METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian"

Transkripsi

1 26 METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan metode survai untuk menjelaskan hubungan antara variabel-variabel penelitian melalui pengujian hipotesis. Penelitian survai menurut Singarimbun dan Effendi (1995) adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dengan menggunakan kuesioner (daftar pertanyaan) sebagai alat pengumpulan data. Data dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan petani anggota tani kemudian data ditabulasi, dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif kemudian di interpretasi (Branner 1997). Hasil akhirnya merupakan suatu gambaran permasalahan yang ditampilkan melalui tabel data dan peubah yang kemudian dianalisis dengan analisis statistik sebagai alat ujinya. Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh fakta-fakta faktor internal dan eksternal petani anggota tani, persepsi anggota terhadap kepemimpinan ketua tani, dan keberhasilan tani. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di tani padi di Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah. Pemilihan lokasi dipilih berdasarkan pada kriteria: (1) merupakan kabupaten yang memiliki jumlah tani terbanyak kedua di Provinsi Jawa Tengah, (2) terdapat kelembagaan tani sesuai versi Kementerian Pertanian yaitu kelas Pemula, Lanjut, Madya, dan Utama yang tetap aktif. Adapun kecamatan yang dipilih sebagai lokasi penelitian meliputi Kecamatan Buayan, Rowokele dan Ayah dengan pertimbangan bahwa di ketiga kecamatan tersebut terdapat 4 (empat) kelas kemampuan (tipologi) tani padi versi Kementerian Pertanian yaitu Pemula, Lanjut, Madya dan Utama yang aktif sehingga dapat mewakili keragaman populasi yang menjadi obyek pada penelitian ini. Kecamatan yang dipilih sebagai lokasi penelitian merupakan kecamatan yang terdapat tani padi kelas Pemula, Lanjut, Madya, dan Utama yang aktif yaitu Kecamatan Buayan, Rowokele dan Ayah. Dasar pembentukan tani adalah berdasarkan hamparan usaha tani. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus November Tahap persiapan penelitian telah dilakukan sejak bulan Juni Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani yang menjadi anggota tani padi di Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah. Pengambilan sampel petani anggota dilakukan dengan teknik sampel acak stratifikasi (stratified random sampling) berdasarkan kelas kemampuan (tipologi) tani versi Kementerian Pertanian, yaitu: Kelas Pemula, Lanjut, Madya, dan Utama. Keragaman populasi diwakili oleh kelas kemampuan (tipologi) tani padi sehingga jumlah sampel petani pada masing-masing kelas kemampuan diambil dengan jumlah yang sama (disproportionate stratified random sampling). Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka jumlah tani yang diamati dalam penelitian ini sebanyak 12 tani, dengan rincian 3 tani pada masing-masing kelas Pemula, Lanjut, Madya, dan Utama.

2 Dari 12 tani yang terpilih dilakukan pengambilan responden secara acak sederhana, dengan penentuan setiap sebanyak 10 responden, sehingga jumlah keseluruhan adalah 4 (kelas tani) x 3 ( tani) x 10 (orang) = 120 responden. Kecamatan Buayan terdiri dari 20 desa dan 96 tani dengan rincian 57 tani kelas Pemula, 29 tani kelas Lanjut, 9 tani kelas Madya dan 1 tani kelas Utama. Kecamatan Rowokele terdiri dari 11 desa dan 80 tani dengan rincian 56 tani kelas Pemula, 16 tani kelas Lanjut, 7 tani kelas Madya dan 1 tani kelas Utama. Kecamatan Ayah terdiri dari 18 desa dan 96 tani dengan rincian 52 tani kelas Pemula, 31 tani kelas Lanjut, 12 tani kelas Madya dan 1 tani kelas Utama. Keragaman populasi diwakili oleh kelas kemampuan (tipologi) tani padi sehingga jumlah sampel petani pada masing-masing kelas kemampuan diambil dengan jumlah yang sama/tidak proporsional (disproportionate stratified random sampling). Disproportionate stratified random sampling adalah pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata tetapi sebagian ada yang kurang proporsional pembagiannya (Riduwan 2009). Jumlah sampel dalam penelitian ini secara rinci tercantum pada Tabel 1. No Tabel 1 Populasi, sampel, dan jumlah sampel petani berdasarkan kelas kemampuan tani yang diamati Kelas kemampuan tani Desa Petani responden Nama tani Populasi anggota Sampel 27 Jumlah sampel (orang) 1 Pemula Nogoraji Mitra Agro Kreteg Pakarti 45 Saribumi 10 Candirenggo Candi Wulan Lanjut Rogodono Rukun Santoso Bumi Agung Kismorahayu Bulurejo Tani Maju Madya Purbowangi Karya Utama Pring Tutul Eling Jaya Kedung Weru Kedung Jaya Utama Rogodadi Sri Mulyo Redisari Pulungsari Mangunweni Pucung Jumlah

3 28 Jenis Data Pengembangan Instrumen Penelitian Data penelitian yang dikumpulkan terdiri dari dua jenis data yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diambil secara langsung dari responden. Data primer dikumpulkan melalui pengisian kuesioner penelitian dan wawancara dengan responden. Data sekunder diperoleh dari pemerintah setempat, instansi terkait dan penyuluh di lokasi penelitian, berfungsi sebagai pendukung dan pelengkap data primer. Rincian masing-masing data primer tersebut adalah sebagai berikut: a. Faktor Internal Petani Anggota (X1) yaitu ciri-ciri yang dimiliki oleh petani anggota yang berhubungan dengan semua aspek kehidupan dengan lingkungannya, meliputi: umur petani, pendidikan formal, luas lahan, motivasi, pengalaman berusahatani, jumlah tanggungan keluarga, dan kekosmopolitan. b. Faktor Eksternal Petani Anggota (X2) yaitu keadaan atau kondisi yang mempengaruhi petani yang berasal dari luar dirinya, meliputi: ketersediaan informasi, peran penyuluh, keterlibatan anggota dalam kegiatan, dan manfaat yang diperoleh dari. c. Persepsi anggota terhadap kepemimpinan ketua tani (Y1) adalah penilaian petani anggota terhadap kepemimpinan ketua dalam upaya mencapai keberhasilan tani, meliputi upaya meningkatkan hubungan baik antara pemimpin dengan anggotanya, keaktifan menentukan dan mengarahkan struktur serta interaksi, upaya pencapaian tujuan, kemampuan membuat dan mengambil keputusan, kemampuan memotivasi tindakan nyata anggota, kejujuran, kemampuan berkomunikasi, dan kedisiplinan. d. Keberhasilan tani (Y2) adalah tingkat keberhasilan untuk mencapai tujuannya, meliputi: sarana untuk pengembangan (community material), cara-cara/mekanisme untuk menghimpun dana (community fund), pengetahuan anggota (community knowledge), produktivitas, kepuasan anggota, dan semangat. Variabel Penelitian Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas (independent variable), dan variabel tidak bebas (dependent variable). Berikut penjelasan masing-masing variabel secara rinci: (1) Variabel bebas/independen (X), yaitu variabel yang dapat mempengaruhi variabel tidak bebas/dependen (Y). Variabel bebas terdiri dari : (a) Faktor internal petani anggota (X1) meliputi: umur (X1.1.), pendidikan formal (X1.2.), luas lahan (X1.3.), motivasi (X1.4.), pengalaman berusahatani (X1.5.), jumlah tanggungan keluarga (X1.6.), dan kekosmopolitan (X1.7.). (b) Faktor eksternal petani anggota (X2) meliputi ketersediaan informasi (X2.1.), peran penyuluh (X2.2.), keterlibatan anggota dalam kegiatan (X2.3.), manfaat yang diperoleh anggota dari (X2.4.).

4 (2) Variabel tidak bebas/dependen (Y), yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas/independen. Variabel tidak bebas/dependen terdiri dari: (a) Persepsi anggota terhadap kepemimpinan ketua tani (Y1) yaitu penilaian anggota terhadap kepemimpinan ketua tani meliputi: upaya ketua meningkatkan hubungan baik dengan anggotanya (Y1.1.), keaktifan ketua menentukan dan mengarahkan struktur serta interaksi (Y1.2.), upaya ketua dalam pencapaian tujuan (Y1.3.), kemampuan ketua dalam membuat dan mengambil keputusan (Y1.4.), kemampuan ketua dalam memotivasi tindakan nyata anggota (Y1.5.), kejujuran (Y1.6.), kemampuan berkomunikasi (Y1.7.), dan kedisiplinan ketua (Y1.8.). (b) Keberhasilan tani (Y2) meliputi sarana untuk pengembangan (Y2.1.), mekanisme penghimpunan dana dalam (Y2.2.), pengetahuan anggota (Y2.3.), produktivitas (Y2.4.), kepuasan anggota (Y2.5.), dan semangat (Y2.6.). Konseptualisasi Konseptualisasi sejumlah variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Faktor internal petani anggota adalah ciri-ciri yang dimiliki oleh petani anggota yang berhubungan dengan semua aspek kehidupan dengan lingkungannya, meliputi: umur petani, pendidikan formal, luas lahan, motivasi, pengalaman berusahatani, jumlah tanggungan keluarga, dan kekosmopolitan. (2) Umur petani adalah usia responden dihitung dari lahir hingga saat penelitian, dinyatakan dalam tahun. (3) Pendidikan formal adalah lamanya pendidikan formal yang pernah ditempuh/dicapai responden, dinyatakan dalam tahun. (4) Luas lahan adalah jumlah satuan luas lahan yang diusahakan responden untuk berusahatani, yang dinyatakan dalam satuan hektar (Ha). (5) Motivasi adalah dorongan atau alasan dalam diri responden yang merangsang melakukan tindakan. (6) Pengalaman berusahatani adalah lamanya responden terlibat langsung dalam kegiatan berusahatani. (7) Jumlah tanggungan keluarga adalah banyaknya orang dalam keluarga yang menjadi tanggungan responden. (8) Kekosmopolitan adalah aktivitas responden dalam mencari informasi berkaitan dengan pengembangan usahatani ke luar sistem sosialnya, ke desa lain atau ke kota dalam satu minggu, satu bulan, atau satu tahun terakhir. (9) Faktor eksternal petani anggota adalah keadaan atau kondisi yang mempengaruhi petani yang berasal dari luar dirinya. (10) Ketersediaan informasi adalah tingkat ketersediaan media tertentu sebagai sumber informasi tentang usahatani, meliputi: (a) media elektronik: TV, radio, internet, hp; (b) media non-elektronik: poster, brosur, majalah, buku; (c) interpersonal: penyuluh, petani lain di luar, petani lain dalam. 29

5 30 (11) Peran penyuluh adalah peran aktif penyuluh dalam pembinaan usahatani, peran penyuluh dalam menjelaskan materi penyuluhan, peran penyuluh dalam menjelaskan teknologi baru, peran penyuluh dalam memberikan informasi pasar. (12) Keterlibatan anggota dalam kegiatan adalah tingkat dimana responden mengkaitkan dirinya ke dan secara aktif berpartisipasi di dalamnya. (13) Manfaat yang diperoleh dari adalah manfaat yang diperoleh responden setelah bergabung menjadi anggota tani. (14) Persepsi anggota terhadap kepemimpinan ketua tani adalah penilaian petani anggota terhadap kepemimpinan ketua tani meliputi: upaya meningkatkan hubungan baik dengan anggotanya, keaktifan menentukan dan mengarahkan struktur serta interaksi, upaya pencapaian tujuan, kemampuan membuat dan mengambil keputusan, kemampuan memotivasi tindakan nyata anggota, kejujuran, kemampuan berkomunikasi, dan kedisiplinan. (15) Upaya meningkatkan hubungan baik antara pemimpin dengan anggotanya adalah tindakan ketua dalam membina dan menjaga hubungan antar pribadi dengan baik dan menyenangkan. (16) Keaktifan menentukan dan mengarahkan struktur serta interaksi adalah tindakan ketua dalam mengarahkan, mengatur kewenangan, pembagian tugas kepada anggota sesuai dengan kemampuannya, usaha menjalin hubungan anggota dengan anggota dan hubungan anggota dengan pihak luar agar dapat berjalan dengan baik. (17) Upaya pencapaian tujuan adalah tindakan ketua dalam menggerakkan atau memotivasi anggota ke arah pencapaian tujuan. (18) Kemampuan membuat dan mengambil keputusan adalah tindakan ketua dalam membuat dan mengambil keputusan. (19) Kemampuan memotivasi tindakan nyata anggota adalah tindakan ketua dalam upaya mendorong, memotivasi dan menggerakan tindakan nyata anggota dalam setiap kegiatan, terutama kegiatan usahataninya. (20) Kejujuran adalah tingkat kejujuran yang dimiliki oleh ketua dalam menjalankan fungsinya sebagai pemimpin. (21) Kemampuan berkomunikasi adalah kemampuan ketua dalam menyampaikan pembicaraan, perkataan atau menyampaikan informasi inovasi kepada anggotanya. (22) Kedisiplinan adalah tingkat kedisiplinan ketua dalam bekerja sebagai pemimpin. (23) Keberhasilan adalah tingkat keberhasilan untuk mencapai tujuannya, meliputi: sarana untuk pengembangan (community material), mekanisme penghimpunan dana dalam (community fund), pengetahuan anggota (community knowledge), produktivitas, kepuasan anggota, dan semangat. (24) Sarana untuk pengembangan adalah sarana yang ada di dalam yang berguna untuk pengembangan.

6 (25) Mekanisme penghimpunan dana dalam adalah cara-cara atau mekanisme untuk menghimpun dana dalam. (26) Pengetahuan anggota adalah pengetahuan anggota tentang permodalan, usahatani, pemasaran, teknologi yang diperoleh dari. (27) Produktivitas adalah hasil-hasil yang mampu dicapai oleh anggota melalui wadah tani. (28) Kepuasan anggota adalah kepuasan anggota terhadap hasil-hasil yang dicapai oleh, terhadap peran serta dalam kegiatan untuk mencapai tujuan (29) Semangat adalah semangat anggota terhadap nya. Pengukuran Variabel Penelitian Pengukuran variabel penelitian yang terdiri dari faktor internal, dan faktor eksternal petani anggota, persepsi anggota terhadap kepemimpinan ketua tani, dan keberhasilan tani disajikan dalam Tabel 2, 3, 4, dan Tabel 2 Variabel, definisi operasional, indikator, dan pengukuran variabel faktor-faktor internal petani anggota Variabel Definisi Operasional 1. Umur Petani Usia responden dihitung dari lahir hingga saat penelitian, dinyatakan dalam tahun Indikator Jumlah tahun lama hidup yang sudah dijalani responden sampai dengan saat penelitian Pengukuran Jumlah tahun lama hidup yang sudah dijalani responden sampai dengan saat penelitian. Kategorisasi : - Kurang produktif ( 65 th) - Produktif (50-64 th) - Sangat produktif (15-49 th) 2. Pendidikan Formal lamanya pendidikan formal yang pernah ditempuh/dicapai responden, dinyatakan dalam tahun. Jumlah tahun lamanya pendidikan formal yang pernah diikuti responden. Skor 1 = 0-6 tahun Skor 2 = 7-12 tahun Skor 3 = ( > 12 tahun ) Kategorisasi: - Rendah ( SD) - Menengah ( SD s/d SLTA) - Tinggi (>SLTA) 3. Luas lahan Jumlah satuan luas lahan yang diusahakan responden untuk berusahatani Jumlah satuan luas lahan yang diusahakan responden untuk berusahatani, dinyatakan dalam satuan Ha Satuan luas dalam Ha Kategorisasi : - Sempit (<0,5 Ha) - Sedang ( 0,5 s/d 1,00 Ha) - Luas (> 1,00 Ha)

7 32 Tabel 2 Variabel, definisi operasional, indikator, dan pengukuran variabel faktor-faktor internal petani anggota (lanjutan) Variabel Definisi Operasional 4. Motivasi Dorongan atau alasan dalam diri responden yang merangsang melakukan tindakan. Indikator Pengukuran Motif responden bergabung dalam tani a. Motif ada motivasi apapun Skor 2 = mendapat pengakuan dari anggota yang lain Skor 3 = menambah teman/ bersosialisasi dan tempat untuk mengembangkan usahatani Kebutuhan reponden yang ingin dipenuhi selama bergabung menjadi anggota Harapan responden bergabung menjadi anggota b. Kebutuhan c. Harapan Skor 1 = sekedar berkumpul bersama teman Skor 2 = mendapatkan teman untuk berdiskusi tentang usahatani Skor 3 = memperoleh bantuan sarana produksi, teknologi, pasar, dan informasi pengembangan usahatani Skor 1 = menjalin Kerjasama antar anggota dengan lebih erat Skor 2 = mengetahui informasi tentang pemasaran Skor 3 = menambah pendapatan keluarga, menambah pengetahuan, sikap dan ketrampilan usahatani

8 33 Tabel 2 Variabel, definisi operasional, indikator, dan pengukuran variabel faktorfaktor internal petani anggota (lanjutan) Variabel Definisi Operasional Indikator Pengukuran Lamanya responden Jumlah tahun lamanya terlibat langsung responden terlibat dalam langsung dalam berusahatani berusahatani 5. Pengalaman berusahatani Jumlah tahun lamanya responden melaksanakan usahatani Kategorisasi: - Sedikit ( 5 th) - Cukup (>5 s/d 25 th) - Banyak (> 25 th) 6. Jumlah tanggungan keluarga Banyaknya orang dalam keluarga yang menjadi tanggungan responden, termasuk dirinya sendiri Jumlah orang dalam keluarga yang menjadi tanggungan responden, termasuk dirinya sendiri Skor 1 = 1 3 orang/kk Skor 2 = 4 6 orang/kk Skor 3 = (> 6 orang/kk) Kategorisasi: - Sedikit (1-3 org/kk) - Sedang ( 4-5 org/kk) - Banyak ( > 5 org/kk) 7. Kekosmopolitan Aktivitas responden dalam mencari informasi ke luar sistem sosialnya, ke desa lain atau ke kota dalam satuminggu, satu bulan atau satu tahun terakhir Frekuensi aktivitas responden dalam mencari informasi keluar sistem sosialnya, ke desa lain atau kota dalam satu minggu, satu bulan, atau satu tahun terakhir pernah Skor 2 = kadangkadang ( 3 kali/ tahun) Skor 3 = sering ( 4 kali/ tahun)

9 34 Tabel 3 Variabel, definisi operasional, indikator dan pengukuran variabel faktor-faktor eksternal petani anggota Variabel Definisi Operasional Indikator Pengukuran Tingkat ketersediaan a. Media elektronik media tertentu sebagai (TV, radio, internet, sumber informasi hp) tentang usahatani 1. Ketersediaan informasi Skor 2 = kadang-kadang ( 1 jam/hari) Skor 3 = sering ( 2 jam/hari) 2. Peran penyuluh Peran aktif penyuluh dalam pembinaan usahatani, peran penyuluh dalam menjelaskan materi penyuluhan, peran penyuluh dalam menjelaskan teknologi baru, peran penyuluh dalam memberikan informasi pasar. b. Media non-elektronik (poster, brosur, majalah, buku) c. Interpersonal (pedagang, tengkulak, penyuluh, petani lain di luar, petani lain dalam ) a. peran aktif penyuluh dalam pembinaan usahatani b. peran penyuluh dalam menjelaskan materi penyuluhan c. peran penyuluh dalam menjelaskan teknologi baru d. peran penyuluh dalam memberikan informasi pasar Skor 2 = kadang-kadang ( 2 kali/6 bln) Skor 3 = sering ( 3 kali/6 bln) Skor 2 = kadang-kadang ( 1 kali/ bln) Skor 3 = sering ( 2 kali/ bln) Skor 1 = Tidak aktif Skor 2 = Cukup aktif Skor 3 = Aktif Skor 1 = Tidak berperan Skor 2 = Cukup berperan Skor 3 = Berperan aktif Skor 1 = Tidak berperan Skor 2 = Cukup berperan Skor 3 = Berperan aktif Skor 1 = Tidak berperan Skor 2 = Cukup berperan Skor 3 = Berperan aktif

10 35 Tabel 3 Variabel, definisi operasional, indikator dan pengukuran variabel faktorfaktor eksternal petani anggota (lanjutan) 3. Keterlibatan anggota dalam kegiatan Tingkat dimana responden mengkaitkan dirinya ke dan secara aktif berpartisipasi di dalamnya a. Keterlibatan dalam pengambilan keputusan Skor 1 = anggota datang ke pertemuan, sebagai pendengar Skor 2 = sebagian anggota dilibatkan dalam pengambilan keputusan Skor 3 = seluruh anggota terlibat aktif dalam pengambilan keputusan Tingkat kontribusi responden terhadap b. Tingkat kontribusi responden terhadap Skor 1 = asal mengikuti Skor 2 = tingkat pemenuhan kebutuhan melalui Skor 3 = tingkat upaya pengembangan 4. Manfaat yang diperoleh dari Manfaat yang diperoleh responden setelah bergabung menjadi anggota tani Manfaat yang diperoleh responden setelah bergabung menjadi anggota tani Skor 1 = mendapat teman Skor 2 = mendapat bantuan untuk usahatani Skor 3 = mendapatkan informasi untuk pengembangan usahatani

11 36 Tabel 4 Variabel, definisi operasional, indikator dan pengukuran variabel persepsi anggota terhadap kepemimpinan ketua tani Sub Variabel Definisi Operasional Indikator Pengukuran 1. Upaya ketua meningkatkan hubungan baik antara pemimpin dengan anggotanya Tindakan ketua dalam membina dan menjaga hubungan antar pribadi dengan baik dan menyenangkan a. Usaha dalam memberikan dorongan b. Sikap/usahanya dalam mendekati anggotanya Skor 1 = Tidak pernah Skor 2 = Kadang-kadang Skor 3 = Selalu Skor 1 = Tidak pernah Skor 2 = Kadang-kadang Skor 3 = Selalu c. Menyediakan waktu untuk menyimak anggota. Skor 1 = Tidak pernah Skor 2 = Kadang-kadang Skor 3 = Selalu 2. Keaktifan ketua menentukan dan mengarahkan struktur serta interaksi Tindakan ketua dalam mengarahkan, mengatur kewenangan, pembagian tugas kepada anggota sesuai dengan kemampuandan keinginan anggota, usaha menjalin hubungan anggota dengan anggota dan dengan pihak luar agar dapat berjalan dengan baik a. Pengaturan orangorang dalam b. Pembagian dan pembatasan peranan atau tugas dalam c. usaha mengadakan hubungan dengan pihak luar d. usaha mengadakan kegiatan yang mengikut-sertakan seluruh anggota (partisipasi anggota) Skor 1 = Tidak sesuai Skor 2 = Cukup sesuai Skor 3 = Sesuai Skor 1 = Tidak sesuai Skor 2 = Cukup sesuai Skor 3 = Sesuai Skor 2 = kadang-kadang Skor 2 = kadang-kadang e. upaya menyediakan sarana untuk terjadinya interaksi Skor 2 = kadang-kadang 3. Upaya ketua dalam pencapai-an tujuan Tindakan ketua dalam menggerakkan atau memotivasi anggota ke arah pencapaian tujuan a. Upaya pembuatan rencana kerja b. Pemberian motivasi pada anggota, Skor 2 = kadang-kadang Skor 2 = kadang-kadang c. Upaya pencapaian usaha dan pengembangan kegiatan d. Upaya melakukan kontrol dan evaluasi Skor 2 = kadang-kadang Skor 2 = kadang-kadang

12 37 Tabel 4 Variabel, definisi operasional, indikator dan pengukuran variabel persepsi anggota terhadap kepemimpinan ketua tani (lanjutan) Variabel 4. Kemampuan ketua dalam membuat dan mengambil keputusan Definisi Operasional Tindakan ketua dalam membuat dan mengambil keputusan Indikator a. Kemampuan pengambilan keputusan thd masalah yang dihadapi anggota Pengukuran Skor 1 = Rendah Skor 2 = Sedang Skor 3 = Tinggi b. Kesesuaian pengambilan keputusan dengan keinginan dan kebutuhan anggota sesuai Skor 2 = kurang sesuai Skor 3 = sesuai 5. Kemampuan ketua dalam memotivasi tindakan nyata anggota Tindakan ketua dalam upaya mendorong, memotivasi dan menggerakan tindakan nyata anggota dalam setiap kegiatan, terutama kegiatan usahataninya a. Upaya memotivasi anggota untuk menghadiri pertemuan berkala b. Upaya dalam memotivasi meningkatkan produktivitas usahanya Skor 2 = kadangkadang Skor 2 = kadangkadang c. Usaha dalam merencanakan dan mengatur rencana kegiatan Skor 2 = kadangkadang 6. Kejujuran Tingkat kejujuran yang dimiliki oleh ketua dalam menjalankan fungsinya sebagai pemimpin a. Bantuan dana dari luar mana saja secara terbuka dan jujur dilaporkan pada para anggota b. Manfaat ketua dalam menjunjung tinggi kejujuran c. Ketua sangat menjaga kesuksesan program yang akan dan sedang dilaksanakan Skor 2 = kadangkadang bermanfaat Skor 2 = cukup bermanfaat Skor 3 = bermanfaat Skor 2 = kadangkadang

13 38 Tabel 4 Variabel, definisi operasional, indikator dan pengukuran variabel persepsi anggota terhadap kepemimpinan ketua tani (lanjutan) Variabel 7. Kemampuan berkomunikasi Definisi Operasional Kemampuan ketua dalam menyampaikan pembicaraan, perkataan atau menyampaikan informasi inovasi kepada anggotanya. Indikator a. Kemampuan ketua dalam menjalin komunikasi dengan para anggota b. Kemampuan ketua dalam memberikan penjelasan kepada para anggota bila ada informasi penting Pengukuran Skor 1 = rendah Skor 2 = sedang Skor 3 = tinggi Skor 1 = rendah Skor 2 = sedang Skor 3 = tinggi c. Kemampuan ketua dalam menghubungkan dengan pihak luar untuk memperoleh informasi pengembangan usaha Skor 1 = rendah Skor 2 = sedang Skor 3 = tinggi d. Ketua aktif dalam menjalin hubungan yang harmonis dengan lain Skor 1 = rendah Skor 2 = sedang Skor 3 = tinggi 8. Kedisiplinan Tingkat kedisiplinan ketua dalam bekerja sebagai pemimpin a. Ketepatan waktu ketua dalam memimpin acara musyawarah b. Kelengkapan aturan yang ada saat ini c. Ketua menjaga kedisiplinan pribadi bermanfaat bagi anggota d. Konsistensi ketua dalam menerapkan disiplin diri e. Penerapan sanksi bagi anggota yg melanggar Skor 2 = kadang-kadang lengkap Skor 2 = cukup lengkap Skor 3 = sangat lengkap bermanfaat Skor 2 = cukup bermanfaat Skor 3 = bermanfaat konsisten, Skor 2 = cukup konsisten Skor 3 = konsisten, Skor 2 = kadangkadang,

14 Tabel 5 Variabel, definisi operasional, indikator, dan pengukuran variabel keberhasilan tani Variabel Definisi Operasional Indikator Pengukuran Sarana yang ada di a. Ketersediaan ruang dalam pertemuan yang berguna untuk pengembangan. 1. Sarana untuk pengembangan 39 tersedia Skor 2 = tersedia, tapi kurang memadai Skor 3 = tersedia, dan memadai b. Kegiatan perkreditan tersedia Skor 2 = tersedia, tapi kurang memadai Skor 3 = tersedia, dan memadai c. Ketersediaan alat mesin pertanian (traktor, sprayer, perontok padi, dll) untuk disewakan kepada anggota tersedia Skor 2 = tersedia, tapi kurang memadai Skor 3 = tersedia, dan memadai d. Ketersediaan modal tersedia Skor 2 = tersedia, tapi kurang memadai Skor 3 = tersedia, dan memadai 2. Mekanisme penghimpunan dana dalam Cara-cara atau mekanisme untuk menghimpun dana dalam a. Mekanisme penghimpunan dana dalam tertulis Skor 1 = tertulis, dan 1 sumber Skor 3 = tertulis, dan lebih dari satu sumber dana b. Iuran tetap dalam ada Skor 2 = satu jenis iuran Skor 3 = lebih dari satu jenis iuran c. Kedisiplinan anggota dalam pembayaran iuran yang ada disiplin Skor 2 = kurang disiplin Skor 3 = disiplin

15 40 Tabel 5 Variabel, definisi operasional, indikator, dan pengukuran variabel keberhasilan tani (lanjutan) Variabel Definisi Operasional Indikator Pengukuran d. Upaya ketua dalam mencari sumber dana dari luar ada upaya Skor 2 = ada upaya, tapi tdk/blm berhasil Skor 3 = ada upaya, dan berhasil 3. Pengetahuan anggota Pengetahuan anggota yang diperoleh dari a. Pengetahuan anggota tentang permodalan diperoleh dari tani Skor 2 = diperoleh dari anggota lainnya dlm Skor 3 = diperoleh dari ketua b. Pengetahuan anggota tentang usahatani/teknik budidaya diperoleh dari tani Skor 2 = diperoleh dari anggota lainnya dlm Skor 3 = diperoleh dari ketua c. Pengetahuan anggota tentang pemasaran diperoleh dari tani Skor 2 = diperoleh dari anggota lainnya dlm Skor 3 = diperoleh dari ketua d. Pengetahuan anggota tentang teknologi baru diperoleh dari tani Skor 2 = diperoleh dari anggota lainnya dlm Skor 3 = diperoleh dari ketua e. Peningkatan pengetahuan anggota Skor 1 = tdk bertambah/ sama saja Skor 2 = sedikit bertambah Skor 3 = bertambah

16 41 Tabel 5 Variabel, definisi operasional, indikator, dan pengukuran variabel keberhasilan tani (lanjutan) Variabel Definisi Operasional Indikator Pengukuran 4. Produktivitas Hasil yang mampu dicapai oleh anggota melalui wadah tani a. Produktivitas usahatani setelah menjadi anggota Skor 1 = menurun Skor 2 = sama Skor 3 = meningkat 5. Kepuasan anggota Kepuasan anggota terhadap hasil-hasil yang dicapai oleh, terhadap peran serta dalam kegiatan untuk mencapai tujuan nya b. pendapatan petani anggota setelah menjadi anggota a. kepuasan terhadap produktivitas b. kepuasan terhadap hasil kegiatan c. kepuasan jika mempunyai peran penting dalam d. kepuasan terhadap peran serta dalam kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan pemanfaatan hasil tani Skor 1 = menurun Skor 2 = sama Skor 3 = meningkat puas Skor 2 = cukup puas Skor 3 = puas puas Skor 2 = cukup puas Skor 3 = puas puas Skor 2 = cukup puas Skor 3 = puas puas Skor 2 = cukup puas Skor 3 = puas 6. Semangat Semangat anggota terhadap nya a. Ada tidaknya anggota yang keluar Skor 1 = Banyak anggota yg keluar Skor 2 = Beberapa anggota yg keluar Skor 3 = Tidak ada anggota yg keluar b. Perasaan anggota dengan senang Skor 2 = cukup senang Skor 3 = senang

17 42 Tabel 5 Variabel, definisi operasional, indikator, dan pengukuran variabel keberhasilan tani (lanjutan) Variabel Definisi Operasional Indikator Pengukuran c. Tingkat kesenangan dlm menjalin kerjasama dengan anggota lainnya dlm senang Skor 2 = cukup senang Skor 3 = senang d. Tingkat kebanggaan menjadi anggota e. Tingkat kepuasan jika peraturan ditaati f. Tingkat pelanggaran peraturan bangga Skor 2 = cukup bangga Skor 3 = bangga puas Skor 2 = cukup puas Skor 3 = puas Skor 1 = sering dilanggar Skor 2 = jarang dilanggar Skor 3 = tidak pernah dilanggar Keterangan: tabel skor dalam variabel faktor internal motivasi dan kekosmopolitan, faktor eksternal petani anggota, persepsi petani anggota terhadap kepemimpinan ketua tani, dan keberhasilan tani adalah penjumlahan skor yang diperoleh pada masing-masing indikator dan kategorisasi berdasarkan nilai capaian skor dikan menjadi 3 (tiga) kategori yaitu Rendah, Sedang dan Tinggi. Instrumentasi Instrumentasi merupakan keragaman alat yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian. Instrumen atau alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang berisi daftar pertanyaan yang berhubungan dengan variabel-variabel yang akan dikaji dalam penelitian ini. Pada penelitian ini digunakan kuesioner tertutup dan terbuka, yang disusun secara terstruktur menjadi tiga bagian. Bagian pertama berupa pertanyaan-pertanyaan seputar faktor internal dan eksternal petani anggota. Bagian kedua yaitu pertanyaan-pertanyaan tentang persepsi petani terhadap kepemimpinan ketua tani. Bagian ketiga adalah pertanyaan tentang keberhasilan tani.

18 43 Kisi-kisi instrumen Instrumen penelitian berupa kuesioner terdiri dari item-item pertanyaan yang berkaitan dengan: faktor internal petani, faktor eksternal petani, persepsi anggota terhadap kepemimpinan ketua tani, dan keberhasilan tani. Secara rinci diuraikan dalam Tabel 6. Tabel 6 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Variabel Sub Variabel Jumlah Item Faktor Internal Petani Anggota (X1) Nomor Item Umur 1 1 Pendidikan formal 1 2 Luas lahan 1 3 Motivasi Pengalaman berusahatani 1 7 Jumlah tanggungan keluarga 1 8 Kekosmopolitan Faktor Eksternal Petani Anggota (X2) Persepsi anggota terhadap Kepemimpinan Ketua Kelompok Tani (Y1) Keberhasilan Kelompok Tani (Y2) Ketersediaan informasi Peran penyuluh Keterlibatan anggota dalam kegiatan Manfaat yang diperoleh dari 1 28 Upaya meningkatkan hubungan baik antara pemimpin dengan anggotanya Keaktifan menentukan dan mengarahkan struktur serta interaksi Upaya pencapaian tujuan Kemampuan membuat dan mengambil keputusan Kemampuan memotivasi tindakan nyata anggota Kejujuran Kemampuan berkomunikasi Kedisiplinan Sarana untuk pengembangan Mekanisme penghimpunan dana dalam Pengetahuan anggota Produktivitas Kepuasan anggota Semangat

19 44 Uji Validitas Instrumen Kerlinger (1996) mengungkapkan bahwa suatu alat ukur dikatakan valid (sahih) apabila alat ukur tersebut dapat digunakan untuk mengukur secara tepat konsep yang sebenarnya ingin diukur. Uji validitas digunakan untuk mendapatkan instrumen yang dapat mengukur sesuatu yang seharusnya dapat diukur dengan tepat. Pengujian validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan validitas konstruki (construct validity) menyusun tolok ukur operasional dari suatu kerangka konsep variabel yang digunakan. Secara sederhana validitas konstruk dari sebuah instrumen dilakukan dengan jalan mengkorelasikan antara skor masing-masing item dengan total skor masing-masing item, selanjutnya membandingkan angka korelasi dengan angka kritik pada tabel korelasi nilai r pada taraf tertentu (1% atau 5%). Apabila angka korelasi tersebut lebih besar daripada angka pada tabel korelasi nilai r, maka item pertanyaan tersebut dinyatakan valid. Langkah-langkah uji validitas instrumen yang dilakukan adalah: (a) mendefinisikan secara operasional konsep variabel yang akan diukur berdasarkan referensi literatur dan konsultasi dengan pakar atau dosen pembimbing, (b) melakukan uji coba instrumen pada sejumlah responden, (c) mempersiapkan tabel tabulasi jawaban, (d) menghitung korelasi antara setiap item pernyataan/pertanyaan dengan skor total masing-masing item dengan menggunakan pendekatan korelasi item-total dikoreksi (corrected item-total correlation). Model pengujian validitas dengan pendekatan korelasi item-total dikoreksi digunakan untuk menghilangkan spurious overlap yaitu adanya tumpang tindih atau pengaruh kontribusi masing-masing skor item terhadap skor total. Untuk menghilangkan efek adanya tumpang tindih tersebut maka koefisien korelasi item-total dikoreksi dengan nilai simpangan baku (standard deviation) skor item dengan skor total (Kusnendi 2008). Menentukan apakah sebuah item dinyatakan valid atau tidak maka para ahli menetapkan besaran koefisien korelasi item total dikoreksi sebesar 0,25 atau 0,30 sebagai batas minimal valid tidaknya sebuah item. Hal ini berarti apabila nilai koefisien korelasi 0,25 atau 0,30 mengindikasikan item tersebut memiliki validitas yang memadai (Kusnendi 2008). Instrumen penelitian ini dilakukan uji coba kepada 40 orang petani yang memiliki karakteristik relatif sama dengan responden. Hasil perhitungan dengan metode corrected item-total correlation untuk uji validitas alat ukur variabel bebas (faktor internal dan faktor eksternal petani anggota) berkisar antara 0,624 sampai 0,740 yang berarti valid. Uji Reliabilitas Instrumen Reliabilitas atau keterandalan instrumen adalah tingkat konsistensi hasil yang dicapai oleh sebuah alat ukur, meskipun digunakan berulang-ulang pada subjek yang sama atau berbeda (Kerlinger 1996). Suatu alat ukur dikatakan mempunyai reliabilitas yang tinggi apabila alat ukur tersebut mempunyai sifat kekonsistenan, kestabilan dan ketepatan, jika alat tersebut digunakan berulang kali terhadap suatu gejala yang sama walaupun dalam waktu yang berbeda.

20 Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan Cronbach-alpha dengan rumus: 45 = == n n Vi Vt dimana : α = koefisien cronbach-alpha n = jumlah item Vi = varians skor tiap-tiap item Vi = jumlah varians skor tiap-tiap item Vt = varians total Uji reliabilitas instrumen dilakukan berdasarkan data hasil pretest kuesioner. Alat ukur dinilai cukup reliable jika nilai > 0,5 hingga mencapai angka 1,0 (Arikunto 1998). Pengujian reliabilitas dengan teknik Cronbach-alpa terhadap 40 responden menghasilkan nilai α sebesar 0,705 (untuk variabel faktor internal dan eksternal petani anggota) dan nilai α sebesar 0,684 (untuk variabel persepsi anggota terhadap kepemimpinan ketua tani dan keberhasilan tani) yang berarti instrumen penelitian ini reliabel dan disimpulkan kuesioner dapat digunakan untuk pengumpulan data. Hasil uji validitas dan reliabilitas instrumen disajikan pada Tabel 7 berikut. Tabel 7 Hasil pengujian validitas dan reliabilitas kuesioner penelitian No. Variabel Koef. Validitas (r) Keterangan Faktor internal petani anggota (X1) 1. Umur 0,702 Valid 2. Pendidikan formal 0,646 Valid 3. Luas lahan 0,724 Valid 4. Motivasi 0,652 Valid 5. Pengalaman berusahatani 0,740 Valid 6. Jumlah tanggungan keluarga 0,682 Valid 7. Kekosmopolitan 0,693 Valid Faktor eksternal petani anggota (X2) 8. Ketersediaan informasi 0,624 Valid 9. Peran penyuluh 0,651 Valid 10. Keterlibatan anggota dalam 0,660 Valid kegiatan 11. Manfaat yang diperoleh dari 0,711 Valid Koef. Reliabilitas (R-Alpha Cronbach) 0,705 Reliabel

21 46 Tabel 7 Hasil pengujian validitas dan reliabilitas kuesioner penelitian (lanjutan) No. Variabel Koef. Validitas (r) Keterangan Persepsi anggota terhadap kepemimpinan ketua tani (Y1) 1. Upaya meningkatkan hubungan baik 0,676 Valid dengan anggotanya 2. Keaktifan menentukan dan 0,664 Valid mengarahkan struktur serta interaksi 3. Upaya pencapaian tujuan 0,684 Valid 4. Kemampuan membuat dan mengambil 0,666 Valid keputusan, 5. Kemampuan memotivasi tindakan nyata 0,676 Valid anggota, 6. Kejujuran 0,618 Valid 7. Kemampuan berkomunikasi 0,614 Valid 8. Kedisiplinan 0,616 Valid Keberhasilan tani (Y2) 9. Sarana untuk pengembangan 0,693 Valid 10. Mekanisme penghimpunan dana dalam 0,696 Valid 11. Pengetahuan anggota 0,735 Valid 12. Produktivitas 0,691 Valid 13. Kepuasan anggota 0,650 Valid 14. Semangat 0,629 Valid Koef. Reliabilitas (R-Alpha Cronbach) 0,684 Reliabel Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data penelitian ini dilakukan menggunakan beberapa cara yaitu: (1) pengamatan (observation), yaitu data dikumpulkan melalui pengamatan secara langsung fenomena yang terjadi di lokasi penelitian; (2) kuesioner (questioner), yaitu daftar pertanyaan tertulis yang berhubungan dengan variabelvariabel penelitian yang dikaji dalam penelitian. Pada penelitian ini digunakan kuesioner, dimana pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner diarahkan untuk mengetahui: Faktor Internal Petani Anggota (X1), Faktor Eksternal Petani Anggota (X2), Persepsi Anggota terhadap Kepemimpinan Ketua Kelompok Tani (Y1), dan Keberhasilan Kelompok Tani (Y2); (3) wawancara (interview), yaitu melakukan tanya jawab lisan secara langsung dengan responden penelitian untuk mendukung data yang diperoleh dari hasil kuesioner. Selain wawancara terhadap responden, juga dilakukan terhadap penyuluh, dan pihak-pihak terkait lainnya; dan (4) dokumentasi (documentation), yaitu mengumpulkan data dengan cara

22 penelusuran dan pencatatan data, dokumen, arsip, peraturan-peraturan maupun referensi yang relevan di instansi yang ada kaitannya dengan penelitian. Dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data sekunder. Analisis Data Analisis data dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian dan menguji hipotesis. Pengolahan data digunakan analisis kuantitatif. Untuk mendukung dan mempertajam analisis kuantitatif dilengkapi dengan informasi berdasarkan data kualitatif (Moleong 1991). Kegiatan pengolahan data dilakukan dengan prosedur sebagai berikut (Koentjaraningrat 1989): (1) memeriksa kembali data mentah yang telah dikumpulkan, kemudian disusun dalam - dan diadakan kategorisasi; (2) mengedit data, yaitu data yang telah dikumpulkan perlu dibaca kembali dan dikoreksi jika masih terdapat hal-hal yang salah atau meragukan; dan (3) mentabulasi data, memasukkan data ke dalam tabel-tabel, dan menata angkaangka sehingga dapt dihitung dan dianalisis, kemudian mengadakan intepretasi. Data dianalisis secara analisis statistik deskriptif dan inferensial. Analisis statistik deskriptif dengan menampilkan distribusi frekuensi dan persentase. Untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata empat populasi kelas kemampuan tani digunakan uji nonparametrik Kruskal-Wallis. Pemilihan uji beda Kruskal-Wallis karena menguji perbedaan > 2 sampel independen dan data yang diperoleh dari hasil kuesioner merupakan data berskala ordinal 1). Sedangkan untuk mengetahui hubungan antar variabel digunakan analisis statistik inferensial dengan menggunakan statistik nonparametrik yaitu uji korelasi Rank Spearman (r s ) dengan software SPSS versi Pemilihan uji korelasi Rank Spearman, karena data yang diperoleh dari hasil kuesioner merupakan data berskala ordinal, maka dengan korelasi ini didapat hasil yang mendekati kenyataannya (Walpole 1995). Rumus uji Kruskal-Wallis adalah sebagai berikut: 47 Keterangan : H = hasil uji beda Kruskal-Wallis N = jumlah sampel Ri = jumlah peringkat pada i ni = jumlah sampel pada i 1) dicetak 2 Februari 2013

23 48 Rumus korelasi Rank Spearman adalah sebagai berikut (Siegel 1994): r s = 1 - N 1-6 d i 2 i =1 N 3 - N Keterangan : r s = koefisien korelasi Rank Spearman, d i 2 = ( X i - Y i ) 2 d i = selisih ranking Xi dan Yi Y i = ranking variabel Y i X i = ranking variabel X i N = banyaknya pasangan data Koefesien korelasi merupakan pengukuran statistik kovarian atau asosiasi antara dua variabel. Besarnya koefisien korelasi berkisar antara +1 sampai dengan -1, yang berarti koefisien korelasi dapat bernilai positif dan dapat pula negatif. Koefesien korelasi menunjukkan kekuatan hubungan linear dan arah hubungan dua variabel. Jika koefisien korelasi positif, maka kedua variabel mempunyai hubungan searah. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan tinggi pula. Sebaliknya, jika koefisien korelasi negatif, maka kedua variabel mempunyai hubungan terbalik. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan menjadi rendah (dan sebaliknya). Interpretasi mengenai kekuatan hubungan antara dua variabel (De Vaus 2002) adalah sebagai berikut: (a). 0 : Tidak ada korelasi antara dua variabel (b). 0,01 0,09 : Korelasi kurang berarti (sangat lemah) (c). 0,10 0,29 : Korelasi lemah (d). 0,30 0,49 : Korelasi cukup (moderat) (e). 0,50 0,69 : Korelasi kuat (f). 0,70 0,89 : Korelasi sangat kuat (g) : Korelasi mendekati sempurna

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel 31 METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Lokasi penelitian di RW 08 Kelurahan Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Lokasi ini dipilih secara purposif (sengaja). Adapun pertimbangan memilih

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 41 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain dalam bentuk metode survei yang bersifat explanatory research, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan peubah-peubah yang diamati,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian 14 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode survei, yaitu penelitian yang titik beratnya diletakkan pada penelitian relasional: yakni mempelajari hubungan variabel-variabel

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 26 METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi petani terhadap kompetensi penyuluh pertanian. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan tersebut rancangan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian didesain sebagai suatu penelitian deskriptif korelasional. Singarimbun dan Effendi (2006) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif dimaksudkan untuk pengukuran

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian didesain sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Menurut Singarimbun dan Effendi (2006) desain penelitian survei adalah penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian 37 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan tujuan untuk mendapatkan data dan informasi tentang faktor-faktor yang berpengaruh

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain sebagai penelitian survey yang bersifat deskriptif korelasional yaitu untuk mengetahui hubungan yang terjadi dari peubah-peubah yang diteliti

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang dengan metode survei deskriptif-korelasional. Menurut Kerlinger dan Lee (2000), penelitian survei mengkaji populasi (universe) yang besar dengan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian Populasi

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian Populasi METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian berbentuk survei deskriptif korelasional, yang bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antar gejala (peubah) serta menganalisis hubungan antara peubah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel 38 METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian telah dilaksanakan dari bulan Maret sampai Agustus 2009 pada dua basis pemeliharaan yang berbeda yakni: basis lahan sawah dan lahan persawahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mempergunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel. Desain Penelitian 36 METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah populasi yang homogen yaitu pembudidaya ikan patin yang berada di Desa Tangkit Baru, Kec. Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Gambar 5 Disain Penelitian.

METODE PENELITIAN. Gambar 5 Disain Penelitian. METODE PENELITIAN Disain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian survey bersifat explanatory, yaitu penelitian yang ditujukan untuk memperoleh kejelasan tentang sesuatu yang terjadi di masyarakat,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif (quantitative research) dengan desain survei deskriptif korelasional. Penelitian

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini di desain sebagai suatu penelitian survai yang bersifat deskriptif korelasional. Menurut Singarimbun dan Effendi (2006) penelitian survai adalah penelitian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran PT. Coca Cola Botling, Co adalah salah satu perusahaaan yang telah menerapkan program keselamatan dan kesehatan kerja, hal ini menunujukkan bahwa PT.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 34 III. METODE PENELITIAN Metoda penelitian ini meliputi unsur-unsur: (1) populasi, sampel, dan responden, (2) desain penelitian, (3) data dan instrumentasi, (4) pengumpulan data, dan (5) analisis data.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 29 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian deskriptif korelasional. Menurut Rakhmat (2007) metode korelasi bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada satu faktor

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi. dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.

METODE PENELITIAN. Populasi. dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. METODE PENELITIAN Populasi Populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi penyuluh yang ada di Kota

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian, Subjek Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di SMA Negeri 6 Bandung, yang beralamat di Jalan Pasirkaliki No.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian 41 METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian survei. Terdapat dua peubah yaitu peubah bebas (X) dan peubah tidak bebas (Y). Peubah bebas (independen) yaitu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian 31 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian survai deskriptif dan korelasionel yang terkait dengan Program Ketahanan Pangan di Kecamatan Gandus. Menurut Singarimbun

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi Penelitian Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi Penelitian Rancangan Penelitian METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai Agustus 2008 di Desa Jono Oge dan Desa Tondo Kecamatan Sirenja Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian METODE PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah explanatory (penjelasan) dengan analisis korelasional untuk menjelaskan hubungan antar variabel. Fokus penelitian diarahkan untuk mengidentifikasi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Menurut Jalaludin

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Menurut Jalaludin III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Menurut Jalaludin Rahmat (000:4), Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambaran Umum Wilayah Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambaran Umum Wilayah Penelitian 49 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Wilayah Penelitian Letak Geografi Kabupaten Kebumen terletak pada 7,27 0 7,50 0 Lintang Selatan dan 109,22 0 109,50 0 Bujur Timur. Batas-batas wilayah Kabupaten Kebumen

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tentang sesuatu hal objektives, valid, dan reliable tentang suatu hal (variabel

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tentang sesuatu hal objektives, valid, dan reliable tentang suatu hal (variabel BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Sugiyono (2010 : 13), definisi dari objek penelitian yaitu Sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN LAPANG

BAB III PENDEKATAN LAPANG 17 BAB III PENDEKATAN LAPANG 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di salah satu desa penerima Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) yaitu Desa Citapen, Kecamatan Ciawi,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Data dan Instrumentasi

METODE PENELITIAN Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Data dan Instrumentasi 41 METODE PENELITIAN Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive) yaitu Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. akan dicapai dalam penelitian ini. Pada penelitian ini tidak semua variabel

BAB III METODE PENELITIAN. akan dicapai dalam penelitian ini. Pada penelitian ini tidak semua variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Berdasarkan teori yang disampaikan oleh Herzberg dan Cascio dalam tinjauan pustaka, peneliti melakukan penyesuaian teori dengan tujuan yang akan dicapai dalam

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian 26 METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan berdasarkan desain deskriptif korelasional untuk mendeskripsikan semua peubah yang diteliti. Kemudian dilanjutkan dengan menghubungkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Isaac dan Michael menjelaskan penelitian deskriptif adalah melukiskan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1 Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2009 di PT. Samawood Utama Works Industries, Medan-Sumatera Utara. Penentuan lokasi penelitian

Lebih terperinci

Bab 3 METODE PENELITIAN

Bab 3 METODE PENELITIAN Bab 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Metodologi Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif. Dengan metode kuantitatif ini diharapkan dapat memberikan penjelasan mengenai perilaku

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Yang menjadi

BAB III METODE PENELITIAN. (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Yang menjadi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini tergolong dalam dua variabel, yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Yang menjadi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 40 METODOLOGI PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian dirancang sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Singarimbun dan Effendi (2006) mengatakan, desain penelitian survei adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam 51 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya, data yang dikumpulkan berupa data primer dan data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Nasir (1999:64), menjelaskan bahwa metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah riset kausal. Riset kausal merupakan riset yang memiliki tujuan utama membuktikan hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode korelasional yaitu suatu cara untuk menemukan hubungan antara variabel-variabel

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian 33 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian survey yang bersifat explanatory research yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengevaluasi dengan menjelaskan hubungan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu penelitian Populasi

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu penelitian Populasi 27 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain sebagai penelitian survei yang yang bersifat deskriptif korelasional. Menurut Singarimbun dan Effendi (1989), desain penelitian survei adalah

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kuantitatif, melalui penyebaran kuesioner (angket) kepada responden. Teknik penggunaan angket adalah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual English First Bogor adalah lembaga kursus bahasa Inggris yang menggunakan tenaga pengajar penutur asli bahasa Inggris, memiliki jadwal kursus

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah level of explanation yaitu penelitian deskriptif dan asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Siregar (2013, p.15)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun

BAB III METODE PENELITIAN. mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun karakteristik,

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN BAB III PENDEKATAN LAPANGAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sidakaton, Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal, Propinsi Jawa Tengah (Lampiran 1). Lokasi penelitian ditentukan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian adalah deskriptif korelasional yaitu suatu metode penelitian yang mempunyai tujuan memberikan deskripsi tentang suatu fenomena. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan teoritis pada Bab II, maka langkah berikutnya pada Bab III ini adalah menguji

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 25 METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Desa Pasirmulya Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor, karena desa ini merupakan binaan Yayasan Damandiri yang paling aktif dalam

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode dapat dirumuskan suatu proses atau prosedur yang sistematik berdasarkan prinsip dan teknik ilmiah yang dipakai oleh disiplin (ilmu) untuk mencapai suatu

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian survey dengan pendekatan yang bersifat kuantitatif, yaitu penelitian untuk mengkaji populasi untuk menemukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kombinasi ( mixed

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kombinasi ( mixed III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kombinasi ( mixed methods). Metode penelitian kombinasi adalah metode penelitian yang menggabungkan antara metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Subjek Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 21 Bandung bertempat di Jl. Rancasawo Ciwastra Bandung 40286

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Deskriptif Kuantitatif, dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Deskriptif Kuantitatif, dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Deskriptif Kuantitatif, dengan teknik pengambilan data yaitu kuesioner untuk mengukur data variabel x (kegiatan

Lebih terperinci

METODE. Desain, Tempat dan Waktu

METODE. Desain, Tempat dan Waktu 25 METODE Desain, Tempat dan Waktu Desain penelitian ini merupakan metode sensus menggunakan kuesioner dengan lokasi penelitian di STPP Bogor. Alasan pemilihan lokasi dikarenakan STPP Bogor adalah lembaga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Dan Definisi Operasional 1. Variabel Menurut Sugiyono (2011), variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif korelasional. penelitian kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan angka,

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ditujukan untuk meneliti objek-objek yang terlibat dalam

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ditujukan untuk meneliti objek-objek yang terlibat dalam BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ditujukan untuk meneliti objek-objek yang terlibat dalam penelitian, adapun pengertian objek penelitian menurut Sugiyono (2006:13)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Zainal Arifin (2011:29) mengemukakan, Penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Lokasi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Lokasi Penelitian 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah di SMK Negeri 9 Garut, Jl. Raya Bayongbong Km.7 Desa Panembong Kecamatan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kuantitatif yaitu penelitian yang lebih kepada keakuratan deskripsi setiap variabel dalan keakuratan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam hal ini penelitian dipilih tentang implementasi SAP dalam menghasilkan laporan keuangan. Objek penelitian ini adalah PT Tri Swardana Utama

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif karena penelitian ini mendeskripsikan variabel tunjangan kinerja

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi, populasi dan Sampel Penelitian. Selatan, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten. KPH Bandung Selatan

METODE PENELITIAN. Lokasi, populasi dan Sampel Penelitian. Selatan, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten. KPH Bandung Selatan METODE PENELITIAN Lokasi, populasi dan Sampel Penelitian Lokasi penelitian adalah Desa Pulosari dan Desa Warnasari Kecamatan Pangalengan yang termasuk dalam wilayah kerja BKPH Pangalengan, KPH Bandung

Lebih terperinci

KERA GKA PEMIKIRA DA HIPOTESIS

KERA GKA PEMIKIRA DA HIPOTESIS 21 KERA GKA PEMIKIRA DA HIPOTESIS Kerangka Pemikiran Hasil penelitian Marwan (2008) dan Sooknanan et al. (2002) menunjukkan bahwa dosen perguruan tinggi merupakan aktor (pengambil keputusan) utama yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu tentang data

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu tentang data III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini dirancang dalam bentuk correlation research yang bertujuan menjelaskan pola hubungan antar peubah melalui pengujian hipotesis. Di dalam penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Pertanian di Kabupaten Lampung Tengah dengan mengambil pegawai Badan

METODE PENELITIAN. Pertanian di Kabupaten Lampung Tengah dengan mengambil pegawai Badan 52 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian di Kabupaten Lampung Tengah dengan mengambil pegawai Badan Ketahanan Pangan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel. Populasi penelitian ini adalah Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) miskin kota

METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel. Populasi penelitian ini adalah Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) miskin kota METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) miskin kota di Kecamatan Bogor Timur yang berada di bawah pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data valid yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah. Metode deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. numerik dan diolah dengan metode statistika serta dilakukan pada

BAB III METODE PENELITIAN. numerik dan diolah dengan metode statistika serta dilakukan pada BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. berbagai macam nilai (Indriantoro dan Supomo, 2002)

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. berbagai macam nilai (Indriantoro dan Supomo, 2002) BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1. Variabel Penelitian. Variabel adalah segala sesuatu yang dapat diberikan berbagai macam nilai (Indriantoro dan Supomo,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. para karyawan, namun pencapaian tujuan belum tentu benar-benar efektif. Jadi pada

BAB I PENDAHULUAN. para karyawan, namun pencapaian tujuan belum tentu benar-benar efektif. Jadi pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Proses manajemen menghendaki adanya keteraturan dalam setiap aktivitas yang dilakukan. Tanpa adanya keteraturan pencapaian tujuan dapat saja diselesaikan oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2008 : 2), Metode Penelitian pada dasarnya

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2008 : 2), Metode Penelitian pada dasarnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Menurut Sugiyono (008 : ), Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada PT. Berkat Usaha Jaya sebuah perusahaan retail (garmen) yang berlokasi di

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sub DAS Keduang, daerah hulu DAS Bengawan Solo, dengan mengambil lokasi di sembilan Desa di Kabupaten Wonogiri yang menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. satu populasi menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data pokok.

BAB III METODE PENELITIAN. satu populasi menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data pokok. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey, yaitu mengambil sampel dari satu populasi menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan

Lebih terperinci

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian METODOLOGI Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan teknik survei dalam bentuk penelitian deskriptif korelasional. Penelitian ini berusaha menggambarkan karakteristik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban untuk

BAB III METODE PENELITIAN. disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban untuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rencana dan struktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian 38 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian dilakukan menggunakan metode survai dengan tujuan mencari data dan fakta mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan efektifitas pemberdayaan masyarakat

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. kolektif dari responden dengan mempergunakan kuesioner. Penelitian survei adalah

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. kolektif dari responden dengan mempergunakan kuesioner. Penelitian survei adalah BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Metodologi Penelitian ini merupakan penelitian survei, dimana data diperoleh secara kolektif dari responden dengan mempergunakan kuesioner. Penelitian survei

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini hubungan antara variabel bersifat sebab-akibat serta

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini hubungan antara variabel bersifat sebab-akibat serta III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Tipe Penelitian Dalam penelitian ini hubungan antara variabel bersifat sebab-akibat serta penelitian ini juga bermaksud untuk menguji hipotesis antara kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Banjaran untuk mengambil sampel yang dimulai dari survey pendahuluan sampai

BAB III METODE PENELITIAN. Banjaran untuk mengambil sampel yang dimulai dari survey pendahuluan sampai 41 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Variabel bebas dari penelitian ini yaitu pengetahuan gizi siswa, sedangkan variabel terikatnya yaitu keputusan pembelian makanan jajanan sekolah.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian eksplanatif. Menurut Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi (2002: 1): Penelitian eksplanatif adalah suatu jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel dan Definisi Operasional Variabel. Variabel-variabel yang akan diteliti adalah sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel dan Definisi Operasional Variabel. Variabel-variabel yang akan diteliti adalah sebagai berikut : 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel dan Definisi Operasional Variabel Variabel-variabel yang akan diteliti adalah sebagai berikut : 3.1.1 Kepemimpinan merupakan hubungan antara seseorang dengan orang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang dilakukan dengan uji statistik dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang dilakukan dengan uji statistik dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang dilakukan dengan uji statistik dengan menggunakan analisis korelasi untuk melihat apakah ada hubungan antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya. Pendekatan 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Analisis deskriptif adalah analisis data dengan cara mendeskripsikan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bersangkutan. Kondisi organisasi yang sedang dipimpin akan

BAB I PENDAHULUAN. yang bersangkutan. Kondisi organisasi yang sedang dipimpin akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam suatu organisasi atau perusahaan, diperlukan suatu jajaran pimpinan yang bertugas pokok untuk memimpin dan mengelola organisasi yang bersangkutan. Kondisi organisasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013. 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013. 3.2 Teknik Pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Y, dimana variabel X dalam penelitian ini adalah relationship marketing, sebagai

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Y, dimana variabel X dalam penelitian ini adalah relationship marketing, sebagai BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dalam penelitian yang akan dibahas adalah variabel X dan variabel Y, dimana variabel X dalam penelitian ini adalah relationship marketing,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menemukan keterangan mengenai apa yang ingin diketahui. 1

BAB III METODE PENELITIAN. menemukan keterangan mengenai apa yang ingin diketahui. 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini dapat digolongkan sebagai penelitian lapangan ( Field Research) dengan pendekatan kuantitatif, yakni suatu proses menemukan pengetahuan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini membahas tentang lokasi dan subjek populasi / sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitiatu

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. berlokasi di desa Toyomarto, Malang Jawa Timur. Variabel yang diamati yaitu

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. berlokasi di desa Toyomarto, Malang Jawa Timur. Variabel yang diamati yaitu 25 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah pegawai di UPT BBIB Singosari yang berlokasi di desa Toyomarto, Malang Jawa Timur. Variabel yang diamati yaitu gaya kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. karyawan. Data yang digunakan berupa jawaban responden yang pada dasarnya

BAB II METODE PENELITIAN. karyawan. Data yang digunakan berupa jawaban responden yang pada dasarnya BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian Bentuk penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan regresi linier dengan maksud mencari pengaruh antara variabel independent (X) yaitu gaya kepemimpinan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Pembelajaran yang terorganisasi timbul melalui serangkaian proses penciptaan dan perolehan gagasan-gagasan, pengetahuan dan pendekatanpendekatan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Setiap perusahaan mempunyai kebijakan-kebijakan yang berbeda satu dengan yang lainnya. Kebijakan-kebijakan tersebut di ambil dan dilaksanakan sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan literatur, yang terkait dengan tema yang diajukannya sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan literatur, yang terkait dengan tema yang diajukannya sebagai BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengam paradigm positivistik untuk melihat fenomena yang ada, kemudian dibandingkan dengan

Lebih terperinci