BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA. Dalam melakukan analisa, penulis membutuhkan data-data sebagai berikut:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA. Dalam melakukan analisa, penulis membutuhkan data-data sebagai berikut:"

Transkripsi

1 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Dalam melakukan analisa, penulis membutuhkan data-data sebagai berikut: Data Jumlah Produksi Tahunan Data jumlah produksi untuk part plastic selama tahun 2001 hingga 2007 dapat dilihat pada lampiran 1a. Data ini digunakan untuk meramal trend produksi tujuh tahun mendatang yaitu tahun 2008 hingga tahun 2014 ( lihat lampiran 1b ) Data Luas Area Permukaan Plastic Part untuk Tipe Sport Pada proses plastic painting terdapat bermacam-macam jenis ukuran part yang akan di cat. Part-part tersebut apabila digabungkan akan membentuk satu kesatuan hingga membentuk satu unit bodi plastik sepeda motor. Data ini sangat membantu penulis dalam menghitung besarnya standart pemakaian bahan baku. Untuk lebih jelasnya data luas area permukaan plastic part dapat dilihat pada lampiran no Data Biaya Operasi Sistem Berjalan Biaya operasi system yang sedang berjalan terdiri dari biaya pengolahan limbah, biaya overhead ( biaya angin,biaya PAM ) dan biaya bahan baku baik itu bahan baku

2 36 langsung terkait dengan proses pengecatan atau bahan baku tidak langsung. Untuk item biaya operasi dapat di lihat pada lampiran no Data Produksi Plastic Painting Data ini dibutuhkan untuk mengetahui besarnya pemakaian bahan baku perhari serta menghitung besarnya efisiensi mesin dari metode yang digunakan yaitu manual painting system. Data yang digunakan adalah data produksi bulan mei 2007 minggu I, untuk lebih jelasnya data tersebut dapat dilihat pada lampiran no Data Hasil Percobaan Electrostatic Painting System Dari hasil percobaan pengecatan dengan menggunakan metode electrostatik, Data ini digunakan untuk menghitung standar pemakaian bahan baku dan menghitung efisiensi mesin dari system tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran no Pengolahan Data Perhitungan Rata-Rata Luas Permukaan Plastic Part Dari data luas permukaan yang kita peroleh (lampiran 2), memiliki luas permukaan yang beragam, dan untuk memudahkan penulis dalam melakukan analisa maka diambil rata-rata luasan permukaan part yang akan dicat. Rata-rata luas permukaan = 2 KEH + KCJ m 2

3 37 = = = m 2 2 Dimana : KEH = Total Luasan Permukaan Type KEH KCJ = Total Luasan Permukaan Type KCJ Perhitungan Harga Rata-rata Bahan baku Untuk memudahkan penulis menghitung biaya bahan baku cat,maka dihitung rata-rata harga dari tiga cat yang digunakan yaitu NH1 Black Nippon, Twister Blue Nippon, Glory Red Nippon. Dengan menggunakan rumus diperoleh hasil sebagai berikut; Harga rata-rata cat CatBlack + CatBlue + Cat Re d = 3 = , , ,00 3 = ,00 / ltr Peramalan Volume Produksi Tahunan Periode yang Akan Datang Metode yang digunakan untuk meramalkan volume produksi tahun yang akan datang adalah metode trend linier, dengan menggunakan data produksi tahun 2001 sampai dengan tahun Jumlah produksi untuk tahun 2001 sampai tahun 2007 dapat dilihat pada grafik 4.1,

4 38 Produksi Painting Plastik Periode Tahun Produksi ( Unit ) Tahun Grafik 4.1 Produksi painting plastic periode tahun Dengan menggunakan metode trend linier, perhitungan volume produksi yang akan datang dapat dilihat pada tabel 4.5; Tahun Permintaan ( P ) D D 2 PD n= Tabel 4.1 Analisa forcasting metode trend linier Dengan menggunakan persamaan Linier : Y = a + b ( X ), maka nilai a dan b dapat dicari dengan cara seperti berikut :

5 39 P a = N = = b = PD D = = Setelah mencari nilai konstanta a dan b, maka persamaan untuk menghitung jumlah produksi periode yang akan datang adalah dengan mengsubtitusikan nilai a dan b, maka persamaan menjadi Y = ( X ). Perhitungan jumlah produksi periode yang akan datang adalah sebagai berikut: Produksi Tahun 2008 = ( 4 ) = unit Dengan cara yang sama dapat kita peroleh jumlah produksi untuk tahun selanjutnya. Hasil peramalan produksi tahun 2008 hingga tahun 2014 dapat dilihat pada lampiran no. 1b Perhitungan Standart Pemakaian Bahan Baku (Cat dan Thinner) Berdasarkan data hasil percobaan metode electrostatic painting system yang tertera pada lampiran no.4 maka data tersebut diolah untuk mencari nilai rata-rata pemakaian bahan baku yaitu cat dan thinner dengan contoh perhitungan sebagai berikut;

6 40 Percobaan hari_1 = PemakaianCat _1 = LuasanArea _ = ml / m 2 Dengan cara yang sama maka dapat diketahui pula standar pemakaian bahan baku setiap satua meter persegi untuk hari berikutnya. Diperoleh nilai rata-rata pemakaian bahan baku cat selama 6 hari percobaan adalah sebagai berikut; Rata-rata Pemakaian Cat tiap satuan luas = ( )/6 = ml/m 2 Agar cat mencapai viscositas 18 detik, maka perbandingan antara thinner dan cat adalah sebesar 10:25. Untuk itu standart using dari thinner dapat diketahui sebesar, Standart Pemakaian Thinner = 10/25 ( ) = ml/m 2

7 Analisa Data Aspek Teknis Dalam aspek teknis akan dibahas beberapa hal menyangkut efisiensi mesin dan kebutuhan bahan baku sistem manual maunpun elektrostatik Efisiensi Mesin Electrostatic Painting System Dengan menggunakan data percobaan pada lampiran no.5, maka dapat dihitung besarnya efisiensi mesin (η ) untuk electrostatic painting system sebagai berikut, Ma_1 = ρ x A x d = 2.97 x 10-6 X X x 10-6 = gr Ma η 1= ( ) x 100 % = x 100 % = 0.64 x 100 % = 64 % (lihat lampiran 5) Mtot η rata-rata = (η 1+η 2+η 3+η 4+η 5+η 6) / 6 = ( ) /6 = % Dimana, Ma = Masa cat yang terdeposit ρ = masa jenis cat yang terdeposit = 2.97 x 10-6 gr/m 3 A = luas area permukaan benda kerja yang dicat d = ketebalan cat yang menempel pada part Efisiensi Mesin Manual Painting System Untuk mencari besarnya efisiensi mesin sistem berjalan (manual painting sistem ) dengan menggunakan data produksi pada bulan mei minggu pertama 2007 (lampiran no.3) maka dapat dihitung besarnya efisiensi mesin seperti berikut ini;

8 42 - Konsumsi Cat total : 621cm 3 - masa jenis cat : 0.9 kg/cm 3 - ρcat terdeposit : 2.97 gr/cm3 - d ( tebal cat ) : μm = x Luas Permukaan part : m 2 Ma = ρ x A x d = 2.97 x 10-6 X X x 10-6 = gr Ma η = ( ) x 100 % = x 100 % = x 100 % = 41 % Mtot Jadi besarnya efisiensi mesin untuk manual painting sistem adalah 41 % Perhitungan Kebutuhan Bahan Baku Bahan Baku langsung Manual Painting Sistem Bahan baku langsung pada proses pengecatan dengan metode manual adalah cat dan thinner. Pemakaian bahan baku langsung pada proses plastic painting untuk sistem berjalan ( manual painting system ) adalah sebagai berikut: - Standart using cat : 186. ml / m 2 - Standart using thinner : 75 ml / m 2 - Luas Permukaan rata-rata : m 2 - Jumlah produksi ditahun pertama : unit Kebutuhan Cat tahun_1 = Produksi thn pertama X Standart Using Cat X Luas permukaan rata-rata = ( ) X (186) X (0.742)

9 43 = ,55 ml Kebutuhan Thinner tahun_1 = ( Produksi thn pertama) X ( Standart Using Thinner) X (Luas permukaan rata-rata) = ( ) X (75) X (0.742) X = ml Dengan cara yang sama dapat dihitung kebutuhan bahan baku langsung di tahun tahun selanjutnya seperti pada lampiran no Bahan Baku langsung Electrostatic Painting Sistem Bahan baku langsung untuk electrostatic painting system selain cat dan thinner, juga dibutuhkan conductive primer dan solvent pelarutnya. Tujuan dari penambahan conductive primer adalah untuk mengkondisikan part plastic seperti part logam yang sifat ionnya sangat kuat (konduktif), hal ini akan memudahkan partikel cat menempel pada part akibat adanya medan electrostatik. Adapun kebutuhan bahan baku pada sistem pengecatan electrostatik adalah; - Standart using cat : ml/m 2 - Standart using conductive primer : ml/m 2 - Standart using thinner : ml / m 2 - Standart using thinner cd : ml / m 2 - Luas Permukaan rata-rata : m 2 - Jumlah produksi ditahun pertama : unit

10 44 Kebutuhan cat tahun_1 = Produksi thn pertama X Standart Using Cat X Luas permukaan rata-rata = ( ) X ( ) X (0.742) = ml Kebutuhan cat tahun_1 = ( Produksi thn pertama) X ( Standart Using Thinner) X (Luas permukaan rata-rata) = ( ) X (48.65) X (0.742) = ml Kebutuhan Conductive Primer thn_1 = Produksi X Standart Using X Conductive Primer X Luas rata-rata = ( ) X (48) X (0.742)) = ml Kebutuhan Thinner cd thn_1 = ( Produksi thn pertama) X ( Standart Using Thinner cd ) X (Luas permukaan rata-rata) = ( ) X (20) X (0.742) = ml Dengan cara yang sama dapat dihitung biaya bahan baku langsung di tahun tahun selanjutnya seperti pada lampiran no Bahan Baku Tidak Langsung Manual Painting System Dalam proses pengecatan khususnya pengecatan dengan system wet booth

11 45 (media air digunakan untuk menangkap cat yang terbuang diudara), diperlukan bahan kimia untuk mengolah cat hasil pengecatan yang tidak tertangkap oleh part (cat overspray).tujuan pengolahan cat hasil painting adalah untuk mematikan sifat cat yaitu memiliki daya rekat kuat yang dapat mengganggu sirkulasi air, pompa sirkulasi, dan mesin lainnya yang berhubungan dengan system sirkulasi air layar. Bahan kimia yang digunakan dalam proses painting tergolong bahan baku tidak langsung karena bahan kimia tidak terkait secara langsung dengan proses painting. Adapun kebutuhan dan biaya bahan baku tidak langsung adalah: - Standart using cat (system manual ) : 186 ml/m 2 - Standart using paint kill 9511 : 0.18 g/ml - Standart using paint floc 9230 : 0.09 g/ml - Standart using PH adjuster : 0.03 g/ml - Luas Permukaan part : m 2 - Cat over spray : 59 % - Jumlah produksi tahun pertama : unit Berdasarkan data diatas diperoleh biaya bahan baku tidak langsung ditahun pertama sebagai berikut: Konsumsi cat tahun_1 = Jumlah produksi X Standart Using cat X Luas permukaan = X 186 X = ml Konsumsi paint Kill = Konsumsi cat X prosentase overspray

12 46 X Standart Using Paint kill = X 0.59 X 0.18 = g Konsumsi paint floc = Konsumsi cat X prosentase overspray X Standart Using Paint Floc = X 0.59 X 0.09 = g Konsumsi PH Adjuster = Konsumsi cat X prosentase overspray X Standart Using PH adjuster = X 0.59 X 0.03 = g Dengan menggunakan cara yang sama dapat dicari besarnya kebutuhan dan bahan baku tidak langsung di tahun berikutnya seperti pada lampiran no Bahan baku Tidak Langsung Electrostatic Painting System Adapun perhitungan kebutuhan bahan baku langsung paint kill, paint floc, ph adjuster adalah sebagai berikut, Data; - Standart using cat : ml/m 2 - Standart using paint kill 9511 : 0.18 g/ml - Standart using paint floc 9230 : 0.09 g/ml

13 47 - Standart using PH adjuster : 0.03 g/ml - Luas Permukaan part : m 2 - Cat over spray : ± 37 % - Jumlah produksi tahun pertama : unit Konsumsi cat tahun_1 = Jumlah produksi X Standart Using cat X Luas permukaan = X X = ml Konsumsi paint Kill = Konsumsi cat X prosentase overspray X Standart Using Paint kill = X 0.37 X 0.18 = g Konsumsi paint floc = Konsumsi cat X prosentase overspray X Standart Using Paint Floc = X 0.37 X 0.09 = g Konsumsi PH Adjuster = Konsumsi cat X prosentase overspray X Standart Using PH adjuster = X 0.59 X 0.03 = g

14 48 Dengan menggunakan cara yang sama dapat dicari besarnya kebutuhan dan biaya bahan baku tidak langsung di tahun berikutnya seperti pada lampiran no Aspek Finansial Untuk mengetahui apakah usulan proyek electrostatic painting system layak dibanding sistem yang berjalan saat ini atau sebaliknya secara finansial, Akan dibahas dengan menggunakan teori analisa NPV ( net present value ), payback period, Internal Rate of Return (IRR) Elemen Biaya Sistem Berjalan (Manual Painting System) Perhitungan Biaya Bahan Baku Langsung Perhitungan biaya bahan baku langsung sistem manual adalah sebagai berikut; - Harga rata-rata cat : ,00 /Ltr - Harga rata-rata thinner : ,00 /Ltr - Konsumsi cat tahun_1 : ,55 ml - Konsumsi thinner tahun_1 : ml - Asumsi kenaikan bahan baku : 10 % / thn Biaya Bahan Cat tahun_1 = Konsumsi Cat X Harga Cat = ( ,55) X ( 93.8) = Biaya Thinner tahun_1 = Konsumsi Thinner X Harga Thinner = X

15 49 = 226,714,223 Dengan cara yang sama dapat dihitung biaya bahan baku langsung di tahun tahun selanjutnya seperti pada lampiran no Perhitungan Biaya Bahan Baku Tidak Langsung Perhitungan biaya bahan baku tidak langsung adalah sebagai berikut; - Konsumsi paint kill tahun_1 : g - Konsumsi thinner tahun_1 : g - konsumsi ph adjuster tahun_1 : g - Harga paint kill 9511 : / g - Harga paint floc 9230 : / g - Harga PH adjuster : 3.1 /g - Asumsi kenaikan bahan baku per tahun : 10 % Berdasarkan data diatas diperoleh biaya bahan baku tidak langsung ditahun pertama sebagai berikut: Biaya paint kill = 28 X = 100,960,772 Biaya paint floc = 26.5 X = 47,776,080 Biaya PH adjuster = 3.1 X = 1,862,967 Total Biaya bahan baku tdk langsung = 100,960, ,776, ,862,967

16 50 = 150,599,818 Jadi biaya bahan baku tdk langsung di tahun pertama adalah 150,599,818 Dengan menggunakan cara yang sama dapat dicari besarnya kebutuhan dan biaya bahan baku tidak langsung di tahun berikutnya seperti pada lampiran no.12: Perhitungan Biaya Air PAM Pada proses pengecatan plastic part diperlukan air PAM untuk memenuhi kebutuhan wet booth painting system. Keperluan air PAM untuk proses painting adalah untuk proses penggantian air jenuh, dengan melakukan pengurasan 6 bulan sekali. Proses sirkulasi air saat berlangsungnya proses painting menyebabkan volume air berkurang setiap harinya akibat adanya penguapan. Untuk itu perlu penambahan air pada saat berlangsung proses painting setiap harinya (dengan volume tertentu), tujuannya untuk mengganti air yang hilang akibat penguapan. Adapun kebutuhan air PAM diproses painting adalah sebagai berikut: - Kebutuhan air PAM : 0.5 m 3 / hari - Regenerasi air PAM : 40 m 3 / 6 bln - Biaya air PAM : / m 3 - Asumsi kenaikan biaya air PAM : 10 % - Hari kerja per tahun : 22 hari x 12 bln Perhitungan biaya dan kebutuhan air PAM pada tahun pertama ( 2008 ) :

17 51 Kebutuhan air PAM selama 1 thn = 22 x 12 x 0.5 = 132 m 3 Regenerasi air PAM telama 1 thn = 40 x 2 = 80 m 3 Total Kebutuhan air PAM thn 1 = = 212 m 3 Total Biaya Air PAM thn 1 = 212 x ,00 = ,00 Dengan mengasumsikan bahwa biaya air PAM mengalami kenaikan sebesar 10 % tiap tahunnya, maka biaya air pam untuk tahun-tahun berikutnya dapat dilihat pada lampiran no Perhitungan Biaya Angin Dalam melukakukan proses painting, mesin spray gun manual tidak membutuhkan tenaga listrik. Tenaga penggerak mesin adalah tenaga angin. Perhitungan biaya pemakaian angin adalah : - Flow rate spray gun ( 8 unit ) : 8 x 210 lt/mnt - Flow rate pompa ( 8 unit ) : 8 x 160 lt/mnt - Jumlah Produksi per hari : 800 unit - Waktu kerja per hari : 860 menit - Konversi 1 lt/m (flow rate) : cfm - Biaya angin per satuan : 0.68,- / cfm - Jumlah produksi tahun pertama (2008) : unit

18 52 Sebelum mencari besarnya biaya pemakaian angin, terlebih dahulu mencari beberapa besaran yang memudahkan perhitungan antara lain; Cycle time pemakaian mesin = waktu kerja / Jumlah produksi = 860 menit / 800 = menit Flow rate total mesin = {( 8 x 270 ) + ( 8 x 160 )}x = cfm Biaya Angin Tahun ke_n = ( Produksi Tahun ke_n) x (Flow Rate total) x (Harga Angin per cfm) x CT mesin Dengan menggunakan rumus diatas diperoleh: Biaya Angin Tahun ke_1 = ( ) x ( ) x ( 0.68 ) x ( ) = 18,737,214 Dengan cara yang sama maka dapat dihitung biaya pemakaian angin ditahun- tahun selanjutnya, seperti pada lampiran no Perhitungan Biaya Pengolahan Limbah Banyaknya cat yang terbuang (over spray) dan bahan kimia yang digunakan untuk mematikan sifat cat tersebut akan menghasilkan limbah baik berupa limbah cair maupun limbah padat (sludge) semakin banyak cat yang terlarut dalam air booth maka proses pembentukan limbah padat (sludge) akan semakin banyak pula. Berdasarkan hasil uji coba diperoleh bahwa setiap penambahan 1 g paint floc akan menghasilkan ± 25 g limbah padat ( sludge ). Limbah cair yang dihasilkan dari proses

19 53 pengecatan adalah air PAM yang terkontaminasi dengan sisa cat dan bahan kimia jenuh sehingga menghasilkan bau yang tidak enak.untuk itu dilakukan penggantian air setiap 6 bulan sekali secara rutin. Adapun perhitungan biaya pengolahan limbah system berjalan adalah sebagai berikut: - Biaya pengolahan limbah padat (sludge) : 1.200,00 /kg - Biaya pengolahan limbah cair : ,00 /m 3 - Banyaknya pengurasan per tahun : 2 kali - Asumsi kenaikan biaya pengolahan limbah : 10 % / thn Biaya pengolahan Sludge thn pertama = 25 X Pemakaian paint floc X Biaya Pengolahan Sludge = 25 X ( ) X 1.2 = ,00 Biaya pengolahan limbah cair = pengurasan X Limbah Cair X Cost per m 3 = 2 X 40 X ,00 = ,00 Dengan cara yang sama maka dapat dihitung biaya pengolahan limbah sludge dan limbah cair pada ditahun- tahun selanjutnya, seperti pada lampiran no Perhitungan Biaya Perawatan Mesin Dengan menggunaklan data kebutuhan dan biaya perawatan mesin manual painting sistem pada lampiran 16a, maka dapat dihitung besarnya biaya perawatan

20 54 mesin pada tahun pertama dan seterusnya dengan asumsi kenaikan harga spare part mesin adalah 10 % (lihat lampiran 16b). Biaya Perawatan Mesin thn pertama = mesin X Cos per tahun = 8 X ,00 = , Nilai Sisa Mesin Sistem Lama Berdasarkan hasil perhitungan oleh pihak perusahaan diperoleh nilai sisa untuk mesin pada sistem pengecatan manual ini sebesar. 6,400, dengan usian ekonomis selama 7 tahun Elemen Biaya Sistem Baru (Electrostatic Painting System) Adapun biaya-biaya yang dibutuhkan untuk Electrostatic Painting System adalah biaya investasi awal, biaya penyusutan aktiva tetap, biaya perawatan aktiva tetap, biaya overhead, dan bahan baku. Besarnya kebutuhan dan biaya dari masing-masing elemen biaya adalah sebagai berikut: Perhitungan Biaya Investasi Inisial Biaya investasi awal untuk proyek Electrostatic painting System adalah meliputi pengadaan electrostatic gun, paint pump,mixer,instalasi,modifikasi booth dengan

21 55 total nilai investasi adalah ,00. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran no Perhitungan Biaya Depresiasi Mesin Perhitungan biaya penyusutan aktiva tetap untuk electrostatic painting system, didasarkan pada biaya investasi awal electrostatic painting system sebesar ,00 dan usian ekonomis proyek adalah 7 tahun tanpa nilai sisa. % Penyusutan = ( 1 / 7 thn ) x 100% = % Biaya Penyusutan Aktiva Tetap = % x ( ,00 0 ) = ,00 Jadi, biaya penyusutan aktiva tetap untuk proyek electrostatic painting system periode adalah tetap yaitu sebesar , Perhitungan Biaya Bahan Baku Langsung Biaya bahan baku langsung pada proses painting plastic untuk sistem electrostatic adalah sebagai berikut: - Konsumsi cat tahun_1 : ml - Konsumsi thinner tahun_1 : ml - Konsumsi conductive primer tahun_1 : ml - Konsumsi Thinner cd tahun_1 : ml - Harga rata-rata cat : ,00 /Ltr - Harga conductive primer : ,00 /Ltr

22 56 - Harga rata-rata thinner : ,00 /Ltr - Harga thinner cd : ,00 /Ltr - Asumsi kenaikan bahan baku : 10 % / thn Biaya Bahan Cat ditahun pertama = Konsumsi Cat tahun_1 X Harga Cat = ( ) X ( 93.8) = 2,082,678,046 Biaya Thinner ditahun pertama = Konsumsi Thinner tahun_1 X Harga Thinner = ( ) X ( 16.56) = 147,061,959 Biaya Conductive Primer thn_1 = Konsumsi Cond Prmer tahun_1 X Harga Cat = ( ) X ( 98.5) = 863,047,380 Biaya Thinner cd thn_1 = Konsumsi Thinner CD tahun_1 X Harga Thinner = ( ) X ( 19.50) = 71,190,456 Dengan cara yang sama dapat dihitung biaya bahan baku langsung di tahun tahun selanjutnya seperti pada lampiran no.18

23 Perhitungan Biaya Bahan Baku Tidak Langsung Adapun perhitungan biaya bahan baku langsung paint kill, paint floc, ph adjuster adalah sebagai berikut, - Konsumsi paint Kill : g - Konsumsi paint floc : g - Konsumsi PH Adjuster : g - Harga paint kill 9511 : / g - Harga paint floc 9230 : / g - Harga PH adjuster : 3.1 /g - Asumsi kenaikan bahan baku per tahun : 10 % Biaya paint kill tahun_1 = 28 X = 41,406,245 Biaya paint floc tahun_1 = 26.5 X = 19,594,026 Biaya PH adjuster tahun_1 = 3.1 X = 764,044 Total Biaya bahan baku tdk langsung = 41,406, ,594, ,044 = 61,764,315 Jadi biaya bahan baku tidak langsung di tahun pertama adalah 61,764,315 Dengan menggunakan cara yang sama dapat dicari besarnya kebutuhan dan biaya bahan baku tidak langsung di tahun berikutnya seperti pada lampiran no.19

24 Perhitungan Biaya Air PAM Keperluan air PAM untuk electrostatic painting system tidak berbeda dengan kebutuhan air pam sistem manual karena kebutuhan air untuk water circulation system wet booth hanya mengalami penggantian air bersih setiap 6 bulan sekali.dengan volume air yang sama yaitu 40 m 3 serta penambahan air 0,5 m3 setiap harinya karena proses penguapan air dalam booth.. Adapun kebutuhan air PAM diproses painting adalah sebagai berikut: - Kebutuhan air PAM : 0.5 m 3 / hari - Regenerasi air PAM : 40 m 3 / 6 bln - Biaya air PAM : / m 3 - Asumsi kenaikan biaya air PAM : 10 % - Hari kerja per tahun : 22 hari x 12 bln Perhitungan biaya dan kebutuhan air PAM pada tahun pertama ( 2008 ) : Kebutuhan air PAM selama 1 thn = 22 x 12 x 0.5 = 132 m 3 Regenerasi air PAM telama 1 thn = 40 x 2 = 80 m 3 Total Kebutuhan air PAM thn 1 = = 212 m 3 Total Biaya Air PAM thn 1 = 212 x ,00 = ,00

25 59 Dengan mengasumsikan bahwa biaya air pam mengalami kenaikan sebesar 10 % tiap tahunnya, maka biaya air pam untuk tahun-tahun berikutnya dapat dilihat pada lampiran no Perhitungan Biaya Angin Adapun besarnya kebutuhan pemakaian tenaga angin pada electrostatic painting system dapat dilihat pada lampiran no.18, dimana total pemakaian anign adalah sebesar cfm. Selain hasil perhitungan pemakaian angin pada lampiran no.20a, adapula datadata pendukung antara lain; - Jumlah Produksi per hari : 800 unit - Waktu kerja per hari : 860 menit - Konversi 1 lt/m (flow rate) : cfm - Biaya angin per satuan : 0.68,- / cfm - Jumlah produksi tahun pertama (2008) : unit Cycle time pemakaian mesin = waktu kerja / Jumlah produksi = 860 menit / 800 = menit Biaya Angin Tahun ke_n = ( Produksi Tahun ke_n) x (Flow Rate total) Dengan menggunakan rumus diatas diperoleh: x (Harga Angin per cfm) x CT mesin

26 60 Biaya Angin Tahun ke_1 = ( ) x ( ) x ( 0.68 ) x ( ) = ,73 Dengan cara yang sama maka dapat dihitung biaya pemakaian angin ditahun- tahun selanjutnya, seperti pada lampiran no.20b Perhitungan Biaya Pengolahan Limbah Sama halnya dengan sistem pengecatan manual, metode pengecatan dengan sistem elektrostatik juga membutuhkan biaya untuk mengolah limbah hasil produksi. Dengan cara yang sama dengan sistem manual maka dapat kita hitung kebutuhan dan biaya pengolahan limbah sebagai berikut, - Biaya pengolahan limbah padat (sludge) : 1.200,00 /kg - Biaya pengolahan limbah cair : ,00 /m 3 - Banyaknya pengurasan per tahun : 2 kali - Asumsi kenaikan biaya pengolahan limbah : 10 % / thn Biaya pengolahan Sludge thn pertama = 25 X Pemakaian paint floc X Biaya Pengolahan Sludge = 25 X ( ) X 1.2 = 22,181,917 Biaya pengolahan limbah cair = pengurasan X Limbah Cair X Cost per m 3 = 2 X 40 X ,00 = ,00

27 61 Dengan menggunakan cara yang sama dapat dicari besarnya biaya pengolahan limbah sludge dan limbah cair di tahun selanjutnya seperti pada lampiran no Perhitungan Biaya Perawatan Mesin Dengan menggunaklan data kebutuhan dan biaya perawatan mesin electrostatic painting system pada lampiran 22a, maka dapat dihitung besarnya biaya perawatan mesin pada tahun pertama dan seterusnya dengan asumsi kenaikan harga spare part mesin adalah 10 % (lihat lampiran 22b). Biaya Perawatan Mesin thn pertama = mesin X Cos per tahun = 8 X ,00 = 216,830, Evaluasi Kelayakan Proyek Manual Painting System Biaya operasi dari system manual painting system meliputi, biaya pemakaian air PAM, biaya pemakaian angin, biaya bahan baku langsung,biaya bahan baku tidak langsung, biaya pengolahan limbah, biaya maintenance. Total pengeluaran kas tersebut, dapat dilihat pada tabel 4.2:

28 62 Pengolahan Biaya Bahan Baku Tahun Air PAM Angin Limbah maintenance Langsung Tdk Langsung Total Arus Kas ,720,000 18,737,214 55,236,848 36,880,000 3,411,446, ,599,818 3,674,620, ,892,000 23,096,855 67,936,293 40,568,000 4,205,197, ,640,307 4,524,331, ,081,200 28,141,052 82,623,260 44,624,800 5,123,584, ,182,896 5,507,237, ,289,320 33,963,120 99,568,256 49,087,280 6,183,596, ,977,599 6,641,482, ,518,252 40,668, ,076,019 53,996,008 7,404,375, ,869,414 7,947,503, ,770,077 48,374, ,489,652 59,395,609 8,807,473, ,809,816 9,448,313, ,047,085 57,215, ,195,252 65,335,170 10,417,148, ,869,604 11,169,811,042 Tabel 4.2 Tabel Arus kas manual painting system (berupa biaya) Dengan menambahkan nilai sisa pada tahun ke_7 maka diperoleh arus kas bersih pada 2014 sebesar 11,163,411, Diagram Arus Kas Diagram arus kas untuk manual painting system adalah sebagai berikut 6,400, n = 7 3,674,620,555 4,524,331,150 5,507,237,659 6,641,482,159 7,947,503,181 9,448,313,587 11,169,811,042 Gambar. 4.1 Diagram arus kas manual painting system

29 Present Value Method Berdasarkan cash flow yang diatas maka present value dari biaya diatas adalah sebagai berikut (dengan mengasumsikan i = 6 %), Tahun Arus Kas ( A ) Discount Operasi ( ) Factor ( i = 6 % ) PV = A ( 1 + i ) -n ,674,620, ,466,637, ,524,331, ,026,654, ,507,237, ,623,986, ,641,482, ,260,651, ,947,503, ,938,851, ,448,313, ,660,683, ,163,411, ,424,338,148 Net Present Value - 37,401,802,763 Tabel 4.3 Analisa Present value methode ( manual painting system ) Dari tabel diatas maka net present value atas arus kas manual painting spray system atau system yang berjalan saat ini adalah sebesar - 37,401,802, Evaluasi Kelayakan Proyek Electristatic Painting System Element biaya pada tabel dibawah ini, dapat digunakan untuk menganalisa aspek financial proyek seperti pada tabel 4.52,

30 64 Tahun Air PAM Angin ,720, ,892, ,081, ,289, ,518, ,770, ,047,085 21,712,380 26,764,261 32,609,395 39,355,913 47,125,640 56,055,754 66,300,634 Pengolahan Biaya Biaya Bahan Baku Limbah maintenance Penyusutan M/C Langsung Tdk Langsung 23,332, ,830,789 98,642,857 3,163,977,841 61,764,315 28,608, ,513,868 98,642,857 3,900,149,583 76,135,194 34,706, ,365,255 98,642,857 4,751,915,894 92,762,606 41,738, ,601,780 98,642,857 5,735,033, ,954,148 49,829, ,461,958 98,642,857 6,867,256, ,056,373 59,121, ,208,154 98,642,857 8,168,573, ,459,501 69,772, ,128,970 98,642,857 9,661,480, ,602,691 Tabel 4.4 Total element biaya electrostatic painting system (berupa biaya) Total Arus Kas 3,587,980,819 4,370,706,601 5,275,084,161 6,317,616,595 7,516,891,102 8,893,830,774 10,471,975, Diagram Arus Kas Diagram arus kas untuk manual painting system adalah sebagai berikut: n = 7 690,500,000 4,370,706,601 3,587,980,819 5,275,084,161 6,317,616,595 7,516,891,102 8,893,830,774 10,471,975,898 Gambar 4.2 Diagram arus kas ( electrostatic painting system )

31 Present Value Method Dengan menggunakan data arus kas diatas dapat dihitung nilai Net Present Value dengan besarnya suku bunga i = 6 % adalah sebgai berikut, Tahun Arus Kas ( A ) Discount Operasi ( ) Factor ( i = 6 % ) PV = A ( 1 + i ) -n 0-690,500, ,500, ,587,980, ,384,901, ,370,706, ,889,928, ,275,084, ,429,066, ,317,616, ,004,120, ,516,891, ,617,072, ,893,830, ,269,794, ,471,975, ,964,492,291 Net Present Value - 34,868,876,350 Tabel 4.5 Analisa Present value methode (electrostatic painting system) Dari tabel diatas maka net present value atas arus kas electrostatic painting spray system atau system yang berjalan saat ini adalah sebesar - 34,868,876, Payback Period Method Tahun Total Pengeluaran Sistem baru Total Pengeluaran Sistem Lama Penghematan Biaya Biaya Penyusutan Arus Kas Bersih ,587,980,819 3,674,620,555 86,639,736 98,642, ,282, ,370,706,601 4,524,331, ,624,549 98,642, ,267, ,275,084,161 5,507,237, ,153,498 98,642, ,796, ,317,616,595 6,641,482, ,865,564 98,642, ,508, ,516,891,102 7,947,503, ,612,079 98,642, ,254, ,893,830,774 9,448,313, ,482,813 98,642, ,125, ,471,975,898 11,169,811, ,835,144 98,642, ,478,001 jumlah 3,169,713,383 Tabel 4.6 Arus kas electrostatic painting system (berupa biaya)

32 66 Dari data arus kas bersih diatas, maka perhitungan payback period, metode arus kas kumulatif adalah sebagai berikut, Keterangan : Uraian Arus khas tahunan Arus Kas Kumulatif Waktu (thn ) Io - 690,500,000 - A1 185,282, ,217,407 1 A2 252,267, ,950,001 1 A3 252,950, *) Jumlah 690,500, Tabel 4.7 Analisa payback periode method electrostatic painting system *) = ( 252,950,001 / 330,796,356 ) x 1 tahun = 0.76 thn Jadi periode pemulihan modal untuk proyek electrostatic painting system adalah 2.76 tahun dan periode tersebut lebih pendek dari usia ekonomis proyek yaitu 7 tahun, maka proyek electrostatic painting system layak untuk dijalankan Internal Rate of Return (IRR) Data-data yang diperlukan utnuk memperoleh nilai IRR adalah, - payback period arus kas kumulatif = 2.76 tahun - Usia ekonomis ( n ) = 7 tahun - MARR (suku bunga Permata Bank,Juli 2007) = 6 % Karena arus kas pada kasus ini tidak seragam dari tahun pertama hingga tahun ketujuh sehingga langkah pertama sebelum mencari nilai IRR terlebih dahulu menghitung masa pemulihan modal menurut pendekatan arus kumulatif dan

33 67 menurut arus kas rata-rata. Setelah itu diperoleh masa pemulihan modal rata-rata proyek tersebut. Masa pemulihan modal dihitung denga rumus, X = ½ (X1 + X2), dimana X = Masa pemulihan modal rata-rata X1 = Masa pemulihan modal arus kas rata rata X2 = Masa pemulihan modal arus kas kumulatif - Arus kas rata-rata ArusKasBersih = Periode = 3,169,713,383 7 = 452,816,198 X1 InvestasiInisial ,00 = = = ArusKasRata rata ,00 tahun X2 = 2 tahun + ( 252,950,001 / 330,796,356) = = 2.76 tahun (2.76thn thn) X ( Payback period rata-rata ) = = tahun Dari Daftar A-2 Nilai sekarang dari Anuitas (terdapat pada lampiran) didapat factor pengurang kumulatif pada n = 7 hyang mendekati nilai X (lebih besar dan lebih kecil), sebagai berikut;

34 68 n 42.50% 43.50% IRR dicari melalui proses coba-coba dengan memakai interest 42.50% atau 43.5%. Pemecahan ini membantu kita dalam menganalisis untuk mendapatkan tingkat bunga yang diperlukan dalam proses trial and error guna mendapatkan IRR yang dicari Proses Trial and Error Tahun Arus Kas df(42.5%) PV (42.5%) 0 (690,500,000) 1 (690,500,000) 1 185,282, ,022, ,267, ,231, ,796, ,319, ,508, ,466, ,254, ,073, ,125, ,002, ,878, ,289,205 NPV1 15,906,223 Tabel 4.8 Trial and error NPV pada tingkat diskon 42.5% NPV bertanda postif, selanjutnya mencoba mencoba nilai df yang lain agar memperoleh NPV negative, yaitu dengan memasukkan nilai i = 43.5 %, sebagai berikut,

35 69 Tahun Arus Kas df(43.5%) PV (43.5%) 0-690,500, ,500, ,282, ,116, ,267, ,506, ,796, ,944, ,508, ,640, ,254, ,977, ,125, ,795, ,878, ,077,693 NPV2-1,441,518 Tabel 4.9 Trial and error NPV pada tingkat diskon 43.5% Melalui interpolasi diperoleh; NPV2 IRR = I1 + ( I 2 I1) NPV NPV 2 1 ( 1,441,518) IRR = 42.5% + (43.5% 42.5%) ( 1,441,518) ( 15,906,223) ( 1,441,518) = 42.5% + = 42.5% = 42.58% ( 17,347,741) Dari perhitungan diatas, diperoleh nilai IRR sebesar 42.58% atau lebih besar dari tingkat pengembalian minimum (MARR) sebesar 6 %. Nilai tersebut menunjukkan bahwa proyek electrostatic painting system layak untuk dijalankan.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Model penyelesaian masalah painting system adalah sebagai berikut : Identifikasi Masalah. Studi Pustaka.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Model penyelesaian masalah painting system adalah sebagai berikut : Identifikasi Masalah. Studi Pustaka. BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Model Penyelesaian Masalah Model penyelesaian masalah painting system adalah sebagai berikut : Identifikasi Masalah Studi Pustaka Pengumpulan Data Pengolahan Data Analisa Aspek

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap Tahun 2006/2007

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap Tahun 2006/2007 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap Tahun 2006/2007 ANALISA KELAYAKAN PROYEK ELECTROSTATIC PAINTING SYSTEM PADA PROSES PLASTIC PAINTING PT.ASTRA HONDA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Yang dimaksud dengan proyek adalah suatu keseluruhan kegiatan yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Yang dimaksud dengan proyek adalah suatu keseluruhan kegiatan yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Proyek dan Investasi Yang dimaksud dengan proyek adalah suatu keseluruhan kegiatan yang menggunakan sumber-sumber untuk memperoleh manfaat (benefit), atau suatu kegiatan

Lebih terperinci

METODE ACCOUNTING RATE OF RETURN (ARR)

METODE ACCOUNTING RATE OF RETURN (ARR) METODE ACCOUNTING RATE OF RETURN (ARR) ARR dapat dihitung dengan dua cara : 1. ARR atas dasar Initial Invesment NI ARR = ----------- x 100 % Io dimana : NI = Net Income (keuntungan netto rata-rata tahunan)

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Semester Genap tahun 2005/2006

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Semester Genap tahun 2005/2006 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Semester Genap tahun 2005/2006 STUDI KELAYAKAN PROYEK NICKEL RECOVERY SYSTEM PADA PROSES PLATING PT. ASTRA HONDA MOTOR Abstrak Daddy Jati

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan permasalahan serta maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: 1. Estimasi incremental

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Proyek dan Investasi Yang dimaksud dengan proyek adalah suatu keseluruhan kegiatan yang menggunakan sumber-sumber untuk memperoleh manfaat (benefit), atau suatu kegiatan

Lebih terperinci

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Aspek ekonomi dan keuangan membahas tentang kebutuhan modal dan investasi yang diperlukan dalam pendirian dan pengembangan usaha yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Proyek Dalam menilai suatu proyek, perlu diadakannya studi kelayakan untuk mengetahui apakah proyek tersebut layak untuk dijalankan atau tidak. Dan penilaian tersebut

Lebih terperinci

Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil. Manajemen Investasi

Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil. Manajemen Investasi Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil Manajemen Investasi Pendahuluan Dalam menentukan usulan proyek investasi mana yang akan diterima atau ditolak Maka usulan proyek investasi tersebut harus dinilai

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Data-data yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut: 4.1.1 Data Jumlah Produksi Tahunan Produksi sepeda motor PT.AHM mengalami

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return.

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return. ABSTRAK Dalam memasuki era globalisasi, Indonesia dituntut untuk mempersiapkan dirinya agar dapat bersaing khususnya dalam bidang ekonomi. Perekonomian Indonesia sekarang dapat dikatakan sudah mulai meningkat

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI BUDI SULISTYO

ANALISIS INVESTASI BUDI SULISTYO ANALISIS INVESTASI BUDI SULISTYO ASPEK INVESTASI UU & PERATURAN BIDANG USAHA STRATEGI BISNIS KEBIJAKAN PASAR LINGKUNGAN INVESTASI KEUANGAN TEKNIK & OPERASI ALASAN INVESTASI EKONOMIS Penambahan Kapasitas

Lebih terperinci

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta XII. Penganggaran Modal (Capita l Budgeting) i 1. Pengantar Investasi aktiva tetap merupakan salah satu investasi yang mendapat perhatian karena jangka waktu pengembalian biasanya lebih dari satu tahun,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Citra Jaya Putra Utama merupakan salah satu perusahaan jasa yang bergerak di bidang distribusi farmasi. Perusahaan saat ini ingin melakukan investasi modal dalam bentuk cabang baru di Surabaya

Lebih terperinci

METODE PENILAIAN INVESTASI. Jakarta, 20 Oktober 2005

METODE PENILAIAN INVESTASI. Jakarta, 20 Oktober 2005 METODE PENILAIAN INVESTASI Jakarta, 20 Oktober 2005 Outline Accounting/Average Rate of Return Payback Period Net Present Value Profitability Index Internal Rate of Return 2 Pendahuluan Penilaian investasi:

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2007/2008 STUDI KELAYAKAN PROYEK RELAYOUT LINE 1 AREA WELDING 1A PADA PT. AHM Gerald Daniel Erianto NIM: 1000890743

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 41 BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Pilihan Analisis Untuk menganalisis kelayakan usaha untuk dapat melakukan investasi dalam rangka melakukan ekspansi adalah dengan melakukan penerapan terhadap

Lebih terperinci

ANALISA STUDY KELAYAKAN KELANGSUNGAN USAHA JASA FOTO COPY CAHAYA GIRI

ANALISA STUDY KELAYAKAN KELANGSUNGAN USAHA JASA FOTO COPY CAHAYA GIRI ANALISA STUDY KELAYAKAN KELANGSUNGAN USAHA JASA FOTO COPY CAHAYA GIRI Latar Belakang Masalah Kemajuan dalam bidang tekhnologi juga sudah berkembang pesat. Dimana - mana terdapat usaha - usaha jasa yang

Lebih terperinci

Materi 7 Metode Penilaian Investasi

Materi 7 Metode Penilaian Investasi Pendahuluan Materi 7 Metode Penilaian Investasi Dalam menentukan usulan proyek investasi mana yang akan diterima atau ditolak Maka usulan proyek investasi tersebut harus dinilai 1 2 Metode Penilaian 1.

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Semester Genap tahun 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Semester Genap tahun 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Abstrak Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Semester Genap tahun 2007/2008 STUDI KELAYAKAN PROYEK TAKE IN TAKE OUT PROSES CASTING PT. ASTRA HONDA MOTOR Mikhael Tri Satria

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada akhirnya setelah penulis melakukan penelitian langsung ke perusahaan serta melakukan perhitungan untuk masing-masing rumus dan mencari serta mengumpulkan

Lebih terperinci

METODE PERBANDINGAN EKONOMI. Pusat Pengembangan Pendidikan - Universitas Gadjah Mada

METODE PERBANDINGAN EKONOMI. Pusat Pengembangan Pendidikan - Universitas Gadjah Mada METODE PERBANDINGAN EKONOMI METODE BIAYA TAHUNAN EKIVALEN Untuk tujuan perbandingan, digunakan perubahan nilai menjadi biaya tahunan seragam ekivalen. Perhitungan secara pendekatan : Perlu diperhitungkan

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Analisis Aspek Teknis Bagan alur kerja di Dies Manufacturing Division, PT. Astra Honda Motor adalah sebagai berikut, dijelaskan pula pada tahap mana

Lebih terperinci

Bab 5 Penganggaran Modal

Bab 5 Penganggaran Modal M a n a j e m e n K e u a n g a n 90 Bab 5 Penganggaran Modal Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan mengenai teori dan perhitungan dalam investasi penganggaran modal dalam penentuan keputusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Belum pulihnya kondisi perekonomian yang melanda bangsa Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Belum pulihnya kondisi perekonomian yang melanda bangsa Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Belum pulihnya kondisi perekonomian yang melanda bangsa Indonesia mengakibatkan harga kebutuhan bahan baku produksi langsung maupun tidak langsung belum stabil bahkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Dwi Susianto pada tahun 2012 dengan judul Travel AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Saat ini Indonesia sedang memasuki era globalisasi, sehingga Indonesia dituntut untuk selalu mengembangkan teknologi di segala bidang agar tidak tertinggal oleh teknologi negara lain. Hal ini juga

Lebih terperinci

Oleh : Ani Hidayati. Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Investasi

Oleh : Ani Hidayati. Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Oleh : Ani Hidayati Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Keputusan Investasi (capital investment decisions) Berkaitan dengan proses perencanaan, penentuan tujuan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis lakukan pada Warnet Pelangi, maka penulis menyimpulkan bahwa: 1. Warnet Pelangi belum menerapkan

Lebih terperinci

Minggu-15. Budget Modal (capital budgetting) Penganggaran Perusahaan. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM

Minggu-15. Budget Modal (capital budgetting) Penganggaran Perusahaan. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Penganggaran Perusahaan Minggu-15 Budget Modal (capital budgetting) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Further Information : Mobile : 08122035131 Email: ailili1955@gmail.com 1 Pokok Bahasan Pengertian Penganggaran

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN NECIS LAUNDRY

STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN NECIS LAUNDRY STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA NECIS LAUNDRY LATAR BELAKANG Saat ini perubahan ekonomi mempengaruhi gerak laju kegiatan kegiatan perekonomian yang berlangsung. Persaingan yang ketat, perkembangan ilmu

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Metode Kelayakan Investasi Evaluasi terhadap kelayakan ekonomi proyek didasarkan pada 2 (dua) konsep analisa, yaitu analisa ekonomi dan analisa finansial. Analisa ekomoni bertujuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KERANGKA TEORI 2.1.1. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Studi Kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang kegiatan atau usaha atau bisnis

Lebih terperinci

= Jumlah stasiun kerja. 4. Keseimbangan Waktu Senggang (Balance Delay) Balance delay merupakan ukuran dari ketidakefisienan

= Jumlah stasiun kerja. 4. Keseimbangan Waktu Senggang (Balance Delay) Balance delay merupakan ukuran dari ketidakefisienan Keterangan: n = Jumlah stasiun kerja Ws Wi = Waktu stasiun kerja terbesar. = Waktu sebenarnya pada stasiun kerja. i = 1,2,3,,n. 4. Keseimbangan Waktu Senggang (Balance Delay) Balance delay merupakan ukuran

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. 42 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dalam upaya mengembangkan usaha bisnisnya, manajemen PT Estika Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. Langkah pertama

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal Disarikan Gitman dan Sumber lain yang relevan Pendahuluan Investasi merupakan penanaman kembali dana yang dimiliki oleh perusahaan ke dalam suatu aset dengan

Lebih terperinci

Contoh Soal dan Pembahasan Internal Rate of Return (IRR)

Contoh Soal dan Pembahasan Internal Rate of Return (IRR) Contoh Soal dan Pembahasan Internal Rate of Return (IRR) Aplikasi IRR, arus kas setiap tahun jumlahnya sama. Soal 1 : Suatu pabrik mempertimbangkan ususlan investasi sebesar Rp. 13.. tanpa nilai sisa dapat

Lebih terperinci

Penganggaran Modal 1 BAB 10 PENGANGGARAN MODAL

Penganggaran Modal 1 BAB 10 PENGANGGARAN MODAL Penganggaran Modal 1 BAB 10 PENGANGGARAN MODAL Penganggaran Modal 2 KERANGKA STRATEGIK KEPUTUSAN PENGANGGARAN MODAL Keputusan penganggaran modal harus dihubungkan dengan perencanaan strategi perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KONVEKSI PADA CV. TATA SARANA MANDIRI. : Dedik Fahrudin NPM : Jenjang/Jurusan : S1/Manajemen

ANALISIS STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KONVEKSI PADA CV. TATA SARANA MANDIRI. : Dedik Fahrudin NPM : Jenjang/Jurusan : S1/Manajemen ANALISIS STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KONVEKSI PADA CV. TATA SARANA MANDIRI Nama : Dedik Fahrudin NPM : 11212796 Jenjang/Jurusan : S1/Manajemen LATAR BELAKANG Studi kelayakan terhadap suatu usaha

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis uraikan dalam bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sampai

Lebih terperinci

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI DAULAY JAYA

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI DAULAY JAYA ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI DAULAY JAYA Nama : Rani Eva Dewi NPM : 16212024 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Nenik Diah Hartanti, SE.,MM Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Pada bab ini dijelaskan mengenai pengumpulan dan pengolahan data untuk menganalisa kelayakan investasi yang dilakukan oleh CV. Utama Karya Mandiri. Data ini digunakan

Lebih terperinci

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. ASPEK KEUANGAN Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. PENDAHULUAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran

Lebih terperinci

RANGKUMAN BAB 23 EVALUASI EKONOMI DARI PENGELUARAN MODAL (Akuntansi Biaya edisi 13 Buku 2, Karangan Carter dan Usry)

RANGKUMAN BAB 23 EVALUASI EKONOMI DARI PENGELUARAN MODAL (Akuntansi Biaya edisi 13 Buku 2, Karangan Carter dan Usry) RANGKUMAN BAB 23 EVALUASI EKONOMI DARI PENGELUARAN MODAL (Akuntansi Biaya edisi 13 Buku 2, Karangan Carter dan Usry) BIAYA MODAL ( THE COST OF CAPITAL ) Biaya modal mewakili perkiraan tingkat pengembalian

Lebih terperinci

KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI

KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI 4.1. KONSEP INVESTASI Penganggaran modal adalah merupakan keputusan investasi jangka panjang, yang pada umumnya menyangkut pengeluaran yang besar yang akan memberikan

Lebih terperinci

Metode Penilaian Investasi

Metode Penilaian Investasi Metode Penilaian Investasi Pendahuluan Dalam menentukan usulan proyek investasi mana yang akan diterima atau ditolak Maka usulan proyek investasi tersebut harus dinilai Metode Penilaian Metode periode

Lebih terperinci

Penganggaran Modal. Gambaran Umum Penganggaran Modal, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return. Nurahasan Wiradjegha, S.E.,M.

Penganggaran Modal. Gambaran Umum Penganggaran Modal, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return. Nurahasan Wiradjegha, S.E.,M. Modul ke: Penganggaran Modal Fakultas EKONOMI Gambaran Umum Penganggaran Modal, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return Program Studi Manajemen 84008 www.mercubuana.ac.id Nurahasan Wiradjegha,

Lebih terperinci

dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi waktu satu tahun. Batas waktu satu

dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi waktu satu tahun. Batas waktu satu A. Pengertian Capital Budgeting Definisi Capital Budgeting menurut Bambang Riyanto (hal 121, thn 1995) adalah keseluruhan proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai pengeluaran dana dimana jangka

Lebih terperinci

MAKALAH STUDI KELAYAKAN BISNIS PENILAIAN INVESTASI DAN RESIKO INVESTASI

MAKALAH STUDI KELAYAKAN BISNIS PENILAIAN INVESTASI DAN RESIKO INVESTASI MAKALAH STUDI KELAYAKAN BISNIS PENILAIAN INVESTASI DAN RESIKO INVESTASI Disusun Oleh: Paulina Sari 201210170311004 Aulia Pratiwi 201210170311033 Satria Sukanda 201210170311041 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Lebih terperinci

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI PRIMA JAYA

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI PRIMA JAYA ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI PRIMA JAYA Nama : Alif Ammar Nugraha NPM : 10212632 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Budi Sulistyo, SE.,MM Latar Belakang

Lebih terperinci

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM. LOGO

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM.  LOGO Manajemen Investasi Febriyanto, SE, MM. www.febriyanto79.wordpress.com LOGO 2 Manajemen Investasi Aspek Keuangan Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAKSI.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian 1

DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAKSI.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian 1 ABSTRAKSI Dalam menghadapi persaingan dunia usaha yang semakin ketat, maka perusahaan memerlukan strategi yang tepat untuk selalu dapat unggul dalam persaingan. Karena bila salah dalam menerapkan strategi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab empat, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sebelum melakukan analisis

Lebih terperinci

DAN ANALISIS TEKNO EKONOMI

DAN ANALISIS TEKNO EKONOMI 4 BAB DAN ANALISIS TEKNO EKONOMI 4 PERHITUNGAN PERHITUNGAN DAN ANALISIS TEKNO EKONOMI 4.1 Analisis Perbandingan Investasi Softswitch terhadap Circuit Switch Untuk membandingkan antara Investasi dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Investasi 2.1.1 Pengertian Investasi Menurut Ibrahim H.M.Y (2003) menyatakan bahwa biaya investasi adalah biaya yang diperlukan dalam pembangunan suatu proyek, yang terdiri dari

Lebih terperinci

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si Aspek Keuangan Dosen: ROSWATY,SE.M.Si PENGERTIAN ASPEK KEUANGAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran yang

Lebih terperinci

PERBANDINGAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI

PERBANDINGAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI PERBANDINGAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI MATERI KULIAH 4 PERTEMUAN 6 FTIP - UNPAD METODE MEMBANDINGKAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI Ekivalensi Nilai dari Suatu Alternatif Investasi Untuk menganalisis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Transportasi Transportasi dapat didefinisikan sebagai usaha dan kegiatan mengangkut atau membawa barang atau penumpang dari suatu tempat ke tempat lainnya. Pengangkutan atau pemindahan

Lebih terperinci

Proudly present. Penganggaran Modal. Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK.

Proudly present. Penganggaran Modal. Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK. Proudly present Penganggaran Modal Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK 081-331-529-764 www.bwmahardhika.com PENGANGGARANMODAL (CapitalBudgeting) ANALISIS PENGANGGARAN MODAL (ANALISIS USULAN INVESTASI)

Lebih terperinci

Capital Budgeting. adalah proses pengambilan keputusan jangka panjang.

Capital Budgeting. adalah proses pengambilan keputusan jangka panjang. CAPITAL BUDGETING (ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI JANGKA PANJANG) Ikin Solikin Capital Budgeting adalah proses pengambilan keputusan jangka panjang. Ada 3 alasan investasi dalam aktiva tetap perlu dikelola

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka pemikiran penelitian ini diawali dengan melihat potensi usaha yang sedang dijalankan oleh Warung Surabi yang memiliki banyak konsumen

Lebih terperinci

BAB IX Analisis Keputusan Investasi Modal

BAB IX Analisis Keputusan Investasi Modal BAB IX Analisis Keputusan Investasi Modal A. Tujuan Instruksional : 1. Umum : Mahasiswa bisa menganalisis untuk keputusan investasi modal 2. Khusus : Mahasiswa memahami dan dapat melakukan analisis keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan yang baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik dari segi materi maupun waktu. Maka dari

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PADA USAHA KECIL WARNET WANGI JAYA

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PADA USAHA KECIL WARNET WANGI JAYA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PADA USAHA KECIL WARNET WANGI JAYA Nama : Revika Rusviana Arafi NPM : 27213465 Kelas : 3EB22 Fakultas : Ekonomi Jenjang/Jurusan : S1/Akuntansi LATAR BELAKANG 1. Perkembangan

Lebih terperinci

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1)

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1) M a n a j e m e n K e u a n g a n 96 Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1) Mahasiswa diharapkan dapat memahami, menghitung, dan menjelaskan mengenai penggunaan teknik penganggaran modal yaitu Payback

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang.

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang. BAB V HASIL ANALISA 5.1 ANALISIS FINANSIAL Untuk melihat prospek cadangan batubara PT. XYZ, selain dilakukan tinjauan dari segi teknis, dilakukan juga kajian berdasarkan aspek keuangan dan keekonomian.

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Menurut Surakhmad, (1994: ), metode deskriptif analisis, yaitu metode

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Menurut Surakhmad, (1994: ), metode deskriptif analisis, yaitu metode BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Metodelogi Penelitian Menurut Surakhmad, (1994:140-143), metode deskriptif analisis, yaitu metode yang memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI Dalam pengambilan keputusan investasi, opportunity cost memegang peranan yang penting. Opportunity cost merupakan pendapatan atau penghematan biaya yang dikorbankan sebagai

Lebih terperinci

PENILAIAN INVESTASI. Bentuk investasi dibedakan 1. Berdasarkan asset yang dimiliki 2. Berdasarkan lamanya waktu investasi

PENILAIAN INVESTASI. Bentuk investasi dibedakan 1. Berdasarkan asset yang dimiliki 2. Berdasarkan lamanya waktu investasi PENILAIAN INVESTASI I. Pengertian Investasi Investasi adalah penanaman (pengeluaran) modal (uang) waktu sekarang yang hasilnya baru diketahui diwaktu kemudian. Bentuk investasi dibedakan. Berdasarkan asset

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Semester Genap tahun 2007 / 2008 ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI KONVEYOR DI STRIPPING AREA PT ASTRA HONDA MOTOR ALFI NIM : 1000835152 Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin. meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin. meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini menyebabkan banyak perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si PENDAHULUAN Keputusan investasi yang dilakukan perusahaan sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup perusahaan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Diagram alir metode penelitian merupakan kerangka berpikir yang terdiri langkah-langkah penelitian yang disusun sebagai acuan penelitian. Diagram alir diperlukan agar penyusunan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN SISTEM

ANALISIS KELAYAKAN SISTEM ANALISIS KELAYAKAN SISTEM Oleh : Pujianto, S. Kom LOGO Studi Kelayakan Dokumen yang dihasilkan dari tahapantahapan sebelumnya dikumpulkan menjadi suatu proposal pendahuluan proyek. Untuk memastikan usulan

Lebih terperinci

ANALISA BIAYA Dan MANFAAT

ANALISA BIAYA Dan MANFAAT Pertemuan 6 ANALISA BIAYA Dan MANFAAT ANALISA BIAYA Dan MANFAAT Pendahuluan Di dalam mengembangkan suatu sistem informasi perlu dipertimbangkan investasi yang dikeluarkan sebab menyangkut kepada dana perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Maintenance Menara BTS 2.1.1 Pengertian Menara BTS Menara BTS adalah tower yang yang terbuat dari rangkaian besi atau pipa baik segi empat atau segi tiga, atau hanya berupa pipa

Lebih terperinci

BAB II INVESTASI. Setiap perusahaan yang melakukan investasi aktiva tetap selalu

BAB II INVESTASI. Setiap perusahaan yang melakukan investasi aktiva tetap selalu BAB II INVESTASI II.1. Definisi Investasi Setiap perusahaan yang melakukan investasi aktiva tetap selalu mempunyai harapan bahwa perusahaan akan dapat memperoleh kembali dana yang ditanamkan dalam aktiva

Lebih terperinci

Investasi dalam aktiva tetap

Investasi dalam aktiva tetap Investasi dalam aktiva tetap Investasi dalam aktiva tetap Secara konsep Investasi dalam aktiva tetap tidak ada perbedaan dengan Investasi dalam aktiva lancar Perbedaannya terletak pada waktu dan cara perputaran

Lebih terperinci

Teknik Analisis Biaya / Manfaat

Teknik Analisis Biaya / Manfaat Teknik Analisis Biaya / Manfaat Komponen Biaya Biaya Pengadaan (procurement cost) Biaya Persiapan Operasi (start-up cost) Biaya Proyek (project-related cost) Biaya Operasi (ongoing cost) dan Biaya Perawatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Welding Menurut Welding Handbook yang dinyatakan oleh Daryanto (2011, p3), proses pengelasan adalah proses penyambungan bahan yang menghasilkan peleburan bahan secara

Lebih terperinci

ANALISIS STUDI KELAYAKAN KELANGSUNGAN PADA USAHA JASA

ANALISIS STUDI KELAYAKAN KELANGSUNGAN PADA USAHA JASA LINA AULINA 14210027 MANAJEMEN EKONOMI 2013 ANALISIS STUDI KELAYAKAN KELANGSUNGAN PADA USAHA JASA FOTOCOPY MENTARI PAGI Latar Belakang Masalah Kemajuan dl dalam bidang tk teknologi juga sudah dh berkembang

Lebih terperinci

ABSTRAK. Penggunaan mesin Auto cutter Metoda Analisa Kelayakan Investasi Proyek 1. Proyek 2 (Jaket)

ABSTRAK. Penggunaan mesin Auto cutter Metoda Analisa Kelayakan Investasi Proyek 1. Proyek 2 (Jaket) ABSTRAK Untuk meningkatkan dan mengoptimalkan laba dalam persaingan yang semakin ketat pada industri manufacturing di Indonesia maupun terhadap luar negeri, terutama dalam bidang industri garment, dapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Adapun langkah-langkah yang akan ditempuh dalam penelitian ini dapat dilihat pada diagram alir dibawah ini : Gambar 3.1 Tahapan Penelitian III-1 3.1 Penelitian Pendahuluan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1 ABSTRAK Seorang investor pemilik PT X menilai permintaan dan pangsa pasar di kota Bandung terlihat masih menjanjikan untuk bisnis Depot air Minum isi ulang AMIRA. Tetapi sebelum investor menanamkan modalnya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ii iii iv v vi vii

DAFTAR ISI. ii iii iv v vi vii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI DAFTAR TABEL..... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Usaha warnet sebetulnya tidak terlalu sulit untuk didirikan dan dikelola. Cukup membeli beberapa buah komputer kemudian menginstalnya dengan software,

Lebih terperinci

Judul Penulisan Ilmiah

Judul Penulisan Ilmiah Judul Penulisan Ilmiah ANALISIS INVESTASI AKTIVA TETAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPITAL BUDGETING PADA PT. SAM SUNG PRINT & PACK INDONESIA Nama : Dian Ratnasari NPM : 21210971 Kelas : 3EB03 Jurusan :

Lebih terperinci

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6.1 Pendahuluan Industri surimi merupakan suatu industri pengolahan yang memiliki peluang besar untuk dibangun dan dikembangkan. Hal ini didukung oleh adanya

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang berhubungan dengan penelitian studi kelayakan usaha pupuk kompos pada Kelompok Tani

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Proyek Menurut UU No. 17 Tahun 2008, PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) sebagai operator pelabuhan dituntut untuk bertanggung jawab terhadap aset negara. Dalam

Lebih terperinci

TEKNIK ANALISA BIAYA/MANFAAT TEKNIK ANALISA BIAYA/MANFAAT

TEKNIK ANALISA BIAYA/MANFAAT TEKNIK ANALISA BIAYA/MANFAAT ANALISA INVESTASI SETIAP INVESTASI TERDAPAT 2 KOMPONEN : KAS MASUK PROCEEDS : KEUNTUNGAN SETELAH PAJAK DAN DEPRESIASI SETIAP TAHUN. KAS KELUAR BIAYA INVESTASI. PENILAIAN SUATU PROYEK SISTEM DAPAT DIUKUR

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii ABSTRAK Penelitian ini membahas mengenai perusahaan yang bergerak di bidang makloon konveksi. Karena kapasitas produksi yang tidak mencukupi, maka perusahaan bermaksud untuk melakukan ekspansi berupa penambahan

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN ANDRI HELMI M, S.E., M.M

MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN ANDRI HELMI M, S.E., M.M MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN ANDRI HELMI M, S.E., M.M TIME VALUE OF MONEY Nilai uang saat ini lebih berharga dari pada nanti. Individu akan memilih menerima uang yang sama sekarang daripada nanti, dan lebih

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Pada penelitian ini dilakukan analisis kelayakan finansial untuk mengetahui kelayakan pengusahaan ikan lele phyton, serta untuk mengetahui apakah usaha yang dilakukan pada

Lebih terperinci

penelitian salah satu dari alat produksi yang dimiliki perasahaan yaitu mesin

penelitian salah satu dari alat produksi yang dimiliki perasahaan yaitu mesin BAB III METODOLOGI PENELITIAN Ill.l Obyek penelitian Penelitian dilakukan pada perusahaan Mirasa Food Industri yang berada di dusun Ambartawang, Mungkit, Magelang, Jawa tengah, dengan obyek penelitian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian CAD CAD (Computer Aided Design) adalah suatu program komputer untuk menggambar suatu produk atau bagian dari suatu produk. Produk yang ingin digambarkan bisa diwakili

Lebih terperinci

TAKARIR. = Pipa Selubung. = Pipa Produksi

TAKARIR. = Pipa Selubung. = Pipa Produksi TAKARIR Break Event Point Cost Recovery Casing Declining Balance Dry Gas First Tranche Petroleum Flow Line Gross Revenue Higher Rate of Income Tax Net Present Value Off Shore On Shore Packer Payback Period

Lebih terperinci

SIDANG TUGAS AKHIR ANALISIS ELAYAKAN USAHA MAKANAN TRADISIONAL PEPES

SIDANG TUGAS AKHIR ANALISIS ELAYAKAN USAHA MAKANAN TRADISIONAL PEPES SIDANG TUGAS AKHIR ANALISIS ELAYAKAN USAHA MAKANAN TRADISIONAL PEPES Pembimbing: Agus Riyanto, MT Oleh: Winda Octaviany 1.03.08.010 Bab 1 Pendahuluan Latar Belakang Masalah Berbagai usaha pada saat ini

Lebih terperinci