IV. KONDISI SISTEM ANTRIAN DI PT NIPPON INDOSARI CORPINDO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV. KONDISI SISTEM ANTRIAN DI PT NIPPON INDOSARI CORPINDO"

Transkripsi

1 IV. KONDISI SISTEM ANTRIAN DI PT NIPPON INDOSARI CORPINDO A. Sistem Produksi Produk Roti Manis (sweet bread) PT Nippon Indosari Corpindo merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri makanan, yaitu produk bakery. Industri ini mengutamakan mutu dalam kegiatan produksinya serta ketepatan waktu sampainya produk ke tangan konsumen. Industri ini memiliki sasaran pemasaran utama yaitu konsumen wanita karir dan ibu rumah tangga. Perusahaan ini merupakan perusahaan patungan Indonesia-Jepang, yaitu antara PT Sari Indoroti dengan Nissho Iwai Corporation dan Shikishima Baking Co. Ltd. dengan merk dagang Sari Roti dan Boti. Pada tahun 1995 PT Nippon Indosari Corpindo diresmikan di hadapan notaris. Setelah proses konstruksi dan instalasi pabrik yang selesai pada bulan September 1996, perseroan memulai kegiatan produksinya. Perusahaan pertamanya didirikan pada tanah seluas m 2 yang terletak di Kawasan Industri Jababeka Blok W, Cikarang. PT. Nippon Indosari Corpindo memiliki visi yaitu menjadi perusahaan terbesar di Indonesia di bidang bakery products dengan menghasilkan dan mendistribusikan produk-produk berkualitas tinggi dengan harga yang terjangkau bagi rakyat Indonesia. Untuk mewujudkan visi tersebut, maka perusahaan memiliki misi yaitu membantu meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia dengan memproduksi dan mendistribusikan makanan yang bermutu tinggi, sehat, halal, dan aman bagi pelanggan melalui penerapan GMP (Good Manufacturing Practice), SSOP (Sanitation Standard Operating Procedure), dan HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Point). Pada tahun 2005, perusahaan ini mulai memperbesar pasar dengan membangun pabrik baru yang terletak di kota Pasuruan, di tahun yang sama, didirikan pula pabrik kecil di Kawasan Industri Jababeka Blok C, Cikarang. Semakin tingginya tingkat permintaan pasar membuat perusahaan ini harus mendirikan pabrik baru kembali. Pada tahun 2008 didirikanlah sebuah pabrik baru yang terletak tidak jauh dari pabrik pertama, yaitu di Kawasan Industri 32

2 Jababeka Blok U, Cikarang namun adanya pabrik baru di Blok U membuat pabrik di Blok C harus ditutup karena produksi yang dihasilkan pada pabrik blok U sudah dapat memenuhi semua permintaan pasar. Hingga tahun 2009 ini, PT Nippon Indosari Corpindo telah menghasilkan 25 jenis produk roti yang pengerjaannya terbagi pada beberapa cabang pabrik di Indonesia. Pabrik yang terletak di kawasan industri Jababeka Blok U ini dianggap memiliki lokasi yang strategis untuk mendukung pasokan produksi di pabrik pertama. Pabrik baru ini telah mampu menghasilkan 11 jenis produk roti. yaitu 1 jenis roti tawar dan 10 jenis roti manis untuk memenuhi permintaan pasar yang semakin besar. Proses produksi dilakukan melalui serangkaian tahapan produksi yang dilakukan secara manual maupun dengan penggunaan mesin. Proses produksi menggunakan mesin dilakukan pada stasiun-stasiun kerja yang tidak memungkinkan untuk dikerjakan oleh tenaga manusia dan untuk meningkatkan kecepatan produksinya. Proses produksi roti dilakukan selama 24 jam setiap harinya dan dikerjakan oleh tiga kelompok kerja (shift) secara bergantian dalam satu minggu, yaitu shift 1 merupakan kelompok kerja pagi yang dimulai pada pukul 07.00, shift 2 merupakan kelompok kerja siang yang dimulai pada pukul 15.00, dan shift 3 merupakan kelompok kerja malam yang dimulai pada pukul Masing-masing shift bekerja selama 8 jam per hari. Pada lini produksi roti manis di PT Nippon Indosari Corpindo cabang Blok.U ini terdapat 16 stasiun kerja dengan sejumlah mesin dan operator pada tiap-tiap stasiun kerja tersebut. Proses produksi antar stasiun bersifat kontinu yakni hasil kerja (output) dari operator atau mesin pada stasiun kerja yang satu akan menjadi masukan (input) bagi operator atau mesin pada stasiun kerja berikutnya. Alur proses produksi roti secara keseluruhan dapat dilihat pada diagram berikut : 33

3 Gambar 8. Flow chart proses produksi roti manis 34

4 Berikut uraian tentang masing-masing stasiun kerja di lini produksi roti manis. 1. Stasiun Mixing Sponge Proses produksi roti diawali dengan tahap pencampuran atau pengadukan (mixing) raw material awal. Proses ini bertujuan agar campuran komposisi bahan tercampur secara homogen dan meningkatkan pembentukan gluten, sehingga terbentuk suatu adonan yang homogen. Proses mixing sponge ini dilakukan oleh mixer dengan 1 operator per mixer. Proses mixing berlangsung selama 5 menit (3 menit dengan kecepatan rendah dan 2 menit dengan kecepatan tinggi). 2. Stasiun Fermentasi I Setelah mixing sponge, adonan akan dipindahkan ke dough box dan memasuki stasiun fermentasi selama ± 3 jam 25 menit. Fermentasi bertujuan agar khamir dapat bekerja memecah karbohidrat yang ada pada adonan sehingga mengembang dan menghasilkan adonan khas roti. Stasiun ini memiliki suhu 27 o C dan kelembaban (RH) 75% dan memiliki kapasitas 14 dough box. 3. Stasiun Mixing Dough Setelah waktu fermentasi terpenuhi, adonan dimasukkan kembali ke dalam mixer dough dan dilanjutkan dengan proses pencampuran dan pengadukan adonan dough (adonan hasil fermentasi). Pada proses ini sisa bahan baku ditambah dan diaduk bersama adonan dough selama menit sehingga terbentuk adonan yang kalis yaitu lembut, elastis, kering, serta resisten terhadap peregangan (tidak mudah sobek). Proses mixing dough ini dilakukan oleh mixer dengan 1 operator per mixer. 4. Stasiun Floor Time Setelah adonan kalis, adonan dikeluarkan dari mixer dan dimasukkan kembali ke dalam dough box untuk diistirahatkan selama ± 15 menit. Proses ini memiliki tujuan yang hampir sama dengan proses fermentasi, karena pada proses mixing dough terdapat penambahan ragi 35

5 sehingga perlu waktu istirahat agar membentuk adonan yang lebih mengembang. Proses dilakukan pada ruang fermentasi. 5. Stasiun Dividing Pada stasiun ini adonan mulai dibentuk menjadi cacahan piece hingga stasiun akhir. Prosesnya adalah setelah 15 menit floor time selesai, operator memasukan adonan secara manual ke dalam mesin dividing (divider) untuk dilakukan proses pemotongan dan pembagian (dividing) adonan sesuai dengan standar berat per piece yang telah ditetapkan, yaitu 50 gram untuk item roti sobek dan 60 gram untuk item roti bulat. Pada setiap stroke (potongan) menghasilkan 6 piece adonan dengan potongan adonan yang homogen dan berat yang seragam. Mesin ini memiliki kecepatan standar 23 stroke/menit untuk item roti sobek dan 17 stroke/menit untuk item roti bulat. 6. Stasiun Rounding Pada stasiun ini, adonan hasil potongan divider diarahkan ke mesin rounding (rounder) melalui konveyor. Rounding merupakan proses pembulatan dan penghalusan adonan yang keluar dari mesin dividing karena adonan yang keluar dari divider masih kasar permukaanya dan memiliki bentuk yang tidak beraturan. Proses ini juga bertujuan untuk menahan gas karbondioksida yang terbentuk selama fermentasi, memudahkan penyerapan udara luar sehingga dapat mencapai volume optimum adonan serta untuk mengurangi kelengketan adonan dan mengurangi penggunaan tepung pada tahap moulding. Rounder memiliki kecepatan sebesar 138,5 piece/menit untuk item roti sobek dan 103 piece/menit untuk item roti bulat. 7. Stasiun Intermediate Proofing Intermediete proofing merupakan proses pengistirahatan adonan pada basket-basket yang berjalan pada mesin Intermediate proofing. Proses ini dilakukan setelah proses pembulatan agar adonan lebih mudah ditangani pada proses selanjutnya. Pada tahap ini dilanjutkan proses fermentasi sehingga adonan kembali elastis setelah kehilangan gas, 36

6 teregang, dan terkoyak selama dividing dan rounding. Pada item roti sobek proses ini dilakukan selama 13 menit dan 17 menit waktu proses untuk item roti bulat. 8. Stasiun Filling Adonan yang keluar dari ruang intermediate proofing selanjutnya dipipihkan (pressing) dengan melewati 2 pasang roller. Proses ini bertujuan untuk meratakan distribusi gas yang terdapat pada adonan hingga ke seluruh bagian adonan sehingga diperoleh roti dengan pori-pori yang halus dan seragam. kemudian adonan yang keluar akan memasuki stasiun filling. Filling adalah proses pengisian pasta atau isian untuk roti manis. Proses ini dilakukan secara manual oleh 2 orang operator terhadap adonan yang keluar dari presser sebanyak gram pasta per piece adonan. Adonan yang keluar dari presser masuk ke stasiun filling melalui konveyor untuk selanjutnya akan dikerjakan oleh setiap operator yang telah siap mengisi adonan. 9. Stasiun Make Up Setelah melewati stasiun filling, Adonan akan dibentuk sesuai dengan bentuk standar yang ditetapkan, yaitu bentuk bulat untuk item roti bulat sedangkan bentuk bulat lonjong untuk item roti sobek. Proses ini dilakukan operator dengan cara merekatkan sisi adonan yang telah terisi pasta dan membentuk adonan. Proses make up ini dapat disebut juga sebagai proses moulding yang dikerjakan oleh 4 orang operator pada stasiun ini. 10. Stasiun Panning Panning adalah proses penempatan dan peletakan adonan yang telah dibentuk ke dalam loyang yang telah diolesi minyak oles. Proses ini dilakukan secara manual oleh 1 orang operator untuk item roti bulat dan 2 orang operator untuk item roti sobek. Operator pada stasiun ini mengambil hasil kerja dari operator stasiun make up selanjutnya meletakan pada loyang-loyang yang telah tersedia. Pada saat peletakkan adonan, sambungan adonan harus berada pada bagian bawah. Hal ini untuk 37

7 mencegah kemungkinan terbukanya sambungan selama proses fermentasi akhir dan pemanggangan. 11. Stasiun Fermentasi II Pada stasiun ini terjadi proses fermentasi lanjutan untuk mencapai volume adonan yang dikehendaki yaitu mencapai 2/3 volume loyang sebelum adonan siap untuk dipanggang. Loyang-loyang yang telah berisi adonan disusun di atas rak dan dimasukkan ke dalam ruang fermentasi II yang merupakan proses fermentasi akhir. Stasiun ini memiliki kelembaban (RH) 78 82% dan temperatur sebesar 38,5 39,8 o C. Dalam fermentasi ini ragi roti menguraikan gula dalam adonan menghasilkan gas karbondioksida. Gas yang terbentuk mengembangkan adonan dan menghasilkan remah roti yang berpori-pori. Proses ini berlangsung selama ± 1 jam. 12. Stasiun Baking Adonan yang keluar dari stasiun fermentasi II selanjutnya dimasukkan ke dalam tunnel oven yang dilakukan oleh 1 operator. Pada stasiun ini terjadi proses pematangan roti sehingga adonan berubah menjadi roti dan mengeluarkan aroma khas roti. Tunnel oven merupakan oven konveyor yang terbagi atas tiga zona pemanggangan dengan suhu standar yang berbeda di tiap zona karena masing masing zona memiliki fungsi tersendiri. Waktu standar baking untuk item roti sobek adalah 15 menit dan 9 menit untuk item roti bulat. 13. Stasiun Depanning Depanning merupakan proses pelepasan/pengeluaran roti dari loyang setelah roti mengalami proses pemanggangan (keluar dari tunnel oven). Depanning roti manis ini dilakukan secara manual oleh 1 operator dengan membalikan loyang sehingga roti dapat terlepas dari loyang dan diletakan pada pada cooling conveyor untuk selanjutnya dapat memasuki proses pendinginan atau penurunan suhu. 38

8 14. Stasiun Cooling Cooling adalah proses pendinginan atau penurunan suhu roti yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kondensasi setelah pengemasan, sehingga roti tidak mudah berjamur. Setelah depanning, roti tersebut diletakkan pada cooling conveyor yang terbuat dari plastik dan strukturnya berlubang-lubang supaya uap panas keluar dan tidak mengembun pada permukaan roti. Roti akan mengalami proses pendinginan selama 30 menit untuk item roti sobek dan roti bulat hingga memasuki stasiun packaging. 15. Stasiun Packaging Roti yang telah melalui proses pendinginan selanjutnya akan memasuki stasiun packaging. Pada stasiun ini, roti akan memasuki pin-pin konveyor packaging selanjutnya dikemas dan direkat (seal) oleh mesin packaging dengan kecepatan 60 pack/menit untuk item roti sobek dan 128 pack/menit untuk item roti bulat. Roti yang telah dikemas dilewatkan terlebih dahulu ke dalam metal detector untuk memastikan bahwa tidak ada kontaminasi logam atau benda asing lainnya pada produk. Operator yang terlibat dalam stasiun ini sebanyak 1 orang untuk mengarahkan dan memasukan roti ke pin-pin pada konveyor packaging. 16. Stasiun Crating Produk akhir yang telah dikemas dan melewati metal detector selanjutnya disusun pada krat-krat yang tersedia oleh 2 operator yang telah siap menerima produk. Krat yang digunakan untuk roti manis memiliki ukuran yang seragam namun kapasitas yang dapat ditampung berbeda di tiap item, untuk item roti sobek kapasitasnya sebesar 10 pack/krat, sedangkan item roti bulat sebesar 15 pack/krat. Proses crating akan memudahkan proses serah terima antara bagian produksi dan bagian gudang finished goods karena produk dipisahkan berdasarkan rasa dan jumlah yang mudah dihitung. 39

9 B. Konfigurasi Sistem Antrian Produksi Roti Manis Dalam pendekatan sistem ada empat faktor yang dominan, yaitu (1) batasan Sistem, (2) Input, (3) Proses, (4) Output (Siswanto, 2007). Batasan sistem adalah lingkup observasi proses pelayanan sistem, mulai dari bahan masuk hingga output dihasilkan. Pada analisa ini, batasan sistem dimulai dari bahan baku memasuki lini produksi dan produk akhir memasuki gudang finished goods. Input pada model antrian ini adalah bahan baku roti sedangkan output model antrian ini adalah produk akhir (finished goods) yang telah keluar dari lini produksi. Proses pelayanan dilakukan melalui tahapan produksi pada stasiun-stasiun kerja yang berjumlah 16 stasiun. Berdasarkan pendekatan sistem tersebut, maka proses produksi roti manis PT Nippon Indosari Corpindo termasuk pada pola sistem antrian jalur tunggal fasilitas pelayanan ganda (single channel multi phase). Stasiun-stasiun kerja pada lini produksi perusahaan ini berorientasi pada product layout, yang artinya setiap stasiun kerja terletak pada posisi yang berurutan sehingga proses produksi bersifat kontinu. Setiap stasiun kerja memiliki penanganan yang berbeda serta jumlah operator yang berbeda. Pola antrian proses produksi roti manis dapat dilihat pada gambar 9. Lini produksi pada perusahaan ini merupakan kombinasi antara penggunaan mesin dan operator sebagai server. Penempatan operator juga menjadi hal yang diperhatikan karena setiap stasiun mempunyai spesifikasi keahlian dan skill operator yang akan berpengaruh pada tingkat pelayanan bahan. Pada 11 stasiun, pelayanan bahan dilakukan dengan menggunakan mesin, sedangkan operator hanya bertugas untuk mengoperasikan mesin dan mendukung kerja mesin. 11 Stasiun tersebut adalah stasiun mixing sponge, fermentasi I, mixing dough, floor time, dividing, rounding, intermediate proofing, fermentasi II, baking, cooling, dan packaging. Sedangkan stasiun filling, make up, panning, pemasukan baking, deppaning dan crating menggunakan operator sebagai server atau pelayan bahan. Selain server, disiplin antrian juga harus diamati pada lini produksi karena akan berpengaruh pada pengurutan bahan yang akan di proses terlebih dahulu. Pada perusahaan ini, disiplin antrian bersifat FIFO (first in first out) 40

10 yang artinya bahan yang telah selesai terlebih dahulu pada stasiun yang satu akan menjadi input pertama pada stasiun berikutnya. Kapasitas antrian di setiap stasiun kerja juga akan mempengaruhi kelancaran proses produksi, karena kapasitas antrian akan menentukan panjang antrian yang diizinkan untuk menunggu di stasiun tersebut. Apabila panjang antrian yang ada melebihi kapasitas antrian yang diizinkan maka bahan yang melebihi kapasitas antrian di stasiun produksi biasanya akan ditolak namun pada lini produksi roti manis ini penolakan bahan yang telah masuk ke lini produksi tidak dilakukan akan tetapi akan dikembalikan ke proses sebelumnya. Berikui ini adalah tabel yang menunjukan jumlah server, kapasitas antrian dan disiplin antrian pada tiap stasiun pelayanan. Tabel 1. Jumlah server, kapasitas antrian dan disiplin antrian pada tiap stasiun pelayanan No Stasiun Kapasitas antrian Jumlah server per line (kg) Disiplin item item item item antrian Bulat Sobek Bulat Sobek 1 Mixing Sponge 1 mesin 1 mesin 123,63 135,49 FIFO 2 Fermentasi 1 14 box 14 box 123,63 135,49 FIFO 3 Mixing Dough 1 mesin 1 mesin 123,63 135,49 FIFO 4 Floor Time 14 box 14 box 123,63 135,49 FIFO 5 Dividing 1 mesin 1 mesin 123,63 135,49 FIFO 6 Rounding 1 mesin 1 mesin 0,24 0,20 FIFO Intermediate 7 Proofing 1 mesin 1 mesin 0,60 0,50 FIFO 8 Filling 2 operator 2 operator 1,44 1,80 FIFO 9 Make-Up 4 operator 4 operator 2,28 2,60 FIFO 10 Panning 1 operator 2 operator 2,28 2,60 FIFO 11 Fermentasi II 1 mesin 1 mesin 17,28 48,00 FIFO 12 Baking 1 operator 1 operator 17,28 48,00 FIFO 13 Deppaning 1 operator 1 operator 5,28 11,20 FIFO 14 Cooling 1 mesin 1 mesin 0,00 0,00 FIFO 15 Packaging 1 mesin 1 mesin 4,32 7,20 FIFO 16 Crating 2 operator 2 operator 1,20 3,20 FIFO 41

11 42 Gambar 9. Pola sistem antrian pada lini roti manis

IV. KEADAAN PERUSAHAAN

IV. KEADAAN PERUSAHAAN IV. KEADAAN PERUSAHAAN A. SEJARAH PERUSAHAAN PT Nippon Indosari Corpindo merupakan perusahaan patungan Indonesia-Jepang, yaitu antara PT Sari Indoroti dengan Nissho Iwai Corporation dan Shikishima Baking

Lebih terperinci

1. Menimbang Bahan Menimbang harus dilakukan dengan teliti dan tepat memilih alat Ssesuai dengan berat bahan yang akan ditimbang.

1. Menimbang Bahan Menimbang harus dilakukan dengan teliti dan tepat memilih alat Ssesuai dengan berat bahan yang akan ditimbang. 1. Menimbang Bahan Menimbang harus dilakukan dengan teliti dan tepat memilih alat Ssesuai dengan berat bahan yang akan ditimbang. Perhatikan ketelitian (graduation ) timbangan yang hendak dipakai. Jangan

Lebih terperinci

II. PROFIL PERUSAHAAN

II. PROFIL PERUSAHAAN II. PROFIL PERUSAHAAN A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PERUSAHAAN PT Nippon Indosari Corpindo, Tbk. (NIC) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang makanan khususnya roti. Perusahaan berdiri berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Menambah wawasan serta pengetahuan yang lebih luas tentang bidang produksi yang dijalankan dari Pihak Instansi terkait.

BAB I PENDAHULUAN. 1. Menambah wawasan serta pengetahuan yang lebih luas tentang bidang produksi yang dijalankan dari Pihak Instansi terkait. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam rangka mendekatkan kerjasama antara pihak sekolah SMK begitupun dengan para peserta didiknya dengan pihak instansi atau pihak perusahaan (pabrik) maka dari itu

Lebih terperinci

LOGO BAKING TITIS SARI

LOGO BAKING TITIS SARI LOGO BAKING TITIS SARI PENGERTIAN UMUM Proses pemanasan kering terhadap bahan pangan yang dilakukan untuk mengubah karakteristik sensorik sehingga lebih diterima konsumen KHUSUS Pemanasan adonan dalam

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN ROTI DI PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO Tbk. PASURUAN LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN OLEH : MELISA KUNCORO (6103010071) STEFANIE VIVIAN W. (6103010098) PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN 6 Salah satu metode heuristik yang digunakan untuk memecahkan JSP adalah Algoritma Giffler and Thompson. Metode ini digunakan memecahkan permasalahan JSP dengan tujuan meminimumkan makespan. Bentuk metode

Lebih terperinci

Teknik tarik lipat pada proses Mixing Dough

Teknik tarik lipat pada proses Mixing Dough Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 4, No. 2, Mei 2013 125 Teknik tarik lipat pada proses Mixing Dough Dyah Nurani S 1 1. Jurusan TJP, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang http://tjp-unnes@ac.id Abstrak

Lebih terperinci

PROFIL PERUSAHAAN A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PERUSAHAAN

PROFIL PERUSAHAAN A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PERUSAHAAN II. PROFIL PERUSAHAAN A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PERUSAHAAN Perusahaan berdiri berdasarkan akta nomor 24 tanggal 26 Mei 1994, dibuat dihadapan Notaris Liliana Arif Gondoutomo, SH dan telah mendapat persetujuan

Lebih terperinci

CARA PEMBUATAN ROTI MANIS

CARA PEMBUATAN ROTI MANIS CARA PEMBUATAN ROTI MANIS Tahap persiapan - Semua peralatan dan bahan yang dibutuhkan di sediakan dalam jumlah dan takaran masing- masing (sehingga tidak memperlama proses pembuatan nanti), timbang terigu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan ragi (Saccharomyces cerevisiae) dan bahan pengembang lainnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan ragi (Saccharomyces cerevisiae) dan bahan pengembang lainnya II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Roti Roti adalah produk makanan yang terbentuk dari fermentasi terigu dengan menggunakan ragi (Saccharomyces cerevisiae) dan bahan pengembang lainnya yang kemudian dipanggang

Lebih terperinci

PROYEK AKHIR SISTEM MANAJEMEN MUTU PERUSAHAAN SARI ROTI. PT NIPPON INDOSARI CORPINDO,Tbk.

PROYEK AKHIR SISTEM MANAJEMEN MUTU PERUSAHAAN SARI ROTI. PT NIPPON INDOSARI CORPINDO,Tbk. PROYEK AKHIR SISTEM MANAJEMEN MUTU PERUSAHAAN SARI ROTI PT NIPPON INDOSARI CORPINDO,Tbk. STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN Struktur organisasi di PT Nippon Indosari Corpindo Tbk dipimpin oleh seorang presiden

Lebih terperinci

Proses Pembuatan Roti

Proses Pembuatan Roti Tekno Pangan 8 Agmindusfri, Volume f Nornor6 Roti adalah makanan yang dibuat dari tepung terigu yang diragikan dengan ragi roti dan dipanggang. Ke dalam adonan boleh ditambahkan garam, gula, susu, lemak

Lebih terperinci

BAB VIII Membuat Produk Pastry Dengan Adonan Bread Pertemuan Ke

BAB VIII Membuat Produk Pastry Dengan Adonan Bread Pertemuan Ke BAB VIII Membuat Produk Pastry Dengan Adonan Bread Pertemuan Ke Tujuan : Melalui topik pembahasan ini anda dapat mempelajari ; 1. Menjelaskan pengertian adonan Bread 2. Jenis Adonan Bread 3. Membuat Produk

Lebih terperinci

BAB V PROSES PENGOLAHAN

BAB V PROSES PENGOLAHAN BAB V PROSES PENGOLAHAN 5.1. Pengertian Proses pengolahan dapat didefinisikan sebagai proses pembuatan suatu produk dari bahan mentah dan bahan asal, serta kegiatan-kegiatan penanganan dan pengawetan produk

Lebih terperinci

: 1. Mengetahui cara pembuatan roti standart dan roti wortel serta untuk. 2. Mengetahui volume adonan roti standart dan adonan roti wortel

: 1. Mengetahui cara pembuatan roti standart dan roti wortel serta untuk. 2. Mengetahui volume adonan roti standart dan adonan roti wortel Acara Sub acara : Praktikum Food Processing & Technology : Praktikum teknologi baking Hari / tanggal : Selasa / 25 Maret 2014 Tempat Prinsip Tujuan : Lab Gizi STIKes Widya Cipta Husada Malang : Prinsip

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan asosiatif. 1. Metode Penelitian Deskriptif Menurut sugiyono (2013:53) metode

Lebih terperinci

PROSES PRODUKSI ROTI MANIS DI VIRGIN CAKE & BAKERY SEMARANG

PROSES PRODUKSI ROTI MANIS DI VIRGIN CAKE & BAKERY SEMARANG PROSES PRODUKSI ROTI MANIS DI VIRGIN CAKE & BAKERY SEMARANG Disusun oleh: Ribka Merlyn Santoso 14.I1.0098 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

Lebih terperinci

keseimbangan aliran bahan di stasiun mixing dough (model 3), model simulasi dari stasiun dividing hingga stasiun rounding pada item roti bulat (model

keseimbangan aliran bahan di stasiun mixing dough (model 3), model simulasi dari stasiun dividing hingga stasiun rounding pada item roti bulat (model Linda Mikowati. F34051704. Analisis Sistem Antrian pada Industri Pengolahan Roti (Studi Kasus di PT Nippon Indosari Corpindo). Di bawah bimbingan : Machfud. 2010 RINGKASAN Produktivitas merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laba yang diinginkan, menjaga kelangsungan hidup dan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. laba yang diinginkan, menjaga kelangsungan hidup dan perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia bisnis dewasa ini ditandai dengan persaingan yang semakin tajam. Setiap perusahaan, baik perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur, dagang dan jasa tidak terlepas

Lebih terperinci

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV HASIL DAN PEMBAHASAN 10 PT Nippon Indosari Corpindo memiliki keterbatasan dalam menentukan penjadwalan produksi, yaitu: (1) Terbatasnya jumlah line yang ada memaksa bagian produksi secara bergantian menggunakan line dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diare, dan lain-lain, bagi orang-orang yang menderita lactose intolerance.

BAB 1 PENDAHULUAN. diare, dan lain-lain, bagi orang-orang yang menderita lactose intolerance. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembuatan roti telah berlangsung sejak 30,000 tahun yang lalu, yang pada awalnya hanya berasal dari air dan tepung gandum yang dicampur sehingga menjadi adonan pasta

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 49 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tahap Pengumpulan Data 4.1.1 Penentuan Objek Penelitian PT. MYR memprodusi puluhan jenis produk makanan ringan yang sering dikonsumsi sehari-hari dari beberapa

Lebih terperinci

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Pabrik roti seperti PT Nippon Indosari Corpindo merupakan salah satu contoh industri pangan yang memproduksi produk berdasarkan nilai permintaan, dengan ciri produk

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Cirasa Bakery merupakan usaha pembuatan roti yang didirikan pada tahun 1991 oleh bapak M. Ali yang juga merupakan pemilik usaha tersebut. Kemudian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. industry Adijaya Bakery.Home industry ini terletak di Kompleks Ruko Wijaya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. industry Adijaya Bakery.Home industry ini terletak di Kompleks Ruko Wijaya BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek yang penulis gunakan untuk melakukan penelitian ini adalah home industry Adijaya Bakery.Home industry ini terletak di Kompleks Ruko Wijaya

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN I. ACARA II Pemanggangan (Baking)

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN I. ACARA II Pemanggangan (Baking) LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN I ACARA II Pemanggangan (Baking) KELOMPOK 3 Penanggung jawab: Nadhila Benita Prabawati A1M013040 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Pastry. Pandu Prabowo Susilo

Pastry. Pandu Prabowo Susilo Pastry Pandu Prabowo Susilo Pengertian Pastry merupakan jenis olahan tepung terigu, lemak dan telur yang melewati proses pemanggangan Pada umumnya pastry bertekstur krispy, adonan tidak kalis. Beberapa

Lebih terperinci

SISTEM PEMBUATAN ROTI

SISTEM PEMBUATAN ROTI SISTEM PEMBUATAN ROTI Saat ini dikenal ada empat macam teknik atau sistem pembuatan roti yaitu 1. Si st emst rai gh Dough ( Langsung) 2. Si st emsponge Dough ( Bi ang) 3. Si st emno Ti me Dough 4. Si st

Lebih terperinci

BAB X PENGAWASAN MUTU

BAB X PENGAWASAN MUTU BAB X PENGAWASAN MUTU Pengawasan mutu merupakan aktivitas (manajemen perusahaan) untuk menjaga dan mengarahkan agar kualitas produk dan jasa perusahaan dapat mempertahanan sebagaimana yang telah direncanakan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 29 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Singkat Perusahaan PD. Galuh Sari merupakan perusahaan yang didirikan oleh Bapak Amir dan Istrinya yang bernama Ibu Maemunah pada tahun 2001 yang berlokasi di Jl.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Cirasa Bakery merupakan usaha pembuatan roti yang didirikan oleh bapak M. Ali yang juga merupakan pemilik usaha tersebut pada tahun 1991. Kemudian

Lebih terperinci

INDUSTRI PENGOLAHAN ROTI MANIS DI DIVISI BAKERY HYPERMART ROYAL PLAZA SURABAYA

INDUSTRI PENGOLAHAN ROTI MANIS DI DIVISI BAKERY HYPERMART ROYAL PLAZA SURABAYA INDUSTRI PENGOLAHAN ROTI MANIS DI DIVISI BAKERY HYPERMART ROYAL PLAZA SURABAYA LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN OLEH : CINTHIA MARGARETHA SUBAGIO 6103009022 JASLYN FILICYTA LIJANTO 6103009096

Lebih terperinci

PERENCANAAN INDUSTRI PENGOLAHAN ROTI MANIS DENGAN KAPASITAS TEPUNG TERIGU 200 KG / HARI TUGAS PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN PANGAN

PERENCANAAN INDUSTRI PENGOLAHAN ROTI MANIS DENGAN KAPASITAS TEPUNG TERIGU 200 KG / HARI TUGAS PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN PANGAN PERENCANAAN INDUSTRI PENGOLAHAN ROTI MANIS DENGAN KAPASITAS TEPUNG TERIGU 200 KG / HARI TUGAS PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN PANGAN OLEH: SHEILA MARSHALITA 6103010004 SHIENNY LIMANTORO 6103010030 PRICILIA

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM. produksi dan prosedur persediaan bahan baku pada Perusahaan Roti Morning

BAB III ANALISIS SISTEM. produksi dan prosedur persediaan bahan baku pada Perusahaan Roti Morning 42 BAB III ANALISIS SISTEM Bab ini akan menjelaskan tentang deskripsi permasalahan sistem, proses produksi dan prosedur persediaan bahan baku pada Perusahaan Roti Morning Bakery, analisis kebutuhan sistem,

Lebih terperinci

BAB VII MESIN DAN PERALATAN

BAB VII MESIN DAN PERALATAN BAB VII MESIN DAN PERALATAN 7.1. Jenis dan Spesifikasi Mesin Dalam proses produksi diperlukan peralatan yang dapat mempermudah proses produksi yang dilakukan. Mesin merupakan peralatan yang digerakkan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Roti tawar merupakan salah satu produk turunan dari terigu yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia khususnya masyarakat perkotaan, namun tepung terigu yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha. Kegiatan memproduksi barang dan jasa merupakan ciri khas dari adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha. Kegiatan memproduksi barang dan jasa merupakan ciri khas dari adanya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perindustrian merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam dunia bisnis dan usaha. Kegiatan memproduksi barang dan jasa merupakan ciri khas dari adanya kegiatan ekonomi,

Lebih terperinci

SUB TOPIK PENGERTIAN TEORI PERALATAN PENGARUH PADA MAKANAN BAHAN DAN PROSES NILAI GIZI BREAD STALLING 3/21/2016 3

SUB TOPIK PENGERTIAN TEORI PERALATAN PENGARUH PADA MAKANAN BAHAN DAN PROSES NILAI GIZI BREAD STALLING 3/21/2016 3 BAKING TITIS SARI 3/21/2016 2 SUB TOPIK PENGERTIAN TEORI PERALATAN PENGARUH PADA MAKANAN NILAI GIZI BAHAN DAN PROSES BREAD STALLING 3/21/2016 3 PENGERTIAN UMUM Proses pemanasan kering terhadap bahan pangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk, teknologi, pemasaran, namun juga input yang cukup penting yaitu

BAB I PENDAHULUAN. produk, teknologi, pemasaran, namun juga input yang cukup penting yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berkembangnya generasi menuntut inovasi tidak hanya terhadap produk, teknologi, pemasaran, namun juga input yang cukup penting yaitu sistem keamanan pangan dan sumber

Lebih terperinci

Quality Engineering & Management Analisis Pengendalian Mutu Produk Roti pada Nusa Indah Bakery Kabupaten Aceh Besar

Quality Engineering & Management Analisis Pengendalian Mutu Produk Roti pada Nusa Indah Bakery Kabupaten Aceh Besar Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.4 No.1 (2015) 17-23 ISSN 2302 934X Quality Engineering & Management Analisis Pengendalian Mutu Produk Roti pada Nusa Indah Bakery Kabupaten Aceh Besar Program

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi. berkembang semakin maju guna mendapatkan output secara optimal sehingga

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi. berkembang semakin maju guna mendapatkan output secara optimal sehingga II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Dewasa ini persaingan dalam dunia bisnis dirasakan semakin ketat, teknologi berkembang semakin maju guna mendapatkan output secara optimal

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA INDUSTRI PENGOLAHAN ROTI (STUDI KASUS DI PT NIPPON INDOSARI CORPINDO) Oleh : LINDA MIKOWATI F

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA INDUSTRI PENGOLAHAN ROTI (STUDI KASUS DI PT NIPPON INDOSARI CORPINDO) Oleh : LINDA MIKOWATI F ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA INDUSTRI PENGOLAHAN ROTI (STUDI KASUS DI PT NIPPON INDOSARI CORPINDO) Oleh : LINDA MIKOWATI F34051704 2010 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR ANALISIS

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. Tiga Bawang merupakan sebuah industri kecil menengah yang bergerak dibidang pembuatan keripik dengan bahan baku ubi kayu. UD. Tiga Bawang adalah

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 23 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan Marbella Bakery merupakan salah satu produsen roti di Jakarta Timur khususnya di sekitar kelurahan Pekayon. Usaha ini didirikan oleh Bapak J. Hoeru

Lebih terperinci

PROSES PENGOLAHAN ROTI DI PERUSAHAAN ROTI MATAHARI PASURUAN

PROSES PENGOLAHAN ROTI DI PERUSAHAAN ROTI MATAHARI PASURUAN 120 PROSES PENGOLAHAN ROTI DI PERUSAHAAN ROTI MATAHARI PASURUAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN OLEH : VITO KRISTIAN (6103007017) DONNY VINCENTIUS L. M. (6103007132) HENDIK KRISTIONO (6103007134)

Lebih terperinci

OLAHAN PANGAN DARI UBI JALAR UNGU

OLAHAN PANGAN DARI UBI JALAR UNGU OLAHAN PANGAN DARI UBI JALAR UNGU 1. Kupas,cuci, lalu kukus ubi ungu. Setelah matang, haluskan. 2. Siapkan bahan kering, terigu, gula 3sdm, susu bubuk,ragi, lalu tuang SKM yg sudah dicairkan dgn 100 ml

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM TATA LETAK DAN PENANGANAN BAHAN ACARA II PETA KERJA UNTUK EVALUASI TATA LETAK AWAL

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM TATA LETAK DAN PENANGANAN BAHAN ACARA II PETA KERJA UNTUK EVALUASI TATA LETAK AWAL LAPORAN RESMI PRAKTIKUM TATA LETAK DAN PENANGANAN BAHAN ACARA II PETA KERJA UNTUK EVALUASI TATA LETAK AWAL Disusun oleh : Kelompok 6 Kelompok 10 1. Nika Awalistyaningrum (9118) 2. Esti Rumaningsih (9127)

Lebih terperinci

PERUSAHAAN ROTI MATAHARI DI PASURUAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN

PERUSAHAAN ROTI MATAHARI DI PASURUAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN PERUSAHAAN ROTI MATAHARI DI PASURUAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN OLEH : APRILIA KURNIASARI (6103009038) NOVITA TRIJANTI W. N. (6103009065) PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

PENGOLAHAN ROTI DI UD MATAHARI PASURUAN LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN

PENGOLAHAN ROTI DI UD MATAHARI PASURUAN LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN PENGOLAHAN ROTI DI UD MATAHARI PASURUAN LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN OLEH: JEFRI SUGIARTO HALIM 6103012044 MAK ALAN DARMA SAPUTRA 6103012055 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Industri pengolahan roti (bakery) seperti PT Nippon Indosari Corpindo merupakan industri ng memiliki bank tuntutan untuk selalu menyediakan produk tepat waktu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Cookies Tepung Beras 4.1.1 Penyangraian Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan pada wajan dan disangrai menggunakan kompor,

Lebih terperinci

PENGARUH KECEPATAN PUTAR PENGADUKAN ADONAN TERHADAP SIFAT FISIK ROTI ABSTRACT ABSTRAK

PENGARUH KECEPATAN PUTAR PENGADUKAN ADONAN TERHADAP SIFAT FISIK ROTI ABSTRACT ABSTRAK PENGARUH KECEPATAN PUTAR PENGADUKAN ADONAN TERHADAP SIFAT FISIK ROTI Effect of Dough Mixing Speed on Bread Physical Characteristic Asih Priyati 1, Sirajuddin Haji Abdullah 1, Guyup Mahardhian Dwi Putra

Lebih terperinci

BAB III OBYEK PENELITIAN. melakukan penelitian, yang meliputi dari awal suatu penelitian sampai pada akhir

BAB III OBYEK PENELITIAN. melakukan penelitian, yang meliputi dari awal suatu penelitian sampai pada akhir BAB III OBYEK PENELITIAN III.1 Metodologi Penelitian III.1.1 Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara atau prosedur yang digunakan dalam melakukan penelitian, yang meliputi dari awal suatu

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Umumnya dalam sebuah penelitian diawali dengan identifikasi masalah. hipotesis dan sekaligus untuk menjawab permasalahan penelitian.

I PENDAHULUAN. Umumnya dalam sebuah penelitian diawali dengan identifikasi masalah. hipotesis dan sekaligus untuk menjawab permasalahan penelitian. I PENDAHULUAN Umumnya dalam sebuah penelitian diawali dengan identifikasi masalah berdasarkan latar belakang tertentu. Dengan maksud dan tujuan yang sudah jelas selanjutnya dikembangkan kerangka pemikiran

Lebih terperinci

PENGARUH KECEPATAN PUTAR PENGADUKAN ADONAN TERHADAP SIFAT FISIK ROTI

PENGARUH KECEPATAN PUTAR PENGADUKAN ADONAN TERHADAP SIFAT FISIK ROTI PENGARUH KECEPATAN PUTAR PENGADUKAN ADONAN TERHADAP SIFAT FISIK ROTI Effect of Dough Mixing Speed on Bread Physical Characteristic Asih Priyati 1,*), Sirajuddin Haji Abdullah 1, Guyup Mahardhian Dwi Putra

Lebih terperinci

PERENCANAAN SANITASI PADA UNIT PENGOLAHAN ROTI TAWAR DENGAN KAPASITAS 100 KG TERIGU/HARI TUGAS PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN PANGAN

PERENCANAAN SANITASI PADA UNIT PENGOLAHAN ROTI TAWAR DENGAN KAPASITAS 100 KG TERIGU/HARI TUGAS PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN PANGAN PERENCANAAN SANITASI PADA UNIT PENGOLAHAN ROTI TAWAR DENGAN KAPASITAS 100 KG TERIGU/HARI TUGAS PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN PANGAN OLEH : GABRIELLA MARIA ANGELINA 6103013053 JOHN JOZEF SUMUEL 6103013094

Lebih terperinci

III. METODE PELAKSANAAN. bulan April 2013 sampai dengan pertengahan Juni 2013.

III. METODE PELAKSANAAN. bulan April 2013 sampai dengan pertengahan Juni 2013. III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Pengalaman kerja praktek mahasiswa (PKPM) ini dilakukan di perusahaan bakpia pathok 25 Yogyakarta, dan dilakukan selama 2,5 bulan yaitu dimulai

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep berpikir industri di bidang pangan, yang masih berprinsip bahwa mutu dapat diatur dan adanya tanggung jawab di setiap produk yang dipasarkan, menjadi semakin terdesak. Hal

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri Lampung, Laboratorium

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditentukan oleh pendidikan bangsa itu sendiri (Sudirman, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditentukan oleh pendidikan bangsa itu sendiri (Sudirman, 2013). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Sifatnya mutlak dalam kehidupan seseorang, keluarga, maupun bangsa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Kerupuk Jagung 4.1.1 Pencampuran Adonan Proses pencampuran adonan ada dua kali yaitu dengan cara manual (tangan) dan kedua dengan menggunakan mixer. Langkah

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET PENGOLAHAN BAKERY

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET PENGOLAHAN BAKERY 1. Kompetensi: Menguasai pengolahan produk pengembangan yeast dough dari sisi resep, bentuk, isi maupun kemasan. 2. Sub Kompetensi: a. Menjelaskan pengembangan yeast dough b. Mempraktekkan pengembangan

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah suatu proses berfikir dari menemukan masalah, mengumpulkan data, baik melalui tinjauan pustaka maupun melalui studi lapangan, melakukan pengolahan

Lebih terperinci

Daya terima dan kandungan gizi roti tawar daun katuk untuk ibu menyusui

Daya terima dan kandungan gizi roti tawar daun katuk untuk ibu menyusui Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 6, No.1, November 2014 53 Daya terima dan kandungan gizi roti tawar daun katuk untuk ibu menyusui Dyah Nurani.S 1, Hanna Lestari.S 2, dan Titin Agustina 3 1,2,3.. Jurusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Riwayat Singkat dan Perkembangan Perusahaan Perusahaan Roti Matahari Pasuruan berdiri pada tanggal 3 Maret 1955 dan berlokasi di jalan Raya (sekarang jalan Soekarno-Hatta)

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Umum Perusahaan CV. Makmur Palas merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pendaur ulangan sampah plastik menjadi kantong plastik. Perusahaan ini

Lebih terperinci

PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI PADA PABRIK PAKAN TERNAK DENGAN MENGGUNAKAN PRINSIP SYNCHRONOUS MANUFACTURING

PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI PADA PABRIK PAKAN TERNAK DENGAN MENGGUNAKAN PRINSIP SYNCHRONOUS MANUFACTURING PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI PADA PABRIK PAKAN TERNAK DENGAN MENGGUNAKAN PRINSIP SYNCHRONOUS MANUFACTURING Budi Christianto, Witantyo Program Studi Magister Manajemen Teknologi ITS Jl. Cokroaminoto 12A

Lebih terperinci

PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Fisik Volume Pengembangan Roti Manis

PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Fisik Volume Pengembangan Roti Manis 4. PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Fisik 4.1.1. Volume Pengembangan Roti Manis Adonan roti manis yang tersusun dari tepung terigu dan tepung gaplek dapat mengalami pengembangan, hal ini dikarenakan adanya

Lebih terperinci

Kue atau yang disebut juga cake merupakan produk bakery yang banyak diminati masyarakat. Dalam membuat kue, ada tiga faktor yang sangat menentukan

Kue atau yang disebut juga cake merupakan produk bakery yang banyak diminati masyarakat. Dalam membuat kue, ada tiga faktor yang sangat menentukan Kue atau yang disebut juga cake merupakan produk bakery yang banyak diminati masyarakat. Dalam membuat kue, ada tiga faktor yang sangat menentukan baik tidaknya kualitas kue yang dihasilkan. Ketiga faktor

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai : (1) Bahan yang Digunakan, (2) Alat yang

III BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai : (1) Bahan yang Digunakan, (2) Alat yang III BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai : (1) Bahan yang Digunakan, (2) Alat yang Digunakan, (3) Metode Penelitian, (4) Deskripsi Percobaan. 3.1 Bahan yang Digunakan Bahan yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Keripik Pisang Mocca Tahapan-tahapan proses pengolahan keripik pisang mocca di UKM FLAMBOYAN terdiri atas : 1. Penyiapan bahan baku Adapun jenis pisang

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Hasil Data Dari pengolahan data pada bab sebelumnya diperoleh hasil mengenai jumlah produk, jumlah produk cacat, dan jenis cacat yang ada antara lain : gosong,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN SEREALIA DAN KACANG-KACANGAN. ( Food Bar )

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN SEREALIA DAN KACANG-KACANGAN. ( Food Bar ) LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN SEREALIA DAN KACANG-KACANGAN ( Food Bar ) Oleh : Nama NRP Kelompok Meja Tanggal Praktikum Asisten : Lutfi Hanif : 143020097 :D : 02 (

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan daerah penghasil ubi kayu terbesar di Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan daerah penghasil ubi kayu terbesar di Indonesia. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Lampung merupakan daerah penghasil ubi kayu terbesar di Indonesia. Sekitar 30 % ubi kayu dihasilkan di Lampung. Produksi tanaman ubi kayu di Lampung terus meningkat

Lebih terperinci

Hasil dan Perhitungan Uji Penerimaan Produk dari 30 panelis. Kategori penilaian 1 Perpaduan warna bagus, nice. Warna

Hasil dan Perhitungan Uji Penerimaan Produk dari 30 panelis. Kategori penilaian 1 Perpaduan warna bagus, nice. Warna 101 Panelis ke- Hasil dan Perhitungan Uji Penerimaan Produk dari panelis Penilaian Brownies Roll Cake Kacang Hijau Kategori penilaian 1 Perpaduan warna bagus, nice Warna 2 Kurang soft, terlalu Warna mencolok

Lebih terperinci

Sutomo, B

Sutomo, B Baking Soda dan Baking Powder, kedua bahan ini memiliki bentuk fisik berupa tepung berwarna putih dan memiliki fungsi yang sama yaitu sebagai bahan pengembang. Cara kerjanya adalah ketika bahan ini bertemu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. anti nyamuk bakar, PT FK mengutamakan kualitas dari

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. anti nyamuk bakar, PT FK mengutamakan kualitas dari BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penyajian dan Analisa Data 1. Proses Produksi Anti Nyamuk Bakar Dalam memproses anti nyamuk bakar, PT FK mengutamakan kualitas dari produk jadi yang dihasilkan,

Lebih terperinci

PENGGORENGAN, EKSTRUSI, PEMANGANGAN

PENGGORENGAN, EKSTRUSI, PEMANGANGAN PENGOLAHAN TERMAL II PENGGORENGAN, EKSTRUSI, PEMANGANGAN TIM DOSEN TPPHP UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2013 2 TUJUAN TUJUAN UTAMA: mendapatkan cita rasa produk TUJUAN SEKUNDER: Inaktivasi enzim dan mikroba Menurunkan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pemikiran, dan (6) Tempat dan Waktu Penelitian. bakery oven. Perangkat khusus yang digunakan untuk memanggang produk pastry

I PENDAHULUAN. Pemikiran, dan (6) Tempat dan Waktu Penelitian. bakery oven. Perangkat khusus yang digunakan untuk memanggang produk pastry I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Tujuan Penelitian, (3) Identifikasi Masalah, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, dan (6) Tempat dan Waktu

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET PENGOLAHAN BAKERY

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET PENGOLAHAN BAKERY 1. Kompetensi: Menjelaskan dan mempraktekkan pengembangan danish pastry 2. Sub Kompetensi: a. Menganalisis resep dasar danish pastry b. Mengembangkan resep dasar danish pastry c. Mempraktekkan pengembangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN terdiri dari : Tahapan-tahapan proses pengolahan stick singkong di UKM Flamboyan 4.1 Persiapan Bahan Baku Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. waktu penelitian ini dimulai pada bulan April 2016 sampai Desember 2016.

III. METODE PENELITIAN. waktu penelitian ini dimulai pada bulan April 2016 sampai Desember 2016. 23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan dan Laboratorium Nutrisi dan Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang dan

Lebih terperinci

TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT. Dr. Sri Handayani

TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT. Dr. Sri Handayani TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT Dr. Sri Handayani Tim PPM Jurusan Pendidikan Kimia FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2013 1 TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT Dr. Sri Handayani

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN BISKUIT ORIORIO VANILA DI PT. SIANTAR TOP, Tbk WARU-SIDOARJO LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN

PROSES PEMBUATAN BISKUIT ORIORIO VANILA DI PT. SIANTAR TOP, Tbk WARU-SIDOARJO LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN PROSES PEMBUATAN BISKUIT ORIORIO VANILA DI PT. SIANTAR TOP, Tbk WARU-SIDOARJO LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN OLEH: FELICIA ONGGO 6103009030 TRIFONIA SIENNY.S 6103009031 STEPHANIE HANS

Lebih terperinci

PROSES PENGOLAHAN ROTI TAWAR DAN ROTI MANIS DI RAMAYANA BAKERY SURABAYA

PROSES PENGOLAHAN ROTI TAWAR DAN ROTI MANIS DI RAMAYANA BAKERY SURABAYA PROSES PENGOLAHAN ROTI TAWAR DAN ROTI MANIS DI RAMAYANA BAKERY SURABAYA LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN OLEH: JOHANNA WIBISONO (6103013049) KRISTIN NATALIA (6103013050) NERISSA ARVIANA

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Data-data yang diperoleh untuk menunjang pembahasan serta kajian data dalam tugas akhir ini, diperoleh dari beberapa sumber. Data-data tersebut antara lain: Wawancara

Lebih terperinci

PENGOLAHAN ROTI DI UD MATAHARI PASURUAN

PENGOLAHAN ROTI DI UD MATAHARI PASURUAN PENGOLAHAN ROTI DI UD MATAHARI PASURUAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN OLEH: SUN SHINE MONINGGIANTI SIANI 6103012047 INGRID TERTIANA IVANA 6103012098 LITARASMI PRASTIANTI 6103012112 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Mutu sudah menjadi isu penting dalam menciptakan keunggulan perusahaan di

I. PENDAHULUAN. Mutu sudah menjadi isu penting dalam menciptakan keunggulan perusahaan di I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mutu sudah menjadi isu penting dalam menciptakan keunggulan perusahaan di era globalisasi seiring dengan semakin ketatnya tingkat kompetisi yang dihadapi. Kemajuan teknologi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya 2.1 Komposisi Kimia Udang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Udang merupakan salah satu produk perikanan yang istimewa, memiliki aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya lebih

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISA PEMBAHASAN 22 BAB 4 ANALISA PEMBAHASAN 4.1. Committed Cost PT Bumi Tangerang Coklat Utama Di dalam menganalisis biaya kapasitas diperlukan untuk mengetahui committed costs yang dimiliki oleh perusahaan yang tersaji

Lebih terperinci

Kerusakan dan Pengawetan Roti

Kerusakan dan Pengawetan Roti Kerusakan dan Pengawetan Roti Roti merupakan produk pangan yang populer. Walaupun di Indonesia roti bukan sebagai makanan pokok, namun roti karena kepraktisannya dimakan pada saat sarapan pagi terutama

Lebih terperinci

PERANCANGAN KERJA PETA-PETA KERJA

PERANCANGAN KERJA PETA-PETA KERJA PERANCANGAN KERJA PETA-PETA KERJA PEMBUATAN DONAT Siapkan dan timbang tepung terigu Tambah gula, mentega, telur campur rata Setelah tercampur, potong dan bentuk bulat kecil Diamkan sejenak agar adonan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen di bidang Teknologi Pangan. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat pembuatan cake rumput laut dan mutu organoleptik

Lebih terperinci

1. Peralatan Persiapan Alat-alat yang digunakan saat persiapan pada proses pembuatan adonan dasar roti yaitu : a) Mangkuk

1. Peralatan Persiapan Alat-alat yang digunakan saat persiapan pada proses pembuatan adonan dasar roti yaitu : a) Mangkuk 1. Peralatan Persiapan Alat-alat yang digunakan saat persiapan pada proses pembuatan adonan dasar roti yaitu : a) Mangkuk Gambar 3.21 Mangkuk Sumber : marinrestaurantsupply.com Mangkuk, digunakan untuk

Lebih terperinci

PENINGKATAN EFISIENSI PROSES PRODUKSI OLAHAN BERBASIS LABU KUNING

PENINGKATAN EFISIENSI PROSES PRODUKSI OLAHAN BERBASIS LABU KUNING PENINGKATAN EFISIENSI PROSES PRODUKSI OLAHAN BERBASIS LABU KUNING Increasing Efficiency of Pumpkin Based Product Processing Ella Saparianti dan Widya Dwi Rukmi Putri Jurusan Teknologi Hasil Pertanian,

Lebih terperinci

BAB 4 PROFIL PERUSAHAAN

BAB 4 PROFIL PERUSAHAAN BAB 4 PROFIL PERUSAHAAN 4.1. Profil Perusahaan UD. Gunung Sari merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan pakaian anak-anak dan pakaian dewasa. Perusahaan ini didirikan oleh Bpk. Mintarto Halim

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET PENGOLAHAN BAKERY

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET PENGOLAHAN BAKERY 1. Kompetensi: JST/TBB/BOG329/50 Menguasai pengolahan produk pengembangan fried dough dari sisi resep, bentuk, isi atau topping maupun kemasan. 2. Sub Kompetensi: a. Menjelaskan pengembangan fried dough

Lebih terperinci

PENGGORENGAN, EKSTRUSI, & PEMANGANGGAN. Teti Estiasih - THP - FTP - UB

PENGGORENGAN, EKSTRUSI, & PEMANGANGGAN. Teti Estiasih - THP - FTP - UB PENGGORENGAN, EKSTRUSI, & PEMANGANGGAN 1 PENGGORENGAN 2 TUJUAN Tujuan utama: mendapatkan cita rasa produk Tujuan sekunder: Inaktivasi enzim dan mikroba Menurunkan aktivitas air pada permukaan atau seluruh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi di sektor

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi di sektor I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi di sektor pertanian yang cukup besar. Berbagai komoditas pertanian memiliki kelayakan yang cukup baik

Lebih terperinci