PERSEPSI PETANI TERHADAP PENGELOLAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO AGRIBISNIS (LKM-A) PADA GAPOKTAN PENERIMA DANA BLM-PUAP DI KOTA BENGKULU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERSEPSI PETANI TERHADAP PENGELOLAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO AGRIBISNIS (LKM-A) PADA GAPOKTAN PENERIMA DANA BLM-PUAP DI KOTA BENGKULU"

Transkripsi

1 PERSEPSI PETANI TERHADAP PENGELOLAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO AGRIBISNIS (LKM-A) PADA GAPOKTAN PENERIMA DANA BLM-PUAP DI KOTA BENGKULU Andi Ishak dan Umi Pudji Astuti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian Km. 6,5 Kota Bengkulu ABSTRACT The research was conducted at 5 farmer group association (FGA) RADP Direct Aid Society (DAS) grantees in Bengkulu City in September to December Data were analyzed using logistic regression to determine the relationship between the dependent variable (perception) with 7 independent variables (age, educational level, household receipts, number of family members, the old group, ownership of farm land, and business capital sources other than Gapoktan). The research concluded that the perception of farmers toward management of the MFI-A generally good and the perception is influenced by a number of family members and old groups. Age, education level, household receipts, farm ownership, and sources of funds besides Gapoktan farmers do not affect the perception of farmers toward management of the MFI-A. Key words : perception, farmers, MFI-A ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan melalui survei pada 5 gabungan kelompok tani (Gapoktan) penerima dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) PUAP tahun 2008 di Kota Bengkulu pada bulan September sampai Desember Data dianalisis menggunakan regresi logistik untuk mengetahui hubungan antara variabel terikat (persepsi) dengan 7 variabel bebas ( umur, tingkat pendidikan, penerimaan rumah tangga, jumlah tanggungan keluarga, lama berkelompok, kepemilikan lahan usaha tani, dan sumber permodalan usaha selain Gapoktan). Hasil penelitian menyimpulkan bahwa persepsi petani terhadap pengelolaan LKM-A umumnya baik dan persepsi dipengaruhi oleh jumlah tanggungan keluarga dan lama berkelompok. Sedangkan umur, tingkat pendidikan, penerimaan rumah tangga, kepemilikan lahan usaha tani, dan sumber dana petani selain Gapoktan tidak mempengaruhi persepsi petani terhadap pengelolaan LKM-A. Kata kunci : persepsi, petani, LKM-A 232

2 Persepsi Petani terhadap Pengelolaan Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) pada Gapoktan Penerima Dana BLM-PUAP di Kota Bengkulu PENDAHULUAN Kegiatan pertanian di perdesaan didominasi oleh usaha skala mikro yang salah satu permasalahan mendasar yang mereka hadapi adalah kurangnya akses terhadap sumber permodalan karena ketersediaan agunan, disamping jaminan pasar, teknologi, dan organisasi petani yang masih lemah (Kementerian Pertanian, 2010a). Salah satu program bantuan dana yang diinisiasi oleh Kementerian Pertanian sejak tahun 2008 adalah Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) melalui pemberian Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) kepada Gapoktan peserta program sebesar seratus juta rupiah. Melalui program ini diharapkan akan mempermudah dan memperluas akses petani yang tidak memiliki agunan untuk mendapatkan modal usaha produktif. Sejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2010, Kementerian Pertanian telah menyalurkan 4,6 milyar rupiah dana BLM PUAP kepada 46 Gapoktan peserta program. Program Pemerintah dalam bentuk bantuan modal kepada petani sering mengalami kegagalan. Banyak faktor yang mempengaruhinya, diantaranya adalah terbatasnya kemampuan kelembagaan petani mengelola dana tersebut, intensitas pendampingan program yang belum optimal, dan penegakan aturan hukum yang tidak tegas. Selain itu program bantuan dana dari pemerintah sering direncanakan dari atas ( top-down) dengan pedoman yang sama untuk setiap wilayah dengan asumsi bahwa kondisi petani pelaksana program adalah relatif sama dan mampu melaksanakannya dengan baik, padahal pada saat implementasi program di lapangan, kesiapan petani dalam melaksanakan program tersebut dan kondisi lapangan sangat beragam, sehingga keberhasilan pelaksanaan program juga beragam. Oleh karena seringnya terjadi kegagalan program bantuan dana pemerintah kepada petani, maka timbul persepsi negatif pada tingkat petani bahwa bantuan pemerintah merupakan hibah atau bantuan cuma-cuma sehingga digunakan untuk kebutuhan konsumtif yang mengakibatkan tujuan program untuk pemberdayaan usaha produktif pertanian secara berkelanjutan menjadi tidak tercapai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi petani terhadap pengelolaan LKM-A Gapoktan penerima dana BLM-PUAP di Kota Bengkulu. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian survei yang dilakukan pada bulan September sampai dengan bulan Desember Lokasi penelitian pada 5 Gapoktan penerima dana BLM-PUAP tahun 2008 di Kota Bengkulu. Gapoktan dipilih secara sengaja yang aktif melakukan kegiatan simpan pinjam setelah mendapatkan dana BLM-PUAP, yaitu Gapoktan Mesra Jaya (Kelurahan Sawah Lebar Lama), Wira Tani (Sumber Jaya), Sekar Wangi (Padang Serai), Karya (Pekan Sabtu), dan Flamboyan Raya (Bajak). 233

3 Kuesioner disusun dengan skala pengukuran interval dengan tipe skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert (Riduwan, 2007). Variabel penyusun persepsi pengelolaan LKM-A meliputi prosedur pengajuan pinjaman, persyaratan pengajuan pinjaman, besarnya nilai pinjaman, kecepatan waktu pencairan pinjaman, tingkat bunga per bulan, kesesuaian waktu pembayaran pinjaman dengan panen, sikap pengelola LKM-A dalam melayani petani, dan jenis agunan. Variabel penyusun persepsi ini mengikuti hasil penelitian Hendayana dan Bustaman (2007). Data dianalisis dengan regresi logistik menggunakan program SPSS (Statistic Program for Social Science) versi 17 untuk mengetahui hubungan antara variabel terikat (Y) yaitu variabel penyusun persepsi petani terhadap pengelolaan LKM-A dengan tujuh variabel bebas (X i ) yang merupakan data karakteristik responden, terdiri atas umur (X 1 ), tingkat pendidikan (X 2 ), penerimaan rumah tangga (X 3 ), jumlah tanggungan keluarga (X 4 ), lama berkelompok (X 5 ), kepemilikan lahan usaha tani (X 6 ), dan sumber permodalan usaha selain Gapoktan (X 7 ). Variabel X 6 dan X 7 merupakan variabel dummy. Model regresi logistik yang digunakan (Gujarati, 1999) adalah sebagai berikut: Y i = b o + b i X i + e i... (1) Variabel bebas sesuai model sebanyak 7 variabel sehingga persamaan (1) di atas dijabarkan sebagai berikut: Dimana: Y i = b o + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + b 5 X 5 + b 6 X 6 + b 7 X 7 + e i... (2) Y i = Persepsi (1 = baik; 0 = kurang baik) X 1 = Umur responden dalam tahun X 2 = Tingkat pendidikan dalam tahun X 3 = Penerimaan rumah tangga dalam rupiah per bulan X 4 = Jumlah tanggungan keluarga dalam jiwa X 5 = Lama berkelompok dalam tahun X 6 = Kepemilikan lahan usaha tani (1 = ada; 0 = tidak) X 7 = Sumber permodalan usaha selain Gapoktan (1 = ada; 0 = tidak) e i = Error b o = Konstanta b 1... b 7 = Parameter dugaan (koefisien) Karena variabel terikat (Y) merupakan probabilitas atau peluang baik atau kurang baiknya persepsi yang dipengaruhi oleh variabel bebas (X i ), maka model tersebut bersifat non linier dalam parameter dengan persamaan: 234

4 Persepsi Petani terhadap Pengelolaan Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) pada Gapoktan Penerima Dana BLM-PUAP di Kota Bengkulu 1 Y i = P(X i ) =... (3) 1 + e i (bo + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + b5x5 + b6x6 + b7x7) Untuk menjadikan model tersebut linier, maka dilakukan transformasi dengan logaritma natural (ln), sehingga menjadi: Y i = ln P(X i ) = b o + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + b 5 X 5 + b 6 X 6 + b 7 X ) 1 - P(X i ) P(X i ) adalah peluang persepsi baik terhadap pengelolaan LKM-A, sebagai kebalikan dari 1-P(X i ) sebagai peluang persepsi kurang baik. Oleh karenanya, ln [P(X i )/1-P(X i )] secara sederhana merupakan logaritma natural dari perbandingan antara peluang persepsi baik dengan peluang persepsi kurang baik, sehingga, koefisien dalam persamaan (4) ini menunjukkan pengaruh dari variabel X i terhadap peluang relatif persepsi baik dibandingkan dengan persepsi kurang baik terhadap pengelolaan LKM-A. HASIL DAN PEMBAHASAN Profil Gapoktan Profil Gapoktan menggambarkan keragaan Gapoktan lokasi penelitian yang tersaji pada Tabel 1. Pada Tabel 1 ditunjukkan bahwa Gapoktan PUAP umumnya terbentuk pada tahun 2007, setelah ada informasi tentang adanya program PUAP. Jumlah kelompok tani anggota Gapoktan bervariasi antara 3-13 kelompok dengan jumlah anggota orang. Gapoktan umumnya meminjamkan dana kepada anggota untuk kegiatan usaha pengolahan hasil pertanian seperti membuat kue, roti, kerupuk, dan makanan khas, serta pemasarannya. Kegiatan usaha tani di lahan pertanian umumnya adalah usaha tani padi, namun ada juga yang menanam jagung, ubi kayu, cabe dan terung. Hanya Gapoktan Flamboyan Raya di Kelurahan Bajak yang tidak memiliki lahan. Alokasi modal BLM lainnya adalah untuk usaha perkebunan yang didominasi oleh tanaman kelapa sawit. Pertemuan anggota dilakukan setiap bulan untuk pembayaran angsuran pinjaman, pembayaran simpanan, dan pemberian pinjaman kepada anggota. Pada saat pertemuan tersebut dibahas permasalahan yang terkait dengan organisasi untuk diselesaikan dengan kesepakatan bersama. Kegiatan sosial yang dilakukan juga pada saat tersebut adalah arisan dan kunjungan sosial kepada anggota yang mengalami musibah. Pada saat-saat tertentu, dilakukan pembinaan usaha dan penyuluhan kepada Gapoktan oleh petugas dari dinas/instansi teknis sesuai undangan Gapoktan. 235

5 Tabel 1. Profil Gapoktan di Lokasi Penelitian Tahun 2011 No Profil Gapoktan Mesra Jaya Wira Tani Sekar Wangi Karya Flamboyan Raya 1. Tanggal pembentukan Jumlah kelompok Jumlah anggota (orang) Kegiatan usaha pertanian - Tanaman semusim - - Tanaman Perkebunan Pengolahan/pemasaran hasil 5. Pertemuan bulanan 6. Kegiatan sosial - Arisan Kunjungan sosial 7. Pembukuan 8. Pemupukan modal Gapoktan - Simpanan pokok - Simpanan wajib - Simpanan wajib pinjaman Simpanan sukarela Kegiatan usaha Simpan Pinjam Simpan Pinjam Simpan Pinjam, penyalur pupuk Simpan Pinjam Simpan Pinjam 10. Mekanisme penyaluran pinjaman - Langsung ke Gapoktan Melalui kelompok Rata-rata jumlah pinjaman anggota (Rp.) Pembayaran angsuran pinjaman - Waktu pembayaran Bulanan Bulanan Bulanan Bulanan Bulanan - Bunga pinjaman 1% 1,5% 1,5% 1% 1,5% 13. Unit usaha simpan pinjam - Ada Belum dibentuk - - Pertemuan secara rutin ini akan mempengaruhi pengelolaan Gapoktan. Menurut Pranadji dan Hastuti (200 4), sistem manajemen yang digunakan dalam organisasi petani harus menggunakan kaidah pertanggungjawaban (accountability), keterbukaan manajemen ( transparency), keputusan yang bersifat partisipatif dan demokratis. Sehingga pertemuan secara rutin untuk merencanakan dan mengevaluasi jalannya organisasi merupakan sesuatu yang harus ada. Anggota Gapoktan lokasi penelitian didominasi oleh wanita. Interaksi kelompok tani anggota Gapoktan dengan program pemerintah sudah berlangsung lama, meskipun empat Gapoktan baru dibentuk pada tahun 2007 karena informasi akan adanya bantuan dana BLM-PUAP. Hal ini terbukti di Kelurahan Padang Serai dan Pekan Sabtu sudah terbentuk koperasi wanita yang mendapat bantuan dana dari Pemerintah Kota Bengkulu. Koperasi wanita ini anggotanya sebagian besar juga adalah anggota Gapoktan. Di seluruh lokasi survei, kecuali di Kelurahan 236

6 Persepsi Petani terhadap Pengelolaan Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) pada Gapoktan Penerima Dana BLM-PUAP di Kota Bengkulu Sumber Jaya (Gapoktan Wira Tani), anggota Gapoktan sebelumnya merupakan anggota kelompok pengolah hasil pertanian atau kelompok wanita tani yang sudah dibentuk sejak adanya program Peningkatan Pendapatan Petani/Nelayan Kecil (P4K) pada akhir tahun 1990-an. Dapat dikatakan bahwa pembentukan Gapoktan adalah sebagai syarat untuk mendapatkan dana BLM-PUAP. Hal tersebut mengindikasikan bahwa tujuan utama dibentuknya Gapoktan adalah untuk mendapatkan bantuan dana BLM-PUAP. Pencatatan dan pembukuan keuangan sudah dilakukan di seluruh Gapoktan lokasi penelitian. Transaksi dicatat dalam buku kas harian, buku simpan pinjam, dan dilaporkan dalam laporan laba rugi dan neraca. Pemupukan modal selain simpanan pokok dan simpanan wajib anggota, juga simpanan wajib pinjaman (simpanan khusus) pada saat anggota meminjam, dan simpanan sukarela (tabungan), yang dapat diambil sewaktu-waktu atau pada saat Hari Raya Idul Fitri sesuai kesepakatan anggota. Kegiatan usaha Gapoktan terutama adalah simpan pinjam. Hanya di Gapoktan Sekar Wangi Kelurahan Padang Serai yang terdapat unit usaha penyaluran pupuk. Penyaluran pinjaman dilakukan dengan dua cara yaitu anggota Gapoktan meminjam langsung ke Gapoktan dan penyaluran pinjaman dari Gapoktan kepada anggota melalui kelompok tani. Penyaluran melalui kelompok ditemukan di Gapoktan Mesra Jaya Kelurahan Sawah Lebar Lama dan Gapoktan Sekar Wangi Kelurahan Padang Serai. Pada kedua Gapoktan ini diterapkan sistem tanggung renteng pinjaman. Kegiatan simpan pinjam dikelola oleh pengurus maupun unit usaha simpan pinjam Gapoktan. Rata-rata pinjaman anggota Gapoktan tertinggi ditemukan pada Gapoktan Mesra Jaya yaitu Rp , sedangkan terendah di Gapoktan Wira Tani yaitu Rp Gapoktan Mesra Jaya dapat memberikan pinjaman ratarata ke anggota relatif lebih besar karena jumlah anggotanya paling sedikit (34 orang). Pembayaran angsuran pinjaman dilakukan setiap bulan pada saat pertemuan bulanan dengan bunga antara 1-1,5 persen per bulan. Dua Gapoktan yaitu Gapoktan Sekar Wangi Kelurahan Padang Serai dan Gapoktan Flamboyan Raya Kelurahan Bajak telah membentuk unit usaha simpan pinjam. Pada tiga Gapoktan lain, kegiatan simpan pinjam masih dikelola langsung oleh pengurus Gapoktan. Menurut Kementerian Pertanian (2010b), pengurus dan pengelola unit usaha simpan pinjam dalam Gapoktan PUAP yang sehat sebaiknya terpisah. Pengurus mempunyai tugas dan fungsi merumuskan kebijakan organisasi, pengawasan, dan melaporkan perkembangan dan kemajuan organisasi. Pengelola merupakan pelaksana operasional bisnis keuangan Gapoktan dalam bentuk LKM- A sesuai dengan AD/ART. Pengelola LKM-A idealnya terdiri dari manajer, bagian pembiayaan, administrasi pembukuan, kasir, dan penggalangan dana. Persepsi Petani terhadap Pengelolaan LKM-A Persepsi diartikan sebagai proses mengetahui atau mengenali obyek dan kejadian obyektif dengan bantuan panca indera (Chaplin, 1989). Persepsi 237

7 mempengaruhi orang, baik terhadap individu maupun terhadap organisasi. Keberhasilan suatu organisasi dapat dilihat dari persepsi anggotanya terhadap organisasi tersebut. Persepsi merupakan proses pengenalan atau identifikasi sesuatu melalui proses berpikir dan belajar, serta dipengaruhi oleh berbagai faktor. Persepsi adalah proses aktif timbulnya kesadaran terhadap suatu obyek yang disebabkan oleh faktor internal dan eksternal individu. Faktor internal antara lain kebutuhan individu, pengalaman, usia, motif, jenis kelamin, pendidikan, dan lain-lain yang bersifat subyektif. Faktor eksternal meliputi lingkungan sosial, hukum yang berlaku, dan nilai-nilai dalam masyarakat (Ahmadi, 2009). Untuk mengetahui persepsi petani terhadap pengelolaan LKM-A pada lima Gapoktan lokasi penelitian dilakukan survei dengan jumlah responden sebanyak 107 orang atau 22,44 persen dari jumlah anggota Gapoktan yaitu 499 orang. Distribusi persentase jumlah responden survei per Gapoktan diuraikan pada Tabel 2. Tabel 2. Persentase Jumlah Responden Gapoktan Lokasi Penelitian No Gapoktan Jumlah anggota Jumlah responden Persentase (orang) (orang) (%) 1. Mesra Jaya ,23 2. Wira Tani ,29 3. Sekar Wangi ,66 4. Karya ,38 5. Flamboyan Raya ,11 Total ,44 Deskripsi responden pada Tabel 3 menunjukkan bahwa 97 orang (90,65%) responden memiliki persepsi yang baik terhadap pengelolaan LKM-A, sedangkan yang memiliki persepsi kurang baik sebanyak 10 orang (9,35%). Hal ini dimaklumi karena lima Gapoktan lokasi survei adalah Gapoktan yang aktif secara reguler melayani simpan pinjam bagi anggota, sehingga persepsi anggota terhadap pengelolaan LKM-A juga umumnya baik. Umur responden bervariasi antara tahun dengan rata-rata 41,68 tahun, masih tergolong produktif. Lama menempuh pendidikan antara 2-16 tahun atau tidak tamat SD sampai dengan tamat S1. Rata-rata lama responden menempuh pendidikan masih rendah yaitu selama 9 tahun, atau tamat SLTP. Penerimaan rumah tangga responden setiap bulan bervariasi antara Rp Rp , dengan rata-rata Rp Jumlah tanggungan keluarga ratarata responden adalah 4 jiwa. Lebih banyak responden yang tidak memiliki lahan yaitu 58,9 persen, baik lahan milik sendiri, sewa, maupun garapan. Hanya 41,1 persen responden yang memiliki lahan atau melakukan usaha di lahan pertanian. Terdapat 85 persen responden yang tidak memiliki akses terhadap permodalan selain Gapoktan. Sebanyak 15 persen memiliki akses permodalan lain selain Gapoktan yaitu bank, koperasi, lembaga kredit swasta, dan PNPM-P2KP. 238

8 Persepsi Petani terhadap Pengelolaan Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) pada Gapoktan Penerima Dana BLM-PUAP di Kota Bengkulu Tabel 3. Deskripsi Responden Survei Persepsi Petani terhadap Pengelolaan LKM-A No Uraian Keterangan 1. Jumlah responden 107 orang 2. Persepsi responden terhadap LKM-A - Baik - 97 orang (90,65%) - Kurang baik - 10 orang (9,35%) 3. Umur responden - Minimum - 20 tahun - Maksimum - 64 tahun - Rata-rata - 41,68 tahun 4. Lama menempuh pendidikan - Minimum - 2 tahun - Maksimum - 16 tahun - Rata-rata - 9 tahun 5. Penerimaan rumah tangga per bulan - Minimum - Rp Maksimum - Rp Rata-rata - Rp Jumlah tanggungan keluarga - Minimum - 1 jiwa - Maksimum - 9 jiwa - Rata-rata - 4 jiwa 7. Lama berkelompok - Minimum - 1 tahun - Maksimum - 8 tahun - Rata-rata - 4,5 tahun 8. Kepemilikan lahan usaha tani - Ada - 44 orang (41,1%) - Tidak ada - 63 orang (58,9%) 9. Sumber dana selain Gapoktan - Ada - 16 orang (15%) - Tidak ada - 91 orang (85%) 10. Pemanfaatan dana (jumlah peminjam) 91 orang - Usaha produktif pertanian - 62 orang (68,13%) - Non usaha produktif pertanian - 29 orang (31,87%) Pada saat survei, 91 dari 107 orang responden atau 85 persen meminjam di Gapoktan. Petani yang memanfaatkan dana tersebut untuk usaha pertanian sebanyak 68,13 persen untuk kegiatan on-farm maupun off-farm. Sebanyak 31,87 persen responden memanfaatkan dana untuk kegiatan di luar pertanian seperti untuk kebutuhan usaha produktif di luar pertanian (modal dagan g), investasi (membeli tanah), dan kebutuhan konsumtif (membeli kendaraan, biaya anak sekolah, bayar utang, pasang listrik, dan perbaikan rumah). Kondisi ini disebabkan karena tidak adanya pengawasan terhadap pemanfaatan dana untuk usaha pertanian setelah perguliran dana, seperti pada saat awal pencairan dana BLM. Kuesioner survei persepsi petani terhadap pengelolaan LKM-A Gapoktan disusun dengan 28 butir pertanyaan yang diskor mengacu pada skala Likert. Kuesioner diuji validitas dan reliabilitasnya dengan melakukan survei pendahuluan 239

9 pada 29 responden. Menurut Ancok dalam Singarimbun dan Effendi (1989), validitas menunjukkan sejauh mana suatu instrumen tepat digunakan untuk mengukur sesuatu, sedangkan reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu instrumen dapat dipercaya atau diandalkan. Uji validitas dengan menggunakan korelasi Pearson menunjukkan bahwa terdapat 20 butir pertanyaan yang valid dan 8 butir pertanyaan yang tidak valid. Uji reliabilitas menggunakan koofisien reliabilitas Cronbach s Alpha menunjukkan nilai 0,830 sehingga dapat dipercaya untuk mengukur persepsi. Menurut Sekaran (2000) dalam Wibawa (2007), umumnya reliabilitas kuesioner kurang dari 0,6 tidak dapat diterima, antara 0,6-0,8 dapat diterima, dan di atas 0,8 adalah baik. Hasil analisis persepsi dapat menilai kelayakan model regresi, pengaruh variabel bebas (X i ) terhadap variabel persepsi (Y), baik secara bersama -sama maupun parsial, dan rasio peluang ( odds ratio) perubahan variabel Y akibat perubahan variabel X i. Hasil analisis logistik disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil Analisis Regresi Logistik Persepsi Petani terhadap Pengelolaan LKM-A di Bengkulu Tahun 2011 No Variabel Koefisien p-value Odds Ratio 1. X 1 (Umur) -0,062 0,155 0, X 2 (Tingkat Pendidikan) 0,115 0,350 1, X 3 (Penerimaan Rumah Tangga) 0,000 0,423 1, X 4 (Jumlah Tanggungan Keluarga) -0,533 0,044* 0, X 5 (Lama Berkelompok) 0,483 0,077* 1, X 6 (Kepemilikan Lahan) 1,089 0,197 2, X 7 (Sumber Permodalan selain -0,086 0,931 0,918 Gapoktan ) Konstanta 4,456 0,079* - Kelayakan model (Nagelkerke R 2 ) 0, * berbeda nyata pada α=10% Tabel 4. Menunjukkan bahwa model regresi logistik secara keseluruhan dapat menjelaskan atau memprediksi persepsi petani terhadap pengelolaan LKM- A dengan melihat nilai p-value yaitu sebesar 0,079 jika menggunakan pengujian dengan α=10 persen. Untuk menguji variabel mana yang berpengaruh nyata terhadap persepsi digunakan uji signifikansi dari parameter koefisien secara parsial dengan statistik uji Wald. Dari output SPSS diketahui bahwa hanya variabel jumlah tanggungan keluarga ( X 4 ) dengan p-value 0,044 dan lama berkelompok (X 5 ) dengan p-value 0,077 yang berpengaruh nyata terhadap persepsi petani terhadap pengelolaan LKM-A pada α=10 persen, sedangkan variabel lain berpengaruh tidak nyata. Dengan melihat nilai Nagelkerke R 2, ketujuh variabel bebas mampu menjelaskan varians ketepatan persepsi sebesar 24,2 persen dan sisanya yaitu sebesar 75,8 persen dijelaskan oleh faktor lain. Persamaan model regresi logistik biner persepsi petani terhadap pengelolaan LKM-A dapat ditulis sebagai berikut: 240

10 Persepsi Petani terhadap Pengelolaan Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) pada Gapoktan Penerima Dana BLM-PUAP di Kota Bengkulu Y i = ln P(X i ) = 4,456 0,062X 1 + 0,115X 2 0,533X 4 + 0,484X 5 + 1,089X 6 0,086X P(X i ) P(Xi) adalah peluang persepsi petani yang baik terhadap pengelolaan LKM-A, sebagai kebalikan dari 1-P(Xi) sebagai peluang persepsi kurang baik. Oleh karenanya, ln [P(Xi)/1-P(Xi)] secara sederhana merupakan log dari perbandingan antara peluang persepsi baik dengan peluang persepsi kurang baik. Koefisien dalam model logistik menunjukkan perubahan dalam logistik sebagai akibat perubahan satu satuan variabel bebas. Dalam kasus variabel X 4 (jumlah tanggungan keluarga) dengan odds ratio sebesar 0,587 dapat diartikan bahwa peluang persepsi petani yang baik terhadap pengelolaan LKM-A adalah 0,587 kali jika jumlah tanggungan keluarga meningkat sebanyak 1 jiwa, jika variabel lainnya tetap. Artinya bahwa petani yang memiliki jumlah tanggungan keluarga yang lebih banyak memiliki peluang persepsi baik terhadap LKM-A lebih rendah. Odds ratio variabel X 5 (lama berkelompok) sebesar 1,622 dapat diartikan bahwa petani yang lama berkelompoknya lebih lama satu tahun peluang memiliki persepsi baik terhadap pengelolaan LKM-A adalah 1,622 kali dibandingkan petani yang lama berkelompoknya lebih muda satu tahun, jika variabel lainnya tetap. Artinya petani yang lebih lama berkelompok memiliki peluang persepsi baik terhadap pengelolaan LKM-A lebih tinggi. Dari hasil analisis persepsi tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi petani terhadap pengelolaan LKM-A dipengaruhi secara nyata oleh jumlah tanggungan keluarga dan lama berkelompok. Sedangkan umur, tingkat pendidikan, penerimaan rumah tangga, kepemilikan lahan usaha tani, dan sumber dana petani selain Gapoktan berpengaruh tidak nyata terhadap persepsi petani. Persepsi yang baik terhadap LKM-A sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kepercayaan terhadap LKM-A agar LKM-A dapat mengakses atau memupuk modal keswadayaan dari anggota Gapoktan, menghindari kredit macet, meningkatkan kepatuhan anggota terhadap aturan Gapoktan, dan membangun kemitraan dengan pihak lain dalam rangka pengembangan LKM-A. KESIMPULAN 1. Persepsi petani terhadap pengelolaan LKM-A sangat baik (90,65%) 2. Faktor yang nyata mempengaruhi persepsi petani terhadap pengelolaan LKM- A adalah jumlah tanggungan keluarga dan lama berkelompok. 3. Variabel umur, tingkat pendidikan, penerimaan rumah tangga, kepemilikan lahan usaha tani, dan sumber dana petani selain Gapoktan tidak nyata mempengaruhi persepsi petani terhadap pengelolaan LKM-A. 241

11 DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, A Psikologi Umum. Edisi Revisi Rineka Cipta. Jakarta. Ancok D Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian. Dalam Singarimbun, M. dan S. Effendi (pnyt) Metode Penelitian Survei. Cetakan Kedua. LP3ES. Jakarta. Chaplin, J.P Dictionary of Psychology. Dell Publisher. New York. Gujarati, D Ekonometrika Dasar. Alih Bahasa Sumarno Zain. Erlangga. Jakarta. Hendayana, R., dan S. Bustaman Fenomena Lembaga Keuangan Mikro dalam Perspektif Pembangunan Ekonomi Perdesaan. com. Kementerian Pertanian. 2010a. Pedoman Umum Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan. Departemen Pertanian. Jakarta. Kementerian Pertanian. 2010b. Petunjuk Teknis Pemeringkatan (Rating) Gapoktan PUAP menuju LKM-A. Kementerian Pertanian. Jakarta. Pranadji, T. dan E.L. Hastuti Transformasi Sosio Budaya dalam Pembangunan Pedesaan. Analisis Kebijakan Pertanian, 2(1): Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian, Badan Litbang Pertanian. Bogor. Riduwan Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Cetakan ketujuh. CV. Alfabeta. Jakarta. Wibawa, W Efficacy, Cost Effectiveness, and Risk-Benefit Analysis of Three Herbicides in Immature Oil Palm Plantation. Disertasi. Universiti Putra Malaysia. 242

EVALUASI KINERJA GAPOKTAN DAN PERSEPSI PETANI TERHADAP LEMBAGA KEUANGAN MIKRO AGRIBISNIS (LKM-A) PADA GAPOKTAN PENERIMA DANA BLM-PUAP DI KOTA BENGKULU

EVALUASI KINERJA GAPOKTAN DAN PERSEPSI PETANI TERHADAP LEMBAGA KEUANGAN MIKRO AGRIBISNIS (LKM-A) PADA GAPOKTAN PENERIMA DANA BLM-PUAP DI KOTA BENGKULU EVALUASI KINERJA GAPOKTAN DAN PERSEPSI PETANI TERHADAP LEMBAGA KEUANGAN MIKRO AGRIBISNIS (LKM-A) PADA GAPOKTAN PENERIMA DANA BLM-PUAP DI KOTA BENGKULU Andi Ishak dan Umi Pudji Astuti Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

KAJIAN PERSEPSI DAN ADOPSI PETERNAK SAPI TERHADAP TEKNOLOGI BUDIDAYA SAPI UNGGUL DI KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU

KAJIAN PERSEPSI DAN ADOPSI PETERNAK SAPI TERHADAP TEKNOLOGI BUDIDAYA SAPI UNGGUL DI KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU KAJIAN PERSEPSI DAN ADOPSI PETERNAK SAPI TERHADAP TEKNOLOGI BUDIDAYA SAPI UNGGUL DI KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU Zul Efendi, Harwi Kusnadi, dan Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

PERSEPSI DAN MINAT ADOPSI PETANI TERHADAP VUB PADI SAWAH IRIGASI DI PROVINSI BENGKULU

PERSEPSI DAN MINAT ADOPSI PETANI TERHADAP VUB PADI SAWAH IRIGASI DI PROVINSI BENGKULU PERSEPSI DAN MINAT ADOPSI PETANI TERHADAP VUB PADI SAWAH IRIGASI DI PROVINSI BENGKULU Dedi Sugandi dan Umi Pudji Astuti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jl. Irian km. 6,5 Kota Bengkulu ABSTRACT

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN PERMODALAN PETANI UNTUK MEMPERKUAT AGRIBISNIS PERDESAAN

STRATEGI PENGEMBANGAN PERMODALAN PETANI UNTUK MEMPERKUAT AGRIBISNIS PERDESAAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERMODALAN PETANI UNTUK MEMPERKUAT AGRIBISNIS PERDESAAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERMODALAN PETANI UNTUK MEMPERKUAT AGRIBISNIS PERDESAAN Andi Ishak, Dedi Sugandi, dan Umi Pudji Astuti

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 29 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian deskriptif korelasional. Menurut Rakhmat (2007) metode korelasi bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada satu faktor

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak dan Keadaan Geografis Kelurahan Tumbihe Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango terdiri dari Tiga (3) Lingkungan yaitu

Lebih terperinci

VII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN AGRIBISNIS PADA KOPERASI BAYTUL IKHTIAR

VII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN AGRIBISNIS PADA KOPERASI BAYTUL IKHTIAR VII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN AGRIBISNIS PADA KOPERASI BAYTUL IKHTIAR 7.1. Karakteristik Umum Responden Responden penelitian ini adalah anggota Koperasi Baytul Ikhtiar yang sedang memperoleh

Lebih terperinci

POLA PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN STRATEGI PEMBERDAYAAN GENDER PADA KELOMPOK WANITA TANI (KWT) PENGOLAH HASIL PERTANIAN DI KOTA BENGKULU

POLA PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN STRATEGI PEMBERDAYAAN GENDER PADA KELOMPOK WANITA TANI (KWT) PENGOLAH HASIL PERTANIAN DI KOTA BENGKULU POLA PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN STRATEGI PEMBERDAYAAN GENDER PADA KELOMPOK WANITA TANI (KWT) PENGOLAH HASIL PERTANIAN DI KOTA BENGKULU Umi Pudji Astuti, Andi Ishak dan Eddy Makruf Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penduduk miskin di Indonesia berjumlah 28,55 juta jiwa dan 17,92 juta jiwa diantaranya bermukim di perdesaan. Sebagian besar penduduk desa memiliki mata pencarian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemerintah menyadari peranan usaha kecil terhadap pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemerintah menyadari peranan usaha kecil terhadap pertumbuhan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah menyadari peranan usaha kecil terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia sangat besar, terutama karena kontribusinya dalam Produk Domestik Bruto dan tingginya

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN LAPANG

BAB III PENDEKATAN LAPANG 17 BAB III PENDEKATAN LAPANG 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di salah satu desa penerima Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) yaitu Desa Citapen, Kecamatan Ciawi,

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH, KEUNTUNGAN, DAN TITIK IMPAS PENGOLAHAN HASIL RENGGINANG UBI KAYU (RENGGINING) SKALA RUMAH TANGGA DI KOTA BENGKULU

ANALISIS NILAI TAMBAH, KEUNTUNGAN, DAN TITIK IMPAS PENGOLAHAN HASIL RENGGINANG UBI KAYU (RENGGINING) SKALA RUMAH TANGGA DI KOTA BENGKULU ANALISIS NILAI TAMBAH, KEUNTUNGAN, DAN TITIK IMPAS PENGOLAHAN HASIL RENGGINANG UBI KAYU (RENGGINING) SKALA RUMAH TANGGA DI KOTA BENGKULU Andi Ishak, Umi Pudji Astuti dan Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menjawab

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menjawab BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menjawab rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya dengan berdasarkan tingkat eksplanasinya 54.

Lebih terperinci

VI. PERKEMBANGAN PUAP DAN MEKANISME KREDIT GAPOKTAN

VI. PERKEMBANGAN PUAP DAN MEKANISME KREDIT GAPOKTAN VI. PERKEMBANGAN PUAP DAN MEKANISME KREDIT GAPOKTAN 6.1. Perkembangan Program PUAP Program PUAP berlangsung pada tahun 2008 Kabupaten Cianjur mendapatkan dana PUAP untuk 41 Gapoktan, sedangkan yang mendapatkan

Lebih terperinci

VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBALIAN KREDIT USAHA RAKYAT MIKRO

VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBALIAN KREDIT USAHA RAKYAT MIKRO VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBALIAN KREDIT USAHA RAKYAT MIKRO Faktor-faktor yang diduga akan mempengaruhi pengembalian KUR Mikro adalah usia, jumlah tanggungan keluarga, jarak tempat tinggal

Lebih terperinci

KINERJA PENGELOLAAN DANA GAPOKTAN MENUJU LKMA DALAM MENDUKUNG KEBERLANJUTAN PROGRAM SWASEMBADA PADI

KINERJA PENGELOLAAN DANA GAPOKTAN MENUJU LKMA DALAM MENDUKUNG KEBERLANJUTAN PROGRAM SWASEMBADA PADI KINERJA PENGELOLAAN DANA GAPOKTAN MENUJU LKMA DALAM MENDUKUNG KEBERLANJUTAN PROGRAM SWASEMBADA PADI Rudi Hartono Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jl. Irian Km. 6,5. Telp. 0736 23030 E-mail

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Tahun 2002 pemerintah melalui Departemen Pertanian RI mengeluarkan kebijakan baru dalam upaya

Lebih terperinci

BAB III METODE KAJIAN

BAB III METODE KAJIAN 21 BAB III METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Kegiatan ini dilakukan di Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Hal ini disebabkan selain provinsi tersebut adalah target sasaran wilayah program Pengembangan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH

HUBUNGAN ANTARA IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH HUBUNGAN ANTARA IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH (Suatu Kasus pada Gapoktan Tahan Jaya di Desa Buahdua Kecamatan Buahdua Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Desa Sanggarhorho Kecamatan Nangapanda Kabupaten Ende Propinsi Nusa

BAB IV METODE PENELITIAN. Desa Sanggarhorho Kecamatan Nangapanda Kabupaten Ende Propinsi Nusa 3 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Desa Zozozea, Ondorea Barat, Ndeturea, dan Desa Sanggarhorho Kecamatan Nangapanda Kabupaten Ende Propinsi Nusa Tenggara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. BMT KUBE Sejahtera Sleman. Selain itu penelitian ini juga berusaha. usaha nasabah setelah adanya pembiayaan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. BMT KUBE Sejahtera Sleman. Selain itu penelitian ini juga berusaha. usaha nasabah setelah adanya pembiayaan. 71 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pembiayaan kelompok dengan pola sistem tanggung renteng melalui penilaian nasabah BMT KUBE

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi. dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.

METODE PENELITIAN. Populasi. dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. METODE PENELITIAN Populasi Populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi penyuluh yang ada di Kota

Lebih terperinci

V. DAMPAK PERGULIRAN DANA SPP TERHADAP UMKM. 5.1 Keragaan Penyaluran Pinjaman Dana Bergulir SPP

V. DAMPAK PERGULIRAN DANA SPP TERHADAP UMKM. 5.1 Keragaan Penyaluran Pinjaman Dana Bergulir SPP 65 V. DAMPAK PERGULIRAN DANA SPP TERHADAP UMKM 5.1 Keragaan Penyaluran Pinjaman Dana Bergulir SPP Kecamatan Cimarga merupakan salah satu kecamatan yang melaksanakan program SPP sejak diselenggarakannya

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi Kredit

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi Kredit II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi Kredit Hasil analisis deksriptif (Wangi SP, 2008) memperlihatkan bahwa semakin besar nilai pengajuan dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. PUAP, adalah bagian dari pelaksanaan program PNPM-Mandiri melalui

III. METODE PENELITIAN. PUAP, adalah bagian dari pelaksanaan program PNPM-Mandiri melalui 41 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan yang selanjutnya disingkat PUAP, adalah bagian dari pelaksanaan program PNPM-Mandiri melalui bantuan modal usaha

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan obyek

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pengembalian Kredit. Karakteristik responden baik yang lancar maupun yang menunggak dalam

PEMBAHASAN. 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pengembalian Kredit. Karakteristik responden baik yang lancar maupun yang menunggak dalam 55 II. PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pengembalian Kredit Karakteristik responden baik yang lancar maupun yang menunggak dalam pengembalian Kredit Mikro Utama diidentifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian) sehingga data yang terdiri dari angka-angka dapat dianalisis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian) sehingga data yang terdiri dari angka-angka dapat dianalisis BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif yang merupakan metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antarvariabel.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. peningkatan penduduk dari tahun 2007 sampai Adapun pada tahun 2009

I. PENDAHULUAN. peningkatan penduduk dari tahun 2007 sampai Adapun pada tahun 2009 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2008), Provinsi Jawa Barat mengalami peningkatan penduduk dari tahun 2007 sampai 2009. Adapun pada tahun 2009 jumlah penduduk Jawa

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study dengan metode survey di Kelurahan Kertamaya, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Pemilihan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian serta berlandaskan pada teori-teori yang telah diuraikan sebelumnya

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian serta berlandaskan pada teori-teori yang telah diuraikan sebelumnya BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dengan berpedoman pada latar belakang masalah dan rumusan masalah penelitian serta berlandaskan pada teori-teori yang telah diuraikan sebelumnya

Lebih terperinci

Jamhari Hadipurwanta. Kata kunci: perubahan, pengetahuan, bimbingan teknis.

Jamhari Hadipurwanta. Kata kunci: perubahan, pengetahuan, bimbingan teknis. KAJIAN PERUBAHAN PENGETAHUAN PENYELIA MITRA TANI SEBELUM DAN SESUDAH MENGIKUTI BIMBINGAN TEKNIS PENUMBUHAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO AGRIBISNIS DI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN LAMPUNG Jamhari Hadipurwanta

Lebih terperinci

VI. METODE PENELITIAN

VI. METODE PENELITIAN VI. METODE PENELITIAN 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Desa Haurngombong, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS 51 BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Deskripsi Data Penelitian 4.1.1 Profil Obyek Penelitian Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah Pasar Sleman. Pasar Sleman merupakan pasar terbesar di Kecamatan Sleman.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN IV.

METODE PENELITIAN IV. IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Lalabata Rilau. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive (sengaja) dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian berperan penting dalam perekonomian Indonesia dan dalam pembangunan nasional. Pembangunan dan perubahan struktur ekonomi tidak bisa dipisahkan dari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dan batasan operasional. Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup

III. METODE PENELITIAN. dan batasan operasional. Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup 39 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penelitian ini, maka dibuat definisi dan batasan operasional. Konsep dasar dan batasan operasional

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel 31 METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Lokasi penelitian di RW 08 Kelurahan Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Lokasi ini dipilih secara purposif (sengaja). Adapun pertimbangan memilih

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KETIDAKLANCARAN PENGEMBALIAN PINJAMAN DANA PUAP PADA PETANI PADI SAWAH

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KETIDAKLANCARAN PENGEMBALIAN PINJAMAN DANA PUAP PADA PETANI PADI SAWAH FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KETIDAKLANCARAN PENGEMBALIAN PINJAMAN DANA PUAP PADA PETANI PADI SAWAH (Kasus: Desa Paluh Manan Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang) Ir. Yusak Maryunianta,

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di enam kelurahan di Kota Depok, yaitu Kelurahan Pondok Petir, Kelurahan Curug, Kelurahan Tapos, Kelurahan Beji, Kelurahan

Lebih terperinci

Model Regresi Binary Logit (Aplikasi Model dengan Program SPSS)

Model Regresi Binary Logit (Aplikasi Model dengan Program SPSS) Model Regresi Binary Logit (Aplikasi Model dengan Program SPSS) Author: Junaidi Junaidi 1. Pengantar Salah satu persyaratan dalam mengestimasi persamaan regresi dengan metode OLS (Ordinary Least Square)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang bertujuan untuk memecahkan masalah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 41 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain dalam bentuk metode survei yang bersifat explanatory research, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan peubah-peubah yang diamati,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. (a) (b) (c)

HASIL DAN PEMBAHASAN. (a) (b) (c) 5 b. Analisis data daya tahan dengan metode semiparametrik, yaitu menggunakan regresi hazard proporsional. Analisis ini digunakan untuk melihat pengaruh peubah penjelas terhadap peubah respon secara simultan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Definisi operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk

III. METODE PENELITIAN. Definisi operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk 35 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Definisi operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk memperoleh data penelitian yang selanjutnya akan dianalisis dan di uji sesuai dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 3.1.1 Kerangka Pemikiran Berdasarkan kajian teori yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa keputusan masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian 41 METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian survei. Terdapat dua peubah yaitu peubah bebas (X) dan peubah tidak bebas (Y). Peubah bebas (independen) yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. aktif regular jurusan akuntansi S1.

BAB III METODE PENELITIAN. aktif regular jurusan akuntansi S1. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai dari 6 Februari 2017 hingga 10 Febriari 2017 di Universitas Mercu Buana dan Universitas Indonesia. Data yang digunakan

Lebih terperinci

Bab III Metode Penelitian

Bab III Metode Penelitian Bab III Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiono, 2001). Dengan metode penelitian ini dibuktikan dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Deskriptif Karakteristik Responden Pada bab ini akan membahas semua data yang dikumpulkan dari responden dalam penelitian, sehingga dapat diketahui bagaimana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. survai, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari populasi dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. survai, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari populasi dengan menggunakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung oleh pendekatan kualitatif. Metode kuantitatif yang dilakukan adalah dengan metode survai,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang sangat penting dalam pembangunan nasional karena sektor ini menyerap sumber daya manusia yang paling besar dan merupakan sumber

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PETANI PADI DALAM PEMANFAATAN SUMBER PERMODALAN: STUDI KASUS DI KABUPATEN SERANG PROVINSI BANTEN

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PETANI PADI DALAM PEMANFAATAN SUMBER PERMODALAN: STUDI KASUS DI KABUPATEN SERANG PROVINSI BANTEN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PETANI PADI DALAM PEMANFAATAN SUMBER PERMODALAN: STUDI KASUS DI KABUPATEN SERANG PROVINSI BANTEN Tian Mulyaqin, Yati Astuti, dan Dewi Haryani Peneliti, Balai Pengkajian Tekonologi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan pendekatan kuantitatif dan sumber data yang digunakan. berhubungan dengan penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan pendekatan kuantitatif dan sumber data yang digunakan. berhubungan dengan penelitian. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian dan Sumber Data Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan sumber data yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS PERAN WANITA DALAM RUMAH TANGGA PETANI MENDUKUNG KEBERHASILAN PROGRAM SLPTT PUAP DI BENGKULU

ANALISIS PERAN WANITA DALAM RUMAH TANGGA PETANI MENDUKUNG KEBERHASILAN PROGRAM SLPTT PUAP DI BENGKULU ANALISIS PERAN WANITA DALAM RUMAH TANGGA PETANI MENDUKUNG KEBERHASILAN PROGRAM SLPTT PUAP DI BENGKULU Umi Pudji Astuti, Eddy Makruf, dan Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jl. Irian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan dan diukur dalam satuan tahun. responden dan diukur dalam satuan tahun.

III. METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan dan diukur dalam satuan tahun. responden dan diukur dalam satuan tahun. 37 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Variabel bebas yang diteliti meliputi: a. Usia (X 1 ), adalah usia responden dari awal kelahiran sampai pada saat penelitian dilakukan dan diukur dalam

Lebih terperinci

TINGKAT PENGEMBALIAN KREDIT NASABAH UPKD DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (Studi di Desa Pagar Agung Kecamatan Seluma Barat Kabupaten Seluma)

TINGKAT PENGEMBALIAN KREDIT NASABAH UPKD DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (Studi di Desa Pagar Agung Kecamatan Seluma Barat Kabupaten Seluma) TINGKAT PENGEMBALIAN KREDIT NASABAH UPKD DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (Studi di Desa Pagar Agung Kecamatan Seluma Barat Kabupaten Seluma) Maryono Abstract This research aimed to know the rate

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013. 3.2 Metode Penelitian Pendekatan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tanggal 3 Januari 2012 hingga 20 Februari 2012 pada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Cibungbulang. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

Rahmat Akbar Dr. Caska, M.Si Dr. Sri Kartikowati, M.A, M.Buss. Universitas Riau

Rahmat Akbar Dr. Caska, M.Si Dr. Sri Kartikowati, M.A, M.Buss. Universitas Riau PENGARUH PEMBERIAN KREDIT MODAL USAHA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN (PNPM MP) TERHADAP PENDAPATAN USAHA KECIL DI KELURAHAN TANGKERANG UTARA KECAMATAN BUKIT RAYA PEKANBARU Rahmat

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN PRODUK DAN PROMOSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN SEPATU PADA PENGRAJIN SEPATU DI BINJAI. Oleh : Bambang Widjarnoko. SE.

ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN PRODUK DAN PROMOSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN SEPATU PADA PENGRAJIN SEPATU DI BINJAI. Oleh : Bambang Widjarnoko. SE. ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN PRODUK DAN PROMOSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN SEPATU PADA PENGRAJIN SEPATU DI BINJAI Oleh : Bambang Widjarnoko. SE.,MM ABSTRAK Produk dan kebijakan promotin penting untuk pengrajin

Lebih terperinci

Umi Pudji Astuti, Eddy Makruf, dan Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jalan Irian km 6,5 Bengkulu

Umi Pudji Astuti, Eddy Makruf, dan Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jalan Irian km 6,5 Bengkulu KAJIAN POLA PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN STRATEGI PEMBERDAYAAN GENDER GAPOKTAN PUAP DI KOTA BENGKULU Umi Pudji Astuti, Eddy Makruf, dan Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jalan Irian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan demikian penelitian ini di kategorikan sebagai explanatory research.

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan demikian penelitian ini di kategorikan sebagai explanatory research. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan koesioner sebagai instrumen pengumpulan data. Dengan demikian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di dunia yang masih banyak menghadapi permasalahan diberbagai bidang seperti ekonomi, sosial, hukum, politik dan bidang-bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor pertanian dan agribisnis di pedesaan merupakan sumber pertumbuhan perekonomian nasional. Agribisnis pedesaan berkembang melalui partisipasi aktif petani

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kuantitatif yaitu penelitian yang lebih kepada keakuratan deskripsi setiap variabel dalan keakuratan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Ciburuy dan Desa Cisalada, Kecamatan

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Ciburuy dan Desa Cisalada, Kecamatan IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Ciburuy dan Desa Cisalada, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Lokasi penelitian dipilih secara

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA Dalam bab ini akan dibahas mengenai analisis data dan pembahasan. Adapun urutan analisis data adalah uji kualitas data yang terdiri dari uji validitas dan reliabilitas data, analisis

Lebih terperinci

Umi Pudji Astuti, Wahyu Wibawa, dan Andi Ishak. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian km. 6,5 Kota Bengkulu ABSTRAK

Umi Pudji Astuti, Wahyu Wibawa, dan Andi Ishak. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian km. 6,5 Kota Bengkulu ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PETANI MELAKUKAN ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN PANGAN MENJADI PERKEBUNAN SAWIT (STUDI KASUS DI DESA KUNGKAI BARU, KECAMATAN AIR PERIUKAN, KABUPATEN SELUMA) Umi Pudji Astuti,

Lebih terperinci

NILAI TAMBAH OLAHAN HASIL PERTANIAN PADA USAHA GABUNGAN KELOMPOK TANI (GAPOKTAN) MESRA JAYA KELURAHAN SAWAH LEBAR LAMA KOTA BENGKULU PENDAHULUAN

NILAI TAMBAH OLAHAN HASIL PERTANIAN PADA USAHA GABUNGAN KELOMPOK TANI (GAPOKTAN) MESRA JAYA KELURAHAN SAWAH LEBAR LAMA KOTA BENGKULU PENDAHULUAN NILAI TAMBAH OLAHAN HASIL PERTANIAN PADA USAHA GABUNGAN KELOMPOK TANI (GAPOKTAN) MESRA JAYA KELURAHAN SAWAH LEBAR LAMA KOTA BENGKULU Rahmat Oktafia 1), Alfayanti 2), Novitri Kurniati dan Dwi Fitriani 3)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Berdasarkan judul yang diangkat yaitu: Pengaruh pemberian program kesejahteraan dan pelatihan kerja terhadap kinerja karyawan pada PT Asphalt

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. karyawan. Data yang digunakan berupa jawaban responden yang pada dasarnya

BAB II METODE PENELITIAN. karyawan. Data yang digunakan berupa jawaban responden yang pada dasarnya BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian Bentuk penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan regresi linier dengan maksud mencari pengaruh antara variabel independent (X) yaitu gaya kepemimpinan

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Program Pembiayaan Pertanian

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Program Pembiayaan Pertanian II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Program Pembiayaan Pertanian Dalam upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sektor pertanian telah dilaksanakan banyak program pembiayaan pertanian.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Data dan Instrumentasi

METODE PENELITIAN Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Data dan Instrumentasi 41 METODE PENELITIAN Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive) yaitu Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

B A B III METODOLOGI PENELITIAN. Kementerian Agama Kota Jakarta Pusat. Maxfield, 1930 (dalam Nazir, 2003)

B A B III METODOLOGI PENELITIAN. Kementerian Agama Kota Jakarta Pusat. Maxfield, 1930 (dalam Nazir, 2003) 39 B A B III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini adalah studi kasus yang dirancang untuk mengetahui variabel-variabel yang mempengaruhi Prestasi Kerja Para Pegawai Kantor Kementerian

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 1 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Sumber Data Sumber data yang digunakan adalah data hasil survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007. SDKI merupakan survei yang dilaksanakan oleh badan pusat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengunjungi kantor redaksi malangonline.com, Perumahan Pondok Mulia B124,

BAB III METODE PENELITIAN. mengunjungi kantor redaksi malangonline.com, Perumahan Pondok Mulia B124, BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini yaitu pada masyarakat di Kota Malang yang umumnya pernah mencari informasi dari situs berita. Selain itu peneliti juga mengunjungi

Lebih terperinci

dimana: n1= jumlah sampel dalam tiap kecamatan

dimana: n1= jumlah sampel dalam tiap kecamatan IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah Kota Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan Kota Bogor merupakan kota

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan pertanian berkelanjutan merupakan suatu program yang mutlak dilakukan dalam upaya pemenuhan kebutuhan pangan, memperluas lapangan kerja dan pengentasan masyarakat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Jenis dan Teknik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Jenis dan Teknik Pengambilan Contoh 20 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study, karena data dikumpulkan pada satu waktu dan tidak berkelanjutan dengan sampel yang dipilih khusus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Barat. Penelitian ini dilakukan pada Maret 2016 sampai dengan selesai.

BAB III METODE PENELITIAN. Barat. Penelitian ini dilakukan pada Maret 2016 sampai dengan selesai. 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian Penelitian ini dilakukan di Perusahaan yang sudah terdaftar sebagai PKP (Pengusaha Kena Pajak) yang beromzet 4,8 milyar pertahun diwilayah Jakarta

Lebih terperinci

BAB IV. METODE PENELITIAN

BAB IV. METODE PENELITIAN BAB IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Gapoktan Tani Bersama Desa Situ Udik Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan dengan cara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di RM Sederhana Palembang, Sumatra Selatan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di RM Sederhana Palembang, Sumatra Selatan yang 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di RM Sederhana Palembang, Sumatra Selatan yang beralamat di Jl. Demang. Pemilihan lokasi didasarkan pada pertimbangan bahwa

Lebih terperinci

36 Kompensasi. Variabel kompensasi ini terdiri dari Gaji, Reward dan Insentif. 1. Gaji Menurut Hasibuan (2007) gaji adalah balas jasa yang dibayar sec

36 Kompensasi. Variabel kompensasi ini terdiri dari Gaji, Reward dan Insentif. 1. Gaji Menurut Hasibuan (2007) gaji adalah balas jasa yang dibayar sec BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan September-Desember 2014. Penelitian ian ini dilaksanakan pada CV.Sumber Buah Serang, Jl. Cinanggung

Lebih terperinci

KAJIAN PERAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO AGRIBISNIS DALAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS DI PERDESAAN KABUPATEN WONOSOBO ABSTRAK

KAJIAN PERAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO AGRIBISNIS DALAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS DI PERDESAAN KABUPATEN WONOSOBO ABSTRAK KAJIAN PERAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO AGRIBISNIS DALAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS DI PERDESAAN KABUPATEN WONOSOBO Herwinarni E.M. dan Wahyudi Hariyanto Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah masyarakat baik pria maupun wanita di sekitar

BAB III METODA PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah masyarakat baik pria maupun wanita di sekitar 27 BAB III METODA PENELITIAN 3.1 Lingkup Penelitian Subjek penelitian ini adalah masyarakat baik pria maupun wanita di sekitar daerah operasi perusahaan yakni di daerah kampung Sakarum, Nasef, Malabam,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah explanatory research. Menurut. Singarimbun&Efendi (1995) explanatory research adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah explanatory research. Menurut. Singarimbun&Efendi (1995) explanatory research adalah penelitian 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah explanatory research. Menurut Singarimbun&Efendi (1995) explanatory research adalah penelitian pengujian hipotesis. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian. Dalam penelitian ini subjeknya adalah nasabah yang menerima fasilitas

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian. Dalam penelitian ini subjeknya adalah nasabah yang menerima fasilitas BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah responden yang terlibat langsung di dalam penelitian. Dalam penelitian ini subjeknya adalah nasabah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. mahasiswa. Setiap responden mempunyai karakteristik yang berbeda. Oleh

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. mahasiswa. Setiap responden mempunyai karakteristik yang berbeda. Oleh 43 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Jumlah responden yang diambil dalam penelitian ini ada sebanyak 72 mahasiswa. Setiap responden mempunyai karakteristik yang berbeda. Oleh karena

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Perkreditan Bank 2.2. Unsur-unsur dan Tujuan Kredit

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Perkreditan Bank 2.2. Unsur-unsur dan Tujuan Kredit II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Perkreditan Bank Penyaluran kredit merupakan salah satu jasa perbankan yang utama dalam mendukung perputaran ekonomi. Melalui kredit, sektor usaha akan mendapatkan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Tingkat Literasi Keuangan di Kabupaten Mempawah Kalimantan Barat 1. Uji Validitas a. Tingkat Literasi Keuangan Data mengenai tingkat literasi keuangan memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian mengenai analisis pengaruh motivasi, pengalaman kerja dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian mengenai analisis pengaruh motivasi, pengalaman kerja dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai analisis pengaruh motivasi, pengalaman kerja dan iklim organisasi terhadap kinerja karyawan pimpinan ini dilakukan di

Lebih terperinci

METODE. Desain, Tempat dan Waktu

METODE. Desain, Tempat dan Waktu 25 METODE Desain, Tempat dan Waktu Desain penelitian ini merupakan metode sensus menggunakan kuesioner dengan lokasi penelitian di STPP Bogor. Alasan pemilihan lokasi dikarenakan STPP Bogor adalah lembaga

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan di Indonesia merupakan masalah pokok nasional yang penanggulangannya tidak dapat ditunda dan harus menjadi pioritas utama dalam pelaksanaan pembangunan masyarakat.

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor dengan penyerapan tenaga kerja paling banyak di Indonesia dibandingkan dengan sektor lainnya. Badan Pusat Statistik (2009) melaporkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan beserta definisi operasionalnya adalah sebagai berikut : 1. Variabel Independen atau Variabel Bebas (X)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan beserta definisi operasionalnya adalah sebagai berikut : 1. Variabel Independen atau Variabel Bebas (X) 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian Variabel adalah apapun yang dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai (Uma Sekaran, 2006). Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan

Lebih terperinci

ABSTRACT. Hendra Saputra 1) dan Jamhari Hadipurwanta 2) ABSTRAK

ABSTRACT. Hendra Saputra 1) dan Jamhari Hadipurwanta 2) ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PETANI TERHADAP KEBERHASILAN PROGRAM BLM PUAP DI GAPOKTAN TRI LESTARI, KAMPUNG TRI TUNGGAL JAYA, KECAMATAN BANJAR AGUNG, KABUPATEN TULANG BAWANG Hendra Saputra 1) dan Jamhari

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETANI TERHADAP PENGGUNAAN BENIH PADI DI KECAMATAN NISAM KABUPATEN ACEH UTARA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETANI TERHADAP PENGGUNAAN BENIH PADI DI KECAMATAN NISAM KABUPATEN ACEH UTARA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETANI TERHADAP PENGGUNAAN BENIH PADI DI KECAMATAN NISAM KABUPATEN ACEH UTARA 18 Hayatul Rahmi 1, Fadli 2 email: fadli@unimal.ac.id ABSTRAK Pengambilan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Survei Untuk memperoleh data dari responden digunakan lembaran kuesioner yang disebar mulai bulan Agustus 2005 hingga September 2005. Adapun contoh kuesioner

Lebih terperinci