Studi Optimasi Peningkatan Kekuatan Bending Komposit Berpenguat Serat Nanas- Nanasan (Bromeliaceae) Kontinu Searah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Studi Optimasi Peningkatan Kekuatan Bending Komposit Berpenguat Serat Nanas- Nanasan (Bromeliaceae) Kontinu Searah"

Transkripsi

1 JURNAL ILIAH SEESTA TEKNIKA Vol. No. (Noveber 008): Studi Optiasi Peningkatan Kekuatan Bending Koposit Berpenguat Serat Nanas- Nanasan (Broeliaceae) Kontinu Searah (Studies o Optiization Iproveent Bending Strength Coposite with Broeliaceae Fiber Continuous Direction) UH. BUDI NUR RAHAN, TOTOK SUWANDA, KUNCORO DIHARJO ABSTRACT The objectives o this research are to observe the bending strength coposite with broeliaceae iber with variations o alkali treatent duration, variations o iber raction volue and to observe the broken section characteristics. aterials used are broilicea iber, resin polyester, alkali and distilled water. The coposite ade with printing press ethods. Diensions o speciens and bending testing ethods is done by to the standard AST D790 (bending test). Variables in this research are iber raction volue in the aount o 0-0% and the soaking ties in alkali treatent are 0,,, and 8 hours. Visualization o the broken section is shown in the acro picture. Highest bending strength and bending tensile occur in the coposite with broeliaceae iber or -hour alkali treatent o 8.0 Pa and at the aount o.9% in raction volue o.9%. Highest bending odulus occurs with hours alkali treatent o.9% GPa. Coposite with broeliaceae iber without alkali treatent has broken section characteristics iber pull out, but the coposite with alkali treatent has less iber pull out characteristics. Keywords: Broeliaceae Fiber, Unsaturated Polyester, Bending Strength, Bending odulus, Broken Section Characteristics PENDAHULUAN Pada tahun 90-an, para iluwan eberikan perhatian yang lebih terhadap aterial koposit. Jenis koposit yang paling banyak dikebangkan adalah koposit berpenguat serat. Keuntungan penggunaan koposit antara lain ringan, tahan korosi, tahan air, perorance-nya enarik, dan tanpa proses peesinan. Beban konstruksi pun enjadi lebih ringan. Harga produk koponen yang dibuat dari koposit glass ibre reinorced polyester (GFRP) dapat turun hingga 0%, dibanding produk loga. Penggunaan koposit apu ereduksi penggunaan bahan loga iport. Perkebangan plastik eningkat sejak diteukannya aterial koposit yang secara hariah disebut reinorced plastic. Koposit cepat diserap dan dipakai di industri pesawat terbang, otooti, iliter, alat olah raga, kedokteran, bahkan sapai peralatan ruah tangga. Boeing 77 enggunakan koposit pada badan dan sirip belakang. Casis obil Forula- dan rangka sepeda balap juga enggunakan koposit sebagai struktur utaa. Produsen obil Dailer-Bens bekerjasaa dengan UNICEF engebangkan serat ala pada koponen otooti dan pesawat terbang. PT. INKA juga terasuk perusahaan yang engebangkan aplikasi koposit pada gerbong kereta api (Abdullah et al., 00) telah apu engaplikasikan koposit glass iber reinorced polyester (GFRP) untuk ront end KRLI dan ask KRL-Nas. Saat ini, penggunaan koposit GFRP ini telah eluas pada berbagai koponen kendaraan. Naun, kerugian dari peanaatan serat gelas adalah tidak raah lingkungan karena libahnya tidak dapat terurai secara alai. Solusi encari serat ala alternati yang eiliki siat ekanis tinggi dipandang penting dilakukan. Di daerah Piyungan kabupaten Gunung Kidul Yogyakarta banyak

2 08.B.N. Rahan et al. /Seesta Teknika Vol. No. (008): 07-7 terdapat tanaan sejenis nanas liar (broeliaceae), yang tahan terhadap usi kearau. Tanaan ini erupakan salah satu jenis tanaan penghasil serat di bagian daunnya yang tebal. Dahulu, serat tanaan ini dianaatkan oleh asyarakat sebagai bahan tali. Karena harga tali plastik jauh lebih urah, akibatnya usaha pebuatan tali dari bahan serat nanas-nanasan enjadi punah. Oleh karena itu, peanaatan serat nanas-nanasan sebagai penguat bahan koposit di bidang rekayasa erupakan salah satu gagasan kreati yang patut dikebangkan. Penelitian ini bertujuan untuk enyelidiki pengaruh optiasi penabahan raksi volue serat (V) terhadap peningkatan kekuatan bending dan ipak koposit serat nanasnanasan-uprs dan enyelidiki pengaruh perlakuan alkali serat (% ) selaa 0,,,, dan 8 ja terhadap peningkatan kekuatan bending dan ipak koposit nanas-nanasan- UPRs serta enyelidiki pengaruh karakteristik penapang patahan koposit. TINJAUAN PUSTAKA Pengujian Kekuatan tarik, bending dan ipak terhadap koposit dengan serat glass layer dala bentuk chopped strand at dengan berat 00 gra/ yang dilakukan oleh Yanuar dan Diharjo et al. (00) diperoleh kekuatan tarik 7,8 Pa, kekuatan bending 7, Pa dan Kekuatan ipaknya 0,0 J/. Pada koposit GFRP, penggunaan serat Chopped strand at (CS) diantara layer woven roving dapat engatasi penurunan kekuatan koposit yang disebabkan oleh adanya daerah yang iskin serat. Besarnya peningkatan ketahanan ipak tersebut encapai 87% (Diharjo et al., 00). enurut Nuri et al. (00), kekuatan dan odulus tarik tertinggi koposit serat nanasnanasan-unsaturated polyester (UPRs) terjadi pada V =, %, yaitu,9 Pa dan 0,77 GPa, seperti ditunjukkan pada gabar. Secara teoritis pada V =, %, kekuatan dan odulus tarik koposit lebih tinggi. Hal ini disebabkan oleh cacat spesien atau eek gripping area. Penapang patahan enunjukkan jenis splitting in ultiple area, dengan disertai oleh adanya iber pull out. Kekuatan koposit ini dapat ditingkatkan dengan eningkatkan kopatibiltas ikatan antara serat dan atrik. George et al. (99) elakukan perlakuan serat daun nanas dengan urutan: treatent 0,% selaa, ja, pencucian dengan air dingin, pencucian dengan HCl 0,, dan dikeringkan dala oven pada suhu 0 0 C selaa ja. Selaa perlakuan alkali, perukaan serat akan enjadi kasar Topograi perukaan serat yang kasar enghasilkan echanical interlocking yang lebih kuat dengan atrik. Adanya echanical interlocking ini juga akan eningkatkan viskositas capuran serat-atrik polyethylene. Peningkatan siat tarik koposit kena poliester dapat eningkat signiikan dengan ensubstitusi penguat serat kontinu searah. Koposit, yang diperkuat serat kena kontinu searah beratrik poliester pada V =.% atau W = 8.%, eiliki kekuatan tarik.8 pa dan odulus tarik.79 Gpa. Penapang patahan koposit tersebut engindikasikan patahan tipe splitting in ultiple area (Diharjo et. al., 00). Ray et al. (00) elakukan perlakuan serat jute dengan larutan alkali % selaa 0,,,, dan 8 ja, yang dilanjutkan dengan pencucian dan penetralan alkali dengan asa asetat, serta pengeringan pada teperatur kaar selaa 8 ja dan dioven pada 00 0 C selaa ja. Perkebangan kristanilitas serat jute eningkatkan odulus elastisitasnya sebesar %, 8%, dan 79% setelah perlakuan,, dan 8 ja. Tenacity serat juga eningkat % setelah dan 8 ja perlakuan. Naun, regangan patah serat enurun % setelah perlakuan 8 ja. Hasil pengujian kekuatan lentur koposit enunjukkan bahwa kekuatan tertinggi terjadi pada perlakuan ja, diana kurva tenacity dan % regangan patah berteu pada satu titik. Kajian Teori Koposit Gibson (99), penepatan serat harus epertibangkan geoetri serat, arah, distribusi dan raksi volue, agar dihasilkan koposit berkekuatan tinggi. Salah satu aktor penting yang enentukan karakteristik dari koposit adalah perbandingan atrik dan penguat/serat. Perbandingan ini dapat ditunjukkan dala bentuk raksi volue serat (V ) atau raksi assa serat ( ). Fraksi volue dapat dihitung dengan enggunakan persaaan (Shackelord, 99)

3 .B.N. Rahan et al. /Seesta Teknika Vol. No. (008): v ()... V V V... v = raksi volue aterial pertaa (%) = raksi assa aterial pertaa (%) = assa aterial pertaa (kg) = assa aterial kedua (kg) V = volue aterial pertaa ( ) V = volue aterial kedua ( ) = assa jenis aterial pertaa (kg/ ) = assa jenis aterial kedua (kg/ ) () Perhitungan raksi assa dipandang lebih udah dibandingkan dengan raksi volue. enurut Kaw (997), raksi assa serat dapat dihitung secara disederhanakan sebagai berikut: () C = raksi assa iber (%) = assa iber (kg) c = assa koposit (kg) Kekuatan koposit dapat ditentukan dengan persaaan (Shackelord, 99) : V V () c = kekuatan koposit (N/ ) c = kekuatan iber (N/ ) = kekuatan atrik (N/ ) V = volue iber ( ) V = volue atrik ( ) Siat Bending Koposit Akibat pengujian bending, bagian atas spesien engalai tekanan dan bagian bawah engalai tarikan. Kekuatan tekan koposit lebih tinggi dibanding kekuatan tariknya. Kegagalan yang terjadi akibat uji bending koposit yaitu engalai patah pada bagian bawah karena tidak apu enahan tegangan tarik. Kekuatan bending koposit dapat ditentukan sebagai berikut : PL b () bh b = kekuatan bending (N/ ) P = gaya yang diteria benda (N) L = panjang spesien () b = lebar spesien () h = tebal spesien () odulus elastisitas bendingnya dapat diruuskan sebagai berikut: L bh E b P E b = odulus Elastisitas Bending (N/ ) = deleksi setelah dikenai gaya () () Penghitungan kekakuan bending (D) pada aterial hoogen dapat dilakukan secara langsung dengan engalikan antara elastisitas bending (E b ) dan oen inersia (I) sebagai berikut: b h I (7) D E I (8) b D = Kekakuan Bending (N ) I = oen Inersia ( ) ETODE PENELITIAN Bahan utaa penelitian adalah serat nanasnanasan,, resin unsaturated polyester 7 BQTN, dan hardener EKPO (etil etil keton peroksida). Serat nanas-nanasan yang digunakan adalah jenis serat kontinu yang diperoleh dari daerah Piyungan, Gunung Kidul Yogyakarta. Serat nanas-nanasan dilakukan perlakuan % selaa 0,,,, dan 8 ja. Penataan serat agar teratur dapat digunakan sisir. Bahan atrik yang digunakan adalah unsaturated polyester 7 BQTN, yang disuplai oleh PT. Justus Kiia Raya Jakarta. Kadar hardener EKPO yang digunakan adalah % dari volue poliester.

4 0.B.N. Rahan et al. /Seesta Teknika Vol. No. (008): 07-7 Pebuatan koposit dilakukan dengan etoda cetak tekan untuk variasi W antara 0 0%. Koposit hasil cetakan tersebut dipotong dengan gerinda tangan untuk dijadikan spesien uji bending. Spesien tersebut engacu pada standar AST D790. Eek peotongan dieliinasi dengan dihaluskan enggunakan kertas aplas. Bagian gripping area diberi tab dari kertas aplas. Seua sepesien dilakukan post cure pada suhu 0 0 C selaa ja. Pengujian bending dilakukan dengan enggunakan esin uji tarik Servopulser, yang dilengkapi dengan instruen tabahan hasil rekayasa untuk easang extensoeter. Hal ini dilakukan agar perpanjangan yang terukur oleh extensoeter adalah sepanjang gage length, yaitu 0. Data hasil uji yang berupa kurva hubungan antara beban versus perpanjangan, diolah enjadi kurva hubungan antara kekuatan bending, odulus bending, dan regangan bending versus W. Penapang patahan dilakukan oto akro untuk enyelidiki ekanise perpatahannya. ANALISIS DAN PEBAHASAN. Pengaruh Fraksi Volue Serat Terhadap Kekuatan Bending Koposit Koposit serat nanas-nanasan cenderung engalai kenaikan tegangan bending seiring dengan bertabahnya raksi volue, disebabkan kekuatan serat yang endoinasi pada kekuatan koposit. Hasil pengujian kekuatan bending koposit berpenguat serat nanas-nanasan (broeliacea) dapat dilihat pada Tabel berikut. TABEL. Pengaruh raksi volue serat terhadap kekuatan bending koposit Perlakuan Tanpa Perlakuan ja ja ja 8 ja V (%) Tebal () Tegangan bending, σ (Pa) Ratarata ax in odulus bending, (GPa) Ratarata ax in Regangan bending ε (%) Ratarata ax in,7,0 7,9,8,08,88,7,,,07,,8,00 98,7 9,7 7,00,9,9,,,7,9,,00 0,0 7, 0,,00,0,,,08,9 9,8,0 0,00, 8,,0,0,70,,7,0,7,7 00,0 79,8,,8,9,,0,7, 8,0,7 0,7 99, 8,8,,,9,89,,,,0 87,7 7, 7,0,8,0,,00,77,,90,7 9, 98,9,9,,7,9,0,07,00,7,7 8,0, 0,70,97,80,77,7,, 0,7,0 8,7 0,8,0,8,7,0,8,,9,,7 8,0 0,9 89,,,9,77,87,, 7,,90 0,90 0,78 99,,7,,98,9,7,7,9,0 87,0 9,,7,7,,9,0,8,7,0,0, 87, 0,,09,90,70,07,9, 8,0,0 7, 9,7 0,7,09,,,,09,8,9,0,7 8,0 80,0,07,77,8,9,9,0,,7 07,07,8,09,0,9,7,0,7,8 0,0,7 87,98 8,7 8,9,,7,8,7,0,8,,7 97,0 88,0 7,7,,,,8,,9 8,8,00, 07,9 8,,70,7,,,99,7

5 .B.N. Rahan et al. /Vol. No. (008): 07-7 Peningkatan raksi volue serat koposit akan eningkatkan tegangan bending. Pada perendaan alkali ja, tegangan bending terendah pada raksi volue serat,9% sebesar 9, pa, sedangkan tertinggi pada raksi volue,9% sebesar 8,0 Pa. Hal ini terjadi karena beban bending yang diteria benda akan ditahan oleh atrik yang keudian diteruskan erata pada serat. Seakin banyak kandungan seratnya aka beban yang diteria setiap serat akan seakin kecil, sehingga beban yang dapat ditahan akan seakin besar. Hubungan kenaikan raksi volue serat dengan tegangan bending dapat dilihat pada Gabar berikut. Tegangan Bending (Pa) y =.988x R = Linear () (a) tanpa perlakuan alkali Tegangan Bending (Pa) (b) ja perlakuan alkali y = 0.88x + 7. R = 0.00 Linear () Tegangan Bending (Pa) y =.00x R = 0.77 Linear () (c) ja perlakuan alkali Tegangan Bending (Pa) (d) ja perlakuan alkali y =.77x R = Linear () Tegangan Bending (Pa) y =.0x R = 0.97 Linear () (e). 8 ja perlakuan alkali GABAR. Hubungan tegangan bending dengan raksi volue Kenaikan odulus bending rata-rata pada seua perlakuan alkali secara teknis dan teoritis terjadi pada ja perlakuan alkali sebesar,9 GPa pada raksi volue,% dan,87 GPa pada raksi volue,9%, presentase kenaikannya 0,8%. Penurunan odulus bending rata-rata terendah pada seua perlakuan secara teknis dan teoritis terjadi pada tanpa perlakuan alkali sebesar,0 GPa pada raksi volue,% dan. GPa pada raksi volue,9% presentase penurunan sebesar,9%. Ini disebabkan lapisan lignin pada serat asih belu terlepas, sehingga ikatan resin dengan serat belu optial. Hubungan kenaikan raksi volue serat dengan odulus bending dapat dilihat pada Gabar.

6 .B.N. Rahan et al. /Seesta Teknika Vol. No. (008): 07-7 odulus B ending (GPa).... Poly. () y = -0.00x + 0.7x R = (a) tanpa perlakuan alkali o d u lu s B e n d in g (G P a ).... Poly. () y = -0.00x + 0.0x R = Fraksi Volue serat, V(%) (b) ja perlakuan alkali odulus Bending(GPa).... y = -0.0x +.x R = Poly. () (c) ja perlakuan alkali odulus Bending(GPa).... y = x + 0.9x R = Poly. () (d) ja perlakuan alkali odulus Bending (GPa)... Poly. (). y = 0.008x x R = Fraksi Volue serat, V(%) (e) 8 ja perlakuan alkali GABAR. Hubungan antara odulus elastisitas bending dengan raksi volue Kenaikan regangan bending rata-rata optiu dari seua perlakuan secara teknis terjadi pada ja perendaan sebesar,9% dengan raksi volue,9%, naun secara teoritis terjadi kenaikan sebesar, pada perendaan 0 ja pada raksi volue 8,%. Penurunan regangan bending rata-rata pada seua perlakuan alkali secara teknis dan teoritis terjadi pada perendaan ja perlakuan alkali sebesar,% pada raksi volue,% dan,% pada raksi volue 8,%. Hubungan kenaikan raksi volue serat dengan regangan bending dapat dilihat pada Gabar. Ada beberapa aktor yang berpengaruh pada karakteristik kekuatan dari koposit serat nanas-nanasan, yaitu: a. Perbedaan diaeter, seakin kecil diaeter serat aka resin sebagai pengisi volue berungsi dengan baik,sehingga serat akan seakin kuat terikat. b. Terjadinya porositas, adanya porositas enyebabkan kekuatan koposit enurun. c. Distribusi serat, terjadinya distribusi serat yang tidak erata dala koposit pada percetakan serat ikut tergeser dari posisinya seula yang terbawa oleh aliran resin yang engalir pada saat penekanan. d. Ketebalan koposit, ketebalan yang tidak sesuai dengan ketebalan rencana karena julah koosisi serat yang terlalu banyak.

7 .B.N. Rahan et al. /Vol. No. (008): 07-7 Regangan Bending (%)... y = x - 0.8x +. R = (a) tanpa perlakuan alkali Poly. () Regangan Bending (% )... y = -0.00x x +. R = (b) ja perlakuan alkali Poly. () Regangan Bending (% )... y = 0.00x x +.99 R = 0.8 Poly. () R e g a n g a n B en d in g (% )... y = 0.00x - 0.9x R = 0.97 Poly. () (c) ja perlakuan alkali (d) ja perlakuan alkali Reg ang an Bending (%)... y = x x -.09 R = Poly. () (e) 8 ja perlakuan alkali GABAR. Hubungan antara regangan bending dengan raksi volue Peningkatan raksi volue serat enyebabkan penurunan deleksi. Penyebab turunnya deleksi adalah karena berkurangnya volue atrik pada koposit. atrik bersiat lebih kaku daripada serat, sehingga berkurangnya atrik akan enyebabkan bertabahnya deleksi pada koposit. Koposit dengan perendaan serat 0 ja epunyai nilai deleksi yang rendah karena ikatan antara serat dengan atrik tidak kuat. Pada perukaan serat asih terdapat lapisan lignin (lapisan lilin) yang elindungi serat. Koposit setelah engalai perendaan lapisan lignin-nya akan terkikis sehingga ikatan antara atrik dengan serat enjadi lebih kuat. Hal ini enyebabkan nilai deleksi koposit lebih tinggi.. Pengaruh Perlakuan Alkali Terhadap Kekuatan Bending Koposit. Pengujian pengaruh perlakuan alkali terhadap kekuatan bending dilakukan pada raksi volue yang tidak jauh berbeda. Perendaan serat dala larutan alkali akan engikis lapisan lignin yang berungsi sebagai pelindung serat. Hal ini engakibatkan daya ikat antara atrik dengan serat enjadi seakin kuat. Naun jika terlalu laa waktu perendaannya dapat engakibatkan serat enjadi rapuh sehingga daya ikatnya seakin leah. Hasil pengujian pengaruh laa perendaan dala larutan alkali dapat dilihat pada Tabel berikut.

8 .B.N. Rahan et al. /Seesta Teknika Vol. No. (008): 07-7 Tabel Pengaruh laa perendaan alkali terhadap kekuatan bending koposit Tegangan bending, σ odulus bending, ε Regangan bending Tebal Perlakuan V (Pa) (GPa) (%) sapel (%) Rataratratrata Rata- Rata- () ax in ax in ax in 0 ja,00, 0,0 7, 0,,00,0,,,08,9 ja,7,90 9, 98,9,9,,7,9,0,07,00 ja,7, 8,0 0,9 89,,,9,77,87,, ja,0,9,7 8,0 80,0,07,77,8,9,9,0 8 ja,7, 97,0 88,0 7,7,,,,8,,9 Hasil pengujian koposit dengan penguat serat nanas-nanasan enunjukkan dengan seakin laanya perlakuan alkali () kekuatan bending cenderung seakin eningkat. Kekuatan bending optiu terjadi pada ja perendaan alkali sebesar 8,0 pa sedangkan kekuatan bending terendah pada koposit tanpa perendaan alkali sebesar 7, Pa. Pada serat tanpa perendaan, lapisan lignin dan kotoran enghalangi ikatan atrik dengan serat sehingga beban tidak dapat ditahan secara optial. Naun pada 8 ja perendaan alkali kekuatan bending kebali turun. Hal ini disebabkan terlalu laa serat direnda engakibatkan serat enjadi keropos sehingga kekuatan dan kekakuan bahan berkurang. odulus bending koposit berpenguat serat nanas-nanasan yang optiu terjadi pada laa perendaan ja perlakuan alkali. Sebenarnya kenaikan odulus bending sebanding dengan kekuatan bending, seakin laa perlakuan alkali aka odulus elastisitasnya tinggi, naun pada dan 8 ja engalai penurunan. Nilai odulus bending tertinggi sebesar,9 GPa yang seakin enurun seiring penabahan waktu perendaan. Hal ini dikarenakan atrik sebagai bahan pengikat belu dapat endistribusikan gaya atau beban antar serat secara erata, bisa juga disebabkan pengisian volue belu erata sehingga ungsi atrik sebagai pengisi volue dan pelindung serat belu aksial. Regangan bending pada koposit berpenguat serat nanas-nanasan polyester encapai nilai tertinggi pada perendaan ja sebesar,9% dan terendah pada pada perlakuan alkali ja sebesar,%. Pada pengujian untuk regangan bending sebenarnya cenderung naik naun pada ja perendaan alkali regangan bending engalai penurunan disebabkan karena spesien yang keras dan getas engakibatkan nilai deleksi pada pengujian kecil sehingga sangat berpengaruh pada penurunan regangan seperti terlihat pada graik hubungan deleksi dengan perlakuan alkali. Hubungan antara laa perendaan serat terhadap kekuatan bending dapat dilihat pada Gabar berikut.. Pengaatan akro Penapang Patahan Pengaatan struktur akro dilakukan pengaatan pada penapang patahan dari benda uji seperti pada Gabar. Foto penapang patah akro diabil dari spesien uji bending raksi volue yang saa dari setiap perendaan alkali, sehingga perbedaan struktur akronya jelas terlihat.. Untuk engetahui odel patahan, aka setelah diuji spesien dirusak karena hasil dari pengujian tidak enyebabkan spesien patah. Karakteristik patahan koposit pada berbagai raksi volue serat adalah hinge break, seperti pada Gabar. Pada raksi volue serat,7 %, kandungan iber pull out lebih sedikit dibandingkan dengan koposit dengan kandungan serat yang lebih besar. Koposit dengan raksi volue serat 9,8% eiliki kegagalan iber pull out yang lebih banyak karena kandungan seratnya pun lebih besar. Foto akro penapang patahan pada kekuatan bending optiu yang terjadi pada perlakuan alkali ja (Gabar ) terlihat patahan yang rata yang enunjukkan ikatan atrik dengan serat cukup kuat sehingga atrik dan serat patah bersaaan saat terjadi kegagalan, eskipun pada penapang asih juga terdapat iber pull out dengan julah yang tidak banyak.

9 .B.N. Rahan et al. /Vol. No. (008): T eg an g an Ben d in g ( P a) ax in 0 8 R eg an gan B en d in g (% ) ax in 0 8 Laa Perlakuan Alkali (Ja) (a) tegangan bending Laa Perlakuan Alkali (Ja) (b) regangan bending ax in 0 8 Laa Perlakuan Alkali (Ja) (c) odulus bending GABAR. Pengaruh laa perlakuan alkali terhadap kekuatan bending koposit o d u lu s B e n d in g (G P a ) Fiber pull out Patah tunggal (a) (b) Patah Banyak Patah banyak (c) (d) Patah banyak (e) GABAR. Penapang patah dengan perlakuan alkali (a). 0 ja; (b). ja; (c). ja; (d). ja; dan (e). 8 ja pada raksi volue 0 %

10 .B.N. Rahan et al. /Seesta Teknika Vol. No. (008): 07-7 Kegagalan koposit pada pengujian bending diulai dari bagian bawah akibat tegangan tarik. Keapuan koposit pada perlakuan alkali 0 ja (Gabar a), kegagalan terlihat jelas pada bagian bawah inilah yang enyebabkan terjadinya iber pull out sebagai akibat dari kurang kuatnya ikatan interace antara serat dengan resin. Koposit tersebut selain engalai iber pull out juga engakibatkan adanya debonding. Terlihat bahwa seakin laa perlakuan alkali iber pull out yang terjadi seakin sedikit (Gabar.b, Gabar.c, Gabar.d dan Gabar.e) disebabkan serat seakin halus sehingga daya rekat resin dengan serat cukup baik naun untuk kekuatan kopositnya sangat rendah. Laa perendaan serat dala larutan alkali juga enyebabkan jenis patahan enjadi patah banyak. Untuk serat tanpa perendaan dan perendaan ja (Gabar.a dan Gabar.b) jenis patahan adalah patahan tunggal sedangkan seakin laa perendaan seperti Gabar.c, Gabar.d dan Gabar.e terbentuk patah banyak. Seakin laa perendaan serat enyebabkan daya ikatan atrik dan serat enjadi lebih kuat, kerusakan akibat beban pada koposit akan encari ikatan yang paling leah sehingga bidang patahan enjadi banyak. KESIPULAN Berdasarkan pebahasan di atas, aka dapat disipulkan sebagai berikut:. Peningkatan raksi volue serat koposit akan eningkatkan tegangan dan regangan bending. Pada perendaan alkali ja, tegangan bending terendah pada raksi volue serat,9% sebesar 9, Pa dengan regangan,8%, sedangkan tertinggi pada raksi volue,9% sebesar 8,0 Pa dengan regangan,9%. odulus bending tertinggi pada perendaan alkali ja sebesar,9 GPa.. Perendaan serat dapat eningkatkan kekuatan bending koposit, naun jika terlalu laa kekuatan bending akan kebali turun. Perendaan optial dilakukan selaa ja dengan enghasilkan tegangan dan regangan bending sebesar 8,0 Pa dan,9% pada raksi volue,9%. odulus bending optiu terjadi pada perlakuan alkali ja yaitu sebesar,9 GPa pada raksi volue,%.. Karakteristik hasil oto akro pada penapang patahan koposit 0 ja, ja, ja, ja dan 8 ja perlakuan alkali adalah jenis iber pull out dan debonding. Seiring dengan laanya perlakuan alkali, serat yang tercabut pada patahan akin sedikit dan patahan enjadi patah banyak. DAFTAR PUSTAKA Abdullah G., Diharjo K., Soekrisno & Triyono. (00). Rancang bangun dinding kereta api dengan koposit sandwich serat gelas. Laporan Penelitian Hibah Bersaing X. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Departeen Pendidikan Nasional. Aerican Society o Testing and aterials (AST). (00). Annual Book o AST Standard (AST D 790 & AST D 9 Section, Vol. 0.0 E-00-90). West Conshohocken: AST. Diharjo, K., Soekrisno, Triyono & Abdullah G. (00). Teknik penguatan koposit serta karung plastik berlubang. Laporan Penelitian Dosen uda. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Departeen Pendidikan Nasional. George, J., Janardhan, R., Anand, J.S., Bhagawan, S. S. & Thoas, S. (99). elt rheological behavior o short pineapple iber reinorced low density polyethylene coposites. Polyer, 7(), -. Gibson, O. F. (99). Principle o Coposite aterials echanics. New York: cgraw-hill. Kaw, A. K. (997). echanics o Coposite aterials, New York: CRC Press. Nuri, S. H., Suwanda, T., Diharjo, K., & Ain, S. (00). Kajian koprehensi pengaruh perlakuan alkali terhadap kekuatan koposit berpenguat serat nanas-nanasan (Broeliaceae). Laporan Penelitian Dosen uda. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Departeen Pendidikan Nasional.

11 .B.N. Rahan et al. /Vol. No. (008): Ray, D., Sarkar, B. K., Rana, A. K. & Bose, N. R. (00). Eect o alkali treated jute ibres on coposites properties. Bulletin o aterials Science, (), 9-. Shackelord. (99). Introduction to aterials Science or Engineer ( rd ed.). New York: acillan Publishing. Yanuar D., dan Diharjo K., 00, Karakteristik ekanis Koposit Sandwich Serat Gelas Serat Chopped Strand at Dengan Penabahan Lapisan Gel Coat, Skripsi, Teknik esin FT UNS, Surakarta. PENULIS: uh. Budi Nur Rahan, Totok Suwanda Jurusan Teknik esin, Fakultas Teknik, Universitas uhaadiyah Yogyakarta. Jalan Lingkar Selatan, Bantul, Yogyakarta, Indonesia. Eail: nurrahan_uy@yahoo. co.id Kuncoro Diharjo Jurusan Teknik esin, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas aret Surakarta, Jl. Ir. Sutai A Surakarta 7, Indonesia. Diskusi untuk akalah ini dibuka hingga Oktober 009 dan akan diterbitkan dala jurnal edisi Noveber 009.

MUH. BUDI NUR RAHMAN, TOTOK SUWANDA

MUH. BUDI NUR RAHMAN, TOTOK SUWANDA JURNAL ILMIAH SEMESTA TEKNIKA Vol. 13, No. 2, 137-144, Noveber 2010 137 Pengaruh Fraksi Volue Serat terhadap Peningkatan Kekuatan Ipak Koposit Berpenguat Serat Nanas-Nanasan (Broeliaceae) Kontinyu Searah

Lebih terperinci

KAJIAN KOMPREHENSIF PENGARUH PERLAKUAN ALKALI TERHADAP KEKUATAN KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT NANAS-NANASAN (BROMELIACEAE)

KAJIAN KOMPREHENSIF PENGARUH PERLAKUAN ALKALI TERHADAP KEKUATAN KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT NANAS-NANASAN (BROMELIACEAE) KAJIAN KOMPREHENSIF PENGARUH PERLAKUAN ALKALI TERHADAP KEKUATAN KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT NANAS-NANASAN (BROMELIACEAE) Sigit Hidayat Nuri 1, Totok Suwanda 2, & Kuncoro Diharjo 3 1, 2 Teknik Mesin FT Universitas

Lebih terperinci

Pengaruh Perlakuan Alkali terhadap Kekuatan Bending Komposit Berpenguat Serat Rami dengan Matrik Polyester

Pengaruh Perlakuan Alkali terhadap Kekuatan Bending Komposit Berpenguat Serat Rami dengan Matrik Polyester JURNAL ILMIAH SEMESTA TEKNIKA Vol. 13, No., 165-170, Noveber 010 165 Pengaruh Perlakuan Alkali terhadap Kekuatan Bending Koposit Berpenguat Serat Rai dengan Matrik Polyester (The eet o alali treatent on

Lebih terperinci

Pengaruh Fraksi Volume Serat dan Lama Perendaman Alkali terhadap Kekuatan Impak Komposit Serat Aren-Polyester

Pengaruh Fraksi Volume Serat dan Lama Perendaman Alkali terhadap Kekuatan Impak Komposit Serat Aren-Polyester 26 JURNAL ILMIAH SEMESTA TEKNIKA Vol. 14, No. 1, 26-32, Mei 2011 Pengaruh Fraksi Volue Serat dan Laa Perendaan Alkali terhadap Kekuatan Ipak Koposit Serat Aren-Polyester (The Eet o Fiber Volue Fration

Lebih terperinci

Pengaruh Fraksi Volume Serat terhadap Sifat-sifat Tarik Komposit Diperkuat Unidirectional Serat Tebu dengan Matrik Poliester

Pengaruh Fraksi Volume Serat terhadap Sifat-sifat Tarik Komposit Diperkuat Unidirectional Serat Tebu dengan Matrik Poliester JURNAL ILMIAH SEMESTA TEKNIKA Vol. 14, No. 2, 133-138, Noveber 2011 133 Pengaruh Fraksi Volue Serat terhadap Siat-siat Tarik Koposit Diperkuat Unidirectional Serat Tebu dengan Matrik Poliester (The Eect

Lebih terperinci

Kata kunci : Serat enceng gondok, NaOH, etanol, elongasi, tegangan tarik & tegangan interfacial

Kata kunci : Serat enceng gondok, NaOH, etanol, elongasi, tegangan tarik & tegangan interfacial PENGARUH LARUTAN ALKALI DAN ETANOL TERHADAP KEKUATAN TARIK SERAT ENCENG GONDOK DAN KOMPATIBILITAS SERAT ENCENG GONDOK PADA MATRIK UNSATURATED POLYESTER YUKALAC TIPE 157 BQTN-EX Yusu Uardani*, Catur Praono**

Lebih terperinci

Pengaruh Fraksi Volume Serat Buah Lontar terhadap Kekuatan Tarik dan Kekuatan Impak Komposit Bermatrik Polyester

Pengaruh Fraksi Volume Serat Buah Lontar terhadap Kekuatan Tarik dan Kekuatan Impak Komposit Bermatrik Polyester Pengaruh Fraksi olue Serat Buah Lontar terhadap Kekuatan Tarik dan Kekuatan Ipak Koposit Beratrik Polyester Yustian Bella, Wahyono Suprapto, Slaet Wahyudi Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEKUATAN TARIK DAN IMPAK PADA REKAYASA DAN MANUFAKTUR BAHAN KOMPOSIT HYBRID

PENINGKATAN KEKUATAN TARIK DAN IMPAK PADA REKAYASA DAN MANUFAKTUR BAHAN KOMPOSIT HYBRID C.1 PENINGKATAN KEKUATAN TARIK DAN IMPAK PADA REKAYASA DAN MANUFAKTUR BAHAN KOMPOSIT HYBRID BERPENGUAT SERAT E-GLASS DAN SERAT KENAF BERMATRIK POLYESTER UNTUK PANEL INTERIOR AUTOMOTIVE Agus Hariyanto Jurusan

Lebih terperinci

Pembuatan dan Karakteristik Komposit Polimer Berpenguat Bagasse

Pembuatan dan Karakteristik Komposit Polimer Berpenguat Bagasse JURNL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-208 Pebuatan dan Karakteristik Koposit Polier Berpenguat Bagasse Eqitha Dea Clareyna dan Lizda Johar Mawarani Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE ANALISIS

BAB III METODE ANALISIS BAB III METODE ANALISIS 3.1 Penyajian Laporan Dala penyajian bab ini dibuat kerangka agar eudahkan dala pengerjaan laporan. Berikut ini adalah diagra alir tersebut : Studi Pustaka Model-odel Eleen Struktur

Lebih terperinci

HARD RUBBER COMPOSITES BERPENGUAT SERAT KENAF UNTUK PANEL

HARD RUBBER COMPOSITES BERPENGUAT SERAT KENAF UNTUK PANEL HARD RUBBER COPOSITES BERPENGUAT SERAT KENAF UNTUK PANEL Agus Hariyanto Dosen Jurusan Teknik esin FT Universitas uhammadiyah Surakarta. E-mail : agus_hariyanto @Ums.ac.id ABSTRAK Tujuan penelitian ini

Lebih terperinci

Lampiran 1. Rancangan Pintu Air dari Bahan Fiberglass

Lampiran 1. Rancangan Pintu Air dari Bahan Fiberglass LAMPIRAN 60 Lapiran 1. Ranangan Pintu Air dari Bahan Fiberglass 61 Lapiran 1. (lanjutan) 62 Lapiran 2. Ranangan Pintu Air dari Bahan Beton Serat 63 Lapiran 2. (lanjutan) 64 Lapiran 3. Perhitungan Modulus

Lebih terperinci

Kata kunci : Serat batang pisang, Epoxy, Hand lay-up, perbahan temperatur.

Kata kunci : Serat batang pisang, Epoxy, Hand lay-up, perbahan temperatur. KARAKTERISTIK EFEK PERUBAHAN TEMPERATUR PADA KOMPOSIT SERAT BATANG PISANG DENGAN PERLAKUAN NaOH BERMETRIK EPOXY Ngafwan 1, Muh. Al-Fatih Hendrawan 2, Kusdiyanto 3, Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

REKAYASA DAN MANUFAKTUR BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT RANDOM COCONUT FIBER BERMATRIK GYPSUM UNTUK PLAFON GEDUNG

REKAYASA DAN MANUFAKTUR BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT RANDOM COCONUT FIBER BERMATRIK GYPSUM UNTUK PLAFON GEDUNG REKAYASA DAN ANUFAKTUR BAHAN KOPOSIT BERPENGUAT RANDO COCONUT FIBER BERATRIK GYPSU UNTUK PLAFON GEDUNG Agus Hariyanto 1 1 Jurusan Teknik esin, Fakultas Teknik, Universitas uhammadiyah Surakarta. Jl. A.

Lebih terperinci

Panel Akustik Ramah Lingkungan Berbahan Dasar Limbah Batu Apung Dengan Pengikat Poliester

Panel Akustik Ramah Lingkungan Berbahan Dasar Limbah Batu Apung Dengan Pengikat Poliester Proceeding Seinar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV) Banjarasin, 7-8 Oktober 2015 Panel Akustik Raah Lingkungan Berbahan Dasar Libah Batu Apung Dengan Pengikat Poliester Ngakan Putu Gede Suardana

Lebih terperinci

BAB III ANALISA TEORETIK

BAB III ANALISA TEORETIK BAB III ANALISA TEORETIK Pada bab ini, akan dibahas apakah ide awal layak untuk direalisasikan dengan enggunakan perhitungan dan analisa teoretik. Analisa ini diperlukan agar percobaan yang dilakukan keudian

Lebih terperinci

PENGARUH PERLAKUAN ALKALI TERHADAP KEKUATAN TARIK BAHAN KOMPOSIT SERAT RAMBUT MANUSIA

PENGARUH PERLAKUAN ALKALI TERHADAP KEKUATAN TARIK BAHAN KOMPOSIT SERAT RAMBUT MANUSIA PENGARUH PERLAKUAN ALKALI TERHADAP KEKUATAN TARIK BAHAN KOMPOSIT SERAT RAMBUT MANUSIA Muh Amin* dan Samsudi Raharjo** *, **)Dosen S1 Teknik Mesin Universitas Muhammadyah Semarang e-mail: amin.unimus@gmail.com,

Lebih terperinci

Pengaruh Kadar TiO 2 Terhadap Kekuatan Bending Komposit Serbuk Al/TiO 2

Pengaruh Kadar TiO 2 Terhadap Kekuatan Bending Komposit Serbuk Al/TiO 2 Pengaruh Kadar TiO 2 Terhadap Kekuatan Bending Koposit Serbuk Al/TiO 2 Toto Rusianto Dosen Jurusan Teknik Mesin Institut Sains & Teknologi Akprind Yogyakarta Eail: totorusianto@yahoo.co, toto@akprind.ac.id

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH SERAT SABUT KELAPA SEBAGAI BAHAN PEMBUAT HELM PENGENDARA KENDARAAN RODA DUA

PEMANFAATAN LIMBAH SERAT SABUT KELAPA SEBAGAI BAHAN PEMBUAT HELM PENGENDARA KENDARAAN RODA DUA PEMANFAATAN LIMBAH SERAT SABUT KELAPA SEBAGAI BAHAN PEMBUAT HELM PENGENDARA KENDARAAN RODA DUA 1) Muh Amin, ST, MT.& 2) Drs. Samsudi R, ST 1,2) Program Studi teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

Perhitungan Tahanan Kapal dengan Metode Froude

Perhitungan Tahanan Kapal dengan Metode Froude 9/0/0 Perhitungan Tahanan Kapal dengan etode Froude Froude enganggap bahwa tahanan suatu kapal atau odel dapat dipisahkan ke dala dua bagian: () tahanan gesek dan () tahanan sisa. Tahanan sisa ini disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan daerah sebagai bagian yang integral dari pebangunan nasional dilaksanakan berdasakan prinsip otonoi daerah dan pengaturan suber daya nasional yang

Lebih terperinci

ISSN WAHANA Volume 67, Nomer 2, 1 Desember 2016

ISSN WAHANA Volume 67, Nomer 2, 1 Desember 2016 ISSN 0853 4403 WAHANA Volue 67, Noer 2, Deseber 206 PERBANDINGAN LATIHAN BOLA DIGANTUNG DAN BOLA DILAMBUNGKAN TERHADAP HASIL BELAJAR SEPAK MULA DALAM PERMAINAN SEPAK TAKRAW PADA SISWA PUTRA KELAS X-IS

Lebih terperinci

PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL

PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL Waris Wibowo Staf Pengajar Akadei Mariti Yogyakarta (AMY) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk endapatkan

Lebih terperinci

Kekuatan tarik komposit lamina berbasis anyaman serat karung plastik bekas (woven bag)

Kekuatan tarik komposit lamina berbasis anyaman serat karung plastik bekas (woven bag) Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 8, No.2, Mei 2017 1 Kekuatan tarik komposit lamina berbasis anyaman serat karung plastik bekas (woven bag) Heri Yudiono 1, Rusiyanto 2, dan Kiswadi 3 1,2 Teknik Mesin, Fakultas

Lebih terperinci

Pengaruh Persentase Alkali pada Serat Pangkal Pelepah Daun Pinang (Areca Catechu) terhadap Sifat Mekanis Komposit Polimer

Pengaruh Persentase Alkali pada Serat Pangkal Pelepah Daun Pinang (Areca Catechu) terhadap Sifat Mekanis Komposit Polimer Pengaruh Persentase Alkali pada Serat Pangkal Pelepah Daun Pinang (Areca Catechu) terhadap Siat Mekanis Koposit Polier Agustinus Deka Betan, RudySoenoko, Achad As ad Sonie Jurusan Teknik Mesin Fakultas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembekuan

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembekuan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pebekuan Pebekuan berarti peindahan panas dari bahan yang disertai dengan perubahan fase dari cair ke padat dan erupakan salah satu proses pengawetan yang uu dilakukan untuk penanganan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. PENDAHULUAN Tujuan utaa dari penelitian tentang koposit lainat hibrid ini adalah eneukan etode baru pebuatan koposit lainat hibrid dala asa padat. Partikel SiC dan Al

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI TABUNG UDARA TERHHADAP DEBIT PEMOMPAAN POMPA HIDRAM

PENGARUH VARIASI TABUNG UDARA TERHHADAP DEBIT PEMOMPAAN POMPA HIDRAM 25 PENGARUH VARIASI TABUNG UDARA TERHHADAP DEBIT PEMOMPAAN POMPA HIDRAM Budi Hartono Fakultas Teknik, Universitas Ibnu Chaldun, Jl. Raya Serang Cilegon K.5, Serang Banten. Telp. 254-82357 / Fax. 254-82358

Lebih terperinci

PERENCANAAN ALTERNATIF STRUKTUR BAJA GEDUNG MIPA CENTER (TAHAP I) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG JURNAL

PERENCANAAN ALTERNATIF STRUKTUR BAJA GEDUNG MIPA CENTER (TAHAP I) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG JURNAL PERENCANAAN ALTERNATIF STRUKTUR BAJA GEDUNG MIPA CENTER (TAHAP I) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG JURNAL Diajukan untuk eenuhi persyaratan eperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

dimana p = massa jenis zat (kg/m 3 ) m= massa zat (kg) V= Volume zat (m 3 ) Satuan massa jenis berdasarkan Sistem Internasional(SI) adalah kg/m 3

dimana p = massa jenis zat (kg/m 3 ) m= massa zat (kg) V= Volume zat (m 3 ) Satuan massa jenis berdasarkan Sistem Internasional(SI) adalah kg/m 3 Zat dan Wujudnya Massa Jenis Jika kau elihat kapas yang berassa 1 kg dan batu berassa 1 kg, apa ada di benaku? Massa Jenis adalah perbandingan antara assa benda dengan volue benda Massa jenis zat tidak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data dan Variabel 2.1.1 Data Pengertian data enurut Webster New World Dictionary adalah things known or assued, yang berarti bahwa data itu sesuatu yang diketahui atau dianggap.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Material Koposit Koposit erupakan aterial teknik yang tersusun atas dua atau lebih bahan yang eiliki asa yang berbeda enjadi suatu aterial baru dengan siat yang berbeda dan

Lebih terperinci

PENGARUH PERLAKUAN ALKALI SERAT TERHADAP SIFAT MEKANIK KOMPOSIT UPRs-CANTULA

PENGARUH PERLAKUAN ALKALI SERAT TERHADAP SIFAT MEKANIK KOMPOSIT UPRs-CANTULA PENGARUH PERLAKUAN ALKALI SERAT TERHADAP SIFAT MEKANIK KOMPOSIT UPRs-CANTULA Wijang Wisnu Raharjo 1, Dody Ariawan 2 Zaki Mubarak 3 Abstract : The purpose of this research is to investigate the effect of

Lebih terperinci

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap Final Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap Final Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap Final Diponegoro Physics Copetititon Tingkat SMA 1. Ujian Eksperien berupa Naskah soal beserta lebar jawaban dan kertas grafik. 2. Waktu keseluruhan dala eksperien dan

Lebih terperinci

Studi Eksperimen Pengaruh Alur Permukaan Sirip pada Sistem Pendingin Mesin Kendaraan Bermotor

Studi Eksperimen Pengaruh Alur Permukaan Sirip pada Sistem Pendingin Mesin Kendaraan Bermotor Jurnal Kopetensi Teknik Vol. 1, No. 1, Noveber 009 1 Studi Eksperien Pengaruh Alur Perukaan Sirip pada Siste Pendingin Mesin Kendaraan Berotor Sasudin Anis 1 dan Aris Budiyono 1, Jurusan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

APLIKASI INTEGER LINEAR PROGRAMMING UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PEMINDAHAN BARANG DI PT RST

APLIKASI INTEGER LINEAR PROGRAMMING UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PEMINDAHAN BARANG DI PT RST APLIKASI INTEGER LINEAR PROGRAMMING UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PEMINDAHAN BARANG DI PT RST Andry Budian Sutanto dan Abdullah Shahab Progra Studi Magter Manajeen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopeber

Lebih terperinci

KAJIAN OPTIMASI PENGARUH ORIENTASI SERAT DAN TEBAL CORE TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN BENDING DAN IMPAK KOMPOSIT SANDWICH GFRP DENGAN CORE PVC

KAJIAN OPTIMASI PENGARUH ORIENTASI SERAT DAN TEBAL CORE TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN BENDING DAN IMPAK KOMPOSIT SANDWICH GFRP DENGAN CORE PVC KAJIAN OPTIMASI PENGARUH ORIENTASI SERAT DAN TEBAL CORE TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN BENDING DAN IMPAK KOMPOSIT SANDWICH GFRP DENGAN CORE PVC Istanto, Arif Ismayanto, Ratna permatasari PS Teknik Mesin,

Lebih terperinci

Gambar A.1. Fix Dies.

Gambar A.1. Fix Dies. LAMPIRAN A. Gabar Teknik Dies Salah satu koponen dala esin HPDC yaitu cetakan (dies). Dies yang digunakan pada penelitian ini enggunakan aterial Baja ST 7 yang dibuat di Laboratoriu Proses Produksi Politeknik

Lebih terperinci

Analisa Sifat Mekanis Biokomposit Laminat Serat Tebu Polyester

Analisa Sifat Mekanis Biokomposit Laminat Serat Tebu Polyester Seminar Nasional Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 06, ISBN 978-60-497--0 Analisa Sifat Mekanis Biokomposit Laminat Serat Tebu Polyester Yuni Hermawan, Robertus Sidartawan Jurusan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

PENGARUH FRAKSI VOLUME DAN UKURAN PARTIKEL KOMPOSIT POLYESTER RESIN BERPENGUAT PARTIKEL GENTING TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKUATAN BENDING ABSTRACT

PENGARUH FRAKSI VOLUME DAN UKURAN PARTIKEL KOMPOSIT POLYESTER RESIN BERPENGUAT PARTIKEL GENTING TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKUATAN BENDING ABSTRACT PENGARUH FRAKSI VOLUME DAN UKURAN PARTIKEL KOMPOSIT POLYESTER RESIN BERPENGUAT PARTIKEL GENTING TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKUATAN BENDING Siswanto 1, Kuncoro Diharjo 2. 1. Mahasiswa Pasca Sarjana Teknik

Lebih terperinci

Pengaruh Perlakuan Alkali terhadap Sifat Tarik Bahan Komposit Serat Rami-Polyester

Pengaruh Perlakuan Alkali terhadap Sifat Tarik Bahan Komposit Serat Rami-Polyester Pengaruh Perlakuan Alkali terhadap Siat Tarik Bahan Komposit Serat Rami-Polyester Kuncoro Diharjo Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Sebelas Maret E-mail: kuncorodiharjo@uns.ac.id

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Energi atahari sebagai suber energi pengganti tidak bersifat polutif, tak dapat habis, serta gratis dan epunyai prospek yang cukup baik untuk dikebangkan. Apalagi letak geografis

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK MEKANIK KOMPOSIT SERAT CANTULA (Agave cantula roxb) SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN PENGUAT TERHADAPPARTISI RUMAH

KARAKTERISTIK MEKANIK KOMPOSIT SERAT CANTULA (Agave cantula roxb) SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN PENGUAT TERHADAPPARTISI RUMAH KARAKTERISTIK MEKANIK KOMPOSIT SERAT CANTULA (Agave cantula roxb) SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN PENGUAT TERHADAPPARTISI RUMAH Lidi Wilaha 1* 1 Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Surakarta

Lebih terperinci

REKAYASA DAN MANUFAKTUR RANDOM COCONUT FIBER COMPOSITES BERMATRIK EPOXY UNTUK PANEL INTERIOR AUTOMOTIVE

REKAYASA DAN MANUFAKTUR RANDOM COCONUT FIBER COMPOSITES BERMATRIK EPOXY UNTUK PANEL INTERIOR AUTOMOTIVE D.11 REKAYASA DAN MANUFAKTUR RANDOM COCONUT FIBER COMPOSITES BERMATRIK EPOXY UNTUK PANEL INTERIOR AUTOMOTIVE Agus Hariyanto*, Wahyu Fitrianto Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

Teknologi modern mempersyaratkan material dengan kombinasi sifat yang tidak dipenuhi oleh paduan logam, keramik, dan polimer

Teknologi modern mempersyaratkan material dengan kombinasi sifat yang tidak dipenuhi oleh paduan logam, keramik, dan polimer Koposit Teknologi odern epersyaratkan aterial dengan kobinasi siat yang tidak dipenuhi oleh paduan loga, keraik, dan polier Aplikasi teknologi odern: Aerospae Underwater Transportation Koposit Pesawat

Lebih terperinci

BAB 4 KAJI PARAMETRIK

BAB 4 KAJI PARAMETRIK Bab 4 Kaji Paraetrik BAB 4 Kaji paraetrik ini dilakukan untuk endapatkan suatu grafik yang dapat digunakan dala enentukan ukuran geoetri tabung bujursangkar yang dibutuhkan, sehingga didapatkan harga P

Lebih terperinci

SIFAT MEKANIK KOMPOSIT SERAT KELAPA DENGAN PEREKAT RESIN POLYESTER Oleh : Teknik Mesin Politeknik Pratama Mulia Surakarta ABSTRACT

SIFAT MEKANIK KOMPOSIT SERAT KELAPA DENGAN PEREKAT RESIN POLYESTER Oleh : Teknik Mesin Politeknik Pratama Mulia Surakarta ABSTRACT SIFAT MEKANIK KOMPOSIT SERAT KELAPA DENGAN PEREKAT RESIN POLYESTER Oleh : 1) Teguh Wiyono, 2) Sunaryo, 3) Supardi 1,2) Teknik Mesin Politeknik Pratama Mulia Surakarta 3) Teknik Mesin Akademi Teknologi

Lebih terperinci

JURNAL FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli 2013 PENGARUH PANJANG SERAT TERHADAP KEKUATAN TARIK KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT IJUK DENGAN MATRIK EPOXY

JURNAL FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli 2013 PENGARUH PANJANG SERAT TERHADAP KEKUATAN TARIK KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT IJUK DENGAN MATRIK EPOXY JURNAL FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli 2013 PENGARUH PANJANG SERAT TERHADAP KEKUATAN TARIK KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT IJUK DENGAN MATRIK EPOXY Efri Mahmuda 1), Shirley Savetlana 2) dan Sugiyanto 2) 1) Mahasiswa

Lebih terperinci

RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1)

RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1) RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM Oleh : Aprizal (1) 1) Dosen Progra Studi Teknik Mesin. Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian Eail. ijalupp@gail.co

Lebih terperinci

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa pelat lantai gedung rawat inap RSUD Surodinawan Kota Mojokerto dengan enggunakan teori garis leleh ebutuhkan beberapa tahap perhitungan dan analsis aitu perhitungan

Lebih terperinci

ANALISA FRAKSI VOLUME DAN ARAH SERAT TERHADAP SIFAT MEKANIK BIOKOMPOSIT LAMINAT SERAT TEBU - POLIESTER Yuni Hermawan 1) dan Santoso Mulyadi 1) 1) Jurusan Teknik Mesin Universitas Jember E-mail: yunikaka@yahoo.co.id

Lebih terperinci

MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN

MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN 43 MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : MATERI KULIAH: Mekanika klasik, Huku Newton I, Gaya, Siste Satuan Mekanika, Berat dan assa, Cara statik engukur gaya.. POKOK BAHASAN: DINAMIKA PARTIKEL 6.1 MEKANIKA

Lebih terperinci

OPTIMISASI SISTEM TRANSPORTASI MINYAK TITIK TUANG TINGGI: STUDI KASUS LAPANGAN X

OPTIMISASI SISTEM TRANSPORTASI MINYAK TITIK TUANG TINGGI: STUDI KASUS LAPANGAN X IATMI 2006-TS-30 PROSIDING, Siposiu Nasional & Kongres IX Ikatan Ahli Teknik Perinyakan Indonesia (IATMI) 2006 Hotel The Ritz Carlton Jakarta, 5-7 Noveber 2006 OPTIMISASI SISTEM TRANSPORTASI MINYAK TITIK

Lebih terperinci

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal. 42-47 ISSN 0216-7395 ANALISIS KEKUATAN TARIK DAN STRUKTUR KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT ALAM SEBAGAI BAHAN ALTERNATIVE PENGGANTI SERAT KACA UNTUK PEMBUATAN DASHBOARD

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Line Suction Terhadap Performansi Mesin Pendingin 1)

Analisis Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Line Suction Terhadap Performansi Mesin Pendingin 1) JURNAL TEKNIK MESIN Vol 4, No 2, Oktober 2002: 94 98 Analisis Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Line Suction Terhadap Perforansi Mesin Pendingin ) Ekadewi Anggraini Handoyo Dosen Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

ANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA FASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU FASA

ANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA FASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU FASA ANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA ASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU ASA Maulana Ardiansyah, Teguh Yuwono, Dedet Candra Riawan Jurusan Teknik Elektro TI - ITS Abstrak Generator induksi

Lebih terperinci

PENENTUAN BESAR CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA DWIGUNA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ILLINOIS

PENENTUAN BESAR CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA DWIGUNA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ILLINOIS Jurnal Mateatika UNAND Vol. 5 No. 3 Hal. 85 91 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND PENENTUAN BESAR CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA DWIGUNA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ILLINOIS FERDY NOVRI

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR REKAYASA KOMPOSIT BERPENGUAT LIMBAH SERBUK GERGAJI KAYU SENGON LAUT BERMATRIK RESIN POLYESTER BQTN 157

TUGAS AKHIR REKAYASA KOMPOSIT BERPENGUAT LIMBAH SERBUK GERGAJI KAYU SENGON LAUT BERMATRIK RESIN POLYESTER BQTN 157 TUGAS AKHIR REKAYASA KOMPOSIT BERPENGUAT LIMBAH SERBUK GERGAJI KAYU SENGON LAUT BERMATRIK RESIN POLYESTER BQTN 157 Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana S1 Teknik

Lebih terperinci

ANALISA FRAKSI VOLUME DAN ARAH SERAT TERHADAP SIFAT MEKANIK BIOKOMPOSIT LAMINAT SERAT TEBU - POLIESTER

ANALISA FRAKSI VOLUME DAN ARAH SERAT TERHADAP SIFAT MEKANIK BIOKOMPOSIT LAMINAT SERAT TEBU - POLIESTER ANALISA FRAKSI VOLUME DAN ARAH SERAT TERHADAP SIFAT MEKANIK BIOKOMPOSIT LAMINAT SERAT TEBU - POLIESTER Yuni Hermawan 1) dan Santoso Mulyadi 2) Jurusan Teknik Mesin Universitas Jember E-mail 1) : yunikaka@yahoo.co.id

Lebih terperinci

TERMODINAMIKA TEKNIK II

TERMODINAMIKA TEKNIK II DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARMA PERSADA 2005 i DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II Disusun : ASYARI DARAMI YUNUS Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

PENGARUH KEKUATAN BENDING DAN TARIK BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT SEKAM PADI DENGAN MATRIK UREA FORMALDEHIDE

PENGARUH KEKUATAN BENDING DAN TARIK BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT SEKAM PADI DENGAN MATRIK UREA FORMALDEHIDE PENGARUH KEKUATAN BENDING DAN TARIK BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT SEKAM PADI DENGAN MATRIK UREA FORMALDEHIDE Harini Program Studi Teknik Mesin Universitas 17 agustus 1945 Jakarta yos.nofendri@uta45jakarta.ac.id

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN FASILITAS SISI UDARA BANDARA BLIMBINGSARI, KABUPATEN BANYUWANGI

PENGEMBANGAN FASILITAS SISI UDARA BANDARA BLIMBINGSARI, KABUPATEN BANYUWANGI PENGEMBANGAN FASILITAS SISI UDARA BANDARA BLIMBINGSARI, KABUPATEN BANYUWANGI Bayu Surya Dara T, Ir. Hera Widyastuti, MT. PhD., Istiar, ST. MT. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,

Lebih terperinci

Getaran adalah gerakan bolak-balik dalam suatu interval waktu tertentu. Getaran berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang berhubungan

Getaran adalah gerakan bolak-balik dalam suatu interval waktu tertentu. Getaran berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang berhubungan 2.1.2. Pengertian Getaran Getaran adalah gerakan bolak-balik dala suatu interval waktu tertentu. Getaran berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang berhubungan dengan gerak tersebut. Seua benda

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH SIFAT FISIS DAN MEKANIS AKIBAT PERUBAHAN TEMPERATUR PADA KOMPOSIT SERAT BATANG PISANG YANG DICUCI MENGGUNAKAN NaOH BERMATRIK EPOXY Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat

Lebih terperinci

BAB V FONDASI RAKIT. Fondasi rakit merupakan bagian bawah struktur yang berbentuk rakit melebar keseluruh bagian dasar bangunan.

BAB V FONDASI RAKIT. Fondasi rakit merupakan bagian bawah struktur yang berbentuk rakit melebar keseluruh bagian dasar bangunan. BAB V FONASI RAKIT I. PENAHULUAN Fondasi rakit erupakan bagian bawah struktur yang berbentuk rakit elebar keseluruh bagian dasar bangunan. Fondasi rakit digunakan jika lapis tanah eiliki kapasitas dukung

Lebih terperinci

PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 150 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT

PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 150 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 5 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT Baharuddin Progra Studi Teknik Elektro, Universitas Tanjungpura, Pontianak Eail : cithara89@gail.co

Lebih terperinci

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2013 TINGKAT PROPINSI

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2013 TINGKAT PROPINSI SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 013 TINGKAT PROPINSI FISIKA Waktu : 3,5 ja KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH

Lebih terperinci

Implementasi Histogram Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segmentasi Citra Berwarna

Implementasi Histogram Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segmentasi Citra Berwarna JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (03) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) Ipleentasi Histogra Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segentasi Citra Berwarna Risky Agnesta Kusua Wati, Diana Purwitasari, Rully Soelaian

Lebih terperinci

THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA

THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA Juli Biantoro 1, Didit Purnoo 2 1,2 Fakultas Ekonoi dan Bisnis, Universitas Muhaadiyah Surakarta dp274@us.ac.id Abstrak Ketahanan

Lebih terperinci

Dinamika 3 TIM FISIKA FTP UB. Fisika-TEP FTP UB 10/16/2013. Contoh PUSAT MASSA. Titik pusat massa / centroid suatu benda ditentukan dengan rumus

Dinamika 3 TIM FISIKA FTP UB. Fisika-TEP FTP UB 10/16/2013. Contoh PUSAT MASSA. Titik pusat massa / centroid suatu benda ditentukan dengan rumus Fisika-TEP FTP UB /6/3 Dinaika 3 TIM FISIKA FTP UB PUSAT MASSA Titik pusat assa / centroid suatu benda ditentukan dengan ruus ~ x x ~ y y ~ z z Diana: x, y, z adalah koordinat titik pusat assa benda koposit.

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2017

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2017 Peran Pendidikan, Sains, dan Teknologi untuk Mengebangkan Budaya Iliah dan Inovasi terbarukan dala endukung Sustainable Developent Goals (SDGs) 2030 ANALISIS INTENSITAS MEDAN MAGNET EXTREMELY LOW FREQUENCY

Lebih terperinci

MENGUKUR MOMEN INERSIA BEBERAPA MODEL VELG SEPEDA MINI

MENGUKUR MOMEN INERSIA BEBERAPA MODEL VELG SEPEDA MINI KONSTAN: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika (ISSN.460-919) Volue 1, No., Maret 016 MENGUKUR MOMEN INERSIA BEBERAPA MODEL VELG SEPEDA MINI 1 Suraidin, Islahudin, 3 M. Firan Raadhan 1 Mahasiswa Sarjana

Lebih terperinci

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA Jurnal Mateatika UNAND Vol. 3 No. 4 Hal. 160 167 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA

Lebih terperinci

PENGARUH GEOMETRI TERAS TERHADAP KINERJA NEUTRONIK PADA REAKTOR PEMBIAK CEPAT DENGAN SIKLUS BAHAN BAKAR TERTUTUP

PENGARUH GEOMETRI TERAS TERHADAP KINERJA NEUTRONIK PADA REAKTOR PEMBIAK CEPAT DENGAN SIKLUS BAHAN BAKAR TERTUTUP PEGARUH GEOMETRI TERAS TERHADAP KIERJA EUTROIK PADA REAKTOR PEMBIAK CEPAT DEGA SIKLUS BAHA BAKAR TERTUTUP Dian Fitriyani dan Anton Basri Jurusan Fisika Universitas Andalas Kapus Liau Manis UAD Padang difiaal@gail.co

Lebih terperinci

SISTEM RESI GUDANG SOLUSI BAGI PETANI

SISTEM RESI GUDANG SOLUSI BAGI PETANI SISTEM RESI GUDANG SOLUSI AGI PETANI Noviarina Purnai Putri Siste Resi Gudang ulai di kenal di Indonesia sejak 5 tahun terakhir. Sebelu uncul Undang- Undang no 9 Tahun 2006 Tentang Siste Resi Gudang banyak

Lebih terperinci

Hukum II Newton. Untuk SMA kelas X. (Modul ini telah disesuaikan dengan KTSP)

Hukum II Newton. Untuk SMA kelas X. (Modul ini telah disesuaikan dengan KTSP) Huku II Newton Untuk SMA kelas X (Modul ini telah disesuaikan dengan KTSP) Lisensi Dokuen: Copyright 008 009 GuruMuda.Co Seluruh dokuen di GuruMuda.Co dapat digunakan dan disebarkan secara bebas untuk

Lebih terperinci

Dampak Pembangunan SMPN 3 Blitar Terhadap Kinerja Lalu Lintas Sekitarnya

Dampak Pembangunan SMPN 3 Blitar Terhadap Kinerja Lalu Lintas Sekitarnya Dapak Pebangunan SMPN 3 Blitar Terhadap Kinerja Lalu Lintas Sekitarnya Miftachul Huda 1), Dwi Muryanto 2) 1) Teknik Sipil, Teknik, Universitas Muhaadiyah Surabaya Jl. Sutorejo No. 59 Surabaya, 60113 Eail:

Lebih terperinci

ANALISIS ALGORITMA LOCALLY OPTIMAL HARD HANDOFF TERHADAP KECEPATAN DAN KORELASI JARAK

ANALISIS ALGORITMA LOCALLY OPTIMAL HARD HANDOFF TERHADAP KECEPATAN DAN KORELASI JARAK ANALISIS ALGORITMA LOCALLY OPTIMAL HARD HANDOFF TERHADAP KECEPATAN DAN KORELASI JARAK Lucky T Sianjuntak, Maksu Pine Departeen Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Suatera Utara, Medan e-ail : LuckyTrasya@gail.co

Lebih terperinci

Pengendalian Kualitas Proses Produksi Teh Hitam di PT. Perkebunan Nusantara XII Unit Sirah Kencong

Pengendalian Kualitas Proses Produksi Teh Hitam di PT. Perkebunan Nusantara XII Unit Sirah Kencong JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (016) 337-350 (301-98X Print) D-37 Pengendalian Kualitas Proses Produksi Teh Hita di PT. Perkebunan Nusantara XII Unit Sirah Kencong Qulsu Dwi Anggraini, Haryono, Diaz

Lebih terperinci

STUDI SIFAT MEKANIK KOMPOSIT ALUMINIUM BERPENGUAT NANO SILIKA (Al/SiO2) HASIL FABRIKASI DENGAN METALURGI SERBUK

STUDI SIFAT MEKANIK KOMPOSIT ALUMINIUM BERPENGUAT NANO SILIKA (Al/SiO2) HASIL FABRIKASI DENGAN METALURGI SERBUK TESIS SF 092006 STUDI SIFAT MEKANIK KOMPOSIT ALUMINIUM BERPENGUAT NANO SILIKA (Al/SiO2) HASIL FABRIKASI DENGAN METALURGI SERBUK HANAFII NRP 1110201006 DOSEN PEMBIMBING Dr. Moch. Zainuri, M.Si PROGRAM MAGISTER

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Konsep teori graf diperkenalkan pertama kali oleh seorang matematikawan Swiss,

I. PENDAHULUAN. Konsep teori graf diperkenalkan pertama kali oleh seorang matematikawan Swiss, I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Konsep teori graf diperkenalkan pertaa kali oleh seorang ateatikawan Swiss, Leonard Euler pada tahun 736, dala perasalahan jebatan Konigsberg. Teori graf erupakan salah satu

Lebih terperinci

Bahan yang digunakan pada pembuatan panel kayu sengon laut ini adalah:

Bahan yang digunakan pada pembuatan panel kayu sengon laut ini adalah: 25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat-alat yang digunakan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Gerenda potong 2. Spidol/pensil 3. Kuas 4. Sarung

Lebih terperinci

PENGARUH BENTUK COVER TERHADAP PRODUKTIFITAS DAN EFISIENSI SOLAR STILL

PENGARUH BENTUK COVER TERHADAP PRODUKTIFITAS DAN EFISIENSI SOLAR STILL PENGARUH BENTUK COVER TERHADAP PRODUKTIFITAS DAN EFISIENSI SOLAR STILL Nova R. Isail Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Widyagaa Malang novarislapung@yahoo.co.id ABSTRACT Various distillation

Lebih terperinci

KEKUATAN TARIK DAN BENDING KOMPOSIT SERAT LIMBAH KAIN TEKTIL (SINGSIN) DENGAN MENGGUNAKAN PEREKAT RESIN POLYESTER ABSTRACT

KEKUATAN TARIK DAN BENDING KOMPOSIT SERAT LIMBAH KAIN TEKTIL (SINGSIN) DENGAN MENGGUNAKAN PEREKAT RESIN POLYESTER ABSTRACT KEKUATAN TARIK DAN BENDING KOMPOSIT SERAT LIMBAH KAIN TEKTIL (SINGSIN) DENGAN MENGGUNAKAN PEREKAT RESIN POLYESTER Teguh Wiyono 1, Kuncoro Diharjo 2 1. Mahasiswa Magister Teknik Mesin UNS 2. Staf Pengajar

Lebih terperinci

Laporan akhir fenomena dasar mesin BAB I PENDAHULUAN

Laporan akhir fenomena dasar mesin BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dala bidang konstruksi sifat aterial yang dapat terdefleksi erupakan suatu hal yantg sangat enakutkan karena bila saja hal tersebut terjadi aka struktur yang dibangun

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab 2 Tinjauan Pustaka 5 Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1. Definisi Penjadwalan Penjadwalan adalah kegiatan pengalokasian suber-suber atau esin-esin yang ada untuk enjalankan sekupulan tugas dala jangka waktu tertentu. (Baker,1974).

Lebih terperinci

REKAYASA BAHAN KOMPOSIT SANDWICH HIBRID UNTUK STRUKTUR SISTEM PANEL

REKAYASA BAHAN KOMPOSIT SANDWICH HIBRID UNTUK STRUKTUR SISTEM PANEL REKAYASA BAHAN KOMPOSIT SANDWICH HIBRID UNTUK STRUKTUR SISTEM PANEL Agus Hariyanto Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A.Yani Tromol Pos I Pabelan, Kartosura Email : agus.hariyanto @ums.ac.id

Lebih terperinci

Soal Latihan Mekanika I. (3-11 November 2011)

Soal Latihan Mekanika I. (3-11 November 2011) Soal Latihan (3-11 Noveber 2011) Kerjakan soal-soal berikut selaa 1 inggu untuk elatih keapuan Anda. Kerjakan 2-3 soal per hari. Sebelu engerjakan soal-soal tersebut, sebaiknya Anda engerjakan soalsoal

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN PROSENTASE FRAKSI VOLUME HOLLOW GLASS MICROSPHERE KOMPOSIT HIBRIDA SANDWICH TERHADAP KARAKTERISTIK TARIK DAN BENDING

PENGARUH PENAMBAHAN PROSENTASE FRAKSI VOLUME HOLLOW GLASS MICROSPHERE KOMPOSIT HIBRIDA SANDWICH TERHADAP KARAKTERISTIK TARIK DAN BENDING PENGARUH PENAMBAHAN PROSENTASE FRAKSI VOLUME HOLLOW GLASS MICROSPHERE KOMPOSIT HIBRIDA SANDWICH TERHADAP KARAKTERISTIK TARIK DAN BENDING Sandy Noviandra Putra 2108 100 053 Dosen Pembimbing : Prof. Dr.

Lebih terperinci

REKAYASA DAN MANUFAKTUR KOMPOSIT SANDWICH HIBRID UNTUK PANEL

REKAYASA DAN MANUFAKTUR KOMPOSIT SANDWICH HIBRID UNTUK PANEL REKAYASA DAN MANUFAKTUR KOMPOSIT SANDWICH HIBRID UNTUK PANEL ISSN: 4-4348 Agus Hariyanto Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A.Yani Tromol Pos I Pabelan, Kartosura Email: agus.hariyanto

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam industri manufaktur dibutuhkan material yang memiliki sifat-sifat baik

I. PENDAHULUAN. Dalam industri manufaktur dibutuhkan material yang memiliki sifat-sifat baik I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam industri manufaktur dibutuhkan material yang memiliki sifat-sifat baik yang sulit didapat seperti logam. Komposit merupakan material alternative yang dapat digunakan

Lebih terperinci

KAJI NUMERIK PORTABLE PORTABLE COLD STORAGE TERMOELEKTRIK TEC

KAJI NUMERIK PORTABLE PORTABLE COLD STORAGE TERMOELEKTRIK TEC KAJI NUMERIK PORTABLE PORTABLE COLD STORAGE TERMOELEKTRIK TEC1-12706 Denny M. E Soedjono (1), Joko Sarsetiyanto (2), Dedy Zulhidayat Noor (3), Davit Priabodo 4) 1),2),3),4) Progra Studi D3 Teknik Mesin

Lebih terperinci

OPTIMASI KEKUATAN TARIK SERAT NANAS (ANANAS COMOUS L. MERR) SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN KOMPOSIT SERAT ALAM

OPTIMASI KEKUATAN TARIK SERAT NANAS (ANANAS COMOUS L. MERR) SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN KOMPOSIT SERAT ALAM OPTIMASI KEKUATAN TARIK SERAT NANAS (ANANAS COMOUS L. MERR) SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN KOMPOSIT SERAT ALAM Wijoyo, Catur Purnomo dan Achmad Nurhidayat Teknik Mesin Universitas Surakarta Jl. Raya Palur Km.5,

Lebih terperinci

KAJIAN PEMANFAATAN AIR BAKU TERHADAP AREA PELAYANAN DI KECAMATAN CIBALONG KABUPATEN GARUT

KAJIAN PEMANFAATAN AIR BAKU TERHADAP AREA PELAYANAN DI KECAMATAN CIBALONG KABUPATEN GARUT KAJIAN PEMANFAATAN AIR BAKU TERHAAP AREA PELAYANAN I KECAMATAN CIBALONG KABUPATEN GARUT Ridwan Alasyah 1, Sulwan Perana, Ida Farida Jurnal Air Baku Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syasu No. 1

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Diameter Serat Diameter serat adalah diameter serat ijuk yang diukur setelah mengalami perlakuan alkali, karena pada dasarnya serat alam memiliki dimensi bentuk

Lebih terperinci

PENGARUH FRAKSI VOLUME SERAT KAYU GELAM(MELALEUCE LEUCANDENDRA) KEKUATAN TARIK DAN IMPAK KOMPOSIT BERMATRIK POLYESTER

PENGARUH FRAKSI VOLUME SERAT KAYU GELAM(MELALEUCE LEUCANDENDRA) KEKUATAN TARIK DAN IMPAK KOMPOSIT BERMATRIK POLYESTER PENGARUH FRAKSI VOLUME SERAT KAYU GELAM(MELALEUCE LEUCANDENDRA) KEKUATAN TARIK DAN IMPAK KOMPOSIT BERMATRIK POLYESTER Saifullah Arief 1, Pratikto 2, Yudy Surya Irawan 2 1 Jurusan Teknik Mesin UNISKA, Jl

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan material komposit dalam bidang teknik semakin meningkat seiring meningkatnya pengetahuan karakteristik material ini. Material komposit mempunyai banyak keunggulan

Lebih terperinci

PERANCANGAN MEKANISME BACK LIFT

PERANCANGAN MEKANISME BACK LIFT Seinar Nasional - IX Rekayasa dan Aplikasi Mesin di Industri Kapus ITENAS - Bandung, 9-10 Noveber 2010 PERANCANGAN MEKANISME BACK LIFT Tito Shantika dan Encu Saefudin Jurusan esin, Fakultas Teknologi Industri

Lebih terperinci