PUTUSAN NOMOR HK.210/28/X/MP.16 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG

Transkripsi

1 PUTUSAN NOMOR HK.210/28/X/MP.16 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN TENTANG KECELAKAAN KAPAL TENGGELAMNYA KM. MERATUS BANJAR 2 DI LAUT JAWA-TIMUR LAUT PULAU MADURA Pada tanggal 31 Agustus 2015, lebih kurang pukul WIB, KM. Meratus Banjar 2, berbendera Indonesia GT , Awak Kapal 20 (dua puluh) orang, muatan kontainer 326 box (364 TEUS), bertolak dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya menuju Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan. Dalam pelayarannya tanggal 01 September 2015 pagi hari, ABK mesin melakukan pembersihan saringan sea chest, tidak lama kemudian mesin induk mengalami over heating sehingga motor induk mati, kapal mengapung, pukul WIB terjadi semburan air laut ke kamar mesin dari box strainer dan tidak dapat diatasi, kemudian tanggal 02 September 2015, pukul WIB, kapal tenggelam pada posisi 06 09,25 S / ,08 T. Dalam peristiwa tersebut, tidak terdapat korban jiwa maupun luka, namun terdapat kerugian harta benda berupa KM. Meratus Banjar 2 beserta muatannya tenggelam. Direktur Jenderal Perhubungan Laut dengan suratnya Nomor KL.205/5/1/DN- 15, tanggal 21 Desember 2015, telah melimpahkan Berkas Kecelakaan Kapal tenggelamnya KM. Meratus Banjar 2 tersebut kepada Mahkamah Pelayaran. Berdasarkan Pasal 253 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008, tentang Pelayaran Juncto Pasal 17 Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998, tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2004, dan Pasal 373 huruf (a) Kitab Undang -undang Hukum Dagang (KUHD), Mahkamah Pelayaran telah mengadakan Penelitian dan Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya kecelakaan kapal tersebut dan menentukan ada atau tidak adanya kesalahan atau kelalaian dalam Penerapan Standar Pofesi Kepelautan serta menjatuhkan Sanksi Administratif kepada Tersangkut yang terbukti bersalah atau lalai. Berkas-berkas yang diterima oleh Mahkamah Pelayaran, antara lain berupa : 1. Kronologi tenggelamnya KM. Meratus Banjar 2, dibuat di Laut Jawa, tanggal 02 September 2015, oleh Nakhoda KM. Meratus Banjar 2; 2. Laporan...

2 2 2. Laporan Kecelakaan Kapal (LKK), nomor KL.209/02/07/SYB.Tpr.15, dibuat di Surabaya, tanggal 8 September 2015, oleh Nakhoda, diketahui oleh Kepala Bidang Penjagaan, Patroli Dan Penyidikan, Kantor Kesyahbandaran Utama, Tanjung Perak Surabaya; 3. Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), dibuat di Surabaya, tanggal 4, 7, 8, 9, 10 dan 23 September 2015, oleh Tim Pemeriksa Kecelakaan Kapal, Kantor KSU Tanjung Perak Surabaya, diketahui oleh Kepala Bidang Penjagaan, Patroli Dan Penyidikan, Kantor KSU Tanjung Perak Surabaya terhadap : a. Nakhoda, Adryan Banton; b. Mualim I, Mulya Yahya M; c. Mualim II, Agus Habib Nur Rohman; d. Mualim III,Harfin Tri Wibowo; e. KKM, Hadi Sukoprayitno; f. Masinis III, Muhammad Sutrisno; g. Oiler, Nur Alam; h. Juru Mudi, Syahrul Amri; i. Staf Operasional Dinas Luar PT. Meratus Line, R. Khrist Cicaksana W; j. DPA & CSO PT. Meratus Line, Kadjat Asiadi. 4. Berita Acara Pendapat/Resume, dibuat di Surabaya, tanggal 27 September 2015, oleh Kepala Bidang Penjagaan, Patroli Dan Penyidikan, Kantor KSU Tanjung Perak Surabaya, diketahui Syahbandar Utama Tanjung Perak Surabaya; 5. Dokumen Kapal, terdiri dari : a. Surat Laut, nomor PK.205/2742/SL-PM/DK-13, nomor Urut 1455, diterbitkan di Jakarta, tanggal 27 Juni 2013, oleh Direktur Perkapalan Dan Kepelautan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kepala Subdit Pengukuran, Pendaftaran Dan Kebangsaan Kapal; b. Surat Ukur Internasional (1969), nomor 3462/Ba, dikeluarkan di Tanjung Priok, tanggal 06 Nopember 2012, oleh Kepala Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Priok; c. Sertifikat Keselamatan Konstruksi Kapal Barang, nomor PK.001/28/13/KSOP.ABN-15, diterbitkan Ambon, tanggal 21 Agustus 2015, berlaku sampai dengan 01 September2016, oleh Syahbandar Dan Otoritas Pelabuhan Ambon, Kabid Status Hukum Dan Sertifikasi Kapal; d. Sertifikat Keselamatan Perlengkapan Kapal Barang, nomor PK.001/28/14/KSOP.ABN-15, diterbitkan Ambon, tanggal 21 Agustus 2015, berlaku...

3 3 berlaku sampai dengan 01 September 2016, oleh Syahbandar Dan Otoritas Pelabuhan Ambon, Kabid Status Hukum Dan Sertifikasi Kapal; e. Sertifikat Keselamatan Radio Kapal Barang, nomor PK.002/7/15/KSOP.ABN- 15, diterbitkan di Ambon, tanggal 21 Agustus 2015, berlaku sampai dengan 01 September 2016, oleh Syahbandar Dan Otoritas Pelabuhan Ambon, Kabid Status Hukum Dan Sertifikasi Kapal; f. Sertifikat Klasifikasi Lambung, nomor register 16982, nomor IMO , dikeluarkan di Jakarta, tanggal 19 Juli 2013, berlaku sampai dengan 30 April 2017, oleh Direktur Utama Biro Klasifikasi Indonesia (BKI); g. Sertifikat Klasifikasi Mesin, nomor register 16982, nomor IMO , dikeluarkan di Jakarta, tanggal 19 Juli 2013, berlaku sampai dengan 30 April 2017, oleh Direktur Utama Biro Klasifikasi Indonesia (BKI); h. Sertifikat Manajemen Keselamatan, nomor PK.401/3422/SMC/DK-13, diterbitkan di Jakarta, tanggal 18 September 2013, berlaku sampai dengan 15 Maret 2018, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kasubdit Pencemaran Dan Manajemen Keselamatan Kapal; i. Dokumen Keselamatan Pengawakan Minimum, nomor PK.302/6/1/DK-15, diterbitkan di Jakarta, tanggal 28 Januari 2015, berlaku sampai dengan 01 Februari 2016, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kepala Sub Direktorat Kepelautan; j. Dokumen Penyesuaian Manajemen Keselamatan, nomor PK.401/465/DOC/DK-12, diterbitkan di Jakarta, tanggal 27 Januari 2012, berlaku sampai dengan 25 Juli 2016, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut; k. Sertifikat Garis Muat Internasional (1966), nomor , diberikan di Jakarta, tanggal 19 Juli 2013, berlaku sampai dengan 30 April 2017, oleh Direktur Utama Biro Klasifikasi Indonesia (BKI); l. Sertifikat Internasional Pencegahan Pencemaran Oleh Minyak, nomor PK.402/10/IOPP/DK-13, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 04 Januari 2013, berlaku sampai dengan 01 Nopember 2015, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kasubdit Pencemaran Dan Manajemen Keselamatan Kapal; m. Izin...

4 4 m. Izin Stasiun Radio Kapal Laut, nomor 127/L/SDPPI/2015, tanggal berlaku tanggal 28 Januari 2015 sampai dengan 20 Januari 2020, oleh Direktur Operasional Sumber Daya, Direktorat Jenderal Sumber Daya Dan Perangkat Pos Dan Informatika; n. Penempatan kapal dalam trayek liner angkutan laut dalam negeri, nomor AL.101/22/3/03/15, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 14 April 2015, masa berlaku trayek tanggal 09 Mei 2015 sampai dengan 08 November 2015, oleh Direktur Lalu Lintas Dan Angkutan Laut, Ditjenhubla; o. Analisa kondisi Perairan Masalembo koordinat 06 o 19 7 S/114 o 30 7 T, dikeluarkan di Surabaya, tanggal 3 September 2015, oleh Forecaster On Duty Stasiun Meteorologi Maritim Perak Surabaya, diketahui Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi Maritim Perak Surabaya ; p. Certificate Of Re-Inspection Inflatable Life Raft, nomor 145/SIS/ILR/XI/14.1, bulan September 2014 pemeriksaan berikutnya bulan September 2015, oleh PT. Segara Interservis, diketahui Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Banten, Kabid Status Hukum Dan Sertifikasi Kapal; q. Keterangan Susunan Perwira, nomor PK.304/157/VII/SYB.TPK-2015, dikeluarkan di Tanjung Priok, tanggal 11 Juli 2015, oleh Kepala Bidang Keselamatan Berlayar Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Priok, Kepala Seksi Kepelautan; r. Daftar Anak Kapal (Crew List), dibuat di Surabaya, tanggal 08 Agustus 2015, oleh Nakhoda, PT. Meratus Line, diketahui Kepala Seksi Kepelautan, Kantor KSU Tanjung Perak Surabaya; s. Surat Izin Berlayar Karantina Kesehatan, dikeluarkan di Surabaya, tanggal 29 Agustus 2015 berlaku sampai dengan 30 Agustus 2015, oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia ; t. Surat Persetujuan Berlayar (SPB), nomor NI/APU/107/VIII/2015, diterbitkan di Surabaya, tanggal 31 Agustus 2015, oleh Syahbandar Kantor KSU Tanjung Perak Surabaya. 6. Sertifikat Keahlian Pelaut terdiri dari : a. ANT I, nomor N10102, atas nama Adryan Banton, diterbitkan di Jakarta, tanggal 28 Pebruari 2002, oleh Kepala Direktorat Perkapalan Dan Kepelautan, Ditjenhubla; b. ANT I...

5 5 b. ANT I, nomor N10215, atas nama Mulya Yahya Masreng, diterbitkan di Jakarta, tanggal 01 April 2015, oleh Direktur Perkapalan Dan Kepelautan, Ditjenhubla; c. ANT III, nomor N30312, atas nama Agus Habib Nur Rohman, diterbitkan di Jakarta, tanggal 8 Maret 2012, oleh Direktur Perkapalan Dan Kepelautan, Ditjenhubla; d. ANT III, nomor N30306, atas nama Harfin Tri Wibowo, diterbitkan di Jakarta, tanggal 15 Agustus 2006, oleh Direktur Perkapalan Dan Kepelautan, Ditjenhubla; e. ATT I, nomor T10209, atas nama Hadi Sukoprayitno, diterbitkan di Jakarta, tanggal 29 Mei 2009, oleh Direktur Perkapalan Dan Kepelautan, Ditjenhubla; f. ATT II, nomor T20309, atas nama Eko Purwanto, diterbitkan di Jakarta, tanggal 27 Oktober 2009, oleh Direktur Perkapalan Dan Kepelautan, Ditjenhubla; g. ATT III, nomor T30302, atas nama Eduardus Musanta, diterbitkan di Jakarta, tanggal 28 Pebruari 2002, oleh Direktur Perkapalan Dan Kepelautan, Ditjenhubla; h. ATT III, nomor T30313, atas nama Muhamad Sutrisno, diterbitkan di Jakarta, tanggal 23 Januari 20132, oleh Direktur Perkapalan Dan Kepelautan, Ditjenhubla; Dari berkas dan keterangan yang diberikan dalam Pemeriksaan Pendahuluan serta keterangan lainnya dapat dikemukakan hal-hal sebagai-berikut : A. Berkas dan keterangan yang diberikan dalam Pemeriksaan Pendahuluan : 1. Data Kapal. Nama : Meratus Banjar 2 eks Maersk Erimo Jenis : Kapal Kontainer Bendera : Indonesia Pembuatan : Tahun 1997 Kontruksi : Baja Isi kotor : GT Isi bersih : NT Tanda Pendaftaran : 2012 Ka No. 5565/L Tanda...

6 6 Tanda Selar : GT No.3462/Ba Tenaga Penggerak Utama : 1 Unit Mesin Diesel MAN B & W, 8 S 35-MC, 4 Tak Kerja Tunggal berkekuatan 7614 HP pada putaran 170 Rpm Ukuran Pokok Panjang : Meter Lebar : Meter Dalam : 8.40 Meter Pemilik : PT. Mandiri Bahari Line Nakhoda : Adryan Banton Awak Kapal : 20 (dua puluh) orang. 2. Jalannya Peristiwa. a. Tanggal 31 Agustus 2015, lebih kurang pukul WIB, KM. Meratus Banjar 2 berbendera Indonesia GT.6114, Awak Kapal 20 (dua puluh) orang, bermuatan kontainer 326 Box (364 TEUS) bertolak dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya menuju Pelabuhan Makassar, draft terdalam 6,9 meter, cuaca cerah, angin dari Timur kencang, laut berombak moderate dan arus dari Timur; b. Dalam pelayarannya kapal dilengkapi dengan alat bantu navigasi yang memadai dan diawaki oleh Perwira dinas jaga yang memenuhi syarat; c. Dalam pelayarannya ketika melintasi Laut Jawa sebelah timur laut Pulau Madura, tanggal 1 September 2015, pukul WIB, terjadi penurunan putaran mesin induk dari maju penuh menjadi maju pelan sekali, tidak lama kemudian mesin induk mati, kapal mengapung, di kamar mesin telah terjadi semburan air dari sea chest ketika sedang dibersihkan, KKM dan Masinis Jaga berusaha mengatasi tetapi tidak berhasil; d. Pukul WIB, KKM melaporkan kepada Nakhoda bahwa semburan air di kamar mesin tidak dapat diatasi, selanjutnya Nakhoda menghubungi KM. Meratus Spirit 1, melalui radio VHF channel 16, yang kebetulan jaraknya dekat untuk minta bantuan dan memerintahkan kepada ABK untuk menyiapkan alat keselamatan untuk meninggalkan kapal; e. Pukul WIB, kapal berlabuh jangkar 3 segel, selanjutnya pada pukul WIB Nakhoda memerintahkan kepada seluruh ABK untuk meninggalkan kapal dengan menggunakan life raft, karena sekoci dan rescue boat tidak berfungsi, ketika itu KM. Meratus Spirit 1 sudah mendekat berjarak lebih kurang 0,5 mil, akhirnya semua Awak Kapal dievakuasi ke KM. Meratus Spirit 1; f. Sebelum...

7 7 f. Sebelum meninggalkan kapal Nakhoda melapor kepada DPA dengan telpon satelit tetapi suara terputus putus, kemudian meminta bantuan KM. Meratus Spirit 1 untuk melaporkan kondisi KM. Meratus Banjar 2 kepada DPA; g. Setelah semua Awak Kapal berada diatas KM. Meratus Spirit 1, Nakhoda mendapat perintah dari DPA agar KM. Meratus Spirit 1 mengawasi KM. Meratus Banjar 2 yang mengapung bebas dan hanyut ke Barat, setelah mengapung semalam akhirnya pada tanggal 2 September 2015, pukul WIB KM. Meratus Banjar 2 tenggelam pada posisi 06 o 09,25 S/114 o 02,08 T; h. Dalam peristiwa kecelakaan tersebut tidak terdapat korban jiwa maupun luka, namun terdapat kerugian harta benda berupa kapal beserta muatannya tenggelam. 3. Dalam peristiwa kecelakaan tersebut, Mahkamah Pelayaran menetapkan Tersangkut dan Saksi-saksi sebagai berikut : a. Tersangkut : 1) Nakhoda, Adryan Banton; 2) KKM, Hadi Sukoprayitno. b. Saksi-saksi : 1) Mualim I, Mulya Yahya Masreng; 2) Mualim III, Harfin Tri Widodo; 3) Masinis III, Muhamad Sutrino; 4) Oiler Jaga, Nuralam; 5) Juru Mudi Jaga, Syahrul Amri. c. Saksi Lainnya : 1) DPA & CSO PT. Meratus Line, Kadjat Asiadi; 2) Ship Manager PT. Meratus Line, Edwin Mihardja d. Saksi Ahli : Surveyor BKI, Arief Hendro Rukminto. B. Dalam Pemeriksaan Lanjutan terhadap kecelakaan kapal tenggelamnya KM. Meratus Banjar 2, di Laut Jawa-Timur Laut Pulau Madura, Mahkamah Pelayaran telah memanggil secara patut kepada para Tersangkut dan para Saksi guna didengar keterangannya dihadapan Sidang ke 1 Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal, tanggal 16 Juni 2016, di Kantor KSU Tanjung Perak Surabaya dan Sidang ke 2 tanggal 25 Juli 2016, di Kantor Mahkamah Pelayaran, Jakarta. Keterangan yang diambil dari Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP) dan di hadapan Sidang Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal, adalah sebagai berikut : 1. Tersangkut...

8 8 1. Tersangkut Nakhoda, Saudara Adryan Banton, dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, tanpa didampingi Penasehat Ahli, hadir dalam pemeriksaan lanjutan, memberikan keterangan sebagai berikut : a. Lahir di : Sangalla-Toraja Tanggal : 11 Desember 1957 Agama : Kristen Protestan Alamat : Jatiasih Garden Blok A/1 Bekasi Pendidikan Umum : 1) SD, tahun 1970, di Buntu Massake Toraja; 2) SMP, tahun 1973, di Sangalla Toraja; 3) SMA, tahun 1976, di Makale Pelaut : 1) ANT III, tahun 1982, di Jakarta; 2) ANT II, tahun 1993, di Jakarta; 3) ANT I, tahun 1998, di Jakarta. Pengalaman Berlayar : 1) Nakhoda, KM. Medan 3, tahun 2011; 2) Nakhoda, KM. Meratus Ambon, tahun 2011 s/d tahun 2012; 3) Nakhoda, KM. Meratus Makassar,tahun 2012; 4) Nakhoda, KM. Meratus Gorontalo, tahun 2012 s/d tahun 2013; 5) Nakhoda, KM. Meratus Medan 1, tahun 2013 s/d tahun 2014; 6) Nakhoda, KM. Meratus Banjar 2, Januari 2015 s/d kejadian. b. Tanggal 31 Agustus 2015, lebih kurang pukul WIB, KM. Meratus Banjar 2 berbendera Indonesia GT. 6114, Awak Kapal 20 (dua puluh) orang, bermuatan kontainer 326 Box (364 TEUS) bertolak dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya menuju Pelabuhan Makassar, draft terdalam 6,9 meter; c. Dalam pelayarannya kapal dilengkapi dengan alat bantu navigasi antara lain radar 2 (dua) unit, GPS 2 (dua) unit, AIS 1 (satu) un it, radio VHF 3 (tiga) unit, echosounder 1 (satu) un it, kompas dengan repeater 4 (empat) unit dan diawaki oleh Perwira dinas jaga yang memenuhi syarat, cuaca cerah, angin dari Timur kencang, laut berombak moderate, dan arus dari Timur; d. Tanggal 1 September 2015, pukul WIB, ketika kapal melintasi perairan laut jawa sebelah Timur Laut Pulau Madura, terjadi penurunan putaran mesin induk dari maju penuh ke maju pelan sekali, tidak lama kemudian mesin induk mati, kapal mengapung, KKM melaporkan via telepon dari kamar mesin bahwa air laut masuk ke kamar mesin, minta bantuan ABK, selanjutnya tersangkut Nakhoda turun ke kamar mesin untuk mengetahui kondisi, terlihat semburan air dari sea chest terus kembali...

9 9 kembali ke anjungan dan memerintahkan ABK deck untuk membantu ke kamar mesin dengan pompa portable; e. Pada pukul WIB, KKM melaporkan kembali melalui telephone bahwa semburan air tidak dapat diatasi, selanjutnya Nakhoda memerintahkan ABK deck untuk menyiapkan alat keselamatan berupa life raft karena sekoci tidak berfungsi, dan menghubungi KM. Meratus Spirit 1 malalui radio VHF channel 16, kebetulan pada pagi hari berpapasan, untuk meminta bantuan, kemudian menghubungi DPA dengan telpon satelit tetapi terputus-putus, kemudian minta tolong KM. Meratus Spirit 1 untuk melaporkan kondisi KM. Banjar 2 kepada DPA; f. Pukul WIB, Nakhoda memerintahkan kepada Mualim I dan Juru Mudi untuk berlabuh jangkar, Mualim I melaporkan jangkar di let go 3 segel, setelah KM. Meratus Spirit 1 sudah mendekat pada pukul WIB, Nakhoda memerintahkan kepada seluruh ABK untuk meninggalkan kapal, karena khawatir kapal tenggelam. Dengan menggunakan life raft dan dibantu ditarik oleh sekoci KM. Meratus Spirit 1 menuju ke KM. Meratus Spirit 1, semua Awak Kapal selamat; g. Setelah sampai di KM. Meratus Spirit 1 diberitahu oleh Nakhoda KM. Meratus Spirit 1 bahwa ada arahan dari DPA agar menjauhi kapal bila kapal akan tenggelam, tetapi keputusan mendesak ada di tangan Nakhoda, arahan ini diterima ketika Awak Kapal sudah berada di life raft; h. Setelah semua Awak Kapal KM. Meratus Banjar 2 sudah berada di KM. Meratus Spirit 1 ada arahan dari DPA, agar KM. Meratus Spirit 1 mengawasi KM. Meratus Banjar 2 yang masih mengapung, kondisi KM. Meratus Banjar 2 mengapung bebas dan hanyut ke Barat miring ke kiri sedikit dan pada tanggal 2 September 2015, pukul WIB, KM. Meratus Banjar 2 tenggelam pada posisi 06 o 09,25 S/114 o 02,08 T. Setelah KM. Meratus Banjar 2 tenggelam, KM. Meratus Spirit 1 dengan membawa seluruh Awak Kapal KM. Meratus Banjar 2 melanjutkan pelayaran menuju Surabaya; i. Dalam peristiwa kecelakaan tersebut tidak terdapat korban jiwa maupun luka, namun terdapat kerugian harta benda berupa kapal beserta muatannya tenggelam. 2. Tersangkut KKM, Saudara Hadi Sukoprayitno, dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, tanpa didampingi Penasehat Ahli, hadir dalam pemeriksaan lanjutan, memberikan keterangan sebagai berikut : a. Lahir di : Kendal Tanggal : 01 Januari 1975 Agama...

10 10 Agama Alamat Pendidikan Umum Pelaut : Islam : Krajan RT.01/RW.01 No.1, Kel. Kaligading. Kec. Boja, Kab. Kendal, Jawa Tengah : 1) SD, tahun 1987, di Kaligading; 2) SMP, tahun 1990, di Limbangan; 3) SMA, tahun 1993, di Semarang. : 1) ATT III, tahun 2002, di Jakarta; 2) ATT II, tahun 2007, di Jakarta; 3) ATT I, tahun 2009, di Jakarta. Pengalaman Berlayar : 1) KKM, MV. CJN III/38, Oktober 2006 s/d September 2007; 2) KKM, MV. Jennifer, September 2007 s/d Desember 2007; 3) KKM, TB. Fujairan Pearl I, Juli 2008 s/d Nopember 2008; 4) KKM, MV. Beau Geste, Juli 2009 s/d September 2009; 5) KKM, KM. Meratus Manado, Nopember 2009 s/d Mei 2012; 6) KKM, KM. Meratus Banjar 2, 22 Nopember 2012 s/d kejadian. b. Tersangkut KKM menyatakan bahwa pada saat kapal bertolak tidak ada masalah pada mesin, saat itu mesin dalam keadaan normal. Kapal berbaling-baling 1 (satu), mesin induk merek MAN B&W 5600 KW, olah gerak dilayani dari kamar mesin oleh KKM; c. Kapal dalam pelayarannya dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya tujuan Pelabuhan Makassar pada tanggal 01 September 2015 waktu pagi, saat tersangkut KKM sedang berada di kamar mesin, diketahui terjadi penurunan tekanan pada main cooling sea water Pump no.1 dan pada tekanan tertentu otomatis main cooling sea water pump no.2 hidup, setelah kedua pompa berjalan, ternyata tekanan pompa masih rendah. Saat itu menggunakan sea chest bawah, kemudian KKM memerintahkan kepada Masinis III untuk membuka sea chest sebelah kanan atas, namun tekanan kedua pompa tidak naik; d. Lebih kurang pukul WIB, Tersangkut KKM memutuskan untuk membersihkan sea chest bawah dengan menutup keran masuk dan keluar lalu membukan keran ceratan pada tutup strainer, setelah dipastikan tidak air yang keluar maka tutup strainer dibuka dan dilakukan pembersihan saringan, ketika Masinis III dan olier membersihkan saringan, motor induk terjadi over heating dan mati. Setelah saringan bersih dan akan dipasang kembali ke dalam box strainer tiba-tiba terjadi semburan air yang kuat dari dalam strainer tersebut; e. Tersangkut...

11 11 e. Tersangkut KKM memerintahkan masinis III dan oiler untuk menutup strainer namun tidak berhasil karena tekanan air yang keluar dari dalam strainer terlalu kuat sehingga air menggenangi kamar mesin, selanjutnya Tersangkut KKM menghidupkan semua pompa yang ada di kamar mesin namun genangan air semakin bertambah karena debit air yang masuk lebih besar dari kemampuan pompa yang ada; f. Tersangkut KKM melaporkan kepada Nakhoda bahwa telah terjadi semburan air dari strainer, mohon bantuan ABK lainnya, selanjutnya Nakhoda memeriksa ke kamar mesin setelah melihat semburan air laut terus kembali ke anjungan, tidak lama kemudian datang bantuan ABK deck yang membawa pompa celup, namun setelah semua pompa yang ada dioperasikan ternyata masih tidak mampu mengatasi. g. Pada pukul WIB, Tersangkut KKM melaporkan kepada Nakhoda bahwa semburan air tidak dapat diatasi dan KKM mengajak kepada semua ABK untuk meninggalkan kamar mesin, selanjutnya menunggu perintah dari Nahkoda; h. Pada pukul 11.15, WIB tersangkut Nakhoda memerintahkan untuk meninggalkan kapal dengan menggunakan life raft dan di selamatkan oleh KM. Meratus Spirit I, semua awak kapal selamat. 3. Saksi Mualim I, Saudara Mulya Yahya Masreng, tidak hadir dalam pemeriksaan lanjutan, dan keterangan yang diambil dari Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP) adalah sebagai berikut: a. Lahir di : Belopa Tanggal : 07 April 1973 Agama : Islam Alamat : Jl. Swasembada Timur XXIII No. 16 Kel Kebon Bawang, Tanjung Priok Jakarta Utara Pendidikan Umum : 1) SD, tahun 1986, di Belopa; 2) SMP, tahun 1989, di Belopa; 3) SMA, tahun 1992, di Belopa. Pelaut : 1) MPB III, tahun 1996, di Makassar; 2) ANT III, tahun 2002, di Jakarta; 3) ANT II, tahun 2005, di Jakarta; 4) ANT I, tahun 2012, update tahun 2015, di Jakarta; Pengalaman...

12 12 Pengalaman Berlayar : 1) PT. Djakarta Llyod, bulan September 1997 s/d bulan November 2007; 2) Britoil Offshore, bulan Juli 2008 s/d bulan Juni 2011; 3) Bourbone Offshore, bulan Maret 2012 s/d bulan Juli 2013; 4) Wintermen Offshore, bulan November 2013 s/d bulan November 2014; 5) Mualim I, KM. Meratus Banjar 2, tahun 2015 s/d kejadian. b. Saksi dalam keadaan sehat jasmani dan rohani; c. Pada tanggal 31 Agustus 2015, pukul WIB, KM. Meratus Banjar 2 selesai melakukan pemuatan, draft kapal selesai muat draft depan 6 meter, draft tengah 6,45 meter dan draft belakang 6,9 meter, cuaca saat itu cerah, laut moderate, arus dari arah Tenggara lebih kurang 4 knots, dan jarak pandang bagus (good Visibility); d. Pada tanggal 1 September 2015, pukul WIB, saat Saksi sedang istirahat di kamar sehabis lepas jaga, Saksi mendengar pengumuman melalui public addresor, bahwa terjadi kebocoran di kamar mesin, saat itu Saksi menuju main deck dan ke kamar mesin, kemudian KKM memerintahkan untuk menyiapkan pompa celup, selanjutnya Saksi ke main deck bersama Awak Kapal lainnya. Saksi memerintahkan ABK lainnya untuk menyiapkan pompa celup yang ada di haluan; e. Saksi bersama ABK lainnya membawa pompa celup ke kamar mesin, tetapi air yang ada di kamar mesin sudah tinggi. KKM memerintahkan Saksi dan ABK lainnya melalui Handy Talky untuk segera naik dan meninggalkan kamar mesin; f. Saksi diperintahkan oleh Nakhoda untuk persiapan meninggalkan kapal. Saksi sebagai pimpinan penurunan alat keselamatan dan sebagai komandan penurunan sekoci langsung menuju muster station memimpin menurunkan alat-alat keselamatan dan memastikan semua Awak Kapal ada, dan menghimbau kepada ABK untuk tidak panik; g. Setelah Awak Kapal meninggalkan kapal, Saksi bersama Nakhoda ikut meninggalkan kapal, dan tidak lama kemudian mendapat bantuan evakuasi dari KM. Meratus Spirit 1. Pukul WITA, seluruh ABK sudah berada di atas KM. Meratus Spirit 1 sambil memantau keadaan KM. Meratus Banjar 2; h. Tanggal 2 September 2015, pukul WITA, KM. Meratus Banjar 2 tenggelam, dan seluruh Awak Kapal dibawa oleh KM. Meratus Spirit 1 ke Surabaya. 4. Saksi...

13 13 4. Saksi Mualim III, Saudara Harfin Tri Widodo, dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, dibawah sumpah, hadir dalam pemeriksaan lanjutan, memberikan keterangan sebagai berikut : a. Lahir di : Magelang Tanggal : 21 Januari 1982 Agama : Islam Alamat : DSN Tejorwarno RT.01/RW.014, Kel. Tamanagung, Kec. Muntilan, Kab. Magelang Pendidikan Umum : 1) SD, tahun 1994, di Magelang; 2) SMP, tahun 1997, di Magelang; 3) SMA, tahun 2000, di Magelang; 4) D III, tahun 2005, di Semarang. Pelaut : ANT III, tahun 2006, di Semarang. Pengalaman Berlayar : 1) Mualim I, TB. Magnolia, 02 Juni 2007 s/d 30 April 2008; 2) Mualim II, TB. Buana Satu, 14 Juli 2008 s/d 27 Juli 2009; 3) Mualim II, TB. Tuban, 20 April 2010 s/d 18 Oktober 2011; 4) Mualim III, MV. Menyaya River, 14 Januari 2011 s/d 12 Juli 2012; 5) Mualim III, MV. Marina Star 2, 28 Agustus 2013 s/d 08 Juli 2014; 6) Mualim III, MV. Meratus Banjar 2, 13 Agustus 2014 s/d kejadian. b. Tanggal 1 September 2015, pukul WITA, Saksi melaksanakan tugas jaga di anjungan, sejak serah terima jaga dengan Mualim I, Nakhoda sudah berada di anjungan, keadaan cuaca cerah, ombak slight sea, angin dari arah Timur dengan kecepatan 3-4 skala beaufort, pada saat itu posisi kapal di Laut Jawa (Utara Pulau Jawa/Selatan Pulau Masalembo), kecepatan kapal 10,0 knots; c. Pukul WITA, menerima telepon dari KKM, yang isinya agar kecepatan kapal diturunkan dan meminta untuk diumumkan kepada ABK melalui Publik Addressor, bahwa terjadi kebocoran di kamar mesin, selanjutnya Saksi melaporkan kepada Nakhoda tentang informasi dari KKM; d. Setelah menerima laporan adanya kebocoran di kamar mesin, Nakhoda mengumumkan kepada ABK melalui Pengeras suara ( Publik Addressor), selanjutnya Nakhoda memerintahkan kepada Mualim III untuk merubah kemudi dari otomatis ke manual dan membantu mengatasi kebocoran dengan membawa pompa celup; e. Pompa...

14 14 e. Pompa celup yang dibawa Mualim III untuk membantu pemompaan air yang ada di kamar mesin, yang airnya dibuang dengan selang melalui geladak utama; f. Pukul WITA, mengingat air di kamar mesin sudah mulai tinggi, maka KKM berteriak kepada ABK agar meninggalkan kamar mesin; g. Menyikapi kondisi kebocoran yang belum mampu diatasi, Nakhoda memerintahkan ABK untuk menurunkan alat keselamatan life raft dan life boat, serta rescue boat; h. Pukul WITA, setelah alat keselamatan siap, Nakhoda memerintahkan semua ABK untuk meninggalkan kapal dengan menggunakan 2 (dua) life raft, sementara Mualim I dan salah satu Juru Mudi berada di haluan untuk melakukan let go jangkar, Nakhoda dan KKM di anjungan kapal, adapun jumlah rantai yang di area tidak tahu. i. Saksi bersama beberapa ABK meninggalkan kapal menggunakan life raft dan meminta bantuan perahu nelayan untuk menarik menuju ke kapal KM. Meratus Spirit 1, selanjutnya Nakhoda, KKM dan ABK yang tersisa meninggalkan kapal menggunakan life raft yang satunya dan ditarik perahu nelayan menuju ke KM. Spirit 1, pada pukul WITA, seluruh awak kapal telah selamat di KM. Spirit Saksi Masinis III, Saudara Muhamad Sutrisno, dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, dibawah sumpah, hadir dalam pemeriksaan lanjutan, memberikan keterangan sebagai berikut : a. Lahir di : Tangerang Tanggal : 11 April 1987 Agama : Islam Alamat : Jl. Tanjung No.16 Kp. Bulak Bogor, Jawa Barat Pendidikan Umum : 1) SD, tahun 1999, di Bogor; 2) SMP, tahun 2002, di Bogor; 3) SMA, tahun 2005, di Tangerang; 4) D III, tahun 2012, di Semarang. Pelaut : ATT III, tahun 2012, di Semarang. Pengalaman Berlayar : 1) Masinis III, MV. Meratus Medan 3, April 2013 s/d tahun 2014; 2) Masinis III, MV. Meratus Banjar 2, Mei 2014 s/d kejadian. b. Saksi bertugas dan bertanggung jawab atas semua pompa-pompa, mesin, sekoci, pipa-pipa di kamar mesin, sekoci yang ada di atas kapal; c. Pada...

15 15 c. Pada saat kejadian Saksi sedang melaksanakan dinas jaga di kamar mesin bersama Oliman Jaga dan KKM. Saat serah terima jaga Saksi tidak menemukan kerusakan pada mesin, namun tekanan air laut pompa pendingin motor induk kanan turun, beberapa saat kemudian pompa pendingin kiri langsung hidup namun tekanan belum naik, atas perintah KKM, Saksi membuka sea chest atas, namun tekanan pompa pendingin air laut belum normal; d. Saksi bersama Oiler membersihkan sea chest bawah atas perintah KKM, sebelum sea chest dibersihkan, Saksi terlebih dahulu menutup keran hisap dan keran tekan sampai rapat, kemudian dilakukan penceratan pada strainer, tidak ada tekanan air yang keluar dari strainer, kemudian Saksi membuka baut cover sea chest dan mencabut saringan untuk dibersihkan. Setelah saringan bersih, Saksi dan Oiler untuk memasang saringan ke posisi semula, sebelum cover terpasang, tiba-tiba air menyembur keluar dari strainer; e. Dengan adanya semburan air keluar dari strainer yang sangat kuat, Saksi bersama Oliman jaga berusaha menutup strainer, namun tidak berhasil, selanjutnya KKM memerintahkan untuk terus mengusahakan menutup strainer dibantu oleh electrician namun tidak berhasil juga, sementara KKM menjalankan pompa got kamar mesin, namun debit air yang masuk jauh lebih besar daripada kemampuan pompa untuk membuang keluar, setelah air sampai setinggi lutut, KKM memerintahkan seluruh ABK mesin untuk meninggalkan kamar mesin; f. Saksi dengan memakai life jacket berlari menuju muster station membantu menurunkan life raft, rescue boat sambil menunggu perintah dari Nakhoda, selanjutnya Nakhoda memerintahkan untuk meninggalkan kapal, Saksi bersama Mualim I, Mualim II berada di life raft sebelah kanan kemudian life raft ditarik oleh perahu nelayan menuju KM. Meratus Spirit 1, semua Awak Kapal dievakuasi dengan selamat; g. Nakhoda bersama ABK di atas KM. Meratus Spirit 1 memonitor KM. Meratus Banjar 2 sampai dengan kapal tenggelam, selanjutnya KM. Meratus Spirit 1 menuju Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. 6. Saksi Oiler Jaga, Saudara Nur Alam, dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, dibawah sumpah, hadir dalam pemeriksaan lanjutan, memberikan keterangan sebagai berikut : a. Lahir di : Pinrang Tanggal : 14 Januari 1989 Agama : Islam Alamat : Jl. Perumnas Raya Antang S-1 No.31 Makassar Pendidikan...

16 16 Pendidikan Umum Pelaut : 1) SD, tahun 2001, di Manado; 2) SMP, tahun 2004, di Makassar; 3) SMA, tahun 2007, di Makassar. : ATT Dasar, tahun 2012, di Makassar. Pengalaman Berlayar : 1) Oiler Meratus Balikpapan 2, tahun 2014 s/d tahun 2015; 2) Oiler KM. Meratus Banjar 2, Juni 2015 s/d kejadian. b. Pada saat kejadian Saksi sedang berada di kamar mesin sedang melakukan dinas jaga pada pukul bersama Masinis III dan KKM. Selama Saksi jaga ada perintah dari Masinis III untuk mengontrol keliling, saat itu keadaan sekitar semua normal, kemudian KKM memerintahkan Masinis III untuk membersihkan sea chest bawah sebelah kiri, Saksi membantu Masinis III membuka sea chest bawah di sebelah kiri; c. Sebelum membuka strainer, keran sebelum dan sesudah strainer ditutup dan dicerat sampai airnya habis, kemudian membuka baut cover sea chest dan cover diangkat oleh Saksi bersama Masinis III, kemudian filter diangkat dan diletakkan di lantai kemudian disemprot dengan air dan disikat sampai bersih. Saat memasukkan filter ke dalam box strainer air menyembur keluar dari box strainer, Saksi bersama Masinis III berusaha untuk menutup box strainer dengan cover tetapi tidak berhasil karena besarnya tekanan air laut; d. Setelah air mencapai setinggi lantai dasar dan telah merendam setengah pompa, selanjutnya KKM memerintahkan untuk meninggalkan kamar mesin, Saksi berlari ke kamar untuk menyelamatkan dokumen sambil memakai life jacket dan turun ke muster station untuk membantu menyiapkan life raft dan diikat di buritan; e. Nakhoda memerintahkan seluruh Awak Kapal naik ke life raft, dengan menggunakan life raft ditarik ke KM. Meratus Spirit 1 untuk evakuasi dan seluruh Awak Kapal selamat dibawa ke Surabaya. 7. Saksi Juru Mudi, Saudara Syahrul Amri, dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, dibawah sumpah, hadir dalam pemeriksaan lanjutan, memberikan keterangan sebagai berikut : a. Lahir di : Jakarta Tanggal : 25 Agustus 1977 Agama : Islam Alamat : Perumahan Kebun Kopi Citereup-Bogor Pendidikan...

17 17 Pendidikan Umum Pelaut : 1) SD, tahun 1993, di Jakarta; 2) SMP, tahun 1995, di Jakarta; 3) SMA, tahun 1998, di Jakarta. : ANT Dasar, tahun 2002, di Jakarta. Pengalaman Berlayar : 1) Juru Mudi, MV. Meratus Spirit 1, Mei 2012 s/d April 2014; 2) Juru Mudi, KM. Meratus Banjar 2, Juli 2014 s/d kejadian. b. Pada tanggal 1 September 2015, dalam pelayarannya KM. Meratus Banjar 2 dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya menuju Pelabuhan Makassar. Saksi bertugas jaga di anjungan bersama Mualim III pukul WITA, pada saat serah terima jaga, kemudi dalam keadaan otomatis, sehingga Saksi tidak pegang kemudi melainkan membantu melakukan pengamatan ke depan, saat itu cuaca terang, angin kencang; c. Saksi sign on di KM. Meratus Banjar 2, tanggal 2 September 2014 sebagai Juru Mudi dengan tugas-tugas saat berlayar adalah jaga di anjungan, mengemudikan kapal, membersihkan anjungan, menyalakan dan mematikan lampu-lampu navigasi dan melakukan sounding air tawar. Pada saat keadaan darurat Saksi mempunyai tugas sebagai berikut : - Pada saat latihan sekoci : melepas lashingan - Pada saat latihan kebakaran : membawa Alat Pemadam Kebakaran Busa dan selang kebakaran - Pada saat orang jatuh ke laut : memberikan informasi - Pada saat meninggalkan kapal : menurunkan tangga embarkasi sisi kanan dan menurunkan life raft sisi kanan. d. Pukul WITA, Saksi menyaksikan Mualim III sedang berbicara dengan KKM melalui telepon terkait adanya kebocoran di kamar mesin, pada saat itu Nakhoda berada di anjungan, sehingga Mualim III langsung melaporkan kepada Nakhoda tentang informasi kebocoran di kamar mesin dari KKM; e. Setelah adanya kebocoran, Saksi diperintahkan oleh Mualim I untuk memasang dan menurunkan tangga darurat dan 2 (dua) unit life raft, saat itu tugas mengemudikan kapal digantikan oleh Saudara Safii, sesuai tugasnya dalam keadaan darurat, selanjutnya pada saat meninggalkan kapal, Saksi memakai life jacket dan turun ke life raft sebelah kiri bersama-sama dengan Juru Mudi lainnya, Bosun, Nakhoda, KKM, Masinis I, Masinis II dan Kadet; f. Saksi...

18 18 f. Saksi menyampaikan bahwa tanggal 16 Agustus 2015, di kapal diadakan latihan sekoci, fire fighting dan latihan orang jatuh ke laut, Saksi sudah merasa familiar terhadap cara menggunakan alat keselamatan karena sering dilakukan latihan/peragaan, Saksi juga menyampaikan bahwa perawatan kapal, sistem kemudi dan alat-alat navigasi di anjungan serta sistem pemuatan dalam keadaan baik. 8. Saksi DPA & CSO PT. Meratus Line, Saudara Kadjat Asiadi, dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, dibawah sumpah, hadir dalam pemeriksaan lanjutan, memberikan keterangan sebagai berikut : a. Lahir di : Purwakerto Tanggal : 24 Mei 1950 Agama : Islam Alamat : Darmo Permai Utara II/24, Surabaya Pendidikan Umum : 1) SR, tahun 1962, di Purwokerto; 2) SMP, tahun 1965, di Purwokerto; 3) SMA, tahun 1968, di Purwokerto Pelaut : 1) MPB III, tahun 1973, di Jakarta; 2) MPB II, tahun 1980, di Jakarta; 3) MPB I, tahun 1997, di Jakarta; 4) ANT I, tahun 2002, di Jakarta; 5) CSO, tahun 2004, di Jakarta; 6) DPA, tahun 2015, di Jakarta. Pengalaman Bekerja : 1) Cadet, PN. Djakarta LLOYD, tahun 1970 s/d tahun 1971; 2) Mualim, PT. Gesuri LLOYD, tahun 1973 s/d tahun 1980; 3) Mualim, PT. Bogasari Flour Mills, tahun 1980 s/d tahun 1982; 4) Mualim/Nakhoda, PT. Gesuri LLOYD, tahun 1982 s/d tahun 1989; 5) Nakhoda, PT. Meratus Line, tahun 1989 s/d tahun 1990; 6) Kabag Operasi, PT. Meratus Line, tahun 1990 s/d tahun 1991; 7) Kabag Marine, PT. Meratus Line, tahun 1991 s/d tahun 1993; 8) Nakhoda, PT. Meratus Line, tahun 1993 s/d tahun 2004; 9) DPA, PT. Meratus Line, tahun 2004 s/d tahun 2007; 10)DPA & CSO, PT. Meratus Line, tahun 2007 s/d sekarang. b. Saksi bekerja sebagai DPA di PT. Meratus Line, sejak tahun 2004 sampai dengan sekarang, mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai penghubung Top Management dengan kapal, memastikan implementasi sistem managemen keselamatan kapal sesuai dengan persyaratan ISM Code, melakukan monitoring implementasi sistem manajemen keselamatan...

19 19 keselamatan kapal dan perusahaan melalui audit dan pemeriksaan laporan-laporan ( record), melakukan review sistem manajemen keselamatan kapal dengan melakukan investigasi setiap accident, incident maupun near miss dan untuk menghandel seluruh kegiatan kapal dari tiba sampai dengan kapal bertolak, dan bertanggung jawab terhadap keselamatan kapal; c. Saksi mengetahui adanya kecelakaan KM. Meratus Banjar 2, sedang berada di kantor PT. Meratus, pada tanggal 1 September 2015, pukul WIB, dari Nakhoda KM. Meratus Palu melalui telepon Satelit yang menyampaikan bahwa mendengar pembicaraan di Radio VHF channel 16 antara KM. Meratus Banjar 2 dan KM. Meratus Spirit 1, bahwa KM. Meratus Banjar 2 mengalami kecelakaan dan Awak Kapal akan meninggalkan kapal; d. Selanjutnya Saksi membuka vessel tracking ( find vessel) untuk mengetahui posisi kapal, KM. Meratus Banjar 2 terdeteksi berada di Timur laut Pulau Madura dan KM. Meratus Spirit 1 berjarak 18 mil di sebelah baratnya, selanjutnya Saksi menghubungi KM. Meratus Spirit 1 melalui telepon satelit, Nakhoda KM. Spirit 1 menyampaikan akan menolong KM. Meratus Banjar 2 dan suara terputus-putus berita akan dikirim via ; e. Pukul WIB, menerima berita dari KM. Meratus Spirit 1 isinya KM. Meratus Banjar 2 mengalami kebocoran dan tidak dapat diatasi serta semua Awak Kapal sudah siap turun ke rakit kembung (life raft), selanjutnya Saksi mengirim Advice ke Nakhoda KM. Meratus Spirit 1, agar diteruskan kepada Nakhoda KM. Meratus Banjar 2 untuk menenangkan semua awak kapalnya, memeriksa kembali kondisi kapal dan jika kapal masih dapat diselamatkan lakukan semua usaha dengan menggunakan semua pompa, tetap berada di kapal, karena tempat teraman di laut adalah di kapal, namun jika kondisi kapal memang tidak bisa diselamatkan maka agar menjauh dari kapal karena bisa terisap; f. Pukul WIB, menerima informasi dari KM. Meratus Spirit 1 bahwa posisi kapal sudah di dekat KM. Meratus Banjar 2 dan semua awak kapal KM. Meratus Banjar 2 sudah dievakuasi ke atas KM. Meratus Spirit 1, selanjutnya dilakukan komunikasi dengan Nakhoda dan KKM KM. Meratus Banjar 2, diinformasikan bahwa air masuk dari sea chest dengan cepat dan gagal dipompa, air sudah menggenangi kamar mesin dan pompa, kondisi kapal steady mungkin tidak akan tenggelam, Saksi menyampaikan, agar ABK siap-siap kembali ke kapal akan dikirim penyelam untuk menutup kebocoran; g. Saksi...

20 20 g. Saksi berkoordinasi dengan Crisis team termasuk ship manager dan Asset manager, berdasarkan foto kondisi terakhir maka pada pukul WIB, diputuskan untuk mengirimkan KM. Territory Trader dengan membawa fender dan 6 (enam) penyelam, namun sebelum KM. Territory Trader diberangkatkan mendapat informasi perkembangan KM. Meratus Banjar 2 hanyut dan miring lebih kurang 45 o, dan akhirnya pada pukul WIB, menerima yang menyatakan bahwa KM. Meratus Banjar 2 tenggelam pada pukul WIB tanggal 2 September 2015; h. Saksi menyatakan bahwa pada kedalaman lebih kurang 80 meter jangkar di let go setelah 3 segel tidak mau turun lagi, dari pengalaman tidak pernah terjadi, dan kapal yang berlabuh jangkar menggantung akan bergerak dengan bebas dan kecenderungan melintang ombak, sehingga olengan kapal makin lama makin besar, yang memungkinkan air masuk ke palkah melalui lubang ventilasi di deck yang tidak tertutup. 9. Saksi Ship Manager PT. Meratus Line, Saudara Edwin Mihardja, dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, dibawah sumpah, hadir dalam pemeriksaan lanjutan, memberikan keterangan sebagai berikut : a. Lahir di : Surabaya Tanggal : 10 Desember 1976 Agama : Kristen Alamat : Lebak Arum 2/15 Surabaya, Jawa Timur Pendidikan Umum : 1) SD, tahun 1989, di Surabaya; 2) SMP, tahun 1992, di Surabaya; 3) SMA, tahun 1995, di Surabaya; 4) S1, tahun 2001, di Surabaya; 5) S2, tahun 2007, di Jerman Pengalaman Bekerja : Ship Manager PT. Meratus Line, tahun 2008 s/d sekarang. b. Pada saat kejadian Saksi sedang berada di Singapura sedang ada penugasan dari Kantor. Pukul waktu Singapura, Saksi mengetahui ada kejadian kecelakaan KM. Meratus Banjar 2, kemudian Saksi langsung menghubungi ke kapal, tetapi tidak ada jawaban. Setelah Saksi tiba di Surabaya, Saksi berkoordinasi dengan General Manager dan DPA dan mengadakan rapat di Kantor, setelah selesai rapat ada kesimpulan dugaan sementara yang patah pada stick valve; c. Saksi bekerja sebagai Ship Manager di PT. Meratus Line, yang diantaranya mempunyai tugas untuk memastikan kondisi kapal dalam keadaan...

21 21 keadaan baik dan laik laut sesuai dengan persyaratan keselamatan berlayar, memastikan peralatan dan sertifikat kapal masih berlaku, berkoordinasi dengan General Manager untuk mengalokasikan budget operasi kapal dan budget dalam pengedokan dan tempat untuk dock kapal termasuk menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan dalam pengedokan dengan dibantu oleh Superintenden; d. PT. Meratus Line mempunyai 56 buah kapal, namun yang menjadi tanggung jawab Saksi hanya 12 buah kapal. Saat KM. Meratus Banjar 2 melakukan pengedokan pada tahun 2014, Saksi belum menjabat sebagai Ship Manager karena Saksi menjabat sebagai Ship Manager mulai tahun 2015, namun Saksi mengetahui bahwa saat itu dilakukan perawatan sea chest dan bukan penggantian, ketika dilakukan perawatan sea chest ada pengawasan dari Surveyor BKI dan sebelum dipasang sea chest dilakukan pengetesan terlebih dahulu; e. Sebelum kapal tenggelam, tidak ada laporan ke kantor mengenai sea chest, dalam SOP Kantor bahwa perawatan/pembersihan sea chest seharusnya di dermaga, namun tidak disebutkan mengenai lokasi; f. Saksi juga menyampaikan : - KKM membersihkan sea chest di laut tidak menyalahi SOP; - Dalam SOP ada kriteria untuk meninggalkan kapal, keputusan ada ditangan Nakhoda; - Tindakan Nakhoda meninggalkan kapal saat itu kurang dapat dibenarkan; - Tindakan KKM membersihkan sea chest tidak melaporkan kepada Nakhoda, tidak dibenarkan. 10. Saksi Ahli Surveyor BKI, Saudara Arief Hendro Rukminto, dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, dibawah sumpah, hadir dalam pemeriksaan lanjutan, memberikan keterangan sebagai berikut : a. Lahir di : Jakarta Tanggal : 14 April 1971 Agama : Islam Alamat : Jl. Mawar V No. 56, RT.011 / RW.003, Kel. Jatikramat,, Kec. Jatiasih, Bekasi Pendidikan Umum : 1) SD, tahun 1982, di Jakarta; 2) SMP, tahun 1985, di Jakarta; 3) SMA, tahun 1988, di Jakarta; 4) D III, tahun 1991, di AIP Jakarta; 5) S1, tahun 1998, di Jakarta. Pelaut...

22 22 Pelaut : - Pengalaman Bekerja : 1) Crew kapal, PT. Kusuma Bahari Jaya, tahun 1991 s/d tahun 1992; 2) Staf Operasional, PT. Andhika Kaves, tahun 1993 s/d tahun 1994; 3) Surveyor, PT BKI, tahun 1999 s/d sekarang. b. Saksi Ahli bekerja pada PT. Biro Klasifikasi Indonesia (BKI), yang diantaranya mempunyai tugas pokok dan fungsi melakukan pemeriksaan kapal untuk penerbitan Sertifikat Kelas sesuai dengan regulasi dalam code, dan sertifikat yang diterbitkan diantaranya Sertifikat Lambung (Hull Sertificate), Sertifikat Mesin ( Machinery Certificate), dan Sertifikat Lambung Timbul ( Lood Line Certificate). Dalam penerbitan sertifikat tersebut merupakan perpanjangan tangan dari tugas dan tanggung jawab Direktorat Jenderal Perhubungan Laut atau membawa kewibawaan pemerintah; c. Menurut Saksi Ahli bahwa apabila seluruh kamar mesin tergenang air belum tentu kapal tersebut tenggelam selama sekat kedap air di kamar mesin masih berfungsi, karena yang menyebabkan kapal tenggelam apabila batas daya apungnya (permibilitas) terlampaui dan apabila kapal mengalami kemiringan karena pengaruh gaya dari dalam maupun dari luar belum tentu kapal tersebut terbalik ( capsize), karena yang menyebabkan kapal terbalik apabila mengalami kondisi stabilitas negatif; d. Setiap kapal yang dikelaskan pada BKI, menurut Saksi Ahli dijamin memiliki General Arrangement yang disahkan oleh BKI, dan juga dipastikan memiliki Stability Booklet yang dapat dijadikan panduan dalam menghitung stabilitas kapal pada kondisi dinamis dan dalam segala situasi perubahan jumlah muatan diatas kapal; e. Dalam menentukan notasi kelas sebuah kapal yang tercantum pada sertifikat yang diterbitkan oleh BKI mengacu kepada Rule dalam Code yang sudah terstandarisasi. C. Pendapat Mahkamah Pelayaran. Mahkamah Pelayaran atas dasar penelitian dan pemeriksaan lanjutan secara seksama, terhadap berkas dan keterangan dalam Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP) dan keterangan yan g diberikan para Tersangkut dan para Saksi dihadapan Sidang ke 1, Pemeriksaan Lanjutan, pada tanggal 16 Juni 2016 di Kantor KSU Tanjung Perak Surabaya, Sidang ke 2, tanggal 25 Juli 2016, di Kantor Mahkamah Pelayaran, Jakarta, sehubungan dengan tenggelamnya KM. Meratus...

23 23 KM. Meratus Banjar 2, di Laut Jawa-Timur Laut Pulau Madura, telah sampai pada pendapat sebagai berikut : 1. Tentang Kapal, Surat Kapal dan Awak Kapal. Berdasarkan pemeriksaan atas data-data administratif dan berdasarkan hasil pemeriksaan lanjutan terhadap Tersangkut dan para Saksi, maka keadaan kapal, surat kapal, dan awak kapal dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Kapal. KM. Meratus Banjar 2 eks Maers Erimo adalah jenis kapal barang/peti kemas, konstruksi baja, berbendera Indonesia, GT dan NT 2.885, dibangun di China oleh Mawei Shipyard pada tahun 1997 dengan ukuran P x L x D (m) 117,06 x 19,80 x 8,40 (m), berbaling-baling 1 (satu) dan bergeladak 1 (satu). Kapal digerakkan oleh mesin penggerak utama 1 (satu) buah mesin Diesel merek MAN B & W, 8 S 35 MC, 4 Tak kerja tunggal berkekuatan 7614 HP pada putaran 170 Rpm, dibantu oleh 2 (dua) buah mesin bantu Caterpillar 3508 DITA, berkekuatan 2 x 761 HP. Dok terakhir dilakukan pada tanggal 22 Agustus s/d 02 September 2014 di Bojonegara dan berlayar untuk daerah pelayaran kawasan Indonesia. b. Surat Kapal. Kapal dimiliki oleh PT. Mandiri Bahari Line, berkedudukan di Surabaya, dilengkapi dengan Surat Laut, Surat Ukur Internasional, Sertifikat Keselamatan Konstruksi Kapal Barang, dan surat-surat lainnya yang dipersyaratkan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan masih berlaku. c. Awak Kapal KM. Meratus Banjar 2 diawaki oleh 20 (dua puluh) orang termasuk Nakhoda, berdasarkan Daftar Awak Kapal/Crew List, yang dibuat Nakhoda pada tanggal 08 Agustus 2015, dengan susunan perwira sebagai berikut : Bagian Dek : Nakhoda : Adryan Banton berijazah ANT I, tahun 2002; Mualim I : Mulya Yahya M berijazah ANT I, tahun 2015; Mualim II : Agus Habib Nur R berijazah ANT III, tahun 2012; Mualim III : Harfin Tri Wibowo berijazah ANT III, tahun Bagian...

24 24 Bagian Mesin : K K M : Hadi Sukoprayitno berijazah ATT I, sdgsdgdshgds tahun 2009; Masinis II : Eko Purwanto berijazah ATT II, tahun 2009; Masinis III : Eduardus Musanta berijazah ATT III, tahun 2002; Masinis IV : Muhamad Sutrisno berijazah ATT III, tahun Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa kondisi kapal, surat-surat kapal dan Awak Kapal memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, dan dapat diterima. 2. Tentang Cuaca. Berdasarkan hasil analisis dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika- Stasiun Meteorologi Maritim Klas I Tanjung Priok dan berdasarkan keterangan para Tersangkut dan para Saksi, maka mengenai keadaan cuaca pada saat terjadinya kecelakaan kapal dilokasi kejadian adalah sebagai berikut : a. Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Stasiun Meteorologi Maritim Kelas I Tanjung Priok, dengan suratnya tanggal 24 Mei 2016, bahwa keadaan cuaca pada tanggal 01 September 2015, pukul WIB, di Laut Jawa-Timur Laut Pulau Madura, Jawa Timur, adalah sebagai berikut : Cuaca : Cerah Arah dan Kecepatan Angin : Tenggara, knots Arah dan Kecepatan Arus : Barat Laut, Cm/det Tinggi Gelombang : Timur - Tenggara, Meter Jarak Penglihatan : Mil b. Menurut keterangan Tersangkut Nakhoda dan para Saksi dalam Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP) dan di hadapan Sidang Pemeriksaan Lanjutan bahwa pada saat kejadian, cuaca cerah, arah angin Timur kencang (3-4 Skala Beaufort), arus dari Timur 4 knots, ombak moderate 0,5-1,0 meter, jarak pandang baik (good visibility). Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa keterangan yang didapat dari BAPP dan keterangan Tersangkut Nakhoda dan para Saksi dapat diterima. 3. Tentang...

25 25 3. Tentang Muatan dan Stabilitas Kapal. Berdasarkan data ukuran kapal, daftar manifest, tata letak bangunan kapal, dan tata letak susunan muatan, maka mengenai keadaan muatan dan stabilitas kapal adalah sebagai berikut : a. Tentang muatan. KM. Meratus Banjar 2 dengan Surat Ukur International (1969), nomor 3462/Ka, diterbitkan oleh Administrator Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, memiliki ukuran-ukuran pokok sebagai berikut : Panjang : 117,06 Meter Lebar : 19,80 Meter Dalam : 8,40 Meter Sertifikat Garis Muat oleh Biro Klasifikasi Indonesia (BKI), nomor , tanggal 19 Juli 2013 menerangkan sebagai berikut : Lambung Timbul dari garis geladak ke garis muat Musim Panas (S) : 1525 mm Pengurangan Lambung Timbul untuk Air Tawar : 137 mm. KM. Meratus Banjar 2 tercatat draft sebagai berikut : Draft depan = 6,00 Meter Draft belakang = 6,90 Meter Draft rata-rata = 6,45 Meter Draft maksimum yang diijinkan = 8,40-1,525 Meter = 6,875 Meter. Dari kondisi diatas KM. Meratus Banjar 2 tidak mengalami kelebihan muatan. Setelah mengalami semburan air di kamar mesin dan terjadi aliran bebas maka ada penambahan bobot muatan yang mengakibatkan daya apung cadangan terlampaui sehingga kapal tenggelam. b. Tentang Stabilitas. KM. Meratus Banjar 2 sebelum kejadian kondisi mengapung tegak (stabilitas positif) dan setelah kejadian, dengan masuknya air kedalam kamar mesin dan selanjutnya juga masuk kedalam ruang muat melalui ambang palka maka kemudian kapal tenggelam. Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa keadaan muatan dan stabilitas kapal sebelum kejadian dapat diterima dan kondisi muatan dan stabilitas setelah kejadian tidak dapat diterima. 4. Tentang...