KEPUASAN KONSUMEN WISATA PEMANCINGAN AJO KABUPATEN KARAWANG PROPINSI JAWA BARAT OLEH: ANDRO FRIEHANDHOKO H

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEPUASAN KONSUMEN WISATA PEMANCINGAN AJO KABUPATEN KARAWANG PROPINSI JAWA BARAT OLEH: ANDRO FRIEHANDHOKO H"

Transkripsi

1 KEPUASAN KONSUMEN WISATA PEMANCINGAN AJO KABUPATEN KARAWANG PROPINSI JAWA BARAT OLEH: ANDRO FRIEHANDHOKO H PROGRAM SARJANA PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

2 RINGKASAN ANDRO FRIEHANDHOKO. H Kepuasan Konsumen Wisata Pemancingan Ajo Kabupaten Karawang Propinsi Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. (Di bawah bimbingan ETRIYA). Wisata adalah suatu kegiatan perjalanan melakukan kunjungan ke suatu tempat untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata. Saat ini terdapat berbagai tempat wisata yang dapat dikunjungi dan dinikmati oleh masyarakat. Salah satu wisata minat khusus yang dapat di nikmati serta berpotensi untuk dikembangkan adalah wisata pemancingan. Selain itu usaha wisata pemancingan mampu menyerap tenaga kerja terutama bagi masyarakat sekitar daerah wisata pemancingan sehingga dapat mensejahterakan masyarakat dari segi ekonomi. Dalam meningkatkan perkembangan serta mengatasi persaingan diantara wisata pemancingan maka pihak manajemen perlu menyediakan berbagai fasilitas pendukung wisata pemancingan seperti sarana bermain anak, hiburan, maupun outbond. Penyediaan fasilitas jasa wisata tersebut bertujuan untuk memberi kepuasan kepada konsumen. Wisata Pemancingan Ajo adalah tempat wisata pemancingan terbesar di Kabupaten Karawang dengan luas lahan mencapai 3,8 hektar serta memiliki berbagai fasilitas pendukung wisata seperti sarana bermain anak, hiburan, outbond, saung restoran dan areal parkir. Fasilitas tersebut diharapkan dapat menarik minat konsumen untuk melakukan kunjungan ke wisata Pemancingan Ajo. Oleh karena itu menarik bagi peneliti untuk mengkaji mengenai Kepuasan Konsumen Wisata Pemancingan Ajo di Kabupaten Karwang yang terletak di Jl. Raya Tol Karawang Barat. Perlu juga diketahui mengenai karakteristik konsumen serta penilaian konsumen terhadap atribut-atribut wisata Pemancingan Ajo Daerah penelitian adalah Kabupaten Karawang Propinsi Jawa Barat. Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret sampai Mei Penelitian ini menggunakan menggunakan lima dimensi kualitas pelayanan yang terdiri dari tangible, reliability, responsive, assurance, dan empathy sedangkan alat analisis yang digunakan adalah analisis gap yaitu membandingkan kinerja pelayanan dan harapan konsumen. Pada analisis gap penilaian kinerja berdasarkan penilaian konsumen terhadap setiap atribut dalam setiap dimensi. Penilaian konsumen terhadap kinerja yaitu penilaian pada skala 1-5 pada masing-masing atribut. Penilaian harapan konsumen diasumsikan pada kategori empat pada skala jawaban dari setiap atribut. Hasilnya adalah apabila kinerja kurang dari harapan maka hasilnya tidak puas, apabila kinerja sama dengan harapan maka hasilnya puas, sedangkan kinerja lebih besar dari harapan maka hasilnya adalah sangat puas. Pada dimensi tangible terdapat delapan atribut penentu kepuasan konsumen. Lima atribut diantaranya adalah penampilan karyawan, kondisi kolam pemancingan, informasi daftar harga, kebersihan lokasi, dan luas areal parkir yang memberikan nilai puas terhadap kinerja pelayanan karena sebagian besar konsumen memilih pada skala 4 pada setiap atribut yang ada pada dimensi tangible. Sedangkan tiga atribut lainnya yaitu variasi jenis ikan, jumlah kolam 2

3 pemancingan, dan fasilitas pendukung pemancingan memberikan hasil penilaian sangat puas karena sebagian konsumen memilih pada skala 5. Hasil keseluruhan dari analisis gap bahwa dimensi tangible mempunyai kinerja pelayanan yang dapat memberikan kepuasan kepada konsumen. Pada dimensi reliability terdapat tujuh atribut penentu kepuasan sebagai dasar penentu kinerja pelayanan wisata Pemancingan Ajo. Terdapat enam atribut yang memberikan kinerja pelayan yang baik kepada konsumen yaitu kebebasan waktu memancing, kualitas ikan pada kolam pemancingan harian, kualitas ikan pada kolam pemancingan lomba, lokasi pemancingan, aksesibilitas, dan waktu buka wisata pemancingan, ini dapat dilihat dari hasil analisis gap yaitu sebagian besar konsumen memilh pada skala 5 untuk setiap atribut sehingga dimana kinerja atribut tersebut mempunyai nilai lebih besar dari harapan konsumen dan hasilnya adalah konsumen sangat puas Sedangkan hasil penilaian konsumen terhadap atribut sistem pemancingan yang ditawarkan adalah tidak puas karena konsumen memilih skala 3 sehingga kinerja atribut tersebut mempunyai nilai lebih rendah dari harapan konsumen. Hasil keseluruhan dari analisis gap bahwa dimensi reliability bahwa pihak manajemen telah memberikan kinerja pelayanan yang baik kepada konsumen sehingga penilaian konsumen terhadap dimensi ini adalah sangat puas. Pada dimensi responsive terdapat empat komponen atribut penentu kepuasan konsumen diantaranya adalah kecepatan melayani konsumen, ketanggapan karyawan melayani keluhan kosumen, sambutan karyawan terhadap pengunjung, dan kecermatan karyawan terhadap pesanan konsumen. Dari hasil analisis gap diperoleh bahwa ke empat atribut tersebut memberikan nilai puas karena semua konsumen memilih skala 4 dimana kinerja pelayanan mempunyai nilai yang sama dengan harapan konsumen artinya keseluruhan atribut pada dimensi tersebut di dapatkan hasil bahwa dimensi responsive hanya memberikan nilai puas kepada konsumen. Pada dimensi assurance terdapat tiga atribut penentu kepuasan konsumen. Hasil dari analisis gap diperoleh bahwa kinerja dari atribut kenyamanan saat memancing dan kesopanan karyawan mempunyai nilai yang sama terhadap harapan konsumen yaitu konsumen mempunyai nilai empat pada kinerja dan nilai empat pada harapan sehingga hasilnya seimbang antara kinerja dengan harapan sehingga diperoleh hasil yang puas bagi konsumen. Sedangkan atribut keamanan mempunyai nilai kinerja yang lebih besar dibandingkan nilai harapan konsumen sehingga hasilnya pun sangat puas. Hasil yang diperoleh dari keseluruhan penilaian terhadap dimensi assurance adalah sangat puas. Pada dimensi empathy terdapat lima atribut penentu kepuasan konsumen. Tiga atribut diantaranya adalah fasilitas mushola, pusat informasi, dan kemudahan mengubungi pemancingan mempunyai nilai kinerja atribut yang sama dengan harapan konsumen. Sedangkan atribut fasilitas pendukung pemancingan (sarana bermain, hiburan, outbond dll) bahwa kinerja atribut tersebut mempunyai nilai yang lebih besar dari harapan konsumen sehingga hasilnya pun sangat puas. Pada atribut fasilitas toilet hasilnya adalah kurang dari harapan konsumen sehingga penilaian konsumen terhadap atribut tersebut adalah tidak puas. Hasil yang diperoleh dari keseluruhan penilaian terhadap dimensi empathy adalah sangat puas 3

4 Rekomendasi bauran pemasaran untuk pihak manajemen Pemancingan Ajo adalah dari segi produk perlu ditambahkan berbagai variatif jenis ikan agar konsumen tidak merasa bosan dengan variasi jenis ikan yang ditawarkan. Strategi harga dari setiap produk jenis ikan setiap kilogramnya tetap dipertahankan dan pihak manajemen dapat menawarkan harga paket murah atau potongan harga untuk pembelian ikan dalam jumlah banyak. Lokasi pemancingan perlu dipertahankan karena lokasi sudah sangat strategis. Pada lokasi pemancingan kondisi kolam pemancingan dan kebersihan lokasi perlu dipertahankan serta memperhatikan pemeliharaan sarana dan prasana dengan melakukan pemeliharaan secara rutin dan berkala. Promosi dapat dilakukan pihak manajemen melalui berbagai media seperti satasiun televisi maupun radio, media cetak, pemasangan spanduk, penyebaran brosur dan pemberian diskon agar konsumen tertarik berkunjung ke wisata Pemancingan Ajo. Terkait dengan promosi pada bagian depan pintu masuk menuju pemancingan terdapat papan informasi nama yang di desain kecil untuk kegiatan promosi sebaiknya diperbesar dan di desain secara menarik untuk menarik minat dan memudahkan konsumen berkunjung ke lokasi wisata Pemancingan Ajo. Adanya pelatihan bagi karyawan secara berkala untuk mengembangkan sikap-sikap baru sehingga karyawan dapat dengan mudah berkomunikasi dengan lancar kepada konsumen. Bukti fisik yang terdapat di wisata Pemancingan Ajo adalah adanya kolam pemancingan, mushola, toilet, arena bermain anak, saung dan restoran serta hiburan musik, dari beberapa atribut tersebut pihak manajemen perlu mempertahankan kinerja pelayanan yang diberikan dan memperbaiki atribut fasilitas toilet. Untuk menarik minat konsumen terhadap wisata Pemancingan Ajo maka pihak pemancingan perlu menambahkan barbagai fasilitas wisata pemancingan yang mendukung seperti fasilitas areal parkir yang diperluas untuk lebih banyak menampung kendaraan, fasilitas bermain anak, dan penambahan luas areal pemancingan untuk menambah fasilitas baru. 4

5 KEPUASAN KONSUMEN WISATA PEMANCINGAN AJO KABUPATEN KARAWANG PROPINSI JAWA BARAT ANDRO FRIEHANDHOKO H Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis PROGRAM SARJANA PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

6 Judul : Kepuasan Konsumen Wisata Pemancingan Ajo Kabupaten Karawang Jawa Barat Nama Mahasiswa : Andro Friehandhoko NRP : H Menyetujui, Dosen Pembimbing Etriya, SP.MM NIP Mengetahui, Ketua Departemen Agribisnis Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP Tanggal Lulus : 6

7 PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul Kepuasan Konsumen Wisata Pemancingan Ajo Kabupaten Karawang Propinsi Jawa Barat belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang ditertibkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini Bogor, Agustus 2009 Andro Friehandhoko 7

8 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Karawang pada tanggal 4 September Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Sugiyono dan Mimin Sumiaty Penulis memulai pendidikan dasar di SD Karangpawitan dua pada tahun Pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2000 di SLTP Negeri I Karawang. Pendidikan menengah atas diselesaikan Tahun 2003 di SMU Negeri 3 Karawang. Penulis melanjutkan pendidikan Diploma III pada tahun yang sama pada Program Higiene Makanan, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor dan lulus tahun Kemudian Penulis melanjutkan pendidikan di Program Sarjana Penyelenggaraan Khusus Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. 8

9 KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Kepuasan Konsumen Wisata Pemancingan Ajo Kabupaten Karawang Propinsi Jawa Barat Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kepuasan konsumen wisata Pemancingan Ajo dan merumuskan implikasi kebijakan pemasaran. Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Skripsi ini merupakan hasil maksimal yang dapat penulis kerjakan, penulis menyadari kemungkinan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan atau dari apa yang diharapkan. Untuk itu penulis mengharapkan perbaikan di masa yang akan datang. Bogor, Agustus 2009 Andro Friehandhoko 9

10 UCAPAN TERIMA KASIH Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Penulis ingin menyampaikan rasa Terima Kasih yang mendalam dan penghargaan kepada: 1. Orangtua dan saudara-saudaraku tercinta untuk setiap dukungan, kasih sayang dan doa yang diberikan. Semoga ini menjadi persembahan terbaik 2. Etriya, SP. MM selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan, waktu dan kesabaran yang telah diberikan kepada Penulis selama penyusunan skripsi ini. 3. Ir. Juniar Atmakusuma, MS selaku dosen evaluator atas bimbingan, saran dan evaluasi terhadap perbaikan proposal penelitian. 4. Febriantina Dewi, SE, MSc selaku dosen penguji utama dan Yeka Hendra Fatika, SP sebagai dosen komisi akademik atas kritik dan saran untuk perbaikan skripsi ini. 5. Pihak-pihak dari Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan, Badan Pusat Statistik Kabupaten Karawang dan lembaga-lembaga lainnya atas kesediaan waktu, diskusi, dan pengolahan data bagi penyusunan skripsi ini 6. Yuni Handayani atas koreksi skripsi ini dan Binsar atas segala fasilitasnya selama proses perbaikan skripsi ini serta Diny Indriawati atas segala bantuannya berupa doa dan materi. 7. Ayah dan ibunda Diny Indriawati terimakasih atas dukungannya 8. Amir, Andini, Anggi, Ardi, Bangun, Bang Barto, Christ, Deby, Imam, Fajar, Frengki, Nishka, Nurmala, Nurul, Puti, Sahara, Sri, Risman, Riris, Rizal, Winwork, 9. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu-persatu Penulis mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya. 10

11 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR LAMPIRAN... vii I PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 7 II TINJAUAN PUSTAKA Pemancingan Lokasi Pemancingan Peralatan Mancing Klasifikasi Sistem Pemancingan Agrowisata Penelitian Terdahulu III KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Kepuasan Konsumen Nilai Kepuasan Konsumen Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen Jasa Klasifikasi Jasa Atribut-Atribut Konsep Bauran Pemasaran Kerangka Pemikiran Operasional IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Metode Pengambilan Sampel Metode Pengolahan dan Analisis Data V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Umum Wisata Pemancingan Ajo Sejarah Singkat Wisata Pemancingan Ajo Visi Dan Misi Wisata Pemancingan Ajo

12 5.4 Stuktur Organisasi Wisata Pemancingan Ajo Bauran Pemasaran Wisata Pemancingan Ajo VI HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Umum Konsumen Wisata Pemancingan Ajo Karakteristik Konsumen Berdasarkan Jenis Kelami Karakteristik Konsumen Berdasarkan Tingkat Usia Karakteristik Konsumen Berdasarkan Tempat Tinggal Karakteristik Konsumen Berdasarkan Status Pernikahan Karakteristik Konsumen Berdasarkan Tingkat Kunjungan Karakteristik Konsumen Berdasarkan Tingkat Pendidikan Karakteristik Konsumen Berdasarkan Pengeluaran Per Bulan Karakteristik Konsumen Berdasarkan Jenis Pekerjaan Dimensi Kualitas Pelayanan Tangible atau Bukti Fisik Reliability atau Keandalan Responsivenes atau Ketanggapan Assurance atau Jaminan Empathy atau Kepedulian VII REKOMENDASI BAURAN PEMASARAN Produk Harga Tempat Promosi Proses Karyawan Bukti Fisik VIII KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

13 DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Wisata Pemancingan di Jawa Barat Perbandingan Target Kunjungan Dan Kunjungan Aktual Tahun Wisata Pemancingan Ajo Wisata Pemancingan di Kabupaten Karawang Dimensi dan Atribut-Atribut Wisata Pemancingan Ajo Karakteristik Konsumen Berdasarkan Jenis Kelamin Karakteristik Konsumen Berdasarkan Tingkat Usia Karakteristik Konsumen Berdasarkan Domisili Tempat Tinggal Karakteristik Konsumen Berdasarkan Status Pernikahan Karakteristik Konsumen Berdasarkan Tingkat Kunjungan Karakteristik Konsumen Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir Karakteristik Konsumen Berdasarkan Total Pengeluaran Perbulan Karakteristik Konsumen Berdasarkan Jenis Pekerjaan Indikator Skala Atribut Servqual Wisata Pemancingan Ajo Perhitungan Analisis Gap

14 DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. Penentuan Nilai Yang Diberikan Kepada Konsumen Diagram Kerangka Pemikiran Operasional Struktur Organisasi Wisata Pemancingan Ajo

15 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Kuesioner Penelitian Keadaan Wisata Pemancingan Ajo

16 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki beragam budaya yang menarik terutama alamnya yang indah sehingga mampu memberikan daya tarik bagi para wisatawan domestik maupun mancanegara. Pemanfaatan sumber daya alam, baik sumber daya alami maupun buatan yang terdapat pada suatu objek wisata dapat memberikan nilai lebih dengan mengemas paket wisata serta didukung oleh manajemen yang baik serta sarana dan prasarana yang memadai (Nurhasan, 2008). Menurut Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan, wisata merupakan kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata. Objek dan daya tarik menjadi sasaran perjalanan wisata yang meliputi: 1. Ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud keadaan alam serta flora dan fauna seperti pemandangan alam, panorama indah, hutan rimba dengan tumbuhan hutan tropis, serta binatang-binatang langka. 2. Karya manusia yang berwujud seperti museum, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, wisata agro (pertanian), wisata tirta (air), wisata petualangan, taman rekreasi, dan tempat hiburan. 3. Sasaran wisata minat khusus, seperti berburu, memancing, mendaki gunung, industri dan kerajinan, tempat-tempat ibadah, tempat-tempat ziarah, pantai, dan lain-lain (Arison, 2008). Memancing merupakan salah satu wisata minat khusus yang semakin berkembang di Indonesia. Memancing adalah suatu hobi yang unik dan memiliki peminatnya sendiri, tidak membutuhkan keahlian khusus, aktifitas fisik yang berlebihan tetapi kegiatan yang mudah dilakukan oleh setiap orang baik tua atau muda, pria maupun wanita. Pada awalnya memancing merupakan kegiatan yang membutuhkan keseriusan dan menjadi mata pencaharian bagi nelayan namun 16

17 seiring dengan perjalanan waktu, tanpa meninggalkan fungsi awalnya, kini memancing menjadi pilihan alternatif bagi banyak orang untuk berwisata (Trisno, 2003). Seiring dengan meningkatnya kebutuhan konsumen akan berwisata memancing serta latar belakang negara Indonesia yang memiliki potensi perikanan yang beragam seperti perikanan tangkap dan perikanan budidaya maka pembangunan sektor perikanan terus ditingkatkan melalui usaha diversifikasi (penganekaragaman) dengan tujuan meningkatkan produksi perikanan sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani atau nelayan, memperluas lapangan pekerjaan, mendorong pemerataan kesempatan berusaha serta meningkatkan gizi konsumen melalui konsumsi ikan. Sektor perikanan menjadi peluang usaha sebagai sumber pangan, sumber pangan protein ikan dapat diperoleh diantaranya melalui usaha perikanan budidaya ( Fausia, 2006). Salah satu nilai tambah perikanan budidaya yang memiliki potensi yang baik untuk dikembangkan menjadi peluang usaha yang menjanjikan adalah wisata pemancingan. Usaha wisata pemancingan mampu menyerap tenaga kerja terutama bagi masyarakat sekitar daerah wisata pemancingan sehingga dari segi ekonomi dapat membantu mensejahterakan masyarakat. Saat ini jumlah tempat wisata pemancingan semakin banyak dikembangkan untuk memenuhi keinginan masyarakat akan kebutuhan memancing serta berekreasi bersama keluarga ataupun kerabat dekat untuk bersantai sejenak sambil melepas kepenatan pekerjaan sehari-hari. Jawa Barat merupakan salah satu propinsi yang memiliki potensi baik untuk dikembangkannya usaha wisata pemancingan karena wilayah geografisnya yang mendukung, letak yang strategis dan memiliki jumlah penduduk yang banyak. Beberapa tempat wisata pamancingan yang berada di Jawa Barat adalah sebagai berikut: 17

18 Tabel 1. Wisata Pemancingan di Jawa Barat Wisata pemancingan Lokasi pemancingan Bonita Pemancingan Jl. Kolonel Masturi, Lembang Bandung Pemancingan Phellet Jl. Raya Puncak Bogor Fishing Valley Bogor Jl. Pemda Raya No. 107 Bogor Ulin Kampung Langensari Jl. Maribaya No. 134 RT/RW 04/03 Lembang, Bandung Pemancingan AA Idi Karang Tengah Cibadak, Sukabumi Pemancingan Ajo Jl. Raya Tol Karawang Barat, Karawang Pemancingan Sindang Mulih Jl. Sindang Mulih No. 22 Sukamenak Purbaratu, Tasikmalaya Pemancingan Pasir Murti Desa Tajur, Pasirmukti, Kec. Citeureup, Bogor Lembah Gunung Kujang Jl. Raya Gunung Tua No. 11 Km. 8 Cijambe, Subang Pemancingan Ciawitali Jl. Ciawitali Kec. Cimahi Utara, Bandung Sumber : Geovision Tour Indonesia (2009) Tabel 1 menunjukkan tempat wisata pemancingan di setiap kota Jawa Barat semakin banyak berdiri dan berkembang karena usaha wisata pemancingan memiliki prospek yang baik untuk dijadikan usaha yang menguntungkan serta kebutuhan akan rekreasi dijadikan alasan untuk membuka usaha pemancingan terutama untuk konsumen yang mempunyai hobi memancing. Tempat - tempat wisata pemancingan tersebut menawarkan berbagai macam fasilitas yang berbeda untuk memberikan kepuasan bagi konsumennya. Salah satunya adalah Wisata Pemancingan Ajo yang menyediakan beragam fasilitas wisata pendukung seperti wahana bermain anak, hiburan dan outbond. 18

19 1.2 Perumusan Masalah Wisata pemancingan saat ini mulai berkembang dan diminati oleh sebagian besar masyarakat karena didukung berbagai fasilitas wisata seperti sarana bermain, hiburan, dan outbond. Salah satu wisata pemancingan yang berada di Kabupaten Karwang adalah Pemancingan Ajo. Keunggulan wisata Pemancingan Ajo yang menjadi daya tarik pengunjung adalah penyediaan fasilitas pendukung wisata seperti saung, sarana bermain, hiburan dan outbond. Penyediaan fasilitas pendukung wisata pemancingan tersebut dapat mempengaruhi kinerja pelayanan terhadap kepuasan konsumen sehingga Pemancingan Ajo perlu meningkatkan kinerja pelayanan yang baik untuk memenuhi kepuasan konsumen dengan menyediakan maupun menambah fasilitas pendukung wisata. Pihak manajemen wisata Pemancingan Ajo mempunyai pencapaian target jumlah konsumen yang melakukan kunjungan kemudian dibandingkan dengan jumlah kunjungan konsumen aktual yang terjadi. Target tersebut dijadikan pedoman dan motivasi kinerja yang harus dicapai oleh pihak manajemen sehingga dapat meningkatkan kinerja pelayanan yang baik. Perbandingan pencapaian target kunjungan dengan kunjungan aktual yang terjadi dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2. Perbandingan Target Kunjungan dan Kunjungan Aktual Tahun Wisata Pemancingan Ajo Bulan Tahun Target Kunjungan Kunjungan Aktual (Orang) per bulan (Orang) per bulan November Desember Januari Februari Maret Berdasarkan data tabel 2 diatas, dapat diketahui bahwa target kunjungan wisata Pemancingan Ajo pada bulan November 2008 hingga Maret 2009 berkisar antara hingga orang per bulan. Pencapaian target kunjungan yang telah ditetapkan oleh pihak manajemen pada bulan November yaitu sebesar orang. Sedangkan bulan Desember dan Januari yaitu sebesar orang dengan 19

20 jumlah kunjungan aktual yang terjadi pada bulan November, Desember dan Januari adalah sebesar orang, orang, dan orang dan pada bulan tersebut jumlah kunjungan meningkat dan telah mencapai target. Pada bulan November sampai Januari terjadi peningkatan target, ini dilakukan pihak manajeman dengan memperkirakan jumlah konsumen yang berkunjung menjelang akhir tahun dan awal tahun akan meningkat oleh karena itu para konsumen banyak memanfaatkan libur panjang untuk berwisata ke Pemancingan Ajo bersama keluarga. Sedangkan target kunjungan pada bulan Februari dan Maret yaitu orang dengan jumlah kunjungan aktual yang terjadi pada adalah sebesar orang dan orang. Pada bulan ini jumlah kunjungan aktual menurun dan masih dibawah target kunjungan yang ditetapkan. Pencapaian target yang kurang optimal ini disebabkan pada bulan tersebut telah melewati masamasa liburan panjang selain itu terdapat masalah lain seperti ditemukanya beberapa keluhan yang dirasakan konsumen terhadap pelayanan yang diberikan seperti jarang dijumpai karyawan yang bertugas di sekitar kolam pemancingan untuk memfasilitasi kebutuhan konsumen di sekitar kolam misalnya ketika pemancing kehabisan persediaan umpan, informasi mengenai tempat penimbangan ikan hasil pancingan, ini dibutuhkan karena lokasi kolam pemancingan jauh dengan lokasi penimbangan. Tingkat persaingan objek wisata pemancingan di Kabupaten Karawang semakin meningkat, ini dapat dijumpai dari banyaknya tempat wisata pemancingan yang didirikan. Beberapa wisata pemancingan selain Pemancingan Ajo diantaranya adalah Pemancingan Lebak Sari, Pemancingan Saung Endah dan Pemancingan Saung Kuring. Tempat wisata pemancingan inilah yang menjadi pilihan masyarakat dalam melakukan kegiatan memancing karena tempat wisata pemancingan tersebut menyediakan fasilitas-fasilitas wisata pendukung lainnya. Persaingan diantara tempat wisata pemancingan di Kabupaten Karawang adalah persaingan dari penyediaan fasilitas yang ditawarkan oleh masing-masing pihak pemancingan kepada konsumen, ini dapat dilihat dari tabel 3 dibawah berikut: 20

21 Tabel 3. Wisata Pemancingan di Kabupaten Karawang Wisata Pemancingan Fasilitas Pemancingan Pemancingan Ajo Produk ikan (ikan mas, ikan nila, ikan gurame), sarana bermain anak, mushola, toilet, hiburan musik (karaoke), restoran, saung, 12 kolam pemancingan, kolam renang, tempat parkir luas, pusat informasi, peralatan mancing Pemancingan Saung Endah Produk ikan (ikan mas dan ikan patin), saung, 4 kolam pemancingan, tempat parkir, toilet, mushola, peralatan mancing. Pemancingan Saung Kuring Produk ikan (ikan mas), saung, 2 kolam pemancingan, tempat parkir, toilet, mushola, peralatan mancing. Pemancingan Lebak Sari Produk ikan (ikan mas), restoran, hiburan (karaoke), saung, toilet, mushola, tempat parkir, satu kolam pemancingan, peralatan mancing. Berdasarkan tabel 3 diatas menunjukkan bahwa tempat wisata Pemancingan Ajo memiliki beragam fasilitas pendukung yang lengkap dibandingkan dengan wisata pemancingan lainnya. Perbedaaan fasilitas yang ditawarkan setiap wisata pemancingan diatas dapat dilihat dari segi produk ikan, jumlah kolam, sarana bermain anak dan fasilitas pendukung lainnya seperti pusat informasi dan restoran. Penambahan fasilitas wisata yang ada di Pemancingan Ajo dilakukan secara bertahap sesuai dengan banyaknya masukan pendapat dari konsumen. Penambahan fasilitas wisata secara bertahap menjadikan wisata Pemancingan Ajo lebih unggul dari wisata pemancingan lainnya. Dalam menghadapi persaingan dengan tempat wisata pemancingan lainnya, maka pihak manajemen Pemancingan Ajo perlu mengetahui kinerja dari setiap atribut pelayanan yang telah ditawarkan kepada konsumen dan mengetahui bagaimana tanggapan konsumen terhadap atribut tersebut sehingga tanggapan dan tingkat kinerja ini dapat memberikan masukkan bagi pihak manajemen Pemancingan Ajo untuk memutuskan atribut mana yang memerlukan perbaikkan, pemeliharaan dan perubahan untuk meningkatkan kinerja pelayanan sehingga kebutuhan konsumen dapat terpenuhi, dengan demikian pihak manajemen 21

22 Pemancingan Ajo dapat mengembangkan usahanya dan terus bersaing dengan wisata- wisata pemancingan lainnya. Berdasarkan uraian diatas, dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana kepuasan konsumen terhadap pelayanan wisata Pemancingan Ajo? 2. Bagaimana implikasi kebijakan pemasarannya Pemancingan Ajo? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Menganalisis tingkat kepuasan konsumen terhadap fasilitas-fasilitas dan atribut pelayanan wisata Pemancingan Ajo. 2. Merumuskan kebijakan pemasarannya Pemancingan Ajo. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Penelitian ini berguna untuk melatih kemampuan mahasiswa dalam menganalisa permasalahan berdasarkan data dan fakta yang diperoleh dan disesuaikan dengan pengetahuan yang didapatkan selama kuliah. 2. Bahan pertimbangan untuk usaha di bidang petanian terutama di bidang perikanan dalam menentukan kebijakan dan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan peningkatan kepuasan konsumen agar sesuai dengan harapan konsumen. 22

23 II.TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemancingan Menurut Wudianto (1999), memancing secara luas adalah suatu kegiatan menangkap ikan yang bisa dikategorikan sebagai hobi, olahraga luar ruangan, pekerjaan atau kegiatan dipinggir atau ditengah danau, laut, sungai dan perairan lainnya dengan target seekor ikan. Memancing bisa dikatakan sebagai kegiatan menangkap ikan atau hewan air tanpa atau alat atau dengan menggunakan sebuah alat oleh seorang atau beberapa pemancing. 2.2 Lokasi pemancingan Pengertian lokasi pemancingan menurut Wudianto (1990), terdiri atas perairan umum dan kolam khusus. Perairan umum adalah bagian permukaan bumi yang secara permanen atau berkala digenangi air (air tawar, air payau, dan air laut) dari garis pasang surut terendah ke arah daratan dan badan air tersebut terbentuk secara alami atau buatan. Perairan ini kepemilikannya bersifat umum, bukan milik perseorangan, contohnya sungai, danau, situ, rawa, waduk atau bendungan, laut dan genangan yang bersifat sementara sedangkan kolam khusus yaitu kolam yang secara teknis merupakan suatu perairan buatan yang luasnya terbatas, dibuat manusia dan mudah dikuasai (diisi air, dikeringkan, diatur menurut kehendak kita). Pada setiap tempat pemancingan terdapat istilah sewa kolam yang umum adalah : 1. Sewa lapak Lapak adalah tempat pijakan pada saat memancing, terbuat dari bambu atau papan dan dipasang dipinggiran kolam pemancingan. Pemancing menyewa tempat di kolam pemancingan yang telah di isi ikan oleh pengelola pemancingan untuk periode waktu tertentu. 2. Sistem borongan kolam Pemancing menyewa kolam sendiri atau bersama-sama untuk periode waktu tertentu. Lama waktu, jumlah, dan jenis ikan yang diisikan ke dalam kolam sesuai dengan kesepakatan pemancing dengan pemilik kolam. 23

24 3. Sistem kiloan Pemancing melakukan pemancingan di kolam dengan besar biaya tergantung pada jumlah (kilogram) yang tertangkap dan sesuai dengan harga yang telah disepakati sebelumnya. 2.3 Peralatan Memancing Menurut Wudianto (1999), terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya yaitu bagian-bagian pancing, jenis-jenis pancing, dan perlengkapan memancing yang lainnya agar kegiatan memancing dapat berjalan lancar, sehingga tujuan dan manfaat dapat terpenuhi yakni selain mendapatkan hasil tangkapan ikan juga mampu memperoleh manfaat olahraga maupun rekreasi. 1. Bagian-bagian pancing Bagian-bagian pancing menurut Wudianto (1999) terdiri atas joran gulungan, tali pancing, mata pancing. Joran merupakan bagian terpenting dalam sebuah alat pancing. Joran adalah tangkai pancing yang terbuat dari kayu, bambu atau fiberglass. Umumnya panjang joran tidak lebih dari 4 meter dan ini tergantung pada lokasi pemancingan. Tipe joran diantaranya : joran sederhana, joran sedehana dengan cicin penyalur dan joran modern. Hal yang terpenting dalam memilih joran yaitu tingkat kelenturan joran, agar proses memancing tidak terganggu. Semakin lentur joran maka akan semakin baik kualitas joran tersebut. Bagian pancing yang lain adalah gulungan yaitu tempat untuk menggulung tali agar tidak kusut dan lebih mudah penggunaanya. Alat ini digunakan pada jenis pancing yang menggunakan cincin penyalur. Bahan dasar gulungan biasanya dari kayu, bambu, plastik, dan stainless. Bagian alat pancing yang lain yaitu tali pancing yang juga dikenal sebagai kenur, senar atau nangsi. Jenis tali sintesis sebagai bahan dasar tali pancing yang biasa digunakan diantaranya yaitu polyethelene, polyprophelene dan polyamide. Ini yang harus diperhatikan dalam memilih tali pancing yaitu ukuran diameter benangnya. Semakin besar ukuran tali semakin besar juga kekuatannya menahan beban ikan. Besarnya diameter tali pancing membuat bayangan tali didalam air semakin jelas sehingga mudah dikenali oleh ikan yang menjadi sasaran pancing. 24

25 Bagian alat pancing yang tak kalah penting yaitu mata pancing. Terdapat dua jenis mata pancing yaitu mata pancing dengan pengait dan tanpa pengait. Mata pancing yang ada dipasaran memiliki bentuk punggung yang lurus yang dikenal bentuk huruf J dan bentuk punggung menyerupai huruf G dan terdiri atas banyak ukuran. Patokan penomoran mata pancing berkaitan dengan lebar celah dan diameter batang mata pancing. 2. Jenis pancing Menurut Wudianto (1999), bahwa pancing itu terdiri dari berbagai jenis diantaranya pancing tegeg, pancing golog, pancing bait casting, pancing spinning, yang membedakan ketiga jenis pancing diatas yaitu kelengkapan bagian-bagian pancingnya. Pancing tegeg merupakan pancing yang paling sederhana, memiliki panjang antara 2-4 m. Tali pancing diikatkan mati pada ujung joran. Bagian ujung tali pancing diberi keratin sebagai tempat pengikat tali pancing dan mata pancing diikatkan pada salah satu ujung tali pancing. Pancing golong dilengkapi gulungan tempat menggulung tali pancing sehingga tali pancing yang dimiliki relatif lebih panjang dari pancing tegeg dan memungkinkan jangkauan lemparan mata pancing lebih jauh. Jenis pancing bait casting dan spinning merupakan jenis pancing modern. Pancing bait casting dilengkapi dengan penggulung tali pelempar umpan (casting reel) yang mampu mengulur tali, menghambat laju tali, dan sekaligus menggulung tali pancing apabila umpan telah dimakan ikan sedangkan kelebihan jenis pancing spinning yaitu dilengkapi dengan cara penyajian umpan yang menghasilkan getaran sehingga pada saat umpan disodorkan ke hadapan ikan target tampak sebagai mangsa karena memiliki gerakan sehingga ikan target tertarik untuk memakan umpannya. Umpan pada pancing spinning memang dibuat khusus dari bahan plastik atau logam tak berkarat. Pancing spining juga dilengkapi dengan penggulung tali pancing yang sumbunya dapat dikunci yang disebut beuget pelindung yang sekaligus berfungsi sebagai penyalur dan pengaman tali pancing agar tidak kusut. 25

26 3. Perlengkapan lain Perlengkapan lain dalam memancing menurut Wudianto (1999) diantaranya yaitu umpan, pelampung, pemberat, pengasah mata pancing dan tepat peralatan pancing. Umpan merupakan faktor penting dalam memancing ikan. Hal ini berkaitan erat dengan kebiasaan makan ikan. Pembagian umpan terdiri atas dua yaitu umpan alami dan umpan buatan. Umpan alami adalah umpan yang murni berasal dari alam, tidak dicampur atau tercampur dengan sesama bahan alami maupun buatan. Khusus umpan alami hewani, ada yang dapat digunakan dalam keadaan hidup atau mati. Contoh umpan alami adalah gungsir, jangkrik, kroto, cacing merah, jagung, padi sedangkan umpan buatan adalah umpan yang telah diolah manusia, baik dengan mesin maupun tidak, umpan buatan ada yang berbentuk umpan sebenarnya atau berbentuk umpan palsu. Umpan sebenarnya adalah umpan yang dibuat dari bahan yang dapat dicerna oleh ikan sedangkan umpan palsu adalah umpan yang dibuat menyerupai umpan sebenarnya, biasanya terbuat dari bambu, kayu, plastik atau bahan sintesis lainnya. Pelampung didefinisikan sebagai benda yang mampu mengapung di permukaan air, baik secara keseluruhan atau sebagian. Hal ini dikarenakan massa jenis pelampung lebih kecil daripada massa jenis air. Biasanya pelampung terbuat dari bahan kayu, busa, dan karet. Bahan yang paling baik yaitu karet sintesis yang permukaannya dilapisi bahan kedap air untuk mengurangi turunnya daya apung sebuah pelampung akibat rembesan air, yang perlu diperhatikan dalam membuat atau memilih pelampung diantaranya yaitu harus kedap air dan warnanya mencolok agar mudah terlihat dari jarak jauh. Perlengkapan memancing lainnya yaitu pemberat yang berfungsi untuk memperkokoh dan mengimbangi kedudukan pelampung di air, serta untuk mempercepat tenggelamnya umpan yang dilempar ke air dan meluruskan posisi tali pancing ke air. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memilih pemberat diantaranya terbuat dari bahan yang mempunyai massa jenis lebih besar daripada air, contohnya timah, dipasang pada jarak cm dari mata pancing. 26

27 Perlengkapan memancing lainnya yaitu pengasah mata pancing yang berupa batu asah, gerinda atau kikir besi. Selain pengasah mata pancing, yang perlu diperhatikan dalam memancing yaitu tempat peralatan pancing yang berbentuk kotak yang terbuat dari kaleng atau kayu yang didalamnya dibentuk ruang-ruang kecil untuk menyimpan peralatan cadangan secara terpisah. 2.4 Klasifikasi Sistem Pemancingan Menurut Wudianto (1999), sistem pemancingan yang sering digunakan oleh para pengelola pemancingan ikan air tawar dalam lokasi kolam buatan dikelompokkan sebagai berikut: 1. Kolam Pancing Harian Tempat khusus yang disediakan untuk pemancingan dengan cara pemancing membayar harga lapak (sewa lapak berikut ikannya) kemudian memancing. Kegiatan memancing dapat dilakukan setiap hari. 2. Kolam Pancing Kiloan Pemancing menggunakan sistem dengan cara menimbang hasil tangkapan yang diperoleh, kemudian pemancing membayar harga berdasarkan perolehan ikannya. 3. Kolam Pancing Borongan Pemancing menggunakan sistem dengan cara pemancing atau kelompok pemancing menyewa kolam pancing yang waktu memancingnya dan jumlah ikan yang diisikan di kolam pancing berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak atau dapat juga sekelompok pemancing menawar isi kolam pancing milik petani budidaya, baru dilaksanakan kegiatan memancing. 4. Kolam Pancing Lomba Kolam pancing yang dikhususkan untuk para pemancing yang akan mencoba ketangguhan dengan menerapkan pengetahuan dan pengalamannya terhadap pemancing lain tanpa mengurangi keakraban sesamanya. Pada sistem pancing lomba, penyelenggara telah mengisikan sejumlah ikan terlebih dahulu dan menyediakan sejumlah hadiah-hadiah bagi pemenangnya. Kriteria pemenang ditentukan berdasarkan perolehan ikan terberat per ekor yang didapatkan peserta lomba mancing dan lomba mancing dilaksanakan pada hari libur atau minggu mulai dari pagi hingga sore. 27

28 5. Kolam Pancing Galatama Sistem pemancingan yang hendak mengasah keterampilan konsumen dalam memancing karena ikan hasil tangkapan tidak dibawa pulang seperti pada sistem pemancingan lainnya. Ikan yang ditebar pada kolam pemancingan jumlahnya sangat banyak. Kegiatan memancing dilakukan setiap hari dan bersifat perlombaan karena peserta perlombaan memancing akan diberi hadiah sebagai penghargaan untuk peserta yang keluar sebagai pemenangnya. Hadiah umumnya berupa uang yang jumlah nominalnya tergantung dari jumlah peserta dan kesepakatan para peserta perlombaan. Dalam setiap harinya lomba terbagi dalam beberapa babak, yang lamanya antara 2-3 jam per babak. Dalam setiap babak didapatkan hasil penentuan juara. Ikan yang diperoleh dilepaskan saat itu juga setelah dilakukan penimbangan. Dalam sistem pemancingan yang lainnya selain perbedaan utama timbang lepas, peraturan lain yang berbeda yaitu : a. Joran yang digunakan hanya satu joran saja kecuali pada empang galatama tertentu yang boleh menggunakan hingga dua buah joran. b. Dilarang menggunakan umpan hidup (cacing, kroto, dan lainnya), umpan berbahan dasar nasi dan umbi-umbian, umpan yang dapat mengambang (roti kering, pelet dan lain-lain). c. Rangkaian pancing adalah rangkaian tanpa pelampung dengan menggunakan tali pandu berpemberat. Rangkaian kail yang digunakan sebanyak satu rangkai yang berisi tiga atau kail dengan ukuran bebas. 2.5 Agrowisata Secara umum konsep agrowisata mengandung pengertian yaitu suatu kegiatan perjalanan atau wisata yang dipadukan dengan aspek-aspek kegiatan pertanian. Pengertian ini mengacu pada unsur rekreatif yang memang sudah menjadi ciri kegiatan wisata, unsur pendidikan dalam kemasan paket wisatanya, serta unsur sosial ekonomi dalam pembangunan pertanian dan perdesaan. Dari segi substansinya kegiatan agrowisata lebih menitikberatkan pada upaya menampilkan kegiatan pertanian dan suasana perdesaan sebagai daya tarik utama wisatanya tanpa mengabaikan segi kenyamanan. 28

29 Pada dasarnya agrowisata merupakan kegiatan yang berupaya mengembangkan sumberdaya alam suatu daerah yang memiliki potensi di bidang pertanian untuk dijadikan kawasan wisata. Daerah perkebunan, pusat penghasil sayuran tertentu dan wilayah perdesaan berpotensi besar menjadi objek agrowisata. Potensi yang terkandung tersebut harus dilihat dari segi lingkungan alam, letak geografis, jenis produk, atau komoditas pertanian yang dihasilkan, serta sarana dan prasarananya (Sumarwoto, 1990). Pengembangan agrowisata pada hakikatnya merupakan upaya terhadap pemanfaatan potensi atraksi wisata pertanian. Berdasarkan Surat Keputusan (SK) bersama antara Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi dan Menteri Pertanian No. KM.47/PW.DOW/MPPT-89 dan No. 204/KPTS/HK/050/4/1989 agrowisata sebagai bagian dari objek wisata, diartikan sebagai suatu bentuk kegiatan yang memanfaatkan usaha agro sebagai objek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi dan hubungan usaha di bidang pertanian. Agrowisata diberi batasan sebagai wisata yang memanfaatkan objek-objek pertanian (Tirtawinata dan Fachruddin, 1996). Sementara itu, ada juga pandangan yang menyebutkan bahwa agrowisata adalah usahatani yang pemasarannya berorientasi pada kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan pariwisata. Misalnya usaha penggemukan sapi atau budidaya sayur-sayuran yang pemasaran hasilnya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan hotel atau restoran yang melayani wisatawan. Teknologi yang diterapkan adalah teknologi usahatani yang dapat mencapai mutu produksi sesuai dengan permintaan hotel atau restoran. Jadi, agrowisata merupakan salah satu bentuk kegiatan agribisnis. Tujuan dari agrowisata adalah untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha dibidang pertanian. Melalui pengembangan agrowisata yang menonjolkan budaya lokal dalam memanfaatkan lahan, dapat pula meningkatkan pendapatan petani serta melestarikan sumberdaya lahan, serta memelihara budaya maupun teknologi lokal yang umumnya sesuai dengan kondisi lingkungan alaminya (Departemen Pertanian, 2007). Menurut Tirtawinata dan Fachrudin dalam Masang (2006), sebagai objek wisata, agrowisata selayaknya memberikan kemudahan wisatawan dengan cara memberikan pelayanan yang baik dan memuaskan, salah satunya adalah melalui 29

30 fasilitas yang diberikan. Fasilitas pada agarowisata dibagi menjadi tiga kategori yaitu : 1. Fasilitas objek, baik yang bersifat alami, buatan, atau perpaduan alami dengan buatan manusia. Fasilitas objek yang terkait dengan agrowisata diantaranya lahan, produk pertanian dan kegiatan petani mulai dari bududaya sampai pasca panen. 2. Fasilitas pelayanan, meliputi pintu gerbang, tempat parkir, pusat informasi, papan informasi, papan penunjuk jalan, jalan dalam kawasan agrowisata, toilet, tempat ibadah, tempat sampah, toko cinderamata, restoran, tempat istirahat, dan pramuwisata. 3. Fasilitas pendukung, jalan menuju lokasi, komunikasi dan promosi, keamanan, sistem perbankan, dan pelayanan kesehatan. 2.6 Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan Romadhani (2005) mengenai Tingkat Kepuasan Pelanggan Terhadap Mutu Pelayanan Rumah Makan Pemancingan Lumintu 1001 di Klaten Jawa Tengah. Dalam penelitian ini menggunakan dimensi kualitas pelayanan yang terdiri dari tangible, reliabilty, responsive, assurance dan empathy. Setiap dimensi memiliki atribut-atribut yang menyangkut mutu pelayanan pemancingan, penilaian dilakukan dengan skala Likert 1-5 berdasarkan tingkat kepuasan dan kepentingan konsumen. Alat analisis yang digunakan adalah Importance Performance Analysis dan dilengkapi indikatorindikator skala kuesionernya. Dari hasil IPA diperoleh atribut yang dianggap paling penting adalah Sanitary Kit (toilet, pencuci tangan, cermin), kebersihan ruangan, citarasa makanan dan minuman, keramahan pelayanan, dan fasilitas pemancingan. Penelitian yang dilakukan Leny (2007) mengenai Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Mutu Pelayanan Pemancingan Nila Kencana di Kecamatan Cijambe Kabupaten Subang. Dalam penelitian ini menggunakan dimensi kualitas pelayanan yang terdiri dari tangible, reliabilty, responsive, assurance dan empathy. Setiap dimensi memiliki atribut-atribut yang menyangkut mutu pelayanan pemancingan, penilaian dilakukan dengan skala Likert 1-5 berdasarkan 30

31 tingkat kepuasan dan kepentingan konsumen. Alat analisis yang digunakan adalah Importance Performance Analysis dan dilengkapi indikator-indikator skala kuesionernya. Dari hasil IPA diperoleh atribut yang dianggap penting adalah kemudahan komunikasi dengan konsumen, variasi jenis ikan dan kelengkapan peralatan pemancingan. Penelitian yang dilakukan oleh Dini (2008) mengenai Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Wisata Pemancingan Fishing Valley Bogor Berdasarkan Dimensi Mutu Pelayanan lebih mengetahui tingkat kepuasan konsumen pemancingan Fishing Valley terhadap atribut dan mutu pelayanannya. Penelitian ini memiliki keunikkan dari segi lokasi yaitu wisata pemancingan terbesar di Bogor. Penelitian ini menggunakan alat analisis Importance Performance Analysis dan dilengkapi indikator-indikator skala kuesionernya. Atribut-atribut yang diteliti mengunakan dimensi mutu pelayanan jasa serta tidak ada atribut harga. Andika (2007), melakukan penelitian mengenai Analisis Tingkat Kepuasan Pengunjung Agrowisata Little Farmes Cisarua Kabupaten Bandung Utara. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif, IPA (Importance Performance Analysis) dan CSI (Customer Statisfaction Index). Nilai CSI sebesar 79,12 persen menunjukkan bahwa konsumen merasa puas dengan kinerja pelayanan yang diberikan agrowisata little farmes. Perusahaan perlu meningkatkan kinerja pada atribut kebersihan lokasi dan pelayanan informasi. Oktaviani (2006) dalam penelitiannya mengenai Analisis Kepuasan Pengunjung Terhadap Kinerja Kebun Wisata Pasirmukti Bogor dan Implikasinya Terhadap Bauran Pemasaran. Penelitiannya menggunakan alat analisis IPA (Importance Performance Analysis), CSI (Customer Statisfaction Index) dan Analisis Gap untuk melihat tingkat kepentingan atribut-atribut kinerja pelayanan kebun wisata Pasirmukti Bogor. Okky (2007), meneliti tentang Analisis Preferensi Pengunjung Terhadap Atribut Wisata Kusuma Wisata Agrowisata Kota Batu Jawa Timur. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriftif dan kuantitatif. Metode kuantitatif menggunakan analisis konjoin yang bertujuan untuk mengetahui 31

32 preferensi pengunjung dengan mengukur nilai kegunaan dan nilai penting dari tiap atribut. Nilai kegunaan menunjukkan preferensi pengunjung terhadap taraf suatu atribut dimana nilai kegunaan tertinggi dari suatu taraf cenderung disukai. Nilai penting relatif menunjukkan atribut yang mempengaruhi pengunjung. Output yang dihasilkan oleh analisis konjoin berupa data uraian atribut dan taraf yang dinilai penting oleh pengunjung. Penelitian terdahulu adalah sebagai dasar acuan untuk melakukan penelitian mengenai kepuasan konsumen terhadap wisata Pemancingan Ajo. Dari penelitian terdahulu diatas penelitian yang telah dilakukan terkait dengan penggunaan 5 dimensi kualitas pelayanan yang terdiri dari tangible, reliabilty, responsive, assurance dan empathy serta atribut-atribut di dalamnya yang menyangkut kinerja pelayanan. Alat analisis yang digunakan yaitu Importance Performance Analysis dan dilengkapi indikator-indikator skala kuesionernya. Perbedaan penelitian adalah dari pemilihan lokasi wisata serta atribut-atribut dari tempat wisata masing-masing. Perbedaan dengan penelitian terdahulu adalah dengan penelitian mengenai Kepuasan Konsumen Wisata Pemancingan Ajo di Kabupaten Karawang adalah dari pemilihan lokasi penelitian, serta alat analisis yang digunakan tetapi dimensi yang digunakan sama dengan atribut yang berbeda. 32

33 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kepuasan Konsumen Menurut Sumarwan (2003), konsumen merupakan inti dari proses pertukaran produk atau jasa dari perusahaan. Konsumen dibedakan menjadi dua yaitu konsumen individu dan konsumen organisasi. Konsumen individu membeli barang dan jasa untuk digunakan sendiri atau digunakan oleh anggota keluarga lain atau digunakan oleh seluruh keluarganya atau untuk orang lain. Konsumen organisasi meliputi organisasi-organisasi bisnis, yayasan, lembaga sosial, kantor pemerintah dan lembaga lainnya. Semua jenis organisasi ini membeli produk dan jasa untuk menjalankan kegiatan organisasi. Kepuasan konsumen muncul dari dalam hati konsumen dengan perasaan senang atau kecewa setelah membandingkan persepsi atau kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan harapan-harapannya. Jika kinerja berada memenuhi harapan, maka pelanggan puas tetapi jika kinerja berada di bawah harapan, maka konsumen tidak puas. Kepuasan tinggi menciptakan kelekatan emosional terhadap merk tertentu, bukan hanya kesukaan atau preferensi rasional, hasilnya adalah kesetiaan konsumen yang tinggi, Kotler (2005). Menurut Rangkuti (2000), kepuasan konsumen adalah respon konsumen terhadap ketidaksesuaian antara tingkat kepentingan sebelumnya dan kinerja aktual yang dirasakannya setelah pemakaian. Kepuasan konsumen dipengaruhi oleh kualitas produk, harga dan faktor-faktor yang bersifat pribadi. Salah satu faktor yang menentukan kepuasan konsumen adalah persepsi mengenai kualitas jasa yang berfokus pada lima dimensi yaitu responsiveness, reliabilty, emphaty, assurance dan tangible. Kepuasan konsumen menurut Umar (2005), dibagi menjadi dua jenis kepuasan yaitu kepuasan fungsional dan kepuasan psikologikal. Kepuasan fungsional adalah kepuasan yang diperoleh dari fungsi suatu produk yang dimanfaatkan sedangkan kepuasan psikologikal adalah kepuasan yang diperoleh dari atribut yang bersifat tidak berwujud dari produk tersebut. Irawan (2004), kepuasan konsumen diartikan sebagai pengukuran kualitatif dari luaran yang dikonsumsi oleh konsumen. Dalam jangka panjang kepuasan konsumen yang semakin tinggi akan meningkatkan daya saing 33

34 perusahaan, daya saing industri dan berpengaruh terhadap daya saing suatu negara. Dalam jangka pendek tidak terlihat hubungan antara kepuasan konsumen dan tingkat profitabilitas, karena kepuasan konsumen adalah strategi defensif, maka kemampuannya untuk mempertahankan konsumen itulah yang pada akhirnya mempengaruhi keuntungan jangka panjang Nilai Kepuasan Konsumen Suhartanto (2001) menyatakan bahwa kepuasan adalah konsep yang jauh lebih luas dari hanya sekedar penilaian kualitas pelayanan, tetapi juga di pengaruhi oleh faktor-faktor lain. Kepuasan konsumen juga dipengaruhi oleh persepsi konsumen terhadap kualitas jasa, kualitas produk, kualitas harga serta faktor situasi dan personal konsumen. Nilai Produk Nilai Pelayanan Nilai Karyawan Nilai Citra Biaya Moneter Biaya Waktu Nilai Konsumen Total Biaya Konsumen Total Nilai yang diberikan kepada Konsumen Biaya Energi Biaya Mental Sumber : Kotler (2005) Gambar 1. Penentuan Nilai Yang Diberikan Kepada Konsumen. 34

35 Menurut Kotler (2005), nilai bagi konsumen adalah selisih antara nilai konsumen total dengan biaya konsumen total. Nilai konsumen total adalah sekumpulan manfaat yang diharapkan oleh konsumen dari produk atau jasa tertentu. Biaya konsumen total adalah sekumpulan biaya yang diharapkan oleh konsumen yang dikeluarkan untuk mengevaluasi, mendapatkan, menggunakan dan membuang produk. Rangkuti (2003), mengembangkan suatu model, yang menunjukkan bahwa konsumen (membeli atau tidak) suatu produk berdasarkan lima komponen nilai, yaitu: 1. Nilai Fungsi adalah manfaat suatu produk dikaitkan dengan kemampuan produk tersebut untuk memenuhi fungsinya dari sudut pandang pertimbangan ekonomi. 2. Nilai Sosial adalah suatu produk dikaitkan dengan kemampuan produk tersebut untuk mengindentifikasi penggunaannya dengan satu kelompok sosial tertentu 3. Nilai Emosi adalah manfaat suatu produk dikaitkan dengan kemampuan produk tersebut untuk membangkitkan perasaan penggunaannya. 4. Nilai Epistem adalah manfaat suatu produk dikaitkan dengan kemampuan produk tersebut untuk memenuhi keingintahuan pemakainya 5. Nilai Kondisi adalah manfaat suatu produk dikaitkan dengan kemampuan produk tersebut untuk memenuhi keperluan penggunaannya pada saat dan kondisi tertentu Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen Irawan (2004), terdapat lima faktor pendorong utama kepuasan konsumen yaitu kualitas produk, harga, service quality, emotional factor dan kemudahan untuk mempertahankan produk atau jasa tersebut, yaitu : 1. Faktor-faktor pendorong kepuasan konsumen terhadap kualitas produk, yaitu: a) Performance adalah dimensi yang paling mendasar dan berhubungan dengan fungsi utama suatu produk. b) Reliabiltiy adalah dimensi yang menunjukkan probabilitas produk yang gagal menjalankan fungsinya. 35

36 c) Feature adalah dimensi yang dapat dikatakan sebagai aspek sekunder dan menjadi target para produsen untuk berinovasi dalam upaya memuaskan konsumen. d) Durability menunjukkan suatu pengukuran terhadap siklus produk secara teknis maupun waktu. e) Conformance menunjukkan seberapa jauh suatu produk dapat menyamai standar atau spesifikasi tertentu. f) Design adalah dimensi yang menawarkan aspek emosional dalam mempengaruhi kepuasan konsumen. 2. Penentuan harga dapat dilihat dari daya beli konsumen. Harga murah merupakan sumber kepuasan yang penting karena konsumen akan mendapatkan nilai uang yang tinggi. Sebaliknya komponen harga relatif tidak penting bagi mereka yang tidak sensitif terhadap harga. 3. Kualitas pelayanan sangat bergantung oleh tiga hal yaitu sistem, teknologi dan manusia. 4. Faktor pendorong kepuasan konsumen yang ke empat adalah emotional factor, relarif unik. Untuk kategori yang berhubungan dengan gaya hidup, faktor ini cukup penting menentukan kepuasan konsumen. Untuk produkproduk yang sifatnya sangat fungsional, faktor kepentingan dari faktor pendorong ini juga relatif kecil. 5. Kemudahan mendapatkan produk adalah berkaitan dengan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan produk atau jasa tersebut. Konsumen akan semakin puas apabila relatif mudah, nyaman dan efisien dalam mendapatkan produk atau jasa pelayanan. Gerson (2004), kepuasan konsumen adalah persepsi konsumen bahwa harapannya telah terpenuhi atau terlampaui. Bila sebuah produk atau jasa memenuhi atau melampaui harapan konsumen maka konsumen merasa puas. Menurut Wellington (1998), unsur pemberi kepuasan konsumen adalah : 1. Unsur produk yaitu ketersediaan, mutu, perwujudan, citra, nilai tukar dengan uang dan pemenuhan harapan. 2. Unsur penjualan yaitu pemasaran, komunikasi verbal, lingkungan pembeli, staf, dokumentasi dan varaibel pembelian. 36

37 3. Unsur purna jual yaitu mempertahankan perhatian yang tinggi dan penanganan keluhan. 4. Unsur lokasi yaitu lokasi, akses, keamanan dan kenyamanan, serta menyediakan kebutuhan khusus konsumen. 5. Unsur waktu yaitu jam kerja, kecocokkan dan ketersediaan produk, serta kecepatan transaksi. 6. Unsur budaya yaitu etika, tingkah laku, hubungan internal, hubungan eksternal dan mutu pengalaman pembeli. Menurut Parasuraman dalam (Zeithamal, 1990) terdapat 5 dimensi kualitas pelayanan yang harus dipenuhi oleh penyedia jasa untuk dapat menilai kualitas pelayanan dalam suatu perusahaan jasa ke lima dimensi tersebut sebagai berikut: 1. Tangible, atau bukti fisik yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya pada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa yang meliputi fasilitas fisik (gedung, gudang, dan lainnya), teknologi (peralatan dan perlengkapan yang dipergunakan), serta penampilan pegawainya. Secara singkat dapat diartikan sebagai penampilan fasilitas fisik, peralatan, personil, dan materi komunikasi 2. Reliability, atau keandalan yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Harus sesuai dengan harapan pelanggan berarti kinerja yang tepat waktu, pelayanan tanpa kesalahan, sikap simpatik dan dengan akurasi tinggi. Secara singkat dapat diartikan sebagai kemampuan untuk memberikan layanan yang dijanjikan secara akurat, tepat waktu, dan dapat dipercaya. 3. Responsivenes, atau ketanggapan yaitu suatu kemauan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian informasi yang jelas. Membiarkan konsumen menunggu tanpa alasan yang jelas menyebabkan persepsi yang negatif dalam kualitas pelayanan. Secara singkat dapat diartikan sebagai kemauan untuk membantu pelanggan dengan memberikan layanan yang baik dan cepat. 37

38 4. Assurance, atau jaminan dan kepastian yaitu pengetahuan, kesopan santunan, dan kemampuan para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya pelanggan kepada perusahaan. Terdiri dari komponen: komunikasi (Communication), kredibilitas (Credibility), keamanan (Security), kompetensi (Competence), dan sopan santun (Courtesy). Secara singkat dapat diartikan sebagai pengetahuan dan keramahtamahan personil dan kemampuan personil untuk dapat dipercaya dan diyakini. 5. Empathy, atau kepedulian yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada pelanggan dengan berupaya memahami keinginan konsumen dimana suatu perusahaan diharapkan memiliki suatu pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan. Secara singkat dapat diartikan sebagai usaha untuk mengetahui dan mengerti kebutuhan pelanggan secara individual Jasa Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya hanya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik (Kotler, 2005). Menurut Rangkuti (2003), jasa ialah pemberian suatu kinerja atau tindakan tak kasat mata dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya jasa diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan, dimana interaksi antara pemberi jasa dan penerima jasa mempengaruhi hasil jasa tersebut. Perbedaan antara barang dan jasa dapat ditinjau dari karakteristiknya. Menurut Kotler (2005) ada empat karakteristik pokok jasa yang membedakannya dengan barang, yaitu: a. Tidak Berwujud (Intangible) Jasa yang bersifat intangible artinya tidak dapat dilihat, diraba, dirasa, didengar ataupun dicium sebelum dibeli. Seseorang tidak dapat menilai hasil dari jasa sebelum membeli jasa tersebut terlebih dahulu. Pelanggan akan melihat dari tempat, orang, peralatan, alat komunikasi, simbol dan harganya untuk mencari 38

39 bukti dan kualitas jasa yang diinginkan tersebut. Tugas penyedia jasa adalah memberikan bukti-bukti fisik untuk mewujudkan sesuatu yang abstrak. b. Tidak Terpisahkan (Inseparable) Umumnya jasa dijual terlebih dahulu kemudian diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan dimana penyedia jasa juga merupakan bagian dari jasa tersebut, baik penyedia maupun pelanggan akan mempengaruhi hasil dari jasa tersebut. c. Bervariasi (Variabile) Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan monstandardized output yang berarti bahwa terdiri dari banyak variasi bentuk, kualitas, dan jenis, tergantung kepada siapa, kapan, dan dimana jasa tersebut dihasilkan. Komponen manusia terlibat jauh lebih besar pada industri jasa yang bersifat people-based daripada jasa bersifat equipment-based yang berarti hasil dari operasi jasa yang bersifat people-based cenderung kurang terstandardisasi dan seragam dibandingkan jasa yang bersifat equipment-based. Pembeli jasa seringkali meminta pendapat dari orang lain sebelum memutuskan untuk memilih penyedia jasa. d. Mudah Lenyap (Perishable) Jasa merupakan komoditas yang tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan jika permintaan terhadap jasa bersifat konstan, sehingga bila tidak digunakan maka jasa tersebut akan berlalu begitu saja. Umumnya permintaan jasa bervariasi dan dipengaruhi faktor musiman. Perusahaan harus mengevaluasi kapasitas dengan cara substitusi dari penyedia jasanya guna menyeimbangkan penawaran dan permintaan terhadap jasa pada kondisi yang tidak menentu Klasifikasi Jasa Menurut Kotler (2005) produk dan jasa dapat ditawarkan kepada pasar dengan berbagai klasifikasi sebagai berikut : a. Produk Berwujud Murni Penawaran yang hanya terdiri dari produk fisik, misalnya : sabun mandi, pasta gigi atau sabun cuci tanpa adanya jasa atau pelayanan lainnya yang menyertai produk tersebut 39

40 b. Produk Berwujud Disertai Layanan Penawaran yang terdiri dari suatu produk fisik yang disertai dengan satu atau beberapa layanan untuk meningkatkan daya tarik pelanggannya dimana penjualannya tergantung kepada kualitas produk tersebut dan tersedianya pelayanan pelanggan, seperti : tersedianya ruang pamer, perbaikan dan pemeliharaan, operator dan sebagainya. c. Campuran Tawaran ini memberikan barang dan jasa dengan proporsi yang sama, misalnya pelanggan dapat menikmati makanan dan pelayanan yang ditawarkan secara bersamaan di restoran d. Jasa Utama yang Disertai Barang dan Jasa Tambahan Tawaran yang terdiri dari jasa utama yang disertai jasa tambahan dan barang pendukung lainnya, contohnya bila pelanggan ingin menaiki pesawat terbang. Hal ini berarti pelanggan telah membeli jasa transportasi dan pelanggan dapat menikmati pelayanan yang ditawarkan, seperti: makanan, minuman, majalah penerbangan selama pelayanan. Pelanggan harus naik pesawat terbang terlebih dahulu untuk dapat menikmati produk yang ditawarkan selama perjalanan. e. Jasa Murni Tawaran yang diberikan hanya berupa jasa, seperti : menjaga bayi, memijat, dan psikoterapi Atribut-Atribut Atribut produk adalah unsur produk yang dianggap penting oleh konsumen dan dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan. Suatu produk pada dasarnya adalah kumpulan-kumpulan atribut dan setiap produk baik barang atau jasa dapat dideskripsikan dengan menyebutkan atribut-atributnya. Atribut dapat menjadai penilaian tersendiri bagi konsumen terhadap suatu produk. Konsumen melakukan penilaian dengan evaluasi terhadap atribut produk. Didalam mengukur evaluasi tersebut terdapat dua sasaran pengukuran yaang penting yaitu mengindentifikasi kriteria evaluasi yang mencolok dan memperkirakan valiensi relatif dari masing-masing atribut produk (Engel, Blackwell dan Miniar, 1994). 40

41 Menurut Simamora (2002) yaitu beberapa cara yang dipakai untuk mengetahui atribut produk yaitu: 1. Metode Judgement yaitu peneliti menentukan atribut produk, akurasi atribut tergantung dari kredibilitas peneliti dan karena kredibilitas bersifat subjektif maka akurasi juga subjektif. 2. Metode Focus Grup yaitu peneliti mengumpulkan beberapa responden yang dianggap memahami produk yang kemudian secara bersama-sama membahas secara mendalam tentang atribut produk. 3. Metode Brain Stroming yaitu menampung semua ide yang masuk. Kelemahannya adalah atribut yang masuk terlalu banyak sehingga di mungkinkan masuknya ide-ide aneh dan tidak masuk akal Konsep Bauran Pemasaran Pemasaran merupakan suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain (Kotler, 2000). Menurut Rangkuti (2003), pemasaran jasa tidak sama dengan pemasaran produk. Perbedaaan tersebut terletak pada : 1. Pemasaran jasa lebih bersifat intangible dan immaterial karena produknya hanya dapat dirasakan. 2. Produk jasa dilakukan saat konsumen berhadapan dengan petugas sehingga pengawasan kualitasnya dilakukan segera. 3. Interaksi dengan konsumen dan petugas adalah penting untuk mewujudkan produk yang dibentuk. Pemasaran jasa merupakan upaya pemenuhan kebutuhan kepuasan pelanggan atau konsumen. Dengan demikian keberadaan konsumen atau pelanggan sangat diutamakan dalam pemasaran jasa. Manajemen pemasaran jasa lebih merupakan suatu proses analisis tentang perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian bauran pemasaran itu sendiri. Dalam melakukan aktifitas pemasarannya, para pemasar menggunakan sejumlah alat untuk mendapatkan tanggapan yang diinginkan dari pasar sasaran mereka dan alat-alat tersebut kemudian membentuk suatu bauran pemasaran. 41

42 Bauran pemasaran (marketing mix) adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Bauran pemasaran jasa merupakan penggabungan dari variabel bauran pemasaran bukan jasa (barang) ditambah dengan unsur partisipan, proses, serta bukti fisik. Menurut Payne (2000), bauran pemasaran jasa terdiri dari produk (product), harga (price), promosi (promotion), saluran distribusi (place), orang atau partisipan (people), proses (process) dan bukti fisik (physical evidence). 1. Produk (product) Produk adalah konsep keseluruhan atas objek atau proses yang memberikan nilai bagi para pelanggan. Kotler (2000) menyatakan produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk dapat diperhatikan, dimiliki, dipakai, atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan suatu keinginan atau suatu kebutuhan. Produk jasa merupakan rangkaian perumusan nilai yang kompleks, misalnya orang membeli jasa untuk memecahkan masalah dan mereka melekatkan nilai pada jasa dalam kaitannya untuk memecahkan masalah tersebut. Nilai yang diberikan oleh konsumen dalam hubungannya dengan manfaat yang mereka terima. Keputusan mengenai macam jasa yang akan ditawarkan perlu dipertimbangkan dari segi positioning perusahaan maupun penawaran jasa pesaing dan untuk menyampaikan jasa-jasa baru yang akan ditawarkan kepada konsumen harus konsisten dengan kompetensi perusahaan (Payne, 2000). 2. Harga (price) Kotler (2000) mendefinisikan harga adalah sejumlah nilai uang yang bersedia dibayarkan oleh konsumen untuk mendapatkan produk dan jasa. Strategi bauran pemasaran harga yang dapat dilakukan perusahaan meliputi strategi pendapatan harga, tingkat harga, keseragaman harga, potongan harga serta syaratsyarat pembayaran. Keputusan-keputusan penetapan harga sangat signifikan dalam menentukan nilai bagi pelanggan dan memainkan peran penting dalam pembentukan citra terhadap jasa itu sendiri dan harga juga memberikan persepsi mengenai kualitas. Keputusan penetapan harga khususnya untuk jasa adalah penting karena karakteristik produk jasa yang sifatnya tidak berwujud. Harga 42

43 yang dikenakan pada suatu jasa memberikan sinyal mengenai jasa tersebut kepada pelanggan yang akan menerimanya (Payne, 2000). 3. Tempat (place) Keputusan-keputusan lokasi dan saluran distribusi meliputi pertimbangan mengenai cara menyampaikan jasa kepada pelanggan dan dimana jasa harus ditempatkan. Tempat juga mempunyai arti penting karena lingkungan dimana jasa disampaikan, dan bagaimana jasa disampaikan, merupakan bagian dari nilai dan manfaat jasa yang dipersepsikan. Para pemasar jasa harus berupaya mengembangkan pendekatan-pendekatan penyampaian jasa yang sesuai yang menghasilkan keunggulan kompetitif bagi perusahaan mereka (Payne, 2000). 4. Promosi (promotion) Promosi adalah alat yang dapat digunakan organisasi jasa untuk berkomunikasi dengan pasar sasarannya. Unsur promosi dalam bauran pemasaran jasa membentuk peranan penting dalam membantu mengkomunikasikan positioning jasa kepada pelanggan dan pasar-pasar relationship lainnya. Promosi mambantu pelanggan membuat penilaian tawaran jasa dengan lebih baik. Payne (2000) menyatakan, promosi jasa mencakup beberapa bidang utama antara lain, peiklanan, penjualan personal, promosi penjualan, hubungan masyarakat serta pos langsung (direct mail). 5. Orang/partisipan (people) Orang-orang merupakan bagian penting dalam pengelolaan dan pemasaran jasa. Orang merupakan semua partisipan yang memainkan sebagian pelayanan jasa, yaitu peran selama proses dan konsumsi jasa yang berlangsung dalam waktu tertentu, atau orang merupakan penyedia jasa untuk mengelola bukti fisik atau menyatakan produk yang tidak ada (Payne, 2000). Kesuksesan pemasaran suatu jasa sangat tergantung pada seleksi, pelatihan, motivasi dan manajemen sumber daya manusia. Pentingnya orang dalam pemasaran jasa mengarah pada minat yang lebih besar dalam pemasaran internal. 43

44 6. Proses (process) Faktor utama di dalam bauran pemasaran jasa adalah proses-proses dimana jasa diciptakan dan disampaikan kepada pelanggan, karena para pelanggan akan mempersepsikan sistem penyampaian jasasebagai bagian dari jasa itu sendiri. Menurut Nirwana (2004), proses adalah elemen terstruktur yang dibangun untuk menyampaikan jasa kepada pelanggannya. Pendekatan yang berorientasi pada proses akan melibatkan dua hal berikut ini : 1. Membagi proses ke dalam tahapan-tahapan logis dan tahapan untuk memfasilitasi pengendalian dan analisis. 2. melibatkan variable-variabel proses yang mengarahkan pada hasil yang berbeda-beda yang disebablan oleh penilaian dan pilihan pelanggan yang dapat berubah. 7. Bukti fisik (physical evidence) Payne (2000) mengungkapkan bukti fisik adalah lingkungan fisik perusahaan jasa dimana layanan diciptakan dan dimana penyedia jasa dan pelanggan berinteraksi, ditambah unsur-unsur berwujud yang ada yang dipakai untuk berkomunikasi atau mendukung peran jasa. Bukti fisik sangat membantu positioning suatu perusahaan jasa dan memberi dukungan nyata terhadap pengalaman jasa yang diharapkan. Mutu jasa suatu perusahaan jasa dapat dilihat dari bukti fisik dan cara penyajian jasa yang mereka lakukan. Suatu wisata agro akan mengembangkan gaya yang dapat diamati dalam menangani pelanggannya sehingga dapat menyampaikan tawaran nilai kepada konsumen yang dituju, baik berupa kebersihan, kecepatan, atau manfaat lain. 44

45 3.2 Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian mengenai Analisis Kepuasan Konsumen Wisata Pemancingan Ajo merupakan survei yang dilaksanakan di Kabupaten Karawang Propinsi Jawa Barat yang terletak di Jl. Raya Pintu Tol Karawang Barat. Objek wisata pemancingan di Kabupaten Karawang semakin banyak didirikan hal ini dapat dijumpai dari beberapa tempat wisata pemancingan yang ada, hal tersebut tentunya dapat menciptakan suatu persaingan. Persaingan tersebut dapat dilihat dari penyediaan fasilitas yang ditawarkan oleh masingmasing pihak pemancingan kepada konsumen. Adanya tingkat persaingan maka wisata Pemancingan Ajo perlu meningkatkan kualitas pelayanan dan penyediaan fasilitas tambahan yang mendukung wisata agar konsumen tidak berpindah ke tempat wisata pemancingan lain. Keluhan konsumen terhadap kinerja pelayanan menjadi suatu kendala yang harus diperhatikan dan diatasi, keluhan tersebut sering disampaikan konsumen kepada karyawan maupun langsung diutarakan kepada pemilik pemancingan. Pihak pengelola Pemancingan Ajo terus berusaha meningkatkan kepuasan konsumen dengan mengembangkan usahanya melalui pembangunan fasilitas-fasilitas tambahan yang mendukung wisata. Oleh karena itu perlu mengetahui karakteristik konsumen dan penilaian terhadap atribut-atribut yang ditawarkan oleh pihak manajemen wisata Pemancingan Ajo sehingga dapat mengembangkan usahanya dan terus bersaing dalam usaha wisata pemancingan yang terus berkembang. Konsumen wisata Pemancingan Ajo mempunyai beragam karakteristik mulai dari usia, jenis kelamin, domisili, status pernikahan, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan. Untuk melihat karakteristik pengunjung wisata Pemancingan Ajo maka digunakan analisis deskriftif sehingga dapat diketahui status kelompok konsumen tersebut. Konsumen juga dapat memberikan penilaian terhadap atributatribut yang ditawarkan oleh pihak manajemen wisata Pemancingan Ajo. Penilaian terhadap atribut tersebut dapat mempengaruhi kinerja pelayanan yang diberikan. Berdasarkan uraian diatas, maka penting mengetahui seberapa besar kinerja pelayanan yang diberikan kepada konsumen sehingga konsumen merasa puas terhadap kinerja yang diberikan pihak manajemen. Atribut atribut 45

46 dikategorikan kedalam 5 Dimensi servqual (service quality) yaitu tangible (bukti fisik), reliability (keandalan), responsive (ketanggapan), assurance (jaminan), dan empathy (kepedulian). Hasil penilaian konsumen terhadap atribut-atribut tersebut kemudian dianalisis menggunakan analisis GAP yaitu dengan membandingkan kinerja pelayanan yang diberikan dengan harapan yang diinginkan konsumen sehingga pihak manajemen dapat merumuskan implikasi kebijakan pemasarannya berdasarkan 7P yaitu product, price, place, promotion, proses, people, physic. Kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada gambar 2 berikut: 46

47 Wisata Pemancingan Ajo Persaingan usaha wisata pemancingan Keluhan konsumen terhadap kinerja pelayanan wisata Pemancingan Ajo Analisis kepuasan konsumen wisata Pemancingan Ajo Karakteristik konsumen (usia, jenis kelamin, domisili, status pernikahan, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan) Dimensi Servqual Tangible Reliability Responsive Assurance Empathy Analisis Deskriftif Analisis Gap Rekomendasi Kebijakan Pemasaran (7P) Gambar 2. Diagram Kerangka Pemikiran Operasional 47

48 IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di wisata Pemancingan Ajo di Kabupaten Karawang Jl. pintu tol Karawang Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja sebagai pertimbangan bahwa sektor pertanian pada umumnya dan sektor perikanan khususnya merupakan ciri dominan perekonomian daerah tersebut, dimana kondisi geografis dan sumber daya alamnya mendukung untuk kegiatan pertanian dan perikanan. Wisata Pemancingan Ajo dipilih sebagai objek penelitian karena Pemancingan Ajo adalah pemancingan terbesar di Kabupaten Karawang dengan luas 3,8 ha. Belum pernah ada yang meneliti di Pemancingan Ajo, oleh karena itu menarik untuk dilakukan penelitian mengenai kepuasan konsumen. Penelitian dilakukan dari bulan Maret-Mei Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang di peroleh dari pemancingan. Observasi merupakan pengumpulan data primer dengan mengamati langsung perilaku dan kegiatan konsumen selama berkunjung ke lokasi wisata Pemancingan Ajo dan melihat aktivitas yang dilakukan pihak pengelola dan staff nya. Proses pengambilan data primer dilakukan melalui wawancara. Wawancara dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada pihak pengelola. Kuesioner yang diberikan kepada responden berupa pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup. Pertanyaan terbuka berupa pertanyaan yang diberikan dengan memberikan kebebasan jawaban dari responden. Sedangkan pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang disediakan alternatif jawabannya dalam hal ini diperlukan untuk mengetahui karakteristik konsumen. Data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan. Studi kepustakaan tersebut berupa literatur, buku, dan internet. 48

49 4.3 Metode Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode Judgment Sampling yang didasarkan pada kriteria tertentu yang telah ditetapkan. Metode pengambilan sampel dilakukan melalui wawancara berdasarkan pertimbangan tertentu dengan syarat responden sebagai berikut : 1. Responden minimal berusia 17 tahun keatas karena diasumsikan mampu menjawab dan menganalisis pertanyaan. 2. Responden adalah pengunjung pemancingan baik secara individu maupun secara keluarga. 3. Responden telah berkunjung minimal dua kali ke Pemancingan Ajo dalam waktu 1 bulan Pada tahap pelaksanaan penelitian, pemgambilan sampel yang akan dilakukan terlebih dahulu ditentukan jumlah dan ukurannya. Salah satu cara menentukan jumlah atau ukuran sampel yaitu dengan menggunakan rumus Slovin (Umar, 2005) : N n = 1 + Ne 2 Ket : N = Jumlah Pengunjung Wisata Pemancingan Ajo n = Jumlah Responden Wisata Pemancingan Ajo E = Kesalahan dalam mengambil sampel yang ditetapkan sebesar 10 % Berdasarkan rumus penentuan jumlah sampel jumlah konsumen Pemancingan Ajo yang menjadi responden yaitu sebanyak 100 orang. Jumlah pengunjung didapatkan dari rata-rata kunjungan konsumen yang datang pada hari kerja dan hari libur. Pada hari kerja diperoleh 60 pengunjung dan pada hari libur diperoleh 250 pengunjung artinya dalam waktu 1 bulan diperoleh rata-rata 2000 pengunjung. Penghitungan jumlah konsumen yang menjadi responden Pemancingan Ajo n = (0,1) 2 = 100 responden 49

50 4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data Analisis Gap Analisis Gap digunakan untuk melihat kesenjangan yang terjadi antara harapan dan kinerja suatu produk atau jasa, dengan cara mengukur selisih antara harapan yang dimiliki pengunjung dan kenyataan yang diterima sesuai dengan atribut-atribut dari kepuasan. Nilai kesenjangan akan memberikan informasi mengenai masalah suatu produk telah memenuhi harapan konsumennya (Lovelock dan Lauren, 2005) Keterbatasan Penelitian Pada analisis gap penilaian kinerja berdasarkan penilaian konsumen terhadap setiap atribut dalam setiap dimensi. Penilaian konsumen terhadap kinerja yaitu penilaian pada skala 1-5 pada masing-masing atribut. Penilaian harapan konsumen diasumsikan pada kategori empat pada skala jawaban dari setiap atribut. Hasilnya adalah apabila kinerja kurang dari harapan maka hasilnya tidak puas, apabila kinerja sama dengan harapan maka hasilnya puas, sedangkan kinerja lebih besar dari harapan maka hasilnya adalah sangat puas Analisis Deskriptif Suatu metode dalam meneliti status sekelompok orang, objek, set kondisi, sistem pemikiran atau suatu peristiwa. Tujuannya untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu kejadian (Nazir, 2005). Analisis deskriftif dalam penelitian ini adalah untuk melihat karakteristik umum pengunjung wisata Pemancingan Ajo. Data diperoleh dari kuesioner dan wawancara kemudian ditabulasikan dalam kerangka tabel, pengelompokkan responden dibagi dalam variabel pertanyaan meliputi nama responden, jenis kelamin, usia, tempat tinggal, status pernikahan, banyaknya kunjungan, pendidikan, pekerjaan, dan pengeluaran pendapatan perbulan. 50

51 Tabel 4. Dimensi dan Atribut-Atribut Wisata Pemancingan Ajo Atribut Servqual Tangible (Bukti Fisik) Atribut-atribut 1. Penampilan Karyawan 2. Variasi jenis ikan 3. Kondisi kolam pemancingan 4. Informasi daftar harga 5. Kebersihan lokasi 6. Jumlah kolam pemancingan 7. Luas areal parkir 8. Fasilitas Pendukung Pemancingan. Reliability (Keandalan) Responsive (Ketanggapan) Assurance (Jaminan) Empathy (Kepedulian) 1. Kualitas ikan pada kolam pemancingan harian 2. Kualitas ikan pada kolam pemancingan lomba 3. Sistem pemancingan yang ditawarkan 4. Lokasi Pemancingan 5. Aksesibilitas (akses menuju wisata pemancingan) 6. Waktu buka wisata pemancingan : Senin-jumat WIB Sabtu-minggu WIB 7. Kebebasan waktu memancing 1. Kecepatan melayani konsumen 2. Ketanggapan karyawan melayani keluhan kosumen (mengatasi masalah alat pancing, umpan dan perlengkapan pendukung lainnya) 3. Sambutan karyawan terhadap para pengunjung 4. Kecermatan karyawan terhadap pesanan konsumen. 1. Kenyamanan saat memancing 2. Keramahan karyawan 3. Keamanan 1. Fasilitas mushola 2. Fasilitas sarana toilet 3. Pusat informasi dan Pengaduan keluhan konsumen 4. Kemudahan menghubungi pemancingan 5. Fasilitas pendukung 6. Wisata pemancingan Definisi Operasional 1. Atribut produk : Sifat yang dimiliki suatu produk yang akan membentuk karakteristik produk tersebut. 2. Konsumen : Orang yang melakukan pembelian serta menikmati produk atau jasa dari fasilitas yang ditawarkan pemancingan. 3. Karyawan : Pegawai yang bertugas melayani konsumen pemancingan. 51

52 4. Responden : Konsumen terpilih yang bersedia mengisi kuesioner penelitian minimal berumur 17 tahun. 5. Penampilan Karyawan : Penampilan secara menyeluruh mulai dari pakaian dan kebersihannya. 6. Variasi Jenis Ikan : Jenis ikan yang dimasukkan kolam pemancingan terdiri dari ikan mas, ikan nila, ikan gurame. 7. Kondisi kolam pemancingan : Keadaan kolam pemancingan 8. Informasi daftar harga : Kemudahan konsumen memperoleh informasi harga ikan pemancingan 9. Kebersihan lokasi : Keadaan wisata pemancingan yang bersih dari sampah dan kotoran 10. Jumlah kolam pemancingan : Jumlah kolam yang tersedia di wisata pemancingan 11. Luas areal parkir : Tempat menyimpan kendaraan konsumen selama berkunjung ke wisata pemancingan 12. Fasilitas Pendukung Pemancingan : Fasilitas yang disediakan di pemancingan seperti alat pancing. 13. Kualitas ikan pada kolam pemancingan harian : Kualitas ikan berdasarkan sehat secara fisik 14. Kualitas ikan pada kolam pemancingan lomba : Kualitas ikan berdasarkan bobot ikan 15. Sistem pemancingan yang ditawarkan : Sistem borongan, harian, galatama 16. Lokasi Pemancingan : Lokasi tempat pemancingan berada dan stategis 17. Aksesibilitas : Akses menuju wisata pemancingan 18. Waktu buka wisata pemancingan : Waktu dimulai beroperasinya wisata pemancingan 19. Kebebasan waktu memancing : Waktu yang dibutuhkan pemancing secara bebas dan kapan saja 20. Kecepatan melayani konsumen : Waktu yang dibutuhkan karyawan dalam melayani konsumen 52

53 21. Ketanggapan karyawan melayani keluhan kosumen : Ketanggapan karyawan dalam menaggapi keluhan konsumen mengenai produk atau jasa pelayanan pemancingan 22. Sambutan karyawan terhadap para pengunjung : Sambutan ketika konsumen berkunjug ke tempat wisata pemancingan 23. Kecermatan karyawan terhadap pesanan konsumen : Kecermatan karyawan dalam melayani pesanan konsumen 24. Kenyamanan saat memancing : Kondisi tempat pemancingan yang sangat mendukung untuk berekreasi 25. Keramahan karyawan : Keramahan karyawan dalam bersikap kepada konsumen 26. Keamanan : Kondisi pemancingan yang aman dan disertai adanya satpam 27. Fasilitas mushola : Fasilitas yang digunakan untuk melakukan ibadah 28. Fasilitas sarana toilet : Kondisi sarana toilet yang bersih dan lengkap dengan peralatan untuk membersihkan diri 29. Pusat informasi dan pengaduan keluhan konsumen : Tempat dimana konsumen memperoleh informasi mengenai wisata pemancingan dan pengaduan keluhan 30. Kemudahan menghubungi pemancingan : Kemudahan bagi konsumen dalam menghubungi wisata pemancingan 31. Fasilitas pendukung : Fasiltas yang digunakan untuk melakukan aktivitas lain bersama keluarga seperti adanya hiburan. 53

54 V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Gambaran Umum Perusahaan Wisata Pemancingan Ajo merupakan salah satu wisata pemancingan yang sudah berdiri selama 30 tahun dan tempat wisata pemancingan terbesar di Kabupaten Karawang dengan luas mencapai 3,8 hektar. Usaha pemancingan ini terletak di Jl. raya tol Karawang Barat. Letaknya yang sangat strategis dekat dengan jalan raya memudahkan konsumen untuk berkunjung ketempat wisata tersebut. Banyaknya kolam ikan yang tersedia memungkinkan para pemancing bebas untuk memancing dimana saja dan disediakan juga tempat untuk melakukan lomba memancing. Kebanyakan tempat pemancingan di Kabupaten Karawang hanya tempat untuk memancing segelintir orang yang hobi memancing. Pemancingan Ajo mempunyai tujuan yang berbeda dari kebanyakan pemancingan yang ada yaitu menerapkan konsep wisata pemancingan keluarga sehingga tidak hanya untuk orang yang hobi memancing saja tetapi juga untuk mereka yang bertujuan ingin berekreasi menikmati wisata pemancingan. Konsep pemancingan tersebut berbeda dengan pemancingan yang ada dan masih jarang dijumpai. Penambahan fasilitas lainnya yang membuat unik dan menarik perhatian pengunjung seperti adanya restoran yang menyajikan masakan khas sunda, sarana bermain anak, saung untuk menikmati masakan dari hasil penangkapan ikan yang dipancing serta fasilitas lainnya. 5.2 Sejarah Singkat Pemancingan Ajo Pemancingan Ajo adalah pemancingan yang dimiliki oleh Bapak Tabrani. Pada saat itu lahan yang dibeli belum mencapai 3,8 hektar, hanya lahan untuk pemancingan saja. Pembuatan kolam yang dijadikan untuk pemancingan dibuat oleh pegawainya yang bernama Bapak Ajo, masyarakat sekitar pun bertanya mengenai kolam yang digali untuk pemancingan tersebut dan masyarakat pun lebih mengenalnya sebagai pamancingan Ajo. Sebelum Bapak Ajo meninggal beliau tetap mengurus pemancingan tersebut. 54

55 Pemancingan yang dimiliki oleh Bapak Tabrani pada saat itu hanya sekedar pemancingan biasa, pemancingan yang tidak dilengkapi oleh beragam fasilitas wisata. Para pemancing selalu mengeluh karena pemancingan tidak menyediakan makanan dan minuman akhirnya Bapak Tabrani mempunyai ide untuk mulai mengembangkan pemancingan tersebut, untuk langkah awal Bapak Tabrani menanggapi keluhan tersebut dengan menyediakan makanan dan minuman. Para pemancing pun tidak banyak berdatangan karena memang akses menuju kolam pemancingan tersebut belum ada masih perkampungan yang dikelilingi persawahan. Disinilah hebatnya Bapak Tabrani beliau memang mengetahui prospek perkembangan bisnis pemancingan di Karawang, beliau yakin suatu saat pemancingan tersebut tidak hanya sekedar memancing tetapi bisa menjadi wahana untuk berekreasi bersama keluarga. Setelah mulai berkembang beliau membeli lahan sekitar tempat pemancingan, sebagian lahan sekitar 3,8 hektar dijadikan lahan pemancingan sampai saat ini dan sisanya yang lebih luas dari lahan pemancingan dijadikan areal persawahan. 5.3 Visi dan Misi Pemancingan Ajo Visi adalah sesuatu yang ingin dicapai Pemancingan Ajo di waktu yang akan datang dan lebih terkonsentrasi ke masa depan dan bersifat strategik. Sedangkan Misi adalah pernyataan pernyataan yang mendefinisikan apa yang akan dilakukan pada waktu dekat atau strategi apa yang digunakan untuk jangka panjang dengan strategi-strategi jangka pendek untuk melakukan apa yang dikatakan dalam Visi yaitu untuk mencapai suatu tujuan. Visi dan Misi yang dikatakan oleh pemilik wisata Pemancingan Ajo adalah menjadikan Pemancingan Ajo tidak hanya sebagai wisata pemancingan yang mempunyai kualitas pelayanan yang baik. 55

56 5.4 Struktur Organisasi Wisata Pemancingan Ajo Organisasi merupakan sarana dalam melaksanakan kerjasama antara orang-orang untuk mencapai tujuan bersama dengan mendayagunakan sumberdaya dan potensi yang dimiliki wisata pemancingan. Berdasarkan wawancara dengan pihak pengelola Pemancingan Ajo sturktur organisasi yang dimiliki sangat sederhana sekali ini dapat dilihat dari gambar 3 berikut: Pemilik wisata Pemancingan Ajo General Manager Bendahara Karyawan 30 orang Satpam 3 orang Gambar 3. Struktur Organisasi Wisata Pemancingan Ajo 5.5 Bauran Pemasaran Wisata Pemancingan Ajo Wisata Pemancingan Ajo menetapkan bauran pemasaran dalam rangka menunjang program wisatanya dalam uraian berikut ini : 1. Bauran produk Wisata Pemacingan Ajo menawarkan beberapa produk ikan seperti ikan mas, ikan nila dan ikan gurame serta produk olahan lainnya berupa ikan bakar dan ikan goring. Selain itu terdapat menu-menu makanan lainnya yang disajikan dalam bentuk paket, mulai dari paket 1 sampai paket 7 dengan menu dan harga yang bervariatif. 56

57 2. Bauran harga Dasar penentuan harga produk ikan di wisata pemancingan ajo berdasarkan jenis dan berat ikan dalam satuan kilogram (kg) yang didapatkan oleh konsumen. Harga setiap jenis ikan bervariatif mulai dari harga ikan mas per kilogram Rp , harga ikan nila Rp per kilogram dan ikan gurame Rp per kilogram. Harga menu makanan setiap paket dapat dilihat pada lampiran Bauran tempat Lokasi wisata pemancingan ajo sangat strategis dan dekat dengan jalan raya yaitu sekitar 3 kilometer dari pintu gerbang tol Karawang barat.sehingga akses menuju tempat wisata pemancingan ajo sangat mudah dan dapat dilalui oleh kendaraan apapun dan terdapat angkutan umum bagi konsumen yang tidak membawa kendaraan pribadi. 4. Bauran promosi Promosi yang dilakukan pihak manajemen wiata pemancingan ajo adalah dengan cara menyampaikan informasi secara langsung kepada konsumen mengenai lokasi pemancingan serta fasilitas-fasilitas yang ditawarkan kemudian para konsumen yang telah berkunjung menyampaikan kembali kepada kerabat dekat lainnya mengenai wisata pemancingan ajo atau dikenal dengan istilah dari mulut ke mulut. Selain dengan promosi secara langsung, media promosi dilakukan melalui internet yang berisikan mengenai alamat lokasi pemancingan, keadaaan lokasi pemacingan serta komentar konsumen terhadap wisata pemancingan ajo. 5. Bauran proses Wisata pemacingan ajo menyediakan pusat informasi yang dilengkapi dengan layanan telepon untuk memudahkan konsumen dalam mencari informasi mengenai lokasi pemancingan, fasilitas yang ditawarkan serta melayani pengaduan keluhan konsumen. 6. Bauran orang Wisata pemancingan ajo memiliki 30 orang tenaga kerja yang terdiri dari pemilik pemancingan yang bertugas mengawasi seluruh keadaan dan kegiatan serta jalannya bisnis wisata pemcingan, manajer utama yang bertanggung jawab terhadap keseluruhan kinerja karyawan dan pemasaran objek wisata pemancingan 57

58 sebagai upaya pencapaian target dan tujuan wisata pemacingan. Karyawan bertugas melayani konsumen wisata pemancingan serta dilakukan pelatihan karyawan secara berkala untuk meningkatkan kualitas pelayanan, sedangkan satpam bertanggung jawab terhadap keamanan dan mengawasi seluruh keadaaan lokasi pemancingan. 7. Bauran bukti fisik Keberadaan fasilitas pendukung wisata pemancingan ajo menjadi hal yang harus diperhatikan dalam mengelola usaha dibidang jasa karena hal ini dapat mendukung kinerja pelayanan yang diberikan kepada konsumen. Pada awal berdirinya wisata pemancingan ajo, hanya terdapat 1 kolam pemancingan dan seiring dengan berkembangnya wisata pemancingan ini, pada tahun 2009 meningkat menjadi 12 kolam pemancingan yang terdiri dari 4 kolam pemancingan dengan luas 50 x 150 m 2 dan 8 kolam pemancingan dengan luas 20 x 15 m 2 dan setiap kolam hanya terdapat 1 jenis ikan. Selain kolam pemancingan, terdapat pula 20 saung di sekitar kolam pemancingan yang disediakan untuk tempat beristirahat dan menikmati hasil tangkapan ataupun menikmati menu makanan lainnya seperti makanan khas sunda. Sarana bermain anak terpisah dengan lokasi kolam pemancingan, ini bertujuan agar anak-anak dapat bermain dengan bebas tanpa menggangu kegiatan memancing. Selain itu, terdapat fasilitas pendukung lainnya seperti mushola, toilet, hiburan (karaoke), serta tempat parkir yang sangat luas dan mampu menampung mobil. Terdapat peralatan memancing lengkap yang disediakan dan dijual oleh pihak pemancingan, seperti joran, kail, umbul-umbul, benang pancing, dan umpan dengan harga Rp peralatan memancing disediakan dalam jumlah banyak sehingga bagi konsumen tidak perlu khawatir ketika tidak membawa peralatan memancing. 58

59 VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Karakteristik Umum Konsumen Wisata Pemancingan Ajo Karakteristik Konsumen Berdasarkan Jenis Kelamin Konsumen yang melakukan kunjungan ke tempat wisata Pemancingan Ajo tidak hanya kaum laki-laki yang hobi memancing tetapi kaum wanita pun dapat melakukan kunjungan ke tempat wisata tersebut dengan tujuan untuk berekreasi. Perbedaan hobi ini lebih ditekankan kepada motivasi setiap konsumen dalam menikmati rekreasi di Pemancingan Ajo. Penyebaran kuesioner penelitian membuktikan bahwa hasil yang diperoleh adalah sekitar 70 persen responden yang sering memancing adalah laki-laki, sedangkan wanita hanya 30 persen. Pemenuhan kepuasan terhadap Pemancingan Ajo terdapat pada kaum laki-laki yang mempunyai persentase yang cukup tinggi dari kaum wanita hal ini disebabkan laki-laki lebih dominan menyukai hobi memacing sedangkan wanita memancing bukan karena hobi kerena hanya ingin menikmati fasilitas dan suasana wisata pemancingan. Kaum laki-laki lebih menyukai kegiatan memancing karena kegiatan ini termasuk olahraga yang membutuhkan kekuatan fisik sehingga konsumen akan merasakan pemenuhan kepuasan. Tabel 5. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%) Laki-laki Perempuan Total Karakteristik Konsumen Berdasarkan Tingkat Usia Menurut Kasali (2000), usia manusia dibagi kedalam lima kategori yaitu : Masa transisi (17-23 tahun), masa pembentukan keluarga (24-30 tahun), masa peningkatan karir (31-40 tahun), masa kemapanan (41-50 tahun), dan masa persiapan (51-65 tahun). 59

60 Konsumen wisata Pemancingan Ajo sebagian besar adalah berada pada usia tahun, masa ini adalah masa kemapanan dimana orang telah berkeluarga dan mempunyai penghasilan yang tetap. Kelompok usia kedua adalah pada usia tahun dimana usia ini adalah masa peningkatan karir. Kelompok ketiga adalah pada usia tahun dimana masa ini adalah pembentukan keluarga. Mungkin bagi sebagian orang terutama bagi yang sudah berkeluarga dengan melakukan rekreasi ke tempat wisata dapat membuat hubungan keluarga menjadi semakin harmonis. Semakin usia seseorang bertambah tingkat pemenuhan kebutuhan terhadap kepuasan semakin meningkat, oleh karena itu konsumen merasa puasa terhadap kegiatan wisata pemancingan.yang ditawarkan wisata Pemancingan Ajo. Karakteristik konsumen Pemancingan Ajo berdasarkan jenis usia dapat dilihat dari tabel 6 berikut: Tabel 6. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Tingkat Usia Usia (tahun) Jumlah (orang) Persentase (%) Total Wisata Pemancingan Ajo merupakan wisata pemancingan bagi keluarga. Rata-rata konsumen yang berkunjung adalah keluarga karena Pemancingan Ajo tidak hanya menyediakan fasilitas memancing saja tetapi juga menyediakan berbagai fasilitas yang mendukung keluarga untuk melakukan berbagai aktivitas rekreasi Karakteristik Konsumen Berdasarkan Domisili Tempat Tinggal Dari 100 orang konsumen yang menjadi responden di wisata Pemancingan Ajo diperoleh hasil bahwa sebagian besar konsumen berasal dari luar Karawang dengan persentase 72 persen dan di dalam Karawang sekitar 28 persen. Kebanyakan pengunjung berasal dari luar Karawang terutama kota metropolitan 60

61 yang setiap harinya selalu dipenuhi oleh beragam aktivitas pekerjaan oleh sebab itu mereka ingin melakukan rekreasi yang nyaman dan tidak terlalu banyak orang. Wisata Pemancingan Ajo adalah pilihan yang tepat bagi sebagian masyarakat, selain lokasinya yang cukup strategis pemancingan ini menyediakan beragam fasilitas yang ditawarkan untuk kegiatan rekreasi sehingga konsumen merasa nyaman. Sebagian kecil konsumen berasal dari Karawang, ini karena masyarakat sudah terlalu sering mengunjungi wisata pemancingan yang ada di Karawang sehingga mereka lebih meyukai tempat wisata lain. Konsumen yang tempat tinggalnya jauh dari tempat wisata maka pemenuhan kebutuhan terhadap keinginan berwisata semakin tinggi oleh karena itu konsumen merasa terpenuhi kebutuhan dan kepuasannya terhadap wisata Pemancingan Ajo karena lokasinya mudah dijangkau. Karakteristik konsumen wisata Pemancingan Ajo berdasarkan tempat tinggal dapat dilihat dari tabel 7 berikut: Tabel 7. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Domisili Tempat Tinggal Domisili tempat tinggal Jumlah (orang) Persentase (%) Karawang Luar Karawang Total Karekteristik Konsumen Berdasarkan Status Pernikahan Status pernikahan berkaitan dengan jumlah anggota keluarga yang sering melakukan kunjungan ke tempat wisata Pemancingan Ajo, hal ini disebabkan wisata Pemancingan Ajo lebih menekankan kepada konsep rekreasi keluarga dimana keluarga merasa nyaman untuk melakukan rekreasi. Dari 100 responden yang sering bekunjung didapatkan hasil bahwa sebanyak 94 persen konsumen telah menikah dan mempunyai anggota keluarga sedangkan sekitar 6 persen belum menikah artinya sebagian besar telah memiliki anggota keluarga seperti memiliki seorang anak. Pemenuhan kebutuhan bagi seseorang yang telah berkeluarga tempat wisata Pemancingan Ajo dapat memberikan kepuasan karena fasilitas wisata yang ditawarkan sesuai dengan konsep keluarga. Karakteristik konsumen wisata Pemancingan Ajo berdasarkan status pernikahan dapat dilihat dari tabel 8 berikut: 61

62 Tabel 8. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Status Pernikahan Status pernikahan Jumlah (orang) Persentase (%) Menikah Belum menikah 6 6 Total Karakteristik Konsumen Berdasarkan Tingkat Kunjungan Semakin sering konsumen berkunjung ketempat rekreasi yang sama maka dipastikan bahwa konsumen tersebut merasa puas terhadap tempat wisata tersebut. Hal yang dapat memberikan kepuasan bagi konsumen adalah tempat wisata tersebut menyediakan beragam fasilitas yang ditawarkan oleh pihak pengelola wisata serta kualitas pelayanannya yang diberikannya. Dari 100 orang responden didapat hasil bahwa pengunjung kebanyakan hampir lebih dari 4 kali berkunjung. Semakin konsumen banyak berkunjung maka dapat menunjukkan bahwa konsumen merasa terpenuhi kepuasannya. Pengunjung wisata Pemancingan Ajo merasa puas terhadap fasilitas yang ditawarkan. Karakteristik konsumen wisata Pemancingan Ajo berdasarkan status pendidikan dapat dilihat dari tabel 9 berikut: Tabel 9. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Tingkat Kunjungan Tingkat kunjungan (1 bulan) Jumlah (orang) Persentase (%) 2 kali kali kali kali Total Karakteristik Konsumen Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir Tingkat pendidikan dapat menentukan seseorang dalam mengambil suatu tindakan keputusan yang baik untuknya. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi wawasan dan motivasinya. Dari hasil responden yang diperoleh ternyata tingkat pendidikan konsumen berbeda-beda. 62

63 Hasil yang diperoleh dari 100 orang responden didapatkan hasil yang beragam dari tingkat pendidikan. Sebagian besar konsumen memiliki tingkat pendidikan formal S1 yaitu sebesar 42 persen, kemudian diploma sebesar 37 persen dan SLTA sebesar 21 persen. Jumlah persentase terbesar kebanyakan dari tingkat pendidikan S1. Dilihat dari tingkat pendidikan pola pikir menentukan tempat rekreasi mana yang dapat membuat keluarga merasa nyaman untuk melekukan aktivitas rekreasi. Karakteristik konsumen wisata Pemancingan Ajo berdasarkan status pendidikan dapat dilihat dari tabel 10 berikut: Tabel 10. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir Tingkat pendidikan terakhir Jumlah (orang) Persentase (%) SLTA Diploma Sarjana (S1) Total Karakteristik konsumen berdasarkan total pengeluaran perbulan Dari 100 orang konsumen yang menjadi responden diperoleh informasi bahwa rata-rata memliki pendapatan antara Rp yaitu dengan persentase sebesar 55 persen, pendapatan yang kedua sebesar Rp , pendapatan yang ketiga sebesar Rp Tingkat penghasilan menjelaskan bahwa penghasilan masyarakat cukup untuk merasakan kepuasan yang ditawarkan dari fasilitas wisata Pemancingan Ajo. Karakteristik konsumen wisata Pemancingan Ajo berdasarkan tingkat pengeluaran dapat dilihat dari tabel 11 berikut: 63

64 Tabel 11. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Total Pengeluaran Perbulan Pengeluaran rata-rata perbulan Jumlah (orang) Persentase (%) Total Karakteristik Konsumen Berdasarkan Jenis Pekerjaan Dari 100 orang responden didapatkan informasi bahwa sebagian besar konsumen memiliki jenis pekerjaan yang berbeda-beda. Sebagian besar memiliki pekerjaan sebagai pegawai swasta dengan persentase 35 persen, wiraswasta sebesar 22 persen, pegawai BUMN sebesar 17 persen dan PNS sebesar 15 persen. Pegawai swasta memiliki persentase yang cukup tinggi, ini dikarenakan waktu kerja yang sangat padat sehingga memerlukan rekreasi yang dapat membawa keluarga melepaskan kepenatan dari rutinitas sehari-hari sehingga konsumen merasa puas terhadap wisata Pemancingan Ajo. Karakteristik konsumen wisata Pemancingan Ajo berdasarkan jenis pekerjaan dapat dilihat dari tabel 12 berikut: Tabel 12. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Jenis Pekerjaan Jenis pekerjaan Jumlah (orang) Persentase (%) PNS Pegawai swasta Pegawai BUMN Pensiunan 8 8 Wiraswasta/wirausaha Pelajar/mahasiswa 2 2 Ibu rumah tangga 3 3 Total

65 Tabel 13. Indikator Skala Atribut Servqual Wisata Pemancingan Ajo Atribut Servqual Atribut-atribut Indikator Kepuasan 1 = Tidak memakai seragam 2 = Memakai kemeja tidak rapi dan tidak bersih Penampilan Karyawan 3 = Memakai seragam, rapi dan tidak bersih 4 = Memakai seragam dan rapi 5 = Memakai seragam sangat rapi, bersih dan menarik Tangible (Bukti Fisik) Variasi jenis ikan Kondisi kolam pemancingan Informasi daftar harga 1 = Hanya satu jenis ikan 2 = Ikan mas dan ikan nila 3 = Ikan mas dan ikan gurame 4 = Ikan nila dan ikan gurame 5 = Ikan mas, ikan nila dan ikan gurame 1 = Sempit, air kotor, ada lumut, bau amis 2 = Sempit, air kotor, ada lumut 3 = Sempit, air bersih, ada lumut 4 = Luas, air bersih, tidak ada lumut 5 = Luas, air bersih dan jernih, tidak ada lumut 1 = Daftar harga setiap jenis ikan tidak ada 2 = Daftar setiap jenis ikan lengkap, namun tidak ada daftar harga 3 = Daftar harga jenis ikan ada namun tidak jelas 4 = Daftar harga jenis ikan lengkap dan jelas 5 = Daftar jenis ikan sangat lengkap dan jelas bahkan disertai gambar menarik 65

66 Tangible (Bukti Fisik) Kebersihan lokasi Jumlah kolam pemancingan Luas areal parkir 1 = Sampah berserakan dimanamana, tempat sampah tidak ada, bau 2 = Ada sampah dan banyak dedaunan, tempat sampah sedikit tersedia 3 = Tidak ada sampah, ada sisa umpan maupun makanan, tempat sampah tidak banyak, tidak bau 4 = Tidak ada sampah, banyak dedaunan, tempat sampah banyak tersedia, tidak bau 5 = Tidak ada sampah dan dedaunan berserakan, kotak sampah banyak, tidak bau 1 = Terdapat 1 kolam pemancingan 2 = Terdapat 2 kolam pemancingan 3 = Terdapat 3 kolam pemancingan 4 = Terdapat 4 kolam pemancingan 5 = Terdapat 4 kolam pemancingan 1 = Mampu menampung kurang dari 5 mobil 2 = Mampu menampung 10 mobil 3 = Mampu menampung mobil 4 = Mampu menampung mobil 5 = Mampu menampung lebih dari 50 mobil Fasilitas Pendukung Pemancingan 1 = Tidak tersedia alat pancing dan umpan 2 = Tidak tersedia alat pancing tetapi tersedia umpan 3 = Tidak tersedia umpan tetapi tersedia alat pancing 4 = Tersedia alat pancing dan umpan 5 = Tersedia alat pancing lengkap (umbul-umbul,joran,kail) dan umpan 66

67 Kualitas ikan pada kolam pemancingan harian 1 = Ikan tidak sehat dan berpenyakit 2 = Ikan secara fisik tidak terlihat segar 3 = Ikan sehat dan tidak berpenyakit 4 = Ikan terlihat segar secara fisik 5 = Ikan terlihat sehat dan segar Reliability (Keandalan) Kualitas ikan pada kolam pemancingan lomba Sistem pemancingan yang ditawarkan 1 = Ikan tidak sehat dan berpenyakit 2 = Ikan secara fisik tidak terlihat segar 3 = Ikan tidak sehat dan bobot ikan kurang dari 5 kg dan 4 = Ikan dan sehat bobot ikan lebih dari 5 kg 5 = Ikan terlihat sehat dan segar dan bobot ikan lebih dari 5 kg 1 = Hanya kiloan saja 2 = Kiloan dan harian 3 = Kiloan, harian, galatama 4 = Kiloan, harian, galatama, borongan 5 = Kiloan, harian, galatama, borongan, lomba Lokasi Pemancingan 1 = Lokasi pemancingan jauh dengan jalan raya 2 = Lokasi pemancingan memiliki jalan yang sempit 3 = Lokasi pemancingan tidak dapat dimasuki kendaraan 4 = Lokasi pemancingan dekat jalan raya dan memiliki jalan yang lebar 5 = Lokasi pemancingan dekat jalan raya memiliki jalan yang lebar dan dapat dimasuki kendaraan 67

68 Reliability (Keandalan) Aksesibilitas (akses menuju wisata pemancingan) Waktu buka wisata mancing : Senin-jumat WIB Sabtu-minggu WIB 1 = kondisi jalan rusak, sulit dilalui kendaraan, macet, tidak ada angkutan umum 2 = kondisi jalan rusak, tidak sulit dilalui kendaraan, macet, tidak ada angkutan umum 3 = kondisi jalan rusak, tidak sulit dilalui kendaraan, tidak macet, tidak ada angkutan umum 4 = kondisi jalan rusak, tidak sulit dilalui kendaraan, tidak macet, ada angkutan umum 5 = kondisi jalan rusak, tidak sulit dilalui kendaraan, tidak macet, ada angkutan umum, jalan sangat lebar 1 = Sangat singkat (3 jam) 2 = Cukup singkat (4jam) 3 = Singkat (5 jam) 4 = Cukup lama (7 jam) 5 = Sangat lama ( 10 jam) Kebebasan waktu memancing 1 = Kegiatan memancing dibatasi waktu 2 = Kegiatan memancing hanya pada jam tertentu 3 = Kegiatan memancing tidak dibatasi waktu tetapi hanya pada jam tertentu 4 = Kegiatan memancing tidak dibatasi waktu dan bebas kapan saja 5 = Kegiatan memancing tidak dibatasi waktu dan bebas kapan saja serta bebas memancing dikolam mana saja 68

69 Responsive (Ketanggapan) Kecepatan melayani konsumen Ketanggapan karyawan melayani keluhan kosumen (mengatasi masalah alat pancing, umpan dan perlengkapan pendukung lainnya) Sambutan karyawan terhadap para pengunjung 1 = Lebih dari 30 menit 2 = menit 3 = menit 4 = 10 menit 5 = Kurang dai 10 menit 1 = Acuh tak acuh 2 = Tidak langsung menanggapi, hanya diam dan mendengarkan 3 = Langsung mendengarkan namun tidak memberikan solusi 4 = Langsung menanggapi dan memberikan solusi 5 = Langsung menanggapi dan memberi solusi dan dipenuhi keinginan konsumennya 1 = Cuek dan acuh tak acuh 2 = Hanya bertanya ketika konsumen akan memancing 3 = Senyum dan tidak bertanya apapun 4 = Senyum, bertanya kepada konsumen dan melayaninya 5 = Senyum, bertanya pesanan konsumen, mengantarkan konsumen kelokasi dan melayaninya serta menemani Kecermatan karyawan terhadap pesanan konsumen 1 = Tidak cermat dalam melayani pesanan konsumen 2 = Tidak mengecek kembali pesanan konsumen 3 = Tidak bertanya kembali pesanan konsumen 4 = Cermat dan mencek kembali pesana konsumen 5 = Cermat, mencek kembali dan bertanya kembali apa yang dipesan konsumen 69

70 Kenyamanan saat memancing 1 = Udara tidak sejuk, bising dan tidak ada tempat duduk 2 = Udara tidak sejuk, bising, ada tempat duduk 3 = Udara sejuk, bising, tidak ada tempat duduk 4 = Udara panas, tenang, ada tempat duduk 5 = Udara sejuk, tenang, ada tempat duduk Assurance (Jaminan) Keramahan karyawan 1 = Cuek dan acuh tak acuh 2 = Hanya melayani konsumen ketika dipanggil saja 3 = Senyum dan tidak bertanya apapun 4 = Senyum, bertanya pesanan konsumen dan melayaninya 5 = Senyum, bertanya pesanan konsumen, mengantarkan konsumen kelokasi dan melayaninya serta menemani Keamanan 1 = Tidak aman, tidak ada satpam 2 = Tidak aman, satpam hanya menjaga di pos satpam 3 = Cukup aman, satpam selalu berkeliling mengawasi, tidak diperiksa secara ketat saat masuk 4 = Cukup aman, satpam selalu berkeliling mengawasi 5 = Cukup aman, satpam selalu berkeliling mengawasi, tidak diperiksa secara ketat saat masuk 70

71 Empathy (Kepedulian) Fasilitas mushola Fasilitas sarana toilet Pusat informasi dan Pengaduan keluhan konsumen 1 = Mushola sangat kotor dan bau 2 = Tersedia mushola,kotor, tidak ada alat shalat 3 = Tersedia mushola, bersih, tidak ada alat shalat 4 = Tersedia mushola, bersih, ada alat shalat 5 = Tersedia mushola, bersih, ada alat shalat, ruangan wangi 1 = Tiolet sangat kotor dan bau 2 = Air kotor, sabun tangan dan tissu tidak ada 3 = Air bersih, sabun tangan ada, tissu tidak ada 4 = Air bersih, sabun tangan tidak ada, tissu ada 5 = Air bersih, sabun tangan dan ada, tissu ada 1 = Tidak terdapat pusat informasi dan pengaduan keluhan 2 = Hanya terdapat pusat informasi tetapi tidak melayani pengaduan keluhan 3 = Terdapat pusat informasi dan pengaduan keluhan 4 = Terdapat pusat informasi dan pengaduan keluhan serta melayani dengan baik 5 = Terdapat pusat informasi dan pengaduan keluhan serta melayani dengan baik dan memberikan solusi Kemudahan menghubungi pemancingan 1 = Tidak tersedia nomor telepon dan alamat 2 = Tersedia nomor telepon, alamat tidak jelas 3 = Nomor telepon tidak tersedia, alamat jelas 4 = Nomor telp dan alamat sangat jelas 5 = Nomor telp dan alamat sangat jelas dilengkapi brosur. 71

72 Empathy (Kepedulian) Fasilitas pendukung Wisata pemancingan 1 = Tidak ada sarana bermain anak, tidak ada saung makan, tidak ada restauran, tidak ada hiburan (live musik) 2 = Tidak ada sarana bermain anak, tidak ada saung makan, tidak ada restauran, ada hiburan (live musik) 3 = Tidak ada sarana bermain anak, tidak ada saung makan, ada restauran, ada hiburan (live musik) 4 = Tidak ada sarana bermain anak, ada saung makan, ada restauran, ada hiburan (live musik) 5 = Ada sarana bermain anak, ada saung makan, ada restauran, ada hiburan (live musik) Pada tabel 13 menujukkan skala yang dipilih responden mulai dari skala 1 sampai skala 5 pada setiap atribut yang ada.. Penilaian responden terhadap skala tersebut kemudian di hitung menggunakan analisis gap. Dari hasil analisis gap maka dapat diperoleh nilai kepuasan masing-masing atribut. Hasil ter sebut dapat dilihat pada tabel 14 dibawah berikut: 72

73 Tabel 14. Perhitungan Analisis Gap Dimensi Atribut Kinerja Harapan (asumsi) 1.Penampilan Karyawan Variasi jenis ikan Kondisi kolam pemancingan 4 4 Tangible 4. Informasi daftar harga Kebersihan lokasi Jumlah kolam pemancingan Luas parkir Fasilitas pendukung 5 4 Kepuasan Puas Sangat puas Puas Puas Puas Sangat puas Puas Sangat puas Reliability 1. Kualitas ikan pada kolam pemancingan harian 2. Kualitas ikan pada kolam pemancingan lomba 3. Sistem pemancingan yang ditawarkan 4. Lokasi pemancingan 5. Aksesibilitas 6. Waktu buka wisata pemancingan 7. Kebebasan waktu memancing Sangat puas Sangat puas Tidak puas Sangat puas Sangat puas Sangat puas Sangat puas Responsive 1. Kecepatan melayani konsumen 2. Ketanggapan karyawan melayani keluhan 3. Sambutan karyawan terhadap pengunjung 4. Kecermatan karyawan terhadap pesanan konsumen Puas Puas Puas Puas Assurance 1. Kenyamanan saat memancing 2. Keramahan karyawan 3. Keamanan Puas Puas Sangat puas Empathy 1. Fasilitas mushola 2. Fasilitas toilet 3. Pusat informasi dan pengaduan keluhan konsumen 4. Kemudahan menghubungi pemancingan 5. Fasilitas pendukung pemancingan Puas Tidak puas Puas Puas Sangat puas 73

74 6.2 Dimensi kualitas pelayanan Dalam penelitian ini untuk mendapatkan tingkat kepuasan konsumen digunakan lima dimensi kualitas pelayanan yang terdiri dari tangible (bukti fisik), reliability (keandalan), responsive (ketanggapan), assurance (jaminan), dan empathy (kepedulian) dengan masing-masing atribut pada setiap dimensi. Setiap atribut mempunyai hasil yang beragam, nilai tersebut diperoleh dari jumlah 100 orang yang menjadi responden pada wisata Pemancingan Ajo. Nilai tersebut menentukan apakah konsumen merasa puas terhadap kinerja pelayanan yang diberikan wisata Pemancingan Ajo Tangible atau Bukti fisik Pada dimensi tangible (bukti fisik) ada delapan atribut yang digunakan yaitu penampilan karyawan, variasi jenis ikan, kondisi kolam pemancingan, informasi daftar harga, kebersihan lokasi, luas parkir, jumlah kolam pemancingan, dan fasilitas pendukung. Penampilan karyawan adalah hal yang paling utama dinilai ketika karyawan memberikan pelayanan kepada konsumen sehingga dapat menimbulkan kesan yang baik bagi konsumen. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari atribut penampilan karyawan sebanyak 99 responden memilih pada skala 4 yaitu karyawan memakai seragam dan berpenampilan rapi. Hasil dari analisis gap menunjukkan bahwa pada atribut penampilan karyawan, perbandingan antara hasil penilaian konsumen terhadap kinerja memiliki nilai yang sama dengan harapan yaitu bernilai empat sehingga konsumen merasa puas terhadap kinerja atribut pelayanan yang diberikan. Pada atribut variasi jenis ikan sebanyak 94 responden memilih skala 5 yaitu terdapat banyak variasai jenis ikan seperti ikan mas, ikan nila, dan ikan gurame. Setiap kolam pemancingan memiliki satu variasi jenis ikan sehingga konsumen dapat memilih secara bebas ikan yang akan dipancing pada kolam yang tersedia. Hasil dari analisis gap menunjukkan bahwa pada atribut variasi jenis ikan memilki perbadingan yang berbeda antaa kinerja dan harapan dimana kinerja pelayanan memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan nilai dari harapan konsumen sehingga didapatkan hasil kepuasan yaitu konsumen sangat puas terhadap kinerja atribut variasi jenis ikan. 74

75 Hasil yang diperoleh dari atribut kondisi kolam pemancingan adalah sebanyak 94 responden memilih skala 4 dimana kondisi kolam pemancingan tersebut luas yaitu bekisar 1000 m 2, air kolam pemancingan bersih, dan tidak ada lumut. Penilaian konsumen terhadap atribut kondisi kolam pemancingan tersebut adalah konsumen merasa puas Atribut informasi daftar harga adalah informasi mengenai harga dari setiap jenis ikan. Sebanyak 100 responden memilih skala 4 karena daftar harga jenis ikan lengkap dan jelas sehingga konsumen dapat memilih jenis ikan yang akan dipancing sesuai dengan jumlah uang yang mampu dibayarkan oleh konsumen. Konsumen tidak akan merasa binggung apabila jenis ikan yang akan dipancing dapat diketahui harganya. Penilaian konsumen terhadap atribut ini adalah konsumen merasa puas. Menurut konsumen harga setiap jenis ikan tidak menjadi masalah karena sangat terjangkau yang terpenting adalah kepuasan yang diperoleh dari kegiatan memancing. Kebersihan lokasi adalah kebersihan seluruh lokasi pemancingan. Sebanyak 97 responden memilih skala 4 yaitu tidak ada sampah, banyak dedaunan, tempat sampah tersedia banyak dan lokasi tidak bau, hasilnya adalah konsumen merasa puas terhadap atribut tersebut. Lokasi pemancingan yang bersih menjadi salah satu hal yang penting yang harus diperhatikan karena penilaian terhadap kebersihan lokasi dapat mempengaruhi kinerja pelayanan yang diberikan kepada konsumen. Atribut jumlah kolam pemancingan menunjukkan berapa jumlah kolam yang tersedia di Pemancingan Ajo. Sebanyak 97 responden memilih skala 5 yaitu terdapat lebih dari 4 kolam pemancingan, hasilnya adalah konsumen merasa puas karena kolam yang tersedia sebanyak 12 kolam pemancingan yang terdiri dari kolam pancing harian dan kolam pancing lomba sehingga konsumen dapat memilih sesuai keinginan. Luas areal parkir adalah luas areal parkir yang mampu menampung kendaraan konsumen. Sebanyak 87 responden memilih skala 4 yaitu areal parkir mampu menampung 30 sampai 50 mobil. Penilaian konsumen terhadap kinerja pelayanan dari atribut tersebut hasilnya adalah konsumen merasa puas. Areal parkir yang luas bertujuan untuk menampung kendaraan terutama bagi yang 75

76 membawa anggota keluarga. Tempat parkiran pun sangat aman karena dijaga oleh pihak keamanan. Fasilitas pendukung pemancingan adalah fasilitas yang disediakan Pemancingan Ajo berupa peralatan memancing. Sebesar 86 reponden memilih skala 5 yaitu terdapat fasilitas pendukung pemancingan seperti tersedia alat pancing yang dilengkapi umbul-umbul, joran dan kail serta umpan. Konsumen tidak perlu khawatir apabila tidak membawa peralatan memancing karena di Pemancingan Ajo sudah disediakan alat pancing lengkap dan dijual dengan harga relatif murah. Penilaian konsumen terhadap atribut penampilan karyawan, kondisi kolam pemancingan, informasi daftar harga, kebersihan lokasi, dan jumlah kolam pemancingan adalah konsumen merasa puas terhadap kinerja pelayanan yang diberikan pihak pemancingan. Penilaian konsumen sangat puas terhadap atribut variasi jenis ikan, luas parkir, dan fasilitas pendukung. Oleh karena itu hasil yang diperoleh dari dimensi tangible menunjukkan bahwa kinerja pelayanan dapat memberikan kepuasan kepada konsumen Reliability atau keandalan Pada dimensi Reliability, atau keandalan ada tujuh atribut yang digunakan diantaranya yaitu kualitas ikan pada kolam pemancingan harian, kualitas ikan pada kolam pemancingan lomba, sistem pemancingan yang ditawarkan, lokasi pemancingan, aksesibilitas, waktu buka wisata pemancingan, dan kebebasan waktu memancing. Dari hasil penilaian konsumen terhadap atribut kualitas ikan pada kolam pemancingan harian, kualitas ikan pada kolam pemancingan lomba, lokasi pemancingan, aksesibilitas, waktu buka wisata pemancingan, dan kebebasan waktu memancing yaitu pada skala 5 artinya konsumen sangat puas terhadap kinerja pelayanan yang diberikan pihak manajemen. Pada atribut sistem pemancingan yang ditawarkan konsumen tidak puas terhadap kinerja pelayanan yang diberikan pihak manajemen karena sistem pemancingan yang ditawarkan hanya sistem kiloan, harian, dan galatama karena dari hasil analisi gap menunjukkan bahwa atribut tersebut dipilih konsumen pada skala 3 artinya kinerja pelayanan tersebut memiliki nilai yang rendah dibandingkan nilai harapan. 76

77 6.2.3 Responsivenes atau ketanggapan Responsivenes, atau ketanggapan yaitu suatu kemauan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat (responsive) dan tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian informasi yang jelas. Membiarkan konsumen menunggu tanpa alasan yang jelas menyebabkan persepsi yang negatif dalam kualitas pelayanan. Secara singkat dapat diartikan sebagai kemauan untuk membantu pelanggan dengan memberikan layanan yang baik dan cepat. Pada dimensi Responsivenes, atau ketanggapan ada empat atribut yang digunakan diantaranya yaitu kecepatan melayani konsumen, ketanggapan karyawan melayani keluhan, sambutan karyawan terhadap pengunjung, dan kecermatan karyawan terhadap pesanan konsumen, semua penilaian konsumen terhadap atribut tersebut memberikan nilai puas terhadap kinerja pelayanan yang diberikan pihak menajemen Assurance atau jaminan Assurance, atau jaminan dan kepastian yaitu pengetahuan, kesopan santunan, dan kemampuan para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya pelanggan kepada perusahaan. Terdiri dari komponen: komunikasi (Communication), kredibilitas (Credibility), keamanan (Security), kompetensi (Competence), dan sopan santun (Courtesy). Secara singkat dapat diartikan sebagai pengetahuan dan keramahtamahan personil dan kemampuan personil untuk dapat dipercaya dan diyakini. Pada dimensi assurance, atau jaminan ada empat atribut yang digunakan diantaranya yaitu kenyamanan saat memancing, keramahan karyawan, kesopanan karyawan, dan keamanan. Memancing adalah kegiatan yang membutuhkan kesabaran dan diperlukan suasana yang tenang dan nyaman. Hasil yang diperoleh dari atribut kenyamanan saat memancing adalah sebanyak 93 responden yang memilih pada skala 4 yaitu udara panas, tenang, dan ada tempat duduk. Pada skala ini hasilnya adalah konsumen merasa puas terhadap kinerja pelayanan wisata Pemancingan Ajo. Hasil yang diperoleh dari atribut keramahan karyawan terhadap konsumen adalah sebanyak 93 responden yang memilih pada skala 4 yaitu senyum, bertanya pesanan konsumen dan melayani konsumen dengan baik. Pada skala ini hasilnya 77

78 adalah konsumen merasa puas. Keramahan karyawan dapat membuat konsumen merasa senang terhadap pelayanan yang diberikan Keamanan adalah hal yang penting menyangkut keselamatan konsumen pemancingan. Pihak pemancingan telah memberikan keamanan yang maksimal dengan menugaskan satpam di sekitar lokasi pemancingan sehingga konsumen tidak perlu merasa khawatir. Menurut konsumen ketika berkunjung ke Pemancingan Ajo bahwa lokasi pemancingan sangat aman itulah yang menjadikan konsumen merasa puas dengan pelayanan yang diberikan pemancingan. Hasil yang diperoleh dari atribut keamanan pada wisata Pemancingan Ajo adalah sebesar 53 responden yang memilih pada skala 5 yaitu cukup aman, satpam selalu berkeliling mengawasi lokasi pemancingan dan tidak diperiksa secara ketat saat masuk. Pada skala ini hasilnya adalah kinerja pelayanan yang diberikan telah memberi rasa puas kepada konsumen Empathy atau kepedulian Pada dimensi Empathy, atau kepedulian ada lima atribut yang digunakan diantaranya yaitu fasilitas mushola, fasilitas toilet, pusat informasi dan pengaduan keluhan konsumen, kemudahan menghubungi pemancingan, dan fasilitas pendukung pemancingan. Fasilitas mushola dibutuhkan untuk tempat beribadah, sebagian besar konsumen adalah muslim sehingga sarana ibadah harus tersedia dan bersih serta memberikan kenyamanan dalam beribadah. Hasil yang diperoleh dari atribut fasilitas mushola adalah sebesar 85 responden yang memilih pada skal 4 yaitu tersedia mushola yang bersih dan terdapat perlengkapan shalat. Pada skala ini hasilnya adalah konsumen merasa puas terhadap kinerja pelayanan wisata Pemancingan Ajo. Fasilitas toilet digunakan konsumen untuk membersihkan diri setelah melakukan kegiatan memancing. Hasil yang diperoleh dari atribut fasilitas toilet adalah sebesar 91 responden yang memilih pada skala 3 yaitu air bersih, tersedia sabun tangan tetapi tidak ada tissu. Pada skala ini hasilnya adalah konsumen tidak puas terhadap atribut tersebut sehingga kinerja pelayanan yang diberikan pihak manajemen kurang memuaskan. 78

79 Pusat informasi sangat berguna bagi konsumen untuk melakukan pengaduan ataupun mengetahui lokasi pemancingan berada sehingga konsumen tidak mengalami kesulitan. Hasil yang diperoleh dari atribut pusat informasi dan pengaduan keluhan konsumen adalah sebesar 93 responden yang memilih pada skala 4 yaitu terdapat pusat informasi dan pengaduan keluhan serta melayani dengan baik. Penilaian konsumen adalah merasa puas terhadap atribut kinerja palayanan yang diberikan pihak manajemen. Hasil yang diperoleh dari atribut kemudahan menghubungi pemancingan adalah sebesar 100 responden yang memilih pada skala 4 yaitu nomor telepon dan alamat sangat jelas. Penilaian konsumen terhadap kinerja dari atribut kemudahan menghubungi pemancingan adalah konsumen merasa puas. Konsumen sebagian berasal dari luar kota oleh karena itu perlu adanya alamat yang jelas serta telepon yang mudah dihubungi sehingga konsumen dapat dengan mudah menghubungi pemancingan untuk pemesanan maupun mencari informasi mengenai wisata Pemancingan Ajo. Hasil yang diperoleh dari atribut fasilitas pendukung wisata pemancingan adalah sebesar 89 responden yang memilih pada skala 5 yaitu terdapat sarana bermain anak, saung makan, restauran dan juga hiburan berupa live music. Kinerja pelayanan pada atribut fasilitas pendukung pemancingan telah memberikan nilai sangat puas kepada konsumen. Fasilitas pendukung inilah yang menjadi prioritas utama pemancingan untuk menarik minat konsumen berkunjung ke tempat wisata Pemancingan Ajo. 79

80 VII. REKOMENDASI BAURAN PEMASARAN 7.1 Produk Produk Pemancingan Ajo terdiri dari produk ikan seperti ikan nila, ikan mas dan ikan gurame, produk olahannya seperti ikan bakar dan ikan goreng, menu-menu paket makanan. Pada dimensi tangible dan reliability terdapat atribut variasi jenis ikan dan kualitas ikan pada atribut tersebut kinerja pelayanan terhadap harapan konsumen telah memberikan konsumen hasil sangat puas artinya pihak manajemen perlu mempertahankan kinerja pelayanan tersebut. Untuk meningkatkan kepuasan konsumen terhadap produk Pemancingan Ajo maka pihak pengelola menambahkan berbagai variatif jenis ikan sehingga konsumen tidak merasa bosan dengan variasi jenis ikan yang ditawarkan. 7.2 Harga Harga produk ikan dapat dilihat pada informasi daftar harga dan setiap jenis ikan. Harga produk ikan yang telah ditetapkan pihak manajemen tidak menjadi masalah bagi konsumen karena kualitas yang lebih diutamakan konsumen. Harga yang ditawarkan pihak pemancingan adalah dengan sistem kiloan yaitu berapa banyak ikan yang didapatkan kemudian ditimbang dalam satuan kilogram. Strategi harga dari setiap produk jenis ikan setiap kilogramnya tetap dipertahankan dan pihak manajemen dapat menawarkan harga paket murah atau potongan harga untuk pembelian ikan dalam jumlah banyak. 7.3 Tempat Prioritas utama wisata Pemancingan Ajo adalah dari strategi tempat. Pada dimensi reliability terdapat atribut lokasi pemancingan dan aksesibilitas menuju wisata Pemancingan Ajo, konsumen menilai bahwa lokasi pemancingan sangat strategis yaitu dekat dengan jalan raya dan mudah dilalui kendaraan serta akses menuju wisata pemancingan. Lokasi inilah yang menjadi pilihan bagi konsumen untuk berkunjung ke pemancingan. Pihak manajemen dapat mempertahankan atribut tersebut dan menambah papan petunjuk menuju lokasi pemancingan sehingga konsumen tidak mengalami kesulitan dalam menemukan lokasi wisata 80

81 Pemancingan Ajo. Pada dimensi tangible terdapat atribut kondisi kolam pemancingan dan kebersihan lokasi hasilnya adalah kinerja pelayanan yang diberikan kepada konsumen baik sehingga pihak manajemen perlu mempertahankan atribut tersebut serta memperhatikan pemeliharaan sarana dan prasana kondisi kolam pemancingan dan kebersihan lokasi dengan melakukan pemeliharaan secara rutin dan berkala. 7.4 Promosi Promosi adalah suatu media dalam bentuk informasi mengenai wisata Pemancingan Ajo dan fasilitas-fasilitas yang ditawarkan pihak manajemen. Promosi dapat dilakukan pihak manajemen melalui berbagai media seperti satasiun televisi maupun radio, media cetak, pemasangan spanduk, penyebaran brosur dan pemberian diskon agar konsumen menjadi tertarik berkunjung ke tempat wisata Pemancingan Ajo. Pada bagian depan pintu masuk menuju pemancingan terdapat papan informasi nama yang di desain kecil untuk kegiatan promosi sebaiknya diperbesar dan di desain secara menarik untuk menarik minat dan memudahkan konsumen berkunjung ke lokasi wisata Pemancingan Ajo. 7.5 Proses Proses yang dilakukan Pemancingan Ajo adalah adanya kemudahan dalam menghubungi pemancingan mencari informasi mengenai lokasi wisata Pemancingan Ajo. Pada dimensi responsive yang terdiri dari kecepatan melayani konsumen, ketanggapan karyawan melayani konsumen, sambutan karyawan, dan kecermatan karyawan terhadap pesanan konsumen perlu ditingkatkan dengan melakukan pelatihan bagi karyawan sehingga dapat dengan mudah berkomunikasi secara lancar dengan konsumen. 81

82 7.6 Karyawan Terdapat beberapa atribut yang dapat dipertahankan pihak manajemen Pemancingan Ajo untuk dapat mempertahankan kinerja pelayanan diantaranya adalah penampilan karyawan, kecepatan melayani konsumen, ketanggapan karyawan melayani konsumen, sambutan karyawan, kecermatan karyawan, dan keramahan karyawan. Pihak manajemen dapat mempertahankan atribut tersebut dengan melatih kualitas karyawan secara berkala dengan mengembangkan sikapsikap baru terhadap para konsumen dengan menekankan bahwa Pemancingan Ajo ingin memberikan kualitas kinerja pelayanan yang baik kepada konsumen. Penambahan satpam dalam menjaga keamanan areal parkir. 7.7 Bukti fisik Bukti fisik yang terdapat di wisata Pemancingan Ajo adalah adanya kolam pemancingan, mushola, toilet, arena bermain anak, saung dan restoran serta hiburan musik, dari beberapa atribut tersebut pihak manajemen perlu mempertahankan kinerja pelayanan yang diberikan dan memperbaiki atribut fasilitas toilet. Untuk menarik minat konsumen terhadap wisata Pemancingan Ajo maka pihak pemancingan perlu menambahkan berbagai fasilitas wisata pemancingan yang mendukung seperti fasilitas areal parkir yang diperluas untuk lebih banyak menampung kendaraan, penambahan fasilitas bermain anak, dan penambahan luas areal pemancingan untuk menambah fasilitas baru. 82

83 VIII. KESIMPULAN DAN SARAN 8.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu: 1. Pada dimensi tangible sebagian besar konsumen memilih skala empat pada atribut penampilan karyawan, kondisi kolam pemancingan, informasi daftar harga, kebersihan lokasi, dan luas areal parkir sehingga hasil yang diperoleh adalah konsumen puas karena nilai kinerja dan harapan sama. Sedangkan tiga atribut lainnya yaitu variasi jenis ikan, jumlah kolam pemancingan, dan fasilitas pendukung pemancingan memberikan hasil penilaian sangat puas karena sebagian konsumen memilih pada skala lima. Hasil keseluruhan dari analisis gap bahwa dimensi tangible mempunyai kinerja pelayanan yang dapat memberikan kepuasan kepada konsumen. 2. Pada dimensi reliability sebagian besar konsumen memilih skala lima pada atribut kebebasan waktu memancing, kualitas ikan pada kolam pemancingan harian, kualitas ikan pada kolam pemancingan lomba, lokasi pemancingan, aksesibilitas, dan waktu buka wisata pemancingan sehingga hasil yang diperoleh adalah konsumen sangat puas karena nilai kinerja lebih besar dari harapan konsumen. Sedangkan atribut sistem pemancingan yang ditawarkan adalah tidak puas karena konsumen memilih skala tiga sehingga kinerja atribut tersebut mempunyai nilai lebih rendah dari harapan konsumen. Hasil keseluruhan dari analisis gap bahwa dimensi reliability mempunyai kinerja pelayanan yang dapat memberikan nilai yang sangat puas kepada konsumen. 3. Pada dimensi responsive sebagian besar konsumen memilih skala empat pada atribut kecepatan melayani konsumen, ketanggapan karyawan melayani keluhan kosumen, sambutan karyawan terhadap pengunjung, dan kecermatan karyawan terhadap pesanan konsumen sehingga hasil yang diperoleh adalah konsumen puas karena nilai kinerja dan harapan sama. Hasil keseluruhan dari analisis gap bahwa penilaian konsumen terhadap kinerja pelayanan pada dimensi responsive dapat memberikan kepuasan kepada konsumen. 83

84 4. Pada dimensi assurance sebagian besar konsumen memilih skala empat pada atribut kenyamanan saat memancing dan kesopanan karyawan sehingga hasil yang diperoleh adalah konsumen puas karena nilai kinerja dan harapan sama. Sedangkan atribut keamanan memberikan hasil penilaian sangat puas karena sebagian konsumen memilih pada skala lima. Hasil keseluruhan dari analisis gap bahwa penilaian konsumen terhadap kinerja pelayanan pada dimensi assurance adalah sangat puas. 5. Pada dimensi empathy sebagian konsumen memilih skala empat pada atribut adalah fasilitas mushola, pusat informasi, dan kemudahan mengubungi pemancingan sehingga hasil yang diperoleh adalah konsumen puas karena nilai kinerja dan harapan sama. Sedangkan atribut fasilitas pendukung pemancingan (sarana bermain, hiburan, outbond dll) mempunyai nilai yang lebih besar dari harapan konsumen sehingga hasilnya sangat puas karena sebagian konsumen memilih pada skala lima. Pada atribut fasilitas toilet hasilnya adalah kurang dari harapan konsumen sehingga penilaian konsumen terhadap atribut tersebut adalah tidak puas. Hasil yang diperoleh dari keseluruhan penilaian terhadap dimensi empathy adalah sangat. 6. Hasil keseluruhan dari analisis gap terhadap dimensi tangible, reliability, responsive, assurance, dan empathy dan masing-masing atribut didalamnya adalah bahwa sebagian besar konsumen merasa sangat puas terhadap kinerja pelayanan yang diberikan pihak manajeman kepada konsumen. 7. Rekomendasi bauran pemasaran yang dapat dilakukan wisata Pemancingan Ajo adalah dengan menambah produk ikan yaitu penambahan variatif jenis ikan, mempertahankan harga setiap jenis ikan setiap kilogramnya, dan mempertahankan lokasi pemancingan karena lokasi sudah sangat strategis dekat dengan jalan raya dengan aksesibilitas yang baik. Meningkatkan promosi melalui media cetak atau elektronik. Pelatihan secara berkala bagi karyawan dalam meningkatkan sumber daya manusia. Penambahan fasilitas wisata seperti penambahan sarana bermain, perbaikan fasilitas toilet maupun penambahan luas areal pemancingan. 84

85 8.2. Saran 1. Pihak manajemen sebaiknya perlu meningkatkan kegiatan promosi melalui berbagai sarana seperti promosi melalui media cetak, elektronik, dan pembagian brosur 2. Memperbaiki atribut-atribut sistem pemancingan yang ditawarkan dan atribut fasilitas tolilet. 3. Papan nama informasi pemancingan sebaiknya diperbesar dan di desain secara menarik untuk menarik minat dan memudahkan konsumen berkunjung ke lokasi wisata Pemancingan Ajo. 85

86 DAFTAR PUSTAKA Andika, M Analisis tingkat kepuasan pengunjung agrowisata Little Farmers Cisarua Kabupaten Bandung Utara. Skripsi. Bogor. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Arison Pengertian Pariwisata. http: arison001.blogspot.com /2008/02/pengertian-periwisata.html. [7 Februari2009] Departemen Pertanian Strategi Pengembangan Agrowisata Agro di Indonesia. [9 Februari 2009]. Dini, V Analisis kepuasan konsumen terhadap atribut mutu pelayanan wisata pemancingan Fishing Valley. Skripsi. Bogor. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Engel, J.F, Roger D.B, Paul W.M Perilaku Konsumen. Jilid I. Binarupa Aksara. Jakarta. Fausia, L Agribisnis pangan berbasis perikanan. [Bahan Kuliah]. Departemen agribisnis. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor.[Tidak Dipublikasikan]. Gerson, R Mengukur Kepuasan Pelanggan (Terjemahan). Penerbit PPM. Jakarta. Irawan, H Sepuluh Prinsip Kepuasan Pelanggan. Elex Media Komputindo. Jakarta Kasali, R Membidik Pasar Indonesia. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Kotler, Philip Manajemen Pemasaran. Edisi Kesebelas. Jilid 1. PT Indeks Kelompok Gramedia. Jakarta. Leny, F Tingkat kepuasan pelanggan terhadap mutu pelayanan pemancingan Nila Kencana Kecamatan Cijambe Kabupaten Subang. Skripsi. Progrm Studi Manajemen Bisnis dan Ekonomi Perikanan Kelautan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Lovelock, C. H. dan Lauren Manajemen Pemasaran Jasa. Indeks, Jakarta. Masang, L Strategi pengembangan agrowisata obat tradisional taman sringanis, Bogor. Skripsi. Departemen Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Nazir, M Metode Penelitian. Edisi 6. Penerbit Ghalia Indonesia. Bogor 86

87 Nurhasan, D Pengembangan potensi objek wisata alam dan budaya Cangkuang.( D.html).[19 Agustus 2009] Okky Analisis preferensi pengunjung terhadap atribut Wisata Kusuma Wisata Agrowisata Kota Batu Jawa Timur. Skripsi. Program Studi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Oktaviani, Riandina Wahyu Analisis kepuasan pengunjung terhadap kinerja Kebun Wisata Pasirmukti Bogor dan Implikasinya Terhadap Bauran Pemasaran. Skripsi. Bogor. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Parasuraman, et.al Understanding Customer Expetation Of Service. Sloan Management Reviwe. Page 39. ABI/INSORM Reseach. Parasuraman, Zeithamal Valeria A dan Berry A Conceptual Model of Service Quality and Its Implication for Future Researce, Journal of Marketing, Mc Graw Hill Companies, New York. Payne, Adrian The Essence of Service Marketing. Fandy Tjiptono (Penterjemah). Yogyakarta: Andi. Terjemahan Rangkuti, F Teknik Membuat Perencanaan Bisnis dan Analisis Kasus. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Metode Penelitian. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Romadhani, D Tingkat kepuasan pelanggan terhadap mutu pelayanan rumah makan pemancingan Lumintu 1001 Klaten Lawa Tengah. Skripsi. Progrm Studi Manajemen Bisnis dan Ekonomi Perikanan Kelautan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Simamora, B Panduan Riset Perilaku Konsumen. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Segmentasi dengan Analisis CHAID. Kumpulan Makalah Analisis Kuantitatif dalam Riset Pemasaran. Fakultas Matematika dan IPA. Institut Pertanian Bogor. Suhartanto, D Pengaruh Kepuasan Pelanggan Terhadap Perilaku Konsumen di Industri Perhotelan. Usahawan. Jakarta Sumarwan, Ujang Perilaku Konsumen Teori Dan Penerapannya Dalam Pemasaraan. PT. Ghalia Indonesia. Jakarta. Sumarwoto, J Pengembangan Agrowisata : Potensi dan Prospek. Seminar Nasional: Pembangunan Pertanian & Pedesaan Sumatera. Berastagi, 5-8 Maret. 87

88 Taufanwiguna Tempat-Tempat Wisata di Jawa Barat. geotour.wordpress.com/2009/05/18/tempat-tempat-wisata-di-jawabarat/html [18 Mei 2009] Tirtawinata, M.R. dan L. Fachruddin Daya Tarik Dan Pengelolaan Agrowisata. Jakarta: Penebar Swadaya. Trisno Pengertian Wisata Memancing. 1&submit.x=0&submit.y=0&qual=high&fname=/jiunkpe/d3/pari/2003/jiunkpe-ns-d podo_trisno-chapter2.pdf. [18 Agustus 2009] Umar, H Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Wellington, P Kepedulian pada Pelanggan (Terjemahan). Penerbit Interaksara. Batam. Wudianto, Maniswara, Anung WAP Memancing di Perairan Tawar dan Laut. Cetakan VI. Jakarta : Penebar Swadaya. 88

89 89

90 Lampiran 1. Kuesioner Atribut Tingkat Kepuasan Konsumen Wisata Pemancingan Ajo Oleh : Andro Friehandhoko INSITUT PERTANIAN BOGOR Kepada responden yang terhormat, Saat ini peneliti sedang melakukan survey kepuasan konsumen terhadap kualitas pelayanan pada wisata Pemancingan Ajo. Partisipasi anda sangat kami harapkan dalam mengisi kuesioner ini. Masukkan dan informasi yang anda berikan akan sangat berguna bagi peningkatan kualitas pelayanan pada wisata Pemancingan Ajo. Kami harap informasi yang anda berikan adalah sesuai dengan keyakinan anda. Bila terdapat kesulitan manjawab, dapat bertanya langsung kepada peneliti. Terimakasih atas bantuan dan kesediaan anda meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner ini. A. IDENTITAS RESPONDEN. Petunjuk pengisisan bagian A: Isilah titik-titik sesuai dengan identitas anda dan beri tanda ( ) pada kotak jawaban yang anda maksud. 1. Nama Responden : Jenis Kelamin : Pria Wanita 4. Usia : tahun tahun tahun tahun 51 tahun 5. Tempat tinggal : Karawang Luar Karawang 6. Status Pernikahan : Menikah Belum Menikah 7. Sudah berapa kali anda berkunjung ke wisata Pemancingan Ajo : 2 kali 3 kali 4 kali > 4 kali 8. Pendidikan : Tidak sekolah SLTA Master (S2) SD Diploma Doktor (S3) SLTP Sarjana (S1) 9. Pengeluaran pendapatan per bulan : Pekerjaan : PNS Pegawai Swasta Pegawai BUMN Sedang mencari pekerjaan Pensiunan Wiraswasta/wirausaha Pelajar/Mahasiswa Ibu rumah tangga 90

91 B. KUESIONER RESPONDEN. Petunjuk pengisian: Jawablah pertanyaan dibawah ini dan beri tanda ( ) pada kotak indikator kepuasan yang anda maksud. Indikator Atribut Servqual Wisata Pemancingan Ajo Atribut Servqual Atribut-atribut Penampilan Karyawan Indikator Kepuasan 6 = Tidak memakai seragam 7 = Memakai kemeja tidak rapi dan tidak bersih 8 = Memakai seragam, rapi dan tidak bersih 9 = Memakai seragam dan rapi 10 = Memakai seragam sangat rapi, bersih dan menarik Tangible (Bukti Fisik) Variasi jenis ikan Kondisi kolam pemancingan Informasi daftar harga 6 = Hanya satu jenis ikan 7 = Ikan mas dan ikan nila 8 = Ikan mas dan ikan gurame 9 = Ikan nila dan ikan gurame 10 = Ikan mas, ikan nila dan ikan gurame 6 = Sempit, air kotor, ada lumut, bau amis 7 = Sempit, air kotor, ada lumut 8 = Sempit, air bersih, ada lumut 9 = Luas, air bersih, tidak ada lumut 10 = Luas, air bersih dan jernih, tidak ada lumut 6 = Daftar harga setiap jenis ikan tidak ada 7 = Daftar setiap jenis ikan lengkap, namun tidak ada daftar harga 8 = Daftar harga jenis ikan ada namun tidak jelas 9 = Daftar harga jenis ikan lengkap dan jelas 10 = Daftar jenis ikan sangat lengkap dan jelas bahkan disertai gambar menarik 91

92 Tangible (Bukti Fisik) Kebersihan lokasi Jumlah kolam pemancingan Luas areal parkir 6 = Sampah berserakan dimanamana, tempat sampah tidak ada, bau 7 = Ada sampah dan banyak dedaunan, tempat sampah sedikit tersedia 8 = Tidak ada sampah, ada sisa umpan maupun makanan, tempat sampah tidak banyak, tidak bau 9 = Tidak ada sampah, banyak dedaunan, tempat sampah banyak tersedia, tidak bau 10 = Tidak ada sampah dan dedaunan berserakan, kotak sampah banyak, tidak bau 6 = Terdapat 1 kolam pemancingan 7 = Terdapat 2 kolam pemancingan 8 = Terdapat 3 kolam pemancingan 9 = Terdapat 4 kolam pemancingan 10 = Terdapat 4 kolam pemancingan 6 = Mampu menampung kurang dari 5 mobil 7 = Mampu menampung 10 mobil 8 = Mampu menampung mobil 9 = Mampu menampung mobil 10 = Mampu menampung lebih dari 50 mobil Fasilitas Pendukung Pemancingan 6 = Tidak tersedia alat pancing dan umpan 7 = Tidak tersedia alat pancing tetapi tersedia umpan 8 = Tidak tersedia umpan tetapi tersedia alat pancing 9 = Tersedia alat pancing dan umpan 10 = Tersedia alat pancing lengkap (umbulumbul,joran,kail) dan umpan 92

93 Kualitas ikan pada kolam pemancingan harian 6 = Ikan tidak sehat dan berpenyakit 7 = Ikan secara fisik tidak terlihat segar 8 = Ikan sehat dan tidak berpenyakit 9 = Ikan terlihat segar secara fisik 10 = Ikan terlihat sehat dan segar Reliability (Keandalan) Kualitas ikan pada kolam pemancingan lomba Sistem pemancingan yang ditawarkan 6 = Ikan tidak sehat dan berpenyakit 7 = Ikan secara fisik tidak terlihat segar 8 = Ikan tidak sehat dan bobot ikan kurang dari 5 kg dan 9 = Ikan dan sehat bobot ikan lebih dari 5 kg 10 = Ikan terlihat sehat dan segar dan bobot ikan lebih dari 5 kg 6 = Hanya kiloan saja 7 = Kiloan dan harian 8 = Kiloan, harian, galatama 9 = Kiloan, harian, galatama, borongan 10 = Kiloan, harian, galatama, borongan, lomba Lokasi Pemancingan 6 = Lokasi pemancingan jauh dengan jalan raya 7 = Lokasi pemancingan memiliki jalan yang sempit 8 = Lokasi pemancingan tidak dapat dimasuki kendaraan 9 = Lokasi pemancingan dekat jalan raya dan memiliki jalan yang lebar 10 = Lokasi pemancingan dekat jalan raya memiliki jalan yang lebar dan dapat dimasuki kendaraan 93

94 Reliability (Keandalan) Aksesibilitas (akses menuju wisata pemancingan) Waktu buka wisata mancing : Senin-jumat WIB Sabtu-minggu WIB 6 = kondisi jalan rusak, sulit dilalui kendaraan, macet, tidak ada angkutan umum 7 = kondisi jalan rusak, tidak sulit dilalui kendaraan, macet, tidak ada angkutan umum 8 = kondisi jalan rusak, tidak sulit dilalui kendaraan, tidak macet, tidak ada angkutan umum 9 = kondisi jalan rusak, tidak sulit dilalui kendaraan, tidak macet, ada angkutan umum 10 = kondisi jalan rusak, tidak sulit dilalui kendaraan, tidak macet, ada angkutan umum, jalan sangat lebar 6 = Sangat singkat (3 jam) 7 = Cukup singkat (4jam) 8 = Singkat (5 jam) 9 = Cukup lama (7 jam) 10 = Sangat lama ( 10 jam) Kebebasan waktu memancing 6 = Kegiatan memancing dibatasi waktu 7 = Kegiatan memancing hanya pada jam tertentu 8 = Kegiatan memancing tidak dibatasi waktu tetapi hanya pada jam tertentu 9 = Kegiatan memancing tidak dibatasi waktu dan bebas kapan saja 10 = Kegiatan memancing tidak dibatasi waktu dan bebas kapan saja serta bebas memancing dikolam mana saja 94

95 Responsive (Ketanggapan) Kecepatan melayani konsumen Ketanggapan karyawan melayani keluhan kosumen (mengatasi masalah alat pancing, umpan dan perlengkapan pendukung lainnya) Sambutan karyawan terhadap para pengunjung 6 = Lebih dari 30 menit 7 = menit 8 = menit 9 = 10 menit 10 = Kurang dai 10 menit 6 = Acuh tak acuh 7 = Tidak langsung menanggapi, hanya diam dan mendengarkan 8 = Langsung mendengarkan namun tidak memberikan solusi 9 = Langsung menanggapi dan memberikan solusi 10 = Langsung menanggapi dan memberi solusi dan dipenuhi keinginan konsumennya 6 = Cuek dan acuh tak acuh 7 = Hanya bertanya ketika konsumen akan memancing 8 = Senyum dan tidak bertanya apapun 9 = Senyum, bertanya kepada konsumen dan melayaninya 10 = Senyum, bertanya pesanan konsumen, mengantarkan konsumen kelokasi dan melayaninya serta menemani Kecermatan karyawan terhadap pesanan konsumen 6 = Tidak cermat dalam melayani pesanan konsumen 7 = Tidak mengecek kembali pesanan konsumen 8 = Tidak bertanya kembali pesanan konsumen 9 = Cermat dan mencek kembali pesana konsumen 10 = Cermat, mencek kembali dan bertanya kembali apa yang dipesan konsumen 95

96 Kenyamanan saat memancing 6 = Udara tidak sejuk, bising dan tidak ada tempat duduk 7 = Udara tidak sejuk, bising, ada tempat duduk 8 = Udara sejuk, bising, tidak ada tempat duduk 9 = Udara panas, tenang, ada tempat duduk 10 = Udara sejuk, tenang, ada tempat duduk Assurance (Jaminan) Keramahan karyawan 6 = Cuek dan acuh tak acuh 7 = Hanya melayani konsumen ketika dipanggil saja 8 = Senyum dan tidak bertanya apapun 9 = Senyum, bertanya pesanan konsumen dan melayaninya 10 = Senyum, bertanya pesanan konsumen, mengantarkan konsumen kelokasi dan melayaninya serta menemani Keamanan 6 = Tidak aman, tidak ada satpam 7 = Tidak aman, satpam hanya menjaga di pos satpam 8 = Cukup aman, satpam selalu berkeliling mengawasi, tidak diperiksa secara ketat saat masuk 9 = Cukup aman, satpam selalu berkeliling mengawasi 10 = Cukup aman, satpam selalu berkeliling mengawasi, tidak diperiksa secara ketat saat masuk 96

97 Empathy (Kepedulian) Fasilitas mushola Fasilitas sarana toilet Pusat informasi dan Pengaduan keluhan konsumen 6 = Mushola sangat kotor dan bau 7 = Tersedia mushola,kotor, tidak ada alat shalat 8 = Tersedia mushola, bersih, tidak ada alat shalat 9 = Tersedia mushola, bersih, ada alat shalat 10 = Tersedia mushola, bersih, ada alat shalat, ruangan wangi 6 = Tiolet sangat kotor dan bau 7 = Air kotor, sabun tangan dan tissu tidak ada 8 = Air bersih, sabun tangan ada, tissu tidak ada 9 = Air bersih, sabun tangan tidak ada, tissu ada 10 = Air bersih, sabun tangan dan ada, tissu ada 6 = Tidak terdapat pusat informasi dan pengaduan keluhan 7 = Hanya terdapat pusat informasi tetapi tidak melayani pengaduan keluhan 8 = Terdapat pusat informasi dan pengaduan keluhan 9 = Terdapat pusat informasi dan pengaduan keluhan serta melayani dengan baik 10 = Terdapat pusat informasi dan pengaduan keluhan serta melayani dengan baik dan memberikan solusi Kemudahan menghubungi pemancingan 6 = Tidak tersedia nomor telepon dan alamat 7 = Tersedia nomor telepon, alamat tidak jelas 8 = Nomor telepon tidak tersedia, alamat jelas 9 = Nomor telp dan alamat sangat jelas 10 = Nomor telp dan alamat sangat jelas dilengkapi brosur. 97

98 Empathy (Kepedulian) Fasilitas pendukung Wisata pemancingan 6 = Tidak ada sarana bermain anak, tidak ada saung makan, tidak ada restauran, tidak ada hiburan (live musik) 7 = Tidak ada sarana bermain anak, tidak ada saung makan, tidak ada restauran, ada hiburan (live musik) 8 = Tidak ada sarana bermain anak, tidak ada saung makan, ada restauran, ada hiburan (live musik) 9 = Tidak ada sarana bermain anak, ada saung makan, ada restauran, ada hiburan (live musik) 10 = Ada sarana bermain anak, ada saung makan, ada restauran, ada hiburan (live musik) 98

99 Keadaan Wisata Pemancingan Ajo 99

KEPUASAN KONSUMEN WISATA PEMANCINGAN AJO KABUPATEN KARAWANG PROPINSI JAWA BARAT OLEH: ANDRO FRIEHANDHOKO H

KEPUASAN KONSUMEN WISATA PEMANCINGAN AJO KABUPATEN KARAWANG PROPINSI JAWA BARAT OLEH: ANDRO FRIEHANDHOKO H KEPUASAN KONSUMEN WISATA PEMANCINGAN AJO KABUPATEN KARAWANG PROPINSI JAWA BARAT OLEH: ANDRO FRIEHANDHOKO H34066014 PROGRAM SARJANA PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perikanan dan Usaha Perikanan Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi,

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT MUTU PELAYANAN WISATA MANCING FISHING VALLEY BOGOR

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT MUTU PELAYANAN WISATA MANCING FISHING VALLEY BOGOR ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT MUTU PELAYANAN WISATA MANCING FISHING VALLEY BOGOR Oleh : Dini Vidya A14104008 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT MUTU PELAYANAN WISATA MANCING FISHING VALLEY BOGOR

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT MUTU PELAYANAN WISATA MANCING FISHING VALLEY BOGOR ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT MUTU PELAYANAN WISATA MANCING FISHING VALLEY BOGOR Oleh : Dini Vidya A14104008 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1.1 Latar Belakang Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam mempertahankan kelangsungan bisnisnya, untuk berkembang dan mendapatkan laba.

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU DAN TINGKAT KEPUASAN PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM (TWA) TALAGA WARNA CISARUA - BOGOR

ANALISIS PERILAKU DAN TINGKAT KEPUASAN PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM (TWA) TALAGA WARNA CISARUA - BOGOR ANALISIS PERILAKU DAN TINGKAT KEPUASAN PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM (TWA) TALAGA WARNA CISARUA - BOGOR SKRIPSI SRI MULYANI H 34066118 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

STRATEGI BAURAN PEMASARAN DENGAN PENERAPAN METODE PROSES HIERARKI ANALITIK DI AGROWISATA LITTLE FARMERS LEMBANG, BANDUNG

STRATEGI BAURAN PEMASARAN DENGAN PENERAPAN METODE PROSES HIERARKI ANALITIK DI AGROWISATA LITTLE FARMERS LEMBANG, BANDUNG STRATEGI BAURAN PEMASARAN DENGAN PENERAPAN METODE PROSES HIERARKI ANALITIK DI AGROWISATA LITTLE FARMERS LEMBANG, BANDUNG SKRIPSI IMAM WAHYUDI H34066064 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan rekreasi atau wisata sering digunakan sebagai sarana melepas

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan rekreasi atau wisata sering digunakan sebagai sarana melepas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan rekreasi atau wisata sering digunakan sebagai sarana melepas stres. Gaya hidup masyarakat yang semakin sibuk dalam rutinitasnya, sempitnya waktu membuat

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT SKRIPSI DEFIETA H34066031 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 RINGKASAN DEFIETA.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi, produk atau jasa yang bersaing dalam satu pasar semakin banyak dan beragam akibat keterbukaan pasar. Sehingga terjadilah persaingan antar produsen

Lebih terperinci

ANALISIS ATRIBUT YANG MEMPENGARUHI WISATAWAN UNTUK BERKUNJUNG KEMBALI KE PEMANDIAN AIR PANAS CV ALAM SIBAYAK BERASTAGI KABUPATEN KARO

ANALISIS ATRIBUT YANG MEMPENGARUHI WISATAWAN UNTUK BERKUNJUNG KEMBALI KE PEMANDIAN AIR PANAS CV ALAM SIBAYAK BERASTAGI KABUPATEN KARO ANALISIS ATRIBUT YANG MEMPENGARUHI WISATAWAN UNTUK BERKUNJUNG KEMBALI KE PEMANDIAN AIR PANAS CV ALAM SIBAYAK BERASTAGI KABUPATEN KARO SKRIPSI ARDIAN SURBAKTI H34076024 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

ANALISIS PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP OBJEK WISATA PEMANCINGAN FISHING VALLEY BOGOR. Oleh DEVI FITRIYANA H

ANALISIS PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP OBJEK WISATA PEMANCINGAN FISHING VALLEY BOGOR. Oleh DEVI FITRIYANA H ANALISIS PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP OBJEK WISATA PEMANCINGAN FISHING VALLEY BOGOR Oleh DEVI FITRIYANA H24066045 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA PT. TAMAN SAFARI INDONESIA, CISARUA, BOGOR. Oleh : HAFNANSYAH HARAHAP A

ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA PT. TAMAN SAFARI INDONESIA, CISARUA, BOGOR. Oleh : HAFNANSYAH HARAHAP A ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA PT. TAMAN SAFARI INDONESIA, CISARUA, BOGOR Oleh : HAFNANSYAH HARAHAP A 14103540 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, dengan meningkatkan sumber daya

Lebih terperinci

POSITIONING PADA WISATA MANCING FISHING VALLEY BOGOR

POSITIONING PADA WISATA MANCING FISHING VALLEY BOGOR POSITIONING PADA WISATA MANCING FISHING VALLEY BOGOR SKRIPSI DESI NURMASARI H34051065 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 RINGKASAN DESI NURMASARI.

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia memiliki keanekaragaman sumber daya hayati yang melimpah. Kekayaan hayati Indonesia dapat terlihat dari banyaknya flora dan fauna negeri ini. Keanekaragaman sumber

Lebih terperinci

ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN DEATH BY CHOCOLATE AND SPAGHETTI BOGOR

ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN DEATH BY CHOCOLATE AND SPAGHETTI BOGOR ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN DEATH BY CHOCOLATE AND SPAGHETTI BOGOR SKRIPSI EGRETTA MELISTANTRI DEWI A 14105667 PROGRAM STUDI EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN PRODUK IKAN SEGAR DI PASAR IKAN HIGIENIS EVERFRESH FISH MARKET PEJOMPONGAN, JAKARTA PUSAT

TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN PRODUK IKAN SEGAR DI PASAR IKAN HIGIENIS EVERFRESH FISH MARKET PEJOMPONGAN, JAKARTA PUSAT TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN PRODUK IKAN SEGAR DI PASAR IKAN HIGIENIS EVERFRESH FISH MARKET PEJOMPONGAN, JAKARTA PUSAT NURUL YUNIYANTI PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN

Lebih terperinci

VII DIMENSI KUALITAS PELAYANAN, KEPUASAN, DAN LOYALITAS RESPONDEN TAMAN REKREASI KAMPOENG WISATA CINANGNENG

VII DIMENSI KUALITAS PELAYANAN, KEPUASAN, DAN LOYALITAS RESPONDEN TAMAN REKREASI KAMPOENG WISATA CINANGNENG VII DIMENSI KUALITAS PELAYANAN, KEPUASAN, DAN LOYALITAS RESPONDEN TAMAN REKREASI KAMPOENG WISATA CINANGNENG Kepuasan dan loyalitas pengunjung dapat diketahui secara tidak langsung melalui penilaian mereka

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA SKRIPSI MUHAMMAD SALIM R H34076107 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 RINGKASAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya. Selanjutnya,

BAB I PENDAHULUAN. standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya. Selanjutnya, 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pariwisata adalah salah satu jenis industri yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman flora, fauna dan gejala alam dengan keindahan pemandangan alamnya merupakan anugrah Tuhan Yang Maha

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai sumber penerimaan devisa, membuka lapangan kerja sekaligus kesempatan berusaha. Hal ini didukung dengan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Hal ini berdasarkan pada pengakuan berbagai organisasi

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS PUNCAK BOGOR

VIII. ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS PUNCAK BOGOR VIII. ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS PUNCAK BOGOR Penilaian tingkat kepentingan dan kinerja suatu perusahaan sangat penting untuk merumuskan strategi pemasaran yang

Lebih terperinci

ANALISIS PERAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN SUBSEKTOR PETERNAKAN DALAM PEMBANGUNAN KABUPATEN CIANJUR

ANALISIS PERAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN SUBSEKTOR PETERNAKAN DALAM PEMBANGUNAN KABUPATEN CIANJUR ANALISIS PERAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN SUBSEKTOR PETERNAKAN DALAM PEMBANGUNAN KABUPATEN CIANJUR SKRIPSI WINWORK SINAGA H34066130 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam arti luas pariwisata adalah kegiatan rekreasi di luar dominasi untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau untuk mencari suasana lain. Sebagai suatu aktivitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Propinsi Lampung merupakan wilayah yang memiliki kekayaan alam yang melimpah dan keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan Propinsi

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling.

BAB II URAIAN TEORITIS. yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling. BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Pariwisata Kata Pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua suku kata yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan bentuk industri pariwisata yang belakangan ini menjadi tujuan dari sebagian kecil masyarakat. Pengembangan industri pariwisata mempunyai peranan penting

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI SEGMENTASI PENGUNJUNG WISATA AGRO STUDI KASUS KARAKTERISTIK PENGUNJUNG KAMPOENG WISATA CINANGNENG

IDENTIFIKASI SEGMENTASI PENGUNJUNG WISATA AGRO STUDI KASUS KARAKTERISTIK PENGUNJUNG KAMPOENG WISATA CINANGNENG IDENTIFIKASI SEGMENTASI PENGUNJUNG WISATA AGRO STUDI KASUS KARAKTERISTIK PENGUNJUNG KAMPOENG WISATA CINANGNENG SKRIPSI HESTI FANNY AULIA SIHALOHO H34066060 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. rangka teoritis untuk menjelaskan kepuasan pelanggan. pelanggan memang berkaitan dengan penilaian kualitas jasa yang dirasakan oleh

I. PENDAHULUAN. rangka teoritis untuk menjelaskan kepuasan pelanggan. pelanggan memang berkaitan dengan penilaian kualitas jasa yang dirasakan oleh I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dasarnya tujuan sebuah bisnis adalah menciptakan para pelanggan yang puas. Sejalan dengan itu berbagai upaya telah dilakukan untuk menyusun rangka teoritis untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan objek-objek pariwisata di Indonesia. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan objek-objek pariwisata di Indonesia. Masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sektor pariwisata telah memberikan kontribusi besar dalam perekonomian Indonesia, hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan pelaksanaan pembangunan objek-objek pariwisata

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan atau pangan merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang paling mendasar dan suatu kebutuhan primer manusia untuk mempertahankan hidupnya. Seiring dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan yang perlu diberdayakan karena selain sebagai sumber penerimaan daerah kota Bogor serta pengembangan dan pelestarian seni

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus : Kelompok Wanita Tani Hanjuang, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus : Kelompok Wanita Tani Hanjuang, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus : Kelompok Wanita Tani Hanjuang, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) Skripsi SRI ROSMAYANTI H 34076143 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN ETNIK KHAS TIMUR TENGAH RESTORAN ALI BABA, KOTA BOGOR. Titik Hidayati A

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN ETNIK KHAS TIMUR TENGAH RESTORAN ALI BABA, KOTA BOGOR. Titik Hidayati A ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN ETNIK KHAS TIMUR TENGAH RESTORAN ALI BABA, KOTA BOGOR Titik Hidayati A14102584 PROGRAM STUDI SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara dengan wilayah perairan lebih luas dari pada daratan dan merupakan negara kepulauan yang memiliki keanekaragaman spesies

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINUMAN TEH SIAP MINUM (READY TO DRINK) MEREK TEH BOTOL SOSRO DI JAKARTA TIMUR

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINUMAN TEH SIAP MINUM (READY TO DRINK) MEREK TEH BOTOL SOSRO DI JAKARTA TIMUR ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINUMAN TEH SIAP MINUM (READY TO DRINK) MEREK TEH BOTOL SOSRO DI JAKARTA TIMUR Oleh : NOVA RESKI SEPTINA K A14104117 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Potensi kepariwisataan di Indonesia sangat besar. Sebagai negara tropis dengan sumberdaya alam hayati terbesar ketiga di dunia, sangat wajar bila pemerintah Indonesia memberikan

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DEBITUR TERHADAP PELAYANAN KREDIT SISTEM REFERRAL BANK CIMB NIAGA CABANG CIBINONG KABUPATEN BOGOR

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DEBITUR TERHADAP PELAYANAN KREDIT SISTEM REFERRAL BANK CIMB NIAGA CABANG CIBINONG KABUPATEN BOGOR ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DEBITUR TERHADAP PELAYANAN KREDIT SISTEM REFERRAL BANK CIMB NIAGA CABANG CIBINONG KABUPATEN BOGOR Oleh : DIKUD JATUALRIYANTI A14105531 PROGRAM STUDI EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang saat ini sedang digalakkan oleh pemerintah Indonesia. Berdasarkan Intruksi Presiden nomor 16 tahun 2005 tentang Kebijakan

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN RESTORAN PUJASEGA GARUT JAWA BARAT

ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN RESTORAN PUJASEGA GARUT JAWA BARAT ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN RESTORAN PUJASEGA GARUT JAWA BARAT SKRIPSI MOHAMAD AMIR ELBANY H34066084 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009

Lebih terperinci

agrowisata ini juga terdapat pada penelitian Ernaldi (2010), Zunia (2012), Machrodji (2004), dan Masang (2006). Masang (2006) yang dikutip dari

agrowisata ini juga terdapat pada penelitian Ernaldi (2010), Zunia (2012), Machrodji (2004), dan Masang (2006). Masang (2006) yang dikutip dari II TINJAUAN PUSTAKA Pariwisata didefinisikan sebagai kegiatan rekreasi di luar domisili untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau mencari suasana lain. Sebagai suatu aktivitas manusia, pariwisata

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dikawasan Wisata Agro Perkebunan Nusantara Gunung Mas yang terletak di Seda Tugu, kecamatan Cisarua kabupaten Bogor. Pemilihan

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN AYAM GEPREK ISTIMEWA BOGOR

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN AYAM GEPREK ISTIMEWA BOGOR ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN AYAM GEPREK ISTIMEWA BOGOR SKRIPSI KARINA KARTIKA SARI H34066069 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 ANALISIS KEPUASAN

Lebih terperinci

ANALISIS SIKAP DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KUNJUNGAN KONSUMEN KAFE BACA DI BUKU KAFE, DEPOK JAWA BARAT

ANALISIS SIKAP DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KUNJUNGAN KONSUMEN KAFE BACA DI BUKU KAFE, DEPOK JAWA BARAT ANALISIS SIKAP DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KUNJUNGAN KONSUMEN KAFE BACA DI BUKU KAFE, DEPOK JAWA BARAT OLEH : FANNY RAMA A. 14104547 PROGRAM STUDI EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Proses Pengambilan Keputusan Pengunjung Menurut Engel,dkk (1994) proses pengambilan keputusan pembelian yang dilakukan oleh pengunjung terdiri dari lima tahap yaitu pengenalan

Lebih terperinci

VII. PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS

VII. PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS VII. PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS Keputusan pengunjung untuk melakukan pembelian jasa dilakukan dengan mempertimbangkan terlebih dahulu kemudian memutuskan untuk

Lebih terperinci

PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT RESTORAN ORIENTAL FOOD (Kasus Restoran Makisu dan Shanghai Garden di Gedung Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI

PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT RESTORAN ORIENTAL FOOD (Kasus Restoran Makisu dan Shanghai Garden di Gedung Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT RESTORAN ORIENTAL FOOD (Kasus Restoran Makisu dan Shanghai Garden di Gedung Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI DWIANA SILVI LEUNAWATI A14103669 PROGRAM EKSTENSI MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat dengan pelestarian nilai-nilai kepribadian dan. pengembangan budaya bangsa dengan memanfaatkan seluruh potensi

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat dengan pelestarian nilai-nilai kepribadian dan. pengembangan budaya bangsa dengan memanfaatkan seluruh potensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum dikembangkan secara maksimal, termasuk didalamnya sektor pariwisata. Untuk lebih memantapkan pertumbuhan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Penelitian ini dilakukan untuk melihat perilaku konsumen yang melakukan aktivitas pembelian di DKI Jakarta khususnya. Aktivitas pembelian yang dilakukan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Perkembangan Wisatawan Nusantara pada tahun

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Perkembangan Wisatawan Nusantara pada tahun I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tentang kepariwisataan, pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN COFFEESHOP WARUNG KOPI SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI PEMASARAN SKRIPSI IVAN STENLEY H

ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN COFFEESHOP WARUNG KOPI SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI PEMASARAN SKRIPSI IVAN STENLEY H ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN COFFEESHOP WARUNG KOPI SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI PEMASARAN SKRIPSI IVAN STENLEY H34052032 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

PERAN KOPERASI DALAM PENGEMBANGAN SISTEM AGRIBISNIS BELIMBING DEWA (Studi Kasus Pusat Koperasi Pemasaran Belimbing Dewa Depok, Jawa Barat)

PERAN KOPERASI DALAM PENGEMBANGAN SISTEM AGRIBISNIS BELIMBING DEWA (Studi Kasus Pusat Koperasi Pemasaran Belimbing Dewa Depok, Jawa Barat) PERAN KOPERASI DALAM PENGEMBANGAN SISTEM AGRIBISNIS BELIMBING DEWA (Studi Kasus Pusat Koperasi Pemasaran Belimbing Dewa Depok, Jawa Barat) SKRIPSI ERNI SITI MUNIGAR H34066041 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris dengan sumber daya alam yang melimpah, panorama alam yang menawan, sejarah, budaya serta kuliner yang beragam, menjadikannya sebagai salah

Lebih terperinci

DAN PEMASARAN NENAS BOGOR BOGOR SNIS SKRIPSI H

DAN PEMASARAN NENAS BOGOR BOGOR SNIS SKRIPSI H ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN PEMASARAN NENAS BOGOR Di Desa Sukaluyu, Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor SKRIPSI ERIK LAKSAMANA SIREGAR H 34076059 DEPARTEMEN AGRIBIS SNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Restoran Restoran Ikan Bakar dalam Bambu Karimata terletak di Depan Pintu Tol Sentul Selatan 2 Grand Sentul City, baru didirikan pada tahun 2009

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang sengit. Hal tersebut mengakibatkan para produsen berlombalomba

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang sengit. Hal tersebut mengakibatkan para produsen berlombalomba BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah menimbulkan persaingan yang ketat untuk produk dan jasa yang dihasilkan oleh setiap perusahaan. Agar sebuah perusahaan mampu terus eksis,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya yang belum dikembangkan secara maksimal, termasuk didalamnya pada sektor pariwisata. Pembangunan dibidang pariwisata

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sumber penghasilan suatu daerah. Dengan pengelolaan yang baik, suatu obyek wisata dapat menjadi sumber pendapatan yang besar.menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk menikmati produk-produk wisata baik itu keindahan alam maupun beraneka ragam kesenian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata merupakan sektor bisnis yang bergerak dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata merupakan sektor bisnis yang bergerak dalam bidang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri pariwisata merupakan sektor bisnis yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa. Produk yang ditawarkan berupa atraksi wisata, tempat hiburan, sarana

Lebih terperinci

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AGROWISATA BELIMBING DAN JAMBU DELIMA KABUPATEN DEMAK

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AGROWISATA BELIMBING DAN JAMBU DELIMA KABUPATEN DEMAK LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AGROWISATA BELIMBING DAN JAMBU DELIMA KABUPATEN DEMAK Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan

Lebih terperinci

ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA AGROWISATA RUMAH SUTERA ALAM KECAMATAN PASIR EURIH, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT

ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA AGROWISATA RUMAH SUTERA ALAM KECAMATAN PASIR EURIH, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA AGROWISATA RUMAH SUTERA ALAM KECAMATAN PASIR EURIH, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT Oleh : FANDY AKHDIAR A14104101 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi yang semakin berkembang membawa dampak terhadap ketatnya persaingan dalam berbagai bidang, baik itu bidang ekonomi, sosial, maupun budaya. Globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Negara Indonesia merupakan Negara yang memiliki banyak ragam pariwisata dan budaya yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Mulai dari tempat wisata dan objek wisata

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. dengan musik. Gerakan-gerakan itu dapat dinikmati sendiri, pengucapan suatu

BAB II URAIAN TEORITIS. dengan musik. Gerakan-gerakan itu dapat dinikmati sendiri, pengucapan suatu BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Tari Seni tari merupakan seni menggerakkan tubuh secara berirama, biasanya sejalan dengan musik. Gerakan-gerakan itu dapat dinikmati sendiri, pengucapan suatu gagasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diandalkan pemerintah untuk memperoleh devisa dari penghasilan non migas. Peranan pariwisata dalam pembangunan nasional,

Lebih terperinci

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Definisi Konsumen Sumarwan (2004) menyatakan bahwa konsumen terdiri dari dua yaitu konsumen individu dan konsumen organisasi. Konsumen

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KEPUASAN PETERNAK TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KEPUASAN PETERNAK TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KEPUASAN PETERNAK TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER (Kasus Kemitraan Peternak Plasma Rudi Jaya PS Sawangan, Depok) Oleh : MAROJIE FIRWIYANTO A 14105683 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan menakjubkan. Kondisi kondisi alamiah seperti letak dan keadaan geografis, lapisan tanah yang subur

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kulinernya banyak orang menyebutkan bahwa Indonesia adalah surga dunia yang

I. PENDAHULUAN. kulinernya banyak orang menyebutkan bahwa Indonesia adalah surga dunia yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia memiliki beraneka ragam wisata dan budaya yang terbentang dari sabang sampai marauke, mulai dari tempat wisata dan obyek wisata yang kaya akan keindahan

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR 6.1 Karakteristik Responden Penentuan karakteristik pengunjung TWA Gunung Pancar diperoleh berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner dari 100

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agrowisata

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agrowisata 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agrowisata Menurut Reza Moh dkk (1996), pengertian agrowisata adalah objek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha

Lebih terperinci

ANALISIS SIKAP, PERSEPSI KONSUMEN DAN RENTANG HARGA PADA BERAS ORGANIK SAE (SEHAT AMAN ENAK)

ANALISIS SIKAP, PERSEPSI KONSUMEN DAN RENTANG HARGA PADA BERAS ORGANIK SAE (SEHAT AMAN ENAK) ANALISIS SIKAP, PERSEPSI KONSUMEN DAN RENTANG HARGA PADA BERAS ORGANIK SAE (SEHAT AMAN ENAK) PADA GAPOKTAN SILIH ASIH DESA CIBURUY KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT SKRIPSI IPO MELANI SINAGA H34076081 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah pesisir merupakan wilayah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan di laut yang saling berinteraksi sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata sebagai salah satu industri jasa ikut membantu meningkatkan perekonomian negara seiring dengan industri lainnya seperti pertanian, pertambangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan perekonomian Indonesia yang semakin membaik ditandai dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Peningkatan pertumbuhan ekonomi salah satunya didorong oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan tempat wisata di Lampung merupakan daya tarik tersendiri bagi

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan tempat wisata di Lampung merupakan daya tarik tersendiri bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan tempat wisata di Lampung merupakan daya tarik tersendiri bagi masyarakat Lampung sebagai wisatawan khususnya yang menginginkan tempat wisata dengan berbagai

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MINYAK GORENG BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MINYAK GORENG BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MINYAK GORENG BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK (Kasus : Rumah Makan di Kota Bogor) EKO SUPRIYANA A.14101630 PROGRAM STUDI EKSTENSI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya,

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya, dan teknologi, sehingga keadaan ini menjadi sebuah perhatian yang besar dari para

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak dulu Bandung merupakan kota yang mampu menarik perhatian para

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak dulu Bandung merupakan kota yang mampu menarik perhatian para BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dulu Bandung merupakan kota yang mampu menarik perhatian para wisatawan asing maupun domestik. Keindahan kotanya, makanan khasnya, dan letaknya yang strategis

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Secara spesifik lansekap adalah suatu areal lahan atau daratan yang memiliki kualitas

TINJAUAN PUSTAKA. Secara spesifik lansekap adalah suatu areal lahan atau daratan yang memiliki kualitas II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lansekap Secara spesifik lansekap adalah suatu areal lahan atau daratan yang memiliki kualitas visual bentukan lahan, formasi batuan, elemen air, dan pola tanaman yang berbeda

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pariwisata menjadi salah satu kegiatan ekonomi yang penting, dimana dalam perekonomian suatu Negara, apabila dikembangkan secara terencana dan terpadu, peran pariwisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri Pariwisata merupakan salah satu sektor jasa yang menjadi unggulan di tiap-tiap wilayah di dunia. Industri Pariwisata, dewasa ini merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Djum di Wijilan Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kepuasan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Djum di Wijilan Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kepuasan BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Data Penelitian dilakukan terhadap kualitas pelayanan pada Warung Makan Gudeg Yu Djum di Wijilan Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kepuasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai besar seperti cafe, rumah makan maupun restoran. Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. sampai besar seperti cafe, rumah makan maupun restoran. Jawa Barat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis sekarang ini telah berkembang sangat pesat dan mengalami metamorfosis yang berkesinambungan menjadikan daya tarik bisnis itu tersendiri.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memberikan pelayanan yang berkualitas dengan mutu yang baik dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memberikan pelayanan yang berkualitas dengan mutu yang baik dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memberikan pelayanan yang berkualitas dengan mutu yang baik dapat memberikan nilai kepuasan lebih terhadap pelanggan. Pelanggan umumnya mengharapkan produk berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang sangat penting dimasa yang

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang sangat penting dimasa yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang sangat penting dimasa yang akan datang, sehingga diramalkan akan terus tumbuh dan berkembang menjadi

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan yang terpenting setelah udara dan air, serta merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang harus segera terpenuhi untuk mempertahankan kelangsungan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi wisata

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi wisata 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi wisata untuk dikembangkan dan diupayakan menjadi daya tarik wisata daerah. Potensi wisata tersebut

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MEREK CITRABAS DELUXE (Studi Kasus di PT. Buana Tirta Abadi Jakarta)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MEREK CITRABAS DELUXE (Studi Kasus di PT. Buana Tirta Abadi Jakarta) ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MEREK CITRABAS DELUXE (Studi Kasus di PT. Buana Tirta Abadi Jakarta) Oleh : CITRA WIDYALESTARI A 14105522 PROGRAM SARJANA EKSTENSI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. frekuensi berkunjung di Toko Mas Kerbau Weleri. Penyebaran. umum responden berdasarkan umur mereka:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. frekuensi berkunjung di Toko Mas Kerbau Weleri. Penyebaran. umum responden berdasarkan umur mereka: 33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Responden Gambaran umum responden yang menjadi sampel penelitian ini meliputi: umur responden, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan frekuensi berkunjung

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia yang merupakan negara agraris, memiliki wilayah yang luas untuk usaha pertanian. Selain diperuntukkan sebagai budidaya dan produksi komoditi pertanian serta perkebunan,

Lebih terperinci

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Berdasarkan data karakteristik responden, terlihat bahwa sebagian besar pengguna jasa Aya Travel berprofesi sebagai pelajar/mahasiswa (44%) dan PNS (22%). Hal ini dapat

Lebih terperinci

ANALISIS TATANIAGA TELUR AYAM KAMPUNG (Studi Kasus: Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) SKRIPSI BETTY SAFITRI H

ANALISIS TATANIAGA TELUR AYAM KAMPUNG (Studi Kasus: Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) SKRIPSI BETTY SAFITRI H ANALISIS TATANIAGA TELUR AYAM KAMPUNG (Studi Kasus: Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) SKRIPSI BETTY SAFITRI H34076035 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN (Studi Kasus : Liefde Cafe&Restaurant, Bogor)

ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN (Studi Kasus : Liefde Cafe&Restaurant, Bogor) ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN (Studi Kasus : Liefde Cafe&Restaurant, Bogor) SKRIPSI SAUD PARTOGI HAMONANGAN SITORUS H34076138 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini ditandai dengan kemajuan teknologi dimana menghasilkan

I. PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini ditandai dengan kemajuan teknologi dimana menghasilkan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi saat ini ditandai dengan kemajuan teknologi dimana menghasilkan berbagai kemudahan komunikasi dan informasi yang mengakibatkan kondisi persaingan bisnis

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP MUTU PRODUK DAN JASA PELAYANAN DI RESTORAN BURGER & GRILL - DEPOK. Oleh : EVA PUSPITASARI H

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP MUTU PRODUK DAN JASA PELAYANAN DI RESTORAN BURGER & GRILL - DEPOK. Oleh : EVA PUSPITASARI H ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP MUTU PRODUK DAN JASA PELAYANAN DI RESTORAN BURGER & GRILL - DEPOK Oleh : EVA PUSPITASARI H24053915 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci