METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel. Populasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel. Populasi"

Transkripsi

1 METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi Populasi penelitian adalah seluruh petani sayuran di Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur. Petani sayuran di Kabupaten Bondowoso tersebar di tiga kecamatan, yaitu: (1) Kecamatan Maesan, (2) Kecamatan Sumberwringin, dan (3) Kecamatan Gununganyar. Selanjutnya petani sayuran di Kabupaten Pasuruan tersebar di empat kecamatan, yaitu: (1) Kecamatan Tosari, (2) Kecamatan Puspo, (3) Kecamatan Tutur, dan (4) Kecamatan Purwodadi. Dari tiga kecamatan di Kabupaten Bondowoso, terpilih secara acak kecamatan Sumberwringin, sedangkan dari empat kecamatan di Kabupaten Pasuruan, terpilih secara acak kecamatan Purwodadi. Populasi petani sayuran di Kecamatan Sumberwringin Kabupaten Bondowoso adalah 7572 (1) orang, tersebar di lima desa dan secara acak terpilih Desa Rejoagung dan Desa Sumberwringin. Selanjutnya populasi petani sayuran di Kecamatan Purwodadi Kabupaten Pasuruan adalah 6502 (1) orang, tersebar di tiga belas desa dan secara acak terpilih Desa Lebakrejo dan Desa Gerbo. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur, dengan pertimbangan sebagai berikut: (1) Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Pasuruan merupakan Kabupaten sentra tanaman sayuran di Jawa Timur. (2) Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Pasuruan merupakan daerah penyuplai sayuran ke Indonesia Timur dan ke Indonesia Barat. (3) Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Pasuruan merupakan dua daerah yang mempunyai lingkungan sosial budaya berbeda. (4) Petani sayuran di Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Pasuruan, hingga saat ini belum diketahui tingkat kemandirian dalam pengelolaan usahataninya. (1) : Sumber Informasi dari Aparat Desa, dimana jumlah petani sayuran tersebut ditetapkan sebesar 60 persen dari petani keseluruhan

2 Sampel Penentuan responden yang merupakan sampel penelitian ditetapkan dengan teknik simple random sampling. Untuk memudahkan dalam penetapan responden, wilayah desa dipecah kedalam wilayah RW, dan wilayah RW ini digunakan sebagai unit terkecil, kemudian petani sayuran di masing-masing desa ditetapkan secara acak sederhana, yaitu dengan memberi nomor undian kepada masingmasing petani. Penarikan atau penentuan jumlah sampel dari setiap populasi dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin (Sevilla dkk., 1993:161), yaitu: n = N 1 + N (e) 2 Keterangan n = ukuran sampel N = ukuran populasi e = persen kelonggaran sebesar 10 % Berdasarkan rumus Slovin tersebut didapatkan jumlah sampel untuk masing-masing lokasi penelitian, sebagaimana disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Jumlah Sampel Penelitian Kabupaten Nama Desa Populasi Petani Sample Bondowoso (1) Rejoagung 3716 (2) Sumberwringin 3856 Jumlah (Bondowoso) Pasuruan (3) Lebakrejo 3363 (4) Gerbo 3139 Jumlah (Pasuruan) Total Desain Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif eksplanatori yaitu jenis penelitian yang dimaksudkan untuk mendeskripsikan, menguji hubungan, dan menguji pengaruh antar variabel yang dihipotesiskan yang telah dirumuskan sebelumnya. Variabel-variabel yang telah dirumuskan dalam penelitian ini adalah peubah bebas, yaitu: (1) Faktor Internal Petani (X 1 ), (2) Kegiatan Penyuluhan (X 2 ), (3)

3 Akses Informasi (X 3 ), (4) Faktor Eksternal Petani (X 4 ), (5) Kapasitas Diri Petani (X 5 ), (6) Kapasitas Sumberdaya Pertanian (X 6 ), dan peubah tidak bebas yaitu: (7) Kemandirian Petani dalam Pengambilan Keputusan Usahatani (Y 1 ). Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan teknis analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif dari fakta-fakta dan informasi yang diperoleh di lapangan, baik langsung maupun tidak langsung. Penelitian dilakukan dengan metode survei karena penelitian ini ingin memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keteranganketerangan secara faktual. Metode deskriptif dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti (Faisal, 1992:20). Selanjutnya Nasir (2003:63) mengemukakan bahwa metode deskriptif analisis adalah suatu metode yang digunakan untuk meneliti status kelompok manusia, suatu obyek, kondisi, sistem pemikiran ataupun suatu klas peristiwa pada saat sekarang. Penelitian deskriptif bertujuan untuk membuat gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diteliti, menguji hipotesis, membuat prediksi serta mendapatkan makna dan implikasi dari suatu masalah yang dipecahkan. Data dan Instrumentasi Data Jenis data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden, dengan menggunakan kuesioner dan wawancara mendalam. Data primer tersebut meliputi: (1) Faktor Internal Petani, (2) Kegiatan Penyuluhan, (3) Akses Informasi, (4) Faktor Eksternal Petani, (5) Kapasitas diri Petani, (6) Kapasitas Sumberdaya Pertanian, dan (7) Kemandirian Petani dalam Pengambilan Keputusan Usahatani. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari pencatatan data yang telah tersedia di kantor-kantor Pemerintah Daerah di dua Kabupaten, seperti Kantor

4 Statistik, Kantor Dinas Ketahanan Pangan, Kantor Kecamatan, Kantor Desa, laporan hasil penelitian, dan instansi terkait lainnya. Jenis data sekunder ini meliputi data: (1) Keadaan umum daerah penelitian seperti keadaan geografis, iklim, kependudukan, tata guna lahan, pemilikan lahan, pola pemanfaatan lahan, mata pencaharian, angkatan kerja, dsb. (2) Bagan struktur organisasi Dinas Ketahanan Pangan. (3) Peta wilayah. Definisi Operasional dan Pengukuran Peubah Definisi operasional adalah suatu terminologi yang diberikan kepada suatu variabel (peubah) atau konstruk dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstruk atau variabel tersebut. Definisi operasional yang dibuat dapat berbentuk definisi operasionnal yang diukur (measured), ataupun definisi operasional eksperimental. Definisi operasional yang diukur memberikan gambaran bagaimana variabel atau konstruk tersebut diukur (Nazir, 2003:63). Berdasarkan hasil pengukuran, untuk kepentingan pengujian secara statistik, dan agar semua data yang terkumpul dalam penelitian ini mempunyai kisaran nilai yang sama, yaitu nilai 0-100, maka dilakukan proses transformasi. Menurut Li (Sumardjo, 1999:113), pedoman transformasi tersebut adalah sebagai berikut: Nilai indek terkecil diberikan untuk jumlah skor terendah dan nilai 100 jumlah skor tertinggi dari tiap indikator. Angka dibelakang koma dibulatkan sesuai dengan ketentuan pembulatan matematik yang berlaku dalam penggunaan komputer. Transformasi semacam ini digunakan untuk menghitung nilai keragaman yang terjadi dalam setiap variabel penelitian, terutama variabel yang berskala ordinal. Setelah melalui proses transformasi ini skala yang semula ordinal dirubah menjadi skala interval atau bahkan skala rasio sehingga layak diuji dengan menggunakan statistik parametrik. Rumus Umum transformasi yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

5 (1) Transformasi Indek Indikator Jumlah skor yang dicapai per indikatorjumlah Skor terkecil Indek transformasi = x 100 Jumlah skor maksimum tiap indikatorjumlah Skor terkecil Keterangan: Selang nilai Indek Transformasi Indikator (2) Transformasi Indek Variabel Jumlah indek indikator tiap variabel Nilai Indek = x 100 Variabel Jumlah total indek maksimum tiap variabel Keterangan: Selang nilai Indek Variabel Berhubung jumlah indikator tiap variabel tidak sama, maka nilai indek terkecil besarnya sama dengan jumlah skor parameter tiap indikator dikurangi jumlah parameter tiap indikator tersebut dibagi dengan jumlah skor terbesar dikalikan dengan angka 100. Hal ini disebabkan setiap kriteria indikator mempunyai skor terendah 1. Sedangkan nilai indek transformasi 100 diberikan kepada jumlah skor tertinggi yang dimungkinkan dapat dicapai pada tiap variabel. Berhubung jumlah skor terbesar dari tiap kriteria indikator sama dengan 4, maka angka 100 untuk indek transformasi akan dicapai pada kelipatan lima dari jumlah indikator tiap variabel. Artinya nilai indek transformasi minimum dicapai apabila semua parameter setiap indikator setelah diukur menunjukkan angka skor 1, sedangkan indek maksimum dicapai apabila nilai skor parameter setiap indikator dari suatu variabel setelah diukur mencapai skor 4. Definisi operasional dari beberapa variabel yang telah diidentifiksi adalah: (1) Faktor Internal Petani (X 1 ), adalah ciri-ciri yang melekat pada individu petani yang membedakan dirinya dengan orang lain. Dalam penelitian ini yang termasuk dalam faktor internal petani adalah: (a) Pendidikan formal petani adalah tingkat pendidikan formal yang pernah atau telah ditempuh. Tingkat pendidikan formal diukur berdasarkan jumlah tahun pendidikan formal.

6 (b) Pendidikan non formal petani adalah pendidikan di luar sistem pendidikan formal yang pernah diikuti petani seperti penyuluhan, pelatihan, dan sebagainya. Tingkat pendidikan non formal diukur berdasarkan jenis kursus, penyuluhan/pelatihan yang diikuti dan jumlah jam pendidikan non formal. (c) Etos kerja adalah semangat petani dalam melakukan pekerjaan usahataninya, diukur dengan jumlah jam yang dicurahkan oleh petani dalam mengerjakan usahataninya dalam sehari. (d) Tingkat kekosmopolitan adalah tingkat hubungan seseorang dengan dunia luar di luar sistem sosialnya sendiri. kekosmopolitan dicirikan oleh frekuensi dan jarak perjalanan yang dilakukan, serta pemanfaatan media massa. Di ukur dengan seringnya petani mencari informasi ke luar daerahnya. (e) Pengalaman usaha adalah lamanya waktu dalam tahun yang telah dicurahkan oleh petani dalam berusahatani, diukur berdasarkan jumlah tahun bekerja. Peubah dan Indikator faktor internal petani dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Peubah dan Indikator Faktor Internal Petani Parameter/ Indikator Pengukuran Sub-peubah (1) Pendidikan Tingkat pendidikan Diukur berdasarkan jumlah tahun formal formal yang telah diikuti pendidikan formal (2) Pendidikan non formal oleh petani Kursus Penataran Latihan Keterampilan Teknis (3) Etos kerja Pandangan Petani terhadap pekerjaannya Semangat petani dalam bekerja (4) Tingkat kekosmopolitan (5) Pengalaman usaha Frekuensi petani mencari informasi Jarak perjalanan yang dilakukan untuk mencari informasi Lamanya petani menjalankan usahataninya Jenis dan jumlah jam kursus yang pernah diikuti Jenis dan jumlah jam penataran yang pernah diikuti Jenis dan jumlah jam latihan keterampilan teknis yang pernah diikuti Penilaian petani terhadap pekerjaannya Lamanya petani mencurahkan waktu untuk pekerjaannya Di ukur dengan frekuensi petani mencari informasi tentang usahatani sayuran keluar dari daerahnya (kali/musim) Jarak tempuh (km) petani dalam mencari informasi tentang usahatani sayuran Diukur berdasarkan jumlah tahun bekerja dalam usahataninya

7 (2) Kegiatan Penyuluhan (X 2 ), adalah usaha atau aktivitas memberikan informasi yang berkaitan dengan upaya perbaikan cara-cara bertani dan berusahatani demi tercapainya peningkatan produktivitas, pendapatan petani, dan perbaikan kesejahteraan keluarga/masyarakat, yang meliputi: (a) Materi penyuluhan adalah segala sesuatu yang di informasikan ke petani pada saat penyuluhan, diukur berdasarkan penilaian responden terhadap kesesuaian materi yang diajarkan oleh penyuluh dengan kebutuhan usaha-taninya kemudian diberi skor pada tiap indikator dengan Skala Likert jenjang 4 (1,2,3,4). (b) Metode penyuluhan adalah cara-cara penyampaian materi penyuluhan secara sistematis hingga materi penyuluhan dapat dimengerti dan diterima petani sasaran, diukur berdasarkan penilaian responden terhadap jenis-jenis metode yang digunakan dalam suatu penyuluhan yang dilakukan kemudian diberi skor pada tiap indikator dengan Skala Likert jenjang 4 (1,2,3,4). (c) Media penyuluhan adalah alat bantu yang dapat memperjelas penyampaian materi penyuluhan, diukur berdasarkan penilaian responden terhadap jenisjenis media yang digunakan pada saat melakukan penyuluhan kemudian diberi skor pada tiap indikator dengan Skala Likert jenjang 4 (1,2,3,4). (d) Frekuensi interaksi antara petani dengan penyuluh dalam penelitian ini, adalah tingkat intensitas bertemunya petani dengan penyuluh, untuk mendapatkan informasi tentang usahataninya, diukur berdasarkan jumlah interaksi antara petani dengan penyuluh kemudian diberi skor pada tiap indikator dengan Skala Likert jenjang 4 (1,2,3,4). (e) Kemampuan penyuluh dalam penelitian ini, adalah Kemampuan atau kecakapan yang memadai, kewenangan untuk melakukan suatu tugas atau terampil, sesuai dengan yang disyaratkan, diukur berdasarkan penilaian petani terhadap kemampuan penyuluh dalam memberikan materi penyuluhan tentang usahatani sayuran, kemudian diberi skor pada tiap indikator dengan Skala Likert jenjang 4 (1,2,3,4). Peubah dan Indikator kegiatan penyuluhan dapat dilihat pada Tabel 4.

8 Parameter/ Subpeubah (1) Materi Penyuluhan (2) Metode penyuluhan (3) Media penyuluhan (4) Frekuensi interaksi dengan penyuluh (5) Kemampuan penyuluh Tabel 4. Peubah dan Indikator Kegiatan Penyuluhan Indikator Materi penyuluhan yang diberikan Metode penyuluhan yang digunakan Media yang digunakan dalam penyuluhan Frekuensi interaksi petani dengan penyuluh Kemampuan penyuluh dalam memberikan materi usahatani sayuran Pengukuran Penilaian petani terhadap kesesuaian materi yang diajarkan oleh penyuluh dengan kebutuhan usahataninya Penilaian petani terhadap metode yang digunakan penyuluh dalam setiap penyuluhan Penilaian petani terhadap media yang digunakan penyuluh pada saat menyuluh Jumlah interaksi petani dengan penyuluh (kali/musim) Penilaian petani terhadap kemampuan penyuluh dalam memberikan materi penyuluhan tentang usahatani sayuran (3) Akses Informasi untuk Usahatani (X 3 ), adalah usaha petani untuk mencari informasi yang ada kaitannya dengan usahataninya, yang meliputi: (a) Interpersonal adalah usaha petani untuk mencari informasi kepada sesama petani, diukur berdasarkan frekuensi petani mencari informasi kesesama petani dalam satu musim tanam. Pengukuran terhadap peubah interpersonal tersebut dilakukan dengan cara memberikan skor pada tiap indikator dengan menggunakan Skala Likert jenjang 4 (1,2,3,4). (b) Tokoh masyarakat adalah usaha petani untuk mencari informasi ke tokoh masyarakat, diukur berdasarkan frekuensi petani mencari informasi kepada tokoh masyarakat dalam satu musim tanam kemudian pengukuran terhadap peubah tokoh masyarakat tersebut dilakukan dengan cara memberikan skor pada tiap indikator dengan menggunakan Skala Likert jenjang 4 (1,2,3,4). (c) Agen sarana produksi adalah lembaga atau perorangan yang menjadi penyalur sarana produksi ke petani yang juga sering diminta informasi oleh petani, diukur berdasarkan frekuensi petani mencari informasi kepada lembaga atau orang yang menjadi penyalur sarana produksi dalam satu musim tanam. Pengukuran terhadap peubah agen sarana produksi tersebut dilakukan dengan

9 cara memberikan skor pada tiap indikator dengan menggunakan Skala Likert jenjang 4 (1,2,3,4). (d) Media massa merupakan sumber informasi yang bisa diakses oleh petani, diukur berdasarkan jenis media massa yang dibaca, jenis artikel yang dibaca, intensitas membaca media massa, mendengarkan siaran radio, dan melihat televisi. Pengukuran terhadap peubah media massa tersebut dilakukan dengan cara memberikan skor pada tiap indikator dengan menggunakan Skala Likert jenjang 4 (1,2,3,4). Peubah dan Indikator akses informasi dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Peubah dan Indikator Akses Informasi Parameter/ Indikator Sub-peubah (1) Interpersonal Frekuensi petani mencari informasi ke sesama petani (2) Tokoh Masyarakat Frekuensi petani mencari informasi ke tokoh masyarakat tentang usahatani (3) Agen Saprodi Frekuensi petani mencari informasi ke agen sarana produksi (4) Media massa Media massa (media cetak, media audio, dan media audio visual) yang dibaca/di dengarkan/dilihat oleh petani untuk memenuhi pengetahuan tentang usahatani sayuran Pengukuran Diukur berdasarkan frekuensi petani mencari informasi kesesama petani dalam satu musim tanam Diukur berdasarkan frekuensi petani mencari informasi kepada tokoh masyarakat dalam satu musim tanam Diukur berdasarkan frekuensi petani mencari informasi kepada lembaga atau orang yang menjadi penyalur sarana produksi dalam satu musim tanam Jenis media massa yang dibaca Jenis artikel yang dibaca Intensitas membaca: - Sangat sering jika membaca tiap hari/minggu - Sering jika membaca 4 kali/mgg - Jarang jika membaca 2 kali/mgg - Tidak pernah membaca Intensitas mendengarkan radio: - Sangat sering jika mendengarkan radio tiap hari/minggu - Sering jika mendengar 4 kali/mgg - Jarang jika mendengar 2 kali/mgg - Tidak pernah mendengarkan Intensitas menonton televisi: - Sangat sering jika menonton televisi tiap hari/minggu - Sering jika menonton 4 kali/mgg - Jarang jika menonton 2 kali/mgg - Tidak pernah menonton TV

10 (4) Faktor Eksternal Petani (X 4 ), adalah faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh petani oleh karena berada di luar kendalinya yang mempengaruhi kegiatan usahataninya, yang meliputi: (a) Lingkungan sosial adalah kondisi faktor-faktor sosial berpengaruh terhadap tindakan petani dalam berusahatani yang terdiri dari adat istiadat, kegotongroyongan, pola interaksi, ketaatan terhadap otorita. Pengukuran terhadap peubah lingkungan sosial tersebut dilakukan dengan cara memberikan skor pada tiap indikator dengan menggunakan Skala Likert jenjang 4 (1,2,3,4). (b) Pelatihan adalah kegiatan yang diikuti oleh petani untuk memperbaiki kemampuannya dengan cara meningkatkan pengetahuan dan keterampilan operasional dalam menjalankan usahataninya, diukur berdasarkan tingkat kebutuhan pelatihan yang diinginkan, dan kesesuaian latihan dengan usahatani yang dilakukan. (c) Keberadaan petani dalam kegiatan kelompok adalah ikut sertanya petani dalam kegiatan kelompok, diukur berdasarkan partisipasi petani dalam kegiatan kelompok sebagai wahana belajar dilakukan dengan cara memberikan skor pada tiap indikator dengan menggunakan Skala Likert jenjang 4 (1,2,3,4). (d) Insentif produksi adalah tambahan penghasilan yang diberikan kepada produsen agar bergairah untuk bekerja atau berproduksi, diukur berdasarkan tingkat permintaan, tingkat harga, iklim usaha, dan bunga bank, dilakukan dengan cara memberikan skor pada tiap indikator dengan menggunakan Skala Likert jenjang 4 (1,2,3,4). (5) Kapasitas diri Petani (X 5 ), adalah daya yang ada pada diri seseorang untuk menetapkan langkah dan tujuan serta usaha yang akan dilakukan untuk menetapkan usahanya guna memenuhi kebutuhan diri dan keluarganya, yang meliputi: (a) Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh petani berkenaan dengan cara-cara budidaya dalam usahataninya, diukur dengan cara memberikan skor pada tiap indikator dengan menggunakan Skala Likert jenjang 4 (1,2,3,4).

11 Peubah dan Indikator faktor eksternal petani dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Peubah dan Indikator Faktor Eksternal Petani Parameter/ Sub-peubah (1) Lingkunga n sosial Indikator Adat istiadat Kegotong royongan Pola interaksi Ketaatan petani terhadap otorita (2) Pelatihan Peningkatan pengetahuan dan keteramlan petani (3) Keberadaan petani dalam kegiatan kelompok (4) Insentif Produksi Keberadaan petani dalam pertemuan kelompok secara suka rela Permintaan Harga Iklim usaha Bunga bank Pengukuran Kesesuaian adat istiadat masyarakat dengan usahatani yang dilakukan Keberadaan dan kekuatan nilai-nilai kegotong-royongan dalam usahatani Pola interaksi petani (searah/ sirkuler) Ketaatan petani terhadap otorita Tingkat kebutuhan pelatihan yang diinginkan Kesesuaian latihan yang diikuti dengan usahataninya Keikutsertaan petani dalam pertemuan kelompok sebagai wahana belajar secara suka rela Jumlah komoditi pertanian yang diminta dan dibeli oleh konsumen Tingkat harga komoditi yang ditetapkan oleh pasar Tingkat keterjaminan dalam berusaha Tingkat insentif bunga yang diberikan oleh bank (b) Keterampilan petani dalam melaksanakan usahataninya adalah kecakapan yang dimiliki petani untuk menyelesaikan tugas-tugas dalam usahataninya, diukur berdasarkan kemampuan psikomotorik petani tentang cara budidaya usahataninya kemudian memberikan skor pada tiap indikator dengan Skala Likert jenjang 4 (1,2,3,4). (c) Sikap mental adalah suatu disposisi atau keadaan mental di dalam jiwa dan diri seseorang individu untuk bertingkah laku dalam menghadapi rangsangan terhadap cara pengelolaan usahataninya, diukur berdasarkan penerapan cara budidaya yang telah dilakukan dengan benar kemudian diberi skor pada tiap indikator dengan Skala Likert jenjang 4 (1,2,3,4).

12 (d) Percaya diri adalah sikap positif seorang petani yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan/situasi yang dihadapinya, diukur berdasarkan keyakinan, ketidaktergantungan, individualitas, dan optimisme dalam melaksanakan usahataninya kemudian diberi skor pada tiap indikator dengan Skala Likert jenjang 4 (1,2,3,4). (e) Komitmen adalah ikatan psikologi yang melibatkan sikap serta identifikasi seorang individu dengan individu lainnya atau dengan sebuah organisasi, diukur berdasarkan kemampuan petani untuk memenuhi perjanjian atau keterikatan dengan orang lain kemudian diberi skor pada tiap indikator dengan Skala Likert jenjang 4 (1,2,3,4). (f) Kewirausahaan adalah kemampuan untuk melihat dan menilai peluangpeluang bisnis, kemampuan mengoptimalisasikan sumberdaya yang dikuasai, serta mengambil tindakan dan bermotivasi tinggi dalam mengambil risiko untuk mencapai tujuan bisnisnya, diukur berdasarkan kemampuan petani untuk mencari dan mengambil peluang usahatani yang menguntungkannya, kemampuan petani untuk mengoptimalisasikan sumberdaya yang dikuasai kemudian diberi skor pada tiap indikator dengan Skala Likert jenjang 4 (1,2,3,4). (6) Kapasitas Sumberdaya Pertanian (X 6 ), adalah sumberdaya yang ada pada diri petani untuk mendukung keberhasilan usahataninya, yang meliputi: (a) Penggunaan lahan adalah lahan pertanian yang disiapkan/digunakan untuk usahatani, diukur berdasarkan kesesuaian lahan dengan tanaman yang diusahakan kemudian diberi skor pada tiap indikator dengan Skala Likert jenjang 4 (1,2,3,4). (b) Penerapan teknologi adalah proses kegiatan penggunaan teknologi dalam kegiatan usaha dibidang pertanian, diukur berdasarkan Kesesuaian dengan anjuran/rekomendasi kemudian diberi skor pada tiap indikator dengan Skala Likert jenjang 4 (1,2,3,4). (c) Sarana usaha adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan, diukur berdasarkan jenis sarana usaha yang digunakan dalam proses produksi kemudian diberi skor pada tiap indikator dengan Skala Likert jenjang 4 (1,2,3,4). Peubah dan Indikator kapasitas diri petani dapat dilihat pada Tabel 7.

13 Parameter/ Sub-peubah (1) Pengetahuan (2) Keterampilan (3) Sikap Mental (4) Percaya Diri Tabel 7. Peubah dan Indikator Kapasitas diri Petani Indikator Pengetahuan petani dalam budidaya tanaman Keterampilan petani dalam budidaya tanaman Penilaian Pengaruh/ penolakan Keyakinan Ketidaktergantungan optimisme (5) Komitmen Kemampuan petani untuk memenuhi janji yang dibuatnya (6) Kewirausahaan. Kemampuan petani untuk mencari peluang bisnis Pengukuran Pengetahuan petani dalam pengolahan tanah Pengetahuan petani dalam pemilihan, perlakuan benih dan bibit Pengetahuan petani dalam penanaman Pengetahuan petani dalam penyiangan Pengetahuan petani dalam penyulaman Pengetahuan petani dalam pengairan Pengetahuan petani dalam pemupukan Pengetahuan petani dalam pengendalian hama dan penyakit Pengetahuan petani dalam penetapan saat panen dan panen Keterampilan petani dalam pengolahan tanah Keterampilan petani dalam pemilihan, perlakuan benih dan bibit Keterampilan petani dalam penanaman Keterampilan petani dalam penyiangan Keterampilan petani dalam penyulaman Keterampilan petani dalam pengairan Keterampilan petani dalam pemupukan Keterampilan petani dalam pengendalian hama dan penyakit Keterampilan petani dalam penetapan saat panen dan panen penilaian petani terhadap teknologi yang ada Penolakan atau penerimaan petani terhadap teknologi barat Tingkat keyakinan petani akan usahatani yang dilakukan Tingkat ketergantungan petani dalam melaksanakan usahataninya Tingkat optimisme petani akan keberhasilan usahataninya Tingkat kemampuan petani untuk memenuhi janji atau keterikatan dengan orang lain Tingkat kemampuan petani untuk mencari dan mengambil peluang usahatani yang menguntungkannya Tingkat kemampuan petani untuk mengoptimalisasikan sumberdaya yang dikuasai mencapai tujuan bisnisnya

14 (d) Modal Usaha adalah barang atau uang yang dipergunakan untuk menghasilkan barang-barang baru yaitu produksi pertanian, diukur berdasarkan jumlah uang dan sumber modal yang digunakan untuk meng-hasilkan produk pertanian yang diusahakan, kemudian diberi skor pada tiap indikator dengan Skala Likert jenjang 4 (1,2,3,4). (e) Perluasan Usaha adalah kesempatan untuk mencapai suatu maksud dengan mengerahkan tenaga, fikiran, atau badan. Peubah dan Indikator kapasitas sumberdaya pertanian dapat dilihat pada Tabel 8. (7) Kemandirian Petani dalam Pengambilan Keputusan Usahatani (Y 1 ), adalah perwujudan kemampuan seseorang untuk memanfaatkan potensi dirinya sendiri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang dicirikan oleh kemampuan dan kebebasan menentukan pilihan yang terbaik, yang meliputi: (a) Kemandirian dalam pemenuhan sarana produksi adalah kemampuan petani dalam memenuhi kebutuhan sarana produksi untuk usahataninya, diukur berdasarkan tingkat kemampuan petani dalam memenuhi kebutuhan sarana produksinya. Pengukuran dilakukan dengan cara memberikan skor pada tiap indikator dengan menggunakan Skala Likert jenjang 4 (1,2,3,4). (b) Kemandirian dalam pengambilan keputusan budidaya, adalah kemandirian petani dalam mengambil keputusan tentang teknik budidaya yang dipilihnya. Pengukuran terhadap peubah kemandirian dalam pengambilan keputusan budidaya tersebut dilakukan dengan cara memberikan skor pada tiap indikator dengan menggunakan Skala Likert jenjang 4 (1,2,3,4). (c) Kemandirian dalam pengambilan keputusan pengolahan hasil adalah kemandirian petani untuk memutuskan melakukan pengolahan hasil terhadap produk usahataninya. Pengukuran terhadap peubah kemandirian dalam pengambilan keputusan pengolahan hasil tersebut dilakukan dengan cara memberikan skor pada tiap indikator dengan menggunakan Skala Likert jenjang 4 (1,2,3,4).

15 Tabel 8. Peubah dan Indikator Kapasitas Sumberdaya Pertanian Parameter/ Indikator Sub-peubah (1) Penggunaan Penggunaan lahan lahan (2) Penerapan Keuntungan relatif teknologi Keselarasan Kerumitan Dapat dicoba Dapat diamati (3) Sarana Sarana usaha yang dimiliki oleh petani dan yang digunakan untuk kegiatan proses produksi (4) Modal usaha (5) Perluasan usaha Uang yang dipakai untuk proses produksi Keberagaman usahatani yang dilakukan Pengukuran Kesesuaian lahan dengan tanaman yang diusahakan Tingkat kehematan biaya produksi dibandingkan teknologi sebelumnya Tingkat produksi yang dicapai oleh petani dibandingkan teknologi sebelumnya Tingkat keuntungan yang diperoleh petani dibandingkan teknologi sebelumnya Tingkat keselarasan teknologi yang digunakan dengan nilai-nilai yang dianutnya Tingkat keselarasan teknologi yang digunakan dengan kebutuhannya Tingkat kesulitan yang dialami oleh petani dalam memahami teknologi baru Tingkat kesulitan yang dialami oleh petani saat menerapkan teknologi baru Tingkat kemudahan yang dirasakan oleh petani untuk mencoba teknologi baru Tingkat kemudahan untuk melihat hasil yang dicapai dari penerapan teknologi baru Luas lahan (ha) alat penyemprot (unit) bahan bangunan (m 2 ) mesin pertanian (unit) Jumlah uang yang digunakan untuk menghasilkan produk pertanian (ha) Sumber modal yang digunakan dalam proses produksi Tingkat keberagaman komoditas yang diusahakan Tingkat keberagaman usaha yang dilakukan (d) Kemandirian dalam pengambilan keputusan pemasaran adalah kemandirian petani untuk memasarkan dan memperoleh harga yang terbaik bagi produk

16 usahataninya. Pengukuran terhadap peubah kemandirian dalam pengambilan keputusan pemasaran tersebut dilakukan dengan cara memberikan skor pada tiap indikator dengan menggunakan Skala Likert jenjang 4 (1,2,3,4). Peubah dan Indikator kemandirian petani dalam pengambilan keputusan usahatani dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Peubah dan Indikator Kemandirian Petani dalam Pengambilan Keputusan Usahatani Parameter/ Subpeubah (1) Kemandirian dalam Pemenuhan sarana produksi (2) Kemandirian petani dalam pengambilan keputusan budidaya (3) Kemandirian petani dalam pengambilan keputusan penanganan hasil (4) Kemandirian petani dalam pengambilan keputusan pemasaran Indikator Pemenuhan alat dan bahan untuk produksi Penentuan saat tanam Pengolahan tanah Pemilihan komoditas yang ditanam Penentuan benih/ bibit Penyulaman Penyiangan Pengendalian hama dan penyakit Penentuan saat panen Pelaksanaan panen Hasil panen langsung dijual Hasil panen diolah sebelum dijual - Untuk bahan baku - Untuk bahan jadi Menjual hasil panen sesuai dengan harga yang berlaku Menjual hasil panen pada saat harga sesuai dengan yang diinginkan Pengukuran Pemenuhan benih Pemenuhan pupuk Pemenuhan obat-obatan Kesesuaian dengan anjuran/ rekomendasi Kemandirian dalam menentukan komoditas yang diusahakan - Mengikuti anjuran pejabat - Sesuai anjuran petani lain - Sesuai dengan komoditas yang diminta pasar Tanpa pengolahan Hasil panen diolah sebelum dijual: - Hasil panen diolah menjadi bahan baku - Hasil panen diolah menjadi barang jadi Menjual hasil panen sesuai dengan harga yang berlaku Menjual hasil panen pada saat harga sesuai dengan yang diinginkan Instrumentasi Untuk memperoleh data primer dalam penelitian ini dilakukan wawancara terhadap responden terpilih dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah

17 disiapkan yang berhubungan dengan peubah-peubah yang diamati, yang meliputi: (1) Faktor Internal Petani, (2) Kegiatan Penyuluhan, (3) Akses Informasi, (4) Faktor Eksternal Petani, (5) Kapasitas diri Petani, (6) Kapasitas Sumberdaya Pertanian, dan (7) Kemandirian Petani dalam Pengambilan Keputusan Usahatani. Validitas Instrumen Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur/instrumen dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu instrumen dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya sesuai dengan maksud dilakukan pengukuran tersebut. Ancok (1989:122) dan Suryabrata (2000:41-45), menyatakan bahwa validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur itu mengukur apa yang ingin diukur Misalnya, peneliti menggunakan kuesioner di dalam pengumpulan data penelitian, maka kuesioner yang disusun tersebut harus mengukur apa yang ingin diukurnya. Dalam prakteknya, data yang valid selain ditentukan oleh alat ukur yang digunakan, juga ditentukan oleh si pewawancara dan responden. Untuk mengkaji validitas alat ukur, secara konvensional dapat dilihat dari: (1) Validitas isi (Content Validity). Validitas isi menunjuk kepada sejauh mana tes yang merupakan seperangkat pertanyaan-pertanyaan, dilihat dari isinya memang mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur. Ukuran sejauh mana ini ditentukan berdasar derajat representatifnya isi tes itu bagi isi hal yang akan diukur, apakah pertanyaan-pertanyaan yang telah dikembangkan memang representatif (mengukur) bagi apa yang dimaksudkan untuk diukur. (2) Validitas berdasar kriteria (Creterion-related Validity). Validitas berdasar kriteria validitas alat ukur itu dilihat dari sejauh mana hasil pengukuran dengan alat yang dipersoalkan itu sama atau mirip dengan hasil pengukuran dengan alat lain yang dijadikan kriteria. Yang dijadikan kriteria itu biasanya adalah hasil pengukuran atribut yang sama dengan alat lain yang diakui merupakan alat ukur yang baik. Dalam validitas berdasar kriteria validitas alat ukur itu dikaji dengan cara membandingkan skor tes atau skala

18 dengan satu atau lebih variabel eksternal atau kriteria yang diketahui atau diyakini merupakan pengukur atribut yang sedang dikaji (Kerlinger, 2004: ). Validitas berdasar kriteria ini ditunjukkan dengan uji korelasi antara skor pada alat yang dipersoalkan dengan skor pada alat yang dijadikan kriteria. Koefisien korelasi antara dua perangkat skor itu disebut koefisien validitas. Kemudian koefisien validitas harus ditafsirkan dengan melalui koefisien determinasi, yaitu koefisien korelasi kuadrat. Jadi misalnya diperoleh koefisien validitas r xy = 0,50, maka koefisien determinasinya adalah r 2 xy = 0,25. Angka ini menunjukkan proporsi (%) varians suatu variabel, misalnya y, yang dapat diramalkan dari variabel x atau sebaliknya. Makin tinggi angka ini berarti kecermatan prediksi makin tinggi pula. (3) Validitas konstruksi teoritis (Construct Validity). Validitas konstruksi teoritis mempersoalkan sejauh mana skor-skor hasil pengukuran dengan instrumen yang dipersoalkan itu merefleksikan konstruksi teoritis yang mendasari penyusunan alat ukur tersebut. Validasi berdasar konstruksi teoritis ini merupakan proses yang kompleks, yang memerlukan analisis logis dan dukungan data empiris. Konstruk (construct) adalah kerangka dari suatu konsep. Misalkan seorang peneliti ingin mengukur konsep pemupukan, pertama-tama yang harus dilakukan adalah mencari kerangka dari konsep tersebut. Dengan diketahuinya kerangka tersebut, seorang peneliti dapat menyusun tolok ukur operasional konsep tersebut. Untuk mencari kerangka konsep tersebut dapat dilakukan dengan cara berikut: Mencari definisi-definisi konsep yang dikemukakan para ahli yang tertulis di dalam literatur. Jika definisi yang diperlukan tidak bisa diperoleh dari dalam literatur, maka peneliti harus mendefinisikan sendiri konsep tersebut. Menanyakan definisi konsep yang akan diukur kepada calon responden, atau orang-orang yang memiliki karakteristik yang sama dengan responden. Bila terdapat konsistensi antara komponen-komponen konstruk yang satu dengan yang lainnya, maka konstruk tersebut memiliki validitas. Misalnya hasil pengukuran menunjukkan bahwa orang yang melakukan pemupukan

19 terhadap tanamannya, mereka akan teratur melakukan pemupukan tersebut, mereka juga rajin menambah pengetahuan tentang pemupukan, mereka percaya bahwa tanaman yang dipupuk akan tumbuh subur. Bila tidak semua komponen tersebut konsisten antara satu dengan lainnya, maka komponen yang tidak konsisten tersebut bukan merupakan komponen yang valid dari suatu konsep. Bila semua komponen tersebut valid, maka hasil pengukuran dengan masing-masing komponen akan berkorelasi satu sama lain. Jadi untuk mengetahui valid tidaknya komponen dilakukan uji korelasi. Reliabilitas Instrumen Menurut Suryabrata (2000:29), reliabilitas alat ukur menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya. Hal ini ditunjukkan oleh taraf keajegan (konsistensi) skor yang diperoleh oleh para subjek yang diukur dengan alat yang sama, atau diukur dengan alat yang setara pada kondisi yang berbeda. Dalam artinya yang paling luas reliabilitas alat ukur menunjuk kepada sejauh mana perbedaan-perbedaan skor perolehan itu mencerminkan perbedaanperbedaan atribut yang sebenarnya. Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauhmana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel. Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang konsisten (Ancok, 1989: ). Dalam penelitian sosial, perlu diperhitungkan unsur kesalahan pengukuran (measurement error). Kesalahan pengukuran ini cukup besar, oleh karena itu untuk mengetahui hasil pengukuran yang sebenarnya, maka kesalahan pengukuran ini sangat di perhitungkan. Untuk mengukur reliabilitas dalam penelitian ini, digunakan formula Cronbach (1947) dengan menggunakan Koefisien Alpha (Suryabrata, 2000:37), dengan rumus sebagai berikut:

20 n Σ Vi α = 1 - n-1 Vt Keterangan: α = koefisien reliabilitas n = banyaknya bagian (potongan tes) Vi = varians tes bagian 1 yang panjangnya tak terbatas Vt = varians skor total Ukuran yang digunakan untuk menentukan apakah instrumen sudah reliabel atau belum, didasarkan pada tingkat reliabilitas dengan metode Alpha Cronbach yang diukur berdasarkan skala Alpha Cronbach 0 1 (Azwar, 2003:184). Nilai hasil uji reliabilitas dikelompokkan sebagai berikut: (1) Kurang reliabel, nilai Alpha Cronbach 0,00 0,20 (2) Agak reliabel, nilai Alpha Cronbach 0,21 0,40 (3) Cukup reliabel, nilai Alpha Cronbach 0,41 0,60 (4) Reliabel, nilai Alpha Cronbach 0,61 0,81 (5) Sangat reliabel, nilai Alpha Cronbach 0,81-1,00 Uji Validitas dan Reliabilitas Hasil uji validitas dan reliabilitas terhadap 30 orang responden yang memiliki tingkat kesamaan kondisi dengan lokasi penelitian disajikan pada Tabel 10. Tabel 10. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Peubah Validitas Reliabilitas Keterangan (kisaran koef. r) (α Cronbach) (X 1 ) Faktor Internal Petani ** ** Valid dan Reliabel (X 2 ) Kegiatan Penyuluhan ** ** Valid dan Reliabel (X 3 ) Akses Informasi ** ** Valid dan Reliabel (X 4 ) Faktor Eksternal Petani ** ** Valid dan Reliabel (X 5 ) Kapasitas Diri Petani ** ** Valid dan Reliabel (X 6 ) Kapasitas Sbdaya Pertanian ** ** Valid dan Reliabel (Y 1 ) Kemandirian Petani ** ** Valid dan Reliabel Keterangan: ** hasil uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian nyata pada α 0.01 Tabel 10 menunjukkan bahwa reliabilitas data seluruh butir pertanyaan dari seluruh peubah penelitian adalah reliabel, demikian pula untuk uji validitas masing-masing peubah penelitian.

21 Pengumpulan Data Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, digunakan teknik sebagai berikut: (1) Wawancara (interview), yaitu mengadakan wawancara langsung dengan obyek penelitian untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dengan menggunakan kuesioner yang telah disiapkan. (2) Pengamatan langsung (observasi), yaitu data dikumpulkan berdasarkan hasil pengamatan langsung di lapangan. (3) Dokumentasi, yaitu mengumpulkan data dengan cara mencatat data-data yang sudah tersedia di kantor-kantor atau instansi-instansi yanng terkait dengan penelitian. (4) Wawancara mendalam terhadap tokoh-tokoh masyarakat atau responden terpilih yang dianggap mampu memberikan penjelasan secara mendalam. Analisis Data (1) Untuk mendiskripsikan tingkat kemandirian petani dalam pengambilan keputusan usahatani digunakan analisis statistik deskriptif dengan cara menyajikan data yang diperoleh dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. (2) Untuk menganalisis arah hubungan variabel independen terhadap variabel dependen adalah menggunakan Analisis Koefisien Korelasi Rank Spearman (r s ) dengan rumus: r s = N 2 6 di i= 1 N( N 1) 1 2 Keterangan: r s = koefisien Korelasi Rank Spearman di = perbedaan antara kedua ranking. N = banyaknya sample (3) Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemandirian petani dalam pengambilan keputusan usahatani digunakan metode model regresi linear berganda dengan rumus:

22 Y = b o + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + b 5 X b n X n + e Keterangan: Y = variabel dependen b 0 = intersep b 1 b n = koefisien regresi X 1 X n = variabel independen e = error (pengganggu) (4) Untuk menganalisis besarnya pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemandirian petani dalam pengambilan keputusan usahatani digunakan metode Path Analysis (analisis jalur) dengan rumus:.r ij = p ij + Σ k p ik r jk Keterangan : r = koefisien korelasi, p = koefisien jalur.i, j, k = variabel.i,.j dan k Untuk menghitung koefisien jalur, dapat dihitung dengan menggunakan matriks sebagai berikut: r 1.j 1 r 1.2 r 1.3 r 1.4 r 1.j p i.1.r 2.j r r 2.3 r 2.4 r 2.j p i.2.r 3.j r 3.1 r r 3.4 r 3.j p i r i.j r i.1 r i.2 r i.3 r i.4 1 p i.j Besarnya persentase pengaruh langsung masing-masing variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) dapat dihitung dengan mengkuadratkan nilai koefisien jalur lalu dikalikan 100% untuk masing-masing variabel. Untuk menghitung besarnya pengaruh secara bersama-sama variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y), maka dilanjutkan dengan rumus: R 2 j i = p j.1 r 1j + p i.2 r 2.j + + p i.j r i.j Untuk menghitung besarnya pengaruh dari luar model adalah dengan menggunakan rumus: 2 P ie = 1 R j i Dari hasil perhitungan P i e tersebut dikuadratkan lalu dikalikan 100% akan diperoleh besarnya persentase pengaruh diluar model (Mueller, 1977).

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian Populasi

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian Populasi METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian berbentuk survei deskriptif korelasional, yang bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antar gejala (peubah) serta menganalisis hubungan antara peubah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel. Desain Penelitian 36 METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah populasi yang homogen yaitu pembudidaya ikan patin yang berada di Desa Tangkit Baru, Kec. Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang dengan metode survei deskriptif-korelasional. Menurut Kerlinger dan Lee (2000), penelitian survei mengkaji populasi (universe) yang besar dengan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel 38 METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian telah dilaksanakan dari bulan Maret sampai Agustus 2009 pada dua basis pemeliharaan yang berbeda yakni: basis lahan sawah dan lahan persawahan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian didesain sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Menurut Singarimbun dan Effendi (2006) desain penelitian survei adalah penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 41 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain dalam bentuk metode survei yang bersifat explanatory research, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan peubah-peubah yang diamati,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi. dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.

METODE PENELITIAN. Populasi. dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. METODE PENELITIAN Populasi Populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi penyuluh yang ada di Kota

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian didesain sebagai suatu penelitian deskriptif korelasional. Singarimbun dan Effendi (2006) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif dimaksudkan untuk pengukuran

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel 31 METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Lokasi penelitian di RW 08 Kelurahan Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Lokasi ini dipilih secara purposif (sengaja). Adapun pertimbangan memilih

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian 41 METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian survei. Terdapat dua peubah yaitu peubah bebas (X) dan peubah tidak bebas (Y). Peubah bebas (independen) yaitu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi Penelitian METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksplanatori yaitu penelitian yang menelaah hubungan antara peubah-peubah

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 30 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Menurut Sugiyono (2012:2), metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditentukan, dibuktikan, dan dikembangkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian 33 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian survey yang bersifat explanatory research yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengevaluasi dengan menjelaskan hubungan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Data dan Instrumentasi

METODE PENELITIAN Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Data dan Instrumentasi 41 METODE PENELITIAN Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive) yaitu Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mempergunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini di desain sebagai suatu penelitian survai yang bersifat deskriptif korelasional. Menurut Singarimbun dan Effendi (2006) penelitian survai adalah penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian 31 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian survai deskriptif dan korelasionel yang terkait dengan Program Ketahanan Pangan di Kecamatan Gandus. Menurut Singarimbun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan penelitian. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan 44 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari suatu penelitian. Objek penelitian merupakan sumber diperolehnya

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian 22 3. Terdapat hubungan nyata positif antara karakteristik personal, karakteristik lingkungan sosial, dan tingkat pengelolaan program dengan tingkat penghargaan masyarakat terhadap PDPT. 4. Terdapat hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Sugiyono dalam buku metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D (2011, h. 6) metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian yang Digunakan Secara umum metode penelian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sugiyono (2012) menyatakan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 51 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Ari Kunto (1998:15), variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian, sedangkan tempat di mana

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi Penelitian Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi Penelitian Rancangan Penelitian METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai Agustus 2008 di Desa Jono Oge dan Desa Tondo Kecamatan Sirenja Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mendapatkan data yang diperlukan pada penelitian ini, penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mendapatkan data yang diperlukan pada penelitian ini, penulis 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Untuk mendapatkan data yang diperlukan pada penelitian ini, penulis melakukan penelitian pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Gorontalo yang

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya 44 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Pada Bandung. Dalam penelitian ini terdapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, maka penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, maka penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, maka penelitian ini merupakan Basic Researh karena hasil dari penelitian ini berfungsi sebagai pengembangan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain sebagai penelitian survey yang bersifat deskriptif korelasional yaitu untuk mengetahui hubungan yang terjadi dari peubah-peubah yang diteliti

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan jenis penelitian eksplanatif dan metode penelitian kuantitatif.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan jenis penelitian eksplanatif dan metode penelitian kuantitatif. BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis dan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan jenis penelitian eksplanatif dan metode penelitian kuantitatif.

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 40 METODOLOGI PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian dirancang sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Singarimbun dan Effendi (2006) mengatakan, desain penelitian survei adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan teoritis pada Bab II, maka langkah berikutnya pada Bab III ini adalah menguji

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel. variabel X yang akan diukur untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel. variabel X yang akan diukur untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan 37 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1.Variabel (X) Berdasarkan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diuraikan beberapa batasan, dan ukuran dari variabel

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. = λ 14 X 2 + δ. X2.6 = λ 15 X 2 + δ 15

METODE PENELITIAN. = λ 14 X 2 + δ. X2.6 = λ 15 X 2 + δ 15 68 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah ex post facto, yaitu bentuk penelitian yang menilai peristiwa yang telah terjadi atau penilaian kondisi faktual di lapangan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2008 : 2), Metode Penelitian pada dasarnya

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2008 : 2), Metode Penelitian pada dasarnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Menurut Sugiyono (008 : ), Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Nasir (1999:64), menjelaskan bahwa metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian 33 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat deskriptif dan korelasional. Pemilihan pendekatan kuantitatif digunakan untuk lebih memahami fakta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan 27 BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan dengan permasalahan yang diteliti, untuk menjelaskan hubungan antara minat mahasiswa dalam membaca buku

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian dalam penelitian ini adalah tipe penelitian yang bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian dalam penelitian ini adalah tipe penelitian yang bersifat BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian dalam penelitian ini adalah tipe penelitian yang bersifat descriptive research. Descriptive Research bertujuan menguji hipotesis penelitian

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 24 METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kluting Jaya Kecamatan Weda Selatan, yang merupakan salah satu daerah yang termasuk dalam remote area lingkaran

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dengan penelitian survei yang bersifat menjelaskan hubungan kausal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisisnya pada data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda

BAB III METODE PENELITIAN. analisisnya pada data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang menekankan analisisnya pada data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda statistika.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 29 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian deskriptif korelasional. Menurut Rakhmat (2007) metode korelasi bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada satu faktor

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 1.1. Obyek Penelitian Obyek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian peneliti. Objek penelitian merupakan sesuatu yang kita ukur tetapi apa yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Definisi operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk

III. METODE PENELITIAN. Definisi operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk 35 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Definisi operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk memperoleh data penelitian yang selanjutnya akan dianalisis dan di uji sesuai dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode survei. Metode

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode survei. Metode 46 III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode survei. Metode survei adalah metode yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah preferensi konsumen smartphone merek Blackberry. Adapun yang menjadi subjek dari penelitian ini, yaitu konsumen smartphone

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 23 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat selama dua bulan dari bulan Maret sampai dengan bulan April

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lampung Kantor Cabang Utama Bandar Lampung. Penelitian ini dilakukan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lampung Kantor Cabang Utama Bandar Lampung. Penelitian ini dilakukan untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek dan Jenis Penelitian Objek dari penelitian ini adalah Produk Kredit Pegawai pada Bank Lampung dengan subjek yang dipilih adalah nasabah Kredit Pegawai pada Bank

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu tentang data

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu tentang data III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian, secara umum menggambarkan bagaimana sutu proses penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kelompok tersebut (Sugiyono, 2008). Definisi operasional merupakan. sehingga menjadi variabel yang dapat diukur.

BAB III METODE PENELITIAN. kelompok tersebut (Sugiyono, 2008). Definisi operasional merupakan. sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. 34 BAB III METODE PENELITIAN 3. Metode Penelitian 3.1. Variabel dan Definisi Operasional Variabel penelitian merupakan suatu atribut dari sekelompok obyek yang diteliti, mempunyai variasi antara yang satu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini dirancang dalam bentuk correlation research yang bertujuan menjelaskan pola hubungan antar peubah melalui pengujian hipotesis. Di dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengamatan dilakukan pada konsumen tetap santika hotel, khususnya terhadap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengamatan dilakukan pada konsumen tetap santika hotel, khususnya terhadap BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Metode Penelitian 3.1.1 Desain Penelitian Pengamatan dilakukan pada konsumen tetap santika hotel, khususnya terhadap pemegang kartu Santika Important Person

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Banjaran untuk mengambil sampel yang dimulai dari survey pendahuluan sampai

BAB III METODE PENELITIAN. Banjaran untuk mengambil sampel yang dimulai dari survey pendahuluan sampai 41 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Variabel bebas dari penelitian ini yaitu pengetahuan gizi siswa, sedangkan variabel terikatnya yaitu keputusan pembelian makanan jajanan sekolah.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. independent dan sebagai variabel dependent nya adalah keputusan pembelian

BAB III METODE PENELITIAN. independent dan sebagai variabel dependent nya adalah keputusan pembelian 41 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Variabel penelitian yang diteliti dalam penelitian ini adalah, variabel budaya (X 1 ), variabel sosial (X ), dan variabel psikologis (X 3 ) sebagai variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. masalah dalam penelitian. Melalui penelitian manusia dapat menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. masalah dalam penelitian. Melalui penelitian manusia dapat menggunakan 22 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang berisikan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam mengumpulkan data dengan tujuan dapat menjawab masalah dalam penelitian. Melalui

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. rangka memperoleh data-data yang berkaitan dengan permasalahan yang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. rangka memperoleh data-data yang berkaitan dengan permasalahan yang BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan suatu Permasalahan yang dijadikan sebagai topik penelitian dalam rangka menyusun laporan, penelitian ini dilakukan dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 3.1.1 Kerangka Pemikiran Berdasarkan kajian teori yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa keputusan masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Obyek Penelitian Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel Bebas Variabel bebas adalah suatu variabel yang dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 40 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data 3.1.1 Penelitian Kepustakaan 1. Study literatur atau studi kepustakaan, yaitu dengan mendapatkan berbagai literatur dan referensi tentang manajemen

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 26 METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi petani terhadap kompetensi penyuluh pertanian. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan tersebut rancangan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian terpaan pesan pencegahan bahaya demam berdarah dan sikap ibu-ibu rumah tangga dilakukan di Kelurahan Rangkapan Jaya Baru yang terdiri dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. apapun tetapi hanya mengungkapkan fakta-fakta yang ada di sekolah.

BAB III METODE PENELITIAN. apapun tetapi hanya mengungkapkan fakta-fakta yang ada di sekolah. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu mengetahui tingkat pemahaman siswa tentang makanan lauk pauk dan sayuran tradisional di SMA N 11 Yogyakarta, maka penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mengungkapkan tentang keputusan pembelian konsumen di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mengungkapkan tentang keputusan pembelian konsumen di 47 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini mengungkapkan tentang keputusan pembelian konsumen di Citra Sari Family Restaurant. Objek penelitian yang menjadi variabel bebas (independent

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (Sugiyono, 2002: 11). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh

BAB III METODE PENELITIAN. (Sugiyono, 2002: 11). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 00:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan keseluruhan proses pemikiran dan penentuan matang tentang hal-hal yang dilakukan yang tersusun secara sistematik. Rancangan penelitian

Lebih terperinci

3 METODE Rancangan Penelitian

3 METODE Rancangan Penelitian Peningkatan kesadaran perusahaan terhadap perlunya perilaku tanggung jawab sosial terjadi secara global. Para pengambil kebijakan di perusahaan semakin menyadari bahwa tujuan tanggung jawab sosial adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian penulis meneliti pengaruh diferensiasi produk dan saluran

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian penulis meneliti pengaruh diferensiasi produk dan saluran BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian Subjek penelitian penulis meneliti pengaruh diferensiasi produk dan saluran distribusi terhadap pendapatan pengusaha tahu cibuntu di kecamatan Bandung kulon

Lebih terperinci

Bab 3 METODE PENELITIAN

Bab 3 METODE PENELITIAN Bab 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Metodologi Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif. Dengan metode kuantitatif ini diharapkan dapat memberikan penjelasan mengenai perilaku

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Obyek penelitian adalah Perusahaan Roti Aflah Subyek penelitiannya adalah konsumen atau pembeli pada

BAB III METODE PENELITIAN Obyek penelitian adalah Perusahaan Roti Aflah Subyek penelitiannya adalah konsumen atau pembeli pada 41 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek dan Subyek Penelitian 3.1.1. Obyek penelitian adalah Perusahaan Roti Aflah. 3.1.2. Subyek penelitiannya adalah konsumen atau pembeli pada Perusahaan Roti Aflah.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar,

BAB III METODE PENELITIAN. data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitif. Penelitian kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan judul Kontribusi Penguasaan Materi Mata Diklat Gambar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan judul Kontribusi Penguasaan Materi Mata Diklat Gambar BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian dengan judul Kontribusi Penguasaan Materi Mata Diklat Gambar Bangunan Gedung II terhadap Kesiapan Siswa SMK

Lebih terperinci

3.2 Teknik Pengumpulan Data dan Sumber Data

3.2 Teknik Pengumpulan Data dan Sumber Data III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan deskriptif dan verifikatif. Pendekatan deskriptif digunakan untuk mengungkapkan hasil penelitian secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. mendapatkan bukti sebab akibat antara variabel-variabel penelitian yang terdiri atas

III. METODE PENELITIAN. mendapatkan bukti sebab akibat antara variabel-variabel penelitian yang terdiri atas III. METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini mengunakan rancangan penelitian kausal karena bertujuan untuk mendapatkan bukti sebab akibat antara variabel-variabel penelitian yang terdiri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Arikunto (2002:135) menyatakan bahwa metode penelitian merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Arikunto (2002:135) menyatakan bahwa metode penelitian merupakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Pendekatan Penelitian Arikunto (2002:135) menyatakan bahwa metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam menyimpulkan data penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rangkaian sistematis dari penjelasan secara rinci tentang keseluruhan rencana penelitian mulai dari perumusan masalah, tujuan,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kuantitatif, melalui penyebaran kuesioner (angket) kepada responden. Teknik penggunaan angket adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengkaji suatu fenomena/gejala serta hubungannya terhadap variabel-variabel

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengkaji suatu fenomena/gejala serta hubungannya terhadap variabel-variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitaian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kombinasi ( mixed

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kombinasi ( mixed III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kombinasi ( mixed methods). Metode penelitian kombinasi adalah metode penelitian yang menggabungkan antara metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1.Objek Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel independen yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1.Objek Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel independen yaitu BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Objek Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel independen yaitu Pengetahuan Kewirausahaan (X 1 ), Lingkungan Sekolah (X ) dan Pengalaman Praktek

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang digunakan untuk mengetahui nilai variabel X yakni keunggulan asosiasi merek,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pengamatan dilakukan terhadap karyawan PT. Inhutani I Kantor Direksi Jakarta. Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif. Dengan penelitian asosiatif

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Y, dimana variabel X dalam penelitian ini adalah relationship marketing, sebagai

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Y, dimana variabel X dalam penelitian ini adalah relationship marketing, sebagai BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dalam penelitian yang akan dibahas adalah variabel X dan variabel Y, dimana variabel X dalam penelitian ini adalah relationship marketing,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dengan interpretasi yang bersifat kualitatif. Menurut Ghozali (2005 : 4) yang

III. METODE PENELITIAN. dengan interpretasi yang bersifat kualitatif. Menurut Ghozali (2005 : 4) yang III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian diskriptif dengan interpretasi yang bersifat kualitatif. Menurut Ghozali (2005 : 4) yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Yang menjadi

BAB III METODE PENELITIAN. (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Yang menjadi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini tergolong dalam dua variabel, yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Yang menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Tiap penelitian harus direncanakan. Untuk itu diperlukan suatu desain penelitian. Nasution (009 : 3) mengemukakan bahwa Desain penelitian merupakan rencana

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Populasi dan Sampel Populasi penelitian adalah semua nelayan yang seluruh atau sebagian besar aktivitasnya melakukan usaha penangkapan ikan demersal di Kecamatan Wangi-Wangi

Lebih terperinci

Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. Kabupaten Tulang Bawang yang beralamat di Jalan Cemara Kompleks

Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. Kabupaten Tulang Bawang yang beralamat di Jalan Cemara Kompleks BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Tulang Bawang yang beralamat di Jalan Cemara Kompleks Perkantoran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban untuk

BAB III METODE PENELITIAN. disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban untuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rencana dan struktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013. 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013. 3.2 Teknik Pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terletak di sebelah selatan Kota Bandung yang berjarak sekitar ± 50 km dari pusat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terletak di sebelah selatan Kota Bandung yang berjarak sekitar ± 50 km dari pusat 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Taman Wisata Alam Cimanggu yang terletak di sebelah selatan Kota Bandung yang berjarak sekitar ± 50 km dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif. Penelitian Kuantitatif adalah suatu penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Dalam penelitian ini, pokok bahasan atau variabel yang diteliti terdiri dari variabel dependen dan independen. Variabel dependen adalah kinerja,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data hasil penelitian dengan mempergunakan statistik. Penelitian ini dilakukan di tempat karaoke QYU-QYU.

BAB III METODE PENELITIAN. data hasil penelitian dengan mempergunakan statistik. Penelitian ini dilakukan di tempat karaoke QYU-QYU. 45 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif yaitu dengan mengolah data hasil penelitian dengan mempergunakan statistik. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada suatu penelitian terdapat berbagai macam metode penelitian yang digunakan, pemilihannya sangat tergantung pada prosedur, alat serta desain penelitian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual English First Bogor adalah lembaga kursus bahasa Inggris yang menggunakan tenaga pengajar penutur asli bahasa Inggris, memiliki jadwal kursus

Lebih terperinci