BAB 2 Tinjauan Pustaka

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 Tinjauan Pustaka"

Transkripsi

1 BAB 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Teori umum Pengertian data Data adalah deskripsi dasar atas hal-hal, kejadian, kegiatan, dan transaksi yang dicatat, dikelompokkan, dan disimpan yang masih dalam bentuk tidak teratur digunakan untuk menyampaikan makna tertentu. (Rainer and Cegielski, 2011: 10) Data adalah fakta yang dapat dicatat atau direkam dan memiliki arti yang mutlak. Contohnya nama, alamat, nomor telepon dari orang yang dikenal, data tersebut dicatat dan disimpan dalam buku alamat maupun di hardisk. (Elmasri and Navathe, 2011: 4) Pengertian basisdata Menurut Connoly (2010: 65) basisdata adalah kumpulan data yang terhubung satu sama lain secara logikal, dan deskripsi data tersebut dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi dari sebuah organisasi. Basisdata digunakan sebagai tempat penyimpanan data yang secara simultan digunakan oleh banyak pengguna. Semua data terintegrasi dengan jumlah duplikasi yang minimum. Basisdata ini tidak hanya dipunyai oleh satu bagian dalam perusahaan saja tetapi dibagikan oleh beberapa sumber lainnya Database management system (DBMS) Menurut Connoly (2010: 66) Database Management System (DBMS) adalah sebuah sistem piranti lunak yang memungkinkan pengguna untuk menggambarkan, membuat, menjaga, dan mengontrol akses ke basisdata. Fasilitas yang disediakan DBMS antara lain: 7

2 8 1. Data Definition Language (DDL) adalah memperbolehkan pengguna untuk membuat spesifikasi tipe data, mendefinisikan basisdata, struktur data dan constraint data untuk disimpan dalam basisdata. Constraint adalah peraturan konsistensi nilai pada basisdata yang tidak dapat dilanggar. 2. Data Manipulation Language (DML) adalah memperbolehkan pengguna untuk memasukkan (insert), memperbaharui (update), menghapus (delete) dan mengirim atau mengambil data dari basisdata. 3. Menyediakan kontrol akses ke basisdata : i. Sistem keamanan (security system), dimana mencegah pengguna yang tidak mempunyai hak akses sehingga tidak dapat mengakses basisdata. ii. Sistem integritas (integrity system), dimana menjaga konsistensi data yang disimpan. iii. Sistem kontrol pada saat yang bersamaan (concurrency control system), dimana memperbolehkan akses berbagi terhadap basisdata. iv. Sistem kontrol perbaikan (recovery control system), dimana mengembalikan basisdata ke kondisi sebelumnya yang konsisten pada saat terjadi kegagalan pada perangkat keras dan perangkat lunak. Katalog pengguna yang dapat diakses (user-accessible catalog), berisi tentang deskripsi data pada basisdata Komponen lingkungan database management system (DBMS) Menurut Connolly dan Begg (2010: 68) ada 5 komponen DBMS: perangkat keras, perangkat lunak, data, prosedur, dan manusia. 1. Hardware (perangkat keras) Perangkat keras berupa komputer pribadi (PC), mainframe, hingga jaringan komputer. Perangkat keras dapat tergantung pada kebutuhan perusahaan dan DBMS yang digunakan. 2. Software (perangkat lunak) Komponen perangkat lunak terdiri dari perangkat lunak DBMS sendiri dan program-program aplikasi, serta sistem operasi termasuk

3 9 perangkat lunak DBMS yang menggunakan jaringan. Program aplikasi yang digunakan biasanya adalah 3 rd GL (third generation language), seperti C, C++, C#, Java, Visual Basic, COBOL, Fortran, Ada, Pascal dan bahkan 4 th GL (fourth generation language) seperti SQL yang digabungkan pada 3 rd GL. 3. Data Data merupakan komponen yang paling penting dari lingkungan DBMS. Data berperan sebagai penghubung antara komponen mesin dengan komponen manusia. Basisdata mengandung data operasional dan meta-data. Struktur basisdata disebut dengan schema. 4. Prosedur Prosedur berarti sejumlah instruksi dan aturan yang menentukan rancangan dan penggunaan dari basisdata. Pemakai sistem dan karyawan yang mengelola basisdata membutuhkan dokumen prosedur tentang bagaimana untuk menggunakan atau menjalankan sistem. Instruksi-instruksi tersebut dapat berupa: log on (masuk) ke DBMS penggunaan sebagian fasilitas DBMS atau program aplikasi memulai dan menghentikan DBMS membuat backup dari basisdata menangani kegagalan perangkat keras atau perangkat lunak mengubah struktur dari sebuah tabel, mengatur kembali basisdata dalam multiple disk, meningkatkan performa, atau membuat arsip data pada penyimpanan sekunder. 5. Manusia Komponen terakhir adalah manusia yang terlibat dengan sistem, termasuk didalamnya adalah Database Administrator, perancang basisdata, pengembang aplikasi, dan end-user.

4 Data definition language (DDL) Menurut Connoly (2010: 92) Data Definition Language (DDL) adalah sebuah bahasa yang memberikan fasilitas kepada DBA (Database Administrator) atau pengguna untuk menjelaskan dan menamakan entity, attribute, dan relationship yang dibutuhkan untuk aplikasi, bersama dengan integritas yang berhubungan dan batasan-batasan keamanan Data manipulation language (DML) Menurut Connoly (2010: 92) Data Manipulation Language (DML) adalah sebuah bahasa yang menyediakan sekumpulan operasi untuk mendukung operasi manipulasi data utama pada data di dalam basisdata. Operasi manipulasi data antara lain: 1. Insert Perintah insert digunakan untuk mengentri data baru ke dalam basisdata. Bentuk umum: INSERT INTO Table_name (Column list) VALUES (Value list) 2. Update Perintah update digunakan untuk memodifikasi data yang disimpan dalam basisdata. Bentuk umum: UPDATE Table_name SET colomn1 = value1, colomn2 = value2 WHERE Condition 3. Select Perintah select digunakan untuk menampilkan sebagian atau seluruh isi dari suatu table dan menampilkan kombinasi isi dari beberapa table. Bentuk umum: SELECT Fields FROM Table_name WHERE Condition

5 11 4. Delete Perintah delete digunakan untuk menghapus sebagian atau seluruh data dari basisdata. Bentuk umum: DELETE FROM Table_name WHERE Condition Siklus hidup pengembangan sistem database Menurut Connoly (2010: 313) sebuah sistem basisdata adalah komponen pokok dari sebuah sistem informasi, dan perkembangan serta penggunaannya harus dilihat dari sudut pandang kebutuhan perusahaan yang lebih besar. Penting untuk diperhatikan bahwa tahapan dalam daur hidup aplikasi basisdata tidaklah harus berurutan, tetapi melibatkan beberapa perulangan dari tahapan sebelumnya melalui perulangan feedback. Tahapan daur hidup aplikasi basisdata digambarkan secara umum sebagai berikut:

6 12 Database Planning System Definition Reguirement Collection and Analysis DBMS Selection (Optional) Database Design Conseptual Database Design Logical Database Design Application Design Physical Database Design Prototyping (Optional) Implementation Data Conversion and Loading Testing Operational Maintenance Gambar 2.1 Tingkatan dari Database System Development Lifecycle (Sumber: Connolly dan Begg, 2010: 314) Berikut ini adalah keterangan dari tahapan-tahapan di atas: 1. Database Planning ( Perencanaan Basisdata ) Database Planning adalah aktivitas manajemen dari aplikasi basisdata untuk merencanakan bagaimana tahapan dari daur hidup dapat dijalankan secara efisien dan efektif. Tiga permasalahan dalam merencanakan strategi sistem informasi antara lain: a. Identifikasi rencana dan tujuan perusahaan dengan kebutuhan sistem yang mencukupi.

7 13 b. Evaluasi sistem informasi yang sedang berjalan untuk menentukan kekuatan dan kelemahan yang ada. c. Penilaian kesempatan IT yang menjadi lahan untuk mendapatkan keuntungan yang kompetitif. 2. System Definition (Pendefinisian Sistem) System Definition menjelaskan cakupan dan batasan dari aplikasi basisdata, pandangan para penggunanya dan area aplikasi. Sebelum mencoba merancang suatu aplikasi basisdata, diperlukan untuk mengenali batasan sistem dan bagaimana antarmuka (interface) dengan bagian sistem informasi lainnya dalam organisasi. Hal penting yang harus diperhatikan bahwa ini tidak hanya pada batasan sistem pemakai sekarang dan batasan bidang aplikasi sekarang, tetapi juga pemakai dan aplikasi mendatang. Sebuah aplikasi basisdata mungkin memiliki satu atau lebih pandangan pemakai, karena itu mengidentifikasi pandangan pemakai penting dalam mengembangkan aplikasi basisdata agar dapat memastikan tidak ada pemakai utama yang terlupakan ketika mengembangkan keperluan untuk aplikasi baru. 3. Requirement Collection and Analysis (Pengumpulan dan Analisis Kebutuhan) Requirement Collection and Analysis merupakan proses mengumpulkan dan menganalisis informasi yang mendukung aplikasi basisdata serta menggunakan informasi ini untuk mengidentifikasi kebutuhan pengguna terhadap sistem baru. Dalam hal ini ada beberapa teknik untuk mendapatkan informasi yang disebut dengan fact-finding technique. Yang dimaksud dengan fact-finding technique adalah teknik atau cara yang digunakan untuk mengidentifikasi

8 14 kebutuhan seperti mempelajari dokumen, wawancara, pengamatan operasi perusahaan, penelitian dan menggunakan kuisioner. 4. Database Design (Perancangan Basisdata) Database Design adalah proses membuat rancangan untuk basisdata yang akan mendukung operasi perusahaan dan tujuantujuannya. Dalam metodologi design, proses design dibagi ke dalam tiga fase utama, yaitu: i. Conceptual database design, yaitu sebuah proses pembuatan sebuah model dari suatu informasi yang digunakan dalam sebuah perusahaan yang bebas dari pertimbangan fisik. ii. Logical database design, yaitu proses pembuatan sebuah model dari suatu informasi yang digunakan dalam sebuah perusahaan yang berdasarkan pada model data spesifik, tetapi bebas dari DBMS tertentu dan pertimbangan fisik lainnya. iii. Physical database design, yaitu sebuah proses yang menghasilkan deskripsi implementasi basisdata pada tempat penyimpanan kedua, menjelaskan relasi dasar (base relation), file organisasi, dan indeks yang digunakan untuk mendapatkan akses ke data yang efisien, dan integrity constraint yang berhubungan serta pengukuran keamanan. Dua pendekatan perancangan basisdata: a. Pendekatan bottom-up Pendekatan bottom-up dimulai dengan level atribut dasar dimana melalui analisis atribut yang berhubungan, yang dikelompokkan ke dalam relasi yang merepresentasi tipe entitas dan relasi antar entitas b. Pendekatan top-down Pendekatan top-down dimulai dengan perkembangan model data yang mengandung beberapa entitas level tinggi dan relasi dan lalu turun untuk mengidentifikasi entitas level rendah, relasi dan atribut yang berhubungan.

9 15 Kriteria untuk menghasilkan sebuah model data yang optimal: 1. Validitas struktural, yaitu konsisten dengan cara perusahaan menggambarkan dan mengatur informasi. 2. Kesederhanaan, yaitu kemudahan untuk dipahami oleh profesional sistem informasi dan pengguna non teknis. 3. Expressibility, yaitu kemampuan untuk membedakan antara data yang berbeda, hubungan antar data, dan batasan. 4. Non redundansi, yaitu mengurangi data yang duplikat atau menampilkan data tepat hanya satu. 5. Kemampuan berbagi, yaitu tidak terlalu spesifik kepada aplikasi atau teknologi tertentu dan dapat digunakan bersama. 6. Extensibility, yaitu kemampuan untuk mendukung kebutuhan baru dengan efek minimal pada pengguna yang sudah ada. 7. Integritas, yaitu konsistensi dengan cara perusahaan menggunakan dan mengatur informasi. 8. Representasi diagram, yaitu kemampuan untuk merepresentasikan sebuah model menggunakan sebuah diagram yang mudah dipahami. 5. DBMS Selection (optional) DBMS Selection adalah seleksi terhadap penggunaan DBMS yang sesuai untuk mendukung aplikasi basisdata. Tujuannya adalah untuk kebutuhan sekarang dan kebutuhan masa mendatang pada perusahaan, menyesuaikan biaya termasuk pembelian produk DBMS, perangkat lunak/perangkat keras lainnya untuk mendukung aplikasi basisdata, biaya yang berhubungan dengan perubahan dan pelatihan pegawai. 6. Application Design ( Perancangan Aplikasi ) Application design adalah rancangan tampilan pengguna dan program aplikasi yang menggunakan dan memproses basisdata.

10 16 Dalam perancangan aplikasi harus memastikan semua pernyataan fungsional dari spesifikasi kebutuhan pemakai yang menyangkut perancangan aplikasi program yang mengakses basisdata dan merancang transaksi yaitu cara akses ke basisdata dan perubahan terhadap isi basisdata (retrieve, update dan kegiatan keduanya). Artinya bagaimana fungsi yang dibutuhkan bisa terpenuhi dan merancang antarmuka pemakai yang tepat dan user-friendly. 7. Prototyping (optional) Prototyping adalah membangun sebuah model aplikasi basisdata yang sudah dapat bekerja, yang membolehkan perancang atau user untuk mengevaluasi hasil akhir sistem, baik dari segi tampilan maupun fungsi yang dimilikinya. Tujuan dari pengembangan prototype adalah untuk memungkinkan pemakai menggunakan prototype untuk mengidentifikasi keistimewaan sistem atau kekurangannya, dan memungkinkan perancang untuk memperbaiki atau melengkapi keistimewaan (feature) dari aplikasi basisdata baru. 8. Implementation Implementasi merupakan realisasi secara fisik dari basisdata dan rancangan aplikasi. Implementasi basisdata dicapai dengan menggunakan Data Definition Language (DDL) dari DBMS yang dipilih atau graphical user interface (GUI). 9. Data conversion and loading Data conversion and loading merupakan sebuah proses untuk transfer data yang telah ada ke dalam basisdata yang baru dan mengkonversi aplikasi yang telah ada untuk dapat berjalan pada basisdata yang baru.

11 Testing Testing merupakan proses mengeksekusi program aplikasi dengan tujuan untuk mencari error. Aplikasi basisdata yang baru dikembangkan, harus diuji secara menyeluruh. Dalam merancang basisdata, user dari sistem baru seharusnya terlibat dalam proses pengujian. Situasi yang ideal untuk melakukan uji sistem adalah menguji basisdata pada perangkat keras yang berbeda. 11. Operational Maintenance Operational Maintenance adalah proses memantau dan menjaga sistem termasuk instalasi. Data Administration (DA) adalah manajemen sumber data dimana termasuk perencanaan basisdata, pengembangan dan maintenance standar, kebijakan dan prosedur, dan rancangan basisdata konseptual dan logikal. Database Administration (DBA) adalah manajemen realisasi fisik dari sebuah aplikasi basisdata, dimana termasuk rancangan basisdata fisikal dan implementasi, pengaturan kontrol keamanan dan integritas, performance monitoring sistem, dan pengaturan basisdata.yang termasuk aktivitas dari tahapan pemeliharaan adalah sebagai berikut: 1. Memantau kinerja dari sistem. Jika kinerjanya menurun dibawah level yang dapat diterima, perbaikan atau reorganisasi dari basisdata mungkin diperlukan. 2. Pemeliharaan dan upgrade aplikasi basisdatanya (jika diperlukan). Ketika basisdata sepenuhnya bekerja, pemantauan harus memastikan kinerjanya dapat berada dalam tingkat yang dapat diterima. Sebuah DBMS biasanya menyediakan berbagai utilities untuk membantu administrasi basisdata termasuk kegunaan untuk mengisi data kedalam basisdata dan untuk memantau sistem. Kegunaan ini memperboleh sistem pemantauan untuk memberikan informasi seperti tentang pemakaian basisdata dan strategi eksekusi query. Database Administrator dapat menggunakan informasi ini

12 18 untuk memperbaiki sistem agar dapat memberikan kinerja yang lebih baik Entity relationship model (ER Model) Menurut Connolly dan Begg (2010: 371) entity relationship adalah untuk memastikan bahwa pengembang aplikasi telah mendapatkan pengertian yang tepat mengenai sifat dari data dan bagaimana data digunakan oleh perusahaan, memerlukan model dari komunikasi yang tidak teknis dan tidak ambigu. Entity relationship model tidak dapat diimplementasikan secara langsung ke dalam basisdata, karena entity relationship model bersifat konseptual Entity type Menurut Connolly dan Begg (2010: 372) tipe entity merupakan dasar konsep dari model ER yang merepresentasikan grup dari objek di dunia nyata dengan properti yang sama. Tipe entitas dapat diklasifikasikan menjadi 2 (dua), yaitu: 1. Tipe entity kuat Menurut Connolly dan Begg (2010: 383) tipe entity kuat adalah sebuah tipe entity yang keberadaannya tidak bergantung dengan tipe entity yang lain. 2. Tipe entity lemah Menurut Connolly dan Begg (2010: 383) tipe entity lemah adalah sebuah tipe entity yang keberadaannya bergantung dengan tipe entity yang lain Attribute Menurut Connolly dan Begg (2010: 379) attribute adalah entity dengan properti yang khas. Tipe hubungan yang

13 19 menghubungkan entity dapat juga memiliki atribut yang mirip dengan tipe entity tersebut. Sedangkan attribute domain adalah kumpulan dari nilai yang diperbolehkan untuk 1 atribut atau lebih. Tiap atribut dihubungkan dengan kumpulan dari nilai yang disebut domain. Ada beberapa jenis-jenis atribut diantaranya : a. Atribut Value Menurut Connolly dan Begg (2010: 380) attribute value adalah atribut yang memegang nilai tunggal untuk tiap kejadian dari tipe entitas. b. Atribut Key 1. Candidate key Menurut Connolly dan Begg (2010: 381) candidate key adalah kumpulan minimal dari atribut yang secara unik mengidentifikasikan tiap kejadian dari suatu entity. 2. Primary key Menurut Connolly dan Begg (2010: 381) primary key adalah kunci kandidat yang dipilih untuk secara unik mengidentifikasikan kejadian dari suatu entity. 3. Composite key Menurut Connolly dan Begg (2010: 382) composite key adalah kunci kandidat yang terdiri dari dua atribut atau lebih. 4. Foreign key Menurut Connolly dan Begg (2010: 151) foreign key adalah suatu atribut atau kumpulan atribut dalam satu hubungan yang cocok dengan kunci kandidat dari beberapa hubungan. 5. Alternate key Menurut Connolly dan Begg (2010: 151) alternate key adalah candidate key yang tidak terpilih menjadi primary key.

14 20 c. Atribut Multivalue Menurut Connolly dan Begg (2010: 380) attribute multivalue adalah suatu atribut yang memegang banyak nilai untuk tiap kejadian dari tipe entitas. d. Atribut Composite Menurut Connolly dan Begg (2010: 380) suatu atribut yang terdiri dari banyak komponen, masing masing dengan keberadaan yang independen. e. Atribut Derivatif Menurut Connolly dan Begg (2010: 380) Sebuah atribut yang menunjuk pada nilai yang didapati dalam nilai dari atribut yang berhubungan atau kumpulan atribut Relationship type Menurut Connolly dan Begg (2010: 374) tipe relasi adalah kumpulan dari asosiasi yang berarti diantara tipe entitas. 1. Derajat dari Relasi tipe Menurut Connolly dan Begg (2010: 376) derajat dari tipe relasi adalah jumlah dari perserta dalam hubungan tersebut. Entity tersebut melibatkan tipe hubungan tertentu yang menunjuk pada peserta dari hubungan. 2. Recursive Relationship Menurut Connolly dan Begg (2010: 378) tipe relasi dimana suatu tipe entity berpartisipasi pada lebih dari peran.

15 Kardinalitas relasi Kardinalitas relasi menurut dalam bukunya Konsep Sistem Basisdata dan Implementasinya menyatakan bahwa: Kardinalitas relasi menunjukan jumlah maksimum tupel yang dapat berelasi dengan entitas pada entitas lain. (Ladjamudin, 2005: 147). Terdapat 3 macam kardinalitas relasi yaitu sebagai berikut: 1. One-to-One (1 to 1) Setiap entitas pada himpunan entitas A paling banyak berhubungan dengan satu entitas pada himpunan B. Gambar 2. 2 Relasi One-to-One (Sumber: Connolly dan Begg, 2010: 386) 2. One-to-Many (1:*) Entitas dalam suatu himpunan A, dapat berhubungan dengan lebih dari satu entitas pada himpunan B. Tetapi entitas dalam himpunan B, hanya dapat berhubungan dengan satu entitas pada himpunan A. Gambar 2. 3 Relasi One-to-Many (Sumber: Connolly dan Begg, 2010: 388)

16 22 3. Many to Many (*:*) Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B. Gambar 2. 4 Relasi Many-to-Many (Sumber: Connolly dan Begg, 2010: 389) Normalisasi Menurut Connolly dan Begg (2010: 415) normalisasi adalah teknik desain basisdata yang dimulai dengan menjelaskan hubungan (disebut fungsi ketergantungan) antar atribut. Proses ini dilakukan dengan cara memecah relasi menjadi dua atau lebih relasi yang lebih kecil dengan jumlah atribut yang lebih kecil atau biasa disebut juga proses mengubah relasi menjadi bentuk normal ataupun proses untuk mengidentifikasi dan mengeliminasi anomaly. Normalisasi merupakan sebuah teknik dalam logikal desain sebuah basisdata yang mengelompokkan atribut dari suatu relasi sehingga membentuk struktur relasi tanpa redudansi. Pada tahun 1970 Cold mengidentifikasikan tiga bentuk normal namun pada akhirnya berkembang sampai dengan 5NF.Normalisasi dilakukan untuk mencegah adanya data yang berulang, mengurangi kompleksitas dan untuk mempermudah dalam memodifikasi data. Dalam pembuatan normalisasi terdapat beberapa tahapan yaitu:

17 23 Bentuk Tidak Normal (UNF) Menghilangkan pengulangan grup Bentuk Normal Pertama (1NF) Bentuk Normal Kedua (2NF) Menghilangkan Ketergantungan Parsial Bentuk Normal Ketiga (3NF) Menghilangkan ketergantungan Transitif 1. UNF( Unnormalize Form) Menurut Connolly dan Begg (2010: 430) UNF adalah table yang berisi satu atau lebih grup yang diulang. 2. First Normal Form (1NF) Menurut Connolly dan Begg (2010: 430) 1NF adalah hubungan dimana persimpangan pada tiap baris dan kolom berisi satu dan hanya satu nilai. Relasi berada pada bentuk normal pertama jika tidak terdapat grup yang berulang. 3. Second Normal Form (2NF) Menurut Connolly dan Begg (2010: 434) 2NF adalah hubungan yang bentuk normal pertama dan semua kunci atribut non primer berfungsi secara penuh bergantung pada kunci primer. Relasi berada pada bentuk normal kedua bentuk normal pertama dan pada relasi tersebut berlaku full fungctional dependency. Dalam memuat 2NF harus sudah memenuhi bentuk normal ke satu (1NF), semua yang bukan merupakan atribut bukan kunci hanya boleh bergantung pada

18 24 atribut kunci, dan perlunya table penghubung/foreign key bagi atribut- atributnya. 4. Third Normal Form (3NF) Menurut Connolly dan Begg (2010: 436) 3NF adalah hubungan yang pada bentuk normal pertama dan kedua dan seterusnya yang mana tidak ada kunci atribut non primer yang bergantung pada kunci primer secara transitif Metodologi database design Merancang basisdata merupakan topik yang sangat penting di hampir semua pengembangan aplikasi berbasisdata. Merancang basisdata yang baik merupakan awal yang sangat menentukan keberhasilan dalam suatu aplikasi. Langkah pertama dalam merancang basisdata adalah dengan membangun model data yang akan menjelaskan struktur dari basisdata. Struktur basisdata terdiri dari atribut-atribut, tabel-tabel dan peraturan-peraturan dalam basisdata. Menurut Connolly dan Begg (2010: 466) metodologi desain adalah pendekatan terstruktur yang menggunakan prosedur, teknik, peralatan dan dokumentasi untuk mendukung dan memfasilitasi proses dari perancangan. Oleh karena itu metodologi perancangan basisdata yang tepat sangat diperlukan untuk mencapai rancangan data yang lebih baik. Metodologi perancangan terdiri dari tiga tahap utama, yang masing-masing berisi langkah-langkah di dalamnya. 1. Perancangan Basisdata Konseptual (Analisis Kebutuhan) Pada tahap ini dilakukan pengambilan kebutuhan dari bisnis dan mengubah kebutuhan tersebut menjadi syarat untuk sistem dalam bisnis. Informasi dikumpulkan untuk memulai pemodelan data pada tahap perancangan logikal.

19 Mengidentifikasi tipe entitas Langkah pertama dalam merancang model data konseptual adalah mengidentifikasi obyek utama dalam sistem. Obyek ini yang akan menjadi entitas untuk perancangan model yang akan dibuat. Terdapat empat macam entitas yaitu orang, benda, kejadian dan lokasi. Semua yang dapat dimasukan kedalam model data harus sesuai dengan 4 kategori tersebut. Jika ada yang tidak sesuai dengan kategori diatas maka tidak termasuk entitas tetapi sebuah properti dari entitas atau atribut. Pada dasarnya pengguna sering menggunakan kata yang bersinonim untuk menjelaskan suatu entitas. Oleh karena itu identifikasi alias kata dari entitas, jika entitas tersebut memiliki nama yang lain tetapi memiliki makna yang sama. Gambar 2.5 Deskripsi Entitas Staff (Sumber: Connolly dan Begg, 2010: 472) 1.2 Mengidentifikasi tipe relasi Setelah mengidentifikasi entitas, langkah selanjutnya dalam perancangan model data konseptual adalah mengidentifikasi relasi-relasi dalam suatu entitas dan cardinality dalam relasi dari entitas yang telah diidentifikasi dari analisis kebutuhan. Cardinality menunjukan seberapa banyak obyek terlibat dengan berapa banyak dari obyek pada suatu relasi disisi lain. Relasi dapat diindikasi pada spesifikasi kebutuhan yang biasanya berupa

20 26 kata kerja atau ekspresi lisan. Relasi antar entitas menunjukan apa yang dilakukan oleh suatu entitas dan bagaimana suatu entitas berhubungan dengan entitas lain dalam dunia nyata. Ketika membuat definisi relasi-relasi suatu entitas yang terdapat dalam sistem akan lebih jelas digambarkan dengan ER (Entity Relationship) model untuk mempermudah pemahaman pada sistem yang kompleks. Menurut Connolly dan Begg (2010: 473) lebih mudah menggambarkan sistem yang kompleks daripada menggunakan deskripsi teks yang panjang dari spesifikasi kebutuhan user. Oleh karena itu ER model dibutuhkan untuk membangun gambaran dari keseluruhan sistem. Gambar 2. 6 ER Model Menunjukan Entitas dan Tipe Relasi pada Staff (Sumber: Connolly dan Begg, 2010: 474) 1.3 Mengidentifikasi dan menghubungkan atribut dengan tipe entitas atau relasi Pada tahap ini ditentukan atribut-atribut yang sesuai dengan entitas atau tipe relasi. Fakta-fakta berupa atribut disimpan dalam

21 27 entitas yang dipilih untuk mewakili basisdata sesuai dari kebutuhan dari pengguna sistem. Dalam menentukan atributatribut yang sesuai dengan entitas dan tipe relasi harus memperhatikan karakteristik dari berbagai macam atribut. Terdapat berbagai macam atribut yang harus dipertimbangkan secara baik tergantung kebutuhan organisasi Simple/composite atribut Simple attribut merupakan atribut tunggal yang berdiri sendiri, sedangkan composite attribut adalah attribut yang terdiri dari beberapa single attribut. Suatu attribut dapat menjadi single ataupun composite atribut tergantung dari keperluan pengguna dalam mengakses suatu attribut Single/multivalue atribut Suatu atribut dapat mempunyai satu nilai maupun banyak, secara umum suatu atribut memiliki satu nilai, tetapi tidak menutup kemungkinan attribut mempunyai banyak nilai. Seperti contohnya nomer telepon dari klien yang dapat memiliki satu atau banyak nomer telepon. Tergantung dari kebijakan yang menentukan bagaimana menempatkan atribut tersebut, sehingga dapat diproses secara maksimal untuk keperluan organisasi Derived atribut Derived atribut merupakan suatu attribut yang nilainya didapat dari atribut lain. Dalam konseptual data model biasanya derived attribut tidak ditampilkan dalam model data, tetapi ketika suatu saat nilai dari attribut yang diturunkan ke derived atribut dihapus atau diubah maka akan berakibat dalam kehilangan informasi yang diperlukan. Oleh karena itu jika derived atribut

22 28 ditampilkan dalam model data, maka harus diidentifikasi bahwa attribut tersebut merupakan derived atribut. Gambar 2.7 Deskripsi Atribut-Atribut dalam Entitas Staff (Sumber: Connolly dan Begg, 2010: 478) 1.4 Menentukan domain atribut Domain merupakan penentuan nilai dari satu atau beberapa atribut dapat berupa rentang nilai atau ketetapan penyimpanan nilai dalam suatu atribut. 1.5 Menentukan atribut candidate, primary dan alternate key Candidate key merupakan salah satu atribut atau beberapa atribut yang mengidentifikasi secara unik suatu kejadian spesifik dari entitas. Setiap kunci kandidat memenuhi syarat menjadi kunci utama. Primary key adalah satu atau beberapa atribut yang mewakili secara unik dan spesifik setiap kejadian dari suatu entitas. Alternate key adalah kunci kandidat yang tidak digunakan sebagai primary key.

23 29 Gambar 2. 8 ER Model dengan Primary Key (Sumber: Connolly dan Begg, 2010: 480) 1.6 Mempertimbangkan kegunaan dari enhanced modeling concept (pilihan) Mempertimbangkan penggunaan konsep pemodelan yang lebih menengah seperti spesialisasi/generalisasi, agregrasi, dan komposisi. 1.7 Memeriksa data yang berulang pada model Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan model untuk melihat data berulang dan menghapusnya jika ada. Terdapat tiga aktivitas yang dilakukan yaitu: Memeriksa kembali relasi one to one Dalam identifikasi entitas, dapat ditentukan 2 entitas yang mewakili obyek yang sama dalam perusahaan. Jika hal tersebut terjadi maka harus dilakukan penggabungan terhadap kedua entitas tersebut. Kemudian pilih salah satu atribut menjadi primary key Menghapus relasi yang berulang Relasi dikatakan berulang jika terdapat relasi lain yang dapat memberikan informasi yang sama dengan relasi

24 30 tersebut. Pemodelan data yang baik adalah model data yang minimal, dan tidak terdapat pengulangan. Relasi yang berulang dapat dihilangkan karena tidak diperlukan Mempertimbangkan dimensi waktu Dimensi waktu dari relasi berfungsi ketika mencari perulangan relasi. Ketika meninjau perulangan relasi hal yang penting dilakukan adalah memeriksa arti dari setiap relasi. 1.8 Memvalidasi konseptual model dengan transaksi pengguna Untuk meyakinkan bahwa konseptual data model telah menunjang semua proses bisnis dan memenuhi semua transaksi yang dibutuhkan oleh perusahaan. Terdapat dua pendekatan yang dapat dilakukan dalam memeriksa konseptual data model yaitu: Menjelaskan transaksi Cara pertama yaitu memeriksa semua entitas, relasi, dan atribut telah memenuhi setiap transaksi yang disediakan oleh model dengan mendeskripsikan kebutuhan setiap transaksi Menggunakan jalur pergerakan transaksi Cara kedua adalah dengan memeriksa model data dengan kebutuhan transaksi langsung menggunakan jalur yang terdapat dalam ER diagram. Dengan pendekatan ini dapat digambarkan area transaksi dari model data yang tidak dipenuhi oleh konseptual data model. 1.9 Memeriksa konseptual data model dengan pengguna Langkah terakhir dalam konseptual data model adalah memeriksa data model dengan pengguna untuk melihat apakah model data telah mewakili seluruh kebutuhan data dari perusahaan.

25 31 2. Perancangan Basisdata Logikal (Pemodelan Data) Pada tahap perancangan logikal basisdata setelah semua kebutuhan bisnis telah dikumpulkan seperti proses bisnis, peraturan, entitas dan berbagai hal yang berhubungan dengan organisasi akan digambarkan suatu model data dengan tujuan untuk meyakinkan semua kebutuhan telah terkumpul secara lengkap dan akurat serta menyediakan pemahaman yang baik dalam kebutuhan sistem bisnis. Pemodelan data dapat dilakukan dengan ERD (Entity Relationship Diagram) atau Data Flow Diagram. 2.1 Penurunan relasi untuk model data logikal Langkah pertama adalah menciptakan relasi model data logikal, untuk mewakili entitas, relasi dan atribut yang telah diidentifikasi sebelumnya. Dalam menurunkan atribut dilakukan berdasarkan struktur yang sesuai dengan model data konseptual Strong entitas Untuk setiap strong entitas dalam model data, dibuat relasi yang termasuk semua simple atribut dari entitas Weak entitas Untuk setiap weak entitas pada model data, dibuat relasi yang termasuk semua simple atribut. Primary key dari weak entitas adalah turunan sebagian atau seluruh dari setiap pemilik entitas dan identifikasi dari primary key untuk weak entitas tidak dapat dibuat sampai semua relasi dengan pemilik entitas telah dihubungkan Tipe relasi binary one-to-many Untuk setiap relasi 1:*, entitas yang menunjukan one dari relasi digambarkan sebagai entitas parent dan yang lainnya sebagai entitas child. Oleh karena itu primary key dari parent harus disalin ke entitas child sebagai foreign key.

26 Tipe relasi binary one-to-one Relasi 1:1 merupakan relasi yang kompleks dan sulit dalam mengidentifikasi entitas parent dan child dalam suatu relasi. Entitas parent dan child dapat digabung menjadi satu relasi ataupun dijadikan dua relasi dengan menyalin primary key dari entitas parent. Terdapat tiga participation constrain dalam membuat suatu relasi yaitu: Mandatory participation of both side 1:1 relationship Dalam kondisi ini entitas yang berhubungan harus digabung menjadi 1 relasi dan memilih satu primary key dari entitas asli sedangkan yang lainnya sebagai alternate key Mandatory participation of one side 1:1 relationship Dalam kasus diatas dapat diidentifikasi mana yang termasuk entitas parent maupun child menggunakan participation constrain. Entitas yang memiliki optional participation akan menjadi parent sedangkan yang memiliki mandatory participation sebagai child. Oleh karena itu primary key dari parent entitas disalin ke entitas child untuk menjadi foreign key yang sekaligus menjadi primary key dalam entitas child Optional participation of both side 1:1 relationship Dalam kondisi ini kedua entitas memiliki optional participation. Jika tidak ada informasi tambahan yang dapat membantu memilih entitas parent dan child maka pilihannya adalah

27 33 arbitrary. Oleh karena itu dapat dilakukan penyalinan primary key kedua entitas Tipe relasi recursive one-to-many Dalam relasi diatas kedua entitas dari relasi adalah sama. Untuk 1:1 relasi rekursif dengan mandatory participation dikedua sisi, mewakili relasi rekursif sebagai relasi tunggal dengan dua primary key. Salah satu primary key mewakili foreign key. Untuk 1:1 relasi rekursif dengan mandatory participation disalah satu sisi, terdapat dua pilihan yang dapat diambil yaitu membuat relasi tunggal dengan dua primary key atau membuat relasi baru yang hanya memiliki dua atribut, keduanya merupakan salinan primary key. Untuk 1:1 relasi rekursif dengan optional participation di kedua entitas maka dibuat relasi baru sama dengan yang dijelaskan diatas Tipe relasi subclass/superclass Dalam relasi subclass/superclass dalam model data konseptual, subclass diidentifikasikan sebagai entitas child sedangkan superclass sebagai parent. Ada beberapa pilihan dalam menggambarkan relasi berikut yaitu faktor disjointness dan participation digambarkan sebagai berikut:

28 34 Gambar 2.9 Pedoman dalam Menentukan Superclass/Subclass (Sumber: Connolly dan Begg, 2010: 496) Tipe relasi binary many-to-many Untuk setiap relasi *:* dibuat relasi baru yang mewakili suau relasi dan dimasukan atribut yang merupakan bagian dari relasi. Dengan menyalin primary key dari entitas yang berpartisipasi dalam relasi kedalam relasi baru yang bertindak sebagai foreign key. Foreign key juga bertindak sebagai primary key pada relasi Tipe relasi kompleks Untuk relasi yang kompleks, dibuat relasi untuk mewakili suatu relasi dan dimasukan atribut yang merupakan bagian dari relasi. Dengan menyalin primary key dari entitas yang berpartisipasi dalam relasi kompleks kedalam relasi baru sebagai foreign key. Setiap foreign key yang mewakili many dalam relasi juga akan menjadi primary key dari relasi Atribut multivalue Untuk setiap atribut multivalue dalm suatu entitas, dibuat relasi baru yang mewakili attribut multivalue dan

29 35 memasukan primary key dari entitas kedalam relasi, untuk bertindak sebagai foreign key. 2.2 Memvalidasi relasi menggunakan normalisasi Dalam tahap ini dilakukan pengecekan sekelompok atribut dalam setiap relasi menggunakan normalisasi. Tujuan dari normalisasi adalah untuk meyakinkan sekumpulan relasi memiliki atribut yang minimal dan cukup untuk mendukung kebutuhan data dari perusahaan. Selain itu juga relasi harus memiliki pengulangan data minimal untuk menghindari masalah dalam kesalahan update. 2.3 Memvalidasi relasi dengan transaksi pengguna Tahap ini memvalidasi logikal data model dengan transaksi pengguna untuk meyakinkan bahwa model yang dibuat telah memenuhi semua kebutuhan spesifikasi transaksi. 2.4 Mengecek integritas konstrain Integritas konstrain adalah konstrain yang digunakan untuk menjaga basisdata dari ketidak lengkapan, tidak akurat atau tidak konsisten. 2.5 Memeriksa model data logikal dengan pengguna Pada tahap ini dilakukan pengecekan terhadap model data logikal dengan pengguna untuk meyakinkan bahwa model data logikal dan dokumen pendukung yang digambarkan pada model telah mewakili gambaran umum keperluan data dari perusahaan. 2.6 Menggabungkan data model logikal ke dalam model global Menggabungkan data model logikal menjadi global model data logikal yang mewakili seluruh pengguna dari basisdata.

30 Menggabungkan model data logikal kedalam model global Pada tahap ini dilakukan penggabungan model data logikal menjadi global model data. Dalam melakukan penggabungan model data dilakukan pengidentifikasian dengan menggunakan komponen-komponen seperti konstrain untuk melihat kesamaan ataupun perbedaan antara model data dengan demikian dapat membantu menggabungkan model bersama. Semakin besar dan komplek sistem basisdata, maka semakin banyak user view yang harus dibuat oleh karena itu penggabungan model data harus menggunakan pendekatan yang sistematik Memvalidasi global model data logikal Pada tahap ini dilakukan validasi relasi yang dibuat dalam global model data menggunakan teknik normalisasi dan memastikan bahwa sistem mendukung kebutuhan transaksi Memeriksa global model data dengan pengguna Memeriksa global model data dengan pengguna untuk memastikan bahwa model data telah mewakili kebutuhan data dari perusahaan. 2.7 Memeriksa untuk perkembangan kedepan Untuk menentukan apakah ada perubahan yang signifikan yang terlihat dalam beberapa tahun kedepan dan melihat apakah model data logika dapat menangani perubahan ini. Jika model data hanya dapat mempertahankan kebutuhan sekarang, maka siklus hidup model akan sangat singkat dan pemodelan ulang akan diperlukan untuk memenuhi kebutuhan baru. Sangat penting membangun model data yang dapat diperluas (extensible) dan mempunyai kemampuan berkembang untuk

31 mendukung kebutuhan baru dengan efek minimal pada penggunanya Perancangan Basisdata Fisikal (Perancangan dan Normalisasi) Tahap terakhir adalah objek-objek pada model data dimasukan kedalam tabel dan dinormalisasi untuk mengurangi data berulang yang tersimpan dalam basisdata. 3.1 Memindahkan model data logikal ke target DBMS Untuk menghasilkan skema relasional basisdata dari model data logikal yang dapat diimplementasikan kedalam target DBMS. Kegiatan pertama yang dilakukan dalam merancang basisdata fisikal adalah melibatkan relasi dalam model data logikal kedalam formulir yang dapat diimplementasikan pada target DBMS. Terdapat 3 (tiga) langkah yang harus dilakukan dalam memindahkan model data logikal ke target DBMS: Merancang relasi dasar Untuk memutuskan bagaimana menggambarkan relasi dasar yang diidentifikasikan dalam model data logikal pada target DBMS Merancang representasi dari data turunan Menentukan bagaimana menunjukan setiap data turunan dalam model data logikal pada target DBMS Merancang konstrain umum Untuk merancang konstrain umum pada target DBMS. 4. Merancang file organisasi dan indeks Untuk menentukan file organisasi yang optimal untuk menyimpan relasi dasar dan indeks yang diperlukan untuk mendapatkan kinerja yang baik, dengan begitu relasi dan kolom akan disimpan pada penyimpanan kedua. Salah satu tujuan utama dalam

32 38 merancang basisdata fisikal adalah untuk menyimpan dan mengakses data dengan cara yang efisien. Langkah-langkah yang haus dilakukan pada tahap ini adalah: 4.1 Menganalisa transaksi Untuk mengetahui fungsionalitas dari setiap transaksi yang berjalan dalam basisdata dan menganalisa transaksitransaksi yang penting. Untuk merancang basisdata fisikal yang efektif dibutuhkan pengetahuan tentang transaksi atau query yang berjalan dalam basisdata. Termasuk kualitatif dan kuantitatif dari informasi. Dalam menganalisa transaksi, kinerja dapat diidentifikasi pada transaksi sebagai berikut: 1. Transaksi yang sering dijalankan dan akan mempunyai pengaruh yang terlihat dalam kinerja. 2. Transaksi yang kritis dalam operasi dari suatu bisnis. 3. Waktu selama sehari/seminggu ketika ada permintaan yang tinggi dalam basisdata. 4.2 Memilih file organisasi Menentukan file organisasi yang efisien untuk setiap relasi dasar. Dengan adanya file organisasi menyimpan dan mengakses data dapat dilakukan secara efisien. Sebagian file organisasi efisien untuk pengambilan data yang besar ke dalam basisdata tetapi menjadi tidak efisien setelah itu. Oleh karena tujuan dari tahap ini adalah untuk memilih file organisasi yang optimal untuk setiap relasi. 4.3 Memilih indeks Menentukan apakah menambah indeks akan meningkatkan kinerja dari sistem. Salah satu pendekatan untuk memilih file organisasi yang tepat untuk relasi adalah menjaga tuple tetap tidak berurutan dan membuat sebanyak mungkin secondary indexs yang

33 39 diperlukan. Secondary indexs menyedia mekanisme untuk menspesifikasi kunci tambahan untuk relasi dasar yang dapat digunakan untuk mengambil data lebih efisien. 4.4 Memperkirakan kebutuhan ukuran disk Mendefinisi jumlah ukuran disk yang dibutuhkan dalam basisdata. Implementasi fisikal basisdata memerlukan penanganan konfigurasi perangkat lunak yang sekarang. Memperkirakan ukuran penggunaan disk dibutuhkan untuk mendukung implementasi basisdata pada tempat penyimpanan kedua. Besarnya ukuran disk tergantung pada target DBMS dan perangkat keras yang digunakan untuk mendukung basisdata. Secara umum perkiraan didasarkan pada ukuran setiap baris, dan jumlah baris dalam setiap relasi. Perkiraan harus berupa jumlah yang maksimum, disarankan untuk mempertimbangkan bagaimana suatu relasi berkembang dan berubah yang berakibat pada ukuran disk untuk menentukan potensi ukuran basisdata pada masa mendatang. 5. Merancang tampilan pengguna Merancang tampilan pengguna yang diidentifikasi selama pengumpulan kebutuhan dan menganalisis tahap dari siklus hidup sistem basisdata. 6. Merancang mekanisme keamanan Merancang mekanisme keamanan untuk basisdata sebagai ketetapan oleh pengguna selama tahap pengumpulan kebutuhan dari siklus hidup sistem basisdata. Basisdata mewakili sumber daya perusahaan dan keamanan dari sumber data adalah yang paling penting. Selama pengumpulan kebutuhan dan tahap analisis dari siklus hidup pengembangan sistem basisdata, spesifikasi kebutuhan keamanan harus didokumentasikan ke dalam spesifikasi kebutuhan

34 40 sistem. DBMS umumnya menyediakan dua tipe keamanan basisdata yaitu keamanan sistem dan keamanan data. Keamanan sistem melindungi akses dan pengunaan dari basisdata pada tingkat sistem seperti username atau password. Keamanan data melindungi akses dan kegunaan obyek basisdata (seperti relasi dan view) dan kegiatan yang pengguna lakukan pada obyek Metode waterfall Waterfall Model atau kadang disebut sebagai Classic Life Cycle merupakan model yang sistematis, dengan pendekatan yang berkelanjutan dalam pengembangan perangkat lunak yang dimulai melalui analisis kebutuhan pengguna, perencanaan, modeling, konstruksi, dan berakhir pada tahap deployment atau penyebaran. (Pressman, 2010: 39) Data Flow Diagram Pengertian Data flow diagram Menurut Pressman (2010: 187) adalah representasi inputproses-output yang menggambarkan aliran data obyek ke dalam sistem. Data flow diagram digunakan untuk menggambarkan sistem atau perangkat aplikasi lunak pada setiap level. DFD dipisah kedalam tingkat dimana setiap tingkat mewakili peningkatan aliran informasi dan detail fungsi. Data flow diagram menjelaskan proses dan kegiatan bisnis secara jelas maupun singkat tentang bagaimana data bergerak didalam sistem dari satu proses ke proses lain. Data flow diagram merupakan teknik yang terstruktur dalam menyajikan entitas luar, penyimpanan logikal, dan pergerakan data dalam sistem. DFD level 0 disebut sistem fundamental atau model konteks, yang mewakili seluruh elemen perangkat lunak atau aplikasi sebagai

35 41 lingkaran tunggal dengan input dan output diindikasi dengan panah masuk dan keluar. DFD level 1 menjelaskan lebih detail proses-proses yang ada pada sistem di level konteks. Gambar 2.10 Data flow Diagram Level Konteks (Sumber: Pressman, 2010: 188) Gambar Data flow Diagram Level 1 (Sumber: Pressman, 2010: 190)

36 Peraturan Data flow diagram Menurut Pressman (2010: 188) ada beberapa panduan yang membantu dalam pembuatan aliran data yaitu sebagai berikut: 1. DFD level konteks atau nol harus menggambarkan sistem sebagai bulatan tunggal. 2. Semuan input dan output harus dicatat secara hati-hati sehingga output yang dikeluarkan sama pada setiap level. 3. Perbaikan harus dimulai dengan mengisolasi calon proses, obyek dan penyimpanan untuk di gambarkan pada level berikutnya. 4. Semua panah aliran data mempunyai nama dan nama menunjukan data yang berpindah dalam proses, penyimpanan data, dan sumber. 5. Kelanjutan aliran informasi harus dijaga dari setiap level. 6. Suatu proses (bulatan tunggal) pada suatu waktu perlu diperbaiki Komponen Data flow diagram Menurut Pressman (2010: ) komponenkomponen dalam data flow diagram adalah sebagai berikut: 1. Eksternal entitas Merupakan entitas eksternal primer yang menghasilkan informasi untuk digunakan oleh sistem dan mengkonsumsi informasi yang dihasilkan oleh sistem. Eksternal entitas digambarkan sebagai kotak (boxes) 2. Proses Mengacu pada kata kerja atau proses yang direperentasikan sebagai gelembung (bubbles)

37 43 3. Kontrol data atau obyek Sebuah panah berlabel mewakili objek data atau perintah pengguna mencakup semua perintah konfigurasi, semua perintah aktivasi dan interaksi lain. Semua data yang dimasukan untuk memenuhi syarat atau memperluas perintah. Kontrol data digambarkan sebagai panah (arrows). 4. Penyimpanan data Merupakan penyimpanan sementara atau permanen dimana data ditempatkan untuk digunakan nantinya. Penyimpanan data digambarkan sebagai garis ganda (double lines). 2.2 Teori-Teori Khusus Jasa Menurut Kotler & Keller (2012: 356) jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak terwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dengan suatu produk fisik Teknologi Informasi Menurut Eric Deeson teknologi informasi dan komunikasi adalah kebutuhan manusia di dalam mengambil dan memindahkan, mengolah dan memproses informasi dalam konteks sosial yang menguntungkan diri sendiri dan masyarakat secara keseluruhan.

38 Web Programming HTML Menurut Castro (2008: 13) HTML adalah dapat digunakan untuk format teks, menambah grafik, suara, video dan menyimpannya ke dalam textfile yang dapat dibaca oleh komputer. HTML atau HyperText Markup Languange memiliki dua fitur utama yaitu hypertext dan universality. Hypertext memungkinkan untuk membuat link dalam suatu halaman web yang mengarahkan pengguna ke halaman lain atau untuk mengakses semua informasi dalam internet. Universality berarti HTML dapat dibaca oleh semua sistem operasi atau mesin baik itu Linux, Machintosh ataupun Unix PHP PHP pertama kali dikembangkan oleh Rasmus Lerdorf, anggota dari kelompok Apache pada tahun PHP pertama kali dikenal sebagai Personal Home Page Tools, yang kemudian berganti nama menjadi PHP Hypertext Preprocessor. PHP adalah bahasa yang biasa digunakan dalam menjalankan perintah melalui halaman web. Menurut Sebesta (2011: 374) PHP merupakan bahasa scripting (pemrograman) pada sisi server yang digunakan untuk menangani akses ke database. Menurut Ullman (2008: xi) PHP adalah bahasa script yang dapat ditanamkan ke dalam HTML untuk membuat desain website yang dinamik. PHP didesain untuk menuliskan web script dan bukan aplikasi yang berdiri sendiri. Script tersebut hanya dapat dijalankan setelah kejadian tertentu terjadi, contohnya ketika seorang pengguna web mengirim sebuah formulir atau mengakses ke URL JavaScript Menurut Tom dan Dori (2005: 2) Javascript adalah bahasa pemrograman yang dapat digunakan untuk menambah

39 45 interaktivitas ke dalam sebuah website. Javascript memungkinkan pengguna untuk membuat user interface yang aktif dan dapat memberikan umpan balik CSS CSS merupakan singkatan dari Cascading Style Sheet yang digunakan untuk mempercantik tampilan web. Menurut Harris (2011: 159) CSS dapat digunakan untuk merubah warna dalam suatu halaman, menambah background dan border, merubah tampilan visual dari sebuah elemen JQuery Jquery merupakan library javascript yang memiliki kemampuan cepat, ringan dan memiliki fitur yang banyak. Menurut Chaffer&Swedberg (2013: 7-8) Jquery digunakan untuk membangun website yang menarik dan interaktif, mengotomatisasi tugas yang umum dan menyederhanakan yang kompleks. Jquery library menyediakan banyak manfaat untuk pembuatan web sehingga berguna dalam banyak kondisi scripting Internet Menurut Castro (2008: 14) internet adalah kumpulan dari komputer yang saling terhubung satu sama lain. Internet merupakan jaringan komputer yang berkembang pesat dari jutaan bisnis, pendidikan, dan jaringan pemerintahan yang saling berhubungan dengan penggunannya lebih dari 200 negara (O Brien, 2010: 566) MySQL Menurut Ullman (2008) MySQL adalah manajeman basisdata untuk relasional basisdata. MySQL adalah aplikasi basisdata yang bebas digunakan oleh siapa saja dan termasuk salah satu open source basisdata

40 46 terpopuler didunia. MySQL server mengontrol akses data untuk memastikan banyak pengguna dapat bekerja secara bersama-sama, menyediakan akses yang cepat, dan memastikan bahwa hanya pengguna yang memiliki hak akses yang dapat mengakses data. (Welling & Thomson, 2011: 3) Interaksi manusia komputer Suatu aplikasi yang baik bukan hanya dilihat berdasarkan sistem yang berjalan didalamnya tetapi aplikasi yang baik harus juga dirancang dengan melihat aspek dari pengguna, karena aplikasi sesungguhnya dibuat dengan tujuan untuk mempermudah penggunanya dalam menjalankan kegiatan bisnis. Oleh karena itu aplikasi harus mempunyai antarmuka yang mudah dalam pengunaanya. Dengan adanya suatu antarmuka (user interface) yang baik, interaksi antara komputer dengan pengguna dalam aplikasi akan menjadi lebih mudah dan cepat. Menurut Shneiderman (2010: 32) Tingkat usability dari aplikasi dapat diukur melalui 5 (lima) poin evaluasi sebagai berikut: 1. Waktu belajar Melihat seberapa banyak waktu yang diperlukan oleh pengguna untuk belajar memahami tindakan yang harus dilakukan untuk melakukan suatu tugas. 2. Kecepatan kinerja Melihat seberapa cepat waktu yang diperlukan dalam melakukan suatu tugas. 3. Tingkat kesalahan pengguna Berapa banyak kesalahan dan kesalahan apa yang dilakukan oleh user dengan melakukan tugas standar pengukuran program komputer. Kesalahan merupakan komponen yang kritis dari user interface oleh karena itu diperlukan pembelajaran secara mendalam.

BAB 2 LANDASAN TEORI. beberapa pakar. Definisi tersebut antara lain yaitu : dari beberapa file dokumen yang terhubung secara logis.

BAB 2 LANDASAN TEORI. beberapa pakar. Definisi tersebut antara lain yaitu : dari beberapa file dokumen yang terhubung secara logis. 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Basis Data Ada beberapa macam definisi tentang basis data yang disampaikan oleh beberapa pakar. Definisi tersebut antara lain yaitu : Menurut O Brien (2002, p.166)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Basis Data Teori-teori ini diperlukan untuk mendukung penulisan laporan tugas akhir yang dibuat sebagai landasan dan acuan melakukan perancangan pada basis data. 2.1.1 Data

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum Pada subbab ini akan dijelaskan mengenai berbagai teori umum tentang pengertian Database, Database Lifecycle, Entity Relationship Modeling, Normalisasi, Metodologi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Kaitan Basis Data Bagian ini menjelaskan teori-teori yang menjelaskan basis data.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Kaitan Basis Data Bagian ini menjelaskan teori-teori yang menjelaskan basis data. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Kaitan Basis Data Bagian ini menjelaskan teori-teori yang menjelaskan basis data. 2.1.1 Definisi Data, Basis Data dan Sistem Basis Data Data adalah fakta, baik objek, variabel,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dari 13 sungai yang membelah kota Jakarta, terdapat ratusan industri yang harus selalu dilakukan pengambilan contoh secara berkala. Apabila terdapat industri yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Data dan Basis Data Menurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2004, p715), data adalah fakta-fakta yang belum diolah atau fakta mentah mengenai orang, tempat, kejadian,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori yang berkaitan dengan Database Merupakan kumpulan dari teori-teori yang digunakan dalam perancangan Database. 2.1.1 Data Menurut Hoffer (2005, p5), data adalah penyimpanan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Terminologi Definisi Sistem Sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan, McLeod (1996,p13). Dan kebanyakkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Basis Data 2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban (2003, p2), data ialah fakta yang belum diolah atau gambaran dari transaksi yang ditangkap, direkam, disimpan dan diklasifikasikan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. memiliki arti dan kepentingan dalam lingkungan user (Hoffer, 2005, p5).

BAB 2 LANDASAN TEORI. memiliki arti dan kepentingan dalam lingkungan user (Hoffer, 2005, p5). 7 BAB 2 LANDASAN TEORI Data Data diartikan sebagai representasi objek dan kejadian yang tersimpan yang memiliki arti dan kepentingan dalam lingkungan user (Hoffer, 2005, p5). Data dapat juga diartikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. fenomena atau fakta yang ada atau yang terjadi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. fenomena atau fakta yang ada atau yang terjadi. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Data Menurut Hariyanto (2004, p3), data adalah rekaman mengenai fenomena atau fakta yang ada atau yang terjadi. Menurut Whitten et al. (2004, p23), data adalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut R. Kelly Rainer (2011:10), dalam bukunya Introduction to Information Systems menyatakan bahwa Sistem Informasi adalah untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berkelanjutan tentang kegiatan/program sehingga dapat dilakukan tindakan

BAB II LANDASAN TEORI. berkelanjutan tentang kegiatan/program sehingga dapat dilakukan tindakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Monitoring Menurut Dr. Harry Hikmat (2010), monitoring adalah proses pengumpulan dan analisis informasi berdasarkan indikator yang ditetapkan secara sistematis dan berkelanjutan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. bidang media komunikasi dan informasi. Internet adalah suatu jaringan komputer

BAB II LANDASAN TEORI. bidang media komunikasi dan informasi. Internet adalah suatu jaringan komputer BAB II LANDASAN TEORI 2.1 World Wide Web Dunia internet semakin berkembang, terutama penggunaanya dalam bidang media komunikasi dan informasi. Internet adalah suatu jaringan komputer global, sedangkan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dijelaskan landasan teori yang digunakan untuk mendukung penyusunan laporan kerja praktek ini. Landasan teori yang akan dibahas meliputi permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Sistem Manajemen Basis Data Data Definition Language (DDL)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Sistem Manajemen Basis Data Data Definition Language (DDL) BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori yang Berkaitan dengan Basis Data 2.1.1. Pengertian Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010,p65), basis data adalah kumpulan data yang saling berhubungan secara logis

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori yang berkaitan dengan Database

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori yang berkaitan dengan Database BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori yang berkaitan dengan Database 2.1.1 Data Menurut Connolly dan Begg (2010:70), data merupakan bagian terpenting dari komponen suatu basis data yang merepresentasikan objek

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data 2.1.1 Sistem Sistem adalah sekumpulan objek atau elemen yang berhubungan yang dilihat secara keseluruhan dan didesain untuk mencapai tujuan tertentu (Britton

Lebih terperinci

PERANCANGAN BASIS DATA

PERANCANGAN BASIS DATA BAB IV PERANCANGAN BASIS DATA Database atau basis data adalah kumpulan data yang disimpan secara sistematis di dalam komputer dan dapat dimanipulasi (diolah) menggunakan perangkat lunak (program aplikasi)

Lebih terperinci

BAB III 3. LANDASAN TEORI. manajemen dan individu lain terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal

BAB III 3. LANDASAN TEORI. manajemen dan individu lain terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal BAB III 3. LANDASAN TEORI 3.1. Konsep Dasar Sistem Informasi Sistem informasi dapat dikatakan seperti suatu sistem yang terdapat pada suatu organisasi yang merupakan kumpulan dari individu, teknologi,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT. SURYA TOTO INDONESIA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT. SURYA TOTO INDONESIA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT. SURYA TOTO INDONESIA

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PEMBELIAN DAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PO. DELIRA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori - Teori Umum 2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban, & Rainer (2009, p. 6), data adalah fakta mentah atau deskripsi dasar dari benda, peristiwa, aktivitas dan transaksi yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. utama yaitu komponen, ketergantungan dan tujuan. Artinya, setiap sistem akan selalu

BAB 2 LANDASAN TEORI. utama yaitu komponen, ketergantungan dan tujuan. Artinya, setiap sistem akan selalu 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem, data dan informasi 2.1.1 Sistem Menurut Fathansyah (2004, p2), kata sistem selalu berkonotasi pada 3 hal utama yaitu komponen, ketergantungan dan tujuan. Artinya, setiap

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori umum yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut :

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori umum yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : BAB 2 LANDASAN TEORI Teori umum yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : 2.1. Data Data merupakan sebuah fakta di dalam kehidupan keseharian kita yang dapat berbentuk kalimat dan angka. Semua

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2005/2006

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2005/2006 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2005/2006 ANALISA & PERANCANGAN BASIS DATA SISTEM OPERASIONAL BERBASIS WEB PADA PT. PELAYARAN MITRABAHARI

Lebih terperinci

SOAL KUIS. 3. Data aktual yang disimpan pada tiap elemen atau atribute: a. Atribute d. Enterprise b. Data Value e. Tuple c. File

SOAL KUIS. 3. Data aktual yang disimpan pada tiap elemen atau atribute: a. Atribute d. Enterprise b. Data Value e. Tuple c. File Pertemuan 7 Quiz 1. Kumpulan data yang diorganisir menggunakan metode tertentu sehingga menghasilkan informasi yang berguna bagi pemakainya, pengertian dari: a. Arsip d. Basis Data b. Data e. Sistem c.

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI Pengertian Basis Data. diperlukan untuk organisasi.

LANDASAN TEORI Pengertian Basis Data. diperlukan untuk organisasi. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar Atau Umum 2.1.1 Teori Sistem Basis Data 2.1.1.1 Pengertian Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2005, p15), basis data merupakan sekumpulan data yang saling

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010, p54) Sistem Basis Data adalah kumpulan dari program aplikasi yang berinteraksi dengan database

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Data Menurut Connolly dan Begg (2010, p19), data adalah komponen yang paling penting dalam Database Management System (DBMS), berasal dari sudut pandang end

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Kroenke et al (2012, p3), Data adalah rekaman fakta dan angka.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Kroenke et al (2012, p3), Data adalah rekaman fakta dan angka. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Data Menurut Kroenke et al (2012, p3), Data adalah rekaman fakta dan angka. Menurut Hoffer et al (2011, p5), Data adalah representasi tersimpan dari objek atau kejadian yang memiliki

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Perbedaaan File Based System dengan Sistem Basis Data

BAB 2 LANDASAN TEORI Perbedaaan File Based System dengan Sistem Basis Data BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar atau Umum 2.1.1 Perbedaaan File Based System dengan Sistem Basis Data Pada saat ini aplikasi basisdata sudah digunakan di kehidupan sehari-hari, seperti pembelian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum Teori-teori umum yang akan dibahas adalah sistem, data dan informasi, basis data, sistem basis data, sistem manajemen basis data, Structured Query Language, Entity-

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Sistem Basisdata 2.1.1 Latar Belakang Munculnya Penggunaan Basisdata Saat ini basisdata merupakan suatu teknologi yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya:

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Jasa akan selalu melekat pada sumbernya atau pada penjualnya. Dengan

BAB III LANDASAN TEORI. Jasa akan selalu melekat pada sumbernya atau pada penjualnya. Dengan BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Jasa Menurut Kotler (1997:83), jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. ukuran tujuan atribut dari suatu entitas (James O Brien, 2004, p7).

BAB 2 LANDASAN TEORI. ukuran tujuan atribut dari suatu entitas (James O Brien, 2004, p7). BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Data Data dapat diartikan sebagai fakta mentah atau hasil pengamatan mengenai kejadian fisik atau transaksi bisnis. Secara lebih spesifik data adalah

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil

BAB III LANDASAN TEORI. organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil 11 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Informasi Menurut (Ladjamudin, 2005), Sistem informasi adalah sekumpulan prosedur organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil keputusan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Dalam membangun aplikasi ini, terdapat teori-teori ilmu terkait yang digunakan untuk membantu penelitian serta menyelesaikan permasalahan yang ada berkaitan dengan sistem yang akan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi,

BAB III LANDASAN TEORI. organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem di dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar/Umum 2.1.1 Data Data adalah fakta yang didapat, di mana kenyataan tambahan dapat ditarik menjadi simpulan (Date, 2004, p15). Data merupakan fakta yang dapat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Umum 2.1.1 Teori Basis Data Teori yang berkaitan dengan basis data seperti data, basis data (database), Database Management System (DBMS), Database Application, Entity

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori tentang Basis Data Aplikasi basis data sudah umum digunakan dalam kehidupan kita sehari-hari. Sebagai contoh, pembelian barang menggunakan kartu kredit, pemesanan tiket

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Basis Data 2.1.1 Basis Data Menurut Connolly & Begg (2002, p14), basis data adalah suatu koleksi data yang saling berhubungan secara logikal dan sebuah deskripsi data,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Sistem Basis Data 2.1.1 Pengertian Sistem Basis Data Sebelum kita masuk ke pengertian sistem basis data, kita harus mengerti dulu apa yang dimaksud dengan data. Menurut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Data dan Informasi Item data merupakan penjelasan dasar mengenai segala sesuatu, peristiwa, aktivitas, dan transaksi yang dicatat, diklasifikasikan, serta disimpan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. suatu maksud tertentu adalah bagian dari suatu sistem, yang mana sistem

BAB II LANDASAN TEORI. suatu maksud tertentu adalah bagian dari suatu sistem, yang mana sistem BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Bagian-bagian yang memiliki keterkaitan pengoperasian dalam mencapai suatu maksud tertentu adalah bagian dari suatu sistem, yang mana sistem informasi dapat dibuat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. satu hal yang sangat dominan dan terjadi dengan sangat pesat. Informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. satu hal yang sangat dominan dan terjadi dengan sangat pesat. Informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, perkembangan teknologi informasi sudah merupakan satu hal yang sangat dominan dan terjadi dengan sangat pesat. Informasi merupakan suatu kebutuhan

Lebih terperinci

Perancangan Database

Perancangan Database Perancangan Database Database System Development Live cycle ( SDLC) Database System Development Live cycle (SDLC) merupakan komponen yang penting dalam sistem database karena aplikasi dari database life

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Dasar Sistem Aplikasi Pengertian Sistem. Pengertian sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Dasar Sistem Aplikasi Pengertian Sistem. Pengertian sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Aplikasi 2.1.1 Pengertian Sistem Pengertian sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Suatu sistem mempunyai

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori yang Berkaitan dengan Basis Data. Teori - teori berikut ini merupakan teori - teori umum yang digunakan dalam penyusunan skripsi. 2.1.1 Data Data adalah fakta atau informasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Basis Data 2.1.1 Pengertian Data Data adalah fakta - fakta yang telah diketahui dan dapat dikumpulkan serta dapat disimpan dalam media komputer. Data terdiri dari fakta-fakta

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2006/2007

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2006/2007 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2006/2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TANGERANG

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Program Studi Strata-1 Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Program Studi Strata-1 Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Program Studi Strata-1 Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN BASISDATA PENJUALAN, PEMBELIAN DAN PERSEDIAAN

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Yang Berkaitan Dengan Database 2.1.1 Database Menurut Connoly ( 2010 : 65 ) Database adalah suatu kumpulan dari data yang terselubung secara logis, dan deskripsi dari data

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. penelitian. Teori - teori yang akan dibahas antara lain : dapat dijadikan bahan kajian (analisis atau kesimpulan).

BAB 2 LANDASAN TEORI. penelitian. Teori - teori yang akan dibahas antara lain : dapat dijadikan bahan kajian (analisis atau kesimpulan). BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Pada teori umum ini disajikan teori yang relevan, lengkap dan urut sejalan dengan permasalahan. Teori umum ini dikemukakan dari sumber teori dan hasil penelitian. Teori

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori teori Dasar 2.1.1 Pengertian Data Menurut Kadir (2000, p7), data adalah fakta mengenai suatu objek atau orang. Data dinyatakan dengan nilai (angka, deretan karakter, atau

Lebih terperinci

-DATABASE (BASIS DATA)- Nama : Novriansyah Kelas : 2.DB.10 NPM : Dosen : Leli Safitri

-DATABASE (BASIS DATA)- Nama : Novriansyah Kelas : 2.DB.10 NPM : Dosen : Leli Safitri -DATABASE (BASIS DATA)- Nama : Novriansyah Kelas : 2.DB.10 NPM : 33109332 Dosen : Leli Safitri PROGRAM DIPLOMA MANAJEMEN INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori yang Berkaitan Dengan Database

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori yang Berkaitan Dengan Database BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori yang Berkaitan Dengan Database Sebelum melakukan perancangan sebuah database, alangkah baiknya penulis mencari teori-teori pendukung yang dapat memastikan kebenaran penulisan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum Data Database

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum Data Database BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1 Data Dalam sebuah sistem informasi, data merupakan salah satu komponen yang sangat penting agar sistem informasi tersebut dapat berjalan. Di dalam sistem informasi,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Basis Data 2.1.1 Basis Data 2.1.1.1 Definisi Basis Data Menurut Connolly-Begg (2002, p14), basis data adalah suatu kumpulan yang dapat digunakan bersama dari data yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang diperlukan oleh sebuah organisasi.

BAB II LANDASAN TEORI. yang diperlukan oleh sebuah organisasi. 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum / Dasar 2.1.1 Pengertian Database Pengertian database menurut Connolly dan Begg (2005: 15), database adalah sekumpulan data-data dapat digunakan bersama-sama dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Data dan Basis Data Data adalah fakta fakta atau observasi yang mentah, biasanya mengenai kejadian atau transaksi bisnis (James A. O Brien, 2003, p13), sedangkan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. dengan istilah web adalah sebuah sistem terhubung dari hypertext document yang

BAB III LANDASAN TEORI. dengan istilah web adalah sebuah sistem terhubung dari hypertext document yang 10 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 World Wide Web World Wide Web yang biasanya disingkat dengan WWW dan lebih dikenal dengan istilah web adalah sebuah sistem terhubung dari hypertext document yang ada di Internet.

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Program Studi Strata-1 Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Program Studi Strata-1 Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Program Studi Strata-1 Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASISDATA PERSEDIAAN DAN PENJUALAN

Lebih terperinci

PERANCANGAN BASIS DATA RESERVASI, PERSEDIAAN, DAN PEMBELIAN PERLENGKAPAN KAMAR PADA HOTEL KING STONE.

PERANCANGAN BASIS DATA RESERVASI, PERSEDIAAN, DAN PEMBELIAN PERLENGKAPAN KAMAR PADA HOTEL KING STONE. BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Sektor pariwisata mengalami kemajuan yang pesat dan mempunyai prospek masa depan yang cerah. Hal tersebut tidak lepas dengan adanya perkembangan teknologi yang dapat

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Flippo (1984) mendefinisikan sebagai berikut: Penarikan calon pegawai

BAB III LANDASAN TEORI. Flippo (1984) mendefinisikan sebagai berikut: Penarikan calon pegawai BAB III LANDASAN TEORI 1. 3.1 Rekrutmen Flippo (1984) mendefinisikan sebagai berikut: Penarikan calon pegawai atau tenaga kerja adalah proses pencarian tenaga kerja yang dilakukan secara seksama, sehingga

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2004/2005 ANALISIS DAN PERANCANGAN BASIS DATA PEMBELIAN DAN PENJUALAN BARANG PADA PT DAVINCI KERAMINDO

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.1.1 Sistem Manajemen Basis Data (DBMS) Data adalah sebuah sumber yang harus dikontrol dan dikelola. Data yang belum dikelola belum bisa dimanfaatkan sebagai

Lebih terperinci

BAB III. Landasan Teori

BAB III. Landasan Teori BAB III Landasan Teori Dalam bab ini akan dijelaskan berbagai macam landasan teori yang digunakan untuk mendukung penyusunan laporan kerja praktek. Landasan teori yang dibahas meliputi permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Program Studi Strata-1 Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2003/2004 ANALISIS DAN PERANCANGAN BASIS DATA PADA SISTEM INFORMASI PEMBELIAN

Lebih terperinci

BAB III 3 LANDASAN TEORI

BAB III 3 LANDASAN TEORI BAB III 3 LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Informasi Menurut Jogiyanto HM (2003), sistem Informasi merupakan suatu sistem yang tujuannya menghasilkan informasi sebagai suatu sistem, untuk dapat memahami sistem

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Teori umum akan menjelaskan teori-teori yang berhubungan dengan database, seperti : data, database, entity, database management system (DBMS), normalisasi, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. kumpulan dari data yang saling terkait secara logis dan merupakan

BAB 2 LANDASAN TEORI. kumpulan dari data yang saling terkait secara logis dan merupakan 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Khusus 2.1.1. Database Menurut Connolly and Begg (2010, p65), database adalah suatu kumpulan dari data yang saling terkait secara logis dan merupakan deskripsi dari data,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Program Studi Strata-1 Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PERSEDIAAN, PRODUKSI, DAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Sutabri (2004), sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori yang berkaitan dengan Database 2.1.1 Sistem Sistem informasi adalah kombinasi dari teknologi informasi dan aktivitas orang yang menggunakan teknologi itu untuk mendukung

Lebih terperinci

Kata Kunci : Sistem Basisdata, Nozzle, Permintaan, Penawaran, Pemesanan, Penjualan

Kata Kunci : Sistem Basisdata, Nozzle, Permintaan, Penawaran, Pemesanan, Penjualan Universitas Bina Nusantara Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PENJUALAN PT MULIA ASLI Henry Kurniawan 0800738383

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Rancang Bangun 3.1.1 Pengertian Rancang Rancang merupakan serangkaian prosedur untuk menerjemahkan hasil analisa dari sebuah sistem ke dalam bahasa pemrograman untuk mendeskripsikan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori yang Berkaitan dengan Basis Data Teori-teori yang berkaitan dengan basis data yang dibahas adalah data, basis data (database), sistem basis data, Database Management System

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.1.1 Pengertian Data dan Sistem Menurut Hoffer (2005, p5), data adalah fakta, atau bagian dari fakta yang mengandung arti, yang dihubungkan dengan kenyataan,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PERDAGANGAN PADA PT SUNICODATA COMININDO Linlinfie Juliaty

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar / Umum 2.1.1 Pendekatan basis data a. Data Pengertian data menurut Turban, Rainer, Potter (2003, p15) adalah fakta-fakta yang belum diolah atau gambaran lebih

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Database 2.1.1 Pengertian Data Data adalah fakta, atau bagian dari fakta yang mengandung arti, yang dihubungkan dengan kenyataan, simbol-simbol, gambar-gambar, kata-kata,

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASISDATA PEMBELIAN DAN PERSEDIAAN PADA PT. INDO PRIMA FOODS

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASISDATA PEMBELIAN DAN PERSEDIAAN PADA PT. INDO PRIMA FOODS UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2005/2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASISDATA PEMBELIAN DAN PERSEDIAAN PADA PT. INDO PRIMA FOODS

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Sistem Menurut Rosenblatt (2014:6) Sistem adalah seperangkat komponen terkait yang menghasilkan hasil tertentu. Contohnya adalah Sistem khusus untuk lalu lintas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Basis Data A database is a collection of data stored in a standarized format, designed to be shared by multiple users. (Post, 2005, p2), yang dapat diartikan, Basis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis dan Perancangan 2.1.1 Pengertian Analisis Pengertian analisis sistem adalah penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu (Jogiyanto, 2005:1).

BAB II LANDASAN TEORI. untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu (Jogiyanto, 2005:1). BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

SISTEM BASIS DATA II S A N T I W I D I A N T I

SISTEM BASIS DATA II S A N T I W I D I A N T I SISTEM BASIS DATA II S A N T I W I D I A N T I SISTEM Definisi sebuah tatanan yang terdiri atas sejumlah komponen fungsional (dengan tugas/fungsi khusus) yang saling berhubungan dan secara bersama-sama

Lebih terperinci

BAB III. Landasan Teori

BAB III. Landasan Teori BAB III Landasan Teori 3.1. Aplikasi Aplikasi adalah software yang dibuat oleh suatu perusahaan komputer untuk mengerjakan tugas-tugas tertentu, misalnya Microsoft Word, Microsoft Excel (Yazid, 2009:50).

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi 3.1.1 Sistem Menurut Sari Murdowati (1998; 1), definisi sistem merupakan sekumpulan komponen terintegrasi untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PENDIDIKAN PADA LEMBAGA MUSIK CANTATA

Universitas Bina Nusantara ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PENDIDIKAN PADA LEMBAGA MUSIK CANTATA Universitas Bina Nusantara Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PENDIDIKAN PADA LEMBAGA MUSIK CANTATA Viriya Adithana

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. teroganisir untuk menyampaikan arti yang spesifik.

BAB 2 LANDASAN TEORI. teroganisir untuk menyampaikan arti yang spesifik. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Data Menurut Turban (2003, p352), data adalah fakta-fakta mentah, yang tidak teroganisir untuk menyampaikan arti yang spesifik. Menurut Hoffer (2002, p4), data adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sutabri (2004), sistem adalah sekelompok unsur yang erat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sutabri (2004), sistem adalah sekelompok unsur yang erat 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Sutabri (2004), sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Basis Data Menurut Connolly (Connolly 2010 p65) basis data adalah salah satu koleksi data-data yang terkait secara logis, dan juga merupakan pendeskripsian dari data-data

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara. Jurusan Teknik Informatika Program Studi Ilmu Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil 2005/2006

Universitas Bina Nusantara. Jurusan Teknik Informatika Program Studi Ilmu Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil 2005/2006 Universitas Bina Nusantara Jurusan Teknik Informatika Program Studi Ilmu Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil 2005/2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA UNTUK PEMBUATAN SINETRON

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian Sistem Basis Data (Database) Database adalah komputerisasi sistem penyimpanan data yang bertujuan untuk menyimpan informasi dan menyediakan informasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Basisdata Sebelum aplikasi basisdata (DBMS) dikenal, biasanya proses penyimpanan data disimpan di dalam sebuah file. Menurut Connoly (2002, p12), bahwa setiap program mendefinisikan

Lebih terperinci

Metodologi Perancangan basis data secara konseptual

Metodologi Perancangan basis data secara konseptual Metodologi Perancangan basis data secara konseptual Metodologi Perancangan merupakan suatu pendekatan terstruktur yang menggunakan bantuan prosedur, tehnik, tools dan dokumentasi untuk mendukung dan memfasilitasi

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Fakultas Ilmu komputer Skripsi Sarjana komputer Semester Genap Tahun 2006

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Fakultas Ilmu komputer Skripsi Sarjana komputer Semester Genap Tahun 2006 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Fakultas Ilmu komputer Skripsi Sarjana komputer Semester Genap Tahun 2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN DATABASE SISTEM PEMESANAN, PEMBELIAN, PRODUKSI DAN

Lebih terperinci