PENGENDALIAN KUALITAS PROSES EDIT PROGRAM PENGERJAAN MOULD: STUDI KASUS PT ASTRA HONDA MOTOR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGENDALIAN KUALITAS PROSES EDIT PROGRAM PENGERJAAN MOULD: STUDI KASUS PT ASTRA HONDA MOTOR"

Transkripsi

1 PENGENDALIAN KUALITAS PROSES EDIT PROGRAM PENGERJAAN MOULD: STUDI KASUS PT ASTRA HONDA MOTOR Anggara Hayun A 1 ABSTRACT Time process to make molding is highly influenced by machining process. So to increase productivity, it must be avoided the machining lost time from production process. Therefore, it needs control to the usage of machine. As a control that had been done is to find main cause factor why cnc machine runs unproperly, by sampling method to measure lost time happened in order to get optimum condition. The result of the activity shows how long lost time can be tolerated. Keywords: productivity, lost time, quality control ABSTRAK Lamanya proses pembuatan molding sangat dipengaruhi oleh proses pemesinan sehingga untuk meningkatkan produktivitas dari proses produksi dihindari adanya lost time mesin produksi. Oleh karena itu, perlu adanya suatu kontrol terhadap penggunaan mesin tersebut. Sebagai kegiatan kontrol, dilakukan suatu aktivitas untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi mengapa mesin CNC berhenti produksi. Hal itu dilakukan dengan metode sampling dalam meneliti dan mengukur seberapa lama lost time yang terjadi agar didapatkan kondisi yang optimum. Hasil aktivitas itu menunjukkan berapa lama lost time yang dapat ditolirer. Kata kunci: produktivitas, lost time, pengendalian kualitas 1 Staf Pengajar Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, UBiNus, Jakarta 64 INASEA, Vol. 6 No. 1, April 2005: 64-75

2 PENDAHULUAN NC Program adalah sebuah data urutan langkah pergerakan cutter untuk membentuk suatu produk contour yang berupa teks dan dimasukkan ke dalam mesin CNC sebagai input-an. Dalam proses machining mold base, operator akan mengalami kesulitan dalam membuat program G code dan M code untuk membentuk contour sesuai data gambar tiga dimensi yang telah dikeluarkan oleh desain. Untuk mengatasi hal itu, kegiatan tersebut dapat dibantu dengan pembuatan program secara komputerisasi, tentu saja dengan bantuan software CAM (computere aided manufacturing). Memang banyak proses yang berperan dalam pembuatan molding, seperti machining, edm proses, serta setting proses. Namun, baik tidaknya kualitas dari proses machining sangat mempengaruhi lama tidaknya proses yang ada selanjutnya. Sebagai contoh adalah tingkat kehalusan permukaan dari molding (roughness). Jika permukaan mold yang terbentuk cukup halus maka pada proses setting akan membutuhkan waktu yang singkat. Oleh karena itu, diperlukan trik dan strategi pengerjaan yang harus tepat agar dalam proses machining nantinya tidak mengalami hambatan atau gangguan tetapi jika memang ditengah perjalanan proses machining didapati kondisi yang tidak tepat maka diperlukan langkah edit strategi program machining. Adanya edit program machining itu memang sangat tidak diharapkan terjadi karena pada saat proses edit program itu dilakukan machine akan berhenti menunggu sampai proses edit program itu selesai. Pada saat itulah machine produksi mengalami lost time. Target sebenarnya adalah zero lost time namun hal itu cukup sulit dilakukan mengingat banyak faktor yang berpengaruh terhadap hasil machining itu sendiri, seperti kondisi machine, parameter yang ada dalam program, technology cutting tool, serta tingkat kejelian operator dalam menerjemahkan perintah flow process. Kesemuanya itu dapat diatasi dengan melakukan proses kontrol terhadap setiap proses yang sedang dan akan dijalankan. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa strategi machining sangat besar pengaruhnya terhadap hasil yang didapat. Kesalahan dalam menentukan strategi dapat menimbulkan adanya lost time produksi serta penambahan waktu proses yang diperlukan. Namun, zero lost time target juga sulit untuk dilakukan maka perlu adanya batas toleransi lost yang diperboleh dalam proses. Seberapa besar lost time yang diperbolehkan itulah yang akan menjadi persoalan. Dengan adanya penelitian ini diharapkan diperoleh hal berikut. 1. Dapat mengetahui titik kritis lost time yang masih ditolerir agar mendapat perhatian lebih dalam menghasilkan produk sesuai yang diinginkan. 2. Dapat mengetahui performance dan kemampuan proses. 3. Untuk mengurangi lead time produk. Pengendalian Kualitas... (Anggara Hayun A) 65

3 PEMBAHASAN Metode Analisis Kendali kualitas proses menggunakan pemeriksaan produk atau jasa ketika barang tersebut masih sedang diproduksi. Sampel berkala diambil dari keluaran proses produksi. Apabila setelah pemeriksaan sampel terdapat alasan untuk mempercayai bahwa karakteristik kualitas proses telah berubah maka proses itu dihentikan dan dicari penyebabnya. Penyebab tersebut dapat berupa perubahan pada operator, mesin, atau bahan. Apabila penyebab itu telah ditemukan dan diperbaiki maka proses itu dimulai lagi. Pengendalian proses didasarkan atas dua asumsi penting yang salah satunya bahwa variabilitas adalah mendasar untuk setiap proses produksi. Tidak peduli bagaimana sempurnanya rancangan proses, pasti terdapat variabilitas dalam karekteristik kualitas dari satu unit ke unit lain. Tujuan kendali proses adalah untuk menemukan kisaran variasi alami dari proses kemudian memastikan bahwa produksi tetap pada kisaran itu. Prinsip kedua proses adalah bahwa proses produksi tidak biasanya berada dalam keadaan terkendali. Karena technology cutting tool yang terus mengalami perkembangan lemahnya prosedur, operator yang tidak terlatih, pemeliharaan mesin yang tidak cocok, dan sebagainya, variasi produksi biasanya jauh lebih besar daripada yang semestinya. Tugas pertama pengendali proses adalah mencari sumber variasi yang tidak perlu dan membuat proses berada di bawah kendali statistik, dan variasi yang ditimbulkan oleh penyebab acak. UCL CL LCL Gambar 1 Peta Pengendali Terkendali Statistik X Suatu proses dapat dibawa ke dalam keadaan terkendali dan dapat dipertahankan pada keadaan ini menggunakan bagan kendali kualitas. Pada bagan pengendalian yang ditunjukkan pada gambar tersebut, sumbu y menampilkan karakteristik kualitas yang 66 INASEA, Vol. 6 No. 1, April 2005: 64-75

4 sedang dikendalikan sedangkan sumbu x menampilkan waktu atau sampel tertentu yang diambil dari proses. Garis tengah bagan adalah rata-rata karakteristik kualitas yang sedang diukur. Batas atas kendali menunjukkan variasi acak maksimum yang dapat diterima dan batas bawah menunjukkan variasi acak minimum yang dapat diterima apabila terdapat pengendalian. Secara umum, batas atas dan batas bawah pengendalian ditetapkan pada plus minus (±) tiga standart deviasi rata-rata hitung (mean). Jika diasumsikan terdapat distribusi probabilitas normal maka batas pengendalian itu mencakup 99,7% dari variasi acak yang diamati. Setelah suatu proses telah berada pada keadaan operasi yang mapan, sampel berkala diambil dan dipetakan pada bagan pengendalian. Apabila pengukuran jatuh di dalam batas pengendalian maka proses dilanjutkan. Jika pengukuran jatuh di luar batas pengendalian, proses dihentikan dan segera dilakukan pencariaan penyebabnya. Melalui prosedur ini, proses dipertahankan di dalam kendali statistik dan hanya terdapat variasi alamiah di dalam proses keluarannya. Hentikan proses Cari penyebabnya UCL CL Gambar 2 Peta Pengendali Tidak Terkendali Statistik LCL Hentikan proses Cari penyebabnya X Persis seperti dalam hal pengambilan sampel penerimaan, kualitas dapat diukur untuk bagan pengendalian dengan atribut atau variabel. Kita akan meliput masing-masing kasus ini dalam pembahasan berikut. Apabila kualitas diukur dengan atribut maka karakteristik kualitas adalah persentase unit yang rusak di dalam proses. Persentase itu ditaksir dengan mengambil sampel sebanyak n unit secara acak dari proses dalam interval waktu tertentu. Untuk setiap sampel, dihitung persentase kerusakan yang diamati (p) di dalam sampel tersebut. Nilai pengamatan dari p ini digambarkan pada bagan, satu untuk Pengendalian Kualitas... (Anggara Hayun A) 67

5 setiap sampel. Untuk mendapatkan garis tengah dan batas kendali dari bagan pengendalian p, diambil sampel dalam jumlah besar, yakni masing-masing sebanyak n unit. Nilai p tersebut dihitung untuk setiap sampel kemudian dirata-ratakan untuk semua sampel guna menghasilkan nilai p. Nilai p itu digunakan sebagai garis tengah karena merupakan taksiran terbaik yang tersedia dari rata-rata persentase kerusakan sesungguhnya dari proses tersebut. Kita juga menggunakan nilai p untuk menghitung batas bawah dan atas kendali sebagai berikut. UCL = p + LCL = p - p ( 1 p) n p ( 1 p) n Dalam hal ini, standar deviasi proses adalah jumlah di bawah tanda akar. Kita menambahkan dan mengurangkan tiga standar deviasi dari mean untuk memperoleh batas pengendalian. Setelah bagan pengendalian p dibuat dengan garis tengah dan batas tertinggi serta terendahnya, sampel dari proses yang sedang dikendalikan diambil dan digambarkan pada bagan tersebut. Jika persentase sampel terdapat di dalam batas pengendalian, tidak perlu mengendalikan. Jika persentase sampel terdapat di luar batas, proses itu dihentikan dan dicari penyebabnya. Setelah penyebabnya ditemukan dan diperbaiki, proses itu dikembalikan pada kondisi operasi dan produksi dimulai lagi. Bagan pengendalian digunakan juga untuk pengukuran variabel. Dalam hal ini, pengukuran variabel kontinu dilakukan pada waktu setiap jenis barang diperiksa. Akibatnya, dua nilai dihitung dari sampel tersebut, yaitu ukuran kecenderungan pusat dan ukuran variabilitas. Dengan nilai ini bagan pengendalian dikembangkan, baik untuk kecenderungan pusat maupun untuk variabilitas proses. Apabila proses ternyata berada di luar pengendalian berdasarkan salah satu nilai ini maka prsoses itu dihentikan dan dilakukan pencarian penyebabnya. Andaikan bahwa rata-rata x dan kisaran R dihitung setiap kali suatu sampel diambil maka bagan pengendalian untuk rata-rata dan bagan untuk kisaran akan digunakan. Batas kendali untuk bagan rata-rata dihitung sebagai berikut. CL UCL LCL = x = x + A 2 R = x A 2 R x adalah rata-rata keseluruhan dari beberapa rata-rata x sebelumnya dan R adalah rata-rata dari nilai R sebelumnya. Pada rumus di atas, A2 adalah konstanta yang mencangkup tiga standar deviasi yang berkenaan dengan kisaran. Pada tabel berikut ini disajikan nilai A2 untuk berbagai ukuran sampel. 68 INASEA, Vol. 6 No. 1, April 2005: 64-75

6 Tabel 1 Nilai A2 untuk Berbagai Ukuran Sampel Konstanta Bagan Pengendali jumlah jumlah A2 sample sample A2 2 1, , , , , , , , , , , , , , , ,157 Kerangka Team Penelitian ini dititikberatkan pada proses edit program karena proses edit program berada dalam rentang lost time yang cukup besar. Data diperoleh dari hasil pemeriksaan proses yang berjalan dengan mencatat berapa lama machine berhenti serta apa penyebabnya. Metodologi Penelitian ini memakai data lost time selama bulan Juni 2002 di PT Astra Honda Motor Dies Manufacturing Division Dies Production I Departement. Metode proses pembuatan molding sebagai berikut. 1. Pembuatan gambar produk 3 D dari gambar 2 D hard copy. 2. Pembuatan system molding (mold unit, sprue, runner, cooling, dan lain lain). 3. Pembuatan BOM untuk standard part. 4. Penentuan material yang akan dipakai berdasarkan BOM tersebut. 5. Pembutan flow process molding. 6. Cam programming. 7. Machinning. 8. EDM process. 9. Setting process. 10. Trial. 11. Feed back. Metodologi penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan standar waktu yang telah ditentukan dalam flow process setiap proses pengerjaan dan dibandingkan dengan data aktual waktu pengerjaan yang telah ditentukan dengan mencatat setiap proses yang tidak sesuai dengan planning yang ditentukan serta mencatat waktu setiap proses yang berhenti dengan membuat PICA (Problem Identification and Correctif Action). Pengendalian Kualitas... (Anggara Hayun A) 69

7 Pengumpulan Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini sebagai berikut. Tabel 2 Data Lost time di Seksi Milling PT Astra Honda Motor DMD DP I Bulan Juni 2002 (pemeriksakan dilakukan 3 shift waktu kerja atau 21 jam/hari) No Njo Problem Main Caused Times Mesin Berhenti buat check point 1: Mesin Berhenti check program 2: Mesin Berhenti edit program 3: Mesin Berhenti edit program 0: Mesin Berhenti edit program 7: Mesin Berhenti edit program 0: Mesin Berhenti edit program 4: Mesin Berhenti edit program 1: Mesin Berhenti edit program 6: Mesin Berhenti edit program 1: Mesin Berhenti edit program 3: Mesin Berhenti edit program 1: Mesin Berhenti edit program 1: Mesin Berhenti edit program 2: Mesin Berhenti edit program 1: Mesin Berhenti edit program 2: Mesin Berhenti edit program 1: Mesin Berhenti edit program 2: kontur turun 1 mm edit program 15: Mesin Berhenti list belum turun 0: Mesin Berhenti list belum turun 1:00 23 Mesin Berhenti material blm siap 2: Mesin Berhenti material blm siap 1: Mesin Berhenti PPS belum siap 3: Mesin Berhenti PPS belum siap 1: Mesin Berhenti PPS belum siap 3: Mesin Berhenti tunggu program 0: Mesin Berhenti tunggu program 2: Mesin Berhenti tunggu program 1: Mesin Berhenti tunggu program 1: Mesin Berhenti tunggu program 1: Mesin Berhenti tunggu program 3: Mesin Berhenti tunggu program 9: Mesin Berhenti tunggu program 5: Mesin Berhenti tunggu program 2: Mesin Berhenti tunggu program 0:30 70 INASEA, Vol. 6 No. 1, April 2005: 64-75

8 Tabel 3 Stratifikasi Data No Njo Problem Main Caused Times Mesin Berhenti edit program 3: Mesin Berhenti edit program 0: Mesin Berhenti edit program 7: Mesin Berhenti edit program 0: Mesin Berhenti edit program 4: Mesin Berhenti edit program 1: Mesin Berhenti edit program 6: Mesin Berhenti edit program 1: Mesin Berhenti edit program 3: Mesin Berhenti edit program 1: Mesin Berhenti edit program 1: Mesin Berhenti edit program 2: Mesin Berhenti edit program 1: Mesin Berhenti edit program 2: Mesin Berhenti edit program 1: Mesin Berhenti edit program 2: kontur turun 1 mm edit program 15:00 No Pengamatan Banyak waktu lost time (jam) Proporsi lost time Persentase lost time (%) 1 3:30 0, :30 0, :00 0, :45 0, :00 0, :00 0, :30 0, :15 0, :20 0, :50 0, :00 0, :45 0, :40 0, :00 0, :00 0,71 71 Jumlah = 55:35 2, Rata-rata = 3:27 0,154 (p-bar) 15,41 (p-bar%) Pengendalian Kualitas... (Anggara Hayun A) 71

9 RANGE Analisis Data Data tersebut dapat dianalisis dengan rumus berikut. CL UCL LCL = p-bar = p-bar + 3 sp = p-bar - 3 sp Keterangan sp = pbar ( 1 pbar) n 0,154 x(1 0,154) = 17 = 0,088 Maka CL = 0,154 UCL = 0, ,088 = 0,418 LCL = 0, ,088 = - 0,264 Apabila LCL negatif, angka tersebut dibulatkan menjadi 0 karena persentase negatif tidak mungkin sehingga diperoleh grafik pengendali sebagai berikut. GRAPHIK PENGENDALI DATA 0,80 0,70 0,60 0,50 0,40 0,30 0,20 0,10 0, NO SAMPLE POINT UCL LCL CL Gambar 3 Grafik Pengendali Stratifikasi Data 72 INASEA, Vol. 6 No. 1, April 2005: 64-75

10 Dari kurva bagan pengendali tersebut, proses edit program belum dapat dikatakan sebagai suatu hal yang dapat ditolirer karena ada salah satu data yang berada di luar batas kendali yang telah ditentukan. Oleh karena itu, perlu adanya penganalisisan data kembali dengan mengurangi data yang berada di luar batas kendali, yaitu data No. 17. Dengan pengurangan data No. 17 maka data baru yang diperoleh sebagai berikut. No Pengamatan Tabel 4 Data Baru dengan Pengurangan Data No. 17 Banyak waktu lost time (jam) Proporsi lost time Prosentase lost time (%) 1 3:30 0, :30 0, :00 0, :45 0, :00 0, :30 0, :00 0, :00 0, :30 0, :15 0, :20 0, :50 0, :00 0, :45 0, :40 0, :00 0,10 10 Jumlah = 40:35 1, Rata-rata = 2:54 0,119 (p-bar) 11,94 (p-bar%) Dari data tersebut dapat dianalisis kembali dengan memakai rumus berikut. CL UCL LCL = p-bar = p-bar + 3 sp = p-bar - 3 sp pbar ( 1 pbar) Keterangan sp = n 0,119 x(1 0,119) = 16 = 0,081 Pengendalian Kualitas... (Anggara Hayun A) 73

11 RANGE Maka CL = 0,119 UCL = 0, ,081 = 0,362 LCL = 0, ,081 = - 0,124 = 0 GRAPHIK PENGENDALI DATA BARU 0,40 0,35 0,30 0,25 0,20 0,15 0,10 0,05 0, NO SAMPLE POINT UCL LCL CL Gambar 4 Grafik Pengendali Setelah Diperbaiki Dari kurva grafik pengendalian tersebut, data masuk dalam peta kendali maka edit program pada proses pembuatan moulding dapat diterima. PENUTUP Berdasarkan perhitungan dan grafik, proporsi maksimal yang diperbolehkan dalam melakukan edit program adalah atau 36.2 % dalam rentang waktu 3 shift waktu kerja atau 21 jam/hari keenam belas titik sampel terdapat pada daerah pengendalian, maka ke-16 sampel itu dapat digunakan untuk menetapkan garis tengah dan batas kendali. Data tersebut dapat disimpulkan diterima karena masuk dalam peta kendali. 74 INASEA, Vol. 6 No. 1, April 2005: 64-75

12 Pada pengamatan yang dilakukan, hal yang perlu diperhatikan dan titik kritis pada proses machining adalah adanya proses monitoring pada program finishing. Hal itu karena pada kondisi itu, part stock adalah enol maka kesalahan yang terjadi pada kondisi itu akan menimbulkan overcut sehingga contour yang terbentuk adalah minus. Terdapat beberapa poin yang disarankan dalam proses pengerjaan machining sebagai berikut. 1. Program terlebih disimulasikan terlebih dahulu sebelum di transfer ke machine agar apabila terjadi kesalahan dapat dideteksi lebih dini. 2. Kondisi alat potong harus dicek terlebih dahulu (dimensi yang diinginkan serta batas runout yang disarankan). 3. Adanya up grade, baik software, technology cutting tool, maupun operator, secara terus menerus. DAFTAR PUSTAKA Gaspersz, Vincent Total Quality Management. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Metode Analisis untuk Peningkatan Kualitas. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Manajemen Bisnis Total dalam Era Globalisasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Herjanto, Eddy Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Kedua. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Pengendalian Kualitas... (Anggara Hayun A) 75

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 28 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Identifikasi masalah Pada bagian produksi di Stamping Plant PT. Astra Daihatsu Motor, banyak masalah yang muncul berkaitan dengan kualitas yang dihasilkan

Lebih terperinci

III Control chart for variables. Pengendalian Kualitas TIN-212

III Control chart for variables. Pengendalian Kualitas TIN-212 III Control chart for variables Pengendalian Kualitas TIN-212 Common dan Assignable causes of variation Variabilitas dapat dibagi ke dalam dua kategori: 1. Common causes of variation. Variasi ini merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Untuk mengelola suatu perusahaan atau organisasi selalu dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi tersebut dapat tercapai.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK SISTEM OPERASI MESIN MILLING CNC TRAINER

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK SISTEM OPERASI MESIN MILLING CNC TRAINER PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK SISTEM OPERASI MESIN MILLING CNC TRAINER * Mushafa Amala 1, Susilo Adi Widyanto 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro 2 Dosen Jurusan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar dari Kualitas Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1 Pembahasan Kasus tugas besar pengendalian kualitas adalah untuk menguji kualitas dan melihat seberapa besar kecacatan produksi shockbreaker yang dihasilkan oleh PT.Akri.

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Statistic Quality Control (SQC) Statistik merupakan teknik pengambilan keputusan tentang suatu proses atau populasi berdasarkan pada suatu analisa informasi yang terkandung di

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. pembuatan buku, observasi dilakukan agar dapat lebih memahami proses pembuatan

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. pembuatan buku, observasi dilakukan agar dapat lebih memahami proses pembuatan BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengumpulan data Observasi dilakukan pada lantai Produksi dan dikhususkan pada proses pembuatan buku, observasi dilakukan agar dapat lebih memahami proses pembuatan buku,

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. sebelumnya menggunakan metode OEE maka dapat disimpulkan bahwa hasil

BAB V ANALISA HASIL. sebelumnya menggunakan metode OEE maka dapat disimpulkan bahwa hasil BAB V ANALISA HASIL Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan yang telah dilakukan di bab sebelumnya menggunakan metode OEE maka dapat disimpulkan bahwa hasil pencapain OEE setiap bulannya adalah tidak

Lebih terperinci

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI DIE MAKING PT ASTRA DAIHATSU MOTOR

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI DIE MAKING PT ASTRA DAIHATSU MOTOR L 1 ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI DIE MAKING PT ASTRA DAIHATSU MOTOR Dicky Fransdelly Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia Abstrak Making merupakan salah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. selama proses analisa perbaikan, antara lain adalah : penyelesaian masalah terhadap semua kasus klaim yang masuk.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. selama proses analisa perbaikan, antara lain adalah : penyelesaian masalah terhadap semua kasus klaim yang masuk. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengumpulan Data Untuk mempermudah identifikasi masalah, langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan dan digunakan sebagai latar

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNIK PENYAYATAN PAHAT MILLING PADA CNC MILLING 3 AXIS TERHADAP TINGKAT KEKASARAN PERMUKAAN BENDA BERKONTUR

PENGARUH TEKNIK PENYAYATAN PAHAT MILLING PADA CNC MILLING 3 AXIS TERHADAP TINGKAT KEKASARAN PERMUKAAN BENDA BERKONTUR 81 JTM Vol. 05, No. 2, Juni 2016 PENGARUH TEKNIK PENYAYATAN PAHAT MILLING PADA CNC MILLING 3 AXIS TERHADAP TINGKAT KEKASARAN PERMUKAAN BENDA BERKONTUR Irawan Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi merupakan tahapan-tahapan penelitian yang dilakukan oleh penulis untuk penyusunan karya ilmiah. Tahapan tersebut diperlukan agar penulisan dapat secara urut, sistematis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Langkah awal yang perlu dilakukan untuk menjawab tantangan dan persaingan global di bidang industri manufaktur otomotif khususnya di seksi Die Design, adalah suatu analisa manajemen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Proses Pemesinan Milling dengan Menggunakan Mesin Milling 3-axis

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Proses Pemesinan Milling dengan Menggunakan Mesin Milling 3-axis BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan penemuan-penemuan proses serta teknik pemotongan logam (metal cutting) terus mendorong industri manufaktur semakin maju. Ini terlihat

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa peta kendali dan kapabilitas proses. Dari gambar 4.7 peta kendali X-bar dan R-bar bulan Januari 2013, dapat

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa peta kendali dan kapabilitas proses. Dari gambar 4.7 peta kendali X-bar dan R-bar bulan Januari 2013, dapat BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa peta kendali dan kapabilitas proses Dari gambar 4.7 peta kendali X-bar dan R-bar bulan Januari 2013, dapat dijelaskan sebagai berikut: Garis berwarna hijau adalah Mean (rata-rata

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GARAM PADA PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GARAM PADA PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GARAM PADA PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA Retno Indriartiningtias Laboratorium Ergonomi dan APK Jurusan Teknik Industri Universitas Trunojoyo, Madura Email : artiningtias@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 38 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Untuk mendukung perhitungan statistikal pengendalian proses maka diperlukan data. Data adalah informasi tentang sesuatu, baik yang bersifat kualitatif

Lebih terperinci

USULAN PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN ESTIMASI TINGKAT KEGAGALAN PROSES (DPMO)

USULAN PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN ESTIMASI TINGKAT KEGAGALAN PROSES (DPMO) USULAN PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN ESTIMASI TINGKAT KEGAGALAN PROSES (DPMO) Budi Aribowo 1 ABSTRACT Article discusses an alternative quality control that has the same function with controlling map that

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 17 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Penelitian ini terpusat di departemen produksi 2 tempat berlangsungnya proses polishing. Dalam departemen produksi 2 terdapat empat line yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. terlebih dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang sedang dibahas,

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. terlebih dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang sedang dibahas, BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah merupakan tahap-tahap yang harus dilalui terlebih dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang sedang dibahas, sehingga pemecahan masalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya dan faktor penyebab banyaknya re-work dari proses produksi kursi pada PT. SUBUR MANDIRI, yang merupakan

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN Seminar Nasional IENACO 204 ISSN 2337-4349 PENGENDALIAN KUALITAS PADA MESIN INJEKSI PLASTIK DENGAN METODE PETA KENDALI PETA P DI DIVISI TOSSA WORKSHOP Much. Djunaidi *, Rachmad Adi Nugroho 2,2 Jurusan

Lebih terperinci

Pengendalian Kualitas

Pengendalian Kualitas Quality Control Pengendalian Kualitas Shigeru Mizuno : pengendalian kualitas adalah keseluruhan cara yang digunakan untuk menetapkan dan mencapai standar mutu. Dengan demikian pengendalian mutu mencakup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang sangat pesat mendorong terciptanya suatu produk baru dengan kualitas yang baik. Dalam dunia industri manufaktur, terdapat banyak kendala

Lebih terperinci

3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian Tugas Akhir ini dilaksanakan di PT United Can Company Ltd. yang berlokasi di Jalan Daan Mogot Km. 17, Kalideres Jakarta Barat,

Lebih terperinci

STATISTICAL PROCESS CONTROL

STATISTICAL PROCESS CONTROL STATISTICAL PROCESS CONTROL Sejarah Statistical Process Control Sebelum tahun 1900-an, industri AS umumnya memiliki karakteristik dengan banyaknya toko kecil menghasilkan produk-produk sederhana, seperti

Lebih terperinci

Analisis Pengendalian Kualitas dan Kemampuan Proses Machining untuk Produk Komponen Bracket A320 di PT. X

Analisis Pengendalian Kualitas dan Kemampuan Proses Machining untuk Produk Komponen Bracket A320 di PT. X Analisis Pengendalian Kualitas dan Kemampuan Proses Machining untuk Produk Komponen Bracket A320 di PT. X Jon Andriana,ST Mahasiswa Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Nurtanio Bandung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian pemesinan dilaksanakan di PT.T2C Asia. Adapun waktu penelitiannya mulai dari Mei 2015. 3.2 Metode Penelitian Metode awal yang digunakan

Lebih terperinci

KULIAH 4-6 PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIKA UNTUK DATA VARIABEL

KULIAH 4-6 PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIKA UNTUK DATA VARIABEL KULIAH 4-6 PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIKA UNTUK DATA VARIABEL KOMPETENSI Mahasiswa dapat menyusun peta pengendali kualitas proses statistika untuk data variabel dengan menggunakan software statistika,

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. menghasilkan barang dan jasa dengan biaya yang serendah-rendahnya untuk

Bab I. Pendahuluan. menghasilkan barang dan jasa dengan biaya yang serendah-rendahnya untuk Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan usahanya setiap perusahaan memiliki tujuan utama yaitu menghasilkan barang dan jasa dengan biaya yang serendah-rendahnya untuk memperoleh laba

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN DIES UNTUK PEMBENTUKAN PANEL MOBIL DI PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA

PROSES PEMBUATAN DIES UNTUK PEMBENTUKAN PANEL MOBIL DI PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA PROSES PEMBUATAN DIES UNTUK PEMBENTUKAN PANEL MOBIL DI PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA Nama : Riyan Saputro NPM : 26411295 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Iwan Setyawan, ST., MT. LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan gambaran dari tahapan yang dilalui dalam menyelesaikan suatu masalah yang ditemui dalam sebuah penelitian, dimana dibuat berdasarkan latar belakang

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DI LABORATORIUM PLASTIK INJEKSI POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DI LABORATORIUM PLASTIK INJEKSI POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DI LABORATORIUM PLASTIK INJEKSI POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA Mada Jimmy Fonda Arifianto 1 ; Edi Santoso 2 ABSTRACT Article presents manufacture information system

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKTIVITAS MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) STUDI KASUS PADA PT XYZ

ANALISIS PRODUKTIVITAS MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) STUDI KASUS PADA PT XYZ ANALISIS PRODUKTIVITAS MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) STUDI KASUS PADA PT XYZ *Ni Made Sudri, Amalia Mareti Program Studi Teknik Industri Institut Teknologi Indonesia *msud_iti@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Product Development Product Development adalah serangkaian kegiatan yang dimulai dari menangkap keinginan dari pasar dan diakhiri dengan memproduksi, dan menjual produk. Tahapan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil dari Pengumpulan Data Untuk mempermudahkan identifikasi masalah langkah pertama yang harus dilakukan adalah melakukan pengumpulan data. Pengumpulan data ini penulis

Lebih terperinci

Investigasi Kualitas Produk Pisau Potong di PT. X

Investigasi Kualitas Produk Pisau Potong di PT. X Investigasi Kualitas Produk Pisau Potong di PT. X I Wayan Sukania, Willy Thamrin Program Studi Teknik Industri Universitas Tarumanagara Jakarta Email: iwayansukania@tarumanagara.ac.id Abstrak PT X merupakan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 26 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1. ALUR PROSES PENGERJAAN Pada waktu pelaksanaan Kerja Praktik, penulis ditugaskan untuk membantu proses Membuat komponen Dies Guard RL Hanger K25A, Adapun diagram

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Industri manufaktur sudah semakin maju seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan penemuan penemuan proses dan teknik pemotongan logam (metal cutting). Ini terlihat

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS DAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KERUSAKAN PRODUK DI PT. KATWARA ROTAN GRESIK

ANALISIS KUALITAS DAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KERUSAKAN PRODUK DI PT. KATWARA ROTAN GRESIK ANALISIS KUALITAS DAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KERUSAKAN PRODUK DI PT. KATWARA ROTAN GRESIK Mochammad Hatta Jurusan Teknik Industri Universitas 45 Surabaya Mochammad_hatta@walla.com Siti Lestariningsih,

Lebih terperinci

SPC Copyright Sentral Sistem March09 - For Trisakti University. Aplikasi Statistik pada Industri Manufaktur

SPC Copyright Sentral Sistem March09 - For Trisakti University. Aplikasi Statistik pada Industri Manufaktur Aplikasi Statistik pada Industri Manufaktur Why Statistic? Kecepatan Produksi sangat cepat, pengecekan 00% sulit dilakukan karena tidak efisien Cycle time produksi motor di AHM : 9 detik Cycle time produksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi Sampel Penelitian Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan suatu prosedur tertentu dan diharapkan dapat mewakili suatu populasi

Lebih terperinci

Aplikasi Statistik Pada Industri Manufaktur. SPC,I/Rev.03 Copyright Sentral Sistem Mei 08

Aplikasi Statistik Pada Industri Manufaktur. SPC,I/Rev.03 Copyright Sentral Sistem Mei 08 Aplikasi Statistik Pada Industri Manufaktur 1 Why Statistik Kecepatan Produksi sangat cepat, pengecekan 100% sulit dilakukan karena tidak efisien Cycle time produksi motor di AHM : 1,7 menit Cycle time

Lebih terperinci

MENGOPTIMALKAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UTAMA BEGACRON BLACK GI 200%: STUDI KASUS PT COLORINDO ANEKA CHEMICALS

MENGOPTIMALKAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UTAMA BEGACRON BLACK GI 200%: STUDI KASUS PT COLORINDO ANEKA CHEMICALS MENGOPTIMALKAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UTAMA BEGACRON BLACK GI 200%: STUDI KASUS PT COLORINDO ANEKA CHEMICALS Sutono 1 ; Taufik 2 ABSTRACT Main problem in planning and controlling supply is to determine

Lebih terperinci

MENURUNKAN WAKTU PROSES MACHINING EDM UNTUK ELEKTRODA PENEMBUS GAGANG LIFTER PADA MOULD CORE COVER INNER DI PT ASTRA HONDA MOTOR DENGAN METODA FMEA

MENURUNKAN WAKTU PROSES MACHINING EDM UNTUK ELEKTRODA PENEMBUS GAGANG LIFTER PADA MOULD CORE COVER INNER DI PT ASTRA HONDA MOTOR DENGAN METODA FMEA MENURUNKAN WAKTU PROSES MACHINING EDM UNTUK ELEKTRODA PENEMBUS GAGANG LIFTER PADA MOULD CORE COVER INNER DI PT ASTRA HONDA MOTOR DENGAN METODA FMEA M. Derajat A, Mochamad Najib F. Jurusan Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 1 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Proses Machining Dengan Software MasterCAM Kemajuan proses produksi dengan menggunakan mesin CNC sudah sangat pesat. Mesin CNC yang sekarang ada di dunia industri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proses Pemesinan Untuk membuat suatu alat atau produk dengan bahan dasar logam haruslah di lakukan dengan memotong bahan dasarnya. Proses pemotongan ini dapat dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB IV SIMULASI PROSES PERMESINAN

BAB IV SIMULASI PROSES PERMESINAN BAB IV SIMULASI PROSES PERMESINAN Setelah dilakukan penentuan dimesin cetakan, maka selanjutnya dilakukan proses permesinannya. Untuk mensimulasikan proses permesinan cetakan botol digunakan perangkat

Lebih terperinci

Sistem Penjadwalan di PT. XYZ

Sistem Penjadwalan di PT. XYZ Sistem di PT. XYZ Fernaldi Darmasaputra Leksono 1, I Gede Agus Widyadana 2 Abstract: Production scheduling in a manufacturing company is an important point to control the production process movements.

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Skripsi Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Skripsi Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Skripsi Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 IMPROVEMENT PROSES PENGUKURAN MOLD MENGGUNAKAN COORDINATE MEASURING MACHINES DENGAN OPTIMALISASI

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Sejarah Pengendalian Kualitas Pada tahun 1924, W.A. Shewart dari Bell Telephone Laboratories mengembangkan diagram atau grafik statistik untuk mengendalikan

Lebih terperinci

Studi Performansi Air Bersih Pada Peta Kendali Untuk Minimasi Fungsi Kerugian Waste

Studi Performansi Air Bersih Pada Peta Kendali Untuk Minimasi Fungsi Kerugian Waste TEKNOLOGI DI INDUSTRI (SENIATI) 6 ISSN: 58-8 Studi Performansi Air Bersih Pada Peta Kendali Untuk Minimasi Fungsi Kerugian Waste Mastiadi Tamjidillah,, Pratikto 3, Purnomo Budi Santoso, Sugiono Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB IIIPROSES PEMBUATAN MOLD GRAB RAIL K15A PROSES PEMBUATAN MOLD GRAB RAIL K15A

BAB IIIPROSES PEMBUATAN MOLD GRAB RAIL K15A PROSES PEMBUATAN MOLD GRAB RAIL K15A BAB IIIPROSES PEMBUATAN MOLD GRAB RAIL K15A PROSES PEMBUATAN MOLD GRAB RAIL K15A 3.1 Deskripsi Molding Injection Mold (cetakan) terdiri dari dua bagian pelat bergerak (core plate) dan pelat diam (cavity

Lebih terperinci

memuaskan pelanggan dan memenangkan persaingan PT. ITS selalu berasaha mengurangi adanya aktivitas tambahan atau pemborosan yang disebabkan karena

memuaskan pelanggan dan memenangkan persaingan PT. ITS selalu berasaha mengurangi adanya aktivitas tambahan atau pemborosan yang disebabkan karena BABV PEMBAHASAN 5.1 Tahap Define (Pendefinisian) PT. Indonesia Toray Synthetics (PT. ITS) merupakan perusahaan manufaktur dengan sistem produksi make to order, dimana proses produksi dilakukan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN. atribut dilakukan dengan menggunakan diagram pareto untuk mengetahui CTW. Circumference RTD

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN. atribut dilakukan dengan menggunakan diagram pareto untuk mengetahui CTW. Circumference RTD BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisa Pareto Chart Setelah dilakukan pengumpulan data pengolahan data pada bab sebelumnya, maka selanjutnya dilakukan analisa dan pembahasan. Analisa data atribut dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan masalah Bagaimana cara pengendalian kualitas proses statistik pada data variabel.

BAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan masalah Bagaimana cara pengendalian kualitas proses statistik pada data variabel. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengendalian Kualitas Statistik (Statistical Quality Control) secara garis besar digolongkan menjadi dua, yakni pengendalian proses statistik (statistical process control)

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian di PT. Kreasindo Jayatama Sukses Bekasi maka dapat ditarik beberapa kesimpulan: a. Tabel 6.1 di bawah ini menunjukkan strategi toolpath

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. PIMS Indonesia, Jl. Ciputat Raya No. 5, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, 12240, Indonesia.

Lebih terperinci

Studi Pengaruh Besar Arus dan Arc On-Time Pada Electrical Discharge Machining (EDM) Sinking

Studi Pengaruh Besar Arus dan Arc On-Time Pada Electrical Discharge Machining (EDM) Sinking Studi Pengaruh Besar dan Arc On-Time Pada Electrical Discharge Machining (EDM) Sinking Terhadap Kekasaran Permukaan Benda Kerja dan Keausan Elektroda Roche Alimin, Juliana Anggono, Rinto Hamdrik Jurusan

Lebih terperinci

PENENTUAN UKURAN OPTIMUM MATERIAL DENGAN METODE REGRESI LINEAR GANDA UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI MATERIAL PT TMMIN STAMPING PLANT

PENENTUAN UKURAN OPTIMUM MATERIAL DENGAN METODE REGRESI LINEAR GANDA UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI MATERIAL PT TMMIN STAMPING PLANT PENENTUAN UKURAN OPTIMUM MATERIAL DENGAN METODE REGRESI LINEAR GANDA UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI MATERIAL PT TMMIN STAMPING PLANT Trihandika 1 ; Bahtiar Saleh Abbas 2 ABSTRACT Material efficiency from

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 61 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1. Model dan Teknik Penyelesaian Masalah Model pengatasan masalah reject dapat digambarkan sebagai berikut: STUDI PUSTAKA TUJUAN PENELITIAN OBSERVASI PERUSAHAAN

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1. Model Perumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Metodologi pemecahan masalah merupakan tahap menggambarkan jalannya proses penelitian atau pemecahan masalah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem kualitas begitu penting dan diperlukan dalam dunia usaha untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sistem kualitas begitu penting dan diperlukan dalam dunia usaha untuk dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sistem kualitas begitu penting dan diperlukan dalam dunia usaha untuk dapat bersaing dan meningkatkan keunggulan kompetitif dengan perusahaan lain yang sejenis,

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan data 4.1.1 Produk Gutter Complete R/L Perusahaan PT. Inti Pantja Press Industri dipercayakan untuk memproduksi sebagian produk kendaraan

Lebih terperinci

BAHAN AJAR : Manajemen Operasional Agribisnis

BAHAN AJAR : Manajemen Operasional Agribisnis Mata Kuliah Semester PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR : Manajemen Operasional Agribisnis : IV Pertemuan Ke : 10 Pokok Bahasan Dosen : Perancangan Sistem Kerja

Lebih terperinci

B A B I I LANDASAN TEORI

B A B I I LANDASAN TEORI B A B I I LANDASAN TEORI 2.1 Proses Manufaktur Manufaktur merupakan suatu aktivitas manusia yang mencakup semua fase dalam kehidupan. Computer Aided Manufacturing International (CAM-I) mendefinisikan manufaktur

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara

Universitas Bina Nusantara Universitas Bina Nusantara Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Skripsi PENERAPAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) DAN DESIGN OF EXPERIMENT (DOE) PADA PROSES PEMOTONGAN MATERIAL DI PT. BASUKI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia industri sekarang ini berkembang sangat pesat. Kebutuhan manusia yang semakin banyak dan keinginan manusia untuk selalu praktis menyebabkan persaingan di dunia

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X)

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X) ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X) Rika Gracia *), Arfan Bakhtiar Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

ANALISA PERFORMANCE MESIN PENGUPAS KAYU (ROTARY) PT. HENRISON IRIANA SORONG MENGGUNAKAN METODE INDEKS KAPABILITAS

ANALISA PERFORMANCE MESIN PENGUPAS KAYU (ROTARY) PT. HENRISON IRIANA SORONG MENGGUNAKAN METODE INDEKS KAPABILITAS ANALISA PERFORMANCE MESIN PENGUPAS KAYU (ROTARY) PT. HENRISON IRIANA SORONG MENGGUNAKAN METODE INDEKS KAPABILITAS Ashar 1, Irman Amri 2*, Usran 3 1 Dosen Program Studi Teknik Industri Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

PETA KENDALI ATRIBUT. 9 Pengendalian Kualitas. Semester Genap 2017/2018

PETA KENDALI ATRIBUT. 9 Pengendalian Kualitas. Semester Genap 2017/2018 PETA KENDALI ATRIBUT 9 Pengendalian Kualitas Semester Genap 2017/2018 2 Outline Peta Kendali Variabel 3 PETA KENDALI (CONTROL CHART) Metode Statistik untuk menggambarkan adanya variasi atau penyimpangan

Lebih terperinci

Statistical Process Control

Statistical Process Control Statistical Process Control Sachbudi Abbas Ras abbasras@yahoo.com Lembar 1 Flow Chart (dengan Stratifikasi): Grafik dari tahapan proses yang membedakan data berdasarkan sumbernya. Lembar Pengumpulan Data:

Lebih terperinci

ABSTRAK. Optimisasi Proses Freis dengan Nicholas Baskoro. Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Bandung

ABSTRAK. Optimisasi Proses Freis dengan Nicholas Baskoro. Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Bandung ABSTRAK Judul Optimisasi Proses Freis dengan Nicholas Baskoro Metode Taguchi Program Studi Teknik Mesin 13102099 Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Bandung Abstrak Dalam dunia Industri manufaktur,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sarana transportasi umum yang buruk dan tidak memadai membuat masyarakat Indonesia enggan untuk memanfaatkannya. Dengan tingkat kesejahteraan dan daya beli masyarakat

Lebih terperinci

PEMBUATAN ADAPTER MILLING CNC MENGGUNAKAN CNC FANUC SERIES OI MATE TC BERBASIS SOFTWARE

PEMBUATAN ADAPTER MILLING CNC MENGGUNAKAN CNC FANUC SERIES OI MATE TC BERBASIS SOFTWARE PEMBUATAN ADAPTER MILLING CNC MENGGUNAKAN CNC FANUC SERIES OI MATE TC BERBASIS SOFTWARE Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah membuat desain dan mendapatkan

Lebih terperinci

STRATEGI PERBAIKAN KUALITAS GULA BERDASARKAN KEMAMPUAN PROSES KONTROL

STRATEGI PERBAIKAN KUALITAS GULA BERDASARKAN KEMAMPUAN PROSES KONTROL STRATEGI PERBAIKAN KUALITAS GULA BERDASARKAN KEMAMPUAN PROSES KONTROL Mila Faila Sufa * 1, Dina Ariningsih 2 1,2 Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl.A. Yani Tromol Pos 1 Kartasura

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 HASIL SOFTWARE Tampilan untuk program konversi khusus untuk kasus general_revolution dapat dilihat pada gambar dibawah ini : Gambar 4.1 Tampilan program konversi Pada jendela

Lebih terperinci

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang 27 2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan Walaupun telah diadakan pengawasan kualitas dalam tingkat-tingkat proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang rusak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Dalam mengelolah suatu perusahaan atau organisasi dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi dapat tercapai. Manajemen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi tertentu yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin dibutuhkannya produk plastik di pasaran konsumen dimasa era ini, material plastik banyak macam type sesuai dengan pemakaiannya. Salah satu pemakai

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK

PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK Software R memfasilitasi proses pengendalian kualitas statistik (statistics process control) dengan menginstall dan mengaktifkan package qcc. Analisis pengendalian kualitas

Lebih terperinci

PERTEMUAN #7 SISTEM KONTROL CONTINUE & DISKRIT 6623 TAUFIQUR RACHMAN TKT312 OTOMASI SISTEM PRODUKSI

PERTEMUAN #7 SISTEM KONTROL CONTINUE & DISKRIT 6623 TAUFIQUR RACHMAN TKT312 OTOMASI SISTEM PRODUKSI SISTEM KONTROL CONTINUE & DISKRIT Sumber: Mikell P Groover, Automation, Production Systems, and Computer- Integrated Manufacturing, Second Edition, New Jersey, Prentice Hall Inc., 2001, Chapter 4 PERTEMUAN

Lebih terperinci

KOMPUTASI METODE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE UNTUK PENGENDALIAN KUALITAS PROSES PRODUKSI MENGGUNAKAN GUI MATLAB

KOMPUTASI METODE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE UNTUK PENGENDALIAN KUALITAS PROSES PRODUKSI MENGGUNAKAN GUI MATLAB KOMPUTASI METODE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE UNTUK PENGENDALIAN KUALITAS PROSES PRODUKSI MENGGUNAKAN GUI MATLAB (STUDI KASUS : PT Djarum Kudus SKT Brak Megawon III) SKRIPSI Disusun Oleh : IYAN

Lebih terperinci

Pengendalian Kualitas Statistik. Lely Riawati

Pengendalian Kualitas Statistik. Lely Riawati 1 Pengendalian Kualitas Statistik Lely Riawati 2 SQC DAN SPC SPC dan SQC bagian penting dari TQM (Total Quality Management) Ada beberapa pendapat : SPC merupakan bagian dari SQC Mayelett (1994) cakupan

Lebih terperinci

Pembaharuan Prosedur Departemen Produksi dan Departemen QSHE di PT Charoen Pokphand Indonesia Balaraja

Pembaharuan Prosedur Departemen Produksi dan Departemen QSHE di PT Charoen Pokphand Indonesia Balaraja Pembaharuan Prosedur Departemen Produksi dan Departemen QSHE di PT Charoen Pokphand Indonesia Balaraja Genesius Chandra 1, Siana Halim 2 Abstract: PT Charoen Pokphand Indonesia Balaraja is a company in

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. PT. XYZ selama ini belum pernah menerapkan metode Statistical Process

BAB V ANALISA HASIL. PT. XYZ selama ini belum pernah menerapkan metode Statistical Process 70 BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Hasil control chart PT. XYZ selama ini belum pernah menerapkan metode Statistical Process Control. Sebagai langkah awal penulis mencoba menganalisa data volume produk

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Berdasarkan dari hasil pengamatan dan pemeriksaan yang telah dilakukan pada proses produksi wafer stick selama 3 bulan. Maka diketahui data sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Zaman sekarang ini terdapat persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Zaman sekarang ini terdapat persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Zaman sekarang ini terdapat persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha dan cara-cara yang dikembangkan untuk mencapai tujuan, sasaran oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB 3 Metodologi Penelitian

BAB 3 Metodologi Penelitian BAB 3 Metodologi Penelitian Penelitian yang baik didukung metodologi yang baik selain latar belakang dan penjelasan mengenai pentingnya masalah yang diteliti. Penelitian dilakukan secara benar dan cermat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN KUALITAS Kualitas merupakan faktor dasar yang mempengaruhi pilihan konsumen untuk berbagai jenis produk dan jasa yang berkembang pesat dewasa ini. Kualitas secara langsung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode penelitian untuk pengumpulan dan pengolahan data yang diperlukan, hingga analisa

Lebih terperinci

MODUL 5 PETA KENDALI CUSUM & EWMA

MODUL 5 PETA KENDALI CUSUM & EWMA MODUL 5 PETA KENDALI CUSUM & EWMA Laboratorium OSI & K FT.UNTIRTA Praktikum Pengendalian Kualitas 2014 Page 1 MODUL 5 PETA KENDALI CUSUM & EWMA A. Tujuan Praktikum Berikut ini adalah tujuan praktikum modul

Lebih terperinci

Disusun Oleh : BAIYIN SHOLIKHI DIPLOMA III TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA JUNI 2012

Disusun Oleh : BAIYIN SHOLIKHI DIPLOMA III TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA JUNI 2012 Disusun Oleh : BAIYIN SHOLIKHI 2108 030 044 DIPLOMA III TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA JUNI 2012 Latar Belakang Kebutuhan penggunaan suatu mesin perkakas

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Perencanaan Persediaan, Metode P, Total biaya

ABSTRAK. Kata Kunci: Perencanaan Persediaan, Metode P, Total biaya ABSTRAK Saat ini terdapat banyak Koperasi susu yang berkembang di Yogyakarta. Salah satunya adalah Koperasi susu di UPP Kaliurang yang memproduksi susu segar. UPP Kaliurang adalah koperasi yang bersifat

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS OPERATOR MESIN CNC MILLING DENGAN PRODUCTIVITY EVALUATION TREE (PET) MODEL

UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS OPERATOR MESIN CNC MILLING DENGAN PRODUCTIVITY EVALUATION TREE (PET) MODEL UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS OPERATOR MESIN CNC MILLING DENGAN PRODUCTIVITY EVALUATION TREE (PET) MODEL OLEH : REZA MUHAMAD IQBAL NIM 12.10207 reza_bigboy@yahoo.com ABSTRAK Dengan semakin berkembangnya

Lebih terperinci

SOAL DETECT UTS GENAP 2014/2015. Quality Control

SOAL DETECT UTS GENAP 2014/2015. Quality Control SOAL DETECT UTS GENAP 2014/2015 Quality Control 1. a. Buat peta kendali dan R! b. Buat revisi peta kendali jika dibutuhkan! c. Diketahui spesifikasi produk adalah 171 ± 11. Jika produk di bawah LSL maka

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Pembuatan Diagram Sebab Akibat. Diagram sebab akibat memperlihatkan hubungan antara permasalahan

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Pembuatan Diagram Sebab Akibat. Diagram sebab akibat memperlihatkan hubungan antara permasalahan BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa 5.1.1 Pembuatan Diagram Sebab Akibat Diagram sebab akibat memperlihatkan hubungan antara permasalahan yang dihadapi dengan kemungkinan penyebabnya serta faktor-faktor yang

Lebih terperinci