Bab 2 Tinjauan Pustaka

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab 2 Tinjauan Pustaka"

Transkripsi

1 Bab Tinjauan Pustaka.. Pendahuluan Bab ini membahas sejumlah topik yang berhubungan dengan peta kendali yang digunaka dalam setiap penyajian mengenai metode statistis untuk pengendalian proses. Beberapa diantaranya adalah bentuk teknik Shewhart untuk pengendalian proses yang sedikit berlainan dengan peta-peta sederhana X, R, dan p. Akan tetapi dalam tinjauan pustaka yang akan dibahas hanya peta kendali X Shewhart saja, sedangkan peta kendali R dan p tidak akan dibahas karena penelitian tugas akhir ini merupakan usulan penerapan dari peta kendali X dengan ukuran sampel dan interval pengambilan sampel yang bervariasi. Peta kendali X Shewhart (Shewhart X chart) telah umum digunakan dalam mengendalikan proses dengan data variabel dan berfungsi dengan baik untuk mendeteksi pergeseran rata-rata yang besar. Namun, seringkali dalam situasi praktis, akan dijumpai pergeseran rata-rata yang kecil atau sedang (pergeseran rata-rata yang kurang dari atau sama dengan,5 standar deviasi). Dalam kasus ini, peta kendali X Shewhart kurang cepat mendeteksi. Ada 3 parameter yang dapat divariasi untuk meningkatkan kinerja peta kendali X, yaitu: ukuran sampel, interval waktu pengambilan sampel, dan batas kontrol. Prabhu, Montgomery dan Runger (994) mengusulkan penggunaan peta kendali X dengan ukuran sampel dan interval pengambilan sampel yang bervariasi ( X chart with variable sample size and sampling interval/combined adaptive X chart/vssi X chart) yang disingkat dengan sebutan peta kendali X VSSI. Peta kendali X VSSI yang diusulkan menggunakan parameter batas kontrol yang tidak divariasi dan diasumsikan mengikuti prinsip 3-sigma. Peta kendali X VSSI merupakan gabungan dari peta kendali X VSS (Variable Sample Size X chart) atau peta kendali X dengan ukuran sampel yang bervariasi, dan peta kendali X 6

2 7 VSI (Variable Sampling Interval X chart) atau peta kendali X dengan interval waktu pengambilan sampel yang bervariasi. Kinerja peta kendali dinyatakan dalam nilai ATS (Average Time to Signal) yang didapatkan dari hasil simulasi program komputer maupun perhitungan Rantai Markov... Definisi Kualitas Sangat perlu produk memenuhi syarat-syarat dari orang yang menggunakannya. Oleh karena itu definisi kita tentang kualitas adalah kualitas yang berarti kecocokan penggunaannya. Istilah konsumen berlaku untuk banyak macam pemakai yang berbeda-beda. Pembeli produk yang digunakan sebagai bahan baku untuk menghasilkan produk lain adalah seorang konsumen, dan untuk pengusaha ini kecocokan penggunaan berarti kemampuan memproses bahan baku ini dengan biaya rendah dan sisa yang minimal. Ada dua segi umum tentang kualitas, yaitu : kualitas rancangan dan kualitas kecocokan. Semua barang dan jasa dihasilkan dalam berbagai tingkat kualitas. Variasi dalam tingkat kualitas ini memang disengaja, maka dari itu istilah teknik yang sesuai adalah kualitas rancangan. Misalnya, semua mobil mempunyai tujuan dasar memberikan angkutan yang aman bagi konsumen. Tetapi, mobil-mobil berbeda dalam ukuran, penentuan, rupa dan penampilan. Perbedaan-perbedaan ini adalah hasil perbedaan rancangan yang disengaja antara jenis-jenis mobil itu. Perbedaan rancangan ini meliputi jenis bahan yang digunakan dalam pembuatan, daya tahan dalam proses pembuatan, keandalan yang diperboleh melalui pengembangan teknik mesin dan bagian-bagian penggerak, dan perlengkapan atau alat-alat yang lain. Kualitas kecocokan adalah seberapa baik produk itu sesuai dengan spesifikasi dan kelonggaran yang disyaratkan oleh rancangan itu. Kualitas kecocokan dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk pemilihan proses pembuatan, latihan dan pengawasan angkatan kerja, jenis sistem jaminan kualitas (pengendalian proses, uji, aktivitas pemeriksaan, dan sebagainya) yang digunakan, seberapa jauh prosedur jaminan kualitas ini diikuti, dan motivasi angkatan kerja untuk mencapai kualitas.

3 8 Terdapat kerancuan arti yang cukup besar tentang kualitas, di dalam masyarakat kita. Istilah itu kerap kali digunakan tanpa penjelasan apakah itu kualitas rancangan atau kualitas kecocokan. Untuk mencapai kualitas rancangan perlu putusan yang jelas pada taraf rancangan produk atau proses untuk menjamin syarat-syarat fungsional tertentu akan dipenuhi dengan memuaskan. Misalnya, perancangan mesin fotokopi untuk kantor mungkin merancang komponen jaringan dengan unsur berlebih, karena dia tahu bahwa hal ini akan menjamin keandalan produk itu di lapangan dan akan meningkatkan rata-rata waktu antar kegagalan (kerusakan). Akibatnya ini akan menghasilkan panggilan perawatan yang lebih jarang untuk menjaga supaya mesin fotokopi tetap berjalan, dan konsumen akan jauh lebih puas dengan penampilan produk itu. Perancangan kualitas produk dengan cara ini kerap kali menyebabkan biaya produksi yang lebih tinggi. Tetapi, kenaikan biaya seperti itu sebenarnya adalah biaya pencegahan, karena dimaksdukan untuk mencegah masalah kualitas pada taraf akhir siklus kegunaan produk itu. Peningkatan kualitas kecocokan kerap kali dibuat dengan mengubah segi tertentu sistem jaminan kualitas, seperti penggunaan prosedur pengendalian proses statistik, mengubah jenis prosedur pemeriksaan yang digunakan, dan seterusnya. Jadi kualitas kecocokan yang lebih tinggi kerap kali dicapai dengan pengurangan dalam biaya total, sebab ini mengakibatkan sisa dan produk yang harus dikerjakan lagi berkurang dan bagian produk jasa yang tidak cocok lebih kecil. Tiap produk mempunyai sejumlah unsur yang bersama-sama menggambarkan kecocokan penggunaannya. Parameter-parameter ini biasanya dinamakan ciri-ciri kualitas. Ciri-ciri kualitas ada beberapa jenis :. Fisik ; Panjang, berat, voltase, kekentalan.. Indera ; Rasa, penampilan, warna. 3. Orientasi waktu ; Keandalan (dapatnya dipercaya), dapat nya dipelihara, dapatnya dirawat. Pengendalian kualitas adalah aktivitas keteknikan dan manajemen, yang dengan aktivitas itu kita ukur ciri-ciri kualitas produk, membandingkannya dengan spesifikasi atau persyaratan, dan mengambil tindakan penyehatan yang sesuai apabila ada perbedaan antara penampilan yang sebenarnya dan yang standar.

4 9.3. Proses Perencanaan dan Pengendalian Kualitas Proses perencanaan dan pengendalian kualitas memerlukan interaksi terus menerus antara pemakai, proses produksi dan bagian-bagian lain yang ada di dalam perusahaan. Pemakai menetapkan keinginannya, yang diketahui melalui penelitian pasar. Kemudian keinginan pemakai tersebut diterjemahkan oleh bagian rekayasa, menjadi desain produk. Selain produk bisa memenuhi keinginan pemakai juga harus mampu dibuat oleh perusahaan yang bersangkutan. Bila konsep desain dan spesifikasi telah lengkap, selanjutnya bagian rekayasa harus mampu memprosesnya menjadi produk jadi. Proses produksi harus bisa menjamin bahwa produk yang dihasilkan sesuai dengan kualitas yang telah ditetapkan. Caranya yaitu dengan melalui latihan, pengawasan, perawatan mesin dan inspeksi. Akhirnya produksi selesai dibuat dan siap untuk dikirim ke konsumen, yang selanjutnya akan menentukan apakah produk tersebut sudah sesuai dengan keinginannya? Demikian siklus kualitas akan terus berulang-ulang kembali. Untuk menerapkan perencanaan dan pengendalian kualitas siklus kualitas tersebut diperlukan rangkaian tahap sebagai berikut:. Mendefinisaikan atribut kualitas.. Memutuskan bagaimana mengukur setiap atribut kualitas. 3. Membuat standar kualitas. 4. Membuat program inspeksi kualitas. 5. Mencari dan memperbaiki penyebab terjadinya kualitas produk yang jelek. Perencanaan untuk pengendalian kualitas harus selalu dimulai dengan mengetahui atribut-atribut kualitas. Perencanaan kualitas menentukan atribut apa saja yang penting untuk dipenuhi atau tidak. Atribut produk tersebut misalnya enak digunakan (comfortable) penampilannya yang menarik, umur pakai dan sebagainya. Selanjutnya harus diketahui bagaimana atribut kualitas tersebut bisa diukur. Misalnya untuk menyajikan produk berpenampilan meanrik, ukurannya adalah kebersihan permukaan produk, umur pakai diukur dari kekuatannya menahan beban dan lain-lain.

5 Setelah darimana atribut tersebut dapat diketahui dan diukur, tahap berikutnya adalah menetapkan standar kualitas dari ukuran-ukuran tiap-tiap atribut tersebut. Program inspeksi kemudian dibuat untuk selalu dapat melihat apakah proses produksi sudah menghasilkan produk yang sesuai dengan standar kualitas. Program inspeksi yang dibuat tersebut merupakan alat yang akan menunjukkan adanya produk yang tidak memenuhi syarat kualitas. Bila penyimpangan terhadap standar kualitas muncul, maka langkah selanjutnya adalah mencari penyebab penyimpangan itu dan kemudian memperbaikinya. Bila penyebab penyimpangan sudah diketahui dan diperbaiki, maka sistem produksi dikatakan terkendali dan tingkat kualitas akan tetap baik..4. Maksud dan Tujuan Pengendalian Kualitas Maksud dan tujuan pengendalian kualitas adalah agar produk yang dihasilkan memenuhi spesifikasi atau standar yang telah ditentukan. Dalam hal ini efektif pada waktu dan biaya produksi yaitu dengan melakukan pengendalian kualitas dalam proses sehingga waktu yang terbuang akibat dari pada pengerjaan ulang (rework) dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan, serta dengan adanya pengendalian kualitas terhadap produk jadi maka biaya yang terbuang akibat produk gagal dapat diminimasi. Manfaat pengendalian kualitas adalah untuk memperbaiki kualitas produk yang dihasilkan serta penurunan biaya kualitas secara keseluruhan. Hal tersebut dapat dilihat dari faktor:. Produksi Hasil produksi harus selalu berada dalam spesifikasi yang standar yang telah ditentukan.. Waktu Dengan adanya pengendalian kualitas dalam proses maka akan dapat mengurangi waktu yang terbuang akibat pengerjaan ulang (rework). 3. Biaya Dengan adanya pengendalian kualitas maka biaya yang terbuang akibat produk gagal maupun rework dapat diminimasi.

6 Tujuan pokok pengendalian kualitas statistik adalah mendeteksi dengan cepat terjadi sebab-sebab atau pergeseran proses sedemikian hingga pendeteksian terhadap proses itu dan tindakan pembetulan dapat dilakukan sebelum terlalu banyak unit yang tak sesuai diproduksi. Peta kendali adalah teknik kendali proses pada jalur yang digunakan secara luas untuk maksud ini. Peta kendali dapat juga digunakan untuk menaksir parameter suatu proses produksi, dan melalui informasi ini, menentukan kemampuan proses. Peta kendali dapat juga memberi informasi yang berguna dalam meningkatkan proses itu. Akhirnya, ingat bahwa tujuan akhir pengendalian proses statsitik adalah menyingkirkan variabilitas dalam proses. Mungkin tidak dapat menyingkirkan variabilitas selengkapnya, tetapi peta kendali adalah alat yang efektif dalam mengurangi variabilitas sebanyak mungkin..5. Pengendalian Kualitas Statistis Pengendalian kualitas secara umum diartikan sebagai usaha teknik untuk menjamin agar hasil pelaksanaan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dalam rencana semula dan sesuai dalam batas-batas kendali yang diinginkan. Pengendalian kualitas didefinisikan secara umum sebagai suatu sistem yang berfungsi untuk menjaga tingkat kualitas yang diinginkan pada suatu produk/jasa (ASQC 983 : Walsh et. Al. 986)..5.. Penarikan sampel Penerimaan Pemeriksaan penerimaan merupakan bagian yang diperlukan dalam proses pembikinan dan boleh juga diterapkan terhadap bahan-bahan yang masuk, produk setengah jadi pada berbagai tahapan menengah pada proses pembikinan, serta tahap produk jadi. Pemeriksaan penerimaan boleh juga dilaksanakan oleh para pembeli produk-produk hasil bikinan. Diperkenalkannya pengendalian inventori tepat pada waktunya (JIT = Just In Time) membuat prosedur penarikan sampel formal oleh pembeli menjadi tidak praktis kecuali untuk maksud audit mutu. Pemasok (supplier) disyaratkan untuk melakukan semua pemeriksaan penarikan sampel dan menyediakan bukti statistik

7 pengendalian dan produk yang diterima untuk setiap lot yang dikirimkan. Bukti ini dapat mengambil bentuk peta kendali, hasil pemeriksaan dan/atau indeks mutu. Kebanyakan pemeriksaan penarikan penerimaan ini dilakukan melalui penarikan sampel. Seringkali pemeriksaan % menjadi tidak praktis atau amat tidak ekonomis. Lagipula, mutu produk yang diterima boleh jadi sebenarnya akan lebih baik bila dihasilkan melalui prosedur penarikan sampel penerimaan statistik modern daripada melalui pemeriksaan %. Pemeriksaan sampel mempunyai sejumlah keuntungan psikologi dibandingkan dengan pemeriksaan %. Kelelahan pemeriksa pada pekerjaan yang berulangulang dapat merupakan penghalang untuk pemeriksaan % yang baik. Sudah umum diketahui bahwa kebanyakan tipe pemeriksaan, bahkan beberapa pemeriksaan % tidak akan menghilangkan semua produk yang tidak sesuai dari suatu arus produk dimana sebagian daripadanya tidak sesuai dengan spesifikasi. Perlindungan terbaik terhadap penerimaan produk yang taksesuai ini tentu saja, dengan membuat produk yang baik. Seringkali prosedur-prosedur penarikan sampel penerimaan yang baik dapat juga mendukung tujuan ini melalui tekanan yang lebih efektif terhadap peningkatan mutu daripada yang dapat dihasilkan melalui pemeriksaan %. Beberapa skema penarikan sampel juga merupakan dasar yang lebih baik untuk pendiagnosisan gangguan mutu daripada yang umum dengan pemeriksaan %. Ada macam metode pengendalian kualitas statistik, yaitu:. metode sampling penerimaan. metode kendali proses. metode sampling penerimaan Sampling penerimaan diterapkan pada proses pemeriksaan lot dimana keputusan menolak atau diterima berdasarkan atas sampel acak yang ditarik dari lot. Jenis ini diterapkan setelah produk selesai dibuat.

8 3 Sampling pemeriksaan tunggal (single acceptance sampling) adalah keputusan penerimaan atau penolakan dilakukan jika jumlah produk rusak yang diambil dari sampel dengan ukuran n melebihi batas angka penerimaan. Misalnya dari lot ukuran., ukuran sampelnya ditentukan dengan angka penerimaan, jika pemeriksaan memperoleh 3 produk rusak maka lot ditolak. Single sampling dapat diperluas dengan double sampling dengan mengambil sampel kedua. Dalam hal ini keputusannya adalah menerima lot, menolak lot atau mengambil sampel kedua, dimana ukuran sampel selanjutnya biasanya makin kecil. Perlu diketahui bahwa walaupun prosedur-prosedur penarikan sampel penerimaan modern secara umum lebih unggul daripada metode-metode penarikan sampel tradisional yang dibuat tanpa mengacu pada hukum probabilitas (peluang) setiap orang yang menggunakan prosedur penarikan sampel penerimaan haruslah menyadari bahwa setiap kali suatu bagian dari arus produk yang diserahkan ke bagian penerimaan tidak sesuai dengan spesifikasi, beberapa butir yang taksesuai kemungkinan akan terlewatkan oleh skema penarikan sampel penerimaan apa pun. Terus terang, pendekatan statistis terhadap penarikan sampel penerimaan juga menghadapi kenyataan ini. Pendekatan ini berusaha untuk mengevaluasi risiko yang berasal dari berbagai prosedur penarikan sampel dan untuk membuat keputusan sampai tingkat proteksi yang diperlukan untuk situasi tertentu. Kemudian akan terbuka kemungkinan untuk memilih suatu skema penarikan sampel penerimaan dengan tingkat proteksi yang diinginkan dan dengan menyertakan pertimbangan tentang beraneka ragamnya biaya yang terlibat.. metode kendali proses Sedangkan pengendalian proses berdasarkan atas asumsi kunci, yaitu bahwa:. variabilitas adalah dasar bagi setiap proses produksi. Misalnya volume minuman ringan dalam botol tidak akan persis ml. Upaya pengendalian proses adalah untuk menemukan range variasi yang wajar untuk menjamin bahwa proses produksi dalam batas-batas kendali.

9 4. proses produksi kadang-kadang tidak terkendali, misalnya operator tak terlatih, mesin tak terawat dan sebagainya. Untuk hal tersebut digunakan peta kontrol untuk mengetahui sampai sejauh mana yang masih diijinkan atau terkendali. Peta kontrol digunakan untuk:. mempertahankan proses untuk tetap terkendali.. mengembalikan proses kedalam batas kendali. 3. menentukan kemampuan proses dalam memenuhi spesifikasi. Beberapa permasalahan dalam penyusunan peta kontrol, yaitu:. ukuran sampel untuk mengukur atribut biasanya lebih besar dibandingkan untuk variabel.. frekuensi pengambilan sampel, hal ini tergantung pada kecepatan produksi dan biaya pemeriksaan. Pengendalian kualitas secara statistik haruslah dipandang sebagai suatu perangkat yang dapatmempengaruhi keputusan-keputusan yang berkenaan dengan fungsi spesifikasi, produksi atau pemeriksaan. Penggunaannya yang paling efektif mensyaratkan adanya kerjasama yang erat antara orang-orang yang bertanggung jawab pada ketiga fungsi yang berbeda ini atau keputusan-keputusan yang ditingkat lebih tinggi dari salah satunya. Kebanyakan teknik yang dikembangkan oleh para ahli statistika matematis untuk analisis data dapat digunakan untuk mengendalikan kualitas produk. Pernyataan pengendalian kualitas secara statistik dapat dipakai untuk mencakup semua penggunaan teknik statistis untuk keperluan ini. Akan tetapi, seringkali hal tesrebut berkaitan dengan empat teknik yang berlainan tetapi saling berhubungan yang membentuk peralatan kerja statistis paling umum dalam pengendalian kualitas.

10 5 Perlatan ini adalah sebagai berikut (Eugene L. Grant dan Richard S. Leavenworth, 988):. Peta-peta kendali Shewhart untuk karakteristik kualitas (quality characteristic) yang terukur. Dalam bahasa tekniknya, hal itu dinyatakan sebagai peta-peta peubah (charts for variables), atau sehingga peta X dan R (rata-rata dan deviasi standar sampel).. Peta kendali Shewhart untuk bagian yang ditolak (franction rejected). Dalam bahasa tekniknya, hal itu dinyatakan sebagai peta p. 3. Peta kendali Shewhart untuk banyaknya ketaksesuaian per unit. Dalam bahasa tekniknya, hal itu dinyatakan sebagai peta c. 4. Bagian dari teori penarikan sampel yang berhubungan dengan proteksi kualitas yang diperoleh dari prosedur penarikan sampel penerimaan (sampling acceptance procedure). Tujuan dari pengendalian kualitas statisti adalah menyediakan alat baru yang membuat pemeriksaan proses menjadi lebih efektif. Pengendalian kualitas bagi produk yang dibuat merupakan suatu fungsi yang sudah ada jauh sebelum metode-metode statistis diterapkan pada analisis terhadap data kualitas dan data semacam ini sekarang tetap ada tidak peduli apakah teknik statistis digunakan atau tidak. Peta kendali peubah yang semula dikembangkan oleh Shewhart pada tahun 94, banyak memerlukan perhitungan kuadrat dan akar kuadrat untuk memperoleh simpangan baku (standar deviasi). Dalam lingkungan metode-metode satatistis yang dipakai untuk mengendalikan kualitas produk, peralatan di atas paling banyak diterapkan untuk mengurangi biaya dan meningkatkan kualitas. Hal ini benar terutama pada tahap awal pemakaian metode-metode statistis; pada tahap selanjutnya setelah orang semakin menguasai statistika, metode-metode statistik lanjutan pun pada gilirannya dimanfaatkan pula.

11 6.5.. Batas-batas Probabilitas pada Peta X Jika kita mengasumsikan bahwa nilai-nilai X mengikuti distribusi normal bisa semua sampel diambil dari universum yang sama, kita dapat menggunakan tabel A (lihat lampiran) untuk menemukan kelipatan σ x yang berkaitan dengan probabilitas yang sudah ditetapkan. Pembaca tentunya ingat bahwa nilai-nilai X akan terdistribusi secara normal bila universum tersebut normal; mereka mendekati normal walaupun berasal dari universum yang taknormal bila ukuran sampel adalah 4 atau lebih..6. Peubah dan Atribut Suatu perbedaan penting dalam bahasa teknis statistika terdapat pada kata peubah (variables) dan atribut (attributes). Bila sebuah catatan (record) dibuat berdasarkan karakteristik mutu yang diukur secara sebenarnya, misalnya dimensi yang dinyatakan dalam per seribu inci, kaulitas tadi dapat dinyatakan oleh peubah-peubah. Sebaliknya bila suatu catatan hanya memperlihatkan banyaknya barang yang sesuai dengan persyaratan dan banyaknya barang yang tidak sesuai dengan persyaratan, maka ia dikatakan sebagai catatan yang berdasarkan atributatribut..7. Peta Kendali Dalam bab ini akan dibahas dan diulas mengeanai beberapa peta kendali X yang dapat digunakan sebagai alat untuk pengendali proses. Adapun peta-peta kendali yang akan dibahas tersebut yaitu sebagai berikut :.7.. Peta Kendali Variabel (Peta Kendali X ) Misalkan karakteristik kualitas berdistribusi normal dengan rata-rata µ dan standar deviasi σ, dengan µ dan σ keduanya diketahui. Jika x, x,...x n sampel berukuran n, maka rata-rata sampel ini adalah: X + X X n X = (.) n

12 7 dan kita tahu bahwa X berdistribusi normal dengan rata-rata µ dan standar deviasi: σ σ = X (.) n Selanjutnya, probabilitasnya adalah - α bahwa setiap rata-rata sampel akan di antara: dan; α α / σ = µ + Z x / (.3) n µ + Z α α α / σ = µ Z x / (.4) n µ Z α Dengan demikian, jika µ dan σ diketahui, persamaan (.3) dan (.4) dapat digunakan sebagai batas kendali atas dan bawah pada peta kendali rata-rata sampel. Sebagaimana telah diketahui, merupakan kebiasaan untuk mengganti Z α / dengan 3, sehingga digunakan batas 3-sigma. Jika suatu rata-rata sampel jatuh di luar batas, hal itu merupakan tanda bahwa rata-rata proses tidak lagi sama dengan µ dengan kata lain proses berada di luar kendali. Kita telah menganggap bahwa distribusi karakteristik kualitas adalah normal. Tetapi, karena teorema limit pusat hasil diatas kira-kira masih benar meskipun sekiranya distribusi yang melandasinya bukan normal. Dalam praktek, biasanya kita tidak mengetahui µ dan σ. Oleh karena itu, nilainilai itu harus ditaksir dari sampel-sampel pendahuluan yang diambil ketika proses itu diduga terkendali. Biasanya taksiran ini harus didasarkan pada paling sedikit sampai 5 sampel. Misalkan tersedia N sampel, masing-masing memuat n observasi pada karakteristik kualitas itu. Biasanya, n akan kecil, kerap kali 4, 5 atau 6. Sampel-sampel kecil ini biasanya hasil dari pembentukan himpunan bagian rasional, dan dari kenyataan bahwa biaya pengambilan sampel dan pemeriksaan yang berkaitan dengan pengukuran variabel itu relatif tinggi.

13 8 Misalkan X,X,..., X n adalah rata-rata tiap sampel. Maka penaksir terbaik untuk rata-rata proses µ adalah rata-rata keseluruhan, yakni: X + X X n X = (.5) N Jadi X akan digunakan sebagai garis tengah peta kendali X tersebut..7.. Peta Kendali X Shewhart (Konvensional) Salah satu alat terpenting dalam pengendalian mutu secara statistis (Statistical Quality Control) adalah peta kendali Shewhart (Shewhart Control Chart), dinamakan demikian karena teknik ini dikembangkan oleh Dr. Walter A. Shewhart pada tahun 9-an sewaktu ia bekerja pada Bell Telephone Laboratories. Kendatipun peta kendali ini nampaknya sederhana, namun banyak ahli teknik, karyawan bagian produksi, dan para pemeriksa berpendapat bahwa dalam menggunakan peta ini diperlukan suatu pandangan yang sama sekali baru. Secara singkat disebutkan bahwa : Mutu atau Kualitas terukur suatu produk yang dihasilkan selalu beragam sebagai akibat dari faktor acak. Beberapa sistem sebab akibat (system of change causes) yang stabil adalah bawaan (inherent) dalam suatu skema produksi dan pemeriksaan tertentu. Keragaman dalam pola yang stabil ini tak dapat dihindari. Alasan keragaman yang terjadi di luar pola yang stabil ini dapat ditemukan dan dikoreksi. Keampuhan teknik Shewhart terletak dalam kemampuannya untuk memisahkan sebab-sebab terusut (assignable causes) dari keragaman mutu (quality variation). Hal ini memungkinkan dilakukannya diagosis dan koreksi terhadap banyak gangguan produksi dan seringkali pula dapat meningkatkan mutu produk secara berarti serta mengurangi bagian yang rusak (spoilage) atau pengerjaan ulang (rework). Lebih dari itu, dengan mengidentifikasi beberapa jenis keragaman mutu sebagai keragaman acak (change variation) yang tak terhindarkan, peta kendali ini dapat memberitahukan kapan suatu proses harus dibiarkan begitu saja dan kaenanya dapat mencegah frekuensi tindakan penyesuaian yang tak perlu yang cenderung menambah keragaman proses dan bukan menurunkannya.

14 9 Dengan mengungkapkan kemampuan alami suatu proses produksi, teknik peta kendali membuka kemungkinan untuk mengambil keputusan yang lebih baik tentang toleransi teknik dan pembandingan yang lebih baik antara berbagai alternatif rancangan dan antara berbagai metode produksi. Melalui perbaikan dan prosedur penerimaan konvensional, seringkali terbuka kemungkinan untuk memperoleh jaminan mutu yang lebih baik pada tingkat biaya pemeriksaan yang lebih rendah. Peta kendali X Shewhart adalah merupakan suatu ukuran untuk mengetahui apakah suatu sistem masih berjalan dengan baik/normal ataukah sudah berubah. Misalkan suatu karakteristik kualitas berdistribusi normal dengan rata-rata µ dan standar deviasi yang telah diketahui dan konstan σ, maka konstruksi peta kendali X Shewhart sebagai berikut: α BKA = µ + Zα σ = µ + Z x α n (.6) Batas Tengah = µ (.7) α BKB = µ Zα σ = µ Z x α n (.8) Dimana n adalah ukuran sampel, σ x adalah standar deviasi dari rata-rata sampel dan nilai Z α/ biasanya adalah 3 (menggunakan batas kendali 3 sigma dengan α =,7). Dalam peta kendali X Shewhart, sampel diambil dalam ukuran yang sama (n tetap) dan interval waktu yang sama (t tetap) kemudian rata-rata tiap sampel diplot pada peta kendali. Jika plot sebuah titik jatuh di luar batas BKA atau BKB, maka hal ini mengindikasikan terjadinya assignable/special cause dan proses dikatakan tidak terkendali. Peta kendali X dapat dinyatakan dalam nilai standar Z (distandarisasi) untuk menyederhanakan tampilan dan mempermudah interprestasinya. Tiap titik pada peta kendali adalah nilai rata-rata sampel yang distandarisasi (Z i ): dengan Z i / = σ/(n) x Xi µ = (.9) σx σ dan Z i berdistribusi normal dengan µ = dan σ x =.

15 Untuk peta kendali X Shewhart yang menggunakan nilai rata-rata sampel yang distandarisasi, maka: (Batas Tengah) BT =, BKA = k, BKB = -k dan umumnya ditetapkan k = 3 (menggunakan batas kendali 3 sigma dengan α =,7) Peta Kendali X VSSI Peta kendali X VSSI menggunakan ukuran sampel dan interval pengambilan sampel yang bervariasi. Selain batas kontrol: BKA ( µ + ) ( µ ) kσ x = dan BKB kσ x =, pada peta kendali X VSSI ditambahkan batas peringatan (warning limits): Batas Peringatan Atas (BPA) = µ + wσ x (.) Batas Peringatan Bawah (BPB) = µ wσ (.) Untuk mempermudah tampilan peta kendali X VSSI, digunakan nilai rata-rata sampel yang distandarisasi (Z i ). Nilai Z i didapat dari persamaan (.9) dengan σ. / = σ/(n) x Jika titik sampel yang diplot dalam peta kendali adalah nilai yang distandarisasi (Z), maka: BT =, BKA = k, BKB = -k, BPA = w, BPB = -w dan ditetapkan k = 3 (prinsip 3 sigma dengan α =,7). Dengan demikian, daerah antara BKA dan BKB dibedakan menjadi daerah:. Daerah tengah (central region): daerah antara batas peringatan (w) atas dan bawah, yaitu interval (-w, w).. Daerah peringatan (warning region): daerah antara BKB (= -k) dan BPB (=-w) atau daerah antara BPA (= w) dan BKA (= k), yaitu interval (-k, -w) (w, k). x Zi k w daerah tindakan daerah peringatan : gunakan (n, t) daerah tengah : gunakan (n, t) -w -k daerah peringatan : gunakan (n, t) daerah tindakan t t+t t+t t+t waktu Gambar.. Peta Kendali X VSSI

16 Pada peta kendali X VSSI, dipakai ukuran sampel dan interval waktu, yaitu: n = ukuran sampel kecil, t = interval waktu pendek, n = ukuran sampel besar t = interval waktu panjang Posisi setiap titik sampel pada peta kendali akan menentukan ukuran sampel berikutnya dan interval waktu pengambilan sampel berikutnya. Jika suatu titik sampel jatuh dalam daerah peringatan (interval (-k, -w) atau (w, k)), ukuran sampel berikutnya harus besar (yaitu n ) dan interval waktu pengambilan sampel berikutnya harus pendek/cepat (yaitu t ) karena diduga proses menyimpang dari targetnya. Sebaliknya, jika suatu titik sampel jatuh dalam daerah tengah (interval (-w, w)), ukuran sampel berikutnya kecil (yaitu n ) dan interval waktu pengambilan sampel berikutnya menjadi panjang/lama (yaitu t ) karena proses tampaknya dekat dengan nilai target. Peta kendali X VSSI dapat dinotasikan sebagai berikut: [ n(i), t(i) ] n = n n, t, t, t jika w < Z i jika w < Z jika k < Z i < k i < w (.) < w Proses dikatakan tidak terkendali jika sebuah titik jatuh di luar interval (-k, k) dan proses dihentikan. Gambar peta kendali X VSSI dapat dilihat pada gambar.. Untuk membandingkan kinerja peta kendali X Shewhart dan peta kendali X VSSI, harus dilakukan penyesuaian kinerja kedua peta kendali tersebut untuk keadaan terkendali. Sehingga desain peta kendali X VSSI dibatasi oleh dua persyaratan berikut pada saat proses terkendali: E = = (.3) [n(i)] n atau E[n(i) BKB < Zi < BKA; δ = ] n dan E = = (.4) [t(i)] t atau E[t(i) BKB < Zi < BKA; δ = ] t Misalkan I = [-w, w] = daerah tengah, I = (BKB, -w) (w, BKA) = daerah peringatan dan I 3 = (BKB, BKA) = daerah diantara BKA dan BKB, maka: Pr( Z I) = Φ(w) (.5) Pr( Z I ) = ( Φ(BKA) Φ(w)) (.6) Pr( Z I3) = Φ(BKA) (.7) Dimana ) (w Φ = fungsi probabilitas kumulatif untuk distribusi normal = Pr (Z<w).

17 Bila Z i- berdistribusi normal N (,) dan δ =, maka persamaan (.3) dapat dituliskan menjadi : n 3 n sehingga didapatkan: = E[n(i) Z I ] (.8) Pr (Z I) Pr (Z I ) = n + n (.9) Pr (Z I ) Pr (Z I ) w = Φ Φ 3 (BKA)(n n (n n ) 3 ) + n n Melalui cara yang sama, maka persamaan (.9) akan menjadi: = Φ + Φ (BKA)(t t) t w (t t ) t (.) (.) Dengan menyertakan persamaan (.) dan (.), maka didapatkan: t t (n n ) b tc = (.) n n c dengan: b = (t t )(n n ) Φ (BKA), c = (n n ) Φ (BKA)+(n n ) dan BKA dan BKB ditetapkan ± 3. Peta kendali X VSSI mempunyai 5 parameter yaitu: n, n, t, t dan w. Jika nilai dari n, n dan t ditentukan, maka dua parameter lainnya, t dan w, dapat dicari dari persamaan (.) dan persamaan (.) atau (.). Parameter n dan n dipilih untuk menghindari kesalahan perkiraan akibat pembulatan. Biasanya yang dipilih t, bukan t, karena interval pengambilan sampel yang minimum seringkali tergantung dari tipe inspeksi dan metode penyamplingan (manual atau otomatis) yang dijalankan pada proses Peta Kendali X VSS Jika ukuran sampel divariasi (n < n < n ), dan interval waktu pengambilan sampel tidak divariasi (t = t = t), maka peta kendali X VSSI akan menjadi peta kendali X dengan ukuran sampel yang bervariasi ( X chart with variable sample size/peta kendali X VSS). Peta kendali X VSS dapat dinotasikan sebagai berikut:

18 3 [ n(i), t(i) ] n = n n, t, t, t jika w < Zi < k jika w < Z < w jika k < Z i i < w (.3) Untuk konstruksi peta kendali X VSS, persamaan (.) digunakan untuk menentukan nilai w Peta Kendali X VSI Jika ukuran sampel tidak divariasi (n = n = n) dan interval waktu pengambilan sampel divariasikan (t < t < t ), maka peta kendali X VSSI ini disebut peta kendali X dengan interval waktu pengambilan sampel yang bervariasi ( X chart with variable sampling interval/peta kendali X VSI). Peta kendali X VSI ini dinotasikan: [ n(i), t(i) ] n, t = n, t n, t jika w < Z i jika w < Z jika k < Z < k i i < w < w (.4) Untuk konstruksi peta kendali X VSI, persamaan (.) digunakan untuk menentukan nilai w Average Run Length (ARL) dan Average Time To Signal (ATS) Average Run Length (ARL) adalah rata-rata jumlah titik sampel yang harus diplot sebelum satu titik sampel menunjukkan keadaan tidak terkendali. Secara umum persamaan untuk perhitungan ARL adalah: ARL = (.5) p dimana p = probabilitas suatu titik keluar dari batas kendali BKA dan BKB. Untuk ARL (ARL untuk peta kendali X dalam keadaan terkendali) maka p = α = probabilitas kesalahan/error tipe I (menyatakan keadaan tidak terkendali padahal keadaan terkendali) atau probabilitas suatu titik rata-rata sampel jatuh dari luar batas kendali pada saat proses terkendali, α disebut juga sebagai probabilitas false alarm.

19 4 Untuk ARL (ARL dalam keadaan tak terkendali) maka nilai p = -β = probabilitas kesalahan/error tipe II (menyatakan keadaan terkendali padahal keadaan tidak terkendali) atau probabilitas suatu titik rata-rata sampel jatuh di dalam batas kendali pada saat proses tidak terkendali. Selain ARL, kinerja suatu peta kendali dapat dievaluasi berdasarkan ATS (Average Time to Signal) yang didefinisikan sebagai rata-rata waktu yang terjadi sampai suatu titik jatuh di luar batas kendali BKA atau BKB, menunjukkan bahwa keadaan tidak terkendali. Jika sampel diambil dengan interval waktu yang tetap (t) seperti pada peta kendali X Shewhart, ATS dihitung dari persamaan: ATS = ARL t (.6) ARL dapat dipakai sebagai ukuran untuk membandingkan kinerja peta kendali jika interval waktu pengambilan sampel pada kedua peta kendali itu tetap (tidak bervariasi). Namun, jika interval waktu pengambilan sampel bervariasi, kinerja peta kendali harus dibandingkan dengan nilai ATS. Jika peta kendali menggunakan ukuran sampel dan interval waktu yang bervariasi, nilai ARL maupun ATS dapat dihitung dengan menggunakan metode Rantai Markov atau didapatkan melalui simulasi dengan program komputer Perhitungan ATS dengan Pendekatan Rantai Markov Untuk mendapatkan nilai ATS melalui metode Rantai Markov, perlu dibentuk matriks transisi probabilitas. Ditentukan I = [-w, w] sebagai daerah tengah, I = (BKB,-w) (w,bka) sebagai daerah peringatan dan I 3 = (BKB,BKA) sebagai daerah di luar BKA/BKB. I 3 atau State 3 adalah absorbing state, karena proses dinyatakan tidak terkendali dan proses dihentikan. Matriks probabilitas transisi dapat disusun: δ δ δ p pp3 δ δ δ P δ = p p p 3 (.7) δ δ δ p3p3p33

20 5 Dimana δ p jk = probabilitas jika titik sampel sekarang berada di daerah j, titik sampel berikutnya berada di daerah k, saat rata-rata mengalami pergeseran sebesar δ standar deviasi. Misalnya: p δ = Pr[w < Zi < BKA n; δ] + Pr[BKB < Zi = Φ(BKA δ Φ(BKB δ n ) Φ(w δ n ) < w n ; δ] n ) + Φ( w δ n) (.8) Karena tidak ada sampel pendahuluan untuk menentukan ukuran sampel pertama dan ukuran pengambilan sampel pertama, maka sampel pertama ini dapat menggunakan ukuran sampel kecil dan interval waktu panjang (prosedur (n,t )) atau menggunakan ukuran sampel besar dan interval waktu pendek (prosedur (n,t )) dengan probabilitas terpilihnya masing-masing sebagai b dan b. nilai b dihtiung berdasarkan proporsi waktu menggunakan n (dengan kata lain, proporsi waktu proses berada di daerah tengah) saat proses terkendali. Nilai b dihitung berdasarkan proporsi waktu menggunakan n (dengan kata lain, proporsi waktu proses berada di daerah peringatan) saat proses terkendali. Sehingga nilai b dan b dirumuskan sebagai berikut: b b p = (.9) p + p p = (.3) p + p Nilai ATS didapatkan melalui rumusan: ATSδ = b'( Qδ ) t (.3) dimana b = (b b ), yaitu vektor probabilitas awal dengan b +b = dan I adalah matriks identitas ( x ). δ δ p p Q δ = δ δ (.3) p p matriks probabilitas transisi ( P δ ) dengan elemen matriks yang berhubungan dengan absorbing state dihilangkan. Selanjutnya, bila t = (t t ), yaitu vektor interval pengambilan sampel, maka b' (I Qδ ) akan memberikan rata-rata jumlah perpindahan (transisi) dalam setiap state sebelum peta kendali

21 menunjukkan sinyal. 6

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No.1, (2017) ( X Print) A 6

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No.1, (2017) ( X Print) A 6 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Print) A 6 Perbandingan Diagram Kontrol X Shewhart dan X VSSI (Variable Sample Size and Sampling Interval) dalam Pengendalian Kualitas

Lebih terperinci

PETA KENDALI X DENGAN UKURAN SAMPEL DAN INTERVAL PENGAMBILAN SAMPEL YANG BERVARIASI

PETA KENDALI X DENGAN UKURAN SAMPEL DAN INTERVAL PENGAMBILAN SAMPEL YANG BERVARIASI JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 2, NO. 2, DESEMBER 2: 72-83 PETA KENDALI X DENGAN UKURAN SAMPEL DAN INTERVAL PENGAMBILAN SAMPEL YANG BERVARIASI Pauline Astari Singgih Dosen Fakultas Teknologi Industri, Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menentukan produk dan jasa yang digunakan (Ariani, 2004). Konsumen

BAB I PENDAHULUAN. untuk menentukan produk dan jasa yang digunakan (Ariani, 2004). Konsumen 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Kualitas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi konsumen untuk menentukan produk dan jasa yang digunakan (Ariani, 2004). Konsumen biasanya memilih

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Bab ini terdiri dari 3 bagian. Pada bagian pertama diberikan tinjauan pustaka dari penelitian sebelumnya. Pada bagian kedua diberikan teori penunjang untuk mencapai tujuan penelitian

Lebih terperinci

PERAN STATISTIKA DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN INDUSTRI Pengendalian Mutu dengan Bantuan Statistika

PERAN STATISTIKA DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN INDUSTRI Pengendalian Mutu dengan Bantuan Statistika PERAN STATISTIKA DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN INDUSTRI Pengendalian Mutu dengan Bantuan Statistika Muhammad Arif Tiro Program Studi Statistika FMIPA Universitas Negeri Makassar Abstrak Salah satu alat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. CuSum. Univariate EWMA MEWMA. Multivariate Hotelling. Kosumen. Kualitas Baik. Peta Kendali. Pengendalian Kualitas

PENDAHULUAN. CuSum. Univariate EWMA MEWMA. Multivariate Hotelling. Kosumen. Kualitas Baik. Peta Kendali. Pengendalian Kualitas PENDAHULUAN Kosumen Kualitas Baik Univariate CuSum EWMA Peta Kendali Pengendalian Kualitas MEWMA Multivariate Hotelling PENDAHULUAN R U M U S A N M A S A L A H 1. Bagaimana prosedur pembentukan peta kendali

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Sejarah Pengendalian Kualitas Pada tahun 1924, W.A. Shewart dari Bell Telephone Laboratories mengembangkan diagram atau grafik statistik untuk mengendalikan

Lebih terperinci

Studi Performansi Air Bersih Pada Peta Kendali Untuk Minimasi Fungsi Kerugian Waste

Studi Performansi Air Bersih Pada Peta Kendali Untuk Minimasi Fungsi Kerugian Waste TEKNOLOGI DI INDUSTRI (SENIATI) 6 ISSN: 58-8 Studi Performansi Air Bersih Pada Peta Kendali Untuk Minimasi Fungsi Kerugian Waste Mastiadi Tamjidillah,, Pratikto 3, Purnomo Budi Santoso, Sugiono Mahasiswa

Lebih terperinci

Pengendalian Kualitas Statistik. Lely Riawati

Pengendalian Kualitas Statistik. Lely Riawati 1 Pengendalian Kualitas Statistik Lely Riawati 2 SQC DAN SPC SPC dan SQC bagian penting dari TQM (Total Quality Management) Ada beberapa pendapat : SPC merupakan bagian dari SQC Mayelett (1994) cakupan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Statistic Quality Control (SQC) Statistik merupakan teknik pengambilan keputusan tentang suatu proses atau populasi berdasarkan pada suatu analisa informasi yang terkandung di

Lebih terperinci

PETA KENDALI R ADAPTIF SEBAGAI ALTERNATIF PETA KENDALI R SHEWHART DALAM MENDETEKSI PERGESERAN KECIL PADA VARIANS

PETA KENDALI R ADAPTIF SEBAGAI ALTERNATIF PETA KENDALI R SHEWHART DALAM MENDETEKSI PERGESERAN KECIL PADA VARIANS PETA KENDALI R ADAPTIF SEBAGAI ALTERNATIF PETA KENDALI R SHEWHART DALAM MENDETEKSI PERGESERAN KECIL PADA VARIANS Adative R Control Chart as Alternative Shewhart R Control Chart in Detecting Small Shifts

Lebih terperinci

Studi Performansi Air Bersih Pada Peta Kendali Untuk Minimasi Fungsi Kerugian Waste

Studi Performansi Air Bersih Pada Peta Kendali Untuk Minimasi Fungsi Kerugian Waste TEKNOLOGI DI INDUSTRI (SENIATI) 6 ISSN : 85-8 Studi Performansi Air Bersih Pada Peta Kendali Untuk Minimasi Fungsi Kerugian Waste Mastiadi Tamjidillah,,*, Pratikto 3, Purnomo Budi Santoso, Sugiono Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Untuk mengelola suatu perusahaan atau organisasi selalu dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi tersebut dapat tercapai.

Lebih terperinci

Prosiding Statistika ISSN:

Prosiding Statistika ISSN: Prosiding Statistika ISSN: 2460-6456 Penerapan Diagram Kendali Sintetik untuk mendeteksi Pergeseran Rata-rata (Kasus pada PT.World Yamater Spinning Milis II) The Synthetic Control Chart Implementation

Lebih terperinci

STATISTICAL PROCESS CONTROL

STATISTICAL PROCESS CONTROL STATISTICAL PROCESS CONTROL Sejarah Statistical Process Control Sebelum tahun 1900-an, industri AS umumnya memiliki karakteristik dengan banyaknya toko kecil menghasilkan produk-produk sederhana, seperti

Lebih terperinci

KULIAH 4-6 PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIKA UNTUK DATA VARIABEL

KULIAH 4-6 PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIKA UNTUK DATA VARIABEL KULIAH 4-6 PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIKA UNTUK DATA VARIABEL KOMPETENSI Mahasiswa dapat menyusun peta pengendali kualitas proses statistika untuk data variabel dengan menggunakan software statistika,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan data, melalui penggunaan metode statistik dapat mengetahui bahwa

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan data, melalui penggunaan metode statistik dapat mengetahui bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi, kualitas menjadi tulang punggung keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan roda perekonomian. Kualitas yang baik akan menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengendalian kualitas merupakan aktivitas keteknikan dan manajemen, yang dengan aktivitas itu bisa diukur ciri-ciri kualitas produk, membandingkannya dengan spesifikasi

Lebih terperinci

Prosiding Statistika ISSN:

Prosiding Statistika ISSN: Prosiding Statistika ISSN: 2460-6456 Diagram Kendali V dari Distribusi Maxwel untuk Pengendalian Kualitas Total Dissolved Solids (TDS) Air Mineral Al-Ma soem V Control Chart of The Maxwel Distribution

Lebih terperinci

Penerapan Diagram Kontrol EWMA dan NEWMA pada Proses Pembuatan Benang 30 Rayon di PT. Lotus Indah Textile Industries Surabaya

Penerapan Diagram Kontrol EWMA dan NEWMA pada Proses Pembuatan Benang 30 Rayon di PT. Lotus Indah Textile Industries Surabaya Seminar Tugas Akhir Penerapan Diagram Kontrol EWMA dan NEWMA pada Proses Pembuatan Benang 3 Rayon di PT. Lotus Indah Textile Industries Surabaya Rista Wijayanti (37 6) Dosen Pembimbing : Dr. Sony Sunaryo,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Statistical Process Control (SPC) Statistical Process Control (SPC) merupakan teknik penyelesaian masalah yang digunakan sebagai pemonitor, pengendali, penganalisis, pengelola,

Lebih terperinci

Bab 2. Teori Dasar. 2.1 Pendahuluan

Bab 2. Teori Dasar. 2.1 Pendahuluan Bab 2 Teori Dasar 2.1 Pendahuluan Gagasan bagan kendali statistik pertama kali diperkenalkan oleh Walter A. Shewhart dari Bell Telephone laboratories pada tahun 1924 (Montgomery, 2001, hal 9). Tujuan dari

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar dari Kualitas Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan masalah Bagaimana cara pengendalian kualitas proses statistik pada data variabel.

BAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan masalah Bagaimana cara pengendalian kualitas proses statistik pada data variabel. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengendalian Kualitas Statistik (Statistical Quality Control) secara garis besar digolongkan menjadi dua, yakni pengendalian proses statistik (statistical process control)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kualitas Secara Umum Definisi dari kualitas suatu produk adalah sebagai kesanggupan atau kemampuan suatu produk untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam kondisi tertentu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketatnya persaingan antara perusahaan industri satu dengan yang lainnya menyebabkan semakin banyak dan beragam industri saat ini yang berusaha untuk meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Pengertian mutu atau kualitas akan berlainan bagi setiap orang dan tergantung pada konteksnya. Mutu atau kualitas suatu barang pada umumnya diukur dengan tingkat

Lebih terperinci

PENERAPAN BAGAN KENDALI T 2 HOTELLING DAN ANALISIS KEMAMPUAN PROSES DALAM PRODUKSI SEMEN PPC (PORTLAND POZZOLLAND CEMENT ) DI PT.

PENERAPAN BAGAN KENDALI T 2 HOTELLING DAN ANALISIS KEMAMPUAN PROSES DALAM PRODUKSI SEMEN PPC (PORTLAND POZZOLLAND CEMENT ) DI PT. Jurnal Matematika UNAND Vol. 4 No. 1 Hal. 76 84 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PENERAPAN BAGAN KENDALI T 2 HOTELLING DAN ANALISIS KEMAMPUAN PROSES DALAM PRODUKSI SEMEN PPC (PORTLAND

Lebih terperinci

BAB III PENGENDALIAN KUALITAS MULTIVARIAT. menghasilkan produk dengan kualitas yang baik, haruslah dilakukan pengendalian

BAB III PENGENDALIAN KUALITAS MULTIVARIAT. menghasilkan produk dengan kualitas yang baik, haruslah dilakukan pengendalian BAB III PENGENDALIAN KUALITAS MULTIVARIAT Seperti yang telah dibahas pada bab sebelumnya bahwa untuk menghasilkan produk dengan kualitas yang baik, haruslah dilakukan pengendalian pada proses produksinya.

Lebih terperinci

ESTIMASI. Arna Fariza PENDAHULUAN

ESTIMASI. Arna Fariza PENDAHULUAN ESTIMASI Arna Fariza PENDAHULUAN MATERI LALU Karena adanya berbagai alasan seperti banyaknya individu dalam populasi amatan, maka penelitian keseluruhan terhadap populasi tersebut tidaklah ekonomis, baik

Lebih terperinci

SEMINAR TUGAS AKHIR NP CONTROL CHART BY USING BAYESIAN APPROACH PETA KENDALI NP MENGGUNAKAN PENDEKATAN BAYESIAN. Oleh : Rizckha Septiana

SEMINAR TUGAS AKHIR NP CONTROL CHART BY USING BAYESIAN APPROACH PETA KENDALI NP MENGGUNAKAN PENDEKATAN BAYESIAN. Oleh : Rizckha Septiana SEMINAR TUGAS AKHIR PETA KENDALI NP MENGGUNAKAN PENDEKATAN BAYESIAN NP CONTROL CHART BY USING BAYESIAN APPROACH Oleh : Rizckha Septiana 1207 100 004 Dosen Pembimbing: Dra. Laksmi Prita Wardhani, M.Si,

Lebih terperinci

III Control chart for variables. Pengendalian Kualitas TIN-212

III Control chart for variables. Pengendalian Kualitas TIN-212 III Control chart for variables Pengendalian Kualitas TIN-212 Common dan Assignable causes of variation Variabilitas dapat dibagi ke dalam dua kategori: 1. Common causes of variation. Variasi ini merupakan

Lebih terperinci

Oleh: Nurul Hidayah Dosen pembimbing: Dra. Laksmi Prita, M.Si

Oleh: Nurul Hidayah Dosen pembimbing: Dra. Laksmi Prita, M.Si KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM (CUSUM) DAN EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE (EWMA) DALAM MENDETEKSI PERGESERAN RATARATA PROSES Oleh: Nurul Hidayah 06 0 057 Dosen pembimbing:

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN PROSES

ANALISIS KEMAMPUAN PROSES LOGO ANALISIS KEMAMPUAN PROSES Kelompok 7 Rohmad Hadi S. Ananta Ade Kurniawan Nariswari Setya Dewi Kristy Handayani Lisa Apriana Dewi Nanda Hidayati Nining Dwi Lestari M0107082 M0108015 M0108022 M0108053

Lebih terperinci

BAB III METODE CONTROL CHART. sebagai metode grafik yang di gunakan untuk mengevaluasi apakah suatu proses

BAB III METODE CONTROL CHART. sebagai metode grafik yang di gunakan untuk mengevaluasi apakah suatu proses BAB III METODE CONTROL CHART 3.1 Control Chart Peta kendali atau Control Chart merupakan suatu teknik yang dikenal sebagai metode grafik yang di gunakan untuk mengevaluasi apakah suatu proses berada dalam

Lebih terperinci

BAB III. PETA KENDALI KUALITAS MULTIVARIAT Z-chart UNTUK PROSES AUTOKORELASI. Salah satu fungsi dari pengendalian kualitas statistik adalah mengurangi

BAB III. PETA KENDALI KUALITAS MULTIVARIAT Z-chart UNTUK PROSES AUTOKORELASI. Salah satu fungsi dari pengendalian kualitas statistik adalah mengurangi BAB III PETA KENDALI KUALITAS MULTIVARIAT Z-chart UNTUK PROSES AUTOKORELASI Salah satu fungsi dari pengendalian kualitas statistik adalah mengurangi variasi yang terjadi dalam suatu proses. Sementara itu,

Lebih terperinci

Studi Performansi Pada Peta Kendali Variabel Dengan Pendekatan Rantai Markov

Studi Performansi Pada Peta Kendali Variabel Dengan Pendekatan Rantai Markov Volume 6 No., Juli 5 (3-4) Studi Performansi Pada Peta Kendali Variabel Dengan Pendekatan Rantai Markov Mastiadi Tamjidillah Abstract Many products which are non-conforming with specification from company

Lebih terperinci

MODUL 5 PETA KENDALI CUSUM & EWMA

MODUL 5 PETA KENDALI CUSUM & EWMA MODUL 5 PETA KENDALI CUSUM & EWMA Laboratorium OSI & K FT.UNTIRTA Praktikum Pengendalian Kualitas 2014 Page 1 MODUL 5 PETA KENDALI CUSUM & EWMA A. Tujuan Praktikum Berikut ini adalah tujuan praktikum modul

Lebih terperinci

ANALISIS RANCANGAN EKONOMI PADA GRAFIK KENDALI EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE (EWMA)

ANALISIS RANCANGAN EKONOMI PADA GRAFIK KENDALI EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE (EWMA) ANALISIS RANCANGAN EKONOMI PADA GRAFIK KENDALI EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE (EWMA) Oleh: Dian Mareta Windayani 16 100 055 Dosen pembimbing: Dra. Laksmi Prita, M.Si Latar belakang PENDAHULUA N

Lebih terperinci

GRAFIKPENGENDALI VARIABEL

GRAFIKPENGENDALI VARIABEL GRAFIKPENGENDALI VARIABEL Grafik pengendali pertamakali diperkenalkan oleh Dr. Walter Andrew Shewhart dari Bell Telephone Laboratories, Amerika Serikat, pada tahun 1924 dengan maksud untuk mengurangi variasi.

Lebih terperinci

ANALISIS PETA KENDALI-p MENGGUNAKAN KUALITAS FUZZY PADA PERGESERAN NILAI RATA-RATA DAN VARIANSI DARI SUATU PROSES ROLLITA PUTRI KARENI ( )

ANALISIS PETA KENDALI-p MENGGUNAKAN KUALITAS FUZZY PADA PERGESERAN NILAI RATA-RATA DAN VARIANSI DARI SUATU PROSES ROLLITA PUTRI KARENI ( ) SEMINAR TUGAS AKHIR ANALISIS PETA KENDALI-p MENGGUNAKAN KUALITAS FUZZY PADA PERGESERAN NILAI RATA-RATA DAN VARIANSI DARI SUATU PROSES ROLLITA PUTRI KARENI (1207 100 067) Dosen Pembimbing Dra. Laksmi Prita

Lebih terperinci

USULAN PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN ESTIMASI TINGKAT KEGAGALAN PROSES (DPMO)

USULAN PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN ESTIMASI TINGKAT KEGAGALAN PROSES (DPMO) USULAN PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN ESTIMASI TINGKAT KEGAGALAN PROSES (DPMO) Budi Aribowo 1 ABSTRACT Article discusses an alternative quality control that has the same function with controlling map that

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Dalam mengelolah suatu perusahaan atau organisasi dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi dapat tercapai. Manajemen

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 23 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi mengenai Kualitas Saat kata kualitas digunakan, kita mengartikannya sebagai suatu produk atau jasa yang baik yang dapat memenuhi keinginan kita. Menurut ANSI/ASQC Standard

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Mutu Dalam dunia industri baik industri jasa maupun manufaktur mutu adalah faktor kunci yang membawa keberhasilan bisnis, pertumbuhan dan peningkatan posisi bersaing.

Lebih terperinci

AUTOKORELASI PADA BAGAN KENDALI

AUTOKORELASI PADA BAGAN KENDALI Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 2 Hal. 88 96 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND AUTOKORELASI PADA BAGAN KENDALI NILA CHOIROTUNNISA, MAIYASTRI, YUDIANTRI ASDI Program Studi Matematika,

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN Pengertian Kualitas Statistik

BAB II PEMBAHASAN Pengertian Kualitas Statistik BAB I PENDAHULUAN Kualitas dan manajemen kualitas telah mengalami evolusi menjadi yang TQM (Total Quality Management), filosofi TQM berisi dua komponen yang saling berhubungan, yaitu sistem manajemen dansistem

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN PROSES PADA DATA BERDISTRIBUSI BINOMIAL

ANALISIS KEMAMPUAN PROSES PADA DATA BERDISTRIBUSI BINOMIAL ANALISIS KEMAMPUAN PROSES PADA DATA BERDISTRIBUSI BINOMIAL Makalah Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengendalian Kualitas Statistik Yang Dibina Oleh Bapak Hendro Permadi Nama Kelompok: Sudarsono (309312422762)

Lebih terperinci

PEMODELAN KUALITAS PROSES

PEMODELAN KUALITAS PROSES TOPIK 6 PEMODELAN KUALITAS PROSES LD/SEM II-03/04 1 1. KERANGKA DASAR Sampling Penerimaan Proses Produksi Pengendalian Proses MATERIAL PRODUK PRODUK BAIK SUPPLIER Manufacturing Manufacturing KONSUMEN PRODUK

Lebih terperinci

GRAFIK PENGENDALI Mnp PADA DATA TAK SESUAI

GRAFIK PENGENDALI Mnp PADA DATA TAK SESUAI GRAFIK PENGENDALI Mnp PADA DATA TAK SESUAI Nonik Brilliana P 1, Sudarno 2, dan Suparti 2 1 Mahasiswa Jurusan Statistika FSM Undip 2 Staf Pengajar Jurusan Statistika FSM Undip Abstrak Pada era globalisasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Karakteristik lingkungan dunia usaha saat ini ditandai oleh perkembangan yang cepat disegala bidang yang menuntut kepiawaian manajemen dalam mengantisipasi setiap

Lebih terperinci

Prosedur untuk Memonitor Proses dengan Proporsi Kecacatan yang Rendah

Prosedur untuk Memonitor Proses dengan Proporsi Kecacatan yang Rendah Prosiding Statistika ISSN: 2460-6456 Prosedur untuk Memonitor Proses dengan Proporsi Kecacatan yang Rendah 1 Shobrina Nuradhanti Nugroho, 2 Teti Sofia Yanti, 3 Suwanda Idris 1,2,3 Prodi Statistika, Fakultas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep SPC dan Pengendalian Kualitas Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dalam dunia industri manufaktur adalah kualitas dari produk maupun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendahuluan Dalam bab ini akan diuraikan mengenai teori-teori yang mendukung serta berkaitan dengan metode bootstrap untuk pembentukan diagram kendali minimax. Uraian dimulai

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN PROSES

ANALISIS KEMAMPUAN PROSES ANALISIS KEMAMPUAN PROSES KOMPETENSI 1. Memahami pengertian dan manfaat analisis kemampuan proses statistik untuk data atribut 2. Mampu menerapkan konsep six sigma untuk mengukur kemampuan proses ANALISIS

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK

PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK 5 Pengendalian Kualitas Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id Blog : hbp://debrina.lecture.ub.ac.id/ 2 Outline Kualitas

Lebih terperinci

ANALISIS RANCANGAN EKONOMI PADA GRAFIK KENDALI EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE (EWMA) UNTUK MEAN DAN VARIANS

ANALISIS RANCANGAN EKONOMI PADA GRAFIK KENDALI EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE (EWMA) UNTUK MEAN DAN VARIANS ANALISIS RANCANGAN EKONOMI PADA GRAFIK KENDALI EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE (EWMA) UNTUK MEAN DAN VARIANS Oleh: Dian Mareta Windayani 1206 100 055 Desen pembimbing: Dra. Laksmi Prita, M.Si Abstrak

Lebih terperinci

PENGENDALIAN MUTU BERAT PRODUKSI PT. SEMEN PADANG MENGGUNAKAN BAGAN KENDALI MEDIAN ABSOLUTE DEVIATION (MAD) PADA DATA TIDAK NORMAL

PENGENDALIAN MUTU BERAT PRODUKSI PT. SEMEN PADANG MENGGUNAKAN BAGAN KENDALI MEDIAN ABSOLUTE DEVIATION (MAD) PADA DATA TIDAK NORMAL Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 1 Hal. 123 131 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PENGENDALIAN MUTU BERAT PRODUKSI PT. SEMEN PADANG MENGGUNAKAN BAGAN KENDALI MEDIAN ABSOLUTE DEVIATION

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. PT. XYZ selama ini belum pernah menerapkan metode Statistical Process

BAB V ANALISA HASIL. PT. XYZ selama ini belum pernah menerapkan metode Statistical Process 70 BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Hasil control chart PT. XYZ selama ini belum pernah menerapkan metode Statistical Process Control. Sebagai langkah awal penulis mencoba menganalisa data volume produk

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR PUSTAKA KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR Alhamdulillahi Rabbil alamin, Puji dan syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta ala. Karena atas izin-nya, makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat sebagai tugas

Lebih terperinci

PETA PENGENDALIAN DAN UKURAN SASARAN

PETA PENGENDALIAN DAN UKURAN SASARAN KARYA TULIS PETA PENGENDALIAN DAN UKURAN SASARAN Disusun Oleh: Tito Sucipto, S.Hut., M.Si. NIP. 19790221 200312 1 001 DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

Statistical Process Control

Statistical Process Control Natasya Christy Mukuan 1701344251 LD21 Statistical Process Control Sejarah Statistical Process Control (SPC) Sebelum tahun 1900-an, industri AS umumnya memiliki karakteristik dengan banyaknya toko kecil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan ketat antar industri khususnya industri rumahan atau home industry.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan ketat antar industri khususnya industri rumahan atau home industry. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi ini telah membawa banyak dampak ke semua negara, termasuk Indonesia khususnya karena banyak sekali industri baik yang berskala besar maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam persaingan pasar yang amat ketat seperti sekarang ini, industri harus menjaga kualitas produk atau jasa mereka tetap terjamin. Hal ini dikarenakan agar konsumen

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Ukuran Kinerja Di bawah ini akan digambarkan mengenai bagaimana teknik maupun urut-urutan pemecahan masalah yang dipergunakan. Pada gambar flowchart di bawah ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Kualitas suatu produk merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan konsumen. Untuk mempertahankan suatu kualitas produk, produk harus dikendalikan dan dimonitor

Lebih terperinci

BAGAN KENDALI CUMULATIVE SUM (CU-SUM)

BAGAN KENDALI CUMULATIVE SUM (CU-SUM) BAGAN KENDALI CUMULATIVE SUM (CU-SUM) 10/09/2012 1 REVIEW Bagan kendali Shewhart biasanya diaplikasikan pada tahap I dari SPC. Shewhart mengidentifikasi terkontrol atau tidaknya suatu proses secara statistik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Sejarah Pengendalian Kualitas Pada tahun 1924, W.A. Shewart dari Bell Telephone Laboratories mengembangkan diagram atau grafik statistik untuk mengendalikan

Lebih terperinci

SAMPLING PENERIMAAN ( ACCEPTANCE SAMPLING )

SAMPLING PENERIMAAN ( ACCEPTANCE SAMPLING ) SAMPLING PENERIMAAN ( ACCEPTANCE SAMPLING ) PENDAHULUAN Pengertian dari Sampling Penerimaan : keputusan untuk menerima atau menolak suatu lot atau populasi berdasarkan hasil dari pemeriksaan sebagian lot

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan gambaran dari tahapan yang dilalui dalam menyelesaikan suatu masalah yang ditemui dalam sebuah penelitian, dimana dibuat berdasarkan latar belakang

Lebih terperinci

RENCANA PENERIMAAN SAMPEL (ACCEPTANCE SAMPLING)

RENCANA PENERIMAAN SAMPEL (ACCEPTANCE SAMPLING) 1 KOMPETENSI Mampu menerapkan rencana penerimaan sampel, baik satu tingkat atau beberapa tingkat, untuk data atribut dan data variabel dengan menggunakan beberapa metode guna menentukan keputusan dalam

Lebih terperinci

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang 27 2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan Walaupun telah diadakan pengawasan kualitas dalam tingkat-tingkat proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang rusak

Lebih terperinci

PENGONTROLAN BAHAN BAKU PRODUKSI SEMEN JENIS PCC DI PT. SEMEN PADANG DENGAN MENGGUNAKAN DIAGRAM KONTROL MEWMA

PENGONTROLAN BAHAN BAKU PRODUKSI SEMEN JENIS PCC DI PT. SEMEN PADANG DENGAN MENGGUNAKAN DIAGRAM KONTROL MEWMA Jurnal Matematika UNAND Vol. 5 No. 3 Hal. 7 14 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PENGONTROLAN BAHAN BAKU PRODUKSI SEMEN JENIS PCC DI PT. SEMEN PADANG DENGAN MENGGUNAKAN DIAGRAM KONTROL

Lebih terperinci

Peta Kendali pada Pengendalian Mutu Udang beku Ratnawati dkk J. Tek. Pert. Vol 5 No. 2: 55-63

Peta Kendali pada Pengendalian Mutu Udang beku Ratnawati dkk J. Tek. Pert. Vol 5 No. 2: 55-63 Penerapan Peta Kendali X, R Dan Sampel Penerimaan Standar Militer 414 pada Proses Grading untuk Pengendalian Mutu Udang Beku (Studi Kasus di PT SKB-Sidoarjo). Ely Ratnawati 1. Endah Rahayu Lestari 2 dan

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS DAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KERUSAKAN PRODUK DI PT. KATWARA ROTAN GRESIK

ANALISIS KUALITAS DAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KERUSAKAN PRODUK DI PT. KATWARA ROTAN GRESIK ANALISIS KUALITAS DAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KERUSAKAN PRODUK DI PT. KATWARA ROTAN GRESIK Mochammad Hatta Jurusan Teknik Industri Universitas 45 Surabaya Mochammad_hatta@walla.com Siti Lestariningsih,

Lebih terperinci

Terima hipotesis Tidak membuat kesalahan Kesalahan tipe II Tolak hipotesis Kesalahan tipe I Tidak membuat kesalahan

Terima hipotesis Tidak membuat kesalahan Kesalahan tipe II Tolak hipotesis Kesalahan tipe I Tidak membuat kesalahan PENGUJIAN HIPOTESIS Hipotesis Statistik adalah pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. Dengan mengambil suatu sampel acak dari populasi tersebut dan menggunakan informasi yang dimiliki

Lebih terperinci

(ESTIMASI/ PENAKSIRAN)

(ESTIMASI/ PENAKSIRAN) ESTIMASI PENDAHULUAN Karena adanya berbagai alasan seperti banyaknya individu dalam populasi amatan, maka penelitian keseluruhan terhadap populasi tersebut tidaklah ekonomis, baik tenaga, waktu, maupun

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK

PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK Pendahuluan Kualitas / Mutu : Ukuran tingkat kesesuaian barang/ jasa dg standar/spesifikasi yang telah ditentukan/ ditetapkan. Pengendalian

Lebih terperinci

Prosiding Statistika ISSN:

Prosiding Statistika ISSN: Prosiding Statistika ISSN: 2460-6456 Implementasi Diagram Kendali Kombinasi Individual (X) dan Moving Range (MR) pada Komponen Pesawat Implementation A Combined Individual (X) and Moving Range (MR) Control

Lebih terperinci

PENARIKAN SAMPEL & PENDUGAAN PARAMETER

PENARIKAN SAMPEL & PENDUGAAN PARAMETER PENARIKAN SAMPEL & PENDUGAAN PARAMETER Arti Penarikan Sampel Populasi ( Universe) adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kualitas Kualitas merupakan aspek yang harus diperhatikan oleh perusahaan, karena kualitas merupakan aspek utama yang diperhatikan oleh para konsumen dalam memenuhi

Lebih terperinci

MODUL TEORI ESTIMASI ATAU MENAKSIR TEORI ESTIMASI ATAU MENAKSIR

MODUL TEORI ESTIMASI ATAU MENAKSIR TEORI ESTIMASI ATAU MENAKSIR TEORI ESTIMASI ATAU MENAKSIR MODUL 9 TEORI ESTIMASI ATAU MENAKSIR. Pendahuluan Untuk menginginkan mengumpulkan populasi kita lakukan dengan statistik berdasarkan data yang diambil secara sampling yang

Lebih terperinci

Rencana Penerimaan Sampel (Acceptance Sampling) untuk Data Atribut

Rencana Penerimaan Sampel (Acceptance Sampling) untuk Data Atribut Rencana Penerimaan Sampel (Acceptance Sampling) untuk Data Atribut 13 Pengendalian Kualitas Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya e- Mail : debrina@ub.ac.id Blog : hdp://debrina.lecture.ub.ac.id/

Lebih terperinci

ANALISIS KAPABILITAS PROSES UNTUK PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK PEMBATAS BUKU INDUSTRI RUMAHAN

ANALISIS KAPABILITAS PROSES UNTUK PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK PEMBATAS BUKU INDUSTRI RUMAHAN J u r n a l E K B I S / V o l. X IV/ N o. / e d i s i S e p t e m b e r 15 7 ANALISIS KAPABILITAS PROSES UNTUK PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK PEMBATAS BUKU INDUSTRI RUMAHAN *( Diah Ayu Novitasari Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini bidang perindustrian telah berkembang pesat. Semakin banyak dan beragamnya industri saat ini, menyebabkan persaingan antara perusahaan industri yang satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Produk merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keunggulan bersaing,

BAB I PENDAHULUAN. Produk merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keunggulan bersaing, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Produk merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keunggulan bersaing, di samping harga dan jangkauan distribusinya. Oleh karena itu setiap perusahaan,

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dewasa ini tuntutan pelanggan terhadap kualitas produk semakin meningkat, sehingga perusahaan perlu memperhatikan kualitas produk yang dihasilkannya agar mampu bersaing di pasar dan mempertahankan

Lebih terperinci

ANALISIS GRAFIK KENDALI np YANG DISTANDARISASI UNTUK PENGENDALIAN KUALITAS DALAM PROSES PENDEK

ANALISIS GRAFIK KENDALI np YANG DISTANDARISASI UNTUK PENGENDALIAN KUALITAS DALAM PROSES PENDEK ANALISIS GRAFIK KENDALI np YANG DISTANDARISASI UNTUK PENGENDALIAN KUALITAS DALAM PROSES PENDEK Yayuk Nurkotimah dan Fachrur Rozi Jurusan Matematika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang e-mail: ocy_cute9@yahoo.com

Lebih terperinci

Konsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk

Konsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk Konsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk Darsini Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo, Jl.

Lebih terperinci

Pengukuran Kerja Langsung (Direct Work Measurement)

Pengukuran Kerja Langsung (Direct Work Measurement) Pengukuran Kerja Langsung (Direct Work Measurement) Pengukuran Kerja (Studi Waktu / Time Study) Perbaikan postur Perbaikan proses Perbaikan tata letak Perbaikan metode /cara kerja Data harus baik, representasi

Lebih terperinci

Pengendalian Kualitas Statistik Produk Botol Sting 240 ml di PT IGLAS (Persero) Oleh: Wahyu Eka Kusumaningrum

Pengendalian Kualitas Statistik Produk Botol Sting 240 ml di PT IGLAS (Persero) Oleh: Wahyu Eka Kusumaningrum Pengendalian Kualitas Statistik Produk Botol Sting 40 ml di PT IGLAS (Persero) Oleh: Wahyu Eka Kusumaningrum 1308030047 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG PT IGLAS (Persero) merupakan perusahaan manufacturing

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO TIPE I (PRODUSEN) DAN RISIKO TIPE II (KONSUMEN) DALAM KERJASAMA RANTAI PASOK. Nama Mahasiswa : Afriani Sulastinah NRP :

ANALISIS RISIKO TIPE I (PRODUSEN) DAN RISIKO TIPE II (KONSUMEN) DALAM KERJASAMA RANTAI PASOK. Nama Mahasiswa : Afriani Sulastinah NRP : ANALISIS RISIKO TIPE I (PRODUSEN) DAN RISIKO TIPE II (KONSUMEN) DALAM KERJASAMA RANTAI PASOK Nama Mahasiswa : Afriani Sulastinah NRP : 1206 100 030 Jurusan : Matematika Dosen Pembimbing : Dra. Laksmi Prita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hasil dari suatu proses produksi yang diterima oleh konsumen diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Hasil dari suatu proses produksi yang diterima oleh konsumen diharapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Hasil dari suatu proses produksi yang diterima oleh konsumen diharapkan memenuhi spesifikasi produsen. Karena produk yang mahal, tidak efisien, dan tidak sesuai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Jika dalam suatu organisasi atau perusahan telah diterapkan sistem kerja yang baik dengan diperhatikannya faktor-faktor kerja serta segi-segi ergonomis,tentunya perusahaan tersebut

Lebih terperinci

Rencana Penerimaan Sampel (Acceptance Sampling)

Rencana Penerimaan Sampel (Acceptance Sampling) Rencana Penerimaan Sampel (Acceptance Sampling) 12 Pengendalian Kualitas Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id Blog : hdp://debrina.lecture.ub.ac.id/

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA BAGAN KENDALI EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE UNTUK MEAN PROSES SKRIPSI KRISTINA INTAN KARTIKA PUTRI

UNIVERSITAS INDONESIA BAGAN KENDALI EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE UNTUK MEAN PROSES SKRIPSI KRISTINA INTAN KARTIKA PUTRI UNIVERSITAS INDONESIA BAGAN KENDALI EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE UNTUK MEAN PROSES SKRIPSI KRISTINA INTAN KARTIKA PUTRI 0606067446 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM SARJANA

Lebih terperinci

Pengendalian Kualitas

Pengendalian Kualitas Quality Control Pengendalian Kualitas Shigeru Mizuno : pengendalian kualitas adalah keseluruhan cara yang digunakan untuk menetapkan dan mencapai standar mutu. Dengan demikian pengendalian mutu mencakup

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 38 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Untuk mendukung perhitungan statistikal pengendalian proses maka diperlukan data. Data adalah informasi tentang sesuatu, baik yang bersifat kualitatif

Lebih terperinci

Analisis Mutu Ketebalan Roti Sisir Pada Perusahaan XYZ

Analisis Mutu Ketebalan Roti Sisir Pada Perusahaan XYZ Jurnal Matematika Vol. 2 No. 1, Desember 2011. ISSN : 1693-1394 Analisis Mutu Ketebalan Roti Sisir Pada Perusahaan XYZ Ni Luh Putu Suciptawati Wella Dhanuantari Jurusan Matematika FMIPA, Universitas Udayana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah suatu kerangka yang memuat langkah-langkah yang ditempuh dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Pada bagian ini akan dijelaskan secara

Lebih terperinci