ANALISA HEAT EXCHANGER KNL DENGAN TEKNIK KONTROL FUZZY. Sugeng Tirta Atmadja 1)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISA HEAT EXCHANGER KNL DENGAN TEKNIK KONTROL FUZZY. Sugeng Tirta Atmadja 1)"

Transkripsi

1 ANALISA HEAT EXCHANGER KNL 5-05 DENGAN TEKNIK KONTROL FUZZY Sugeng Tirta Atmadja ) Abstrat Suatu mesin transmisi penerus putaran dan daya di dalam gearbox menggunakan oli atau minyak pelumas yang berfungsi sebagai pendingin dan juga berguna untuk mengurangi gesekan yang terjadi. Akan tetapi oli tersebut juga membutukan pendinginan yang dinamakan eat exanger. Selama ini metode yang digunakan dalam dunia industri, kebanyakan menggunakan metode kontrol konvensional yaitu on-off dan keepatan aliran yang konstan. Namun demikian, terkadang metode kontrol konvensional kurang mampu bekerja sesuai dengan yang diarapkan, seingga memungkinkan untuk mengaplikasikan metode kontrol yang lebi modern, sala satunya adala dengan teknik kontrol fuzzy. Heat exanger merupakan sala satu bagian alat di mesin finis mill yang terdapat di PT. Indoement Tunggal Prakarsa Citeureup yang berfungsi untuk menurunkan temperatur oli dan menjaga suu pada keadaan normal sekitar 48 0 C, dengan mengatur keepatan aliran oli masuk dan keluari. Pada keadaan tunak, put temperatur oli tidak sesuai dengan setting point-nya walaupun anya terdapat sedikit perbedaan Hal ini menunjukkan bawa dalam praktek variabel kontrol tidak selalu sama dengan set-point, disebabkan adanya faktor dinamika dari proses yang dikendalikan, juga pengaru faktor lingkungan. Kata kuni : eat exanger dan kontrol Fuzzy. PENDAHULUAN Latar Belakang Semen merupakan material yang bersifat plastik yang suda digunakan sejak lama atau zaman daulu untuk membuat konstruksi. Kata semen berasal dari baasa Yunani Caementum, yang artinya baan pengikat. Adapun definisi semen seara umum adala baan perekat yang dapat mengikat baan baan padat menjadi satu kesatuan yang kuat. Adapun dengan semakin banyaknya pembangunan industri, baik pertokoan maupun perkantoran dimana dalam pembangunannya tidak lepas dari kebutuan akan semen. Ole karena itu PT. Indoement Tunggal Prakarsa Tbk sebagai produsen semen ikut berpartisipasi dalam memenui kebutuan akan semen. PT. Indoement Tunggal Prakarsa Tbk memiliki plant yang tersebar di pulau Jawa yaitu di Citeureup dan Cirebon, Jawa Barat dan di Tarjun, Kalimantan. Pada proses pembuatan semen ada suatu taapan dimana baan baku mengalami pengeilan ukuran atau penggerusan dari raw mill dengan menggunakan mesin vertial mill. Tujuan dari vertial mill ini adala agar mengasilkan semen dalam bentuk bubuk yang alus sebelum masuk ke dalam silo. ) Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin FT-UNDIP Permasalaan timbul pada mesin vertial mill,yang berputar beroperasi selama 4 jam maka timbul panas. Sebagaimana biasa lazimnya mesin, dibutukan pelumasan untuk mengurangi timbulnya panas dan juga untuk menega dari keausan. Maksud dan Tujuan. Mengetaui besarnya perpindaan panas dari oli ke air pendingin dan temperatur keluaran pada eat exanger.. Merenanakan pengendalian temperatur keluaran dan keepatan aliran eat exanger KNL 5-05 seara off-line dengan menggunakan teknik kontrol fuzzy. Pembatasan Masala Membaas pengendalian temperatur pada eat exanger KNL 5-05 dengan menggunakan kontrol Fuzzy. DASAR TEORI Gambaran Umum Heat Exanger Heat exanger adala suatu alat yang mengasilkan perpindaan panas dari suatu fluida ke fluida lainnya. Jenis eat exanger yang sederana adala wada dimana fluida yang panas dan fluida yang dingin diampur seara langsung. Pada sistem ini, kedua fluida akan menapai suu akir yang sama, dan jumla panas yang berpinda dapat diperkirakan dengan mempersamakan kerugian energi dari fluida yang ROTASI Volume 9 Nomor Januari 007 5

2 lebi panas dengan perolean energi ole fluida yang lebi dingin. Hal yang lazim pada eat exanger adala perpindaan panas pada suatu fluida terpisa dengan fluida lainnya ole dinding atau sekat yang dilalui ole panas. Penukar panas seperti ini disebut reuperator. Alat ini terdapat dalam berbagai bentuk, dari pipa-didalam-pipa (sell and tube). Satuan ini dipergunakan seara luas karena dapat dibangun dengan permukaan perpindaan panas yang besar dalam volume yang relatif keil, dapat dibuat dari logam paduan (alloy) agar taan teradap korosi, dan sesuai untuk pemanasan, pendinginan, penguapan, atau pengembunan (ondensation) segala jenis fluida. Gambar Heat exanger di mesin finis mill Tipe tipe dasar Heat Exanger Tipe eat exanger yang paling sederana adala angkang dan pipa. Alat ini terdiri dari sebua pipa yang terletak konsentrik di dalam pipa lainnya yang merupakan angkang untuk susunan. Sala satu fluidanya mengalir melalui pipa didalamnya, fluida lainnya mengalir melalui inin (annulus) yang terbentuk diantara pipa dalam dan pipa luar. Karena kedua aliran fluida melintasi penukar panas anya sekali, maka susunan ini disebut penukar panas satu lintasan (single pass; lintasan tunggal). Jika bertipe aliran seara (parallel flow; aliran sejajar), jika fluida fluida itu mengalir dalam ara yang berlawanan, maka penukar panas ini bertipe aliran lawan (ounter flow). Keefektifan Heat Exanger Dalam analisa termal berbagai tipe eat exanger guna memperole laju perpindaan panas yang tidak menyangkut suu keluar yaitu dengan menggunakan keefektifan penukar panas (eat exanger effetiveness) ε. Keefektifan penukar panas berdefinisi perbandingan laju perpindaan panas yang sebenarnya dalam penukar panas tertentu teradap laju pertukaran panas maksimum. Bentuk persamaan yang dipergunakan dalam analisa berbagai tipe penukar panas yang diperlukan untuk menentukan arga suu rata rata adala : q U. A. T rata rata C ( Tin T ) atau C ( T T ) min C min in C ( T ( T in in T in T Faktor Pengotoran Unjuk kerja penukar panas dalam kondisi pengoperasian, terutama dalam industri proses, seringkali tidak dapat diramalkan dari analisa termal saja. Selama dioperasikan dengan kebanyakan airan dan minyak, terbentuk suatu lapisan kotoran pada permukaan perpindaan panas seara berangsur angsur seperti endapan pada tube yang menyebabkan kurang efektifnya laju perpindaan panas. Efeknya yang disebut pengotoran (fouling) adala mempertinggi taanan termal. Taanan termal endapan pada umumnya dapat diperole dari pengujian pengujian nyata atau pengalaman. Jika diadakan pengujian unjuk kerja teradap suatu penukar panas yang bersi dan belakangan diulangi setela satuannya dioperasikan agak lama, maka taanan termal endapan dapat ditentukan dari ubungan : Rd Ua U Ud Ro Rk o in ) ) RiAo Ai Ao iai Analisa Peritungan Spesifikasi alat : Model : KNL 5-05 VALCO ENGINEERING CO.LTD. JAPAN Kapasitas : 5 m 3 Fluida tube : oli ( ISO VG30 ) Fluida sell : water Diketaui: Q = 5, m 3 /jam Do = 0,0 m Di = 0,009 m N = 4 Tin oil = 57 o C T oil = 48 o C Tin water = 30 o C Sifat fisik fluida : ROTASI Volume 9 Nomor Januari

3 R R f f 4,4.0 6, _ W / mk _ W / mk Analisa : m. C p.( Tin T ) m. C p.( T Tin ), 8 (57 48),4 478 ( T 30) 3065,0 593,76 ( T T T q m. C o 33,89 C 34 o p C.( T T ) q,4 478 (34 30) q 373,04 _ J / s m m N,4 m 0,0 4 4m 40,0 R ED D 3,4 0,009 7,69.0 0,8 in 30) 4 800,66 0,4 0,8 N UD 0,03. RED.Pr 0,03 (800,66) (5,) K f. NUD 0,6 7,88 04,95 D 0,009 m, m, N 4. m 4, 4,84 R ED D 3,4 0,0 3,5.0 0,058.0 N UD U 0,4 7,88 0,03 (4378,98) K. N 0,8 0,6 33,9 0,0 f UD D 04, 95 (540,6) 4463 Faktor Koreksi dari grafik : F 0,97 T m 0,4 4463,98, LMTD F 0,97 9,3 7 ln( ) 4 33,9, ,98 q 373,04 L 0,78_ meter U. N.. D. F. T,9 4 3,4 0,009 0,97 9,3 m Fouling Fator (Faktor pengotoran) : Ud Rf Rf W/m.K 4,4.0 04,95 5 6, ,98 994,98 q 373,04 L 0,3_ meter U. N.. DF.. T 994,98 4 3,4 0,009 0,97 9,3 d m Jumla tube minimal yang diizinkan : q 373,04 N U.. D. L. F.,9 3,4 0,009 0,3 0,97 9,3 T m 373,04 N 7,7 7 _ tube 85,80 Jumla _ tube _ efektif 7 00% 88,44% 88% 4 Heat exanger efektif : C min m. p atau m. p yang lebi keil. Karena m. m., maka suu keluar fluida p p yang lebi panas (dengan kata lain suu oli) sama dengan suu masuk fluida yang lebi dingin (air). C ( ). ( Tin T m p Tin T C min( Tin Tin ) C min( Tin T 9 0,33 7 in ) (57 48) ) (57 30) Kontrol Fuzzy Fuzzy berarti samar atau kabur, merupakan istila yang dipakai ole Lotfi A Zade pada Taun 965 untuk menyatakan kelompok/impunan yang dapat dibedakan dengan kelompok lain berdasarkan derajat keanggotaan seara kabur. Didalam teori impunan klasik objek dinyatakan suatu anggota jika bernilai dan bukan anggota jika bernilai 0 dari suatu impunan dengan batas keanggotaan yang jelas/tegas. Namun dalam teori impunan fuzzy memungkinkan derajat keanggotaan (member of degree) suatu objek bernilai antara 0 dan atau dalam interval antara 0 dan, biasa ditulis[0 ]. Himpunan fuzzy F dalam semesta X biasanya diyatakan sebagai pasangan berurutan dari elemen x dan mempunyai derajat keanggotaan : F=[(x, (x)) x Є X} dimana: F X F = Notasi impunan fuzzy = Semesta pembiaraan ROTASI Volume 9 Nomor Januari

4 x = Elemen dari X F (x) = Derajat keanggotaan x dalam interval [0 ] Sistem Fuzzy ini mempunyai beberapa kelebian antara lain:. Konsep logika fuzzy muda dimengerti. Konsep matematis yang mendasari logika fuzzy sangat sederana dan muda dimengerti.. Logika fuzzy sangat fleksibel. 3. Logika fuzzy memiliki toleransi teradap data-data yang tidak tepat. 4. Logika fuzzy mampu memodelkan fungsi-fungsi nonlinier yang sangat komplek. 5. Logika fuzzy dapat membangun dan mengaplikasikan pengalamanpengalaman para pakar seara langsung tanpa arus mengalami pelatian. 6. Logika fuzzy dapat bekerjasama dengan teknik teknik kendali seara konvensional. 7. Logika fuzzy didasarkan pada baasa alami. Blok diagram pengendali logika fuzzy diperliatkan pada Gambar.6 dengan masingmasing blok dijelaskan sebagai berikut: Fuzzifikasi (Fuzzyfiation) Fuzzifikasi adala suatu proses menguba peuba masukan dari bentuk tegas (Crisp) menjadi peuba fuzzy (Variable Linguisti) yang biasanya disajikan dalam bentuk impunanimpunan fuzzy dengan suatu fungsi keanggotaan masing-masing. Fungsi keanggotaan segitiga direpresentasikan sebagai berikut: Evaluasi Aturan (Rule Evaluation) Evaluasi aturan disebut juga proses pengambilan keputusan (Inferene) yang ditetapkan pada basis aturan (Rule Base) untuk mengubungkan antar peuba-peuba fuzzy masukan dan peuba fuzzy keluaran. Aturan ini berbentuk jika.maka (If Ten). Input Membersip Funtion Output Membersip Funtion Crisp inputs Fuzzyfiation Fuzzy Inputs Rule Evaluation Fuzzy Outputs Defuzzyfiation Crisp puts Rule Base Gambar 3. Blok diagram pengendali fuzzy Metode MAX-MIN Pada metode MAX-MIN pengambilan keputusan didasarkan pada aturan operasi menurut Mamdani. Gambar 4 dibawa ini menggambarkan metode MAX-MIN: Domain Gambar. Representasi Kurva Segitiga Fungsi Keanggotaan: Gambar 4 Metode MAX-MIN Defuzzifikasi (Defuzzyfiation) Defuzzifikasi berarti proses pengubaan kembali impunan fuzzy keluaran menjadi impunan dalam bentuk tegas (risp). Hal ini ROTASI Volume 9 Nomor Januari

5 diperlukan karena plant anya mengenal nilai tegas. Metode Centroid Metode entroid ini dikenal juga sebagai metode COA (Center of Area) atau metode Center of Gravity. Pada metode ini nilai tegas keluarannya diperole berdasarkan titik berat dari kurva asil proses pengambilan keputusan (inferene) yang dapat dilukiskan pada Gambar.5 Rumus COA: z z z z( z) dz ( z) dz n j n z ( z ) j j j j ( z ) Peranangan Sistem Fuzzy Fungsi Keanggotaan Sistem ini memiliki dua variabel masukan dan dua variabel keluaran, seperti ditunjukkan pada Tabel berikut: Tabel. Variabel masukan dan keluaran yang diperlukan Fuzzyfikasi a. Fungsi Keanggotaan temperature oli Gambar 5. Metode Centroid APLIKASI KONTROL FUZZY PADA PENGENDALIAN TEMPERATUR HEAT EXCHANGER Heat exanger merupakan suatu alat untuk memindakan energi termal dari sumber panas ke sumber yang lebi dingin. Alat ini berguna untuk mendinginkan fluida oli yang digunakan pada pelumasan gearbox pada mesin vertikal mill dan menjaganya pada temperatur normal dengan mengatur keepatan aliran oli dan air sebagai media pendingin. Besar keilnya keepatan aliran ini ditentukan ole temperatur input eat exanger. Jika temperatur keluaran eat exanger masi tinggi dari setting point maka keepatan aliran dari pompa akan membuka besar seingga temperatur yang digunakan untuk mendinginkan oli suda menukupi, sebaliknya jika temperatur keluaran eat exanger renda dari setting point maka keepatan aliran dari pompa akan menutup seingga tidak ada aliran yang mengalir atau keil sekali aliran yang mengalir yang digunakan untuk mendinginkan oli. Temperatur keluaran eat exanger arus dikontrol extra karena jika tidak maka akan berpengaru teradap kegiatan operasional mesin itu sendiri. Gambar 5. Himpunan Fuzzy temperature oli Fungsi Keanggotaanya adala: dingin sedang panas 0 ( a) (5.6 a) / ( a) ( a 48.9) / 0.4 (56. a) / ( a) ( a 53.4) / 0.4 a a 5.6 a 48.9 atau 48.9 a a 56. a a 57 a 57 b. Fungsi Keanggotaan Temperatur air a 56. Gambar 6. Himpunan Fuzzy Temperatur air ROTASI Volume 9 Nomor Januari

6 Fungsi Keanggotaanya adala: dingin sedang panas 0 ( b) (3 b) / ( b) ( b 30.5) / 0.4 (34.5 b) / ( b) ( b 33) / 0.4 b 3 30 b 3 b 30.5 atau 30.5 b b 34.5 b b 35 a 35 b Fungsi Keanggotaan keepatan aliran oli Gambar 7. Himpunan Fuzzy keepatan aliran oli Fungsi Keanggotaanya adala: lambat sedang epat 0 ( ) (0.38 ) / ( ) ( 0.3) / 0.45 (0.48 ) / ( ) ( 0.4) / atau d. Fungsi Keanggotaan keepatan aliran air Gambar 8. Himpunan Fuzzy keepatan aliran air Fungsi keanggotaannya adala : lambat sedang epat 0 ( d ) (.008 d ) / ( d ) ( d.00 ) / 0.40 (.08 d ) / ( d ) ( d.0 ) / 0.40 d.008 d.008 d d d.08 d.0.0 d.00 d.00 atau d.08 Basis aturan Logika algoritma fuzzy sebetulnya anya terdiri dari pernyataan IF-THEN. Pernyataan ini mengungkapkan bawa apabila suatu variabel masukan terjadi, maka variabel keluaran arus menunjuk ke fungsi keanggotaan tertentu. Gabungan kemungkinan antara masukan pengendali fuzzy dengan masukan lain akan mengakibatkan keluaran tertentu. Aturan ini dibuat sedemikian seingga keepatan aliran akan optimal, aturan tersebut antara lain: [R] If Temperatur oli DINGIN and Temperatur air DINGIN ten keepatan aliran oli LAMBAT and keepatan aliran air LAMBAT [R] If Temperatur oli SEDANG and Temperatur air SEDANG ten keepatan aliran oli SEDANG and keepatan aliran air SEDANG [R3] if Temperatur oli PANAS and Temperatur air DINGIN ten keepatan aliran oli SEDANG and keepatan aliran air SEDANG [R4] if Temperatur oli SEDANG and Temperatur air PANAS ten keepatan aliran oli CEPAT and keepatan aliran air CEPAT [R5] if Temperatur oli PANAS and Temperatur air SEDANG ten keepatan aliran oli LAMBAT and keepatan aliran air CEPAT [R6] if Temperatur oli SEDANG and Temperatur air DINGIN ten keepatan aliran oli LAMBAT and keepatan aliran air SEDANG [R7] if Temperatur oli DINGIN and Temperatur air SEDANG ten keepatan aliran oli SEDANG and keepatan aliran air SEDANG Evaluasi aturan Dengan menggunakan aturan-aturan yang suda ada dalam basis aturan, maka sistem fuzzy akan melaksanakan proses pengambilan keputusan seingga didapatkan suatu penyelesaian dalam evaluasi aturan. Teknik yang digunakan untuk pengambilan keputusan tesebut adala dengan metode MAX-MIN. Defuzzyfikasi Defuzzifikasi merupakan taap akir pada proses dasar pengendali logika fuzzy. Pada proses ini dilakukan pengubaan dari fuzzy put yaitu berupa grade sebagai proses evaluasi aturan menjadi bentuk tegasnya (risp). Metode yang digunakan untuk proses defuzzyfikasi adala metode entroid. ROTASI Volume 9 Nomor Januari

7 PENGUJIAN DAN ANALISA Temp. oli =50. 0 C dan temp. air=3 0 C Temp. oli = 48 0 C dan Temp. air = 30 0 C Gambar 9. Hasil Pengujian Temp.oli = 48 dan Temp. air = 30 Pada pengujian sistem dengan pengubaan Temperatur oli didapat asil seperti pada Gambar 9, terliat bawa ketika Temperatur oli berada pada temperatur 48 0 C dan Temperatur air berada pada temperatur 30 0 C maka keepatan oli adala sebesar 0.36 m/s dan keepatan air adala sebesar m/s. Dengan keepatan sebesar itu diarapkan temperatur oli akan tetap pada kondisi normalnya yaitu sekitar 48 0 C. Temp. oli =48 0 C dan Temp air = C Pada pengujian sistem dengan pengubaan temperatur air didapat asil seperti pada Gambar 0, terliat bawa ketika temperatur oli berada pada temperatur 48 0 C dan temperatur air berada pada temperatur 3 0 C maka keepatan aliran oli adala sebesar m/s dan keepatan aliran air adala sebesar m/s. Dengan keepatan sebesar itu diarapkan temperatur oli akan tetap pada kondisi normalnya yaitu sekitar 48 0 C, walaupun temperatur air beruba. Gambar. Hasil Pengujian Temp. oli = 50. dan Temp.air = 3 Pada pengujian sistem dengan kombinasi masukan didapat asil seperti pada Gambar, terliat bawa ketika temperatur oli berada pada temperatur 50, 0 C dan temperatur air berada pada temperatur 3 0 C maka keepatan aliran oli adala sebesar 0,376 m/s dan keepatan aliran air sebesar,0 m/s. Dengan keepatan aliran sebesar itu diarapkan temperatur oli akan tetap pada kondisi normalnya yaitu sekitar 48 0 C, walaupun temperatur air masukan beruba Dari beberapa asil pengujian yang tela dilakukan, keepatan aliran akan mengalir sesuai dengan kombinasi masukan dari temperatur oli maupun temperatur air, seingga keepatan aliran tersebut diarapkan merupakan keepatan paling optimal sedemikian seingga keluaran temperatur pada eat exanger sesuai dengan yang diinginkan. Disamping itu dengan menggunakan kontrol fuzzy maka keepatan aliran akan kontinyu. Hal ini dikarenakan pada berbagai masukan dapat ditentukan keepatan alirannya. Tabel. Beberapa Hasil Pengujian pada berbagai kondisi masukan Gambar 0. Hasil Pengujian Temp. oli = 48 dan Temp.air = 30.6 ROTASI Volume 9 Nomor Januari

8 PENUTUP Kesimpulan. Respon yang didapat asil simulasi berbeda dengan kenyataanya, al ini dikarenakan dalam simulasi banyak dilakukan pendekatanpendekatan.. Logika Fuzzy bisa digunakan untuk mengendalikan sistem yang memiliki banyak masukan dan banyak keluaran (MIMO = Multi Input Multi Output). 3. Dari asil pengujian diperole bawa berbagai kemungkinan masukan akan mengasilkan keepatan aliran tertentu berdasar proses defuzzyfikasinya. 4. Pengendalian dengan logika fuzzy lebi fleksibel (Aturan-aturan dan fungsi keanggotaan bisa diuba jika diperlukan). 5. Faktor pengotoran dapat mengurangi keefektifan dalam eat exanger,al ini terjadi karena mengalangi proses perpindaan panas. Saran. Fungsi keanggotaan dari tiap-tiap variabel masukan dan keluaran perlu dibuat lebi banyak lagi untuk mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang ada.. Bisa juga digunakan Auto Tuning Regulator/Self Tuning Regulator untuk mengendalikan temperatur eat exanger atau kontrol adaptif lain. 3. Sebaiknya perlu pengurasan seara rutin dalam saluran eat exanger 4. Cairan pendingin yang digunakan sebaiknya perlu dilakukan softening terlebi daulu. DAFTAR PUSTAKA. Duda, W.H, 985, Cement Data Book, vol., 3ed, pp , PT. ITP Bauverlag GmB, Berlin.. Kusumadewi, Sri, Analisis dan Desain Sistem Fuzzy, Graa Ilmu, Yogyakarta, Lea, F.M, 976, Te Cemistry of Cement and Conrete, 3ed, pp. 6 57, Edward Arnold Ltd, London 4. Ogata, Katsuiko, Teknik Kontrol Otomatik Jilid, Erlangga, Bandung, Holman, J.P, Perpindaan Kalor, Penerbit Erlangga, Jakarta. 6. Tomas dan Agung Prasetyo, Analisis dan Desain Sistem Kontrol dengan Matlab, Penerbit Andi, Yogyakarta ROTASI Volume 9 Nomor Januari

PENGARUH PERBANDINGAN TANPA SIRIP DENGAN SIRIP INNER TUBE DENGAN ALIRAN AIR BERLAWANAN TERHADAP EFISIENSI PERPINDAHAN PANAS PADA HEAT EXCHANGER

PENGARUH PERBANDINGAN TANPA SIRIP DENGAN SIRIP INNER TUBE DENGAN ALIRAN AIR BERLAWANAN TERHADAP EFISIENSI PERPINDAHAN PANAS PADA HEAT EXCHANGER PENGARUH PERBANDINGAN TANPA SIRIP DENGAN SIRIP INNER TUBE DENGAN ALIRAN AIR BERLAWANAN TERHADAP EFISIENSI PERPINDAHAN PANAS PADA HEAT EXCHANGER Triyono kaloka 1, Nova Risdiyanto Ismail 2, Agus suyatno

Lebih terperinci

ANALISA PERPINDAHAN PANAS PADA PITOT TUBE 0856MG

ANALISA PERPINDAHAN PANAS PADA PITOT TUBE 0856MG ANAISA PERPINDAHAN PANAS PADA PITOT TBE 0856MG Roy Indra esmana Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin niversitas Jenderal Amad Yani, Cimai Bandung Email: royindralesmana@gmail.om Abstrak Bongkaan es akan

Lebih terperinci

ANALISA SISTEM MESIN PENDINGIN WATER CHILLER YANG MENGGUNAKAN FLUIDA KERJA R12 DENGAN VARIASI PULI KOMPRESOR

ANALISA SISTEM MESIN PENDINGIN WATER CHILLER YANG MENGGUNAKAN FLUIDA KERJA R12 DENGAN VARIASI PULI KOMPRESOR ANALISA SISTEM MESIN PENDINGIN WATER CHILLER YANG MENGGUNAKAN FLUIDA KERJA R DENGAN VARIASI PULI KOMPRESOR Agung Nugroo Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sultan Fata (UNISFAT) Jl.

Lebih terperinci

Turunan Fungsi. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan ; Penggunaan Turunan untuk Menentukan Karakteristik Suatu Fungsi

Turunan Fungsi. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan ; Penggunaan Turunan untuk Menentukan Karakteristik Suatu Fungsi 8 Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan ; Penggunaan Turunan untuk Menentukan Karakteristik Suatu Fungsi ; Model Matematika dari Masala yang Berkaitan dengan ; Ekstrim Fungsi Model Matematika dari Masala

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuantitati dengan desain posttest control group design yakni menempatkan subyek penelitian kedalam

Lebih terperinci

19, 2. didefinisikan sebagai bilangan yang dapat ditulis dengan b

19, 2. didefinisikan sebagai bilangan yang dapat ditulis dengan b PENDAHULUAN. Sistem Bilangan Real Untuk mempelajari kalkulus perlu memaami baasan tentang system bilangan real karena kalkulus didasarkan pada system bilangan real dan sifatsifatnya. Sistem bilangan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Logika Fuzzy Logika fuzzy merupakan suatu metode pengambilan keputusan berbasis aturan yang digunakan untuk memecahkan keabu-abuan masalah pada sistem yang sulit dimodelkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Fuzzy Logika fuzzy adalah suatu cara yang tepat untuk memetakan suatu ruang input kedalam suatu ruang output. Titik awal dari konsep modern

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adala penelitian komparasi. Kata komparasi dalam baasa inggris comparation yaitu perbandingan. Makna dari

Lebih terperinci

SIMULASI SISTEM UNTUK PENGONTROLAN LAMPU DAN AIR CONDITIONER DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

SIMULASI SISTEM UNTUK PENGONTROLAN LAMPU DAN AIR CONDITIONER DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY SIMULASI SISTEM UNTUK PENGONTROLAN LAMPU DAN AIR CONDITIONER DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY Nesi Syafitri. N Teknik Informatika, Fakultas Teknik Universitas Islam Riau, Jalan Kaharuddin Nasution No. 3,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangkit Listrik Tenaga Air Panglima Besar Soedirman. mempunyai tiga unit turbin air tipe Francis poros vertikal, yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangkit Listrik Tenaga Air Panglima Besar Soedirman. mempunyai tiga unit turbin air tipe Francis poros vertikal, yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangkit Listrik Tenaga Air Panglima Besar Soedirman mempunyai tiga unit turbin air tipe Francis poros vertikal, yang digunakan sebagai penggerak mula dari generator

Lebih terperinci

PENGARUH KETEBALAN INNER-HELICAL FIN TERHADAP CHARACTERISTIC OF PERFORMANCE PADA HEAD EXCHANGER

PENGARUH KETEBALAN INNER-HELICAL FIN TERHADAP CHARACTERISTIC OF PERFORMANCE PADA HEAD EXCHANGER PENGARUH KETEBALAN INNER-HELICAL FIN TERHADAP CHARACTERISTIC OF PERFORMANCE PADA HEAD EXCHANGER Isak Usman 1), Slamet Wayudi 2), Bambang Dwi Argo 2) 1). Maasiswa Prog. Magister dan Doktor JurusanTeknik

Lebih terperinci

A. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan

A. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan A. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan. Turunan Fungsi Aljabar a. Mengitung Limit Fungsi yang Mengara ke Konsep Turunan Dari grafik di bawa ini, diketaui fungsi y f() pada interval k < < k +, seingga

Lebih terperinci

SUATU CONTOH INVERSE PROBLEMS YANG BERKAITAN DENGAN HUKUM TORRICELLI

SUATU CONTOH INVERSE PROBLEMS YANG BERKAITAN DENGAN HUKUM TORRICELLI Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 009 SUATU CONTOH INVERSE PROBLEMS YANG BERKAITAN DENGAN HUKUM TORRICELLI Suciati

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI LOGIKA FUZZY UNTUK MENGENDALIKAN PH DAN LEVEL AIR KOLAM RENANG

IMPLEMENTASI LOGIKA FUZZY UNTUK MENGENDALIKAN PH DAN LEVEL AIR KOLAM RENANG IMPLEMENTASI LOGIKA FUZZY UNTUK MENGENDALIKAN PH DAN LEVEL AIR KOLAM RENANG Nazrul Effendy, M. Heikal Hasan dan Febry Wikatmono Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Jln. Grafika

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Logika Fuzzy Zadeh (1965) memperkenalkan konsep fuzzy sebagai sarana untuk menggambarkan sistem yang kompleks tanpa persyaratan untuk presisi. Dalam jurnalnya Hoseeinzadeh et

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: B-164

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: B-164 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2301-9271 B-164 Re-Design Lube Oil Cooler pada Turbin Gas dengan Analisa Termodinamika dan Perpindaan Panas Siti Duratun Nasiqiati Rosady dan Bambang Arip

Lebih terperinci

Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas

Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas Zulfikar Sembiring Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Medan Area zoelsembiring@gmail.com Abstrak Logika Fuzzy telah banyak

Lebih terperinci

adalahkelompok profesi terbesar dan berperan vital dalam sistem tersebut yang menyebabkan ABSTRAK

adalahkelompok profesi terbesar dan berperan vital dalam sistem tersebut yang menyebabkan ABSTRAK 1 Evaluasi Kinerja Pelayanan Perawat Menggunakan Fuzzy Inference System (FIS) Mamdani ( Studi Kasus : Puskesmas Bonang 1 Demak) ARIS MUTHOHAR Program Studi Teknik Informatika S1, Fakultas Ilmu Komputer,

Lebih terperinci

TURBIN UAP. Penggunaan:

TURBIN UAP. Penggunaan: Turbin Uap TURBIN UAP Siklus pembangkitan tenaga terdiri dari pompa, generator uap (boiler), turbin, dan kondenser di mana fluida kerjanya (umumnya adala air) mengalami perubaan fasa dari cair ke uap

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Upheaval Buckling Pada Pipa Penyalur Minyak di Riau ± 21 km

Gambar 3.1 Upheaval Buckling Pada Pipa Penyalur Minyak di Riau ± 21 km BAB III STUDI KASUS APANGAN 3.1. Umum Pada bab ini akan dilakukan studi kasus pada pipa penyalur minyak yang dipendam di bawa tana (onsore pipeline). Namun karena dibutukan untuk inspeksi keadaan pipa,

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA BAB II: TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan memberikan penjelasan awal mengenai konsep logika fuzzy beserta pengenalan sistem inferensi fuzzy secara umum. 2.1 LOGIKA FUZZY Konsep mengenai logika fuzzy diawali

Lebih terperinci

Simulasi Pengaturan Lalu Lintas Menggunakan Logika Fuzzy

Simulasi Pengaturan Lalu Lintas Menggunakan Logika Fuzzy Simulasi Pengaturan Lalu Lintas Menggunakan Logika Fuzzy Raka Yusuf 1, Andi Andriansyah 2, Febi Pratiwi 3 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Mercu Buana 1,3 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Logika Fuzzy Logika Fuzzy pertama kali dikembangkan oleh Lotfi A. Zadeh pada tahun1965. Teori ini banyak diterapkan di berbagai bidang, antara lain representasipikiran manusia

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII B MTs Al Hikmah Bandar

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII B MTs Al Hikmah Bandar 26 III. METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adala siswa kelas VII B MTs Al Hikma Bandar Lampung semester genap taun pelajaran 2010/2011 pada pokok baasan Gerak Lurus. Dengan jumla

Lebih terperinci

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Logika Fuzzy

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Logika Fuzzy Logika Fuzzy Pendahuluan Alasan digunakannya Logika Fuzzy Aplikasi Himpunan Fuzzy Fungsi keanggotaan Operator Dasar Zadeh Penalaran Monoton Fungsi Impilkasi Sistem Inferensi Fuzzy Basis Data Fuzzy Referensi

Lebih terperinci

BAB II TEORI PENUNJANG

BAB II TEORI PENUNJANG BAB II TEORI PENUNJANG 2.1 LOGIKA FUZZY Titik awal dari konsep modern mengenai ketidakpastian adalah paper yang dibuat oleh Lofti A Zadeh, dimana Zadeh memperkenalkan teori yang memiliki obyek-obyek dari

Lebih terperinci

JURNAL. Oleh: ELVYN LELYANA ROSI MARANTIKA Dibimbing oleh : 1. Dian Devita Yohanie, M. Pd 2. Ika Santia, M. Pd

JURNAL. Oleh: ELVYN LELYANA ROSI MARANTIKA Dibimbing oleh : 1. Dian Devita Yohanie, M. Pd 2. Ika Santia, M. Pd JURNAL PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN RESPON SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KUMON PADA MATERI PEMBAGIAN BENTUK ALJABAR KELAS VIII SMP NEGERI 8 KOTA KEDIRI PADA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 THE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan utama dalam sektor industri, energi, transportasi, serta dibidang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan utama dalam sektor industri, energi, transportasi, serta dibidang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses pemanasan atau pendinginan fluida sering digunakan dan merupakan kebutuhan utama dalam sektor industri, energi, transportasi, serta dibidang elektronika. Sifat

Lebih terperinci

Aplikasi Fuzzy Logic Controller pada Sistem Lalu Lintas di Jalan Abu Bakar Ali, Yogyakarta

Aplikasi Fuzzy Logic Controller pada Sistem Lalu Lintas di Jalan Abu Bakar Ali, Yogyakarta SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 Aplikasi Fuzzy Logic Controller pada Sistem Lalu Lintas di Jalan Abu Bakar Ali, Yogyakarta Indah Puspita, Erma Suryani, Agus Maman Abadi Program Studi

Lebih terperinci

Sub Kompetensi. Bab III HIDROLIKA. Analisis Hidraulika. Saluran. Aliran Permukaan Bebas. Aliran Permukaan Tertekan

Sub Kompetensi. Bab III HIDROLIKA. Analisis Hidraulika. Saluran. Aliran Permukaan Bebas. Aliran Permukaan Tertekan Bab III HIDROLIKA Sub Kompetensi Memberikan pengetauan tentang ubungan analisis idrolika dalam perencanaan drainase Analisis Hidraulika Perencanaan Hidrolika pada drainase perkotaan adala untuk menentukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Logika Fuzzy Fuzzy secara bahasa diartikan sebagai kabur atau samar yang artinya suatu nilai dapat bernilai benar atau salah secara bersamaan. Dalam fuzzy dikenal derajat keanggotan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. papernya yang monumental Fuzzy Set (Nasution, 2012). Dengan

BAB II LANDASAN TEORI. papernya yang monumental Fuzzy Set (Nasution, 2012). Dengan BAB II LANDASAN TEORI 2.. Logika Fuzzy Fuzzy set pertama kali diperkenalkan oleh Prof. Lotfi Zadeh, 965 orang Iran yang menjadi guru besar di University of California at Berkeley dalam papernya yang monumental

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II INJAUAN PUSAKA 2.. Sistem Kerja dan Start urbin Gas Penggerak mula yang digunakan pada system ini adala motor diesel. Motor diesel ini diubungkan dengan accessory gear melalui torque converter dan

Lebih terperinci

IX. TEGANGAN PADA BEJANA DINDING TIPIS

IX. TEGANGAN PADA BEJANA DINDING TIPIS IX. TEGANGAN PADA BEJANA DINDING TIPIS 9.1. Pengertian Bejana Tekan Bejana tekan (essure vessels) merupakan struktur tertutup ang mengandung gas atau airan ang ditekan. Beberapa bentukna seperti silinder,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN Sistem Kontrol Robot. Gambar 3.1. Blok Diagram Sistem

BAB III PERANCANGAN Sistem Kontrol Robot. Gambar 3.1. Blok Diagram Sistem BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan sistem yang meliputi sistem kontrol logika fuzzy, perancangan perangkat keras robot, dan perancangan perangkat lunak dalam pengimplementasian

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Pemilihan Fuzzy Membership Function Terhadap Output Sebuah Sistem Fuzzy Logic

Analisis Pengaruh Pemilihan Fuzzy Membership Function Terhadap Output Sebuah Sistem Fuzzy Logic Analisis Pengaruh Pemilihan Fuzzy Membership Function Terhadap Output Sebuah Sistem Fuzzy Logic Luh Kesuma Wardhani, Elin Haerani Jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi UIN SUSKA Riau

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN EVAPORATOR KULKAS (LEMARI ES) DENGAN MENGUNAKAN REFRIGERANT R-22 DAN R-134A

ANALISIS PERBANDINGAN EVAPORATOR KULKAS (LEMARI ES) DENGAN MENGUNAKAN REFRIGERANT R-22 DAN R-134A 99 Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 04, No. 3, Oktober 2015 ANALISIS PERBANDINGAN EVAPORATOR KULKAS (LEMARI ES) DENGAN MENGUNAKAN REFRIGERANT R-22 DAN R-134A Imam Faozan Program Studi Teknik Mesin, Fakultas

Lebih terperinci

LOGIKA FUZZY. By: Intan Cahyanti K, ST

LOGIKA FUZZY. By: Intan Cahyanti K, ST LOGIKA FUZZY By: Intan Cahyanti K, ST Pengertian Adalah suatu cara untuk memetakan suatu ruang input kedalam suatu ruang output. Skema Logika Fuzzy Antara input dan output terdapat suatu kotak hitam yang

Lebih terperinci

BAB III METODE STRATIFIED RANDOM SAMPLING

BAB III METODE STRATIFIED RANDOM SAMPLING BAB III METODE STRATIFIED RADOM SAMPIG 3.1 Pengertian Stratified Random Sampling Dalam bukunya Elementary Sampling Teory, Taro Yamane menuliskan Te process of breaking down te population into rata, selecting

Lebih terperinci

ARTIFICIAL INTELLIGENCE MENENTUKAN KUALITAS KEHAMILAN PADA WANITA PEKERJA

ARTIFICIAL INTELLIGENCE MENENTUKAN KUALITAS KEHAMILAN PADA WANITA PEKERJA ARTIFICIAL INTELLIGENCE MENENTUKAN KUALITAS KEHAMILAN PADA WANITA PEKERJA Rima Liana Gema, Devia Kartika, Mutiana Pratiwi Universitas Putra Indonesia YPTK Padang email: rimalianagema@upiyptk.ac.id ABSTRAK

Lebih terperinci

TEKANAN DAN TEGANGAN GESEK ALIRAN SUPERKRITIK DI DASAR SALURAN CURAM

TEKANAN DAN TEGANGAN GESEK ALIRAN SUPERKRITIK DI DASAR SALURAN CURAM TEKANAN DAN TEGANGAN GESEK ALIRAN SUPERKRITIK DI DASAR SALURAN CURAM Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,Universitas Negeri Semarang Abstrak. Tujuan penelitian ini adala: (1) tersedianya asil analisis

Lebih terperinci

di FKIP Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya 4 Herwinarso, Tjondro Indrasutanto, G. Budijanto Untung adalah Dosen Pendidikan Fisika

di FKIP Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya 4 Herwinarso, Tjondro Indrasutanto, G. Budijanto Untung adalah Dosen Pendidikan Fisika PENENTUAN PANJANG GELOMBANG BERBAGAI FILTER WARNA PADA LAMPU TL DAN WOLFRAM DENGAN SPEKTROMETER KISI DIFRAKSI UNTUK MENUNJANG EKSPERIMEN EFEKFOTOLISTRIK Herwinarso, Tjondro Indrasutanto, G. Budijanto Untung

Lebih terperinci

Bab III TEORI DAN PENGONTOR BERBASIS LOGIKA FUZZI

Bab III TEORI DAN PENGONTOR BERBASIS LOGIKA FUZZI Bab III TEORI DAN PENGONTOR BERBASIS LOGIKA FUZZI III.1 Teori Logika fuzzi III.1.1 Logika fuzzi Secara Umum Logika fuzzi adalah teori yang memetakan ruangan input ke ruang output dengan menggunakan aturan-aturan

Lebih terperinci

SIMULASI MENENTUKAN WAKTU MEMASAK BUAH KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN FUZZY MAMDANI

SIMULASI MENENTUKAN WAKTU MEMASAK BUAH KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN FUZZY MAMDANI SIMULASI MENENTUKAN WAKTU MEMASAK BUAH KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN FUZZY MAMDANI Nofriadi * 1), Havid Syafwan 2) 1) Program Studi Sistem Informasi, STMIK Royal Kisaran Jl. Prof. M. Yamin 173 Kisaran, Sumatera

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. PT Kimia Farma (Persero) Tbk Plant Jakarta adalah salah satu industri

BAB IV HASIL PENELITIAN. PT Kimia Farma (Persero) Tbk Plant Jakarta adalah salah satu industri BAB IV HASIL PENELITIAN PT Kimia Farma (Persero) Tbk Plant Jakarta adala sala satu industri pembuatan obat obatan terkemuka di Indonesia dibawa naungan BUMN. Dalam proses produksinya PT Kimia Farma (Persero)

Lebih terperinci

PREDIKSI KECEPATAN ROTASI KOMPRESOR MESIN PESAWAT BOEING MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

PREDIKSI KECEPATAN ROTASI KOMPRESOR MESIN PESAWAT BOEING MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY Seminar Tugas Akhir PREDIKSI KECEPATAN ROTASI KOMPRESOR MESIN PESAWAT BOEING 737-300 MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY O L E H : N U R R O H MAN A N D I K A R D I A N P E M BIMBING : D R. I R. A U L I A S I T I

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Integrated Steel Mill (ISM) adalah pabrik berskala besar yang menyatukan peleburan besi (iron smelting) dan fasilitas pembuatan baja (steel making), biasanya berbasis

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) REPRESENTASI EMOSI MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY PADA PERMAINAN BONNY S TOOTH BOOTH

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) REPRESENTASI EMOSI MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY PADA PERMAINAN BONNY S TOOTH BOOTH 68 REPRESENTASI EMOSI MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY PADA PERMAINAN BONNY S TOOTH BOOTH Septiani Nur Hasanah 1, Nelly Indriani Widiastuti 2 Program Studi Teknik Informatika. Universitas Komputer Indonesia. Jl.

Lebih terperinci

FUZZY MULTI-CRITERIA DECISION MAKING

FUZZY MULTI-CRITERIA DECISION MAKING Media Informatika, Vol. 3 No. 1, Juni 2005, 25-38 ISSN: 0854-4743 FUZZY MULTI-CRITERIA DECISION MAKING Sri Kusumadewi, Idham Guswaludin Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas

Lebih terperinci

AUDITING 2 PENGUJIAN SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN PIUTANG DAGANG

AUDITING 2 PENGUJIAN SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN PIUTANG DAGANG AUDITING 2 PENGUJIAN SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN PIUTANG DAGANG NAMA KELOMPOK : KHUSNUL KHOTIMAH (108 694 003) INDAH NOVITASARI (108 694 012) LAILATUR ROHMAH (108 694 028) MOCH. BAGUS ALIM MS (108 694

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA 1. : Menggunakan Konsep Limit Fungsi Dan Turunan Dalam Pemecahan Masalah

LEMBAR KERJA SISWA 1. : Menggunakan Konsep Limit Fungsi Dan Turunan Dalam Pemecahan Masalah BAB V T U R U N A N 1. Menentukan Laju Perubaan Nilai Fungsi. Menggunakan Aturan Turunan Fungsi Aljabar 3. Menggunakan Rumus Turunan Fungsi Aljabar 4. Menentukan Persamaan Garis Singgung Kurva 5. Fungsi

Lebih terperinci

MODEL ATOM MEKANIKA KUANTUM UNTUK ATOM BERELEKTRON BANYAK

MODEL ATOM MEKANIKA KUANTUM UNTUK ATOM BERELEKTRON BANYAK MODE ATOM MEKANIKA KUANTUM UNTUK ATOM BEREEKTRON BANYAK Pada materi Struktur Atom Hidrogen suda kita pelajari tentang Teori Atom Bor, dimana lintasan elektron pada atom Hidrogen berbentuk lingkaran. Namun

Lebih terperinci

SPK PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN XYZ

SPK PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN XYZ SPK PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN XYZ P.A Teknik Informatika Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Kampus 3 UAD, Jl. Prof. Soepomo rochmahdyah@yahoo.com Abstrak Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

Limit Fungsi. Limit Fungsi di Suatu Titik dan di Tak Hingga ; Sifat Limit Fungsi untuk Menghitung Bentuk Tak Tentu ; Fungsi Aljabar dan Trigonometri

Limit Fungsi. Limit Fungsi di Suatu Titik dan di Tak Hingga ; Sifat Limit Fungsi untuk Menghitung Bentuk Tak Tentu ; Fungsi Aljabar dan Trigonometri 7 Limit Fungsi Limit Fungsi di Suatu Titik dan di Tak Hingga ; Sifat Limit Fungsi untuk Mengitung Bentuk Tak Tentu ; Fungsi Aljabar dan Trigonometri Cobala kamu mengambil kembang gula-kembang gula dalam

Lebih terperinci

Praktikum sistem Pakar Fuzzy Expert System

Praktikum sistem Pakar Fuzzy Expert System Praktikum sistem Pakar Fuzzy Expert System Ketentuan Praktikum 1. Lembar Kerja Praktikum ini dibuat sebagai panduan bagi mahasiswa untuk praktikum pertemuan ke - 8 2. Mahasiswa akan mendapatkan penjelasan

Lebih terperinci

NURAIDA, IRYANTO, DJAKARIA SEBAYANG

NURAIDA, IRYANTO, DJAKARIA SEBAYANG Saintia Matematika Vol. 1, No. 6 (2013), pp. 543 555. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN BERDASARKAN PELAYANAN, HARGA DAN KUALITAS MAKANAN MENGGUNAKAN FUZZY MAMDANI (Studi Kasus pada Restoran Cepat Saji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fuzzy set pertama kali diperkenalkan oleh Prof. Lotfi Zadeh pada tahun 1965 yang merupakan guru besar di University of California Berkeley pada papernya yang berjudul

Lebih terperinci

Tabel 1. Parameter yang digunakan pada proses Heat Exchanger [1]

Tabel 1. Parameter yang digunakan pada proses Heat Exchanger [1] 1 feedback, terutama dalam kecepatan tanggapan menuju keadaan stabilnya. Hal ini disebabkan pengendalian dengan feedforward membutuhkan beban komputasi yang relatif lebih kecil dibanding pengendalian dengan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Radiator Radiator memegang peranan penting dalam mesin otomotif (misal mobil). Radiator berfungsi untuk mendinginkan mesin. Pembakaran bahan bakar dalam silinder mesin menyalurkan

Lebih terperinci

TURUNAN FUNGSI. turun pada interval 1. x, maka nilai ab... 5

TURUNAN FUNGSI. turun pada interval 1. x, maka nilai ab... 5 TURUNAN FUNGSI. SIMAK UI Matematika Dasar 9, 009 Jika kurva y a b turun pada interval, maka nilai ab... 5 A. B. C. D. E. Solusi: [D] 5 5 5 0 5 5 0 5 0... () y a b y b b a b b 6 6a 0 b 0 b 6a 0 b 5 b a

Lebih terperinci

Logika fuzzy pertama kali dikembangkan oleh Lotfi A. Zadeh melalui tulisannya pada tahun 1965 tentang teori himpunan fuzzy.

Logika fuzzy pertama kali dikembangkan oleh Lotfi A. Zadeh melalui tulisannya pada tahun 1965 tentang teori himpunan fuzzy. LOGIKA FUZZY UTHIE Intro Pendahuluan Logika fuzzy pertama kali dikembangkan oleh Lotfi A. Zadeh melalui tulisannya pada tahun 1965 tentang teori himpunan fuzzy. Lotfi Asker Zadeh adalah seorang ilmuwan

Lebih terperinci

Profil LKS IPA SMP Berorientasi Active Learning dengan Strategi Belajar Mengajukan Pertanyaan

Profil LKS IPA SMP Berorientasi Active Learning dengan Strategi Belajar Mengajukan Pertanyaan Profil LKS IPA SMP Berorientasi Active Learning dengan Strategi Belajar Mengajukan Pertanyaan Iin Indawati, Tjandrakirana, Rinie Pratiwi Puspitawati Jurusan Biologi-FMIPA Universitas Negeri Surabaya Jalan

Lebih terperinci

PENENTUAN TINGKAT PELUNASAN PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN MOBIL DI PT AUTO 2000 MENGGUNAKAN FUZZY MAMDANI

PENENTUAN TINGKAT PELUNASAN PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN MOBIL DI PT AUTO 2000 MENGGUNAKAN FUZZY MAMDANI PENENTUAN TINGKAT PELUNASAN PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN MOBIL DI PT AUTO 2000 MENGGUNAKAN FUZZY MAMDANI Hilda Lutfiah, Amar Sumarsa 2, dan Sri Setyaningsih 2. Program Studi Matematika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI FUZZY LOGIC CONTROLLER PADA SISTEM PENGEREMAN KERETA API

IMPLEMENTASI FUZZY LOGIC CONTROLLER PADA SISTEM PENGEREMAN KERETA API Implementasi Fuy Controller pada Sistem Pengereman Kereta Api (Wahyudi) IMPLEMENTASI FUZZY LOGIC CONTROLLER PADA SISTEM PENGEREMAN KERETA API Wahyudi Jurusan Teknik Elektro Fak. Teknik Undip Jl. Prof.

Lebih terperinci

Program Studi S1 Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Universitas Telkom

Program Studi S1 Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Universitas Telkom PERENCANAAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONTINUOUS REVIEW (s,s) DAN METODE CONTINUOUS REVIEW (s,q) UNTUK MEMINIMASI TOTAL BIAYA PERSEDIAAN PADA PT. XYZ Selvia Dayanti 1, Ari

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA DENGAN UJI MODEL FISIK

BAB 3 ANALISA DENGAN UJI MODEL FISIK 28 BAB ANALISA DENGAN UJI MODEL FISIK.1 Deskripsi model.1.1 Pembuatan model Model yang digunakan adala saluran yang terbuat dari kaca berdimensi panjang (l) 8 m,tinggi () 0.7 m, dan lebar (b) 0.4 m dengan

Lebih terperinci

PENDAPATAN MASYARAKAT DENGAN ADANYA KAMPUS MENGGUNAKAN FUZZY TSUKAMOTO

PENDAPATAN MASYARAKAT DENGAN ADANYA KAMPUS MENGGUNAKAN FUZZY TSUKAMOTO PENDAPATAN MASYARAKAT DENGAN ADANYA KAMPUS MENGGUNAKAN FUZZY TSUKAMOTO Asrianda 1 asrianda@unimal.ac.id Abstrak Bertambahnya permintaan mahasiswa atas kebutuhan makan seharihari, berkembangnya usaha warung

Lebih terperinci

LOGIKA FUZZY. Kelompok Rhio Bagus P Ishak Yusuf Martinus N Cendra Rossa Rahmat Adhi Chipty Zaimima

LOGIKA FUZZY. Kelompok Rhio Bagus P Ishak Yusuf Martinus N Cendra Rossa Rahmat Adhi Chipty Zaimima Sistem Berbasis Pengetahuan LOGIKA FUZZY Kelompok Rhio Bagus P 1308010 Ishak Yusuf 1308011 Martinus N 1308012 Cendra Rossa 1308013 Rahmat Adhi 1308014 Chipty Zaimima 1308069 Sekolah Tinggi Manajemen Industri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beras merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi setiap harinya. Beras memiliki peranan penting dalam kelangsungan hidup manusia. Untuk memenuhi

Lebih terperinci

Seri : Modul Diskusi Fakultas Ilmu Komputer. FAKULTAS ILMU KOMPUTER Sistem Komputer & Sistem Informasi HANDOUT : KALKULUS DASAR

Seri : Modul Diskusi Fakultas Ilmu Komputer. FAKULTAS ILMU KOMPUTER Sistem Komputer & Sistem Informasi HANDOUT : KALKULUS DASAR Seri : Modul Diskusi Fakultas Ilmu Komputer FAKULTAS ILMU KOMPUTER Sistem Komputer & Sistem Informasi HANDOUT : KALKULUS DASAR Ole : Tony Hartono Bagio 00 KALKULUS DASAR Tony Hartono Bagio KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

KECERDASAN BUATAN (Artificial Intelligence) Materi 8. Entin Martiana

KECERDASAN BUATAN (Artificial Intelligence) Materi 8. Entin Martiana Logika Fuzzy KECERDASAN BUATAN (Artificial Intelligence) Materi 8 Entin Martiana 1 Kasus fuzzy dalam kehidupan sehari-hari Tinggi badan saya: Andi menilai bahwa tinggi badan saya termasuk tinggi Nina menilai

Lebih terperinci

PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI DENGAN APLIKASI METODE FUZZY MAMDANI

PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI DENGAN APLIKASI METODE FUZZY MAMDANI PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI DENGAN APLIKASI METODE FUZZY MAMDANI Much. Djunaidi Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. Ahmad Yani Tromol Pos 1 Pabelan Surakarta email: joned72@yahoo.com

Lebih terperinci

Penerapan FuzzyTsukamotodalam Menentukan Jumlah Produksi

Penerapan FuzzyTsukamotodalam Menentukan Jumlah Produksi Penerapan FuzzyTsukamotodalam Menentukan Jumlah Produksi Berdasarkan Data Persediaan dan Jumlah Permintaan Ria Rahmadita Surbakti 1), Marlina Setia Sinaga 2) Jurusan Matematika FMIPA UNIMED riarahmadita@gmail.com

Lebih terperinci

PENERAPAN INFERENSI FUZZY UNTUK KENDALI SUHU RUANGAN PADA PENDINGIN RUANGAN (AC)

PENERAPAN INFERENSI FUZZY UNTUK KENDALI SUHU RUANGAN PADA PENDINGIN RUANGAN (AC) PENERAPAN INFERENSI FUZZY UNTUK KENDALI SUHU RUANGAN PADA PENDINGIN RUANGAN (AC) Kartina Diah KW,ST1), Zulfa Noviardi2) 1,2) Jurusan Teknik Komputer Politeknik Caltex Riau Pekanbaru Jl. Umban Sari No.1

Lebih terperinci

MATERI KULIAH (PERTEMUAN 12,13) Lecturer : M. Miftakul Amin, M. Eng. Logika Fuzzy. Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang

MATERI KULIAH (PERTEMUAN 12,13) Lecturer : M. Miftakul Amin, M. Eng. Logika Fuzzy. Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang HIMPUNAN FUZZY MATERI KULIAH (PERTEMUAN 2,3) Lecturer : M. Miftakul Amin, M. Eng. Logika Fuzzy Jurusan Teknik Komputer Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang Pokok Bahasan Sistem fuzzy Logika fuzzy Aplikasi

Lebih terperinci

Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M.Kom

Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M.Kom Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M.Kom PENDAHULUAN Logika Fuzzy pertama kali dikenalkan oleh Prof. Lotfi A. Zadeh tahun 1965 Dasar Logika Fuzzy adalah teori himpunan fuzzy. Teori himpunan fuzzy adalah peranan

Lebih terperinci

FUZZY MAMDANI DALAM MENENTUKAN TINGKAT KEBERHASILAN DOSEN MENGAJAR

FUZZY MAMDANI DALAM MENENTUKAN TINGKAT KEBERHASILAN DOSEN MENGAJAR Seminar Nasional Informatika 23 (semnasif 23) ISSN: 979-2328 UPN Veteran Yogyakarta, 8 Mei 23 FUZZY MAMDANI DALAM MENENTUKAN TINGKAT KEBERHASILAN DOSEN MENGAJAR Sundari Retno Andani ) ) AMIK Tunas Bangsa

Lebih terperinci

FUZZY DECISION SUPPORT SYSTEM (FDSS) UNTUK SELEKSI PENERIMAAN SISWA BARU

FUZZY DECISION SUPPORT SYSTEM (FDSS) UNTUK SELEKSI PENERIMAAN SISWA BARU IJCIT (Indonesian Journal on Computer and Information Tecnology) Vol.2 No.1, Mei 17, pp. 17~ ISSN: 27-449X E-ISSN: 49-7421 17 FUZZY DECISION SUPPORT SYSTEM (FDSS) UNTUK SELEKSI PENERIMAAN SISWA BARU Ricky

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Permintaan, Persediaan dan Produksi 2.1.1 Permintaan Permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

Pendapatan Masyarakat Disekitar Kampus dengan Adanya Mahasiswa Menggunakan Fuzzy

Pendapatan Masyarakat Disekitar Kampus dengan Adanya Mahasiswa Menggunakan Fuzzy Pendapatan Masyarakat Disekitar Kampus dengan Adanya Mahasiswa Menggunakan Fuzzy Asrianda 1 Teknik Informatika Kampus Bukit Indah Lhokseumawe email : asrianda@unimal.ac.id ABSTRAK Bertambahnya permintaan

Lebih terperinci

Penyelesaian Model Matematika Masalah yang Berkaitan dengan Ekstrim Fungsi dan Penafsirannya

Penyelesaian Model Matematika Masalah yang Berkaitan dengan Ekstrim Fungsi dan Penafsirannya . Tentukan nilai maksimum dan minimum pada interval tertutup [, 5] untuk fungsi f(x) x + 9 x. 4. Suatu kolam ikan dipagari kawat berduri, pagar kawat yang tersedia panjangnya 400 m dan kolam berbentuk

Lebih terperinci

Analisis Rule Inferensi Mamdani dalam Menentukan Beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik ( PPA)

Analisis Rule Inferensi Mamdani dalam Menentukan Beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik ( PPA) Analisis Rule Inferensi Mamdani dalam Menentukan Beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik ( PPA) Khairul Saleh, M. Kom, Universitas Asahan; address, telp/fax of institution/affiliation Jurusan Teknik Informatika,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dasar Dasar Perpindahan Kalor Perpindahan kalor terjadi karena adanya perbedaan suhu, kalor akan mengalir dari tempat yang suhunya tinggi ke tempat suhu rendah. Perpindahan

Lebih terperinci

Oleh : Rahman NRP : Jurusan Teknik Fisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Oleh : Rahman NRP : Jurusan Teknik Fisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Oleh : Rahman NRP : 2406 100 081 Pembimbing I: Imam Abadi ST, MT. NIP. 19761006 199903 1002 Pembimbing II: Ir. M.Ilyas H. S. NIP. 19490919 197903 1002 Jurusan Teknik Fisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

BAB III STRATIFIED CLUSTER SAMPLING

BAB III STRATIFIED CLUSTER SAMPLING BAB III STRATIFIED CUSTER SAMPING 3.1 Pengertian Stratified Cluster Sampling Proses memprediksi asil quick count sangat dipengarui ole pemilian sampel yang dilakukan dengan metode sampling tertentu. Sampel

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai landasan teori yang digunakan pada penelitian ini. Penjabaran ini bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih mendalam kepada penulis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perpindahan Panas Perpindahan kalor adalah ilmu yang mempelajari berpindahnya suatu energi (berupa kalor) dari suatu sistem ke sistem lain karena adanya perbedaan temperatur.

Lebih terperinci

BAB III DINAMIKA PROSES

BAB III DINAMIKA PROSES BAB III DINAMIKA PROSES Tujuan Pembelajaran Umum: Setelah membaca bab ini diharapkan mahasiswa dapat memahami Dinamika Proses dalam Sistem Kendali. Tujuan Pembelajaran Khusus: Setelah mengikuti kuiah ini

Lebih terperinci

Metode Fuzzy. Analisis Keputusan TIP FTP UB

Metode Fuzzy. Analisis Keputusan TIP FTP UB Metode Fuzzy Analisis Keputusan TIP FTP UB Pokok Bahasan Pendahuluan Logika Klasik dan Proposisi Himpunan Fuzzy Logika Fuzzy Operasi Fuzzy Contoh Pendahuluan Penggunaan istilah samar yang bersifat kualitatif

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI LOGIKA FUZZY MAMDANI UNTUK MENENTUKAN HARGA GABAH

IMPLEMENTASI LOGIKA FUZZY MAMDANI UNTUK MENENTUKAN HARGA GABAH IMPLEMENTASI LOGIKA FUZZY MAMDANI UNTUK MENENTUKAN HARGA GABAH Reino Adi Septiawan Program Studi Teknik Informatika S1 Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro Semarang Email : a11.2009.04948@gmail.com

Lebih terperinci

Aplikasi Sistem Neuro-Fuzzy untuk Pengenalan Kata

Aplikasi Sistem Neuro-Fuzzy untuk Pengenalan Kata Aplikasi Sistem Neuro-Fuzzy untuk Pengenalan Kata Yoanes TDS, Tiang, Suntono Candra Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra e-mail: yotds@petra.ac.id, tiang@petra.ac.id

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perpindahan Panas Perpindahan kalor (heat transfer) ialah ilmu untuk meramalkan perpindahan energi yang terjadi karena adanya perbedaan suhu di antara benda atau material.

Lebih terperinci

Pengkajian Metode Extended Runge Kutta dan Penerapannya pada Persamaan Diferensial Biasa

Pengkajian Metode Extended Runge Kutta dan Penerapannya pada Persamaan Diferensial Biasa JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (215 2337-352 (231-928X Print A-25 Pengkajian Metode Extended Runge Kutta dan Penerapannya pada Persamaan Diferensial Biasa Singgi Tawin Muammad, Erna Apriliani,

Lebih terperinci

Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa diharapkan mampu:

Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa diharapkan mampu: Operasi Geometri () Kartika Firdaus UAD tpcitra@ee.uad.ac.id blog.uad.ac.id/kartikaf Setela mempelajari materi ini, maasisa diarapkan mampu: menerapkan aplikasi pada operasi geometri aitu: pencerminan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpindahan Panas Perpindahan panas adalah Ilmu termodinamika yang membahas tentang transisi kuantitatif dan penyusunan ulang energi panas dalam suatu tubuh materi. perpindahan

Lebih terperinci

Fuzzy Logic. Untuk merepresentasikan masalah yang mengandung ketidakpastian ke dalam suatu bahasa formal yang dipahami komputer digunakan fuzzy logic.

Fuzzy Logic. Untuk merepresentasikan masalah yang mengandung ketidakpastian ke dalam suatu bahasa formal yang dipahami komputer digunakan fuzzy logic. Fuzzy Systems Fuzzy Logic Untuk merepresentasikan masalah yang mengandung ketidakpastian ke dalam suatu bahasa formal yang dipahami komputer digunakan fuzzy logic. Masalah: Pemberian beasiswa Misalkan

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KETEBALAN GERAM PADA PROSES PEMBUBUTAN

ANALISIS RASIO KETEBALAN GERAM PADA PROSES PEMBUBUTAN ANALISIS RASIO KETEBALAN GERAM PADA PROSES PEMBUBUTAN Samuel Lepar 1), Rudy Poeng 2), I Nyoman Gede 3) Jurusan Teknik Mesin Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Tujuan penelitian ini adala untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Himpunan Himpunan adalah kata benda yang berasal dari kata himpun. Kata kerjanya adalah menghimpun. Menghimpun adalah kegiatan yang berhubungan dengan berbagai objek apa saja.

Lebih terperinci

untuk i = 0, 1, 2,..., n

untuk i = 0, 1, 2,..., n RANGKUMAN KULIAH-2 ANALISIS NUMERIK INTERPOLASI POLINOMIAL DAN TURUNAN NUMERIK 1. Interpolasi linear a. Interpolasi Polinomial Lagrange Suatu fungsi f dapat di interpolasikan ke dalam bentuk interpolasi

Lebih terperinci