ORGANISASI DAN KEADILAN ORGANISASI. Arief Noviarakhman Zagladi ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ORGANISASI DAN KEADILAN ORGANISASI. Arief Noviarakhman Zagladi ABSTRAK"

Transkripsi

1 ORGANISASI DAN KEADILAN ORGANISASI Arief Noviarakhman Zagladi a_zagladi@yahoo.com ABSTRAK Salah satu tema yang mendominasi permasalah dalam kehidupan organisasi adalah konsep keadilan dalam organisasi. Telah banyak penelitian yang menunjukkan bahwa ketidakadilan dalam organisasi akan berujung pada meningkatnya stress kerja, penurunan kepuasan kerja, penurunan komitmen organisasi, penurunan kinerja dan produktivitas, serta meningkatkan rasa tidak betah bertahan di organisasi. Tulisan ini menjabarkan keadilan organisasi secara disributif, prosedural, dan interaksional, serta dampak negatifnya bagi organisasi. Juga ditunjukkan dalam tulisan ini hal-hal yang perlu dilakukan untuk mengurangi perasaan telah diperlakukan secara tidak adil oleh organisasi, sehingga dapat tercipta pekerja yang puas dan berkinerja tinggi. Kata Kunci: Keadilan, ketidakadilan, organisasi PENDAHULUAN Manajemen adalah suatu ilmu dan seni dalam mengelola sumber daya yang dimiliki agar dapat menjadi lebih bermanfaat. Salah satu sumber daya yang harus mendapat perhatian lebih adalah sumber daya manusia (SDM). Kehadiran manusia sebagai unsur penting dalam suatu organisasi mau tidak mau akan membuat suatu organisasi menjadi lebih kompleks dan sulit untuk dikelola. Setiap manusia memiliki persepsinya sendiri-sendiri terhadap setiap keputusan yang diambil, sehingga sangat sulit untuk menciptakan suatu keputusan yang dapat memuaskan semua pihak. Disinilah peran manajemen sebagai seni memegang peranan penting. Cremer (2005) menyatakan bahwa salah satu tema yang mendominasi permasalahan dalam kehidupan organisasi adalah konsep keadilan dalam organisasi. Telah banyak penelitian yang mengaitkan keadilan organisasi dengan 268 keluaran-keluaran organisasi seperti kinerja, produktivitas, kepuasan kerja, komitmen organisasi, atau perputaran tenaga kerja. Penelitian dari Suliman (2007) menunjukkan bahwa organisasi yang dipercaya para pekerjanya telah memperlakukan mereka secara tidak adil akan berdampak pada penurunan kepuasan kerja dan kinerja. Penelitian Jahangir et al (2006) menemukan adanya korelasi positif antara ketidakadilan dalam organisasi terhadap keinginan karyawan untuk berhenti bekerja, yang berarti semakin karyawan merasa bahwa mereka telah diperlakukan secara tidak adil, semakin mereka ingin berhenti dari pekerjaannya tersebut, karena dengan berhenti diharapkan mereka akan menemukan pekerjaan lain yang lebih baik dari sebelumnya. Poon (2002) mengumpulkan beberapa kondisi negatif yang dapat terjadi akibat dari ketidakadilan dalam organisasi, seperti: 1. Meningkatnya stress kerja (atau kondisi psikologis lainnya)

2 Menurunnya kepuasan kerja (atau perilaku pekerja lainnya) 3. Keinginan untuk mengundurkan diri (yang diawali oleh tindakan membangkang) 4. Penurunan kinerja individual 5. Penurunan kinerja organisasi secara keseluruhan Temuan-temuan seperti ditujukkan diatas menjadi faktor penggugah bagi para pengelola organisasi untuk lebih memperhatikan konsep keadilan dalam organisasinya, yaitu apakah mereka telah memperlakukan pekerjanya dengan adil atau belum, karena jika dibiarkan dampaknya akan jadi sangat luas dan menggerogoti fondasi organisasi. KEADILAN ORGANISASI Pada dasarnya keadilan organisasi adalah konsep yang mudah untuk diucapkan tetapi sangat sulit untuk diaplikasikan dengan benar, karena sangat erat kaitannya dengan unsur persepsi individual. Persepsi bahwa seorang individu telah diperlakukan dengan adil lah yang akan menentukan apakah individu tersebut puas dengan pekerjaannya atau tidak, dan bukan keadilan itu sendiri. Kenyataan ini membuat peneliti yang ingin mendalami konsep keadilan organisasi harus melibatkan para pekerja sebagai responden penelitian mereka. Motif dibalik keadilan organisasi, yang menjadi dasar kenapa suatu organisasi berusaha untuk menciptakan persepsi bahwa mereka telah memperlakukan anggota organisasinya dengan adil, dapat diurutkan berdasarkan suatu hierarki seperti pada gambar 1. Keinginan untuk menciptakan suatu organisasi yang adil diawali dari keinginan yang bersifat selfinterest, yaitu keinginan seseorang untuk menciptakan organisasi yang adil dengan harapan agar dirinya sendiri tidak akan dirugikan oleh keputusan-keputusan atau peraturan yang tidak adil. Di tingkatan yang lebih tinggi adalah keinginan untuk menciptakan organisasi yang adil agar lebih mudah untuk mengendalikan alokasi sumber daya dan imbalan. Tingkatan selanjutnya adalah keinginan untuk mengurangi unsur ketidakpastian dalam organisasi melalui kebijakan-kebijakan organisasi yang adil. Contohnya jika sistem imbalan diberlakukan dengan adil dan konsisten, maka pekerja dengan kinerja tertentu dapat dipastikan akan mendapatkan imbalan tertentu pula, atau pekerja yang telah memenuhi semua persyaratan untuk promosi jabatan dapat dipastikan akan mendapatkan promosi. Tingkatan yang paling tinggi adalah motif moral, yaitu keinginan untuk menciptakan organisasi yang adil karena alasan moral. Pada tingkatan ini keinginan untuk menciptakan organisasi yang adil tidak lagi didasari pada kepentingan pribadi tetapi didasari pada pemahaman bahwa semua orang berhak untuk diperlakukan secara adil. Keadilan dalam organisasi dibagi kedalam tiga bentuk, yaitu keadilan distributif, keadilan prosedural, dan keadilan interaksional (Byrne, 2005) seperti ditunjukkan pada gambar 2. Keadilan Distributif Keadilan distributif mengacu pada perasaan telah mendapat ganjaran yang sesuai jika dibandingkan dengan apa yang didapat oleh orang lain, khususnya rekan kerja. Jika seseorang merasa telah melakukan suatu pekerjaan lebih baik daripada rekan kerjanya, tetapi ganjaran yang mereka terima sama (seperti upah atau penghargaan lain yang bersifat non material), atau maka orang tersebut bisa jadi akan merasa dirinya telah diperlakukan tidak adil secara dis-

3 270 tributif. Kondisi yang sama juga bisa muncul jika seseorang melakukan pekerjaan yang sama dengan rekan kerjanya tetapi mendapatkan ganjaran yang berbeda. Keadilan distributif sangat erat kaitannya dengan persepsi individual, karena standar keadilannya dibuat berdasarkan persepsi masing-masing individu. Rawls (1999) dalam bukunya Theory of Justice menyatakan bahwa hal-hal seperti tempat lahir, suku bangsa, status sosial, dan status keluarga adalah faktor lahir yang didapatkan melalui keberuntungan, sehingga tidak seharusnya menjadi pertimbangan bagi pimpinan dalam mendiskriminasi bawahannya. Orang yang merasa didiskriminasi atas hal-hal tersebut akan merasa enggan untuk berprestasi, karena mereka yakin bahwa imbalan yang diterima tidak akan sama dengan jika prestasi itu diraih oleh orang lain. Penelitian mengenai keadilan distributif hampir selalu mengaitkan kepuasan dengan upah (Folger & Konovski, 1989) karena upah adalah ganjaran yang paling nyata dan paling mudah untuk diukur dan dibandingkan. Moral motives Uncertainty-reduction motives Control motives Self-interested motives Gambar 1. Hierarki Motif-Motif Keadilan Organisasi Keadilan Organisasi Keadilan distributif Keadilan prosedural Keadilan Interaksional Perbandingan dengan orang lain Kebijakan-kebijakan yang ditetapkan organisasi Perlakuan yang didapat dari orang lain Gambar 2. Bentuk-Bentuk Keadilan Organisasi Keadilan Prosedural

4 272 Keadilan prosedural mengacu pada perasaan seseorang telah mendapatkan peraturan-peraturan dan keputusan-keputusan yang adil oleh organisasi. Seorang individu merasa mendapatkan keadilan prosedural jika ketetapan yang ada di organisasi mereka persepsikan sebagai ketetapan yang adil. Ketetapan organisasi yang sering menjadi sorotan adalah sistem imbalan, dimana para anggotanya akan merasa kalau sistem imbalan itu adil jika pekerjaan yang berat mendapatkan imbalan yang besar dan pekerjaan yang ringan mendapat imbalan yang kecil pula. Jika para anggota mempersepsikan bahwa kondisi ini tidak terjadi, maka meraka akan merasa bahwa perusahan telah bersifat tidak adil secara prosedural. Untuk menghindari persepsi individu yang terlalu beragam mengenai keadilan prosedural, organisasi perlu untuk mensosialisasikan seluk beluk dari suatu pekerjaan lengkap dengan manfaatnya bagi organisasi, sehingga terbentuk kesamaan persepsi mengenai mana pekerjaan yang layak mendapatkan imbalan tinggi, dan mana yang tidak. Organisasi yang tidak memperhatikan keadilan prosedural akan menanggung resiko terciptanya perilaku pekerja yang membangkang dan tidak puas terhadap keluarankeluaran organisasi (Lin and Tyler, 1988). Perasaan telah diperlakukan adil secara prosedural akan berdampak pada penurunan tingkat absensi, penurunan keinginan untuk berhenti, peningkatan kepuasan kerja, dan peningkatan komitmen terhadap organisasi (Masterson et al, 2000). Keadilan Interaksional Keadilan yang ketiga adalah keadilan interaksional. Keadilan interaksional mengacu pada perasaan seorang individu mengenai bagaimana ia diperlakukan di dalam organisasi. Persepsi terhadap keadilan interaksional sangat dipengaruhi oleh hubungan interpersonal dan aspek komunikasi. Bies (2001) menyatakan bahwa keadilan interaksional melibatkan unsur pengakuan terhadap status seseorang dalam organisasi. Perasaan bahwa seseorang diperlakukan adil secara interaksional adalah jika ia merasa dihormati oleh orang yang statusnya lebih rendah di organisasi, dan atasannya lebih menghargainya dibandingkan rekan kerjanya yang statusnya lebih rendah di organisasi. Perasaan tidak adil secara interaksional seringkali muncul jika dalam organisasi terdapat hubungan yang bersifat informal yang mengacaukan hierarki dalam hubungan interpersonal anggota organisasi, seperti jika ada rekan kerja yang merupakan kerabat pimpinan sehingga diperlakukan lebih baik daripada pekerja lainnya. Penelitian menunjukkan bahwa keadilan interaksional memiliki korelasi yang positif terhadap komitmen pekerja terhadap pimpinannya (Malatesta & Byrne, 1997). PENTINGNYA KEADILAN OR- GANISASI Model relasional dari otoritas dalam organisasi menyatakan bahwa keadilan dalam organisasi akan berdampak pada terciptanya hubungan yang baik antara pekerja dan pimpinan. Pimpinan akan mendapatkan pengakuan status dari bawahannya, sehingga komunikasi dan arus komando vertikal organisasi dapat berjalan dengan lancar. Penelitian dari Byrne (2005) menemukan juga bahwa keadilan dalam organisasi dapat mengurangi dampak negatif dari politik organisasi terhadap kepuasan kerja, perilaku pekerja, dan keinginan untuk berhenti bekerja. Politik dalam organisasi adalah kegiatan yang pada dasarnya bersifat

5 273 negatif tetapi selalu terjadi karena berbagai alasan. Politik organisasi diterjemahkan sebagai perilaku yang bersifat informal, tidak sah, sempit, yang dilakukan untuk mengacaukan, menciptakan, atau mempertahankan kekuasaan seseorang dalam organisasi (Mintzberg, 1983). Telah banyak penelitian yang mengaitkan politik organisasi dengan keluaran organisasi seperti penurunan kepuasan kerja, penurunan komitmen organisasi, dan peningkatan keinginan untuk berhenti bekerja (seperti penelitian dari poon (2002) dan Jahangir et al (2006)). Keadilan dalam organisasi dapat mengurangi dampak negatif dari politik yang mempengaruhi keputusan-keputusan dalam organisasi terhadap kepuasan kerja dan keinginan pekerja untuk berhenti, karena jika pekerja merasa diperlakukan telah dengan adil oleh organisasi, baik secara distributif, prosedural, maupun interaksional, maka mereka tidak keberatan terhadap adanya unsur politik yang mempengaruhi keputusankeputusan yang dibuat oleh organisasi. Seperti telah disebutkan di awal, jika seorang pekerja merasa ia telah diperlakukan secara tidak adil, kepuasan kerja dan komitmen organisasinya akan menurun, sehingga sangat rentan terhadap faktor-faktor pendorong untuk bersikap membangkang dan akhirnya meninggalkan organisasi (Robbins, 2003) seperti pada gambar 3. Penelitian dari Janssen (2001) menemukan bahwa perasaan telah diperlakukan dengan adil dalam hal perbandingan antara kinerja dengan imbalan akan berdampak pada kepuasan kerja dan meningkatkan kemauan dari pekerja untuk memenuhi tuntutan dari pekerjaannya. Keyakinan bahwa seseorang telah diperlakukan dengan adil dalam organisasi juga berdampak pada meningkatnya motivasi mereka untuk mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh organisasi (Kang, 2007), karena mereka tahu bahwa mengikuti pelatihanpelatihan akan meningkatkan skill dan otomatis akan berdampak pada peningkatan imbalan yang diterima (material ataupun non material) tanpa hambatan dari unsurunsur lain (ketidakadilan prosedural dan interaksional). Active Destructive EXIT NEGLECT VOICE LOYALTY Constructive Passive Gambar 3. Respon Terhadap Ketidakpuasan Kerja Sumber: Robbins, 2003

6 273 Temuan-temuan yang disebutkan diatas menegaskan pentingnya bagi organisasi untuk menciptakan kebijakan-kebijakan serta perlakuan terhadap anggota secara adil. Adanya anak emas dalam organisasi yang tidak ada hubungannya dengan kinerja aktual yang bersangkutan akan menciptakan kecemburuan yang berujung perasaan diperlakukan secara tidak adil. Dampak dari ketidakadilan pun ternyata sangat beragam dan dapat membahayakan masa depan perusahaan, seperti perubahan perilaku kerja (sering absen, membangkang terhadap perintah, dan sabotase), penurunan kepuasan kerja yang berdampak pada penurunan produktivitas dan gairah kerja, serta penurunan komitmen organisasi yang dalam jangka panjang akan membuat para pekerja sangat rentan terhadap faktorfaktor yang dapat mempengaruhi mereka untuk meninggalkan organisasi. TIPE-TIPE REAKSI TERHADAP KETIDAKADILAN DALAM OR- GANISASI Reaksi-reaksi terhadap perasaan telah diperlakukan tidak adil oleh organisasi seperti ketidakpuasan kerja, turunnya motivasi kerja, dan lainnya, menurut Miller (2001) dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu bereaksi dengan menarik diri dan bereaksi dengan menyerang. Bereaksi Dengan Menarik Diri Salah satu sikap yang dapat dilakukan seseorang untuk mengekspresikan perasaannya terhadap organisasi adalah menarik diri, yang ditandai dengan penurunan prestasi, kinerja, sering absen, dan secara bertahap berusaha untuk mengurangi perannya dalam organisasi. Kondisi semacam ini jika dibiarkan akan berujung pada yang bersangkutan meninggalkan organisasi secara sukarela (voluntary turnover). Bereaksi dengan Menyerang Jika beberapa orang mengekspresikan ketidakpuasannya dengan menarik diri, ada pula yang mengekspresikannya dengan cara yang lebih ekstrim, yaitu dengan balik menyerang organisasi yang dirasa telah merugikan dirinya. Reaksi tipe ini diwujudkan dengan mencuri barang-barang milik organisasi, menyabotase pekerjaan orang lain, melakukan protes secara terbuka (demonstrasi masal), dan melakukan tindak kekerasan. Mereka seringkali akan menjelek-jelekan orang yang telah membuat prosedur yang dirasa tidak adil kepada publik, atau dalam kasus tertentu akan diteruskan ke meja hijau. MENCIPTAKAN KEADILAN DA- LAM ORGANISASI Seperti disebutkan sebelumnya, keadilan merupakan konsep universal yang seringkali dipersepsikan berbeda oleh masingmasing individu sesuai dengan kepentingannya. Disinilah peran pimpinan sebagai pembuat keputusan untuk menciptakan standar keadilan yang dapat memuaskan semua pihak, atau setidaknya sebagian besar anggota perusahaan. Untuk meningkatkan persepsi karyawan tentang keadilan distributif, pimpinan harus dapat memastikan bahwa setiap situasi yang dihadapi diperlakukan secara berimbang. Pimpinan harus memeriksa apakah alokasi sumber daya telah dilakukan dengan adil dan apakah pekerja mengganggap telah terdapat perbandingan yang sesuai antara pekerjaan dan imbalan dibandingkan dengan pekerja lain. Untuk meningkatkan persepsi karyawan tentang keadilan prosedural, pimpian harus dapat memastikan bahwa tidak satupun

7 274 kebijakan perusahaan yang dianggap merugikan oleh pekerja. Untuk meningkatkan persepsi karyawan tentang keadilan interaksional, pimpinan harus memastikan bahwa semua pekerja mendapat kejelasan tentang pekerjaannya dan kondisi organisasi serta memperlakukan mereka dengan baik. Persepsi seseorang tentang keadilan tidak selalu akurat, sehingga diperlukan kejelasan informasi agar pimpinan dapat mengarahkan persepsi keadilan para pekerjanya. Dari uraian diatas dapat disusun hal-hal yang perlu dilakukan untuk menciptakan persepsi pekerja bahwa mereka telah diperlakukan dengan adil, yaitu: 1. Melakukan penilaian murni atas dasar kinerja, dan tidak berdasarkan pada faktor-faktor lain seperti status sosial, kedekatan dengan pimpinan, suku bangsa, agama, faktor-faktor lain yang dapat menimbulkan perasaan ketidakadilan distributif dan interaksional. 2. Unsur politik dalam keputusankeputusan organisasi seringkali tidak dapat dihindari, oleh karena itu harus diusahakan agar tidak terlalu terlihat (sertakan penjelasan yang logis) dan tidak merugikan orang lain. 3. Menetapkan standar yang jelas dan logis mengenai sistem imbalan dan persyaratan jenjang karier di organisasi serta mensosialisasikannya secara merata, sehingga semua orang mengetahui apa saja yang harus mereka lakukan untuk mendapatkan imbalan yang lebih baik, atau untuk naik ke jenjang karier yang lebih tinggi. 4. Menciptakan sistem imbalan yang seimbang antara pengorbanan dengan imbalan yang didapat. Kondisi ini bisa tercapai jika penetapan sistem imbalan dilakukan dengan melibatkan partisipasi dari pekerja (perwakilan pekerja), sehingga tidak ada keputusan yang dirasa berat sebelah. 5. Mensosialisasikan kriteria dan hasil penilaian kinerja, sehingga pekerja yang bersangkutan dapat melihat sendiri catatan kinerja mereka, sehingga dapat menghilangkan perasaan telah diperlakukan secara tidak adil secara prosedural. 6. Pimpinan harus dapat berinteraksi secara adil kepada bawahannya. Ini artinya tidak boleh ada bawahan yang terlalu sering berhubungan dengan pimpinan, yang dapat menimbulkan persepsi negatif dari pekerja yang lain. 7. Menciptakan sosok pimpinan yang dapat dipercaya oleh bawahannya. Pimpinan yang tindak-tanduknya dianggap mencurigakan oleh para pekerja sulit untuk mengeluarkan ketetapan yang dapat diterima semua pihak, dan selalu akan menghasilkan pro kontra. KESIMPULAN Kesimpulannya, pimpinan harus terus menerus mempertanyakan dan menjawab satu pertanyaan penting, Apakah keputusan yang telah dibuat itu adil?. Pemimpin harus terus memastikan bahwa semua kebijakan-kebijakan dalam rangka pencapaian tujuan organisasi perusahaan adil baik bagi organisasi maupun bagi para pekerja. Standar keadilan dibuat tidak berdasarkan persepsi pribadi dari pimpinan, melainkan melalui masukan dari berbagai pihak (termasuk bawahan), sehingga standar tersebut dapat diterima oleh semua pihak. Ini dapat dilakukan melalui pertemuan-pertemuan, survey, membuat kotak keluhan, dan menciptakan open-door policy, dimana setiap orang berhak untuk mengutarakan pendapat dan keluhannya terhadap peraturan dan

8 275 kebijakan organisasi. Hal-hal seperti inilah yang diyakini dapat menciptakan persepsi keadilan yang sama antara bawahan dengan pimpinan. DAFTAR PUSTAKA Bies, R. J Interactional (in)justice: The sacred and the profane. In J. Greenberg & R. Cropanzano (Eds.), Advances in organizational justice (pp ). Stanford, CA: Stanford University Press. Byrne, Zinta S Fairness Reduces The Negative Effect of Organizational Politics on Turnover Intentions, Citizenship Behavior and Job Performance. Journal of Business and Psychology, Vol. 20, No. 2, Winter p Cremer, D. (2005), Procedural and distributive justice effects moderated by organisational identification. Journal of Managerial Psychology, Vol. 20 No. 1, pp Folger, R. & Konovsky, M. A. (1989). Effects of procedural and distributive justice of reactions to pay raise decisions. Academy of Management, 32, Janssen, Onne Fairness Perceptions As A Moderator In The Curvilinear Relationships Between Job Demands, and Job Performance and Job Satisfaction. Academy of Management Journal. Vol 44. No 5. pp Kang, Dae-Seok Perceived Organisational Justice as a Predictor of Employees Motivation to Participate in Training, Research and Practice in Human Resource Management, Vol. 15(1) Lin, E. and Tyler, T The Social Psychology of Procedural Justice, Plenum, New York, NY. Malatesta, R. M. & Byrne, Z. S The impact of formal and interactional procedures on organizational outcomes. Paper presented at the 12th annual conference of the Society for Industrial and Organizational Psychology, St. Lois, MO. Masterson, S. S., Lewis, K., Goldman, B. M., & Taylor, M. S. (2000). Integrating justice and social exchange: The differing effects of fair procedures and treatment of work relationships. Academy of Management Journal, 43, Miller, Dale T Disrespect and the Experience of Injustice. Annual Review Psychology. 52, pp Mintzberg, H Power In and Around Organizations, Prentice-Hall, Englewood Cliffs, NJ. Robbins, Stephen P Organizational Behavior. Pearson Education, Inc. New Jersey. Suliman, Abubakr Mohyeldin Tahir Link Between Justice, Satisfaction, and Performance in the Workplace. Journal of Management Development. Vol 26. No.4. pp

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. ketidakpuasannya akan pekerjaannya saat ini. Keinginanan keluar atau turnover

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. ketidakpuasannya akan pekerjaannya saat ini. Keinginanan keluar atau turnover BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Turnover Intention Keinginan karyawan untuk keluar dari perusahaan yakni mengenai pergerakan tenaga kerja keluar dari organisasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori pertukaran sosial menurut Staley dan Magner (2003) menyatakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori pertukaran sosial menurut Staley dan Magner (2003) menyatakan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep Teori pertukaran sosial menurut Staley dan Magner (2003) menyatakan bahwa dalam hubungan pertukaran sosial, sifat mendasar yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam kemajuan suatu bangsa pada masa pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam kemajuan suatu bangsa pada masa pembangunan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki peranan penting dalam kemajuan suatu bangsa pada masa pembangunan. Pengembangan dalam bidang ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

NEEDS DRIVES INCENTIVES

NEEDS DRIVES INCENTIVES Motivasi kerja merupakan proses yang menyebabkan seseorang berperilaku dengan cara tertentu dalam rangka memenuhi kebutuhan yang sangat individu untuk bertahan hidup, keamanan, kehormatan, pencapaian,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Keadilan organisasi menurut Bakhshi et al, (2009) bisa didefinisikan yaitu

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Keadilan organisasi menurut Bakhshi et al, (2009) bisa didefinisikan yaitu BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Keadilan Organisasi 2.1.1 Pengertian Keadilan Organisasi Keadilan organisasi menurut Bakhshi et al, (2009) bisa didefinisikan yaitu suatu konsep yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beban operasional perusahaan sehingga mengakibatkan jumlah jabatan struktural

BAB I PENDAHULUAN. beban operasional perusahaan sehingga mengakibatkan jumlah jabatan struktural BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini dinamika lingkungan perusahaan menunjukkan persaingan yang ketat. Sehingga banyak perusahaan berusaha menjadikan organisasi mereka menjadi lebih efisien.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diperhatikan, dijaga, dan dikembangkan. Organizational Citizenship Behaviour

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diperhatikan, dijaga, dan dikembangkan. Organizational Citizenship Behaviour BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap organisasi atau perusahaan memerlukan sumber daya manusia. Melihat persaingan pasar yang semakin ketat sumber daya manusia dalam suatu perusahaan memiliki peranan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Perilaku Kewarganegaraan Organisasional (Organizational. a. Pengertian Perilaku Kewarganegaraan Organisasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Perilaku Kewarganegaraan Organisasional (Organizational. a. Pengertian Perilaku Kewarganegaraan Organisasional BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Perilaku Kewarganegaraan Organisasional (Organizational Citizenship Behavior) a. Pengertian Perilaku Kewarganegaraan Organisasional Definisi menurut Organ (1988)

Lebih terperinci

PENGARUH KEADILAN TERHADAP KINERJA ANGGARAN DENGAN KEPUASAN ANGGARAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING. Yoshi Levina 1. Ranto P Sihombing 2.

PENGARUH KEADILAN TERHADAP KINERJA ANGGARAN DENGAN KEPUASAN ANGGARAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING. Yoshi Levina 1. Ranto P Sihombing 2. PENGARUH KEADILAN TERHADAP KINERJA ANGGARAN DENGAN KEPUASAN ANGGARAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING Yoshi Levina 1 Ranto P Sihombing 2 Abstrak Kinerja anggaran merupakan pencapaian target anggaran. Target

Lebih terperinci

Jurnal Manajemen ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 10 Pages pp

Jurnal Manajemen ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 10 Pages pp ISSN 2302-0199 10 Pages pp. 59-68 PENGARUH KONFLIK KELUARGA-PEKERJAAN, KEADILAN ORGANISASIONAL DAN KOMPENSASI TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL PEMEDIASI (Studi Kasus

Lebih terperinci

KEPUASAN KERJA. Tugas Mata Kuliah Perilaku Organisasi. DISUSUN OLEH : 1. Ulfa Qorrirotun Nafis ( ) 2. Dede Hidayat ( )

KEPUASAN KERJA. Tugas Mata Kuliah Perilaku Organisasi. DISUSUN OLEH : 1. Ulfa Qorrirotun Nafis ( ) 2. Dede Hidayat ( ) KEPUASAN KERJA Tugas Mata Kuliah Perilaku Organisasi DISUSUN OLEH : 1. Ulfa Qorrirotun Nafis (2016 804 059) 2. Dede Hidayat (2016 804 049) KEPUASAN KERJA 1. Pengertian Kepuasan Kerja Menurut Hasibuan (2007)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sumber daya manusia dalam suatu organisasi memiliki peranan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sumber daya manusia dalam suatu organisasi memiliki peranan yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya manusia dalam suatu organisasi memiliki peranan yang sangat penting, karena tanpa didukung sumber daya manusia yang berkompeten suatu organisasi akan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Terbentuknya persepsi positif pekerja terhadap organisasi, secara teoritis merupakan determinan penting terbentuknya motivasi kerja yang tinggi. Para pekerja adalah manusia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kepuasan kerja merupakan salah satu studi yang secara luas dipelajari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kepuasan kerja merupakan salah satu studi yang secara luas dipelajari BAB II KAJIAN PUSTAKA 2. 1 Kepuasan kerja 2.1.1. Pengertian Kepuasan Kerja Kepuasan kerja merupakan salah satu studi yang secara luas dipelajari dan digunakan sebagai konstruk pengukuran dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia dan perilaku organisasi (Colquitt et al., 2001). Keadilan sangat

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia dan perilaku organisasi (Colquitt et al., 2001). Keadilan sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Studi tentang persepsi keadilan organisasi telah mendapat perhatian besar dari para peneliti dan telah menjadi topik yang sering diteliti di bidang manajemen sumber

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. Organisasi modern meyakini bahwa manusia merupakan faktor penting

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. Organisasi modern meyakini bahwa manusia merupakan faktor penting BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Organisasi modern meyakini bahwa manusia merupakan faktor penting dalam keberhasilan pencapaian tujuan organisasi. Manusia, dalam hal ini karyawan adalah aset utama yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepuasan kerja adalah isu global dan karena itu terus dieksplorasi baik di negara maju dan berkembang. Para peneliti menggunakan alat yang sama serta berbeda penelitian

Lebih terperinci

KEPUASAN KERJA DAN PENINGKATAN PRESTASI KERJA. Oleh: Muslikhah Dwihartanti

KEPUASAN KERJA DAN PENINGKATAN PRESTASI KERJA. Oleh: Muslikhah Dwihartanti KEPUASAN KERJA DAN PENINGKATAN PRESTASI KERJA Oleh: Muslikhah Dwihartanti Abstrak Sebuah perusahaan tentu memiliki tujuan yang telah ditetapkan dan ingin diwujudkan melalui kegiatan operasional. Upaya

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Pustaka. Setiap orang pada dasarnya orang yang bekerja mempunyai tujuan untuk

BAB 2. Tinjauan Pustaka. Setiap orang pada dasarnya orang yang bekerja mempunyai tujuan untuk BAB 2 Tinjauan Pustaka 2. Tinjauan Pustaka 2. 1 Kepuasan Kerja Setiap orang pada dasarnya orang yang bekerja mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Apabila kebutuhan tersebut terpenuhi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era modern saat ini persaingan dalam dunia bisnis tidak semudah yang dibayangkan. Persaingan tidak hanya dihadapi oleh perusahaan yang bergerak di bidang barang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tantangan-tantangan yang berkaitan dengan down-sizing, restrukturisasi,

BAB I PENDAHULUAN. tantangan-tantangan yang berkaitan dengan down-sizing, restrukturisasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya manusia dalam organisasi merupakan aspek penting yang menentukan keefektifan suatu organisasi. Pengelolaan sumber daya manusia perlu dilakukan dengan baik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (Mahdi et al., 2012). Widjaja et al. (2011) mengungkapkan bahwa proses turnover

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (Mahdi et al., 2012). Widjaja et al. (2011) mengungkapkan bahwa proses turnover BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Turnover Intention 2.1.1 Pengertian Turnover Intention Turnover intention adalah kecenderungan niat karyawan untuk berhenti dari pekerjaannya secara sukarela

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Keadilan Organisasi Memahami keadilan organisasi secara teoritis pada dasarnya akan menguraikan variabel ini ke dalam unsur-unsur yang membentuknya seperti

Lebih terperinci

PENGARUH KEADILAN KOMPENSASI PADA KEPUASAN KERJA KARYAWAN DI BANK PERKREDITAN RAKYAT. Dedi Setiawan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

PENGARUH KEADILAN KOMPENSASI PADA KEPUASAN KERJA KARYAWAN DI BANK PERKREDITAN RAKYAT. Dedi Setiawan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta PENGARUH KEADILAN KOMPENSASI PADA KEPUASAN KERJA KARYAWAN DI BANK PERKREDITAN RAKYAT Dedi Setiawan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Majang Palupi Universitas Islam Indonesia majang_palupi@uii.ac.id

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Organizational Citizenship Behavior 2.1.1.1 Definisi Organizational Citizenship Behavior Istilah Perilaku Organizational Citizenship Behavior didefinisikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kepuasan Kerja Kepuasan kerja didefinisikan dengan sejauh mana individu merasakan secara positif atau negatif berbagai macam faktor atau dimensi dari tugas-tugas dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aset penting dalam suatu organisasi, karena

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aset penting dalam suatu organisasi, karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan aset penting dalam suatu organisasi, karena merupakan sumber yang dapat mengelola, mempertahankan, dan mengembangkan organisasi. Oleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DEFINISI DAN PENGUKURAN KEPUASAN KERJA

BAB II LANDASAN TEORI DEFINISI DAN PENGUKURAN KEPUASAN KERJA BAB II LANDASAN TEORI 2.1 KEPUASAN KERJA 2.1.1. DEFINISI DAN PENGUKURAN KEPUASAN KERJA Kepuasan kerja adalah suatu sikap yang dipunyai individu mengenai pekerjaanya. Hal ini dihasilkan dari persepsi mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang layak. Seiring dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang layak. Seiring dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan bagi masyarakat telah menjadi suatu kebutuhan yang utama. Kebutuhan yang dimaksud adalah kebutuhan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak.

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan pada hasil pembahasan, maka simpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Politik penilaian kinerja memiliki pengaruh positif secara signifikan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan pada hasil pembahasan, maka simpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Dukungan organisasional terdukung memiliki pengaruh positif terhadap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Presentase Hasil Survei Penurunan Kepuasan Kerja Sumber : Accenture, IWD 2015 Survey

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Presentase Hasil Survei Penurunan Kepuasan Kerja Sumber : Accenture, IWD 2015 Survey BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepuasan kerja merupakan isu global yang terus dieksplorasi baik di negara maju maupun negara berkembang. Ada beberapa masalah umum yang berbeda dari kepuasan kerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepuasan Kerja 1. Definisi Kepuasan Kerja Setiap orang yang bekerja mengharapkan memperoleh kepuasan dari tempatnya bekerja. Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya 148 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya mengenai pengaruh kepuasan kerja terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang ditunjukkan secara sukarela pada perusahaannya (Yilmaz dan Ta dan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang ditunjukkan secara sukarela pada perusahaannya (Yilmaz dan Ta dan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organizational Citizenship Behavior (OCB) adalah perilaku karyawan yang ditunjukkan secara sukarela pada perusahaannya (Yilmaz dan Ta dan, 2009). Perilaku ini dianggap

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Organizational Citizenship Behavior

TINJAUAN PUSTAKA Organizational Citizenship Behavior 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Organizational Citizenship Behavior 2.1.1 Pengertian Organizational Citizenship Behavior Kinerja karyawan biasanya dinilai berdasarkan pada job description yang telah dirancang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dukungan dan keterlibatan karyawan.perhatian terhadap perbedaan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. dukungan dan keterlibatan karyawan.perhatian terhadap perbedaan kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, produktivitas dan kinerja organisasi tidak dapat tercapai tanpa dukungan dan keterlibatan karyawan.perhatian terhadap perbedaan kebutuhan karyawan telah menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, perkembangan dan persaingan dunia usaha sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, perkembangan dan persaingan dunia usaha sangat pesat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ini, perkembangan dan persaingan dunia usaha sangat pesat disertai oleh perkembangan teknologi, khususnya teknologi informasi. Sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meninggalkan pekerjaannya.turnover intention harus disikapi sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. meninggalkan pekerjaannya.turnover intention harus disikapi sebagai suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kinerja suatu perusahaan sangatlah ditentukan oleh kondisi dan perilaku karyawan yang dimiliki perusahaan tersebut.fenomena yang sering kali terjadi adalah

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Mata Kuliah: Perilaku Semester: 3 Kode: SM 332113 SKS: 3 Prodi : MBTI Dosen: Tim Dosen Capaian Setelah mengikuti mata kuliah ini Mahasiswa mampu Membuktikan hubungan antara

Lebih terperinci

PENGARUH KEADILAN ORGANISASIONAL TERHADAP INTENSITAS TURNOVER AUDITOR PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI INDONESIA

PENGARUH KEADILAN ORGANISASIONAL TERHADAP INTENSITAS TURNOVER AUDITOR PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI INDONESIA PENGARUH KEADILAN ORGANISASIONAL TERHADAP INTENSITAS TURNOVER AUDITOR PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI INDONESIA TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh derajat S-2 Magister Sains Akuntansi Diajukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Intention to quit adalah kecenderungan atau niat karyawan untuk berhenti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Intention to quit adalah kecenderungan atau niat karyawan untuk berhenti 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Intention To Quit 2.1.1. Pengertian Intention To Quit Intention to quit adalah kecenderungan atau niat karyawan untuk berhenti dari pekerjaannya secara sukarela menurut pilihannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ulrich dalam Novliadin (2007) mengungkapkan bahwa, Kunci sukses

BAB I PENDAHULUAN. Ulrich dalam Novliadin (2007) mengungkapkan bahwa, Kunci sukses 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ulrich dalam Novliadin (2007) mengungkapkan bahwa, Kunci sukses sebuah perubahan adalah pada sumber daya manusia yaitu sebagai inisiator dan agen perubahan

Lebih terperinci

MOTIVASI & KINERJA. Handout Psikologi Industri (Online Class-1 Kelas 12) ADE HERYANA, S.SIT, M.KM. UNIVERSITAS ESA UNGGUL Jakarta Barat

MOTIVASI & KINERJA. Handout Psikologi Industri (Online Class-1 Kelas 12) ADE HERYANA, S.SIT, M.KM. UNIVERSITAS ESA UNGGUL Jakarta Barat Handout Psikologi Industri (Online Class-1 Kelas 12) ADE HERYANA, S.SIT, M.KM UNIVERSITAS ESA UNGGUL Jakarta Barat MOTIVASI DAN KINERJA (MOTIVATION AND PERFORMANCE) 1. Tujuan Pembelajaran a. Mahasiswa

Lebih terperinci

Pengaruh Pendekatan Keadilan Organisasi (Organizational Justice) Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Samarinda

Pengaruh Pendekatan Keadilan Organisasi (Organizational Justice) Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Samarinda Pengaruh Pendekatan Keadilan Organisasi (Organizational Justice) Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Samarinda Muhammad Darham 1, Achmad Djumlani 2, Jamal Amin 3 Abstract

Lebih terperinci

Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan : Studi Kasus pada Tenaga Pengajar di Telkom University Ella Jauvani Sagala 1,

Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan : Studi Kasus pada Tenaga Pengajar di Telkom University Ella Jauvani Sagala 1, ISSN : 2355-9357 e-proceeding of Management : Vol.4, No.1 April 2017 Page 221 Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan : Studi Kasus pada Tenaga Pengajar di Telkom University Ella Jauvani Sagala

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Organizational Citizenship Behavior. Menurut Organ, Podsakoff, & MacKinzie (2006), organizational

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Organizational Citizenship Behavior. Menurut Organ, Podsakoff, & MacKinzie (2006), organizational BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Organizational Citizenship Behavior 2.1.1. Pengertian Organizational Citizenship Behavior Menurut Organ, Podsakoff, & MacKinzie (2006), organizational citizenship behavior

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkait dalam perbaikan kinerja perusahaan. Pada dasarnya setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. terkait dalam perbaikan kinerja perusahaan. Pada dasarnya setiap perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi ini, setiap perusahaan berusaha meningkatkan serta mengembangkan perusahaan dengan mengadakan berbagai cara yang tersusun dalam program untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Mathis dan Jackson (2006:3), Manajemen Sumber Daya Manusia adalah rancangan sistem-sistem formal

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Kepuasan Kerja Kepuasan kerja (job satisfaction) adalah sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya. Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja

Lebih terperinci

J. Analisis, Desember 2016, Vol.5 No.2 : ISSN

J. Analisis, Desember 2016, Vol.5 No.2 : ISSN J. Analisis, Desember 2016, Vol.5 No.2 : 181 186 ISSN 2302-6340 ASOSIASI KEADILAN ORGANISASI DENGAN KEPUASAN KERJA PEGAWAI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN KOTA MAKASSAR Association of Organizational

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Definisi Employee Engagement Definisi mengenai engagement saat ini masih belum jelas, istilah

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Definisi Employee Engagement Definisi mengenai engagement saat ini masih belum jelas, istilah BAB II LANDASAN TEORI A. Employee Engagement 1. Definisi Employee Engagement Definisi mengenai engagement saat ini masih belum jelas, istilah engagement pertama kali digunakan dalam setting pekerjaan,

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia merupakan salah satu unsur terpenting di dalam suatu organisasi karena merupakan unsur yang mengendalikan organisasi serta mempertahankan dan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penilaian kinerja (Performance Appraisal) adalah suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. Penilaian kinerja (Performance Appraisal) adalah suatu proses yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penilaian kinerja (Performance Appraisal) adalah suatu proses yang memungkinkan organisasi mengetahui, mengevaluasi, mengukur dan menilai kinerja anggota-angotanya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori motivasi Vroom (1964) tentang cognitive of motivation menjelaskan mengapa

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori motivasi Vroom (1964) tentang cognitive of motivation menjelaskan mengapa BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori motivasi Vroom (1964) Teori motivasi Vroom (1964) tentang cognitive of motivation menjelaskan mengapa seseorang tidak akan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. pandangan karyawan ketika mereka telah diperlakukan dengan baik oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. pandangan karyawan ketika mereka telah diperlakukan dengan baik oleh BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Pertukaran Sosial Fung et al. (2012) menyatakan bahwa teori pertukaran sosial merupakan pandangan karyawan ketika mereka telah

Lebih terperinci

Teori Keadilan (Equity Theory)

Teori Keadilan (Equity Theory) Teori Keadilan (Equity Theory) Teori Keadilan (Equity Theory) Menurut teori ini bahwa kepuasan seseorang tergantung apakah ia merasakan ada keadilan (equity) atau tidak adil (unequity) atas suatu situasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mampu berperilaku secara bertujuan. Bagi perusahaan atau organisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. mampu berperilaku secara bertujuan. Bagi perusahaan atau organisasi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sumberdaya manusia memiliki peran yang sangat penting bagi perusahaan maupun organisasi karena jika tidak ada sumber daya manusia maka perusahaan tersebut

Lebih terperinci

PENILAIAN KEADILAN PROSEDURAL DITINJAU DARI PENILAIAN KEADILAN INTERAKSIONAL DAN KONTROL PADA PARA KORBAN GEMPA BUMI DI BANTUL

PENILAIAN KEADILAN PROSEDURAL DITINJAU DARI PENILAIAN KEADILAN INTERAKSIONAL DAN KONTROL PADA PARA KORBAN GEMPA BUMI DI BANTUL PENILAIAN KEADILAN PROSEDURAL DITINJAU DARI PENILAIAN KEADILAN INTERAKSIONAL DAN KONTROL PADA PARA KORBAN GEMPA BUMI DI BANTUL Muhammad Wahyu Kuncoro Fakultas Psikologi Universitas Wangsa Manggala Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia sangat berperan dalam usaha organisasi dalam mencapai

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia sangat berperan dalam usaha organisasi dalam mencapai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia masih menjadi sorotan bagi organisasi dalam usaha organisasi untuk bertahan dan dalam persaingan yang semakin kompetitif. Salah satu fokus

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Persepsi Dukungan Organisasi 2.1.1.1 Pengertian Persepsi Dukungan Organisasi Persepsi dukungan organisasi mengacu pada persepsi karyawan mengenai sejauh mana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran merupakan kunci penting bagi seluruh jenis organisasi, baik

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran merupakan kunci penting bagi seluruh jenis organisasi, baik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Anggaran merupakan kunci penting bagi seluruh jenis organisasi, baik organisasi privat maupun organisasi publik dalam rangka mencapai tujuan. Anggaran berguna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia yang kompetitif akan terlahir dari dunia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia yang kompetitif akan terlahir dari dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia yang kompetitif akan terlahir dari dunia pendidikan yang bermutu. Rendahnya mutu pendidikan akan menjadi masalah besar bagi suatu bangsa,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. karyawan dan organisasi yang berimplikasi terhadap keputusan untuk bertahan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. karyawan dan organisasi yang berimplikasi terhadap keputusan untuk bertahan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Komitmen Organisasional 2.1.1.1 Definisi Komitmen Organisasional Komitmen organisasi didefinisikan sebagai pendekatan psikologis antara

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI KEADILAN KOMPENSASI DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN PT. AGUS JAYA MOJOKERTO

HUBUNGAN PERSEPSI KEADILAN KOMPENSASI DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN PT. AGUS JAYA MOJOKERTO HUBUNGAN PERSEPSI KEADILAN KOMPENSASI DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN PT. AGUS JAYA MOJOKERTO ARTIKEL OLEH PRADNYA DAHNIAR ARDINI NIM 409112420738 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS PENDIDIKAN PSIKOLOGI

Lebih terperinci

HARGA DIRI, ORIENTASI KONTROL, DAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN

HARGA DIRI, ORIENTASI KONTROL, DAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN HARGA DIRI, ORIENTASI KONTROL, DAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN Andri 1 Lieke E.M. Waluyo 2 1,2 Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100 Depok 16424, Jawa Barat 2 andric@minamas.co.id

Lebih terperinci

BAB 7 SIMPULAN DAN SARAN. 1. Person Organizational Fit berpengaruh Signifikan terhadap Kepuasan

BAB 7 SIMPULAN DAN SARAN. 1. Person Organizational Fit berpengaruh Signifikan terhadap Kepuasan 299 BAB 7 SIMPULAN DAN SARAN 7.1. Simpulan 1. Person Organizational Fit berpengaruh Signifikan terhadap Kepuasan Kerja. Kesesuaian antara nilai nilai individu dosen tetap dengan organisasi (person-organization

Lebih terperinci

BAB 6. Kesimpulan dan Saran

BAB 6. Kesimpulan dan Saran BAB 6 Kesimpulan dan Saran 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pengamatan yang telah dilakukan sebelumnya tentang hubungan kepuasan kerja dengan motivasi kerja karyawan, maka penulis mengambil

Lebih terperinci

BAB V. Simpulan dan Saran. sebelumnya, maka fakta yang didapat dari penelitian ini : Hasil analisis Kepuasan kerja pada PT.Telkom Indonesia.

BAB V. Simpulan dan Saran. sebelumnya, maka fakta yang didapat dari penelitian ini : Hasil analisis Kepuasan kerja pada PT.Telkom Indonesia. BAB V Simpulan dan Saran 5.1 Simpulan Berdasarkan uraian dan analisa yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka fakta yang didapat dari penelitian ini : 5.1.1. Hasil analisis Kepuasan kerja pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada jalur formal di Indonesia terbagi menjadi empat jenjang, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada jalur formal di Indonesia terbagi menjadi empat jenjang, yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan pada jalur formal di Indonesia terbagi menjadi empat jenjang, yaitu pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan

Lebih terperinci

Riska Amelia, Masruroh

Riska Amelia, Masruroh PENGARUH KEPERCAYAAN ORGANISASI DAN KEADILAN ORGANISASI TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR DAN DAMPAKNYA PADA EFEKTIVITAS ORGANISASI PADA BIRO PENGHUBUNG SUMATERA SELATAN DI JAKARTA Riska Amelia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karyawan yang memiliki job satisfaction yang tinggi untuk dapat memenangkan

BAB I PENDAHULUAN. karyawan yang memiliki job satisfaction yang tinggi untuk dapat memenangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi dewasa ini berdampak signifikan terhadap kelangsungan hidup perusahaan dan organisasi.bila dikaitkan dengan krisis ekonomi global yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penanganan terhadap kualitas Sumberdaya Manusia, khususnya pada. tingkatan organisasi. Sumberdaya Manusia yang besar apabila dapat

BAB I PENDAHULUAN. penanganan terhadap kualitas Sumberdaya Manusia, khususnya pada. tingkatan organisasi. Sumberdaya Manusia yang besar apabila dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu masalah dunia pendidikan saat ini adalah rendahnya penanganan terhadap kualitas Sumberdaya Manusia, khususnya pada tingkatan organisasi. Sumberdaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Komitmen Organisasi. Komitmen organisasi menurut Allen dan Meyer (1990), adalah keadaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Komitmen Organisasi. Komitmen organisasi menurut Allen dan Meyer (1990), adalah keadaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Komitmen Organisasi 1. Pengertian Komitmen Organisasi Komitmen organisasi menurut Allen dan Meyer (1990), adalah keadaan psikologis yang mengikat karyawan di dalam sebuah organisasi,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang sangat bernilai karena sumber daya manusialah yang mengelola seluruh

I. PENDAHULUAN. yang sangat bernilai karena sumber daya manusialah yang mengelola seluruh I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya manusia yang dimiliki sebuah perusahaan merupakan aset yang sangat bernilai karena sumber daya manusialah yang mengelola seluruh sumber daya yang ada di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan perusahaan asuransi jiwa yang pertama kali berdiri di Indonesia. PT

BAB I PENDAHULUAN. merupakan perusahaan asuransi jiwa yang pertama kali berdiri di Indonesia. PT BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT Asuransi Jiwasraya (Persero) atau yang lebih dikenal dengan Jiwasraya merupakan perusahaan asuransi jiwa yang pertama kali berdiri di Indonesia. PT Asuransi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat pada saat ini, menyebabkan begitu banyak permasalahan yang harus dihadapi perusahaan. Salah satu permasalahan yang kebanyakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang harus dikelola dengan baik di samping aset-aset lainnya seperti modal,

BAB 1 PENDAHULUAN. yang harus dikelola dengan baik di samping aset-aset lainnya seperti modal, 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Karyawan dalam sebuah perusahaan merupakan salah satu aset penting yang harus dikelola dengan baik di samping aset-aset lainnya seperti modal, mesin, dan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kepuasan karyawan atas kompensasi finansial langsung terhadap intention to leave karyawan di Borma Toserba

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam perkembangan organisasi. Kualitas kinerja yang baik tidak dapat diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. dalam perkembangan organisasi. Kualitas kinerja yang baik tidak dapat diperoleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dan kemajuan suatu organisasi sangatlah penting di dalam era globalisasi dewasa ini, di mana kualitas kinerja sumber daya manusia berpengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi mempunyai tujuan yang akan dicapai melalui

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi mempunyai tujuan yang akan dicapai melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap organisasi mempunyai tujuan yang akan dicapai melalui penggunaan sumber daya yang dimiliki. Salah satu tujuan yang akan dicapai oleh organisasi adalah kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hanya pada sektor usaha yang berorientasi pada laba, sektor pendidikan juga

BAB I PENDAHULUAN. hanya pada sektor usaha yang berorientasi pada laba, sektor pendidikan juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Semua organisasi pasti memerlukan manajemen yang berkaitan dengan usaha usaha untuk mencapai tujuan tertentu bagi organisasi tersebut. Tidak hanya pada sektor

Lebih terperinci

Penempatan Pegawai. School of Communication & Business Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)

Penempatan Pegawai. School of Communication & Business Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Penempatan Pegawai School of Communication & Business Inspiring Creative Innovation Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Penempatan Pegawai School of Communication & Business Inspiring Creative

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peranan manusia sebagai sumber daya dalam organisasi semakin diyakini kepentingannya baik sekarang maupun di kemudian hari, sehingga makin mendorong perkembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Kerja. sebuah evaluasi karakteristiknya. Rivai & Sagala (2009) menjelaskan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Kerja. sebuah evaluasi karakteristiknya. Rivai & Sagala (2009) menjelaskan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepuasan Kerja 1. Kepuasan Kerja Guru Robbins & Judge (2012) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari

Lebih terperinci

Keadilan Interaksional Antara Pemimpin- Karyawan dalam Organisasi

Keadilan Interaksional Antara Pemimpin- Karyawan dalam Organisasi Keadilan Interaksional Antara Pemimpin- Karyawan dalam Organisasi Oleh Ivan Muhammad Agung Fakultas Psikologi UIN Suska Riau Abstrak Organisasi merupakan sekumpulan orang bekerja sama guna mencapai satu

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang digunakan sesuai dengan tujuan hipotesis yang dilakukan, dengan analisis structural equation modeling, maka dapat ditarik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tempat tinggal, hingga kebutuhan sekunder yaitu kebutuhan akan rasa aman,

BAB I PENDAHULUAN. tempat tinggal, hingga kebutuhan sekunder yaitu kebutuhan akan rasa aman, BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam kehidupan sehari-hari, setiap manusia memiliki berbagai macam kebutuhan. Mulai dari kebutuhan primer, yaitu kebutuhan makanan, pakaian, dan tempat tinggal,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada zaman modern ini, setiap perusahaan menuntut diri untuk meningkatkan dan mengembangkan perusahaannya agar dapat mengatasi persaingan yang semakin ketat. Manusia

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Menghadapi tantangan globalisasi yang sangat berat, masyarakat di negara berkembang harus menyiapkan diri baik secara fisik, mental, sosial, emosional maupun spiritual. Untuk

Lebih terperinci

APAKAH PENILAIAN KINERJA BERMANFAAT BAGI SIKAP DAN PERILAKU KARYAWAN? TINJAUAN KEADILAN KEORGANISASIAN. Heru Kurnianto Tjahjono, Dr, MBA *

APAKAH PENILAIAN KINERJA BERMANFAAT BAGI SIKAP DAN PERILAKU KARYAWAN? TINJAUAN KEADILAN KEORGANISASIAN. Heru Kurnianto Tjahjono, Dr, MBA * APAKAH PENILAIAN KINERJA BERMANFAAT BAGI SIKAP DAN PERILAKU KARYAWAN? TINJAUAN KEADILAN KEORGANISASIAN Heru Kurnianto Tjahjono, Dr, MBA * The purpose of this study is to test the effects organizational

Lebih terperinci

TEORI MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA MEMBANTU PEMIMPIN TRANSAKSIONAL MEMIMPIN SUMBERDAYA MANUSIA MELALUI PROSES PERTUKARAN

TEORI MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA MEMBANTU PEMIMPIN TRANSAKSIONAL MEMIMPIN SUMBERDAYA MANUSIA MELALUI PROSES PERTUKARAN TEORI MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA MEMBANTU PEMIMPIN TRANSAKSIONAL MEMIMPIN SUMBERDAYA MANUSIA MELALUI PROSES PERTUKARAN Oleh : Drs. Arrizal, M.Si Dosen Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang di kemukakan oleh Martoyo (2000), bahwa kepuasan kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang di kemukakan oleh Martoyo (2000), bahwa kepuasan kerja adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepuasan kerja merupakan salah satu faktor yang penting dalam setiap pekerjaan. Kepuasan kerja merupakan sisi afektif atau emosi. Seperti yang di kemukakan oleh Martoyo

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini, perkembangan dunia bisnis semakin mengalami kemajuan yang pesat. Era globalisasi menyebabkan terjadinya perubahan hampir di semua sektor kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memproduksi barang-barang yang berkualitas demi meningkatkan daya

BAB I PENDAHULUAN. untuk memproduksi barang-barang yang berkualitas demi meningkatkan daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perusahaan atau organisasi di Indonesia semakin lama semakin pesat, terutama pada era globalisasi saat ini. Hal ini menuntut setiap perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepuasan karyawan merupakan faktor terpenting yang mempengaruhi kemajuan dari suatu organisasi dan hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya penelitian yang ada. Bedasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat di dalam diri mereka. Sumber daya manusia juga harus

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat di dalam diri mereka. Sumber daya manusia juga harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan antar perusahaan di era globalisasi semakin ketat dan tajam, sehingga sumber daya manusia dituntut untuk mampu mengembangkan potensipotensi yang terdapat

Lebih terperinci

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-6 (UAS)

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-6 (UAS) Penempatan School of Communication Pegawai & Business Inspiring Creative Innovation Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-6 (UAS) Job Design and Stress Management Job Design Proses

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) TATAP MUKA KE : 1 s.d 7

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) TATAP MUKA KE : 1 s.d 7 SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) TATAP MUKA KE : 1 s.d 7 1. Jurusan : Manajemen 2. Mata Kuliah : Perilaku Keorganisasian 3. Kode Mata Kuliah : MJN 4. Jumlah SKS : 3 SKS 5. Jumlah Tatap Muka : 7 kali 6. Standar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Cascio (2003) mengungkapkan OCB sebagai perilaku kebijaksanaan

BAB II LANDASAN TEORI. Cascio (2003) mengungkapkan OCB sebagai perilaku kebijaksanaan BAB II LANDASAN TEORI A. Organizational Citizenship Behavior (OCB) 1. Definisi Organizational Citizenship Behavior (OCB) Cascio (2003) mengungkapkan OCB sebagai perilaku kebijaksanaan karyawan yang dilakukan

Lebih terperinci