I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ortodonti terbagi atas beberapa jenis di pasaran, antara lain copper nickel titanium,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ortodonti terbagi atas beberapa jenis di pasaran, antara lain copper nickel titanium,"

Transkripsi

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan kawat ortodonti menjadi sarana yang paling umum digunakan oleh masyarakat untuk mengoreksi kondisi gigi yang tidak teratur dengan cara memberikan perbaikan estetik dan fungsional. Kawat ortodonti adalah salah satu komponen utama dalam perawatan ortodonti cekat (Sumule dkk., 2015). Kawat ortodonti terbagi atas beberapa jenis di pasaran, antara lain copper nickel titanium, kawat nikel titanium, stainless steel, cobalt chromium dan beta titanium (Gurgel and Powers, 2001). Kawat ortodonti stainless steel merupakan kawat yang paling sering digunakan saat ini dalam perawatan ortodonti karena dikenal tahan terhadap korosi (Jura dkk., 2015) Komposisi yang terkandung di dalam kawat ortodonti stainless steel adalah 71% ferrum atau besi (Fe), 18% kromium (Cr), 8% nikel (Ni) dan 0,2% karbon(c) (Bishara, 2001). Penambahan besi atau ferum (Fe) dalam kawat ortodonti stainless steel ini cenderung bukan sebagai alasan untuk ketahanan korosi namun hanya sebagai alasan ekonomis, hal ini karena besi merupakan salah satu unsur yang banyak dijumpai dan ditemukan di dalam kehidupan sehari-hari sehingga banyak digunakan dalam campuran logam (Craig dkk., 2006 ; Shreir dkk., 2000). Unsur kromium (Cr) berguna untuk menambah ketahanan kawat ortodonti stainless steel terhadap korosi. Unsur lainnya seperti nikel (Ni) memberikan sifat baik pada kawat untuk formabilitas, kekerasan, dan tahan terhadap panas (Bardal, 2004), sedangkan adanya karbon (C) pada stainless steel ini berguna untuk ketahanan pada temperatur yang tinggi (Shreir dkk., 2000). Kelemahan dari unsur nikel (Ni) dan kromium (Cr) 1

2 2 adalah dapat menyebabkan alergi apabila terlepas dalam rongga mulut (Veien dkk., 1994). Korosi adalah hasil dari proses interaksi antara material logam dengan lingkungan di sekitarnya. Salah satu penyebab proses korosi adalah lingkungan dengan ph asam (Ahmad, 2006). PH asam dalam rongga mulut dapat terjadi apabila seseorang mengkonsumsi minuman berkarbonasi (Toms, 1998). Minuman berkarbonasi atau yang biasa disebut soft drink menjadi trend masyarakat modern (Sumule dkk, 2015). Setengah dari penduduk Amerika mengonsumsi minuman berkarbonasi dan hal ini telah lama terjadi dengan rata-rata konsumsi 12 kaleng tiap orang perminggu. Begitupun di Indonesiadimana penduduknya cenderung menganut gaya kebaratbaratan, salah satunya ditandai dengan semakin banyak tempat makan yang menyajikan fast food dimana sebagian besar menggantikan air pendamping makanan dengan minuman berkarbonasi (Sumule dkk., 2015). Banyaknya orang yang minuman berkarbonasi, dicurigai dapat menyebabkan korosi kawat ortodonti stainless steel bagi masyarakat yang melakukan perawatan ortodonti. Korosi diakibatkan oleh karena adanya pelarutan karbondioksida dalam proses pembuatan minuman berkarbonasi yang menghasilkan asam karbonat (H2CO3) yang merupakan asam lemah (Bardal, 2004). Selain itu adanya asam buatan dan perasa dari ekstrak buah dalam minuman berkarbonasi yang juga bersifat asam (Tahmassebi, 2006). Korosi dapat menimbulkan dampak yang merugikan baik bagi kesehatan maupun bagi kawat ortodonti stainless steel itu sendiri (Eliades, 2002). Keberadaan

3 3 korosi pada logam dapat menyebabkan perubahan warna pada permukaan logam, berkurangnya kekuatan dan dimensi logam yang dapat menyebabkan patahnya logam (Tanzer, 1995). Efek biologi yang mampu menyebabkan gangguan kesehatan salah satunya adalah alergi yang diakibatkan dari ion Ni yang terlepas dari kawat ortodonti stainless steel yang terkorosi (Veien, 1994). Pada percobaan yang telah dilakukan Kristianingsih (2014) menyatakan terdapat reaksi yang terlihat bahwa asam karbonat dapat meningkatkan potensi terjadinya korosi. Hal ini terjadi karena semakin tinggi konsentrasi asam, maka semakin banyak ion H + dari asam yang ikut bereaksi dan mengalami reduksi, mengakibatkan banyaknya ion logam yang mengalami oksidasi sehingga mempercepat proses korosi (Shreir, 2000). Selama proses korosi kawat ortodonti stainless steel, laju oksidasi sebanding dengan laju reduksi yang ditandai dengan meningkatnya pelepasan ion Ni da Cr dari kawat tersebut (Fontana, 1987). B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka dirumuskan suatu permasalahan yaitu: Apakah terdapat pengaruh lama perendaman kawat ortodonti stainless steel dalam minuman berkarbonasi terhadap laju korosi kawat? C. Keaslian Penelitian Penelitian mengenai perendaman kawat ortodonti stainless steel dalam minuman berkarbonasi sudah pernah diteliti sebelumnya. Kristianingsih dkk (2014) menganalisis pelepasan ion Ni dan Cr kawat ortodonti stainless steel yang di rendam dalam minuman berkarbonasi, menunjukkan adanya peningkatan laju

4 4 korosi pada kawat ortodonti stainless steel yang direndam dalam minuman berkarbonasi dalam waktu 52 menit. Sumule dkk (2015) juga meneliti tentang pelepasan ion nikel (Ni) dan kromium (Cr) braket stainless steel yang di rendam dalam minuman berkarbonasi dan mendapat hasil bahwa pada kelompok yang direndam dengan minuman berkarbonasi terjadi pelepasan ion Ni dan Cr lebih besar daripada kelompok kontrol. Sepengetahuan penulis penelitian tentang pengaruh lama perendaman kawat ortodonti stainless steel dalam minuman berkarbonasi terhadap laju korosi kawat belum pernah dilakukan sebelumnya. D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama perendaman kawat ortodonti stainless steel dalam minuman berkarbonasi terhadap laju korosi kawat. E. Manfaat Penelitian 1. Memberi sumbangan pada ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang Kedokteran Gigi mengenai pengaruh lama perendaman kawat ortodonti stainless steel dalam minuman berkarbonasi terhadap laju korosi kawat. 2. Memberi manfaat aplikatif terhadap peneliti lain untuk dijadikan sebagai acuan informasi dalam penelitian lebih lanjut.

5 5

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjadi 4 jenis yaitu nikel titanium, kobalt-kromiun-nikel, stainless steel dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjadi 4 jenis yaitu nikel titanium, kobalt-kromiun-nikel, stainless steel dan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, masyarakat mulai menyadari akan pentingnya merawat kesehatan gigi. Salah satu cara merawat kesehatan gigi yaitu dengan perawatan ortodonti. Salah satu komponen

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada adalah teknik Begg. Kawat busur yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada adalah teknik Begg. Kawat busur yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu teknik perawatan ortodontik cekat yang digunakan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada adalah teknik Begg. Kawat busur yang digunakan dalam teknik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. gigi secara bersamaan, dan dapat melakukan penggerakan gigi yang tidak mungkin

BAB 1 PENDAHULUAN. gigi secara bersamaan, dan dapat melakukan penggerakan gigi yang tidak mungkin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawatan ortodonti saat ini menjadi pertimbangan penting bagi masyarakat karena perawatan tersebut bertujuan untuk memperbaiki posisi gigi dan memperbaiki maloklusi

Lebih terperinci

PELEPASAN ION NIKEL DAN KROMIUM BRAKET STAINLESS STEEL YANG DIRENDAM DALAM MINUMAN BERKARBONASI

PELEPASAN ION NIKEL DAN KROMIUM BRAKET STAINLESS STEEL YANG DIRENDAM DALAM MINUMAN BERKARBONASI Jurnal e-gigi (eg), Volume 3, Nomor 2, Juli-Desember 2015 PELEPASAN ION NIKEL DAN KROMIUM BRAKET STAINLESS STEEL YANG DIRENDAM DALAM MINUMAN BERKARBONASI 1 Indri Sumule 2 P. S. Anindita 2 Olivia A.Waworuntu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. stomatognatik tidak akan berjalan baik (Mc Laughlin dkk., 2001). Perawatan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. stomatognatik tidak akan berjalan baik (Mc Laughlin dkk., 2001). Perawatan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan perawatan yang dilakukan oleh ortodontis adalah mencapai oklusi optimal dengan kerangka dasar tulang rahang yang kompatibel, dengan lingkungan syaraf dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan dilepas oleh operator yaitu ortodontis. Komponen alat cekat terbagi menjadi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan dilepas oleh operator yaitu ortodontis. Komponen alat cekat terbagi menjadi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alat ortodontik terbagi menjadi dua macam yaitu alat ortodontik lepasan dan cekat. Alat ortodontik lepasan merupakan alat yang dapat dipasang dan dilepas dari rongga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Alat ortodontik cekat meliputi beberapa komponen dasar yaitu braket,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Alat ortodontik cekat meliputi beberapa komponen dasar yaitu braket, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alat ortodontik cekat meliputi beberapa komponen dasar yaitu braket, band, dan kawat busur. Kawat busur memiliki fungsi aktif menerapkan gaya pada gigi dan pasif untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Abad 20 merupakan abad baru stainless steel dengan ditemukannya HIPASS

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Abad 20 merupakan abad baru stainless steel dengan ditemukannya HIPASS I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Abad 20 merupakan abad baru stainless steel dengan ditemukannya HIPASS (High Performance Austenitic Stainless Steel). Austenitic Stainless Steel atau baja tahan karat austenit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sehingga didapatkan fungsi dan estetik geligi yang baik maupun wajah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sehingga didapatkan fungsi dan estetik geligi yang baik maupun wajah yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perawatan orthodonti bertujuan untuk memperbaiki letak gigi yang tidak normal sehingga didapatkan fungsi dan estetik geligi yang baik maupun wajah yang proporsional

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. archwire, dan cincin. Braket merupakan salah satu komponen penting. Agar dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. archwire, dan cincin. Braket merupakan salah satu komponen penting. Agar dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alat ortodonti cekat umumnya menggunakan material metal seperti braket, archwire, dan cincin. Braket merupakan salah satu komponen penting. Agar dapat memberikan tekanan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kali diperkenalkan pada tahun Alat ortodontik cekat yang pertama kali

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kali diperkenalkan pada tahun Alat ortodontik cekat yang pertama kali I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alat ortodontik cekat telah mengalami perkembangan pesat sejak pertama kali diperkenalkan pada tahun 1907. Alat ortodontik cekat yang pertama kali diperkenalkan

Lebih terperinci

Analisis Pelepasan Ion Ni dan Cr Kawat Ortodontik Stainless Steel yang Direndam dalam Minuman Berkarbonasi

Analisis Pelepasan Ion Ni dan Cr Kawat Ortodontik Stainless Steel yang Direndam dalam Minuman Berkarbonasi Analisis Pelepasan Ion Ni dan Cr Kawat Ortodontik Stainless Steel yang Direndam dalam Minuman Berkarbonasi (Analysis of Ion Release Nickel and Chromium of Orthodontics Stainless Steel Wire Immersed by

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. labialis, premature loss gigi decidui, prolonged retension gigi decidui,

BAB I PENDAHULUAN. labialis, premature loss gigi decidui, prolonged retension gigi decidui, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maloklusi adalah ketidaknormalan oklusi yang biasa terjadi pada oklusi normal (Phulari, 2011). Maloklusi dapat disebabkan oleh beberapa kelainan seperti jumlah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Perawatan Ortodontik Ortodontik adalah cabang ilmu kedokteran gigi yang mempelajari pertumbuhan, perkembangan, variasi wajah, rahang dan gigi yang sangat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perawatan ortodontik bertujuan memperbaiki maloklusi gigi, kelainan -

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perawatan ortodontik bertujuan memperbaiki maloklusi gigi, kelainan - I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perawatan ortodontik bertujuan memperbaiki maloklusi gigi, kelainan - kelainan fungsi, dan bentuk rahang serta muka (Proffit dan Fields, 2000). Aspek penting dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Korosi dapat didefinisikan sebagai penurunan mutu suatu logam akibat reaksi elektrokimia dengan lingkungannya, yang melibatkan pergerakan ion logam ke dalam larutan

Lebih terperinci

Uji pelepasan ion nikel dan kromium pada beberapa braket stainless steel yang direndam di air laut

Uji pelepasan ion nikel dan kromium pada beberapa braket stainless steel yang direndam di air laut Uji pelepasan ion nikel dan kromium pada beberapa braket stainless steel yang direndam di air laut 1 Cliff G. Lombo 2 P. S. Anindita 2 Juliatri 1 Kandidat Skripsi Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas

Lebih terperinci

UJI PELEPASAN ION LOGAM NIKEL (Ni) DAN KROMIUM (Cr) KAWAT ORTODONTIK SSTAINLESS STEEL YANG DIRENDAM DALAM AIR KELAPA

UJI PELEPASAN ION LOGAM NIKEL (Ni) DAN KROMIUM (Cr) KAWAT ORTODONTIK SSTAINLESS STEEL YANG DIRENDAM DALAM AIR KELAPA UJI PELEPASAN ION LOGAM NIKEL (Ni) DAN KROMIUM (Cr) KAWAT ORTODONTIK SSTAINLESS STEEL YANG DIRENDAM DALAM AIR KELAPA Marchelina M. Bonde 1), Fatimawali 2), P. S. Anindita 1) 1) Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PELEPASAN ION NIKEL DAN KROMIUM BRACKET STAINLESS STELL YANG DIRENDAM DALAM MINUMAN ISOTONIK

PELEPASAN ION NIKEL DAN KROMIUM BRACKET STAINLESS STELL YANG DIRENDAM DALAM MINUMAN ISOTONIK PELEPASAN ION NIKEL DAN KROMIUM BRACKET STAINLESS STELL YANG DIRENDAM DALAM MINUMAN ISOTONIK Nathalia Pranata Wasono 1), Youla A. Assa 1), P.S Anindita 1) 1) Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. gigi, salah satunya dengan perawatan ortodontik. Kebutuhan perawatan ortodontik

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. gigi, salah satunya dengan perawatan ortodontik. Kebutuhan perawatan ortodontik I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, masyarakat mulai menyadari pentingnya merawat kesehatan gigi, salah satunya dengan perawatan ortodontik. Kebutuhan perawatan ortodontik meningkat seiring

Lebih terperinci

PERBEDAAN PELEPASAN ION NIKEL DAN KROMIUM PADA BEBERAPA MEREK KAWAT STAINLESS STEEL YANG DIRENDAM DALAM ASAM CUKA

PERBEDAAN PELEPASAN ION NIKEL DAN KROMIUM PADA BEBERAPA MEREK KAWAT STAINLESS STEEL YANG DIRENDAM DALAM ASAM CUKA PERBEDAAN PELEPASAN ION NIKEL DAN KROMIUM PADA BEBERAPA MEREK KAWAT STAINLESS STEEL YANG DIRENDAM DALAM ASAM CUKA Meri Angelia Situmeang 1), P. S. Anindita 1), Juliatri 1) 1) Program Studi Pendidikan Dokter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terhadap penampilan. Tuntutan dan kebutuhan perawatan gigi estetik masa kini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terhadap penampilan. Tuntutan dan kebutuhan perawatan gigi estetik masa kini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu kedokteran gigi khususnya bidang kedokteran gigi estetik berkembang pesat sejalan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap penampilan. Tuntutan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Alat Ortodontik Lepasan Alat ortodontik lepasan merupakan alat ortodontik yang dapat dilepas dan dipasang sendiri oleh pasien. Perangkat utama dalam alat ortodontik

Lebih terperinci

DENTIN JURNAL KEDOKTERAN GIGI Vol II. No 1. April 2018

DENTIN JURNAL KEDOKTERAN GIGI Vol II. No 1. April 2018 63 DENTIN JURNAL KEDOKTERAN GIGI Vol II. No 1. April 2018 EFEK PERENDAMAN MINUMAN BERKARBONASI TERHADAP DAYA LENTING KAWAT ORTODONTIK LEPASAN STAINLESS STEEL Priska E Siagian 1, Diana Wibowo 2, Fajar Kusuma

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah true eksperimental laboratoris secara in vitro. B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang kaya akan energi panas bumi.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang kaya akan energi panas bumi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang kaya akan energi panas bumi. Potensi panas bumi di Indonesia mencapai 27.000 MWe yang tersebar di Sumatera bagian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN 41 BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN 3.1 PENDAHULUAN Metode Pelaksanaan merupakan cara atau prosedur yang berisi tahapan tahapan yang jelas yang disusun secara sistematis dalam proses penelitian dimulai dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ragam, oleh sebab itu manusia dituntut untuk semakin kreatif dan produktif dalam

BAB I PENDAHULUAN. ragam, oleh sebab itu manusia dituntut untuk semakin kreatif dan produktif dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerapan teknologi rekayasa material saat ini semakin bervariasi hal ini disebabkan oleh tuntutan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang beraneka ragam, oleh sebab

Lebih terperinci

UJI PELEPASAN LOGAM KROMIUM (Cr) DAN NIKEL (Ni) BEBERAPA MEREK BRAKET STAINLESS STEEL DALAM CAIRAN SALIVA ARTIFISIAL

UJI PELEPASAN LOGAM KROMIUM (Cr) DAN NIKEL (Ni) BEBERAPA MEREK BRAKET STAINLESS STEEL DALAM CAIRAN SALIVA ARTIFISIAL UJI PELEPASAN LOGAM KROMIUM (Cr) DAN NIKEL (Ni) BEBERAPA MEREK BRAKET STAINLESS STEEL DALAM CAIRAN SALIVA ARTIFISIAL 1 Chealsea J. Siwy 2 Lydia E. N. Tendean 3 P. S. Anindita 1 Kandidat Skripsi Program

Lebih terperinci

PENGARUH LARUTAN EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper betle L.) 50% TERHADAP PELEPASAN ION METAL (Ni, Cr dan Fe) PADA BREKET ORTODONTIK

PENGARUH LARUTAN EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper betle L.) 50% TERHADAP PELEPASAN ION METAL (Ni, Cr dan Fe) PADA BREKET ORTODONTIK 32 PENGARUH LARUTAN EKSTRAK DAUN SIRIH (PIPER BETLE L.) 50% TERHADAP PELEPASAN ION METAL (NI, CR DAN FE) PADA BREKET ORTODONTIK PENGARUH LARUTAN EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper betle L.) 50% TERHADAP PELEPASAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perawatan ortodonti bertujuan memperbaiki susunan gigi-gigi dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perawatan ortodonti bertujuan memperbaiki susunan gigi-gigi dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perawatan ortodonti bertujuan memperbaiki susunan gigi-gigi dan hubungan rahang yang tidak normal. Tujuan perawatan ortodonti tidak hanya memenuhi kebutuhan estetik

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang dilakukan secara in

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang dilakukan secara in BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian vitro. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang dilakukan secara in 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian Pelaksanaan analisa

Lebih terperinci

Lampiran 1. Pembutan kurva kalibrasi Logam Fe, Cr dan Ni

Lampiran 1. Pembutan kurva kalibrasi Logam Fe, Cr dan Ni Lampiran 1. Pembutan kurva kalibrasi Logam Fe, Cr dan Ni a. Kurva kalibrasi logam Fe Tabel 1. Data Absorbansi larutan standar Besi (Fe) No Konsentrasi Absorbansi 1 0,0 0,001 2 0,2 0,014 3 0,4 0,0307 4

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi seperti pada saat ini, banyak orang beranggapan bahwa kesehatan merupakan sesuatu hal yang sangat mahal. Kesehatan seseorang bisa terganggu akibat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. fungsional gigi dapat menyebabkan migrasi (tipping, rotasi, dan ekstrusi),

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. fungsional gigi dapat menyebabkan migrasi (tipping, rotasi, dan ekstrusi), I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehilangan satu gigi atau lebih dapat menyebabkan gangguan pada keseimbangan fungsional gigi yang masih ada. Hilangnya keseimbangan fungsional gigi dapat menyebabkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses

BAB II LANDASAN TEORI. Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gas HHO Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses elektrolisis air. Elektrolisis air akan menghasilkan gas hidrogen dan gas oksigen, dengan

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 304 TERHADAP LAJU KOROSI

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 304 TERHADAP LAJU KOROSI Teknika : Engineering and Sains Journal Volume, Nomor, Juni 207, 67-72 ISSN 2579-5422 online ISSN 2580-446 print PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 304 TERHADAP LAJU KOROSI

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Permasalahan. bersoda dan minuman ringan tanpa karbonasi. Minuman ringan berkarbonasi

I.PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Permasalahan. bersoda dan minuman ringan tanpa karbonasi. Minuman ringan berkarbonasi I.PENDAHULUAN A.Latar Belakang Permasalahan Saat ini konsumsi minuman ringan pada anak maupun remaja mengalami peningkatan hingga mencapai tahap yang mengkhawatirkan. Minuman ringan yang telah beredar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada jaman sekarang banyak produk-produk yang menawarkan makanan dan minuman secara instant. Promosi dari masing-masing produk tersebut telah menarik pembeli terutama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang lebih bervariasi. Peristiwa ini dapat dilihat dengan konsumsi pada makanan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang lebih bervariasi. Peristiwa ini dapat dilihat dengan konsumsi pada makanan dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut menjadi salah satu hal paling penting bagi kesehatan setiap masyarakat. Pada era modern seperti saat ini, masyarakat memiliki gaya hidup yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Logam merupakan salah satu jenis bahan yang sering dimanfaatkan untuk dijadikan peralatan penunjang bagi kehidupan manusia dikarenakan logam memiliki banyak kelebihan

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN PROSES PENYEPUHAN EMAS

LAPORAN PENELITIAN PROSES PENYEPUHAN EMAS LAPORAN PENELITIAN PROSES PENYEPUHAN EMAS Oleh : Anna Kristina Halim (02) Ardi Herdiana (04) Emma Ayu Lirani (11) Lina Widyastiti (14) Trisna Dewi (23) KELAS XII IA6 SMA NEGERI 1 SINGARAJA 2011/2012 BAB

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menggantikan struktur rongga mulut atau sebagian wajah yang hilang. 2, 3

BAB 1 PENDAHULUAN. menggantikan struktur rongga mulut atau sebagian wajah yang hilang. 2, 3 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Resin akrilik digunakan di bidang kedokteran gigi mulai tahun 1946. Sebanyak 98% dari semua basis gigi tiruan dibuat dari polimer atau kopolimer metil metakrilat. Polimer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Implan gigi digunakan untuk mengganti gigi yang hilang dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Implan gigi digunakan untuk mengganti gigi yang hilang dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Implan gigi digunakan untuk mengganti gigi yang hilang dan mengembalikan fungsi mastikasi, estetis, fonasi, dan perlindungan jaringan pendukung gigi secara ideal. Implan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karbohidrat dari sisa makanan oleh bakteri dalam mulut. 1

BAB I PENDAHULUAN. karbohidrat dari sisa makanan oleh bakteri dalam mulut. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Erosi merupakan suatu proses kimia dimana terjadi kehilangan mineral gigi yang umumnya disebabkan oleh zat asam. Asam penyebab erosi berbeda dengan asam penyebab karies

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemilihan kawat busur ortodontik yang ideal dapat menjadi kunci keberhasilan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemilihan kawat busur ortodontik yang ideal dapat menjadi kunci keberhasilan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan kawat busur ortodontik yang ideal dapat menjadi kunci keberhasilan suatu perawatan ortodontik. Kawat ortodontik inisial yang digunakan pada awal perawatan pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. langsung pada kavitas gigi dalam sekali kunjungan. Restorasi tidak langsung

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. langsung pada kavitas gigi dalam sekali kunjungan. Restorasi tidak langsung I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perawatan restorasi gigi ada dua macam, yaitu restorasi langsung dan restorasi tidak langsung. Restorasi langsung adalah restorasi gigi yang dapat dibuat langsung

Lebih terperinci

PELEPASAN ION NIKEL DAN KROMIUM BRAKET ORTODONTIK STAINLESS STEEL YANG DIRENDAM DALAM OBAT KUMUR

PELEPASAN ION NIKEL DAN KROMIUM BRAKET ORTODONTIK STAINLESS STEEL YANG DIRENDAM DALAM OBAT KUMUR PELEPASAN ION NIKEL DAN KROMIUM BRAKET ORTODONTIK STAINLESS STEEL YANG DIRENDAM DALAM OBAT KUMUR Miranti Arruan Minanga 1), P.S. Anindita 1), Juliatri 1) 1) Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas

Lebih terperinci

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP LAJU KOROSI BAJA KARBON DAN BAJA LATERIT PADA LINGKUNGAN AIR SKRIPSI

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP LAJU KOROSI BAJA KARBON DAN BAJA LATERIT PADA LINGKUNGAN AIR SKRIPSI PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP LAJU KOROSI BAJA KARBON DAN BAJA LATERIT PADA LINGKUNGAN AIR SKRIPSI Oleh CHUMAIRAH DESIANA 04 04 04 016 X DEPARTEMEN TEKNIK METALURGI & MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. hidupnya. Salah satu contoh diantaranya penggunaan pelat baja lunak yang biasa

I. PENDAHULUAN. hidupnya. Salah satu contoh diantaranya penggunaan pelat baja lunak yang biasa 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia telah banyak memanfaatkan logam untuk berbagai keperluan di dalam hidupnya. Salah satu contoh diantaranya penggunaan pelat baja lunak yang biasa digunakan sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dijalankan pada praktek sehari-hari dan salah satu caranya adalah dengan kontrol

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dijalankan pada praktek sehari-hari dan salah satu caranya adalah dengan kontrol I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asepsis merupakan prinsip dalam dunia kedokteran gigi yang harus dijalankan pada praktek sehari-hari dan salah satu caranya adalah dengan kontrol infeksi silang.

Lebih terperinci

MATERIAL TEKNIK LOGAM

MATERIAL TEKNIK LOGAM MATERIAL TEKNIK LOGAM LOGAM Logam adalah Jenis material teknik yang dipakai secara luas,dan menjadi teknologi modern yaitu material logam yang dapat dipakai secara fleksibel dan mempunyai beberapa karakteristik.

Lebih terperinci

PEMANFAATAN OBAT SAKIT KEPALA SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BAJA API 5L GRADE B DALAM MEDIA 3,5% NaCl DAN 0,1M HCl

PEMANFAATAN OBAT SAKIT KEPALA SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BAJA API 5L GRADE B DALAM MEDIA 3,5% NaCl DAN 0,1M HCl PEMANFAATAN OBAT SAKIT KEPALA SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BAJA API 5L GRADE B DALAM MEDIA 3,5% NaCl DAN 0,1M HCl Pandhit Adiguna Perdana 2709100053 Dosen Pembimbing : Budi Agung Kurniawan, S.T.,M.Sc.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang terpenting bagi semua makhluk hidup di bumi. Air digunakan hampir di setiap aktivitas makhluk hidup. Bagi manusia, air

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Baja Baja merupakan paduan yang terdiri dari unsur utama besi (Fe) dan karbon (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang tersusun dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Korosi dapat didefinisikan sebagai penurunan mutu suatu logam akibat reaksi elektrokimia dengan lingkungannya, yang melibatkan pergerakan ion logam ke dalam larutan

Lebih terperinci

Ir. Hari Subiyanto, MSc

Ir. Hari Subiyanto, MSc Tugas Akhir TM091486 METALURGI Budi Prasetya Awab Putra NRP 2104 100 018 Dosen Pembimbing: Ir. Hari Subiyanto, MSc ABSTRAK Austenitic stainless steel adalah suatu logam paduan yang mempunyai sifat tahan

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI ph DAN ASAM ASETAT TERHADAP KARAKTERISTIK KOROSI CO 2 BAJA BS 970

PENGARUH VARIASI ph DAN ASAM ASETAT TERHADAP KARAKTERISTIK KOROSI CO 2 BAJA BS 970 TUGAS AKHIR MM091381 PENGARUH VARIASI ph DAN ASAM ASETAT TERHADAP KARAKTERISTIK KOROSI CO 2 BAJA BS 970 Dosen Pembimbing : Budi Agung Kurniawan, ST., M.Sc Oleh : Inti Sari Puspita Dewi (2707 100 052) Latar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ortodonsia merupakan bagian dari Ilmu Kedokteran Gigi yang bertujuan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ortodonsia merupakan bagian dari Ilmu Kedokteran Gigi yang bertujuan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ortodonsia merupakan bagian dari Ilmu Kedokteran Gigi yang bertujuan memperbaiki keadaan gigi maupun rahang yang menyimpang dari kondisi normal (Graber dan Swain, 1985).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Penerapan teknologi rekayasa material saat ini semakin bervariasi. Hal ini disebabkan oleh tuntutan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang beraneka ragam, sehingga manusia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Restorasi dapat dibedakan menjadi restorasi direk dan indirek. Restorasi direk

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Restorasi dapat dibedakan menjadi restorasi direk dan indirek. Restorasi direk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Restorasi gigi adalah hasil prosedur kedokteran gigi yang memiliki tujuan mengembalikan bentuk, fungsi, dan penampilan gigi (Harty dan Ogston, 1995). Restorasi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Klasifikasi Baja [7]

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Klasifikasi Baja [7] BAB II DASAR TEORI 2.1 BAJA Baja merupakan material yang paling banyak digunakan karena relatif murah dan mudah dibentuk. Pada penelitian ini material yang digunakan adalah baja dengan jenis baja karbon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Biomaterial adalah substansi atau kombinasi beberapa subtansi, sintetis atau

BAB I PENDAHULUAN. Biomaterial adalah substansi atau kombinasi beberapa subtansi, sintetis atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Biomaterial adalah substansi atau kombinasi beberapa subtansi, sintetis atau alami, yang dapat digunakan untuk setiap periode waktu, secara keseluruhan atau sebagai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Uji Korosi Dari pengujian yang telah dilakukan maka diperoleh hasil berupa data hasil perhitungan weight loss, laju korosi dan efisiensi inhibitor dalam Tabel

Lebih terperinci

Stainless steel memiliki sifat tahan korosi karena mempunyai lapisan oksida protektif dipermukaan. Pada industri modern komponen mesin bekerja pada

Stainless steel memiliki sifat tahan korosi karena mempunyai lapisan oksida protektif dipermukaan. Pada industri modern komponen mesin bekerja pada TUGAS AKHIR METALURGI Disusun Oleh Imam Darmawan Amahoru NRP. 2104 100 030 Dosen Pembimbing Dr. Ir. H.C. Kis Agustin, DEA Latar Belakang Stainless steel memiliki sifat tahan korosi karena mempunyai lapisan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara Untuk mengetahui laju korosi baja karbon dalam lingkungan elektrolit jenuh udara, maka dilakukan uji korosi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegagalan pada material logam implant bisa terjadi dengan beberapa mekanisme, diantaranya kegagalan karena korosi, mekanikal, fatigue, korosi jaringan, over loading,

Lebih terperinci

Perhitungan Laju Korosi di dalam Larutan Air Laut dan Air Garam 3% pada Paku dan Besi ASTM A36

Perhitungan Laju Korosi di dalam Larutan Air Laut dan Air Garam 3% pada Paku dan Besi ASTM A36 Perhitungan Laju Korosi di dalam Larutan Air Laut dan Air Garam 3% pada Paku dan Besi ASTM A36 Gurum AP. Ayu SA, Dita Rahmayanti, dan Nindy EM. Jurusan Fisika FMIPA Universitas Lampung. Jl Prof. Dr. Sumantri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL YANG DICAPAI PENELITIAN

BAB IV HASIL YANG DICAPAI PENELITIAN 27 BAB IV HASIL YANG DICAPAI PENELITIAN 4.1 PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dibahas tentang analisis data penelitian dampak abu vulkanik gunung Sinabung terhadap laju korosi pada logam seng (Zn). Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat langkah kompresi dan pembakaran akan dihasilkan tekanan dan temperatur

BAB I PENDAHULUAN. saat langkah kompresi dan pembakaran akan dihasilkan tekanan dan temperatur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cylinder liner adalah komponen mesin yang dipasang pada blok silinder yang berfungsi sebagai tempat piston dan ruang bakar pada mesin otomotif. Pada saat langkah kompresi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga dapat menghasilkan data yang akurat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga dapat menghasilkan data yang akurat. 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Proses pengujian panas yang dihasilkan dari pembakaran gas HHO diperlukan perencanaan yang cermat dalam perhitungan dan ukuran. Teori-teori yang berhubungan dengan pengujian yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ortodonsia adalah cabang dari Ilmu Kedokteran Gigi yang mempelajari

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ortodonsia adalah cabang dari Ilmu Kedokteran Gigi yang mempelajari I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ortodonsia adalah cabang dari Ilmu Kedokteran Gigi yang mempelajari tentang cara mencegah, melindungi, dan merawat maloklusi yang melibatkan gigi geligi, skeletal, dan

Lebih terperinci

BAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk

BAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk BAB I PEDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk mendistribusikan aliran fluida dari suatu tempat ketempat yang lain. Berbagi jenis pipa saat ini sudah beredar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penggunaan logam dalam perkembangan teknologi dan industri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penggunaan logam dalam perkembangan teknologi dan industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan logam dalam perkembangan teknologi dan industri sebagai salah satu material penunjang sangat besar peranannya, akan tetapi dalam kehidupan sehari-hari banyak

Lebih terperinci

Volume 47, Number 3, September 2014

Volume 47, Number 3, September 2014 168 Volume 47, Number 3, September 2014 Research Report Pelepasan ion nikel dan kromium kawat Australia dan stainless steel dalam saliva buatan (The release of nickel and chromium ions from Australian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN MANFAAT BAGI MITRA

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN MANFAAT BAGI MITRA 59 BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN MANFAAT BAGI MITRA 4.1 PENDAHULUAN Hasil perhitungan dan pengujian material uji akan ditampilkan pada Bab IV ini. Hasil perhitungan didiskusikan untuk mengetahui komposisi

Lebih terperinci

Handout. Bahan Ajar Korosi

Handout. Bahan Ajar Korosi Handout Bahan Ajar Korosi PENDAHULUAN Aplikasi lain dari prinsip elektrokimia adalah pemahaman terhadap gejala korosi pada logam dan pengendaliannya. Berdasarkan data potensial reduksi standar, diketahui

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat Penelitian Proses pelapisan plastik ABS dengan menggunakan metode elektroplating dilaksanakan di PT. Rekayasa Plating Cimahi, sedangkan pengukuran kekasaran, ketebalan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Resin komposit dikenal sebagai salah satu bahan restorasi yang sering

BAB 1 PENDAHULUAN. Resin komposit dikenal sebagai salah satu bahan restorasi yang sering BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Resin komposit dikenal sebagai salah satu bahan restorasi yang sering digunakan di bidang kedokteran gigi yang diperkenalkan oleh Bowen pada awal tahun 1960-an. 2,3

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI 39 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 PENDAHULUAN Hasil eksperimen akan ditampilkan pada bab ini. Hasil eksperimen akan didiskusikan untuk mengetahui keoptimalan arang aktif tempurung kelapa lokal pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kelainan oklusi dan posisi gigi-gigi dengan rencana perawatan yang cermat dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kelainan oklusi dan posisi gigi-gigi dengan rencana perawatan yang cermat dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawatan ortodonti adalah perawatan yang bertujuan untuk memperbaiki kelainan oklusi dan posisi gigi-gigi dengan rencana perawatan yang cermat dan akurat (Foster, 1997).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Streptococus mutans yang menyebabkan ph (potensial of hydrogen) plak rendah

BAB I PENDAHULUAN. Streptococus mutans yang menyebabkan ph (potensial of hydrogen) plak rendah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karies merupakan masalah di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Karies gigi merupakan penyakit multifaktorial yang disebabkan oleh bakteri, jaringan host, substrat

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL. Tgl. Praktikum : 12 Desember : Helal Soekartono, drg., M.Kes

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL. Tgl. Praktikum : 12 Desember : Helal Soekartono, drg., M.Kes LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL Topik Kelompok : Heat Treatment : C2 Tgl. Praktikum : 12 Desember 2013 Pembimbing : Helal Soekartono, drg., M.Kes Penyusun : 1. Ahmad Sukma Faisal 021211133018 2. Ayu Rafania

Lebih terperinci

KARAKTERISASI BAJA SMO 254 & BAJA ST 37 YANG DI-ALUMINIZING

KARAKTERISASI BAJA SMO 254 & BAJA ST 37 YANG DI-ALUMINIZING KARAKTERISASI BAJA SMO 254 & BAJA ST 37 YANG DI-ALUMINIZING 1) Yoga Adi Susila, 2) Dody Prayitno 1.2) Teknik Mesin Universitas Trisakti yogaadisusila@yahoo.co.id Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan Kualitas minyak dapat diketahui dengan melakukan beberapa analisis kimia yang nantinya dibandingkan dengan standar mutu yang dikeluarkan dari Standar Nasional Indonesia (SNI).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan metalurgi yaitu pada struktur mikro, sehingga. ketahanan terhadap laju korosi dari hasil pengelasan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan metalurgi yaitu pada struktur mikro, sehingga. ketahanan terhadap laju korosi dari hasil pengelasan tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengelasan merupakan proses penyambungan setempat dari logam dengan menggunakan energi panas. Akibat panas maka logam di sekitar lasan akan mengalami siklus termal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam proses pembuatan komponen-komponen atau peralatan-peralatan permesinan dan industri, dibutuhkan material dengan sifat yang tinggi maupun ketahanan korosi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencemaran terhadap lingkungan hidup akhir-akhir ini banyak mendapat perhatian pemerintah, khususnya pihak akademisi, terutama terhadap kehadiran polutan beracun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mencegah, mengubah dan memperbaiki ketidakteraturan letak gigi dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mencegah, mengubah dan memperbaiki ketidakteraturan letak gigi dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ortodonsia adalah cabang ilmu kedokteran gigi yang bertujuan untuk mencegah, mengubah dan memperbaiki ketidakteraturan letak gigi dan abnormalitas di regio dentofasial.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. limbah organik dengan proses anaerobic digestion. Proses anaerobic digestion

BAB I PENDAHULUAN. limbah organik dengan proses anaerobic digestion. Proses anaerobic digestion BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan energi Indonesia yang terus meningkat dan keterbatasan persediaan energi yang tak terbarukan menyebabkan pemanfaatan energi yang tak terbarukan harus diimbangi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahan tumpatan warna gigi yang lain (Winanto,1997). Istilah resin komposit dapat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahan tumpatan warna gigi yang lain (Winanto,1997). Istilah resin komposit dapat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Resin komposit merupakan salah satu bahan restorasi sewarna gigi yang banyak digunakan saat ini karena memiliki nilai estetis yang tinggi dibandingkan dengan bahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. atau kelompok gigi dan jaringan pendukungnya sehingga menghasilkan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. atau kelompok gigi dan jaringan pendukungnya sehingga menghasilkan 11 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alat ortodontik adalah alat yang menyalurkan tekanan ringan terhadap gigi atau kelompok gigi dan jaringan pendukungnya sehingga menghasilkan perubahan pada tulang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 25,9%, tetapi hanya 8,1% yang mendapatkan perawatan. 2

BAB I PENDAHULUAN. 25,9%, tetapi hanya 8,1% yang mendapatkan perawatan. 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh secara keseluruhan karena dapat mempengaruhi kualitas kehidupan, termasuk fungsi bicara, pengunyahan

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN LAJU KOROSI MATERIAL STAINLESS STEEL SS 316 DENGAN CARBON STEEL A 516 TERHADAP PENGARUH AMONIAK

ANALISA PERBANDINGAN LAJU KOROSI MATERIAL STAINLESS STEEL SS 316 DENGAN CARBON STEEL A 516 TERHADAP PENGARUH AMONIAK ANALISA PERBANDINGAN LAJU KOROSI MATERIAL STAINLESS STEEL SS 316 DENGAN CARBON STEEL A 516 TERHADAP PENGARUH AMONIAK * Ir. Soewefy, M.Eng, ** Indra Prasetyawan * Staff Pengajar Jurusan Teknik Perkapalan

Lebih terperinci

PERILAKU KOROSI TITANIUM DALAM LARUTAN MODIFIKASI SALIVA BUATAN UNTUK APLIKASI ORTODONTIK

PERILAKU KOROSI TITANIUM DALAM LARUTAN MODIFIKASI SALIVA BUATAN UNTUK APLIKASI ORTODONTIK PERILAKU KOROSI TITANIUM DALAM LARUTAN MODIFIKASI SALIVA BUATAN UNTUK APLIKASI ORTODONTIK Sanny Ardhy, Gunawarman, Jon Affi Jurusan Teknik Mesin Universitas Andalas, Padang, 25137, Indonesia E-mail: sanny_padek@yahoo.co.id,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Korosi merupakan salah satu permasalahan penting yang harus dihadapi oleh berbagai macam sektor industri di Indonesia terutama industri perkapalan. Tidak sedikit

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. fungsi fonetik, mastikasi, dan estetik (Jubhari, 2007). Hal tersebut dapat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. fungsi fonetik, mastikasi, dan estetik (Jubhari, 2007). Hal tersebut dapat 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Kehilangan gigi biasa disebabkan oleh beberapa hal, antara lain trauma, karies, dan penyakit periodontal. Kehilangan gigi akan menyebabkan gangguan fungsi fonetik,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terhadap pergeseran cermin untuk menentukan faktor konversi, dan grafik

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terhadap pergeseran cermin untuk menentukan faktor konversi, dan grafik BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab yang keempat ini mengulas tentang hasil penelitian yang telah dilakukan beserta analisa pembahasannya. Hasil penelitian ini nantinya akan dipaparkan olahan data berupa grafik

Lebih terperinci

Sel Volta KIM 2 A. PENDAHULUAN B. SEL VOLTA ELEKTROKIMIA. materi78.co.nr

Sel Volta KIM 2 A. PENDAHULUAN B. SEL VOLTA ELEKTROKIMIA. materi78.co.nr Sel Volta A. PENDAHULUAN Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari aspek elektronik dari reaksi kimia. Sel elektrokimia adalah suatu sel yang disusun untuk mengubah energi kimia menjadi energi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Metalurgi merupakan ilmu yang mempelajari pengenai pemanfaatan dan pembuatan logam dari mulai bijih sampai dengan pemasaran. Begitu banyaknya proses dan alur yang harus

Lebih terperinci