Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha"

Transkripsi

1 Yayasan Spiritia No. 59, Oktober 2007 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Evaluasi tahunan Yayasan Spiritia Oktober 2007 Oleh: Caroline Thomas Pada tahun ini, Yayasan Spiritia mengadakan Evaluasi tahunan terhadap program-program yang sudah dilaksanakan selama setahun ini. Kegiatan ini mengundang teman-teman dari Kelompok Penggagas (KP) dan Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) untuk mengevaluasi Yayasan Spiritia. Hal-hal yang dievaluasi adalah program Spiritia yaitu: Pelatihan keterampilan Kongres dan pertemuan Odha Wilayah Diseminasi Informasi Positive Fund dan ARV Fund Penguatan Kelompok Dukungan Sebaya. Ringkasan dari seluruh kegiatan evaluasi ini dibagi dalam beberapa poin: Hasil yang telah dicapai, Tantangan, dan Rekomendasi. Berikut ini adalah poin-poin penting yang berhasil didapat sebagai hasil evaluasi: Hasil yang telah dicapai oleh Yayasan Spiritia: Pembentukan dan penguatan KP dan KDS) di 71 Kabupaten/Kota. Program-program yang mendukung KP dan KDS: Pelatihan keterampilan yang mendukung pemberdayaan KP dan KDS, Kongres Nasional dan POW, Diseminasi informasi, Dana terbatas, ARV dan Positive Fund, Kegiatan Dukungan KP dan KDS. Kegiatan-kegiatan Pemberdayaan ODHA dan OHIDHA di wilayah/ propinsi/kk, dalam peningkatan ketrampilan, advokasi untuk pelayanan kesehatan dan rujukan dan jaringan kerjasama dengan stakeholders Adanya buku pedoman untuk KP dan KDS Tantangan yang dihadapi oleh Yayasan Spiritia: Pemberdayaan KP dan KDS dalam hal kuantitas karena cakupan wilayah dan kualitas SDM Peningkatan sumber daya manusia diperlukan dalam peran dan fungsinya dalam hal: ketrampilan teknis program (advokasi, pelatihan, pengembangan informasi), ketrampilan kepemimpinan, motivator/penggagas dan fasilitator, penguatan organisasi/kelompok dalam upaya pemberdayaan ODHA dan peningkatan kualitas hidupnya Pengembangan dan distribusi informasi belum dibuat secara kemitraan antara Spiritia dengan KP/KDS dan instansi/ organisasi lain/swasta. Daftar Isi Laporan Kegiatan 1 Evaluasi tahunan Yayasan Spiritia Oktober Pengetahuan adalah kekuatan 3 Faktor resiko metadon diluar program pengobatan 3 Beralih ke Nevirapine aman untuk yang berpengalaman dengan pengobatan dan CD4 tinggi 4 Harapan vaksin Hepatitis C 5 Vaksin Pneumokokus manjur pada Odha 5 Kotak obat dikaitkan dengan kepatuhan lebih tinggi terhadap ART dan penekanan virus 6 Menyelamatkan bayi: Sebuah kemenangan di Afrika 6 Pojok Info 7 Lembaran Informasi Baru 7 Tips 7 Tips untuk Odha 7 Tanya Jawab 8 Tanya Jawab 8 Positive Fund 8 Semua informasi di dalam Sahabat Senandika sekadar untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Sebelum melaksanakan suatu pengobatan sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter.

2 Kemandirian dan keberlanjutan KP dan KDS dengan kemampuan untuk mengakses sumber daya dan dana dari berbagai pihak. Rekomendasi yang diberikan oleh temanteman kepada Yayasan Spiritia: Spiritia perlu meneruskan dan meningkatkan pengembangan, implementasi dan monitoring dan evaluasi atas program-program yang dilakukan Perlu dikaji dan dikembangkan strategi dan pendekatan program yang sesuai dengan situasi dan kondisi daerah Strategi Spiritia perlu diarahkan untuk kesukarelawanan, kemandirian dan keberlanjutan KP dan KDS, baik secara ideologi maupun sumberdaya manusia dan dana Perlunya dukungan teknis yang terus menerus dalam meningkatkan kinerja kelompok, baik KP dan KDS Perlunya meningkatkan Kemitraan yang lebih intensif dengan KP dan KDS untuk penggalian masalah di daerahnya, merespon kebutuhan spesifik ODHA Meningkatkan jaringan kerjasama dengan berbagai stakeholders untuk pelibatan dan pemberdayaan ODHA dalam mewujudkan kualitas hidup ODHA di Indonesia. Terus menyalakan api komitmen dan konsistensi perjuangan pemberdayaan ODHA, baik Spiritia, KP dan KDS Pada hari kedua, juga dilaksanakan diskusi terbuka dan teman-teman bisa mengungkapkan apa saja mengenai keluhan, saran, dan pendapat mereka tentang isu HIV/AIDS secara keseluruhan. Berikut ini adalah beberapa topik yang didiskusikan dalam kegiatan ini: KP sebaiknya diinisiasi lebih cepat dan jangan sampai menunggu sampai sudah banyak KDS didaerah, baru memikirkan tentang KP. Harus ada forum komunikasi antar KP supaya bisa berbagi tentang keadaan atau cara menanggulangi permasalahan yang dihadapi, contohnya: On-job-training dari KDS yang digagasi supaya tahu cara kerja KP, Membuat siklus pergantian KP secara berkala supaya setiap KDS yang digagasi bisa merasa bagaimana menjadi KP, cara KP mengadvokasi kepada pemerintah lokal, dll. Cara KP dan KDS menyikapi laporan dari Depkes mengenai 20% Odha yang mulai ART dan mangkir (drop out) dan cara-cara KDS untuk bisa membantu mendorong kepatuhan. KDS di Lapas dan permasalahannya (obat, dokter, kemandirian, klinik VCT (Pokja) sendiri di Lapas, diskriminasi di Lapas, kerjasama dengan orang kunci di Lapas) Membahas kembali Nota kesepahaman (MoU) antara Spiritia dan KDS/KP Yang unik dari kegiatan evaluasi tahun ini, kami juga mengundang stakeholder nasional untuk mendengar secara langsung hasil dari pertemuan 2 hari dengan teman-teman. Selain itu kami juga menggunakan kesempatan ini untuk peserta bertemu dengan stakeholder. Pihakpihak stakeholder yang hadir pada kegiatan ini adalah dari: KPAN, Depkes, IHPCP, USAID, UNAIDS, UNDP, Secara keseluruhan, poin-poin penting yang dilontarkan adalah: Dari KPA: Sudah baik bahwa sekarang sudah ada pertanggung jawaban LSM diberikan kepada publik. Spiritia telah melakukan fungsi fasilitasi dengan membentuk kelompok komunitas. Secara program, masyarakat masih melihat persoalan HIV adalah persoalan Odha padahal dalam 20 tahun, masalah HIV adalah masalah kesehatan masyarakat. Tantangan ke depan adalah Yayasan Spiritia harus bisa membuat masyarakat melihat bahwa HIV adalah masalah masyarakat dan bukan Odha saja. KPAN belum bisa menanggulangi persoalan ini tapi ini adalah proses yang harus dijalankan secara bersama-sama. Dari Depkes: Sekarang lebih dari 150 unit RS dari pusat yang mendistribusikan ARV tetapi ketidaksinambungan kesediaan obat merupakan kendalanya. Oleh karena itu, ke depanna, akan distribusi obat akan diberikan melalui pemerintah Propinsi. Obat baik lini 1 dan lini 2 gratis. Beberapa obat untuk Infeksi Oportunistik sudah gratis namun 2 Sahabat Senandika No. 59

3 belum semuanya gratis. Pemeriksaan diusahakan disediakan. Untuk tes CD4 sudah 12 mesin yang disediakan. Untuk level kabupaten masih sulit karena terlalu banyak kabupaten di Indonesia tetapi kita tetap berharap suatu hari nanti akan disediakan. Tahun 2009 diharapkan seluruh kabupaten/kota dapat mengakses ARV. Yayasan Spiritia diharapkan untuk berpartisipasi menghilangkan pola pikir teman-teman yang berpikir bahwa obat yang mahal adalah yang baik. Sebaiknya lini 1 digunakan dulu karena juga baik, kecuali kalo sudah resisten baru beralih ke lini 2. Depkes akan selalu mengirimkan stok obat untuk 6 bulan per pasien. Tetapi Rumah sakit rujukan juga harus meminta ke Depkes melalui prosedur yang berlaku. Dari UNAIDS: Sudah dialokasi kurang lebih 20% dana dari Global Fund yang akan diberikan dan sudah ada kebijakan untuk melibatkan masyarakat madani dan Odha. Tetapi, untuk naik ke tingkat keterlibatan yang lebih besar, dibutuhkan kebijakan yang lebih jelas dan sumber daya yang cukup memadai. Dengan adanya dana tersebut juga, diharapkan masyarakat madani dan KP/KDS tahu cara membuat proposal kepada Global Fund sehingga dana yang tersedia bisa diakses dengan mudah oleh masyarakat. Oktober 2007 Pengetahuan adalah kekuatan Faktor resiko metadon diluar program pengobatan Oleh: D. Vlahov et al. Tanggal laporan 7 September 2007 Implikasi terhadap ART di antara pengguna narkoba suntikan Penyalahgunaan metadon di luar program terapi rumatan terjadi, namun alasan penggunaan metadon jalanan tidak dicirikan dengan baik. Pengobatan sendiri untuk sakaw gejala lepas zat adalah satu hipotesis yang masuk akal. Di antara pengguna narkoba yang terinfeksi HIV, beberapa obat antiretroviral (ARV) dapat mengurangi kemanjuran metadon, namun hubungan antara dampak tersebut dan penggunaan metadon sebagai unsur tambahan tetap belum dipastikan, penulis penelitian menjelaskan. Mereka mencoba memperkirakan frekuensi dan faktor risiko penggunaan metadon jalanan. Para peneliti memantau pengguna narkoba suntikan (injecting drug user/idu) yang dipilih melalui penjangkauan komunitas secara luas pada dan 1994, dengan memakai angket setiap enam bulan tentang riwayat kesehatan, pengunaan metadon sebagai obat dan narkoba, dan tes terkait HIV. Analisis dilakukan dengan memakaigeneralized estimating equation logistic regression. Analisis terhadap IDU yang memenuhi kriteria dan terdaftar menemukan 493 laporan penggunaan metadon jalanan selama masa tindak lanjut orang-tahun (4,0/100 orang-tahun). Berdasarkan analisis multivariat, penggunaan metadon jalanan lebih umum di antara perempuan, orang berkulit putih, orang berusia tahun, mereka yang melaporkan sakaw, kehadiran program riwayat metadon (6-12 bulan sebelum kunjungan), penggunaan heroin suntikan dengan atau tanpa kokain (tetapi tidak kokain saja) saat ini, menghisap atau menghirup heroin dan laporan menjajakan seks. Infeksi HIV atau pengobatannya tidak terkait dengan metadon jalanan. Hasil memberi kesan bahwa IDU yang lebih tua yang masih memakai heroin mungkin memakai metadon jalanan untuk mengobati sakaw. Ketiadaan tingkat penggunaan metadon jalanan yang lebih tinggi pada IDU HIV-positif 3

4 mengungkapkan bahwa interaksi antiretroviral/ metadon bukan penentu primer penggunaan di luar rangkaian pengobatan, penulis menyimpulkan. Ringkasan: Risk Factors for Methadone Outside Treatment Programs: Implications for HIV Treatment Among Injection Drug Users Sumber: Addiction Vol. 102; No. 5: P Beralih ke Nevirapine aman untuk yang berpengalaman dengan pengobatan dan CD4 tinggi Oleh: Michael Carter, aidsmap/ com. Tanggal laporan: 6 September 2007 Pasien yang mengalami peningkatan jumlah CD4 setelah memulai terapi antiretroviral (ART) dapat secara aman mengganti terapi ke rejimen yang mengandung NNRTI nevirapine. Hal ini berdasarkan penelitian di India yang diterbitkan dalam jurnal AIDS edisi 15 Agustus Memulai ART dengan rejimen yang mengandung nevirapine pada saat jumlah CD4 lebih tinggi mungkin berisiko toksisitas hati berat. Karena alasan ini, maka dianjurkan agar laki-laki dengan jumlah CD4 di atas 400 dan perempuan dengan jumlah CD4 di atas 250 tidak boleh memulai ART dengan kombinasi obat yang mengandung nevirapine. Data dari Eropa memberi kesan bahwa aman bagi pasien yang mengalami peningkatan jumlah CD4-nya untuk kemudian beralih ke nevirapine. Tetapi, data terbatas tentang keamanan penggantian ke nevirapine pada pasien yang berpengalaman dengan pengobatan di rangkaian terbatas sumber daya. Oleh karena itu para peneliti di India melakukan penelitian prospektif yang melibatkan 36 orang yang sudah memulai ART dengan rejimen berbasis efavirenz. Semua pasien memulai terapi dengan jumlah CD4 200 atau kurang, atau antara apabila mereka sudah mengembangkan penyakit terdefinisi AIDS. Ketika terapi dengan rejimen berbasis efavirenz dimulai, pasien mempunyai jumlah CD4 rata-rata 162. Ketika efavirenz digantikan dengan nevirapine, jumlah CD4 meningkat menjadi rata-rata 463. Setiap tiga bulan selama setahun berikutnya, pasien menjalani tes darah untuk memantau jumlah CD4 dan fungsi hati. Jumlah CD4 rata-rata meningkat menjadi 562 pada akhir masa tindak lanjut. Fungsi hati tidak berubah secara bermakna dalam 12 bulan setelah beralih ke nevirapine. Bahkan, proporsi pasien dengan peningkatan enzim hati menurun selama masa tindak lanjut. Pada saat pengobatan diganti, lima pasien dengan peningkatan fungsi hati grade 1, dan satu pasien mempunyai peningkatan grade 2. setelah setahun terapi dengan nevirapine, hanya satu pasien dengan peningkatan grade 1 dan tambahan satu pasien yang mempunyai peningkatan grade 2. Data ini memberi kesan bahwa pasien dengan pemulihan sistem kekebalan ketika beralih ke ART yang mengandung nevirapine ketika CD4-nya meningkat tidak mengalami peningkatan enzim hati, komentar para peneliti, menambahkan, penelitian ini memberi kesan bahwa ART berbasis nevirapine pada pasien dengan jumlah CD4 yang meningkat adalah efektif, aman, dan dapat ditahan dengan baik, sementara meningkatkan jumlah CD4. Para peneliti berkeyakinan bahwa temuan ini dapat memberi dampak penting, menulis jumlah pasien Odha yang baru ditempatkan dalam terapi nevirapine terus meningkat di dunia. Pemahaman patogenesis toksisitas nevirapine yang lebih baik memungkinkan pedoman pengobatan klinis yang lebih baik. Selanjutnya, para peneliti berpendapat bahwa temuan mereka dapat mengarah pada penghematan biaya secara bermakna. Mereka mencatat bahwa harga ART berbasis efavirenz hampir dua kali lebih mahal dibandingkan dengan ART berbasis nevirapine. Ringkasan: Switch to nevirapine safe for treatment-experienced patients with high CD4 cell counts Sumber: Kumarasamy N et al. Safety of switching to nevirapinebased highly active antiretroviral therapy at elevated CD4 cell counts in a resource-constrained setting. J Acquir Immune Defic SynDr. 45: , Sahabat Senandika No. 59

5 Harapan vaksin Hepatitis C Oleh: Lucy Goodchild, Society for General Microbiology. Tanggal laporan: 3 September 2007 Virus hepatitis C (HCV) menginfeksi hingga orang di Inggris saja, dengan banyak infeksi yang tidak terdiagnosis. Ini adalah penyebab tunggal terbesar orang membutuhkan pencangkokan hati di Inggris. Saat ini ilmuwan sudah menemukan antibodi monoklon yang membuat keberhasilan vaksin menjadi kenyataan, para peneliti dalam pertemuan ke-161 Society for General Microbiology di Universitas Edinburgh, Inggris, 3-6 September Pengobatan hepatitis mahal dan hanya berhasil pada separuh pasien. Pasien yang tidak diobati atau tidak menanggapi dapat mengembangkan sirosis hati, yang membahayakan jiwa atau memerlukan pencangkokan hati. Dalam usaha bersama dengan kelompok di seluruh Eropa dan AS, ilmuwan dari Universitas Nottingham baru-baru ini menemukan antibodi yang berhasil mencegah infeksi dengan banyak rangkaian model HCV di laboratorium. Kemungkinan klinis dari pekerjaan ini tidak dapat dibesar-besarkan. Menurut pengalaman, vaksin yang berhasil melawan virus memerlukan produksi antibodi, dan mungkin hal ini yang terjadi dengan HCV, dikatakan Dr. Alexander Tarr dari Virus Research Group di Universitas Nottingham. Menentukan bagian virus yang dapat dipicu untuk membuat antibodi netralisasi yang reaktif secara luas adalah kejadian penting dalam pengembangan vaksin HCV, yang akan mempunyai dampak manfaat kesehatan yang jelas bagi penderita hepatitis, dan juga dapat menolong kita merancang vaksin untuk penyakit virus kronis lain misalnya HIV. HCV menyerang 180 juta orang di seluruh dunia. Infeksi virus ini dapat mengakibatkan kanker hati, dan menjadi alasan paling umum untuk pencangkokan hati di Inggris dan AS. Saat ini kami juga sedang meneliti kemungkinan meningkatan tingkat keberhasilan pencangkokan hati dengan cara memberi infus antibodi ini pada orang tersebut dikatakan Dr. Tarr. Kami juga memakai informasi yang didapatkan melalui pengenalan dan pencirian tanggapan antibodi terhadap HCV untuk merancang cara baru membuat bakal vaksin. Apabila antibodi yang kami temukan dapat diproduksi melalui vaksinasi, pengendalian penyakit dimungkinan. Artikel asli: Possible Hepatitis C vaccine Vaksin Pneumokokus manjur pada Odha Oleh: POZ Vaksin pneumokokus polisakarid (polysaccharide pneumococcal vaccine/ppv) sudah sejak lama dianjurkan untuk Odha, tetapi berapa tingkat perlindungannya dalam pencegahan penyakit misalnya meningitis bakteri dan pneumonia? Hasil penelitian di Spanyol yang diterbitkan dalam jurnal Clinical Infectious Diseases versi internet, memberi pendapat bahwa vaksin tersebut efektif untuk mencegah penyakit yang dapat menjadi berat pada Odha, terlepas dari jumlah CD4 mereka. Penelitian ini termasuk penilaian rekam medis dari 736 pasien HIV-positif, termasuk orang dengan atau tanpa riwayat penyakit yang disebabkan oleh pneumonia streptokokus. Faktor yang meningkatkan risiko penyakit pneumokokus adalah sirosis hati, penyakit gangguan paru kronis (misalnya emfisema) dan kecanduan alkohol. Faktor pelindung termasuk penggunaan ART dan menerima PPV. Menurut pusat pengendalian penyakit (Centers for Disease Control/CDC) AS, risiko infeksi pneumokokus adalah sampai 100 kali lebih besar pada Odha dibandingkan orang dewasa lain yang berusia serupa. Dihimbau agar PPV diberi setiap lima tahun sekali. Walaupun penelitian memberi kesan bahwa orang yang jumlah CD4-nya rendah cenderung tidak menanggapi PPV, penelitian di Spanyol menyimpulkan bahwa PPV ini dikombinasikan dengan ART melindungi Odha yang jumlah CD4-nya kurang dari 200. Artikel asli: Pneumococcal Vaccine Effective in Positive People Oktober

6 Kotak obat dikaitkan dengan kepatuhan lebih tinggi terhadap ART dan penekanan virus Oleh: Maya L. Petersen, dkk Tgl. laporan: 24 Agustus 2007 Latar belakang. Kotak obat tidak mahal dan mudah dipakai; tetapi dampaknya pada kepatuhan terhadap pengobatan antiretroviral (ARV) belum diketahui. Metode. Data didapatkan dari kelompok penelitian terhadap 245 peserta Odha yang diamati sejak 1996 hingga 2000 di San Francisco, California, AS. Kepatuhan adalah hasil primer dan diukur memakai penghitungan jumlah pil bulanan yang tidak diumumkan sebelumnya. Viral load HIV dalam darah dipertimbangkan sebagai hasil sekunder. Model struktur marjinal dipakai untuk memperkirakan dampak penggunaan kotak obat terhadap kepatuhan dan penekanan virus, disesuaikan terhadap faktor pembaur jumlah CD4, viral load, kepatuhan sebelumnya, penggunaan narkoba, ciri-ciri demografi serta pengobatan saat ini dan sebelumnya. Hasil. Penggunaan kotak obat diperkirakan meningkatkan kepatuhan sebanyak 4,1%-4,5% dan dikaitkan dengan penurunan viral load sebanyak 0,34-0,37 log dan 14,2%-15,7% lebih mungkin mencapai viral load # 400 (rasio odds, 1,8-1,9). Seluruh perkiraan terhadap dampak ini bermakna secara statistik. Kesimpulan. Kotak obat tampak meningkatkan kepatuhan terhadap ART secara bermakna dan meningkatkan penekanan virologi. Kami memperkirakan bahwa kotak obat dapat dikaitkan dengan biaya hampir dolar AS per tahun penyesuaian mutu kehidupan. Kotak obat harus dijadikan intervensi baku untuk meningkatkan kepatuhan terhadap ART. Abstrak asli: Pillbox Organizers Are Associated with Improved Adherence to HIV Antiretroviral Therapy and Viral Suppression: A Marginal Structural Model Analysis Menyelamatkan bayi: Sebuah kemenangan di Afrika Oleh: John Donnelly, Boston Globe. Tanggal laporan: 27 Agustus 2007 Botswana sudah mengurangi tingkat penularan HIV dari ibu-ke-bayi (MTCT) menjadi kurang dari empat persen tahun ini. Hasil dukungan politik dan logistik terhadap kebijakan pencegahan yang kuat. Ini adalah pertama kali di negara berkembang yang mencapai tingkat MTCT mendekati yang terjadi di Eropa dan AS. Di Botswana kurang lebih 34 persen ibu yang hamil terinfeksi HIV. Botswana meluncurkan program pencegahan MTCT pada 2001, tetapi masih banyak ibu yang tidak dites HIV. Pada 2004, Presiden Festus Mogae memprakarsai tes HIV secara sukarela dan secara menyeluruh, sehingga tingkat skrining melonjak hingga lebih dari 90 persen. Program MTCT di Botswana memakai tes HIV 20-menit pada ibu hamil. Pada ibu hamil yang HIV-positif, program tersebut menyediakan AZT selama empat minggu dan kemudian nevirapine dosis tunggal untuk ibu dan anak saat kelahiran. Pada 2005, pemerintah mulai melakukan tes pada bayi dari ibu yang HIV-positif dengan menganalisis DNA darah yang dikeringkan. Hal ini memungkinkan dokter untuk secara cepat membedakan bayi yang sungguh terinfeksi HIV dengan bayi yang mempunyai antibodi HIV karena secara alami disalurkan dari yang ibu HIV-positif pada bayinya. Dalam survei tes DNA darah, infeksi HIV di antara bayi dari ibu yang terinfeksi menurun dari tujuh persen di antara menjadi hanya 3.9 persen atau 51 di antara bayi antara November 2006 dan Februari Dengan perbandingan, tingkat MTCT di provinsi KwaZulu-Natal di Afrika Selatan pada penelitian 2006 adalah 20,6 persen. Tes DNA yang lebih cepat pada bayi memberi dukungan moral yang sangat kuat pada setiap orang: petugas kesehatan, yang pada akhirnya melihat keberhasilan usaha mereka, dan untuk para ibu, yang hampir semuanya diberi hadiah bayi yang HIV-negatif, dikatakan Dr. Tracy Creek, seorang epidemiologis CDC di Botswana. Artikel asli: Saving the Babies: A Victory in Africa 6 Sahabat Senandika No. 59

7 Pojok Info Tips Lembaran Informasi Baru Pada Oktober 2007, Yayasan Spiritia telah menerbitkan 15 lembaran informasi yang direvisi: Informasi Dasar Lembaran Informasi 001 Daftar Lembaran Informasi Terapi Antiretroviral Lembaran Informasi 400 Penggunaan Obat Antiretroviral Lembaran Informasi 401 Nama Obat Antiretroviral Lembaran Informasi 410 Terapi Antiretroviral Lembaran Informasi 442 Ritonavir Lembaran Informasi 443 Saquinavir Lembaran Informasi 444 Nelfinavir Lembaran Informasi 446 Lopinavir/Ritonavir Lembaran Informasi 479 Hidroksiurea (urutan baru, ganti 469) Lembaran Informasi 481 Pemulihan Kekebalan (urutan baru, ganti 470) Lembaran Informasi 482 Interleukin-2 (urutan baru, ganti 472) Lembaran Informasi 483 Sindrom Pemulihan Kekebalan (urutan baru, ganti 473) Infeksi Oportunistik Lembaran Informasi 515 Tuberkulosis (TB) Efek Samping Lembaran Informasi 555 Neuropati Perifer Referensi Lembaran Informasi 910 Daftar Interaksi Obat NNRTI/PI Lembaran Informasi 911 Daftar Interaksi Obat NRTI Untuk memperoleh lembaran revisi ini atau seri Lembaran Informasi lengkap, silakan hubungi Yayasan Spiritia dengan alamat di halaman belakang atau browse ke situs web Spiritia: < Tips untuk Odha Agar terhindar dari infeksi toksoplasmosis, ikuti langkah-langkah pencegahan infeksi sedini mungkin: 1. Periksakan kucing atau binatang piaraan yang ada di rumah Anda ke dokter hewan, untuk mengetahui apakah binatang tersebut terinfeksi parasit toksoplasma secara aktif atau tidak 2. Apabila kucing atau binatang piaraan tersebut berada pada masa penularan aktif (sekitar 6 minggu), titipkanlah binatang piaraan tersebut pada tempat penitipan binatang piaraan. 3. Jangan biarkan kucing atau anjing makan daging mentah, pergi ke luar rumah, berburu tikus atau burung, dan bermain dengan kucing atau anjing lain. 4. Jangan mengadakan kontak langsung, baik dengan kandang maupun kotoran hewan piaraan. Mintalah orang lain untuk membersihkannya. Jika terpaksa harus membersihkan sendiri, pakailah sarung tangan, dan cucilah tangan Anda sampai bersih. Karena virus tersebut sangat aktif, jangan lupa untuk membersihkan kandang setiap hari. 5. Hindari mengkonsumsi daging mentah atau minum susu yang belum disterilkan. 6. Cuci sampai bersih sayuran dan buahbuahan sebelum Anda konsumsi. 7. Segeralah berobat ke dokter bila ternyata Anda terinfeksi parasit toksoplasma. Oktober

8 Tanya Jawab Tanya Jawab T: Saya seorang wanita HIV-positif dan memiliki seorang anak berusia sepuluh tahun yang HIV negatif. Saya tidak pernah menceritakan padanya bahwa saya punya penyakit. Jika mengunjungi dokter, saya katakan padanya bahwa saya sedang mengunjungi seorang bibi. Saya sangat berhati-hati merahasiakan hal ini padanya. Tapi saya pernah berpikir untuk menyusun semacam persiapan adopsi jika saya meninggal nanti. Saya kira, jika hal itu saya lakukan saya akan mengatakan hal sebenarnya pada anak saya. Tapi rasanya saya seperti akan hancur. Ia sangat periang dan polos. Ia membantu saya untuk tetap tegar. Ada saran bagaimana saya harus mengatakan padanya tapi tidak membuat saya dan anak saya hancur? J: Ini merupakan masalah yang rumit dan merupakan beban emosional. Saya sarankan Anda menemui seorang ahli terapi keluarga untuk menyusun strategi mengungkapkan kondisi kesehatan Anda pada anak. Saya sangat yakin bahwa rahasia di dalam suatu keluarga itu tidak sehat, dan sebenarnya Anda bermaksud untuk melindungi anak. Pada kenyataannya Anda hanya melindungi diri sendiri. Dengan segala cara, Anda harus menyusun persiapan tentang siapa yang akan merawatnya nanti. Bukan hanya pada saat akhir hidup Anda, tapi mulai ketika Anda dirawat di rumah sakit. Ini penting untuk menjadi orang tua yang bertanggung jawab dan untuk memastikan bahwa harapan Anda bisa dilanjutkan jika penyakit Anda menjadi semakin parah atau memburuk. Saya pikir, keterbukaan Anda mengenai kondisi kesehatan Anda lebih menguntungkan daripada ketidaknyamanan yang akan terjadi pada awalnya. Memang ini akan menjadi bahan pembicaraan yang menyakitkan, tapi pada akhirnya akan membuat Anda berdua lebih dekat. Berhati-hatilah agar tidak membanjirinya dengan informasi yang lebih banyak daripada yang dibutuhkan atau yang bisa dipahami oleh anak Anda. Pertanyaan dijawab oleh: Michael Shernoff, MSW Positive Fund Laporan Keuangan Positive Fund Yayasan Spiritia Periode Oktober 2007 Saldo awal 1 Oktober ,694,919 Penerimaan di bulan Oktober ,000+ Total penerimaan 19,994,919 Pengeluaran selama bulan Oktober : Item Jumlah Pengobatan 127,000 Transportasi 0 Komunikasi 0 Peralatan / Pemeliharaan 0 Modal Usaha 2,980,000+ Total pengeluaran 3,107,000- Saldo akhir Positive Fund per 31 Oktober ,887,919 Sahabat Senandika Diterbitkan sekali sebulan oleh Yayasan Spiritia dengan dukungan THE FORD FOUNDATION Kantor Redaksi: Jl. Johar Baru Utara V No 17 Jakarta Pusat Telp: (021) dan (021) Fax: (021) yayasan_spiritia@yahoo.com Editor: Caroline Thomas Copyright 2002 Yayasan Spiritia. Izin dikeluarkan bukan untuk diperdagangkan, sehingga bila mengutip isinya Anda harus mencantumkan sumber (termasuk alamat dan nomor telepon). Semua informasi di dalam Sahabat Senandika sekadar untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Sebelum melaksanakan suatu pengobatan sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter. 8 Sahabat Senandika No. 59

HIV dan Anak. Prakata. Bagaimana bayi menjadi terinfeksi? Tes HIV untuk bayi. Tes antibodi

HIV dan Anak. Prakata. Bagaimana bayi menjadi terinfeksi? Tes HIV untuk bayi. Tes antibodi Prakata Dengan semakin banyak perempuan di Indonesia yang terinfeksi HIV, semakin banyak anak juga terlahir dengan HIV. Walaupun ada cara untuk mencegah penularan HIV dari ibu-ke-bayi (PMTCT), intervensi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya

BAB 1 PENDAHULUAN. merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya menjaga sistem kekebalan

Lebih terperinci

Pelatihan Pendidik Pengobatan

Pelatihan Pendidik Pengobatan Yayasan Spiritia Pelatihan Pendidik Pengobatan Latar Belakang Kami di Spiritia sering diminta menjadi penyelenggara pelatihan Pendidik Pengobatan untuk kelompok dukungan sebaya atau organisasi lain. Walaupun

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 27, Februari 2005 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pertemuan Odha se-jawa Oleh Siradj Okta Yayasan Spiritia baru saja menyelenggarakan

Lebih terperinci

Terapi antiretroviral untuk infeksi HIV pada bayi dan anak:

Terapi antiretroviral untuk infeksi HIV pada bayi dan anak: Terapi antiretroviral untuk infeksi HIV pada bayi dan anak: Menuju akses universal Oleh: WHO, 10 Juni 2010 Ringkasan eksekutif usulan. Versi awal untuk perencanaan program, 2010 Ringkasan eksekutif Ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah HIV/AIDS. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang

BAB I PENDAHULUAN. masalah HIV/AIDS. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah HIV/AIDS merupakan masalah kesehatan yang mengancam Indonesia dan banyak negara di seluruh dunia. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari masalah HIV/AIDS.

Lebih terperinci

X. Perubahan rejimen ARV pada bayi dan anak: kegagalan terapi

X. Perubahan rejimen ARV pada bayi dan anak: kegagalan terapi ART untuk infeksi HIV pada bayi dan anak dalam rangkaian terbatas sumber daya (WHO) X. Perubahan rejimen ARV pada bayi dan anak: kegagalan terapi Kepatuhan yang kurang, tingkat obat yang tidak cukup, resistansi

Lebih terperinci

BAB II PENDAHULUANN. Syndromem (AIDS) merupakan masalah global yang terjadi di setiap negara di

BAB II PENDAHULUANN. Syndromem (AIDS) merupakan masalah global yang terjadi di setiap negara di 1 BAB II PENDAHULUANN 1.1 Latar Belakangg Humann Immunodeficiencyy Viruss (HIV) / Acquired Immuno Deficiency Syndromem (AIDS) merupakan masalah global yang terjadi di setiap negara di dunia, dimana jumlah

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 43, Juni 2006 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan United Nations General Assembly Special Session on HIV/AIDS. New York, 31 Mei - 2 Juni

Lebih terperinci

Meyakinkan Diagnosis Infeksi HIV

Meyakinkan Diagnosis Infeksi HIV ART untuk infeksi HIV pada bayi dan anak dalam rangkaian terbatas sumber daya (WHO) IV. Meyakinkan Diagnosis Infeksi HIV Bagian ini merangkum usulan WHO untuk menentukan adanya infeksi HIV (i) agar memastikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan permasalahan penyakit menular seksual termasuk Human Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan kualitatif. HIV merupakan

Lebih terperinci

Apa itu HIV/AIDS? Apa itu HIV dan jenis jenis apa saja yang. Bagaimana HIV menular?

Apa itu HIV/AIDS? Apa itu HIV dan jenis jenis apa saja yang. Bagaimana HIV menular? Apa itu HIV/AIDS? Apa itu HIV dan jenis jenis apa saja yang HIV berarti virus yang dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia. Ini adalah retrovirus, yang berarti virus yang mengunakan sel tubuhnya sendiri

Lebih terperinci

1 Universitas Kristen Maranatha

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Human Immunodeficiency Virus / Acquired Immunodeficiency Syndrome atau yang kita kenal dengan HIV/AIDS saat ini merupakan global health issue. HIV/AIDS telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hangat dibahas dalam masa sekarang ini adalah penyakit HIV/AIDS (Human

BAB I PENDAHULUAN. hangat dibahas dalam masa sekarang ini adalah penyakit HIV/AIDS (Human 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan masalah kesehatan global yang menjadi perbincangan masyarakat di seluruh

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 45, Agustus 2006 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Konferensi AIDS Internasional XVI, Toronto, 13-18 Agustus 2006 Oleh: Siradj Okta

Lebih terperinci

Pengobatan Untuk AIDS: Ingin Mulai?

Pengobatan Untuk AIDS: Ingin Mulai? Spiritia seri buku kecil hiv-aids 2016 Pengobatan Untuk AIDS: Ingin Mulai? HEALTH Spiritia seri buku kecil hiv-aids 2016 Pengobatan Untuk AIDS: Ingin Mulai? Chris W Green Spiritia Jl. Kemiri No.10, Gondangdia,

Lebih terperinci

Nama : Ella Khairatunnisa NIM : SR Kelas : SI Reguler IV B Asuhan Keperawatan Klien Dengan HIV/AIDS

Nama : Ella Khairatunnisa NIM : SR Kelas : SI Reguler IV B Asuhan Keperawatan Klien Dengan HIV/AIDS Nama : Ella Khairatunnisa NIM : SR072010031 Kelas : SI Reguler IV B Asuhan Keperawatan Klien Dengan HIV/AIDS Asuhan Keperawatan Wanita Dan Anak Dengan HIV/AIDS 1. Pencegahan Penularan HIV pada Wanita dan

Lebih terperinci

V. Kapan mulai terapi antiretroviral pada bayi dan anak

V. Kapan mulai terapi antiretroviral pada bayi dan anak ART untuk infeksi HIV pada bayi dan anak dalam rangkaian terbatas sumber daya (WHO) V. Kapan mulai terapi antiretroviral pada bayi dan anak Proses pengambilan keputusan untuk mulai ART pada bayi dan anak

Lebih terperinci

Pengobatan untuk AIDS: Ingin Mulai?

Pengobatan untuk AIDS: Ingin Mulai? SERI BUKU KECIL Pengobatan untuk AIDS: Ingin Mulai? Oleh Chris W. Green Jl. Johar Baru Utara V No. 17, Johar Baru, Jakarta 10560 Telp: (021) 422 5163, 422 5168, Fax: (021) 4287 1866, E-mail: info@spiritia.or.id,

Lebih terperinci

XII. Pertimbangan untuk bayi dan anak koinfeksi TB dan HIV

XII. Pertimbangan untuk bayi dan anak koinfeksi TB dan HIV ART untuk infeksi HIV pada bayi dan anak dalam rangkaian terbatas sumber daya (WHO) XII. Pertimbangan untuk bayi dan anak koinfeksi TB dan HIV Tuberkulosis (TB) mewakili ancaman yang bermakna pada kesehatan

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 14, Januari 2004 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pelatihan Mengikuti Konferensi Internasional Oleh Siradj Okta Salah satu program

Lebih terperinci

HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan spiritia

HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan spiritia SERI BUKU KECIL HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan spiritia HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan Buku ini adalah terjemahan dan penyesuaian dari HIV, Pregnancy

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN Peningkatan harga diri penderita HIV/AIDS dapat dilakukan dengan memberi pelatihan. Oleh karenannya, seorang penderita HIV/AIDS atau ODHA sangat perlu diberi terapi psikis dalam bentuk

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 21, Agustus 2004 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Pengalaman... Laporan Program ARV di Afrika Selatan Oleh Keith Alcorn, 27 April 2004 Para peneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit menular menjadi masalah dalam kesehatan masyarakat di Indonesia dan hal ini sering timbul sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) yang menyebabkan kematian penderitanya.

Lebih terperinci

Latar belakang, Skema & Implementasi SUFA (Strategic Use of Antiretroviral) di Indonesia

Latar belakang, Skema & Implementasi SUFA (Strategic Use of Antiretroviral) di Indonesia Lecture Series Inisiasi Dini Terapi Antiretroviral untuk Pencegahan dan Pengobatan Oleh Pusat Penelitian HIV & AIDS Atma Jaya Jakarta, 25 Februari 2014 Pembicara: 1) Yudi (Kotex, perwakilan komunitas)

Lebih terperinci

PROFIL Kelompok Penggagas Kasih Plus Jaringan Orang Dengan HIV dan AIDS Kediri - Jawa Timur

PROFIL Kelompok Penggagas Kasih Plus Jaringan Orang Dengan HIV dan AIDS Kediri - Jawa Timur PROFIL Kelompok Penggagas Kasih Plus Jaringan Orang Dengan HIV dan AIDS Kediri - Jawa Timur Kasih Plus... Merupakan sebuah Jaringan Orang Dengan HIV dan AIDS yang menjadi Penggagas untuk Kelompok Dukungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tahun 2013 menjelaskan. HIV atau Human Immunodefisiensi Virus merupakan virus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tahun 2013 menjelaskan. HIV atau Human Immunodefisiensi Virus merupakan virus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tahun 2013 menjelaskan HIV atau Human Immunodefisiensi Virus merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Menurut Center

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber: Kemenkes, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Sumber: Kemenkes, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang merupakan penyebab dari timbulnya Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), masih menjadi masalah kesehatan utama secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas dan menjadi isu global yaitu Infeksi HIV/AIDS.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas dan menjadi isu global yaitu Infeksi HIV/AIDS. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit menular saat ini masih menjadi masalah utama kesehatan masyarakat di Indonesia dan merupakan penyebab kematian bagi penderitanya. Penyakit menular adalah penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan kelanjutan dari apa yang sudah dibangun pada Millenium Development Goals (MDGs), memiliki 5 pondasi yaitu manusia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Epidemi Human Immunodeficiency Virus (HIV) secara global masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Masalah kesehatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahkan negara lain. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahkan negara lain. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah HIV merupakan masalah kesehatan yang mengancam Indonesia bahkan negara lain. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari masalah HIV/AIDS dan menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. infeksi Human Immunodificiency Virus (HIV). HIV adalah suatu retrovirus yang

BAB I. PENDAHULUAN. infeksi Human Immunodificiency Virus (HIV). HIV adalah suatu retrovirus yang BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang AIDS (Accquired Immunodeficiency Syndrom) adalah stadium akhir pada serangkaian abnormalitas imunologis dan klinis yang dikenal sebagai spektrum infeksi Human Immunodificiency

Lebih terperinci

Pertemuan Koordinasi Kelompok Penggagas. Update pengobatan HIV. Penyembuhan. Perkembangan obat. Pertemuan Koordinasi Kelompok Penggagas

Pertemuan Koordinasi Kelompok Penggagas. Update pengobatan HIV. Penyembuhan. Perkembangan obat. Pertemuan Koordinasi Kelompok Penggagas Pertemuan Koordinasi Kelompok Penggagas Update tentang Pengobatan HIV 1. Perkenalkan diri serta pengalaman Anda. Perkenalkan sesi ini sebagai ringkasan yang sangat singkat mengenai perkembangan dalam perawatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human immunodeficiency virus (HIV) adalah suatu jenis retrovirus yang memiliki envelope, yang mengandung RNA dan mengakibatkan gangguan sistem imun karena menginfeksi

Lebih terperinci

HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan

HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan SERI BUKU KECIL HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan Jl. Johar Baru Utara V No. 17, Johar Baru, Jakarta 10560 Telp: (021) 422 5163, 422 5168, Fax: (021) 4287 1866, E-mail: info@spiritia.or.id, Situs

Lebih terperinci

Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS), yaitu sekumpulan gejala. oleh adanya infeksi oleh virus yang disebut Human Immuno-deficiency Virus

Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS), yaitu sekumpulan gejala. oleh adanya infeksi oleh virus yang disebut Human Immuno-deficiency Virus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS), yaitu sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena turunnya sistem kekebalan tubuh. AIDS disebabkan oleh adanya infeksi

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 48, November 2006 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pertemuan Konsultasi untuk Perpaduan Layanan Pencegahan dan Pengelolaan Infeksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. tertinggi dia Asia sejumlah kasus. Laporan UNAIDS, memperkirakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. tertinggi dia Asia sejumlah kasus. Laporan UNAIDS, memperkirakan 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKAA 2.1 Epidemiologi HIV/AIDS Secara global Indonesia menduduki peringkat ketiga dengan kasusa HIV tertinggi dia Asia sejumlah 380.000 kasus. Laporan UNAIDS, memperkirakan pada tahun

Lebih terperinci

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIRETROVIRAL PADA ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA) Edy Bachrun (Program Studi Kesehatan Masyarakat, STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun) ABSTRAK Kepatuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada pembinaan kesehatan (Shaping the health of the nation), yaitu upaya kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. pada pembinaan kesehatan (Shaping the health of the nation), yaitu upaya kesehatan 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 pasal 46 dan 47 menyatakan bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat, diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Infeksi Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit yang menimbulkan masalah besar di dunia.tb menjadi penyebab utama kematian

Lebih terperinci

Pemberian ARV pada PMTCT. Dr. Janto G. Lingga,SpP

Pemberian ARV pada PMTCT. Dr. Janto G. Lingga,SpP Pemberian ARV pada PMTCT Dr. Janto G. Lingga,SpP Terapi & Profilaksis ARV Terapi ARV Penggunaan obat antiretroviral jangka panjang untuk mengobati perempuan hamil HIV positif dan mencegah MTCT Profilaksis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit, diantaranya Acquired Immuno Defeciency Syndrome. (AIDS) adalah kumpulan penyakit yang disebabkan oleh Virus

BAB I PENDAHULUAN. penyakit, diantaranya Acquired Immuno Defeciency Syndrome. (AIDS) adalah kumpulan penyakit yang disebabkan oleh Virus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akhir dekade ini telah di jumpai berbagai macam penyakit, diantaranya Acquired Immuno Defeciency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan penyakit yang disebabkan oleh Virus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodefficiency Virus (HIV) adalah virus penyebab Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodefficiency Virus (HIV) adalah virus penyebab Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodefficiency Virus (HIV) adalah virus penyebab Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) yang menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga pengidap akan rentan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Berdasarkan data yang diterbitkan oleh Joint United National Program on

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Berdasarkan data yang diterbitkan oleh Joint United National Program on BAB I PENDAHULUAN A.Latar belakang Infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) saat ini merupakan masalah kesehatan terbesar di dunia. Berdasarkan data yang

Lebih terperinci

Hepatitis: suatu gambaran umum Hepatitis

Hepatitis: suatu gambaran umum Hepatitis Hepatitis: suatu gambaran umum Hepatitis Apakah hepatitis? Hepatitis adalah peradangan hati. Ini mungkin disebabkan oleh obat-obatan, penggunaan alkohol, atau kondisi medis tertentu. Tetapi dalam banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan menggunakan RNA-nya dan DNA penjamu. imun, hal ini terjadi karena virus HIV menggunakan DNA dari CD4 + dan

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan menggunakan RNA-nya dan DNA penjamu. imun, hal ini terjadi karena virus HIV menggunakan DNA dari CD4 + dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Virus HIV (Human Immunodefeciency Virus) adalah retrovirus yang mempunyai kemampuan menggunakan RNA-nya dan DNA penjamu untuk membentuk virus DNA dan menginfeksi tubuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh manusia. 1 HIV yang tidak. terkendali akan menyebabkan AIDS atau Acquired Immune Deficiency

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh manusia. 1 HIV yang tidak. terkendali akan menyebabkan AIDS atau Acquired Immune Deficiency 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah virus yang menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh manusia. 1 HIV yang tidak terkendali akan menyebabkan AIDS atau Acquired

Lebih terperinci

Jurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN :

Jurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN : Jurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN : 2302-8254 Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Pasien HIV/AIDS di Poliklinik Khusus Rawat Jalan Bagian Penyakit Dalam RSUP dr. M. Djamil Padang

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 38, Januari 2006 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Laporan Singkat: Simposium Bangkok Pengobatan HIV ke-9 (1) Oleh Babe, 22 Januari

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN (INFORM CONSENT)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN (INFORM CONSENT) LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN (INFORM CONSENT) Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan ODHA Dalam Menjalani Terapi Antiretroviral di Rumah Sakit Umum Pirngadi Medan Tahun 2012

Lebih terperinci

Oleh: Logan Cochrane

Oleh: Logan Cochrane Oleh: Logan Cochrane Pengenalan P. Kepanjangan dari apakah HIV itu? J.Human Immuno-deficiency Virus P. Kepanjangan dari apakah AIDS? J. Acquired Immune Deficiency Syndrome Keduanya memiliki hubungan sebab

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 28, Maret 2005 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pelatihan Pendidik Pengobatan Lampung, 14 20 Maret 2005 Oleh Odon Bayu Pradjanto Pertengahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV)/ Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) telah menjadi masalah yang serius bagi dunia kesehatan. Menurut data World Health

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya menjaga sistem

Lebih terperinci

Lampiran 1 KUESIONER PERILAKU PENGGUNA NAPZA SUNTIK DI DALAM MENGIKUTI PROGRAM TERAPI RUMATAN METADON DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2010

Lampiran 1 KUESIONER PERILAKU PENGGUNA NAPZA SUNTIK DI DALAM MENGIKUTI PROGRAM TERAPI RUMATAN METADON DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2010 Lampiran 1 KUESIONER PERILAKU PENGGUNA NAPZA SUNTIK DI DALAM MENGIKUTI PROGRAM TERAPI RUMATAN METADON DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2010 I. INFORMASI WAWANCARA 1. Nomor Urut Responden... 2. Nama Responden...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang awalnya

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang awalnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang awalnya menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, menyebabkan penyakit Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 37, Desember 2005 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Partisipasi Spiritia dalam workshop PMI Oleh: O. Baju. Bradjanto Pada tanggal 12

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan AIDS adalah suatu penyakit yang fatal. Penyakit ini disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus atau

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Minum ARV di Indonesia

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Minum ARV di Indonesia Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Minum ARV di Indonesia LATAR BELAKANG Menurunkan risiko kematian Mengurangi angka kesakitan Mengurangi jumlah virus Meningkatkan daya tahan tubuh METODE

Lebih terperinci

Pemutakhiran Pedoman Nasional Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Ba

Pemutakhiran Pedoman Nasional Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Ba Pemutakhiran Pedoman Nasional Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Ba Dr. Muh. Ilhamy, SpOG Direktorat Bina Kesehatan Ibu, Ditjen Bina Kesmas, Depkes RI Pertemuan Update Pedoman Nasional PMTCT Bogor, 4

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menginfeksi sel-sel sistem kekebalan tubuh, menghancurkan atau merusak

BAB I PENDAHULUAN. menginfeksi sel-sel sistem kekebalan tubuh, menghancurkan atau merusak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan retrovirus yang menginfeksi sel-sel sistem kekebalan tubuh, menghancurkan atau merusak fungsi. Selama infeksi berlangsung,

Lebih terperinci

SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan mencapai gelar Sarjana Farmasi ( S1 )

SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan mencapai gelar Sarjana Farmasi ( S1 ) STUDI PENGGUNAAN ANTIRETROVIRAL PADA PENDERITA HIV(Human Immunodeficiency Virus) POSITIF DI KLINIK VOLUNTARY CONSELING AND TESTING RSUD dr. SOEBANDI JEMBER Periode 1 Agustus 2007-30 September 2008 SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah retrovirus yang menginfeksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah retrovirus yang menginfeksi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah retrovirus yang menginfeksi sel-sel dari sistem kekebalan tubuh, menghancurkan atau merusak fungsinya. Selama infeksi berlangsung,

Lebih terperinci

I. Identitas Informan No. Responden : Umur : tahun

I. Identitas Informan No. Responden : Umur : tahun KUESIONER PENELITIAN PENGARUH PENGETAHUAN DAN PERSEPSI PENDERITA HIV/AIDS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG TENTANG PENYAKIT AIDS DAN KLINIK VCT TERHADAP TINGKAT PEMANFAATAN

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 50, Febuari 2007 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Laporan Kegiatan Pertemuan Nasional HIV/AIDS, 3-8 Febuari 2007 Sambutan oleh Aktivis

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 18, Mei 2004 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Akreditasi Fasilitas Layanan Kesehatan Oleh Babe Saya mengikuti WHO Consultation on Accreditation

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Angka morbiditas dan angka mortalitas yang disebabkan oleh infeksi Human

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Angka morbiditas dan angka mortalitas yang disebabkan oleh infeksi Human BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka morbiditas dan angka mortalitas yang disebabkan oleh infeksi Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) semakin meningkat dan

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 40, Maret 2006 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pertemuan Odha Wilayah Jawa (2006) Oleh: Siradj Okta Pada pertengahan bulan Maret tahun

Lebih terperinci

Jangan cuma Ragu? Ikut VCT, hidup lebih a p sti

Jangan cuma Ragu? Ikut VCT, hidup lebih a p sti Ragu? Jangan cuma Ikut VCT, hidup lebih pasti Sudahkah anda mengetahui manfaat VCT* atau Konseling dan Testing HIV Sukarela? *VCT: Voluntary Counselling and Testing 1 VCT atau Konseling dan testing HIV

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara di Asia dengan epidemi HIV (human immunodeficiancy virus) yang berkembang paling cepat menurut data UNAIDS (United Nations

Lebih terperinci

OUT-OF-POCKET PASIEN HIV/AIDS RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT KETERGANTUNGAN OBAT JAKARTA TAHUN 2012

OUT-OF-POCKET PASIEN HIV/AIDS RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT KETERGANTUNGAN OBAT JAKARTA TAHUN 2012 OUT-OF-POCKET PASIEN HIV/AIDS RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT KETERGANTUNGAN OBAT JAKARTA TAHUN 2012 Zaki Dinul, Kurnia Sari, Mardiati Nadjib Universitas Indonesia Outline 1. Latar Belakang 2. Rumusan Masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi masalah kesehatan global. Kasus HIV/AIDS yang dilaporkan secara global

BAB I PENDAHULUAN. menjadi masalah kesehatan global. Kasus HIV/AIDS yang dilaporkan secara global 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Epidemi HIV/AIDS sejak pertama kali ditemukan hingga saat ini masih menjadi masalah kesehatan global. Kasus HIV/AIDS yang dilaporkan secara global 34 juta, jumlah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masing-masing. Pelayanan publik dilakukan oleh pemerintah baik di tingkat

I. PENDAHULUAN. masing-masing. Pelayanan publik dilakukan oleh pemerintah baik di tingkat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelayanan publik merupakan tanggung jawab Negara dan pemerintah yang kemudian dilaksanakan oleh instansi pemerintah sesuai dengan bidangnya masing-masing. Pelayanan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Adherence Scale (MMAS).

ABSTRAK. Adherence Scale (MMAS). iv ABSTRAK HIV positif merupakan kondisi ketika terdapat infeksi Human Immunodeficiency Virus di dalam darah seseorang. Sedangkan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala yang timbul

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 65, April 2008 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pertemuan Odha Propinsi Kalimantan Barat II Pontianak, 17-19 Mei 2008 Oleh: Fransisca

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh pemerintah untuk menampung orang-orang yang melanggar

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh pemerintah untuk menampung orang-orang yang melanggar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga Pemasyarakatan (LP) merupakan suatu lembaga yang berada di bawah naungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Lembaga tersebut disediakan oleh

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 33, Agustus 2005 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pelatihan menjadi Fasilitator perempuan positif se-asia Tenggara Jakarta, 14-20 Agustus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Immunodeficiency Syndrome) merupakan salah satu penyakit infeksi yang

BAB I PENDAHULUAN. Immunodeficiency Syndrome) merupakan salah satu penyakit infeksi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus / Acquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan salah satu penyakit infeksi yang mengancam jiwa sehingga sampai saat ini menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang HIV AIDS merupakan masalah kesehatan masyarakat global yang sampai saat ini belum ditemukan obat untuk menyembuhkannya (CDC, 2016). WHO (2016) menunjukkan bahwa terdapat

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 64, Maret 2008 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pelatihan Pembentukan Kelompok Dukungan Sebaya Palu, 24-27 Maret 2008 Oleh: Dhayan

Lebih terperinci

Integrasi Program PPIA (PMTCT ) di Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

Integrasi Program PPIA (PMTCT ) di Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Integrasi Program PPIA (PMTCT ) di Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Direktur Jenderal Bina Gizi dan KIA Disampaikan pada Lecture Series Pusat Penelitian HIV/AIDS UNIKA ATMAJAYA: Peranan Bidan dalam Mendukung

Lebih terperinci

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen P2PL) Kementerian Kesehatan RI (4),

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen P2PL) Kementerian Kesehatan RI (4), BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala atau penyakit yang disebabkan menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi dari virus HIV (Human Immunodeficiency

Lebih terperinci

HEPATITIS FUNGSI HATI

HEPATITIS FUNGSI HATI HEPATITIS Hepatitis adalah istilah umum untuk pembengkakan (peradangan) hati (hepa dalam bahasa Yunani berarti hati, dan itis berarti pembengkakan). Banyak hal yang dapat membuat hati Anda bengkak, termasuk:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan faktor ekologi (Supariasa,2001 dalam Jauhari, 2012). untuk melawan segala penyakit yang datang. Pada saat kekebalan tubuh kita

BAB I PENDAHULUAN. dan faktor ekologi (Supariasa,2001 dalam Jauhari, 2012). untuk melawan segala penyakit yang datang. Pada saat kekebalan tubuh kita BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Status gizi merupakan gambaran atau ekspresi dimana terdapat keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu. Status gizi seseorang dapat diukur dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah HIV-AIDS, mulai dari penularan, dampak dan sampai

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah HIV-AIDS, mulai dari penularan, dampak dan sampai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah HIV-AIDS, mulai dari penularan, dampak dan sampai penanggulangannya, merupakan masalah yang sangat kompleks. Penularan HIV- AIDS saat ini tidak hanya terbatas

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 44, Juli 2006 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Inter-country Consultation Meeting ASEAN Task Force on HIV/AIDS (ATFOA) Singapore, 25-26

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Penyakit AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah gejala atau

I. PENDAHULUAN. Penyakit AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah gejala atau I. PENDAHULUAN Penyakit AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah gejala atau infeksi yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusiaakibat infeksi virus HIV (Human Immunodeficiency

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan narkotika di Indonesia menunjukkan gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan narkotika di Indonesia menunjukkan gejala yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan narkotika di Indonesia menunjukkan gejala yang mengkhawatirkan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh BNN dan Puslitkes UI pada 10 kota besar di Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus ribonucleic acid (RNA) yang termasuk family retroviridae dan genus lentivirus yang menyebabkan penurunan imunitas tubuh.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan kebijakan dan program pembangunan kesehatan perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan kebijakan dan program pembangunan kesehatan perlu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan pada peningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome,

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah HIV/AIDS (Human Immuno deficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan masalah yang mengancam seluruh lapisan masyarakat dari berbagai kelas

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 56, Juli 2007 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pelatihan Advokasi Oleh: Siradj Okta Pada bulan Mei 2007, Yayasan Spiritia menyelenggarakan

Lebih terperinci

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM MANAJEMEN HIV AIDS DISUSUN OLEH TIM

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM MANAJEMEN HIV AIDS DISUSUN OLEH TIM MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM MANAJEMEN HIV AIDS DISUSUN OLEH TIM PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO TAHUN 2013 DAFTAR ISI Daftar Isi... 2 Pendahuluan... 3 Kegiatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV). Virus tersebut merusak sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan penyakit Acquired UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan penyakit Acquired UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan penyakit Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) semakin nyata menjadi masalah kesehatan utama di seluruh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Tuberculosis Paru (TB Paru) merupakan salah satu penyakit yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Tuberculosis Paru (TB Paru) merupakan salah satu penyakit yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang Penyakit Tuberculosis Paru (TB Paru) merupakan salah satu penyakit yang telah lama dikenal dan sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan di berbagai negara di

Lebih terperinci

LEMBAR FAKTA HARI AIDS SEDUNIA 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN 1 DESEMBER 2014

LEMBAR FAKTA HARI AIDS SEDUNIA 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN 1 DESEMBER 2014 LEMBAR FAKTA HARI AIDS SEDUNIA 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN 1 DESEMBER 2014 1. Hari AIDS Sedunia diperingati setiap tahun, dengan puncak peringatan pada tanggal 1 Desember. 2. Panitia peringatan Hari AIDS

Lebih terperinci