PENGARUH PELAPISAN PERMUKAAN PARTIKEL SiC DENGAN OKSIDA METAL TERHADAP MODULUS ELASTISITAS KOMPOSIT Al/SiC

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH PELAPISAN PERMUKAAN PARTIKEL SiC DENGAN OKSIDA METAL TERHADAP MODULUS ELASTISITAS KOMPOSIT Al/SiC"

Transkripsi

1 126 MAKARA, SAINS, VOLUME 12, NO. 2, NOVEMBER 2008: PENGARUH PELAPISAN PERMUKAAN PARTIKEL SiC DENGAN OKSIDA METAL TERHADAP MODULUS ELASTISITAS KOMPOSIT Al/SiC M. Zainuri 1,2, Eddy S Siradj 1, Dedi Priadi 1, Anne Zulia 1, dan Darinto 2 1. Departeen Metalurgi dan Material, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia 2. Jurusan Fisika, FMIPA, Institut Teknologi Sepuluh Noveber, Surabaya 60111, Indonesia Abstrak Koposit isotropik Al/SiC yang dibuat dengan etode etallurgi serbuk kualitas ekaniknya sangat ditentukan oleh kualitas ikatan perukaan antara atrik (Al) dan penguat (SiC). Kualitas ikatan perukaan akan enentukan nilai odulus elastisitas koposit yang dibuat elalui etode ase padat. Pelapisan oksida etal pada perukaan partikel SiC dapat eningkatkan kualitas ikatan interasial antara atrik dan penguat. Pada penelitian ini enggunakan tiga aa pelapis oksida etal, yaitu Al oksida, Mg oksida, dan Cu oksida yang dideposisikan pada perukaan partikel SiC. Dari ketiga jenis pelapis itu pelapis Al 2 O 3 epunyai peran sebagai pengikat antara atrik dan penguat paling baik dibandingkan CuO atau MgO. Adanya ase interetalik pada pelapis CuO dan porus pada pelapis MgO erupakan indikasi yang enyebabkan penurunan kualitas dari aterial koposit Al-SiC. Pada seua variabel raksi volue SiC pada koposit Al/SiC pelapis aluuniu oksida epunyai nilai odulus elastisitas yang paling tinggi dibandingkan kedua pelapis oksida lainnya. Abstrat The Inluene o Coating Oxide Metal on Surae o SiC Partiles to Elasti Modulus o Al/SiC Coposites. The isotropi oposites o Al/SiC is ade by powder etallurgy ethod, the quality o ehanial aterials depend on interaial bonding between atrix (Al) and reinoreent (SiC). The quality o interaial bonding an inluene to elasti odulus o oposites whih is ade by solid proess. SiC partiles were oated by etal oxide ai to enhane quality interaial bonding between atrix and reinoreent. These researh using three kinds o oating aterials, whih are Mg oxide, Cu oxide and Al oxide, and these aterials were deposited on surae o SiC partiles. Fro three kinds o aterials oating Al 2 O 3 is the best to enhane quality interaial bonding between atrix and reinore than the others as CuO or MgO. There is Interetali phase oratted on CuO oating, and MgO oating have any porous where they an ake derease quality o Al-SiC oposites. All o volue ration o SiC on the Al/SiC oposites, whih oxide aluinu oating on SiC surae have highest value o elasti odulus than the others etal oxides. Keywords: oposites, isotropi, interaial bonding, atrix, reinoreent, elasti odulus 1. Pendahuluan Perasalahan utaa pada pebuatan aterial koposit berbasis serbuk etallurgi yang diperkuat dengan aterial keraik adalah siat kebasahan (wetability) yang rendah antar kedua aterial tersebut. Hal tersebut dikarenakan keraik epunyai siat yang innert pada teperatur rendah, sehingga proses diusi atoik antar perukaan partikel sulit terjadi pada saat proses sintering. Berbagai etode telah dikebangkan dan dilakukan penelitian untuk eningkatkan eek kebasahan dengan ara erekayasa perukaan partikel keraik agar eningkat kebasahannya dengan aterial loga. Koposit isotropik yang berbasis etal sebagai atrik dengan penguat keraik seara uu dikenal sebagai Metal Matrix Coposites (MMC s ) sekarang banyak dilakukan penelitian seara intensi dala pengebangan berbagai siat yang dikehendaki dala aplikasinya. Salah satu aterial tersebut adalah Al/SiC yang telah laa ditengarai erupakan aterial koposit yang epunyai banyak keunggulan, epunyai beberapa siat keunggulan dala berbagai siat yang diperlukan dala penerapan teknologi aterial dewasa ini. Material tersebut juga epunyai kendala yang ukup signiikan dala aspek kebasahan antar aterial pebentuknya. 126

2 MAKARA, SAINS, VOLUME 12, NO. 2, NOVEMBER 2008: Salah satu etode untuk enegah terbentuknya karbida pada perukaan partikel SiC dilakukan dengan ara elapisi perukaan partikel SiC dengan loga atau oksida loga. Pelapisan oksida etal pada aterial SiC akan eningkatkan aspek kebasahan antara penguat (SiC) terhadap aterial atrik (Al). Metode pelapisan pada perukaan partikel SiC adalah eletroless paltting, dengan enggunakan variabel larutan ionik Al, Mg, Cu, dan raksi volue penguat SiC. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan enunjukkan adanya pengaruh lapisan tipis oksida etal pada perukaan SiC terhadap kualitas ikatan perukaan terhadap atrik Al. Hal tersebut terkait dengan nilai odulus elastisitas koposit Al/SiC yang enderung eningkat terhadap variabel raksi volue penguat SiC dibandingkan koposit tanpa enggunakan pelapis etal oksida. Material koposit. Material koposit erupakan kobinasi dua atau lebih aterial yang berbeda, dengan syarat adanya ikatan perukaan antara kedua aterial tersebut. Koposit tidak hanya digunakan untuk siat struktural tapi dapat juga dianaatkan untuk berbagai siat yang lainnya seperti listrik, panas, atau aterialaterial yang eperhatikan aspek lingkungan. Koposit pada uunya diklasiikasikan enjadi 2 bagian yang berbeda diana asa kontinyu disebut atrik, dan asa diskontinyu disebut sebagai penguat. Kriteria koposit didasarkan kepada jenis atrik yang digunakan seperti koposit beratrik aterial organik yang disebut sebagai (Organi Matrix Coposites/OMCs), Koposit beratrik loga (Metal Matrix Coposites/MMCs). Koposit beratrik keraik (Cerai Matrix Coposites/CMCs) [1]. Berdasarkan jenis bentuk penguatnya, koposit dapat diklasiikasikan enjadi beberapa tipe koposit, partikulat, whisker, serat dan anyaan. Siat koposit tergantung pada beberapa proses yang epengaruhinya, diantaranya adalah jenis aterial koposit yang digunakan, raksi volue penguat, diensi penguat, dan beberapa variabel-variabel proses yang lain. Koposit partikulat, supaya dapat eningkatkan kualitas siatnya biasanya enggunakan raksi volue penguat di atas 10% atau lebih [2]. Penguat yang disebut partikulit jika diensi ayor dan inornya endekati satu. Koposit partikulat pada uunya diberi penguat aterial keraik seperti SiC, Al 2 O 3, SiO 2 dan aterial keraik yang lainnya. Keunggulan dari aterial MMCs, epunyai siat kekakuan yang tinggi, densitas yang rendah, kekerasan yang tinggi dan biaya produksi yang ukup rendah [3,4]. Modulus elastisitas koposit isotropik teoritik. Pada koposit isotropik partikulit atau short iber dapat digunakan persaaan Tsai Halpin. Dengan enerapkan aktor geoetri partikel penguat yang diperoleh dari bentuk geoetri partikel penguat sebagai ungsi dari arah beban, geoetri dan orientasi penguat dapat enjadi bahan pertibangan aktor geoetri [1,5] E E = (1 + 2SqV ) 1 qv (Pers. 1) Diana : ( E / E ) 1 q = (Pers. 2) ( E / E ) + 2S Diana S erupakan aktor geoetri iber atau partikel (l/d). Dari hasil penelitian aterial koposit dengan atrik agnesiu dan SiC sebagai penguat, diperoleh nilai S pada SiC saa dengan 2 [1]. Koposit unidireksional erupakan koposit yang epunyai orientasi penguat yang saa, peberian beban eksternal yang arahnya saa dengan orientasi penguat koposit disebut dengan beban longitudinal, aka koposit akan engalai strain yang saa antara atrik dan penguat (isostrain). Modulus " elastisitas koposit longitudinal E (upper bound) dapat dinyatakan dengan ( rule o ixture) [1,6] E = E V + E V " (Pers. 3) Beban transversal pada aterial koposit unidireksional, erupakan beban yang tegak lurus dengan luas penapang penguat. Akibat peberian beban yang kuat pada arah tersebut enyebabkan terjadinya elongation yang berbeda antara penguat dan atrik, dengan besar beban eksternal yang dialai atrik dan penguat saa besar (isostress). Modolus elastisitas dari koposit pada beban transversal (lower bound) dapat dinyatakan dengan: 1 V V = + (Pers. 4) E E E Diana E odulus elastisitas, V raksi volue, (koposit), (atrik), dan (penguat). Kedua persaaan di atas dapat digunakan untuk enguji kualitas ikatan antar perukaan antara atrik dan penguat koposit. Pengaruh interasial. Dibandingkan dengan aterial onolitik ikrostruktur dan interasial pada koposit dengan atrik etal MMCs tidak dapat dianggap dala keadaan terisolasi, ereka saling kait terkait. Interaksi dan reaksi kiia antara atrik dan penguatnya ditentukan oleh adesi interasial, karakteristik koponen-koponen pebentuk koposit dan karakteristik ekaniknya. Pada teperatur tinggi yang

3 128 MAKARA, SAINS, VOLUME 12, NO. 2, NOVEMBER 2008: diperlakukan pada aterial MMCs ikrostrukturnya akan enderung stabil untuk penahanan waktu yang laa. Kestabilan teral dan kegagalannya ditentukan oleh perubahan ikrostruktur dan interasialnya, yakni proses reaksi dan partiipat. Tegangan teral pada aterial MMCs dapat terjadi elalui perlakuan isoteral atau berubah-ubah (Cylially). Terbentuknya ase pada daerah interasial atrik dan penguat aterial koposit, sangat ditentukan pada saat proses produksi dan karakteristik aterial etal koposit. Fase interasial yang terbentuk enentukan adhesiitas dari atrik dan penguatnya. Pada prinsipnya koposit yang dibentuk dari atrik dan penguat keraik, agar terjadi adhesiitas yang baik sangat ditentukan oleh kebasahan (wettability) antar aterial-aterial pebentuk koposit [7]. Konsep reaksi interasial pada aterial koposit sangat penting, karena hal tersebut akan enghasilkan ase baru dan energi-energi interasialnya dapat dirubah seara subtansial sehingga kebasahan atau perekatan antara penguat dan atrik dapat terjadi dengan baik. Fase interasial yang terbentuk pada perukaan atrik penguat, yang terjadi akibat reaksi kiia atau hasil rekayasa pelapisan ketebalannya dapat enurunkan kekuatan koposit [8]. Pelapisan oksida etal dengan etode eletroless platting. Teknologi pelapisan erupakan bidang baru yang dikebangkan dala skala industri aupun skala riset. Teknologi pelapisan diterapkan dala berbagai aplikasi baik untuk loga, keraik (karbida, nitride dan oksida) hingga dikebangkan untuk aterial baru dengan satu atau banyak lapisan pada substrat loga aupun non loga. Aplikasi aterial oating adalah untuk koponen esin, alat elektronik, sensoir, oil, optoelektronik, teknologi kesehatan dan banyak aplikasi lainnya. Eletroless plating biasanya digunakan untuk koponen ekanik ataupun elektronik khususnya untuk eningkatkan ketahanan aus (wear resistane) dan dala beberapa kasus dilakukan untuk eningkatkan ketahanan korosi (dengan perlakuan khusus). Proses ini sangat tidak tergantung dari geoetri speien. Beberapa standar kepresisian koponen dapat diperoleh dengan elektroless nikel untuk eperoleh toleransi diensi. Koposite dengan elektroless nikel yang engandung partikel silikon karbida (SiC) dapat enaikkan ketahanan aus dan enurunkan koeeisien riksi. Eletroless plating adalah deposisi etal dari larutan dengan engunakan agen pereduksi (RA) dala larutan atau disolusi substrate dengan elektron bebas. Eletroless plating dapat dibagi enjadi dua odel, yaitu autoatalyti plating dan ion-exhange plating [9]. (i) Autoatalyti Plating Proses autoatalyti plating ditentukan oleh elektron bebas yang berasal dari reduksi agen (RA). Elektron bebas ini bergabung dengan ion loga di dala larutan dan ebentuk loga padat pada perukaan. Karena elektron diperoleh dari reduksi agen, aka proses pelapisan (oating) ini dapat terjadi setelah substrate tertutup/terlapisi dengan ketebalan tertentu. Elektroless nikel adalah salah satu ontoh dari autoatalyti plating. (ii) Ion-Exhange Plating Jenis yang lain dari eletroless plating adalah ionexhange plating. Proses dari jenis eletroless ini berbasis pada oksidasi (dissolution) dari substrate yang akan dilapisi dan proses reduksi (deposition) oleh ion loga yang lain yang berasal dari larutan pelapis. Lapisan yang terbentuk dengan proses ini biasanya lebih tipis, sebab proses pelapisan akan terhenti ketika seluruh substrate telah terlapisi dan tidak dapat dihasilkan lagi supplai eletron dengan proses oksidasi. Loga yang dilapisi dengan etode ini biasanya adalah seng dan tiah, sehingga prosesnya disebut zinate-proess, stannate-proess atau odiikasi siat zinate/stannateproess. Proses elektrolitik plating sering epersyaratkan perlakuan pendahuluan untuk eningkatkan keapuan adesi. Ketika digunakan perlakuan pendahuluan (pretreatent) untuk paraeter proses yang benar seperti kebersihan perukaan yang akan dilapisi, aka akan berpengaruh terhadap kualitas lapisan yang akan dilakukan. 2. Metode Penelitian Proses pelapisan SiC partikel dengan AlMg (oksida). Pada penelitian ini digunakan serbuk aluuniu produk Merk (PA), dan partikel penguat keraik SiC (220 Mesh). Partikel penguat SiC dibersihkan dengan ultra soni leaner dala edia alkohol (90 %), dan di keringkan dala oven C. Partikel SiC dilapisi dengan variabel ion Al, Mg dan Cu dala larutan HNO 3 elalui ekanise eletroless plating. Media elektrolit yang digunakan terdiri dari Mg 0, 25 gr, Al 0,5 gr dan Cu (1 gr) asing-asing dala edia elektrolit HNO 3 40 l. Proses oating oksida etal pada partikel SiC dilakukan dengan enggunakan agneti stirer dengan teperatur C. Proses oksidasi pada partikel SiC dilakukan dala urnae pada teperatur C, dilanjutkan pada teperatur C selaa satu ja Proses pebuatan koposit Isotropik Al/SiCp dengan ekanise old opating. Partikel SiC yang telah terlapisi di blending dengan partikel serbuk Al dala N-butanol (wet ixing), dengan enggunakan agneti stirer pada teperatur C. Masing-asing apuran divariasikan penguat SiC dengan raksi volue 10, 20, dan 30 % terhadap volue total koposit. Setelah proses selesai asing-asing koposisi Al/SiCp yang sudah kering diasukkan ke dala etakan silinder stainles steel berdiaeter 14 dengan tinggi 120. Besarnya gaya kopaksi untuk pebuatan green density dibuat tetap sebesar 15 KN dengan laa penahanan 10 enit, dan enggunakan peluas padat Zn-stearat untuk engurangi gesekan.

4 MAKARA, SAINS, VOLUME 12, NO. 2, NOVEMBER 2008: Proses sintering dilakukan dala keadaan vaku 10-3 thorr, enggunakan rotary vauu pup pada teperatur presintering C selaa 20 enit dan dilanjutkan dengan sintering pada teperatur C (60 enit). Karakteristik koposit isotropik Al/SiC. Untuk enganalisa ikrostruktur, dan kualitas interasial pada koposit isotropik Al/Si enggunakan Sanning Elletron Mirosope (SEM). Identiikasi ase-ase yag terbentuk setelah proses sintering pada koposit Al/SiC, dianalisis enggunakan X-Ray Diration (X-RD ). Identiikasi siat ekanik koposit. Salah satu siat ekanik aterial adalah nilai odulus elastisitas, diana nilai tersebut diperoleh berdasarkan nilai slope pada daerah elastisitas aterial. Nilai tersebut dapat dianalisis berdasarkan korelasi antara stress-strain pada daerah elastis hasil pengujian tensile strenght atau opression test. Pada penelitian ini data stress-strain digunakan etode opression test, dengan perbandingan l/d lebih besar dari Hasil dan Pebahasan Mikrostruktur lapisan oksida pada perukaan parikel SiC. Pada penelitian ini tujuan utaanya adalah engetahui pengaruh pelapisan oksida etal pada perukaan penguat SiC, yang berperan sebagai penguat pada aterial koposit isotropik Al/SiC terhadap nilai odulus elastisitasnya. Koposit dibuat dengan etode solid proess, dengan proses pelapisan enggunakan eletroless platting pada lingkungan atosir. Berdasarkan pengaatan strukturikro pada perukaan SiC yang dilapisi oksida Al, Mg dan Cu dengan enggunakan SEM dapat di lihat pada Gabar 1. Pada pelapisan ion Mg yang ebentuk lapisan MgO hasil reaksi oksidasi dengan atosir, terlihat (Gb.1a) tanpa pelaapis dan (Gb.1b) lapisan oksida Mg sangat tipis berdasarkan skala SEM kurang dari 1 µ. Hal tersebut sangat berbeda dengan pelapisan oksida Cu dan Al (Gb.1,d), enunjukkan pelapisan yang lebih erata dan tebal. Kualitas lapisan tidak dapat ditinjau dari segi diensi lapisan saja, tetapi ase ase yang terjadi pada pelapis di perukaan SiC juga berpengaruh terhadap ikatan antar peukaan antara penguat SiC dan atrik Al pada koposit Al/SiC.Berdasarkan analisa X-RD pada partikel SiC yang telah dilapisi ion Mg, Cu, dan Al dapat dilihat seperti pada Gabar 2. Pada gabar di atas terlihat (Gb.2a ) tanpa enggunakan pelapis hanya terdapat SiC dan SiO 2, dan yang enggunakan pelapisan dengan enggunakan Al 2 O 3 terlihat terbentuk beberapa ase pada daerah perukaan (Gb.2b) ase oksida Al, aluniu karbida (Al 2 C 3 ) dan SiO 2. Fase-ase oksida yang terbentuk erupakan ase yang konstrukti dala eningkatakan wetability antara SiC terhadap atrik Al. Terbentuknya ase karbida dala julah yang besar akan dapat enurunkan kualitas ikatan perukaan antara atrik dan penguat. Pada pelapis ion g dala ebentuk ase oksida agnesiu (MgO) (Gb.2), terlihat adanya ase interetalik MgSi yang sangat labil dala lingkungan oksida, dan enderung dapat endegrasi ase interasial yang terbentuk sebagi binder. Pada pelapisan oksida tebaga oksida (CuO) (Gb.2d) hasil analisa XRD terlihat hanya ase CuO yang paling doinan pada perukaan partikel SiC, ase-ase SiC dan SiO 2 erupakan ase urni dari penguat dan oksidanya (SiO 2 ) sudah terbentuk pada partikel SiC saat pebuatan partikel SiC. Mikrostruktur koposit Al/SiC dengan penguat SiC terlapisi Oksida etal. Kerapatan ikatan antar partikel penguat SiC dan atrik Al ada koposit isotripk Al/SiC dapat teraati seara kualitati berdasarkan analisa strukturikro. Dari ketiga lapisan oksida yang digunakan dala eningkatkan ikatan interasial antara atrik dan penguat, strukturikro yang terjadi seperti pada Gabar 3 Strukturikro pada pelapisan MgO (Gb.3b), terlihat aterial koposit lebih porus dan banyak terbentuk debonding antarr atrik-atrik (Al-Al) dan atrikpenguat (Al-SiC). Dibandingkan dengan pelapisan MgO, pelapisan CuO (Gb.2) terlihat nyebabkan ikatan antar aterial pebentuk koposit lebih rapat. Dibandingkan dengan kedua jenis pelapis tersebut pelapis Al 2 O 3 epunyai kopaktibilitas antar atrik dan penguatnya paling baik. Pada pelapis Al 2 O 3 enunjukkan wetability antara atrik dan penguat yang tinggi, sehingga dapat eningkatkan transer tegangan ekstenal dari atrik ke penguat sangat baik. Ikatan interasial antara atrik dan penguat yang baik erupakan salah satu indikator dari aterial koposit yang epunyai kualitas ekanik yang paling sepurna. Kegagalan aspek penguat pada aterial koposit banyak terjadi karena tidak adanya ikatan interasial antara atrik dan penguat, akibat berbagai aspek diantaranya terbentuknya ase akibat rekasi kiia pada daerah antar perukaan atrik dan penguat. Pada aterial etal atrix oposites (MMCs) dengan penguat partikel keraik, epunyai perbedaan ekspansi teral antara penguat dan atrik. Pada saat proses peanasan elalui ekanise sintering, sering terjadi peuaian yang tidak erata antara atrik dan penguat, sehingga hal tersebut dapat engakibatkan debonding pada atrik an penguatnya. Pada dasarnya wetability antara atrik etal dan penguat keraik sangat rendah pada saat dbuat koposit MMCs, sehingga pengaruh pelapisan oksida dengan ase etastabil akan apu berperan sebagai binder antara penguat dengan atrik pada koposit.

5 130 MAKARA, SAINS, VOLUME 12, NO. 2, NOVEMBER 2008: (a) (b) () (d) Gabar 1. Mikrostruktur perukaan partikel SiC. (a) Partikel SiC sebelu terlapisi (b) terlapisi MgO (b) terlapisi CuO () terlapisi Al 2 O 3 (a) SiC tanpa oating SiO 2 SiC (b) Itensitas Theta () (d) Gabar 2. Analisa ase pada partikel SiC yang terlapisi ase etal oksida dengan enggunakan X-Ray diration (a) lapisan Al 2 O 3 (b) lapisan MgO () lapisan CuO Modulus elastisitas koposit Al/SiC dengan penguat SiC yang terlapisi oksida etal. Modulus elastisitas aterial koposit erupakan salah satu perora untuk sebagai indikasi siat ekanik yang sangat baik. Modulus elastisitas dianalisa berdasarkan konsep elstisitas aterial, yang ennjukkan slope antara stressstrain. Pada aterial koosit isotropik nilai odulus elastisitas dapat diprediksi berdasarkan konsep Hal-pin tsai dengan pendekatan enggunakan inite eleen pada penguat berbentuk kubik atau silinder. Pada koposit isotropik Al-SiC yang dilakukan dala penelitian ini, hasil analisa nilai odulus elastisitas dibandingkan nilai seara epirik dan hasil eksperien berdasarkan uji kopressi.untuk engetahui pengaruh pelapisan etal oksida pada perukaan penguat SiC, kedua hasil ekperien dan epirik juga dibandingkan dengan koposit Al-SiC yang tanpa enggunakan pelapisan (Non-Coating).

6 MAKARA, SAINS, VOLUME 12, NO. 2, NOVEMBER 2008: Gabar 3. Mikro Struktur Koposit Al/SiC yang dioating dengan (a) ion Al, (b) Ion Mg, dan () Ion Cu Gabar 4. Graik perbandingan odulus elastisitas pada koposit Al/SiC dengan variable raksi volue SiC seara teoritk, tanpa pelapisan dan SiC dengan pelapis (a) MgO, (b) Al 2 O 3, () CuO

7 132 MAKARA, SAINS, VOLUME 12, NO. 2, NOVEMBER 2008: Pada Gabar 4, terlihat perbedaan yang sangat jelas antara partikel SiC tanpa pelapisan dengan yang terlapis etal oksida pada perukaannya pada nilai odulus elastisitasnya. Seua raksi volue penguat (v/vo %) SiC pada koposit Al-SiC dengan enggunakan pelapis epunyai nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa pelapis. Hasil ekperien enunjukkan nilai odulus elastisitas dengan enggunakan pelapis etal-oksida endekati nilai teoritik.untuk elihat hasil paling baik dari ketiga aterial etal-oksida sebagai pelapis partikel SiC, pada koposit Al-SiC dapat dilihat pada Gabar E, Mod.Elastisitas (GPa) Lps.MgO Lap.Al2O3 Lap.CuO Fraksi Volue SiC (v/vo %) Gabar 5. Graik odulus elestisitas Koposit Al-SiC dengan SiC ter oating etal oksida Gabar 6. Graik perbandingan odulus elastisitas pada koposit Al/SiC dengan variabel raksi volue SiC terhadap odulus elastisitas upper dan lower bound, tanpa pelapisan dan SiC dengan pelapis (a) tanpa pelapisan (b) pelapisan CuO () pelapisan Al 2 O 3, (d) pelapisan MgO

8 MAKARA, SAINS, VOLUME 12, NO. 2, NOVEMBER 2008: Hasil perbandingan nilai odulus elastisitas pada ketiga aterial etal-oksida, enunjukkan pelapis Al 2 O 3 epunyai peran sebagai pengikat antara atrik dan penguat paling baik dibandingkan CuO atau MgO. Adanya ase interetalik pada pelapis CuO dan porus pada pelapis MgO erupakan indikasi yang enyebabkan penurunan kualitas dari aterial koposit Al-SiC yang dibuat.untuk engetahui kualitas ikatan perukaan antara atrik dan penguat sara kuantitati dapat, nilai odulus elastisitas koposit dapat dibandingkan dengan nilait teoritik dari koposit unidireksional dengan orientasi tegangan longitudinal (upper bound) dan tegangan transversal (lower bound). Bedasarkan analisa tegangan tersebut pada koposit tanpa pelapisan oksida loga, pada seua raksi volue penguat rendah nilainya terletak di luar upper dan lower bound yang engidikasikan leahnya interaksi antara, atrik dan penguatnya (Gabar 6a). Hal tersebut sangat berbeda dengan enggunakan pelapsan loga oksida, diana pada seua raksi volue penguat nilai odulus elastisitas koposit berada pada daerah upper dan lower bound yang enunjukakan kopaktibilitas antara atrik dan penguatnya terjadi dengan baik (Gabar 6b,,d). 4. Kesipulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada pebuatan koposit isotropik Al-SiC, dengan perlakuan pelapisan partikel penguat SiC enggunakan pelapis etal oksida yang berbeda-beda,dan proses pebuatannya dala keadaan padat dapat disipulkan: 1) Pelapis Al 2 O 3 pada perukaan partikel SiC dengan enggunakan enggunakan etode eletroless platting enderung lebih erata dibandingkan dengan pelapis CuO dan MgO; 2) Pelapis Al 2 O 3 enyebabkan ikatan interasial antara penguat (SiC) dan atrik (Al) enjadi lebih baik, sehinga enyebabkan odulus elastisitasnya optiu pada seua raksi volue penguat SiC dala koposit Al-SiC; 3) Nilai odulus elastisitas koposit Al-SiC dengan pelapis Al 2 O 3 paling tinggi dibandingkanpelapis CuO dan MgO. Pelapisan oksida etal dapat eningkatkan ikatan antar perukaan penguat SiC dan atrik Al pada koposit Al-SiC, bila dibandingkan dengan keadaan tanpa pelapis pada proses pebuatan dala keadaan padat Datar Auan [1] D. Bhagwan Agarwal, Analysis and Perorane o iber Coposite, Jon & Sons. In. New York, [2] A.P. Sannino, H.J. Rak, Journal o Materials Siene Vol. 30 (1996) [3] V. Fritz, Lenel, Powder Metallurgy priniples and apliations, Metal Powder, Industries Federation, New Jersey, [4] Kwon, Dongil, Sripta Metallurgy Vol.30 (1994). [5] M. Zainuri, Parangtopo, Tesis S-2, Material Siene Universitas Indonesia, Depok, [6] B. Stean Friderh, Powder Tehnology, Elsevier sequoia Vol. 78 (1994). [7] S.Long, O. Beort et.al, 9Th CIMTEC-World Cerais Congress, Cerais-Part C, Florene, Italy (1999). [8] S. Long, O. Beort, Mat.Si & Eng, Vol A, In Marh,1999. [9] L. Froyen, B. Verlinden, Aluiniu Matrix Coposites Materials, TALAT Leture University o Leuven, Belgiu 1402, p.28.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. PENDAHULUAN Tujuan utaa dari penelitian tentang koposit lainat hibrid ini adalah eneukan etode baru pebuatan koposit lainat hibrid dala asa padat. Partikel SiC dan Al

Lebih terperinci

KOMPAKTIBILITAS KOMPOSIT ISOTROPIK Al/Al 2 O 3 DENGAN VARIABEL WAKTU TAHAN SINTER

KOMPAKTIBILITAS KOMPOSIT ISOTROPIK Al/Al 2 O 3 DENGAN VARIABEL WAKTU TAHAN SINTER MAKARA, SAINS, VOLUME 12, NO. 2, NOVEMBER 2008: 113-119 KOMPAKTIBILITAS KOMPOSIT ISOTROPIK Al/Al 2 O 3 DENGAN VARIABEL WAKTU TAHAN SINTER Widyastuti 1, Eddy S Siradj 2, Dedi Priadi 2, dan Anne Zulfia 2

Lebih terperinci

PENGARUH PELAPISAN OKSIDA SiO 2 PADA PERMUKAAN PARTIKEL SiC TERHADAP KUALITAS IKATAN ANTARMUKA KOMPOSIT Al-SiC

PENGARUH PELAPISAN OKSIDA SiO 2 PADA PERMUKAAN PARTIKEL SiC TERHADAP KUALITAS IKATAN ANTARMUKA KOMPOSIT Al-SiC PENGARUH PELAPISAN OKSIDA SiO 2 PADA PERMUKAAN PARTIKEL SiC TERHADAP KUALITAS IKATAN ANTARMUKA KOMPOSIT Al-SiC 1 M. Saleh, 2 M. Zainuri 1 Mahasiswa Pascasarjana Jurusan Fisika, FMIPA, Institut Teknologi

Lebih terperinci

Gambar Modulus elastisitas berdasarkan porositas terukur pada material komposit Al/SiC p tanpa terlapisi dan terlapisi ZnO

Gambar Modulus elastisitas berdasarkan porositas terukur pada material komposit Al/SiC p tanpa terlapisi dan terlapisi ZnO KORELASI POROSITAS TERHADAP MODULUS ELASTISITAS KOMPOSIT Al/SiC p Modulus Elastisitas (GPa) 200 150 100 50 0 tanpa terlapisi ZnO terlapisi ZnO 0 2 4 6 8 10 12 14 Porositas (%) Gambar Modulus elastisitas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Material Koposit Koposit erupakan aterial teknik yang tersusun atas dua atau lebih bahan yang eiliki asa yang berbeda enjadi suatu aterial baru dengan siat yang berbeda dan

Lebih terperinci

PENGARUH VARIABEL KOMPAKSI TERHADAP MODULUS ELASTISITAS KOMPOSIT Al/SiC p DENGAN PERMUKAAN PARTIKEL SiC TERLAPISI ZnO

PENGARUH VARIABEL KOMPAKSI TERHADAP MODULUS ELASTISITAS KOMPOSIT Al/SiC p DENGAN PERMUKAAN PARTIKEL SiC TERLAPISI ZnO PENGARUH VARIABEL KOMPAKSI TERHADAP MODULUS ELASTISITAS KOMPOSIT Al/SiC p DENGAN PERMUKAAN PARTIKEL SiC TERLAPISI ZnO Fahmi 1109201707 Dosen Pembimbing Dr. Mochammad Zainuri, M.Si PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

Pengaruh Perlakuan Alkali terhadap Kekuatan Bending Komposit Berpenguat Serat Rami dengan Matrik Polyester

Pengaruh Perlakuan Alkali terhadap Kekuatan Bending Komposit Berpenguat Serat Rami dengan Matrik Polyester JURNAL ILMIAH SEMESTA TEKNIKA Vol. 13, No., 165-170, Noveber 010 165 Pengaruh Perlakuan Alkali terhadap Kekuatan Bending Koposit Berpenguat Serat Rai dengan Matrik Polyester (The eet o alali treatent on

Lebih terperinci

STUDI SIFAT MEKANIK KOMPOSIT ALUMINIUM BERPENGUAT NANO SILIKA (Al/SiO2) HASIL FABRIKASI DENGAN METALURGI SERBUK

STUDI SIFAT MEKANIK KOMPOSIT ALUMINIUM BERPENGUAT NANO SILIKA (Al/SiO2) HASIL FABRIKASI DENGAN METALURGI SERBUK TESIS SF 092006 STUDI SIFAT MEKANIK KOMPOSIT ALUMINIUM BERPENGUAT NANO SILIKA (Al/SiO2) HASIL FABRIKASI DENGAN METALURGI SERBUK HANAFII NRP 1110201006 DOSEN PEMBIMBING Dr. Moch. Zainuri, M.Si PROGRAM MAGISTER

Lebih terperinci

Pengaruh Kadar TiO 2 Terhadap Kekuatan Bending Komposit Serbuk Al/TiO 2

Pengaruh Kadar TiO 2 Terhadap Kekuatan Bending Komposit Serbuk Al/TiO 2 Pengaruh Kadar TiO 2 Terhadap Kekuatan Bending Koposit Serbuk Al/TiO 2 Toto Rusianto Dosen Jurusan Teknik Mesin Institut Sains & Teknologi Akprind Yogyakarta Eail: totorusianto@yahoo.co, toto@akprind.ac.id

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembekuan

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembekuan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pebekuan Pebekuan berarti peindahan panas dari bahan yang disertai dengan perubahan fase dari cair ke padat dan erupakan salah satu proses pengawetan yang uu dilakukan untuk penanganan

Lebih terperinci

Teknologi modern mempersyaratkan material dengan kombinasi sifat yang tidak dipenuhi oleh paduan logam, keramik, dan polimer

Teknologi modern mempersyaratkan material dengan kombinasi sifat yang tidak dipenuhi oleh paduan logam, keramik, dan polimer Koposit Teknologi odern epersyaratkan aterial dengan kobinasi siat yang tidak dipenuhi oleh paduan loga, keraik, dan polier Aplikasi teknologi odern: Aerospae Underwater Transportation Koposit Pesawat

Lebih terperinci

Lampiran 1. Rancangan Pintu Air dari Bahan Fiberglass

Lampiran 1. Rancangan Pintu Air dari Bahan Fiberglass LAMPIRAN 60 Lapiran 1. Ranangan Pintu Air dari Bahan Fiberglass 61 Lapiran 1. (lanjutan) 62 Lapiran 2. Ranangan Pintu Air dari Bahan Beton Serat 63 Lapiran 2. (lanjutan) 64 Lapiran 3. Perhitungan Modulus

Lebih terperinci

Gambar A.1. Fix Dies.

Gambar A.1. Fix Dies. LAMPIRAN A. Gabar Teknik Dies Salah satu koponen dala esin HPDC yaitu cetakan (dies). Dies yang digunakan pada penelitian ini enggunakan aterial Baja ST 7 yang dibuat di Laboratoriu Proses Produksi Politeknik

Lebih terperinci

Variasi tekanan dalam proses metalurgi serbuk dan pengaruhnya pada modulus elastisitas bahan komposit Al-SiC

Variasi tekanan dalam proses metalurgi serbuk dan pengaruhnya pada modulus elastisitas bahan komposit Al-SiC JURNAL FISIKA DAN APLIKASINYA VOLUME 1, NOMER 1 JANUARI 2005 Variasi tekanan dalam proses metalurgi serbuk dan pengaruhnya pada modulus elastisitas bahan komposit Al-SiC MochamadZainuri, 1, YoniMoniada,

Lebih terperinci

Pengaruh Fraksi Volume Serat dan Lama Perendaman Alkali terhadap Kekuatan Impak Komposit Serat Aren-Polyester

Pengaruh Fraksi Volume Serat dan Lama Perendaman Alkali terhadap Kekuatan Impak Komposit Serat Aren-Polyester 26 JURNAL ILMIAH SEMESTA TEKNIKA Vol. 14, No. 1, 26-32, Mei 2011 Pengaruh Fraksi Volue Serat dan Laa Perendaan Alkali terhadap Kekuatan Ipak Koposit Serat Aren-Polyester (The Eet o Fiber Volue Fration

Lebih terperinci

Pembuatan dan Karakteristik Komposit Polimer Berpenguat Bagasse

Pembuatan dan Karakteristik Komposit Polimer Berpenguat Bagasse JURNL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-208 Pebuatan dan Karakteristik Koposit Polier Berpenguat Bagasse Eqitha Dea Clareyna dan Lizda Johar Mawarani Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Studi Optimasi Peningkatan Kekuatan Bending Komposit Berpenguat Serat Nanas- Nanasan (Bromeliaceae) Kontinu Searah

Studi Optimasi Peningkatan Kekuatan Bending Komposit Berpenguat Serat Nanas- Nanasan (Bromeliaceae) Kontinu Searah JURNAL ILIAH SEESTA TEKNIKA Vol. No. (Noveber 008): 07-7 07 Studi Optiasi Peningkatan Kekuatan Bending Koposit Berpenguat Serat Nanas- Nanasan (Broeliaceae) Kontinu Searah (Studies o Optiization Iproveent

Lebih terperinci

Pengaruh Fraksi Volume Serat terhadap Sifat-sifat Tarik Komposit Diperkuat Unidirectional Serat Tebu dengan Matrik Poliester

Pengaruh Fraksi Volume Serat terhadap Sifat-sifat Tarik Komposit Diperkuat Unidirectional Serat Tebu dengan Matrik Poliester JURNAL ILMIAH SEMESTA TEKNIKA Vol. 14, No. 2, 133-138, Noveber 2011 133 Pengaruh Fraksi Volue Serat terhadap Siat-siat Tarik Koposit Diperkuat Unidirectional Serat Tebu dengan Matrik Poliester (The Eect

Lebih terperinci

PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL

PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL Waris Wibowo Staf Pengajar Akadei Mariti Yogyakarta (AMY) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk endapatkan

Lebih terperinci

Pengaruh Fraksi Volume Serat Buah Lontar terhadap Kekuatan Tarik dan Kekuatan Impak Komposit Bermatrik Polyester

Pengaruh Fraksi Volume Serat Buah Lontar terhadap Kekuatan Tarik dan Kekuatan Impak Komposit Bermatrik Polyester Pengaruh Fraksi olue Serat Buah Lontar terhadap Kekuatan Tarik dan Kekuatan Ipak Koposit Beratrik Polyester Yustian Bella, Wahyono Suprapto, Slaet Wahyudi Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

Studi Eksperimen Pengaruh Alur Permukaan Sirip pada Sistem Pendingin Mesin Kendaraan Bermotor

Studi Eksperimen Pengaruh Alur Permukaan Sirip pada Sistem Pendingin Mesin Kendaraan Bermotor Jurnal Kopetensi Teknik Vol. 1, No. 1, Noveber 009 1 Studi Eksperien Pengaruh Alur Perukaan Sirip pada Siste Pendingin Mesin Kendaraan Berotor Sasudin Anis 1 dan Aris Budiyono 1, Jurusan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

BAB 4 KAJI PARAMETRIK

BAB 4 KAJI PARAMETRIK Bab 4 Kaji Paraetrik BAB 4 Kaji paraetrik ini dilakukan untuk endapatkan suatu grafik yang dapat digunakan dala enentukan ukuran geoetri tabung bujursangkar yang dibutuhkan, sehingga didapatkan harga P

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

Panel Akustik Ramah Lingkungan Berbahan Dasar Limbah Batu Apung Dengan Pengikat Poliester

Panel Akustik Ramah Lingkungan Berbahan Dasar Limbah Batu Apung Dengan Pengikat Poliester Proceeding Seinar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV) Banjarasin, 7-8 Oktober 2015 Panel Akustik Raah Lingkungan Berbahan Dasar Libah Batu Apung Dengan Pengikat Poliester Ngakan Putu Gede Suardana

Lebih terperinci

MUH. BUDI NUR RAHMAN, TOTOK SUWANDA

MUH. BUDI NUR RAHMAN, TOTOK SUWANDA JURNAL ILMIAH SEMESTA TEKNIKA Vol. 13, No. 2, 137-144, Noveber 2010 137 Pengaruh Fraksi Volue Serat terhadap Peningkatan Kekuatan Ipak Koposit Berpenguat Serat Nanas-Nanasan (Broeliaceae) Kontinyu Searah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Energi atahari sebagai suber energi pengganti tidak bersifat polutif, tak dapat habis, serta gratis dan epunyai prospek yang cukup baik untuk dikebangkan. Apalagi letak geografis

Lebih terperinci

ANALISIS SIFAT MEKANIK KOMPOSIT Al 2075 REINFORCEMENT DENGAN ELECTROLESS ABU DASAR BATUBARA

ANALISIS SIFAT MEKANIK KOMPOSIT Al 2075 REINFORCEMENT DENGAN ELECTROLESS ABU DASAR BATUBARA ANALISIS SIFAT MEKANIK KOMPOSIT Al 2075 REINFORCEMENT DENGAN ELECTROLESS ABU DASAR BATUBARA Adhi Setiawan *, Arita Rochma Nilasari, M. Ari Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) * E-mail: adhistw23@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT. terbuat dari acrylic tembus pandang. Saluran masukan udara panas ditandai dengan

BAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT. terbuat dari acrylic tembus pandang. Saluran masukan udara panas ditandai dengan BAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT 31 Kriteria rancangan plant Diensi plant yang dirancang berukuran 40cx60cx50c, dinding terbuat dari acrylic tebus pandang Saluran asukan udara panas ditandai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE ANALISIS

BAB III METODE ANALISIS BAB III METODE ANALISIS 3.1 Penyajian Laporan Dala penyajian bab ini dibuat kerangka agar eudahkan dala pengerjaan laporan. Berikut ini adalah diagra alir tersebut : Studi Pustaka Model-odel Eleen Struktur

Lebih terperinci

PENGARUH WATER STORAGE VOLUME TERHADAP UNJUK KERJA SOLAR ASSISTED HEAT PUMP WATER HEATER (SAHPWH) MENGGUNAKAN HFC-134a

PENGARUH WATER STORAGE VOLUME TERHADAP UNJUK KERJA SOLAR ASSISTED HEAT PUMP WATER HEATER (SAHPWH) MENGGUNAKAN HFC-134a PENGARUH WATER STORAGE VOLUME TERHADAP UNJUK KERJA SOLAR ASSISTED HEAT PUMP WATER HEATER (SAHPWH) MENGGUNAKAN HFC-34a Wibawa Endra J, Tri Istanto Staf Pengajar - Jurusan Teknik Mesin - Fakultas Teknik

Lebih terperinci

Abstract. Keywords: composite, electroless plating, stir casting, density-porosity.

Abstract. Keywords: composite, electroless plating, stir casting, density-porosity. Analisa Pengaruh Variasi (% Berat) Magnesium Dan Variasi Temperatur Oksidasi Pada Proses Electroless ANALISA PENGARUH VARIASI (% BERAT) MAGNESIUM DAN VARIASI TEMPERATUR OKSIDASI PADA PROSES ELECTROLESS

Lebih terperinci

Kata kunci : Serat enceng gondok, NaOH, etanol, elongasi, tegangan tarik & tegangan interfacial

Kata kunci : Serat enceng gondok, NaOH, etanol, elongasi, tegangan tarik & tegangan interfacial PENGARUH LARUTAN ALKALI DAN ETANOL TERHADAP KEKUATAN TARIK SERAT ENCENG GONDOK DAN KOMPATIBILITAS SERAT ENCENG GONDOK PADA MATRIK UNSATURATED POLYESTER YUKALAC TIPE 157 BQTN-EX Yusu Uardani*, Catur Praono**

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Seiring dengan perkembangan kehidupan manusia maka kebutuhan akan material juga semakin meningkat dan bervariatif dalam berbagai aplikasi. Keberadaan material konvensional

Lebih terperinci

Perhitungan Tahanan Kapal dengan Metode Froude

Perhitungan Tahanan Kapal dengan Metode Froude 9/0/0 Perhitungan Tahanan Kapal dengan etode Froude Froude enganggap bahwa tahanan suatu kapal atau odel dapat dipisahkan ke dala dua bagian: () tahanan gesek dan () tahanan sisa. Tahanan sisa ini disebabkan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL

PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL JAHARUDDIN Departeen Mateatika Fakultas Mateatika Ilu Pengetahuan Ala Institut Pertanian Bogor Jl Meranti, Kapus IPB Daraga, Bogor

Lebih terperinci

Karakterisasi Bentuk Partikel SiC yang Dilapisi dengan MgAl 2 O 4 Berdasarkan Variabel Konsentrasi Ion Logam

Karakterisasi Bentuk Partikel SiC yang Dilapisi dengan MgAl 2 O 4 Berdasarkan Variabel Konsentrasi Ion Logam JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-928X B-35 Karakterisasi Bentuk Partikel SiC yang Dilapisi dengan MgAl 2 O 4 Berdasarkan Variabel Konsentrasi Ion Logam Halley henriono dan

Lebih terperinci

Karakterisasi Bentuk Partikel SiC yang Dilapisi dengan MgAl 2 O 4 Berdasarkan Variabel Konsentrasi Ion Logam

Karakterisasi Bentuk Partikel SiC yang Dilapisi dengan MgAl 2 O 4 Berdasarkan Variabel Konsentrasi Ion Logam Karakterisasi Bentuk Partikel SiC yang Dilapisi dengan MgAl 2 O 4 Berdasarkan Variabel Konsentrasi Ion Logam HALLEY HENRIONO UTOMO 110610063 Dosen Pembimbing Dr. M. Zainuri, M.Si Jurusan Fisika Fakultas

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI KOMPOSISI DAN PROSES PENDINGINAN TERHADAP KARAKTERISTIK MAGNET BARRIUM FERRITE (Dyah Sawitri, ST, MT; Ratih Resti Astari)

PENGARUH VARIASI KOMPOSISI DAN PROSES PENDINGINAN TERHADAP KARAKTERISTIK MAGNET BARRIUM FERRITE (Dyah Sawitri, ST, MT; Ratih Resti Astari) PENGARUH VARIASI KOMPOSISI DAN PROSES PENDINGINAN TERHADAP KARAKTERISTIK MAGNET BARRIUM FERRITE (Dyah Sawitri, ST, MT; Ratih Resti Astari) Progra Studi S-1 Teknik Fisika Fakultas Teknologi Industri - Institut

Lebih terperinci

Studi Sifat Mekanik Komposit Isotropik Al/SiO 2 Hasil Fabrikasi dengan Metalurgi Serbuk

Studi Sifat Mekanik Komposit Isotropik Al/SiO 2 Hasil Fabrikasi dengan Metalurgi Serbuk JURNAL FISIKA DAN APLIKASINYA VOLUME 12, NOMOR 2 JUNI 2016 Studi Sifat Mekanik Komposit Isotropik Al/SiO 2 Hasil Fabrikasi dengan Metalurgi Serbuk Hanafi, 1 Munasir, 2, dan Mochamad Zainuri 1 1 Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan daerah sebagai bagian yang integral dari pebangunan nasional dilaksanakan berdasakan prinsip otonoi daerah dan pengaturan suber daya nasional yang

Lebih terperinci

VIII. TORSI Definisi Torsi. (couples) yang menghasilkan perputaran terhadap sumbu longitudinalnya. [Torsi]

VIII. TORSI Definisi Torsi. (couples) yang menghasilkan perputaran terhadap sumbu longitudinalnya. [Torsi] [orsi] VIII. OSI 8.1. Definisi orsi orsi adah suatu peuntiran sebuah batang yang diakibatkan oleh kopelkopel (couples) yang enghasilkan perputaran terhadap subu longitudinnya. Kopel-kopel yang enghasilkan

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Line Suction Terhadap Performansi Mesin Pendingin 1)

Analisis Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Line Suction Terhadap Performansi Mesin Pendingin 1) JURNAL TEKNIK MESIN Vol 4, No 2, Oktober 2002: 94 98 Analisis Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Line Suction Terhadap Perforansi Mesin Pendingin ) Ekadewi Anggraini Handoyo Dosen Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

KAJI NUMERIK PORTABLE PORTABLE COLD STORAGE TERMOELEKTRIK TEC

KAJI NUMERIK PORTABLE PORTABLE COLD STORAGE TERMOELEKTRIK TEC KAJI NUMERIK PORTABLE PORTABLE COLD STORAGE TERMOELEKTRIK TEC1-12706 Denny M. E Soedjono (1), Joko Sarsetiyanto (2), Dedy Zulhidayat Noor (3), Davit Priabodo 4) 1),2),3),4) Progra Studi D3 Teknik Mesin

Lebih terperinci

HARD RUBBER COMPOSITES BERPENGUAT SERAT KENAF UNTUK PANEL

HARD RUBBER COMPOSITES BERPENGUAT SERAT KENAF UNTUK PANEL HARD RUBBER COPOSITES BERPENGUAT SERAT KENAF UNTUK PANEL Agus Hariyanto Dosen Jurusan Teknik esin FT Universitas uhammadiyah Surakarta. E-mail : agus_hariyanto @Ums.ac.id ABSTRAK Tujuan penelitian ini

Lebih terperinci

ROTASI Volume 8 Nomor 1 Januari

ROTASI Volume 8 Nomor 1 Januari ROTASI Volue 8 Noor 1 Januari 2006 23 PENGARUH KECEPATAN AIR SIRKULASI SEBAGAI MEDIUM QUENCHING TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO PADA BAJA AISI 4140 Gunawan Dwi Haryadi 1) Abstrak Baja karbon yang

Lebih terperinci

OPTIMISASI SISTEM TRANSPORTASI MINYAK TITIK TUANG TINGGI: STUDI KASUS LAPANGAN X

OPTIMISASI SISTEM TRANSPORTASI MINYAK TITIK TUANG TINGGI: STUDI KASUS LAPANGAN X IATMI 2006-TS-30 PROSIDING, Siposiu Nasional & Kongres IX Ikatan Ahli Teknik Perinyakan Indonesia (IATMI) 2006 Hotel The Ritz Carlton Jakarta, 5-7 Noveber 2006 OPTIMISASI SISTEM TRANSPORTASI MINYAK TITIK

Lebih terperinci

TERMODINAMIKA TEKNIK II

TERMODINAMIKA TEKNIK II DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARMA PERSADA 2005 i DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II Disusun : ASYARI DARAMI YUNUS Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

18.1 Sandwich Panel Honeycomb sandwich

18.1 Sandwich Panel Honeycomb sandwich 18.1 Sandwich Panel Material komposit juga dapat dibuat dengan menyelipkan (to sandwich) material inti di antara dua lapisan luar yang tipis. Terdapat dua macam material yaitu : 1. Honeycomb sandwich 2.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air erupakan kebutuhan yang penting bagi kehidupan anusia. Manusia tidak dapat elanjutkan kehidupannya tanpa penyediaan air yang cukup dala segi kuantitas dan kualitasnya.

Lebih terperinci

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2013 TINGKAT PROPINSI

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2013 TINGKAT PROPINSI SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 013 TINGKAT PROPINSI FISIKA Waktu : 3,5 ja KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH

Lebih terperinci

BAB XI KOMPOSIT. Gambar 1. Skematik bentuk geometrik komposit. BENTUK UKURAN KONSENTRASI DISTRIBUSI ORIENTASI

BAB XI KOMPOSIT. Gambar 1. Skematik bentuk geometrik komposit. BENTUK UKURAN KONSENTRASI DISTRIBUSI ORIENTASI BAB XI KOPOSIT Komposit adalah material multiphase yang yang dibuat oleh manusia. Phasephase tersebut secara kimia adalah tidak sama dan dipisahkan oleh permukaan / interface yang jelas. Sebagian besar

Lebih terperinci

BAB XII KOMPOSIT. Gambar 1. Skematik bentuk geometrik komposit. BENTUK UKURAN KONSENTRASI DISTRIBUSI ORIENTASI

BAB XII KOMPOSIT. Gambar 1. Skematik bentuk geometrik komposit. BENTUK UKURAN KONSENTRASI DISTRIBUSI ORIENTASI BAB XII KOPOSIT Komposit adalah material multiphase yang yang dibuat oleh manusia. Phase-phase tersebut secara kimia adalah tidak sama dan dipisahkan oleh permukaan / interface yang jelas. Sebagian besar

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGAN, DAN PENGENCERAN

LAPORAN PRAKTIKUM PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGAN, DAN PENGENCERAN LAPORAN PRAKTIKUM PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGAN, DAN PENGENCERAN NAMA PRAKTIKAN : Raadhan Bestari T. Barlian GRUP PRAKTIKAN : Grup Pagi (08.00-11.00) KELOMPOK : 2 HARI/TGL. PRAKTIKUM : Kais, 17

Lebih terperinci

MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN

MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN 43 MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : MATERI KULIAH: Mekanika klasik, Huku Newton I, Gaya, Siste Satuan Mekanika, Berat dan assa, Cara statik engukur gaya.. POKOK BAHASAN: DINAMIKA PARTIKEL 6.1 MEKANIKA

Lebih terperinci

Koligatif Larutan Sifat Koligatif Larutan dan Satuan Konsentrasi Sifat Koligatif Larutan Nonelektrolit dan Elektrolit

Koligatif Larutan Sifat Koligatif Larutan dan Satuan Konsentrasi Sifat Koligatif Larutan Nonelektrolit dan Elektrolit Setelah epelajari bab ini, peserta didik apu: 1. enjelaskan penyebab adanya fenoena sifat koligatif larutan pada penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osotik; 2.

Lebih terperinci

PEMBUATAN DETEKTOR FREKUENSI TUNGGAL BERBASIS PRINSIP EDDY CURRENT UNTUK PENGUKURAN KETEBALAN LOGAM NON MAGNETIK CU DAN AL

PEMBUATAN DETEKTOR FREKUENSI TUNGGAL BERBASIS PRINSIP EDDY CURRENT UNTUK PENGUKURAN KETEBALAN LOGAM NON MAGNETIK CU DAN AL Jurnal Kounikasi Fisika Indonesia http://ejournal.unri.ac.id./index.php/jkfi Jurusan Fisika FMIPA Univ. Riau Pekanbaru. http://www.kfi.-fipa.unri.ac.id Edisi April 07. p-issn.4-960.; e-579-5x Eail: kounikasi.fisika.indonesia@gail.co

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan Vol. 6, No. 1, hal , 2007 ISSN Abstrak

1. Pendahuluan. Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan Vol. 6, No. 1, hal , 2007 ISSN Abstrak Jurnal Rekayasa Kiia dan Lingkungan Vol. 6, No. 1, hal. 21-27, 2007 ISSN 1412-5064 Oksidasi Parsial Metana Menjadi Metanol dan Foraldehida Menggunakan Katalis CuMoO 3 /SiO 2 : Pengaruh Rasio Cu:Mo, Teperatur

Lebih terperinci

Edi Santoso1; Harjo Seputro2; Eka Puji Himawan 3

Edi Santoso1; Harjo Seputro2; Eka Puji Himawan 3 JHP17 Jurnal Hasil Penelitian LPPM Untag Surabaya September 2016, Vol. 01, No. 02, hal 179-194 ANALISA PENGARUH ELECTROLESS PLATING ABU DASAR BATU BARA SEBAGAI PENGUAT KOMPOSIT MATRIKS LOGAM TERHADAP PRODUK

Lebih terperinci

Pengaruh Persentase Alkali pada Serat Pangkal Pelepah Daun Pinang (Areca Catechu) terhadap Sifat Mekanis Komposit Polimer

Pengaruh Persentase Alkali pada Serat Pangkal Pelepah Daun Pinang (Areca Catechu) terhadap Sifat Mekanis Komposit Polimer Pengaruh Persentase Alkali pada Serat Pangkal Pelepah Daun Pinang (Areca Catechu) terhadap Siat Mekanis Koposit Polier Agustinus Deka Betan, RudySoenoko, Achad As ad Sonie Jurusan Teknik Mesin Fakultas

Lebih terperinci

METALURGI SERBUK. By : Nurun Nayiroh

METALURGI SERBUK. By : Nurun Nayiroh METALURGI SERBUK By : Nurun Nayiroh Metalurgi serbuk adalah metode yang terus dikembangkan dari proses manufaktur yang dapat mencapai bentuk komponen akhir dengan mencampurkan serbuk secara bersamaan dan

Lebih terperinci

ANALISA GELOMBANG KEJUT TERHADAP KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI JALAN WALANDA MARAMIS BITUNG

ANALISA GELOMBANG KEJUT TERHADAP KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI JALAN WALANDA MARAMIS BITUNG Jurnal Iliah MEDIA ENGINEERING Vol. 3, No. 2, Juli 2013 ISSN 2087-9334 (94-98) ANALISA GELOMBANG KEJUT TERHADAP KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI JALAN WALANDA MARAMIS BITUNG Octaviani Litwina Ada Aluni

Lebih terperinci

KARAKTERISASI BENTUK PARTIKEL SiC YANG DILAPISI DENGAN MgAl 2 O 4 BERDASARKAN VARIABLE KONSENTRASI ION LOGAM

KARAKTERISASI BENTUK PARTIKEL SiC YANG DILAPISI DENGAN MgAl 2 O 4 BERDASARKAN VARIABLE KONSENTRASI ION LOGAM KARAKTERISASI BENTUK PARTIKEL SiC YANG DILAPISI DENGAN MgAl 2 O 4 BERDASARKAN VARIABLE KONSENTRASI ION LOGAM Halley henriono dan Dr. M. Zainuri, M.Si Jurusan Fisika, FMIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA Jurnal Mateatika UNAND Vol. 3 No. 4 Hal. 160 167 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA

Lebih terperinci

RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1)

RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1) RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM Oleh : Aprizal (1) 1) Dosen Progra Studi Teknik Mesin. Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian Eail. ijalupp@gail.co

Lebih terperinci

dimana p = massa jenis zat (kg/m 3 ) m= massa zat (kg) V= Volume zat (m 3 ) Satuan massa jenis berdasarkan Sistem Internasional(SI) adalah kg/m 3

dimana p = massa jenis zat (kg/m 3 ) m= massa zat (kg) V= Volume zat (m 3 ) Satuan massa jenis berdasarkan Sistem Internasional(SI) adalah kg/m 3 Zat dan Wujudnya Massa Jenis Jika kau elihat kapas yang berassa 1 kg dan batu berassa 1 kg, apa ada di benaku? Massa Jenis adalah perbandingan antara assa benda dengan volue benda Massa jenis zat tidak

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, VOLUME DAN KEPADATAN LALU LINTAS RUAS JALAN SILIWANGI SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, VOLUME DAN KEPADATAN LALU LINTAS RUAS JALAN SILIWANGI SEMARANG HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, OLUME DAN KEPADATAN LALU LINTAS RUAS JALAN SILIWANGI SEMARANG Eko Nugroho Julianto Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Searang (UNNES) Gedung E4, Kapus

Lebih terperinci

PENGARUH GEOMETRI TERAS TERHADAP KINERJA NEUTRONIK PADA REAKTOR PEMBIAK CEPAT DENGAN SIKLUS BAHAN BAKAR TERTUTUP

PENGARUH GEOMETRI TERAS TERHADAP KINERJA NEUTRONIK PADA REAKTOR PEMBIAK CEPAT DENGAN SIKLUS BAHAN BAKAR TERTUTUP PEGARUH GEOMETRI TERAS TERHADAP KIERJA EUTROIK PADA REAKTOR PEMBIAK CEPAT DEGA SIKLUS BAHA BAKAR TERTUTUP Dian Fitriyani dan Anton Basri Jurusan Fisika Universitas Andalas Kapus Liau Manis UAD Padang difiaal@gail.co

Lebih terperinci

Penyelesaian Algortima Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Problem (CSP) Satu Dimensi

Penyelesaian Algortima Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Problem (CSP) Satu Dimensi Penyelesaian Algortia Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Proble (CSP) Satu Diensi Putra BJ Bangun, Sisca Octarina, Rika Apriani Jurusan Mateatika Fakultas MIPA Universitas Sriwijaya

Lebih terperinci

SOAL OLIMPIADE SAINS NASIONAL (OSN) 2007 Bidang studi : FISIKA Tingkat : SMA Waktu : 4 jam

SOAL OLIMPIADE SAINS NASIONAL (OSN) 2007 Bidang studi : FISIKA Tingkat : SMA Waktu : 4 jam Dapatkan soal-soal lainnya di http://foru.pelatihan-osn.co SOAL OLIPIADE SAINS NASIONAL (OSN) 007 Bidang studi : FISIKA Tingkat : SA Waktu : 4 ja 1. (nilai 0) A. Sebuah obil bergerak enuruni suatu jalan

Lebih terperinci

KAJIAN LAMA PERENDAMAN DAN KONSENTRASI KALSIUM HIDROKSIDA PADA MANISAN PEPAYA

KAJIAN LAMA PERENDAMAN DAN KONSENTRASI KALSIUM HIDROKSIDA PADA MANISAN PEPAYA KAJIAN LAMA PERENDAMAN DAN KONSENTRASI KALSIUM HIDROKSIDA PADA MANISAN PEPAYA (Assessent During Soaking and Calciu hydroxide Concentration of Papaya Fruit Candy). Enny Karti Basuki S, Latifah dan Ranita

Lebih terperinci

PENGARUH BENTUK COVER TERHADAP PRODUKTIFITAS DAN EFISIENSI SOLAR STILL

PENGARUH BENTUK COVER TERHADAP PRODUKTIFITAS DAN EFISIENSI SOLAR STILL PENGARUH BENTUK COVER TERHADAP PRODUKTIFITAS DAN EFISIENSI SOLAR STILL Nova R. Isail Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Widyagaa Malang novarislapung@yahoo.co.id ABSTRACT Various distillation

Lebih terperinci

PERANCANGAN MEKANISME BACK LIFT

PERANCANGAN MEKANISME BACK LIFT Seinar Nasional - IX Rekayasa dan Aplikasi Mesin di Industri Kapus ITENAS - Bandung, 9-10 Noveber 2010 PERANCANGAN MEKANISME BACK LIFT Tito Shantika dan Encu Saefudin Jurusan esin, Fakultas Teknologi Industri

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Pembagian Komposit Berdasarkan Jenis Penguat [2]

Gambar 2.1 Pembagian Komposit Berdasarkan Jenis Penguat [2] BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Komposit Material komposit adalah material yang terdiri dari dua atau lebih fasa yang berbeda baik secara fisika ataupun kimia dan memiliki karakteristik yang lebih unggul dari masing-masing

Lebih terperinci

PERENCANAAN ALTERNATIF STRUKTUR BAJA GEDUNG MIPA CENTER (TAHAP I) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG JURNAL

PERENCANAAN ALTERNATIF STRUKTUR BAJA GEDUNG MIPA CENTER (TAHAP I) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG JURNAL PERENCANAAN ALTERNATIF STRUKTUR BAJA GEDUNG MIPA CENTER (TAHAP I) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG JURNAL Diajukan untuk eenuhi persyaratan eperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

PENGARUH PERSENTASE BERAT SERBUK SiC TERHADAP KEKERASAN DAN KEKUATAN BENDING KOMPOSIT DENGAN MATRIK AlSiTiB YANG DIPERKUAT SERBUK SiC

PENGARUH PERSENTASE BERAT SERBUK SiC TERHADAP KEKERASAN DAN KEKUATAN BENDING KOMPOSIT DENGAN MATRIK AlSiTiB YANG DIPERKUAT SERBUK SiC Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi PENGARUH PERSENTASE BERAT SERBUK SiC TERHADAP KEKERASAN DAN KEKUATAN BENDING KOMPOSIT DENGAN MATRIK AlSiTiB YANG DIPERKUAT SERBUK

Lebih terperinci

Bab IV. Pemodelan, Pengujian dan Analisa. Sistem Steel Ball Magnetic Levitation

Bab IV. Pemodelan, Pengujian dan Analisa. Sistem Steel Ball Magnetic Levitation Bab IV Peodelan, Pengujian dan Analisa Siste Steel Ball Magnetic Levitation Pada bab IV ini akan dijelaskan engenai peodelan, pengujian dari siste yang tela dibuat dan penganalisaan asil pengujian tersebut.

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI PENAMBAHAN ALKOHOL 96% PADA BENSIN TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR OTTO

PENGARUH VARIASI PENAMBAHAN ALKOHOL 96% PADA BENSIN TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR OTTO PENGARUH VARIASI PENAMBAHAN ALKOHOL 96% PADA BENSIN TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR OTTO Monang Butar Butar 1, Muli Hazwi 2 1,2 Departeen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Suatera Utara Jl. Alaater

Lebih terperinci

GETARAN PEGAS SERI-PARALEL

GETARAN PEGAS SERI-PARALEL 1 GETARAN PEGAS SERI-PARALEL I. Tujuan Percobaan 1. Menentukan konstanta pegas seri, paralel dan seri-paralel (gabungan). 2. Mebuktikan Huku Hooke. 3. Mengetahui hubungan antara periode pegas dan assa

Lebih terperinci

Penentuan Akar-Akar Sistem Persamaan Tak Linier dengan Kombinasi Differential Evolution dan Clustering

Penentuan Akar-Akar Sistem Persamaan Tak Linier dengan Kombinasi Differential Evolution dan Clustering Jurnal Kubik, Volue No. ISSN : 338-0896 Penentuan Akar-Akar Siste Persaaan Tak Linier dengan Kobinasi Differential Evolution dan Clustering Jaaliatul Badriyah Jurusan Mateatika, Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

BAB II SIFAT-SIFAT ZAT MURNI

BAB II SIFAT-SIFAT ZAT MURNI Yose Aun Cahyanta : Terodinaika I 9 BAB II SIFAT-SIFAT ZAT MURNI ZAT MURNI (PURE SUBSTANCE) Merupakan zat yan epunyai koposisi kiia yan tetap (stabil), isalnya : air (water), nitroen, heliu, dan CO. Zat

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI ARAH SERAT KOMPOSIT BERPENGUAT HIBRIDA FIBERHYBRID TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN DENSITAS MATERIAL DALAM APLIKASI BODY PART MOBIL

PENGARUH VARIASI ARAH SERAT KOMPOSIT BERPENGUAT HIBRIDA FIBERHYBRID TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN DENSITAS MATERIAL DALAM APLIKASI BODY PART MOBIL olue 15 Noor 2, Septeber 2016 60 PNGARUH ARIASI ARAH SRAT KOMPOSIT BRPNGUAT HIBRIDA FIBRHYBRID TRHADAP KKUATAN TARIK DAN DNSITAS MATRIAL DALAM APLIKASI BODY PART MOBIL Firan Yasa Utaa 1,a) Hanna Zakiyya

Lebih terperinci

Penerapan Metode Simpleks Untuk Optimalisasi Produksi Pada UKM Gerabah

Penerapan Metode Simpleks Untuk Optimalisasi Produksi Pada UKM Gerabah Konferensi Nasional Siste & Inforatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Penerapan Metode Sipleks Untuk Optialisasi Produksi Pada UKM Gerabah Ni Luh Gede Pivin Suwirayanti STMIK STIKOM Bali Jl. Raya

Lebih terperinci

KUANTIFIKASI JENIS KAYU BERDASARKAN SIFAT ELEKTRIK QUANTIFICATION THE TYPES OF WOOD BASED ELECTRICAL PROPERTIES

KUANTIFIKASI JENIS KAYU BERDASARKAN SIFAT ELEKTRIK QUANTIFICATION THE TYPES OF WOOD BASED ELECTRICAL PROPERTIES ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Deseber 2017 Page 3906 KUANTIFIKASI JENIS KAYU BERDASARKAN SIFAT ELEKTRIK QUANTIFICATION THE TYPES OF WOOD BASED ELECTRICAL PROPERTIES Zeny Firdha

Lebih terperinci

PENUKAR KALOR CANGKANG DAN TABUNG EFEKTIF UNTUK MENDINGINKAN MINYAK PELUMAS MESIN DIESEL DENGAN PENYARINGAN SISTEM CABANG.

PENUKAR KALOR CANGKANG DAN TABUNG EFEKTIF UNTUK MENDINGINKAN MINYAK PELUMAS MESIN DIESEL DENGAN PENYARINGAN SISTEM CABANG. PENUKR KLOR CNGKNG DN TBUNG EFEKTIF UNTUK MENDINGINKN MINYK PELUMS MESIN DIESEL DENGN PENYRINGN SISTEM CBNG Murni *) bstract Lubrication is iportant paraeter in whole operation in diesel engine, bad lubrication

Lebih terperinci

PENENTUAN e/m Kusnanto Mukti W/ M Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta

PENENTUAN e/m Kusnanto Mukti W/ M Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta PENENTUAN e/ Kusnanto Mukti W/ M009031 Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK Eksperien dala enentukan besar uatan elektron pertaa kali dilakukan oleh J.J.Thoson. Dala percobaanya,

Lebih terperinci

KAJIAN PEMANFAATAN AIR BAKU TERHADAP AREA PELAYANAN DI KECAMATAN CIBALONG KABUPATEN GARUT

KAJIAN PEMANFAATAN AIR BAKU TERHADAP AREA PELAYANAN DI KECAMATAN CIBALONG KABUPATEN GARUT KAJIAN PEMANFAATAN AIR BAKU TERHAAP AREA PELAYANAN I KECAMATAN CIBALONG KABUPATEN GARUT Ridwan Alasyah 1, Sulwan Perana, Ida Farida Jurnal Air Baku Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syasu No. 1

Lebih terperinci

ANALISIS HOMOTOPI DALAM PENYELESAIAN SUATU MASALAH TAKLINEAR

ANALISIS HOMOTOPI DALAM PENYELESAIAN SUATU MASALAH TAKLINEAR ANALISIS HOMOTOPI DALAM PENYELESAIAN SUATU MASALAH TAKLINEAR JAHARUDDIN Departeen Mateatika, Fakultas Mateatika dan Iu Pengetahuan Ala, Institut Pertanian Bogor Jln. Meranti, Kapus IPB Draaga, Bogor 1668,

Lebih terperinci

Pengendalian Kualitas Proses Produksi Teh Hitam di PT. Perkebunan Nusantara XII Unit Sirah Kencong

Pengendalian Kualitas Proses Produksi Teh Hitam di PT. Perkebunan Nusantara XII Unit Sirah Kencong JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (016) 337-350 (301-98X Print) D-37 Pengendalian Kualitas Proses Produksi Teh Hita di PT. Perkebunan Nusantara XII Unit Sirah Kencong Qulsu Dwi Anggraini, Haryono, Diaz

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY

BAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY BAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY 3.1 Analisis Dinaika Model Hodgkin Huxley Persaaan Hodgkin-Huxley berisi epat persaaan ODE terkopel dengan derajat nonlinear yang tinggi dan sangat sulit

Lebih terperinci

APLIKASI INTEGER LINEAR PROGRAMMING UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PEMINDAHAN BARANG DI PT RST

APLIKASI INTEGER LINEAR PROGRAMMING UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PEMINDAHAN BARANG DI PT RST APLIKASI INTEGER LINEAR PROGRAMMING UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PEMINDAHAN BARANG DI PT RST Andry Budian Sutanto dan Abdullah Shahab Progra Studi Magter Manajeen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopeber

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN SEL-SEL MESIN UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN JARAK DAN BIAYA MATERIAL HANDLING DENGAN METODE HEURISTIK DI PT. BENGKEL COKRO BERSAUDARA

PEMBENTUKAN SEL-SEL MESIN UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN JARAK DAN BIAYA MATERIAL HANDLING DENGAN METODE HEURISTIK DI PT. BENGKEL COKRO BERSAUDARA PEMBENTUKAN SEL-SEL MESIN UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN JARAK DAN BIAYA MATERIAL HANDLING DENGAN METODE HEURISTIK DI PT. BENGKEL COKRO BERSAUDARA Babang Purwanggono, Andre Sugiyono Progra Studi Teknik

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN Penyesuaian Hewan Poikiloterik terhadap Oksigen Lingkungan Oleh: Kelopok 2 Aini Maskuro (0910211107) Arizal Irawan P (0910211082) Ani Mar atu A (0910211092) orina Oktavia

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2017

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2017 Peran Pendidikan, Sains, dan Teknologi untuk Mengebangkan Budaya Iliah dan Inovasi terbarukan dala endukung Sustainable Developent Goals (SDGs) 2030 ANALISIS INTENSITAS MEDAN MAGNET EXTREMELY LOW FREQUENCY

Lebih terperinci

Kriptografi Visual Menggunakan Algoritma Berbasiskan XOR dengan Menyisipkan pada K-bit LSB Gambar Sampul

Kriptografi Visual Menggunakan Algoritma Berbasiskan XOR dengan Menyisipkan pada K-bit LSB Gambar Sampul Kriptografi Visual Menggunakan Algorita Berbasiskan XOR dengan Menyisipkan pada K-bit LSB Gabar Sapul Yusuf Rahatullah Progra Studi Teknik Inforatika Institut Teknologi Bandung Bandung, Indonesia 13512040@std.stei.itb.a.id

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Proses produksi di bidang pertanian secara umum merupakan kegiatan

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Proses produksi di bidang pertanian secara umum merupakan kegiatan 2 III. KERANGKA PEMIKIRAN Proses produksi di bidang pertanian secara uu erupakan kegiatan dala enciptakan dan enabah utilitas barang atau jasa dengan eanfaatkan lahan, tenaga kerja, sarana produksi (bibit,

Lebih terperinci

PERCOBAAN 6 VOLTAGE RATION IN COAXIAL LINES

PERCOBAAN 6 VOLTAGE RATION IN COAXIAL LINES PERCOBAAN 6 VOLTAGE RATION IN COAXIAL LINES I. TUJUAN PERCOBAAN a. Mengukur distribusi tegangan pada kondisi diterinasi 60 oh, ujung saluran terbuka dan Short circuit b. Mengukur distribusi λ/4, λ/2 pada

Lebih terperinci

Diketik ulang oleh : Copyright Bank Soal OLIMPIADE IPA, MATEMATIKA, FISIKA, BIOLOGI, KIMIA, ASTRONOMI, INFORMATIKA, dll UNTUK

Diketik ulang oleh : Copyright  Bank Soal OLIMPIADE IPA, MATEMATIKA, FISIKA, BIOLOGI, KIMIA, ASTRONOMI, INFORMATIKA, dll UNTUK Copyright http://serbiserbi.co/ Bank Soal OLIMPIADE IPA, MATEMATIKA, FISIKA, BIOLOGI, 1 2 SOAL PILIHAN GANDA 1. Tahukah kalian, salah satu keunikan dari laba-laba pelopat adalah keistiewaan penglihatannya.

Lebih terperinci

BAB V FONDASI RAKIT. Fondasi rakit merupakan bagian bawah struktur yang berbentuk rakit melebar keseluruh bagian dasar bangunan.

BAB V FONDASI RAKIT. Fondasi rakit merupakan bagian bawah struktur yang berbentuk rakit melebar keseluruh bagian dasar bangunan. BAB V FONASI RAKIT I. PENAHULUAN Fondasi rakit erupakan bagian bawah struktur yang berbentuk rakit elebar keseluruh bagian dasar bangunan. Fondasi rakit digunakan jika lapis tanah eiliki kapasitas dukung

Lebih terperinci

Pengaruh Variasi Jenis Bahan Terhadap Pola Hamburan pada Difuser MLS (Maximum Length Sequences)

Pengaruh Variasi Jenis Bahan Terhadap Pola Hamburan pada Difuser MLS (Maximum Length Sequences) JURNAL SAINS POMITS Vol.1, No.1, (213) 1-5 1 Pengaruh Variasi Jenis Bahan Terhadap Pola Haburan pada Difuser MLS (Maxiu Length Sequences) Fajar Kurniawan, Lila Yuwana, Gontjang Prajitno Jurusan Fisika,

Lebih terperinci