BAB IV ANALISIS DAN BAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS DAN BAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Sejarah Perusahaan PT.Gaya Motor adalah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur, khususnya di bidang otomotif yang merakit kendaraan roda empat (Authorized Automotive General Assembler). Departemen produksi di PT.Gaya Motor memiliki 3 plant yaitu plant 1, plant 2 dan plant 3. Secara garis besar proses produksi pada perusahaan ini meliputi : Assembling, Painting, Sub Assy Welding, Logistic System, KD Packing For Export. Kapasitas desain untuk plant 1, plant 2, dan plant 3 diperkirakan untuk unit. Production Volume setiap tahunnya tidak selalu stabil terlihat pada Gambar 7 yaitu grafik angka produksi di PT.Gaya Motor pada tahun 1994 sampai dengan 2013, dimana angka produksi tertinggi tercatat pada tahun 1995 yaitu unit dan pada tahun 2013 tercatat unit. Gambar 7 Production volume per tahun Painting division Proses painting merupakan pengecatan body mobil yang bertujuan untuk melindungi permukaan unit mobil dari elemen-elemen yang dapat merusak mobil, memberikan keindahan pada mobil, dan juga memberikan petunjuk khusus. Pengecatan dapat memberikan proteksi terhadap karat, cuaca, sinar ultraviolet, pasir, dan udara yang mengandung garam, juga dari penampilan dapat memberikan dimensi efek, kehalusan, kilauan (luster), efek dari sebuah warna dan memperindah kendaraan. Pada painting division (divisi pengecatan) terdapat lima buah line kerja yang ditunjukkan pada Gambar 8 yaitu, 14

2 15 Gambar 8 Alur proses painting division Salah satu alur proses pada painting ini adalah proses pretreatment yaitu Proses pendahuluan terhadap bahan sebelum dilakukan pengecatan, yang bertujuan menambah daya rekat antara cat dengan bahan dasar (part) dan menambah ketahanan terhadap karat pada hasil pengecatan. Beberapa tahapannya yang ditunjukan pada Gambar 9 dan Gambar 10 adalah : Kacher Proses yang dilakukan untuk menghilangkan gram. Predegredeasing Proses yang dilakukan untuk menghilangkan dust metal, gram, oli dan senyawa organik lainnya serta memudahkan dalam proses degreasing. Degreasing Proses yang ditujukan untuk membuang seluruh lemak yang menempel di badan mobil dan juga untuk penyempurnaan proses cleaning setelah predgreasing. Rinsing I Proses pembilasan atau pencucian yang bertujuan agar permukaan mobil bersih dari bahan kimia yang menempel akibat dari proses sebelumnya, sehingga tidak terjadi kontaminasi antara larutan kimia dari proses yang satu dengan proses berikutnya, pada proses ini menggunakan air PAM. Conditioning Proses pelapisan awal sebelum phospating. Phospating Proses yang ditujukan untuk melapisi badan mobil agar tahan karat dan daya cat lebih kuat. Rinsing II Proses pembilasan atau pencucian dengan menggunakan air PAM. Passivating Proses yang ditujukan agar membuat pasif phospating, yaitu menyempurnakan coating anti karat agar hasil yang lebih sempurna.

3 16 Rinsing III Proses pembilasan atau pencucian mobil menggunakan Demin Water atau deionisasi (air yang mempunyai kandungan mineral minimum), untuk memperoleh hasil pembersihan dengan kualitas yang tinggi agar menghindari terjadinya korosi pada permukaan logam yang telah terlapisi phospat. Gambar 9 Jalur pada proses pretreatment

4 17 Gambar 10 Layout proses pretereatment Salah satu tahapan dalam proses pretreatment yang sangat berpengaruh adalah pada tahapan rinsing III, dimana terjadi proses pembilasan atau pencucian mobil menggunakan demin water atau deionisasi (air yang mempunyai kandungan minderal minimum). Kualitas air demin yang dihasilkan harus memenuhi standard sehingga tidak terjadinya korosi pada permukaan logam yang telah terlapisi phospat. Proses untuk menghasilkan air demin yang berkualitas ini ada pada tahapan plant utility yaitu proses regenerasi air demin. Proses ini adalah proses pencucian ulang air yang sudah jenuh, dengan menambahkan larutan pencuci untuk meningkatkan kesadahan air.

5 Sequential process kerja regenerasi air demin Proses Regenerasi air demin di PT. Gaya Motor terdiri atas 4 langkah, meliputi regenerasi kation / anion, slow rinse kation/ anion, fast rinse kation, fast rinse anion, setiap langkah memiliki standar waktu yang berbeda serta standar ukuran pencampuran senyawa kimia yang berbeda. Pada Tabel 2 dibawah ini merupakan tabel standar waktu dan senyawa dalam proses regenerasi air demin. Tabel 2 Tabel Standar Waktu dan Senyawa Pada Regenerasi Air Demin Langkah NAOH HCL Air Demin Waktu Step1 ( Regenerasi Kation / Anion ) 200 ltr 430 ltr 1500 ltr 30 mnt Step2 (Slow Rinse Kation / Anion ) 200 ltr 430 ltr 1500 ltr 50 mnt Step3 ( Fast Rinse Kation) ltr 10 mnt Step4 (Fast Rinse Anion) ltr 60 mnt Jika Conductivity di atas 10 µs dan ph kurang lebih 6-7, maka dilakukan operasi buang Step 1 ( Regenerasi Kation / Anion ) Langkah pertama dalam proses regenerasi air demin adalah Proses Regenerasi Kation / Anion. Proses ini dioperasikan dengan memastikan seluruh masukan dan keluaran dari proses yang tidak termasuk regenerasi air demin off, menekan saklar sumber yang berada di samping panel. Setelah itu, memberi masukan melalui selector switch untuk langkah 1 dan Pump 3yang terdapat pada panel, maka air demin dengan ukuran 1500 ltr dipompa masuk ke tangki kation yang berupa HCL dengan ukuran 430 ltr/jam dan dalam waktu bersamaan dicampur dengan Anion yang menggunakan NAOH dengan ukuran 200 ltr/jam. Proses pencampuran ini berlangsung selama 30 Menit dan kemudian proses pencucian tersebut dibuang ke Waste Water Treatment (WWT) yaitu tempat pengolahan limbah pada proses operasi buang. Tujuan dari regenerasi kation / anion adalah menghilangkan ion positif dan negatif, proses ini dilakukan dengan memasukan regeneran untuk kation berupa HCL dan regeneran untuk anion berupa NAOH., proses ini menggunakan 6 valve meliputi valve 136, valve 125, valve 51, valve 85, valve 83, dan valve 49.Sequential Process kerja Regenerasi kation / anion dapat dilihat pada Gambar 11.

6 19 Gambar 11 Sequential Process Kerja Regenerasi Kation / Anion Step 2 ( Slow Rinse Kation / Anion ) Langkah kedua dalam proses regenerasi air demin adalah Proses Slow Rinse Kation / Anion. Proses ini dioperasikan setelah proses regenerasi kation / anion telah selesai, serta memastikan masukan dan keluaran dari proses regenerasi kation / anion telah off. Setelah itu, memberi masukan melalui selector switch,untuk langkah 2 dan Pump 3 yang terdapat pada panel, maka berlangsung pencucian Fluorin dengan menggunakan senyawa NAOH 200 ltr, HCL 430 ltr, dan Air Demin 1500 ltr. Proses pencampuran ini berlangsung selama 50 Menit dan kemudian proses pencucian tersebut dibuang ke Waste Water Treatment (WWT) pada proses operasi buang. Tujuan dari Slow Rinse kation / anion adalah untuk mencuci sisa HCL dan NAOH yang ada di dalam kation / anion, proses ini menggunakan 4 valve meliputi valve 51, valve 85, valve 83, dan valve 49. Sequential Process kerja Slow Rinse kation / anion dapat dilihat pada Gambar 12.

7 20 Gambar 12 Sequential Process Kerja Slow Rinse Kation / Anion Step 3 ( Fast Rinse Kation ) Langkah ketiga dalam proses regenerasi air demin adalah Fast Rinse Kation. Proses ini dioperasikan setelah proses slow rinse kation / anion telah selesai, serta memastikan masukan dan keluaran dari proses slow rinse kation / anion telah off. Setelah itu, memberi masukan melalui selector switch untuk langkah3 dan Pump 3 yang terdapat pada panel, maka terjadi proses pencucian Plasrin dengan menggunakan Air Demin ltr. Proses pencampuran ini berlangsung selama 10 Menit dan kemudian proses pencucian tersebut dibuang ke Waste Water Treatment (WWT) pada proses operasi buang. Tujuan dari Fast Rinse kation adalah untuk menghilangkan sisa-sisa larutan regenerasi yang terperangkap di dalam resin kation. Air berkecepatan tinggi membilas partikulat di dalam media resin, proses ini menggunakan 2 valve meliputi valve 48, dan valve 52. Pada proses ini pengaturan valve No. 48 masih dioperasikan secara manual oleh operator dengan memutar valve, hal tersebut dikarenakan valve otomatis mengalami kerusakan dan maintenance tidak dapat mengganti dan memperbaikinya dikarenakan dokumentasi data rangkaian otomatis terdahulu dari PLC UN 11.7 produksi DURR hilang, oleh karena itu valve tersebut diganti dengan kran manual. Sequential Process kerja Fast Rinse kation dapat dilihat pada Gambar 13.

8 21 Gambar 13 Sequential Process Kerja Fast Rinse Kation Step 4 ( Fast Rinse Anion ) Langkah keempat dalam proses regenerasi air demin adalah Fast Rinse Anion. Proses ini dioperasikan setelah proses Fast rinse kation telah selesai, serta memastikan masukan dan keluaran dari proses fast rinse kation telah off. Setelah itu, memberi masukan melalui selector switch untuk langkah 4 dan Pump 3 yang terdapat pada panel, maka terjadi proses pencucian Plasrin dengan menggunakan Air Demin 6000 ltr. Proses pencampuran ini berlangsung selama 60 Menit atau sampai Conductivity diatas 10 µs dan ph kurang lebih 6-7 dan kemudian proses pencucian tersebut dibuang ke Waste Water Treatment (WWT) pada proses operasi buang. Tujuan dari Fast Rinse Anion adalah untuk mencuci resin Anion, proses ini menggunakan 2 valve meliputi valve 86, dan valve 82.. Pada proses ini pengaturan valve No. 82 sama seperti langkah ketiga masih dioperasikan secara manual oleh operator dengan memutar valve, hal tersebut dikarenakan valve otomatis mengalami kerusakan dan maintenance tidak dapat mengganti dan memperbaikinya dikarenakan dokumentasi data rangkaian otomatis terdahulu dari PLC UN 11.7 produksi DURR hilang, oleh karena itu valve tersebut diganti dengan kran manual. Sequential Process kerja Fast Rinse anion dapat dilihat pada Gambar 14

9 22 Gambar 14. Sequential Process Kerja Fast Rinse Anion 4.3 Analisa pengendalian kualitas menggunakan metode p-chart Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah metode dengan menggunakan analisa kuantitatif menggunakan p Chart, dikarenakan jumlah kecacatan (defect) dengan asumsi berdistribusi binomial sudah ditentukan dari presentasi defect dari proses yang ada Pengambilan Sampel pada Observasi Dari 8 kali pengamatan yang telah dilakukan dengan pengambilan sampel sejumlah 50 unit, didapatkan data seperti pada Tabel 3 Tabel 3 Pengamatan terhadap proporsi kerusakan produk 8 Sample of n=50 Sample Numbe r Tanggal Produksi Jumlah yang Diobservasi (Unit) Jumlah Produk yang Rusak (Unit) Proporsi Kerusakan Produk (Unit) (1) (2) (2:1) 1 18 Mei Mei Juni Juni Juni Juli Juli Juli Sumber : Data Pengamatan di PT.Gaya Motor

10 Perhitungan dengan metode p-chart p p n m = Proporsi Rata-Rata Kerusakan produk = Jumlah Proporsi Kerusakan Produk = Jumlah Produk yang diobservasi = Jumlah Sampel yang diambil Menghitung proporsi rata-rata kerusakan pada jumlah sampel p = p m = = Standar Deviasi Sp = p ( 1- p ) 50 = ( ) 50 = Batas Kendali Atas dan Bawah UCL = p + 3 SP = (0.0608) = LCL = p - 3 SP = (0.0608) = Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan metode p chart, maka grafik seperti terlihat pada Gambar 15 yang dihasilkan ada proporsi kerusakan yang keluar dari batas kendali atas, Oleh karena itu perlu adanya perbaikan sistem pada proses yang terjadi

11 24 Gambar 15. Graphic p-chart 4.4 Spesifikasi yang dibutuhkan lapangan Dalam pergantian dan pembuatan sistem kontrol baru pada proses regenerasi air demin ini, Leaderdi area plant 1 utility menentukan spesifikasi yang dibutuhkan untuk membuat sistem kontrol disesuaikan dengan kebutuhan lapangan area proses kerja regenerasi air demin yaitu sebagai berikut : 1. Pergantian sistem kontrol pada proses regenerasi air demin menggunakan perangkat kontrol berupa PLC ( Programmable Logic Controller ). 2. Sistem kontrol menggunakan PLC ini dapat digunakan untuk mengoperasikan mesin regenerasi air demin secara otomatis. Serta penambahan sistem manual yang langsung dikendalikan oleh PLC. 3. Jika diperlukan modifikasi atau pergantian pada sistem PLC ini, tidak menyulitkan maintenance dan tidak melebihi dari 1.5 jam. 4. Sistem pengaturan waktu pada proses regenerasi air demin dkontrol oleh timer yang terdapat dalam PLC. 5. Pengaturan waktu yang dikendalikan oleh PLC ini dalam Proses Regenerasi Air demin harus sesuai dengan standar kerja yaitu 150 menit. 6. PLC yang digunakan adalah yang terdapat di perusahaan dan sesuai dengan jumlah input dan output yang akan digunakan yaitu PLC Omron Sysmac CPM-1 A dengan tipe 30 CDR A V1, yang memiliki 30 terminal I/O, modul I/O dapat di tambah, arus 0.6 A, memiliki tegangan Operasional volt AC dan tegangan output 24 volt DC. 7. Proses Otomatisasi pada regenerasi air demin dapat dilakukan dengan hanya 2 inputan. Yaitu Button Start dan Auto Switch. 8. Sistem menggunakan PLC ini harus dapat menggerakan output berupa solenoid valve dengan tegangan 24 volt AC. 9. Dapat terintegrasi dengan sistem yang lain.

12 Dibutuhkan tanda peringatan bagi operator jika proses telah selesai. 11. Proses kerja regenerasi air demin harus sequentialselama dioperasikan menggunakan sistem kontrol ini. 4.5 Konsep Rancangan Untuk memenuhi permintaan diatas, penulis merancang sebuah konsep dalam pembuatan sistem kontrol baru yang berupa otomatisasi menggunakan PLC. Ilustrasi konsep rancangan yang akan penulis buat dapat ditunjukan pada Gambar 16. Gambar 16 Ilustrasi konsep rancangan rangkaian kontrol menggunakan PLC Pada gambar 16 diperlihatkan dengan PLC (Programmable logic Controller ) dapat dilakukan pengontrolan terhadap output. Pengontrolan tersebut dapat dilakukan oleh PLC Omron Sysmac CPM-1A yang diprogram dengan PC atau konsol. Prinsip kerja yang terjadi ketika seorang operatormengoperasikan proses regenerasi air demin, maka operator menekan push button sumber tegangan dan men-switch auto regenerasi serta menekan push button auto untuk memberi masukan dan perintah pada PLC untuk menggerakan/menyalakan keluaran berupa solenoid valve, kontaktor, lampu indikator, dan buzzer. Perintah tersebut kemudian diterima oleh PLC Omron Sysmac CPM-1A yang telah diprogram melalui PC dengan perangkat lunak berupa CX-Programmer atau konsol yaitu alat pemrogram menggunakan bahasa mneumonik. Perintah tersebut akan diolah oleh PLC. Jika perintah tersebut sesuai dengan program maka PLC akan melakukan eksekusi untuk mematikan atau menyalakan output. Setelah eksekusi dilakukan maka PLC membaca status output apakah mati atau nyala. Kemudian PLC akan memberikan informasi pada keluaran berupa solenoid valve, kontaktor, lampu indikator, dan buzzer, yang menandakan bahwa status output telah sesuai dengan perintah yang telah diprogram. Rancangan alat ini diharapkan dapat memecahkan masalah yang terjadi pada proses regenerasi air demin dengan mencegah kemungkinan terjadi kesalahan dalam pengaturan waktu

13 26 secara manual oleh operator serta memudahkan operator dalam mengoperasikan mesin tanpa mengalami idle man power. Berdasarkan pada spesifikasi yang dibutuhkan lapangann serta konsep rancangan maka dibuatlah Perancangan pengontrol proses regenerasi air demindengan spesifikasi alat : 1. Menggunakan PLC Omron Sysmac CPM-1A dengan tipe 30 CDR-A-V1dan tegangan operasional 220volt AC dan tegangan 24 volt DC. 2. Menggunakan 7 kontaktor sebagai perangkat output dengan spesifikasi tegangan volt. 3. Menggunakan 1 Selektor switch untuk mode otomatis atau manual, serta 4 selektor switch, sebagai inputan dari proses regenerasi air demin secara manual namun langsung dikendalikan oleh PLC yang memiliki tegangan 220 volt. 4. Menggunakan 1 Push Button, untuk inputan mode otomatis dalam mengoperasikan proses regenerasi air demin dengan tegangan 220 volt. 5. Menggunakan indikator Buzzer dan lampu dengan tegangan 220 volt sebagai perangkat output serta, tanda peringatan bagi operator. 6. Menggunakan CX-Programmer 8.1 sebagai perangkat lunak dalam pemrograman. 7. Menggunakan konektor serial RS232 DB9 untuk menghubungkan pada alat pemrograman baik berupa PC atau konsol. 4.6 Perancangan Perancangan Elektrik Dari spesifikasi alat yang diperlukan diatas, maka didapat sebuah perancangan elektrik sistem kontrol dalam proses regenerasi air demin Diagram Blok Distribusi Tegangan Gambar 17 Diagram Blok Distribusi Tegangan

14 27 Pada Gambar 17 diatas dapat dilihat bahwa sumber tegangan 220VAC diberikan kepada Kontaktor, dan power supply. Tegangan 220VAC yang diterima Kontaktor diteruskan ke buzzer yang membutuhkan tegangan 220VAC untuk aktif. Catu daya / Power Supply mengubah tegangan AC yang diterima menjadi tegangan DC. Tegangan DC yang dihasilkan catu daya dialirkan ke PLC yang berfungsi untuk mengaktifkan common pada masukan dan keluaran sehingga PLC dapat menerima sinyal yang diberikan oleh piranti masukan dan dapat memerintahkan piranti keluaran untuk menjalankan perintah sesuai program yang tersimpan dalam memori. Tegangan pada common keluaran PLC juga mengalirkan tegangan ke koil kontaktor dan mengaktifkan kontaktor tersebut Perancangan Pengkabelan Gambar 18 merupakan layout pengkabelan dari PLC Omron yang dijadikan pedoman dalam pengkabelan sistem kontrol otomatisasi pada proses regenerasi air demin. Gambar 18 Layout PLC omron CPM1A Perancangan Program Untuk merancang sebuah program, agar lebih mudah dalam pembuatannya, hal yang perlu dilakukan adalah perancangan flowchart program tersebut. Gambar 19 menggambarkan flowchart dari program sistem kontrol proses regenerasi air demin.

15 28 Berikut flowchart dari program utama pada sistem kontrol regenerasi air demin : Gambar 19 Flowchart program regenerasi air demin

16 Pengujian Program yang telah di buat harus melalui tahap pengujian, baik kepada hardware maupun software-nya. Tujuan dari pengujian itu sendiri adalah untuk menemukan berbagai potensi atau penyebab kegagalan sistem. Pada dasarnya pembuatan sistem kontrol menggunakan PLC, persentase terbesar kegagalan sistem berasal dari masukan PLC, aktuator dan sambungan kabel, dibanding kegagalan yang disebabkan oleh kesalahan internal dari PLC itu sendiri. Oleh karena itu pada pengujian ini tidak hanya terfokus pada pengujian program tetapi juga pengujian terhadap perangkat input maupun output dan faktor eksternal lainnya Pengujian Input dan Output Cara pengujian perangkat masukan adalah dengan cara manual, yaitu menghubungkan PLC dengan personal computer (PC) dan melakukan manipulasi secara manual dan melihat pada program PLC yang ada pada PC apakah menunjukkan warna hijau pada setiap kontak-kontak yang terhubung. Sedangkan pengujian output dilakukan dengan mengaktifkannya secara aman dengan menekan push button yang spesifik dan syarat-ayarat tertentu. Berikut adalah Tabel 3 yang dapat digunakan untuk melakukan pengujian pada input proses regenerasi air demin untuk memeriksa fungsi dari masing-masing perangkat tersebut apakah telah terhubung pada PLC dan mampu melaksakan program dengan baik. Tabel 4 Pengujian Perangkat Masukan No. Addressing input Description OK NG Start Emg stop S. Auto / Manual S. Step S. Step S. Step S. Step 4 Setelah memastikan semua perangkat masukan telah terhubung dengan baik pada input modul PLC, maka berikutnya dalah memastikan perangkat keluaran dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan kondisi yang telah diprogram sebelumnya seperti yang ditunjukan pada Tabel 5

17 30 Tabel 5 Pengujian Perangkat Keluaran Tabel 4.3 Pengujian Perangkat Keluaran Dari hasil pengujian tersebut, Tabel 4 dan Tabel 5 menunjukkan perangkat masukan serta perangkat keluaran sudah berfungsi dengan benar dan mampu menggerakkan outputannya untuk mengerjakan prosesnya sesuai dengan kondisi pada program yang dibuat Pengujian Cycle Proses Pada pengujian cycle proses ini menguji kesesuaian program yang telah dibuat terhadap siklus proses dan spesifikasi program yang diinginkan, semuanya diuji menggunakan Tabel 5 sebagai alat pemeriksanya.

18 31 Tabel 6 Pengujian Cycle Proses Pengujian Timer Timer pada program ini digunakan untuk mengatur waktu proses pada setiap tahapan proses. Timer ini yang menentukan keberhasilan dari proses yang sedang dioperasikan. Apabila waktu yang diatur oleh timer berjalan sesuai dengan standar, maka kualitas akhir dari proses regenerasi air demin pun terjamin, timer ini juga berguna sebagai penundauntuk memasuki proses selanjutnya. Timer ini diaktifkan oleh tombol start yang ada di panel proses regenerasi air demin. Program otomatis akan berjalan apabila selector switch diarahkan ke perintah otomatis dan tombol start ditekan. Pengujian timer dapat dilihat pada Gambar 20 dan Gambar 21

19 32 Gambar 20 Timer sebelum diaktifkan 4.8 Hasil setelah perbaikan Gambar 21 Timer setelah diaktifkan Gambar 22 Bagian dalam Panel

20 33 Tabel 7 Perbandingan Hasil Perbaikan HASIL PERBANDINGAN SETELAH PERBAIKAN SYSTEM STANDAR WAKTU (Menit) Sebelum Perbaikan (Menit) Setelah Perbaikan (Menit) TAHAPAN Juni Juli Agustus November Desember Regenerasi Kation / Anion (200 ltr NAOH dan 430 ltr HCL) Slow Rinse Kation / Anion (200 ltr NAOH dan 430 ltr HCL) Fast Rinse Kation Fast Rinse Anion TOTAL 150 MENIT Jika Conductivity kurang lebih dari 10 ms dan ph kurang lebih antara 6-7 maka dilakukan operasi buang 5

21 34 Keterangan : 1. Penambahan PLC CPM 1A Sebagai pusat kontrol mesin. 2. Penambahan Kontaktor sebagai sistem kontrol baru. 3. Pemindahan Push Button sumber tegangan dan Emergency stop yang sebelumnya terdapat disamping panel. 4. Penambahan selektor untuk memilih mode auto atau manual serta push button untuk proses otomatis. 5. Tabel 7 menunjukan bahwa tidak ada selisih waktu yang terjadi setelah pembuatan otomatisasi regenerasi air demin dan juga menunjukan kondisi Setelah perbaikan menghasilkan air yang murni dengan conductivity dan ph sesuai standard

ANALISA DAN IMPLEMENTASI SISTEM KENDALI OTOMATIS PADA REGENERASI AIR DEMIN

ANALISA DAN IMPLEMENTASI SISTEM KENDALI OTOMATIS PADA REGENERASI AIR DEMIN ANALISA DAN IMPLEMENTASI SISTEM KENDALI OTOMATIS PADA REGENERASI AIR DEMIN (AIR MURNI) UNTUK MENGURANGI LOST TIME PROSES DAN MENINGKATKAN KUALITAS AIR DEMIN DI PT.ASTRA INTERNATIONAL - BRANCH PT.GAYA MOTOR

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. menggunakan media filter untuk memisahkan kandungan partikel-partikel yang

BAB III PERANCANGAN SISTEM. menggunakan media filter untuk memisahkan kandungan partikel-partikel yang BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Sistem Water Filter Sistem water filter adalah sistem pengolahan air dengan metode penyaringan menggunakan media filter untuk memisahkan kandungan partikel-partikel yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Dalam bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perancangan sistem pemanasan air menggunakan SCADA software dengan Wonderware InTouch yang terdiri dari perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

BAB II SISTEM PEMANASAN AIR

BAB II SISTEM PEMANASAN AIR BAB II SISTEM PEMANASAN AIR Konsep dasar sistem pemanasan air ini memiliki 3 tahapan utama yang saling berhubungan. Tahapan pertama, yaitu operator menjalankan sistem melalui HMI InTouch. Operator akan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT 58 BAB IV PENGUJIAN ALAT 4.1 Metodologi Pengujian Alat Dengan mempelajari pokok-pokok perancangan yang sudah dibuat, maka diperlukan suatu pengujian terhadap alat yang sudah dirancang. Pengujian ini dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT DAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT DAN SISTEM BAB III PERANCANGAN PERANGKAT DAN SISTEM Dalam bab ini berisi tentang bagaimana alat dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menjadi suatu rangkaian yang dapat difungsikan. Selain itu juga membahas tentang

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI OMRON SYSMAC CPM1A PADA SISTEM OTOMATISASI POMPA AIR UNTUK PENGISIAN WATER TANK DI APARTEMENT GRIYA PRAPANCA

PERANCANGAN APLIKASI OMRON SYSMAC CPM1A PADA SISTEM OTOMATISASI POMPA AIR UNTUK PENGISIAN WATER TANK DI APARTEMENT GRIYA PRAPANCA PERANCANGAN APLIKASI OMRON SYSMAC CPM1A PADA SISTEM OTOMATISASI POMPA AIR UNTUK PENGISIAN WATER TANK DI APARTEMENT GRIYA PRAPANCA Disusun Oleh: Nama :Widhi Setya Wardani NPm :26409372 Jurusan : Teknik

Lebih terperinci

PEMODELAN SIMULASI KONTROL PADA SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN PLC

PEMODELAN SIMULASI KONTROL PADA SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN PLC PEMODELAN SIMULASI KONTROL PADA SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN PLC Badaruddin 1, Endang Saputra 2 1,2 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana, Jakarta, Indonesia

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA INDUSTRI KENDALI TRAFFIC LIGHT 4 JALUR DENGAN PLC DISUSUN OLEH:??????????????????????????????????

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA INDUSTRI KENDALI TRAFFIC LIGHT 4 JALUR DENGAN PLC DISUSUN OLEH:?????????????????????????????????? LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA INDUSTRI KENDALI TRAFFIC LIGHT 4 JALUR DENGAN PLC DISUSUN OLEH:?????????????????????????????????? JURUSAN ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Programmable Logic Controller Proses di berbagai bidang industri manufaktur biasanya sangat kompleks dan melingkupi banyak subproses. Setiap subproses perlu dikontrol secara seksama

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN Pendahuluan

BAB 3 PEMBAHASAN Pendahuluan BAB 3 PEMBAHASAN 3.1. Pendahuluan Pada dasarnya pada bab ini dijelaskan bagaimana awalnya sebelum dilakukan proses perbaikan sehingga perlu adanya perbaikan yaitu dengan system automatisasi, diantaranya:

Lebih terperinci

Desain dan Implementasi Alat Cuci Mobil Otomatis dan Pemanfaatan Piranti Pengatur PLC Omron CP1E

Desain dan Implementasi Alat Cuci Mobil Otomatis dan Pemanfaatan Piranti Pengatur PLC Omron CP1E Desain dan Implementasi Alat Cuci Mobil Otomatis dan Pemanfaatan Piranti Pengatur PLC Omron CP1E Agus Ulinuha 1*, Dendy Pratama 2 1,2 Teknik Elektro/Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM 4.1. Pendahuluan Sebelum digunakan untuk produksi, rancangan prototype robot auto spray ini harus diuji terlebih dahulu. Pengujian ini berfungsi untuk: Mengetahui kondisi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 41 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Tujuan Perancangan Dalam pembuatan suatu sistem kontrol atau kendali, perancangan merupakan tahapan yang sangat penting untuk dilalui atau dilakukan. Perancangan adalah

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan dan pembuatan sistem kontrol, dengan software yang akan digunakan untuk mendukung keseluruhan sistem yang akan di ujikan.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1. Model Kontrol Pompa Pemadam Kebakaran Berbasis Arduino Simulasi ini dibuat menyesuaikan cara kerja dari sistem kontrol pompa pemadam kebakaran berbasis Arduino, perlu

Lebih terperinci

Abstrak. Susdarminasari Taini-L2F Halaman 1

Abstrak. Susdarminasari Taini-L2F Halaman 1 Makalah Seminar Kerja Praktek PERANCANGAN APLIKASI PLC OMRON SYSMAC CPM1A PADA TRAFFIC LIGHT DI LABORATORIUM TEKNIK KONTROL OTOMATIK TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS DIPONEGORO Susdarminasari Taini (L2F009034)

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Pada bab ini akan di jelaskan tentang tujuan pengujian alat, metode dan hasil pengujian. Selain itu akan dijelaskan juga jenis-jenis komponen elektrik yang terhubung

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Programmable Logic Controller (PLC) PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan rele yang dijumpai pada sistem kendali proses konvensional [1].

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Blok Diagram LED indikator, Buzzer Driver 1 220 VAC Pembangkit Frekuensi 40 KHz 220 VAC Power Supply ATMEGA 8 Tranduser Ultrasounik Chamber air Setting Timer Driver 2 Driver

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE KONVEYOR SORTIR

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE KONVEYOR SORTIR 26 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE KONVEYOR SORTIR 3.1. Pembuatan Alat Penelitian Dalam proses perancangan, dan pembuatan prototype konveyor sortir berbasis PLC ini diperlukan beberapa alat

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN SIMULASI MESIN PRES SIL OLI

BAB IV PEMBUATAN SIMULASI MESIN PRES SIL OLI BAB IV PEMBUATAN SIMULASI MESIN PRES SIL OLI 4.1 Identifikasi dan Perumusan Masalah Telah dirumuskan di Bab 1.2 yaitu : Dengan melihat keadan line produksi sekarang dan data waktu (kosu) produksi saat

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1. ANALISIS 3.1.1 Analisis Masalah Berdasarkan permasalahan yang dijelaskan oleh penulis sebelumnya, bahwa dengan perkembangan kemajuan kehidupan manusia di tuntut untuk

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGOLAHAN AIR BERSIH BERBASIS PLC OMRON CPM 2A

PERANCANGAN SISTEM PENGOLAHAN AIR BERSIH BERBASIS PLC OMRON CPM 2A PERANCANGAN SISTEM PENGOLAHAN AIR BERSIH BERBASIS PLC OMRON CPM 2A Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Semarang email : assaffat@yahoo.com Abstrak : Air sebagai unsur utama

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Spesifikasi Sistem Sebelum merancang blok diagram dan rangkaian terlebih dahulu membuat spesifikasi awal rangkaian untuk mempermudah proses pembacaan, spesifikasi

Lebih terperinci

Programmable Logic Controller (PLC) Pendahuluan

Programmable Logic Controller (PLC) Pendahuluan Modul 7 Programmable Logic Controller (PLC) Pendahuluan Numerical Control & Industrial Robotics menekankan pada pengendalian gerakan (proses kontinu) pengendalian gerakan (proses kontinu) Sedangkan untuk

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SIMULATOR SISTEM PENGEPAKAN PRODUK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL

RANCANG BANGUN SIMULATOR SISTEM PENGEPAKAN PRODUK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL 28 RANCANG BANGUN SIMULATOR SISTEM PENGEPAKAN PRODUK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL D. L. Zariatin *, E. H. O. Tambunan, A. Suwandi Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Pancasila * Email:

Lebih terperinci

INSTALASI MOTOR LISTRIK

INSTALASI MOTOR LISTRIK SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TIPTL MATA DIKLAT : INSTALASI MOTOR LISTRIK 40 SOAL PILIHAN GANDA PAKET A. Yang dimaksud dengan gambar di samping. a. Kontak NO b. Kontak NC c. Kontak Koil d. Kontak

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALA 3.1 Perancangan Hardware 3.1.1 Perancangan Alat Simulator Sebagai proses awal perancangan blok diagram di bawah ini akan sangat membantu untuk memberikan rancangan

Lebih terperinci

STIKOM SURABAYA BAB IV PEMBAHASAN 4.1. PROSES MESIN AUTOMATIC MIXING

STIKOM SURABAYA BAB IV PEMBAHASAN 4.1. PROSES MESIN AUTOMATIC MIXING BAB IV PEMBAHASAN 4.1. PROSES MESIN AUTOMATIC MIXING Mesin automatic mixing adalah suatu sistem yang memproses bahan mentah seperti biji plastik menjadi bahan yang stengah jadi untuk dicetak atau di bentuk

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT BAB IV PENGUJIAN ALAT Dalam uji coba ini penulis akan melakukan simulasi alat dari kerja rangkaian sistem pengeruk sampah secara otomatis ini. Pengujian ini dilakukan untuk menguji sekaligus membuktikan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Terdapat dua jenis tahap pada perancangan dan pembuatan model sistem pemadam kebakaran dalam tugas akhir ini, yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).

Lebih terperinci

BAB 4. Rancang Bangun Sistem Kontrol

BAB 4. Rancang Bangun Sistem Kontrol BAB 4. Rancang Bangun Sistem Kontrol 4.1 Perancangan Umum Plant ini digunakan untuk proses pembuatan makanan surabi otomatis. Input sistem adalah adonan bahan dan adonan rasa sedangkan hasil yang diharapkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lampung 2 x 100 MW unit 5 dan 6 Sebalang, Lampung Selatan. Pengerjaan tugas akhir ini

Lebih terperinci

BAB VI MENGENAL TRAINER " BATO - 05 "

BAB VI MENGENAL TRAINER  BATO - 05 BAB VI MENGENAL TRAINER " BATO - 05 " Perangkat PLC ini telah di set sedemikian rupa sehingga mudah dalam penginstalan dan pengoperasian program control system dari suatu rangkaian. Adapun modul trainer

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN. operasi di Rumah Sakit dengan memanfaatkan media sinar Ultraviolet. adalah alat

BAB III PERENCANAAN. operasi di Rumah Sakit dengan memanfaatkan media sinar Ultraviolet. adalah alat 29 BAB III PERENCANAAN Pada bab ini penulis akan menjelaskan secara lebih rinci mengenai perencanaan dan pembuatan dari alat UV Room Sterilizer. Akan tetapi sebelum melakukan pembuatan alat terlebih dahulu

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 21 BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1 Gambaran umum Perancangan sistem pada Odometer digital terbagi dua yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perancangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Rancangan Pengujian rancangan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah sistem ini telah bekerja sesuai dengan yang diharapkan atau tidak, pengujian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Programmable Logic Controller (PLC) Programmable logic controller singkatnya PLC merupakan suatu bentuk khusus pengendalian berbasis mikroprossesor yang memanfaatkan memori

Lebih terperinci

RANCANGBANGUN SISTEM OTOMASI APLIKASI MESIN PENCAMPUR BERBASIS PLC OMRON CP1E 20 I/O

RANCANGBANGUN SISTEM OTOMASI APLIKASI MESIN PENCAMPUR BERBASIS PLC OMRON CP1E 20 I/O RANCANGBANGUN SISTEM OTOMASI APLIKASI MESIN PENCAMPUR BERBASIS PLC OMRON CP1E 20 I/O Gunawan Alim Dosen D3 Teknik Elektronika Politeknik Harapan Bersama Jl Dewi Sartika No. 71 Tegal Telp/Fax (0283) 352000

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PERANCANGAN

BAB III METODE DAN PERANCANGAN BAB III METODE DAN PERANCANGAN 1.1 Metode Metode yang digunakan dalam pembuatan modul ini adalah modifikasi rancang bangun yang dilakukan dengan eksperimen. Hasil dari penyusunan tugas akhir ini berupa

Lebih terperinci

BAB III REALISASI DAN PERANCANGAN

BAB III REALISASI DAN PERANCANGAN BAB III REALISASI DAN PERANCANGAN 3.. Pendahuluan Rancangan yang baik dan matang dari sebuah sistem amat sangat diperlukan. Sebelum melakukan pembuatan alat, maka langkah awal adalah membuat suatu rancangan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Definisi Perancangan Perancangan adalah proses menuangkan ide dan gagasan berdasarkan teoriteori dasar yang mendukung. Proses perancangan dapat dilakukan dengan cara pemilihan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari modifikasi kelistrikan pada kendaraan bermotor, perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang

Lebih terperinci

RETROFIT SISTEM KONTROL MESIN PRESS DUST COVER DI LINE PRODUKSI MANUFAKTUR BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

RETROFIT SISTEM KONTROL MESIN PRESS DUST COVER DI LINE PRODUKSI MANUFAKTUR BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER RETROFIT SISTEM KONTROL MESIN PRESS DUST COVER DI LINE PRODUKSI MANUFAKTUR BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER Syahril Ardi, Rediyanto Program Studi Teknik Produksi & Proses Manufaktur, Politeknik Manufaktur

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN ALAT

BAB III RANCANG BANGUN ALAT BAB III RANCANG BANGUN ALAT Dalam bab ini berisi tentang bagaimana alat dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menjadi suatu rangkaian yang dapat difungsikan. Selain itu juga membahas tentang cara kerja

Lebih terperinci

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KENDALI ELEKTRONIK (011/KK/10) JUMLAH SOAL : PAKET : A

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KENDALI ELEKTRONIK (011/KK/10) JUMLAH SOAL : PAKET : A SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KALI ELEKTRONIK (0/KK/0) JUMLAH SOAL : PAKET : A 40 SOAL PILIHAN GANDA PAKET A. Yang dimaksud dengan gambar di samping. a. Kontak

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 62 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan dari pembuatan alat ini telah telaksana dengan baik atau tidak, maka perlu dilakukan pengujian dan analisa terhadap alat yang dibuat.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dimulai sejak bulan November 2012

METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dimulai sejak bulan November 2012 28 METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dimulai sejak bulan November 2012 hingga Januari 2014, dilakukan di Laboratorium Elektronika Jurusan Teknik Elektro Universitas

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. blok diagram dari sistem yang akan di realisasikan.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. blok diagram dari sistem yang akan di realisasikan. 33 BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI 3.1 Perancangan Diagram Blok Sistem Dalam perancangan ini menggunakan tiga buah PLC untuk mengatur seluruh sistem. PLC pertama mengatur pergerakan wesel-wesel sedangkan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. menggunakan media filter untuk memisahkan kandungan partikel-partikel yang

BAB III PERANCANGAN SISTEM. menggunakan media filter untuk memisahkan kandungan partikel-partikel yang BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Sistem Water Filter Sistem water filter adalah sistem pengolahan air dengan metode penyaringan menggunakan media filter untuk memisahkan kandungan partikel-partikel yang

Lebih terperinci

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KENDALI ELEKTRONIK (011/KK/10) JUMLAH SOAL : PAKET : B

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KENDALI ELEKTRONIK (011/KK/10) JUMLAH SOAL : PAKET : B SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KALI ELEKTRONIK (0/KK/0) JUMLAH SOAL : PAKET : B 40 SOAL PILIHAN GANDA PAKET B. Gambar actuator SILINDER SINGLE ACTION adalah

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR -TE Sistem Monitoring Pengemasan Air Minum Botol Menggunakan Kontrol PLC

TUGAS AKHIR -TE Sistem Monitoring Pengemasan Air Minum Botol Menggunakan Kontrol PLC TUGAS AKHIR -TE090362 Bidang Studi Elektro Industri Program D3 Teknik Elektro (Disnaker) ITS Surabaya Sistem Monitoring Pengemasan Air Minum Botol Menggunakan Kontrol PLC Riski Arif Sucahyo _2210039014

Lebih terperinci

APLIKASI MESIN PENGISI DAN PENUTUP BOTOL OTOMATIS PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA

APLIKASI MESIN PENGISI DAN PENUTUP BOTOL OTOMATIS PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA APLIKASI MESIN PENGISI DAN PENUTUP BOTOL OTOMATIS PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA Galih Wardhana (6907040022) Andhika Widodo (6907040028) ABSTRAK Dalam project work ini dibuat mesin pengisi dan penutup botol

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang memiliki tegangan listrik AC 220 Volt. Saklar ON/OFF merupakan sebuah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang memiliki tegangan listrik AC 220 Volt. Saklar ON/OFF merupakan sebuah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Blok Diagram PLN merupakan sumber daya yang berasal dari perusahaan listrik Negara yang memiliki tegangan listrik AC 220 Volt. Saklar ON/OFF merupakan sebuah saklar yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan penerapannya yang semakin luas pada alat-alat elektronik dari segi audio dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan penerapannya yang semakin luas pada alat-alat elektronik dari segi audio dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada waktu sekarang ini teknologi mikroprosesor terus berkembang sejalan dengan penerapannya yang semakin luas pada alat-alat elektronik dari segi audio dan video juga

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN. pengontrol agar dapat bekerja secara otomatis. Terdapat tiga switch menjalankan

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN. pengontrol agar dapat bekerja secara otomatis. Terdapat tiga switch menjalankan BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN 4.1 Sistem Kerja Aktuator-aktuator yang digunakan pada pengolah limbah ini perlu adanya pengontrol agar dapat bekerja secara otomatis. Terdapat tiga switch menjalankan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT 37 BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Diagram Blok Rangkaian Perancangan Automatic Spray Control ini menggunakan PLC NAiS buatan Panasonic tipe FP0-C14RS, yang berfungsi untuk mengontrol Counter, Relai, Timer,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Sistem pengendalian otomatis generator pada saat listrik padam, berfungsi untuk mengalihkan sumber catu daya listrik, dari listrik PLN ke listrik yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun

BAB III LANDASAN TEORI. lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Waste Water Treatment Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun industri

Lebih terperinci

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SUATU PEMAHAMAN DASAR PERALATAN PENGENDALI DI INDUSTRI BAGI MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SUATU PEMAHAMAN DASAR PERALATAN PENGENDALI DI INDUSTRI BAGI MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SUATU PEMAHAMAN DASAR PERALATAN PENGENDALI DI INDUSTRI BAGI MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI Pengenalan PLC PLC merupakan sistem operasi elektronik digital yang dirancang untuk

Lebih terperinci

Sudarmaji SISTEM KERJA PENGENDALI OTOMATIS LAMPU TRAFFIC LIGHT PADA PERSIMPANGAN 4 (EMPAT) JALAN RAYA MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC)

Sudarmaji SISTEM KERJA PENGENDALI OTOMATIS LAMPU TRAFFIC LIGHT PADA PERSIMPANGAN 4 (EMPAT) JALAN RAYA MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SISTEM KERJA PENGENDALI OTOMATIS LAMPU TRAFFIC LIGHT PADA PERSIMPANGAN 4 (EMPAT) JALAN RAYA MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) Sudarmaji Universitas Muhammadiyah Metro Jl. Ki Hjar Dewantara

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SIMULATOR INSTALASI LISTRIK DOMESTIK DAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH BERBASIS PLC OMRON CP1L

RANCANG BANGUN SIMULATOR INSTALASI LISTRIK DOMESTIK DAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH BERBASIS PLC OMRON CP1L RANCANG BANGUN SIMULATOR INSTALASI LISTRIK DOMESTIK DAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH BERBASIS PLC OMRON CP1L DESIGN AND IMPLEMENTATION OF DOMESTIC ELECTRICAL INSTALATION AND WATER PUMPING SIMULATOR USING PLC

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT Bab ini membahas hasil dari sistem yang telah dirancang sebelumnya melalui percobaan dan pengujian. Bertujuan agar diperoleh data-data untuk mengetahui alat yang dirancang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan. Teknik Elektro Universitas Lampung

III. METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan. Teknik Elektro Universitas Lampung III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu : November 2011 Maret 2013 Tempat : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung B. Alat dan Bahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dimulai sejak bulan Juli 2013 sampai bulan Mei 2014, dilakukan di Laboraturium Elektronika jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

PENGENALAN PLC. - Mengidentifikasi peralatan sistem kendali PLC. - Menjelaskan cara kerja sistem kendali PLC

PENGENALAN PLC. - Mengidentifikasi peralatan sistem kendali PLC. - Menjelaskan cara kerja sistem kendali PLC PENGENALAN PLC a. Tujuan Pemelajaran Setelah pemelajaran Siswa dapat: - Mengidentifikasi peralatan sistem kendali PLC - Menjelaskan cara kerja sistem kendali PLC - Menjelaskan keunggulan PLC - Menyebutkan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA Pada bab ini berisi tentang langkah-langkah pengujian dan analisa sistem pengereman motor induksi di mesin Open Mill. 4.1 Pengujian Alat Untuk mengetahui apakah sistem

Lebih terperinci

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK Dwi Aji Sulistyanto PSD III Teknik Elektro Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK Pada industri

Lebih terperinci

APLIKSI KONTROL PERMUKAAN BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC)

APLIKSI KONTROL PERMUKAAN BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) Apliksi Kontrol Permukaan Berbasis Programmable. Muhaimin APLIKSI KONTROL PERMUKAAN BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) Muhaimin 1 1 Dosen Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Lhokseumawe

Lebih terperinci

Abstrak. Arbye S L2F Halaman 1

Abstrak. Arbye S L2F Halaman 1 Makalah Seminar Kerja Praktek PERANCANGAN APLIKASI PLC OMRON SYSMAC CPM1A PADA BEL KUIS DI LABORATORIUM TEKNIK KONTROL OTOMATIK TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS DIPONEGORO Arbye S (L2F009045) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB V PERSIAPAN PEMPROGRAMAN

BAB V PERSIAPAN PEMPROGRAMAN BAB V PERSIAPAN PEMPROGRAMAN A. PERSIAPAN DASAR Sebelum menyusun suatu program untuk pengoperasian PLC pada pengontrolan suatu sistem atau proses, ada beberapa hal yang perlu diketahui dan persiapan dasar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM Dalam perancangan dan pembuatan sistem ATS (Automatic Transfer Switch) berbasis PLC (Progammable Logic Controller) ini pengerjaannya melalui dua tahap, perancangan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 BLOK DIAGRAM Pada perancangan tugas akhir ini saya merancang sistem dengan blok diagram yang dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Blok Diagram Dari blok diagram pusat

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1. Flow chart Pembuatan Hybrid powder spray CNC 2 axis dengan pengendali Software Artsoft Mach3 Start Studi Literatur Penentuan Spesifikasi Mesin Perancangan Desain Tidak

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Gambaran Umum Sistem Perancangan kendali kelistrikan rumah menggunakan web dimulai dari perancangan hardware yaitu rangkaian pengendali dan rangkaian pemantau seperti rangkaian

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram Blok Alat

Gambar 3.1 Diagram Blok Alat BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen (uji coba). Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah membuat suatu alat yang dapat menghitung biaya pemakaian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemrograman. Pemrogramannya akan di deskripsikan berupa flowchart yang akan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemrograman. Pemrogramannya akan di deskripsikan berupa flowchart yang akan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Perancangan Alat Pada BAB pembuatan alat ini akan dibahas perencanaan dan realisasi pemrograman. Pemrogramannya akan di deskripsikan berupa flowchart yang akan dibuat.

Lebih terperinci

PENGERTIAN PLC UNY-PLC-THT 2

PENGERTIAN PLC UNY-PLC-THT 2 PENGERTIAN PLC PLC merupakan suatu piranti basis kontrol yang dapat diprogram bersifat logik, yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan relay yang dijumpai pada sistem kontrol proses konvensional.

Lebih terperinci

PENDETEKSI LOGAM UNTUK INDUSTRI MAKANAN BERBASIS PLC. Oleh : Atmiasri dan Sagita Rochman*)

PENDETEKSI LOGAM UNTUK INDUSTRI MAKANAN BERBASIS PLC. Oleh : Atmiasri dan Sagita Rochman*) PENDETEKSI LOGAM UNTUK INDUSTRI MAKANAN BERBASIS PLC Oleh : Atmiasri dan Sagita Rochman*) Abstrak Perkembangan teknologi dan industri saat ini menunjukkan peningkatan yang sangat pesat seiring dengan pertumbuhan

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah

III. METODELOGI PENELITIAN. Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah III. METODELOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.1.1 Tempat penelitian Penelitian dan pengambilan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 1.1 Blok Diagram Sensor Kunci kontak Transmiter GSM Modem Recivier Handphone Switch Aktif Sistem pengamanan Mikrokontroler Relay Pemutus CDI LED indikator aktif Alarm Buzzer Gambar

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROGRAM SISTEM PENGENDALI UNTUK OTOMATISASI PROSES PENGEPAKAN TEH MENGGUNAKAN PLC OMRON CP1E DI PT.PN VIII UNIT SINUMBRA

PERANCANGAN PROGRAM SISTEM PENGENDALI UNTUK OTOMATISASI PROSES PENGEPAKAN TEH MENGGUNAKAN PLC OMRON CP1E DI PT.PN VIII UNIT SINUMBRA PERANCANGAN PROGRAM SISTEM PENGENDALI UNTUK OTOMATISASI PROSES PENGEPAKAN TEH MENGGUNAKAN PLC OMRON CP1E DI PT.PN VIII UNIT SINUMBRA Achmad Nurhidayat Kurniadi 1, Haris Rachmat, ST., MT 2, Denny Sukma

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Tujuan dari tugas akhir ini adalah membuat pengaturan air dan nutrisi secara otomatis yang mampu mengatur dan memberi nutrisi A dan B secara otomatis berbasis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Programmable Logic Controller (PLC) diperkenalkan pertama kali pada tahun

BAB II LANDASAN TEORI. Programmable Logic Controller (PLC) diperkenalkan pertama kali pada tahun BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah PLC Programmable Logic Controller (PLC) diperkenalkan pertama kali pada tahun 1969 oleh Richard E.Morley yang merupakan pendiri Modicon Coorporation. PLC pertama yang

Lebih terperinci

SIMULASI MODEL KONTROL MESIN MIXER MENGGUNAKAN PLC DAN PROGRAM KOMPUTER INTELLUTION FIX

SIMULASI MODEL KONTROL MESIN MIXER MENGGUNAKAN PLC DAN PROGRAM KOMPUTER INTELLUTION FIX SIMULASI MODEL KONTROL MESIN MIXER MENGGUNAKAN PLC DAN PROGRAM KOMPUTER INTELLUTION FIX 6.1 Darminto 1, M. Facta, ST, MT 2, Iwan Setiawan, ST, MT 3 Teknik Elektro Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Dalam bidang teknologi, orientasi produk teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk yang berkualitas, hemat energi, menarik, harga murah, bobot ringan,

Lebih terperinci

OTOMASI WORK STATION (FMS) BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER Purnawan

OTOMASI WORK STATION (FMS) BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER Purnawan OTOMASI WORK STATI (FMS) BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CTROLLER Purnawan A. PENGANTAR Sebagian besar proses di industri menghendaki strategi pengontrolan atau pengendalian sekuensial. Pengendalian sekuensial

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2014 sampai dengan Desember 2014.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2014 sampai dengan Desember 2014. III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2014 sampai dengan Desember 2014. Perancangan dan pembuatan dilaksanakan di Laboratorium Teknik Kendali

Lebih terperinci

DISAIN OTOMATISASI PROSES BVC (BASE VALVE COMPLETE) ASSEMBLY PRESS BERBASIS KENDALI PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

DISAIN OTOMATISASI PROSES BVC (BASE VALVE COMPLETE) ASSEMBLY PRESS BERBASIS KENDALI PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER ISSN: 1410-2331 DISAIN OTOMATISASI PROSES BVC (BASE VALVE COMPLETE) ASSEMBLY PRESS BERBASIS KENDALI PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER Syahril Ardi, Rika Kusuma Program Studi Teknik Produksi & Proses Manufaktur,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE

BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE 3.1 TUJUAN PERANCANGAN Pada prinsipnya tujuan dari perancangan alat dan program adalah untuk mempermudah didalam merealisasikan perakitan atau pembuatan alat dan program yang

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. AUTOMATIC SPRAY CONTROLLER UNTUK MESIN INJECTION PLASTIK MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL (PLC) PANASONIC NAiS FP0-C14RS

TUGAS AKHIR. AUTOMATIC SPRAY CONTROLLER UNTUK MESIN INJECTION PLASTIK MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL (PLC) PANASONIC NAiS FP0-C14RS TUGAS AKHIR AUTOMATIC SPRAY CONTROLLER UNTUK MESIN INJECTION PLASTIK MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL (PLC) PANASONIC NAiS FP0-C14RS DISUSUN OLEH : MULYANA SASTRA BIDAYA 41409120025 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung, dari bulan Februari 2014 Oktober 2014. 3.2. Alat dan Bahan Alat

Lebih terperinci

PEMBUATAN SISTEM KONTROL MESIN CAULKING ROD GUIDE OTOMATIS MENGGUNAKAN PLC OMRON CPM1A

PEMBUATAN SISTEM KONTROL MESIN CAULKING ROD GUIDE OTOMATIS MENGGUNAKAN PLC OMRON CPM1A ISSN: 1410-233 PEMBUATAN SISTEM KONTROL MESIN CAULKING ROD GUIDE OTOMATIS MENGGUNAKAN PLC OMRON CPM1A Syahril Ardi, Heru Suprapto, Hendrik Program Studi Teknik Produksi & Proses Manufaktur (Mekatronika)

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI Suatu tujuan akan tercapai dengan baik bila dilakukan melalui tahaptahap yang disusun dan dikerjakan dengan baik pula. Sebelum suatu ide diwujudkan dalam bentuk nyata,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan dari hasil uji coba yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain :

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan dari hasil uji coba yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain : BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan dari hasil uji coba yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain : Komputer juga dapat digunakan untuk mengontrol lampu listrik rumah dengan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Alat yang dibuat ini berfungsi untuk membuat udara menjadi lebih bersih, jernih dan sehat serta terbebas dari bakteri yang terkandung di udara, hal ini secara tidak langsung

Lebih terperinci

BAB V ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL

BAB V ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL 82 BAB V ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL Analisa rangkaian kontrol pada rangkaian yang penulis buat adalah gabungan antara rangkaian kontrol dari smart relay dan rangkaian kontrol konvensional yang terdapat

Lebih terperinci

SIMULASI TIMER DAN COUNTER PLC OMRON TYPE ZEN SEBAGAI PENGGANTI SENSOR BERAT PADA JUNK BOX PAPER MILL CONTROL SYSTEM

SIMULASI TIMER DAN COUNTER PLC OMRON TYPE ZEN SEBAGAI PENGGANTI SENSOR BERAT PADA JUNK BOX PAPER MILL CONTROL SYSTEM Simulasi Timer dan Counter PLC Omron Type ZEN sebagai (David A. Kurniawan dan Subchan Mauludin) SIMULASI TIMER DAN COUNTER PLC OMRON TYPE ZEN SEBAGAI PENGGANTI SENSOR BERAT PADA JUNK BOX PAPER MILL CONTROL

Lebih terperinci