BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 38 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profile Responden Profile Perusahaan PT. Indoframe merupakan perusahaan kayu yang bergerak dalam bidang frame. Produk Vista Frame yang dijual berbentuk batangan ataupun frame / bingkai jadi. Fokus penjualan lebih pada penjualan dengan quantity besar (minimal pembelian ± 2-3 juta rupiah). Produk frame yang dijual ada 3 jenis, yaitu : Vista Frame standar/polos, Vista Frame ukiran design pabrik atau Vista Frame ukiran design customer. PT. Indoframe berdiri pada 1 Maret 1991 oleh Bapak Lay Cuk Liong dengan modal awal sebesar Rp2..,- (dua ratus juta rupiah). Pada awal berjalan produk Vista Frame dijual tidak hanya oleh PT. Indoframe sendiri tetapi juga melalui anak perusahaan penyalur yaitu Cemerlang. Pemasaran internalnya sendiri dijual melalui distributor dengan menggunakan salesman maupun sales kantor. Pada awal berdiri PT. Indoframe memiliki karyawan berjumlah 3 orang yang sampai dengan saat ini telah bertambah menjadi 35 orang karyawan. PT. Indoframe berlokasi di Jl. Raya Serang Km.66 Zona Industri Pancatama Cikande, Serang - Indonesia sebagai tempat berproduksi dan berkantor pusat penjualan di Jl. AM. Sangaji 11 B/C/D/E Jakarta 113 Indonesia. PT. Indoframe memperoleh bahan baku dari luar daerah termasuk Lampung, Kalimantan, maupun Sulawesi berupa kayu log. Supplyer kayu adalah PT. Aneka Rimba Sentosa dan PT. Murah Berkah. Rata-rata pemesanan bahan baku setiap bulannya

2 39 sebanyak 7-1 meter kubik tergantung pada jumlah pemesanan produk tersebut atau sekitar Rp1 milyar untuk pembelian bahan baku tersebut. Penjualan tidak hanya produksi untuk dijual tetapi juga menerima pemesanan bingkai Vista Frame baik melalui telp maupun fax dan menjual ke customer perorangan. Penjualan juga dilakukan melalui departemen store terkemuka seperti Carefour, Hypermart, Ramayana, dll. Sistem penjualan yang dilakukan adalah konsinyasi continue dengan purchasing order (sistem pemesanan produk atau design dari mereka). Saat ini rata-rata penjualan mencapai 16. unit bingkai Vista Frame setiap bulannya atau Rp6 milyar perbulan Struktur Organisasi Perusahaan DIREKTUR MANAJER (General Manajer) Accounting Produksi Pemasaran Administrasi Kolektor Sales Kantor Sales Luar Sumber: PT. Indoframe. Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Indoframe

3 4 Berdasarkan struktur organisasi tersebut terdapat tanggung jawab dan wewenang masing masing unsur organisasi dan keterkaitannya antara tingkat atas dengan tingkat dibawahnya yaitu : 1. Direktur Utama Bertanggung jawab atas semua pelaksanaan kegiatan bisnis perusahaan. Tugas : Menanda tangani berkas berkas penting Memimpin, mengkoordinasi dan mengawasi jalannya perusahaan Merencanakan pengembangan perusahaan. Wewenang : Membuat keputusan keputusan Menerima dan memberhentikan karyawan perusahaan. 2. General Manager Bertanggung jawab kepada Direktur Utama. Tugas : Mengetur jalannya kegiatan bisnis di perusahaan Membantu Direktur dalam perencanaan pengembangan perusahaan Membuat laporan kerjauntuk diserahkan kepada Direktur utama. Wewenang : Menerima laporan dari semua bagian bagian perusahaan yang dibawahinya Menilai kinerja para karyawan secara umum Mengembangkan potensi para karyawan pada umumnya. 3. Accounting Bertanggung jawab kepada General Manager. Tugas : Membuat rencana keuangan, pengadaan dan penggunaan dana Menyusun rencana arus kas perusahaan

4 41 Mengatur penyediaan dan penggunaan dana sesuai dengan kebutuhan perusahaan Mengawasi pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran kas/bank Pencatatan akuntansi pengeluaran dan pengeluaran kas/bank serta kegiataan perusahaan Membuat laporan bulanan, serta menganalisanya Memeriksa kebenaran pembayaran gaji, upah, dan lembur karyawan 4. Produksi Bertanggung jawab atas pelaksanaan produksi. Tugas : Membuat produk sesuai pesanan / order. Menjalankan operasional pabrik. 5. Pemasaran Dipimpin oleh Marketing Coordinator. Tugas : Membuat strategi pemasaran mulai dari promosi, sistem penjualan sampai dengan pemesanan. Memantau, serta ikut melaksanakan dan mengawasi proses strategi pemasaran tersebut. Pemasaran, dibagi menjadi 2 bagian, yaitu : Sales kantor Tanggung jawab kepada Marketing Coordinator. Tugas : Follow up customer melalui telp ataupun datang ke kantor customer. Mencari peluang distribusi barang ke perusahaan, dealer ataupun toko khusus frame. Menawarkan dan promosi eksternal.

5 42 Mencatat dan menginformasikan ke bagian produksi mengenai pesanan ataupun adanya pembelian produk bingkai Vista Frame tersebut, baik pemesanan melalui telp ataupun fax. Sales Luar Bertanggung jawab kepada Marketing Coordinator. Tugas : Mencari customer-customer baru dengan mendatangi langsung calon customer tersebut. Mengunjungi customer tersebut. Tugasnya lebih bersifat lapangan, sehingga tidak sering ada di kantor. 6. Administrasi Bertanggung jawab pada sistem pencatatan, surat dan pemesanan. Tugas : Membuat surat keluar dan menfile surat masuk. Membuat surat jalan/nota penjualan. Meninjau stok barang. Membuat pemesanan bahan baku, dll. 7. Kolektor Bertanggung jawab pada penagihan pembayaran customer. Tugas : Follow up pembayaran customer. Menerima pembayaran dan menyetor serta melaporkan ke bagian accounting. Memastikan pembayaran customer tepat waktu.

6 Misi PT. Indoframe 1. Memenuhi setiap kebutuhan customer baik customer agen/toko maupun perorangan dengan kualitas pelayanan yang terbaik. 2. Customer toko/agen biasanya mengambil kayu batangan (lis batangan) untuk dijadikan frame jadi. 3. Customer perorangan biasanya memenuhi kebutuhan dari pemasangan frame pernikahan, foto wisuda, foto keluarga, dll Tujuan PT. Indoframe Memenuhi setiap kebutuhan customer baik customer agen/toko maupun perorangan dengan kualitas pelayanan yang terbaik. 4.2 Proses Bisnis PT. Indoframe Adapun tata cara prosedur yang sedang berjalan dalam perusahaan PT. Indoframe adalah sebagai berikut : Sistem Pemesanan Customer Perorangan Pemesanan Vista Frame oleh customer perorangan biasanya dengan langsung datang ke showroom dan memesan Vista Frame yang diminati/disukai sesuai contoh Vista Frame yang ada di showroom. Customer diberi penawaran bingkai Vista Frame yang kiranya cocok untuk gambar customer tersebut. Pada dasarnya customer diminta untuk memilih sendiri Vista Frame yang diinginkan, berikut motif Vista Frame yang diinginkan.

7 44 Membuat nota penjualan dengan system pengambilan produk rata-rata 1 14 hari, tergantung dengan banyaknya pesanan customer Sistem Pemesanan Toko/Agen Pemesan/customer biasanya sudah mengetahui produk apa yang ingin dipesan, yang kemudian langsung memesan melalui telp/fax ataupun langsung datang ke showroom. Pengiriman barang minimal 1 (satu) hari kerja dari waktu pemesanan.

8 Strategi Bisnis Unit Pada PT. Indoframe ada beberapa bisnis unit yang saling terkait dan mendukung proses bisnis yang berjalan, dalam hal ini strategi bisnis unit tersebut : Marketing/Pemasaran Pangsa pasar barang ke toko/agen Vista Frame. Produk yang dijual tidak dengan semaunya tetapi ada standarisasi mutu yang harus dipenuhi terlebih dahulu. Produk Pemasaran produk ditentukan dari pada kualitas yang harus dijaga dan memiliki mutu yang baik dengan memberikan pelayanan terbaik. Membina hubungan baik dengan customer, menginformasikan produk baru. Harga Harga produk yang diberikan bersaing dengan penawaran lain tentunya kualitas juga tetap dijaga. Pemberian spesial price jika pengambilan barang dalam quantity besar. Promosi Dalam mendesain produknya PT. Indoframe menawarkan pelayanan dan produk yang ada sesuai permintaan pasar/trend masa kini. Ada juga pelayanan salesman dengan memberikan penawaran ke outlet-outlet maupun distributor juga customer perorangan dengan menyebarkan brosur.

9 Proses Kerja Pabrik PT. Indoframe Dibawah ini adalah proses kerja pabrik pada PT. Indoframe yaitu : Kayu masuk di oven dengan menggunakan uap air yaitu KD (Killen Drying) dengan sistem pembakaran. Kayu diolah dan dibelah dengan menggunakan mesin multi rip (rip saw). Kayu dipotong-potong dengan mesin potong kayu (radial arm saw). Kayu diolah dan disambung dengan mesin finger joint dengan ukuran tebal dan lebar yang sama. Kayu diolah atau diprofil dengan menggunakan mesin molding. Setelah kayu dimasukkan ke molding dan telah menjadi kayu batangan profil, kemudian diamplas menggunakan mesin sanding profil. Setelah kayu batangan diamplas, didempul menggunakan mesin plester coating. Setelah itu kayu dimasukkan ke mesin kembang kayu yaitu mesin embose. Terakhir di finishing dengan menggunakan spraying boat dan hot stamping. Penyelesaian produk di oven dan dibentuk sesuai pesanan ataupun design yang diinginkan.

10 Kendala-kendala Produksi PT. Indoframe Berdasarkan Lampiran 6 diperoleh informasi bahwa laba yang diterima per unit vista frame untuk produk Vista Frame Standar/Polos [X] adalah Rp.24.96,-; Vista Frame Ukiran Design Pabrik [Y] adalah Rp ,-; Vista Frame Ukiran Design Customer [Z] adalah Rp ,-. Sehingga berdasarkan hal tersebut dapat dibuat suatu persamaan linear, yaitu : Laba = 24,96 X + 52,235 Y + 127,565 Z Tujuan dari perusahaan tentunya adalah untuk memaksimalkan laba. Akan tetapi ada beberapa kendala yang dihadapi oleh perusahaan, yaitu : 1. Kendala keterbatasan bahan baku log kayu yang dapat diperoleh PT. Indoframe secara rutin hanya sebanyak 12 m³ setiap bulannya atau ± 12 s/d 24 batang log kayu [tergantung medelin/volume kayu]. 2. Kendala penggunaan mesin pengering kayu, maksimal penggunaan 36 jam perbulan [karena hanya dapat dioperasikan selama 12 jam maksimal per hari agar tidak mengalami kerusakan karena terlalu panas, sehingga jika diasumsikan 1 bulan dapat digunakan selama 3 hari maka hasilnya 12 jam/hari x 3 hari = 36 jam mesin]. 3. Kendala penggunaan dan pengoperasian mesin ukir oleh tenaga kerja bagian pengukiran yang dijalankan oleh 1 orang saja, yaitu 24 jam kerja [maksimal 1 hari 8 jam kerja, diasumsikan sabtu minggu tetap kerja dihitung lembur sehingga 3 hari x 8 jam/hari = 24 jam]. 4. Selain dari pada kendala diatas ada pula kendala keterbatasan pasar dalam menerima produk. [berkaitan dengan maksimal pemesanan produk setiap bulannya] Penjelasan lebih lanjut pada subbab berikutnya.

11 Kendala Keterbatasan Bahan Baku Log Kayu Dikarenakan adanya aturan baru dari pemerintah mengenai penebangan kayu di wilayah Indonesia, membuat bahan baku log kayu saat ini menjadi lebih sulit diperoleh. Jikapun ada pasokannya masih terbatas dan tidak terlalu banyak dalam hal jumlah. PT. Indoframe memiliki 2 supplyer log kayu yang setiap bulannya rutin mengirimkan bahan baku log kayu tersebut ke pabrik PT. Indoframe di wilayah Serang. Kedua supplyer tersebut, yaitu : 1. PT. Murah Berkah, beralamat di Jl. Banten Lama Km.5. Serang Banten [Karangantu]. Telp : PT. Aneka Rimba Sejahtera, berlokasi di wilayah Lampung dan Kalimantan. Kedua supplyer tersebut hanya mampu memasok maksimal 12 m³ log kayu setiap bulannya dengan harga Rp.1.2.,- per m³ ukuran 2 up. Sehingga untuk mengatasi hal tersebut saat ini PT. Indoframe masih mencari supplyer log kayu lainnya yang tentunya dapat memberikan harga yang kompetitif. Penggunaan bahan baku log kayu dengan asumsi untuk 19 unit frame adalah sebagai berikut : o Vista Frame Standar/Polos [X] membutuhkan bahan baku ± 1 m³ untuk membuat 19 unit vista frame standar/polos, dengan biaya yang dikeluarkan total Rp.2.1.,- untuk per 1 m³ [dihitung berikut biaya lainnya; penyusutan kayu, transport, pajak perolehan, dll] o Vista Frame Ukiran Design Pabrik [Y] membutuhkan bahan baku ± 1,3 m³ untuk membuat 19 unit vista frame ukiran design pabrik, dengan biaya yang dikeluarkan total Rp.2.73.,- untuk per 1,3 m³ [dihitung berikut biaya lainnya; penyusutan kayu, transport, pajak perolehan, dll]

12 49 o Vista Frame Ukiran Design Customer [Z] membutuhkan bahan baku ± 1,86 m³ untuk membuat 19 unit vista frame ukiran design customer, dengan biaya yang dikeluarkan total Rp.3.9.,- untuk per 1,86 m³ [dihitung berikut biaya lainnya; penyusutan kayu, transport, pajak perolehan, dll termasuk kemungkinan kesalahan ukir] Sehingga dari informasi diatas dapat dibuat persamaan linear kendala ke-1 keterbatasan bahan baku log kayu sebagai berikut : 1 X + 1,3 Y + 1,86 Z 12 Selain mencari supplyer log kayu baru, PT. Indoframe mencoba membuat inovasi bingkai frame dengan mencari solusi pengganti bahan baku log kayu menggunakan sisa serutan kayu yang dipress. Tetapi saat ini hal tersebut masih dalam tahap uji coba dan dipertimbangkan Kendala Penggunaan Mesin Pengering Kayu Mesin pengering kayu atau dry wood yang hanya 1 menjadi kendala dalam penggunaannya, atau dengan kata lain ada keterbatasan dalam hal jam operasional mesin. Akan tetapi untuk pembelian mesin pengering kayu tambahan saat ini dinilai tidak efisien karena akan membuat mesin tambahan tidak berproduksi maksimal, nantinya ditakutkan akan banyak jam mengganggur mesin. Sehingga pembelian mesin baru sebagai tambahan dinilai sia-sia dan tidak efisien. Kecuali, jika perusahaan kedepannya mampu memproduksi lebih banyak lagi unit frame tentunya hal tersebut harus mempertimbangkan kendala keterbatasan lainnya. Maksimal penggunaan mesin pengering kayu/dry wood adalah 36 jam perbulan. Maksimal 12 jam operasional per hari, lebih dari itu dikhawatirkan mesin

13 5 menjadi cepat rusak karena terlalu panas. Sehingga maksimal mesin dapat beroperasi per bulan adalah 36 jam mesin dengan asumsi beroperasi setiap hari selama 3 hari tiap bulannya. Penggunaan mesin pengering kayu/wood dry dengan asumsi untuk mengeringkan 19 unit frame dibutuhkan waktu jam mesin sebagai berikut : o Vista Frame Standar/Polos [X] dikeringkan atau di dry selama 2 jam untuk 19 unit vista frame standar/polos, berdasarkan kapasitas ruang dan temperatur panas ruang mesin. o Vista Frame Ukiran Design Pabrik [Y] dikeringkan atau di dry selama 4 jam untuk 19 unit vista frame ukiran design pabrik, berdasarkan kapasitas ruang dan temperatur panas ruang mesin. Lebih lama untuk hasil lebih baik. o Vista Frame Ukiran Design Customer [Z] dikeringkan atau di dry selama 6 jam untuk 19 unit vista frame ukiran design customer, berdasarkan kapasitas ruang dan temperatur panas ruang mesin. Lebih lama untuk hasil lebih baik. Sehingga dari informasi diatas dapat dibuat persamaan linear kendala ke-2 keterbatasan jam mesin untuk penggunaan mesin pengering kayu/ dry wood, sebagai berikut : 2 X + 4 Y + 6 Z Kendala Penggunaan dan Pengoperasian Mesin Ukir Sama seperti mesin pengering kayu atau dry wood yang hanya 1 dan menjadi kendala dalam penggunaannya, begitu pula dalam penggunaan dan pengoperasian mesin ukir atau dengan kata lain ada keterbatasan dalam hal jam tenaga kerja bagian

14 51 mesin ukir yang hanya memperkerjakan 1 orang. Untuk tambahan tenaga kerja bagian mesin ukir, saat ini dinilai tidak efisien karena permintaan bingkai vista frame ukiran baik design pabrik maupun design customer masih belum terlalu banyak. Maksimal jam kerja tenaga kerja bagian operasional mesin ukir adalah 24 jam kerja. Dengan 1 hari bekerja selama 8 jam dan diasumsikan sabtu minggu tetap kerja dihitung lembur, sehingga selama 3 hari diperoleh 24 jam kerja produktif. Jam kerja yang dibutuhkan untuk proses pengukiran frame menggunakan mesin ukir dengan asumsi mengukir sebanyak 19 unit frame dibutuhkan waktu jam kerja sebagai berikut : o Vista Frame Standar/Polos [X], dikarenakan jenis bingkai ini adalah polos sehingga tidak membutuhkan ukiran sama sekali. Jam tenaga kerja=. o Vista Frame Ukiran Design Pabrik [Y] dikerjakan selama 6 jam untuk 19 unit vista frame ukiran design pabrik, berdasarkan kapasitas mesin dan kemampuan tenaga kerja tersebut. o Vista Frame Ukiran Design Customer [Z] dikerjakan selama 18 jam untuk 19 unit vista frame ukiran design customer, berdasarkan kapasitas mesin dan kemampuan tenaga kerja tersebut. Dibutuhkan waktu lebih lama karena harus dibuat terlebih dahulu plat pisau ukir sesuai design pesanan customer. Sehingga dari informasi diatas dapat dibuat persamaan linear kendala ke-3 keterbatasan jam tenaga kerja bagian ukir, sebagai berikut : 6 Y + 18 Z 24

15 Kendala Keterbatasan Pasar Dalam Menerima Produk Tidak semua produk bingkai vista frame yang diproduksi mampu diserap pasar atau dengan kata lain laku dijual. Khususnya untuk produk vista frame ukiran design pabrik dan vista frame ukiran design customer. Akan tetapi sampai saat ini masih ada peminat tetapnya dengan pemesanan reguler, biasanya untuk dijual kembali atau sebagai souvenir tanda terima kasih, penghargaan, dan penghormatan terakhir. Karena hal tersebut, walaupun jumlah laba yang diterima lebih besar untuk unit produk ke-2 jenis vista frame tersebut tidaklah membuat PT. Indoframe hanya memproduksi ke-2 jenis vista frame itu. Bauran produk dibutuhkan agar tidak ada produk yang dihasilkan tersia-siakan atau tidak laku dijual yang akhirnya hanya menumpuk digudang. Berdasarkan hal itu, konsep analisis Linear Programming dibutuhkan untuk melihat bauran produk yang bagaimanakah yang seharusnya diproduksi oleh PT. Indoframe untuk memaksimalkan laba. Dari informasi bagian penjualan diperoleh bahwa pasar hanya mampu menyerap maksimal 26 m³ log kayu yang telah diproduksi menjadi 38 unit bingkai vista frame ukiran design pabrik dan maksimal 5,58 m³ log kayu yang telah diproduksi menjadi 57 unit vista frame ukiran design customer. Dari kedua informasi penting tersebut dibuatlah 2 kendala yaitu : Y 26, sebagai kendala ke-4 Z 5,58, sebagai kendala ke-5 Kedua kendala tersebut berkaitan dengan kemampuan pasar menyerap produk frame.

16 Kombinasi Produk Bingkai Vista Frame yang Seharusnya Diproduksi PT. Indoframe Untuk Mendapatkan Output yang Memaksimalkan Laba Total Menggunakan Analisa Linear Programming Berdasarkan Program Quantitative Management [QM] Berikut adalah ringkasan fungsi linear tujuan, yaitu untuk memaksimalkan laba berikut dengan ke-5 fungsi kendala yang menghalangi. Laba = 24,96 X + 52,235 Y + 127,565 Z Kendala : 1 X + 1,3 Y + 1,86 Z 12 kendala ke-1 2 X + 4 Y + 6 Z 36 kendala ke-2 6 Y + 18 Z 24 kendala ke-3 Y 26. Z 5,58. kendala ke-4 kendala ke-5 Dianalisa dengan program Quantitative Management [QM] metode Linear Programming. Perhitungan Linear Programming dilakukan dangan menggunakan software QM for Windows dan Excel QM yang diambil dari buku Quantitative Analysis for Managament karangan Barry Render, Ralph M.Stair Jr. dan Michael E. Hanna penerbit Prentice Hall, 23. Websitenya bisa kita lihat di alamat yang berisi gambaran buku dan latihan-latihan soal yang bisa kita download secara gratis. Termasuk CD program didalamnya, proses analisa dapat dilihat di Lampiran 3 gambar analisa program QM. Dengan hasil diperoleh sebagai berikut :

17 54 Data Analyze Tabel 4.1 Data Maximize dan Kendala X Y Z RHS Maximize BB Log Kayu <= 12 Jam Mesin <= 36 Jam TK 6 18 <= 24 Pasar Y 1 <= 26 Pasar Z 1 <= 5.58 Sumber: Berdasarkan persamaan fungsi tujuan dan kendala dalam skripsi. Linear Programming Results Gambar 4.2 Linear Programming Results Sumber: Hasil Analisa Program Quantitative Management.

18 55 Berikut tabel berdasarkan hasil gambar 4.2 di atas, Tabel 4.2 Hasil Analisa Linear Programming QM X Y Z RHS Dual Maximize BB Log Kayu <= Jam Mesin <= 36 Jam TK 6 18 <= Pasar Y 1 <= 26 Pasar Z 1 <= Solution-> $3,98.2 Sumber: Hasil Analisa Program Quantitative Management. Berdasarkan tabel 4.2 diatas diperoleh hasil solution / solusi produksi yang sesuai dengan fungsi tujuan yaitu memaksimalkan laba adalah dengan memproduksi produk : X = vista frame standar/polos sebanyak 79,3832 m³, yaitu unit bingkai vista frame standar/polos [79,3832 m³ x 19 unit bingkai vista frame standar/polos per m³]. Y = vista frame ukiran design pabrik sebanyak 23,26 m³, yaitu 3.4 unit bingkai vista frame ukiran design pabrik [23,26 m³ x 19 unit bingkai vista frame ukiran design pabrik per 1,3 m³]. Z = vista frame ukiran design customer sebanyak 5,58 m³, yaitu 57 unit bingkai vista frame ukiran design customer [5,58 m³ x 19 unit bingkai vista frame ukiran design customer per 1,86 m³].

19 Keuntungan Maksimal yang Mungkin Dihasilkan oleh PT. Indoframe pada Tahun 29 dengan Asumsi Kondisi Tetap Sehingga berdasarkan dari fungsi tujuan diperoleh ; Laba = 24,96 X + 52,235 Y + 127,565 Z Laba = 24,96 [15.83] + 52,235 [3.4] + 127,565 [57] Laba = , ,5 Laba = ,73 Berdasarkan persamaan linear fungsi tujuan diatas, diperoleh informasi bahwa ; 1. Laba yang diterima per unit vista frame untuk produk Vista Frame Standar/Polos [X] adalah Rp.24.96,- dengan produksi sebanyak unit bingkai untuk memaksimalkan laba. Hasil penerimaan laba dari produk Vista Frame Standar/Polos [X] sebesar Rp ,-. 2. Laba yang diterima per unit Vista Frame Ukiran Design Pabrik [Y] adalah Rp ,- dengan produksi sebanyak 3.4 unit bingkai untuk memaksimalkan laba. Hasil penerimaan laba dari produk Vista Frame Ukiran Design Pabrik [Y] sebesar Rp ,-. 3. Laba yang diterima per unit Vista Frame Ukiran Design Customer [Z] adalah Rp ,- dengan produksi sebanyak 57 unit bingkai untuk memaksimalkan laba. Hasil penerimaan laba dari produk Vista Frame Ukiran Design Customer [Z] sebesar Rp ,-. Total laba maksimal keseluruhan yang dapat diperoleh perusahaan adalah sebesar Rp ,- setiap bulannya dengan asumsi perolehan laba sesuai fungsi tujuan dan kendala-kendala yang ada.

20 57 Penggunaan bahan baku maksimal tidak tersisa, yaitu sesuai perhitungan berikut : Bahan baku log kayu = 1 X + 1,3 Y + 1,86 Z Bahan baku log kayu = 1 [79,3832] + 1,3 [23,26] + 1,86 [5,58] Bahan baku log kayu = 79, , ,3788 = 12 Berdasarkan persamaan linear fungsi kendala penggunaan bahan baku log kayu diatas, diperoleh informasi bahwa ; 1. Penggunaan bahan baku log kayu untuk produk Vista Frame Standar/Polos [X] sebanyak 79,3832 m³. 2. Penggunaan bahan baku log kayu untuk produk Vista Frame Ukiran Design Pabrik [Y] sebanyak 3,238 m³. 3. Penggunaan bahan baku log kayu untuk produk Vista Frame Ukiran Design Customer [Z] sebanyak 1,3788 m³.

21 58 Penggunaan mesin pengering kayu, dengan perhitungan sebagai berikut : Jam mesin untuk penggunaan mesin pengering kayu/ dry wood = 2 X + 4 Y + 6 Z Jam mesin pengering kayu/ dry wood = 2 [79,3832] + 4 [23,26] + 6 [5,58] Jam mesin pengering kayu/ dry wood = 158, ,4 + 33,48 = 285,2864 Berdasarkan persamaan linear fungsi kendala penggunaan mesin pengering kayu/dry wood diatas, diperoleh informasi bahwa ; 1. Penggunaan mesin pengering kayu/dry wood untuk produk Vista Frame Standar/Polos [X] selama 158,7664 jam [158 jam 46 menit]. 2. Penggunaan mesin pengering kayu/dry wood untuk produk Vista Frame Ukiran Design Pabrik [Y] selama 93,4 jam [93 jam 3 menit]. 3. Penggunaan mesin pengering kayu/dry wood untuk produk Vista Frame Ukiran Design Customer [Z] selama 33,48 jam [33 jam 29 menit]. Penggunaan mesin pengering kayu tidak maksimal, karena dari 36 jam mesin hanya digunakan selama 285,2864 jam [285 jam 18 menit] masih tersisa 74 jam 42 menit tidak digunakan/tersia-siakan.

22 59 Penggunaan dan Pengoperasian Mesin Ukir maksimal tidak tersisa, dengan perhitungan sebagai berikut : Jam tenaga kerja bagian ukir = 6 Y + 18 Z Jam tenaga kerja bagian ukir = 6 [23,26] + 18 [5,58] Jam tenaga kerja bagian ukir = 139,56 + 1,44 = 24 Berdasarkan persamaan linear fungsi kendala penggunaan dan pengoperasian mesin ukir diatas, diperoleh informasi bahwa ; 1. Penggunaan dan pengoperasian mesin ukir untuk produk Vista Frame Ukiran Design Pabrik [Y] selama 139,56 jam [139 jam 34 menit]. 2. Penggunaan dan pengoperasian mesin ukir untuk produk Vista Frame Ukiran Design Customer [Z] selama 1,44 jam [1 jam 27 menit]. Keterbatasan Pasar Dalam Menerima Produk, dengan perhitungan sebagai berikut : Y = 23,26 dan Z = 5,58 Berdasarkan persamaan linear fungsi kendala keterbatasan pasar dalam menerima produk diatas, diperoleh informasi bahwa ; 1. Keterbatasan pasar dalam menerima produk Vista Frame Ukiran Design Pabrik [Y] yaitu sebanyak maksimal 26 m³ log kayu atau 38 unit bingkai hanya dapat terpenuhi sebesar 23,26 m³ log kayu atau 3.4 unit bingkai sedangkan sisanya 4 unit bingkai tidak dapat terpenuhi dikarenakan kendalakendala yang dialami perusahaan. 2. Keterbatasan pasar dalam menerima produk Vista Frame Ukiran Design Customer [Z] yaitu sebanyak maksimal 5,58 m³ log kayu atau 57 unit bingkai dapat terpenuhi semuanya.

23 6 Ranging Gambar 4.3 Ranging Sumber: Hasil Analisa Program Quantitative Management.

24 61 Berikut tabel berdasarkan hasil gambar 4.3 di atas, Tabel 4.3 Ranging Variable Value Reduced Cost Original Val Lower Bound Upper Bound X Y Z Infinity Constraint Dual Value Slack/Surplus Original Val Lower Bound Upper Bound BB Log Kayu Jam Mesin Infinity Jam TK Pasar Y Infinity Pasar Z Sumber: Hasil Analisa Program Quantitative Management. Tabel 4.3 menerangkan kembali berkaitan analisis sebelumnya berdasarkan tabel 4.2 hasil analisa Linear Programming. Yaitu ; Value X, Y dan Z adalah angka optimasi laba. Original Val X, Y dan Z adalah angka dari fungsi tujuan memaksimalkan laba dan fungsi kendala angka maksimal. Lower Bound X, Y dan Z adalah angka perbandingan produksi terendah. Upper Bound X, Y dan Z adalah angka perbandingan produksi tertinggi. Slack/Surplus adalah angka sisa dari fungsi kendala, contoh : ada kelebihan pada jam mesin dry wood dan masih ada permintaan pasar untuk produk Y [vista frame design pabrik] yang belum dapat terpenuhi.

25 62 Solution List Gambar 4.4 Solution List Sumber: Hasil Analisa Program Quantitative Management.

26 63 Berikut tabel berdasarkan hasil gambar 4.4 di atas, Tabel 4.4 Solution List Variable Status Value X Basic Y Basic Z Basic NONBasic 2 Basic NONBasic 4 Basic NONBasic Optimal Value (Z) Sumber: Hasil Analisa Program Quantitative Management. Tabel 4.4 menerangkan kembali tabel 4.2 dan 4.3. Yaitu ; X, Y dan Z adalah angka optimasi laba. Jumlah yang seharusnya diproduksi untuk memperoleh laba maksimal Slack/Surplus adalah angka sisa dari fungsi kendala, contoh : ada kelebihan pada jam mesin dry wood [ 2] dan masih ada permintaan pasar untuk produk Y [vista frame design pabrik] yang belum dapat terpenuhi [ 4].

27 64 Iterations Gambar 4.5 Iterations Sumber: Hasil Analisa Program Quantitative Management. Berikut tabel-tabel iterations berdasarkan hasil gambar 4.5 di atas, merupakan juga perhitungan manual dengan metode simpleks. Metode simplex dikerjakan secara sistematik bermula dari suatu penyelesaian dasar yang feasible basic solution ke penyelesaian dasar yang feasible basic solution berikutnya. Hal ini dilakukan berulang-ulang (iterative, algorithmic) hingga akhirnya ditemukan penyelesaian yang optimal. Langkah-langkah pengerjaan programasi linear secara simplex dengan tabel berkolom variabel dasar adalah sebagai berikut : 1. Rumuskan dan standarisasikan modelnya

28 65 2. Bentuk tabel pertama dengan menetapkan semua variabel semu sebagai variabel dasar (semua variabel asli sebagai variabel dasar) => Tabel 4.5. Tabel 4.5 Iterations 1 Cj Basic Quantity Variables X Y Z Slack Iteration zj cj-zj Sumber: Hasil Analisa Program Quantitative Management. 3. Tentukan satu variabel pendatang (entering variable) di antara variabel-variabel dasar yang ada, untuk dijadikan variabel dasar dalam tabel berikutnya. Variabel pendatang ialah variabel yang nilainya pada baris z paling negatif dalam kasus maksimalisasi, atau paling positif dalam kasus minimisasi. Dipilih angka Z 127, Tentukan satu variabel perantau (leaving variable) di antara variabel-variabel dasar yang ada, untuk menjadi variabel dasar dalam tabel berikutnya. Variabel perantau ialah variabel dasar yang memiliki rasio solusi dengan nilai positif terkecil. Dipilih angka 5 dengan quantity positif terkecil 5, Bentuk tabel berikutnya dengan memasukkan variabel pendatang ke kolom VD dan mengeluarkan variabel perantau dari kolom VD, serta lakukan transformasi barisbaris tabel, termasuk garis z. Transformasi baris kunci = baris kunci lama : unsur kunci

29 66 Semua yang ada di row 5 dibagi dengan angka unsur kunci [1], hasil pada iterations 2. Sedangkan transformasi baris-baris lainnya : Baris baru = baris lama (unsur pada kolom kuncinya * baris kunci baru) 6. Lakukan pengujian optimalitas. Jika semua koefisien variabel dasar pada baris z sudah tidak ada lagi yang negatif (untuk kasus maksimisasi; atau sudah tidak ada lagi yang positif, untuk kasus minimisasi), berarti penyelesaian sudah optimal, tidak perlu dibentuk tabel selanjutnya. Jika masih, berarti penyelesaian belum optimal, ulangi lagi langkah ke 3 sampai ke 6. Tabel 4.6 Iterations 2 Cj Basic Quantity Variables X Y Z Iteration Z zj cj-zj Sumber: Hasil Analisa Program Quantitative Management.

30 67 Tabel 4.7 Iterations 3 Cj Basic Quantity Variables X Y Z Iteration Y Z zj , cj-zj Sumber: Hasil Analisa Program Quantitative Management. Tabel 4.8 Iterations 4 Cj Basic Quantity Variables X Y Z Iteration Y Z zj , cj-zj Sumber: Hasil Analisa Program Quantitative Management.

31 68 Tabel 4.9 Iterations 5 Cj Basic Quantity Variables X Y Z Iteration X Y Z zj , cj-zj Sumber: Hasil Analisa Program Quantitative Management. Tabel 4.1 Iterations 6 Cj Basic Quantity Variables X Y Z Iteration X Y Z zj , cj-zj Sumber: Hasil Analisa Program Quantitative Management.

32 69 7. Dalam pengujian optimalitas ini pada tabel-tabel iterations diatas. Semua koefisien variabel dasar pada baris z sudah tidak ada lagi yang negatif (semua sudah positif), sehingga pada iterations ke-6 penyelesaian sudah optimal, tidak diperlukan tabel selanjutnya. Penggambaran penyelesaian fungsi tujuan dan kendala pada Linear Programming dengan menggunakan grafik garis persamaan linear tidak dapat dilakukan penulis, karena sifat gambar yang tiga dimensi, yaitu garis kurva X, Y dan Z.

cm, 6 cm, 5 cm, 4 cm, 3 cm. lebar 8 cm, 7 cm, 6 cm, 5 cm, 4 cm, 3 cm. Mesin ini mengeluarkan hawa panas, digunakan untuk mengeringkan kayu yang

cm, 6 cm, 5 cm, 4 cm, 3 cm. lebar 8 cm, 7 cm, 6 cm, 5 cm, 4 cm, 3 cm. Mesin ini mengeluarkan hawa panas, digunakan untuk mengeringkan kayu yang Lampiran 1 Foto & Fungsi Mesin 1. Mesin Saw Mill/gesek kayu log menjadi papan [gambar hal. 5]. Kegunaan : Membelah kayu log menjadi papan sesuai ukuran yang diinginkan. Contoh : tebal 7 cm, 6 cm, 5 cm,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Profil PT. Inti Jaya Frame and Woods. PT Inti Jaya Frame adalah perusahaan dagang yang menghasilkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Profil PT. Inti Jaya Frame and Woods. PT Inti Jaya Frame adalah perusahaan dagang yang menghasilkan 58 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan dan Responden 4.1.1 Profil PT. Inti Jaya Frame and Woods PT Inti Jaya Frame adalah perusahaan dagang yang menghasilkan produk berbentuk lis batangan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Profile Responden 4.1.1. Profile Perusahaan PT Inti Gunawantex merupakan industri textil yang tepatnya berada di kota Bandung,Jawa Barat, Indonesia. Perusahaan ini berdiri

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. produk, yaitu Kain Grey dan Kain Cambric. Pada 1999, PC GKBI dapat memproduksi

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. produk, yaitu Kain Grey dan Kain Cambric. Pada 1999, PC GKBI dapat memproduksi BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Perusahaan Perjalanan lahirnya Pabrik Cambric Gabungan Koperasi Batik Indonesia (PC GKBI) tidak terlepas dari sejarah kesenian ukir dan gambar yang mulai memasuki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permintaan produk yang tinggi dari pelanggan akan membuat perusahaan semakin giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan. PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan. PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire Vennotschap/ Perseroan Komanditer). Perusahaan ini didirikan oleh

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 4.1. Penyajian data 4.1.1.Gambaran Umum Perusahaan Awal mulanya pada tahun 2006 perusahaan ini didirikan oleh dua pemegang saham dengan nama PT Citra Profoam Indonesia.

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Riwayat Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan CV.Yakin adalah perusahaan yang berorientasi pada produksi es batangan (balok) dengan kapasitas produksi kurang lebih 800

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN III.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT TARGET MAKMUR SENTOSA merupakan sebuah perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas yang bergerak di bidang produksi dan distribusi

Lebih terperinci

MANAJEMEN PENGEMBILAN KEPUTUSAN

MANAJEMEN PENGEMBILAN KEPUTUSAN Julian Adam Ridjal PS Agribinis Universitas Jember www.adamjulian.net Penjelasan singkat tentang linear programming dapat dilihat di : www.adamjulian.net 1. Penyelesaian LP dengan metode Grafik Contoh

Lebih terperinci

BAB LINEAR PROGRAMMING : METODE GRAFIK PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB LINEAR PROGRAMMING : METODE GRAFIK PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN BAB 1 LINEAR PROGRAMMING : METODE GRAFIK PENDAHULUAN inear programming adalah suatu teknis matematika yang dirancang untuk membantu manajer dalam merencanakan dan membuat keputusan dalam mengalokasikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat suatu tuntutan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat suatu tuntutan dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat suatu tuntutan dalam kebutuhan hidup manusia. Hal ini juga membawa suatu kompetisi khususnya di dunia manufaktur.

Lebih terperinci

Hasil Wawancara. Narasumber : Suhardi Tedja Setiawan, Pemilik (Owner) yang juga berperan sebagai Direktur PT. Mekarindo Abadi Sejahtera

Hasil Wawancara. Narasumber : Suhardi Tedja Setiawan, Pemilik (Owner) yang juga berperan sebagai Direktur PT. Mekarindo Abadi Sejahtera L.1 Hasil Wawancara Wawancara I Tanggal : 28 September 2011 Narasumber : Suhardi Tedja Setiawan, Pemilik (Owner) yang juga berperan sebagai Direktur PT. Mekarindo Abadi Sejahtera 1. Struktur Organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 latar Belakang. Industri manufaktur merupakan industri yang memproduksi bahan baku

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 latar Belakang. Industri manufaktur merupakan industri yang memproduksi bahan baku BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar Belakang Industri manufaktur merupakan industri yang memproduksi bahan baku menjadi barang jadi atau industri yang memproduksi bahan baku menjadi barang setengah jadi. Tujuan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasi Serangkaian kegiatan yang menciptakan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar dan mampu membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN. besar dan mampu membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi globalisasi dunia saat ini mendorong persaingan diantara para pelaku bisnis yang semakin ketat. Di Indonesia sebagai negara berkembang, pembangunan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki, BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. Karya Indah Bersama adalah sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

Lebih terperinci

BAB 3 TATA LAKSANA SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 TATA LAKSANA SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 TATA LAKSANA SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan CV. Kurnia Agung adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan alat alat tulis untuk digunakan oleh konsumen akhir. CV. Kurnia Agung

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PT. TIRTAKENCAN A TATAWARN A YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PT. TIRTAKENCAN A TATAWARN A YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PT. TIRTAKENCAN A TATAWARN A YANG BERJALAN 3.1. Profil Perusahaan PT. Tirtakencana Tatawarna adalah perusahaan yang bergerak dalam distribusi

Lebih terperinci

BAB III. Objek Penelitian. PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang

BAB III. Objek Penelitian. PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang BAB III Objek Penelitian III.1. Sejarah singkat Perusahaan PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang bergerak di bidang furniture / meubel. Kegiatan utama dari perusahaan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PRODUKSI MENGGUNAKAN MODEL LINEAR PROGRAMMING (Studi Kasus : Usaha Kecil Menengah Kue Semprong)

OPTIMALISASI PRODUKSI MENGGUNAKAN MODEL LINEAR PROGRAMMING (Studi Kasus : Usaha Kecil Menengah Kue Semprong) OPTIMALISASI PRODUKSI MENGGUNAKAN MODEL LINEAR PROGRAMMING (Studi Kasus : Usaha Kecil Menengah Kue Semprong) Ai Nurhayati 1, Sri Setyaningsih 2,dan Embay Rohaeti 2. Program Studi Matematika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran umum perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Plymilindo Perdana merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang supporting plywood dan cat tembok.pt.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. mekanikal, peralatan elektrikal, peralatan keselamatan kerja.

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. mekanikal, peralatan elektrikal, peralatan keselamatan kerja. 35 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Perumusan Objek Penelitian 3.1.1 Latar Belakang Perusahaan PT. Delta Suplindo Internusa adalah sebuah perusahaan distributor yang bergerak di bidang perdagangan

Lebih terperinci

1) Formulasikan dan standarisasikan modelnya 2) Bentuk tabel awal simpleks berdasarkan informasi model di atas 3) Tentukan kolom kunci di antara

1) Formulasikan dan standarisasikan modelnya 2) Bentuk tabel awal simpleks berdasarkan informasi model di atas 3) Tentukan kolom kunci di antara 1) Formulasikan dan standarisasikan modelnya 2) Bentuk tabel awal simpleks berdasarkan informasi model di atas 3) Tentukan kolom kunci di antara kolom-kolom variabel yang ada, yaitu kolom yang mengandung

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Tentang Perusahaan Berikut adalah gambaran tentang PT. Phanovindo Suksestama meliputi sejarah perusahaan, struktur, pembagian tugas dan tanggung jawab di

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. PT. Auto Sukses Perkasa berdiri pada tahun 2006 merupakan perusahaan yang

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. PT. Auto Sukses Perkasa berdiri pada tahun 2006 merupakan perusahaan yang 51 BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Latar Belakang PT. Auto Sukses Perkasa berdiri pada tahun 2006 merupakan perusahaan yang bergerak di bidang automotive accessories, plastic injection, dan moulding

Lebih terperinci

Maximize or Minimize Z = f (x,y) Subject to: g (x,y) = c

Maximize or Minimize Z = f (x,y) Subject to: g (x,y) = c Maximize or Minimize Z = f (x,y) Subject to: g (x,y) = c PROGRAM MAGISTER AGRIBISNIS UNIVERSITAS JAMBI Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Metode Simpleks adlh suatu metode yg secara matematis dimulai

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan 3.1.1 Sejarah Organisasi PT PANCAYASA PRIMATANGGUH berdiri pada awal tahun 1990 oleh Budi Arifandi, Yohanes Kaliman dan Soegiarto Simon. PT PANCAYASA

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MODEL LINEAR PROGRAMMING SECARA MATEMATIK (METODE SIMPLEKS)

PENYELESAIAN MODEL LINEAR PROGRAMMING SECARA MATEMATIK (METODE SIMPLEKS) Maximize or Minimize Subject to: Z = f (x,y) g (x,y) = c S1 60 4 2 1 0 S2 48 2 4 0 1 Zj 0-8 -6 0 0 PENYELESAIAN MODEL LINEAR PROGRAMMING SECARA MATEMATIK (METODE SIMPLEKS) Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Wawancara dengan Pemilik 1. Bagaimana sejarah berdirinya CV Depo Steel? Perusahaan ini berdiri karena adanya ide dari pemilik,

Lampiran 1. Hasil Wawancara dengan Pemilik 1. Bagaimana sejarah berdirinya CV Depo Steel? Perusahaan ini berdiri karena adanya ide dari pemilik, Lampiran 1. Hasil Wawancara dengan Pemilik 1. Bagaimana sejarah berdirinya CV Depo Steel? Perusahaan ini berdiri karena adanya ide dari pemilik, yaitu Bapak Alfred Prasadja yang sebelumnya memiliki pengalaman

Lebih terperinci

PROGRAM LINEAR DENGAN METODE SIMPLEX

PROGRAM LINEAR DENGAN METODE SIMPLEX PROGRAM LINEAR DENGAN METODE SIMPLEX PENDAHULUAN Metode simpleks ini adalah suatu prosedur aljabar yang bukan secara grafik untuk mencari nilai optimal dari fungsi tujuan dalam masalah-masalah optimisasi

Lebih terperinci

PROGRAM LINEAR: METODE SIMPLEX

PROGRAM LINEAR: METODE SIMPLEX PROGRAM LINEAR: METODE SIMPLEX Latar Belakang Sulitnya menggambarkan grafik berdimensi banyak atau kombinasi lebih dari dua variabel. Metode grafik tidak mungkin dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah

Lebih terperinci

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang 134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala

Lebih terperinci

Metode Simpleks dengan Big M dan 2 Phase

Metode Simpleks dengan Big M dan 2 Phase Metode Simpleks dengan Big M dan 2 Phase Metode Simpleks Vs. Simpleks Big-M Perbedaan metode simpleks dengan metode simpleks Big-M adalah munculnya variabel artificial (variabel buatan), sedangkan metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dewasa ini dunia teknologi dan informasi berkembang sangat pesat. Pesatnya perkembangan yang semakin global ini juga menyebabkan dunia usaha mencoba mengikuti setiap

Lebih terperinci

BAB 3. perusahaan manufaktur sekaligus eksportir yang bergerak di bidang furniture. rotan, enceng gondok, pelepah pisang dan sebagainya.

BAB 3. perusahaan manufaktur sekaligus eksportir yang bergerak di bidang furniture. rotan, enceng gondok, pelepah pisang dan sebagainya. BAB 3 Analisis Sistem Pembelian Bahan Baku yang Sedang Berjalan 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Siaga Ratindotama, yang didirikan pada tanggal 12 Maret 1992 di Jakarta

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN PEMBAGIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PT. MAHOGANY LESTARI 1. Direktur Direktur merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan operasional perusahaan

Lebih terperinci

Lampiran 1 Tabel Nilai-Nilai r Product Moment

Lampiran 1 Tabel Nilai-Nilai r Product Moment L.1 Lampiran 1 Tabel Nilai-Nilai r Product Moment L. Lampiran Neraca Keuangan PT. XYZ Tahun 008 (dalam Rupiah) Aktiva I. Aktiva Lancar 1. Kas/ Bank 335,000,000. Piutang dagang 346,836,000 3. Piutang karyawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada tanggal 4 September 2003 yang beralamat di JL. Raya R.C Veteran no

BAB I PENDAHULUAN. pada tanggal 4 September 2003 yang beralamat di JL. Raya R.C Veteran no BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang Dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha PT Jaya Utama Motor adalah perusahaan perseroan terbatas yang bergerak dibidang otomotif dengan menjalankan usahanya berfokus

Lebih terperinci

PEMROGRAMAN LINIER. Metode Simpleks

PEMROGRAMAN LINIER. Metode Simpleks PEMROGRAMAN LINIER Metode Simpleks Metode Simpleks Metode simpleks digunakan untuk memecahkan permasalahan PL dengan dua atau lebih variabel keputusan. Prosedur Metode Simpleks: Kasus Maksimisasi a. Formulasi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan 3.1.1 Sejarah PT. Putra Mas Prima PT. Putra Mas Prima merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jual beli bijih plastik yang berdiri

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM. perusahaan serta akibat yang ditimbulkan masalah tersebut. dimana masih berstatus sewaan dari orang lain.

BAB 3 ANALISIS SISTEM. perusahaan serta akibat yang ditimbulkan masalah tersebut. dimana masih berstatus sewaan dari orang lain. BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Gambaran Umum Perusahaan Dalam sub bab ini membahas mengenai situasi perusahaan dan sistem yang sedang berjalan, deskripsi masalah yang dihadapi perusahaan serta akibat yang ditimbulkan

Lebih terperinci

BAB 3 Objek Penelitian

BAB 3 Objek Penelitian BAB 3 Objek Penelitian 3.1 Sejarah Singkat Perusahaan Harian Indonesia, pertama kali terbit pada tanggal 12 September 1966, dikelola oleh Yayasan Indonesia Pers (YIP). Pada tahun 2000, pengelolaan, Harian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Di negara Indonesia banyak berkembang usaha-usaha dalam industri mebel, dengan memanfaatkan bahan baku kayu hingga

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. VANCO MAS SEJAHTERA merupakan perusahaan distributor yang bergerak di bidang penjualan kipas yang kiprahnya

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara Lampiran I : Uraian Tugas dan Tanggung Jawab PT. Sinar Makmur 1. Direktur Direktur merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan yang bertanggung jawab terhadap seluruh

Lebih terperinci

BAB III. Langkah Pemecahan Masalah. Yang dimaksud dengan optimasi adalah suatu proses untuk mencapai hasil

BAB III. Langkah Pemecahan Masalah. Yang dimaksud dengan optimasi adalah suatu proses untuk mencapai hasil BAB III Langkah Pemecahan Masalah 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Yang dimaksud dengan optimasi adalah suatu proses untuk mencapai hasil yang ideal atau optimal (nilai efektif yang dapat dicapai). Optimasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen Produksi dan Operasi terdiri dari kata manajemen, produksi dan operasi. Terdapat beberapa pengertian untuk kata manajemen

Lebih terperinci

Linear Programming Melalui Perhitungan Simpleks

Linear Programming Melalui Perhitungan Simpleks Analisis Optimalisasi Produksi Dengan Metode Linear Programming Melalui Perhitungan Simpleks Study Kasus (PD.Utama Jaya Plasindo) SKRIPSI Oleh : Erni agustina - 1000844636 Fakultas Ekonomi dan Bisnis -

Lebih terperinci

LAMPIRAN PENELITIAN. Dengan Judul : ANALISIS RANTAI NILAI (VALUE CHAIN ANALYSIS) DALAM MENCIPTAKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF PADA PENGRAJIN

LAMPIRAN PENELITIAN. Dengan Judul : ANALISIS RANTAI NILAI (VALUE CHAIN ANALYSIS) DALAM MENCIPTAKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF PADA PENGRAJIN LAMPIRAN PENELITIAN Dengan Judul : ANALISIS RANTAI NILAI (VALUE CHAIN ANALYSIS) DALAM MENCIPTAKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF PADA PENGRAJIN BATIK MUKTI RAHAYU DIKABUPATEN MAGETAN LAMPIRAN 1 FORMULA WAWANCARA

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. serta petunjuk arah yang terbuat dari neon sign maupun billboard.

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. serta petunjuk arah yang terbuat dari neon sign maupun billboard. BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT. Mega Cipta Mandiri didirikan pada tanggal 6 Februari 1996 di Jakarta. PT. Mega Cipta Mandiri bergerak pada bidang periklanan yaitu billboard. Banyak

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 41 BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Perkembangan Perusahaan Pada tahun 1997 terjadi krisis moneter yang berkepanjangan di Indonesia. Akibat dari krisis moneter ini, banyak perusahaan yang mempertahankan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENJUALAN, PENAGIHAN PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS YANG SEDANG BERJALAN PT RACKINDO SETARA PERKASA

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENJUALAN, PENAGIHAN PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS YANG SEDANG BERJALAN PT RACKINDO SETARA PERKASA 41 BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENJUALAN, PENAGIHAN PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS YANG SEDANG BERJALAN PT RACKINDO SETARA PERKASA 3.1 Profile Perusahaan PT Rackindo Setara Perkasa merupakan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Ocean Centra Furnindo adalah perusahaan yang bergerak pada bidang spring bed dan busa. PT. Ocean Centra Furnindo dibangun pada tahun

Lebih terperinci

Lampiran Dokumen Delivery Order Sementara 1 transaksi. Lampiran Dokumen Sales Order 1 transaksi

Lampiran Dokumen Delivery Order Sementara 1 transaksi. Lampiran Dokumen Sales Order 1 transaksi Lampiran Dokumen Delivery Order Sementara 1 transaksi Lampiran Dokumen Sales Order 1 transaksi Lampiran Dokumen Permintaan Barang Urgent 1 transaksi Lampiran Dokumen Delivery Order Resmi 1 transaksi Lampiran

Lebih terperinci

DEWAN KOMISARIS DIREKTUR UTAMA MANAJER UMUM MANAJER PERSONALIA MANAJER KEUANGAN MANAJER MANAJER MANAJER PENJUALAN MANAJER PEMASARAN PEMBELIAN

DEWAN KOMISARIS DIREKTUR UTAMA MANAJER UMUM MANAJER PERSONALIA MANAJER KEUANGAN MANAJER MANAJER MANAJER PENJUALAN MANAJER PEMASARAN PEMBELIAN Struktur Organisasi Perusahaan Setiap perusahaan mempunyai struktur organisasi tersendiri. Struktur organisasi merupakan suatu rangkaian hubungan antara individu dengan individu, dan individu dengan kelompok.

Lebih terperinci

Dewan Komisaris merupakan kedudukan tertinggi dalam perusahaan dan. merupakan pemegang saham perusahaan, serta berwenang untuk menetapkan

Dewan Komisaris merupakan kedudukan tertinggi dalam perusahaan dan. merupakan pemegang saham perusahaan, serta berwenang untuk menetapkan Penjelasan gambar: 1. Dewan Komisaris Dewan Komisaris merupakan kedudukan tertinggi dalam perusahaan dan merupakan pemegang saham perusahaan, serta berwenang untuk menetapkan kebijaksanaan perusahaan secara

Lebih terperinci

Standard Operating Procedure (SOP) Sistem CV. BS. Jl. Lebak Indah No. 22, Surabaya STANDARD OPERATING PROCEDURE PROSEDUR SISTEM PERSEDIAAN

Standard Operating Procedure (SOP) Sistem CV. BS. Jl. Lebak Indah No. 22, Surabaya STANDARD OPERATING PROCEDURE PROSEDUR SISTEM PERSEDIAAN Lampiran 1. Persediaan Standard Operating Procedure (SOP) Sistem CV. BS Jl. Lebak Indah No. 22, Surabaya STANDARD OPERATING PROCEDURE PROSEDUR SISTEM PERSEDIAAN 1. TUJUAN Standard Operating Procedure sistem

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Perkembangan Perusahaan PT Anugrah Plastindo Lestari adalah suatu Perseroan Terbatas yang didirikan pada tanggal 01 Desember 1994 dengan nomor akte pendirian 02-2185.HT.01.01.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 29 BAB 3 METODE PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada

Lebih terperinci

BAHAN KULIAH TEKNIK RISET OPERASI

BAHAN KULIAH TEKNIK RISET OPERASI BAHAN KULIAH TEKNIK RISET OPERASI JURUSAN FAKULTAS KOMPUTER UNDA - SAMPIT 28 Materi : SILABUS Matakuliah :Riset Operasional (Operation Research) 1 PENDAHULUAN Perkembangan Riset Operasi Arti Riset Operasi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu cat dan aneka furniture.

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu cat dan aneka furniture. BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan PT. Tirtakencana Tatawarna adalah perusahaan yang bergerak dalam distribusi produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM 53 BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Galepala Propertindo adalah satu dari sekian banyak perusahaan yang bergerak dalam bidang mebel. Dimana perusahaan ini memproduksi barang berupa

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan PT. Vista Mandiri Gemilang adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang garment dengan produk utamanya adalah pakaian dalam untuk pria,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1. Riwayat Perusahaan PT. Sinar Buana adalah sebuah perusahaan dagang yang bergerak dalam bidang distribusi permesinan dan bahan kimia industri. PT. Sinar Buana

Lebih terperinci

ANALISIS MAKSIMALISASI KEUNTUNGAN PADA PABRIK TAHU BANDUNG DENGAN PENDEKATAN METODE SIMPLEKS. Rully Nourmalisa N

ANALISIS MAKSIMALISASI KEUNTUNGAN PADA PABRIK TAHU BANDUNG DENGAN PENDEKATAN METODE SIMPLEKS. Rully Nourmalisa N ANALISIS MAKSIMALISASI KEUNTUNGAN PADA PABRIK TAHU BANDUNG DENGAN PENDEKATAN METODE SIMPLEKS Rully Nourmalisa N. 28213130 Latar Belakang Setiap perusahaan dibangun dan didirikan mempunyai tujuan untuk

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan 4.1.1 Profil PT. Sinar Perdana Ultra PT. Sinar Perdana Ultra (SPU) yang berdiri pada tahun 1990 pada mulanya adalah Home Industry dan mulai menjadi Perseroan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit dan Penerimaan Kas

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit dan Penerimaan Kas BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit dan Penerimaan Kas Sebagai perusahaan distributor umum yang sedang berkembang, PT Altama Surya Arsa melakukan upaya untuk peningkatan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN III.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. Hero Mandiri Indonesia didirikan sejak tahun 2004 dengan nama Hero Plasindo. Pada tahun 2005, perusahaan ini berganti nama

Lebih terperinci

METODE SIMPLEKS (MS)

METODE SIMPLEKS (MS) METODE SIMPLEKS (MS) Teori LP: solusi optimal di titik pojok (sudut) daerah solusi feasible. Metode Simpleks memeriksa titik-titik sudut secara sistematik (iteratif), menggunakan konsep aljabar dasar,

Lebih terperinci

OPTIMASI BAURAN PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLEX. Optimasi Bauran Produk (Kuncorosidi) 109

OPTIMASI BAURAN PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLEX. Optimasi Bauran Produk (Kuncorosidi) 109 OPTIMASI BAURAN PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLEX Oleh : Kuncorosidi*) dan Dhany Bachtiar ABSTRAK Masalah dasar yang sering dihadapi oleh perusahaan yang berskala kecil atau home industry adalah

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN PADA PT.RIZKI ADHIBUANA PERKASA. pendirian perseroan terbatas No. 19 oleh Notaris Miranti Tresnining Timur SH

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN PADA PT.RIZKI ADHIBUANA PERKASA. pendirian perseroan terbatas No. 19 oleh Notaris Miranti Tresnining Timur SH BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN PADA PT.RIZKI ADHIBUANA PERKASA 3.1 Sejarah Perusahaan Perusahaan ini didirikan untuk pertama kalinya berdasarkan akta pendirian perseroan terbatas No. 19 oleh Notaris

Lebih terperinci

BAB V PROGRAMA LINIER : METODE SIMPLEKS

BAB V PROGRAMA LINIER : METODE SIMPLEKS BAB V PROGRAMA LINIER : METODE SIMPLEKS 5.1 Metode Simpleks Metode simpleks ialah suatu cara penyelesaian masalah programa linier yang diperkenalkan pertama kali oleh Dantzig pada tahun 1947, yakni suatu

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan manufaktur furnitur PT. Livio Furniture sebelumnya bernama CV. Policrystal didirikan bulan Oktober 1996. Penggunaan PT. Livio

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. penjualan alat-alat rumah tangga dari Korea dan Cina. Alat-alat yang dijual berupa

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. penjualan alat-alat rumah tangga dari Korea dan Cina. Alat-alat yang dijual berupa BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan CV. Sumber Mas merupakan perusahaan yang bergerak di bidang distribusi penjualan alat-alat rumah tangga dari Korea dan Cina. Alat-alat yang dijual

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Profil Perusahaan PT. Muncul Anugerah Sakti merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang distribusi. Perusahaan ini berdiri pada tahun 2004 yang merupakan anak

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Perkembangan Perusahaan BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1.1 Sejarah Perusahaan Pada awal mulanya, PT. Victory Retailindo didirikan dengan dilatarbelakangi tujuan untuk melayani transaksi penjualan

Lebih terperinci

KUESIONER PERANAN PENGENDALIAN PENJUALAN DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENJUALAN (Studi Kasus pada PT. T Bandung)

KUESIONER PERANAN PENGENDALIAN PENJUALAN DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENJUALAN (Studi Kasus pada PT. T Bandung) Lampiran 1: Kuesioner KUESIONER PERANAN PENGENDALIAN PENJUALAN DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENJUALAN (Studi Kasus pada PT. T Bandung) A. Pertanyaan Umum Keterangan ڤ diisi dengan memberi tanda ( ) sesuai

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) merupakan hasil merger dari

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) merupakan hasil merger dari 59 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) merupakan hasil merger dari tiga BUMN Niaga yaitu PT. Dharma Niaga, PT. Pantja Niaga dan PT.

Lebih terperinci

BAB III. Penelitian merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan secara sitematis, logis

BAB III. Penelitian merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan secara sitematis, logis BAB III METODE PENELITIAN III.1 Pemilihan Objek Penelitian Penelitian merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan secara sitematis, logis dan objektif untuk menemukan solusi atas suatu masalah yang

Lebih terperinci

Lampiran 1 DAFTAR WAWANCARA

Lampiran 1 DAFTAR WAWANCARA L.1 Lampiran 1 DAFTAR WAWANCARA Daftar pertanyaan wawancara Direktur PD. Bintang Cemerlang (Bapak Johan) mengenai keadaan di perusahaan 1. Perusahaan bapak bergerak di bidang apa? Jawab: Perusahaan kami

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Lokasi Penelitian Penulis melakukan penelitian di PT. Dwi Naga Sakti Abadi yang beralamat di jalan Daan Mogot Km.19 No.36, Jurumudi-Batuceper

Lebih terperinci

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Sejarah PT. Dunlopillo Indonesia PT. Dunlopillo Indonesia merupakan perusahaan manufaktur. Perusahaan ini bergerak di bidang industri pembuatan kasur Latex. Bahan

Lebih terperinci

BAB II HASIL SURVEY. 2.1 Gambaran Umum Butik Indah Bordir Sidoarjo. Butik Indah Bordir Sidoarjo merupakan perusahaan yang bergerak di

BAB II HASIL SURVEY. 2.1 Gambaran Umum Butik Indah Bordir Sidoarjo. Butik Indah Bordir Sidoarjo merupakan perusahaan yang bergerak di BAB II HASIL SURVE. Gambaran Umum Butik Indah Bordir Sidoarjo Butik Indah Bordir Sidoarjo merupakan perusahaan yang bergerak di berbagai bidang penjualan, yang menawarkan bermacam-macam desain pakaian

Lebih terperinci

LAMPIRAN. 1. Meliputi daerah mana saja jangkauan penjualan produk PT. Best Denki

LAMPIRAN. 1. Meliputi daerah mana saja jangkauan penjualan produk PT. Best Denki LAMPIRAN Wawancara 1 1. Meliputi daerah mana saja jangkauan penjualan produk PT. Best Denki Indonesia? Target saat ini sampai tahun 2010 masi tetap di daerah Jakarta. Mulai dari Jakarta Barat, Jakarta

Lebih terperinci

PRAKTIKUM II PEMROGRAMAN LINIER (METODE SIMPLEKS)

PRAKTIKUM II PEMROGRAMAN LINIER (METODE SIMPLEKS) PRAKTIKUM II PEMROGRAMAN LINIER (METODE SIMPLEKS) A. Tujuan Praktikum 1. Memahami bagaimana merumuskan/ memformulasikan permasalahan yang terdapat dalam dunia nyata. 2. Memahami dan dapat memformulasikan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Latar Belakang PT. Natura Foods Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang industri minuman dalam kemasan gelas dan sachet. Perusahaan ini didirikan oleh

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI PT. X. Kepala Cabang. Kasir. Administrasi Gudang. Penagihan (Collector)

STRUKTUR ORGANISASI PT. X. Kepala Cabang. Kasir. Administrasi Gudang. Penagihan (Collector) Lampiran 1 STRUKTUR ORGANISASI PT. X Direktur Utama Sekretaris Kepala Cabang Sales Supervisor Logistik Supervisor Accounting & Finance Supervisor Service Supervisor Auditor Internal Staff Penjualan (Salesman)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan motif laba. Pada era krisis global yang dialami

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian Metodologi Penelitian Modul ke: PEMROGRAMAN LINIER Fakultas Program Pasca Sarjana Hamzah Hilal Program Studi Magister Teknik Elektro 13.1 UMUM Banyak keputusan manajemen dan atau riset operasi berkaitan

Lebih terperinci

Taufiqurrahman 1

Taufiqurrahman 1 PROGRAM LINEAR: METODE SIMPLEX Latar Belakang Sulitnya menggambarkan grafik berdimensi banyak atau kombinasi lebih dari dua variabel. Metode grafik tidak mungkin dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Sub Terminal Agribisnis (STA) Rancamaya yang berlokasi di Jl. Raya Rancamaya Rt 01/01, Kampung Rancamaya Kidul, Desa Rancamaya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA

BAB III OBJEK PENELITIAN PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA BAB III OBJEK PENELITIAN PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA III.1 Gambaran Umum Perusahaan III.1.1 Riwayat PT.Groovy Mustika Sejahtera PT.Groovy Mustika Sejahtera adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Profile Perusahaan PT. Tatalogam Lestari, yang berproduksi pertama kali pada tahun 1994, adalah produsen genteng metal terbesar di Indonesia dan sudah mampu berbicara

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Kuesioner

Lampiran 1. Hasil Kuesioner Lampiran 1. Hasil Kuesioner No Pertanyaan Ada Tidak Ada 1. Lingkungan Pengendalian Apakah perusahaan memiliki prosedur atau kebijakan secara tertulis mengenai a. Prosedur Pengiriman? 33.30% 66.60% b. Pencatatan

Lebih terperinci

ANALISIS SENSITIVITAS DAN PENAFSIRAN HASILNYA DI DALAM PEMROGRAMAN LINIER DENGAN PERANGKAT LUNAK MANAGEMENT SCIENTIST VERSI 6.0

ANALISIS SENSITIVITAS DAN PENAFSIRAN HASILNYA DI DALAM PEMROGRAMAN LINIER DENGAN PERANGKAT LUNAK MANAGEMENT SCIENTIST VERSI 6.0 ANALISIS SENSITIVITAS DAN PENAFSIRAN HASILNYA DI DALAM PEMROGRAMAN LINIER DENGAN PERANGKAT LUNAK MANAGEMENT SCIENTIST VERSI 6.0 Djoni Dwijono Abstrak Analisis Sensitivitas di dalam Pemrograman Linier memegang

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Gambaran Umum Perusahaan PT. Sehat Sukses Sentosa

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Gambaran Umum Perusahaan PT. Sehat Sukses Sentosa BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1. PENYAJIAN DATA 4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Sehat Sukses Sentosa PT. Sehat Sukses Sentosa merupakan subjek pajak yang telah didaftar dan memiliki Nomor Pokok

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS KEBUTUHAN DATA WAREHOUSE. Untuk melakukan analisis dan perancangan pada data warehouse terdapat dua

BAB 3 ANALISIS KEBUTUHAN DATA WAREHOUSE. Untuk melakukan analisis dan perancangan pada data warehouse terdapat dua BAB 3 ANALISIS KEBUTUHAN DATA WAEHOUSE 3.1 Metode Analisis dan Perancangan Untuk melakukan analisis dan perancangan pada data warehouse terdapat dua metode yang dapat digunakan. Kedua metode tersebut adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci