LAPORAN PRAKTIKUM PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGAN, DAN PENGENCERAN

Transkripsi

1 LAPORAN PRAKTIKUM PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGAN, DAN PENGENCERAN NAMA PRAKTIKAN : Raadhan Bestari T. Barlian GRUP PRAKTIKAN : Grup Pagi ( ) KELOMPOK : 2 HARI/TGL. PRAKTIKUM : Kais, 17 Oktober 2013 TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa apu eahai pengertian larutan buffer, prinsip-prinsip dasar cara kerja larutan buffer, serta beberapa contoh dari larutan buffer. 2. Mahasiswa apu engukur ph suatu larutan enggunakan alat ph eter. 3. Mahasiswa apu ebuat suatu larutan buffer fosfat dengan enggunakan teknik titrasi. 4. Mahasiswa apu eahai penggunaan larutan stok dan bagaiana elakukan teknik pengenceran larutan stok dengan enggunakan noenklatur pengenceran doubling dilution dan decial dilution. 5 Mahasiswa apu eanfaatkan teknologi inforasi dala ebuat grafik hasil percobaan dan enginterpretasikan grafik tersebut. TUGAS 1. Larutan buffer adalah larutan yang terdiri dari gara dengan asa leahnya atau gara dengan basa leahnya sehingga koposisi ini enyebabkan larutan eiliki keapuan untuk epertahankan ph jika ke dala larutan ditabahkan sedikit asa atau basa. 2. Prinsip kerja dari larutan buffer adalah ketika ion hidrogen (H + ) dari suatu asa ditabahkan pada larutan buffer, ion tersebut akan ternetralisasi oleh basa di dala larutan buffer. Ion hidroksida (OH - ) dari suatu basa juga akan ternetralisasi oleh asa di dala larutan buffer. Reaksi netralisasi tersebut tidak akan eberikan pengaruh yang banyak terhadap ph larutan penyangga. I. PENGGUNAAN PH METER Cara kerja penggunaan ph eter : 1. Larutan yang akan diukur phnya diasukkan ke dala beaker glass secukupnya. (Usahakan agar volue larutan tidak terlalu sedikit agar agnetic stir bar yang akan digunakan tidak bersentuhan dengan ujung elektroda ph eter.) 2. Masukkan agnetic stir bar ke dala beaker glass yang telah berisi larutan tadi. 3. Pada alat ph eter, asukkan probe teperatur ke dala beaker glass yang telah berisi larutan tadi. 4. Letakkan beaker glass tersebut di atas otoatik stirrer dan hidupkan otoatik stirrer dengan kecepatan pelan tetapi cukup agar larutan yang akan diukur phnya tersebut tetap teraduk erata. 5. Seprotkan akuades ke arah bagian elektroda ph eter utuk ebersihkan KCl agar hasil pengukuran ph larutan tidak terpengaruh oleh KCl. 6. Jepitlah bagian plastik dari ph eter enggunakan statif dan kle.

2 7. Posisikan bagian ujung elektroda dari ph eter terenda dala larutan yang berada dala beaker glass. (Hati-hati elakukannya agar elektroda ph eter tidak bersentuhan dengan dinding beaker glass aupun dengan agnetic stir bar karena elektroda ph eter dapat pecah.) 8. Hidupkan ph eter dengan enekan tobol ON, lalu lihat hasil pengukuran di layar ph eter. Tunggu sapai angka terakhir yang ditunjukkan di layar tidak berubah lagi, setelah itu baca hasilnya. II. PERSIAPAN BUFFER DAN TITRASI Besaran ph larutan 0,25 M Natriu Monohidrogen Fosfat (NaHPO 4 ) yang dibuat inggu lalu = 8,68 Besaran ph larutan 0,25 M Natriu Dihidrogen Fosfat (NaH 2 PO 4 ) yang dibuat inggu lalu = 4,09 Hasil Praktiku : Tabel ringkasan hasil pebuatan Buffer Dihidrogen Fosfat ph Bertujuan Volue 0,25 M NaHPO 4 Volue 0,25 M NaH 2 PO 4 Volue 0,125 M Buffer Dihidrogen Fosfat 6,3 130,5 L 30,5 L 322 L 6,8 117,5 L 13 L 261 L 7,0 107,5 L 10 L 235 L 7,5 103 L 4,5 L 215 L 7,8 100 L 3 L 206 L V o l u e d a l a L Grafik Penabahan Volue Larutan 0,25 M NaH 2 PO 4 Terhadap Perubahan ph Buffer Dihidrogen Fosfat ph Buffer Dihidrogen Fosfat 61 Volue 0,25 M NaH2PO4 yang ditabahkan

3 Pebahasan : 1. Penabahan larutan 0,25 M NaH 2 PO 4 ke dala larutan 0,25 M NaHPO 4 enyebabkan penurunan ph larutan 0,25 M NaHPO 4 di ana ph awal 8,68 lalu turun enjadi 7,8 lalu turun enjadi 7,5 lalu turun enjadi 7 lalu turun enjadi 6,8 lalu turun enjadi 6,3. 2. Volue larutan 0,25 M NaHPO 4 yang dipakai adalah 100 L sedangkan volue larutan 0,25 M NaH 2 PO 4 yang dipakai hingga encapai ph 6,3 adalah 61 L. 3. Untuk engetahui volue 0,125 M Buffer Dihidrogen Fosfat yang disiapkan dapat dihitung enggunakan ruus V2 = V1xC1/C2 di ana nantinya akan diencerkan enggunakan akuades hingga sejulah V2 yang didapat. pada ph 7,8 : V2 = (100+3)x0,25/0,125 = 206 L pada ph 7,5 : V2 = (103+4,5)x0,25/0,125 = 215 L pada ph 7,0 : V2 = (107,5+10)x0,25/0,125 = 235 L pada ph 6,8 : V2 = (117,5+13)x0,25/0,125 = 261 L pada ph 6,3 : V2 = (130,5+30,5)x0,25/0,125 = 322 L Kesipulan : 1. Larutan 0,25 M NaHPO 4 bila ditabahkan larutan 0,25 M NaH 2 PO 4 aka akan ebentuk larutan 0,25 M Buffer Dihidrogen Fosfat sesuai dengan teori bila asa leah (NaH 2 PO 4 ) ditabahkan dengan basa konjugasinya (NaHPO 4 ) akan ebentuk larutan buffer (Buffer Dihidrogen Fosfat). 2. Untuk endapatkan larutan 0,125 M Buffer Dihidrogen Fosfat, aka larutan yang telah dibuat tadi dapat diencerkan enggunakan akuades sesuai dengan ruus V2 = V1xC1/C2 sesuai dengan larutan buffer yang telah berhasil dibuat pada ph yang kita inginkan. 3. Pada grafik dapat dilihat bahwa perubahan ph larutan 0,25 M NaHPO 4 awal dari 8,68 enjadi 7,5 ebutuhkan julah larutan 0,25 M NaH 2 PO 4 yang jauh lebih sedikit dibandingkan ketika larutan engalai perubahan ph dari 7,5 enjadi 6,8 aupun ketika larutan engalai perubahan ph dari 6,8 enjadi 6,3 di ana hal ini sesuai dengan konsep dari larutan buffer bahwa bila larutan buffer ditabahkan asa kuat atau basa kuat hanya sedikit engalai perubahan ph. Bahkan pada saat pengenceran larutan dengan ditabahkan akuades aka larutan buffer tidak engalai perubahan ph yang berakna. 4. Pada percobaan ini harus diperhatikan dengan benar-benar setiap penabahan 0,5 L larutan 0,25 M NaH 2 PO 4 agar didapatkan akurasi hasil ukur ph yang diinginkan. III. PENGENCERAN Hasil Praktiku : Tabel hasil pengenceran stok glukosa Tabung Pengenceran 5% Glukosa Konsentrasi Yang Diprediksikan Hasil Peeriksaan Benedict (Warna) 1 1 : 10 0,45 % biru kehijauan sesuai 2 2 : 3 2 % erah (endapan) sesuai 3 0,1X 0,5 % biru kehijauan sesuai 4 0,01X 0,05 % biru tidak sesuai 5 0,001X 0,005 % biru tidak sesuai 6 0,3X 1,675 % jingga sesuai 7 0,03X 0,1675 % biru tidak sesuai 8 0,003X 0,01675 % biru tidak sesuai Interpretasi Hasil Sesuai Atau Tidak Dengan Konsentrasi Yang Diprediksikan

4 9 Pada faktor 2 2,5 % erah (endapan) sesuai 10 Pada faktor 4 1,25 % jingga sesuai 11 Pada faktor 8 0,625 % hijau sesuai 12 Pada faktor 16 0,3125 % biru tidak sesuai Pebahasan : 1. Hasil dari perhitungan pengenceran larutan glukosa 5% di atas adalah sebagai berikut a. Tabung I 1 : 10 larutan 5% glukosa = 1/11 x 2 L = 0,18 L glukosa 5% + 1,82 L akuades Konsentrasi : C2 = C1 x V1/V2 = 5 x 0,18/2 = 0,45 % b. Tabung II 2 : 3 larutan 5% glukosa = 2/5 x 2 L = 0,8 L glukosa 5% + 1,2 L akuades Konsentrasi : C2 = C1 x V1/V2 = 5 x 0,8/2 = 2 % c. Tabung III 0,1X larutan 5% glukosa = 1/10 x 2 L = 0,2 L glukosa + 1,8 L akuades Konsentrasi : C2 = C1 x V1/V2 = 5 x 0,2/2 = 0,5 % d. Tabung IV 0,01X larutan 5% glukosa = 1/10 x 2 L = 0,2 L tabung III (0,1X larutan 5% glukosa) + 1,8 L akuades Konsentrasi : C2 = C1 x V1/V2 = 0,5 x 0,2/2 = 0,05 % e. Tabung V 0,001X larutan 5% glukosa = 1/10 x 2 L = 0,2 L tabung IV (0,01X larutan 5% glukosa) + 1,8 L akuades Konsentrasi : C2 = C1 x V1/V2 = 0,05 x 0,2/2 = 0,005 % f. Tabung VI 0,3X larutan 5% glukosa = 1/3 x 2 L = 0,67 L glukosa 5% + 1,33 L akuades Konsentrasi : C2 = C1 x V1/V2 = 5 x 0,67/2 = 1,675 % g. Tabung VII 0,03X larutan 5% glukosa = 1/10 x 2 L = 0,2 L tabung VI (0,3X larutan 5% glukosa) + 1,8 L akuades Konsentrasi : C2 = C1 x V1/V2 = 1,675 x 0,2/2 = 0,1675 % h. Tabung VIII 0,003X larutan 5% glukosa = 1/10 x 2 L = 0,2 L tabung VII (0,03X larutan 5% glukosa) + 1,8 L akuades Konsentrasi : C2 = C1 x V1/V2 = 0,1675 x 0,2/2 = 0,01675 % i. Tabung IX faktor 2 larutan 5% glukosa = 1/2 x 2 L = 1 L glukosa 5% + 1 L akuades Konsentrasi : C2 = C1 x V1/V2 = 5 x 1/2 = 2,5 % k. Tabung X faktor 4 larutan 5% glukosa = 1/2 x 2 L = 1 L tabung IX (faktor 2 larutan 5% glukosa) + 1 L akuades Konsentrasi : C2 = C1 x V1/V2 = 2,5 x 1/2 = 1,25 % l. Tabung XI faktor 8 larutan 5% glukosa = 1/2 x 2 L = 1 L tabung X (faktor 4 larutan 5% glukosa) + 1 L akuades Konsentrasi : C2 = C1 x V1/V2 = 1,25 x 1/2 = 0,625 %. Tabung XII faktor 16 larutan 5% glukosa = 1/2 x 2 L = 1 L tabung XI (faktor 8 larutan 5% glukosa) + 1 L akuades Konsentrasi : C2 = C1 x V1/V2 = 0,625 x 1/2 = 0,3125 % 2. Interpretasi peeriksaan dengan larutan benedict adalah sebagai berikut : warna : biru jernih; penilaian : negatif; kadar konsentrasi : 0 warna : hijau/kuning hijau; penilaian : +; kadar konsentrasi : <0,5% warna : kuning/kuning kehijauan; penilaian : ++; kadar konsentrasi : 0,5-1,0% warna : jingga; penilaian : +++; kadar konsentrasi : 1,0-2,0% warna : erah (ada endapan); penilaian : ++++; kadar konsentrasi : >2,0%

5 Berdasarkan hasil diatas aka tabung 1,2,3,6,9,10,11 sesuai dengan interpretasi peeriksaan dengan larutan benedict yang seharusnya, sedangkan tabung 4,5,7,8,12 tidak sesuai dengan Interpretasi peeriksaan dengan larutan benedict yang seharusnya. Kesipulan : 1. Pada saat elakukan pengenceran larutan stok aka harus diperhatikan baik-baik julah larutan stok yang akan diabil untuk diencerkan agar didapatkan pengenceran yang sesuai dengan yang diinginkan. 2. Pada saat elakukan interpretasi peeriksaan dengan larutan benedict didapatkan beberapa tabung yang tidak sesuai dengan yang seharusnya, hal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal isalnya : konsentrasi larutan glukosa yang terlalu rendah (0,005%) sehinggan perubahan warna larutan benedict tidak eberikan hasil yang terlalu signifikan, proses pebuatan larutan benedict yang tidak baik seperti adanya kesalahan dala penibangan bahan atau kesalahan dala pengadukan dala ebuat larutan benedict, laanya peanasan tabung reaksi di dala waterbath aupun teperatur yang kurang sesuai dapat epengaruhi interpretasi hasil akhir pengukuran enggunakan larutan benedict. 3. Yang ebuat larutan benedict engalai perubahan warna adalah banyaknya glukosa yang tereduksi oleh larutan benedict ebentuk endapan CuO. 4. Peeriksaan konsentrasi glukosa enggunakan larutan benedict tidak bersifat kuantitatif di ana larutan yang diperiksa tidak dapat diketahui dengan pasti konsentrasinya. SARAN 1. Sebaiknya sebelu eulai praktiku dilakukan peeriksaan terlebih dahulu terhadap alat-alat yang akan digunakan sehingga tidak engganggu kelancaran proses praktiku. 2. Untuk praktiku selanjutnya agar dapat dilakukan penabahan alat-alat agar para praktikan dapat engerjakan praktiku asing-asing di ejanya tanpa harus enunggu praktikan yang lain selesai terlebih dahulu agar dapat lebih engheat waktu perpraktikuan.