BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA"

Transkripsi

1 BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Data data yang dibutuhkan untuk penyelesaian skripsi ini adalah sebagai berikut: Data Proses Pretreatment Di dalam proses pretreatment ini air merupakan bahan dasar dalam tiap tiap stasuin kerja. Berikut flow proses pretreatment di painting steel : HOT WATER RINSE PRE DEGREASING WATER RINSE 1 DEGREASING DIPPING WATER RINSE 2 SURFACE CONDITIONIG WATER RINSE 3 PHOSPHATING WATER RINSE 4 DI WATER RINSE Gambar 4.1 Proses Pretreatment di seksi Painting Steel DI WATER DIPPING

2 32 Keterangan Proses Kerja : 1. Hot Water ( 2000 Lt ) Merupakan stasiun awal dari keseluruhan proses Pretreatment yang berfungsi untuk melunakkan permukaan benda kerja dengan suhu C dengan media air pam ( city water ) untuk mempermudah diproses kerja selanjutnya dengan sistem spray. 2. Pre-Degreasing ( 2000 Lt ) Larutan ini bersifat Alkali berfungsi untuk menghilangkan oil, grease dan pengotor lainnya yang terdapat di permukaan benda kerja dengan suhu C dengan sistem spray. 3. Degreasing Dipping ( Lt ) Merupakan lanjutan dari proses sebelumnya yang mempunyai sifat larutan dan fungsi yang sama, bekerja pada suhu C. yang membedakannya adalah system kerjanya yaitu dengan cara dicelupkan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya kotoran yang masih menempel pada benda kerja, sehingga diharapkan untuk proses phosphating akan menjadi lebih optimal. 4. Water Rinse 1 ( 600 Lt ) Proses ini berfungsi untuk membersihkan permukaan metal dari sisa larutan degresing. Untuk hasil yang baik maka diperlukan penggantian air secara terus menerus ( overflow ) hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi kadar kontaminasi pada tangki water rinse tersebut. Proses bekerjanya dengan sistem spray.

3 33 5. Water Rinse 2 ( Lt ) Sama dengan proses sebelumnya di stasiun ini juga berfungsi untuk membilas larutan degreasing, yang membedakannya adalah di sini sytem kerjanya dengan dicelup. Diharapkan benda yang keluar dari stasiun ini dapat benar benar bersih dan siap untuk masuk ke dalam proses selanjutnya, untuk mendapatkan hasil yang optimal penggantian airnya harus dilakukan secara continue dengan maksud mengurangi kadar kontaminasi pada air dalam tangki. 6. Surface Conditioning (600 Lt ) Proses ini berguna untuk mencegah kekasaran pada lapisan yang tidak teratur dimana sering terjadi pada permukaan metal setelah mengalami perlakuan dengan alkali kuat atau asam kuat. Bahan kimia ini berfungsi untuk mengatur kondisi permukaan metal dan membuat lapisan phosphating menjadi lebih rata. 6. Phosphating ( 6500 Lt ) Proses ini merupakan proses utama dalam pretreatment dimana terjadi reaksi kimia antara metal dengan larutan phosphate yang menghasilkan coating anti karat. Proses ini berjalan dengan sistem spray dan bekerja pada temperature antara C. 7. Water Rinse 3 & 4 ( 600 Lt ) Fungsi kerja di stsiun ini sama dengan dengan water rinse 1 & 2 yaitu untuk membersihkan permukaan metal yang telah ter-coating dari sisa larutan phosphate.

4 34 Hasil akan lebih baik apabila jika penggantian air dilakukan secara berlebih ( overflow ) agar kadar kontaminasi air tidak berlebih 8. DI Water Rinse ( 600 Lt ) Merupakan proses pencucian yang berfungsi untuk mengurangi kadar kontaminasi serta kotoran pada produk yang telah ter-coating, sehingga hasil coating tetap tahan dan kuat terhadap karat. DI ( demineral ionized ) water merupakan air yang telah bebas dari kandungan mineral dan ion ion lain ( basa asam ), proses kerja dengan sistem spray. 9. DI Water Dipping ( Lt ) Proses ini merupakan bagian terakhir dari keseluruhan pada proses pretreatment, berfungsi untuk mengurangi kadar kontaminasi serta kotoran pada produk hanya saja proses kerjanya dengan sistem celup sehingga diharapkan benda kerja yang dihasilkan dapat benar benar bersih dan siap untuk diproses selanjutnya Data Penggunaan Air Pam Di Proses Pretreatment Berikut rincian penggunaan air yang secara periodik digunakan untuk proses pretreatment yaitu ; 1. Supply bersifat harian 2. Drain Over ( overflow ) bersifat harian 3. Maintenace bersifat mingguan 4. Cleaning bersifat mingguan 5. Make up awal bersifat mingguan

5 35 Process Section Supply Drain Over Maintenance Cleaning Make up (L/Min) (L/Min) ( Lt ) ( Lt ) ( Lt ) Hot Water Predegreasing 2000 Degrasing Water Rinse Water Rinse Surface. Cond Phosphating Water Rinse Water Rinse DI Water Rinse DI Water Dip TOTAL Tabel 4.1 Water Balance Pretreatment Line G ( Sebelum adanya perubahan ) Dari data diatas dapat kita lihat berapa besaran kebutuhan air, kapasitas masing masing tangki, maintenance, cleaning, drain over dan supply, dan ini semua berlangsung secara terus menerus selama ada proses produksi. Untuk perhitungan pengukuran drain over (overflow) dilakukan per stasiun kerja dengan menggunakan alat bantu gelas ukur dan stopwatch pada saat proses produksi berjalan normal. Dengan data diatas akan coba dibandingkan dengan jumlah limbah yang diterima pada seksi UPL, apakah sesuai dengan perhitungan yang telah dilakukan atau tidak.

6 Data Jumlah Limbah Yang Dihasilkan Dengan melihat gambar 4.2 sebab akibat ( fishbone diagram) berikut ini dapat kita lihat beberapa factor yang berpengaruh dalam jumlah limbah yang dihasilkan dalam proses produksi. ENVIRONMENT MONEY MAN Limbah yang dihasilkan cukup banyak Terbuang sia - sia Inisiatif yang kurang instalasi tidak mendukung Maintenance rutin mingguan Adanya over flow di bak proses Konsumsi air yang besar Limbah yang dihasilkan tinggi MACHINE METODE MATERIAL Gambar 4.2 Diagram sebab akibat Adapun rincian penggunaan air yang terbuang baik itu harian maupun mingguan dapat kita lihat pada beberapa tabel 4.2 dibawah ini : Net Working Time ( Menit ) Drain Over ( Liter/Min ) Total ( Liter ) Shift Shift Total Daily Total Weekly Tabel 4.2 Jumlah air yang terbuang ( harian )

7 37 Total Pembuangan Maintenance ( limbah ) Cleaning (Liter) (Liter) In a Week Tabel 4.3 Jumlah air yang terbuang ( mingguan ) Dari data tersebuat diatas maka dapat kita ketahui berapa jumlah air yang terbuang secara keseluruhan dalam satu periode kerja ( minggu ), dengan perhitungan sebagai berikut : 1. Drian over = lt/minggu 2. Maintenance = lt/minggu 3. Cleaning = lt/minggu Total = lt/minggu ~ M3 / hari + Dari jumlah tersebut diatas maka dapat kita simpulkan bahwa itu bukanlah jumlah yang sedikit, apabila kita dapat mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan diharapkan akan bisa mengurangi biaya dalam penggunaan air dan biaya untuk mengolah limbah. Dengan perhitungan yang telah dilakukan secara teoritis, akan coba dibandingkan dengan jumlah limbah yang diterima seksi UPL dalam durasi waktu mingguan dan akan di rata rata dalam bulanan. Sehingga dapat kita ketahui berapa jumlah limbah yang diterima rata rata dalam seminggu. Berikut data penerimaan limbah dari painting steel 2 ke UPL ( Unit Pengolahan Limbah ) dari bulan November 05 s/d Januari 06 :

8 38 1. November 2005 SOURCE TANGGAL TOTAL RATA 2 M1 M2 M3 M4 / MINGGU Coolant (m 3 ) Die Lube to CDL (m 3 ) Die Lube to PLPT (m 3 ) Die Lube Total (m 3 ) Plating (m 3 ) Painting-1 (m 3 ) Painting-2 (m 3 ) Painting Total (m 3 ) TOTAL INPUT WWT Tabel 4.4 Jumlah Penerimaan Limbah Bulan November Desember 2005 SOURCE TANGGAL TOTAL RATA 2 M1 M2 M3 M4 / MINGGU Coolant (m 3 ) Die Lube to CDL (m 3 ) Die Lube to PLPT (m 3 ) Die Lube Total (m 3 ) Plating (m 3 ) Painting-1 (m 3 ) Painting-2 (m 3 ) Painting Total (m 3 ) TOTAL INPUT WWT Tabel 4.5 Jumlah Penerimaan Limbah Bulan Desember Januari 2006 SOURCE TANGGAL RATA 2 TOTAL M1 M2 M3 M4 / MINGGU Coolant (m 3 ) Die Lube to CDL (m 3 ) Die Lube to PLPT (m 3 ) Die Lube Total (m 3 ) Plating (m 3 ) Painting-1 (m 3 ) Painting-2 (m 3 ) Painting Total (m 3 ) TOTAL INPUT WWT Tabel 4.6 Jumlah Penerimaan Limbah Bulan Januari 06

9 39 Dari ketiga tabel diatas dapat kita lihat untuk seksi Painting 2, berturut turut mulai dari bulan November 05 s/d Januari 06 adalah sebagai berikut 1. November 2005 = M3 / minggu 2. Desember 2005 = M3 / minggu 3. Januari 2006 = M3 / minggu Rata rata = M3 / minggu ~ M3 / hari Dari perhitungan diatas dapat kita hitung jumlah penerimaan limbah di seksi UPL, yaitu rata rata sebesar M3 / minggu. Jumlah tersebut tidak berbeda jauh dengan data hasil pengukuran yang telah dilakukan yaitu sebesar 188,9 M3 / minggu dan untuk diketahui harga air pam industri adalah sebesar Rp / M3. Untuk mencari rata rata M3 / hari, maka : Rata rata jumlah limbah harian = Data ukur + 2 Data aktual = 2 = M3 / hari Data Biaya Pengolahan Limbah Dalam setiap pengolahan limbah pastilah ada bahan bahan kimia yang digunakan untuk mengubah limbah tersebut agar tidak berbahaya buat lingkungan sekitar. Data bahan kimia yang digunakan dan data biaya operasional dalam proses pengolahan limbah terdapat pada tabel 4.7 :

10 40 std using satuan Q limbah kebutuhan/hr harga/kg Total/hari Kapur Ca(OH)2 [kg] 1.00 kg/m m3/d m3/d Rp 450 Rp 73,286 Caustic Soda NaOH [kg] 0.40 kg/m m3/d 65.1 m3/d Rp 4,200 Rp 273,600 Sulf uric Acid [kg] 1.00 kg/m m3/d m3/d Rp 900 Rp 126,000 Flocculant [*10^(-03) kg] 3.00 gr/m m3/d m3/d Rp 45 Rp 21,986 Flocculant - ALL [*10^(-03) kg] 4.00 gr/m m3/d m3/d Rp 45 Rp 30,600 Deemulsifier [kg] 1.00 kg/m m3/d 40.0 m3/d Rp 20,000 Rp 800,000 PAC - ALL [kg] 1.10 kg/m m3/d m3/d Rp 1,950 Rp 364,650 TOTAL Rp 1,690,121 Total biaya / M3 Rp 9,942 Tabel 4.7 Jumlah Penggunaan Bahan Kimia Variable Cost : Fixed Cost : Item Cost Unit Cost / day Chemical cost Rp 9,942 /m 3 Rp 994, Sludge drying cost Rp 470 /m 3 Rp 46, Dry-Sludge outsourcing cost (PPLI) Rp 3,905 /m 3 Rp 390, Total Rp /m 3 Water Rp 181,818 /shift Rp 545, Electric Rp 565,606 /shift Rp 1,696, Manpower Rp 214,286 /shift Rp 642, Tabel 4.8 Biaya Chemical & Utility Pada Tabel 4.8 ada biaya variabel dan biaya fixed dalam kasus ini yang akan digunakan untuk perhitungan adalah hanya menggunakan biaya variable, jumlah biayanya adalah sebesar Rp / M3.

11 41 Item Cost / Unit Unit Waste Flowrate Unit Cost / day Variable Cost Nickel Waste Rp 15,337 /m 3 5 m 3 /day Rp 76, Chrome + Acid Waste Rp 26,057 /m 3 5 m 3 /day Rp 130, Alkali Waste Rp 19,297 /m 3 8 m 3 /day Rp 154, Painting Waste Rp 14,316 /m m 3 /day Rp 540, Die Casting Waste Rp 14,517 /m 3 40 m 3 /day Rp 580, Coolant Waste Rp 82,793 /m 3 7 m 3 /day Rp 579, Fixed Cost Cost / Unit Unit Waste Flowrate Unit Cost / day WWTP Plating Pretreatment Rp 219,209 /shift 1 shift Rp 219, WWTP Ni-Plating Pretreatment Rp 173,995 /shift 1 shift Rp 173, WWTP Coolant Pretreatment Rp 284,923 /shift 2 shift Rp 569, WWTP Integrated Rp 821,561 /shift 3 shift Rp 2,464, Tabel 4.9 Biaya Operasional Biaya untuk pengolahan limbah Painting adalah Rp ,50 / day. Pada proses pengolahan limbah painting, ada beberapa bahan bahan kimia yang mutlak diperlukan guna menetralisir kandungan limbah tersebut sesuai dengan standard ISO sehingga untuk proses pembuangannya tidak mencemari lingkungan sekitar.. Dengan demikian kita telah mengetahui kebutuhan bahan apa saja yang diperlukan untuk pengolahan limbah yang dihasilkan dari proses painting steel dan itu semua adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk menjaga kualitas limbah yang nantinya akan dibuang ke lingkungan sekitar. Dengan berlangsungnya proses produksi di painting steel maka akan senantiasa menghasilkan limbah dengan jumlah yang cukup besar untuk setiap harinya, dan apabila kita bisa mengurangi jumlah limbah yang akan kita buang maka secara tidak langsung kita turut menjaga kelestarian sumber air yang ada.

12 42 Akan kita dapatkan pula penurunan biaya untuk konsumsi air dan pengolah limbah sehingga akan memberikan keuntungan pada perusahaan, dan untuk menjalankan ini semua dibutuhkan modal investasi guna tercapainya tujuan tersebut. Dengan mempelajari terlebih dahulu masalah yang ada satu per satu kita coba untuk bisa mencari pokok masalah dan mencari suatu penyelesaian atau solusi yang bisa digunakan untuk mencapi tujuan yang kita inginkan tanpa harus merubah secara massal suatu rancangan / design yang telah ada. Namun dengan perubahan kecil yang kita lakukan diharapkan dapat memperoleh suatu hasil yang maximal Data Layout Di Proses Pretreatment Dari semua yang telah kita ketahui mulai dari data penggunaan air sampai dengan jumlah limbah yang dihasilkan, sekarang kita akan membicarakan mengenai layout dari proses pretreatment yang nantinya akan kita rubah sedemikian sehingga sesuai dengan apa yang diinginkan. Gambar layout dapat dilihat pada lampiran halaman Data karakteristik Air Media air yang kita gunakan masing masing mempunyai spesifikasi data yang didalamnya menyatakan kandungan kandungan mineral. Untuk dapat membandingkan data karakteristik air Pam dan DI water (setelah pemakaian) dapat dilihat pada lampiran halaman Pengolahan Data Perhitungan Jumlah Penggunaan Material Pemipaan

13 43 Dari layout yang ada, akan ada beberapa perubahan yang harus dilakukan guna menunjang rencana untuk meningkatkan efisiensi dalam penggunaan air pada proses pretreatment. Ada beberapa bahan baku yang menyangkut untuk pemipaan, karena sebagian besar sarana yang digunakan untuk mentransfer air adalah pipa pvc. Selain lebih murah pipa tersebut juga ringan dan gampang untuk proses instalasinya, berikut perhitungan jumlah dan biaya yang dibutuhkan untuk merealisasikan proyek ini. No Item Sub Item Jml Satu an Estimasi harga sat Estimasi harga 1 Material -Butterfly Valve 2" 2 pcs Rp. 250,000 Rp. 500,000 -Pipa st steel 2" 1 mtr Rp. 878,000 Rp. 878,000 -T Las St Steel 2"x2"x2" 2 pcs Rp. 190,000 Rp. 380,000 -Flange Las St Steel 2" 3 pcs Rp. 70,000 Rp. 210,000 -Knee Las St Steel 2" 2 pcs Rp. 40,000 Rp. 80,000 -Elektroda St Steel btg Rp. 1,875 Rp. 56,250 -Pipa PVC 2" 10 btg Rp. 95,000 Rp. 950,000 -Shock PVC 2" 20 pcs Rp. 6,100 Rp. 122,000 -Knee PVC 2" 3 pcs Rp. 7,950 Rp. 23,850 -Lem PVC 1 kg Rp. 45,000 Rp. 45,000 Sub Total I Rp. 3,245,100 No Item Sub Item Jml Satu an Estimasi harga sat Estimasi harga 1 Tools - Mesin Las Listrik 4 jam Rp. 8,000 Rp. 32,000 - Cutting Wheel tool 3 jam Rp. 5,000 Rp. 15,000 - Grinding tool 2 jam Rp. 2,000 Rp. 4,000 Sub Total II Rp. 51,000 Grand Total Rp. 3,296,100 Tabel 4.10 Data Biaya Material

14 44 Dengan data yang ada tersebut dapat kita ketahui jumlah material yang dibutuhkan untuk dilaksanakannya proyek tersebut yaitu sebesar Rp Perhitungan Penghematan Air Pam Setelah adanya hasil dalam pengukuran penggunaan air pada proses pretreatment, maka rencana untuk dapat melakukan penghematan dapat segera dilaksanakan. Dengan telah dilakukannya perancangan ulang pemipaan pada proses pretreatment, khususnya proses transfer air dari DI Water Dipping ke Water Rinse 2 dapat kita peroleh hasil yang berikut ini : Drain Tank Supply Drag Out Maintenance Cleaning Process Section Over Cap. (L/min) (L/min) (L/min) ( Lt ) ( Lt ) (Liter) Hot Water Rinse Predegreasing Degreasing Water Rinse Water Rinse Surface Conditioning Phosphating Water Rinse Water Rinse DI Water Rinse DI Water Dipp DI Water Mist Spray Steam Drain Pump Cooling Syst ,000 9,300 50,000 Tabel 4.11 Water Balance Pretreatment Line G ( Setelah Perubahan )

15 45 Untuk data diatas bisa dilihat proses stasiun DI Water Dipping pada kolom maintenance di situ tertera nilai 1000 lt dari jumlah awal yaitu lt, dengan selisih ± 9000 lt ~ 9 M3 yang telah di transfer ke stasiun Water Rinse 2 sehingga yang dibuang hanya sisanya sebesar ±1000 lt ~ 1 M3. Berikut data penerimaan limbah setelah ada perubahan selama bulan Februari 06 April 06 : 1. Februari 2006 SOURCE TANGGAL RATA 2 TOTAL M1 M2 M3 M4 / MINGGU Coolant (m 3 ) Die Lube to CDL (m 3 ) Die Lube to PLPT (m 3 ) Die Lube Total (m 3 ) Plating (m 3 ) Painting-1 (m 3 ) Painting-2 (m 3 ) Painting Total (m 3 ) TOTAL INPUT WWT Maret 2006 Tabel 4.12 Jumlah Penerimaan Limbah Bulan Februari 06 SOURCE TANGGAL RATA 2 TOTAL M1 M2 M3 M4 / MINGGU Coolant (m 3 ) Die Lube to CDL (m 3 ) Die Lube to PLPT (m 3 ) Die Lube Total (m 3 ) Plating (m 3 ) Painting-1 (m 3 ) Painting-2 (m 3 ) Painting Total (m 3 ) TOTAL INPUT WWT Tabel 4.13 Jumlah Penerimaan Limbah Bulan Maret 06

16 46 3. April 2006 SOURCE TANGGAL RATA 2 TOTAL M1 M2 M3 M4 / MINGGU Coolant (m 3 ) Die Lube to CDL (m 3 ) Die Lube to PLPT (m 3 ) Die Lube Total (m 3 ) Plating (m 3 ) Painting-1 (m 3 ) Painting-2 (m 3 ) Painting Total (m 3 ) TOTAL INPUT WWT Tabel 4.14 Jumlah Penerimaan Limbah Bulan April 06 Jadi dengan demikian dapat kita kalkulasi lagi berapa jumlah total limbah yang dihasilkan setelah adanya perubahan. Net Working Time ( Menit ) Drain Over ( Liter/Min ) Total ( Liter ) Shift Shift Total Daily Total Weekly Tabel 4.15 Jumlah air yang terbuang ( harian) Total Pembuangan Maintenance ( limbah ) Cleaning (Liter) (Liter) In a Week Tabel 4.16 Jumlah air yang terbuang ( mingguan)

17 47 Dari data tersebuat diatas maka dapat kita ketahui berapa jumlah air yang terbuang secara keseluruhan dalam satu periode kerja ( minggu ), dengan perhitungan sebagai berikut : 1. Drain over = lt/minggu 2. Maintenance = lt/minggu 3. Cleaning = lt/minggu Total = lt/minggu ~ M3 / hari Analisa Data Aspek Teknis Perubahan Layout Pemipaan Setelah mendapatkan hitungan jumlah kebutuhan material yang dibutuhkan untuk proyek ini, segera akan dilakukan sedikit penambahan instalasi pipa utnuk menstransfer air dari Water Rinse 2 Dipping ke DI Water Dipping. Untuk ilustrasi dapat dilihat pada lampiran halaman Perubahan Flow Proses Pengurasan DI Water Dipping Dengan adanya sistem baru ini akan berdampak pada urutan kerja atau flow proses pengurasan untuk maintenance rutin yang dilaksanakan setiap 1 periode produksi ( sekali seminggu ). Saat sebelum adanya perubahan sistem ini, untuk proses pengurasan DI Water Dipping Tank akan langsung dibuang ke tempat pengolahan

18 48 limbah atau UPL sebesar ± lt / 10 m3. Tetapi dengan adanya sistem yang baru ini ada satu prosedur tambahan yang diberlakukan agar proses tersebut dapat berjalan dengan baik. Maka dari itu akan dibuatkan suatu standardisasi atau IK ( Instruksi Kerja ) untuk dapat menjamin kelancaran proses transfer air sehingga operator tidak meresa kesulitan dalam setiap melakukan proses tersebut, urutan proses tersebut dapat dilihat pada lampiran halaman Aspek Finansial Perhitungan Penghematan Air Pam Dari pengolahan data diatas dapat kita lihat berapa penggunaan air sebelum dan sesudah perubahan yang dilakukan. Dengan hasil tersebut dapt kita ketahui jumlah air yang bisa dihemat lihat grafik 4.1 : - Sebelum Perubahan = M3 / hari - Sesudah perubahan = M3 / hari Penghematan Yang Didapat = 1.81 M3 / hari

19 49 Penghematan Air Pam m3 / hari Series2 Series Before Reduce After Grafik 4.1 Jumlah penghematan Air Secara prosentase bisa kita hitung : Penghematan ( % ) = selisih sebelum perubahan perubahan = = 4.8 % Perhitungan Penghematan Chemical Untuk Pengolahan Limbah Dampak dari penghematan air berdampak pula pada jumlah biaya yang dikeluarkan untuk pengolahan limbah dari data yang ada dapat kita simpulkan sebagai berikut (tabel 4.17), Perhitungan Penghematan:

20 50 Jumlah Limbah (m3) Cost Limbah / m3 Total Sebelum Rp 14,316 Rp 540,715 Sesudah Rp 14,316 Rp 514,803 Total Penghematan / hari Rp 25,912 Tabel 4.17 Penghematan Chemical Penghematan Biaya Chemical / Hari Rp (rupiah) Series2 Series Before Reduce After Secara prosentase bisa kita hitung : Penghematan ( % ) = Grafik 4.2 Penghematan Chemical selisih sebelum perubahan perubahan = = 4.8 % Payback Period Method Dari data yang telah ada, yaitu besarnya investasi yang dikeluarkan dan penghematan yang didapatkan setelah adanya perubahan yang dilakukan maka dapat

21 51 kita hitung berapa waktu yang dibutuhkan untuk pemulihan modal awal. Maka data yang diperlukan adalah : Diketahui ; 1. Investasi awal = Rp Penghematan Air Pam = 1.81 M3 x Rp = Rp / hari = Rp / bulan 3. Penghematan Pengolahan Limbah = Rp / hari = Rp / bulan * 1 bulan = 22 hari kerja Periode Pemulihan modal = = Investasi insial Arus kas Rp Rp Rp = Rp Rp = 2.8 bulan

22 52 Jadi periode pemulihan modal untuk proyek penghematan di seksi painting adalah 2,8 bulan dan periode tersebut lebih pendek dari usia ekonomis proyek yaitu 8* tahun, maka proyek tersebut layak untuk dijalankan. * standard yang di bakukan di perusahaan

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap Tahun 2006/2007

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap Tahun 2006/2007 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap Tahun 2006/2007 PERANCANGAN ULANG SISTEM PEMIPAAN PADA PROSES PRETREATMENT GUNA MENINGKATKAN EFFISIENSI PENGGUNAAN

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Model penyelesaian masalah painting system adalah sebagai berikut : Identifikasi Masalah. Studi Pustaka.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Model penyelesaian masalah painting system adalah sebagai berikut : Identifikasi Masalah. Studi Pustaka. BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Model Penyelesaian Masalah Model penyelesaian masalah painting system adalah sebagai berikut : Identifikasi Masalah Studi Pustaka Pengumpulan Data Pengolahan Data Analisa Aspek

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia, menyebabkan biaya pokok produksi menjadi naik. Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia, menyebabkan biaya pokok produksi menjadi naik. Untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kenaikan harga material langsung ataupun tak langsung, akibat kondisi makro ekonomi Indonesia, menyebabkan biaya pokok produksi menjadi naik. Untuk mengantisipasi

Lebih terperinci

Lampiran 1 Tabel Bahan-bahan Isolasi

Lampiran 1 Tabel Bahan-bahan Isolasi Lampiran 1 Tabel Bahan-bahan Isolasi No. Jenis Jangkauan Suhu ( o C) Konduktivitas Thermal (mw/m. o C) Densitas (Kg/m 3 ) Penerapan 1 Super Isolasi Linde hampa -240 s/d 1100 0,0015-0,72 berbagai banyak

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA. Dalam melakukan analisa, penulis membutuhkan data-data sebagai berikut:

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA. Dalam melakukan analisa, penulis membutuhkan data-data sebagai berikut: BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Dalam melakukan analisa, penulis membutuhkan data-data sebagai berikut: 4.1.1 Data Jumlah Produksi Tahunan Data jumlah produksi untuk part plastic

Lebih terperinci

Bab V Analisis Hasil Pengolahan Data

Bab V Analisis Hasil Pengolahan Data Bab V Analisis Hasil Pengolahan Data V.1 Analisis Kondisi Hypochlorite Plant PLTU Muara Karang Dalam analisis penelitian sistim hypochlorite plant PLTU Muara Karang ini dilakukan analisis terhadap beberapa

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISIS

BAB V HASIL DAN ANALISIS BAB V HASIL DAN ANALISIS 5.1 Hasil Penelitian Hasil dari pengolahan data pada metode DMAIC dalam tahap penentuan (Define) dan tahap pengukuran (Measure) adalah terungkapnya faktor-faktor yang menjadi sumber

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat Penelitian Proses pelapisan plastik ABS dengan menggunakan metode elektroplating dilaksanakan di PT. Rekayasa Plating Cimahi, sedangkan pengukuran kekasaran, ketebalan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Semester Genap tahun 2005/2006

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Semester Genap tahun 2005/2006 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Semester Genap tahun 2005/2006 STUDI KELAYAKAN PROYEK NICKEL RECOVERY SYSTEM PADA PROSES PLATING PT. ASTRA HONDA MOTOR Abstrak Daddy Jati

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Adapun kegiatan yang dilakukan pada proses perawatan dan pemeliharaan cooling tower pada kerja praktik ini dapat diuraikan pada diagram alir berikut. Gambar

Lebih terperinci

PRODUCT WATER TREATMENT CHEMICALS COOLING TOWER TREATMENT. Mechatronic Pratama Prima,cv Water Treatment Consultan and Chemical Suppliers

PRODUCT WATER TREATMENT CHEMICALS COOLING TOWER TREATMENT. Mechatronic Pratama Prima,cv Water Treatment Consultan and Chemical Suppliers COOLING TOWER TREATMENT ZG-210 ZG - 210 merupakan larutan bahan kimia hasil blending dari Homo Polymer Polymaleic Acid dengan senyawa organic Azole dan Dispersant yang sangat baik untuk mengontrol kerak

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Tabel 4.1 Input Data Umum INPUT DATA UMUM Depresiasi Mesin (Tahun) 5 MARR 18% N Sisa 15% Inflasi 5% PPN 10% PPh 10% Kenaikan Upah/Th

Lebih terperinci

24 Maret 2016 Pengoperasian Mesin Compacta L30 MD

24 Maret 2016 Pengoperasian Mesin Compacta L30 MD 1/5 1. Tujuan a. Memberikan petunjuk cara penggunaan mesin Compacta L30 MD yang benar. b. Menghindari kesalahan dalam menggunakan mesin. 2. Ruang Lingkup Prosedur pengoperasian ini meliputi cara pengoperasian

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGECATAN

BAB III PROSES PENGECATAN BAB III PROSES PENGECATAN 3.1 JENIS PRODUK Adapun jenis produk yang akan dicat yaitu pada bagian depan motor YAMAHA JUPITER MX (front fender), dan untuk proses pengecatan dilakukan hanya pada permukaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN BAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN BAHASAN BAB IV ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Sejarah Perusahaan PT.Gaya Motor adalah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur, khususnya di bidang otomotif yang merakit kendaraan roda empat (Authorized Automotive

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Baja Baja merupakan paduan yang terdiri dari unsur utama besi (Fe) dan karbon (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang tersusun dalam

Lebih terperinci

PELAPISAN EMAS PADA KERAJINAN TANGAN PEWTER UNTUK MENINGKATKAN NILAI JUAL

PELAPISAN EMAS PADA KERAJINAN TANGAN PEWTER UNTUK MENINGKATKAN NILAI JUAL PELAPISAN EMAS PADA KERAJINAN TANGAN PEWTER UNTUK MENINGKATKAN NILAI JUAL Firlya Rosa. S.S.T., M.T. 1 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung firlya@ubb.ac.id 1 Rodiawan, S.T.,

Lebih terperinci

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian Penelitian biofiltrasi ini targetnya adalah dapat meningkatkan kualitas air baku IPA Taman Kota Sehingga masuk baku mutu Pergub 582 tahun 1995 golongan B yakni

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Semester Genap tahun 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Semester Genap tahun 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Abstrak Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Semester Genap tahun 2007/2008 STUDI KELAYAKAN PROYEK TAKE IN TAKE OUT PROSES CASTING PT. ASTRA HONDA MOTOR Mikhael Tri Satria

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Produk Cacat Part PH 031 Tahun mayor dan minor penyebab terjadinya produk cacat untuk part PH 031 pada tahun

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Produk Cacat Part PH 031 Tahun mayor dan minor penyebab terjadinya produk cacat untuk part PH 031 pada tahun BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Produk Cacat Part PH 031 Tahun 2015 Berdasarkan data produk cacat tahun 2015 yang tersaji pada bab sebelumnya, maka dibuat analisa data untuk lanjutan untuk mengetahui faktor

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan tujuan rancang fasilitas Wignjosoebroto (2009; p. 67) menjelaskan, Tata letak pabrik adalah suatu landasan utama dalam dunia industri. Perancangan tata letak pabrik

Lebih terperinci

Rahmat Hidayattullah, Gunawarman Hartono

Rahmat Hidayattullah, Gunawarman Hartono PERBAIKAN KUALITAS HASIL PROSES PRE TREATMENT COATING ELECTRO DEPOSITION PAINT SETELAH TAKT TIME UP DENGAN MENGGUNAKAN METODE PDCA DAN 7QC TOOLS UNTUK MENGURANGI DEFECT SEED DI DEPARTEMEN PAINTING PT ASTRA

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI NIKEL DAN KLORIDA TERHADAP PROSES ELEKTROPLATING NIKEL

PENGARUH KONSENTRASI NIKEL DAN KLORIDA TERHADAP PROSES ELEKTROPLATING NIKEL PENGARUH KONSENTRASI NIKEL DAN KLORIDA TERHADAP PROSES ELEKTROPLATING NIKEL Mentik Hulupi Agustinus Ngatin Teknik Kimia, Politeknik Negeri Bandung Jl. Gegerkalong Hilir, Ds. Ciwaruga, Bandung E-mail: hulupimentik@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Fishbone & FMEA Hub Front Brake Tipe KCJS G a m b a r 4 Gambar 4-1 Fishbone hub front brake tipe KCJS Dari fishbone diatas dapat diketahui bahwa harus ada perbaikan

Lebih terperinci

PETUNJUK UMUM UNTUK MERAWAT SISTEM SEPTIK TANK

PETUNJUK UMUM UNTUK MERAWAT SISTEM SEPTIK TANK SISTEM BARU Sistem apapun yang anda pilih, baik sitem septik konvensional maupun jenis aerobik, tangki penampungan yang baru harus melalui masa tenang di mana bakteri-bakteri yang diperlukan mulai hidup

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Penyelesaian Masalah Model penyelesaian masalah Analisis Kelayakan Proyek Pelepasan Bushing pada proses Die Casting adalah sebagai berikut:. Gambar 3.1 Model Penyelesaian

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Perusahaan PT. Gemala Kempa Daya berdiri pada tahun 1980 dengan Frame Chassis dan Press Parts sebagai bisnis utamanya. Menjawab tantangan pasar PT. GKD melengkapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan dunia otomotif semakin pesat, hal ini dapat ditunjukan dengan semakin banyaknya perusahaan otomotif yang menghasilkan beberapa model

Lebih terperinci

II. PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK GEDUNG SOPHIE PARIS INDONESIA

II. PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK GEDUNG SOPHIE PARIS INDONESIA II. PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK GEDUNG SOPHIE PARIS INDONESIA 2. 1 Pengumpulan Air Limbah Air limbah gedung PT. Sophie Paris Indonesia adalah air limbah domestik karyawan yang berasal dari toilet,

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK N-BUTIL AKRILAT DARI ASAM AKRILAT DAN N-BUTANOL MENGGUNAKAN DISTILASI REAKTIF KAPASITAS 60.

TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK N-BUTIL AKRILAT DARI ASAM AKRILAT DAN N-BUTANOL MENGGUNAKAN DISTILASI REAKTIF KAPASITAS 60. TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK N-BUTIL AKRILAT DARI ASAM AKRILAT DAN N-BUTANOL MENGGUNAKAN DISTILASI REAKTIF KAPASITAS 60.000 TON/TAHUN Disusun Oleh : Jemy Harris P.P. I 0508097 Nugroho Fajar Windyanto

Lebih terperinci

PELAPISAN EMAS PADA KERAJINAN TANGAN PEWTER UNTUK MENINGKATKAN NILAI JUAL

PELAPISAN EMAS PADA KERAJINAN TANGAN PEWTER UNTUK MENINGKATKAN NILAI JUAL 1 PELAPISAN EMAS PADA KERAJINAN TANGAN PEWTER UNTUK MENINGKATKAN NILAI JUAL Firlya Rosa. S. 1 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung firlya@ubb.ac.id 1 Rodiawan, 2 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA. General Assy. Stay Body Cover. Permanent 1. Permanent 2. Permanent 3. Permanent 4. Inspeksi. Repair.

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA. General Assy. Stay Body Cover. Permanent 1. Permanent 2. Permanent 3. Permanent 4. Inspeksi. Repair. BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Diagram Proses Pembuatan Frame Body Comp Marking Front Frame Rear Frame General Assy Stay Body Cover Permanent 1 Permanent 2 Permanent 3 Permanent

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 17 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Penelitian ini terpusat di departemen produksi 2 tempat berlangsungnya proses polishing. Dalam departemen produksi 2 terdapat empat line yaitu

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Data-data yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut: 4.1.1 Data Jumlah Produksi Tahunan Produksi sepeda motor PT.AHM mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyempurnaan performa dari suatu material sangat diperlukan, agar komponen mesin menjadi lebih tahan lama, namun perlu dicari proses yang optimal sehingga diperoleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menyebabkan penyakit bagi masyarakat. Pengolahan limbah cair terdiri dari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menyebabkan penyakit bagi masyarakat. Pengolahan limbah cair terdiri dari BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengolahan Limbah Cair Proses pengolahan limbah cair yang merupakan pengolahan limbah cair yang tidak layak pakai (air limbah busuk) menjadi limbah cair yang sudah tidak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian eksperimental nyata (true experimental research). Dalam hal ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian eksperimental nyata (true experimental research). Dalam hal ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metoda Penelitian Metoda penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda penelitian eksperimental nyata (true experimental research). Dalam hal ini penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut: 1. Proses pembuatan spesimen dan proses oksidasi dilakukan di laboraturium Material Teknik,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil dari Pengumpulan Data Untuk mempermudahkan identifikasi masalah langkah pertama yang harus dilakukan adalah melakukan pengumpulan data. Pengumpulan data ini penulis

Lebih terperinci

PROSES SURFACE TREATMENT ISONITE PADA SLEEVE RR BRAKE CAM DI PT. PARKER METAL TREATMENT INDONESIA. : Agung Ariwibowo :

PROSES SURFACE TREATMENT ISONITE PADA SLEEVE RR BRAKE CAM DI PT. PARKER METAL TREATMENT INDONESIA. : Agung Ariwibowo : PROSES SURFACE TREATMENT ISONITE PADA SLEEVE RR BRAKE CAM DI PT. PARKER METAL TREATMENT INDONESIA Nama NPM Kelas Pembimbing : Agung Ariwibowo : 20412341 : 4IC05 : Supriyono, ST., MT Latar Belakang Produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. arus globalisasi yang terus berjalan. Oleh sebab itu, perusahaan-perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. arus globalisasi yang terus berjalan. Oleh sebab itu, perusahaan-perusahaan harus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia industri saat ini semakin pesat seiring berkembangnya arus globalisasi yang terus berjalan. Oleh sebab itu, perusahaan-perusahaan harus mampu untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Proyek dan Investasi Sejak dahulu telah dikenal adanya proyek. Wujud dan skalanya dapat beraneka ragam mulai dari rumah hunian sederhana sampai dengan candi candi raksasa.

Lebih terperinci

STUDI PENGELOLAAN LIMBAH PADAT & CAIR PT X - PASURUAN SEBAGAI UPAYA PENERAPAN PROSES PRODUKSI BERSIH

STUDI PENGELOLAAN LIMBAH PADAT & CAIR PT X - PASURUAN SEBAGAI UPAYA PENERAPAN PROSES PRODUKSI BERSIH Laporan Tugas Akhir STUDI PENGELOLAAN LIMBAH PADAT & CAIR PT X - PASURUAN SEBAGAI UPAYA PENERAPAN PROSES PRODUKSI BERSIH Oleh: Didit Fitriawan 3305.100.042 Dosen Pembimbing : Ir. Ati Hartati, M.Sc JURUSAN

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 KONDISI UMUM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KAMPUS IPB DRAMAGA Penyelenggaraan kegiatan pendidikan di kampus IPB Dramaga tidak bisa terlaksana tanpa adanya air bersih. Saat ini pemenuhan

Lebih terperinci

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI Tenaga kerja, material dan perawatan adalah bagian dari industri yang membutuhkan biaya cukup besar. Setiap mesin akan membutuhkan perawatan dan perbaikan meskipun telah dirancang

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. sebelumnya telah dibahas pada bab sebelumnya (Bab IV). Dimana cacat yang terjadi

BAB V ANALISA HASIL. sebelumnya telah dibahas pada bab sebelumnya (Bab IV). Dimana cacat yang terjadi BAB V ANALISA HASIL Dalam bab ini akan membahas tentang analisa hasil pengendalian proses yang sebelumnya telah dibahas pada bab sebelumnya (Bab IV). Dimana cacat yang terjadi pada proses powder coating

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Studi Kelayakan Studi kelayakan bisnis atau sering pula disebut dengan studi kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu proyek bisnis

Lebih terperinci

PENGOPERASIAN BOILER SEBAGAI PENYEDIA ENERGI PENGUAPAN PADA PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DALAM EVAPORATOR TAHUN 2012

PENGOPERASIAN BOILER SEBAGAI PENYEDIA ENERGI PENGUAPAN PADA PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DALAM EVAPORATOR TAHUN 2012 Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 202 ISSN 0852-2979 PENGOPERASIAN BOILER SEBAGAI PENYEDIA ENERGI PENGUAPAN PADA PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DALAM EVAPORATOR TAHUN 202 Heri Witono, Ahmad Nurjana

Lebih terperinci

PT. BINA KARYA KUSUMA

PT. BINA KARYA KUSUMA PT. BINA KARYA KUSUMA www.bkk.id Informasi Teknis Mn 201 05 Januari 2015 1. Pengantar Proses treatment metal dengan menggunakan MANGANESE PHOSPHATE 201 (Mn-201) memberikan lapisan kristal yang menyelubungi

Lebih terperinci

Pengaruh ph Surface Conditioning dan Konsentrasi Phosphating Terhadap Berat Lapisan dan Ukuran Partikel

Pengaruh ph Surface Conditioning dan Konsentrasi Phosphating Terhadap Berat Lapisan dan Ukuran Partikel Pengaruh ph Surface Conditioning dan Konsentrasi Phosphating Terhadap Berat Lapisan dan Ukuran Partikel Didik Purwanto 1.*, N. Luktinia Firial 1 1 Universitas Widya Kartika Jl SutorejoPrima Utara II/1

Lebih terperinci

PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT PENGIKAT PARTIKEL - PARTIKEL LOGAM YANG TERKANDUNG DALAM PELUMAS AKIBAT GESEKAN PADA MESIN

PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT PENGIKAT PARTIKEL - PARTIKEL LOGAM YANG TERKANDUNG DALAM PELUMAS AKIBAT GESEKAN PADA MESIN 1 PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT PENGIKAT PARTIKEL - PARTIKEL LOGAM YANG TERKANDUNG DALAM PELUMAS AKIBAT GESEKAN PADA MESIN Dani Nurdarojat (2010013005) Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMBAHASAN

BAB V ANALISA PEMBAHASAN BAB V ANALISA PEMBAHASAN 5.1 Analisa 5.1.1 Analisa Kondisi yang Ada Dari Target yang telah ditetapkan, untuk mencapai hal tersebut dilakukan analisa terhadap kondisi-kondisi yang ada (genba lapangan) di

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 17 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Dalam bab ini akan di bahas alur proses pencucian membran mesin pengolahan air minum osmosis terbalik (Reverse Osmosis, R.O). Bahan yang gunakan dalam pencucian

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI 3.1 Penelitian Secara Umum

BAB 3 METODOLOGI 3.1 Penelitian Secara Umum BAB 3 METODOLOGI 3.1 Penelitian Secara Umum Dalam bab ini menjelaskan cara penelitian yang dilakukan untuk menaikkan kualitas air hujan dengan batu kapur, baru kapur yang dipanaskan 400 C, karbon aktif

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PROSES PEMEKATAN LARUTAN UNH PADA SEKSI 600 PILOT CONVERSION PLANT

OPTIMALISASI PROSES PEMEKATAN LARUTAN UNH PADA SEKSI 600 PILOT CONVERSION PLANT ISSN 1979-2409 Optimalisasi Proses Pemekatan Larutan UNH Pada Seksi 600 Pilot Conversion Plant (Iwan Setiawan, Noor Yudhi) OPTIMALISASI PROSES PEMEKATAN LARUTAN UNH PADA SEKSI 600 PILOT CONVERSION PLANT

Lebih terperinci

BAB III. Proses Pembuatan Velg

BAB III. Proses Pembuatan Velg BAB III Proses Pembuatan Velg Tahap-tahap awal pembuatan sebuah velg dari bahan alumunium cair menjadi sebuah velg,dengan proses yang panjang,berikut proses-proses dalam pembuatan velg. Diagram 3.1. Proses

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Yang dimaksud dengan proyek adalah suatu keseluruhan kegiatan yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Yang dimaksud dengan proyek adalah suatu keseluruhan kegiatan yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Proyek dan Investasi Yang dimaksud dengan proyek adalah suatu keseluruhan kegiatan yang menggunakan sumber-sumber untuk memperoleh manfaat (benefit), atau suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Laju pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi setiap tahun serta percepatan perkembangan pembangunan yang terjadi di propinsi DKI Jakarta menyebabkan peningkatan kebutuhan

Lebih terperinci

Agro Industri Ramah Lingkungan Dede Sulaeman

Agro Industri Ramah Lingkungan Dede Sulaeman Agro Industri Ramah Lingkungan Dede Sulaeman Agro-industri Ramah Lingkungan Nopember 2007 Penulis: Dede Sulaeman, ST, M.Si Subdit Pengelolaan Lingkungan, Dit. Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP-Deptan

Lebih terperinci

PT. BINA KARYA KUSUMA

PT. BINA KARYA KUSUMA PT. BINA KARYA KUSUMA www.bkk.id Informasi Teknis ZINC PHOSPHATE 5 Juni 2015 1. Pengantar Zinc Phosphate adalah bahan kimia yang di formulasikan untuk merawat/melapisi permukaan besi dan/atau berlapis

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. tahun 2006 untuk semua tipe produk dan beberapa produk model baru yang

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. tahun 2006 untuk semua tipe produk dan beberapa produk model baru yang BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1. Penjelasan Peningkatan produksi unit sepeda motor oleh PT. Astra Honda Motor di tahun 2006 untuk semua tipe produk dan beberapa produk model baru yang mampu mendominasi

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 INSTALASI PENGOLAHAN AIR Air merupakan salah satu komponen lingkungan yang mempunyai peranan yang cukup besar dalam kehidupan,bagi manusia air berperan dalam pertanian, industri,

Lebih terperinci

ANALISA PERUBAHAN PROCESS FLOW PADA DEGREASING DAN PRE-TREATMENT UNIT PADA CONTINUOUS GALVANIZING LINE

ANALISA PERUBAHAN PROCESS FLOW PADA DEGREASING DAN PRE-TREATMENT UNIT PADA CONTINUOUS GALVANIZING LINE ANALISA PERUBAHAN PROCESS FLOW PADA DEGREASING DAN PRE-TREATMENT UNIT PADA CONTINUOUS GALVANIZING LINE Jumargo Jurusan Teknik Mesin, FT UNNES ABSTRAK PT. Semarang Makmur adalah salah satu perusahaan baja

Lebih terperinci

MAKALAH PPM TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH ELEKTROPLATING DENGAN PEMANFAATAN KEMBALI LIMBAH ELEKTROPLATING. Oleh: R. Yosi Aprian Sari, M.

MAKALAH PPM TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH ELEKTROPLATING DENGAN PEMANFAATAN KEMBALI LIMBAH ELEKTROPLATING. Oleh: R. Yosi Aprian Sari, M. MAKALAH PPM TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH ELEKTROPLATING DENGAN PEMANFAATAN KEMBALI LIMBAH ELEKTROPLATING Oleh: R. Yosi Aprian Sari, M.Si FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Lebih terperinci

LAMPIRAN II PERHITUNGAN

LAMPIRAN II PERHITUNGAN 88 LAMPIRAN II PERHITUNGAN 1. Data Sekunder Audit Energi (Data Pengukuran Spot/Aktual) a. Intensitas Konsumsi Energi (IKE) Steam 1) Produksi ClO 2 pada Tanggal 5 Februari 2016 Flow ClO 2 2617,7 m 3 /h

Lebih terperinci

PENGOPERASIAN SISTEM SARANA PENUNJANG TAHUN Maryudi Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

PENGOPERASIAN SISTEM SARANA PENUNJANG TAHUN Maryudi Pusat Teknologi Limbah Radioaktif PENGOPERASIAN SISTEM SARANA PENUNJANG TAHUN 2005 Maryudi Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK PENGOPERASIAN SISTEM SARANA PENUNJANG TAHUN 2005. Telah dilakukan pengoperasian Sistem Sarana Penunjang

Lebih terperinci

PENGATURAN IPAL PT. UNITED TRACTOR TBK

PENGATURAN IPAL PT. UNITED TRACTOR TBK BAB IV PENGATURAN IPAL PT. UNITED TRACTOR TBK 4.1. Penentuan Dosis Bahan Kimia (Untuk Proses Koagulasi Flokulasi) 4.1.1. Jar Test Proses pengolahan limbah secara Koagulasi Flokulasi didasari dengan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Perancangan fasilitas memiliki pengaruh yang sangat besar di dalam proses operasi perusahaan karena merupakan dasar dari keseluruhan proses produksi. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 17 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bagian ketiga dari laporan ini menguraikan langkahlangkah penelitian secara lebih jelas dan dapat dilihat pada gambar 3.1. 3.1. Identifikasi Awal Pada tahap ini ada beberapa

Lebih terperinci

PT. Centra Rekayasa Enviro Engineering Solutions for Our Environment, Industry and Community

PT. Centra Rekayasa Enviro Engineering Solutions for Our Environment, Industry and Community Lokasi: Cakung - Jakarta Timur IPAL Elektrokoagulasi Kapasitas: 100 M3/hari Jenis Limbah: - Limbah spray paint Limbah Coolant - Bekas cuciantangki Blowdown boiler Ex. cooling tower - Outlet IPAL Domestik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Mulai Studi Lapangan Studi Pustaka Identifikasi Masalah Pengumpulan Data Pengolahan Data Penerapan Sistem SMED: 1. Memisahkan Aktifitas Internal dan Eksternal 2. Merubah Aktifitas

Lebih terperinci

PENGOPERASIAN SERVICE & DOMESTIC WATER SYSTEM SEBAGAI PENUNJANG PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF DAN PENAMBAHAN AIR PADA SISTEM PENYEDIA MEDIA DAN ENERGI

PENGOPERASIAN SERVICE & DOMESTIC WATER SYSTEM SEBAGAI PENUNJANG PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF DAN PENAMBAHAN AIR PADA SISTEM PENYEDIA MEDIA DAN ENERGI PENGOPERASIAN SERVICE & DOMESTIC WATER SYSTEM SEBAGAI PENUNJANG PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF DAN PENAMBAHAN AIR PADA SISTEM PENYEDIA MEDIA DAN ENERGI ABSTRAK Sri Maryanto Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMBAHASAN

BAB V ANALISA PEMBAHASAN BAB V ANALISA PEMBAHASAN Sesudah melakukan tahap pengumpulan dan pengolahan data, maka pada bab ini akan menganalisa dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. Analisa akan menguraikan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Laporan Tugas Akhir BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Citra Galvalindo SuksesMandiri berlokasi di Jl Raya Pasar Kemis Km 7.5 Kamp. Kebon Kelapa,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 Pembuatan desinfektan : Pada percobaan ini kami membuat desinfektan menjadi 3 jenis sampel yaitu desinfektan dengan menggunakan TiO 2 (sampel 1), desinfektan TiO 2 tanpa

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PT. WIJAYA SAKTI

BAB II GAMBARAN UMUM PT. WIJAYA SAKTI BAB II GAMBARAN UMUM PT. WIJAYA SAKTI 2.1 Sejarah PT. Wijaya Sakti PT. Wijaya Sakti adalah perusahaan jasa yang bergerak di bidang perbaikan kapal laut dan penyedia suku cadang kapal laut. Dengan ditangani

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Semester Genap tahun 2007 / 2008 ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI KONVEYOR DI STRIPPING AREA PT ASTRA HONDA MOTOR ALFI NIM : 1000835152 Abstrak

Lebih terperinci

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai STEAM TURBINE POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai PENDAHULUAN Asal kata turbin: turbinis (bahasa Latin) : vortex, whirling Claude Burdin, 1828, dalam kompetisi teknik tentang sumber daya air

Lebih terperinci

Analisis Line Efficiency Produk Wall Fan pada Proses Final Assembly (Studi Kasus di PT Panasonic Manufacturing Indonesia)

Analisis Line Efficiency Produk Wall Fan pada Proses Final Assembly (Studi Kasus di PT Panasonic Manufacturing Indonesia) Analisis Line Efficiency Produk Wall Fan pada Proses Final Assembly (Studi Kasus di PT Panasonic Manufacturing Indonesia) Carinda Adistiara *1), Susy Susmartini *2) 1,2) Program Studi Teknik Industri,

Lebih terperinci

Bab IV Analisis Kelayakan Investasi

Bab IV Analisis Kelayakan Investasi Bab IV Analisis Kelayakan Investasi 4.1 Analisis Biaya 4.1.1 Biaya Investasi Biaya investasi mencakup modal awal yang diperlukan untuk mengaplikasikan sistem tata udara dan penyediaan kebutuhan air panas

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Diagram Sebab Akibat. Setelah penulis melakukan observasi ke lapangan serta wawancara secara

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Diagram Sebab Akibat. Setelah penulis melakukan observasi ke lapangan serta wawancara secara BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Diagram Sebab Akibat Setelah penulis melakukan observasi ke lapangan serta wawancara secara langsung dan mendapatkan data lengkap. Kemudian penulis melakukan analisa masalah

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK VINYL ACETATE DARI ACETYLENE DAN ACETIC ACID KAPASITAS TON/TAHUN

TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK VINYL ACETATE DARI ACETYLENE DAN ACETIC ACID KAPASITAS TON/TAHUN perpustakaan.uns.ac.id TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK VINYL ACETATE DARI ACETYLENE DAN ACETIC ACID KAPASITAS 80.000 TON/TAHUN Disusun Oleh : 1. Risma Sappitrie ( I0511045 ) 2. Trias Ayu Laksanawati (

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. XYZ adalah perusahaan komponen otomotif yang memproduksi velg mobil yang terbuat dari bahan dasar aluminium. PT XYZ didirikan di

Lebih terperinci

RACE-Vol.4, No.1, Maret 2010 ISSN PENGARUH PASANGAN ELEKTRODA TERHADAP PROSES ELEKTROKOAGULASI PADA PENGOLAHAN AIR BUANGAN INDUSTRI TEKSTIL

RACE-Vol.4, No.1, Maret 2010 ISSN PENGARUH PASANGAN ELEKTRODA TERHADAP PROSES ELEKTROKOAGULASI PADA PENGOLAHAN AIR BUANGAN INDUSTRI TEKSTIL RACE-Vol.4, No.1, Maret 21 ISSN 1978-1979 PENGARUH PASANGAN ELEKTRODA TERHADAP PROSES ELEKTROKOAGULASI PADA PENGOLAHAN AIR BUANGAN INDUSTRI TEKSTIL Oleh Agustinus Ngatin Yunus Tonapa Sarungu Mukhtar Gozali

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Sejarah Perusahaan PT.Palingda Nasional adalah perusahaan yang memproduksi VELG untuk kendaraan kategory 2-3 atau biasa digunakan oleh Truk & Bus. Velg

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGOPERASIAN

PETUNJUK PENGOPERASIAN PETUNJUK PENGOPERASIAN UNIT PENGOLAHAN LIMBAH CHEMICAL WASTEWATER TREATMENT (CWWTP) FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI PROYEK PENGEMBANGAN UNIVERSITAS GADJAH MADA OECF LOAN IP - 494 PT. BESTINDO PUTRA MANDIRI 2003

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. permukaan material terlihat bercak atau noda keputih-putihan. Bercak atau

BAB V ANALISA HASIL. permukaan material terlihat bercak atau noda keputih-putihan. Bercak atau BAB V ANALISA HASIL 5.1 Definisi Cacat a. Belang Dari hasil pengolahan data sebelumnya terlihat bahwa jenis cacat belang merupakan jenis cacat terbanyak. Jenis cacat belang merupakan jenis cacat dimana

Lebih terperinci

Metodologi penelitian disusun berdasarkan diagram alir penelitian seperti terlihat

Metodologi penelitian disusun berdasarkan diagram alir penelitian seperti terlihat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Metodologi penelitian disusun berdasarkan diagram alir penelitian seperti terlihat dibawah ini : Ide Studi Penurunan Fe total dan Mn dengan Saringan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 49 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tahap Pengumpulan Data 4.1.1 Penentuan Objek Penelitian PT. MYR memprodusi puluhan jenis produk makanan ringan yang sering dikonsumsi sehari-hari dari beberapa

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL 14 BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL 4.1 Metode Material Handling 4.1.1 Faktor Peralatan Material Handling yang digunakan Metode yang di gunakan untuk mengirim part dari part preparation ke Line Assembling Engine

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN ANALISA BAB V HASIL DAN ANALISA Pada bab ini, penulis akan menjabarkan hasil yang di dapat dari pengumpulan dan pengolahan data, serta melakukan analisis terhadap masing-masing hasil tersebut. 5.1. Tahap Define

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA PRARANCANGAN PABRIK ETIL ASETAT PROSES ESTERIFIKASI DENGAN KATALIS H 2 SO 4 KAPASITAS 18.000 TON/TAHUN Oleh : EKO AGUS PRASETYO 21030110151124 DIANA CATUR

Lebih terperinci

INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA BAB I PENDAHULUAN

INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Setiap hari manusia menghasilkan air limbah rumah tangga (domestic waste water). Air limbah tersebut ada yang berasal dari kakus disebut black water ada pula yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Salah satu zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara adalah air (Chandra, 2012). Air merupakan sumber kehidupan yang diperlukan oleh makhluk hidup untuk

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ULANG BELT CONVEYOR B-W600-6M DENGAN KAPASITAS 9 TON / JAM

BAB III PERANCANGAN ULANG BELT CONVEYOR B-W600-6M DENGAN KAPASITAS 9 TON / JAM 37 BAB III PERANCANGAN ULANG BELT CONVEYOR B-W600-6M DENGAN KAPASITAS 9 TON / JAM 3.1. Penjelasan dan Perencanaan Produk PT.CCCM Merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang conveyor system dan

Lebih terperinci

LAMPIRAN I DATA-DATA. Berdasarkan control room PT. Tanjungenim Lestari Pulp and Paper selama diperoleh data- data sebagai berikut

LAMPIRAN I DATA-DATA. Berdasarkan control room PT. Tanjungenim Lestari Pulp and Paper selama diperoleh data- data sebagai berikut 70 Bulan 1. Data Historis Audit Energi LAMPIRAN I DATA-DATA Berdasarkan control room PT. Tanjungenim Lestari Pulp and Paper selama 2011-2015 diperoleh data- data sebagai berikut ClO 2 Plant Tabel 15. Intensitas

Lebih terperinci

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER Oleh Denni Alfiansyah 1031210146-3A JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI MALANG MALANG 2012 PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER Air yang digunakan pada proses pengolahan

Lebih terperinci

Waktu kerja dalam satu bulan = (( 60 x 7 x 5 ) + ( 60 x 5 x1 )) x 2 x 4 = menit. = detik.

Waktu kerja dalam satu bulan = (( 60 x 7 x 5 ) + ( 60 x 5 x1 )) x 2 x 4 = menit. = detik. BAB V HASIL DAN ANALISA Berdasarkan pengumpulan data dan pengukuran waktu yang sudah dilakukan pada tiap tiap proses, maka dapat dilakukan perhitungan kebutuhan mesin dan orang yang diperlukan untuk mencukupi

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PRA RANCANGAN PABRIK METIL KLORIDA PROSES HIDROKLORINASI METANOL KAPASITAS TON/TAHUN

TUGAS AKHIR PRA RANCANGAN PABRIK METIL KLORIDA PROSES HIDROKLORINASI METANOL KAPASITAS TON/TAHUN TUGAS AKHIR PRA RANCANGAN PABRIK METIL KLORIDA PROSES HIDROKLORINASI METANOL KAPASITAS 39.000 TON/TAHUN Oleh : 1. Grata Priangga I 0508091 2. M. Ikbal Said I 0508103 PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS

Lebih terperinci

TUGAS PRA PERANCANGAN PABRIK BIODIESEL DARI DISTILAT ASAM LEMAK MINYAK SAWIT (DALMS) DENGAN PROSES ESTERIFIKASI KAPASITAS 100.

TUGAS PRA PERANCANGAN PABRIK BIODIESEL DARI DISTILAT ASAM LEMAK MINYAK SAWIT (DALMS) DENGAN PROSES ESTERIFIKASI KAPASITAS 100. EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA TUGAS PRA PERANCANGAN PABRIK BIODIESEL DARI DISTILAT ASAM LEMAK MINYAK SAWIT (DALMS) DENGAN PROSES ESTERIFIKASI KAPASITAS 100.000 TON/TAHUN Oleh: RUBEN

Lebih terperinci