PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI"

Transkripsi

1 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini sa mentakan bahwa tesis Analisis Pembentukan Word Graph Preposisi Bahasa Indonesia Menggunakan Metode Knowledge Graph adalah kar sa dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi ng berasal atau dikutip dari kar ng diterbitkan maupun diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini. Bogor, Agustus 2009 Wulan Anggraeni G

2 ABSTRACT WULAN ANGGRAENI. The Analysis of Word Graph Formation for Indonesian Preposition Using Knowledge Graph Method. Under supervision of SRI NURDIATI and PRAPTO TRI SUPRIYO. Knowledge graph is a new method of knowledge representation. It belongs to the category of semantics network. In principle, the composition of a knowledge graph is includes concept and relationships. In knowledge graph we can express the meaning of a word in a word graph. In this paper we present the meaning of an Indonesian preposition in a word graph and build rules of word graph formation. The preposition selected are the following fifty three words: akan, akibat, antara, atas, bagai, bagaikan, bak, bagi, berdasarkan, berkat, buat, dalam, dari, daripada, demi, dengan, di, guna, hingga, karena, ke, kecuali, kepada, laksana, lepas, lewat, melalui, mengenai, mengingat, menjelang, menuju, menurut, oleh, sama, sampai, sebagai, sebagaimana, sebelum, sejak, semenjak, selain, selaku, selama, sepanjang, seperti, sesudah, setelah, laksana, pada, tanpa, tentang, terhadap, and untuk. Word graph implementation based on the meaning of the above prepositions give results of thirty two word graphs. Structural analysis of the resulting word graph yield twenty three rules of word graph formation for Indonesian preposition. Keyword: graph, knowledge graph, preposition, word graph.

3 RINGKASAN WULAN ANGGRAENI. Analisis Pembentukan Word Graph Preposisi Bahasa Indonesia dengan Menggunakan Metode Knowledge Graph. Dibimbing oleh SRI NURDIATI dan PRAPTO TRI SUPRIYO. Metode Knowledge Graph adalah metode ng dapat membaca suatu teks dan menampilkan hasiln dalam bentuk graph. Graph ng ditampilkan merupakan makna dari teks ng dibaca. Penerapan metode KG telah dipergunakan untuk menganalisis dokumen berbahasa Inggris. Penerapan metode ini sangat bermanfaat karena dalam waktu ng relatif singkat, pembaca dapat mengetahui isi dari dokumen ng dibaca. Penerapan ini dapat langsung diadopsi untuk dokumen bahasa Indonesia, karena struktur bahasa Inggris dan bahasa Indonesia persis sama. Langkah awal ng perlu dilakukan adalah meneliti struktur bahasa Indonesia. Struktur ng diteliti akan diimplementasikan ke dalam aturan KG. Penelitian untuk seluruh kelas kata, membutuhkan waktu ng lama, sehingga penelitian ini dibatasi han untuk jenis preposisi saja. Struktur preposisi ng diteliti adalah makna ng dintakan dan perangkai preposisi. Alur penelitian ng dilakukan adalah, pertama mengidentifikasi preposisi, kedua membuat word graph berdasarkan makna ng dintakan preposisi, dan ketiga membuat aturan pembentukan word graph tersebut. Proses identifikasi preposisi dilakukan dengan cara memilih preposisi dan menganalisis makna ng dintakan preposisi. Bankn preposisi ng dipilih adalah lima puluh tiga preposisi. Alasan pemilihan preposisi tersebut karena kelima puluh tiga preposisi sering ditemukan di dalam dokumen bahasa Indonesia. Lima puluh tiga preposisi ng dipilih adalah: akan, akibat, antara, atas, bagai, bagaikan, bak, bagi, berdasarkan, berkat, buat, dalam, dari, daripada, demi, dengan, di, guna, hingga, karena, ke, kecuali, kepada, laksana, lepas, lewat, melalui, mengenai, mengingat, menjelang, menuju, menurut, oleh, sama, sampai, sebagai, sebagaimana, sebelum, sejak, semenjak, selain, selaku, selama, sepanjang, seperti, sesudah, setelah, laksana, pada, tanpa, tentang, terhadap, dan untuk. Preposisi ng telah dipilih akan dianalisis berdasarkan makna ng dintakan preposisi lalu dikelompokkan berdasarkan makna ng dintakann. Hasil pengelompokan preposisi adalah empat belas kelompok makna, itu: 1. Preposisi mentakan tempat adalah dari, di, hingga, ke, lewat, melalui, menuju, pada, dan sampai. 2. Preposisi mentakan waktu adalah antara, di, dalam, hingga, lepas, lewat, menjelang, sampai, selama, sejak, sebelum, semenjak, sepanjang, sesudah, setelah, dan pada. 3. Preposisi sebab tujuan adalah akibat, atas, bagi, berkat, buat, demi, guna, kepada, oleh, pada, terhadap dan untuk. 4. Preposisi mentakan sumber, asal atau bahan adalah dari. 5. Preposisi mentakan cara, alat dan pelaku adalah atas, dengan, lewat, melalui dan oleh. 6. Preposisi mentakan kesertaan adalah dengan, sama, dan tanpa. 7. Preposisi mentakan acuan adalah berdasarkan, dengan, dan menurut. 8. Preposisi mentakan kepemilikan adalah dengan.

4 9. Preposisi mentakan perbandingan adalah dari dan daripada. 10. Preposisi mentakan penmaan adalah bagai, bagaikan, bak, laksana, seperti, dan sebagaimana. 11. Preposisi mentakan pengecualian adalah kecuali dan selain. 12. Preposisi mentakan berhubungan dengan adalah akan, tentang, dan mengenai. 13. Preposisi mentakan bagian adalah atas dan dari. 14. Preposisi mentakan status adalah sebagai dan selaku. Makna ng dintakan preposisi akan diimplementasikan ke dalam bentuk word graph. Dari hasil pembentukan word graph diperoleh 32 bentuk word graph ng mengimplementasikan makna ng dintakan preposisi. Langkah selanjutn adalah mengelompokkan word graph berdasarkan kesamaan bentuk. Hasil dari pengelompokan ini adalah 22 word graph. Pengelompokan word graph dapat dilakukan karena kemajemukan fungsi relasi, itu relasi CAU dapat digunakan untuk menghubungkan dua token ng memiliki makna sebab akibat, pelaku, tujuan, cara, alat, dan menghubungkan antara subjek dan predikat, lalu predikat dan objekn. Langkah selanjutn adalah mengelompokkan preposisi tersebut ke dalam satu kelompok jenis preposisi dengan kriteria sebagai berikut, 1) preposisi ng memiliki bentuk word graph sama dikelompokkan menjadi satu kelompok, 2) preposisi ng memiliki makna ng dintakan preposisi majemuk, dipisahkan dari kelompok word graph. Hasil dari proses ini adalah 23 jenis preposisi. Pengelompokan jenis preposisi adalah sebagai berikut, jenis: di; jenis 2: pada; jenis 3: dari; jenis 4: lewat; jenis 5: melalui; jenis 6: hingga dan sampai; jenis 7: atas; jenis 8: dengan; jenis 9: daripada; jenis 10: ke dan menuju; jenis 11: dalam, selama, dan sepanjang; jenis 12: menjelang; jenis 13: sebelum; jenis 14: setelah, sesudah dan lepas; jenis 15: sejak dan semenjak; jenis 16: antara; jenis 17: akibat, berkat, karena, mengingat dan oleh; jenis 18: untuk, bagi, demi, karena, mengingat, dan oleh; jenis 19: tanpa; jenis 20: berdasarkan, menurut, akan, mengenai, dan tentang; jenis 21: sebagai dan selaku; jenis 22: bagai, bagaikan, bak, laksana, seperti, dan sebagaimana; jenis 23: selain dan kecuali. Berdasarkan pengelompokan preposisi ini dapat disusun suatu aturan pembentukan word graph preposisi. Selain pengelompokan preposisi, hal ng perlu diperhatikan dalam menyusun aturan adalah perangkai preposisi. Misal preposisi di memiliki dua makna ng dintakan, dan secara otomatis memiliki 2 bentuk word graph. Di dalam kalimat harus dapat diidentifikasi kapan akan menghasilkan output word graph ng mengimplementasikan makna tempat atau mengimplementasikan makna waktu. Hal ini dapat diidentifikasi melalui nomina pelengkapn, misal, apabila di disertai nomina ng mentakan tempat, maka tampilkan word graph preposisi di ng mentakan tempat, dan begitu sebalikn. Preposisi ng memiliki bentuk word graph lebih dari satu mempuni ciri masing-masing, sesuai dengan perangkai preposisin. Kata kunci : graph, knowledge graph, preposisi, word graph.

5 Hak Cipta Milik IPB, tahun 2009 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kar tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbern. Pengutipan han untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan kar ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut merugikan kepentingan ng wajar IPB. Dilarang mengumumkan dan memperbank sebagian atau seluruh kar tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.

6 ANSIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH PREPOSISI BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH WULAN ANGGRAENI Tesis Sebagai salah satu srat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Matematika Terapan SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009

7 Judul Tesis : Analisis Pembentukan Word Graph Preposisi Bahasa Indonesia Menggunakan Metode Knowledge Graph Nama : Wulan Anggraeni NRP : G Disetujui, Komisi Pembimbing Dr. Ir. Sri Nurdiati, M.Sc. Ketua Drs. Prapto Tri Supriyo, M.Kom. Anggota Diketahui Ketua Program Studi Matematika Terapan Dekan Sekolah Pascasarjana Dr. Ir. Endar H. Nugrahani, M.S. Prof. Dr. Ir. Khairil. A. Notodiputro, M.S. Tanggal Ujian: 27 Agustus 2009 Tanggal Lulus:

8 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunian sehingga kar ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul ng dipilih dalam penelitian ini adalah Analisis Pembentukan Word Graph Preposisi Bahasa Indonesia Menggunakan Metode Knowledge Graph. Terimakasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr. Ir Sri Nurdiati, M. Sc. dan Drs. Prapto Tri Supriyo, M. Kom. selaku pembimbing, serta Dra Farida Hanum, M. Si. Selaku dosen penguji. Ungkapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak, Mama, Suami, Adik, dan Kakak, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sangn. Semoga kar ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Agustus 2009 Wulan Anggraeni

9 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 4 Nopember 1983 dari ah Djaman dan Ibu Edja Sutedja. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Tahun 2006 penulis lulus dari Institut Pertanian bogor jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan. Tahun 2007 penulis lulus seleksi sebagai mahasiswa pascasarjana untuk program studi Matematika Terapan.

10 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL xi DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN xii xvii PENDAHULUAN Latar Belakang 1 Tujuan Penelitian 2 Manfaat Penelitian.. 2 Ruang Lingkup 2 TINJAUAN PUSTAKA Preposisi 3 Graph. 9 Knowledge Graph. 10 METODOLOGI PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN Pembentukan Word Graph Preposisi 21 Aturan Pembentukan Word Graph preposisi 74 SIMPULAN DAN SARAN. 102 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN. 106

11 DAFTAR TABEL Halaman 1 Grafik logika simbolik Penguraian kalimat (3. 7) berdasarkan kelas kata dan fungsi kata Penguraian kalimat (5. 1) berdasarkan kelas kata dan fungsi kata Word graph preposisi berdasarkan makna preposisi Pengelompokan word graph preposisi berdasarkan bentuk word graph 80

12 DAFTAR GAMBAR Halaman 1 Ilustrasi graph G = (V, E) Ilustrasi directed graph D = (V, A) Representasi graph G Contoh penggunaan relasi Contoh penggunaan relasi CAU Contoh penggunaan relasi EQU ng merepresentasikan harumanis adalah name dari mangga Contoh penggunaan relasi EQU untuk merepresentasika A = B 13 8 Contoh penggunaan relasi SUB ng merepresentasikan ekor merupakan bagian dari kucing Contoh penggunaan relasi SUB ng merepresentasikan Mamalia merupakan kelas hewan kucing Contoh penggunaan relasi DIS Contoh penggunaan relasi PAR untuk frasa ibu sa Contoh penggunaan relasi ORD Contoh penggunaan relasi SKO Contoh penggunaan ontology F Contoh penggunaan 4 frame relationship Frame bahasa logika and Frame bahasa logika or Frame bahasa logika if then Flowchart perancangan aturan pembentukan word graph preposisi bahasa Indonesia Word graph preposisi di ng mentakan makna tempat

13 21 Word graph ng mentakan adan pergerakan dari lokasi awal l menuju lokasi tujuan ( l ) ( ) 0 t 22 Word graph preposisi ke ng mentakan makna tujuan Word graph preposisi dari ng mentakan makna asal Graph pergerakan dari lokasi awal menuju lokasi tujuan melewati suatu lintasan Word graph melalui ng mentakan lintasan Word graph preposisi hingga ng mentakan akhir pergerakan Flowchart pembentukan word graph preposisi mentakan tempat Word graph preposisi di ng mentakan keberadaan waktu saat Word graph preposisi dalam ng mentakan kurun waktu Word graph preposisi menjelang Diagram makna sebelum dan sesudah Word graph preposisi sebelum Word graph preposisi setelah Word graph preposisi sejak Word graph preposisi hingga ng mentakan waktu akhir Diagram makna preposisi antara Word graph preposisi antara Flowchart pembentukan word graph preposisi waktu Word graph ng mentakan hubungan sebab akibat Word graph preposisi akibat Word graph preposisi untuk ng mentakan makna tujuan Word graph preposisi bagi ng mentakan makna penerima... 50

14 43 Word graph preposisi terhadap ng mentakan makna sasaran Flowchart pembentukan word graph preposisi mentakan sebab tujuan Word graph preposisi dari ng mentakan asal bahan Word graph preposisi dengan ng mentakan cara Word graph preposisi atas ng mentakan alat Word graph preposisi oleh ng mentakan pelaku Flowchart pembentukan word graph preposisi cara dan agentif Word graph preposisi dengan ng mentakan kesertaan Word graph tanpa Flowchart pembentukan word graph preposisi kesertaan Word graph preposisi berdasarkan dan menurut Flowchart pembentukan word graph preposisi ng mentakan makna acuan Word graph preposisi ng mentakan kepemilikan Preposisi daripada ng mentakan bahwa token kedua lebih dahulu urutan maknan Preposisi daripada ng mentakan bahwa token pertama lebih dahulu urutan maknan Flowchart pembentukan word graph preposisi ng mentakan perbandingan Word graph preposisi seperti Word graph preposisi kecuali Word graph preposisi mengenai Word graph preposisi atas ng mentakan unsur bagian Word graph preposisi dari ng mentakan unsur bagian... 72

15 64 Flowchart pembentukan word graph preposisi ng mentakan unsur bagian Word graph sebagai ng mentakan status Word graph ke Word graph ke Word graph ke Word graph ke Word graph ke Word graph ke Word graph ke Word graph ke Word graph ke Word graph ke Word graph ke Word graph ke Word graph ke Word graph ke Word graph ke Word graph ke Word graph ke Word graph ke Word graph ke Word graph ke Word graph ke Word graph ke

16 88 Word graph ke Word graph ke Word graph ke Word graph ke Flowchart aturan pembentukan word graph preposisi Word graph preposisi di ng disertai nomina pelengkap tengah Word graph preposisi di ng disertai nomina pelengkap kantor Word graph preposisi dengan ng disertai nomina pelengkap sepatu Word graph preposisi atas ng mentakan makna cara. 101

17 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1 Daftar Pembagian Jenis Preposisi Contoh Nomina Tempat Contoh Nomina Waktu Contoh Nomina Waktu Mentakan Periode Waktu Contoh Pronomina Contoh Nomina ng Mentakan Asal bahan Contoh Nomina Alat Contoh Adjektiva Contoh Nomina ng Mentakan Keadaan Contoh Kata Perangkai dengan Sehingga Mentakan Acuan Contoh Adjektiva Contoh Adjektiva Contoh Predikat ng Mengandung Makna Tertuju. 115

18 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan adalah suatu ilmu pengetahuan dan teknologi ng berdasarkan pada disiplin ilmu seperti ilmu komputer, biologi, psikologi, ilmu bahasa, matematika, dan teknik. Ilmu ini berhubungan dengan dua ide dasar, pertama menngkut studi fikir manusia, dan kedua berhubungan dengan merepresentasikan proses tersebut melalui mesin. AI memiliki tujuan untuk menciptakan komputer ng dapat berfikir, melihat, mendengar, berjalan, berbicara, dan merasakan. Dorongan utama dari artificial intelligence adalah pengembangan fungsi normal komputer ng digabungkan dengan kecerdasan manusia, seperti memberi alasan, menarik kesimpulan, belajar dan memecahkan masalah. Salah satu bagian utama dari artificial intelligence adalah natural language processing. Tujuan dari natural language processing adalah terjalinn komunikasi antara manusia dengan komputer. Biasan, sistem ini mempuni masukan dan keluaran berupa tulisan. Beberapa kategori aplikasi natural language processing adalah mengubah dari satu bahasa alami ke bahasa alami lainn, mengubah dari bahasa alami ke bahasa pemrograman, dan membuat ringkasan dari suatu wacana ng diberikan. Pada saat ini, telah berkembang metode baru dari natural language processing itu metode knowledge graph (KG). Metode ini dapat membaca suatu teks dan menampilkan hasiln dalam bentuk graph. Graph ng ditampilkan merupakan makna dari teks ng dibaca. Penerapan metode KG, sudah dipergunakan untuk menganalisis teks bahasa Inggris. Struktur bahasa Inggris persis sama dengan bahasa Indonesia, sehingga metode KG dapat langsung dipergunakan untuk menganalisis teks bahasa Indonesia. Langkah awal untuk dapat menerapkan metode KG adalah meneliti struktur jenis kata dalam bahasa Indonesia, struktur ng sudah diteliti akan direpresentasikan ke dalam aturan-aturan ng ada di dalam metode KG.

19 2 Jenis kata dalam bahasa Indonesia dibagi menjadi beberapa bagian kelas dan jumlah kata di setiap kelas kata adalah bank, oleh karena itu dilakukan pembatasan penelitian, itu han meneliti struktur preposisi saja. Struktur preposisi ng diteliti adalah makna ng dintakan preposisi. Makna ng dintakan inilah ng akan direpresentasikan ke dalam bentuk word graph. Graph dari makna kata disebut word graph (Zhang 2002) Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Menganalisis pembentukan word graph preposisi bahasa Indonesia berdasarkan makna ng dintakan preposisi. 2. Membuat aturan pembentukan word graph preposisi bahasa Indonesia Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah memberikan word graph dan aturan pembentukan word graph preposisi. Aturan ng dihasilkan dalam penelitian ini dapat dipergunakan sebagai rujukan untuk mengembangkan aplikasi KG untuk teks bahasa Indonesia ng berhubungan dengan preposisi bahasa Indonesia Ruang Lingkup Ruang lingkup dari penelitian ini adalah menganalisis preposisi bahasa Indonesia berdasarkan makna ng dintakan preposisi tersebut. Preposisi dan makna ng dintakan preposisi diperoleh dari penelitian ahli linguistik seperti Ramlan (1987), Chaer (1990), Lapoliwa (1992), Effendi (1992), dan Sudarnto (1993). Makna ng dintakan setiap preposisi akan diimplementasikan ke dalam bentuk word graph. Word graph ng memiliki bentuk sama akan dikelompokkan ke dalam satu kelompok jenis preposisi. Word graph ng telah dibentuk akan dianalisis berdasarkan bentuk word graph dan pola perangkaian preposisi, sehingga menghasilkan aturan pembentukan word graph preposisi bahasa Indonesia.

20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dijelaskan beberapa teori ng akan digunakan dalam penelitian Preposisi Istilah preposisi berasal dari kata preposition (bahasa Inggris) ng dalam bahasa Belanda voorzetsel. Di dalam bahasa Indonesia preposisi dintakan dalam berbagai istilah, misaln, kata depan oleh Keraf (1972), Mees (1955), Hadidja (1964), dan Alisjahbana (1974); kata perangkai oleh Lubis (1961); partikel oleh Muljana (1960); gatra depan oleh Samsuri (1983) (Effendi 1992). Menurut definisi tradisional, kata depan atau preposisi adalah kata ng merangkaikan kata atau bagian kalimat. Tempatn selalu terletak di depan kata (Keraf 1991). Alwi et al menjelaskan bahwa preposisi menandai berbagai hubungan makna antara konstituen di depan preposisi tersebut dengan konstituen di belakangn. Pengertian konstituen adalah kalimat atau kelompok kata ng menjadi unsur pembentuk kalimat dipandang sebagai suatu konstruksi. Satuansatuan pembentuk konstruksi itulah ng disebut konstituen. Lapoliwa menjelaskan bahwa preposisi biasa digolongkan ke dalam kelas kata partikel karena bentukn relatif mengalami perubahan dalam pembentukan satuan-satuan bahasa ng lebih besar dari kata. Preposisi pada dasarn terikat pada nomina ng didahuluin atau dengan predikat ng mendahuluin. Pada dasarn preposisi selalu diikuti oleh kategori nomina dan berfungsi mentakan hubungan antara nomina ng menjadi objek atau pelengkapn dengan predikat kalimat. Preposisi adalah kata atau gabungan ng berfungsi menghubungkan kata atau frasa 1 sehingga terbentuk sebuah frasa eksosentrik, kni frasa ng lazim menduduki fungsi keterangan di dalam kalimatn (Chaer, 1990). 1 Keraf: Frasa terdiri atas dua kata atau lebih, ng masing-masingn mempertahankan makna dasar katan, sementara gabungan itu menghasilkan suatu relasi tertentu, dan tiap kata pembentukn bisa berfungsi sebagai subjek dan predikat dalam kontruksi itu.

21 4 Definisi preposisi dalam penelitian ini merujuk pada definisi preposisi Alwi et al, ng mendefinisikan bahwa preposisi menjelaskan bahwa preposisi menandai berbagai hubungan makna antara konstituen di depan preposisi tersebut dengan konstituen di belakangn. Dalam Bahasa Indonesia, dilihat dari segi bentukn terdapat dua macam preposisi, itu: 1. Preposisi tunggal, itu preposisi ng han terdiri atas satu kata, bentukn dapat berupa kata dasar contohn (akan, berkat, buat, dalam, demi, dengan, hingga, karena, kecuali, sampai, sejak, selama, seperti, tanpa, dan untuk), dan kata berafiks (menuju, mengenai, dan menurut) (Lapoliwa1993). 2. Preposisi gabungan, ng terdiri atas dua preposisi ng berdampingan misaln (berdasarkan pada, kepada, oleh, dan karena) dan dua preposisi ng berkorelasi (misaln dari hingga, dari sampai) (Lapoliwa 1992). Kemajemukan preposisi kadangkala ditandai dengan adan pertindihan kategori dengan kelas kata ng lain. Pertindihan ng terjadi dapat terlihat berdasarkan persamaan bentuk antara preposisi dan adverbia 2, konjungsi 3, serta verba 4 (Effendi, 1993) Makna preposisi Ditinjau dari aspek makna, preposisi memiliki kemajemukan makna, ng mendasari kemajemukan makna adalah dua hal, ng akibat kehadiran preposisi itu sendiri dan juga akibat kehadiran preposisi bersama satuan lain di dalam kalimat (Effendi 1993). Berikut adalah makna ng dintakan preposisi. 1. Makna Tempat Frasa preposisi tempat biasan berfungsi sebagai adjunk. Frasa preposisi tempat terdiri atas preposisi dan (frasa) nomina sebagai pelengkapn. Preposisi di dalam frasa itu berfungsi menghubungkan suatu perbuatan, peristiwa atau Effendi: adverbia adalah kategori ng dapat mendampingi kata sifat, kata ng menunjukkan bilangan atau kualitas, atau preposisi dalam konstruksi sintaksis. KBBI: Ungkapan penghubung antarkata, antarfrasa, dan antarkalimat KBBI: Kata ng menggambarkan proses, perbuatan, atau keadaan

22 5 keadaan dengan suatu tempat (dalam hal ini tempat ng dintakan oleh pelengkap preposisi itu). Makna tempat preposisi tak lain adalah sifat atau keadaan hubungan perbuatan, atau peristiwa, atau keadaan ng dintakan oleh preposisi terhadap nomina tempat pelengkapn. Sifat terhadap tempat itu merupakan kedudukan, tempat merupakan tujuan, tempat merupakan awal, tempat merupakan lintasan, dan tempat merupakan batas akhir. Berikut adalah penjelasann. a. Tempat merupakan kedudukan (posisional) Makna posisional suatu preposisi adalah makna ng mentakan tempat keberadaan perbuatan, atau peristiwa. Preposisi ng termasuk ke dalam jenis ini adalah, di dan pada (Lapoliwa 1992). b. Tempat merupakan tujuan Makna tujuan suatu preposisi adalah makna ng mentakan tempat ng menjadi tujuan peristiwa atau perbuatan ng dintakan oleh verba. Preposisi ng termasuk ke dalam jenis ini adalah ke dan menuju (Lapoliwa 1992). c. Tempat merupakan asal Makna asal suatu preposisi adalah makna ng mentakan tempat asal atau awal suatu peristiwa atau perbuatan ng dintakan oleh verba predikat. Preposisi ng termasuk ke dalam jenis ini adalah dari (Lapoliwa 1992). d. Tempat merupakan lintasan Preposisi ng mentakan makna lintasan adalah preposisi lewat dan melalui (Lapoliwa 1992). e. Tempat merupakan batas akhir Makna batas akhir dalam preposisi adalah mentakan batas akhir dari suatu pergerakan (Suenobu 2007). Preposisi ng termasuk ke dalam jenis ini adalah hingga dan sampai. 2. Makna Waktu Frasa preposisi ng mentakan waktu biasan terdiri atas preposisi dan pelengkap berupa nomina ng mentakan waktu. Makna preposisi waktu dapat dibedakan atas frasa preposisi ng mentakan saat, kurun waktu, waktu relatif dan waktu dalam batas.

23 6 a. Makna saat Preposisi waktu ng mentakan saat adalah di dan pada. b. Makna kurun waktu Preposisi ng termasuk ke dalam jenis ini adalah dalam, selama, sepanjang dan pada (Lapoliwa 1992). c. Makna waktu relatif Preposisi ng termasuk ke dalam jenis ini adalah sebelum, sesudah, menjelang, setelah, lewat, lepas, sejak dan semenjak (Lapoliwa 1992). d. Makna waktu dalam batas Preposisi antara ng diikuti oleh nomina waktu ng mentakan suatu saat ng terletak di antara dua saat sebagai batas atas atau acuan ng dintakan oleh pelengkap (Lapoliwa 1992). 3. Makna Sebab dan Tujuan Berdasarkan kedekatan makna ng dimiliki, spektrum sebab-tujuan itu dapat dikelompokkan lebih lanjut menjadi tiga kelompok, itu sebab, alasan, motif; maksud, tujuan; penerima, sasaran. a. Makna sebab, alasan dan motif Preposisi karena, akibat, oleh, mengingat, dan berkat dapat mentakan sebab material maupun sebab psikologis. b. Makna maksud dan tujuan Makna maksud atau tujuan suatu perbuatan atau peristiwa dapat dintakan dengan preposisi untuk, demi, buat, dan guna. c. Makna penerima dan sasaran Makna penerima dan sasaran dapat dintakan oleh preposisi untuk, bagi, buat, kepada dan terhadap (Lapoliwa 1992). 4. Makna Asal Makna sumber asal atau bahan dapat dintakan dengan preposisi dari.

24 7 5. Makna Cara dan Agentif Spektrum makna cara dan agentif terdiri atas beberapa jenis makna ng batasn samar-samar. Spektrum makna cara dan agentif itu mencakupi makna cara, alat, dan agentif. a. Cara Makna cara dapat dintakan oleh preposisi dengan. Frasa cara biasan memberi jawaban terhadap pertanan ng mulai dengan bagaimana?. b. Alat Preposisi ng mentakan alat adalah dengan, lewat, dan melalui. c. Agentif Preposisi ng termasuk ke dalam jenis ini adalah oleh (Lapoliwa 1992). 6. Makna Kesertaan Makna kesertaan dapat dintakan oleh preposisi dengan, dan tanpa (Lapoliwa 1992). 7. Makna Acuan Frasa preposisi ng mentakan acuan dalam bahasa Indonesia biasan terdiri atas preposisi berdasarkan atau menurut dan frasa nomina pelengkap preposisi tersebut. Selain preposisi ng disebutkan, preposisi dengan dapat mentakan acuan apabila didahului oleh kata sesuai, sejalan, sejajar, senada, sebanding, serupa, bertalian, berhubungan, berlawanan, bertentangan, berkaitan (Lapoliwa 1992). 8. Makna Kepemilikan Preposisi ng mentakan kepemilikan adalah dengan. Preposisi dengan ng mentakan makna pemilikan itu selalu dapat diganti dengan frasa ng mempuni/ memakai (Lapoliwa 1992). 9. Makna Perbandingan Makna perbandingan lebih atau kurang biasan dintakan oleh preposisi dari dan daripada (Lapoliwa 1992).

25 8 10. Makna Penmaan Preposisi jenis ini mencerminkan adan sesuatu hal ng disamai dan disamakan ng menyertain. Preposisi ng termasuk ke dalam jenis ini adalah, bagai, bagaikan, bak, laksana seperti dan sebagaimana (Sudarnto 1993). 11. Makna Pengecualian Makna kekecualian dintakan oleh preposisi kecuali dan selain (Ramlan 1987). 12. Makna Mentakan Berhubungan dengan Hal Preposisi ng termasuk ke dalam jenis ini adalah akan, mengenai, tentang dan terhadap (Ramlan 1987). 13. Makna Unsur/ Bagian Preposisi atas dan dari termasuk ke dalam jenis preposisi ini. Preposisi atas mentakan unsur bagian apabila didahului oleh kata terdiri, sedangkan preposisi dari mentakan unsur apabila disertai oleh kata bagian dan tersusun (Ramlan 1987). 14. Makna Status Preposisi ng termasuk ke dalam jenis ini adalah sebagai dan selaku (Ramlan 1987) Frasa Preposisional Frasa ng diawali oleh kata depan disebut frasa preposisional. Dalam kalimat, frasa preposisional mempuni kecenderungan menempati fungsi keterangan, misaln: a. Ledakan bom atom pertama diperingati di Hiroshima. b. John ng masih bujangan ini sekarang tinggal di bangunan tingkat kesembilan di jantung Beverli Hills. Selain daripada itu frasa preposisional sering menempati tempat sebagai atribut dalam frasa nominal. Misaln: c. Barang-barang dari Jepang itu mengalir terus ke Indonesia

26 9 d. Beras dari Delanggu sangat lezat. Dalam frasa preposisional, baik ng menempati fungsi keterangan dalam kalimat, maupun ng menempati fungsi atribut dalam frasa nominal, preposisi itu secara semantik menandai suatu pertalian dengan kata atau frasa lain dalam kalimat atau frasa ng lebih besar (Ramlan 1987) 2. 2 Graph Graph G adalah pasangan terurut (V, E), dengan V adalah himpunan simpul ng berhingga dan kosong, dan E adalah himpunan sisi ng merupakan pasangan ng terurut simpul p, q V. Elemen V dinamakan simpul (node), dan elemen E dinamakan sisi (edge), dinotasikan sebagai (i, j), itu sisi ng menghubungkan simpul i dengan simpul j, dengan i, j V. (Foulds 1992) Ilustrasi graph dapat dilihat pada gambar berikut: v 2 v 4 v 1 v 5 v 7 v 3 v 6 V = { v, v, v, v, v v }, E = {( )} , 6 Gambar 1 Ilustrasi Graph G = ( V, E). v 1,v Graph Berarah Suatu graph berarah (directed graph) adalah suatu pasangan terurut (V, A) dengan V himpunan takkosong dan berhingga dan A adalah himpunan pasangan terurut dari elemen-elemen berbeda di V. Elemen dari A biasa disebut sisi berarah (arc) (Foulds 1992).

27 10 Sisi berarah (arc) merupakan sisi ng menghubungkan antara satu simpul dengan simpul lainn, dilambangkan dengan tanda panah berarah. Ilustrasi directed graph dapat dilihat pada Gambar 2. v 2 v 4 v 1 v 5 v 7 v 3 v 6 V = A = { v, v, v, v, v, v v } , Gambar 2 Ilustrasi Directed graph D = ( V, A). 7 {( v, v ), ( v, v ), ( v, v ), ( v, v ), ( v, v ), ( v, v ), ( v, v ), ( v, v ), ( v, v )(, v v )} , Knowledge Graph Misalkan C suatu himpunan konsep-konsep, dan T suatu himpunan jenisjenis relasi. Knowledge graph (KG) adalah bagian dari himpunan G = (N, A) ng memuat fungsi dan, N : himpunan node dari G dan A N N adalah himpunan arc dari G : label khusus dari sebuah node (nama sebuah konsep) : label khusus dari sebuah arc (nama dari jenis relasi). (Berg 1993). Contoh berikut diambil dari Berg (1993): ( ) la ( c 1c2) = r1dan a ( ) KG = {, c, c },{ cc, c c } c1, c2, c3 G c dengan l a l c c = r dimana C dan r, r T, G dapat digambarkan sebagai berikut: c 2 c r 1 r 2 1 c 3 Gambar 3 Representasi Graph G1

28 11 Knowledge Graph merupakan metode baru di dalam bidang natural langguage processing. Metode ini termasuk ke dalam kategori jaringan semantik. Pada prinsipn metode ini terdiri atas concept (tokens, type dan name) dan relationship (binary dan multivariate relation) (Zhang 2002) Concept Concept merupakan komponen terpenting dalam pemikiran manusia. Concept mampu menjadi prosedur dalam membentuk suatu pengertian dari khusus ke umum atau bahkan sebalikn (Zhang & Hoede 2002). Concept dalam KG bisa dintakan sebagai token, name, dan type. Token merupakan concept ng dipahami oleh seseorang menurut cara pandang masing-masing, sehingga token ini bersifat subjektif. Setiap persepsi selalu berhubungan dengan token (Zhang 2002). Berikut adalah Contoh sebuah token, misal seorang menemukan kata semangka, orang tersebut dapat menghubungkan hal ini dengan informasi bentuk, rasa, dan warna, demikian juga orang lain akan menghubungkan dengan hal ng berbeda. Sebuah token di dalam teori KG direpresentasikan dengan simbol. Seseorang dalam mengamati sesuatu, pada kentaann akan dibandingkan dengan dunia nta, dengan demikian dalam metode KG segala sesuatu akan dihubungkan dengan token (Berg 1993). Type adalah concept ng berupa informasi umum dan bersifat objektif, karena merupakan suatu kesepakatan ng dibuat sebelumn. Contoh type misaln buah, binatang dan sebagain (Zhang 2002). Name adalah suatu ng bersifat individual (Berg 1993), sebagai contoh harumanis adalah sebuah name itu nama dari sebuah mangga Relationships Knowledge Graph Relationships di dalam KG adalah ontology. Ontology merupakan gambaran dari beberapa konsep dan relasi antar concept ng bertujuan untuk mendefinisikan ide-ide ng merepresentasikan concept, relasi dan logikan. Berdasarkan ontology ng dimiliki inilah maka KG dapat memahami bahasa alami (natural language). Hal ini diperlukan agar arti dari suatu kalimat dapat diekspresikan. Ontology word graph sampai saat ini terdiri atas token ng

29 12 dintakan dengan node, 9 binari relationships, dan 4 frame relationships. Sembilan binari relationships tersebut adalah: 1. Alikeness : 2. Causality : CAU 3. Equality : EQU 4. Subset : SUB 5. Dispareteness : DIS 6. Ordering : ORD 7. Attribution : PAR 8. Informational Dependency : SKO 9. Ontology F (Focus dari suatu graph) Berikut adalah penjelasan tentang relationships ng ada pada KG. 1. Relasi Alikeness () Relasi digunakan untuk menghubungkan sebuah type dengan token (Zhang 2002). Contoh type adalah binatang. Berikut adalah word graph dari kata binatang. binatang Gambar 4 Contoh penggunaan relasi. 2. Relasi Causalitas (CAU) Relasi CAU antara dua buah token dilambangkan dengan anak panah berlabel CAU. Relasi CAU digunakan untuk menghubungkan dua token ng memiliki hubungan sebab akibat, berikut adalah graph dari hubungan sebab akibat. CAU Gambar 5 Contoh penggunaan relasi CAU. Untuk struktur ng kompleks causal relation digunakan untuk menghubungkan dua token ng memiliki hubungan, pelaku, alasan, maksud, alat dan hasil. CAU dapat digunakan untuk menghubungkan dua concept ng terdiri

30 13 atas kata kerja, itu untuk menghubungkan subjek dengan predikat atau predikat dengan objek (Zhang 2002). 3. Relasi Equality (EQU) Relasi EQU digunakan untuk menghubungkan sebuah name dengan token (Berg 1993). Contoh harumanis adalah name dari mangga. Selain itu, relasi EQU dipergunakan untuk menjelaskan concept ng sederajat atau sama, mengekspresikan dua hal ng identik. Logika matematika EQU diformulasikan dengan jika A EQU B, maka A = B. EQU digunakan untuk menghubungkan A dan B. Berikut adalah graph dari penggunaan relasi EQU. harumanis EQU mangga Gambar 6 Contoh penggunaan relasi EQU ng merepresentasikan harumanis adalah name dari mangga. EQU A B Gambar 7 Contoh penggunaan relasi EQU untuk merepresentasikan A = B. 4. Relasi Subset (SUB) Jika dua token mentakan word graph, dan token ng satu merupakan bagian dari token ng lain, maka kedua token dihubungkan dengan relasi SUB. Untuk relasi SUB, ada dua perbedaan interpretasi relasi SUB itu: 1. Concept a adalah bagian dari concept b. Untuk contoh, ekor SUB kucing. Ekspresi tersebut mempuni arti bahwa ekor adalah bagian dari kucing, karena molekul ekor merupakan bagian dari molekul kucing. 2. Concept a adalah lebih umum dari concept b, concept b merupakan bagian ng dapat menggambarkan concept a. Contoh, mamalia SUB kucing. Relasi SUB tersebut mengekspresikan bahwa kucing adalah jenis dari mamalia. ekor SUB kucing

31 14 Gambar 8 Contoh penggunaan relasi SUB ng merepresentasikan ekor merupakan bagian dari kucing. mamalia SUB kucing Gambar 9 Contoh penggunaan relasi SUB ng merepresentasikan Mamalia merupakan kelas hewan kucing. Gambar 8 memberikan contoh penggunaan relasi SUB untuk menghubungkan kata benda ekor dengan kata kucing. Gambar 9 memberikan contoh penggunaan relasi SUB untuk menghubungkan kata benda mamalia dengan kata kucing (Zhang 2002), namun penggunaan relasi pada SUB pada gambar 9 diganti dengan relasi FPAR. 5. Relasi Disparateness (DIS) Relasi DIS digunakan untuk menghubungkan antara dua token ng mempuni satu elemen ng sama satu sama lain. Relasi ini juga dapat digunakan untuk mentakan kata berbeda (Zhang 2002). Contohn, biru berbeda dengan merah, kalimat tersebut dapat dintakan dengan word graph berikut. biru DIS merah Gambar 10 Contoh penggunaan relasi DIS. Pada Gambar 10, relasi DIS digambar tanpa menggunakan anak panah, hal ini dikarenakan karena relasi DIS bersifat simetri itu A DIS B dapat dintakan B DIS A. 6. Relasi Attribute (PAR) Relasi attribute (PAR) digunakan untuk menjelaskan bahwa satu elemen berkaitan dan memiliki sifat elemen lainn (Zhang 2002). Hal ini dapat dilihat dari contoh ibu sa. Sa merupakan attribute dari ibu, maka contoh tersebut dapat dintakan oleh word graph sebagai berikut:

32 15 ibu PAR sa Gambar 11 Contoh penggunaan relasi PAR untuk frasa ibu sa. Relasi PAR juga dipergunakan untuk menghubungkan satuan seperti, waktu, panjang, temperatur, berat, umur, dan lain-lain. 7. Relasi Ordering (ORD) Relasi ORD mentakan bahwa dua hal memiliki urutan tertentu, baik urutan waktu atau tempat, tetapi juga bisa digunakan untuk mengungkapkan hubungan < ng dikenal dalam matematika A < B (A lebih kecil dari B) (Zhang 2002). Contoh penggunaan relasi ORD, misaln untuk mentakan word graph dari dari siang sampai sore, itu: siang ORD sore Gambar 12 Contoh penggunaan relasi ORD. 8. Relasi Skolem (SKO) Menurut Berg (1993), relasi SKO dalam teori KG mentakan informasi bergantung pada dan mampu menggambarkan kuantifikasi. Relasi ini digunakan dalam logika predikat ng memuat existential quantifiers maupun universal 2 quantifiers. Perhatikan perntaan x N, y N( x = y) ng memuat universal quantifiers. Pada perntaan tersebut pemilihan y bergantung pada x. Word graph dapat dintakan sebagai berikut: x SKO y Gambar 13 Contoh penggunaan relasi SKO. 9. Ontology Focus (F) Ontology F digunakan untuk menunjukkan focus dari suat graph (Hoede dan Nurdiati 2008). Di dalam penelitian ini focus dilambangkan sebuah persegi ng diberi arsir.

33 16 Berikut adalah contoh penggunaan ontology focus untuk kalimat banjir melanda kampung. banjir CAU CAU kampung landa melanda Gambar 14 Contoh penggunaan ontology F. Gambar 14 di atas menunjukkan bahwa focus dari Banjir melanda kampung terletak pada token banjir, dalam penelitian ini focus diberi arsir. Di sisi lain, empat frame relationships ng dimaksud adalah: 1. Focusing on a situation : FPAR 2. Negation of a situation : NEGPAR 3. Possibility of a situation : POSPAR 4. Necessity of a situation : NECPAR Jika suatu graph merepresentasikan suatu perntaan, misal p: hari ini cerah, ng dintakan dengan frame. Negasi dari p dintakan dengan graph ng sama dan diberi frame dengan relasi negpar, possibility dari p dari dintakan dengan graph ng sama dan diberi frame dengan relasi pospar, neccesity dari p dintakan dengan graph ng sama dan diberi frame dengan relasi necpar (Zhang 2002). Untuk lebih jelasn dapat digambar sebagai berikut: NEG POS NEC p p p p Gambar 15 Contoh penggunaan 4 frame relationship.

34 17 Gambar 15 secara berurutan menunjukkan graph dari perntaan bahwa hari ini cerah, benar hari ini cerah, mungkin hari ini cerah, seharusn hari ini cerah Logic Word Logika simbolik diawali oleh ahli matematika, dan sekarang telah diaplikasikan di beberapa cabang ilmu pengetahuan. Peirce telah merepresentasikan logika simbolik ke dalam grafik. Ide awaln adalah menyederhanakan logika simbolik ke dalam bentuk and ( ) dan negation ( ) (Zhang 2002) Misaln p, q dan r merupakan proposisi di dalam logika simbol, maka grafik simbol dari p, q dan r adalah sebagai berikut. Tabel 1 Grafik logika simbolik Grafik simbolik Standar logika simbolik p qr ( p q r) p qr ( p q r) ( ) pqr ( p q r) Ket: p, q, dan r adalah proposisi. Di dalam logika simbolik, sembarang predikat formula dapat diubah ke dalam bentuk konjungsi Berikut adalah representasi bahasa logika ke dalam bentuk frame, seperti bahasa logika and, or, dan if then (Zhang 2002). Be Gambar 16 Frame bahasa logika and. Neg Neg Neg

35 18 Gambar 17 Frame bahasa logika or. Neg Be Neg Gambar 18 Frame bahasa logika if then.

36 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa tahapan ng akan dilakukan di dalam penelitian ini. Tahapan-tahapan tersebut adalah: 1) Studi literatur awal. 2) Identifikasi preposisi. 3) Pembentukan word graph preposisi bahasa Indonesia. 4) Perancangan aturan pembentukan word graph preposisi bahasa Indonesia. Ketiga tahapan di atas akan dijelaskan sebagai berikut: 1) Studi literatur awal Studi literatur awal dilakukan untuk mengumpulkan semua bahan pustaka ng relevan dan sesuai dengan topik ng dibahas, dalam hal ini adalah teori ng mengenai preposisi dan knowledge graph. 2) Identifikasi preposisi Langkah-langkah ng dilakukan pada tahapan identifikasi preposisi adalah 1) Pemilihan preposisi dan 2) Analisis makna. Tahapan pertama adalah memilih preposisi, dengan cara membuat daftar seluruh preposisi ng ada, lalu memilih preposisi ng lazim dan sering dipergunakan di dalam teks bahasa Indonesia. Tahapan selanjutn adalah menganalisis makna preposisi satu per satu. Preposisi mempuni makna apabila berdiri sendiri, sehingga analisis preposisi dilakukan berdasarkan konstituen ng berada di depan dan di belakang preposisi. Oleh karena itu dibutuhkan satu set kalimat ng mengandung frasa preposisi. Contoh kalimat diperoleh dari majalah Tempo, koran Kompas dan kalimat ng berada di dalam penelitian Lapoliwa (1992) serta Suenobu (2007). 3) Pembentukan word graph preposisi bahasa Indonesia Makna ng dintakan preposisi akan diimplementasikan ke dalam bentuk word graph. 4) Perancangan aturan pembentukan word graph preposisi bahasa Indonesia Word graph ng telah terbentuk akan dikelompokkan berdasarkan pada, pola perangkaian, makna ng dintakan preposisi dan bentuk word graph. Pola

37 20 perangkaian preposisi ng dimaksud dalam penelitian ini adalah nomina pelengkap preposisi dan verba ng merangkai preposisi. Preposisi ng memiliki makna majemuk dipisahkan, hal ini bertujuan untuk mempermudah proses perancangan aturan pembentukan word graph. Preposisi ng mempuni word graph dengan bentuk sama akan dikelompokan menjadi satu jenis preposisi. Dari proses analisis di atas diperoleh suatu aturan pembentukan word graph preposisi bahasa Indonesia. Uraian singkat perancangan aturan pembentukan word graph preposisi bahasa Indonesia digambarkan dalam bentuk flowchart seperti berikut ini. start Identifikasi preposisi Pemilihan Preposisi Menganalisis makna preposisi Implementasi makna preposisi ke dalam bentuk word graph Pengelompokan preposisi Aturan pembentukan preposisi stop Gambar 19 Flowchart perancangan aturan pembentukan word graph preposisi bahasa Indonesia.

38 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN dilakukan. Berikut adalah uraian hasil dan pembahasan dari penelitian ng 4. 1 Pembentukan Word Graph Preposisi Prosedur ng dilakukan dalam pembentukan word graph preposisi bahasa Indonesia adalah mengidentifikasi preposisi dan membentuk word graph preposisi. Proses identifikasi preposisi terdiri atas pemilihan preposisi dan analisis makna ng dintakan preposisi. Makna ng telah dianalisis akan direpresentasikan ke dalam bentuk word graph. Bankn preposisi ng dipilih adalah lima puluh tiga preposisi itu: akan, akibat, antara, atas, bagai, bagaikan, bak, bagi, berdasarkan, berkat, buat, dalam, dari, daripada, demi, dengan, di, guna, hingga, karena, ke, kecuali, kepada, laksana, lepas, lewat, melalui, mengenai, mengingat, menjelang, menuju, menurut, oleh, sama, sampai, sebagai, sebagaimana, sebelum, sejak, semenjak, selain, selaku, selama, sepanjang, seperti, sesudah, setelah, laksana, pada, tanpa, tentang, terhadap, dan untuk. Ke lima puluh tiga preposisi ini dipilih karena menurut Lapoliwa (1992), preposisi ini sering ditemukan dalam teks bahasa Indonesia. Lima puluh tiga preposisi ng dipilih akan dianalisis berdasarkan makna ng dintakan preposisi. Berikut adalah pengelompokan preposisi berdasarkan maknan: 1. Preposisi mentakan tempat adalah dari, di, hingga, ke, lewat, melalui, menuju, pada, dan sampai. 2. Preposisi mentakan waktu adalah antara, di, dalam, hingga, lepas, lewat, menjelang, sampai, selama, sejak, sebelum, semenjak, sepanjang, sesudah, setelah, dan pada. 3. Preposisi sebab-tujuan adalah akibat, atas, berkat, bagi, buat, demi, guna, karena, kepada, mengingat, terhadap, pada, oleh, dan untuk. 4. Preposisi mentakan sumber, asal atau bahan adalah dari.

39 22 5. Preposisi mentakan cara, alat dan pelaku adalah atas, dengan, lewat, melalui, dan oleh. 6. Preposisi mentakan kesertaan adalah dengan, sama dan tanpa. 7. Preposisi mentakan acuan adalah berdasarkan, dengan, dan menurut. 8. Preposisi mentakan kepemilikan adalah dengan. 9. Preposisi mentakan perbandingan adalah dari dan daripada. 10. Preposisi mentakan penmaan adalah bagai, bagaikan, bak, laksana, seperti dan sebagaimana. 11. Preposisi mentakan pengecualian adalah kecuali dan selain. 12. Preposisi mentakan berhubungan dengan adalah akan, tentang, dan mengenai. 13. Preposisi mentakan bagian adalah atas dan dari. 14. Preposisi mentakan status adalah sebagai dan selaku. Berikut adalah analisis pembentukan word graph preposisi bahasa Indonesia berdasarkan makna ng dintakan preposisi Preposisi Mentakan Tempat Makna tempat tak lain adalah sifat atau keadaan hubungan perbuatan, peristiwa, atau keadaan ng dintakan oleh preposisi terhadap nomina tempat pelengkapn. Sifat hubungan terhadap tempat itu adalah a) tempat itu merupakan kedudukan (posisional), b) tempat itu merupakan tujuan, c) tempat itu merupakan awal, d) tempat itu merupakan lintasan, e) tempat itu merupakan batas akhir (Lapoliwa 1992). a) Makna Posisional Makna posisional suatu preposisi adalah makna ng mentakan tempat keberadaan atau kedudukan suatu maujud. Dalam hal ini, tempat keberadaan merupakan nomina pelengkap preposisi (Lapoliwa 1992). Preposisi ng termasuk ke dalam jenis ini adalah di dan pada. Preposisi di mentakan keberadaan maujud ng berupa benda atau nomina tempat, sedangkan preposisi pada digunakan untuk mentakan keberadaan maujud itu suatu nomina ng berupa orang (Lapoliwa 1992). Berikut penggunaan preposisi di dan pada di dalam kalimat.

40 23 (1. 1) Pak Wali berambut perak ini juga manut saja ketika Bismo Agung, fotografer Tempo, memintan berbaring di kereta pengangkut sampah (Tempo 22 Desember 2008). Di dalam kalimat (1. 1) preposisi di dipergunakan untuk mentakan keberadaan Pak Wali berbaring itu di suatu area bagian ng terletak pada kereta api. (1. 2) Tapi petani di utara miskin. (Tempo 22 Desember 2008) Penggunaan preposisi di pada kalimat (1. 2) di atas mentakan keberadaan petani di suatu area ng merupakan bagian dari daerah utara. Selain disertai oleh nomina tempat preposisi di disertai oleh nama geografi seperti, Jawa, Bali dan lain-lain, seperti di dalam kalimat (1. 3) berikut. (1. 3) Bertahun-tahun Lapangan Karebosi di Makassar menjadi milik para waria pada malam hari (Tempo 22 Desember 2008). Di pada kalimat (1. 3) mentakan bahwa letak Lapangan Karebosi merupakan bagian dari Makassar. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa preposisi di dipergunakan untuk mentakan letak keberadaan suatu maujud merupakan bagian dari benda (lokasi) ng menjadi acuan. Lokasi ng menjadi acuan adalah nomina tempat pelengkapn, itu kata atau frasa ng menyertai preposisi di. Focus dari preposisi di adalah lokasi keberadaan suatu maujud. Pemetaan makna ng dintakan preposisi ke dalam word graph harus dapat mengimplementasikan maknan. Makna ng dintakan preposisi di adalah lokasi suatu maujud terletak pada suatu area bagian tempat acuann, maka word graph preposisi di terdiri atas lokasi maujud dan lokasi acuan. Lokasi maujud merupakan bagian dari lokasi acuan. Berikut adalah word graph dari preposisi di. SUB Gambar 20 Word graph preposisi di ng mentakan makna tempat. Lokasi maujud dan lokasi acuan. Penjelasan word graph preposisi di pada Gambar 20 adalah sebagai berikut. Relasi dipergunakan untuk menghubungkan type lokasi ke token, sehingga token pertama mengimplementasikan dan token kedua l b

41 24 mengimplementasikan l Dari uraian di atas diketahui bahwa l merupakan bagian dari l a a., maka relasi ng menghubungkan kedua token adalah relasi SUB. Focus dari word graph terletak pada token kedua, karena token ini ng mengimplementasikan keberadaan maujud. Perbedaan preposisi di dan pada terlihat sangat tipis. Preposisi di lebih mentakan berada dalam suatu tempat sementara preposisi pada mentakan berada di atasn atau didekatn (Van Wijk, 1985 dalam Suenobu 2007). Berikut adalah penggunaan preposisi pada di dalam kalimat. (1. 4) Buku ng kau cari ada pada sa (Lapoliwa 1992). Preposisi pada di dalam kalimat (1. 4) disertai pronomina sa. Pada di dalam kalimat (1. 4) dipergunakan untuk mentakan letak keberadaan maujud ada pada pronomina. Pada saat ini penggunaan pada han disertai pronomina, namun dapat disertai benda atau nomina tempat (Suenobu 2007). Berikut adalah penggunaan preposisi pada di dalam kalimat ng disertai oleh benda. (1. 5) Konstruksi lain pada meja bersetumpu pada bidang baja ng menempel langsung di dinding (Tempo 22 Desember 2008). Penggunaan preposisi pada di dalam kalimat (1. 5) mentakan letak keberadaan suatu konstruksi berada di suatu area ng merupakan bagian dari meja. Makna ng dintakan oleh preposisi pada, sama dengan preposisi di sehingga word graph dari preposisi pada mengacu pada Gambar 20. Aturan dari pembentukan word graph preposisi di dan pada, itu: preposisi di ng mentakan tempat keberadaan selalu disertai nomina tempat atau frasa nomina tempat ng berupa, nama benda, nama geografi, nama lokasi, dan nama anggota tubuh. Nama benda seperti kursi, meja, lemari, dan lain-lain. Nama geografi seperti Bogor, Jakarta, Bandung, dan lain-lain. Nama lokasi seperti atas, bawah, depan, dan lain-lain. Untuk lebih lengkapn daftar nama nomina tempat dapat dilihat pada lampiran 1. Selain nomina pelengkap ng disebutkan di atas, preposisi pada dapat disertai oleh pronomina, contohn adalah sa, kamu, mereka, dan lain-lain. b) Makna Tujuan Makna tujuan suatu preposisi adalah makna ng mentakan tempat ng menjadi tujuan peristiwa atau perbuatan ng dintakan oleh verba. Dalam b

PEMBENTUKAN WORD GRAPH PREPOSISI BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH

PEMBENTUKAN WORD GRAPH PREPOSISI BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH PEMBENTUKAN W GRAPH PREPOSISI BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH Wulan Anggraeni Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Teknik, Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indraprasta

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA SIFAT MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH USEP RAHMAT

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA SIFAT MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH USEP RAHMAT ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA SIFAT MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH USEP RAHMAT SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Kata Keterangan Batasan dan Ciri Kata Keterangan Kata Keterangan dari Segi Bentuknya

II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Kata Keterangan Batasan dan Ciri Kata Keterangan Kata Keterangan dari Segi Bentuknya II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini diberikan beberapa penjelasan yang akan digunakan pada babbab selanjutnya. 2. 1 Kata Keterangan 2.1.1 Batasan dan Ciri Kata Keterangan Menurut tatarannya kata keterangan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang Latar Belakang PENDAHULUAN Berkembangnya teknologi komputer semakin menarik minat para insan ilmiah untuk berkreasi dan berkarya. Berbagai penelitian yang dilakukan telah melahirkan metode atau teknologi

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II TINJAUAN PUSTAKA

I PENDAHULUAN II TINJAUAN PUSTAKA I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Cara termudah untuk mendapatkan informasi dari sebuah teks adalah dengan meringkasnya, karena membaca sebuah ringkasan tidak memerlukan waktu lama, dibandingkan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KETERANGAN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH RUSIANA SAMBA

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KETERANGAN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH RUSIANA SAMBA ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KETERANGAN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH RUSIANA SAMBA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kata Benda Batasan dan Ciri Kata Benda yang + kata sifat Kata Benda Dasar

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kata Benda Batasan dan Ciri Kata Benda yang + kata sifat Kata Benda Dasar 3 2 TINJAUAN PUSTAKA Ada dua masalah yang menjadi tinjauan dalam menganalisis pembentukan kata benda pada bahasa Indonesia menggunakan teori knowledge graph. Pertama, masalah aturan pembentukan kata benda

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KETERANGAN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH RUSIANA SAMBA

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KETERANGAN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH RUSIANA SAMBA ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KETERANGAN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH RUSIANA SAMBA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini diberikan beberapa penjelasan yang akan digunakan pada bab-bab selanjutnya. 1. Kelas Kata Semantik (Yunani : semanein = berarti, bermaksud; semanticos = makna) adalah

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KERJA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH AKHMAD MUSLIK

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KERJA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH AKHMAD MUSLIK ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KERJA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH AKHMAD MUSLIK SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

2 LANDASAN TEORI 2.1 Knowledge Graph (KG) Concept Relations

2 LANDASAN TEORI 2.1 Knowledge Graph (KG) Concept Relations 2 LANDASAN TEORI 2.1 Knowledge Graph (KG) Knowledge graph adalah suatu metode yang digunakan untuk menganalisis teks dan merepresentasikannya ke dalam bentuk graf (Zhang dan Hoede 2000). Menurut Zhang

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa definisi, teori, dan konsep yang akan digunakan dalam pembahasan selanjutnya akan dijelaskan pada bagian ini.

2 TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa definisi, teori, dan konsep yang akan digunakan dalam pembahasan selanjutnya akan dijelaskan pada bagian ini. 4 2 TINJAUAN PUSTAKA Beberapa definisi, teori, dan konsep yang akan digunakan dalam pembahasan selanjutnya akan dijelaskan pada bagian ini. 2.1 Klausa Subordinatif 2.1.1 Klausa Satuan sintaksis dalam bahasa

Lebih terperinci

KONSTRUKSI ATURAN PENGGABUNGAN DUA GRAF KALIMAT (The Construction of a Rule to Combine Two Sentence Graphs)

KONSTRUKSI ATURAN PENGGABUNGAN DUA GRAF KALIMAT (The Construction of a Rule to Combine Two Sentence Graphs) SNGKA, Majalah Ilmiah Bahasa dan Sastra Volume 11 Nomor 1 Edisi Juni 2014 (16 25) KONSTRUKSI ATURAN PENGGABUNGAN DUA GRAF KMAT (The Construction of a Rule to Combine Two Sentence Graphs) Ayu Amanah, Sri

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA BENDA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH HAIRUL SALEH

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA BENDA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH HAIRUL SALEH ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA BENDA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH HAIRUL SALEH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH FRASA KETERANGAN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH ZIKRI SULISTIAWAN

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH FRASA KETERANGAN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH ZIKRI SULISTIAWAN ANSIS PEMBENTUKAN W GRAPH FRASA KETERANGAN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH ZIKRI SULISTIAWAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA SIFAT MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH USEP RAHMAT

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA SIFAT MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH USEP RAHMAT ANSIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA SIFAT MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH USEP RAHMAT SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KERJA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH AKHMAD MUSLIK

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KERJA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH AKHMAD MUSLIK ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KERJA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH AKHMAD MUSLIK SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA BENDA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH HAIRUL SALEH

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA BENDA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH HAIRUL SALEH ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA BENDA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH HAIRUL SALEH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PEMBENTUKAN WORD GRAPH UNTUK TEKS BERBAHASA INDONESIA

PENGEMBANGAN SISTEM PEMBENTUKAN WORD GRAPH UNTUK TEKS BERBAHASA INDONESIA PENGEMBANGAN SISTEM PEMBENTUKAN WORD GRAPH UNTUK TEKS BERBAHASA INDONESIA Sri Nurdiati, Deni Romadoni Department Ilmu Komputer, Institut Pertanian Bogor Jl. Meranti, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680, Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN POLA GRAF PADA KALIMAT BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH YASIN YUSUF

ANALISIS PEMBENTUKAN POLA GRAF PADA KALIMAT BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH YASIN YUSUF i ANSIS PEMBENTUKAN POLA GRAF PADA KMAT BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH YASIN YUSUF SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 ii PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

Lebih terperinci

ANALISIS TEKS BERBAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH RUSIYAMTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008

ANALISIS TEKS BERBAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH RUSIYAMTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 i ANSIS TEKS BERBAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH RUSIYAMTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 ii PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA BENDA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH HAIRUL SALEH

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA BENDA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH HAIRUL SALEH ANSIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA BENDA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH HAIRUL SALEH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini

Lebih terperinci

PENAMBAHAN MODUL PEMBANGKITAN WORD GRAPH PREPOSISI PADA APLIKASI BOGOR_DELFT_CONSTRUCT ANDY JULIADI

PENAMBAHAN MODUL PEMBANGKITAN WORD GRAPH PREPOSISI PADA APLIKASI BOGOR_DELFT_CONSTRUCT ANDY JULIADI PENAMBAHAN MODUL PEMBANGKITAN WORD GRAPH PREPOSISI PADA APLIKASI BOGOR_DELFT_CONSTRUCT ANDY JULIADI DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

KONSTRUKSI POLA WORD GRAPH FRASA KATA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH MAHMUDA

KONSTRUKSI POLA WORD GRAPH FRASA KATA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH MAHMUDA KONSTRUKSI POLA WORD GRAPH FRASA KATA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH MAHMUDA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE KNOWLEDGE GRAPH DAN METODE CONCEPTUAL GRAPH SEBAGAI TEKNIK REPRESENTASI TEKS BERBAHASA INDONESIA KUNEDI

PERBANDINGAN METODE KNOWLEDGE GRAPH DAN METODE CONCEPTUAL GRAPH SEBAGAI TEKNIK REPRESENTASI TEKS BERBAHASA INDONESIA KUNEDI PERBANDINGAN METODE KNOWLEDGE GRAPH DAN METODE CONCEPTUAL GRAPH SEBAGAI TEKNIK REPRESENTASI TEKS BERBAHASA INDONESIA KUNEDI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PEMBENTUKAN WORD GRAPH UNTUK TEKS BERBAHASA INDONESIA DENI ROMADONI

PENGEMBANGAN SISTEM PEMBENTUKAN WORD GRAPH UNTUK TEKS BERBAHASA INDONESIA DENI ROMADONI PENGEMBANGAN SISTEM PEMBENTUKAN WORD GRAPH UNTUK TEKS BERBAHASA INDONESIA DENI ROMADONI DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

EKSPLORASI MASALAH LOGARITMA DISKRET PADA FINITE FIELD ( ) Y A N A

EKSPLORASI MASALAH LOGARITMA DISKRET PADA FINITE FIELD ( ) Y A N A EKSPLORASI MASALAH LOGARITMA DISKRET PADA FINITE FIELD ( ) Y A N A SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

ABSTRAKSI TEKS BERBAHASA INDONESIA MENGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH DIMAS FEBRIATMOKO

ABSTRAKSI TEKS BERBAHASA INDONESIA MENGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH DIMAS FEBRIATMOKO ABSTRAKSI TEKS BERBAHASA INDONESIA MENGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH DIMAS FEBRIATMOKO DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 ABSTRAK DIMAS

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI JADWAL UJIAN DAN IMPLEMENTASINYA PADA UNIVERSITAS TERBUKA ASMARA IRIANI TARIGAN

MODEL OPTIMASI JADWAL UJIAN DAN IMPLEMENTASINYA PADA UNIVERSITAS TERBUKA ASMARA IRIANI TARIGAN MODEL OPTIMASI JADWAL UJIAN DAN IMPLEMENTASINYA PADA UNIVERSITAS TERBUKA ASMARA IRIANI TARIGAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN METODE K-MEANS, FUZZY K-MEANS, DAN TWO STEP CLUSTER

PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN METODE K-MEANS, FUZZY K-MEANS, DAN TWO STEP CLUSTER PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN METODE K-MEANS, FUZZY K-MEANS, DAN TWO STEP CLUSTER LATHIFATURRAHMAH SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN SUMBER

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MASALAH PENGIRIMAN PAKET KILAT UNTUK JENIS NEXT-DAY SERVICE DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMBANGKITAN KOLOM. Oleh: WULAN ANGGRAENI G

PENYELESAIAN MASALAH PENGIRIMAN PAKET KILAT UNTUK JENIS NEXT-DAY SERVICE DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMBANGKITAN KOLOM. Oleh: WULAN ANGGRAENI G PENYELESAIAN MASALAH PENGIRIMAN PAKET KILAT UNTUK JENIS NEXT-DAY SERVICE DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMBANGKITAN KOLOM Oleh: WULAN ANGGRAENI G54101038 PROGRAM STUDI MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI

MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya

Lebih terperinci

KONSTRUKSI POLA GRAF KLAUSA BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH ARDIAN AWALUDDIN

KONSTRUKSI POLA GRAF KLAUSA BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH ARDIAN AWALUDDIN KONSTRUKSI OLA GRAF KLAUSA BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAH ARDIAN AWALUDDIN SEKOLAH ASCASARJANA INSTITUT ERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 ERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

PENENTUAN PELUANG BERTAHAN DALAM MODEL RISIKO KLASIK DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI LAPLACE AMIRUDDIN

PENENTUAN PELUANG BERTAHAN DALAM MODEL RISIKO KLASIK DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI LAPLACE AMIRUDDIN PENENTUAN PELUANG BERTAHAN DALAM MODEL RISIKO KLASIK DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI LAPLACE AMIRUDDIN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

INTEGRASI DATA SEMITERSTRUKTUR SECARA SKEMATIK BERBASIS XML (EXTENSIBLE MARKUP LANGUAGE) TITIN PRAMIYATI K.

INTEGRASI DATA SEMITERSTRUKTUR SECARA SKEMATIK BERBASIS XML (EXTENSIBLE MARKUP LANGUAGE) TITIN PRAMIYATI K. INTEGRASI DATA SEMITERSTRUKTUR SECARA SKEMATIK BERBASIS XML (EXTENSIBLE MARKUP LANGUAGE) TITIN PRAMIYATI K. SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

Lebih terperinci

FRASE PREPOSISI DALAM KUMPULAN CERPEN ANAK LET S SMILE, DELIA! KARYA WANDA AMYRA MAYSHARA SKRIPSI

FRASE PREPOSISI DALAM KUMPULAN CERPEN ANAK LET S SMILE, DELIA! KARYA WANDA AMYRA MAYSHARA SKRIPSI FRASE PREPOSISI DALAM KUMPULAN CERPEN ANAK LET S SMILE, DELIA! KARYA WANDA AMYRA MAYSHARA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI

MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya

Lebih terperinci

INTEGRASI DATA SEMITERSTRUKTUR SECARA SKEMATIK BERBASIS XML (EXTENSIBLE MARKUP LANGUAGE) TITIN PRAMIYATI K.

INTEGRASI DATA SEMITERSTRUKTUR SECARA SKEMATIK BERBASIS XML (EXTENSIBLE MARKUP LANGUAGE) TITIN PRAMIYATI K. INTEGRASI DATA SEMITERSTRUKTUR SECARA SKEMATIK BERBASIS XML (EXTENSIBLE MARKUP LANGUAGE) TITIN PRAMIYATI K. SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

Lebih terperinci

PENAMBAHAN MODUL PEMBENTUKAN KAMUS WORD GRAPH KATA BENDA PADA SISTEM APLIKASI BOGORDELFTCONSTRUCT ARIFA DESFAMITA

PENAMBAHAN MODUL PEMBENTUKAN KAMUS WORD GRAPH KATA BENDA PADA SISTEM APLIKASI BOGORDELFTCONSTRUCT ARIFA DESFAMITA PENAMBAHAN MODUL PEMBENTUKAN KAMUS WORD GRAPH KATA BENDA PADA SISTEM APLIKASI BOGORDELFTCONSTRUCT ARIFA DESFAMITA DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I1 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I1 TINJAUAN PUSTAKA BAB I1 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PENDAHULUAN Metode KG merupakan suatu metode barn dalarn bidang ilmu NLP. Penelitian tentang metode ini diawali oleh para peneliti yang berbasis di Universitas Twente dan Universitas

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KEKONVERGENAN BEBERAPA MODEL BINOMIAL UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA PONCO BUDI SUSILO

PERBANDINGAN KEKONVERGENAN BEBERAPA MODEL BINOMIAL UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA PONCO BUDI SUSILO PERBANDINGAN KEKONVERGENAN BEBERAPA MODEL BINOMIAL UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA PONCO BUDI SUSILO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER BEBERAPA SEBARAN POISSON CAMPURAN DAN BEBERAPA SEBARAN DISKRET DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITME EM ADE HARIS HIMAWAN

PENDUGAAN PARAMETER BEBERAPA SEBARAN POISSON CAMPURAN DAN BEBERAPA SEBARAN DISKRET DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITME EM ADE HARIS HIMAWAN PENDUGAAN PARAMETER BEBERAPA SEBARAN POISSON CAMPURAN DAN BEBERAPA SEBARAN DISKRET DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITME EM ADE HARIS HIMAWAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PEMAKAIAN PREPOSISI PADA KOLOM POS PEMBACA DI HARIAN SOLOPOS SKRIPSI

NASKAH PUBLIKASI PEMAKAIAN PREPOSISI PADA KOLOM POS PEMBACA DI HARIAN SOLOPOS SKRIPSI NASKAH PUBLIKASI PEMAKAIAN PREPOSISI PADA KOLOM POS PEMBACA DI HARIAN SOLOPOS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAGA SIMPAN PINJAM BERBASIS MASYARAKAT (LSP-BM) SINTUVU DALAM UPAYA PEMBERDAYAAN USAHA-USAHA MIKRO TENRIUGI

PENGEMBANGAN LEMBAGA SIMPAN PINJAM BERBASIS MASYARAKAT (LSP-BM) SINTUVU DALAM UPAYA PEMBERDAYAAN USAHA-USAHA MIKRO TENRIUGI PENGEMBANGAN LEMBAGA SIMPAN PINJAM BERBASIS MASYARAKAT (LSP-BM) SINTUVU DALAM UPAYA PEMBERDAYAAN USAHA-USAHA MIKRO (Studi Kasus di Desa Sidondo I Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah)

Lebih terperinci

PEMODELAN PENENTUAN KOMPOSISI PRODUK UNTUK MEMAKSIMALKAN KEUNTUNGAN PERUSAHAAN JENANG KUDUS ROSMA MULYANI

PEMODELAN PENENTUAN KOMPOSISI PRODUK UNTUK MEMAKSIMALKAN KEUNTUNGAN PERUSAHAAN JENANG KUDUS ROSMA MULYANI PEMODELAN PENENTUAN KOMPOSISI PRODUK UNTUK MEMAKSIMALKAN KEUNTUNGAN PERUSAHAAN JENANG KUDUS ROSMA MULYANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER WAKTU PERUBAHAN PROSES PADA 2 CONTROL CHART MENGGUNAKAN PENDUGA KEMUNGKINAN MAKSIMUM SITI MASLIHAH

PENDUGAAN PARAMETER WAKTU PERUBAHAN PROSES PADA 2 CONTROL CHART MENGGUNAKAN PENDUGA KEMUNGKINAN MAKSIMUM SITI MASLIHAH PENDUGAAN PARAMETER WAKTU PERUBAHAN PROSES PADA CONTROL CHART MENGGUNAKAN PENDUGA KEMUNGKINAN MAKSIMUM SITI MASLIHAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK GANDA DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH REGULASI OPTIMAL HASBY ASSIDIQI

PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK GANDA DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH REGULASI OPTIMAL HASBY ASSIDIQI PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK GANDA DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH REGULASI OPTIMAL HASBY ASSIDIQI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS

PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN

Lebih terperinci

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

KETERKONTROLAN BEBERAPA SISTEM PENDULUM SAKIRMAN

KETERKONTROLAN BEBERAPA SISTEM PENDULUM SAKIRMAN KETERKONTROLAN BEBERAPA SISTEM PENDULUM SAKIRMAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Keterkontrolan

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK DENGAN LINTASAN MIRING DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH TRACKING ERROR OPTIMAL BAMBANG EDISUSANTO

PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK DENGAN LINTASAN MIRING DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH TRACKING ERROR OPTIMAL BAMBANG EDISUSANTO PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK DENGAN LINTASAN MIRING DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH TRACKING ERROR OPTIMAL BAMBANG EDISUSANTO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN

Lebih terperinci

PENDEKATAN LOGIKA FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI IPK AKHIR MAHASISWA MATEMATIKA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PENDEKATAN LOGIKA FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI IPK AKHIR MAHASISWA MATEMATIKA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1 PENDEKATAN LOGIKA FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI IPK AKHIR MAHASISWA MATEMATIKA INSTITUT PERTANIAN BOGOR ANA MARNIDA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 2 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Orasi ilmiah DR. Arry Akhmad Arman, Fakultas Teknologi Industri, ITB, 23 Agustus

BAB I PENDAHULUAN. Orasi ilmiah DR. Arry Akhmad Arman, Fakultas Teknologi Industri, ITB, 23 Agustus BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH llmu komputer memiliki dua komponen utama; pertama, model dan gagasan mendasar mengenai komputasi, kzdua, teknik rekayasa untuk perancangan sistem komputasi

Lebih terperinci

PENAMBAHAN REPRESENTASI WORD GRAPH MENGGUNAKAN XML UNTUK FRASA PREPOSISIONAL DALAM BAHASA INDONESIA RESTI SINTYA ERVINA

PENAMBAHAN REPRESENTASI WORD GRAPH MENGGUNAKAN XML UNTUK FRASA PREPOSISIONAL DALAM BAHASA INDONESIA RESTI SINTYA ERVINA PENAMBAHAN REPRESENTASI WORD GRAPH MENGGUNAKAN XML UNTUK FRASA PREPOSISIONAL DALAM BAHASA INDONESIA RESTI SINTYA ERVINA DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA

ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI JADWAL UJIAN DAN IMPLEMENTASINYA PADA UNIVERSITAS TERBUKA ASMARA IRIANI TARIGAN

MODEL OPTIMASI JADWAL UJIAN DAN IMPLEMENTASINYA PADA UNIVERSITAS TERBUKA ASMARA IRIANI TARIGAN MODEL OPTIMASI JADWAL UJIAN DAN IMPLEMENTASINYA PADA UNIVERSITAS TERBUKA ASMARA IRIANI TARIGAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

METODE BINOMIAL UNTUK MENENTUKAN HARGA OPSI CALL INDONESIA DAN STRATEGI LINDUNG NILAINYA JAENUDIN

METODE BINOMIAL UNTUK MENENTUKAN HARGA OPSI CALL INDONESIA DAN STRATEGI LINDUNG NILAINYA JAENUDIN METODE BINOMIAL UNTUK MENENTUKAN HARGA OPSI CALL INDONESIA DAN STRATEGI LINDUNG NILAINYA JAENUDIN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

KAJIAN MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY DAN APLIKASINYA PADA HARGA GABAH KERING PANEN T A M U R I H

KAJIAN MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY DAN APLIKASINYA PADA HARGA GABAH KERING PANEN T A M U R I H KAJIAN MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY DAN APLIKASINYA PADA HARGA GABAH KERING PANEN T A M U R I H SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

PELABELAN OTOMATIS CITRA MENGGUNAKAN FUZZY C MEANS UNTUK SISTEM TEMU KEMBALI CITRA MARSANI ASFI

PELABELAN OTOMATIS CITRA MENGGUNAKAN FUZZY C MEANS UNTUK SISTEM TEMU KEMBALI CITRA MARSANI ASFI PELABELAN OTOMATIS CITRA MENGGUNAKAN FUZZY C MEANS UNTUK SISTEM TEMU KEMBALI CITRA MARSANI ASFI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

FORMULASI HAMILTONIAN UNTUK MENGGAMBARKAN GERAK GELOMBANG INTERNAL PADA LAUT DALAM RINA PRASTIWI

FORMULASI HAMILTONIAN UNTUK MENGGAMBARKAN GERAK GELOMBANG INTERNAL PADA LAUT DALAM RINA PRASTIWI FORMULASI HAMILTONIAN UNTUK MENGGAMBARKAN GERAK GELOMBANG INTERNAL PADA LAUT DALAM RINA PRASTIWI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE INTERPOLASI ABRIDGED LIFE TABLE

PERBANDINGAN METODE INTERPOLASI ABRIDGED LIFE TABLE PERBANDINGANN METODE INTERPOLASI ABRIDGED LIFE TABLE DAN APLIKASINYA PADA DATAA KEMATIAN INDONESIA VANI RIALITA SUPONO SEKOLAH PASCASARJANAA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS

Lebih terperinci

SOLUSI PERSAMAAN BOLTZMANN DENGAN NILAI AWAL BOBYLEV MENGGUNAKAN PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK YOANITA HISTORIANI

SOLUSI PERSAMAAN BOLTZMANN DENGAN NILAI AWAL BOBYLEV MENGGUNAKAN PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK YOANITA HISTORIANI SOLUSI PERSAMAAN BOLTZMANN DENGAN NILAI AWAL BOBYLEV MENGGUNAKAN PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK YOANITA HISTORIANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROTOKOL PENYEMBUNYIAN INFORMASI TEROTENTIKASI SHELVIE NIDYA NEYMAN

PERANCANGAN PROTOKOL PENYEMBUNYIAN INFORMASI TEROTENTIKASI SHELVIE NIDYA NEYMAN PERANCANGAN PROTOKOL PENYEMBUNYIAN INFORMASI TEROTENTIKASI SHELVIE NIDYA NEYMAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELAKU USAHA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERIZINAN PADA PUSAT PERIZINAN DAN INVESTASI KEMENTERIAN PERTANIAN

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELAKU USAHA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERIZINAN PADA PUSAT PERIZINAN DAN INVESTASI KEMENTERIAN PERTANIAN ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELAKU USAHA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERIZINAN PADA PUSAT PERIZINAN DAN INVESTASI KEMENTERIAN PERTANIAN Oleh : Dewi Maditya Wiyanti PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH

Lebih terperinci

MODIFIKASI METODE RELE UNTUK MODEL PENDUDUK QUASI-STABIL CECEP A.H.F. SANTOSA

MODIFIKASI METODE RELE UNTUK MODEL PENDUDUK QUASI-STABIL CECEP A.H.F. SANTOSA MODIFIKASI METODE RELE UNTUK MODEL PENDUDUK QUASI-STABIL CECEP A.H.F. SANTOSA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 Hak Cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2008 Hak Cipta dilindungi

Lebih terperinci

KAJIAN MODEL MIKROSKOPIK DAN MODEL KINETIK LALU LINTAS KENDARAAN DAN SIMULASINYA DESYARTI SAFARINI TLS

KAJIAN MODEL MIKROSKOPIK DAN MODEL KINETIK LALU LINTAS KENDARAAN DAN SIMULASINYA DESYARTI SAFARINI TLS KAJIAN MODEL MIKROSKOPIK DAN MODEL KINETIK LALU LINTAS KENDARAAN DAN SIMULASINYA DESYARTI SAFARINI TLS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT RO FAH NUR RACHMAWATI

SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT RO FAH NUR RACHMAWATI SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT RO FAH NUR RACHMAWATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN

Lebih terperinci

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 17 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Struktur Frasa Keterangan Frasa adalah satuan gramatik yang terdiri atas dua kata atau lebih dan tidak melampaui batas fungsi atau jabatannya. Frasa dibentuk dari

Lebih terperinci

MODEL PEMBERIAN KOMPENSASI BAGI PENGANGGUR UNTUK MENCAPAI KESEJAHTERAAN EKONOMI HADI KUSWANTO

MODEL PEMBERIAN KOMPENSASI BAGI PENGANGGUR UNTUK MENCAPAI KESEJAHTERAAN EKONOMI HADI KUSWANTO MODEL PEMBERIAN KOMPENSASI BAGI PENGANGGUR UNTUK MENCAPAI KESEJAHTERAAN EKONOMI HADI KUSWANTO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

PENGARUH SERTIFIKASI GURU TERHADAP KESEJAHTERAAN DAN KINERJA GURU DI KABUPATEN SUMEDANG RIZKY RAHADIKHA

PENGARUH SERTIFIKASI GURU TERHADAP KESEJAHTERAAN DAN KINERJA GURU DI KABUPATEN SUMEDANG RIZKY RAHADIKHA 1 PENGARUH SERTIFIKASI GURU TERHADAP KESEJAHTERAAN DAN KINERJA GURU DI KABUPATEN SUMEDANG RIZKY RAHADIKHA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KNOWLEDGE GRAPH DAN CONCEPTUAL GRAPH SEBAGAI METODE REPRESENTASI TEKS MUHAMMAD SYAHRUL ANWAR

PERBANDINGAN KNOWLEDGE GRAPH DAN CONCEPTUAL GRAPH SEBAGAI METODE REPRESENTASI TEKS MUHAMMAD SYAHRUL ANWAR PERBANDINGAN KNOWLEDGE GRAPH DAN CONCEPTUAL GRAPH SEBAGAI METODE REPRESENTASI TEKS MUHAMMAD SYAHRUL ANWAR DETEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI

PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

PREDIKSI KECEPATAN PHASE GELOMBANG SOLITER TERGANGGU AHMAD HAKIM

PREDIKSI KECEPATAN PHASE GELOMBANG SOLITER TERGANGGU AHMAD HAKIM PREDIKSI KECEPATAN PHASE GELOMBANG SOLITER TERGANGGU AHMAD HAKIM SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa

Lebih terperinci

PERAN TRANSFORMASI TUSTIN PADA RUANG KONTINU DAN RUANG DISKRET SAMSURIZAL

PERAN TRANSFORMASI TUSTIN PADA RUANG KONTINU DAN RUANG DISKRET SAMSURIZAL PERAN TRANSFORMASI TUSTIN PADA RUANG KONTINU DAN RUANG DISKRET SAMSURIZAL SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

NILAI WAJAR ASURANSI ENDOWMEN MURNI DENGAN PARTISIPASI UNTUK TIGA SKEMA PEMBERIAN BONUS YUSUF

NILAI WAJAR ASURANSI ENDOWMEN MURNI DENGAN PARTISIPASI UNTUK TIGA SKEMA PEMBERIAN BONUS YUSUF NILAI WAJAR ASURANSI ENDOWMEN MURNI DENGAN PARTISIPASI UNTUK TIGA SKEMA PEMBERIAN BONUS YUSUF SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KEKONVERGENAN BEBERAPA MODEL BINOMIAL UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA PONCO BUDI SUSILO

PERBANDINGAN KEKONVERGENAN BEBERAPA MODEL BINOMIAL UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA PONCO BUDI SUSILO PERBANDINGAN KEKONVERGENAN BEBERAPA MODEL BINOMIAL UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA PONCO BUDI SUSILO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE PENDUGAAN PARAMETER DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL LA MBAU

PERBANDINGAN METODE PENDUGAAN PARAMETER DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL LA MBAU v PERBANDINGAN METODE PENDUGAAN PARAMETER DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL LA MBAU Tesis Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Departemen Matematika SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

PREDIKSI KECEPATAN PHASE GELOMBANG SOLITER TERGANGGU AHMAD HAKIM

PREDIKSI KECEPATAN PHASE GELOMBANG SOLITER TERGANGGU AHMAD HAKIM PREDIKSI KECEPATAN PHASE GELOMBANG SOLITER TERGANGGU AHMAD HAKIM SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa

Lebih terperinci

MODEL MATEMATIKA UNTUK PERUBAHAN SUHU DAN KONSENTRASI DOPANT PADA PEMBENTUKAN SERAT OPTIK MIFTAHUL JANNAH

MODEL MATEMATIKA UNTUK PERUBAHAN SUHU DAN KONSENTRASI DOPANT PADA PEMBENTUKAN SERAT OPTIK MIFTAHUL JANNAH MODEL MATEMATIKA UNTUK PERUBAHAN SUHU DAN KONSENTRASI DOPANT PADA PEMBENTUKAN SERAT OPTIK MIFTAHUL JANNAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode penelitian deskriptif analitik. Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROTOKOL AKTA NOTARIS DIGITAL INAYATULLAH

PERANCANGAN PROTOKOL AKTA NOTARIS DIGITAL INAYATULLAH PERANCANGAN PROTOKOL AKTA NOTARIS DIGITAL INAYATULLAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis Perancangan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI KEBIJAKAN PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT DI TAMAN NASIONAL GUNUNG CIREMAI, KABUPATEN KUNINGAN, PROVINSI JAWA BARAT

FORMULASI STRATEGI KEBIJAKAN PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT DI TAMAN NASIONAL GUNUNG CIREMAI, KABUPATEN KUNINGAN, PROVINSI JAWA BARAT FORMULASI STRATEGI KEBIJAKAN PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT DI TAMAN NASIONAL GUNUNG CIREMAI, KABUPATEN KUNINGAN, PROVINSI JAWA BARAT FARMA YUNIANDRA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

PENETAPAN HARGA JAMINAN POLIS ASURANSI JIWA DENGAN PREMI TAHUNAN DAN OPSI SURRENDER WELLI SYAHRIZA

PENETAPAN HARGA JAMINAN POLIS ASURANSI JIWA DENGAN PREMI TAHUNAN DAN OPSI SURRENDER WELLI SYAHRIZA PENETAPAN HARGA JAMINAN POLIS ASURANSI JIWA DENGAN PREMI TAHUNAN DAN OPSI SURRENDER WELLI SYAHRIZA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

Hak cipta milik IPB, tahun 2009

Hak cipta milik IPB, tahun 2009 Hak cipta dilindungi Undang-Undang Hak cipta milik IPB, tahun 2009 1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan meyebutkan sumber : a. Pengutipan hanya unuk kepentingan

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI TERPOTONG BEBERAPA NILAI AMATAN NURHAFNI

ANALISIS REGRESI TERPOTONG BEBERAPA NILAI AMATAN NURHAFNI ANALISIS REGRESI TERPOTONG DENGAN BEBERAPA NILAI AMATAN NOL NURHAFNI SEKOLAH PASCASARJANAA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA KEUANGAN SATUAN USAHA KOMERSIAL PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DARSONO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

EVALUASI KINERJA KEUANGAN SATUAN USAHA KOMERSIAL PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DARSONO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 1 EVALUASI KINERJA KEUANGAN SATUAN USAHA KOMERSIAL PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DARSONO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI SERTA

Lebih terperinci

KETERKAITAN NILAI TUKAR RUPIAH DENGAN INDEKS SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA. Oleh : Venny Syahmer

KETERKAITAN NILAI TUKAR RUPIAH DENGAN INDEKS SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA. Oleh : Venny Syahmer KETERKAITAN NILAI TUKAR RUPIAH DENGAN INDEKS SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA Oleh : Venny Syahmer PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 SURAT PERNYATAAN Saya

Lebih terperinci

PERENCANAAN OPTIMALISASI JASA ANGKUTAN PERUM BULOG

PERENCANAAN OPTIMALISASI JASA ANGKUTAN PERUM BULOG PERENCANAAN OPTIMALISASI JASA ANGKUTAN PERUM BULOG (Studi Kasus Pada Unit Bisnis Jasa Angkutan Divisi Regional Sulawesi Selatan) Oleh : Retnaning Adisiwi PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

PERAN TRANSFORMASI TUSTIN PADA RUANG KONTINU DAN RUANG DISKRET SAMSURIZAL

PERAN TRANSFORMASI TUSTIN PADA RUANG KONTINU DAN RUANG DISKRET SAMSURIZAL PERAN TRANSFORMASI TUSTIN PADA RUANG KONTINU DAN RUANG DISKRET SAMSURIZAL SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA. yang dapat menampilkan intisari suatu pengetahuan secara otomatis. 1.2 Tujuan Penelitian

II TINJAUAN PUSTAKA. yang dapat menampilkan intisari suatu pengetahuan secara otomatis. 1.2 Tujuan Penelitian Dalam karya ilmiah ini, batasan objek pengetahuan adalah stres pada mahasiswa. Objek ini dipilih dengan alasan bahwa mahasiswa merupakan salah satu sumber daya manusia yang penting. Apabila seorang mahasiswa

Lebih terperinci

MODEL MATEMATIKA STRUKTUR UMUR INFEKSI VIRUS HIV DENGAN KOMBINASI TERAPI OBAT MUHAMMAD BUWING

MODEL MATEMATIKA STRUKTUR UMUR INFEKSI VIRUS HIV DENGAN KOMBINASI TERAPI OBAT MUHAMMAD BUWING MODEL MATEMATIKA STRUKTUR UMUR INFEKSI VIRUS HIV DENGAN KOMBINASI TERAPI OBAT MUHAMMAD BUWING SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

ANALISIS KETAHANAN DAN APLIKASINYA UNTUK PEMODELAN INTERVAL KELAHIRAN ANAK PERTAMA HARNANTO

ANALISIS KETAHANAN DAN APLIKASINYA UNTUK PEMODELAN INTERVAL KELAHIRAN ANAK PERTAMA HARNANTO ANALISIS KETAHANAN DAN APLIKASINYA UNTUK PEMODELAN INTERVAL KELAHIRAN ANAK PERTAMA HARNANTO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Unsur sintaksis yang terkecil adalah frasa. Menurut pandangan seorang

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Unsur sintaksis yang terkecil adalah frasa. Menurut pandangan seorang BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menurut KBBI (2003 : 588), konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses atau apapun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh

Lebih terperinci

MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI DUA DAERAH BERDASARKAN MODAL DAN KNOWLEDGE MUHAMMAD TAUFIK NUSA TAJAU

MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI DUA DAERAH BERDASARKAN MODAL DAN KNOWLEDGE MUHAMMAD TAUFIK NUSA TAJAU MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI DUA DAERAH BERDASARKAN MODAL DAN KNOWLEDGE MUHAMMAD TAUFIK NUSA TAJAU SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN SAYURAN ORGANIK PT. PERMATA HATI ORGANIC FARM CISARUA. Oleh: Laura Juita Pinem P

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN SAYURAN ORGANIK PT. PERMATA HATI ORGANIC FARM CISARUA. Oleh: Laura Juita Pinem P FORMULASI STRATEGI PEMASARAN SAYURAN ORGANIK PT. PERMATA HATI ORGANIC FARM CISARUA Oleh: Laura Juita Pinem P056070971.38 PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 Hak cipta

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROTOKOL AKTA NOTARIS DIGITAL INAYATULLAH

PERANCANGAN PROTOKOL AKTA NOTARIS DIGITAL INAYATULLAH PERANCANGAN PROTOKOL AKTA NOTARIS DIGITAL INAYATULLAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis Perancangan

Lebih terperinci

RISIKO GEMUK (FAT-TAILED ADRINA LONY SEKOLAH

RISIKO GEMUK (FAT-TAILED ADRINA LONY SEKOLAH PENENTUAN BESARNYA PREMI UNTUK SEBARAN RISIKO YANG BEREKOR GEMUK (FAT-TAILED RISK DISTRIBUTION) ADRINA LONY SEKOLAH PASCASARJANAA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

Lebih terperinci

PERANCANGAN BALANCED SCORECARD UNTUK PENGEMBANGAN STRATEGI DI SEAMEO BIOTROP DEWI SURYANI OKTAVIA B.

PERANCANGAN BALANCED SCORECARD UNTUK PENGEMBANGAN STRATEGI DI SEAMEO BIOTROP DEWI SURYANI OKTAVIA B. PERANCANGAN BALANCED SCORECARD UNTUK PENGEMBANGAN STRATEGI DI SEAMEO BIOTROP DEWI SURYANI OKTAVIA B. PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 PERANCANGAN

Lebih terperinci