BAB II KOMPONEN FUEL CELL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KOMPONEN FUEL CELL"

Transkripsi

1 BAB II KOMPONEN FUEL CELL 2.1. Membran Bagian dasar dalam membrane kation exchange di fuel cell adalah awalnya disusun oleh Wiliam T.Grubb (2) pada tahun Itu adalah usaha awal yang diupayakan untuk meningkatkan polimer asam perfluorosulfonic yang menjadi system sekarang ini. Pada sistem fuel cell terdapat membran elektrolit yang merupakan komponen penting dari sistem ini. Fungsi dari membran pada fuel cell adalah sebagai elektrolit dan pemisah dua gas reaktan. Sebagai elektrolit, membran fuel cell menjadi sarana transportasi ion hidrogen yang dihasilkan oleh reaksi anoda menuju katoda, sehingga reaksi pada katoda yang menghasilkan energi listrik dapat terjadi (Kordesch, 1996; Yohan, dkk, 2005). Materialnya adalah sebuah penyekat elektric. Dan sebagai hasilnya adalah konduksi ion terbawa dengan gugusan ionic dengan struktur polimer. Transportasi ion

2 dalam beberapa jaringan adalah sangat dipengaruhi oleh loncatan dan air bebas yang diasosiasikan dengan jaringan tersebut. Salah satu membran fuel cell yang digunakan secara komersial adalah membran tetrafloro-polietilen dengan cabang gugus asam sulfonat (Nafion ) dan belakangan ini telah dilakukan penelitian untuk mendapat membrane alternative selain Nafion, yaitu Membrane Kitosan. Nafion (PEM-FC Membrane) Nafion tergolong dalam ionomer. Ionomer berarti polimer yang memiliki sifatsifat ionik. Monomer dari senyawa ini terdiri atas kerangka fluorokarbon yang bersifat hidrofobik dan gugus terminal berupa sulfonat yang bersifat hidrofilik. Gugus sulfonat merupakan super asam, menjamin kelangsungan transfer proton dari anoda ke katoda sementara kation dan anion lainnya tidak diizinkan lewat. Nafion (asam poliperfluoro sulfonat ionomer) Karakterisasi membran elektrolit (nafion 117) dan elektroda fuel cell sebagai komponen utama fuel cell merupakan faktor penting sebelum dilakukannya pembuatan membran dan elektroda fuel cell. Hasil analisa termal menunjukkan bahwa membran nafion 117 dan elektroda masing-masing mempunyai ketahanan termal 327 o C dan di atas 550 o C. Kandungan PTFE (polytetrafluoroethylene) yang terdapat pada katalis mempunyai ketahanan termal pada o C. Hasil analisa X-ray Difraction menunjukkan bahwa pada lapisan katalis terdapat kandungan PTFE, ditunjukkan oleh puncak pada posisi 2 theta = 18 o dan 39.5 o dan kandungan karbon, pada posisi puncak 2 theta = 9 o. ``Hasil morfologi permukaan menggunakan SEM (Scanning Electron Microscope) menunjukkan bahwa pada permukaan membran nafion 117 dan katalis masing-masing terdapat distribusi pori antara mikrometer dan mikrometer. Struktur permukaan carbon paper dan carbon

3 cloth, yang terdiri atas serat-serat karbon dengan diameter 4-6 mikrometer, masingmasing mempunyai distribusi pori 1-80 mikrometer (carbon paper) dan mikrometer (carbon cloth). Gambar di bawah menunjukkan kumpulan dari Nafion Electrolit Membran, gambar tersebut diperoleh dari 1 Hz dengan pembakitan sinyal 30 mv, 0.4 V arus DC katoda ( terdapat reaksi reduksi oksigen, ini menurunkan transfer hambatan Faraday dan meningkatkan sinyal ). Gambar ini juga membandingkan respons yang mengganggu dari sebuah Nafion membran kering (0% kelembaban relatif,udara temperatur ruangan) melawan area yang sama dengan membran yang sama ketika berair (30% kelembaban relatif, udara suhu ruangan). Level kebasahan dari Elektolit Nafion dapat menyebabkan pengaruh pada pencegahan proton (H 3 O +.nh 2 O) konsentrasi dan konduktivitas. Secara umum sudah diketahui bahwa Nafion adalah bukan sebuah material homogen, tetapi terdiri dari hidropolic dan tahapan hidropolic daerah yang terpisah. Ciri ciri yang nyata yang dapat dilihat dari hambatan pada Nafion digambarkan di bawah yang dapat dicocokkan pada daerah hidropilic dalam membran. Dan ukuran yang nyata dari daerah ini (menunjukkan 1 µm gambar ) adalah golongan dari beberapa ratus nanometer.

4 Modulus Hambatan Dan Tahapan Gambar dari Elektrolit Nafion dengan nilai kelembaban Di pasaran, harga Nafion masih sangat mahal, sehingga menjadi kendala untuk mengembangkannya di Indonesia. Membran ini bersifat selektif semipermeabel terhadap proton dan memiliki sifat elektrik yang baik sebagai konduktor. Sifat konduktivitas tersebut ditunjukkan dengan tetapan dielektriknya yang kecil. Namun, sebagai membran fuel cell juga harus berperan sebagai media transport proton. Standar material elektrolit dalam PEFC terdiri dari fluorinasi penuh Teflon. karakteristik membrane itu dari berat equivalennya (kebalikan proposional dengan kapasitas perpindahan ion). Sebuah tipe nilai berat equivalen adalah antara 800 sampai 1000 miliequivalen per gram polimer kering. Asam perfluorosulfonat dalam membrane menunjukkan kimia yang sangat tinggi dan suhu yang relative stabil, dan lebih stabil dalam melawan serangan kimia dengan dasar yang kuat, oksidasi kuat, asam asam reduksi, Cl2, H2, and O2 dengan temperature lebih dari 125 C. Nafion terdiri dari sebuah gugusan fluoropolimer, hampir sama dengan Teflon, dengan kumpulan asam sulfonat dengan ikatan kimia. Nafion membrane menunjukkan daya tahan hidup yang panjang dalam pilihan permintaan, kondisi operasi, dan permintaan elekrokimia. Dalam pemilihan test fuel cell dan system elekrolisa air, daya hidup lebih dari jam dapat ditunjukkan.

5 Gambar PEFC Schematic Polymer electrolyte membrane fuel cell (PEMFC) disebut juga proton exchange membrane fuel cell. Membran ini berupa lapisan tipis padat yang berfungsi sebagai elektrolit pemisah katoda dan anoda. Membran ini secara selektif mengontrol transport proton dari anoda ke katoda dalam fuel cell. PEMFC mengandung katalis platina. Untuk menghasilkan energi, PEMFC hanya memerlukan hidrogen, oksigen dari udara, dan air untuk mengoperasikannya. Selain itu, pada fuel cell ini tidak dipakai fluida yang bersifat korosif seperti jenis lainnya PEMFC merupakan sebuah sistem bebas pelarut. Sistem fuel cell ini menggunakan fasa penghantar bersifat ionik berupa gugus garam yang matriks polimernya bersifat polar, seperti pada garam anion F-, Cl-, I-, SCN-, ClO4-, CF3SO3-, BF4-, dan AsF6-. Semakin besar ukuran anion dan semakin terdelokalisasi muatan, maka semakin sulit tersolvasi sehingga dapat terjadi ikatan non permanen antara anion dan proton Baru-baru ini yushan yan dkk. dari University of Californias Riverside berhasil memodifikasi membran Nafion mengggunakan metoda infiltrasi. Pori-pori membran yang semula berdiameter 40 nm diperkecil menjadi 10 nm dengan cara

6 mengisikan nanopartikel zeolit beta sintetis ke dalam pori tersebut. Pengujian selanjutnya menunjukan peningkatan permeabilitas metanol dan konduktivitas yang signifikan (hingga 40%). Semakin permeabel membrannya berarti makin sulit metanol lewat sementara proton makin mudah menyeberang H + yang dihasilkan makin banyak sehingga daya tahan baterai lebih lama. Membran Kitosan Salah satu material yang diduga dapat menggantikan Nafion adalah kitosan. Kitosan merupakan polielektrolit alam dengan beberapa sifat penting yang diperlukan untuk material membran. Sifat-sifat tersebut antara lain inert, hidrofilik, dan tidak larut dalam air serta pelarut organik. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa kitosan memiliki crossover metanol yang lebih rendah daripada Nafion. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mempelajari potensi membran kitosan dan modifikasi pasangan kompleks asam basanya sebagai elektrolit fuel cell. Kitosan yang dipakai pada penelitian ini dihasilkan dari proses deasetilasi kitin yang terdapat dalam kulit udang. Kitosan yang didapat kemudian diuji analisa spektrofotometri Fourier Transform Infra Ren (FTIR), derajat deasetilasi, dan massa molekul relatif rata-rata viskositas (Mv). Modifikasi dilakukan dengan perendaman membran kitosan dalam larutan asam sulfat dengan variasi konsentrasi yaitu 0,3 M, 0,5 M dan 0,7 M. Pengujian yang dilakukan meliputi analisa spektrofotometri FTIR, derajat penyerapan air, kapasitas penukar ion, potensial membran, sifat mekanik, dan analisa Impedance Spectroscopy (IS). Kitosan yang dihasilkan mempunya Mv sebesar 1.03 g/mol dengan derajat deasetilasi 76.78%. Spektrum serapan infra merah menunjukkan adanya gugus OH, NH2, C=O amida, dan CH3 dalam kitosan. Gugus-gugus ini juga muncul pada spektrum serapan infra merah memran kitosan dan modifikasinya. Tetapi ada satu puncak yang hanya muncul pada membran kitosan modifikasi yaitu pada bilangan gelombang 619,15 cm -1. Puncak ini dikenali sebagai mode vibrasi S-O, dengan demikian dalam membran kitosan yang dimodifikasi terdapat gugus SO4 2-. Gugus SO4 2- ini membentuk pasangan kompleks asam basa dengan gugus NH3 + dari kitosan terprotonasi, dengan posisi SO4 2- berada di antara dua gugus NH3 +. Derajat penyerapan air meningkat seiring dengan meningkatnya konsentrasi asam sulfat. Hal ini menunjukkan adanya

7 gugus SO4 2- dalam pasangan kompleks asam basa menyebabkan membran bersifat lebih hidrofil. Sifat mekanik (kekuatan tarik dan perpanjangan saat putus) membran pun mengalami perubahan dengan adanya gugus SO4 2-. Dalam keadaan kering, adanya gugus SO4 2- menyebabkan penurunan kekuatan tarik dan perpanjangan saat putus. Dalam keadaan basah, adanya gugus SO4 2- dalam matriks membran menyebabkan kenaikan perpanjangan saat putus, tetapi kekuatan tariknya menurun. Kapasitas penukar ion membran yang direndam dalam asam sulfat (CTSN-3, CTSN-5, dan CTSN-7) lebih tinggi daripada membran kitosan yang tidak direndam (CTSN). Kapasitas penukar ion CTSN-5 dan CTSN-7 juga lebih besar daripada Nafion. Kapasitas penukar ion menunjukkan jumlah gugus ionik dalam matriks polimer yang secara tidak langsung berkaitan dengan konduktivitas proton suatu polimer. Tetapi material dengan kapasitas penukar ion yang besar belum tentu mempunyai konduktivitas yang tinggi pula. Hal ini dapat dilihat dari muatan efektif material itu sendiri. Nafion dengan kapasitas penukaran ion sebesar 0,91 meq/g mempunyai muatan efektif 0,536 mol L -1, sedangkan CTSN dan CTSN-5 yang kapasitas penukar ionnya lebih besar, muatan efektifnya hanya sekitar 0,02 mol L -1. Hal ini menunjukkan bahwa gugus ionik yang terdapat dalam membran kitosan dan modifikasi pasangan kompleks asam basanya sebagian besar merupakan pasangan ion yang statis (tidak bergerak). Hasil IS menunjukkan pada keadaan kering, CTSN-5 menunjukkan impedansi yang lebih besar daripada CTSN. Hal ini menandakan CTSN-5 mempunyai konduktivitas yang lebih kecil daripada CTSN. Sedangkan pada keadaan basah, CTSN-5 menunjukkan impedansi yang lebih kecil daripada CTSN. Hal ini mirip dengan kelakuan basa dan garam dalam air. Garam lebih mudah terdisosiasi daripada basa, sehingga ion-ion gram akan lebih udah bergerak dalam matriks membran. Dalam keadaan kering, frekuensi ambang keuda jenis membran dapat dikatakan sama, sehingga mekanisme transpor protonnya pun sama. Sedangkan dalam keadaan basah, frekuensi ambang keduanya mempunyai perbedaan yang signifikan. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan mekanisme transpor proton antara membran kitosan dan modifikasi pasangan kompleks asam basanya. Meskipun secara umum sifat fisik dan kimianya masih berada di bawah Nafion, membran kitosan dan modifikasi pasangan kompleks asam basanya

8 mempunyai potensi sebagai elektrolit dalam fuel cell. Untuk dapat disejajarkan dengan Nafion, diperlukan modifikasi lain agar diperoleh sifat fisik dan kimia yang lebih baik. Membran kitosan memiliki prospek yang cerah sebagai membran penukar proton pada proton exchange membrane fuel cell (PEMFC). Akan tetapi, membran kitosan memiliki konduktivitas proton yang rendah jika dibandingkan dengan Nafion sehingga modifikasi membran kitosan masih perlu dilakukan supaya konduktivitas proton kitosan dapat meningkat. Sintesis karboksimetilasi kitosan (CC) bertujuan untuk meningkatkan kapasitas penukar ion dan konduktivitas proton membran kitosan, melalui pembentukan sistem amfoterik (O-karboksimetil kitosan, OCC). CC dapat disintesis dari dua bahan baku, yaitu kitin dan kitosan. Studi yang dilakukan menunjukkan bahwa CC berhasil disintesis melaluireaksi heterogen antara asam kloroasetat dengan kitosan (derajat deasetilasi 83,23%). Spektrum infra-merah dan hasil analisis termogravimetri (TGA), menunjukkan bahwa membran CC memiliki hidrofilisitas dan kandungan air yang lebih tinggi daripada membran kitosan. Kapasitas penukar ion antara membran kitosan dengan membran CC tidak berbeda jauh, tetapi analisis potensial membran dari membran CC menunjukkan bahwa membran ini memiliki muatan efektif yang lebih tinggi daripada kitosan. Analisis impedansi menunjukkan bahwa membran CC memiliki konduktivitas proton yang lebih tinggi daripada membran kitosan dan memiliki mekanisme transpor proton yang berbeda sebagaimana yang ditunjukkan oleh adanya perbedaan frekuensi ambang. Namun, masuknya gugus karboksimetil mengakibatkan membran CC menjadi rapuh, memiliki kestabilan termal yang lebih rendah, dan memiliki permeabilitas metanol yang lebih besar daripada membran kitosan. Peningkatan performa, terutama sifat mekanik dan fuel barrier masih perlu dilakukan supaya membran ini dapat bersaing dengan Nafion. Ketertarikan yang besar akan polimer elektrolit fuel cell akan meningkatkan baik harga dan performa. Pengembangan dapat dicapai di saat di mana motif dan penerapan yang mendekati harga yang dapat diterima pasar. Operasi dari PEFC membrane electroda assembly dan cell tunggal dibawah kondisi yang sama dengan laboratorium untuk transportasi atau pemberhentian penerapan yang dapat dioperasikan untuk lebih dari jam berkelanjutan dengan degradasi nilai antara 4 sampai 6 (V/hr atau berkisar 0.67 sampai 1.0 persen per 1000 jam), yang mana

9 mendekati nilai degradasi yang dibutuhkan untuk aplikasi yang tetap ( kira kira 0.1persen per 1000 jam digunakan sebagai aturan ). Sistem fuel cell yang lengkap telah diujikan pada beberapa alat transportasi publik seperti bus umum dan mobil berpenumpang. Untuk aplikasi yang tak berubah, sebuah sistem yang diujikan telah dikembangkan dan beberapa sistem telah ditempatkan, hampir mencapai 2 sampai 10 kw. Bagaimanapun, Meski sistem ini mempunyai kandungan berjuta juta kwh, pengembang belum dapat menunjukkan sistem ini atau tetap menyala lebih dari jam dengan beban katalis dan kondisi operasi katalis, dan kemudian dengan degradasi nilai dari beberapa persen per 1000 jam. Konsekuensinya, pengembang PEFC dan peneliti memfokuskan diri dalam pencapaian kemajuan dalam memperpanjang nilai hidup, sistem integrasi sederhana dan penurunan dari biaya sistem Elektroda PEMFC Elektroda PEMFC Elektroda PEMFC adalah struktur 3 dimensi yang komplex yang terdiri daribermacam-macam bahan yang berbeda dalam campuran yang heterogen. Banyak teknologi yang telah dikembangkan untuk menghasilkan susunan dengan kemampuan yang ditingkatkan. Biasanya memiliki tebal lapisan m, terdiri dari katalis Platina Hitam (Platina yang bercampur dengan karbon) yang terikat dengan Nafion atau dipasang dalam pendukung pada pendifusi gas. Pendukung itu pada umumnya kertas karbon atau kain karbon (serat karbon yang dijadikan suatu material yang seperti kain) itu bertindak sebagai suatu saluran pengambil arus dan gas. Pendukung itu sering dipasang untuk membantu manajemen air di dalam sel. Nafion di dalam lapisan katalisator diawalai dari sebuah larutan Nafion yang dicampur dengan dengan katalisator sebelum persiapan electroda atau menambahkan setelah lapisan katalisator sudah dibentuk. Tujuan utamanya untuk menyediakan suatu medium untuk menkonduksikan proton di dalam lapisan katalisator, karena hanya pada bagian Pt yang berada dalam kontak ion dengan membrane itu dapat aktif untuk oksidasi atau reduksi bahan bakar (pada umumnya hidrogen) atau oksidan (pada

10 umumnya oksigen). Tujuan dari PTFE adalah untuk mengikat jadi satu partikelpartikel electroda dan untuk membantu di dalam pengelolaan air. Katalisator, Nafion dan PTFE pada umumnya dicampur bersama-sama dengan air dan alkohol untuk membentuk suatu tinta. Tinta ini yang kemudian dipercikan, disikatan dan diterapkan atau bahkan dicetak kelayar pendukung. Baru-baru ini, beberapa metoda-metoda kepemilikan telah dilaporkan di mana campuran katalisator diterapkan secara langsung ke membrane. Pada umumnya, electroda-electroda diikatkan dengan menggunakan panas kepada masing-masing sisi dari membrane itu untuk merakit Membrane Electrode Assembly (MEA). Ukuran yang tipis (sekitar µm) dan massa yang kecil dari MEA itu adalah keuntungan utama suatu PEMFC. Suatu tumpukan sel bahan-bakar terdiri dari beberapa MEA (2 atau lebih) secara elektris yang dihubungkan secara urut oleh platplat yang berkutub dua. Plat yang berkutub dua bertindak sebagai suatu koneksi elektrik antara MEA dan juga secara phisik memisahkan gas-gas komponen reaktan. Suatu diagram yang menurut bagan suatu 3-sel PEMFC tumpukan ditunjukkan pada gambar dibawah: Plat berkutub dua memiliki medan alir ke masing-masing sisi untuk mendistribusikan gas-gas komponen reaktan sepanjang seluruh bidang dari electroda. Medan alir yang paling umum membentuk adalah berkelok-kelok. Ada banyak riset untuk mengoptimasi desain medan alir fuel-cell. Anoda PEMFC

11 Anoda PEMFC pada umumnya terdiri atas suatu katalisator Pt, yang manapun Pt hitam atau Pt di suatu karbon penyokong. Kutub positip ini bekerja baik sekali ketika hidrogen yang murni digunakan, tetapi ruang simpan dan infrastruktur mengeluarkan hidrogen buatan satu bahan bakar yang merepotkan untuk menyediakan. Untuk mengatasi semua masalah ini, hidrogen dapat dihasilkan in situ dengan mencampurkan dengan bahan bakar lain ( metanol, propane, gas-alam, etc.). Sebagai contoh, metana (gas) dapat dicampur dengan uap air untuk menghasilkan hidrogen: CH4 + H2O 3H2 + CO Bagaimanapun juga, mereformasi gas seperti diatas juga mempunyai suatu kelemahan yang utama adalah dihasilkannya karbon monoksida (CO) yang dapat meracuni suatu katalisator Pt yang dapat menutupi permukaannya, memblok aktif, sehingga tidak terjadi elektro-oksidasi hidrogen, dan menghilangnya arus elektrik. Ada satu kerugian kinerja yang tak dapat diterima ketika meskipun hanya 10ppm CO masuk di dalam campuran bahan bakar. Untuk mengurangi kadar CO dapat menggunakan cara water-gas shift reaction : CO + H2O H +2 CO2 Meski setelah menggunakan reaksi water-gas shift reaction, kadar CO lebih besar dari 2500 ppm. Selama pengolahan gas (cth. oksidasi selektif, methanation) diwajibkan untuk mengurangi kadar CO, tetapi reaktor-reaktor ini mahal. Metanol juga dapat dicampur dengan uap air dengan cara: CH3OH + H2O 3H2 + CO2 Meski pencampuran metanol dengan uap air tidak menghasilkan CO secara langsung, CO masih dihasilkan oleh reaksi kebalikan dari water-gas shift. Katode PEMFC Reaksi reduksi oksigen (RRO), adalah suatu reaksi multi electron yang terdiri dari banyak langkah-langkah dasar, menyertakan kedua rangkaian seri dan paralel. Umumnya diterima bahwa reduksi oksigen itu di Pt (dalam keadaan asam) terjadi via

12 dissosiasi adsorpsi O2 yang diikuti oleh proses protonasi dari jenis yang diserap. Ini adalah reatsi RRO dalam Pt dalam keadaan asam: Reaksi diatas juga digunakan untuk pengaturan jarak partikel Pt optimal (dan ukuran), dan ini sangat penting. Jalan reaksi yang rumit dari reaksi RRO memperlambat kinetika dari elemen elektrokimia. Ukuran dari tingkat satu reaksi elektrokimia adalah kerapatan arus pertukarannya (jo). jo untuk ORR di Pt adalah 10 5 kurang dari jo untuk oksidasi hidrogen pada Pt. Ini dikarenakan oleh perbedaan yang sangat besar pada aktivitas di katode yang kebanyakan mempengaruhi kinerja hydrogen/ sel bahan-bakar udara. Oleh karena itu, tingkatkan aktivitas katode menjadi suatu fokus yang utama untuk pengembangan electroda PEMFC. Untuk meningkatkan aktivitas katode, yang pertama-tama harus dilakukan adalah meningkatkan pemanfaatan katalisator. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan kinerja tetapi dapat juga mengurangi jumlah Pt yang diperlukan, sehingga dapat menekan biaya. Dengan maksud untuk menjadi elektrokimia yang aktif, jalan untuk elektron,proton dan transport gas harus semuanya ada. Bidang yang aktif dari Pt adalah pada umumnya diukur menggunakan Cyclic Voltammetri (CV) di dalam larutan elektrolit asam. Sebuah area yang lebih besar (per massa dari Pt) sebagai tanda suatu bidang aktif yang lebih besar. Satu metoda sangat sukses untuk meningkatkan pemanfaatan katalisator untuk mempekerjakan suatu karbon pendukung katalisator Pt. Pada umumnya, partikelpartikel Pt (3-10 nm) disebarkan secara elektronis sehingga tercampur dengan sempurna dengan partikel-partikel karbon, ca. (0-50 nm). Karbon penyokong yang ideal seharusnya memiliki stabilitas kimia/electrokimia yang tinggi, daya konduksi elektronik baik, dan suatu ukuran luas permukaan dan pori yang sesuai dengan tinggi pendistribusi. Jenis dari karbon yang memiliki sifat-sifat paling baik untuk menjadi penyokong katalisator fuel-cell adalah karbon hitam. Ada beberapa jenis-jenis dari karbon hitam komersiil yang telah dipelajari untuk digunakanuntuk keperluan ini, Vulcan XC72 (Cabot Corp.) adalah yang paling umum digunakan.

13 Direct Methanol Fuel-Cell (DMFC) Anode Oksidasi MeOH adalah suatu proses yang rumit dan mempunyai banyak langkah-langkah dan terjadi banyak reaksi intermediate antara. Katalisator terbaik untuk memudahkan proses oksidasi ini adalah Pt, bagaimanapun, hasil reaksi intermediate yaitu CO betul-betul menyerap dan oleh karena itu meracuni katalisator Pt. CO Ini hanyadapat tersingkir ketika ada jenis yang dioxigenasi terjadi di permukaan Pt. Masih ada banyak debat menyangkut bagaimana sifat yang tepat terbentuknya CO pada reaksi intermediate (CO-intermediate). Meski demikian, mekanisme itu dapat secara umum diwakili sebagai berikut: Ketika air hadir, jenis yang dioksigenasi hanya yang ada di permukaan Pt (via persamaan 2) ketika potensi itu adalah lebih besar dari 0,5-0,6 V 79,80 Potensial lebih yang besar ini mengakibatkan kerugian-kerugian kinerja yang berat. Temperaturtemperatur yang lebih tinggi meningkatkan tingkat oksidasi metanol dan perpindahan dari CO-intermediate karenanya dibutuhkan temperatur-temperatur dari C. Untuk mengurangi pengaruh peracunan, suatu katalisator yang bimetalik dapat digunakan. Menurut sejarah, hanya sedikit logam telah menunjukkan hasil yang positif, Ru-lah yang paling efektif, meskipun Sn dan Mo juga menjanjikan. Sekarang ini, Pt-Ru adalah katalisator bimetalik paling efektif yang digunakan untuk oksidasi MeOH. Mekanisme yang disederhanakan untuk oksidasi metanol yang menggunakan Pt-Ru adalah sebagai berikut: 4 5

14 6 Keuntungan utama dari Pt-Ru adalah bahwa/karena itu menurunkan potensi oksidasi MeOH (yang dibandingkan dengan hanya menggunakan Pt).Ini adalah karena jenis yang dioksigenasi membentuk di Ru (via persamaan 5) pada potensi-potensi yang lebih rendah dan Ru juga mengurangi jumlah dari CO intermediate yang dibentuk di Pt. Tambahannya, Ru juga suatu logam mulia dan oleh karena itu jauh lebih stabil dibanding kondisi operasi yang lain di bawah kondisi operasi DMFC. Katoda Aktivitas katode adalah sesuatu yang sangat penting, tetapi sering kali diabaikan, bagian dari suatu DMFC. Pemakaian suatu larutan metanol-air memberi umpan di kutub positip, dan pemotongan jalannya menuju ke dalam kompartemen katode, dapat menyebabkan suatu pengurangan yang drastis di dalam aktivitas katode. Metanol (atau bahan organik yang lain) akan dioksidasi di katode. Hal ini menciptakan sebuah campuran potensial elektroda yang akan lebih rendah dari potensi standar dalam reduksi oksigen. Sebagai contoh, jika metanol hadir dikonsentrasi 0,01 M di katode, itu akan menyebabkan suatu pengurangan 300mV di dalam potensial electroda. Katalisator katode Pt yang diracuni oleh CO-intermediate dapat juga terjadi, mengurangi aktivitas katode dari waktu ke waktu. Tambahan pula, pemotongan dari air dari umpan anode ke katode itu dapat menyebabkan penggenangan. Ini sering terjadi dengan terjadinya peningkatkan tingkat aliran udara. Bagaimanapun, dari suatu sudut pandang disain sistem, aliran udara yang lebih tinggi bukanlah diinginkan seperti mereka akan memerlukan suatu pump/compressor lebih tangguh dan mengurangi efisiensi sistem secara menyeluruuh. Untuk menyelesaikan sebagian dari masalah ini, pertama-tama dapat mengoptimalkan komposisi elektroda. Ketinggian pembebanan Pt dapat digunakan untuk mengurangi kerugian tegangan yang dicampur. Secara umum, suatu derajat tingkat yang besar dari hidrofobisitas adalah yang disatukan ke dalam lapisan katalisator katode dan dukungan untuk membantu perpindahan air. Riset untuk mengembangkan katalisator-katalisator metanol sedang berjalan.

15 2.2. GAS DIFFUSION LAYERS Lapisan difusi gas (GDL) merupakan salah satu komponen terpenting dalam sel bahan bakar, yang fungsinya mencakup berbagai operasi: untuk menyediakan lintasan akses reaksi dan produk hasil penghilangan air, untuk menghasilkan listrik dan panas antara komponen sekitar, dan memberikan dukungan untuk MEA. Perangkat GDL sangat tergantung pada tekanan kompresi. Pada kenyataannya tekanan kompresi dalam GDL adalah tidak homogen karena struktur saluran adalah plat bipolar. Namun, kajian teoritis ini biasanya memiliki efek, dan biasanya terdapat kesalahan adalah dalam model. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan wawasan sebenarnya efek kompresi dari ketidak homogennya GDL menggunakan pendekatan teori dan percobaan. Evaluasi dari percobaan adalah properti yang berhubungan dengan mesin GDL, permeabilitas gas, dan di-pesawat-pesawat melalui konduktivitas listrik, tahanan kontak listrik antara komponen sel bahan bakar, sebagian besar konduktivitas termal massal dan tahanan kontak termal.. Semua parameter dievaluasi sebagai fungsi kompresi ketebalan GDL. Hal ini ditemukan kompresi konduktivitas listrik GDL yang meningkat tetapi konduktivitas termal tidak terpengaruhi. Tahanan listrik, tahanan kontak dan gas permeabilitas menurun secara nonlinear akibat dari kompresi. Model studi yang dilakukan menerapkan parameter percobaan yang dievaluasi sistematis untuk penyelidikan dari efek yang tidak homogeny dari kompresi. Ditemukan bahwa ketidak homogennya kompresi tidak berpengaruh pada perilaku polarisasi dan transportasi fase massa gas. Namun, efek pada saat ini kepadatan distribusi ini jelas. Hal ini disebabkan oleh perubahan selektifif pada proses, yang ditentukan oleh kombinasi dari komponen konduktivitas kontak dan tahanan antara mereka. Meskipun saat ini sangat tidak merata dan bervariasi dalam ukuran distribusi bahan oleh ketidakhomogennya kompresi, suhu profil ini bahkan lebih dari cukup area aktif, bertentangan dengan prediksi dalam studi sebelumnya. Studi ini menunjukkan bahwa distribusi kepadatan tinggi saat ini disebabkan oleh ketidak homogennya kompresi dari GDL yang memiliki efek signifikan terhadap kinerja daya tahan sel.

16 2.3 GAS DIFFUSION ELECTRODE GDE - Gas Difusi elektroda, sebuah GDE memungkinkan transfer elektronik langsung dari fasa gas ke atau dari fasa padat. Gde yang juga memberikan jalan untuk tfansfer ion, hanya ion kritis yang bias melewatinya. Perakitan Elektroda sering diawali dengan arus listrik yang didukung oleh kain karbon, kertas karbon, atau serbuk logam. Suatu lapisan wet-proofing pada karbon hitam sering ditambahkan gasu ntuk mendukung ini atau "web." Tergantung pada akhir penggunaan elektroda, lapisan-lapisan tambahan dari wet-proofing ditambahkan.akhirnya,suatu lapisan katalis yang akhir dapat diterapkan. BASF sel bahan bakar, mahir dalam konstruksi pemasangan ini, serta produksi dari katalisator khusus yang mendukung perpindahan electron. Gas difusi elektroda adalah elektroda penghubung dengan zat padat, cair dan gas antarmuka, dan suatu pendukung katalisator untuk pelaksanaan elektrik suatu reaksi elektrokimia antara cairan dan fasa-gas. Terutama di dalam sel bahan-bakar, di mana oksigen dan hidrogen bereaksi di gas diffusion electrode menjadi air, selagi merubah energi ikatan kimia ke dalam energi elektrik. biasanya katalisator menggunakan suatu kertas perak yang menyerap, sehingga cairan dan gas itu dapat saling berhubungan. Di samping karakteristik pembasahan tersebut, gas diffusion electrode juga memeberikan konduktivitas eltrik yang optimal, dengan memungkinkan suatu transfer electron dengan hambatan ohmic yang rendah. yang terakhir bukan berarti tidak penting yaitu pemilihan katalisator yang sesuai juga sangat penting.dalam larutan electrolit yang acid biasanya digunakan katalisator yang terbuat dari logam mulia seperti platinum,ruthenium,iridium,dan rhodium. Di dalam larutan electrolit yang bersifat alkali seperti baterai seng-udara biasanya bekerja dengan menggunakan katalisator yang murah seperti karbon, mangan, atau perak. Aplikasi Pada mulanya, gas diffusion electrode dirancang untuk sel bahan-bakar. Di tahun 1950-an, sel bahan-bakar utama adalah jenis Bacon, yaitu mengubah karbon pada

17 temperatur yang tinggi ke dalam listrik. Kemudian riset sel bahan-bakar berkonsentrasi pada konversi hidrogen, oleh karena kereaktifan nya yang tinggi. Dari tahun ke tahun, gas diffusion electrode telah sesuai berbagai proses-proses yang lain seperti: Seng-udara baterai sejak 1980 Nikel-logam hydride baterai sejak 1990 Elektrolisa air dan dimulai pada 2008 Chlor-Alkaline-elektrolisa dimulai pada tahun 2009 Kontemporer gas difusi elektroda (GDEs) menggunakan bidang permukaan tinggi untuk mendukung permukaan logam katalisator, serta bahan-bahan padat yang memiliki permeabilitas gas yang tinggi. Gambar 1 menunjukkan suatu sket dari suatu GDE terdiri dari karbon hitam dan PTFE mendorong melawan terhadap suatu pengambil arus yang menyerap. Gas bisa melewati pori-pori yang berliku-liku di dalam assembly atau Teflon dukungan. PTFE yang hidrofobik menghalangi larutan yang mengandung air dengan sepenuhnya menembus struktur tetapi dengan adanya karbon hitam masih bisa dilewati oleh larutan elektrolit. Meski mengarahkan elektrokimia di suatu jenis yang berupa gas masih dibatasi oleh daya larut cairan gas,lapisan solusi dapat dianggap sebagai meniscus dan tipis sehingga mampu mendukung sangat tinggi sehingga harga gas bisa ditingkatkan. Untuk program sel bahan bakar, tambahan satu kemajuan melibatkan penghapusan elektrolit cair. Pada 1957 Grubb menyadari bahwa cairan elektrolit dalam Gde dapat

18 diganti dengan yang solid, ionic polimer konduktif 9..jadi,Dengan demikian, pemasangan ektroda-elektrolit terdiri dari polimer elektroda dan pertukaran ion- Polimer yang diproduksi. Pemasangan ini dengan berbagai cara disebut "MEAS" untuk perakitan elektrode membran, "SPEs" untuk solid-polimer elektrolit, atau "PEMs" proton untuk pertukaran membran. Kami akan menggunakan "Gde" dengan arti Pemasangan mirip dengan Gambar 1 dan "MEA" dengan arti pemasangan elektroda langsung diletakkan pada membran ionically. Mengapa Mempekerjakan GDEs atau langkah sebagai sensor? Karena pengukuran-pengukuran pembangkit yang ada, luas permukaan electroda dapat satu keuntungan..seperti yang terlihat pada Gambar 1, luas permukaan yang tidak bisa dipisahkan di dalam kebanyakan GDEs dan MEAs dapat mengarah kepada suatu pembesaran dan mengakibatkan amplifikasi yang nyata saat ini hingga sekitar 100 kali yang diperoleh pada suatu bidang padanan geometris sederhana. Kedua tegangan dan arus saat ini mengukur sensor yang didapatkan dari sebuah proses dengan memasukkan gas-cair siap-antarmuka solid ke dalam elektroda elemen itu sendiri. Kerugian yang terbatas oleh daya larut gas dalam elektrolit oleh Selisih yang sangat tipis dari lapisan difusi yang sangat tipis dibentuk dengan permukaan elektroda yang dibasahi. Lapisan tipis ini dapat mendukung pengaliran gas yang sangat tinggi. Konduktivitas berbasis sensor dapat juga diuntungkan dengan sebuah lapisan tipis "solid elektrolit" sebagai bagian dari sensor suatu unsur. Metoda elektroforesis mampu menghasilkan electroda difusi gas dengan kinerja yang baik. Electroda yang besar dapat dengan mudah dihasilkan dengan metoda ini. Electroda difusi gas dapat dengan murah dihasilkan, karena proses menjadi sederhana

19 MEMBRANE ELECTRODE ASSEMBLY Membrane electrode assembly (MEA) adalah sebuah lembaran tipis yang merupakan gabungan dari elektrolit (membran), elektroda (carbon paper) dan katalis. Katalis dan elektroda ditempelkan berhimpitan pada kedua sisi membran sebagai sisi anoda dan katoda. (G. Hoogers, 2003) Gb. MEA Komponen MEA berfungsi untuk memisahkan setengah reaksi reduksi dan oksidasi. Membran ini melewatkan elektron untuk dapat bereaksi secara penuh dan juga memaksa elektron untuk melalui saluran eksternal. Sementara lapisan katalis berfungsi untuk menstimulasi masing-masing setengah reaksi tersebut. GDL berfungsi meningkatkan efisiensi sistem dengan membuat akses langsung dan terhadap bahan bakar serta oksidan pada lapisan katalis. Energi dihasilkan ketika anoda dan katoda tersambung. Selanjutnya karena ada perbedaan energi potensial antara kedua kutub tersebut, timbul reaksi kimia. Reaksi kimia ini menghasilkan electromotive force atau gaya elektromotoris yang menghasilkan arus listrik. Dengan kata lain reaksi terjadi karena adanya pertemuan antara hidrogen dan oksigen melewati gas diffusion layer (GDL) sebagai pencampur.

20 Membran yang umumnya digunakan dalam MEA ini adalah nafion. Nafion adalah jenis membran yang terbuat dari bahan polimer khusus yaitu perfluoroalkyl sulfonated ionomer membrane. Nafion mempunyai kemampuan sangat baik dalam menghantarkan ion H+ dari anoda ke katoda dan mencegah elektron untuk mencapai katoda. Nafion cenderung dipilih sebagai polymer electrolyte membrane dibandingkan jenis lain karena memiliki konduktivitas ion yang tinggi sehingga dapat mencegah kehilangan energi karena hambatan ohmic dan menjaga agar power density pada sel tetap tinggi sehingga dapat meningkatkan reaktifitas bahan bakar. Kendala yang sering terjadi pada nafion adalah harganya yang sangat mahal karena hanya bisa diperoleh dari luar negeri dan juga kontrol kelembaban yang susah. Selain itu, jika diaplikasikan pada DMFC, nafion menjadi tidak stabil terhadap adanya karbon monoksida. Yang umum digunakan adalah Nafion Pem Nafion 112, 115, 117, 105. Pada MEA ini digunakan katalis Pt-C 20%, sedangkan membran yang digunakan adalah Membran sintetis kopolimer tanpa aditif Membran kopolimer dengan penambahan aditif SiO2 Membrane kopolimer dengan penambahan aditif P2O5 Membran nafion sebagai parameter Pengukuran kinerja MEA dilakukan dengan mengukur power density maksimal pada kurva polarisasi fuel cell, menghitung laju reaksi sel secara total dan diffusivitas membran. MEA dengan membran nafion, mempunyai power density maksimal sebesar 1, E-03 watt/cm2 dan diffusivitas sebesar 3,727 10E-07 cm2/s. MEA dengan membran kopolimer tanpa aditif, mempunyai power density maksimal sebesar 0, E-03 watt/cm2 dan diffusivitas sebesar 4, E-08 cm2/s. MEA dengan membran kopolimer dengan aditif SiO2, mempunyai power density maksimal sebesar 0, E-03 watt/cm2 dan diffusivitas sebesar 2, E-07 cm2/s.

21 MEA dengan membran kopolimer dengan aditif P2O5, power density maksimal sebesar 2, E-03 watt/cm2 dan diffusivitas sebesar 6, E-07 cm2/s. Ketebalan membran dalam membran elektroda assembly dapat berbeda sesuai dengan jenis membrane. Ketebalan lapisan katalis tergantung pada berapa banyak platinum (Pt) digunakan dalam setiap elektroda. For catalyst layers containing about 0.15 milligrams (mg) Pt/cm 2, the thickness of the catalyst layer is close to 10 micrometers (µm) less than half the thickness of a sheet of paper. Untuk lapisan katalis yang mengandung sekitar 0,15 milligrams (mg) Pt / 2 cm, ketebalan lapisan katalis adalah untuk menutup 10 micrometers (µm)-kurang dari setengah ketebalan lembaran kertas. This membrane/electrode assembly, with a total thickness of about 200 µm (or 0.2 mm), can generate more than half an ampere of current for every square centimeter of assembly area at a voltage of 0.7 volts, but only when encased in well-engineered components backing layers, flow fields, and current collectors. Membrane ini / elektroda assembly, dengan total ketebalan sekitar 200 µm (atau 0,2 mm), dapat menghasilkan lebih dari setengah amper untuk setiap sentimeter persegi dari kawasan berkumpul di sebuah tegangan dari 0,7 volt, tetapi hanya ketika encased baik di - rekayasa komponen-backing lapisan, aliran kolom, dan saat ini kolektor. 2.4 FLOW FIELD Bagian luar dari lapisan permukaan gas difusi layer merupakan suatu perangkat yang disebut lempengan dwipolar yang biasanya sebagai media aliran dan kumpulan ailran. Dalam satu sel bahan bakar, kedua lempeng flow field adalah komponen terakhir dari membuat sel bahan bakar. Plat ini dibuat ringan, kuat, kedapgas, bahan electron, grafit atau logam yang umum digunakan, meskipun komposit plat yang sekarang sedang dikembangkan.

22 fungsi pertama yang dilakukan oleh masing-masing plat adalah untuk menyediakan gas "media aliran". Saluran ini menjadi bagian samping plat lapisan gas difusi. Saluran ini membawa gas reactant dari tempat dimana gas memasuki sel bahan bakar ke tempat di mana gas keluar. Pola aliran dalam plat (baik kelebaran dan kedalaman saluran) memiliki dampak besar pada bagaimana reactant gas tersebar di seluruh wilayah aktif pada membran / elektroda assembly. Desain flow field juga akan mempengaruhi pasokan air ke membran dan penghilangan air dari katoda. Setiap plat juga bertindak sebagai pengumpul aliran. Elektron yang dihasilkan oleh oksidasi hidrogen harus (1) dialirkan melalui anode, melalui lapisan gas difusi, di sepanjang tumpukan, dan melalui plat sebelum electron dapat keluar sel; (2) perjalanan melalui lintasan eksternal, dan (3) dimasukkan kembali sel di plat katoda. Dengan penambahan medan aliran dan pengumpulan aliran, sel bahan bakar PEM menjadi lengkap, hanya sebuah beban yang berisi sirkuit eksternal, seperti sebuah motor listrik, diperlukan untuk mengalirkan arus listrik. system aliran Perbedaan antara CO-FLOW dan COUNTER-FLOW

23 Tugas tugas komponen itu anda ketahui. Lapisan electrode gunanya apa dalam fuel cell

4. Hasil dan Pembahasan

4. Hasil dan Pembahasan 4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Metoda Sintesis Membran Kitosan Sulfat Secara Konvensional dan dengan Gelombang Mikro (Microwave) Penelitian sebelumnya mengenai sintesis organik [13] menunjukkan bahwa jalur

Lebih terperinci

(Fuel cell handbook 7, hal 1.2)

(Fuel cell handbook 7, hal 1.2) 15 hidrogen mengalir melewati katoda, dan memisahkannya menjadi hidrogen positif dan elektron bermuatan negatif. Proton melewati elektrolit (Platinum) menuju anoda tempat oksigen berada. Sementara itu,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TEKNOLOGI SEL BAHAN BAKAR

BAB II GAMBARAN UMUM TEKNOLOGI SEL BAHAN BAKAR BAB II GAMBARAN UMUM TEKNOLOGI SEL BAHAN BAKAR 2.1. Pendahuluan Sel Bahan Bakar adalah alat konversi elektrokimia yang secara kontinyu mengubah energi kimia dari bahan bakar dan oksidan menjadi energi

Lebih terperinci

2. Tinjauan Pustaka Sel Bahan Bakar (Fuel Cell)

2. Tinjauan Pustaka Sel Bahan Bakar (Fuel Cell) 2. Tinjauan Pustaka 2.1 2.1 Sel Bahan Bakar (Fuel Cell) Sel bahan bakar merupakan salah satu solusi untuk masalah krisis energi. Sampai saat ini, pemakaian sel bahan bakar dalam aktivitas sehari-hari masih

Lebih terperinci

Hasil dan Pembahasan

Hasil dan Pembahasan Bab 4 asil dan Pembahasan 4.1 Pembuatan dan Kitosan Kulit udang yang digunakan sebagai bahan baku kitosan terdiri atas kepala, badan, dan ekor. Tahapan-tahapan dalam pengolahan kulit udang menjadi kitosan

Lebih terperinci

Hasil dan Pembahasan

Hasil dan Pembahasan Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Polimer Benzilkitosan Somorin (1978), pernah melakukan sintesis polimer benzilkitin tanpa pemanasan. Agen pembenzilasi yang digunakan adalah benzilklorida. Adapun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan yang ekstensif pada bahan bakar fosil menyebabkan terjadinya emisi polutan-polutan berbahaya seperti SOx, NOx, CO, dan beberapa partikulat yang bisa mengancam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini bahan bakar fosil telah digunakan di hampir seluruh aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini bahan bakar fosil telah digunakan di hampir seluruh aktivitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini bahan bakar fosil telah digunakan di hampir seluruh aktivitas manusia seperti penggunaan kendaraan bermotor, menjalankan mesin-mesin pabrik, proses memasak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peran listrik dalam kehidupan manusia sangatlah penting karena

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peran listrik dalam kehidupan manusia sangatlah penting karena 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman sekarang ini, kebutuhan manusia akan listrik semakin meningkat. Peran listrik dalam kehidupan manusia sangatlah penting karena listrik merupakan sumber energi

Lebih terperinci

Skala ph dan Penggunaan Indikator

Skala ph dan Penggunaan Indikator Skala ph dan Penggunaan Indikator NAMA : ENDRI BAMBANG SUPRAJA MANURUNG NIM : 4113111011 KELAS PRODI : DIK A : PENDIDIKAN JURUSAN : MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fuel cell merupakan sistem elektrokimia yang mengkonversi energi dari pengubahan energi kimia secara langsung menjadi energi listrik. Fuel cell mengembangkan mekanisme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi elektronika. Alternatif yang menarik datang dari fuel cell, yang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi elektronika. Alternatif yang menarik datang dari fuel cell, yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsumsi dunia terhadap energi listrik kian meningkat seiring pesatnya teknologi elektronika. Alternatif yang menarik datang dari fuel cell, yang diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber energi bahan bakar minyak yang berasal dari fosil saat ini diprediksi sudah tidak mampu memenuhi seluruh kebutuhan konsumsi hidup penduduk dunia di masa datang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN 30 BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN 3.1 PENDAHULUAN Baterai seng udara merupakan salah satu bentuk sumber energi secara elektrokimia yang memiliki peluang sangat besar untuk aplikasi sumber energi masa depan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. portable tersebut biasanya menggunakan baterai litium yang dapat diisi ulang.

BAB I PENDAHULUAN. portable tersebut biasanya menggunakan baterai litium yang dapat diisi ulang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman sekarang ini, peralatan elektronik yang bersifat portable semakin banyak digunakan oleh masyarakat. Sumber energi peralatan elektronik portable tersebut

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC) 39 HASIL DAN PEMBAHASAN Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC) Hasil karakterisasi dengan Difraksi Sinar-X (XRD) dilakukan untuk mengetahui jenis material yang dihasilkan disamping menentukan

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Polistiren Polistiren disintesis dari monomer stiren melalui reaksi polimerisasi adisi dengan inisiator benzoil peroksida. Pada sintesis polistiren ini, terjadi tahap

Lebih terperinci

4. Hasil dan Pembahasan

4. Hasil dan Pembahasan 4. Hasil dan Pembahasan 4.1. Sintesis Polistiren Sintesis polistiren yang diinginkan pada penelitian ini adalah polistiren yang memiliki derajat polimerisasi (DPn) sebesar 500. Derajat polimerisasi ini

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian Prosedur penelitian ini terdiri dari beberapa tahap, tahap pertama sintesis kitosan yang terdiri dari isolasi kitin dari kulit udang, konversi kitin menjadi kitosan. Tahap ke dua

Lebih terperinci

Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi. atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam

Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi. atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam klorida 0,1 N. Prosedur uji disolusi dalam asam dilakukan dengan cara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapasitor Kapasitor banyak digunakan dalam sirkuit elektronik dan mengerjakan berbagai fungsi. Pada dasarnya kapasitor merupakan alat penyimpan muatan listrik yang dibentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seiring meningkatnya kebutuhan dunia akan energi dan munculnya kesadaran mengenai dampak lingkungan dari penggunaan sumber energi yang berasal dari bahan bakar fosil,

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis. 1. Mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada reaksi elektrolisis

Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis. 1. Mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada reaksi elektrolisis 1 Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis Capaian Pembelajaran Menguasai teori aplikasi materipelajaran yang diampu secara mendalam pada sel elektrolisis Subcapaian pembelajaran: 1. Mengamati reaksi yang

Lebih terperinci

ELEKTROKIMIA Konsep Dasar Reaksi Elektrokimia

ELEKTROKIMIA Konsep Dasar Reaksi Elektrokimia Departemen Kimia - FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) ELEKTROKIMIA Konsep Dasar Reaksi Elektrokimia Drs. Iqmal Tahir, M.Si. Laboratorium Kimia Fisika, Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq)

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq) 3. ELEKTROKIMIA 1. Elektrolisis Elektrolisis adalah peristiwa penguraian elektrolit oleh arus listrik searah dengan menggunakan dua macam elektroda. Elektroda tersebut adalah katoda (elektroda yang dihubungkan

Lebih terperinci

Elektrokimia. Tim Kimia FTP

Elektrokimia. Tim Kimia FTP Elektrokimia Tim Kimia FTP KONSEP ELEKTROKIMIA Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel jenis ini merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman sekarang, manusia sangat bergantung pada kebutuhan listrik

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman sekarang, manusia sangat bergantung pada kebutuhan listrik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman sekarang, manusia sangat bergantung pada kebutuhan listrik karena listrik merupakan sumber energi utama dalam berbagai bidang kegiatan baik dalam kegiatan

Lebih terperinci

MAKALAH ENERGI TEKNOLOGI FUEL CELL SEBAGAI ALTERNATIF PENGGUNAAN BAHAN BAKAR

MAKALAH ENERGI TEKNOLOGI FUEL CELL SEBAGAI ALTERNATIF PENGGUNAAN BAHAN BAKAR MAKALAH ENERGI TEKNOLOGI FUEL CELL SEBAGAI ALTERNATIF PENGGUNAAN BAHAN BAKAR Oleh : Kelompok 9 Maratus Sholihah (115061100111019) Hairunisa Agnowara (125061100111033) PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Polistiren Polistiren disintesis melalui polimerisasi dari monomer (stiren). Polimerisasi ini merupakan polimerisasi radikal, dengan pusat aktif berupa radikal bebas.

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal 2.6

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal 2.6 SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal 2.6 1. Polarisasi pada elemen volta terjadi akibat peristiwa... menempelnya gelembung H 2 pada lempeng Zn menempelnya

Lebih terperinci

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif TUGAS 1 ELEKTROKIMIA Di kelas X, anda telah mempelajari bilangan oksidasi dan reaksi redoks. Reaksi redoks adalah reaksi reduksi dan oksidasi. Reaksi reduksi adalah reaksi penangkapan elektron atau reaksi

Lebih terperinci

Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP

Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP KONSEP ELEKTROKIMIA Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel jenis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi merupakan suatu kebutuhan dasar bagi masyarakat modern. Tanpa energi, masyarakat akan sulit melakukan berbagai kegiatan. Pada era globalisasi seperti sekarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Membran elektrolit berbasis polieter-eter keton tersulfonasi untuk direct methanol fuel cell suhu tinggi Sri Handayani (2008)

BAB I PENDAHULUAN. Membran elektrolit berbasis polieter-eter keton tersulfonasi untuk direct methanol fuel cell suhu tinggi Sri Handayani (2008) dengan penurunan konduktivitas proton 300% (3 kali) dibanding dengan tanpa menggunakan aditif. Selain itu membran yang terbentuk agak rapuh sehingga tidak dapat diuji tensil strength. Pemakaian H-Yzeolit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan energi fosil seperti batu bara, bensin dan gas secara terusmenerus menyebabkan persediaan bahan bakar fosil menjadi menipis. Kecenderungan ini telah mendorong

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis energi yang berkelanjutan kian mengemuka di ranah global. Krisis energi terjadi di berbagai negara di dunia bahkan di Indonesia. Berdasarkan Indonesia Energy

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Karakteristik sifat..., Hendro Sat Setijo Tomo, FMIPA UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Karakteristik sifat..., Hendro Sat Setijo Tomo, FMIPA UI, 2010. 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Sel bahan bakar adalah sebuah peralatan yang mampu mengkonversi hydrogen dan oksigen secara elektrokimia menjadi energi listrik dan air, tanpa adanya emisi gas buang

Lebih terperinci

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab IV asil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Isolasi Kitin dari Limbah Udang Sampel limbah udang kering diproses dalam beberapa tahap yaitu penghilangan protein, penghilangan mineral, dan deasetilasi untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Otot merupakan bagian utama sebagai pembangkit gaya dan gerak pada

BAB I PENDAHULUAN. Otot merupakan bagian utama sebagai pembangkit gaya dan gerak pada 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Otot merupakan bagian utama sebagai pembangkit gaya dan gerak pada semua aktivitas manusia. Filamen kontraktil dari otot skeletal yang disebut dengan benang otot

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Produksi H 2 Sampai saat ini, bahan bakar minyak masih menjadi sumber energi yang utama. Karena kelangkaan serta harganya yang mahal, saat ini orang-orang berlomba untuk mencari

Lebih terperinci

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sintesis dan Karakterisasi Karboksimetil Kitosan Spektrum FT-IR kitosan yang digunakan untuk mensintesis karboksimetil kitosan (KMK) dapat dilihat pada Gambar 8 dan terlihat

Lebih terperinci

BAHAN BAKAR KIMIA (Continued) Ramadoni Syahputra

BAHAN BAKAR KIMIA (Continued) Ramadoni Syahputra BAHAN BAKAR KIMIA (Continued) Ramadoni Syahputra 6.2 SEL BAHAN BAKAR Pada dasarnya sel bahan bakar (fuel cell) adalah sebuah baterai ukuran besar. Prinsip kerja sel ini berlandaskan reaksi kimia, bahwa

Lebih terperinci

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Pengaruh Arus Listrik Terhadap Hasil Elektrolisis Elektrolisis merupakan reaksi yang tidak spontan. Untuk dapat berlangsungnya reaksi elektrolisis digunakan

Lebih terperinci

4. Hasil dan Pembahasan

4. Hasil dan Pembahasan 4. Hasil dan Pembahasan 4.1. Sintesis Polistiren (PS) Pada proses sintesis ini, benzoil peroksida berperan sebagai suatu inisiator pada proses polimerisasi, sedangkan stiren berperan sebagai monomer yang

Lebih terperinci

3. Metodologi Penelitian

3. Metodologi Penelitian 3. Metodologi Penelitian 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian telah dilakukan di Laboratorium Kimia Fisik Material, Kelompok Keilmuan Kimia Anorganik dan Fisik, Program Studi Kimia ITB dari bulan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. hal ini memiliki nilai konduktifitas yang memadai sebagai komponen sensor gas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. hal ini memiliki nilai konduktifitas yang memadai sebagai komponen sensor gas 31 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sintesis material konduktor ionik MZP, dilakukan pada kondisi optimum agar dihasilkan material konduktor ionik yang memiliki kinerja maksimal, dalam hal ini memiliki nilai

Lebih terperinci

Aplikasi Teknik Sputtering Untuk Deposisi Katalis Pada Polymer Electrolyte Membrane Fuel Cell

Aplikasi Teknik Sputtering Untuk Deposisi Katalis Pada Polymer Electrolyte Membrane Fuel Cell FUNDAMENTAL DAN APLIKASI TEKNIK KIMIA 28 Surabaya, 5 November 28 Aplikasi Teknik Sputtering Untuk Deposisi Katalis Pada Polymer Electrolyte Membrane Fuel Cell M. Nadrul Jamal, Widodo W. Purwanto, Bono

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Diagram konsumsi energi final per jenis (Sumber: Outlook energi Indonesia, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Diagram konsumsi energi final per jenis (Sumber: Outlook energi Indonesia, 2013) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Hingga kini kita tidak bisa terlepas akan pentingnya energi. Energi merupakan hal yang vital bagi kelangsungan hidup manusia. Energi pertama kali dicetuskan oleh

Lebih terperinci

Penghematan Gas H2 Pada Sistem PEMFC (Proton Exchange Membrane Fuel Cell) Sesuai Perubahan Daya Beban

Penghematan Gas H2 Pada Sistem PEMFC (Proton Exchange Membrane Fuel Cell) Sesuai Perubahan Daya Beban POLI REKAYASA Volume 10, Nomor 2, April 2015 ISSN : 1858-3709 Penghematan Gas H2 Pada Sistem PEMFC (Proton Exchange Membrane Fuel Cell) Sesuai Perubahan Daya Beban Saving Gas System H2 PEMFC (Proton Exchange

Lebih terperinci

BAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk

BAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk BAB I PEDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk mendistribusikan aliran fluida dari suatu tempat ketempat yang lain. Berbagi jenis pipa saat ini sudah beredar

Lebih terperinci

ELEKTROKIMIA. VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS

ELEKTROKIMIA. VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS ELEKTROKIMIA VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS ELEKTROKIMIA Elektrokimia merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara perubahan (reaksi) kimia dengan kerja listrik, biasanya melibatkan

Lebih terperinci

KIMIA ELEKTROLISIS

KIMIA ELEKTROLISIS KIMIA ELEKTROLISIS A. Tujuan Pembelajaran Mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi pada reaksi elektrolisis larutan garam tembaga sulfat dan kalium iodida. Menuliskan reaksi reduksi yang terjadi di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Baja Baja merupakan paduan yang terdiri dari unsur utama besi (Fe) dan karbon (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang tersusun dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses

BAB II LANDASAN TEORI. Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gas HHO Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses elektrolisis air. Elektrolisis air akan menghasilkan gas hidrogen dan gas oksigen, dengan

Lebih terperinci

BATERAI BATERAI ION LITHIUM

BATERAI BATERAI ION LITHIUM BATERAI BATERAI ION LITHIUM SEPARATOR Membran polimer Lapisan mikropori PVDF/poli(dimetilsiloksan) (PDMS) KARAKTERISASI SIFAT SEPARATOR KOMPOSIT PVDF/POLI(DIMETILSILOKSAN) DENGAN METODE BLENDING DEVI EKA

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Voltametri

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Voltametri 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Voltametri Voltametri merupakan salah satu teknik elektroanalitik dengan prinsip dasar elektrolisis. Elektroanalisis merupakan suatu teknik yang berfokus pada hubungan antara besaran

Lebih terperinci

Efisiensi termal proses elektrolisis pada saat ini sudah dapat dioptimalkan dengan melakukan proses penyempurnaan pada generator HHO, sehingga dapat m

Efisiensi termal proses elektrolisis pada saat ini sudah dapat dioptimalkan dengan melakukan proses penyempurnaan pada generator HHO, sehingga dapat m BAB II TEORI DASAR 2.1. Pendahuluan Dengan semakin melonjaknya harga bahan bakar minyak dan gas hampir terjadi pada setiap tahunnya dan penggunaan bahan bakar minyak yang berasal dari energi fosil yang

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Pembuatan Membran 4.1.1 Membran PMMA-Ditizon Membran PMMA-ditizon dibuat dengan teknik inversi fasa. PMMA dilarutkan dalam kloroform sampai membentuk gel. Ditizon dilarutkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sejak ditemukan oleh ilmuwan berkebangsaan Jerman Christian Friedrich

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sejak ditemukan oleh ilmuwan berkebangsaan Jerman Christian Friedrich BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sel Bahan Bakar (Fuel Cell) Sejak ditemukan oleh ilmuwan berkebangsaan Jerman Christian Friedrich Schönbein pada tahun 1838, sel bahan bakar telah berkembang dan menjadi salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Proton Exchange Membrane Fuel Cell (PEMFC) merupakan suatu energi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Proton Exchange Membrane Fuel Cell (PEMFC) merupakan suatu energi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Proton Exchange Membrane Fuel Cell (PEMFC) merupakan suatu energi alternatif di masa mendatang yang sedang dikembangkan di banyak negara sebagai antisipasi semakin menipisnya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode freeze drying kemudian dilakukan variasi waktu perendaman SBF yaitu 0

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode freeze drying kemudian dilakukan variasi waktu perendaman SBF yaitu 0 37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini sampel komposit hidroksiapatit-gelatin dibuat menggunakan metode freeze drying kemudian dilakukan variasi waktu perendaman SBF yaitu 0 hari, 1 hari, 7 hari

Lebih terperinci

BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN

BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN BAB II : MEKANISME KOROSI dan MICHAELIS MENTEN 4 BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN Di alam bebas, kebanyakan logam ditemukan dalam keadaan tergabung secara kimia dan disebut bijih. Oleh karena keberadaan

Lebih terperinci

APLIKASI REAKSI REDOKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI Oleh : Wiwik Suhartiningsih Kelas : X-4

APLIKASI REAKSI REDOKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI Oleh : Wiwik Suhartiningsih Kelas : X-4 APLIKASI REAKSI REDOKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI Oleh : Wiwik Suhartiningsih Kelas : X-4 A. DESKRIPSI Anda tentu pernah mengalami kekecewaan, karena barang yang anda miliki rusak karena berkarat. Sepeda,

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1)

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1) Sudaryatno Sudirham ing Utari Mengenal Sifat-Sifat Material (1) 16-2 Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1) BAB 16 Oksidasi dan Korosi Dalam reaksi kimia di mana oksigen tertambahkan

Lebih terperinci

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra BAHAN BAKAR KIMIA Ramadoni Syahputra 6.1 HIDROGEN 6.1.1 Pendahuluan Pada pembakaran hidrokarbon, maka unsur zat arang (Carbon, C) bersenyawa dengan unsur zat asam (Oksigen, O) membentuk karbondioksida

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap diazinon, terlebih dahulu disintesis adsorben kitosan-bentonit mengikuti prosedur yang telah teruji (Dimas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Membran adalah sebuah penghalang selektif antara dua fase. Membran memiliki ketebalan yang berbeda- beda, ada yang tebal dan ada juga yang tipis. Ditinjau dari bahannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini, ketersediaan sumber energi fosil dunia semakin menipis, sumber energi ini semakin langka dan harganya pun semakin melambung tinggi. Hal ini tidak dapat dihindarkan

Lebih terperinci

Pengembangan Membran Penukar Proton Berbasis Polisulfon Tersulfonasi untuk aplikasi Direct Methanol fuel cell (DMFC)

Pengembangan Membran Penukar Proton Berbasis Polisulfon Tersulfonasi untuk aplikasi Direct Methanol fuel cell (DMFC) MIPA LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING (LANJUTAN) Pengembangan Membran Penukar Proton Berbasis Polisulfon Tersulfonasi untuk aplikasi Direct Methanol fuel cell (DMFC) Oleh: Dr. Bambang Piluharto, SSi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umumnya dibagi menjadi dua yaitu mesin pembangkit energi tidak bergerak. (stationer) dan mesin pembangkit energi bergerak (mobile).

BAB I PENDAHULUAN. umumnya dibagi menjadi dua yaitu mesin pembangkit energi tidak bergerak. (stationer) dan mesin pembangkit energi bergerak (mobile). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proton Exchange Membrane Fuel Cell (PEMFC) adalah alat pengkonversi energi yang berpotensi sebagai pembangkit energi alternatif di masa depan. Dalam sistem

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fuel Cell Fuel cell atau sel bahan bakar merupakan sebuah alat elektrokimia yang dapat mengubah energi kimia menjadi energi listrik secara terus menerus (Handbook Fuel Cell,

Lebih terperinci

Sulistyani, M.Si.

Sulistyani, M.Si. Sulistyani, M.Si. sulistyani@uny.ac.id Reaksi oksidasi: perubahan kimia suatu spesies (atom, unsur, molekul) melepaskan elektron. Cu Cu 2+ + 2e Reaksi reduksi: perubahan kimia suatu spesies (atom, unsur,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Graphene merupakan susunan atom-atom karbon monolayer dua dimensi yang membentuk struktur kristal heksagonal menyerupai sarang lebah. Graphene memiliki sifat

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Praktikum Skala-Kecil Seperti kita ketahui bahwa tidak mungkin mengukur potensial elektroda mutlak tanpa membandingkannya terhadap elektroda pembanding. Idealnya elektroda

Lebih terperinci

REDOKS dan ELEKTROKIMIA

REDOKS dan ELEKTROKIMIA REDOKS dan ELEKTROKIMIA Overview Konsep termodinamika tidak hanya berhubungan dengan mesin uap, atau transfer energi berupa kalor dan kerja Dalam konteks kehidupan sehari-hari aplikasinya sangat luas mulai

Lebih terperinci

Retno Kusumawati PENDAHULUAN. Standar Kompetensi : Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan seharihari.

Retno Kusumawati PENDAHULUAN. Standar Kompetensi : Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan seharihari. Retno Kusumawati Standar Kompetensi : Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan seharihari. Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan prinsip kerja elemen dan arus listrik yang ditimbulkannya

Lebih terperinci

4. Hasil dan Pembahasan

4. Hasil dan Pembahasan 4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Isolasi Kitin dan Kitosan Isolasi kitin dan kitosan yang dilakukan pada penelitian ini mengikuti metode isolasi kitin dan kitosan dari kulit udang yaitu meliputi tahap deproteinasi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tentang Sel Bahan Bakar Perkembangan teknologi sel bahan bakar di negara-negara industri maju seperti Amerika dan Eropa dewasa ini semakin terpacu dengan semakin digalakkannya

Lebih terperinci

Nama Kelompok : Adik kurniyawati putri Annisa halimatus syadi ah Alfie putri rachmasari Aprita silka harmi Arief isnanto.

Nama Kelompok : Adik kurniyawati putri Annisa halimatus syadi ah Alfie putri rachmasari Aprita silka harmi Arief isnanto. Nama Kelompok : Adik kurniyawati putri Annisa halimatus syadi ah Alfie putri rachmasari Aprita silka harmi Arief isnanto III Non Reguler JURUSAN ANALISA FARMASI DAN MAKANAN POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Padatan TiO 2 Amorf Proses sintesis padatan TiO 2 amorf ini dimulai dengan melarutkan titanium isopropoksida (TTIP) ke dalam pelarut etanol. Pelarut etanol yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Fabrikasi Membran PES Fabrikasi membran menggunakan bahan baku polimer PES dengan berat molekul 5200. Membran PES dibuat dengan metode inversi fasa basah yaitu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI 39 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 PENDAHULUAN Hasil eksperimen akan ditampilkan pada bab ini. Hasil eksperimen akan didiskusikan untuk mengetahui keoptimalan arang aktif tempurung kelapa lokal pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga dapat menghasilkan data yang akurat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga dapat menghasilkan data yang akurat. 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Proses pengujian panas yang dihasilkan dari pembakaran gas HHO diperlukan perencanaan yang cermat dalam perhitungan dan ukuran. Teori-teori yang berhubungan dengan pengujian yang

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Kelompok Keilmuan (KK) Kimia Analitik, Program Studi Kimia FMIPA Institut Teknologi Bandung. Penelitian dimulai dari

Lebih terperinci

Pembangkit Non Konvensional OTEC

Pembangkit Non Konvensional OTEC Pembangkit Non Konvensional OTEC OTEC Ada yang tahu apa itu OTEC? OTEC OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion) atau Konversi Energi Termal Lautan atau dapat juga disebut : Pembangkit listrik tenaga panas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil preparasi bahan baku larutan MgO, larutan NH 4 H 2 PO 4, dan larutan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil preparasi bahan baku larutan MgO, larutan NH 4 H 2 PO 4, dan larutan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Preparasi 4.1.1 Sol Hasil preparasi bahan baku larutan MgO, larutan NH 4 H 2 PO 4, dan larutan ZrOCl 2. 8H 2 O dengan perbandingan mol 1:4:6 (Ikeda, et al. 1986) dicampurkan

Lebih terperinci

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Teknik Voltametri dan Modifikasi Elektroda

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Teknik Voltametri dan Modifikasi Elektroda 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Teknik Voltametri dan Modifikasi Elektroda Teknik elektrometri telah dikenal luas sebagai salah satu jenis teknik analisis. Jenis teknik elektrometri yang sering digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dielektrik.gambar 2.1 merupakan gambar sederhana struktur kapasitor. Bahan-bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dielektrik.gambar 2.1 merupakan gambar sederhana struktur kapasitor. Bahan-bahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapasitor Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik. Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh suatu bahan

Lebih terperinci

Elektrokimia. Sel Volta

Elektrokimia. Sel Volta TI222 Kimia lanjut 09 / 01 47 Sel Volta Elektrokimia Sel Volta adalah sel elektrokimia yang menghasilkan arus listrik sebagai akibat terjadinya reaksi pada kedua elektroda secara spontan Misalnya : sebatang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM KELISTRIKAN BATERAI MOBIL LISTRIK DENGAN MENGGUNAKAN FUEL CELL

BAB III PERANCANGAN SISTEM KELISTRIKAN BATERAI MOBIL LISTRIK DENGAN MENGGUNAKAN FUEL CELL BAB III PERANCANGAN SISTEM KELISTRIKAN BATERAI MOBIL LISTRIK DENGAN MENGGUNAKAN FUEL CELL Tujuan dari penyusuan tugas akhir ini merancang baterai untuk memenuhi kebutuhan yang dipakai pada mobil listrik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman sekarang ini, penelitian tentang bahan polimer sedang berkembang. Hal ini dikarenakan bahan polimer memiliki beberapa sifat yang lebih unggul jika dibandingkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga menjadi bisnis yang cukup bersaing dalam perusahaan perbajaan.

BAB I PENDAHULUAN. juga menjadi bisnis yang cukup bersaing dalam perusahaan perbajaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk mendistribusikan aliran fluida dari suatu tempat ketempat yang lain. Berbagi jenis pipa saat ini sudah beredar

Lebih terperinci

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 21 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Bahan Baku Chitosan Chitosan merupakan bahan dasar yang dipergunakan dalam pembuatan film elektrolit polimer. Hasil analisis terhadap chitosan yang digunakan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Energi merupakan hal yang sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN. Energi merupakan hal yang sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi merupakan hal yang sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap manusia di dunia terutama energi listrik. Dewasa ini kebutuhan energi yang semakin meningkat tidak

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Alat Alat Adapun alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: Alat-alat Gelas.

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Alat Alat Adapun alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: Alat-alat Gelas. 18 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Alat Alat Adapun alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: Nama Alat Merek Alat-alat Gelas Pyrex Gelas Ukur Pyrex Neraca Analitis OHaus Termometer Fisher Hot Plate

Lebih terperinci

ELEKTROKIMIA Dr. Ivandini Tribidasari A.

ELEKTROKIMIA Dr. Ivandini Tribidasari A. kimiapararel2009@gmail.com ELEKTROKIMIA Dr. Ivandini Tribidasari A. Bab Minggu ke- Judul 1 1 Pendahuluan dan Overview of Electrode Process 2 2 Potential dan Termodinamika Sel 3 3 Kinetika Reaksi Elektroda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan energi dunia semakin meningkat sedangkan bahan bakar fosil dipilih sebagai energi utama pemenuh kebutuhan, namun bahan bakar ini tidak ramah lingkungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. nilai 7 sementara bila nilai ph > 7 menunjukkan zat tersebut memiliki sifat basa

BAB II LANDASAN TEORI. nilai 7 sementara bila nilai ph > 7 menunjukkan zat tersebut memiliki sifat basa BAB II LANDASAN TEORI II.1. Teori Dasar ph ph atau derajat keasaman digunakan untuk menyatakan tingkat keasaaman atau basa yang dimiliki oleh suatu zat, larutan atau benda. ph normal memiliki nilai 7 sementara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Ketersediaan energi yang berkelanjutan merupakan salah satu isu yang cukup penting di setiap negara, tidak terkecuali Indonesia. Hal ini tidak terlepas hampir semua

Lebih terperinci

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 14 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan glukosamin hidroklorida (GlcN HCl) pada penelitian ini dilakukan melalui proses hidrolisis pada autoklaf bertekanan 1 atm. Berbeda dengan proses hidrolisis glukosamin

Lebih terperinci