DAFTAR PUSTAKA Hartus, T Usaha Pembibitan Kentang Bebas Virus. Jakarta: Penebar Swadaya. Semangun, H

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAFTAR PUSTAKA Hartus, T Usaha Pembibitan Kentang Bebas Virus. Jakarta: Penebar Swadaya. Semangun, H"

Transkripsi

1 penyiraman yang kurang tepat dan faktor lingkungan yaitu kelembaban yang terlalu tinggi. Tindakan perbaikan yang dapat dilakukan yaitu pengawasan dan pendampingan berkala selama proses produksi, menyemprotkan desinfektan dalam gudang penyimpanan, mengadakan kegiatan pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan ketelitian pekerja, melakukan perbaikan SOP dengan memberikan rincian tentang volume penyiraman, dan mengurangi jumlah daun. Saran yang dapat diberikan kepada KBH Kledung yaitu mengadakan kegiatan pengawasan dan pendampingan selama proses produksi dengan meningkatkan intensitas inspeksi 3 sampai 4 kali selama kegiatan. Menyemprotkan desinfektan dalam gudang penyimpanan sebelum maupun sesudah benih masuk dalam gudang. Mengadakan kegiatan pelatihan kepada seluruh pekerja yang disesuaikan dengan bagian kerja dengan memfokuskan pada bagian roguing dan pemanenan disertai dengan pemberian pengetahuan mengenai ciri-ciri tanaman yang terkena hama penyakit dan cara pemanenan yang tepat. Melakukan perbaikan SOP berkaitan tentang penyiraman berupa pemberian rincian kebutuhan air sesuai dengan kondisi cuaca yang sedang terjadi di KBH Kledung. Mengurangi jumlah daun agar tidak terlalu lebat sehingga dapat mengurangi tingkat kelembaban akibat curah hujan tinggi. Pelaksanaan kegiatan ini dapat dilakukan setiap hari pada saat pelaksanaan roguing. DAFTAR PUSTAKA Hartus, T Usaha Pembibitan Kentang Bebas Virus. Jakarta: Penebar Swadaya. Semangun, H. 99. Penyakitpenyakit Tanaman Hortikultura Di Indonesia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Setiadi, dan Surya F Kentang : Varietas Dan Pembudidayaan. Jakarta: Penebar Swadaya. Sumarni, E Pengembangan Produksi Benih Kentang Secara Aeroponik di Kluster Kentang Jawa Tengah Menuju Benih Tersertifikasi. Diakses pada 0 April 204. Surakhmad, W Penelitian- Penelitian Ilmiah. Bandung: CV Tarsito.

2 maupun gudang terang. Benih sebelum masuk gudang juga sudah ditaburi insektisida, oleh karenanya sudah dapat meminimalisasi penularan hama/penyakit. Mengadakan kegiatan pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan ketelitian pekerja. Mengadakan program pelatihan kepada karyawan dan seluruh pekerja yang bertujuan untuk meningkatkan keahlian dan ketelitian. Pelatihan yang diberikan terkait dengan kegiatan produksi yang diaksanakan di KBH Kledung mulai dari persiapan lahan hingga budidaya. Pelatihan ini disesuaikan dengan bagian kerja. Selain dilatih, pekerja juga diberikan pengetahuan terkait aspek-aspek dalam kegiatan produksi seperti ciri-ciri tanaman yang terkena hama dan penyakit serta cara pemanenan yang tepat. Diharapkan dari kegiatan pelatihan ini dapat meningkatkan keahlian pekerja dan meminimalisir kesalahan yang terjadi selama proses produksi. Melakukan perbaikan pada SOP dengan memberikan rincian tentang volume penyiraman atau kebutuhan air. Penting melakukan perbaikan pada SOP dikarenakan penyiraman sangat berpengaruh terhadap kerusakan dominan yang terjadi. Perbaikan yang dilakukan berupa penjelasan mengenai jumlah volume air yang diberikan yaitu rincian volume yang dibutuhkan untuk setiap kondisi yang dimungkinkan terjadi di KBH Kledung. Seperti pada saat cuaca panas, berawan, berkabut, hujan ringan, hujan sedang dan hujan lebat. Pada proses penyiraman biasanya volume air yang diberikan kadang terlalu banyak/ sedikit. Dari kegiatan ini diharapkan mampu meminimalisasi kerusakan yang terjadi akibat kesalahan penyiraman. Mengurangi jumlah daun. Mengurangi jumlah daun agar tidak terlalu lebat, dapat mengurangi tingkat kelembaban yang diakibatkan karena curah hujan yang tinggi. Adanya curah hujan tinggi membuat lingkungan disekitar menjadi lembab dan pertumbuhan daun menjadi lebat. Kegiatan ini dilaksanakan bersamaan dengan roguing setiap harinya. Pengurangan jumlah daun maka akan mengoptimalkan tanaman dalam menyerap cahaya matahari. Hal ini akan memberikan iklim mikro yang kondusif bagi pertumbuhan tanaman kentang. SIMPULAN Jenis-jenis kerusakan pada produksi benih kentang di KBH Kledung terdapat delapan jenis yaitu busuk kering knoll, busuk coklat knoll, busuk lunak knoll, nematoda knoll, mekanis 6.76 knoll, hijau knoll, scab knoll dan serangan ulat knoll. Jenis kerusakan dominan pada produksi benih kentang di KBH Kledung adalah kerusakan akibat busuk kering yang disebabkan oleh jamur Fusarium sp sebanyak knoll dari total produksi sebanyak knoll atau sekitar 25,20%. Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu benih kentang di KBH Kledung yaitu faktor manusia terdiri dari kurangnya memperhatikan sterilisasi, kurang teliti dalam kegiatan roguing dan kurang hati-hati dalam kegiatan pemanenan. Selain itu, faktor metode yang mempengaruhi adalah

3 Gambar 2. Diagram Sebab Akibat Produk Rusak Jenis Busuk Kering di KBH Kledung Tahun 203 Tindakan Perbaikan dalam Mengatasi Kerusakan Benih Kentang yang Dihasilkan KBH Kledung Setelah mengetahui penyebab yang terjadi pada produk rusak benih kentang di KBH Kledung melalui diagram sebab akibat, maka dapat dibuat suatu usulan atau rekomendasi tindakan perbaikan untuk meningkatkan mutu benih kentang yang di produksi. Usulan atau rekomendasi yang dapat dibuat sebagai berikut : mengadakan kegiatan pengawasan dan pendampingan. Pengawasan dan pendampingan selama proses produksi dan dalam gudang penyimpanan yang dapat dilakukan dengan memperbanyak intensitas inspeksi oleh karyawan KBH Kledung agar proses produksi dapat terpantau dengan lebih baik. Pengawasan dan pendampingan dilaksanakan pada setiap pelaksanaan pekerjaan dalam screen house dan gudang sehingga pekerja tidak melalaikan penggunaan kelengkapan alat seperti masker, topi, sepatu, dan pencelupan alas kaki ke dalam bak disinfektan. Pengawas juga diberi kewenangan untuk menegur pekerja apabila melakukan kesalahan dan memberikan laporan kepada bagian ploting tenaga kerja. Adanya pengawasan dan pendampingan secara langsung diharapkan pekerja lebih memperhatikan kelengkapan alat, menjaga sterilisasi saat melaksanakan kegiatan dalam screen, pekerjaannya terkontrol sehingga dapat meminimalisir penularan penyakit. Menyemprotkan desinfektan dalam gudang penyimpanan. Akibat kurangnya sterilisasi pekerja dan sterilisasi kondisi gudang penyimpanan dapat mempercepat proses penularan kerusakan/penyakit. Penularan ini dapat berlangsung dengan cepat apabila tidak dilakukan pencegahan dan tindakan selama benih berada di dalam gudang. Kegiatan yang dapat dilakukan adalah dengan menyemprotkan desinfektan sebelum dan sesudah benih di masukkan dalam gudang. Penyemprotan dilakukan secara merata baik dalam gudang gelap

4 merasa sudah terbiasa melaksanakan sehingga mengganggap sepele hal tersebut. Padahal dampak yang ditimbulkan cukup besar karena dalam masa pertumbuhan maupun dalam gudang, sedikit virus/jamur ataupun penyebab kerusakan lainnya akan dengan mudah menjalar. Kurang teliti dalam kegiatan roguing. Roguing merupakan kegiatan mencabut tanaman yang sakit, di duga sakit, bervirus, varietas dan tanaman lain. Roguing sangat menentukan mutu hasil panen dan mutu benih di gudang. Kegiatan ini membutuhkan ketelitian agar tanaman yang tidak sesuai dapat terbuang semua tanpa ada yang tertinggal di lahan. Akan tetapi terkadang masih terlewatkan, masih menyisakan tanaman yang sakit di dalam screen house sehingga kerusakan akibat jamur seperti fusarium dapat dengan mudah menular. Kurang hati-hati dalam kegiatan pemanenan. Kegiatan pemanenan benih kentang dilaksanakan 7-0 hari setelah dilakukannya pemangkasan daun. Alat yang digunakan yaitu sekop kecil. Pemanenan perlu dilakukan dengan hati-hati agar alat yang digunakan tidak melukai umbi yang ditanam. Seringnya pekerja tidak hati-hati karena merasa sudah mahir dan ingin segera menyelesaikan pekerjaan dengan cepat akan tetapi justru menimbulkan kerusakan. Hasil dari pemanenan benih kentang oleh pekerja banyak umbi yang mengalami luka karena tergores sekop yang digunakan. Umbi yang sudah luka tidak akan lolos sortasi karena kerusakan mekanis. Selain itu juga apabila umbi mengalami luka maka akan mudah terserang penyakit. Penyiraman yang kurang tepat. Faktor metode yang mempengaruhi adalah penyiraman yang kurang tepat. Penyiraman dilakukan setiap hari oleh pekerja dengan menyemprotkan air menggunakan power sprayer pada setiap tanaman. Akan tetapi pengaturan volume penyiraman ini tidak di atur dalam SOP. Instruksi yang diberikan hanya sebatas pemberian air saja. Inilah yang mengakibatkan banyak pekerja yang memberikan penyiraman kurang sesuai dengan kebutuhan tanaman. Penyiraman terkadang terjadi kelebihan penyiraman ataupun kekurangan penyiraman. Tanah yang lembek akan mudah terserang penyakit sedangkan yang kering akan mengakibatkan kematian. Kelembaban yang tinggi. Faktor lingkungan yang mempengaruhi kerusakan adalah kelembaban yang tinggi. Musim hujan dan kemarau terjadi sering tidak menentu. Seperti yang terjadi pada tahun 203 dimana intensitas hujan yang tinggi menjadikan hasil panen benih kentang mengalami busuk kering yang disebabkan jamur fusarium. Curah hujan yang tinggi mengakibatkan tanah dan udara semakin lembab dan juga kabut tebal yang sangat berbahaya sebab mudah menjadi pemicu berkembangnya penyakit jamur (Hartus, 200). Kondisi ini akan mengakibatkan tanaman menjadi layu dan busuk karena jamur.

5 Jumlah Kerusakan Jenis Kerusakan Busuk Kering Busuk Coklat Blecak/Lunak Count Percent 25,2 2,7 8,,9 8,4 6, 5,4 3, Cum % 25,2 46,9 65,0 76,9 85,3 9,5 96,9 00,0 Gambar 2. Diagram Pareto Produk Rusak Benih Kentang KBH Kledung 203 Analisis Masalah/Kerusakan Dominan Benih Kentang yang Terjadi di KBH Kledung Hasil analisis diagram pareto menunjukkan bahwa persentase kerusakan yang terbesar adalah busuk kering sebesar 25,20%. Kemudian yang kedua adalah busuk coklat sebesar 2,7%, ketiga sampai terakhir berturut-turut yaitu busuk lunak 8,0%, scab,90%, mekanis 8,43%, nematoda 6,4%, hijau 5,40% dan kerusakan akibat ulat sebesar 3,2%. Permasalahan dominan yang terjadi adalah busuk kering dengan jumlah kerusakan terbanyak sebesar 25,20% dan menjadi suatu masalah yang sangat penting dan perlu di prioritaskan dalam melaksanakan perbaikan pada produk yang mengalami kerusakan. Penyakit busuk kering fusarium adalah penyebab paling penting dari kerugian pascapanen tanaman kentang. Penyakit busuk kering ini disebabkan oleh spesies jamur dalam genus Fusarium, sehingga diberi nama busuk Fusarium kering. 0 Pareto Chart of Jenis Kerusakan Scab Mekanis Nematoda Hijau Other Percent Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kerusakan Dominan Benih Kentang yang Dihasilkan KBH Kledung Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan fishbone diagram seperti Gambar 2, dari faktor-faktor penentu mutu produk yang diamati, faktor yang mempengaruhi kerusakan dominan adalah faktor manusia, faktor metode dan faktor lingkungan. Faktor-faktor tersebut adalah : kurang memperhatikan sterilisasi dalam screen house dan gudang penyimpanan. Setiap hari seharusnya pekerja menjaga kesterilan baik diri sendiri maupun lingkungan dengan dengan menggunakan masker, topi dan sepatu khusus. Hal ini dikarenakan di dalam screen house maupun gudang penyimpanan serangan hama penyakit rawan penularannya karena terbawa stek, pekerja harian, petugas yang sering keluar masuk. Pencegahan penularan penyakit yang dibawa pekerja dilakukan dengan cara mencelupkan alas kaki ke dalam bak disinfektan yang tersedia. Pentingnya sterilisasi tersebut sering diabaikan oleh pekerja. Mereka 0

6 rerata prosentase kerusakan sejumlah 20,7% dari total produksi. Berdasarkan hasil analisis peta kendali p menunjukkan bahwa produksi benih kentang selama tahun 203 semuanya berada di luar batas kendali. Perubahan titik-titik yang secara mendadak ke luar batas dari garis pusat dan tidak beraturan disebabkan karena banyaknya produk rusak yang dihasilkan dan pengendalian mutu untuk produk benih kentang yang sesuai dengan standar BPSB masih mengalami penyimpangan. Penyimpangan ini dikarenakan adanya permasalahan pada proses produksi sehingga menghasilkan produk rusak yang melebihi standar. Permasalahan pada proses produksi benih kentang adalah terjadinya kerusakan pada hasil produksi sehingga tidak lolos dalam sortasi (Semangun, 99). Tabel 2. Produksi dan Jenis Kerusakan Benih di KBH Kledung Tahun 203 Waktu Panen Σ panen (Knoll) Jenis kerusakan (Knoll) Σ prod. rusak (Knol) % prod. Rusak BK BC BL NM MK Hj SCB Ulat 0 Jun ,7 27 Jun ,5 Jul ,6 5 Jul ,0 9 Agt ,2 7 Okt ,0 24 Okt ,3 2 Nov ,0 0 Des ,0 Σ ,3 Rerata 39379,4 2050,7 767,2 472,8 499,7 686,2 438,6 969, ,8 20,7 % jenis kerusakan 25,2 2,7 8, 6,2 8,4 5,4,9 3, Sumber : Analisis Data Sekunder Gambar. Peta Kendali p Jumlah Produk Rusak di KBH Kledung 203 Sample Proportion ,35 0,30 0,25 0,20 0,5 0,0 _ P=0,2067 LCL=0,2003 UCL=0,23 P Chart of Jumlah Produk Rusak

7 METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan adalah metode deskriptif analitik (Surakhmad, 998). Lokasi penelitian berada di Kebun Benih Hortikultura (KBH) Kledung Kabupaten Temanggung yang didasarkan pada pertimbangan bahwa KBH Kledung merupakan kebun benih kentang satu-satunya di Jawa Tengah dan memproduksi benih kentang secara kontinyu setiap tahunnya. Informan pada penelitian ini berjumlah 5 orang dari KBH Kledung yaitu pimpinan, karyawan produksi G, karyawan gudang & maintenance, karyawan produksi lapangan dan karyawan laboratorium & administrasi. Selain itu juga satu orang petugas BBTPH Jawa Tengah wilayah Surakarta dan satu petugas BPSB Jawa Tengah. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara mendalam dan pencatatan. Metode analisis data yang digunakan adalah statistical quality control (SQC) dengan mengumpulkan data permasalahan mutu menggunakan check sheet, membuat histogram, membuat peta kendali p untuk pengendalian proses secara statistik dengan tahapan yang pertama menghitung prosentase kerusakan : =...() Dimana: np adalah jumlah yang rusak dalam sub grup dan n adalah jumlah yang diperiksa dalam sub grup. Tahap kedua menghitung garis pusat/central Line (CL) : = =...(2) Dimana: np adalah jumlah total yang rusak dan n adalah jumlah total yang diperiksa. Tahap ketiga menghitung batas kendali atas atau Upper Control Limit (UCL) : UCL = + 3 ( )...(3) Dimana: p adalah ata-rata ketidak sesuaian produk dan n adalah jumlah produksi. Tahap keempat menghitung batas kendali bawah atau Lower Control Limit (LCL) : LCL = - 3 ( )...(4) Dimana: p adalah ata-rata ketidaksesuaian produk dan n adalah jumlah produksi. Selanjutnya adalah menentukan masalah dominan menggunakan diagram pareto dan mencari faktor penyebab dengan diagram sebab akibat. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Masalah/Kerusakan Benih Kentang yang Terjadi di KBH Kledung Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa jenis kerusakan pada benih kentang mulai dari lahan sampai gudang penyimpanan berupa busuk kering sebanyak knoll, busuk coklat sebanyak knoll, busuk lunak sebanyak knoll, nematoda sebanyak knoll, mekanis sebanyak 6.76 knoll, hijau sebanyak knoll, scab sebanyak knoll dan serangan ulat sebanyak knoll. Total produksi benih kentang pada tahun 203 di KBH Kledung sebanyak knoll dalam 9 kali panen dengan

8 PENDAHULUAN Kebutuhan terhadap produk pertanian semakin meningkat sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk. Salah satu subsektor yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut adalah subsektor hortikultura. Kentang ( Solanum tuberosum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki potensi pengembangan diversifikasi pangan nasional. Penggunaan benih kentang bermutu dari varietas unggul sangat menentukan keberhasilan pencapaian produksi sesuai dengan target yang ditetapkan. KBH Kledung merupakan satusatunya kebun benih yang memproduksi benih kentang di Jawa Tengah. KBH Kledung memproduksi benih kentang varietas granola mulai dari klas G0 (generasi nol), G dan G2. Produksi benih KBH Kledung terdistribusi ke hampir seluruh wilayah pengembangan kentang di Jawa Tengah dan juga di luar pulau Jawa. Namun jumlah benih yang tersedia di KBH Kledung belum mampu mencukupi kebutuhan benih kentang khususnya di Jawa Tengah. Kebutuhan benih kentang di Jawa Tengah mencapai ton per tahunnya, tetapi baru dapat dipenuhi sebanyak 300 ton, sehingga terjadi kekurangan benih unggul sebanyak.700 ton (Sumarni, 202). Permasalahan yang dihadapi adalah jumlah benih kentang yang dihasilkan KBH Kledung banyak mengalami kerusakan. Tingkat kerusakan ini ditandai dengan banyaknya jumlah benih yang rusak dari total keseluruhan benih kentang yang diproduksi dibanding dengan toleransi jumlah kerusakan yang di tetapkan BPSB Jawa Tengah. Toleransi standar BPSB untuk jumlah benih yang terkena busuk kering benih G maksimal 0,% dari total panen. Berdasarkan Tabel diketahui bahwa jumlah benih G yang terkena busuk kering sebanyak dan knoll atau sekitar 3,7% dan 7,3% dari jumlah total. Tingginya kerusakan yang terjadi merupakan permasalahan mutu yang perlu diperhatikan oleh Kebun Benih Hortikultura (KBH) Kledung. Penyebab tingginya kerusakan benih dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti sumber daya manusia (man), metode (method), bahan baku (materials) dan lingkungan (environment). Maka dari itu perlu dilakukan analisis pengendalian mutu untuk mencari penyebab spesifik terkait faktor-faktor tersebut dan memperoleh solusinya. Tabel. Data Luas Lahan, Jumlah Panen, Jumlah Kerusakan dan Calon Benih Kentang G di Kebun Benih Hortikultura Kledung tahun 203 Luas (Ha) Jumlah panen Jenis kerusakan BK BC BL NM MK Hj SCB Ulat Calon benih 0, , Keterangan : - Satuan : G = knoll, G2 = Kg BK : Busuk Kering - BC : Busuk Coklat BL : Blecak/Lunak - NM : Nematoda MK : Mekanis - Hj : Hijau (penyakit) SCB : Scab Sumber : Data Sekunder

9 ANALISIS PENGENDALIAN MUTU BENIH KENTANG (SOLANUM TUBEROSUM L.) DI KEBUN BENIH HORTIKULTURA (KBH) KLEDUNG KABUPATEN TEMANGGUNG Ikke Dewi Fortuna, Sapja Anantanyu, Kunto Adi Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Jl. Ir. Sutami No.36 A Kentingan Surakarta 5726 Telp./Fax (027) ikke_dewy@ymail.com Telp ABSTRAK : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja jenis kerusakan yang terjadi, kerusakan dominan yang terjadi, mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kerusakan dominan dan tindakan perbaikan dalam mengatasi kerusakan dominan benih kentang yang dihasilkan di KBH Kledung. Metode dasar penelitian ini adalah diskriptif analitik. Lokasi penelitian berada di KBH Kledung Kabupaten Temanggung yang merupakan satu-satunya kebun benih produsen benih kentang di Jawa Tengah. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Metode analisis data adalah SQC dengan alat bantu check sheet, histogram, peta kendali p, diagram pareto dan diagram sebab akibat. Hasil penelitian menunjukkan jenis-jenis kerusakan yang terjadi ada delapan yaitu busuk kering knoll, busuk coklat (5.905), busuk lunak (3.256), nematoda (4.498), mekanis (6.76), hijau (3.948), scab (8.724), ulat (2.286). Kerusakan dominan yang terjadi adalah busuk kering. Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu benih kentang yaitu faktor manusia terdiri dari kurang memperhatikan sterilisasi dalam screen house dan gudang penyimpanan, kurang teliti dalam roguing, kurang hati-hati dalam pemanenan. Faktor metode yang mempengaruhi yaitu pengairan yang kurang tepat dan faktor lingkungan yang mempengaruhi yaitu curah hujan yang terlalu tinggi. Tindakan perbaikan yang dapat dilakukan yaitu melakukan pengawasan dan pendampingan berkala pada saat proses produksi, menyemprotkan desinfektan dalam gudang penyimpanan, mengadakan kegiatan pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan ketelitian pekerja, melakukan perbaikan SOP mengenai volume pengairan dan mengurangi jumlah daun. Kata kunci : Pengendalian mutu, Mutu benih kentang, SQC ABSTRACT : This research aims to find out what kind of damage that occurs, knowing the type of damage that occurs predominantly, determine the factors that influence of dominant damage and determine corrective actions to address the dominant damage produced seed potatoes in KBH Kledung. The basic method from this study is descriptive analytic. Method of determining the location of purposively be in KBH Kledung Temanggung based on considerations that KBH Kledung is only potato seed orchards in Central java and continuously producing seed potatoes. The data used are primary and secondary data. Data analysis methods used are statistical quality control (SQC) with the tool check sheet, histogram, p control charts, Pareto charts and causeeffect diagram. The results show the types of damage that occurred there eight damages are knoll dry rot, knoll brown rot, knoll soft rot, knoll nematodes, 6.76 knoll mechanical, knoll green, knoll scab and knoll worm attacks. Damage dominant in potato seed production occurs in KBH Kledung is dry rot caused by the fungus Fusarium sp. Factors that affect the quality of seed potatoes is human factors comprising less attention to sterilization in the screen house and storehouse, less thorough roguing activities and less careful in harvesting activities. Factors influencing the method is less precise irrigation and environmental factors that influence is too high humidity. Corrective actions that can be done is to perform periodic monitoring and assistance during the production process, spraying disinfectant into the storehouse, conduct training activities aimed at improving the accuracy of workers, provide guidance regarding the water needs of the plant before the implementation of activities, and reduce the number of leaves. Keywords : Quality control, Quality of potatoes seed, SQC

PENGENDALIAN KUALITAS BENIH MELON (Cucumis melo L) DI CV. MULTI GLOBAL AGRINDO (MGA) KABUPATEN KARANGANYAR

PENGENDALIAN KUALITAS BENIH MELON (Cucumis melo L) DI CV. MULTI GLOBAL AGRINDO (MGA) KABUPATEN KARANGANYAR 1 PENGENDALIAN KUALITAS BENIH MELON (Cucumis melo L) DI CV. MULTI GLOBAL AGRINDO (MGA) KABUPATEN KARANGANYAR Gita Agustining Esty, Suprapti Supardi, Nuning Setyowati Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi tertentu yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu ilmu pengetahuan yang memuat berbagai cara kerja di dalam melaksanakan penelitian dari awal hingga akhir. Metode penelitian juga merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu ilmu pengetahuan yang memuat berbagai cara kerja di dalam melaksanakan penelitian dari awal hingga akhir. Metode penelitian juga merupakan suatu

Lebih terperinci

PENGENDALIAN MUTU BENIH PADI DI PERUSAHAAN PP. KERJA KABUPATEN BOYOLALI

PENGENDALIAN MUTU BENIH PADI DI PERUSAHAAN PP. KERJA KABUPATEN BOYOLALI PENGENDALIAN MUTU BENIH PADI DI PERUSAHAAN PP. KERJA KABUPATEN BOYOLALI Rahma Rizky Wardani, Erlyna Wida Riptanti, Arip Wijianto Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Jl.

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Quality Control, Statistical Assistance Tools, Product Damage. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: Quality Control, Statistical Assistance Tools, Product Damage. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT CV. Pelangi abadi is a company engaged in the field of convection which produces jeans. This company uses macloon system, which the production process is done in accordance with the order. In

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN Seminar Nasional IENACO 204 ISSN 2337-4349 PENGENDALIAN KUALITAS PADA MESIN INJEKSI PLASTIK DENGAN METODE PETA KENDALI PETA P DI DIVISI TOSSA WORKSHOP Much. Djunaidi *, Rachmad Adi Nugroho 2,2 Jurusan

Lebih terperinci

Analisis Pengendalian Kualitas Coca-Cola Kaleng Menggunakan Statistical Process Control pada PT CCAI Central Java

Analisis Pengendalian Kualitas Coca-Cola Kaleng Menggunakan Statistical Process Control pada PT CCAI Central Java Analisis Pengendalian Kualitas Coca-Cola Kaleng Menggunakan Statistical Process Control pada PT CCAI Central Java Arkan Addien 1), Pringgo Widyo Laksono 2) 1,2) Program Studi Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 35 A. Metode Dasar Penelitian III. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode dasar analisis deskriptif analitis. Metode ini berkaitan dengan pengumpulan data yang berguna untuk memberikan gambaran

Lebih terperinci

3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian Tugas Akhir ini dilaksanakan di PT United Can Company Ltd. yang berlokasi di Jalan Daan Mogot Km. 17, Kalideres Jakarta Barat,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Sugiyono (2009, hlm.38), menyatakan bahwa objek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai

Lebih terperinci

Penyiapan Benih G0 untuk Benih generasi G1 sampai G4

Penyiapan Benih G0 untuk Benih generasi G1 sampai G4 Penyiapan Benih G0 untuk Benih generasi G1 sampai G4 1. Benih Kentang terdiri dari : (a) Benih dari biji (TPS) (b) Stek mikro (dalam botol kultur) (c) Umbi mikro (umbi kecil dalam botol kultur) (d) Stek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Agronesia Divisi Industri Plastik

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Agronesia Divisi Industri Plastik 47 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Agronesia Divisi Industri Plastik (Agroplas). Variabel yang diteliti adalah metode pengendalian kualitas yang diterapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan Sanggar Pusaka

BAB III METODE PENELITIAN. dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan Sanggar Pusaka BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian. Penelitian ini akan dilakukan pada proses bahan baku, proses produksi, dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi tertentu

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keyword : Quality, Defect Product, Statistical Quality Control, and np Control Chart. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keyword : Quality, Defect Product, Statistical Quality Control, and np Control Chart. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT Quality is the most important element in bussines world competition. A company can be compete and survive by always produce a very good quality product and appropriate with customer expectation.

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang memproduksi kemeja pria dewasa dengan harga Rp. 41.000 Rp. 42.500 perkemeja.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pengendalian Kualitas Produk Dengan Metode Statistical Process Control (SPC)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pengendalian Kualitas Produk Dengan Metode Statistical Process Control (SPC) BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian dan pembahasan tentang Pengendalian Kualitas Produk Dengan Metode Statistical Process Control (SPC) Pada PTP Nusantara

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dewasa ini tuntutan pelanggan terhadap kualitas produk semakin meningkat, sehingga perusahaan perlu memperhatikan kualitas produk yang dihasilkannya agar mampu bersaing di pasar dan mempertahankan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN MUTU BERAS ORGANIK PADA APOB (ASOSIASI PETANI ORGANIK BOYOLALI) DI KABUPATEN BOYOLALI SKRIPSI

ANALISIS PENGENDALIAN MUTU BERAS ORGANIK PADA APOB (ASOSIASI PETANI ORGANIK BOYOLALI) DI KABUPATEN BOYOLALI SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN MUTU BERAS ORGANIK PADA APOB (ASOSIASI PETANI ORGANIK BOYOLALI) DI KABUPATEN BOYOLALI SKRIPSI Oleh : Nurwidodo H0811064 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015

Lebih terperinci

PERCEPATAN KETERSEDIAAN BENIH KENTANG BERMUTU DI INDONESIA MELALUI KEPMENTAN NOMOR : 20/Kpts/SR.130/IV/2014

PERCEPATAN KETERSEDIAAN BENIH KENTANG BERMUTU DI INDONESIA MELALUI KEPMENTAN NOMOR : 20/Kpts/SR.130/IV/2014 PERCEPATAN KETERSEDIAAN BENIH KENTANG BERMUTU DI INDONESIA MELALUI KEPMENTAN NOMOR : 20/Kpts/SR.130/IV/2014 Kentang merupakan unggulan kelima besar dari komoditas sayuran utama yang dikembangkan di Indonesia,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Pengendalian Kualitas, peta kendali u, diagram sebab akibat, kulit. Universitas Kristen Maranatha. vii

ABSTRAK. Kata kunci : Pengendalian Kualitas, peta kendali u, diagram sebab akibat, kulit. Universitas Kristen Maranatha. vii ABSTRAK Perusahaan-perusahaan di Indonesia dihadapkan dengan persaingan global, dimana semua perusahaan bersaing untuk menjadi yang terbaik. Untuk memenangkan persaingan ini, semua perusahaan harus memperhatikan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Hikmah Farm Produksi Kentang Bibit

PEMBAHASAN Hikmah Farm Produksi Kentang Bibit 45 PEMBAHASAN Hikmah Farm Hikmah Farm merupakan perusahaan yang dikelola oleh keluarga dimana jabatan-jabatan penting di perusahaan dipegang oleh anggota keluarga. Anggota keluarga tersebut memegang jabatan

Lebih terperinci

The use of Statitical Quality Control to reduce a defective product at shoes company CV. Fortuna shoes. Abstract

The use of Statitical Quality Control to reduce a defective product at shoes company CV. Fortuna shoes. Abstract The use of Statitical Quality Control to reduce a defective product at shoes company CV. Fortuna shoes Abstract Quality is the most important element in today's business world competition. A company that

Lebih terperinci

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA ABSTRAK PT Sahabat Buana adalah perusahaan yang memproduksi bijih-bijih plastik dimana terdapat banyak pesaing, untuk itu perusahaan harus mempertahankan dan meningkatkan kualitas produknya yang semakin

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) PADA PT. NGK

SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) PADA PT. NGK SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) PADA PT. NGK Disusun Oleh : Nama : Asep Suryadi NPM : 201210215039 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengambilan data yang dilakukan penulis menggunakan data primer dan sekunder yang didapatkan pada Lini 2 bagian produksi Consumer Pack, yang

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA 64 BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang telah dilakukan kemudian diolah menjadi informasi untuk mengetahui berapa besar jumlah produksi dan jumlah cacat. Ada berbagai

Lebih terperinci

Pengawasan Mutu Beras pada Perusahaan Umum BULOG Divisi Regional Bali

Pengawasan Mutu Beras pada Perusahaan Umum BULOG Divisi Regional Bali Pengawasan Mutu Beras pada Perusahaan Umum BULOG Divisi Regional Bali PUTU RAKA MAHENDRA, RATNA KOMALA DEWI, I KETUT SUAMBA Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana Jl. PB. Sudirman

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Pengendalian kualitas, peta kendali c, diagram sebab akibat, jam tangan kayu. vii

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Pengendalian kualitas, peta kendali c, diagram sebab akibat, jam tangan kayu. vii ABSTRAK Dewasa ini persaingan di dunia industri sudah sangat ketat, khususnya industri kreatif. Sehingga setiap perusahaan perlu untuk tetap menjaga kualitas produknya, agar memenuhi kebutuhan dan keinginan

Lebih terperinci

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang 27 2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan Walaupun telah diadakan pengawasan kualitas dalam tingkat-tingkat proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang rusak

Lebih terperinci

Prosiding Manajemen ISSN:

Prosiding Manajemen ISSN: Prosiding Manajemen ISSN: 2460-6545 Analisis Pengendalian Kualitas dengan Menggunakan Metode Statistical Quality Control (SQC) Produk Kue Astor untuk Meminimumkan Produk Rusak Pada PT. Prima Jaya A.M.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 50 HASIL DAN PEMBAHASAN Produktivitas Kebun Air sangat diperlukan tanaman untuk melarutkan unsur-unsur hara dalam tanah dan mendistribusikannya keseluruh bagian tanaman agar tanaman dapat tumbuh secara

Lebih terperinci

ANALISIS PETA KENDALI ATRIBUT DALAM MENGIDENTIFIKASI KERUSAKAN PADA PRODUK BATANG KAWAT PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk

ANALISIS PETA KENDALI ATRIBUT DALAM MENGIDENTIFIKASI KERUSAKAN PADA PRODUK BATANG KAWAT PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk 228 Seminar Nasional Teknik Industri [SNTI2017] ANALISIS PETA KENDALI ATRIBUT DALAM MENGIDENTIFIKASI KERUSAKAN PADA PRODUK BATANG KAWAT PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk Heri Wibowo 1, Sulastri 2 dan Ahmad

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X)

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X) ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X) Rika Gracia *), Arfan Bakhtiar Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian dilakukan pada PT Tirta Agung Wijaya yang merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi air minum dalam kemasan di area Jawa Tengah. Pengamatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan gambaran dari tahapan yang dilalui dalam menyelesaikan suatu masalah yang ditemui dalam sebuah penelitian, dimana dibuat berdasarkan latar

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Kerangka Pemikiran 6

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Kerangka Pemikiran 6 ABSTRAK PT Dhaya Tuhumitra adalah perusahaan penghasil sepatu sandal wanita dengan orientasi pasar ekspor sehingga harus dapat mempertahankan dan meningkatkan kualitas produknya agar dapat memenangkan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK TAHU PUTIH (Studi Kasus Pada Home Industri Tahu Kasih Di Kabupaten Trenggalek)

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK TAHU PUTIH (Studi Kasus Pada Home Industri Tahu Kasih Di Kabupaten Trenggalek) ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK TAHU PUTIH (Studi Kasus Pada Home Industri Tahu Kasih Di Kabupaten Trenggalek) Lilia Pasca Riani Universitas Nusantara PGRI Kediri bungalilia@gmail.com Abstract This

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Bab ini berisi tentang analisis dan interpretasi hasil penelitian. Pada tahap ini akan dilakukan analisis permasalahan prosedur budidaya kumis kucing di Klaster Biofarmaka

Lebih terperinci

BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan

Lebih terperinci

Oleh Bella Septiana H

Oleh Bella Septiana H ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BANDENG DURI LUNAK JUWANA ELRINA GROUP SEMARANG DENGAN METODE STATISTICAL QUALITY CONTROL (SQC) SKRIPSI Oleh Bella Septiana H 0812028 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : AGUNG DHARMAWAN PUTRA NPM : Kepada

SKRIPSI. Oleh : AGUNG DHARMAWAN PUTRA NPM : Kepada TANGGAPAN BEBERAPA KULTIVAR BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) TERHADAP SERANGAN Fusarium oxysporum f.sp. cepae PENYEBAB PENYAKIT MOLER DI LAHAN KABUPATEN NGANJUK SKRIPSI Oleh : AGUNG DHARMAWAN PUTRA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan tahapan yang dilakukan oleh penulis dalam proses penelitian. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir

Lebih terperinci

VI. PEMBAHASAN 6.1. Identifikasi Sumber-sumber Risiko

VI. PEMBAHASAN 6.1. Identifikasi Sumber-sumber Risiko VI. PEMBAHASAN Risiko produksi merupakan salah satu faktor yang memberikan pengaruh besar pada keberhasilan produksi. Risiko ini berdampak pada kualitas dan kuantitas hasil produksi yang dihasilkan. risiko

Lebih terperinci

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi bawang merah, peran benih sebagai input produksi merupakan tumpuan utama

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO PRODUKSI

ANALISIS RISIKO PRODUKSI VI. ANALISIS RISIKO PRODUKSI 6.1. Identifikasi Sumber-Sumber Risiko Usaha pengurangan risiko melalui diversifikasi tanaman hias adenium tidak sepenuhnya mampu menghilangkan risiko. Adanya risiko dalam

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO PRODUKSI BENIH KENTANG AEROPONIK RISK MANAGEMENT OF AEROPONIC POTATOES SEED PRODUCTION

MANAJEMEN RISIKO PRODUKSI BENIH KENTANG AEROPONIK RISK MANAGEMENT OF AEROPONIC POTATOES SEED PRODUCTION Agric. Sci. J. Vol. I (4) : 235-243 (2014) MANAJEMEN RISIKO PRODUKSI BENIH KENTANG AEROPONIK RISK MANAGEMENT OF AEROPONIC POTATOES SEED PRODUCTION Medina Juniar Djauhari 1 1 Mahasiswa Jurusan Agribisnis,

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Product defects, quality control, statistical aid. Universitas Kristen Marantaha

ABSTRACT. Keywords: Product defects, quality control, statistical aid. Universitas Kristen Marantaha ABSTRACT PT. Guccitex specializes in producing high quality circular knitting products and possesses the latest, best technology to meet its consumers needs. In order to keep its consumers trust for producing

Lebih terperinci

Pengaruh Jarak Tanam dan Ukuran Umbi Bibit terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kentang Varietas Granola untuk Bibit

Pengaruh Jarak Tanam dan Ukuran Umbi Bibit terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kentang Varietas Granola untuk Bibit J. Hort. 18(2):155-159, 2008 Pengaruh Jarak Tanam dan Ukuran Umbi Bibit terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kentang Varietas Granola untuk Bibit Sutapradja, H. Balai Penelitian Tanaman Sayuran Jl. Tangkuban

Lebih terperinci

PERBAIKAN KUALITAS PRODUK SPRITE CAN 250ML MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL

PERBAIKAN KUALITAS PRODUK SPRITE CAN 250ML MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 4 2016 ISSN : 2339028X PERBAIKAN KUALITAS PRODUK SPRITE CAN 250ML MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL Much. Djunaidi *), Dilla Rahma Yunita 2) 1,2) Teknik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Produksi merupakan sebuah siklus yang dilakukan oleh perusahaan dalam penyediaan barang atau jasa yang akan ditawarkan kepada pasar demi keberlangsungan

Lebih terperinci

Keadaan Serangan OPT Komoditas Bawang Merah di Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat

Keadaan Serangan OPT Komoditas Bawang Merah di Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat Keadaan Serangan OPT Komoditas Bawang Merah di Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat Salah satu sentra komoditas hortikultura, khususnya bawang merah (Allium cepa var. ascalonicum) yang cukup besar di

Lebih terperinci

Anjasoa et al., 2016 Analisis Pengendalian Kualitas Produk Genteng pada UD Genteng Jaya...

Anjasoa et al., 2016 Analisis Pengendalian Kualitas Produk Genteng pada UD Genteng Jaya... 1 Analisis Pengendalian Kualitas Produk Genteng Dengan Menggunakan Metode Statistical Process Control (SPC) Pada UD Genteng JAYA Ambulu Kabupaten Jember (The Analysis of Quality Control Product of Roof

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan komoditas yang mendapat

PENDAHULUAN. Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan komoditas yang mendapat PENDAHULUAN Latar belakang Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan komoditas yang mendapat prioritas tinggi di bidang penelitian dan pengembangan sayuran di Indonesia. Berdasarkan volume, kentang adalah

Lebih terperinci

ABSTRACT. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT Quality being the basic factor of the consumer's decision to acquire a product. Companies must look at and pay attention to product quality or not well controlled, and can be accepted by consumers

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Pengendalian Mutu Industri Gula Kelapa (Kasus UD.

METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Pengendalian Mutu Industri Gula Kelapa (Kasus UD. III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian mengenai Pengendalian Mutu Industri Gula Kelapa (Kasus UD. Ngudi Lestari 1 Kecamatan Kebasen, Banyumas) ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan

Lebih terperinci

PENDAMPINGAN KAWASAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS HORTIKULTURA DI KABUPATEN BANTAENG

PENDAMPINGAN KAWASAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS HORTIKULTURA DI KABUPATEN BANTAENG PENDAMPINGAN KAWASAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS HORTIKULTURA DI KABUPATEN BANTAENG BASO ALIEM LOLOGAU, dkk PENDAHULUAN Latar Belakang Kabupaten Bantaeng mempunyai delapan kecamatan yang terdiri dari 67 wilayah

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian Indonesia memiliki potensi yang besar dalam segi sumberdaya dan kualitas, sehingga dapat menjadi sektor unggulan dalam meningkatkan pendapatan negara. Saat ini

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sektor pertanian yang memiliki peran penting dalam pembangunan perekonomian di Indonesia. Peran tersebut diantaranya adalah mampu memenuhi

Lebih terperinci

ABSTRACT PENDAHULUAN ISTI KHOMAH, ENDANG SITI RAHAYU

ABSTRACT PENDAHULUAN ISTI KHOMAH, ENDANG SITI RAHAYU ISTI KHOMAH, ENDANG SITI RAHAYU Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret, Email: istikhomah071@yahoo.com Aplikasi Peta Kendali p Sebagai Pengendalian Kualitas Karet di PTPN IX Batujamus/Kerjoarum Control

Lebih terperinci

PENGENDALIAN MUTU SALAK PONDOH MELALUI PENERAPAN GOOD HANDLING PRACTICES (GHP) DI KABUPATEN SLEMAN TESIS

PENGENDALIAN MUTU SALAK PONDOH MELALUI PENERAPAN GOOD HANDLING PRACTICES (GHP) DI KABUPATEN SLEMAN TESIS PENGENDALIAN MUTU SALAK PONDOH MELALUI PENERAPAN GOOD HANDLING PRACTICES (GHP) DI KABUPATEN SLEMAN TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Agribisnis Oleh

Lebih terperinci

Prosiding Manajemen ISSN:

Prosiding Manajemen ISSN: Prosiding Manajemen ISSN: 2460-8460 Analisis Pengendalian Kualitas dengan Menggunakan Metode Statistical Quality Control untuk Meminimumkan Jumlah Produk Cacat Kain Batik Cap pada Kareumbi Gallery Batik

Lebih terperinci

Produksi Benih Kentang ( Solanum tuberosum L.)

Produksi Benih Kentang ( Solanum tuberosum L.) No. 009, Maret 2016 (Tanggal diunggah 11 Maret 2016) Penyunting : Tonny K. Moekasan, Laksminiwati Prabaningrum, Nikar di Gunadi, dan Asih K. Karjadi Redaksi Pelaksana : Abdi Hudayya, Fauzi Haidar Produksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek penelitian ini adalah perusahaan produksi kemasan makanan dari kertas karton CV. Yogyakartas yang berlokasi di Jl. Nyi Ageng Nis No. 20 B,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian berkelanjutan memiliki tiga tujuan yaitu: tujuan ekonomi (efisiensi dan pertumbuhan), tujuan sosial (kepemilikan/keadilan) dan tujuan ekologi (kelestarian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bawang Merah Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Komoditas sayuran ini termasuk

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Ketatnya persaingan dalam usaha textil akhir-akhir ini membuat banyak perusahaan textil bekerja keras untuk bertahan dalam persaingan. Faktor kualitas menjadi point yang paling diperhatikan agar

Lebih terperinci

Analisis Pengendalian Kualitas Kantong di PPI PT Semen Padang dengan Metode SQC (Statistical Quality Control)

Analisis Pengendalian Kualitas Kantong di PPI PT Semen Padang dengan Metode SQC (Statistical Quality Control) Petunjuk Sitasi: Fithri, P., & Iqbal, M. (2017). Analisis Pengendalian Kualitas Kantong di PPI PT Semen Padang dengan Metode SQC (Statistical Quality Control). Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. D1-6).

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Perusahaan telah menetapkan standar kualitas dan telah melaksanakan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Perusahaan telah menetapkan standar kualitas dan telah melaksanakan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Perusahaan telah menetapkan standar kualitas dan telah melaksanakan pengendalian kualitas produk dalam proses produksinya sampai pengendalian kualitas produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di zaman seperti sekarang ini dengan kemajuan industri yang didukung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di zaman seperti sekarang ini dengan kemajuan industri yang didukung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman seperti sekarang ini dengan kemajuan industri yang didukung dengan perkembangan teknologi yang pesat telah memberikan dampak terhadap persaingan industri pada

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NAIK TURUNNYA HARGA CABAI MERAH MENURUT PENDAPAT PETANI DI KABUPATEN SITUBONDO

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NAIK TURUNNYA HARGA CABAI MERAH MENURUT PENDAPAT PETANI DI KABUPATEN SITUBONDO FAKTORFAKTOR YANG MEMPENGARUHI NAIK TURUNNYA HARGA CABAI MERAH MENURUT PENDAPAT PETANI DI KABUPATEN SITUBONDO (Studi Kasus di Desa Arjasa, Kec. Arjasa, Kab. Situbondo) Oleh : Yoki Hendra Sugiarto*), Yohanes

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Pengetahuan, teknologi dan pertumbuhan ekonomi pada sektor industri Pangan di Indonesia menyebabkan persaingan antara industri-industri yang menghasilkan produk sejenis harus lebih kreatif dan

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Quality Control, Types of Pants Defects, c Chart, Check Sheet, Pareto Diagram, Fish Bone Diagram. vi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: Quality Control, Types of Pants Defects, c Chart, Check Sheet, Pareto Diagram, Fish Bone Diagram. vi Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT Increased business competition and the number of competitors require each company to maintain the quality of its products. Quality control activities required to maintain the quality of the product.

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA 23 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA 4.1 Sejarah Perusahaan Pertama berdirinya PT. Tri Tunggal Bangun Sejahtera di Tangerang adalah melalui tahapan yang begitu kecil. Dalam awal pendiriannya

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum 1. Profil Perusahaan PT. Gelora Aksara Pratama (Erlangga Group) merupakan perusahaan percetakan yang berdiri pada tahun 1987. PT. Gelora Aksara Pratama dimulai

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Sebutan Ahli Madya Manajemen Bisnis. Oleh : YUSUF PRASETYO F

TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Sebutan Ahli Madya Manajemen Bisnis. Oleh : YUSUF PRASETYO F ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK AKHIR SANGKAR BURUNG MODEL MAHKOTA UKIR DENGAN METODE C-CHART PADA UD. AMANAH SURAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat-syarat

Lebih terperinci

IV. PEMBAHASAN. 4.1 Neraca Air Lahan

IV. PEMBAHASAN. 4.1 Neraca Air Lahan 3.3.2 Pengolahan Data Pengolahan data terdiri dari dua tahap, yaitu pendugaan data suhu Cikajang dengan menggunakan persamaan Braak (Djaenuddin, 1997) dan penentuan evapotranspirasi dengan persamaan Thornthwaite

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI Kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers) (Gasperz, 2006). Pengendalian kualitas secara statistik dengan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. PT. XYZ selama ini belum pernah menerapkan metode Statistical Process

BAB V ANALISA HASIL. PT. XYZ selama ini belum pernah menerapkan metode Statistical Process 70 BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Hasil control chart PT. XYZ selama ini belum pernah menerapkan metode Statistical Process Control. Sebagai langkah awal penulis mencoba menganalisa data volume produk

Lebih terperinci

Hasil rata-rata (Rp/PT) , , ,04

Hasil rata-rata (Rp/PT) , , ,04 Tabel 4. Rata-rata Penerimaan, Biaya, dan Pendapatan Usahatani Jamur Kuping per Periode Tanam di Kabupaten Sukoharjo No. 1. 2. 3. Uraian Penerimaan usahatani Biaya usahatani Pendapatan usahatani Hasil

Lebih terperinci

STATISTICAL PROCESS CONTROL

STATISTICAL PROCESS CONTROL STATISTICAL PROCESS CONTROL Sejarah Statistical Process Control Sebelum tahun 1900-an, industri AS umumnya memiliki karakteristik dengan banyaknya toko kecil menghasilkan produk-produk sederhana, seperti

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Budidaya Bayam Secara Hidroponik

PEMBAHASAN. Budidaya Bayam Secara Hidroponik 38 PEMBAHASAN Budidaya Bayam Secara Hidroponik Budidaya bayam secara hidroponik yang dilakukan Kebun Parung dibedakan menjadi dua tahap, yaitu penyemaian dan pembesaran bayam. Sistem hidroponik yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di CV.Mabar Karya Utama Medan yang berada di Jl. Mabar. Penelitian ini dimulai dari tanggal 08 Agustus 013 sampai tanggal

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 38 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Untuk mendukung perhitungan statistikal pengendalian proses maka diperlukan data. Data adalah informasi tentang sesuatu, baik yang bersifat kualitatif

Lebih terperinci

PENYAKIT BIDANG SADAP

PENYAKIT BIDANG SADAP PENYAKIT BIDANG SADAP KERING ALUR SADAP (KAS) Penyakit ini merupakan penyakit fisiologis yang relative terselubung, karena secara morfologis tanaman tampak sehat, malah seringkali menampakkan pertumbuhan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: pengendalian kualitas, diagram pareto, peta kendali p, diagram sebab-akibat. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: pengendalian kualitas, diagram pareto, peta kendali p, diagram sebab-akibat. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perusahaan Barly Joy Collection merupakan sebuah home industry yang bergerak di bidang manufaktur pakaian. Adapun produk yang dihasilkan adalah baju dengan bahan kaos. Banyak perusahaan pesaing

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan gambaran dari tahapan yang dilalui dalam menyelesaikan suatu masalah yang ditemui dalam sebuah penelitian, dimana dibuat berdasarkan latar belakang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Solanum tuberosum L. atau yang dikenal dengan kentang merupakan salah satu dari lima makanan pokok dunia sebagai sumber karbohidrat. Kelima makanan pokok tersebut adalah

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SEPATU NIKE COURT ROYAL DI LINE 2.04 DENGAN METODE STATISTICAL QUALITY CONTROL (SQC) PADA PT. ASIA DWIMITRA INDUSTRI

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SEPATU NIKE COURT ROYAL DI LINE 2.04 DENGAN METODE STATISTICAL QUALITY CONTROL (SQC) PADA PT. ASIA DWIMITRA INDUSTRI PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SEPATU NIKE COURT ROYAL DI LINE 2.04 DENGAN METODE STATISTICAL QUALITY CONTROL (SQC) PADA PT. ASIA DWIMITRA INDUSTRI Diajuakan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKSI KAYU LAPIS MENGGUNAKAN STATISTICAL QUALITY CONTROL

ANALISIS PRODUKSI KAYU LAPIS MENGGUNAKAN STATISTICAL QUALITY CONTROL Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 05, No. 1 (2016), hal 1-8 ANALISIS PRODUKSI KAYU LAPIS MENGGUNAKAN STATISTICAL QUALITY CONTROL Awaliyah, M. Novitasari Mara, Shantika Martha INTISARI

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. pembuatan buku, observasi dilakukan agar dapat lebih memahami proses pembuatan

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. pembuatan buku, observasi dilakukan agar dapat lebih memahami proses pembuatan BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengumpulan data Observasi dilakukan pada lantai Produksi dan dikhususkan pada proses pembuatan buku, observasi dilakukan agar dapat lebih memahami proses pembuatan buku,

Lebih terperinci

APLIKASI DIAGRAM FISHBONE DALAM PENGENDALIAN MUTU JAMUR KUPING KERING (STUDI KASUS PADA UD SKY AGRO KABUPATEN KARANGANYAR)

APLIKASI DIAGRAM FISHBONE DALAM PENGENDALIAN MUTU JAMUR KUPING KERING (STUDI KASUS PADA UD SKY AGRO KABUPATEN KARANGANYAR) APLIKASI DIAGRAM FISHBONE DALAM PENGENDALIAN MUTU JAMUR KUPING KERING (STUDI KASUS PADA UD SKY AGRO KABUPATEN KARANGANYAR) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian

Lebih terperinci

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Pendahuluan Tomat dikategorikan sebagai sayuran, meskipun mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi mulai dari 0-1500 meter dpl,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indra Sukarno Putra, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indra Sukarno Putra, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan terhadap produk pertanian semakin meningkat sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk. Bahan pangan yang tersedia harus mencukupi kebutuhan masyarakat.

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. batas kendaliatas (UCL) dan batas kendali bawah (LCL). Garis Pusat ini

BAB V ANALISA HASIL. batas kendaliatas (UCL) dan batas kendali bawah (LCL). Garis Pusat ini BAB V ANALISA HASIL 5.1 Menghitung Garis Pusat atau Central Line (CL) Garis pusat atau Central Line adalah garis tengah yangberada diantar batas kendaliatas (UCL) dan batas kendali bawah (LCL). Garis Pusat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. PIMS Indonesia, Jl. Ciputat Raya No. 5, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, 12240, Indonesia.

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh

Lebih terperinci