METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian"

Transkripsi

1 METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini dirancang dalam bentuk correlation research yang bertujuan menjelaskan pola hubungan antar peubah melalui pengujian hipotesis. Di dalam penelitian ini dianalisis hubungan antar peubah independen (X) dengan dinamika kelompok (Y 1 ) dan produktivitas kerja petani (Y 2 ). Sugiyono (1994) menyatakan bahwa peubah dalam penelitian merupakan suatu atribut dari sekelompok obyek yang diteliti yang mempunyai keragaan antara satu dengan yang lain dalam kelompok tersebut. Kerlinger (2004) menyatakan bahwa variabel adalah konstruk atau sifat yang akan dipelajari. Berdasarkan pengertian tersebut maka peubah-peubah penelitian sebagai data dan obyek pengamatan dari penelitian ini terdiri dari lima peubah bebas dan dua peubah terikat.peubah bebas dalam penelitian ini adalah: Karakteristik individu petani (X 1 ) yang meliputi: umur, tingkat pendidikan formal dan pengalaman berusahatani. Pola Pemberdayaan (X 2 ) yang meliputi: pengembangan kemampuan usaha anggota kelompok, pengembangan kemampuan jaringan kerja, dan pelatihan. Ciri Kepribadian petani (X 3 ) yang meliputi: semangat kerja keras, percaya diri, keuletan dan kreatifitas. Lingkungan Sosial (X 4 ) yang meliputi: norma dan nilai budaya, dan peran tokoh informal. Akses pada informasi (X 5 ) yang meliputi: relevansi informasi, akurasi informasi, dan ketepatan waktu adanya informasi. Sedangkan peubah terikat adalah : Dinamika Kelompok (Y 1 ) yang meliputi: tujuan kelompok, fungsi tugas, pembinaan dan pengembangan kelompok, dan kekompakan kelompok. Produktivitas kerja petani (Y 2 ) yang meliputi: penyiapan lahan, penyemaian benih, penanaman, pemupukan, pengendalian hama, panen, penanganan hasil dan pemasaran hasil poroduk. Untuk mengetahui dan menganalisis pola hubungan dan pengaruh antara peubah dalam penelitian ini, dilakukan dengan analisis kuantitatif dan kualitatif. Analisis kuantitatif dilakukan berdasarkan data yang diperoleh melalui pengisian kuesioner dan analisis kualitatif dilakukan berdasarkan data yang diperoleh melalui pengamatan dan wawancara mendalam. Data dan informasi yang

2 59 diperoleh dari berbagai sumber dicermati dengan baik dan dicatat agar diperoleh kesimpulan yang valid. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini adalah Kabupaten Gowa dan Kabupaten Enrekang Provinsi Sulawesi Selatan pada empat kecamatan yakni Kecamatan Barombong, Tinggi Moncong, Anggeraja dan Kecamatan Alla. Adapun pemilihan kedua kabupaten tersebut berdasarkan pertimbangan : (1) secara geografis kedua kabupaten tersebut berada pada wilayah sebelah utara dan selatan dari Provinsi Sulawesi Selatan yang sebagian besar adalah wilayah dataran tinggi, (2) kedua kabupaten memiliki produktivitas sumber daya pertanian khususnya sayuran yang cukup potensil diantara 23 kabupaten di Sulawesi Selatan, (3) sebagian besar petani di wilayah tersebut berusahatani sayuran dan bertempat tinggal jauh dari ibu kota kedua kabupaten, (4) pada umumnya aktifitas usahatani sayuran khususnya kegiatan pasca panen belum dikelola secara berkelompok, (5) Aktivitas pemasaran sayuran di wilayah ini telah lama menembus pasar provinsi Kalimantan Timur. Namun sumbangan terhadap PDRB Kabupaten dari sektor pertaniannya masih rendah, dan (6) secara sosiologis masyarakat petani di wilayah ini mayoritas masih memiliki budaya dan kepribadian yang menjunjung tinggi hukum, adat istiadat dan norma sosial yang merupakan refleksi dari budaya siri (Munadah,2005). Dengan demikian perilaku petani di wilayah ini tidak terlepas dari nilai-nilai spesifik budaya yang dimiliki. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2006 hingga April Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah seluruh petani sayuran anggota kelompok tani di wilayah penelitian yakni Kabupaten Gowa dan Enrekang sebanyak orang. Sampel petani sebanyak 240 orang responden yang terpilih secara acak pada empat kecamatan yakni Kecamatan Barombong, Tinggi Moncong, Anggeraja, dan Kecamatan Alla. Penentuan jumlah sampel pada setiap kecamatan

3 60 dilakukan secara acak tidak proporsional (disproportional random sampling) sebanyak 60 orang responden setiap kecamatan. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode survai, yaitu penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel atas populasi untuk mewakili seluruh populasi. Mantra dan Kasto (Singarimbun, 1989) menyatakan bahwa suatu metode pengambilan sampel yang ideal mempunyai sifat-sifat; (1) dapat menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh populasi yang diteliti, (2) dapat menentukan presisi (precision) dari hasil penelitian dengan menentukan penyimpangan baku (standar) dari taksiran yang diperoleh, (3) sederhana, hingga mudah dilaksanakan dan (4) dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya serendah-rendahnya. Berdasarkan pendapat tersebut, maka penentuan lokasi dan sampel pada penelitian ini dilakukan secara acak berjenjang ganda (multi stage random sampling) yang tahapannya sebagai berikut : (1) Setiap kabupaten wilayah penelitian ditentukan secara acak dua wilayah kecamatan sebagai lokasi penelitian dari jumlah kecamatan wilayah sayuran. (2) Pada empat wilayah kecamatan terpilih, ditentukan jumlah sampel secara acak tidak proporsional (disproportional random sampling) yakni masingmasing enam puluh orang petani sayuran anggota kelompok tani sebagai sampel. Dengan demikian secara keseluruhan terjaring 240 orang responden anggota kelompok tani sebagai sampel. Sampel yang cukup besar diperlukan dalam analisis multivariat agar bisa diperoleh hasil analisis jalur yang stabil. Banyaknya responden paling sedikit 5 kali banyaknya peubah yang dianalisis (Hatcher, 1994 dalam Supranto, 2004). Jumlah sampel/responden penelitian terlihat dalam Tabel 1 Tabel 1. Penentuan Jumlah Sampel Penelitian No Kabupaten Kecamatan Jumlah 1 Gowa Barombong Tinngi Moncong Enrekang Aggeraja Alla Jumlah 120

4 61 Data Penelitian dan Instrumentasi Data Penelitian Data primer dari penelitian ini adalah data dari responden berdasarkan persepsi mereka sebagai unit analisis dari penelitian ini. yakni : (1) Karakteristik individu petani (X 1 ) yaitu ciri-ciri yang melekat pada diri petani yang dibatasi pada : umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan pengalaman berusahatani. (2) Pola pemberdayaan (X 2 ) yaitu upaya yang dilakukan dalam bentuk pengembangan kemampuan anggota dan usahatani melalui kelompok dan pengembangan kemampuan jaringan kerja serta kegiatan pelatihan. (3) Ciri Kepribadian petani (X 3 ) yaitu sikap/perilaku petani yang meliputi semangat kerja keras, percaya diri, keuletan, dan kreativitas. (4) Lingkungan sosial (X 4 ) yaitu norma dan nilai budaya lokal serta peran pemimpin informal yang berpengaruh terhadap sikap dan tingkah laku petani dalam kelompok. (5) Akses pada informasi yaitu kemampuan memperoleh jenis informasi yang relevan, akurat, dan tepat waktu yang mendukung peningkatan produktivitas kerja petani. (6) Dinamika kelompok (Y 1 ) yaitu unsur-unsur kekuatan yang terdapat dalam situasi kelompok yang meliputi : tujuan kelompok, fungsi tugas, pembinaan dan pengembangan kelompok, serta kekompakan kelompok. (7) Produktivitas kerja petani (Y 2 ) yaitu kinerja petani berdasarkan hasil kerja, waktu dan tenaga dalam kegiatan usahatani yang meliputi: persiapan lahan, penyemaian benih, penanaman, pemupukan, pengendalian hama, panen, penanganan hasil panen serta pemasaran hasil produksi. Peubah-peubah penelitian tersebut dianalisis berdasarkan indikator dan cara pengukuran, baik dengan menggunakan ukuran ordinal, interval maupun rasio. Indikator adalah sifat-sifat atau ciri dari obyek pengamatan. Adapun peubah, indikator dan cara pengukuran dalam penelitian ini adalah sebagai terlihat pada Tabel 2

5 62 Tabel 2. Peubah, Indikator dan Cara Pengukuran Peubah Indikator Pengukuran X 1.Karakteristik Individu Petani Umur Tingkat Pendidikan Pengalaman Berusahatani Sayuran Usia petani yang dihitung sejak lahir sampai ketahun terdekat pada waktu penelitian dilakukan Pendidikan formal responden mulai SD, SLTP, SMU dan Perguruan Tinggi. Jenis pengalaman usahatani sayuran Usia petani yang dinyatakan dalam jumlah tahun, diklasifikasi berdasarkan usia muda, sedang dan usia tua Jumlah tahun lamanya mengikuti pendidikan formal Jumlah tahun lamanya pengalaman berusahatani sayuran sejak mulai hingga menjadi responden X 2. Pola Pemberdayaan Pengembangan kemampuan usaha anggota kelompok Pengembangan kemampuan jaringan kerja Pelatihan 1. Jenis usaha anggota anggota kelompok dalam kegiatan produksi 2. Jenis usaha anggota kelompok diluar kegiatan produksi Jenis kerjasama yang dilakukan kelompok dengan pihak-pihak lain diluar kelompok Jenis pelatihan keterampilan yang diikuti petani yang erat kaitannya dengan pengembangan usahatani sayuran. Tingkat pengembangan usaha anggota kelompok sebarannya diklasifikasi dalam kategori tidak dikembangkan, kurang dikembangkan, dikembangkan dan selalu dikembangkan Tingkat pengembangan jenis kegiatan kerjasama sebarannya diklasifikasi dalam kategori tidak dikembangkan, kurang dikembangkan, dikembangkan, dan selalu dikembangkan. Tingkat keikut sertaan dalam pelatihan sebarannya diklasifikasi tidak mengikuti, kurang mengikuti, mengikuti, dan selalu mengikuti.

6 63 Peubah Indikator Pengukuran X 3. Ciri Kepribadian Semangat Kerja Keras Percaya Diri Keuletan 1. Tepat waktu terhadap pekerjaan 2. Perhatian terhadap pekerjaan. 1. Merencanakan usaha/pekerjaan sendiri 2. Mengembangkan usaha sendiri 3. Memecahkan masalah sendiri 1. Kesungguhan petani dalam berusaha 2. Ketekunan petani bekerja lebih baik 3. Kecermatan dalam bekerja 1. Ketepatan waktu terhadap pekerjaan sebarannya diklasifikasi tidak tepat, kurang tepat, tepat waktu, dan sangat tepat 2. Perhatian terhadap pekerjaan sebarannya diklasifikasi dengan kategori tidak perhatian, kurang perhatian, perhatian, dan sangat perhatian 1. Merencanakan pekerjaan sendiri diklasifikasi dalam kategori tidak merencanakan, kurang merencanakan, merencanakan dan selalu merencanakan sendiri 2. Mengembangkan usaha sendiri diklasifikasi dalam kategori tidak mengembangkan, kurang mengembangkan, mengembangkan, dan selalu mengembangkan sendiri 3. Memecahkan masalah sendiri diklasifikasi dalam kategori tidak memecahkan, kurang memecahkan, memecahkan, dan selalu memecahkan 1. Kesungguhan dalam berusaha diklasifikasi tidak ada kesungguhan, kurang kesungguhan, bersung-guhsungguh, dan selalu bersungguhsungguh

7 64 Peubah Indikator Pengukuran 2. Ketekunan bekerja diklasifikasi dengan kategori tidak tekun, kurang tekun, tekun, dan sangat tekun dalam berusaha 3. Kecermatan bekerja diklasifikasi dengan kategori tidak cermat, kurang cermat, cermat, dan sangat cermat Kreativitas X 4. Lingkungan sosial Norma dan Nilai Budaya 1. Ada cara baru yang digunakan dalam berusaha 2. Ada informasi baru yang diperoleh petani 3. Adanya ide-ide baru yang dimiliki petani 1. Budaya lokal yang mempengaruhi tingkah laku petani 2. Adanya kearifan lokal dalam memecahkan masalah usahatani. 1. Adanya penggunaan cara baru diklasifikasi tidak menggunakan, kurang menggunakan, menggunakan, dan selalu menggunakan 2. Adanya informasi baru yang diperoleh diklasifikasi dengan kategori tidak memperoleh, kurang memperoleh, memperoleh, dan selalu memperoleh 3. Adanya ide-ide baru yang dimiliki diklasifikasi dengan kategori tidak memiliki, kurang memiliki, memiliki, dan selalu memiliki. 1. Tingkat keterkaitan perilaku petani terhadap budaya dan kearifan lokal diklasifikasi tidak berkaitan, kurang berkaitan, berkaitan dan selalu berkaitan

8 65 Peubah Indikator Pengukuran Peran Tokoh Informal 1. Adanya keterlibatan tokoh informal dalam pembentukan kelompok 2. Adanya keterlibatan tokoh informal dalam memelihara kinerja kelompok Tingkat keterlibatan tokoh informal dalam pembentukan dan pemeliharaan kinerja kelompok diklasifikasi tidak terlibat, kurang terlibat, terlibat, dan selalu terlibat X 5. Akses pada Informasi Relevansi Informasi Akurasi Informasi Tepat Waktu Y 1. Dinamika Kelompok Tujuan kelompok Jenis informasi sesuai kebutuhan dengan yang diperoleh Jenis informasi yang terpercaya untuk digunakan Jenis informasi yang tepat waktu saat dibutuhkan Terdapat rumusan tujuan kelompok sebagai tujuan bersama dari tujuantujuan individu Tingkat kesesuaian jenis informasi dengan kebutuhan, diklasifikasi tidak sesuai, kurang sesuai, sesuai, dan selalu sesuai Tingkat akurasi informasi diklasifikasi dengan kategori tidak akurat/terpercaya, kurang akurat, akurat, dan selalu akurat Tingkat ketepatan waktu saat informasi dibutuhkan diklasifikasi dengan kategori tidak tepat, kurang tepat, tepat waktu, dan selalu tepat waktu Tingkat pengembangan tujuan kelompok diklasifikasi tidak dikembangkan, kurang dikembangkan, dikembangkan, dan selalu dikembangkan

9 66 Peubah Indikator Pengukuran Fungsi tugas Pembinaan dan pengembangan kelompok 1. Tugas memfasilitasi usaha anggota kelompok 2. Kordinasi dalam kelompok 3. Adanya inisiasi anggota dan tidak saling menunggu. 1. Adanya partisipasi anggota dalam kegiatan kelompok 2. Adanya fasilitas dalam kegiatan kelompok 3. Adanya komunikasi dalam kelompok 4. Adanya sosialisasi 5. Adanya anggota baru dalam kelompok Tingkat pelaksanaan tugas memfasilitasi, kordinasi dan inisiasi anggota kelompok diklasifikasi tidak dilaksanakan, kurang dilaksanakan, dilaksanakan, dan selalu dilaksanakan Tingkat pengembangan partisipasi, fasilitas, komunikasi, sosialisasi dan rekruetmen anggota baru dalam kelompok diklasifikasi tidak dikembangkan, kurang dikembangkan, dikembangkan, dan selalu dikembangkan.. Kekompakan kelompok Y 2. Produktivitas kerja petani 1. Adanya kesatuan dan persatuan anggota kelompok 2. Adanya kesamaan dan kebersamaan dalam kelompok 3. Adanya kerjasama dalam kelompok Kinerja yang dicapai dalam berusahatani yang meliputi persiapan lahan, penyemaian benih, penanaman, pemupukan, pengendalian hama, panen, penanganan hasil panen dan pemasaran hasil produksi. Tingkat pengembangan kesatuan, kebersamaan dan kerjasama anggota kelompok diklasifikasi tidak dikembangkan, kurang dikembangkan, dikembangkan, dan selalu dikembangkan. Tingkat kinerja yang dicapai diukur berdasarkan hasil usaha yang dicapai, waktu dan tenaga yang digunakan pada setiap jenis kegiatan usahatani.

10 67 Peubah Indikator Pengukuran Penyiapan Lahan /Areal Penyemaian Benih Penanaman 1. Pengolahan lahan 2. Pembersihan lahan 3. Pembuatan parit 4. Pembuatan bedengan 5. Pemberian pupuk Luas areal yang dibersihkan Ketepatan pemilihan benih / bibit Ketepatan Penyemaian Ketepatan waktu tanam Ketepatan Penanaman Pengolahan lahan hingga pemberian pupuk terhadap lahan diklasifikasi tidak pernah, kadang-kadang, sering dan selalu Luas m² diukur sempit/kecil, kurang luas, luas, dan sangat luas. Ketepatan pemilihan benih diklasifikasi tidak tepat, kurang tepat, tepat dan selalu tepat Ketepatan penyemaian diklasifikasi dengan kategori tidak tepat, kurang tepat, tepat dan selalu tepat Ketepatan waktu tanam diukur tidak tepat, kurang tepat, tepat dan sangat tepat. Ketepatan penanaman diklasifikasi dengan kategori tidak tepat, kurang tepat, tepat dan selalu tepat

11 68 Peubah Indikator Pengukuran Hasil tanaman yang hidup Banyaknya tanaman yang hidup diklasifikasi kecil/sedikit, kurang, sedang, dan banyak Pemupukan Ketepatan jenis pupuk Ketepatan jenis pupuk diukur tidak tepat, kurang tepat, tepat dan sangat tepat Ketepatan ukuran pupuk Ketepatan jumlah pupuk diukur tidak tepat, kurang tepat, tepat dan sangat tepat Pengendalian Hama dan Penyakit Frekuensi pemupukan Ketepatan waktu pengendalian hama dan penyakit Frekuensi pemupukan diukur tidak pernah, kadang-kadang, sering, dan selalu Ketepatan waktu pengendalian diukur dengan kategori tidak tepat, kurang tepat, tepat, sangat tepat Frekuensi pengendalian hama dan penyakit Frekuensi pengendalian hama dan penyakit diukur tidak pernah,

12 69 Peubah Indikator Pengukuran Penanganan Hasil Produk Pengangkutan dan penyimpanan setelah panen Pengangkutan dan penyimpanan diukur dengan kategori lambat, kurang cepat, cepat dan sangat cepat Pengolahan hasil produk sayuran Pengolahan diukur tidak pernah, kadang-kadang, sering, dan selalu Pengemasan Pengemasan diukur tidak pernah, kadang-kadang, sering, dan selalu Pemasaran Ketepatan waktu pemasaran Ketepatan waktu pemasaran diukur tidak tepat, kurang tepat, tepat, dan sangat tepat Rantai pemasaran Rantai pemasaran diukur tidak lancar, kurang lancar, lancar, dan sangat lancar

13 70 Peubah Indikator Pengukuran Lamanya pemasaran Lamanya pemasaran diukur lambat, kurang cepat, cepat, dan sangat cepat Instrumentasi Instrumentasi penelitian berkaitan dengan alat pengukur yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian. Instrumen yang disiapkan untuk mengumpulkan data penelitian ini adalah kuesioner yang berisi butir-butir pertanyaan yang berhubungan dengan peubah penelitian. Kuesioner tersebut berisi pertanyaan dan jawaban yang sudah ditentukan terlebih dahulu, dan terdapat pula pertanyaan yang bersifat terbuka di mana responden diberi kesempatan memberi jawaban lain. Penyusunan suatu instrumen penelitian sangat penting memperhatikan aspek validitas dan reliabilitas sebagai pengukuran dalam pengumpulan data. Ancok (Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, 1989) menyatakan bahwa validitas (kesahihan) menunjukkan sejauh mana alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur, dan reliabilitas (keterandalan) menunjukkan sejauh mana suatu pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih. Validitas ( Kesahihan ) Untuk mendapatkan Instrumen yang valid, terlebih dahulu dilakukan uji validitas yang bertujuan mengetahui apakah instrumen yang digunakan benarbenar mengukur apa yang hendak diukur. Instrumen yang dikembangkan adalah suatu alat untuk mendapatkan bukti-bukti atau data yang akan dipakai untuk membuktikan apa yang akan dipakai. Menurut Nazir ( 1988 ), Validitas banyak macamnya. Ada yang membagi validitas atas : (1) concurrent validity, (2) construct validity, (3) face validity, (4)

14 71 factorial validity, (5) emperical validity, (6) intransic validity dan (7) predictive validity. Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi ( 1989 ) membagi validitas ke dalam 6 jenis, yaitu : (1) validitas konstruk, (2) validitas isi, (3) validitas eksternal, (4) validitas prediktif, (5) validitas budaya, dan (6) validitas rupa. Sedangkan Kerlinger (Nazir,1988) membagi validitas atas tiga jenis, yaitu : validitas isi, validitas yang berhubungan dengan kriteria, dan validitas konstrak. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka dalam penelitian ini digunakan validitas konstruk atau kesahihan konsep kerangka penelitian, dan validitas isi yang mencerminkan ketepatan semua konsep dan isi yang akan diteliti dan menyesuaikan isi pertanyaan dengan keadaan responden. Validitas konstruk dalam penelitian ini mengacu pada berbagai konsep dan teori yang telah diuraikan sebelumnya, yaitu konsep dan prinsip pemberdayaan yang dikembangkan oleh Ife (Nasdian, 2003) dan konsep Payne (Adi, 2003) tentang peningkatan kemampuan dan rasa percaya diri untuk menggunakan daya yang dimiliki, antara lain melalui transfer daya dari lingkungannya serta konsep Shardlow (Adi, 2003) tentang pemberdayaan individu, kelompok ataupun komunitas. Konsep kepribadian yang dikembangkan oleh Allport (1971), dan wawasan dalam menggerakkan dan membangun pertanian oleh Mosher (1983) serta konsep dinamika kelompok yang banyak diulas oleh Slamet dalam kuliah PPN (2005). Pelaksanaan uji validitasi dilakukan dengan berkonsultasi dengan komisi pembimbing yang memiliki kepakaran di bidang pertanian, penyuluhan, dan pengembangan masyarakat. Sebelum pengujian instrumen penelitian, terlebih dahulu disusun kerangka konsep dan isi pertanyaan penelitian, kemudian dikonsultasikan ke dosen pembimbing untuk mendapatkan penilaian terhadap konsep, landasan teoritis yang memperlihatkan keterkaitan antara peubah-peubah yang akan diteliti. Setelah mendapat penilaian kemudian merevisi kisi-kisi instrumen tersebut dan melakukan uji coba sebelum digunakan sebagai alat pengumpulan data. Hasil uji validitas terhadap 30 orang responden di lokasi penelitian menghasilkan 130 item pertanyaan yang valid dari 180 item dan 50 item kurang valid. Dinyatakan valid karena item pertanyaan yang diajukan dapat dimengerti oleh responden, dan dengan demikian kerangka konsep yang dikembangkan

15 72 sesuai dengan yang dipahami oleh responden. Item pertanyaan yang kurang valid diperbaiki kembali baik dari dari segi redaksi maupun isi pertanyaan yang kurang dimengerti oleh responden. Reliabilitas ( Keterandalan ) Reliabilitas adalah sejauh mana suatu pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih (Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, 1989). Menurut Kerlinger (1992) ada tiga pendekatan untuk mengukur reliabilitas, yaitu: (1) suatu alat ukur dikatakan reliabel apabila alat ukur tersebut digunakan berulang kali memberikan hasil yang sama, (2) suatu alat ukur dikatakan reliabel apabila alat ukur tersebut dapat mengukur hal yang sebenarnya dari sifat yang diukur, (3) reliabilitas suatu alat ukur dapat dilihat dari galat pengukurannya. Untuk menguji keterandalan instrumen penelitian ini, dilakukan uji coba instrumen terhadap petani anggota kelompok tani sayuran di Kecamatan Barombong kota Makassar dan anggota kelompok tani di kecamatan Sukaresmi Kabupaten Garut Jawa Barat. Untuk mengukur reliabilitas instrumen digunakan uji reliabilitas Alpha Cronbach (Marzuki, et al, 2000) dengan formula : k σi r = (1 ) k 1 σ r = Koefisien reliabilitas σi = Jumlah butir pertanyaan k = Jumlah butir pertanyaan σ² = Varians skor Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian keterandalan instrumen penelitian adalah sebagai berikut : (1) Melakukan survei ke wilayah yang dianggap representatif untuk menyajikan alat pengukur kepada sejumlah petani yang menjadi anggota kelompok tani. Wilayah yang representatif tersebut adalah Kecamatan Barombong Kota Makassar dan Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Garut (2) Mentabulasi item-item pertanyaan yang mampu dijawab oleh petani pada setiap peubah kemudian dihitung validitas itemnya.

16 73 (3) Hasil perhitungan diperoleh koefisien keterandalan Alpha Cronbach dari setiap instrumen peubah yang berbeda. Hasil uji validitas dan reliabilitas kusioner yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Koefisien Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Penelitian Kode Nama Peubah Validitas Nilai Koefisien Reliabilitas α Cronbach X1 Karakteristik Individu - - X2 Pola Pemberdayaan 0,686 0,981 X3 Ciri Kepribadian 0,671 0,972 X4 Lingkungan Sosial 0,740 0,912 X5 Akses pada Informasi 0,643 0,983 Y1 Dinamika Kelompok 0,712 0,962 Y2 Produktivitas Kerja 0,624 0,639 Keterangan: α= 0,05 Hasil uji validitas dan reliabilitas tersebut menujukkan bahwa instrumen sahih dan terpercaya untuk digunakan dalam pengumpulan data penelitian. Kemudian dilakukan analisis hubungan antar peubah penelitian dan hasilnya menunjukkan kisaran nilai koefisien korelasi Kendall antara 0,022 hingga 0,612 (Tabel 4). Hal tersebut memperlihatkan bahwa secara umum peubah yang digunakan untuk melihat pemberdayaan petani melalui kelompok dinyatakan saling berhubungan secara signifikan serta dapat dilanjutkan dalam penelitian ini Pengumpulan Data Data penelitian yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer yang berasal dari data lapangan (responden) dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner baik yang bersifat tertutup maupun yang bersifat terbuka. Pengumpulan data yang dilakukan dengan teknik wawancara. Untuk memperkuat objektifitas data dilakukan pula pengamatan dan wawancara mendalam dengan tetap terfokus pada pertanyaan penelitian.

17 Halaman Tabel 4 74

18 75 Data sekunder bersumber dari dokumentasi instansi-instansi terkait serta hasil studi kepustakaan. Selain responden sampel, informasi diperoleh pula dari sejumlah tokoh yang disajikan pada Tabel 5. Tokoh tersebut adalah pihak yang berperan memberikan informasi tentang kebijakan pemberdayaan dan kegiatan petani serta informasi tentang budaya lokal di lokasi penelitian. Tabel 5. Sebaran dan Peran Informan Penelitian No Tokoh Peran 1 Penyuluh Pejabat fungsional penyuluhan Dinas Pertanian kabupaten yang ditugaskan pada masing-masing kecamatan yang ditugaskan mendorong dan membimbing petani. Dalam penelitian ini membantu memberi informasi mengenai kondisi kehidupan petani sayuran dan kegiatan kelompok tani. 2 Pejabat Dinas Pertanian Tanaman Pangan kabupaten 3 Pemuka Masyarakat Pejabat Dinas Pertanian dan stafnya pada masing-masing kabupaten. Dalam penelitian ini membantu memberi informasi tentang program kebijakan pemberdayaan petani sayuran Tokoh Masyarakat setempat yang membantu memberi informasi tentang budaya lokal. Jumlah Gowa Enrekang Pejabat Pusat Pelatihan Badan PSDM Jakarta Pejabat dan staf pusat pelatihan Badan PSDM Jakarta. Dalam penelitian ini membantu memberi informasi tentang program kegiatan pelatihan petani 2 Informan berjumlah 24 orang yang terdiri dari penyuluh sebanyak 13 orang, pejabat Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten 5 orang, pejabat Pusat Pelatihan Badan Pengembangan SDM Departemen Pertanian 2 orang, dan pemuka masyarakat 4 orang. Informan tersebut berperan memberikan informasi penting tentang kondisi kehidupan petani sayuran, kebijakan pembinaan dan pelatihan petani, dan kondisi sosial budaya masyarakat pada dua kabupaten.

19 76 Pengumpulan data dilaksanakan selama lima bulan, mulai pada awal bulan Desember 2006 hingga April Dengan pertimbangan luas wilayah penelitian dan jumlah responden yang akan terjaring dalam penelitian, maka dalam pengumpulan data dilapangan dilibatkan pula tenaga pembantu (enumerator) sejumlah kebutuhan dengan terlebih dahulu diberi pembekalan sebelum penelitian. Analisis Data Penelitian ini dimaksudkan untuk menjelaskan keberdayaan petani melalui kelompok dan tingkat produktivitas kerja petani. Data penelitian dianalisis secara statistik deskriptif dan inferensial. Analisis deskriptif dilakukan untuk menjelaskan tingkat persentase perkembangan setiap peubah. Kemudian secara inferensial penelitian ini menganalisis berbagai bentuk hubungan antar peubah sekaligus menguji hipotesis. (1) Untuk menganalisis keterkaitan hubungan antar variabel X maupun keterkaitan hubungan variabel X dan Y, digunakan analisis korelasi Kendall s dan rank Spearman. Penerapan uji Kendall untuk memberikan suatu metode standar minimal dari nilai koefisien suatu variabel (Siegel, 1994) Koefisien korelasi Spearman yaitu korelasi yang didasarkan atas tingkatan atau peringkat (rank) dari variabel bebas dan variabel tak bebas (Kusmaryadi, 2004) dengan rumus sebagai berikut : r s 6 d = 1 2 n 2 ( n 1) Keterangan : d = ranking X ranking Y n = banyaknya pasangan ranking (2) Untuk menguji perbedaan dua sampel independen digunakan uji Mann- Whitney, dan perbedaan keragaman dua sampel dependen digunakan uji One Way Anova. (3) Untuk menduga pengaruh peubah X terhadap Y digunakan analisis regresi linier berganda dengan rumus sebagai berikut :

20 77 Y = a + b1x1 + b2x bnxn + Yang dimaksud peubah Y adalah peubah tak bebas yang meliputi: Y 1 = Dinamika kelompok tani Y 2 = Produktivitas kerja petani Yang dimaksud peubah X adalah peubah bebas yang meliputi: X 1 = Karakteristik Individu X 2 = Pola Pemberdayaan X 3 = Ciri Individu X 4 = Lingkungan sosial X 5 = Akses pada Informasi (4) Untuk memperluas analisis regresi linier berganda digunakan analisis jalur (path analysis). Analisis jalur merupakan analisis multivariat yang berguna untuk memperluas pembahasan dan mempermudah pemahaman serta untuk mengistimasi kuatnya hubungan yang tergambar dalam diagram jalur (Supranto, 2004). Analisis jalur merupakan suatu bentuk terapan dari analisis multi regresi untuk membantu di dalam mengkonseptualisasi masalah atau menguji hipotesis yang kompleks (Kerlinger, 2004). Melalui analisis jalur dapat dihitung hubungan langsung dan tidak langsung dari peubah-peubah bebas terhadap peubah terikat. Di dalam praktek analisis jalur (path analysis) dalam penelitian ini dibantu dengan komputer program SPSS 12 dan Amos 4.

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 41 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain dalam bentuk metode survei yang bersifat explanatory research, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan peubah-peubah yang diamati,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian Populasi

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian Populasi METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian berbentuk survei deskriptif korelasional, yang bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antar gejala (peubah) serta menganalisis hubungan antara peubah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Data dan Instrumentasi

METODE PENELITIAN Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Data dan Instrumentasi 41 METODE PENELITIAN Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive) yaitu Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel. Desain Penelitian 36 METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah populasi yang homogen yaitu pembudidaya ikan patin yang berada di Desa Tangkit Baru, Kec. Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel 31 METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Lokasi penelitian di RW 08 Kelurahan Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Lokasi ini dipilih secara purposif (sengaja). Adapun pertimbangan memilih

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang dengan metode survei deskriptif-korelasional. Menurut Kerlinger dan Lee (2000), penelitian survei mengkaji populasi (universe) yang besar dengan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi. dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.

METODE PENELITIAN. Populasi. dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. METODE PENELITIAN Populasi Populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi penyuluh yang ada di Kota

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 26 METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi petani terhadap kompetensi penyuluh pertanian. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan tersebut rancangan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian 41 METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian survei. Terdapat dua peubah yaitu peubah bebas (X) dan peubah tidak bebas (Y). Peubah bebas (independen) yaitu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel 38 METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian telah dilaksanakan dari bulan Maret sampai Agustus 2009 pada dua basis pemeliharaan yang berbeda yakni: basis lahan sawah dan lahan persawahan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 29 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian deskriptif korelasional. Menurut Rakhmat (2007) metode korelasi bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada satu faktor

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian didesain sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Menurut Singarimbun dan Effendi (2006) desain penelitian survei adalah penelitian

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini di desain sebagai suatu penelitian survai yang bersifat deskriptif korelasional. Menurut Singarimbun dan Effendi (2006) penelitian survai adalah penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian didesain sebagai suatu penelitian deskriptif korelasional. Singarimbun dan Effendi (2006) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif dimaksudkan untuk pengukuran

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 25 METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Desa Pasirmulya Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor, karena desa ini merupakan binaan Yayasan Damandiri yang paling aktif dalam

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kombinasi ( mixed

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kombinasi ( mixed III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kombinasi ( mixed methods). Metode penelitian kombinasi adalah metode penelitian yang menggabungkan antara metode

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 30 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Kerangka Pemikiran Program Kejar Paket B memiliki sasaran untuk memberikan pendidikan bagi siswa lulus SD dan sederajat yang tidak melanjutkan ke SLTP, serta siswa putus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 22 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan sesuatu yang sangat penting karena hal ini menentukan berhasil atau tidaknya hasil penelitian. Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian METODE PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah explanatory (penjelasan) dengan analisis korelasional untuk menjelaskan hubungan antar variabel. Fokus penelitian diarahkan untuk mengidentifikasi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi Penelitian Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi Penelitian Rancangan Penelitian METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai Agustus 2008 di Desa Jono Oge dan Desa Tondo Kecamatan Sirenja Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu penelitian Populasi

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu penelitian Populasi 27 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain sebagai penelitian survei yang yang bersifat deskriptif korelasional. Menurut Singarimbun dan Effendi (1989), desain penelitian survei adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1 Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2009 di PT. Samawood Utama Works Industries, Medan-Sumatera Utara. Penentuan lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel dan Definisi Operasional Variabel. Variabel-variabel yang akan diteliti adalah sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel dan Definisi Operasional Variabel. Variabel-variabel yang akan diteliti adalah sebagai berikut : 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel dan Definisi Operasional Variabel Variabel-variabel yang akan diteliti adalah sebagai berikut : 3.1.1 Kepemimpinan merupakan hubungan antara seseorang dengan orang

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 40 METODOLOGI PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian dirancang sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Singarimbun dan Effendi (2006) mengatakan, desain penelitian survei adalah

Lebih terperinci

KERA GKA PEMIKIRA DA HIPOTESIS

KERA GKA PEMIKIRA DA HIPOTESIS 21 KERA GKA PEMIKIRA DA HIPOTESIS Kerangka Pemikiran Hasil penelitian Marwan (2008) dan Sooknanan et al. (2002) menunjukkan bahwa dosen perguruan tinggi merupakan aktor (pengambil keputusan) utama yang

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 1.1. Obyek Penelitian Obyek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian peneliti. Objek penelitian merupakan sesuatu yang kita ukur tetapi apa yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian 33 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian survey yang bersifat explanatory research yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengevaluasi dengan menjelaskan hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah riset kausal. Riset kausal merupakan riset yang memiliki tujuan utama membuktikan hubungan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian 33 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat deskriptif dan korelasional. Pemilihan pendekatan kuantitatif digunakan untuk lebih memahami fakta

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif (quantitative research) dengan desain survei deskriptif korelasional. Penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel. variabel X yang akan diukur untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel. variabel X yang akan diukur untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan 37 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1.Variabel (X) Berdasarkan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diuraikan beberapa batasan, dan ukuran dari variabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mempergunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian 26 METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan berdasarkan desain deskriptif korelasional untuk mendeskripsikan semua peubah yang diteliti. Kemudian dilanjutkan dengan menghubungkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 30 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Menurut Sugiyono (2012:2), metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditentukan, dibuktikan, dan dikembangkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dalam hal ini adalah pengguna (Dosen dan Operator) Sistem Informasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dalam hal ini adalah pengguna (Dosen dan Operator) Sistem Informasi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pusat penelitian. Objek penelitian dalam hal ini adalah pengguna (Dosen dan Operator) Sistem Informasi Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengamatan dilakukan pada konsumen tetap santika hotel, khususnya terhadap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengamatan dilakukan pada konsumen tetap santika hotel, khususnya terhadap BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Metode Penelitian 3.1.1 Desain Penelitian Pengamatan dilakukan pada konsumen tetap santika hotel, khususnya terhadap pemegang kartu Santika Important Person

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain sebagai penelitian survey yang bersifat deskriptif korelasional yaitu untuk mengetahui hubungan yang terjadi dari peubah-peubah yang diteliti

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. yang disesuaikan dengan tujuan penelitian sehingga dapat melakukan analisis. Berikut. Jenis dan Metode. pelanggan.

BAB 3 METODE PENELITIAN. yang disesuaikan dengan tujuan penelitian sehingga dapat melakukan analisis. Berikut. Jenis dan Metode. pelanggan. BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Untuk mengetahui jenis penelitian yang dilakukan, digunakan desain penelitian yang disesuaikan dengan tujuan penelitian sehingga dapat melakukan analisis.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 70 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis relevansi muatan lokal pengembangan potensi di. Analisis relevansi dilakukan terhadap relevansi eksternal antara tujuan muatan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian 22 3. Terdapat hubungan nyata positif antara karakteristik personal, karakteristik lingkungan sosial, dan tingkat pengelolaan program dengan tingkat penghargaan masyarakat terhadap PDPT. 4. Terdapat hubungan

Lebih terperinci

Ekonomi FKIP UKSW Salatiga yang kuliah pada semester genap 2015/2016.

Ekonomi FKIP UKSW Salatiga yang kuliah pada semester genap 2015/2016. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Sebelum melaksanakan penelitian di lapangan, maka perlu disusun metode penelitian yang tepat untuk digunakan menyusun penelitian dalam studi. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. berbagai macam nilai (Indriantoro dan Supomo, 2002)

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. berbagai macam nilai (Indriantoro dan Supomo, 2002) BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1. Variabel Penelitian. Variabel adalah segala sesuatu yang dapat diberikan berbagai macam nilai (Indriantoro dan Supomo,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian 26 METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan metode survai untuk menjelaskan hubungan antara variabel-variabel penelitian melalui pengujian hipotesis. Penelitian survai

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN BAB III PENDEKATAN LAPANGAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sidakaton, Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal, Propinsi Jawa Tengah (Lampiran 1). Lokasi penelitian ditentukan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya 44 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Pada Bandung. Dalam penelitian ini terdapat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Definisi operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk

III. METODE PENELITIAN. Definisi operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk 35 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Definisi operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk memperoleh data penelitian yang selanjutnya akan dianalisis dan di uji sesuai dengan

Lebih terperinci

Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. Kabupaten Tulang Bawang yang beralamat di Jalan Cemara Kompleks

Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. Kabupaten Tulang Bawang yang beralamat di Jalan Cemara Kompleks BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Tulang Bawang yang beralamat di Jalan Cemara Kompleks Perkantoran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode survei. Metode

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode survei. Metode 46 III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode survei. Metode survei adalah metode yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik,

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2011:7), metode penelitian kuantitatif diartikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengkaji suatu fenomena/gejala serta hubungannya terhadap variabel-variabel

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengkaji suatu fenomena/gejala serta hubungannya terhadap variabel-variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitaian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini berlangsung selama tiga bulan, yaitu sejak Juni 2008 sampai September 2008 dilakukan di daerah tujuan wisata Jakarta Timur. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Berpikir dan Hipotesis Bencana gempa bumi yang melanda Yogyakarta dan sekitarnya pada tanggal 27 Mei 2006 telah menyebabkan kerusakan infrastruktur dan psikologis

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif. Menurut Sugiyono (2008:11), penelitian asosiatif/ hubungan adalah penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Tunas Mekar Indonesia yang beralamat di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Tunas Mekar Indonesia yang beralamat di 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Tunas Mekar Indonesia yang beralamat di Jalan Arief Rahman Hakim No.36, Sukabumi. Bandar Lampung. Data yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan dua variabel yang diteliti, yaitu variabel

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan dua variabel yang diteliti, yaitu variabel III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksplanasi, karena dalam penelitian ini menggunakan dua variabel. Metode eksplanasi adalah suatu metode penelitian yang menggambarkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel. Populasi

METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel. Populasi METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi Populasi penelitian adalah seluruh petani sayuran di Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur. Petani sayuran di Kabupaten Bondowoso

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kegiatan penelitian ini didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris,

BAB III METODE PENELITIAN. kegiatan penelitian ini didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian Metode penelitian menurut Sugiyono (2005) merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 3 Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan yaitu dari bulan Februari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 3 Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan yaitu dari bulan Februari 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 3 Gorontalo. 3.1.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan yaitu

Lebih terperinci

3. Keterangan : 4. r = koefisien korelasi X= skor pertanyaan 5. N= jumlah observasi/responden Y= skor total b). Uji Reliabilitas

3. Keterangan : 4. r = koefisien korelasi X= skor pertanyaan 5. N= jumlah observasi/responden Y= skor total b). Uji Reliabilitas Pembangunan dalam sektor pertanian merupakan manifestasi akuntabilitas pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sebagaimana Margono (2003:14) mengemukakan bahwa pertanian memiliki posisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif sesuai tujuannya. Desain

BAB III METODE PENELITIAN. dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif sesuai tujuannya. Desain BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian adalah suatu rencana tentang cara mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data secara sistematis dan terarah agar penelitian dapat dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif melalui analisis regresi linier berganda. Menurut. menguji hipotesis yang akan ditetapkan.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif melalui analisis regresi linier berganda. Menurut. menguji hipotesis yang akan ditetapkan. BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif melalui analisis regresi linier berganda. Menurut sugiyono (2008:8) metode kuantitatif diartikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Kuantitatif Pendekatan merupakan salah satu aspek yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu penelitian. Pendekatan yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan penelitian. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian. Dalam 6 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (006:118), objek penelitian adalah variabel penelitian, yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian. Dalam

Lebih terperinci

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian METODOLOGI Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan teknik survei dalam bentuk penelitian deskriptif korelasional. Penelitian ini berusaha menggambarkan karakteristik

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN LAPANG

BAB III PENDEKATAN LAPANG 17 BAB III PENDEKATAN LAPANG 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di salah satu desa penerima Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) yaitu Desa Citapen, Kecamatan Ciawi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan untuk 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi, populasi dan Sampel Penelitian. Selatan, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten. KPH Bandung Selatan

METODE PENELITIAN. Lokasi, populasi dan Sampel Penelitian. Selatan, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten. KPH Bandung Selatan METODE PENELITIAN Lokasi, populasi dan Sampel Penelitian Lokasi penelitian adalah Desa Pulosari dan Desa Warnasari Kecamatan Pangalengan yang termasuk dalam wilayah kerja BKPH Pangalengan, KPH Bandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. para karyawan, namun pencapaian tujuan belum tentu benar-benar efektif. Jadi pada

BAB I PENDAHULUAN. para karyawan, namun pencapaian tujuan belum tentu benar-benar efektif. Jadi pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Proses manajemen menghendaki adanya keteraturan dalam setiap aktivitas yang dilakukan. Tanpa adanya keteraturan pencapaian tujuan dapat saja diselesaikan oleh

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 34 III. METODE PENELITIAN Metoda penelitian ini meliputi unsur-unsur: (1) populasi, sampel, dan responden, (2) desain penelitian, (3) data dan instrumentasi, (4) pengumpulan data, dan (5) analisis data.

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 24 METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kluting Jaya Kecamatan Weda Selatan, yang merupakan salah satu daerah yang termasuk dalam remote area lingkaran

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menganalisa tentang pengaruh direct marketing terhadap

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menganalisa tentang pengaruh direct marketing terhadap 43 III. METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini menganalisa tentang pengaruh direct marketing terhadap pengambilan keputusan pembelian produk XAMthone plus dari PT. UFO BKB Syariah. Objek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu suatu pendekatan dalam penelitian yang bekerja dengan angka,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan 27 BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan dengan permasalahan yang diteliti, untuk menjelaskan hubungan antara minat mahasiswa dalam membaca buku

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek dan Lokasi Penelitian Objek pada penelitian ini adalah mahasiswa aktif tahun ajaran 2013, Universitas Katolik Soegijapranata, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Program Studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional. Penelitian korelasional dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian eksplanatif. Menurut Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi (2002: 1): Penelitian eksplanatif adalah suatu jenis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe deskriptif kuantitatif, yang dipakai untuk

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe deskriptif kuantitatif, yang dipakai untuk III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe deskriptif kuantitatif, yang dipakai untuk memecahkan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian mengenai kontribusi pelaksanaan Praktik Kerja Industri () terhadap kesiapan kerja siswa, dilaksanakan di SMK Negeri

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 3.1.1 Kerangka Pemikiran Berdasarkan kajian teori yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa keputusan masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan survei. Menurut Travers (Umar, 003, p.87), metode ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menjelaskan hubungan antara dua atau lebih variabel. 39 Lebih lanjut jenis

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menjelaskan hubungan antara dua atau lebih variabel. 39 Lebih lanjut jenis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan jenis survei eksplanatif asosiatif. Survei eksplanatif dengan jenis asosiatif digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Desa Sanggarhorho Kecamatan Nangapanda Kabupaten Ende Propinsi Nusa

BAB IV METODE PENELITIAN. Desa Sanggarhorho Kecamatan Nangapanda Kabupaten Ende Propinsi Nusa 3 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Desa Zozozea, Ondorea Barat, Ndeturea, dan Desa Sanggarhorho Kecamatan Nangapanda Kabupaten Ende Propinsi Nusa Tenggara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif karena penelitian ini mendeskripsikan variabel tunjangan kinerja

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian 37 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan tujuan untuk mendapatkan data dan informasi tentang faktor-faktor yang berpengaruh

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dengan penelitian survei yang bersifat menjelaskan hubungan kausal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Banjaran untuk mengambil sampel yang dimulai dari survey pendahuluan sampai

BAB III METODE PENELITIAN. Banjaran untuk mengambil sampel yang dimulai dari survey pendahuluan sampai 41 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Variabel bebas dari penelitian ini yaitu pengetahuan gizi siswa, sedangkan variabel terikatnya yaitu keputusan pembelian makanan jajanan sekolah.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan salah satu cara yang digunakan untuk menjawab suatu permasalahan yang dihadapi dalam suatu penelitian agar tercapai suatu tujuan yang diinginkan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah aspek yang sangat penting dan besar pengaruhnya terhadap berhasil tidaknya suatu penelitian, terutama untuk mengumpulkan data. Metode penelitian

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. Berdasarkan tingkat eksplanasi (level of explanation), penelitian ini

BAB II METODE PENELITIAN. Berdasarkan tingkat eksplanasi (level of explanation), penelitian ini BAB II METODE PENELITIAN 2.1.Jenis Penelitian Berdasarkan tingkat eksplanasi (level of explanation), penelitian ini termasuk dalam jenis asosiatif kausal, dimana variabel independen (variabel yang mempengaruhi)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Variabel merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Dalam penelitian ini, pokok bahasan atau variabel yang diteliti terdiri dari variabel dependen dan independen. Variabel dependen adalah kinerja,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian 37 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain sebagai penelitian Survei deskriptif korelasional yaitu melihat pada suatu kelompok dengan aspek yang diteliti adalah hubungan antara peubah

Lebih terperinci

Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian 37 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan disain cross sectional study yaitu data dikumpulkan pada satu waktu tidak berkelanjutan untuk memperoleh karakteristik

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian 14 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode survei, yaitu penelitian yang titik beratnya diletakkan pada penelitian relasional: yakni mempelajari hubungan variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Dan Definisi Operasional 1. Variabel Menurut Sugiyono (2011), variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara berfikir dan berbuat yang dipersiapkan secara matang dalam rangka untuk mencapai tujuan penelitian, yaitu menemukan, mengembangkan atau mengkaji

Lebih terperinci

horizon penelitian ini yaitu cross sectional, di mana informasi yang didapat hanya

horizon penelitian ini yaitu cross sectional, di mana informasi yang didapat hanya BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan penelitian asosiatif. Menurut Sugiyono (2007, p.11) mengatakan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian

Lebih terperinci