Lampiran 1. Pembutan kurva kalibrasi Logam Fe, Cr dan Ni

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Lampiran 1. Pembutan kurva kalibrasi Logam Fe, Cr dan Ni"

Transkripsi

1 Lampiran 1. Pembutan kurva kalibrasi Logam Fe, Cr dan Ni a. Kurva kalibrasi logam Fe Tabel 1. Data Absorbansi larutan standar Besi (Fe) No Konsentrasi Absorbansi 1 0,0 0, ,2 0, ,4 0, ,6 0, ,8 0, , ,15 Absorbansi larutan standart logam besi (Fe) y = 0,075x + 0,001 R² = 0, konsentrasi larutan standar besi (Fe)(mg/L) Gambar 1. Kurva kalibrasi larutan standar Besi (Fe)

2 1. Penurunan persamaan garis regresi untuk penentuan konsentrasi logam Fe berdasarkan pengukuran Absorbansi larutan standar. Tabel 2. Penurunan Persamaan Garis Regresi untuk Penentuan Konsentrasi Logam Besi (Fe) Berdasarkan Pengukuran Absorbansi Larutan Standar Besi (Fe) No xi yi xi-x yi-y (xi-x)2 (yi-y)2 (10-3 ) (xi-x)(yi-y) (10-3 ) 1 0,00 0,001-0,714-0,0541 0,5102 2,928 38, ,2 0,014-0,514-0,0411 0,2644 1,690 21, ,4 0,0307-0,314-0,0244 0,0987 0,596 7, ,6 0,0456-0,114-0,0095 0,0130 0,0905 1, , ,0857-0,0083 0,0073 0,0703 0, ,0 0,081 0,2857 0, ,0816 6,7007 7, ,0 0,15 1,2857 0, ,6530 9, ,99 5 0, ,5122 2, , ,67 x = xi n = 5 7 = 0,7143 y = yi n = 0,3848 = 0, Persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi dapat diturunkan dari persamaan garis : Dimana : a = slope b = intersept y = ax + b Harga slope dan intersept dapat ditentukan dengan menggunakan metode least square sebagai berikut : a = xi x yi y (xi x) 2 = 153,5x10 3 2,0333x10 3 = 0,0755

3 Sehingga diperoleh nilai korelasi : b = y ax b = 0, , ,833 r = = 0,001 (xi x)(yi y) [ (xi x) 2 (yi y) 2 ] 1/2 r = 198,67x ,07x10 3 r = 0,998 Dari nilai diatas dapat ditentukan konsentrasi logam Fe dengan menggunakan persamaan regresi berikut : y = ax + b 0,0406 = 0,075x + 0,001 x = 0,0396 0,075 x = 0,528 Konsentrasi logam Fe dalam larutan bekas perendaman baja selama 10 hari adalah 0,528 mg/l b. Kurva kalibrasi logam Cr Tabel 3. Data Absorbansi Larutan Standar Kromium (Cr) No Konsentrasi Absorbansi 1 0,0 0, ,5 0, ,0 0, , ,0 0,1049

4 6 2,5 0,1297 absorbansi larutan standar loagam krom (Cr) y = 0,050x + 0,006 R² = 0, konsntrasi larutan standar logam Krom (Cr)(mg/L) Gambar 2. Kurva kalibrasi larutan standar kromium (Cr) 2. Penurunan persamaan garis regresi untuk penentuan konsentrasi logam Fe berdasarkan pengukuran Absorbansi larutan standar. Tabel 4. Penurunan Persamaan Garis Regresi untuk Penentuan Konsentrasi Logam Kromium (Cr) Berdasarkan Pengukuran Absorbansi Larutan Standar Kromium (Cr) No xi yi xi-x yi-y (xi-x)2 (yi-y)2 (10-3 ) (xi-x)(yiy) (10-3 ) 1 0 0,002-1,25-0,0667 1,5625 4, , ,5 0,0328-0,75-0,0359 0,5625 1, , ,0 0,0602-0,25-0,0085 0,0625 0, , ,5 0,0826 0,25 0,0139 0,0625 0,1932 3, ,0 0,1047 0,75 0,0362 0,5625 1, ,15 6 2,5 0,1297 1,25 0,061 0,5625 3,721 76,25 7,5 0,4122 1,25 0 4,375 11, ,3

5 x = xi n = 7,5 6 = 1,25 y = yi n = 0,4122 = 0, Persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi dapat diturunkan dari persamaan garis : Dimana : a = slope b = intersept y = ax + b Harga slope dan intersept dapat ditentukan dengan menggunakan metode least square sebagai berikut : a = xi x yi y (xi x) 2 = 219,3x10 3 4,375x10 3 = 0,050 b = y ax b = 0,0687 0,050 1,25 = 0,006 Sehingga diperoleh nilai korelasi : r = (xi x)(yi y) [ (xi x) 2 (yi y) 2 ] 1/2 r = 219,3x ,7x10 3 r = 0,998 Dari nilai diatas dapat ditentukan konsentrasi logam Cr dengan menggunakan persamaan regresi berikut : y = ax + b 0,0137 = 0,050x + 0,006

6 x = 0,0077 0,05 x = 0,154 Konsentrasi logam Cr dalam larutan bekas perendaman baja selama 10 hari adalah 0,154 mg/l c. Kurva kalibrasi logam Ni Tabel 5. Data Absorbansi Larutan Standar Nikel (Ni) No Konsentrasi Absorbansi 1 0,00 0, ,03 0, ,05 0, , ,1 0, ,13 0, absorbansi larutan standart logam Nikel (Ni) y = 0,288x - 0,002 R² = 0, konsentrasi larutan standart logam Nikel (Ni)(mg/L) Gambar 3. Kurva kalibrasi logam Nikel

7 3. Penurunan persamaan garis regresi untuk penentuan konsentrasi logam Ni berdasarkan pengukuran Absorbansi larutan standart. Tabel 6. Penurunan Persamaan Garis Regresi untuk Penentuan Konsentrasi Logam Nikel (Ni) Berdasrkan Pengukuran Absorbansi Larutan Standar Nickle (Ni) No xi yi xi-x yi-y (xi-x)2 (10-3 ) (yi-y)2 (10-3 ) (xi-x)(yi-y) (10-3 ) 1 0,00 0,0001-0,063-0,0155 4,011 0,239 0, ,03 0,0067-0,033-0,011 1,111 0,0786 0, ,05 0,0086-0,013-0,0100 0,676 0,0485 0, ,07 0,0174-0,006-0,0012 0,036 0,0033 0, ,1 0,0201 0,036 0, ,576 0,0205 1, ,13 0,0405 0,067 0, ,916 0,6216 0, ,38 0, ,133 1,0119 3,20867 x = xi n = 3,8 6 = 0,0633 y = yi n = 0,0934 = 0, Persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi dapat diturunkan dari persamaan garis : y = ax + b Dimana : a = slope b = intersept Harga slope dan intersept dapat ditentukan dengan menggunakan metode least square sebagai berikut : a = xi x yi y (xi x) 2

8 = 3,20867x ,133x10 3 = 0,28820 b = y ax b = 0, , , = 0,00269 Sehingga diperoleh nilai korelasi : r = (xi x)(yi y) [ (xi x) 2 (yi y) 2 ] 1/2 r = 3,20867x10 3 3,356x10 3 r = 0,956 Dari nilai diatas dapat ditentukan konsentrasi logam Ni dengan menggunakan persamaan regresi berikut : y = ax + b 0,0064 = 0,288204x + ( 0,00269) x = 0, , x = 0,031 Konsentrasi logam Ni dalam larutan bekas perendaman baja selama 10 hari adalah 0,031 mg/l

9 Lampiran 2. Berat masing-masing Logam dalam Baja SS 304 Tabel 7. Kandungan Logam Baja SS 304 Logam Komposisi (%) Fe 66 Cr 18 Ni 8 C 0,08 S 0,03 Si 0,75 p 0,45 Mn 2 Sumber : Nurfiyanda,2011. Berat masing-masing logam dapat ditentukan sebagai berikut : berat logam = %logam x berat total baja a. Berat logam Fe b. Berat logam Cr c. Berat logam Ni berat logam Fe = 66%x6,12g = 4,0392g berat logam Cr = 18%x6,12g = 1,1016g berat logam Ni = 8% x 6,12g = 0,4896g

10 Tabel 8. Berat Masing Masing Logam dalam Baja SS 304 Waktu Berat masing- masing Logam perendaman Fe Cr Ni 10 hari 4,0392 1,10 0,5 20 hari 4,8 1,3 0,6 30 hari 5,4 1,4 0,6 Lapmiran 3. Penentuan Persentase Logam Fe, Cr, dan Ni 1. Dalam Larutan Bekas perendaman Baja 10 hari a. Logam Fe b. Logam Cr c. Logam Ni %logam Fe = 0,0528 g 2,4 g = 2,2% x100% %logam Cr = 0,0154 2,4 x100% = 0,64% %logam Ni = 0,0031 2,4 x100% = 0,13 Catatan : dilakukan perhitungan yang sama untuk penentuan persen ketiga logam diatas pada perendaman baja 20,dan30 hari

11 2. Dalam berat total Baja SS 304 pada perendaman 10 Hari a. Logam Fe b. Logam Cr c. Logam Ni %logam Fe = 0,0528 6,12 x100% = 0,86% %logam Cr = 0,0154 6,12 x100% = 0,25% %Logam Fe = 0,0031 6,12 x100% = 0,05% Catatan : dilakukan perhitungan yang sama untuk penentuan persen ketiga logam pada perendaman 20 dan 30 hari 3. Dalam total berat masing-masing logam a. Logam Fe b. Logam Cr c. Logam Ni %logam Fe = 0,0528 4,04 x100% = 1,3% %logam Cr = 0,0154 1,10 x100% = 1,4% %logam Ni = 0,0031 0,5 x100% = 0,62%

12 Catatan : dilakukan perhitungan yang sama untuk penentuan persen ketiga logam pada perendaman 20 dan 30 hari. Tabel 9. Persentase Berat Logam Fe, Cr dan Ni Waktu perendaman % berat logam dalam larutan bekas perendaman baja % berat logam dalam berat total logam baja SS 304 % berat Logam dalam berat total masing-masing logam. Fe Cr Ni Fe Cr Ni Fe Cr Ni 10 hari 2,2 0,64 0,13 0,8 0,25 0,05 1,3 1,4 0,62 20 hari 4,2 2,2 0,2 2,3 1,2 0,11 3,6 6,9 1,4 30 hari 4,5 2,6 0,2 2,5 1,4 0,11 3,8 8,5 1,4

13 Lampiran D. Tabel berat dan persentase Logam Fe, Cr dan Ni dalam Waktu yang bervariasi Waktu (hari) Ber at awal baja (g) Berat baja yang hilang (g) % berat logam dari berat baja yang hilang % berat logam dalam larutan bekas perendaman baja Laju Korosi Logam (mpy) % berat logam yang hilang dari berat total masingmasing logam Fe Cr Ni Fe Cr Ni Fe Cr Ni Fe Cr Ni 10 hari 6,12 2,4 0,86% 0,25% 0,05% 2,2% 0,64% 0,13% 19,6 6,31 1,02 1,3% 1,4% 0,62% 20 hari 7,25 4,1 2,3% 1,2% 0,11% 4,2% 2,2% 0,2% 32,2 18,48 1,4 3,6% 6,9% 1,4% 30 hari 8,24 4,6 2,5% 1,4% 0,11% 4,5% 2,6% 0,2% 25,6 16,42 0,93 3,8% 8,5% 1,4%

14 Lampiran E. Gambar sampel dan larutan bekas perendaman sampel Baja SS 304 Gambar 1. Larutan bekas perendaman baja 10 hari Gambar 2. Larutan bekas perendaman baja 20 hari Gambar 3. Larutan bekas perendaman baja 30 hari Gambar 4. Baja sebelum perendaman Gambar 5. Baja setelah perendaman

15

1. Analisis Kuantitatif K,P, Cu dan Mn

1. Analisis Kuantitatif K,P, Cu dan Mn 1. Analisis Kuantitatif K,P, Cu dan Mn 1.1 Perhitungan Persamaan Garis Regresi Kurva Kalibrasi Setelah diperoleh hasil pengukuran absorbansi dari larutan standar K,P,Cu dan Mn maka absorbansi dialurkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Korosi dapat didefinisikan sebagai penurunan mutu suatu logam akibat reaksi elektrokimia dengan lingkungannya, yang melibatkan pergerakan ion logam ke dalam larutan

Lebih terperinci

PENGARUH WAKTU TERHADAP KECEPATAN KOROSI LOGAM Fe, Ni, DAN Cr PADA BAJA SS 304 DALAM MEDIUM ASAM SULFAT (H 2 SO 4 ) 1M SKRIPSI NUR ASMI

PENGARUH WAKTU TERHADAP KECEPATAN KOROSI LOGAM Fe, Ni, DAN Cr PADA BAJA SS 304 DALAM MEDIUM ASAM SULFAT (H 2 SO 4 ) 1M SKRIPSI NUR ASMI PENGARUH WAKTU TERHADAP KECEPATAN KOROSI LOGAM Fe, Ni, DAN Cr PADA BAJA SS 304 DALAM MEDIUM ASAM SULFAT (H 2 SO 4 ) 1M SKRIPSI NUR ASMI 090802007 DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

Tabel.1. Data Absorbansi Larutan Standar Unsur Nikel ( Ni ) Bulan II 0,0000 0,0000 0,0100 0,0015 0,0200 0,0030 0,0300 0,0044 0,0400 0,0057

Tabel.1. Data Absorbansi Larutan Standar Unsur Nikel ( Ni ) Bulan II 0,0000 0,0000 0,0100 0,0015 0,0200 0,0030 0,0300 0,0044 0,0400 0,0057 Lampiran Tabel.1. Data Absorbansi Larutan Standar Unsur Nikel ( Ni ) Konsentrasi (mg/l) Absorbansi rata rata 0,0000 0,0000 0,0100 0,0015 0,0200 0,0030 0,0300 0,0044 0,0400 0,0057 Absorbansi Unsur Nikel

Lebih terperinci

Dimana X rata rata : Χ n. Dimana Y rata rata : Persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi dapat ditentukan dari persamaan : Y = ax + b

Dimana X rata rata : Χ n. Dimana Y rata rata : Persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi dapat ditentukan dari persamaan : Y = ax + b 1.1. Menentukan Persamaan Garis Regresi Kurva Kalibrasi Setelah diperoleh hasil pengukuran absorbansi dari larutan standar fosfat maka absorbansi dialurkan terhadap konsentrasi larutan standar untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN

BAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN 39 BAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN 3.1. Alat-alat dan bahan 3.1.1. Alat-alat yang digunakan - Spektrofotometri Serapan Atom AA-6300 Shimadzu - Lampu hallow katoda - PH indikator universal - Alat-alat

Lebih terperinci

Fe Fe e - (5.1) 2H + + 2e - H 2 (5.2) BAB V PEMBAHASAN

Fe Fe e - (5.1) 2H + + 2e - H 2 (5.2) BAB V PEMBAHASAN 63 BAB V PEMBAHASAN 5. 1. KETAHANAN KOROSI SUS 316L 5.1.1 Uji Celup SUS 316L Baja tahan karat mendapatkan ketahanan korosi hasil dari terbentuknya lapisan pasif pada permukaan logam. Lapisan pasif adalah

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan pembuatan larutan standar

Lampiran 1. Perhitungan pembuatan larutan standar 76 Lampiran 1. Perhitungan pembuatan larutan standar 1.1 Larutan standar Pb 5, 3, 1, 0.5 mg/l Rumus: x Keterangan: = Konsentrasi larutan pekat Volume larutan pekat C2 = Konsentrasi larutan encer V2 = Volume

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. - Spektrofotometri Serapan Atom AA-6300 Shimadzu. - Alat-alat gelas pyrex. - Pipet volume pyrex. - Hot Plate Fisons

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. - Spektrofotometri Serapan Atom AA-6300 Shimadzu. - Alat-alat gelas pyrex. - Pipet volume pyrex. - Hot Plate Fisons BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat-alat - Spektrofotometri Serapan Atom AA-6300 Shimadzu - Alat-alat gelas pyrex - Pipet volume pyrex - Hot Plate Fisons - Oven Fisher - Botol akuades - Corong - Spatula

Lebih terperinci

Spektrum serapan derivat kedua deksklorfeniramin 20 mcg/ml

Spektrum serapan derivat kedua deksklorfeniramin 20 mcg/ml Lampiran 1. Spektrum Serapan Penentuan Panjang Gelombang Analisis Spektrum serapan derivat kedua deksametason 5 mcg/ml Spektrum serapan derivat kedua deksklorfeniramin 20 mcg/ml 45 Lampiran 1. (lanjutan)

Lebih terperinci

Lampiran 1. Gambar Sampel Kubis Hijau (Brassica oleracea L.)

Lampiran 1. Gambar Sampel Kubis Hijau (Brassica oleracea L.) Lampiran 1. Gambar Sampel Kubis Hijau (Brassica oleracea L.) 93 Lampiran. Identifikasi Tumbuhan 94 Lampiran 3. Bagan Alir Proses Pembuatan Larutan Sampel Sampel Kubis Hijau (Brassica oleracea L.) sebanyak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA. pengujian komposisi material piston bekas disajikan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Uji Komposisi Material Piston Bekas

BAB IV HASIL DAN ANALISA. pengujian komposisi material piston bekas disajikan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Uji Komposisi Material Piston Bekas BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1 Hasil Pengujian Komposisi Bahan Hasil uji komposisi menunjukan bahwa material piston bekas mempunyai unsur paduan utama 81,60% Al dan 13,0910% Si. Adapun hasil lengkap pengujian

Lebih terperinci

Lampiran 1 ph. Hasil seperti pada tabel berikut : Tabel 1 Hasil pengukuran ph sebelum dan sesudah elektrokoagulasi ph. Pengambilan Sampel 1 4,7 6,9

Lampiran 1 ph. Hasil seperti pada tabel berikut : Tabel 1 Hasil pengukuran ph sebelum dan sesudah elektrokoagulasi ph. Pengambilan Sampel 1 4,7 6,9 97 Lampiran 1 ph Alat Ukur : ph meter Prosedur Pengukuran 1. Kalibrasi dengan larutan buffer sampai ph 4 2. Pengukuran ph air gambut (dicelupkan ph meter ke air gambut) 3. Dicatat berapa ph yang terukur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat alat yang digunakan ; a. Spektrofotometri Serapan Atom ( SSA ), Type Buck Scientific seri 205 b. Lampu katoda Zn dan Cu c. Lampu katoda Fe dan

Lebih terperinci

STUDI GANGGUAN KROM (III) PADA ANALISA BESI DENGAN PENGOMPLEKS 1,10-FENANTROLIN PADA PH 4,5 SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-TAMPAK

STUDI GANGGUAN KROM (III) PADA ANALISA BESI DENGAN PENGOMPLEKS 1,10-FENANTROLIN PADA PH 4,5 SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-TAMPAK STUDI GANGGUAN KROM (III) PADA ANALISA BESI DENGAN PENGOMPLEKS 1,10-FENANTROLIN PADA PH 4,5 SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-TAMPAK Oleh: Retno Rahayu Dinararum 1409 100 079 Dosen Pembimbing: Drs. R. Djarot

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia perindustrian di Indonesia semakin berkembang, salah satunya adalah industri elektroplating. Beragam barang perhiasan, peralatan rumah tangga, komponen

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Cibet

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Cibet Lampiran 1. Hasil Identifikasi Cibet Lampiran. Gambar Cibet (Orthetrum sp.) dan Capung (Orthetrum Sabina) sp.) (Orthetrum sabina) Capung Lampiran 3. Data Pembakuan Larutan NaOH 0,1 N Rumus normalitas larutan

Lebih terperinci

JURNAL APLIKASI FISIKA VOLUME 11 NOMOR 1 FEBRUARI 2015

JURNAL APLIKASI FISIKA VOLUME 11 NOMOR 1 FEBRUARI 2015 JURNAL APLIKASI FISIKA VOLUME 11 NOMOR 1 FEBRUARI 2015 EKSTRAKSI LOGAM KROMIUM (Cr) DAN TEMBAGA (Cu) PADA BATUAN ULTRABASA DARI DESA PUNCAK MONAPA KECAMATAN LASUSUA KOLAKA UTARA MENGGUNAKAN LIGAN POLIEUGENOL

Lebih terperinci

PENGARUH WAKTU TERHADAP LAJU KOROSI LOGAM FeDAN Cr PADA BAJA SS 316 DALAM MEDIUM HCl 3M DENGAN INHIBITOR EKSTRAK METANOL DAUN KOPI(Coffea Robusta L)

PENGARUH WAKTU TERHADAP LAJU KOROSI LOGAM FeDAN Cr PADA BAJA SS 316 DALAM MEDIUM HCl 3M DENGAN INHIBITOR EKSTRAK METANOL DAUN KOPI(Coffea Robusta L) i PENGARUH WAKTU TERHADAP LAJU KOROSI LOGAM FeDAN Cr PADA BAJA SS 316 DALAM MEDIUM HCl 3M DENGAN INHIBITOR EKSTRAK METANOL DAUN KOPI(Coffea Robusta L) SKRIPSI GLORIA D.Y SILABAN 120802078 DEPARTEMEN KIMIA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ortodonti terbagi atas beberapa jenis di pasaran, antara lain copper nickel titanium,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ortodonti terbagi atas beberapa jenis di pasaran, antara lain copper nickel titanium, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan kawat ortodonti menjadi sarana yang paling umum digunakan oleh masyarakat untuk mengoreksi kondisi gigi yang tidak teratur dengan cara memberikan perbaikan estetik

Lebih terperinci

Ditimbang 25 gram Ditambahkan HNO 3 65% b/v sebanyak 25 ml Didiamkan selama 24 jam. Didinginkan

Ditimbang 25 gram Ditambahkan HNO 3 65% b/v sebanyak 25 ml Didiamkan selama 24 jam. Didinginkan Lampiran 1. Flowsheet Destruksi Basah Sampel yang telah dihomogenkan Ditimbang 5 gram Ditambahkan HNO 3 65% b/v sebanyak 5 ml Didiamkan selama 4 jam Sampel + HNO 3 (p) Larutan Sampel Hasil Dipanaskan di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA. Gajah Mada, penulis mendapatkan hasil-hasil terukur dan terbaca dari penelitian

BAB IV HASIL DAN ANALISA. Gajah Mada, penulis mendapatkan hasil-hasil terukur dan terbaca dari penelitian BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1 Hasil Pengujian Spesimen Dalam melakukan penelitian uji dilaboratorium bahan teknik Universitas Gajah Mada, penulis mendapatkan hasil-hasil terukur dan terbaca dari penelitian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 33 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

Ir. Hari Subiyanto, MSc

Ir. Hari Subiyanto, MSc Tugas Akhir TM091486 METALURGI Budi Prasetya Awab Putra NRP 2104 100 018 Dosen Pembimbing: Ir. Hari Subiyanto, MSc ABSTRAK Austenitic stainless steel adalah suatu logam paduan yang mempunyai sifat tahan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN BENTONIT SETELAH DILAPISI KITOSAN SEBAGAI ADSORBEN UNTUK MENYERAP ION LOGAM BESI (Fe) DENGAN METODA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM SKRIPSI

PENGGUNAAN BENTONIT SETELAH DILAPISI KITOSAN SEBAGAI ADSORBEN UNTUK MENYERAP ION LOGAM BESI (Fe) DENGAN METODA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM SKRIPSI PENGGUNAAN BENTONIT SETELAH DILAPISI KITOSAN SEBAGAI ADSORBEN UNTUK MENYERAP ION LOGAM BESI (Fe) DENGAN METODA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM SKRIPSI WINNY WULANDARI 100822002 DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR LAMPIRAN... x

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR LAMPIRAN... x DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 3 1.3 Batasan

Lebih terperinci

a = r = Y = 0,3538 X =2 Y = a X + b Lampiran 1. Perhitungan Persamaan Regresi Besi No. X Y XY X 2 Y 2 0,0 0,00 0,0000 0,0000 0,000 0,0992 0,5670 0,315

a = r = Y = 0,3538 X =2 Y = a X + b Lampiran 1. Perhitungan Persamaan Regresi Besi No. X Y XY X 2 Y 2 0,0 0,00 0,0000 0,0000 0,000 0,0992 0,5670 0,315 Lampiran 1. Perhitungan Persamaan Regresi Besi No. X Y XY X Y 1. 0,0 0,000 0,0000 0,00 0,0000. 1,8 0,315 0,5670 3,4 0,099 3.,1 0,369 0,7749 4,41 0,136 4.,4 0,46 1,04 5,76 0,1815 5.,7 0,478 1,906 7,9 0,85

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan Bobot Jenis Sampel. 1. Kalibrasi Piknometer. Piknometer Kosong = 15,302 g. Piknometer berisi Aquadest Panas.

Lampiran 1. Perhitungan Bobot Jenis Sampel. 1. Kalibrasi Piknometer. Piknometer Kosong = 15,302 g. Piknometer berisi Aquadest Panas. Lampiran 1. Perhitungan Bobot Jenis Sampel 1. Kalibrasi Piknometer Piknometer Kosong = 15,30 g Piknometer berisi Aquadest Panas NO Aquadest Panas 1 5,330 5,37 3 5,38 4 5,35 5 5,39 6 5,3 Jumlah Rata-rata

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kurva Absorbansi Maksimum Kalsium

Lampiran 1. Kurva Absorbansi Maksimum Kalsium Lampiran 1. Kurva Absorbansi Maksimum Kalsium Lampiran. Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi (r) dari Data Kalibrasi Kalsium No. Konsentrasi (mcg/ml) (X) Absorbansi (Y) XY X Y 1.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Lokasi Pengambilan Sampel. Mata air yang terletak di Gunung Sitember. Tempat penampungan air minum sebelum dialirkan ke masyarakat

Lampiran 1. Lokasi Pengambilan Sampel. Mata air yang terletak di Gunung Sitember. Tempat penampungan air minum sebelum dialirkan ke masyarakat Lampiran 1. Lokasi Pengambilan Sampel Mata air yang terletak di Gunung Sitember Tempat penampungan air minum sebelum dialirkan ke masyarakat 48 Air minum yang dialirkan menggunakan pipa besi Lokasi pengambilan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERCOBAAN

BAB 3 METODE PERCOBAAN 26 BAB 3 METODE PERCOBAAN 3.1. Alat alat 1. Spektrofotometer UV-Visibel La Motte 2. Hot Plate Nouva II 3. Neraca Analitis Ohauss 4. Kuvet 5. ph Meter Lovibond 6. Spatula 7. Labu Takar Pyrex 8. Termometer

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan Teknis Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Bilangan Gelombang Spektrum IR Pseudoefedrin HCl BPFI

Lampiran 1. Data Bilangan Gelombang Spektrum IR Pseudoefedrin HCl BPFI Lampiran 1. Data Bilangan Gelombang Spektrum IR Pseudoefedrin HCl BPFI Lampiran. Data Bilangan Gelombang Spektrum IR Triprolidin HCl BPFI Lampiran 3. Kurva Serapan Penentuan Panjang Gelombang Analisis

Lebih terperinci

Lampiran 1. Daftar Spesifikasi Sediaan tablet Celestamin, Ocuson, dan Polacel : DKL A1. Expire Date : September 2015

Lampiran 1. Daftar Spesifikasi Sediaan tablet Celestamin, Ocuson, dan Polacel : DKL A1. Expire Date : September 2015 Lampiran 1. Daftar Spesifikasi Sediaan tablet Celestamin, Ocuson, dan Polacel 1. Celestamin (Schering-plough) No. Reg : DKL 9106604510A1 Expire Date : September 2015 Komposisi : Betametason... 0,25 mg

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Korosi dapat didefinisikan sebagai penurunan mutu suatu logam akibat reaksi elektrokimia dengan lingkungannya, yang melibatkan pergerakan ion logam ke dalam larutan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Penentuan Operating Time Senyawa Kompleks Fosfor Molibdat pada λ = 708 nm

Lampiran 1. Data Penentuan Operating Time Senyawa Kompleks Fosfor Molibdat pada λ = 708 nm Lampiran 1. Data Penentuan Operating Time Senyawa Kompleks Fosfor Molibdat pada λ = 708 nm No Menit ke- Absorbansi 1 4 0,430 5 0,431 3 6 0,433 4 7 0,434 5 8 0,435 6 9 0,436 7 10 0,437 8 11 0,438 9 1 0,439

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan bahan logam dalam pembuatan alat alat dan sarana kehidupan semakin meningkat. Mulai dari peralatan yang paling sederhana sampai pada peralatan yang paling

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian ini merupakan eksperimen untuk mengetahui pengaruh temperatur media pendingin pasca pengelasan terhadap laju korosi dan struktur mikro.

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN ARANG AKTIF TEMPURUNG KELAPA DAN ARANG AKTIF BATUBARA TERHADAP LOGAM BESI

PENGARUH PENAMBAHAN ARANG AKTIF TEMPURUNG KELAPA DAN ARANG AKTIF BATUBARA TERHADAP LOGAM BESI PENGARUH PENAMBAHAN ARANG AKTIF TEMPURUNG KELAPA DAN ARANG AKTIF BATUBARA TERHADAP LOGAM BESI (Fe) DAN NIKEL (Ni) PADA AIR SUMUR DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM SKRIPSI FAKHRENI 070802028 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada adalah teknik Begg. Kawat busur yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada adalah teknik Begg. Kawat busur yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu teknik perawatan ortodontik cekat yang digunakan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada adalah teknik Begg. Kawat busur yang digunakan dalam teknik

Lebih terperinci

ANALISIS KADAR LOGAM KADMIUM

ANALISIS KADAR LOGAM KADMIUM ANALISIS KADAR LOGAM KADMIUM (Cd), KROMIUM (Cr), TIMBAL (Pb), DAN BESI (Fe) PADA HEWAN UNDUR-UNDUR DARAT (Myrmeleon Sp.) DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA) SKRIPSI SRININGSIH HUTAGALUNG

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Pengukuran Waktu Kerja Larutan Kuning Metanil

Lampiran 1. Data Pengukuran Waktu Kerja Larutan Kuning Metanil Lampiran 1. Data Pengukuran Waktu Kerja Larutan Kuning Metanil No. Menit ke- Serapan (A) 1 10 0,432 2 11 0,432 3 12 0,433 4 13 0,432 5 14 0,433 6 15 0,432 7 16 0,433 8 17 0,435 9 18 0,435 10 19 0,435 11

Lebih terperinci

Lampiran 1. Sampel Pulna Forte Tablet

Lampiran 1. Sampel Pulna Forte Tablet Lampiran 1. Sampel Pulna Forte Tablet 50 Lampiran 2. Komposisi Tablet Pulna Forte Daftar Spesifikasi Sampel 1. Pulna Forte No. Reg : DKL 0319609209A1 ExpireDate :Agustus 2017 Komposisi : Ethambutol HCL...

Lebih terperinci

ANALISIS KADAR LOGAM KOBALT(Co) DAN NIKEL (Ni) DALAM ABU TERBANG HASIL PEMBAKARAN BATUBARA DARI DUA LOKASI DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

ANALISIS KADAR LOGAM KOBALT(Co) DAN NIKEL (Ni) DALAM ABU TERBANG HASIL PEMBAKARAN BATUBARA DARI DUA LOKASI DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM ANALISIS KADAR LOGAM KOBALT(Co) DAN NIKEL (Ni) DALAM ABU TERBANG HASIL PEMBAKARAN BATUBARA DARI DUA LOKASI DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM SKRIPSI RICCA JASMINE 070802037 DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam proses pembuatan komponen-komponen atau peralatan-peralatan permesinan dan industri, dibutuhkan material dengan sifat yang tinggi maupun ketahanan korosi yang

Lebih terperinci

Lampiran 1. Penentuan Persamaan Garis Regresi. Penentuan Persamaan Garis Regresi dari Larutan Standar Nikel

Lampiran 1. Penentuan Persamaan Garis Regresi. Penentuan Persamaan Garis Regresi dari Larutan Standar Nikel Lampiran 1 Penentuan Persamaan Garis Regresi 1. Penentuan Persamaan Garis Regresi dari Larutan Standar Nikel Tabel 10. Perhitungan persamaan garis regresi standar Ni No. X (ppm Y (abs X2 Y2 (X 10-4 XY

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Logam merupakan salah satu jenis bahan yang sering dimanfaatkan untuk dijadikan peralatan penunjang bagi kehidupan manusia dikarenakan logam memiliki banyak kelebihan

Lebih terperinci

Perbandingan fase gerak metanol-air (50:50)

Perbandingan fase gerak metanol-air (50:50) Lampiran 1. Kromatogram Penyuntikan Kloramfenikol Baku untuk Menentukan Perbandingan Fase Gerak yang Optimum Perbandingan fase gerak metanol-air (40:60) Perbandingan fase gerak metanol-air (50:50) Perbandingan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PEREDUKSI NATRIUM TIOSULFAT (Na 2 S 2 O 3 ) DAN TIMAH (II) KLORIDA (SnCl 2 ) PADA ANALISIS KADAR TOTAL BESI SECARA SPEKTROFOTOMETRI

PERBANDINGAN PEREDUKSI NATRIUM TIOSULFAT (Na 2 S 2 O 3 ) DAN TIMAH (II) KLORIDA (SnCl 2 ) PADA ANALISIS KADAR TOTAL BESI SECARA SPEKTROFOTOMETRI PERBANDINGAN PEREDUKSI NATRIUM TIOSULFAT (Na 2 S 2 O 3 ) DAN TIMAH (II) KLORIDA (SnCl 2 ) PADA ANALISIS KADAR TOTAL BESI SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS DAFTAR ISI Pendahuluan Metodologi Hasil dan Pembahasan

Lebih terperinci

Rumus-rumus perhitungan proyeksi jumlah penduduk: a. Metoda Arithmatik

Rumus-rumus perhitungan proyeksi jumlah penduduk: a. Metoda Arithmatik Rumus-rumus perhitungan proyeksi jumlah penduduk: a. Metoda Arithmatik Pn Po + Ka (Tn To) dimana: Pn = jumlah penduduk pada tahun ke n; Po = jumlah penduduk pada tahun dasar; Tn = tahun ke n; To = tahun

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di 34 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

EVALUASI KADAR CEMARAN

EVALUASI KADAR CEMARAN EVALUASI KADAR CEMARAN Pb dan Cd DALAM IKAN BANDENG (Chanos chanos) PADA DAERAH PERIKANAN DI SEKITAR KAWASAN PELABUHAN TANJUNG EMAS SEMARANG DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM SKRIPSI Oleh: MUHAMMAD

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 304 TERHADAP LAJU KOROSI

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 304 TERHADAP LAJU KOROSI Teknika : Engineering and Sains Journal Volume, Nomor, Juni 207, 67-72 ISSN 2579-5422 online ISSN 2580-446 print PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 304 TERHADAP LAJU KOROSI

Lebih terperinci

LAJU KOROSI BAJA SS 304 DALAM MEDIA HCL DENGAN INHIBITOR KININA

LAJU KOROSI BAJA SS 304 DALAM MEDIA HCL DENGAN INHIBITOR KININA SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VI Pemantapan Riset Kimia dan Asesmen Dalam Pembelajaran Berbasis Pendekatan Saintifik Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS Surakarta, 21 Juni

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang dilanjutkan dengan analisis di laboratorium. Penelitian ini didukung oleh penelitian deskriptif dengan pendekatan

Lebih terperinci

KARAKTERISASI BAJA SMO 254 & BAJA ST 37 YANG DI-ALUMINIZING

KARAKTERISASI BAJA SMO 254 & BAJA ST 37 YANG DI-ALUMINIZING KARAKTERISASI BAJA SMO 254 & BAJA ST 37 YANG DI-ALUMINIZING 1) Yoga Adi Susila, 2) Dody Prayitno 1.2) Teknik Mesin Universitas Trisakti yogaadisusila@yahoo.co.id Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan Pembakuan Natrium Hidroksida 1 N. No. Berat K-Biftalat (mg) Volume NaOH (ml) , ,14 3.

Lampiran 1. Perhitungan Pembakuan Natrium Hidroksida 1 N. No. Berat K-Biftalat (mg) Volume NaOH (ml) , ,14 3. Lampiran 1. Perhitungan Pembakuan Natrium Hidroksida 1 N. No. Berat K-Biftalat (mg) Volume NaOH (ml) 1. 1000 5,1. 1003 5,14 3. 101 5, Normalitas NaOH Berat Kalium Biftalat (mg) Volume NaOH (ml) Berat Ekivalen

Lebih terperinci

Gambar 4.1 Penampang luar pipa elbow

Gambar 4.1 Penampang luar pipa elbow BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Latar Belakang Material Material yang digunakan pada penelitian ini merupakan material yang berasal dari pipa elbow pada pipa jalur buangan dari pompa-pompa pendingin

Lebih terperinci

Analisis Fenobarbital..., Tyas Setyaningsih, FMIPA UI, 2008

Analisis Fenobarbital..., Tyas Setyaningsih, FMIPA UI, 2008 4 3 5 1 2 6 Gambar 3. Alat kromatografi cair kinerja tinggi Keterangan : 1. Pompa LC-10AD (Shimadzu) 2. Injektor Rheodyne 3. Kolom Kromasil TM LC-18 25 cm x 4,6 mm 4. Detektor SPD-10 (Shimadzu) 5. Komputer

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011, III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011, pengambilan sampel dilakukan di Sungai Way Kuala Bandar Lampung,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjadi 4 jenis yaitu nikel titanium, kobalt-kromiun-nikel, stainless steel dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjadi 4 jenis yaitu nikel titanium, kobalt-kromiun-nikel, stainless steel dan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, masyarakat mulai menyadari akan pentingnya merawat kesehatan gigi. Salah satu cara merawat kesehatan gigi yaitu dengan perawatan ortodonti. Salah satu komponen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Tahapan dalam penelitian ini di mulai dari studi literatur hingga penyusunan Laporan Tugas Akhir, dapat dilihat pada Gambar 3.1. Kerangka Penelitian :

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilakukan di laboratorium korosi pada Jurusan Metalurgi dan Material Fakultas Teknik. Variabel penelitian yang akan - digunakanadalah konsentrasi bikarbonat (HCO3)

Lebih terperinci

massa = 2,296 gram Volume = gram BE Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pereaksi ml Natrium Fosfat 28 mm massa 1 M = massa 0,028 =

massa = 2,296 gram Volume = gram BE Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pereaksi ml Natrium Fosfat 28 mm massa 1 M = massa 0,028 = Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pereaksi 1. 500 ml Natrium Fosfat 28 mm M massa 1 x Mr V(liter) 0,028 massa 1 x 164 0, 5 massa 2,296 gram 2. 500 ml Amonium Molibdat 4 mm M massa 1 x Mr V(liter) massa

Lebih terperinci

Lampiran 1. Gambar Air Mineral dalam Kemasan dan Air Minum Isi Ulang. Gambar 4. Air Mineral dalam Kemasan. Gambar 5. Air Minum Isi Ulang

Lampiran 1. Gambar Air Mineral dalam Kemasan dan Air Minum Isi Ulang. Gambar 4. Air Mineral dalam Kemasan. Gambar 5. Air Minum Isi Ulang Lampiran 1. Gambar Air Mineral dalam Kemasan dan Air Minum Isi Ulang Gambar 4. Air Mineral dalam Kemasan Gambar 5. Air Minum Isi Ulang Lampiran. Hasil Analisis Kualitatif Kalsium, Magnesium dan Timbal

Lebih terperinci

Jarak yang digerakkan oleh pelarut dari titik asal = 17 cm = 0,9235 = 0,9058 = 0,8529. Harga Rf untuk sampel VIII + baku pembanding = = 0,8588

Jarak yang digerakkan oleh pelarut dari titik asal = 17 cm = 0,9235 = 0,9058 = 0,8529. Harga Rf untuk sampel VIII + baku pembanding = = 0,8588 Lampiran 1. Contoh Perhitungan Harga Rf Harga Rf = jarak yang digerakkan oleh senyawa dari titik asal jarak yang digerakkan oleh pelarut dari titik asal Jarak yang digerakkan oleh pelarut dari titik asal

Lebih terperinci

PERANAN PENGGUNAAN BENTONIT ALAM DALAM MENURUNKAN KADAR ION Fe PADA RESIDU SPENT LYE (LIMBAH PROSES PEMBUATAN GLISEROL) SKRIPSI

PERANAN PENGGUNAAN BENTONIT ALAM DALAM MENURUNKAN KADAR ION Fe PADA RESIDU SPENT LYE (LIMBAH PROSES PEMBUATAN GLISEROL) SKRIPSI PERANAN PENGGUNAAN BENTONIT ALAM DALAM MENURUNKAN KADAR ION Fe PADA RESIDU SPENT LYE (LIMBAH PROSES PEMBUATAN GLISEROL) SKRIPSI PANJI WIBOWO H. 080822001 PROGRAM STUDI SARJANA KIMIA DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terhadap pergeseran cermin untuk menentukan faktor konversi, dan grafik

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terhadap pergeseran cermin untuk menentukan faktor konversi, dan grafik BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab yang keempat ini mengulas tentang hasil penelitian yang telah dilakukan beserta analisa pembahasannya. Hasil penelitian ini nantinya akan dipaparkan olahan data berupa grafik

Lebih terperinci

Lampiran 1. Gambar Krim yang Mengandung Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol

Lampiran 1. Gambar Krim yang Mengandung Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol Lampiran 1. Gambar Krim yang Mengandung Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol Gambar 1. Gambar krim yang Mengandung Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol 48 Lampiran 2. Komposisi krim merek X Contoh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS 28 BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS 4.1 Kondisi Operasi Kondisi operasi dan informasi teknis dari sampel sesuai dengan data lapangan dapat dilihat pada Tabel 3.1, sedangkan posisi sample dapat dilihat

Lebih terperinci

Lampiran 1. Gambar Lokasi Pengambilan Sampel

Lampiran 1. Gambar Lokasi Pengambilan Sampel Lampiran 1. Gambar Lokasi Pengambilan Gambar 1. Gambar Depot Air Minum Isi Ulang Gambar.Gambar Depot Air Minum Isi Ulang Teknik Reverse Osmosis Gambar 3. Gambar air minum reverse osmosis dalam kemasan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 52 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. DATA PENELITIAN 1. Material Penelitian a. Tipe Baja : A 516 Grade 70 Bentuk : Plat Tabel 7. Komposisi Kimia Baja A 516 Grade 70 Komposisi Kimia Persentase (%) C 0,1895 Si

Lebih terperinci

Dimas Hardjo Subowo NRP

Dimas Hardjo Subowo NRP Dimas Hardjo Subowo NRP. 2706 100 011 Dosen Pembimbing : Budi Agung K, ST, M.Sc FAKULTAS TEKNOLOHI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA Abstrak Dalam proses pengelasan seringkali dijumpai

Lebih terperinci

PENENTUAN PERSAMAAN GARIS REGRESI DARI KURVA LARUTAN STANDAR Cu. Tabel 7. Perhitungan mencari persamaan garis regresi larutan standar Cu

PENENTUAN PERSAMAAN GARIS REGRESI DARI KURVA LARUTAN STANDAR Cu. Tabel 7. Perhitungan mencari persamaan garis regresi larutan standar Cu LAMPIRAN LAMPIRAN 1 PENENTUAN PERSAMAAN GARIS REGRESI DARI KURVA LARUTAN STANDAR Cu Tabel 7. Perhitungan mencari persamaan garis regresi larutan standar Cu No X Y X 2 Y 2 XY 1 0,05 0,0009 0,0025 0,00000081

Lebih terperinci

PENGARUH FERRI SULFAT DAN ZEOLIT DALAM PROSES PENURUNAN KADAR BESI DAN MANGAN DI DALAM AIR GAMBUT DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI SEMINAR HASIL

PENGARUH FERRI SULFAT DAN ZEOLIT DALAM PROSES PENURUNAN KADAR BESI DAN MANGAN DI DALAM AIR GAMBUT DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI SEMINAR HASIL Bahan Seminar Hasil Departemen Kimia PENGARUH FERRI SULFAT DAN ZEOLIT DALAM PROSES PENURUNAN KADAR BESI DAN MANGAN DI DALAM AIR GAMBUT DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI SEMINAR HASIL TIONERLIS ANASTASIA MARPAUNG

Lebih terperinci

AIR MUARA SUNGAI ASAHAN DI TANJUNG BALAI DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRISERAPAN ATOM (SSA) SKRIPSI SRI RAHAYU

AIR MUARA SUNGAI ASAHAN DI TANJUNG BALAI DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRISERAPAN ATOM (SSA) SKRIPSI SRI RAHAYU ANALISIS KADAR UNSUR BESI (Fe), NIKEL (Ni) DAN MAGNESIUM (Mg) PADA AIR MUARA SUNGAI ASAHAN DI TANJUNG BALAI DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRISERAPAN ATOM (SSA) SKRIPSI SRI RAHAYU 090822007 DEPARTEMEN KIMIA

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Natrium Tetraboraks 500 ppm. Untuk pembuatan larutan natrium tetraboraks 500 ppm (LIB I)

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Natrium Tetraboraks 500 ppm. Untuk pembuatan larutan natrium tetraboraks 500 ppm (LIB I) Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Natrium Tetraboraks 500 ppm Untuk pembuatan larutan natrium tetraboraks 500 ppm (LIB I) 500 ppm 500 mcg/ml Berat Natrium tetraboraks yang ditimbang 500 mcg / ml

Lebih terperinci

ANALISIS UNSUR Pb, Ni DAN Cu DALAM LARUTAN URANIUM HASIL STRIPPING EFLUEN URANIUM BIDANG BAHAN BAKAR NUKLIR

ANALISIS UNSUR Pb, Ni DAN Cu DALAM LARUTAN URANIUM HASIL STRIPPING EFLUEN URANIUM BIDANG BAHAN BAKAR NUKLIR ISSN 1979-2409 Analisis Unsur Pb, Ni Dan Cu Dalam Larutan Uranium Hasil Stripping Efluen Uranium Bidang Bahan Bakar Nuklir (Torowati, Asminar, Rahmiati) ANALISIS UNSUR Pb, Ni DAN Cu DALAM LARUTAN URANIUM

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Analisa kualitatif terhadap Kalsium, Besi, Posfor dan Seng dalam sampel

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Analisa kualitatif terhadap Kalsium, Besi, Posfor dan Seng dalam sampel BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Analisa Kualitatif Analisa kualitatif terhadap Kalsium, Besi, Posfor dan Seng dalam sampel dilakukan dengan reaksi identifikasi dari masing-masing mineral. Pemeriksaan

Lebih terperinci

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata korosi berasal dari bahasa latin Corrodere yang artinya perusakan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata korosi berasal dari bahasa latin Corrodere yang artinya perusakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar Korosi Kata korosi berasal dari bahasa latin Corrodere yang artinya perusakan logam atau berkarat. Korosi adalah terjadinya perusakan material (khususnya logam)

Lebih terperinci

Kritis Variabel Superordinat Koordinat Subordinat. reaksi. Katalis. Partikelpartikel. Molekul pereaksi dalam wadahnya selalu bergerak

Kritis Variabel Superordinat Koordinat Subordinat. reaksi. Katalis. Partikelpartikel. Molekul pereaksi dalam wadahnya selalu bergerak 19 Tabel 2. Analisis konsep materi laju Label Konsep Laju Reaksi Definisi Konsep Menyatakan laju perubahan konsentrasi zatzat yaitu zat pe (reaktan) atau zat hasil (produk), setiap satuan waktu berlangsung

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data kalibrasi kalsium dengan Spektrofotometer Serapan Atom. dan Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi (r).

Lampiran 1. Data kalibrasi kalsium dengan Spektrofotometer Serapan Atom. dan Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi (r). Lampiran 1. Data kalibrasi kalsium dengan Spektrofotometer Serapan Atom dan Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi (r). NO Konsentrasi (mcg/ml) Absorbansi 1 0,0000 0,0013 2 1,0000 0,0688

Lebih terperinci

Karakterisasi Material Sprocket

Karakterisasi Material Sprocket BAB IV DATA DAN ANALISA 4.1 Pengamatan Metalografi 4.1.1 Pengamatan Struktur Makro Pengujian ini untuk melihat secara keseluruhan objek yang akan dimetalografi, agar diketahui kondisi benda uji sebelum

Lebih terperinci

Gambar 2. Daun Tempuyung

Gambar 2. Daun Tempuyung Lampiran 1. Gambar Sampel. Gambar 1. Tanaman Daun Tempuyung Gambar. Daun Tempuyung 41 Lampiran 1. (Lanjutan) Gambar 3 Kapsul Ekstrak Tempuyung Gambar 4. Kemasan Kapsul 4 Lampiran 1. (Lanjutan) Gambar 5.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Krim Klorfeson dan Chloramfecort-H

Lampiran 1. Krim Klorfeson dan Chloramfecort-H Lampiran 1. Krim Klorfeson dan Chloramfecort-H Gambar 1 Krim merek Klorfeson Gambar 2 Krim merek Chloramfecort-H 48 Lampiran 2. Komposisi krim Klorfeson dan Chloramfecort-H Daftar Spesifikasi krim 1. Klorfeson

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September 33 III. METODOLOGI PERCOBAAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September 2013 di Laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011 36 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011 di Laboratorium Kimia Analitik, Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN INTISARI ABSTRACT ii iii iv v vi x xi xii

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan Standar Plumbum (Pb)

Lampiran 1. Data Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan Standar Plumbum (Pb) Lampiran 1. Data Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan Standar Plumbum (Pb) No. 1.. 3. 4.. 6. Konsentrasi (mcg/l) 0 0 100 00 300 400 Absorbansi (A) 0,007 0,171 0,94 0,1 0,7369 0,9317 Lampiran. Contoh Perhitungan

Lebih terperinci

ANALISIS LAJU KOROSI MATERIAL PENUKAR PANAS MESIN KAPAL DALAM LINGKUNGAN AIR LAUT SINTETIK DAN AIR TAWAR

ANALISIS LAJU KOROSI MATERIAL PENUKAR PANAS MESIN KAPAL DALAM LINGKUNGAN AIR LAUT SINTETIK DAN AIR TAWAR PROS ID I NG 2 0 1 2 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK ANALISIS LAJU KOROSI MATERIAL PENUKAR PANAS MESIN KAPAL DALAM LINGKUNGAN AIR LAUT SINTETIK DAN AIR TAWAR Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Baja Baja merupakan paduan yang terdiri dari unsur utama besi (Fe) dan karbon (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang tersusun dalam

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS TUGAS AKHIR ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS Disusun : SUDARMAN NIM : D.200.02.0196 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif Fakultas Farmasi dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi Medan pada bulan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 1. Kotak Kemasan Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 2. Sampel Neo Antidorin Kapsul

Lampiran 1. Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 1. Kotak Kemasan Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 2. Sampel Neo Antidorin Kapsul Lampiran 1. Sampel Neo Antidorin Kapsul Gambar 1. Kotak Kemasan Sampel Neo Antidorin Kapsul Gambar 2. Sampel Neo Antidorin Kapsul 43 Lampiran 2. Komposisi Neo Antidorin Kapsul Setiap kapsul mengandung:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ragam, oleh sebab itu manusia dituntut untuk semakin kreatif dan produktif dalam

BAB I PENDAHULUAN. ragam, oleh sebab itu manusia dituntut untuk semakin kreatif dan produktif dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerapan teknologi rekayasa material saat ini semakin bervariasi hal ini disebabkan oleh tuntutan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang beraneka ragam, oleh sebab

Lebih terperinci

Prediksi Laju Korosi pada Instalasi Pipa Logam Aliran Fluida Cair Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan(JST)

Prediksi Laju Korosi pada Instalasi Pipa Logam Aliran Fluida Cair Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan(JST) JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (1) ISSN: 7-59 (1-971 Print) B- Prediksi Laju Korosi pada Instalasi Pipa Logam Aliran Fluida Cair Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan(JST) Bangkit Dwijo Saputro, Zulkifli,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. standar, dilanjutkan pengukuran kadar Pb dalam contoh sebelum dan setelah koagulasi (SNI ).

HASIL DAN PEMBAHASAN. standar, dilanjutkan pengukuran kadar Pb dalam contoh sebelum dan setelah koagulasi (SNI ). 0.45 µm, ph meter HM-20S, spektrofotometer serapan atom (AAS) Analytic Jena Nova 300, spektrofotometer DR 2000 Hach, SEM-EDS EVO 50, oven, neraca analitik, corong, pompa vakum, dan peralatan kaca yang

Lebih terperinci

Pengaruh Polutan Terhadap Karakteristik dan Laju Korosi Baja AISI 1045 dan Stainless Steel 304 di Lingkungan Muara Sungai

Pengaruh Polutan Terhadap Karakteristik dan Laju Korosi Baja AISI 1045 dan Stainless Steel 304 di Lingkungan Muara Sungai Pengaruh Polutan Terhadap Karakteristik dan Laju Korosi Baja AISI 1045 dan Stainless Steel 304 di Lingkungan Muara Sungai Muhammad Nanang Muhsinin 2708100060 Dosen Pembimbing Budi Agung Kurniawan, ST,

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KEMAMPUAN PEREDUKSI Na 2 S 2 O 3 DAN K 2 C 2 O 4 PADA ANALISA KADAR TOTAL BESI SECARA SPEKTROFOTOMETRI VISIBLE

PERBANDINGAN KEMAMPUAN PEREDUKSI Na 2 S 2 O 3 DAN K 2 C 2 O 4 PADA ANALISA KADAR TOTAL BESI SECARA SPEKTROFOTOMETRI VISIBLE Logo PERBANDINGAN KEMAMPUAN PEREDUKSI Na 2 S 2 O 3 DAN K 2 C 2 O 4 PADA ANALISA KADAR TOTAL BESI SECARA SPEKTROFOTOMETRI VISIBLE RADITYO ARI HAPSORO 1407100013 Dosen Pembimbing Drs. Djarot Sugiarso KS,

Lebih terperinci

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g) LAMPIRAN 42 Lampiran 1. Prosedur Analisis mutu kompos A. Kadar Air Bahan (AOAC, 1984) Cawan porselen kosong dan tutupnya dimasukkan ke dalam oven selama 15 menit pada suhu 100 o C.Cawan porselen kemudian

Lebih terperinci