORAN KEUANGAN ANALISIS RASIO PROFITABILITAS PERUSAHAAN EARNING PER SHARE (EPS) PRICE EARNING RATIO (PER)

Lebih terperinci

A. Pengertian Hipotesis

A. Pengertian Hipotesis PENGUJIAN HIPOTESIS A. Pegertia Hipotesis Hipotesis statistik adalah suatu peryataa atau dugaa megeai satu atau lebih populasi Ada macam hipotesis:. Hipotesis ol (H 0 ), adalah suatu hipotesis dega harapa

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Penelitianinidimulaipadabulan November - Februari 2015, di Kabupaten

MATERI DAN METODE. Penelitianinidimulaipadabulan November - Februari 2015, di Kabupaten III. MATERI DAN METODE 3.1 Waktu da Tempat Peelitia Peelitiaiidimulaipadabula November - Februari 2015, di Kabupate Begkalisda aalisis fraksi serat dilakuka di Laboratorium IlmuNutrisi da Kimia Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakag Statistika iferesi merupaka salah satu cabag statistika yag bergua utuk meaksir parameter. Peaksira dapat diartika sebagai dugaa atau perkiraa atas sesuatu yag aka terjadi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 31 Flowchart Metodologi Peelitia BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 31 Flowchart Metodologi Peelitia 18 311 Tahap Idetifikasi da Peelitia Awal Tahap ii merupaka tahap awal utuk melakuka peelitia yag

Lebih terperinci

Laboratorium Ilmu dan Rekayasa Komputasi Departemen Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung

Laboratorium Ilmu dan Rekayasa Komputasi Departemen Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung Eksplorasi Algoritma Mass, Profit,, Profit / Mass, atau Profit / utuk Persoala Iteger Kapsack yag Bedaya Berupa Zat Kimia dega Jeisya Terdefiisi Abstrak Riyai Mardikaigrum 1, Nurshati 2, Vaia Karimah 3

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi da Waktu peelitia Peelitia dilakuka pada budidaya jamur tiram putih yag dimiliki oleh usaha Yayasa Paguyuba Ikhlas yag berada di Jl. Thamri No 1 Desa Cibeig, Kecamata Pamijaha,

Lebih terperinci

BAB IV. METODE PENELITlAN. Rancangan atau desain dalam penelitian ini adalah analisis komparasi, dua

BAB IV. METODE PENELITlAN. Rancangan atau desain dalam penelitian ini adalah analisis komparasi, dua BAB IV METODE PENELITlAN 4.1 Racaga Peelitia Racaga atau desai dalam peelitia ii adalah aalisis komparasi, dua mea depede (paired sample) yaitu utuk meguji perbedaa mea atara 2 kelompok data. 4.2 Populasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2013 sampai Januari 2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2013 sampai Januari 2014 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi da Waktu Peelitia ii dilaksaaka pada bula Juli 2013 sampai Jauari 201 berlokasi di Kabupate Gorotalo. B. Jeis Peelitia Peilitia tetag evaluasi program pegembaga

Lebih terperinci

KIMIA. Sesi. Sifat Koligatif (Bagian II) A. PENURUNAN TEKANAN UAP ( P)

KIMIA. Sesi. Sifat Koligatif (Bagian II) A. PENURUNAN TEKANAN UAP ( P) KIMIA KELAS XII IA - KURIKULUM GABUNGAN 02 Sesi NGAN Sifat Koligatif (Bagia II) Iteraksi atara pelarut da zat megakibatka perubaha fisik pada kompoekompoe peyusu laruta. Salah satu sifat yag diakibatka

Lebih terperinci

FORMULIR UJI DAYA TERIMA

FORMULIR UJI DAYA TERIMA FORMULIR UJI DAYA TERIMA Nama :... Umur :... Jeis kelami :... Pemiata :... Petujuk peilaia Ujilah sampel diawah ii dega seaik aikya da yataka pedapat ada tetag apa yag dirasaka oleh idera. Kemudia eri

Lebih terperinci

Fungsi Kompleks. (Pertemuan XXVII - XXX) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Fungsi Kompleks. (Pertemuan XXVII - XXX) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya TKS 4007 Matematika III Fugsi Kompleks (Pertemua XXVII - XXX) Dr. AZ Jurusa Tekik Sipil Fakultas Tekik Uiversitas Brawijaya Pedahulua Persamaa x + 1 = 0 tidak memiliki akar dalam himpua bilaga real. Pertayaaya,

Lebih terperinci

6. Pencacahan Lanjut. Relasi Rekurensi. Pemodelan dengan Relasi Rekurensi

6. Pencacahan Lanjut. Relasi Rekurensi. Pemodelan dengan Relasi Rekurensi 6. Pecacaha Lajut Relasi Rekuresi Relasi rekuresi utuk dereta {a } adalah persamaa yag meyataka a kedalam satu atau lebih suku sebelumya, yaitu a 0, a,, a -, utuk seluruh bilaga bulat, dega 0, dimaa 0

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. matematika secara numerik dan menggunakan alat bantu komputer, yaitu:

BAB II LANDASAN TEORI. matematika secara numerik dan menggunakan alat bantu komputer, yaitu: 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Model matematis da tahapa matematis Secara umum tahapa yag harus ditempuh dalam meyelesaika masalah matematika secara umerik da megguaka alat batu komputer, yaitu: 2.1.1 Tahap

Lebih terperinci

REGRESI LINIER DAN KORELASI. Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yang mudah didapat atau tersedia. Dapat dinyatakan

REGRESI LINIER DAN KORELASI. Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yang mudah didapat atau tersedia. Dapat dinyatakan REGRESI LINIER DAN KORELASI Variabel dibedaka dalam dua jeis dalam aalisis regresi: Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yag mudah didapat atau tersedia. Dapat diyataka dega X 1, X,, X k

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Provinsi Sumatera Barat yang terhitung

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Provinsi Sumatera Barat yang terhitung 42 III. METODE PENELITIAN 3.. Lokasi da Waktu Peelitia Lokasi peelitia dilakuka di Provisi Sumatera Barat yag terhitug mulai miggu ketiga bula April 202 higga miggu pertama bula Mei 202. Provisi Sumatera

Lebih terperinci

ESTIMASI. (PENDUGAAN STATISTIK) Ir. Tito Adi Dewanto. Statistika

ESTIMASI. (PENDUGAAN STATISTIK) Ir. Tito Adi Dewanto. Statistika Wed 6/0/3 ETIMAI (PENDUGAAN TATITIK) Ir. Tito Adi Dewato tatistika Deskriptif Iferesi Estimasi Uji Hipotesis Titik Retag Estimasi da Uji Hipotesis Dilakuka setelah peelitia dalam tahap pegambila suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 9 III. METODE PENELITIAN A. Lokasi da Objek Peelitia Peelitia ii dilakuka di RPH Tejo Petak 10i, BKPH Parug Pajag KPH Bogor, Perum Perhutai Uit III Jawa Barat da Bate. Objek peelitia adalah waktu kerja

Lebih terperinci

PENGGUNAAN GAMBAR DALAM PENYAJIAN SOAL CERITA MATEMATIKA DI KELAS I MIN GUNUNG PANGILUN PADANG. Oleh: Nuryasni MTsN Model Padang

PENGGUNAAN GAMBAR DALAM PENYAJIAN SOAL CERITA MATEMATIKA DI KELAS I MIN GUNUNG PANGILUN PADANG. Oleh: Nuryasni MTsN Model Padang PEDAGOGI Jural Ilmiah Ilmu Pedidika Volume XIII No. April 03 PENGGUNAAN GAMBAR DALAM PENYAJIAN OAL CERITA MATEMATIKA DI KELA I MIN GUNUNG PANGILUN PADANG Oleh: Nuryasi MTsN Model Padag Abstract Peelitia

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian TINJAUAN PUSTAKA Pegertia Racaga peelitia kasus-kotrol di bidag epidemiologi didefiisika sebagai racaga epidemiologi yag mempelajari hubuga atara faktor peelitia dega peyakit, dega cara membadigka kelompok

Lebih terperinci

BAB VII RANDOM VARIATE DISTRIBUSI DISKRET

BAB VII RANDOM VARIATE DISTRIBUSI DISKRET BAB VII RANDOM VARIATE DISTRIBUSI DISKRET Diskret radom variabel dapat diguaka utuk berbagai radom umber yag diambil dalam betuk iteger. Pola kebutuha ivetori (persediaa) merupaka cotoh yag serig diguaka

Lebih terperinci

Inflasi dan Indeks Harga I

Inflasi dan Indeks Harga I PERTEMUAN 1 Iflasi da Ideks Harga I 1 1 TEORI RINGKAS A Pegertia Agka Ideks Agka ideks merupaka suatu kosep yag dapat memberika gambara tetag perubaha-perubaha variabel dari suatu priode ke periode berikutya

Lebih terperinci

b. Penyajian data kelompok Contoh: Berat badan 30 orang siswa tercatat sebagai berikut:

b. Penyajian data kelompok Contoh: Berat badan 30 orang siswa tercatat sebagai berikut: Statistik da Peluag A. Statistik Statistik adalah metode ilmiah yag mempelajari cara pegumpula, peyusua, pegolaha, da aalisis data, serta cara pegambila kesimpula berdasarka data-data tersebut. Data ialah

Lebih terperinci

PENDUGA RASIO UNTUK RATA-RATA POPULASI MENGGUNAKAN KUARTIL VARIABEL BANTU PADA PENGAMBILAN SAMPEL ACAK SEDERHANA DAN PENGATURAN PERINGKAT MEDIAN

PENDUGA RASIO UNTUK RATA-RATA POPULASI MENGGUNAKAN KUARTIL VARIABEL BANTU PADA PENGAMBILAN SAMPEL ACAK SEDERHANA DAN PENGATURAN PERINGKAT MEDIAN PEDUGA RASIO UTUK RATA-RATA POPULASI MEGGUAKA KUARTIL VARIABEL BATU PADA PEGAMBILA SAMPEL ACAK SEDERHAA DA PEGATURA PERIGKAT MEDIA ur Khasaah, Etik Zukhroah, da Dewi Reto Sari S. Prodi Matematika Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Maajeme risiko merupaka salah satu eleme petig dalam mejalaka bisis perusahaa karea semaki berkembagya duia perusahaa serta meigkatya kompleksitas aktivitas perusahaa

Lebih terperinci