BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini terdapat dua obyek penelitian yaitu PT Heinz

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini terdapat dua obyek penelitian yaitu PT Heinz"

Transkripsi

1 37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 3.2 Obyek Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua obyek penelitian yaitu PT Heinz ABC dan TCP-TBWA\INDONESIA. Dalam studi kasus Program Chef On Tour ini, PT Heinz ABC adalah pihak yang merencanakan strategi IMC, sedangkan TCP-TBWA\INDONESIA adalah pihak yang melaksanakan Program Chef On Tour di lapangan selama periode November 2007 Februari Dalam hal ini untuk eksekusi di lapangan TCP-TBWA\INDONESIA dilakukan oleh divisi khusus brand activation yaitu TEQUILA\ yang bertanggungjawab kepada pihak PT Heinz ABC melalui bantuan supervisi dari tim TCP-TBWA\INDONESIA. Kedua belah pihak saling bekerja sama dan menjalankan bagiannya masing-masing PT Heinz ABC Di Indonesia, PT Heinz ABC merupakan bagian dari HJ Heinz corporation, korporasi multinasional asal Amerika, yang merupakan pemimpin pasar global dalam kategori consumer goods. Sebelumnya, PT Heinz ABC bernama PT ABC Central Food Industry. Sampai kemudian pada tahun 1999, HJ Heinz corporation membeli mayoritas saham dari PT ABC Central Food Industry dan mengganti namanya menjadi PT Heinz ABC. Merek ABC memang lebih dulu dikenal khalayak konsumen di Tanah Air dengan produk baterainya. Namun, lewat PT Heinz ABC Indonesia, ABC juga merek yang menonjol untuk produk kecap, sirup, dan saus yang menurut 37

2 38 pihak manajemen PT Heinz ABC masing-masing kategori tersebut menguasai pasar lebih dari 50%. Untuk Kecap ABC sendiri saat ini sebagai pemasok kontribusi terbesar untuk omset PT Heinz ABC yaitu sekitar 45% dan bernilai sekitar Rp 800 miliar. Kontribusi terbesar lainnya datang dari sirup dan saus. Selebihnya merupakan kontribusi produk-produk ABC lainnya 40. Tabel 1 Kontribusi Produk terhadap Perusahaan Produk Kontribusi Kecap Manis 45% Sirup 17% Sambal 11% Ikan Kaleng 7% Saus Tomat 6% Spesial Saus 5% RTD Beverages 4% Kecap Asin 2% Lain-lain 3% Kecap merupakan salah satu produk awal perusahaan yang dirintis Chu Sok Sam (alm.), pada 1975 dengan nama PT ABC Central Food Industry (ABC-CFI) ini. Chu mengawali kiprah bisnis perusahaan ini dengan skala produksi kecil-kecilan di pabriknya di Daan Mogot, Jakarta Barat. Tiga tahun kemudian, perusahaan ini mulai memproduksi sirup dan setahun berikutnya (1979) membuat sambal dan dilanjutkan tahun 1980 memproduksi saus. Lalu, 1982, mulai diproduksi teh dan sari buah dalam kemasan tetrapack dan minuman kopi segar dengan merek Capuccini. Bahkan, selanjutnya, ABC-CFI juga memproduksi makanan bayi bermerek Farley, sarden, dan corned beef. 40 Wawancara dengan Strategic Planner TCP-TBWA\INDONESIA.

3 39 Mulai 1980-an, pasar yang dibidik perusahaan ini makin meluas, dari semula Jabotabek, terus merambah ke pasar nasional. Bahkan, beberapa produk tersebut sempat diekspor, antara lain ke AS, Kanada, Singapura, Hong Kong, Jepang, Arab Saudi, Belanda dan Inggris. Porsi produk yang diekspor, 5%-8% dari total produksi. Ketika perusahaan ini berkembang, Chu Sok Sam meninggal dunia tahun Tampuk pimpinan diserahkan pada Kogan Mandala, generasi kedua. Di tangan Kogan, perusahaan ini kian ekspansif dan kini mengoperasikan tiga pabrik, yaitu di Jl. Daan Mogot Km 12, Jakarta Barat (sejak 1975), di Karawang, Jawa Barat (sejak Oktober 1995) dan di Pasuruan, Jawa Timur (beroperasi 1998). Total area ketiga pabrik tersebut sekitar 450 ribu m2. Total Investasinya sekitar US$ 38 juta, dengan modal perusahaan sekitar US$ 28 juta, selebihnya (US$ 10 juta) dibiayai pinjaman. Adapun kapasitas total produksi ketiga pabrik per tahun: kecap manis (sweet soy souces) mencapai 46,1 juta liter, kecap asin (salty soy souces) 2,6 juta liter, chilli sauces 15,5 juta liter, other souces 10,6 juta liter, tomatto ketchups 9,7 juta liter, syrups squashes 58,2 juta liter, dan produk dalam kemasan tetrapack 5,4 juta liter. Sejak Februari 1999, HJ Heinz, perusahaan saus dari AS, mengakuisisi mayoritas saham perusahaan ini. Untuk menguasai saham mayoritas ini (sekitar 65%), HJ Heinz merogoh kocek sebesar US$ 70 juta. HJ Heinz yang masuk lewat tangan Asia Pasific Investment Corporation dari AS dan Wheller Resources Limited dari British Virgin Island, kemudian mengubah nama perusahaan ini menjadi PT Heinz ABC Indonesia. Menurut manajemen PT Heinz ABC, alasan penjualan saham pendiri bukanlah karena kesulitan

4 40 keuangan, melainkan agar produsen saus, kecap, dan sirup terbesar di Indonesia ini bisa semakin berkembang dan dapat mempertahankan posisinya selaku pemimpin pasar. Dengan masuknya Heinz terjadi perubahan terutama dalam hal teknologi informasi, proses manufaktur, dan jaringan pasar internasional. PT Heinz ABC mempunyai visi dan misi perusahaan sebagai berikut: Visi Perusahaan: Menjadi perusahaan makanan dan minuman yang terpenting/sukses/terkenal di dunia dengan memberikan sumbangan makanan & minuman yang bergizi, bercitarasa tinggi kepada siapa saja dimana saja. Misi Perusahaan: Dengan kepopuleran merek ABC, kami akan berusaha memberikan bagi setiap keluarga Indonesia makanan dan minuman BERCITARASA TINGGI/BAIK, BERGIZI, dan selalu terpelihara KUALITAS nya, sehingga mereka dapat hidup lebih sehat dan hidup pun lebih terpenuhi PT Tiga Cipta Pariwara (TCP-TBWA\INDONESIA) TCP-TBWA\INDONESIA merupakan advertising agency yang merupakan bagian dari TBWA\Global Network yang beroperasi di 72 negara dengan 221 kantornya. TBWA\ didirikan pada 1970 di Paris, Prancis, sebagai merger antara Tragos American Management, Bonnange French Marketing, Wiesendanger Swiss Creation, dan Ajroldi Italian Client Services. Huruf pertama dari setiap perusahaan dengan inisial nama yang diberikan untuk organisasi baru. Mereka yang dibeli oleh Omnicom Group pada tahun 1993.

5 41 Di Indonesia, TBWA\ menggandeng mitra lokal yaitu PT Tiga Cipta Pariwara yang kemudian dikenal dengan TCP-TBWA\INDONESIA yang berdiri pada bulan Maret Pada tahun 2007 TCP-TBWA\INDONESIA mempunyai divisi khusus yang menangani brand activation yaitu TEQUILA\INDONESIA. Dalam kurun waktu yang singkat, TCP-TBWA\INDONESIA berkembang menjadi salah satu agency afiliasi yang terkemuka di Indonesia. Di awali dengan 32 orang karyawan, kini TCP-TBWA\INDONESIA telah mempunyai lebih dari 60 karyawan. Selain menangani klien-klien global, TCP-TBWA\INDONESIA juga berhasil mendapatkan klien-klien lokal melalui proses tender atau pitching. Klien global yang dimiliki antara lain Standard Chartered Bank, Nivea, dan Adidas. Sedangkan klien-klien lokalnya adalah Star Mild, ABC, Acer, Hansaplast Nabati Food dan Ultra Jaya. Saat ini, TCP-TBWA\INDONESIA memberikan layanan konsultasi komunikasi pemasaran melalui biro iklan dan juga divisi brand activationnya. TCP-TBWA\INDONESIA mempunyai beroperasi di kantor yang berada di Wisma Korindo Lt.5 Jl. MT Haryono Kav.62, Jakarta Selatan. Telepon: (021) , Faks: (021) Pemilihan lokasi kantor ini juga didasarkan kepada akses dan kemudahan jangkauan kegiatan perusahaan dalam berhubungan dengan klien-kliennya. TCP-TBWA\INDONESIA memiliki manajemen yang terdiri dari 3 orang sesuai dengan nama perusahaan PT Tiga Cipta Pariwara yang berarti tiga (orang) yang menciptakan sebuah pariwara/iklan. Tiga orang tersebut adalah Rudy Jusnifa yang juga menjabat sebagai Finance Director, Soum

6 42 Baneerje yang juga menjabat sebagai Client Service Director dan Steve Dodds yang menjabat sebagai Executive Creative Director. Berbeda dengan perusahaan periklanan lain yang biasanya dipimpin oleh seorang Managing Director sehingga keputusan tertinggi ada pada satu orang saja, TCP-TBWA\INDONESIA tidak menganut sistem tersebut. Maka segala keputusan yang dihasilkan oleh perusahaan adalah hasil mufakat dari ketiga orang manajemen tersebut yang masing-masing juga membawahi departemen yang berbeda. Management Team Rudy Jusnifa Soum Baneerje Steve Dodds Creative Department Client Service Department TEQUILA\INDONESIA TCP-TBWA\INDONESIA memiliki dua departemen inti dan satu divisi khusus brand activation. Departemen inti terdiri dari Creative Department dan Client Service Department. Sedangkan Divisi Brand Activation dinamakan TEQUILA\INDONESIA. Secara operasional, Creative Department saat ini dipimpin oleh seorang Creative Director yaitu Wahyu Kentjana yang dibantu oleh seorang Associate Creative Director yaitu Eny Widayati dan 2 orang Creative Group Head yaitu Iim Budhiman dan Judhy Maurits yang membawahi 2 creative group di dalamnya. Masing-masing creative group terdiri dari 2 pasang art director dan copywriter. Creative Department disupport oleh Studio yang dipimpin oleh seorang Studio Manager yaitu Ruju Wuriadi. Studio terdiri dari graphic designer, FA artist dan illustrator.

7 43 Creative Director: Wahyu Kentjana Associate Creative Director: Eny Widayati GROUP A Group Head: Iim Budhiman GROUP B Group Head: Judhy Maurits Art Director Copywriter Art Director Copywriter Art Director Copywriter Art Director Copywriter Creative Support - Studio and Production Client Service Department dipimpin operasionalnya oleh seorang Group Account Director yaitu Trien B Salim yang dibantu oleh 2 orang Account Director yaitu Dian Nurvianty dan Niken Cahyani yang masingmasing memimpin timnya yang terdiri dari account manager dan account executive. Group Account Director: Trien B Salim GROUP A Account Director: Dian Nurvianty Account Manager GROUP B Account Director: Niken Cahyani Account Manager Account Executive Account Executive

8 44 Divisi khusus brand activation TEQUILA\ dipimpin oleh M. Jose Rizal yang dibantu oleh beberapa Activation Manager. Divisi yang mulai beroperasi pada awal tahun 2007 ini men-support kegiatan klien-klien TCP- TBWA\INDONESIA dengan melakukan brand activation. Dengan adanya divisi ini, kiranya kebutuhan klien akan sebuah IMC akan dapat terpenuhi. Divisi ini bekerja berdasarkan permintaan yang diajukan oleh Creative Department dan Client Service Department yang ada di TCP- TBWA\INDONESIA dan juga bertanggungjawab penuh terhadap 2 departemen tersebut. Pada Program Chef On Tour ini, TEQUILA\ menjalankan fungsinya sebagai bagian produksi mobil pantry, pengaturan jadwal serta turut serta mempersiapkan segala hal pada setiap acara yang berlangsung. Fungsi dari TEQUILA\ tidak membuat strategi dari awal melainkan menjalankan strategi yang telah dibuat oleh PT Heinz ABC bersama dengan TCP- TBWA\INDONESIA. Pada setiap kegiatan, TEQUILA\ akan melakukan laporan tertulis tentang jalannya kegitan tersebut kepada PT Heinz ABC sebagai bahan evaluasi atas kegiatan yang berlangsung. Dalam hal evaluasi kegiatan, TCP- TBWA\INDONESIA akan bekerja sama dengan PT Heinz ABC untuk melihat hal-hal apa saja yang perlu dipertahankan, ditingkatkan dan juga diperbaiki. 3.3 Hasil Penelitian Penulis mewawancarai dua orang narasumber yaitu Ibu Anastasia Supeina, Marketing Manager Kecap ABC, PT Heinz ABC dan Ibu Eny Widayati, Associate Creative Director, TCP-TBWA\INDONESIA. Dari

9 45 narasumber yang berhasil diwawancarai, peneliti berhasil menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan fokus penelitian ini yaitu: 5. Analisis situasi pasar melalui analisis SWOT yang dilakukan oleh PT Heinz ABC Tujuan/sasaran yang ditetapkan oleh PT Heinz ABC terhadap pasar Penyusunan strategi IMC PT Heinz ABC. Khususnya Program Chef On Tour Pelaksanaan Program Chef On Tour di lapangan yang bekerja sama dengan biro iklannya yaitu TCP-TBWA\INDONESIA. Wawancara dilakukan secara terpisah dan berlainan waktu sehingga diharapkan bisa lebih menjaga obyektivitas dari masing-masing narasumber. Hasil dari wawancara dilampirkan pula dalam penelitian ini dan akan menjadi acuan analisis perjodohan pola atau pattern matching yang dilakukan yaitu antara strategi PT Heinz ABC dengan tujuan dari strategi tersebut yaitu mempertahankan loyalitas pelanggannya. Hasil wawancara tersebut ditambahkan dengan data-data sekunder yang berhasil penulis dapatkan dari pihak TBWA\ sehingga diharapkan akan dapat lebih memperkuat hasil wawancara yang dihasilkan Analisis situasi pasar melalui analisis SWOT yang dilakukan oleh PT Heinz ABC. Analisis pasar sangat diperlukan sebelum menentukan strategi IMC yang tepat terhadap konsumen. Ibu Anastasia mengatakan bahwa perusahaanlah yang menservis konsumen sehingga yang pertama harus

10 46 didapatkan adalah consumer insight. Kemudian hasil tersebut dikembalikan lagi ke visi dan misi perusahaan lalu disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan dari perusahaan itu sendiri sebelum akhirnya tercipta strategi yang tepat guna. PT Heinz ABC mendapatkan consumer insight melalui berbagai market research yang dilakukan kepada konsumen. Bentuk dari research tersebut juga berbagai macam, ada yang kualitatif dan kuantitatif. Yang melakukan research tersebut adalah perusahaan research independent di luar PT Heinz ABC sehingga data yang didapatkan bisa lebih obyektif. Secara rutin PT Heinz ABC juga melakukan pembelian data kuantitatif dari perusahaan research. Ibu Anastasia juga mengatakan bahwa analisis pasar perlu dilakukan karena banyaknya pemain lain atau kompetitor di pasar. Melalui analisis pasar akan dilihat perbandingan-perbandingan antara PT Heinz ABC dengan kompetitor-kompetitornya. Setelah itu akan diketahui di mana posisi PT Heinz ABC di antara kompetitornya. Pada saat itulah maka akan dapat ditentukan strategi apa untuk siapa. Karena PT Heinz ABC akan menggunakan strategi yang customize dan berbeda kepada kompetitor yang berbeda. Juga akan dibedakan antara strategi yang thematic dan yang tactical. Ibu Anastasia mengatakan bahwa dengan adanya kompetitor, hal tersebut akan membuat kondisi pasar menjadi lebih bergairah. Dari hasil data yang didapatkan dari pihak TBWA\ diketahui bahwa Kecap ABC mempunyai STP sebagai berikut: Segmentasi: Wanita, SES A-B, tahun, Urban Rural.

11 47 Targetting: Ibu-ibu rumah tangga moderen yang mempunyai keinginan untuk bisa memasak dan menyajikan untuk keluarganya. Positioning: Dengan ABC, Ibu selalu bisa. Ibu Anastasia menjelaskan bahwa tiap produk dari PT Heinz ABC mempunyai strateginya masing-masing namun harus sesuai dengan visi dan misi serta strategi korporat PT Heinz ABC itu sendiri. Walaupun tiap produk mempunyai strategi yang berbeda namun untuk targetnya semua produk dari PT Heinz ABC adalah sama yaitu ibu rumah tangga. Dari Ibu Eny dapat diketahui bahwa melalui analisis SWOT dapat diketahui PT Heinz ABC mempunyai kekuatan/strength yaitu saat ini sebagai market leader di produk-produknya dan juga mempunyai spesialisasi di kategori makanan dan minuman. Distribusi dari PT Heinz ABC juga secara nasional sehingga bisa lebih menjangkau konsumen di pelosok-pelosok daerah. PT Heinz ABC juga mempunyai visi misi untuk untuk menyediakan makanan dan minuman yang sehat bagi keluarga Indonesia serta menjadi expertise di bidang food and beverages. Kemudian juga diketahui bahwa PT Heinz ABC ternyata mempunyai kelemahan/weakness yaitu kurangnya terdapat diferensiasi terhadap kompetitor. Selama ini sebagai market leader, PT Heinz ABC malahan lebih sering terlihat mirip dengan kompetitor. Melalui wawancara dengan Ibu Eny, diketahui bahwa bahwa perlunya ada diferensiasi yang kuat antara PT Heinz ABC dengan kompetitor. Misalkan untuk Kecap Bango yang mempunyai positioning sebagai pelestari jajanan nusantara yang sangat dikenal melalui

12 48 Festival Jajanan Bango-nya, maka PT Heinz ABC melalui produk kecapnya tidak lagi mentargetkan food service atau tempat jajanan melainkan ibu-ibu rumah tangga. Dari situ terlihat jelas diferensiasi antara Kecap ABC dengan Kecap Bango. Kesempatan/opportunity yang dimiliki oleh PT Heinz ABC adalah karena selama ini ternyata masih banyak ibu-ibu di rumah yang merasa kesulitan dalam mengembangkan ketrampilan masak mereka. Padahal bahwa ibu-ibu tersebut sangat ingin mendapatkan apresiasi dari keluarganya dalam hal memasak. Hal ini juga ternyata belum dilirik oleh kompetitor seperti Kecap Bango karena mereka lebih fokus ke jajanan dan bukan makanan rumah. Ibu Eny juga mengatakan bahwa selama ini yang menjadi hambatan/threat dari PT Heinz ABC kepada konsumennya adalah belum terjadinya bonding atau ikatan yang kuat antara konsumen dengan produkproduk yang dihasilkan oleh PT Heinz ABC. Walaupun mereka sudah menggunakan produk-produk dari PT Heinz ABC tetapi dirasakan belum ada kebanggaan dalam memakai produk-produk dari PT Heinz ABC. Sejak tahun 2003 sampai 2006 Kecap ABC telah kehilangan market share sebesar 11,6% 41. Dikhawatirkan angka penurunan tersebut akan terus meningkat jika tidak dilakukan sebuah strategi yang jitu dalam masalah komunikasi pemasarannya. 41 Wawancara dengan Strategic Planner TCP-TBWA\INDONESIA.

13 49 Tabel 2 Market Share Kecap ABC dalam industri Tahun Market Share ,4% ,7% ,2% ,8% Bandingkan dengan market share Kecap Bango yang mengalami kenaikan drastis mulai dari tahun Tabel 3 Market Share Kecap Bango dalam industri Tahun Market Share ,6% ,8% ,2% ,4% Begitu pula dengan sisi awareness terhadap Kecap ABC yang terus menurun semenjak tahun 2003 sampai tahun Tabel 4 Brand Awareness Kecap ABC Tahun Awareness ,2% ,2% ,5% ,7% ,1% 42 Wawancara dengan Strategic Planner TCP-TBWA\INDONESIA. 43 Idem.

14 50 Dari beberapa tabel di atas dapat diketahui bahwa selama beberapa tahun terakhir ini Kecap ABC mengalami penurunan dari market share dan juga tingkat awareness. Diperlihatkan pada waktu yang bersamaan market share dari Kecap Bango meninggkat tajam sehingga saat ini Kecap Bango merupakan kompetitor terbesar dari Kecap ABC Tujuan/sasaran yang ditetapkan oleh PT Heinz ABC terhadap pasar. Melalui wawancara dengan Ibu Anastasia, diketahui tujuan-tujuan PT Heinz ABC terhadap pasar. Tujuan-tujuan tersebut tersebut dihasilkan setelah PT Heinz ABC melakukan analisis SWOT terhadap pasar. Menurut Ibu Anastasia, tujuan umum dari PT Heinz ABC kembali kepada visi misi perusahaan yaitu untuk menyediakan makanan dan minuman yang sehat bagi keluarga Indonesia. Tujuan umum tersebut didukung oleh tujuan-tujuan khusus lainnya seperti memiliki faktor diferensiasi yang kuat dari kompetitor. Sehingga pada akhirnya dapat mempertahankan loyalitas pelanggan yang telah menggunakan produk-produk dari PT Heinz ABC. Tujuan khusus tersebut akan dapat dicapai jika tercipta sebuah value bahwa PT Heinz ABC expert dalam bidang kuliner. PT Heinz ABC mempunyai tujuan pemasaran yaitu merebut kembali market share yang hilang serta mempertahankan loyalitas pelanggan yang ada. Serta meningkatkan value market share sebesar +2% pada akhir Sedangkan tujuan komunikasi pemasarannya sendiri adalah meyakinkan pelanggan dengan menciptakan image bahwa ABC adalah perusahaan yang expert dalam bidang makanan dan minuman sehingga dapat membantu ibu-ibu

15 51 untuk menyajikan makanan dan minuman yang enak, sehat dan bergizi untuk keluarga mereka. Dalam hal ini juga mencapai tingkat bonding sebesar 60% dari sebelumnya 52,1%. Dalam hal ini PT Heinz ABC yang mempunyai segmentasi yang sama dengan kompetitor mempunyai target yang berbeda. Kecap Bango mempunyai target ibu-ibu rumah tangga yang telah memliki ketrampilan memasak sedangkan untuk Kecap ABC adalah sebaliknya yaitu ibu-ibu rumah tangga modern yang sedang belajar memasak. Hal ini dikarenakan ibu-ibu sebagai decision maker dalam keluarga dan juga ibu-ibu tersebut mempunyai kebutuhan akan penghargaan dari keluarganya dalam hal mengolah masakan sehingga akan berusaha untuk belajar dalam hal memasak. Menurut Ibu Eny, tujuan lainnya adalah membuat bonding atau ikatan emosional antara konsumen dengan PT Heinz ABC. Diharapkan bahwa konsumen mempunyai kebanggaan tersendiri dalam memakai produk-produk PT Heinz ABC. Yang ditujukan memang ibu-ibu yang sudah mengenal dan menggunakan produk-produk PT Heinz ABC. Dengan terciptanya bonding tersebut diharapkan adanya loyalitas konsumen terhadap produk-produk dari PT Heinz ABC. Loyalitas tidak terjadi pada pembelian pertama tetapi dibangun secara continue dan pelan-pelan melalui experience konsumen itu sendiri terhadap brand yang digunakannya. Dalam hal ini, experience positif konsumenlah yang menjadi tujuan dari strategi yang diciptakan. Parameter bonding antara konsumen dengan PT Heinz ABC juga dilihat dari tabel yang mengukur awareness brand ABC pada konsumen. Melalui analisis pasar pula diketahui bahwa masih ada target-target yang belum dicapai oleh kompetitor. Dalam hal ini PT Heinz ABC bertujuan

16 52 untuk mengisi celah yang belum dicapai oleh kompetitor sehingga akhirnya bisa menjadi pemenang dalam persaingan pasar. Celah tersebut adalah kurangnya informasi tentang kuliner yang benar dan terpercaya kepada konsumen. Padahal masih banyak konsumen yang membutuhkan hal tersebut dan kebingungan mencari tempat yang tepat dan terpercaya dalam hal kuliner Penyusunan strategi IMC PT Heinz ABC. Khususnya Program Chef On Tour. Dikatakan oleh Ibu Anastasia bahwa penyusunan strategi IMC PT Heinz ABC dilakukan berdasarkan strategi pemasaran yang telah dibuat. Hal itu dilakukan setelah mendapatkan hasil dari riset pemasaran. Riset tersebut merupakan riset khalayak dan dilakukan oleh biro riset independen yang bertujuan untuk mengukur dan mengetahui awareness para pelanggan terhadap produk dari PT Heinz ABC. Dari riset tersebut diketahui bahwa awareness pelanggan terhadap brand ABC mengalami penurunan dan banyak pelanggan beralih ke kompetitor. Berdasarkan hasil yang ada kemudian dikembangkan bersama dengan agency dari PT Heinz ABC yaitu TCP- TBWA\INDONESIA. Secara tahunan agency mengajukan sebuah communication plan selama satu tahun yang dibagi menjadi beberapa periode quarter pelaksanaan. Communication plan tersebut berisi tentang competitive review serta brand analysis. Misalkan dari competitive review diketahui bahwa selain Kecap Bango, kini telah hadir kompetitor baru yaitu Kecap Sedaap yang sangat agresif dalam mengkomunikasikan brand-nya kepada audience. Masukan dari agency yang sesuai dan dianggap penting oleh PT Heinz ABC akan dilaksanakan. Dalam hal ini biasanya agency dan PT Heinz ABC akan

17 53 duduk bersama untuk membahas apa-apa saja yang harus dilakukan. Pada saat itu juga hadir media agency yang dapat memberi masukan tentang trend apa yang sedang terjadi di media atau media-media apa saja yang sedang banyak disukai. Hal ini penting karena semakin banyak jenis media yang berkembang. Dari situ terciptalah sebuah strategi yaitu ABC Culinary Academy yang merupakan sebuah wadah untuk mengembangkan kuliner di Indonesia. Hal tersebut untuk menjawab kebutuhan ibu-ibu untuk mendapatkan informasi dan ilmu untuk mengembangkan kemampuan memasak mereka. Strategi tersebut juga lahir karena melihat dari hasil competitive review di mana para kompetitor juga sangat aktif pada media-media baru selain media konvensional seperti TV dan media cetak. Program Chef On Tour sendiri adalah bagian dari strategi ABC Culinary Academy dengan memanfaatkan basis komunitas ibu-ibu di Indonesia yang sangat aktif seperti pengajian, arisan, PKK dan sebagainya. Habit dari ibu-ibu yang suka kumpul-kumpul itu yang dilihat sebagai potensi untuk digarap. Dengan berkunjung ke satu tempat, bisa dilakukan kontak dengan banyak ibu-ibu. Program Chef On Tour juga melihat peluang dari kesibukan para ibu-ibu tersebut sehingga seringkali kesulitan untuk mereka yang datang ke sebuah acara. Dari situlah Program Chef On Tour mempunyai keunikan tersendiri dengan langsung mendatangi ibu-ibu di basis komunitasnya masing-masing. Ibu Eny mengatakan bahwa penyusunan strategi IMC PT Heinz ABC itu diawali dengan masalah klien. Ibu Eny beranggapan bahwa setiap klien itu pasti mempunyai permasalahan dalam pemasaran. Masalah tersebutlah yang kemudian dicari pemecahannya melalui strategi IMC tersebut. Dalam hal ini

18 54 maka agency harus bisa melihat masalah klien dengan jernih dan jelas. Sehingga juga nantinya akan bisa dihasilkan strategi yang tepat guna. Awalnya Ibu Eny melihat bahwa masalah yang dihadapi oleh PT Heinz ABC adalah tidak adanya diferensiasi dengan kompetitor yang saat itu dirasa cukup kuat yaitu kecap Bango. Sebagai market leader, Kecap ABC malahan terjebak dan menjadi mirip dengan Kecap Bango. Saat itu agency melihat bahwa konsumen terjebak dalam persepsi yang salah. Konsumen mempunyai persepsi bahwa kecap yang baik dan enak adalah kecap yang dibuat dari bahan kedelai hitam seperti yang telah dikomunikasikan oleh kecap Bango. Padahal yang sesungguhnya bahwa kedelai kuning yang digunakan sebagai bahan dari kecap ABC mempunyai kualitas yang sama baiknya denga kedelai hitam yang lebih langka dan membuat harganya menjadi lebih mahal. Konsumen juga melihat bahwa karena kecap hitam warnanya maka kedelai hitam membuat kecap yang dihasilkan menjadi lebih alami. Padahal sesungguhnya warna hitam dari kecap dihasilkan oleh fermentasi kedelai dengan gula merah. Jadi kedelai apapun yang digunakan akan tetap berwarna hitam hasil akhirnya. Menurut Ibu Eny maupun Ibu Anastasia, kehadiran kompetitor baru yaitu Kecap Sedaap tidaklah menyebabkan ABC menciptakan ABC Culinary Academy sebagai counter strategy. Hal itu lebih disebabkan karena Kecap Sedaap lebih bermain di strategi pricing dan belum menjamah kebutuhan dari ibu-ibu yang sesungguhnya. PT Heinz ABC sendiri ingin membangun loyalitas pelanggan dan bukan perang sesaat. Setelah diketahui inti permasalahannya maka agency datang dengan strategi yang mengangkat tentang realitas atau sesuatu yang nyata, bukan pepsepsi. Strategi tersebut diimplementasikan tidak hanya kepada kecap tetapi

19 55 juga kepada produk-produk ABC lainnya. Dikomunikasikan bahwa konsumen harus melihat sebuah realitas atau kenyataan. Misalkan untuk kecap harus nyata enaknya, untuk sardin harus nyata gizinya, dan untuk sambal harus nyata pedasnya. Untuk produk lainnya belum sempat dilaksanakan karena pada akhirnya terjadi perubahan strategi. Seperti dikatakan oleh Ibu Anastasia bahwa semua strategi yang dibuat harus dikembalikan lagi kepada konsumen. Harus digali lebih dalam lagi apa yang menjadi kebutuhan bagi konsumen yang merupakan ibu-ibu. Hal ini juga menjadi diferensiasi Kecap ABC dengan kompetitornya yaitu Kecap Bango yang lebih menfokuskan ke food service seperti jajanan maka Kecap ABC lebih memfokuskan ke ibu-ibu yang memang memasakan makanan di rumah. Target ini ternyata mempunyai kebutuhan akan apresiasi dari keluarganya dalam hal memasak. Kebutuhan ini dapat tercapai jika ibu-ibu tersebut mempunyai pengetahuan tentang cara memasak dan variasi masakan yang baik. Dari situlah timbulnya gagasan untuk membuat sebuah kelembagaan dari PT Heinz ABC yang mempunyai expertise dalam hal kuliner. Dari situlah lahir ABC Culinary Academy yang dimaksudkan sebagai sebuah lembaga dari PT Heinz ABC yang mampu membantu ibu-ibu yang kebingungan dalam memasak. ABC Culinary Academy inilah yang menjadi payung dari Program Chef On Tour. ABC Culinary Academy juga mempunyai program-program lainnya selain Program Chef On Tour yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang masakan kepada ibu-ibu. Sebagai bentuk informasi dan pengetahuan yang kredibel, di setiap kegiatan yang diadakan oleh ABC Culinary Academy selalu hadir chef-chef asli yang bekerja pada hotel bintang lima atau restoran

20 56 ternama. Ibu-ibu pasti menginginkan masakan yang mereka masak dapat selezat masakan hotel atau restoran. Penggunaan chef ini menambah kesan expertise-nya PT Heinz ABC dalam hal kuliner. ABC Culinary Academi ini juga diciptakan karena agency melihat bahwa kurang terjadinya bonding antara brand ABC dengan konsumen. Target yang dituju adalah ibu-ibu yang sudah menggunakan produk-produk ABC. Diharapkan ibu-ibu itu mempunyai kebanggaan tersendiri dalam menggunakan produk-produk ABC. Hal bisa diwujudkan jika ABC telah dianggap menjadi ahli dalam hal masakan. ABC Culinary Academi harus dapat membantu ibu-ibu yang membutuhkan bantuan. Misalkan untuk ide-ide dan tips-tips baru. Jadi untuk membantu ibu-ibu itu menyelesaikan masalah mereka, ABC melihat adanya kebutuhan untuk menciptakan wadah bagi ibuibu sebagai tempat untuk mendapatkan informasi dan ilmu untuk mengembangkan kemampuan memasak mereka. Mulai dari resep-resep baru sampai pengolahan makanan itu sendiri. Mulai dari pemilihan bahan, penyimpanan sampai proses masaknya. PT Heinz ABC melihat banyak sekali yang bisa dikembangkan untuk membantu wawasan ibu-ibu dalam menyiapkan masakan. Menurut Ibu Anastasia, Program Chef On Tour sendiri lahir dari pengembangan ABC Culinary Academy. Sebagai expertise dalam hal masakan, ABC melihat bahwa di Indonesia, basis komunitas antar ibu-ibu sangatlah aktif. Hal itu dapat dilihat dari kegiatan-kegiatan seperti PKK, pengajian sampai arisan. Kegiatan tersebut berpotensi untuk digarap sebagai sarana untuk mendekatkan diri antara ABC dengan konsumennya. Dikarenakan kesibukan dari ibu-ibu tersebut, maka timbullah gagasan untuk

21 57 mengunjungi komunitas ibu-ibu tersebut. Jadi dengan berkunjung ke satu tempat, maka dapat melakukan kontak dengan banyak ibu-ibu. Hal tersebut juga untuk menghindari resistensi dari ibu-ibu untuk mengunjungi acara yang sengaja dibuat. Dengan mengunjungi, maka diharapkan ABC menjadi aktif dan lebih banyak berperan. Sementara Ibu Eny juga menjelaskan bahwa Program Chef On Tour ini memang dirancang secara unik sebagai salah satu bentuk media baru dan melengkapi media konvensional sehingga diharapkan integritas tersebut dapat menghasilkan efek yang maksimal. Program Chef On Tour ini juga merupakan sebuah marketing PR yang akan dipublikasikan ke media melalui iklan-iklan advertorial dan liputan media tertentu. Walau dengan scope yang kecil, namun dengan Program Chef On Tour bisa menentukan sendiri target yang sesuai dan diinginkan sehingga bisa menjadi lebih efektif. Program Chef On Tour ini juga dimaksudkan sebagai alternatif dari program-program lain dari kompetitor seperti resep dan advertorial di majalah, demo masak di televisi, juga sampling-sampling di mal. Indonesia dengan basis komunitas ibu-ibu yang kuat menjadi inspirasi bagi lahirnya Program Chef On Tour ini. Dengan memanfaatkan hal tersebut, ABC berusaha untuk membuat sebuah program unik yang akhirnya melahirkan sebuah program yang menghadirkan chef-chef dalam acara komunitas tersebut Pelaksanaan Program Chef On Tour di lapangan yang bekerja sama dengan biro iklannya yaitu TCP-TBWA\INDONESIA. Ibu Anastasia mengatakan bahwa Program Chef On Tour ini dilaksanakan dengan mengunjungi acara-acara komunitas ibu-ibu dengan

22 58 menggunakan sebuah mobil pantry. Untuk pemilihan acara tersebut, disediakan sebuah nomor telepon yang bisa dihubungi oleh ibu-ibu yang tertarik acaranya untuk dikunjungi oleh Program Chef On Tour ini. Tidak semua penelepon akan dihadiri acaranya. Seleksi akan dilakukan dan didasari oleh seberapa uniknya acara yang akan diadakan oleh ibu tersebut. Pemilihan juga didasari oleh lokasi yang akan didatangi. Diprioritaskan lokasi yang bisa dimasuki oleh mobil pantry Chef On Tour yang berukuran mini truk. Pihak ABC akan memberitahukan kepada ibu yang terpilih, sedangkan yang tidak terpilih akan diberikan sebuah kartu ucapan maaf agar ibu tersebut tidak kecewa. Kemudian bagi ibu yang terpilih dapat memberitahukan tentang detail acara tersebut dan kapan ingin didatangi. Biasanya dalam seminggu akan dilaksanakan maksimal empat kali kunjungan. Dalam Program Chef On Tour ini, ibu yang terpilih untuk didatangi oleh mobil pantry Chef On Tour akan mendapatkan 2 menu utama untuk 30 orang secara gratis yang dimasak langsung oleh chef yang datang di depan ibu-ibu. Semua bahan-bahan juga bumbu-bumbu disediakan oleh ABC beserta juga dengan minumannya. Dalam hal ini, cita rasa dan kualitas dari produkproduk ABC akan dapat dirasakan langsung oleh ibu-ibu tersebut. Buat ibuibu yang belum menggunakan produk ABC tertentu akan dapat langsung merasakan begitu beragam dan lengkapnya produk dari PT Heinz ABC ini. Selain makanan dan minuman gratis, ibu-ibu tersebut juga akan mendapatkan ilmu tambahan dari chef yang datang melalui sesi tanya jawab tentang kuliner. Di situlah akan terjadi interaksi dan bonding antara ABC dengan konsumennya. Chef tersebut berasal dari hotel bintang lima atau restoran ternama yang akan menambah kepercayaan dari ibu-ibu peserta.

23 59 Bagi Ibu Eny, Program Chef On Tour ini merupakan bentuk kreativitas berkomunikasi antara PT Heinz ABC dengan konsumennya. Untuk melengkapi hal tersebut, Program Chef On Tour juga diintegrasikan dengan materi-materi promo acara yang menarik. Di situlah peran departemen kreatif sangat vital dengan menciptakan sebuah materi yang kreatif baik dari sisi visual maupun copy dalam bentuk sebuah iklan cetak juga iklan promo di radio-radio. Ibu Eny juga mengatakan, walaupun dari pihak PT Heinz ABC mempunyai hak mutlak untuk memilih siapa ibu-ibu yang akan didatangi oleh Program Chef On Tour, namun kiranya dari pihak agency juga banyak memberikan masukan-masukan dan penilaian tentang konsep acara ibu-ibu yang menelepon. Sehingga kiranya keputusan tersebut juga didasari oleh agency sebagai konsultan komunikasi dari pihak ABC. Pihak agency melalui TEQUILA\ jugalah yang mendesain bentuk dari mobil pantry yang digunakan oleh Program Chef On Tour ini. Untuk masalah di lapangan, TBWA\ mempunyai divisi khusus yang menangani brand activation yaitu TEQUILA\. Merekalah yang menyiapkan kru dan detail mekanisme pelaksanaan di lapangan. Mulai dari daftar menu yang akan dimasak, bahan-bahan, sampai kuisioner untuk mengetahui masukan-masukan dari ibu-ibu tentang Program Chef On Tour ini. Pihak TEQUILA\ juga menjadi moderator saat terjadi sesi tanya jawab antara ibuibu dan chef. Dari TBWA\ sendiri juga selalu diwakili oleh team client service atau kreatif saat jalannya acara di lapangan. Pihak ABC juga mengirimkan wakilnya untuk mensupervisi jalannya acara tersebut.

24 60 Menurut Ibu Anastasia, selama acara berlangsung dari pihak ABC juga menyediakan produk-produk yang dapat dibeli. Diharapkan ibu-ibu yang telah memperoleh pengetahuan tentang kuliner dapat langsung mempraktekkannya setelah acara itu berlangsung di rumahnya masing-masing. Ibu Eny mengatakan bahwa dalam acara tersebut, pihak TEQUILA\ juga mengumpulkan data para peserta yang datang melalui kuisioner. Selain data peserta juga didapatkan tanggapan para ibu-ibu atas acara yang sedang berlangsung. Dalam kuisioner tersebut ibu-ibu juga dapat memberikan saran atas acara tersebut. Dari hal tersebut, TEQUILA\ kemudian membuat laporan tertulis tentang acara yang telah berlangsung. Laporan tersebut merupakan bentuk pertanggungjawaban agency terhadap pihak ABC. Bersama dengan agency, pihak ABC kemudian mereview acara yang telah berlangsung. Hal yang baik ditingkatkan sedangkan kekurangannya diperbaiki. Dari hasil review tersebut dapat keketahui pula respon yang bagus dari ibu-ibu peserta Program Chef On Tour ini. Juga kekurangan dari acara ini seperti terbatasnya jumlah armada mobil pantry yang hanya satu unit saja sehingga banyak ibu-ibu yang harus menunggu lama untuk acaranya didatangi Program Chef On Tour ini. Selain itu, untuk tahap pertama Program Chef On Tour ini hanya dilakukan di wilayah Jabodetabek saja. Namun karena sukses maka direncanakan untuk mengembangkan wilayah di kota-kota lainnya. Dari pihak TBWA\ diketahui bahwa cost estimate penyelenggaraan Program Chef On Tour periode November 2007 Februari 2008 adalah sebesar Rp 300 juta. Dengan perkiraan setiap penyelenggaraan membutuhkan biaya sekitar Rp 8 juta dan diadakan sebanyak 16 kali acara. Sisanya

25 61 merupakan biaya produksi dan sewa dari mobil pantry serta biaya promosi acara melalui iklan cetak dan radio. 3.4 Pembahasan dan Diskusi Dari hasil penelitian di atas dapat digambarkan tentang strategi IMC yang digunakan oleh PT Heinz ABC dalam mempertahankan loyalitas pelanggannya yaitu para ibu. Hasil wawancara dari dua orang narasumber, penulis dapat mengetahui gambaran mulai dari penyusunan strategi IMC sampai implementasinya di lapangan melalui Program Chef On Tour. Pada Bab 2 dinyatakan bahwa strategi pemasaran korporat akan memberikan analisis situasi dengan analisis SWOT. Pada penelitian ini diketahui dari hal itulah kemudian dikembangkan strategi IMC PT Heinz ABC. Strategi tersebut mempunyai tujuan utama untuk mempertahankan loyalitas pelanggan dari produk-produk ABC. Dari analisis SWOT diketahui bahwa PT Heinz ABC sebagai leader di produk-produknya dan juga mempunyai spesialisasi di kategori makanan dan minuman tetapi belum mempunyai bonding atau ikatan emosional yang kuat antara brand ABC dengan konsumennya. Di satu sisi PT Heinz ABC melihat bahwa konsumen sendiri masih banyak yang kurang pengetahuannya dalam bidang kuliner dan kebingungan untuk mencari informasi dan pengetahuan yang baik dan terpercaya. Dari analisis itu juga terjadi perubahan strategi dari yang awalnya lebih berorientasi ke produk menjadi sebuah strategi yang lebih berorientasi ke konsumen. Karena itulah PT Heinz ABC kemudian mengembangkan sebuah strategi IMC dengan nama ABC Culinary Academy.

26 62 ABC Culinary Academy juga akan menjadi sebuah strategi yang kuat karena para kompetitor belum menyentuh hal ini. Di saat ini kompetitor lebih banyak bermain di keunggulan produk saja tanpa lebih memperhatikan lebih jauh kebutuhan dari konsumen. Salah satu kemudahan dari PT Heinz ABC untuk melakukan strategi ini karena PT Heinz ABC memanglah berfokus di industri makanan dan minuman serta sesuai dengan visi dan misi perusahaan. Untuk produk-produknya, PT Heinz ABC menempati urutan satu atau dua di pasar sehingga sudah dikenal dengan baik oleh konsumen. Nama besar HJ Heinz juga telah terkenal di dunia dan merupakan pemimpin pasar global dalam kategori consumer goods. Di sinilah peran strategi yang lebih berorientasi ke konsumen akan menang, karena semua kompetitor juga telah membicarakan tentang kualitas produk mereka saja. Content sama, context yang berbeda. Salah satu turunan dari strategi ini adalah Program Chef On Tour. Program ini merupakan bentuk Marketing PR yang dilakukan oleh PT Heinz ABC yang mengatur hubungan baik antara perusahaan dengan berbagai kelompok masyarakat dalam hal ini ibu-ibu yang merupakan pelanggannya. Keunggulan dari strategi ini adalah terjadinya komunikasi dua arah antara brand ABC dengan konsumen yang hal itu tidak di dapat dari bentuk komunikasi above the line. Respon dari ibu-ibu akan dapat langsung terlihat dan akan langsung dibalas pada saat yang bersamaan melalui diskusi antara ibu-ibu dengan chef yang terlibat. Program ini juga dapat dikategorikan sebagai Marketing PR Proaktif karena bersifat ofensif dan mencari peluang-peluang yang belum dilakukan oleh para kompetitor. Sampai saat ini belum ditemukan program sejenis yang

27 63 dilakukan di Indonesia. Marketing PR yang proaktif diintegrasikan dengan sarana IMC lainnya untuk menghasilkan exposure tambahan tentang produk, kesan yang layak diberitakan serta kredibilitas. Hal ini didapat dari ikut sertanya para chef-chef yang berasal dari hotel bintang lima dan restoran ternama. Strategi ini bukanlah merupakan counter strategy dari kompetitor yang telah ada atau pun yang baru muncul. Dalam hal ini, Program Chef On Tour merupakan sebuah strategi menciptakan event sendiri. Di mana PT Heinz ABC mengendalikan secara penuh event yang diselenggarakannya dan tidak bergantung terhadap pihak lain. Dalam hal ini, event dapat difokuskan ke target potensial yang memang diinginkan. PT Heinz ABC juga dapat mengembangkan event ini sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Besar kecilnya event juga waktu pelaksanaan dapat disesuaikan dengan kemampuan perusahaan. Secara umum, strategi ini lebih efektif daripada sponsorship karena dalam sponsorship akan banyak sekali yang menjadi peserta sehingga PT Heinz ABC bisa berkompetisi dengan peserta lainnya dalam hal mendapatkan perhatian dari audience. Sebelum berlangsung, Program Chef Tour juga berintegrasi dengan bentuk komunikasi lainnya seperti iklan promo agar efek yang dihasilkan lebih maksimal dan setelah berlangsung juga akan diliput dalam bentuk advertorial dan publikasi di media-media tertentu. Hal ini menciptakan sebuah integrasi dari awal sampai akhir sehingga bentuk komunikasi antara PT Heinz ABC dengan konsumennya dapat berlangsung secara utuh. Dalam menjalankan strategi ini, pihak PT Heinz ABC dibantu oleh TBWA\ sebagai communication agency dan TEQUILA\ sebagai pelaksana di lapangan. TEQUILA\. lah yang menyiapkan kru dan detail mekanisme

28 64 pelaksanaan di lapangan. Mulai dari daftar menu yang akan dimasak, bahanbahan, sampai kuisioner untuk mengetahui masukan-masukan dari ibu-ibu tentang Program Chef On Tour ini. Program Chef On Tour ini juga akan direview oleh PT Heinz ABC untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas dan kuantitasnya. Strategi ABC Culinary Academy ini lahir karena kebutuhan konsumen dan bukanlah karena hasil reaktif dari persaingan dengan kompetitor. Strategi ini sejalan dengan visi misi PT Heinz ABC sendiri dan bertujuan untuk menemukan cara-cara persuasif mempertahankan loyalitas pelanggan dengan cara pendekatan-pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan dan experience dari konsumen itu sendiri. Kebutuhan tersebut adalah pengetahuan tentang pengetahuan dalam bidang kuliner. Dalam hal ini, PT Heinz ABC yang mengklaim sebagai perusahaan yang expert dalam bidang food and beverages berusaha menjawab kebutuhan tersebut melalui ABC Culinary Academy. Setelah kebutuhan para konsumen dipenuhi akan ada sebuah experience baru dan mempertahankan loyalitas mereka terhadap produk-produk ABC. Program Chef On Tour ini juga memanfaatkan komunitas basis ibu-ibu di Indonesia sebagai sebuah peluang untuk berkomunikasi secara efektif. Habit inilah yang didapat dari kejelian PT Heinz ABC bersama agency-nya untuk menganalisa pasar sebelum strategi diciptakan. Kesenangan dari ibu-ibu untuk berkumpul dan ngobrol-ngobrol kemudian diubah menjadi sebuah bentuk komunikasi antara chef yang mewakili brand ABC dengan para ibu-ibu tersebut. Dari hasil penelitian diketahui bahwa dari kegiatan yang telah dilakukan, Program Chef On Tour ini mendapatkan sambutan dan tanggapan

29 65 yang positif dari para ibu-ibu peserta acara. Kendala terdapat pada terbatasnya jumlah mobil pantry dan wilayah pelaksanaan yang hanya di Jabodetabek saja.

BAB V PENUTUP. Setelah menganalisa dan membahas data yang diperoleh dari hasil. wawancara baik dengan pihak PT Heinz ABC maupun dengan pihak TBWA\,

BAB V PENUTUP. Setelah menganalisa dan membahas data yang diperoleh dari hasil. wawancara baik dengan pihak PT Heinz ABC maupun dengan pihak TBWA\, 66 BAB V PENUTUP 3.5 Kesimpulan Setelah menganalisa dan membahas data yang diperoleh dari hasil wawancara baik dengan pihak PT Heinz ABC maupun dengan pihak TBWA\, maka dalam bab ini penulis mencoba menarik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi pemasaran adalah aspek penting dalam keseluruhan misi

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi pemasaran adalah aspek penting dalam keseluruhan misi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah/Penelitian Komunikasi pemasaran adalah aspek penting dalam keseluruhan misi pemasaran serta penentu suksesnya sebuah pemasaran. Dalam dekade terakhir ini,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. nya dalam menghadapi konsumen yang sangat beragam. Situasi persaingan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. nya dalam menghadapi konsumen yang sangat beragam. Situasi persaingan yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam memasuki era globalisasi perekonomian yang semakin ketat ini sangat berpengaruh terhadap kegiatan pemasaran di suatu perusahaan salah satu nya dalam menghadapi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Fenomena persaingan antar produk pada saat ini mengharuskan perusahaan untuk

I. PENDAHULUAN. Fenomena persaingan antar produk pada saat ini mengharuskan perusahaan untuk 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena persaingan antar produk pada saat ini mengharuskan perusahaan untuk merancang dan menetapkan strategi bersaing yang tepat untuk merebut pangsa pasar (Market

Lebih terperinci

PENGARUH EKUITAS MEREK TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI PELANGGAN ATAS KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK KECAP ABC DI SURABAYA SELATAN SKRIPSI

PENGARUH EKUITAS MEREK TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI PELANGGAN ATAS KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK KECAP ABC DI SURABAYA SELATAN SKRIPSI PENGARUH EKUITAS MEREK TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI PELANGGAN ATAS KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK KECAP ABC DI SURABAYA SELATAN SKRIPSI Disusun Oleh : M. Taufik Trian Wibowo 0412010377/FE/EM FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi dalam era globalisasi menuntut setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi dalam era globalisasi menuntut setiap perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi dalam era globalisasi menuntut setiap perusahaan baik yang bergerak dalam bidang industri barang maupun jasa mampu bersaing dengan perusahaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan untuk mengetahui

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan untuk mengetahui BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari atribut produk terhadap keputusan pembelian ulang kecap ABC pada ibu rumah tangga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memenangkan persaingan yang ketat terutama dalam menghasilkan produk-produk

BAB I PENDAHULUAN. memenangkan persaingan yang ketat terutama dalam menghasilkan produk-produk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang persaingan perusahaan untuk memperebutkan konsumen tidak hanya terbatas pada atribut fungsional produk saja seperti kegunaan produk tersebut,

Lebih terperinci

kegiatan below the line seperti selling and sampling product, event sponsorship, dan branding and merchandising karena dinilai lebih efektif dan lebih

kegiatan below the line seperti selling and sampling product, event sponsorship, dan branding and merchandising karena dinilai lebih efektif dan lebih BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Jumlah penduduk yang meningkat setiap tahunnya di Indonesia, turut mendorong jumlah produksi kebutuhan pokok salah satunya adalah industri FMCG (fast moving consumer

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha BAB 1 Pendahuluan 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha Perusahaan HJ Heinz didirikan di Pennsylvania pada tanggal 27 Juli 1900. Pada tahun 1905, perusahaan berhasil melakukan bisnis

Lebih terperinci

PENGARUH KINERJA MEREK DAN TINGKAT KEPUASAN MEREK TERHADAP PERPINDAHAN MEREK PADA PRODUK KECAP ABC DI SURABAYA SELATAN SKRIPSI

PENGARUH KINERJA MEREK DAN TINGKAT KEPUASAN MEREK TERHADAP PERPINDAHAN MEREK PADA PRODUK KECAP ABC DI SURABAYA SELATAN SKRIPSI PENGARUH KINERJA MEREK DAN TINGKAT KEPUASAN MEREK TERHADAP PERPINDAHAN MEREK PADA PRODUK KECAP ABC DI SURABAYA SELATAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BIRO IKLAN (ADVERTISING AGENCY)

BIRO IKLAN (ADVERTISING AGENCY) BIRO IKLAN BIRO IKLAN (ADVERTISING AGENCY) Dapat diartikan sebagai suatu perusahaan jasa yang memiliki keahlian untuk merancang, mengkoordinasi, mengelola, dan atau memajukan merek, pesan, dan atau komunikasi

Lebih terperinci

Marketing Communication Management

Marketing Communication Management Modul ke: Marketing Communication Management Alur Kerja Marcomm / Advertising Agency Fakultas FIKOM Mujiono Weto, S.Ikom. Program Studi Advertising & Marketing Communication www.mercubuana.ac.id Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia penyedap makanan sangatlah di gemari oleh kalangan ibu-ibu yang gemar memasak dan menjadikan penyedap sebagai tambahan untuk memberikan cita rasa dan aroma

Lebih terperinci

Marketing Communication Management

Marketing Communication Management Modul ke: Marketing Communication Management Ruang Lingkup Marcomm/Advertising Agency Fakultas FIKOM Mujiono Weto, S.Ikom. Program Studi Advertising & Marketing Communication www.mercubuana.ac.id Abstrak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak ke-4 didunia, menjadikan negara yang potensial untuk pemasaran berbagai barang maupun jasa.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berusaha untuk memenuhi kebutuhan berikutnya. Setelah kebutuhan-kebutuhan dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. berusaha untuk memenuhi kebutuhan berikutnya. Setelah kebutuhan-kebutuhan dasar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah mahluk yang memiliki berbagai macam kebutuhan dan keinginan juga tidak pernah puas jika hanya salah satu kebutuhannya terpenuhi, tetapi ia akan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI. menyajikan simpulan dan implikasi atas permasalahan mengenai kesadaran UKM

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI. menyajikan simpulan dan implikasi atas permasalahan mengenai kesadaran UKM BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI Setelah melakukan penelitian, analisis dan pembahasan maka peneliti dapat menyajikan simpulan dan implikasi atas permasalahan mengenai kesadaran UKM kuliner rumah makan terhadap

Lebih terperinci

Modul ke: Account Management 02FIKOM. Pemahaman Account Management. Dra. Tri Diah Cahyowati, Msi. Fakultas. Program Studi Marcomm & Advertising

Modul ke: Account Management 02FIKOM. Pemahaman Account Management. Dra. Tri Diah Cahyowati, Msi. Fakultas. Program Studi Marcomm & Advertising Modul ke: Account Management Pemahaman Account Management Fakultas 02FIKOM Dra. Tri Diah Cahyowati, Msi. Program Studi Marcomm & Advertising Bidang-bidang pekerjaan Periklanan Pada prinsipnya, sebuah perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Iklan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Iklan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Iklan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sistem ekonomi dan sosial masyarakat modern. Hal ini dapat dilihat, bahwa iklan sudah berkembang menjadi sistem

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Loyalitas konsumen adalah isu yang sangat penting dan menarik bagi mereka yang berkecimpung dalam bidang pemasaran produk ataupun jasa. Loyalitas konsumen merupakan hal yang

Lebih terperinci

Mata Kuliah - Advertising Project Management-

Mata Kuliah - Advertising Project Management- Mata Kuliah - Advertising Project Management- Modul ke: Konsep Manajemen Desain Jasa Fakultas FIKOM Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising www.mercubuana.ac.id WHAT

Lebih terperinci

biaya koneksi internet yang murah, dan berkembangnya smartphone. Pertumbuhan pengguna internet ini, tidak hanya terbatas pada kalangan muda dari golon

biaya koneksi internet yang murah, dan berkembangnya smartphone. Pertumbuhan pengguna internet ini, tidak hanya terbatas pada kalangan muda dari golon BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Menurut Internet World Stats (2012), pengguna internet di dunia pada bulan Maret 2012 telah mencapai 2.280.000.000 dan mengalami peningkatan sebanyak 13.000.000

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dan inovatif dalam menjalankan kegiatan usahanya. Berbagai upaya

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dan inovatif dalam menjalankan kegiatan usahanya. Berbagai upaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang semakin membaik, mendorong timbulnya laju persaingan dunia usaha. Hal ini menuntut perusahaan untuk semakin kreatif dan inovatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk kepada khalayak, sehingga dapat meningkatkan awareness dan

BAB I PENDAHULUAN. produk kepada khalayak, sehingga dapat meningkatkan awareness dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri periklanan didunia semakin berkembang pesat. Periklanan penting bagi perusahaan karena dengan iklan produk mereka akan dapat dikenal masyarakat. Periklanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan dilakukan untuk mendapatkan simpati masyarakat baik melalui

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan dilakukan untuk mendapatkan simpati masyarakat baik melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha saat ini telah membawa para pelaku dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan konsumen. Berbagai pendekatan dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tampilkan setiap harinya, baik melalui tayangan televisi dan media massa

BAB I PENDAHULUAN. tampilkan setiap harinya, baik melalui tayangan televisi dan media massa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan iklan di Indonesia sangat berkembang pesat, oleh karena itu banyak sekali perusahaan-perusahaan Indonesia berlombalomba meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Amir dalam bukunya yang berjudul Sukses Memiliki Restoran Tanpa Modal

BAB I PENDAHULUAN. Amir dalam bukunya yang berjudul Sukses Memiliki Restoran Tanpa Modal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia disamping sandang dan papan. Dalam memenuhi kebutuhan pokoknya tersebut, masyarakat memiliki selera berbeda, termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keras untuk memasarkan produknya dikarenakan persaingan yang semakin ketat

BAB I PENDAHULUAN. keras untuk memasarkan produknya dikarenakan persaingan yang semakin ketat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Saat ini banyak pelaku usaha ingin memperkenalkan dan memasarkan produk dan jasanya. Baik usaha yang sedang berkembang dan juga baru, harus berusaha keras

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya Pertumbuhan UKM di indonesia ternyata cukup di dominasi oleh industri makanan dan minuman. Sejak beberapa tahun yang lalu, perkembangan bisnis di bidang

Lebih terperinci

ACCOUNT MANAGEMENT. Account Management dalam Industri Komunikasi Pemasaran. SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI

ACCOUNT MANAGEMENT. Account Management dalam Industri Komunikasi Pemasaran. SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI Modul ke: ACCOUNT MANAGEMENT Account Management dalam Industri Komunikasi Pemasaran Fakultas ILMU KOMUNIKASI SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Program Studi MARKETING COMMUNICATIONS & ADVERTISING www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pemilihan produk untuk dikonsumsi. Hal ini disebabkan oleh perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. pemilihan produk untuk dikonsumsi. Hal ini disebabkan oleh perkembangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dari tahun ke tahun perkembangan dan persaingan di segala sektor industri semakin meningkat, hal ini menuntut perusahaan semakin kreatif dalam menjalakan kegiatan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Sales and Marketing

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Sales and Marketing BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Penyajian Data Penelitian 4.1.1 Wawancara 4.1.1.1 Wawancara terhadap Public Relations Executive dan Director of Sales and Marketing Ketika penulis mengajukan pertanyaan tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi telah menuntut adanya perubahan paradigma lama dalam

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi telah menuntut adanya perubahan paradigma lama dalam BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi telah menuntut adanya perubahan paradigma lama dalam segala bidang, salah satunya adalah bidang pemasaran. Menjadi pemimpin

Lebih terperinci

BAB III PT HEINZ ABC INDONESIA DIVISI DISTRIBUSI DAN PENJUALAN CABANG BOGOR. Perusahaan Amerika Serikat yang didirikan oleh Henry John Heinz (H.

BAB III PT HEINZ ABC INDONESIA DIVISI DISTRIBUSI DAN PENJUALAN CABANG BOGOR. Perusahaan Amerika Serikat yang didirikan oleh Henry John Heinz (H. BAB III PT HEINZ ABC INDONESIA DIVISI DISTRIBUSI DAN PENJUALAN CABANG BOGOR A. H.J Heinz Co. Ltd. Perusahaan Amerika Serikat yang didirikan oleh Henry John Heinz (H. J Heinz) adalah salah satu perusahaan

Lebih terperinci

Account Management. KULIAH 5 Client Brief, Creative Brief dan Media Brief. BERLIANI ARDHA, SE, M.Si

Account Management. KULIAH 5 Client Brief, Creative Brief dan Media Brief. BERLIANI ARDHA, SE, M.Si Modul ke: Account Management KULIAH 5 Client Brief, Creative Brief dan Media Brief Fakultas FIKOM BERLIANI ARDHA, SE, M.Si Program Studi MARKOM www.mercubuana.ac.id Life is really simple, but we insist

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia kuliner di beberapa tahun belakangan ini seperti

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia kuliner di beberapa tahun belakangan ini seperti 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia kuliner di beberapa tahun belakangan ini seperti restaurant dan café kini semakin pesat. Banyak sekali cafe dan restaurant asing berjamuran di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, bisnis bukanlah sesuatu hal yang mudah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, bisnis bukanlah sesuatu hal yang mudah untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Umum Pada era globalisasi saat ini, bisnis bukanlah sesuatu hal yang mudah untuk dijalankan. Perusahaan bersaing untuk menarik konsumen dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemunculan usaha rumah produksi atau biasa disebut dengan production house

BAB I PENDAHULUAN. Kemunculan usaha rumah produksi atau biasa disebut dengan production house BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemunculan usaha rumah produksi atau biasa disebut dengan production house perlahan banyak yang berdiri seiring dengan kemunculan stasiun-stasiun televisi swasta sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memasarkan produknya. Hal ini di sebabkan oleh banyaknya industri baru yang

BAB I PENDAHULUAN. memasarkan produknya. Hal ini di sebabkan oleh banyaknya industri baru yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini tingkat persaingan antar industri mie instant semakin ketat dalam memasarkan produknya. Hal ini di sebabkan oleh banyaknya industri baru yang bermunculan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cepat tak terkecuali di Indonesia sendiri. Beragamnya produk yang memasuki

BAB I PENDAHULUAN. cepat tak terkecuali di Indonesia sendiri. Beragamnya produk yang memasuki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini industri di setiap negara tumbuh dan berkembang dengan cepat tak terkecuali di Indonesia sendiri. Beragamnya produk yang memasuki pasar membuat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. American Marketing Association (AMA) dalam Kotler (2005 : 82)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. American Marketing Association (AMA) dalam Kotler (2005 : 82) BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Merek American Marketing Association (AMA) dalam Kotler (2005 : 82) mendefinisikan merek sebagai nama, istilah, tanda, simbol, desain, atau kombinasi

Lebih terperinci

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KEPITING SOKA

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KEPITING SOKA BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KEPITING SOKA PIU KABUPATEN KUBU RAYA TAHUN 2014 BUSINESS PLAN INFRASTRUKTUR KOMPONEN 2 RUMAH PRODUKSI KEPITING SOKA A. LATAR BELAKANG Business Plan (Rencana Bisnis) adalah

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Penyajian Data Penelitian 4.1.1 Wawancara Wawancara dilakukan baik terhadap pihak internal dan pihak eksternal. Berikut adalah profil informan yang diwawancarai. a. Profil informan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. brand awareness. Brand awareness berkaitan erat dengan kuat lemahnya keunikan brand

BAB I PENDAHULUAN. brand awareness. Brand awareness berkaitan erat dengan kuat lemahnya keunikan brand BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Dalam upaya menyukseskan strategi branding sebuah produk, konsumen perlu diyakinkan bahwa brand tersebut memiliki keunikan yang berarti dibandingkan dengan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Penelitian tentang penerapan Value Stream Maping ini dilakukan di PT. XYZ, Plant Daan Mogot. Untuk itu penulis akan membahas sekilas

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. PT. Heinz ABC Indonesia (Heinz ABC) adalah salah satu anak perusahaan dari H.J. Heinz

PEMBAHASAN. PT. Heinz ABC Indonesia (Heinz ABC) adalah salah satu anak perusahaan dari H.J. Heinz IV. PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. Heinz ABC Indonesia (Heinz ABC) adalah salah satu anak perusahaan dari H.J. Heinz Company Limited, sebuah perusahaan multinasional berbasis di Amerika Serikat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era reformasi telah memberikan perubahan dalam segala sendi kehidupan masyarakat Indonesia termasuk perkembangan media massa yang sangat pesat. Perkembangan industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa baru untuk memenuhi kebutuhan konsumen (Puspitasari 2009).

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa baru untuk memenuhi kebutuhan konsumen (Puspitasari 2009). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Munculnya persaingan dalam dunia bisnis merupakan hal yang tak dapat dihindari, hal ini disebabkan oleh berkembangnya kegiatan ekonomi hampir diseluruh dunia.

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. suatu pengetahuan yang memadai bagi pemasar dan perencanaan media agar

Bab I PENDAHULUAN. suatu pengetahuan yang memadai bagi pemasar dan perencanaan media agar 1 Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini jumlah media massa sudah semakin banyak sehingga diperlukan suatu pengetahuan yang memadai bagi pemasar dan perencanaan media agar dapat menyampaikan pesan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam industri telekomunikasi saat ini cenderung berada dalam kondisi pasar dengan tingkat kompetisi yang tinggi dan ke depan akan terus meningkat tekanannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mbak Isa sampai yang targetnya kelas A seperti The Duck King yang menjajakan. bebek di mal mal besar (kuliner.kompas.com, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Mbak Isa sampai yang targetnya kelas A seperti The Duck King yang menjajakan. bebek di mal mal besar (kuliner.kompas.com, 2013). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bisnis kuliner bebek saat ini mulai menjamur di Jakarta dan sekitarnya. Lidah lidah konsumen dimanjakan dengan rasa khas desa yang unik dan berbeda dari daging ayam.

Lebih terperinci

Marcomm Management DEFINISI AGEN PERIKLANAN. Berliani Ardha, SE, M.Si

Marcomm Management DEFINISI AGEN PERIKLANAN. Berliani Ardha, SE, M.Si Modul ke: Marcomm Management DEFINISI AGEN PERIKLANAN Fakultas Komunikasi Program Studi Advertising & Marketing communication www.mercubuana.ac.id Berliani Ardha, SE, M.Si Asters get their name from the

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang PT Welldone Communications 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT Welldone Communications adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang promosi pemasaran

Lebih terperinci

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION Pada pertemuan ini, pembahasan focus kepada materi-materi komunikasi untuk pemasaran terpadu, yang antara lain meliputi : 1. Advertising ( Periklanan ) 2. Sales promotion

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Populer, 2004). Hal WIB) Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Populer, 2004). Hal WIB) Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam sistem bisnis, konsumen adalah hal yang paling berarti dalam sebuah perusahaan, termasuk dunia perbankan. Motivasi dan pendekatan yang digunakan dalam

Lebih terperinci

Bahkan pada tahun 2012 ini BPS Provinsi DKI Jakarta mengeluarkan data bahwa tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang pada bulan April 2012 menc

Bahkan pada tahun 2012 ini BPS Provinsi DKI Jakarta mengeluarkan data bahwa tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang pada bulan April 2012 menc BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia pariwisata di kota Jakarta semakin berkembang pesat dan cukup menggembirakan. Predikat Jakarta sebagai kota metropolitan menjadi magnet

Lebih terperinci

ACCOUNT MANAGEMENT CLIENT BRIEF, CREATIVE. SUHENDRA, S.E., M.Ikom. Periklanan dan Komunikasi Pemasaran. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi.

ACCOUNT MANAGEMENT CLIENT BRIEF, CREATIVE. SUHENDRA, S.E., M.Ikom. Periklanan dan Komunikasi Pemasaran. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. ACCOUNT MANAGEMENT Modul ke: CLIENT BRIEF, CREATIVE BRIEF, dan MEDIA BRIEF SUHENDRA, S.E., M.Ikom Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Periklanan dan Komunikasi Pemasaran www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. SEJARAH UMUM PERUSAHAAN Sosro merupakan pelopor produk teh siap minum dalam kemasan yang pertama di Indonesia. Nama Sosro diambil dari nama keluarga pendirinya yaitu Sosrodjojo.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi

BAB I PENDAHULUAN. pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi berdampak sangat besar pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan teknologi yang begitu dinamis dan perkembangan dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan teknologi yang begitu dinamis dan perkembangan dunia bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan teknologi yang begitu dinamis dan perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat telah memunculkan banyaknya pesaing-pesaing di dunia perekonomian. Para pesaing

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembanganya zaman yang selalu bersifat dinamis secara global membuat perusahaan-perusahaan terus memodifikasi manajemen pemasaran di dunia bisnis seperti sekarang.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. akan tetapi ada faktor-faktor lain yang penting dalam mengembangkan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. akan tetapi ada faktor-faktor lain yang penting dalam mengembangkan suatu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia periklanan saat ini berkembang begitu pesat. Banyak dari instansiinstansi, perusahaan, pemerintahan sangat membutuhkan jasa periklanan dari sebuah biro iklan

Lebih terperinci

Eksistensi Kecap Manis ABC melalui program Masakan Ibu Selalu Jadi Pilihan Keluarga

Eksistensi Kecap Manis ABC melalui program Masakan Ibu Selalu Jadi Pilihan Keluarga KOPI - Sebagai bentuk apresiasi atas kepercayaan seluruh konsumennya, PT. Heinz ABC Indonesia menyelenggarakan serangkaian program Masakan Ibu Selalu Jadi Pilihan Keluarga, program ini merupakan wujud

Lebih terperinci

Public Relation terpecah kedalam marketing public relations dan corporate public relations.

Public Relation terpecah kedalam marketing public relations dan corporate public relations. MARKETING PR Public Relation terpecah kedalam marketing public relations dan corporate public relations. Marketing public relations untuk membentuk citra perusahaan yang berdampak terhadap keputusan pembelian.

Lebih terperinci

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA. 4.1 Analisa Kelebihan dan Kelemahan Elemen Grafis Mayonnais Mamasuka. No. Gambar Keterangan

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA. 4.1 Analisa Kelebihan dan Kelemahan Elemen Grafis Mayonnais Mamasuka. No. Gambar Keterangan 93 BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA 4.1 Analisa Kelebihan dan Kelemahan Elemen Grafis Mayonnais Mamasuka Desain Depan No. Gambar Keterangan 1. Kelebihan: Penempatan logo sudah baik. Kekurangan: Ukuran logo

Lebih terperinci

PERIKLANAN. (Chapter 1, Perkenalan Periklanan)

PERIKLANAN. (Chapter 1, Perkenalan Periklanan) PERIKLANAN (, Perkenalan Periklanan) Apa itu periklanan? Periklanan itu simpel. Periklanan adalah tentang membuat sebuah pesan dan mengirim pesan tersebut kepada seseorang, dengan harapan mereka akan bereaksi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Sejarah Singkat Perusahaan Berdiri sejak tahun 1975 oleh keluarga Chu Sok Sam, dimana pada waktu itu hanya diproduksi kecap saja. Perusahaan ini memang dirintis dari

Lebih terperinci

Manajemen Strategik: Gambaran Umum

Manajemen Strategik: Gambaran Umum Manajemen Strategik: Gambaran Umum Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu.... Contoh

Lebih terperinci

Account Management. KULIAH 2 Agen Periklanan. BERLIANI ARDHA, SE, M.Si. Life is really simple, but we insist on making it complicated.

Account Management. KULIAH 2 Agen Periklanan. BERLIANI ARDHA, SE, M.Si. Life is really simple, but we insist on making it complicated. Modul ke: Account Management KULIAH 2 Agen Periklanan Fakultas FIKOM BERLIANI ARDHA, SE, M.Si Program Studi MARKOM www.mercubuana.ac.id Life is really simple, but we insist on making it complicated. Confucius

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak persaingan dan para pelaku ekonomi akan bergelut didalamnya tanpa

BAB I PENDAHULUAN. banyak persaingan dan para pelaku ekonomi akan bergelut didalamnya tanpa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada masa sekarang ini, dimana situasi dan kondisi perekonomian semakin banyak persaingan dan para pelaku ekonomi akan bergelut didalamnya tanpa mengenal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menuntut korporasi baik di dalam maupun di luar korporasi. Walaupun proses

BAB I PENDAHULUAN. menuntut korporasi baik di dalam maupun di luar korporasi. Walaupun proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Citra yang kuat penting bagi banyak proses pengembangan bisnis dewasa ini. Citra dapat membangun kesetiaan bagi produk lokal maupun global, dan menuntut korporasi baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian konsumen. Oleh karena itu, untuk memperkenalkan produk tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. perhatian konsumen. Oleh karena itu, untuk memperkenalkan produk tersebut, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini dunia bisnis dihadapkan dengan tiga tantangan dan peluang utama yaitu globalisasi, kemajuan teknologi dan deregulasi. Perkembangan perekonomian dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan semakin banyaknya perusahaan-perusahaan yang turut

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan semakin banyaknya perusahaan-perusahaan yang turut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan bisnis di Abad ke-21 telah berkembang sangat pesat dan mengalami metamorfosis yang berkesinambungan. Tidak terkecuali di Indonesia yang ditandai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan Cikal bakal berdirinya Kelompok Kompas Grameda (KKG) diawali dengan diterbitkannya Majalah Intisari pada tahun 1963. Dua tahun kemudian, tepatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik di mata konsumennya.

BAB I PENDAHULUAN. berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik di mata konsumennya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan yang terjadi di dalam aspek ilmu pengetahuan dan juga teknologi memberikan dampak juga kepada aspek bisnis. Globalisasi juga dapat dikatakan sebagai salah

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. tengah keluarga, Kecap manis ABC Mantap meluncurkan desain kemasan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. tengah keluarga, Kecap manis ABC Mantap meluncurkan desain kemasan V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karekteristik Produk a. Kecap Manis ABC Kecap adalah salah satu bahan makanan yang jadi kesukaan banyak orang di segala usia. Untuk mempertahankan eksistensi dan citarasanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Industri Telekomunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Industri Telekomunikasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1 Industri Telekomunikasi Persaingan industri telekomunikasi, beberapa tahun terakhir semakin ketat. Hal ini terbukti dari budget belanja iklan industri

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PROSES. Dalam produksi digital campaign Holcim Educare ini, dimulai dari

BAB IV ANALISIS PROSES. Dalam produksi digital campaign Holcim Educare ini, dimulai dari 71 BAB IV ANALISIS PROSES 4.1. Tahapan Produksi Dalam produksi digital campaign Holcim Educare ini, dimulai dari mengumpulkan data data mengenai kondisi dan jumlah sekolah yang akan dilakukan perbaikan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI DAN FOCUS OF INTEREST. Definisi komunikasi menurut beberapa ahli : memahami dan mengerti (Rogers & O. Lawrence Kincaid).

BAB II KERANGKA TEORI DAN FOCUS OF INTEREST. Definisi komunikasi menurut beberapa ahli : memahami dan mengerti (Rogers & O. Lawrence Kincaid). BAB II KERANGKA TEORI DAN FOCUS OF INTEREST A. Komunikasi Definisi komunikasi menurut beberapa ahli : 1. Komunikasi merupakan suatu interaksi dimana terdapat dua orang atau lebih yang sedang membangun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat. Meningkatnya persaingan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat. Meningkatnya persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan perusahaan pada era sekarang sangat pesat dan persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat. Meningkatnya persaingan bisnis, menantang perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, hanya perusahaan yang berorientasi pada konsumen yang berhasil menarik

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, hanya perusahaan yang berorientasi pada konsumen yang berhasil menarik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman globalisasi saat ini banyak kemajuan dan perubahan yang terjadi dalam dunia bisnis modern. Perubahan yang terjadi ditandai dengan adanya kemajuan

Lebih terperinci

salah satunya melalui media periklanan. Iklan memiliki dampak yang luas bagi khalayak serta dapat dikemas sedemikian rupa, sehingga produk yang ditawa

salah satunya melalui media periklanan. Iklan memiliki dampak yang luas bagi khalayak serta dapat dikemas sedemikian rupa, sehingga produk yang ditawa BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Di era teknologi dan persaingan industri makanan dan minuman yang semakin ketat kini, perkembangan teknologi dan informasi yang mempermudah peluang untuk mengakses

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era sekarang ini adalah jamannya menggunakan segala sesuatunya dengan online. Mulai dari menonton televisi, bermain game, mengirimkan pesan, memesan kendaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. Globalindo 21 Express atau yang lebih familiar disebut PT. 21 Express ini

BAB I PENDAHULUAN. PT. Globalindo 21 Express atau yang lebih familiar disebut PT. 21 Express ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai perusahaan penyedia layanan jasa pengiriman paket dan dokumen, PT. Globalindo 21 Express atau yang lebih familiar disebut PT. 21 Express ini memiliki banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini, semua lapisan masyarakat dari lapisan elit sampai pembantu rumah tangga

BAB I PENDAHULUAN. ini, semua lapisan masyarakat dari lapisan elit sampai pembantu rumah tangga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan perekonomian yang terjadi saat ini sangat bergantung pada perubahan penggunaan teknologi dan informasi. Saat ini, semua lapisan masyarakat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengandung nilai gizi yang tinggi. Gizi yang tinggi ini merupakan sumber

I. PENDAHULUAN. mengandung nilai gizi yang tinggi. Gizi yang tinggi ini merupakan sumber I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecap manis merupakan salah satu produk turunan kedelai yang mengandung nilai gizi yang tinggi. Gizi yang tinggi ini merupakan sumber karbohidrat dan protein yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian WildWings merupakan usaha makanan yang berbasis food truck. WildWings memiliki kepemilikan atas tiga orang yaitu Rezha Noviana, Tya Mayasari dan Gelbert

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Usaha kecap Korma dimulai pada tahun 1948, yang dalam pendiriannya dilakukan oleh keluarga Habib Ibrahim Assegaf yang merupakan keturunan

Lebih terperinci

ABSTRAK Keywords: Sabun pembersih wajah, Pemasaran, Perilaku Pelanggan

ABSTRAK Keywords: Sabun pembersih wajah, Pemasaran, Perilaku Pelanggan ABSTRAK Potensi yang besar pasar produk sabun wajah dan kesuksesan merek Vitalis pada produk-produk perawatan tubuh mendorong KAPM untuk turut mengambil bagian di segmen sabun pembersih wajah ini dengan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAN. 11 stasiun free-to-air (FTA) TV dan memiliki bisnis inti dalam memproduksi dan

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAN. 11 stasiun free-to-air (FTA) TV dan memiliki bisnis inti dalam memproduksi dan BAB II DESKRIPSI PERUSAHAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT Media Nusantara Citra Tbk, atau MNC, telah mengoperasikan 4 dari 11 stasiun free-to-air (FTA) TV dan memiliki bisnis inti dalam memproduksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai besar seperti cafe, rumah makan maupun restoran. Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. sampai besar seperti cafe, rumah makan maupun restoran. Jawa Barat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis sekarang ini telah berkembang sangat pesat dan mengalami metamorfosis yang berkesinambungan menjadikan daya tarik bisnis itu tersendiri.

Lebih terperinci

BAB III DATA PERANCANGAN Pengertian Desain Grafis & Multimedia.

BAB III DATA PERANCANGAN Pengertian Desain Grafis & Multimedia. BAB III DATA PERANCANGAN 3.1 Tinjauan Teoritis 3.1.1 Pengertian Desain Grafis & Multimedia. Desain adalah gagasan awal, rancangan, perencanaan, pola, susunan, rencana, membuat, mencipta, menyusun, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai lebih dari 240 juta pelanggan pada akhir tahun 2011 lalu. naik 60 juta

BAB I PENDAHULUAN. mencapai lebih dari 240 juta pelanggan pada akhir tahun 2011 lalu. naik 60 juta 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam era perdagangan bebas atau dalam persaingan yang sangat ketat dimana konsumen menjadi lebih dinamis dalam memilih suatu produk. Perkembangan bisnis

Lebih terperinci

BAB 2. Data dan Analisa. Proyek desain yang akan dibuat adalah merancang kembali identitas. Sumber data yang diperoleh adalah berdasarkan :

BAB 2. Data dan Analisa. Proyek desain yang akan dibuat adalah merancang kembali identitas. Sumber data yang diperoleh adalah berdasarkan : 3 BAB 2 Data dan Analisa 2.1 Data Proyek Proyek desain yang akan dibuat adalah merancang kembali identitas visual Toko Kue Ny. Ali. Sumber data yang diperoleh adalah berdasarkan : 1. Data Literatur Pencarian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kerja Praktik adalah salah satu mata kuliah yang harus ditempuh di semester

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kerja Praktik adalah salah satu mata kuliah yang harus ditempuh di semester BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja Praktik adalah salah satu mata kuliah yang harus ditempuh di semester akhir jurusan Desain Produk FTPD Universitas Mercu Buana Jakarta. Mata kuliah ini berfungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berikut ini akan dibahas secara lebih detail mengenai hal-hal di atas.

BAB I PENDAHULUAN. Berikut ini akan dibahas secara lebih detail mengenai hal-hal di atas. BAB I PENDAHULUAN Pada bagian pendahuluan akan dibahas beberapa hal seperti latar belakang pembuatan bisnis nasi gulung, ide bisnis dengan pendekatan 5W 1H, tujuan dan manfaat pendirian bisnis nasi gulung,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat. Saat ini, tercatat ada sekitar 800. distro di sejumlah kota di Indonesia 1.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat. Saat ini, tercatat ada sekitar 800. distro di sejumlah kota di Indonesia 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis distribution store atau distro di beberapa kota besar di Indonesia terus membaik. Di Jakarta, misalnya, bisnis penjualan fashion dengan

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. Kota Solo memiliki banyak keunikan salah satunya dikenal sebagai

B A B I PENDAHULUAN. Kota Solo memiliki banyak keunikan salah satunya dikenal sebagai 1 B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Solo memiliki banyak keunikan salah satunya dikenal sebagai Kota pariwisata tradisional budaya Jawa. Hal ini dikarenakan banyaknya obyek-obyek wisata yang menarik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini terdapat dua kekuatan besar yang mendasari laju perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini terdapat dua kekuatan besar yang mendasari laju perubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini terdapat dua kekuatan besar yang mendasari laju perubahan ekonomi dunia yaitu globalisasi dan kemajuan teknologi. Kedua kekuatan ini telah menyebabkan

Lebih terperinci