BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Alat Alat Adapun alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: Alat-alat Gelas.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Alat Alat Adapun alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: Alat-alat Gelas."

Transkripsi

1 18 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Alat Alat Adapun alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: Nama Alat Merek Alat-alat Gelas Pyrex Gelas Ukur Pyrex Neraca Analitis OHaus Termometer Fisher Hot Plate Cimarec Magnetic Stirer - Statif dan klem - Oven Carbolite Plat Kaca - Seperangkat alat SEM JSM-35 C Shumandju Seperangkat alat Uji Tarik GOTECH AL 7000 M 3.2 Bahan Bahan Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Bahan Merek Gelatin merck Aquadest - Gliserol merck Formaldehida merck Glutaraldehida merck

2 Prosedur Penelitian Pembuatan Larutan Larutan Formaldehida 3,13 % Sebanyak 8,45 ml formaldehida 37 % diencerkan dengan aquades dalam labu takar 100 ml hingga garis batas, dihomogenkan Larutan Glutaraldehida 1 % Sebanyak 11,76 ml glutaraldehida 40 % diencerkan dengan aquades dalam labu takar 100 ml hingga garis batas, dihomogenkan Uji Reaksi dengan Analisis Spektroskopi FT-IR Gelatin sebagai Blanko Gelatin sebanyak 5 gram dimasukkan kedalam beaker gelas dilarutkan dalam 100 ml aquades, diaduk dengan stirrer selama 1 jam, diambil 10 ml larutan gelatin kemudian dituang kecawan dan dan dikeringkan dengan oven pada suhu 40 o C selama 24 jam. Film terbentuk diuji IR Reaksi Gelatin dengan Penambahan Formaldehida 3,13 % Film ikat silang gelatin dengan formaldehida dibuat dengan gelatin ( 5 g ) dalam 100 ml aquadest diaduk dengan menggunakan stirrer selama 1 jam. Larutan tersebut diambil sebanyak 10 ml kemudian ditambahkan 10 ml larutan formaldehida 3,13 %, dipanaskan pada suhu 50 o C dan diaduk dengan menggunakan stirrer selama 15 menit. Dituang kecawan dan dikeringkan dengan oven pada suhu 40 o C selama 24 jam. Film terbentuk diuji IR.

3 Reaksi Gelatin dengan Penambahan Glutaraldehida 1 % Film ikat silang gelatin dengan glutaraldehida dibuat dengan gelatin ( 5 g ) dalam 100 ml aquadest diaduk dengan menggunakan stirrer selama 1 jam. Larutan tersebut diambil sebanyak 10 ml kemudian ditambahkan 10 ml larutan glutaraldehida, dipanaskan pada suhu 50 o C dan diaduk dengan menggunakan stirrer selama 15 menit. Dituang kecawan dan dikeringkan dengan oven pada suhu 40 o C selama 24 jam. Film terbentuk diuji IR Pembuatan Film Gelatin Pembuatan Film Gelatin sebagai Blanko Ditimbang gelatin sebanyak 5 gram, kemudian dimasukkan kedalam beaker gelas, ditambahkan 90 ml akuades, diaduk dengan menggunakan stirrer selama 1 jam, ditambahkan 10 ml gliserol, dipanaskan sambil diaduk pada suhu 50 o C selama 15 menit kemudian dituang pada plat kaca dengan ukuran 20 x 20 cm, dikeringkan dengan oven pada suhu 40 o C selama 24 jam. Film berupa lapisan tipis yang terbentuk selanjutnya diuji karakteristik film yaitu uji ketebalan, kuat tarik, persen perpanjangan, uji swelling ( pengujian air yang diserap ) dan uji SEM Pembuatan Film Gelatin dengan Penambahan Formaldehida 3,13 % Ditimbang gelatin sebanyak 5 gram, kemudian dimasukkan kedalam beaker gelas, ditambahkan 60 ml akuades, diaduk dengan menggunakan stirrer selama 1 jam, ditambahkan 30 ml formaldehida 3,13 %, ditambahkan 10 ml gliserol, dipanaskan sambil diaduk pada suhu 50 o C selama 15 menit kemudian dituang pada plat kaca dengan ukuran 20 x 20 cm, dikeringkan dengan oven pada suhu 40 o C selama 24 jam. Film berupa lapisan tipis yang terbentuk selanjutnya diuji karakteristik film yaitu uji ketebalan, kuat tarik, persen perpanjangan, uji swelling ( pengujian air yang diserap ) dan uji SEM.

4 Pembuatan Film Gelatin dengan Penambahan Glutaraldehida 1 % Ditimbang gelatin sebanyak 5 gram, kemudian dimasukkan kedalam beaker gelas, ditambahkan 60 ml akuades, diaduk dengan menggunakan stirrer selama 1 jam, ditambahkan 30 ml glutaraldehida, ditambahkan 10 ml gliserol, dipanaskan sambil diaduk pada suhu 50 o C selama 15 menit kemudian dituang pada plat kaca dengan ukuran 20 x 20 cm, dikeringkan dengan oven pada suhu 40 o C selama 24 jam. Film berupa lapisan tipis yang terbentuk selanjutnya diuji karakteristik film yaitu uji ketebalan, kuat tarik, persen perpanjangan, uji swelling ( pengujian air yang diserap ) dan uji SEM. Pembuatan film gelatin berdasarkan penelitian yang di lakukan oleh Carvalho dan Grosso, Parameter yang diamati Analisis spektroskopi FT-IR Cuplikan dari setiap film / lapisan tipis yang transparan, selanjutnya diukur spektrumnya dengan alat spektrofotometri FT-IR model IR Pengukuran Ketebalan Ketebalan film gelatin diuji dengan alat micrometer sekrup pada 5 sisi yang berbeda. Rata-rata dari ke lima sisi merupakan ketebalan sisi yang dihasilkan Uji Keteguhan Tarik dan Kemuluran Pengujian keteguhan tarik dilakukan dengan alat uji tarik terhadap spesimen dengan ketebalan dan ukuran yang sesuai dengan specimen uji kekuatan tarik. Alat uji tarik terlebih dahulu dikondisikan pada beban 100 kgf dengan kecepatan tarik 50 mm/menit, kemudian specimen dijepit kuat dengan penjepit dan alat. Lalu mesin dihidupkan dan specimen akan tertarik ke atas dan diamati sampai putus. Dicatat tegangan maksimum (F maks ) dan regangan diubah menjadi kuat tarik (MPa) dan kemuluran (%). Harga kemuluran (%) bahan dihitung dengan menggunakan rumus dibawah ini :

5 22 Kemuluran (%) = x 100% Dimana : I Io = harga stroke Io = panjang awal. Nilai kekuatan tarik bahan dihitung dengan persamaan : Kekuatan tarik (kgf/mm 2 ) = nilai beban tarik / (kgf)/a(mm 2 ) Dimana : A = luas permukaan yang mendapat beban Analisis Swelling Kapasitas adsorpsi dari gelatin film ditentukan dengan memotong ukuran film 2 x 2 cm. Setelah ditentukan beratnya kemudian direndam dalam aquades selama interval waktu 5, 30, dan 60 menit. Persentasi dari adsorpsi film (W sw ) dihitung menurut persamaan : W sw 30 = x 100 W 30 = Berat film sesudah direndam dalam air selama 30 menit. W o = Berat film sebelum direndam Analisis Scanning Electron Microscopy (SEM) Film pelapis diletakkan pada sel holder dengan perekat ganda dan dilapisi dengan logam emas dalam keadaan vakum. Sampel dimasukkan dalam alat Scanning Elektron Mikroskopi (SEM), lalu gambar permukaan diamati dan dilakukan pembesaran sesuai yang diinginkan. Selanjutnya dilakukan dengan pemotretan menggunakan film hitam putih.

6 Bagan Penelitian Uji FT-IR Gelatin Gelatin ( 5 gram ) dilarutkan dalam 100 ml aquades distirrer selama 1 jam diambil 10 ml larutan gelatin dituang ke cawan Uji FT-IR Reaksi Gelatin dengan Penambahan Formaldehida dan Glutaraldehida Gelatin ( 5 gram ) 10 ml Larutan Gelatin Kuning dilarutkan dalam 100 ml aquades distirrer selama 1 jam ditambahkan 10 ml formaldehida 3,13 % dipanaskan sambil diaduk pada suhu 50 o C selama 15 menit dituang ke cawan Uji FT-IR Dengan cara perlakuan yang sama pada gelatin dengan penambahan glutaraldehida 1%.

7 Proses Pembuatan Film Gelatin sebagai Blanko Gelatin ( 5 gram ) dimasukkan kedalam beaker gelas ditambahkan 90 ml aquades diaduk dengan stirrer selama 1 jam Larutan Kuning Muda ditambahkan 10 gram gliserol dipanaskan sambil diaduk pada suhu 50 o C 15 selama dituang pada plat kaca sebanyak 30 ml dan diratakan dikeringkan dengan oven pada suhu 40 o C selama 24 jam Film gelatin diuji Ketebalan Uji Tarik dan Perpanjangan Uji Swelling Uji SEM

8 Proses Pembuatan Film Gelatin dengan Penambahan Formaldehida 3.13 % dan Glutaraldehida 1 % Gelatin ( 5 gram ) dimasukkan kedalam beaker gelas ditambahkan 60 ml aquades diaduk dengan stirrer selama 1 jam Larutan Kuning Muda ditambahkan 30 ml formaldehida 3,13 % ditambahkan 10 gram gliserol dipanaskan sambil diaduk pada suhu 50 o C selama 15 menit didinginkan pada suhu kamar dituang pada plat kaca sebanyak 30 ml dan diratakan dikeringkan dengan oven pada suhu 40 o C selama 24 jam Film gelatin diuji Ketebalan Uji Tarik dan Kemuluran Uji Swelling Uji SEM Dengan cara perlakuan yang sama pada gelatin dengan penambahan glutaraldehida 1 %.

9 26 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil Analisa (FTIR) Gelatin dengan Formaldehida dan Glutaraldehida Analisis Fourier Transform Infra Red ( FT-IR ) untuk mengetahui gugusgugus fungsi yang terkandung didalam suatu sampel dan reaksi gugus fungsi setelah penambahan dengan formaldehida dan glutaraldehida. Pengamatan ini berdasarkan perubahan vibrasi dari setiap panjang gelombang puncak gelatin setelah ditambahkan dengan formaldehida dan glutaraldehida. Spektra hasil analisa ( FTIR ) film gelatin, film gelatin formaldehida dan film gelatin glutaraldehida sebagai berikut: Spektrum FT-IR Gelatin Data hasil analisis spektroskopi FT-IR dari gelatin sebelum reaksi ikat silang memberikan spektrum dengan puncak-puncak serapan pada daerah bilangan gelombang , , , , , , , , , , , , , cm -1 dapat dilihat pada gambar 4.1. Gambar 4.1 Spektrum FT-IR gelatin

10 27 Tabel 4.1 Hasil Analisis FTIR Gelatin Bilangan Gelombang Gugus Fungsi (cm-1) Literatur Bilangan Gelombang (cm-1) Gelatin Yang diperoleh O H C H renggang C H bending C = O C N N H C = N 1527 Sumber Fesseden J.R Spektrum FT-IR Gelatin Formaldehida Data hasil analisis spektroskopi FT-IR dari film gelatin setelah reaksi ikat silang dengan formaldehida pada spektrum dengan puncak-puncak serapan pada daerah bilangan gelombang , , , , , , , , , , , cm -1 terdapat pada Gambar 4.2 Gambar 4.2 Spektrum FT-IR Gelatin-Formaldehida

11 28 Tabel 4.2 Hasil Analisis FTIR Gelatin- Formaldehida Bilangan Gugus Fungsi Gelombang (cm-1) Literatur Gelatin- Formaldehida O H C H renggang C H bending C = O C N N H C = C aromatik Analisis FT-IR Gelatin Dengan Glutaraldehida Data hasil analisis spektroskopi FT-IR dari film gelatin setelah reaksi ikat silang dengan glutaraldehida pada spektrum dengan puncak-puncak serapan pada daerah bilangan gelombang , , , , , , , , , , dan cm -1 terdapat pada Gambar 4.3 Gambar 4.3 Spektrum FT-IR Gelatin- Glutaraldehida

12 29 Tabel 4.3 Hasil Analisis FTIR Gelatin- Glutaraldehida Bilangan Gelombang (cm-1) Gugus Fungsi Literatur Gelatin- Glutaraldehida O H C H renggang C H bending C = O C N N H C = C aromatik 1527 Secara keseluruhan hasil analisis FTIR dalam penelitian ini dapat dilihat pada hasil spektrum dibawah ini : Gambar 4.4 Spektrum Gabungan FT-IR Gelatin, Gelatin-Formaldehida dan Gelatin- Glutaraldehida

13 Pengaruh Penambahan Formaldehida atau Glutaraldehida terhadap Sifat Fisik dan Mekanik dari Film Gelatin Ketebalan Film Gelatin Pengukuran ketebalan film gelatin dengan menggunakan alat mikrometer sekrup pada lima titik yang diukur secara acak diperoleh hasil ketebalan film gelatin. Hasilnya dapat dilihat pada tabel Tabel 4.4 Ketebalan film gelatin dengan penambahan formaldehida atau glutaraldehida. Film Ketebalan (mm) Gelatin 0,56 Gelatin + Formaldehida 0,37 Gelatin + Glutaraldehida 0, Uji Keteguhan Tarik dan Kemuluran Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik sifat mekanik film gelatin yang terbentuk dengan penambahan formaldehida atau glutaraldehida. Pengujian sifat mekanik penelitian mengacu pada ASTM D638. Harga keteguhan tarik (load) dan kemuluran (stroke) dari film gelatin dengan penambahan formaldehida atau glutaraldehida dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 4.5 Harga Keteguhan Tarik dan Kemuluran Film Gelatin Film Keteguhan Tarik Kemuluran Keteguhan Tarik ( MPa) Kemuluran ( % ) Gelatin 0,02 0,03 0,19 0,15 Gelatin + 0,04 0,05 0,39 0,25 Formaldehida Gelatin + 0,08 0,07 0,78 0,35 Glutaraldehida

14 Uji Swelling Uji serapan air di lakukan untuk mengetahui kemampuan serap air dari film gelatin yang di tunjukkan dengan perbedaan massa awal film dan massa film setelah menyerap air selama 5, 30 dan 60 menit. Tabel 4.6 Nilai Serap Air Film Gelatin Waktu ( menit ) Berat Film ( gram ) P 0 P Persentase Swelling ( % Swelling ) 0 0, ,28 0,23 21, ,38 0,28 65, ,43 0,20 86,95 Tabel 4.7 Nilai Serap Air Film Gelatin-Formaldehida Waktu ( menit ) Berat Film ( gram ) P 0 P Persentase Swelling ( % Swelling ) 0 0, ,49 0,042 4, ,73 0,553 55, ,74 0,574 57,44 Tabel 4.8 Nilai Serap Air Film Gelatin-Glutaraldehida Waktu ( menit ) Berat Film ( gram ) P 0 P Persentase Swelling ( % Swelling ) 0 0, ,25 0,041 4, ,27 0,125 12,5 60 0,27 0,125 12,5

15 Analisa Scanning Electron Microscop (SEM) Pada analisis ini, sampel yang digunakan adalah gelatin, gelatin yang ditambahkan dengan formaldehida 3,13 % dan gelatin yang ditambahkan dengan glutaraldehida 1 % dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 4.5 Foto SEM Film Gelatin dengan Perbesaran 500x Gambar 4.6 Foto SEM Film Gelatin dengan Penambahan Formaldehida dengan Perbesaran 500x

16 33 Gambar 4.7 Foto SEM Film Gelatin dengan Penambahan Glutaraldehida dengan Perbesaran 500x 4.2 Pembahasan Analisis ( FTIR ) Gelatin dengan Formaldehida dan Glutaraldehida Analisa dengan menggunakan spektrum FT-IR ini dilakukan untuk menentukan perubahan gugus fungsi yang dialami oleh gelatin dengan formaldehida dan gelatin dengan glutaraldehida. Spektrum infra merah dilakukan untuk mengetahui keberadaan beberapa ikatan kimia dalam senyawa-senyawa organik (Clark, 2004). Spektrum FT-IR gelatin memiliki gugus fungsi utamanya adalah gugus( O-H,N-H, C-O-C, dan C-O. ) terlihat pada Gambar 4.1. Jika dibandingkan dengan spektroskopi infra merah gelatin setelah penambahan formaldehida tertera pada Gambar 4.2. dan glutaraldehida terlihat pada Gambar 4.3 maka tidak mengalami perubahan posisi puncak yang signifikan. Spektrum yang dihasilkan gelatin sebagai pembanding dengan gelatinformaldehida, dan gelatin-glutaraldehida hampir menunjukkan gugus yang sama.

17 34 Pada panjang gelombang cm -1, pada masing-masing film gelatin menunjukkan vibrasi stretching OH dan vibrasi bending N-H di gelatin ( 3448 ), gelatin-formaldehida ( 3402), gelatin-glutaraldehida ( 3433 ), pada gugus amina yang menghubungkan agen ikat silang dimana atom H mengikat gugus fungsi aldehid, dimana telah terjadi penurunan keelektronegatifan unsur-unsur yang saling berikatan yang menyebabkan kerapatan elektron ikatan berkurang sehingga terjadi penurunan pada vibrasi serapannya. Ikatan pada panjang gelombang 1635 cm -1 menunjukkan vibrasi stretching C=O pada gelatin begitu juga dengan film gelatin-formaldehida dan film gelatin-glutaraldehida. Analisa spektrum FT-IR pada penelitian ini tidak mengalami perubahan posisi puncak yang signifikan pada gugus NH 2 tetapi hasil penelitian Carvalho, dkk (2005 ) menjelaskan bahwa pencampuran gelatin dengan formaldehida mengalami ikat silang dengan mengukur gugus NH 2 yang berikatan dengan aldehid. Menurut Kiernan, ( 2000 ) gugus aldehid dapat berkombinasi dengan nitrogen dan beberapa protein lainnya dengan membentuk ikatan silang jembatan metil Ketebalan Film Gelatin Ketebalan merupakan parameter penting yang berpengaruh terhadap penggunaan film dalam pembentukan produk yang dikemasnya (Suryanigrum et al,2005). Ketebalan film dipengaruhi oleh jumlah total padatan dalam larutan dan ketebalan cetakan. Film akan lebih tebal jika volume larutan yang dituangkan ke dalam cetakan plat kaca lebih banyak walaupun dengan menggunakan cetakan yang sama. Hasil pengukuran ketebalan film gelatin yang tertinggi adalah film gelatinformaldehida 0,37 mm dan yang paling kecil adalah film gelatin-glutaraldehida 0,25 mm. Hasil pengukuran ketebalan dapat diketahui bahwa film dipengaruhi oleh konsentrasi jenis ikat silang dalam campuran, konsentrasi formaldehida 3,13 % sedangkan glutaraldehida 1 %. Film yang memiliki konsentrasi yang lebih tinggi memiliki ketebalan yang lebih tinggi karena volume campuran semakin meningkat.

18 35 Krisna (2011) menyatakan bahwa ketebalan film dipengaruhi oleh konsentrasi bahan akan menyebabkan meningkatnya ketebalan film. Pengaruh dari penambahan formaldehida atau glutaraldehida terhadap ketebalan film gelatin dilihat pada gambar 1. Gambar 4.8 Ketebalan film gelatin dengan penambahan formaldehida atau glutaraldehida Faktor yang dapat mempengaruhi ketebalan film gelatin adalah konsentrasi padatan terlarut pada larutan pembentuk film dan ukuran pelat pencetak. Semakin tinggi konsentrasi padatan terlarut, maka ketebalan film akan meningkat ( Krisna, 2011). Jadi ketebalan film pada gelatin-formaldehida memiliki ketebalan lebih tebal karena konsentrasi yang terlarut lebih tinggi dibandingkan glutaraldehida Uji Keteguhan Tarik dan Kemuluran Keteguhan tarik/ daya regang adalah kemampuan suatu bahan untuk tahan dibawah suatu gaya tekanan hingga putus. Kemuluran/elongation adalah peningkatan persentase perpanjangan yang terjadi pada suatu bahan dibawah tekanan sehingga

19 36 putus (Sperling, 2006). Pengukuran keteguhan tarik/ daya regang berguna untuk mengetahui besarnya gaya yang dicapai untuk tarikan maksimun pada setiap satuan luas area film untuk merenggang. Dari hasil uji keteguhan tarik pada tabel 4. terlihat bahwa spesimen dengan penambahan glutaraldehida pada gelatin memiliki keteguhan tarik yang lebih tinggi yaitu sebesar 0,78 MPa dengan kemuluran 0,35 % dan formaldehida 0,39 MPa dengan kemuluran 0,25 % sedangkan pada gelatin tanpa penambahan formaldehida atau glutaraldehida memiliki keteguhan tarik yang paling rendah sebesar 0,19 MPa dengan kemuluran 0,15 %. Hal ini disebabkan pada gelatin-formaldehida dapat berkombinasi dengan nitrogen dan protein lainnya dengan membentuk ikatan silang jembatan metil. Ikatan silang yang terbentuk oleh formaldehida dengan gelatin pada atom nitrogen dari protein dengan gugus aldehid dapat meningkatkan interaksi antara molekul dari gelatin dan formaldehida mengalami kekompakan sehingga dapat meningkatkan keteguhan tarik film jika dibandingkan dengan film gelatin. Pada penambahan gelatin-glutaraldehida memiliki keteguhan tarik lebih tinggi dibandingkan formaldehida karena pada glutaraldehida mempunyai dua gugus aldehida lebih bebas berikatan dengan posisi samping tiap-tiap molekul protein. Interaksi molekul-molekul glutaraldehida dengan gelatin mengalami kekompakan yang lebih tinggi dibandingkan formaldehida sehingga meningkatkatkan keteguhan tariknya. Gambar pengaruh penambahan glutaraldehida dan formaldehida terhadap keteguhan tarik dan kemuluran dapat dilihat pada gambar 4.1 dan 4.2.

20 37 Gambar 4.9 Pengaruh penambahan glutaraldehida dan formaldehida terhadap keteguhan tarik Gambar 4.10 Pengaruh penambahan glutaraldehida dan formaldehida terhadap kemuluran

21 Hasil Uji Sifat Mengembang ( Swelling ) Uji Swelling yaitu pengukuran derajat kemampuan mengembang film gelatin didalam air. Sifat ketahanan air ditentukan dengan uji swelling. Gambar 4.3 menunjukkan pengaruh film gelatin dengan penambahan glutaraldehida dan formaldehida. Film gelatin tanpa penambahan glutaraldehida terlihat pada Gambar 4.3 Formaldehida memiliki kemampuan mengembang yang lebih tinggi karena pada film ini memiliki gliserol yang merupakan plasticizer yang bersifat hidrofilik sehingga mampu mengikat air, semakin lama waktu perendaman maka uji swelling pada film semakin tinggi. Sedangkan kemampuan sifat mengembang film gelatin dengan penambahan glutaraldehida dan formaldehida semakin rendah. Hal ini karena adanya penambahan ikat silang pada film dari aldehid. Penambahan jumlah ikat silang glutaraldehida lebih besar dan lebih cepat bereaksi dengan protein dibandingkan dengan formaldehida ( Carvalho, 2005 ). Jumlah ikatan silang yang bertambah pada protein menyebabkan penyerapan air yang semakin terbatas. Gambar 4.11 Pengaruh film gelatin dengan penambahan glutaraldehida dan formaldehida terhadap daya serap air.

22 Uji SEM Hasil analisa SEM dapat memberikan informasi tentang bentuk dan perubahan permukaan dari suatu bahan yang diuji. Pada prinsipnya bila terjadi perubahan pada suatu bahan misalnya patahan, lekukan, dan perubahan struktur dari bahan tersebut cenderung mengalami perubahan energi. Energi yang berubah tersebut dapat dipancarkan, dipantulkan dan diserap serta diubah menjadi gelombang elektron yang dapat ditangkap dan dibaca hasil pada foto SEM ( Matondang, 2013). Pada analisis ini, sampel yang digunakan adalah gelatin, gelatin yang ditambahkan dengan formaldehida 3,13 % dan gelatin yang ditambahkan dengan glutaraldehida 1 %. Pada gambar analisa SEM menunjukkan film gelatin pada gambar ( a ) memiliki struktur yang tidak rata dengan lekukan dipermukaan film dan gelembung, pada gambar ( b ) memiliki struktur yang lebih rata dibandingkan formaldehida dan pada gambar ( c ) memiliki struktur yang tidak rata dengan lekukan dipermukaan film dan bergelembung. (4.2.5 a ) Gelatin ( b ) Gelatin-Glutaraldehida (4.2.5 c ) Gelatin-Formaldehida

23 40 Gambar 4.11 SEM a) Gelatin b) Gelatin-Glutaraldehida c) Gelatin- Formaldehida

24 41 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Penambahan glutaraldehida dan formaldehida pada pembuatan film gelatin berpengaruh terhadap karakteristik fisik yaitu ketebalan dan daya serap air dengan penambahan glutaraldehida lebih kecil jika dibandingkan dengan formaldehida. 2. Penambahan glutaraldehida dan formaldehida pada pembuatan film gelatin berpengaruh terhadap karakteristik mekanik film yaitu keteguhan tarik dan kemuluran dengan penambahan glutaraldehida lebih besar jika dibandingkan dengan formaldehida. 3. Dari hasil analisa SEM dapat dilihat bahwa permukaan film gelatin dengan penambahan formaldehida dan glutaraldehida terbentuk tidak rata. 5.2 Saran Kepada peneliti selanjutnya disarankan : 1. Pengujian karakteristik film gelatin dengan penambahan formaldehida dan glutaraldehida dengan beberapa variasi konsentrasi yang berbeda dan pengujian laju transmisi uap air. 2. Untuk menentukan derajat ikat silang dari film gelatin yang dimodifikasi kimia dengan formaldehida dan glutaraldehida. 3. Memisahkan kelebihan formaldehida dan glutaraldehida yang tidak bereaksi membentuk ikat silang dengan gelatin.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut : BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut : - Hot Plate Stirer Coming PC 400 D - Beaker Glass Pyrex - Hot Press Gotech - Neraca Analitik Radwag

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan Januari 2011. Penelitian dilakukan di Laboratorium Fisika Material jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. melakukan uji morfologi, Laboratorium Teknik Kimia Ubaya Surabaya. mulai dari bulan Februari 2011 sampai Juli 2011.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. melakukan uji morfologi, Laboratorium Teknik Kimia Ubaya Surabaya. mulai dari bulan Februari 2011 sampai Juli 2011. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Laboratorim Fisika Material Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga, Laboratorium Metalurgi ITS Surabaya

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Kelompok Keilmuan (KK) Kimia Analitik, Program Studi Kimia FMIPA Institut Teknologi Bandung. Penelitian dimulai dari

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober 2012 sampai Agustus 2013,

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober 2012 sampai Agustus 2013, III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober 2012 sampai Agustus 2013, dengan tahapan kegiatan yaitu : pengambilan sampel onggok singkong,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Jurusan Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Jurusan Pendidikan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI yang beralamat di Jl. Dr. Setiabudi No.229 Bandung. Untuk keperluan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Percobaan Penelitian menggunakan metode eksperimental yang dilakukan di laboratorium, dimana secara garis besar terdiri dari 3 tahap : 1. Tahap 1 yaitu mempersiapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Anorganik, Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas

BAB III METODE PENELITIAN. Anorganik, Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Fisik dan Kimia Anorganik, Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium Kimia Lingkungan Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI yang beralamat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Preparasi selulosa bakterial dari limbah cair tahu dan sintesis kopolimer

BAB III METODE PENELITIAN. Preparasi selulosa bakterial dari limbah cair tahu dan sintesis kopolimer BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Preparasi selulosa bakterial dari limbah cair tahu dan sintesis kopolimer superabsorbent di bawah radiasi microwave dilakukan di Laboratorium Riset Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Makanan dan Material dan Laboratorium Kimia Analitik Instrumen, Jurusan Pendidikan Kimia,

Lebih terperinci

3. Metodologi Penelitian

3. Metodologi Penelitian 3. Metodologi Penelitian 3.1 Alat dan bahan 3.1.1 Alat Peralatan gelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah gelas kimia, gelas ukur, labu Erlenmeyer, cawan petri, corong dan labu Buchner, corong

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian Prosedur penelitian ini terdiri dari beberapa tahap, tahap pertama sintesis kitosan yang terdiri dari isolasi kitin dari kulit udang, konversi kitin menjadi kitosan. Tahap ke dua

Lebih terperinci

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik-Fisik Universitas

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik-Fisik Universitas III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik-Fisik Universitas Lampung. Analisis XRD di Universitas Islam Negeri Jakarta Syarif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dimulai sejak Februari sampai dengan Juli 2010.

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dimulai sejak Februari sampai dengan Juli 2010. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Pelaksanaan penelitian dimulai sejak Februari sampai dengan Juli 2010. Sintesis cairan ionik, sulfonasi kitosan, impregnasi cairan ionik, analisis

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian Kimia Analitik, Program Studi Kimia FMIPA ITB sejak September 2007 sampai Juni 2008. III.1 Alat dan Bahan Peralatan

Lebih terperinci

3 Percobaan. 3.1 Bahan Penelitian. 3.2 Peralatan

3 Percobaan. 3.1 Bahan Penelitian. 3.2 Peralatan 3 Percobaan 3.1 Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah air kelapa, gula pasir yang diperoleh dari salah satu pasar di Bandung. Zat kimia yang digunakan adalah (NH 4 ) 2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium Kimia Lingkungan Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 KOMPOSISI SAMPEL PENGUJIAN Pada penelitian ini, komposisi sampel pengujian dibagi dalam 5 grup. Pada Tabel 4.1 di bawah ini tertera kode sampel pengujian untuk tiap grup

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Jurusan Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Jurusan Pendidikan 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI yang beralamat di Jl. Dr. Setiabudi No.229 Bandung. Untuk

Lebih terperinci

Percobaan pendahuluan dilakukan pada bulan Januari - Maret 2012 dan. pecobaan utama dilakukan pada bulan April Mei 2012 dengan tempat percobaan

Percobaan pendahuluan dilakukan pada bulan Januari - Maret 2012 dan. pecobaan utama dilakukan pada bulan April Mei 2012 dengan tempat percobaan IV. BAHAN DAN METODE PERCOBAAN 4.1. Waktu dan Tempat Percobaan Percobaan pendahuluan dilakukan pada bulan Januari - Maret 2012 dan pecobaan utama dilakukan pada bulan April Mei 2012 dengan tempat percobaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode dalam proses elektrokoagulasi larutan yang mengandung pewarna tekstil hitam ini

Lebih terperinci

BAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA

BAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA BAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmasi Fisik, Kimia, dan Formulasi Tablet Departemen Farmasi FMIPA UI, Depok. Waktu pelaksanaannya adalah dari bulan Februari

Lebih terperinci

Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian III.2. Alat dan Bahan III.2.1. Alat III.2.2 Bahan

Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian III.2. Alat dan Bahan III.2.1. Alat III.2.2 Bahan Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dari bulan Januari hingga April 2008 di Laboratorium Penelitian Kimia Analitik, Institut Teknologi Bandung. Sedangkan pengukuran

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Alat - Panci tahan panas Cosmo - Cawan porselen - Oven Gallenkamp - Tanur Thermolyne - Hotplate stirrer Thermo Scientific - Magnetic bar - Tabung reaksi - Gelas ukur Pyrex

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK DARI MODIFIKASI KIMIA FILM GELATIN DENGAN FORMALDEHIDA DAN GLUTARALDEHIDA

KARAKTERISTIK DARI MODIFIKASI KIMIA FILM GELATIN DENGAN FORMALDEHIDA DAN GLUTARALDEHIDA KARAKTERISTIK DARI MODIFIKASI KIMIA FILM GELATIN DENGAN FORMALDEHIDA DAN GLUTARALDEHIDA TESIS NURLINA MUNTHE NIM. 147006001 MAGISTER ILMU KIMIA SEKOLAH PASCASARJANA PROGRAM STUDI ILMU KIMIA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian III. 1 Diagram Alir Penelitian Penelitian ini telah dilakukan dalam tiga bagian. Bagian pertama adalah penelitian laboratorium yaitu mensintesis zeolit K-F dari kaolin dan

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULAN

1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULAN BAB 1 PENDAHULAN 1.1. Latar Belakang Pangan yang bersumber dari hasil ternak termasuk produk pangan yang cepat mengalami kerusakan. Salah satu cara untuk memperkecil faktor penyebab kerusakan pangan adalah

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN. No. Judul Halaman. 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan a. Ekstraksi pati ganyong... 66

DAFTAR LAMPIRAN. No. Judul Halaman. 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan a. Ekstraksi pati ganyong... 66 DAFTAR LAMPIRAN No. Judul Halaman 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan... 66 a. Ekstraksi pati ganyong... 66 b. Penentuan kisaran konsentrasi sorbitol untuk membuat edible film 68 c. Penentuan

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas 29 III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas Lampung. Analisis difraksi sinar-x dan analisis morfologi permukaan

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara umum penelitian akan dilakukan dengan pemanfaatan limbah media Bambu yang akan digunakan sebagai adsorben dengan diagram alir keseluruhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Riset (Research Laboratory),

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Riset (Research Laboratory), 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Riset (Research Laboratory), Karakterisasi FTIR dan Karakterisasi UV-Vis dilakukan di laboratorium Kimia Instrumen,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan 6 didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 3.3.3 Sintesis Kalsium Fosfat Sintesis kalsium fosfat dalam penelitian ini menggunakan metode sol gel. Senyawa kalsium fosfat diperoleh dengan mencampurkan serbuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juni 2015 sampai November

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juni 2015 sampai November BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratoris. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ide Penelitian. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian. Pelaksanaan Penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Ide Penelitian. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian. Pelaksanaan Penelitian. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Tahapan penelitian secara umum mengenai pemanfaatan tulang sapi sebagai adsorben ion logam Cu (II) dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.1 berikut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen secara kualitatif dan kuantitatif. Metode penelitian ini menjelaskan proses degradasi fotokatalis

Lebih terperinci

3 Metodologi penelitian

3 Metodologi penelitian 3 Metodologi penelitian 3.1 Peralatan dan Bahan Peralatan yang digunakan pada penelitian ini mencakup peralatan gelas standar laboratorium kimia, peralatan isolasi pati, peralatan polimerisasi, dan peralatan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. dengan tahapan kegiatan, yaitu: pengambilan sampel cangkang udang di PT.

III. METODOLOGI PENELITIAN. dengan tahapan kegiatan, yaitu: pengambilan sampel cangkang udang di PT. III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan juni 2011 sampai Desember 2011, dengan tahapan kegiatan, yaitu: pengambilan sampel cangkang udang di PT. Indokom

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Polistirena Polistirena disintesis melalui polimerisasi adisi radikal bebas dari monomer stirena dan benzoil peroksida (BP) sebagai inisiator. Polimerisasi dilakukan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Neraca Digital AS 220/C/2 Radwag Furnace Control Indicator Universal

BAB 3 METODE PENELITIAN. Neraca Digital AS 220/C/2 Radwag Furnace Control Indicator Universal BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Alat Neraca Digital AS 220/C/2 Radwag Furnace Control Fisher Indicator Universal Hotplate Stirrer Thermilyte Difraktometer Sinar-X Rigaku 600 Miniflex Peralatan Gelas Pyrex

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Kimia Fisik Material dan Laboratorium Kimia Analitik Program Studi Kimia ITB, serta di Laboratorium Polimer Pusat Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Lingkungan Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Lingkungan Jurusan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Lingkungan Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI. Untuk keperluan Analisis digunakan Laboratorium

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan terhitung sejak bulan Desember 2014 sampai dengan Mei

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan terhitung sejak bulan Desember 2014 sampai dengan Mei 27 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan terhitung sejak bulan Desember 2014 sampai dengan Mei 2015. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fisika Material FMIPA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 DIAGRAM ALIR PENELITIAN Proses pembuatan edible film khitosan dilakukan melalui proses pelarutan, pemanasan, pengadukan, penyaringan, penuangan larutan pada cetakan, pengeringan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap diazinon, terlebih dahulu disintesis adsorben kitosan-bentonit mengikuti prosedur yang telah teruji (Dimas,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai bulan April 2010 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai bulan April 2010 di 847 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai bulan April 2010 di Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi (PATIR) Badan Tenaga Nuklir

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium Kimia Lingkungan Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI yang beralamat

Lebih terperinci

BAB IV. karakterisasi sampel kontrol, serta karakterisasi sampel komposit. 4.1 Sintesis Kolagen dari Tendon Sapi ( Boss sondaicus )

BAB IV. karakterisasi sampel kontrol, serta karakterisasi sampel komposit. 4.1 Sintesis Kolagen dari Tendon Sapi ( Boss sondaicus ) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang dibahas pada bab ini meliputi sintesis kolagen dari tendon sapi (Bos sondaicus), pembuatan larutan kolagen, rendemen kolagen, karakterisasi sampel kontrol,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan terhitung sejak bulan Januari 2015 sampai dengan Juni

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan terhitung sejak bulan Januari 2015 sampai dengan Juni 25 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan terhitung sejak bulan Januari 2015 sampai dengan Juni 2015. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fisika Material FMIPA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk merubah karakter permukaan bentonit dari hidrofilik menjadi hidrofobik, sehingga dapat meningkatkan kinerja kitosan-bentonit

Lebih terperinci

3 Percobaan. 3.1 Bahan Penelitian. 3.2 Peralatan

3 Percobaan. 3.1 Bahan Penelitian. 3.2 Peralatan 3 Percobaan 3.1 Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan untuk percobaan adalah polimer PMMA, poli (metil metakrilat), ditizon, dan oksina. Pelarut yang digunakan adalah kloroform. Untuk larutan bufer

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga Juli 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode freeze drying kemudian dilakukan variasi waktu perendaman SBF yaitu 0

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode freeze drying kemudian dilakukan variasi waktu perendaman SBF yaitu 0 37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini sampel komposit hidroksiapatit-gelatin dibuat menggunakan metode freeze drying kemudian dilakukan variasi waktu perendaman SBF yaitu 0 hari, 1 hari, 7 hari

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2012 sampai Januari 2013 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2012 sampai Januari 2013 di 27 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2012 sampai Januari 2013 di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Lampung.

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014 25 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014 yang dilakukan di Laboratorium Kimia Organik Fakultas MIPA Unila, dan

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap yaitu, tahap isolasi kitin yang terdiri dari penghilangan protein, penghilangan mineral, tahap dua pembuatan kitosan dengan deasetilasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini diawali dengan mensintesis selulosa asetat dengan nisbah selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN. hingga bulan Desember Tempat pelaksanaan penelitian ini yaitu

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN. hingga bulan Desember Tempat pelaksanaan penelitian ini yaitu BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 10 bulan, yaitu pada bulan Februari 2015 hingga bulan Desember 2015. Tempat pelaksanaan penelitian ini yaitu Laboratorium

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Alat-alat 1. Alat Destilasi 2. Batang Pengaduk 3. Beaker Glass Pyrex 4. Botol Vial 5. Chamber 6. Corong Kaca 7. Corong Pisah 500 ml Pyrex 8. Ekstraktor 5000 ml Schoot/ Duran

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan maret sampai juli 2013, dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan maret sampai juli 2013, dengan 28 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan maret sampai juli 2013, dengan tahapan kegiatan, yaitu: pengambilan sampel limbah kulit udang di Restoran

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Laboratorium Rekayasa

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Laboratorium Rekayasa III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Laboratorium Rekayasa Fakultas

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian Secara garis besar penelitian dibagi menjadi tiga, yaitu pembuatan kertas dengan modifikasi tanpa tahap penghilangan lemak, penambahan aditif kitin, kitosan, agar-agar, dan karagenan,

Lebih terperinci

4 Hasil dan pembahasan

4 Hasil dan pembahasan 4 Hasil dan pembahasan 4.1 Sintesis dan Pemurnian Polistiren Pada percobaan ini, polistiren dihasilkan dari polimerisasi adisi melalui reaksi radikal dengan inisiator benzoil peroksida (BPO). Sintesis

Lebih terperinci

3 METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

3 METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 10 3 METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April-Juli 2012. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia Hasil Perairan, Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Uji Akademi Kimia Analisis Penelitian dilakukan bulan Desember 2011 sampai dengan Februari 2012.

Lebih terperinci

Hasil dan Pembahasan

Hasil dan Pembahasan Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Polimer Benzilkitosan Somorin (1978), pernah melakukan sintesis polimer benzilkitin tanpa pemanasan. Agen pembenzilasi yang digunakan adalah benzilklorida. Adapun

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Percobaan I Percobaan ini dilaksanakan di Laboratorium Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Riau selama 2 bulan (April s/d Juni 2009) 3.2 Bahan dan

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat 1. Pada tahap sintesis, pemurnian, dan sulfonasi polistiren digunakan peralatan gelas, alat polimerisasi, neraca analitis, reaktor polimerisasi, oil

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai selesai. Penelitian dilakukan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai selesai. Penelitian dilakukan 27 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai selesai. Penelitian dilakukan di Laboratorium Fisika Material FMIPA Universitas Lampung. Uji

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian IV. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian terapan, yang pelaksanaannya kebanyakan dilaksanakan di laboratorium. Agar supaya, tujuan peneltian dapat tercapai dalam

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian 3.1 Alat Peralatan yang digunakan dalam tahapan sintesis ligan meliputi laboratory set dengan labu leher tiga, thermolyne sebagai pemanas, dan neraca analitis untuk penimbangan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5 Komposisi poliblen PGA dengan PLA (b) Komposisi PGA (%) PLA (%)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5 Komposisi poliblen PGA dengan PLA (b) Komposisi PGA (%) PLA (%) Tabel 5 Komposisi poliblen PGA dengan PLA (b) Komposisi PGA PLA A1 A2 A3 A4 65 80 95 35 05 Pembuatan PCL/PGA/PLA Metode blending antara PCL, PGA, dan PLA didasarkan pada metode Broz et al. (03) yang disiapkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Kimia Analitik Program studi Kimia FMIPA ITB sejak bulan September 2007 hingga Juni 2008. III.1 Alat dan Bahan Peralatan

Lebih terperinci

4. Hasil dan Pembahasan

4. Hasil dan Pembahasan 4. Hasil dan Pembahasan 4.1. Sintesis Polistiren (PS) Pada proses sintesis ini, benzoil peroksida berperan sebagai suatu inisiator pada proses polimerisasi, sedangkan stiren berperan sebagai monomer yang

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian 3.1 Alat dan Bahan Peralatan yang diperlukan pada penelitian ini meliputi seperangkat alat gelas laboratorium kimia (botol semprot, gelas kimia, labu takar, erlenmeyer, corong

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agustus 2011 di laboratorium Riset Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agustus 2011 di laboratorium Riset Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Pendidikan 25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan selama 6 bulan dari bulan Februari sampai dengan Agustus 2011 di laboratorium Riset Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2012 di Laboratorium. Fisika Material, Laboratorium Kimia Bio Massa,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2012 di Laboratorium. Fisika Material, Laboratorium Kimia Bio Massa, III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2012 di Laboratorium Fisika Material, Laboratorium Kimia Bio Massa, Laboratorium Kimia Instrumentasi

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Mensintesis Senyawa rganotimah Sebanyak 50 mmol atau 2 ekivalen senyawa maltol, C 6 H 6 3 (Mr=126) ditambahkan dalam 50 mmol atau 2 ekivalen larutan natrium hidroksida,

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan bahan 3.1.1 Alat Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan alat yang berasal dari Laboratorium Tugas Akhir dan Laboratorium Kimia Analitik di Program

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan 19 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung,

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Pembuatan Membran 4.1.1 Membran PMMA-Ditizon Membran PMMA-ditizon dibuat dengan teknik inversi fasa. PMMA dilarutkan dalam kloroform sampai membentuk gel. Ditizon dilarutkan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KITOSAN DARI TULANG RAWAN CUMI-CUMI (LOLIGO PEALLI) UNTUK MENURUNKAN KADAR ION LOGAM Cd DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

PENGGUNAAN KITOSAN DARI TULANG RAWAN CUMI-CUMI (LOLIGO PEALLI) UNTUK MENURUNKAN KADAR ION LOGAM Cd DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM Penggunaan Kitosan dari Tulang Rawan Cumi-Cumi (Loligo pealli) untuk Menurunkan Kadar Ion Logam (Harry Agusnar) PENGGUNAAN KITOSAN DARI TULANG RAWAN CUMI-CUMI (LOLIGO PEALLI) UNTUK MENURUNKAN KADAR ION

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERCOBAAN. - Heating mantle - - Neraca Analitik Kern. - Erlenmeyer 250 ml pyrex. - Beaker glass 50 ml, 250 ml pyrex. - Statif dan klem -

BAB 3 METODE PERCOBAAN. - Heating mantle - - Neraca Analitik Kern. - Erlenmeyer 250 ml pyrex. - Beaker glass 50 ml, 250 ml pyrex. - Statif dan klem - 21 BAB 3 METODE PERCOBAAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat alat - Heating mantle - - Neraca Analitik Kern - Erlenmeyer 250 ml pyrex - Pipet volume 25 ml, 50 ml pyrex - Beaker glass 50 ml, 250 ml pyrex -

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di dua tempat, yaitu sebagai berikut :

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di dua tempat, yaitu sebagai berikut : III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di dua tempat, yaitu sebagai berikut : a. Analisa struktur mikroskofis komposit (scanning electron microscope) di Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian konversi lignoselulosa jerami jagung (corn stover) menjadi 5- hidroksimetil-2-furfural (HMF) dalam media ZnCl 2 dengan co-catalyst zeolit,

Lebih terperinci

BAB 3 RANCANGAN PENELITIAN

BAB 3 RANCANGAN PENELITIAN BAB 3 RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap: 1. Pembuatan (sintesis) material. Pada tahap ini, dicoba berbagai kombinasi yaitu suhu, komposisi bahan, waktu pemanasan dan lama pengadukan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Persiapan Adsorben Cangkang Gonggong Cangkang gonggong yang telah dikumpulkan dicuci bersih dan dikeringkan dengan matahari. Selanjutnya cangkang gonggong

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. percampuran natrium alginat-kitosan-kurkumin dengan magnetic stirrer sampai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. percampuran natrium alginat-kitosan-kurkumin dengan magnetic stirrer sampai BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan absorbent dressing sponge dimulai dengan tahap percampuran natrium alginat-kitosan-kurkumin dengan magnetic stirrer sampai penghilangan air dengan proses lyophilizer.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tempat pelaksanaan penelitian sebagai berikut: 2. Pengujian kekuatan tarik di Institute Teknologi Bandung (ITB), Jawa Barat.

III. METODE PENELITIAN. Tempat pelaksanaan penelitian sebagai berikut: 2. Pengujian kekuatan tarik di Institute Teknologi Bandung (ITB), Jawa Barat. 49 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat Penelitian Tempat pelaksanaan penelitian sebagai berikut: 1. Persiapan dan perlakuan serat ijuk di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Analisis Sifat-sifat Fisik dan Mekanik Edible film. Analisis terhadap sifat-sifat fisik, mekanik dan biologis edible filmini meliputi:

Lampiran 1. Analisis Sifat-sifat Fisik dan Mekanik Edible film. Analisis terhadap sifat-sifat fisik, mekanik dan biologis edible filmini meliputi: 55 Lampiran 1. Analisis Sifat-sifat Fisik dan Mekanik Edible film Analisis terhadap sifat-sifat fisik, mekanik dan biologis edible filmini meliputi: a. Pengukuran Ketebalan Film (McHugh dan Krochta, 1994).

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian 3.1 Peralatan Peralatan yang digunakan dalam tahapan sintesis ligan meliputi laboratory set dengan labu leher tiga, thermolyne sebagai pemanas, dan neraca analitis untuk penimbangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen yang dilakukan di laboratorium. Dalam penelitian ini dilakukan sintesis poli(propilen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah cincau hijau. Lokasi penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah cincau hijau. Lokasi penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan penelitian ini adalah cincau hijau. Lokasi penelitian dilaksanakan di Laboratorium Riset, dan Laboratorium Kimia Instrumen

Lebih terperinci

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : 19630504 198903 2 001 DIBIAYAI OLEH DANA DIPA Universitas Riau Nomor: 0680/023-04.2.16/04/2004, tanggal

Lebih terperinci

III.METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan terhitung pada bulan Februari Mei

III.METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan terhitung pada bulan Februari Mei 17 III.METODELOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan terhitung pada bulan Februari Mei 2012. Adapun tempat pelaksanaan penelitian ini

Lebih terperinci

METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan a. Bahan Baku b. Bahan kimia 2. Alat B. METODE PENELITIAN 1. Pembuatan Biodiesel

METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan a. Bahan Baku b. Bahan kimia 2. Alat B. METODE PENELITIAN 1. Pembuatan Biodiesel METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan a. Bahan Baku Bahan baku yang digunakan untuk penelitian ini adalah gliserol kasar (crude glycerol) yang merupakan hasil samping dari pembuatan biodiesel. Adsorben

Lebih terperinci

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat Bab III Metodologi Penelitian ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu isolasi selulosa dari serbuk gergaji kayu dan asetilasi selulosa hasil isolasi dengan variasi waktu. Kemudian selulosa hasil isolasi dan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 DATA PENELITIAN

LAMPIRAN 1 DATA PENELITIAN LAMPIRAN 1 DATA PENELITIAN 1.1 BILANGAN IODIN ADSORBEN BIJI ASAM JAWA Dari modifikasi adsorben biji asam jawa yang dilakukan dengan memvariasikan rasio adsorben : asam nitrat (b/v) sebesar 1:1, 1:2, dan

Lebih terperinci

4. Hasil dan Pembahasan

4. Hasil dan Pembahasan 4. Hasil dan Pembahasan 4.1. Sintesis Polistiren Sintesis polistiren yang diinginkan pada penelitian ini adalah polistiren yang memiliki derajat polimerisasi (DPn) sebesar 500. Derajat polimerisasi ini

Lebih terperinci